and
uanP
eng
emb
ang
anU
sah
aDe
sa
D
iSe
ki
ta
rKa
was
anT
ama
nNa
si
on
alWa
yKa
mba
s
PANDUAN
PENGEMBANGAN USAHA DESA
Di Sekitar Kawasan Taman Nasional Way Kambas
SK.4.2.3.
Juni
2020
Katalok Dalam Terbitan (KDT)
Panduan Pengembangan Usaha Desa di Sekitar Taman Nasional Way
Kambas.
ISBN : 978-602-52324-6-6
Penerbit : YAPEKA
Jl. Walikukun Blok M No.10, RT.01/RW.05, Sukadamai, Tanah Sereal
Kota Bogor, Jawa Barat 16165
Email yapeka@yapeka.or.id
Sejak bulan Mei 2018, Yapeka telah mendukung kegiatan Balai Taman Nasional Way
Kambas (TNWK) di wilayah penyangga kawasan dalam melakukan kegiatan
pendampingan di 6 (enam) desa yaitu Desa Labuhan Ratu 7, Desa Labuhan Ratu 9,
Desa Labuhan Ratu 6 (Kecamatan Labuhan Ratu), Desa Braja Yekti, Desa Braja Luhur
(Kecamatan Braja Slebah) dan Desa Sukorahayu (Kecamatan Labuhan Maringgai).
Kegiatan ini didukung oleh Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Sumatera dalam
konteks program “Pelestarian Habitat Badak Sumatera Melalui Peran Serta Masyarakat
Sekitar Taman Nasional Way Kambas”.
Sampai bulan Maret tahun 2019, Yapeka telah memfasilitasi 3 (tiga) kali kegiatan
pelatihan tentang pengembangan usaha di 3 desa, yakni Desa Desa Labuhan Ratu 7,
Desa Labuhan Ratu 9, dan Desa Braja Luhur (Kecamatan Braja Selebah), serta 1 (satu)
kali kegiatan pelatihan tentang pengembangan usaha di 3 desa, yakni Desa Labuhan
Ratu 6 (Kecamatan Labuhan Ratu), Desa Braja Luhur (Kecamatan Braja Selebah) dan
Desa Sukorahayu (Kecamatan Labuhan Maringgai).
Dengan kondisi merebaknya COVID 19 di Indonesia dan adanya arahan dari pihak
Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Sumatera agar melakukan
penyesuaian/modifikasi kegiatan kepada para mitranya. Maka, kami selaku mitra
TFCA-Sumatera melakukan penyesuaian/modifikasi untuk kegiatan pelatihan tentang
pengembangan usaha di 3 desa, yakni Desa Labuhan Ratu 6 (Kecamatan Labuhan
Ratu), Desa Braja Luhur (Kecamatan Braja Selebah) dan Desa Sukorahayu (Kecamatan
Labuhan Maringgai) yang seharusnya dilakukan dengan pelatihan tatap muka, menjadi
penyusunan buku panduan.
Bagian Ketiga...................................................................... 55
A. Consumer Product (Produk Konsumen) ................................................................55
B. Segmentasi Pasar .........................................................................................................56
C. Kemasan Produk ...........................................................................................................59
2
Bagian Pertama
Langkah Awal Bisnis Desa
“Pemodelan dan Perencanaan”
Beberapa definisi Badan Usaha Milik Desa atau yang biasa disebut BUMDesa,
yaitu sebagai berikut:
➢ BUMDesa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan
usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa
(Permendesa PDTT No 4/2015 tentang Pendirian, Pengurusan Dan
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.).
3
➢ BUMDesa adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan
pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan
dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.
➢ BUMDesa merupakan salah satu bentuk kemandirian ekonomi Desa
dengan menggerakkan unit-unit usaha yang strategis bagi usaha ekonomi
kolektif Desa.
Produk Unggulan Desa berasal dari dua kata, yaitu Produk dan Unggulan.
Produk memiliki arti sebagai barang atau jasa yang dibuat dan ditambah
4
gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari
proses produksi itu; Sementara Unggul memiliki arti lebih tinggi (pandai, baik,
cakap, kuat, awet, dan sebagainya) dari pada yang lainnya. Produk unggulan
merupakan suatu barang atau jasa yang dimiliki dan dikuasai oleh suatu
desa/daerah, yang mempunyai nilai ekonomis dan daya saing tinggi serta
menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang diproduksi berdasarkan
pertimbangan kelayakan teknis (bahan baku dan pasar), talenta masyarakat dan
kelembagaan (penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya manusia,
dukungan infrastruktur, dan kondisi sosial budaya setempat) yang berkembang
di lokasi tertentu.
Model bisnis adalah alat konseptual yang berisi sekumpulan elemen dan
hubungannya serta memungkinkan untuk mengekspresikan logika lembaga
ekonomi/perusahaan dalam menghasilkan uang. Ini adalah deskripsi tentang
nilai yang ditawarkan suatu lembaga ekonomi/perusahaan kepada satu atau
beberapa segmen pelanggan dan arsitektur perusahaan serta jaringan
mitranya untuk menciptakan, memasarkan, memberikan nilai dan modal
hubungan ini, untuk menghasilkan aliran pendapatan yang menguntungkan
dan berkelanjutan.
5
1. Pemodelan Bisnis Desa dengan Business Model Canvas (BMC)
Business Model Canvas (BMC) adalah alat bantu yang berupa template yang
memudahkan kita untuk memahami model bisnis dengan cara yang mudah
dan terstruktur. Kekuatan BMC adalah mampu menggambarkan ide bisnis
dengan sangat jelas dalam sebuah kanvas (kertas). Kanvas disusun dengan
tujuan untuk menjelaskan, menilai, memvisualisasikan, serta mengubah model
bisnis sehingga kinerja bisnis yang dihasilkan lebih maksimal. Beberapa
keunggulan Kanvas, yaitu:
➢ Format yang tersedia membantu kita untuk fokus pada satu atau beberapa
produk/komuditas dan kemudian menajamkan model bisnisnya.
➢ Kanvas didesain sebagai sketsa model bisnis, sehingga sangat fleksibel dan
mudah untuk dimodifikasi dengan tetap memberi gambaran yang
menyeluruh terhadap model bisnis yang dikembangkan.
➢ Sembilan elemen di dalam model memberikan stimulan kepada kita untuk
benar-benar memahami model bisnis yang kita kembangkan dan
memberikan tantangan kepada kita agar menjadi desainer bisnis untuk diri
kita sendiri.
➢ Transparan, kanvas memberikan kemudahan bagi kita untuk meng-
komunikasikan gagasan atau ide bisnis tersebut kepada tim atau investor.
Proses penyusunan BMC sebenarnya mirip dengan mind map atau memetakan
ide sehingga setiap elemen di dalam BMC juga dipetakan dan memiliki
hubungan yang saling terkait erat. Kesalahan di dalam memetakan dan
merumuskan pada langkah pertama akan berdampak pada langkah-langkah
selanjutnya. BMC sangat berorientasi pada konsumen sebagai pasar bisnis
produk kita. Dengan demikian, di dalam BMC, titik tolak penyusunan adalah
menentukan apa persoalan atau kebutuhan konsumen yang ingin kita
selesaikan melalui produk kita.
6
segments, value proposition, customer relationship, distribution channels dan
revenue stream.
7
ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut. Oleh karena
itu, langkah pertama pengisian BMC adalah menetapkan siapa
konsumen yang akan kita layani (customer segments). Beberapa
pertanyaan dibawah ini yang harus dijawab agar kita dapat fokus pada
penciptaan produk yang sesuai kebutuhan konsumen.
• Siapa konsumen utama produk kita? laki-laki atau perempuan;
anak-anak remaja atau dewasa; penduduk kota, pinggiran kota
atau desa, konsumen lokal, regional, nasional atau internasional
(ekspor), pasar masal atau ceruk pasar (niche market), dll.
• Apa persoalan konsumen yang ingin kita selesaikan?
• Produk yang seperti apa yang diinginkan konsumen?
8
pertanyaan di bawah ini, sedikitnya akan memberikan pencerahan
kepada kita tentang "customer relationship strategy".
• Hubungan seperti apa yang diharapkan konsumen, sehingga kita
harus membangun dan menjaganya?
• Dengan cara apa, kita mengelola hubungan dengan konsumen?
• Pertimbangkan bentuk kegiatan dengan biaya yang akan
dikeluarkan.
9
teknologi untuk menghasilkan produk tersebut. Berikut pertanyaan
panduannya.
• Apa aktivitas kunci yang dibutuhkan untuk mengembangkan
produk yang ditawarkan? standar-standar mutu apa saja yang
perlu di capai?
• Apa aktivitas penting untuk pengembangan saluran distribusi,
pengelolaan konsumen, peningkatan sumber atau aliran
pendapatan?
• Aktivitas apa saja yang perlu dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan peningkatan kapasitas sumber daya manusia? termasuk
kebutuhan pelatihan staff.
• Lihat dan selaraskan dengan poin 2 (nilai-nilai produk yang
ditawarkan).
Dalam mengidentifikasi aktivitas kunci, beberapa metode dapat
digunakan untuk mempertajam hasilnya seperti analisa sebab-akibat,
fish bone analysis, logical framework analysis, SWOT analysis dan lain-
lain.
10
Dengan demikian, seharusnya struktur biaya selaras dengan aktivitas
kunci yang telah direncanakan. Berikut pertanyaan panduannya.
• Biaya apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan kunci
bisnis kita?
• Aktivitas mana saja yang membutuhkan biaya yang besar ? dapat
dipersentasekan komposisinya.
• Cek kembali dengan poin 7 (aktivitas kunci) dan poin 2 (nilai-nilai
produk yang ditawarkan).
Dalam mengidentifikasi dan merancang struktur biaya, beberapa
metode dapat digunakan untuk medapatkan gambaran secara rinci
tentang kebutuhan investasi bisnis kita, seperti proyeksi (forecasting
atau peramalan) pendapatan dan pengeluaran dengan menggunakan
analisa manfaat dan biaya (benefit & cost analysis), pengembalian
modal (break event point), pengembalian atas investasi (return on
investment) dan lain-lain.
konsep model bisnis yang telah di rancang perlu dilakukan pengujian atau
validasi. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada kita dalam
memutuskan apakah model bisnis yang akan kita kembangkan tersebut "layak"
atau "tidak layak".
11
12
C. Perencanaan Bisnis Desa
13
Perencanaan bisnis yang terkait Prudes perlu melibatkan seluruh pengurus
BUMDesa agar substansi perencanaan dapat dipahami dengan baik oleh
seluruh anggota. Selain itu kepala desa dan perangkat desa lainnya juga perlu
dilibatkan karena BUMDesa merupakan lembaga desa dibawah kewenangan
kepala desa. Pihak lain yang harus dilibatkan adalah kelembagaan/ kelompok
masyarakat yang Prudes karena pihak inilah yang mengetahui secara rinci
mengenai Prudes tersebut.
14
➢ Aspek teknis dan teknologi
Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang
diinginkan, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.
➢ Aspek manajemen
Menyangkut pembangunan dan operasional (POAC).
➢ Aspek keuangan
Menyangkut kebutuhan sumber dana untuk memulai usaha dan proyeksi
pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang
bersangkutan (Nett Present Value, Payback Period, Profitabilty Index).
➢ Aspek sosial ekonomi dan budaya
Menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar karena
adanya suatu kegiatan usaha tersebut, diantaranya:
• Dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap
kehidupan masyarakat, kebiasaan adat setempat, dan lain-lain.
• Dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per
kapita penduduk, apakah bisnis kita dapat mengubah atau justru
mengurangi income per capita penduduk setempat, pendapatan
nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR.
• Dan dari segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi
semakin ramai, lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi,
penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat.
15
Merumuskan Strategi Pemasaran Produk: adalah suatu kegiatan yang harus
dilakukan untuk memperkenalkan pruduk secara lebih luas ke masyarakat.
➢ Konsep penjualan atau Selling Concept, yaitu memfokuskan pada
penjualan. Karena itu, konsep ini lebih mengedepankan produk yang
dibuat sebaik-baiknya, lalu nanti baru dipikirkan bagaimana cara
menjualnya. Keuntungan yang didapat melalui banyaknya produk yang
dijual.
➢ Konsep pemasaran atau Marketing Concept, yaitu Konsep Pemasaran yaitu
memfokuskan pada kebutuhan pembeli. Karena itu pemasaran sibuk
dengan pemikiran memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan
keseluruhan barang yang berhubungan dengan penciptaan, pengantaran,
dan akhirnya pengkonsumsiannya. Keuntungan yang didapat melalui
kepuasan pelanggan.
➢ Bauran pemasaran atau Marketing Mix, yaitu strategi pemasaran yang
dilaksanakan secara bersamaan dengan tujuan mencapai target yang
diinginkan. Teknik yang dipakai di dalam, yaitu “4P-7P Marketing Mix”.
• Produk (Product), Produk dapat berupa barang ataupun jasa, yang unik
dan memiliki kualitas sehingga mampu meningkatkan daya saing
produk atau jasa tersebut di pasaran.
• Harga (Price), harga harus sesuai dengan kemampuan target pasar.
Untuk itu, sebelum memulai bisnis harus dilakukan survey pasar
mengenai harga yang pantas ditawarkan kepada konsumen.
• Tempat (Place), lokasi bisnis yang strategis dapat mempermudah
konsumen menemukan sehingga transaksi penjualan lebih mudah
terjadi.
• Promosi (Promotion), bagian ini menyangkut cara memasarkan produk,
media yang digunakan, dan sebagainya.
• Sumber Daya Manusia (Participants), faktor ini berperan penting dalam
membuat kemajuan dan kemunduran sebuah bisnis desa. Bagian
penting dari SDM meliputi attitude (sopan santun) dan motivasi dari
orang yang terlibat di dalam bisnis desa.
• Proses (Process), bagian ini mencakup bagaimana sebuah usaha desa
melayani permintaan konsumen.
• Tampilan Fisik (Physical Evidence), penampilan berupa kemasan yang
digunakan pada produk. Semakin menarik kemasan yang digunakan,
maka semakin menaikan minat keingintahuan konsumen terhadap
sebuah produk.
16
3. Penyusunan Strategi Lembaga
17
18
4. Menyusun Rencana Anggaran Biaya
19
20
Bagian Kedua
Membangun Usaha Desa
“Budidaya Perikanan Darat, Pupuk Kompos dan
Peternakan Ayam Kampung”
21
➢ Pendederan. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari pembenihan
dengan membesarkan benih ukuran 1 - 3 cm sampai ukuran 5 - 8 cm atau
8-12 cm.
➢ Pembesaran. Kegiatan ini merupakan kegiatan membesarkan benih ikan
yang dihasilkan kegiatan pendederan sampai berukuran konsumsi.
22
• Pemeliharaan dilakukan
secara tradisional.
Karamba bambu • Lebih ekonomis • Kurang tahan lama di-
dibandingkan keramba bandingkan keramba jaring
jaring apung. apung.
• Terhindar dari predator • Ada pembaharuan bambu.
lain. • Kapasitas daya tampung
ikan lebih rendah.
Keramba jaring • Mudah disortir dan • Biaya jaring mahal.
apung dipanen. • Penggunaan pakan banyak,
• Mengurangi penyebaran • Pengecekan harus selalu
penyakit. dilakukan.
• Benih terhindar dari
predator lain.
Kolam tembok • Kolam lebih tahan lama. • Biaya pembuatan kolam
• Terlihat lebih rapi. mahal.
• Suhu kolam tidak stabil.
Kolam terpal • Kolam terpal lebih • Rawan bocor.
praktis. • Mudah lapuk.
• Biaya relatif terjangkau. • Tidak tahan lama.
• Dapat dipindah • Miskin ion dan mineral dari
tempatkan karena tanah.
sifatnya yang tidak • Air kolam terpal lebih cepat
permanen. bau.
Akuarium • Mudah dipindahkan. • Daya tampung ikan sedikit.
• Lebih praktis. • Hanya bisa digunakan
untuk jenis ikan tertentu.
23
Sistem pengelolaan budidaya air tawar pun terus mengalami perkembangan,
dari sistem budi daya ekstensif (tradisional), semi intensif hingga intensif.
Berikut penjelasan tentang sistem budidaya air tawar.
➢ Semi Ektensif. Sistem budidaya ikan air tawar semi intensif merupakan
perbaikan dari sistem ekstensif dan ekstensif plus. Untuk meningkatkan
produksi budi daya kolam, pembudidaya tidak hanya melaksanakan lima
macam kegiatan pokok atau panca usaha yang diperkenalkan pada tahun
1970-an, melainkan sampai tujuh macam. Ketujuh macam kegiatan
tersebut merupakan penyempurnaan dari lima macam kegiatan (panca
usaha) terdahulu. Lebih lanjut, ketujuh macam kegiatan tersebut
dinamakan "sapta usaha" budi daya kolam/tambak, yang meliputi (1)
perbaikan konstruksi tambak/kolam; (2) pengaturan air; (3) pengolahan
tanah, pemupukan, dan pemberian pakan tambahan; (4) pemberantasan
hama; (5) penebaran benih; (6) pemasaran hasil; dan (7) tata laksana usaha.
Kegiatan-kegiatan tersebut meningkatkan pengelolaan kolam yang dikenal
24
sebagai sistem budi daya semi intensif. Padat penebaran kolam
ditingkatkan hingga mencapai antara 3-10 ekor/m2. Karena itu, hasil panen
dapat ditingkatkan hingga mencapai 5.000 kg/ha/tahun. Ikan budi daya
diberi pakan tambahan sebanyak 1 - 2 kali sehari. Karena itu, pertumbuhan
ikan budi daya dapat dipacu, termasuk kelangsungan hidup ikan budi daya
lebih tinggi.
➢ Intensif. Sistem budi daya ikan air tawar secara intensif merupakan sistem
budi daya dengan penerapan ilmu dan teknologi. Sistem budi daya ikan air
tawar intensif dilakukan pada lokasi yang sesuai, wadah khusus, dan ikan-
ikan yang bernilai ekonomi tinggi. Ikan-ikan budi daya yang сосок untuk
dibudidayakan secara intensif antara lain ikan mas, nila, lele, gurami, patin,
bawal air tawar, baung, jelawat, betutu, gabus, betok, belut, sidat, dan
belida. Lebih bisa lebih tinggi lagi dari sistem ekstensif dan semi ekstensif.
Karena itu, hasil panen sangat tinggi, mencapai > 10.000 kg/panen. Budi
daya ikan air tawar intensif menggunakan bibit unggul, pemberian pakan
2 - 4 kali sehari yang hampir keseluruahnnya menggunakan pakan buatan.
Pada sistem ini kontrol kualitas air sangat ketat. Kondisi ini dapat memacu
pertumbuhan ikan dan kelangsungan hidup sangat tinggi.
2. Kualitas Air
Kualitas air adalah faktor penting dalam teknik budidaya ikan air tawar. Sumber
air dapat berasal dari Mata air, Sumur (air tanah), irigasi/sungai, ataupun air
pam. Seluruh sumber air tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan
masaing-masing, Mata air dan air sumur memiliki tingkat kejernihan yang
bagus dengan suhu relatif lebih rendah, namun kandungan karbondioksida
didalamnya sangat tinggi. Air sungai/irigasi, umumnya memiliki tingkat
kekeruhan yang tinggi yang juga kadang sering membawa hama dan penyakit.
Namun, air ini umumnya memiliki kandungan karbondioksida yang sedikit
lebih rendah (tergantung tingkat pencemaran airnya). Air pam, untuk perikanan
sangat tidak disarankan, karena mengandung senyawa klorin yang tidak baik
untuk ikan. Butuh perlakuan khusus untuk menggunakan air dalam budidaya
perikanan. Secara umum, kualitas air dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
25
makhluk perairan lain. Selain itu, oksigen juga berfungsi untuk penguraian
atau perombakan bahan organik yang ada di dasar kolam. Oksigen terlarut
dalam air sangat menentukan kehidupan organisme perairan. Kadar
oksigen rendah dapat memperlambat pertumbuhan maupun memicu
kematian organisme. Kandungan oksigen terlarut dalam perairan
mengalami perubahan setiap saat. Kadar oksigen terlarut dalam air yang
baik untuk kehidupan ikan adalah 5 ppm.
➢ Suhu. suhu air dapat mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan ikan.
Secara garis besar, suhu air dapat mempengaruhi proses kehidupan pada
ikan dan makhluk perairan lain. Suhu air juga mempengaruhi kadar oksigen
yang terlarut dalam air dan daya racun suatu bahan pencemar. Oksigen
cenderung mudah larut pada kondisi suhu tinggi dibandingkan suhu
rendah. Namun, pada suhu yang tinggi, ikan lebih membutuhkan oksigen
lebih banyak karena aktivitas yang tinggi. Suhu optimal untuk budidaya
ikan berkisar 250- 300C.
26
bakteri, limbah panas atau limbah organik. Kedua jenis bahan pencemar
tersebut umumnya disebabkan oleh kegiatan manusia, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk mengurangi bahan cemaran,
wadah penampungan air (tandon) dibutuhkan. Kolam tandon mampu
mengatasi cemaran air yang akan masuk ke kolam budidaya melalui
perlakuan khusus, seperti pembuatan filter biologis. Pengendalian bahan
cemaran akan sulit dikendalikan pada budidaya ikan di sungai, waduk dan
danau atau bekas galian tambang.
➢ Amoniak-N. Kandungan amoniak yang baik bagi kehidupan ikan air tawar
kurang dari 1,0 mg/L. Apabila kadar amoniak telah melebihi 1,5 mg/L, maka
perairan tersebut telah terjadi pencemaran. Kadar amoniak yang tinggi
dapat merupakan indikasi adanya pen-cemaran bahan organik yang
berasal dari limbah domestik, industri, dan limpasan (run off) serta sisa
pakan dan feses. Tingkat toksisitas amoniak me-ningkat seiring dengan
pening-katan nilai pH perairan.
3. Pemupukan
Pemupukan umumnya sering aplikasikan pada jenis kolam tanah, dan beberapa
diterapkan juga pada kolam beton ataupun terpal. Pemupukan dilakukan utuk
memberikan pengaruh terhadap komposisi jenis pertumbuhan pakan alami
(plankton) dan tingkat produktivitasnya. Tingkat produktivitas pakan alami ini
ditentukan oleh kelengkapan unsur-unsur hara sebagai pembentuk komponen
bahan dasar dalam pertumbuhan.
Unsur-unsur hara yang tersedia dalam air kolam dapat dibedakan menjadi dua
yaitu unsur mutlak dan unsur tidak mutlak. Unsur mutlak adalah unsur yang
harus tersedia untuk pertumbuhan pakan alami. Unsur tersebut antara lain
karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O₂), nitrogen (N), fosfor (P), sulfur (S),
27
kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Unsur tidak mutlak adalah unsur-unsur
yang sudah cukup terbawa oleh aliran air yang masuk ke dalam kolam, antara
lain kalium (K), natrium (Na), klor (Cl), aluminium (Al), dan silika (Si). Pemupukan
diperlukan untuk memberikan asupan agar unsur-unsur yang dibutuhkan
tersebut menjadi lengkap.
28
Komponen dasar sistem resikulasi terdiri dari:
• Unit Pemeliharaan (tangki kultur/growing tank), yaitu tempat
pemeliharan ikan dengan ukuran sesuai dengan kapasitas jumlah ikan
yang akan di budidayakan.
• Unit Penyaring Partikulat (sump particulate), bertujuan untuk
menyaring materi padat terlarut agar tidak menyumbat biofilter atau
mengkonsumsi suplai oksigen.
• Unit Biofiltration, merupakan bagian utama dalam sistem resirkulasi.
Biofilter merupakan tempat berlansungnya proses nitrifikasi.
• Pompa Resirkulasi (water recirculation pump), berguna untuk
mengarahkan, menaikkan dan mengalirkan aliran air sesuai yang
diinginkan.
Pakan merupakan asupan yang diberikan kepada hewan ternak yang menjadi
sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan dan kehidupan makhluk
hidup. Secara umum, pakan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
➢ Pakan Alami. merupakan pakan yang telah tersedia di alam. Dengan pakan
alami, ikan mempunyai kesempatan untuk memilih jenis pakannya. Oleh
karena itu, pakan yang berasal dari alam selalu sesuai dengan selera ikan.
29
Pakan alami merupakan pakan terbaik untuk budidaya ikan pada fase
tertentu, terutama fase pembenihan dan pendederan. Contoh pakan alami,
yaitu cacing; ikan hidup; invertebrata akuatik, seperti daphnia atau artemia;
larva serangga seperti bloodworm, jentik nyamuk, infusoria, dan rotifera.
Pakan buatan saat ini menjadi kebutuhan penting dalam kegiatan budidaya
ikan air tawar. Ikan membutuhkan ketersedian pakan dalam jumlah yang cukup,
tersedia secara terus menerus, serta berkualitas agar dapat berkembang
dengan baik. Pakan juga menjadi bagian penting dalam modal usaha budidaya
ikan, karena sekitar 70% dari modal budidaya ikan digunakan untuk
menyediakan pakan. Oleh karena itu, upaya perbaikan kualitas pakan
(komposisi nutrisi) dan perbaikan efisiensi penggunaan pakan perlu dilakukan
untuk meningkatkan produksi hasil budidaya dan mengurangi biaya
pengadaan pakan, serta meminimalkan produksi limbah pada media budidaya.
Dalam meramu atau membuat pakan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
• Mengandung nutrisi yang lengkap dan seimbang
• Memiliki ukuran yang sesuai dengan mulut ikan, agar mudah dimakan dan
tidak banyak pakan yang terbuang.
• Tidak mudah hancur dalam air agar tidak mencemari air.
• Disukai ikan dan memiliki kecernaan yang tinggi.
• Berpengaruh terhadap pertumbuhan.
• Menguntungkan dari segi biaya produksi yang rendah, namun tetap
berkualitas.
Bahan Baku terdiri dari 5 nutrisi utama, yaitu Protein, lemak-Asam lemak,
vitamin, mineral serta karbohidrat. Selain itu, terdapat bahan lainnya yang
mendukung proses pembuatan pakan, diantaranya perekat, antioksidan serta
penghambat jamur. Uraian tentang bahan baku pembuatan pakan ikan dapat
dilihat pada uraian dibawah ini.
30
31
➢ Protein, sangat diperlukan oleh tubuh ikan untuk pertumbuhan maupun
untuk sumber energi. Jenis dan umur ikan berpengaruh pada kebutuhan
protein. Ikan karnívora (pemakan daging) membutuhkan protein lebih
banyak daripada ikan herbivora (pemakan tumbuhan), sedangkan ikan
omnivora (pemakan segalanya) berada diantara keduanya. Protein untuk
pakan ikan dibedakan menjadi 2, yaitu protein nabati (asal dari tumbuhan),
dan protein hewani. Protein hewani umumnya mengandung protein
dengan komposisi asam amino yang lebih baik dibandingkan nabati.
protein nabati lebih sulit dicerna dari pada protein hewani, dikarenakan
protein nabati terbungkus dalam dinding selulosa yang memang sukar
dicerna. Sumber protein nabati dapat berasal dari kacang, tepung kopra,
SBM (soya bean meal/tepung bungkil kedelai) dan PKM (palm kernel
meal/tepung bungkil kelapa sawit). Sementara, protein hewani dapat
berasal dari tepung ikan, tepung cumi, tepung rebon, tepung kelapa
udang, tepung darah, tepung keong, tepung daging dan tepung ragi.
➢ Karbohidrat atau zat pati, merupakan sumber energi yang berasal dari
bahan baku nabati, yang teridir dari pati, gula, dan serat. Kemampuan ikan
untuk memanfaatkan karbohidrat ini tergantung pada kemampuannya
untuk menghasilkan enzim pemecah karbohidrat (amilose). Ikan karnivora
dengan kadar protein yang tinggi dalam pakannya cenderung
menggunakan protein sebagai sumber energi, sehingga kebutuhan
karbohidrat lebih sedikit dibandingkan ikan omnivora dan herbivora.
Beberapa bahan pakan yang menjadi sumber karbohidrat, yaitu tepung
singkong, tepung jagung, tepung dedak/katul, tepung sagu dan Rumput
laut.
32
➢ Vitamin, merupakan senyawa organik yang harus tersedia dalam pakan
dalam jumlah relatif sedikit untuk perkembangan dan pertumbuhan secara
normal. Vitamin dalam pakan mutlak dibutuhkan terutama pada budidaya
intensif, karena pakan alami yang mengandung vitamin sangat terbatas.
Apabila ikan kekurangan vitamin, maka gejalanya adalah nafsu makan
hilang, kecepatan tumbuh berkurang, warna abnormal, keseimbangan
hilang, gelisah, mudah terserang bakteri, pertumbuhan sirip kurang
sempurna, pembentukan lendir terganggu dll. Kebutuhan akan vitamin
sangat dipengaruhi ukuran ikan, umur, kondisi lingkungan dan suhu air.
Vitamin dapat dibedakan atas vitamin yang larut dalam air dan vitamin
yang larut dalam lemak. Vitamin B-komplex merupakan vitamin yang larut
dalam air dan dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit dengan fungsi utama
sebagai katalisator pada berbagai proses metabolisma. Sementara, vitamin
lain seperti vitamin C, inositol, dan kolin dibutuhkan dalam jumlah lebih
banyak. Vitamin yang larut dalam lemak juga dibutuhkan seperti A, D, E,
dan K.
33
6. Proses Pembuatan Pakan Ikan
34
➢ Penggilingan, yaitu proses untuk memperkecil dan memperhalus bahan
baku yang berbentuk bongkahan atau gumpalan menjadi bentuk yang
seragam. Proses penggilingan akan mempermudah ketika melakukan
proses pencampuran dan pencetakan.
35
dengan sinar matahari, atau menggunakan oven agar lebih efektif dan
efisien.
B. Pupuk Kompos
36
dll. Dengan cara seperti, maka limbah kotoran ternak (sapi) dan limbah
pertanian lainnya yang umumnya hanya dibuang menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan, akan dapat bermanfaat dalam kelestarian lingkungan.
1. Proses Pengomposan
Kotoran yang baru dihasilkan dari sapi tidak dapat langsung diberikan sebagai
pupuk tanaman, tetapi harus mengalami proses pengomposan terlebih dahulu.
Pengomposan merupakan proses penguraian bahan organik secara alamiah
dengan bantuan mikroorganisme pengurai. Selama proses pengomposan akan
terjadi perubahan-perubahan unsur kimia, diantaranya yaitu perubahan
senyawa karbohidrat, selulosa, hemiselulosa, lemak dan lilin menjadi karbon
dioksida (CO2) dan air (H2O); penguraian senyawa organik menjadi senyawa
yang dapat diserap tanaman.
Beberapa alasan lain mengapa bahan organik dari kotoran sapi perlu
dikomposkan sebelum dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman, antara lain yaitu:
• Bila tanah mengandung cukup udara dan air, penguraian bahan
organik dari kotoran sapi berlangsung dengan cepat sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman.
• Penguraian bahan segar hanya sedikit sekali memasok humus dan
unsur hara ke dalam tanah.
• Struktur bahan organik segar dari kotoran sapi sangat kasar dan daya
nya terhadap air kecil, sehingga bila langsung dibenamkan akan
mengakibatkan tanah menjadi sangat remah.
37
• Kotoran sapi tidak selalu tersedia pada saat diperlukan, sehingga
pembuatan kompos merupakan cara penyimpanan bahan organik
terbaik sebelum digunakan sebagai pupuk.
Kadar air menjadi salah satu faktor yang menunjukkan kecepatan dalam proses
pengomposan. Dekomposisi bahan-bahan organik sangat tergantung pada
ketersediaan kandungan air, oleh karena itu kadar air menjadi faktor penting
pada proses pengomposan. Kandungan kadar air tidak boleh terlalu tinggi
ataupun terlalu rendah karena dapat mengurangi efisiensi proses
pengomposan. Kadar air optimal pada proses pengomposan berkisar antara
50-60%. Jika kadar air melebihi 60%, maka laju dekomposisi bahan organik
menjadi melambat, sedangkan apabila kadar air dibawah 40% akan
38
menyebabkan aktivitas mikro organisme yang terlibat selama proses
pengomposan terhenti.
Kotoran sapi memiliki rasio C/N sebesar 20:1, sehingga dibutuhkan bahan
campuran lain untuk meningkat rasio hingga sebasar 30-40:1. Beberapa
alternatif bahan campuran yang berasal dari limbah dengan nilai rasio yang
lebih tinggi, diantaranya yaitu:
39
• Daun-daunan pohon dengan rasio C/N sebesar 40-60:1.
• Serbuk gergaji dengan rasio C/N sebesar 500:1.
• Jerami dengan rasio C/N sebesar 70:1.
• Batang jagung dengan rasio C/N sebesar 100:1.
Pupuk kompos organik memiliki banyak manfaat bagi tanah dan tanaman,
diantaranya yaitu:
Pupuk kompos juga memiliki manfaat bagi dari aspek ekonomi, yaitu
menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah kotoran sapi,
mengurangi volume/ukuran limbah kotoran sapi serta memiliki nilai jual yang
lebih tinggi dibandingkan kotorangan yang langsung dibuang atau dijual.
Kompos adalah bentuk akhir dari bahan-bahan organik sampah domestik yang
telah mengalami proses penguraian. Pengolahan kompos untuk meningkatkan
kualitas kompos antara lain dapat dilakukan dengan cara: pengeringan,
40
penghalusan, pembuatan granul, dan pengemasan. Kompos dengan kualitas
tinggi sesuai dengan kriteria tabel SNI dibawah ini:
41
Unsur Lain
25 Kalsium (Ca) % * 25,5
26 Magnesium (Mg) % * 0,6
27 Besi (Fe) % * 2
28 Aluminium (Al) % 2,2
29 Mangan (Mn) % 0,1
Bakteri
30 Fecal coli MPN/gr 1000
31 Salmonella sp MPN/4 gr 3
*: Nilainya lebih besar dari maksimum atau lebih kecil dari minimum
Dengan adanya SNI untuk kompos, kita dapat menilai mutu kompos yang
dihasilkan. Dengan begitu, kita dapat mengatakan bahwa hasil kompos yang
dibuat bermutu tinggi jika memenuhi SNI kompos. Karena mutu dan kualitas
kompos akan berpengaruh pada
penjualan produk kompos ke pasaran.
Kompos dengan kualitas tinggi dan
harga jual yang terjangkau akan
banyak dicari oleh para konsumen.
Oleh karena itu, proses pembuatan
kompos harus dilakukan secara cermat
dan teliti. Mutu kompos yang baik
dapat dihasilkan selain dari bahan
kompos yang baik, juga tergantung
dari proses pembuatan kompos
(pengomposan) yang harus dilakukan
sesuai dengan prosedur pelaksanaan.
Ayam Kampung, atau yang dikenal sebagai ayam lokal, merupakan salah satu
kekayaan sumber daya genetik yang dimiliki oleh Indonesia. Ayam kampung
diindikasikan dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls
(Gallus gallus) dan ayam hutan hijau atau green jungle fowls (Gallus varius).
Awalnya, ayam tersebut hidup di hutan, kemudian didomestikasi serta
dikembangkan oleh masyarakat pedesaan. Di Indonesia, terdapat berbagai
42
jenis ayam kampung, sebagian sudah teridentifikasi dan sebagian lagi belum.
Pemahaman masyarakat tentang ayam kampung mungkin tiap daerah
berlainan. Namun, secara umum ayam kampung mempunyai warna bulu
beragam (hitam, putih, cokelat, kuning dan kombinasinya), kaki cenderung
panjang dan berwarna hitam, putih, atau kuning serta bentuk tubuh ramping.
43
kampung merupakan satu-satunya sumber pendapatan tunai pada musim
kemarau panjang. Walau demikian, pasokan bibit dan pakan masih sangat
bergantung dari luar daerah bahkan luar negeri. Pasokan bahan baku pakan,
terutama jagung (80%) dan bungkil kedelai (87%), masih diimpor. Di lain pihak,
pasokan jagung, kedelai, dan bungkil kedelai di pasar dunia makin berkurang
dan harganya mahal. Akibatnya, banyak peternak yang gulung tikar sehingga
ketersediaan produk ternak makin menurun dan harganya melonjak.
44
pakan, dan obat-obatan yang dibutuhkan dalam industri peternakan ayam
modern, intensif, dan efisien.
45
yang baru menetas dari induknya. Selama pemisahan dari induknya, anak
ayam harus diberi pakan dengan baik, baik pakan buatan atau pakan
komersil. Pakan tambahan hanya diberikan sebanyak 25 gram per ekor per
hari atau 25% dari total kebutuhan pakan yang dipelihara secara intensif.
Sisa dari kebutuhan pakan di dapat dari alam ketika ayam dilepas dari
kandangnya. Tingkat kematian ayam lebih kecil, yaitu mencapai sekitar
30%, terutama pada anak ayam sampai umur dibawah 6 minggu.
DOC sendiri merupakan singkatan dari Day old chicken atau dalam bahasa kita
disebut dengan ayam berumur satu hari, berat atau bobot dari ayam DOC yang
normal rata-rata dikisaran 35-40 gram per ekornya. DOC ayam sendiri sangat
menentukan keberhasilan dari ternak ayam pedaging, sehingga dalam memilih
DOC aya harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
• DOC ayam haruslah sehat, ayam DOC sehat dapat dilihat dari mata yang
cerah tidak sayu, bulu yang cerah dan kering, terlihat aktif dan tidak ada
sisa kotoran pada anus dari ayam DOC.
46
• DOC juga tidak memiliki cacat bawaan ataupun cacat karena kecelakaan.
• DOC ayam yang baik diambil dari indukan yang baik juga, dalam arti
indukan ayam yang baik itu sehat dan terbebas dari penyakit dan lebih
terpenting tidak membawa penyakit bawaan dari induknya.
• Sebaiknya memilih DOC ayam terlebih dahulu sudah diberikan vaksin agar
ayam tidak mudah terkena penyakit dan terjadi stress,
Sebaik apapun kualitas DOC terkadang tidak bisa menjamin hingga tiba di
lokasi peternakan (kandang) seluruh DOC dalam keadaan optimal. Karena
dalam hal ini, efek dari proses pengiriman seringkali memberikan pengaruh
cukup besar terhadap kondisi DOC. Idealnya pengiriman DOC dari hatchery ke
kandang pemeliharaan tidak lebih dari 12 jam. Jika memungkinkan transportasi
DOC paling lama 3 hingga 4 jam, lebih cepat tiba di kandang lebih baik. Selama
proses pengiriman DOC ke kandang, terjadinya stres dan dehidrasi atau
kekurangan energi akibat kehilangan sebagian cairan tubuh kemungkinannya
cukup besar. Padahal kebutuhan tubuh anak ayam akan energi merupakan
salah satu hal penting. Bila kebutuhan energi tubuh tidak tercukupi dan tidak
terdapat cukup cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein
sebagai zat pembangun akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai
penghasil energi. Apabila keadaan ini berlangsung terus-menerus, maka
kekurangan energi dan protein tidak dapat dihindari lagi. Dampak buruk yang
diakibatkan karena kekurangan energi yaitu:
47
d. Kandang ditutup rapat sebelum datang DOC (kurang lebih 6 jam), lampu
penghangat dinyalakan sampai mencapai suhu 32-33°C pada ketinggian
DOC ±5 cm di atas koran/sekam.
e. Jumlah peralatan harus sesuai jumlah ayam yang akan datang, beberapa
yang harus disesuaikan, antara lain yaitu:
• Brooder/pemanas listrik
• Tempat minum 1 liter untuk 40 ekor DOC.
• Chick feeder plate/tempat pakan 1:40 ekor DOC.
• Termometer.
• Kandang brooding dengan luas 1m × 1 m dapat menampung sebanyak
50-60 ekor DOC sampai dengan umur 2 minggu, kemudian dipecah
dua, tiga dan seterusnya dengan melihat kenyamanan anak-anak
ayam.
• Siapkan vaksin, obat, vitamin, desinfektan yang dibutuhkan selama
masa pemeliharaan.
f. Siapkan ransum dan air minum dalam kandang brooder sebelum DOC tiba.
Air minum yang disarankan adalah air dengan suhu hangat yang dihasilkan
dari efek pemanas yang dinyalakan sehingga akan membuat air minum
cocok dengan suhu usus dan tubuh DOC. Akan lebih baik lagi jika
ditambahkan suplemen tambahan.
Kotak box berisi DOC dibuka pelan-pelan agar tidak membuat stres DOC atau
anak ayam. Satu per satu DOC dikeluarkan dari dalam box dan dihitung
jumlahnya. Biasanya dalam satu kotak box DOC terdapat beberapa DOC yang
mati atau tidak sehat. DOC yang tidak sehat sebaiknya dipisahkan dan
dimasukkan ke dalam kandang tersendiri agar tidak menular ke DOC yang lain.
Sementara itu, DOC yang mati sebaiknya langsung dibakar untuk membunuh
bakteri dan virus agar tidak menular. Rata-rata dalam satu kotak box DOC
ditemukan 2-5 DOC yang kurang sehat atau mati. Hal ini sudah diperkirakan
oleh produsen DOC dan pembeli dapat komplain bila kasus kematian lebih dari
angka tersebut.
Setelah 5 jam DOC dimasukkan ke dalam brooding, ambil DOC untuk sampel,
lalu lakukan pengecekan pada kakinya, jika kakinya dingin berarti pemanasnya
tidak stabil/cukup baik. Kondisi yang bagus, dimana kaki ayam dalam keadaan
hangat. Selanjtnya, setelah 24 jam, ambil kembali DOC untuk sampel, lalu
lakukan pengecekan kembali, cek satu persatu pada temboloknya. Jika
tembolok penuh dengan campuran makanan dan air, maka DOC dalam kondisi
bagus. Sementara itu, tembolok penuh tetapi lembek dan hanya berisi air
bahkan ada yang kosong sama sekali, maka kondisi ini akan mengakibatkan
pertumbuhan ayam yang tidak normal, kerdil, bahkan mengalami kematian.
48
Namun, jika tembolok penuh tapi keras akan mengakibatkan kematian pada
umur 3-5 hari kemudian.
3. Kandang Pembesaran
49
4. Pakan
5. Pengendalian Penyakit
Hal yang terpenting yang harus dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan, yaitu
dengan mengamati kondisi ayam sesuai dengan ciri-ciri yang ditunjukan.
Pengamatan ini tidak perlu menangkap ayam satu per satu untuk dilakukan
pemeriksaan, namun dapat dengan mengamati selama kurang lebih 10 menit
secara keseluruhan ketika ayam berkumpul saat diberi makan.
50
Pemberian vaksinisasi dan vitamin pada ayam kampung juga diperlukan agar
ayam tidak mudah terserang penyakit dan menambah daya tahan tubuh.
Berikut merupakan jadwal pemberian vaksin pada jenis ayam kampung jawa
super (joper), yaitu:
• Pada saat berumur 3/4 hari berikan ayam kampung ND/IB dengan cara
diteteskan ke mata ayam.
• Pada saat berumur 11 hari berikan Gumboro dengan cara dicampurkan
ke dalam air minum sebanyak 2 dosis.
• Pada saat berumur 2-3 minggu berikan ND + Gumboro + Flu Burung.
• Pada saat berumur 18 hari berikan ND/IB dengan cara dicampurkan ke
dalam air minum sebanyak 2 dosis.
• Pada saat berumur 24 hari berikan Gumboro ke-2 dengan dicampurkan
ke dalam air minum sebanyak 2 dosis.
• Pada saat berumur 35 hari berikan AI H5 – N9 dengan cara disuntikkan
kepada ayam.
Sementara itu, beberapa jenis multivitamin yang dapat di berikan pada ayam
kampung joper, yaitu:
51
• Usia 12-13 hari, usia 22-24 dan usia 31-32 diberikan Fortevit atau Vita
Stress, dengan cara dicampurkan pada air minum. Vitamin ini berfungsi
untuk mencegah stress dan memacu pertumbuhan ayam.
• Usia 42 dan 84 hari diberikan Obat Cacing, dengan cara dicampurkan
pada air minum. Obat ini berfungsinya agar ayam tidak terkena
cacingan.
• Flu burung, atau dalam Bahasa inggrisnya disebut Avian Influenza (AI)
adalah suatu penyakit menular disebabkan oleh virus H5N1. Penyakit
ini dapat menyebabkan kematian unggas secara mendadak dan
menyebar dengan cepat. Ayam, itik, kalkun, burung-burung liar dan
sebagainya beberapa binatang lain termasuk manusia dapat terkena
infeksi dan menyebabkan kematian. Karakteristik virus flu burung
adalah dapat bertahan dalam kotoran unggas dan lingkungan (air dan
tanah) dalam waktu beberapa minggu dan lebih lama lagi pada suhu
dingin, namun mati segera setelah dipanaskan. Gejala yang
ditimbulkan, yaitu Jengger dan pial membengkak dengan warna
kebiruan; perdarahan merata pada kaki yang berupa bintik-bintik
merah (ptekhi) atau ada sering disebut juga ”kaki kerokan”; adanya
52
cairan pada mata dan hidung (yang kadang mengganggu pernapasan);
Keluar cairan eksudat jernih hingga kental dari rongga mulut; diare;
haus berlebihan; kerabang telur lembek; tingkat kematian sangat tinggi
mendekati 100% (kematian dalam waktu 2 hari, maksimal 1 minggu).
53
54
Bagian Ketiga
Pemasaran Produk Usaha Desa
“Segmentasi Pasar dan Kemasan Produk”
Produk adalah segala sesuatu (meliputi obyek fisik, jasa, tempat, organisasi,
gagasan, ataupun pribadi) yang dapat atau mampu ditawarkan kepada
konsumen. Sementara itu, produk konsumen adalah produk barang atau jasa
yang konsumennya adalah pemakai akhir, dimana produk dari produsen yang
terjual dan dibeli konsumen akan dipakai dan dikonsumsi sendiri dan bukan
untuk dijual kembali. Pada umumnya produk konsumen dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu:
55
pembeliannya (mudah diperoleh). Contoh, Bahan makanan (beras, sayur,
ikan, ayam dll), obat-obatan, peralatan mandi dan lain-lain.
B. Segmentasi Pasar
56
setiap kelompok konsumen maupun untuk usaha kelompok. Tujuan dari
segmentasi tersebut adalah sebagai berikut:
57
3. Katagori Segmentasi Pasar
58
➢ Segmentasi berdasarkan keuntungan, katagori ini sesuai dengan
manfaat yang dicari dari produk dan disarankan pada lima keuntungan
produk yaitu fungsional, nilai uang, manfaat sosial, manfaat positif dan
manfaat negatif.
C. Kemasan Produk
➢ Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana
transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada
pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu
harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
➢ Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk.
Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut
promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen
menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
59
➢ Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan,
tekanan dan sebagainya.
➢ Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.
➢ Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya di-
kelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan
penanganan.
➢ Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan
transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering
terdapat pada kemasan atau label.
➢ Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan
rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat
membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk
memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
➢ Convenience. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi,
penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup,
penggunaan dan digunakan kembali.
➢ Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk
mendorong calon pembeli untuk membeli produk.
2. Jenis Kemasan
60
➢ Berdasarkan Frekuensi Penggunaan, dibagi lagi menjadi beberapa jenis.
• Kemasan Disposable, merupakan kemasan sekali pakai yang digunakan
sekali saja kemudian dibuang. Contohnya adalah bungkus dari plastik,
bungkus kertas, bungkus yang terbuat dari daun pisang, dan lain-lain.
• Kemasan Multi Trip, dapat digunakan lebih dari satu kali oleh
konsumen dan ada juga yang dapat dikembalikan kepada agen penjual
supaya bisa digunakan kembali. Contoh dari kemasan jenis ini adalah
botol minuman.
• Kemasan Semi Disposable, adalah kemasan yang tidak perlu dibuang
karena bisa dipakai untuk hal lain oleh konsumen, contohnya adalah
kaleng biskuit.
61
62
Bagian Keempat
Manajemen Keuangan Bisnis Desa
63
tanah, dan lainnya. Atau bisa berupa aktiva finansial dalam bentuk surat-
surat berharga semisal saham dan surat obligasi.
64
manajemen dalam mengelola keuangan usaha tersebut. Berikut tips-tips dalam
mengelola keuangan kelompok usaha bersifat produksi, yaitu:
65
untuk mencatat seluruh proses keluar masuknya uang usaha kelompok
anda. Kemudian anda cocokkan setiap hari saldo uang yang ada dengan
catatan anda. Hal ini juga bertujuan untuk mengontrol lalu lintas uang dan
memastikan agar tidak ada uang yang terselip. Kemudian tingkatkanlah
kemampuan administrasi anda untuk mencatat penjualan dan biaya-biaya.
Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah anda harus mencatat saldo
dari hutang piutang serta persediaan dan aset-aset tetap kelompok usaha
anda. Apabila anda mampu, gunakanlah sistem komputer agar dapat
mempermudah proses pencatatan dan alangkah lebih baik lagi jika Anda
bisa menerapkan sistem atau aplikasi akuntansi yang memadai.
66
dapat memastikan semuanya dalam keadaan yang baik, jangan sampai
catatan mengenai hal tersebut berantakan karena akan mengakibatkan
tagihan yang macet atau melakukan pembayaran double kepada supplier.
Apabila anda tidak mampu melakukan semua hal ini sendiri maka anda
dapat mempekerjakan seseorang untuk membantu mengisi posisi pada
bagian staf keuangan dan menetapkan prosedur keuangan yang cukup
untuk memastikan bahwa harta kekayaan usaha kelompok anda selalu
terjaga dengan baik.
67
benar membutuhkan, fungsinya yaitu agar dapat menjaga bisnis kelompok
usaha desa anda supaya tidak langsung jatuh pada saat usaha kelompok
anda mengalami kerugian, atau setidaknya dapat mengurangi beban saat
masa sulit melanda. Namun dana darurat juga memiliki fungsi yang
berbeda apabila usaha yang dijalankan berjalan normal, jika hal seperti itu
terjadi maka dana darurat bisa dikatakan merupakan sebagian dari
keuntungan yang kelompok usaha anda dapatkan.
68
2. Bukti transaksi
69
yang harus ada dalam pelaporan keuangan, diantaranya neraca keuangan, laba
rugi, perubahan ekuitas (modal) dan laporan arus kas.
Laporan Laba Rugi merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan
yang dihasilkan pada suatu periode tertentu yang menjabarkan unsur-unsur
pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau
rugi) bersih. Informasi utama dari laporan Laba/Rugi adalah profitabilitas usaha
kelompok. Intinya bila pendapatan lebih besar daripada nilai bebannya, maka
selisihnya disebut Laba. Begitu juga sebaliknya, jika nilai beban lebih besar
dibandingkan pendapatan disebut Rugi.
70
➢ Beban (expenses), adalah arus keluar atau pemakaian aktiva atau
munculnya data hutang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus
dilakukan pada masa datang pada pihak lain dalam suatu periode tertentu
dikarenakan pengiriman ataupun produksi barang.
3. Neraca Keuangan
71
72
73
74
Bagian Kelima
Evaluasi Bisnis Desa
“Strength Opportunity Aspiration Results
(SOAR) Analysis”
Evaluasi Usaha adalah suatu kegiatan untuk melakukan analisis kinerja suatu
usaha atau bisnis. Prinsip dasar utama evaluasi usaha yaitu membandingkan
rencana usaha yang sudah dibuat sebelum kegiatan dimulai dengan apa yang
sudah dicapai pada akhir masa produksi. Tujuan dilakukannya suatu evaluasi
usaha, yaitu:
75
• Memperbesar peluang keberhasilakan dengan optimalisasi dana
investasi yang ada
Kasus umum yang sering terjadi pada usaha desa yang mempengaruhi
keberhasilan usaha, yaitu Keterlibatan pemilik usaha tidak pernah dihitung
sebagai Biaya Tenaga kerja serta Aset/modal pribadi pemilik tidak dipisahkan
dari aset usaha (individu/kelompok). Untuk menilai keberhasilan suatu kegiatan
usaha desa secara lebih terukur dapat ditentukan melalui 4 indikator, yaitu:
76
➢ Nett Present Value (NPV), diartikan sebagai minimal nilai aset usaha yang
tidak mengalami penurunan.
B. SOAR Analysis
77
Analisis SOAR dilakukan melalui ini beberapa proses. Pertama dengan
mengidentifikasi potret/kondisi usaha yang sedang berjalan yang dijadikan
sebagai dasar evaluasi. Untuk mengetahui potret usaha kita, dapat melihat
gambar di bawah ini.
78
79
80
Daftar Bacaan
Dewi ASK. 2014. Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) sebagai Upaya
dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) serta Menumbuhkan
Perekonomian Desa. Journal of Rural and Development Volume V No. 1. Hal.
1-14.
Dewi NMEY, Setiyo Y, Nada IM. Pengaruh Bahan Tambahan pada Kualitas
Kompos Kotoran Sapi. Jurnal Beta. Volume 5, No. 1. Hal: 76-82.
Fadhil R, Endan J, Taip FS, Salih M. 2010. Teknologi Sistem Akuakultur Resikulasi
untuk Meningkatkan Produksi Perikanan Darat di Aceh: Suatu Tinjauan. Aceh:
Aceh Development International Conference 2010.
Iskandar. 2016. Pedoman Integrasi Budidaya Ikan Air Tawar dengan Lemna sp.
Konsorsium Hivos.
81
Syamsunarno B, Sutarno TD. 2016. Budidaya Ikan Air Tawar Ramah Lingkungan
untuk Mendukung Keberlanjutan Penyediaan Ikan bagi Masyarakat. Bandar
Lampung: Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan.
Sutikno E, Latief MS, Riza F, Susanti PD, Martijo, Suparjono. 2017. Petunjuk
Teknis Teknik Pembuatan Pakan Murah Dengan Teknologi Sederhana. Jepara:
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP).
82
Dit
er bi
tkanUnt
ukMembant uPengembangkanUs ahaDes
a
PadaProgr
am Pel
est
ari
anHabitatBadakSumatera
Mel
aluiPeranMasyar
akatSeki
tarT
amanNas i
onalWayKambas
Ker
jas
amaant
ara