Anda di halaman 1dari 33

PENYAJIAN DATA, ANALISA MASALAH DAN PRIORITAS MASALAH

MASALAH KESEHATAN: STRESS KERJA

Tugas III
Mata Kuliah Keperawatan Komunitas dan Keluarga II

Dosen Pembimbing:
Ns. Elis Hartati, S.Kep, M.Kep.

Disusun oleh:
1. Noviana Rohmah 220220115120026
2. Ressy Amalia Anjani 220220115120030
3. Riyantika Ayu Ramandhani 220220115120059
4. Yuni Purnama Sari 220220115130072
5. Afriana Dwi Saputri 220220115130081
6. Verawati 220220115130085
7. M. Fikky Hafidz Kalamulloh 220220115130089
8. Ayu Karunia Utami 220220115140086
Kelas A.15.1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
BAB I Konsep Teknik Pengkajian Data dan Prioritas Masalah........................................ 3
BAB II Penyajian Data ..................................................................................................... 10
BAB III Analisa dan prioritas masalah keperawatan........................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 33

2
BAB I
KONSEP TEKNIK PENYAJIAN DATA DAN PRIORITAS MASALAH
BERDASARKAN METODE HANLON

A. Penyajian Data
Menurut Sugiyono (2010) dalam Anwar (2014), penyajian data penelitian
kuantitatif dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, pie chart, pictogram, dan
sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun
dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Purwanto (2008)
dalam Anwar (2014) mengartikan penyajian data adalah kegiatan menyusun data
mentah yang berserakan menjadi lebih teratur sehingga mudah dibaca, dipahami dan
dianalisis. Cara penyajian data itu dapat dilakukan dengan dua cara yaitu membuat
tabel atau daftar dan grafik atau diagram. Penyajian data dapat dilakukan dengan
menggunakan grafik yang tepat dan sesuai dengan tingkat pengukuran. Berikut
macam-macam grafik (Hastono & Luknis, 2013) :
1. Histogram
Histogram adalah grafik yang digunakan untuk menyajikan data kontinu. Grafik
ini merupakan areal diagram sehingga kalau interval kelas tidak sama, dilakukan
pemadatan dengan memperbandingkan nilai interval kelas dengan frekuensi kelas
(Hastono & Luknis, 2013).

Sumber gambar : https://id.wikipedia.org/wiki/Histogram

2. Poligon
Penyajian frekuensi poligon digunakan untuk data kontinu seperti pada histogram.
Cara membuat grafik frekuensi poligon dapat dilakukan dengan menghubungkan

3
puncak-puncak dari balok-balok histogram. Keuntungan menggunakan frekuensi
poligon adalah kita dapat melakukan perbandingan penyebaran beberapa masalah
yang digambar di dalam satu gambar (Hastono & Luknis, 2013).

Sumber gambar : http://www.statistikaonline.com/2017/01/grafik.html

3. Diagram Ogive
Ogive adalah grafik dari data kontinu dan dalam bentuk frekuensi kumulatif. Dari
perpotongan ogive kurang dari (less than) dan besar dari (more than) akan
didapatkan nilai yang tepat untuk letak dan besarnya nilai median (Hastono &
Luknis, 2013).

Sumber Gambar : http://www.statistikaonline.com/2017/01/grafik.html

4. Diagram Batang
Diagram batang digunakan untuk menyajikan data diskrit atau data dengan skala
nominal maupun ordinal. Perbedaan antara balok-balok diagram batang dengan
balok-balok histogram adalah pada histogram, balok-baloknya menyambung,
sebab histogram menggambarkan data kontinu. Gambar balok dapat vertikal

4
(berdiri) atau horizontal. Dari cara menampilkan balok-balok tersebut dapat dibagi
menjadi (Hastono & Luknis, 2013):
a. single bar
b. multiple bar
c. subdivided bar

Sumber Gambar : http://www.statistikaonline.com/2017/01/grafik.html

5. Diagram lingkaran
Diagram lingkaran digunakan untuk menyajikan data diskrit atau data dengan
skala nominal atau ordinal atau disebut juga data kategori. Luas satu lingkaran
adalah 360 derajat. Proporsi data yang akan disajikan dijadikan dalam bentuk
derajat (Hastono & Luknis, 2013).

Sumber Gambar : http://www.statistikaonline.com/2017/01/grafik.html

5
6. Steam and Leaf Plot
Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi akan menghilangkan nilai asli
dari data tersebut. Untuk menghilangkan kelemahan ini, dibuatlah suatu penyajian
yang disebut steam and leaves (Hastono & Luknis, 2013).

Sumber Gambar : http://www.statistikaonline.com/2017/01/grafik.html

Berikut adalah tabel penggunaan grafik berdasarkan skala :

Skala Grafik
Nominal Piechart
Bargraph
Ordinal Piechart
Bargraph
Interval Piechart
Bargraph
Histogram
Poligon
Ogive
Rasio Piechart
Bargraph
Histogram
Poligon
Ogive
Stem Leaf Plots
Scatter Plots

B. Prioritas Masalah Berdasarkan Metode Hanlon


Metode Hanlon yang dikembangkan oleh J.J. Hanlon digunakan untuk
memprioritaskan masalah kesehatan dengan menggunakan teknik yang secara objektif
mempertimbangkan kriteria dan faktor kelayakan yang telah didefinisikan secara
jelas. Meskipun menggunakan metode yang kompleks, metode Hanlon

6
menguntungkan bila hasil yang diinginkan adalah daftar prioritas kesehatan
berdasarkan data baseline dan nilai numerik (NACCHO). Langkah-langkah dalam
menentukan prioritas masalah keperawatan menurut metode Hanlon dalam NACCHO
adalah:
1. Sistem untuk melakukan penilaian prioritas dasar (Basic Priority Rating
System/BPRS)
a. Presentasi populasi yang mengalami masalah (A)
Begitu daftar masalah kesehatan telah diidentifikasi dalam skala dari nol
sampai sepuluh, beri nilai pada setiap masalah kesehatan dengan kriteria berikut:
1) Ukuran masalah kesehatan
2) Besarnya masalah kesehatan
3) Efektivitas intervensi potensial.
Penting untuk diingat bahwa langkah ini memerlukan pengumpulan data
dasar dari masyarakat seperti dari penilaian kesehatan masyarakat. Tabel 1.1
adalah sistem penilaian numerik untuk menilai masalah kesehatan terhadap
berbagai kriteria (NACCHO).

Prosentase populasi dalam masalah Nilai


25% atau lebih 9/10
10% - 24.9% 7/8
1%-9.9% 5/6
0.1%-0.9% ¾
<0.01% 1/2

b. Keseriusan Masalah (B)


Indikator untuk menentukan keseriusan masalah adalah :
1) Kedaruratan
2) Kegawatan
3) Kerugian ekonomi bagi komunitas
4) Keterlibatan risiko lain terhadap populasi

Adapun untuk menilai keseriusan dari sebuah masalah adalah (NACCHO):

7
Tingkat keseriusan Nilai
Sangat serius 9/10
Serius 6,7,8
Cukup serius 3,4,5
Tidak serius 0,1,2

c. Keefektivan intervensi
Indikator keefektifan intervensi dapat dilihat dari:
1) Adanya intervensi pencegahan
2) Intervensi bermanfaat
3) Pengaruh intervensi terhadap populasi / keterjangkauan

Keefektifan Nilai
Sangat efektif (80-100%) 9/10
Relatif efektif (60-80%) 7/8
Efektif (40-60%) 5/6
Cukup efektif (20-40%) 3/4
Relatif tidak efektif (5-20%) 1/2
Hampir tidak efektif 0 0

2. Mengaplikasikan uji PEARL


Setelah dilakukan penilaian masalah kesehatan berdasarkan kriteria, gunakan
Uji PEARL untuk menyaring masalah kesehatan berdasarkan faktor kelayakan (faktor
yang menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan) (Symon, 2013).
Faktor tersebut meliputi :
a. P = Appropriateness (Kesesuaian) ; Apakah program tersebut cocok untuk
masalah kesehatan?
b. E = Economic feasibility (Secara ekonomi murah)
c. A = Acceptability (Dapat diterima) ; Apakah program tersebut dapat diterima ?
d. R = Resources availability (Tersedia sumber daya)
e. L = Legality (Legalitas terjamin) ; Apakah undang-undang mengijinkan
program yang akan dilaksanakan?

3. Menentukan skor prioritas masalah

8
Berdasarkan tiga kriteria yang ditetapkan untuk setiap masalah kesehatan dari
Metode Hanlon, hitunglah skor prioritas dengan menggunakan rumus berikut ini
(Symon, 2013):

D = (A+2B) x C
Keterangan :
D : Skor prioritas
A : Presentasi populasi yang mengalami masalah
B : Keseriusan masalah
C : Keefektifan intervensi

9
BAB II
PENYAJIAN DATA

Diagram 1. Upaya Karyawan di PT. Politama Pakindo Ungaran untuk Mengurangi Stress
Kerja, Februari 2018 (n=8)

Upaya Mengurangi Stress Kerja

7
6
5 Tidak pernah
Jarang
4
Kadang-kadang
3 Sering
Jawaban

Sangat sering
2
1
0

Pertanyaan

Diagram 2. Sikap Karyawan di PT. Politama Pakindo Ungaran untuk Mengurangi Stress
Kerja, Februari 2018 (n=8)

Sikap untuk Mengurangi Stress Kerja

9
8
7 Tidak
6 setuju
5
Ragu-
4 ragu
3
2 Setuju
Jawaban

1
0

Pertanyaan

10
Diagram 3. Pengetahuan Karyawan di PT. Politama Pakindo Ungaran untuk Mengurangi
Stress Kerja, Februari 2018 (n=8)

Pengetahuan untuk Mengurangi Stress Kerja

9
8
7
6 Jawaba
n Benar
5
4
Jawaba
3 n Salah
2
Jawaban

1
0

Pertanyaan

11
Pengelompokan Diagram BerdasarkanDiagnosa/Fase

A. Diagnosa Sosial
Diagram 4. Frekuensi upaya bercerita dengan orang terdekat saat ada masalah,
karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Bercerita saat Ada Masalah

13%

25%
Tidak pernah
Jarang
Kadang-kadang
Sering
25%
Sangat sering

38%

Berdasarkan diagram frekuensi upaya bercerita dengan orang terdekat saat ada
masalah, karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 3
karyawan (38%) sering bercerita dengan orang terdekat saat ada masalah.

Diagram 5. Frekuensi upaya bercerita menyimpan masalah saat ada masalah,


karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Menyimpan Masalah

13%

25%
Tidak pernah
Jarang
Kadang-kadang
Sering
25%
Sangat sering

38%

Berdasarkan diagram frekuensi upaya menyimpan masalah saat ada masalah,


karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 3 karyawan
(37%) jarang menyimpan masalah saat ada masalah.

12
B. DiagnosaEpidemiologi
Diagram 6. umur Karyawan di PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Umur

13%

25% 21
24
13%
31
36
42
13% 13%
44
45
13% 13%

Berdasarkan diagram umur karyawan di PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari


2018 (n=8), 2 karyawan (25%) berusia 21 tahun.

C. DiagnosaPerilakudanLingkungan
Diagram 7. Frekuensi upaya memakai alat pelindung diri (APD), karyawanPT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Memakai Alat Pelindung Diri

13%

Tidak pernah
Jarang
Kadang-kadang
25% 50% Sering
Sangat sering

13%

Berdasarkan diagram frekuensi upaya memakai alat pelindung diri (APD), karyawan
PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 4 karyawan (50%)
tidak pernah memakai alat pelindung diri (APD).

13
Diagram 8. Frekuensi upaya memeriksakan diri di poliklinik saat ada keluhan,
karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Memeriksakan Diri di Poliklinik

13% 13%

Tidak pernah
Jarang
Kadang-kadang
Sering
25%
Sangat sering

50%

Berdasarkan diagram frekuensi upaya memeriksakan diri di poliklinik saat ada


keluhan, karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 4
karyawan (50%) kadang-kadang memeriksakan diri di poliklinik saat ada keluhan.

Diagram 9. Frekuensi upaya mengalihkan masalah dengan olah raga, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Mengalihkan Masalah dengan Olahraga

25% 25%
Tidak pernah
Jarang
Kadang-kadang
Sering
Sangat sering

50%

Berdasarkan diagram frekuensi upaya mengalihkan masalah dengan olah raga,


karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 4 karyawan
(50%) kadang-kadang mengalihkan masalah dengan olah raga.

14
Diagram 10. Frekuensi upaya mengalihkan masalah dengan jalan-jalan, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Mengalihkan Masalah dengan Jalan-Jalan

25% 25%
Tidak pernah
Jarang
Kadang-kadang
Sering
Sangat sering

50%

Berdasarkan diagram frekuensi upaya mengalihkan masalah dengan jalan-jalan,


karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 4 karyawan
(50%) kadang-kadang mengalihkan masalah dengan jalan-jalan.

Diagram 11. Frekuensi upaya mengalihkan masalah dengan minum kopi, karyawan
PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Mengalihkan Masalah dengan Minum Kopi

13%

Tidak pernah
Jarang
Kadang-kadang
Sering
50%
Sangat sering

38%

Berdasarkan diagram frekuensi upaya mengalihkan masalah dengan minum kopi,


karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 4 karyawan
(50%) tidak pernah mengalihkan masalah dengan minum kopi.

15
Diagram 12. Frekuensi upaya mengalihkan masalah dengan merokok, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Masalah dengan Merokok

13%

Tidak pernah
13% Jarang
Kadang-kadang
Sering
Sangat sering

75%

Berdasarkan diagram frekuensi upaya mengalihkan masalah dengan merokok,


karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 6 karyawan
(75%) tidak pernah mengalihkan masalah dengan merokok.

Diagram 13. Frekuensi upaya mengalihkan masalah dengan wisata, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Mengatasi Masalah dengan Wisata

13%

25%
Tidak pernah
Jarang
Kadang-kadang
Sering
Sangat sering

63%

Berdasarkan diagram frekuensi upaya mengalihkan masalah dengan wisata, karyawan


PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 5 karyawan (63%)
jarang mengalihkan masalah dengan wisata.

16
D. Diagnosa Pendidikan danOrganisasi
Diagram 14. Sikap tidak menggunakan alat pelindung diri tidak akan menimbulkan
masalah, karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Tidak Menggunakan APD Tidak akan Menimbulkan


Masalah

13%

Tidak setuju
13% Ragu-ragu
Setuju

75%

Berdasarkan diagram sikap tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) tidak akan
menimbulkan masalah, karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018,
diperoleh data 6 karyawan (75%) tidak setuju dengan hal tersebut.

Diagram 15. Sikap merokok dapat mengurangi tekanan kerja, karyawan PT. Politama
Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Merokok Mengurangi tekanan kerja

38% Tidak setuju


Ragu-ragu
Setuju

63%

Berdasarkan diagram sikap merokok dapat mengurangi tekanan kerja, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 5 karyawan (62%) tidak
setuju dengan hal tersebut.

17
Diagram 16. Sikap minum kopi dapat mengurangi tekanan kerja, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Kopi Menurunkan Tekanan Kerja

Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
50% 50%

Berdasarkan diagram sikap minum kopi dapat mengurangi tekanan kerja, karyawan
PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 4 karyawan (50%)
tidak setuju dengan hal tersebut.

Diagram 17. Sikap jalan-jalan dapat mengurangi tekanan kerja, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Jalan-jalan Mengurangi Tekanan Kerja

25%

Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju

75%

Berdasarkan diagram sikap jalan-jalan dapat mengurangi tekanan kerja, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 6 karyawan (75%) setuju
dengan hal tersebut.

18
Diagram 18. Sikap berolah raga dapat mengurangi tekanan kerja, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Olahraga Mengurangi Tekanan Kerja

13%

Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju

88%

Berdasarkan diagram sikap berolah raga dapat mengurangi tekanan kerja, karyawan
PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 7 karyawan (88%)
setuju dengan hal tersebut.

Diagram 19. Sikap bercerita kepada teman dapat mengurangi beban kerja, karyawan
PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Bercerita Mengurangi Beban Kerja

25%

Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju

75%

Berdasarkan diagram sikap bercerita kepada teman dapat mengurangi beban kerja,
karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 6 karyawan
(75%) setuju dengan hal tersebut.

19
Diagram 20. Sikap kedisiplinan adalah penting dalam bekerja, karyawan PT. Politama
Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Pentingnya Kedisiplinan dalam Bekerja

Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju

100%

Berdasarkan diagram sikap kedisiplinan adalah penting dalam bekerja, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 8 karyawan (100%) setuju
dengan hal tersebut.

Diagram 21. Sikap yakin dengan pelayanan kesehatan di tempat kerja, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Keyakinan pada Pelayanan Klinik Tempat Kerja

38% Tidak setuju


Ragu-ragu
Setuju

63%

Berdasarkan diagram sikap yakin dengan pelayanan kesehatan di tempat kerja,


karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 5 karyawan
(63%) setuju dengan hal tersebut.

20
Diagram 22. Sikap setuju bermusyawarah dapat menyelesaikan konflik antar
karyawan, karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Setuju Musyawarah dapat Menyelesaikan Konflik

13%

Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju

88%

Berdasarkan diagram sikap setuju bermusyawarah dapat menyelesaikan konflik antar


karyawan, karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 7
karyawan (88%) setuju dengan hal tersebut.

Diagram 23. Pengetahuan definisi stress kerja, karyawan PT. Politama Pakindo
Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Definisi Stres Kerja

Jawaban Benar
Jawaban Salah

Berdasarkan diagram pengetahuan definisi stress kerja, karyawan PT. Politama


Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 8 karyawan (100%) menjawab
dengan benar definisi stress kerja.

21
Diagram 24. Pengetahuan tanda-tanda seseorang mengalami stress kerja, karyawan
PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Tanda-Tanda Stres Kerja

13%

Jawaban Benar
Jawaban Salah

88%

Berdasarkan diagram pengetahuan tanda-tanda seseorang mengalami stress kerja,


karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 7 karyawan
(87%) menjawab dengan benar tanda-tanda seseorang mengalami stress kerja.

Diagram 25. Pengetahuan konfik memberikan pengaruh positif pada stress kerja,
karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Konflik antar Rekan Kerja dan Atasan Memberikan


Pengaruh Positif pada Stress Kerja

38% Jawaban Benar


Jawaban Salah

63%

Berdasarkan diagram pengetahuan konfik memberikan pengaruh positif pada stress


kerja, karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 5
karyawan (63%) menganggapbahwakonflik antar rekan kerja dan atasan memberikan
pengaruh positif pada stress kerja.

22
Diagram 26. Pengetahuan faktor penyebab stress kerja, karyawan PT. Politama
Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Faktor Penyebab Stres Kerja

Jawaban Benar
Jawaban Salah

100%

Berdasarkan diagram pengetahuan faktor penyebab stress kerja, karyawan PT.


Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 8 karyawan (100%)
menjawab dengan benar faktor penyebab stress kerja.

Diagram 27. Pengetahuan stress kerja yang tidak diatasi tidak dapat menyebabkan
penurunan kesehatan, karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Stres Kerja tidak Menyebabkan Masalah Kesehatan

Jawaban Benar
Jawaban Salah
50% 50%

Berdasarkan diagram pengetahuan stress kerja yang tidak diatasi tidak dapat
menyebabkan penurunan kesehatan, karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran,
Februari 2018, diperoleh data 4 karyawan (50%) menjawab dengan benar bahwa
stres kerja yang tidak diatasi dapat menyebabkan penurunankesehatan.

23
Diagram 28. Pengetahuan demam adalah bukan akibat dari stress kerja, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Demam karena Stres Kerja

25%

Jawaban Benar
Jawaban Salah

75%

Berdasarkan diagram pengetahuan demam adalah bukan akibat dari stress kerja,
karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 6 karyawan
(75%) menjawab dengan benar bahwa demam adalah bukan akibat dari stress kerja.

Diagram 2. Emosi dan depresi adalah akibat dari stress kerja, karyawan PT. Politama
Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Emosi dan Depresi adalah Akibat dari Stres Kerja

13%

Jawaban Benar
Jawaban Salah

88%

Berdasarkan diagram emosi dan depresi adalah akibat dari stress kerja, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 7 karyawan (87%)
menjawab dengan benar bahwa emosi dan depresi adalah akibat dari stres kerja.

24
Diagram30. Pengetahuan diam adalah cara mengatasi stress yang baik, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Diam dapat Mengatasi Stres Kerja

13%

Jawaban Benar
Jawaban Salah

88%

Berdasarkan diagram pengetahuan diam adalah cara mengatasi stress yang baik,
karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 7 karyawan
(87%) menjawab dengan benar bahwa diam bukan cara mengatasi stress yang baik.

Diagram 31. Pengetahuan tidak menunda pekerjaan dapat mencegah terjadinya stres
kerja, karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Tidak Menunda Pekerjaan dapat Mencegah Terjadinya


Stres Kerja

13%

Jawaban Benar
Jawaban Salah

88%

Berdasarkan diagram pengetahuan tidak menunda pekerjaan dapat mencegah


terjadinya stres kerja, karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018,
diperoleh data 7 karyawan (87%) menjawab dengan benar bahwa tidak menunda
pekerjaan dapat mencegah terjadinya stres kerja .

25
E. DiagnosaAdministrasidanKebijakan
Diagram 2. Sikap mendukung kegiatan wisata demi kesejahteraan karyawan,
karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Mendukung Kegiatan Wisata

Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju

100%

Berdasarkan diagram sikap mendukung kegiatan wisata demi kesejahteraan


karyawan, karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 8
karyawan (100%) setuju dengan hal tersebut.

Diagram 10. Sikap setuju dengan pemotongan gaji untuk jamsostek, karyawan PT.
Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018 (n=8)

Setuju pada Pemotongan Gaji untuk Jamsostek

13%

Tidak setuju
Ragu-ragu
Setuju
50%

38%

Berdasarkan diagram sikap setuju dengan pemotongan gaji untuk jamsostek,


karyawan PT. Politama Pakindo Ungaran, Februari 2018, diperoleh data 4 karyawan
(50%) setuju dengan hal tersebut.

26
BAB III
ANALISA DAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

A. DATA FOKUS
DATA FOKUS
SOSIAL
a. Upaya bercerita dengan orang terdekat saat ada masalah:
- 1 dari 8 karyawan jarang
- 2 dari 8 karyawan kadang-kadang
b. Upaya menyimpan masalah saat ada masalah:
- 1 dari 8 karyawansering
- 3 dari 8 karyawanjarang
- 2 dari 8 karyawankadang-kadang
PERILAKU DAN LINGKUNGAN
a. Upaya memakai alat pelindung diri:
- 4 dari 8 karyawan tidak pernah
- 1 dari 8 karyawan jarang
- 2 dari 8 kadang-kadang
b. Upaya memeriksakan diri di Poliklinik:
- 1 dari 8 karyawan tidak pernah
- 2 dari 8 karyawan jarang
- 4 dari 8 karyawan kadang-kadang
c. Upaya mengalihkan masalah dengan olahraga:
- 2 dari 8 karyawan jarang
- 4 dari 8 karyawan kadang-kadang
d. Upaya mengalihkan masalah dengan minum kopi:
- 3 dari 8 karyawan jarang
- 1 dari 8 karyawan sering
e. Upaya mengalihkan masalah dengan merokok:
- 1 dari 8 karyawan jarang
- 1 dari 8 karyawan kadang-kadang
PENDIDIKAN DAN ORGANISASI
a. Sikap tidak menggunakan APD tidak menimbulkan masalah

27
- 1 dari 8 karyawan setuju
- 1 dari 8 karyawan ragu-ragu
b. 3 dari 8 karyawan memiliki sikap ragu-ragu dengan merokok dapat mengurangi
tekanan kerja
c. 1 dari 8 karyawan memiliki sikap tidak setuju dengan olahraga dapat
mengurangi tekanan kerja
d. 2 dari 8 karyawan memiliki sikap ragu-ragu dengan bercerita kepada teman
mengurangi beban kerja
e. 3 dari 8 karyawan memiliki sikap ragu-ragu dengan pelayanan kesehatan di
tempat kerja
f. 1 dari 8 karyawan memiliki sikap ragu-ragu dengan musyawarah dapat
menyelesaikan konflik antar karyawan
g. 1 dari 8 karyawan tidak tahu tanda-tanda seseorang mengalami stres
h. 5 dari 8 karyawantidaktahubahwakonflik antar rekan kerja dan atasan
memberikan pengaruh negatif pada stress kerja
i. 4 dari 8 karyawan tidak tahu bahwa stress kerja yang tidak diatasi dapat
menyebabkan masalah kesehatan
j. 2 dari 8 karyawan tidak tahu bahwa demam bukan akibat dari stress kerja
k. 1 dari 8 karyawan tidak tahu bahwa emosi dan depresi adalah akibat dari stres
kerja
l. 1 dari 8 karyawan berpendapat bahwa diam adalah cara yang baik untuk
mengatasi stres
m. 1 dari 8 karyawan berpendapat bahwa menunda pekerjaan dapat mencegah
terjadinya stres kerja
ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN
a. Sikap setuju dengan pemotongan gaji untuk jamsostek
- 1 dari 8 karyawan tidak setuju
- 3 dari 8 karyawan ragu-ragu

28
B. ANALISA DATA
NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
1. PERILAKU DAN LINGKUNGAN Kurang dukungan sosial 00188
DO: Perilaku kesehatan cenderung berisiko : tidak
a. Upaya memakai alat pelindung diri: memiliki upaya memakai alat pelindung diri
- 4 dari 8 karyawan tidak pernah (APD) Karyawan di PT. Politama Pakindo
- 1 dari 8 karyawan jarang Ungaran
- 2 dari 8 kadang-kadang
b. Upaya memeriksakan diri di Poliklinik:
- 1 dari 8 karyawan tidakpernah
- 2 dari 8 karyawan jarang
- 4 dari 8 karyawan kadang-kadang

PENDIDIKAN DAN ORGANISASI


DO :
a. Sikap tidak menggunakan APD tidak
menimbulkan masalah
- 1 dari 8 karyawan setuju
- 1 dari 8 karyawan ragu-ragu
b. 3 dari 8 karyawan memiliki sikap ragu-ragu
dengan merokok dapat mengurangi tekanan
kerja
c. 1 dari 8 karyawan memiliki sikap tidak setuju
dengan olahraga dapat mengurangi tekanan
kerja.

2. PENDIDIKAN DAN ORGANISASI Kurangnya informasi 00126


DO : Defisiensipengetahuan:pengetahuankaryawan
a. Sikap tidak menggunakan APD tidak PT. Politama Pakindo Ungaran tentangstres
menimbulkan masalah kerja
- 1 dari 8 karyawan setuju
- 1 dari 8 karyawan ragu-ragu
b. 1 dari 8 karyawan tidak tahu tanda-tanda
seseorang mengalami stres
c. 5 dari 8 karyawan tidak tahu bahwa konflik
antar rekan kerja dan atasan memberikan
pengaruh negatif pada stress kerja
d. 4 dari 8 karyawan tidak tahu bahwa stress
kerja yang tidak diatasi dapat menyebabkan
masalah kesehatan
e. 2 dari 8 karyawan tidak tahu bahwa demam
bukan akibat dari stress kerja
f. 1 dari 8 karyawan tidak tahu bahwa emosi dan
depresi adalah akibat dari stres kerja
g. 1 dari 8 karyawan berpendapat bahwa diam
adalah cara yang baik untuk mengatasi stres
h. 1 dari 8 karyawan berpendapat bahwa
menunda pekerjaan dapat mencegah terjadinya
stres kerja
3. SOSIAL Gangguan pola melepaskan 00069
a. Upaya menyimpan masalah saat ada masalah: ketegangan Ketidakefektifankopingkaryawan PT.
- 1 dari 8 karyawan sering Politama Pakindo Ungaran
- 3 dari 8 karyawan jarang dalammenghadapistres kerja
- 2 dari 8 karyawan kadang-kadang
b. 3 dari 8 karyawan memiliki sikap ragu-ragu

30
dengan merokok dapat mengurangi tekanan
kerja.

C. PRIORITAS MASALAH
SCORING
KOMPONEN RASIONAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN (A+2B)C
A B C
1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko: 10 8 6 156 - A= 10
tidak memiliki upaya memakai alat Populasi yang mengalami masalah 50% sampai 75%
pelindung diri (APD) dan kadang- - B=8
kadang memeriksakan diri ke Serius karena penggunaan alat pelindung diri
poliklinik,Karyawan di PT. Politama berhubungan erat dengan keselamatan pekerja.
Pakindo Ungaran berhubungan dengan Kebiasaan menyepelekan penggunaan APD dapat
pencapaian diri yang rendah menyebabkan seseorang beresiko mengalami cidera
(00188) sehingga diperlukan adanya tindakan untuk
mengubah perilaku (Pramono, 2017).
- C=6
Perilaku akan berubah ketika membiasakan diri
untuk melakukan upaya perubahan dan didukung/
dimotivasi oleh orang lain.
2. Defisiensi pengetahuan Karyawan di 9 5 5 95 - A= 8
PT. Politama Pakindo Ungaran Populasi yang mengalami masalah 13% sampai 50%
berhubungan dengan kurangnya - B=5
informasi. Cukup serius karena pngetahuan akan mempngaruhi
(00126) sikap, pengambilan keputusan dan perilaku
- C=5
Pengetahuan kesehatan dapat bertambah dengan

31
adanya pendidikan kesehatan.
3. Ketidakefektifan koping karyawan PT. 9 4 5 85 - A= 9
Politama Pakindo Ungaran dalam Populasi yang mengalami masalah 13% sampai 38%
menghadapi stres kerja berhubungan - B=5
dengan gangguan pola melepaskan Koping yang tidak efektif berisiko menimbulkan
ketegangan. perilaku maladaptif
- C=5
Aktifitas fisik dapat melepaskan ketegangan dan
dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.

32
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Herson. (2014). Penyajian data penelitian dan review melalui teknik observasi.
Tadbir Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. 2(2), 217-219.
D’ Etottre, G. & Mariarita. (2015). Healthcare work and organizational interventions to
prevent work-related stress in Brindisi, Italy. Safety and health at work.
Jamil, N. A. (2012). Pengambilan keputusan. Diakses pada 2 Maret 2018, dari:
http://fk.uii.ac.id/upload/klinik/elearning/ikm/pengambilan-keputusan-fkuii-naj.pdf
NACCHO. First things first: prioritizing health problems. Diakses pada4 Maret 2018, dari:
http://archived.naccho.org/topics/infrastructure/accreditation/upload/Prioritization-
Summaries-and-Examples.pdf
NACCHO. Community health assessments and community health improvement plans for
accreditation preparation demonstration project. Diakses pada tanggal 4 Maret 2018,
dari: http://archived.naccho.org/topics/infrastructure/CHAIP/upload/Final-Issue-
Prioritization-Resource-Sheet.pdf
Pramono, A. F. (2017). Hubungan budaya organisasi dan program keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) terhadap disiplin kerja dalam pemakaian alat pelindung diri (APD) pada
karyawan pt. komatsu remanufacturing asia balikpapan. Psikoborneo, 5(1), 172-183.
Purnawati, S. (2014). Program manajemen stres kerja di perushaan. Buletin Psikologi, 22(1),
36-44.
Symond, D. (2013). Penentuan prioritas masalah kesehatan dan prioritas jenis intervensi
kegiatan dalam pelayanan kesehatan di suatu wilayah. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
7(2), 94-100.
Widyastuti, R. H. (2018). Slide presentasi penyajian, analisa data dan prioritas masalah
keperawatan komunitas. Semarang: Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai