GEOLOGI REGIONAL
Cekungan ini dipisahkan oleh suatu unsur tektonik yang dikenal sebagai
sebelah utara yang berbatasan dengan Cekungan Kutai hulu yang dipisahkan oleh
Analisis gravitasi untuk menentukan struktur geologi dan analisis petroleum system cekungan Barito daerah Tanjung area,Kalimantan Selatan
Rechan Sharief Bosy
Gambar 2.1 Fisiografi regional Kalimantan (Satyana et al., 1999)
Cekungan ini dibatasi oleh blok Schwaner, sebelah timur Pegunungan Meratus,
sebelah utara dibatasi oleh Cekungan Kutai yang dipisahkan oleh Adang Flexure.
merupakan sedimen Palezoik dan Mesozoik yang terubah dan terlipat selama
atasnya dengan lingkungan pengendapan kontinen, transisi, dan laut terbuka. Sejarah
Eosen dengan terjadinya Extensional Rifting akibat tumbukan Benua India dengan
Benua Eurasia.
Analisis gravitasi untuk menentukan struktur geologi dan analisis petroleum system cekungan Barito daerah Tanjung area,Kalimantan Selatan
Rechan Sharief Bosy
cekungan yang terbentuk sekarang ini merupakan cekungan asimetris, batuan dasar
semakin dalam dari barat ke timur, semakin curam mendekati Pegunungan Meratus,
terpisah dengan sesar anjak utama (Gambar 2.2) dan (Gambar 2.3), diperlihatkan
sebagai cekungan muka daratan, dengan bagian barat yang lebih besar dinamakan
Lereng Barito Barat atau Paparan Barito, dan bagian yang lebih dalam dinamakan
Barito Deep, juga disebut sebagai Barito Foredeep (Kusuma dan Darin, 1989,
Gambar 2.2 Tektonostratigrafi Cekungan Barito dari Eosen awal hingga sekarang
Bon dkk (1996) membagi Cekungan Barito menjadi Barito bagian utara dan
Barito bagian selatan, dipisahkan dengan gejala struktur Tanjung Line. Pada bagian
utara Tanjung Line terdeformasi secara intensif yang didominasi oleh antiklin yang
cekungan asimetris.
10
Analisis gravitasi untuk menentukan struktur geologi dan analisis petroleum system cekungan Barito daerah Tanjung area,Kalimantan Selatan
Rechan Sharief Bosy
Gambar 2.3 Elemen tektonik Cekungan Barito
Satyana dan Silitonga (1993 dan 1994) menyamakan intensitas struktur antara
Barito Foredeep di timur dan Barito Platform di barat. Struktur foredeep merupakan
tektonik yang melibatkan batuan dasar berkorelasi dengan lipatan sesar yang
dicirikan oleh arah sejajar lipatan dan sesar yang berulang seperti gambaran
gelombang dengan jarak spasi yang dekat. Lipatan dibatasi sesar naik dengan sudut
foredeep yang mendekati Daratan Sunda, batuan dasar tidak terpengaruh oleh
barat. Kehadiran ofiolit yang berumur Jura dan intrusi gabro pada Rangkaian
Meratus seperti pada Pula Laut, mengindikasikan bahwa bagian timur sub-kontinen
11
Analisis gravitasi untuk menentukan struktur geologi dan analisis petroleum system cekungan Barito daerah Tanjung area,Kalimantan Selatan
Rechan Sharief Bosy
Pegunungan Meratus terdiri dari ofiolit dan semakin menghilang ke arah
membentuk Meratus Oseanik pada waktu Kapur, ketika Lempeng Mikro Paternoster
Kapur Akhir dan Paleosen, Pegunungan Meratus mulai tererosi dan terdenudasi.
oleh pegunungan Meratus. Pada bagian utara berbatasan dengan Cekungan Kutai.
Yang dipisahkan oleh Adang Flexure. Sedangkan pada bagian barat dibatasi oleh
merupakan satu cekungan yang sama. Hingga pada Miosen Awal terjadi
12
Analisis gravitasi untuk menentukan struktur geologi dan analisis petroleum system cekungan Barito daerah Tanjung area,Kalimantan Selatan
Rechan Sharief Bosy
Stratigrafi daerah penelitian meliputi beberapa formasi, yaitu Formasi
Formasi Warukin, dan Formasi Dahor. Formasi-formasi ini berumur Kapur Akhir
hingga Pliosen.
Serpentinit; kelabu kehijauan, padat, tersusun oleh mineral krisotil dan antigorit.
dan serpentin. Diperkirakan sebagai batuan alas pada beberapa bagian dari Cekungan
Barito yang dikarenakan bagian dari subduksi antara Meratus dan Paternoster yang
ke arah atas. Formasi Pitap diduga berumur Kapur Akhir dan terendapkan di
lingkungan laut dangkal. Tebal satuan ini antara 1000 m dan 1500m. Formasi Pitap
13
Analisis gravitasi untuk menentukan struktur geologi dan analisis petroleum system cekungan Barito daerah Tanjung area,Kalimantan Selatan
Rechan Sharief Bosy
Formasi Haruyan terdiri dari lava basal, breksi dan tufa. Komponen breksi
terdiri atas basal, rijang, batulanau dan greywacke. Formasi Haruyan tebalnya
Formasi Granit Kapur terdiri dari granit biotit berwarna kelabu muda,
sebagian terkekarkan. Singkapan nya berasosiasi dengan Formasi Pitap dan Formasi
Haruyan, dan tersebar di daerah bermorfologi perbukitan tinggi. Variasi batuan ini
antara lain; granodiorite bioti, adamelit biotit, granit genes, sebagian bertekstur grafik
dan mirmekit. Batuan ini menerobos Formasi Pitap, dan berumur Kapur Akhir (Peta
1994)
batubara, napal, batugamping, dan sepih lempungan. Fosil yang teramati terdiri atas :
Operculina sp., Nummulites sp, dan Discocyclina sp., yang menunjukka umur Eosen
m. Formasi ini menindih tak selaras Formasi Pitap, lokasi tipe di S.Kuaro (Peta
Heterostegina sp., serta foram kecil dari keluarga Milliolidae, maka Formasi
dari Formasi Tanjung terdiri atas batupasir kuarsa berbutir halus, tebal lapisan antara
14
Analisis gravitasi untuk menentukan struktur geologi dan analisis petroleum system cekungan Barito daerah Tanjung area,Kalimantan Selatan
Rechan Sharief Bosy
0.50 meter dan 1.50 m, terdapat struktur sedimen lapisan sejajar dan silang siur;
sisipan batulempung setempat menyerpih, tebal lapisan antara 0.20 meter dan 1.50
meter; terdapat sisipan batubara di bagian atas formasi berwarna hitam, kilat kaca,
pejal, di bagian bawah formasi sisipan batubara tebal antara 0.50 meter dan 7.00
kepingan moluska dan foraminifera. Ketebalan Formasi Tanjung di atas 1000 meter.
Formasi Berai terdiri dari lapisan tebal batugamping, masif, berwarna abu-
abu terang, terdapat moluska dan koral. Formasi ini diendapkan secara selaras diatas
Formasi Tanjung, tetapi pada beberapa bagian terdapat hubungan yang menunjukan
adanya ketidakselarasan. Tetapi secara umum formasi ini diendapkan selaras di atas
Formasi Tanjung dan berumur Oligosen Awal sampai Miosen Awal. Sebaran
Formasi Berai ini menerus ke arah selatan pada Anak Cekungan Asam - Asam di
Kalimantan Selatan.
– Miosen awal dan lingkungan pengendapan neritik. Tebal satuan ini antara 500 –
Formasi Montalat terdiri dari batupasir kuarsa putih berstruktur silang siur,
15
Analisis gravitasi untuk menentukan struktur geologi dan analisis petroleum system cekungan Barito daerah Tanjung area,Kalimantan Selatan
Rechan Sharief Bosy
Oligosen (P19-N3). Diendapkan di laut dangkal terbuka dengan tebal mencapai 1400
m. Formasi ini menjemari dengan Formasi Berai dan selara di atas Formasi Tanjung,
jenis perlipatan mirip dengan Formasi Tanjung tetapi sedikit lebih terbuka,
batulempung dan sedikit batulanau dan batupasir, serta lapisan batubara. Formasi ini
diendapkan secara selaras diatas Formasi Berai. Formasi ini diendapkan pada Miosen
Dahor terdiri atas batupasir kuarsa yang lunak, konglomerat, batulempung, dan
sisipan lignit, kaolin dan limonit. Singkapan sedimen perselingan tipis, lapisan
sejajar, antara batupasir halus dan lempung, struktur sedimen silang siur pada
batubara yang sangat rapuh dari jenis lignit dan banyak dijumpai polen mangrove
16
Analisis gravitasi untuk menentukan struktur geologi dan analisis petroleum system cekungan Barito daerah Tanjung area,Kalimantan Selatan
Rechan Sharief Bosy
Gambar 2.4 Tabel Stratigrafi Cekungan Barito dan Tabel Stratigrafi modifikasi
daerah penelitian (Satyana & Silitonga, 1994, PUKESMIGAS, 2015)
17
Analisis gravitasi untuk menentukan struktur geologi dan analisis petroleum system cekungan Barito daerah Tanjung area,Kalimantan Selatan
Rechan Sharief Bosy