RPP Fluida Dinamis - Meilin Krisnawati
RPP Fluida Dinamis - Meilin Krisnawati
(RPP)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, procedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
3.4 Menerapkan prinsip fluidadinamik dalam teknologi
4.4 Membuat dan menguji proyek sederhana yang menerapkan prinsip dinamika fluida
D. Tujuan pembelajaran
Pertemuan 1
peserta didik mampu mengidentifikasi ciri-ciri fluida ideal
peserta didik mampu menjelaskan jenis aliran fluida yang ada
peserta didik dapat mendiskusikan hasil percobaan mengenai fluida dinamis
melalui percobaan peserta didik mampu menjelaskan setiap proses dari hasil percobaan
yang ada
Pertemuan 2
melalui percobaan peserta didik mampu mampu menjelaskan tentang asas kontinuitas
melalui percobaan peserta didik mampu menghitung kecepatan aliran fluida pada pipa
dengan luas penampang yang berbeda dengan menerapkan persamaan Asas Kontinuitas.
Melalui percobaan Peserta didik dapat menjelaskan factor yang mempengaruhi asas
kontinuitas
Pertemuan 3
Melalui percobaan peserta didik mampu menjelaskan tentang asas bornouli
Melalui percobaan peserta didik mampu Menghitung kecepatan semburan air pada tangki
berlubang dengan menerapkan persamaan asas Bernoulli
Melalui percobaan peserta didik Membandingkan jarak semburan air pada tangki
berlubang dengan ketinggian yang berbeda
Melalui percobaan peserta didik mampu menjelaskan faktor terjadinya asas bornouli
Pertemuan 4
Melalui kegiatan kegiatan diskusi peserta didik mampu menjelaskan perbedaan antara
asas kontinuitas dan asas bornouli
Melalui percobaan ini peserta didik mampu menerapkan Asas Bernoulli dan kontinuitas
dalam kehidupan sehari-hari
E. Materi pembelajaran
Pertemuan 1
Fluida ideal
Fluida adalah segala zat yang dapat mengalir, yaitu zat cair dan gas. Fluida dinamis
adalah ilmu yang mempelajari fluida dalam keadaan bergerak.
Aliran fluida dinamik dapat kita bedakan menjadi dua jenis, yaitu aliran yang bersifat
tunak atau laminar (steady) dan aliran turbulen (turbulent). Aliran tunak merupakan salah satu
jenis aliran dimana masing-masing partikel fluida mengalir secara teratur dan tidak saling
memotong, atau dengan kata lain laju masing-masing partikel dalam aliran tunak cenderung
konstan. Berbeda halnya dengan aliran turbulen, dimana alirannya tidak teratur dengan laju
partikel yang beragam. Meninjau aliran yang turbulen sangatlah sulit, sehingga dalam
pembahasan ini hanya dibatasi pada aliran yang sifatnya tunak, atau yang akan kita sebut fluida
ideal. Sedikitnya ada empat sifat-sifat yang dimiliki fluida ideal, diantaranya:
1. Fluida bersifat non viskos. Pada fluida yang sifatnya non viskos, gesekan internal
antar partikel fluida diabaikan, sehingga kita menganggap tidak ada gaya gesekan pada aliran
yang sifatnya non viskos.
2. Aliran fluida bersifat tunak. Pada fluida yang sifatnya tunak, kecepatan masing-masing partikel
fluida pada setiap titik cenderung konstan.
3. Fluida bersifat inkompresibel. Fluida yang bersifat inkompresibel dianggap memiliki
kerapatan yang cenderung konstan.
4. Aliran fluida bersifat irrotasional. Partikel fluida ideal dianggap tidak berotasi (tidak
memiliki momentum sudut). Aliran partikel fluida yang bersifat tunak biasanya dinamakan aliran
streamline.
B Aliran termampatkan (compressible flow) dan tak termampatkan (incompressible flow)
Aliran fluida dikatakan termampatkan jika fluida yang mengalir mengalami perubahan volume
atau massa jenis ketika ditekan
contoh : gas ideal
Aliran fluida dikatakan tak termampatkan jika fluida yang mengalir tidak mengalami
perubahan volume atau massa jenis ketika ditekan.
contoh : gerak relatif udara terhadap sayap pesawat terbang
C Aliran kental (viscous flow) dan tak kental (non-viscous flow)
Aliran fluida dikatakan kental jika terdapat gesekan permukaan benda padat yang bergerak di
dalam fluida
contoh : gerak kelereng dalam oli
Aliran tak kental jika tidak terdapat gesekan permukaan benda padat yang bergerak di dalam
fluida (gesekan dapat diabaikan.
contoh : gerak kelereng dalam air
D Aliran garis arus (laminar / streamline flow) dan turbulen flow
Aliran Laminar atau Stasioner (streamline)
Aliran Laminar adalah aliran fluida dimana setiap partikel yang melalui titik tertentu selalu
mempunyai lintasan (garis arus) yang tertentu yang tidak berpotongan satu sama lain. Kecepatan
setiap partikel yang melalui titik tertentu selalu sama.
Pertemuan 2
Asas kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan fluida dari satu tempat
ke tempat lain. Pada umumnya, fluida yang mengalir masuk ke dalam suatu volume yang
dilingkupi permukaan di titik tertentu akan ke luar di titik lain. Anggap suatu fluida masuk ke
dalam sebuah pipa, massa yang masuk ke salah satu ujung pipa harus sama dengan massa fluida
yang keluar di ujung lainnya walaupun memiliki diameter yang berbeda, atau dapat dikatakan
bahwa massa yang masuk dan massa yang ke luar adalah konstan.
Pada ilustrasi diatas, fluida pada titik 1 adalah sama dengan fluida pada titik 2 (massa dan
volumenya sama) namun pada waktu yang berbeda. Pada titik 1 terlihat fluida terlihat lebar tapi
pendek, kemudian setelah sampai pada titik 2 yang memiliki luas permukaan lebih sempit, fluida
memanjang untuk mengkompensasi penyempitan tersebut atau untuk mempertahankan massa
(volumenya). Kita ketahui bahwa kecepatan adalah panjang dibagi waktu, artinya makin panjang
jarak yang ditempuh dalam waktu yang sama pasti kecepatanya semakin tinggi. Dari penjelasan
ini dapat diketahui bahwa kecepatan di titik 2 lebih tinggi dari kecepatan di titik 1.
dengan A adalah luas permukaan dan v adalah kecepatan. Adapun perkalian dari A.v dikenal
juga dengan istilah debit. Oleh karena itu dapat dikatakan pula hukum kontinuitas berbunyi debit
suatu aliran tidak akan bertambah ataupun berkurang pada suatu sistem tertutup (tidak ada
tambahan debit dari luar) selama fluida tidak mengalami perubahan massa jenis dan hanya
mengalami perubahan luas penampang.
Berikut adalah contoh kasus penjelasan persamaan diatas: Misalkan luas permukaan pada titik 1,
A1 = 1 m2 dan kecepatan di titik 1, V1= 3 m/s. kemudian ketika melewati titik 2, luas
permukaan menyempit menjadi setengahnya yaitu, A2 = 0,5 m2 maka dapat dihitung kecepatan
di titik 2 sebagai berikut: (berdasarkan rumus diatas) 1×3 = 0,5xV2, diperoleh V2 = 6 m/s. Kita
lihat dari angka-angka ini bahwa ketika kita mengecilkan luas permukaan menjadi setengahnya
(1 menjadi 0,5), maka kecepatan akan naik menjadi dua kali lipatnya (3 menjadi 6). Atau secara
bahasa, kecepatan berbanding terbalik dengan luas permukaanya, makin kecil luas permukaan
makin tinggi kecepatan di tempat tersebut.
Mungkin terlihat sederhana, namun banyak yang melupakan konsep ini ketika sudah mengadapi
suatu kasus di lapangan.
Contoh kasus sederhana dari kontinuitas adalah saat kita bermain dengan selang untuk menyiram
tanaman. Ketika kita menekan ujung selang, sebenarnya kita sedang mempersempit luas
permukaannya, sehingga berdasarkan persamaan kontinuitas yang sudah kita pelajari diatas,
kecepatan aliran akan semakin tinggi.
Pertemuan 3
Asas bornouli
Hukum Bernoulli merupakan hukum yang berlandaskan kekekalan energi per unit
volume pada aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa fluida pada keadaan tunak, ideal, dan
inkompresibel; jumlah tekanan, energi kinetik, dan energi potensialnya memiliki nilai yang sama
di sepanjang aliran. Jika ditinjau dari dua tempat, maka hukum Bernoulli dapat dinyatakan
dengan:
dimana:
P = adalah tekanan (Pa)
= adalah massa jenis fluida (kg/m3)
g = adalah percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
h= adalah ketinggian air (m)
v = adalah kecepatan aliran fluida (m/s)
Karena fluida disini merupakan fluida inkompresibel, maka massa jenisnya tidak berubah,
sehingga persamaannya dapat disederhanakan menjadi:
Fenomena air yang menyembur keluar dari lubang penyimpanan/tangki air dinamakan dengan
teorema Toricelli. Besar energi kinetik air yang menyembur keluar dari lubang tangki air sama
dengan besar energi potensialnya. Dengan begitu, kecepatan air pada lubang penyemburan sama
dengan air yang jatuh bebas dari batas ketinggian air. Sehingga semakin besar perbedaan
ketinggian lubang dengan batas ketinggian air, maka akan semakin cepat semburan airnya.
Berdasarkan gambar diatas, dapat diformulasikan kecepatan air pada lubang tangki air sebesar:
Venturimeter
Sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur debit aliran fluida dinamis yang mengalir di pipa
dengan mengandalkan hukum bernoulli. Venturimeter berbentuk seperti pipa dimana bagian
tengahnya menyempit lalu kemudian melebar kembali.
Tabung pitot
Sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur kelajuan aliran fluida dinamis dengan cara
mengukur perbedaan tekanan aliran dengan dengan tekanan statisnya.
Penyemprot
Seperti pada penyemprot obat nyamuk ataupun parfum, saat lubang kecil diberikan tekanan,
maka akan mengalir udara dengan kecepatan tinggi di atas lubang tersebut sehingga tekanannya
akan lebih rendah dari tekanan di dalam botol. Dengan demikian, fluida di dalam botol akan
terhisap keluar dan ikut berhembus dengan aliran udara berkecepatan tinggi tersebut.
Sayap pesawat terbang (Gaya Angkat Pesawat)
Pesawat dapat mengudara karena gaya angkat yang dihasilkan sayap saat pesawat tersebut
melaju. Saat pesawat melaju, aliran fluida (udara) akan melewati sayap pesawat; aliran udara
yang melewati sayap bagian atas melintas lebih jauh dibanding aliran udara yang melewati sayap
bagian bawah; perbedaan kecepatan ini menimbulkan perbedaan tekanan dimana tekanan di
sayap bagian atas akan lebih rendah dibanding tekanan pada sayap bagian bawah. Oleh karena
sayap menerima tekanan dari bawah, maka sayap terdorong keatas (gaya angkat) yang juga ikut
mendorong pesawat ke atas sehingga pesawat dapat mengudara.
Dengan menggunakan hukum Bernoulli untuk sayap pesawat dibagian atas dan sayap pesawat di
bagian bawah dimana tidak terdapat perbedaan ketinggian sehingga energi potensialnya sama-
sama nol, didapat:
dimana:
adalah gaya angkat pesawat (N)
= adalah massa jenis udara (kg/m3)
A= adalah luasan sayap pesawat (m2)
v1 = adalah kecepatan aliran udara pada bagian atas sayap (m/s)
v2 = adalah kecepatan aliran udara pada bagian bawah sayap (m/s)
Pertemuan 4
Penerapan asas kontinuitas dan asas bornouli
A. Asas kontinuitas
Contoh yang lebih teknis dari penggunaan persamaan kontinuitas ini adalah pada desain mesin
jet. Sebelum masuk ke kompresor, agar kompresi terjadi secara efektif, aliran udara masuk harus
memiliki kecepatan serendah mungkin. Berdasarkan persamaan kontiunitas, untuk mendapatkan
kecepatan yang lambat, luas permukaan harus membesar. Oleh karena itu, dapat kita
amati bagian depan (inlet) mesin jet memiliki luas permukaan semakin membesar mulai bibir
inlet sampai ke depan kompresor. Bagian ini dikenal juga dengan istilah diffuser yang memang
berfungsi untuk memperlambat aliran udara.
Kemudian, untuk mendapatkan dorongan yang kuat, kecepatan buang udara ke belakang dari
mesin jet harus setinggi mungkin. Oleh karena itu dapat kita perhatikan bahwa pada bagian
belakang mesin jet terdapat bagian yang mengerucut (makin kebelakang makin sempit) yang
mana hal ini berfungsi untuk mempercepat kecepatan. Bagian ini dikenal juga dengan istilah
nozle.
Untuk memahami persamaan diatas, kita bayangkan kasus dimana luas permukaan 1, A1 sama
dengan luas permukaan 2, A2 misalkan pada kasus nozle roket dibawah ini
Pada kondisi awal, fluida adalah diam (dalam bentuk bahan bakar) dan tidak terjadi perubahan
luas penampang yang signifikan pada nozle. Lalu bagaimana mungkin kecepatan udara pada
nozle bisa sangat cepat sehingga menghasilkan dorongan yang sangat besar?
Hal ini dapat dijelaskan oleh persamaan kontinuitas, yaitu proses pembakaran bahan bakar
menghasilkan panas dan meningkatkan suhu dengan sangat tinggi, peningkatan suhu yang
sangat tinggi ini diikuti pula oleh penurunan massa jenis secara drastis (penurunan massa jenis
karena pemanasan ini kita kenal juga dengan istilah ekspansi atau pemuaian). Berdasarkan
persamaan kontinuitas, penurunan massa jenis secara drastis diatas akan meningkatkan
kecepatan secara drastis.
Hukum kedua mekanika fluida yang cukup esensial adalah kekekalan momentum, yang secara
sederhana dijelaskan oleh hukum bernoulli.
B. Asas Bornouli
Menggunakan hubungan energi mekanik yang sudah sangat umum kita pahami kita dapat
menyelesaikan pula persamaan fluida untuk kasus di atas. Persamaan energi mekanik dituliskan
sebagai berikut:
Dengan m = massa, v = kecepatan, g = persamaan gravitasi dan H = ketinggian. Pada aliran pipa,
secara umum terdapat gaya pendorong seperti pompa atau penghisap, sehingga persamaan di atas
perlu kita modifikasi dengan tambahan energi dari tekanan:
Dengan P = tekanan dan V = volume. Kemudian, kita ketahui bahwa dalam kasus fluida seperti
pipa atau aliran sungai, kita akan sangat kerepotan menghitung total massa atau volume
sepanjang pipa atau sungai tersebut, sehingga kita perlu ubah persamaan di atas dengan cara
membagi kedua ruas dengan Volume:
Dengan rho = massa jenis. Persamaan di atas adalah persamaan Bernoulli yang cukup terkenal.
Persamaan ini cukup berguna karena dapat memprediksikan dengan sangat baik hubungan
ketinggian, tekanan dan kecepatan pada fluida. Misalkan, sebagai contoh kita dapat abaikan
perubahan ketinggian dan massa jenis (incompressible), kita dapat peroleh hubungan sebagai
berikut:
Hubungan diatas cukup menarik, terdapat hubungan yang berbanding terbalik (secara kuadratis)
antara kecepatan dengan tekanan. Perhatikan aliran pada venturi berikut ini:
Berdasarkan hukum kontinuitas . kita tahu bahwa semakin sempit luas penampang melintang
aliran, maka kecepatan akan semakin tingi (terlihat warna merah pada bagian tengah). Pada
daerah dengan kecepatan yang tinggi tersebut (bagian tengah), maka tekanan pada daerah
tersebut akan menjadi rendah. Prinsip ini sering kali digunakan untuk desain venturi.
Kemudian, prinsip serupa juga diterapkan untuk desain airfoil sayap pesawat terbang sebagai
berikut:
Karena jarak tempuh fluida yang lebih jauh pada bagian atas airfoil, kecepatan pada daerah
tersebut menjadi tinggi. Berdasarkan hukum Bernoulli, dapat kita harapkan bahwa tekanan pada
bagian atas tersebut menjadi lebih rendah dibandingkan dengan bagian bawah, sehingga sayap
pesawat dapat “terhisap” ke atas dan membuat pesawat menjadi terbang ke udara.
Hubungan antara kecepatan dan tekanan di atas sering kali disalahpahami oleh sebagian orang.
Jika semakin tinggi kecepatan maka tekanan akan semakin rendah, lalu kenapa ketika kita
disemprot menggunakan selang air dengan kecepatan yang semakin tinggi, tekanan yang kita
rasakan akan semakin rendah? Yang terjadi sebenarnya adalah air yang menghantam kita dengan
kecepatan yang tinggi akan berhenti sehingga kecepatan akan mendekati nol, perubahan
kecepatan yang tinggi menjadi sangat rendah tersebut membuat tekanan yang mulanya rendah
menjadi sangat tinggi saat mengenai kita, maka hukum Bernoulli tetap berlaku dengan baik pada
kasus ini.
Kemudian, kasus lain yang cukup sering dibahas menggunakan hukum bernoulli ini adalah
teorema Toricelli. Perhatikan diagram di bawah ini:
Persamaan simpel dan elegan ini dapat dengan sangat baik menjelaskan pengaruh ketinggian
dengan kecepatan aliran yang memancar dari bawah tandon air. Dan masih banyak lagi kasus
yang dapat dijelaskan dengan hukum Bernoulli.
Namun, tentunya terdapat banyak keterbatasan dari hukum ini karena proses penyederhanaanya
yang cukup banyak dalam menjabarkanya, berikut adalah batasan-batasan dari hukum Bernoulli:
1. Aliran steady (tunak) : yaitu aliran yang tidak berubah-ubah terhadap waktu, misalkan
terjadi perubahan pola kecepatan dan tekanan tiap detik maka hukum Bernoulli tidak
berlaku.
2. Aliran inviscid: yaitu aliran dengan viskositas yang diabaikan, perlu kita ketahui bahwa
pada setiap aliran fluida pasti akan terdapat efek “menempel” antara molekul fluida
dengan fluida lainya maupun dengan diding solid. hal ini tidak terakomodasi oleh
persamaan Bernoulli.
3. Tidak ada input daya mekanik: Maksudnya tidak terdapat gangguan berupa putaran
pompa, kompressor, fan dll yang mengubah pola aliran.
4. Aliran incompressible: yaitu aliran dengan massa jenis yang tidak berubah-ubah,
misalkan pada udara dengan kecepatan rendah (<0.3 kecepatan suara) ataupun aliran
liquid secara umum.
5. Tidak ada perpindahan kalor: yaitu tidak terjadi interaksi penambahan atau pengurangan
enegi dalam bentuk perubahan temperatur atau massa jenis yang mengubah pola aliran.
6. Aliran sepanjang streamline: poin ini cukup penting; persamaan Bernoulli hanya berlaku
untuk aliran yang dirunut dari inlet hingga outlet tanpa jalur aliran yang terputus baik
karena separasi atau percabangan pipa.
Untuk persamaan mekanika fluida yang lebih komprehensif (mencakup aliran unsteady,
compressible dll)
F. kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1
Model pembelajaran : kooperatif
Pendekatan : Saintifik
Strategi : Kooperatif
Metode : Diskusi kelompok dalam praktikum
No Kegiatan dan fase Langkah pembelajaran Alokasi
Guru siswa waktu
1 Pendahuluan Guru memberikan salam dan Siswa menjawab salam dan 10 m
memimpin siswa untuk berdoa berdoa menurut agama dan
menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
kepercayaan masing-masing Siswa menyiapkan diri
Guru memeriksa kesiapan diri sebelum memulai
siswa sebelum memulai pembelajaran
pembelajaran
Pertemuan 2
Model : Pembelajaran kooperatif tipe stad
Pendekatan : Saintifik
Strategi : Penemuan
Metode : Ceramah, pengamatan, diskusi, tanya jawab dan persentasi
Langkah Kegiatan pembelajaran Alokasi
guru siswa waktua
Pendahuluan Guru memberikan salam dan Siswa menjawab salam dan 10 m
memimpin siswa untuk berdoa berdoa menurut kepercayaan
menurut kepercayaan masing- masing-masing
masing Siswa mempersiapkan diri
Guru memeriksa kesiapan diri sebelum memulai
siswa sebelum memulai pembelajaran
pembelajaran Siswa memenuhi pengetahuan
Guru menyampaikan pengetahuan prasyarat:
prasyarat: Mengetahui pengertian fluida
Apakah yang dimaksud dengan dinamis?
fluida dinamis? Mengetahui jenis aliran fluida
Sebutkan jenis aliran fluida?
Pertemuan 3
Model Pembelajaran : Inquiry
Pendekatan : Saintifik
Strategi : Pemecahan masalah Inquiri
Metode : Diskusi, Tanya jawab dan eksperimen
Pertemuan 4
G. penilaian
1. Teknik penilaian
Aspek yang di nilai Teknik penilaian penilaian
1 2 3 4
Sikap Observasi sikap
pengetahuan Tes tertulis/kuis
keterampilan Observasi kinerja
Keterangan:
1= sangat kurang
2=kurang
3=baik
4 = sangat baik
Media pembelajaran
Power point
Buku
Sumber belajar
Sunardi, Zaenab Sitti .2014.Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI kelompok Peminatan
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Bandung :Yrama Widya.
Lembar Kerja Fisika Peserta Didik (LKFPD)
MENGETAHUI
Diperikss oleh: