Anda di halaman 1dari 7

JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)

ISSN 25411977 (Print) E- ISSN 2615-2649 (Online)


Vol. 3 No. 1 2018
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5


Pelatihan Manajemen Tentang Badan Usaha Milik Desa Bagi Perangkat
Desa Dan Kelompok Kerja

Dianawati Suryaningtyas

Universitas Kanjuruhan Malang; diana_surya@unikama.ac.id

Abstract

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) is a government program aims to build community
welfare through independent economic. To build BUMDes is obligated to all district which has
been given socialization dan training about this enterprise by local government. This
community service was conducted in Pakisjajar aims to help”perangkat desa” and “kelompok
kerja (Pokja)” with management knowledge in oder to build BUMDes. The result of training
showed that all participants antusiastic by asking many questions and discussing their
problems. As the training ended, all participants stated that they satisfied with the material of
training. It was complete and met their needs and they felt sure to build BUMDes. Hopefully,
participants of this training can build BUMDes as soon as possible and can manage the
enterprise succesfully.

Keywords: Management; BUMDes; UU No. 6 Tahun 2014; kelompok kerja (Pokja);


Pakisjajar

Abstrak

Badan Usana Milik Desa (BUMDes) merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk
memakmurkan desa melalui perekonomian yang mandiri. Badan usaha ini wajib didirikan oleh
semua desa yang telah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan dari pemerintah daerah
kabupaten. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di desa Pakisjajar dengan tujuan
untuk membekali perangkat desa dan kelompok kerja (Pokja) dengan ilmu manajemen agar
pelaksanaan pendirian BUMDesa dapat segera dilaksanakan dengan mantap dan berhasil. Hasil
pelatihan menunjukkan peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan dan mengajukan
berbagai pertanyaan dan mendiskusikan masalah-masalah yang mereka hadapi sebelumnya.
Diakhir pelatihan peserta menyatakan bahwa materi pelatihan sangat lengkap dan sesuai
dengan yang dibutuhkan peserta dan seluruh peserta merasa mantap untuk segera
melaksanakan pendirian BUMDes. Pelatihan ini diharapkan agar peserta dapat segera
memenuhi kewajiban dari pemerintah untuk mendirikan BUMDes dan mengelolanya dengan
sukses.

Kata kunci: Manajemen; BUMDes; UU No. 6 Tahun 2014; kelompok kerja (Pokja);
Pakisjajar

181
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN 25411977 (Print) E- ISSN 2615-2649 (Online)
Vol. 3 No. 1 2018
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

A. PENDAHULUAN memproyeksikan pendirian 5000 BUMDes.


Hinggaakhir tahun 2015 ternyata sudah
Analisis Situasi berdiri sekitar 12.115 BUMDes yang
Wilayah Desa Pakisjajar merupakan tersebar di 74 kabupaten, 264 kecamatan
desa yang cukup maju dan merupakan salah dan 1022 desa. Dari mana diperoleh dana
satu desa yang dikelilingi banyak untuk permodalan? Sebagian
perusahaan dan pabrik di kecamatan Pakis memanfaatkan dana desa yang totalnya
Kabupaten Malang. Perusahaan yang Rp20,7 triliun tahun 2015 (Malik, 2016).
berlokasi di wilayah desa ini berjumlah 40 Pendirian BUMDes memunculkan
perusahaan. Wilayah ini cukup luas dan beberapa persoalan. Penelitian Pusat Telaah
merupakan perbatasan wilayah ke kota dan Informasi Regional menemukan fakta
Malang. Desa ini sudah selayaknya kota tentang pendirian BUMDes seperti untuk
karena banyaknya jumlah penduduk dan menggali potensi desadan menyesuaikan
perusahan sehingga ciri khas desa yaitu dengan kondisi riil desa. Ada yang berupa
wilayah yang penuh dengan hasil pertanian simpan pinjam.Salah satu persoalan yang
sudah tidak nampak lagi. Sehingga banyak ditemukan adalah struktur dan bentuk
penduduk yang mata pencahariannya badan usaha.Strukturnya masih
sebagai pekerja di pabrik atau perusahaan di didominasipendiri, sehingga peran Badan
wilayah tersebut. Dengan kondisi Permusyawaratan Desa (BPD) masih
banyaknya pabrik dan perusahaan di desa kurang. Badan usaha ada yang
Pakisjajar ini, telah menggeser kehidupan menggunakan koperasi, CV, bahkan
desa menjadi seperti kehidupan perseroan terbatas. Pendirian BUMDes
selayaknnya di kota, namun didalam hal tergantung pemerintah desa dan warga
pemberdayaan sumber daya manusia, desa desa, yang diatur dalam Peraturan Desa
ini masih membutuhkan bantuan dalam hal (Perdes). Berdasarkan Pasal 88 UU Desa,
pelatihan dan pengembangan. BUMDes dibentuk melalui musyawarah
Saat ini pemerintah telah memiliki desa.Pengaturan lebih lanjut dimuat dalam
program pemberdayaan desa yaitu Badan Peraturan Menteri Desa PDT dan
Usaha Milik Desa disingkat BUMDes yang Transmigrasi No. 4 Tahun 2015, yang
merupakanrealisasi UU No. 6 Tahun diundangkan 18 Februari 2015. Ada
2014tentang Desa. Jika pada tingkat pusat beberapa prinsip yang penting untuk
dikenal Badan Usaha Milik Negara dipahami, yaitu (Malik, 2016):
(BUMN), di tingkat provinsi atau 1. Payung hukum pendirian. BUMDes
kabupaten/kota dikenal dengan Badan dibentuk melalui Perdes. Sesuai konsep UU
Usaha Milik Daerah (BUMD), maka di No. 6 Tahun 2014, maka Perdes itu juga
desa dikenal dengan BUMDes.Badan usaha harus dicatatkan di Lembaran Desa.
ini, menurut Pasal 1 ayat 6 UU Desa, adalah 2. Undang-Undang hanya mensyaratkan
badan usaha yang seluruh atau sebagian BUMDes didirikan melalui
besar modalnya dimiliki oleh desa melalui Musyawarah Desa.
penyertaan secaralangsung yang berasal 3. Pendirian BUMDes harus disesuaikan
dari kekayaan desa yang dipisahkan guna dengan kondisi ekonomi, sosial budaya
mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha masyarakat.
lainnya untuk sebesar-besarnya 4. Struktur Organisasi BUMDes terdiri dari
kesejahteraan masyarakat desa. penasihat,pelaksana operasional, dan
Kementerian Desa Pembangunan Daerah pengawas.
Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi
182
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN 25411977 (Print) E- ISSN 2615-2649 (Online)
Vol. 3 No. 1 2018
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5


5. Modal usaha BUMDes adalah milik desa. presentasi; 3) Mengundang peserta yang
Jika modal berasal dari kekayaan desa, akan mengikuti pelatihan manajemen, yaitu
maka kekayaan desa itu harus Kepala desa, perangkat desa,ketua BPD dan
dipisahkan. Terdapat peluang bagi Pokja; 4) Menetapkan waktu pelaksanaan
pihak ketiga untuk menanamkan modal pelatihan.
di BUMDes.
6. Mempersiapkan Anggaran Dasar dan Target Luaran
Anggaran Rumah Tangga BUMDes. Program pengabdian pada masyarakat
ini menetapkan target yaitu tercapainya
Permasalahan Mitra keinginan masyarakat untuk memiliki
Situasi terakhir yang ada di desa BUMDes, yang akan bermanfaat bagi
Pakisjajar kecamatan Pakis kabupaten peningkatan perekonomian di desa
Malang saat ini adalah pemerintah Pakisjajar kecamcatan Pakis kabupaten
kabupaten baru saja mengundang dan Malang. Sedangkan luaran dari pengabdian
memberikan pelatihan tentang pendirian ini adalah berupa pengalihan pengetahuan
BUMDes kepada perangkat desa dan (knowledge transfer). Tujuannya adalah
beberapa kader desa karena awal tahun untuk meningkatkan skills seluruh peserta
depan BUMDes sudah harus didirikan di pelatihan berupa peningkatan wawasan dan
desa Pakisjajar. Kelompok kerja (Pokja) pengetahuan manajemen agar mereka
sudah dibentuk dan akan memulai bekerja. memiliki kemampuan yang benar dalam
Namun perangkat desa dan Pokja belum mewujudkan pendirian BUMDes dan dapat
memahami tentang bagaimana proses dan mengelolanya dengan benar dan baik.
cara mendirikan BUMDes, persiapan dan
pengelolaannya. Selain itu, adanya B. METODE PELAKSANAAN
perbedaan pendapat diantara para kader
desa dan perangkat desa menyebabkan Rencana Kegiatan
tidak segera didapatkan titik temu atau kata Rencana kegiatan yang akan
sepakat untuk segera mendirikan BUMDes. dilakukan untuk membantu menyelesaikan
Hal ini disebabkan oleh kurangnya permasalahan perangkat dan warga desa
pengetahuan dan pemahaman tentang Pakisjajar dapat digambarkan sebagai alur
BUMDes dan manajemen. Berdasarkan proses seperti Gambar 1 di bawah ini:
fakta yang ada di lapangan, maka kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini Observasi
berupaya memberikan solusi bagi
permasalahan yang dihadapi.
Mengidentifikasi
Permasalahan Mitra
Solusi yang Ditawarkan
Solusi yang ditawarkan adalah
memberikan pembekalan dan pelatihan Persiapan Pelatihan
manajemen BUMDes. Target sasaran
pembelajaran adalah para perangkat desa
dan kelompok kerja (Pokja) di desa Pelaksanaan
Pakisjajar Kecamatan Pakis kabupaten Pelatihan
Malang.
Partisipasi mitra didalam pelaksanaan
pelatihan adalah : 1) Menyediakantempat Evaluasi
pelatihan; 2) Menyediakan LCD untuk Gambar 1. Alur Proses Pelaksanaan Pelatihan

183
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN 25411977 (Print) E- ISSN 2615-2649 (Online)
Vol. 3 No. 1 2018
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Metode Pendekatan desa dan warga desa Pakisjajar memiliki


Metode pendekatan yang dilakukan perbedaan pendapat yang hingga saat ini
dalam kegiatan pengabdian ini adalah belum mencapai kesepakatan. Kedatangan
dengan melakukan pembicaraan dengan pengabdi untuk menawarkan solusi
kepala desa, sekretaris desa, dan ketua mendapatkan respon yang positif.
LKMD selaku mitra untuk mencapai Selanjutnya pendekatan dengan kepala
kesepakatan. Selanjutnya pengabdi bidang pemberdayaan desa kabupaten
menemui kepala bidang pemberdayaan Malang. Ternyata dalam waktu dekat desa-
desa kabupaten Malang. Hasil diskusi desa yang hingga saat ini belum mendirikan
dengan kepala bidang tersebut mengarah BUMDes akan dipanggil dan diberikan
pada pengidentifikasian permasalahan pelatihan, untuk selanjutnya wajib
mitra dan solusi yang dapat ditawarkan mendirikan BUMDes awal tahun depan.
kepada mitra. Langkah selanjutnya adalah Hasil diskusi dengan kepala bidang tersebut
menemui mitrauntuk keperluan persiapan adalah pengabdi diminta untuk
pelaksanaan kegiatan. memberikan pelatihan manajemen
BUMDes. Tahap observasi ini kemudian
Pelaksanaan Kegiatan ditindaklanjuti dengan persiapan tempat
Persiapan pelaksanaan kegiatan serta peralatan pelatihan dan mengundang
dibantu oleh mitra dengan menentukan dan peserta pelatihan yang dilakukan oleh
mengundang peserta pelatihan. Mitra juga mitra.
membantu persiapan peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan dalam Tahap Pelaksanaan
pelaksanaan pelatihan. Pelatihan diadakan Pelatihan manajemen dilaksanakan
pada di Balai Desa Pakisjajar yang dihadiri dalam dua sesi. Sesi pertama pelatihan
oleh 20 peserta yang terdiri dari perangkat dilaksanakan oleh pengabdi dengan materi
desa, kelompok kerja (Pokja), dan Badan “Pendirian BUMDes dan Manajemen
Pengawas Desa. Pelatihan yang diberikan BUMDes”. Pelatihan ini mengajarkan
adalah presentasi dan tanya jawab bagaimana langkah-langkah didalam proses
membahas masalah yang dihadapi oleh pendirian BUMDes yang dibutuhkan
peserta. peserta terutama kelompok kerja (Pokja)
untuk segera dapat bekerja dan
mewujudkan pendirian BUMDes.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah-langkah tersebut menurut
Lelono (2016) adalah: 1) Mengadakan
Hasil dari setiap tahapan proses musyawarah desa untuk mencapai
pelaksanaan pelatihan diuraikan kesepakatan pendirian BUMDes; 2)
berdasarkan urutan kegiatan yang Merumuskan pendirian BUMDes,
dilakukan beserta pembahasannya, yaitu : organisasi pengelola BUMDes, modal
usaha BUMDes, dan Anggaran Dasar /
Tahap Observasi dan Persiapan Anggaran Rumah Tangga BUMDes; 3)
Pada tahap ini observasi dilakukan Menetapkan peraturan desa tentang
dengan perangkat desa, diperoleh informasi pendirian BUMDes; 4) Pendirian
bahwa sebelumnya sudah pernah BUMDes.
mendapatkan sosialisasi tentang pendirian Pelatihan ini juga memberikan
BUMDes dari kepala bidang pemberdayaan pemahaman tentang struktur organisasi dan
desa kabupaten Malang. Namun perangkat tata kelola organisasi yang benar yang
184
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN 25411977 (Print) E- ISSN 2615-2649 (Online)
Vol. 3 No. 1 2018
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5


dibutuhkan dalam pendirian BUMDes. unit usaha cukup banyak dan diperlukan
Beberapa pertanyaan diajukan dalam pengelolaan SDM dan bagian yang
pelatihan ini, termasuk diantaranya adalah menangani urusan umum. Agar
penetapan bentuk badan usaha, struktur pengelolaan operasional organisasi dapat
organisasi BUMDes dengan mekanisme berjalan dengan baik, maka fungsi-fungsi
wewenang dan tanggung-jawab, kriteria manajemen harus dilaksanakan, yaitu :
perekrutan manajer unit dan budaya perencanaan, pengorganisasian, pengara-
organisasi yang harus dibangun dalam han, dan pengawasan (Ridhotulloh &
pendirian BUMDes.Struktur organisasi Jauhar, 2015).
BUMDes yang diusulkan dalam pelatihan Peserta juga mengajukan beberapa
seperti yang digambarkan dalam Gambar 2 pertanyaan terkait permasalahan yang
sebagai berikut: dihadapi mitra yaitu perbedaan pendapat
diantara peserta pelatihan dan warga desa.
Komisaris Pengawas Materi pelatihan yang dipresentasikan telah
memberikan pemahaman akan ilmu
pengetahuan manajemen yang dibutuhkan
Direktur bagi peserta dalam proses pelaksanaan
pendirian BUMDes. Pelaksanaan pelatihan
manajemen BUMDes tersebut
Sekretaris Bendahara didokumentasikan sebagai berikut :

Manajer Manajer Manajer SDM


Unit Unit Usaha & Umum

Persewaan Simpan Administrasi


peralatan pinjam & Umum

Gambar 2. Struktur Organisasi BUMDes


Di dalam struktur organisasi
BUMDes tersebut, yang menjabat sebagai
komisaris adalah kepala desa yang Gambar 3. Foto menunjukkan seluruh peserta dan
pemateri sedang mengikuti pembawa
berfungsi sebagai penasehat, sedangkan
acara yang memulai memandu acara.
pengawas dijabat oleh Badan Pengawas
Daerah yang berfungsi mengawasi.
Sedangkan jabatan Direktur, Manajer,
sekretaris, bendahara dan staf direkrut
secara profesional sesuai dengan
kompetensinya masing-masing dan
berfungsi sebagai pelaksana. Didalam
pengelolaan operasional BUMDes sehari-
hari, perangkat desa tidak diperkenankan
ikut campur agar pelaksana dapat bekerja
secara mandiri. Dengan demikian fungsi-
Gambar 4. Sesi pertama, pemateri sedang
fungsi manajemen dapat berjalan dengan melakukan presentasi dengan tema
baik. Posisi Manajer Sumber Daya Manusia “Pendirian BUMDes dan Manajemen
(SDM) dan Umum dibutuhkan jika unit- BUMDes”.

185
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN 25411977 (Print) E- ISSN 2615-2649 (Online)
Vol. 3 No. 1 2018
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5

Kabupaten / Kota;
4. Pinjaman; dan/atau
5. Penyertaan modal pihak lain atau kerja
sama bagi hasil atas dasar saling
menguntungkan.
Dalam sesi ini, masalah yang
dihadapi peserta terkait dengan permodalan
telah mendapatkan solusi yang memuaskan
peserta. Bahkan salah satu peserta
Gambar 5. Pemateri pertama sedang menjawab menyatakan akan menanamkan modal
pertanyaan-pertanyaan dari para dalam jumlah yang cukup besar.
peserta.
Tahap Evaluasi
Sebelum pelatihan diakhiri, ketua
kelompok (Pokja) memberikan evaluasi
pelaksanaan pelatihan yang baru saja
berlangsung. Secara keseluruhan, materi
yang disampaikan adalah sangat lengkap
dan merupakan pengetahuan yang benar-
benar mereka butuhkan dalam proses
pendirian BUMDes. Semua pertanyaan
yang diajukan oleh peserta telah terjawab
Gambar 6. Pemateri kedua sedang melakukan dengan memuaskan. Beberapa
presentasi dengan tema “Mekanisme permasalahan dan perbedaan pendapat
dan Administrasi Penyertaan Modal
yang selama ini terjadi diantara mereka
dari Desa“
terkait pendirian BUMDes telah
Sesi selanjutnya pelatihan mendapatkan solusi yang memuaskan.
manajemen yang memfokuskan pada
permodalan disampaikan oleh pemateri
yang mendukung pengabdi dalam D. PENUTUP
pelaksanaan pengabdian ini. Pelatihan
inimengambil tema “Mekanisme dan Simpulan
Administrasi Penyertaan Modal dari Desa”. Program pengabdian kepada
Pemateri pendukung juga mendapatkan masyarakat tentang pelatihan manajemen
beberapa pertanyaan dari pesertatermasuk BUMDes bagi perangkat desa dan
modal yang dibutuhkan, modal berasal kelompok kerja (Pokja) di desa Pakisjajar
darimana, dan bagaimana pembuatan telah memberikan solusi bagi seluruh
laporan keuangan. Permodalan Badan peserta pelatihan yaitu yang pertama,
Usaha Milik Desa dapat berasal dari kelompok kerja (Pokja) lebih memahami
(Lelono, 2016): langkah-langkah membuat rencana kerja
1. Pemerintah Desa; untuk pelaksanaan pendirian dan
2. Tabungan masyarakat; pengelolaan BUMDes; kedua, perangkat
3. Bantuan Pemerintah Provinsi dan desa lebih memahami peran dan
kedudukannya dalam pendirian dan
Pemerintah
pengelolaan BUMDes; ketiga, seluruh
peserta pelatihan lebih memahami fungsi
186
JPM (Jurnal Pemberdayaan Masyarakat)
ISSN 25411977 (Print) E- ISSN 2615-2649 (Online)
Vol. 3 No. 1 2018
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm

IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5


dan cara kerja serta manajemen BUMDes. E. DAFTAR PUSTAKA
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tema
dari materi yang disampaikan oleh kedua Lelono, J. 2016. Paparan BUMDes.
pemateri sangat tepat dan benar-benar dagangan.madiunkab.go.id/downlot.p
memberikan solusi terhadap kendala hpfie.pptx
maupun permasalahan yang mereka hadapi
dalam proses pendirian dan pengelolaan Malik, M. 2016. Menggerakkan Ekonomi
BUMDes. Desa Melalui Badan Usaha Milik Desa
Secara Berkelanjutan. Direktorat
Saran Pengembangan Usaha Ekonomi Desa,
Pelatihan yang dilakukan sebaiknya Kemendes, PDT dan Transmigrasi.
ditindak-lanjuti dengan pendampingan saat
peserta mulai melaksanakan pendirian Ridhotulloh, S dan Jauhar, M, 2015.
BUMDes agar dapat dilaksanakan dengan Pengantar Manajemen. Prestasi
benar dan meminimalkan kemungkinan Pustaka. Jakarta.
terjadinya perselisihan atau perbedaan
sikap dan pendapat yang dapat
menghambat pelaksanaannya.

187

Anda mungkin juga menyukai