Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN MATERNITAS II

“SOP PERSIAPAN KEMOTERAPI“

OLEH :

KELOMPOK 2

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. ANAK AGUNG AYU INTAN DARMAYANI ( C1118071 )


2. NI PUTU AYU TRISNA DEWI ( C1118074 )
3. NI MADE FITRI LAKSMINI ( C1118078 )
4. NI KOMANG SRI MELIYANI ( C1118082 )
5. NI LUH MADE PUSPAWATI ( C1118085 )
6. LUH ADE FITRI DIANI ( C1118087 )
7. NI KETUT DWI LAKSMIANI ( C1118090 )
8. NI LUH PUTU RUSTININGSIH ( C1118094 )
9. I KETUT KRISNA PRAMANA ( C1118101 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA USADA BALI

2020
KEMOTERAPI

A. Pengertian
Kemoterapi adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk
membunuh sel – sel tumor dengan mengganggu fungsi dan reproduksi seluler (Smeltzer
dan Bare,2002).
Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam
penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat
sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker.
Sitostatika adalah suatu pengobatan untuk mematikan sel – sel secara fraksional   
( fraksi tertentu mati), sehingga 90 % berhasil daan 10 % tidak berhasil.
Kemoterapi adalah suatu cara pengobatan kanker yang sudah teruji, meski pun
tidak dapat dihindari adanya efek samping. Penelitian-penelitian yang professional
tentang kemoterapi dapat dimanfaatkan untuk pengobatan kanker dan mengeliminasi efek
samping yang terjadi

B. Tujuan Kemoterapi
1) Meringankan gejala
2) Mengontrol pertumbuhan sel-sel kanker

C. Manfaat Kemoterapi
Sampai saat ini tidak semua kanker mendapat manfaat dari kemoterapi. Berikut ini
rincian beberapa manfaat kemoterapi pada berbagai jenis kanker.
1. Kemoterapi sangat bermanfaat (karena dapat sembuh atau hidup lama).
a. Penyakit Hodgkin
b. Non Hodgkin limfoma jenis large sel
c. Kanker testis jenis germ sel
d. Leukemia dan limfoma pada anak
2. Kemotarapi bermanfaat (karena dapat dikendalikan cukup lama, kadang-kadang
sembuh)
a. Kanker payudara
b. Kanker ovarium
c. Kanker paru jenis small sel
d. Limfoma non Hodgkin
e. Multiple Mieloma

3. Kemoterapi bermanfaat untuk paliatif (dapat mengulang gejala)


a. Kanker Nasofaring
b. Kanker Prostat
c. Kanker Endometrium
d. Kanker Leher dan Kepala
e. Kanker Paru jenis non small sel
4. Kemoterapi kadangkala bermanfaat
a. Kanker Nasofaring
b. Melanoma
c. Kanker usus besar

Mengingat keterbatasan manfaat kemoterapi, maka digunakan kombinasi dengan cara


pengobatan lain untuk mengambil masing-masing manfaat, yaitu:
a. Kemoterapi adjuvant, ialah kemoterapi yang diberikan sesudah operasi.
Manfaatnya mengurangi kekambuhan lokal dan mengurangi penyebaran yang akan
timbul.
b. Kemoterapi neo adjuvant ialah kemoterapi yang diberikan sebelum operasi.
Manfaatnya adalah mengurangi ukuran tumor sehingga mudah dioperasi.
c. Kemoterapi paliatif diberikan hanya untuk mengurangi besarnya tumor yang dalam hal
ini karena atau lokasinya menggangu pasien karena nyeri ataupun sulit bernafas.

D. Cara Pemberian Obat Kemoterapi


Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik, sebagian besar diberikan dengan
cara injeksi kedalam pembuluh vena, sebagian kecil dapat berupa tablet atau capsul dan
kadang-kadang ada yang diberikan subcutan atau suntik dibawah kulit, serta intratekal
(diinjeksikan kedalam system syaraf) jarang sekali yang disuntikan ke otot. Apabila
pasien diberikan suntikan intravena, seringkali digunakan kateter atau selang plastik
kedalam vena untuk mencegah kerusakan vena serta mempermudah injeksi. Kemoterapi
diberikan secara siklit, dapat secara mingguan, dua mingguan 3-4 mingguan. Pasien
mendapatkan kemoterapi dosis tinggi diberikan dalam unit rawat inap. Kondisi pasien
juga menentukan apakah dapat diberikan dirawat jalan atau rawat inap.

E. Syarat Pemberian Obat kemoterapi


Sebelum pengobatan dimulai beberapa kondisi pasien harus dipenuhi yaitu :
1) Keadaan umum harus cukup baik
2) Penderita mengerti pengobatan dan mengetahui efek samping yang akan terjadi
3) Faal ginjal ( kadar ureum < 40 mg % dan kadar kreatinin < 1,5 mg % ) dan faal hati
baik
4) Diagnosis hispatologik diketahui
5) Jenis kanker diketahui sensitif terhadap kemoterapi
6) Hemoglobin > 10 gr %
7) Leucosit > 5000 / ml
8) Trombosit > 100.000 / ml

F. Efek Samping Kemoterapi


Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu
setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah:
1) Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak
langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung hingga akhir pengobatan.
2) Mual dan Muntah
Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada
beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah.
3) Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertai
dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi.
4) Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau
infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi.
5) Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu setelah
kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala.
Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah
kemoterapi selesai.
6) Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan
atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.
7) Efek pada Darah
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang
merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang
paling sering adalah penurunan sel darah putih (leokosit). Penurunan sel darah terjadi
pada setiap kemoterapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi
berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali normal. Penurunan
jumlah sel darah dapat mengakibatkan:
a) Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena leokosit adalah sel
darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada beberapa obat
yang bisa meningkatkan jumlah leokosit.
b) Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan
jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah
di kulit.
c) Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan
Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia
adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.

Standar Operasional Prosedur Kemoterapi

Standard Operating Procedures


for Safe Handling  Chemotherapeutic Agents

A. Umum (General)
Seluruh petugas kesehatan  harus memiliki pengetahuan tentang prosedur penanganan
agent kemoterapeutik secara aman. hal ini penting bagi seluruh petugas kesehatan untuk
memahami potensial karsinogenik dan bahaya yang ditimbulkan dari obat tersebut.
Individu yang beresiko tinggi (mis. Penderita Immunodefisiensi atau wanita hamil) harus
secara khusus di pertimbangkan kemungkinan konsekuensi dari penanganan (penyiapan
hingga pemberian) agen kemoterapeutik dan pilihan untuk menghindari paparan.

B. Kebijakan (Policy)
1) Agent (obat ) kemoterapi, diberikan hanya oleh perawat  yang memiliki keahlian
pemberian kemoterapi  yang tersertifikasi.
2) Semua instruksi kemoterapi harus di tandatangani dokter
3) Seluruh intruksi  kemoterapi harus diperiksa secara mandiri oleh dua orang perawat 
dengan metode Double Check.
4) Sampah kemoterapi harus di buang ke tempat sampah khusus yang di gunakan untuk
membuang sampah kemoterapi
C. Desain Area Kerja (Designated Work Area)
Desain tempat seharusnya seperti di lab sehingga pengelolaan obat (dari mulai penyiapan
hingga pemberian) dapat ditangani dengan baik. Seluruh persiapan  obat harus dilakukan
didalam ruang khusus seperti  fume hood atau biosafety cabinet.  Penggunaan plastic-
backed absorbent sekali pakai yang dimasukan kedalam pakaian digunakan untuk
melindungi permukaaan tubuh pekerja dari kontaminasi obat. Antara fume
hood dan biosafety cabinet harus memiliki tanda seperti setiker yang menunjukan alat
tersebut telah sertifikasi dalam 12 bulan terakhir (layak pakai).

Fume hood

Biosafety cabinet

D. Alat Pelindung Diri  (Personal Protective Equipment)


1) Selalu menggunakan sarung tangan nitrile rangkap (double), atau sarung tangan yang
khusus di disain untuk kemoterapi, ketika menangani (menyiapkan atau memberikan)
agent kemoterapeutik. Sarung tangan tebal, panjang yang menutup bagian lengan
gaun, di rekomendasikan. Pastikan sarung tangan tidak tertusuk, terobek atau
terpotong. Sarung tangan harus harus dibuang setiap kali penggunaan, ketika
penyiapan agent kemoterapeutik atau kontaminasi dengan produk (agent
kemoterapeutik).
Sarung tangan Nitrile

2) Alat pelindung lain seperti kaca mata pelindung (protective eye goggles), penggunaan
gaun panjang (long-sleeved smock) sekali pakai, harus digunakan untuk memaksimal
keamanan (maximum safety). Hanya menggunakan spuit dengan jarun yang dapat
ditarikkembali(retractableneedles)

Kaca mata Pelindung

Gaun panjang
3) Ketika terjadi percikan semburan atau semprotanbertekanan tinggi (aerosol),
facesheilds (pelindung wajah) digunakan untuk mencegah kontak dengan mata, mulut,
dan hidung.

Pelindung wajah

K. Keamanan Peraktek  kerja (Safe Work Practices)


1) Pelaksanaan pemberian dan penyiapan obat harus dan wajib di area yang telah di
diasin khusus untuk  pelaksanaan kemoterapi. Pastikan telah memperhatikan label
obat, nama dan kandungan serta label peringatan khusus seperti “Toxic, Special
Handling Required” (“racun, di butuhkan penanganan khusus”)
2) Hanya menggunakan suntikan dengan jarum yang dapat ditarik kembali dan letakan 
pada  bak injeksi.
3) Kehati-hatian dibutuhkan pada saat obat dalam bentuk ampul dengan bahan obat
kering harus secara perlahan diketuk terlebih dahulu ke bawah.

L. Pembuangan (Disposal)
Sampah kemoterpeutik meliputi vial kosong, labu cairan, selang kateter IV, jarum, alat
suntik, sarung tangan, dan barang-barang lain yang mengandung residu (sisa) obat. Dan
semuanya di buang ketempat sampah khusus untuk kemoterapi.

M. Terpapar Obat  (Spills/Accidental Exposure)


1) Laporkan semua kecelakaan pada petugas khusus rumah sakit. Berikan perhatian
khusus pada setiap kecelakaan akibat kontak dengan obat di bagian mata, terhirup
(ingestion), atau termakan (inhalation).
2) accidental spill ”kecelakaan akibat terkena tumpahan obat kemoterapi”harus
ditangani secara tepat dan hati-hati. Buang baju yang terkontaminasi tumpahan obat.
Jika kulit yang terkontaminasi tumpahan obat, cuci secara menyeruluh dengan sabun
dan air. Jika mata terkena percikan obat bilas mata terus menerus selam 15 menit dan
hubungi petugas khusus rumah sakit yang menangani kecelakaan kerja.

N. Membersihkan Tumpahan Obat


1. Membersihkan tumpahan obat yang volumenya < dari 5 ml :
a) jika cair (Liquids) harus dibersihkan menggunakan kasa penyerap kering. Jika
bentuknya padat (solids) harus diusap menggunakan kasa penyerap yang basah.  Lalu
dekontaminasi area menggunakan cairan khusus obat kemoterapeutik
misalnya   sodium carbonate selama 30 menit atau methanolic
potassium hydroxide (30% 1N KOH and 70% methanol) selama 5 menit.
b) Perhatian : KOH bersifat korosif sehingga pelindung mata dan sarung tangan yang
resisten terhadapbahan kimia
c) Anggap barang atau material yang telah terkontaminasi obat/ kasa yang digunakan
tadi sebagai material berbahaya karena telah kontak dengan obat kemoterapi.
d) Area yang terkena percikan atau tumpahan harus dibersihkan sebanyak tiga kali
menggunakan cairan diterjen.
e) Setiap pecahan gelas (bila vial obat pecah) harus diambil menggunakan skop kecil
jangan menggunakan tangan dan buang di tempat khusus untuk obat kemoterapi.
2. Membersihkan tumpahan obat yang volumenya > 5 ml
a) Ketika tumpahan luas atau yang banyak terjadi area harus diisolasi dan percikan
harus dihindari.
b) Semua anggota yang bertanggung jawab menumpahkan obat harus menggunakan
gaun sekali pakai (disposable gowns), sarung tangan nitrile rangkap dua (double
nitrile gloves), alat bantu nafas  bila obat dalam kondisi bubuk dan untuk mencegah
inhalasi.
c) Hubungi bagian khusus rumah sakit, untuk penanganan dan pembersihan tumpahan
obat dengan alat khusus
d) Tutup area tumpahan dengan kasa penyerap khusus, jika obat dalam kondisi serbuk
tutup menggunakan kasa basah.
e) Jika jumlah obat yang tumpah banyak (1 vial tumpah seluruhnya) masukkkan barang
atau material yang terkontaminasi ke dalam biosafety cabinet atau fume hood dan
bagian seluruh ruangan perlu di dekontaminasi.
O. PROSEDUR

1. PERSIAPAN KEMOTERAPI

Aksi Point yang ditekankan


1. Tindakan awal pada pemberian kemoterapi

1.      Cek kembali intruksi pemberian obat  a.       Intruksi pemberian obat meliputi rute
pemberian obat, dosis, kecepatan tetes
infus, durasi pemberian obat.
b.      Verifikasi kembali tinggi badan klien,
berat badan, dan perhitungan dosis,
c.       Pemberian obat kemoterapi harus di
verifikasi oleh dua orang perawat
2.      Penjelasan kepada keluarga:
a.       Rasional tindakan kemoterapi
b.      Efek samping yang mungkin muncul
c.       Tindakan untuk mencegah atau
mengurangi komplikasi
d.      Jadwal pemberian
3.      Monitoring hasil lab yang penting yang  Laporkan hasil lab yang tidak normal
berhubungan atau sesuai dengan jenis kepada dokter atau perawat utama.
pemberian obat kemoterapi
4.      Atur atau siapkan peralatan suction, Obat-obatan emergensi harus tersedia di
oksigen dengan flowmeter, dan nasal kanul laci emergensi untuk jaga-jaga
di ruang pasien
5.      Berikan obat-obatan pre-kemoterapi sesuai Obat-obatan pre-kemoterapi diberikan
indikasi dokter awal untuk mengurangi efek samping dari
kemoterapi atau efek yang tidak diinginkan
6.      Pastikan pasien telah menerima hidrasi Beberapa obat kemoterapi membutuhkan
Intravena yang sesuai, jika diindikasikan pemberian cairan dahulu sebelum
dokter pemberian
7.      Cek label pada alat suntik, botol  obat Perawat harus mencek kembali (di
kemoterapi sesuai yg diresepkan dokter samping tempat tidur):
a.       Nama pasien
b.      Obat kemoterapi
c.       Dosis
d.      Rute
e.       Cairan Intra Vena
f.       Kecepatan infuse
g.      Tanggal pemasangan infus
h.      Kadaluarsa obat
A.    PERSIAPAN KEMOTERAPI
1.      Cuci tangan
2.      Gunakan APD (sarung tangan nitrile
rangkap 2, google (kacamata), gaun
panjang khusus, masker, pelindung wajah,
dll)  sebelum membuka obat kemoterapi
3.      Seluruh persiapan obat harus dilakukan
didalam ruang khusus seperti  fume
hood atau biosafety cabinet.

2. PEMBERIAN KEMOTERAPI
Aksi Point yang ditekankan
1.      Cuci tangan
2.      Gunakan sarung Tangan nitrile rangkap a.       Sarung tangan nitrile telah di tes aman
dua. digunakan saat melakukan tindakan
pemberian obataantineoplastik
b.      Buang Alat Pelindung Diri sekali pakai di
tempat pembuangan sampah yang
dirancang khusus  untuk kemoterapi
3.      Verifikasi kembali rute pemberian obat
kemoterapi (apakah melalui Central
line  atau peripheral line)
4.      Pasang obat, dan gantungkan obat, lalu atur setiap obat kemoterapi yang diberikan
tetes obat sesuai intruksi dokter. harus melalui jalur infus yang berbeda
untuk masing-masing obat, kecuali jika di
intruksikan dokter.

5.      Observasi kondisi klien sesuai intruksi Monitoring efek samping kemnoterapi,


dokter keefektifan obat pre kemoterapi, hidrasi
pasien,dan keamanan pasien.
6.      Bila pemberian obat telah selesai buang
kantong/botol obat, selang infuse ke tempat
sampah khusus kemoterapi.
7.      Beritahukan segera  kepada dokter jika
klien mengalami:
a)      Kegelisahan
b)      Nafas pendek
c)      Nyeri dada
d)     Mati rasa
e)      Dan efek samping pontesial yang mungkin
muncul dari pemberian obat kemoterapi.

Sumber :
 for Chemotherapy Administration  from  John Dempsey Hospital Department of
Nursing The University of Connecticut Health Center
 Clinical Procedure / Protocol Oncology Services - Unit Practice Manual Page 1 of 5
John Dempsey Hospital-Department of Nursing The University of Connecticut Health Center

Anda mungkin juga menyukai