Oleh :
KHO LUKAS BUDI SETIAWAN
14.F1.0003
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Ketua Progdi Teknik Elektro
PERNYATAAN
KEASLIAN LAPORAN TUGAS AKHIR (SKRIPSI)
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir yang berjudul ANALISA
TEGANGAN KAPASITOR PADA KONVETER C-DUMP UNTUK PENGGERAK
SWITCHED RELUCTANCE MOTOR ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
1
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari ternyata terbukti bahwa tugas akhir ini sebagian atau
seluruhnya merupakan hasil plagiasi, maka saya rela untuk dibatalkan, dengan segala
akibat hukumannya sesuai peraturan yang berlaku pada Universitas Katolik
Soegijapranata dan / atau perundang-undangan yang berlaku.
ABSTRAK
Sekarang ini tingginya penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan tingginya tingkat
polusi pada lingkungan. Untuk mengurangi tingkat polusi tersebut, diperlukan terobosan
baru dalam bidang kendaraan listrik. Suatu kendaraan listrik memerlukan penggerak yang
berasal dari motor listrik. Salah satu jenisnya adalah jenis switched reluctance motor
(SRM). Motor jenis ini merupakan pesaing terbaik untuk motor induksi karena rasio torka
yang tinggi.
Meningkatnya perkembangan dari sebuah motor didukung dengan kemajuan dari
teknologi elektronika daya itu sendiri, dengan sebuah alat yaitu konverter. Konverter
merupakan saklar-saklar statis berkecepatan tinggi yang berkonfigurasi tertentu yang
berguna untuk mengatur arus pada belitan belitan motor.
Pada tugas akhir ini konverter C-dump konvensional untuk mengendalikan motor SRM
akan dibahas. Kemudahan kontrol, konstruksi sederhana, dan biaya rendah adalah dasar
untuk memilih jenis konverter. Kelebihan konverter ini dapat memberikan magnetisasi
dan demagnetisasi yang cepat pada lilitan fasa, yang berfungsi untuk menghindari
terbentuknya torka negatif dengan menggunakan energi yang tersimpan dalam kapasitor
bisa menjadi energi tambahan.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan mukjizat-Nya yang senantiasa menyertai penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir beserta Laporan Tugas Akhir yang berjudul ANALISA
TEGANGAN KAPASITOR PADA KONVETER C-DUMP UNTUK PENGGERAK
SWITCHED RELUCTANCE MOTOR. Tugas akhir beserta laporan ini sebagai tugas
penulis untuk menyelesaikan perkuliahan di Program Studi S1 Teknik Elektro Universitas
Katolik Soegijapranata.
Dalam proses pembuatan tugas akhir dan penyusunan laporan, penulis mendapat
bimbingan dan support dari berbagai pihak baik secara langsung maupun secara tidak
langsung. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberi rahmat, berkat, kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan Tugas Akhir dan penyusunan laporan.
2
2. Orang tua dan adik dari penulis yang selalu memberi semangat dan dukungan
baik secara moril maupun materiil kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Ign. Slamet Riyadi, MT. selaku dosen pembimbing Tugas Akhir,
yang telah membimbing dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini dan yang memberikan saran,
kritik, dan semangat serta subsidi komponen kepada penulis.
4. Bapak Dr. Ir. Djoko Suwarno, MSi selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Katolik Soegijapranata Semarang.
5. Bapak Dr. Leonardus Heru Pratomo, ST.,MT selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektro, yang telah memfasilitasi laboratoruim dan perlengkapannya.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, terutama Bapak Juang.
7. Teman-teman seperjuangan yaitu teman-teman elektro angkatan 2014 terima
kasih sudah menemani dan saling berdinamika bersama selama kuliah.
8. Teman-teman Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro Universitas Katolik
Soegijapranata.
9. Teman-teman fakultas yang lain yang turut mendukung saya.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
beserta laporannya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, maka penulis dengan
rendah hati mengharapkan saran maupun kritik dari berbagai pihak untuk perbaikan dan
perkembangan kedepannya. Besar harapan penulis semoga laporan ini dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi kemajuan Iptek di lingkungan kampus, masyarakat dan
negara.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………............................ i
LEMBAR PENGESAHAN ii
PERNYATAAN iii
KEASLIAN LAPORAN TUGAS AKHIR (SKRIPSI) iii
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR TABEL xiii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 2
1.3. Pembatasan Masalah 3
1.4. Tujuan dan Manfaat 3
1.5. Metodologi Penelitian 3
1.6. Sistematika Penulisan 5
BAB II 7
3
LANDASAN TEORI 7
2.1. Pendahuluan 7
2.2. Dasar Motor Switched Reluctance 7
2.2.1. Penjelasan Konstruksi Motor SRM 8
2.2.2. Pengendalian Arah Putar Motor 10
2.2.3. Dasar Operasi Motor Switched Reluctance 11
2.3. Pulse Width Modulation (PWM) 12
2.4. Sensor tegangan LEM LV25-P 12
2.5. Topologi Konverter C-Dump pada Motor Switched Reluctance 13
2.6. MOSFET Model IRFP250 17
2.7. Digital Signal Controller (DSC) dsPIC30f4012 18
2.8. Driver 21
2.8.1. IC Buffer 74HC541 21
2.8.2. IC Optocoupler TLP250 22
BAB III 23
PERANCANGAN KONVERTER C-DUMP KONVENSIONAL 23
3.1 Pendahuluan 23
3.2 Rancangan Motor Switched Reluctance 24
3.2.1. Stator 25
3.2.2. Rotor 25
3.2.3. Hall effect 25
3.3 Rangkaian Daya C-Dump Konvensional 26
3.4 Rangkaian Driver TLP 250 27
3.5 Rangkaian Blok Kontrol 29
BAB IV 32
HASIL DAN PEMBAHASAN 32
4.1 Pendahuluan 32
4.2 Hasil Simulasi 32
4.3 Hasil Pengujian 34
4.4 Hasil pengujian kecepatan, tegangan dan arus 35
4.4.1 Hasil pengujian pada posisi parameter 400 35
4.4.2 Hasil pengujian pada posisi parameter 900 37
4.4.3 Hasil pengujian pada posisi S4 On 38
4.5 Hasil Pembahasan 40
BAB V 42
PENUTUP 42
5.1 Kesimpulan 42
5.2 Saran 42
DAFTAR PUSTAKA 43
DAFTAR GAMBAR
4
Gambar 2.8 Mode Operasi 1 14
Gambar 2.9 Mode Operasi 2 15
Gambar 2.10 Mode Operasi 3 15
Gambar 2.11 Mode Operasi 4 15
Gambar 2.12 Mode Operasi 5 16
Gambar 2.13 Tipe MOSFET 17
Gambar 2.14 Konfigurasi pin dsPIC30F4012 19
Gambar 2.15 Konfigurasi pin 74HC541 21
Gambar 2.16 Konfigurasi pin TLP250 22
Gambar 3.1 Diagram blok sistem 23
Gambar 3.2 Sensor Hall Effect 26
Gambar 3.3 Konverter topologi C-Dump 27
Gambar 3.4 Blok driver 28
Gambar 3.5 Skema sistem minimum dsPIC30F4012 29
Gambar 3.6 Flowchart Pemrograman 30
Gambar 4.1 Skema simulasi rangkaian motor switched reluctance 32
Gambar 4.2 Hasil Simulasi Gelombang tegangan 33
Gambar 4.3 Hasil Simulasi Gelombang tegangan pada kapasitor 33
Gambar 4.4 Hasil Simulasi Gelombang arus yang mengalir pada fasa 34
Gambar 4.5 Konverter C-Dump 34
Gambar 4.5 Prototipe yang dibuat 35
Gambar 4.6 Hasil pengujian gelombang arus fasa 35
Gambar 4.7 Hasil pengujian gelombang tegangan fasa 36
Gambar 4.8 Hasil pengujian gelombang (a) tegangan kapasitor (b) tegangan input
36
Gambar 4.9 Hasil pengujian gelombang tegangan kapsitor 36
Gambar 4.10 Hasil pengujian kecepatan 37
Gambar 4.11 Hasil pengujian gelombang arus fasa 37
Gambar 4.12 Hasil pengujian gelombang tegangan fasa 37
Gambar 4.13 Hasil pengujian gelombang (a) tegangan kapasitor (b) tegangan input
38
Gambar 4.14 Hasil pengujian gelombang tegangan kapsitor 38
Gambar 4.15 Hasil pengujian kecepatan 38
Gambar 4.16 Hasil pengujian gelombang arus fasa 39
Gambar 4.17 Hasil pengujian gelombang tegangan fasa 39
Gambar 4.18 Hasil pengujian gelombang (a) tegangan kapasitor (b) tegangan input
39
Gambar 4.19 Hasil pengujian gelombang tegangan kapsitor 40
Gambar 4.20 Hasil pengujian kecepatan 40
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.1. Latar Belakang
Kondisi lingkungan yang memburuk dikarenakan emisi gas buang kendaraan bermotor
merupakan salah suatu penyumbang polusi terbesar saat ini. Hal tersebut juga memicu
tingkat kelangkaan pada bahan bakar fosil. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka
dikembangkan kendaraan listrik dengan berbagai macam motor listrik.
Pada umumnya motor DC konvensional digunakan sebagai penggerak kendaraan listrik
di karena torka awalnya yang lebih kuat dibandingkan dengan jenis motor AC [1][2].
Namun jenis motor DC konvensional memiliki kelemahan yaitu pada sikat (Brush)
komutatornya. Dari kelemahan motor DC konvensional tersebut maka motor ini mulai
ditinggalkan.
Terobosan jenis motor modern yang digunakan yaitu jenis motor BLDC. Jenis motor ini
tidak mengeluarkan gas buang dan tidak berefek negatife terhadap lingkungan. Selain itu
memiliki tenaga yang besar, efisiensi yang tinggi, handal, kokoh, dan biaya perawatan
yang rendah. Namun motor BLDC memiliki kelemahan pada rotornya, karena pada
bagian rotornya terbuat dari magnet permanen sehingga lebih mahal dibandingkan motor
lainnya. Dari kelemahan tersebut maka dikembangkan kendaraan listrik menggunakan
motor switched reluctance [3]. Dengan menggunakan switched reluctance karena
konstruksi motor switched reluctance terbuat dari inti besi sehingga biaya produksi dari
motor ini lebih murah dibandingkan dengan motor BLDC. Pada kendaraan listrik
pengaturan kecepatan sangat berpengaruh terhadap laju kecepatan pada kendaraan
tersebut. Oleh karena itu akan dibahas mengenai pengaruh pengaturan kecepatan motor
switched reluctance yang diaplikasikan pada kendaraan listrik dengan menggunakan
konverter jenis C-Dump konvensional [4][5].
Pada tugas akhir ini dirancang konverter C-Dump konvensional untuk aplikasi pada
motor yang telah dimodifikasi menjadi motor switched reluctance. Pada konverter ini
dilengkapi juga dengan sensor tegangan yang berfungsi untuk mendeteksi nilai tegangan
maksimal di kapasitor. Sedangkan konverter ini memiliki saklar yang berfungsi untuk
mengatur arus yang mengalir pada belitan yang terletak pada stator motor [6][7]. Untuk
control dari konverter digunakan Digital Signal Controller dsPIC30f4012 sebagai
penerima logika dan input parameter dan mengeluarkan hasil logika pensaklaran untuk
konverter.
6
Adapun tujuan dari tugas akhir ini yaitu dapat memahami konverter C-Dump
konvensional dan dapat mendesain prototip dengan rangkaian yang sederhana dan
menggunakan komponen-komponen yang mudah didapatkan. Dapat mengatur kecepatan
motor switched reluctance dengan mengubah duty cycle dengan menggunakan
mikrokontrol dsPIC30F4012.
Dalam percobaan ini ada pula manfaat yang didapat yaitu peneliti dapat mengaplikasikan
konverter C-Dump konvensional secara maksimal untuk menggerakan motor switched
reluctance.
7
Pada BAB III berisikan tentang pendahuluan, perancangan motor switched reluctance,
perancangan konverter C-Dump, driver dan sistem minimum dsPIC30F4012, serta
algoritma pemrograman.
BAB IV : HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA
Pada BAB IV berisikan tentang hasil dari simulasi software PSIM dan pengujian alat
serta analisa hasil simulasi maupun hasil pengujian alat.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pendahuluan
Kontrol kecepatan pada motor merupakan hal utama dalam penggunaan motor. Dengan
dilakukan pengaturan pada kecepatan maka kecepatan putar pada motor listrik dapat
dikendalikan sesuai dengan kebutuhan. Untuk menjalankan SRM dapat menggunakan
sebuah konveter jenis C-Dump konvensional. Pada bab ini akan menjelaskan tentang
dasar teori dari motor switched reluctance, konverter C-Dump konvensional, Voltage
Sensor (LEM LV25-P), rangkaian driver, dsPIC30F4012, Hall Effect dan juga komponen
penunjang lainnya.
8
stator terbentuk dari tumpukan lempengan baja yang dilaminasi kemudian dililitkan
kawat tembaga pada setiap kutubnya. seperti pada Gambar 2.2.
b. Rotor
Merupakan bagian yang berputar atau bergerak pada motor. Pergerakan ini terjadi karena
adanya induksi medan elektromagnet dari stator. Rotor pada motor switched reluctance
memiliki konstruksi bentuk inti yang berbeda dengan rotor pada motor DC konvensional
maupun motor induksi, karena rotor motor ini berbentuk gerigi.
Konstruksi bahan dari Rotor motor switched reluctance ini terbuat dari beberapa lapis
baja yang kemudian dilaminasi menjadi satu, sedangkan untuk jumlah kutubnya dapat
bervariasi sesuai dengan kapasitas motor yang dibutuhkan yaitu bergantung pada
kebutuhan kecepatan atau kekuatan torka yang dibutuhkan [12].
Posisi selaras motor adalah kondisi di mana kutub stator dan rotor berada pada posisi
segaris seperti yang terlihat pada Gambar 2.4.(a). Saat rotor berada pada posisi yang tidak
segaris dengan kutub stator, terlihat pada Gambar 2.4. (b). disini kita dapat melihat bahwa
putaran terjadi dengan cara menarik kutub dari rotor yang berdekatan dengan stator sesuai
arah putaran yang diinginkan. Jika dilihat dari gambar di atas arah putaran melawan arah
jarum jam dengan urutan kutub yang saling tarik menarik adalah A kemudian B
kemudian C. Dengan memberikan tegangan pada lilitan stator secara begantian dan
berurutan, maka akan terjadi putaran pada rotor secara konstan.
9
Istilah pertama dari persamaan di atas merupakan tingkat peningkatan dari energi medan
magnet yang tersimpan, sedangkan istilah kedua adalah output mekanik [3]. Dengan
demikian torka sesaat (T(θ,i)) dapat ditulis sebagai berikut:
(2-5)
Ketika fasa L1 terhubung ke sumber, belitan menjadi magnet. Tegangan fasa naik ke nilai
VDC dan nilai saat ini lebih dari Imax, dan kemudian dioda D1 mengalirkan arus yang
10
berada pada lilitan L1 dan menghilangkan energi yang tersimpan dalam fasa (Proses
Demagnetisasi) ke C-Dump kapasitor. Kapasitor menyimpan energi ini dan
mempertahankan tegangan di atas sumber VDC [12]. Pada saklar Q4, berfugsi unutk
mengontrol tegangan dalam C-Dump kapasitor dan berfungsi untuk mentransfer energi ke
sumber dari kapasitor. Gambar 2.7, menunjukkan aliran arus pada konverter C-dump
konvensional, ini terdiri dari kapasitor & D4, LC & Q4, ini mentransfer energi yang
tersimpan ke kapasitor yang dibuang ke sumber.
Berbagai mode operasi konverter C-Dump konvensional dijelaskan di bawah ini: Pada
Gambar. 2.8, saklar Q4 Off & saklar Q1 On. Lilitan fasa dimagnetisasi oleh sumber, dan
arus mengalir dalam VDC - Fasa L1 - Q1 - VDC dan menghasilkan fluks magnet, yang
menarik kutub rotor ke dalam untuk menyelaraskan posisi.
Ketika saklar Q4 & Q1, kondisi On dan ketika kondisi Off ditunjukkan pada Gambar. 2.9,
dan Gambar. 2.10. Arus dalam fasa ini mengalir melalui lilitan fasa dan LC induktor.
Pada Gambar. 2.11, arus fasa dalam L1 mulai berkurang, karena proses demagnetisasi.
Q1 menyala dan energi di belitan dipindahkan ke dump kapasitor, dan tingkat tegangan
kapasitor mulai meningkat lebih dari nilai sumber VDC. Tegangan tambahan ini
digunakan untuk memutar motor dan proses demagnetisasi yang akan ditunjukkan pada
Gambar. 2.11. di bawah ini.
Pada Gambar. 2.12, pergantian L1, dengan mematikan saklar OFF di Q1. Saklar Q4
dihidupkan, dan mentransfer energi dalam kapasitor ke sumber. Energi voltase negatif
tambahan adalah untuk demagnetisasi cepat pada belitan stator. Fitur yang sangat penting
dari konverter C-Dump konvensional ini adalah regeneratif penuh, freewheeling, strategi
kontrol sederhana & proses demagnetisasi cepat.
Kontrol sirkuit chopper yang kompleks akan menambah kerugian dan biaya tambahan
karena komponen yang lebih pasif. Tegangan negatif tergantung pada nilai kapasitor.
Pergantian arus yang stabil membutuhkan V0 yang lebih besar yang meningkatkan
perfoma perangkat daya. Kegagalan sirkuit Chopper dapat menyebabkan pengisian
kapasitor yang tidak terkontrol. Mencari topologi konverter baru dengan mengurangi
saklar tetapi juga memiliki kelebihan seperti kesederhanaan kontrol, regeneratif, berbagai
kecepatan operasi [3].
11
Semiconductor Field-Effect Transistor atau biasa disebut MOSFET adalah komponen
semikonduktor sejenis transistor, yang berfungsi sebagai saklar elektronika di dalam
sebuah konverter yang memiliki kecepatan switching yang tinggi. MOSFET dibagi
menjadi dua tipe sama seperti transistor pada umumnya yaitu MOSFET tipe-N dan
MOSFET tipe-P.
Pada MOSFET terdapat tiga terminal yaitu gate, drain, source. MOSFET dapat bekerja
normal dengan memberikan tegangan pada terminal gate. Saat terminal gate teraliri
tegangan positif maka drain dan source dalam kondisi terhubung (short).
Berikut adalah konfigurasi PIN MCLR (Master Clear), berfungsi untuk mereset digital
sinyal controller, VSS adalah ground untuk logic dan pin, I/O, VDD adalah suplai positif
untuk logic dan pin I/O, PORT B (RB 0-5), merupakan pin I/O dan memiliki fungsi
khusus sebagai input ADC, PORT C (RC 13-14), merupakan pin I/O, PORT D (RD 0-1),
merupakan pin I/O, PORT E (RE 0-5), merupakan pin I/O, PORT F (RF 2-3), merupakan
pin I/O, AVSS adalah ground untuk modul analog / ADC, AVDD adalah suplai positif
untuk modul analog / ADC, OSC (OSC1 - OSC2) / CLKIN - CLKO, merupakan input
external clock dan selalu terhubung dengan pin oscillator cystal, dan AN0, AN1, AN2,
AN3, AN4, AN5 merupakan input ADC sesuai pada channel yang digunakan.
12
Fitur Spesifikasi
Aristektur 16 Bit
SRAM 2048 Byte
EEPROM 1024 Byte
Operasi Data Input external clock sampai 40MHz.
Osilasi input 4MHz – 10 MHz dengan PLL aktif (4x, 8x dan 16 x).
MIPS 30MIPS
Timer / Counter 5 buah timer / counter dengan 16 bit dilengkapi dengan prescaler
6 channel input PWM kontrol motor
ADC 10 bit ADC dan 12 bit ADC
Waktu konversi 500 Ksps.
9 channel input
I/O 19 Jalur
Tegangan Operasi 3,0 V – 5,5 V
13
Gambar 2.16. Konfigurasi pin TLP250
Input sumber tegangan yang dibutuhkan yaitu 12V yaitu pada pin 8 dan ground
pada TLP250 tereletak di pin 5. IC ini terdapat dua input yaitu pin 2 dan pin 3 serta dua
output yaitu pin 6 dan pin 7. Prinsip kerja dari optocoupler ini adalah menyalakan LED
dengan sinyal masukan. Jika LED menyala, maka cahayanya akan ditangkap oleh
photodiode, photodiode akan mengalirkan arus untuk memicu basic transistor sehingga
transistor bekerja dan mengeluarkan ouput tegangan yang sama dengan tegangan sumber
dari TLP250.
BAB III
PERANCANGAN KONVERTER C-DUMP KONVENSIONAL
3.1 Pendahuluan
Pada Tugas Akhir ini akan dibahas tentang pengendalian kecepatan motor
switched reluctance dengan menggunakan dsPIC30F4012. Dengan menggunakan
topologi konverter C-Dump yang berperan sebagai penggerak motor switched reluctance.
Sistem kontrol berdasarkan hasil dari pembacaan posisi rotor dengan menggunakan hall
effect. Dengan membangkitkan sinyal carrier yang dibandingkan dengan sinyal informasi
maka akan muncul sinyal PWM (Pulse Witdh Modulation) yang akan digunakan pada
salah satu saklar pada konverter C-Dump. Dengan mengatur duty cycle maka akan
didapatkan kecepatan yang variable pada putaran motor switched reluctance. Pada tugas
akhir ini akan diimplementasikan sistem seperti pada Gambar 3.1 berikut ini.
Berdasarkan Gambar 3.1, sistem ini dibagi menjadi beberapa blok yaitu : blok
kontrol yang terdiri dari sistim minimum dsPIC30F4012, blok driver yang terdiri dari IC
buffer 74HC541 dan IC optocoupler TLP250, dan blok rangkaian daya yang terdiri dari
MOSFET IRFP250 dan dioda penyearah. Blok kontrol merupakan bagian utama dari
sistem ini, di mana blok kontrol akan menerima data posisi rotor dari hall effect. Data
yang dihasilkan oleh hall effect berupa pulsa gelombang kotak.
Setelah itu pulsa tersebut akan diolah oleh blok kontrol yang kemudian digunakan
sebagai pola pensaklaran saklar bawah. Sedangkan pada saklar atas dengan
membandingkan timer dengan pulsa keluaran hall effect maka akan dihasilkan PWM
(Pulse Width Modulation). Sinyal PWM ini digunakan untuk mengatur kecepatan putaran
dari motor switched reluctance. Sinyal yang sudah diolah oleh blok kontrol kemudian
disambungkan menuju blok driver. Saklar pada blok rangkaian daya akan dikendalikan
melalui blok driver sesuai dengan sinyal yang diterima oleh blok driver. Pensaklaran pada
blok rangkaian daya akan menggerakan motor switched reluctance.
14
pada dua bagian yaitu stator dan rotor nya, dimana rotor yang memiliki bentuk asli berupa
silinder seperti tabung dipotong menjadi seperti gerigi roda yang dan stator nya memiliki
bentik yang sama tetapi belitan tembaga dan ukuran dari kawat dirubah sesuai dengan
kebutuhan kapasitas motor yang akan dibuat. Untuk lebih jelas nya akan dibahas dibawah
ini.
3.2.1. Stator
Stator merupakan bagian motor yang tidak bergerak atau statis. Fungsinya adalah menjadi
wadah atau tempat dari belitan tembaga yang akan dililitkan dan terbuat dari lapisan
lempengan baja tipis yang kemudian dilaminasi.
Pada stator yang dibuat pada percobaan tigas akhir ini tersusun dari dua puluh empat
selongsong kutub yang tersusun melingkari selongsong inti besi pada stator. Perancangan
selongsong pada stator motor berjumlah 24 selongsong. Sehingga masing-masing kutub
menjadi 12 kutub.
3.2.2. Rotor
Rotor pada motor SRM ini yang merupakan bagian bergerak pada motor
yang memiliki inti besi berlapis yang kemudian dilaminasi menjadi satu. Pada rotor ini
biasanya memiliki jumlah yang bervarisi yang memiliki spesifikasi tertentu juga.
Karena rotor pada motor dibuat tugas akhir ini adalah rotor motor reluktan untuk
konveter C-Dump konvensional, maka rotor di modifikasi dengan memotong rotor
menjadi delapan kutub rotor sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
15
rangkaian daya. Rangkaian driver yang dibuat pada tugas akhir ini tersusun dari IC buffer
74HC541 yang digunakan sebagai penstabil tegangan keluaran DSC agar tidak terjadi
drop tegangan sekaligus sebagai proteksi DSC jika terjadi feed back dari driver, dan IC
optocoupler TLP250 yang berfungsi memisahkan antara tegangan pada rangkaian kontrol
dengan rangkaian daya serta sebagai pemicu gate pada saklar statis. Berikut dijelaskan
dan digambarkan mengenai komponen yang digunakan dalam membuat block driver:
Pada Gambar 3.4 ditunjukan bahwa rangkain driver terdiri dari dua komponen
utama yaitu buffer dan optocoupler. Cara kerja dari rangkaian ini adalah sinyal keluaran
dari port DSC dsPIC30F4012 masuk pada kaki input IC buffer (A0, A1, A2, A3). Sinyal
tersebut akan disangga oleh IC buffer agar tetap stabil. Kemudian sinyal tersebut akan
menjadi input dari optocoupler. Pada IC buffer ini terdapat pin Output Enable (OE) yang
berfungsi untuk mengkontrol sinyal keluaran dari IC buffer. Agar sinyal dapat disalurkan
dari input menuju output IC buffer maka OE harus disambung terhadap ground. Sinyal
yang dikeluarkan dari IC buffer kemudian menuju ke pin anoda dari optocoupler. Sinyal
yang masuk pada optocoupler bernilai 5V. Setelah itu IC optocoupler akan mengeluarkan
sinyal sama dengan yang dihasilkan oleh DSC hanya saja tegangannya 12V. Keluaraan
dari optocoupler ini akan dihubungkan pada rangkaian daya dan digunakan untuk
menggontrol pensaklaran agar motor switched reluctance dapat berputar.
16
Dari Gambar-3.6 flowchart menunjukkan pembagian pulsa hall effect pada setiap
fasa motor. Pulsa itulah yang nantinya akan berpengaruh terhadap torka dari motor
Switched Reluctance.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan
Pada bab IV ini akan menguraikan dan menjelaskan hasil dari simulasi dan implementasi,
dari tugas akhir ini tentang pengoptimalisasian kecepatan motor switched reluctance
berbasis dsPIC30F4012 dengan konverter C-Dump Conventional. Kemudian simulasi ini
dilakukan dengan menggunakan software Power Simulator (PSIM). Setelah melakukan
simulasi kemudian dilakukan pengimpletasian pada alat tersebut dengan menggunakan
hardware DSC (Digital Signal Controller) dsPIC30f4012. Dengan dilakukan uji
laboratorium maka dapat diuraikan hasil pengujian dan pembahasan sebagai berikut.
Motor switched reluctance dideteksi posisi rotornya oleh Hall Effect kemudian hasil data
yang diperoleh akan diproses di dalam blok C. Blok C akan mengeluarkan suatu pola
pensaklaran yang kemudian digunakan untuk memutar motor tersebut.
Hasil tegangan yang digunakan untuk menjalankan motor switched reluctance pada
simulasi ditunjukan pada Gambar 4.2. merupakan hasil tegangan antara fasa dan Gambar
4.3. dan Gambar 4.4. hasil dari gelombang tegangan kapacitor dan arus pada fasa.
17
4.4 Hasil pengujian kecepatan, tegangan dan arus
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap tegangan, arus, dan kecepatan dari motor
switched reluctance. Dengan memasangkan sensor deteksi arus pada masing-masing fasa
dan diukur juga kecepatan dengan menggunakan tachometer.
Gambar 4.8. Hasil pengujian gelombang (a) tegangan kapasitor (b) tegangan input.
Gambar 4.13. Hasil pengujian gelombang (a) tegangan kapasitor (b) tegangan input
18
Gambar 4.16. Hasil pengujian gelombang arus fasa
Gambar 4.18. Hasil pengujian gelombang (a) tegangan kapasitor (b) tegangan input
4.5 Pembahasan
Hasil dari pengujian dari alat ini, menunjukan bahwa untuk menjadikan sebuah
hasil yang maksimal nilai dari tegangan yang berada pada kapasitor harus mendekati atau
sama yaitu tiga kali nilai dari tegangan sumber sehingga hasil dari pensaklaran dan
demganetisasi pada converter ini bisa menjadi maksimal.
Hasil dari nilai tersebut didapatkan dari sensor tegangan yang dipasang secara
pararel pada kapasitor. Kemudian analisa terhadap hasil pun dilakukan dengan tujuan
untuk untuk membandingkan kecepatan tegangan dan arus. Analisa dilakukan dengan
memberikan beberapa parameter yang berbeda pada program microcontrol yang akan
ditunjukan pada hasil pengujian terlihat pada Tabel 4.1
Dari tabel 4.1, bahwa dengan tegangan yang konstan, kecepatan motor dapat
berubah-ubah hanya dengan mengatur parameternya dengan melakukan perubahan
program pada mikrokontrol dan nilai yang paling baik ada pada parameter 900 yang dapat
mencapai kecepatan maksimal dan nilai tegangan kapasitor hamper mencapai 3 kali
sumber di nilai 28 volt. Kecepatan yang dihasilkan juga mencapai nilai 1937,9 RPM.
.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian laboratorium dan analisa yang telah dilakukan dapat diambil
beberapa kesimpulan :
19
a. Desain dan implementasi alat yang telah dibuat dapat bekerja sesuai dengan yang
diharapkan (sesuai dengan simulasi pada software PSIM). Dengan rancangan konverter
dan rangkaian driver yang dibuat, mampu menggerakan motor switched reluctance
dengan kecepatan yang dapat diatur pula.
b. Konverter C-Dump konvensional dapat digunakan untuk menjalankan
pensaklaran pada motor switched reluctance dengan cara mengatur lebar dan sempit dari
duty cycle menggunakan mikrokontrol dsPIC30F4012 dan juga data referensi sensor
tegangan yang diletakan pada kapasitor.
5.2 Saran
Untuk pembaca dari laporan tugas akhir ini, alat yang telah di coba masih jauh dari kata
sempurna. Percobaan pada alat ini masih dapat dikembangkan lagi dengan mode close
loop, dengan fitur-fitur yang terdapat pada mikrokontroler dsPIC30F4012 sehingga
pengendalian putar pada kecepatan motor switched reluctance dengan mode close loop
pun dapat diimplementasikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sayeed Mir, Iqbal Husain, and Malik E. Elbuluk, “Energy-Efficient C-Dump
Converters for Switched Reluctance Motors”, IEEE Transactions On Power Electronics,
Vol. 12, No. 5, September 1997
[2] F. Soares and P. 1. Costa Branco, "Simulation of a 6/4 switched reluctance motor
based on Matlab/Simulink environment," Aerospace and Electronic Systems, IEEE
Transactions on, vol. 37, pp. 989-1009, 2001.
[3] E. Miller, Electronic Control of Switched Reluctance Machines. Oxford, UK:
Newnes Publishers, 2001.
[4] R. Krishnan, “Switched Reluctance Motor Drives. Modeling, Simulation,
Analysis, Design and Application” CRC press: 2001.
[5] Y.Yoon; S. Song; T. Lee; C. Won; Y. Kim, “High Performance Switched
Reluctance Motor Drive For Automobiles Using C-dump Converters” , IEEE conference,
Industrial Electronics, 2004 IEEE International Symposium, Paris, May 2004.
[6] H. Bagherian, M. Asgar, E. Afjei, “A new Converter for Bifilar Winding
Switched Reluctance Motor”, 2nd Power Electronics, Drive Systems and Technologies
Conference, IEEE Conference 2011, pp. 467-472.
[7] F. Faradjizadeh, M. R. Tavakoli, M. Salehnia and E. Afjei, “C-Dump Converter
for Switched Reluctance Generator” IEEE Conference, Drive System and Technology,
February 2014.
[8] M.Anand, V. Arunkumar, Dr. K. Krishnamurthy, Dr. B. Meenakshipriya,
"Analysis and Modelling of Different Types of Converter in Switched Reluctance Motor
for Reducing the Torque Ripple", 978- 1-4799-68 18- 31l5@2 015 IEEE
[9] Slamet Riyadi, “Control Strategy for Switched Reluctance Motor with Rotary
Encoder Based Rotor Position Detection” Advance of Engineering and Electrical
Engineering, Vol. 16, No.3, September 2018.
[10] S. Riyadi, “A Control Strategy for SRM Drive to Produce Higher and Reduce
Switching Losses” Journal of Electrical System 14-4 (2018) : 205-216, September 2018.
[11] Slamet Riyadi, “Analysis C-Dump Converter for SRM Drives” 2018
International Conference on Electrical Engineering and Informatics (ICELTICs), 19-20
September 2018.
20
[12] Slamet Riyadi, Leonardus Heru Pratomo, “The Influence of Capasitor Voltage
Fluctuation on Energy Efficient C-Dump Converter” International Conference on
Electrical Engineering (EECon), 28 September 2018.
[13] Winarto, Hendra, 2018 “Pengendalian Motor Switched Reluctance Berbasis
dsPIC30F4012”, Unika Soegijapranata Semarang.
21