Anda di halaman 1dari 87

P

and
uanP
eng
emb
ang
anU
sah
aDe
sa
D
iSe
ki
ta
rKa
was
anT
ama
nNa
si
on
alWa
yKa
mba
s
PANDUAN
PENGEMBANGAN USAHA DESA
Di Sekitar Kawasan Taman Nasional Way Kambas

Penyesuaian Kegiatan Kedua Pelatihan Pengembangan Usaha


di 3 desa (Labuhan Ratu 6, Sukorahayu dan Braja Luhur)

Program Pelestarian Habitat Badak Sumatera


Melalui Peran Masyarakat Sekitar Taman Nasional Way Kambas

SK.4.2.3.

Juni
2020
Katalok Dalam Terbitan (KDT)
Panduan Pengembangan Usaha Desa di Sekitar Taman Nasional Way
Kambas.

ISBN : 978-602-52324-6-6

Penyusun : Fajar Saputra


Editor : Nano Sudarno

Tata letak isi : Fajar Saputra


Foto Sampul : YAPEKA

Penerbit : YAPEKA
Jl. Walikukun Blok M No.10, RT.01/RW.05, Sukadamai, Tanah Sereal
Kota Bogor, Jawa Barat 16165
Email yapeka@yapeka.or.id

Cetakan Pertama Juni 2020


Pengantar

Sejak bulan Mei 2018, Yapeka telah mendukung kegiatan Balai Taman Nasional Way
Kambas (TNWK) di wilayah penyangga kawasan dalam melakukan kegiatan
pendampingan di 6 (enam) desa yaitu Desa Labuhan Ratu 7, Desa Labuhan Ratu 9,
Desa Labuhan Ratu 6 (Kecamatan Labuhan Ratu), Desa Braja Yekti, Desa Braja Luhur
(Kecamatan Braja Slebah) dan Desa Sukorahayu (Kecamatan Labuhan Maringgai).
Kegiatan ini didukung oleh Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Sumatera dalam
konteks program “Pelestarian Habitat Badak Sumatera Melalui Peran Serta Masyarakat
Sekitar Taman Nasional Way Kambas”.

Sampai bulan Maret tahun 2019, Yapeka telah memfasilitasi 3 (tiga) kali kegiatan
pelatihan tentang pengembangan usaha di 3 desa, yakni Desa Desa Labuhan Ratu 7,
Desa Labuhan Ratu 9, dan Desa Braja Luhur (Kecamatan Braja Selebah), serta 1 (satu)
kali kegiatan pelatihan tentang pengembangan usaha di 3 desa, yakni Desa Labuhan
Ratu 6 (Kecamatan Labuhan Ratu), Desa Braja Luhur (Kecamatan Braja Selebah) dan
Desa Sukorahayu (Kecamatan Labuhan Maringgai).

Dengan kondisi merebaknya COVID 19 di Indonesia dan adanya arahan dari pihak
Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Sumatera agar melakukan
penyesuaian/modifikasi kegiatan kepada para mitranya. Maka, kami selaku mitra
TFCA-Sumatera melakukan penyesuaian/modifikasi untuk kegiatan pelatihan tentang
pengembangan usaha di 3 desa, yakni Desa Labuhan Ratu 6 (Kecamatan Labuhan
Ratu), Desa Braja Luhur (Kecamatan Braja Selebah) dan Desa Sukorahayu (Kecamatan
Labuhan Maringgai) yang seharusnya dilakukan dengan pelatihan tatap muka, menjadi
penyusunan buku panduan.

Semoga buku panduan ini mampu memberikan pengetahuan tentang pengembangan


usaha bagi kelompok usaha desa yang saat ini sedang berjalan di desa-desa
dampingan Yapeka yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Way Kambas.

Bogor, Juni 2020


Daftar Isi

Bagian Pertama .................................................................... 3


A. Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) ........................................................................ 3
B. Pemodelan Bisnis Desa................................................................................................. 5
C. Perencanaan Bisnis Desa............................................................................................13

Bagian Kedua ...................................................................... 21


A. Budidaya Perikanan Darat .........................................................................................21
B. Pupuk Kompos ..............................................................................................................36
C. Peternakan Ayam Kampung .....................................................................................42

Bagian Ketiga...................................................................... 55
A. Consumer Product (Produk Konsumen) ................................................................55
B. Segmentasi Pasar .........................................................................................................56
C. Kemasan Produk ...........................................................................................................59

Bagian Keempat ................................................................. 63


A. Apa itu Manajemen Keuangan ................................................................................63
B. Pencatatan Transaksi Keuangan ..............................................................................68
C. Penyusunan Pelaporan Keuangan ..........................................................................69

Bagian Kelima ..................................................................... 75


A. Evaluasi Usaha Bisnis Desa ........................................................................................75
B. SOAR Analysis ...............................................................................................................77

Daftar Bacaan ..................................................................... 81


DAFTAR SINGKATAN
BEP : Break-Even Point
BUMDesa : Badan Usaha Milik Desa
BMC : Business Model Canvas
DDT : Dichloro Diphenyl Trichlorothane (bahan organik sintetis)
DOC : Day Old Chicken (Ayam yang baru menetas)
ekuitas : Modal
EM : Effective Microorganisme
FIFO : First In Fisrt Out
g : Gram (Satuan berat)
IB : Infectious Bronchitis (Penyakit infeksi saluran pernapanasan)
IRR : Internal Rate Return
Kg : Kilogram (Satuan berat)
KJA : karamba jaring apung
mg : Milligram (Satuan Berat)
mg/L : Milligram per liter
mm : Millimeter (Satuan Panjang)
MPN : Most Probabel Number (metode penghitungan bakteri)
ND : Newcastle disease (Penyakit tetelo)
NPV : Nett Present Value
PBP : Pay-Back Period
PDTT : Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
PKM : Palm Kernel Meal (tepung bungkil kelapa sawit)
POAC : Planning, Organizing, Actuacting and Controlling
RC Ratio : Revenue Cost Ratio
PRUDes : Produk Unggulan Desa
ROI : Return on Investment
SBM : Soya Bean Meal (tepung bungkil kedelai)
SNI : Standar Nasional Indonesia
SOAR : Strength, Opportunity, Aspiration and Results
SWOT : Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats

2
Bagian Pertama
Langkah Awal Bisnis Desa
“Pemodelan dan Perencanaan”

A. Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)

1. Apa itu BUMDesa

Beberapa definisi Badan Usaha Milik Desa atau yang biasa disebut BUMDesa,
yaitu sebagai berikut:

➢ BUMDesa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan
usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa
(Permendesa PDTT No 4/2015 tentang Pendirian, Pengurusan Dan
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.).

3
➢ BUMDesa adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan
pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan
dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.
➢ BUMDesa merupakan salah satu bentuk kemandirian ekonomi Desa
dengan menggerakkan unit-unit usaha yang strategis bagi usaha ekonomi
kolektif Desa.

Tujuan awal pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) dimaksudkan


untuk mendorong atau menampung seluruh kegiatan peningkatan
pendapatan masyarakat, baik yang berkembang menurut adat Istiadat dan
budaya setempat, maupun kegiatan perekonomian yang diserahkan untuk di
kelola oleh masyarakat melalui program atau proyek Pemerintah pusat dan
Pemerintah Daerah. Sebagai sebuah usaha desa, pembentukan BUMDesa
adalah benar-benar untuk memaksimalisasi potensi masyarakat desa baik itu
potensi ekonomi, sumber daya alam, ataupun sumber daya manusianya.
Secara umum, terdapat empat tujuan utama pendirian BUMDesa adalah:

1. Meningkatkan perekonomian desa


2. Meningkatkan pendapatan asli desa
3. Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
4. Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
pedesaan

Undang-Undang memberikan payung hukum atas BUMDesa sebagai pelaku


ekonomi yang mengelola potensi desa secara kolektif untuk meningkatkan
kesejahteraan warga desa. Dengan demikian, lembaga ekonomi desa
(BUMDesa) dapat berperan sebagai katalisator harga-harga produk ekonomi
desa sehingga harga-harga menjadi lebih stabil, menjadi lembaga yang
mampu memberdayakan masyarakat dengan salah satunya meningkatkan
kapasitas masyarakat dalam memberi nilai tambah (Value-added) produk-
produk unggulan desa; mengambil alih kendali sistem perdagangan dari para
tengkulak dimana produk-produk ekonomi desa dikelola oleh BUMDesa
sebelum dijual keluar desa; menjadi lembaga keuangan mikro di tingkat desa
sehingga mampu memberdayakan masyarakat melalui pembiayaan usaha
masyarakat.

2. Produk Unggulan Desa (Prudes)

Produk Unggulan Desa berasal dari dua kata, yaitu Produk dan Unggulan.
Produk memiliki arti sebagai barang atau jasa yang dibuat dan ditambah

4
gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari
proses produksi itu; Sementara Unggul memiliki arti lebih tinggi (pandai, baik,
cakap, kuat, awet, dan sebagainya) dari pada yang lainnya. Produk unggulan
merupakan suatu barang atau jasa yang dimiliki dan dikuasai oleh suatu
desa/daerah, yang mempunyai nilai ekonomis dan daya saing tinggi serta
menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang diproduksi berdasarkan
pertimbangan kelayakan teknis (bahan baku dan pasar), talenta masyarakat dan
kelembagaan (penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya manusia,
dukungan infrastruktur, dan kondisi sosial budaya setempat) yang berkembang
di lokasi tertentu.

Produk unggulan merupakan produk yang potensial untuk dikembangkan


dalam suatu desa/wilayah dengan memanfaatkan sumber daya alam dan
sumber daya manusia setempat, serta mendatangkan pendapatan bagi
masyarakat maupun pemerintah. Produk unggulan juga merupakan produk
yang memiliki daya saing, berorientasi pasar dan ramah lingkungan, sehingga
tercipta keunggulan kompetitif yang siap menghadapi persaingan global.

B. Pemodelan Bisnis Desa

Model bisnis adalah alat konseptual yang berisi sekumpulan elemen dan
hubungannya serta memungkinkan untuk mengekspresikan logika lembaga
ekonomi/perusahaan dalam menghasilkan uang. Ini adalah deskripsi tentang
nilai yang ditawarkan suatu lembaga ekonomi/perusahaan kepada satu atau
beberapa segmen pelanggan dan arsitektur perusahaan serta jaringan
mitranya untuk menciptakan, memasarkan, memberikan nilai dan modal
hubungan ini, untuk menghasilkan aliran pendapatan yang menguntungkan
dan berkelanjutan.

Membangun bisnis komoditas di perdesaan saat ini membutuhkan kejelian dan


inovasi di dalam pengembangannya. Untuk itu, diperlukan alat bantu yang
mudah di dalam melihat ide bisnis dari berbagai aspek. Kami menyarankan
untuk menggunakan Business Model Canvas (BMC) atau kanvas model bisnis
yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder, pada 2004 melalui disertasi
Phd-nya yang berjudul "The business Model Ontology - A proposition in a design
science approach" di University of Lausanne, Swiss.

5
1. Pemodelan Bisnis Desa dengan Business Model Canvas (BMC)

Definisi dan Keunggulan Business Model Canvas (BMC)

Business Model Canvas (BMC) adalah alat bantu yang berupa template yang
memudahkan kita untuk memahami model bisnis dengan cara yang mudah
dan terstruktur. Kekuatan BMC adalah mampu menggambarkan ide bisnis
dengan sangat jelas dalam sebuah kanvas (kertas). Kanvas disusun dengan
tujuan untuk menjelaskan, menilai, memvisualisasikan, serta mengubah model
bisnis sehingga kinerja bisnis yang dihasilkan lebih maksimal. Beberapa
keunggulan Kanvas, yaitu:

➢ Format yang tersedia membantu kita untuk fokus pada satu atau beberapa
produk/komuditas dan kemudian menajamkan model bisnisnya.
➢ Kanvas didesain sebagai sketsa model bisnis, sehingga sangat fleksibel dan
mudah untuk dimodifikasi dengan tetap memberi gambaran yang
menyeluruh terhadap model bisnis yang dikembangkan.
➢ Sembilan elemen di dalam model memberikan stimulan kepada kita untuk
benar-benar memahami model bisnis yang kita kembangkan dan
memberikan tantangan kepada kita agar menjadi desainer bisnis untuk diri
kita sendiri.
➢ Transparan, kanvas memberikan kemudahan bagi kita untuk meng-
komunikasikan gagasan atau ide bisnis tersebut kepada tim atau investor.

Proses Penyusunan Business Model Canvas (BMC)

Proses penyusunan BMC sebenarnya mirip dengan mind map atau memetakan
ide sehingga setiap elemen di dalam BMC juga dipetakan dan memiliki
hubungan yang saling terkait erat. Kesalahan di dalam memetakan dan
merumuskan pada langkah pertama akan berdampak pada langkah-langkah
selanjutnya. BMC sangat berorientasi pada konsumen sebagai pasar bisnis
produk kita. Dengan demikian, di dalam BMC, titik tolak penyusunan adalah
menentukan apa persoalan atau kebutuhan konsumen yang ingin kita
selesaikan melalui produk kita.

Dari 9 (sembilan) elemen BMC seperti pada di atas, dapat dikelompokan


menjadi dua bagian yaitu relasi eksternal dan relasi internal. Yang temasuk
kedalam relasi eksternal adalah elemen-elemen BMC yang aktivitas utamanya
dipengaruhi faktor dari luar seperti perilaku konsumen, daya beli, kepuasan dan
lain-lain. Elemen-elemen yang termasuk dalam relasi eksternal adalah customer

6
segments, value proposition, customer relationship, distribution channels dan
revenue stream.

Sementara itu, relasi internal adalah elemen-elemen BMC yang aktivitas


utamanya dipengaruhi faktor dari dalam seperti aset dan sumberdaya,
kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kualitas produk, kebutuhan dukungan
mitra, sampai kemampuan permodalan. Elemen-elemen yang termasuk dalam
relasi internal adalah key resources, key activities, key partnerships, dan costs
structure.

1. Segmentasi Konsumen (Customer segments)


Segmentasi pasar dapat dimaksudkan sebagai pembagian pasar yang
beragam (heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang
seragam (homogen), di mana setiap kelompoknya bisa ditargetkan
untuk memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

7
ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut. Oleh karena
itu, langkah pertama pengisian BMC adalah menetapkan siapa
konsumen yang akan kita layani (customer segments). Beberapa
pertanyaan dibawah ini yang harus dijawab agar kita dapat fokus pada
penciptaan produk yang sesuai kebutuhan konsumen.
• Siapa konsumen utama produk kita? laki-laki atau perempuan;
anak-anak remaja atau dewasa; penduduk kota, pinggiran kota
atau desa, konsumen lokal, regional, nasional atau internasional
(ekspor), pasar masal atau ceruk pasar (niche market), dll.
• Apa persoalan konsumen yang ingin kita selesaikan?
• Produk yang seperti apa yang diinginkan konsumen?

2. Nilai-nilai produk yang ditawarkan (Value proposition)


Value proposition adalah nilai-nilai yang ditawarkan oleh sebuah
produk agar konsumen mau membeli produk kita. Value proposition
dapat mengacu pada keunggulan produk, keunikan atau produk tepat
guna yang dibutuhkan konsumen. Pertanyaan berikut akan memandu
kita untuk merumuskan Value proposition.
• Apa nilai-nilai (keunggulan) yang ditawarkan oleh produk kita ke
konsumen?
• Apa yang membedakan produk kita dengan produk lain yang
sejenis?
• Kebutuhan konsumen yang mana (target) yang ingin dipuaskan
melalui produk kita?

3. Saluran distribusi (Distribution channel)


Saluran distribusi merupakan kanal yang menghubungkan produk
dengan konsumen agar konsumen mendapatkan informasi produk dan
produk dapat didstribusikan secara efektif dan efisien kepada
konsumen. Pertanyaan dibawah ini akan memandu kita untuk
menentukan kanal apa yang akan digunakan.
• Melalui cara apa, konsumen produk dapat diraih?
• Dengan saluran apa, konsumen mendapat informasi mengenai
produk?
• Dengan cara apa, produk dapat tersalurkan ke konsumen?

4. Hubungan dengan pelanggan (Customer relationship)


Pada jaman ini, membangun hubungan dengan konsumen sudah
menjadi suatu keharusan. Layanan purna jual, komunikasi dan berbagai
upaya untuk mengelola pelanggan menjadi sangat penting untuk
dikembangkan dengan serius. Sayangnya untuk mengembangkan
strategi ini terkadang kita masih mengalami kesulitan. Beberapa

8
pertanyaan di bawah ini, sedikitnya akan memberikan pencerahan
kepada kita tentang "customer relationship strategy".
• Hubungan seperti apa yang diharapkan konsumen, sehingga kita
harus membangun dan menjaganya?
• Dengan cara apa, kita mengelola hubungan dengan konsumen?
• Pertimbangkan bentuk kegiatan dengan biaya yang akan
dikeluarkan.

5. Sumber pendapatan utama (Revenue streams)


Sumber pendapatan utama seharusnya merujuk pada elemen pertama
yaitu segmen konsumen, sehingga aliran pendapatan merupakan
dampak (pengulangan pembelian) dari kepuasan konsumen. Produk
yang ditawarkan seharusnya fokus dan sebaiknya tidak terlalu banyak
di awal memulai bisnis (sebaiknya tidak lebih dari 3 produk supaya kita
mempunyai produk unggulan yang jelas dan fokus). Beberapa
pertanyaan di bawah ini, akan memandu untuk merumuskan fokus
produk.
• Jenis dan tipe produk apa yang ingin dibeli konsumen? atau
Produk unggulan yang seperti apa yang dibutuhkan konsumen?
• Seberapa besar kemampuan produk dan setiap varianya untuk
menghasilkan aliran pendapatan? Perkiraan omset penjualan?
• Lihat kembali poin 1 (segmentasi konsumen).

6. Sumberdaya kunci yang dimiliki (Key resources)


Untuk memulai bisnis tentunya kita perlu memetakan sumberdaya apa
yang sudah dimiliki baik itu infrastruktur, tenaga kerja, pengetahuan
dan inovasi, pengalaman, modal dan lain-lain. Pertanyaan berikut akan
memandu kita memetakan sumberdaya kunci yang telah dimiliki.
• Apa sumber daya yang sudah kita miliki yang mampu mendukung
peningkatan aliran pendapatan (produksi)? lahan, tempat usaha,
peralatan produksi, kendaraan operasional, tenaga kerja, modal
dan lain-lain.
• Sumberdaya apa yang dibutuhkan untuk menunjang distribusi
produk dan pengelolaan pelanggan?

7. Kegiatan kunci (Key activities)


Aktivitas kunci merupakan kegiatan yang harus dilakukan untuk
meningkatkan skala produksi, kualitas dan inovasi produk. Tentunya,
kegiatan produksi juga termasuk aktivitas kunci. Kegiatan juga
mengarah pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan karyawan
di dalam mengembangkan produk berkualitas sesuai kebutuhan
konsumen. Termasuk juga misalnya pengadaan infrastruktur dan alih

9
teknologi untuk menghasilkan produk tersebut. Berikut pertanyaan
panduannya.
• Apa aktivitas kunci yang dibutuhkan untuk mengembangkan
produk yang ditawarkan? standar-standar mutu apa saja yang
perlu di capai?
• Apa aktivitas penting untuk pengembangan saluran distribusi,
pengelolaan konsumen, peningkatan sumber atau aliran
pendapatan?
• Aktivitas apa saja yang perlu dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan peningkatan kapasitas sumber daya manusia? termasuk
kebutuhan pelatihan staff.
• Lihat dan selaraskan dengan poin 2 (nilai-nilai produk yang
ditawarkan).
Dalam mengidentifikasi aktivitas kunci, beberapa metode dapat
digunakan untuk mempertajam hasilnya seperti analisa sebab-akibat,
fish bone analysis, logical framework analysis, SWOT analysis dan lain-
lain.

8. Mitra kunci (Key partners)


Mitra kunci adalah pihak-pihak yang dapat membantu dan
mendukung kegiatan bisnis kita. Pemetaan mitra kunci adalah bagian
yang sangat penting untuk menjamin keberlanjutan bisnis kita.
Pemetaan mitra kunci setidaknya memastikan stabilitas penyediaan
bahan baku, kelancaran distribusi, penjaminan mutu produk, jejaring
pasar dan permodalan. Berikut pertanyaan panduannya.
• Siapa mitra kunci yang dapat membantu pengembangan
permodalan bisnis kita?
• Siapa penyedia bahan baku utama?
• Siapa mitra untuk distribusi produk?
• Siapa mitra penjaminan mutu produk?
• Siapa mitra untuk pengembangan jejaring pasar?
• Apa saja perannya didalam membantu bisnis kita?
Di dalam memetakan mitra kunci, beberapa metode dapat digunakan
untuk mempermudah mengidentifikasikan pihak strategis mana yang
perlu digalang dukungannya, seperti stakeholder mapping, diagram
venn kelembagaan dan Analisa Power, Interest dan Legitimacy (PIL), dan
lain-lain.

9. Struktur Biaya (Cost structure)


Struktur biaya merupakan komponen pengeluaran yang terkait dengan
aktivitas kunci yang harus kita lakukan di dalam pengembangan bisnis.

10
Dengan demikian, seharusnya struktur biaya selaras dengan aktivitas
kunci yang telah direncanakan. Berikut pertanyaan panduannya.
• Biaya apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan kunci
bisnis kita?
• Aktivitas mana saja yang membutuhkan biaya yang besar ? dapat
dipersentasekan komposisinya.
• Cek kembali dengan poin 7 (aktivitas kunci) dan poin 2 (nilai-nilai
produk yang ditawarkan).
Dalam mengidentifikasi dan merancang struktur biaya, beberapa
metode dapat digunakan untuk medapatkan gambaran secara rinci
tentang kebutuhan investasi bisnis kita, seperti proyeksi (forecasting
atau peramalan) pendapatan dan pengeluaran dengan menggunakan
analisa manfaat dan biaya (benefit & cost analysis), pengembalian
modal (break event point), pengembalian atas investasi (return on
investment) dan lain-lain.

2. Menguji konsep model bisnis Desa

konsep model bisnis yang telah di rancang perlu dilakukan pengujian atau
validasi. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada kita dalam
memutuskan apakah model bisnis yang akan kita kembangkan tersebut "layak"
atau "tidak layak".

Pengujian sederhana dan cepat dapat dilakukan dengan menanyakan kepada


calon konsumen produk kita atau dengan meminta saran dari orang lain yang
berpengalaman bisnis. Anda bisa membuat kuisioner sederhana untuk
menanyakan kepada calon konsumen, apakah produk yang akan
dikembangkan sudah sesuai kebutuhan dan preferensi mereka, bagaimana
dengan rencana harga yang akan diterapkan, apakah cara anda
menginformasikan produk sudah cukup efektif untuk konsumen, apakah cara
anda mendistribusikan produk sudah cukup efisien dan efektif bagi konsumen,
dan pertanyaan-pertanyaan lain yang dibutuhkan. Berkonsultasi dan meminta
pendapat dengan orang yang telah berpengalaman bisnis tentang inovasi
produk dan kelayakan bisnis kita, akan sangat membantu penyempurnaan
model bisnis yang akan dikembangkan. Setelah proses validasi dilakukan, maka
yang harus dilakukan adalah melakukan pendetailan model BMC ke dalam
Rencana Bisnis Desa.

11
12
C. Perencanaan Bisnis Desa

1. Definis dan Manfaat Perencanaan Bisnis

Perencanaan bisnis desa adalah sebuah upaya mengoptimalkan sumber daya


di wilayah desa untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi dan sosial dengan
mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan di masa yang akan datang.
Jenis sumber daya yang ada di desa, meliputi:
• Sumber Daya Alam
• Sumber Daya Fisik
• Sumber Daya Manusia
• Sumber Daya Sosial/Kelembagaan
• Sumber Daya Financial

“Dengan proses perencanaan bisnis desa ini diharapkan BUMDesa dapat


mengoptimalkan sumber daya desa untuk mendorong perekonomian desa dan
menciptakan lapangan kerja baru dan tentunya memperhatikan keberlanjutan
sumber daya tersebut. Manfaat dari perencanaan bisnis desa dapat dilihat pada
gambar dibawah ini”

13
Perencanaan bisnis yang terkait Prudes perlu melibatkan seluruh pengurus
BUMDesa agar substansi perencanaan dapat dipahami dengan baik oleh
seluruh anggota. Selain itu kepala desa dan perangkat desa lainnya juga perlu
dilibatkan karena BUMDesa merupakan lembaga desa dibawah kewenangan
kepala desa. Pihak lain yang harus dilibatkan adalah kelembagaan/ kelompok
masyarakat yang Prudes karena pihak inilah yang mengetahui secara rinci
mengenai Prudes tersebut.

2. Proses Perencanaan Bisnis

Studi Kelayakan Bisnis Prudes

➢ Aspek pasar dan pemasaran


• Potensi pasar
• Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan
atau hasrat untuk membeli.
• Perkembangan/pertumbuhan penduduk
• Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang
mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen,
kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
• Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk
meraih sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa
besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya Pangsa Pasar
(market share).

14
➢ Aspek teknis dan teknologi
Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang
diinginkan, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.
➢ Aspek manajemen
Menyangkut pembangunan dan operasional (POAC).
➢ Aspek keuangan
Menyangkut kebutuhan sumber dana untuk memulai usaha dan proyeksi
pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang
bersangkutan (Nett Present Value, Payback Period, Profitabilty Index).
➢ Aspek sosial ekonomi dan budaya
Menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar karena
adanya suatu kegiatan usaha tersebut, diantaranya:
• Dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap
kehidupan masyarakat, kebiasaan adat setempat, dan lain-lain.
• Dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per
kapita penduduk, apakah bisnis kita dapat mengubah atau justru
mengurangi income per capita penduduk setempat, pendapatan
nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR.
• Dan dari segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi
semakin ramai, lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi,
penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat.

Merumuskan Visi dan Misi Bisnis Desa:

Merumuskan Arah Bisnis: mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi


BUMDesa, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal BUMDesa,
mengidentfikasi konsumen, mulai dari kebutuhan konsumen, segmen
konsumen yang akan diintervensi, hingga menentukan posisi produk di pasar.

15
Merumuskan Strategi Pemasaran Produk: adalah suatu kegiatan yang harus
dilakukan untuk memperkenalkan pruduk secara lebih luas ke masyarakat.
➢ Konsep penjualan atau Selling Concept, yaitu memfokuskan pada
penjualan. Karena itu, konsep ini lebih mengedepankan produk yang
dibuat sebaik-baiknya, lalu nanti baru dipikirkan bagaimana cara
menjualnya. Keuntungan yang didapat melalui banyaknya produk yang
dijual.
➢ Konsep pemasaran atau Marketing Concept, yaitu Konsep Pemasaran yaitu
memfokuskan pada kebutuhan pembeli. Karena itu pemasaran sibuk
dengan pemikiran memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan
keseluruhan barang yang berhubungan dengan penciptaan, pengantaran,
dan akhirnya pengkonsumsiannya. Keuntungan yang didapat melalui
kepuasan pelanggan.
➢ Bauran pemasaran atau Marketing Mix, yaitu strategi pemasaran yang
dilaksanakan secara bersamaan dengan tujuan mencapai target yang
diinginkan. Teknik yang dipakai di dalam, yaitu “4P-7P Marketing Mix”.
• Produk (Product), Produk dapat berupa barang ataupun jasa, yang unik
dan memiliki kualitas sehingga mampu meningkatkan daya saing
produk atau jasa tersebut di pasaran.
• Harga (Price), harga harus sesuai dengan kemampuan target pasar.
Untuk itu, sebelum memulai bisnis harus dilakukan survey pasar
mengenai harga yang pantas ditawarkan kepada konsumen.
• Tempat (Place), lokasi bisnis yang strategis dapat mempermudah
konsumen menemukan sehingga transaksi penjualan lebih mudah
terjadi.
• Promosi (Promotion), bagian ini menyangkut cara memasarkan produk,
media yang digunakan, dan sebagainya.
• Sumber Daya Manusia (Participants), faktor ini berperan penting dalam
membuat kemajuan dan kemunduran sebuah bisnis desa. Bagian
penting dari SDM meliputi attitude (sopan santun) dan motivasi dari
orang yang terlibat di dalam bisnis desa.
• Proses (Process), bagian ini mencakup bagaimana sebuah usaha desa
melayani permintaan konsumen.
• Tampilan Fisik (Physical Evidence), penampilan berupa kemasan yang
digunakan pada produk. Semakin menarik kemasan yang digunakan,
maka semakin menaikan minat keingintahuan konsumen terhadap
sebuah produk.

Menganalisis Pesaing: merupakan taktik penting untuk mengetahui apa yang


dilakukan oleh pesaing dan jenis ancaman apa yang mereka hadirkan bagi
kesejahteraan finansial bisnis yang akan dijalankan.

16
3. Penyusunan Strategi Lembaga

Penyusunan strategi lembaga menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT


yaitu suatu metode untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis
yang bertujuan merumuskan suatu strategi lembaga. SWOT itu sendiri
merupakan singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),
Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman atau kendala), dimana secara
sistematis sangat dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar
(O serta T) serta faktor didalam perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut
dipakai didalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang untuk dapat
mencapai tujuan baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

17
18
4. Menyusun Rencana Anggaran Biaya

Anggaran atau penganggaran, yaitu suatu rencana yang disusun dengan


sistematis yang meliputi semua aktivitas lembaga usaha yang dinyatakan
dalam unit atau kesatuan keuangan (finansial) yang berlaku untuk jangka waktu
tertentu. Prinsip dalam penyusunan anggaran, yaitu:

• Tegas dan jelas dalam mendefinisikan rencana strategis lembaga


usaha.
• Proses penganggaran harus melibatkan kerjasama dari seluruh pihak
terkait.
• Dapat diawasi dan dipantau secara berkelanjutan dalam
pelaksanaannya serta memiliki mekanisme evaluasi dan penyesuaian.

Forecasting (Proyeksi atau peramalan)


Forecasting adalah kegiatan yang bertujuan untuk meramalkan atau mem-
prediksi segala hal yang terkait dengan produksi, penawaran, permintaan atau
penggunaan teknologi dalam sebuah usaha. Perkiraan ini pada akhirnya akan
digunakan oleh untuk membuat perencanaan terkait kegiatan usaha dalam
beberapa periode tertentu.

Pengembalian modal (break event point)


Break-Even Point atau sering disingkat dengan BEP suatu kondisi dimana
penjualan suatu bisnis cukup untuk menutupi pengeluaran bisnisnya.

Pengembalian atas investasi (return on investment)


Return on Investment atau ROI adalah laba atas investasi yang dihitung
berdasarkan hasil pembagian dari pendapatan yang dihasilkan dengan besaran
modal yang ditanam. Beberapa pakar keuangan di Indonesia mendefinisikan
ROI sebagai uang yang diperoleh atau hilang pada suatu investasi. Dalam hal
ini, investasi dapat mengacu pada modal, aset, serta anggaran biaya investasi.

19
20
Bagian Kedua
Membangun Usaha Desa
“Budidaya Perikanan Darat, Pupuk Kompos dan
Peternakan Ayam Kampung”

A. Budidaya Perikanan Darat

Kegiatan budidaya yang dimaksud adalah kegiatan pemeliharaan untuk


memperbanyak (reproduksi), menumbuhkan, serta meningkatkan mutu biota
akuatik sehingga diperoleh keuntungan. Budidaya lebih menekankan pada
kondisi terkontrol dan orientasi untuk mendapatkan keuntungan tersebut,
definisi ini mengandung makna bahwa kegiatan budidaya perikanan adalah
kegiatan ekonomi (prinsip-prinsip ekonomi) yang mengarah pada industri
(tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat harga).

Kegiatan budidaya ikan terdiri atas:


➢ Pembenihan. Kegiatan ini dimulai dari pemilihan induk, pemijahan, sampai
produksi benih pada stadium post larva (ukuran sekitar 1 - 3 cm).

21
➢ Pendederan. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pembenihan
dengan membesarkan benih ukuran 1 - 3 cm sampai ukuran 5 - 8 cm atau
8-12 cm.
➢ Pembesaran. Kegiatan ini merupakan kegiatan membesarkan benih ikan
yang dihasilkan kegiatan pendederan sampai berukuran konsumsi.

1. Sistem Budidaya Perikanan Air Tawar

Sistem budidaya perikanan didefinisikan sebagai wadah produksi beserta


komponennya (wadah budi daya, sistem pengelolaan, maupun biota
pendukung) dan teknologi yang diterapkan pada wadah tersebut yang bekerja
secara sinergis menghasilkan produksi. Komponen tersebut di dalam sistem
budidaya perikanan bekerja sinergis sehingga tercipta lingkungan terkontrol
dan optimal bagi upaya mempertahankan kelangsungan hidup ikan dan
memacu pertumbuhan dan perkembangbiakan ikan.

Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan berbagai jenis kolam, meliputi


kolam tanah, kolam air deras, kolam berlapis plastik/terpal, karamba bambu,
karamba jaring apung (KJA), tambak, bak tembok, bak fiber, dan akuarium.
Kekurangan dan kelibihan masing-masing sistem dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Jenis kolam Kelebihan kekurangan


Kolam tanah • Biaya pembuatan lebih • Mudah terserang hama.
murah. • Sering terjadi kebocoran.

22
• Pemeliharaan dilakukan
secara tradisional.
Karamba bambu • Lebih ekonomis • Kurang tahan lama di-
dibandingkan keramba bandingkan keramba jaring
jaring apung. apung.
• Terhindar dari predator • Ada pembaharuan bambu.
lain. • Kapasitas daya tampung
ikan lebih rendah.
Keramba jaring • Mudah disortir dan • Biaya jaring mahal.
apung dipanen. • Penggunaan pakan banyak,
• Mengurangi penyebaran • Pengecekan harus selalu
penyakit. dilakukan.
• Benih terhindar dari
predator lain.
Kolam tembok • Kolam lebih tahan lama. • Biaya pembuatan kolam
• Terlihat lebih rapi. mahal.
• Suhu kolam tidak stabil.
Kolam terpal • Kolam terpal lebih • Rawan bocor.
praktis. • Mudah lapuk.
• Biaya relatif terjangkau. • Tidak tahan lama.
• Dapat dipindah • Miskin ion dan mineral dari
tempatkan karena tanah.
sifatnya yang tidak • Air kolam terpal lebih cepat
permanen. bau.
Akuarium • Mudah dipindahkan. • Daya tampung ikan sedikit.
• Lebih praktis. • Hanya bisa digunakan
untuk jenis ikan tertentu.

Budidaya Ikan dengan sistem Keramba Jaring Apung

23
Sistem pengelolaan budidaya air tawar pun terus mengalami perkembangan,
dari sistem budi daya ekstensif (tradisional), semi intensif hingga intensif.
Berikut penjelasan tentang sistem budidaya air tawar.

➢ Ekstensif. Pengelolaan usaha budidaya perairan sistem ekstensif atau


tradisional sangat sederhana dengan padat penebaran yang rendah.
Sistem budi daya air tawar ekstensif umumnya diterapkan pada sistem air
mengalir seperti keramba bambu dan jaring apung. Sistem budidaya
ekstensif sepenuhnya diserahkan kepada alam. Ikan budidaya memperoleh
makanan yang ada di dalam wadah yang terangkut oleh aliran air. Makanan
tambahan yang diberikan berupa sisa-sisa dapur. Karena itu, pertumbuhan
ikan budidaya sangat lambat dan kelangsungan hidup sangat rendah.
Pertumbuhan ikan juga tidak seragam karena berasal dari bibit ikan yang
tidak seragam. Umumnya bibit berasal dari hasil penangkapan di alam
sehingga sering bercampur dengan ikan lain.

➢ Ektensif plus. Sistem ekstensif plus atau tradisional plus merupakan


perbaikan dari sistem ekstensif. Pada pertengahan tahun 1970-an, dikenal
istilah "panca usaha" tambak atau panca usaha kolam, yaitu lima macam
kegiatan pokok yang harus dilaksanakan oleh pembudidaya agar usaha
budidaya di kolam/tambak dapat berhasil dengan baik. Kelima macam
kegiatan tersebut terdiri dari (1) perbaikan saluran dan pengairan; (2)
pengolahan tanah dasar; (3) pemakaian pupuk; (4) pemberantasan hama;
dan (5) penyediaan benih yang cukup. Seiring pengelolaan kolam dan
penyediaan benih, padat penebaran kolam dapat ditingkatkan. Ikan diberi
pakan tambahan berupa sisa-sisa dapur atau dengan pemupukan susulan
untuk menumbuhkan pakan di dalam kolam. Pertumbuhan ikan budi daya
lebih cepat dan kelangsungan hidup lebih tinggi dari kolam yang dikelola
secara ekstensif.

➢ Semi Ektensif. Sistem budidaya ikan air tawar semi intensif merupakan
perbaikan dari sistem ekstensif dan ekstensif plus. Untuk meningkatkan
produksi budi daya kolam, pembudidaya tidak hanya melaksanakan lima
macam kegiatan pokok atau panca usaha yang diperkenalkan pada tahun
1970-an, melainkan sampai tujuh macam. Ketujuh macam kegiatan
tersebut merupakan penyempurnaan dari lima macam kegiatan (panca
usaha) terdahulu. Lebih lanjut, ketujuh macam kegiatan tersebut
dinamakan "sapta usaha" budi daya kolam/tambak, yang meliputi (1)
perbaikan konstruksi tambak/kolam; (2) pengaturan air; (3) pengolahan
tanah, pemupukan, dan pemberian pakan tambahan; (4) pemberantasan
hama; (5) penebaran benih; (6) pemasaran hasil; dan (7) tata laksana usaha.
Kegiatan-kegiatan tersebut meningkatkan pengelolaan kolam yang dikenal

24
sebagai sistem budi daya semi intensif. Padat penebaran kolam
ditingkatkan hingga mencapai antara 3-10 ekor/m2. Karena itu, hasil panen
dapat ditingkatkan hingga mencapai 5.000 kg/ha/tahun. Ikan budi daya
diberi pakan tambahan sebanyak 1 - 2 kali sehari. Karena itu, pertumbuhan
ikan budi daya dapat dipacu, termasuk kelangsungan hidup ikan budi daya
lebih tinggi.

➢ Intensif. Sistem budi daya ikan air tawar secara intensif merupakan sistem
budi daya dengan penerapan ilmu dan teknologi. Sistem budi daya ikan air
tawar intensif dilakukan pada lokasi yang sesuai, wadah khusus, dan ikan-
ikan yang bernilai ekonomi tinggi. Ikan-ikan budi daya yang сосок untuk
dibudidayakan secara intensif antara lain ikan mas, nila, lele, gurami, patin,
bawal air tawar, baung, jelawat, betutu, gabus, betok, belut, sidat, dan
belida. Lebih bisa lebih tinggi lagi dari sistem ekstensif dan semi ekstensif.
Karena itu, hasil panen sangat tinggi, mencapai > 10.000 kg/panen. Budi
daya ikan air tawar intensif menggunakan bibit unggul, pemberian pakan
2 - 4 kali sehari yang hampir keseluruahnnya menggunakan pakan buatan.
Pada sistem ini kontrol kualitas air sangat ketat. Kondisi ini dapat memacu
pertumbuhan ikan dan kelangsungan hidup sangat tinggi.

2. Kualitas Air

Kualitas air adalah faktor penting dalam teknik budidaya ikan air tawar. Sumber
air dapat berasal dari Mata air, Sumur (air tanah), irigasi/sungai, ataupun air
pam. Seluruh sumber air tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan
masaing-masing, Mata air dan air sumur memiliki tingkat kejernihan yang
bagus dengan suhu relatif lebih rendah, namun kandungan karbondioksida
didalamnya sangat tinggi. Air sungai/irigasi, umumnya memiliki tingkat
kekeruhan yang tinggi yang juga kadang sering membawa hama dan penyakit.
Namun, air ini umumnya memiliki kandungan karbondioksida yang sedikit
lebih rendah (tergantung tingkat pencemaran airnya). Air pam, untuk perikanan
sangat tidak disarankan, karena mengandung senyawa klorin yang tidak baik
untuk ikan. Butuh perlakuan khusus untuk menggunakan air dalam budidaya
perikanan. Secara umum, kualitas air dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

➢ Oksigen terlarut. Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah


perpindahan udara dan hasil fotosintesis tanaman atau organisme
berklorofil yang hidup di perairan. Tanaman air, terutama ganggang,
menghasilkan oksigen dengan bantuan sinar matahari. Semakin lama
tanaman air disinari matahari, maka kolam akan menerima produksi
oksigen yang semakin tinggi. Oksigen berfungsi untuk respirasi ikan dan

25
makhluk perairan lain. Selain itu, oksigen juga berfungsi untuk penguraian
atau perombakan bahan organik yang ada di dasar kolam. Oksigen terlarut
dalam air sangat menentukan kehidupan organisme perairan. Kadar
oksigen rendah dapat memperlambat pertumbuhan maupun memicu
kematian organisme. Kandungan oksigen terlarut dalam perairan
mengalami perubahan setiap saat. Kadar oksigen terlarut dalam air yang
baik untuk kehidupan ikan adalah 5 ppm.

➢ Kekeruhan dan kecerahan air. Kekeruhan akan mempengaruhi stratifikasi


suhu air dalam wadah budidaya. Kekeruhan ini diakibatkan oleh bahan
terlarut yang berasal dari run off air dari sekitar wadah budidaya.
Sedangkan kecerahan air terkait dengan daya tembus sinar matahari ke
dalam air. Semakin dalam kecerahan air, semakin baik untuk pertumbuhan
ikan.

➢ Suhu. suhu air dapat mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan ikan.
Secara garis besar, suhu air dapat mempengaruhi proses kehidupan pada
ikan dan makhluk perairan lain. Suhu air juga mempengaruhi kadar oksigen
yang terlarut dalam air dan daya racun suatu bahan pencemar. Oksigen
cenderung mudah larut pada kondisi suhu tinggi dibandingkan suhu
rendah. Namun, pada suhu yang tinggi, ikan lebih membutuhkan oksigen
lebih banyak karena aktivitas yang tinggi. Suhu optimal untuk budidaya
ikan berkisar 250- 300C.

➢ Derajat keasaman (pH). pH merupakan kondisi asam dan basa suatu


perairan yang dapat digunakan sebagai indeks kualitas lingkungan. Air
dengan kondisi asam akan menyebabkan ikan lemah, lebih mudah terkena
infeksi dan mortalitas tinggi. Berubahnya nilai pH menimbulkan perubahan
terhadap keseimbangan kandungan karbondioksida, bikarbonat, dan
karbonat di dalam air. Dalam Kep MenLH No 51 tahun 2004 tentang
pedoman baku mutu menetapkan kisaran pH antara 6,5 – 8,5 untuk
perikanan air tawar.

➢ Bahan cemaran. Pencemaran perairan adalah penambahan sesuatu


berupa bahan atau energi ke dalam perairan yang menyebabkan
perubahan kualitas air sehingga mengurangi atau merusak nilai guna air
dan sumber air perairan tersebut. Bahan pencemar yang biasa masuk
kedalam suatu badan perairan pada prinsipnya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu bahan pencemar yang sulit terurai dan bahan pencemar
yang mudah terurai. Contoh bahan pencemar yang sulit terurai berupa
persenyawaan logam berat, sianida, DDT atau bahan organik sintetis.
Contoh bahan pencemar yang mudah terurai berupa limbah rumah tangga,

26
bakteri, limbah panas atau limbah organik. Kedua jenis bahan pencemar
tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan manusia, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk mengurangi bahan cemaran,
wadah penampungan air (tandon) dibutuhkan. Kolam tandon mampu
mengatasi cemaran air yang akan masuk ke kolam budidaya melalui
perlakuan khusus, seperti pembuatan filter biologis. Pengendalian bahan
cemaran akan sulit dikendalikan pada budidaya ikan di sungai, waduk dan
danau atau bekas galian tambang.

➢ Amoniak-N. Kandungan amoniak yang baik bagi kehidupan ikan air tawar
kurang dari 1,0 mg/L. Apabila kadar amoniak telah melebihi 1,5 mg/L, maka
perairan tersebut telah terjadi pencemaran. Kadar amoniak yang tinggi
dapat merupakan indikasi adanya pen-cemaran bahan organik yang
berasal dari limbah domestik, industri, dan limpasan (run off) serta sisa
pakan dan feses. Tingkat toksisitas amoniak me-ningkat seiring dengan
pening-katan nilai pH perairan.

➢ Pospat. Unsur pospat P merupakan faktor pembatas dalam proses


kesuburan perairan dikarenakan mudah terikat di dalam dasar perairan
atau lumpur. Apabila unsur P tersedia, maka plankton akan tumbuh subur,
terutama dari jenis yang sulit dicerna oleh ikan. Pospat yang disumbangkan
ke dalam perairan umumnya berasal dari aktivitas budidaya ikan dari sisa
pakan pellet yang terbuang. Pertumbuhan fitoplankton secara mendadak
(umbalan) tidak dapat bertahan lama karena kekurangan unsur P tersebut.
Kematian fitoplankton ini menyebabkan penurunan kandungan oksigen
terlarut hingga mencapai 0,0 mg/L dan meningkatkan kandungan
amoniak-N yang bersifat racun bagi ikan.

3. Pemupukan

Pemupukan umumnya sering aplikasikan pada jenis kolam tanah, dan beberapa
diterapkan juga pada kolam beton ataupun terpal. Pemupukan dilakukan utuk
memberikan pengaruh terhadap komposisi jenis pertumbuhan pakan alami
(plankton) dan tingkat produktivitasnya. Tingkat produktivitas pakan alami ini
ditentukan oleh kelengkapan unsur-unsur hara sebagai pembentuk komponen
bahan dasar dalam pertumbuhan.

Unsur-unsur hara yang tersedia dalam air kolam dapat dibedakan menjadi dua
yaitu unsur mutlak dan unsur tidak mutlak. Unsur mutlak adalah unsur yang
harus tersedia untuk pertumbuhan pakan alami. Unsur tersebut antara lain
karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O₂), nitrogen (N), fosfor (P), sulfur (S),

27
kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Unsur tidak mutlak adalah unsur-unsur
yang sudah cukup terbawa oleh aliran air yang masuk ke dalam kolam, antara
lain kalium (K), natrium (Na), klor (Cl), aluminium (Al), dan silika (Si). Pemupukan
diperlukan untuk memberikan asupan agar unsur-unsur yang dibutuhkan
tersebut menjadi lengkap.

Keberhasilan suatu pemupukan ditentukan oleh banyak faktor. Beberapa faktor


tersebut adalah jenis pupuk, jumlah atau dosis pupuk, serta cara
pemupukannya. Penentuan dosis pupuk secara tepat, pada praktiknya, sangat
sulit untuk distandarkan karena setiap tempat mempunyai tingkat kesuburan
tanah dan air yang berbeda.

4. Budidaya Ikan Lestari

Budidaya ikan secara organik


Cir-ciri budidaya organik, yaitu:
• Tidak menggunakan obat-obatan dan bahan kimia
• pemberian pakan organik
• Padat tebar rendah
• benih dari hatchery organik

Budidaya ikan dengan sistem resirkulasi


Budidaya ikan sistem resirkulasi adalah sebuah sistem sirkulasi air tambak/
kolam dengan menggunakan kembali (re-use) air untuk budidaya, sehingga
dapat mengurangi penggunaan air dari luar sistem. Air tambak/kolam yang
telah digunakan untuk budidaya ikan dan telah mengalami penurunan
kualitasnya, dapat digunakan kembali setelah mengalami proses filtrasi.
Penggunaan sistem ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah:

• Penggunaan air lebih hemat


• Fleksibelitas lokasi budidaya
• Lebih Higienis
• Kebutuhan ruang atau lahan relatif kecil
• Kemudahan dalam mengendalikan dan memelihara
• Kemudahan dalam mempertahankan suhu dan kualitas air
• Ramah lingkungan
• Aman dari pencemaran yang terjadi di luar lingkungan perairan
• Dapat dilaksanakan sepanjang waktu

28
Komponen dasar sistem resikulasi terdiri dari:
• Unit Pemeliharaan (tangki kultur/growing tank), yaitu tempat
pemeliharan ikan dengan ukuran sesuai dengan kapasitas jumlah ikan
yang akan di budidayakan.
• Unit Penyaring Partikulat (sump particulate), bertujuan untuk
menyaring materi padat terlarut agar tidak menyumbat biofilter atau
mengkonsumsi suplai oksigen.
• Unit Biofiltration, merupakan bagian utama dalam sistem resirkulasi.
Biofilter merupakan tempat berlansungnya proses nitrifikasi.
• Pompa Resirkulasi (water recirculation pump), berguna untuk
mengarahkan, menaikkan dan mengalirkan aliran air sesuai yang
diinginkan.

5. Bahan Baku Pakan Ikan

Pakan merupakan asupan yang diberikan kepada hewan ternak yang menjadi
sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan dan kehidupan makhluk
hidup. Secara umum, pakan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

➢ Pakan Alami. merupakan pakan yang telah tersedia di alam. Dengan pakan
alami, ikan mempunyai kesempatan untuk memilih jenis pakannya. Oleh
karena itu, pakan yang berasal dari alam selalu sesuai dengan selera ikan.

29
Pakan alami merupakan pakan terbaik untuk budidaya ikan pada fase
tertentu, terutama fase pembenihan dan pendederan. Contoh pakan alami,
yaitu cacing; ikan hidup; invertebrata akuatik, seperti daphnia atau artemia;
larva serangga seperti bloodworm, jentik nyamuk, infusoria, dan rotifera.

➢ Pakan buatan merupakan pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu,


baik nabati maupun hewani berdasarkan pertimbangan pembuatnya.
Pakan buatan biasanya dibuat di pabrik dan dijual secara komersial atau
bisa juga membuatnya sendiri. Dalam lingkungan budidaya, ikan lebih
tergantung pada pakan buatan dan tidak mempunyai kesempatan untuk
memilih. Keuntungan penggunaan pakan buatan adalah mudah dalam
penyimpanan dan penggunaan serta tersedia secara kontinyu. Selain itu,
semua elemen-elemen esensial yang diperlukan ikan telah disediakan
dengan baik dan tidak ada bahaya pencemaran hama dan penyakit.

Pakan buatan saat ini menjadi kebutuhan penting dalam kegiatan budidaya
ikan air tawar. Ikan membutuhkan ketersedian pakan dalam jumlah yang cukup,
tersedia secara terus menerus, serta berkualitas agar dapat berkembang
dengan baik. Pakan juga menjadi bagian penting dalam modal usaha budidaya
ikan, karena sekitar 70% dari modal budidaya ikan digunakan untuk
menyediakan pakan. Oleh karena itu, upaya perbaikan kualitas pakan
(komposisi nutrisi) dan perbaikan efisiensi penggunaan pakan perlu dilakukan
untuk meningkatkan produksi hasil budidaya dan mengurangi biaya
pengadaan pakan, serta meminimalkan produksi limbah pada media budidaya.

Dalam meramu atau membuat pakan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
• Mengandung nutrisi yang lengkap dan seimbang
• Memiliki ukuran yang sesuai dengan mulut ikan, agar mudah dimakan dan
tidak banyak pakan yang terbuang.
• Tidak mudah hancur dalam air agar tidak mencemari air.
• Disukai ikan dan memiliki kecernaan yang tinggi.
• Berpengaruh terhadap pertumbuhan.
• Menguntungkan dari segi biaya produksi yang rendah, namun tetap
berkualitas.

Bahan Baku terdiri dari 5 nutrisi utama, yaitu Protein, lemak-Asam lemak,
vitamin, mineral serta karbohidrat. Selain itu, terdapat bahan lainnya yang
mendukung proses pembuatan pakan, diantaranya perekat, antioksidan serta
penghambat jamur. Uraian tentang bahan baku pembuatan pakan ikan dapat
dilihat pada uraian dibawah ini.

30
31
➢ Protein, sangat diperlukan oleh tubuh ikan untuk pertumbuhan maupun
untuk sumber energi. Jenis dan umur ikan berpengaruh pada kebutuhan
protein. Ikan karnívora (pemakan daging) membutuhkan protein lebih
banyak daripada ikan herbivora (pemakan tumbuhan), sedangkan ikan
omnivora (pemakan segalanya) berada diantara keduanya. Protein untuk
pakan ikan dibedakan menjadi 2, yaitu protein nabati (asal dari tumbuhan),
dan protein hewani. Protein hewani umumnya mengandung protein
dengan komposisi asam amino yang lebih baik dibandingkan nabati.
protein nabati lebih sulit dicerna dari pada protein hewani, dikarenakan
protein nabati terbungkus dalam dinding selulosa yang memang sukar
dicerna. Sumber protein nabati dapat berasal dari kacang, tepung kopra,
SBM (soya bean meal/tepung bungkil kedelai) dan PKM (palm kernel
meal/tepung bungkil kelapa sawit). Sementara, protein hewani dapat
berasal dari tepung ikan, tepung cumi, tepung rebon, tepung kelapa
udang, tepung darah, tepung keong, tepung daging dan tepung ragi.

➢ Lemak, adalah kelompok senyawa organik berfungsi sebagai sumber


energi. Sumber asam lemak esensial yang berperan penting dalam
menjaga jaringan serta membantu penyerapan vitamin A, D, E, K. Sumber
lemak di dapat dari bahan baku seperti minyak jagung, minyak ikan, minyak
kelapa, minyak sawit, minyak biji kapas dan minyak kedelai.

➢ Karbohidrat atau zat pati, merupakan sumber energi yang berasal dari
bahan baku nabati, yang teridir dari pati, gula, dan serat. Kemampuan ikan
untuk memanfaatkan karbohidrat ini tergantung pada kemampuannya
untuk menghasilkan enzim pemecah karbohidrat (amilose). Ikan karnivora
dengan kadar protein yang tinggi dalam pakannya cenderung
menggunakan protein sebagai sumber energi, sehingga kebutuhan
karbohidrat lebih sedikit dibandingkan ikan omnivora dan herbivora.
Beberapa bahan pakan yang menjadi sumber karbohidrat, yaitu tepung
singkong, tepung jagung, tepung dedak/katul, tepung sagu dan Rumput
laut.

➢ Mineral, adalah bahan anorganik yang dibutuhkan oleh ikan untuk


pertumbuhan jaringan tubuh dan proses metabolisme. Pada umumnya,
mineral-mineral itu didapatkan dari makanan, oleh karena itu, beberapa
macam mineral penting harus ditambahkan pada proses pembuatan
pakan. Mineral yang penting untuk pembentukan tulang gigi dan sisik
adalah kalsium, fosfor, fluorine, magnesium, besi, tembaga, kobalt, natrium,
kalium, klor, boron, aluminium, seng, arsen dll.

32
➢ Vitamin, merupakan senyawa organik yang harus tersedia dalam pakan
dalam jumlah relatif sedikit untuk perkembangan dan pertumbuhan secara
normal. Vitamin dalam pakan mutlak dibutuhkan terutama pada budidaya
intensif, karena pakan alami yang mengandung vitamin sangat terbatas.
Apabila ikan kekurangan vitamin, maka gejalanya adalah nafsu makan
hilang, kecepatan tumbuh berkurang, warna abnormal, keseimbangan
hilang, gelisah, mudah terserang bakteri, pertumbuhan sirip kurang
sempurna, pembentukan lendir terganggu dll. Kebutuhan akan vitamin
sangat dipengaruhi ukuran ikan, umur, kondisi lingkungan dan suhu air.
Vitamin dapat dibedakan atas vitamin yang larut dalam air dan vitamin
yang larut dalam lemak. Vitamin B-komplex merupakan vitamin yang larut
dalam air dan dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit dengan fungsi utama
sebagai katalisator pada berbagai proses metabolisma. Sementara, vitamin
lain seperti vitamin C, inositol, dan kolin dibutuhkan dalam jumlah lebih
banyak. Vitamin yang larut dalam lemak juga dibutuhkan seperti A, D, E,
dan K.

➢ Bahan Pengkap, selain kandungan nutrisi diatas, ada beberapa bahan


tambahan dalam meramu pakan buatan. Bahan-bahan ini cukup sedikit
saja, diantaranya: antioksidan, perekat dan penghambat jamur. Sebagai
antioksin dan atau zat anti tengik dapat ditambahkan fenol, vitamin E,
vitamin C, etoksikuin dan lain-lain. Beberapa bahan yang dapat berfungsi
sebagai perekat seperti agar-agar gelatin, tepung kanji, tepung terigu dan
sagu, dengan pemakaian maksimal 10% bahan perekat ini menjadi penting
pada pembuatan pakan yang membuat pakan tidak cepat hancur di air.
Beberapa bahan penghambat jamur, yaitu Asam Sitrat, Sodium, Kalsium
dan Potasium Sorbate.

Berikut ini merupakan formula pakan yang sederhana.


• Ikan curah: 30%
• Dedak: 20%
• Keong mas: 10%
• Singkong: 15%
• Kopra: 15%
• Dicalsium phosphat: 2%
• Minyak ikan: 3%
• Vitamin mix (Premix vitamin): 2,5%
• Mineral mix (Premix mineral): 2,5%

33
6. Proses Pembuatan Pakan Ikan

Pembuatan pakan ikan melalui beberapa proses, diantaranya yaitu


penggilingan, pengayakan, penimbangan, pembuatan premix, pencampuran,
pencetakan, pengeringan dan pengemanasan.

34
➢ Penggilingan, yaitu proses untuk memperkecil dan memperhalus bahan
baku yang berbentuk bongkahan atau gumpalan menjadi bentuk yang
seragam. Proses penggilingan akan mempermudah ketika melakukan
proses pencampuran dan pencetakan.

➢ Pengayakan, yaitu proses pemisahan partikel berdasarkan ukurannya.


Bahan hasil penggilingan harus diayak terlebih dahulu sehingga
menghasilkan bahan yang lembut yang sesusi dengan kebutuhan ikan.

➢ Penimbangan, yaitu proses menimbang seluruh bahan baku sesuai


komposisi yang telah ditetapkan.

➢ Pembuatan premix. Premix adalah pelengkap pakan berupa vitamin,


mineral dan asam amino (feed supplement) yang pemberiannya
dicampurkan dalam pakan dalam jumlah atau dosis yang sedikit. Berikut
contoh komposisi premix yang dibutuhkan untuk pakan ikan.

➢ Pencampuran, yaitu proses membaurkan seluruh bahan baku. Proses


pencampuran yang baik harus menggunakan mesin pencampur sehingga
akan dihasilkan pakan dengan bahan baku yang seragam dengan waktu
seminimal mungkin.

➢ Pencetakan. Setelah tercampur rata, maka bahan baku tersebut di seduh


dengan air panas lalu di aduk hingga menjadi adonan. Adonan tersebut
kemudian digiling dan di cetak dengan alat pencetak.

➢ Pengeringan, yaitu proses pengurangan kandungan air yang tersimpan di


bahan baku yang sudah dicetak. Pengeringan dapat dilakukan secara alami

35
dengan sinar matahari, atau menggunakan oven agar lebih efektif dan
efisien.

➢ Pengemasan dan Penyimpanan, bertujuan untuk menjaga pakan


terhindar dari kerusakan, serta cemaran senyawa kimia lainnya. Sistem
penyimpanan terbaik harus menggunakan metode FIFO (First In Fisrt Out),
yang memiliki makna barang yang pertama masuk, maka itu yang terlebih
dahulu keluar. Secara sederhana dapat digambarkan, barang yang keluar
akan disesuaikan dengan urutan ketika barang masuk. Hal ini dilakukan
karena berhubungan masa kadarluarsa pakan yang bisa menurunkan
kualitas pakan dan berbahaya bagi ikan.

B. Pupuk Kompos

Indonesia merupakan negara agraris yang perekonomiannya banyak ditopang


oleh sektor pertanian. Dunia pertanian (perkebunan, pertanian tanaman
pangan, peternakan) mampu memberi nilai ekonomis dan meningkatkan
kemantapan swasembada produk pertanian untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Sektor pertanian dan peternakan sudah mengenal dengan sistem
terintegrasi atau terpadu. Dengan sistem terintegrasi ini, usaha pada sektor
pertanian dan peternakan dapat saling mendukung dan menguntungkan.
Pelaksanaan usaha pertanian yang saling terintegrasi akan menciptakan suatu
konsep usaha yang akan saling melengkapi dan meniadakan limbah pertanian
yang biasanya terjadi.

Penintegrasian antara bidang pertanian dan peternakan dapat dilakukan


memanfaatan limbah dari peternakan sapi (kotoran) untuk dijadikan sebagai
pupuk kompos yang dapat digunakan pada bidang pertanian. Kotoran sapi
berpotensi dijadikan kompos karena memiliki kandungan kimia berupa
nitrogen 0.4 - 1 %, phospor 0,2 - 0,5 %, kalium 0,1 – 1,5 %, kadar air 85 – 92 %,
dan beberapa unsur lain (Ca, Mg, Mn, Fe, Cu, Zn). Kotoran memiliki pontensi
yang sangat besar dari jumlah ketersedian yang ada di sekitar wilayah
pertanian. Untuk ternak sapi potong yang dipelihara dengan sistem
dikandangkan satu ekor menghasilkan kotoran berkisar 8–15 kg/ekor/hari
dengan berat kering (BK) 20 persen atau 2,9–5,5 ton/tahun atau setara 0,58–
1,1ton pupuk organik sehingga akan mengurangi penggunaan pupuk
anorganik dan mempercepat proses perbaikan lahan. Selain itu, bahan yang
digunakan dalam kompos dapat ditambahkan jenis limbah lainnya yang
berasal dari pertanian, seperti jerami, limbah batang tebu, limbah kulit jagung

36
dll. Dengan cara seperti, maka limbah kotoran ternak (sapi) dan limbah
pertanian lainnya yang umumnya hanya dibuang menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan, akan dapat bermanfaat dalam kelestarian lingkungan.

1. Proses Pengomposan

Kotoran yang baru dihasilkan dari sapi tidak dapat langsung diberikan sebagai
pupuk tanaman, tetapi harus mengalami proses pengomposan terlebih dahulu.
Pengomposan merupakan proses penguraian bahan organik secara alamiah
dengan bantuan mikroorganisme pengurai. Selama proses pengomposan akan
terjadi perubahan-perubahan unsur kimia, diantaranya yaitu perubahan
senyawa karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi karbon
dioksida (CO2) dan air (H2O); penguraian senyawa organik menjadi senyawa
yang dapat diserap tanaman.

Beberapa alasan lain mengapa bahan organik dari kotoran sapi perlu
dikomposkan sebelum dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman, antara lain yaitu:
• Bila tanah mengandung cukup udara dan air, penguraian bahan
organik dari kotoran sapi berlangsung dengan cepat sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman.
• Penguraian bahan segar hanya sedikit sekali memasok humus dan
unsur hara ke dalam tanah.
• Struktur bahan organik segar dari kotoran sapi sangat kasar dan daya
nya terhadap air kecil, sehingga bila langsung dibenamkan akan
mengakibatkan tanah menjadi sangat remah.

37
• Kotoran sapi tidak selalu tersedia pada saat diperlukan, sehingga
pembuatan kompos merupakan cara penyimpanan bahan organik
terbaik sebelum digunakan sebagai pupuk.

Proses pengomposan dapat terjadi secara alamiah maupun dengan bantuan


manusia. Secara alami, kotoran sapi hanya dibiarkan diinjak-injak oleh sapi
hingga terjadi penguraian senyawa organik. Sementara itu, pengomposan
dengan bantuan manusia, umumnya menggunakan teknologi modern maupun
dengan menggunakan bahan aktivator dan menciptakan kondisi ideal
sehingga proses pengomposan dapat terjadi secara optimal dan menghasilkan
kompos berkualitas tinggi. Bahan activator pengomposan yang banyak
tersedia dipasaran diantaranya EM4, Stardec, Starbio, Super EM, atau air lindi
yang sudah diolah.

Berdasarkan ketersediaan oksigen bebas, mekanisme proses pengomposan


dibagi menjadi 2, yaitu pengomposan secara aerobik dan anaerobik.
Pengomposan secara aerobik merupakan proses pengomposan yang
memerlukan ketersediaan oksigen. Oksigen diperlukan oleh mikroorganisme
untuk merombak bahan organik selama proses pengomposan berlangsung.
Sementara itu, pengomposan secara anaerobik merupakan proses
pengomposan yang tidak memerlukan ketersediaan oksigen, namun hanya
memerlukan tambahan panas dari luar.

Suhu merupakan indikator yang menunjukkan aktivitas mikro organisme


pengurai selama proses pengomposan. Aktivitas mikro organisme pengurai
dalam proses pengomposan berpengaruh terhadap perubahan suhu dalam
tumpukan bahan kompos. Panas dihasilkan oleh mikroorganisme saat proses
perombakan bahan organik. Ketika proses dekomposisi bahan organik diawal
fase pengomposan semakin cepat, maka panas yang dihasilkan akan
meningkat semakin cepat. Pada saat proses pengomposan berakhir, bahan
organik yang didekomposisi oleh mikro organisme pengurai sudah habis
sehingga terjadi penurunan suhu pada tumpukan kompos.

Kadar air menjadi salah satu faktor yang menunjukkan kecepatan dalam proses
pengomposan. Dekomposisi bahan-bahan organik sangat tergantung pada
ketersediaan kandungan air, oleh karena itu kadar air menjadi faktor penting
pada proses pengomposan. Kandungan kadar air tidak boleh terlalu tinggi
ataupun terlalu rendah karena dapat mengurangi efisiensi proses
pengomposan. Kadar air optimal pada proses pengomposan berkisar antara
50-60%. Jika kadar air melebihi 60%, maka laju dekomposisi bahan organik
menjadi melambat, sedangkan apabila kadar air dibawah 40% akan

38
menyebabkan aktivitas mikro organisme yang terlibat selama proses
pengomposan terhenti.

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi proses pengomposan, yaitu:

➢ Rasio C/N, berkaitan dengan metabolisme mikroorganisme pengurai,


dimana karbon (C) digunakan sebagai sumber energi dan nitrogen (N)
sebagai zat pembentuk sel mikroorgnasime. Rasio C/N yang efektif untuk
proses pengomposan berkisar antara 30:1 hingga 40:1. Apabila rasio C/N
terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga
penguraian berjalan lambat.

➢ Ukuran Partikel, menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas).


Ukuran bahan yang baik digunakan untuk proses pengomposan adalah 5-
10 cm. Bahan kompos yang berukuran kecil akan cepat didekomposisi oleh
mikro organisme pengurai sehingga proses pengomposan berjalan lebih
cepat.

➢ Kadar pH, berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme pengurai.


Kisaran pH yang optimum pada proses pengomposan aerob adalah 6,0-
8,0. Jika nilai pH terlalu tinggi (basa) akan menyebabkan nitrogen dalam
tumpukan kompos hilang akibat proses volatilisasi (perubahan menjadi
ammonia). Sedangkan apabila nilai pH terlalu rendah (asam), akan
mengakibatkan sebagian mikroorganisme pengurai mati

Banyak strategi yang dilakukan untuk mempercepat proses pengomposan,


seperti melakukan memanipulasi faktor-faktor yang berpengaruh pada proses
pengomposan. Faktor yang berpengaruh pada proses pengomposan dapat
dimanipulasi secara optimal. Sebagai contoh, rasio C/N yang optimum adalah
30-40:1, maka untuk membuat kondisi tersebut, seluruh bahan-bahan yang
mengandung rasio C/N tinggi dicampur dengan bahan yang mengandung
rasio C/N rendah. Selain itu, ukuran bahan yang besar dilakukan proses
pencacahan terlebih dahulu sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan ideal
untuk proses pengomposan. Contoh lainnya, bila bahan yang digunakan terlalu
kering diberi tambahan air atau bahan yang terlalu basah dikeringkan terlebih
dahulu sebelum proses pengomposan.

Kotoran sapi memiliki rasio C/N sebesar 20:1, sehingga dibutuhkan bahan
campuran lain untuk meningkat rasio hingga sebasar 30-40:1. Beberapa
alternatif bahan campuran yang berasal dari limbah dengan nilai rasio yang
lebih tinggi, diantaranya yaitu:

39
• Daun-daunan pohon dengan rasio C/N sebesar 40-60:1.
• Serbuk gergaji dengan rasio C/N sebesar 500:1.
• Jerami dengan rasio C/N sebesar 70:1.
• Batang jagung dengan rasio C/N sebesar 100:1.

2. Manfaat Pupuk Kompos

Pupuk kompos organik memiliki banyak manfaat bagi tanah dan tanaman,
diantaranya yaitu:

• Memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi ringan


• Memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah tidak berderai
• Menambahkan daya ikat tanah terhadap air dan unsur-unsur hara
tanah
• Memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah
• Mengandung unsur hara yang lengkap, walaupun dalam jumlah sedikit
(jumlah ini tergantung dari bahan tambahan pembuat pupuk organik)
• Membantu proses pelapukan bahan mineral
• Memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikroba
• Menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan

Pengolahan kotoran sapi yang mempunyai kandungan N, P dan K yang tinggi


sebagai pupuk kompos dapat mensuplai unsur hara yang dibutuhkan tanah
dan memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik. Kondisi tanah yang
baik/sehat menyebabkan kelarutan unsur-unsur anorganik akan meningkat,
serta ketersediaan asam amino, zat gula, vitamin dan zat-zat bioaktif hasil dari
aktivitas mikroorganisme dalam tanah juga ikut bertambah. Seluruh kondisi ini
tentunya akan berdampak kepada pertumbuhan tanaman yang semakin
optimal.

Pupuk kompos juga memiliki manfaat bagi dari aspek ekonomi, yaitu
menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah kotoran sapi,
mengurangi volume/ukuran limbah kotoran sapi serta memiliki nilai jual yang
lebih tinggi dibandingkan kotorangan yang langsung dibuang atau dijual.

3. Mutu dan Standarisai Kompos

Kompos adalah bentuk akhir dari bahan-bahan organik sampah domestik yang
telah mengalami proses penguraian. Pengolahan kompos untuk meningkatkan
kualitas kompos antara lain dapat dilakukan dengan cara: pengeringan,

40
penghalusan, pembuatan granul, dan pengemasan. Kompos dengan kualitas
tinggi sesuai dengan kriteria tabel SNI dibawah ini:

No Parameter Satuan Minim. Maks.


1 Kadar air % 50
2 Temperatur Suhu air tanah
3 Warna Kehitaman
4 Bau Berbau tanah
5 Ukuran partikel mm 0,55 25
6 Kemampuan ikat air % 58
7 pH 6,8 7,49
8 Bahan asing % * 1,5
Unsur Makro
9 Bahan Organik % 27 58
10 Nitrogen % 0,4
11 Karbon % 9,8 32
12 Phosfor (P 0 ) 2 5 0,1
13 C/N rasio 10 20
14 Kalium (K 0) % 0,2 *
Unsur Mikro
15 Arsen mg/kg * 13
16 Cadmium (Cd) mg/kg * 3
17 Cobalt (Co) mg/kg * 34
18 Chromium (Cr) mg/kg * 210
19 Tembaga (Cu) mg/kg * 100
20 Merkuri (Hg) mg/kg 0,8
21 Nikel (Ni) mg/kg * 62
22 Timbal (Pb) mg/kg * 150
23 Selenium (Se) mg/kg * 2
24 Seng (Zn) mg/kg * 500

41
Unsur Lain
25 Kalsium (Ca) % * 25,5
26 Magnesium (Mg) % * 0,6
27 Besi (Fe) % * 2
28 Aluminium (Al) % 2,2
29 Mangan (Mn) % 0,1
Bakteri
30 Fecal coli MPN/gr 1000
31 Salmonella sp MPN/4 gr 3
*: Nilainya lebih besar dari maksimum atau lebih kecil dari minimum

Dengan adanya SNI untuk kompos, kita dapat menilai mutu kompos yang
dihasilkan. Dengan begitu, kita dapat mengatakan bahwa hasil kompos yang
dibuat bermutu tinggi jika memenuhi SNI kompos. Karena mutu dan kualitas
kompos akan berpengaruh pada
penjualan produk kompos ke pasaran.
Kompos dengan kualitas tinggi dan
harga jual yang terjangkau akan
banyak dicari oleh para konsumen.
Oleh karena itu, proses pembuatan
kompos harus dilakukan secara cermat
dan teliti. Mutu kompos yang baik
dapat dihasilkan selain dari bahan
kompos yang baik, juga tergantung
dari proses pembuatan kompos
(pengomposan) yang harus dilakukan
sesuai dengan prosedur pelaksanaan.

C. Peternakan Ayam Kampung

Ayam Kampung, atau yang dikenal sebagai ayam lokal, merupakan salah satu
kekayaan sumber daya genetik yang dimiliki oleh Indonesia. Ayam kampung
diindikasikan dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls
(Gallus gallus) dan ayam hutan hijau atau green jungle fowls (Gallus varius).
Awalnya, ayam tersebut hidup di hutan, kemudian didomestikasi serta
dikembangkan oleh masyarakat pedesaan. Di Indonesia, terdapat berbagai

42
jenis ayam kampung, sebagian sudah teridentifikasi dan sebagian lagi belum.
Pemahaman masyarakat tentang ayam kampung mungkin tiap daerah
berlainan. Namun, secara umum ayam kampung mempunyai warna bulu
beragam (hitam, putih, cokelat, kuning dan kombinasinya), kaki cenderung
panjang dan berwarna hitam, putih, atau kuning serta bentuk tubuh ramping.

Ayam Pelung (kiri) dan Ayam Kedu Hitam (kanan)

Ayam kampung dapat digolongkan sebagai tipe pedaging, seperti ayam


pelung, nagrak, gaok, dan sedayu; tipe petelur, seperti ayam kedu hitam, kedu
putih, nusa penida, nunukan, merawang, wareng, dan ayam sumatera; dan tipe
dwiguna (pedaging dan petelur), seperti ayam sentul, bangkalan, olagan,
kampung, ayunai, melayu, dan ayam siem. Selain itu dikenal pula ayam tipe
petarung, seperti ayam banten, ciparage, tolaki, dan Bangkok; dan tipe ayam
hias/kegemaran, seperti ayam pelung, gaok, tukung, burgo, bekisar, dan walik.

Ayam kampung merupakan ayam asli yang sudah beradaptasi dengan


lingkungan tropis Indonesia. Masyarakat pedesaan memeliharanya sebagai
sumber pangan keluarga akan telur dan dagingnya. Ayam kampung
mempunyai keunggulan sebagai hewan ternak, diantaranya yaitu
pemeliharaannya sangat mudah karena tahan pada kondisi lingkungan,
pengelolaan yang buruk, tidak memerlukan lahan yang luas, bisa dilahan
sekitar rumah, harga jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
ayam pedaging lain dan tidak mudah stress terhadap perlakuan yang kasar dan
daya tahan tubuhnya lebih kuat di bandingkan dengan ayam pedaging lainnya.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, ayam kampung juga memiliki beberapa
kelemahan, antara lain sulitnya memperoleh bibit yang baik dan produksi
telurnya yang lebih rendah dibandingkan ayam ras, pertumbuhannya relatif
lambat sehingga waktu pemeliharaannya lebih lama, keadaan ini terutama
disebabkan oleh rendahnya potensi genetik.
Industri peternakan ayam kampung semakin berkembang, terutama setelah
pandemi flu burung pada tahun 2005. Ayam kampung memiliki peran yang
sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Bahkan di banyak daerah, ayam

43
kampung merupakan satu-satunya sumber pendapatan tunai pada musim
kemarau panjang. Walau demikian, pasokan bibit dan pakan masih sangat
bergantung dari luar daerah bahkan luar negeri. Pasokan bahan baku pakan,
terutama jagung (80%) dan bungkil kedelai (87%), masih diimpor. Di lain pihak,
pasokan jagung, kedelai, dan bungkil kedelai di pasar dunia makin berkurang
dan harganya mahal. Akibatnya, banyak peternak yang gulung tikar sehingga
ketersediaan produk ternak makin menurun dan harganya melonjak.

Ayam Lokal Indonesia

Pengembangan ayam kampung di Indonesia hendaknya diarahkan pada


peningkatan skala kepemilikan dan perbaikan teknik budidaya dengan
mengubah pola pemeliharaan dari pola ekstensif tradisional (sistem umbaran)
ke usaha semi intensif bahkan menjadi intensif komersial sehingga dapat
meningkatkan pendapatan petani. Upaya pengembangan tersebut diharapkan
pula dapat menggairahkan perekonomian dan sekaligus meningkatkan
pendapatan masyarakat, terutama di perdesaan, karena Indonesia memiliki
sumber daya alam yang memadai untuk menciptakan bibit unggul, bahan

44
pakan, dan obat-obatan yang dibutuhkan dalam industri peternakan ayam
modern, intensif, dan efisien.

1. Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung

Umumnya sistem pemeliharaan ayam kampung masih sederhana. Walaupun


demikian, saat ini telah di Indonesia telah berkembang menjadi 3 sistem
pemeliharaan yaitu secara tradisional, semi intensif dan intensif.

➢ Sistem Pemeliharaan Secara Tradisional, ini biasa dilakukan oleh


sebagian besar petani pedesaan dengan skala pemeliharaan rata-rata 4
ekor induk per petani. Ayam kampung dipelihara dengan cara dibiarkan
lepas, petani kurang memperhatikan aspek teknis dan perhitungan
ekonomi usahanya. Pemeliharaan bersifat sambilan, dimana pakan ayam
kampung tidak disediakan secara khusus. Ayam hanya diberikan sisa-sisa
hasil pertanian atau dapur, dan ayam akan melakukan usaha sendiri untuk
mencari pakan yang disediakan oleh alam. Namun, ada juga petani yang
memberikan dedak padi secara tidak teratur. Sistem perkandangan kurang
diperhatikan, dan biasanya berada di belakang rumah dengan bentuk
sederhana. Pada pemeliharaan secara tradisional sering terjadi gangguan
binatang liar. Tingkat kematian ayam dapat mencapai sekitar 50%,
terutama pada anak ayam sampai umur dibawah 6 minggu. Sistem
pemliharaan ini hanya untuk rumahan dengan tidak terlalu memperhatikan
produktifitasnya.

➢ Sistem Pemeliharaan Secara Semi Intensif, merupakan pemeliharaan


ayam kampung dengan penyediaan kandang dan pemisahan anak ayam

45
yang baru menetas dari induknya. Selama pemisahan dari induknya, anak
ayam harus diberi pakan dengan baik, baik pakan buatan atau pakan
komersil. Pakan tambahan hanya diberikan sebanyak 25 gram per ekor per
hari atau 25% dari total kebutuhan pakan yang dipelihara secara intensif.
Sisa dari kebutuhan pakan di dapat dari alam ketika ayam dilepas dari
kandangnya. Tingkat kematian ayam lebih kecil, yaitu mencapai sekitar
30%, terutama pada anak ayam sampai umur dibawah 6 minggu.

➢ Sistem Pemeliharaan Secara Intensif, merupakan sistem pemeliharaan


ayam tanpa menyediakan areal umbaran tetapi dengan cara dikurung terus
menerus di dalam kandang sehingga semua kandungan zat-zat makanan
harus disediakan secara cukup dalam ransumnya. Kelebihan pemeliharaan
secara intensif, yaitu:
• Produktifitas lebih tinggi dengan kualitas yang lebih baik, hal ini
disebabkan pemberiaan pakan yang teratur sehingga ayam memiliki
bobot besar dalam waktu yang lebih cepat, pemberian multivitamin
sehingga ayam lebih berstamina, pemberian vaksin dan pengolaan
kendang yang baik sehingga ayam tidak mudah terlular penyakit.
• Ayam yang dihasilkannya memiliki ukuran lebih seragam.
• Pengelolaan kandang sudah memenuhi kaidah yang baik, sehingga
Sanitasi dan ventilasi cukup baik.

2. Persiapan dan Pemeliharaan DOC (Day Old Chicken)

Peternak plasma adalah peternak pembudi daya, mereka memelihara DOC


ayam lokal sampai umur potong sekitar 10-12 minggu dengan bobot hidup
berkisar antara 700-1300 g/ekor. Bobot ini merupakan bobot pasar sementara
ini yang dicari para pedagang ayam goreng atau restoran yang menyajikan
masakan ayam “kampung”, meskipun ada juga restoran yang hanya
memerlukan bobot 500 g/ekor untuk masakan khusus seperti ayam “Taliwang”
di Nusa Tenggara Barat.

DOC sendiri merupakan singkatan dari Day old chicken atau dalam bahasa kita
disebut dengan ayam berumur satu hari, berat atau bobot dari ayam DOC yang
normal rata-rata dikisaran 35-40 gram per ekornya. DOC ayam sendiri sangat
menentukan keberhasilan dari ternak ayam pedaging, sehingga dalam memilih
DOC aya harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:

• DOC ayam haruslah sehat, ayam DOC sehat dapat dilihat dari mata yang
cerah tidak sayu, bulu yang cerah dan kering, terlihat aktif dan tidak ada
sisa kotoran pada anus dari ayam DOC.

46
• DOC juga tidak memiliki cacat bawaan ataupun cacat karena kecelakaan.
• DOC ayam yang baik diambil dari indukan yang baik juga, dalam arti
indukan ayam yang baik itu sehat dan terbebas dari penyakit dan lebih
terpenting tidak membawa penyakit bawaan dari induknya.
• Sebaiknya memilih DOC ayam terlebih dahulu sudah diberikan vaksin agar
ayam tidak mudah terkena penyakit dan terjadi stress,

Sebaik apapun kualitas DOC terkadang tidak bisa menjamin hingga tiba di
lokasi peternakan (kandang) seluruh DOC dalam keadaan optimal. Karena
dalam hal ini, efek dari proses pengiriman seringkali memberikan pengaruh
cukup besar terhadap kondisi DOC. Idealnya pengiriman DOC dari hatchery ke
kandang pemeliharaan tidak lebih dari 12 jam. Jika memungkinkan transportasi
DOC paling lama 3 hingga 4 jam, lebih cepat tiba di kandang lebih baik. Selama
proses pengiriman DOC ke kandang, terjadinya stres dan dehidrasi atau
kekurangan energi akibat kehilangan sebagian cairan tubuh kemungkinannya
cukup besar. Padahal kebutuhan tubuh anak ayam akan energi merupakan
salah satu hal penting. Bila kebutuhan energi tubuh tidak tercukupi dan tidak
terdapat cukup cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein
sebagai zat pembangun akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai
penghasil energi. Apabila keadaan ini berlangsung terus-menerus, maka
kekurangan energi dan protein tidak dapat dihindari lagi. Dampak buruk yang
diakibatkan karena kekurangan energi yaitu:

• Ayam terlihat lemas dan nafsu makan berkurang sehingga kekurangan


nutrisi untuk produktivitas tidak terelakkan
• Metabolisme zat-zat penting dalam tubuh terhambat
• Pertumbuhan bobot badan dan produksi telur lambat yang dapat
berpengaruh pada total produktivitas

Sebelum anak ayam datang, kandang harus dipersiapkan meliputi kebersihan


dan sanitasi, penghangat kandang, tempat pakan dan minum, pakan, serta
lampu penerang. Pada periode brooding adalah 2 minggu awal hidup DOC,
merupakan periode sangat penting karena merupakan faktor awal untuk
menghasilkan produksi yang bagus. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam persiapan kandang, yaitu:

a. Ruangan kandang beserta peralatan kerja harus disemprot desinfektan.


b. Lantai diberi kapur dengan batu kapur aktif yang dihancurkan terlebih
dahulu sebanyak ±0,4 kg/m2 secara merata.
c. Setelah lantai kering, tebar sekam dengan ketebalan 10 cm, lalu kemudian
disemprot desinfektan secukupnya.

47
d. Kandang ditutup rapat sebelum datang DOC (kurang lebih 6 jam), lampu
penghangat dinyalakan sampai mencapai suhu 32-33°C pada ketinggian
DOC ±5 cm di atas koran/sekam.
e. Jumlah peralatan harus sesuai jumlah ayam yang akan datang, beberapa
yang harus disesuaikan, antara lain yaitu:
• Brooder/pemanas listrik
• Tempat minum 1 liter untuk 40 ekor DOC.
• Chick feeder plate/tempat pakan 1:40 ekor DOC.
• Termometer.
• Kandang brooding dengan luas 1m × 1 m dapat menampung sebanyak
50-60 ekor DOC sampai dengan umur 2 minggu, kemudian dipecah
dua, tiga dan seterusnya dengan melihat kenyamanan anak-anak
ayam.
• Siapkan vaksin, obat, vitamin, desinfektan yang dibutuhkan selama
masa pemeliharaan.
f. Siapkan ransum dan air minum dalam kandang brooder sebelum DOC tiba.
Air minum yang disarankan adalah air dengan suhu hangat yang dihasilkan
dari efek pemanas yang dinyalakan sehingga akan membuat air minum
cocok dengan suhu usus dan tubuh DOC. Akan lebih baik lagi jika
ditambahkan suplemen tambahan.

Kotak box berisi DOC dibuka pelan-pelan agar tidak membuat stres DOC atau
anak ayam. Satu per satu DOC dikeluarkan dari dalam box dan dihitung
jumlahnya. Biasanya dalam satu kotak box DOC terdapat beberapa DOC yang
mati atau tidak sehat. DOC yang tidak sehat sebaiknya dipisahkan dan
dimasukkan ke dalam kandang tersendiri agar tidak menular ke DOC yang lain.
Sementara itu, DOC yang mati sebaiknya langsung dibakar untuk membunuh
bakteri dan virus agar tidak menular. Rata-rata dalam satu kotak box DOC
ditemukan 2-5 DOC yang kurang sehat atau mati. Hal ini sudah diperkirakan
oleh produsen DOC dan pembeli dapat komplain bila kasus kematian lebih dari
angka tersebut.

Setelah 5 jam DOC dimasukkan ke dalam brooding, ambil DOC untuk sampel,
lalu lakukan pengecekan pada kakinya, jika kakinya dingin berarti pemanasnya
tidak stabil/cukup baik. Kondisi yang bagus, dimana kaki ayam dalam keadaan
hangat. Selanjtnya, setelah 24 jam, ambil kembali DOC untuk sampel, lalu
lakukan pengecekan kembali, cek satu persatu pada temboloknya. Jika
tembolok penuh dengan campuran makanan dan air, maka DOC dalam kondisi
bagus. Sementara itu, tembolok penuh tetapi lembek dan hanya berisi air
bahkan ada yang kosong sama sekali, maka kondisi ini akan mengakibatkan
pertumbuhan ayam yang tidak normal, kerdil, bahkan mengalami kematian.

48
Namun, jika tembolok penuh tapi keras akan mengakibatkan kematian pada
umur 3-5 hari kemudian.

Tingkah laku DOC selama dalam brooding menunjukkan tingkat kenyamanan


DOC. Kenyamanan DOC dapat ditunjukkan dengan adanya suara riang, serta
posisi DOC yang menyebar merata di kandang. Sementara itu, jika kondisi
kandang terlalu dingin atau panas tidak merata, maka DOC akan menggigil dan
bergerombol di bawah pemanas. Jika DOC bergerombol, namun berada di
belakang pemanas, maka itu menunjukkan angin terlalu kencang. Jika DOC
justru menjauh dari pemanas, maka menunjukan bahwa kondisi kandang
terlalu panas.

3. Kandang Pembesaran

Kandang untuk pembesaran berbeda dengan kandang untuk pemeliharaan


DOC ayam kampung. Kandang pembesaran digunakan untuk untuk
pembesaran ayam yang berumur lebih dari 2 minggu hingga panen. Kandang
pembesaran pada umumnya berukuran panjang 10 meter x lebar 8 meter yang
dapat menampung 450 ekor ayam kampung. Sementara itu, tinggi kandang
sekitar 3 m, fungsinya agar kandang tidak terlalu kepanasan karena jarak atap
agak jauh. Untuk lantai menggunakan sekam padi, serbuk gergaji dan kapur.
Untuk ketebalan sekitar 5-10 cm. Untuk menjaga kelembaban sekam, perlu
dilakukan pembalikan sekam setiap 3 -4 hari sekali. Jika sekam tidak dibolak –
balik maka sekam mudah basah oleh kotoran dan air minum yang tumpah dan
akan beresiko lembab. Sekam yang lembab akan mudah ditumbuhi jamur yang
mempengaruhi kesehatan ayam.

Kandang pembesaran biasanya terdiri dari beberapa blok yang disekat


berdasarkan kelompok umur. Beberapa kandang memiliki sekat yang bisa
digeser untuk menyesuaikan kapasitas ayam yang dipelihara. Kapasitas
kandang dipengaruhi populasi yang berada di dalamnya. Jika ayam yang
dipelihara tidak begitu banyak, yaitu sekitar 75 ekor, maka kendang cukup
berukuran 2,5 meter x 4 meter. Dengan kata lain kapasitas per meter kurang
lebih sekitar 7-8 ekor untuk ayam yang siap panen.

Pengaturan kapasitas ayam yang tepat sangat


perlu dilakukan agar ayam tetap dalam
kondisi nyaman dan tidak berdesak-desakan.
Semakin bertambah umur ayam maka ayam
membutuhkan kandang yang lebih luas.

49
4. Pakan

Pemberian akan ayam kampung yang baik sangat mempengaruhi kualitas


daging yang dihasilkan oleh ayam kampung. Pemberian pakan ayam yang baik
serta kebersihan kandang akan menjamin kesehatan ayam. Pakan untuk ayam
kampung yang baik adalah jenis voor, jagung yang ditumbuk halus, dedak,
pakan konsentrat, dan pakan bekatul. Dalam pemberian tempat minum pada
kandang ayam harus
sebanding dengan
jumlah pakan yang
disediakan dan harus
memperhatikan skala
dan usia ayam kampung.
Hal ini dilakukan agar
pada saat diberikan ke
ayam, ayam tidak
mengalami tersedak.

Jumlah pakan yang


dikonsumsi oleh ayam
akan berbeda pada
setiap tingkatan
umurnya. Semakin tua
umur ayam, maka
jumlah pakan yang
diberikan akan semakin
banyak

5. Pengendalian Penyakit

Pemeliharaan ayam kampung dalam skala yang banyak harus memperhatikan


kesehatan ayam. Peternak harus mengontrol ayam setiap hari. Cara mengontrol
dan mengendalikan ayam agar tidak mudah sakit adalah dengan menjaga
kebersihan kandang, memilih lokasi kandang yang jauh dari sumber penyakit
pada ayam, menjaga sanitasi kandang, memberikan vitamin dan vaksinisasi
secara teratur. Para peternak ayam kampung harus membedakan antara ayam
sehat dengan ayam sakit.

Hal yang terpenting yang harus dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan, yaitu
dengan mengamati kondisi ayam sesuai dengan ciri-ciri yang ditunjukan.
Pengamatan ini tidak perlu menangkap ayam satu per satu untuk dilakukan
pemeriksaan, namun dapat dengan mengamati selama kurang lebih 10 menit
secara keseluruhan ketika ayam berkumpul saat diberi makan.

50
Pemberian vaksinisasi dan vitamin pada ayam kampung juga diperlukan agar
ayam tidak mudah terserang penyakit dan menambah daya tahan tubuh.
Berikut merupakan jadwal pemberian vaksin pada jenis ayam kampung jawa
super (joper), yaitu:

• Pada saat berumur 3/4 hari berikan ayam kampung ND/IB dengan cara
diteteskan ke mata ayam.
• Pada saat berumur 11 hari berikan Gumboro dengan cara dicampurkan
ke dalam air minum sebanyak 2 dosis.
• Pada saat berumur 2-3 minggu berikan ND + Gumboro + Flu Burung.
• Pada saat berumur 18 hari berikan ND/IB dengan cara dicampurkan ke
dalam air minum sebanyak 2 dosis.
• Pada saat berumur 24 hari berikan Gumboro ke-2 dengan dicampurkan
ke dalam air minum sebanyak 2 dosis.
• Pada saat berumur 35 hari berikan AI H5 – N9 dengan cara disuntikkan
kepada ayam.

Sementara itu, beberapa jenis multivitamin yang dapat di berikan pada ayam
kampung joper, yaitu:

• Usia 1 hari diberikan Vitachic atau Neo meditril, dengan cara


dicampurkan pada air minum. Vitamin ini berfungsi untuk
meningkatkan ketahanan tubuh, mencegah penyakit pullorum, kolera
dan juga dapat mengatasi stress pada ayam.
• Usia 4-6 hari diberikan Vitachic dan Vitastress, dengan cara
dicampurkan pada air minum. Vitamin ini berfungsi untuk mencegah
stress dan dapat memacu pertumbuhan ayam.

51
• Usia 12-13 hari, usia 22-24 dan usia 31-32 diberikan Fortevit atau Vita
Stress, dengan cara dicampurkan pada air minum. Vitamin ini berfungsi
untuk mencegah stress dan memacu pertumbuhan ayam.
• Usia 42 dan 84 hari diberikan Obat Cacing, dengan cara dicampurkan
pada air minum. Obat ini berfungsinya agar ayam tidak terkena
cacingan.

Beberapa penyakit yang umum menyerang ayam kampung, yaitu

• Penyakit tetelo, Dikenal juga sebagai penyakit ND (Newcastle disease).


Sifat penyakit ini mudah sekali menular dari satu ayam ke ayam lainnya
pada segala umur. Penularannya bisa melalui udara, kontak langsung
dengan ayam yang sakit, makanan yang tercemar atau bisa juga
dibawa oleh binatang liar seperti burung yang masuk kandang. Gejala
yang ditimbulkan, yaitu ayam terlihat lemah, pucat, malas, bulu kusam
dan nafsu makan kurang. Selain itu, pada bagian hidung, paruh dan
tenggorokannya berlendir. Kotoran mencret, berwarna kehijauan,
kekuningan atau hijau putih. Kematian ayam yang terserang penyakit
ini sangat tinggi.

• Penyakit pilek (coryza), biasa disebut penyakit snot. Penyakit dapat


menyerang semua umur dan cepat menular dengan ganas melalui
udara, kontak langsung dengan ayam terserang penyakit, atau dari
binatang lain sebagai carrier (pembawa) yang datang singgah di
kandang, dan bisa juga melalui makanan dan minuman. Gejala yang
ditimbulkan, yaitu ayam terlihat lesu, lemah, sesak nafas, ngorok,
batuk-batuk dan bersin. Paruh dan hidung berlendir, kadang disertai
dengan mata bengkak dan berair. Jengger dan pial kadang-kadang
bengkak.

• Flu burung, atau dalam Bahasa inggrisnya disebut Avian Influenza (AI)
adalah suatu penyakit menular disebabkan oleh virus H5N1. Penyakit
ini dapat menyebabkan kematian unggas secara mendadak dan
menyebar dengan cepat. Ayam, itik, kalkun, burung-burung liar dan
sebagainya beberapa binatang lain termasuk manusia dapat terkena
infeksi dan menyebabkan kematian. Karakteristik virus flu burung
adalah dapat bertahan dalam kotoran unggas dan lingkungan (air dan
tanah) dalam waktu beberapa minggu dan lebih lama lagi pada suhu
dingin, namun mati segera setelah dipanaskan. Gejala yang
ditimbulkan, yaitu Jengger dan pial membengkak dengan warna
kebiruan; perdarahan merata pada kaki yang berupa bintik-bintik
merah (ptekhi) atau ada sering disebut juga ”kaki kerokan”; adanya

52
cairan pada mata dan hidung (yang kadang mengganggu pernapasan);
Keluar cairan eksudat jernih hingga kental dari rongga mulut; diare;
haus berlebihan; kerabang telur lembek; tingkat kematian sangat tinggi
mendekati 100% (kematian dalam waktu 2 hari, maksimal 1 minggu).

• Penyakit cacingan, ayam kampung yang diumbar dan dipelihara dalam


kandang dengan lantai tanah bukan panggung, sangat mudah terkena
penyakit cacingan. Telur cacing dapat mudah termakan oleh ayam
pada waktu mencari makan di halaman ataupun di kandang. Gejala
yang ditimbulkan, yaitu ayam lesu, tidak bergairah, mencret berlendir,
induk-induk berhenti produksi. Nafas terengah-engah pada ayam yang
terserang cacing saluran pernafasan. Gejala di atas bisa terjadi pada
semua umur ayam.

• Penyakit kholera, dikenal juga dengan penyakit berak hijau dan


menyerang semua umur ayam. Penyakit cukup berbahaya karena
dalam waktu singkat dapat memusnahkan semua ayam yang
dipelihara. Gejala yang ditimbulkan, yaitu ayam lesu, nafsu makan
berkurang, bobot ayam merosot drastis, sesak nafas dan kadang-
kadang ngorok, terdapat lendir kental keluar dari paruh dan hidung.
Jengger dan pialnya biru kadang-kadang membengkak. Kotorannya
mula-mula encer berwarna putih, kemudian kekuningan dan akhirnya
berwarna hijau. Induk-induk ayam berhenti berproduksi telur.

• Penyakit pullorum, dikenal juga sebagai penyakit berak kapur. Biasanya


ayam sakit yang kena pullorum, meskipun kelihatannya sudah sembuh,
sesungguhnya masih mengidap penyakit yang dapat ditularkan pada
ayam lain atau keturunannya. Gejela yang ditimbulkan, yaitu nafsu
makan berkurang, tubuh ayam lemah, bulu kusam sayap
menggantung, kotoran mencret berwarna putih dan lengket, banyak
melekat pada bulu-bulu sekitar dubur. Penyerangan pada anak ayam
menyebabkan kematian tinggi. Pada pemeriksaan bedah bangkai
terlihat peradangan pada saluran percernaan, hati bengkak, jantung
bercak-bercak putih.

• Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak terdapat penyakit


yang dapat terjankit pada ayam kampung, seperti Penyakit coccidiois
(berak darah), Penyakit cacar ungas, Penyakit kutu dan gurem, Penyakit
pernafasan (CRD = cronic respiratory disease) dan Penyakit pilek
(coryza).

53
54
Bagian Ketiga
Pemasaran Produk Usaha Desa
“Segmentasi Pasar dan Kemasan Produk”

A. Consumer Product (Produk Konsumen)

Produk adalah segala sesuatu (meliputi obyek fisik, jasa, tempat, organisasi,
gagasan, ataupun pribadi) yang dapat atau mampu ditawarkan kepada
konsumen. Sementara itu, produk konsumen adalah produk barang atau jasa
yang konsumennya adalah pemakai akhir, dimana produk dari produsen yang
terjual dan dibeli konsumen akan dipakai dan dikonsumsi sendiri dan bukan
untuk dijual kembali. Pada umumnya produk konsumen dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu:

➢ Convenience Products (Produk Sehari-hari), merupakan produk yang


sering dibeli atau produk yang memiliki frekuensi pembelian yang sering
dan relatif memiliki harga yang murah. Produk ini pun dibutuhkan dalam
waktu yang cepat, selain itu untuk memperolehnya konsumen hanya
memerlukan usaha yang sedikit atau minimum dalam pembandingan dan

55
pembeliannya (mudah diperoleh). Contoh, Bahan makanan (beras, sayur,
ikan, ayam dll), obat-obatan, peralatan mandi dan lain-lain.

➢ Shopping products (Barang Toko), merupakan produk yang dimana


konsumen membutuhkan waktu untuk memperolehnya dan sedikit
loyalitas terhadap merek yang akan dipilihnya. Selain itu produk ini pun
membutuhkan suatu proses pembandingan dalam proses pemilihan dan
pembeliannya oleh konsumen. Pembandingan ini dilakukan konsumen
diantara produk-produk alternatif lainnya yang tersedia di pasar. Contoh,
perabotan rumah tangga, televisi, computer, motor dan lain-lain.

➢ Specialty products (Barang Khusus), merupakan produk yang membuat


konsumen harus lebih dulu mencari informasi mengenai suatu produk
tertentu, serta untuk memperolehnya konsumen harus memiliki loyalitas
merek terhadap produk tersebut. Selain itu produk-produk ini pun memiliki
karakteristik dan identifikasi merek yang unik serta memiliki tingkat
kepentingan bagi konsumen sehingga konsumen bersedia melakukan
usaha yang lebih atau khusus untuk memperolehnya. Contoh, peralatan
fotografi yang mahal.

➢ Unsought products (Barang yang Tidak Dicari), merupakan produk yang


tidak diketahui oleh konsumen sehingga produk ini tidak memperoleh
perhatian yang khusus dari konsumen. Meskipun suatu saat konsumen
mengetahui keberadaan produk ini, konsumen akan tetap tidak memiliki
pemikiran untuk membeli dan menggunakan produk tersebut sampai
tingkat kebutuhan konsumen muncul. Oleh karena itu maka produk ini
membutuhkan proses pemasaran yang terus menerus serta penjualan
secara langsung. Contoh, asuransi jiwa, ensiklopedia, dan produk lainnya.

B. Segmentasi Pasar

1. Tujuan Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah pembagian sebuah pasar menjadi beberapa


kelompok pembeli yang berbeda. Dengan melakukan segmentasi pasar berarti
melakukan kegiatan membagi pasar menjadi kelompok-kelompok pemakai
produk yang pasti memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, perilaku yang
berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang
berbeda, segmentasi ini penting dilakukan agar memudahkan produk bisa
terserap dengan cepat dan tentu akan menjadi lebih efektif dan praktis pada

56
setiap kelompok konsumen maupun untuk usaha kelompok. Tujuan dari
segmentasi tersebut adalah sebagai berikut:

• Pasar menjadi lebih mudah dibedakan.


• Pelayanan menjadi lebih baik dan tepat.
• Konsumen produk dan usaha kelompok menjadi lebih terarah .
• Menemukan peluang baru.
• Komunikasi dapat terjalin dengan intens.
• Bisa mengetahui kompetitor dengan segmen yang sama.
• Bisa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan porsi yang besar.
• Alokasi anggaran, tenaga dan waktu bisa disesuaikan.
• Pengaturan akan produk dan daya Tarik pemasaran dapat
direncanakan.

2. Kriteria Segmentasi Pasar

Ada 5 kriteria segmentasi pasar, yaitu:


➢ Dapat diukur (measurable), artinya segmen pasar seperti ukuran atau
daya beli harus dapat diukur dengan jelas.
➢ Dapat dicapai (accessible), segmen pasar harus dapat dijangkau dan
dicapai dengan mudah.
➢ Cukup besar (substantial), segmen pasar terdiri dari kelompok-
kelompok yang cukup besa dan bernilai (valuable).
➢ Dapat dibedakan (differentiable), segmen pasar harus dibedakan satu
sama lain dengan jelas.
➢ Dapat dilaksanakan (actionable), segmen pasar garus dapat dilayani
secara efektif oleh produsen.

57
3. Katagori Segmentasi Pasar

Terdapat beberapa pengelompokan segmentasi pasar yang didasarkan pada


segmen pasar tertentu, berikut merupakan kategori dan jenis segmentasi pasar.

➢ Berdasarkan geografi, pada segmentasi ini didasarkan pada letak


geografisnya dan dibagi kedalam wilayah, atau desa dimana daerah
tersebut dipandang potensial dan menguntungkan akan menjadi target
operasi produsen dalam hal menjual produk.

➢ Berdasarkan demografi, pada segmentasi ini pasar dibagi berdasarkan


usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi atau tingkat Pendidikan.

➢ Berdasarkan psikografi, dalam hal ini adalah menelaah bagaimana


sebuah konsumen ataupun usaha kelompok merespon sebuah produk
baru.

➢ Berdasarkan sosial budaya, segmentasi sosiokultural yang memiliki


variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya), seperti daur
hidup keluarga, kelas sosial, budaya dan sub budaya, lintas budaya atau
segmentasi pemasaran global.

➢ Berdasarkan hubungan secara ekstrim, merupakan bentuk efektif


segmentasi bagi penggunaan merek, seperti:
• Tingkat penggunaan: beda segmentasi terletak pada pengguna berat,
pengguna sedang, dan pengguna ringan. Bukan pengguna sebuah
produk, jasa, atau merek khusus.
• Tingkat kesadaran: kesadaran konsumen pada produk, kesiapan
membeli produk, atau apakah konsumen membutuhkan informasi
tentang produk tersebut.
• Loyalitas merek: Loyalitas konsumen pada merek dijadikan perusahaan
sebagai identifikasi karakteristik konsumen di mana mereka bisa
langsung menjadi pendukung promosi ke orang dengan karakteristik
yang sama namun dengan populasi yang lebih besar.

➢ Berdasarkan situasi penggunaan, kesempatan atau situasi bisa


menentukan apakah konsumen akan membeli atau mengkonsumsi.
Segmentasi ini dibuat untuk membantu perusahaan memperluas
penggunaan produk.

58
➢ Segmentasi berdasarkan keuntungan, katagori ini sesuai dengan
manfaat yang dicari dari produk dan disarankan pada lima keuntungan
produk yaitu fungsional, nilai uang, manfaat sosial, manfaat positif dan
manfaat negatif.

C. Kemasan Produk

1. Fungsi dan Tujuan Kemasan Produk

Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material,


warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk
agar produk dapat dipasarkan. Kemasan yang dirancang dengan baik dapat
membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian
pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau me-
nyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh
produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang.
Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya
dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain
yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang


sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai
pembungkus, tetapi pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:

➢ Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana
transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada
pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu
harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.

➢ Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk.
Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut
promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen
menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.

Sementara itu, tujuan dari pembuatan suatu kemasan, yaitu:

59
➢ Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan,
tekanan dan sebagainya.
➢ Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.
➢ Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya di-
kelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan
penanganan.
➢ Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan
transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering
terdapat pada kemasan atau label.
➢ Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan
rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat
membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk
memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
➢ Convenience. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi,
penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup,
penggunaan dan digunakan kembali.
➢ Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk
mendorong calon pembeli untuk membeli produk.

2. Jenis Kemasan

Setidaknya jenis pengemasan dapat dikelompokkan dalam tiga kategori seperti


yang akan dijelaskan di bawah ini.

➢ Berdasarkan Struktur Isi, merupakan suatu wadah yang dibuat sesuai


dengan isinya. Jenis kemasan ini masih dibagi lagi menjadi tiga.
• Kemasan Primer, adalah bahan pembungkus yang menjadi wadah
langsung bahan makanan. Contohnya yang sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari adalah kaleng susu, botol minuman, plastik
snack, dan sebagainya.
• Kemasan Sekunder, adalah pembungkus yang memiliki fungsi untuk
memberi perlindungan terhadap kelompok kemasan lainnya.
Contohnya adalah kotak kardus yang digunakan sebagai pembungkus
kaleng susu atau kotak kayu untuk menyimpan buah.
• Kemasan Tersier, merupakan pembungkus yang berfungsi untuk
menyimpan atau melindungi produk selama proses distribusi atau
pengiriman.

60
➢ Berdasarkan Frekuensi Penggunaan, dibagi lagi menjadi beberapa jenis.
• Kemasan Disposable, merupakan kemasan sekali pakai yang digunakan
sekali saja kemudian dibuang. Contohnya adalah bungkus dari plastik,
bungkus kertas, bungkus yang terbuat dari daun pisang, dan lain-lain.
• Kemasan Multi Trip, dapat digunakan lebih dari satu kali oleh
konsumen dan ada juga yang dapat dikembalikan kepada agen penjual
supaya bisa digunakan kembali. Contoh dari kemasan jenis ini adalah
botol minuman.
• Kemasan Semi Disposable, adalah kemasan yang tidak perlu dibuang
karena bisa dipakai untuk hal lain oleh konsumen, contohnya adalah
kaleng biskuit.

➢ Berdasarkan tingkat kesiapan pakainya, kemasan dibagi menjadi dua


jenis, yaitu:
• Kemasan Siap Rakit, kemasan siap rakit harus melewati tahap perakitan
terlebih dahulu sebelum digunakan untuk membungkus produk,
misalnya plastik, kertas kemas, aluminium, dan lain sebagainya.
• Kemasan Siap Pakai, kemasan ini sudah siap untuk diisi produk dan
bentuknya sudah sempurna sejak diproduksi. Contoh kemasan dari
jenis ini di antaranya adalah botol atau kaleng.

61
62
Bagian Keempat
Manajemen Keuangan Bisnis Desa

A. Apa itu Manajemen Keuangan

1. Definisi dan Ruang Lingkup

Manajemen Keuangan Kelompok Usaha Desa adalah semua aktifitas yang


dilakukan oleh kelompok usaha untuk memperoleh dana yang dibutuhkan
serta upaya untuk mempergunakan dana yang diperoleh tersebut secara
efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Ruang lingkup dari
manajemen keuangan meliputi:

➢ Keputusan pendanaan, yang meliputi kebijakan manajemen pada saat


mencari dana kelompok usaha desa.

➢ Keputusan investasi, biasanya merupakan kebijakan penanaman modal


kelompok usaha desa untuk aktiva tetap. Misalnya, gedung, alat-alat,

63
tanah, dan lainnya. Atau bisa berupa aktiva finansial dalam bentuk surat-
surat berharga semisal saham dan surat obligasi.

➢ Keputusan pengelolaan aset, merupakan kebijakan untuk mengelola aset


yang dimiliki kelompok usaha desa tersebut seefisien mungkin untuk
mencapai tujuan utama kelompok usaha desa tersebut.

2. Fungsi Manajemen Keuangan

Dalam kelompok usaha desa, manajemen keuangan memiliki sejumlah fungsi,


yaitu:

➢ Perencanaan, manajemen keuangan dapat digunakan untuk menyusun


rencana pemasukan dan pengeluaran serta aktivitas-aktivitas lainnya yang
berkaitan dalam suatu periode tertentu (Bagian Pertama).

➢ Budgeting/Penganggaran, manajemen keuangan dapat membuat


penganggaran dana secara detail, baik pada bagian pemasukan maupun
pengeluaran.

➢ Pengendalian, manajemen keuangan dapat digunakan untuk


pengendalian keuangan dengan cara melakukan evaluasi dan perbaikan
atas kondisi keuangan kelompok usaha desa dan sistem keuangannya.

➢ Pelaporan, manajemen keuangan juga berfungsi untuk menyediakan


informasi mengenai kondisi keuangan kelompok usaha desa. Manajemen
keuangan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan.

➢ Auditing/Pemeriksaan, manajemen keuangan dapat dipergunakan


dengan melakukan audit secara internal mengenai keuangan Kelompok
Usaha. Dengan begitu, tidak ada penyimpangan dan penyalahgunaan dana
di dalam kelompok usaha desa.

3. Tips Pengelolaan Keuangan Kelompok Usaha

Dalam mengelola keuangan bukan hanya sekedar melakukan manajemen uang


kas tetapi manajemen keuangan merupakan bagaimana cara kita mengelola
kekayaan agar dapat menghasilkan keuntungan dan memanfaatkan sumber-
sumber modal agar dapat membiayai usaha yang dilakukan. Meskipun terlihat
sederhana, Pengurus kelompok usaha desa pun perlu menerapkan prinsip

64
manajemen dalam mengelola keuangan usaha tersebut. Berikut tips-tips dalam
mengelola keuangan kelompok usaha bersifat produksi, yaitu:

➢ Pisahkan Uang Pribadi dan Usaha


Kesalahan para pengurus kelompok usaha desa yang biasa terjadi dalam
mengelola keuangan pada umumnya yaitu dengan menggabungkan uang
usaha dengan uang pribadi mereka. Mungkin hal tersebut terjadi akibat
mereka berpikir bahwa usahanya masih kecil sehingga tidak akan terjadi
masalah apabila menggabungkan uang usaha kelompok dengan uang
pribadi. Namun, akibat yang akan terjadi yaitu, anda akan sulit dalam
membedakan antara pengeluaran pribadi dengan pengeluaran kelompok
usaha desa. Alhasil kebutuhan pribadi anda akan sedikit demi sedikit
menggerogoti dana atau saldo uang usaha kelompok anda. Agar tidak
terjadi hal tersebut, maka solusinya adalah pisahkan uang anda secara fisik.
Jika diperlukan, siapkanlah kotak maupun amplop atau dompet untuk
menyimpan uang yang berbeda. Akan lebih baik lagi jika Anda
menggunakan jasa perbankan untuk menyimpan uang usaha kelompok
Anda. Buka rekening khusus untuk kelompok usaha anda gunakan sebagai
tempat penyimpanan uang bisnis kelompok usaha desa anda dan yang
paling penting adalah selalu bersikap disiplin dalam menerapkan cara
memisahkan uang ini.

➢ Rencanakan Penggunaan Uang


Ketika kelompok usaha desa anda memiliki modal lebih banyak dari yang
anda bayangkan, anda disarankan untuk tetap merencanakan penggunaan
uang kelompok usaha anda sebaik mungkin. Janganlah menghambur-
hamburkan uang meskipun saldo kas kelompok usaha anda terlihat masih
banyak. Tanpa menggunakan perencanaan yang baik, maka akan cepat
kelompok usaha desa anda berada ke dalam keadaan kekurangan dana.
Sesuaikanlah antara target penjualan dan penerimaan kas dengan rencana
pengeluaran. Urungkan rencana untuk belanja modal apabila hal tersebut
tidak memberikan manfaat dalam peningkatan pendapatan. Cobalah
melakukan analisa “cost and benefit” atau “untung rugi” dalam meyakinkan
kelompok usaha anda bahwa penggunaan uang tidak akan sia-sia dan akan
memberikan hal sebaliknya yaitu memberikan pengembalian (return) yang
dapat menguntungkan usaha kelompok Anda.

➢ Membuat Buku Catatan Keuangan


Suatu bisnis bukanlah kegiatan yang dapat dikelola dengan hanya
berdasarkan ingatan, melainkan dengan menggunakan catatan yang
lengkap mengenai bisnis tersebut terutama keuangan bisnis. Minimal
kelompok usaha anda harus memiliki buku kas yang dapat anda gunakan

65
untuk mencatat seluruh proses keluar masuknya uang usaha kelompok
anda. Kemudian anda cocokkan setiap hari saldo uang yang ada dengan
catatan anda. Hal ini juga bertujuan untuk mengontrol lalu lintas uang dan
memastikan agar tidak ada uang yang terselip. Kemudian tingkatkanlah
kemampuan administrasi anda untuk mencatat penjualan dan biaya-biaya.
Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah anda harus mencatat saldo
dari hutang piutang serta persediaan dan aset-aset tetap kelompok usaha
anda. Apabila anda mampu, gunakanlah sistem komputer agar dapat
mempermudah proses pencatatan dan alangkah lebih baik lagi jika Anda
bisa menerapkan sistem atau aplikasi akuntansi yang memadai.

➢ Hitung Keuangan dengan Benar


Untuk hal ini, tugas seorang ketua kelompok usaha desa yaitu dapat
menghasilkan keuntungan. Dengan memperhitungkan keuntungan
keuangan yang tepat sama pentingnya dengan menghasilkan keuntungan
itu sendiri. Bagian terpenting pada saat menghitung keuntungan yaitu
menghitung biaya-biaya baik yang masuk ataupun keluar. Sebagian besar
dari biaya dapat diketahui secara langsung karena melibatkan uang tunai.
Namun sebagian besar lainnya tidak berupa uang kas melainkan seperti
penyusutan. Selain itu perlu juga mencadangkan uang untuk dikeluarkan
pada masa mendatang, seperti pajak atau bunga pinjaman.

➢ Putar Arus Keuangan Lebih Cepat


Janganlah hanya berpusat kepada keuntungan karena manajemen
keuangan juga meliputi bagaimana kelompok usaha desa anda mengelola
hutang piutang dan persediaan barang dagangan. Rata-rata beberapa
Ketua kelompok usaha desa mengalami kesulitan kas meskipun catatan
akuntansi mereka menunjukan angka berwarna biru jadi perhatikan
bagaimana kelompok usaha desa anda harus memutar kas usaha anda.
Putaran suatu kas akan cenderung melambat apabila termin penjualan
kredit kelompok usaha desa anda lebih lama dibandingkan kulakannya
(pembelilan), atau apabila anda harus menyimpan persediaan barang
dagangan. Anda juga diharuskan mampu menekan tingkat persediaan
sedemikian rupa supaya dapat tetap memenuhi order namun tanpa
membebani keuangan usaha kelompok desa anda.

➢ Awasi Harta, Hutang dan Modal


Anda harus secara berkala memeriksa persediaan di gudang agar dapat
memastikan semuanya berada dalam keadaan baik dan lengkap. Tetapi
sebelum anda melakukan hal tersebut, anda diharuskan untuk memiliki
administrasi yang memadai untuk mengontrol itu semua. Begitu juga
dengan piutang kepada pembeli dan tagihan dari supplier, anda juga harus

66
dapat memastikan semuanya dalam keadaan yang baik, jangan sampai
catatan mengenai hal tersebut berantakan karena akan mengakibatkan
tagihan yang macet atau melakukan pembayaran double kepada supplier.
Apabila anda tidak mampu melakukan semua hal ini sendiri maka anda
dapat mempekerjakan seseorang untuk membantu mengisi posisi pada
bagian staf keuangan dan menetapkan prosedur keuangan yang cukup
untuk memastikan bahwa harta kekayaan usaha kelompok anda selalu
terjaga dengan baik.

➢ Sisahkan Keuangan untuk Pengembangan Usaha


Kelompok anda memiliki hak dalam menikmati keuntungan dari bisnis
yang kelompok usaha anda jalankan, tetapi itu bukanlah berarti kelompok
usaha anda diperbolehkan menghabiskannya begitu saja. Kelompok anda
juga harus menyisihkan sebagian keuntungan usaha kelompok anda demi
perkembangan usaha kelompok. Salah satu tugas penting manajemen
keuangan adalah menjaga kelangsungan hidup bisnis kelompok usahanya
dengan mendorong serta mengarahkan investasi ke bidang-bidang yang
dianggap menguntungkan. Apabila semakin besar dan luas bidang suatu
usaha maka semakin kompleks pula pengelolaan keuangannya.

➢ Gunakan Hak Ketiga


Apabila Anda tidak merasa yakin bahwa anda mampu mengelola sendiri
keuangan kelompok usaha dengan baik maka libatkanlah pihak ketiga
namun seluruh pengambilan keputusan masih berada pada Anda.
Keberadaan pihak ketiga tersebut hanya sebatas pengawas keuangan agar
dapat meminimalisasi resiko kesalahan. Apabila anda memberikan seluruh
kontrol pengawasan kepada pihak ketiga maka tentunya anda tidak akan
direpotkan lagi mengenai permasalahan pemasukan dan pengeluaran
keuangan bisnis Kelompok Anda. Namun tentunya kelompok usaha desa
anda harus menyiapkan budget tersendiri untuk jenis pekerjaan ini.

➢ Siapkan Dana Darurat


Rata-rata setiap usaha yang dijalankan tentunya tidak selalu dapat
diprediksi apakah usaha tersebut akan berlanjut terus menerus atau tidak,
kemungkinan terburuk atau tak terduga dapat terjadi kapan saja dan
mengancam keberlangsungan bisnis kelompok usaha anda. Misalnya saja
omzet menurun karena adanya kompetitor atau lokasi usaha kelompok
anda tertimpa musibah dan sebagainya. Hal-hal tersebut yang dapat
mengharuskan seorang ketua kelompok usaha memiliki sebuah mental
baja dalam menghadapi segala rintangan yang dihadapi. Salah satu cara
untuk mengantisipasinya yaitu dengan mempersiapkan dana darurat. Dana
darurat tersebut boleh digunakan ketika kelompok usaha anda benar-

67
benar membutuhkan, fungsinya yaitu agar dapat menjaga bisnis kelompok
usaha desa anda supaya tidak langsung jatuh pada saat usaha kelompok
anda mengalami kerugian, atau setidaknya dapat mengurangi beban saat
masa sulit melanda. Namun dana darurat juga memiliki fungsi yang
berbeda apabila usaha yang dijalankan berjalan normal, jika hal seperti itu
terjadi maka dana darurat bisa dikatakan merupakan sebagian dari
keuntungan yang kelompok usaha anda dapatkan.

B. Pencatatan Transaksi Keuangan

1. Definisi dan Manfaat Pencatatan Transaksi Keuangan

Transaksi dapat diartikan sebagai suatu


aktivitas organisasi atau lembaga usaha
yang menimbulkan perubahan terhadap
posisi harta keuangan perusahaan, misalnya
seperti menjual, membeli, membayar gaji,
serta membayar berbagai macam biaya
yang lainnya. Sementara itu, pencatatan
transaksi keuangan adalah proses dimana
organisasi/lembaga usaha mencatat
dengan rinci segala transaksi keuangan
yang dilakukan perusahaan yang dapat
berpengaruh pada perubahan harta,
hutang, modal, pendapatan serta beban.
tujuan pencatatan transaksi, adalah sebagai
berikut:

• Memberikan informasi yang berkaitan dengan sumber ekonomi, modal


dan kewajiban.
• Memberikan informasi detail mengenai perubahan pada sumber
ekonomi akibat adanya aktivitas organisasi yang dilakukan.
• Mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan
organisasi yang relevan kepada pengguna laporan.
• Memberikan informasi keuangan yang dapat membantu organisasi
untuk memperkirakan potensi organisasi kedepannya.

68
2. Bukti transaksi

Bukti transaksi merupakan dokumen dasar transaksi yang berguna untuk


sumber pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. baik yang dibuat
sendiri maupun yang berasal dari pihak luar perusahaan. Secara khusus bukti
transaksi dalam proses dan kegiatan pencatatan transaksi keuangan memiliki
manfaat dan fungsi sebagai berikut:

• Bukti transaksi dapat mengetahui pihak yang bertanggung jawab atas


terjadinya transaksi.
• Bukti transaksi menjadi media yang berisikan data informasi keuangan.
• Bukti transaksi sebagai dasar untuk pencatatan akuntansi.
• Bukti transaksi dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara
menyatakan transaksi dalam bentuk tulisan.
• Bukti transaksi dapat menghindari duplikasi pada pengumpulan data
keuangan.

Bukti transaksi dapat dibedakan sesuai dengan kejadianya, yaitu:


• Bukti transaksi intern, adalah bukti dari proses transaksi yang terjadi di
dalam perusahaan, contohnya seperti kas masuk dan kas keluar.
• Bukti transaksi ekstern, adalah bukti dari proses transaksi yang terjadi
dengan pihak di luar perusahaan, contohnya seperti faktur, kwitansi,
nota, cek, bilyet giro, dll.

3. Proses Pencatatan Transaksi Keuangan

• Mengumpulkan seluruh bukti transaksi.


• Mengenali keaslian bukti transaksi.
• Pastikan sudah melalui prosedur dengan benar.
• Periksa kembali nilai transaksi.
• Membuat Laporan Produksi
• Menyusun laporan keuangan

C. Penyusunan Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan adalah segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan


dan penyampaian informasi keuangan dalam kurun waktu atau periode
tertentu. Tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
badan usaha yang bermanfaat pengambil keputusan. Terdapat 4 komponen

69
yang harus ada dalam pelaporan keuangan, diantaranya neraca keuangan, laba
rugi, perubahan ekuitas (modal) dan laporan arus kas.

1. Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan
yang dihasilkan pada suatu periode tertentu yang menjabarkan unsur-unsur
pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau
rugi) bersih. Informasi utama dari laporan Laba/Rugi adalah profitabilitas usaha
kelompok. Intinya bila pendapatan lebih besar daripada nilai bebannya, maka
selisihnya disebut Laba. Begitu juga sebaliknya, jika nilai beban lebih besar
dibandingkan pendapatan disebut Rugi.

beberapa elemen-elemen yang menjadi unsur utama dari penyusunan laporan


laba rugi, yaitu:

➢ Pendapatan (revenue), adalah peningkatan aktiva atau arus masuk


perusahaan yang dihasilkan dari kegiatan operasional. Nilai pendapatan
diperoleh dari total pendapatan kotor perusahaan yang telah dikurangi
potongan harga atau diskon, retur, dan tunjangan lainnya.

70
➢ Beban (expenses), adalah arus keluar atau pemakaian aktiva atau
munculnya data hutang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus
dilakukan pada masa datang pada pihak lain dalam suatu periode tertentu
dikarenakan pengiriman ataupun produksi barang.

➢ Keuntungan (profit), adalah peningkatan ekuitas karena terjadi transaksi


perusahaan atau yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi dari
pemilik perusahaan.
➢ Kerugian (loss), adalah penurunan ekuitas yang disebabkan adanya
transaksi yang dilakukan perusahaan atau akibat dari beban dan
pendistribusian kepada pemilik perusahaan.

2. Laporan Perubahan Ekuitas atau modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan sumber dan


penggunaan modal lembaga usaha yang dapat dihitung setelah mengetahui
adanya hasil dari laporan laba-rugi. Laporan ini diperlukan untuk mengetahui
maju atau mundurnya kondisi lembaga usaha. Jika modal lembaga usaha
bertambah, berarti terdapat kemajuan, begitu juga sebaliknya. Jika modal awal
lebih besar daripada modal akhir maka hal ini menunjukkan lembaga usaha
mengalami kemunduran. Jadi, laporan perubahan modal ini menceritakan
perubahan yang terjadi pada modal (ekuitas) pemilik usaha. Perubahan ini
disebabkan oleh hasil operasi lembaga usaha dalam suatu periode tertentu.
Lihat contoh laporan perubahan modal di sini. Pembuatan laporan ini
memerlukan data mengenai besar nominal modal awal, jumlah laba bersih,
prive, dan penambahan modal.

3. Neraca Keuangan

Neraca keuangan merupakan bagian dari laporan keuangan BUMDesa yang di


dalamnya terdapat informasi mengenai aktiva (aset), kewajiban, serta ekuitas
pemegang saham pada periode akhir akutansi BUMDesa tersebut.

71
72
73
74
Bagian Kelima
Evaluasi Bisnis Desa
“Strength Opportunity Aspiration Results
(SOAR) Analysis”

A. Evaluasi Usaha Bisnis Desa

1. Tujuan Evaluasi Usaha

Evaluasi Usaha adalah suatu kegiatan untuk melakukan analisis kinerja suatu
usaha atau bisnis. Prinsip dasar utama evaluasi usaha yaitu membandingkan
rencana usaha yang sudah dibuat sebelum kegiatan dimulai dengan apa yang
sudah dicapai pada akhir masa produksi. Tujuan dilakukannya suatu evaluasi
usaha, yaitu:

• Mengetahui tingkat keberhasilan usaha


• Memperkecil resiko kegagalan

75
• Memperbesar peluang keberhasilakan dengan optimalisasi dana
investasi yang ada

2. Indikator Keberhasilan Usaha Desa

Kasus umum yang sering terjadi pada usaha desa yang mempengaruhi
keberhasilan usaha, yaitu Keterlibatan pemilik usaha tidak pernah dihitung
sebagai Biaya Tenaga kerja serta Aset/modal pribadi pemilik tidak dipisahkan
dari aset usaha (individu/kelompok). Untuk menilai keberhasilan suatu kegiatan
usaha desa secara lebih terukur dapat ditentukan melalui 4 indikator, yaitu:

➢ Revenue Cost Ratio atau RC Ratio, diartikan sebagai minimal pendapatan


usaha yang dapat menutupi seluruh biaya usaha. Nilai RC Ratio diperoleh
dari pembagian antara penerimaan total dengan biaya usaha. Keberhasilan
sebuah usaha ketika nilai RC Ratio > 1, yang berarti bahwa penerimaan
lebih kecil dari biaya.

➢ Internal Rate Return (IRR), diartikan sebagai minimal keuntungan bersih


yang didapat sama dengan bunga bank. Suatu proyek/investasi dapat
dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar
daripada laju pengembalian jika melakukan investasi di tempat lain (bunga
deposito bank, reksadana dan lain-lain).

➢ Pay-Back Period (PBP), diartikan sebagai minimal modal usaha yang


kembali sebelum umur ekonomis dari aset tetap habis.

76
➢ Nett Present Value (NPV), diartikan sebagai minimal nilai aset usaha yang
tidak mengalami penurunan.

B. SOAR Analysis

Strength Opportunity Aspiration Results (SOAR) Analysis atau Analisis Kekuatan,


Peluang, Aspirasi dan Hasil adalah sebuah pendekatan yang inovatif serta
berbasiskan pada kekuatan (strength-based approach) terhadap perencanaan
strategis. SOAR dapat membuat kita lebih memfokuskan diri kepada hal yang
paling penting, yaitu masa depan karyawan dan organisasi.

77
Analisis SOAR dilakukan melalui ini beberapa proses. Pertama dengan
mengidentifikasi potret/kondisi usaha yang sedang berjalan yang dijadikan
sebagai dasar evaluasi. Untuk mengetahui potret usaha kita, dapat melihat
gambar di bawah ini.

Setalah potret usah telah diketahui, maka langkah selanjutnya melalukan


proses identifikasi dengan metode Analisis SOAR.

➢ Strength (kekuatan), mengidentifikasi kekuatan usaha yang kita miliki.

➢ Opportunity (peluang), mengidentifikasi peluang-peluang pasar yang


dapat tercipta dari dari kekuatan yang dimiliki.

➢ Aspirations (aspirasi), mengekplorasi ide-ide untuk memperbaiki usaha


yang kita jalankan berdasarkan kekuatan usaha dan peluang pasar.

➢ Result (hasil), tentukan target yang ingin dicapai berdasarkan kekuatan,


peluang dan aspirasi usaha. Target harus terukur, spesifik, dapat dicapai,
memiliki alasan yang kuat serta memiliki Batasan waktu.

78
79
80
Daftar Bacaan

Dewi ASK. 2014. Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) sebagai Upaya
dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) serta Menumbuhkan
Perekonomian Desa. Journal of Rural and Development Volume V No. 1. Hal.
1-14.

Dewi NMEY, Setiyo Y, Nada IM. Pengaruh Bahan Tambahan pada Kualitas
Kompos Kotoran Sapi. Jurnal Beta. Volume 5, No. 1. Hal: 76-82.

Effendi I. 2004. Pengantar Akuakultur. p.188. Jakarta: Penebar Swadaya.

Fadhil R, Endan J, Taip FS, Salih M. 2010. Teknologi Sistem Akuakultur Resikulasi
untuk Meningkatkan Produksi Perikanan Darat di Aceh: Suatu Tinjauan. Aceh:
Aceh Development International Conference 2010.

Iskandar. 2016. Pedoman Integrasi Budidaya Ikan Air Tawar dengan Lemna sp.
Konsorsium Hivos.

Iskandar S. 2017. Petunjuk Teknis Produksi Ayam Lokal Pedaging Unggul.


Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Melani. 2010. Karakteristik Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung dan Ayam


Leher Gundul di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Bogor: Departemen Ilmu
Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor.

Nataamijaya AG. 2010. Pengembangan Potensi Ayam Lokal untuk Menunjang


Peningkatan Kesejahteraan Petani. Jurnal Litbang Pertanian, Vol 29: 4. Hal. 131-
138.

Nenobesi D, Mella W, Soetedjo P. 2017. Pemanfaatan Limbah Padat Kompos


Kotoran Ternak dalam Meningkatkan Daya Dukung Lingkungan dan Biomassa
Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.). PANGAN. Vol. 26 No. 1. Hal 43-56.

Prihandini PW, Purwanto T. 2007. Petunjuk Teknis Pembuatan Kompos


Berbahan Kotoran Sapi. Pasuruan: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan.

81
Syamsunarno B, Sutarno TD. 2016. Budidaya Ikan Air Tawar Ramah Lingkungan
untuk Mendukung Keberlanjutan Penyediaan Ikan bagi Masyarakat. Bandar
Lampung: Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan.

Sutikno E, Latief MS, Riza F, Susanti PD, Martijo, Suparjono. 2017. Petunjuk
Teknis Teknik Pembuatan Pakan Murah Dengan Teknologi Sederhana. Jepara:
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP).

Yapeka. Oktober 2018. Laporan Pelaksanaan serial (1) pelatihan tentang


pengembangan usaha di 3 desa (Desa Labuhan Ratu 7, Labuhan Ratu 9 dan
Braja Yekti). Program Pelestarian Habitat Badak Sumatera Melalui Peran
Masyarakat Sekitar Taman Nasional Way Kambas – TFCA Sumatera.

Yapeka. Februari 2019. Laporan Pelaksanaan serial (2) pelatihan tentang


pengembangan usaha di 3 desa (Desa Labuhan Ratu 7, Labuhan Ratu 9 dan
Braja Yekti). Program Pelestarian Habitat Badak Sumatera Melalui Peran
Masyarakat Sekitar Taman Nasional Way Kambas – TFCA Sumatera.

Yapeka. September 2019. Laporan Pelaksanaan serial (3) pelatihan tentang


pengembangan usaha di 3 desa (Desa Labuhan Ratu 7, Labuhan Ratu 9 dan
Braja Yekti). Program Pelestarian Habitat Badak Sumatera Melalui Peran
Masyarakat Sekitar Taman Nasional Way Kambas – TFCA Sumatera.

Yapeka. November 2019. Laporan Pelaksanaan serial (1) pelatihan tentang


pengembangan usaha di 3 desa (Desa Labuhan Ratu 6, Braja Luhur dan
Sukorahayu). Program Pelestarian Habitat Badak Sumatera Melalui Peran
Masyarakat Sekitar Taman Nasional Way Kambas – TFCA Sumatera.

Yulianto AB, Ariesta A, Anggoro DP, Heryadi H, Bahrudin M, Santoso G. 2009.


Buku Pedoman Pengolahan Sampah Terpadu: Konversi Sampah Pasar Menjadi
Kompos Berkualitas Tinggi. Jakarta: Yayasan Danamon Peduli.

82
Dit
er bi
tkanUnt
ukMembant uPengembangkanUs ahaDes
a
PadaProgr
am Pel
est
ari
anHabitatBadakSumatera
Mel
aluiPeranMasyar
akatSeki
tarT
amanNas i
onalWayKambas

Ker
jas
amaant
ara

Anda mungkin juga menyukai