Anda di halaman 1dari 24

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dasar hukum dan kebijakan :
1. Permen ESDM No.1/2014 tentang “Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan
Pengolahan dan Pemurnian Mineral”.
2. Misi Puslitbang tekMIRA adalah menyelenggarakan litbang teknologi penambangan,
pemanfaatan & pengolahan, teknologi informasi dan studi tekno-ekonomi mineral dan
batubara, menyediakan layanan jasa teknologi dan informasi untuk pengembangan mineral
dan batubara serta membantu perumusan kebijakan pemanfaatan mineral dan batubara.

Dipilih Dolomit karena Dolomit adalah mineral industri yang mengandung magnesium, yang
keterdapatannya tersebar di seluruh Indonesia seperti di daerah sepanjang Tuban sampai Gresik
yang cadangannya diperkirakan mencapai 660 juta ton, di Madura 436 juta ton, di daerah Karo
(Sumatera Utara) 11,52 juta ton dan Nusa Tenggara Timur. Kadar MgO di daerah-daerah
tersebut berkisar antara 11 – 21 %. (3;4)

Kegunaan magnesium maupun magnesium oksida sangat beragam, antara lain untuk industri
refraktori, industri baja, farmasi, karet, kimia. Saat ini sangat diperlukan untuk sektor
perkebunan dan pertanian sebagai pupuk tanaman keras.

Dolomit sebagai bahan pupuk diolah terlebih dahulu menjadi kiserit agar mempunyai nilai
tambah tinggi yang dapat mengurangi besarnya impor pupuk. Pemanfaatan kiserit sangat
beragam; yang paling dominan adalah untuk tanaman kelapa sawit, kakao, kelapa, teh, karet dan
tebu. Kebutuhan pupuk kiserit diperkirakan terus meningkat dengan tajam. Dari komoditas
kelapa sawit saja menunjukkan peningkatan yang sangat berarti. Pada 1997 luas kebun kelapa
sawit 2,4 juta hektar sedangkan pada 2006 sudah mencapai 5,56 Juta hektar. Sebagai pusat
perkebunan sawit dan karet di Sumatera Utara pada 2006 sudah mencapai 957 ribu hektar

1
perkebunan sawit dan 125 ribu hektar perkebunan karet. Kedua komoditas tersebut
membutuhkan kiserit sebanyak 311 ribu ton.(4;5) .

Rangkaian kegiatan pembuatan pupuk kiserit dari dolomit yang telah dilakukan Puslitbang
tekMIRA seperti terlihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Road map pembuatan pupuk kiserit (magnesium sulfat)


Tahun Kegiatan
2008 - Uji performance pembuatan pupuk kiserit dari dolomit Sumatera Utara
dan Jawa Timur

2009 - Kerja sama dengan Balitbangda dan Dinas ESDM Sumatra Utara
dalam rangka pengembangan pemanfaatan dolomit dan pembuatan
pupuk Kiserit sampai dengan pemanfaatannya pada tanaman.

- Perancangan pilot plant kiserit skala 250-300 kg/hari produk.

2010 - Pembuatan peralatan dan pemasangan/konstruksi peralatan.

- Pemasangan panel listrik beserta alat kontrol, uji jalan semua peralatan
terpasang dengan kapasitas tersebut di atas 300 kg/hari.

- Lokasi di Citatah Jawa Barat.

2011 - Uji coba produksi pembuatan pupuk kiserit dan optimalisasi proses.

- Sinkronisasi peralatan.

- Memproduksi pupuk kiserit dengan kualitas sesuai spesifikasi pasar


(khususnya impor dari Cina dan Jerman).

- Pengumpulan data neraca bahang (heat balance), neraca masa.

2
2012 - Penyempurnaan peralatan dalam rangka persiapan ke skala industri.

- Merespon permintaan pihak ke 3 jika plant ini sudah layak untuk Scale
Up ke skala industri.

- Optimalisasi pembuatan pupuk kiserit.

2013 -
2014 - Rancangan Basic Design Pembuatan Kiserit dari Mineral Dolomit
Kapasitas 10.000 ton/tahun.

Dengan telah selesainya uji performance pada 2008 dan uji skala pilot di Citatah Kabupaten
Bandung pada 2011, perlu adanya tindak lanjut berupa aplikasi secara nyata untuk memenuhi
permintaan konsumen sekaligus uji pasar. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan scale
up dari skala pilot menjadi skala industri, dengan rancang bangun pada skala 30 sampai 50 kali
dari skala percontohan. Industri Kiserit dari mineral Dolomit belum dilakukan di Indonesia,
sedangkan Kiserit import berasal dari tambang alam, dalam hal ini tekMIRA sebagai pionir pada
industry ini. Pemilihan kapasitas 10.000 ton/tahun didasarkan kepada pra studi kelayakan yang
memungkinkan dibuatnya industri pengolahan dolomit menjadi kiserit dengan investasi relatif
kecil dan mampu dilakukan oleh para pengusaha UKM. Industri ini belum pernah dilakukan di
Indonesia dan impor kiserit berasal dari tambang alam masih berjalan sampai saat ini. Bila
mengacu kepada masalah komoditas yang tidak terbarukan maka persoalan penambangan kiserit
alam harus diantisipasi untuk menghindari melonjaknya harga akibat kurangnya pasokan bahan
baku tersebut.

1.2 Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan ini meliputi dua hal pokok yaitu :


1. Pengumpulan data primer dan sekunder dolomit maupum kiserit yang terdiri atas data
ekspor-impor, kualitas, industri pemakai dan keberadaan industri kiserit tersebut.

3
2. Pembuatan basic design meliputi sistem proses, flowsheet process, neraca masa dan neraca
energi, gambar peralatan, layout proses, peralatan dan pabrik serta perhitungan ekonomi
secara umum.

1.3 Tujuan
- Memperoleh gambaran secara jelas perihal pemanfaatan, besarnya kebutuhan, cadangan
bahan baku, kemungkinan pengembangan skala industri kiserit.

- Membuat rancangan dasar (basic design) proses pengolahan Kiserit dengan kapasitas 10.000
ton/tahun, sebagai sarana untuk bermitra dengan pihak ketiga dalam berinvestasi.

1.4 Sasaran
Terlaksananya rancangan dasar dengan kapasitas produk kiserit 10.000 ton/tahun.

1.5 Lokasi Kegiatan


Kegiatan utama adalah desk works di Puslitbang tekMIRA dan lembaga/unit jasa Rancang
Bangun Bandung dan Jakarta, diperlukan juga data primer. Data sekunder diambil dari Bandung
(PSDG, tekMIRA), di Dinas ESDM/Litbangda Sumatera Utara, Industri pupuk terkait di Jabar,
Jateng, Jatim, Ditjen Minerba, Pusdatin, BPS di Jakarta , data ini sebagai gambaran pentingnya
industri ini segera direalisasikan.

1.6 Penerima Manfaat


Hasil Rancang Bangun ini akan bermanfaat bagi stake holder yang akan membangun industri
pengolahan mineral skala menengah-kecil, industri perkebunan kelapa sawit misal PTPN 2 dan
PTPN 4, masyarakat setempat khususnya pemilik kebun dan tambang dolomit, Pemda setempat
dan puslitbang tekMIRA.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA/LATAR BELAKANG TEKNIS

2.1. Pengertian Dolomit

Dolomit termasuk bahan galian industri merupakan senyawa kimia ikatan rangkap antara
karbonat dari kalsium dan magnesium, dimana senyawa rangkap tersebut adalah kalsit (CaCO3)
dan magnesit (MgCO3) atau Mg.Ca(CO3)2.

Dolomit terjadi berhubungan dengan terbentuknya batu gamping yang mengalami perubahan
menjadi dolomitan (MgO : 2,2% -10%) dan terus berlanjut menjadi dolomit (MgO: 18% - 22%),
karena pengaruh pelindian (leaching) atau peresapan unsur-unsur magnesium dari air laut ke
dalam batu gamping, proses tersebut disebut dolomitisasi.

Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya dolomitisasi adalah tekanan air/yang banyak


mengandung magnesium serta periode waktu yang lama. Dengan demikian makin tua unsur batu
gamping dan makin dalam letaknya di dalam tanah, maka makin besar kemungkinannya untuk
berubah menjadi dolomit.

Di lapangan terdapat dua macam bahan baku dolomit yaitu batu dolomit keras dan lunak, kedua
batu tersebut sejak lama oleh penduduk setempat dipakai sebagai bahan bangunan, baik untuk
dinding rumah setelah dipotong dengan ukuran batako atau untuk pondasi tiang rumah.(3;5)

2.2. Sifat Fisik dan Kimia Dolomit

Sifat fisik dolomit adalah sebagai berikut:


 Warna putih kekuning-kuningan.
 Kekerasan berkisar antara 3,4 - 4,0 pada skala Moh's.
 Kristalnya berbentuk rhombohedral.
 Berat jenis 2,8 - 2,9

5
Sifat kimia dolomit adalah sebagai berikut:
 Rumus kimianya CaCO3, MgCO3 atau MgCa(CO3)2.
 Secara teori dolomit murni mengandung 45,7 % MgCO3 dan 54,3 % CaCO3
dimana 30,4 % CaO, 21,8 % MgO dan 47,8 % CO2.
 Berat molekut 184,4 gram/mol.
 Mudah menyerap air.

2.3. Klasifikasi Dolomit


Dolomit diklasifikasikan berdasarkan kandungan Mg (kimia), mineral (mineralogi) dan
berdasarkan perbandingan unsur Ca dan Mg. Klasifikasi tersebut sebagai berikut:

Tabel. 2.1 Klasifikasi Dolomit


MINERAL CaCO3/MgCO3
NAMA BATUAN MgO (%)
DOLOMIT (%)
Batu gamping dolomitan 2,1-10,8 10-50 20,7-12,5
Dolomitan kalsit 10,9-19,7 51-90 12,4-3,5
Dolomit 19,8-20,4 91-97 3,4-1,1
Dolomit bermagnesium tinggi 20,5-21,8 98-100 1,0 - 0,6

Dengan mempergunakan hasil analisis kimia maka dapat dicari jumlah atau presentasi mineral
dolomit dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

MgO x 100%
Dolomit = -------------------
21,8

6
2.4. Penggunaan Dolomit
Penggunaan dolomit yang utama antara lain untuk industri batu tahan api magnesia, kapur
bermagnesia tinggi, semen khusus, fluks pada campuran logam, untuk pertanian dan perkebunan
serta sumber penghasil magnesia. Jadi pada intinya bahwa penggunaan dolomit dalam berbagai
industri yang utama adalah unsur atau logam magnesiumnya.(2)

2.5. Kiserit ( Magnesium sulfat )


Magnesium sulfat (MgSO4) banyak ditemukan di alam sebagai rangkap atau berupa hidratnya.
Magnesium sulfat tidak dapat diperoleh dari larutan tetapi didapat hanya dari dehidrasi salah satu
hidratnya. Hidrat MgSO4 yang dikenal baik adalah magnesium sulfat monohidrat (MgSO4.H2O)
yang terjadi di alam sebagai kieserit dan heptahidrat, MgSO4.7H2O yang dikenal sebagai
epsomite. (5;6)
Kiserit tergolong mineral evaporit karena dialam terbentuk disebabkan penguapan air laut.
Garam evaporit lainnya yang sangat berguna diberbagai industri diantaranya Halite (NaCl),
Sylvite (KCl), Carnalite (MgCl2 6 H2O), dan Epsomite (MgSO4 7 H2O) .
Menurut SII no, 1128 tahun 1985, pupuk kiserit berbentuk kristal padat, berkadar MgO
minimum 25,5 % dan kadar S (sulfur) minimum 21,0 %.

Sifat kimianya sebagai berikut:


- Rumus kimia MgSO4.2H2O.
- Berat molekul 156 gram/mol
- Mudah menyerap air.
- Kristal berbentuk monoklin
- Kekerasan 3,5 skala mohs
- Sifat lain berkelarutan hara lambat dan didalam air ber-pH netral

Mengandung unsur-unsur Mg2+ dan SO4= yang sangat bermanfaat bagi tumbuhan.
- Magnesium (Mg)
Bermanfaat bagi penyusunan klorofil, menaikkan kadar minyak bagi tanaman penghasil
minyak, juga mengaktifkan metabolisme karbohidrat.

7
- Sulfat atau Sulfur
Membantu pertumbuhan bintil-bintil akar pada tanaman kacang-kacangan, membentuk butir-
butir hijau daun dan menambah kandungan protein dan vitamin.
Keterdapatan unsur magnesium dalam klorofil ditunjukkan oleh Gambar 2.1.

Gambar 2.1 . Model keterdapatan unsur Mg di klorofil hijau daun.


(Hobt H and Kemmler G, „ Magnesium and Sulphur for Better Crops, suintained High Yield
and profit“ , 1981)

Magnesium menempati posisi sentral dari molekul khlorofil, yaitu pigmen hijau daun
yang membuat tanaman dapat memanfaatkan energi sinar matahari untuk memproduksi bahan-
bahan organik. Meskipun Mg menempati posisi sentral dari molekul khlorofil, namun hanya
15% hingga 20% dari total Mg yang terkandung di dalam tanaman yang terdapat pada khlorofil.
Bagian terbesar terlibat pada proses-proses penting lainnya. Pembuatan karbohidrat, protein
lemak, dan berbagai vitamin tidak dapat terjadi tanpa magnesium yang cukup karena magnesium
memegang peranan yang sangat penting sebagai aktivator dari enzim-enzim yang diperlukan
oleh tanaman. Dengan demikian, magnesium digunakan pada proses fosforilasi, yaitu proses
dasar dari transfer energi di dalam tanaman(4) .

Keberadaan magnesium pada tanaman menjamin pertumbuhan yang baik dan panen yang
tinggi. Magnesium bersama dengan 15 elemen lain merupakan nutrien penting untuk
pertumbuhan tanaman, memberikan hasil/produksi pertanian yang efisien dan berkualitas tinggi.

Magnesium sulfat anhidrat dapat diperoleh dari larutan magnesium sulfat, Selain itu juga

kemungkinan tidak seluruhnya terdisosiasi sempurna dalam larutan encer. Pemisahan hidrolitik

8
dapat terjadi pada temperatur yang relatif cukup rendah dalam dehidrasi magnesium sulfat hidrat.

Jika pemanasan dilakukan dengan penambahan sedikit asam sulfat pekat, hasil anhidrat yang

relatif stabil dapat diperoleh dengan dipanaskan, tanpa pemisahan yang lebih jauh pada sekitar

800 oC.(7; 9)

Pada temperatur 1.100 oC pemisahan ke dalam MgO, O2, SO2, dan SO3 dapat terjadi

dalam beberapa jam. Pemisahan langbeinite (2MgSO4.K2SO4) oleh gas alam, telah ditemukan

bahwa MgSO4 anhidrat yang dipanaskan dalam aliran gas alam pada 850 oC akan memisahkan

sekitar 95 – 99 % sekiar 1 jam. Dengan hadirnya karbon, magnesium sulfat dapat diubah ke

dalam oksida pada temperatur sekitar 750 oC, sesuai pada persamaan berikut :

MgSO4 + C MgO + SO2 + CO

Magnesium sulfat anhidratnya adalah higroskopis dan perlahan-lahan membentuk

MgSO4.7H2O yang dapat meledak pada kelembapan udara tinggi.(8;9)

Secara sintetis kiserit dapat dibuat dari Dolomit dimana asam sulfat akan mendekomposisi
unsur2 yang terdapat didalam dolomit dan akan terjadi reaksi sebagai berikut :

MgO + H2SO4 ↔ Mg (SO4) + H2O


Al2O3 + 3H2SO4 ↔ Al2(SO4)3 + 3H2O
Fe2O3 + 3H2SO4 ↔ Fe2 (SO4)3 + 3H2O
FeO + H2SO4 ↔ Fe SO4 + H2O
CaO + H2SO4 ↔ Ca (SO4) + H2O

Kelarutan CaSO4 sangat rendah sedangkan kelarutan MgSO4 cukup tinggi sehingga dengan
keenceran tertentu CaSO4 akan berupa padatan sedangkan MgSO4 berupa cairan sehingga akan
mudah untuk dipisahkan dengan cara filtrasi (4;11) .

9
Ekstraksi bahan baku dolomit halus dengan menggunakan ektraktor dengan variasi waktu,
jumlah reagent kimia, suhu dan persen solid.
Reaksi kimia yang terjadi adalah :
MgCa(CO3)2 + H2SO4 + H2O  MgSO4 nH2O + CaSO4 nH2O
Penyaringan antara larutan MgSO4 dengan padatan CaSO4 dengan cara filtrasi dengan filter
press atau vakum filter dilanjutkan evaporasi/kristalisasi.
Semua data primer yang telah diperoleh pada skala pilot plant akan dipakai sebagai acuan untuk
design rancangan.

10
III. PROGRAM KEGIATAN

3.1 Persiapan

 Studi literatur
 Menghubungi para ahli dalam hal design rancang bangun skala industri dan pihak-pihak
terkait diantaranya industri pupuk, industri perkebunan dan pemilik tambang dolomit, data-
data yang berhubungan dengan Kiserit dan dolomit meliputi suplai demand, beberapa
referensi ilmiah maupun teknis.

3.2 Pengumpulan Data

Non-lapangan (Desk Works)


 Inventarisasi data sumberdaya dolomit beberapa instansi dan perusahaan, suplai demand
Kiserit.
 Mengkaji dan mengevaluasi teknologi pengolahan/pemanfaatan kiserit dari dolomit
melalui kegiatan desk work.

Lapangan
 Koordinasi dengan pihak terkait di Jawa Barat dan Jawa Timur.
 Mendapatkan data primer dan sekunder di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur dan
Sumatera Utara.

11
3.3 Pengolahan Data

Kegiatan ini meliputi perhitungan, evaluasi data primer maupun sekunder, pembahasan rutin
pembuatan gambar engineering pengolahan kiserit dari dolomit. Pengolahan data dilakukan
secara komprehensif melalui kegiatan desk works di tekMIRA dan instansi terkait dengan cara
pertemuan rutin (bulanan) guna mensinergikan serta membahas secara ilmiah data yang telah
diperoleh.
Data tersebut antara lain:
 Data kegiatan pengolahan pembuatan kiserit skala pilot yang telah dilakukan
sebelumnya.
 kebutuhan energi, air, bahan kimia, mass/energy balance, dll.
 kajian ekonomi proses termasuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan, aspek
keekonomiannya mengikuti kaidah tekno-ekonomi yaitu biaya proses yang lebih rendah
dibandingkan dengan harga jualnya, rate of return, dll.

3.4 Pelaporan Hasil Rancangan


Pelaporan hasil Rancangan berupa laporan ahkir Basic Design Rancangan pabrik Kiserit dari
Dolomit Kapasitas 10.000 ton/tahun ( lihat Lampiran )

12
IV. METODOLOGI

4.1 Pengumpulan data primer :


 Data hasil uji pengolahan pembuatan kiserit dari dolomit skala pilot yang telah
dilakukan di plant tekMIRA di Citatah pada kegiatan tahun 2012
 Data yang berlaku di industri ini tentang harga peralatan, bahan baku dolomit,
produk kiserit, asam sulfat dan pendukung lainnya.

4.2 Pengumpulan data sekunder:


 telaah data dari referensi,
 perhitungan mass balance, water balance, chemical balance, energy sources,
energy balance,
 perhitungan tekno-ekonomi proses,
 Perhitungan masing2 peralatan untuk menentukan besar peralatan
Semua data diatas digunakan sebagai acuan untuk membuat rancangan dasar (Basic
Design) dengan kapasitas 10.000 ton/tahun atau 33,3 ton/hari.
Sistematika metodologi kegiatan yang akan dilakukan

Data
Primer

Data Pengumpulan
Sekunder Data

Data hasil
wawancara

Analisis dan Evaluasi Data


Rancangan Dasar (Basic Design ) Pengolahan Kiserit 10.000 ton/tahun

Penulisan Laporan

Gambar 4.1. Sistematika metodologi kegiatan yang akan dilakukan.

13
V. HASIL RANCANG BANGUN DAN PEMBAHASAN

5.1. Data Potensi, Impor dan Ekspor Dolomit dan Kiserit

Tabel 5.1 Data Potensi Dolomit


Potensi/Cadangan
Lokasi Potensi Kadar MgO
Aceh 170,1 juta ton -
Kawi, Tamiang
Sumatera Utara
Karo (Kutakepar) 11,52 juta ton 21,4 %
Karo (Kutabuluh) Jutaan ton 11,9 – 21,9 %
Dairi Jutaan ton 20,3 %
Tapanuli Utara Jutaan ton -
Sumatera Utara
Bukit Tolaras 47,25 juta ton -
Jawa Barat
Cibinong-Bogor - -
Jawa Tengah
Pamotan - -
Jawa Timur
Ngembang Tuban 9,0 juta m3 18,5 %
Sedayu Tuban 50,0 juta m3 18 – 20,0 %
G. Lengis Gresik 70,0 juta m3 -
3
Socah Bangkalan 430,0 juta m -
Sulawesi Selatan - -
NTT
Amanatun Utara 163,89 juta ton 10,7 – 21,8%
Timor Tengah

14
Tabel 5.2 Data Impor Dolomit dan Kiserit (Badan Pusat Statistik)
No. Jenis bahan Negara Ton
2010 2011 2012 2013
1. Dolomite, calcined RRC 2.842 2.106 7.234 3.675
2. Dolomite, calcined Inggris 2.529 2.254 1.720 1.342
3. Dead-burned (magnesia) RRC 9.431 18.268 29.027 29.829
4. Dead-burned (magnesia) Australia 7.625 6.202 7.879 7.325
5. Gipsum Thailand 1.158.614 1.509.745 1.839.467 1.953.267
6. Gipsum Korea Selatan 608 536 494 855
7. Gipsum RRC 47 9.163 238 178
8. Kiserit Jerman 108.232 149.779 146.407 119.824
9. Kiserit RRC 112.712 105.143 97.296 50.029

Tabel 5.3 Data Ekspor Dolomit dan Kiserit (Badan Pusat Statistik)
No. Jenis bahan Negara Ton
2010 2011 2012 2013
1. Kiserit Malaysia 1.550 563 768 503
2. Dolomite, sintered Singapura - - - 3.833

Tabel 5.4 Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit


Kebutuhan terbesar kiserit di perkebunan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit di
Indonesia terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Papua.
Tahun 2006 2010 2012
Luas (juta hektar) 5,56 8,0 9,0

Sumber : Deptan & PPKS, 2013

15
5.2. Uraian ringkas Basic Design Rancangan Pabrik Kiserit Kapasitas 10.000 ton/tahun,
dapat dilihat pada diagram alir dan neraca massa pada gambar 5.1 dan tabel 5.5, 5.6

Gambar 5.1 Alur Diagram Proses Produksi Kiserit kapasitas 10.000 ton/tahun
16
Perhitungan neraca massa rancangan pabrik kapasitas 10.000 ton/tahun di tampilkan pada tabel 5.5

Tabel 5.5 Perhitungan Neraca Massa

17
18
Tabel 5.6 Spesifikasi Peralatan Pabrik Kiserit Kapasitas 10.000 ton/tahun

19
Laporan Lengkap BASIC DESIGN RANCANGAN PABRIK KISERIT Kapasitas 10.000 Ton/Tahun yang dibuat
antara tekMIRA dengan BPPT Engineering dapat dilihat pada lampiran 1.

20
5.3. Pembahasan

Pupuk Magnesium sulfat (kiserit) walaupun merupakan pupuk tunggal tapi


keberadaannya sangat diperlukan untuk tanaman keras diantaranya kelapa sawit, kelapa,
karet, kopi dan teh.
Untuk kelapa sawit saja yang telah ditanam hampir di seluruh Indonesia yaitu di
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi bahkan Papua.

Luasan perkebunan ini terus bertambah, tahun 2006 mencapai 5,56 juta hektar, tahun
2012 sudah melambung menjadi 9,0 juta hektar.
Kalau satu hektar membutuhkan 0,2 ton kiserit (MgSulfat) maka seluruh kebun kelapa
sawit saja memerlukan 0,2 ton/hektar x 9,0 juta hektar = 1,8 juta ton.

Jika 1 ton berharga 3,0 juta rupiah, peredaran perdagangan mencapai 1,8 juta x 3,0 juta
rupiah = 5,4 juta.juta atau 5,4 trilyun rupiah.
Effek domino akan menumbuhkan perdagangan yang lainnya, plastik, kertas, kain,
konstruksi, transportasi dan lain2.

Pembuatan rancangan Basic design mengacu pada kegiatan pembuatan Kiserit skala plant
kapasitas 200 ton/tahun, sebagian peralatan umumnya sudah terdapat pada berbagai
industri, perlu pencermatan lebih detil untuk peralatan utama, meliputi Reaktor,
evaporator, kristalisator (pengental) dan pengering.
Perhitungan semua peralatan tersebut didasarkan pada uji di pilot plant yang telah
dilakukan ( terdapat di lampiran 1 ).

Walaupun pada industri pioner ini ada resiko tetap perlu dilakukan tindak lanjut untuk
merealisasikannya karena prospek yang sangat menguntungkan, mengurangi
ketergantungan dari luar Negeri dan sekaligus penciptaan lapangan kerja.

21
VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Teknologi industri pembuatan kiserit dari dolomit mampu dilakukan di dalam Negeri,
hal ini didukung oleh teknologi yang tidak terlalu rumit, adanya bahan baku Dolomit
yang tersebar dan jumlahnya mencapai puluhan juta ton.
Import Kiserit dan Gipsum yang mencapai 170 ribu ton dan 3 juta ton.
Kebutuhan akan jauh lebih besar karena pupuk MgSulfat ini juga dibutuhkan berbagai
tanaman perkebunan.

6.2 Saran/rekomendasi

 Untuk merealisasikan ke tahap industri perlu lebih mendetilkan peralatan utama,


reaktor, evaporator, kristalisator(pengentalan) dan pengering.
 Perlu kerja sama lintas sektoral, Pertambangan, Perindustrian dan Perdagangan.
 Keberpihakan Pemerintahan terhadap pertumbuhan industri dalam Negeri.

22
Daftar Pustaka

1. Austin, George T., 1984 edisi IV, Shireve’s Chemical Process Industries.
2. Ali, Anam, 1984, Aplications of Dolomit, Industrial Minerals, October 1984.
3. Agung, Budhy d.k.k 2011, Pembuatan Kiserit dari Dolomit skala Pilot,
Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Litbang Energi dan Sumber
Daya Mineral
4. Agung, Budhy 2012, Peningkatan Kinerja Teknologi Proses Pengolahan Mineral
Skala Pilot, Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Litbang Energi
dan Sumber Daya Mineral.
5. Agung, Budhy d.k.k, 2008, Uji Performance Bahan Baku Dolomit untuk
Pembuatan Kiserit Sumatera Utara, Puslitbang tekMIRA Bandung
6. Badan Pusat Statistik (BPS), 2013.

7. D, Hasley, William, 1974, Collier’s Encyclopedia, Volume 15, Macmillan


Educational Corporation, USA.
8. Data statistic Perkebunan Sumatra Utara, 2006
9. Kirk-orthmer, 1967, Encyclopedia of Chemical Technology, Second Edition,
Volume 12, John Wiley & sons, Inc, New York
10. Kirk-orthmer, 2004, Encyclopedia of Chemical Technology, Fifth Edition,
Volume 15, John Wiley & sons, Inc, New York
11. Laporan Basic Design Rancangan Pabrik Kiserit Kapasitas 10.000 ton/tahun
kegiatan tahun 2014 antara Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara dengan
BPPT Enjiniring .
12. Perry’s, Chemical Engineers Hand Book, sixth edition.

23
Lampiran 1.

LAPORAN

BASIC DESIGN RANCANGAN PABRIK KISERIT


KAPASITAS 10.000 TON/TAHUN

tekMIRA – BPPT Enjiniring


Tahun 2014

24

Anda mungkin juga menyukai