Indah Masri-Dydlipidemia
Indah Masri-Dydlipidemia
MUTAKHIR
Oleh :
INDAH MASRI
182110099
D-III GIZI 3A
1. Apa itu dyslipidemia dan apa dampaknya terhadap kesehatan secara umum?
Jawab :
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme pada lipid yang ditandai dengan penurunan
dan peningkatan fraksi lipid di dalam darah.
Dampak dari dislipidemia pada umumnya yaitu meningkatkan resiko seseorang untuk
menderita penyakit kardiovaskular sedangkan untuk wanita usia subur (WoRA) akan
meningkatakan resiko menderita sindrom ovarium polikistik, gangguan endokrin yang paling
umum dan penyebab utama infer- tility, dan untuk ibu hamil dan bayi akan meningkatkan
resiko preeklamsia berat, risiko kelahiran prematur,peningkatan risiko diabetes mellitus
gestasional, kolestasis intrahepatik kehamilan, bayi baru lahir usia kehamilan besar,
makrosomia, peningkatan risiko bayi baru lahir usia kehamilan kecil, dan kerentanan
terhadap aterosklerosis onset dini saat bayi baru lahir mencapai usia dewasa.
2. Kenapa masyarakat Minangkabau, khususnya wanita usia subur (WUS) berisiko menderita
dyslipidemia?
Jawab :
Jawab :
Karna jika seseorang wanita usia subur menderita dyslipidemia maka akan
meningktakan resiko terkena sindrom ovarium polikistik, gangguan endokrin yang paling
umum dan penyebab utama infer- tility.
Jawab :
Jawab :
Status gizi dinilai menggunakan IMT, lingkar pinggang (WC), dan tekanan darah
(BP). Berat badan, tinggi badan, WC, dan TD diukur secara bersamaan selama proses
skrining. Median (min-max) BMI adalah 25,1 (16,5-36,1) kg / m 2. Berdasarkan cutoff point
BMI, 2 (2,7%), 24 (32,4%), dan 29 (39,2%) subjek dikategorikan kurus (<18,5 kg / m). 2),
kelebihan berat badan (23–27,50 kg / m 2), dan obesitas (> 27,50 kg / m 2), masing-masing.
Median (min-max) WC adalah 83,4 (58,4-108,8) cm dengan 50 (68,9%) peserta memiliki
WC dalam kategori peningkatan risiko (≥80 cm). Berdasarkan pengukuran TD, rata-rata TD
sistolik dan diastolik masing-masing adalah 117 dan 77 mmHg, dengan 7 (9,5%) subjek
diklasifikasikan sebagai hipertensi (TD ≥140 / 90 mmHg).
2. Seperti apa pola makan dan asupan zat gizi WUS penderita dyslipidemia?
Jawab :
Pola makan penderita dyslipidemia cenderung lebih banyak makan makanan yang
berminyak dan bersantan, masyarakat lebih sering memasak dengan cara menggoreng serta
menggunakan santan untuk masak seperti gulai. Untuk konsumsi sayuran masih kurang yaitu
hanya 30-45%, konsumsi buah juga cenderung rendah dan biasanya mengosumsi pisang,
pepaya dan jeruk. Untuk konsumsi protein masyakat lebih sering mengosumsi ikan air tawar ,
dan masyaratk juga sering minum kopi dan teh serta rendah mengosumsi susu dan produk
olahan susu lainnya.
Asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat aktual di bawah masing-masing RNI
untuk WoRA. Protein, lemak, dan karbohidrat masing-masing berkontribusi sekitar 11,7%,
20,3%, dan 68% dari total asupan energi. Asupan PUFA dan rasio PUFA: SFA (P / S) lebih
rendah dari level yang direkomendasikan, sedangkan asupan serat hanya sekitar sepertiga dari
level yang direkomendasikan.
3. Dengan pola makan yang ada, Zat gizi apa yang kebutuhannya sulit dipenuhi pada WUS
penderita dylslipidemia?
Jawab :
Buah-buahan seperti alpukat, apel, jambu biji, melon, buah salak, dan jambu air
dikonsumsi sedikit oleh subjek.
4. Seperti apa rekomendasi pola konsumsi untuk mengatasi dyslipidemia pada WUS
Minangkabau?
Jawab :
5. Apa tindak lanjut yang harus dilakukan berdasarkan diskusi hasil dan kesimpulan artikel
tersebut?
Jawab :
Mengevaluasi efektivitas FBR dalam meningkatkan praktik diet sebagai bagian dari
pendidikan nutrisi dan kehidupan.