Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TEKNOLOGI PENANGANAN MASALAH GIZI

MUTAKHIR

Oleh :
INDAH MASRI
182110099

D-III GIZI 3A

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


PRODI D-III JURUSAN GIZI
TAHUN AJARAN
2020/2021
Berdasarkan artikel yang diberikan, jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan jelas:

A. Pada Bagian Pendahuluan:

1. Apa itu dyslipidemia dan apa dampaknya terhadap kesehatan secara umum?

Jawab :

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme pada lipid yang ditandai dengan penurunan
dan peningkatan fraksi lipid di dalam darah.

Dampak dari dislipidemia pada umumnya yaitu meningkatkan resiko seseorang untuk
menderita penyakit kardiovaskular sedangkan untuk wanita usia subur (WoRA) akan
meningkatakan resiko menderita sindrom ovarium polikistik, gangguan endokrin yang paling
umum dan penyebab utama infer- tility, dan untuk ibu hamil dan bayi akan meningkatkan
resiko preeklamsia berat, risiko kelahiran prematur,peningkatan risiko diabetes mellitus
gestasional, kolestasis intrahepatik kehamilan, bayi baru lahir usia kehamilan besar,
makrosomia, peningkatan risiko bayi baru lahir usia kehamilan kecil, dan kerentanan
terhadap aterosklerosis onset dini saat bayi baru lahir mencapai usia dewasa.

2. Kenapa masyarakat Minangkabau, khususnya wanita usia subur (WUS) berisiko menderita
dyslipidemia?

Jawab :

Karna perkembangan zaman terjadinya pergeseran pola makan masyarakat yang


dahulu nya bahan makanan terdiri dari kelapa, sayur dan ikan namun kini penggunaan
minyak lebih banyak dibandingkan kelapa. Sehingga meningkatkan resiko terjadinya
dyslipidemia.

3. Kenapa dyslipidemia pada WUS penting untuk dicegah/ditangani?

Jawab :

Karna jika seseorang wanita usia subur menderita dyslipidemia maka akan
meningktakan resiko terkena sindrom ovarium polikistik, gangguan endokrin yang paling
umum dan penyebab utama infer- tility.

4. Bagaimana peran diit/konsumsi makanan terhadap kejadian dyslipidemia?


Jawab :

Peran diit terhadap kejadian dislipidemia sangat berpengaruh sekali, dengan


memperbaiki pola makan dan asupan zat gizi dapat mencegah/mengobati dislipidemia dan
kormobitasnya.

5. Apa tujuan penelitian yang dilakukan?

Jawab :

bertujuan untuk mengeksplorasi praktik diet, termasuk nutrisi bermasalah, dan


mengembangkan rekomendasi berbasis makanan lokal (FBRs) untuk meningkatkan asupan
nutrisi bermasalah pada wanita reproduksi. age (WoRA) dengan dislipidemia di
Minangkabau, Indonesia.

B. Pada Bagian hasil, diskusi dan kesimpulan:

1. Seperti apa karakteristik status gizi WUS Minangkabau penderita dyslipidemia?

Jawab :

Status gizi dinilai menggunakan IMT, lingkar pinggang (WC), dan tekanan darah
(BP). Berat badan, tinggi badan, WC, dan TD diukur secara bersamaan selama proses
skrining. Median (min-max) BMI adalah 25,1 (16,5-36,1) kg / m 2. Berdasarkan cutoff point
BMI, 2 (2,7%), 24 (32,4%), dan 29 (39,2%) subjek dikategorikan kurus (<18,5 kg / m). 2),
kelebihan berat badan (23–27,50 kg / m 2), dan obesitas (> 27,50 kg / m 2), masing-masing.
Median (min-max) WC adalah 83,4 (58,4-108,8) cm dengan 50 (68,9%) peserta memiliki
WC dalam kategori peningkatan risiko (≥80 cm). Berdasarkan pengukuran TD, rata-rata TD
sistolik dan diastolik masing-masing adalah 117 dan 77 mmHg, dengan 7 (9,5%) subjek
diklasifikasikan sebagai hipertensi (TD ≥140 / 90 mmHg).

2. Seperti apa pola makan dan asupan zat gizi WUS penderita dyslipidemia?

Jawab :

Pola makan penderita dyslipidemia cenderung lebih banyak makan makanan yang
berminyak dan bersantan, masyarakat lebih sering memasak dengan cara menggoreng serta
menggunakan santan untuk masak seperti gulai. Untuk konsumsi sayuran masih kurang yaitu
hanya 30-45%, konsumsi buah juga cenderung rendah dan biasanya mengosumsi pisang,
pepaya dan jeruk. Untuk konsumsi protein masyakat lebih sering mengosumsi ikan air tawar ,
dan masyaratk juga sering minum kopi dan teh serta rendah mengosumsi susu dan produk
olahan susu lainnya.

Asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat aktual di bawah masing-masing RNI
untuk WoRA. Protein, lemak, dan karbohidrat masing-masing berkontribusi sekitar 11,7%,
20,3%, dan 68% dari total asupan energi. Asupan PUFA dan rasio PUFA: SFA (P / S) lebih
rendah dari level yang direkomendasikan, sedangkan asupan serat hanya sekitar sepertiga dari
level yang direkomendasikan.

3. Dengan pola makan yang ada, Zat gizi apa yang kebutuhannya sulit dipenuhi pada WUS
penderita dylslipidemia?

Jawab :

Buah-buahan seperti alpukat, apel, jambu biji, melon, buah salak, dan jambu air
dikonsumsi sedikit oleh subjek.

4. Seperti apa rekomendasi pola konsumsi untuk mengatasi dyslipidemia pada WUS
Minangkabau?

Jawab :

memperbanyak makanan yang dapat mengidentifikasi enam unsur hara yang


bermasalah yaitu PUFA total, n-3. PUFA, n-6 PUFA, besi, seng, dan serat. Kelompok dan
subkelompok pangan padat gizi potensial yang dapat dipromosikan untuk membantu
mencapai kecukupan makanan adalah MFE (tidak bertulangikan, unggas, dan telur),
kacang-kacangan (produk kedelai), buah-buahan, sayuran, dan lemak tambahan. Ikan tuna,
kentang, daun singkong, daging ayam, tahu, tempe, dan jambu biji diidentifikasi sebagai
makanan padat nutrisi potensial dan dimasukkan secara terpisah atau dalam kombinasi
dengan kelompok dan subkelompok makanan untuk menetapkan alternatif FBR.

5. Apa tindak lanjut yang harus dilakukan berdasarkan diskusi hasil dan kesimpulan artikel
tersebut?

Jawab :

Mengevaluasi efektivitas FBR dalam meningkatkan praktik diet sebagai bagian dari
pendidikan nutrisi dan kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai