Anda di halaman 1dari 71

Skripsi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA


KOMIK TERHADAP PENGETAHUAN SISWA TENTANG
KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR: LITERATUR REVIEW

AJENG RINDANI PUTRI

NIM. 21116100

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2020
Skripsi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA


KOMIK TERHADAP PENGETAHUAN SISWA TENTANG
KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR: LITERATUR REVIEW

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Keperawatan

AJENG RINDANI PUTRI

NIM. 21116100

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Literatur review dengan judul ” Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik
Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir” telah mendapat
persetujuan dari pembimbing.

Mahasiswa yang mengajukan


Nama : Ajeng Rindani Putri
NIM : 21116100
Program Studi : Program Studi Sarjana Keperawatan
Judul Literatur Review : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media
Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang
Kesiapsiagaan Bencana Banjir

Palembang, Agustus 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Imardiani, S.Kep.,Ns.,M.Kep Siti Romadoni, S.Kep,. Ns,. M.Kep


NBM. 1206363 NBM. 1043749

Disetujui

Ketua Program Studi

Yudi Abdul Majid, S.Kep.,Ners.,M.Kep


NBM. 1056216

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Ajeng Rindani Putri


NIM : 21116100
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik
Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana
Banjir.

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Palembang.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Imardiani, S.Kep.,Ns.,M.Kep (……………….)

Pembimbing II : Siti Romadoni, S.Kep.,Ns.,M.Kep (……………….)

Penguji I :Suratun, .S Kep.,Ns.,M.Kep (……………….)

Penguji II :Apriyani, S. Kep.,Ns.,M.Kep (……………….)

Ditetapkan di : Palembang
Tanggal Agustus 2020
Ketua STIKes MP

Heri Shatriadi, CP.,M.Kes


NBM. 8884664

iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Literatur review ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.

Nama : Ajeng Rindani Putri

NIM : 21116100

Tanda Tangan :

Tanggal : Agustus 2020

iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI LITERATURE
REVIEW UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas Akademik STIKes Muhammadiyah Palembang, saya yang


bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ajeng Rindani Putri
NIM : 21116100
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Karya : Literature Review
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
STIKes Muhammadiyah Palembang Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non
Exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa
Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir” beserta perangkat yang ada (jika
diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti Eksklusif ini STIKes Muhammadiyah
Palembang, berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan, mengelola dalam
perangkat data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik
Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Palembang
Pada tanggal : Agustus 2020
Yang menyatakan

Materai 6000

Ajeng Rindani Putri


NIM. 21116100

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Penulis
Nama Lengkap : Ajeng Rindani Putri
NIM : 21116100
Tempat,Tanggal Lahir : Pagar Jati, 07 juli 1999
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Tanjung Agung Kec.Tanjung Agung
Kab. Muara Enim
Status : Belum Menikah
Telpon : 085280470565
E-mail : ajeng.rindaniputri@gmail.com
Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan
B. Nama Orang Tua
Ayah : Hulman, S.Pd
Ibu : Sri Muryani, S.pd
Alamat : Desa Tanjung Agung Kec. Tanjung Agung
Kab. Muara Enim
C. Riwayat Pendidikan
SD Negeri 1 Tanjung Agung 2004 - 2010
SMP Negeri 1 Tanjung Agung 2010 - 2013
SMA Negeri 1 Tanjung Agung 2013 - 2016
STIKes Muhammadiyah Palembang 2016 - 2020

vi
ABSTRAK

Nama : Ajeng Rindani Putri


NIM : 21116100
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik
Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan Bencana
Banjir.
Jumlah halaman : 53 Halaman
Latar belakang: Banjir merupakan ancaman bencana dengan resiko tinggi di
Indonesia, terutama terhadap harta benda dan infrastruktur yang sangat mengancam
roda perekonomian masyarakat. Bencana sering terjadi tanpa peringatan sehingga
membutuhkan pengetahuan untuk menghadapinya. Salah satu kebutuhan yang
diperlukan untuk menghadapi bencana adalah penanggulangan terhadap dampak
bencana. kegiatan yang dapat dilakukan yaitu pemberian pendidikan kesehatan
dengan media komik. Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pendidikan
Kesehatan dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang
Kesiapsiagaan Bencana Banjir. Metode: Penelitian menggunakan literature review
dengan cara memilih artikel-artikel terkait dengan penelitian. Kata kunci dalam
Bahasa Indonesia: Media Komik, Pengetahuan, Kesiapsiagaan Bencana Banjir,
Anak Sekolah. Sumber dari database Google Scholar tahun 2018-2020 dengan 5
artikel yang didapat. Hasil: Hasil analisis artikel ilmiah menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh penggunaan media komik terhadap pengetahuan siswa tentang
kesiapsiagaan bencana banjir. Intervensi diberikan media komik pada artikel tidak
semua dijelaskan durasi untuk membaca komik terdapat satu artikel yang
mengungkapkan intervensi membaca komik dengan durasi 60 menit yang
dilakukan selama satu minggu dan media komik berbentuk art paper. Kesimpulan:
Pendidikan kesehatan dengan media komik terbukti efektif meningkatkan
pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana banjir.
Kata kunci : Media Komik, Pengetahuan, Kesiapsiagaan Bencana Banjir
dan Anak Sekolah Dasar
Daftar Pustaka : 38 (2007-2020)

vii
ABSTRACT

Name: Ajeng Rindani Putri

NIM: 21116100

Program Study: Nursing

Title: Effect of Health Education with Comic Media on Student Knowledge of


Flood Disaster Preparedness.

Number of Pages: 53 Pages

Background: Flood is a threat of disaster with high-risk in Indonesia, especially


for the property and the infrastructure which seriously threatens to the economy of
society. Disasters oftenly occur without warning therefore it requires knowladge to
deal with them. One of the necessites needed to deal with disasters is the response
to the impact of disasters, activities that can be carried out, namely providing health
education using comic media. Purpose: To find out how the influence of Health
Education with Comic Media on Students’ Knowledge about Flood Disaster
Preparedness. Method: The study used was literature review by selecting articles
related to the research. Keywords: comic media, knowladge, flood disaster
preparedness, school children. Source from the Google scholar database in 2018-
2020 with 5 articles obtained. Results: The analysis result of the scientific articles
show that there was an effect of the use of comic media on students’ knowladge
about flood disaster preparedness. The intervention given by comic media in the
articles was not all explained about the duration for reading comics, there was one
articles that reveals the comic reading intervation with a duration of 60 minutes that
conducted for one week and comic media in the form of art paper. Conclusion:
Health education using comic media had proven effectively increasing students’
knowladge about flood disaster preparedness.

Keywords: Comic Media, Knowladge, Flood Disaster Preparedness and


Elementery School Children

References: 38 (2007-2020)

viii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT atas karunia-Nya, kesehatan dan kesempatan yang telah di berikan Allah
SWT penulis dapat menyelesaikan literature review yang berjudul “Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa
Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir” sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Palembang.
Dalam penyusunan literature review ini penulis sangat menyadari bahwa
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dikarenakan keterbatasan ilmu
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis.
Penyusunan literature review ini tidak akan terlaksana tanpa bimbingan,
pengarahan, bantuan serta saran dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Heri Shatriadi CP.,M.Kes. selaku Ketua STIKes Muhammadiyah
Palembang.
2. Bapak Yudi Abdul Majid, S.Kep., Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang.
3. Ibu Imardiani, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembimbing I dan Ibu Siti Romadoni,
S.Kep.,Ns.,M.kep selaku Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu
membimbing dan memberi masukan, saran, bimbingan dan pengarahan dalam
penulisan literature review ini.
4. Ibu Suratun, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku penguji I dan Ibu Apriyani,
S.Kep,Ns.,M.Kep. selaku penguji II yang telah memberikan masukan dan saran
untuk perbaikan laporan Literature Review ini.

ix
5. Seluruh Dosen Dan Staf Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Palembang.
6. Teristimewa Kedua orang tua saya, Ayah Hulman,S.Pd, Ibu Sri Muryani,S.Pd
(almh) dan ibu sambungku Nilawati, saudara laki-lakiku Sertu Eko Saputra &
Rio Saputra, S.Pd saudara perempuanku Octiara Shaela Putri, S.Pd kakak
iparku Wella Kurnia, S.Kep.,Ns serta keponakanku yang tersayang Kinaan
Aufa Alhanan Pratama dan seluruh keluarga tercinta terima kasih telah
membesarkan dan mendidik saya serta selalu mendoakan dan mendukung
untuk terus maju menjadi orang yang sukses. Semoga Allah SWT melimpahkan
banyak pahala untuk keluarga yang sangat beharga dalam hidup saya.
7. Terimakasih juga untuk para sahabatku “Sisters” yang telah memberikan
semangat dan menjadi tempatku untuk berkeluh kesah serta menjadi teman
yang terbaik selama kuliah ini yaitu Annisa Afianria Yoja Cindona, Cyndilia
Fatriada Suci, Nandita Eka Putri dan Ulia Ulan Dari.
8. Terimakasih sahabat dari Sekolah Menengah Pertama sampai kuliah di STIKes
Muhammadiyah Palembang ini yang telah memberikan semangat dan
dukungan yaitu Weka Patriana dan Citra Ratu. Terimakasih juga untuk
“Minions Squad” yaitu Festi, Desty, Vena, yolan dan Riduan.
9. Terimakasih juga untuk Bayu Aldio yang selalu memberikan semangat dalam
penulisan literature review ini.
10. Teman-teman Seangkatan Sealmemater
11. Terimakasih semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan
literature review ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua. Penulis berharap semoga literature review ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, Aamiin.

Wassalamualaiku m Wr. Wb
Palembang, Juni 2020

Ajeng Rindani Putri

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN ORISINILITAS ....................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUNLIKASI..................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN .................................................................................... xiv

DAFRTAR GAMBAR ................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Literature review.................................................................... 5
D. Ruang Lingkup Literature review ...................................................... 5
E. Manfaat Literature review ................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 7

A. Tinjauan Teori .................................................................................... 7


B. Kerangka Teori................................................................................. 33

BAB III KERANGKA KONSEP ................................................................ 34

xi
A. Kerangka Konsep ............................................................................. 34
B. Definisi Operasional......................................................................... 34

BAB IV METODELOGI ............................................................................. 35

A. Pertanyaan Panduan (Keyword)....................................................... 35


B. Kriteria Inklusi ................................................................................. 35
C. Data/ Jurnal Diperoleh dari Database Elektronik............................. 35

BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................... 37

BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................ 43

A. Pembahasan ...................................................................................... 43
B. Keterbatasan ..................................................................................... 48

BAB VII KESIMPULAN ............................................................................ 49

A. Kesimpulan ...................................................................................... 49
B. Saran ................................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 51

xii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Gambar


Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... 34

Tabel 5.1 Daftar Literature Review………………………………………...38

xiii
DAFTAR BAGAN

Nomor Judul Bagan


Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 33

xiv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar


Halaman

Gambar 4.1 Proses Literature Review .......................................................... 36

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan
pada tahun 2019 telah terjadi 2.829 bencana di seluruh Indonesia, Bencana
tersebut didominasi oleh bencana hidrometeorologi. BNPB mencatat puting
beliung 880 kejadian, banjir 657 kejadian, tanah longsor 621 kejadian,
kebakaran hutan dan lahan 508 kejadian, kekeringan 118 kejadian, gempa
bumi 34 kejadian, gelombang pasang/abrasi 14 kejadian, serta letusan
gunung api 7 kejadian. Dari kejadian-kejadian tersebut, bencana banjir yang
paling banyak menelan korban jiwa, yakni mencapai 253 jiwa. Dan disusul
oleh bencana longsor sebanyak 106 jiwa. Sementara gempa bumi dan
putting beliung masing-masing nenelan korban sebanyak 57 dan 15 orang
(Purnamasari, 2019).
Berdasarkan data BPBD Sumatera Selatan wilayah terparah
terdampak banjir selama 2019 ada di Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten
Musi Rawas Utara yang terjadi pada 17 februari yang mengakbitkan 2.835
rumah terendam air. Dan terjadi di Kecamatan Rawas Ilir yang merendam
2.572 rumah. Bencana banjir juga menggenangi 1.391,5 ha sawah di
lampuing, Kabupaten OKI pada 20 februari dan 1.000 ha wilayah
perkebunan Banyuasin. Banjir bandang juga menerjang kawasan kecamatan
Ulu Musi,Kabupaten Empat Lawang pada 27 April, yang menyapu 50
rumah, 20 terdampak rusak parah, 7 unit hanyut dan menyebabkan 1
jembatan putus (Efrizal, 2020).
Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pada 3 januari 2020 atau tiga
hari setelah banjir besar melandan ibu kota terdapat setidaknya 5.025 jiwa
yang mendapatkan layanan kesehatan di posko pengungsian. Sebagaian
pasien menderita muskuloskeletal atau pegal-pegal. Angkanya sebanyak
1.401 (27,9 %), kemudian diikuti ISPA sebanyak 1.226 (24,4 %), penyakit
kulit sebanyak 673 ( 13,4 %), hipertensi 571 (11,4 %), gastritis atau

1
2

peradangan pada dinding lambung 377 ( 7,5 %), demam 260 (5,2 %) dan
ada pula yang mengalami diare akut sebanyak 146 (2,9 %), luka atau trauma
116 (2,3 %), sakit gigi 48 (1 %), diabetes militus 36 (0,7 %), asma 18 (0,4
%), konjungtivitis atau mata merah akibat peradangan 17 (0,3 %), ISK 5
(0,1 %), pneumonia atau infeksi paru 5 (0,1 %), TBC 1 ( 0,02 %) dan
katagori lain-lain sebanyak 125 orang (2,6 %) (Alaidrus, 2020).
Banjir merupakan ancaman bencana dengan resiko tinggi di
Indonesia, terutama terhadap harta benda dan infrastruktur yang sangat
mengancam perekonomian masyarakat. Banjir dapat disebabkan oleh
kondisi alam yang statis (seperti geografis, topografis, dan geometri alur
sungai) dan dinamis (seperti curah hujan yang tinggi, pembendungan dari
laut/pasang dari sungai induk, penurunan muka tanah dan pendangkalan
akibat sedimentasi) (BNPB 2012 dalam Rencana Nasional Penanggulangan
Bencana 2015-2019). Penyebab banjir disebabkan oleh curah hujan yang
tinggi di atas normal, sehingga sungai dan anak sungai alamiah serta saluran
drainase dan kanal penampung banjir buatan tidak mampu menampung
akumulasi air hujan sehingga meluap, kemampuan pengaliran air tidak
selamanya sama, tetapi berubah akibat sedimentasi, penyempitan sungai
akibat penomena alam dan ulah manusia, tersumbat sampah dan hambatan
lainnya (Pusponegoro, 2016). Bencana sering terjadi tanpa peringatan
sehingga membutuhkan pengetahuan untuk menghadapinya. Salah satu
kebutuhan yang diperlukan untuk menghadapi bencana adalah
kesiapsiagaan bencana banjir.
Kesiapsiagaan bencana merupakan tindakan, persiapan dan kegiatan
yang dilakukan oleh individu kelompok maupun masyarakat dalam
mengahapai dan mengantisipasi setiap ancaman bencana melalui upaya
perorganisaian yang terencana, tepat dan berdaya guna (Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2007). Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan
ataupun upaya yang dilakukan untuk menghadapi kondisi darurat dan
meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh bencana.
(Havwina,et.al. 2017). Faktor utama yang dapat mengakibatkan bencana
3

tersebut menimbulkan korban dan kerugian besar yaitu kurangnya


pemahaman tentang karakteristik bahaya, sikap atau perilaku yang
mengakibatkan penurunan sumber daya alam, kurangnya informasi
peringatan dini yang mengakibatkan ketidaksiapan, dan ketidakberdayaan
atau ketidakmampuan dalam menghadapi bencana (Bakornas, 2007).
Masih banyak sekolah yang memiliki kesiapsiagaan yang rendah
dalam menghadapi bencana, ditambah lagi perhatian pemerintah terhadap
penanggulangan bencana yang belum maksimal. Umumnya pemerintah
hanya memusatkan perhatian pada upaya tanggap darurat sedangkan
perhatian pada tahap sebelum bencana (pra-bencana) sangat kurang. Anak
bergantung pada orang dewasa dalam upaya perlindungan dan dukungan
terutama dalam bencana atau situasi darurat. Peristiwa bencana
menimbulkan tantangan bagi anak-anak. Mereka berada pada resiko yang
lebih besar untuk mengembangkan pengetahuan dan perilaku terhadap
bencana (Saparwati,et.,al.2019).
Pengetahuan tentang bencana sudah seharusnya diberikan kepada
masyarakat terutama anak-anak. Karena korban bencana tidak memandang
usia baik itu anak-anak, remaja,maupun orang tua, maka sosialisai cara
penanganan bencana harus juga melibatkan anak-anak. Anak-anak harus
sejak dini diberi pemahaman yang tepat tentang bentuk-bentuk bencana
yang mungkin terjadi didaerahnya dan cara-cara menghadapi bencana jika
hal itu datang tiba-tiba. Kesiapsiagaan pengurangan risiko bencana sangat
diperlukan untuk menghadapi bencana banjir, siswa tingkat sekolah
memiliki resiko jika terkena banjir, karena kelompok ini masih dalam proses
penggalian ilmu pengetahuan. Siswa yang tidak dipersiapkan secara dini
maka akan menjadi masalah dan tidak boleh diabaikan begitu saja
(Rosida,et.,al. 2017). Untuk memperkenalkan bencana dan cara
mengatasinya, anak-anak membutuhkan media untuk menerima informasi
dan pengetahuan tentang manajemen bencana (solfiah,et,.al. 2020).
Penggunaan media akan mempermudahkan anak-anak memahami
pembelajaran, karena pembelajaran menggunakan media dapat didesain
4

menjadi sebuah pembelajaran yang menarik, menyenangkan sehingga siswa


tidak cepat bosan dan dapat memotivasi serta merangsang siswa untuk
semangat dalam belajar. Media pembelajaran dapat berupa media visual dan
audiovisual, salah satu media visual yang cukup relevan dalam menambah
pengetahuan yang dapat digunakan adalah gambar dalam bentuk komik
(Pritandari, 2016). Anak sekolah dasar rentang usia 7-12 tahun pada
dasarnya lebih tertarik untuk membaca buku dengan gambar-gambar yang
menarik dan berwarna, Ada kecendrungan siswa tidak tertarik terhadap
buku-buku teks apalagi yang tidak disertai dengan gambar dan ilustrasi yang
menarik. Siswa lebih menyukai buku yang bergambar, yang penuh dengan
warna dalam bentuk realistis maupun kartun. Sehingga dengan
menggunakan komik bergambar pembelajaran diharapkan mampu
meningkatkan minat siswa untuk membaca sehingga pada akhirnya mampu
meningkatkan hasil belajar siswa tersebut (Daryanto, 2015).
Komik merupakan salah satu bentuk belajar yang dapat membantu
siswa dalam kegiatan pembelajaran baik dikelas maupun diluar kelas, media
komik dapat digunakan dalam proses pembelajaran dua arah yaitu sebagai
alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan
sendiri. Dan penggunaan komik sebagai media pembelajaran mempunyai
peran yang penting yaitu komik memiliki kemampuan dalam menciptakan
minat belajar siswa serta membantu memahami materi pelajaran yang telah
disampaikan (Saputro, 2015). Kelebihan komik mampu meningkatkan
efektifitas dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya
dalam membaca, karena didalam komik dengan adanya gambar-gambar
yang menarik serta cerita yang kuat akan membuat peserta didik
berkeinginan untuk membacanya (Kristanti,et,.al, 2015).
Penenitian yang dilakukan oleh Yunanto (2020) tentang
Pengembangan Media Komik Sebagai Dasar Pengetahuan Bencana Banjir
Di SMP Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali di dapatkan bahwa ada
perbedaan yang sugnifikan antara pre-test dan post-test baik dikelas kontrol
maupun eksperimen. Akan tetapi peningkatan lebih besar terjadi pada kelas
5

eksperimen di banding dengan kelas kontrol. Dan penelitian yang dilakukan


Niviana,et,.al. (2019) tentang Why Do Primary School Students Need
Disaster Mitigation Knowledge?(Study Of The Use Of Koase Comics In
Primary Schools) Bahwa penggunaan media komik dalam pembelajaran
mitigasi bencana dapat meniningkatkan pengetahuan siswa tentang mitigasi
bencana.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan Literature Review tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan
Bencana Banjir.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Rumusan masalah dalam
literature review ini adalah bagaimana pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan
Bencana Banjir?.

C. Tujuan Literature Review


Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Kesiapsiagaan
Bencana Banjir

D. Ruang Lingkup
Jurnal review ini termasuk dalam area Keperawatan Gawatdarurat
yaitu Disaster (Bencana), yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Pendidikan Kesehatan dengan Media Komik Terhadap Pengetahuan Siswa
Tentang Kesiapsiagaan Bencana Banjir. artikel Literature Review
didapatkan dari database Google Scholar diambil 5 artikel dari artikel
tersebut diantaranya 4 artikel yang diambil dari artikel nasional dan 1 artikel
dari internasional. Untuk mencari artikel ini penulis menggunakan database
lain seperti Proquest, Pubmed, dan Sciendirect tetapi karena sedikitnya
6

penelitian yang membehas sesuai dengan tujuan peneliti maka tidak di


temukan artikel yang sesuai dengan kriteria. Kriteria Inklusi : artikel yang
memiliki judul dan isi yang sesuai dengan edukasi dengan media komik,
pengetahuan kesiapsiagaan bencana banjir, responden yang termasuk dalam
artikel secara umum dengan usia anak sekolah, berbahasa Indonesia,
berbahasa inggris dan fulltext. Kriteria ekslusi: artikel yang tidak memiliki
struktur lengkap dan tidak sesuai dengan tujuan penelitian. Artikel yang
dipublikasi pada tahun 2018-2020.

E. Manfaat Literature Review


1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk
menambah pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana banjir
melalui media komik yang membuat siswa semakin menarik
mempelajari pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana banjir.
2. Secara Praktis
a. Bagi STIKes Muhammadiyah Palembang
Hasil literature review diharapkan dapat digunakan untuk
mengembangkankeilmuan dan keterampilan khususnya mengenai
Keperawatan Bencana.
b. Bagi Peneliti selanjutnya
Literature review diharapkan untuk menambah literature yang dapat
menjadi masukan bagi penelitian lanjutan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Konsep Bencana
a. Definisi Bencana
Undang-Undang Republik Indonesia No.24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana dikemukakan bahwa bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh fakor alam dan atau faktor non alam maupun
faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara
lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
Menurut United Nation Development Program bencana
adalah suatu kejadian yang ekstrem dalam lingkungan alam atau
manusia yang secara merugikan mempengaruhi kebutuhan manusia,
harta benda atau aktivitas serta pada tingkat menimbulkan bencana.
Bencana adalah kejadian dimana sumber daya, personal atau
material yang tersedia di daerah bencana tidak dapat mengendalikan
kejadian luar biasa yang dapat mengancam nyawa atau sumber daya
fisik dan lingkungan (Ramli, 2010).
b. Macam-macam Bencana
Menurut UU No 24 Tahun 2007 bencana dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yaitu:
1) Bencana Alam
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam

7
8

diantara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,


banjr, kekeringan, angina topan dan tanah longso
2) Bencana Non Alam
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam antara lain berupa
kegagalan teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit. Bencana non alam termasuk terorisme biologi dan
biokimia, tumpahan bahan kimia, radiasi nuklir, kebakaran,
ledakan, kecelakaan transportasi, konflik bersenjata, dan tindkan
perang.
3) Bencana Sosial
Bencana karena peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar
kelompok atau antar komunitas. Misalnya konflik sosial antar
suku dan agama.
4) Siklus Manajemen Bencana

c. Berdasarkan Cakupan Wilayah,Bencana


1) Bencana Lokal
Memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang
berdekatan bencana terjadi pada sebuah gedung atau bagunan-
9

bangunan disekitarnya. Biasanya adalah karena akibat faktor


manusia seperti kebakaran, ledakan, terorisme, kebocoran bahan
kimia dan lainnya.
2) Bencana Regional
Memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis
yang cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam,
seperti badai, banjir, letusan gunung, tornado dan lainnya.
d. Faktor Kerentanan
1) Fisik
Kekuatan bangunan struktur (rumah, jalan, jembatan) terhadap
ancaman bahaya.
2) Sosial
Kondisi gemografis (jenis kelamin, usia, kesehatan, gizi,
perilaku masyarakat) terhadap ancaman bencana.
3) Ekonomi
Kemampuan finansial masyarakat dalam mengadapi ancaman di
wilayahnya.
4) Lingkungan
Tingkat ketersediaan/ kelengkapan sumber daya (lahan, air,
udara) serta kerusakan lingkungan yang terjadi.
e. Dampak Bencana Bagi Kesehatan
1) Adanya hubungan antara jenis bencana terhadap masalah
kesehatan.
2) Bencana yang diikuti pengungsian dapat menimbulkan masalah
kesehatan.
3) Sebagai pengaruh bencana merupakan ancaman yang potensial,
bukan ancaman yang dapat dihindari, terhadap kesehatan.
10

2. Konsep Banjir
a. Definisi Banjir
Banjir merupakan peristiwa ketika air menggenangi suatu
wilayah yang biasanya tidak digenangi air dalam jangka waktu
tertentu. Bajir biasanya terjadai karena curah hujan turun terus
menerus dan mengakibatkan meluapnya air sungai, danau, laut atau
drainase karena jumlah air yang melebihi daya tampung media
penopang air dari curah hujan tadi. Selain disebabkan faktor alami,
yaitu curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi karena ulah
manusia (Addiarto & Rizka,2019).
b. Faktor Penyebab Banjir
Pada umumnya banjir disebabkan oleh curahan hujan yang
tinggi di atas normal, sehingga system pengaliran air yang terjadi
dari sungai dan anak sungai alamiah serta sistem seluruh drainase
dank anal penampung banjir buatan yang ada tidak mampu
menampung akumulasi air hujan tersebut sehingga meluap.
Kemampuan/daya tampung sistem pengaliran air dimaksud tidak
selamanya sama, tetapi berubah akibat sedimentasi, penyempitan
sungai akibat fenomena alam dan ulah manusia, tersumbat sampah
serta hambatan lainnya (Pusponegoro,2016).
Faktor penyebab banjir menurut (Yula elawati 2008, dalam
Gultom,2014), dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) faktor yaitu:
1) Pengaruh aktivitas manusia, seperti:
a. Pemanfaatan daratan banjir yang digunakan untuk
permukiman dan industri.
b. Pengundulan hutan yang kemudian mengurangi resapan
pada tanah dan menyebabkan larian tanah permukaan. Erosi
yang terjadi kemudian bisa menyebabkan sedimentasi di
aliran sungai yang kemudian mengganggu jalannya air.
c. Permukiman di daratan banjir dan pembagunan di daerah
daratan banjir dengana mengubah saluran salurn air yang
11

d. tidak direncanakan dengan baik. Bahkan tidak jarang aliran


sungai di alih funsikan untuk dijadikan permukiman.
Kondisi demikian banyak terjadi di perkotaan di Indonesia.
Akibatnya adlah aliran sungai saat musim hujan menjadi
tidak lancer dan menimbulkan banjir.
e. Membuang sampah sembarangan dapat menyumbat saluran-
salurn air terutama diperumahan-perumahan.
2) Kondisi alam yang bersifat tetap (statis),seperti:
a. Kondisi geografi yang beradada didareah yang sering
terkena badai, misalnya beberapa kawasan di Bangladesh
kondisi topografi yang cekung, yang merupakan daratan
banjr, seperti kota bandung yang berkembang pada cekungan
bandung.
b. Kondisi alur sungai, seperti kemiringan dasar sungai yang
datar, berkelok-kelok, timbulnya sumbatan atau berbentuk
seperti botol (bottle neck), dan adanya sedimentasi sungai
mementuk sebuah pulau.
3) Peristiwa alam yang bersifat dinamis , yaitu:
a. Curah hujan yang tinggi.
b. Terjadinya pembendungan atau arus balik yang sering terjadi
di muara sungai atau pertemuan sungai besar.
Penurunan muka tanah, misal di sekitar Pantai Utara Jakarta
yang mengalami penurunan setiap tahun akibat pengambilan
air tanah yang berlebihan sehingga menimbulkan muka
tanah menjadi lebih rendah
c. Pendangkalan dasar sungai karena sedimentasi yang cukup
tinggi.
12

c. Karakteristik Banjir
1) Dapat berlangsung lambat, cepat/tanpa peringatan (banjir
bandang).
2) Biasanya terjadi pada musim hujan.
3) Dampak: merusak tergantung pada tinggi air, luas genangan,
kecepatan aliran, material yang hanyut dan tingkat
kepekatan/endapan lumpur.
d. Dampak Bencana Banjir
Menurut Mistra (2015), dampak banjir akan terjadi pada
beberapa aspek dengan tingkat kerusakan berat pada aspep-aspek
berikut ini:
1) Aspek Penduduk, anatara lain berupa korban jiwa/meninggal.
Hanyut, tenggelam, luka-luka, korban hilang, pengungsiang,
wabah penyakit dan penduduk terisolasi.
2) Aspek Pemerintahan, antara lain berupa kerusakan atau
hilangnya dokumen, arsip, peralatan dan perlengkapan kantor
dan terganggunya jalannya pemerintahan.
3) Aspek Ekonomi, antara lain berupa hilangnya mata pencaharian,
tidak berfungsinya pasar tradisional, kerusakan, hilangnya harta
benda, ternak dan terganggunya perekonomian masyarakat.
4) Aspek Sarana/Prasarana, antara lain berupa kerusakan rumah
penduduk, jembatan, jalan, bangunan gedung perkantoran,
fasilitas sosial dan fsilitas umum, instalasi listrik, air minum dan
jaringan komunikasi.
5) Aspek Lingkungan, antara lain berupa kerusakan ekosistem,
obyek wisata, persawahan/lahan pertanian, sumber air bersih
dan kerusakan tanggul/jaringan irigasi.
13

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2016)


Penyakit yang kerap muncul saat banjir sebagai berikut :
1) Diare
Pada saat banjir, sumber-sumber air minum masyarakat
khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak
ikut tercemar. Di samping itu pada saat banjir biasanya akan
terjadi pengungsian dimana fasilitas dan sarana serba terbatas
termsuk ketersediaan air bersih. Itu semua menimbulkan
penyakit diare disertai penularan yang cepat.
2) Demam Berdarah
Pada saat musim hujan, biasanya akan terjadi peningkatan
tempat perindukan nyamuk aedes aegypti yaitu nyamuk penular
penyakit demam berdarah. Hal ini dikarenakan pada saat musim
hujan banyak sampah misalnya kaleng bekas, ban bekas serta
tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan untuk
beberapa waktu. Genangan air itulah akhirnya menjadi tempat
berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan meningkatnya
populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko
terjadinya penularan juga semakin meningkat.
3) Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut
Leptospira sp. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit
zoonosis, karena ditularkan melalui hewan/binatang. Di
Indonesia hewan penular terutama adalah tikus melalui kotoran
dan air kencingnya. Pada musim hujan terutama saat terjadi
banjir, maka tikus-tikus yang tinggal di liangliang tanah akan
ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran
di sekitar manusia di mana kotoran dan air kencingnya akan
bercampur dengan air banjir tersebut. Seseorang yang ada luka,
kemudian bermain/terendam air banjir yang sudah tercampur
dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri
14

lepstopira, maka orang tersebut potensi dapat terinfeksi dan akan


jatuh menjadi sakit.
4) Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dapat berupa
bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat
berupa batuk dan demam, kalau berat dapat / mungkin disertai
sesak napas, nyeri dada dll.
5) Penyakit kulit
Penyakit kulit, dapat berupa infeksi, alergi atau bentuk lain
pada musim banjir maka masalah utamanya adalah kebersihan
yang tidak terjaga baik.
6) Penyakit saluran cerna lain
Penyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid. Dalam
hal ini juga faktor kebersihan makanan memegang peranan
penting.
7) Penurunan kondisi penderita penyakit kronik
Perlu diperhatikan penurunan kondisi penderita penyakit
kronik, seperti asma, TB Paru, Diabetes Melitus, Penyakit
Jantung, Hipertensi, dan lain-lain. Hal ini terjadi karena
penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan,
dan apalagi bila banjir berhari-hari.
Menurut Addiarto & Rizka (2019). tindakan-tindakan yang
dapat dilakukan untuk Pengurangan Resiko Bencana (PRB) banjir
di sekolah sebagai berikut :
a. Tindakan PRB Sebelum Banjir
1) Menjelang musim hujan tiba, dilakukan school watching
atau berkeliling di sekitar sekolah untuk mengamati
kawasan-kawasan yang berbahaya dan kawasan-kawasan
yang aman apabila bencana banjir terjadi.
2) Merencanakan sarana komunikasi dengan sesama komunitas
sekolah baik itu mengaktifkan dan memanfaatkan
15

3) handphone (HP), walkie talkie (WT), handy talkie (HT) atau


sarana komunikasi lainnya.
4) Menentukan tempat yang aman berupa “Titik Kumpul”
untuk berkumpul apabila bencana alam banjir terjadi.
5) Menyiapkan perlengkapan darurat dalam Tas Siaga
Bencana,seperti kotak kecil berisi obat-obatan, makanan
kering seperti biskuit, air minum, lampu senter dan baterai
sera jas hujan.
6) Melakukan upaya pemeliharaan saluran air di lingkungan
sekolah untuk menghindari tersumbatnya air saat hujan
terjadi.
7) Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan untuk
menghindari menumpuknya sampah.
8) Mengenali tanda-tanda akan terjadinya banjir, seperti terjadi
hujan terus menerus, atau terjadi hujan deras dalam waktu
lama lebih dari 1 jam.
9) Budayakan menanam pohon sehingga air dapat di serap oleh
akar-akar pohon.
b. Tindakan PRB Saat Terjadi Banjir
1) Jangan panik.
2) Membunyikan tanda bahaya (early warning), dengan tanda
kentongan, bel di sekolah, dan sebagainya.
3) Mematikan aliran listrik di dalam ruang kelas/ perkantoran.
4) Mengungsi ke lokasi aman (lokasi yang lebih tinggi yang
merupakan titik kumpul bencana banjir) sedini mungkin saat
genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi.
5) Menghindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari
terseret arus banjir.
6) Jika keadaan memungkinkan maka mengamankan barang-
barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
16

7) Jika air terus meninggi maka segera hubungi wali kelas atau
guru.
c. Tindakan PRB Sesudah Terjadi Banjir
1) Secepatnya membersihkan sekolah, dimana lantai pada
umumnya tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk
membunuh kuman penyakit.
2) Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya
penyakit diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir.
3) Meghindari mendekati wilayah yang rusak kecuali
dinyatakan aman misal bangunan sekolah yang rusak atau
pohon yang miring.
4) Jika keadaan sudah aman masuk ke kelas dengan hati-hati,
jangan menyalakan listrik kecuali telah dinyatakan aman.
5) Jangan makan makanan yang telah terkena air banjir harus
dibuang karena tidak baik untuk kesehatan.

3. Konsep Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna (Undang-Undang No. 24
Tahun 2007 pasal 1 ayat 7). Kesiapsiagaan dilaksanakan untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana guna menghindari
jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda dan berubahnya tata
kehidupan masyarakat. Kesiapsiagaan adalah tahapan yang paling
strategis karena sangat menentukan ketahanan anggota masyarakat
dalam menghadapi datangnya suatu bencana (Ramli, 2010).
Contoh tindakan kesiapsiagaan:
1. membuat sistem peringatan dini;
2. membuat sistem pemantauan ancaman;
3. membuat sistem penyebaran peringatan ancaman;
4. membuat rencana evakuasi;
17

5. membuat tempat dan sarana evakuasi;


6. menyusun rencana darurat dan siaga;
7. mengadakan pelatihan, gladi, dan simulasi atau uji coba;
8. memasang rambu evakuasi dan peringatan dini.

4. Konsep Pendidikan Kesehatan


a. Definisi Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan yaitu proses seseorang dalam
membuat keputusan yang berdasarkan pengetahuan mengenai hal-
hal yang mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain dalam
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
kesehatannya dan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktik saja, tetapi juga meningkatkan atau
memperbaiki lingkungan ( baik fisik maupun non fisik ) dalam
rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan penuh
kesadaran. Pendidikan kesehatan sebagai proses perubahan perilaku
kelompok maupun masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Proses perubahan perilaku siswa di sekolah salah satunya
diperoleh dari proses pembelajaran (prasetyawati, 2013).
Menurut Notoatmojo (2014), pendidikan kesehatan
merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk mencapai
kesehatan yaitu beberapa kombinasi dan kesepakatan belajar dalam
bidang kesehatan.
b. Metode Pendidikan Secara Umum
Menurut Nurmadiah (2016), metode pendidikan dengan
menggunakan media pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar
dengan mengunakan semua alat bantu atau benda yang bertujuan
untuk menyampaikan pesan atau informasi pendidikan sehingga
dapat meningkatkan motivasi siswa.
18

c. Sasaran Pendidikan Kesehatan


Sasaran pendidikan kesehatan dalam pelaksanaan promosi
kesehatan terdapat tiga jenis (Kemenkes, 2011), yaitu:
1) Sasaran Primer
Sasaran primer adalah sasaran utama dalam upaya
pendidikan kesehatan seperti, pasien, individu sehat dan
keluarga sebagai komponen dari masyarakat.
2) Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder juga termasuk dalam komponen masyarkat
seperti pemuka masyarakat, baik pemuka informal (pemuka
adat, dan pemuka agama), maupun pemuka formal (petugas
kesehatan, dan pejabat pemerintahan), dan organisasi
kemasyarakatan serta media massa.
3) Sasaran Tersier
Sasaran tersier ini di arahkan pada pembuat kebijakan public
yang berupa peraturan perundang-undangan di bidang
kesehatan dan bidang lain dan pada seseorang yang dapat
memfasilitasi atau menyediakan sumber daya.
d. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan
Menurut Saragih (2010) perlu diperhatikan beberapa faktor
yang mempengaruhi dalam mencapai sasaran pendidikan kesehatan
sebagai berikut:
1) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi terhadap
pandangan seseorang dalam mendapatkan informasi yang
diterimanya. Semakin tinggi tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka semakin mudah seseorang menerima
informasi yang diperolehnya.
19

2) Tingkat Sosial
Sosial ekonomi seseorang juga dapat mempengaruhi
pendidikan kesehatan, semakin tinggi tingkat sosial ekomoni,
maka semakin mudah dan cepat seseorang dalam menerima
informasi baru.
3) Kepercayaan
Kepercayaan menjadi faktor yang perlu diperhatikan, karena
sebagian masyarakat lebih mempercayai informasi yang
disampaikan oleh orang yang sudah mereka kenal, dari hal itu
pemberi informasi harus mengambil hati masyarakat terlebih
dahulu sebelum menyampaikan informasi.
4) Ketersediaan Waktu Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus disesuaikan dengan
kesibukan dan aktifitas masyarakat agar menjamin tingkat
kehadiran masyarakat pada saat dilakukan penyuluhan.
e. Metode Pendidikan Kesehatan
Menurut Notoadmojo (2012), metode pendidikan kesehatan
berdasarkan pendekatan sasaran digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1) Pendekatan Perorangan
Metode perorangan bersifat individual dan biasanya
digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina
seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku.
Pendekatan individual digunakan karena setiap orang
mempunyai masalah yang berbeda baik dalam penerimaan atau
perilaku baru tersebut. Bentuk pendekatan perorangan dibagi
menjadi dua, yaitu bimbingan dan penyuluhan (Guidance and
Counceling), dan wawancara.
2) Pendekatan Kelompok
Metode penyuluhan dengan sasaran kelompok perlu
memperhatikan besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal dari sasaran dalam penyampaian promosi
20

kesehatan. Bentuk pendekatan ini dibagi menjadi dua tergantung


besarnya kelompok, yaitu kelompok besar dan kelompok kecil.
3) Pendekatan Massa
Metode pendekatan massa ini bersifat umum dan ditujukan
kepada masyarakat. Metode ini tidak membedakan golongan
umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial, tingkat pendidikan,
kemudian pesan kesehatan yang disampaikan harus dirancang
agar mudah ditangkap oleh masyarakat umum.
f. Media Pendidikan Kesehatan
Media merupakan alat bantu dalam menyampaikan pesan
kesehatan, menurut Notoadmojo (2012) Alat bantu tersebut
memiliki fungsi antara lain:
1) Menimbulkan minat pada sasaran pendidikankesehatan
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak
3) Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam
pemahaman
4) Menstimulasi sasaran untuk meneruskan pesan yang
diterima dari orang lain
5) Mempermudah penyampaian informasi kesehatan
6) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran
7) Mendorong keinginan orang untuk mengetagui,
mendalami, dan mendapatkan pengertian yang lebih baik
lagi.
8) Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh

5. Konsep Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang didapatkan dari rasa
keingintahuan melalui proses sensoris mata dan telinga pada objek
tertentu. Pengetahuan termasuk pokok penting dalam pembentukan
perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017).
21

Pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan manusia,


atau hasil seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya
(mata, hidung, telinga). Pengetahuan yang didapatkan pada waktu
pengindraan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi terhadap obejek, dan sebagaian besar pengetahuan
seseorang diperoleh melalui pendengaran dan penglihatan
(Notoadmodjo, 2012).
b. Proses terjadinya pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2012) mengatakan bahwa sebelum
menirukan perilaku baru di dalam diri orang tersebut, terjadi proses
sebagai berikut:
1) Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi.
2) Merasa (Interest), tertarik terhadap stimulasi atau obyek.
3) Menimbang- nimbang (Evaluation), baik tidaknya stimulasi
tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah
lebih baik lagi.
4) Mencoba (Trial), dimana subyek mulai mencoba melakukan
sesuatu yang menurutnya baik.
5) Penyesuaian (Adaptation), subyek telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulasi.
c. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan yang mencakup domain kognitif memiliki
enam tingkatan (Notoadmodjo, 2012), yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, mengingat kembali (reccal) sesuatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau diterima. Tingkat ini
adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah.
22

2) Memahami (Comprehension)
Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan
kembali secara benar tentang yang diketahui dan dapat
menggambarkan materi secara benar tentang objek yang
dilakukan dengan menjelaskan dan memberikan contoh.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan
kondisi sebenarnya. Aplikasi dalam penggunaan hokum-
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam situasi
yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis merupakan kemampuan untuk menjelaskan suatu
materi atau objek ke dalam komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan ada kaitanya satu sama lain.
Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
yang dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Sintesis merupakan kemampuan untuk menyusun,
merencanakan, meringkas, dan meyesuaikan terhadap suatu
teori atau rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini termasuk dalam kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi berdasarkan suatu criteria yang
telah ditentukan sendiri atau dengan criteria yang sudah ada.
23

d. Jenis Pengetahuan
Masyarakat memiliki berbagai cara dalam pemahaman
tentang pengetahuan dalam konteks kesehatan. Pengetahuan
merupakan bagian dari perilaku kesehatan, dalam hal ini
pengetahuan memiliki jenis diantaranya sebagai berikut
(Notoadmodjo, 2012):
1) Pengetahuan implisit
Pengetahaun implisit merupakan pengetahuan yang
masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan
berisi faktor yang tidak bersifat nyata, seperti keyakinan
pribadi, persfektif dan prinsip. Biasanya pengalaman
seseorang sulit untuk salurkan ke orang lain baik secara
tertulis ataupun lisan.
Pengetahuan implisit berisi kebiasaan dan budaya
yang sering tidak disadari, contohnya seseorang yang
mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan tapi
tetap saja merokok.
2) Pengetahuan eksplisit
Pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan yang
telah tersimpan dalam wujud nyata, bisa juga dalam
wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata
dideskripsikan dalam tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan, contohnya seseorang yang telah
mengetahui bahaya merokok bagi kesehatan dan dirinya
tidak merokok.
e. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2012), faktor yang mempengaruhi
pengetahuan sebagai berikut:
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam
24

dan diluar sekolah (formal maupun nonformal), yang


berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi
proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin mudah menerima informasi. Banyaknya
informasi yang masuk, semakin banyak pula
pengetahuan yang didapat mengenai kesehatan.
Peningkatan pengetahuan tidak hanya diperoleh dari
pendidikan formal, tapi juga dapat diperoleh dari
pendidikan nonformal.
2) Informasi/ media massa
Informasi merupakan suatu hal yang diketahui, tetapi
ada juga yang berpendapat informasi sebagai transfer
pengetahuan. Definisi lain informasi adalah suatu teknik
untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan
menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.
Informasi dari pendidikan formal dan nonformal
memberikan pengaruh pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga mampu menghasilkan
perubahan atau meningkatkan pengetahuan.
Hasil dari perkembangan teknologi menyediakan
berbagai macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sarana
komunikasi seperti televise, radio, surat kabar, dan
majalah memiliki pengaruh besar terhadap opini dan
kepercayaan orang.
3) Pekerjaan
Seseorang yang memiliki pekerjaan terutama di
sektor formal memiliki berbagai informasi dan akses
yang lebih baik, termasuk informasi tentang kesehatan
(Notoatmodjo, 2012).
25

4) Sosial, budaya dan ekonomi


Kebiasaan dan tradisi seseorang biasanya dilakukan
melalui penalaran membuat orang mengetahui apakah
baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan terjadinya suatu fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi
ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang
(Notoatmodjo, 2012).
5) Lingkungan
Lingkungan merupakan suatu tempat yang ada di
sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, dan
sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses
pengetahuan karena adanya interaksi timbale balik atau
tidak, yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh
setiap individu (Notoatmodjo, 2012).
6) Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu cara untuk
mendapatkan kebenaran pengetahuan dengan cara
mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu.
Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
akan memberikan pengetahuan dan keterampilan
professional, serta dapat mengembangkan kemampuan
mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari
keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerja
(Notoatmodjo, 2012).
7) Usia
Usia atau umur dapat mempengaruhi daya tangkap
dan pola pikir seseorang, karena semakin bertambah usia
akan semakin berkembang daya tangkap dan pola
26

pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin


membaik. Individu pada usia muda akan lebih berperan
aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, dan lebih
banyak melakukan persiapan sagar sukses dalam
penyesuaian diri menuju usia tua.
f. Cara mengukur pengetahuan
Menurut Budiman dan Riyanto (2013) Kategori tingkat
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
1) Masyarkat umum
Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 50%
Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 50%
2) Petugas Kesehatan
Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 75%
Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 75%

Kriteria pengetahuan menurut Nursalam (2016) dapat


diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
1) Pengetahuan Baik: 76% - 100%
2) Pengetahuan Cukup: 56% - 75%
3) Pengetahuan Kurang: < 56%

6. Konsep Komik
a. Definisi Komik
Menurut Daryanto (2015), komik adalah suatu bentuk kartu
yang dapat mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita
dalam urutan yang berkaitan erat hubungannya dengan gambar dan
rancangan untuk dapat memberikan kepada para pembaca khusunya
peserta didik. Peserta didik Sekolah Dasar rentan usia 7-12 tahun
pada umumnya lebih tertarik untuk membaca buku dengan gambar-
gambar menarik, dan berwarna. Dalam penyajiannya komik
mengandung unsur-unsur visual dan cerita yang kuat. Evaluasi yang
27

divisualisasikan dapat membuat pembaca dapat terlihat secara


emosional sehingga membuat pembaca untuk terus membacanya
hingga selesai. Sehingga dapat menginspirasi komik yag isinya
materi-materi pelajaran agar dapat membuat lebih menarik. Ada
kecendrungan siswa tidak tertarik terhadap buku-buku teks apabila
yang tidak disertai dengan gambar dan ilustrasi yang menarik. Siswa
cenderung lebih menyukai buku yang bergambar, yang penuh
dengan warna dan divisualisaikan dalam bentuk realistis ataupun
kartun. Sehingga dengan penggunaan media komik pembelajaran
diharapkan mampu dalam meningkatkan minat siswa untuk
membaca sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan hasil
belajar tersebut.
b. Kelebihan Komik
Sebagai media visual komik juga mempunyai kelebihan
dalam pembelajaran. Hadi,2013 menjelaskan argumen yang
menguntungkan komik, yaitu:
1) Komik membekali dengan kemampuan membaca yang
menyenangkan
2) Komik dapat digunakan untuk memotivasi siswa
mengembangkan keterampilan membaca
3) Prestasi pendidikan yang dicapai siswa yang sering membaca
komik hampir identik dengan mereka yang jarang membaca
4) Siswa dikenalkan dengan kata-kata yang luas, banyak kata yang
dijumpai dalam bacaan lain
5) Buku komik menyediakan teknik bagus untuk menyebarluaskan
propaganda yang menentang prasangka
6) Komik memberi siswa sumber kataris emosional bagi emosi
yang tertahan
7) Siswa mungkin mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh di
buku komik yang memiliki sifat yang dikaguminya.
28

Adapun kelebihan komik menurut (Kristanti,et,.al. 2015)


adalah mampu meningkatkan efektifitas dan minat peserta didik
dalam proses pembelajaran khususnya dalam membaca, karena
didalam komik dengan adanya gambar-gambar yang menarik
serta cerita yang kuat akan membuat peserta didik berkeinginan
untuk membacanya.
Berdasarkan uraian diatas, komik efektif digunakan oleh
siswa sehingga dapat mengembangkan minat baca dan dapat
melatih daya imajinasinnya agar kelak menjadi manusia yang
kreatif.
c. Kekurangan Komik
Hadi,2013 menjelaskan argumen kekurangan komik, yaitu:
1) Komik mengalihkan perhatian anak dari bacaan lain yang lebih
berguna
2) Karena gambar menerangkan cerita, anak yang kurang mampu
membaca tidak akan berusaha membaca teks
3) Lukisan, cerita dan bahasa kebanyakaan komik bermutu rendah
4) Komik menghambat anak melakukan bentuk permainan lainnya
5) Dengan menggambarkan perilaku anti sosial, komik mendorong
tumbuhnya agresivitas dan kenakalan remaja pada anak
6) Komik menjadikan kehidupan yang sebenarnya menjadi
membosankan dan tidak tertarik.
d. Komik Sebagai Media Pembelajaran
Sebagai media komikasi visual, komik dapat digunakan
sebagai media (alat bantu) pembelajaran yang mampu
menyampaikan informasi secara efektif dan efesien. Komik dapat
menjadi pilihan sebagai media pembelajaran karena adanya
kecenderugan banyak siswa lebih menyenangi bacaan media
hiburan seperti komik dibandingkan dengan membaca buku
pelajaran dan menggunakan waktu mereka untuk belajar atau
mengerjakan pekerjaan dirumah (Hadi,2013).
29

Sikumbang, 2008 menegaskan efektifitas cerita bergambar


di dalam dunia pendidikan antara lain:
1) Komik justru menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya
2) Mempermudah anak didik menangkap hal-hal ataupun rumus-
rumus yang abstrak
3) Bila mendapat bimbingan yang baik, komik justru
mengembangkan minat baca anak dari satu bidang ilmu
pengetahuan ke bidang lain
4) Pada sebagian komik bila diteliti seluruh alur ceritanya, pada
intinya menuju satu hal yakni kebenaran, kebaikan dan
kejujuran pada akhirnya menang
5) Komik menambah daya imajinasi anak sehingga sejalan dengan
salah satu tujuan pendidikan yaitu membangkitkan potensi pada
anak didik agar kelak menjadi manusia yang kreatif
Berikut beberapa kelebihan penggunaan media komik dalam
pembelajaran,yaitu
1) Komik memiliki sifat yang sederhana dalam penyajiannya
2) Memiliki unsur cerita yang memuat pesan yang besar tetapi
disajikan secara ringkas dan mudah dicerna
3) Dilengkapi bahasa verbal yang dialogis
4) Dengan adanya perpaduan antara bahasa verbal dan non verbal,
dapat mempercepat pembaca memahami isi pesan yang dibaca,
karena pembaca terbantu untuk tetap fokus dan tetap pada
jalurnya
5) Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat
secara emosional, mengakibatkan pembaca ingin terua
mwmbcanya hingga selesai
6) Selain sebagai media pembelajaran, komik juga dapat berfungsi
sebagai sumber belajar (zulkifli,2008).
30

7. Konsep Anak Usia Sekolah


a. Pengertian Anak Usia Sekolah
Menurut Hidayat (2012) anak merupakan seseorang dengan rentang
usia 0-18 tahun yang berada pada rentang perubahan perkembangan
yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain atau oddler (1-2,5
tahun), prasekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (6-12 tahun), hingga
remaja (12-18 tahun). Menurut Yusuf (2011) anak usia sekolah
merupakan anak usia 6-12 tahun.
Anak usia sekolah ini merupakan masa dimana terjadi perubahan
yang bervariasi pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang akan
mempengaruhi pemebentukan karakteristik dan kepribadian anak.
Menurut Diyantini, et al (2015) usia sekolah merupakan masa dimana
anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan dalam menentukan
keberhasilan untuk menyesuaikan diri pada kehidupan dewasa dan
memperoleh keterampilan tertentu.
b. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah
Ciri – ciri anak Sekolah Dasar menurut Hurlock (2002) orang tua,
pendidik, dan ahli psikologis memberikan berbagai label. ciri-ciri
penting dari periode anak usia sekolah, yaitu sebagai berikut:
1) Predikat yang digunakan oleh orang tua
a. Masa yang menyulitkan
Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti
perintah dan dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh
teman-teman sebaya daripada oleh orang tua dan anggota
keluarga lainnya.
b. Masa anak tidak rapi
Suatu masa dimana anak cenderung tidak
memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan
kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan
keluarga yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan
barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat, kecuali
31

kalau orang tua mengharuskan melakukannya dan


mengancam dengan hukuman.
2) Label yang digunakan oleh para pendidik
a. Usia sekolah dasar
Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh
dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk
keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa, dan
mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu, baik
keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler.
b. Periode kritis
Suatu masa di mana anak membentuk kebiasaan
untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses.
Sekali terbentuk, kebiasaan untuk bekerja dibawah, diatas
atau sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai
dewasa.telah dilaporkan bahwa tingkat perilaku berprestasi
pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi
dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.
3) Label yang digunakan ahli psikologi
a. Usia berkelompok
Suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju
pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai
angota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi
dalam pandangan temannya. Oleh karena itu, anak ingin
menyesuaikan dengan standar yang disetujui kelompok
dalam penampilan, berbicara, dan perilaku.
b. Usia penyesuaian diri
Suatu masa dimana perhatian pokok anak adalah
dukungan dari teman-teman sebaya dan keanggotaan dalam
kelompok.
32

c. Usia kreatif
Suatu masa dalam rentang kehidupan dimana akan
ditentukan apakah anak-anak menjadi konformis atau
pencipta karya yang baru yang orisinil. Meskipun dasar-
dasar untuk ungkapan kreatif diletakkan pada awal masa
kanak-kanak, namun kemampuan untuk menggunakan
dasar-dasar ini dalam kegiatan-kegiatan orisinal pada
umumnya belum berkembang sempurna sebelum anak-
anak belum mencapai tahun-tahun akhir masa kanak-
kanak.
d. Usia bermain
Bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk
bermain daripada dalam periode-periode lain hal mana
tidak dimungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah
melainkan karena terdapat 10 tumpang tindih antara ciri-
ciri kegiatan bermain anak-anak yang lebih muda dengan
ciri-ciri bermain anak-anak remaja.
B. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka Teori

PENYEBAB BANJIR

1. Pengaruh aktivitas manusia


2. Kondisi alam yang bersifat tetap (statis)
3. Peristiwa alam yang bersifat dinamis

Masalah kesehatan

1. Daire 5. Peyakit Kulit


2. Demam berdarah 6. Penyakit Saluran Cerna
3. Leptospirosis 7. Penurunan Kondisi Penderita
4. Insfeksi Saluran Pernafasan Akut Penyakit Kronik

Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar untuk merubah perilaku dan


tindakan seseorang, dengan bantuan media komik tentang kesiapsiagaan
bencana banjir dapat memudahkan seseorang memahami materi yang
disampaikan

kelebihan komik adalah mampu Adanya pendidikan kesehatan


meningkatkan efektifitas dan minat dengan media komik dapat
peserta didik dalam proses meningkatkan pengetahuan.
pembelajaran khususnya dalam Pengetahuan merupakan hasil
membaca, karena didalam komik belajar melalui proses sensoris mata
dengan adanya gambar-gambar yang dan telinga pada objek tertentu.
menarik serta cerita yang kuat akan Pengetahuan juga termasuk dalam
membuat peserta didik berkeinginan pokok penting dalam pembentukan
untuk membacanya perilaku terbuka (open behavior)
(Gultom 2014, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2016, Supartini 2017,
Notoadmojo 2012, Kristanti,dkk. 2015, Donsu 2017)

33
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI VARIABEL

A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual adalah suatu konsep yang dipakai sebagai
landasan dalam suatu penelitian yang menunjukan jenis dan hubungan antar
variabel independen dan variabel dependen.
penelitian dengan literature review pengetahuan siswa tentang
kesiapsiagaan, dengan variable independen adalah pendidikan kesehatan
sedangkan variable dependen pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan.

B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Independen Pendidikan kesehatan dengan menggunakan
Pendidikan Kesehatan komik untuk memberikan informasi tentang
Kesiapsiagaan Bencana Banjir kesiapsiagaan bencana banjir.
dengan Media Komik
Dependen Pengetahuan yang diketahui oleh siswa
Pengetahuan siswa tentang tentang kesiapsiagaan bencana banjir.
kesiapsiagaan bencana banjir

34
BAB IV
METODOLOGI

A. Pertanyaan Panduan (KEYWORD)


1. Pertanyaan Panduan : Apakah pendidikan kesehatan dengan media
komik mempengruhi pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana banjir
pada anak sekolah ?
2. Kata kunci dalam Bahasa Indonesia : Media Komik, Pengetahuan,
Kesiapsiagaan Bencana Banjir, Anak Sekolah.
Kata kunci dalam Bahasa Inggris : Comic Media, Knowladge, Flood
Disaster Preparedness, School Children.

B. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi : artikel yang memiliki judul dan isi yang sesuai
dengan edukasi dengan media komik, pengetahuan kesiapsiagaan bencana
banjir, responden yang termasuk dalam artikel secara umum dengan usia
anak sekolah, berbahasa Indonesia, berbahasa inggria dan fulltext. Kriteria
ekslusi: artikel yang tidak memiliki struktur lengkap dan tidak sesuai
dengan tujuan penelitian. Artikel yang dipublikasi pada 2018-2020.

C. Data/Jurnal Diperoleh dari Database Elektronik


Data diperoleh dari database elektronik yaitu Google Scholar tahun
2018-2020. Dari kata kunci yang dituliskan di database tersebut didapatkan
1.030 artikel, peneliti memilih sendiri artikel sesuai materi, dan artikel yang
tidak terkait dengan kriteria inklusi di hilangkan. Didapatkan 14 artikel dan
peneliti mengeluarkan 9 artikel setelah membaca secara keseluruhan karena
ke sembilan artikel tersebut tidak sesuai dengan tujuan dan tidak membehas
bencana banjir. Sehingga didapatkan 5 artikel yang dipilih peneliti untuk
digunakan sebagai literature review. Untuk mencari artikel ini penulis
menggunakan database lain seperti Proquest, Pubmed, dan Sciendirect

35
36

tetapi karena sedikitnya penelitian yang membahas sesuai dengan tujuan


peneliti maka tidak di temukan artikel yang sesuai dengan kriteria Inklusi.
Dari 5 artikel yang dipilih masing-masing artikel dibaca dengan
cermat dari abstrak, tujuan, data analisis dari pertanyaan awal peneliti untuk
mengumpulkan informasi tentang pendidikan kesehatan dengan media
komik terhadap pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana banjir. Untuk
lebih jelas dari proses pemilihan analisa artikel dapat dilihat pada gambar
4.1 berikut.

Gambar 4.1
Proses Literatur Review

Database Search Strategy

Google Scholar Media Komik, Pengetahuan,


Identification

Kesiapsiagaan Bencana Banjir Dan


Anak Sekolah

1030 artikel yang


ditemukan di database 1016 artikel dikecualikan
melalui membaca judul
Seleksi

dan abstrak tidak sesuai


14 artikel yang dipilih di dengan kriteria inklusi
database

5 artikel yang dipilih


Inklusi

untuk literatur review 9 dikeluarkan setelah


terakhir membaca teks lengkap
BAB V
HASIL PENELITIAN

Dari 5 artikel yang dipilih untuk review ini semua berkorespondasi


untuk studi kuantitatif. Masing-masing dari 5 artikel diterbitkan pada tahun
2018 – 2020. Studi dilakukan diberbagai wilayah Indonesia yaitu Kab.
Boyolali Surakarta, Jawa Tengah, Surakarta, Riau dan Riau (Pekanbaru)
Dari 5 artikel yang dipilih untuk dibaca dengan cermat dari abstrak, tujuan,
data analisis dari pertanyaan awal peneliti untuk mengumpulkan informasi
tentang pengaruh pendidikan kesehatan dengan media komik terhadap
pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana banjir.
Studi literature review ini didapatkan lima artikel sesuai dengan
kriteria inklusi. Dari tinjauan artikel diketahui ada pengaruh tentang
penggunaan media komik dengan pengetahuan anak sekolah.dijelaskan
pada tabel 5.1 berikut ini:

37
38

Tabel 5.1
Daftar Literature Review

No Nama Negara/ Tujuan Desain Sampel Prosedur Hasil


Author Daerah
1. Ardea Kabupaten Mengetahui Pre- N= 32 Angket. Terdapat
yunanto Boyolali, peningkatan Quasi respond pre test perbedaan
(2020) Surakarta pengetahua eksperi en SMP sebelum yang signifikan
n dan hasil men penggunaan antara pre-test
belajar dengan media dan pos-test
siswa kelas pretest komik, dan baik dikelas
VII tentang and post test control
bencana postest setelah maupun kelas
banjir control menggunak eksperimen
dengan group an media akan tetapi
menggunak design komik peningkatan
an media dalam pengetahuan
pembelajara proses lebih besar
n komik. pembelajara terjadi pada
n kelas
eksperimen
disbanding
dengan kelas
control.
39

2. Hesting Jawa Untuk Researc N= 68 Angket. 1. Respon


Elok Tengah mengetahui h and respond Kel. peserta
Fatima respon Develo nen Eksperimen didik
h peserta pment SMA diberikan pembelajar
(2019) didik dan degan komik an
tingkat model terkait menggunak
efektivitas ADDIE dengan an komik
komik ( bencana sangat baik.
dalam Analysi banjir dan 2. Pengemban
proses s, kel. Kontrol gan komik
pembelajara Desigm diberikan dikatakan
n terkait , perlakuan efektif . dan
dengan Develo dengan dapat
pengetahua pment, ceramah digunakan
n peserta Implem dalam
didik entation proses
, pembelajar
Evaluat an
ion) pengetahua
n terkait
dengan
bencana
banjir.
40

3. Riska Surakarta Untuk Eksperi N= 32 Angket Bahwa sesudah


Widyas menciptaka men respond pre test adanya
tutining n produk en SMP sebelum penggunaan
sih pembelajara menggu penggunaan media
(2018) n yang nakan media pembelajaran
efektif dan one - komik, dan komik bencana
dapat group post test banjir terdapat
meningkatk pretest setelah peningkatan
an hasil – menggunak hasil belajar
belajar posttest an media siswa terhadap
siswa design. komik Pengetahuan
dalam
proses
pembelajara
n
41

4. Yeni Riau untuk eksperi N= 48 Dilakukan Terdapat


Solfiah, mengetahui men respond dua tahap perbedaan
et,.al peningkatan semu anak ada yang pengetahuan
(2020) pengetahua dengan sekolah individual yang signifikan
n pretest uji coba dan antara sebelum
manajemen and uji dan sesudah
bencana postest lapangan. menggunakan
untuk anak control Uji coba buku cerita
dan untuk group Individual media yang
melihat design dilakukan diilustrasikan
perbedaan oleh manajemen
pengetahua sejumlah 12 bencana.
n anak anak, 19 Data pra-test
sebelum dan guru menunjukan
sesudah pendidikan, bahwa
menggunak 11 orang pengetahuan
an media tua, dan 3 anak tentang
buku cerita ahli. Dan uji manajemen
bergambar. coba bencana
lapangan termasuk
dilakukan di dalam kategori
sekolah rendah.
yang terdiri
dari 48
anak.
42

5. Eddy Riau Untuk Eksperi N= 72 Pre-test Bahwa


Niviana (Pekanbar mengetahui men respond dilakukan penggunaan
,et.,al u) pengaruh semu en selama 60 media komik
(2019) pengetahui pretest sekolah menit dalam
tentang and dasar dengan pembelajaran
mitigaasi postest mengerjaka mitigasi
bencan group n soal bencana dapat
dengan design pertanyaan meniningkatka
media tentang n pengetahuan
komik mitigasi siswa tentang
bencan mitigasi
sebanyak 31 bencana
pertanyaan
kemudian
siswa
diminta
untuk
membaca
komik
setelah
membaca
komik
dilakukan
post-test
mengunaka
n
pertanyaan
yang sama
dengan pre-
test
BAB VI
PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Komik adalah suatu bentuk kartu yang dapat mengungkapkan


karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang berkaitan erat
hubungannya dengan gambar dan rancangan untuk dapat memberikan
kepada para pembaca khusunya peserta didik Menurut Daryanto (2015).
kelebihan komik adalah mampu meningkatkan efektifitas dan minat peserta
didik dalam proses pembelajaran khususnya dalam membaca, karena
didalam komik dengan adanya gambar-gambar yang menarik serta cerita
yang kuat akan membuat peserta didik berkeinginan untuk membacanya
(Kristanti,et.,al. 2015).
Sekolah merupakan sarana yang efektif dan efesien untuk
melanjutkan tumbuh dan pengembangan pengetahuan mitigasi bencana
melalui proses pembelajaran, individu dalam kognitif fase pengembangan
di tingkat operasional kongres, artinya dalam proses pembelajaran mitigasi
bencana pengetahuan harus diberikan secara kongkret dan nyata. Media
yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran adalah media komik,
komik dapat memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran misalnya
dalam membaca, Karena komik bencana yang cukup menarik dibaca oleh
siswa sekolah. Komik anak berisikan pengetahuan tentang mitigasi bencana
yaitu dikemas dalam bentuk cerita dengan ilustrasi gambar yang didalamnya
mengandung pengetahuan tentang kegiatan sebelum, selama dan setelah
terjadi bencana. Pretest mitigasi bencana dilakukan selama 60 menit siswa
membaca komik selama satu minggu. Pengetahuan siswa sekolah dasar
tentang banjir sebelum menggunakan komik 57,42 dan setelah
menggunakan komik menjadi 78,70. Hasil penelitian ini bahwa penggunaan
media komik dapat meningkatkan kemampuan siswa tentang pengetahuan
mitigasi bencana di sekolah dasar sehingga siswa dapat mengambil tindakan
yang tepat sebelum, selama dan setelah terjadi bencana Niviana,et.al (2019).

43
44

Penelitian tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh


Fatimah (2019) yang menjelaskan komik berisi materi yang berkaitan
dengan bencana banjir, komik dibuat dengan desain fullcollor atau penuh
warna dan menarik sehingga dapat dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Pembuatan media buku komik ini dibuat dengan
menggunakan software Clip Paint Studio dan Adobe Photoshop. Komik
berisi materi siklus hidrologi dengan gaya bahasa yang komunikatif, padat
dan jelas dan mudah dipahami dan ukuran buku komik A5 (14,8 cm x 21
cm) dan menggunakan kertas art paper. Media komik berisi materi dan
banyak gambar serta didalamnya berkaitan dengan bencana banjir. Nilai
rata-rata kelas eksperimen dan kelas control menunjukan adanya perbedaan.
Nilai rata-rata kelas eksperimen dengan menggunakan media komik pre-
test 56,9 dan pos-test 83,1 sedangkan kelas kontrol menggunakan ceramah
pre-test 57,1 dan pos-test 66,5. Hasil penelitian bahwa adanya perbedaan
hasil belajar dalam proses pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan
media buku komik pada materi siklus hidrologi terkait dengan bencana
banjir. Didukung penelitian yang dilakukan oleh penelitian waliyah (2018)
mengatakan komik bencana juga merupakan media pembelajaran untuk
meningkatkan pemahaman siswa sekolah dasar mengenai pendidikan
bencana, selain menarik untuk dibaca komik juga sarana untuk mempelajari
tanggap bencana dan mengembangkan minat baca siswa, untuk mengurangi
kerugian akibat bencana perlu persiapan penanganan secara tepat, cepat, dan
terpadu. Penanganan yang dilakukan adalah pengetahuan tentang bencana,
dampak terhadap bencana banjir dan faktor penyebab bencana banjir yang
disebabkan oleh alam dan manusia, yang disebabkan oleh faktor manusia
seperti membuang sampah sembarangan.
Media komik adalah ututan-urutan gambar yang dibuat sesuai tujuan
dan filosofi pembuatannya hingga cerita tersampaikan, salah satu keunikan
jenis komik ini adalah selain memeliki konten cerita komik juga memiliki
konten edukasi dan informasi terkait dengan pelajaran yang disampaikan
(Baiti,2018). Hal ini sejalan Penelitian Anafiah (2014) menjelaskan unsur
45

intrinsik yang dimanfaatkan sebagai media penambah wawasan mengenai


bencana dan mitigasinya antara lain tokoh, tema, alur, latar, pesan dan
amnat. Unsur utama digunakan adalah pesan dan amanat. Berdasarkan
makna, terdapat muatan mitigasi dalam komik anak diantaranya sebelum
bencana (pencegahan dan kesiapan),selam bencana (peringatan dan
tanggap darurat), dan setelah bencana (bantuan dan pemulihan bencana).
Dengan demikian penyampaian isi cerita bencana dan pengelolaannya akan
menjadikan sisiwa memiliki pemahaman mengenai bencana, cara
mencegah, menyikapi serta mengatasinya. Penelitian Rosiyida,et,.al (2017)
juga mengatakan peningkatan pengetahuan tentang penyebab banjir yang
bersal dari faktor manusia akan membuat anak-anak berfikir bahwa sangat
penting mereka untuk harus menjaga lingkungan untuk mengurangi
terjadinya bencana banjir.
Komik dirancang untuk untuk memberikan hiburan kepada para
pembaca. selain itu, komik juga terdiri atas berbagai situasi cerita
bersambung, kadang bersifat humor dengan tujuan untuk sumber belajar
dan memotivasi peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar
(Hidayah,2017). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Widyastutiningsih (2018) mengatakan bahwa penggunaan media komik
akan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran, suasana belajar
menjadi menyenangkan dan mudah dipahami, dan hasil penelitiannya
bahwa penggunaan metode belajar konvensional dalam pembelajaran
materi bencana banjir kurang efektif sedangkan penggunaan media
pembelajaran komik dalam materi bencana banjir efektif. Kriteria
pembahasan materi dalam komik harus singkat dan mudah dipahami.
Kriteria komik adalah berwarna dan untuk sampul adalah variasi gelap dan
terang. Jumlah halaman yang diinginkan <20 halaman, penulisan judul pada
media, ukuran huruf, kemudahan memahami alur cerita, variasi gambar,
gambar sesuai dengan materi, kualitas penyajian gambar, pemilihan huruf
dan warna, dan proporsi komik sebagai alat penambah pengetahuan.
Kriteria materi, media sebagai seumber belajar, penggunaan kata dalam
46

dialog komik, penyajian ilustrasi komik dan Judul yang digunakan “Siap
Tanggap Bencana Banjir!”. Perolehan nilai metode belajar konvensional
pre-tet dan pos-test hanya mempunyai selisih sebesar 0,92 yang awalnya
nilai pre-test 72,85 dan pos-test menjadi 73,80. Sedangkan penggunaan
media pembelajaran komik dalam materi bencana banjir efektif. Perolehan
nilai pre-test dan pos-test memiliki selisih cukup tinggi yakni 21.14. pada
awalnya nilai pre-test diperoleh 55,45 selanjutnya nilai pos-test mengalami
peningkatan yakni 76,59. sehingga hal tersebut menunjukan bahwa
penggunaan media komik terdapat peningkatan hasil belajar siswa
dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Dan penelitan
oleh Yunanto (2020) telah membuktikan bahwa hasil belajar siswa setelah
menggunakan media komik mengalami peningkatan. Kriteria bahan ajar
buku komik materi banjir yang di kembangkan terdiri dari ada dampak
positif yang dirasakan setelah belajar menggunakan media pembelajaran,
peserta didik menyetujui jika ada gambar di dalam media pembelajaran
yang digunakan oleh guru, guru tidak pernah menggunakan komik sebagai
media pembelajaran, bentuk media yang ingin digunakan peserta didik
dalam pelajaran adalah komik daripada LKS, bentuk sampul yang ingin
digunakan peserta didik berisi tulisan dan gambar, peserta didik ingin
tampilan media buku komik materi bencana banjir seimbang antara materi
dan gambar, peserta didik lebih menyukai bentuk komik Comic book (buku
komik) daripada Comic Strips (komik lembaran), ukuran buku komik yang
diinginkan peserta didik adalah A5 (14,8 cm x 21 cm), jenis huruf (font)
yang di sukai peserta didik untuk buku komik adalah Comic sans m, ukuran
huruf yang ingin digunakan dalam media komik adalah sedang, dan Art
Paper adalah jenis kertas yang cocok digunakan dalam buku komik. Hasil
pre-test pada kelas kontrol dan eksperimen adalah sebesar 57,65 dan 62,81
sedangkan hasil post-test pada kelas kontrol dan eksperimen adalah sebesar
67,65 dan 83,12, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test
dan post-test baik di kelas kontrol maupun eksperimen, akan tetapi
47

peningkatan lebih besar terjadi pada kelas ekeperimen dibandungkan


dengan kelas kontrol.
Komik juga mampu meningkatkan hasil belajar serta kemampuan
berpikir kritis siswa, meningkatkan aspek kognitif serta efektif dalam
pembelajaran (Cahyadi,2016). Komik menampilkan cerita yang sederhana
dan tulisan dalam bahasa sehari-hari sehingga dapat diminati oleh berbagai
kalnagan baik anak-anak maupun dewasa, komik juga mampu
menyampaikan pesan dengan cara yang menarik yang mudah dimengerti
dan dapat meningkatkan pengetahuan anak (Anggraeni,2017). Hal ini
sejalan dengan penelitian (Solfiah,et.al. 2020) menjelaskan buku cerita
bergambar membantu meningkatkan pengetahuan karena anak-anak mudah
berinteraksi dengan pesan yang disampaikan dengan cara yang menarik.
Tahapan penelitian media buku cerita bergambr terdiri dari desain yang
berisi teks cerita bergambar menggunakan aplikasi Corel Draw. Hasil
menunjukan bahwa pengetahuan anak-anak sebelum diberikan buku cerita
bergambar dengan rata-rata 47,92 % dan meningkat setelah diberikan buku
cerita bergambar dengan rata rata-rata 76,88 %. Berdasarkan artikel yang
dimasukkan di dalam artikel review ini bahwa kelima artikel mengatakan
media komik berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan tentang
bencana banjir siswa sekolah.
Teori yang mengatakan bahwa media komik merupakan media yang
bagus dapat menarik minat siswa karena kelebihan yang ada dalam media
komik berupa meningkatkan minat siswa dalam proses belajar dan juga
komik dapat menarik perhatian pembaca dengan banyak gambar-gambar
dan dialog di dalamnya sehingga dapat meningkatkan pengetahuan. Oleh
karena itu, Pembelajaran megenai bencana banjir dengan menggunakan
media komik dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam memahami
bagaimana cara mempersiapkan diri sebelum, saat dan setelah terjadi
bencana. Karena komik dikemas dengan materi yang sesuai terhadap
mitigasi bencana banjir dengan baik benar dan menarik. pengetahuan
seseorang diperoleh melalui indra pendengaran telinga, dan indra
48

penglihatan mata. Pengetahuan yang meningkat adalah hasil dari


pengindraan yang dilakukan terhadap komik yang dibagikan khususnya
indra pengelihatan. Rangsangan visual yang diberikan kepada seseorang
dapat meningkat daya serap materi sebesar 30% dibandingkan dengan
membaca teks yang hanya 10 %. Dan pesan-pesan yang disampaikan oleh
sumber-sumber yang menarik dapat mencapai perhatian (attention) dan
daya ingat (recall) yang lebih tinggi. Penggunaan media komik efektif
mampu meningkatkan pengetahuan karena anak-anak menyukai komik dan
anak-anak berantusias dengan komik yang diberikan.
Artikel mengenai media komik terhadap pengetahuan tentang
kesiapsiagaan bencana banjir terpublikasi masih sangat sedikit, namun
artikel yang diambil sudah cukup mewakili hanya saja masih dibutuhkan
penelitian lanjutan terkait media komik untuk menilai pengetahuan siswa
serta materi yang disampaikan adalah tentang kesiapsiagaan bencana banjir.
B. Keterbatasan
Literature Review yang dilakukan saat ini masih memiliki
keterbatasan dan kekurangan yang banyak yaitu pada penelitian ini hanya
mengambil sampel lima artikel, sedikitnya jumlah artikel yang diambil
karena keterbatasan sumber tentang edukasi dengan media komik,
pengetahuan kesiapsiagaan bencana banjir yang terkait homogenitas bahasa
dan metode penelitian berbeda.
BAB VII
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari 5 artikel yang telah di analisis,
hasilnya ada pengaruh penggunaan media komik terhadap
pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana banjir, kriteria
pembahasan komik harus singkat dan mudah dipahami, kemudahan
memahami alur cerita, variasi gambar, gambar sesuai dengan materi,
kualitas pemilihan gambar, pemilihan huruf dan warna. Kriteria
materi sebagai sumber belajar dan penambah pengetahuan.
Intervensi diberikan media komik pada artikel tidak semua
dijelaskan durasi untuk membaca komik terdapat satu artikel yang
mengungkapkan intervensi membaca komik dengan durasi 60 menit
yang dilakukan selama satu minggu dan media komik berbentuk art
paper. Dari hasil penelitian ini bahwa dalam menyampaikan
pembelajaran bisa menggunakan media yang bisa menarik minat
siswa untuk belajar, karena dengan menggunakan media komik ini
siswa lebih tertarik untuk membaca, tidak mudah jenuh, bahasa yang
digunakaan juga mudah dipahami, cerita yang menarik dan masih
banyak lagi. Pendidikan kesehatan dengan media komik terbukti
efektif meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan
bencana banjir.

B. Saran
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti
memberikan saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan.
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti adalah :
1. Bagi Sekolah
Diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk menambah
pengetahuan siswa tentang kesiapsiagaan bencana banjir

49
50

melalui media komik yang membuat siswa semakin menarik


mempelajari pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana banjir
2. Bagi STIKes Muhammadiyah Palembang
Hasil literature review diharapkan dapat digunakan untuk
mengembangkan keilmuan dan keterampilan khususnya
mengenai Keperawatan Bencana.
3. Bagi penulis selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian
menggunakan metode berupa komik edukasi karena penelitian
tentang edukasi media komik terhadap pengetahuan siswa
tentang kesiapsiagaan bencana banjir masih sedikit sehingga
perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh edukasi
media komik digital terhadap pengetahuan siswa tentang
kesiapsiagaan bencana banjir.
DAFTAR PUSTAKA

Addiarto, W., & Yunita, R. (2019). Manajemen Bencana Dan Strategi Membentuk
Kampus Siaga Bencana Dari Perspektif Keperawatan. Yayasan Ahmar
Cendekia Indonesia.

Alaidrus,F. (2020). Penyakit yang rentan muncul pasca banjir dan cara
mengatasinya. Tirto.id. http://amp-tirto-
id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.tirto.id/penyakit-yang-rentan-muncul-pasca-
banjir-cara-mengantisipasinya-
eqyX?amp_js_v=a3&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA%3D#aoh=
15979995844651&referrer.

Anafiah, S. (2014). Pemanfaatan Komik Anak Sebagai Media Mitigasi Bencana.


Widyapanya, 42(2), 25–28.

Anggraeni, N., & Fransiske, S. (2018). Pengaruh Pendidikan Gizi Dengan


Menggunakan Media Komik Terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang Anak
Kelas 5 Sekolah Dasar Di Sdn Ciriung 02 Cibinong Tahun 2017. Jurnal Gizi
Dan Pangan Soedirman, 2(2), 60–67.
Http://Jos.Unsoed.Ac.Id/Index.Php/Jgps

Baiti, R. T. N. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Buku Komik Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Vii Pada Materi Bencana Erupsi
Gunung Berapi Di Smp Negeri 3 Sawit Boyolali. 84, 487–492.
Http://Ir.Obihiro.Ac.Jp/Dspace/Handle/10322/3933.

Erfizal, R. (2020). Ini Sejumlah Kerusakan Akibat Bencana Alam Di Sumsel


Sepanjang 2019. Idn Times Sumsel.
Http://Sumsel.Idntimes.Com/News/Sumsel/Muhammad-Rangga-Erfizal/Ini-
Sejumlah-Kerusakan-Akibat-Bencana-Alam-Di-Sumsel-Sepanjang-1

Fatimah, E ,H,. Studi, P., Geografi, P., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., & Surakarta,
U. M. (2019). Efektivitas Media Geografi Dalam Komik Terkait Dengan
Bencana Banjir Pada Sub Materi Siklus Hidrologi Kelas X Di Sma N 1
Karangdowo

Gultom, A. B. (2014). Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Kesiapsiagaan


Tenaga Kesehatan Puskesmas Kampung Baru Menghadapi Bencana Banjir Di
Kecamatan Medan Maimun. Tesis.Medan.

Hanifah, A. N. A. N. U. R. (2019). Pengembangan Buku Komik Pada Materi


Mitigasi Bencana Tanah Longsor Di Kelas Xi Sma Negeri Kebakkramat.

51
52

Havwina Tm, Enok, Nandi. (2017) Pengaruh Pengalaman Bencana Terhadap


Kesiapsiagaan Peserta Didik Dalam Menghadapi Ancaman Gempa Bumi
Dan Tsunami. Jurnal Geografi Gea. 16(2),124-31

Hidayah, N., & Ulva, R. K. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis


Komik Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV Mi Nurul
Hidayah Roworejo Negerikaton Pesawaran. Terampil Jurnal Pendidikan
Dan Pembelajaran Dasar, 4(1), 34–46.
Http://Ejournal.Radenintan.Ac.Id/Index.Php/Terampil/Article/View/1804.

Keperawatan, J., & Kemenkes, P. (2018). Kecamatan Gunung Kencana Banten


Selatan Tahun 2017 Indonesia Merupakan Salah Satu Daerah Bencana Paling
Aktif Di Dunia Karena Posisi Geografisnya . Elemen-Elemen Dalam Kesiapan
Bencana Meliputi Pengetahuan Personal , Komunitas Dan Tingkat Nasional .
Eleme. Jurnal Medikes, 5(April).

Kristanti, Et,.Al. (2015). Pengembangan Modul Ipa Terpadu Tema Pemanasan


Global Berbasis Komik Di Smpn 4 Delanggu. Surakarta: Jurnal Inkuiri Vol.4
No.1.

Maarif, S. (2014). National Disaster Management Plan (Rencana Nasional


Penanggulangan Bencana 2015-2019). Bnpb.
Https://Www.Bnpb.Go.Id//Uploads/Renas/1/Buku Renas Pb.Pdf.

Malahika, M., Rompas, S., & Bawotong, J. (2016). Pengaruh Penyuluhan


Kesiapsiagaan Bencana Banjir Terhadap Pengetahuan Keluarga Di
Lingkungan I Kelurahan Pakowa Kecamatan Wanea Kota Manado. Ejurnal
Keperawatan, 4(2).

Mistra. (2015). Antisipasi Rumah Di Daerah Rawan Banjir. Penebar Swadaya.

Notoadmojo, Soekidjo. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka


Cipta.

Notoadmojo, (2014), Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta, Rineka


Cipta.
53

Noviana,Et,.Al. (2019). Why Do Primary School Students Need Disaster


Mitigation Knowledge? (Study Of The Use Of Koase Comics In Primary
Schools). International Journal Of Scientific & Technology Research Vol. 8
Issue 11.

Nurmadiah,(2016). Media Pendidikan. Jurnal Al-Afkar. Vol 5 No. 1.

Nursalam. (2016). Metode Ilmu Keperawatan. Jakarta.Salemba.

Prasetyawati, Indah., Tri, Purnama. (2013). Pendidikan Kesehatan Sekolah Sebagai


Proses Perubahan Perilaku Siswa. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia.Vol
9 No.2.

Pritandhari, M. (2016). Penerapan Komik Strip Sebagai Media Pembelajaran Mata


Kuliah Manajemen Keuangan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Metro.
Promosi (Jurnal Pendidikan Ekonomi), 4(2), 1–7.
Https://Doi.Org/10.24127/Ja.V4i2.631.

Purnamasari, D. M. (2019). Sejak Januari-September 2019, 2.829 Bencana Terjadi


Di Indonesia. Compas.Com.
Https://Amp.Kompas.Com/Nasional/Read/2019/10/03/10171591/Sejak-
Januari-September-2019-2829-Bencana-Terjadi-Di-Indonesia.

Pusponegoro, A. (2016). Kegawatdaruratan Bencana. Pt. Rayyana


Komunikasindo.

Rosida, F., & Adi, K. R. (2017). Studi Eksplorasi Pengetahuan Dan Sikap Terhadap
Kesiapsiagaan Bencana Banjir Di Sd Pilanggede Kecamatan Balen Kabupaten
Bojonegoro. Jurnal Teori Dan Praksis Pembelajaran Ips, 2(1), 1–5.
Https://Doi.Org/10.17977/Um022v2i12017p001.

Romli, S. (2010). Manajemen Bencana. Dian Rakyat.

Saparwati, Mona,.Et.Al. (2019). Gambaran Karakteristik Kesiapsiagaan Bencana


Pada Remaja. Vol.01 No.01.

Saputro, Anip Dwi. (2015). Aplikasi Komik Srbagai Media Pembelajaran. Vol.05
No.01

Solfiah, Y., Risma, D., & Kurnia, R. (2020). Early Childhood Disaster
Management Media Through Picture Story Books. 14(1), 141–155.
54

Sudjana, Nana. (2009). Media Pembelajaran. Bandung, Wacana Prima.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Taufik, R. A. (2018). Pengaruh Pemberian Edukasi Terhadap Perilaku Kesiapan.


Posiding Seminar Kesehatan Perintis, 1(1).

Undang-Undang Republik Indonesia. (2007). Penangulangan Bencana (Vol. 3,


Issue September).

Yunanto, A., Studi, P., Geografi, P., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., & Surakarta, U.
M. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Komik Sebagai Dasar
Pengetahuan Bencana Banjir Di Smp Negeri 1 Ngemplak.

Wati, W., Tawulo, S., Prasetya, F., & Rezal, F. (2019). Efektivitas Media Booklet
“ Gercep Kebumi ” Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang Kesiap-
Siagaan Tanggap Bencana Gempa Bumi Pada Siswa-Siswi Sd Negeri 2
Baruga Di Kota Kendari. Al-Sihah :Public Health Science Journal, 11, 31–39.

Widyastutiningsih, R. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Komik Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bencana Banjir Di Smp
Negeri 2 Kartasura Kabupaten Sukoharjo. 1–8.

Wasliyah, S. (2018). Komik Bencana Meningkatkan Sikap Kesiapsiapan Bencana


Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Bulakan Kecamatan Gunung Kencana
Banten Selatan Tahun 2017. Jpp (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang),
13(1), 28–36. Https://Doi.Org/10.36086/Jpp.V13i1.
54

Anda mungkin juga menyukai