Anda di halaman 1dari 364

Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan

Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018


Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Proseding Seminar Nasional


Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan

“Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menuju


Era Disrupsi Teknologi”

Hotel Remcy, Makassar, 21 April 2018

Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNM

i
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PROSEDING Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan


Manajemen Pendidikan: Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Menuju Era Disrupsi Teknologi

Hotel Remcy, Makassar, 21 April 2018


diterbitkan oleh:
Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNM
Redaksi:
Gedung Lt. 3 FIP UNM Kampus IV UNM Tidung Jl. Tamalate 1 Kota Makassar
Telp: +6281242430692
Email: ap.fip@unm.ac.id

Dilarang memperbanyak buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit

Penasehat
Prof. Dr. H. Husain Syam, M.Tp. (Rektor UNM)
Penanggung Jawab:
Dr. Abdullah Sinring (Dekan FIP UNM)
Dr. Ansar, M.Si (Ketua Jurusan AP FIP UNM)

Pengarah
Prof. Dr. H. Ismail Tolla, M.Pd
Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd

Panitia Pelaksana:
Dr. Wahira, M.Pd
Andi Wahed, S,Pd., M.Pd.
Dr. Ratmawati, M.Pd

Editor:
Dr. Wahira, M.Pd. & Dr. Ratwamati, M.Pd

Reviewer:
Dr. Ed. Faridah, ST. M. Sc
Prof. Dr. Syamsu A Kamaruddin M.Si
Dr. Ansar, M.Si
Dr. Andi Cudai Nur, M.Si
Dr. A. Nurrochmah, M.Pd

Perancang Sampul dan Penata Letak


Andi Wahed, S,Pd., M.Pd.

Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan.

ISBN: 978-602-52158-0-3

ii
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Tentang SNAMPe

SNAMPe adalah akronim dari Seminar Nasional Administrasi dan


Manajemen Pendidikan. SNAMPe Ini diselenggarakan oleh Jurusan Administrasi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar bekerja sama dengan
ISMAPI, Asosiasi Sarjana Manajemen dan Administrasi Pendidikan Indonesia. Seminar
ini bertujuan untuk membawa pengetahuan dan praktik yang baik bersama-sama dari
perspektif yang berbeda. Menghubungkan teori, praktik, dan penelitian merupakan
tantangan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan di era disrupsi teknologi. Para
pembicara dan peserta bervariasi dari akademisi, praktisi pendidikan, dosen, guru, kepala
sekolah, pengawas sekolah, serta pembuat kebijakan, dan mahasiswa.
SNAMPe dalam bahasa Makassar adalah kata yang bermakna “Sebentar atau
tunggu dulu”, yang dalam bahasa Bugis disebut Cinampa’, dalam bahasa Mandar
disebut Cinappe’. Adapun kaitannya dengan Tema, SNAMPe bermaksud ingin
mengajak kepada kita semua untuk berkumpul sejenak membicarakan problem besar
yang kita hadapi bersama, yaitu problem pendidikan di era disrupsi teknologi. Kita
ketahui bahwa pendidikan dewasa ini telah berhasil melahirkan beradaban yang canggih
dan itu merupakan kemajuan besar dalam IPTEK namun disisi lain sebagai orang
pendidikan sepertinya kita telah gagal dan tertinggal oleh kecepatan laju teknologi karena
tidak mampu menyiapkan moral generasi pengguna teknologi yang beradab. Sebut
mereka kaum milenial pemilik zaman teknologi yang sangat kita khawatirkan terjebak
pada mental kenyamanan, kesenangan, kehura-huraan atas kenikmatan semu yang
dimanjakan oleh teknologi. Singkat kata semoga kita selaku orang tua, akademisi dan
pendidik menyadari hal ini dan segera merumuskan formulasi pendidikan yang tepat bagi
generasi emas yang mampu menyelaraskan IPTEK dan IMTAQ.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu
menyelenggarakan Seminar ini. Kami berterima kasih kepada semua pembicara,
presenter dan semua peserta. Terima kasih khusus diberikan kepada Rektor Universitas
Negeri Makassar dan Ketua ISMAPI Pusat atas dukungan dan umpan balik mereka
selama persiapan Seminar.

Makassar, 20 April 2018


Ketua Panitia

Dr. Wahira, M.Pd

iii
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Sambutan Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNM

Administrasi Pendidikan FIP UNM

Saya ingin mengucapkan selamat kepada panitia atas keberhasilannya dalam


menyelenggarakan Seminar Nasional. Seminar nasional ini adalah bagian dari peran
universitas dalam berbagi dan mengembangkan pengetahuan di bidang Manajemen
Pendidikan dan Administrasi Pendidikan. Saya percaya, kehadiran berbagai presenter
dan peserta telah berkontribusi pada pengembangan pengetahuan dan praktik di masa
depan di lapangan.
Seminar ini hanyalah awal dari perjalanan berikutnya dalam menghubungkan teori dan
praktik di bidang Manajemen Pendidikan dan Administrasi Pendidikan. Kemitraan lebih
lanjut di antara para praktisi, alumni dan masyarakat dengan UNM akan memungkinkan
kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang bidang keilmuan
pendidikan. Diharapkan Seminar ini akan menambah wawasan baru dalam
meningkatkan kualitas Manajemen Pendidikan dan Administrasi Pendidikan dalam
lingkungan yang dinamis.
Apresiasi harus diberikan kepada semua yang terlibat yang telah membantu dan
berpartisipasi dalam seminar ini. Semoga kegiatan ini memberi kami kesempatan untuk
melakukan kolaborasi penelitian lebih lanjut dan menantang gagasan kami tentang
manajemen pendidikan dan administrasi pendidikan.

Makassar, 21 April 2018


Ketua Jurusan AP FIP UNM

Dr. H. Ansar, M.Si

iv
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Seminar Administrasi Pendidikan dan


Manajemen Pendidikan

Tema:
“Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Menuju Era Disrupsi Teknologi”

Sub Tema

1. Manajemen Pendidikan
2. Kepemimpinan dan Manajemen Sekolah
3. Supervisi Pendidikan
4. Evaluasi Pendidikan
5. Pembelajaran Pendidikan Dasar
6. Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
7. Teknologi Pembelajaran
8. Pendidikan Luar Sekolah & Pendidikan Luar Biasa
9. Bimbingan Konseling

v
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PANITIA
(Seminar Nasional Manajemen Pendidikan dan Administrasi Pendidikan).

1. Penasehat
: Prof. Dr. H. Husain Syam, M.Tp. (Rektor UNM)
2. Penanggung Jawab:
: Dr. Abdullah Sinring (Dekan FIP UNM)
: Dr. Ansar, M.Si (Ketua Jurusan)
3. Pengarah : Prof. Dr. H. Ismail Tolla, M.Pd
: Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd
4. Reviewer/Editors
1. Prof. Dr. Syamsu A Kamaruddin M.Si
2. Dr. Ansar, M.Pd
3. Dr. Wahira, M.Pd.
4. Dr. Ed. Faridah, S.T, M.Sc
5. Dr. Ratwamati, M.Pd
6. Dr. Andi Cudai Nur, M.Si
7. Dr. Andi Nurrochmah, M.Pd
5. Panitia Pelaksana
a. Ketua : Dr. Wahira, M.Pd
b. Sekretaris : Andi Wahed, S.Pd., M.Pd.
c. Bendahara : Dr. Ratmawati T, M.Pd.
d. Seksi Sekretaris : 1. Syamsurijal Basri, S.Pd., M.Pd.
2. Jamaluddin, S.Pd.
3.Evy Segarawati Ampry,S.Pd., M.Pd.
4. Hasmanto, S.Pd.
5. Muh. Ihsan
6. Budiamin Ramadhan
e. Seksi Acara : 1. Dr. Ed. Faridah, St, M.Sc (Ketua)
2. Irmawati Djabbar, S.Pd., M.Pd.
3. Andi Ratu AyuAshari
4. Nurul Annisa
f. Seksi Humas : 1. Drs. M. Bachtiar, M.Si. (Ketua)
2. Drs. Andi Mappicanra, M.Pd.
3. Dr. Andi Cudai Nur, M.Si.
4. Sumarlin Mus, S.Pd., M.Pd.
g. Seksi Konsumsi : 1. Dra. Sitti Habibah, M.Si.
2. Dr. Andi Nurochmah, M.Pd.
3. Dra. Nirmala, S.Pd., M.Pd.
4. Muh. Resta T
h. Seksi Perlengkapan/ Transport: 1. Muh. Ardiansyah, S.IP., M.Pd.
2. Haeril
3. Achmad Qhuzairy Qarasyi

vi
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

DAFTAR ISI

PROSEDING SEMINAR NASIONAL ....................................................................................................... I


TENTANG SNAMPE ........................................................................................................................... III
SAMBUTAN KETUA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UNM................................................. IV
PANITIA ........................................................................................................................................... VI
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... VII
NILAI-NILAI HUMANISTIK DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI DAN
REVOLUSI INDUSTRI 4
IMRON ARIFIN ..........................................................................................................................................1-9
PENDIDIKAN UNTUK SEMUA: PEMBANGUNAN DAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF IDEOLOGI-
IDEOLOGI PENDIDIKAN
MUHAMMAD HASAN ............................................................................................................................10-17
PENGEMBANGAN KONSTRUK BUDAYA ORGANISASI DAN PENGUKURANNYA DALAM KEPEMIPINAN
SEKOLAH
BURHANUDDIN & ACHMAD SUPRIYANTO ..................................................................................................18-28
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM MENDORONG KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA
SEKOLAH
NIRMALA ............................................................................................................................................29-40
KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU DI SMA
5 SAMARINDA
MURSALIM & NANI HARIYANI .................................................................................................................41-48
GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PEREMPUAN: STUDI KASUS DI DUA SD KECAMATAN MUARA
BADAK
WIDYATMIKE GEDE MULAWARMANA, BUDI RAHARJOA, ZULKIPLIB ..................................................................49-60
PERBEDAAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH LAKI-LAKI DAN WANITA HUBUNGANNYA
DENGAN KEDISIPLINAN GURU PADA SD NEGERI KECAMATAN SOMBA OPU KABPATEN GOWA
IDAWATI .............................................................................................................................................61-71
PROFIL KEPEMIMPINAN KEPALA SMA NEGERI I
ANDI NUROCHMAH, & M. BACHTIAR ........................................................................................................72-79
HUBUNGAN PENGAWASAN PIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN
DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT
IRSYADA, SUFYARMA M.A & AFRIZAL TANJUNGB ..........................................................................................80-87
PENGARUH KOMPETENSI MANAJERIAL DAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI TERHADAP KINERJA
PEGAWAI DI INSTANSI DINAS PENDIDIKAN KAB. KUTAI TIMUR
ANITA MAYASARIA, JOHANSYAHB, USFANDI HARYAKAB .................................................................................88-97
PENGUATAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN
AHMAD YUSUF SOBRI ..........................................................................................................................98-104
KINERJA KEPALA SEKOLAH
M. BACHTIAR & ANDI NUROCHMAH ....................................................................................................105-110
PROMOTION SERVICE OF EMPLOYEE
DANI RAHMAN ZAINALA HANIF AL KADRIB, NOVRIYANTI ACHYARB, ERMITAB .................................................111-117
KEPUASAN KERJA GURU SEKOLAH DASAR
RUGAIYAHA BEDJO SUJANTOA, DWI PURNAMA YANTIB .............................................................................118-126

vii
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENGEMBANGAN MODEL KINERJA BERDASARKAN FAKTOR PENENTU KINERJA GURU SMP NEGERI DI
KECAMATAN MEDAN KOTA
SUKARMAN PURBA............................................................................................................................127-135
DINAMIKA MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI KANTOR
STATISTIK KAB. JENEPONTO
MAKSUD HAKIM ...............................................................................................................................136-152
HUBUNGAN PENGAWASAN PIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BUKITTINGGI
ANISAHA, IRSYADA DAN WENI YOEVIB ....................................................................................................153-161
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH
SWASTA KOTA GORONTALO: (ANTARA HARAPAN DAN REALITA)
HERSON ANWAR & LIAN G. OTAYA ......................................................................................................162-174
FORMULASI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI MELALUI PENYALURAN KREDIT PENDIDIKAN BAGI
MAHASISWA INDONESIA
ARWILDAYANTOA ..............................................................................................................................175-184
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENUNJANG KINERJA GURU
ALFIAN ERWINSYAH ...........................................................................................................................185-192
MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI KOTA
SAMARINDA
LAILI KOMARIYAH, IYA’ SETYASIHA, WAHYUDIB........................................................................................193-198
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA
POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
NURLAILI & ODILIA FEBRINA ...............................................................................................................199-204
MEDIA PEMBELAJARAN MANIPULATIF DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
AGUSTAN SYAMSUDDIN .....................................................................................................................205-211
KOMITMEN GURU DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
AYU MELYA EFRIZA, ERMITA DAN ANISAH .............................................................................................212-218
PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
NURUL ANGGRAENI...........................................................................................................................219-226
PROFIL GURU SMP PILIHAN KEDUA DI KOTA YOGYAKARTA
CEPI SAFRUDDIN ABDUL JABAR & WIWIK WIJAYANTI ..............................................................................227-232
ANALISIS IKLIM SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 BUKITTINGGI
NURHIZRAH GISTITUATI DAN HADIYANTO ..............................................................................................233-241
STUDI PEMBINAAN KOKURIKULER SISWA DI SMK NEGERI 1 WATANSOPPENG
AKIDAWATI HA & ANDI WAHEDB..........................................................................................................242-248
KEBIJAKAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP NEGERI 01
BENGKULU UTARA
ISKANDAR. LBA SUDARWAN DANIMB MANAP SOMANTRIB .........................................................................249-253
PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR
MUHAMMAD AMRAN, ERMA SURYANI SAHABUDDIN, MUSLIMIN ..............................................................254-261
PENGARUH SMS DAN BAHASA GAUL TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MAHASISWA
PGSD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TARMAN A. ARIF ..............................................................................................................................262-282
PENGEMBANGAN PERILAKU KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI
RUSMAYADI .....................................................................................................................................283-291

viii
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENERAPAN METODE KARYAWISATA TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA EKSPRESIF (BERBICARA)


ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK DARUL FALAH PONPES SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018
HASBI SJAMSIR, FARNY SUTRIANY JAFAR, FITRIYANI ARIFIN, ......................................................................292-300
NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA FABEL DAN PERANANNYA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER
ANAK USIA DINI
FABIANUS R. MUDA ..........................................................................................................................301-305
KAJIAN CERITA “RATU AJI BIDARA PUTIH”
HASBI .............................................................................................................................................306-312
NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM CERITA RAKYAT DAN PERANANNYA DALAM MEMBENTUK KARAKTER
ANAK DIDIK
DEWI HARDIYANTI, ARISAL, MARHANI ..................................................................................................313-319
PERANAN ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN SISWA TINGKAT SEKOLAH
DASAR
RUSDIANA & ARISAL..........................................................................................................................320-327
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL SISWA DI
SMA NEGERI I TANETE RILAU
RUKAYA ..........................................................................................................................................328-343
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI
1 TAKALAR KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATEN TAKALAR
SITTI HABIBAH ..................................................................................................................................344-352

ix
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PLENARY
SPEAKERS

....

Seminar Administrasi Pendidikan dan


Manajemen Pendidikan

0
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

NILAI-NILAI HUMANISTIK DALAM PENINGKATAN


MUTU PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI DAN
REVOLUSI INDUSTRI 4

Imron Arifin

Fakultas Ilmu Pendidikan - Universitas Negeri Malang


email: imron.arifin.fip@um.ac.id

Abstract: Improved quality in the era of globalization and industrial revolution 4.0 is an inevitable
necessity. Globalization is transforming the world into increasingly connected and inter-
state boundaries beyond the communication and information systems characterized by
a change in the digital environment. Industrial Revolution 4.0 is a time of digital science
change and the development of new disciplines based on data, technology, and humanity
that demands enhanced human resources with high competitiveness. Humanitarian
literacy requires humanistic values in education that prioritize the achievement of
educational objectives of humanize human beings by helping learners to recognize
themselves as human cognitive ability. In religious education can build religious
fraternity/Islamic, nationality, and humanity. All educational processes are lived as
lifelong learning.

Keyword: humanistic values, quality of education, globalization, industry revolution 4.0.

1
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN education by online and distance learning


Pendidikan Indonesia memasuki tahun massive. Di sisi lain juga mengarah pada
2018 akan menghadapi tantangan global yang besarnya pembiayaan pemenuhan jumlah
disebut sebagai era Revolusi Industri ke 4 dosen dan issue tentang kualitas dosen yang
(Industry Revolution 4.0). Gerakan ini berimbas terhadap kualitas mahasiswa,
dimulai dari hasil Rapat Kerja Nasional dimana dosen dituntut penguasaan akan nilai
Kemristekdikti di Universitas Sumatera sains-teknologi, digitalisasi dengan dibarengi
Utara (USU) Medan pada 16-17 Januari landasan yang mengangkat tinggi nilai-nilai
2018. Hasil rapat tersebut dilanjutkan dengan humanistik dalam setiap kegiatan
partisipasi Indonesia dalam forum ”The perkuliahan dalam proses pendidikan.
Education World Forum 2018: Global Landasan humanistik dalam pendidikan
Summit for Education Minister” di London, memiliki prinsip dasar, di antaranya peranan
Inggris, pada 22-24 Januari 2018. Sejak 29 dosen sebagai pembimbing bagi mahasiswa
Januari 2018, Kemenristekdikti telah aktif dalam pemberian ilmu pengetahuan, dan
menyuarakan kebijakan dan program membantu mahasiswa agar mencapai
pendidikan menghadapi Globalisasi perwujudan dirinya (self realization), sesuai
Pendidikan dan Revolusi Industri 4.0. dengan kekhasan pada diri mereka (Idris,
Tujuan utama dari Kemenristekdikti 2013). Landasan humanistic lebih
mempersiapkan program pendidikan tinggi mengarahkan pada usaha yang dilakukan
menghadapi globalisasi pendidikan dan dosen untuk mengarahkan dirinya memenuhi
revolusi industri 4 antara lain: (1) karakteristik yang humanis, serta
mempersiapkan generasi emas Indonesia kemampuan mengembangkan kuliah yang
yang berkualitas, sehingga menjadi SDM humanis melalui hubungan yang apresiatif,
yang berkompeten, mampu untuk berfikir tindakan dosen yang humanis, dan proses
inovatif, dan optimum menguasai bidang perkualiahan yang menerapkan model
ilmunya serta menerapkannya dalam dunia pembelajaran yang tepat (Susetyo, 2004)
pekerjaan; (2) memperbaiki kualitas hidup disamping kemampuan dosen dalam riset
manusia Indonesia; (3) memberi kontribusi berbasis revolusi industri 4, pemanfaatan
terhadap pembangunan nasional; dan (4) teknologi maju untuk tingkatkan nilai tambah
mampu menjawab tantangan globalisasi dan sumberdaya alam, program revitalisasi
revolusi industri 4. pendidikan tinggi vokasi dan pembelajaran
daring serta kualitas pendidikan tinggi
Menurut Bates dan Townsend (2007) melalui akreditasi dan reputasi internasional
tantangan globalisasi memberi peluang (Kemenristekdikti, 2018).
berkembangnya pendidikan yang diangkat
dalam issue politik yang bersifat global, Penerapan nilai-nilai humanistic yang
merupakan tantangan dan peluang tersendiri, tepat dalam pendidikan tinggi di Indonesia
dimana kualitas dan kuantitas dari seorang dapat mewujudkan peningkatan kualitas
pendidik (dosen) dihubungkan dengan pendidikan di Indonesia, yang berimbas
masalah ekonomi atau keuangan, argumen ini secara langsung maupun tidak langsung pada
dipertegas dengan pernyataan jika tantangan peningkatan SDM (sumber daya manusia)
tersebut tidak dihubungkan dengan yang handal dan memiliki daya saing
pembiayaan, maka tidak akan mudah nasional dan internasional, khususnya dalam
terealisasi. menghadapi era globalisasi pendidikan dan
revolusi industri 4. Hal ini sesuai dengan
Tantangan Pendidikan Indonesia di era Nawacita 2015-2019 yang bertujuan
globalisasi dan revolusi industri 4 di “membangun Indonesia yang berdaulat,
antaranya kemunculan perguruan tinggi asing mandiri dan berkepribadian, berdasarkan
di Indonesia sebagai dampak globalisasi dan gotong royong”. Nawacita ini secara implisit
munculnya distruptive innovation in higher membawa misi ideologis nasionalisme,
2
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

humanisme, sosialisme, religiusme, dan tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
perdamaian dunia. manusia).
Nilai-Nilai Humanistic dalam Pandangan lain tentang nilai-nilai
Pendidikan humanistik dalam pendidikan dikemukakan
Pendidikan merupakan salah satu Patterson (1987) yang memperkenalkan tujuh
kebutuhan pokok yang diberikan pada peserta tokoh pendidikan humanistic. Pertama, Arthur
didik, mereka dipersiapkan menjadi sosok W. Combs, yang menyatakan bahwa belajar
yang mandiri yang mampu mengembangkan akan bermakna yang berarti jika memiliki arti
dirinya secara optimal, manusia seutuhnya bagi peserta didik. Dosen atau guru tidak
dimana raga dan jiwanya tetap boleh memaksakan teori yang tidak disukai
mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. atau tidak relevan dengan kehidupan mereka.
Peserta didik tidak hanya berpusar pada Para pendidik harus memahami perilaku
transfer of knowledge tetapi juga peserta didik dengan memahami persepsi
diorientasikan pada pengembangan karakter, mereka, sehingga perubahan akan terjadi jika
ditumbuhkan kemampuan dalam dosen atau guru mampu merubah keyakinan
menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi, atau pandangan peserta didik.
semangat belajar, meningkatkan kreativitas Kedua, Bloom dan Krathwohl,
dalam dirinya, dan memilki motivasi yang menyatakan bahwa menunjukkan perlunya
tinggi untuk mengembangkan diri (Mulyasa, penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotor
2012). dalam setiap proses pembelajaran. Dimana
Pendidikan humanistic pada intinya terdapat enam ranah kognitif yang meliputi:
memiliki tujuan bagaimana dengan pengetahuan, ingatan; pemahaman
pendidikan tersebut dapat “memanusiakan (menangkap makna hal yang dipelajari);
manusia”, sehingga pendidikan dianggap penerapan; analisis (kemampuan merinci
sukses manakala peserta didik dapat suatu kesatuan kedalam bagian-bagian);
memahami lingkungannya dan dirinya sintesis (membentuk pola baru); evaluasi
sendiri, dengan kata lain adanya pencapaian (kemampuan membentuk sebuah pendapat).
aktualisasi diri (Putrayasa, 2013). Ranah afektif dengan lima perilaku yang
mencakup: penerimaan, partisipasi, penilaian
Pada dasarnya nilai-nilai humanistik dan penentuan sikap, organisasi, dan
(humanisme dalam Islam) diperkenalkan Nabi pembentukan pola hidup. Ranah psikomotor,
Muhammad Saw sejak 15 abad yang lampau, yang meliputi: persepsi, kesiapan, gerakan
melalui pelajaran dan contoh akhlak al- terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan
karimah (wa Muhammadin bi khulukil adhim, kompleks, dan penyesuaian pola gerakan,
al-uswah al-hasanah), sebaik manusia serta kreativitas.
memiliki akhlak agung dan memiliki manfaat
bagi kehidupan (khoirun an-nas anfa’uhum li Ketiga, Kolb, yang membagi tahapan
an-nas, sebaik-baik manusia yakni memiliki belajar dalam empat tahap, di antaranya:
manfaat bagi manusia lain). Oleh karena itu, pengalaman konkret; pengalaman aktif dan
agama Islam terbagi menjadi tiga bagian yaitu reflektif; konseptualisasi; dan ekperimen
aqidah, ibadah wa syari’ah, wa akhlak al- aktif.
karimah (theologi, ritual dan syariat, dan Keempat, Honey dan Mumford, yang
akhlak yang mulia). Nilai kemanusiaan dalam menggolongkan peserta didik dalam empat
Islam dijunjung tinggi sehingga dalam kitab tipe, di antaranya: tipe aktivis, tipe reflector,
al-Qur’an surat Ali Imron ayat 112, dhuribat tipe teoris, dan tipe pragmatis.
‘alaihimud dillatu aina maa tsuqifuu illa
bihab-lin min Allah wa hab-lin min an-naas Kelima, Habermas, yang melihat
(mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka pembelajaran dari sebuah interaksi
berada, kecuali jika mereka (memegang) pada lingkungan dan manusia. Belajar teknis,
3
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

dimana siswa berinteraksi dengan alam


sekelilingnya, sehingga siswa berusaha
menguasai dan mengelola alam dengan
mempelajari ketrampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan. Belajar praktis, siswa
beriteraksi dengan orang-orang
disekelilingnya, sesuai dengan kepentingan
manusia. Belajar emansipatoris: siswa
berusaha mencapai pemahaman dan
kesadaran yang sebaik mungkin tentang
perubahan (transformasi) cultural dari suatu
lingkungan.
Keenam, Carl Rogers, merupakan
psikolog humanistic yang mengedepankan
Gambar 1. Tingkatan kebutuhan Maslow
adanya sikap saling menghargai dan tanpa
prasangka dalam membantu individu Prinsip-prinsip humanistik yang penting
mengatasi masalah kehidupannya. Dua hal di antaranya sebagai berikut (1) manusia itu
yang ditekankan dalam teori ini adalah mempunyai kemampuan belajar secara alami,
kognitif (kebermaknaan) dan experiental (2) belajar yang signifikan terjadi apabila
(pengalaman). Sehingga keterlibatan siswa materi pembelajaran dirasakan peserta didik
secara personal, inisiatif, evaluasi yang mempunyai relevansi dengan maksud-
dilakukan peserta didik sendiri, dan adanya maksud sendiri, (3) belajar yang mencakup
efek yang membekas di benak peserta didik perubahan di dalam persepsi mengenai
terhadap pembelajaran yang dialaminya dirinya sendiri dianggap mengancam dan
cenderung untuk ditolak, (4) tugas-tugas
Ketujuh, Abraham Maslow, yang
belajar yang mengancam diri ialah lebih
mengemukakan bahwa individu memenuhi
mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila
kebutuhannya bersifat hirarki, termotivasi
ancaman dari luar itu semakin kecil, (5)
untuk memenuhi kebutuhannya mulai dari
apabila ancaman terhadap diri peserta didik
yang terendah bersifat dasar/fisiologis sampai
rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan
yang tertinggi aktualisasi diri. Kebutuhan
berbagai cara yang berbeda-beda dan
fisiologi, merupakan kebutuhan paling
terjadilah proses belajar, (6) belajar yang
mendasar; kebutuhan rasa aman dan tentram
bermakna diperoleh peserta didik dengan
(terhindar dari kriminalitas, direndahkan,
melakukannya, (7) belajar diperlancar bila
diejek); kebutuhan untuk dicintai dan
peserta didik dilibatkan dalam proses belajar
disayangi (dianggap oleh lingkungan
dan ikut bertanggung jawab terhadap proses
sosialnya); kebutuhan dihargai (diberi
belajar itu, (8) belajar inisiatif sendiri yang
tanggungjawab dan kepercayaan); kebutuhan
melibatkan pribadi peserta didik seutuhnya,
aktualisasi diri yakni pembuktian terhadap
baik perasaan maupun intelek merupakan cara
dirinya pada orang lain (Khatib, M; Sarem,
yang dapat memberikan hasil yang mendalam
S.N.; Hamidi, H, 2013).
dan lestari, (9) kepercayaan diri sendiri,
kemerdekaan dan kreatifitas lebih mudah
dicapai terutama jika peserta didik dibiasakan
untuk mawas diri dan mengkritik dirinya dan
penilaian dari orang lain merupakan cara
kedua yang penting, (10) belajar yang paling
berguna secara sosial di dalam dunia moderen
ini adalah belajar mengenai proses belajar,
suatu keterbukaan yang terus menerus
4
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

terhadap pengalaman dan penyatuannya ke semangat, kesadaran, nilai estetika, dan moral
dalam diri sendiri mengenai proses perubahan (Lawlor dalam Ornstein & Levine, 2008).
itu (Thobroni, dkk, 2011).
Pentingnya pendidik memperhatikan
Karakteristik pokok pembelajaran landasan humanistic dalam pendidikan adalah
dengan mengedepankan humanistik antara menjadikan peserta didik sebagai manusia
lain: (1) pendidik hendaknya jangan membuat yang berarti yang memiliki kekuatan yang
jarak terlalu tajam dengan peserta didik yang wajar sesuai dengan keunikan dalam dirinya,
selalu siap menjadi sumber atau konsultan sehingga tidak harus belajar tentang hal-hal
yang berbicara, (2) tahap akhir dari proses yang tidak ada artinya. Peserta didik akan
belajar mengajar menurut pandangan ini mempelajari hal yang bermakna bagi dirinya,
adalah self actualization seoptimal mungkin mengorganisasi bahan pengajaran yang baru
dari setiap peserta didik, (3) belajar teknis yang bermakna bagi dirinya, dan belajar
(technical learning) adalah belajar bagaimana bermakna dalam masyarakat modern yang
dapat berinteraksi dengan lingkungan mengedepankan proses, sehingga tidak ada
alamnya secara benar, (4) belajar praktis pemaksaan dalam pendidikan. Pendidikan
(practical learning) adalah bagaimana humanistic harus mengedepankan “freedom
seorang dapat berinteraksi dengan lingkungan to learn”, hasrat untuk belajar (keinginan tahu
sosialnya, (5) belajar emansipatoris yang muncul dari diri mahasiswa), belajar
(emancipation learning) adalah belajar bermakna, belajar tanpa mengenal hukuman,
menekankan upaya agar seseorang mencapai belajar dengan motivasi dari diri sendiri,
suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi belajar dan perubahan. Dengan kata lain,
akan terjadinya perubahan atau transformasi belajar untuk mempersiapkan peserta didik
budaya dalam lingkungan sosialnya (Riyanto, atau mahasiswa mampu menghadapi segala
2009). kondisi dan situasi yang terus berubah
(Sukardjo & Komarudin, 2010; Scott, 2010).
Landasan humanistic dalam Pendidikan
Landasan pendidikan dapat dimaknai Landasan humanistic dalam
sebagai tumpuan, dasar dalam bertitik tolak pembelajaran sangat cocok dalam materi yang
atau dasar pijakan, yang bersifat konseptual bersifat pembentukan kepribadian, hati
yang identik dengan asumsi, dimana nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap
pendidikan di lihat dari dua sudut pandang, fenomena sosial. Keberhasilan pembelajaran
yaitu praktek pendidikan dan studi pendidikan yang mengedepankan humanistic akan
(Robandi, 2005). Praktek pendidikan tampak pada sikap peserta didik yang merasa
mengedepankan kegiatan dalam membantu senang, bersemangat, berinisiatif dalam
tercapainya tujuan pendidikan dengan belajar, terjadi perubahan pola pikir siswa ke
bimbingan, pengajaran dan atau latihan. arah yang lebih baik, dan berperilaku dan
Sedangkan studi pendidikan lebih ditekankan bersikap atas kemauan sendiri, sehingga
pada kegiatan seseorang dalam memahami tanggungjawab terhadap apa yang dilakukan
pendidikan. tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau
melanggar aturan, norma, disiplin dan penuh
Pentingnya penerapan landasan
etika dalam bertingkah laku (Putrayasa,
humanistic dalam pendidikan, diharapkan
2013). Menurut Lei (2007) pembelajaran yang
mampu memberikan kontribusi positif dalam
mengedepankan nilai humanistic sangat
membantu peserta didik mengembangkan
memperhatikan emosi dan perasaan yang
dirinya, dengan pendekatan membantu
dialami peserta didik pada saat menerima
individu peserta didik mengenal diri mereka
pelajaran.
sendiri sebagai manusia yang unik dan
membantu secara nyata dalam mewujudkan Disisi lain manajemen pendidikan tinggi
potensi yang ada dalam diri peserta didik baik yang baik dan humanis, maka akan
memberikan hal yang positif dalam
5
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

membangun dan mengembangkan karakter lingkungan menjadi lebih tinggi seperti global
peserta didik, dibarengi dengan kolaborasi warning dan deforestation (penebangan
yang nyata dalam mengimplementasikan hutan); dan (4) meningkatkan efisiensi kerja
karakter positif di lingkungan peserta didik akibat penyerapan teknologi dari manual ke
baik dosen, pimpinan perguruan tinggi, staf teknologi komputer.
lembaga, orang tua dan lingkungan sekitar,
Dampak negatif globalisasi antara lain:
maka akan memberikan keberhasilan yang
(1) dapat melemahkan kedaulatan nasional;
besar dalam membentuk karakter pada peserta
(2) negara berkembang yang kurang daya
didik (Santrock, 2010; Mulyasa, 2012;
saing, dapat tergerus dan terkolonisasi oleh
Sudaryanti, 2012)
kekuatan superpower; (3) dapat
Peningkatan Mutu di Era Globalisasi mengakibatkan hilangnya identitas budaya
dan Revolusi Industri 4 nasional; dan (4) dapat menimbulkan
Di lingkungan pendidikan tinggi di eksploitasi terhadap negara kurang
Indonesia memerlukan kebijakan pendidikan berkembang.
tinggi yang berbeda dalam menghadapi Disamping tantangan globalisasi,
globalisasi pendidikan. Tiga elemen utama tantangan revolusi industri 4 juga harus
yang mengharuskan pendidikan tinggi di terprediksi oleh pemerintah Indonesia.
Indonesia harus merubah pandangan dalam Menurut Parray (dalam ILO, 2017) akan
mengembangkan dunia pendidikan. Pertama, terjadi perubahan global dalam tenaga kerja,
globalisasi pendidikan menghadapi Indonesia harus memperbaiki kualitas tenaga
perubahan lingkungan dengan kerjanya dengan teknologi digital dan
berkembangnya Cyber Tech, Internet of berinovasi. Era technology disruption
Things (IoT), Competition, Cloud Computing, memerlukan penguasaan kombinasi teknologi
dan New Technology. Kedua, kualitas, seperti fisika, digital, dan biologi (Schwab,
habitat, dan perubahan yang pesat sehingga 2017 dalam Kemenristekdikti, 2018).
membutuhkan strategi dalam menghadapi
business model, technology model, dan Berkembangnya keterampilan dan
sejenisnya. Ketiga, kelembagaan dan struktur disiplin ilmu baru yang harus dikuasai
yang berubah cepat sehingga menuntut generasi muda Indonesia, seperti Internet of
creativity, innovation, multi discipline, Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), New
entrepreneurship dan sejenisnya. Material, Big Data, Robotics, Augmented
Reality, Cloud Computing, Additive
Globalisasi secara esensi merupakan Manufacturing, 3-D Printing,
keterbukaan dunia yang mulai terhubung Nanotechnology, Biotechnology, Genetic
tanpa mampu dibatasi wilayah dan negara. Editing, e-Learning dan sejenisnya. Adopsi
Hal ini diakibatkan dari meningkatnya teknologi baru ke dalam revolusi industri 4
perdagangan secara masif, terjadinya juga ditandai dengan kemampuan SDM untuk
pertukaran budaya, dan terbukanya melakukan berbagai terobosan inovasi,
penggunaan sains dan teknologi secara global. meningkatkan kemampuan menggunakan
Menurut analisis Kemenristekdikti informasi dari internet dengan optimum,
(2018) globalisasi memiliki dampak positif memperluas akses dan meningkatkan proteksi
dan negatif. Dampak positif globalisasi antara yang dikenal Cyber Security.
lain: (1) mendorong perusahaan multinasional
investasi ke negara-negara berkembang yang Menghadapi berbagai tantangan ini,
akan mendorong dan menyediakan lapangan Kemenristekdikti memiliki sasaran strategis
kerja serta keahlian baru bagi penduduk pada pendidikan tinggi, dengan melakukan
negara-negara berkembang; (2) pertukaran perubahan program dan model layanan yang
ide, informasi, pengalaman dan gaya hidup; lebih banyak menyediakan atau menggunakan
(3) membuat kesadaran terhadap kualitas teknologi digital atau on-line. Pertama,
sasaran strategis diarahkan untuk
6
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

meningkatkan iptek dan inovasi. Kedua, pembaharuan tiga literasi baru (new
sasaran strategis diarahkan untuk literation) yakni data literation, technology
meningkatkan relevansi, kualitas, dan literation, dan human literation (Ahmad,
kuantitas pendidikan tinggi. Ketiga, 2018). Literasi data merupakan kemampuan
terlaksana reformasi birokrasi yang simpel untuk membaca, analisa, dan penggunaan
dan berdayaguna. informasi dari Big Data dalam dunia digital.
Literasi teknologi merupakan kemampuan
Harapan untuk menghasilkan output
untuk memahami sistem mekanika dan
SDM pendidikan tinggi yang high quality,
teknologi dalam dunia kerja seperti Coding,
thinking critically and systemic, effective
Artifical Intelligence, Engineering Principles,
communication by lateral and higher level,
dan lain-lain. Literasi manusia dalam bidang
entrepreneurship dibutuhkan 5 elemen utama
kemanusiaan, komunikasi, dan rancangan
yaitu general education, new literation (data,
yang perlu dikuasai oleh semua lulusan yakni
technology, and human literation), program
harus mampu berinteraksi dengan baik, tidak
and co-extra curriculer, cognitive ability, dan
kaku dan radikal, dapat melakukan
lifelong learning. Pencapaian output SDM
pendekatan kemanusiaan dengan
Pembangunan Indonesia di era revolusi
melaksanakan komunikasi yang baik dan
industri 4.0 bertujuan untuk mencapai
berbobot selain harus menguasai disain kreatif
relevansi pendidikan dan pekerjaan yang
dan inovatif. Pada bagian yang terakhir ini
perlu disesuaikan dengan perkembangan era
pendidikan humanistik memiliki relevansi dan
dan IPTEK dengan tetap memberikan
signifikansi tinggi dalam perannya. Pada
perhatian kepada aspek humanities (Ahmad,
pendidikan tinggi yang berbasis agama dapat
2018). Agar manusia bisa berfungsi dengan
pula ditambahkan peran religio-spiritual yang
baik di lingkungan manusia yakni aspek
toleran dan membangun literasi persaudaraan
humanities, communication and design maka
dalam ukhuwah Islamiyah (persaudaraan
dibutuhkan tiga hal, yaitu: (1) keterampilan
keislaman/keagamaan), ukhuwah wathoniyah
kepemimpinan (leadership) dan bekerja
(persaudaraan kebangsaan), dan ukhuwah
dalam tim (team work); (2) kelincahan dan
insyaniyah (persaudaraan kemanusiaan)
kematangan budaya (cultural agility) yakni
mahasiswa dengan berbagai latar belakang Berdasarkan uraian di atas, maka secara
mampu bekerja dalam lingkungan yang konseptual pendidikan humanistik pada
berbeda (dalam/luar negeri); (3) pendidikan tinggi dalam konteks globalisasi
entrepreneurship, termasuk social dan revolusi industri 4 dapat didiagramkan
entrepreneurship yang harus menjadi pada gambar 2.
kapasitas dasar yang dimiliki oleh semua
mahasiswa. Bagaimana mengajarkannya?
Menurut Aoun, (2017 dalam Ahmad, 2018)
bisa ditempuh melalui tiga cara: (1) studi
tematik berbagai disiplin, hubungkan dengan
dunia nyata, project based-learning; (2)
melalui General Education, Co-Extra
Curriculer; dan (3) magang/kerja praktek /co-
op program (al.higher order skills,
leadership, team work).
Terkait dengan pendidikan humanistik,
solusi bagi pendidikan tinggi di Indonesia
dalam menghasilkan output SDM dimaksud
dalam menghadapi revolusi industri 4 salah
satunya menambah literasi lama (membaca,
menulis, dan matematika) dengan melakukan
7
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Gambar 2 Rekonstruksi Pendidikan Tinggi Revolusi Industri 4 merupakan masa


Indonesia di Era Globalisasi dan perubahan iptek yang serba digital dan
Revoslusi Industri 4 berkembangnya disiplin ilmu baru berbasis
data, teknologi, dan kemanusiaan yang
KESIMPULAN menuntut peningkatan SDM berdaya saing
Globalisasi merupakan proses dimana tinggi.
dunia menjadi semakin terhubung dan batas-
Nilai-nilai humanistik (humanistic values)
batas antar negara terlampaui sistem
komunikasi dan informasi ditandai dengan dalam pendidikan merupakan suatu nilai yang
perubahan lingkungan serba digital, mengedepankan pencapaian tujuan
pendidikan yakni memanusiakan manusia
perubahan strategi perekonomian kapital,
(humanize human beings) dengan membantu
kesadaran kualitas lingkungan, efisiensi kerja
peserta didik mengenal dirinya sendiri sebagai
akibat penyerapan teknologi, kelembagaan
dan struktur yang fleksibel kreatif-inovatif, manusia yang unik dan utuh dengan segala
serta tumbuhnya kewirausahaan global. potensi yang siap dikembangkan dalam
dirinya, dimana proses belajar dianggap
8
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

berhasil manakala peserta didik (mahasiswa) Education Review, 4(3), 60-67. Doi:
telah memahami lingkungan dan dirinya 10.2307/1170741.
sendiri sebagai kemampuan kognitif Mulyasa, E. 2012. Manajemen PAUD.
(cognitive ability). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Landasan humanistic dalam pembelajaran Ornstein, A.C & Levine, D. U. 2008.
sangat cocok dalam materi yang bersifat Foundation of Education Ed. 10th.
pembentukan kepribadian, hati nurani, Boston: Houghton Mifflin Company.
perubahan sikap, dan analisis terhadap Patterson, C.H. 1987. What Has happened to
fenomena sosial. Terkait dengan revolusi Humanistic Education? Michigan
industri 4 terdapat pada literasi kemanusiaan Journal of Counseling and
(human literation). Sedang pada pendidikan Development, Vo. XVIII, No.1,
keagamaan dapat terbangunnya persaudaraan Summer 1987, pp. 8-10.
keagamaan/keislaman, kebangsaan, dan
Putrayasa, I. B. 2013.Buku Ajar Landasan
kemanusiaan. Semua proses pendidikan
Pembelajaran. Bali: Undiksha Press.
dihayati sebagai belajar sepanjang hayat
(lifelong learning). Riyanto, Y, (2010), Paradigma Baru
Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Prenada Media Grouponin.
REFERENSI
Robandi, B. 2005. Handout: Mata Kuliah
Ahmad, I. 2018. Proses Pembelajaran Digital landasan Pendidikan (Program Akta
dalam Era Revolusi industri 4.0. Mengajar IV). Bandung: Universitas
Makalah Ditjen Belmawa Pendidikan Indonesia.
Kemenristekdikti RI disampaikan
Santrock, J.W. 2010. Psikologi Pendidikan.
dalam Rakernas Kemenristekdikti di
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
USU Medan, 17 Januari 2018.
Scott, L. Z. 2010. Know Thyself: The
ASEAN. 2008. ASEAN Selayang Pandang
Importance of Humanism in Education.
Edisi ke-18. Jakarta.
International Education, Vo. 40 Issue
Bates, R. & Townsend, T. 2007. Handbook of (1). University of Tennessee.
Teacher Education. Netherland:
Sudaryanti. 2012. Pentingnya Pendidikan
Springer.
karakter bagi Anak Usia Dini. Jurnal
Idris, Ilyas. 2013. Pembelajaran PKn pada Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1.
Tingkat SD/MI. Jurnal Al ‘Ulum,
Sukardjo, M. & Komarudin, U. 2010.
Vol. 2, Hal. 26-33.
Landasan Pendidikan: Konsep dan
Khatib, M., Sarem, S.N., & Hamidi, H. 2013. Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
Humanistic Education: Concern,
Susetyo, Y.F. 2004. Efektivitas Pelatihan
Implications, and Aplications.
Berpikir Positif untuk Mengembangkan
Journal of Language Teaching and
Perilaku Mengajar yang Humanis pada
Research, Vol. 4, No.1, January, DOI:
Guru sekolah dasar di Yogyakarta.
10.4304jltr.4.1.45-51.
Laporan penelitian. Tidak diterbitkan.
Kemenristekdikti. 2018. Indonesia siap Jaringan penelitian pemerintah daerah
menyambut globalisasi pendidikan Kota Yogyakarta.
dan revolusi industri ke-4. Jakarta:
Thobroni, M. dkk, 2011. Belajar dan
SiaranPersKemenristekdikti.
pembelajaran. Jogjakarta: Arruzz Media
Komalasari et al. 2014. Teori dan Teknik
Veugelers, W. 2011. Education and
Konseling. Jakarta: PT Indeks.
Humanism: Linking Autonomy and
Lei, Q. 2007. EFL Teachers’ Factors and Humanity. Switzerland: Sense
Students’ Affect. US-China Publishers.

9
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDIDIKAN UNTUK SEMUA: PEMBANGUNAN


DAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF
IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN

Muhammad Hasan

Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Makassar, Jl. A. P. Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan 90222

alamat e-mail: m.hasan@unm.ac.id

Abstrak: Keunggulan suatu bangsa tak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada
keunggulan sumber daya manusia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam
pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Namun, modal manusia tersebut masih mengalami beberapa kendala khususnya yang terkait
dengan pemerataan dan kualitas pendidikan. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan kajian
tentang aspek pembangunan dan pendidikan dalam perspektif ekonomi, khususnya dilihat
dari aspek ideologi-ideologi pendidikan. Berdasarkan fenomen tersebut education for all
perlu dikedepankan, suatu model pendidikan yang menekankan akan pentingnya pendidikan
bagi semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, orang kaya maupun orang miskin,
sehingga dalam penerapan pendidikan itu tidak ada diskriminasi.

Kata kunci: pembangunan, pendidikan, ideologi pendidikan, pendidikan untuk semua

10
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN Meskipun modal fisik dan kemajuan


Pada hakikatnya pendidikan merupakan teknologi memberikan sumbangsih yang
upaya membangun budaya dan peradaban besar terhadap pertumbuhan ekonomi, namun
bangsa. Oleh karena itu, UUD 1945 secara peran modal manusia dalam pembangunan
tegas mengamanatkan bahwa setiap warga ekonomi tidak dapat dilupakan, karena
negara berhak mendapatkan pendidikan. semaju apapun modal fisik dan teknologi, jika
Pemerintah terus-menerus memberikan modal manusia kurang diperhatikan, hal
perhatian yang besar pada pembangunan tersebut justru akan berdampak buruk dalam
pendidikan dalam rangka mencapai tujuan kehidupan bermasyarakat.
negara, yaitu mencerdaskan kehidupan Manusia, modal fisik, dan kemajuan
bangsa yang pada gilirannya sangat teknologi, merupakan 3 aspek yang saling
memengaruhi kesejahteraan umum dan berinteraksi dalam pembangunan ekonomi
pelaksanaan ketertiban dunia. Pendidikan suatu negara. Terdapat tiga hal utama dalam
mempunyai peranan penting dan strategis pembangunan suatu bangsa, yaitu
dalam pembangunan bangsa serta menyangkut sumber daya manusia, teknologi
memberikan kontribusi signifikan atas dan dana. Ketiga faktor pokok tersebut
pertumbuhan ekonomi dan transformasi merupakan masukan (input) dalam produksi
sosial. Lebih lanjut, pendidikan yang pendapatan nasional. Semakin besar jumlah
memiliki empat pilar utama, yaitu belajar sumberdaya manusia semakin besar
untuk belajar (learning how to learn), belajar pendapatan nasional dan semakin tinggi
untuk mengetahui (learning how to know), pertumbuhan ekonomi suatu negara
belajar untuk menjadi (learning how to be), (Purwanto, 2006).
dan belajar untuk hidup dengan orang lain Salah satu aspek yang berkaitan erat
(learning how to live together), akan dengan modal manusia adalah aspek
menciptakan masyarakat terpelajar yang pendidikan. Pendidikan merupakan upaya
menjadi prasyarat terbentuknya masyarakat yang terorganisir, berencana dan berlangsung
yang maju, mandiri, demokratis, sejahtera, kontinu (terus menerus sepanjang hayat) ke
dan bebas dari kemiskinan. arah membina manusia untuk menjadi insan
Ekonom Amerika Serikat, Jorgenson, et yang paripurna, dewasa dan berbudaya
al. (1987) mempublikasikan temuan (civilized). Terorganisir memiliki makna
penelitiannya pada ekonomi Amerika Serikat bahwa pendidikan tersebut dilakukan oleh
dengan rentang waktu 1948-79. Temuan usaha sadar manusia dengan dasar dan tujuan
tersebut menunjukkan bahwa 46 persen yang jelas, ada tahapannya dan ada komitmen
pertumbuhan ekonomi adalah disebabkan bersama. Adapun berencana mengandung arti
pembentukan modal (capital formation), 31 bahwa pendidikan itu direncanakan
persen disebabkan pertumbuhan tenaga kerja sebelumnya, dengan suatu perhitungan yang
dan modal manusia serta 24 persen matang dan berbagai sistem pendukung yang
disebabkan kemajuan teknologi. Dari temuan disiapkan. Berlangsung kontinu berarti bahwa
tersebut meskipun modal manusia memegang pendidikan itu berlangsung terus menerus
peranan penting dalam pertumbuhan sepanjang hayat, yaitu sepanjang manusia
penduduk, para ahli mulai dari ekonomi, hidup di muka bumi (long life education).
politik, sosiologi bahkan engineering lebih Namun, jika dikaitkan dengan persoalan
menaruh prioritas pada faktor modal fisik dan pembangunan, pengembangan modal
kemajuan teknologi. manusia melalui pendidikan masih
menghadapi berbagai macam masalah, yang
11
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

salah satunya adalah masih terdapatnya manusia dalam menjelaskan perbedaan


kesenjangan pendidikan yang disebabkan pertumbuhan antar negara (Krueger dan
karena masih adanya kesenjangan antar Lindahl, 2001; Bassanini dan Scarpetta, 2002;
daerah. Engelbrecht, 2003) dan lintas wilayah dalam
Kesenjangan antar daerah merupakan negara (Cheshire dan Magrini, 2000;
salah satu isu kebijakan yang sejak lama Fingleton, 2004).
menjadi perhatian pemerintah. Meskipun Selama bertahun-tahun telah dilakukan
tingkat kesenjangan antar wilayah semakin penelitian ekstensif yang meneliti tentang
membaik, namun pemerintah masih perlu kontribusi modal manusia dalam proses
meningkatkan intervensi kebijakan untuk pertumbuhan ekonomi. Barro (1991)
terus mengurangi tingkat kesenjangan antar menemukan bahwa tingkat pendidikan dasar
wilayah melalui pelaksanaan kebijakan dan menengah memiliki efek positif terhadap
percepatan pembangunan daerah tertinggal. pertumbuhan ekonomi. Barro dan Sala-i-
Makalah ini dibuat bertujuan untuk Martin (1995) menemukan bahwa rata-rata
mengidentifikasi dan mengkaji tahun sekolah memiliki dampak positif yang
permasalahan-permasalahan pembangunan di signifikan terhadap output ekonomi. Dengan
daerah tertinggal, serta upaya untuk menerapkan analisis input-output Jorgenson
mengatasinya berdasarkan persepktif et al., (2003) mempelajari sumber-sumber
ideologi-ideologi pendidikan. pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat
selama periode 1977-2000 dan mereka
PEMBAHASAN
menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi
2.1 Modal Manusia dan Ekonomi:
Suatu Fakta Empirik Amerika Serikat didominasi oleh investasi
dalam informasi dan pendidikan tinggi.
Kajian tentang keterkaitan antara modal Bloom et al., (2004) mencoba untuk
manusia dan pertumbuhan ekonomi telah menyelidiki dampak modal manusia terhadap
mendapatkan perhatian dari para ekonom dan pertumbuhan ekonomi, mereka menemukan
pembuat kebijakan dan telah banyak bahwa tingkat pendidikan dan harapan hidup
dianalisis oleh para peneliti selama beberapa memiliki pengaruh positif terhadap
dekade terakhir. Teori awal mengenai pertumbuhan ekonomi. Musibau dan Rasak
hubungan ini berawal dari karya Mincer (2005) telah mempelajari hubungan jangka
(1958), Schultz (1961) dan Becker (1962), panjang antara pendidikan dan pertumbuhan
yang percaya bahwa modal manusia melalui ekonomi di Nigeria. Mereka telah
pendidikan, kesehatan dan pelatihan dapat menggunakan dua saluran untuk menguji
meningkatkan output dan berkontribusi pentingnya modal manusia untuk
terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan pertumbuhan ekonomi. Di saluran pertama,
demikian, secara luas diterima bahwa modal modal manusia digunakan sebagai faktor
manusia dapat dianggap sebagai salah satu independen produksi dan di saluran kedua;
penentu utama pertumbuhan ekonomi (lihat modal manusia mempengaruhi pertumbuhan
Mankiw et al., 1992; Barro, 2001), dan juga ekonomi melalui parameter teknologi.
telah diidentifikasi sebagai elemen kunci Menurut temuan mereka, tenaga kerja
dalam memperkuat efek dari faktor penting terdidik dengan baik secara signifikan
penentu pertumbuhan ekonomi, seperti mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
investasi dalam teknologi (Romer, 1990; melalui kedua saluran tersebut.
Aghion dan Howitt, 1998). Terdapat beberapa
kajian yang menekankan peran modal
12
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

2.2 Masalah Pembangunan Pendidikan pembangunan pendidikan yang kurang


Daerah Terpencil optimal khususnya di daerah terpencil.
Sauri (2008), menyatakan bahwa kondisi Hasil kajian Vito, dkk (2015), A’ing
objektif dunia pendidikan dewasa ini (2015), Suardi, dkk (2016) menunjukan
sesungguhnya masih dihadapkan kepada bahwa pembagunan pendidikan di daerah
beberapa permasalahan mendasar, terpencil masih menghadapi masalah
permasalahan tersebut secara umum dapat susahnya aksesnya menuju sekolah, sarana
dikelompokan menjadi empat permasalahan dan prasarana sekolah yang kurang memadai,
utama, yaitu; Pertama, terkait dengan kualitas dan jumlah tenaga pengajar yang tidak
pendidikan, yang bisa dilihat dari tiga memadai.
indikator utama yakni proses pembelajaran
yang masih konvensional, kinerja dan 2.3 Pendidikan untuk Semua: Suatu
kesejahteraan guru yang belum optimal, Strategi untuk Mengatasi
Permasalahan
jumlah dan kualitas buku di sekolah yang
belum memadai. Kedua, pemerataan Sebagai upaya untuk mengatasi berbagai
pendidikan, yang bisa dilihat dari tiga macam permasalahan yang terkait dengan
indikator utama yakni kerusakan sarana dan pembangunan pendidikan di daerah
prasarana ruang kelas, keterbatasan tertinggal, maka penulis mencoba
aksebilitas dan daya tampung, serta mengajukan suatu strategi yang berdasarkan
kekurangan tenaga guru. Ketiga, efisiensi pada pendidikan untuk semua (education for
pendidikan, yang bisa dilihat dari tiga all). Ki Hajar Dewantara (1977),
indiktaor yakni penyelenggaraan otonomi merumuskan pengertian pendidikan yang
pendidikan yang belum optimal (MBS belum berarti daya upaya untuk memajukan
optimal), keterbatasan anggaran (kemampuan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,
pemerintah yang terbatas dan rendahnya karakter), pikiran (intelektual dan tubuh
partisipasi masyarakat), dan mutu SDM anak); dalam Taman Siswa tidak boleh
pengelola pendidikan. Keempat, relevansi dipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita
pendidikan, yang bisa dilihat dari tiga memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan,
indikator yakni kemitraan dengan Dunia kehidupan dan penghidupan anak-anak yang
Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang kita didik, selaras dengan dunianya.
belum optimal, kurikulum yang belum Selanjutnya payung hukum atau asas legalitas
berbasis masyarakat dan potensi daerah, serta tentang konsepsi pendidikan diatur dalam UU
kecakapan hidup (life skill) yang dihasilkan Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
belum optimal. Pendidikan Nasional, yang menjelaskan
Apabila melihat keempat permasalahan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
tersebut, hampir keseluruhannya dialami oleh terencana untuk mewujudkan suasana belajar
daerah tertinggal. Apabila mencermati dan proses pembelajaran agar peserta didik
interaksi antara pembukaan UUD 1945 alinea secara aktif mengembangkan potensi dirinya
keempat, UUD 1945 pasal 31 dan UU Nomor untuk memiliki kekuatan spiritual
20 Tahun 2003 pasal 5, maka sangat jelas dan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
tegas bahwa eksistensi pendidikan itu untuk kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
semua artinya untuk seluruh warga negara yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
indonesia tanpa kecualinya. Namun, secara dan negara.
realita hal tersebut belum terwujud karena Dari kedua definisi tersebut, hakikat dari
masih banyak ditemukan berbagai kasus pendidikan untuk semua mulai tergambar,
13
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

yaitu mengupayakan agar setiap warga negara dari penjelasan tersebut, dapat diketahui
dapat memenuhi haknya, yaitu layanan bahwa pendidikan tidak lagi dipahami
pendidikan. Hal ini juga sebagai upaya sebagai suatu proses mentransfer ilmu yang
memenuhi amanah Undang-undang Nomor hanya dapat dilakukan di sekolah. Guru tidak
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan lagi dipandang sebagai satu-satunya sumber
Nasional, Pasal 5 Ayat 5, yaitu setiap warga pengetahuan. Guru berperan sebagai
negara berhak mendapatkan kesempatan pembelajar dan juga praktisi. Guru juga harus
meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. mampu membimbing anak untuk mampu
Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang mengemban tanggung jawab sosial maupun
terkait dengan pendidikan untuk semua pribadi. Praktek-praktek pendidikan tidak
tertuang di dalam asas Taman Siswa. Adapun harus dilakukan di sekolah, melainkan juga
asas-asas Taman siswa adalah menjadi hak diperankan oleh masyarakat melalui alternatif
seseorang untuk mengatur dirinya sendiri pendidikan lain maupun pendidikan-
dengan mengingat tertibnya persatuan, pendidikan yang dilakukan di luar sekolah.
pengajaran harus membimbing anak menjadi Tujuan pendidikan menurut postmodernisme
manusia yang merdeka, pendidikan harus adalah mengembangkan identitas siswa yang
didasarkan atas kebudayaan bangsa sendiri memungkinkan mereka untuk
tanpa mengesampingkan kebudayaan bangsa- memperjuangkan hak asasi dan melawan
bangsa lain, pendidikan harus merata untuk ketidakadilan.
seluruh rakyat, Taman siswa harus hidup dan Dalam konteks lainnya, aliran Marxisme
berkembang dengan kekuatan sendiri, dan juga memiliki pandangan tersendiri, terkait
pendidik harus berhamba pada anak atas dengan konsep pendidikan untuk semua.
dasar sikap tanpa pamrih. Aliran Marxisme dalam filsafat pendidikan
Jika dikaitkan dengan salah satu asas berpendapat bahwa baik kaum buruh maupun
Taman Siswa, yaitu pendidikan harus merata kaum pemilik modal, kedua-duanya berhak
bagi seluruh rakyat, konsep pendidikan untuk mendapatkan pendidikan yang layak guna
semua yang dikembangkan aliran post membantu mereka manusia meningkatkan
modernisme perlu mendapatkan perhatian, kesejahteraan hidupnya. Marxisme
khususnya untuk mengatasi persoalan menghendaki perubahan dari kapitalisme
pemerataan pendidikan. Pada mulanya, menjadi sosialisme dimana setiap orang
gerakan postmodernisme muncul sebagai mendapatkan hak yang sama, tidak ada
kritik atas kegagalan kehidupan modernitas marjinalitas. Marxisme menolah strata sosial
dalam menciptakan situasi sosial yang lebih yang ada dalam masayarakat. Hal tersebut
baik, kondusif dan berkeadilan sosial (Ritzer, berimplikasi pada pengertian bahwa setiap
2003). Hal ini dikarenakan filasafat lapisan masyarakat hendaknya mendapatkan
posmodernisme memiliki anggapan bahwa pendidikan dan pengajaran yang layak dan
modernisme membuat manusia kehilangan setara. Sehingga tujuan dari pendidikan untuk
individualitas, kemandirian, dan konsep diri. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
Post-modernisme merupakan paham manusia dapat tercapai (Ismail dan Basir,
yang menolak modernisme, karena 2012).
modernisme menganggap adanya kebenaran Seorang pendidik menurut aliran
yang universal bagi semua manusia. marxisme adalah mereka yang berpendidikan
Sedangkan aliran postmodernisme dan mengajarkan pendidikan kepada peserta
menganggap bahwa tidak ada kebenaran yang didik agar taraf hidup manusia meningkat,
universal bagi semua manusia. Berdasarkan marxisme mengkritik pendidik yang
14
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

mempertahankan status quo mereka dalam pemerintah yang rendah, dan orang
melakukan pengajaran kepada peserta didik. tua siswa harus menanggung biaya
Sedangkan peserta didik menurut marxisme yang besar. Dalam kondisi seperti ini,
lapisan masyarakat yang paling
adalah mereka yang berasal dari kaum buruh
miskin akan mengalami kesulitan.
maupun dari kaum pemilik modal yang Mengingat permasalahan ini, maka
mendapat materi dan pendidikan yang setara rekomendasi yang ditawarkan
dan juga adil. Dalam pandangan Marx, sistem pemerintah hendaknya membuat
pendidikan itu keliru jika hanya melakukan peraturan tentang perpanjangan masa
pengajaran dan pendidikan hanya untuk pakai buku pelajaran dan
memenuhi kepentingan orang-orag borjuis meningkatkan penyediaan buku
pelajaran oleh pemerintah yang
sedangkan dari kaum proleter tidak
gratis; 

mendapatkan pendidikan sebagaimaa
3. Perbaikan infrastruktur pendidikan
seharusnya. Dalam pendidikan yang adalah kebutuhan mendesak, mulai
menganut filsafat pendidikan marxisme, dari gedung sekolah, jembatan, jalan
tujuan pendidikan adalah membangun beserta fasilitas lainnya. 

karakter karakter manusia yang unggul, suatu 4. Mendesak lembaga donor dan
kondisi mental yang dibutuhkan untuk perusahaan multinasional untuk turut
membangun suatu masyarakat yang adil, berperan dalam mewujudkan
program Education for All. Untuk
sejahtera dan berpihak pada kaum yang
perusahaan multinasional misalnya
tertindas. Tujuan pendidikan yang lain melalui Corporate Social
menurut Marxisme adalah masyarakat harus Responsibility (CSR).
beralih dari kapitalisme ke sosialisme,
membentuk sebuah kesadaran sosialis dan KESIMPULAN
masyarakat sosialis serta berupaya ini
Education for All adalah suatu model
meningkat dengan memberikan pendidikan
pendidikan tanpa membedakan strata sosial,
untuk mengembangkan kesadaran sosialis
etnis, budaya, agama dan lainnya. Model
pada manusia.
pendidikan ini berbasis egaliterian, karena
Berdasarkan perspektif teoritis tersebut,
dalam implementasinya tidak didasarkan
maka rekomendasi yang layak dikedapankan
pada stratifikasi sosial, semuanya diberi
untuk mengatasi permasalahan pembangunan
kesempatan yang sama untuk mendapatkan
pendidikan di daerah terpencil adalah
pendidikan. Konsep Education for All berarti
1. Pemerintah semestinya lebih
suatu model pendidikan yang menekankan
meningkatkan prioritas
pembangunan bidang pendidikan akan pentingnya pendidikan bagi semua
mengingat permasalahan pendidikan orang, baik laki-laki maupun perempuan,
di Indonesia masih relatif besar orang kaya maupun orang miskin, sehingga
dengan belum tercapainya target dalam penerapan pendidikan itu tidak ada
pendidikan dasar untuk semua. diskriminasi. Adanya Education for All
Strategi yang paling tepat untuk diharapkan bisa membantu masyarakat yang
mengatasi masalah ini adalah
kurang beruntung agar bisa mengenyam
meningkatkan alokasi APBN dan
APBD untuk bidang pendidikan; pendidikan.
2. Pemerintah juga nampaknya Pendidikan seharusnya menjadi skala
melibatkan masyarakat dalam prioritas bagi agenda pembangunan
pembiayaan Wajib Belajar 9 Tahun. pemerintah daerah. Melalui percepatan
Akibatnya pendidikan dasar di pembangunan pendidikan yang menyentuh
Indonesia mahal karena subsidi
15
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

segala aspek dan dinamika pendidikan Bloom, D. E., Canning, D., & Sevilla, J.
diharapkan akan mampu mengangkat kualitas (2004). The Effects of Health on
pendidikan di daerah. Pembangunan Economic Growth: A Production
Function Approach. World
pendidikan di daerah harus bersifat adil,
Development, 1-13.

partisipatif dan terintegrasi, sehingga
kesenjangan mutu yang ada saat ini dapat Dewantara, Ki Hajar. (1977). Ki Hajar
Dewantara: Bagian I. Pendidikan.
diatasi dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan
Berbagai kebijakan dan program kerja yang Taman Siswa.
telah dan sedang diluncurkan pemerintah Engelbrecht, H. (2003). Human Capital and
daerah maupun pemerintah pusat, semuanya Economic Growth: Cross-Section
itu tujuannya hanya pada upaya pencapaian Evidence for OECD Countries.
tingkat kualitas pendidikan. Walaupun di satu Economic Record, 79, 40-51.
sisi, untuk mengatasi ketertinggalan mutu Fingleton, B. (2004). Some Alternative Geo-
pendidikan suatu daerah menjadi tanggung Economics for Europe's Regions.
jawab pemerintah daerah itu sendiri, namun Journal of Economic Geography, 4,
pemerintah pusat lebih berperan untuk 389-420.
melakukan fasilitasi dan koordinasi. Ismail, Indriaty; Basir, Mohd. Zuhaili Kamal.
(2012). Karl Marx dan Konsep
REFERENSI Perjuangan Kelas Sosial. International
Aghion, P., & Howitt, P. (1998). Endogenous Journal of Islamic Thought Vol. 1:
Growth Theory. Cambridge, MA: The June, 2012.
MIT Press. Jorgenson, D. W.; Gollop, F. M.; Fraumeni,
A’ing, Aylin. (2015). Studi tentang B. M. (1987). Productivity and U.S.
Pembangunan Bidang Pendidikan di Economic Growth. Cambridge:
Daerah Perbatasan Kecamatan Kayan Harvard University Press.
Hulu Kabupaten Malinau. eJournal Jorgenson, D. W., Mun, S. H., & Kevin, J. S.
Pemerintahan Integratif, 2015, 3 (4): (2003). Growth of US Industries and
545-559 ISSN: 2337-8670. Investments in Information
Barro, R. J. (1991). Economic Growth in a Technology and Higher Education.
Cross Section of Countries. Quarterly Economic Systems Research, 15, 279-
Journal of Economics, 106(425), 407- 325.

43. Krueger, A. B., & Lindahl, M. (2001).
Barro, R., & Sala-i-Martin, X. (1995). Education and Growth: Why and for
Economic Growth. New York: Whom? Journal of Economic
McGraw-Hill. Literature, 39, 1101-1136.
Barro, R. J. (2001). Human Capital and Mankiw, N.G., Romer, D., & Weil, D.N.
Growth. American Economic Review, (1992). A Contribution to The
91, 12-17. Empirics of Economic Growth.
Bassanini, A., & Scarpetta, S. (2002). Does Quarterly Journal of Economics, 107,
Human Capital Matter for Growth in 407-437.
OECD Countries? A Pooled Mean- Mincer, Jacob. (1958). Investment in Human
Group Approach. Economics Letters, Capital and Personal Income
74, 399-405. Distribution. Journal of Political
Becker, Gary S. (1962). Investment in human Economy, 66(4), 281-302.
capital: A theoretical analysis. Journal Musibau, B. A., & Rasak, A. A. (2005). Long
of Political Economy, 70 Run Relationship between Education
(Supplement), 9-49.
 and Economic Growth in Nigeria:
Evidence from Johansen’s
16
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Cointegration Approach. Cornel


University, Dakar - Senegal.
Purwanto, Nurtanio Agus. (2006). Kontribusi
Pendidikan Bagi Pembangunan
Ekonomi Negara. Jurnal Manajemen
Pendidikan, No. 02: Oktober, 2006.
Ritzer, George. (2003). Contemporary
Sociologal Theory and Its Classical
Roots: The Basics. New York:
McGraw-Hill.
Romer, P. (1990). Endogenous Technological
Change. Journal of Political Economy,
98, S71-S102.
Sauri, Sofyan. (2008). Strategi Pembangunan
Bidang Pendidikan untuk mewujudkan
Pendidikan Bermutu. Makalah, tidak
dipublikasikan.
Schultz, Theodore W. (1961). Investment in
Human Capital. The American
Economic Review, 51, 1-17.
Suardi, Firdaus; Sulfasyah; Hanis, Nur.
(2016). Diskriminasi Pendidikan
Masyarakat Terpencil. Jurnal
Equilibrium Pendidikan Sosiologi,
Vol. IV No. 2 November 2016, ISSN e-
2477-0221 p-2339-2401.
Vito, Benediktus; Hetty Krisnani; Risna
Resnawaty. (2015). Kesenjangan
Pendidikan Desa dan Kota. Prosiding
KS: Riset & PKM, Vol: 2, No. 2, Hal:
147 – 300, ISSN: 2442-4480.

17
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENGEMBANGAN KONSTRUK BUDAYA ORGANISASI DAN


PENGUKURANNYA DALAM KEPEMIPINAN SEKOLAH

Burhanuddin & Achmad Supriyanto

Fakultas Ilmu Pendidikan - Universitas Negeri Malang

E-mail burhanuddin.fip@um.ac.id aspriess@gmail.com

Abstrak: Paper ini mendikusikan program penelitian pengembangan yang bertujuan


mengembangkan konstruk budaya organisasi dan pengukuran efektivitas
kepemimpinan sekolah. Budaya organisasi merupakan salah satu faktor situasional
yang elusif dan kompleks. Kepala sekolah sebagai pemimpin perlu memiliki
kemampuan dalam mengelola dan mengembangkan faktor budaya sebagai pendukung
operasional kepemimpinan organisasi sekolah. Hal ini sangat diperlukan guna
menghadapi tantangan-tantangan internal dan global guna mendukung
penyelenggaraan pendidikan dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Pengembangan model pengukuran kedua variabel didasarkan pada theoretical
framework dan studi empirik dengan melibatkan 180 guru dan 20 orang kepala
Sekolah Dasar di Kota Malang. Hasil kajian teoritik dan empirik penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat sejumlah jenis budaya organisasi yang mewarnai
organisasi sekolah dan menentukan model kepemimpinan yang diterapkan di sekolah.
Implikasi studi ini adalah bahwa kepala sekolah sangat berkepentingan dalam
membaca dan memahami kecenderungan budaya yang berkembang di lingkungan
kerja. Mereka diharapkan menyesuaikan pendekatan kepemimpinan, sekaligus
melakukan perubahan-perubahan budaya jika diperlukan guna menjamin
keberlangsungan proses kepemimpinan. Untuk memperoleh kesimpulan-kesimpulan
komprehensif, penelitian lanjutan perlu dilaksanakan dengan fokus pada variabel-
variabel dan konteks yang berbeda.

kata kunci konstruk budaya organisasi, kepemimpinan kepala sekolah

18
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN para pimpinan mengidentifikasi dan


Budaya organisasi merupakan salah satu mempertimbangkan nilai-nilai utama
konstruk yang menjadi perhatian banyak organisasi (core values) di dalam proses
peneliti perilaku prganisasi. Intensitas elemen perumusan visi dan misi organisasi (Fralinger
organisasi ini memberikan diprediksi dapat & Olson, 2007).
memberikan dampak tertentu terhadap Di samping itu, mereka sangat
perilaku kerja individu di dalam sebuah diharapkan melakukan penyesuaian budaya
organisasi sekolah. Gejala demikian perlu organisasi guna meningkatkan kemampuan
dipahami dengan baik oleh para praktisi para anggota melakukan tindakan-tindakan
pendidikan terutama kepala sekolah agar inisiatif, perbaikan kualitas pelayanan para
mereka dapat menentukan secara tepat pelanggan, dan produktivitas organisasi
alternatif model kepemimpinan yang (Bartol, Martin, Tein, & Matthews, 2002;
bagaimana yang dapat meningkatkan kinerja McKee et al., 2013). Paper ini menyajikan
organisasi sekolah (Bush & Middlewood, sebuah program penelitian dalam rangka
2005). Hal ini disebabkan karakteristik budaya mengembangkan konstruk budaya organisasi,
dan pemahaman dan penguasaan nilai-nilai mengidentifikasi tipe budaya organisasi yang
budaya organisasi sangat diperlukan guna diterapkan, dan mengukur efektivitas
meningkatkan efektivitas kepemimpinan dan kepemimpinan sekolah.
tingkat kinerja staf sekolah (Sergiovanni,
METODE
1987). Bahkan Yukl (2002) menegaskan
Untuk menghasilkan model pengukuran
bahwa dengan perubahan-perubahan budaya
budaya organisasi dan efektivitas
organisasi, pimpinan puncak secara tidak
kepemimpinan sekolah, penelitian
langsung dapat mempengaruhi motivasi dan
pengembangan (developmental research)
perilaku kerja para anggota. Untuk menjamin
diterapkan. Produk penelitian berupa software
keberlangsung manajemen pendidikan, kepala
pengukuran dikembangkan berdasarkan
sekolah sebagai pimpinan organisasi perlu
indikator-indikator budaya organisasi dan
melakukan perubahan pendekatan yang dipilih
kepemimpinan sekolah. Rancangan yang
sesuai dengan tuntutan aspek situasional,
dihasilkan kemudian diujicoba kepada sampel
khususnya budaya organisasi yang dijadikan
guru yang terdiri dari 180 orang guru dan 20
fokus kajian dalam penelitian ini (Datnow &
orang kepala sekolah di lingkungan Sekolah
Castellano, 2001).
Dasar di Kota Malang. Theoriotical
Hasil-hasil penelitian telah membuktikan
framework dikembangkan berdasarkan hasil
bahwa para pimpinan organisasi cenderung
literature review yang secara teknis
melakukan berbagai perubahan sistem
dilaksanakan dalam bentuk meta analysis
manajemen dan pendekatan kepemimpinan.
dengan mengintegrasikan temuan-temuan dari
Walaupun demikian, namun dalam banyak
beberapa hasil kajian teori dan penelitian
kesempatan mengalami kegagalan karena
terdahulu. Asumsi dasar model demikian
ketidakmampuan mereka dalam memahami
adalah bahwa terdapat kebenaran umum
peranan kiritis budaya organisasi yang telah
temuan dengan mempertimbangkan berbagai
tertanam di dalam suatu lembaga (Bush &
potensi maupun kelemahan dari kajian multi
Middlewood, 2005; Fralinger & Olson, 2007;
sumber yang relevan baik secara kuantitatif
Lincoln, 2010; McKee, Kemp, & Spence,
dan kualitatif. Teknik ini dapat
2013). Kelemahan pemahaman dan
membandingkan hasil-hasil studi,
pengendalian aspek kultural ini
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan,
mengakibatkan sistem manajemen yang
hubungan-hubungan antar variable yang
diterapkan tidak mampu memberikan dampak
dijadikan fiokus penelitian. Yang dijadikan
positif terhadap kemajuan kinerja anggota dan
sumber sumber-sumber kajian penelitian ini
tingkat produktivitas organisasi (Lincoln,
berasal dari karya-karya akademik berupa
2010). Kesenjangan demikian juga menjadi
artikel dan text-book hasil-hasil penelitian dan
pendorong utama para perencana manajemen
gagasan. Hasil uji model di lapangan dianalisis
strategik untuk lebih menekankan perlunya
dengan menggunakan teknik multivariate
19
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

statstics, dengan prosedur structural equation tujuan-tujuan para anggota organisasi


modeling. Penerapan prosedur ini ditujukan (Russell, 2001). Hal ini dipertahankan dan
untuk menilai tingkat validitas skala diadopsi individu, sehingga dapat mewarnai
pengukuran budaya organisasi dan budaya organisasi yang ada. Sergiovanni
kepemimpinan. Di samping itu, untuk (1987,p. 220) berpendapat bahwa lingkungan
mengetahui bagaimana hubungan dan efek organisasi sekolah memiliki dimensi budaya
antar variabel budaya organisasi terhadap tertentu yang dimanifestasikan ke dalam
efektivititas kepemimpinan sekolah). empat level: airtifact, perspectives, values,
dan assumptions.
HASIL Terdapat sejumlah tipe budaya organisasi
Bagaimana konstruk budaya organisasi
yang berhasil diidentifikasi oleh sejumlah
dikembangkan oleh para peneliti? peneliti. Masing-masing tipe diduga dapat
Berdasarkan model teoretik dan studi mewarnai perilaku anggota dan pimpinan
empirik, program penelitian pengembangan
dalam melaksanakan tugas-tugas organisadsi.
ini telah merumuskan beberapa poin terkait
Sebagian penulis dan peneliti menyebutnya
kontruk budaya organisasi dan kepemimpinan
“corporate culture” (Chiang dan Birtch,
sekolah. Budaya organisasi berakar dari 20097). Ada juga yang melukiskannya sebagai
sejumlah faktor organisasional. Secara umum budaya birokratis, inovatif, dan supportif (Lok
didefinisikan sebagai sharing antar anggota
& Crawford, 2004; Wallach, 1983). Quinn
mengenai kepercayaan, harapan, nilai-nilai,
(1989), Cameron & Quinn (2006), dan
norma, rutinitas yang mempengaruhi
Ferreira & Hill (2008) menamakannya clan,
bagaimana individu bekerja dan berhubungan adhocracy, hierarchy, dan market oriented.
satu sama lainnya dalam mencapai tujuan- Variasi tipe-tipe tersebut diprediksi
tujuan organisasi (Champoux, 2003; Gibson,
mempengaruhi tingkat efektivitas tipe
Ivancevich, Donnelly, & Konopaske, 2006;
kepemimpinan yang diterapkan dalam
Jones & George, 2006; Lok & Crawford,
organisasi. Tipe-tipe dasar yang telah berhasil
2004; Yukl, 2002).
diidentifikasi oleh para peneliti dideskripsikan
Wallach (1983) mendiskusikan budaya sebagai berikut.
organisasi dengan menggunakan istilah
korporasi (corporate culture) yakni sebagai Budaya birokratis atau hirarkhis
bentuk pemahaman bersama perilaku anggota Organisasi birokratis lebih
– bagaimana cara mereka bekerja dalam mencerminkan aspek formalitas atau dserba
melakukan sesuatu. Kepercayaan- formal dengan menerapkan sistem birokrasi
kepercayaan, nilai-nilai, norma dan filosofi yang ketat dan sangat terestruktur. Budaya ini
atau cara hidup (way of life) yang dianut bercirikan perilaku organisasi yang
individu menentukan bagaimana segala menekankan pada standar reliabilitas,
sesuatunya berjalan. Unsur-unsur ini standardisasi, preditabilitas, dan efisiensi.
membatasi bagaimana sesorang bekerja, Unsur-unsur teknis manajemen didesain
bertingkahlaku, berbicara, bergaya, dan sebagai pengikat kuat untuk segenap
keharusan-keharusan yang perlu dipatuhi oleh komponen kerja manajemen, missal meliputi
seseorang. peraturan-peraturan, prosedur, dan kebijakan-
Bartol et. al (2002) mendefinisikannya kebijakan operasional. Perilaku kerja para
sebagai suatu sistem terdiri dari empat anggota mengacu kepada semua elemen
komponen: nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, tersebut. Fungsi pimpinan lebih ditekankan
dan norma-norma yang menghubungkan para kepada peran sebagai “organisator” bertugas
anggota organisasi. Keempat komponen dan bertanggungjawab memastikan bahwa
budaya organisasi ini berasal dari lingkungan semua orang yang bekerja di dalam unit-unit
masyarakat, dibawa oleh para individu atau yang ada harus mematuhi apa yang telah
anggota organisasi (Jones & George, 2006). digariskan dalam unsur-unsur tersebut. Di
Budaya organisasi yang sudah tertanam di samping itu, mereka amelaksanakan tugas-
dalam sistem organisasi mampu tugas pekerjaan secara ekonomis, atau dengan
mengkonsolidasikan asumsi-asumsi dan tingkat pembiayaan yang minimal. (Cameron
20
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

& Quinn, 2006). Wallach (Wallach, 1983) kerja yang kuat, pekerja keras, dan siap
menjelaskan bahwa dalam organisasi ini menjadi pesaing yang siap menghadapi
terdapat garis yang jelas tentang tanggung tantangan (Cameron & Quinn, 2006).
jawab dan kewenangan individu. Pekerjaan
Budaya pembaharuan
biasanya diorganisir secara sistematis,
terstruktur, dan teratur. Organisasi berbudaya Organisasi sekolah yang digolongkan
birokratis atau hirarkhis merupakan organisasi menerapkan model budaya inovatif
yang benar-benar sudah terbentuk dengan baik (innovative culture) pada hakikatnya memiliki
(well-established), solid, matang, berorientasi kesamaan dengan jenis-jenis organisasi yang
pada kekuasaan, menerapkan prinsip kehati- menganut paham market oriented. Salah
hatian, dan stabil. seorang peneliti yang memperkenalkan tipe
budaya demikian seperti Wallach (1983)
Budaya kekeluargaan
melalui Organizational Culture Index yang
Organisasi klan oleh Cameron & Quinn dikembangkannya menggambarkan suasana
(2006) dilukiskan seperti sebuah keluarga atau dinamika kerja dalam unit-unit organisasi
(Klan (clan). Jenis ini lebih menekankan sebagai lingkungan kerja yang dinamis dan
kepada teamwork, keterlibatan anggota, menarik perhatian bagi kebanyakan pekerja.
pemberdayaan, kohesivitas, partisipasi, dan Sekaligus dinilai sebagai tempat yang tepat
komitmen korporasi kepada para bawahan, bagi para pegawai atau anggota yang
dan tim kerja. Kondisi demikian menyukai pembaharuan, tuntutan kerja
dipertahankan bersama melalui sikap loyalitas dengan kreativitas tinggi, keberanian
para anggota dan tradisi. Di dalam konteks ini, mengambil risiko, dan dengan semanngat
para pemimpin lebih banyak memerankan kewirausahaan yang luar biasa
figur sebagai mentor dan orang tua. Tanggung (entrepreneurial and ambitious people).
jawab mereka adalah memberdayakan, dan Dengan demikian, sekaligus dapat berfungsi
memberikan kemudahan para anggota untuk sebagai tempat bekerja bagi orang-orang yang
berpartisipasi, berkomitmen, dan bersikap ingin memiliki kebebasan untuk menyalurkan
loyal. bakat dan minat masing-masing.
Kepemimpinan diterapkan dengan banyak
Adhokrasi (adhocracy)
dorongan-dorongan atau motivasi dan secara
Budaya adhokrasi menggambarkan konstan dan berkelanjutan. Umumnya
sebuah organisasi yang dinamis, kreatif, dan menjadi temapt para pekerja yang memiliki
memiliki semangat entrepreneurial. semangat atau moral kerja yang sangat tinggi
Organisasi demikian diperlukan untuk dalam meraih keberhasilan untuk organisasi
menghadapi suasana lingkungan yang serba atau perusahaan tempat mereka bekerja.
tidak pasti dan tidak stabil. Nilai-nilai umum
Budaya suportif
yang dimiliki organisasi meliputi fleksibilitas,
penyesuaian, pengambilan risiko, Kultur suportif didiskripsikan hampir
eksperimentasi, dan inisiatif. Di samping itu, sama dengan sebagian ciri-ciri budaya klan
para pemimpin organisasi bertipe demikian sebagai sebuah keluarga dalam rumah tangga.
memiliki visi yang jelas. Kepemimpinan yang Sebagian besar orang yang pernah
cocok dalam situasi demikian adalah yang mengalamai bekerja dalam suasana
lebih menekankan kepada prinsip-prinsip lingkungan kerja suportif akan menilai bahwa
empowerment atau participation (Yukl, 2002). mereka sebagai anggota diperlakukan oleh
para manajer mereka dengan penuh
Budaya pasar
kehangatan dan kelembutan atau bersikap
Budaya pasar mewarnai organisasi yang sangat bersahabat. Wallach (1983, p. 33)
berorientasi kepada persaingan dan tujuan disebut “fuzzy”. Rasa keterbukaan, saling
yang ingin dicapai. Fokus pada produktivitas, percaya satu sama lain, keamanan yang
keuntungan, alokasi pasar, penetrasi dan dirasakan dalam bekerja, adil, dan penuh
perebutan pasar. Pemimpin dalam situasi harmoni. Proses berorganisasi lebih
market culture diharapkan memiliki semangat ditekankan kepada perilaku manajemen yang
21
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

conern kepada interaksi bersifat sosial, kapasitas para anggota dalam meraih
kemanusiaan, kolaboratif, dan keuntungan kepuasan kerja secara intrinsik memiliki
timbal balik (Wallach, 1983). hubungan positif yang sangat kuat dengan
efektivitas kepemimpinan organisasi dalam
Pengaruh budaya organisasi terhadap
menghadapi perubahan-perubahan (Dhillon,
efektivitas kepemimpinan
Syed, & Pedron, 2016). Bagaimana pola
Wallach berpendapat tidak ada istilah hubungan kedua variabel ini dapat
baik atau buruk tipe budaya organisasi diikhtisarkan dalam Gambar 1.
apapun (1983, p. 32). Budaya organisasi

Perilaku Proses Perilaku Kinerja


kepemimpinan memimpin bawahan kepemimpinan

Budaya organisasi yang berkembang

Gambar 1. Keterkaitan budaya organisasi dengan variabel-variabel efektivitas kepemimpinan

dikatakan efektif jika memperkuat Kajian teori dan hasil-hasil riset yang dibahas
manajemen dan usaha-usaha individu dalam oleh Champoux (2003) menunjukkan adanya
merealisasikan visi, misi, dan pencapaian hubungan antara karakteristik budaya
tujuan kerjasama (Burhanuddin, 2013; organisasi tertentu dengan kinerja organisasi.
Wallach, 1983). Efektivitas tipe yang Beberapa bukti empirik mengenai tipe-tipe
dikembangkan tergantung kesesuaiannya budaya organisasi tertentu yang
dengan kebutuhan individu dan organisasi menggungguli keberhasilan jenis budaya
sekolah (Sergiovanni, 1987). Hasil-hasil organisasi lainnya dalam peningkatan kinerja
penelitian Yukl (2002) dan Sashkin (1984) organisasi dapat digariskan sebagai berikut:
menunjukkan bahwa budaya organisasi
1. Organisasi yang memiliki budaya kuat
sebagai bagian aspek-aspek kontingensi
lebih menekankan kepuasan pelanggan,
menentukan bagaimana pemimpin
karyawan, mitra kerja dan mengharghargai
berperilaku, proses mempengaruhi, sikap
peranan kepemimpinan pada semua level.
dan perilaku anggota. Oleh sebab itu hasil-
2. Organisasi-organisasi yang memiliki
hasil penelitian lain yang relevan
budaya partisipatif dalam proses
menunjukkan adanya hubungan yang erat
pengambilan keputusan.
antara budaya organisasi dan efektivitas
3. Terorganisasi dengan baik, memiliki
kepemimpinan (Kwantes & Boglarsky,
tujuan dan prosedur kerja yang jelas.
2007; Yukl, 2002) terutama dalam
4. Budaya organisasi yang telah melekat kuat
mengelola perubahan organisasi yang
keada segenap anggota.
dihadapi pimpinan (Ismail & Baki, 2017). Di
5. Organisasi yang mempromosikan nilai
samping itu, berpengaruh terhadap kepuasan
tanggung jawab sosial.
intrinsik, dan pada gilirannya mampu
6. Lebih menekankan akurasi dalam bekerja,
meningkatkan efektivitas kepemimpinan
prediktabilitas, dan keberanian
organisasi. Penelitian Kwantes dan
pengambilan risiko.
Boglarsky (2007) tentang budaya organisasi
7. Organisasi yang menghargai nilai-nilai
dan efekvititas kepemimpinan di beberapa
kebersamaan dan kemampuan beradaptasi
negara secara kuat menunjukkan adanya
dengan tuntutan situasional.
hubungan yang erat antara budaya organisasi
dan tingkat efektivitas kepemimpinan.
Terutama aspek–aspek budaya organisasi
yang mengarah kepada peningkatan
22
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Mengukur kecenderungan budaya dan sebagai leader. Antara lain meliputi


efektivitas kepemimpinan di sekolah pengambilan inisiatif, keputusan, dan
Untuk mendeteksi budaya dan efektivitas langkah-langkah konkrit peningkatan mutu
kepemimpinan di sekolah, penelitian ini pendidikan melalui proses kepemimpinan
mengembangkan produk software pengukuran efektif (Bush & Middlewood, 2005).
budaya organisasi dan kepemimpinan. Kontribusi kepemimpinan berbasis sekolah
Dikembangkan berdasarkan hasil kajian dapat diukur sejauhmana pelaksanaan fungsi
teoritik dan empirik tentang budaya organisasi fungsi atau praktik kepemimpinan baik
yang diprediksi mempengaruhi efektivitas sebagai manajer maupun leader menyentuh
kepemimpinan. Instrumen dalam sistem ini komponen-komponen organik administrasi
didesain berdasarkan hasil uji validitas item dan supervisi pendidikan (administrative and
dan indikator-indikator budaya organisasi, supervisory leadership) antara lain kurikulum/
efektivitas kepemimpinan, dan faktor-faktor pembelajaran personalia, sarana prasarana,
situasional organisasi sekolah. Bagaimana keuangan, kesiswaan, dan hubungan
sistem program tersebut bekerja diilustrasikan masyakat. Penelitian Robinson et. al (2008)
sebagai cybernetic system dalam Gambar 2. tentang pengaruh kepemimpinan terhadap

Gambar 2. Cybernetic model deteksi budaya hasil akademik dan non-akademik sekolah
organisasi dan kepemimpinan Sekolah menggunakan lima dimensi dalam
Produk penelitian ini diharapkan dapat pengukuran efektivitas ekepemimpinan: (1)
memberikan pedoman: bagaimana seorang perumusan visi dan tujuan-tujuan organisasi
pemimpin dalam hal ini kepala sekolah sekolah; (2) pengelolaan sumber daya
misalnya menghadapi kenyataan bahwa pembelajaran secara strategic; (3)
kepemimpinan yang dilaksanakan ternyata merencanakan, mengkoordinir, menilai
tidak efektif. Program ini akan memberikan kinerja pembelajaran dan kurikulum; (4)
sinyal perlu tidaknya mereka melakukan peningkatan profesi guru/staf melalui promosi
perubahan-perubahan atau modifikasi dan partisipasi dalam rangka peningkatan
pendekatan kepemimpinan dan penyesuaian kapasitas belajar para guru; dan (5) menjamin
tipe budaya organisasi sesuai tuntutan situasi tersedianya lingkungan organisasi sekolah
sehingga efektivitas kepemimpinan dapat yang suportif.
tercapai. Kepemimpinan sekolah dikatakan
Adapun pengukuran kinerja berhasil atau efektif manakala kepala sekolah
kepemimpinan sekolah, indikator-indikator tersebut dapat melaksanakan fungsi
dikembangkan terkait fungsi kepala sekolah
23
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kepemimpinannya, antara lain dalam kelima kemampuan dan komitmen dalam program
dimensi di atas. Indikator-indikator pembinaan staf khususnya para guru. Di dalam
pengukuran efektivitas kepemimpinan dapat dimensi ini yang ditekankan adalah partisipasi
dikembangkan berdasarkan dimensi-dimensi kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi,
tersebut. Misalnya dapat dideskripsikan bukan hanya sekedar pendukung atau sponsor
sebagai berikut: kegiatan-kegiatan. Kepala sekoklah harus
Dimensi 1: perumusan visi dan tujuan- mampu menunjukkan kemampuan dan
tujuan organisasi sekolah komitmen yang tinggi dalam memberikan
Dalam dimensi pertama kepala sekolah semangat belajar para guru dan seluruh staf
diharapkan memiliki kemampuan mendorong sekolah. Di samping itu mereka harus siap
seluruh anggota untuk mempelajari dan menjadi contoh sebagai pebelajar yang baik
memahami aspek-aspek filosofi dan nilai-nilai (good learner).
pendidikan. Kepala sekolah mengkoordinir Dimensi 5: Menjamin tersedianya
para guru, orang tua, wakil masyarakat dalam lingkungan organisasi sekolah yang
proses perumusan visi, misi, dan tujuan. suportif.
Mengkomunikasikan hasil rumusan Kepala sekolah dinilai efektif apabila
komponen tujuan sekolah kepada staf sekolah, memenuhi kriteria kemampuan dalam
orang tua, anggota masyarakat, dan para menyediakan dan memelihara kondisi
stakeholder lainnya. Di samping itu, kepala kingkungan organisasi yang suportif. Sekolah-
seolah perlu aktif memberikan bimbingan dan sekolah yang dikelola di dalam suasana
pengarahan kepada semua anggota tentang lingkungan yang suportif terbukti mampu
bagaimana usaha-usaha pencapaian tujuan- menumbuhkan suasana kondusif bagi aktivitas
tujuan yang telah disepakati bersama. pihak guru maupun siswa di sekolah.
Dimensi 2: Pengelolaan sumber daya Sehingga hal ini mampu menumbuhkan
pembelajaran secara strategik semangat staf sekolah dalam bekerja, dan
Efektivitas kepemimpinan kepala meningkatkan kegairahan para siswa dalam
sekolah dapat diukur berdasarkan kemampuan pembelajaran. Sehingga dapat mendukung
dalam pengelolaan, pengembangan, dan peningkatan prestasi belajar siswa dan
pengamanan sumber daya pembelajaran profesionalitas guru dalam pelaksanaan
(learning resouces) agar dapat dipergunakan pembelajaran.
sepenuhnya untuk mendukung peningkatan Keterkaitan masing-masing komponen
hasil belajar siswa. budaaya organisasi dan kepemimpinan dapat
Dimensi 3: Merencanakan, mengkoordinir, dijelaskan sebagaimana Nampak pada
Gambar 3.
menilai kinerja pembelajaran dan
kurikulum
Dalam dimensi ini kemampuan kepala
sekolah diukur berdasarkan keterlibatan
mereka dalam proses manajemen akademik
khususnya yang berhubungan dengan
penyusunan rencana kurikulum sekolah,
metode mengajar, dan pelaksanaan rencana
pengajaran oleh para guru, dan
penyelenggaraan penilaian prestasi belajar
siswa.
Dimensi 4: Peningkatan profesi guru/staf
melalui promosi dan partisipasi dalam
rangka
peningkatan kapasitas belajar para guru
Untuk mendukung usaha-usaha
peningkatan kompetensi akademik para guru,
maka kepala sekolah diharapkan memiliki
24
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Gambar 3 Konstruk budaya organisasi dan yang lebih terperinci. Di dalam situasi
kinerja kepemimpinan sekolah demikian, kepemimpinan yang efektif adalah
PEMBAHASAN yang menggunakan pendekatan partisipasi
Argumen-argumen di atas sejalan dengan individual (individual participation) karena
hasil-hasil penelitian sebagaimana dilaporkan pendekatan ini dapat memberikan kesempatan
oleh Sashkin (1984), yang telah otonomi penuh perseorangan anggota dalam
mengidentifikasi tiga set faktor-faktor mengambil keputusan tentang penyelesaian
kontingensi yang terbukti mempengaruhi akhir pekerjaan yang dibebankan kepada
keberhasilan manajemen khususnya masing-masing anggota. Sebaliknya, untuk
kepemimpinan meliputi organisasional, pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan
lingkungan, dan psikologis. Faktor ketergantungan antar unit atau interacting
organisasional mencakup sejauhmana pola work team (Sashkin, 1984), maka group
organisasi didesain sedemikian rupa sehingga participation atau teamwork dinilai lebih
menentukan bagaimana para anggota cocok.
berinterkasi dalam proses kerjasama mencapai Seganap organisasi akan menunjukkan
tujuan. Termasuk di dalam faktor ini adalah variasi budaya, mengandung keunikan
budaya organiasi (organizational culture) masing-masing dan terbukti memiliki
yang dapat mewarnai perilaku individu dalam hubungan erat dengan efektivitas
pelaksanaan tugas-tugas organisasional kepemimpinan (Dhillon et al., 2016; Kwantes
(Burhanuddin, 2013). Ketika penyelesaian & Boglarsky, 2007). Untuk menjadi
pekerjaan-pekerjaan tertentu menuntut pemimpin yang efektif, maka mereka perlu
kreativitas dan autonomi individual yang memiliki wawasan yang memamadai
sangat tinggi, di mana produk akhir pekerjaan mengenai budaya yang dihadapi. Bartol et al.
dapat dituntaskan oleh seorang pekerja, maka (2002) melaporkan bahwa para manajer yang
organisasi mungkin perlu dirancang berbentuk telah melakukan perubahan-perubahan atau
birokrasi atau sistem hirarkhi kelembagaan penyesuaian budaya organisasi mampu meraih

25
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

keberhasilan dalam memimpin organisasi. dianggap penting sebagai arah bertindak


Untuk itu pemimpin perlu dalam mencapai tujuan organisasi; (3)
mengkomunikasikan visi, misi, dan srategi merumuskan norma-norma baru yang
organisasi kepada para anggotanya. Di dipandang membawa dampak positif terhadap
samping itu memberikan kesempatan kepada efektivitas organisasi; (4) mengidentifikasi
para bawahan untuk memimpin pelaksanaan gap atau kesenjangan antara norma yang ada
tugas-tugas sesuai visi dan misi maupun dengan yang dianggap dapat memberikan
perubahan budaya yang diperlukan (Bartol et pengaruh positif terhadap efektivitas
al., 2002). Jika para manajer tidak supportif organisasi; dan (5) menutup gap dengan
terhadap situasi yang berkembang di membangun kesepakatan terhadap norma-
lingkungan kerja, maka gaya manajemen yang norma baru dan merancang cara bagaimana
diterapkan kemungkinan besar tidak diterima mendorong para anggota untuk mematuhinya,
secara suka rela oleh para bawahan. antara lain penggunaan sistem penghargaan
Sebaliknya, ketika pimpinan berhasil terhadap prestasi kerja individu maupun
membangun budaya organisasi yang suportif kelompok.
yang diwarnai fleksibilitas, kesempatan yang
sama untuk belajar, keterbukaan terhadap KESIMPULAN
informasi, penggunaan sumber daya, dan Berdasarkan paparan penelitian ini
dukungan pimpinan, maka efektivitas dapat disimpulkan bahwa untuk memimpin
manajemen dan kepemimpinan partisipatif secara efektif kelompok bawahan khususnya
meningkat. Kondisi demikian pada gilirannya para guru, maka pemahaman terhadap aspek-
meningkatkan kemampuan pimpinan dan aspek situasional yang dijelaskan di muka
bawahan untuk mencapai tujuan-tujuan menjadi modal bagi para kepala sekolah dalam
organisasi secara berhasil. Kesimpulannya memutuskan pola leadership behaviour yang
adalah bahwa keinginan-keinginan, nilai-nilai, diperlukan sekolah. Misalnya, apakah suportif
dan sikap-sikap yang tumbuh dari budaya atau direktif, orientasi kepada manusianya”
organisasi tertentu mempengaruhi perilaku atau orientasi kepada tugas” yang dipandang
individu, kelompok, dan proses berorganisasi lebih berhasil mempengaruhi para guru
(Lok & Crawford, 2004; Mohrman & Lawler, tersebut dalam proses kerjasama organisasi.
1988). Proses leadership yang efektif untuk sekolah
Pimpinan organisasi sekolah, dengan adalah strategi leader yang mampu
demikian perlu memiliki kemampuan untuk memimimpin dalam memenuhi tuntutan
mendiagnosis kecenderungan budaya situasional tersebut, baik yang terkait dengan
organisasi yang ada, mempertahankan, atau elemen individual maupun organisasional.
jika situasi menghendaki, merubah budaya- Kepala sekolah dengan demikian perlu
budaya kerja tertentu sesuai konteks memiliki kemampuan mendiagnosis elemen-
situasional yang dihadapi (Bush & elemen situasional ini, khsusnya budaya
Middlewood, 2005; Champoux, 2003; organisasi yang sedang diadopsi. Pengenalan
Wallach, 1983). Strategi demikian setting lingkungan pekerjaan yang dipimpin
memungkinkan proses kepemimpinan dapat diharapkan dapat memberikan sinyal dan
berjalan secara efektif dan berkontribusi sekaligus pedoman rasional bagi mereka
penuh terhadap keberhasilan organisasi untuk mengambil inisiatif-inisiatif tertentu
sekolah (Burhanuddin, 2017; Ismail & Baki, maupun bentuk-bentuk inovasi pendekatan
2017 ). kepemimpinan dan manajemen yang lebih
Bartol et al. (2002) mengihktisarkan proporsional. Sehingga proses kepemimpinan
beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh yang dilaksanakan benar-benar bersinergi
pimpinan bersama para anggota dalam dengan budaya yang ada, sekaligus mampu
melakukan perubahan-perubahan budaya menjamin keberhasilan sekolah dalam
organisasi, yakni: (1) mengeksplorasi norma- merealisasikan visi, misi, dan tujuan
norma yang berlaku di organisasi; (2) organisasi pendidikan.
mendiskusikan pedoman perilaku yang

26
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Implikasi dan keterbatasan penelitian Advances in Social Science, Education


Kepala sekolah memiliki peran strategis and Humanities Research, 128(3rd
dalam mengembangkan lingkungan kerja International Conference on Education
yang dapat mendukung proses kepemimpinan. and Training (ICET 2017)), 271-277.
Sebagai pemimpin organisasi, mereka Bush, T., & Middlewood, D. (2005).
ditantang melakukan perubahan-perubahan Leading and managing people in
dalam rangka menjawab tuntutan situasional. education. London: Sage Publications.
Untuk dapat menjalankan peran ini, perlu Cameron, K. S., & Quinn, R. E. (2006).
memiliki kepekaan sosial dan kesadaran Diagnosing and changing
organisasional. Kebutuhan dan keinginan organizational culture: based on the
anggota harus dipahami dengan baik. competing values framework: Jossey-
Demikian juga karakteristik budaya organisasi Bass.
yang sedang diadopsi, harus dikenal secara Champoux, J. E. (2003). Organizational
komprehensif agar dapat dijadikan dasar behavior: Essential tenets (2nd ed.).
dalam pengembangan model kepemimpinan Australia: Thompson South-Western.
yang sesuai. Datnow, A., & Castellano, M. E. (2001).
Hasil penelitian pengukuran budaya Managing and guding school reform:
organisasi dan kinerja kepemimpinan di leadership in success for all schools.
sekolah-sekolah saran memiliki keterbatasan Educational Administration Quarterly,
terapan. Alasannya adalah bahwa budaya 37(2), 219-249.
organisasi merupakan bagian dari faktor Dhillon, G., Syed, R., & Pedron, C. (2016).
dinamis, dan bersifat kontekstual. Budaya Interpreting information security
yang berhasil dideteksi dan dinilai efektif culture: An organizational
untuk diterapkan di sekolah sampel, belum transformation case study. Computers
tentu cocok jika diadopsi oleh sekolah lainnya. & S e c u r i t y, 56, 63-69.
Terdapat banyak aspek yang masih perlu Ferreira, A. I., & Hill, M. M. (2008).
dipertimbangkan dalam menerapakan Organisational cultures in public and
konklusi-konklusi penelitian terhadap private Portuguese Universities: A case
lingkungan organisasi sekolah yang lebih luas study High Educ, 55, 637-650. doi:
Aspek-aspek ini, antara lain kondisi hubungan 10.1007/s/10734-007-9080-6
antar anggota dan pimpinan, struktur Fralinger, B., & Olson, V. (2007).
organisasi yang diterapkan, fokus atau Organizational culture at the university
prioritas organisasi, karakteristik pemimpin level: A study the OCAI instrument.
dan para anggota. Kesemua unsur ini akan Journal Of College
menentukan arah bagaimana organisasi Teaching&Learning, 4(11), 85-97.
sekolah akan dikembangkan. Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., Donnelly, J.
H. J., & Konopaske, R. (2006).
REFERENSI Organizations: Behavior, structure,
Bartol, K., Martin, D., Tein, M., & processes (12th ed.). Boston: Boston:
Matthews, G. (2002). Management: A McGraw-Hill/Irwin.
Pacific rim focus (3rd ed.). Roseville
Ismail, M., & Baki, N. U. (2017 ).
NSW 2069, Australia: The McGraw
Organizational factors of justice and
Hill-Company Australia Pty Limited.
culture leading to organizational
Burhanuddin. (2013). Participative identification in merger and acquisition.
management and its relationships with European Journal of Training and
employee performance behaviour: A
Development, 41(8), 687-704. doi:
study in the university sector in Malang
https://doi.org/10.1108/EJTD-04-2017-
Indonesia. (Ph.D), The University of
0030
Adelaide, Adelaide, Australia.
Jones, G. R., & George, J. M. (2006).
Burhanuddin. (2017). Behaviours of the Contemporary management (4th ed.).
effective leadership in universities:
Boston: McGraw-Hill.
Findings of a meta-analysis study.
27
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Kwantes, C. T., & Boglarsky, C. A. (2007). Training and Development Journal,


Perceptions of organizational culture, 37(2), 28-36.
leadership effectiveness and personal Yukl, G. A. (2002). Leadership in
effectiveness across six countries. organizations (5th ed.). Upper Saddle
Journal of International Management, River, N.J: Prentice-Hall International
13, 204-230. Inc.
Lincoln, S. (2010). From the individual to
the world: How the competing values
framework can help organizations
improve global strategic performance.
Emerging Leadership Journeys, 3(1), 3-
9.
Lok, P., & Crawford, J. (2004). The effect of
organizational culture and leadership
style on job satisfaction and
organisational commitment: a cross-
national comparation. Journal of
Management Development, 23(4), 321-
338.
McKee, A., Kemp, T., & Spence, G. (2013).
Management: a focus on leaders.
Frenchs Forest, N.S.W.: Pearson.
Mohrman, S. A., & Lawler, E. E. I. (1988).
Participative managerial behavior and
organizational change. Journal of
Organizational Change Management,
1(1), 45-59.
Quinn, R. E. (1989). Beyond rational
management: Mastering the paradoxes
and competing demands of high
performance. San Francisco, CA, US:
Jossey-Bass.
Robinson, V. M. J., Lloyd, C. A., & Rowe,
K. J. (2008). The impact of leadership
on student outcomes: an analysis of the
differential effects of leadership types.
Educational Administration Quarterly,
44(5), 635-674.
Russell, R. F. (2001). The role of values in
servant leadership. Leadership &
Organization Development Journal,
22(2), 76-83.
Sashkin, M. (1984). Participative
management is an ethical imperative.
Organizational Dynamics, 12(4), 5-22.
Sergiovanni, T. J. (1987). The principalship:
a reflective practice perspective.
Boston: Allyn and Bacon, Inc.
Wallach, E. J. (1983). Individuals and
organizations: The cultural match.

28
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM MENDORONG


KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH

Nirmala

Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNM

e-mail: nirmalabakri@gmail.com

Abstrak: Perubahan kurikulum pada akhirnya menempatkan guru sebagai komponen sekaligus
figur sentral dalam pembelajaran akan menentukan keberhasilan implementasi
Kurikulum 2013. Hal tersebut juga tidak terlepas dari peran kepemimpinan kepala
sekolah sebagai penggerak dan pembuat keputusan pada tingkat satuan pendidikan.
Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang
secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan
perubahan kurikulum menjadi Kurikulum 2013 membutuhkan perhatian kepala sekolah
secara bersungguh-sungguh karena mereka peran kepala sekolah menjadi salah satu
faktor utama keberhasilan tersebut. Keberhasilan dalam penerapkan kurikulum 2013
akan sangat ditentukan dengan keberhasilan kepala sekolah mengembangkan budaya
yang direalisasikan dalam kebiasaan berpikir, bertindak dan berkarya. Untuk itu
diharapkan peran kepala sekolah tidak hanya sekedar sebagai role model namun sangat
diperlukan tindakan yang lebih nyata dalam mendorong sekolah sebagai organisasi
pembelajar. Oleh karena itu kepemimpinan pembelajaran penting diterapkan di sekolah
karena kemampuannya dalam membangun komunitas belajar warganya dan bahkan
mampu menjadikan sekolahnya sebagai sekolah belajar (learning school).

Kata kunci: implementasi, kurikulum 2013, kepemimpinan pembelajaran, kepala sekolah

29
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan


Sekolah merupakan organisasi jasa yang Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
tujuannya adalah melahirkan generasi yang Standar Nasional Pendidikan, pemerintah
mandiri dan siap terjun ditengah-tengah melalui Kemendikbud telah menerbitkan
lingkungan sosial masyarakat. Tujuan mulia sejumlah peraturan baru yang berkaitan
tersebut akan tercapai ketika adanya dengan kebijakan Kurikulum 2013,
kerjasama yang baik dari segala unsur dan diantaranya tentang: (1) Standar Kompetensi
elemen sekolah (stakeholders). Keberhasilan Lulusan (SKL); (2) Standar Proses; (3)
sekolah dalam memberdayakan segala unsur Standar Penilaian; (4) Struktur Kurikulum
dan elemen yang ada dipengarhui oleh seorang SD-MI, SMP-MTs, SMA-MA, dan SMK-
pemimpin di sekolah yakni kepala sekolah. MAK; dan (5) Buku Teks Pelajaran.
Keberhasilan kepala sekolah adalah Aksentuasi pengembangan Kurikulum 2013
keberhasilan bawahan (guru, staf, kebersihan, adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan
satpam dan lain-lain) dan kebrhasilan tata kelola kurikulum, pendalaman dan
bawahan adalah keberhasilan kepala sekolah. perluasan materi, penguatan proses
Seiring dengan dinamika pendidikan yang pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar
menuntut perubahan mendasar pada lingkup agar dapat menjamin kesesuaian antara apa
sekolah sehingga saat ini pemerintah pusat yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
melalui kementerian pendidikan dan Pengembangan kurikulum menjadi amat
kebudayaan mulai merancang perubahan penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan
peran kepala sekolah yang tidak lagi menjadi ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya
tugas tambahan akan tetapi menjadi jabatan serta perubahan masyarakat pada tataran lokal,
karir guru yang berperan dalam melaksanakan nasional, regional, dan global di masa depan.
tugas sebagai manajer, supervisor, dan Aneka kemajuan dan perubahan itu
enterpreneur (penggerak pencipta perubahan) melahirkan tantangan internal dan eksternal
dilingkup sekolah. Fungsi dan peran kepala yang di bidang pendidikan pendidikan. Karena
sekolah sebagai educator nantinya tidak itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan
nampak secara riil melakukan tugas langkah strategis dalam menghadapi
pengajaran di kelas, akan tetapi di drive globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia
melalui tugas supervisi di sekolahnya. Hal masa depan.
tersebut sangat beralasan mengingat saat ini Titik tekan pengembangan Kurikulum
banyak kepala sekolah belum mampu 2013 adalah penyempurnaan pola pikir,
menjalankan perannya selaku supervisor penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman
dengan baik untuk membantu para guru dalam dan perluasan materi, penguatan proses
membina dan mengembangkan kemampuan pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar
instruksionalnya. Bercermin dari hasil data agar dapat menjamin kesesuaian antara apa
pokok pendidikan, pada bulan Maret 2016, yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
jumlah kepala sekolah (TK, SD, SMP, SMA, Pengembangan kurikulum menjadi amat
dan SMK) adalah 265.635 orang. Uji penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan
kompetensi kepala sekolah (UKKS) yang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya
dilaksanakan pada tahun 2015 diikuti oleh serta perubahan masyarakat pada tataran lokal,
166.334 orang (62,62%). Hasil UKKS 2015 nasional, regional, dan global di masa depan.
menunjukkan rerata nasional 56,37. Skor Aneka kemajuan dan perubahan itu
setiap dimensi kompetensi adalah sebagai melahirkan tantangan internal dan eksternal
berikut: manajerial sebesar 58,05; supervisi yang di bidang pendidikan pendidikan. Karena
sebesar 51,10; dan kewirausahaan sebesar itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan
57,93. Artinya dari ketiga dimensi kompetensi langkah strategis dalam menghadapi
tersebut, kompetensi supervisi menjadi titik globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia
terlemah dari kepala sekolah kita saat ini. masa depan.
Dalam rangka menindaklanjuti dan Pengembangan Kurikulum 2013
menjabarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip

30
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

utama. Pertama, standar kompetensi lulusan mewujudkan manajemen mutu terpadu


diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diperlukan keterlibatan pimpinan secara aktif.
diturunkan dari standar kompetensi lulusan Hasil penelitian Kusmintardjo (2003)
melalui kompetensi inti yang bebas mata mengenai kepemimpinan pembelajaran,
pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus menyimpulkan bahwa, sebagai pemimpin
berkontribusi terhadap pembentukan sikap, pembelajaran yang tangguh, kepala sekolah
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. diharapkan mampu mengekspresikan
Keempat, mata pelajaran diturunkan dari perilaku-perilaku kepemimpinan
kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua pembelajaran yang dicirikan dengan peranan
mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. dan fungsinya sebagai: management engineer,
Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi communicator, clinical practicioner, role
lulusan, isi, proses pembelajaran, dan model, dan high priest. Berdasarkan hal
penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip- tersebut, peran kepemimpinan pembelajaran
prinsip ini menjadi sangat esensial dalam dalam implementasi kurikulum 2013 menjadi
mewujudkan keberhasilan implementasi topik yang menarik untuk diulas dalam
Kurikulum 2013 (Kemdikbud, 2012). Berikut mendorong peran dan kepemimpinan kepala
dipaparkan kerangka pengembangan sekolah.
kurikulum dan eleman perubahan kurikulum Kepala sekolah yang berhasil terlihat dari
dari jenjang SD sampai dengan SMA/SMK. gaya kepemimpinannya yang mampu
Perubahan kurikulum pada akhirnya mempengaruhi dan
menempatkan guru sebagai komponen menggerakan stakeholders pendidikan untuk
sekaligus figur sentral dalam pembelajaran sama-sama menggapai kesuksesan sekolah
akan menentukan keberhasilan implementasi yang diikat dalam satu visi yang sama.
Kurikulum 2013. Hal tersebut juga tidak Kepemimpinan menurut Terry (2012) adalah
terlepas dari peran kepemimpinan kepala suatu aktivitas yang bisa mempengaruhi
sekolah sebagai penggerak dan pembuat orang-orang agar bisa diarahkan dalam
keputusan pada tingkat satuan pendidikan. mencapai tujuan organisasi.
Kepala sekolah bertanggung jawab atas Salah satu kunci yang sangat menentukan
manajemen pendidikan secara mikro, yang keberhasilan sekolah dalam mencapai
secara langsung berkaitan dengan proses tujuannya adalah kepala sekolah. Hal ini
pembelajaran di sekolah. Aktualisasi dinyatakan oleh Usman (2009:352) bahwa
kepemimpinan kepala sekolah untuk “keberhasilan kepala sekolah dalam mencapai
menampilkan kinerja terbaik dengan berbagai tujuannya secara dominan ditentukan oleh
kompleksitas tuntutan tugasnya, akan keandalan manajemen sekolah yang
berpengaruh pada terwujudnya sebuah bersangkutan, dan keandalan manajemen
sekolah sebagai lembaga pendidikan yang sekolah sangat dipengaruhi oleh kapasistas
berkualitas. Menurut Senge dalam Bamburg, kepemimpinan kepala sekolahnya”.
(2002:1) bahwa, “...many of the problem that Berkenaan dengan pentingnya kedudukan
face organizations can be traced to the lack of kepala sekolah juga dikemukakan oleh
leadership”. Artinya banyak masalah yang Sutrisno dalam Usman (2009:382) bahwa,
dihadapi organisasi dapat berasal dari “baik atau buruknya sebuah sekolah lebih
kelemahan kepemimpinan. Peran banyak ditentukan oleh kemampuan
kepemimpinan kepala sekolah sebagai kunci profesional kepala sekolah sebagai
utama terwujudnya manajemen mutu sejalan pengelolanya”. Kepemimpinan kepala sekolah
dengan salah satu prinsip kualitas yang secara sistematis berkaitan dengan
dikemukakan oleh Deming dalam Arcaro kepribadian, motivasi, dan keterampilan.
(2006:87) bahwa, “kepemimpinan dalam Kepemimpinan kepala sekolah dapat diartikan
pendidikan merupakan tanggung jawab pula sebagai kemampuan kepala sekolah
manajemen untuk memberikan arahan”. dalam memimpin dan menggerakkan seluruh
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa untuk personil (tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan) di sekolah sehingga dapat

31
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

mendayagunakan sumber daya yang ada di diterapkan di sekolah karena kemampuannya


sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan dalam membangun komunitas belajar
secara efektif dan efisien. warganya dan bahkan mampu menjadikan
Hampir semua pakar mengeksplisitkan sekolahnya sebagai sekolah belajar (learning
kepemimpinan dan perhatian kepala sekolah school).
terhadap kualitas adalah ciri penting sekolah Penelitian tentang penerapan
efektif (Komariah dan Triatna, 2006:40). Hal kepemimpinan pembelajaran di sekolah
ini semakin menguatkan asumsi bahwa menyimpulkan bahwa “kepala sekolah yang
kepemimpinan merupakan faktor penggerak memfokuskan kepemimpinan pembelajaran
organisasi melalui penanganan perubahan dan menghasilkan prestasi belajar siswa yang
manajemen yang dilakukannya sehingga lebih baik dari pada kepala sekolah yang
keberadaan pemimpin tidak hanya sebagai kurang memfokuskan pada kepemimpinan
simbol yang ada atau tidaknya tidak menjadi pembelajaran” (Ditjen PMPTK, 2010:1).
masalah tetapi keberadaannya memberi Sejumlah ahli pendidikan telah melakukan
dampak positif bagi perkembangan organisasi penelitian tentang pengaruh kepemimpinan
sekolah. Seperangkat aturan dan kurikulum pembelajaran terhadap peningkatan hasil
yang selanjutnya direalisasiakan oleh para belajar. Salah satu di antara mereka adalah
pendidik sudah pasti atas koordinasi dan Findley dalam Ditjen PMPTK (2010:7) yang
otokrasi dari kepala sekolah. Singkatnya, menyimpulkan bahwa “If a school is to be an
kepala sekolah merupakan tokoh sentral effective one, it will be because of the
pendidikan. Verma dalam Usman (2009:296) instructional leadership of the principal ….”.
mengemukakan sifat kepemimpinan yakni, Kutipan tersebut dapat disarikan bahwa
Kepemimpinan yang kuat berarti pula sebagai peningkatan hasil belajar siswa sangat
lead, baik dalam arti yang sesungguhnya dipengaruhi oleh kepemimpinan
maupun dalam arti singkatan. LEAD dalam pembelajaran. Artinya, jika hasil belajar siswa
arti yang sebenarnya adalah mampu ingin dinaikkan, maka kepemimpinan yang
mengarahkan. LEAD dalam arti akronim menekankan pada pembelajaran harus
adalah Listen to your team and client (jadilah diterapkan. Sejalan dengan pemikiran
pendengar yang baik bagi tim dan pelanggan), tersebut, kepemimpinan pembelajaran di
LEAD dalam arti singkatan ialah Leader, Australia dikenal dengan sebutan educational
encourage motivate (membakitkan motivasi), leadership. Kepemimpinan pembelajaran
Diliver (menyampaikan untuk berbuat yang (instructionnal leadership) disebut juga
terbaik). education leadership, school leadership,
Banyak model kepemimpinan yang dapat visionary leadership, and teaching,
dianut dan diterapkan dalam bebagai learningleadership, and supervision
organisasi atau institusi, baik profit maupun leadership (Huber, 2010).
non-profit, namun model kepemimpinan yang Dalam hasil penelitian Kusmintardjo
paling cocok untuk diterapkan di sekolah (2003) mengenai kepemimpinan
adalah kepemimpinan pembelajaran pembelajaran, memberikan kesimpulan bahwa
(instructional leadership or leadership for Sebagai pemimpin pembelajaran yang
improved learning). “Kepemimpinan tangguh, kepala sekolah diharapkan mampu
pembelajaran diartikan sebagai mengekspresikan perilaku-perilaku
kepemimpinan yang memfokuskan atau kepemimpinan pembelajaran yang dicirikan
menekankan pada pembelajaran yang dengan peranan dan fungsinya sebagai: (a)
komponen-komponennya meliputi kurikulum, management engineer, yakni mampu
proses belajar mengajar, assessment menerapkan teknik-teknik perencanaan,
(penilaian hasil belajar), penilaian serta pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengembangan guru, layanan prima dalam pengawasan di bidang pembelajaran (b)
pembelajaran, dan pembangunan komunitas communicator, yakni mampu menerapkan
belajar di sekolah” (Dirjen PMPTK, 2010:9). teknik motivasi dan komunikasi antar pribadi,
Kepemimpinan pembelajaran penting serta pendekatan kekeluargaan dan

32
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

keagamaan dalam membangun moral kerja minat jabatan sebagai pemimpin


guru yang tinggi, (c) clinical practicioner, pendidikan.
yakni mampu mendiagnosis masalah-masalah 2) Sebagai educator, ia berperan
Perencanaan

Std.Proses

Elemen
Std. ISI SKL
Perubahan
Perbaikan Pelaksanaan

Std. Penilaian

Kontrol

Gambar 1. Fokus Utama Perubahan Kurikulum


(Sumber: Kemdikbud: 2013:6)

pembelajaran dan melakukan tindakan- merencanakan, melaksanakan, menilai


tindakan inovatif bidang pembelajaran, (d) hasil pembelajaran, membimbing dan
role model, yakni mampu menampilkan melatih, meneliti dan mengabdi kepada
dirinya sebagai sosok pimpinan (chief) yang masyarakat.
selalu mendiskusikan masalah-masalah 3) Sebagai manager, ia melakukan
pembelajaran dengan guru dan siswa, dan (e) perencanaan, pengorganisasian,
high priest, yakni mampu mengartikulasikan pengarahan dan pengawasan.
visi dan misi sekolah, serta memainkan 4) Sebagai administrator, ia harus mampu
simbol-simbol dalam rangka meningkatkan mengelola ketatausahaan
mutu proses dan hasil pembelajaran. sekolah/madrasah dalam mendukung
Melengkapi tugasnya dalam pencapaian tujuan sekolah/madarasah.
kepemimpinan pembelajaran, kepala sekolah 5) Sebagai supervisor, ia merencanakan
mempunyai sejumlah peran sebagai pemimpin supervisi, melaksanakan supervisi, dan
pendidikan. Peranan sebagai pemimpin menindaklanjuti hasil supervise untuk
pendidikan antara lain sebagai personal, meningkatkan profesionalisme guru.
educator, manager, administrator, supervisor, 6) Sebagai seorang yang sosial, ia bekerja
social, leader, intrepreneur, dan climator sama dngan pihak lain untuk
(PEMASSLEC). Usman (2009:277) kepentingan sekolah/madrasah,
menguraikan peranan pemimpin pendidikan berpartisipasi dalam kegiatan sosial
sebagai berikut: kemasyarakatan, dan memiliki
1) Sebagai personal, ia harus memiliki kepekaan (empati) sosial terhadap
integritas kepribadian dan akhlak mulia, orang atau kelompok orang.
pengembangan budaya, keteladanan, 7) Sebagai leader, ia harus mampu
keinginan yang kuat dalam memimpin sekolah/madrasah dalam
pengembangan diri, keterbukaan dalam rangka pendayagunaan sumber daya
melaksanakan tugas pokok dan fungsi, sekolah/madrasah secara optimal.
kendali diri dalam mengahadapi 8) Sebagai entrepreneur, ia harus kreatif
masalah dalam pekerjaan, bakat dan (termasuk inovatif), bekerja keras, etos

33
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kerja, ulet (pantang menyerah) dan Gambar 2. Hasil Ujian Kompetensi Awal Tahun
naluri kewirausahaan. 2012
9) Sebagai climator, ia harus mampu Pada saat kepala sekolah hadapi
menciptakan iklim sekolah yang tantangan menerapkan kurikulum 2013
kondusif. kesiapannya perlu ditingkatkan terutama
dalam mencermati kebutuhan sekolah untuk
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala berubah sehingga lebih terbuka terhdap usah
Sekolah dalam Implementasi Kurikulum peningkatan pengetahuan dan keterampilan
2013 guru dalam mengelola pembelajaran yang
Tugas utama kepala sekolah adalah lebih adaptif terhadap pembaharuan.
mewujudkan keunggulan sekolah yang Pemahaman kepala sekolah terhadap berbagai
dipimpinnya. Keunggulan utama sekolah elemen perubahan sangat bermanfaat dalam
adalah mewujudkan mutu lulusan yang menentukan prioritas kegiatan pada tiap
memenuhi bahkan melebihi standar. standar yang perlu kepala sekolah laksanakan.
Keunggulan itu perlu didukung dengan Dalam menunaikan tugasnya kepala sekolah
keunggulan kompetensi guru yang menjalankan fungsi perencanaan,
membangikitkan keunggulan siswa belajar. pelaksanaan, mengontrol kegiatan, dan
Pelaksanaan perubahan kurikulum melakukan perbaikan berkelanjutan sebagai
sebelumnya menjadi Kurikulum 2013 realisasi pengelolaan perubahan Kurikulum
membutuhkan perhatian kepala sekolah secara (Kemdikbud, 20013:6).
bersungguh-sungguh karena mereka peran Implementasi kurikulum 2013 adalah
kepala sekolah menjadi salah satu faktor wujud nyata adanya perubahan dalam
utama keberhasilan. Fokus utama perubahan penyelenggaraan pendidikan di satuan
kurikulum meliputi empat standar, yaitu pendidikan. Guru sebagai pelaksana
standar kompetensi lulusan, isi, proses, dan kurikulum tentu tidak terlepas dari arahan,
penilaian. Dalam perubahan keempat standar, bimbingan serta dorongan dari kepala sekolah
kepala sekolah bertugas untuk merencanakan, dalam agar dapat adaptif terhadap perubahan
melaksanakan, mengontrol, dan melakuan kurikulum. Sikap adaptif yang harus
perbaikan seperti yang dapat dilihat pada ditunjukkan oleh guru pada dasarnya
diagaram di halaman berikut: dilandasasi oleh keprofesionalan guru dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya

34
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

sebagai tenaga pendidik. Namun, fakta yang nilai terendah diperoleh guru SD (36,9).
terjadi di lapangan kompetensi guru yang Kondisi tersebut dideskripsikan dalam grafik
seyogyanya menjadi faktor pendukung berikut.
implementasi kurikulum baru justru menjadi Gambar 3. Hasil Ujian Kompetensi Guru
salah satu faktor penghambat. Berdasarkan Tahun 2012
data hasil uji kompetensi awal (UKA) guru Berdasarkan nilai hasil uji kompetensi
sebelum mendapatkan sertifikat profesional guru (UKG) secara online yang dilakukan
guru, maka diperoleh gambaran bahwa nilai terhadap guru setelah memperoleh sertifikat
rata-rata nasional adalah 42,25 untuk skala profesional, maka diperoleh nilai rata-rata
nilai 0-100. Artinya, nilai rata-rata nasional nasional sebesar 45,82 untuk skala nilai 0-100.
tingkat kompetensi guru masih cukup jauh Artinya, nilai rata-rata nasional masih
dibawah angka 50, atau angka separuhnya dari dibawah angka 50, atau kurang dari separuh
nilai ideal. Nilai tertinggi adalah 97,0 dan nilai angka ideal. Nilai tertinggi adalah 96,25 dan
terendah adalah 1,0. Jumlah guru terbanyak, nilai terendah adalah 0,0. Jumlah guru
sekitar 80-90 ribu orang terdapat pada interval terbanyak, sekitar 60-70 ribu orang terdapat
nilai 35-40. Jika dilihat dari daerah sebaran pada interval nilai 42-43. Jika dilihat dari
berdasarkan wilayah provinsi di Indonesia, daerah sebaran berdasarkan wilayah provinsi
maka dari jumlah 33 provinsi hanya terdapat 8 di Indonesia, maka dari jumlah 33 provinsi
(delapan) provinsi saja yang nilainya berada di hanya terdapat 7 (tujuh) provinsi saja yang
atas rata-rata nasional. Kedelapan provinsi itu nilainya berada di atas rata-rata nasional.
adalah DIY (50,1), DKI (49,2), Bali (48,8), Ketujuh provinsi itu adalah DIY (53,60),
Jatim (47,1), Jateng (45,2), Jabar (44,0), Kepri Jateng (50,41), Babel (48,25), DKI (47,93),
(43,8), dan Sumbar (42,7). Sedangkan 25 Jatim (47,89), Sumbar (47,21), dan Jabar
provinsi lainnya memiliki nilai di bawah (46,81). Adapun 26 provinsi lainnya,
42,25, di mana tiga nilai terendah dimiliki oleh

provinsi Maluku (34,5), Maluku Utara (34,8) memperoleh di bawah rata-rata nasional,
dan Kalimantan Barat (35,4). Apabila dilihat 45,82, di mana tiga nilai terendah dipegang
dari jenjang sekolah, maka nilai tertinggi rata- oleh provinsi Maluku Utara (38,02), Aceh
rata nasional diperoleh guru TK (58,9), (38,88), dan Maluku (40,00). Apabila dilihat
kemudian diikuti guru SMA (51,3), guru SMK dari jenjang sekolah, maka nilai tertinggi rata-
(50,0), guru SLB (49,1), guru SMP (46,1), dan rata nasional diperoleh guru SMP (51,23),

35
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Collaborative
Paradigma Kategori Guru Non directive
+
Negotiation
TINGGI

A
+
KUADRAN III KUADRAN IV
B
PENGAMAT S PROFESIONAL
T
ANALITIK R
A
A (+) K (-) K
A (+) K (+)
S

RENDAH - I KOMITMEN
+ TINGGI

KUADRAN I KUADRAN II
DROP OUT KERJANYA TIDAK
BERFOKUS Collaborative
+
Directive A (-) K (-)
A (-) K (+)
direction

RENDAH
-
kemudian diikuti guru SMK (49,75), guru kemungkinan memiliki guru dengan proto
SMA (47,7), guru TK (45,84), dan nilai type dengan kompetensi yang rendah.
terendah diperoleh guru SD (42,05). Dari hasil Sebagaimana diketahui bahwa kategori guru
UKA dan UKG di atas, nilai rata-rata nasional dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat
terendah selalu dimiliki oleh guru SD, yakni abstraksi dan komitmen sebagai berikut.
36,9 (UKA) dan 42,05 (UKG). Saat ini, Gambar 4. Paradigma Kategori Guru (Sumber:
jumlah guru SD merupakan bagian terbesar Glikcman dalam Tim Pakar
dari jumlah guru nasional, yakni sekitar 1,6 Manajemen Pendidikan, 2004:56)
juta (55 %) dari jumlah guru secara Gambar tersebut mendeskripsikan dua
keseluruhan di Indonesia. Untuk itu perlu hal pokok yang menjadi dasar pengkategorian
adanya tindakan yang lain sebagai langkah guru, yaitu tingkat abstraksi yang
lanjutan sebagai upaya meningkatkan mutu menggambarkan kemampuan guru dan tingkat
pendidikan Indonesia. komitmen guru. Guru dikategorikan drop out
Komitmen pemerintah dalam pada Kuadaran I, apabila tingkat abstraksi dan
meningkatkan kinerja dan profesionalisme komitmen guru rendah. Guru dikategorikan
guru melalui kegiatan sertifikasi guru belum kerjanya tidak berfokus apabila guru memiliki
secara signifikan berkontribusi bagi tingkat abstraksi yang rendah, tetapi tingkat
peningkatan kualitas pendidikan pada komitmen yang dimiliki guru tinggi. Guru
umumnya dan peningkatan profesionalisme dikategorikan sebagai pengamat analitik kritis
guru pada khususnya. Hal ini disebabkan oleh apabila, tingkat abstraksi yang dimiliki guru
lemahnya dampak follow up terhadap tinggi, namun komitmen guru rendah.
kegiatan-kegiatan tersebut. Wujud Kategori guru pada Kuadran IV yaitu
kepemimpinan kepala sekolah untuk profesional, karena tingkat abstraksi guru
menampilkan kinerja terbaik dengan berbagai maupun komitmennya tinggi.
kompleksitas tuntutan tugasnya, akan Aktualisasi kepemimpinan pembelajaran
berpengaruh pada terwujudnya sebuah kepala sekolah dalam implementasinya secara
sekolah sebagai lembaga pendidikan yang integratif akan berinterkorelasi dengan
berkualitas. Aktualisasi kepemimpinan kepala pendekatan yang digunakan kepala sekolah
sekolah untuk menampilkan kinerja terbaik dalam melakukan supervisi. Pendekatan yang
dengan berbagai kompleksitas tuntutan dimaksud adalah pendekatan direktif, non
tugasnya, akan berpengaruh pada terwujudnya direktif dan kolaboratif. Secara singkat, empat
sebuah sekolah sebagai lembaga pendidikan pendekatan tersebut diuraikan sebagai berikut:
yang berkualitas. Permasalahan ini menjadi Pendekatan direktif merupakan pendekatan
tantangan tersendiri bagi kepala sekolah yang yang menekankan kepala sekolah lebih
36
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

banyak memberikan pengarahan, penjelasan Glover (2003) menyatakan bahwa


dan perbaikan. Guru cenderung menerima dan kepemimpinan pembelajaran fokus pada
dan mengikuti terhadap apa yang disampaikan pengajaran dan pembelajaran serta perilaku
kepala sekolah. Landasan psikologi yang guru dalam mengajar siswa. Pengaruh
digunakan adalah psikologi behaviour. Premis pemimpin ditargetkan pada pembelajaran
yang digunakan bahwa belajar adalah siswa melalui guru. Penekanan langsung pada
peniruan dan latihan-latihan. Pendekatan dampak pengaruh daripada proses itu sendiri.
direktif digunakan kepala sekolah untuk para Ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan
guru dalam kategori I, yaitu drop out. bahwa kepemimpinan pembelajaran adalah
Pendekatan non-direktif lebih menekankan kepemimpinan yang fokus pada peningkatan
pada guru di mana kepala sekolah cenderung mutu pembelajaran siswa melalui guru.
mendengarkan dan memberikan dorongan Kelemahan dari konsep kepemimpinan
terhadap yang diambil oleh guru. Pendekatan pembelajaran adalah terlalu berpusat pada
ini untuk guru dalam kategori IV. Pendekatan kepala sekolah, sehingga kepala sekolah
ini didasarkan pada premis bawa belajar pada cenderung otoriter dalam menerapkan
dasarnya adalah pengalaman pribadi hasil kepemimpinan
keingintahuan individu terhadap nya. Implementasi kurikulum 2013 memerlu-
lingkungannya. Landasan psikologi yang kan perubahan manajemen dan
digunakan adalah psikologi humanistik. kepemimpinan, kultur dan iklim sekolah
Selanjutnya, pendekatan kolaboratif terhadap kurikulum, pendidik dan tenaga
merupakan perpaduan antara pendekatan kependidikan, sarana dan prasarana untuk
direktif dan non direktif. Ada keseimbangan menghasilkan lulusan yang kompeten (Bahan
antara guru dan kepala sekolahm yaitu sama- Uji Publik Kurikulum 2013).
sama katif dan berbagi tanggung jawab. Perubahan tersebut dipelopori oleh kepala
Landasan psikologi yang digunakan adalah sekolah karena kepala sekolah adalah agen
psikologi kognitif, di mana premis dasar yang perubahan.
digunakan bahwa hasil belajar merupakan Hubungan fungsional antara kempimpinan
hasil kerjasama antara pembelajar dan pembelajaran, manajemen perubahan,
pengajar. pengembangan kultur sekolah yang bersinergi
Berkenaan dengan kepemimpinan dengan manajemen kelas dan pembelajaran
pembelajaran, Hallinger (2003) menyatakan untuk mengembangkan sikap, keterampilan,
bahwa kepemimpinan pembelajaran dipan- dan pengetahuan terlihat pada gambar di
dang sebagai kepemimpinan direktif kepala bawah ini.
sekolah yang kuat berfokus pada kurikulum Gambar. 5 Hubungan Kepemimpinan

dan pembelajaran. Sejalan dengan pendapat Pembelajaran, Manajemen Perubahan, dan


South-worth dan Hallinger di atas, Bush dan Budaya Sekolah (Sumber: Kemdikbud:2013:2)

37
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Pembaharu budaya sekolah merupakan eksternal. Berbagai macam wujud atau


sisi penting yang tidak kalah menentukan aktualisasi kepemimpinan pembelajaran juga
keberhasilan dalam mewujudkan keunggulan. ditemukan dalam kajian riset yang dilakukan
Pemahamannya tentang nilai, pola pikir, oleh Southworth (2002) dalam penelitiannya
keyakinan, motivasi, semangat berinovasi pada Kepala Sekolah Dasar di Inggris dan
warga sekolah sangat penting untuk terus Wales ada tiga strategi untuk meningkatkan
menerus dicermati. Kondisi itu memperjelas pembelajaran secara efektif yaitu: (1)
visi-misi, tujuan sekolah, mutu proses, dan modeling; (2) monitoring; dan (3)
output yang diharapkan menjadi salah satu professional dialog and discussion. Modelling
pendukung efektivitas peran kepala sekolah artinya keteladanan kepala sekolah menjadi
dalam pengembangan budaya berkarya. contoh atau model yang ditiru oleh guru di
Budaya organisasi yang terpelihara dengan sekolah yang dipimpinnya. Monitoring artinya
baik, mampu menampilkan perilaku yang melakukan pemantauan kinerja guru ke kelas
dapat menjamin hasil kerja dengan kualitas saat guru melaksanakan proses pembelajaran
yang lebih baik, membuka seluruh jaringan di kelas serta memanfaatkan hasil pemantauan
komunikasi, keterbukaan, kebersamaan, tersebut untuk pembinaan lebih lanjut. Profes-
kegotongroyongan, kekeluargaan, sional dialog and discussion artinya berarti
menemukan kesalahan dan cepat membicarakan secara aktif, interaktif, efektif,
memperbaiki, cepat menyesuaikan diri dengan aspiratif, inspiratif, produktif, demokratik dan
perkembangan yang terjadi di luar. ilmiah tentang hasil penilaian kinerja dan ren-
Hasil penelitian Wahyuni, Huda, cana tindak lanjut peningkatan mutu proses
Juharyanto (2017) bahwa kepemimpinan dan hasil pembelajaran siswa.
pembelajaran kepala sekolah memberikan Temuan penelitian Southworth (2002)
pengaruh yang cukup baik terhadap kinerja tersebut mendukung kepemimpinan
guru di SMP Negeri se Kecamatan pembelajaran efektif apabila kepala sekolah
Trenggalek. Kemudian hasil penelitian yang mampu memainkan perannya sebagai: (1)
dilakukan oleh Wachiddin (2015) 1) pemantau kinerja guru; (2) penilai kinerja
Kepemimpinan kepala SMP Negeri 2 guru; (3) pelaksana dan pengaturan
Kaliwungu Kendal dalam menerapkan pendampingan dan pelatihan, (4) perencana
kepemimpinan visioner dan situasional Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
dilakukan melalui berbagai kebijakan yang (PKB) guru; (5) pengkoordinasi kerja tim, dan
mendukung terciptanya pembelajaran (6) pengkoordinasi pembelajaran kolaboratif
berkualitas. Hal ini dilakukan untuk mencapai (OECD, 2009). Sejalan dengan pendapat
visi sekolah sebagai sekolah efektif; 2) OECD tersebut, Willison (2010) menyatakan
Kepemimpinan kepala SMP Negeri 2 tiga cara untuk menjadi kepemimpinan
Kaliwungu Kendal dalam mengelola program pembelajaran efektif yaitu: (1) talk the talk; (2)
pembelajaran adalah dengan meningkatkan walk the walk; dan (3) be the caddy. Talk to
profesionalisme guru. Cara cara tersebut talk artinya banyak berdialog dan diskusi
antara lain melalui pemberian motivasi, tentang pengembangan keprofesian
peningkatan kompetensi melalui pelatihan, berkelanjutan guru. Walk the walk artinya
dan pemberian insentif, serta melalui sering berkunjung ke kelas memantau proses
pemberian sanksi bagi guru yang kurang pembelajaran di kelas. Be the caddy artinya
disiplin, serta melengkapi sarana dan membantu guru menggunakan sarana dan
prasarana pembelajaran yang masih kurang; prasarana pembelajaran secara profesional.
dan 3) Kepemimpinan kepala SMP Negeri 2 Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kaliwungu Kendal dalam membangun Blase (1999) menyimpulkan bahwa model
komunitas belajar adalah dengan melakukan kepemimpinan instruksional yang diterapkan
analisis terhadap faktor penghambat dan oleh kepala sekolah memberi dampak
pendukung dalam peningkatan kualitas terhadap kinerja guru di kelas. Perilaku yang
pembelajaran. Faktor penghambat dan ditunjukkan oleh sebagian besar guru-guru di
pendukung tersebut berupa faktor internal dan wilayah Southeastern, Midwestern, dan

38
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Northwestern Amerika Serikat sangat perubahan di dunia pendidikan yang dinamis.


dipengaruhi oleh figur kepemimpinan kepala Perubahan tersebut menunt adanya sikap
sekolah yang ditunjukkan melalui adaptif dari para guru sebagai front the liner
kepemimpinan instruksional (pembelajaran). pelaksanaan kurikulum yang pada akhirnya
Keberlangsungan pendidikan di suatu bermuara pada aktualisasi kepemimpinan
sekolah dengan berbagai program seperti pembelajaran kepala sekolah. Kepemimpinan
implementasi Kurikulum 2013 harus pembelajaran merupakan proses
didukung oleh komitmen yang kuat dari mengintegrasikan dan membimbing pendidik,
kepala sekolah sebagai pimpinan. Tugas tenaga kependidikan, meningkatkan
utama kepala sekolah adalah mewujudkan kompetensi pendidik-tenaga kependidikan,
keunggulan sekolah yang dipimpinnya. mengembangkan kurikulum, dan
Keunggulan utama sekolah adalah melaksanakan penelitian tindakan untuk
mewujudkan mutu lulusan yang memenuhi melakukan perbaikan proses pembelajaran.
bahkan melebihi standar. Keunggulan itu Aktualiasasi kepemimpinan
perlu didukung dengan keunggulan pembelajaran dalam pelaksanaannya perlu
kompetensi guru yang membangikitkan didasari beberapa kompetensi yang meliputi
keunggulan siswa belajar. Karena itu, kompetensi teknis (technical competency),
pelatihan diarahkan pada pengembangan daya hubungan antar pribadi (interpersonal
inisiatif, inovasi dan kolaborasi kepala sekolah competency), dan konseptual (conceptual
agar dapat memfasliltasi guru melaksanakan competency) yang secara rinci termanifestasi
perubahan atas keputusan bersama. dalam kompetensi kepala sekolah
Ketajamannya diasah melalui komunikasi dan sebagaimana tercantum dalam Permendiknas
kolaborasi dengan teman sejawat sehingga No 13 Tahun 2007.
menemukan ide-ide baru, memperbaiki
strategi dan mepertajam daya analisis peserta REFERENSI
untuk memecahkan masalah dalam pekerjaan.
Arcaro, S. J. 2006. Pendidikan Berbasis Mutu:
Keberhasilan dalam penerapkan
kurikulum 2013 akan sangat ditentukan Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata
dengan keberhasilan kepala sekolah Langkah Penerapan. Yogyakarta:
mengembangkan budaya yang direalisasikan Pustaka Pelajar.
dalam kebiasaan berpikir, bertindak dan Bamburg, J. D. 2002. Learning, Learning
berkarya. Aktualisasi kepemimpinan kepala Organizations, and Leadership:
sekolah yang diwujudkan melalui peran dan Implications for the Year 2050,
fungsi kepemimpinannya bertolak pada (Online),
beberapa kompetensi yang meliputi (http://www.newhorizons.org/trans/ba
kompetensi teknis (technical competency), mburg.htm, diakses pada 16 September
hubungan antar pribadi (interpersonal 2013).
competency), dan konseptual (conceptual Bush, T. & Glover, D. 2003. School
competency) (Katz dalam Tim Dosen Jurusan Leadership: Concept and Evidence.
Administrasi Pendidikan 2005:179). Peran Nottingham: National College for
kepala sekolah dalam meningkatkan School Leadership.
profesionalisme guru sudah lama diakui Ditjen PMPTK. 2010. Kepemimpinan
sebagai salah satu faktor penting dalam Pembelajaran: Materi Pelatihan
organisasi sekolah, terutama terkait dengan Penguatan Kemampuan Kepala
tanggung jawab kepala sekolah dalam Sekolah, (online),
meningkatkan proses pembelajaran di (httt://www.kemdiknas.go.id, diakses
sekolah. pada 16 September 2013).
KESIMPULAN Hallinger, P. 2003. Leading Educational
Change: Reflections on the Practice of
Implementasi kurikulum 2013
merupakan wujud kepekaan terhadap tuntutan Instructional and Transformational
Leadership, dalam Cambridge Journal
akan kebutuhan masyarakat sebagai akibat
39
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

of Education Vol. 33, No. 3, November, Sekolah Menengah Pertama Negeri


p. 35-70. (SMPN) se-Kecamata Trenggalek.
Kemdikbud. 2013. Bahan Uji Publik Jurnal on-line
Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian http://ap.fip.um.ac.id/wp-
Pendidikan dan Kebudayaan. content/uploads/2017/07/ARTIKEL-
tutut.pdf
Komariah, A & Triatna, C. 2006. Visionary
Leadership: Menuju Sekolah Willison, R. 2010. What Make an
Instructional Leader, dalam Phi Delta
Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Kappan, November 2010 Vol. 92
Kusmintardjo. 2003. Kepemimpinan Nomor 3. Page 669.
Pembelajaran Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru Studi
Multi Kasus Pada Dua SMU Di Kota
Pamalang. Desertasi tidak diterbitkan.
Malang: Pasca Sarjana Universitas
Negeri Malang.
OECD. 2009. Improving Educational Leader-
ship. Tool Kit.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No
13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah, (Online),
(www.depdiknas.org, diakses 31
Desember 2008)
Robbins. S. P. 2006. Organizational Behavior.
Tenth Edition. New Jersey: Pearson
Education,Inc.
Sukmadinata, N. S. 2003. Landasan Psikologi
Proses Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan.
2005. Pengelolaan Pendidikan.
Bandung: Jurusan Administrasi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia.
Usman, H. 2009. Manajemen Teori, Praktik,
dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Wachiddin Agus, 2015. Kepemimpinan
Pembelajaran Kepala Sekolah di SMP
Negeri 2 Kaliwungu Kabupaten
Kendal.
http://eprints.ums.ac.id/40886/3/halam
an%20depan%20agus.pdf
Wahjosumidjo. 2003. Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Wahyuni, Huda A.Y, Juharyanto.2017.
Pengaruh Kepemimpinan Kepala
SekolahTerhadap Kinerja Guru

40
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM


PENINGKATAN DISIPLIN KERJA GURU DI SMA 5 SAMARINDA

Mursalim & Nani Hariyani

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman Samarinda


Pengurus ISMAPI Kaltim

E-mail: mursalim.unmul@yahoo.com

Abstrak Keterampilan manajerial kepala sekolah sangat penting terhadap perkembangan mutu
atau kualitas sekolah. Hal ini disebabkan karena dengan memiliki kemampuan
managerial kepala sekolah akan mampu mengelola sekolah dengan baik dan professional
sehingga seorang kepala sekolah akan mengetahui bagaimana mengelola sebuah sekolah
secara sistematis sehingga segala perencanaan dan kebijakan sekolah yang dibuat dapat
berjalan dengan baik. Itulah sebabnya peneliti mencoba meneliti penelitian yang
berjudul, “Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Disiplin Kerja
Guru Di SMA 5 Samarinda”. Tujuan penelitian adalah untuk memberikan informasi
kepada masyarakat pembaca mengenai keterampilan managerial kepala sekolah dalam
meningkatkan disiplin guru di SMA Negeri 5 Samarinda. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah
metode yang digunakan untuk membedah suatu fenomena di lapangan. Selanjutnya,
aspek-aspek materi yang akan dipaparkan pada makalah hasil penelitian ini adalah
seperti berikut: (1) pendahuluan, (2) pembahasan dan uraian materi meliputi;
perencanaan keterampilan managerial kepala sekolah, pelaksanaan keterampilan
managerial kepala sekolah, kendala pelaksanaan keterampilan managerial kepala
sekolah, dan (3) kesimpulan.

Kata Kunci: Keterampilan, Pengelolaan, Disiplin Kerja Guru

41
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN metode-metode, proses-proses, dan tehnik


Keterampilan manajerial kepala sekolah pengelolaan sekolah. Hal senada juga
sangat penting terhadap perkembangan mutu disampaikan oleh Pidarta (2007:204) yang
kualitas sekolah. Hal ini karena dengan menyatakan bahwa keterampilan manajerial
memiliki keterampilan manajerial kepala kepala sekolah meliputi keterampilan konsep,
sekolah akan mampu mengelola sekolah keterampilan hubungan manusia, dan
dengan baik dan profesional. Dalam keterampilan tehnik.
keterampilan manajerial, seorang kepala Keterampilan manajerial kepala sekolah
sekolah akan mengetahui bagaimana tersebut tentu diharapkan memiliki fungsi
mengolah sebuah sekolah secara sistematis untuk meningkatkan mutu kualitas sekolah.
sehingga segala perencanaan dan kebijakan Handoko (2001:79) menyatakan bahwa
sekolah yang dibuat dapat berjalan dengan keterampilan manajerial berfungsi untuk (1)
baik. mencapai tujuan organisasi pribadi, (2)
Dengan demikian, kepala sekolah sangat menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan
menentukan keberhasilan penyelenggaraan yang saling bertentangan, sasaran-sasaran dan
suatu sekolah dalam hal mengkoordinasikan, kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan
menggerakkan, dan menyelaraskan semua dari pelanggan, (3) mencapai efisiensi dan
sumber daya pendidikan. Kepemimpinan efektifitas1. Untuk itu, seorang manajer dalam
kepala sekolah adalah faktor pendorong untuk hal ini kepala sekolah dituntut untuk memiliki
mewujudkan visi, misi, dan tujuan dari keahlian dan kemampuan yang dapat
sekolah yang dipimpinnya. Untuk itu, kepala mendayagunakan sumber-sumber yang ada di
sekolah dituntut memiliki keterampilan sekolah sehingga prinsip efektifitas dan
manajerial dan kemahiran dalam menjalankan efisiensi dalam pengelolaan sekolah dengan
fungsi-fungsi manajerial. Kepala sekolah sumber daya yang dimiliki dapat memenuhi
dituntut memiliki kemampuan manajemen tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
yang tangguh dan kuat agar mampu Sementara itu di bidang pendidikan,
meningkatkan mutu sekolah sesuai dengan keterampilan manajerial ini terkait dengan
visi, misi, dan sarana sekolah yang telah bagaimana mengatur semua fasilitas dan
ditetapkan. sumber daya manusia yang ada di sekolah
Berbicara tentang keterampilan tersebut agar bisa berkerja sesuai dengan
manajerial, ada beberapa pendapat yang telah fungsinya. Manajer di bidang pendidikan
dikemukakan oleh para ahli. menurut harus memiliki keterampilan dalam proses
Sergiovanni (dalam Wahyudi, 2009:33), mempengaruhi, membimbing, mengarahkan
keterampilan manajerial terdiri atas 3 orang lain yangada hubunganya dengan
komponen yaitu, keterampilan konseptual pelaksanaan dan pengembangan pendidikan
(conceptual skill), human skill, dan dan kegiatan pembelajaran agar setiap
keterampilan tehnik (technical skill). kegiatan tersebut berjalan dengan efektif dan
Keterampilan konseptual meliputi efisien yang pada giliranya akan mencapai
kemampuan melihat sekolah dan semua tujuan pendidikan dan pembelajaran yang
program pendidikan sebagai suatu telah ditetapkan.
keseluruhan. Keterampilan hubungan manusia Sehubungan dengan persoalan yang ada
meliputi kemampuan menjalin hubungan di atas, diketahui bahwa kepala sekolah
kerjasama secara efektif dan efisien dengan sebagai manajerial disekolah diharapkan
warga sekolah, baik secara perorangan memiliki strategi atau keterampilan manajerial
maupun kelompok. Dan keterampilan tehnik yang terbaik untuk bisa memecahkan
meliputi kecakapan dan keahlian yang harus persoalan yang dihadapi oleh sekolah tersebut.
dimiliki oleh kepala sekolah yang terdiri atas Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud

42
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

untuk menganalisa dan mengungkap strategi mendelegasikan kekuasaan dan menetapkan


manajerial yang telah dimiliki atau dilakukan hubungan-hubungan.
oleh kepala sekolah dalam upaya Ketiga, pelaksanaan (Actuating). Dalam
peningkatkan kedisipinan kerja para guru di pelaksanaannya mencakup keseluruhan
SMA Negeri 5 Samarinda. tindakan dari pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan manusia yang merupakan salah satu
KAJIAN TEORI elemen manajemen, hubungan antara sikap,
1. Kompetensi Manajerial Kepala
moril, disiplin serta komunikasi individu
Sekolah
dalam melaksanakan manajemen. Tindakan-
Kompetensi manajerial adalah
tindakan inilah yang menggerakkan seseorang
kemampuan atau keahlian kepala sekolah
untuk melakukan aktivitas.
dalam merencanakan, memimpin,
mengembangkan sumber daya sekolah dan Keempat, pengawasan (Controlling). Hal
melakukan monitoring, mengevaluasi serta ini mencakup tindakan tindakan untuk melihat
melakukan pelaporan pelaksanaan program sejauh mana hasil yang dilaksanakan oleh
kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat ketiga fungsi dasar di atas. Walaupun ketiga
(Permendiknas RI No. 13 Tahun 2007). fungsi lainnya disusun dengan tepat dan
dilakukan dengan sebaik-baiknya tetapi
Menurut Crudy (Atmodiwirio,
apabila controlling tidak berjalan maka usaha
2002:107) menyatakan kompetensi manajerial
tidak akan berhasil dengan baik.
adalah kompetensi untuk memanage sekolah,
mengorganisasikan orang dan sumber, 2. Konsep Dasar Manajerial Kepala
mempergunakan tenaga-tenaga yang baik dan Sekolah
teknik kehumasan yang baik, memanfaatkan
a. Penegertian Keterampilan
komunikasi yang efektif dalam menghadapi
Tanggung jawab pimpinan lembaga
beraneka macam subjek yang berkepentingan,
pendidikan sangat rumit dan berat karena
seperti orang tua murid atau siswa dan guru-
berkaitan dengan pengelolaan sumber daya
guru.2 manusia dan sumber daya material (sarana dan
Semua fungsi manajerial diaplikasikan prasana) pendidikan. Oleh karena itu,
dalam program penyelenggaraan pendidikan
penguasaan terhadap keterampilan manajerial
di sekolah antara lain: Pertama, perencanaan
sangat dibutuhkan oleh setiap pengelolaan
(Planning). Fungsi dasar pertama dari seorang
pendidikan.
manajer untuk mengadakan perencanaan Keterampilan adalah kompetensiyang
mengenai penetapan-penetapan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan menurut
harus dilakukan dalam rangka mencapai suatu
Gibson, Ivancevich, dan Donnely (Wahyudi,
tujuan yang harus didasarkan kepada fakta-
2009:67)3. Tidak berbeda dengan pendapat di
fakta yang mencakup perbuatan, petunjuk
atas Ndraha (Wahyudi, 2009:67) menjelaskan
serta arah dalam tindakan selanjutnya.
pengertian keterampilan sebagai kemampuan
Kedua, pengorganisasian (Organizing). melaksanakan tugas.
Hal ini meliputi tindakan-tindakan yang b. Pengertian Manajerial
menentukan aktivitas yang harus dilaksanakan
Manajer menurut pendapat Stoner
dengan menempatkan orang-orang yang
(Wahyudi, 2009:67) adalah orang yang
melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut,
menggunakan semua sumber daya untuk
menentukan pembagian tugas sesuai dengan mencapai tujuan. Pendapat yang hampir sama
keadaan, memperhitungkan tenaga, waktu, dikemukakan oleh Handoko (Wahyudi, 2009:
biaya yang seminim mungkin, menetapkan
67) bahwa manajer adalah orang yang
fasilitas-fasilitas, mengalokasikan tugas,
mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan
sumber daya organisasi10. Secara lebih

43
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

spesifik, Pidarta dalam Wahyudi, (2009:68) kepemimpinannya. Ketiga keterampilan


menjelaskan, dalam dunia pendidikan, tersebut adalah keterampilan konsep, yaitu
manajer adalah seorang yang menjalankan keterampilan untuk memenuhi dan
aktivitas untuk memadukan sumber-sumber mengoperasikan organisasi; keterampilan
pendidikan agar terpusat dalam usaha manusiawi, yaitu keterampilan untuk bekerja
mencapai tujuan pendidikan yang telah sama, memotivasi dan memimpin; serta
ditentukan sebelumnya. keterampilan teknik, yaitu keterampilan dalam
menggunakan pengetahuan, metode, teknik,
Dengan demikian keterampilan
serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas
manajerial adalah kemampuan seseorang
tertentu
dalam mengelola sumber daya organisasi
Dengan demikian, menurut pendapat di
berdasarkan kompetensi yang ditetapkan
atas, keterampilan manajerial adalah
dalam rangka mencapai tujuan yang telah
kemampuan untuk melaksanakan tugas
ditentukan.
berdasarkan kompetensi yang dilakukan oleh
c. Pengertian Keterampilan Manajerial seseorang dalam mencapai tujuan, dan bekerja
Istilah ‘keterampilan manajerial’ berasal sama dengan orang lain15. Dalam bidang
dari kata ‘keterampilan’ dan ‘manajerial’. pendidikan, keterampilan kepala sekolah
Ndraha berpendapat bahwa keterampilan sebagai manajer adalah kemampuan kepala
adalah kemampuan melaksanakan tugas. sekolah dalam melaksanakan tugas
Sedangkan menurut Donnely keterampilan berdasarkan kompetensi pekerjaan untuk
adalah kompetensi yang berhubungan dengan mencapai tujuan bersama orang lain.
pekerjaan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa keterampilan adalah METODOLOGI PENELITIAN
kemampuan dalam melaksanakan tugas 1. Pendekatan dan Metode Penelitian
berdasarkan kompetensi pekerjaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Sedangkan, manajerial berasal dari kata kualitatif. Menurut Cohen et al. (2005:137),
‘manajer’. Menurut pendapat Stonermanajer karakteristik dari pendekatan kualitati fterdiri
adalah orang yang menggunakan semua atas: (1) peneliti secara aktif membangu
sumber daya untuk mencapai tujuan. Pendapat nmakna dari situasi yang sedang diteliti, (2)
yang hampir sama dikemukakan oleh makna muncul melalui situasi social dan
Handoko, bahwa manajer adalah orang yang proses interpretasi, (3) data yang diperoleh
mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan dalam penelitian bersifat banyak dan kaya, (4)
sumber daya organisasi. Secara lebih spesifik, penelitian menghasilkan penggambaran atau
Pidarta, menjelaskan dalamdunia pendidikan, diskripsi yang tebal tentang fenomena yang
manajer adalah seseorang yang menjalankan sedang diteliti, (5) peneliti merupakan
aktivitas untuk memadukan sumber-sumber instrument kunci dalam penelitian ini, (6) dan
pendidikan agar terpusat dalam usaha makna dan penafsiran menggantikan bukti
mencapai tujuan pendidikan yang telah yang ada.
ditentukan sebelumnya10. Dengan demikian
keterampilan manajerial adalah kemampuan Dengan demikian, fenomena mengenai
seseorang dalam mengelola sumber daya pola atau bentuk kepemimpinan manajerial
organisasi berdasarkan kompetensi yang kepala sekolah terhadap disiplin guru
ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan ditafsirkan untuk membangun makna yang
yang telah ditentukan. menghasilkan penggambaran yang tebal dan
kaya sebagai bentuk dari suatu data yang
d. Jenis-jenis Keterampilan Manajerial diperoleh dari pengamatan peneliti yang
Pidarta (2004:204) mengemukakan ada bertindak sebagai satu-satunya kunci
tiga macam keterampilan yang harus dimiliki instrument dalam penelitian ini.
oleh kepala sekolah untuk menyukseskan

44
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Jenis penelitian ini adalah deskriptif digunakan sebagai informasi awal atau
kualitatif. Penelitian diskriptif kualitatif preliminary study yang menjadi bagian dari
merupakan bagian dari penelitian kualitatif. penelitian ini meskipun data tersebut tidak
Deskriptif kualitatif merupakan metode yang ditampilkan secara rinci dalam laporan
digunakan untuk membedah suatu fenomena penelitian ini.
dilapangan. Penelitian deskriptif kualitatif
Penelitian ini diselenggarakan di sebuah
adalah metode yang menggambarkan dan
lembaga pendidikan sekolah manengah atas
menjabarkan temuan dilapangan. Penelitian
(SMA) di Samarinda, yaitu SMAN 5
dengan metode ini tidak mencari atau
Samarinda.Penelitian ini dilaksanakan pada
menjelaskan hubungan dan tidak menguji
bulan Juni, Juli, dan Agustus semester genap
hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian
tahun ajaran 2016-2017 dan semester ganjil
deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan
tahun ajaran 2017-2018. Penelitian ini
informasi secara aktual, terperinci,
melibatkan beberapa pihak yang melakukan
mengidentifikasikan masalah, membuat
seluruh aktivitas yang telah dan sedang
perbandingan atau evaluasi, menentukan apa
dilakukan oleh pihak terkait seperti kepala
yang dilakukan orang lain dalam menghadapi
sekolah, wakil kepala sekolah dan para guru di
masalah yang sama, dan belajar dari
sekolah tersebut. Beberapa pihak di atas yang
pengalaman mereka untuk menetapkan
dipilih dalam penelitian ini sangat signifikan
rencana dan keputusan pada waktu yang akan
untuk mendapatkan data karena mereka punya
datang (Juwita, 2013:1).
kaitan yang sangat erat terhadap implementasi
Dalam penelitian deskriptif kualitatif, keterampilan manajerial kepala sekolah dalam
yang menjadi instrumen atau alat penelitian peningkatan disiplin kerja guru di sekolah.
adalah peneliti itu sendiri (human instrumen)
3. Data dan Sumber Data
dan berfungsi menetapkan fokus penelitian,
Data yang digunakan dalam penelitian ini
memilih informan sebagai sumber data,
sesuai dengan fokus penelitian yaitu pola atau
melakukan pengumpulan data, menilai
bentuk keterampilan manajerial dalam
kualitas data, analisis data menafsirkan data
perencanaan, pelaksanaan dan kendala dalam
dan membuat kesimpulan atas temuannya.
meningkatkan disiplin kerja guru. Model
Penelitian kualitatif lebih mementingkan segi
bentuk data penelitian ini bersifat kualitatif
proses dari pada hasil. Hal ini disebabkan oleh
dalam bentuk kata-kata yang ditafsirkan atau
hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti
diinterpretasikan oleh peneliti sebagai temuan
akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam
penelitian ini. Data kualitatif adalah data yang
proses (Sugiyono, 2015: 305).
biasanya berbentuk kata-kata bukan angka-
2. Latar Penelitian (Tempat dan Waktu) angka (Miles & Huberman, 1996:1)4. Data
Penelitian ini dilaksanakan di sebuah penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
lembaga pendidikan SMAN 5 Samarinda. data primer dan sekunder. Data primer
Sebagai pertimbangan bahwa peneliti merupakan data utama dalam penelitian ini
memiliki hubungan baik dengan pimpinan dan yang berupa pernyataan secara lisan atau
guru di sekolah tersebut. Hal ini memberikan verbal sebagai bentuk perspektif yang
kemudahan atau akses yang mudah bagi dikemukakan oleh subjek penelitian ini
peneliti untuk melaksanakan investigasi awal mengenai kasus yang diteliti. Data yang
mengenai fenomena atau kasus tentang berbentuk tulisan diperoleh melalui dokumen-
penerapan pola keterampilan manajerial dokumen yang relevan. Sedangkan data lisan
kepemimpinan kepala sekolah dalam diperoleh melalui wawancara mendalam
penyelenggaraan dan pengelolaan yang terjadi dengan informan yang dianggap memiliki
di sekolah tersebut. Data yang terkumpul pengetahuan atau informasi yang memadai
melalui investigasi awal tersebut dapat tentang permasalahan yang diteliti. Data ini

45
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

diperoleh dari situasi alami yang terjadi di meliputi: 1) Tahap reduksi data; 2) Tahap
lingkungan sekolah, guru atau informan display/sajian data; dan 3) Tahap verifikasi
lainnya. Sedangkan data sekunder merupakan data penelitian/penarikan kesimpulan yang
data tambahan untuk mendukung data primer dilakukan dalam bentuk interaktif dengan
tersebut. Data sekunder dalam penelitian ini proses pengumpulan data sebagai siklus.
berupa bentuk dokumen seperti dokumentasi,
foto dan berkas-berkas tertulis yang dihasilkan
HASIL PENELITIAN DAN
dari kegiatan observasi atau pengamatan dan PEMBAHASAN
tindakan dokumentasi. 1. Perencanaan dalam Keterampilan
Manajerial Kepala Sekolah SMA
4. Instrument Penelitian Negeri 5 Samarinda
Dalam penelitian ini, peneliti Dalam hal perencanaan, kepala sekolah
menggunakan diri sendiri yang merupakan selalu mengacu pada Visi dan Misi juga
intrument yang efektif, pedoman interview program tahunan yang telah disepakati
untuk memperoleh data primer, dan observasi bersama di dalam forum-forum pertemuan.
untuk memperoleh data skunder. Peneliti menjumpai banyak kegiatan-kegiatan
5. Teknik Analisis Data yang berjalan sesuai dengan hal tersebut,
Penelitian ini menggunakan deskriptif kepala sekolah dalam hal ini sangat-sangat
kualitatif dimana setelah data terkumpul dan fokus dalam mencapai tujuan sekolah. Melalui
diklasifikasikan maka dianalisis dengan acuan tersebut diharapkan dapat
melihat suatu fenomena dilapangan. Dalam meningkatkan disiplin kerja guru.
penelitian deskriptif kualitatif, yang menjadi Berdasarkan hasil wawancara,
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti perencanaan keterampilan manejerial kepala
itu sendiri (human instrumen) dan berfungsi sekolah dalam peningkatan disiplin kerja guru
menetapkan fokus penelitian, memilih yang ada di sekolah menurut waka kurikulum
informan sebagai sumber data, melakukan harus didukung dengan sistem kedisiplinan
pengumpulan data, menilai kualitas data, yang memadai yang bisa diterapkan sehari-
analisis data menafsirkan data dan membuat hari dan ditaati bersama. Hal ini di dukung
kesimpulan atas temuannya. Penelitian pula oleh pernyataan dari guru yang menjadi
kualitatif lebih mementingkan segi proses dari objek sistem tersebut dimana hal ini wajib
pada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan dipatuhi oleh para guru dan juga wajib
bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh menjujung tinggi kode etik guru dimana pun
lebih jelas apabila diamati dalam proses guru berada. Kode etik itu sendiri juga sesuai
(Sugiyono, 2015:305) Teknik analisis data dengan visi dan misi sekolah dalam
yang digunakan dalam penelitian ini mengacu meningkatkan kedisiplinan guru.
kepada pendapat Milles & Huberman (1996).
Agar dapat menafsirkan dan menginterpretasi Hasil temuan penelitian ini juga sejalan
data secara baik dibutuhkan ketekunan, dengan penyampaian Tata Usaha dimana
ketelitian, kesabaran, dan kreativitas yang disebutkan bahwa kepala sekolah sangat-
tinggi dari peneliti sehingga mampu sangat menjunjung tinggi kedisiplinan, hal ini
memberikan makna pada setiap fenomena dibuktikan dengan seringnya kepala sekolah
atau data yang ada. Analisis data yang berkeliling untuk melakukan pengawasan
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan terhadap semua kegiatan di sekolah. Hal ini
model analisis interaktif (Milles dan membuktikan ada nilai-nilai supervisi yang
Huberman, 1996). Teknik ini digunakan diterapkan kepala sekolah dalam menjalankan
karena untuk tujuan meneliti proses dan manajemen sekolah.
makna. Teknik ini merupakan yang paling
tepat dan relevan4.Dalam analisis data ini

46
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

2. Pelaksanaan Keterampilan Salah satu hal yang terpenting bagi


Manajerial Kepala Sekolah SMA kepala sekolah, sebagai supervisor adalah
Negeri 5 Samarinda memahamitugas dan kedudukan karyawan-
Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawannya atau staf di sekolah yang
kepala sekolah, bahwa peran keterampilan dipimpinnya. Dengan demikian, kepala
manajerial kepala sekolah dalam sekolah bukan hanya mengawasi dan guru
meningkatkan kedisiplinan guru itu sendiri yang melaksanakan kegiatan, tetapi Ia
sangat-sangat signifikan dalam kegiatan membekali diri dengan pengetahuan dan
sekolah sehari-hari. Dalam pelaksanaan pemahamannya tentang tugas dan fungsi
sehari-hari, kepala sekolah tidak bisa bekerja stafnya, agar pengawasan dan pembinaan
sendirian. Tapi juga harus dibantu oleh para berjalan dengan baik dan tidak
guru, pegawai dan semua unsur dalam sekolah membingungkan. Kepala sekolah sebagai
itu sendiri agar terwujud visi dan misi yang supervisor harus diwujudkan dalam
ingin dicapai. Oleh karena itu dalam kemampuan menyusun, dan melaksanakan
pengawasan dilapangan kepala sekolah tidak program supervisi pendidikan, serta
jarang mendelegasikannya kepada waka memanfaatkan hasilnya.
kurikulum dengan kepala sekolah sebagai
Dalam menjalankan fungsinya
supervisor. Dengan ada nya hal ini diharapkan
sebagai supervisor, kepala sekolah harus
dapat meningkatkan disiplin kerja guru.
mampu menguasai tugas-tugasnya dan
Selain sebagai seorang manajer dan melaksanakan tugasnya dengan baik, Ia
supervisor, kepala sekolah juga harus bisa bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan
berperan sebagai seorang motivator. Yaitu sekolah, mengatur proses belajar mengajar,
untuk memotivasi para guru agar mampu mengatur hal-hal yang menyangkut
bekerja secara efektive sesuai dengan yang kesiswaan, personalia, sarana dan prasarana
telah dijadwalkan. Motivasi itu sendiri yang dibutuhkan dalam pembelajaran,
seringkali disampaikan pada saat rapat dan ketatausahaan, keuangan serta mengatur
musyawarah bersama. hubungan dengan masyarakat.
3. Kendala dan Solusi Keterampilan
Manajerial Kepala Sekolah SMA KESIMPULAN
Negeri 5 Samarinda Untuk bisa menanggulangi persoalan
Berdasarkan temuan penelitian yang yang terkait dengan peningkatan kualitas
didukung oleh pengamatan penelitian, pendidikan dan sekolah tersebut, peran kepala
terdapat beberapa kendala yang dihadapi sekolah sangat penting. Kepala sekolah adalah
kepala sekolah dalam hal keterampilan orang yang diberi tugas dan tanggug jawab
manajerial yaitu: terdapatnya sekat antara untuk mengelola sekolah, menghimpun, dan
guru senior dan junior, dedikasi dan loyalitas memanfaatkan serta menggerakkan seluruh
guru dan pegawai yang masih ada kekurangan, potensi sekolah secara optimal demi
dan kurangnya sumber daya manusia yang terciptanya peningkatan kualitas sekolah yang
memadai dalam hal pemeliharaan sarana diharapkan.
prasarana sekolah.Mengenai dedikasi dan Keterampilan manajerial kepala sekolah
loyalitas guru yang kurang, kepala sekolah sangat penting terhadap perkembangan mutu
selain memberikan motivasi harus memiliki kualitas sekolah. Hal ini karena dengan
ketegasan sebagai supervisor agar memiliki keterampilan manajerial kepala
terwujudnya kedisiplinan dan loyalitas. sekolah akan mampu mengelola sekolah
Kepala sekolah sebagai supervisor artinya dengan baik dan profesional. Dalam
kepala sekolah berfungsi sebagai pengawas, keterampilan manajerial, seorang kepala
pengendali, pembina, pengarah, dan pemberi sekolah akan mengetahui bagaimana
contoh kepada guru dan karyawannya di mengolah sebuah sekolah secara sistematis
sekolah. sehingga segala perencanaan dan kebijakan

47
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

sekolah yang dibuat dapat berjalan dengan 2005, Tentang Guru dan Dosen.
baik. Jakarta: Depdiknas.
Dengan demikian, kepala sekolah sangat Gusti. 2012. Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi
menentukan keberhasilan penyelenggaraan Kerja, dan Persepsi Guru. Tentang
suatu sekolah dalam hal mengkoordinasikan, Kepemimpinan Kepala Sekolah di
menggerakkan, dan menyelaraskan semua SMKN Purworejo Pasca Sertifikasi.
sumber daya pendidikan. Kepemimpinan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: UNY.
kepala sekolah adalah faktor pendorong untuk Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen.
mewujudkan visi, misi, dan tujuan dari Yogyakarta: BPFE.
sekolah yang dipimpinnya. Untuk itu, kepala Ivancevich, John. (2001). Human Resource
sekolah dituntut memiliki keterampilan Management: Foundation of
manajerial dan kemahiran dalam menjalankan Personal. Richard D
fungsi-fungsi manajerial. Kepala sekolah
Juwita, Rukmi. 2013. Pengaruh Implementasi
dituntut memiliki kemampuan manajemen
Standar Akuntansi Pemerintahan dan
yang tangguh dan kuat agar mampu
Sistem Informasi Akuntansi terhadap
meningkatkan mutu sekolah sesuai dengan
Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal.
visi, misi, dan sarana sekolah yang telah
Bandung: Politeknik Pos Indonesia.
ditetapkan.
Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1996.
REFERENSI Qualitative Data Analysis. Baverly
Agustina, Iyus M. 2009. Pengembangan Hill: Sage Publication Inc.
Keterampilan manajerial Kepala Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah
Sekolah Melalui Pendidikan dan Profesional dalam Kontek
Pelatihan Bagi Kepala SMA Wilayah Menyukseskan MBS dan KBK.
Kepengawasan I Kota Bandung, Bandung: Remaja Rosdakarya.
dalam Prof. Dr. H.E. Mulyasa, M.Pd.
(2010), Penelitian Tindakan Sekolah Nitisemito, Alex S. 1996. Manajemen
Meningkatkan Produktifitas Sekolah. Personalia (Manajeme Sumber Daya
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Manusia) Edisi ketiga. Jakarta: PT.
Ghalia Indonesia.
Basri, Hasan. 2014.Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Bandung: CV. Pustaka Setia. Pidarta, Made. 2007. Wawasan Pendidikan.
Surabaya: Unesa University Press.
Cohen, S and Syme, S.I. 2005. Social Support
and Health, (London: Academic Press Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan
Inc. Profesionalisme Guru dan Tenaga
Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Creswell, John W. 2012. Research Design
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Sugiyono 2014. Metode Penelitian
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Management. Bandung: Alfabeta.
Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan: Sulistiyani, Ambar Teguh. (2009).
Dalam Upaya Meningkatkan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Profesionalisme Tenaga Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kependidikan. Bandung: Pustaka Tilaar, H.A. (2000). Paradigma Baru
Setia. Pendidikan Nasional Jakarta: Rineka
Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Cipta.
Manajemen Sekolah: Dari Unit
Birokrasi ke Lembaga Akademik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun

48
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PEREMPUAN:


STUDI KASUS DI DUA SD KECAMATAN MUARA BADAK
Widyatmike Gede Mulawarmana, Budi Raharjoa, Zulkiplib

a
FKIP Universitas Mulawarman dan Budi Rahardjo, Jl. Muara Pahu Kampua Gunung Kelua Samarinda
b
SD Muara Badak.

alamat e-mail: widyatmikegedemulawarman@yahoo.co.id

Abstrak: Tujuan penelitian ini mendeskripsikan (1) Gaya kepemimpinan kepala sekolah
perempuan di SDN 002 Muara Badak dan di SDN 025 Muara Badak Kecamatan Muara
Badak dalam hal pengambilan keputusan, (2) Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dan
(3) untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung
kepemimpinan kepala sekolah perempuan di SDN 002 Muara Badak dan di SDN 025
Muara Badak Kecamatan Muara Badak. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sebagai subjek penelitian adalah
kepala sekolah SDN 002 Muara Badak dan Kepala Sekolah SDN 025 Muara Badak
Kecamatan Muara Badak. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Hasil penelitian yaitu: (1) Gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala
sekolah SDN 002 Muara Badak dan SDN 025 Muara Badak Kecamatan Muara Badak
dalam pengambilan keputusan adalah menggunakan gaya kepemimpinan demokratif
yakni kepala sekolah lebih mengutamakan hubungan interpersonal, terbuka, menerima
ide, saran dan masukan, serta memiliki sikap bersahabat yang baik dengan rekan kerja.
(2) Dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen gaya kepemimpinan kepala sekolah
SDN 002 Muara Badak dan SDN 025 Muara Badak Kecamatan Muara Badak
menerapkan gaya kepemimpinan demokratif partisipatif hal ini dibuktikan dalam setiap
pelaksanaan program sekolah, kepala sekolah lebih mengutamakan kerjasama tim,
terbuka terhadap masukan dan saran dari para guru, dan selalu mendengarkan pendapat
dari semua guru di dalam rapat sekolah, (3) Faktor penghambat kepala sekolah SDN 002
Kecamatan Muara Badak dan SDN 025 Muara Badak Kecamatan Muara Badak adalah
kondisi geografis sekolah, dana operasional sekolah, sarana dan prasarana sekolah yang
belum sesuai Standar Nasional Pendidikan. Faktor pendukungnya adalah tenaga
pendidik yang telah berkualifikasi S1, Lembaga pendidikan bersertifikat ISO, mendapat
tunjangan khusus untuk guru sekolah terpencil, adanya dukungan keluarga, guru serta
kepercayaan masyarakat.

Kata kunci: Gaya kepemimpinan, Kepala Sekolah Perempuan, studi kasus

49
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN sekolah akan selalu berkembang, untuk


mengetahui gaya kepemimpinan yang
Keberhasilan pelaksanaan proses belajar digunakan oleh kepala sekolah dapat dilihat
mengajar dengan luaran peserta didik yang dari bagaimana kepala sekolah di dalam
bermutu sangat bergantung pada pola mengambil keputusan baik untuk kepentingan
kepemimpinan kepala sekolah dalam internal maupun eksternal sekolah, di dalam
mengelola lembaga pendidikan ditentukan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
oleh gaya kepemimpinan yang digunakan oleh sekolah yakni perencanaan,
kepala sekolah tersebut. Penerapan gaya pengorganisasian, pelaksanaan dan
kepemimpinan yang tepat dan adil dapat pengawasan di sekolah, serta mengetahui
mendorong dan memotivasi para bawahan faktor-faktor yang dapat mendukung dan
untuk bekerja lebih baik dan terarah sehingga menghambat kepemimpinan kepala sekolah
lembaga pendidikan yang dipimpinnya dapat perempuan di sekolah. Di dalam
berhasil dan berkembang sesuai dengan yang penyelenggaraan pendidikan kepala sekolah
diharapkan. diharapkan dapat menerapkan gaya
Kepemimpinan itu sendiri memiliki kepemimpinan demokratif dan partisifatif
berbagai macam gaya yang dapat dilakukan sehingga terbina hubungan komunikasi yang
oleh kepala sekolah agar berhasil dalam kondusif dan dapat menciptakan umpan balik
mengelola dan mengembangkan sekolahnya. yang positif dengan memupuk rasa
Gaya kepemimpinan menurut Likert dalam kebersamaan yang adil dan tepat. Dengan
Usman ada empat gaya kepemimpinan dalam demikian tercipta hubungan yang baik antara
manajemen antara lain yakni “Gaya pemimpin dengan orang yang dipimpinnya
kepemimpinan Eksploitative Authoritative sehingga mampu mendorong bagi
(gaya kepemimpinan otoriter yang memeras), keberhasilan dan kemajuan lembaga
Benevolent Authoritative (gaya pendidikan.
kepemimpinan otoriter yang baik) Consultatif Terkait dengan kepemimpinan, tentunya
(gaya kepemimpinan konsultatif), dan tidak terlepas dari individu yang berperan
Participative (gaya kepemimpinan sebagai pemimpin. Banyak yang
partisipatif)”.5Di dalam kepemimpinan setiap menghubungkan antara kemampuan individu
individu memiliki gaya dan perilaku yang dalam memimpin dengan aspek biologis yang
berbeda-beda, sehingga untuk mempengaruhi melekat pada diri sang pemimpin yaitu
orang lain diperlukan gaya atau cara yang berdasarkan pada perbedaan jenis kelamin
berbeda-beda pula. namun yang lebih penting laki-laki dan perempuan. Secara faktual
adalah kepala sekolah mengetahui berbagai mencermati kesempatan dan partisipasi guru
gaya kepemimpinan sehingga mampu perempuan dalam jabatan kepala sekolah
menentukan gaya yang sesuai dengan situasi masih rendah, karena masyarakat sekolah
dan mampu menggunakan gaya tersebut masih menganggap kepemimpinan hanya
secara benar. milik laki-laki sehingga masih banyak yang
Kepala sekolah sebagai seorang meragukan kemampuan perempuan dalam
pemimpin harus mampu melakukan memimpin apalagi dengan banyaknya teori-
pendekatan terhadap perilaku atau karakter teori kepemimpinan yang tidak hanya
dari orang-orang yang dipimpinnya. Di dalam menolak peran wanita dalam kepemimpinan
menjalankan roda kepemimpinnya kepala publik tetapi juga mengalami bias gender
sekolah harus memperhatikan gaya dengan asumsi-asumsi yang memojokkan
kepemimpinan yang akan digunakan. wanita dalam kepemimpinan. Hal ini sesuai
Penggunaan gaya kepemimpinan yang tepat dengan pernyataan, Eti Nurhayati dalam
akan memperlancar pekerjaan dalam sebuah Bukunya “Psikologi Perempuan dalam
organisasi sekolah sehingga mutu dan kualitas berbagai perspektif”. Selama ini berkembang

5
Usman Husaini. 2011 Manajemen Teori Praktek dan Riset
Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Hlm 350-352.
50
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

anggapan, bahwa perempuan tidak layak Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah). 7


untuk menjadi pemimpin, dengan memagari Dengan banyaknya jumlah sekolah yang
kiprah mereka sebatas peran domestik (fungsi memiliki nilai dan predikat baik yang
keiburumahtanggaan).6Sehingga hal tersebut dipimpin oleh kepala sekolah perempuan, ini
kemudian mengakibatkan timbulnya istilah membuktikan bahwa kepala sekolah
ketimpangan gender (jenis kelamin laki-laki perempuan juga mampu tampil kuat dalam
dan perempuan) yang kemudian kepemimpinan dan manajemen sehingga mutu
menempatkan perempuan pada kondisi yang lembaga pendidikan yang dipimpinnya lebih
tidak menguntungkan. Sementara menurut baik dan lebih berkualitas seperti halnya
penafsiran agama kepemimpinan perempuan dengan kepemimpinan laki-laki. Di sisi lain
masih menjadi pro dan kontra, sebagian jika ditinjau dari segi jumlah guru dan jabatan
masyarakat Indonesia ada yang beranggapan kepala sekolah pada jenjang pendidikan
bahwa laki-laki lebih pantas menjadi sekolah dasar sesuai dengan data yang ada
pemimpin dalam setiap bidang kehidupan dari mengenai keberadaan guru dan kepala sekolah
pada perempuan. Kepemimpinan sering di Kecamatan Muara Badak adalah masih
diasosiasikan sebagai kekuasaan, kekuatan, didominasi oleh kaum perempuan. Berikut
perintah, penaklukan, wewenang pembuatan tabel tentang guru dan kepala sekolah.
kebijakan, yang hanya pantas disandang oleh Tabel 1.1 Data Kepala Sekolah di Muara
laki-laki yang memiliki sifat-sifat tersebut, Badak Kec. Muara Badak Kab. Kutai
sehingga representasi perempuan dalam Kartanegara
kepemimpinan publik masih sangat rendah No. Tingkat
apalagi dinamika sosial politik dimasyarakat Pendidikan L P Jlh
masih memarginalkan perempuan. Namun 1. SD/MI 91 294 385
berbeda dengan urusan mendidik dan 2. SMP/MT 44 97 141
melayani peran perempuan lebih menonjol, itu 3. SMA/MA 28 31 59
dikarenakan naluri dasar perempuan yang 4. SMK 14 31 45
lembut, keibuan dan tidak berlebihan dalam Total 177 453 630
penampilan sehari-hari, tetapi tetap mampu
memberikan kontribusi positif diberbagai Tabel 1.2
sektor publik khususnya sektor pendidikan. Data Kepala Sekolah di Muara Badak Kec.
Kepala sekolah perempuan dengan Muara Badak Kab. Kutai Kartanegara
kompetensi yang dimilikinya dapat memimpin No. Tingkat
dengan baik dan mampu membawa sekolah Pendidikan L P Jlh
yang dipimpinnya bersaing atau sejajar 1. SD/MI 15 14 29
dengan sekolah-sekolah berkualitas lainnya. 2. SMP/MT 7 3 10
Di Kecamatan Muara Badak ada banyak 3. SMA/MA 4 - 4
sekolah yang sudah terakreditasi baik, yang 4. SMK 3 - 3
dipimpin oleh kepala sekolah perempuan, Total 29 17 46
tercatat di tahun 2016/2017, dari 14 jumlah
sekolah dasar yang dipimpin oleh kepala Tabel 1.1 dan 1.2 menunjukkan dominasi
sekolah perempuan yang sudah diakreditasi guru perempuan dan besarnya jumlah kepala
hampir seluruhnya mendapatkan predikat B sekolah perempuan saat ini di tingkat
dan bahkan 2 lainnya mendapat predikat A, pendidikan sekolah dasar sesuai dengan data
sementara sebagian besar sekolah yang Dapodikdasmen. Berdasarkan table 1.1 dan
dipimpin oleh kepala sekolah laki-laki 1.2 saat ini semakin banyak perempuan yang
mendapat predikat C, (sesuai dengan data menjadi guru dan kepala sekolah khususnya di
yang dikeluarkan oleh BANSM atau Badan tingkat pendidikan sekolah dasar yang ada di

6 7
Eti Nurhayati, Psikologi Perempuan dalam Berbagai http://bansm.or.id/sekolah/sudah_akreditasi/1data
Persfektif. (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Pertama, 2012),
Hlm. 199-200
51
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Kecamatan Muara Badak. Banyaknya jumlah METODE PENELITIAN


guru dan kepala sekolah perempuan di tingkat
pendidikan sekolah dasar telah membuktikan Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif
besarnya kontribusi perempuan dalam dunia kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data
pendidikan. Dengan kelebihan yang mereka melalui observasi dan wawancara. Berikut ini
miliki walaupun juga perlu diakui bahwa, disajikan jalannya penelitian sebagai berikut.
perempuan memiliki banyak kelemahan-
kelemahan dibandingkan dengan laki-laki Mencari informasi mengenai
Gaya kepeminpinan dalam pengambilan
yang diciptakan dengan kondisi fisik yang
keputusan dan pelaksanaan fungsi-
lebih kuat daripada perempuan, keterbatasan fungsi manajemen serta faktor - faktor
fisik dan ruang lingkup gerak serta penghambat dan pendukung
tanggungjawab perempuan sebagai seorang kepemimpinan kepala sekolah
ibu membuat persepsi kepemimpinan perempuan
perempuan tetap berbeda terhadap
kepemimpinan laki-laki. Dari hasil
pengamatan, ditemukan beberapa
permasalahan umum yang dihadapi oleh
kepala sekolah perempuan. Yakni perempuan Peneliti
adalah makhluk lemah yang memiliki sifat
khas sehingga dengan sifat tersebut
diidentikkan dengan kelemahan dan Observasi, wawancara, kuisioner dan
kekurang-tegasan di dalam menghadapi pengambilan dokumentasi di SD Negeri
masalah. Anggapan lain bahwa 002 dan SD Negeri 025 Kec. Muara
kepemimpinan kepala sekolah perempuan
Badak
lambat dalam mengambil keputusan karena
kurang keberanian dalam mengambil resiko,
dan serangkaian kelemahan fisik lainnya.
Memperoleh informasi
Sehingga muncul kekurangpercayaan Tentang gaya kepemimpinan
terhadap kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkan oleh kepala
perempuan yang ditunjukkan dengan selalu sekolah perempuan di SD
membanding-bandingkan dengan Negeri 002 dan SD Negeri 025
kepemimpinan laki-laki. Hal ini karena Kec. Muara Badak
(Otoriter, Demokrasi dan
budaya patriarkhi yang sudah mengakar kuat Laize faire)
di masyarakat.
Walaupun dengan adanya berbagai
kelemahan-kelemahan tersebut, kepala Faktor penghambat
sekolah perempuan memiliki tekad yang kuat dan pendukung
untuk dapat memajukan dan mengembangkan
kemajuan pendidikan. Hal tersebut tidak HASIL PENELITIAN DAN
terlepas dari gaya kepemimpinannya,
terutama dalam hal bagaimana kepala sekolah PEMBAHASAN
dalam mengelola pendidikan di sekolah, baik Hasil penelitian menunjukan pemimpin
di dalam pengambilan keputusan maupun di perempuan secara nyata, banyak yang jauh
dalam melaksanakan fungsi-fungsi lebih hebat dan handal dari para pemimpin
manajemen sekolah yang benar-benar laki-laki itu karena mereka berusaha lebih
didukung oleh seluruh warga sekolah keras, ulet, memiliki komitmen yang kuat,
sehingga kualitas dan mutu pendidikan di berani mengambil resiko dan tidak mudah
sekolah dapat terus ditingkatkan. menyerah. Namun sayang, kegagalan
pemimpin perempuan sering terjadi bukan
karena faktor eksternal melainkan karena

52
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

faktor internal yang membuat segala sesuatu mengakui keahlian bawahan. Hal ini sesuai
menyulitkan dirinya sendiri. Keputusasaan, dengan pendapat Kartono8 yang menyatakan
kecurigaan terhadap diskriminasi gender, bahwa kepemimpinan demokratis menghargai
emosi labil, dan tidak dapat mengendalikan potensi setiap individu, mau mendengar
perkataan menjadi beberapa penyebab utama nasihat, dan sugesti bawahan, juga bersedia
kegagalan kepemimpinan perempuan. Hal ini mengakui keahlian spesialis dengan
menarik untuk dikaji dinamika perempuan bidangnya masing-masing, mampu
dalam dunia kerja. Dalam hal jumlah, menurut memanfaatkan kapasitas setiap anggota
data situs independen.id tertanggal 05 Juni seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi
2017, tenaga kerja perempuan selalu yang tepat. Kepemimpinan demokratis juga
mengalami peningkatan setiap tahun. Tercatat sering disebut kepemimpinan group
persentase jumlah pekerja perempuan developer.
mencapai 50% lebih dibandingkan jumlah Pemimpin demokratis biasanya
pekerja laki-laki. memandang peranannya selaku koordinator
Sementara kedudukan perempuan dalam dari berbagai unsur dan komponen organisasi
organisasi selama ini bersifat mengerucut. sehingga bergerak sebagai suatu totalitas,
Kebanyakan prermpuan hanya menduduki karena gaya kepemimpinan demokratis adalah
posisi entry level dalam organisasi. Semakin gaya kepemimpinan yang paling ideal dan
tinggi posisi dalam organisasi, semakin sedikit paling didambakan. Memang harus diakui
pula prermpuan yang menjabatnya. Sangat pemimpin yang demokratis tidak selalu
sedikit perempuan yang beruntung bisa merupakan pemimpin yang efektif dalam
mendapatkan kesempatan untuk mendaki ke kehidupan organisasi sosial karena adakalanya
posisi puncak organisasi dan menjadi sukses. dalam hal bertindak dan mengambil keputusan
Disebabkan karena alasan keluarga dan bisa saja terjadi keterlambatan sebagai
fleksibilitas waktu, padahal, perempuan yang konsekuensi keterlibatan para bawahan dalam
memegang posisi pemimpin di sebuah proses pengambilan keputusan tersebut.
perusahaan mampu memberikan kontribusi Sekalipun demikian, pemimpin yang
yang signifikan dalam meningkatkan kinerja demokratis tetap dipandang sebagai pemimpin
perusahaan. terbaik karena kelemahannya mengalahkan
Tidak ada satu konsep yang menyatakan kekurangannya.9
bahwa kepemimpinan perempuan lebih baik Kepemimpinan demokratis biasanya
dari kepemimpinan laki-laki, atau sebaliknya. berlangsung secara mantap, dengan adanya
Karena teori kepemimpinan adalah proses gejala-gejala sebagai berikut: 1). organisasi
mempengaruhi tidak hanya dari pemimpin dan segenap bagiannya berjalan lancar,
kepada pengikut atau satu arah melainkan sekalipun pemimpin tersebut tidak ada di
timbal balik atau dua arah. Pengikut yang baik kantor. 2). otoritas sepenuhnya didelegasikan
juga dapat saja memunculkan kepemimpinan ke bawah, dan masing-masing orang
dengan mengikuti kepemimpinan yang ada menyadari tugas dan kewajibannya sehingga
dan pada derajat tertentu memberikan umpan mereka merasa senang dan aman menyandang
balik kepada pemimpin. Pengaruh adalah tugas dan kewajibannya. 3). diutamakan
proses pemimpin mengkomunikasikan tujuan-tujuan kesejahteraan pada umumnya,
gagasan, memperoleh penerimaan atas dan kelancaran kerjasama dari setiap warga
gagasan, dan memotivasi pengikut untuk kelompok. Dan 4). pemimpin demokratis
mendukung serta melaksanakan gagasan sebagai katalisator untuk mempercepat
tersebut lewat perubahan. dinamisme dan kerjasama demi pencapain
Model kepemimpinan demokratis
menghargai potensi setiap individu, mau
mendengar nasehat, mensugesti bawahan dan

8 9
Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan. (PT. Rajagrafindo Siagian P, Sondang. Fungsi-fungsi Manajerial. (Jakarta:
Persada, 2006), hlm.86. Bumi Aksara, 2000), hlm.54.
53
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

tujuan organisasi dengan cara yang paling Riyanti Hutapea, Karen Agustiawan, dan
cocok dengan jiwa kelompok dan situasinya.10 banyak lagi wanita sukses Indonesia.
Perempuan memiliki kemampuan yang Dr. Herbert Greenberg11 menemukan
sama untuk berada di posisi puncak dalam lima ciri yang banyak dimiliki oleh wanita
karier faktanya, dalam berbagai organisasi pemimpin: (1) Kemampuan untuk membujuk,
saat ini, saat gaya kepemimpinan yang keras wanita pemimpin umumnya lebih persuasif
dan kaku tidak lagi sesuai untuk karyawan, bila dibandingkan dengan pria, la cenderung
gaya kepemimpinan perempuan yang lebih berambisi dibandingkan pria
komprehensif serta nilai-nilai positif lainnya keberhasilannya dalam membujuk orang lain
membuat mereka lebih cocok untuk untuk berkata “ya” akan meningkatkan
menduduki posisi puncak. egonya dan memberinya kepuasan. Meskipun
Perempuan dapat menjadi pemimpin demikian, saat memaksakan kehendaknya, sisi
sebagaimana halnya dengan kaum laki-laki sosial, feminin, dan sifat empatinya tidak akan
karena didalam agama islam sendiri hilang, (2) Membuktikan kritikan yang salah,
perempuan dipandang sama kedudukannya mereka “belum bermuka tebal”, wanita
dengan kaum laki-laki, Islam memberi hak- pemimpin memiliki tingkat kekuatan ego yang
hak kepada kaum perempuan seperti yang lebih rendah dibandingkan pria, artinya
telah diberikan kepada kaum laki-laki dan mereka masih bisa merasakan rasa sakit akibat
memberikan kewajiban yang sama kepada penolakan dan kritik. Namun, tingkat
keduanya dan tidak ada perbedaan. Dalam keberanian, empati, keluwesan, dan
surat Al-Ahzab ayat 33:35 ditegaskan bahwa keramahan yang tinggi membuat mereka cepat
perempuan dan laki-laki memiliki hak yang pulih, belajar dari kesalahan, dan bergerak
sama untuk memperoleh penghargaan/balasan maju dengan sikap positif “akan saya
yang layak atas kerja-kerja yang dilakukan, buktikan”, (3). Semangat kerja tim, wanita
sehingga dengan adanya ayat tersebut perlu pemimpin yang hebat cenderung menerapkan
kiranya meluruskan pemahaman dan asumsi gaya kepemimpinan secara komprehensif saat
yang selama ini misoginis (kebencian) dan harus menyelesaikan masalah dan membuat
bias dalam mencitrakan perempuan dengan keputusan. Mereka juga lebih fleksibel, penuh
pemahaman yang benar terhadap existensi pertimbangan, dan membantu stafnya.
kemanusian perempuan dan laki-laki. Bagaimanapun, wanita masih harus banyak
Dewasa ini, makin banyak perempuan belajar dari priadalam hal ketelitian saat
yang bekerja di bidang pekerjaan laki-laki. memecahkan masalah dan membuat
Mereka tidak saja bisa bertahan, namun juga keputusan, (4) Sang pemimpin, wanita
sukses menjadi pemimpin. Kaum wanita pun pemimpin yang hebat umumnya memiliki
bisa menunjukkan dirinya sebagai makhluk karisma yang kuat, begitu juga pria. Mereka
yang luar biasa kuat dan berani, dan tidak persuasif, percaya diri, serta berkemauan kuat
kalah dari kaum pria. Secara esensial dalam untuk menyelesaikan tugas dan energik, (5)
manajemen dan kepemimpinan pun pada Berani mengambil risiko, tidak lagi berada di
dasarnya tidak akan jauh berbeda dengan wilayah yang aman, wanita pemimpin pada
kaum pria. Beberapa tokoh perempuan yang dasarnya berani melanggar aturan dan
berhasil menjadi pemimpin, Margareth mengambil risiko, sama seperti pria sekaligus
Tatcher di Inggris yang dijuluki sebagai “Si memberi perhatian yang sama pada detail.
Wanita Besi”, Indira Gandhi di India, Cory Mereka berspekulasi di luar batas-batas
Aquino di Philipina, Megawati di Indonesia perusahaan, dan tidak sepenuhnya menerima
dan Sri Mulyani, Miranda Goeltom, Mari Elka aturan struktural yang ada, seperti peraturan
Pangestu, Linda Amalia Sari, Felia Salim, Eva dan kebijakan perusahaan.

10
Kartono., op.cit., “Strategic Leadership: A Necessity for Prosperity and
11
Jumiati Sasmita dan Said As’ad Raihan, Kepemimpinan Pria Sustainability” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana Unika Widya
dan Wanita, Proceeding of the 6th Ncfb And Doctoral Mandala Surabaya. Hlm.6.
ColloquiumTowards a New Indonesia Business Architecture
54
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Penelitian ini juga mendukung Seperti keputusan, dan kepala sekolah bersedia
yang dikemukakan oleh Gibson menunjukkan membagi persoalan, menerima kritik dan
bahwa sebagian besar perempuan memiliki saran dari para guru, terbuka terhadap kritik
dimensi perilaku yang cenderung memikirkan yang disampaikan oleh para guru terutama
kesejahteraan bawahan dan lebih menekankan kritik atau saran yang sifatnya membangun
interaksi dan memfasilitasi bawahan, demi kebaikan sekolah, dan sebaliknya
sedangkan kaum laki-laki lebih cenderung persoalan dari para guru dan pegawai akan
memiliki dimensi yang mana didalam dimensi didengarkan.
perilaku ini bersifat tegas, berorientasi pada Proses pengambilan keputusan pada
tujuan dan cenderung bersifat menguasai. umumnya kepala sekolah perempuan
Berdasarkan karakteristik yang dapat melibatkan semua warga sekolah dan mau
digolongkan menjadi maskulin dan feminin mendengarkan masukan-masukan dan ide dari
maka variabel gaya kepemimpinan yang para guru atau bawahan, dalam pemberian
relevan untuk dipergunakan adalah gaya arahan atau pengaruh kepada guru dan
kepemimpinan otokratis untuk laki-laki dan pegawai kepala sekolah SD Negeri 002 dan
demokratis untuk perempuan.12 SD Negeri 025 Muara Badak melakukannya,
3.1 Gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan cara formal maupun informal, baik
perempuan dalam pengambilan secara kelompok maupun individu, kepada
keputusan di SD. Negeri 002 dan di SD guru dan pegawai yang kurang sependapat
Negeri 025 Kecamatan Muara Badak. atau kurang setuju dengan keputusan atau
Pengambilan keputusan adalah kebijakan yang ada disekolah, ada pendekatan
kewenangan mutlak kepala sekolah, akan secara kekeluargaan dan persuasif yang
tetapi kepala sekolah boleh melibatkan atau dilakukan kepala sekolah perempuan,
memberikan kewenangan kepada para guru sehingga diharapkan kepada para guru dan
atau bawahan untuk pengambilan keputusan bawahan dapat mendukung kebijakan yang
yang bersifat untuk pengembangan sekolah. telah diputuskan oleh kepala sekolah.
Permasalahan permasalahan yang berat dapat Kepala sekolah dalam pengambilan
diputuskan bersama dengan para guru dan keputusan adalah menggunakan gaya
bawahan berdasarkan kesepakatan bersama demokratif yakni mengutamakan musyawarah
namun untuk permasalahan yang dianggap untuk mufakat sesuai dengan teori bahwa
kepala sekolah dapat memutuskannya sendiri, seorang pemimpin harus mengambil beberapa
akan diputuskan sendiri oleh kepala sekolah faktor penting dalam pengambilan keputusan
karena kepala sekolah mempunyai berdasarkan keputusan yang disepakati, dan
kewenangan dalam pengambilan keputusan. melibatkan semua warga sekolah.
Pengambilan keputusan kepala sekolah Seorang pemimpin dalam pengambilan
SD Negeri 002 dan SD Negeri 025 Muara keputusan berdasarkan kesepakatan seluruh
Badak dengan menggunakan gaya demokratif warga sekolah dan itu akan sangat membantu
sebagaimana yang disampaikan oleh Likert bagi perkembangan dan kemajuan sekolah,
dalam Usman yakni sasaran tugas dan selanjutnya apa yang menjadi tujuan sekolah
keputusan yang berhubungan dengan akan dapat tercapai dengan efektif dan efesien
pekerjaan dibuat oleh kelompok.13Apabila serta menghasilkan output yang berkualitas
pimpinan mengambil suatu keputusan, maka sesuai dengan yang diharap bersama. Di dalam
keputusan tersebut diambil setelah proses pengambilan keputusan adakalanya,
memperhatikan pendapat kelompok. Kepala tidak berdasarkan kesepakatan bersama,
Sekolah SD Negeri 002 dan SD Negeri 025 meskipun jarang terjadi, sehingga membuat
Muara Badak mengikutsertakan guru dan hasil keputusan menjadi tidak maksimal. Jika
pegawai dalam proses pengambilan guru dan pegawai tidak puas dengan hasil

12 13
Herachwat, Nuri dan Dwiatmaja, Basuki, Bhaskaroga. 2012. Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset
Majalah Ekonomi. tahun XXII, No. 2 Agustus 2012. Fakultas Pendidikan.Edisi 4, (Jakarta, Bumi Aksara, 2014). Hlm. 352.
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
55
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

keputusan yang diambil oleh kepala sekolah menggunakan gaya kepemimpinan demokratif
akan berdampak pada menurunnya kualitas, partisipatif. Hal ini dapat dilihat dari ibu
kinerja guru dan pegawai, sehingga mereka kepala sekolah selalu memberikan
kurang bersemangat dalam melaksanakan kesempatan kepada semua warga sekolah
tugas dan tanggung jawabnya. untuk berpartisipasi di dalam sebuah kegiatan
3.2 Gaya kepemimpinan kepala sekolah dan bertanggungjawab terhadap sebuah
perempuan dalam melaksanakan jabatan yang diberikan kepada bawahan.
fungsi-fungsi manajemen di SD. Negeri Gaya kepemimpinan demokratif yang
002 dan di SD Negeri 025 Kecamatan dilakukan oleh ibu kepala sekolah dapat
Muara Badak. dilihat juga dari adanya pembagian tugas guru
3.2.1 Fungsi perencanaan dengan melibatkan para guru dan pegawai
Kepala sekolah perempuan di SD dalam kegiatan tersebut.
Negeri 002 dan 025 Muara Badak memiliki Demikian halnya dengan ibu kepala
pola yang sama dalam menjalankan fungsi sekolah SD Negeri 025 Muara Badak bahwa
manajemen di sekolah. fungsi perencanaan semua tanggung jawab dan wewenang dari
yang dilakukan mereka dengan melakukan setiap jabatan sudah sesuai dengan latar
rapat dewan guru sebelum kebijakan atau belakang pendidikan guru dan pegawai
program tersebut dilaksanakan. Dalam proses walaupun juga masih ada yang belum sesuai
perencanaan Ibu kepala sekolah SD Negeri karena terbatasnya guru yang mau mengajar di
002 dan SD Negeri 025 cenderung daerah tersebut sehingga ada satu orang guru
menggunakan gaya kepemimpinan demokratif yang mengajar tidak sesuai dengan
yakni melibatkan semua guru yang ada. Hal bidangnnya dan kualifikasi pendidikannya,
ini dapat dilihat dari indikasi kepala sekolah namun guru tersebut memiliki kemampuan
yang bersedia berbagi permasalahan dan mengajar pada jenis bidang studi tersebut
selalu melibatkan para guru dan bawahan sehingga diberi tanggung jawab untuk
berpartisifasi dalam setiap penyusunan mengajar pada bidang studi tersebut.
program-program kerja sekolah. Menentukan Berdasarkan hasil wawancara dapat
setiap program yang akan dijalankan sehingga disimpulkan bahwa proses pengorganisasian
tujuan yang telah direncanakan dapati yang dilakukan oleh Kepala Sekolah SD
tercapai, atau keputusan tidak sepihak tetapi Negeri 002 dan SD Negeri 025 Muara Badak
dimusyawarakan secara bersama dengan adalah selalu melibatkan guru dan pegawai,
mendengarkan pendapat, ide-ide, masukan dalam memberikan tugas, menjalin
serta saran dari para guru dan bawahan komunikasi dua arah sehingga informasi
didalam rapat-rapat yang dilaksanakan kepada guru dan pegawai menjadi jelas dan
bersama dengan semua guru. ibu kepala sekolah selalu mengutamakan
Kepala sekolah di dalam perencanaan kerjasama dalam hal pengorganisasian.
juga memberi kepercayaan kepada para guru
dalam melaksanakan setiap program yang 3.2.3 Fungsi pergerakan atau
sudah disusun, dan bila ada program yang pelaksanaan
dianggap tidak mendukung program Ibu kepala sekolah SD Negeri 002 dan
perkembangan sekolah atau karena SD Negeri 025 Muara Badak di dalam proses
keterbatasan dana akan dibahas dan menggerakkan para bawahan cenderung
dikomunikasikan bersama sebelum diambil menggunakan gaya kepemimpinan demokratif
keputusan untuk membatalkan perogram partisipatif, hal ini dapat dilihat dari kepala
tersebut. sekolah dalam memberikan perhatian kepada
para bawahan kegiatan yang dapat memotivasi
3.2.2 Fungsi pengorganisasian para bawahan untuk dapat melakukan
Di dalam menyusun struktur pekerjaan dengan baik, dapat dilihat dari
organisasi sekolah di SD Negeri 002 Muara pemberian penghargaan atau reward terhadap
Badak, ibu kepala sekolah lebih cenderung guru atau bawahan yang berprestasi, yakni

56
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

puji-pujian, ucapan terima kasih, dan ikut serta mengenai pekerjaan mereka. Demikian halnya
mendampingi setiap ada kegiatan-kegiatan dengan kepala sekolah SD Negeri 025 Muara
yang dilaksanakan di luar sekolah. Selain itu Badak untuk kegiatan monitorng dan supervisi
proses perorganisasian yang dilakukan oleh terhadap guru atau bawahan tidak dilakukan
ibu kepala sekolah adalah memberikan secara ketat, ibu kepala sekolah selalu
kesempatan kepada semua guru untuk memberi kesempatan kepada guru para
berpartisipasi dalam sebuah kegiatan. Sesuai bawahan untuk mempersiapkan diri didalam
dengan teori bahwa penyusunan dan menyiapkan seluruh perangkat pembelajaran
perencanaan suatu program harus selalu di kelas, ibu kepala sekolah memberi
memberikan kesempatan kepada bawahan kepercayaan kepada para bawahan mengenai
untuk dapat berpartisipasi dan berkembang tugas mereka ada kerja sama yang baik antara
serta bertanggungjawab serhadap tugas yang guru dan kepala sekolah. Dengan demikian
diberikan kepadanya. Ibu kepala sekolah di dari hasil wawancara tersebut dapat
dalam memberikan pengarahan, bimbingan disimpulkan bahwa pengawasan yang
dan pembinaan terhadap bawahan berpola dilakukan oleh ibu kepala sekolah SD Negeri
hubungan kerjasama yang baik untuk 002 dan SD Negeri 025 Muara Badak adalah
meningkatkan motivasi kerja bagi para guru bersifat demokratif yakni ada pengarahan,
dan bawahan. Mereka dapat meningkatkan kerjasama, kekeluargaan serta tanggung jawab
kinerjanya dan dapat mencapai tujuan dipikul bersama, hal itu dapat dilihat dari
organisasi yang sesuai dengan visi dan misi proses kepengawasan kepala sekolah dalam
yang sudah ditetapkan bersama. memberikan kepercayaan kepada guru dan
Pola yang diterapkan oleh kepala sekolah bawahan mengenai pekerjaan mereka
SD Negeri 0002 dan SD Negeri 025 Muara kemudian juga pengawasan tidak dilakukan
Badak dalam menggerakkan para bawahan secara rutin dan terus menerus, sehingga
adalah pola yang mementingkan kerjasama secara teori tidak terlalu bertentangan dengan
yang baik dan benar. Bahkan pemberian prinsif-prinsif kepengawasan yakni,
penghargaan dan motivasi kerja bagi bawahan “pengawasan sebaiknya dilakukan secara
untuk selalu berprestasi agar mereka selalu berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan
bersemangat dalam bekerja untuk mencapai menurut minat dan kesempatan yang dimiliki
tujuan sekolah. oleh pengawas atau kepala sekolah.. dst”.14
3.2.4 Fungsi Pengawasan Sehingga apabila pengawasan tersebut
Kepala sekolah berdasarkan hasil dilakukan secara terus menerus maka
wawancara dan pengamatan penulis, perilaku perkembangan kinerja atau hasil pekerjaan
kepemimpinan kepala SD Negeri 002 Muara guru dan bawahan dapat diketahui oleh setiap
Badak dalam menerapkan fungsi pengawasan kepala sekolah.
dirasakan baik oleh para guru. Selain 3.3 Faktor-faktor yang menjadi
pengawasan yang terjadwal juga dilakukan penghambat dan pendukung
secara mendadak, kepala sekolah memiliki kepemimpinan kepala sekolah
program supervisi kelas, meskipun jarang perempuan di SD Negeri 002 dan di SD
dilakukan secara mendadak. Dalam proses Negeri 025 Kec. Muara Badak.
pengawasan kepala sekolah menggunakan Adapun yang menjadi faktor penghambat
gaya kepemimpinan demokratif yakni kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri
memberikan kesempatan dan kebebasan 002 Muara Badak adalah Dana, menurut
kepada para guru untuk berkreasi sendiri dan kepala sekolah secara umum dana merupakan
memutuskan sendiri demi terlaksananya tugas salah satu faktor penghambat dalam
tersebut. pengawasan kepala sekolah tidak merealisasikan setiap program yang telah
bersifat rutin hal ini karena kepala sekolah dibuat dan direncanakan berdasarkan
memberikan kepercayaan kepada guru keputusan bersama, sebagai contoh ketika

14
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, (Rineka
Cipta.Jakarta. 2006). Hlm. 20.
57
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kepala sekolah ingin memberikan insentif bagi sekolah sudah bersertifikat ISO, Guru yang
guru yang berprestasi dalam membimbing mengajar juga sudah sesuai dengan
anak untuk mengikuti setiap perlombaan, kompetensi yang dimilikinya, tingkat
namun tidak bisa memberikan insentif kepada pendidikan, pengalaman dalam organisasi,
guru. Untuk merealisasikan dalam pemberian hubungan yang harmonis, kekeluargaan, ada
insentif kepada guru yang berprestasi di SD dukungan dari berbagai fihak yakni pengawas,
Negeri 002 Muara Badak belum bisa komite sekolah, masyarakat dan yang
maksimal dilakukan, hal ini menurut kepala terpenting karena adanya dukungan dari
sekolah dikarenakan terbatasnya dana atau keluarga dirumah.
anggaran sekolah. Menurut Syafaruddin Sementara menurut kepala sekolah SD
sebagai berikut: “Kebijakan yang dapat dibuat Negeri 025 Muara Badak yang menjadi faktor
oleh kepala sekolah melalui kerjasama dengan penghambat dalam kepemimpinan kepala
komite sekolah adalah peningkatan dalam sekolah yang pertama adalah faktor dana,
memberikan reward dan insentif kepada para keberadaan sekolah yang berada di wilayah
personel sekolah”.15 Sehingga perlu adanya terpencil, dengan jumlah siswa yang tidak
kerjasama dengan para stakeholder atau mencapai 50 siswa, berdampak pada besarnya
komite sekolah khususnya dalam mencari jumlah bantuan dana/subsidi sekolah yang
sumber-sumber pemasukan alternatif dalam diterima dari pemerintah daerah (Boskab)
mengatasi permasalahan dalam pembiayaan maupun pusat (Bosnas). dengan terbatasnya
tersebut. jumlah dana yang ada menurut kepala sekolah
Keberadaan guru perempuan di SD maka setiap program-program sekolah yang
Negeri 002 Muara Badak relatif banyak akan dilaksanakan harus betul-betul
sehingga dapat menjadi faktor penghambat diperhatikan dan disesuaikan dengan tingkat
kelancaran pelaksanaan program di sekolah kebutuhan dan keperluan sekolah sementara
menurut kepala sekolah SD Negeri 002 Muara untuk program yang kurang mendukung bagi
Badak dengan banyaknya guru perempuan perkembangan sekolah akan langsung
akan dapat mempengaruhi kepemimpinannya dibatalkan, Selain itu sarana dan prasarana
dalam menentukan kebijakan disekolah, hal sekolah juga masih sangat terbatas dan belum
itu bisa dirasakan ketika mengkomunikasikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
program-program sekolah yang berkaitan yang ditetapkan oleh pemerintah, sesuai data
dengan hal-hal kerja fisik. Menurut yang ada saat ini, SD Negeri 025 belum
pengamatan penulis keberadaan guru di SD memiliki ruang belajar dan meubeler yang
Negeri 002 Muara Badak berdasarkan jenis cukup, belum memiliki bangunan kantor, dan
kelamin didominasi oleh guru perempuan pagar sekolah. dan hambatan lainnya adalah
sehingga hal tersebut dapat menjadi faktor kondisi geografis sekolah yang terletak di desa
penghambat kemajuan sekolah disebabkan terpencil, akses ke sekolah yang sulit, jalan
karena adanya batasan-batasan yang dimiliki banyak yang rusak, dan diperparah dengan
oleh guru perempuan, namun dari sisi kondisi dan keadaan kepala sekolah yang
positifnya guru perempuan lebih komunikatif, belum mampu mengendarai kendaraan
mudah menerima, lembut, perasa dan yang sendiri, sehingga diperlukan peran serta suami
lebih penting guru perempuan memiliki sifat sebagai pengawal pribadi sekaligus petugas
dominan parenting yang menonjol didalam antar jemput yang harus selalu standby setiap
memberikan pendidikan kepada anak. saat. Untuk kegiatan diluar misalnya rapat
Adapun faktor pendukung kepala sekolah pertemuan yang tidak bisa diwakilkan akan
SD Negeri 002 Muara Badak dalam menjadi suatu hambatan terberat dan sulit bagi
melaksanakan program sekolah yang seorang kepala sekolah perempuan didalam
berkaitan dengan pemberian keputusan dan melaksanakan tugasnya dan
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen adalah

15
Syafarudin. Efektivitas Kebijakan Pendidikan. (Rineka
Cipta.Jakarta. 2008). Hlm.141.

58
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

tanggungjawabnya sebagai seorang kepala dan tenaga pendidik melalui pertemuan-


sekolah perempuan. pertemuan atau rapat di sekolah yang
Sementara untuk faktor pendukung umum dilaksanakan 4 kali dalam 2
dalam kepemimpinan kepala sekolah adalah, semester yakni rapat awal tahun ajaran
semua guru sudah sesuai dengan latar baru dan rapat akhir semester, para guru
belakang pendidikannya, ada tunjangan diberi kewenangan dan kebebasan
khsusus bagi sekolah terpencil, loyalitas dan mengeluarkan pendapat ide-ide, saran,
dukungan dari para guru, keluarga dan serta kritikan. sehingga keputusan yang
masyarakat sekitar, walaupun dukungan diambil dari hasil musyawarah tersebut,
bukan dalam bentuk pemberian materi karena diharapkan semua pihak yang terlibat,
penghasilan dan ekonomi masyarakat memiliki tanggung jawab secara bersama
tergolong masih rendah namun dukungan dan pula, dengan demikian semua keputusan
kepedulian tersebut ditunjukkan dalam bentuk dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang
kerjasama dan partisipasi dalam setiap telah ditetapkan bersama.
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di 2) Gaya kepemimpinan kepala sekolah
sekolah. Seperti kegiatan lomba-lomba, perempuan dalam melaksanakan fungsi-
peringatan hari pendidikan Nasional, kegiatan fungsi manajemen di SD. Negeri 002 dan
keagamaan, peringatan hari kemerdekaan dan di SD Negeri 025 Kecamatan Muara
kegiatan sosial lainnya. Badak.
Walaupun dengan adanya berbagai Dalam melaksanakan fungsi-fungsi
hambatan-hambatan yang ditemui oleh kepala manajemen gaya kepemimpinan kepala
sekolah perempuan sebagaimana halnya yang sekolah SD Negeri 002 dan SD Negeri
telah diuraikan di atas, kepala sekolah 025 menerapkan gaya kepemimpinan
perempuan di SD Negeri 002 dan SD Negeri demokratif hal ini dibuktikan dalam setiap
025 Muara Badak tetap dapat menjalankan pelaksanaan program sekolah selalu
tugas dan tanggungjawab kepemimpinan melibatkan guru, menerima masukan,
mereka dengan baik, hambatan-hambatan pendapat dan kritikan dari guru saat rapat,
tersebut, justru mereka jadikan sebagai memberikan pengarahan dan pembinaan
pemicu semangat untuk berkembang dan bagi guru yang suka melanggar aturan
memajukan sekolah, itu membuktikan bahwa dengan cara kekeluargaan, mengatur
kepala sekolah perempuan juga dapat tugas, tidak terlalu keras dalam
melaksanakan tugas kepemimpinannya pengawasan, memberi teladan yang baik,
dengan baik dan lancar seperti halnya laki- kekeluargaan, serta selalu memberi
laki, berkat kesungguhan dan niat baik serta semangat dan motivasi bagi guru dan
adanya dukungan dari berbagai pihak baik dari siswa ketika melaksanakan kegiatan di
dalam maupun dari luar sekolah. dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
3) Faktor-faktor yang menjadi pendukung
KESIMPULAN dan penghambat kepemimpinan kepala
Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik sekolah perempuan di SD Negeri 002 dan
simpulan sebagai berikut. di SD Negeri 025 Kecamatan Muara
1) Gaya kepemimpinan kepala sekolah Badak.
perempuan di SD Negeri 002 dan di SD Faktor penghambat kepemimpinan kepala
Negeri 025 Kecamatan Muara Badak sekolah SD Negeri 002 dan SD Negeri 025
dalam hal pengambilan keputusan adalah Muara Badak secara umum adalah faktor dana
kepala sekolah perempuan dalam dan sapras sekolah yang belum sesuai dengan
pengambilan keputusan cenderung standar nasional, sedangkan faktor
menerapkan gaya kepemimpinan pendukungnya adalah tenaga pendidik dan
demokratif partisipatif ditandai dengan kependidikan yang sudah sesuai dengan
keputusan yang diambil berdasarkan hasil kompetensi yang dimilikinya, program kepala
kesepakatan bersama dengan para guru sekolah yang sudah diputuskan secara

59
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

bersama mendapat dukungan dari semua fihak Rivai Veithzal Zainal, dkk. 2017.
baik dari para guru, keluarga maupun Kepemimpinan dan Perilaku
masyarakat sekitar. Kesimpulan harus Organisasi, Edisi Ke empat. Cetakan
menyatakan secara ringkas proposisi ke 12, Jakarta: PT. Raja Grafindo
terpenting dari makalah sebagai Persada.
pandangan penulis tentang implikasi Sasmita Jumiati, As’ad Raihan Said.
praktis dari hasilnya. Kepemimpinan Pria dan Wanita.
Fakultas Bisnis dan Fascasarjana
REFERENSI Unika Widya Mandala Surabaya.
Diakses pada tanggal 12 Oktober
Arikunto Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar 2016
Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian
Robbin S.P. 2010. Perilaku Organisasi Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,
Konsep-konsep Aplikasi. New Jersey, Bandung: CV. Alfabeta.
Pearson Educations. Inc.
Syafarudin. 2008. Efektivitas Kebijakan
Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif, Pendidikan, Jakarta. Rineka Cipta.
Jakarta, Prenada Mulia Group.
Umar Nasaruddin. 2010. Argumen Kesetaraan
Fahmi I. 2013. Manajemen Kepemimpinan, Jender persfektif Al-Quran, Jakarta:
Teori & Aplikasi. Bandung: Alfabeta. Dian Rakyat.
Basri Hasan. 2014. Kepemimpinan Kepala Usman Husaini. 2014. Manajemen Teori,
Sekolah, Bandung: CV. Pustaka Setia. Praktek dan Riset Pendidikan, Edisi 3,
Basri Hasan, Tatang. 2015. Kepemimpinan Jakarta, Bumi Aksara.
Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Usman Husaini. 2014. Manajemen Teori,
Setia. Praktek dan Riset Pendidikan.Edisi 4,
Herachwat, Nuri dan Dwiatmaja, Basuki, Jakarta, Bumi Aksara.
Bhaskaroga. 2012. Majalah Ekonomi. Fakih Mansoer. 2008. Analisis Gender dan
tahun XXII, No. 2 Agustus 2012. Transformasi Sosial. Yokyakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pustaka Pelajar
Universitas Airlangga. Diakses pada
tanggal 12 Oktober 2017
John Suprihanto dkk. 2003. Perilaku
Organisasional, Yogyakarta: STIK
YKPN.
Muhaimin, Suti’ah dan Sugeng. 2010.
Manajemen Pendidikan, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Moleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2013. Cetakan Ketiga, Manajemen
Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Jakarta, Bumi Aksara.
Mulyasa. 2009. Menjadi Kepala Sekolah
Profesional, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Purwanto. Ngalim. 2014. Administrasi dan
Supervisi Pendidikan, Cetakan Kedua
puluh dua, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
60
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PERBEDAAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA


SEKOLAH LAKI-LAKI DAN WANITA HUBUNGANNYA
DENGAN KEDISIPLINAN GURU PADA SD NEGERI
KECAMATAN SOMBA OPU KABPATEN GOWA

Idawati

Universitas Muhammadiyah Makassar

e-mail: idafadollah@gmail.com idawati@unismuh280.ac.id

Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) Gambaran kedisiplinan guru SD Negeri
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa (2) Gambaran kepemimpinan kepala sekolah
laki-laki pada SD Negeri Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa (3) Gambaran gaya
kepemimpinan Kepala Sekolah Wanita pada SD Negeri Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa (4) Perbedaan gaya kepemimpinan Kepala sekolah laki-laki dan
wanita hubungannya dengan kedisiplinan guru pada SD Negeri Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan teknik
komparatif. Populasi adalah guru SD Negeri se-Kecamatan Somba opu Kabupaten
Gowa sebanyak 499 orang. Sampel diambil dengan cara proporsional berstrata dan acak
atau proportional stratified random sampling dari populasi guru sebanyak 45 guru dari
kepala sekolah laki-laki dan 87 guru dari kepala sekolah wanita. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru
adalah kuesioner tertutup yang berbentuk skala dan selanjutnya dianalisis secara
deskriptif dan statistic dengan menggunakan analisis Uji-t. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Kedisiplinan guru menunjukkan kategori baik. (2) Gaya
kepmimpinan kepala sekolah laki-laki menunjukkan lebih otoriter, lebih demokratis,
lebih laissez faire dan lebih kharismatik dibandingkan kepala sekolah wanita. (3) Gaya
kepempinan kepala sekolah wanita lebih cenderung menggunakan gaya transformatif
dalam memimpin. (4) Ada perbedaan gaya kepemimpinan kepala sekolah laki-laki dan
wanita. Laki-laki lebih sedikit bergaya otoriter, lebih demokratis, lebih laissez faire
(bebas) dan lebih kharismatik dibandingkan kepala sekolah wanita yang lebih
transformatif. (5) Tidak ada perbedaan kedisiplinan antara guru yang dipimpin oleh
kepala sekolah laki-laki maupun wanita pada SD Negeri Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa. Keduanya Menunjukkan kategori baik.

Kata kunci: Gaya kepemimpinan, kedisiplinan.

61
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN guru bertugas mengemban tugas dalam


Pencapaian tujuan pendidikan sangat mendidik dan bertanggung jawab terhadap
dipengaruhi komponen-komponen yang pertumbuhan dan perkembangan peserta
terkait di dalam pelaksanaan pendidikan. didik. Untuk mencapai tujuan tersebut, kepala
Komponen pendidikan tersebut seperti sekolah hendaklah dapat berfungsi sebagai
kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugas sarana atau alat untuk membuat sekelompok
keprofesionalannya, dukungan fasilitas, serta orang bekerja sama dan berupaya menaati
yang tidak kalah pentingnya adalah kepala segala peraturan yang ditetapkan.
sekolah harus berkualitas. Khususnya kepala Pelaksanaan peraturan merupakan salah
sekolah sebagai pendidik, manajer, satu faktor pelaksanaan disiplin. Mengenai
administrator, supervisor, pemimpin, dan disiplin pegawai telah diatur dalam Peraturan
sebagai inovator dalam pekerjaannya. Untuk Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang
mencapai pendidikan yang berkualitas sangat Peraturan Disiplin Pegawai Negeri yang
tergantung pada kualitas kepemimpinan mengatur mengenai kewajiban, larangan dan
kepala sekolah. sanksi apabila pegawai negeri sipil tidak
Menjadi kepala sekolah merupakan tugas menjalankan kewajiban atau melanggar
tambahan yang dibebankan kepada seorang peraturan. Guru sebagai pegawai negeri,
guru yang memiliki kemampuan manajerial memiliki kewajiban untuk melaksanakan
untuk mengelola segala sumber daya yang ada peraturan pemerintah tersebut khususnya di
di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. lingkungan sekolah. Dengan melaksanakan
Oleh karena itu kepala sekolah memiliki peran peraturan sekolah makan akan tercipta situasi
dan tanggung jawab yang sangat besar untuk yang tertib dan berwibawa. Oleh karena itu,
keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. maka kepala sekolah melalui proses
Wahjosumidjo (2003) menyatakan bahwa kepemimpinannya berupaya untuk membuat
“kualitas kepemimpinan kepala sekolah orang-orang yang dipimpinnya menjadi lebih
signifikan sebagai kunci keberhasilan disiplin.
sekolah”. Lebih lanjut dikatakan bahwa salah Dalam hal guru rela dan siap
satu kekuatan efektif dalam pengelolaan melaksanakan peraturan secara disiplin
sekolah yang berperan dan bertanggung jawab berkaitan erat dengan gaya kepemimpinan
menghadapi perubahan adalah yang diperankan oleh kepala sekolah.
“Kepemimpinan Kepla Sekolah”, yaitu Kedisiplinan seorang guru merupakan suatu
perilaku kepala sekolah yang mampu sikap mental yang tercermin dari perilaku
memprakarsai pemikiran baru di dalam proses ataupun perbuatan berupa ketaatan
interaksi di lingkungan sekolah dengan (obedience) terhadap peraturan-peraturan atau
melakukan perubahan dan penyesuaian ketentuan yang ditetapkan pemerintah
tujuan, sasaran, prosedur, input, proses dan maupun kepala sekolah untuk mencapai
output dari suatu sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan. Sastrohadiwiryo (2002)
perkembangan. Esensi kepala sekolah adalah mengemukakan pengertian disiplin kerja
sebagai pemimpin pengajaran, kepala sekolah sebagai suatu sikap menghormati,
adalah seorang pemimpin dan juga sebagai menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan
seorang innovator. Oleh sebab itu kualitas yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang
kepemimpinan kepala sekolah signifikan tidak tertulis serta sanggup menjalankannya
sebagai kunci keberhasilan sekolah. dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-
Sementara Gorton (1976) menyatakan bahwa sanksinya apabila ia melanggar tugas dan
tugas kepala sekolah adalah mengorganisasi wewenang yang diberikan kepadanaya.
sumber daya yang ada di sekolah secara Sementara itu Hasibuan (1992)
efisien dan efektif untuk mencapai tujuan mengemukakan kedisiplinan adalah bilamana
pendidikan. Pengelolaan sumber daya, dalam pegawai selalu dating dan pulang tepat pada
hal ini adalah guru sangatlah penting, karena waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya

62
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

dengan baik, mematuhi semua peraturan Susilo (1998) menyatakan bahwa hal-
perusahaan dan norma-norma sosial yang hal penting dalam pembinaan disiplin yang
berlaku. perlu diperhatikan oleh seorang pimpinan
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan adalah:
bahwa perilaku disiplin mengacu pada pola 1. Arahkan setiap bawahan untuk senantiasa
tingkah laku dengan ciri; (1) adanya ketaatan mmenjaga ketertiban sebagai kebiasaan
(obedience) pada peraturan, (2) adanya dalam kehidupana sehari-hari.
perilaku yang dikendalikan, (3) adanya hasrat 2. Ketahui keadaan organisasi yang
yang kuat untuk melaksanakan norma, etika dippimpin, keadaan anggota perilaku dan
dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat. sifat-sifatnya, atau bahkan kondisi rumah
Ciri-diri pola tingkah laku pribadi disiplin tangganya.
membutuhkan komitmen dan kesiapan untuk 3. Perintah dan petunjuk yang diberikan
mengorbankan perasaan, waktu, kenikmatan kepada bawahan cukup tegas, jelas dan
dan lain-lain. Kedisiplinan bukanlah tujuan dapat dimengerti dengan baik.
melainkan sub-komponen dari guru untuk 4. Sederhanakan mekanisme atau prosedur
mencapai tujuan satu satuan pendidikan. kerja dalam organisasi sehingga jelas
Disiplin merupakan salah satu upaya dan dalam pencapaian tujuan.
perbuatan untuk meningkatkan kualitas kerja, 5. Upayaka agar bawahan senantiasa
karena dengan disiplin segala kegiatan dapat memiliki kesibukan sehingga
teratur dan terarah sehingga tujuan kinerja kesempatan untuk melakukan hal-hal
yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. yang melanggar disiplin dapat dihindari.
(Rusyan (1998) menyatakan bahwa salah satu Berdasarkan uraian di atas dapat
upaya untuk meningkatkan proses disimpulakan bahwa disiplin dalam dalam
pembelajaran, disiplin diri guru perlu suatu organisasi sangat penting karena dapat
dilaksanakan, karena dengan disiplin: berpengaruh terhadap kinerja dan
1. Semua kegiatan yang dilaksanakan guru produktivitas kerja. Sehingga dengan
menjadi terarah, tertib, dan teratur. demikian peran kepala sekolah sebagai
2. Kreativitas guru terpusat ke satu arah dan pemimpin di sekolah sangat penting
tujuan yang tepat. menggunakan pendekatan atau gaya
3. Guru akan bekerja dinamis dan inovatif kepemimpinan dalam mempengaruhi guru
sehingga akan menghasilkan sesuatu meningkatkan kediplinannya.
yang berguna. Dalam perspektif inilah penulis ingin
4. Guru akan lebih peka terhadap pengaruh melihat pendekatan dan gaya kepemimpinan
hal-hal yang negatif. yang digunakan oleh kepala sekolah kaitannya
5. Semua kegiaan dapat dilaksanakan dengan kedisiplinan guru.
dengan efisien dan efektif. Karakteristik penampilan sebuah
6. Semua kegiataan dapat berlangsung organisasi ditentukan oleh karakter manusia
dalam suasana yang menyenangkan dan yang dalam organisasi itu sendiri, ada dua
meransang aktivitas. karakteristik yaitu perilaku (behavior) dan
7. Kegiatan akan lebih mudah diarahkan gaya (style) (Makmur, 2007:111). Menurut
pada tujuan yang hendak dicapai. Rivai (2007:64) bahwa “gaya adalah sikap,
Kedisiplinan dapat dikembangkan secara gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-
formal melalui latihan pengembangan gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan
disiplin. Menanamkan kedisiplinan dapat pula untuk berbuat baik”. Gaya kepemimpinan
dikembangkan melalui sikap kepemimpinan (leadership style) adalah cara pemimpin untuk
yang ditunjukkan oleh atasan. Keteladanan mempengaruhi para bawahannya
kepala sekolah dapat membangkitkan disiplin (Reksohadiprodjo dan Handoko dalam Ilmiah,
yang kuat bagi guru, pegawai dan siswa di 2005: 17). Menurut Nawawi (2006:115) gaya
sekolah. kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang

63
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

dipilih dan digunakan pemimpin dalam dipergunakan untuk mengintimidasi dan


mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan menekan bawahan, pengawasan secara ketat,
perilaku para anggota organisasi/bawahannya. tidak menginginkan adanya perubahan dan
Seorang pemimpin yang baik dan efektif perkembangan yang disebabkan oleh
bertindak berdasarkan pendekatan kemampuan bawahannya. Komunikasi
kepemimpinan dan terampil mengganti gaya berlangsung satu arah, prakarsa dan inisiatif
kepemimpinan tergantung pada situasi selalu dari pimpinan dan tidak memberi
(Goleman, 2004). Lebih lanjut dikatakan kesempatan kepada bawahan untuk
bahwa ada empat gaya yakni visioner, menyampaikan pendapat, tugas yang
pembimbing, afiliatif, dan demokratis dalam diberikan bersifat instruktif, lebih banyak
menciptakan sejenis resonansi yang kritik daripada pujian serta menuntut prestasi
memajukan kinerja. yang sempurna dari bawahan.
Gaya visioner yaitu menggerakkan Gaya kepemimpinan demokratis menurut
orang-orang kearah impian bersama, Nawawi (2006) yaitu gaya kepemimpinan
digunakan ketika membutuhkan visi baru, atau dimana pemimpin menempatkan
ketika dibutuhkan arah yang jelas. Gaya manusia/bawahan sebagai faktor terpenting
pembimbing yaitu menghubungkan apa yang dalam organisasi dan berorientasi pada
diinginkan seseorang dengan sasaran hubungan kemanusiaan. Kepemimpinan
organisasi, digunakan untuk membantu demokratis menganggap bawahan sebagai
karyawan memperbaiki kinerjanya dengan rekan/pasangan dalam melaksanakan tugas.
membangun kemampuan jangka panjang. Dalam kepemimpinan demokratis
Gaya afiliatif yaitu menciptakan harmoni kebijaksanaan dan keputusan dibuat bersama
dengan saling menghubungkan orang-orang, bawahan dan atasan (kepala sekolah dan
digunakan ketika menengahi benturan dalam guru), Wewenang kepala sekolah tidak
tim, memotivasi di saat-saat yang menekan, mutlak, Kepala sekolah bersedia
atau menguatkan hubungan. Gaya demokratis melimpahkan sebagia wewenangnya kepada
yaitu menghargai masukan orang dan wakil kepala sekolah atau guru, keputusan
mendapatkan komitmen melalui partisipasi dibuat bersama, kebijakan dibuat bersama,
digunakan untuk membangun persetujuan atau komunikasi berlangsung timbal balik,
kesepakatan, atau mendapatkan masukan yang pengawasan dilakukan secara wajar, pujian
berharga dari pegawai. dan kritikan seimbang. Sedangkan menurut
Gaya kepemimpinan kepala sekolah Pamudji (1995) kepemimpinan demokratis
Menurut Rahyuni (2007) bahwa setiap cenderung mengimplementasikan nilai-nilai
pemimpin wanita, seperti halnya laki-laki, demokratis yakni; memberikan hak dan
memiliki gaya pribadi masing-masing. Gaya kesempatan yang sama pada setiap individu
kepemimpinan wanita dapat otokratis, untuk mengaktualisasikan diri, mendorong
demokratis, Laissez Faire (gaya bebas), untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan
kharismatik, dan transformasional. Secara keputusan, menumbuhkan dan
umum meskipun terdapat perbedaan dengan mengembangkan kehidupan bersama dalam
gaya kepemimpinan laki-laki, tetap saja kebersamaan melalui kerja sama yang saling
seorang pimpinan wanita yang baik memiliki mengakui dan menghargai, jujur dan sportif.
tata cara yang mirip dengan gaya Menurut Mardin (2000) gaya
kepemimpinan laki-laki. kepemimpinan Laissez Faire (gaya bebas),
Kepemimpinan otokratik menurut yaitu pemimpin menganggap bawahan
Nawawi (2006) merupakan sejumlah perilaku menguasai dan cukup dewasa untuk mematuhi
yang terpusat pada pimpinan (sentralistik) segala peraturan yang berlaku. Melimpahkan
sebagai satu-satunya penentu, penguasa dan wewenang sepenuhnya kepada bawahan,
pengendali kegiatan dalam usaha mencapai Pemimpin hanya mengikuti kemauan
tujuan. Kekuasaan dan wewenang pemimpin bawahan, berkomunikasi jika dibutuhkan oleh

64
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

bawahan, hampir tidak ada pengawasan Seorang pemimpin yang bergaya


terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan dan transformasional mampu memotivasi
kegiatan yang dilakukan bawahan, bawahan untuk mempersiapkan diri menjadi
mementingkan kepentingan pribadi daripada pemimpin, menciptakan cara atau pedoman
kepentingan organisasi, keberhasilan kerja yang lebih mudah, menciptakan
organisasi menjadi tanggung jawab orang lingkungan kerja yang kondusif, berlaku adil
perorang, menghindarkan diri dari paksaan pada semua bawahan, cepat menerima
dan tekanan. perubahan yang bersifat inovatif, menjadi
Gaya kepemimpinan kharismatik, dalam teladan dan mampu membangkitkan semangat
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai kerja.
Pustaka, 1994) dikatakan bahwa kharismatik Oleh karena itu, dari penjelasan di atas
berarti bersifat charisma, sedangkan kharisma tidak ada alasan kemudian membatasi peran
adalah keadaan atau bakat yang dihubungkan wanita di dalam menduduki posisi
dengan kemampuan luar biasa dalam hal kepemimpinan. Beberapa ahli psikologi
kepemimpinan seseorang untuk memang membedakan karakter laki-laki dan
membangkitkan pemujaan dan rasa kagum wanita khususnya dalam bidang yang sifatnya
dari masyarakat terhadap dirinya. Sedangkan menuntut kerja sama. Carol (dalam Benfari,
menurut Nawawi (2006) kharismatik adalah 1995:54) mengemukakan bahwa “wanita
atribut kepemimpinan yang didasarkan atas cenderung lebih kolaboratif dan beorientasi ke
kualitas kepribadian individu. Dengan tim. Wanita pada umumnya mempunyai
demikian dapat disimpulkan bahwa kebutuhan lebih besar akan prestasi, dominasi
kepemimpinan kharismatik bersandar pada dan eksibisi”. Lebih lanjut Carol mengatakan
karakteristik kualitas kepribadian yang bahwa secara garis besar perbedaan kebutuhan
istimewa sehingga mampu menciptakan tidaklah signifikan. Lima kebutuhan puncak
kepengikutan pada pemimpin sebagai yakni prestasi, dominasi, eksebisi,
panutan, memiliki kekuasaan yang kuat dan heteroseksualitas dan perubahan identik bagi
tetap serta dipercayai oleh bawahannya. laki-laki dan wanita. Demikian juga dengan
Karakteristik kepemimpinan kharismatik empat dari lima kebutuhan terendah juga
yaitu memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sama-sama dimiliki keduanya, yakni
memiliki kemampuan untuk mengungkapkan kerendahan diri, pengasuhan, keteraturan, dan
visi secara gamblang, memiliki visi dan tujuan ketahanan. Wanita sedikit lebih rendah dalam
yang ideal untuk masa depan yang jauh lebih kebutuhan akan rasa hormat dan sedikit lebih
baik dari sekarang, dipahami sebagai agen tinggi dalam kebutuhan akan afiliasi
perubahan, memiliki kepekaan lingkungan. ketimbang pria.
Seorang pemimpin yang berkharisma Wanita memiliki sifat-sifat alamiah dasar
menginginkan bawahannya untuk mengadopsi yang dapat dimanfaatkan oleh wanita untuk
pandangan pemimpin tanpa sedikit ada melaksanakan kepemimpinan dalam kondisi
perubahan, bawahan merasa yakin akan yang sesuai. Menurut As-Suwaidah dan
kebijakan dan keputusan yang diambil oleh Basyarahil, (2005) ada 8 (delepan) sifat dasar
pimpinan, bawahan akan menjadi tidak kreatif wanita untuk melaksanakan kepemimpinan
karena tidak percaya diri pada kemampuannya yaitu; “(1) partisipatif, (2) kelembutan, (3)
dan rasa takut serta kepanutannya pada kreatif, (4) memahami kebutuhan-kebutuhan
pimpinan. wanita, (5) pelimpahan dan pemberian
Gaya kepemimpinan transformasional wewenang, (6) berpandangan jauh ke depan,
menurut Nawawi (2006) menekankan pada (7) komunikatif, dan (8) hubungan-
kegiatan pemberdayaan (empowerment) hubungan”.
melalui peningkatan konsep diri atau potensi
dalam mengembangkan kemampuan serta
mengatasi permasalahan yang dihadapi.

65
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

METODE digunakan untuk mengukur variabel gaya


Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepemimpinan kepala sekolah, dan lima
survey yang menggunakan pendekatan alternatif jawaban untuk instrumen yang
kuantitatif deskriptif yang dimaksudkan untuk digunakan untuk mengukur variabel
mengetahui gaya kepemimpinan kepala kedisiplinan. Masing-masing jawaban tersebut
sekolah laki-laki ddan kepala sekolah wanita diberi bobot 5,4,3,2,1 untuk item yang bersifat
hubungannya dengan kedisiplinan guru pada positif serta 1,2,3,4,5 untuk item yang bersifat
SD Negeri di Kecamatan Somba Opu negatif.
Kabupaten Gowa. Masing-masing variabel dilakukan uji
Variabel penelitian ini adalah gaya validitas rasional instrument. Hasil uji
kepemimpinan baik yang digunakan kepala validitas dianalisis dengan menggunakan
sekolah laki-laki maupun wanita sebagai korelasi “Product Moment”. Hasil analisis
sebagai variabel bebas (X) yaitu variabel yang validitas instrumen dengan mengkorelasikan
menjelaskan tentang cara atau pendekatan skor masing-masing butir dengan skor
yang digunakan oleh kepala sekolah dalam totalnya dibandingkan dengan nilai rtabel
mempengaruhi bawahannya (guru) untuk dengan taraf signifikasi 𝛼= 0,05. Dengan
disiplin mematuhi atau menaati peraturan N=60 diperoleh rtabel= 0,259. untuk masing-
yang berlaku. Indikator gaya kepemimpinan masing variabel gaya kepemimpinan dan
yang dimaksud adalah otokratis, demokratis, kedisiplinan dengan tingkat reliabilitas
laissez faire (gaya bebas), kharismatik, dan masing-masing 0,904 dan 0,914. Uji
transformatif. reliabilitas skala penelitian ini dilakukan
Variabel yang lainnnya adalah dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach
kedisiplinan sebagai variabel terikat (Y) Sugiono, (2000).
merupakan variabel yang menjelaskan tentang Pengumpulan data menggunakan
akibat dari adanya pengaruh dari variabel gaya instrumen kuesioner, kemudian dianalisis
kepemimpinan. Kedisiplinan yang dimaksud dengan menggunakann teknik analisis
dalam penelitian ini adalah sikap mental yang deskriptif dan statistik inferensial. yaitu untuk
tercermin dalam bentuk perbuatan atau mendeskripsikan karakteristik responden.
tingkah laku guru berupa ketaatan terhadap Statistik inferensial digunakan untuk
peraturan-peraturan dan ketentuan yang melakukan uji statistik terhadap hipotesis
ditetapkan oleh pemerintah. penelitian dengan menggunakan rumus Uji-t
Populasi dalam penelitian ini adalah guru (Sugiono (2006).
sebanyak 455 orang guru yang tersebar pada Uji normalitas data dilakukan untuk
28-unit SD Negeri yang dipimpin oleh kepala menguji apakah data sampel penelitian berasal
sekolah wanita dan 14-unit SD Negeri yang dari populasi data yang berdistribusi normal.
dipimpin oleh kepala sekolah laki-laki. Pengujian normalitas dilakukan dengan
Teknik pengambilan sampel secara bantuan komputer program SPSS for windows
probability yaitu Proportional random Ver. 18 dengan menggunakan uji Kolmogorov
sampling Sampel diambil sebesar 40% untuk Semirnov Test (KS-Z).
untuk guru yang dipimpin kepala sekolah Uji homogenitas data dilakukan untuk
wanita dan 50% guru yang dipimpin kepala menguji variansi data. Pengujian homogenitas
sekolah laki-laki. dilakukan dengan bantuan komputer program
Instrumen dibuat secara tertutup dan SPSS PSAW Statistic 18 dengan menggunakan
responden diminta untuk menyatakan uji Independent Samples Test.
pendapat atau penilaiannya dengan cara HASIL DAN PEMBAHASAN
memilih salah satu alternatif jawaban yang Karakteristik responden yang
sesuai. Jawaban untuk masing-masing item digambarkan dalam penelitian ini mencakup
disajikan dalam bentuk skala yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,
lima alternatif jawaban untuk instumen yang kepangkatandan masa kerja. Berdasarkan

66
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada Carol (dalam Benfari, 1995:54)
responden yang menunjukkan berada pada mengemukakan bahwa “wanita cenderung
tingkat kedidiplinan dengan kategori sangat lebih kolaboratif dan beorientasi ke tim.
rendah. Wanita pada umumnya mempunyai kebutuhan
Gaya kepemimpinan kepala sekolah lebih besar akan prestasi, dominasi dan
terdiri atas (1) gaya otokratis, (2) gaya eksibisi”. Lebih lanjut Carol mengatakan
demokratis, (3) gaya Laissez Faire atau gaya bahwa secara garis besar perbedaan kebutuhan
bebas, (4) gaya kharismatik, dan (5) gaya tidaklah signifikan. Lima kebutuhan puncak
transformatif. Kinerja guru meliputi; (1) yakni prestasi, dominasi, eksebisi,
perencanaan program pembelajaran, (2) heteroseksualitas dan perubahan identik bagi
merencanakan pembelajaran, (3) laki-laki dan wanita. Demikian juga dengan
melaksanakan proses pembelajaran, dan (4) empat dari lima kebutuhan terendah juga
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. sama-sama dimiliki keduanya, yakni
3.1. Perbedaan Gaya Kepemimpinan kerendahan diri, pengasuhan, keteraturan, dan
Kepala Sekolah Laki-Laki dan ketahanan. Wanita sedikit lebih rendah dalam
Wanita kebutuhan akan rasa hormat dan sedikit lebih
Hasil analisis deskriptif mengindikasikan tinggi dalam kebutuhan akan afiliasi
bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah ketimbang pria.
mendekati seperti apa yang yang dinyatakan Wanita memiliki sifat-sifat alamiah dasar
oleh guru. Secara umum menunjukkan bahwa yang dapat dimanfaatkan oleh wanita untuk
gaya kepemimpinan kepala sekolah laki-laki melaksanakan kepemimpinan dalam kondisi
dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang sesuai. Menurut As-Suwaidah dan
kepala sekolah wanita menunjukkan kepala Basyarahil, (2005) ada 8 (delepan) sifat dasar
sekolah laki-laki lebih otoriter, lebih wanita untuk melaksanakan kepemimpinan
demokratis, lebih laissez faire, dan lebih yaitu; “(1) partisipatif, (2) kelembutan, (3)
kharismatik. Kecenderungan gaya kreatif, (4) memahami kebutuhan-kebutuhan
transformatif lebih kepada kepemimpinan wanita, (5) pelimpahan dan pemberian
kepala sekolah wanita (29,36%). Artinya wewenang, (6) berpandangan jauh ke depan,
bahwa guru secara umum memberikan (7) komunikatif, dan (8) hubungan-
apresiasi yang lebih besar terhadap gaya hubungan”.
kepemimpinan transformatif yang terapkan Frankel (2006) mengemukakan 6 (enam)
oleh kepala sekolah wanita. nilai yang menjadi model kepemimpinan
Liner, dkk (Masri, 2001) wanita yang menurutnya adalah model
“mengemukakan beberapa hasil penelitian kepemimpinan yang diperlukan pada saat ini.
menunjukkan bahwa bilamana wanita diserahi Ke-enam nilai itu adalah (1) penetapan arah,
tugas sebagai pemimpin, mereka akan sama (2) mempengaruhi orang lain, (3)
efektifnya dengan pemimpin pria”. Dengan pembentukan tim, (4) pengambilan resiko, (5)
demikian dapat disimpulkan bahwa baik kemampuan memotivasi, dan (6) kecerdasan
pemimpin wanita maupun laki-laki, memiliki emosi. Kemampuan-kemampuan tersebut
gaya pribadi masing-masing. Gaya merupakan kapasitas alamiah seorang wanita
kepemimpinan wanita dapat otokratis, untuk menjadi seorang pemimpin. Tetapi fakta
demokratis, Laissez Faire (gaya bebas), menunjukkan bahwa kepemimpinan wanita
kharismatik, dan transformatif. Secara umum, masih sangat sedikit proporsi keterlibatan
meskipun berbeda dengan gaya seorang wanita dalam berbagai bidang.
kepemimpinan laki-laki, tetapi seorang Menurut Darahim (2003), sekurang-kurang
pimpinan wanita yang baik memiliki tata cara ada 5 (lima) faktor yang menyebabkan kondisi
yang mirip dengan gaya kepemimpinan laki- tersebut terjadi karena:
laki. 1. Pengaruh tata nilai sosial budaya yang
masih menganut paham patriarki, yaitu

67
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

keberpihakan yang berlebihan kepada 6. Perubahan tata nilai dan struktur


kaum laki-laki di banding wanita. Tata kelembagaan dalam kehidupan keluarga
nilai tersebut diwariskan secara turun dan sosial masyarakat;
temurun dari waktu ke waktu, baik yang
berasal dari budaya lokal maupun 3.2. Perbedaan Kedisiplinan Guru yang
pengaruh dari luar; Dipimpin oleh Kepala Sekolah laki-
2. Banyak produk hukum dan peraturan laki dan Kedisiplinan Guru yang
perundang-undangan yang berlaku baik Dipimpin Oleh Kepala Sekolah
formal maupun informal (hukum adat) Wanita.
yang bias gender. Hal itu dapat dipahami Hasil analisis deskriptif mengindikasikan
karena produk hukum tidak terlepas dari bahwa kedisiplinan guru yang dipimpin oleh
pengaruh untuk mengakomodasi tata nilai kepala sekolah laki-laki dan kedisiplinan guru
kultural suatu masyarakat; yang dipimpin oleh kepala sekolah wanita
3. Dampak lebih lanjut muncul kebijakan dan mendekati seperti apa yang yang dinyatakan
program pembangunan yang masih bias oleh guru sebagai responden, meskipun belum
gender karena setiap kebijakan adalah sepenuhnya menunjukkan kedisiplinan yang
keputusan politik yang merupakan bagian sangat baik. Secara umum kedisiplinan guru
dari aspirasi sosial masyarakat; baik yang dipimpin oleh kepala sekolah laki-
4. Kondisi itu didukung oleh masih laki maupun kepala sekolah wanita
banyaknya penafsiran terhadap aktualisasi menunjukkan tingkat kedisiplinan baik dalam
ajaran agama yang kurang tepat karena mematuhi dan menaati segala peraturan yang
terlalu berat pada pendekatan tekstual berlaku seperti disiplinan terhadap waktu,
(tersurat) dan parsial (sepotong-sepotong) disiplin dalam proses belajar mengajar, dan
di banding kontekstual (tersirat) dan disiplin terhadap aturan atau prosedur.
kholistik (menyeluruh); Disiplin merupakan cerminan dalam
5. Kelemahan, kurang percaya diri, dan bentuk perilaku atau perbuatan seberapa beras
inkonsistensi serta tekad kaum wanita rasa tanggung jawab dan pengabdian terhadap
sendiri dalam memperjuangkan nasib tugas dan tanggung jawab yang diberikan
kaumnya. Kelemahan itu bisa disebabkan kepadanya.
pengaruh tata nilai di atas atau Menurut kamus Indonesia Depdikbud,
kemungkinan faktor lain masih perlu (2002). Kata disiplin mengandung arti tata
ditelaah secara mendalam; tertib di sekolah, di kantor, di kemiliteran, dan
Kemudian para peneliti dari PSPK (Pusat lembaga lainnya. Disiplin juga mengandung
Studi Kependudukan & Kebijakan) UGM, arti sebagai ketaatan atau kepatuhan terhadap
Yogyakarta (dalam Darahim, 2003) peraturan tata tertib yang berlaku disekitarnya.
mengusulkan untuk pemberdayaan wanita Dalam hal ini disiplin dapat dipandang sebagai
diperlukan: sikap patuh seseorang terhadap aturan-aturan
1. Perubahan cara berpikir lebih kritis tentang yang berlaku. Kedisiplinan adalah kesadaran
sebab-akibat; dan kesediaan seseorang mentaati semua
2. Pemberian peluang yang lebih luas bagi peraturan perusahaan dan norma-norma sosial
partiisipasi laki-laki dan wanita; yang berlaku.
3. Penemuan konsep diri untuk meningkatkan Sastrohadiwiryo, (2005) menyatakan
percaya diri wanita; disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai
4. Pemberian kesempatan lebih banyak dalam suatu sikap menghormati, menghargai, patuh,
proses pengambilan keputusan; dan taat terhadap peraturan-peraturan yang
5. Perluas ruang gerak dan kesempatan bagi berlaku baik yang tertulis maupun tidak
partisipasi wanita; tertulis.
Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kedisiplinan kerja, menurut
Martoyo (1996) ada lima faktor yaitu:
68
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Motivasi, Pendidikan dan latihan, Kedisiplinan guru yang dipimpin oleh


Kepemimpinan, Kesejahteraan dan, law kepala sekolah laki-laki maupun wanita pada
enforcement. Selanjutnya Hasibuan, (2001). SD Negeri di Kecamatan Somba Opu
Berpendapat beberapa faktor yang Kabupaten Gowa dinilai dari indikator
mempengaruhi tingkat disiplin kerja Disiplin waktu, disiplin terhadap proses
diantaranya: Tujuan dan kemampuan, belajar mengajar, dan disiplin terhadap aturan
kepemimpinan, insentif (kepuasan kerja dan atau prrosedur sama-sama menunjukkan
kesejahteraan), Keadilan, Pengawasan kategori baik.
(Waskat) serta, Sanksi hukum. Terdapat perbedaan gaya kepemimpinan
Dengan demikian dapat disimpulkan kepala sekolah laki-laki dan wanita pada SD
bahwa kepemimpinan mempunyai hubungan Negeri di Kecamatan Somba Opu Kabupaten
yang positif terhadap kedisiplinan guru. Gowa. Gaya kepemimpinan laki-laki lebih
Dengan kata lain bahwa kedisiplinan guru tinggi frekuensinya dibandingkan wanita,
dipengaruhi oleh pendekatan atau gaya wanita kurang demokratis, kurang otoriter,
kepemimpinan kepala sekolah yang kurang laissez faire, kurang kharismatik
diterapkan dalam memengaruhi guru dibandingkan laki-laki. Tetapi kepala sekolah
melaksanakan dan mematuhi aturan-aturan wanita lebih transformatif dibandingkan
yang berlaku. kepala sekolah laki-laki.
Dengan demikian kepemimpinan laki- Tidak ada perbedaan kedisiplinan guru
laki maupun wanita tidak ada perbedaan baik yang dipimpin oleh kepala sekolah laki-
dalam menghasilkan suatu perilaku atau pola laki maupun wanita pada SD Negeri di
tingkah laku disiplin. Pada dasarnya laki-laki Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
dan wanita mempunyai potensi kecerdasan Keduanya menunjukkan kategori baik.
yang sama, potensi moral yang baik dan
mempunyai beban alamiah untuk memenuhi
REFERENSI
kebutuhan dasar sebagai mahluk hidup. Baik Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur
laki-laki maupun wanita mempunyai potensi Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek.
Yogyakarta: Rineka Cipta.
yang sama untuk melakonkan suatu peran
As-Suwaidah, M. Thariq dan Basyarahil,
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
Faishal Umar. 2005. Melahirkan
dan bernegara. Pemimpin laki-laki maupun
wanita memiliki kemampuan memengaruhi Pemimpin Masa Depan. Jakarta: Gema
dan membentuk perubahan pola tingkah laku Insani.
Arismunandar, 2006. Manajemen Pendidikan
dan perbuatan menjadi lebih baik walaupun
Peluang dan Tantangan. Makassar:
menggunakan pendekatan dan gaya
Badan Penerbit Universitas Negeri
kepemimpinan yang berbeda.
Makassar.
KESIMPULAN Benfari, Robert. 1995. Memahami Gaya
Kecenderungan gaya kepemimpinan Manajemen And. Jakarta: Pustaka
yang diterapkan oleh kepala sekolah wanita di Binaman Pressindo.
SD Negeri di Kecamatan Somba Opu Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa
Kabupaten Gowa lebih cenderung gaya Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
transformatif dilihat dari beberapa indikator Darahim, Andarus. 2003. Kendala Upaya
menunjukkan kepala sekolah laki-laki lebih Pemberdayaan Wanita Menuju
otoriter, lebih demokratis, lebih laissez faire, Kesetaraan Gender. Online (http://www.
lebih kharismatik jika dibandingkan gaya Asmatmalaikat
kepemimpinan kepala sekolah wanita. Kepala .com/go/artikel/gender/gender9.htm.) .
sekolah wanita pada SD Negeri di Kecamatan Diakses 26 Februari 2009.
Somba Opu Kabupaten Gowa lebih cenderung Fattah, Nanang. 1996. Landasan manajemen
gaya transformatif. Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
69
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Frankel, Lois.P. 2006. Wanita Terlahir Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional.
Sebagai Pemimpin. Jakarta: Gramedia Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pustaka Utama. Online -------------. 2008. Standar Kompetensi dan
(http://www.portalhr.com/resensibuku/5i Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
d13.html). Diakses 3 Februari 2009. Rosdakarya.
Gorton R, A. 1976. School Administration: Nawawi, Hadari. 2006. Kepemimpinan
Challenge ang Oportunity for Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta:
Leadership. Dubugue: W.mC Brown Gadjah Mada University Press.
Company Publisher. ---------------------- 2008. Gender dan Strategi
Goleman, Daniel., Boyatziz, Richard. dan pengarus-utamaannya di Indonesia.
Mckee, Annie. 2005. Kepemimpinan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Berdasarkan Kecerdasan Emosi. Jakarta: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Gramedia Pustaka Utama. Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Prestasi Kepala Sekolah.
Kerja. Jakarta: Haji Masagung. Pamudji, 1995. Kepemimpinan Pemerintahan
Ilmiah, Taty. 2005. Perbedaan Kepemimpinan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Kepala Sekolah Laki-laki dan Wanita Purwanto, M. Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip
Hubungannya dengan Kedisiplinan Guru dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
pada SD Negeri di Kecamatan Kolaka. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tesis tidak diterbitkan. Makassar: PPs Robbins, Stephen P. 1996. Organizational
UNM. Behavior; Conceps Controveersies
Kumpulan Modul Pelatihan Pratugas Aplications. New Jersey: Practice Hall,
Fasilitator PNPM-P2KP. 2007. Analisa inc.
Gender dan Ketidakadilan. Disarikan Rusyan, A Tabrani. 1998. Upaya Meingkatkan
dari buku Analisis Gender dan Budaya Kerja Guru Sekolah Dasar.
Transformasi sosial, Mansour Fakih. Jakarta: Kandaga Cipta Karya.
Makassar: KMW VII Sulsel-Sulbar. Rahyuni, 2007. Pengaruh Kepemimpinan
Kumpulan Modul Pelatihan Pratugas Kepala Sekolah Wanita Terhadap
Fasilitator PNPM-P2KP. 2007. Filsafat Kinerja Guru pada SMP dan MTs di
Pendidikan Freire. Disarikan dari buku Kabupaten Takalar. Tesis tidak
Pendidikan Popular, Membangun dipublikasikan. Makassar: PPs UNM.
Kesadaran Kritis, Mansour Fakih, Roem Rivai, Veithzal. 2007. Kepemimpinan dan
Topatimasang, dan Toto Raharjo. Perilaku Organisasi. Edisi Kedua.
Makassar: KMW VII Sulsel-Sulbar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Mardin, 2000. Tipologi Kepemimpinan Salim, Peter. 1991. The Contemporary
Kepala Sekolah dan Dampaknya English-Indonesian Dictionary. Jakarta:
Terhadap Motivasi Kerja Guru pada Mandar Maju
SMU Negeri Kota Makassar. Tesis tidak Susilo, 1998. Manajemen Sumber Dadya
dipublikasin. Makassar: PPs UNM. Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Masri, Abd. Rasyid, 2001. Sikap Masyarakat Sugiono, 2001. Metode Penelitian
Terhadap Kepemimpinan Wanita dalam Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Birokrasi Pemerintahan di Kota Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2005.
Makassar. Tesis tidak dipublikasikan. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia.
Makassar: PPs UNM. Jakarta: Bumi Aksara.
Mangkunegara, A.P. 2002. Manajemen Sugiono, 2006. Metode Penelitian Bisnis.
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Alfabeta.
Bandung: Rosdakarya. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan
Makmur. 2007. Filsafat Administrasi. Jakarta: Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara. Media Grafika.

70
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Sudrajat, Akhmad. 2008. Kepemimpinan


Pendidikan. Online.
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2
008/02/10/kepemimpinan-pendidikan/).
Diakses 4 Februari 2009.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Kepemimpinan
Wanita. Online.
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2
008/05/25/kepemimpinan-wanita/).
Diakses 18 Desember 2008.
Susilo, Muhammad Joko. 2008. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, Manajemen
Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah
Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Soekarno, R. Puji. 2009. Kinerja Guru dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Online.
(http://cindropraweswari.blogspot.com/2
009/02-kinerja-guru-dan-faktor-faktor-
yang.html. Diakses 23 Mei 2009.
Thoha, Miftah. 2003. Kepemimpinan dalam
Pendidikan Suatu Pendekatan Perilaku.
Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Winardi, 2000. Kepemimpinan dan
manajemen. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahjosumidjo, 2003. Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

71
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PROFIL KEPEMIMPINAN KEPALA SMA NEGERI I


TELLUSIATINGE KABUPATEN WATAMPONE

Andi Nurochmah, & M. Bachtiar

Administrasi Pendidikan FIP UNM, Jl. Tidung Raya,Kampus Tidung UNM, Makassar

email andi.nurochmah@ gmail.com

Abstrak: Masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah persepsi guru terhadap profil
Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri I Tellusiatinge Kabupaten Watampone”?
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kepala sekolah Menegah
Atas Negeri I Tellusiatinge Kabupaten Watampone. Penelitian ini berlokasi pada SMA
Negeri I Tellusiatinge, jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah
populasi 42 orang guru. Selajutnya instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah angket kemudian data tersebut dianalisis dengan teknik analisis deskriptif yaitu
persentase. Dengan demikiandari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profil
kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri I Tellusiatinge termasuk kategori tinggi,
yaitu kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinan telah memenuhi aspek-aspek
kharismatik, kejujuran, keadilan dan kebijaksanaan dengan demikian dari hasil
penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dengan mempertahankan
profil kepemimpinan kepala SMAN I Tellusiatinge.

Kata Kunci: Profil, Kepemimpinan Kepala Sekolah

Abstract: The problem in these research namelyHow the teacher perception toward profiel of
headmaster Senior High School State I Tellusiatinge Watampone Regency: Although the
research aims namely for the empirically illustration about the profile of leadearship by
headmaster Senior High School State I Tellusiatinge watampone Regency. This research
located on Senior High School State I Tellusiatinge Watampone Regency with total
population 42 teachers. Further of the instrument which used in gathered of data namely
questioner which thus data to be analyzed namely percentage. With thus from the result
of research showed that the profile of leadershiep by headmaster Senior Hugh School
State I Tellusiatinge include of high category namely headmaster in applied of leadership
have sufficient of charismatic, honesty, justice and polite aspects. With thus from the
result of research to be hope can to increased the performance by teacher with depend
on the profile of leadership by headmaster Senior High School State I Tellusiatinge.

72
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN dan pengembangan organisasi (organization


Profil kepemimpinan kepala sekolah development). Karena itu para manajer berada
berpengaruh pada sistem pengembangan dan pada garis terdepan dalam mewujudkan
perbaikan kinerja, motivasi kerja serta iklim perubahan lingkungan organisasi sekolah.
sebuah organisasi. Begitu pentingnya peran Mereka dituntut dan diberi tanggung jawab
seorang pemimpin dalam sebuah organisas oleh berbagai pihak yang berkepentingan
dan hampir dapat dipastikan bahwa pemimpin secara operasional sehingga produk (output)
turut member warna bagi institusi sangat yang dihasilkan lebih berkualitas.
ditentukan oleh peran pemimpinnya. Bahkan Demikian pula guru sebagai pihak yang
maju mundurnya sebuah institusi sangat berkepentingan secara rasional dan mental
ditentukan oleh peran pemimpinnya. pula harus dipersiapkan, karena hanya dengan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia demikian kinerja mereka akan efektif. Apabila
(SDM) merupakan kebutuhanyang mendesak kinerja guru efektif maka kinerja organisasi
yang perlu diprioritaskan oleh pemerintah efektif pula. Demikian juga bila kinerja
dalam memasuki era globalisasi dan informasi organisasi efektif pula maka tujuan
diberbagai bidang. pendidikan akan tercapai. Oleh karena itu,
Salah satunya strategi dan metode dapat dikatakan bahwa yang memberi warna
peningkatan kualitas SDM yang perlu kehidupan suatu organisasi adalah manusia
dikembangkan adalah pembenahan sistem utamanya pemimpin yang berkiprah dalam
manajemen pada setiap manajer pendidikan.. menjalankan proses manajemen.
memang harus diakui bahwa masalah yang Proses manajemen tersebut harus
dihadapi pendidikan di Indonesia pada dilaksanakan dengan serasi dan seimbang itu
hakekatnya merupakan masalah manajemen. semua tidak mungkin dilaksanakan dengan
Rendahnya kualitas (mutu) pendidikan dan tepat tanpa adanya sumber-sumber atau
kualitas kinerja organisasi merupakan hal sarana-sarana (resources, elements, tools)
yang bersumber dari kurang profesionalnya manajemen yang harus dimanfaatkan dan
manajer peendidikan di Indinesia. diberdayakan dengan tepat guna. Sehungan
Fungsi kepemimpinan menggambarkan dengan pentingnya peranan kepemimpinan
bagaimana manajer mengarahkan dan mem- dalam mencapai tujuan pendidikan utamanya
pengaruhi para bawahan, bagaimana orang pada tingkat institusional, maka perlu adanya
lain melaksanakan tugas yang esensial dengan studi tentang profil kepemimpinan kepala
menciptakan suasana yang menyenangkan sekolah dilihat dari aspek- aspek kharismatik,
untuk bekerjasama dalam melaksnakan fungsi jujur, adil dan kebijaksanaan yang dijadikan
ini, seorang manajer perlu memahami gaya kerangka acuan bagi pimpinan dalam
atau tipe kepemimpinan, teknik melaksanakan tugas sebagai kepala sekolah,
kepemimpinan dan fungsi-fungsi sehingga dapat diperoleh hasil yang dapat
kepemimpinan serta iklim organisasi sekolah. dijadikan masukan dalam membuat dan
Kesuksesan seorang pemimpin sangat melaksanakan kebijakan dibidang pendidikan
tergantung kepada hal tersebut di atas. terutama pada tingkat sekolah, prasekolah,
Para kepala sekolah selaku manajer sekolah dasar, menengah baik negeri maupun
mempunyai peranan penting dalam swasta.
membangun mutu pendidikan di sekolah, Kualitas dan mutu pendidikan secara
sebagai manajer mereka memiliki kemampuan umum dapat dipacu kearah yang lebih baik,
baik kemampuan manajerial maupun hal ini dapat dicapai jika pihak yang terkait
kemampuan teknis. Karena itulah, para dalam tataran penentu kebijakan (Pemerintah
manajer dituntut untuk memiliki pandangan daerah) khususnya kabupaten Watampone
(vision) strategis jangka panjang ke arah mana maupun di tingkat operasional (para kepala
organisasi akan dibawa. (Abeng, 1986:85). sekolah) dapat memacu diri untuk
Orgaisasi yang beroperasi tanpa visi dan misi meningkatkan kemampuan sehingga
akan menghadapi kesulitan mengembangkan terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM)
diri (adaptation) dengan situasi masa depan yang berkualitas. Namun yang tidak kalah

73
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

pentingnya adalah sistem yang dibangun oleh guru terhadap profil kepemimpinan kepala
pemerintah dalam merekrutmen kepala SMA Negeri I Tellusiatinge Kabupaten
sekolah agar mengacu pada prinsip yang baku Watampone?
dan dengan pertimbangan profesionalisme. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Terkait dengan hal tersebut, peneliti persepsi guru terhadap profil kepemimpinan
mencoba untuk mengangkat sebuah masalah kepala sekolah SMA Negeri I Tellusiatinge di
pada sekolah di Kecamatan Tellusiatinge kecamatan Tellusiatinge Kabupaten
Kabupaten Watampone, dimana dalam Watampone dan mengidentifikasi profil
perkembangannya terindikasi mengalami kepemimpinan kepala sekolah yang ideal.
hambatan dalam mewujudkan terciptanya Hasil penelitian ini diharapkan dapat
kualitas sekolah yang diharapkan. Adanya dijadikan sebagai informasi balikan bagi
indikasi bahwa kemunduran ini diakibatkan Diknas Kabupaten Watampone khususnya
oleh faktor sistem pengelolaan dan untuk melakukan pembinaan dalam upaya
manajemen yang diperankan oleh kepala peningkatan kinerja kepala sekolah.
sekolah.
Peranan pemimpin yang dominan tampak METODE PENELITIAN
lebih jelas apabila dikaitkan dengan keharusan a. Pendekatan dan Jenis Penelitian
untuk berinteraksi dengan lingkungan yang Pendekatan penelitian yang digunakan
selalu berubah. Karena perubahan itulah maka dalam penelitian ini adalah pendekatan yang
pemimpin diharapkan mempunyai kelebihan bersifat deskriptif. Yaitu suatu jenis penelitian
dibandingkan denga para bawahan untuk yang akan menggambarkan masalah yang
menjawab tantangan dan memanfaatkan diteliti dalam bentuk pemaparan atau
peluang yang timbul. Dan pimpinanlah mendeskripsikan. Sedangkan jenis penelitian
dianggap mampu melihat aplikasi ini adalah termasuk jenis penelitian deskriptif
perkembangan itu bagi kehidupan organisasi. kuantitatif
Salusu (1996: 190) mengungkapkan bahwa b. Peubah Penelitian
pelakuknya pemimpin yaitu orang yang Peubah dalam penelitian ini hanya satu
berfungsi memimpin atau orang yang adalah Persepsi guru terhadap propil
membimbing, atau menuntun seseorang dalam kepemimpinan kepala Sekolah Negeri I
menciptakan perubahan yang paling efektif Tellusiatinge Kabupaten Watampone.
dalam kinerja kelompoknya. c. Definisi Operasional Peubah
Sesungguhnya pemimpin berasal dari Berkaitan dengan judul penelitian ini,
kata asing “Leader” dan ata kepemimpinan maka untuk mendapatkan persepsi terhadap
dari “leadership” atau kepemimpinan yang maksud dan arah penelitian ini, maka perlu
berasal dari kata pimpin yang artinya bimbing diberikan batasan istilah sebagai berikut:
atau tuntun. Dari asumsi tersebut di atas dapat dengan penelitian ini, adalah sebagai berikut:
dipahami bahwa pemimpin pada hakekatnya
adalah seorang yang mempunyai kemampuan 1) Persepsi Guru adalah tanggapan tentang
untuk mempengaruhi perilaku seseorang propel kepemimpinan Kepala Sekolah
didalam bekerja. Negeri I Tellusiatinge Kabupaten
Stoner dalam Fatah (1996:76) “semakin Watampone
banyak jumlah kekuasaan yang tersedia bagi 2) Profil Kepemimpinan adalah cara kepala
pemimpin, akan semakin besar potensi sekolah dalam mempengaruhi perilaku
kepemimpinan yang efektif. Selajutnya Thoha guru dalam proses pencapaian tujuan
(2004:45) menyatakan bahwa kepemimpinan adapun profil kepemimpinan kepala
merupakan kemampuan seseorang untuk sekolah dilaht dari aspek kharismatik,
mempengaruhi perilaku orang lain dan seni kejujuran, keadilan dan kebijaksanaan.
mempengaruhi perilaku manusia bagi d. Populasi dan Sampel Penelitian
perseorangan dalam pelaksanaan kerja.” Populasi dalam penelitian ini adalah
Adapun yang menjadi masalah dalam seluruh seluruh guru yang terlibat di dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah persepsi pengelolaan pendidikan pada Sekolah

74
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Menengah Atas Negeri I Tellusiatinge HASIL PENELITIN


Kabupaten Watampone yang berjumlah 42 Dalam penelitian ini pada bagian
orang guru. pemaparan hasil penelitian digambarkan data
yang meliputi: (1) aspek kharismatik (2) aspek
e. Teknik Pengumpulan Data kejujuran, (3) aspek kebijaksanaan. Untuk
Untuk memperoleh data dalam penelitian lebih jelasnya masing-masing aspek
ini, digunakan pengumpulan data adapun alat digambarkan seperti uraian berikut:
pengumpulan data yang digunakan dalam 1. Aspek Kharismatik
memperoleh data dalam penelitian ini ada dua Berdasarkan hasil penelitian yang
yaitu: dilakukan peneliti terhadap responden dalam
1. Angket. penelitian ini, diperoleh data tentang Aspek
Angket (kuesioner) yang digunakan Kharismatik kepala sekolah berdasarkan data
sifatnya tertututp, sehingga responden dapat pada tabel 4.1. di bawah ini maka dapat
memberikan jawaban sesuai dengan keadaan diketahui bahwa berdasarkan aspek
yang sebenarnya dengan mengisi alternative kharismatik gambaran profil kepemimpinan
jawaban yang telah disediakan dengan kepala sekolah SMA Negeri I Tellusiatinge
memberikan skor untuk masing-masing Kabupaten Watampone, hasil penelitian dapat
jawaban masing-masing. dipaparkan sebagai berikut:
a. pilihan jawaban SS skornya 4 (1) hasil analisis item 1 menunjukkan
b. Pilihan jawaban S skornya 3 kategori tinggi (89.88 persen) kepala sekolah
c. Pilihan jawaban KS skornya 2 termasuk orang yang tegas. (2) hasil analisis
d. Pilihan jawaban TS skornya 1 item 2 menunjukkan kategori tinggi (95,83
2. Dokumentasi persen) bahwa kepala sekolah ketika guru
Teknik ini digunakan dimaksudkan menghadap atau bertemu merasa dihormati
untuk memperoleh data yang dapat dan dihargai. (3) hasil analisis item 3 termasuk
mendukung penelitian atau sebagai pelengkap kategori tinggi yaitu 95,24 persen bahwa guru
penelitian yaitu yang berkaitan dengan jumlah merasa segan dalam pergaulan sehari-hari
guru dan dokumen sekolah lainnya yang dengan kepala sekolah, (4) hasil analisi item 4
diperlukan. menunjukkan bahwa 96,43 persen guru
f. Teknik Analisis Data menyatakan selalu mentaati segala perintah
Analisis data yang digunakan adalah dan keinginan kepala sekolah yang
analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui disampaikan kepada bawahan termasuk
gambaran propil kepemimpinan kepala kategori tinggi dan (5) hasil analisis item 5
sekolah khususnya SMA negeri I menunjukkan bahwa 89.88 persen yang
Tellusiatinge di Kabupaten Watampone menyatakan merasa senang dalam pergaulan
Teknik analisis yang digunakan adalah sehari-hari dengan kepala sekolah( baik dalam
analisis persentase dengan rumusan sebagai dinas atau pribadi) termasuk tinggi. Untuk
berikut: lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
n bawah ini:
P = ----- x 100 % Tabel 4.1. Profil Kepala Sekolah berdasarkan
N Kharismatik
Keterangan No item n N Persentase
P = Persentase 1. 151 168 89.88
n = Nilai yang diperoleh 2. 161 168 95.83
N = Nilai yang diharapkan 3. 160 168 95.24
Untuk menarik kesimpulan digunakan 4. 162 168 96.43
pedomanan yang dikemukakan oleh Sudjono 5. 151 168 89.88
Rata-rata 157 168 93,45
(1989: 40) yaitu:
Sumber: Penelitian Pada SMA Negeri I
a. Kategori Tinggi (76% - 100%), Tellusiatinge
b. Kategori Sedang (56 % - 75%), Berdasarkan data pada tabel tersebut di
c. Kategori rendah (kurang dari 55 %), atas, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah

75
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

termasuk orang yang memiliki kharismatik kewajibannya termasuk kategori


yang dapat membawa para guru untuk selalu tinggi
menjalankan dengan secara tulus tanpa ada d) Hasil analsis item 12 menunjukkan
paksaan, sehingga kepala sekolah ini lebih dari bahwa 91.1 persen menyatakan bahwa
10 tahun menjadi kepala sekolah SMA Negeri kepala sekolah menyamakan hak para
I Tellusiatinge. guru dalam penggunaan fasiitas
2. Aspek Kejujuran belajar termasuk kategori tinggi.
Berdasarkan dari data penelitian, e) Hasil analisis item 13 menunjukkan
menunjukkan bahwa tingkat kejujuran bahwa 98.3 persen yang menyatakan
menunjukkan 96.03 termasuk kategori tinggi. bahwa kepala sekolah tidak pilih kasih
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada uraian dalam menilai cara mengajar guru
sebagai berikut dalam tabel di bawah ini: termasuk kategori tinggi.
Tabel 4.2. Karakteristik Kepala Sekolah f) Hasil analisis item 14 menunjukkan
berdasarkan Aspek Kejujuran bahwa 92.3 persen yang menyatakan
No item n N Persentase bahwa kepala sekolah selalu
6 166 168 98.81 mengikutsertakan semua guru dalam
7 158 168 95.05 pelaksanaan program sekolah
8 160 168 95.24
termasuk kategori tinggi.
Rata-rata 161.33 168 96,03
Sumber: Penelitian Pada SMA Negeri I Berdasarkan data pada tabel 4.3 di atas
Tellusiatinge seperti berikut di bawah ini.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpul- Tabel 4.3. Karakteristik Kepala Sekolah
berdasarkan Aspek Keadilan
kan termasuk kategori tinggi bahwa kepala
No item n N Persentase
sekolah selama menjalankan tugasnya sebagai
9 166 168 98.8
kepala sekolah di SMA Negeri I Tellusiatinge 10 158 168 92.3
tidak pernah menyimpang dari peraturan dan 11 147 168 87.5
kaidah sosial yang berlaku, juga senantiasa 12 153 168 91.1
memenuhi janji kepada bawahan maupun 13 165 168 98.2
masalah keterbukaan dalam melaksanakan 14 155 168 92.3
tugas Rata-rata 157 168 93.5
3. Aspek Keadilan Sumber: Penelitian Pada SMA Negeri I
Berdasarkan data penelitian dapat Tellusiatinge
diketahui bahwa aspek keadilan sebagai salah 4. Aspek kebijaksanaan
satu aspek gambaran profil kepemimpinan Berdasarkan hasil analisis penelitian pada
kepala sekolah akan diuraikan berikut: aspek kebijaksanaan akan diuraikan pada tabel
a) Hasil analitis item 9 menunjukkan 4.4 berikutnya; pada tabel di bawah, diketahui
bahwa 98.8 persen menyatakan bahwa bahwa aspek kebijaksanaan merupakan salah
kepala sekolah tidak pernah pilih satu gambaran dari profil kepemimpinan
kasih dalam hak dan kewajiban, kepala sekolah SMA Negeri I Tellusiatinge
termasuk kategori tinggi Kabupaten Watampone. Untuk lebih jelasnya
b) Hasil analisis item 10 menunjukkan dapat diuraikan sebagai berikut:
bahwa 92.3 persen menyatakan ketika Tabel 4.4. Rata-rata Aspek Kebijaksanaan
No item n N Persentase
dalam pemenuhan kesejahteraan,
15 162 168 96.43
kepala sekolah senantiasa
16 129 168 76.79
memperhatikan rasa ke- adilan bagi 17 151 168 89.88
bawahannya, termasuk tinggi. 18 162 168 96.43
c) Hasil analisis item 11 menunjukkan 19 161 168 95.83
bahwa 87.5 persen menyatakan bahwa 20 153 168 91.07
kepala sekolah dalam menghadapi Rata-rata 153 168 91.07
bawahannya senantiasa menjaga Sumber: Penelitian Pada SMA Negeri I
keseimbangan antara hak dan Tellusiatinge

76
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Berikut ini dijelaskan hasil olah data hasil Berdasarkan tabel rata-rata hasil analisis
penelitian dalam aspek Kebijaksanaan: data secara umum di atas dapat dikemukakan
a) Hasil analisis item 15 menunjukkan bahwa bahwa sebesar 93.51 persen pelaksanaan
96.43 kepala sekolah dalam pengambilan kepemimpinan kepala Sekolah Menengah
kebijaksanaan kepala sekolah tidak Atas Negeri I Kabupaten Watampone
memaksakan kehendak sendiri termasuk dikonsultasikan dengan pedoman koversi
kategori tinggi. seperti dikemukakan pada metode penelitian,
b) Hasil analisis item 16 menunjukkan bahwa maka skor tersebut termasuk dalam kategori
76.79 persen yang menyatakan bahwa tinggi.
kepala sekolah senantiasa
mempertimbangkan dan menampung PEMBAHASAN PENELITIAN
pendapat usulan orang lain dalam segala Dalam penelitian ini dibahas sampai
hal termasuk kategori tinggi seberapa besar pelaksanaan kepemimpinan
c) Hasil analisis item 17 menunjukkan bahwa kepala sekolah SMA Negeri I Tellusiatinge
89.88 kepala sekolah dalam kepemimpinan Kabupaten Watampone. Dalam pelaksanaan
kepala sekolah senatiasa memperhatikan kepemimpinan terdapat beberapa aspek yang
pembinaan kesejahteraan dan karier perlu dimiliki, antara lain kharismatik,
terhadap bawahan termasuk kategori kejujuran, keadilan, dan kebijaksanna
tinggi. pemimpin.
d) Hasil analisis item 18 menunjukkan bahwa Aberdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
96.43 persen yang menyatakan bahwa bahwa;
kepala sekolah dalam kepemimpinannya 1. Profil kepemimpinan kepala sekolah SMA
kurang tanggap terhadap permasalahan Negeri I Tellusiatinge Kabupaten
sekolah yang muncul termasuk kategori Watampone berdasarkan kharismatik.
tinggi Sepert yang dikemukakan bahawa aspek
e) Hasil analisis item 19 menunjukkan 95.83 khsrismatik merupakan suatu aspek yang
persen bahwa kepala sekolah dalam meseti dimiliki oleh seorang pemimpin,
mengahadapi masalah kepemimpinannya karena pemimpin yang kharismatik
kepala sekolah biasanya mengumpulkan menunjukkan bahwa pemimpin itu
guru untuk membicarakan solusinya mempunyai wibawa dalam memimpin
termasuk kategori tinggi. anggotanya kedalam kegiiatan yang
f) Hasil analisis item 20 menunjukkan 91.07 terorganisasi.
persen yang menyatakan bahwa kepala 2. Profil kepemimpinan kepala sekolah SMA
sekolah tidak pernah otoriter ketika dalam Negeri I Tellusiatinge kabupaten
mengeluarkan suatu kebijakan termasuk Watampone berdasarkan aspek
kategori tinggi kejujuran.
Setelah dilakukan analsis untuk setiap item Pemimpin yang ideal adalah pimpinan
pada aspek tertentu, maka untuk menarik yang jujur dan bertanggungjawab dalam
kesimpulan secara umum mengenai gambaran melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
profil Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA seorang pemimpin perlu dibarengi dengan
Negeri I Tellusiatingen Kabupaten jiwa yang jujur, Kejujuran yang tertanam
Watampone sebagai rangkuman dari setiap dalam diri seorang pemimpin akan membawa
aspek selengkapnya dapat dilihat pada tabel arah organisasi atau lembaga yang dipimpin
berikut ini. kearah yang diharapkan, apabila jiwa yang
Tabel. 4.5 Rangkuman Analisis Data jujur tidak ada dalam diri seorang pemimpin,
No Aspek n N Persentase maka peluang organisasi mencapai tujuan
1 157 168 93.45 yang efektif sangat sulit dicapai.
2 161.33 168 96.03 3. Profil kepemimpinan kepala sekolah SMA
3 157 168 93.50 Negeri I Tellusiatinge Kabupaten
4 153 168 91.07
berdasarkan aspek keadilan.
Rata-rata 157.08 168 93.51
Sumber; Rangkuman hasil angket item 1-20

77
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Untuk menghindari adanya deskriminasi


dan intimidasi dalam sebuah sebagai lembaga Empat Profil kepemimpinan
pendidikan perlu dipimpin oleh seorang yang Kepala SMA Negeri I
memiliki keadilan yang tinggi. Untuk Tellusiatinge
mengembangkan potensi yang dimiliki
bawahan (guru) sebagai kepala sekolah perlu
adil dalam memberdayakan potensi guru.
Dalam mengambil sikap, pemanfaatan sarana 1st Qtr
dan prasarana serta pelaksanaan program 2nd Qtr
sekolah, kepala sekolah harus adil dalam 3rd Qtr
pembagian tugas dan wewenang.
4. Profil Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA 4th Qtr
Negeri I Tellusiatinge Kabupaten Gambar 5.1 Gambaran Empat Aspek Profil
Watampone Berdasarkan aspek Kepemimpinan Kepala SMA Negeri I
kebijaksanaan. Tellusiatinge
Pemimpin yang kharismatik, jujur dan KESIMPULAN
adil adalah pemimpin yang dinilai ideal, aspek Gambaran profil kepala sekolah SMA
yang dianggap juga perlu untuk dimiliki oleh Negeri I Kabupaten Watampone, termasuk
seorang pemimpin adalah kebijaksanaan. kategori tinggi, untuk lebih jelasnya dapat
Pemimpin yang bijaksana dalam mengambil dilihat pada aspek-aspek sebagai berikut:
keputusan dan perhatian terhadap bawahannya 1. Kepala sekolah menengah atas negeri I
tentunya akan dihargai pula oleh bawahannya. Tellusiatinge Kabupaten watampon profil
Dengan kualitas kepemimpinan yang berdasarkan aspek kharismatik dalam
ada, diharapkan proses kerjasama di dalam melaksanakan tugasya termasuk pada
sekolah dapat berhasil mencapai tujuannya kategori tinggi atau 93.45% secara rata-rata
dalam upaya peningkatan kualitas sumber sehingga dapat digunakan dalam
daya manusia didalam organisasi. Sementara meningkatkan mutu pendidikan.
kualitas Kepemimpinan tersebut hanya dapat 2. Profil Kepala Sekolah Menengah Atas
dicapai manakala dibarengi dengan Negeri I Tellusiating di Kabupaten
kemampuan pimpinan organisasi dalam Watampone dalam aspek kejujuran kepala
mengenal karakteristik bawahannya yang sekolah dikategorikan tinggi yaitu 96,03%
dipimpin, berusaha menerapkan dan memilih 3. Profil Kepemimpinan Kepala Sekolah
teknik dan gaya sesuai dengan tuntutan situasi Negeri Atas I Tellusiatinge Kabupaten
yang dihadapinya (Burhanuddin. 1991:51) Watampone berdasarkanaspek keadilan
Tabel 4.6. Empat Aspek Propil Kepemimpinan yaitu kepala sekolah juga termasuk
Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri I kategori tinggi yaitu 93,88%,
Tellusiatinge Kabupaten Watampone 4. Profil kepemimpinan kepala sekolah SMA
No Aspek Profil Kepala Sekolah Skor Negeri I Tellusiating Kabupaten
1. Kharismatik 93.45 Watampone dalam aspek kebijaksanaan
2. Jujur 96.03
3. Adil 93.50
dikategorikan tinggi pula meskipun dari
4. Bijaksana 91.07 unsur ini masih ada yang belum maksimal
Skor Ideal 168 karena masih ada yang mengkategorikan
Nilai Skor 157.08 cukup atau 57,08 persen.
Presentase 93.51 Dengan demikian, pesepsi guru
Keterangan Tinggi terhadap profil kepemimpinan kepala Sekolah
Sumber: Hasil oleh Data Penelitian. Menengah Atas Negeri I Kabupaten
Watampone harus didasari oleh para
pemerhati pendidikan dengan penuh
tanggungjawab professional, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas kepala sekolah pada khususnya.

78
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

REFERENSI
Abeng, Tenri. 1986 Mengukur Produktivitas
Manusia Indonesia. Jakarta: Prisma
Ali, M. 1985. Penelitian Pendidikan,
Prosedur dan Strategi. Bandung:
Penerbit Aksara
Burhanuddin. 1994. Analisis Administrasi
Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Akasara

79
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

HUBUNGAN PENGAWASAN PIMPINAN DENGAN


KINERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
PROVINSI SUMATERA BARAT

Irsyada, Sufyarma M.a & Afrizal Tanjungb

Dosena dan Mahasiswab AP FIP Univ. Negeri Padang, Sumatra Barat

e-mail: irsyad1122@gmail.com

Abstract The purpose of this study is to determine the performance of employees, supervision and
leadership relations supervisory leadership with employee performance in the Regional
Personnel Agency of West Sumatra Province. Population in this research is employees
of Regional Personnel Board of West Sumatera Province which amounted 52 people.
The sample of this study was taken using krejcie table with Proportional Stratified
Random Sampling technique and obtained 51 samples. The instrument of this study is
Likert Scale Questionnaire with five choices that have been tested for its validity and
reliability. Data were analyzed by using product moment correlation formula. Based on
the results of research that has been done can be concluded that supervision of the
leadership on the category is high enough that is 72% and employee performance in
good enough category that is equal to 79%. The results show that the correlation
coefficient between leadership supervision with significant employee performance is rxy
= 0.529 > rtable = 0.361 at 99% confidence level. On the correlation significance there
is also a significant relationship between supervisory leadership with employee
performance is tcount = 4.361 > ttable 2.704 at 99% confidence level. Thus the hypothesis
tested is acceptable. The hypothesis reads a significant relationship between supervisory
leadership and employee performance.

Keywords: Controlling, leadership, employee performance

80
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN ini terlihat dari tidak mampunya pegawai


Organisasi merupakan suatu sistem menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh
yang di dalamnya terdapat berbagai macam pimpinan. 4) masih adanya pegawai yang
unsur yang saling berkaitan satu dengan yang menyelesaikan pekerjaan tidak sesuai dengan
lainya. Demikian juga halnya dengan lembaga batasan kerja yang diberikan oleh pimpinan,
pemerintahan dan aparatur negara. Pegawai hal ini terlihat dari pegawai yang mengerjakan
merupakan unsur pokok dalam suatu pekerjaan orang lain padahal pekerjaan sendiri
organisasi karena pegawai adalah sumber daya belum diselesaikan. 5) tanggung jawab
yang menyebabkan kelangsungan hidup suatu pegawai yang masih kurang dalam
organisasi atau lembaga tetap terjaga. melaksanakan tugas yang diberikan. Ada
Sumberdaya manusia yang dimaksudkan sebagian pegawai yang terkadang
tentulah sumberdaya manusia dengan kinerja menganggap enteng dan cenderung
yang baik. mengabaikan tugas yang diberikan pimpinan,
Kinerja dari sumberdaya manusia padahal itu merupakan tanggung jawab dari
(pegawai) memiliki posisi penting dalam pegawai. Permasalahan ini diduga karena
organisasi, karena keberhailan dalam pengawasan pimpinan yang kurang. Hal ini
melakukan pekerjaan ditentukan oleh kinerja terlihat dari fenomena-fenomena yang terjadi,
pegawainya. Kinerja merupakan serangkaian seperti: 1) kurangnya pengawasan yang
perilaku dan kegiatan secara individual sesuai dilakukan oleh pimpinan sehingga tidak
dengan harapan dan tujuan lembaga. Kinerja adanya teguran yang di dapat oleh pegawai
sangat penting dimiliki oleh pegawai karena yang melakukan penyimpangan saat jam
dengan kinerja yang baik maka tujuan akan kerja. 2) masih ada sebagian pegawai yang
tercapai dengan baik juga. Menurut Amstrong tidak disiplin terhadap jam kerja yang telah
dan Baron kinerja mengacu pada konsep ditentukan, hal ini terlihat masih banyak
tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang pegawai yang datang terlambat dan pulang
dicapai dari pekerjaan tersebut (Wibowo, sebelum waktu yang telah ditentukan. 3)
2012). Kinerja mempunyai makna yang luas, pimpinan kurang dalam melakukan
tidak hanya menyatakan sebagai hasil kerja controlling secara rutin, karena itulah masih
tetapi bagaimana proses kerja berlangsung. ada sebagian pegawai yang suka keluyuran
Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai pada saat jam kerja. 4) kurang adanya
merupakan segenap proses yang dilakukan pemeriksaan oleh pimpinan terhadap
pegawai dalam melaksanakan aktivitas kerja pelaksanaan tugas pegawai, sehingga pegawai
demi tercapainya hasil kerja yang diharapkan. kurang mengetahui hasil dari pekerjaan yang
Namun, berdasarkan pengamatan telah dibuat apakah sesudah sesuai dengan
penulis serta dilengkapi dengan informasi dari prosedur kerja atau belum. 5) pimpinan kurang
pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi melakukan tindakan perbaikan terhadap
Sumatera Barat, diperoleh informasi bahwa pegawai yang melanggar aturan dan belum
masih kurang atau rendahnya kinerja pegawai. mendapatkan sanksi yang tegas bagi pegawai
Hal ini dapat dilihat dari fenomena-fenomena yang melanggar tersebut. Bila fenomena-
yang terjadi antara lain: 1) masih ada pegawai fenomena tersebut dibiarkan begitu saja, maka
yang kurang mampu menyelesaikan tugas akan berdampak tidak baik terhadap kemajuan
dengan baik, hal ini terlihat dari hasil kerja instansi tersebut sehingga akan menjadi
pegawai yang kurang sesuai dengan yang penghalang dalam mencapai tujuan organisasi.
diharapkan oleh pimpinan 2) ada sebagian Berdasarkan masalah di atas, maka
pegawai yang belum mampu menyelesaikan rumusan masalah yang diteliti dalam
pekerjaan dengan tepat waktu, hal ini terlihat penelitian ini adalah: 1) bagaiamana kinerja
ketika pegawai diberikan tugas oleh pimpinan pegawai di badan kepegawaian daerah
pegawai cenderung menunda-nunda pekerjaan provinsi sumatera barat? 2) bagaimana
tersebut untuk dilakukan. 3) masih ada pengawasan pimpinan di badan kepegawaian
sebagian pegawai yang belum menyelesaikan daerah provinsi sumatera barat? 3) apakah
pekerjaan sesuai jumlah yang ditetapkan, hal terdapat hubungan pengawasan pimpinan
81
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

dengan kinerja pegawai di Badan tidak terlepas dari bagaimana seorang


Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera pimpinan melakukan pengawasan terhadap
Barat? pegawai, karena pengawasan bertujuan untuk
Terkait dengan kinerja tersebut dapat meninjau, memantau, memonitoring kegiatan
kita lihat bahwa kinerja seseorang itu yang dilakukan agar proses kerja pegawai
dipengaruhi oleh proses kerjanya. Apabila sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
proses kerja pegawai baik sesuai dengan serta mencegah terjadinya penyimpangan-
prosedur kerja yang benar maka hasil kerjanya penyimpangan selama proses kerja. Kegiatan
akan menunjukkan prestasi yang maksimal. pengawasan terdiri dari tiga tahap yaitu:
Begitu pula sebaliknya apabila proses penentuan standar hasil kerja, pengukuran
kerjanya asal-asalan maka hasil kerjanya tidak hasil pekerjaan, koreksi terhadap
akan memuaskan. Indikator kinerja itu adalah penyimpangan yang mungkin terjadi (Siagian,
kuantitas hasil kerja, kualitas hasil kerja, dan 2012). Menurut Stoner, Freeman dan Gilbert
efisiensi dalam melaksanakan tugas. proses pengawasan mencakup empat tahapan
Selanjutnya Cormick & Tiffin juga pokok yaitu: penetapan standar dan metode
mengemukakan “kinerja adalah kuantitas, penilaian kinerja, penilaian kinerja, penilaian
kualitas, dan waktu yang digunakan dalam apakah kinerja memenuhi standar atau tidak,
menjalankan tugas” (Sutrisno, 2011). pengambilan tindak koreksi (Sule, 2010).
Indikator kinerja dapat dikelompokan Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat
kedalam enam kategori, yaitu: efektif, efisien, disimpulkan bahwa indikator dari pengawasan
kualitas, ketepatan waktu, produktivitas, dan pimpinan adalah penetapan standar,
keselamatan (Moeheriono, 2014). Pegawai pengukuran, penilaian dan tindak
dituntut untuk dapat menyelesaikan tugasnya lanjut/perbaikan.
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan Dari beberapa penjelasan di atas dapat
(Thoha, 2008). Hal ini dapat dijadikan tolak kita ambil suatu kesimpulan bahwa untuk
ukur dari sebuah kinerja pegawai karena meningkatkan kinerja pegawai maka
ketepatan dalam melaksanakan diperlukan pengawasan pimpinan. Pada
tugas/pekerjaan merupakan indikator yang dasarnya tujuan utama pengawasan adalah
mendukung proses kinerja. Berdasarkan untuk menjamin agar hasil yang dicapai itu
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sedapat mungkin mendekati tujuan yang telah
indikator dari kinerja pegawai dapat ditetapkan untuk segala kegiatan yang
dikategorikan kedalam kualitas hasil kerja, dijalankan. Dengan pengawasan yang efektif
kuantitas hasil kerja, efesiensi, dan ketepatan dari pimpinan dapat meningkatkan kinerja
waktu dalam bekerja. pegawai karena dengan pengawasan tersebut
Banyak faktor yang dapat pegawai akan lebih berhati-hati terhadap apa
mempengaruhi kinerja pegawai, salah satunya yang akan dikerjakannya.
adalah pengawasan pimpinan. Mempengaruhi
karyawan untuk mengubah kinerja mereka ke METODOLOGI PENELITIAN
arah yang lebih baik adalah tantangan Penelitian ini merupakan penelitian
pimpinan. Pengawasan merupakan proses korelasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh
pengamatan dari keseluruhan kegiatan pegawai yang ada di Badan Kepegawaian
organisasi guna lebih menjamin bahwa semua Daerah Provinsi Sumatera Barat yang
pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai berjumlah 52 orang. Teknik penarikan sampel
dengan rencana yang telah ditentukan menggunakan propotionate stratified random
sebelumnya (Siagian, 2011). Oleh karena itu sampling. Teknik ini digunakan bila populasi
pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan mempunyai anggota atau unsur yang tidak
sangatlah penting dalam setiap pekerjaan homogen dan bersrata secara proporsional
lembaga pemerintahan, sebab dengan adanya (Sugiyono, 2013). Sampel penelitian diambil
pengawasan kerja yang baik maka suatu dengan menggunakan tabel chi kuadrat
pekerjaan akan menghasilkan pekerjaan yang dengan menggunakan teknik stratified
baik pula. Tinggi rendahnya kinerja pegawai proportional random sampling yang
82
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

berjumlah 51 orang. Instrumen penelitian sebesar 79% dengan kategori “cukup”.


yang digunakan adalah angket model Skala Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk
Likert dengan lima alternatif pilihan jawaban kinerja pegawai di badan kepegawaian daerah
dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya. provinsi sumatera barat setelah dilakukan
Data dianalisis menggunakan teknik Korelasi penelitian didapatkan pada kategori “cukup”.
Product Moment, untuk melihat keberartian
hubungan antara variabel menggunakan 2. Pengawasan Pimpinan
rumus uji t. Pengumpulan data variabel pengawasan
pimpinan di dapat dari penyebaran angket
HASIL PENELITIAN sebanyak 51 orang responden dengan 30 item.
1. Variabel Kinerja Pegawai Skor yang diperoleh dari responden untuk
variabel pemberian insentif menyebar dari
Pengumpulan data variabel kinerja
skor tertinggi 132 dan skor terendah adalah 85
pegawai (variabel Y) didapat dari penyebaran
sedangkan skor maksimal idealnya adalah 150
angket sebanyak 51 orang responden sebanyak
dan skor minimum idealnya adalah 30. Dari
30 item. Skor yang diperoleh dari responden
hasil pengolahan data, maka diperoleh skor
untuk variabel kinerja menyebar dari skor
rata-rata = 108,27, median (nilai tengah) =
tertinggi 143 dan skor terendah adalah 91
108,21, modus (nilai yang sering muncul) =
sedangkan skor maksimal idealnya adalah 150
108,09, dan standar deviasi (persimpangan
dan skor minimal idealnya adalah 30. Dari
baku) = 10,43.
hasil pengolahan data, maka diperoleh skor
Berdasarkan pengolahan data angket
rata-rata = 118,65, median (nilai tengah) =
variabel pengawasan pimpinan (X) dengan
118,75, modus (nilai yang sering muncul) =
cara membandingkan skor rata-rata (Mean)
118,95, dan standar deviasi (persimpangan
dengan skor maksimal dikali 100%, maka nilai
baku) = 13,12.
mean 108,27, dibagi dengan skor maksimal
Berdasarkan pengolahan data angket
150, maka diperoleh angka 0,72 × 100% =
variabel kinerja pegawai (Y) dengan cara
72%. Hal ini berarti variabel pengawasan
membandingkan skor rata-rata (mean) dengan
pimpinan Badan Kepegawaian Daerah
skor maksimal dikali 100%, maka nilai mean
Provinsi Sumatera Barat berada pada kategori
118,65, dibagi dengan skor maksimal 150,
“cukup” yaitu sebesar 72% dari skor ideal.
maka diperoleh angka 0,79 × 100% = 79%.
Selanjutnya, menetukan persentase
Hal ini berarti variabel kinerja pegawai di
pencapaian tiap indikator untuk variabel
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi
kinerja pegawai (Y) dengan hasil pencarianya
Sumatera Barat berada pada kategori “Cukup”
sebagai berikut:.
yaitu sebesar 79% dari skor ideal. Selanjutnya,
Tabel 2. Capaian per Indikator Pengawasan
menetukan persentase pencapaian tiap Pinpinan
indikator untuk variabel kinerja pegawai (Y) No Indikator Mean Tingkat Kategori
dengan hasil pencarianya sebagai berikut: Pencapaian
Tabel 1. Capaian Per Indikator Kinerja 1. Penetapan 3,7 75% Cukup
standar
Pegawai 2. Pengukuran 3,7 74% Cukup
No Indikator Mean Tingkat Kategori 3. Penilaian 3,4 68% Cukup
Pencapaian
4. Tindak 3,4 69% Cukup
1. Kuantitas hasil 4 81% Tinggi lanjut/Perbaikan
kerja
Skor rata-rata 3,5 72% “Cukup”
2. Kualitas hasill 3,9 77% Cukup
kerja Secara keseluruhan pada variabel
3. Efesiensi dalam 3,9 79% Cukup pengawasan pimpinan (X) diperoleh hasil
melaksanakan
tugas
perhitungan sebesar 72% dengan kategori
4. Ketepatan 4 79% Cukup “cukup”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Waktu untuk kinerja pegawai di badan kepegawaian
Skor rata-rata 3,9 79% Cukup
daerah provinsi sumatera barat setelah
Secara keseluruhan variabel kinerja dilakukan penelitian didapatkan pada kategori
pegawai (Y) diperoleh hasil perhitungan “cukup”. Untuk memperoleh gambaran yang
83
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

jelas tentang distribusi skor variabel Tabel 5 Rangkuman Uji Hipotesis


pengawasan pimpinan dengan kinerja
r hitung t hitung Taraf kepercayaan 99 %
pegawai, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
r table t tabel
Tabel 3. Tafsiran Mean Variabel Penelitian
Variabel Mean % Tingkat Interprestasi 0,529 4,361 0,361 2,704
penelitian Pencapaian Data pada table 5 menunjukkan
Pengawasan 108,27 72% Cukup
Pimpinan
bahwa rhitung dan thitung apabila dibanding
Kinerja 118,65 79% Cukup dengan nilai table pada taraf signifikansi 1%
Pegawai ternyata lebih besar, artinya hipotesis yang
diajukan dapat diterima atau dengan kata lain
3. Uji Normalitas Data terdapat hubungan yang signifikan antara
Pengujian normalitas dilakukan dengan pengawasan pimpinan dengan kinerja pegawai
menggunakan teknik chi kuadrat. Pengujian pada kantor Badan Kepegawaian Daerah
normalitas ini dilakukan terhadap kedua Provinsi Sumatera Barat
variabel penelitian dengan tujuan untuk dapat
mengetahui apakah data yang dari masing- PEMBAHASAN
masing variabel penelitian yang terkumpul Berdasarkan hasil penelitian
berdistribusi normal atau tidak. menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
Hasil perhitungan uji normalitas secara berarti antara kepemimpinan dengan kinerja
lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini: pegawai di Dinas pendidikan Kabupaten
Tabel 4. Uji Normalitas Variabel Penelitian Pasaman pada taraf signifikansi 1%. Untuk
lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan
χ² Tabel
χ² pembahasan masing-masing hasil penelitian.
Variabel (α = Keterangan
hitung
0,01) Secara umum, hasil penelitian
Kinerja
menunjukan bahwa kinerja pegawai berada
8,053 < 13,227 Normal pada tingkat pencapaian 79% dengan
Pegawai
Pengawasan interprestasi “cukup” dan pengawasan
2,657 13,227 Normal
Pimpinan pimpinan berada pada tingkat pencapaian 72%
dengan interprestasi “cukup”. Sementara itu,
hasi uji korelasi dan uji keberartian korelasi
Pengujian Hipotesis hubungan pengawasan pimpinan dengan
Pengujian hipotesis dilakukan dengan kinerja pegawai di Badan Kepegawaian
menggunakan teknik korelasi. Dalam hal ini, Daerah Provinsi Sumatera Barat menunjukan
teknik korelasi yang digunakan adalah teknik hasil yang lebih besar dari nilai yang tertera
korelasi product moment. Uji korelasi ini pada tabel. Oleh sebab itu, terdapat hubungan
dilakukan untuk mengetahui tingkat koefisien yang signifikan antara pengawasan pimpinan
korelasi antara variabel pengawasan pimpinan dengan kinerja pegawai di Badan
(variabel X) dan variabel kinerja pegawai Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Barat
(variabel Y). pada taraf kepercayaan 99 %.
Berdasarkan hasil perhitungan uji Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan
korelasi antara variabel kepemimpinan dengan dijelaskan pembahasan masing-masing hasil
variabel kinerja, maka diperoleh 𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 penelitian.
sebesar 0,529. Sedangkan 𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan 𝑛 = 1. Kinerja Pegawai (Y)
51 pada taraf signifikansi 1% adalah 0,361 dan Berdasarkan hasil pengolahan data
pada taraf signifikansi 1% adalah 0,274. diketahui bahwa kinerja pegawai di Badan
Perhitungan secara ringkas tentang uji korelasi Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Barat
terhadap variabel kinerja dan kepemimpinan berada pada kategori cukup yaitu dengan
dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini: Tabel 2. persentase sebesar 79%. Kinerja pegawai ini
Analisis Korelasi dan Pengujian Keberartian masih perlu ditingkatkan agar menjadi baik.
Korelasi Variabel X dan Variabel Y dengan Pimpinan sangat perlu memperhatikan kinerja
Tabel Uji t pegawai, karena kineja ini akan berdampak
84
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

pada kemajuan suatu instansi. Kinerja bukan kegiatan, serta meningkatkan tindakan
hanya sebagai hasil kerja, tetapi juga perbaikan.
bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja Pengawasan adalah suatu proses
adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil dimana pimpinan organisasi melihat apakah
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan yang telah dilakukan sesuai dengan harapan.
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang Jika tidak, perbaikan diadakan untuk
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan penyesuaian. Rue & Byars mengemukakan
kesungguhan serta waktu (Wibowo, 2012)”. pengawasan adalah suatu kegiatan untuk
Indikator kinerja pegawai pada penelitian ini membandingkan yang nyata telah dilakukan
yaitu kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja, dengan standar yang telah ditentukan atau
efesiensi dalam melaksanakan tugas, dan tujuan dan kemudian dengan segera
ketepatan waktu. mengambil tindakan untuk mengoreksinya
Berdasarkan uraian pendapat diatas, setiap penyimpangan dari standar yang ada
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa (Liputo, 1988). Indikator pengawasan
kinerja pegawai adalah suatu kemampuan dan pimpinan pada penelitian ini yaitu penetapan
tanggung jawab seorang pegawai dalam standar, pengukuran, penilaian, dan tindak
melakukan pekerjaan terhadap hasil yang lanjut/perbaikan.
dicapai sesuai dengan pekerjaannya dalam Pada dasarnya tujuan utama
satuan waktu tertentu untuk mencapai tujuan pengawasan adalah untuk menjamin agar hasil
secara efektif dan efisien. Dengan demikian yang dicapai itu sedapat mungkin mendekati
jika hasil yang dicapai pegawai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk segala
yang diharapkan maka kinerja dapat dinilai kegiatan yang dijalankan. Disamping itu
sebagai sesuatu yang memuaskan, baik, atau pengawasan juga mempunyai tujuan untuk
sangat baik. Sebaliknya jika hasil kerja yang mendorong agar pelaksanaan tugas pokok
dicapai pegawai mengecewakan atau kurang, organisasi dapat berjalan lancar, berdaya guna,
maka kinerjanya dapat dinilai kurang apapun berhasil guna dan tepat guna.
alasannya. Pengawasan secara umum bertujuan
Jadi, kinerja pegawai sangat penting untuk mengendalikan kegiatan agar sesuai
bagi kelansungan organisasi baik dalam dengan rencana yang telah ditetapkan,
mengembangkan kualitas kerja, pembinaan sehingga hasil pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya, dengan demikian bagaimana cara diperoleh secara efisien dan efektif sesuai
kerja yang ditampilkan pegawai dan juga hasil dengan rencana yang telah ditentukan dalam
kerja pegawai akan mendukung keberhasilan program kegiatan. Berdasarkan uraian diatas,
organisasi serta membawa organisasi maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan
mencapai tujuan. pimpinan sangat penting dan dibutuhkan
2. Pengawasan Pimpinan dalam suatu organisasi. Dimana pengawasan
Berdasarkan analisis data dan berperan dalam pencapaian tujuan organisasi
pengujian hipotesis menunjukkan pengawasan serta menjadi salah satu factor yang
pimpinan berada pada kategori cukup dengan meningkatkan kinerja pegawai.
persentase 72%. Hal ini mengungkapkan Jadi pimpinan suatu instansi dapat
bahwa pengawasan pimpinan yang berada melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan
pada kategori baik, akan menjadi sangat baik atau pekerjaan yang diberikan kepada pegawai
jika penerapannya lebih dioptimalkan lagi. dan membandingkan dengan rencana semula.
Untuk mencapai interpretasi baik maupun Apabila pekerjaan yang dilakukan oleh
sangat baik pengawasan perlu untuk pegawai tidak sesuai dengan rencana atau
ditingkatkan lagi. Berbagai upaya yang dapat terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya,
dilakukan untuk meningkatkan pengawasan maka pimpinan sebagai atasan dapat mencari
yaitu dengan meningkatkan standar penyebabnya. Jika hal ini tidak dapat
pengawasan, meningkatkan pengukuran dilaksanakan oleh pimpinan maka
pelaksanaan kegiatan, meningkatkan evaluasi pelaksanaan pengawasan tidak akan mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
85
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

3. Hubungan Pengawasan Pimpinan kerja, tingkat pendidikan, peralatan atau


dengan Kinerja Pegawai sarana pendukung, kepuasan kerja, imbalan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengawasan serta motivasi.
terhadap uji korelasi dan uji keberartian Berdasarkan pada uraian di atas dapat
korelasi, diperoleh sebuah kesimpulan bahwa disimpulkan bahwa pengawasan pimpinan
terdapat hubungan yang signifikan antara mempunyai kaitan yang erat dengan kinerja
pengawasan pimpinan dengan kinerja pegawai pegawai. Semakin optimal pengawasan yang
di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi dilakukan pimpinan yang ada maka semakin
Sumatera Barat. tinggi pula tingkat kinerja pegawai.
Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa koefisien korelasi antara pengawasan KESIMPULAN
dengan kinerja pegawai adalah signifikan Dari hasil penelitian dan
yaitu r hitung = 0,529 > r tabel = 0,279 pada pembahasan yang telah dikemukakan,
taraf kepercayaan 95% dan 0,361 pada taraf maka dapat disimpulkan bahwa:
kepercayaan 99%. Pada keberartian korelasi
juga terdapat hubungan yang signifikan antara 1. Kinerja pegawai di Badan Kepegawaian
pengawasan pimpinan dengan kinerja pegawai Daerah Provinsi Sumatera Barat berada
yaitu t hitung = 4,361 > t tabel 2,021 pada taraf pada kategori “Cukup” (79%).
kepercayaan 95% dan 2,704 pada taraf 2. Pengawasan pimpinan di Badan
kepercayaan 99%. Dengan demikian hipotesis Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera
yang diuji dapat diterima. Hipotesis tersebut Barat berada pada kategori “Cukup”
berbunyi adanya hubungan yang signifikan (72%).
antara pengawasan pimpinan dengan kinerja 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara
pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa salah Pengawasan Pimpinan dengan Kinerja
satu faktor yang mempengaruhi kinerja Pegawai di Badan Kepegawaian Daerah
pegawai adalah pengawasan pimpinan. Hasil Provinsi Sumatera Barat dimana besarnya
penelitian ini memperkuat pendapat ahli yaitu koefisien korelasi rhitung = 0,529 > rtabel =
mengatakan bahwa pengawasan memberikan 0,361 pada taraf kepercayaan 99%, dan
suatu cara untuk mengukur kinerja dari thitung = 4,361 > ttabel = 2,704 pada taraf
keseluruhan organisasi bukan satu bagian saja, kepercayaan 99%. Artinya pengawasan
menjamin bahwa kinerja secara pimpinan merupakan salah satu faktor
keseluruhannya adalah konsisten dengan yang mempengaruhi kinerja pegawai dan
rencana keseluruhan dan mengawasi unit unit kinerja pegawai dapat menentukan
yang semi otonom (Terry, 2012).
Kinerja pegawai tentu dipengaruhi REFERENSI
oleh beberapa faktor seperti kemampuan kerja
pegawai, motivasi kerja pegawai, pengawasan George. R. Terry dan Leslie W. Rue.2012.
pimpinan dan komitmen kerja. hal ini Dasar Dasar Manajemen.Jakarta: PT.
dilandasi asumsi bahwa kemampuan kerja Bumi Aksara
pegawai meliputi kemampuan intelektual, Liputo, Benyamin. 1988, Pengantar
kemampuan emosional, dan kemampuan fisik, Manajemen, Jakarta: Departemen
Dengan adanya beberapa faktor yang Pendidikan dan Kebudayaan
mempengaruhi kinerja pegawai maka atasan Moeheriono. 2014. Pengukuran Kinerja
maupun pimpinan dari suatu organisasi harus Berbasis Kompetensi. PT. Rajagrafindo
memperhatikan beberapa faktor tersebut. Persada
Sehingga pengembangan kinerja dapat Sondang, P. Siagian. 2009. Kiat Meningkatkan
dilakukan secara efisien. Produktivitas Kerja. Jakarta: PT. Rineka
Dari berbagai pendapat ahli dapat Cipta
disimpulkan bahwa faktor faktor yang _______ 2012. Manajemen Sumber Daya
mempengaruhi kinerja pegawai adalah Manusia. Jakarta: PT. Toko Gunung
motivasi kerja, kepemimpinan, pengalaman
86
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sule, Ernie Tisnawati & Kurniawan Saefullah.
2010. Pengantar Manajemen. Jakarta:
Kencana
Suhardiman, Budi.2012. Studi Pengembangan
Kepala Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Winardi. 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada

87
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENGARUH KOMPETENSI MANAJERIAL DAN MOTIVASI


KERJA PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI
INSTANSI DINAS PENDIDIKAN KAB. KUTAI TIMUR

Anita Mayasaria, Johansyahb, Usfandi Haryakab

a
Mahasiswa Jurusan Magister Manajemen Pendidikan Universitas Mulawarman Samarinda
b
Dosen Jurusan Magister Manajemen Pendidikan Universitas Mulawarman Samarinda

Alamat e-mail syamjohansyah@gmail.com

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh (1)kompetensi manajerial
terhadap kinerja pegawai, (2) motivasi kerja pegawai terhadap kinerja pegawai, (3)
kompetensimanajerial dan motivasi kerja pegawai secara bersama-sama terhadap kinerja
pegawai di Instansi Dinas Pendidikan Kab. Kutai Timur.Penelitian ini merupakan
penelitian ex-post facto dengan pendekatan kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini
adalah 45 pegawai di Dinas Pendidikan Kab. Kutai Timur. Uji validitas pada penelitian
ini menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson,sedangkan uji reliabilitas
menggunakan Apha Cronbach. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket.
Pengujian prasyarat analisis meliputi uji linieritas dan uji multikolinieritas. Teknik
analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana dan regresi berganda. Hasil
penelitian ini adalah: (1) ada pengaruh positif antara kompetensimanajerial dengan
kinerja pegawai sebesar 12,2% terhadap kinerja pegawai hal tersebut dilihat dari hasil
uji rhitung = 0,349 ˃ rtabel = 0,249 dan dari hasil uji thitung = 2,445 ˃ ttabel = 2,018; (2) ada
pengaruh positif antara motivasi kerja pegawai terhadap kinerja pegawai sebesar 19,3%
. Hal tersebut didapat dari hasil uji rhitung = 0,439 ˃ rtabel = 0,249 dan dari hasil uji thitung =
3,207 ˃ ttabel = 2,018 (3) ada pengaruh positif antara kompetensimanajerial dan motivasi
kerja pegawai secara bersama- sama dengan kinerja pegawai sebesar 19,4% dan sebesar
80,6% berasal dari variabel atau faktor lain yang tidak ada di dalam penelitian ini. Hal
tersebut didapat dari hasil analisis (ry12)2 sebesar 0,194.

Kata Kunci: Kompetensi Manajerial, Motivasi Kerja Pegawai, Kinerja Pegawai.

88
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN peningkatan kualitas kerja adalah bagaimana


Kinerja yang baik merupakan hal penting menumbuhkan motivasi kerja, yaitu adanya
bagi kelangsungan hidup organisasi. Untuk dorongan dari karyawan untuk melakukan
meningkatkan kinerja pegawai dan perbaikan suatu pekerjaan. Motivasi adalah dorongan
efisiensi organisasi, manajemen sumber daya dasar yang menggerakkan seseorang
manusia selalu memegang peran aktif dan bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri
dominan dalam setiap kegiatan perusahaan. seseorang yang menggerakkan untuk
Tingkat kinerja pegawai yang tinggi akan melakukan sesuatu yang sesuai dengan
dapat memperkuat organisasi yang pada dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu,
akhirnya dapat meningkatkan keuntungan perbuatan seseorang yang didasarkan atas
bagi organisasi. Permasalahan Sumber Daya motivasi tertentu mengandung tema sesuai
Manusia yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dengan motivasi yang mendasarinya.
adalah rendahnya motivasi kerja sehingga Dinas Pendidikan Kabupa-ten Kutai
kinerja yang dihasilkan tidak maksimal. Untuk Timur adalah lembaga organisasi yang
mewujudkan masyarakat Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan formal yang
damai, demokratis, berkeadilan, berdaya memiliki pegawai yang melaksanakan tugas
saing, maju, dan sejahtera, salah satu cirinya sesuai dengan fungsinya masing-masing.
adalah didukung oleh manusia Indonesia Ketidak hadiran atau keter-lambatan pegawai
berkualitas yang memiliki etos kerja tinggi. Dinas Pendidikan Kab. Kutai Timur sering
Organisasi atau perusahaan, menjadi permasalahan. Hal ini dapat
kepemimpinan merupakan salah satu faktor dijelaskan, bahwa jika pegawai tidak hadir
penting dalam peningkatan kinerja karyawan. atau terlambat dalam bekerja maka tugas yang
Seorang pemimpin harus mampu dibebankan kepadanya akan terbengkalai atau
mengarahkan, menggerakkan dan tidak selesai sesuai yang diharapkan. Hal ini
mempengaruhi bawahannya untuk akan menimbulkan ketidak efektifan dan
bekerjasama dengan memberikan dorongan ketidak efisienan seseorang dalam bekerja dan
dan bekerja keras dalam menjalankan tugas lebih jauh lagi dapat menurunkan kinerja.
pekerjaannya. Dalam mengarahkan dan Dalam jangka panjang hal ini dapat
memotivasi kelompok manusia dituntut berdampak pada kinerja instansi.
adanya bentuk kepemimpinan tertentu yang Berbagai usaha telah dilakukan oleh
sesuai pada situasi dan kondisi yang ada. instansi untuk meningkatkan kinerja pegawai
Anoraga (2003) menyatakan bahwa diantaranya menciptakan lingkungan kerja
seorang pemimpin adalah seorang yang yang kondusif dan pemberian sanksi terhadap
mempunyai wewenang untuk memerintah pegawai yang mangkir atau tanpa alasan tidak
orang lain yang di dalam pekerjaannya untuk masuk kerja. Namun hal ini belum
mencapai tujuan organisasi memerlukan sepenuhnya meningkatkan kinerja pegawai,
bantuan orang lain. Sebagai seorang hal ini membuktikan bahwa tingkat
pemimpin mempunyai peranan yang aktif dan kedisiplinan pegawai yang masih rendah,
senantiasa ikut campur tangan dalam segala tanggung jawab terhadap pekerjaan yang
masalah yang berkenaan dengan kebutuhan kurang bak, dan sebagainya. Dan pegawai
anggota kelompoknya. Pemimpin ikut mera- dituntut untuk memberikan kinerja yang
sakan kebutuhan-kebutuhan itu dan dapat optimal bagi instansi Dinas Pendidikan.
membantu menstimulir para anggotanya Pegawai merupakan sumber daya yang
dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan menentukan keberhasilan suatu instansi dalam
(Anoraga, 2003). mencapai tujuannya. Sedangkan kinerja
Hal lain yang tak kalah pentingnya dalam pegawai merupakan hasil kerja yang dicapai
peningkatan kiner-ja adalah motivasi kerja seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
karyawan di organisasi tersebut. Motivasi yang dibebankan kepadanya. Kinerja pegawai
merupa-kan faktor yang sangat penting namun meliputi kualitas dan kuantitas output serta
kurang diperhatikan. Hal-hal penting dalam keandalan dalam bekerja.

89
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, pengertian ini, bisa disimpulkan bahwa kinerja
maka penulis tertarik ini untuk melakukan dapat diartikan sama dengan prestasi kerja.
penelitian pengaruh kompetensi manajerial Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah
dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Nomor: 10 Tahun 1979 tentang Penilaian
pada Dinas Pendidikan Kab. Kutai Timur. Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil,
Diharapkan dengan penelitian ini diperoleh mengartikan prestasi kerja sebagai: “Hasil
konsep mengenai pengaruh kompetensi kerja yang didapat oleh Pegawai Negeri Sipil
manajerial dan motivasi kerja terhadap kinerja dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
pegawai pada Dinas Pendidikan Kab. Kutai kepadanya”.
Timur. Berdasarkan rumusan mengenai
pengertian kinerja tersebut di atas terdapat
KAJIAN TEORITIK DAN persamaan pengertian. Pertama, prestasi kerja
PENGAJUAN HIPOTESIS merupakan hasil kerja. Kedua, hasil kerja
dilihat baik segi kualitas maupun dari segi
A. Kajian Pustaka kualitas. Ketiga hasil pelaksanaan tugas sesuai
1. Pengertian Kinerja yang diberikan kepada karyawan yang
Kinerja merupakan suatu kegiatan yang bersangkutan. Dari berbagai pendapat di atas,
dilakukan umtuk melaksanakan, dapat disimpulkan bahwa indikator untuk
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab mengukur kinerja atau prestasi kerja adalah
sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah hasil kerja karyawan baik dilihat dari segi
ditetapkan. Dilihat dari arti kata kinerja kualitas dan kuantitas sesuai dengan beban
berasal dari kata performance. tugasnya dan ketepatan waktu dalam
Dari pengertian di atas kinerja diartikan penyelesaian tugas, sedangkan menurut
sebagai prestasi, menunjuk-kan suatu kegiatan Soedjadi (1994: 55) kinerja atau prestasi kerja
atau perbuatan dan melaksanakan tugas yang berhubungan dengan berbagai faktor.
telah dibebankan. Pengertian kinerja sering Semakin tinggi motivasi (M) dan semakin
didentikkan dengan prestasi kerja. Prestasi tinggi kemampuan ability (A), maka Prestasi
kerja merupakan hasil kerja seseorang dalam Kerja (P) akan semakin tinggi pula.
periode tertentu merupakan prestasi kerja, bila 2. Kompetensi Manajerial
dibandingkan dengan target/sasaran, standar, Manajerial berasal dari kata manager
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu yang berati pimpinan. Menurut Fattah
dan telah disepakati bersama ataupun (1999:13) menjelas-kan bahwa praktek
kemungkinan-kemungkinan lain dalam suatu manajerial adalah kegiatan yang di lakukan
rencana tertentu (Suprihanto, 1996: 7). oleh manajer. Selanjutnya Siagian (1996:63)
Banyak faktor yang mempengaruhi mutu mengemukakan bahwa “Manajerial skill
kinerja seseorang antara lain: “(1) partisipasi adalah keahlian menggerakan orang lain untuk
SDM, (2) pengembangan karier, (3) bekerja dengan baik.”
komunikasi, kesehatan, dan keselamatan Kemampuan manajerial sangat berkaitan
kerja, (4) penyelesaian konflik, (5) insentif erat dengan manajemen kepemimpinan yang
yang baik, dan (6) kebanggaan” (Cascio dalam efektif, karena sebenarnya manajemen pada
Nawawi, 2000: 244). Aspek-aspek lain yang hakekatnya adalah masalah interaksi antara
dapat digunakan untuk menilai kinerja atau manusia baik secara vertikal maupun
prestasi kerja di antaranya: (1) kemampuan horizontal oleh karena itu kepemimpinan
kerja, (2) kerajinan, (3) disiplin, (4) hubungan dapat dikatakan sebagai perilaku memo-tivasi
kerja, (5) prakarsa, (6) kepemimpinan atau orang lain untuk bekerja kearah pencapaian
hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan level tujuan tertentu. Kepemimpinan yang baik
pekerjaan yang dijabatnya. seharusnya dimiliki dan diterapkan oleh
Pengertian “kinerja” didalam arti kamus semua jenjang organisasi agar bawahanya
umum Bahasa Indonesia (1999: 504) adalah dapat bekerja dengan baik dan memiliki
sesuatu yang dicapai, prestasi yang
diperhatikan dan kemampuan kerja. Dari
90
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

semangat yang tinggi untuk kepentingan Motivasi sangat dibutuhkan dalam


organisasi. meningkatkan produktivitas seseorang.
Gatewood, Tayler, dan Ferrel (1993:73) Semakin tinggi motivasi seseorang maka
mengemukakan bahwa manajemen adalah semakin tinggi jaminan dalam mencapai
“Serangkaian kegiatan yang di rancang untuk tujuan. Tujuan ini menyangkut kebutuhan.
mencapai tujuan organisasi dengan Purwanto (1998:71) mengatakan fungsi
menggunakan sumberdaya-sumberdaya motivasi bagi manusia adalah (1) sebagai
secara efektif dan efisien.” Definisi ini tidak motor penggerak, (2) menentukan arah
hanya menegaskan apa yang telah di perbuatan, (3) mencegah penyelewengan dari
kemukakan sebelumnya tentang pencapaian jalan yang harus ditempuh menuju tujuan, (4)
hasil pekerjaan melalui orang lain, tetapi menyeleksi perbuatan diri.
menjelaskan tentang adanya ukuran atau Motif cenderung menurun kekuatannya
standar yang menggambarkan tingkat apabila sudah terpenuhi atau terhambat
keberhasilan seorang manajer yaitu efektif dan pemenuhannya. Pemuasan terhadap suatu
efisien. kebutuhan mungkin terhambat dan orang itu
Fred Luthansn (1995) menge-mukakan kemudian putus asa (frustasi). Akan tetapi, ada
seorang manajer agar dapat melaksanakan pula yang ulet untuk mengatasi hambatan itu
fungsi manajerialnya membutuhkan lima jenis dan akhirnya berhasil.
keterampilan, yang mencakup: (1) Cultural Berdasarkan pengertian dari beberapa
flexibility; (2) Communication skills; (3) ahli dapat disimpulkan motivasi merupakan
Human Resources Development Skills; (4) respon pegawai terhadap sejumlah pernyataan
Creativity; dan (5) Self Management of mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari
learning. Kelima keterampilan tersebut dapat dalam diri pegawai agar tumbuh dorongan
dijelaskan sebagai berikut. untuk bekerja dan tujuan yang dikehendaki
3. Definisi Motivasi Kerja oleh pegawai tercapai.
Motivasi merupakan proses, bukan
output atau hasil. Sebaga proses, kita tidak B. Kerangka Berpikir
dapat mengamatinya secara langsung, tetapi
secara tidak langsung melalui tindakan-
Kompetensi
tindakan, seperti pilihan kegiatan, usaha- Manajerial (X1)
usaha, dan ketabahan. Motivasi membutuhkan
Kinerja
kegiatan baik fisik maupun phisik (mental).
Pegawai (Y)
Kegiatan fisik, misalnya usaha-usaha,
ketabahan, dan penggunaan keterampilan. Motivasi Kerja
Kegiatan mental, misalnya penggunaan Pegawai (X2)
pengetahuan, seperti melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pemantauan, pembuatan C. Hipotesis Penelitian
keputusan, pemecahan masalah, dan 1) Ha: Kompetensi manajerial
sebagainya. Semua kegiatan tersebut adalah berpengaruh terhadap kinerja
untuk mencapai tujuan. pegawai Dinas Pendidikan Kab.
Chung & Meggison (1981) menyatakan Kutai Timur.
bahwa “Motivation is defined as/goal-dicted
2) Ha: Motivasi kerja pegawai
behavior. It concerns the level of effort one
berpengaruh terhadap kinerja
exerts in pursuing a goal … it is closely
pegawai Dinas Pendidikan Kab.
performance (motivasi dirumuskan sebagai
Kutai Timur.
perilaku yang ditujukan pada sasaran.
Ha: Kompetensi manajerial dan motivasi
Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang
dilakukan oleh seseorang dalam mengejar kerja pegawai berpengaruh terhadap kinerja
suatu tujuan … motivasi berkaitan erat dengan pegawai Dinas Pendidikan Kab. Kutai Timur.
kepuasan dan performansi pekerjaan).

91
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

METODOLOGI PENELITIAN yang diberikan kepada responden untuk


menjaring data dalam penelitian ini yaitu (1)
A. Tempat, dan Waktu Penelitian
data tentang kompetensi manajerial, (2) data
Penelitian ini akan dilaksanakan di Dinas
tentang motivasi kerjapegawai dan (3) data
Pendidikan Kab. Kutai Timur, sejak tentang kinerja pegawai.
disetujuinya penelitian ini sampai dengan F. Teknik Analisis Data
selesainya penelitian. Analisis data yang digunakan dalam
B. Pendekatan dan Metode Penelitian penelitian menggunakan metode analisis
Dari segi pendekatan yang digunakan korelasi dan regresi berganda dengan bantuan
maka penelitian ini merupakan penelitian aplikasi microsoft excel dan SPSS Versi 20.
kuantitatif. Penelitian menggunakan tiga buah instrumen
yang berasal dari kajian teoritis dimana
C. Populasi dan Sampel
instrumen tersebut telah diadakan uji coba
1. Populasi untuk mengetahui validitasnya.
Populasi penelitian adalah keseluruhan Untuk mengetahui penafsiran koefisien
dari objek yangakan diteliti, dimana dalam korelasi ditentukan pada tabel dibawah ini.
penelitian ini populasinya adalah 182 orang Tabel Penafsiran Koefisien Korelasi
pegawai atau karyawan yang bekerja di Dinas Tingkat
No Interval Koefisien
Pendidikan Kab. Kutai Timur, dengan Hubungan
ketentuan untuk seluruh karyawan, baik 1 0,00 – 0,199 Sangat rendah
Pegawai Negeri Sipil maupun Tenaga Kerja 2 1,20 – 0,399 Rendah
Kontrak Daerah (TK2D). 3 0,40 – 0,599 Sedang
2. Sampel 4 0,60 – 0,799 Kuat
Sampel merupakan bagian dari populasi, 5 0,80 – 1,00 Sangat Kuat
yang jumlahnya 182 orang, maka penelitian
ini menggunakan 25% atau 45 orang untuk
1. Uji Persyaratan Analisis Regresi
dijadikan sampel.
D. Instrumen Penelitian dan Kalibrasi Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih
dahulu dilakukan pengujian persyaratan
Pengumpulan data dalam penelitian ini,
regresi yaitu:
menggunakan kuesio-ner dan pengolahannya a. Uji Normalitas
menggunakan bantuan aplikasi microsoft Uji normalitas berguna untuk mengetahui
excel dan SPSS Versi 20. Didalam penelitian apakah variabel bebas, variabel terikat atau
ini menggunakan instrument penelitian skala keduanya berdistribusi normal, mendekati
likert dengan interval 1 sampai 5 yang di buat normal atau tidak.
dalam bentuk Check List. b. Uji Linearitas
Uji linieritas dimaksudkan untuk
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel,
mengetahui apakah hubungan antara variabel
yaitu: kompetensi manajerial dan motivasi bebas dengan variabel terikat mempunyai
kerja pegawai sebagai variabel bebas serta hubungan linier atau tidak.
kinerja pegawai sebagai variabel terikat. 2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan
E. Teknik Pengumpulan Data menggunakan analisis regresi sedehana dan
Teknik pengumpulan data dalam analisis regresi ganda. Analisis regresi
penelitian pengaruh kompetensi manajerial sederhana digunakan untuk mengetahui
dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pengaruh variabel bebas pertama (X1) atau
menggunakan metode angket atau kuisioner. variabel kedua (X2) terhadap variabel terikat
Angket atau kuisioner yang diberikan kepada (Y). Analisis regresi ganda digunakan untuk
responden berupa pertanyaan-pertanyaan mengetahui pengaruh variabel bebas baik
tertulis dan terstruktur. Ada tiga kuisioner

92
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

pertama dan kedua secara bersama-sama pegawai secara bersama-sama terhadap


terhadap variabel terikat. kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kab.
Kutai Timur.
a. Analisis Regresi Sederhana
Uji korelasi sederhana bertujuan untuk
HASIL PENELITIAN DAN
menguji hipotesis pertama dan hipotesis PEMBAHASAN
kedua. A. Pengujian Prasyaratan Analisis
b. Analisis Regresi Ganda 1. Uji Normalitas Data
Uji korelasi ganda digunakan untuk Data dianalisis dengan bantuan komputer
menguji hipotesis ketiga teknik korelasi ganda program SPSS ver. 20 Windows. Dasar
yang digunakan adalah korelasi Pearson. pengambilan keputusan berdasarkan
G. Hipotesis Statistik probabilitas. Jika probabilitas > 0,05 maka
data penelitian dikategorikan berdistribusi
Rumusan hipotesis statistik yang diuji
normal, sebaliknya jika data penelitian < 0,05
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
maka data penelitian berdistribusi tidak
normal.
1) Hipotesis pertama,
Hasil Uji Normalitas
H0 : ρy1 = 0 Variabel N Sig Kesim
H1 : ρy1 > 0 pulan
2) Hipotesis kedua Kompetensi 45 0,829 Normal
H0 : ρy2 = 0 Manajerial (X1)
H1 : ρy2 > 0 Motivasi Kerja 45 0,959 Normal
Pegawai (X2)
3) Hipotesis ketiga Kinerja 45 0,172 Normal
H0 : ρy12 = 0 Pegawai (Y)
H1 : ρy12 > 0
Dari hipotesis statistik di atas dapat 2. Uji Validitas
disimpulkan perkiraan hasil penelitian sebagai Uji validitas digunakan untuk mengetahui
berikut: apakah data yang diperoleh memiliki validitas
1) Jika H0: ρy1 = 0 maka tidak terdapat yang tinggi atau tidak sehingga data yang
pengaruh positif kompetensi digunakan pada penelitian bisa memberikan
manajerialdengan kinerja pegawai Dinas gambaran yang sesungguhnya.
Pendidikan Kab. Kutai Timur. Tetapi 3. Uji Reliabilitas
apabila H1: ρy1 > 0 maka terdapat pengaruh Untuk mendapatkan data yang valid dan
positif kompetensi manajerial dengan reliabel maka kuesioner perlu dilakukan uji
kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kab. reliabilitas terhadap ketiga variabel yaitu
Kutai Timur. kompetensi manajerial, motivasi kerja
2) Jika H0: ρy2 = 0 maka tidak terdapat pegawai, dan kinerja pegawai dengan
pengaruh positif motivasi kerjadengan menggunakan Cronbach’s Alpha. Pemberian
kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kab. interpretasi terhadap reliabilitas (ri) adalah
Kutai Timur. Tetapi apabila H1: ρy2> 0 jika ri ≥ 0,60 maka dikatakan reliabel, jika ri <
maka terdapat pengaruh positif motivasi 0,60 maka instrumen dikatakan tidak reliabel.
Hasil Uji Reliabilitas
kerjadengan kinerja pegawai Dinas Jumlah Cronbach’s
Variabel Kesimpulan
Pendidikan Kab. Kutai Timur. Butir Soal Alpha
Kompetensi
3) Jika H0: ρy12 = 0 maka tidak terdapat Manajerial 47 0,970 Reliabel
pengaruh positif antara kompetensi (X1)
Motivasi
manajerial dan motivasi kerja pegawai Kerja
Pegawai
47 0,893 Reliabel
secara bersama-sama terhadap kinerja (X2)
pegawai Dinas Pendidikan Kab. Kutai Kinerja
Timur. Tetapi apabila H1: ρy12> 0 maka Pegawai
(Y)
48 0,940 Reliabel

terdapat pengaruh positif antara


kompetensi manajerialdan motivasi kerja

93
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

B. Pengajuan Hipotesis perhitungan di atas sesuai dengan


1. Pengaruh Kompetensi Manajerial (X1) perbandingan nilai antara nilai rhitung dengan
terhadap Kinerja Pegawai (Y) nilai rtabel. Nilai rtabel untuk N = 45 pada tingkat
Diperoleh nilai signifikan 0,019 berarti signifikansi 5% diperoleh r sebesar 0,294
ada pengaruh antara Kompetensi Manajerial sehingga nilai rhitung = 0,439 lebih besar dari
dengan Kinerja Pegawai, karena nilai nilai rtabel = 0,294 atau rhitung = 0,439 > rtabel =
signifikannya 0,019 < 0,05 atau H0 ditolak. 0,294 yang berarti H0 ditolak.
Hasil perhitungan di atas sesuai dengan Pada tingkat pengaruh antara variabel
perbandingan nilai antara nilai rhitung dengan motivasi kerja pegawai dan kinerja pegawai
nilai rtabel. Nilai rtabel untuk N = 45 pada tingkat dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung =
signifikansi 5% diperoleh r sebesar 0,294 0,439. Jika melihat tabel 3.4 maka nilai rhitung
sehingga nilai rhitung = 0,349 lebih besar dari sebesar 0,439 termasuk pada tingkat hubungan
nilai rtabel = 0,294 atau rhitung = 0,349 > rtabel =
yang sedang. Maka terdapat pengaruh positif
0,294 yang berarti H0 ditolak.
Pada tingkat pengaruh antara variabel motivasi kerja pegawai terhadap kinerja
kompetensi manajerial dan kinerja pegawai pegawai dengan tingkat hubungan sedang.
dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung =
0,349. Jika melihat tabel 3.4 maka nilai rhitung
sebesar 0,349 termasuk pada tingkat hubungan Uji Signifikan Koefisien Korelasi Motivasi
yang rendah. Maka terdapat pengaruh positif KerjaPegawai (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y)
antara kompetensi manajerial terhadap kinerja Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
pegawai dengan tingkat hubungan rendah. Coefficients Coefficients
Uji Signifikan Koefisien Korelasi Kompetensi B Std. Error Beta
Manajerial (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y) 1
(Constant) 110.960 21.019 5.279 .000
Coefficientsa Motivasi Kerja .445 .139 .439 3.207 .003
Model Unstandardized Standardized t Sig. a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Coefficients Coefficients Pada tabel di atas diketahui nilai konstanta
B Std. Error Beta a = 110.960 dan nilai beta b = 0,445 sehingga
(Constant) 131.566 19.135 6.875 .000
diperoleh persamaan garis regresi linier
1 Kompetensi
Manajerial
.242 .099 .349 2.445 .019 berdasarkan data di atas adalah Y = 110.960 +
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai 0,445X2. Nilai signifikansi pada tabel 4.17
adalah sig 0,003 < 0,05 sehingga H0 ditolak
Diketahui nilai konstanta a = 131.566 dan yang berarti motivasi kerja pegawai
nilai beta b = 0,242 sehingga diperoleh berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.
persamaan garis regresi linier berdasarkan Dari tabel di atas diperoleh nilai thitung = 3,207
data di atas adalah Y = 131.566 + 0,242X1. dan diketahui nilai untuk ttabel = 2,018,
Nilai signifikansi pada tabel 4.14 adalah sig sehingga thitung lebih besar dari ttabel atau thitung
0,019 ˂ 0,05 sehingga H0 ditolak yang berarti 3,207 > 2,018 yang artinya variabel motivasi
kompetensi manajerial berpengaruh positif kerjapegawai (X2) berpengaruh terhadap
terhadap kinerja pegawai. Diperoleh nilai thitung variabel kinerja pegawai (Y).
= 2.445 dan diketahui nilai untuk ttabel = 2,018, 3. Pengaruh Antara Kompetensi
sehingga thitung lebih besar dari ttabel atau thitung Manajerial (X1) dan Motivasi Kerja
2.445 ˃ 2,018 yang artinya variabel
Pegawai (X2) terhadap Kinerja
kompetensi manajerial (X1) berpengaruh
terhadap variabel kinerja pegawai (Y). Pegawai (Y)
2. Pengaruh Motivasi Kerja Pegawai (X2) Diperoleh nilai sig F change adalah
terhadap Kinerja Pegawai (Y) 0,011, maka 0,011 < 0,05 berarti variabel
kompetensi manajerial dan motivasi kerja
Diperoleh nilai signifikan 0,003 berarti ada
pegawai memiliki pengaruh dengan variabel
pengaruh antara Motivasi Kerja dengan
kinerja pegawai. Jika dilihat dari hasil yang
Kinerja Pegawai, karena nilai signifikannya
diperoleh adalah ry12 = 0,441 maka berarti
0,003 < 0,05 atau H0 ditolak. Hasil
94
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

menunjukkan bahwa secara bersama-sama ada Setelah dilakukan analisis regresi


pengaruh positif antara Kompetensi linear dan regresi linear ganda, maka dapat
Manajerial (X1), Motivasi Kerja Pegawai (X2), disimpulkan bahwa di instansi Dinas
dan Kinerja Pegawai (Y), termasuk dalam Pendidikan Kab. Kutai Timur yaitu: (1)
tingkat hubungan sedang. Maka kompetensi terdapat pengaruh kompetensi manajerial
manajerial semakin bagus dan pegawai terhadap kinerja pegawai; (2) terdapat
semakin sering diberikan motivasi kerja maka pengaruh motivasi kerja pegawai terhadap
semakin tinggi kinerja yang diberikan kinerja pegawai; dan (3) terdapat pengaruh
pegawai. Hal ini juga ditunjukkan oleh nilai antara kompetensi manajerial dan motivasi
koefisien determinasi atau (ry12)2 diperoleh kerja pegawai secara bersama-sama dengan
nilai sebesar 0,194 dimana artinya 19,4% dari kinerja pegawai. Tabel di bawah ini
variansi atau tinggi rendahnya kinerja merupakan hasil perhitungan uji signifikansi
ditentukan oleh kompetensi manajerial dan koefisien korelasi ganda:
motivasi kerja pegawai, sisanya 80,6% Tabel Hasil Perhitungan Uji Signifikansi
ditentukan oleh variabel lain diluar variabel Koefisien
kompetensi manajerial dan motivasi kerja Korelasi Ganda
pegawai. N rx1x2y (rx1x2y)2 Fhitung
Uji Signifikansi dan Linearitas Kompetensi 45 0,441 0,194 5,061
Manajerial (X1) dan Motivasi Kerja Pegawai
(X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) KESIMPULAN
ANOVAa
Model Sum of df Mean Square F Sig. Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis
Squares data, maka diperoleh kesimpulan sebagai
Regression 1193.240 2 596.620 5.061 .011b
1 Residual 4951.337 42 117.889
berikut:
Total 6144.578 44 1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan
A. Dependent Variable: Kinerja Pegawai antara kompetensi manajerial terhadap
B. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Kompetensi Manajerial
kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kab.
Pada tabel di atas diperoleh nilai
Kutai Timur, yang ditunjukkan oleh nilai
signifikansi sebesar 0,011, maka dalam hal ini
signifkansi diperoleh nilai sebesar 0,019
terdapat signifikansi hubungan antar variabel.
lebih kecil dari 0,05 dengan koefisien
Hal ini dapat dilihat dari Fhitung sebesar 5.061,
korelasi sebesar 0,349. Koefisien
jika dibandingkan dengan nilai Ftabel sebesar
determinasi yang diperoleh adalah 0,122,
3,22 maka nilai Fhitung = 5,061, lebih besar dari
yang berarti 12,2% dari variansi atau
nilai Ftabel = 3,22 atau Fhitung = 5,061 > Ftabel =
tinggi rendahnya kinerja ditentukan
3,22 artinya H0 ditolak, maksudnya variabel
kompetensi manajerial, sisanya 87,8%
Kompetensi Manajerial (X1) dan Variabel
ditentukan variabel lain diluar variabel
Motivasi Kerja Pegawai (X2) secara bersama-
kompetensi manajerial.
sama berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai
2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan
(Y).
motivasi kerja pegawai terhadap kinerja
Model persamaan regresi linear
pegawai Dinas Pendidikan Kab. Kutai
berdasarkan tabel 4.20 adalah Y = 109.966 –
Timur, yang ditunjukkan oleh nilai
0,035 X1 + 0,407 X2. dapat ditunjukkan pada
signifkansi diperoleh nilai sebesar 0,003
gambar di bawah ini:
lebih kecil dari 0,05 dengan koefisien
Korelasi antara X1, X2dan Y
korelasi sebesar 0,439. Koefisien
Kompetensi
ry1 = 0,349 determinasi yang diperoleh adalah 0,193,
manajerial (X1) yang berarti 19,3% dari variansi atau
ry12 = 0,441 Kinerja tinggi rendahnya kinerja ditentukan
Pegawai (Y) kompetensi manajerial pemimpin, sisanya
Motivasi Kerja
80,7% ditentukan variabel lain diluar
(X2) ry2 = 0,439 variabel kompetensi manajerial.

95
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan Hasan Basri. 2014. Kepemimpinan Kepala
antara kompetensi manajerial dan Sekolah. Bandung. Pusaka Setia,
motivasi kerja pegawaisecara bersama- Hasibuan, S.P. Melayu. 2001. Manajemen
sama terhadap kinerja pegawai Dinas Dasar, Pengertian, dan Makalah
Pendidikan Kab. Kutai Timur.Hal ini Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
ditunjukkan oleh nilai koefisien
H. M. Rais. 2014. Pengaruh Kemampuan
determinasi atau (ry12)2 yang diperoleh
Manajerial dan Kerjasama Kepala
adalah sebesar0,194 dimana artinya
Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMP
19,4% dari variansi atau tinggi rendahnya
Negeri 1 Bontang. Samarinda: PPs
kinerja pegawai ditentukan oleh
Universitas Mulawarman.
kompetensi manajerial dan motivasi kerja
pegawai, sisanya 80,6% ditentukan oleh Husaini Usman. 2014. Manajemen: Teori,
variabel lain diluar variabel kompetensi Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta:
manajerial dan motivasi kerja pegawai. Bumi Aksara.
Indra Bastian. 2001. Akuntansi Sektor Publik,
Edisi Pertama. Yogyakarta: Badan
REFERENSI Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.
Agus Sabardi. 2008. Manajemen Pengantar.
Irham Fahmi. 2014. Manajemen
Yogyakarta: STIM YKPN.
Kepemimpinan. Bandung: Alfabeta.
Amstrong, M. 2003. Seni Manajemen Sumber
Irham Fahmi. 2016. Manajemen Sumber Daya
Daya Manusia. Jakarta: PT Alex
Manusia. Bandung: Alfabeta.
Media Komputindo.
Isbandi Rukminto Adi. 1994. Psikologi,
Anoraga, Pandji. 2003. Psikologi
Pekerjaan Sosial, dan Ilmu
Kepemimpinan. Jakarta: Rineka
Kesejahteraan Sosial: Dasar-Dasar
Cipta.
Pemikiran. Jakarta: Grafindo.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
J. P. G. Sianipar. 2003. Teknik-teknik Analisis
Penelitian Suatu Praktek. Jakarta:
Manajemen. Jakarta: Lembaga
Rineka Cipta.
Administrasi Negara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi
Kae E. Chung & Leon C. Meggison. 1981.
Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Organizational Behavior: Developing
Bryan Johannes Tampi. 2014. Pengaruh Gaya Managerial Skills, Harper & Row.
Kepemimpinan Dan Motivasi New York: Publishers.
Terrhadap Kinerja Karyawan Pada
Maria Rini Kustrianingsih. 2016. Pengaruh
PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
Motivasi Kerja, Kepemimpinan Dan
(Regional Sales Manado). Manado:
Iklim Organisasi Terhadap Kinerja
Universitas Sam Ratulangi.
Karyawan Pada Dinas Kebudayaan
Donni Juni Priansa. 2014. Kinerja dan Dan Pariwisata Kota Semarang.
Profesionalisme Guru. Bandung: Semarang: Fakultas Ekonomika dan
Alfabeta, Bisnis Universitas Pandanaran.
Edy Sutrisno. 2016. Manajemen Sumber Daya http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/
Manusia. Jakarta: Prenadamedia MS/article/view/417
Group. Michael Amstrong. 2004. Performance
Fattah. 1999. Landasan Manajemen Management. Nyutran: Tugu
Pendidikan Remaja. Bandung: Rosda Publisher.
Karya. Richard L. Daft. 2003. Manajemen, Edisi
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126535T%2 Kelima. Jakarta: Erlangga.
026324%20Pengaruh%20motivasi

96
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Ricky Setiawan. 2015. Aplikasi Statistik


Untuk Penelitian Dilengkapi dengan
Excel dan SPSS. Yogyakarta: Numed.
Santoso Saroso. 2003. Manajemen Sumber
Daya Manusia di Rumah Sakit; Suatu
Pendekatan Sistem. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Siswanto Sastrohadiwiryo. 2003. Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia, Pendekatan
Administratif dan Operasional.
Jakarta: Bumi Aksara.
Stoner, James A. F. 1996. Manajemen Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Stephen P. Robbins. 2003. Perilaku
Organisasi. Jakarta: Indeks.
Sugiyono. 2014. Cara Mudah Menyusun
Skripsi, Tesis dan Disertasi. Bandung:
Alfabeta.
Suprihanto, J. 1996. Penilaian Kinerja dan
Pengembangan Karyawan. Jakarta:
BPFB.
Thomas L. Good & Jere E. Brophy. 1990.
Educational Psychology: A Realistic
Approac. New York: Longman.
W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran.
Jakarta: Grafindo.

97
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENGUATAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM


MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN

Ahmad Yusuf Sobri

Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Malang

alamat e-mail: ahmad.yusuf.fip@um.ac.id

Abstrak: Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya memiliki peran
yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Agar
kepemimpinannya berjalan efektif, maka perlu upaya penguatan kompetensi bagi kepala
sekolah untuk mendukung pelaksanaan tugasnya. Oleh karena itu, diperlukan penyiapan
calon kepala sekolah yang memadai melalui berbagai pendidikan dan pelatihan agar setelah
menjabat dapat melakukan peran dan tugasnya dengan baik.

Kata kunci: kompetensi kepala sekolah, kualitas pendidikan

98
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN Dalam menjalankan fungsi


Pada jaman globalisasi ini, peran kepemimpinannya supaya efektif, maka
teknologi sangat menentukan. Perubahan kepala sekolah seyogyanya menjalankan lima
jaman yang semakin cepat membuat tatanan fungsi utamanya, sebagaimana yang telah
kehidupan semakin dinamis. Hal tersebut dikemukakan oleh Nawawi (2008). Kelima
juga mempengaruhi tatanan kehidupan di fungsi utama kepala sekolah mencakup:
sekolah. Semua perangkat penunjang fungsi pengambilan keputusan, instruktif,
pendidikan menggunakan teknologi konsultatif, partisipatif, dan delegatif. Agar
informasi berbasis internet. Oleh karena itu, kepemimpinan kepala sekolah berjalan
diperlukan pembangunan infrastruktur yang efektif, kelima fungsi tersebut harus
dapat menunjang penggunaan dan dijalankan secara konsisten. Bagaimana
pemanfaatan teknologi di sekolah untuk implementasi kelima fungsi tersebut agar
meningkatkan sumber daya yang ada, kepemimpinan kepala sekolah berjalan
sebagaimana yang telah diamanatkan oleh efektif maka akan dijelaskan secara rinci
Pemerintah dalam Peraturan Pemerintah sebagai berikut.
Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Standar Fungsi pertama adalah pengambilan
Nasional Pendidikan. keputusan. Fungsi ini mempunyai makna
Pembangunan infrastruktur untuk menunjang bahwa kepala sekolah sebagai seorang
kinerja sekolah ternyata tidak cukup untuk pemimpin harus memiliki keberanian dan
meningkatkan kualitas sumber daya sekolah dapat mengambil keputusan secara mufakat
atau mutu pendidikan secara keseluruhan dalam kegiatan musyawarah dan keputusan
tanpa adanya campur tangan pemimpin yang tersebut harus disepakati pula oleh seluruh
profesional, yaitu kepala sekolah. Sebagai anggota lainnya. Fungsi kedua adalah
seorang pemimpin, kepala sekolah memiliki instruktif. Fungsi ini memiliki arti bahwa
peran dan tanggung jawab yang besar dalam kepala sekolah dapat member perintah atau
mengawal perubahan yang terjadi agar instruksi kepada semua bawahannya agar
sekolah yang dipimpinnya dapat mengikuti dapat melaksanakan semua aktivitas sesuai
perkembangan teknologi dan dapat bersaing dengan kesepakatan dan keputusan yang telah
dengan sekolah-sekolah yang lain. Peran ditetapkan dan disetujui oleh semua pihak.
kepala sekolah sangat penting dalam Fungsi ketiga adalah konsultatif. Fungsi ini
menentukan arah dan tujuan sekolah. mempunyai makna bahwa kepala sekolah
sebagai pemimpin di sekolahnya bersedia
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah untuk selalu menjadi pendengar yang baik
bagi bawahannya sehingga senantiasa dapat
yang Efektif memberikan nasihat dan saran atas semua
Kepala sekolah sebagai pemimpin di persoalan yang dihadapi oleh mereka. Fungsi
sekolahnya memiliki peran dan tanggung keempat adalah partisipatif. Fungsi keempat
jawab yang sangat vital bagi peningkatan ini mempunyai arti bahwa kemampuan kepala
kualitas sekolah. Hal ini sebagaimana sekolah untuk mempengaruhi seluruh
dinyatakan oleh Kartono (2008) bahawa anggota organisasinya agar dapat
seorang kepala sekolah mempunyai fungsi berpartisipasi dalam semua kegiatan yang
kepemimpinan yang meliputi: memandu, relevan yang diselenggarakan oleh sekolah
membina, membangun, memberi dan secara aktif dan suka rela. Fungsi
membangun motivasi kerja para bawahan, kepemimpinan yang terakhir adalah delegatif.
menuntun, menjalankan organisasi sekolah, Fungsi ini memiliki arti bahwa kepala sekolah
menjalin jaringan komunikasi yang baik sebagai seorang pemimpin memiliki
diantara pegawai, memberikan pembinaan kewenangan dalam mendelegasikan setiap
atau supervisi, dan pengawasan yang efisien, pekerjaan yang harus dilakukan oleh seluruh
serta membawa para bawahannya pada bawahannya agar berjalan sesuai dengan
sasaran sesuai dengan ketentuan waktu dan tujuan yang telah ditetapkan.
perencanaan.
99
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Selain beberapa fungsi yang harus menjalankan tugasnya harus mencerminkan


dimainkan oleh seorang kepala sekolah, ada tindakan yang bersifat rasional dan objektif
beberapa peran yang harus dilakukan oleh yang tidak membeda-bedakan diantara para
kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di staf. Prinsip ketujuh adalah pragmatis dalam
sekolah. Barlian (2013) menyatakan seorang menetapkan target atau kebijakan yang telah
kepala sekolah setidaknya memiliki empat dibuat. Dalam menjalankan tugasnya, kepala
peran yang harus dilakukan, yang meliputi: sekolah bertindak sesuai dengan situasi dan
leader, manager, supervisor, dan innovator. kondisi yang ada.
Peran kepala sekolah sebagai pemimpin Peran kepala sekolah yang kedua adalah
(leader) merupakan peran yang sangat vital. sebagai manajer. Keberadaan kepala sekolah
Kepala sekolah yang efektif seyogyanya sebagai manajer sangat menentukan dalam
memiliki kemampuan untuk berperan sesuai menjalankan fungsi organisasi. Menurut
dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab Wahjosumidjo (2002) kepala sekolah sebagai
dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang manajer sangat diperlukan bagi keberadaan
telah ditetapkan. Menurut Damoyo (dalam organisasi dalam rangka mencapai tujuan
Zulkarnain, 2013) setidaknya ada tujuh yang telah ditetapkan dimana di dalam
prinsip yang harus dijalankan oleh kepala organisasi terdapat berbagai macam
sekolah agar kepemimpinan yang dilakukan pengetahuan, tempat pembinaan dan
berjalan secara efektif. Ketujuh prinsip pengembangan karier sumber daya manusia
tersebut meliputi: konstruktif, kreatif, sehingga organisasi memerlukan manajer
partisipatif dan kooperatif, delegatif, yang dapat melaksanakan fungsi-fungsi
integratif, rasional dan objektif serta manajemen yang meliputi perencanaan,
pragmatis. pengorganisasian, pelaksanaan dan
Prinsip pertama adalah prinsip pengawasan serta pengevalusian aktivitas-
konstruktif. Dalam menjalankan perannya, aktivitas untuk mendukung tercapainya
kepala sekolah harus selalu membina dan tujuan organisasi. Oleh karena itu, maka
mendorong para bawahannya agar mereka peran kepala sekolah sebagai manajer
berkembang. Prinsip kedua adalah kreatif. pendidikan sangat menentukan keberhasilan
Agar sekolah yang dipimpinnya berkembang sekolah yang dibina dan menjadi acuan
pesat maka kepala sekolah harus selalu pengelolaan bagi para guru dan staf.
mencari ide dan gagasan yang baru dalam Selain berperan sebagai manajer, kepala
menjalankan tugasnya sehingga dikenal sekolah berperan sebagai seorang inovator
dengan sekolah yang inovatif dan kreatif. dimana peran ini menandai adanya
Prinsip ketiga adalah partisipatif dan pergerakan dan kemajuan sekolah yang
kooperatif. Kepala sekolah harus selalu dipimpinnya. Peran ini akan menentukan
mendorong para bawahan agar bekerja sama seberapa banyak inovasi yang telah dilakukan
antar staf dan berpartisipasi serta terlibat oleh sekolah tersebut dalam meningkatkan
dalam semua kegiatan yang dilaksanakan di kinerja dan mutu sekolah pada tiap tahunnya.
sekolah. Prinsip keempat adalah delegatif. Apabila banyak inovasi dilakukan oleh
Prinsip ini mengisyaratkan bahwa kepala sekolah maka banyak pembaruan yang
sekolah selalu berupaya untuk selalu dilakukan sekolah dalam rangka
mendelegasikan tugas yang telah ditetapkan meningkatkan kualitas sekolah yang berarti
kepada para bawahan agar sesuai dengan kemajuan yang telah dicapai cukup signifikan
tugas pokok dan fungsinya. Prinsip kelima dalam pengembangan sekolah. Namun
adalah integratif terhadap tugas. Kepala sebaliknya, apabila tidak banyak
sekolah dalam menjalankan tugasnya untuk pembaharuan dilakukan oleh sekolah, maka
selalu mengupayakan kegiatan yang dapat dipastikan sekolah tersebut akan
dilakukan oleh bawahan supaya dapat mengalami stagnasi yang mengakibatkan
bersinergi dalam rangka mencapai tujuan sekolah tidak banyak mengalami perubahan
sekolah. Prinsip keenam adalah rasional dan dan kemajuan yang berarti.
objektif. Tindakan kepala sekolah dalam

100
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Kepala sekolah dalam menjalankan oleh seseorang yang benar-benar memiliki


program-program sekolah agar berjalan kompetensi sebagai kepala sekolah dalam
efektif harus dapat membagi dan melibatkan aspek kepribadian, sosial, manajerial,
seluruh guru dan staf. Keterlibatan guru dan kewirausahaan dan supervisi.
staf sekolah merupakan salah satu kunci Sebagai seorang pemimpin, kepala
keberhasilan dalam pencapaian tujuan sekolah dalam menjalankan tugas
organisasi dalam rangka peningkatan kualitas kepemimpinannya seharusnya memulai
sekolah. Sebagaimana yang dikemukakan pemahaman tentang hakikat kepemimpinan
oleh Sagala (2011) yang menyatakan bahwa yang menjadi tugasnya, dengan jalan selalu
harapan peningkatan kualitas sekolah yang membekali dirinya dalam hal pengetahuan
tinggi dapat tercapai apabila terdapat dan keterampilan apa yang diperlukan
desentralisasi pada fungsi-fungsi manajemen sebagai kepala sekolah yang dapat bekerja
yang terdapat di sekolah supaya dapat secara efektif. Kompetensi kepala sekolah
mengoptimalkan berbagai kebijakan dalam adalah seperangkat pengetahuan,
pelaksanaan program yang telah ditetapkan. keterampilan dan nilai-nilai dasar yang
Nurkholis (2005) menyatakan bahwa adanya dmiliki oleh kepala sekolah dalam berfikir
keterlibatan dari para guru dan staf sekolah dan bertindak secara konsisten sehingga ia
merupakan suatu proses mengikutsertakan memiliki kompetensi dan kemampuan dalam
bawahan dalam pembuatan kebijakan dan pembuatan keputusan mengenai pemberian
pemecahan masalah di semua tingkatan dan pemanfaatan segala potensi sumber daya
organisasi, sedangkan dalam hal yang ada dalam rangka peningkatan mutu
pemberdayaan guru dan staf sekolah pendidikan di sekolah (Wahyudi, 2012).
seharusnya diperhatikan bahwa pelibatan Menurut Permendiknas RI Nomor 13
tersebut harus pelibatan yang betul-betul Tahun 2007 Tentang Standar Kepala
memiliki makna yang berarti dimana Sekolah/Madrasah bahwa ada lima
pemberdayaan tersebut dapat memberikan kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala
masukan yang dapat meningkatkan sekolah, meliputi: kompetensi kepribadian,
kemampuan dan kinerja organisasi yang sosial, manajerial, kewirausahaan, dan
memadai serta dapat memberikan nilai-nilai supervisi. Jabaran kelima kompetensi kepala
kepada stakeholder sekolah. sekolah tersebut dapat memberikan gambaran
kepada kepala sekolah untuk menjalankan
2. Penguatan Kompetensi Kepala tugasnya sesuai dengan tugas pokok dan
Sekolah fungsinya. Apabila kepala sekolah dapat
Pada dekade tahun 2000-an sudah menjalankan tugasnya sesuai dengan
banyak dipikirkan tentang kompetensi yang kompetensi tersebut maka dapat dipastikan
harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai aktivitas-aktivitas yang dijalankan oleh
bekal dalam menjalankan tugasnya, sehingga kepala sekolah dapat meningkatkan kualitas
pada tahun 2007 dikeluarkan Peraturan pendidikan di sekolah.
Menteri Pendidikan Nasional Republik Kompetensi pertama adalah kompetensi
Indonesia (Permendiknas RI) Nomor 13 kepribadian. Kompetensi ini menekankan
Tahun 2007 Tentang Standar Kepala bahwa seorang kepala sekolah harus bersikap
Sekolah/Madrasah. Peraturan tersebut terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan
dikeluarkan sebagai bentuk tanggung jawab fungsi, memiliki bakat dan minat jabatan
pemerintah dalam menguatkan peran dan sebagai pemimpin pendidikan. Kompetensi
tanggung jawab kepala sekolah dalam ini mengisyaratkan bahwa di dalam diri
menjalankan tugasnya di sekolah. Sebagai kepala sekolah sebenarnya memiliki
penguatan Pemerintah juga mengeluarkan kemampuan yang memadai dalam memimpin
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional orang lain. Oleh karena itu, kepala sekolah
Republik Indonesia (Permendiknas RI) harus selalu memperbaharui kemampuan dan
Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Penugasan bakatnya melalui berbagai aktivitas yang
Guru sebagai Kepala Sekolah yang menunjang terhadap perannya sebagai kepala
menyatakan bahawa sekolah harus dipimpin
101
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

sekolah, misalnya dengan membaca buku- sehingga tercipta banyak pembaharuan atau
buku referensi kepemimpinan kepala sekolah, inovasi sebagai bagian integral dari
mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah. peningkatan kualitas pendidikan.
Kompetensi kedua adalah kompetensi Kompetensi kelima adalah kompetensi
sosial. Kompetensi ini mencakup kemampuan supervisi. Kompetensi ini menekankan bahwa
kepala sekolah dalam melakukan kerja sama seorang kepala sekolah dapat membina guru-
dengan orang lain dalam rangka kepentingan guru agar menjadi guru yang profesional.
sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial Pengetahuan kepala sekolah terhadap
kemasyarakatan, dan memiliki kepekaan program supervisi akan menentukan
sosial terhadap orang atau kelompok lain. penumbuhan sikap profesionalisme guru.
Agar kompetensi ini berkembang dalam diri Program supervisi meliputi: merencanakan,
seorang kepala sekolah, maka ia harus selalu melaksanakan, dan menindaklanjuti program
bergaul dengan orang lain baik dengan semua supervisi akademik. Pemahaman kepala
warga sekolah maupun dengan pihak-pihak sekolah terhadap tugas supervisi dapat
yang ada hubungannya dengan kepentingan dilakukan dengan bekerja sama dengan
sekolah. Dalam melakukan kerja sama perlu pengawas sekolah. Pengawas sekolah
juga diperhartikan mengenai kemampuan bertanggung jawab terhadap kualitas
dalam berkomunikasi dengan orang lain. pembelajaran pada masing-masing sekolah
Kerja sama tidak akan berjalan secara efektif yang menjadi binaannya.
kalau tidak ada jalinan komunikasi yang baik.
Kompetensi ketiga adalah kompetensi 3 Kepemimpinan Kepala Sekolah
manajerial. Kompetensi ini menuntut kepala dalam Meningkatkan Kualitas
sekolah dapat melakukan aktivitas-aktivitas Sekolah
manajerial yang meliputi penyusunan
perencanaan sekolah, pengembangan Kepala sekolah sebagai pemimpin di
organisasi sekolah, pendayagunaan seluruh sekolahnya memiliki andil yang besar dalam
sumber daya sekolah, penciptaan budaya dan meningkatkan kualitas sekolahnya. Berbagai
iklim sekolah, pengembangan kurikulum dan hasil penelitian menunjukkan bahwa peran
pembelajaran. Kemampuan kepala sekolah kepala sekolah merupakan salah satu faktor
dalam mengelola semua aktivitas manajerial utama dalam keberhasilan sekolah untuk
tersebut dapat mendukung tugasnya. mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan Kepala sekolah yang efektif merupakan
cara mengikuti berbagai pelatihan dan kepala sekolah yang memiliki kemampuan
melalui pertemuan Kelompok Kerja Kepala dalam menggerakkan semua warga sekolah
Sekolah (KKKS). (guru, staf, siswa) dan anggota masyarakat
Kompetensi keempat adalah kompetensi untuk menyukseskan program-program
kewirausahaan. Kompetensi ini menuntut sekolah.
seorang kepala sekolah dapat menciptakan Menurut Sallis (2008) bahwa kualitas
inovasi, bekerja keras, pantang menyerah dan ditentukan oleh seberapa besar produk atau
selalu mencari solusi dalam menyelesaikan layanan yang diberikan memenuhi spesifikasi
persoalan-persoalan yang dihadapi. yang ada. Produk atau layanan yang diberikan
Kemampuan kepala sekolah dalam oleh sebuah lembaga akan berkualitas apabila
menghadapi persoalan sehar-sehari di sekolah telah memenuhi standard yang ditetapkan.
dapat dilakukan dengan adanya kerja sama Hal ini juga berlaku bagi sekolah dimana
tim yang kompak dengan membentuk divisi- kualitas sekolah tidak hanya ditentukan oleh
divisi yang langsung berhubungan dengan perolehan nilai lulusan, namun juga
persoalan sekolah, misalnya divisi ditentukan oleh proses belajar mengajar,
pengembangan kurikulum, hubungan sekolah layanan kepada konsumen atau stakeholder,
dan masyarakat. Setiap divisi juga diminta pengelolaan sumber-sumber daya yang lain.
untuk membuat program dan aktivitas yang Widdah, Suryana, dan Musyaddad
dapat merangsang kreativitas warga sekolah (2012) menyatakan ada beberapa indikator
dalam mempertimbangkan peningkatan
102
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

produk atau layanan yang berkualitas, yaitu produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga upaya
(1) konteks (contex), merupakan tersebut akan tercapai apabila kepala sekolah
pertimbangan pada konteks peningkatan dapat menjalankan peran dan tugasnya
mutu pendidikan, (2) masukan (input), dengan baik.
berkenaan dengan visi, misi, tujuan, sasaran, Apabila semua program dan aktivitas
sumber daya, siswa, kurikulum, (3) proses telah selesai dilakukan, maka kepala sekolah
(process), meliputi proses dalam pembuatan perlu mengadakan evaluasi. Evaluasi
keputusan, pengelolaan kelembagaan secara bertujuan untuk mengetahui sejauhmana
menyeluruh, proses pengelolaan program dan program yang telah dilakukan tersebut sesuai
aktivitas, proses pembelajaran, dan proses dan konsisten dengan perencanaan yang telah
penilaian dan evaluasi, (4) keluaran (output), ditetapkan.
mencakup prestasi akademik dan non Setelah upaya-upaya tersebut dilakukan,
akademik siswa, dan (5) dampak (outcome), kepala sekolah perlu melakukan langkah
merupakan manfaat secara jangka panjang berikutnya dengan melakukan evaluasi.
dari program peningkatan kualitas Evaluasi diperlukan untuk mengetahui
pendidikan, misalnya pendidikan lanjut, sejauhmana upaya yang telah
pengembangan karier, dan kesempatan untuk diimplementasikan tersebut konsisten dengan
berkembang. Indikator-indikator tersebut perencanaan yang telah ditetapkan. Menurut
seyogyanya menjadi perhatian seorang kepala Mulyasa (2013) kegiatan evaluasi diperlukan
sekolah meningkatkan kualitas dalam rangka mengetahui tingkat capaian
pendidikannya di sekolah. tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan
Dalam rangka pencapaian kualitas dilakukan secara berkala. Hasil kegiatan
pendidikan terdapat beberapa hambatan yang evaluasi menjadi pertimbangan penting bagi
dihapi oleh sekolah. Sebagaimana yang seorang kepala sekolah untuk melakukan
dikemukakan oleh Widdah, Suryana, dan perbaikan program pada masa yang akan
Musyaddad (2012). Terdapat lima faktor datang.
yang dapat menghambat keberhasilan
program peningkatan kualitas pendidikan di
KESIMPULAN
sekolah, yaitu: rendahnya dukungan atau Kepala sekolah sebagai seorang
pemimpin memiliki peran dan tanggung
partisipasi dari masyarakat kepada sekolah,
jawab yang besar dalam mengawal perubahan
lemahnya kepemimpinan yang ada di
agar sekolah dapat mengikuti perkembangan
sekolah, rendahnya tingkat profesionalisme
guru dan tenaga kependidikan sekolah, teknologi dan dapat bersaing dengan sekolah-
penggunaan sarana-prasarana sekolah yang sekolah yang lain. Kepala sekolah yang
efektif dalam menjalankan fungsi dan
kurang optimal dalam pengelolaan proses
perannya. Fungsi utama kepala sekolah
belajar mengajar, dan komite sekolah yang
meliputi: pengambilan keputusan, instruktif,
kurang berdaya.
konsultatif, partisipatif, dan delegatif,
Menurut Zulkarnain (2013) bahwa ada
tiga usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sedangkan perannya antara lain: leader,
sekolah dalam mengatasi hambatan dalam manager, supervisor, dan innovator.
Agar kepemimpinannya berhasil, maka
rangka meningkatkan kualitas sekolah. Upaya
kompetensi kepala sekolah perlu diperkuat
tersebut meliputi: (1) membantu para guru
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
untuk memahami, memilih, merumuskan
tujuan pendidikan, (2) menggerakkan dan sekolahnya. Kompetensi kepala sekolah yang
melibatkan semua warga sekolah (guru, staf, diperkuat meliputi: kompetensi kepribadian,
sosial, manajerial, kewirausahaan, dan
siswa), dan masyarakat agar menyukseskan
supervisi. Jabaran kelima kompetensi kepala
program pendidikan di sekolah, dan (3)
sekolah tersebut dapat memberikan gambaran
menciptakan sekolah sebagai suatu
kepada kepala sekolah untuk menjalankan
lingkungan kerja yang harmonis dan nyaman
sehingga warga sekolah dapat bekerja dan tugasnya sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya. Apabila kepala sekolah dapat
belajar dengan penuh ketenangan dan
menjalankan tugasnya sesuai dengan
103
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kompetensi tersebut maka dapat dipastikan


aktivitas-aktivitas yang dijalankan oleh
kepala sekolah dapat meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah.

REFERENSI
Barlian, I. (2013). Manajemen Berbasis
Sekolah (Menuju Sekolah Berprestasi).
Jakarta: Erlangga.
Kartono, K. (2008). Pemimpin dan
Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Press.
Mulyasa, E. (2013). Manajemen
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Nawawi, H. (2008). Kepemimpinan
Mengefektifkan Organisasi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Nurkholis. (2005). Manajemen Berbasis
Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2007 Tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2010 Tentang Penugasan Guru sebagai
Kepala Sekolah.
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Sagala, S. (2011). Manajemen Strategik
dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Sallis, E. (2008). Manajemen Mutu Terpadu
Pendidikan. Alih bahasa Ahmad Ali
Riyadi & Fahrurrozi. Yogyakarta:
IRCiSod.
Wahyudi. (2012). Kepemimpinan Kepala
Sekolah (Dalam Organisasi
Pembelajaran). Bandung: Alfabeta.
Widdah, M, E. Suryana, A. Musyaddad, K.
2012. Kepemimpinan Berbasis Nilai
dan Pengembangan Mutu Madrasah.
Bandung: Alfabeta.
Zulkarnain, W. 2013. Dinamika Kelompok
(Latihan Kepemimpinan Pendidikan).
Jakarta: Bumi Aksara.

104
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

KINERJA KEPALA SEKOLAH


M. Bachtiar & Andi Nurochmah

Universitas Negeri Makssar, Tamalate Raya, Makassar

alamat e-mail: mbachtiar9@gmail.com

Abstrak: Kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting terhadap kualitas sekolah. Hal ini
dikarenakan kepala sekolah adalah pemimpin bagi seluruh anggota sekolah sehingga dapat
disimpulkan kualitas kepala sekolah akan mempengaruhi kualitas setiap anggota sekolah.
Dengan demikian, kepala sekolah harus memiliki kualitas yang baik serta menjalankan
setiap fungsi kepala sekolah sesuai dengan pertauran yang berlaku. Perlu adanya kinerja
kepala sekolah untuk mengukur kompetensi kepala sekolah dalam memimpin sekolah.
Untuk dapat mengetahui kinerja kepala sekolah, maka, dapat dilakukan review terhadap
beberapa jurnal. Jurnal yang di review adalah jurnal yang memiliki kredibilitas yang baik
dilihat dari struktur jurnal dan juga metode pengambilan data. Setelah dikumpulkan,
kemudian, jurnal tersebut direview untuk dipilih sesuai dengan tema. Setelah jurnal
terkumpul, dilakukan review untuk ditarik kesimpulan mengenai kinerja kepala sekolah.
Hasil dari review jurnal adalah kepala sekolah belum melakukan fungsi supervisi dengan
baik. Fungsi supervisi dan manajerial memiliki efek positif terhadap kinerja guru. Dari hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah harus melaksanakan fungsi sebagai
kepala sekolah dengan baik untuk membentuk sekolah yang berkualitas.

Kata kunci: katakunci, kata kunci, kata kunci

105
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN Keberhasilan sebuah sekolah tentunya tidak


Pendidikan menjadi salah satu penentu lepas dari adanya peran kepala sekolah dalam
keberhasilan suatu bangsa. Munirah (2015) upaya memajukan dan mencapai keberhasilan
memiliki pendapat yang sama bahwa sebuah sekolah. Hal ini dikarenakan kepala
kemajuan dan perkembangan pendidikan sekolah memiliki beberapa peranan penting
menjadi faktor keberhasilan suatu bangsa. seperti mengatur segala kegiatan atau aktifitas
Dengan kata lain, suatu bangsa dapat yang ada di sekolah. Dikarenakan fungsi yang
dikatakan berhasil jika pendidikan berhasil. penting dari kepala sekolah, maka, diperlukan
Pendidikan di Indonesia dibagi menjadi dua pengukuran terhadap kinerja kepala sekolah.
yaitu pendidikan informal dan formal. Peningkatan mutu pendidikan harus selalu
Pendidikan informal adalah pendidikan yang diukur kinerjanya melalui berbagai informasi,
tidak berlangsung sesuai dengan aturan yang pengendalian tugas, laporan pendanaan, dan
berlaku, dilaksanakan tidak hanya di gedung yang paling penting adalah laporan kinerja.
saja, dan juga memiliki kurikulum yang Pengukuran kinerja kepala sekolah bertujuan
berbeda dengan pendidikan formal. untuk memperoleh informasi mengenai kinerja
Pendidikan formal adalah kebalikan dari dari kepala sekolah sehingga dapat ditentukan
pendidikan informal. Pendidikan formal rencana pendidikan selanjutnya. Penilaian
dilakukan diberbagai jenjang baik pendidikan kinerja merupakan tanggung jawab
dasar, menengah, atas, dan juga pendidikan (akuntabilitas) dari institusi dan individu
tinggi (Musyaddad, 2013). Keberhasilan pekerja terhadap stakholders. Pekerja (dalam
pendidikan dapat dilihat dari beberapa hal hal ini kepala sekolah) tidak hanya mempunyai
salah satunya adalah keberhasilan sumber daya tanggung jawab langsung kepada atasannya
manusia. Keberhasilan sumber daya manusia akan tetapi juga kepada orang tua siswa dan
artinya setiap sumber daya manusia yang ada masyarakat pada umumnya. Seorang kepala
di setiap sekolah baik guru maupun siswa sekolah memiliki tanggung jawab penuh
memiliki prestasi yang baik. terhadap seluruh kegiatan di sekolah karena
Kualitas sumber daya manusia menjadi kepala sekolah merupakan pemimpin tertinggi
salah satu hal penting dalam menentukan di sekolah. Penilaian kinerja kepala sekolah
kualitas pendidikan. Hal senada diungkapkan sudah seharusnya menjadi salah satu hal
oleh Purwanto (2012) yang mengatakan bahwa penting untuk dilakukan.
peningkatan kualitas sumber daya manusia Penilaian kinerja kepala sekolah dapat
menjadi salah satu hal penting dalam dilakukan oleh pengawas maupun seluruh staf
memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. dan guru di sekolah. Penilaian kinerja dapat
Purwanto mengungkapkan bahwa SDM dilakukan dengan beberapa cara seperti
menjadi center point dalam perkembangan menggunakan instrumen penilaian kinerja,
pendidikan di sekolah. Dengan demikian, angket kepuasan, dan juga instrumen lainnya.
salah satu tantangan pendidikan di Indonesia Kinerja kepala sekolah dapat diukur dari tiga
adalah menghasilkan SDM dengan daya saing aspek yaitu: (a) perilaku dalam melaksanakan
yang tinggi (Ali, 2009: 9). Ali mengungkapkan tugas yakni perilaku kepala sekolah pada saat
bahwa saat ini, kualitas SDM di Indonesia melaksanakan fungsi-fungsi manajerial, (b)
masih rendah dan juga infrastruktur dalam cara melaksanakan tugas dalam mencapai hasil
kondisi memburuk. Oleh karena itu, kerja yang tercermin dalam komitmen dirinya
pemerintah sudah mulai mencanangkan sebagai refleksi dari kompetensi kepribadian
beberapa program yang bertujuan untuk dan kompetensi sosial yang dimilikinya, dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (c) dari hasil pekerjaannya yang tercermin
yang ada di sekolah. Peningkatan mutu dalam perubahan kinerja sekolah yang
pendidikan ditunjang oleh guru professional dipimpinnya.
yang bermutu, yang dapat memerankan tugas Tujuan dari pembuatan makalah ini
dan fungsi sebagai guru dengan baik dalam adalah untuk menggambarkan secara jelas
rangka mempersiapkan sumber daya manusia kinerja kepala sekolah berdasarkan beberapa
yang berkualitas. jurnal yang memiliki kesamaan.

106
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

ada di sekolah. Tanpa kepala sekolah,


A. Definisi Kepala Sekolah maka, organisasi di sekolah tidak akan
Kepala sekolah merupakan seorang berjalan lancar. Oleh karena itu, seorang
guru yang memiliki tugas tambahan kepala sekolah harus memiliki tujuan yang
sebagai pemimpin sekolah. Hal ini juga jelas. Pernyataan ini didukung oleh
sesuai dengan apa yang ada dalam Muspawi (2014) yang mengatakan bahwa
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional seorang kepala sekolah harus memiliki visi
Nomor 28 Tahun 2010 Tentang Penugasan dan misi, serta strategi manajemen
Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah pendidikan secara utuh dan berorientasi
Bab I Pasal 1 yang menyatakan bahwa kepada mutu.Dapat disimpulka bahwa
Kepala sekolah/madrasah adalah guru seorang kepala sekolah harus memiliki visi
yang diberi tugas tambahan untuk dan misi yang jelas untuk kemudian
memimpin taman kanak-kanak/raudhotul dituangkan dalam strategi pencapaian
athfal (TK/RA), taman kanak-kanak luar tujuan sekolah.
biasa (TKLB), sekolah dasar/madrasah Dari beberapa definisi mengenai
ibtidaiyah (SD/MI), sekolah dasar luar kepala sekolah, dapat disimpulkan bahwa
biasa (SDLB), sekolah menengah kepala sekolah adalah seorang guru yang
pertama/madrasah tsanawiyah memiliki tugas tambahan sebagai
(SMP/MTs). Sekolah menengah pertama pimpinan kepala sekolah, memiliki visi
luar biasa (SMPLB), sekolah menengah dan misi serta strategi pencapaian tujuan
atas/madrasah aliyah (SMA/MA), sekolah sekolah. Setiap kepala sekolah harus
menengah kejuruan/madrasah aliyah memiliki seni dalam memimpin. Artinya,
kejuruan (SMK/MAK), atau sekolah seorang kepala sekolah harus memiliki
menengah atas luar biasa (SMALB) yang cara-cara khusus dalam menghadapi
bukan sekolah bertaraf internasional (SBI) seluruh lingkungan sekolah demi
atau tidak dikembangkan menjadi sekolah mencapai tujuan. Tanpa adanya seorang
bertaraf internasional (SBI). Kepala kepala sekolah, maka, rioda organisasi
sekolah adalah pemimpin di sekolah, tidak akan berjalan dikarenakan kepala
memimpin merupakan seni, kesanggupan sekolah merupakan seorang pengambil
atau teknik untuk membuat sekelompok keputusan.
bawahan dalam organisasi formal atau B. Tanggung Jawab dan Tugas Kepala
para simpatisan dalam organisasi informal Sekolah
dalam mengikuti atau mentaati segala apa Kepala sekolah memiliki tanggung jawab
yang dikehendakinya membuat bawahan terhadap keberlangsungan program sekolah.
begitu antusias, atau bahkan mungkin Hal ini dikarenakan kepala sekolah memiliki
berkorban untuknya (Sodiah & hak penuh untuk mengambil keputusan. Egwu
Nurhikmah, 2017). Dengan kata lain, (2015) mengungkapkan bahwa seorang kepala
seorang kepala sekolah harus memiliki sekolah bertanggung jawab untuk memelihara
dan meningkatkan kualitas setiap program di
teknik agar setiap staf maupun guru di
sekolah yang bertujuan untuk mencapai tujuan
sekolah dapat mentaati peraturan yang sekolah. Pernyataan ini menunjukkan bahwa
sudah dibuat di sekolah. Dengan demikian, kepala sekolah harus menerapkan tujuan
proses pembelajaran di sekolah akan sekolah untuk kemudian mengatur strategi
menjadi efektif. Roda organisasi sekolah dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan kata
bergantung pada kepemimpinan kepala lain, kepala sekolah bertanggung jawab atas
sekolah (Rosdina et al, 2015). Artinya, pencapaian sekolah serta bertugas untuk
kepala sekolah memiliki peran dalam merencanakan, melaksanakan, dan juga
melaksanakan kegiatan organisasi yang melakukan evaluasi terhadap program-

107
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

program yang ada di sekolah. Selain itu, kepala pengawasan. Perencanaan artinya seorang
sekolah juga bertanggung jawab terhadap kepala sekolah membuat rencana bai jangka
kelancaran pelaksanaan pembelajaran di pendek, menengah maupu jangka panjang
sekolah. Pernyataan senada diungkapkan oleh terhadap program di sekolah.
Suryadi et al (2016) yang mengungkapkan Pengorganisasian artinya kepala sekolah
bahwa kepala sekolah bertanggung jawab melakukan pengaturan terhadap organisasi.
penuh terhadap kelancaran pelaksanaan Artinya, kepala sekolah dapat menunjuk
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh anggota organisasi untuk membantu
karena itu, kepala sekolah harus melakukan melaksanakan tugas. Keudian, kepala sekolah
identifikasi terhadap kendala yang dialami melakukan pengarahan terhadap peran dan
oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran tugas masing-masing anggota sekolah.
di sekolah. Djafri (2017: 3) menambahkan Pengawasan artinya kepala sekolah melakukan
bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas pengawasan terhadap setiap kegiatan maupun
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, program yang sedang berjalan di sekolah
administrasi sekolah, pembinaan tenaga sehingga dapat diketahui keberhasilan dari
kependidikan lainnya dan pendayagunaan program tersebut Keempat adalah
serta pemeliharaan sarana dan prasarana. administrator. Kepala sekolah mengelola
Dengan demikian, tugas kepala sekolah tidak ketatausahaan sekolah untuk mendukung
hanya mengenai administrasi sekolah tetapi ketercapaian tujuan. Artinya, kepala sekolah
juga sampai dengan pembinaan tenaga mendukung seluruh administrasi yang harus
pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di dilakukan di sekolah dalam rangka mencapai
sekolah. tujuan. Kelima adalah sebagai supervisor.
Terdapat beberapa fungsi dari kepala Supervisi adalah kegiatan yang harus rutin
sekolah. Jelantik (2015: 5) menyebutkan dilakukan oleh kepala sekolah dalam
beberapa fungsi atau peran dari kepala melakukan pengawasan terhadap seluruh
sekolah. Pertama adalah sebagai educator. kegiatan yang ada di sekolah. Contohnya saja
Fungsi kepala sekolah ini adalah sebagai kepala sekolah wajib untuk mengamati proses
seorang pendidik sama seperti seorang guru. pembelajaran dan melakukan penilaian
Sebagai seorang educator kepala sekolah terhadap proses pembelajaran. Dalam fungsi
berfungsi sebagai perencana, pelaksana, sebagai supervisor, kepala sekolah harus
penilai hasil pembelajaran, membimbing dan merencanakan supervisei melaksanakan
melatih sekaligus melakukan penelitian. supervisi, dan melakukan tindak lanjut dari
Kedua adalah fungsi personal. Berbeda hasil supervisi. Oleh karena itu, dalam
dengan fungsi sebagai educator, dalam melakukan fungsi sebagai supervisor seorang
fungsinya sebagai personal, kepala sekolah kepala sekolah harus membuat laporan tertulis
memiliki fungsi untuk memainkan peran mengenai perencanaan dan penilaian
terhadap diri sendiri. Sebagai seorang kepala supervisi. Dengan demikian, tindak lanjut
sekolah harus menyadari fungsinya dalam yang harus dilakukan berdasarkan pada
memiliki integritas kepribadian dan akhlak penilaian yang jelas. Keenam adalah fungsi
mulia, mengembangkan budaya social. Dalam fungsi social, seorang kepala
keteladananan, memiliki keinginan kuat untuk sekolah melakukan kerjsama dengan pihak
mengembangkan diri, memiliki kerterbukaan lain yang dapat menunjang keberhasilan
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi, program sekolah, berpartisipasi dalam
serta mampu mengendalikan diri dalam kegiatan masyarakat, dan juga memiliki
menjalankan tugas. Mengendalikan diri kepekaan social. Ketujuh adalah fungsi leader.
artinya tidak mudah terbawa emosi ketika Leader artinya seorang kepala sekolah
menemui kesulitan dalam melaksanakan tugas memimpin sekolah dalam rangka
sebagai kepala sekolah. Ketiga adalah pendayagunaan secara optimal. Fungsi
manager. Sebagai seorang manager, kepala kedelapan adalah entrepreneur. Kepala
sekolah melakukan perencanaan, sekolah juga harus memiliki jiwa
pengorganisasian, pengarahan, dan kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan artinya

108
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

seorang kepala sekolah harus kreatif, bekerja Suryadi, Harun dan Usman (2016). Penelitian
keras, dan juga ulet. Dengan memiliki jiwa ini berjudul kinerja kepala sekolah sebagai
kewirausahaan, maka, kepala sekolah dapat supervisor dalam meningkatkan
memiliki rencana lain ketika satu rencana profesionalisme guru MTsN di Kabupaten
gagal. Selain itu, ketika kepala sekolah Aceh Barat Daya. Tujuan penelitian ini untuk
memiliki kreatifitas, maka, sekolah akan mengetahui: 1) kemampuan kepala sekolah
memiliki program yang berbeda dengan dalam merencanakan supervisi; 2) strategi
sekolah lain sehingga dapat menjadi sekolah kepala sekolah melaksanakan supervisi; 3)
yang unggul. Fungsi terakhir adalah sebagai kebijakan kepala sekolah dalam
climator. Sebagai seorang kepala sekolah, menindaklanjuti hasil supervisi; dan 4) faktor-
maka, kepala sekolah wajib untuk faktor pendukung dan penghambat supervisi.
menciptakan iklim sekolah yang kondusif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Seorang kepala sekolah harus memiliki adalah metode deskriptif dengan pendekatan
inisiatif untuk menciptakan iklim yang kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan
kondusif baik bagi siswa maupun guru dan melalui observasi, wawancara dan
juga staf yang ada di sekolah. dokumentasi. Hasil penelitian menyebutkan
Dari beberapa tanggung jawab dan tugas bahwa perencanaan supervisi akademik belum
dari kepala sekolah, dapat disimpulkan bahwa berjalan dengan lancar. Hal ini dikarenakan
kepala sekolah bertanggung jawab terhadap oleh ada beberapa kepala sekolah yang tidak
keberlangsungan kegiatan yang ada di sekolah, melaksanakan supervisi di sekolah. Hasil
baik kegiatan pembelajaran maupun di luar selanjutnya adalah Strategi pelaksanaan
kegiatan pembelajaran. Kepala sekolah tidak supervisi akademik yang dilakukan oleh
hanya bertanggung jawab terhadap kepala sekolah MTs Kabupaten Aceh Barat
administrasi sekolah saja tetapi juga daya dalam rangka meningkatkan
bertanggung jawab terhadap pembinaan profesionalisme guru dibuktikan dengan mulai
seluruh anggota di sekolah. Oleh karena itu, dari pembuatan perencanaan jadwal supervisi,
seorang kepala sekolah harus memiliki melaksanakan supervisi dengan cara
tanggung jawab yang luar biasa dalam mengunjungi kelas, menilai hasil kinerja guru
menjalankan amanah. dengan memakai instrumen pembelajaran
yang telah dipersiapkan. Akan tetapi,
METODE pelaksanaan supervisi akademik yang
Hasil dari makalah ini didasarkan pada dilakukan oleh kepala sekolah tidak banyak
beberapa jurnal yang sudah direview. Cara memberikan manfaat untuk perbaikan
pertama adalah dengan mengumpulkan jurnal pembelajaran dan meningkatkan
mengenai kinerja kepala sekolah. Jurnal harus profesionalisme guru. Dengan demikian, dapat
memiliki kredibilitas yang baik dilihat dari disimpulkan bahwa kegiatan supervisi belum
struktur jurnal dan juga metode pengambilan berjalan optimal. Seharusnya seorang kepala
data. Setelah dikumpulkan, kemudian, jurnal sekolah melakukan supervisi, membuat
tersebut direview untuk dipilih sesuai dengan laporan mengenai supervisi, dan
tema. Setelah jurnal terkumpul, dilakukan melaksanakan tindak lanjut dari hasil
review untuk ditarik kesimpulan mengenai supervisi.
kinerja kepala sekolah. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh
Egwu (2015) yang berjudul Principals’
HASIL DAN PEMBAHASAN performance I supervision of classroom
Kinerja kepala sekolah sebagai supervisor instruction in Ebonyi state secondary schools.
merupakan suatu usaha untuk 360 orang guru menjadi sampel dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh penelitian ini. 360 orang guru mengisi angket
guru melalui pembinaan dengan harapan dapat dengan 12 pernyataan pada bulan Spetember
meningkatkan kualitas proses pembelajaran di 2008 sampai dengan Januari 2009. Deskriptif
sekolah. Penelitian mengenai kinerja kepala kuantitatif digunakan dalam analisis data
sekolah sebagai supervisor ini dilakukan oleh penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah

109
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

pentingnya supervisi dilakukan oleh kepala didapatkan bahwa fungsi supervisi dan
sekolah karena ini sangat efektif. Dari manajerial akan meningkatkan kinerja guru
penelitian disebutkan bahwa jika supervisi baik dalam proses pembelajaran maupun di
berjalan dengan baik, maka, guru akan luar pembelajaran.
melaksanakan proses pembelajaran lebih baik
lagi. Supervisi dikatakan menjadi salah satu REFERENSI
hal penting untuk dilakukan oleh seorang Ali, M. (2009). Pendidikan untuk pembangunan
kepala sekolah. nasional. Jakarta: Grasindo.
Kompetensi manajerial kepala sekolah Djafri, N. (2017). Manajemen kepemimpinan
kepala sekolah. Yogyakarta: Deepublish.
memiliki pengaruh yang baik terhadap kinerja
Egwu, S. O. (2015). Principals' performance in
guru. Hal ini dibuktikan oleh Sugeng (2012) supervision of classroom instruction in
dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Ebonyi state secondary schools. Journal
kompetensi manajerial kepala sekolah dan of education and practice, 99-105.
budaya sekolah terhadap kinerja guru SMP Jelantik, A. K. (2015). Menjadi kepala sekolah
Negeri di Kabupaten Kudus. Tujuan penelitian yang profesional panduan menuju PKKS.
ini adalah menemukan: 1) mengetahui Yogyakarta: Deepublish.
Munirah. (2015). Sistem pendidikan di Indonesia:
besarnya pengaruh kompetensi manajerial antara keinginan dan realita. AULADUNA,
kepala sekolah terhadap Kinerja guru SMP 233-245.
Negeri di Kabupaten Kudus, (2) mengetahui Muspawi, M. (2014). Pengembangan model
besarnya pengaruh budaya organisasi sekolah kepemimpinan kepala sekolah yang
terhadap kinerja guru SMP Negeri di berorientasi pada kinerja sekolah efektif.
Kabupaten Kudus, (3) Besarnya pengaruh Jurnal penelitian Universitas Jambi seri
kompetensi manajerial kepala sekolah dan humaniora, 19-22.
Musyaddad, K. (2013). Problematika pendidikan di
budaya organisasi sekolah terhadap kinerja Indonesia. Edu-Bio, 51-57.
guru SMP Negeri di Kabupaten Kudus. Purwanto. (2012). Kinerja kepala sekolah dalam
Metode penelitian menggunakan pendekatan peningkatan mutu proses pembelajaran
kuantitatif dengan desain. Sampel penelitian dengan menggunakan MPMBS. Program
sebanyak 258 guru, pengambilan sampel Pascasarjana Universitas
menggunakan proposional random sampling. Muhammadiyah Surakarta, 1-19.
Rosdina, Murniati, & Yusrizal. (2015). Perilaku
Teknik pengumpulan data menggunakan
kepemimpinan kepala sekolah dalam
kuesioner yang dikembangkan berdasarkan peningkatan kinerja guru pada SD negeri
variabel kompetensi manajerial kepala 2 Lambheu Kabupaten Aceh Besar. Jurnal
sekolah, budaya sekolah, dan kinerja guru. administrasi pendidikan, 69-78.
Analisis data menggunakan uji regresi dengan Sodiah, & Nurhikmah, E. (2017). Etika kerja
bantuan SPSS. Hasil dari penelitian kepala sekolah dalam meningkatkan
menunjukkan bahwa kompetensi manajerial kinerja guru. Jurnal studi manajemen
pendidikan: 163-187.
kepala sekolah memiliki hubungan positif dan Sugeng. (2012). Pengaruh kompetensi manajerial
signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini berarti kepala sekolah dan budaya sekolah
bahwa kinerja guru akan baik jika kepala terhadap kinerja guru SMP negeri di
sekolah memiliki kinerja yang baik pula. Kabupaten Kudus. Educational
Dari hasil review beberapa jurnal di atas, management, 63-70.
maka, evaluasi kinerja kepala sekolah penting Suryadi, A., Harun, C. Z., & Usman, N. (2016).
untuk dilakukan mengingat pentingnya fungsi Kinerja kepala sekolah sebagai supervisor
dalam meningkatkan profesionalisme
kepala sekolah untuk terciptanya kualitas guru MTsN di Kabupaten Aceh Barat
sekolah lebih baik. Daya. Jurnal administrasi pendidikan, 22-
39.
KESIMPULAN
Dari hasil review di atas, dapat
disimpulkan bahwa pentingnya fungsi kepala
sekolah untuk menciptakan kualitas sekolah
yang baik. Dari jurnal yang sudah direview

110
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PROMOTION SERVICE OF EMPLOYEE

Dani Rahman Zainala Hanif Al Kadrib, Novriyanti Achyarb, Ermitab

a
Mahasiswa Administrasi Pendidikan - Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang
b
Dosen Administrasi Pendidikan - Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang

Email: hanifalkadri78@gmail.com anisahpisang78@gmail.com

Abstract The purpose of this research was to get information about perception of teachers about
promotion services at Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota. The classification
of this research was descriptive research. its populations were all of PNS SMPN
teachers in Payakumbuh’s District of Lima Puluh Kota’s Regency, as many as 111
peoples and its samples was 55 peoples. The instrument of this research use questinares
with likert scale to prove its validity and reability. The result of this research showed
that average score (mean) of perception of teachers about promotion services at Dinas
Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota was 3,79. Based on the result of research, can
be concluded promotion services at Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota
already served.

Keywords: promotion services

111
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN pelayanan (4) mutu produk pelayanan, dan (5)


Semua Pegawai Negeri Sipil berhak tingkat profesional petugas.
untuk mendapatkan kenaikan pangkat sebagai
KAJIAN PUSTAKA
hasil dari kerjanya, termasuk juga profesi
Berdasarkan sumber-sumber terkait
Guru PNS berhak mendapatkan kenaikan
tentang layanan kenaikan pangkat pegawai
pangkat sebagai bentuk penghargaan terhadap
berikut peneliti kemukakan indikator
hasil kerjanya untuk mencerdaskan anak
penelitian sebagai pengukur dalam pelayanan
bangsa. Oleh karena itu dalam mengurus
publik kenaikan pangkat guru PNS yaitu:
kenaikan pangkat Guru PNS, perlu dilakukan
(a) Kesederhanaan Prosedur Pelayanan
layanan yang optimal agar pengurusan berkas
Menurut Keputusan MENPAN No. 81
kenaikan pangkat Guru PNS dapat berjalan
Tahun 1993 tentang Pedoman Tata
dengan baik.
Laksana Pelayanan Umum,
Berdasarkan pengamatan awal di Dinas
kesederhanaan prosedur pelayanan
Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota,
memiliki arti bahwa prosedur dan tata
mengindikasikan bahwa pelayanan publik
cara pelayanan perlu ditetapkan dan
kenaikan pangkat guru PNS di Dinas
dilaksanakan secara mudah, lancar,
Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota
cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah
belum berjalan dengan baik, hal ini terlihat
dipahami dan mudah dilaksanakan oleh
beberapa fenomena berikut: 1) Prosedur
masyarakat yang meminta pelayanan.
pelaksanaan pelayanan publik kenaikan
Menurut Moenir (2010:98)
pangkat guru PNS masih berbelit-belit. 2)
(b) Keterbukaan Informasi Pelayanan
Pemberian informasi pelayanan publik
Menurut Keputusan MENPAN No. 81
kenaikan pangkat guru PNS masih belum
Tahun 1993 tentang Pedoman Tata
terbuka. 3) Masih terdapat pegawai pemberi
Laksana Pelayanan Umum, keterbukaan
layanan publik kenaikan pangkat guru PNS
informasi pelayanan memiliki arti bahwa
yang belum menunjukkan sikap profesional
prosedur dan tata cara pelayanan,
dalam memberikan layanan. 4) Sarana dan
persyaratan, unit kerja pejabat
prasarana penunjang layanan publik kenaikan
penanggung jawab pemberi pelayanan,
pangkat guru PNS di Dinas Pendidikan
waktu penyelesaian, rincian biaya atau
Kabupaten Lima Puluh Kota belum memadai
tarif serta hal-hal lain yang berkaitan
seperti: belum memadainya tempat duduk
dengan proses pelayanan wajib
untuk menunggu bagi Guru PNS yang akan
diinformasikan secara terbuka agar
melakukan pelayanan, sehingga dalam
mudah diketahui dan dipahami oleh
menunnggu antrian dalam pemberian
masyarakat, baik diminta maupun tidak
pelayanan publik kenaikan pangkat guru PNS
diminta.
ada guru PNS yang berdiri. 5) Pemberian
(c) Kepastian Pelaksanaan Pelayanan
pelayanan publik kenaikan pangkat guru PNS
Menurut Keputusan MENPAN No. 81
belum terlaksana secara optimal. 6) Kepastian
Tahun 1993 tentang Pedoman Tata
dalam pelaksanaan pelayanan publik kenaikan
Laksana Pelayanan Umum, kepastian
pangkat guru PNS belum terlaksana dengan
pelaksanaan pelayanan memiliki arti
baik dari pihak Dinas Pendidikan Kabupaten
adanya kejelasan dan kepastian dalam hal
Lima Puluh Kota.
prosedur dan tata cara pelayanan,
Tujuan penelitian ini adalah untuk
persyaratan pelayanan baik teknis
mendapatkan informasi tentang persepsi Guru
maupun administratif, unit kerja pejabat
PNS SMP Negeri Se-Kecamatan Payakumbuh
yang berwenang dan bertanggung jawab
Kabupaten Lima Puluh Kota terhadap
dalam meberikan pelayanan, rincian
Pelayanan Publik Kenaikan Pangkat Guru
biaya atau tarif pelayanan dan tata cara
PNS di Dinas Pendidikan Lima Puluh Kota
pembayaran, dan jangka waktu
dalam hal: (1) kesederhaan prosedur
penyelesaian pelayanan.
pelayanan (2) keterbukaan informasi
(d) Mutu Produk Pelayanan
pelayanan (3) kepastian pelaksanaan

112
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Menurut Sedarmayati (2004:78) pangkat (khusunya di Dinas Pendidikan


pelayanan publik yang diberikan kepada Kabupaten Lima Puluh Kota). Secara
masyarakat harus sesuai dengan standar keseluruhan persepsi guru tentang pelayanan
pelayanan, karena masyarakat berhak kenaikan pangkat di Dinas Pendidikan
mendapatkan pelayanan dari pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota dikategorikan
secara prima atau pelayanan yang baik dengan skor rata-rata adalah 3,79. Pada
berkualitas. Definisi pelayanan sebagai aspek kesederhanaan prosedur pelayanan
suatu pendekatan organisasi total yang diperoleh skor rata-rata adalah 4,24 berada
menjadi kualitas pelayanan yang diterima pada kategori baik. Skor rata-rata yang paling
pengguna jasa sebagai kekuatan tinggi pada aspek kesederhanan prosedur
penggerak utama dalam pengoperasian pelayanan adalah adalah Bapak/Ibu
bisnis. mengajukan kenaikan pangkat karena telah
(e) Tingkat Profesional Petugas memenuhi syarat obyektif, yaitu disiplin kerja,
Menurut Sianipar dalam (Sundarso, kesetiaan, pengabdian, pengalaman,
2006:44) mengungkapkan bahwa untuk kerjasama, dan dapat dipercaya, yaitu 4,84.
menjadikan seorang profesional dalam Kemudian skor rata-rata yang paling rendah
memberikan pelayanan, aparatur adalah Rasio jumlah loket pelayanan dengan
pemerintah harus memiliki kemampuan jumlah guru PNS yang dilayani cukup
dan pengetahuan tentang bidang tugas seimbang sehingga tidak menyebabkan
masing-masing sebagaimana dinyatakan antrian yang panjang yaitu 3,69.
bahwa pelayanan profesional adalah Pada aspek keterbukaan informasi
kemampuan seseorang yang memiliki pelayanan diperoleh skor rata-rata adalah 3,62
profesi melayani kebutuhan orang lain berada pada kategori baik. skor rata-rata yang
atau profesional menanggapi kebutuhan paling tinggi terlihat pada aspek keterbukaan
has orang lain. informasi pelayanan adalah tersedianya papan
informasi yang dapat dilihat di unit pelayanan
METODE PENELITIAN terkait dengan informasi pelayanan kenaikan
Penelitian ini merupakan penelitian pangkat yang dibutuhkan yaitu 4,42.
deskriptif dengan jenis kuantitatif. Populasi Kemudian skor rata-rata yang paling rendah
dalam penelitian ini adalah seluruh guru PNS
adalah tersedianya web, wi-fi, dan akses
SMP Negeri Se- Kecamatan Payakumbuh
internet pada unit pelayanan untuk
Kabupaten Lima Puluh Kota yang berjumlah
memudahkan proses akses informasi
111 orang, dalam penelitian ini sampel mengenai pelayanan publik kenaikan pangkat
diambil berdasarkan pendapat Arikunto yaitu 3,05.
dengan mengambil sampel 50% dari jumlah
Pada aspek kepastian pelaksanaan
populasi, jadi besarnya sampel adalah 55
pelayanan diperoleh skor rata-rata adalah 2,89
orang. Instrument yang digunakan untuk
berada pada kategori cukup baik. Skor rata-
mengumpulkan data pada penelitian ini adalah
rata yang paling tinggi terlihat pada aspek
angket model skala Likert yang telah di uji keterbukaan informasi skor rata-rata yang
cobakan pada guru PNS SMP Negeri Se- paling tinggi terlihat pada pelayanan yang
Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima
diberikan oleh petugas dilaksanakan secara
Puluh Kota. Hasil dari uji coba ini adalah valid
konsisten sesuai dengan aturan yang berlaku
dan reliabel. Jenis data dalam penelitian ini
pada undang-undang yaitu 4,42. Kemudian
adalah data primer yang artinya data diperoleh skor rata-rata yang paling rendah adalah
langsung dari responden. Teknik analisis data petugas meminta pembayaran balas jasa
hasil penelitian menggunakan rumus rata-rata.
(praktik pungli) selama berurusan dalam
HASIL PENELITIAN & pelayanan publik kenaikan pangkat yaitu 1,07.
PEMBAHASAN Pada aspek mutu produk pelayanan
4.1. Hasil Penelitian diperoleh skor rata-rata adalah 4,08 berada
Hasil penelitian ini akan menguraikan pada kategori baik. Skor rata-rata yang paling
deskripsi data tentang pelayanan kenaikan tinggi adalah pada n pelayanan tanpa ada

113
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

intimidasi dari petugas yaitu 4,22. Kemudian sekitar 500 lebih. Sementara itu jumlah
skor rata-rata yang paling rendah adalah petugas pelayanan publik kenaikan pangkat
Ruang tempat mengurus kenaikan pangkat Guru PNS yang jumlahnya 15 orang tentu
dilengkapi dengan fasilitas yang memudahkan tidak sebanding dengan jumlah Guru PNS
dan memberikan rasa nyaman selama yang dilayani dalam mengurus kenaikan
pelayanan (seperti: Ruang Tunggu, WC, dan pangkat setiap 4 triwulan dalam setahun. Hal
kantin) yaitu 3,85. ini menyebabkan terjadinya antrian pada loket
Pada aspek tingkat profesional petugas pelayanan oleh Guru PNS, belum lagi dari
diperoleh skor rata-rata adalah 4,10 berada kebiasaan antri yang belum tumbuh dengan
pada kategori baik. Skor rata-rata yang paling baik dan suka memotong antrian supaya dapat
tinggi terlihat pada petugas memakai seragam pelayanan lebih dahulu. Sistem antrian yang
dinas lengkap dalam memberikan pelayanan tidak terkoordinasi dengan baik oleh petugas
yaitu 4,69. Kemudian skor rata-rata yang yang menyebabkan antrian menjadi lebih
paling rendah adalah petugas terbuka terhadap padat, tidak terkendali, dan penuh sesak yang
kritik dan saran yang diberikan berkaitan tidak jarang menimbulkan pertengkaran.
dengan pelayanan, baik itu kritik yang positif Upaya yang dapat dilakukan oleh petugas agar
maupun kritik yang negatif yaitu 3,82. antrian Guru PNS dalam mendapatkan
Secara keseluruhan persepsi guru PNS pelayanan dapat berjalan dengan lancar, yaitu:
SMP Negeri Se-Kecamatan Payakumbuh perlunya ketegasan dan kebaranian dari
Kabupaten Lima Puluh Kota terhadap petugas untuk mengatur secara konsisten
pelayanan publik kenaikan pangkat guru PNS antrian Guru PNS, dan Menambah petugas
di Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh dan loket pemberi pelayanan agar
Kota dikategorikan baik dengan skor rata-rata penumpukan antrian tidak terjadi.
adalah 3,79. Menerapkan cara antrian model lurus dan
4.2. Pembahasan kerucut agar antrian dapat diminimalisir
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan dengan baik oleh petugas. Berdasarkan hasil
pelayanan publik kenaikan pangkat guru PNS penelitian menunjukkan Persepsi Guru PNS
di Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh SMP Negeri Se-Kecamatan Payakumbuh
Kota pada aspek kesederhanaan prosedur Kabupaten Lima Puluh Kota terhadap
pelayanan sudah memberikan gambaran yang Pelayanan Publik Kenaikan Pangkat Guru
baik dengan skor rata-rata sebesar 4,24. Pada PNS di Dinas Pendidikan Kabupaten Lima
aspek kesederhanaan prosedur pelayanan Puluh Kota pada aspek keterbukaan informasi
memiliki skor rata-rata yang paling tinggi pelayanan berada pada kategori baik dengan
adalah pengajuan kenaikan pangkat dengan skor rata-rata 3,62. Pelayanan publik kenaikan
memenuhi syarat obyektif, yaitu disiplin kerja, pangkat Guru PNS pada aspek keterbukaan
kesetiaan, pengabdian, pengalaman, informasi pelayanan memiliki skor rata-rata
kerjasama, dan dapat dipercaya dengan skor yang paling tinggi adalah tersedianya papan
sebesar 4,84. Kemudian skor rata-rata yang informasi pelayanan yaitu 4,42. Kemudian
paling rendah adalah rasio jumlah loket skor rata-rata yang paling rendah adalah
pelayanan dengan jumlah guru PNS yang tersedianya web, wi-fi, dan akses internet
dilayani dengan skor sebesar 3,69. Rendahnya untuk mengakses informasi mengenai
skor tersebut disebabkan oleh banyaknya pelayanan publik kenaikan pangkat dengan
Guru PNS yang mengeluh dengan jumlah skor rata-rata dengan skor sebesar 3,05.
loket pelayanan yang tidak sebanding dengan Rendahnya skor tersebut disebabkan oleh
banyaknya Guru PNS SMP Negeri Se- beberapa hal, salah satunya halaman web
Kecamatan Payakumbuh yang berjumlah 111 informasi yang jarang diperbaharui dan akses
Orang. Jumlah itu belum termasuk dengan internet melalui wi-fi di Dinas Pendidikan
Guru PNS SD, SMA Se-Kecamatan Kabupaten Lima Puluh Kota yang koneksi
Payakumbuh, dan Guru PNS dari daerah lain jaringannya tidak stabil. Upaya yang dapat
di Kabupaten Lima Puluh Kota selain dilakukan agar akses informasi ini dapat
Kecamatan Payakumbuh yang jumlahnya diterima oleh Guru PNS tanpa ada hambatan

114
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

adalah dengan memperbaharui informasi yang atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya


ada pada web informasi Dinas Pendidikan memaksa seseorang memberikan sesuatu,
Kabupaten Lima Puluh Kota secara berkala membayar, atau menerima pembayaran
oleh petugas agar Guru PNS selalu dengan potongan, atau untuk mengerjakan
mendapatkan informasi yang baru yang sesuatu bagi dirinya sendiri. Upaya
berkaitan dengan kenaikan pangkat dan pemberantasan pungli yang dapat dilakukan
aktivitas lain di Dinas Pendidikan Kabupaten oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh
Lima Puluh Kota dan meningkatkan kapasitas Kota dijelaskan dalam Surat Edaran
akses jaringan internet dan wi-fi di Dinas Kementerian PAN-RB Nomor 5 Tahun 2016
Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota agar tentang Pemberantasan Praktek Pungutan Liar
Guru PNS dengan leluasa dapat mengakses (PUNGLI) dalam Pelaksanaan Tugas dan
informasi. Fungsi Instansi Pemerintahan, yaitu: 1)
Berdasarkan hasil penelitian Mengidentifikasi area yang berpotensi terjadi
menunjukkan Persepsi Guru PNS SMP Negeri pungli dan mengambil langkah-langkah
Se-Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima efektif untuk memberantas pungli, 2)
Puluh kota terhadap Pelayanan Publik Menindak tegas aparatur sipil negara (ASN)
Kenaikan Pangkat Guru PNS di Dinas yang terlibat pungli, 3) Melakukan investigasi
Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota pada lebih mendalam untuk menjaring keterlibatan
aspek kepastian pelaksanaan pelayanan berada oknum-oknum lain, 4) Meminta para kepala
pada kategori cukup dengan skor rata-rata instansi untuk memberlakukan pengembangan
2,89. Pelayanan publik kenaikan pangkat sistem pelayanan berbasis teknologi informasi
Guru PNS pada aspek kepastian pelaksanaan untuk mengurangi hubungan langsung antara
pelayanan memiliki skor rata-rata yang paling petugas dengan masyarakat, 5) Memberikan
tinggi adalah pelayanan yang dilaksanakan akses yang luas pada masyarakat terhadap
secara konsisten sesuai dengan aturan yang standar pelayanan secara transparan, 6)
berlaku pada undang-undang dengan skor Meningkatkan sistem pengawasan internal
sebesar 4,42. Kemudian skor rata-rata yang untuk mencegah praktik pungli, 7)
paling rendah adalah pembayaran balas jasa Meningkatkan upaya dalam rangka
(praktik pungli) kepada Guru PNS selama peningkatan kualitas ASN, dan 8)Membuka
berurusan dalam pelayanan publik kenaikan akses yang mudah dan murah bagi masyarakat
pangkat dengan skor sebesar 1,07. Rendahnya untuk melakukan pengaduan. Berdasarkan
skor tersebut disebabkan karena praktik pungli hasil penelitian menunjukkan Persepsi Guru
dalam pelayanan publik kenaikan pangkat PNS SMP Negeri Se-Kecamatan Payakumbuh
Guru PNS terjadi karena Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh kota terhadap
Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai Badan Pelayanan Publik Kenaikan Pangkat Guru
Publik Negara tidak mengizinkan kepada PNS di Dinas Pendidikan Kabupaten Lima
pegawainya untuk meminta pembayaran balas Puluh Kota pada aspek mutu produk
jasa (pungli) kepada Guru PNS dalam pelayanan berada pada kategori baik dengan
memberikan pelayanan kenaikan pangkat skor rata-rata 4,08. Pelayanan publik kenaikan
bahkan disemua aktifitas yang bersinggungan pangkat Guru PNS pada aspek mutu produk
dengan masyarakat. Dalam rumusan korupsi pelayanan memiliki skor rata-rata yang paling
pada Pasal 12 huruf e UU No. 20 Tahun 2001 tinggi adalah pemberian pelayanan tanpa ada
berasal dari Pasal 423 KUHP yang dirujuk intimidasi dengan skor sebesar 4,22.
dalam Pasal 12 UU No.31 Tahun 1999 sebagai Kemudian skor rata-rata yang paling rendah
tindak pidana korupsi, yang kemudian adalah fasilitas yang memudahkan dan
dirumuskan ulang pada UU No.20 Tahun 2001 memberikan rasa nyaman selama pelayanan
tentang Tindak Pidana Korupsi, menjelaskan (seperti: Ruang Tunggu, WC, dan kantin)
pungutan liar adalah suatu perbuatan yang dengan skor sebesar 3,85. Rendahnya skor
dilakukan pegawai negeri atau penyelenggara tersebut terjadi karena tidak tersedianya kantin
yang dengan maksud menguntungkan diri bagi Guru PNS sebagai tempat istirahat dalam
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, melakukan pelayanan publik kenaikan

115
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

pangkat. Jika dilihat secara mendalam, kantin mempunyai pendapat dengan tidak mendapat
termasuk faktor pendukung pelayanan yang gangguan, dan untuk mencari, menerima dan
memiliki fungsi sebagai menimbulkan rasa menyampaikan keterangan dan pendapat
kenyamanan bagi orang orang yang dengan cara apapun juga dan tidak
berkepentingan sehingga dapat mengurangi memandang batas. Upaya yang harus
sifat emosional mereka (Moenir,2015:119). dilakukan agar petugas mampu menerima
Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi kritik dan saran yang diberikan oleh Guru PNS
masalah mutu produk pelayanan pada dengan baik.
pelayanan publik kenaikan pangkat Guru PNS
di Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh
Kota adalah dengan menyediakan kantin yang
KESIMPULAN
dibutuhkan oleh guru PNS dalam melakukan Berdasarkan hasil penelitian, dapat
pelayanan agar Guru PNS merasa nyaman disimpukan:
a. Persepsi Guru tentang kesederhanaan
selama melakukan pelayanan publik kenaikan
prosedur pelayanan kenaikan pangkat di
pangkat dan setidaknya di ruang tunggu
Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh
disediakan minuman air putih.
Berdasarkan hasil penelitian Kota berada pada kategori baik dengan
menunjukkan Persepsi Guru PNS SMP Negeri skor rata-rata sebesar 4,24.
b. Persepsi Guru tentang keterbukaan
Se-Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima
informasi pelayanan kenaikan pangkat di
Puluh kota terhadap Pelayanan Publik
Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh
Kenaikan Pangkat Guru PNS di Dinas
Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota pada Kota berada pada kategori baik dengan
aspek tingkat profesional petugas berada pada skor rata-rata sebesar 3,62.
c. Persepsi Guru tentang kepastian
kategori baik dengan skor rata-rata sebesar
pelaksanaan pelayanan kenaikan pangkat
4,10. Pelayanan publik kenaikan pangkat
di Dinas Pendidikan Kabupaten Lima
Guru PNS pada aspek tingkat profesional
Puluh Kota berada pada kategori cukup
petugas memiliki perolehan skor rata-rata
yang paling tinggi adalah memakai seragam dengan skor rata-rata sebesar 2,89.
dinas lengkap dalam memberikan pelayanan d. Persepsi Guru tentang mutu produk
pelayanan kenaikan pangkat di Dinas
dengan skor sebesar 4,69. Kemudian skor rata-
Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota
rata yang paling rendah adalah terbuka dalam
berada pada kategori baik dengan skor rata-
menerima kritik dan saran dengan skor sebesar
3,82. Rendahnya skor tersebut terjadi karena rata sebesar 4,08.
kesibukan pekerjaan lain yang padat dan e. Persepsi Guru tentang tingkat profesional
petugas pelayanan kenaikan pangkat di
masalah pribadi yang terbawa sampai saat
Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh
memberikan pelayanan yang menyebabkan
Kota berada pada kategori baik dengan
kritik dan saran dari Guru PNS ini kurang
skor rata-rata sebesar 4,10.
mendapat perhatian dari petugas.
Dalam hal ini dari petugas perlu
mendengarkan kritik dan saran dari Guru PNS REFERENSI
yang berguna bagi pelayanan publik kenaikan Arenawati. 2014. Administrasi Pemerintahan
pangkat di Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Daerah: Sejarah, Konsep dan
Puluh Kota karena hal ini merupakan hak dari Pelaksanaan di Indonesia. Jakarta:Graha
Guru PNS dalam menyampaikan Ilmu.
pendapatnya. Sesuai dengan rumusan hak e-journal.uajy.ac.id/1770/2/1HK08219.pdf
asasi yang dirumuskan Perserikatan Bangsa (diakses pada tanggal 7 September‘16)
Bangsa (PBB) tanggal 10 Desember 1948 https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=
pasal 19 (Universal Declaration of Human &esrc=s&source=web&cd=22&cad
Rights) bahwa setiap orang berhak atas =rja&uact=8&ved=0ahUKEwjO0Ktuv-
kebebasan mempunyai dan mengeluarkan XOAhVFro8KHfWODM84FBAWCCI
pendapat; dalam hak ini termasuk kebebasan wAQ&url=http%3A%2F%2Feprints

116
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

uny.ac.id%2F8586%2F3%2FBAB%252
02%2520-
%252005402244038.pdf&usg=AFQjCN
Geop44_oBoJX8k5WeqSW1zfUbb-
PQ&sig2=1FkfZC6xnCINsBGfwo06zg
(diakses pada tanggal 29 Agustus 2016)
http://digilib.unila.ac.id/19732/4/BAB%20II.
pdf (diakses pada tanggal 29 Agustus
2016)
Moenir, H.A.S. 2015. Manajemen Pelayanan
Umum di Indonesia. Jakarta:Bumi
Aksara
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara No. 81 Tahun 1993 entang
Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara No. 63 tahun 2003 tentang
Pedoman Pelayanan Publik Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 th 2008
tentang Keterbukaan
Informasi Publik Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Tindak Pidana
korupsi
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
99 Tahun 2000 Tentang kenaikan
Pangkat Pegawai Negeri Sipil

117
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

KEPUASAN KERJA GURU SEKOLAH DASAR


JOB SATISFACTION OF ELEMENTARY SCHOOL TEACHERS

Rugaiyaha Bedjo Sujantoa, Dwi Purnama Yantib

aDosen Universitas Negeri Jakarta


bMahasiswa Universitas Negeri Jakarta

e-mail: rugaiyah@unj.ac.id

Abstract: This study aims to described about teachers job satisfaction. Job satisfaction of teachers is
an expression of feelings and attitudes pleased employees to the influence of external and
internal about everything at work during carrying out the task, include (1) feelings of joy
towards work, (2) proud of work, (3) passion in working, (4) staying in work. This research
was conducted in Makassar District of West Jakarta. The population is 284 teachers of
public primary schools. Determination of sample using Slovin formula obtained 166
respondents. Data analysis technique is descriptive qualitative. The results of this study
illustrates that the job satisfaction of teacher with an indicator of feeling happy to work
obtained 26%, Indicators of the quality of proud of towards their job obtained 20%,
Indicators spirit in working obtained 26%, Indicators stay in work obtained 28%. The
implication of this research result is that teacher's job satisfaction can be used as the basis
for the institution to provide teacher guidance in order to work more optimally in carrying
out school learning activities.

Keyword: job satisfaction, teachers

118
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN guru. Dalam menjalankan tugas, guru


Sekolah sebagai lembaga yang memerlukan berbagai kebutuhan yang harus
melayani kebutuhan pendidikan masyarakat, terpenuhi dalam mendukung pekerjaannya.
sebagai salah satu organisasi dalam bidang Selain itu, keberhasilan guru dalam mencapai
pelayanan, sekolah juga harus memperhatikan tujuan pembelajaran terkait dengan
pelayanan khususnya bagi guru untuk permasalahan yang dihadapi guru, salah
memenuhi kebutuhan guru dalam satunya adalah faktor kepuasan kerja.
melaksanakan pekerjaan di sekolah, yang Kepuasan kerja guru perlu mendapatkan
bersifat material dan non-material, yang perhatian yang serius dari pihak-pihak terkait
menciptakan kepuasan dalam bekerja. karena faktor ini sangat erat hubungannya
Kepuasan kerja harus diperhatikan, hal ini dengan pencapaian tujuan dan kelancaran
akan berdampak peningkatan layanan guru aktivitas pembelajaran. Guru yang merasa
terhadap muridya. puas dalam bekerja akan bekerja dengan baik,
Guru sebagai ujung tombak yang karena kepuasan kerja itu memungkinkan
berhubungan langsung dengan murid harus timbulnya kegairahan, ketekunan, kerajinan,
memiliki kepuasan dalam bekerja. Kepuasan inisiatif dan kreativitas kerja sehingga hasil
kerja guru dalam bekerja di antaranya belajar yang terbentuk akan maksimal.
diindikasikan guru menyelesaikan tugas tepat Herzberg menyatakan bahwa gaji
waktu. Di samping itu timbul kegairahan, rendah yang diterima seseorang akan
kerajinan, ketekunan, dan kreativitas kerja menimbulkan ketidakpuasan. Pendapat
yang tinggi dalam bekerja. Kepuasan kerja tersebut dijelaskan dalam bagan kepuasan
guru menjadi prioritas untk diperhatikan oleh kerja sebagai kondisi stabil bahwa
pihak sekolah maupun orang tua murid, jika meningkatnya kepuasan kerja didapat jika ada
guru merasakan kepuasan dalam bekerja, akan peningkatan gaji. Seharusnya, apabila guru
menimbulkan suasana yang penuh mendapatkan gaji yang tinggi akan
kebersamaan, memiliki tanggung jawab yang menimbulkan kepuasan dalam melaksanakan
sama, sehingga iklim komunikasi yang baik tugasnya sehingga akan menyebabkan kerja
dan juga semangat kerja yang tinggi akan yang berkualitas tinggi. Namun dengan
berakibat pada tercapainya tujuan organisasi penghasilan guru PNS di Jakarta sebesar Rp
atau sekolah dengan maksimal. Namun jika 8.263.700 per bulan belum membuat
kepuasan kerja guru tidak tercipta, suasana peningkatan kepuasan dalam bekerja. Hal ini
dalam bekerja tidak kondusif dan iklim yang disayangkan oleh Wakil Kepala Dinas
terbentuk adalah rasa tidak nyaman dan Pendidikan Provinsi Jakarta, H. Rationo
pekerjaan akan terbengkalai. Fakta mengenai dengan adanya demo ketidakpuasan guru atas
sebanyak 9 orang guru PNS di DKI Jakarta hasil TKD yang diterima sedangkan kualitas
yang ditemukan sedang berada di pusat dirinya dirasa masih harus ditingkatkan.17
perbelanjaan di Jakarta Timur sedang asik Selain meningkatkan gaji guru, pemerintah
keluyuran pada saat jam kerja menunjukkan telah mengambil tindakan untuk
tingkat kedisiplinan dan rasa tanggung jawab meningkatkan kepuasan kerja guru, antara lain
guru yang rendah mencerminkan adanya dengan melengkapi berbagai sarana dan
ketidakpuasan dalam bekerja.16 prasarana sekolah, memberikan kesempatan
Unsur penting dalam pendidikan adalah untuk melanjutkan pendidikan, pelatihan dan
pemberian layanan, dalam hal ini layanan penataran, mempermudah usulan kenaikan
yang diberikan guru kepada siswanya, seperti pangkat, serta secara bertahap pemerintah
layanan pembelajaran. Untuk mncapai tujuan pusat dan daerah telah memberikan
pembelajaran yang terkait dengan kinerja peningkatan kesejahteraan berupa tunjangan,
dan sebagainya.
16 17
http://www.pelita.or.id/baca?id=90964
http://news.detik.com/read/2013/10/23/104053/2393086/10/kel
uyuran-saat-jam- kerja-9-pns-kena-razia?nd772204btr

119
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Kekecewaan juga diungkapkan oleh kondisi lingkungan kerja yang baik. Guru
Gubernur DKI Jakarta yang mengatakan yang merasa puas dalam bekerja akan
bahwa guru bekerja tiga jam sehari dengan mengutamakan pekerjaannya dibandingkan
gaji yang besar dirasakan belum meingkatkan dengan balas jasa yang diterima.
kualitas pendidikan di DKI.18 Hal tersebut Teori motivasi dan kinerja menjelaskan
mengarah kepada beberapa indikasi yang bahwa keinginan mendapat penghargaan akan
menunjukkan masih rendahnya kepuasan mempengaruhi kepuasan kerja. Guru sebagai
kerja guru. Gejala yang terlihat pada makhluk sosial juga memerlukan suatu
rendahnya kegairahan dalam melaksanakan pengakuan dan feed back baik dalam bentuk
tugas, tingkat kerajinan yang rendah yang perbuatan atau imbalan. Hasil tersebut didapat
ditandai dengan banyak guru yang tidak dari berbagai faktor nilai positif yang
melaksanakan persiapan mengajar, datang diberikan guru dalam bekerja.
terlambat, memulai jam pelajaran tidak tepat Setiap kondisi tempat kerja juga
waktu, mengakhiri jam pelajaran lebih awal mempengaruhi tingkat kepuasan kerja guru.
terutama pada jam pelajaran terakhir serta Seperti dikemukakan Brett dan Drasgow
tindakan lain yang tidak sesuai kebijakan. bahwa karakteristik interistik kerja adalah
Gejala-gejala tersebut akan berdampak negatif media yang mempengaruhi kepuasan kerja.
jika dibiarkan, karena akan dapat menurunkan Karakteristik intrinsik kerja mencakup
produktifitas kerja yang pada akhirnya akan keterampilan, tugas kerja, otonomi, dan
menurunkan kualitas pendidikan. umpan balik. Keseluruhan faktor tersebut
Aksi puncak ketidakpuasan guru adalah bergantung dari sikap menanggapi berbagai
dengan mendeklarasikan FSGI (Federasi kondisi yang dihadapi.
Serikat Guru Indonesia) pada tahun 2011 lalu Guru yang puas dengan apa yang
sebagai pengganti PGRI (Persatuan Guru diperolehnya dari sekolah akan memberikan
Republik Indonesia) yang dirasakan belum lebih dari apa yang diharapkan dan akan terus
menaungi aspirasi dikarenakan sebagian besar berusaha memperbaiki kinerjanya. Dengan
pengurus PGRI bukan berprofesi sebagai guru tercapainya kepuasan kerja guru, kinerja juga
sehingga dinilai kurang mengerti kebutuhan akan meningkat, kepuasan kerja guru
guru.19 Selain gaji, faktor yang mempengaruhi memiliki hubungan yang berbanding lurus
kepuasan kerja yaitu tingkat emosional dan dengan kualitas pelayanan jasa eksternal.
dukungan sosial. Secara langsung ataupun Kualitas layanan jasa ekternal tercermin dalam
tidak, faktor psikologis dapat memberikan pelayanan terbaik yang diberikan guru dalam
pengaruh dalam perilaku fisik yang bekerja terutama saat mengajar. Kepuasan
ditampilkan guru saat bekerja. kerja yang dimaksud diindikasikan dengan
Kepuasan kerja merupakan sikap positif muncul perasaan senang dan bangga guru
yang menyenangkan dan mencintai terhadap pekerjaan serta semangat dan
pekerjaannya. Kepuasan kerja dapat dinikmati bertahan dalam pekerjaannya. Mengingat
jika terciptanya kualitas pelayanan. Dalam begitu pentingnya peningkatan kepuasan kerja
menjalankan tugasnya, guru yang berkualitas guru dalam mencapai tujuan pendidikan, maka
dalam mengajar akan menimbulkan penelitian ini mengkaji tentang kepuasan kerja
kepercayaan bagi murid dan rasa nyaman guru yang ditinjau dari empat indikator
dalam lingkungan kerja sehingga kepuasan kepuasan kerja yaitu: (1) senang terhadap
kerja akan tercipta. Kepuasan dalam pekerjaan pekerjaan, (2) bangga terhadap pekerjaan, (3)
adalah kepusasan kerja yang dinikmati dalam semangat dalam bekerja, (4) bertahan dalam
pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil pekerjaan.
kerja, penempatan, perlakuan, serta adanya

18
http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/03/ahok-sentil-dki- tak-puas-dengan-pgri-para- guru- deklarasikan-
guru-daerah-lain-kok- tersinggung-623802.html fsgi?nd991103605
19

http://m.detik.com/news/read/2011/01/23/191713/1552684/10/

120
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Kepuasan Kerja about their work.” Konsep kepuasan kerja


Kepuasan kerja menurut Schermerhorn berkaitan erat dengan keterlibatan. Kepuasan
(2010:72), “job satisfaction is the degree to kerja mengacu pada sikap dan perasaan
which an individual feels positive or negative seseorang tentang pekerjaannya. Pendapat di
about a job.” Kepuasan kerja adalah sejauh atas menjelaskan bahwa saat seorang pegawai
mana seseorang merasa positif atau negatif diikutsertakan dalam suatu hal yang berkaitan
tentang pekerjaannya. Pendapat tersebut dengan pekerjaannya akan timbul rasa bangga
menjelaskan bahwa membantu orang lain dalam diri pegawai sehingga tercapai
mencapai kepuasan kerja dianggap sebagai kepuasan kerja.
hasil kunci seorang manajer dalam efektivitas Lebih lanjut, Armstrong (2011:339)
pencapaian tujuan. Sependapat dengan mengemukakan faktor kepuasan kerja, “the
Schermerhorn, George dan Jones (2012:71) factors involved are interesting and
mendefinisikan kepuasan kerja, “job challenging work...” Faktor yang terlibat
satisfaction is the collection of feelings and dalam kepuasan kerja seseorang adalah
beliefs that people have about their current adanya ketertarikan dan perasaan tertantang
jobs.” Kepuasan kerja adalah kumpulan saat bekerja. Faktor tersebut timbul akibat dari
perasaan dan keyakinan bahwa manajer semangat bekerja dengan kepuasan kerja yang
mengerti mengenai pekerjaan yang sedang didapatkan pegawai. Adapun Anderson
dilakukannya. Tingkat kepuasan kerja dapat (2001:28), “dispositional approaches, which
berkisar dari kepuasan ekstrim hingga assume that job satisfaction is rooted in the
ketidakpuasan yang ekstrim. Selain mengerti personological make-up of the individual.”
mengenai pekerjaan yang sedang Dalam pendekatan disposional kepuasan kerja
dilakukannya secara keseluruhan, manajer diartikan sebagai akar dari cara berpikir logis
juga dapat memiliki sikap tentang berbagai seseorang. Pendapat tersebut mengedepankan
aspek pekerjaan seperti; rekan, supervisor, kepuasan kerja harus menjadi bagian dari
bawahan, dan gaji mereka. Selanjutnya, kunci nilai-nilai organisasi yang selama ini
Torrington, Hall, dan Taylor (2005:321) jarang diterapkan. Lebih rinci Anderson
mengemukakan, “however job satisfaction is (2001:28) mengemukakan, “to bring out job
moderated by the values and expectations of satisfaction, then, the organization must focus
the employee.” Kepuasan kerja adalah on motivator factors, such as making the work
dipengaruhi oleh nilai-nilai dan harapan more interesting, challenging, and personally
karyawan. Hal ini berarti dalam sebuah rewarding.” Untuk meningkatkan kepuasan
organisasi diperlukan kondisi untuk kerja, sebuah organisasi harus fokus pada
menimbulkan kepuasan bekerja pegawai faktor motivasi seperti membuat pekerjaan
berdasarkan karakteristik dari dalam diri dan lebih menarik, menantang dan
pengalaman yang dirasakannya. menguntungkan pegawai yang menciptakan
Selain itu Pryce-Jones (2010:10) semangat dalam bekerja.
berpendapat bahwa, “job satisfaction is Mullins (2005:700) mendefinisikan
something which happiness appears to kepuasan kerja yang tidak jauh berbeda
encompass.” Kepuasan kerja adalah suatu dengan beberapa pendapat sebelumnya, “job
kebahagiaan yang tampak meliputi diri satisfaction is a complex and multifaceted
seseorang. Pendapat di atas menjelaskan concept, which can mean different things to
bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan different people. Job satisfaction is more of an
senang sebagai akibat dari berbagai faktor attitude, an internal state.” Pendapat tersebut
baik internal maupun ekternal yang ada dalam menjelaskan bahwa kepuasan kerja adalah
lingkungan pekerjaannya. Hal senada juga konsep yang rumit dan beragam, yang dapat
diungkapkan oleh Armstrong (2011:343), berarti hal yang berbeda untuk orang yang
“the concept of job satisfaction is closely berbeda.
linked to that of engagement. Job satisfaction
refers to the attitudes and feelings people have
121
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Berdasarkan deskripsi dari beberapa terhadap pekerjaan, (2) bangga terhadap


pendapat mengenai kepuasan kerja di atas, pekerjaan, (3) semangat dalam bekerja, (4)
maka dapat disintesiskan bahwa kepuasan bertahan dalam pekerjaan.
kerja adalah ungkapan perasaan dan sikap
2.1. Senang terhadap pekerjaan
senang pegawai terhadap pengaruh eksternal
Setiap guru tentu ingin mendapatkan
dan internal mengenai segala sesuatu di
kepuasan dalam melakukan setiap jenis
tempat kerja selama melaksanakan tugas,
pekerjaannya. Kepuasan kerja adalah sikap
dengan indikator: (1) senang terhadap
dan perasaan senang atau tidaknya seorang
pekerjaan, (2) bangga terhadap pekerjaan, (3)
guru dalam melaksanakan sebuah pekerjaan.
semangat dalam bekerja, (4) bertahan dalam
Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan
pekerjaan.
oleh Luthans sebagai berikut:
1. METODE A pleasurable or positive emotional
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji state resulting from the appraisal of one’s job
tentang kepuasan kerja guru, kepuasa kerja or job experience. Job satisfaction is a result
yang dimaksud adalah adalah ungkapan of employees perception of how well their job
perasaan dan sikap senang pegawai terhadap provide those thing that are viewed as
pengaruh eksternal dan internal mengenai important.20
segala sesuatu di tempat kerja selama Pendapat Luthans dapat dimaknai suatu
melaksanakan tugas, dengan indikator: (1) keadaan emosi yang menyenangkan atau
senang terhadap pekerjaan, (2) bangga positif dan hasil penilaian seseorang terhadap
terhadap pekerjaan, (3) semangat dalam pekerjaannya sendiri atau pengalaman
bekerja, (4) bertahan dalam pekerjaan. kerjanya. Kepuasan kerja dapat juga dibatasi
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif sebagai persepsi bahwa pekerjaan yang
dengan metode survey. Analisis data dihadapi seseorang akan mampu membuatnya
dilakukan secara deskriptif kualitatif yang memenuhi nilai-nilai pekerjaan yang penting.
dihitung berdasarkan persentase, dengan Berdasarkan hasil penelitian yang
menggali setiap indikator dari varibel dilakukan bahwa, sebagian guru merasa
kepuasan pelanggan. Populasi penelitian ini sangat puas terhadap pekerjaannya, di mana
adalah guru SD Negeri Kecamatan Makasar 53% guru merasa sangat senang mengajar di
Jakarta Timur. Populasi terjangkau penelitian dalam kelas.
ini sejumlah 284 guru. Sampel penelitian Sementara pada butir kedua, 56% guru
sebayak 166 orang. merasa cukup puas terhadap hasil belajar
peserta didik di dalam kelas. Hal ini
2. HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan bahwa, sebagian guru belum
Dalam kehidupan berorganisasi, sepenuhnya peduli terhadap keberhasilan
kepuasan kerja biasanya digunakan sebagai peserta didik dalam menguasai materi yang
dasar ukuran tingkat kematangan organisasi. diajarkan, karena hanya 5% guru yang merasa
Salah satu gejala yang menyebabkan kurang sangat puas.
baiknya kondisi kerja suatu organisasi adalah Pada butir ketiga, 45% guru merasa
rendahnya kepuasan kerja. Sebaliknya cukup puas memulai pembelajaran dengan
kepuasan kerja yang tinggi menunjukan memberi semangat terhadap peserta didik di
bahwa organisasi telah dikelola dengan baik. dalam kelas. Sedangkan guru yang merasa
Pada dasarnya kepuasan kerja seseorang sangat senang hanya 19%.
terletak pada kesenjangan antara harapan atau Pada butir keempat, 54% guru merasa
keinginan dengan hasil yang telah diperoleh cukup puas mencari sumber belajar baru untuk
melalui pekerjaannya. Berikut dijelaskan mengajar. Sedangkan yang merasa sangat
kepuasan kerja guru berdasarkan indikator senang hanya 8%.
kepuasan kerja yang meliputi : (1) senang

20
Fred Luthans, Organizational Behavior: An Avidence-Based
Approach (New York: McGraw-Hill, 2011), h. 141.
122
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Pada butir kelima, 35% guru merasa inovatif mampu meningkatkan aktivitas hasil
cukup puas untuk bekerjasama dengan guru belajar peserta didik.21
lain dalam mengoptimalkan kinerja mengajar, Indikator senang terhadap pekerjaan,
sedangkan 27% guru merasa sangat senang. yang memiliki kepuasan sangat puas atau
Dari presentase ini, tentu guru harus terus sangat tinggi terdapat pada indikator satu yang
meningkatkan kerjasama dengan guru lain menyatakan bahwa guru merasa senang saat
karena setiap guru punya pengalaman yang mengajar di kelas, hal ini mengindikasikan
berbeda. Guru yang kaya akan pengalaman bahwa guru sangat mencintai pekerjaannya
diharapkan akan berbagi dengan rekan guru untuk mengajar dikelas. Data di visualisasikan
yang masih baru dalam mengajar atau kepada sebagai berikut:
guru yang masih kagok dalam
mengaplikasikan metode ajar. Diagram Indikator 1
Pada butir keenam, 37% guru merasa 100
tidak bosan saat menasehati peserta didik yang Skor 5
80
kurang paham dalam pelajaran. Hal itu tentu Skor 4
harus ditingkatkan karena guru seyogyanya 60
menampakkan terjadinya perubahan dalam 40 Skor 3
diri peserta didik, dari tidak paham menjadi 20 Skor 2
paham, dari yang tidak mengerti menjadi 0
mengerti, dan tidak terarah menjadi terarah. Skor 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pada butir ketujuh, hanya 18% guru
merasa sangat senang membeli bahan ajar
yang diperlukan oleh peserta didik, sementara 2.2. Bangga terhadap pekerjaan
30% guru merasa cukup senang. Ini tentu Kepuasan kerja adalah sikap emosional
berkaitan dengan dukungan organisasi yang menyenangkan dan mencintai atau
sekolah. Sekolah dengan proses pembelajaran mempunyai rasa bangga terhadap
yang memiliki standar mutu yang tinggi pekerjaannya. Luthans berpendapat bahwa,
apabila didukung oleh fasilitas yang memadai kepuasan kerja sebagai “a pleasurable or
dan siap pakai setiap saat. Sehingga dapat positive emotional state resulting from the
mengoptimalkan kinerja guru di dalam kelas. appraisal of one’s job or job experience. Job
Pada butir kedelapan, 44% guru satisfaction is a result of employees perception
menginput data dengan teliti. Evaluasi harus of how well their job provide those thing that
dilakukan dengan tepat, teliti dan objektif are viewed as important.”22 Pendapat Luthans
terhadap hasil belajar sehingga dapat menjadi dapat dimaknai suatu keadaan emosi yang
alat untuk mengecek kemampuan peserta menyenangkan atau positif dan hasil penilaian
didik dalam belajarnya. seseorang terhadap pekerjaannya sendiri atau
Pada butir kesembilan, 28% guru pengalaman kerjanya. Kepuasan kerja dapat
melakukan inovasi dalam mengajar tanpa juga dibatasi sebagai persepsi bahwa
perintah kepala sekolah. Para guru diharapkan pekerjaan yang dihadapi seseorang akan
dapat lebih mendorong inovasi metode mampu membuatnya memenuhi nilai-nilai
pembelajaran dalam kegiatan belajar pekerjaan yang penting.
mengajar. Semua dilakukan agar proses Pada butir sepuluh ada 39% guru
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan merasa cukup puas terhadap perhatian yang
efektif karena dapat memancing siswa untuk diberikan peserta didik saat sedang mengajar.
lebih aktif. Hal ini sejalan dengan penelitian Pada butir sebelas, terdapat 49% guru merasa
yang dilakukan oleh I Nyoman Adi Susrawan, bangga saat berhasil membuat peserta didik
dimana penerapan metode pembelajaran memahami pelajaran yang diberikan. Pada

21
I Nyoman Susrawan A., “Penerapan Metode Pembelajaran Kelas X SMA N 1 Kubu Karangasem,” Jurnal Bakti Saraswati,
Inovatif (Talking Stick dan EKSTRIM) untuk Meningkatkan Vol. 04 No. 01, 2015
22
Aktivitas dan Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Siswa Fred Luthans, Organizational Behavior: An Avidence-Based
Approach (New York: McGraw-Hill, 2011), h. 141.
123
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

butir dua belas, 35% guru merasa bangga saat


dapat membuat RPP dengan benar. Seorang Diagram Indikator 2
guru profesional harus membuat perencanaan 100 Skor 5
pembelajaran. Salah satu perencanaan
pembelajaran adalah membuat RPP. RPP juga Skor 4
bermanfaat memberi waktu bagi guru untuk 50
Skor 3
menganalisis proses pembelajaran yang akan
dia lakukan. Sehingga guru tidak kelimpungan Skor 2
0
di dalam kelas. Guru juga bisa menganalisa 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor 1
dimana letak kesulitan pembelajarannya
dengan RPP. Dengan mengetahui terlebih
dahulu, maka guru bisa menemukan solusi 2.3. Semangat dalam Bekerja
bagi siswanya. Pada butir sembilan belas terdapat 48%
Pada butir tiga belas, 31% guru bangga cukup bersemangat untuk mengajar dengan
saat memulai jam mengajar tepat waktu. Guru suara yang jelas didengar oleh peserta didik,
yang efektif akan selalu memulai proses pada butir dua puluh, ada 46% guru merasa
pembelajaran sesuai dengan waktu menjagar cukup bersemangat saat menjadi guru piket.
yang sudah ditentukan. Pada butir dua puluh satu terdapat 35% guru
Pada butir empat belas, 40% guru merasa cukup bersemangat untuk memotivasi
merasa bangga saat dapat memberikan peserta didik saat belajar di kelas. Pada butir
pelajaraan tambahan dari permintaan peserta dua puluh dua, 29% guru cukup bersemangat
didik. untuk merancang RPP yang tidak
Pada butir lima belas, 33% guru merasa membosankan peserta didik. Untuk butir dua
cukup bangga saat mampu menjawab seluruh puluh tiga terdapat 30% guru sangat
pertanyaan mengenai bidang studi yang bersemangat menggali informasi ter-update
ditekuni. Pada butir enam belas, 40% guru untuk bahan mengajar. Pada butir dua puluh
merasa bangga saat mampu mengajar dengan empat, 40% guru merasa bersemangat
sumber terbaru. Pada butir tujuh belas, 36% mengerjakan berbagai tugas tambahan yang
guru merasa bangga saat mampu membuat diminta kepala sekolah. Pada butir dua puluh
instrumen mengajar dengan baik sedangkan lima, 46% guru merasa sangat bersemangat
pada butir delapan belas, 35% guru merasa dalam mengolah nilai peserta didik sampai
cukup bangga saat menyerahkan laporan mengurangi waktu istirahat. Pada butir dua
kinerja tepat waktu kepada kepala sekolah. puluh enam, 42% guru merasa bersemangat
Indikator bangga terhadap pekerjaan, yang untuk memberikan tambahan jam mengajar
memiliki kepuasan sangat puasatau rasa puas jika diperlukan oleh peserta didik.
yang paling tinggi terdapat pada indikator Indikator semangat dalam bekerja, yang
sebelas yang menyatakan bahwa guru merasa memiliki kepuasan sangat puas terdapat pada
bangga saat berhasil membuat siswa indikator dua puluh lima yang menyatakan
memahami pelajaran yang diberikan, hal ini bahwa guru merasa bersemangat dalam
mengindikasikan bahwa guru sangat bangga mengolah nilai siswa sampai mengurangi
terhadap pekerjaannya dalam memberikan waktu istirahat, hal ini mengindikasikan
pemahaman kepada siswa. Data di bahwa guru memiliki semangat bekerja dalam
visualisasikan sebagai berikut: memberikan pelayanan yang terbaik kepada
siswa. Data di visualisasikan sebagai berikut:

124
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Diagram Indikator 3 Diagram Indikator 4


100 100
80 Skor 5 80 Skor 5

60 Skor 4 60 Skor 4

40 Skor 3 40 Skor 3

20 Skor 2 20 Skor 2
0 Skor 1 0 Skor 1
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

2.4. Bertahan dalam Pekerjaan Berdasarkan hasil analisis 4 indikator


Pada butir dua puluh tujuh, 34% guru kepuasan kerja, bahwa ungkapan perasaan dan
tidak berniat untuk pindah tempat mengajar ke sikap senang pegawai terhadap pengaruh
sekolah lain, untuk butir dua puluh delapan, eksternal dan internal mengenai segala sesuatu
46% guru merasa bahwa, sekolah tempat di tempat kerja selama melaksanakan tugas
mengabdi sesuai dengan kondisi kerja yang dapat dideskripsikan sebagai berikut:
diinginkan. pada butir dua puluh sembilan, indikator perasaan senang terhadap pekerjaan
47% guru mengajar di sekolah tanpa ada diperoleh 26%, indikator bangga terhadap
paksaan dari pihak manapun. Sedangkan pada pekerjaan diperoleh 20%, indikator semangat
butir tiga puluh ada 35% guru sempat berpikir dalam bekerja diperoleh 26%, indikator
untuk pindah bekerja saat mendapat teguran bertahan dalam pekerjaan diperoleh 28%, hal
dari kepala sekolah. Pada butir tiga puluh satu, di atas divisualisasikan dalam gambar berikut:
42% guru tidak membuat masalah dengan
rekan kerja, hal ini merupakan indikasi guru KEPUASAN KERJA GURU
puas dalam bekerja. Pada butir tiga puluh dua, (4 Indikator)
33% guru bertahan di sekolah walaupun tidak 334 329 360
400
253
mendapat dukungan dari rekan kerja. Untuk 300
butir tiga puluh tiga 45% guru menaati segala 200
100
kebijakan di sekolah agar tetap bekerja di 0
sekolah ini. Pada butir tiga puluh empat 31% Senang Bangga Semangat Bertahan
guru tidak meminta bantuan orang lain dalam Terhadap Terhadap dalam dalam
Pekerjaan Pekerjaan Bekerja Pekerjaan
membuat RPP. Sedangkan pada butir tiga
puluh lim terdapat 32% guru mengoptimalkan
kemampuan diri sendiri dalam menyiapkan Dari keempat indikator tersebut, yang
bahan mengajar. memiliki kekuatan yang paling tinggi adalah
Indikator bertahan dalam pekerjaan, indikator bertahan dalam memperoleh
yang memiliki kepuasan sangat puas atau pekerjaan. Implikasi hasil penelitian ini bahwa
kepuasan yang sangat tinggin terdapat pada kepuasan kerja guru dapat dijadikan dasar bagi
indikator 31 yang menyatakan bahwa guru lembaga untuk memberikan pembinaan guru
tidak membuat masalah dengan rekan kerja, agar dapat bekerja lebih optimal dalam
hal ini mengindikasikan bahwa guru bertahan melaksanakan kegiatan pembelajaran
dalam pekerjaannya sebagai guru yang baik. disekolah.
Data di visualisasikan sebagai berikut:
3. KESIMPULAN
Kepuasan kerja guru merupakan
ungkapan perasaan dan sikap senang pegawai
terhadap pengaruh eksternal dan internal
mengenai segala sesuatu di tempat kerja

125
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

selama melaksanakan tugas, meliputi (1) 03/ahok-sentil-dki-guru-daerah-lain-kok-


perasaan senang terhadap pekerjaan, (2) tersinggung-623802.html
bangga terhadap pekerjaan, (3) semangat Luthans, F. (2011). Organizational Behavior: An
dalam bekerja, (4) bertahan dalam pekerjaan. Avidence-Based Approach. New York:
McGraw-Hill.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa
Mullins, L. J. (2005). Management and
kepuasan kerja guru dengan indikator Organization Behavior. England:
perasaan senang terhadap pekerjaan diperoleh Prentice Hall.
26%, indikator bangga terhadap pekerjaan Pelita. (s.j.). Pelita. Onttrek Januari 25, 2018 uit
diperoleh 20%, indikator semangat dalam Harian Umum Pelita:
bekerja diperoleh 26%, indikator bertahan http://www.pelita.or.id/baca?id=90964
dalam pekerjaan diperoleh 28%. Implikasi Pryce-Jones, J. (2010). Happiness at Work:
hasil penelitian ini bahwa kepuasan kerja guru Maximizing Your Psychological Capital
dapat dijadikan dasar bagi lembaga untuk for Success. United Kingdom: Wiley-
memberikan pembinaan guru agar dapat Blackwell.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013).
bekerja lebih optimal dalam melaksanakan
Organizational Behavior. New York:
kegiatan pembelajaran disekolah. Prentice Hall.
4. REFERENSI Schermerhorn, J. J., Hunt, J. G., Osborn, R. N., &
Uhl-Bein, M. (2010). Organizational
A., I. N. (2015). Penerapan Metode Behavior. United Stated of America: John
Pembelajaran Inovatif (Talking Stick Wiley and Sons, Inc.
dan EKSTRIM) untuk Meningkatkan Torrington, D., Hall, L., & Taylor, S. (2005).
Aktivitas dan Hasil Keterampilan Human Resource Management. England:
Berbicara Siswa Kelas X SMA N 1 Prentice Hall.
Kubu Karangasem. Jurnal Bakti William, C. (2009). Management. United Stated of
America: South-Western Cengange
Saraswati, Vol. 04 No. 01.
Learning.
Anderson, Neil, Ones, D. S., Sinangil, H. K., &
Viswesvaran, C. (2001). Handbook of
Industrial, Work, and Organizational
Psychology. London: Sage Publication.
Armstrong, M. (2007). A Handbook of Employee
Reward Management and Practice.
United Kingdom: Kogan Page.
detikNews. (2011, Januari 23). detik.com. Onttrek
Januari 21, 2018 uit Tak Puas dengan
PGRI Para Guru Deklarasikan FSGI:
http://m.detik.com/news/read/2011/01/23
/191713/1552684/10/tak-puas-dengan-
pgri-para- guru- deklarasikan-
fsgi?nd991103605
detikNews. (2013, Oktober 23). Keluruyan Saat
Jam Kerja 9 PNS Kena Razia. Onttrek
Januari 24, 2018 uit detik.com:
http://news.detik.com/read/2013/10/23/1
04053/2393086/10/keluyuran-saat-jam-
kerja-9pns-kena-razia?nd772204btr
Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., Donelly, J. H., &
Konopaske, J. R. (2009). Organizations:
Behavior, Structure, Processes. New
York: McGraw-Hill.
Kompas, E. (2014, Januari 03). kompasiana.
Onttrek Januari 24, 2018 uit Ahok Sentil
Guru DKI Daerah Lain Kok Tersinggung:
http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/

126
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENGEMBANGAN MODEL KINERJA BERDASARKAN


FAKTOR PENENTU KINERJA GURU SMP NEGERI DI
KECAMATAN MEDAN KOTA

Sukarman Purba

Staf Pengajar FT dan Pascasarjana Unimed, Jl Wilem Iskandar Medan-Sumatera Utara

Email: arman_prb@yahoo.com

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penentu kinerja, yaitu
kepemimpinan kepala sekolah, modal intelektual, dan motivasi berprestasi guru Negeri
SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota. Poulasi penelitian seluruh guru SMP Negeri di
Kecamatan Medan Kota sebanyak 324 orang. Jumlah sampel ditentukan dengan rumus
Slovin sebanyak 180 orang dengan mengggunakan proporsional random sampling.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan angket dengan lima pilihan. Teknik analisis
data dilakukan dalam dua tahap yakni secara deskriptif dan inferensial, setelah dilakukan
uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas data dan uji linieritas regresi. Untuk menguji
hipotesis digunakan analisis jalur (path analysis) dan untuk menguji kecocokan model
teoretik digunakan uji goodness of fit dengan menggunakan Chi Kuadrat. Berdasarkan
hasil penelitian melalui pengujian hipotesis ternyata kepemimpinan kepala sekolah
berpengaruh langsung positif terhadap motivasi berprestasi, modal intelektual
berpengaruh langsung positif terhadap motivasi berprestasi, kepemimpinan kepala
sekolah berpengaruh langsung positif terhadap kinerja, modal intelektual berpengaruh
langsung positif terhadap kinerja, dan motivasi berprestasi berpengaruh langsung positif
terhadap kinerja. Semua hipotesis yang diajukan teruji kebenarannya sehingga
ditemukan suatu fixed model atau model teoretik yang menggambarkan struktur
hubungan kausal antara variabel kepemimpinan kepala sekolah, modal intelektual,
motivasi berprestasi, dan kinerja guru SMP Negeri Di Kecamatan Medan Kota.
Berdasarkan temuan penelitian kinerja guru dapat ditingkatkan bila kepemimpinan
kepala sekolah, modal intelektual, dan motivasi berprestasi ditingkatkan. Besar pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah, modal intelektual, dan motivasi berprestasi terhadap
kinerja guru sebesar 35,11 persen, sedangkan sisanya ditentukan faktor lain.

Kata Kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Modal Intelektual, Motivasi Berprestasi, Kinerja

127
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN dikeluarkan pada tanggal 2 Nopember 2011


Sekolah merupakan wadah tempat proses dalam Human Development Index bahwa
pendidikan, memiliki sistem yang kompleks peringkat pendidikan Indonesia menurun dari
dan dinamis (Fattah, 2003:1). Ini tahun 2010 di peringkat 108 menjadi peringkat
menunjukkan Sekolah sebagai lembaga 124 pada tahun 2011, sehingga peringkatnya
pendidikan formal terdiri dari beberapa menurun dari tahun yang lalu kata Menteri
komponen yang saling berkaitan, yaitu kepala Pendidikan dan Kebudayaan (Harian Sinar
sekolah, guru, pegawai, konselor, siswa, serta Indonesia Baru, 9 November 2011: 11). Hal
komite sekolah yang digolongkan sebagai itu juga sependapat dengan Purba (2009:91)
sumber daya manusia yang saling yang menyatakan salah satu persolan
bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi pendidikan yang sedang dihadapi bangsa kita
yang telah ditentukan. Guru sebagai suatu adalah persolan mutu pendidikan pada setiap
asset sumber daya manusia merupakan salah jenjang dan satuan pendidikan. Kesalahan
satu komponen penting dalam proses guru dalam memahami profesinya akan
pembelajaran di Sekolah dan menentukan mengakibatkan bergesernya fungsi guru
mutu pendidikan. Guru memiliki peran sebagai secara perlahan-lahan. Pergeseran ini telah
pengajar, pendidik, dan pelatih bagi siswa, dan menyebabkan dua pihak yang tadinya sama-
merupakan agen perubahan sosial (agent of sama membawa kepentingan dan saling
social change) yang dapat mengubah pola membutuhkan, yakni guru dan siswa, menjadi
pikir, sikap, dan perilaku siswa menuju tidak lagi saling membutuhkan. Akibatnya
kehidupan yang lebih baik, dan mandiri. suasana belajar sangat memberatkan,
Tugas dan kewajiban serta tanggung jawab membosankan, dan jauh dari suasana yang
guru sebagai pengajar dan pendidik, ternyata membahagiakan, dan ini akan berdampak
merupakan pekerjaan yang tidak mudah. pada penurunan kinerja guru dalam mengajar.
Untuk dapat melaksanakan tugas dan Hasil penelitian yang dilakukan Gultom
tanggung jawab di atas, seorang guru yang (2017: 65) bahwa kinerja guru di SMP Kota
professional dituntut memiliki kemampuan Medan masih tergolong cukup. Hasil
dan keterampilan tertentu, karena peranan penelitian ini menunjukkan perlunya
guru dalam proses pembelajaran meliputi peningkatan kinerja guru. Berdasarkan uraian
sebagai pengajar, pemimpin kelas, di atas, maka perlu dilakukan penelitian.
pembimbing, perencana, supervisor, Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja
motivator, dan konselor. Sebagai tulang guru, sehingga perlu dilakukan pembatasan.
punggung pendidikan, guru diharapkan Pembatasan ini difokuskan pada beberapa
mampu melaksanakan tugas-tugas dan variabel yang diduga berpengaruh kinerja
fungsinya yaitu proses pembelajaran yang guru, yaitu: kepemimpinan kepala sekolah,
berkualitas demi tercapainya tujuan modal intelektual, dan motivasi berprestasi.
pendidikan. Soedijarto (1998:4) menyatakan Berdasarkan pendahuluan di atas, maka
bahwa pembelajaran yang berkualitas adalah artikel ini bertujuan untuk mengkaji dan
proses belajar yang memenuhi persyaratan: a) mengungkap:
mengandung nilai-nilai yang diinginkan, b) 1. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah
membuat mahasiswa terlibat secara aktif terhadap Motivasi Berprestasi guru SMP.
dalam proses belajar, dan c) dapat 2. Pengaruh Modal Intelektual terhadap
menghasilkan berbagai proses belajar, seperti Motivasi Berprestasi guru SMP.
pengamatan, menyelidik untuk menemukan, 3. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah
menulis laporan, membaca buku, membuat terhadap Kinerja guru SMP.
kesimpulan apa yang dibaca dan memberikan 4. Pengaruh Modal Intelektual terhadap
pendapat. Kinerja guru SMP.
Namun dalam kenyataannya, 5. Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap
berdasarkan data dari United Nation kinerja guru SMP.
Development Programme (UNDP) yang

128
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

1. Kinerja kerjasama, pengelolan administrasi dan


Kinerja guru pada dasarnya merupakan evaluasi terhadap program kerja yang telah
penampilan kerja atau unjuk kerja yang dilaksanakan.
dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya 2. Kepemimpinan Kepala Sekolah.
sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru akan Kepemimpinan (leadership) adalah
sangat menentukan pada kualitas hasil proses mempengaruhi dan mendukung orang-
pendidikan, karena guru merupakan pihak orang untuk bekerja secara antusias demi
yang paling banyak bersentuhan langsung ketercapaian tujuan (Newstrom, 2007:159).
dengan siswa dalam proses Yulk (2007:8) kepemimpinan adalah proses
pendidikan/pembelajaran di lembaga untuk mempengaruhi orang agar memahami
pendidikan sekolah. Tugas utama guru di dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan
sekolah tentunya adalah melaksanakan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara
pengajaran kepada siswa. Pengajaran efektif, serta proses untuk memfalisitasi upaya
tersebut menyangkut perencanaan individu dan kolektif untuk tujuan bersama.
pengajaran, pelaksanaan, dan evaluasi hasil Sedangkan, Rivai (2008:2) menyatakan
pembelajaran sehingga guru dituntut kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
memiliki performansi kerja guru yang dalam menentukan tujuan organisasi, motivasi
ditampilkan dalam kegiatan proses belajar- perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok
secara efektif dan efisien baik dalam dan budayanya. Menurut Stoner dan Freeman
perencanaan program pengajaran, dalam Purba (2010:23) bahwa “Leadership is
pelaksanaan kegiatan pembelajaran maupun the art of coordinating and motivating
evaluasi hasil pembelajaran bahkan guru juga individual and group to achieve the desired
harus menunjukkan perilakunya yang dapat end” (Kepemimpinan adalah seni untuk
dijadikan panutan bagi peserta didik. Dengan mengkoordinasikan dan pemberian motivasi
demikian, kinerja guru berkaitan dengan terhadap individu atau kelompok untuk
aktivitas dan perilaku kerjanya dalam mencapai tujuan tertentu). Hersey &
mengelola pembelajaran, yang meliputi Blanchard (1996:89), mengemukakan
merencanakan pembelajaran, implementasi “leadership is the activity of influencing
pembelajaran, dan mengevaluasi people to strive willingly for group
pembelajaran. Natawijaya dan Moein objectives”. Kepemimpinan merupakan upaya
(1991:22) menyatakan kinerja guru adalah untuk mempengaruhi prilaku seseorang atau
seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan kelompok ke arah pencapaian tujuan.
guru pada waktu dia memberikan pelajaran Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut
kepada siswanya. Subroto (1997:16) dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
menyatakan kinerja guru dalam proses belajar adalah ilmu atau seni, proses mempengaruhi,
mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan motivasi, perintah, pengarahan, dan
para guru dalam menciptakan suasana bimbingan oleh pimpinan terhadap bawahan
komunikasi yang edukatif antara guru dan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
peserta didik yang mencakup segi kognitif, Kepala sekolah sebagai pemimpin di
efektif, dan psikomotorik sebagai upaya Sekeloh haruslah memahami kondisi dan
mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan keadaan sekolah sehingga dapat berhasil
sampai dengan tahap evaluasi dan tindak dalam kepemimpinannya. Kepemimpinan
lanjut agar tercapai tujuan pengajaran. Dengan seorang kepala sekolah dalam organisasi dapat
demikian, kinerja guru dapat dilihat ketika menciptakan integrasi yang serasi dan
gurua melakukan interaksi belajar mengajar mendorong gairah kerja para bawahannya
di kelas dalam melakukan tugas-tugasnya untuk mencapai sasaran yang maksimal.
yang menjadi tanggungjawabnya yang Penelitian Edmonds dalam Sagala (2007:90)
dicirikan dengan indikator: merencanakan memberi gambaran bahwa kemampuan kepala
program kerja, memberdayakan, tanggap sekolah menjadi penggerak utama dalam
terhadap keluhan dan prestasi, menjalin pelaksanaan program sekolah. Dengan
129
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

demikian, kepala sekolah diharapkan dapat proses dan budaya ditambah modal rasional
mempengaruhi dan menggerakkan orang lain dan modal manusia. Modal intelektual
untuk bekerja mencapai visi misi sekolah merupakan potensi di masa depan yang
tanpa paksaan. Sebagai penggerak para guru, merupakan kombinasi dari modal manusia
kepala sekolah harus mampu berperan sebagai (kecerdasan, keahlian, pengetahuan) dan
pemimpin yang menggerakkan para guru agar potensi dari orang-orang dalam organisasi
kinerjanya meningkat. Untuk itu, kepala (Edvinsson, 2000:12). Sedangkan, Brooking
sekolah harus dapat menentukan dan and Motta (1996:16) menyatakan modal
menerapkan kepemimpinan yang tepat sesuai intelektual merupakan aset yang tidak terlihat
dengan situasi dan kondisi agar dapat yang merupakan gabungan dari faktor
meningkatkan motivasi berprestasi manusia, proses dan pelanggan yang
bawahannya. Hasil penelitian Lumban Gaol memberikan keunggulan kompetitif.
(2012:107) bahwa persepsi guru tentang Berdasarkan dari pendapat tersebut dapat
kepemimpinan kepala sekolah secara dinayatakan bahwa modal intelektual
langsung berpengaruh signifikan terhadap merupakan aset yang tidak terlihat dari suatu
tinggi rendahnya motivasi kerja guru dengan organisasi yang dapat digunakan untuk
besar sumbangan sebesar 73,96%. Manullang menciptakan nilai bagi organisasi melalui
(2006:96-97) mengatakan kepemimpinan modal manusia. Berdasarkan konsep di atas,
yang efektif membuat organisasi efektif, dan modal intelektual berfokus pada dimensi
sebaliknya kepemimpinan yang kurang efektif modal manusia. Kompetensi dan komitmen
membuat organisasi gagal mewujudkan visi, pada konsep modal intelektual dari Ulrich
misi, dan tujuan, yang mana tanpa pimpinan, masuk dalam modal manusia karena
sebuah organisasi akan merupakan kerumunan kompetensi dan komitmen ada melekat pada
manusia dan peralatan. Dengan demikian, pekerja atau karyawan itu sendiri, dengan
kepemimpinan kepala sekolah adalah persepsi indikator persepsi terhadap fungsi
guru terhadap kemampuan kepala sekolah manajemen, menyenangi pekerjaan, bangga
menanamkan keyakinan, memberdayakan terhadap organisasi, kepedulian terhadap
siswa, guru, pegawai, teknisi laboratorium/ suasana kerja, bertanggungjawab terhadap
workshop dengan penuh perhatian dan pekerjaan, kesiapan dalam bekerja, berperan
pengarahan untuk mencapai visi dan misi yang aktif dalam organisasi, dan kepedulian
didefinisikan dengan indikator-indikator, terhadap orang lain.
yaitu melaksanakan visi dan misi, 4. Motivasi Berprestasi
pemberdayaan bawahan, pembimbingan dan Motivasi yaitu dorongan atau keinginan
pengarahan, pengelolaan administrasi, individu untuk melakukan kegiatan tertentu
perbaikan dan pengembangan lembaga. dalam mencapai tujuan. Usman (2008:250),
3. Modal Intelektual menyatakan motivasi ialah keinginan untuk
Menurut Ulrich (1998:16) bahwa modal berbuat sesuatu. Motivasi merupakan
intelektual merupakan produk dari interaksi keinginan yang terdapat pada seseorang
antara kompetensi dengan komitmen. individu yang merangsangnya untuk tindakan-
Sedangkan, Stewart (1997:x) menyatakan tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau
Intellectual capital is intellectual material- alasan seseorang dalam berperilaku.
knowledge, information, intellectual property, Wahyusumidjo (1994:172) menyatakan
experience that can be put to use to create keberhasilan seorang pemimpin
wealth. Fitz-enz (2002:10) menyatakan: menggerakkan orang lain untuk mencapai
Intellectual capital is the intangible asset that tujuan organisasi selain kewibawaannya juga
stays behind when the employee leave, human terletak pada kemampuannya memotivasi
capital is the intellectual assets that goes home orang lain. Pemberian motivasi oleh kepala
every nighat with the employees. Modal sekolah kepada guru, atau motivasi yang
intelektual merupakan aset yang tidak nyata timbul dari diri guru sendiri untuk berprestasi
yang terdiri dari modal organisasi, intelektual akan mampu mencapai kepuasan kerjanya,
properti dan hubungan yang kompleks dari sehingga tercapai kinerja organisasi dan
130
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

tujuan organisasi. Dalam risetnya Mc Clelland 5. Motivasi Berprestasi berpengaruh


dalam Manullang (2008:185) menemukan langsung positif terhadap Kinerja guru
bahwa orang yang mempunyai kebutuhan SMP.
yang besar akan prestasinya mempunyai
karakteristik yaitu: 1) tanggung jawab dalam
METODE
Jenis penelitian ini disebut metode
memcahkan masalah; 2) menentukan tujuan
yang sulit bagi dirinya dan meperhitungkan survai, yang termasuk kategori penelitian
resiko; 3) mengetumakan pentingnya umpan ”explanatory atau confirmatory”, yaitu
penelitian yang menjelaskan hubungan kausal
balik. Lebih lanjut, dijelaskan ciri-ciri khusus
dan pengujian hipotesis, yang dilaksanakan
orang yang mempunyai motif berprestasi
pada SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota.
adalah: 1) bersemangat jika unggul; 2) mau
mengambil resiko yang diperhitungkan; 3) Populasi penelitian ini seluruh guru SMP
mau bertanggung jawab; 4) memilih tugas Negeri di Kecamatan Kota Medan yang
berjumlah 384. Untuk menentukan jumlah
yang menantang; 5) menghendaki umpan
sampel digunakan Rumus Slovin sehingga
balik; 6) bekerja tidak untuk uang atau
diperoleh sebanyak 180 orang, dengan teknik
penghargaan. Dari karakteristik di atas dapat
proportional random sampling.
disimpulkan bahwa motivasi berprestasi
merupakan kecendrungan dalam diri individu Data dikumpulkan dengan
untuk mencapai prestasi secara optimal atau menggunakan angket dengan lima pilihan
jawaban, setelah terlebih dahulu diujicobakan.
usaha yang gigih untuk mencapai keberhasilan
Pengujian hipotesis dengan analisis jalur
dalam segala aktivitas kehidupannya.
setelah terlebih dahulu dilakukan uji
Motivasi berprestasi guru merupakan
dorongan yang tumbuh pada guru untuk persyaratan analisis, yaitu uji normalitas
mencapai keunggulan prestasi dalam dengan statistik One-Sample Kolmogorov-
Smirnov Test dan uji linieritas digunakan
melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Dari
Analisis Variansi untuk tes linieritas regresi,
urain di atas dapat disimpulkan bahwa
dengan taraf signifikansi α = 0,05. Uji
motivasi berprestasi dorongan atau keinginan
seseorang dalam melakukan pekerjaan atau kesesuaian model (goodness of fit model)
mengerjakan sesuatu kegiatan atau tugas dengan koefisien Q. Jika Q = 1
mengindikasikan model fit sempurna, tetapi
tertentu yang telah dibebankan dengan sebaik-
jika Q < 1, untuk menentukan fit tidaknya
baiknya, agar mencapai prestasi dengan
model, maka statistik Q perlu diuji dengan
tingkat yang terpuji dan memuaskan dengan
statistik W yang dihitung dengan rumus: W =
indicator keinginan untuk berprestasi,
berupaya meningkatkan kemampuan, - (N – d) ln Q, di mana N menunjukkan ukuran
tanggung jawab pribadi untuk sukses; sampel, d adalah banyak koefisien jalur yang
tidak signifikan.
menyukai tantangan, dan siap menghadapi
resiko. HASIL PENELITIAN
Hipotesis Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian
Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai Deskripsi data yang akan disajikan pada
berikut: bagian ini meliputi data variabel
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Modal
berpengaruh langsung positif terhadap Intelektual (X2) dan Motivasi Berprestasi (X3)
Motivasi Berprestasi guru SMP. terhadap Kinerja Guru (X4). Data tersebut
2. Modal Intelektual berpengaruh langsung merupakan hasil kuantifikasi jawaban-
positif terhadap Motivasi Berprestasi guru jawaban responden atas angket yang
SMP. disebarkan kepada guru SMP sebagai sampel
3. Kepemimpinan Kepala Sekolah penelitian. Jumlah angket yang disebarkan
berpengaruh langsung positif terhadap sebanyak 180 set sesuai dengan jumlah sampel
Kinerja guru SMP. penelitian. Deskripsi data setiap variabel
4. Modal Intelektual berpengaruh langsung
positif terhadap Kinerja guru SMP
131
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

penelitian disajikan dalam rangkuman pada disimpulkan bahwa motivasi berprestasi


tabel 1 pada halaman berikut. guru (X3) cenderung dalam kategori cukup.
Tabel 1. Rangkuman Perhitungan Statistik d. Skor Kinerja Guru (X4) tertinggi adalah
Deskriptif Data Penelitian 121, skor terendah 84, dan rerata sebesar
103,87 serta simpangan bakunya adalah
X1 X2 X3 X4
N 180 180 180 180 8,474. Sedangkan skor tertinggi ideal 150,
Mean 140.11 111.17 135.16 103.87
skor terendah ideal 30, dan rerata skor ideal
90 serta simpangan baku ideal adalah
Median 143.50 113.00 135.50 105.00
20,00. Secara keseluruhan dapat
Mode 146 122 134 105 disimpulkan bahwa Kinerja Guru (X4)
Std. Deviation 16.527 15.214 16.711 8.474 cenderung dalam kategori cukup.
Variance 273.150 231.451 279.249 71.803
Range 87 58 77 37 2. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Minimum 83 82 91 84
Maximum 170 140 168 121 Pada tabel berikut disajikan rangkuman uji
Sum 25220 20011 24328 18696 normalitas data penelitian.
Tabel 2. Rangkuman Perhitungan Normalitas
Minimum Ideal 36 32 35 30
Kolmogorov-Simirnov Test
Maksimum Ideal 180 160 175 150
Mean Ideal 108 96 105 90 X1 X2 X3 X4
N 180 180 180 180
Standar 24,00 21,33 23,33 20,00
Deviation Ideal Normal Mean 111.17 135.16 103.87 95,3000
Parametersa,b
Berdasarkan analisis data pada tabel 1 di atas Std. 15.214 16.711 8.474 9,46219
dapat diketahui bahwa: Deviation
Most Extreme Absolute .083 .096 .067 ,092
a. Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Differences
tertinggi adalah 170, skor terendah 83, dan Positive .083 .054 .049 ,092
Negative -.078 -.096 -.067 -,070
rerata sebesar 140,11 serta simpangan
Kolmogorov-Smirnov Z 1.248 1.108 1.289 .904
bakunya adalah 16,527. Sedangkan skor
tertinggi ideal 180, skor terendah ideal 36, Asymp. Sig. (2-tailed) .089 .171 .072 .387
dan rerata skor ideal 108 serta simpangan a. Test distribution is normal
baku ideal adalah 24,00. Secara b. Calculated from data
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan rangkuman hasil
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), perhitungan di atas ditunjukkan bahwa nilai
cenderung dalam kategori cukup. Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 dengan demikian
b. Skor Modal Intelektual (X2) tertinggi dapat disimpulkan bahwa sebaran keseluruhan
adalah 140, skor terendah 82, dan rerata data tidak menyimpang dari distribusi normal,
sebesar 111,17 serta simpangan bakunya berarti asumsi normalitas telah dipenuhi.
adalah 15,214. Sedangkan skor tertinggi
ideal 160, skor terendah ideal 32, dan rerata a. Uji Linieritas
skor ideal 96 serta simpangan baku ideal
Pada tabel berikut disajikan rangkuman
adalah 21,33. Secara keseluruhan dapat
analisis uji lineritas hubungan variabel
disimpulkan bahwa Modal Intelektual guru
eksogenus dengan variabel endogenus dan
(X2) cenderung dalam kategori cukup.
uji keberartian regresi.
c. Skor Motivasi Berprestasi (X3) tertinggi
adalah 168, skor terendah 91, dan rerata
sebesar 135,16 serta simpangan bakunya
adalah 15,094. Sedangkan skor tertinggi
ideal 175, skor terendah ideal 35, dan rerata
skor ideal 105 serta simpangan baku ideal
adalah 23,33. Secara keseluruhan dapat

132
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Tabel 3 Rangkuman Hasil Uji Linieritas dan Uji positif terhadap Morivasi Berprestasi,
Keberartian Kepemimpinan Kepala sekolah berpengaruh
Variabel Uji Linieritas Uji Keberartian Regresi langsung positif terhadap Kinerja guru, Modal
No Eksogen Fh Sig. Status Fh Sig. Status
terhadap
Intelektual berpengaruh langsung positif
Variabel terhadap Kinerja Guru, Motivasi Berprestasi
Endogen
1 X1 dengan X2 0,982 0,349 Linier 9,909 0,002 Signifikan berpengaruh langsung positif terhadap Kinerja
2 X1 dengan X3 1,108 0,315 Linier 31,381 0,000 Signifikan Guru.
3 X1 dengan X4 1,376 0,078 Linier 34,247 0,000 Signifikan
4 X2 dengan X3 1,299 0,122 Linier 27,592 0,000 Signifikan
Selanjutnya, berdasarkan harga- harga
5 X2 dengan X4 1,350 0,091 Linier 57,112 0,000 Signifikan koefisien korelasi dan koefisien jalur yang
6 X3 dengan X4 1,341 0,109 Linier 33,993 0,000 Signifikan
diperoleh dari hasil perhitungan, dapat
Dari tabel tersebut ditunjukkan bahwa untuk digambarkan diagram jalur (Path Diagram)
uji linieritas semua nilai signifikansi Fh > 0,05 yang merupakan fixed model atau model
dan untuk uji keberartian regresi semua nilai teoretik yang menggambarkan hubungan
signifikansi Fh < 0,05 berarti bentuk hubungan kausalistik antar variabel penelitian yang
variabel eksogenus dengan variabel menentukan kinerja guru SMP seperti pada
endogenus adalah linier sehingga asumsi gambar 1 berikut.
linieritas telah terpenuhi.
e1=0,768
X1
3. Pengujian Hipotesis ϵ2=0,648
ρ31=0,320 ρ41=0,251
Pengujian persyaratan analisis telah
r12= ρ21=0,230
dipenuhi, selanjutnya pengujian hipotesis ρ43=0,166
X3 X4
dilaksanakan untuk menjawab permasalahan ρ32= 0,293
penelitian yang telah dirumuskan. Komputasi
ρ42=0,374
statistik koefisien korelasi dan koefisien jalur
berikut pengujiannya keberartiannya X2
diringkas pada tabel 4 berikut.
Gambar 1. Hubungan Kausal Empiris X1, X2,
Tabel 4 Rangkuman Hasil Perhitungan Koefisien X3, terhadap X4.
Korelasi, Koefisien Jalur dan
Keberartiannya 4. Pengaruh Langsung dan Tidak
No Koefisien Koefisien thitung signifi Keterang
Hipot Korelasi* Jalur kansi an Langsung
esis
1 3,418 0,002 Jalur
Pada tabel berikut ditunjukkan hasil
𝑟12 = 0,230 ρ21 = 0,230
Berarti rangkuman pengaruh langsung dan pengaruh
2 𝑟13 = 0,387 ρ31 = 0,320 4,274 0,000 Jalur tidak langsung antara Kepemimpinan Kepala
Berarti
3 4,325 0,000 Jalur Sekolah (X1) dan Modal Intelektual (X2)
𝑟23 = 0,366 ρ32 = 0,293
Berarti terhadap Motivasi Berprestasi (X3)
4 𝑟14 = 0,402 ρ41 = 0,251 3,801 0,000 Jalur Tabel 5 Rangkuman Pengaruh Langsung maupun
Berarti Tidak Langsung Kepemimpinan Kepala
5 𝑟24 = 0,493 ρ42 = 0,374 5,710 0,000 Jalur
Berarti Sekolah (X1) dan Modal Intelektual (X2)
6 𝑟34 = 0,400 ρ43 = 0,166 2,398 0,018 Jalur terhadap Motivasi Berprestasi (X3)
Berarti
*Semua koefisien korelasi signifikan {thitung lebih Pengaruh Total
Pengaruh
besar dari ttabel (5%) = 1,658} Tidak langsung dari
Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika Variabel hasil perkalian
signifikansi nilai thitung < 0,05 atau terima Ha Langsung koefisien jalur
terhadap langsung dengan
jika nilai thitung > 0,05 Pada tabel 4 seluruh X3 koefisien korelasi
koefisien jalur memiliki nilai signifikansi nilai variabel
thitung < 0,05, sehingga semua jalur berarti dan eksogenus
X1 X2
semua hipotesis yang diajukan diterima, yaitu X1 0,102 - 0,022 0,124
Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh X2 0,086 0,022 - 0,108
langsung positif terhadap Motivasi berprestai Jumlah Pengaruh yang melalui jalur 0,232
Jumlah Pengaruh yang tidak melalui jalur 0,768
guru, Modal Intelektual berpengaruh langsung
133
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Pada tabel 5 tersebut ditunjukkan bahwa motivasi berprestasi ditentukan oleh


total pengaruh langsung dan tidak langsung kepemimpinan kepala sekolah dan modal
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan intelektual sebesar 23,2 persen. Besar
Modal Intelektual (X2) terhadap Motivasi sumbangan kepemimpinan kepala sekolah,
Berprestasi (X3) sebesar 0,232 atau 23,2 modal intelektual dan motivasi berprestasi
persen sedangkan sisanya sebesar 0,768 atau secara langsung maupun tidak langsung
76,8 persen dipengaruhi oleh faktor lain, baik sebasar 35,11 persen. Dari ketiga variabel
Motivasi Berprestasi itu sendiri maupun faktor penelitian yang diteliti, yang paling besar
lainnya di luar variabel eksogenusnya. pengaruhnya terhadap kenerja guru adalah
Pada tabel 6 berikut disajikan rangkuman modal intelektual, diikuti kepemimpinan
pengaruh langsung dan tidak langsung kepala sekolah dan motivasi berprestasi.
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Modal Berdasarkan temuan penelitian maka
Intelektual (X2) dan Motivasi Berprestasi (X3) model teoretis kinerja guru SMP Negeri yang
terhadap Kinerja Guru (X4). ditemukan berdasarkan teori dan dukungan
data empiris melalui pengujian hipotesis
Tabel 6 Rangkuman Pengaruh Langsung maupun dalam penelitian ini dapat memberikan
Tidak Langsung Kepemimpinan Kepala jawaban teoretis terhadap permasalahan
Sekolah (X1), Modal Intelektual (X2) dan kinerja guru SMP.
Motivasi Berprestasi (X3) terhadap
Kinerja Guru (X4)
KESIMPULAN
Pengaruh Total Berdasarkan pembuktian hipotesis yang
Pengaruh
Tidak langsung dari hasil diajukan dalam penelitian ini, maka dapat
Varia perkalian koefisien jalur disimpulkan sebagai berikut:
bel Langsung langsung dengan koefisien
terhadap korelasi variabel eksogenus
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah
X4 X1 X2 X3 berpengaruh langsung positif terhadap
X1 0,0630 - 0,0215 0,0161 0,1006 Motivasi Berprestasi guru SMP Negeri di
X2 0,1399 0,0215 - 0,0227 0,1841 Kecamatan Medan Kota. Dengan
X3 0,0276 0,0161 0,0227 - 0,0664
Jumlah Pengaruh yang melalui jalur 0,3511 perkataan lain, semakin baik
Jumlah Pengaruh yang tidak melalui jalur 0,6489 Kepemimpinan kepala sekolah, semakin
Pada tabel 6 tersebut ditunjukkan bahwa total tinggi Motivasi Berprestasi Guru SMP.
pengaruh langsung dan tidak langsung 2. Modal Intelektual berpengaruh langsung
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Modal positif terhadap Motivasi Berprestasi
Intelektual (X2) dan Motivasi Berprestasi (X3) guru SMP Negeri di Kecamatan Medan
terhadap Kinerja Guru (X4) sebesar 0,3511 Kota. Dengan perkataan lain, semakin
atau 35,11 persen, sedangkan sisanya sebesar baik Modal Intelektual guru, semakin
0,6489 atau 64,89 persen dipengaruhi oleh tinggi Motivasi Berprestasi Guru SMP.
faktor lain, baik Kinerja Guru (X4) itu sendiri 3. Kepemimpinan Kepala Sekolah
maupun faktor lainnya di luar variabel berpengaruh langsung positif terhadap
eksogenusnya. Kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan
Medan Kota. Dengan perkataan lain,
PEMBAHASAN semakin baik Kepemimpinan Kepala
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis Sekolah, semakin baik Kinerja Guru
menunjukkan bahwa secara empiris kelima SMP.
hipotesis yang diajukan telah terbukti secara 4. Modal Intelektual berpengaruh langsung
positif dan signifikan memiliki pengaruh positif terhadap Kinerja guru SMP Negeri
antara variabel yang dijadikan variabel di Kecamatan Medan Kota. Dengan
eksogen terhadap variabel endogennya. perkataan lain, semakin baik Modal
Tingkat kecenderungan kelima variabel Intelektual guru, semakin baik Kinerja
penelitian berada pada kategori cukup. Guru SMP.
Temuan penelitian menunjukkan pengaruh

134
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

5. Motivasi Berprestasi berpengaruh Natawidjaja, Rahman dan Moein. H.A.


langsung positif terhadap Kinerja Guru (1991). Psikologi Pendidikan. Jakarta:
SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota. Depdikbud Direktorat Jenderal
Dengan perkataan lain, semakin tinggi Perguruan Tinggi.
Motivasi Berprestasi guru, semakin baik Purba Sukarman, (2009).. ”Strategi
Kinerja Guru SMP. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan”.
REFERENSI Jurnal Kajian Manajemen Pendidikan.
Brooking and Motta. (1996). Make Jakarta:UHAMKA.
Knowledge an Asset for The Whole ___________, (2010). Kinerja Pimpinan
Company, Computerworld. December, Jurusan di Perguruan Tinggi.
p. 16 Yogjakarta: LaksBang Pressindo.
Edvinsson. L. (2000). “Some Perspective on Rivai, Veithzal. (2008). Kepemimpinan dan
Intangible and Intelectual Capital”. Perilaku Organisasi. Jakarta:
Journal of Intelectual Capital, Vol. 1. Rajagrafindo Persada.
No. 3, p. 12.
Sagala, Syaiful. (2007). Desain Organisasi
Fattah, Nanang. (2003). Landasan Pendidikan dalam Implementasi
Manajemen Pendidikan. Bandung: Kebijakan Otonomi Daerah. Jakarta:
Remaja Rosda Karya. Uhamka Press.
Gultom, Hansen. (2017). “Pengaruh Soedijarto. (1998). Pendidikan sebagai
SupervisiAkademik Kepala Sekolah, Sarana Reformasi Mental dalam
Budaya Organisasi, dan Kepuasan Upaya Pembangunan Bangsa. Jakarta:
kerja terhadap Kinerja Guru SMP di Balai Pustaka.
Kota Medan”. Tesis. Medan:
Pascasarjana Universitas Negeri Stewart, Thomas A. (1997). Intellectual
Medan Capital: The New Wealth of
Organizations, London: Nicholas
Hersey, Paul & Ken Blanchard. (1996). Brealey Publishing, p. x
Manajemen Perilaku Organisasi,
Pendayagunaan Sumber Daya Subroto, Suryo. (1997). Proses Belajar
Manusia. Edsisi Bahasa Indonesia, Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Jakarta: Erlangga Tilaar, H.A.R. (1997). Pengembangan
Lumban Gaol, Masdiana. (2010). “Pengaruh Sumberdaya Manusia Dalam Era
Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Globalisasi: Visi, Misi, dan Program
Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Aksi Pendidikan dan Pelatihan Menuju
Pengendalian Stres terhadap 2020. Jakarta: Grasindo.
Komitmen Guru. Studi Empiris di Sub Ulrich, Dave, et al. (1998). Intellectual Capital
Rayon SMPN 41 Medan”. Tesis. = Competence x Commitment. Sloan
Medan: Program Pascasarjana, Management Review, Vol 39, p. 16
Universitas Negeri Medan. Usman, Husaini (2008). Manajemen Teori:
Manullang, Belferik (2006). Kepemimpinan Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Pedagogis: Membangun Karakter Bumi Aksara.
Sumber Daya Manusia. Medan: Wahjosumidjo. (1992). Motivasi dan
Program Pascasarjana Universitas Kepemimpinan. Jakarta: Graha
Negeri Medan. Indonesia.
Manullang. M. (2008). Manajemen Personalia. Edisi Yukl, Gary. (2007). Kepemimpinan dalam
Ke-4 Yogyakarta: Gadjah Mada University organisasi. Jakarta: Indeks
Press.
Newstrom, John W. (2007). Organizational
Behavior. New York: Mc. Graw Hill.
135
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

DINAMIKA MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN


PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI KANTOR STATISTIK
KAB. JENEPONTO

Maksud Hakim

STIE YAPTI Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan

e-mail: maksudhakim@yahoo.com

Abstrak Penelitian ini dilakanakan di Kab. Jeneponto propinsi Sulawesi selatan dengan tujuan
Untuk menganalisis bentuk motivasi kerja yang diterapkan dalam peningkatkan
produktivitas kerja pegawai Kantor Statistik Kab. Jeneponto dan Untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif dengan alasan bahwa penelitian ini bersifat spesifik untuk
mendeskripsikan secara jelas makna atau fenomena yang terjadi. Penelitian ini juga
menggunakan pendekatan paradigma naturalistik (kualitatif) untuk menganalisis dan
mengonstruksikan Dinamika Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja
Pegawai Kantor Statistik Kab. Jeneponto. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis
data secara deskriptif kualitatif hasil pengolahan data tersebut, penulis akan menafsirkan
tanggapan responden berdasarkan tabel frekuensi ke dalam angka presentase yaitu
melihat bobot setiap penilaian responden dan selanjutnya diberikan komentar terhadap
setiap tabel yang ada. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Pemberian motivasi kerja
kepada pegawai melalui tingkat kesejahteraan, promosi jabatan dan kelengkapan sarana
dan prasarana kantor menunjukkan indikasi yang signifikan dalam meningkatkan
produktivitas kerja pegawai dan Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas
adalah seringnya terlambat penerimaan gaji, jaminan kesehatan tidak sepenuhnya
ditanggung pemerintah dan belum sepenuhnya memakai sistem komputerisasi yang
dapat menunjang efektivitas kerja pegawai Kantor Statistik Kab. Jeneponto.

Kata Kunci: Motivasi dan Produktivitas Kerja Pegawai

136
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN membina kegiatan pegawai ke arah tujuan


Kesuksesan atau kegagalan pegawai yang diharapkan, maka perlu diperlukan
dalam melaksanakan suatu tugas atau pengetahuan, kecakapan dan keterampilan
pekerjaan dapat dilihat dari apa yang telah setiap pimpinan yang baik, yaitu hal-hal
dikerjakan dan bagaimana hasilnya. Jika apakah yang dapat membawa pegawai itu
mereka memiliki motivasi kerja yang tinggi untuk melakukan segala sesuatu dan dorongan
dalam melakukan pekerjaannya secara efisien apakah yang dapat diberikan kepada mereka.
dan efektif, maka hasil yang diharapkan akan Perubahan suasana seorang pegawai
bisa tercapai. Hal ini memberikan indikasi dapat mempengaruhi kinerjanya. Tidak cukup
betapa pentingnya motivasi kerja dimiliki kita hanya memiliki pegawai-pegawai yang
oleh setiap pegawai, terlebih lagi dalam cakap tetapi mereka harus puas dengan
statusnya sebagai aparat pemerintah yang pekerjaannya. Faktor pemuasan para pegawai
diharapkan dapat membawa bangsa dan perlu dipertimbangkan oleh seorang pimpinan
negara menuju tercapainya tujuan dalam rangka meningkatkan motivasi kerja
pembangunan nasional. mereka.
Memberikan perlengkapan yang baik, Meningkatnya motivasi kerja para
memilih pegawai yang memiliki pengetahuan pegawai dapat dilihat pada kedisiplinannya
teknis yang tepat, menilai hasil kerja mereka dalam melaksanakan tugas. Kedisiplinan yang
dengan seksama, atau memberikan latihan dimaksudkan disini tidak hanya disiplin
dalam tugas yang paling baik, semuanya itu datang ke kantor dengan cepat waktu tetapi
tidak banyak artinya apabila pegawai itu yang lebih penting adalah dalam menjalankan
sendiri tidak memiliki perasaan dan keinginan tugas secara efisien dan efektif. Untuk
untuk menyelesaikan pekerjaan. Dengan kata meningkatkan kedisiplinan ini maka pimpinan
lain, mereka tidak punya motivasi kerja. harus mampu bertindak bijaksana dan
Kemajuan untuk bekerja sendiri, moril, menghindari tindakan diskriminasi terhadap
sikap atau perasaan pegawai, semuanya itu pegawai sendiri. Dalam hal ini, manajemen
merupakan hal yang tidak dapat diraba. penggajian memegang peranan penting.
Meskipun demikian, kita bisa mendapatkan “Manajemen penggajian pegawai adalah
gambaran mengenai perasaan atau motivasi keseluruhan unsur yang terkait dan
kerja mereka dengan memperhatikan sejauh melibatkan diri dalam aktivitas pemerintahan
mana tingkat kesuksesan yang telah dicapai dan pelayanan publik yang diwujudkan dalam
dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan perolehan gaji yang adil dan layak yang
yang menjadi tanggung jawabnya. diterima oleh pegawai negeri sipil”
Motivasi kerja merupakan unsur penting (Wasistiono, 2002:34).
yang perlu dimiliki oleh pegawai agar dapat Pemberian gaji merupakan upaya untuk
berhasil dalam melaksanakan tugas. meningkatkan profesionalisme dan
Mengingat betapa pentingnya motivasi kerja kesejahteraan pegawai negeri sipil. Untuk itu
tersebut, maka perlu dipikirkan langkah- UU Nomor 43 Tahun 1999 pasal 7 dengan
langkah yang bijaksana dalam meningkatkan tegas menyatakan bahwa gaji yang diterima
motivasi kerja pegawai. oleh pegawai negeri sipil harus mampu
Mempelajari manajemen berarti juga memacu produktivitas, kinerja dan menjamin
mempelajari manusia, karena merupakan kesejahteraan pegawai. Pada posisi ini
unsur yang sangat penting dan menentukan pegawai negeri sipil idealnya berhak untuk
bagi keberhasilan dalam manajemen. Oleh memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai
karena itu tugas para pemimpin ialah dengan beban kerja, kebutuhan hidup dan
mendorong pegawai dalam memberikan besarnya tanggung jawab yang dilaksanakan
sumbangannya yang dapat membantu tercapainya kesejahteraan di atas diharapkan
tercapainya misi atau tujuan organisasi, baik akan memacu motivasi kerja pegawai dan
pada setiap bagian atau pada setiap unit berarti pula meningkatkan kedisiplinan
organisasi lainnya. Jelaslah bahwa untuk

137
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

pegawai dalam melaksanakan tugas dan terlebih dahulu harus ditetapkan suatu
tanggung jawabnya. program pengembangan. Sebab salah satu
Oleh karena itu, setiap pimpinan yang tujuan utama penyelenggaraan pendidikan
ingin mengembangkan kualitas bawahannya dan latihan (pengembangan) Pegawai pada
secara optimal harus mampu menerapkan setiap organisasi adalah peningkatan motivasi
sistem balas jasa dan peningkatan karir, kerja Pegawai atau pegawai.
sehingga dapat memotivasi bawahannya dan Hasibuan (1994), berpendapat bahwa
pada akhirnya dapat pula meningkatkan program pendidikan dan latihan hendaknya
prestasi kerja yang berdaya guna dan berhasil disusun secara cermat dan didasarkan kepada
guna. metode-metode ilmiah serta berpedoman pada
KAJIAN TEORI keterampilan yang dibuthkan organisasi saat
1. Pengertian Motivasi Kerja ini maupun yang akan datang. Pelaksanaan
pelatihan ini harus bertujuan untuk
Dilihat dari Etimology Motivasi berarti
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
semangat (moril) kegairahan. Jadi motivasi
konseptual dan amoral Pegawai supaya
kerja adalah semangat atau kegairahan kerja motivasi dalam bekerja baik dan mencapai
Pegawai. Dengan demikian maka setiap hasil yang maksimal.
perusahaan atau instansi akan selalu berusaha
Sebagai usaha mencapai hasil yang
agar produktivitas lebih tinggi lagi, perlu
maksimal tersebut, maka dalam persiapan
perusahaan atau instansi tersebut
pelaksanaan pelatihan perlu dilalui suatu
menimbulkan semangat dan kegarahan kerja proses atau langkah-langkah seperti: (1)
dari para Pegawai atau pegawai. Penentuan sasaran, (2) Kurikulum, (3) Sarana,
Menurut Moekijat (1983) dalam bukunya
(4) Peserta, (5) Pelatihan, (6) Pelaksanaan
Managemen Kepegawaian Semangat adalah
(Hasibun, 1994).
sikap perorangan atau sikap kelompok orang-
Sementara Siagian (1992) mengatakan
orang terhadap pekerjaan dan terhadap
berbagai manfaat pelatihan dan
lingkungan pekerjaan pegawai-pegawai dan pengembangan motivasi kerja dapat dipetik
semangat yang tinggi memberikan sikap yang semaksimal mungkin, berbagai langkah perlu
positif, seperti kesetiaan, kegembiraan, kerja
ditempuh, yaitu: (1) Penentuan kebutuhan, (2)
sama, kebanggaan dalam tugas dan ketaatan
Penentuan sasaran, (3) Penetapan isi program,
kepada kewajiban. Produktivitas dan efisiensi
(4) Identifikasi prinsip-prinsip
yang tinggi cenderung merupakan akibat dari pengembangan, (5) Pelaksanaan program, (6)
pada sikap-sikap dan tindakan-tindakan yang Identifikasi manfaat, (7) Penilaian pelaksaan
demikian.
program.
Denyer (1991) bahwa kata semangat
Dengan demikian dari kedua pendapat
(moral) itu mula-mula dipergunakan dalam
diatas memberikan gambaran bahwa pelatihan
kalangan militer untuk menujukkan keadaan
dalam suatu organisasi dimaksudkan sebagai
moral dari pada pasukan, akan tetapi sekarang upaya peningkatan kualitas sumber daya
mempunyai arti yang lebih luas yakni “The manusia menuju tatanan motivasi kerja yang
collective attitude of workers toward one
terstruktur secara umum, sedangkan tujuan
another, towards their employer, the
secara khusus adalah meningkatkan
management or their work” (sikap bersama
kemampuan Pegawai secara individual dan
dari para pekerja terhadap satu sama lain, organisasi sesuai dengan tujuan pekerjaan,
terhadap majikan mereka, managemen atau peningkatan ini baik dilihat dari segi
pekerjaan mereka).
meningkatnya pengetahuan atau keterampilan
2. Peningkatan Motivasi Kerja Melalui
maupun sikap dan motifasi kerja.
Pelatihan
3. Promosi Dalam Hubungannya
Pelatihan atau pengembangan Pegawai
Dengan Semangat Kerja
adalah fungsi operasional kedua dari Begitu besarnya promosi Pegawai ini,
manajemen personalia. Agar pembangunan
maka sebaliknya bagi seorang pimpinan atau
ini dapat terlakasana dengan baik, maka
138
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

manajer harus menetapkan promosi serta bertentangan, karena selama ini belum ada
mengimpormasikannya kepada para Pegawai. kesepakatan umum tentang
Program promosi ini harus memberikan maksud/pengertian dari pada produktivitas
informasi tentang asas-asas, dasar-dasar, jenis serta kriterianya dalam mengukur
dan syarat-syarat Pegawai yang dapat produktivitas.
dipromosikan dalam perusahaan Menurut Sinungan (1997:8) bahwa
bersangkutan. Karena dengan demikian akan pengertian dari pada produktivitas secara
menjadi motifasi dan meningkatkan motivasi umum adalah diartikan sebagai hubungan
kerja bagi Pegawai untuk serius bekerja dalam antara hasil nyata maupun fisik dengan
peningkatan prestasi dan produktifitas kerja. mamsud yang sebenarnya.
Nawawi (1990) menekankan bahwa ada Berdasarkan pengertian tersebut dapat
dua alasan yang memungkinkan timbulnya dijelaskan bahwa produktivitas merupakan
dorongan kerja yang positif: perbandingan antara hasil yang telah dicapai
1. Promosi jabatan berarti juga kenaikan dengan keseluruhan sumber daya yang
penambahan gaji, penambahan penhasilan dipergunakan persatuan waktu.
itu merupakan intensif material yang Peningkatan produktivitas
dapat mendorong personel bekerja secara pegawai/karyawan suatu instansi karena
sungguh-sungguh, dalam rangkah dengan meningkatnya produktivitas akan
mempertahankan dan meningkatkan menciptakan keuntungan dalam suatu
prestasi atau peningkatan motivasi instansi. Oleh karena itu peningkatan
kerjanya. produktivitas sangat dipengaruhi oleh tingkat
2. Promosi memberikan perubahan status pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja,
sosial, yang akan diiringi dengan perasaan mental dan kemampuan fisik dari pada
bangga atas prestasi yang dicapai dengan pegawai/karyawan tersebut.
kata lain promosi berhungan erat dengan Semakin tinggi tinggi tingkat pendidikan
prestasi yang berfungsi sebagai intensif seseorang, maka akan semakin tinggi pula
non-material. produktivitas kerja suatu pegawai. Sarana
Dari definisi diatas dapatlah ditarik pendukung dalam usaha peningkatan
kesimpulan bahwa promosi dilakukan tidak produktivitas perlu juga diperhatikan. Oleh
saja untuk mengisi suatu jabatan yang kosong, karena itu sarana pendukung tersebut
tetapi haris dapat dimanfaatkan juga untuk dikelompokkan ke dalam dua golongan, aitu
meningkatkan motivasi kerja yang bermuara sebagai berikut:
pada peningkatan produktifita kerja. Dengan 1. Menyangkut lingkungan kerja, termasuk
kata lain promosi harus dilakukan sebagai teknologi dan cara kerja, suasana ruang
pelaksana system karier dan system prestasi, kerja.
dengan memberi peluang yang seluas-luasnya 2. Menyangkut kesejahteraan pegawai yang
bagi setiap personil untuk bersaing secara tercermin dalam sistem intensif gaji dan
jujur dan sportif, disamping haris mampu keniakan pangkat/golongan serta jaminan
mewujudkan kerjasama dalam bekerja. kelangsungan kerja.
Karena seseorang yang akan dipromosikan Dengan demikian perbaikan-perbaikan di
pada dasarnya mempunyai prestasi kerja yang bidang lingkungan kerja dapat menumbuhkan
baik disamping pertinbangan-pertinbangan kegairahan, semangat dan kecepatan dalam
lainnya, orang-orang mau bekerja keras bekerja. Demikian pula menyangkut
apabila mereka mengetahui bahwa dengan kesejahteraan pegawai beserta kenaikan
bekerja keras akan memperoleh promosi pangkat/golongan dapat menumbuhkan
dengan demikian semangat kerja akan motivasi kerja dan meningkatkan kemampuan
semakin tinggi. fisik para pegawai.
1. Pengertian Produktivitas Olehnya itu dalam menciptakan suatu
Berbicara tentang masalah produktivitas, produktivitas kerja suatu pegawai, maka
maka akan muncul suatu pandangan yang kemampuan manajemen menggunakan

139
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

sumber-sumber secara maksimal dan Dale Yoder dalam Hasibuan (1992)


menciptakan sistem kerja yang optimal, dan mengemukakan definisi latihan membantu
akan menentukan tinggi rendahnya stabilitas pegawai dan mendorong mereka
produktivitas kerja pegawai. untuk memberikan jasanya dalam waktu yang
2. Pengertian Pelatihan Kerja lebih lama. Dengan uraian-uraian yang telah
Pelatihan kerja Pegawai merupakan dikemukakan di atas dapatlah dikatakan
kegiatan yang sangat penting pada suatu bahwa peranan pemberian latihan Pegawai
perusahaan. Hal ini merupakan salah satu adalah dimaksud untuk:
penanaman modal dalam bentuk investasi a. Menambah pengetahuan
sumber daya manusia. Tata pengaturannya b. Menambah keterampilan
harus dilakukan secara profesional, c. Merubah sikap
sistematik, di samping itu tidak kalah d. Merubah tingkah laku.
pentingnya adalah pemberian kesempatan Siagian berpendapat bahwa latihan adalah
seluas-luasnya kepada para pegawai atau unsur yang sistematis untuk meningkatkan
Pegawai untuk mengikuti setiap pelatihan, keterampilan dan sikap seseorang melalui
baik yang dilakukan oleh perusahaan pengajaran demonstrasi, praktek lapangan dan
bersangkutan maupun lembaga-lembaga pengalaman yang terencana.
pelatihan lainnya yang sifatnya sukarela dan Pendapat dari kedua ahli menajemen di
partisipatif untuk pengembangan kemampuan atas telah dikemukakan pada dasarnya
diri Pegawai. menyoroti dari aspek yang sama dan masing-
Suatu perusahaan sangat mengharapkan masing melihat tujuan pelatihan atau
kepada Pegawainya agar melaksanakan tugas merupakan peningkatan kemampuan Pegawai
atau pekerjaan secara baik dan benar. Oleh dalam melaksanakan tugas berupa aktivitas
karena itu, para Pegawai perlu mendapatkan yang diberikan oleh perusahaan, walaupun
bimbingan melalui pelatihan kerja secara pendapat siagian lebih tertuju kepada
berkesinambungan. Dan ini merupakan pelatihan bagi para pemimpin.
tanggung jawab para menajer yang 3. Tujuan Pelatihan Kerja
membawahi secara langsung. Sebelum seseorang pegawai baru dilantik
Berikut ini dikemukakan beberapa teori dalam sebuah organisasi untuk suatu jabatan
maupun pendapat para ahli manajemen untuk tertentu, ia harus disambut dengan baik
lebih mengetahui tentang pelatihan kerja sebagai seorang anggota baru dari organisasi
kemudian peristilahan pelatihan kerja tertentu latihan mempengaruhi sikap-sikap,
seringkali juga digunakan secara bersamaan kemudian terhadap jabatan dan juga terhadap
atau bergandengan dengan istilah pendidikan. organisasi. Oleh karena itu pelatihan
Berikut kutipan dari para ahli tentang pelatihn merupakan suatu badan integral dari pada
sebagai berikut. indication, tujuan dari pada indikasi dan
Nitisemito (1982) mengemukakan arti latihan pegawai:
dari pada latihan atau training adalah suatu
a. Melalui latihan pegawai baru diberikan
kegiatan dari perusahaan yang bermaksud
informasi tentang organisasi.
untuk dapat memperbaiki dan
Kebijaksanaan-kebijaksanaan dan
mengembangkan sikap, tingkah laku,
peraturan-peraturan ini harus dilakukan
keterampilan dan pengetahuan dari para
sedemikian rupa guna membantu pegawai
Pegawainya sesuai dengan keinginan dari
baru itu dapat segera menyusuaikan diri.
perusahaan yang bersangkutan.
b. Pegawai baru diberikan pelatihan
Dari pendapat di atas, dapat dimengerti
mengenai apa yang diperlukan didalam
bahwa pelatihan kerja yang dimaksud adalah
jabatan tertentu yang ia harus
supaya Pegawai dalam melaksanakan tugas
mengerjakannya sehingga dapat
secara maksimal sesuai dengan yang
secepatnya memenuhi standar untuk hasil
diinginkan oleh perusahaan.
pekerjaan yang akan menambah nilainya
terhadap organisasi.

140
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

c. Training memungkinkan pegawai- g. Pencegahan kemampuan merosotnya


pegawai baru memperoleh pengetahuan kemampuan personil
yang lebih banyak dan lebih luas, jadi h. Pertumbuhan kemampuan personil
berarti menambah kecakapan dalam seccara individu.
berbagai lapangan untuk keperluan Menurut Moekijat (1983) ada tiga syarat
transfer daan promotion. yang harus dipenuhi agar suatu usaha dapat
d. Jika pegawai-pegawai telah diberikan dikatakan sebagai pelatihan kerja:
latihan-latihan sewajarnya, maka a. Seseorang pegawai menjadi lebih efektif
kecakapan pekerjaan yang tidak baik dan dalam semua pekerjaanya, latihan harus
kerusakan-kerusakan terhadap mesin- membantu pegawai menambah
mesin perlengkapan lain dapat diperkecil. kemampuannya apabila melalui
e. Training membantu para pegawai usahanya sendiri untuk memperbaiki
menyelesaikan diri dengan metode- dirinya sendiri, maka hal ini tidak dapat
metode dan proses baru yang terus disebut sebagai latihan.
menerus diadakannya. b. Latihan harus menimbulkan perubahan
f. Training yang baik menguranagi rasa dalam kebiasaan bekerja pegawai,
tidak puas, mengurangi absensi, dan dalam sikapnya terhadap pekerjaan,
perpindahan pegawai, karena training dalam informasi dan pengetahuan yang
membantu mempergunakan kecakapan ia tetapkan dalam pekerjaannya sehari-
perseorangan sepenuhnya baik ia itu hari.
pegawai lama maupun pegawai yang c. Latihan harus berhubungan dengan
baru. pekerjaan tertentu, pegawai ikut
Tujuan dari pada latihan pegawai atau mengambil bagian dalam berbagai
Pegawai tersebut diatas tidak dapat direalisir, program pendidikan yang tidak desebut
apabila pemimpin tidak sadar akan latihan, karena hubungnnya dengan
kepentingannya dari pada latihan yang pekerjaannya yang sekarang atau
sistimatis dan pegawai-pegawai sendiri tidak dengan tugas tertentu yang ditujukan
sadar bahwa mereka akan mendapat dimasa yang akan datang adalah sedikit
keuntungan. Selanjutnya program pelatihan atau tidak ada.
itu akan gagal, apabila rekrutmen dan seleksi Anonim (1983), bahwa bagi organisasi
pegawai tidak dilakukan dengan baik. terdapat paling sedikit tujuh mamnfaat yang
Program latihan itu diperlukan bisa dipetik melalui penyelenggaraan
berdasarkan pertimbangan antara lain: program pelatihan dan pengembangan
a. Adanya pegawai-pegawai baru. sumber daya manusia yaitu:
b. Bagi pegawai-pegawai baru latihan a. Peningkatan produktifitas kerja
orientasi sangat diperlukan jika organisasi sebagai keseluruhan antara
seseorang ingin bekerja dengan lain karena terjadi pemborosan, karena
sebaiknya. kecermatan meleksanakan tugas, tumbuh
c. Adanya pegawai-pegawai yang kembali suburnya kerjasama antara berbagai
pada pekerjaannya yang semula. satuan kerja yang melaksanakan kegiatan
Martoyo (1992) tujuan pelatihan yang berbeda bahkan spesialistik,
sumber daya manusia dalam organisasi meningkatnya tekat mencapai sasaran
adalah: yang telah ditetapkan serta lancarnya
a. Produktifitas personal koordinasi sehingga organisasi bergerak
b. Kualitas produk organisasi sebagai suatu kesatuan yang bulat dan
c. Perencanaan sumber daya manusia utuh.
d. Semangat personil dan iklim organisasi. b. Terwujudnya hubungan yang serasi
e. Meningkatkan kompensasi secara tidak antara atasan dan bawahan antara lain
langsung. karena adanya pendelegasian wewenang,
f. Kesehatan fisik dan mental interaksi yang didasarkan pada sikap

141
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

dewasa baik secara tehnikal maupun efektivitas dan efektivitas kerja, maka untuk
intelektual, saling menhargai dan adanya mewujudkan efektivitas kerja di kalangan
kesempatan bagi bawahan untuk berfikir pegawai adalah suatu kegiatan yang tidak
dan bertindak secara inipatif. mudah sebab berbagai faktor yang dapat
c. Terjadinya proses pengambilan mempengaruhinya, seperti yang dikemukakan
keputusan yang lebih cepat dan tepat oleh Wetik (1989: 71) tentang keadaan yang
karena melipbatkan para pegawai yang menimbulkan keinginan seseorang untuk
bertanggung jawab menyelenggarakan memajukan pekerjaannya adalah:
kegiatan-kegiatan oeperasional dan tidak a. Kondisi kerja buruklah sebab utama
sekedar diperintah oleh manajer. kesukaran bekerja
d. Meningkatkan semangat kerja seluruh b. Jika pekerja merasa bahwa ia oleh
tenaga kerja dalam organisasi dengan manajemen hanya dianggap sebagai alat
komitmen komitmen organisasional produksi saja dan tidak memperhatikan
yang tinggi. perasaanya sebagai manusia
e. Mendorong sikap keterbukaan c. Jika pekerja tidak mengetahui apa yang
manajemen melalui penerapan gaya sedang dikerjakannya atau untuk apa ia
manajerial yang partisipatif. melakukan pekerjaan itu.
f. Memperlancar jalannya komunikasi Berdasarkan pendekatan ilmu perilaku
yang efektif yang pada gilirannya organisasi dalam membicarakan efektivitas
memeperlancar proses perumusan pembicaraan dipusatkan pada evaluasi hasil
kebijakan organisasi dan pemimpin atau manajer secara perseorangan.
operasionalisasinya. Hasil terebut signifikan, tetapi aspek yang
g. Penyelesaian konflik secara fungsional paling penting dari efektivitas adalah
yang dampaknya adalah tumbuh hubungannya dengan organisasi secara
suburnya rasa persatuan dan suasana keseluruhan. Di sini perhatian tidak hanya
kekeluargaan di kalangan anggota dipusatkan pada hasil dari upaya
organisasi. kepemimpinan tertentu tetapi pada efektivitas
Selanjutnya menurut Games Untuk unit organisasi selama periode waktu tertentu.
meningkatkan sumber daya manusia maka Di lain pihak Martoyo (1992:54)
diperlukan adanya pelatihan bagi pegawai mengemukakan bahwa perbaikan efektivitas
yang ditujukan pada upaya untuk lebih dan efisiensi kerja pegawai atau karyawan
mengaktifkan kerja para anggota organisasi dapat dicapai engan menigkatkan: 1)
yang kurang aktif sebelumnya, mengurangi pengetahuan, 2) keterampilan, dan 3) sikap
dampak-dampak negatif yang dikarenakan karyawan terhadap tugas-tuganya.
kurangnya pendidikan, pengalaman yang Berangkat dari pandangan para ahli
terbatas, atau kurangnya kepercayaan diri dari tersebut dapat dikatakan bahwa efektivitas
anggota atau kelompok anggota tertentu. kerja dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh
Pengembangan sumber daya manusia jangka faktor dari dalam diri individu pegawai seperti
panjang adalah aspek yang semakin penting pengetahuan, keterampilan, sikap dn
dalam organisasi. kepribadian pegawai terhadp tugas-tugasnya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor
dapat disimpulkan bahwa dapat mengurangi organisasi itu sendiri termasuk lingkungan
keuntungan organisasi untuk menarik kerja. Untuk lbih memperjelas pemahaman
Pegawai baru. Dengan pengembangan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
Pegawai secara internal ini, maka lowongan efektivitas kerja tersebut dapat diuraikan
pekerjaan dapat diisi secara internal pula. sebagai berikut:
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi a. Kemampuan Para Karyawan
Efektivitas Kemampuan (ability) adalah
Sebagaimana telah diuraikan di atas kesanggupan pegawai untuk melaksanakan
mengenai pengertian dan definisi konsep pekerjaannya. Kemampuan ini dapat

142
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, kegiatan ini akan memungkinkan terdapatnya


keterampilan ataupun pengalaman kerja para para pegawai yang mampu memenuhi
pegawai. Kemampuan merupakan salah satu tuntutan organisasi.
unsur pelaksanaan kerja yang diperlukan Pemilihan pegawai dimaksudkan agar
untuk memunkinkan para pegawai untuk pegawai yang telibat dalam organisasi adalah
dapat bekerja dengan cara tertentu. Oleh para pegawai yang mempunyai kemampuan
karena itu perlu disahakan agar para pegawai baik dari segi pengetahuan, keterampilan
senantiasa mempunya kemampuan baik maupun kemampuan fisik serta kepribadian
mental maupun fisik yangs esiau dengan yang tinggi dengan tugas-tugas yang ada
tugas-tugasnya sehingga mereka dapat dalam organisasi yang kemudian di tempatkan
diharapkan untuk melaksanakan tugsnya pada posisi yang sesuai dengan kemampuan
secara efektif. mereka (the right in the right place).
Memenuhi kepentingan tersebut, Sehubungan dengan itu Widjaja
maka para pegawai perlu diberikan (1986:55) mengemukakan bahwa untuk dapat
pengembangan melalui pendidikan dan melaksanakan prinsip (the right man in the
pelatihan. Karena dengn diklat tersebut para right place) dengan baik, ada dua hal yang
pegawai akan memperoleh pengetahuan dan perlu deperhatikan yaitu:
keterampilan sesuai dengan kebutuhan a. Adanya analisis tugas jabatan (job
organisasi. Sehubungan dengan itu Sianturi analysis) yang baik yaitu suatu analisis
(1989:118) mengemukakan bahwa terhadap yang mengambarkan tentang ruang
pegawai baru dan pegawai senior perlu diberi lingkup dan sifat-sifat tugas yang
pendidikan dan latihan agar memungkinkan dilaksanakan sesuatu unit oganisasi dan
adanya pegawai yang mempunyai keahlian, syarat-syarat yang harus dimiliki oleh
keterampilan dan bekerja secara efektif, pejabat yang akan yang menduduki jabatan
efisien dan produktif. Beberapa manfaat dari didalam unit organisasi.
pendidikan dan pelatihan adalah: b. Adanya penilaian pelaksana kerja
a. Menambah pengetahuan, keterampilan (kecakapan pegawai) dari masing-masing
dan cara bekerja yang efektif. pegawai yang terpelihyara dengan baik
b. Menyesuaikan kebuuthan perusahaan dan terus menerus. Denganadanya
akan karyawan sesuai dengan penilaian pekerjaan ini maka dapat
perkembangan pengetahuan teknologi diketahui tenteng sifat, kecakapan,
dan perubahan metode kerja baru. disiplin, prestasi. Prestasi kerja dan lain-
c. Memperkembangkan para pegawai agar lain dari masing-masing pegawai.
lebih cepat dan lebih baik bekerja dari Selain aspek tersebut pertimbangan lain
sebelumnya. dari penempatan pegawai adalah
d. Mendapatkan tenaga kerja yang terbaik kepoercayaan dan loyalitas, karna walaupun
untuk dipromosikan dalam jabatan yang seseorang itu cakap dan mempunyai keahlian
lebih tinggi. yang tinggi tetapitidak dapat dipercaya dan
e. Membantu satabilitas pegawai dan tidak loyal, maka hal ini akan menimbulkan
mendorong untuk memberikan jasanya kekacauan didalam organisasi.
dalam waktu yang cukup lama. c. Sikap dan Perilaku Pegawai
Dari hasil pendidikan dan latihan Merupakan kenyataan bahwa manusia
diharapkan tugas-tugas pekerjaan akan merupakan faktor penentu keberhasilan
terlaksana dengan baik dan memuaskan, organisasi karena walau bagaimana bagusnya
kerusakan dapat diperkecil, pemborosan dapat sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
ditekan dan peralatan dapat digunakan secara organisasi, namun apabila manusianya
baik. memiliki sikap dan perilaku yang tidak baik,
b. Pemilihan dan Penempatan Karyawan maka tujuan organisasi tidak akan tercapai.
Seperti halnya faktor kemampuan, proses Thoha (1991:34) mengungkapkan bahwa
ini pun ikut menentukan karena melalui perilaku manusia adalah fungsi dan interaksi

143
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

antara person atau individu dan Sementara itu menurut Hasibuan


lingkungannya. Ini berarti bahwa seorang atau (1994:159) motivasi adalah suatu perangsang
individu dengan lingkungannya menentukan keinginan (want) dan daya penggerak
perilaku seseorang serta dapat mempengaruhi kemauan bekerja seseorang. Setiap motif
perilaku antara manusia yang satu dengan mempunyai tujuan tertentu yang ingin
yang lainnya. dicapai. Selanjutnya dijelaskan ada perbedaan
Selain itu perbedaan-perbedaan perilaku antara keinginan dan kebutuhan, yaitu
manusia atau anggota organisasi dapat pula keinginan dari setiap orang berbeda karena
dipengaruhi oleh perbedaan kemampuan, dipengaruhi oleh selera, latar belakang dan
kepercayaan pribadi, pengarapan, kebutuhan lingkungannya, sedangkan kebuutuhan semua
dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki oranga dalah sama.
oleh para pegawai. Ada kalanya sikap Misalnya saja semua orang butuh makan,
reprilaku seseorang dipengaruhi oleh tetapi jenis makanan yang diinginkannya
kemampuannya, ada pula karena tidak selalu sama tergantung pada selera
kebutuhannya dan ada pula karena masing-masing individu. Hal inilah yang
pengharapannya. Oleh karena itu pimpinan menyulitkan manajer untuk memberikan alat
organisasi seharusnya mempunyai motivasi yang tepat bagi setiap individu
kemampuan untuk mengetahui perilaku bawahannya.
tersebut kemudian membangkan ke arah Persoalan motivasi karyawan menjadi isu
perilaku yang positif demi tercapainmya hangat dalam setiap organisasi sebab
efektivitas di kalangan pegawai. determinan yang penting bagi prestasi
d. Motivasi Kerja individu adalah motivasi.
Agar para pegawai dapat melaksanakan e. Disiplin Pegawai
tugasnya secara efektif, maka pimpinan Selain motivasi, efektivitas juga dapat
organisasi harus memberikan perhatian dan dipengaruhi oleh kedisiplinan para pegawai
dorongan. Daya dorongan inilah yang disebut dalam melaksanakan tugasnya. Menurut
sebagai motivasi. Unsur manusia dalam Martono (1991:83) bahwa yang dimaksud
organisasi merupakan unsur yang sangat dengan disiplin adalah sikap dan tingkah laku
penting atau memiliki kedudukan yang sangat yang diharapkan dalam pergaulan masyarakat
strategis dalam setiap organisasi apapun agar tetap menjamin suasana tertib dan
bentuknya. Berkaitan pentingnya kedudukan teratur.
sumber daya manusia tersebut, berbagai studi Suasana tertib dan teratur senantiasa
yang telah dilakukan para ahli untuk mengkaji tercipta karena adanya atauran yang ditataati
apa dan bagaimana manusia itu terutama oleh orang yang dikehendaki seperti halnya
berkaitan dengan bagaimana manusia itu dalam organisasi para pegawai untuk
didayagunakan dalam hal ini melakukan melaksanakan tugasnya dengan baik dan
sesuatu sesuai dengan keinginan organisasi mentaati aturan dan kebijaksanaan organisasi.
atau pimpinan organisasi bersangkutan. Sebagai usaha untuk menumbuhkan rasa
Dalam melaksanakan manajemen, disiplin para pegawai atau pendisiplinan
seorang manajer harus memotivasi orang- pegawai, ada berbagai kegiatan yang dapat
orang yang bekerja padanya agar dapat dilakukan, seperti yang dikemukakan Siagian
mencapai produktivitas yang setinggi- (1991:45) sebagai berikut:
tingginya. Orang dalam organisasi merupakan a. Pendisiplinan preventif adalah kegiatan
unsur yang sangat penting dalam setiap yang mendorong para karyawan untuk
organisasi. Orang-orang yang terkenal dapat taat kepada berbagai ketentuan yang
membuat organisasi kurang baik menjadi berlaku dan memenuhi standar yang
berjalan lancar. Orang-orang yang telah ditetapkan.
tidak/kurang mendapat motivasi dapat b. Pendisiplinan korektif yaitu jika ada
meniadakan organisasi yang baik (Moekijat, karyawan yang nyata-nyata telah
1984:7). melakukan pelanggaran atas ketentuan-

144
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

ketentuan yang berlaku dan memenuhi demikian maka teknik yang digunakan
standar yang telah ditetapkan kepadanya dalam penelitian ini adalah sampel jenuh.
dikenakan sangsi disipliner. b. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
Keberhasilan penerapan kedisiplinan dilakukan dengan cara: pemilihan sampel
terletak pada disiplin pribadi anggota dengan untuk populasi total atau keseluruhan
kata lain disiplin yang lahir dari hati nurani pegawai berdasarkan sampel jenuh
seorang pegawai dan tidak merasa dipaksakan dimana keseluruhan jumlah pegawai
untuk mentaati segala aturan yang ada dalam sebanyak 20 orang dipilih menjadi
organisasi. Untuk menanamkan kesadaran anggota sampel.
berdisiplin ini, Matutina (1992:102) 3. Jenis dan Sumber Data
mengemukakan pendapatnya bahwa untuk a. Data Primer adalah data yang diperoleh
menumbuhkan kesadaran berdisiplin terutama dari responden melalui teknik kuesioner
disiplin pegawai maka disiplin tersebut: dan wawancara berdasarkan daftar
a. Merupakan hasil rumusan/ kesepakatan pertanyaan yang telah diajukan oleh
bersama di antara pegawai dan responden yang berhubungan dengan
pimpinan/manajer. masalah motivasi dan Prestasi Kerja
b. Peraturan tersebut jelas, tegas dan Pegawai di Kantor Statistik Kab.
dimengerti oleh pegawai. Jeneponto.
c. Penerapan sanksi yang sama terhadap b. Data Sekunder adalah data yang
pelanggaran yang sama. diperoleh peneliti dari dokumen dan
d. Penelitian dan pemeriksaan yang bijak laporan yang berkaitan dengan motivasi
secara seksama terhadap latar belakang dan Prestasi Kerja Pegawai di Kantor
dan sebab akibat dari suatu peristiwa, bila Statistik Kab. Jeneponto.
terjadi pelanggaran terhadap pertaturan- 4. Teknik Pengumpulan Data
peraturan yang berlaku. a. Observasi yaitu peneliti melakukan
e. Memberitahukan batasan-batasan yang pengamatan secara langsung terhadap
dapat dilakukan dengan tugas-tugasnya objek penelitian. Hasil pengamatan
sebagai pegawai, baik di luar maupun di tersebut dicatat sebagai data penelitian.
dalam jam kerja. b. Kuesioner yaitu pengumpulan data
f. Tindakan disiplin yang jelas dan adil yang digunakan dengan cara membuat
tanpa terkecuali bila ternyata dengan sejumlah daftar pertanyaan tertulis
jelas terjadi pelanggaran. yang selanjutnya diedarkan kepada
responden guna memperoleh data
METODOLOGI PENELITIAN mengenai motivasi kerja pegawai dan
1. Definisi Operasional Variabel
faktor-faktor pendukung peningkatan
a. Motivasi kerja adalah semangat atau
motivasi kerja pegawai.
kegairahan kerja Pegawai. Dengan
5. Analisis Data
demikian maka setiap perusahaan atau Untuk menganalisis data yang telah
instansi akan selalu berusaha agar dikumpulkan oleh peneliti maka digunakan
produktivitas lebih tinggi.
teknik analisis data secara deskriptif kualitatif
b. Produktivitas kerja pegawai diartikan
hasil pengolahan data tersebut penulis, akan
sebagai hasil usaha atau prestasi kerja
menafsirkan tanggapan responden
yang dilakukan oleh seluruh pegawai berdasarkan tabel frekuensi ke dalam angka
kantor Badan Pusat Statistik Kab. presentase yaitu melihat bobot setiap
Jeneponto
penilaian responden dan selanjutnya diberikan
2. Populasi dan Sampel
komentar terhadap setiap tabel yang ada.
a. Populasi adalah seluruh pegawai yang
ada di Kantor Statistik Kab. Jeneponto
pada periode 2016-2017. Jumlah
pegawai sebanyak 20 orang dengan
alasan jumlah populasi kecil dengan
145
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

HASIL PENELITIAN DAN Perlu dijelaskan disini bahwa


PEMBAHASAN keseluruhan tenaga pelaksana yang mengabdi
1. Tata Kerja Kantor Statistik Kab. sebagaimana yang tecantum di atas, adalah
Jeneponto merupakan pegawai negeri sipil yang
Organisasi merupakan struktur tata mengabdi dan berfungsi sebagai tenaga
pembagian kerja dan struktur tata hubungan fungsional.
kerja antara sekelompok orang-orang Tabel 1
pemegang posisi yang bekerja sama secara Data PNS menurut Golongan dan Jenis Kelamin
teratur untuk bersama-sama mencapai suatu N Golonga Laki Perempua Jumla
o n -laki n h
tujuan yang telah ditetapkan. Sehubungan
1. IV 4 1 5
dengan itu, perlunya struktur organisasi di 2. III 5 6 11
dalam suatu organisasi adalah untuk 3. II 3 1 4
memberikan gambaran yang jelas tentang 4. I - - -
kedudukan tiap-tiap orang (personil) dalam Jumlah 12 8 20
organisasi, tugas-tugas yang harus Sumber Data: Bagian Kepegawaian, Januari 2017.
dilaksanakan serta wewenang dan tanggung Secara hirarkis, semua Seksi
jawabnya. bertanggung jawab kepada Kepala Sub
Organisasi merupakan perpaduan secara bagian, dan semua Kepala Sub bagian
sistematis daripada bagian-bagian yang saling Bertanggungjawab kepada Kepala bidang.
berkaitan dan interdepensi untuk membentuk Dilihat dari struktur organisasinya, maka
suatu kesatuan yang bulat melalui Kantor Badan Pusat Statistik Kab. Jeneponto
kewenangan, koordinasi dan pengawasan pada Hakikatnya menganut Struktur
dalam usaha mencapai tujuan yang telah organisasi garis.
ditetapkan. Tabel 2
Suatu organisasi di dalamnya terdapat Data Pegawai Menurut Pendidikan dan Jenis
unsur-unsur berupa adanya suatu kelompok Kelamin
orang yang dapat dikenal, adanya kegiatan No. Pendidikan Laki- Perempuan Jumlah
laki
yang berbeda-beda tetapi satu sama lain saling 1. Magister - - -
berkaitan, tiap-tiap anggota organisasi 2. (S.2) 3 1 4
memberikan konstribusi usahanya atau 3. Sarjana 4 2 6
tenaganya, adanya kewenangan, koordinasi 4. (S.1) - - -
5. Sarmud 5 5 10
dan pengawasan dan yang terpenting adanya
6. (D.3) - -
suatu tujuan yang ingin dicapai. Organisasi D.1
bukanlah suatu kontruksi fisik belaka, tetapi SLTA
organisasi merupakan suatu kontruksi mental SLTP
yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip Jumlah 12 8 20
organisasi yaitu adanya spesialisasi, hirarki, Sumber Data: Bagian Kepegawaian, Januari 2017
sistem kerja yang ketat dan bersifat Data di atas menunjukkan adanya
impersonality. jaminan pelayanan yang baik atau
Struktur organisasi dibuat dan disusun keprofesionalisasian dalam bidang tugasnya
dengan Pedoman pada Petunjuk Administrasi masing-masing rata-rata latar belakang
yang dikeluarkan oleh Kantor Statistik Kab. tingkat pendidikan pegawai belum mencapai
Jeneponto Tahun 2016. angka yang signifikan karena masih
2. Keadaan Pegawai minimnya pegawai yang bertaraf pendidikan
Keadaan pegawai pada Kantor Statistik tinggi, sementara tamatan Sarjana S1
Kab. Jeneponto pada otonomi daerah versi sebanyak 4 orang, tamatan D3 sebanyak 6
UU 5 / 74 yaitu Badan Pusat Statistik kini orang, SLTA sebanyak 10 orang yang
berjumlah 20 orang Untuk mengetahui lanjut sementara ini semuanya sedang melanjutkan
rincian pegawai pada Kantor Statistik Kab. studi kejenjang S1.
Jeneponto dapat dilihat pada tabel 1.

146
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Berikut ini penulis mengemukakan itu dalam pemberian balas jasa harus
perincian tugas Sub Bagian Kepagawaian memperhatikan latar belakang pegawai yang
Kantor Badan Pusat Statistik Kab. Jeneponto. terlibat di dalam instansi yang bersangkutan.
Perincian Tugas Sub Bagian Berbicara mengenai motivasi dalam bentuk
Kepegawaian: kesejahteraan pegawai, maka merupakan
1) Menyusun rencana dan program kerja persoalan yang kompleks, karena beraneka
Sub Bagian Kepegawaian; ragamnya keinginan dan kebutuhan pegawai.
2) Membagi tugas kepada bawahan Hal ini juga mewarnai pemberian motivasi
sesuai dengan bidangnya; dalam bentuk kesejahteraan pada Badan Pusat
3) Memberi petunjuk kepada bawahan; Statistik Kab. Jeneponto.
4) menilai prestasi kerja kepada Badan Pusat Statistik Kab. Jeneponto
bawahan; telah berupaya dengan segala daya dan dana
5) Melaksanakan tugas tehnis dibidang untuk memberikan motivasi dalam bentuk
kepegawaian; kesejahteraan yang layak dengan harapan agar
6) Memberi saran pertimbangan untuk produktivitas kerja pegawai dapat meningkat.
kelancaran pelaksanaan tugas; Keputusan ini relative sifatnya, sebab apabila
7) Menyusun laporan pelaksana tugas sudah terpenuhi kebutuhan tertentu maka
Sub Bagian Kepegawaian; kebutuhan lainnya segera muncul. Sedang
8) Melaksanakan tugas kedianasan dilain pihak alat pemuas kebutuhan sifatnya
lainnya yang diberikan oleh atasan. langka. Salah satu kebutuhan adalah upah/gaji
Selanjutnya untuk melihat jenis dalam bentuk uang yang diperoleh pegawai
pendidikan dan latihan yang telah diikuti oleh atas partisipasi yang diberikannya kepada
pegawai pada Badan Pusat Statistik di Kab. instansinya.
Jeneponto dapat dilihat melalui tabel berikut. Dalam kaitannya dengan masalah yang
Tabel 3. Jumlah Pegawai Kantor Badan Pusat Statistik dibahas, penulis mencoba menguraikan
Kab. Jeneponto Menurut Diklat sistem pemberian motivasi dalam bentuk
Penjenjangan yang Telah Diikuti
No. Diklat Penjenjangan Jumlah kesejahteraan pegawai. Berdasarkan hasil
1. SPALA - penelitian penulis pada Badan Pusat Statistik
2. SPAMA 1 Kab. Jeneponto, maka sistem pemberian
3. ADUM 4 motivasi dalam bentuk kesejahteraan, yang
5. DIKLATPIM 2 telah dilakukan adalah berupa gaji pokok,
Jumlah 7
insentif, pemberian tunjangan dan perumahan
Sumber Data: bagian Kepegawaian, Januari 2017.
Data di atas menunjukkan bahwa jumlah dinas.
pegawai yang pernah mengikuti pendidikan a. Gaji Pokok
dan latihan perjenjangan belum cukup Pada Badan Pusat Statistik Kab.
banyak, yaitu jumlah pegawai yang ada pada Jeneponto dalam memberikan gaji pokok
kantor Badan Pusat Statistik yang terdiri dari kepada pegawai sama dengan gaji pokok
Spama hanya 1 orang, Adum 4 orang dan pegawai instansi pemerintahan lainnya yaitu
Diklatpim 2 orang. berdasarkan pangkat dan golongannya.
3. Sistem Pemberian Motivasi Melalui Pegawai pada Badan Pusat Statistik Kab.
Tingkat Kesejahteraan Jeneponto ini diartikan sebagai pekerja, yaitu
Manusia merupakan asset dalam suatu orang-orang yang atas kemauannya sendiri
instansi kepegawaian. Karena itu ia harus dengan persetujuan bersama pihak instansi
diperlakukan sebatas kelayakan dan apa yang bersangkutan untuk bekerja mencurahkan
di inginkannya. Seseorang memasuki suatu tenaga beserta pikirannya pada instansi yang
organisasi karena ia didorong oleh adanya bersangkutan dengan harapan mendapatkan
motivasi kerja dan adanya kebutuhan balas jasa yang berupa gaji, tunjangan-
mendesak yang harus dipenuhi. tunjangan serta konpensasi lainnya sesuai
Fenomena yang seperti ini harus dengan peraturan.
diperhatikan oleh seorang pimpinan. Karena

147
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Untuk lebih memperjelas keadaan Untuk melihat keadaan tersebut di atas


tersebut di atas mengenai masalah motivasi mengenai masalah motivasi melalui
tingkat kesejahteraan mealalui gaji pokok pemberian insentif dapat diuraikan melalui
dapat diuraikan melalui tabel berikut. tabel berikut.
Tabel 5. Tanggapan Responden Tentang Motivasi
Tabel 4. Tanggapan Responden Tentang
Kerja Melalui pemberian insentif kepada
Pemberian Motivasi Melalui Tingkat
Pegawai
Kesejahteraan Terhadap Kesesuaian
No Klasifikasi Frekuensi Persentase
kebutuhan Melalui Gaji Pokok 1. Sangat Sesuai 14 70
No Klasifikasi Frekuensi Persentase
2. Sesuai 3 15
1. Sangat Sesuai 15 75
3. Tidak Sesuai 3 15
2. Sesuai 4 20
Jumlah 20 100
3. Tidak Sesuai 1 5
Sumber: Hasil analisis data primer, Pebruari
Jumlah 20 100
2017.
Sumber: Hasil analisis data primer, Pebruari
2017.
Tabel 5 tentang motivasi kerja melalui
Data dalam Tabel 4 tentang pemberian pemberian insentif menunjukkan adanya
motivasi melalui tingkat kesejahteraan indikasi yang sangat sesuai dalam artinya
terhadap kesesuaian kebutuhan pegawai terdapat kesesuaian antara pekerjaan dan
dengan kesesuian gaji pokok menunjukkan insentif yang diterima.
adanya indikasi yang sangat sesuai dalam arti Hasil penilaian responden dalam tabel 5
terdapat kesesuaian antara gaji yng diterima memberikan gambaran bahwa motivasi yang
dengan kebutuhan pokok dalam kelaurga. diterapkan melalui pemberian insentif sudah
Hasil penilaian responden dalam tabel 4 sangat sesuai, hal ini terlihat dari penilaian
memberikan gambaran bahwa kesesuaian gaji responden yang menunjukkan 70 % yang
pokok dengan kebutuhan dengan persyaratan menyatakan sangat sesuai bahwa dengan
jabatan sudah sesuai, hal ini terlihat dari insentif yang diterima akan lebih memotivasi
penilaian responden yang menunjukkan lebih diri dalam bekerja. Namun demikian penilaian
dari dari separuh atau 75 % yang menyatakan responden terhadap indikator ini juga
sangat sesuai bahwa dengan gaji pokok yang menunjukkan adanya sekitar 15 % responden
diterima dapat memotivasi diri dalam bekerja. menyatakan tidak sesuai dengan pernyataan
Namun demikian penilaian responden tersebut karena yang menerima insentif hanya
terhadap indikator ini juga menunjukkan bagian-bagian tertentu saja.
adanya sekitar 5 % responden menyatakan c. Pemberian Tunjangan
tidak sesuai dengan pernyataan tersebut. Pada Badan Pusat Statistik Kab.
Hasil wawancara dengan responden Jeneponto dalam usahanya untuk
diperoleh informasi bahwa umumnya meningkatkan semangat dan kegairahan kerja
responden yang menyatakan kesesuaian para pegawainya disamping pemberian gaji
antara gaji pokok dan pemenuhan kebutuhan pokok, insentif dan juga diberi beberapa
adalah adanya jaminan rutin yang diterima tunjangan sebagai berikut:
tiap bulannya sehingga keadaan kebutuhan a. Tunjangan Jabatan, yaitu tunjangan yang
dalam tiap bulannya dapat terpenuhi. diberikan kepada pegawai yang
b. Pemberian Insentif memegang jabatan fungsional atau yang
Pada Badan Pusat Statistik Kab. dianggap mempunyai tanggung jawab
Jeneponto dalam pemberian insentif kepada khusus dalam jabatannya. Pembayaran
setiap pegawai tidak lain hanya untuk tunjangan ini dilakukan dilakukan atau
memberikan motivasi dalam menyelesaikan diberikan bersamaan dengan gaji pokok
pekerjaan rutin secara cepat dan tepat waktu. setiap bulannya.
Dan pemberian insentif kepada pegawai b. Tunjangan Hari Raya (THR), yaitu
merupakan salah satu strategi yang diterapkan tunjangan yang diberikan kepada
oleh pimpinan dalam hal pendisiplinan pegawai setiap menyongsong hari raya
pegawai terhadap rutinitasnya. Idul Fitri bagi yang beragama Islam dan

148
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Hari raya Natal bagi yang beragama kekurangan yang diterima misalnya tunjangan
Kristen. kesehatan melalui Askes pada dasarnya jika
c. Tunjangan Sosial, yaitu tunjangan yang pegawai mengalami jatuh sakit, pelayanan
diberikan kepada pegawai atau anggota kesehatan yang diperoleh hanya sebatas
keluarga yang mengalami musibah atau pelayanan semi artinya hanya sebagian saja
kecelakaan. yang ditanggung oleh pemerintah sementara
d. Bonus, yaitu yang diberikan kepada para sebagiannya dibebankan kepada pegawai
karyawan setiap akhir tahun kelender. yang bersangkutan.
e. Tunjangan kesehatan, yaitu tunjangan 4. Promosi Dalam Hubungannya Dengan
yang diberikan kepada pegawai yang Motivasi Kerja
mengalami gangguan kesehatan Begitu besarnya promosi karyawan ini,
sehingga pegawai tersebut harus berobat maka sebaliknya bagi seorang pimpinan harus
di rumah sakit/poliklinik yang telah menetapkan promosi serta
ditentukan. menginformasikannya kepada para pegawai.
f. Tunjangan lain-lain yaitu berupa ongkos Program promosi ini harus memberikan
transportasi, biaya lanjut studi dan lain- informasi tentang asas-asas, dasar-dasar, jenis
lain. dan syarat-syarat pegawai yang dapat
Untuk melihat dan memperjelas keadaan dipromosikan dalam instansi bersangkutan.
tersebut di atas mengenai masalah motivasi Karena dengan demikian akan menjadi
melalui pemberian tunjangan dapat diuraikan motivasi dan meningkatkan etos kerja bagi
melalui tanggapan responden melalui tabel pegawai untuk serius bekerja dalam
berikut. peningkatan prestasi dan produktivitas kerja.
Tabel 6. Tanggapan Responden Tentang Ada dua alasan yang memungkinkan
Pemberian Motivasi Melalui Pemberian timbulnya dorongan kerja yang positif:
Tunjangan a. Promosi jabatan berarti juga kenaikan
No Klasifikasi Frekuensi Persentase penambahan gaji, penambahan
1. Sangat Sesuai 10 50 penghasilan itu merupakan intensif
2. Sesuai 3 15 material yang dapat mendorong personel
3. Tidak Sesuai 7 35 bekerja secara sungguh-sungguh, dalam
Jumlah 20 100
rangkah mempertahankan dan
Sumber: Hasil analisis data primer, Pebruari
meningkatkan prestasi atau peningkatan
2017.
etos kerjanya.
Berdasarkan Data dalam Tabel 6 tentang
b. Promosi memberikan perubahan status
pemberian motivasi melalui pemberian
sosial, yang akan diiringi dengan perasaan
tunjangan terhadap motivasi kerja pegawai
bangga atas prestasi yang dicapai dengan
menunjukkan adanya indikasi yang cukup
kata lain promosi berhungan erat dengan
sesuai dalam arti terdapat kesesuaian antara
prestasi yang berfungsi sebagai intensif
pencapaian kerja dengan tunjangan yang
non-material.
diperoleh.
Dengan demikian promosi dilakukan
Hasil penilaian responden dalam tabel 6
tidak saja untuk mengisi suatu jabatan yang
memberikan gambaran bahwa kesesuaian
kosong, tetapi harus dapat dimanfaatkan juga
pencapaian kerja dengan tunjangan yang
untuk meningkatkan etos kerja yang bermuara
diterima sudah sesuai, hal ini terlihat dari
pada peningkatan produktivitas kerja. Dengan
penilaian responden yang menunjukkan
kata lain promosi harus dilakukan sebagai
separuh atau 50 % yang menyatakan sangat
pelaksana sistem karier dan sistem prestasi,
sesuai bahwa tunjangan yang diperoleh dapat
dengan memberi peluang yang seluas-luasnya
memotivasi diri dalam bekerja. Namun
bagi setiap personil untuk bersaing secara
demikian penilaian responden terhadap
jujur dan sportif, disamping harus mampu
indikator ini juga menunjukkan adanya sekitar
mewujudkan kerjasama dalam bekerja.
35 % responden menyatakan tidak sesuai
Karena seseorang yang akan dipromosikan
dengan tunjangan tersebut karena masih ada

149
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

pada dasarnya mempunyai prestasi kerja yang Pusat Statistik Kab. Jeneponto atas tingkat
baik disamping pertimbangan-pertinbangan kesejahteraan yang diterima, promosi jabatan.
lainnya, orang-orang mau bekerja keras Kedua faktor tersebut dibahas dalam
apabila mereka mengetahui bahwa dengan penulisan Karya ini karena berhubungan
bekerja keras akan memperoleh promosi langsung dengan peningkatan motivasi kerja
dengan demikian moivasi dalam bekerja akan di Badan Pusat Statistik pada khususnya dan
semakin tinggi. Kab. Jeneponto pada umumnya.
Berdasarkan uraian di atas terhadap Produktivitas kerja yang maksimal bisa
bentuk motivasi melalui promosi jabatan yang dicapai apabila ditunjang oleh:
diberikan kepada setiap pegawai yang a. Sarana dan Prasarana
berprestasi akan memberikan nilai tersendiri Sarana dan prasarana dalam bekerja
bagi setiap pegawai yang telah dipromosikan, sangatlah menunjang. Sarana yang dimaksud
untuk memperjelas hal tersebut, maka penulis adalah alat bantu dengan segala
dapat menguraikan tanggapan responden atas kelengkapannya baik sarana komunikasi
bentuk motivasi melalui promosi jabatan maupun sarana kemudahan lainnya.
sebagai berikut. Sebagaimana terlihat dalam instansi Kantor
Tabel 7. Tanggapan Responden Tentang Badan Pusat Statistik Kab. Jeneponto masih
Pemberian Motivasi Melalui Promosi Jabatan ada beberapa sarana kerja yang kurang
No Klasifikasi Frekuensi Persentase memadai, seperti untuk proses pelayanan
1. Sangat Sesuai 12 60 dalam era teknologi canggih sekarang ini
2. Sesuai 5 25 dibutuhkan suatu sistem informasi
3. Tidak Sesuai 3 15 kepegawaian yang terkomputerisasi secara
Jumlah 20 100 online antara satu unit kerja dengan unit kerja
Sumber: Hasil analisis data primer, Pebruari yang lainnya. Namun dalam hal ini peralatan
2017.
tersebut belum tersedia kecuali penggunaan
Data Tabel 7 tentang pemberian
computer secara singleuser yang dipakai
motivasi melalui promosi jabatan
untuk menginput data kepegawaian, begitu
menunjukkan indikasi yang sangat sesuai
pula halnya dengan pelayanan gaji,
dalam arti terdapat kesesuaian antara
pengusulan kenaikan pangkat regular
pencapaian kerja dengan promosi yang
pegawai, semestinya usul kenaikan pangkat
diberikan.
ini dilakukan secara otomatis tanpa
Hasil penilaian responden dalam tabel
melibatkan lagi pegawai yang bersangkutan,
tersebut memberikan gambaran bahwa
hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
kesesuaian pencapaian kerja dengan promosi
semua data atau informasi kepegawaian
yang diberikan sudah sesuai, hal ini terlihat
dianggap sudah ada dalam unit kerja ini.
dari penilaian responden yang menunjukkan
Dari segi fasilitas dalam layanan juga
60 % yang menyatakan sangat sesuai bahwa
masih dianggap kurang seperti penataan
promosi jabatan yang diberikan dapat
ruangan yang masih kurang kondusif untuk
memotivasi diri dalam bekerja. Namun
kenyamanan dalam dalam bekerja, dimana
demikian penilaian responden terhadap
ruangan cukup sempit sehingga ruangan
indikator ini juga menunjukkan adanya sekitar
terasa sesak selain dari tata cahaya ruangan
15 % responden menyatakan tidak sesuai
yang kurang baik, dan kurang tersedianya
dengan tunjangan tersebut karena promosi
sarana penyejuk udara. Keadaan tersebut mau
yang diberikan tersebut kebanyakan masih
tidak mau secara psikologis membebani
sebatas wacana adapun realisasi atas promosi
pegawai yang bekerja.
tersebut menggunakan waktu yang cukup
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lama.
tabel berikut mengenai sarana dan prasarana
5. Analisa Produktivitas Kerja Pegawai
serta perbandingan sebelum dan sesudah
Produktivitas kerja pegawai diartikan
pelatihan. Dari tabel 8, menampakkan suatu
sebagai hasil usaha atau prestasi kerja yang
hasil yang positif dimana volume jam kerja
dilakukan oleh seluruh pegawai pada Badan
150
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

produktif dan tingkat kesalahan dalam bekerja b. Tingkat Kesejahteraan


setelah kelengkapan sarana dan prasarana Salah satu faktor yang sangat perlu
cenderung menurun jika dibandingkan diperhatikan adalah faktor kesejahteraan
sebelum lengkap. Dalam hal ini pegawai pegawai. Sebagai instansi pemerintah
menanggapi positif karena tingkat sebenarnya tidak boleh lalai dari kegiatan
produktivitas kerja yang tercapai cukup pengembangan pegawai misalnya
maksimal karena sebelum diperadakan sarana keterlambatan penerimaan gaji, pemberian
dan prasarana jam kerja dimulai pada pukul jaminan sosial dan lain-lain dalam rangka
09.30 yang diakibatkan oleh adanya rasa meningkatkan produktivitas pegawai.
jenuh pegawai akibat perlatan yang dipakai Realisasi perkembangan tingkat
masih secara manual, kemudian penyelesaian kesejahteraan pegawai adalah melalui suatu
pekerjaan di kantor memerlukan waktu 8 jam kebijaksanaan yang telah ditetapkan yaitu: 1.
jika memakai mesin ketik biasa, dan tingkat Gaji pokok, pemberian insentif, dan
kesalahan yang sering dialami dalam bekerja pemberian tunjangan.
mencapai 7 hingga 13 kali kesalahan. Dengan pemberian motivasi melalui
Tabel 8. Volume Kerja Pegawai Serta tingkat kesejahteraan serta kondisi kerja yang
Perbandingan Sebelum dan Sesudah efektif, maka dengan sendirinya
Sarana dan Prasarana di Peradakan mempengaruhi tingkat produktivitas pegawai
Sebelum Lengkap Sesudah Lengkap
Produktivitas Volume Produktivitas Volume baik secara kualitas maupun kuantitasnya.
Kerja/kali Kerja/Kali Sesuai dengan ta ggapan responden sebagai
suatu landasan untuk meningkatkan
Mulai Bekerja 09.30 Mulai Bekerja 08.00
Lama 8 jam Lama 4 jam produktivitas kerja pegawai, sebagaimana
Penyelesaian 7-13 kali Penyelesaian 2-3 kali yang terlihat pada tabel di bawah ini.
Pekerjaan Pekerjaan Tabel 9. Tanggapan Responden Terhadap
Tingkat Tingkat
Kesalahan Kesalahan
Perbandingan Pemberian Motivasi
Tingkat Kesejahteraan Antara Insentif
Sumber: Hasil Wawancara Bagian Kepegawaian, dan Tunjangan
Pebruari 2017. Insenti Frekuens % Tunjanga Frekuens %
f i n i
Sebaliknya setelah adanya sarana dan Sangat 14 70 Sangat 10 50
prasarana di dalam bekerja telah Sesuai 3 15 Sesuai 3 15
menunjukkan tingkat produktivitas yang Sesuai 3 15 Sesuai 7 35
Tidak Tidak
cukup maksimal yaitu pegawai mulai bekerja Sesuai Sesuai
pada jam 08.00, lama penyelesaian pekerjaan Jumla 20 10 Jumlah 20 10
h 0 0
cukup 4 jam, dan tingkat kesalahan dalam
Sumber: Kuisioner, Pebruari 2017.
bekerja baik saat pengetikan, setting lay out
Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka
dan print out terjadi hanya 2 hingga 3 kali saja.
dapat dijelaskan bahwa pemberian motivasi
Pengembangan produktivitas pegawai
melalui insentif dan tunjangan mendapatkan
tersebut menunjukkan bahwa masing-masing
tanggapan yang bervariasi. Dengan tanggapan
pihak memperoleh suatu manfaat yang besar,
yang bervariasi tersebut menunjukkan adanya
yakni pihak Badan Pusat Statistik sebagai
indikasi pemecahan masalah dalam
pelaksana kebijaksanaan dapat menekan
meningkatan produktivitas pegawai yaitu: 1)
terjadinya pemborosan waktu dan tingkat
pemberian insentif harus secara kontinyu
kesalahan, yang pada akhirnya mendukung
diadakan karena dengan adanya pemberian
kestabilan proses kerja yang ditangani
insentif tingkat penyelesaian pekerjaan cepat
langsung oleh sumber daya manusia.
dan tepat waktu, 2) pemberian tunjangan
Sedangkan bagi pihak pegawai dapat
kepada pegawai baik tunjangan jabatan, THR,
menambah ilmu dan keterampilan terhadap
bonus, sosial, kesehatan dan lain-lain adalah
penanganan fasiltas kerja yang digunakan dan
wujud dalam memotivasi pegawai dan
sekaligus dapat dijadikan sebagai suatu
meningkatkan produktivitasnya dan
investasi pribadi pegawai itu sendiri.

151
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

memberikan kontribusi kepada Badan Pusat REFERENSI


Statistik Kab. Jeneponto. Arikunto Suharsini. 1992. Prosedur
c. Promosi Jabatan Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Promosi jabatan kaitannya degan Jakarta: PT. Melton Putra.
motivasi kerja dan tingkat produktivitas A. Tayibnapis Burhanuddin. 1995.
sangatlah erat, karena ketiga-tiganya Administrasi Kepegawaian Suatu
menunjukkan korelasi yang signifikan Tujuan Analitik. Jakarta: PT. Anem
misalnya promosi jabatan ditujukan kepada Kosong Anem.
salah satu pegawai, maka secara langsung dan
Hadi Sutrisno. 2000. Bimbingan Menulis
tidak langsung akan termotivasi dan akan
lebih meningkatkan prestasinya atas upaya Skripsi Thesis. Yogyakarta: Andi.
yang dilakukan sebelumnya. Lembaga Administrasi Negara Republik
Melihat keadaan tersebut di atas, maka Indonesia. 1994. Sistem Administrasi
penulis mencoba menguraikan hasil Negara Republik Indonesia. Jakarta:
wawancara dengan seorang yang telah CV. Haji Masagung.
dirpomosikan menempati jabatan fungsinal di Moekijat. 1990. Pengawasan Efektif.
Badan Pusat Statistik di Kab. Jeneponto. Hal Bandung: CV. Pionir Jaya.
tersebut diungkapkan karena berdasarkan Nitisemito, ec. Alex. 1983. Manajemen Suatu
hasil prestasi kerja yang meningkat dari tahun Dasar dan Pengantar. Ghalia
ke tahun yaitu telah berhasil merealisasikan: Indonesia, Jakarta.
1) berhasil menciptakan suasana kerja baru
Sugiono. 2001. Metode Penelitian
yaitu dari sistem manual ke sistem
Administrasi. Bandung: Alfabeta.
komputerisasi, 2) efektifitas dan efisiensi
dalam penyelesaian pekerjaan dari 8 jam ke 4 Thoha, Miftah. 1992. Dimensi-Dimensi Prima
jam, 3) mengurangi tingkat kesalahan dalam Ilmu Administrasi Negara. Jakarta:
bekerja dari 7-13 kali ke 2-3 kali kesalahan. Rajawali.
Wasistiono Sadu, dkk. 2002. Manajemen
KESIMPULAN Sumber Daya Aparatur Pemerintah
Berdasarkan pada pembahasan terdahulu Daerah. Bandung: Fokus Media.
mengenai motivasi dan tingkat produktivitas
pgawai pada Kantor Badan Pusat Statistik di
Kab. Jeneponto, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pemberian motivasi kerja kepada
pegawai melalui tingkat kesejahteraan,
promosi jabatan dan kelengkapan sarana
dan prasarana kantor menunjukkan
indikasi yang signifikan dalam
meningkatkan produktivitas kerja
pegawai.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat produktivitas adalah seringnya
terlambat penerimaan gaji, jaminan
kesehatan tidak sepenuhnya ditanggung
pemerintah dan belum sepenuhnya
memakai sistem komputerisasi.

152
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

HUBUNGAN PENGAWASAN PIMPINAN DENGAN KINERJA


PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN ASET DAERAH KOTA BUKITTINGGI

Anisaha, Irsyada dan Weni Yoevib

a
Dosen Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Jln Prof. Hamka, Padang
b
Mahasiswa Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Jln Prof. Hamka, Padang

email: anisahpisang78@gmail.com

Abstract This study aims get information about the relationship between monitoring of leader
with the Employe’s Performance in Department of Finance and Asset Management
Areas of the city Bukittinggi, the monitoring of leader views of: 1) the standard setting,
2) the measurement, 3) evaluation and 4) follow-up, while the Employee’s Performance
can be seen from: 1) responsible, 2) employment initiative, 3) discipline and 4)
suitability target or targets job. Population of this study is all employees are civil servants
who are in Department of Finance and Asset Management Areas of the city Bukittinggi
the number of 92 people. The number of samples is 36 people were taken using
Chohran’s Formula of population by using proportional stratified random sampling
technique. Data collection tool was a questionnaire. Based on the result of reseaerch that
has been done can be cocluded that the monitoring of leader at the high category in the
amount of 67,9% and the employe’s performance at the not good category that is equal
to 60%. The results showed that thein monitoring the relationship with the Employe’s
Performance in Department of Finance and Asset Management Areas of the city
Bukittinggi with a correlation coefficient 2,96.

Keywords: leader, monitoring, performance,

153
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN Pimpinan kurang maksimal memberikan


Berdasarkan pengamatan atau tindak lanjut terhadap hasil pekerjaan yang
wawancara penulis di Dinas Pengelolaan kurang diinginkan, sehingga pegawai tidak
Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota mengetahui kesalahan dan kekurangannya
Bukittinggi diperoleh gambaran bahwa dalam melakukan pekerjaan. 5) Karena
kinerja pegawai masih kurang optimal. Hal ini kesibukannya, pimpinan jarang memberikan
terlihat dari beberapa fenomena yaitu: 1) bimbingan kepada pegawai. Hal ini terlihat
Masih ada pegawai yang bekerja jika dari pimpinan jarang berkontribusi dalam
diperintah dan diawasi oleh pimpinan tanpa penyelesaian pekerjaan pegawai.
adanya inisiatif dari pegawai tersebut. Hal ini Berdasarkan berbagai fenomena di atas,
terlihat dari pegawai yang kurang berinisiatif maka penelitian ini berjudul hubungan
untuk menyelesaikan pekerjaan itu dengan pengawasan pimpinan dengan kinerja
kesadaran sendiri. 2) Masih adanya sebagian pegawai pada kantor Dinas Pengelolaan
pegawai yang kurang jujur dalam bekerja. Hal Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota
ini terlihat dari adanya pegawai yang ketika Bukittinggi sehingga rumusan masalah yang
ditanya oleh pimpinan apakah tugas yang akan diteliti adalah : (1) bagaimana kinerja
diberikan kepadanya sudah selesai dikerjakan pegawai di Dinas Pengelolaan Keuangan dan
dan dijawab sudah padahal pada Aset Daerah Kota Bukittinggi?, (b)
kenyataannya tugas belum selesai sama bagaimana pengawasan pimpinan di Dinas
sekali. 3) Masih ada sebagian pegawai yang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
kurang kreatif dalam bekerja. Hal ini terlihat Bukittinggi?, dan (3) apakah terdapat
dari adanya pegawai yang ketika ada masalah hubungan yang signifikan antara pengawasan
dalam kantortersebut sebagian pegawai lebih pimpinan dengan kinerja pegawai di Dinas
memilih bersikap diam daripada Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
mengeluarkan ide, pendapat ataupun Bukittinggi?
menggabungkan ide-ide yang ada untuk
membantu memecahkan masalah yang ada. 4) Kinerja
Masih adanya sebagian pegawai yang belum Konsep kinerja merupakan singkatan
mampu memanfaatkan waktu kerja, terbukti dari kinetika energi kerjayang padanannya
dari pekerjaan yang tertunda sehingga hasil dalam bahasa Inggris adalah performance.
kerja tidak sesuai dengan waktu yang Istilah performance sering diindonesiakan
dikerjakan. sebagai performa.
Kurangnya kinerja pegawai tersebut Kinerja dalam organisasi merupakan
disebabkan oleh kurangnya pengawasan yang jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan
dilakukan oleh pimpinan. Hal ini dapat organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan
terlihat dari fenomena pengawasan pimpinan atau manajer sering tidak memperhatikan
sebagai berikut: 1) Masih ada sebagian kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu
pimpinan yang tidak melakukan pemantauan jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak
atau pemeriksaan oleh terhadap kegiatan atau mengetahui betapa buruknya kinerja telah
pekerjaan yang dilakukan pegawai. Hal ini merosot sehingga perusahaan atau instansi
masih adanya pimpinan yang tidak melakukan menghadapi krisis yang serius.
pengawasan terhadap pegawai karena sering Kinerja ataun performance acap kali
melakukan tugas di luar kantor. 2) Masih ada disandingkan dengan keberhasilan karyawan,
sebagian pimpinan belum maksimal dalam baik dari segi kualitas maupun kuantitas
mengukur sejauh mana kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas. Kinerja erat
dalam melaksanakan tugasnya, sehingga hasil kaitannya dengan proses interaksi dan
kerja pegawai tidak mengalami peningkatan. pemahaman antarkaryawan tentang tugas
3) Pimpinan belum maksimal memberikan yang harus dilakukan.. Jadi pegawai yang
penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan mempunyai kinerja yang baik akan
yang dilakukan pegawai, sehingga kinerja mempunyai rincian kerja yang dilakukannya
pegawai tidak berjalan secara optimal. 4)
154
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

dan akan melaksanakan rencana kerja tersebut dasar dibelakang pengembangan kinerja.
dengan baik. Dengan memahami dan menerima tanggung
Kemudian Pasolong (2010:222) faktor- jawab atas apa yang mereka kerjakan dan
faktor yang mempengaruhi kinerja adalah tidak kerjakan untuk mencapai tujuan mereka,
kemampuan, kemauan, energi, teknologi, pekerja belajar tentang apa yang perlu mereka
kepemimpinan, kompensasi, kejelasan tujuan perbaiki.
dan keamanan. Lebih lanjut lagi, Uno dan Pegawai yang bekerja dengan rasa
Lamatenggo (2012), menyatakan bahwa pada tanggung jawab dapat melaksanakan tugas
kinerja terdapat standar ukuran tertentu untuk yang diberikan kepadanya sehingga tujuan
mengetahui keberhasilan dan prestasi organisasi dapat dicapai dengan baik dan
seseorang atau kelompok orang. Standar sesuai dengan yang diharapkan. Pegawai yang
ukuran tersebut dapat berbentuk jumlah hasil mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi
pekerjaan atau kuantitas dan kualitas atau akan bekerja dengan sungguh-sungguh dan
mutu pekerjaannya. Artinya, seseorang atau berupaya menyelesaikan pekerja dengan
kelompok orang dapat dikategorikan memiliki sebaik-baiknya, sehingga apapun kendala
kinerja baik apabila kinerjanya sesuai atau yang dihadapi akan diusahakan mencari jalan
lebih tinggi dari standar yang telah ditentukan. keluar agar tugas yang menjadi tanggung
Sebaliknya, kinerja seseorang atau kelompok jawabnya dapat terselesaikan dengan baik.
orang dapat dikategorikan buruk jika lebih Dengan adanya tanggung jawab yang tinggi
rendah dari standar yang telah ditetapkan. dari setiap pegawai dapat meningkatkan
Berdasarkan uraian diatas, maka yang kinerja mereka.
menjadi indikator kinerja dalam penelitian ini Dari uraian di atas dapat disimpulkan
adalah tanggung jawab, inisiatif kerja, bahwa pegawai yang bertanggung jawab
disiplin, dan kesesuaian target atau sasaran terhadap tugasnya, merupakan pegawai yang
kerja. mempunyai sikap dan kesadaran yang baik
1) Tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
Tanggung jawab berarti kesanggupan petunjuk serta aturan yang ada.
pegawai dalam menyelesaikan tugas yang 2) Inisiatif Kerja
diberikan kepadanya sesuai dengan ketentuan Seseorang yang memiliki kinerja yang
dan aturan yang berlaku. Namun apabila tinggi apabila ia memiliki inisiatif yang tinggi
mendapat kegagalan atau kendala dalam dalam melaksanakan tugasnya.
melaksanakan tugas tersebut, ia harus berani Santrohadiwiryo (2002:235) mengemukakan
menanggung resiko dan sanksi yang bahwa inisiatif adalah kemampuan seorang
ditimbulkan dari kegagalan itu. Indikasi yang pegawai untuk mengambil keputusan,
menunjukkan tinggi rendahnya kinerja langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu
pegawai dalam melaksanakan tugas, dapat tindakan yang diperlukan dalam
dilihat dari seberapa sebab tanggung jawab melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu
pegawai terhadap tugas-tugas yang diberikan. perintah dan bimbingan dari pimpinan.
Menurut Siswanto tanggung jawab Menurut Wollfock (2008:23) inisiatif
adalah kesanggupan seseorang tenaga kerja adalah kemampuan individu dalam
dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan menghasilkan sesuatu yang baru atau suatu
yang diserahkan kepadanya dengan sebaik- pemecahan masalah. Selanjutnya menurut
baiknya dan tepat waktu serta berani memikul Suryana (2006:2) mengungkapkan bahwa
resiko atas keputusan yang diambil dan inisiatif adalah kemampuan mengembangkan
tindakan yang dilakukannya. Selanjutnya ide dan cara baru dalam memecahkan masalah
Hasibuan (2010:70) tanggung jawab adalah dan menemukan ide serta menemukan
keharusan untuk melakukan semua kewajiban peluang.
atau tugas-tugas yang dibebankan kepadanya Ciri-ciri orang yang inisiatif menurut
sebagai akibat dari wewenang yang diterima Sund (2003:147) adalah: a) hasrat
atau dimilikinya. Kemudian menurut Wibowo keingintahuan yang besar, b) bersikap terbuka
(2013:18) tanggung jawab merupakan prinsip dalam pengalaman baru, c) keinginan untuk
155
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

menemukan dan meneliti, d) cenderung Namun dalam hal ini penulis menyimpulkan
menyukai tugas yang berat dan sulit, e) sub indikator yang akan penulis gunakan pada
cenderung mencari jawaban yang luas dan indikator disiplin ini adalah ketaatan,
memuaskan, f) dan memiliki dedikasi kesadaran dan ketekunan.
bergairah secara aktif dalam melaksanakan 4) Kesesuaian target atau sasaran pekerjaan
tugas. Penggunaan waktu dalam pekerjaan
Berdasarkan beberapa pendapat di atas merupakan indikator untuk kinerja seorang
dapat disimpulkan bahwa inisiatif adalah pegawai. Jadi seorang pegawai berkinerja
kemampuan seseorang untuk mengambil dengan baik, ia akan mampu menyelesaikan
keputusan, mengembangkan ide dan setiap pekerjaan yang ditugaskan sesuai
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan waktu yang telah dialokasikan.
tanpa menunggu perintah dari pimpinan. Waktu yang telah digunakan oleh
3) Disiplin pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya
Disiplin bermakna pada taatnya sangat menentukan keberhasilan seorang
seseorang terhadap aturan yang telah dibuat. pegawai dalam melaksanakan tugas pada
Anoraga (2009:46) mengemukakan bahwa khususnya dan menentukan keberhasilan
disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk lembaga dalam mencapai tujuan pada
selalu mentaati tata tertib. Ada dua faktor umumnya. Menurut Timpe (2002:70)
yang begitu penting dalam hal ini yaitu faktor ketepatan waktu adalah proses pemanfaatan
waktu dan kegiatan atau perbuatan. Seseorang waktu dengan efisien dan juga mengendalikan
yang memiliki disiplin yang tinggi penggunaannya. Ketepatan waktu
diindikasikan dengan masuk kerja tepat pada menunjukkan bagaimana seorang pegawai
waktunya, pulang pada waktunya, selalu taat menggunakan waktudalam melakukan
pada tata tertib, belum akan efisien tugasnya pekerjaan sehingga tujuan yang telah
jika tidak memiliki keahlian pada bidang dirumuskan itu tercapai.
tugasnya. Ada seorang pegawai mampu
Zuriah (2011:83) mengemukakan bahwa menggunakan waktu untuk menyelesaikan
seseorang dapat dikatakan disiplin apabila pekerjaannya dengan baik. Bila penggunaan
melakukan pekerjaan dengan tertib dan teratur waktu itu tepat, maka sangat menghemat
sesuai dengan waktu dan tempatnya serta tenaga dalam melakukan berbagai aktifitas.
dikerjakan dengan penuh kesadaran, Namun sebaliknya bila waktu tersebut tidak
ketekunan, dan tanpa paksaan dari siapapun. dapat dipergunakan dengan baik, maka sudah
Tidak jauh berbeda dengan Zubaedi (2011:75) jelas akan mendatangkan kerugian bagi
yang mengemukakan bahwa disiplin lembaga itu sendiri.
merupakan tindakan yang menunjukkan Dari uraian di atas jelas bahwa untuk
perilaku tertib dan patuh pada berbagai mengetahui seperti apa kinerja pegawai pada
ketentuan dan peraturan. suatu instansi seyogyanya memperhatikan
Makawimbang (2012:209) aspek-aspek sebagaimana yang dikemukakan
mengemukakan bahwa disiplin diartikan di atas.
sebagai sikap menghargai, patuh, taat Pengawasan Pimpinan
terhadap peraturan dan tata tertib yang berlaku Pengawasan adalah segenap kegiatan
di tempat kerja yang dilakukan secara rela untuk meyakinkan dan menjamin bahwa tugas
dengan penuh tanggung jawab dan siap untuk atau pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan
menerima sangsi jika melanggar tugas dan rencana yang telah ditetapkan. Kebijaksanaan
wewenang. yang telah digariskan dan perintah (aturan)
Dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah yang diberikan (Siagian, 2003:112).
sikap dan perilaku yang ditunjukkan Sementara tujuan pengawasan menurut
seseorang dalam bentuk ketepatan waktu Soekarno (2002:36) adalah: untuk mengetahui
dalam melaksanakan tugas, ketaatan pada tata apakah sesuatu berjalan sesuai dengan
tertib, memiliki kesadaran dan ketekunan rencana yang digariskan, mengetahui apakah
yang tinggi, dan menghargai pekerjaannya. sesuatu dilaksanakan sesuai dengan instruksi
156
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

serta asas yang ditentukan, mengetahui Standar ditetapkan secara akurat sebelum
kesulitan-kesulitan dan kelemahan- pegawai melaksanakan pekerjaan dan
kelemahan dalam bekerja, mengetahui apakah pegawai harus mengetahui alat penilaian
sesuatu berjalan efisien atau tidak, dan (standar) yang digunakan untuk menilai hasil
mencari jalan keluar jika ternyata dijumpai pekerjaan mereka. Maka standar dapat
kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan, dikembangkan atas suatu dasar bersama.
atau kegagalan ke arah perbaikan. Dengan kata lain pimpinan dan bawahan
Sedangkan menurut Terry (1993:116) bekerja sama dalam penetapan standar.
proses pengawasan terbagi atas 4 tahapan, Pengukuran pelaksanaan kegiatan
yaitu: 1) Menentukan standar atau dasar bagi Setelah menentukan standar dilakukan
pengawasan. 2) Mengukur pelaksanaan. 3) maka langkah kedua yang dilakukan adalah
Membandingkan pelaksanaan dengan standar pengukuran pelaksanaan kegiatan.
dan temukanlah perbedaan jika ada. 4) Pengukuran pelaksanaan kegiatan dilakukan
Memperbaiki penyimpangan dengan cara- untuk mengetahui hasil yang telah ditetapkan
cara tindakan yang tepat. dapat dicapai. Handoko (2000:123)
Selanjutnya menurut Handoko mengemukakan bahwa “mengukur adalah
(2000:363) mengemukakan prosedur untuk tindakan untuk mengetahui atau memastikan
penetapan sistem pengawasan terdiri atas lima pekerjaan atau hasil yang telah ditargetkan
langkah: 1) Penentuan standar pelaksanaan. 2) dapat dilaksanakan dan dicapai”.
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan. Tahap kedua dalam pengawasan adalah
3) Pengukuran pelaksanaan kegiatan. 4) mengukur prestasi kerja. Mengukur prestasi
Pembandingan pelaksanaan dengan berarti menilai pekerjaan yang dikerjakan
standardan analisa penyimpangan. 5) oleh individu atau kelompok dalam
Pengambilan tindakan koreksi bila organisasi. Pengukuran adalah proses yang
diperlukan. berulang-ulang dan berlangsung secara terus
Berdasarkan pendapat diatas dapat menerus. Pengukuran prestasi kerja dapat
disimpulkan yang menjadi indicator dilakukan tergantung pada jenis pekerjaan
pengawasan adalah 1) penetapan standar, 2) yng diukur. Untuk mengukur prestasi kerja
pengukuran,3) evaluasi dan 4) tindak lanjut. pada pekerjaan bidang produksi berbeda
dengan bidang administrasi. Dengan
Penetapan standar menentukan jumlah unit yang harus
Langkah pertama yang dilakukan dalam dihasilkan setiaap individu atau kelompok
proses pengawasan adalah menentukan dalam organisasi. Demikian juga apabila
standar kegiatan. Standar ini memberikan sebagai standar ditetapkan adalah waktu
padapegawai target dan spesifik yang pengerjaan, dan jumlah kehadiran mudah
mengharuskan mereka berusaha untuk diterapkan, akan tetapi pekerjaan administrasi
mencapai. Menurut Handoko (2000:363) lebih sulit ditetapkan. Penetapan standar
mengemukakan bahwa standar adalah suatu pekerjaan pada bidang administrasi lebih
satuan pengukuran yang digunakan sebagai mudah apabila dimensi dari pekerjaannya
patokan untuk menilai hasil”. Berarti standar diketahui dengan jelas.
dapat dikatakan alat ukur dan masukan yang Menurut Handoko (2000:364) ada
dapat digunakan sehingga dapat terlaksananya berbagai cara untuk melakukan pengukuran
pengawasan yang baik dalam organisasi. pelaksanaan, yaitu: 1) pengamatan
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan (observasi), 2) laporan-laporan baik lisan
dalam penentu standar, yaitu: (1) rencana atau maupun tulisan, 3) metode-metode otomatis,
hasil yang diinginkan oleh organisasi dengan 4) inspeksi, pengujian (test).
memperhatikan kualitas pekerjaan, target Evaluasi
waktu pekerjaan dan manfaat pekerjaan, (2) Evaluasi adalah membandingkan hasil
ketentuan undang-undang yang menyangkut yang dicapai dengan standar atau alat ukur
objek yang diawasi, (3) dan guna dan hasil yang sudah ditentukan. Dapat pula dikatakan
guna penyelenggaraan pekerjaan itu. bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan untuk
157
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

menilai kegiatan yang telah dilaksanakan baik pada kemampuan pegawainya sikap
untuk meningkatkan kualitas kegiatan. pegawai, mental pegawai maupun
Menurut Liputo (1992:129) evaluasi perlengkapan yang digunakan. Tindakan
merupakan “proses untuk menentukan nilai perbaikan atau tindak lanjut pada dasarnya
atau keberhasilan dalam usaha pencapaian dimaksudkan agar apa yang dilaksanakan
tujuan yang telah ditetapkan, menentukan pegawai dapat mencapai standar yang telah
derajat keberhasilan dan membuat ditetapkan.
rekomendasi untuk kegiatan berikutnya”. Selanjutnya Silalahi (1992:177)
Sedangkan menurut Siagian (2003:122) mengemukakan bahwa kegiatan pengawasan
dalam pengawasan dilakukan evaluasi yang hanya mempunyai arti kecil kecuali diambil
sangat berguna untuk: tindakan koreksi. Jadi pengambilan tindakan
a) Menemukan fakta bagaimana proses koreksi dapat dilakukan dalam berbagai
pengawasan itu dijalankan. bentuk, yaitu: standar mungkin dirubah
b) Untuk apa sistem pengawasan itu (barangkali terlalu tinggi atau mungkin terlalu
dilaksanakan. rendah, pelaksanaan diperbaiki, atau
c) Melihat apakah pengawasan itu membina keduanya dilakukan bersamaan).
gaya kreasi orang atau untuk menakut-
nakuti.
METODE
d) Melihat apakah pengawasan itu menjadi Penelitian ini dilakukan di Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
faktor perangsang peningkatan
Bukittinggi. Populasi dalam penelitian ini
produktifitas dan menghalangi
berjumlah 92 orang dan sampel berjumlah 36
peningkatan produktifitas.
Jadi kegiatan evaluasi dalam pengawasan orang. Teknik sampling yang digunakan
dilakukan pimpinan adalah untuk adalah proportional stratefied random
sampling. Instrumen penelitian yang
mengadakan penilaian terhadap kegiatan yang
digunakan adalah angket model skala Likert
telah dilaksanakan dengan cara mengadakan
dengan lima alternatif jawaban dan angket
perbandingan antara kegiatan yang telah
option yang bersifat menghimpun. Sebelum
ditetapkan sebelumnya apakah terdapat
penyimpangan, kesalahan-kesalahan selama angket disebarkan kepada responden yang
melaksanakan kegiatan atau mungkin terjadi menjadi sampel dalam penelitian ini
dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk
peningkatan dalam bekerja.
mengetahui validitas dan reliabilitas
Tindak lanjut
instrumen. Setelah diperoleh valid dan
Tindak lanjut pada dasarnya
dimaksudkan agar apa yang dilaksanakan reliabelnya instrumen barulah angket
pegawai dapat mencapai standar yang telah disebarkan kepada responden kemudian data
dikumpulkan dan diolah dengan menentukan
ditetapkan. Artinya tindak lanjut merupakan
mean, median, modus, dan standar deviasi
tindakan perbaikan yang dilakukan untuk
dari masing-masing variabel. Setelah itu
mengatasi masalah-masalah, memperbaiki
dilakukan uji korelasi dengan menggunakan
kekurangan yang ada baik itu kemampuan
pegawai, sikap pegawai, mental pegawai rumus korelasi Product Moment. Setelah
diketahui adanya hubungan maka dilakukan
maupun perlengkapan yang digunakan.
uji normalitas dan uji keberartian hubungan
Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan
antara kedua variabel.
mengarahkan atau merekomendasikan
perbaikan, menyarankan agar ditekan adanya HASIL PENELITIAN
pemborosan, mengoptimalkan pekerjaan Kinerja Pegawai
untuk mencapai sasaran rencana. Pengumpulan data variabel Kinerja
Suryadi (2002:177) mengemukakan Pegawai (variabel Y) didapat dari penyebaran
bahwa kegiatan hanya mempunyai arti kecil angket kepada 36 orang responden dengan 42
kecuali diambil tindakan koreksi. Tindakan- item. Skor Kinerja Pegawai yang diperoleh
tindakan perbaikan atau tindak lanjut berfokus menyebar dari skor terendah 101 sampai skor
untuk memperbaiki kekurangan yang ada, tertinggi 188, sedangkan kategori skor

158
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

minimal 0 dan skor maksimal 210. Dari hasil Kinerja 142, 210 68,05% Cukup
pengolahan data secara umum, maka Kinerja Pegawai 9
Pegawai diperoleh skor mean (rata-rata)
142,9, median (nilai tengah) 126,46 modus Pengujian Hipotesis
(nilai yang sering muncul) 93,58, dan standar Untuk melihat koefisien korelasi variabel
deviasi (persimpangan baku) 38,04. X dan variabel Y digunakan rumus korelasi
Berdasarkan pengolahan data angket Product Moment. Uji korelasi antara variabel
variabel Kinerja pegawai (Y) dengan cara pengawasan pimpinan (X) dengan variabel
membandingkan skor rata-rata (mean) dengan kinerja pegawai (Y) didapatkan rho hitung0,447
skor maksimal dikali 100%, maka nilai mean sebesar dari rho table 0,396 (95%). Jadi dapat
142,9, dibagi dengan skor maksimal 210, disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
maka diperoleh angka 0,6805 × 100% = pengawasan pimpinan dengan kinerja
68,05.%. Hal ini berarti variabel Kinerja pegawai pada taraf kepercayaan 95%. Untuk
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset melihat keberartian hubungan maka dilakukan
Daerah Kota Bukittinggi berada pada kategori uji t dengan perolehan data t hitung = 2,915> t
“cukup” yaitu sebesar 68,05% dari skor ideal. tabel = 2,060 pada taraf kepercayaan 95 %.
Pengawasan Pimpinan Dengan demikian hipotesis yang diuji dapat
Pengumpulan data variabel diterima pada taraf kepercayaan 95%.
pengawasan pimpinan (variabel X) di dapat Tabel 2. Analisis Korelasi dan Pengujian
dari penyebaran angket kepada 36 orang Keberartian Korelasi Variabel X dan
responden dengan 31 item. Variabel Variabel Y dengan Tabel Uji t
r hitung t hitung Taraf kepercayaan 95 %
Pengawasan Pimpinan yang diperoleh r table t tabel
menyebar dari skor terendah 72 sampai skor
0,447 2,915 0,396 2,060
tertinggi 127, sedangkan kategori skor
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel
minimal 0 dan skor maksimal 155. Dari hasil
4 artinya hipotesis yang berbunyi terdapat
pengolahan data secara umum, maka
hubungan yang signifikan antara pengawasan
Pengawasan Pimpinan diperoleh skor mean
pimpinan dengan kinerja pegawai dapat
(rata–rata) 102,6, median (nilai tengah) 89,8,
diterima.
modus (nilai yang sering muncul) 64,2 dan
Hipotesis penelitian diuji dengan teknik
standar deviasi (persimpangan baku) 32,9.
korelasi. Untuk menggunakan teknik ini ada
Berdasarkan pengolahan data angket
persyaratan, yaitu melakukan uji normalitas.
variabel pengawasan pimpinan (X) dengan
Pengujian normalitas dilakukan dengan teknik
cara membandingkan skor rata–rata (mean)
chi kuadrat terhadap pengawasan pimpinan
dengan skor maksimal dikali 100%, maka
dan kinerja pegawai.
nilai mean 102,6, dibagi dengan skor Tabel 3.Rangkuman hasil Uji Normalitas Variabel
maksimal 155, maka diperoleh angka 0,6619 X2 tabel
x 100% = 66,19%. Hal ini berarti variabel X2 hitung Keterangan
Variabel ɑ = 0,01
pengawasan pimpinan Dinas Pengelolaan Pengawasan -296,17 0,05
Normal
Keuangan dan Aset Daerah Kota Bukittinggi Pimpinan
berada pada kategori “cukup” yaitu sebesar Kinerja -59,79 0,05
Normal
Pegawai
66,19% dari skor ideal.
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa χ2hitung
Untuk memperoleh gambaran yang jelas
variabel X dan Variabel Y kecil dari χ2tabel
tentang distribusi skor variabel pengawasan
pada ɑ = 0,01. Maka distribusi skor variabel X
(X) dan kinerja (Y) dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.Tafsiran Mean Variabel Penelitian
dan variabel Y adalah normal. Maka dapat
Variabel Mea Sko Capaia Penafsira disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
yang n r n% n berarti antara pengawasan pimpinan dengan
Diteliti Max Skor kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan
Ideal dan Aset Daerah Kota Bukittinggi
Pengawasa 102, 155 66,19% Cukup
n Pimpinan 6

159
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PEMBAHASAN Untuk mencapai interpretasi cukup maupun


Kinerja Pegawai (Y) sangat baik pengawasan perlu untuk
Berdasarkan hasil analisis data dan ditingkatkan lagi. Berbagai upaya dapat
pengujian hipotesis diperoleh persentase dilakukan untuk meningkatkan pengawasan
Kinerja Pegawai sebesar 68,05% dengan kepada pegawai yaitu dengan memandu,
kategori cukup. Kinerja pegawai perlu memotivasi, dan membimbing pegawai yang
ditingkatkan lagi agar menjadi sangat baik. kurang optimal dalam kinerjanya. Tentunya
Pimpinan sangat perlu memperhatikan kinerja tidak hanya secara langsung tetapi juga dapat
pegawai, karena kineja ini akan berdampak diberikan secara tidak langsung.
pada kemajuan suatu instansi. Kinerja Menurut Kartono (2002:153) memberi
menurut Mangkunegara (2000:67) adalah pengertian pengawasan adalah pada
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang umumnya para pengikut dapat bekerja sama
dicapai oleh seseorang pegawai dalam dengan baik kearah pencapaian sasaran dan
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tujuan umum organisasi pengawasan untuk
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. mengukur hasil pekerjaan dan menghindari
Kemudian menurut Sulistiyani (2003:223) penyimpangan-penyimpangan jika perlu
kinerja seseorang merupakan kombinasi dari segera melakukan tindakan korektif terhadap
kemampuan, usaha dan kesempatan yang penyimpangan-penyimpangan tersebut.
dapat dinilai dari hasil kerjanya. Pengawasan adalah segenap kegiatan
Selain itu Hasibuan (2001:34) untuk meyakinkan dan menjamin bahwa tugas
mengemukakan kinerja adalah suatu hasil atau pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan
kerja yang dicapai seseorang dalam rencana yang telah ditetapkan. Kebijaksanaan
melaksanakan tugas tugas yang dibebankan yang telah digariskan dan perintah (aturan)
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, yang diberikan (Siagian, 2003:112).
pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Untuk menjamin agar semua pekerjaan
Kinerja merupakan suatu kondisi yang yang telah diberikan oleh pimpinan kepada
harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada bawahannya dapat berjalan sesuai menurut
pihak tertentu untuk mengetahui tingkat rencana, maka seorang pimpinan tersebut
pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan harus memiliki kemampuan untuk memandu,
dengan visi yang diemban suatu organisasi menuntut, membimbing, memotivasi,
atau perusahaan serta mengetahui dampak mengemudikan organisasi, menjalin jaringan
positif dan negatif dari suatu kebijakan komunikasi yang baik, sumber pengawasan
operasional Hubungan Pengawasan Pimpinan yang baik, serta membawa pengikutnya
dengan Kinerja Pegawai kepada sasaran yang hendak dituju sesuai
Jadi, kinerja pegawai sangat penting bagi ketentuan, waktu dan perencanaan (Kartono,
kelangsungan organisasi baik dalam 2002:81).
mengembangkan kualitas kerja, pembinaan Hubungan Pengawasan Pimpinan dengan
selanjutnya, dengan demikian bagaimana cara Kinerja Pegawai
kerja yang ditampilkan pegawai dan juga hasil Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
kerja pegawai akan mendukung keberhasilan koefisien korelasi antara pengawasan dengan
organisasi serta membawa organisasi kinerja pegawai adalah signifikan yaitu r hitung
mencapai tujuan. = 0,447 > r tabel = 0,396 pada taraf kepercayaan
Pengawasan Pimpinan (X) 95% dan 0,505 pada taraf kepercayaan 99%.
Berdasarkan analisis data dan pengujian Pada keberartian korelasi juga terdapat
hipotesis menunjukkan pengawasan pimpinan hubungan yang signifikan antara pengawasan
berada pada kategori cukup dengan persentase dengan kinerja pegawai yaitu t hitung = 2,915 >
69,19%. Hal ini mengungkapkan bahwa t tabel 2,787 pada taraf kepercayaan 95% dan
pengawasan pimpinan yang berada pada 2,060 pada taraf kepercayaan 99%. Dengan
kategori sangat baik, akan menjadi sangat baik demikian hipotesis yang diuji dapat diterima.
jika penerapannya lebih dioptimalkan lagi. Hipotesis tersebut berbunyi adanya hubungan
yang signifikan antara pengawasan dengan
160
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kinerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia,
salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat
pegawai adalah pengawasan pimpinan. Hasil Pasolong, Harbani, 2010. Teori Administrasi
penelitian ini memperkuat pendapat ahli yaitu Publik. Bandung; Alfabeta
menurut Mathis dan Jackson (2006:303),
Siagian, Sondang, 2003. Teori dan Praktek
menyatakan bahwa pengawasan merupakan
Pengambilan Keputusan.Jakarta; Haji
sebagai proses pemantauan kinerja karyawan
Mas Agung
berdasarkan standar untuk mengukur kinerja,
memastikan kualitas atas penilaian kinerja Siagian, Sondang, 2013. Manajemen Sumber
dan pengambilan informasi yang dapat Daya Manusia. Jakarta; Bumi Aksara
dijadikan umpan balik pencapaian hasil yang Sulistiyani, Ambar Teguh. 2003. Manajemen
dikomunikasikan ke para karyawan. dan Sumber Daya Manusia : Konsep
Berdasarkan pada uraian di atas dapat Teori dan Pengembangan Dalam
disimpulkan bahwa pengawasan mempunyai Konteks Organisasi Publik.
kaitan yang erat dengan kinerja pegawai. Yogyakarta: Graha Ilmu
Semakin optimal pengawasan yang ada maka Suryadi, K. dan M.Ali Ramdhani.1998.
semakin tinggi pula tingkat kinerja pegawai. Sistem Pendukung Keputusan.
KESIMPULAN Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Dari hasil penelitian dan pembahasan Terry, George, R 1993, Prinsip-prinsip
yang telah dikemukakan pada bab Manajemen, terj. J. Smith, Jakarta:
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai Bumi Aksara
berikut: Kinerja pegawai di Kantor Dinas Uno, Hamzah.B, dan Nina Lamatenggo. 2012.
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Teori Kinerja Dan Pengukurannya.
Bukittinggi berada pada kategori cukup Jakarta: PT. Bumi Aksara.
karena telah mencapai skor 0,6805 atau http://digilib.unila.ac.id/kinerja/BAB II.pdf
68,05%. Pengawasan di Kantor Dinas (diunduh tgl 21 Agustus 2016)
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Bukittinggi berada pada kategori cukup
karena telah mencapai skor 0,6619 atau
66,19%. Terdapat hubungan yang signifikan
antara Pengawasan Pimpinan dengan Kinerja
pegawai di Kantor Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Bukittinggi.
Besarnya koefisien korelasi yang diperoleh r
= 0,447 pada taraf kepercayaan 95% dan t =
2,915 pada taraf kepercayaan 95%.
REFERENSI
Hasibuan, Malayu S.P, 2010. Manajemen
Dasar Pengertian dan Masalah.
Bandung; Bumi Aksara
Kartono, Kartini. 2002. Pemimpin dan
Kepemimpinan. Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada
Mangkunegara, Anwar Prabu (2000).
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. 2006.
Human Resource Management

161
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAN


PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH SWASTA
KOTA GORONTALO: (Antara Harapan dan Realita)

Herson Anwar & Lian G. Otaya

State Islamic Institute (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, Celebes, Indonesia

Correspondensi: herson.anwar@gmail.com

Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi pengelolaan keuangan dan


pembiayaan pendidikan di Madrasah Aliyah Swasta Kota Gorontalo. Data dikumpulkan
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan melalui
tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan
kesimpulan. Hasil temuan menunjukkan bahwa keuangan dan pembiayaan bukan
menjadi faktor utama dalam menunjang eksistensi Madrasah Aliyah Swasta di Kota
Gorontalo, tetapi keterbatasan keuangan akan menjadi faktor penghambat bagi madrasah
dalam mengembangkan dirinya di era persaingan yang semakin kompetitif saat ini. Oleh
karena itu, pengelolaan keuangan dan pembiayaan yang baik dalam hal menyusun
rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS), mengidentifikasi sumber
dana/menggali dana eksternal maupun internal, merealisasikan dana sesuai dengan
rencana, pertanggungjawaban keuangan dan evaluasi anggaran sesuai dengan standar
pengelolaan pendidikan sangat dibutuhkan. Hal ini penting dalam memudahkan
Madrasah Aliyah Swasta di Kota Gorontalo untuk menentukan arah dan tujuan yang
ingin dicapai sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik yang dimilikinya.
Kata Kunci: Pengelolaan, Keuangan, Pembiayaan Pendidikan, Madrasah.

162
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN pengelolaan yang baik dengan melibatkan


Pendidikan saat ini masih menghadapi semua komponen yang ada di dalamnya, salah
permasalahan-permasalahan, khususnya satunya pengelolaan keuangan dan
pendidikan Islam. Sebagian besar lembaga pembiayaan yang sesuai dengan standar
pendidikan Islam salah satunya Madrasah pengelolaan pendidikan.
Aliyah masih menghadapi problem internal Komponen keuangan madrasah merupakan
kelembagaan sementara tantangan yang komponen yang menentukan terlaksananya
dihadapi semakin berat. Idealnya Madrasah kegiatan pembelajaran bersama komponen-
Aliyah harus didukung oleh Sumber Daya komponen lain. Dengan kata lain, setiap
Manusia (SDM) yang berkualitas, kegiatan yang dilakukan sekolah/madrasah
berdedikasi, kreatif dan inovatif dalam memerlukan biaya. Dalam rangka
menghadapi perubahan zaman, sehingga penyelenggaraan pendidikan, perlu
berkembang dengan baik sesuai dengan aturan dialokasikan dana khusus yang antara lain
dan sistem yang berlaku (Nugraha & untuk keperluan kegiatan identifikasi input
Rohayani, 2016). siswa, modifikasi kurikulum, insentif bagi
Permasalahan krusial yang dihadapi tenaga kependidikan yang terlibat,pengadaan
madrasah saat ini adalah masyarakat sarana prasarana, pemberdayaan peran serta
cenderung memilih menyekolahkan masyarakat, dan pelaksanaan kegiatan
anaknya di sekolah umum dibanding pembelajaran.
madrasah. Fenomena ini justru berbanding Pengelolaan keuangan di madrasah
terbalik dengan jumlah penduduk Gorontalo terutama berkenaan dengan kiat
yang mayoritas beragama Islam (±95%). Hal sekolah/madrasah dalam menggali dana,
ini menunjukan rendahnya minat masyarakat mengelola dana. Pengelolaan keuangan
Gorontalo terhadap madrasah. dikaitkan dengan program tahunan sekolah,
Adanya keraguan mutu pendidikan di cara mengadministrasikan dana
madrasah menjadikan madrasah dipandang sekolah/madrasah, dan cara melakukan
pilihan kedua oleh orang tua dalam pengawasan, pengendalian, serta pemeriksaan
menyekolahkan anaknya. Selain itu, menurut (Rusman, 2011:129). Pengelolaan keuangan
Education Sector Analytical and Capacity di madrasah dikaitkan dengan program
Development Partnership (2013:7) bahwa tahunan sekolah/madrasah, cara
pemangku kepentingan dalam pendidikan mengadministrasikan dana madrasah, dan cara
memiliki pandangan yang berbeda tentang melakukan pengawasan, pengendalian serta
pengelolaan pendidikan madrasah yang pemeriksaan keuangan di sekolah/madrasah.
bersifat desentralisasi atau terpusat. Melihat Pelaksanaan pengelolaan keuangan
kondisi seperti ini, tentu madrasah tidak boleh madrasah menganut asas pemisahan tugas
hanya berpangku tangan atau pasrah antara fungsi-fungsi yaitu otorisator,
menerima kenyataan. Oleh karena itu, ordonator dan bendaharawan. Otorisator
madrasah harus berbenah diri untuk menepis adalah pejabat yang diberi wewenanng untuk
anggapan yang kurang menguntungkan bagi mengambil tindakan yang mengakibatkan
madrasah. penerimaan dan pengeluaran anggaran.
Peningkatan mutu pendidikan madrasah Ordonator adalah pejabat yang berwenang
bukanlah tugas yang ringan karena tidak melakukan pengujian dan memerintahkan
hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, pembayaran atas segala tindakan yang
tetapi mencakup berbagai persoalan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah
sangat rumit dan kompleks, yang menyangkut ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat
masalah perencanaan, pelaksanaan, yang berwenang melakukan penerimaan,
pengawasan, dan perbaikan sehingga penyimpanan, dan pengeluaraan uang serta
terciptanya pendidikan yang efektif dan diwajibkan membuat perhitungan dan
efisien. Untuk mencapai pendidikan madrasah pertanggungjawaban. Kepala
yang bermutu sangat membutuhkan sebuah sekolah/madrasah, sebagai manajer berfungsi

163
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

sebagai otorisator dan dilimpahi fungsi madrasah di masa depan. Mengingat inti dari
ordonator untuk memerintahkan pembayaran. pengelolaan keuangan adalah pencapaian
Namun, tidak dibenarkan melaksanakan efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, di
fungsi bendaharawan karena berkewajiban samping mengupayakan ketersediaan dana
melakukan pengawasan ke dalam. Sedangkan yang memadai untuk kebutuhan pembangunan
bendaharawan, di samping mempunyai maupun kegiatan rutin operasional di
fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi madrasah, juga perlu diperhatikan faktor
fungsi ordonator untuk menguji hak atas akuntabilitas dan transparansi setia
pembayaran (Rahmat, 2013:98). penggunaan keuangan, baik yang bersumber
Pendidikan membutuhkan pembiayaan pemerintah, masyarakat, maupun sumber-
yang tidak kecil. Biaya pendidikan adalah total sumber lainnya. Upaya madrasah
biaya yang dikeluarkan baik oleh individu meningkatkan kinerjanya dalam pengelolaan
peserta didik, keluaraga yang menyekolahkan keuangan dan pembiayaan pendidikan di
anak, warga masyarakat perorangan, madrasah harus lebih diprioritaskan pada
kelompok masyarakat maupun yang nilai-nilai kemanfaatannya. Hal ini sejalan
dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran dengan pendapat Mulyono (2010:181) bahwa
pendidikan (Suhardan & Riduwan, 2012:22). administrasi keuangan sekolah termasuk
Pendapat ini mengindikasikan, keuangan dan madrasah adalah seluruh proses kegiatan yang
pembiayaan pendidikan di madrasah direncanakan dan dilaksanakan atau
membutuhkan perhatian pemerintah lewat diusahakan secara sengaja dan sungguh-
berbagai kebijakannya. Hal ini sangat penting sungguh, serta pembinaan secara kontinu
diperhatikan, karena masalah pembiayaan terhadap biaya operasionalnya sehingga
adalah menjadi sarana vital bagi mati kegiatan pendidikan lebih efektif dan efisien
hidupnya suatu organisasi sekolah termasuk serta membantu pencapaian tujuan
madrasah (Burhanuddin, 2014:59). pendidikan.
Kenyataan menunjukkan bahwa
ketertinggalan madrasah swasta adalah
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan
sebagai akibat terbatasnya dana, ditambahnya
kualitatif dengan jenis penelitian
dengan lemahnya pola dan pengelolaan sistem fenomenologis merupakan penelitian yang
pembinaan, dengan kebijakan pengelolaan berupaya memahami persepsi informan
yang masih tradisional. Selain dari itu tata tentang suatu situasi tertentu. Penelitian ini
layanan yang tidak kondusif, dimana dilakukan di Madrasah Aliyah Swasta (MAS)
pengelolaan yang tidak transparan dan kurang Kota Gorontalo (MAS Nurul Yaqiin, MAS
akuntabel, termasuk intensitas kerjasama Al-Huda, MAS Al-Yusra, MAS Al-Khairaat,
antara komponen terkait yaitu antara pengurus dan MAS Muhammadiyah Gorontalo). Data
yayasan dengan madrasah, dan orang tua dikumpulkan melalui observasi, wawancara,
peserta didik, terkesan kurang memberi dan dokumentasi. Informan penelitian ini,
kontribusi bagi pengembangan madrasah adalah semua kepala madrasah Aliyah yang
swasta. ada di Madrasah Aliyah Swasta Kota
Berdasarkan permasalahan yang Gorontalo yang berjumlah 5 orang yaitu
terdeskripsi di atas, ada beberapa alasan yang kepala MAS Nurul Yaqiin (KM-MAS01),
mendorong penulis untuk melakukan kepala MAS Al-Huda (KM-MAS02), kepala
penelitian ini diantaranya kemajuan Madrasah MAS Al-Yusra (KM-MAS03), kepala MAS
Aliyah Swasta di Kota Gorontalo Al-Khairaat (KM-MAS04), dan kepala MAS
membutuhkan pengelolaan keuangan dan MAS Muhammadiyah (KM-MAS05).
pembiayaan pendidikan yang memadai sesuai Karakteristik informan kesemuanya berjenis
kelamin laki-laki dan memiliki masa kerja >
dengan kebutuhan dan karakteristik madrasah.
10 tahun. Teknik analisis data dilakukan
Pengelolaan keuangan dan pembiayaan melalui beberapa tahapan, yaitu:
merupakan faktor penting dan strategis dalam pengumpulan data, reduksi data, penyajian
kerangka peningkatan kualitas dan kemajuan data, verifikasi data dan penarikan

164
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kesimpulan. Proses analisis data persetujuan. Apabila madrasah akan


menggunakan pola berpikir induktif yaitu mengadakan kegiatan yang melibatkan
proses pengolahan data dari hal-hal yang masyarakat umum, maka pembuatan
khusus dan diperoleh dari informan kemudian anggaran kami rembukan bersama-
ditarik kesimpulan secara umum. sama”(KM-MAS02).
Konseptualisasi dari pernyataan ilmiah juga “Membahas tentang penyusunan RKAS
ditambahkan sebagai kesimpulan dari yang menyangkut proses penganggaran
penelitian. biaya pendidikan, prosesnya yang pertama
TEMUAN DAN DISKUSI diawali dengan melakukan rapat kerja
Keuangan dan pembiayaan merupakan tahunan bersama anggota rapat.
sumber daya yang secara langsung menunjang Kemudian, anggota rapat membuat draft
efektivitas dan efesiensi pengelolaan
anggaran. Dari draft itu kemudian dibuat
pendidikan di Madrasah Aliyah Swasta Kota
proposal yang nantinya akan diajukan ke
Gorontalo. Implementasi pengelolaan
keuangan dan pembiayaan madrasah aliyah Yayasan untuk disahkan atau disetujui.
swasta di Kota Gorontalo mengacu pada Alurnya dirapatkan dulu kemudian
standar pengelolaan pendidikan dalam diajukan ke Yayasan. Setelah disetujui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor pihak Yayasan kemudian dimasukkan ke
19 tahun 2007 bidang pengelolaan keuangan dalam RKAS dengan sepengetahuan
dan pembiayaan dalam hal: menyusun rencana Yayasan pastinya”(KM-MAS03).
kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS), “Dalam proses untuk menganggarkan
mengidentifikasi sumber dana/menggali dana biaya pendidikan, sebelumnya diadakan
eksternal maupun internal, merealisasikan rapat kerja akhir tahun terlebih dahulu.
dana sesuai dengan rencana, Dalam rapat kerja itu ada kepala
pertanggungjawaban keuangan dan evaluasi madrasah, wakil kepala madrasah, komite
anggaran dengan hasil temuan sebagai berikut. madrasah, perwakilan guru dan pegawai
1. Menyusun Rencana Kegiatan dan tata usaha juga ada. Anggota rapat
Anggaran Sekolah (RKAS) tugasnya membuat draft, kalau draftnya
Penyusunan RKAS dalam pengelolaan sudah dibuat terus diajukan ke Yayasan.
bidang keuangan dan pembiayaan pendidikan Akan tetapi, nanti harus membuat proposal
harapannya hendaknya dilakukan bersama dulu kalau mau mengadakan kegiatan atau
pihak terkait. Hal ini dilakukan oleh kelima membutuhkan dana untuk keperluan
Madrasah Aliyah Swasta di Kota Gorontalo. madrasah. Setelah itu, dana baru bisa
Sebagaimana realita yang ada di Madrasah dicairkan ke madrasah” (KM-MAS04).
Aliyah al-Khairaat bahwa: “Dalam penyusunan RKAS mengikuti
“Dalam menyusun RKAS selalu bagaimana alur atau proses pengelolaan
melibatkan pihak terkait seperti komite, pembiayaan pendidikan yang sudah
dan beberapa orang staf kepala madrasah ditentukan oleh pihak Yayasan. Mengingat
yang ditunjuk untuk menjadi sebuah tim penyusunannya RKAS sangat penting
dalam menyusun RKAS. Kemudian dilakukan, karena nantinya akan
madrasah bekerjasama untuk berpengaruh juga pada proses
merembukkan anggaran dengan pembelajaran di madrasah. Selain itu,
masyarakat umum ketika akan dana yang dianggarkan
mengadakan sebuah momen atau kegiatan mempertimbangkan sektor-sektor yang
yang melibatkan mereka”(KM-MAS01). perlu untuk didanai sesuai dengan
“Tidak seluruhnya guru/staf ikut serta kebutuhan madrasah” (KM-MAS05).
dalam menyusun RKAS. Biasanya hanya Berdasarkan pernyataan kelima kepala
beberapa orang saja yang saya tunjuk madrasah di atas, terkait dengan penyusunan
sebagai tim seperti beberapa guru, RKAS menunjukkan bahwa pihak yayasan
bendahara, TU dan komite. Setelah itu, memberi kebebasan kepada setiap madrasah
RKAS kami rembukkan kembali dengan untuk menyusun RKAS, dengan membentuk
ketua Yayasan untuk mendapatkan
165
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

tim dalam menyusunnya yang terdiri dari /bulan atau Rp 300.000,-/tahun”(KM-


kepala madrasah, bendahara, pegawai tata MAS01).
usaha dan beberapa orang guru serta komite Sumber dana untuk Madrasah Aliyah al-
madrasah. Sementara pihak yayasan hanya Huda bersumber dari masyarakat yang
menerima draf anggaran yang sudah disusun berupa iuran komite, pembayaran iuran
oleh setiap madrasah untuk dipertimbangkan. SPP peserta didik setiap bulan, Prodira
Dari temuan ini, penulis menilai bahwa dan dana dari Bantuan Operasional
langkah ini sangat baik sekali, karena Sekolah. Alokasi dananya macam-macam,
diharapkan dengan melibatkan pihak terkait yang pasti untuk menunjuang kebutuhan
seperti kepala madrasah, bendahara, pegawai madrasah, seperti untuk pengembangan
tata usaha dan beberapa orang guru serta sarana dan prasarana, belanja barang dan
komite madrasah, mereka dapat memberikan jasa, kegiatan-kegiatan yang sudah
saran dan masukan demi kemajuan madrasah. direncanakan pada saat rapat, dan
Selain itu juga, kondisi seperti ini merupakan sebagainya”(KM-MAS02).
suatu ciri madrasah yang menerapkan pola Sementara hal yang berbeda dikemukan
manajemen berbasis madrasah. oleh kepala Madrasah Aliyah Muhammadiyah
2. Mengidentifikasi sumber bahwa:
dana/menggali dana eksternal maupun “Sumber dana madrasah swasta berasal
internal dari yang pertama tentu saja dari uang
Pengelolaan bidang keuangan dan SPP setiap bulan yang dibebankan kepada
pembiayaan perlu mengidentifikasi sumber setiap peserta didik, kemudian dari dana
dana atau menggali dana eksternal maupun bantuan seperti dana BOS dan PRODIRA,
internal. Pada Madrasah Aliyah Swasta Kota kemudian ada dana bantuan dari luar juga
Gorontalo sumber dana dihasilkan dari (hibah). Namun dengan adanya kebijakan
Yayasan yang digunakan untuk memenuhi program pendidikan gratis dari
kebutuhan sarana madrasah, pemberian Pemerintah Kota Gorontalo, maka untuk
kompensasi/reward dan lain-lain. Sumbangan pembayaran iuran SPP dari setiap peserta
Orang tua/wali peserta didik dalam bentuk didik dihapuskan, sehingga sumber
SPP digunakan untuk operasional madrasah pendanaan dari madrasah berkurang,
setiap harinya. Dan sumber dana dari tidak sebanding dengan operasional yang
masyarakat umum serta pemerintah setempat dikeluarkan”(KM-MAS03).
yang didapat dan digunakan untuk memenuhi “Dengan adanya kebijakan program
kebutuhan sekolah melalui berbagai program pendidikan gratis dari pemerintah Kota
pemerintah seperti program BOS, PRODIRA, Gorontalo, maka sumber dana yang
dan program lainnya. Seperti yang telah awalnya bersumber dari iuran SPP yang
diungkapkan oleh lima kepala Madrasah dibayar oleh peserta didik setiap bulan
Aliyah Swasta Kota Gorontalo sebagai dihapuskan, sehingga sumber dana utama
berikut. saat ini hanya bersumber dari dana dari
“Pembiayaan pendidikan di Madrasah BOS. Selanjutnya dana dari PRODIRA
Aliyah al-Khairaat bersumber dari dana (program pendidikan rakyat), yang
BOS, PRODIRA dan iuran SPP. Dana BOS digunakan untuk keperluan sekolah guna
yang dikeluarkan untuk Madrasah Aliyah memperlancar atau menunjang proses
yaitu sebesar Rp 140.400.000,-/tahun pembelajaran di madrasah”(KM-
untuk peserta didik, dengan rincian setiap MAS04).
peserta didik menerima dana BOS dengan “Kalau untuk pembiayaan operasional
jumlah Rp 1.200.000/tahun. Kemudian keseharian madrasah dulunya diambil dari
PRODIRA, dana yang diberikan yaitu pembayaran iuran SPP peserta didik
sebesar Rp. 300.000/ peserta didik setiap setiap bulannya, namun dengan adanya
tahun, dan untuk uang komite setiap kebijakan program pendidikan gratis yang
peserta didik dibebankan Rp 25.000,- dicanangkan oleh Pemerintah Kota

166
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Gorontalo, maka bentuk sumbangan kepala madrasah pada kelima Madrasah


tersebut tidak ada lagi. Sumber dana Aliyah Swasta di Kota Gorontalo yang
utama hanya berharap pada dana BOS. menggambarkan kondisi kelima madrasah
Jumlah dana BOS ini dikeluarkan tersebut dalam merealisasikan RKAS.
tergantung banyaknya peserta didik. Jika “Tidak semua dari yang direncanakan
peserta didiknya banyak, maka dana yang dalam RKAS, dalam hal ini pengeluaran
akan dikeluarkanpun jumlahnya besar” belanja madrasah, berjalan sebagaimana
(KM-MAS05). yang telah direncanakan. Terkadang
Berdasarkan penelusuran dokumen RKAS madrasah mengeluarkan dana untuk hal-
pada kelima Madrasah Aliyah Swasta di Kota hal yang tidak direncanakan sebelumnya.
Gorontalo yang didapati oleh penulis, terlihat Tetapi apabila hal tersebut cukup penting
bahwa Madrasah Aliyah Swasta di Kota kami berusaha untuk mewujudkannya.
Gorontalo selama ini hanya mengandalkan Selain itu, dari siswanya yang membayar
iuran SPP yang dipungut dari peserta didik iuran SPP, jika telat atau tidak tepat pada
setiap bulannya sebagai sumber dananya. waktunya dapatmenghambat proses
Namun adanya kebijakan program pendidikan pembiayaan yang ada” (KM-MAS01).
gratis yang dicanangkan pemerintah Kota “Dalam merealisasikan dana sesuai
Gorontalo pada tahun 2014, membuat setiap dengan yang telah direncanakan pada
madrasah menghapus sumber pembiayaan RKAS, untuk pengeluaran-pengeluaran
tersebut. Namun dari kelima madrasah yang yang tidak kami duga sebelumnya kami
ada, masih terdapat dua madrasah yang tetap telah menyediakan dana cadangan.
memberlakukan pungutan iuran SPP kepada Memang, terkadang mengalami
setiap peserta didik yaitu Madrasah Aliyah al- kekurangan dana, untuk mengatasi hal
Khairaat dan Madrasah Aliyah al-Huda. tersebut biasanya kami melihat mana yang
Sementara ketiga madrasah lainnya yaitu lebih penting dan lebih bermanfaat itulah
Madrasah Aliyah Muhammadiyah dan yang laksanakan walaupun harus
Madrasah Aliyah al-Yusra dan Madrasah mengorbankan anggaran untuk kegiatan
Aliyah Nurul Yaqin sumber dana utama hanya lain”(KM-MAS02).
mengandalkan pada dana BOS. Dana yang “Dalam proses merealisasikan anggaran,
diberikan kepada setiap peserta didik sebesar kadangkala terdapat pembiayaan yang tak
Rp 1.200.000,-/orang setiap tahunnya.Jumlah terduga terjadi, apalagi madrasah kami
dana BOS ini dikeluarkan tergantung hanya mengandalkan dana dari BOS yang
banyaknya peserta didik. Jika peserta didiknya sudah jelas diatur penggunaan dan
jumlahnya banyak, maka dana yang akan peruntukkannya dalam juknis yang
diterima madrasah jugajumlahnya besar, mengaturnya. Disamping itu, dalam proses
begitupun sebaliknya jika peserta didik pencairan setiap anggaran, kami harus
jumlahnya sedikit, maka dana BOS yang membuat proposal terlebih dahulu
diterima juga jumlahnya sedikit. meskipun pada saat rapat penganggaran
3. Merealisasikan dana kami juga membuat proposal. Proposal
Setelah menyusun RKAS dan yang diajukan akan diperiksa oleh
mengidentifikasi sumber dana, langkah Yayasan kemudian apabila proposal
selanjutnya adalah merealisasikan dana sesuai tersebut disetujui oleh pihak Yayasan,
dengan yang telah direncanakan. anggarannya baru bisa dicairkan” (KM-
Merealisasikan dana sesuai dengan rencana MAS03).
merupakan kegiatan yang penuh “Seringkali tidak sesuai dengan RKAS
pertimbangan, karena terkadang ketika yang telah dibuat, dalam penggunaan
dilaksanakan madrasah sering dibenturkan anggaran berdasarkan proses alurnya,
dengan kondisi sebenarnya, sehingga akan prosesnya juga tidak cepat kami harus
menggangu rencana yang sebelumnya telah menunggu persetujuan Yayasan dulu untuk
disusun. Berikut ini hasil wawancara dengan mengajukan proposal.Proses pencairan

167
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

dana yang tidak mudah membuat organisasi pendidikan tersebut. Demikian


madrasah kesulitan dalam memenuhi halnya di Madrasah Aliyah Swasta Kota
kebutuhan yang dibutuhkan sesegera Gorontalo untuk mencegah hal itu, perlu
mungkin untuk membiayai operasional berusaha sebaik mungkin mengelola
madrasah”(KM-MAS04). keuangannya, terutama dalam hal
“Kami pihak madrasah melakukan pertanggungjawaban. Berikut hasil
kerjasama yang baik dengan pihak wawancara yang dilakukan pada kelima
Yayasan untuk melakukan penganggaran kepala madrasah yang ada di Madrasah Aliyah
atau melaksanakan kegiatan sesuai dengan Swasta Kota Gorontalo terkait
yang telah dianggarkan. Sehingga, proses pertanggungjawaban keuangan yang
pembiayaan pendidikan dapat berjalan dilakukannya sebagai berikut.
dengan lancar. Kalau dilihat dari proses “Pertanggungjawaban keuangan yang
pengeluaran dana memang membutuhkan terdapat RKAS biasanya diberikan kepada
waktu yang tidak sebentar, meskipun ketua yayasan dan komite madrasah.
sebelumnya dana-dana yang ada sudah Tetapi untuk laporan kegiatan lain seperti
dialokasikan sebelumnya dan dari pihak kegiatan akhir tahun serta perayaan hari
Yayasan hanya melakukan pengecekan besar Islam yang melibatkan dana
ulang agar tidak terjadi kesalahan dalam masyarakat umum, kami laporkan kepada
melakukan pembukuan”(KM-MAS05). semua pihak yang ikut serta dan terlibat
Berdasarkan temuan dari hasil wawancara dalam acara tersebut seperti orang
dengan kelima kepala madrasah yang ada di tua/wali peserta didik, tokoh masyarakat
Madrasah Aliyah Swasta Kota Gorontalo dan instansi pemerintah setempat”(KM-
yaitu Madrasah Aliyah al-Khairaat, Madrasah MAS01).
Aliyah al-Huda, Madrasah Aliyah “Dalam hal pertanggungjawaban
Muhammadiyah, Madrasah Aliyah al-Yusra keuangan, madrasah ini berusaha
dan Madrasah Aliyah Nurul Yaqin melakukan hal tersebut melalui
menunjukkan bahwa kelima madrasah pembukuan itu berguna untuk laporan
tersebut dalam merealisasikan dana/keuangan sementara kepada pihak terkait, tetapi
masih terdapat pengeluaran yang tidak sesuai pelaporannya biasanya dilakukan setiap
dengan perencanaan awal yang ada pada akhir semester sebelum pelaporan secara
RKAS. Terkadang madrasah mengeluarkan keseluruhan di akhir tahun, misalnya
dana untuk hal-hal yang tidak direncanakan dalam penggunaan dana BOS kami selalu
sebelumnya, dengan menggunakan skala menyertai bukti dalam setiap transaksi
prioritas yaitu mempertimbangkan mana yang pengeluaran, seperti kwitansi. Hal tersebut
lebih penting dan lebih bermanfaat itulah yang dilakukan untuk memperkuat laporan yang
laksanakan walaupun harus mengorbankan kami buat”(KM-MAS02).
anggaran untuk kegiatan lain. Adanaya proses “Sebagai bentuk pertanggungjawaban
pencairan dana yang tidak mudah, menunggu keuangan yang ada, saya selalu meminta
persetujuan pihak yayasan membuat madrasah kepada bendahara madrasah untuk
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan yang membuat pembukuan bulanan sebagai
dibutuhkan sesegera mungkin untuk bahan acuan untuk laporan keuangan di
membiayai operasional madrasah. akhir semester. Kemudian setiap transaksi
4. Pertanggungjawaban Keuangan keuangan apapun selalu disertai dengan
Keuangan merupakan suatu yang sangat bukti yangsah ketika mereka menggunakan
sensitif dalam suatu organisasi pendidikan. dana madrasah untuk keperluan mereka di
Dikatakan sensitif, karena apabila terjadi madrasah”(KM-MAS03).
kerancuan dalam hal keuangan antara rencana, “Kami taat pada regulasi, bahwa sumber
pelaksanaan dan pelaporan, maka hal tersebut pendanaan hanya dari BOS saja, kita tidak
akan menimbulkan fitnah yang akhirnya akan memiliki sumber lain. Karena
timbul rasa saling tidak percaya di dalam ketentuannya setiap sekolah/madrasah

168
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

yang ada di Kota Gorontalo tidak boleh keuangan seperti ini dinilai sangat baik, karena
memungut biaya dari peserta didik, bahkan kelima madrasah berusaha menjaga
setiap pertemuan dengan orangtua/wali kepercayaan pihak-pihak terkait, seperti guru,
peserta didik selalu disampaikan bahwa komite, yayasan dan lainnya dalam hal
madrasah kami tanpa pungutan. Untuk pengelolaan keuangan ketika mereka
penggunaannya pun kita tertuang dalam mempertanggungjawabkan seluruh
laporan pertanggungjawaban, jadi kita pengeluaran keuangan madrasah dengan bukti
taat melaksanakan dan melaporkannya. yang sah.
Penanggung jawab keuangan adalah 5. Mengevaluasi anggaran
kepala madrasah, kalau pelaksanaan itu Langkah terakhir yang dilakukan oleh
adalah bendahara. Dalam laporan setiap sekolah/madrasah untuk menilai
pertanggungjawaban dilaporkan sesuai anggaran sesuai atau tidak dengan
dengan penggunaan anggaran dengan perencanaan awal adalah dengan
melampirkan bukti-bukti penggunaan mengevaluasi anggaran. Madrasah sebagai
anggaran”(KM-MAS04). suatu organisasi yang bergerak dalam bidang
“Dalam pertanggungjawaban keuangan pendidikan, hendaknya selalu melakukan
berdasarkan anggaran yang ada, besaran evaluasi program terutama anggaran, untuk
dan kegiatan sudah dituangkan dalam menilai efektivitas dan kesesuaian antara
DPA, selain itu juga terdapat di RKAS rencana dengan pelaksanaan. Berikut ini hasil
yang disusun pada awal tahun. Kemudian wawancara yang telah dilakukan penulis
RKAS disahkan menjadi APBS oleh dengan kelima kepala Madrasah Aliyah
yayasan. Sumber pendapatan dari iuran Swasta yang ada di Kota Gorontalo untuk
SPP tidak ada, semuanya menggunakan mendapatkan gambaran mengenai evaluasi
sumber dari BOS. Sehingga dalam anggaran yang dilakukan di masing-masing
pertanggungjawaban keuangan dan madrasah dengan hasil temuan sebagai
pembiayaan dilakukan secara transparan, berikut.
karena setiap penggunaan keuangan “Biasanya kami melakukan evaluasi dalam
dilaporkan kepada seluruh warga satu tahun bisa dua kali. Yang pertama
madrasah dan pihak terkait”(KM- setiap akhir semester dan akhir tahun
MAS05). ajaran. Evaluasi ini mengikut sertakan
Berdasarkan hasil wawancara dengan dewan guru, komite dan ketua
kelima kepala madrasah di atas, dapat yayasan”(KM-MAS01).
disimpulkan bahwa pertanggungjawaban “Evaluasi biasanya kami lakukan setiap
keuangan diberikan dan dilaporkan kepada akhir semester. Kurang lebih 6 bulan
ketua yayasan dan komite madrasah. sekali kami melakukan rapat dengan pihak
Sedangkan, apabila terdapat kegiatan madrasah untuk menilai program yang
madrasah yang sumber keuangannya tidak berjalan dan merencanakan program
sepenuhnya berasal dari madrasah melainkan lainnya. Disetiap rapat, komite diminta
dibantu dengan dana lain yang sumbernya dari memberikan masukan dan kritikan demi
masyarakat umum atau di luar lingkungan kemajuan madrasah”(KM-MAS02).
madrasah, maka laporan keuangan diberikan “Evaluasi anggaran bahwa madrasah
kepada mereka sebagai pihak yang diajak kami selalu mengevaluasi anggaran setiap
bekerja sama dengan madrasah, seperti tokoh tahunnya yang dilakukan setiap enam
masyarakat dan pemerintah setempat. Selain bulan sekali. Kegiatan ini dilakukan
itu, setiap penggunaan keuangan untuk sebagai alat efisiensi yaitu dengan adanya
pembiayaan madrasah, dipertangungjwabkan kegiatan evaluasi dapat diketahuinya
disertai dengan bukti yang sah agar dapat realisasi sebuah kegiatan yang dibiayai,
dipercaya oleh pihak yang menerima laporan kemudian dapat dibandingkan dengan
pertanggungjawaban tersebut. Sehingga perencanaan, sehingga dapat dianalisis
menurut penulis, pertanggungjawaban ada tidaknyapemborosan atau bahkan

169
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

adanya penghematan anggaran”(KM- pedoman pengelolaan pembiayaan dan


MAS03). keuangan di Madrasah Aliyah Swasta Kota
“Hal yang paling penting pada Gorontalo sesuai dengan peraturan yang telah
pengelolaan keuangan dan pembiayaan ditetapkan. Penggunaan anggaran madrasah
madrasah yaitu kegiatan evaluasi untuk terkadang terdapat pengeluaran yang tidak
mengetahui pemanfaatan dana secara sesuai dengan perencanaan awal yang ada
efektif dan efisien serta mengalokasikan pada RKAS. Terkadang madrasah
dana secara tepat sesuai kebutuhan mengeluarkan dana untuk hal-hal yang tidak
melalui rapat evaluasi setiap semester dan direncanakan sebelumnya. Namun dalam hal
setiap akhir tahun. Dalam rapat evaluasi pertanggung jawaban pengelolaan bidang
tersebut, setiap madrasah melakukannya keuangan dan pembiayaan telah dilakukan
bersama dengan komite, dewan guru dan berdasarkan anggaran yang ada, dengan
ketua yayasan”(KM-MAS04). besaran anggaran dan kegiatan sudah
“Untuk mengetahui adanya keterpaduan dituangkan dalam DPA, selain itu juga
antara penerimaan keuangan dan terdapat di RKAS yang disusun pada awal
pengeluaran keuangan di Madrasah tahun kemudian disahkan menjadi APBS.
Aliyah Nurul Yaqin, setiap semester dan Sumber pendapatan utama madrasah melalui
akhir tahun melakukan evaluasi terhadap iuran SPP tidak ada, dengan adanya program
penggunaan anggaran yang telah pendidikan gratis dari pemerintah Kota
dikeluarkan. Proses evaluasi dilakukan Gorontalo semuanya menggunakan sumber
sebagai bentuk pertanggungjawaban dari BOS, meskipun demikian masih terdapat
pengelolaan keuangan secara efektif dan dua madrasah yaitu Madrasah Aliyah al-
seefisien mungkin agar proses Khairaat dan Madrasah Aliyah al-Huda yang
pelaksanaan berjalan sesuai tujuan yang masih memberlakukan iuran SPP kepada
telah ditetapkan”(KM-MAS05). setiap peserta didik. Ditinjau dari segi
Berdasarkan hasil wawancara kelima pertanggungjawaban keuangan dan
kepala madrasah di atas, terkait evaluasi pembiayaan sudah dilakukan secara
anggaran didapati bahwa kelima Madrasah transparan, setiap penggunaan keuangan
Aliyah Swasta di Kota Gorontalo selalu dilaporkan kepada pihak terkait. Sistem
melakukan evaluasi terhadap program dan pelaporan keuangan madrasah tersebut
anggaran yang telah direncanakan. Evaluasi dilakukan setiap 1 semester sekali atau 6 bulan
dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun sekali yaitu pada akhir semester. Sedangkan
pelajaran. Dalam rapat evaluasi tersebut, pencatatannya dilakukan langsung ketika ada
setiap madrasah melakukannya bersama pemasukan atau pengeluaran disertai dengan
dengan komite, dewan guru dan ketua bukti yang sah agar dapat dipercaya oleh pihak
yayasan. Komite madrasah pun ikut serta yang menerima laporan pertanggungjawaban
dalam evaluasi tersebut dalam memberikan tersebut. Sedangkan pada evaluasi anggaran
kritik dan masukan untuk madrasah. Hal ini didapati bahwa kelima Madrasah Aliyah
baik sekali, dengan melakukan evaluasi Swasta di Kota Gorontalo selalu melakukan
terdapat usaha untuk meningkatkan efektifitas evaluasi terhadap program dan anggaran yang
dan efiseinsi anggaran. Karena evaluasi telah direncanakan yang dilakukan sebanyak
merupakan salah satu alat bagi madrasah dua kali dalam satu tahun pelajaran. Dalam
untuk meningkatkan mutu pendidikannya. rapat evaluasi tersebut, setiap madrasah
Berdasarkan temuan data penelitian terkait melakukannya bersama dengan komite,
dengan implementasi pengelolaan keuangan dewan guru dan ketua yayasan.
dan pembiayaan pada kelima Madrasah Berdasarkan temuan hasil penelitian yang
Aliyah Swasta di Kota Gorontalo belum menjadi faktor penghambat dalam
sepenuhnya sesuai dengan standar pengelolaan bidang pembiayaan dan keuangan
pengelolaan pendidikan secara garis besar adalah dipengaruhi oleh faktor kebijakan
diperoleh gambaran bahwa aspek penyusunan pemerintah dan perencanaan keuangan yang

170
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kurang matang. Menurut kepala Madrasah dalam kegiatan belajar mengajar. Cairnya
Aliyah al-Khairaat bahwa: dana SG (Sekolah Gratis) yang lambat dan
“Faktor kebijakan pemerintah yang memakan waktu yang cukup lama (3-5
berubah-ubah, berganti pimpinan bulanan) dapat mengakibatkan
berdampak pula pada perubahan terganggunya kegiatan madrasah, seperti
kebijakan, adanya perencanaan yang terhambatnya kegiatan ekstrakurikuler,
kurang matang, dalam merealisasikan gaji tenaga honorer, pembiayaan
dana/keuangan masih terdapat adminstrasi madrasah” (KM-MAS04).
pengeluaran yang tidak sesuai dengan “Pendidikan gratis menjadikan madrasah
perencanaan awal yang ada pada RKAS. kurang mendapat dukungan dana dari
Di samping itu, kurangnya dukungan dari orang tua, akibatnya tidak tersedia dana
orang tua. Orangtua peserta didik yang cukup untuk pengadaan dan
terkadang kurang mendukung sepenuhnya pemeliharaan sarana dan prasarana.
baik materi maupun sumbangsih Selain itu kegiatan yang bersifat untuk
pemikiran. Hal ini dapat terjadi karena pengembangan mutu madrasah kurang
sebagaian besar pendidikan orangtua maksimal. Pendidikan gratis juga
peserta didik rata-rata buruhdan memiliki menjadikan peran komite madrasah
kondisi perekonomian menengah ke selakuwakil orang tua siswa kurang
bawah” (KM-MAS01). maksimal karena orang tua siswa tidak ikut
“Keterlambatan siswa dalam pembayaran mendanai madrasah” (KM-MAS05).
SPP dan tidak lancar turunnya dana Terkait dengan sumber dana yang dimiliki
bantuan dari pemerintah yaitu dana BOS. Madrasah Aliyah Swasta di Kota Gorontalo,
Sebagian siswa terkadang terlambat berdasarkan temuan hasil penelitian yang
dalam pembayaran SPP, sehingga lebih menjadi faktor penghambat dalam
banyak pembiayaan madrasah yang pengelolaan bidang pembiayaan dan keuangan
mengandalkan subsidi dari pemerintah. adalah Madrasah Aliyah Swasta di Kota
Sementara subsidi dari pemerintah yang Gorontalo selama ini hanya mengandalkan
berupa dana BOS yang turunnya tidak uang SPP yang dipungut dari peserta didik
lancar akan mengurangi keefektifan setiap bulannya sebagai sumber dananya.
pembiayaan”(KM-MAS02). Namun adanya kebijakan program pendidikan
“Proses pencairan dana yang tidak mudah gratis yang dicanangkan pemerintah Kota
membuat madrasah kesulitan dalam Gorontalo pada tahun 2014, membuat setiap
memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan madrasah menghapus sumber pembiayaan
sesegera mungkin untuk digunakan tersebut. Namun dari kelima madrasah yang
membiayai operasional madrasah. Selain ada, masih terdapat dua madrasah yang tetap
itu, belum adanya kewenangan memberlakukan pungutan iuran SPP kepada
sepenuhnya yang diberikan bendahara setiap peserta didik yaitu Madrasah Aliyah al-
madrasah dalam menegelola dana Khairaat dan Madrasah Aliyah al-Huda.
pendidikan menyebabkan madrasah perlu Sementara ketiga madrasah lainnya yaitu
menunggu dana cair atas persetujuan dari Madrasah Aliyah Muhammadiyah dan
Yayasan kemudian baru digunakan oleh Madrasah Aliyah al-Yusra dan Madrasah
pihak madrasah. Lamanya proses Aliyah Nurul Yaqin sumber dana utama hanya
pencairan dana ini adalah selama kurang mengandalkan pada dana BOS. Jumlah dana
lebih 1 bulan” (KM-MAS03). BOS ini dikeluarkan tergantung banyaknya
Faktor penghambat lainnya dipengaruhi peserta didik. Jika peserta didiknya jumlahnya
oleh adanya program pendidikan gratis. banyak, maka dana yang akan diterima
Menurut salah seorang kepala madrasah madrasah jugajumlahnya besar, begitupun
bahwa: sebaliknya jika peserta didik jumlahnya
“Program pendidikan gratis. Program ini sedikit, maka dana BOS yang diterima juga
tidaklah memberikan solusi yang tepat jumlahnya sedikit. Oleh karena itu, dapat

171
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

dikatakan bahwa salah satu faktor yang prioritas dan kemampuan mereka ketika
menghambat Madrasah Aliyah Swasta di Kota perencanaan anggaran disusun. Oleh karena
Gorontalo dalam pengelolaan bidang itu salah satu faktor yang menghambat
keuangan dan pembiayaan dipengaruhi oleh Madrasah Aliyah Swastadi Kota Gorontalo
faktor kebijakan pemerintah. dalam pengelolaan bidang keuangan dan
Berdasarkan temuan hasil penelurusan pembiayaan dipengaruhi oleh faktor
dokumen yang diperoleh dari kelima kepala perencanaan keuangan yang kurang matang.
madrasah yang ada pada Madrasah Aliyah Berdasarkan temuan hasil penelitian terkait
Swasta di Kota Gorontalo adalah dalam faktor penghambat pengelolaan bidang
merealisasikan dana/keuangan masih terdapat pembiayaan dan keuangan di Madarasah
pengeluaran yang tidak sesuai dengan Aliyah Swasta Kota Gorontalo diperoleh
perencanaan awal yang ada pada RKAS. gambaran dipengaruhi oleh faktor (a)
Terkadang madrasah mengeluarkan dana perencanaan keuangan yang kurang matang;
untuk hal-hal yang tidak direncanakan (b) kebijakan pemerintah dan yayasan; (c)
sebelumnya. Hal ini menurut penulis, proses atau alur pencairan dana yang tidak
mengisyaratkan bahwa terdapat perencanaan mudah; (d)adanya program pendidikan gratis;
keuangan yang belum matang. Akibatnya (e) kurangnya dukungan dari orang tua
kelima madrasah tersebut harus menyediakan Berdasarkan temuan penelitian yang
dana tambahan dan ketika dana tambahan didapat dari hasil wawancara kelima kepala
tersebut tidak mencukupi, madrasah ini akan Madrasah Aliyah Swasta di Kota Gorontalo
menilai mana pengeluaran yang dianggap bahwa salah satu faktor penghambat madrasah
lebih penting, sehingga terdapat suatu dalam pengelolaan bidang keuangan dan
pengeluaran atau kegiatan yang akan pembiayaan, karena sumber dana utama
dikorbankan guna menutupi dan menambah tergantung dari kebijakan pemerintah, dimana
pengeluaran yang tidak direncanakan tersebut. madrasah tidak memiliki kemandirian dalam
Pengeluaran yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan keuangan dan pembiayaan,
juga akan mengakibatkan para guru dan staf tergantung pada kebijakan pemerintah.
akan merasa kesulitan dalam menjalankan Temuan penelitian ini sejalan dengan
program mereka, baik ketika mereka pendapat yang dikemukakan Fattah (2007:23)
menjalankan program sekolah ataupun ketika bahwa dalam pembiayaan pendidikan ada
menjalankan program pembelajaran. Karena semacam tarik ulur antara peningkatan
bagaimanapun keperluan para guru dan staf kualitas dengan pemerataan pendidikan.
juga harus disediakan oleh pihak sekolah. Dalam hal ini pemerintah akan sangat
Permasalahan seperti ini menurut penulis, memerlukan pemikiran yang mendalam untuk
bisa diakibatkan karena kurangnya sumber menemukan jalan keluar yang akan ditempuh
dana yang dimiliki oleh kelima Madrasah sebagai wujud usaha peningkatan mutu
Aliyah Swasta yang ada di Kota Gorontalo. pendidikan melalui sokongan dana, karena
Dengan demikian prinsip efektifitas dan peningkatan mutu pendidikan harus melalui
efisien belum dipenuhi dalam pengelolaan peningkatan proses pembelajaran di dalam
bidang keuangan dan pembiayaan di kelas, dan proses pembelajaran di kelas akan
Madrasah Aliyah Swasta Kota Gorontalo, bermutu, jika ada pembiayan tinggi yang
sebagaimana yang telah diamanatkan dalam terorganisir.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 48 Lebih ironis lagi sebagian besar guru pada
menyatakan bahwa pengelolaan dana kelima madrasah tersebut masih berstatus
pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, guru honorer dan honornya rata-rata sebesar
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas Rp. 7.000/jam. Hal ini dapat menyebabkan
publik. Hal ini juga menunjukkan bahwa guru atau staf yang bekerja di Madrasah
kelima Madrasah Aliyah Swasta di Kota Aliyah Swasta Kota Gorontalo akan mencari
Gorontalo belum dapat menentukan secara pekerjaan tambahan untuk membiayai
pasti kebutuhan mereka sesuai dengan skala kehidupan dirinya dan keluarganya. Dan

172
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

ketika itu terjadi, guru dan staf tersebut akan Selanjutnya pemerintah juga konsisten
terbagi waktu, tenaga dan pekerjaannya memenuhi kewajibannya melaksanakan Pasal
ditempat lain, sehingga ada kemungkinan 31 Ayat (4) UUD, yaitu mengganggarkan
mereka akan mangkir atau tidak hadir untuk biaya pendidikan minimal 20 % dari total
melaksanakan tugas dan kewajibannya di anggaran negara/daerah, sehingga kendala-
sekolah, apalagi ketika pekerjaan di tempat kendala yang selalu menghambat kemajuan
lain tersebut lebih menjanjikan dari segi gaji dunia pendidikan, terutama madrasah aliyah
atau kesejahteraan, sebagaimana yang telah bisa teratasi. Untuk meningkatkan
diungkapkan oleh Made Pidarta bahwa kesejahteraan guru dari faktor rendahnya
kesejahteraan ini tidak boleh dilalaikan oleh penggajian yang diberikan, alangkah lebih
para manajer pendidikan, mereka tidak pada baiknya, apabila pihak madrasah bekerja sama
tempatnya hanya menekankan kepada tugas dengan yayasan untuk membuat sebuah badan
pekerjaan saja, kesejahteraan personalia juga usaha yang hasil pendapatannya dijadikan
perlu diperhatikan. Adakalanya kehidupan sebagai tambahan sumber dana untuk
keluarga tenaga-tenaga kependidikan keperluan operasional mereka termasuk
membuat mereka merasa gelisah. Bila hal ini menjamin kesejahteraan para guru dan
terjadi sudah tentu dapat mempengaruhi cara stafnya. Agar madrasah memiliki sumber dana
kerja mereka. Lebih-lebih para pegawai yang mandiri dan memiliki kemandirian dalam
masih junior dengan gaji kecil. Pendapatan pengelolaan keuangan dan pembiayaan, tidak
personalia adalah merupakan faktor penting. tergantung pada kebijakan pendidikan,
Ia merupakan salah satu faktor penentu menurut penulis setiap madrasah perlu
produktivitas dikalangan para guru. Ini berarti membuat perencanaan sumber keuangan dari
bila pendapatan mereka kecil maka eksternal madrasah. Diantaranya pembuatan
produktivitas pendidikan di madrasah juga proposal kerjasama dengan maksud
akan kecil, sebaliknya bila pendapatan mereka memperkuat jalinan penyandang dana,
besar maka produkvitas itu pun akan besar mengadakan pertemuan dengan alumni dalam
pula. Oleh karena itu, faktor gaji atau rangka menggalang dana, dan sebagainya. Hal
pendapatan ini juga yang menjadi indikator terpenting dalam merealisasikan anggaran
guru mengajar di tempat lain, berdasarkan data adalah bagaimana agar dana dapat
yang ada terdapat guru mengajar pada dua dimanfaatkan secara efektif dan efisien,
tempat lainnya. Sebagian besar guru membagi dialokasikan dengan tepat sesuai dengan skala
waktu dan tempat kerjanya sehingga mereka prioritas dan dapat mendukung semua
sering mangkir atau tidak disiplin dalam penyelenggaraan proses pendidikan yang ada
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. di masing-masing madrasah.
Selain itu dalam merealisasikan anggaran, Upaya di atas, sejalan dengan pendapat
penghambat dalam pembiayaan pendidikan dikemukakan yang Siagian (2009:133) bahwa
pada kelima madrasah yaitu adanya alur atau untuk memajukan sekolah swasta karena
proses pencairan dana yang cukup lama minimnya anggaran yang dimiliki, pemerintah
dengan waktu kurang lebih 1 bulan, sehingga perlu memberikan bantuan dalam bentuk (a)
menghambat madrasah untuk memenuhi penempatan guru negeri yang dipekerjakan,
kebutuhan atau kegiatan yang bersifat (b) bantuan khusus untuk pembangunan
insidental. gedung dan peralatan serta (c) uang rutin
Dengan demikian menurut penulis dalam untuk kebutuhan rutin, bantuan ini mungkin
upaya pengelolaan bidang keuangan dan berbentuk sumbangan, bantuan atau subsidi.
pembiayaan adalah perlu adanya perhatian Sumbangan dapat diberikan secara insidental
pemerintah terhadap anggaran pendidikan guna menutup sebagian kecil kebutuhan rutin,
yang diberikan secara adil dan proporsional. sedangkan bantuan dapat diberikan
Di samping itu Kementerian Agama, juga berdasarkan jumlah peserta didik, serta subsidi
perlu mengalokasikan dana pendidikan lebih diberikan untuk menutup semua pengeluaran
besar, agar bisa sejajar dengan sekolah umum. rutin sekolah.

173
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Demikian halnya pendapat yang REFERENSI


dikemukakan oleh Mulyasa (2013:193) bahwa Burhanuddin. (2014). Analisis administrasi,
sejalan dengan kebijakan otonomi daerah, manajemen dan kepemimpinan
yang menyerahkan masalah pendidikan ke pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
daerah dan sekolah masing-masing, maka
masalah keuanganpun menjadi kewenangan Education Sector Analytical and Capacity
Development Partnership (ACDP).
yang diberikan secara langsung dalam
(2013). Madrasah Education Financing
pengelolaannya kepada sekolah. Dalam hal
in Indonesia. Jakarta: Agency for
ini, kepala madrasah memiliki tanggungjawab
Research and Development
keuangan madrasah. Maka perlu dilakukan
berbagai upaya untuk meningkatkan keuangan (BALITBANG).
madrasah tersebut. Untuk menjadi kepala https://www.adb.org/sites/default/files/p
ublication/1766 11 /ino-madrasah-
madrasah yang profesional dituntut
education-financing.pdf
kemampuan mengelola keuangan madrasah.
Menurut Dormitzer & Nunes (2007) hal ini Fattah, Nanang. (2007). Landasan manajemen
memerlukan kebijakan yang selalu berfokus pendidikan. Bandung: RosdaKarya.
pada bagaimana untuk mengalokasikan dan Mulyasa. (2013). Menjadi kepala sekolah
menyeimbangkan sumber daya yang terbatas. professional dalam konteks
Diperlukan adopsi kebijakan-kebijakan yang menyukseskan MBS dan KBK. Bandung:
mengadopsi terhadap proses yang mengarah Remaja Rosdakarya.
pada pencapaian komitmen dan tujuan Mulyono. (2010). Konsep pembiayaan
pengembangan Madrasah Aliyah Swasta di pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kota Gorontalo.
Nugraha, M.S., & Rohayani, A. (2016). The
KESIMPULAN role of madrasah supervisor in sustaining
Pengelolaan keuangan dan pembiayaan, management of quality madrasah aliyah.
aktivitas-aktivitas pemicu biaya pendidikan Advances in Economics, Business and
pada tingkat madrasah harus dapat Management Research 6th International
teridentifikasi dengan baik, ketika kekhasan Conference on Educational,
dalam penyelenggaraan pendidikan tingkat Management, Administration and
madrasah memungkinkan adanya perbedaan Leadership (ICEMAL2016) Published by
dengan pembiayaan pada tingkat yang sama. Atlantis Press, 14, 201-209.
Perhitungan alokasi biaya pendidikan Dormitzer, H., & Nunes, R.G. (2007).
(pembiayaan pendidikan) harus dilakukan Financial management review:
seakurat mungkin sesuai dengan komponen
Municipal Data Management and
kegiatan pendidikan dan biaya satuan, apabila
Technical Assistance Bureau.
sudah dilakukan maka menganalisis semua
penggunaan biaya pendidikan menjadi Massachusetts Department of Revenue
langkah yang tidak bisa ditinggalkan. Town of Dartmouth.
Pengelolaan keuangan dan pembiayaan Rahmat, Abdul. (2013). Manajemen
madrasah sesuai dengan standar pengelolaan pendidikan Islam. Gorontalo: Ideas
yang diharapkan adalah salah satu solusi yang Publishing.
jitu dalam rangka membentuk kemandirian Rusman. (2011). Manajemen kurikulum.
madrasah dalam merencanakan Jakarta: Rajawali Pers.
pengembangan madrasah sesuai dengan
kondisi riil keuangan dan pembiayaan yang Siagian, Harbangan. (2009). Administrasi
dibutuhkan madrasah. Mengingat saat ini pendidikan. Semarang: Satya Wacana.
terjadi persaingan yang semakin kempetitif Suhardan, D., & Riduwan. (2012). Ekonomi
dari sekolah-sekolah umum lainnya yang terus dan pembiayaan pendidikan. Bandung:
memperbaiki kualitasnya, sehingga tidak Alfabeta, 2012.
jarang masyarakat hanya memandang sebelah
mata pada madrasah.

174
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

FORMULASI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI


MELALUI PENYALURAN KREDIT PENDIDIKAN
BAGI MAHASISWA INDONESIA

Arwildayanto

Universitas Negeri Gorontalo, Kota Gorontalo

e-mail: arwildayanto@ung.ac.id

Abstrak: Kebijakan kredit pendidikan (student loan) merupakan upaya strategis pemerintah dalam
memberikan akses mendapatkan layanan pendidikan tinggi. Student loan membutuhkan
dukungan banyak pihak, terutama pihak perbankan dan stakeholders pendidikan. Student
loan merupakan program pemberian kredit (pendanaan) bagi mahasiswa dalam
menyelesaikan pendidikan setelah itu diwajibkan mengembalikan dana yang sudah diterima
setelah bekerja. Agar program student loan ini berjalan sukses, tentu dibutuhkan formulasi
yang tepat, diantaranya kredit yang diberikan dengan bunga ringan jika perlu nol persen,
anggaran yang disalurkan sebaiknya bersumber dari APBN dan APBD sehingga tidak terjadi
kemacetan dalam pengembalian kredit. Formulasi lainnya yang perlu diperhatikan adalah
program literasi keuangan bagi mahasiswa, sosialisasi tentang student loan secara
menyeluruh dan holistik. Dengan demikian program student loan bisa berjalan sesuai
harapan pemerintah.

Kata Kunci: Kredit pendidikan (student loan), pembiayaan pendidikan tinggi

175
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN sebagai an agreement by which a student at a


Kementerian Riset, Teknologi, dan college or university borrows money from a
Pendidikan Tinggi melakukan teroboson bank to pay for their education and then pays
kerjasama dengan Bank Tabungan Negara the money back after they finish studying and
(BTN) dalam menyalurkan kredit pendidikan start working.
(student loan) bagi mahasiswa yang sudah Lebih lanjut investor word menjelaskan
ditandatangani tanggal 10 April 2018 yang student loan offered to student which is used
lalu. Kerjasama ini merupakan turunan dari to pay off education-related expenses, such as
arahan Presiden RI Joko Widodo meminta college tuition, room and board at the
akselarasi peningkatan kualitas Sumber Daya university, or textbooks. Many of these loans
Manusia (SDM) Indonesia dilakukan melalui
are offered to student at a lower interest rate,
pemberian student loan
(https://www.ristekdikti.go.id, 10 April 2018). such as the Perkins loan or Stafford loan. In
Kebijakan student loan oleh Presiden general, students are not required to pay back
disambut antusias pelaku perbankan dan these loans until the end of a grace period,
diprediksi mampu memberikan efek positif which usually begins after they have
bagi pertumbuhan ekonomi nasional jika bisa completed their education. Konsepsi kredit
dikelola dengan baik. Sebaliknya jika pendidikan, bisa dimakna dalam tiga hal, 1)
kebijakan student loan tidak dikelola secara
pinjaman untuk biaya pendidikan, 2) dibayar
professional, kemungkinan pengulangan
kegagalan program kredit mahasiswa setelah lulus atau bekerja, dan 3) bunganya
Indonesia (KMI) yang dilakukan rezim orde ringan jika perlu nol persen.
baru tahun 1980-an. KMI waku itu disalurkan Kebijakan kredit pendidikan yang
oleh BNI menjadi solusi bagi mahasiswa diajukan pemerintah bukan hal baru lagi.
program sarjana yang kesulitan dana untuk Model pembiayaan pendidikan berupa kredit
bisa menyelesaikan kuliah. Agunan kredit bagi orang tua dan mahasiswa sudah berjalan
ialah ijazah ditahan sampai selesai hutang dalam waktu yang lama di Amerika Serikat
dibayar (Media Indonesia, 22 Maret 2018) (AS) sampai Januari 2018 anggaran kredit
Kegagalan KMI di zaman orde baru pendidikan yang dikucurkan sudah mencapai
dikarenakan penerima kredit yang notabene Rp. 20.673 Triliun terdistribusi kepada 44 juta
nasabah muda, tidak bisa melunasi hutang- mahasiswa. Inggris juga sudah lama
hutangnya. Akibatnya, pengembalian KMI merealisasikan kebijakan kredit pendidikan,
mengalami kemacetan total secara nasional. sampai Maret 2018 mencapai mencapai angka
Akhirnya Program KMI terpaksa dihentikan Rp. 1.938 Triliun. Australia menyalurkan
tahun 1981-1982. Agar kebijakan student loan kredit pendidikan mencapai angka Rp. 634
tidak bernasib sama dengan KMI, diperlukan Triliun (di rangkum dari sumber BPS,
suatu kajian mendalam, komprehensif dan Kompas, The Wall Street, Jurnal, Quartz,
holistik guna menemukan skema pembiayaan Sydney Morning Herald, The Quardian,
pendidikan tinggi melalui kebijakan student www.katadata.co.id).
loan. Penjelasan diatas memperlihatkan
kebijakan kredit pendidikan (student loan)
A. Mengenali Konsepsi Kredit Pendidikan sesuatu yang lumrah dan sudah menjadi
(Student Loan) bagi Mahasiswa kelaziman pemerintah di berbagai Negara
Konsepsi kredit pendidikan (student yang memiliki political will untuk
loan) bagi mahasiswa merupakan kebijakan memberikan layanan pendidikan setinggi-
berupa skema peminjaman uang kepada tingginya bagi warga negaranya. Hal ini bisa
mahasiswa atau pelajar untuk keperluan dicermati dari tujuan kebijakan student loan
bersekolah (kuliah) dan melunasinya setelah yang dilakukan pemerintah Indonesia dibawah
lulus kuliah. Hal yang sama tentang student kendali Presiden Jokowi, agar mampu
loan yang ada di dalam Cambridge dijelaskan mengatasi persoalan kenaikan biaya

176
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

pendidikan tinggi yang terjadi tiap tahunnya Pendanaan pemerintah tambahan tidak
mencapai 5%. Tren kenaikan unit cost jenjang tersedia untuk memungkinkan universitas
pendidikan tinggi bisa lihat dari kecendrungan mempertahankan tingkat pendaftaran dan
data 3 tahun terakhir, mulai tahun 2015=Rp. kualitas dalam menghadapi meningkatnya
7,9 jt, 2016= Rp. 8,4 jt, 2017= Rp.8,4 jt. Tren biaya unit kerja. Kedua, pemotongan seluruh
kenaikan unit cost pendidikan tinggi ini belanja pemerintah secara keseluruhan,
tentunya memerlukan solusi, agar termasuk pendidikan tinggi, akan menekan
permasalahan rendahnya akses masyarakat sektor universitas publik untuk mencari
yang kurang mampu untuk mendapatkan pendanaan alternatif. Ketiga, banyak negara
layanan pendidikan tinggi bisa diselesaikan telah mengadopsi kebijakan yang mendukung
dengan memberikan student Loan pendidikan dasar, lebih tinggi, yang mengarah
(Www.Katadata.Co.Id). pada realokasi pendanaan dari universitas ke
Adrian Ziderman (2002) menginventaris sektor lain dari sistem pendidikan yang
beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam menunjukkan tingkat pengembalian sosial
kebijakan student loan, tergantung yang lebih tinggi.
karekteristik, unit kerja, lembaga, atau Dalam semua kasus ini, ketidakpastian
personil yang membantunya, sebagaimana anggaran telah mengakibatkan universitas
diuraikan dalam tabel 1 dibawah ini publik beralih ke pemulihan biaya yang lebih
besar, dalam upaya untuk memanfaatkan
sumber pendanaan alternatif. Dorongan utama
dari kebijakan ini harus dilihat dalam
pendahuluan, atau peningkatan, pembayaran
siswa untuk layanan yang diterima. Ini bisa
berupa biaya kuliah yang lebih tinggi dan lebih
realistis atau peningkatan pembayaran untuk
penginapan dan makanan bersubsidi.1
Pengambilan biaya mahasiswa, baik untuk
biaya sekolah atau biaya hidup, mungkin
secara politik dan sosial tidak dapat diterima;
kepentingan pribadi dari semua lapisan
masyarakat akan secara aktif menentang
pengenaan pengeluaran siswa swasta, yang
mungkin mewakili kelipatan dari tingkat gaji
saat ini. Jalan lain ke sistem perbankan untuk
pinjaman untuk mengurangi beban
pembayaran ini mungkin tidak tersedia; bank-
bank sangat enggan meminjamkan untuk
program pendidikan - kasus kegagalan pasar
yang jelas. Oleh karena itu ada peran untuk
skema pinjaman mahasiswa yang didukung
Sumber: Adrian Ziderman (2002) pemerintah, ditawarkan dengan harga
komersial, untuk mengisi kesenjangan ini. Ini
Dari tabel 1 di atas, tujuan utama student berarti bahwa siswa dapat membiayai
loan adalah budgetary objectives (income pendidikan dan biaya hidup mereka melalui
generation) maksudnya perguruan tinggi resor
negeri di seluruh dunia, dan khususnya di Student loan juga bertujuan untuk
negara berkembang, kurangnya pembiayaan. mengatasi rendahnya akses masyarakat
Disebabkan anggaran pemerintah yang mendapatkan layanan pendidikan tinggi,
dibatasi dapat menyebabkan kurangnya Kemenristek Dikti menyediakan anggaran
pendanaan umum untuk universitas publik. Ini beasiswa Bidikmisi tahun 2018 sebesar 4,9 T.
mungkin timbul karena sejumlah alasan; 1).
177
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Angka sebesar itu belum mencukupi kebijakan student loan untuk meningkatkan
kebutuhan biaya pendidikan tinggi di kontribusi pembiayaan perbankan pada
Indonesia. Sehingga dipandang dilakukan peningkatkan mutu pendidikan tinggi di
kerjasama untuk menggulirkan kebijakan Indonesia (Univ. Terbuka, 11 April 2018).
student loan didukung Bank BTN, perbankan Untuk mewujudkan itu, diperlukan formulasi
milik Negara lainnya, diharapkan masalah kebijakan student loan yang direkomentasi
kekurangan biaya pendidikan tinggi di Didi Achjari (2018) menyatakan ada 3
Indonesia bisa diatasi dan akses layanan formula yang perlu disiapkan, antara lain
pendidikan dapat dinikmati banyak penduduk penyediaan dana, penyaluran dan
Indonesia (https://www. ristekdikti.go.id, 10 pengembalian kredit.
April 2018).
Kebijakan student loan selaras dengan B Formulasi Kebijakan Student Loan
rekomendasi penelitian Arwildayanto, Nina 1. Penyediaan Dana dengan bunga rendah
dan Warni (2017). Dimana PRODIRA atau bersumber dari Pemerintah Pusat dan
pendidikan gratis yang dilaksanakan Daerah
Pemerintah Provinsi Gorontalo memiliki Kebijakan student loan mesti
kontribusi dalam meningkatkan akses memperhatikan ketersedian sumber
masyarakat mendapatkan layanan pendidikan pendanaan, dengan mempertimbangkan
menengah, sebaliknya menurunkan partisipasi dua hal yakni bunga rendah dan berasal dari
masyarakat dalam pembiayaan pendidikan, dana pemerintah pusat maupun daerah.
yang dipahami sebagai tanggungjawab Pertimbangan ini memperhatikan 5 tujuan
pemerintah pusat dan daerah. Akibatnya student loan yang diinventaris oleh Adrian
sekolah sulit menggerakkan potensi Ziderman (2002). Untuk bunga yang
pembiayaan dari masyarakat dan orang tua sekecil-kecilnya atau/dan serendah-
siswa guna menggenjot kualitas pendidikan rendahnya, penyediaan dana student loan
yang diharapkan dari stakeholder pendidikan. itu sejalan dengan pendapat yang
PRODIRA atau Program pendidikan gratis dikemukakan Ketua Dewan Komisioner
masih berorientasi pada pemerataan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh
pendidikan, untuk peningkatan mutu tentunya Santoso, agar bunga student loan harus
sekolah perlu pembiayaan tambahan yang bisa sangat rendah/murah dan mudah. Hal ini
didapatkan dari masyarakat dan orang tua selaras dengan tujuan student loan itu
siswa. Dengan demikian kebijakan student adalah membuka akses yang seluas-
loan bisa meningkatkan peluang dan luasnya bagi warga guna mendapatkan
kesempatan masyarakat mendapatkan layanan layanan pendidikan tinggi yang
pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi memungkinan lulusan tersebut menjadi
tanpa mengurangi dan menurunkan partidipasi warga masyarakat yang memiliki
masyarakat dan orang tua. Sekaligus keterampilan mumpuni bersaing ke
pemerintah bisa menggeser orientasi depannya.
pemerataan pendidikan ke peningkatan mutu Rasionalisasi rendahnya bunga
pendidikan. Ketentuan student loan mesti student loan adalah hasil pertimbangan dari
tidak mengurangi tanggung jawab pemerintah dinamika ekonomi Negara yang sudah
mengalokasi-kan dana 20% dari Anggaran lama menerapkan kebijakan student loan,
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan misalnya Amerika Serikat kebijakan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah student loan menggunakan suku bunga 3,4-
(APBD) sesuai amanat Undang-undang Dasar 14% dan potensi gagal bayar mencapai
1945 dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 40%. Dengan demikian orientasi student
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional loan mesti diluruskan tujuannya untuk
Disamping pemerataan pendidikan memberikan akses yang sebesar-besar bagi
kebijakan student loan juga sejalan dengan kaum yang kurang mampu mendapatkan
harapan Menristek Dikti M. Nasir agar tujuan akses pendidikan tinggi, bukan
mendistribusikan uang yang terparkir di
178
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

perbankan dan meminjamkan kepada waktu tersebut tentu kredit pendidikan


mahasiswa dengan bunga tinggi sehingga berpotensi gagal sangat tinggi, seperti yang
berpotensi tingkat kegagalan di perkirakan banyak pihak terjadi di
pengembaliannya akan lebih besar. Amerika Serikat potensi gagal bayarnya
Kekuatiran penulis tercium dari semangat mencapau 40% karena bunga yang
dan antusiasme petinggi perbankan diberlakukan mencapai 3,4-14% bahkan
menggelontorkan dananya yang masih Inggris Raya potensi gagalnya semakin
banyak terparkir. Jika student loan ini besar 77% karena suku bunga 6,2% masuk
menjadi kenyataan tentu memiliki potensi kategori high risk. Sebaliknya justru
pihak perbankan mendapatkan keuntungan Australia resiko gagal bayarnya 6,7%
yang lebih besar, sebab tak menutup karena suku bunga student loannya yang
kemungkinan, mereka akan kebanjiran rendah 1,5%. Oleh sebab itu BTN diminta
banyak nasabah berusia 17 atau awal 20 menurunkan kembali bunga student loan
tahun yang akan menyerapkan uang pemda yang akan dikucurkan kepada mahasiswa,
(Provinsi, Kabupaten dan Kota) yang seperti yang dilakukan pemerintah
terparkir mencapai Rp. 220 Triliun (Teguh Australia. Dengan harapan potensi gagal
FirmansyahRepublika, 13 Agustus 2017), bayarnya bisa diperkecil.
dana surat berharga terparkir mencapai Rp. Hal senada juga diharapkan oleh
590,1 Triliun Menristek Dikti M. Nasir, agar BTN
(https://keuangan.kontan.co.id/news/, 4 membuat formula student loan dengan
Oktober 2017), dana repatriasi terparker memberikan ‘grace periode’ sehingga
sebanyak Rp. 111 Triliun (Dimas pokok pinjaman bisa dibayarkan pada saat
Ginanjar,9 Februari 2017). Jumlah itu tentu sudah mendapatkan pekerjaan. Menristek
semakin besar, dengan jumlah tabungan berharap nantinya bunga student loan
masyarakat, koorporasi, devisa Negara, sebesar 0% sesuai Undang-undang No.12
maupun hutang luar negeri. Sekali lagi tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi,
penulis mengingatkan pemerintah bahwa terutama Pasal 76 ayat (1) dan Pasal 76 ayat
formulusi tujuan student loan bukan (2) poin c. Oleh sebab itu harus ada turunan
mencari keuntungan yang besar dari regulasi yang memadai dikeluarkan
pendistribusian kredit ke mahasiswa, pemerintah berupa Peraturan Presiden,
melainkan membuka akses yang sebesar- Peraturan Menteri Koordinator Bidang
besarnya agar mereka menjadi sumber Ekonomi, Peraturan Menristek Dikti
daya manusia yang terampil, berkarakter, (Kemristek Dikti, 10 April 2008).
memasuki dunia kerja setelah Untuk kebijakan bunga rendah
mendapatkan layanan pendidikan tinggi. bahkan nol persen, tentu BTN akan sulit
Perbankan mesti berkenaan melonggarkan mengeluarkan dananya. Karena berpotensi
nilai profit yang akan diterimanya, dengan
menimbulkan masalah bagi BTN bisa
menerapkan bunga rendah. Jika
perbankan menerapkan bunga tinggi, meningkatkan kredit macet (non-
mustahil kesalahan rezim orde baru akan performing loan/NPL). Mahasiswa
terulang kembali. Dengan bunga yang dipastikan belum memiliki jaminan yang
tinggi potensi kredit macet (resiko gagal) memadai untuk mengembalikan kredit
sulit terelakkan. tersebut, walaupun ada penahanan ijazah
Memperthatikan tawaran kredit sampai yang bersangkutan melunaskannya.
pendidikan yang disampaikan pihak BTN
Untuk mengantisipasi itu
dengan memberikan jangka waktu selama
pemerintah bisa menyiapkan anggaran
lima tahun sejak mahasiswa yang
yang bersumber dari APBN dan APBD hal
bersangkutan dan orang tuanya
ini sesuai dengan amanat Undang-undang
menandatangani perjanjian. BTN pun
No 12 tahun 2012 Pasal 76 ayat (2) poin c
mengenakan bunga flat 6,5% dalam kurun
yang berbunyi 'pinjaman dana tanpa bunga
179
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

yang wajib dilunasi setelah lulus dan/atau tinggi dalam pemberian rekomendasi tiap
memperoleh pekerjaan. Beban akan makin mahasiswa pengusul kredit pendidikan.
berat bagi BTN kalau harus menyediakan Kita memahami keterbatasan
pinjaman tanpa bunga dengan jangka anggaran yang dimiliki pemerintah,
waktu yang cukup lama. Disinilah peran sebaiknya kebijakan kredit pendidikan
anggaran dari pemerintah agar Perbankan yang akan diterapkan pemerintahaan
terhindar dari upaya mencari profit, sebaiknya pendistribusian lebih
sekaligus menghindari terjadinya NPL. mengoptimalkan lembaga yang sudah
memiliki tugas dan fungsi untuk
2. Penyaluran Student Loan pendistribusian dana pendidikan, misalnya
Secara umum penyaluran kredit Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan
pendidikan bisa dikelompokkan dalam dua (LPDP). Karena proses kredit pendidikan
jenis. Pertama, kredit yang diperuntukkan harus diurusi dengan baik guna
kepada orangtua untuk membiayai menghindari kredit pendidikan yang macet
pendidikan anaknya. Saat ini perbankan atau gagal.
sudah menyediakan kredit sejenis ini. LPDP sudah biasa melakukan
Kredit itu tentu dikenai bunga dan biasanya pendistribusian dana pendidikan ke siswa
bank mensyaratkan adanya jaminan, dan mahasiswa yang bakalan menjadi
misalnya sertifikat rumah, kendaraan atau nasabah. Dengan demikian pemerintah
surat berharga lainnya. Pembayaran kredit perlu melembagakan manajemen student
dilakukan orang tua siswa dan mahasiswa. loan untuk mengurusi pekerjaan yang
Kredit itu bisa digunakan orang tua sangat luas, mulai seleksi administratif,
membiayai anak mereka yang kuliah di luar penilaian berkas, penetapan penerima,
negeri. Sedangkan yang kedua, kredit yang penandatangan kontrak, pendistribusian,
diperuntukkan bagi kalangan mahasiswa. penagihan dan pengawasan dan fungsi
Nantinya mahasiswa sendiri yang harus manajemen lainnya Sehingga dengan tugas
mengembalikan kredit setelah lulus dan pokok demikian kebijakan student loan
bekerja. Jenis kedua itu telah diterapkan, bisa berjalan dengan baik. Selama ini
antara lain, di AS dan Australia. Inggris LPDP sudah professional mengurusi
Raya. penyelenggaraan program bantuan
Penyaluran kredit pendidikan bisa (beasiswa) bagi mahasiswa
dilakukan dengan melibatkan perbankan magister/doktoral untuk putra-putri terbaik
maupun lembaga negara. Seperti dalam di Indonesia, pendanaan riset
kerjasama Kemristek Dikti dengan BTN komersial/implementatif untuk mendorong
tentu dilihat sebagai pelibatan perbankan inovasi, serta rehabilitasi fasilitas
melalui skema channeling dengan bank pendidikan yang rusak karena bencana
berperan sebagai penyalur kredit alam. Penugasan LPDP mendistribusikan
mahasiswa yang bersumber dari dana yang kredit pendidikan bisa meningkatkan
dimilikinya. Jika memperhatikan aspek efisiensi kelembagaan, pemerintah
penyediaan dana dengan bunga yang sekaligus kebijakan student loan. LPDP
rendah, sebaiknya kredit pendidikan itu sebagai official pemerintah bisa menagih
bersumber dari anggaran pemerintah. komitmen perbankan untuk menyediakan
Pertanyaannya apakah Negara memiliki kredit bagi mahasiswa yang kurang mampu
anggaran yang cukup untuk itu. Jika belum (lpdp.kemenkeu.go.id)
memiliki anggaran yang memadai tentu Hal ini bisa dijadikan pertimbangan
dukungan BTN sangat diperlukan dengan adalah keberhasilan Negara Tanzania
bunga yang rendah sebagai bakti dalam menyediakan kredit pendidikan
perbankan dan merupakan bagian dari didukung kehadiran dewan peminjanan,
program Coorporate Social Responsibility sebagaimana dijelaskan Nyahende, V. R.
(CSR) disertai dengan pelibatan perguruan (2013), antara lain student loans in

180
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

financing higher education in Tanzania Mahasiswa Indonesia (KMI) dimasa orde


have been the success of student loans, the baru tahun 1980-an tidak terulang kembali,
support. That Higher Education Student’ yang pada akhirnya menyebabkan
Loans Board (HESLB) since 1994 is kegoncangan ekonomi nasional,
employing enough efforts to recover loans menimbulkan kredit macet karena para
granted to loans beneficiaries since 1994 nasabah tidak sanggup melunasi hutang-
as well as the guidelines and criteria for hutangnya dan sulit ditemukan kembali data
granting loans was found to be nasabah setelah selesai menempuh
satisfactory. Untuk Indonesia sudah ada pendidikan.
LPDP, tinggal menambah tupoksinya Formulasi kebijakan student loan
mendistribusikan student loan dalam pada prinsipnya sudah bisa disiapkan secara
struktur organisasi tata kelola LPDP itu. fundamental. Seiring dengan sudah di
Pertimbangannya Indonesia sudah memiliki
3. Pengembalian Kredit Pendidikan kebijakan single identity number. Hal ini
sejalan dengan pemikiran Direktur Utama
Pengembalian kredit oleh debitur atau Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (19
lulusan perguruan tinggi yang sudah Maret 2018) yang mengapresiasi kebijakan
menerima kredit pendidikan perlu pemerintah karena sudah didukung oleh
dirancang dengan sistem dan prosedur instrumen data Nomor Induk
terintegrasi berbasis teknologi informasi Kependudukan (NIK) tentunya
guna mencegah potensi pengemplang dan memudahkan para nasabah dilacak identitas
mencegah perilaku moral hazard, atau dan tempat tinggalnya dari awal sampai
tindakan berpura-pura tidak mampu mereka melunasi kewajibannya. Memang
membayar kredit pendidikan tersebut. dulu kebijakan serupa pada zaman orde baru
Untuk itu upaya perancangan mengalami kegagalannya yang disebabkan
pengembalian kredit pendidikan harus belum ada data elektronik kependudukan
disuppor dengan data kependudukan sehingga sulit menagih pengembalian
terintegrasi dengan Ditjen Pajak, BPJS hutang dimana data identitas peminjan
Ketenagakerjaan, maupun lintas perbankan kurang valid, ada di beberapa tempat,
menjadi suatu keharusan agar profil debitur berpindah-pindah tanpa pemberitahuan.
bisa diidentifikasi secara akurat. Sekali saja Akibatnya kebijakan KMI di era 1980-an
mereka melakukan tindakan tidak terpuji mengalami kegagalan. Untuk saat ini,
dalam pengembalian kredit pendidikan, kebijakan student loan tentunya sudah
maka akan sulit mendapatkan layanan didukung dengan NIK yang memudahkan
perbankan dimana saja. Disamping itu, perbankan memiliki data yang akurat,
pihak pemerintah perlu menyiapkan mudah dilacak tempat tinggal para nasabah
regulasi yang memadai agar bisa dilakukan saat meminjang sampai lulus menempuh
upaya hukum kepada debitur yang mampu, pendidikan. Untuk suksesnya kebijakan
tapi tidak mau melaksanakan kewajibannya pemerintah dalam pembiayaan pendidikan,
harus dilakukan beberapa formulasi yang
C Urgensi Lterasi Keuangan dan Informasi berkaitan dengan literasi keuangan dan
tentang Kebijakan Student Loan informasi yang utuh serta komprehensi
Kebijakan student loan yang tentang student loan bagi mahasiswa sebagai
dilakukan pemerintah melalui dukungan kreditur sebagai berikut:
perbankan nasional, tentu perlu disikapi
secara kritis, dan konstruktif. Dalam konteks 1. Literasi keuangan kepada mahasiswa
ini, kita berharap semua pihak yang Sebelum kebijakan student loan
memiliki kepedulian dan tanggungjawab benar-benar diwujudkan pemerintah,
terhadap pendidikan mengkaji formulasi perbankan, dan perguruan tinggi perlu
student loan dengan baik agar kegagalan memberikan literasi keuangan kepada
kebijakan yang dinamakan Kredit
181
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

mahasiswa. Supaya mind set terbangun loan ini berakhir dengan bagus. Kita setuju
dengan baik tentang konsep kredit yang kebijakan student loans memiliki pengaruh
mesti dikembalikan bukan seperti beasiswa besar bagi masyarakat dapat mengakses
yang tidak perlu mengembalikan dana yang pendidikan tinggi dengan mudah, termasuk
diterimanya. Selama ini mahasiswa mereka yang kurang mampu. Tetapi juga
memiliki pemahaman dan konstruksi alam memiliki potensi, banyaknya mahasiswa
pikiran bahwa pemerintah menyediakan yang mengakses pendidikan tinggi tidak
dana untuk pendidikan yang tidak memiliki semua bisa menyelesaikan bahkan rata-rata
kewajiban untuk dikembalikan. gugur di tengah masa pendidikan alias drop
Untuk itu literasi keuangan penting out (DO) mencapai 20% dari keseluruhan
diberikan agar mereka mampu mengelola peminjam biaya pendidikan. Jika mereka
kredit yang diterima nya untuk hal-hal yang DO tentu akan menjadi beban bagi pihak
benar-benar ada kaitannya dengan perbankan, apalagi dalam jumlah yang
pendidikan yang ditempuhnya. besar tentu akan menimbulkan kemacetan
Menghindari hal yang konsumptif. dalam pengembalian kredit mahasiswa.
Faktanyanya memang mahasiswa Kegagalan mahasiswa dalam mengelola
Indonesia selama ini belum banyak student loan seriingkali diawali dari
diberikan literasi keuangan (financial ketidakmampuan mengalokasikan dana
literacy) sejak dini, bahkan sampai ke sesuai rencana pengeluaran yang berkaitan
perguruan tinggi mereka jarang memiliki dengan proses pendidikan dan rencana
skill, value dan kecerdasan untuk pengembalian kredit tersebut. Apalagi jika
mengelola sumber keuangan secara benar diterapkan BTN bunga yang tinggi
profesional. sebanyak 6%, tentu ancaman hukuman
Seringkali mahasiswa memahami bagi kreditur yang tidak bisa
student loan itu adalah kredit yang mengembalikan akan sampai dipidanakan
diberikan kepadannya nantinya tidak ke meja hijau. Tentu ini semakin
dikembalikan. Pemikiran yang salah memperkuat naluri peminjan untuk
memahami kredit itu menjadi bantuan, menghilang, berpindah tempat dan mencari
menurut Krishna, A., Rofaida, R., & Sari, pekerjaan agar bisa membayar hutangnya,
M. (2010 seringkali mahasiswa Tentu semua ini akan mengganggu
mengunakan kredit itu secara brutal untuk kegiatan belajarnya, yang pada akhirnya
hal yang konsumtif, tidak proporsional mengalami DO.
antara kemampuan dan pendapatan yang Dalam memberikan literasi
menyebabkan tagihan membengkak, keuangan kepada mahasiswa ada beberapa
akibatnya dari sistem bunga berbunga. yang penting untuk dipahaminya, antara
Akibatnya tagihan NPL yang membengkak lain; a) the characteristics of student as
dan kemampuan membayar rendah. they begin college (e.g., family income,
Akhirnya kredit macet yang tercermin juga race/ ethnicity); b) student’ college
dari Rasio NPL (Non-Performing Loan) experiences (e.g., type of institution, field of
tidak bisa terhindarkan. Untuk study, educational outcomes); c) student’
mengantisipasi itu, mahasiswa dituntut financial aid and the amount of debt they
memiliki kecerdasan dan kepekaan yang incur; and d) student’ employment and
tinggi agar kebijakan pemerintah tidak income after college as well as their overall
berujung buntung. Merubah mind set debt/including loans and other forms of
mahasiswa (student) dan memberikan consumer debt (Gross, Cekic, Hossler, &
literasi keuangan tentunya memerlukan Hillman, 2009).
waktu, kolaborasi melibatkan pengelola
perguruan tinggi dan orang tua mahasiswa.
Belajar. Jika tidak diawali dengan literasi
keuangan, sulit kiranya kebijakan student

182
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

2. Memberikan informasi yang utuh dan KESIMPULAN


komprehensif, tentang hak dan Kebijakan student loan merupakan
kewajibannya mahasiswa penerima langkah strategis pemerintah yang
kredit.
memerlukan dukungan perbankan guna
Kebijakan student loan terdengar enak
memberikan akses bagi warga Indonesia
di awalnya, tapi sulit dilaksanakan pada
mendapatkan layanan pendidikan tinggi,
akhirnya. Apalagi kebijakan ini diambil
sebagai stimulus menggenjot akselarasi
menjelang pemilihan presiden, tentunya
perekonomian nasional. Untuk itu Student
banyak pihak yang menilai kebijakan ini
loan perlu diformulasikan dengan baik
dalam rangka meningkatkan elektabilitas
memperhatikan beberapa komponen, antara
pemerintah. Namun pada prinsipnya
lain penyediaan dana, pendistribusian dan
kebijakan ini sangat membantu masyarakat
pengembalian kredit bisa berjalan secara baik.
untuk mendapatkan akses pendidikan
Pemerintah dalam menerapkan student
tinggi dan positif bagi kemajuan Negara,
loan bisa mengambil pelajaran dari kegagalan
maka semua pihak diminta mendukung dan
KMI, memperhatikan beberapa Negara yang
mensosialisasikan dengan baik agar
sukses menjalankan student loan dan
kebijakan student loan bisa berjalan sukses.
mencermati tingkat kegagalannya. Semakin
Rina Anggraeni (16 Maret 2018)
tinggi bunga student loan berpotensi
menyatakan, Deputi Gubernur Bank
mengalami kegagalan. Untuk itu
Indonesia Erwin Rijanto setuju Student
rekomendasinya bunga student loan lebih
loan dan prinsipnya bisa dilaksanakan, asal
kecil dan mendekati Nol persen. Disamping
bagaimana kita bisa mengurangi risikonya.
itu anggaran yang digunakan sebaiknya
Untuk mengurangi resikonya itu ada
berasal dari APBN dan APBD yang
beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
dikucurkan melalui perbankan (BTN) atau
semua pihak memahami hak dan kewajiban
LPDP sehingga potensi kredit macet atau NPL
antara pemberi kredit dan penerima kredit
oleh perbankan bisa dihindari.
yakni memberikan informasi secara
menyeluruh dan komprehensif tentang REFERENSI
kebijakan student loan ini. Adapun hal Anonim, (19 Maret 2018), Pinjaman yang
yang perlu diinformasikan kepada diberikan Jokowi, akan untung atau
mahasiswa sebagai kreditur 1). malah membuntungkan mahasiswa
Menyampaikan informasi lengkap tentang miskin? Sumber:
hak dan kewajiban sebagai kreditur dana
https://pinterpolitik.com/pahit-manis-
pendidikan itu mesti dikembalikan, 2) Jika
mengalami kesulitan melakukan hutang-pendidikan/ diakses 17 April 2018
pembayaran, hubungi pemberi pinjaman Anonim, What is a student loan? definition
sesegera mungkin, 3) menjajaki opsi and meaning - InvestorWords.
pembayaran atau penundaan untuk http://www.
mencegah kreditur masuk ke daftar gagal investorwords.com/6939/student_loan.ht
bayar (default), 4) jika mengalami ml#ixzz5CTptYi7w, diakses 17 April
kesulitan yang tidak semestinya, memiliki
2018.
kecacatan permanen atau meninggal,
laporkan ke pemberi pinjaman untuk Didi Achjari (22 Maret 2018), Kredit
melepaskan kewajiban pengembalian atau Mahasiswa Indonesia 2.0,
pengampunan sebagai alternatif, 5) http://www.mediaindonesia. com/read/
memberikan penghargaan bagi yang detail/150600-kredit-mahasiswa-
memenuhi kewajiban dan memberikan indonesia-20; Jakarta, Media Indonesia.
sanksi bagi yang secara sengaja melakukan
diakses 18 April 2018
moral hazard dalam pengembalian kredit.
Hillman, N. W (2014).

183
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Dimas Ginanjar, (9 Februari 2017), Peserta m/pengelolaan-dana/ diakses 20 April


Tax Amnesty Tetap Pilih Deposito, Dana 2018
Repatriasi Masih Parkir di Bank, Sumber Nyahende, V. R. (2013). The success of
:https://www.jawapos.com/.../peserta-
student’ loans in financing higher
tax-amnesty-tetap-pilih-deposito-dana-
repatriasi. diakses 17 April 2018 education in Tanzania. Higher Education
Damianus Andreas, (11 April 2018), Studies, 3(3), 47.
Menristekdikti Pertimbangkan Bunga Rina Anggraeni, (16 Maret 2018), BI Sambut
Kredit Pendidikan 0 Persen, Baik Ide Program Student Loan di
https://tirto.id/menristekdikti- Perbankan,
pertimbangkan-bunga-kredit-pendidikan- https://ekbis.sindonews.com/read/129026
0-persen-cHz3, diakses 19 April 2018 3/178/bi-sambut-baik-ide-program-
Gross, J. P., Cekic, O., Hossler, D., & Hillman, student-loan-di-perbankan-1521196086
N. (2009). What Matters in Student Loan di akses 19 April 2018
Default: A Review of the Research Simkovic, M. (2013). Risk-based student
Literature. Journal of Student Financial loans. Wash. & Lee L. Rev., 70, 527.
Aid, 39(1), 19-29. Teguh Firmansyah (13 Agustus 2017),
http://www.databaseanswers.org/data_models Jokowi: Dana Pemda Terparkir di Bank
/student_loans/index.htm. diakses 17 Rp 220 Triliun, sumber :
April 2018 http://nasional.republika.co.id/berita/nasi
Hillman, N. W. (2014). College on credit: A onal/daerah/17/08/13/oumqsu377-
multilevel analysis of student loan jokowi-dana-pemda-terparkir-di-bank-
default. The Review of Higher Education, rp-220-triliun, diakses 17 April 2018
37(2), 169-195 Universitas Terbuka (11 April 2018), Dukung
Kemristek Dikti, (10 April 2018), Pendidikan, BTN Tawarkan Kredit
Menristekdikti Harapkan Kredit Pendidikan, https://www. ut.ac.
Pendidikan BTN Bantu Mahasiswa id/berita/2018/04/dukung-pendidikan-
Tuntaskan Kuliah; btn-tawarkan-kredit-pendidikan. diakses
https://www.ristekdikti.go.id/menristekdi 19 April 2018
kti-harapkan-kredit-pendidikan-btn- Ziderman, A. (2002). Alternative objectives of
bantu-mahasiswa-tuntaskan- national student loan schemes:
kuliah/#sOm495BDOsjBBLZI.99. Implications for design, evaluation and
diakses 18 April 2018 policy. The Welsh Journal of Education,
Krishna, A., Rofaida, R., & Sari, M. (2010, 11(1), 37-47.
November). Analisis tingkat literasi
keuangan di kalangan mahasiswa dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya
(Survey pada Mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia). In Proceedings of
the 4th International Conference on
Teacher Education (pp. 552-560).

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (2018),


Pengelolaan Dana Pendidikan,
https://www.lpdp.kemenkeu.go.id/progra
184
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI


INFORMASI DALAM MENUNJANG KINERJA GURU
Alfian Erwinsyah

IAIN Sultan Amai Gorontalo, Jalan Gelatik No. 1 Kota Gorontalo

alfian_erwinsyah@iaingorontalo.ac.id

Abstrak: Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penerapan
pembelajaran berbasis teknologi informasi dalam menunjang kinerja guru dan apa saja
kendala dan strategi penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi dalam
menunjang kinerja guru Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
menggunaan pendekatan naturalistik teknik pengumpulan data yang digunakan melalui
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangan, teknik analisis data
dilakukan melalui tiga tahap, yakni: reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran
berbasis teknologi informasi dalam menunjang kinerja guru di SMA Negeri 1 Limboto
sudah termasuk baik dengan didukungganya fasilitas teknologi informasi yang
memadai. Sebagai guru untuk melaksanakan tugas secara profesional teknologi
informasi merupakan penunjang penting dalam proses pembelajaran dimana dengan
teknologi informasi proses penyampaian materi lebih mudah dan bervariasi dalam
menyampaikan materi yang akan diajarkan. Adapun kendala dan upaya masih ada
beberapa guru dan peserta didiknya yang belum menguasai teknologi informasi, tetapi
kendalah tersebut dapat diatasi dengan upaya pelatihan guru dalam menggunaan
teknologi informasi yang dilakukan guru yang sudah tahu menggunaan teknologi
informasi pada guru yang belum menguasai teknologi informasi. Kesimpulan penerapan
pembelajaran berbasis teknologi informasi dalam menunjang kinerja guru di SMA
Negeri 1 limboto sudah termasuk baik dengan didukungnya fasilitas teknologi informasi
yang memadai. Sebagai guru untuk melaksanakan tugas secara profesional teknologi
informasi merupakan penunjang penting dalam proses pembelajaran dimana dengan
teknologi informasi proses penyampaian materi lebih mudah dan bervariasi dalam
menyanpaikan materi yang akan diajarkan.

Kata Kunci: Teknologi Informasi, Kinerja Guru.

185
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN belum diimbangi dengan salah satu komponen


Menurut Richardus (2010:7), kemajuan sistem informasi pendidikan yaitu brainware
ilmu dan teknologi informasi telah banyak (SDM) yang berkualitas dalam menggunakan
mengubah cara pandang dan gaya hidup teknologi informasi. Sehingga, pemanfaatan
masyarakat Indonesia dalam menjalankan teknologi informasi dalam lembaga
kegiatannya. Keberadaan dan peran teknologi pendidikan masih sedikit terhambat pada
informasi be dalam sistem pendidikan telah kenyataannya, peran teknologi informasi
membawa era baru dalam perkembangan sangat berpengaruh, sebab merupakan salah
tersebut belum diimbangi dengan SDM untuk satu faktor pendukung dalam pengembangan
memanfaatkan teknologi informasi dalam pola pembelajaran yang berkualitas dan
proses pendidikan tersebut. Di instusi mempunyai nilai lebih di masyarakat.
pendidian IT sudah menjadi sumber dari ilmu Guru sebagai tenaga pendidik merupakan
pengetahuan. Kenyataan dipicu dari pemimpin pendidikan, dia amat menentukan
hubungannya sebagai sumber dan pakar ilmu dalam proses pembelajaran di kelas, dan peran
pengetahuan melalui sebuah jejaring kepemimpinan tersebut akan tercermin dari
informasi yang difasilitasi oleh internet. IT bagaimana guru melaksanakan peran dan
dilembaga pendidikan berfungsi sebagai alat tugasnya, ini berarti bahwa kinerja guru
bantu atau sarana penyelenggaraan kegiatan merupakan faktor yang amat menentukan bagi
belajar mengajar maupun aktivas mutu pembelajaran pendidikan yang akan
pembelajaran. Hal ini dengan semakin berimplikasi pada kualitas output pendidikan
banyaknya guru dan dosen menggunakan setelah menyelesaikan sekolah. Dalam rangka
berbagai peralatan. Teknologi Informasi mencapai tujuan pendidikan nasional yakni
untuk membantu mereka memberikan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
penjelasan materi ajar yang ada dalam mengembangkan manusia seutuhnya, maka
berbagai ilustrasi visual atau multimedia yang sangat dibutuhkan ara pendidik/guru yang
menarik. profesional. Jabatan guru sebagai pendidik
Peningkatan kinerja di bidang merupakan jabatan profesional, untuk guru
pendidikan di masa yang akan datang dituntut agar berkembang sesuai
diperlukan teknologi informasi yang tidak perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan
hanya berfungsi sebagai sarana pendukung, teknologi serta kebutuhan masyarakat. Guru
tetapi lebih sebagai senjata untuk mendukung dituntut agar menjadikan SDM yang
keberhasilan dunia pendidikan sehingga berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk
mampu bersaing dipasar global. Sistem mampu bersaing di forum regional, nasional,
pendidikan telah berusaha untuk perubahan maupun internasioal.
yang mendasar, misalnya melalui tiga bentuk Kinerja guru pada dasarya merupakan
kebijakan pemerintah. Pertama meningkatkan unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam
ketentuan wajib belajar dari 6 ke 9 tahun. melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
Kedua, mengarahkan pendididkan agar lebih Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan
relevan dengan perkembangan industri dan pada kualitas pendidikan, karena guru
teknologi informasi atau memiliki keterkaan merupakan pihak yang paling banyak
dan kesesuain (link and match). Ketiga, bersentuhan langsung dengan siswa dalam
mendorong pendidikan sekolah menegah proses pendidikan/pembelajaran di lembaga
untuk lebih banyak menyiapkan tenaga pendidikan sekolah.
terampil sehingga lulusannya tidak Informasi merupakan aktiva (aset)
memandang perguruan tinggi sebagai satu- penting pada suatu oganisasi/lembaga dalam
satunya alternativ pilihan masa depan (Ety meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Rochaety, 2011:7). pekerjaan, untuk itu informasi harus dikelolah
Penerapan pembelajaran berbasis dengan baik. Informasi juga merupakan hasil
teknologi informasi dalam menunjang kinerja pengelolaan data yang disajikan sedemikian
guru dirasa masih kurang optimal, sebab rupa agar dapat memberi arti atau resepsi

186
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

tertentu kepada para pembacanya oleh karena manusia yang mampuh mengoperasikannya
itu, sangat besar ketergantunga manusia (Ety Rochaety, 2011:21).
terhadap informasi, maka kualitas informasi Salah satu fasilitas yang ditawarkan oleh
harus ditingkatkan. Ada beberapa faktor teknologi informasi dalam memajukan
penentu kualitas informasi adalah keakuratan, pendidikan khususnya para pengajar adalah
ketepatan waktu, relevansi, dan kemudahan pembentukan jaringan informasi pendidikan
memperolehnya. Namun pada kenyataannya untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas
sampai pada saat ini masih banyak organisasi dalam KBM. Fenomena yang muncul
belum menyadari pentingnya keberadaan dan belakangan ini tidak terlepas dari kemajuan
pengelolaan terhadap informasi yang yang menawarkan berbagai jenis pelayanan
dimilikinya tersebut untuk memenuhi yang berbasis elektronik. Dari uraian diatas,
keberadaan faktor tersebut, maka tidak cukup dapat diketahui bahwa betapa pentingnya
jika pengelola hanya mengandalkan teknologi informasi dalam menunjang
kemampuan fisik ditamba dengan peralatan pendidikan terutama para pengajar yaitu guru
bantu sekedarnya, melainkan dibutuhkan alat secara efektif dan efisien, guru perlu memiki
bantu yang berkecepatan tinggi dan akurat pengetahuan kepemimpinan, perencanaan,
dalam memproses data-data. Keputusan yang dan pandangan yang luas tentang sekolah dan
tepat salah satunya ditentukan oleh input pendidikan.
informasi yang tepat. Salah satu ukuran Teknologi informasi saat ini telah
kinerja yang baik, adalah keefektivan kerja menjadi perbincangan yang sangat menarik,
para pengawai. Efektivan kerja pengawai mengingat teknlogi informasi ini merupakan
menggambarkan adanya kelancara dan salah satu unsur penting yang dapat
ketepatan dalam bekerja dengan data dukung mendorong keunggulan bersaing sebuah
data kelembagaan secara valid. organisasi atau lembaga pendidikan sekolah.
Dalam hal ini penulis akan menjelaskan Teknologi informasi mempunyai sebutan lain
pembelajaran berbasis teknologi informasi yaitu teknologi komputer yang dikhususkan
dalam pendidikan khususnya guru. untuk mengelola data menjadi informasi yang
Mendefinisikan teknologi pendidikan secara bermanfaat bagi sebuah organisasi
umum karena setiap lembaga pendidikan pendidikan. ini terus mengalami
mempunyai kebutuhan informasi yang unik, perkembangan baik dari bentuk, ukuran,
yang tidak hanya terbatas pada jenis maupun kecepatan dan kemampuan untuk menguasai
karakteristik informasi, namun lebih jauh multimedia dan jaringan computer (Ety
relevansi informasi yang dhasilkan kecepatan Rochaety, 2011:73).
aliran informasi dari suatu bagian ke bagian Sehubungan dengan ini, penelitian
lainnya dalam sebuah lembaga pendidikan, dilaksanakan`di SMA Negeri 1 Limboto
kualitas keakuratan informasi, target, nilai sebagai lembaga pendidikan juga mempunyai
ekonomi informasi pendidikan diperoleh, teknologi informasi dalam rangka menyikapi
batasan biaya yang harus dikeluarkan dalam segala perubahan dan perkembangan yang
pengolaan informasi jasa pendidikan, dan terjadi dilingkungannya, khususnya bidang
struktur lembaga pendidikan sebagai pendidikan dalam perannya meningkatkan
pengguna informasi. Untuk menjamin agar kualitas kinerja guru.
informasi dapat mengalir dengan baik, dalam SMA Negeri 1 Limboto sebagai lembaga
sebuah lembaga pendidikan perlu pendidikan tingkat menengah atas telah
dikembangkan sebuah sistem informasi memiliki laboratorium serta peralatan
pendidikan yang melibatkan komponen komputer yang cukup memadai. Akan tetapi
internal dan eksternal lembaga pendidikan pemakaian komputer masih terbatas dalam
untuk menjamin alur informasi yang efektif pelatihan-pelatihan maupun proses
dan berkualitas, yaitu tersedianya teknologi pembelajaran yang menggunakan peralatan
informasi yang didukung oleh sumber daya komputer masih sagat kurang maksimal.
Misalnya dalam penggunaan CPP (computer

187
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

presentation project), leptop/notebook, Adapun teknologi informasi yang sering


kamera digital, computer/LCD, dll. Oleh digunakan pada proses pembelajaran berupa
karena itu perlu diupayakan sebuah langkah komputer, LCD, spiker dan pemanfaatan
optimalisasi, salah satunya yaitu internet untuk mencari informasi selain itu
pemakaiaannya sebagai media pembelajaran. guru harus memiiki keahlian dalam bidang
Dalam proses pembelajaran, penggunaan teknologi dan memiliki tanggung jawab yang
teknologi informasi akan membantu guru harus dikerjakan secara profesional. Karena
dalam melaksanakan tugasnya. Disisi lain guru adalah individu yang memiliki tanggung
dalam penyampaian menggunakan media jawab moral terhadap kesuksesan anak didik
maka guru dapat menambah kemampuan yang berada dibawah pengawasannya, maka
untuk lebih kreatif serta merubah orientasi keberhasilan siswa akan sangat dipengaruhi
kegiatan mengajar dari guru sebagai sumber oleh kinerja yang dimiliki seorang guru. Oleh
informasi kearah orientasi belajar siswa aktif, karena itu, guru diharapkan mempunyai
dengan mencari informasi dari berbagai kinerja yang tinggi sehingga akan
sumber media dan memanfaatkan teknologi memberikan sesuatu yang posi teknologi
informasi yang tersedia. informasi.
Dalam buku Teknologi Informasi Dan Adapun Kinerja guru ini bisa dilihat
Komunikasi. Jamal Ma’mur, (2010:20) dalam proses belajar mengajar. Dalam
mengungkapkan bahwa Teknologi berasal pelaksanaan kegiatan belajar, seorang guru
dari bahasa yunani technologia kata ini harus terlebih dahulu mampu merencanakan
merupakan gabungan dari dua kata, yakni program pengajaran. Kemudian
techno dan logia. Techno artinya keahlian dan melaksanakan program pengajaran dengan
logia yaitu mempelajari sesuatu atau cabang baik dan mengevaluasi hasil pembelajaran
dari disiplin ilmu pengetahuan. Dalam sehingga mampu mencapai tujuan
pengertian yang lebih luas, teknologi dapat pembelajaran. Dengan adanya teknologi
meliputi sistem, organisasi, juga teknik. Akan informasi kinerja guru akan lebih baik karena
tetapi, seiring dengan perkembangan dan memanfaatkan segala peralatan teknologi
kemajuan zaman, pengertian teknologi informasi yang ada. Pada saat pelaksanaan
menjadi semakin luas, saat ini teknologi kegiatan belajar guru dapat memanfaatkan
merupakan sebuah konsep yang berkaitan teknologi informasi misanya internet untuk
dengan jenis penggunaan dan pengetahuan mencari riteratur yang berkenaan dengan
tentang alat dan keahlian, serta bagaimana ia proses kegiatan belajara dan mencari
dapat memberi pengaruh pada kemampuan tambahan materi yang akan diajarkan, dan
manusia untuk menggendalikan dan dalam proses pembuatan RPP misalnya
mengubah sesuatu yang ada di sekitarnya. dengan menggunakan komputer dan segala
Pada hakikatnya teknologi adalah proses aplikasi didalamnya dapat dikerjakan dengan
untuk mendapatkan nilai tambah. Teknologi cepat dan mudah, selain itu manfaat dengan
informasi adalah istilah umum yang menggunakan teknologi informasi pada
menjelaskan teknologi apapun yang proses pembelajaran dapat menghemat waktu
membantu manusia dalam membuat, proses belajar mengajar, mengurangi biaya
mengubah, menyimpan, mengomunikasikan pembelajaran, menghemat biaya pendidikan
dan atau menyatukan komputasi dan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan,
komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, buku) dan menjangkau wilaya geografis yang
suara, dan video. lebih luas, serta melatih pelajar lebih mandiri
Pengunaan teknologi informasi pada dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Selain
proses pembelajaran merupakan salah satu itu, seorang guru yang berkinerja tinggi akan
penunjang penting dalam meningkatkan menghasilkan siswa yang mampu menguasai
kinerja guru dimana teknologi informasi pengetahuan baik dalam aspek kognitif,
sendiri dapat mempermudah guru dalam afektif serta psikomotorik.
pembelajaran dan diluar pembelajaran.

188
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Adapun tujuan penelitian ini adalah lainnya berupa jaringan internet dan komputer
untuk mengetahui penerapan pembelajaran karena dengan perkembangan ilmu
berbasis teknologi informasi dalam pengetahuan dan teknologi khususnya
menunjang kinerja guru di SMA Negeri 1 teknologi informasi memberikan pengaruh
Limboto, untuk mengetahui mengetahui yang sangat besar terhadap efektivitas dan
kendala dan strategi penerapan pembelajaran efesiensi perkembangan sekolah sekarang dan
berbasis teknologi informasi dalam yang akan datang tetapi peralatan komputer
menunjang kinerja guru di SMA Negeri 1 disini sudah cukup bagus tapi belum
Limboto. maksimal karena masih kekurangan peralatan
teknologi informasi berupa komputer dan
METODE LCD untuk persiapan pembelajaran dan untuk
Tulisan ini merupakan hasil riset/ teks tahun ini ataupun tahun yang akan
penelitian yang menggunakan teknik datang.
penelitian kualitatif deskriptif dengan Perkembangan teknologi informasi
pendekatan naturalistik dengan Sumber data memang sangat membantu terutama
primer yakni kepala sekolah, pengelola pemanfatannya untuk guru dalam proses
laboratorium, guru, dan siswa, sedang data pembelajaran dan untuk penerapan
sekunder dari berbagai dokumen, tulisan dan pembelajaran berbasis teknologi informasi
arsip-arsip, studi kepustakaan yang berkaitan dalam menunjang kinerja guru yang ada di
dengan objek penelitian. Pengumpulan data SMA Negeri 1 limboto.
menguunakan teknik observasi, wawancara Untuk mengetahui pemanfaatan
secara mendalam serta beberapa dokumentasi. teknologi informasi dalam proses
Teknik Analisis Data dimulai dari reduksi pembelajaran peneliti melakukan wawancara
data, menyajikan data dan penarikan pada lima guru matapelajaran Dari hasil
kesimpulan maupun verifikasi. penuturan responden diatas terlihat jelas
penggunaan media teknologi informasi seperti
HASIL DAN PEMBAHASAN laptop sebagai media penghubung antara guru
Media pembelajaran berbasis teknologi dan peserta didik dalam menyampaikan
informasi saat ini mulai dipilih sebagai bagian materi karena media adalah cara untuk
dari cara mempermudah proses belajar menyalurkan informasi guru kepada peserta
mengajar, penggunaan media berbasis didik. Dengan adanya teknologi informasi
teknologi informasi tidaklah dapat dikatakan dapat membantu guru dalam proses
mudah hal tersebut karena penggunaannya pembelajaran dengan adanya internet dengan
tidaklah secara sembarangan melainkan lebih mudah guru mengembangkan materi
dengan teknis dan pengetahuan tentang itu, yang akan dibelajarkan, sehingganya itu
sehingganya teknologi informasi diharapkan internet adalah media untuk mencari
dapat membantu kinerja guru dalam proses informasi. Pada saat pembelajaran dapat
pembelajaran. Untuk mengetahui penerapan memepermudah guru dalam menyampaikan
pembelajaran berbasis teknologi informasi materi yang diajarkan tetapi dengan kendala
dalam menunjang kinerja guru yang ada di yang dihadapi dilapangan yaitu ketiadaan
SMA Negeri 1 limboto. aliran listrik maka proses pembelajaranpun
Berdasarkan data dan hasil wawancara terhambat tetapi jika terdapat kendalah
dapat diketahui bahwa perlengkapan tersebut guru melakukan alternativ lain
teknologi informasi yang ada di SMA Negeri dengan menunakan LKS sebagai bahan
1 Limboto sudah baik terbukti dengan adanya pengganti pembelajaran. Salah satu
perlengkapan teknologi informasi yang penunjang penting untuk meningkatkat
menunjang proses pembelajaran selain itu kinerja guru terutama dalam mencari referensi
dengan pelaksanaan UNBK di SMA Negeri 1 di internet, dengan internet dapat
Limboto pada tahun lalu dan merupakan salah mempermuda guru dalam menembankan
satu sekolah yang ada di Kabupaten Gorontalo materi yang akan di ajarkan. Komputer
dengan didukung dengan fasilitas mendukung
189
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

dengan aplikasi didalamnya mempermudah Selain itu Peneliti melakukan wawancara


guru dalam mengelola nilai peserta didiknya dengan beberapa informan mengenai dalam
sehinganya teknologi informasi berupa hal apa saja penerapan pembelajaran berbasis
komputer sangat bermanfaat bagi guru untuk teknologi informasi dalam menunjang kinerja
menunjan kinerjanya. guru yang ada di SMA Negeri 1 limboto
Hasil Observasi tentang pembelajaran sesuai dengan indikator kinerja guru yang
berbasis teknologi informasi pertama Kemampuan membuat perencanaan
Penilaian dan persiapan mengajar.
No Yang diamati
Ya Tidak Berdasarkan hasil wawancara dapat
1 Guru menggunakan diketahui bahwa penerapan pembelajaran
media IT pada saat √ berbasis teknologi informasi berdasarkan
mengajar indikator kemampuan membuat perencanaan
2 Guru menguasai dan persiapan mengajar yang ada di SMA

media IT Negeri 1 Limboto sudah dapat gambarkan
3 Respon siswa lebih bahwa pemanfaatan implementasi pada guru
aktif saat sudah lebih baik, baik dari segi pemanfaatan

menggunakan media
komputer sebagai media dan internet sebagai
IT
4 Interaksi lebih hidup
sumber untuk mendapatkan bahan ajar selain
saat guru dari buku, meskipun demikian peneliti.
√ Pembelajaran berbasis teknologi
menggunakan media
IT informasi tentunya pasti ada kendala-kendala
5 Media IT yang yang dihadapi guru saat pembelajaran
digunakan berlangsung dan juga upaya yang dilakukan

mendukung pokok guru pada saat kendala itu terjadi akan
bahan pengajaran diuraikan sebagaimana wawancara kepada
informan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan Berdasarkan hasil yang didapatkan
peneliti terlihat jelas bahwa penggunaan peneliti bahwa kendala yang paling sering
media teknologi informasi komputer, LCD muncul tanpa terduga-tuga adalah ketika
dalam pembelajaran sangatlah mendukung listrik padam secara tiba-tiba tetapi upaya
guru dalam proses mengajar, guru dituntut yang dilakukan guru ketika mendapatkan
menguasai media teknologi informasi yang kendala tersebut menyediakan kopian materi
akan dibelajarkan agar peserta didik dan menyediakan LKS untuk melakukan
memahami dengan jelas materi yang akan proses pembelajaran yang akan dilakukan.
dibelajarkan oleh karena itu guru yang diamati Penerapan pembelajaran berbasis IT pada
ini sudah menguasai media teknologi guru sudah dapat dioptimalkan dengan baik,
informasi dengan materi yang diberikan baik penggunaan laptop sebagai media atau
mudah dipahami peserta didik dengan alat bantu dalam pembelajaran atau
menggunakan media teknologi informasi penggunaannya sebagai alat untuk
selain itu respon dan interaksi peserta didik memudahkan guru dalam melaksanakan
dengan guru lebih aktif/hidup selain itu pokok perencanaan dan persiapan mengajar,
bahan pengajaran sesuai dengan media yang pemanfaatan internet sebagai sumber
digunakan. referensi meskipun terdapat kendala-kendala
Pemanfaatan teknologi informasi berupa dilapangan itu bisa dapat diatasi oleh guru
komputer pada guru mempermudah guru yang mengalami permasaahan contohnya
dalam melaksanakan tugasnya baik itu yang dijelaskan diatas tersebut.
mengajar ataupun diluar dari mengajar Penggunaan teknologi informasi pada
misanya daam proses penilaian hasil belajar guru dan siswa sangatlah penting untuk
siswa lebih cepat dapat hasilnya dibandingkan mengembangkan sikap dan kemampuan siswa
dengan menggunakan alat manual. untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja

190
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

guru dalam bidang teknologi informasi. dengan teknologi informasi proses


Adapun penerapan teknologi informasi penyampaian materi lebih mudah dan
terhadap kinerja guru sangat berpengaruh bervariasi dalam menyanpaikan materi yang
keduanya dimana teknologi informasi akan diajarkan selain itu teknologi informasi
merupakan faktor pendukung dan pendorong adalah penunjang perkembangan pendidikan
guru dalam melakukan tugasnya untuk baik itu dalam proses pembelajaran dikelas
menghasilkan kinerja yang baik, dimana maupun diluar proses pembelajaran. Dengan
kinerja itu sendiri merupakan hasil atau adanya teknologi informasi kinerja guru
prestasi dengan kegiatan atau perbuatan semakin meningkat dilihat dari pelayanan
dengan melaksanakan tugas yang telah kepada peserta didik semakin cepat dan
dibebankan baik sebagai pendidik atau tenaga efesien, tidak banyak mengeluarkan biaya,
kependidikan dan meningkatkan pengetahuan dan
Indikator yang kedua yang menjadi keterampilan guru.
penilaian penerapan pembelajaran berbasis
teknologi informasi dalam menunjang kinerja KESIMPULAN
guru yang ada di SMA Negeri 1 limboto
adalah Penguasaan materi yang akan 1.1. Penerapan pembelajaran berbasis IT
diajarkan kepada siswa. Dengan model dalam menunjang kinerja guru di SMA
pertanyaan apakah dengan penggunaan IT Negeri 1 limboto sudah termasuk baik
kinerja guru lebih baik? dengan didukungnya fasilitas teknologi
Dari beberapan pernyataan informan informasi yang memadai. Sebagai guru
dapat digambarkan bahwa penerapan untuk melaksanakan tugas secara
pembeajaran berbasis IT dalam menunjang profesional teknologi informasi
kinerja guru pada indikator penguasaan materi merupakan penunjang penting dalam
yang akan diajarkan kepada siswa banyak proses pembelajaran dimana dengan
sekali referensi materi yang dapat diakses teknologi informasi proses penyampaian
melalui pemanfaatan internet meskipun ada materi lebih mudah dan bervariasi dalam
dibuku juga sehingganya guru yang menyanpaikan materi yang akan
mempunyai kinerja yang baik di dalam kelas diajarkan selain itu teknologi informasi
akan mampu menjelaskan pelajaran dengan adalah penunjang perkembangan
baik, mampu menumbuhkan motivasi belajar pendidikan baik itu dalam proses
siswa dengan baik, mampu menggunakan pembelajaran dikelas maupun diluar
media pembelajaran dengan baik, dan merasa proses pembelajaran.
mudah memahami materi yang disajikan oleh 1.2. Dengan adanya teknologi informasi
guru dengan menggunakan teknologi kinerja guru semakin meningkat dilihat
informasi. dari pelayanan kepada peserta didik
Selanjutnya dari indikator Penguasaan semakin cepat dan efesien, tidak banyak
metode dan strategi pengajaran dan mengeluarkan biaya, dan meningkatkan
pemberian tugas dan kemampuan melakukan pengetahuan dan keterampilan guru,
penilaian dan evaluasi meskipun demikian ada kendala-kendala
Dari beberapa pernyataan informen dapat yan dihadapi dilapanan tetapi kendalah
disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran tersebut dapat diatasi dengan melakukan
berbasis teknologi informasi dalam alternatif lain selain mengunakan media
menunjang kinerja guru di SMA negeri 1 teknologi informasi dalam pembelajaran
Limboto sudah termasuk baik dengan berlangsung.
didukungganya fasilitas teknologi informasi
yang memadai. Sebagai guru untuk
melaksanakan tugas secara profesional
teknologi informasi merupakan penunjang
penting dalam proses pembelajaran dimana

191
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

REFERENSI
Agus, Mulyon. (2012). Pengenalan Teknologi
Informasi. Yogyakarta: Diva Press,
Azhar, Arsyad. (2010). Media Pengajaran.
Jakarta: Grafindo Persada.
Damin, Sudarwan. (2011). Profesionalisasi
Dan Etika Profesi Guru. Bandung:
Alphabet.
David, J. Hunger, Dkk. (2011). Manajemen
Strategi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ety Rochaety. (2011). System Informasi
Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Fathul, Wahid. (2013). Teknologi Informasi
Dan Pendidikan. Yogyakarta: Ardana
Media.
Hadari, Nawawi. (2010) Administrasi
Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2014).
Prestasi Kinerja Pegawai. Yogyakarta,
Bumi Putra.
Ma’mur, Jamal. (2010). Teknologi Informasi
Dan Komunikasi. Yogyakarta: Diva
Press.
Miarso, Yusufhadi. (2013). Meyemai Benih
Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Priansa, Donni Juni. (2014). Kinerja dan
Profesional Guru. Bandung: Alfabeta.
Renaldy, Bisma. (2013). Masa Depan dan
Teknologi. Yogyakarta: Diva Press.
Richardus. (2010). Pemanfaatan Teknologi
Informasi Untuk Institusi Pendidikan,
Surabaya: Arkola.
Saud, Udin Syarfuddin. (2012).
Pengembangan Profesi Guru.
Bandung: Alfabeta.
Uno, Hamzah B. (2010). Teknologi
Komunikasi Dan Informasi
Pendidikan. Gorontalo: UNG-Press.

192
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN SUPERVISI


PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI KOTA SAMARINDA

Laili Komariyaha, Iya’ Setyasiha, Wahyudib


a
FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda
b
Politeknik Negeri, Samarinda

alamat e-mail: lailikomariyah@yahoo.com

Abstrak Supervisi pembelajaran mutlak harus dilakukan untuk menjaga kualitas dan mutu
pendidikan. Terutama karena tingkat kinerja dan profesional guru di Kota Samarinda
belum maksimal yang diduga berdampak pada mutu lulusan. Oleh karena itu perlu
dilakukan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan di kota
Samarinda melalui supervisi pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk
melakukan monitoring dan mengevaluasi supervisi pembelajaran pada SMA Negeri di
Kota Samarinda. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan model disrepancy,
merupakan model evaluasi yang menekankan pada suatu pandangan adanya kesenjangan
dalam pelaksanaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1) teknik
observasi, 2) teknik wawancara. Untuk teknik analisa data yaitu 1) pengumpulan data,
2) reduksi data, 3) penyajian data, 4) penarikan kesimpulan/verifikasi. Berdasarkan hasil
penelitian, masih terdapat SMA Negeri di Kota Samarinda yang belum melaksanakan
supervisi pembelajaran. SMA Negeri 2 melaksanakan supervisi pembelajaran tetapi
tidak pada semua guru, SMA Negeri 3 tidak melaksanakan supervisi pembelajaran,
SMA Negeri 8 melaksanakan supervisi pembelajaran tetapi hanya pada perangkat
pembelajaran. SMA Negeri 13 melaksanakan supervisi pembelajaran, baik perangkat
pembelajaran maupun pelaksanaan pembelajaran.

Kata kunci: Monitoring, evaluasi, supervisi pembelajaran

193
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\

PENDAHULUAN prasarana, standar pendidik dan tenaga


Tingkat kelulusan hasil Ujian Nasional kependidikan, standar pengelolaan, standar
SMA/MA di Provinsi Kalimantan Timur pembiayaan, dan standar penilaian untuk
masih belum maksimal. Oleh karena itu perlu sekolah-sekolah yang berada di kota
dilakukan upaya untuk memperbaiki dan Samarinda. Berdasarkan hasil analisis studi
meningkatkan mutu pendidikan di Provinsi pendahuluan supervisi pembelajaran di SMA,
Kalimantan Timur, khususnya di kota selanjutnya akan dirancang model yang tepat
Samarinda untuk tingkat Sekolah Menengah untuk supervisi pembelajarannya. Evaluasi
Atas (SMA). Upaya untuk memperbaiki dan supervisi pembelajaran dalam rangka upaya
meningkatkan mutu pendidikan di kota meningkatkan mutu pembelajaran di kota
Samarinda, salah satunya dengan melakukan Samarinda, maka penelitian ini diharapkan
supervisi pembelajaran. Supervisi dapat bermanfaat secara teoritis maupun
pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan praktis. Secara teoritis, diharapkan dapat
kualitas pembelajaran sehingga guru mampu menghasilkan panduan dan prinsip – prinsip
mendidik, mengajar, membimbing, yang dapat digunakan oleh supervisor SMA di
mengarahkan, melatih, menilai, dan Kota Samarinda untuk meningkatkan
mengevaluasi siswa (Widodo, 2008). Dalam kompetensinya, sehingga dapat memahami
konteks kurikulum 2013, kualitas manfaat dan tujuan supervisi pembelajaran,
pembelajaran yang harus ditingkatkan adalah dan mampu memberikan bimbingan bagi guru
bagaimana guru membantu peserta didik untuk mengembangkan kompetensinya.
untuk meningkatkan kemampuan kreativitas
mereka melalui kegiatan mengamati, METODE
menanya, menalar, mencoba, dan membentuk Jenis penelitian ini adalah penelitian
jejaring dalam proses pembelajaran. evaluasi dengan model kesenjangan
Kemampuan guru dalam mengemas suatu (discrepancy model) bertujuan untuk
pembelajaran yang bermutu tentu diawali mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran pada
dengan persiapan mengajar yang matang. SMA Negeri di Kota Samarinda. Pendekatan
Guru dituntut untuk dapat menciptakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
suasana belajar yang dapat membantu siswa deskriptif kualitatif dan menggunakan
termotivasi, aktif dalam belajar, dan instrumen penelitian berbentuk wawancara,
meningkatkan minat belajar sehingga prestasi studi dokumen dan observasi untuk
belajar akan meningkat. Oleh karena itu, menentukan kesenjangan tiap indikator yang
supervisi pembelajaran ini harus dilakukan dievaluasi.
secara terencana. Dengan demikian, supervisi
pembelajaran lebih menekankan pada HASIL DAN PEMBAHASAN
memberi dorongan perbaikan mandiri guru Pelaksanaan supervisi pembelajaran
dalam meningkatkan proses pembelajaran. pada SMA di Kota Samarinda belum
Berdasarkan latar belakang tersebut semuanya terlaksana dengan baik. Pada
maka dilakukan studi pendahuluan terkait beberapa sekolah, kepala sekolah
supervisi pembelajaran di SMA di kota melaksanakan supervisi pembelajaran pada
Samarinda. Berdasarkan studi pendahuluan semua guru yang ada, tetapi ada juga sekolah
itu, selanjutnya akan dianalisis model yang tidak melaksanakan supervisi sama
supervisi pembelajaran yang sesuai sekali.
diterapkan di SMA. Model supervisi 3.1 Data Pelaksanaan Supervisi
pembelajaran memperhatikan standar Data pelaksanaan supervisi
nasional pendidikan yang tercantum dalam PP pembelajaran pada beberapa SMA Negeri di
Nomor 19 Tahun 2005, meliputi: standar isi, Kota Samarinda dapat dilihat pada tabel 1.
standar proses pembelajaran, standar
kompetensi lulusan, standar sarana dan

194
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\

pembelajaran dan pedoman penilaian


supervisi pelaksanaan pembelajaran. Berikut
Tabel 1. Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran pada ini pedoman supervisi pembelajaran untuk
SMA Negeri di Kota Samarinda penyusunan perencanaan pembalajaran.
No Nama Sekolah Pelaksanaan
Tabel 3. Pedoman Penilaian Supervisi
1. SMAN 2 Samarinda Dilaksanakan tetapi
tidak semua guru
Perencanaan Pembelajaran
2. SMAN 3 Samarinda Tidak Dilaksanakan Kondisi Deskripsi
3. SMAN 8 Samarinda Dilaksanakan pada No Perangkat Pembelajaran Tidak
Ada
semua guru Ada
4. SMAN 13 Samarinda Melaksanakan semua 1. Kalender Pendidikan
supervisi 2. Program Tahunan
(Sumber: Hasil Penelitian, 2017) 3. Program Semester
4. Silabus
Pelaksanaan supervisi pembelajaran ternyata 5. RPP
tidak dilakukan oleh semua sekolah, masih 6. Jadwal Tatap Muka
ada sekolah yang tidak melaksanakan 7. Agenda Harian
supervisi pembelajaran. SMA Negeri 2 8. Daftar Nilai (Afektif,
Samarinda telah melakukan supervisi Kognitif, Psikomotor)
9. KKM
pembelajaran, tetapi tidak semua guru
10. Absen Siswa
dilakukan supervisi pembelajaran. Di SMA 11. Buku Pedoman Guru
Negeri 3 Samarinda, kepala sekolah tidak 12. Buku Teks Siswa
melaksanakan supervisi pembelajaran. Kepala (Sumber: Hasil Penelitian, 2017)
sekolah SMAN 8 Samarinda melaksanakan
supervisi pembelajaran pada semua guru. Pada tabel 3. kepala sekolah
SMAN 13 Samarinda melaksanakan supervisi melaksanakan supervisi pembelajaran terkait
pembelajaran, baik rencana pembelajaran dengan kelengkapan perangkat perencanaan
maupun pelaksanaan pembelajaran di kelas. pembelajaran, sedangkan pedoman supervisi
3.2 Data Jumlah Guru pembelajaran untuk pelaksanaan
Berikut ini data jumlah guru pada pembelajaran ada pada tabel 4 berikut.
SMAN 2 Samarinda, SMAN 3 Samarinda, Tabel 4. Pedoman Penilaian Supervisi
SMAN 8 Samarinda, dan SMAN 13 Pelaksanaan Pembelajaran
Samarinda yang menjadi sampel penelitian. No Komponen Penilaian Deskripsi
Tabel 2. Jumlah Guru pada SMA Negeri di Kota Ada Tidak
Samarinda Ada
Jumlah Guru A. Kegiatan Pendahuluan
No Nama Sekolah
PNS Non PNS Total 1. Apersepsi dan
1. SMAN 2 Samarinda 45 16 61 Motivasi
2. SMAN 3 Samarinda 48 17 65 2. Menyiapkan siswa
3. SMAN 8 Samarinda 39 6 45 3. Mengkaitkan materi
4. SMAN 13 Samarinda 29 8 37 yang akan dipelajari
(Sumber: Hasil Penelitian, 2017) dengan pengalaman
Jumlah guru dengan status PNS di SMA siswa
Negeri 13 lebih sedikit dibandingkan dengan 4. Mengajukan
pertanyaan awal
sekolah lain karena masih termasuk sekolah
B. Kegiatan Inti
yang baru berdiri. Sedangkan untuk guru 1. Guru menguasai
dengan status non PNS cukup bervariasi. materi
Penilaian supervisi pembelajaran yang 2. Guru menerapkan
dilakukan oleh kepala sekolah menggunakan strategi
pedoman yang sudah ditentukan oleh dinas pembelajaran yang
sesuai
pendidikan. Pedoman penilaian supervisi
3. Guru menerapkan
pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu: pendekatan sainstifik
pedoman penilaian supervisi perencanaan

195
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\
No Komponen Penilaian Deskripsi karena supervisi pembelajaran memiliki
Ada Tidak beberapa fungsi yaitu:
Ada
4. Guru mengelolaan
1. Controlling
kelas Supervisi pembelajaran berfungsi
5. Guru melakukan sebagai controling, yaitu kepala sekolah
penilaian autentik mengkontrol kegiatan pembelajaran yang
6. Guru memanfaatkan dilakukan oleh guru. Kegiatan pembelajaran
sumber belajar
tersebut mulai dari menyusun perencanaan
7. Guru menggunakan
bahasa yang benar
pembalajaran, pelaksanaan pembelajaran,
C. Kegiatan Penutup hingga penilaian pembelajaran. Kepala
1. Guru melakukan sekolah dalam melaksanakan supervisi
refleksi pembelajaran memeriksa kelengkapan
2. Guru memberikan pembelajaran yang dibuat oleh guru, anatara
arahan untuk
lain silabus, RPP, buku/bahan ajar, media
pembelajaran
berikutnya
pembelajaran, LKS, dan penilaian.

(Sumber: Hasil Penelitian, 2017) 2. Correcting


Fungsi koreksi pada supervisi
Pedoman supervisi pembelajaran untuk pembelajaran berarti memeriksa semua
pelaksanaan pembelajaran pada tabel 4, kelengkapan perangkat pembelajaran apakah
mengevaluasi setiap tahap dan langkah- sesuai dengan yang telah ditetapkan. Kepala
langkah pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah sebagai supervisor bertugas
guru. memeriksa kelengkapan perangkat
3.3 Data Hasil Evaluasi Supervisi pembelajaran yang dibuat oleh guru dan
Pembelajaran kemudian memberikan penilaian, sehingga
Selanjutnya hasil pelaksanaan supervisi kepala sekolah bisa memberikan masukan
pembelajaran tersebut diberi penilaian sesuai kepada guru untuk perbaikan perangkat
dengan tabel 5 berikut. pembelajarannya. Kelengkapan perangkat
pembelajaran yang dikoreksi oleh kepala
Tabel 5. Evaluasi Hasil Supervisi Pembelajaran sekolah dalam supervisi pembelajaran antara
Nilai Predikat Keterangan
lain:
N < 70 C Perlu pembinaan
71 ≤ N ≤ B Dapat digunakan untuk contoh a. Memeriksa kelengkapan masing-masing
80 guru lain dengan perbaikan pada komponen perangkat pembelajaran.
bagian-bagian tertentu
b. Silabus yang mudah diakses
N > 80 A Dapat digunakan untuk contoh
bagi guru-guru lain
c. Keterampilan guru dalam menyusun RPP
d. Keterampilan mengembangkan KI3 dan
(Sumber: Hasil Penelitian, 2017) KI4
Evaluasi hasil supervisi pembelajaran e. Kesesuaian buku yang dimiliki oleh guru
diberi predikat berdasarkan hasil penilaian f. Media pembelajaran yang digunakan
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian g. Soal ulangan harian maupun semester
pembelajaran. Mayoritas guru di SMAN 2 h. Keterampilan guru dalam melaksanakan
Samarinda dan SMAN 8 Samarinda penilaian
mendadapatkan predikat B yang berarti dapat 3. Judging
digunakan untuk contoh guru lain dengan Judging dalam supervisi mempunyai arti
perbaikan pada bagian-bagian tertentu. memberikan penilaian atau keputusan
Pelaksanaan supervisi pembelajaran oleh terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan
kepala sekolah merupakan salah satu bentuk penilaian pembelajaran setelah dilakukannya
penjaminan mutu pembelajaran. Hal ini supervisi pembelajaran oleh kepala sekolah.

196
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\

Penilaian tersebut bertujuan sebagai bahan sedangkan kepala sekolah memeiliki


masukan agar guru memperbaiki atau tanggung jawab dan pekerjaan lain seperti
merevisi perangkat pembelajarannya, tugas managerial.
sehingga sesuai dengan standar yang Kendala lain saat melaksanakan
ditetapkan. supervisi pembelajaran dan merupakan
4. Directing masalah yang urgen adalah rendahnya
Kepala sekolah memiliki peran kompetensi supervisor (Wahidah, 2015).
managerial di sekolah, sehingga berhak Seorang supervisor haruslah mempunyai
memberikan pengarahan dan menentukan kemampuan untuk menilai perangkat
peraturan/ketetapan. Directing dalam pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran,
supervisi pembelajaran memiliki arti bahwa serta mampu memberikan masukkan untuk
kepala sekolah memberikan pengarahan perbaikan kepada guru yang disupervisi. Jika
kepada guru tentang prencanaan, pelaksanaan, kompetensi supervisor rendah dalam
dan penilaian pembelajaran yang baik dan melakukan supervisi pembelajaran, maka
sesuai dengan standar. Hal tersebut bertujuan hasil supervisi tidak akan optimal dan tidak
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran akan mencapai tujuan supervisi pembelajaran.
yang secara langsung akan berdampak pada Untuk mengatasi kendala dan
peningkatan hasil pembelajaran dan mutu permasalahan tersebut, maka perlu
pendidikan. Kepala sekolah dapat melakukan dikembangkan suatu model supervisi
dialog sebelum dan sesudah melaksanakan pembelajaran yang lebih efektif, efisien, dan
supervisi pembelajaran untuk mengarahkan tidak memerlukan waktu yang banyak. Salah
guru terkait pembelajaran. satu usaha pengembangan supervisi
pembelajaran adalah dengan memanfaatkan
5. Demostration
teknologi. Setiap SMA Negeri di Kota
Demostrasi memiliki arti bahwa kepala
Samarinda saat ini telah memiliki website,
sekolah memberikan contoh bagaimana
selain menampilkan profil dan data sekolah
melaksanakan pembelajaran dengan baik.
website juga dapat dimanfaatkan untuk
Selain memberi contoh terkait pelaksanaan
supervisi pembelajaran.
pembelajaran, kepala sekolah selaku
supervisor juga dapat memberikan contoh KESIMPULAN
pembuatan perencanaan dan penilaian
Berdasarkan penelitian, analisia data
pembelajaran yang baik sesuai dengan standar
yang berlaku. dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
Pada saat pelaksanaan supervisi bahwa: pelaksanaan supervisi pembelajaran
pada SMA Negeri di Kota Samarinda belum
pembelajaran, banyak kendala yang ditemui
terlaksana di semua sekolah, dan kendala
oleh kepala sekolah atau supervisor, seperti
pelaksanaan supervisi pembelajaran antara
kesibukan kepala sekolah dengan tugas-tugas
lain jadwal serta kesibukan kepala sekolah
administrasi. Sama halnya dengan hasil
penelitian Mujian (2015) yang menyebutkan dan guru.
bahwa kendala supervisi pembelajaran adalah REFERENSI
terbatasnya waktu yang dimiliki oleh kepala
sekolah untuk melaksanakan supervisi Mukhopadhyay, Marmar. (2005). Total
pembelajaran. Selain terbatasnya waktu, Quality Management in Education
kendala lainnya adalah perubahan jadwal (Second Edition). New Delhi: sage
pelaksanaan supervisi pembelajaran yang Publication India Pvt Ltd
menyesuaikan dengan kegiatan kepala Rochmawati. (2013). Pengembangan Model
sekolah dan guru (Wahidah, 2015). Kendala Kaizen dengan perangkat Fishbone
ini juga terkait jumlah guru yang banyak Cause and Effect Diagram untuk
sehingga memerlukan waktu yang lebih lama, Peningkatan Mutu Sekolah Model

197
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\

terpadu Bojonegoro. Universitas


Negeri Malang. Tesis Tidak
Diterbitkan
Satori, Djam’an. (2007). Supervisi Akademik
dan Penjaminan Mutu dalam
Pendidikan Persekolahan. Makalah
tidak diterbitkan
Satori, Djam’an. (2007). Supervisi Akademik
(Teori dan Praktek). Jakarta:
Depdiknas.
Widodo, Wahono. (2008). Model Supervisi
Pendidikan IPA. Jurnal Wacana Vol.
05 No. 04 November

198
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MASTER


TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Nurlaili & Odilia Febrina

Universitas Mulawarman, Kampus Gn. Kelua, Samarinda

alamat e-mail: nurlailisyamsul@yahoo.co.id

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran MASTER terhadap hasil belajar Kimia pada pokok bahasan Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolitsiswa kelas X di SMA Negeri 8 Samarinda. Model
pembelajaran MASTERmerupakan suatu langkah dalam Cara Belajar Cepat (CBC)
diterapkan untuk membuat suasana pembelajaran terasa menyenangkan dan jauh dari
kesan kaku. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas X dan
sampelnya adalah siswa kelas X-3 dan kelas X-4 yang masing–masing berjumlah 38
siswa setiap kelas. Langkah-langkah Model pembelajaran MASTER meliputi:
Motivating your mind, Acquiring the information, searching out the meaning, Triggering
the memory, exhibiting what you know, Reflecting how you’ve learne. Uji signifikansi
pengaruh Model pembelajaran MASTER terhadap hasil belajar menggunakan uji t. Data
hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata siswa kelas X-3 (pembelajaran MASTER) adalah
73,10. Sedangkan nilai rata-rata siswa kelas X-4 (pembelajaran langsung) adalah 68,18.
Data dianalisis menggunakan uji t menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan
model pembelajaran MASTER terhadap hasil belajar Kimia pada pokok bahasan Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolitsiswa kelas X Di SMA Negeri 8 Samarinda.

Kata kunci: Model Pembelajaran MASTER, Hasil belajar, Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.

199
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN dan mengembangkan agar menjadi


Kemajuan suatu bangsa di masa yang akan pengetahuan yang lebih bermakna.
datang sangat tergantung pada mutu Guru mempunyai tugas dan tanggung
pendidikan generasi muda saat ini. Dengan jawab terhadap keberhasilan proses belajar
pendidikan, maka kualitas manusia diubah ke mengajar karena guru merupakan salah satu
arah yang lebih baik dan menjadikannya komponen pengajaran yang tidak bisa
sumber daya yang berguna bagi dirinya dipisahkan satu dengan yang lainnya. Guru
maupun masyarakat.Menurut Santayasa dituntut sebagai agen pembelajaran yang
(2008) menyatakan pendidikan adalah untuk mampu berperan sebagai fasilisator,
menyiapkan generasi muda tidak hanya motivator, pemacu dan pemberi inspirasi
memperoleh data, informasi, dan belajar bagi siswa. Guru diyakini sebagai salah
pengetahuan, tetapi yang lebih penting adalah satu faktor dominan yang menentukan tingkat
mengkontruksi pemahaman keberhasilan siswa dalam mencapai hasil
(understanding),menumbuhkan wawasan proses pembelajaran. Kimia merupakan mata
(insight), dan mengembangkan kearifan pelajaran yang sangat berkaitan dengan
(wisdom).Untuk melaksanakan pendidikan kehidupan sehari-hari dan telah memberikan
harus dimulai dengan pengadaan tenaga banyak manfaat bagi manusia. Pembelajaran
kependidikan sampai pada usaha peningkatan kimia pada dasarnya merupakan pembelajaran
mutu tenaga kependidikan, baik secara yang sebagian topik-topik pembahasan
personal maupun sosial.Oleh karena itu bersifat abstrak. Sehingga banyak fakta yang
diperlukan kualitas tenaga kependidikan yang menunjukkan bahwa kimia sebagai ilmu yang
baik sehingga dapat membantu dalam sulit dan tidak menarik untuk dipelajari.
meningkatkan hasil belajar siswa. Kualitas pembelajaran kimia yang masih
Pada dasarnya hasil belajar siswa rendah di kelas dapat dilihat dari proses dan
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan hasil belajar siswa. Untuk kualitas hasilbelajar
kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran dapat diamati dari prestasi belajar dan
yang dimaksud adalah profesional yang ketuntasan belajar siswa (Amgraeni, 2007).
Pada bidang pendidikan, penekanan lebih
dimiliki oleh guru. Model pembelajaran
pada hafalan dan mencari suatu jawaban yang
merupakan alat penunjang tercapainya tujuan benar terhadap soal-soal yang diberikan.
pendidikan dan merupakan salah satu Namun tidak semestinya guru hanya
komponen yang harus dikuasai oleh guru. menyampaikan secara langsung materi
“Model pembelajaran adalah pola yang hafalan berupa teori-teori umum. Oleh karena
digunakan sebagai pedoman dalam itu seharusnya guru memiliki inovasi yang
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tinggi dalam menentukan model pembelajaran
yang tepat agar siswa dapat dengan mudah
tutorial” Suprijono (2011). Penggunaan model
menerima dan menguasai ateri setelah
pembelajaran hendaknya bukan hanya guru diajarkan.
saja yang aktif dalam proses pembelajaran, Model pembelajaran merupakan sebuah
melainkan diharapkan terjadinya interaksi prosedur yang sistematis dalam
antara guru dan siswa serta siswa dengan mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
siswa. mencapai tujuan belajar, dapat juga diartikan
Menurut Ausubel (dalam Dahar, 1989) suatu pendekatan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran (Kurniasih, I dan
faktor yang sangat mempengaruhi belajar
Berlin.S, 2015). Sebagai alternatif peneliti
adalah pengetahuan awal siswa sehingga memilih salah satu model pembelajaran yang
pengetahuan awal yang dibawa siswa tersebut efektif dan cocok untuk guru jika ingin
sangat penting untuk dipahami oleh seorang menyampaikan materi yang berhubungan
pengajar agar dapat membantu mengajukan dengan kehidupan sehari-hari yaitu model
pembelajaran MASTER.

200
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Penelitian Marindasari (2013) pengaruh bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit


penerapan model Accelerated Learning tipe siswa kelas X di SMANegeri 8 Samarinda.
MASTER lebih besar secara signifikan METODE PENELITIAN
daripada model pembelajaran langsung Teknik pengambilan sampel pada
terhadap pencapaian nilai-nilai karakter dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu
pembelajaran IPA. teknik pengambilan sampel dengan
Pada penelitian ini penulis menggunakan tujuantertentu, atau memiliki karakteristik,
model pembelajaran MASTER (Motivating pertimbangan tertentu (Arikunto, 2009).
your mind, Aquiring the information, Penelitian ini melibatkan siswa Kelas X-3 dan
searching out the meaning, Triggering the X-4 di SMA Negeri 8 Samarinda yang
memory, exhibiting what you know, reflecting berjumlah 76 siswa dengan masing-masing
how you’ve learned) merupakan suatu langkah kelas sebanyak 38 siswa merupakan kelas
dalam Cara Belajar Cepat (CBC) diterapkan yang tidak memiliki perbedaan begitu jauh
untuk membuat suasana pembelajaran terasa dalam berbagai aspek yang sudah ditentukan
menyenangkan dan jauh dari kesan kaku. Cara yaitu dilihat dari hasil belajar, perbedaan
belajar cepat yang dimaksudkan disini ialah antara X-3 dan X-4 hampir dikatakan sama
usaha yangdilakukan sehingga suatu konsep nilainya. Pada kelas X-3 akan digunakan
dapat dipahami dengan cepat dan baik. model pembelajaran MASTER, sedangkan
Berdasarkan penelitian Lutfiyah, R, S, (2014) kelas X-4 akan menggunakan model
menggunakan metode Eksperimen, diketahui pembelajaran langsung.
bahwa penerapan metode Eksperimen dengan Penelitian ini menggunakan rancangan
teknik MASTER berpengaruh signifikan dan Static Group Comparation.menurut Susilo
aktivitas siswa selama mengikuti (2009) rancangan ini menggunakan dua
pembelajaran termasuk dalam kategori aktif kelompok yang berbeda dimana salah satu dari
terhadap hasil belajar. Hal ini juga didukung kelompok tersebut akan diberikan perlakuan
dari penelitian Made, N, D, A, dkk (2014) dengan model pembelajaran MASTER dan
menggunakan Model Pembelajaran MASTER yang lain merupakan model pembelajaran
dan Asesmen Autentik, diketahui siswa yang langsung.
mengikuti pembelajaran MASTER Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai
mempunyai hasil belajar IPA lebih baik dari penelitian ini maka teknik pengumpulan
dibandingkan siswa yang mengikuti data yang dilakukan adalah dengan
pembelajaran dengan metode konvensional. caradokumentasi dan tes. Teknik tes berupa
Berdasarkan uraian latar belakang di atas tes tertulis. Hasil belajar diperoleh dari nilai
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Posttest dan nilai ulangan harian. Nilai akhir
tingkat SMA dalam mata pelajaran kimia siswa diambil melalui hasil tes untuk setiap
dengan pokok bahasan larutan elektrolit dan kali pertemuan dan hasil evaluasi terakhir
nonelektrolit. Materi larutan elektrolit dan pokok bahasan larutan elektrolit dan non
nonelektrolit sangat erat hubungannya dalam elektrolit. Nilai-nilai tersebut diolah
kehidupan sehari–hari yaitu larutan elektrolit menggunakan rumus, sebagai berikut:
dan nonelektrolit secara luas menjelaskan
larutan yang dapat menghantarkan listrik dan NA=[25%P1]+[25% P2]+[50% UH]
larutan yang tidak dapat menghantarkan
listrik. Pada materi larutan elektrolit dan Keterangan:
nonelektrolit lebih menekankan pemecahan NA : Nilai Akhir
masalah dalam suatu eksperimen untuk UH : Nilai Ulangan Harian
menjawab atau memecahkan permasalahan P1 : Nilai Postest I
dalam pembelajaran secara realistis. Sehingga P2 : Nilai Postest II
peneliti ingin mengetahui apakah terdapat
pengaruh model pembelajaran MASTER Data yang telah dikumpulkan pada
terhadap hasil belajarkimia pada pokok penelitian ini akan dianalisis untuk

201
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

mengetahui adanya pengaruh dalam hasil 𝑆2 = Simpangan baku kelas yang


belajar siswa kelas X di SMA Negeri 8 menggunakan model Pembelajaran
Samarinda antara kelas yang menggunakan Langsung.
model pembelajaran MASTER dan model Kriteria untuk menarik kesimpulan adalah:
pembelajaran lansung pada pokok bahasan Bila thitung ttabel maka Ho diterima dan Ha
<
larutan elektrolit dan larutan non elektrolit,
ditolak, berarti tidak terdapat pengaruh Model
digunakan metode statistika uji t. Menurut
Pembelajaran MASTERterhadap hasil belajar
Pramudjono (2008), Uji t dibedakan menjadi 2
kimia pada pokok bahasan larutan elektrolit
kelompok yaitu uji t dengan variansi homogen
dan non elektrolit siswa kelas X-3 dan X-4 di
dan uji t dengan variansi heterogen. Homogen
SMA Negeri 8 Samarinda.
atau heterogen dapat diketahui dengan uji F
Bila thitung ttabel maka Ho ditolak dan Ha
(Pramudjono, 2008). ≥
diterima, berarti terdapat pengaruh Model
S2 Pembelajaran MASTER terhadap hasil belajar
Fhit = 12 , dimana harga S21 >S22 kimia pada pokok bahasan larutan elektrolit
S2
dan nonelektrolit siswa kelas X-3 dan X-4 di
Jika Fhitung ≥ Ftabel maka varians homogen SMA Negeri 8 samarinda.
Jika Fhitung ˃Ftabel maka varians heterogen (Pramudjono, 2005)

Jika sampel homogen maka rumus yang HASIL DAN PEMBAHASAN


digunakan: Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Negeri 8 Samarinda Kalimantan
X1 -X2
thitung = Timur.Populasi penelitian ini adalah seluruh
1 1
s√ + kelas X sebanyak 6 kelas. Sampel dalam
n1 n2
penelitian ini adalah siswa kelas X-3 dan X-4
dimana masing-masing kelas memiliki rata-
(n1 - 1)s21 + (n2 -1)s22 rata kelas yang tidak jauh berbeda.
s= √
n1 +n2 - 2 Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling.
Jika sampel heterogen maka rumus yang Pada kelas X-3yang menggunakan model
digunakan: pembelajaran MASTER. Model pembelajaran
MASTER merupakan teknik pembelajaran
t X1 - X2 kooperatif dimana siswa dibentuk secara
hitung=
2 2
√ s1 + s2 berkelompok yang beranggotakan sekitar 4-5
n1 n2
orang yang tiap kelompoknya, dalam
pembelajaran model tersebut dapat
(n1 - 1)s21 + (n2 -1)s22 mendorong siswa lebih mandiri, aktif dalam
s= √
n1 +n2 - 2 belajardan dapat menumbuhkan kepercayaan
Keterangan: diri dalam belajar serta membuat siswa
bekerja sama dalam kelompok untuk
𝑋̅1 = Nilai rata–rata kelas yang menggunakan berdiskusi pada saat praktikum.
Model Pembelajaran MASTER. Model pembelajaran MASTER memiliki
𝑋̅2 = Nilai rata–rata kelas yang menggunakan langkah-langkah antara lain: Motivating your
model pembelajaran Pembelajaran mind yaitu memotivasi pikiran, Aquiring the
Langsung. information yaitu memperoleh informasi,
S = Simpangan baku gabungan. searching out the meaning yaitu menyelidiki
𝑆1 = Simpangan baku kelas yang Model makna, Triggering the memory yaitu memicu
Pembelajaran MASTER. memori, exhibiting what you know yaitu
memamerkan apa yang anda ketahui, dan

202
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Reflecting how you’ve learned yaitu menyenangkan, siswa lebih bersemangat,


merefleksikan bagaimana anda belajar, termotivasi dan mudah mengingat konsep–
sedangkan kelas X-4 merupakan kelas yang konsep dalam proses belajar dengan materi
menggunakan model pembelajaran langsung yang diajarkan. Menurut Piaget dan
Data nilai akhir siswa diperoleh dari Glaserveld mengatakan bahwa pengetahuan
nilaiposttest I, posttestII dan ulangan harian, tidak dapat dipindahkan dari otak guru keotak
adapun analisis data seperti dalam Tabel siswa, artinya adalah dimana pengetahuan
berikut ini: dapat diperoleh dengan adanya upaya siswa
Tabel 3.2 Uji Nilai Akhir Siswa sendiri atau siswa yang aktif dalam proses
No Analisis Data Kelas X-3 Kelas X-4 belajar mengajar untuk mengorganisasikan
1 Nilai rata-rata 73,10 63,18 pengetahuan baru yang dia dapatkan dengan
2 Fhitung 1,29 pengetahuan yang sudah ada dalam kerangka
3 Ftabel 1,69 kognitifnya, sehingga siswa tersebut mudah
4 thitung 4,38 mengingat apa yang dia pelajari atau lakukan
5 ttabel 1,98 dengan sendirinya (Dimyati, 2006).
Secara keseluruhan,di kelas X-3 (model
pembelajaran MASTER) diperoleh nilai rata-
Hasil penelitian menunjukkan kelas
rata sebesar73,1 sedangkan di kelas X-4
eksperimen yang menggunakan model
(pembelajaran langsung) diperoleh nilai rata-
pembelajaran MASTER ternyata nilai akhirnya
rata sebesar63,18. Dari nilai rata-rata akhir
(73,10) lebih baik daripada kelas yang
X-3 (model pembelajaran MASTER) lebih
menggunakan model pembelajaran langsung
tinggi daripada kelas X-4 (pembelajaran
(63,18), karena pada model pembelajaran
langsung). Selanjutnya dianalisa dengan uji t,
MASTER siswa dituntut aktif dalam proses
hasil analisa menunjukkan thitung (4.38) lebih
pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil
besar dari pada ttabel (1.98)pada taraf
perhitungan rata-rata nilai akhir siswa kelas X-
signifikan 5% yang berarti bahwa Ho ditolak
3 dan X-4 dapat dilihat pada gambar berikut.
dan Hαditerima berarti dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh penggunaan model
pembelajaran MASTERpada pokok bahasan
larutan elektrolit dan non elektrolit kelas X di
SMA Negeri 8 Samarinda.

KESIMPULAN

Nilai rata-rata akhir kelas X-3 sebagai


kelas yang menggunakan model pembelajaran
MASTERlebih baik dibandingkan nilai rata-
rata akhir kelas X-3 yang menggunakan model
Gambar 3.1 Nilai Perolehan Siswa pembelajaran langsung, yaitu 73,10 dan 63,18.
berdasarkan Model Pembelajaran. Berarti dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh positif penggunaan model
Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa pembelajaran MASTER pada pokok bahasan
pada kelas X-3 dengan menggunakan model larutan elektrolit dan non elektrolit kelas X di
pembelajaran MASTER lebih tinggi daripada SMA Negeri 8 Samarinda.
kelas X-4 dengan pembelajaran langsung,
sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk REFERENSI
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu
menggunakan model pembelajaran MASTER Angraeni D. (2011). Peningkatan Kualitas
yang merupakan model pembelajaran aktif Pembelajaran Ips Melalui Model
dan kreatif agar tercipta suasana belajar yang Pembelajaran Kooperatif Tipe
Course Review Horay Pada Siswa

203
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Kelas Iv Sd Negeri Sekaran 01


Semarang. Jurnal Kependidikan
Dasar. Semiarang.1(2).194-205.
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dahar, R.W. (1988). Konstruktivisme dalam
mengajar dan belajar. Ikip
Bandung: Bandung.
Santyasa, I Wayan.2008. Pembelajaran
Berbasis Masalah dan
Pembelajaran Kooperatif.
Universitas Pendidikan Ganesha.
Nusa Penida.
Marindasari, P.M. (2013). Pengaruh
Penerapan Model Accelerated
Learning Tipe MASTER terhadap
Pencapaian Nilai-Nilai Karakter
Dalam Pembelajaran IPA. (Jurnal
Pembelajaran IPA).
Karini, A.P. (2014). Pengaruh Model
Pembelajaran MASTER Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas V SD I
Bulelang.KecmatanBanyuning.
(Jurnal Pembelajaran IPA).
Kurniasih, I & Berlin Sani. (2015). Ragam
Pengembangan Model
Pembelajaran. Jogyakarta: Kata
Pena.
Lutfiyah, S. R. (2014). Metode Eksperimen
dengan Teknik MASTER pada
Pembelajaran Fisika di SMP.
(Jurnal Pembelajaran Fisika)
Made, N, D, A, dkk. (2014). Pengaruh Model
Pembelajaran MASTER dan
Asesmen Autentik Terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas VIII SMP
Negeri Payangan. (Jurnal
Pembelajaran IPA)
Pramudjono. (2005). Statistika Dasar
(Aplikasi Untuk Penelitian).
Samarinda: FKIP UNMUL.
Suprijono, A. (2011). Cooperatif Learning.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susilo. (2009). Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Poliyama Widya Pustaka.

204
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

MEDIA PEMBELAJARAN MANIPULATIF DAN PENGARUHNYA


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Agustan Syamsuddin

Magister Pendidikan Dasar, PPs Universitas Muhammadiyah Makassar, Makassar

alamat e-mail: agustan@unismuh.ac.id

Abstrak: Penelitian ini mengkaji pengaruh media pembelajaran manipulatif terhadap hasil belajar
matematika murid kelas IV SD Negeri Katangka 1, Makassar. Jenis penelitian ini adalah
penelitian pra eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh media manipulatif
terhadap hasil belajar matematika murid kelas IV SD Negeri Katangka 1, Makassar. Sampel
dalam penelitian ini adalah murid kelas IV murid kelas IV SD Negeri Katangka 1, Makassar,
sebanyak 18 orang yang terdiri dari 8 murid laki-laki dan 10 murid perempuan. Pengambilan
data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar matematika berupa pre-test dan post-
test, serta angket pengaruh penggunaan media manipulatif untuk mengetahui respon murid
terhadap pembelajaran. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut. (1) Hasil belajar murid
sebelum diberikan perlakuan yaitu dari 18 murid terdapat 6 (33,33 %) yang tuntas dan 12
(66,66 %) yang tidak tuntas. Skor rata-rata pre-test yaitu 46,11 berada pada kategori sangat
rendah. Adapun setelah diberikan perlakuan dari 18 murid terdapat 10 (55,55 %) yang tuntas
dan 8 (44,44 %) yang tidak tuntas. Skor rata-rata post-test 77,77 berada pada kategori tinggi.
(2) Respon murid terhadap media manipulatif dalam kategori tinggi dengan persentase 80%,
artinya murid memberikan respon positif terhadap penggunaan media manipulatif selama
pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa media
manipulatif berpengaruh terhadap hasil belajar matematika murid kelas IV SD Negeri
Katangka 1, Makassar.

Kata kunci: media pembelajaran manipulatif, hasil belajar

205
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN contoh soal, siswa dapat mengerjakan soal


Pendidikan menjadi faktor penting dalam tersebut. Akan tetapi setelah soal diganti yang
upaya menata dan membangun manusia sejenis tetapi berbeda angka, siswa tidak bisa
Indonesia maju, dan berkualitas. Hal ini mengerjakan soal tersebut.
tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 yaitu Oleh karena itu, diperlukan suatu
“Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan tindakan untuk meningkatkan motivasi belajar
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, siswa dalam pembelajaran sehingga dapat
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi meningkatkan hasil belajar siswa dan
warga Negara yang demokratis, serta meningkatkan kreativitas guru melalui
bertanggung jawab”. Untuk mewujudkan penggunaan media manipulatif. Media ini
tujuan tersebut, maka Indonesia harus merupakan segala benda yang dapat dilihat,
mempunyai sumber daya manusia berkualitas disentuh, didengar, dirasakan, dan
dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu dimanipulasikan sehingga siswa bisa
diperlukan usaha meningkatkan kualitas mengalami pembelajaran secara langsung
pendidikan. karena siswa dapat menggunakan apa saja
Salah satu upaya yang dapat ditempuh yang ada di sekitarnya sebagai media
adalah peningkatan kualitas dalam segi proses pembelajaran.
pendidikan. Sebagai contoh, upaya Hal ini menunjukkan bahwa segala
memperbaiki aktivitas belajar dan penguasaan sesuatu yang bisa dan biasa ditemukan anak
materi sehingga hasil belajar siswa juga dalam kesehariannya dapat dijadikan media
meningkat. Untuk mewujudkan hal tersebut pembelajaran yang lebih kontekstual, seperti
maka dibutuhkan proses pembelajaran yang penggunaan kancing, gelas plastic, bola kecil,
tepat, seperti penggunaan media kaleng, kardus, karet gelang, tutup botol, dll.
pembelajaran. Dengan menggunakan media Gatot Muhsetyo (2007) mengungkapkan
yang tepat, maka akan diperoleh hasil yang bahwa bahan manipulatif adalah bahan yang
optimal dalam hal pemahaman siswa terhadap dapat dimanipulasikan dengan tangan, diputar,
materi yang sedang dipelajarinya. Sundayana dipegang, dibalik, dipindah, diatur, atau ditata
(2015) mengemukakan bahwa manfaat media atau dipotong-potmong. Lebih lanjut, Gatot
pengajaran adalah alat untuk menarik Muhsetyo mengungkapkan bahwa fungsi
perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan manipulatif untuk menyederhanakan konsep–
motivasi belajar siswa. konsep yang sulit atau sukar, menyajikan
Akan tetapi masih sering kita jumpai saat bahan yang relatif abstrak menjadi lebih nyata,
ini dimana selama proses pembelajaran, guru menjelaskan pengertian atau konsep secara
kurang memfasilitasi siswa untuk lebih konkrit, menjelaskan sifat–sifat tertentu
mengembangkan kraetivitas siswa mereka. yang terkait dengan pengerjaan hitung dan
Hal ini terlihat dimana metode spoon feeding sifat–sifat bangun geometri, serta
masih banyak digunakan oleh guru dalam memperlihatkan fakta–fakta.
pembelajaran sehingga guru hanya aktif Dengan demikian, tujuan media
memberikan dan menjelaskan materi pelajaran manipulatif pada pembelajaran matematika
sementara siswa hanya pasif. Padahal, jika antara lain :
guru menggunakan media yang menarik, a) Memberi kemampuan berfikir matematika
maka murid akan lebih memahami mengenai secara kreatif
materi yang diajarkan. b) Mengembangkan sikap yang
Sama halnya yang ditemui pada SD menguntukkan kearah berfikir matematika.
Negeri Katangka 1, dimana guru kurang c) Menunjang matematika diluar kelas, yang
mengoptimalkan penggunaan media menunjukkan penerapan matematika
pembelajaran sehingga siswa mengalami dalam keadaan sebenarnya.
kesulitan dalam pembelajaran. Kesulitan ini d) Memberikan motivasi dan memudahkan
ditunjukkan dengan kemampuan siswa saat abstraksi.
menerima penjelasan dari guru. Setiap diberi

206
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Dengan demikian, siswa tidak merasa dapat membandingkan dengan keadaan


abstrak dalam pembelajaran dan pembelajaran sebelum diberi perlakuan. Dimana
bisa menjadi lebih menarik, menyenangkan pembelajaran diukur sebelum dan sesudah
serta siswa lebih mudah menguasai dan pemberian perlakuan. Desain penelitian
memahami materi yang diberikan di kelas oleh eksperimen semu.
guru. Selain itu, bagi pendidik atau guru bisa
membantu memberikan penjelasan terkait
materi atau konten matematika yang diajarkan Kelompok Eksperimen
dengan menggunakan bahan-bahan yang Keterangan:
relatif murah dan mudah diperoleh di 01 : Pengukuran pertama sebelum pemberian
lingkungan sekitar sekolah. reward (pretes)
Berbagai kelebihan dan kelemahan dari X : Perlakuan atau eksperimen (Pemberian
penggunaan media manipulatif dalam reward)
pembelajaran. Kelebihan dari media 02 : Pengukuran kedua setelah pemberian
manipulatif dalam pembelajaran yakni: (1) reward
dapat membantu memvisualkan konsep yang (posttest)
abstrak kepada siswa sehingga mudah 2.2 Operasional Variabel Penelitian
memahami suatu konsep pembelajaran Adapun variabel yang diselidiki dalam
matematika secara kontekstual; (2) media penelitian ini yaitu variabel terikat dengan
manipulatif harganya murah; (3) mudah dalam variabel bebas. Pada penelitian ini, variabel
membuatnya; (4) media manipulatif dapat terikat yang diberikan perlakuan adalah hasil
dipakai bukan saja untuk pelajaran belajar matematika (Y), sedangkan variabel
matematika tetapi pelajaran yang terkait bebas adalah penggunaan media manipulatif
sesuai dengan tema materi yang diajarkan. (X). Lebih lanjut, dalam penelitian ini media
Sementara kekurangan atau kelemahan manipulatif didefinisikan segala benda yang
dari media manipulatif yaitu (1) lambat dan dapat dilihat, disentuh, didengar, dirasakan,
kurang praktis; (2) tidak adanya audio, media dan dimanipulasikan yang dapat dijadikan
manipulatife hanya berbentuk benda tentu sebagai media pembelajaran yang lebih
tidak dapat didengar, sehingga kurang kontekstual pada proses pembelajaran di
mendetail materi yang disampaikan; (3) media kelas.
ini hanya dapat memberikan berupa gambar Sebagai contoh, penggunaan kancing,
yang mewakili isi informasi dari materi yang gelas plastic, bola kecil, kaleng, kardus, karet
akan dibahas dalam pembelajaran. gelang, tutup botol. Sementara hasil belajar
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian matematika siswa adalah penilaian hasil
ini berupaya untuk memperoleh gambaran belajar dalam aspek kognitif yang dilihat dari
bagaimana pengaruh penggunaan media hasil tes hasil belajar matematika setelah
manipulatif terhadap hasil belajar matematika mengikuti proses pembelajaran matematika
pada murid kelas IV SD Negeri Katangka 1 dengan penggunaan media pembelajaran
Makassar. manipulatif.
METODE
2.1 Jenis Penelitian 2.3 Subjek Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
penelitian ini adalah penelitian pra- SDN Katangka 1 Makassar kelas IV yang
eksperimen yaitu rancangan penelitian berjumlah 18 murid terdiri dari 8 murid laki-
eksperimen yang hanya menggunakan laki dan 10 murid perempuan. Pelaksanaan
kelompok eksperimen saja, tanpa kelompok penelitian ini dilakukan pada semester genap
kontrol (pembanding). Rancangan yang tahun ajaran 2015/2016 dengan rentang waktu
digunakanadalah “One Group Pretest-Postest pelaksanaan selama minimal 3 (tiga) bulan
Design”. Dengan model rancangan ini hasil atau disesuaikan menurut jam mata pelajaran
perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena matematika di sekolah tersebut.

207
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

f
P= x100% (Arikunto, 2006:306)
2.4 Instrumen Penelitian N
Instrument yang digunakan dalam Keterangan:
penelitian ini terdiri atas dua yaitu: (a) P : Persentase
instrumen tes hasil belajar murid dengan f : Frekuensi yang dicari persentase
menggunakan Pre Test dan Post Test; (b) N : Jumlah subyek (sampel)
angket pengaruh penggunaan media Guna memperoleh gambaran umum
manipulatif terhadap pelajaran matematika.
2.5 Teknik Pengumpulan Data
Pretest Perlakuan Postest
Pengumpulan data dilakukan dengan
01 X 02
mengunakan instrumen-instrumen yang sudah
disebutkan di atas yaitu tes hasil belajar siswa tentang hasil belajar matematika di SD Negeri
dan respon siswa/pengisian angket siswa. Tes Katangka 1 Makassar maka dilakukan
hasil belajar digunakan untuk mengetahui perhitungan rata-rata skor peubah dengan
sejauh mana kemampuan murid memahami rumus:
konten materi yang telah diajarkan melalui tes
hasil belajar matematika siswa. Sementara,
Me =
 Xi
pengisian angket digunakan untuk mengetahui N
gambaran pengaruh penggunaan media Di mana:
manipulatif terhadap pembelajaran Me : Mean (rata-rata)
matematika. Xi : Nilai X ke i sampai ke n
2.6 Teknik Analisis Data N : Banyaknya murid
Untuk menganalisis data yang diperoleh
dari hasil penelitian akan digunakan analisis Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan
statistik deskriptif dan inferensial. Data yang tingkat kemampuan murid dalam penguasaan
terkumpul berupa nilai pretest dan nilai materi pembelajaran matematika sesuai
posttest kemudian membandingkan kedua dengan prosedur yang dicanangkan oleh
nilai tersebut dengan mengajukkan pertanyaan Depdikbud (2003) yaitu:
apakah ada perbedaan antara nilai pretest
dengan nilai posttest yang diperoleh murid. Tabel 1 Tingkat Penguasaan Materi
Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan Tingkat Kategori
terhadap rerataan dari kedua nilai tersebut dan Penguasaan (%) Hasil Belajar
untuk keperluan itu digunakan teknik analisis 0 – 54 Rendah
dengan uji-t (t-test). Dengan demikian 55 – 64 Sedang
langkah-langkah analisis data eksperimen 65 – 84 Tinggi
dengan model pre-eksperimen dengan One 85 – 100 Sangat tinggi
Group Pretest Posttest Design adalah sebagai
berikut.
2.6.1 Analisis Data Statistik Deskriptif 2.6.2 Analisis Data Statistik Inferensial
Analisis statistik deskriptif dimaksudkan Penggunaan analisis data dengan
untuk menggambarkan hasil belajar menggunakan statistik inferensial pada
matematika pada murid kelas IV SD Negeri penelitian ini digunakan teknik statistik t (uji
Katangka 1 Makassar sebelum (pretest) dan t). Dengan tahapan sebagai berikut:
sesudah (posttest) perlakuan berupa 𝑀𝑑
penggunaan media pembelajaran manipulatif, t= ∑ 2
𝑋 𝑑

𝑁(𝑁−1)
dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi dan persentase dengan rumus Keterangan:
persentase, yaitu: Md = mean dari perbedaan pretest dan
posttest X1 = hasil belajar sebelum
perlakuan (pretest)

208
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

X2 = Hasil belajar setelah perlakuan 2. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima,
(posttest) berarti penggunaan media pembelajaran
d = Deviasi masing-masing subjek manipulatif tidak berpengaruh terhadap
2
∑ 𝑋 𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi terhadap hasil belajar matematika kelas
N = subjek pada sampel IV SD Negeri Katangka 1 Makassar.
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis 3. Mencari t Tabel dengan menggunakan
adalah sebagai berikut: tabel distribusi t dengan taraf signifikan
a) Mencari harga “Md” dengan rumus: α-0,05 dan db = N–1.
4. Membuat kesimpulan bahwa media
∑𝑑 pembelajaran manipulatif berpengaruh
Md =
𝑁 terhadap hasil belajar matematika siswa
Keterangan:
kelas IV SD Negeri Katangka 1
Md = mean dari perbedaan pretest dan
Makassar.
posttest = jumlah dari gain (posttest –
pretest)
N = subjek pada sampel. HASIL DAN PEMBAHASAN
b) Mencari harga “ ∑ 𝑋 2 𝑑 ” dengan Berdasarkan hasil penelitian yang
menggunakan rumus: dilakukan di SD Negeri Katangka 1 Makassar
(∑ 𝑑 )2 pada tanggal 18 Juli- 26 September 2016,
∑ 𝑋2𝑑 = ∑ 𝑑 − diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui
𝑁
Keterangan: instrumen tes hasil belajar murid berupa nilai
∑ 𝑋 2 𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi hasil belajar dari kelas IV SD Negeri Katangka
= jumlah dari gain (posttest – pretest) 1 Makassar yang dideskripsikan secara
N = subjek pada sampel. kuantitatif pada tabel perbandingan skor hasil
belajar pre-test dan post-test
c) Mentukan harga t Hitung dengan
menggunakan rumus: Tabel 2. Perbandingan Deskripsi Hasil
𝑀𝑑
t= Belajar Pre-Test dan Post-Test
2 ∑𝑋 𝑑

𝑁(𝑁−1)
Keterangan: Aspek Kajian Pre-Test Post-Test
Md = mean dari perbedaan pretest dan Rata-rata
46,11 77,77
posttest hasil belajar
X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest) 55,55%
X2 = hasil belajar setelah perlakuan 50% berada
berada
(posttest) Tingkat pada
pada
D = Deviasi masing-masing subjek penguasaan kategori
kategori
∑ 𝑋 2 𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi materi sangat
sangat
N = subjek pada sampel rendah
tinggi
Ketuntasan
d) Menentukan aturan pengambilan 33,33% 55,55%
hasil belajar
keputusan atau kriteria yang signifikan
Kaidah pengujian signifikan:
Dari Tabel 2 di atas dapat dideskripsikan
1. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak
bahwa skor rata-rata hasil belajar murid
dan H1 diterima, berarti penggunaan
setelah dilakukan pretest adalah 46,11 dari
media pembelajaran manipulatif
skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100.
berpengaruh terhadap hasil belajar
Sementara skor rata-rata hasil belajar murid
matematika murid kelas IV SD Negeri
setelah dilakukan postest adalah 77,77 dari
Katangka 1 Makassar.
skor ideal yaitu 100. Lebih lanjut, tingkat
penguasaan materi ajar oleh murid setelah

209
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

pretest dilakukan berada pada kategori sangat Selanjutnya, sesuai dengan hipotesis
rendah, dimana 50% murid atau terdapat 9 penelitian ini bahwa “penggunaan media
murid yang skor tesnya berada pada kategori pembelajaran manipulatif memiliki pengaruh
sangat rendah. terhadap hasil belajar matematika murid kelas
Dengan demikian, ada kecenderungan IV SD Negeri Katangka 1 Makassar”. Maka
penguasaan materi murid sangat tidak teknik yang digunakan untuk menguji
menguasai terhadap materi yang diajarkan. hipotesis tersebut adalah teknik statistik
Hal berbeda yang terjadi pada tingkat inferensial dengan menggunakan uji-t.
penguasaan materi murid setelah dilakukan Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis
posttest, dimana sekitar 10 murid atau 55,55% adalah sebagai berikut:
murid dari kelas tersebut memperoleh skor a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan
atau nilai yang berada pada kategori sangat rumus:
tinggi. Hal demikian memberikan gambaran ∑𝑑 570
Md = = = 31,66
bahwa ada kecenderungan penguasaan materi 𝑁 18

murid setelah diadakan posttest memiliki b) Mencari harga “∑ 𝑋 2 𝑑” dengan


tingkat penguasaan materi yang sangat tinggi. menggunakan rumus:
(∑ 𝑑)2 (570)2
Jika ditinjau dari segi ketuntasan hasil ∑ 𝑋 2 𝑑 = ∑ 𝑑2 − = 19300 −
𝑁 18
belajar murid, maka diperoleh gambaran 324900
bahwa setelah diadakan pretest hanya terdapat = 19300 −
18
6 murid atau sekitar 33,33% yang berada pada = 19300 − 18050 =
kategori tuntas. Dengan demikian, data ini 1250
menunjukkan bahwa terdapat 12 murid atau c) Menentukan harga t Hitung dengan
sekitar 66,66% dari jumlah murid yang rumus:
terdapat di kelas tersebut gagal atau tidak 𝑀𝑑
t= 2
tuntas dalam menguasai materi yang √
∑𝑋 𝑑
𝑁(𝑁−1)
diajarkan. Bertolak belakang dengan skor 31,66
yang diperoleh murid setelah posttest t= 1250
√18(18−1)
dilakukan, dimana murid yang tuntas dalam
31,66
mempelajari materi yang diajarkan mengalami t= 1250
peningkatan yaitu sekitar 55,55% dari jumlah √
306
murid yang tuntas dalam menguasai materi t=
31,66
atau terdapat 10 murid yang tuntas dalam √4,085
31,66
mempelajari materi ajar yang diberikan. t=
2,02
Ini berarti dapat disimpulakn bahwa t = 15,67
secara klasikal, ketuntasan belajar pada saat d) Menentukan harga t Tabel
pretest dan posttest cukup jauh berbeda. Hal Untuk menentukan nilai t Tabel
ini dapat dilihat pada saat pretest dimana hasil peneliti menggunakan tabel
belajar matematika 12 murid (66,66 %) yang distribusi t dengan taraf signifikan
belum tuntas hasil belajarnya dan 6 murid 𝛼 = 0,05 dan 𝑑. 𝑏 = 𝑁 − 1 = 18 – 1
(33,33 %) yang telah tuntas belajarnya. Ini = 17 maka diperoleh t 0,05 = 2,11
berarti ketuntasan belajar tidak memuaskan Setelah diperoleh tHitung= 15,67 dan
secara klasikal karena nilai rata-rata 46,11 tTabel = 2,11 maka diperoleh tHitung >
tidak mencapai KKM yang diharapkan yaitu tTabel atau 15,67 > 2,11. Sehingga
70. Sementara, pada saat posttest, hasil belajar dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
matematika murid dideskripsikan bahwa dan Ha diterima. Ini berarti bahwa
terdapat 8 murid (44,44 %) yang belum tuntas penerapan media pembelajaran
hasil belajarnya dan 10 murid (55,55%) yang manipulatif berpengaruh terhadap
telah tuntas belajarnya. Ini berarti ketuntasan hasil belajar murid.
belajar memuaskan secara klasikal karena
nilai rata-rata 77,77 telah mencapai KKM.

210
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Tabel 3. Rekapitulasi Persentase Per Item pada


Angket
Persentase (%) Pilihan
KESIMPULAN Item Jawaban Jml
Dari hasil penelitian sebelum dan sesudah SS S KS R TS
digunakan media manipulatif diketahui bahwa 1. 11 6 - 1 - 18
terjadi peningkatan hasil belajar matematika. 2. 13 4 - 1 - 18
Hasil ini dapat dilihat pada skor rata-rata hasil 3 11 5 - 1 1 18
belajar matematika murid kelas IV SD Negeri 4 5 8 3 1 1 18
Katangka 1 Makassar dengan pretest yaitu 5 12 3 1 - 2 18
46,11 berada pada kategori sangat rendah dan 6 9 8 - 1 - 18
7 11 6 - 1 - 18
skor rata-rata pada posttest yaitu 77,77 berada
8 4 6 2 2 4 18
pada kategori tinggi.
9 11 5 - 1 1 18
Berdasarkan hasil analisis statistik 10 9 7 2 - - 18
inferensial dengan menggunakan rumus uji t, 11 - 1 3 2 12 18
dapat diketahui bahwa nilai thitung sebesar 12 - 1 4 3 10 18
15,67. Dengan frekuensi (dk) sebesar 18 - 1 = 13 - - 6 2 10 18
17, pada taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 14 - - 5 2 11 18
2,11. Oleh karena thitung > ttabel pada taraf 15 1 1 1 - 15 18
signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0)
ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima Berdasarkan rekapitulasi perhitungan per
yang berarti penggunaan media pembelajaran item pada angket terdapat satu item yang
manipulatif mempengaruhi hasil belajar paling menonjol dengan nilai presentase
matematika murid. tertinggi (80 %), yaitu pernyataan nomor 15
Hasil analisis belajar matematika murid yang berupa pernyataan negative dengan
yang dijadikan sampel penelitian sebelum dan jawaban terbanyak tidak setuju, yaitu “Media
sesudah diberikan perlakuan, murid yang manipulatif adalah media yang tidak
berada pada kategori sangat rendah setelah menarik”. Artinya, murid memberikan respon
diberikan perlakuan lebih sedikit dibanding positif terhadap penggunaan media
dari kategori sangat rendah sebelum diberikan manipulative dalam pembelajaran matematika
perlakuan. Hal ini disebabkan dengan agar memudahkan siswa dalam memahami
pengetahuan murid terhadap materi yang materi yang disajikan di kelas.
diajarkan sudah lebih dipahami.
Berkitan dengan respon murid terhadap REFERENSI
media pembelajaran manipulatif diperoleh
dari Angket yang dianalisis berupa hasil dari Hasnida. 2014. Media Pembelajaran Kreatif.
respon murid terhadap penggunaan media Jakarta: PT. Luxima Metro Media.
manipulatif selama proses pembelajaran Hudojo. 1988. Mengajar Bahan Matematika.
berlangsung. Pembahasan ini dimaksud untuk Jakarta: Depdikbud.
mengetahui alternatif yang paling menonjol Sundayana, R. 2013. Media dan Alat Peraga
pada alternatif-alternatif setiap item. Pada dalam Pembelajaran Matematika.
angket murid terdapat 15 item, yang terdiri Bandung: Alfabeta.
dari 10 pernyataan positif dan 5 pernyataan Sagala, S. 2008. Konsep dan Makna
negative. Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Adapun hasil tabulasi data temuan pada Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang
angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat Mempengaruhi.Jakarta:Rineka Cipta.
yang bertujuan untuk memberikan gambaran
frekuensi dan kecenderungan dari setiap
jawaban berdasarkan pernyataan angket dapat
dilihat tabel berikut.

211
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

KOMITMEN GURU DALAM PENGELOLAAN


PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Ayu Melya Efriza, Ermita dan Anisah

Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Jln Prof. Hamka, Padang

e-mail: ermitarustam1114@gmail.com

Abstract The purpose of this research is to describe about The Teacher Commitment
in The Management of learning at Public High School 8 Padang. This is a
quantitative research. The population is 71 teachers and research sample is
59 teachers that taken by stratified propotional random sampling. The
instrument of this research was a questionnaire with Semantic scale models
that had tested for validity and reliability. Data analyzed using the average
(mean) formula. The resultsof this research show Teacher Commitment in
the Management of learning at Public High school 8 Padang stay in hight
category with an average score 5,55 become 79,28%.

Kata Kunci: Komitmen Guru, Pengelolaan Pembelajaran

212
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN sesuai dengan UU No.14 Tahun 2005 tentang


Pendidik mempunyai peran strategis guru dan dosen pasal 7, dimana “Profesi guru
dalam pembentukan pengetahuan, merupakan bidang pekerjaan khusus yang
keterampilan dan karakter peserta didik, dilaksanakan berdasarkan prinsip, yang salah
karena itu pendidik yang profesional akan satu bunyi prinsipnya adalah … memiliki
melaksanakan tugasnya secara profesional komitmen untuk meningkatkan mutu
juga agar menghasilkan peserta didik yang pendidikan, keimanan, ketakwaan serta akhlak
bermutu, maka dari itu guru dituntut untuk mulia”.
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik Komitmen merupakan suatu hal yang
mungkin sehingga proses pembelajaran bersifat abstrak karena berhubungan dengan
terwujud sesuai dengan tujuan yang hendak aspek psikologis yang tidak dapat dilihat,
dicapai. Menurut Djamarah (2010:32) “Guru namun seseorang yang mempunyai komitmen
adalah semua orang yang berwenang dan akan dapat diketahui dari perbuatan sebagai
bertanggung jawab untuk membimbing dan hasil dari komitmen atau perilaku mereka.
membina anak didik, baik secara individual Hasil kerja guru yang memiliki komitmen
maupun klasikal, di sekolah maupun di luar tinggi akan tampak berbeda dengan guru yang
sekolah”. memiliki komitmen rendah apalagi dengan
Untuk tercapainya tujuan pembelajaran, guru yang tidak memiliki komitmen. Menurut
guru sebagai tenaga pendidik harus Sahertian (1994:112) mengatakan bahwa
mempunyai komitmen yang tinggi agar orang yang memiliki komitmen merupakan
terciptanya siswa yang bermutu. Seseorang “Kecenderungan dalam diri seseorang untuk
yang memiliki komitmen yang tinggi akan merasa terlibat aktif dengan penuh rasa
berguna bagi dirinya dan juga bagi orang lain. tanggung jawab”. Kemudian Sahertian
Menurut Kreitner dan Kinicki dalam Wibowo (1994:45) juga mengemukakan adapun ciri-
(2014:428) komitmen adalah kesepakatan ciri guru yang memiliki komitmen yang tinggi
untuk melakukan sesuatu untuk diri sendiri, adalah punya kepedulian terhadap siswa dan
individu lain, kelompok atau organisasi. rekan sejawat, selalu menyediakan waktu dan
Selanjutnya menurut Pidarta (2009:144) tenaga yang cukup untuk membantu siswa,
komitmen guru adalah suatu sikap yang dapat mempedulikan rekan sejawat dan atasan
disertai dengan realisasinya dalam kehidupan langsung, dan selalu memperhatikan tugas
sehari-hari termasuk dalam melaksanakan pokok. Wibowo (2012:159) mengatakan
tugas pembelajaran. “Komitmen merupakan perasaan identifikasi,
Pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan loyalitas dan keterlibatan yang ditunjukan
bahwa komitmen guru adalah perjanjian oleh pekerja terhadap organisasi atau unit dari
seseorang dengan dirinya yang ditandai organisasi”. Selanjutnya Wibowo (2012:427)
dengan sikap yang selalu ingin menjalankan juga mengatakan “Bawahan akan
tugas dengan baik dan maksimal disertai meningkatkan kinerjanya apabila mempunyai
dengan realisasi sikap dalam kehidupan komitmen terhadap apa yang menjadi
sehari-hari termasuk dalam hal melaksanakan tanggung jawabnya”. Sedangkan menurut
tugas pembelajaran. Hoy dan Miskel dalam wibowo (2012:89)
Komitmen guru dalam melaksanakan menyatakan bahwa orang-orang yang
tugas sangatlah penting karena akan memiliki komitmen tinggi biasanya
mempengaruhi perilaku guru-guru dalam menunjukan loyalitas yang tinggi kepada
menjalankan setiap tugas yang menjadi atasan atau lembaganya, biasanya ditunjukan
tanggung jawabnya. Bila guru mempunyai dengan sikap patuh, hormat, dan setia serta
komitmen terhadap tugasnya, maka ia akan loyalitas yang tinggi.
melaksanakan tugas tersebut dengan sepenuh Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat
hati, dengan demikian tentu akan dapat disimpulkan bahwa yang menjadi indikator
mencapai suatu keberhasilan dalam mencapai komitmen guru dalam pengelolaan
tujuan pendidikan dan pengajaran. Hal ini pembelajaran adalah 1) tanggung jawab, 2)

213
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kepedulian dan 3) loyalitas. Untuk lebih kondisi biasa, selalu bangga menceritakan
jelasnya akan diuraikan di bawah ini. kondisi sekolah kepada orang lain, bersedia
menerima berbagai tugas serta merasa patuh
Tanggung Jawab Guru
pada peraturan dan nilai-nilai yang ditetapkan
Menurut Wirawan (2009:168)
sekolah. Guru yang loyal dapat dilihat dari
mengatakan “tanggung jawab merupakan
tingkah lakunya yang selalu melaksanakan
kesediaan untuk melibatkan diri sepenuhnya
tugas, menghormati atasan, dan sesama teman
dalam melaksanakan pekerjaan dan
serta mematuhi peraturan sekolah.
menanggung konsekuensinya akibat
Pengelolaan Pembelajaran
kesalahan/kelalaian/kecerobohan pribadi
Dalam melaksanakan pembelajaran ada
dalam melaksanakannya”. Selanjutnya
beberapa hal yang harus dilakukan oleh
menurut Purwanto (2009:73) mengemukakan
seorang guru agar pembelajaran dapat dikelola
“tanggung jawab adalah kesanggupan untuk
dengan baik. Menurut Badawi dalam
menjalankan suatu tugas kewajiban yang
Suryosubroto (2009:17) dalam mengajar guru
dipikul kepadanya dengan sebaik-baiknya”.
dikatakan berkualitas apabila seorang guru
Tanggung jawab merupakan indikasi yang
dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam
penting dalam menentukan berhasil atau
usaha mengajarnya Selanjutnya dikutip dari
tidaknya pekerjaan yang dilakukan. Tanggung
Suryosubroto (2009:19) Nana Sudjana
jawab timbul karena adanya wewenang yang
mengatakan “untuk melaksanakan tugas
didelegasian oleh atasan kepada bawahan dan
mengajar seorang guru harus memiliki tiga
bawahan wajib mempertanggungjawabkan
kemampuan yaitu : 1) perencanaan
pekerjaan tersebut.
pengajaran, 2) pelaksanaan pengajaran, dan 3)
Jadi dapat disimpulkan bahwa guru yang
penilaian pencapaian tujuan pengajaran”.
memiliki komitmen tinggi akan melaksanakan
Sejalan dengan itu Rohani (2010:143)
tugas sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung
Mengatakan bahwa “mengelola pembelajaran
jawab demi terlaksananya tugas yang telah
merupakan semua kegiatan yang secara
ditetapkan.
langsung dimaksudkan untuk mencapai
Kepedulian Guru
tujuan-tujuan khusus dalam pembelajaran
Menurut Sadirman (2010:24)
yaitu menentukan entry behavior peserta
menyatakan bahwa guru yang memiliki
didik, menyusun rencana pelajaran, memberi
komitmen tinggi cenderung dalam
informasi, bertanya dan menilai”.
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
Perencanaan Pembelajaran
dengan sikap: 1) merasa terpanggil atau peduli
Perencanaan memegang peranan penting
terhadap tugas, 2) mencintai profesinya serta
dalam pembelajaran karena menjadi landasan
menyayangi anak didik dengan tulus, 3)
sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang
memiliki tanggung jawab secara penuh dan
ingin dicapai. Menurut Sanjaya (2012:28)
standar dalam menjalankan tugas.
menyatakan perencanaan pembelajaran adalah
Kepedulian guru mencakup semua proses
“proses pengambilan keputusan hasil berfikir
dalam melaksanakan pembelajaran, baik
secara rasional tentang sasaran dan tujuan
dalam kegiatan pendahuluan/ membuka
pembejaran tertentu” slanjutnya dalam
pelajaran, kegiatan inti, kegiatan penutup
peraturan Menteri Pendidikan Nasional
pembelajaran dan mengevaluasi hasil
(Permendiknas) nomor 41 Tahun 2007 tentang
pembelajaran.
Standar Proses menyatakan bahwa bahan yang
Loyalitas Guru
harus dipersiapkan guru sebelum mengajar
Menurut Sastrohardiwiryo (2002:235)
adalah penyusunan silabus dan perencanaan
mengatakan bahwa “loyalitas adalah tekad
pembelajaran. Selain silabus, bahan yang
atau kesanggupan menaati, melaksanakan, dan
harus dipersiapkan guru sebelum mengajar
mengamalkan sesuatu yang ingin ditaati
adalah membuat Rencana Pelaksanaan
dengan penuh kesadaran dan tangung jawab”.
Pembelajaran (RPP). Menurut Mulyasa RPP
Guru yang memiliki loyalitas tinggi bersedia
adalah rencana yang menggambarkan
meluangkan waktunya untuk bekerja melebihi

214
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mendengarkan guru berceramah dan peserta
mencapai satu atau lebih kompetensi dasar didik pun menjadi kurang aktif dalam
yang ditetapkan dalam standar isi dan pembelajaran; masih ada guru belum
dijabarkan dalam silabus. Berdasarkan melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan
penjelasan diatas maka dapat disimpulkan baik. Hal ini terlihat dari guru yang
bahwa kegiatan yang harus dilakukan guru memberikan tugas atau PR namun jarang
dalam perencanaan pembelajaran adalah adanya fedback pada peserta didik; masih ada
membuat silabus pembelajaran dan rencana guru jarang melaksanakan remedial dan
pelaksanaan pembelajaran. pengayaan terhadap peserta didik. Hal ini akan
Pelaksanaan Pembelajaran berdampak terhadap siswa yang belum
Pelaksanaan pembelajaran dapat diartikan menguasai materi dengan baik dan akan
sebagai kegiatan yang harus dilakukan antara mengalami ketinggalan; masih ada guru
guru dengan murid untuk mencapai tujuan kurang peduli terhadap peserta didiknya dalam
pembelajaran. Menurut Winarno dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari
Suryosubroto (2009:30) “Pelaksanaan adanya guru yang lebih terfokus pada peserta
pembelajaran adalah interaksi guru dengan didik yang pintar dibanding peserta didik yang
murid dalam rangka menyampaikan bahan kurang mampu dalam pembelajaran; masih
pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai ada guru kurang menunjukan rasa loyalitas
tujuan pembelajaran”. Menurut Permendiknas dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini
Tahun 2007 tentang standar proses, kegiatan terlihat dari guru yang mengabaikan tugas
guru dalam pelaksanaan pembelajaran mengajarnya dan lebih mementingkan urusan
meliputi kegiatan membuka atau pendahuluan, pribadi; masih ada guru kurang loyalitas
kegiatan inti dan kegiatan penutup. dalam melaksanakan pembelajaran yang
Evaluasi Pembelajaran berkaitan dengan waktu memulai dan
Evaluasi merupakan kegiatan penting mengakhiri pelajaran.
untuk menilai tingkat pencapaian atau tingkat Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
keberhasilan suatu pembelajaran. Menurut memperoleh data dan informasi tentang 1)
Mulyasa (2009:208) mengevaluasi hasil tanggung jawab guru dalam pengelolaan
belajar merupakan suatu kegiatan untuk pembelajaran di SMAN 8 Padang, 2)
mengukur perubahan perilaku yang telah Kepedulian guru dalam pengelolaan
terjadi. Evaluasi hasil pembelajaran perlu pembelajaran di SMAN 8 Padang, 3) Loyalitas
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana guru dalam pengelolaan pembelajaran di
pemahaman siswa tentang pembelajaran yang SMAN 8 Padang.
telah dilaksanakan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan METODE
penulis melihat komitmen guru masih rendah Penelitian ini termasuk penelitian
dalam pengelolaan pembelajaran, hal ini dapat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini satu
dilihat dari fenomena- fenomena sebagai variable yaitu komitmen guru dalam
berikut yaitu: masih ada guru dalam pengelolaan pembelajaran. Komitmen guru
melaksanakan pembelajaran hanya sebagai adalah perjanjian seseorang dengan dirinya
kewajiban saja, tanpa memperhatikan metode yang ditandai dengan sikap yang selalu ingin
pembelajaran yang telah disusun dalam menjalankan tugas dengan baik dan maksimal
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disertai dengan realisasi sikap dalam
yang merupakan pedoman yang perlu diikuti; kehidupan sehari-hari termasuk dalam hal
masih ada guru jarang menggunakan metode melaksanakan tugas pembelajaran. Populasi
dan media pembelajaran yang bervariasi. Hal dalam penelitian ini seluruh guru SMAN 8
ini terlihat dari guru yang lebih sering Padang yang berjumlah 71 orang. Sampel
menggunakan metode ceramah dibandingkan penelitian 59 orang yang ditentukan
metode pembelajaran yang lain, sehingga berdasarkan tabel krecjie dengan
peserta didik hanya sebagai audien yang menggunakan teknik stratified proposional

215
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

random sampling. Alat pengumpulan data rata- rata tertinggi 6,07 dengan tingkat capaian
yang digunakan adalah angket model skala tertinggi 86,68% yang berada pada pernyataan
Semantic Defferencial dengan 7 (tujuh) bahwa guru melaksanakan remedial bagi
alternatif jawaban. Angket diujicobakan untuk siswa yang belum tuntas dalam belajar
melihat validitas dan reliabelitas. Validitas berdasarkan jadwal yang telah ditentukan.
angket ditentukan dengan rumus tata jenjang Sedangkan skor rata-rata terendah berada pada
Spearman Rho, hasilnya valid dimana rho pernyataan bahwa guru merumuskan
hitung 0,725 > rho tabel 0,648. Reliabilitas penyusunan silabus dengan sesama guru
ditentukan dengan rumus Alpha dengan bidang studi dengan skor rata-rata 5.56 dengan
hasilnya reliable dimana r11 hitung 0,969 > r11 tingkat capaian 79,42%. Secara keseluruhan
tabel 0,632. Data diolah dengan menggunakan loyalitas guru dalam pengelolaan
rumus rata-rata (mean). pembelajaran di SMAN 8 Padang berada pada
kategori tinggi dengan skor rata- rata 5,77
HASIL PENELITIAN dengan tingkat capaian 82,42%.
Hasil pengolahan data penelitian tentang Untuk lebih jelasnya rekapitulasi data
tanggung jawab guru dalam pengelolaan hasil penelitian mengenai komitmen guru
pembelajaran di SMAN 8 Padang dapat dilihat dalam pengelolaan pembelajaran disajikan
bahwa skor rata- rata teringgi 5,81 dengan dalam tabel 1di bawah ini.
tingkat capaian tertinggi 83,05% yang terdapat Tabel 1 Rekapitulasi data hasil penelitian
pada pernyataan guru menyampaikan tujuan komitmen guru dalam pengelolaan
pembelajaran yang harus dicapai pada materi pembelajaran
yang akan dibahas. Sedangkan skor rata-rata No. Aspek Rata- rata Ketercapaian Kategori
terendah berada pada pernyataan bahwa guru 1 Tanggung Jawab 5,40 77,11 Tinggi
mengembangkan rencana pembelajaran Guru
2 Kepedulian 5,49 78,42 Tinggi
berdasarkan silabus dengan cara menganalisis
3 Loyalitas Guru 5,77 82,42 Tinggi
kompetensi yang harus dikuasai siswa sebaik
mungkin yaitu 4,69 dengan tingkat capaian Rata- rata 5,55 79,28 Tinggi
67,07% . Secara keseluruhan tanggung jawab Secara keseluruhan maka dapat dikatakan
guru dalam pengelolaan pembelajaran di bahwa komitmen guru dalam pengelolaan
SMAN 8 Padang berada pada kategori tinggi pembelajaran di SMAN 8 Padang diperoleh
dengan skor rata-rata 5,4 dengan tingkat skor rata-rata 5,55 dengan tingkat capaian
capaian 77,14%. 79,28% termasuk pada kategori tinggi
Selanjutnya kepedulian guru dalam
pengelolaan pembelajaran di SMAN 8 Padang PEMBAHASAN
dimana skor rata- rata teringgi yaitu 5,93 Berdasarkan hasil penelitian Komitmen
dengan tingkat capaian tertinggi 84,75 yang Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran di
berada pada pernyataan guru memberikan SMAN 8 Padang yang meliputi tanggung
motivasi belajar kepada siswa yang belum jawab guru dalam pengelolaan pembelajaran,
tuntas dalam pembelajaran. Sedangkan skor kepedulian guru dalam pengelolaan
rata-rata terendah berada pada pernyataan pembelajaran, loyalitas guru dalam
bahwa guru mengoreksi kembali rencana pengelolaan pembelajaran. Pada aspek
pelaksanaan pembelajaran sebelum diterapkan loyalitas guru dalam pengelolaan
dengan yaitu 4,73 dengan tingkat capaian pembelajaran memperoleh skor rata- rata
67,55%. Secara keseluruhan kepedulian guru teringgi 5,77 dengan tingkat capaian tertinggi
dalam pengelolaan pembelajaran di SMAN 8 yaitu 82,42%. Sedangkan tingkat capaian
Padang berada pada kategori tinggi dengan terendah terdapat pada aspek tanggung jawab
skor rata- rata 5,49 dengan tingkat capaian dengan skor rata- rata 5,4 dengan tingkat
78,42%. capaian 77,14%.
Loyalitas guru dalam pengelolan
pembelajaran di SMAN 8 memperoleh skor

216
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Tanggung Jawab Guru dalam Pengelolaan tertinggi yaitu 5,93 dengan tingkat capaian
Pembelajaran 84,75%. Ini berarti guru memiliki kepedulian
Tanggung jawab guru dalam pengelolaan yang tinggi dalam pengelolaan pembelajaran.
pembelajaran secara keseluruhan berada pada Yang dimulai dari perencanaan pembelajaran,
kategori tinggi. Ini berarti guru di SMAN 8 pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan
Padang sudah mempunyai komitmen yang evaluasi pembelajaran. Sedangkan
tinggi dalam pengelolaan pembelajaran. Kepedulian Guru dalam Pengelolaan
Sedangkan tanggung jawab guru dalam Pembelajaran skor rata- rata terendah yaitu
pengelolaan pembelajaran dengan skor rata- 4,73 dengan tingkat capaian 67,55 yang
rata terendah yaitu 4,69 dengan tingkat terdapat pada bagian perencanaan
capaian terendah 67,07% terdapat pada bagian pembelajaran dengan pernyataan guru
perencanaan pembelajaran dengan pernyataan mengoreksi kembali Rencana Pelaksanaan
bahwa guru mengembangkan rencana Pembelajaran sebelum diterapkan, hal ini
pembelajaran berdasarkan silabus dengan cara menunjukan bahwa pada pernyataan ini
menganalisis kompetensi yang harus dikuasai kepedulian guru dalam pengelolaan
siswa sebaik mungkin. Hal ini disebabkan pembelajaran berada pada kategori cukup. Hal
guru pada umumnya hanya melihat kepada ini disebabkan karena guru melaksanakan
silabus yang telah ada sebelumnya. Sehingga tugas hanya sebagai kewajiban/tugas pokok
tidak memperhatikan apakah silabus yang yang harus dipenuhi tanpa peduli terhadap
akan diajarkan sudah susuai atau belum perencanaan yang dibuat tersebut sudah
dengan kompetensi yang harus dikuasai sempurna untuk diajarkan kepada siswa atau
peserta didik. Solusi terhadap permasalahan belum. Solusi terhadap permasalahan ini
ini adalah hendaknya guru lebih bertanggung adalah setelah guru selesai menyusun Rencana
jawab untuk membuat sendiri silabus yang Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan diajarkan kepada siswa sehingga guru dikembangkan berdasarkan silabus guru
akan memahami apa saja yang harus hendaknya membaca dan mengoreksi kembali
dikembangkan dalam penyusunan silabus dan RPP yang telah dibuat tersebut, sehingga
kompetensi apa saja yang harus dicapai oleh apabila ada yang kurang tepat bisa diperbaiki
siswa sebelum diajarkan pada siswa. berdasarkan silabus yang telah ada.
Menurut Sanjaya (2012:54) “Silabus Selanjutnya Sanjaya (2012:59)
adalah rencana pembelajaran pada suatu mengatakan bahwa “RPP adalah program
dan/atau kelompok mata pelajaran/tema perencanaan yang disusun sebagai pedoman
tertentu yang mencakup standar kompetensi, pelaksanaan pembelajaran untuk setiap
kompetensi dasar, materi pokok/ kegiatan proses pembelajaran yang
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan dikembangkan berdasarkan silabus”. Maka
indikator pencapaian kompetensi untuk dengan itu guru harus lebih memiliki
penilaian”. Berdasarkan penjelasan diatas kepedulian terhadap tugas yang dimilikinya,
maka sangat jelas bahwa dalam pengelolaan tidak berfikir bahwa tugas yang dibuat hanya
pembelajaran guru harus memperhatikan sebagai pemenuhan tugas yang diberikan.
proses pengelolaan pembelajaran tersebut dari Menurut Sahertian (1994:44) bahwa “salah
awal sampai akhir yaitu mulai dari satu perilaku guru yang mempunyai komitmen
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tinggi adalah punya kepedulian terhadap tugas
pembelajaran sampai dengan evaluasi yang dilakukannya”.
pembelajaran. Loyalitas Guru dalam Pengelolaan
Kepedulian Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran
Pembelajaran di SMAN 8 Padang Loyalitas guru dalam pengelolaan
Kepedulian guru dalam pengelolaan pembelajaran secara keseluruhan berada pada
pembelajaran secara keseluruhan berada pada kategori tinggi yaitu dengan skor rata rata 5,77
kategori tinggi yaitu dengan skor rata rata 5,49 dengan tingkat capaian 82,42. Loyalitas Guru
dengan tingkat capaian 78,42. Skor rata- rata dalam pengelolan pembelajaran di SMAN 8

217
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Padang mempeoleh skor rata- rata tertinggi pengelolaan pembelajaran yang dilihat dari
yaitu 6,07 dengan tingkat capaian 86,68%. aspek loyalitas memperoleh skor- rata-rata
Hasil penelitian ini berarti guru sudah 5,77 dan tingkat capaian 82,42% termasuk
memiliki komitmen yang tinggi dilihat dari pada kategori tinggi.
loyalitasnya dalam pengelolaan pembelajaran Secara umum Komitmen guru dalam
yang dimulai dari perencanaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran di SMAN 8 Padang
pelaksanaan, sampai dengan evaluasi berada pada kategori tinggi dengan skor rata-
pembelajaran. Sedangkan skor rata-rata rata 5,55 dan tingkat capaian 79,28%.
terendah dari loyalitas guru dalam pengelolaan
pembelajaran adalah 5,56 dengan tingkat
REFERENSI
capaian 79,42% pada bagian perencanaan Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
pembelajaran dengan pernyataan bahwa guru Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka.
merumuskan penyusunan silabus dengan
Djamarah, Syaiful. 2010. Guru dan Anak
sesama guru bidang studi. Hal ini disebabkaan
Didik. Jakarta: Rineka Cipta
karena kurangnya rasa memiliki dari dalam
diri guru terhadap tugas yang diberikan Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan
kepadanya, guru mempercayakan bahwa guru- Penelitian Tindakan Kelas itu Mudah.
Jakarta: Bumi aksara
guru sesama bidang studi dapat menyelesaikan
Mulyasa. 2009. Kurikulum yang
tugas tersebut dan nantinya akan dibagikan
Disempurnakan. Bandung: Remaja
pada guru bidang studi yang sama sehingga
guru tersebut berfikiran bahwa tidak perlu Rosdakarya
hadir dalam penyusunan silabus yang akan Permendiknas nomor 41 Tahun 2007. Standar
Proses
dilaksanakan. Hal inilah yang menunjukan
Purwanto, Ngalim. 2009. Administrasi dan
bahwa kurangnya loyalitas guru dalam
Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
pengelolaan pembelajaran pada proses
Rosdakarya
perencanaan pembelajaran. Adapun solusi
terhadap permasalahan ini adalah hendaknya Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan
sesama guru dapat saling mengingatkan untuk Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Sadirman. 2010. Interaksi dan Motivasi
dapat berpartisipasi dalam merumuskan
Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
penyusunan silabus.
Sahertian, Piet. 1994. Profil Pendidik
Sastrohardiwiryo (2002:235) mengatakan
bahwa “loyalitas adalah tekad atau Profesional. Yogyakarta: Andi Offset
kesanggupan menaati, melaksanakan, dan Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan dan
Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada
mengamalkan sesuatu yang ingin ditaati
Media Group
dengan penuh kesadaran dan tangung jawab.
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2002. Manajemen
Maka guru yang memiliki komitmen tinggi
Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Bumi
dalam pengelolaan pembelajaran adalah guru
yang loyal terhadap setiap tugas dan Aksara
kewajiban yang telah diberikan. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
KESIMPULAN Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja. Jakarta:
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan Rajawali Pers
bahwa komitmen guru dalam pengelolaan Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja.
pembelajaran di SMAN 8 Padang dilihat dari Jakarta:PT Raja Grapindo Pers
aspek tanggung jawab memperoleh skor rata- Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber
rata 5,40 dan tingkat capaian 77,14% termasuk Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat
pada kategori tinggi, komitmen guru dalam
pengelolaan pembelajaran yang dilihat dari
aspek kepedulian memperoleh skor- rata- rata
5,49 dan tingkat capaian 78,42% termasuk
pada kategori tinggi dan komitmen guru dalam

218
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Nurul Anggraeni

Prodi Bahasa Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar 2018


Email: nurul_anggraeni46@yahoo.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pengertian, fungsi, tujuan,


karakteristik, peran guru, orang tua, masyarakat, dan perencanaan, pemanfaatan,
dan pemeliharaan media pembelajaran dalam pendidikan sekolah dasar. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi. Nara
sumber dalam penelitian adalah kepala sekolah, guru, orangtua, dan masyarakat.
Teknik pengumpulan data adalah wawancara mendalam, observasi, dan
dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif. Penelitian ini
memiliki empat hasil. 1. Memahami pengertian, fungsi, tujuan, karakteristik,
peran guru,orang tua, masyarakat dalam pendidikan sekolah dasar; 2.
Perencanaan media pembelajaran adalah menginventarisir jenis media
pembelajaran, merelevansikan media dengan materi ajar, mengkonfirmasikan
media pembelajaran dengan guru lain atau teman satu gugus,
mempersiapkan dukungan buku paket dari pemerintah, dan menuangkan
rencana penggunaan media dalam perangkat pembelajaran; 3. Pemanfaatan
media pembelajaran adalah mampu menunjukkan media pembelajaran mampu
membuat siswa lebih mudah memahami materi ajar; 4. Pemeliharaan media
pembelajaran adalah menjaga media pembelajaran berupa materi atau benda .

Kata Kunci: Pendidikan Dasar, Media, Pembelajaran

219
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\

PENDAHULUAN dasar pada prinsipnya merupakan pendidikan


Peningkatan mutu pendidikan dirasakan yang memberikan bekal dasar bagi
sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin perkembangan kehidupan, baik untuk pribadi
maju. Dengan keyakinan bahwa pendidikan atau masyarakat. Era globalisasi adalah era
yang bermutu dapat menunjang pembangunan yang penuh persaingan, sehingga menuntut
disegala bidang. Oleh sebab itu perlu adanya setiap negara memiliki kualitas untuk mampu
pemahaman tentang dasar dan tujuan bersaing dengan negara lain.
pendidikan secara mendalam. Apabila kita Salah satu faktor penunjang hebatnya
telah memamahami dasar dan tujuan penulis kualitas pendidikan adalah media
yakin bahwa kita bisa memajukan pendidikan pembelajaran yang ada di sekolah. Media
secara nasional. pembelajaran sangat membantu dalam proses
Dasar dan tujuan pendidikan merupakan pembelajaran di kelas. Hal ini dijelaskan oleh
masalah yang fundamental dalam pelaksanaan Arsyad (2014: 3) bahwa media pembelajaran
pendidikan, karena dasar pendidikan itu akan adalah alat-alat grafis, photografis, atau
menentukan corak dan isi pendidikan. Tujuan elektronik untuk menangkap, memproses, dan
pendidikan itupun akan menentukan kearah menyusun kembali informasi visual atau
mana anak didik akan dibawa. Untuk itu maka verbal. Sarana yang dapat
kita harus benar benar memahami apa saja mengkomunikasikan sebuah pesan bisa
dasar pendidikan dan tujuan yang nantinya menjadi suatu media pembelajaran.
bisa dicapai. Meskipun demikian, banyak sekolah
Pendidikan merupakan kebutuhan wajib yang kurang memahami arti penting media
dalam kehidupan manusia, sadar tidak sadar pembelajaran dalam mendukung
kita hidup dalam keadaan berpendidikan pembelajaran di kelas. Hasil survei yang
meski tidak berada dalam lembaga dilakukan oleh Kemdiknas masih banyak
pendidikan formal. Pendidikan adalah usaha sekolah jenjang Sekolah Dasar pada
sadar yang terencana yang dilakukan oleh umumnya masih kurang memanfaatkan media
pendidik terhadap anak didik, agar anak pembelajaran dan masih bertumpu pada guru
didiknya secara aktif mengembangkan sebagai subjek dan media pembelajaran
potensi dalam dirinya. Pendidikan bertujuan utama (As’ari, 2013:1). Hasil survei tersebut
agar siswa memiliki kekuatan spiritual mengindikasikan bahwa media pembelajaran
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, belum dipandang sebagai faktor penting
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan dalam proses pembelajaran.
yang di perlukan diri, keluarga, masyarakat,
serta bangsa dan negara. METODE PENELITIAN
Berdasarkan Undang-Undang No. 20
Jenis penelitian ini adalah penelitian
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
kualitatif. Menurut Creswell (2014:59)
Nasional Pasal 40 ayat 2, Pendidikan
penelitian kualitatif dimulai dengan asumsi
bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
dan penggunaan kerangka penafsiran /
bangsa sehingga mengembangkan potensi
teoritis yang membentuk atau
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
memengaruhi studi tentang permasalahan
bertakwa kepada Tuhan. Pendidik memiliki
riset yang terkait dengan makna yang di
peran untuk mewujudkan harapan bangsa
kenakan oleh individu atau kelompok pada
sehingga membentuk peserta didik yang
suatu masalah sosial atau manusia. Teknik
bertanggung jawab. Pendidik mempunyai
pengumpulan data dilakukan pada setting
fungsi untuk menciptakan suasana pendidikan
alamiah (naturalsetting) yaitu kondisi yang
bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis
alamiah, sumber data primer dan teknik
dan dialogis (Mulyasa, 2013: 98).
pengumpulandata lebih banyak pada,
Pendidikan dasar berperan penting dalam
wawancara mendalam, observasidan
perkembangan hidup manusia. Pendidikan

220
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\

dokumentasi (Sutama, 2011:93). kepada peserta didik atas pertumbuhan


Teknik analisis data yang digunakan jasmani dan perkembangan rohaninya secara
dalam penelitian ini adalah teknikanalisis oprimal.
data model interaktif menurut Miles dan B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Dasar
Huberman yaitu terdiri atastiga tahapan 1. Fungsi dan Tujuan Pendidikan
yaitu reduksi data, penyajian data dan Sekolah Dasar
penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2013:91). Sejak dicanangkan wajib belajar 6 tahun
Uji keabsahan data dalam penelitian pada tahun 1984, SD menjadi lembaga
initerdiridari credibility (validitas internal), pendidikan yang berfungsi untuk
transferability (validitas eksternal), menanamkan kemampuan dasar bagi setiap
dependability (reliabilitas), dan warga Negara Indonesia yang masih berada
confirmability (obyektivitas) (Sugiyono, dalam batas usia sekolah dasar. Sejalan
2013: 364). dengan dicanangkannya pendidikan dasar 9
tahun dalam rancangan repelita VI Pendidikan
PEMBAHASAN Nasional, SD sebagai bagian dari pendidikan
dasar mempunyai tujuan untuk menuntaskan
A. Pengertian Pendidikan wajib belajar pada tingkat Pendidikan Dasar 9
Untuk memahami konsep pendidikan, tahun dari SD 6 tahun dan SLTP 3 tahun.
salah satu diantaranya adalah dengan cara Dalam mengemban fungsi tersebut,
memahami beberapa pengertian pendidikan. sebagaimana halnya dengan lembaga
Di bawah ini akan diutarakan beberapa pendidikan yang lain, SD mengacu kepada
pengertian pendidikan menurut para ahli. fungsi pendidikan nasional, yaitu
Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan mengembangkan kemampuan serta
umumnya berarti daya uoaya untuk meningkatkan mutu kehidupan, harkat,
memajjukan tumbuhnya budi pekerti martabat manusia dan masyarakat Indonesia
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan
dan tubuh anak. nasional yaitu “Mencerdaskan kehidupan
Menurut Crow dan Crow Pendidikan bangsa dan mengembangkan manusia
adalah proses yang berisi berbagai macam Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
kegiatan yang cocok bagi individu untuk beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
kehidupan sosialnya dan membantu Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
meneruskan adat dan budaya serta pengetahuan dan nalar, keterampilan,
kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
Menurut John Dewey Pendidikan adalah yang mantap dan mandiri, serta rasa
prose yang berupa pengajaran dan bimbingan, tanggungjawab kemasyarakatan dan
bukan paksaan, yang terjadi karena adanya kebangsaan”.
interaksi dengan masyarakat. Tujuan Pendidikan Dasar dalam
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, kurikulum Pendidikan Dasar 1993 adalah
pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan memberikan bekal kemampuan dasar kepada
sistematis yang dilakukan oleh orang-orang siswa untuk mengembangkan kehidupannya
yang diserahi tanggung jawab untuk sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga
mempengaruhi peserta didik agar mempunyai Negara dan anggota umat manusia serta
sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita mempersiapkan siswa untuk mengikuti
pendidikan. Pendidikan adalah bantuan yang pendidikan menengah. Khusus untuk Sekolah
diberikan dengan sengaja kepada peserta Dasar tujuan pendidikan adalah memberikan
didik dalam pertumbuhan jasmani maupun bekal kemampuan dasar Baca-Tulis-Hitung,
rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. pengetahuan dan keterampilan dasar yang
Pendidikan adalah proses bantuan dan bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat
pertolongan yang diberikan oleh pendidik

221
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\

perkembangannya, serta mempersiapkan Ketiga karakteristik pembelajaran di atas


mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP. merupakan pencerminan dari tingkat
2. Karakteristik Pendidikan Sekolah perkembangan anak SD. Oleh karena itu
Dasar sebagai guru kita selalu berusaha
Karakteristik atau ciri khas pendidikan menyesuaikan pengalaman belajar atau
SD sama halnya dengan karakteristik lembaga latihan yang anda berikan dengan tingkat
pendidikan yang lain, seperti SLTP dan SLTA perkembangan anak.
yakni sebagai berikut: e) Gedung dan Peralatan Pembelajaran
a) Siswa Gedung dan peralatan SD sangat
Siswa SD adalah anak-anak yang berusia bervariasi. Ada SD yang gedung dan peralatan
6-12 tahun. Dari batas usia ini dapat kita belajarnya sangat sederhana, ada yang
ketahui bahwa siswa SD berbeda dari siswa sedang-sedang saja bahkan ada yang cukup
SLTP atau SLTA, baik dari segi fisik maupun mewah, namun pada umumnya gedung SD
kemampuan mental. Anak-anak usia SD terdiri dari 3-6 ruang kelas, dan satu ruang
mempunyai kemampuan yang berbeda dari guru. Tidak ada ruang khusus untuk
siswa satuan pendidikan lainnya. perpustakaan atau administrasi, berbeda
b) Guru dengan gedung dan fasilitas SLTP atau SLTA
Berbeda dengan guru SLTP ataupun yang umumnya mempunyai ruang-ruang
SLTA, guru SD adalah guru kelas. Setiap guru khusus dan peralatan pembelajaran yang jauh
dituntut untuk mampu mengajarkan semua lebih lengkap.
mata pelajaran di SD, kecuali Agama dan C. Peranan Guru, Orang Tua dan
Penjaskes. Sejalan dengan itu, guru SD Masyarakat dalam Pendidikan
mengajar dari jam pertama sampai jam Sekolah Dasar
pelajaran terakhir. Dia bertanggung jawab 1. Peranan Guru Dalam Pendidikan
penuh terhadap kelas yang dipegangnya, Sekolah Dasar
mulai dari kehadiran siswa sampai pemberian Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38
rapor. Tahun 1990 tentang Tenaga Kependidikan
c) Kurikulum terdapat dua ketentuan umum yang dapat kita
Kurikulum SD merupakan bagian dari jadikan acuan dalam mengkaji peranan guru
Kurikulum Pendidikan Dasar. Lama dalam pendidikan dasar, yaitu:
pendidikan SD adalah 6 tahun, yang dibagi a. Tenaga Kependidikan adalah anggota
menjadi 6 tingkat kelas. Sesuai dengan fungsi masyarakat yang mengabdikan diri
dan tujuan pendidikan SD maka pelajaran sacara langsung dalam penyelenggaraan
Bahasa Indonesia dan Matematika mendapat pendidikan, namun tidak terlibat secara
porsi terbesar. Hal ini tentu berbeda dengan langsung dalam membimbing, mengajar,
kurikulum satuan pendidikan lain. Kurikulum dan melatih, seperti pengawas, penilik,
SD menggunakan sistem semester dengan pustakawan, peneliti dan pengembang di
lama satu jam pelajaran 30 menit untuk kelas bidang pendidikan (tidak digolongkan
I dan II, serta 35 menit untuk kelas III sampai tenaga pendidik).
kelas VI. Di SD terdapat 9 mata pelajaran b. Tenaga Pendidik adalah tenaga
termasuk muatan lokal, yang dimulai dari kependidikan yang bertugas
kelas I sampai kelas VI. membimbing, mengajar dan melatih
d) Pembelajaran peserta didik. Sebagai tenaga pendidik
Untuk mendapatkan pembelajaran yang seorang guru SD harus mampu berperan
ideal, seorang harus berpegang pada tujuan sebagai:
dan karakteristik siswa SD. Ada beberapa 1) Pembimbing
karakteristik pembelajaran di SD diantaranya Peran sebagai pembimbing
adalah kegiatan konkret, kegiatan manipulatif merupakan peran yang sangat
dan pembelajaran terpadu. menentukan. Sebagai pembimbing

222
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\

kita diharapkan mampu menjadi Aturan yang berkaitan dengan syarat-


panutan, menjadi sosok yang patut syarat dan tata cara penyelenggaraan
digugu dan ditiru, menguasai pendidikan tercantum dalam PP No. 28/1990
berbagai tehnik untuk memberikan Bab IV Pasal 5 ayat 1 menyebutkan bahwa
bimbingan. Pendidikan Satuan pendidikan dasar oleh
2) Pengajar pemerintah atau masyarakat harus memenuhi
Sebagai seorang pengajar, guru harus persyaratan tersedianya:
menguasai materi, strategi, a. Sekurang-kurangnya sepuluh siswa.
perencanaan dan pelaksanaan b. Tenaga kependidikan terdiri atas sekurang-
pembelajaran, agar mampu kurangnya seorang guru untuk setiap
menjalankan peran sebagai pengajar kelas bagi sekolah dasar.
dengan baik. c. Kurikulum berdasarkan kurikulum nasional
2. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan yang berlaku.
Sekolah Dasar d. Sunber dana tetap yang menjamin
Berbicara tentang peran orang tua dalam kelangsungan penyelenggaraan
pendidikan dasar, kita tentu tidak dapat pendidikan dan tidak akan merugikan
berpaling dari ketentuan-ketentuan yang siswa.
sudah ada, terutama yang berkaitan dengan e. Tempat belajar
penuntasan wajib bekajar dan ketentuan f. Buku pelajaran dan peralatan pendidikan
GBHN yang menyatakan bahwa pendidikan yang diperlukan.
menjadi tanggung jawab bersama antara Dalam pendidikan, masyarakat juga
keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam berperan sebagai donatur bagi
rangka penuntasan wajib belajar pada SD, berlangsungnya satuan-satuan pendidikan
peran orang tua yang utama tentunya tertentu. Tentunya pengelola satuan
memasukkan anaknya yang berusia 6 tahun ke pendidikan harus bekerja sama dengan
SD. masyarakat terutama pengusaha dan para
Peran orang tua lainnya adalah dermawan, untuk memperoleh sumber dana
membantu penyelenggaraan pendidikan, dalam rangka perluasan kesempatan belajar
dengan cara bergabung dalam Badan dan peningkatan mutu pendidikan (PP Nomor
Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3) 28 Tahun 1990, Pasal 27).
yang dibentuk oleh sekolah dengan anggota Peran masyarakat yang tidak kalah
dan pengurus para orang tua siswa. penting lagi adalah mengidentifikasi anak usia
SD yang belum disekolahkan.
3. Peran Masyarakat Dalam Pendidikan
Sekolah Dasar HASIL PENELITIAN
Peran serta masyarakat dalam pendidikan
1. Perencanaan media pembelajaran di
SD sangat besar. Dalam Bab XIII Pasal 47
Sekolah Dasar
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, berbunyi Perencanaan media pembelajaran di SD
dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan
“masyarakat sebagai mitra pemerintah
media pembelajaran di setiap kelas. Jika di
berkesempatan yang seluas-luasnya untuk
lingkungan sekitar sudah tersedia, maka
berperan serta dalam penyelenggaraan
tidak perlu membeli. Media yang belum ada
pendidikan nasional”.
Masyarakat sebagai mitra pemerintah direncanakan pengadaannya dengan alokasi
adalah pihak yang bekerja sama untuk dana BOS dan bantuan wali murid.
menyelenggarakan pendidikan. Sebagai Media pembelajaran di SD direncanakan
mitra, masyarakat harus mengikuti aturan dengan diskusi dan rapat dewan guru agar
yang sama dengan pemerintah dalam pengambilan media lebih tepat dan terarah
penyelenggaraan pendidikan. pada tujuan pembelajaran. Perencanaan
media pembelajaran juga dibahas di forum

223
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\

KKG satu dabin untuk memberi gambaran tepat siswa - siswa di SD mampu memahami
secara umum. Perencanaan penggunaan maksud dari pemanfaatan media tersebut.
media pembelajaran berupa IT sudah Penggunaan media pembelajaran sangat
dilaksanakan untuk mengikuti arus berpengaruh pada antusias siswa dalam
globalisasi agar tidak ketinggalan. mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif
Temuan diatas sejalan dengan dalam pembelajaran bisa meningkat
penelitian Tim de Jong (2008) yang keaktifannya. Hal ini dikarenakan
menyatakan bahwa perencanaan untuk penggunaan mediapembelajaran yang tepat
membuat dan menyediakan objek belajar dengan materi ajar dapat menumbuhkan rasa
sehingga dapat digunakan menjadi media ingin tahu siswa dalam pembelajaran
pembelajaran dianggap sangat penting. Tim meningkat. Siswa dalam proses ini menjadi
de jong mengunakan media mobile learning subjek belajar dan tidak lagi sekedar objek
dalam pembelajaran karena telah mengikuti pembelajaran. Penggunaan jenis media
perubahan teknologi. Persiapan penggunaan pembealajaran yang relevan dengan materi
media yang sesuai dengan tujuan ajar juga dapat meningktkan kualitas
pembelajaran seperti mobile learning juga pembelajaran (Chang, Kim: 2014).
mempermudah penyampaian materi Penelitian ini juga sejalan dengan
pembelajaran kepada siswa. Perencanaan penelitian yang dilakuka oleh Steer (2012).
media pembelajaran merupakan bagian dari Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa
pengembangan kompetensi professional pemanfaatan sosial media yang tepat bisa
guru. meningkatkan minat siswa untuk
Perencanaan media juga sangat penting pembelajaran. Pemanfaatan media sosial
karena menyangkut proses pembelajaran dan untuk mengiri materi dan tugas belajar siswa
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. bisa meningkatkan motivasi belajar.
Pemilihan jenis media yang relevan dengan Sehingga pembelajaran bisa lebih berkesn
materi pembelajaran akan menarik minat dan menarik bagi siswa. Dengan media
siswa untuk belajar. Siswa juga tidak cepat sosial sebagai media pembelajaran,
jenuh dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran bisa dilakukan apanpun dan
proses pembelajaran bisa bermakna. Hasil dimanapun dengan dukungan jaringan
evaluasi dari proses pembelajaran siswa bisa internet.
tercapai dengan optimal. 3. Pemeliharaan media pembelajaran di
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Sekolah Dasar
Nikolaos (2015) yang menjelaskan bahwa Pemeliharaan media pembelajaran di SD
perencanaan yang baik akan membawa pada dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan
roses yang baik pula. Penggunaan media siswa. Media pembelajaran berupa materi
konvensional yang telah diubah menjadi seperti KIT IPA, alat peraga IPS disimpan di
game playing pada mata pelajaran tertentu lemari khusus. Media komputer dan
terbukti mengubah proses pembelajaran peralatan non akademis seperti drumband
menjadi lebih efektif dan efisien. Perubahan dan rebana di simpan di ruang tersendiri.
hasil evaluasi juga langsung terlihat dari Media pembelajaran berupa situasi sosial
perbaikan proses pembelajaran yang yang berkaitan dengan dinamika masyarakat
terencana dengan tepat. dipelihara dengan membuat artikel dan karya
2. Pemanfaatan media pembelajaran di ilmiah. Pemeliharaan media pembelajaran
Sekolah Dasar yang berupa plastik dijauhkan dari api.
Pemanfaatan media di SD secara umum Media yang mudah patah dan rusak seperti
sudah baik sesuai prosedur penggunaannya. kayu dihindarkan dari kesalahan
Media pembelajaran sudah digunakan guru- penggunaan.
guru sesuai dengan kegunaan atau Media pembelajaran di SD dalam
fungsinya. Dengan penggunaan media yang pemeliharaanya dilakukan secara rutin dan

224
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\

kondisional. Jika ada kerusakan dibetulkan media pembelajaran dan materi pelajaran
sendiri oleh guru dan bantuan tenaga ahli kepada guru lain untuk problem solving. Pada
jika rusak berat. Dana pemeliharaannya pun persiapan media pembelajaran buku paket,
sudah dianggarkan dari dana BOS dan guru mempersiapkan dukungan buku
bantuan wali murid. referensi lain dan hasil musyawarah
Penelitian yang sejalan juga dikemukakan kelompok kerja guru. Selain itu, guru
oleh Warschaer (2011). Dalam penelitiannya ditawarkan untuk menuangkan rencana
membahas bagaimana pemeliharan media media pembelajaran dalam RPP. Perencanaan
digital untuk pembelajaran. Pemeliharaan media juga harus melihat alokasi dana yang
media digital dengan benar bisa ada di sekolah. Jika pendanaan tidak bisa
memberikan manfaat yang cukup lama. Di mencukupi semua rencana pengadaan media
SD pemeliharaan ini juga dilakukan dengan pembelajaran maka kepala sekolah dan guru
tepat khususnya media digital. Media diskusi membuat skala prioritas dalam
elektronik disimpa di tempat yang tidk pengadaan media pembelajaran. Pemanfaatan
lembab agar tidak mudah rusak. File yang media pembelajaran, guru dapat menunjukan
ada di media digital sepeti laptop juga bahwa media pembelajaran mampu
disimpan di flash dish dn CD agar bisa memberikan semangat baru dan menggugah
dimanfaatkan di lain kesempatan dengan rasa ingin tahu siswa. Tujuannya untuk
materi ajar yang relevan. menemukan sendiri kejadian yang dialami
dalam kehidupan baik di rumah, sekolah atau
KESIMPULAN masyarakat. Media pembelajaran mampu
Pendidikan adalah usaha sadar dan membuat siswa menjadi lebih paham dengan
sistematis yang dilakukan oleh orang-orang apa yang diajarkan. Dengan media
yang diserahi tanggung jawab untuk pembelajaran siswa bisa melihat, melakukan
mempengaruhi peserta didik agar mempunyai dan merasakan pelajaran sebagaimana media
sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita yang digunakan dalam pembelajaran. Media
pendidikan. Pendidikan adalah bantuan yang dapat menjadi penjelas dalam pembelajaran
diberikan dengan sengaja kepada peserta yang bersifat abstrak. Pemeliharaan media
didik dalam pertumbuhan jasmani maupun pembelajaran, guru mampu menjaga media.
rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa.
Pendidikan adalah proses bantuan dan REFERENSI
pertolongan yang diberikan oleh pendidik
Arsyad, Azhar. 2014. Media
kepada peserta didik atas pertumbuhan
Pembelajaran.Jakarta: PT. Raja
jasmani dan perkembangan rohaninya secara
Grafindo Persada
oprimal. Aspek-aspek yang mendukung
pendidikan tersebut adalah Siswa itu sendiri, Chang, Kim (2014). “College Students
Guru, Sarana dan Prasarana, Orang tua dan Perception Toward Instructional
Masyarakat sekitar lingkungan sekolah Media for Enhancing Their Learning
tersebut. Improven”. International Information
Perencanaan media pembelajaran Institute Tokyo; pg. 3105
dilakukan dengan cara guru menginventarisir Creswell.John W. (2014) Penelitian Kualitatif
jenis-jenis media pembelajaran. Misalnya & Desain Riset “Memilih Di Antara
penggunaan jenis media cetak seperti koran Lima Pendekatan”. (Edisi ke-3).
dan majalah untuk mata pelajaran Bahasa Yogyakarta: PustakaPelajar.
Indonesia. Kemudian guru merelevansikan Kautromanus, Nikolaos. 2015. “Enhancing
media pembelajaran dengan materi Media Literacy and Learning
pelajaran. Contohnya penggunaan globe Through Game Playing and
untuk mengajarkan kenampakan dunia dalam Evaluation Methods”. University of
pelajaran IPS. Guru mengkonfirmasikan

225
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\

Athens.2015
Mulyasa, E. 2003.Manajemen Berbasis
Sekolah Konsep, Strategi, dan
Implementasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Steer, Dan. 2012. “Improve Formal Learning
with Social Media”. ProQuest
Research Library.pg.31
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Pedidikan “Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R & D”. (Cetakan ke-
18). Bandung: CV. Alfabeta.
Sutama. (2011). Metode Penelitian
Pendidikan “Kuantitatif, Kualitatif,
PTK, R & D”. (Cetakan Ke-3).
Kartasura: Fairus Media.
Tim de Jong, Marcus Sp. echt and Rob
Koper,2008.” Contextualised Media
for Learning”. Educational
Technology Expertise Centre, Open
University of the Netherlands.

226
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PROFIL GURU SMP PILIHAN KEDUA DI KOTA YOGYAKARTA

Cepi Safruddin Abdul Jabar & Wiwik Wijayanti

Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Karangmalang, Yogyakarta

alamat e-mail: cepi_safruddin@uny.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil guru Sekolah Menengah Pertama yang
merupakan pilihan kedua siswa setelah memilih sekolah favorit mereka di Kota Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi yang datanya didapat melalui studi lapangan,
telaah dokumen, dan wawancara. Data dianalisis dengan dengan teknik matematika dan
standar yang digunakan adalah standar tenaga pendidik yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Penelitian ini menemukan bahwa mutu pendidik ternyata bukan menjadi faktor
penting dalam pertimbangan calon siswa/orang tua memilih sekolah yang diinginkan.
Bahkan kebanyak dari mereka tidak tahu dengan profil tenaga pendidik/kependidikan
sekolah yang akan mereka tuju.

Kata kunci: guru, mutu, sekolah bukan favorit

227
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN Sekolah merupakan bentuk formal


pendidikan yang tentu kualitasnya harus
Sebagai Daerah Istimewa, Yogyakarta
dijaga, dan diupayakan sesuai dengan standar
juga terkenal dengan sebutan kota
supaya pencapaian mutu pendidikan bisa
pendidikan. Saat ini, di Daerah Istimewa terwujud. Inti dari proses yang terjadi di
Yogyakarta ada sebanyak 5.297 lembaga sekolah adalah adanya interaksi antara siswa
sekolah, mulai dari TK/RA sampai dengan
dengan guru dalam proses belajar mengajar.
Perguruan Tinggi baik negeri ataupun swasta,
Faktor yang menentukan keefektifan proses
serta termasuk pula lembaga yang berada di
interaksi ini tak terlepas dari kualitas dari
bawah naungan Depag RI
guru itu sendiri, selain dari faktor non sumber
(http://www.pendidikan- daya manusia lainnya (Yusuf, 2014:42).
diy.go.id/dinas_v4/?view=data-pendidikan). Selain itu OECD (2013) juga mengisyaratkan
Di kota Yogyakarta, jumlah sekolah yang
bahwa guru merupakan investasi peting
berada di lingkungan Pemerintah Kota
dalam dunia pendidikan.
Yogyakarta sebanyak 428 lembaga
pendidikan yang terdiri atas 225 TK/RA, 84 Penelitian ini bertujuan untuk
SD/MI, 48 SMP/MTs, 45 SMA/MA, dan 26 mendeskripsikan kondisi guru baik dalam
SMK baik negeri ataupun swasta ukuran standar internal (perbandingan
(http://yogyakarta.siap.web.id/data- kuantitas dan kualitas berbanding layanan
sekolah/data-daftar/). akademik atau non akademik, maupun ukuran
ideal standar nasional.
Dari sekian banyak sekolah tersebut, ada
sekolah negeri (SD/SMP/SMA) yang METODE
dikatagorikan oleh masyarakat dengan istilah Penelitian ini merupakan penelitian
favorit dan tidak favorit (Amirin, Jabar, dan evaluasi-deskriptif yang hanya
Surya, 2014). Dalam sistem penerimaan mendeskripsikan kondisi guru dengan
siswa baru, siswa di kota Yogyakarta bisa menggunakan parameter standar pendidik
memilih lebih dari satu sekolah. Saat ini, yang sudah ditetapkan pemerintah, serta
pemerintah DIY menerapkan kebijakan standar internal yang berbasis realitas di
sistem zonasi dimana siswa hanya bisa lapanangan. Data yang dihimpun
memilih dua pilihan saja. Dari sistem dipergunakan untuk mendeskripsikan secara
tersebut, maka terpilahlah dua jenis sekolah, detail kuantitas dan kualitas guru yang
yaitu pilihan pertama dan pilihan kedua. terdapat di sekolah SMP yang berkategori
pilihan kedua.
Dalam pemilahan sekolah pilihan pertama
Penelitian berlangsung di empat sekolah
dan kedua ini belum diketahui secara pasti
pilihan kedua (SMP dan SMA negeri di Kota
apakah faktor kualitas guru menjadi salah
Yogyakarta) yang dipilih berdasarkan hasil
satu pertimbangan siswa dalam memilih
penelitian Tatang M. Amiri, Cepi Safruddin
sekolah atau tidak memilih sekolah tertentu
Abdul Jabar, dan Priadi Surya (2014)
sebagai pilihannya.
termasuk paling rendah peminat pilihan
Terlepas dari menjadi faktor penentu pertamanya. Data yang dihimpun adalah data
pilihan atau tidak, faktor guru, menurut primer dan data sekunder yang berasal dari
banyak penelitian menjadi salah satu arsip ketenagaan, observasi lapangan, dan
indikator sekolah yang bermutu (Jabar, 2011, wawancara. Data yang didapat kemudian
Jabar, 2016, Jabar, 2017, Kubiatko, Torkar, diolah secara kuantitatif dan kualitatif untuk
dan Rovnanova, 2017, Rice, 2010, dan dianalisis.
Panayitou, 2014). Oleh karena itu penting HASIL PENELITIAN
untuk diteliti profil guru di sekolah-sekolah Adapun hasil penilitiannya adalah
yang ada di Kota Yogyakarta, terutama di sebagai berikut. Sekolah-sekolah kurang
sekolah negeri yang tidak termasuk ke dalam favorit (versi masyarakat) yang dihimpun dari
pilihan kedua atau tidak favorit. berbagai sumber, termasuk dari penelitian

228
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

terdahulu, terdiri atas sekolah berikut. Untuk Adapun dilihat dari status kepegawaiannya,
jenjang SMP ada SMPN 3, SMPN 13, SMPN dijelaskan dalam tabel 2 di bawah ini.
14, dan SMPN 15. Tabel 2 Status Kepegawaian Guru SMPN 3
Kondisi guru dianggap berperan penting Yogyakarta
Status di Pendidikan
dalam pengembangan prestasi belajar siswa No.
Status
keberadaa
Jml
di sekolah, walaupun yang paling Kepeg Guru D-3 S1 S2
di sekolah
menentukan adalah siswa itu sendiri. Di sisi 1. PNS Tetap 30 1 11 18
Kemdikb
lain ada juga yang mendasarkan hasil ud
penelitiannya bahwa kualitas guru merupakan Nambah 3 3
salah satu pertimbangan masyarakat dalam 2 PNS Tetap 2 2
Kemenag
memilih sekolah. 3 Tenaga Tetap 1 1
3.1. SMPN 3 Yogyakarta Bantuan
Sekolah ini terletak di jalan Pajeksan 4 Guru Bantuan 2 2
Agama
nomor 18, berada di sekitar daerah bisnis dan
Dari tabel di atas diketahui bahwa masih ada
pariwisata Malioboro. Sekolah ini berdiri di
guru yang masih belum memenuhi standar
atas lahan seluas 5.575 m2 yang pada awal
pendidik (belum S1).
pendiriannya ditujukan untuk tempat
3.2. SMPN 13 Yogyakarta
pendidikan keluarga/kerabat Kerator
SMPN 13 berlokasi di bagian selatan
Yogyakarta. Dan dari wawancara juga
Kota Yogyakarta, tepatnya di Minggiran,
ditemukan bahwa sekolah tersebut berstatus
Kelurahan Suryodiningratan, Kecamatan
cagar budaya.
Mantri Jeron. Sekolah ini merupakan salah
SMPN 3 ini mempunyai 18 rombingan
satu sekolah penyelenggara program KKO
belajar, masing-masing 6 buah rombel
(Kelas Khusus Olahraga) mulai dari tahun
(rombongan belajar). Mengingat jumlah
2008/2009. Ia merupakan sekolah pilihan
rombel dengan jumlah guru tidak seimbang
kedua, dimana kebanyakan siswa tidak
bila diukur dengan parameter beban kerja
memilih sekolah tersebut sebagai pilihan
guru standar. Ada 4 orang guru bahasa
pertama.
Indonesia yang beban kerjanya tidak
SMPN 13 memiliki 12 rombel yang
memenuhi yang seharusnya dalam
diampu oleh 23 orang guru. Berdasarkan
perminggu. Oleh karenanya, ada 2 orang guru
pembagian tugas mengajar, latar belakang
yang terpaksa menambah jam kerjanya di
pendidikan, dan sertifikasi profesi para guru
sekolah lain.
Tabel 1 Pembagian Jam Mengajar Guru Bahasa di SMPN 13 semuanya sudah bersertifikasi.
Indonesia SMPN 3 Yogyakarta TA Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.
2015/2016 Tabel 3 Keadaan Guru Tetap di SMPN 13
Jam Mengajar Yogyakarta Tahun 2015
Kualifikasi
Gur
Pendidika
Pangka
SMP
SK
Jm Gol. Jenjang Pend
u t L No. Juml
n N3
lain
l Ruang Dipl/SM S1 S2
A S2 IV/b 26 0 26 1. IVa 1 15 - 16
B S1 IV/a 26 0 26 2. IIId 1 - - 1
C S1 IV/a 12 12 24
D S1 III/a 14 12 26 3. IIIc - - - -
Jumlah 78 24 102 4. IIIb 1 2 - 3
Guru tetap SMP Negeri 3 Yogyakarta, 5. IIIa 3 20 - 23
baik yang berstatus PNS Kemdikbud ataupun Dilihat dari kualifikasi pendidikan, ada 3
Kemenag (guru agama) ada 30 orang, orang (13%) guru yang belum memenuhi
termasuk guru yang menambah jam kerjanya persyaratan kualifikasi pendidikan S1. Selain
di sekolah tersebut. Ada juga guru honorer itu, dilihat dari masa kerja, banyak guru yang
sebanyak satu orang dan dua orang guru akan masuk usia pensiun segera.
bantuan dari sekolah lain yang diperbantukan
di SMPN 3 Yogyakarta, jadi jumlah total
sebanyak 33 orang.

229
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

3.3. SMPN 14 Yogyakarta besar (10 rombel dengan ukuran kelas 34


SMPN 14 Kota Yogyakarta berada di siswa), namun peminat ke sekolah ini tidak
Jalan Tentara Pelajar Nomor 7, bersebelahan terlalu memuaskan dalam kurun waktu
dengan SMPN 12 Kota Yogyakarta. Sekolah 2013/2014 – 2015/2016 (Data Statistik PPDB
ini didirikan pada tanggal 3 September 1979. RTO Kota Yogyakarta, 2015).
Ia berdiri di atas lahan seluas 4.920m2 di Guru yang mengajar di sekolah ini
kawasan padat penduduk. Selama bertahun- mengajar di 40 kelas ini sebanyak 60 orang
tahun, sekolah ini bukan menjadi pilihan guru yang meliputi guru PNS, non PNS, guru
pertama para siswanya. Bantuan, dan guru PTT serta Honorer.
Guru SMPN 4 Kota Yogyakarta Berdasarkan golongan kepangkatan, guru di
berdasarkan data yang diberikan sekolah, ada SMPN 15 ini adalah sebagai berikut.
sebanyak 18 orang. 17 diantaranya bertugas Tabel 5 Keadaan Guru SMPN 15 Kota Yogyakarta
Status Gol Pendidikan
secara penuh di sekolah tersebut. Sementara No
Kepeg II III IV Jml Dipl S1 S2 Jml
satu orang ditugaskan di sekolah lain. Adapun 1 PNS - 9 45 54 2 51 2 55
2 CPNS - 2 - 2 - 1 1 2
rinciannya adalah sebagai berikut. 3 GTT 2 - - - - 2 - 2
Tabel 4 Keadaan Guru SMPN 14 Kota Yogyakarta 4 NA - 2 1 3 - - - 3
Tahun 2015 Jika dilihat dari struktur kurikulum (jam
Jenjang Pendidikan Jumlah pelajaran), beban kerja guru menunjukkan
No Usia
Dipl S1 S2 ada beberapa kondisi. Dari data yang ada
1. 55-59 1 5 6
diketahui bahwa ada beberapa matapelajaran
2. 50-54 - 1 - 1
3. 45-49 - 4 2 6 yang gurunya berlebih dan sebagian malah
4. <45 - 5 5 kurang. Guru yang ada sebagian di antaranya
Hampir seluruh guru di SMPN 14 sudah mendapat tugas tambahan.
memenuhi kualifikkasi pendidikan S1, hanya Berangkat dari hasil penelitian pada
satu orang yang masih berpendidikan keempat subjek penelitian yang diteliti
diploma, itupun dalam waktu dekat sudah ditemukan fakta bahwa ternyata pemilihan
akan pensiun. sekolah oleh calon siswa SMP Negeri di Kota
Seluruh guru sudah diupayakan memenuhi Yogyakarta tidak dihubungkan dengan
beban kerja wajib 24 jam per minggu, kualitas atau kelayakan guru di setiap sekolah
termasuk tugas tambahan sebagai pengurus tersebut. Calon siswa atau orang tua siswa
sekolah. Dari data dokumen penugasan, ada menentukan sekolah pilihan bukan berdasar
beberapa mata pelajaran yang tak ada dari profil guru sekolah tersebut. Ini terlihat
pengampunya. Namun setelah dilakukan dari data yang ada, bahwa semua sekolah
pendalaman pada wawancara, para pengajar pilihan kedua yang diteliti dalam penelitian
matapelajaran yang tak tercantum di data, itu ini memiliki status kelayakan yang baik.
ditutupi/diampu oleh para guru bantu. Artinya, guru di sekolah pilihan kedua
3.4. SMPN 15 Kota Yogyakarta tersebut dikatakan layak. Walaupun begitu,
SMPN 15 Kota Yogyakarta terletak di penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
jalan Tegal Lempuyangan. Lokasi sekolah Santoso (2014). Dari 120 sampel lulusan
cukup menjorok ke dalam, harus melalui gang SMP yang memilih SMK di Kota Semarang,
yang cukup sempit. Sejarahnya, sekolah ini tidak ada dari 8 temuan penelitian tersebut
pada jaman Pemerintahan Belanda adalah yang menyinggung bahwa faktor guru yang
merupakan sekolah “Burger Ambachtschool” menjadi bahan pertimbangan anak-anak
(Sekolah Menengah Kejuruan). Pada masa lulusan SMP memilih sekolah pilihannya.
kemerdekaan, sekolah ini kemudian dirubah Begitu pula hasil penelitian Wardiyanti
namanya menjadi Sekolah Teknik (ST). (2016), terkait pertimbangan orang tua siswa
SMPN 15 ini seperti disebutkan di awal lulusan SMP di Surakarta dalam memilihkan
sebagai sekolah yang termasuk alternatif sekolah SMK bagi anaknya, tapi satupun
pilihan kedua dalam masa pendaftaran siswa mempertimbangkan faktor guru.
baru. Walaupun daya tampungnya sangat Hal yang berbeda ditunjukan dalam
penelitian lain. Penelitian Septhevian (2014).

230
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Untuk orang tua siswa SD, guru menjadi sekolah yang memiliki guru akan segera
faktor yang dipertimbangkan orang tua dalam pensiun dengan waktu yang berbarengan.
memilih sekolah untuk anak-anaknya.
Walaupun cara mengajar guru tidak menjadi
REFERENSI
pertimbangan orang tua dalam menentukan Ahmed, H. Sheikh, S.A. (2014) Determinants
sekolah untuk anaknya. Hal ini senada dengan of School Choice: Evidence from Rural
terjadi di sekolah-sekolah konteks Amerika. Punjab, Pakistan. The Lahore Journal of
Para orang tua memilihkan sekolah untuk Economics 19 : 1 (Summer 2014): pp. 1
anaknya sama dengan memilihkan rumah –30
kedua untuk anak-anaknya. Mereka akan Amirin, T.M. Jabar, C.S.A., dan Surya, P.
memilih konteks yang cocok untuk anak-anak (2014) Dampak Penerimaan Siswa Baru
mereka belajar (Ewing, 2015). Hal yang Berbasis Nilai Ujian Nasional terhadap
menarik terjadi di Pakistan (Ahmed dan Pembodohan Struktural Siswa
Sheikh, 2014). Mereka menemukan bahwa di Berprestasi Rendah. Yogyakarta: FIP
jenjang pendidikan SMP dan Sekolah dan UNY.
menengah, orang tua memilih mencari Ewing, Eve L (2015) Choosing Homes,
sekolah swasta untuk anak-anak mereka Choosing Schools. Harvard Educational
karena mereka percaya guru menjadi faktor Review; Summer 2015; 85, 2; ProQuest
penentu kualitas pendidikan yang akan pp. 279
diterima anak-anak mereka. Para orang tua Jabar, Cepi S.A. (2011) Pencapaian
memiliki asumsi bahwa kualitas Keunggulan pada SMA negeri dan
pembelajaran yang baik dihasilkan oleh guru- swasta berkategori unggul di Kota
guru yang profesional. Namun hal tersebut Bandung. Jurnal Penelitian Pendidikan.
tidak terjadi pada jenjang pendidikan dasar. Vol 12 No. 2, Oktober 2011 pp. 86-93
Tapi pada pengujian hipotesis, mereka Jabar, Cepi S.A (2016) Climate
menemukan bahwa sumbangan kualitas guru Establishment in An Ex-Indonesian
tidak mempengaruhi keputusan guru dalam International Standardized School.
menentukan sekolah untuk anak-anaknya. Advances in Economics, Business and
Management Research, volume 14.pp.
KESIMPULAN 391-394.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Jabar,Cepi S.A. (2017) Institutional
profil guru di beberapa SMP Negeri yang Strategies To Make Excellent Schools.
merupakan pilihan kedua di Kota Yogyakarta Advances in Social Science, Education
dapat disimpulkan sebagai berikut. and Humanities Research (ASSEHR),
Hampir semua sekolah-sekolah yang volume 66 pp.279-283.
berkategori pilihan kedua memiliki guru yang Kubiatko, Milan; Torkar, Gregor;
berkualifikasi S1, walaupun ada beberapa Rovnanova, Lenka. (2017) The Teacher
yang masih berada di bawah standar as One of the Factors Influencing
kualifikasi pendidikan dengan jumlah yang Students' Perception of Biology as a
tidak banyak, dan mereka dalam beberapa School Subject. CEPS Journal: Center
waktu yang akan datang akan pensiun bahkan for Educational Policy Studies Journal;
ketika penelitian ini dilaporkan, sudah Ljubljana, Vol. 7, Iss. 2, (2017): 127-
pensiun. 140.
Sebagian besar sudah memiliki sertifikat OECD (2013) PISA 2012 Results: What
pendidik. Oleh karena itu, secara kuantitatif Makes Schools Successful? Resources,
sekolah ini tidak memiliki permasalahan Policies and Practices (Vol. IV) Pisa,
terkait dengan sumberdayanya. Mereka OECD Pub.
dikatakan layak. Namun demikian, dalam http.://dx.doi.org/10.17878/9789264201
beberapa waktu yang akan datang, mereka 156-en.
akan mendapatkan masalah, dimana ada

231
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Panayiotou, Anastasia; Kyriakides, Leonidas;


Creemers, Bert P; M; Mcmahon, Léan;
Vanlaar, Gudrun; dkk. (2014) Teacher
behavior and student outcomes: Results
of a European study. Educational
Assessment, Evaluation and
Accountability; Dordrecht
Vol. 26, Iss. 1, (Feb 2014): 73-93.
Rice, Suzanne M. (2010) Getting Our Best
Teachers into Disadvantaged Schools:
Differences in the Professional and
Personal Factors Attracting More
Effective and Less Effective Teachers to
A School. Educational Research for
Policy and Practice;
Dordrecht, Vol. 9, Iss. 3, (Oct 2010):
177-192.
Septhevian, Rani (2014) Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Orangtua
dalam Memilih Sekolah Dasar (SD).
Jurnal Magister Manajemen. p.1-14.
Wardiyati, K. (2016) Eksplorasi Faktor –
faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Orang Tua Memilih Sekolah di SMK
Negeri 4 Surakarta. Surakarta: Thesis –
Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Yusuf,H.O. (2014) Assessment of
Availability of the Human Resources and
Materials Resources for the
Implementation of the New Basic
Education English Language
Curricullum in Kaduna State. “The
Online Journal of New Horizons of
Educations. Vol 4. Issue 3, pp. 233-238.

232
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

ANALISIS IKLIM SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH


KEJURUAN NEGERI 2 BUKITTINGGI

Nurhizrah Gistituati dan Hadiyanto

Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Jln Prof. Hamka, Padang

alamat e-mail: ng@fip.unp.ac.id

Abstrak: This study is to describe teachers’ perception about the actual and prefered school climate
at the Vocational Senior High School 2 (SMK 2) in Bukittinggi with indicators supported,
afiliation, trust, staff freedom, work pressure, and physical comfort. This study used
quantitave descriptive method. The population were all teachers at the SMK 2 Bukittinggi
numbered 95 person, and the sample were 50 teachers which has been taken by using simple
random sampling technique. The instrument of this research was questionnaire using
differential semantic scale model that had been tested for its validity and reliability.
Collected data were analyzed by finding out the level of achievement. The results shown that
teachers have percieved significanty different between the actual school climate with the
prefered one. The level of achievement for the actual school climate is 64.51%; while the
level of achievement for the prefered school climate is 89.24%. It means that according to
teachers, the actual school climate is not really yet condusive as it is expected. Therefore, it
is suggested that the school climate at the SMK 2 need to be improved.

kata kunci: school climate, the vocational senior high school

233
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN penting dalam keberhasilan proses


Iklim sekolah merupakan variabel yang pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu,
sangat penting bagi tercapainya tujuan pimpinan sekolah atau kepala sekolah perlu
pendidikan di sekolah. Berbagai hasil mengetahui seperti apa iklim sekolah yang
penelitian sudah membuktikan bahwa iklim dirasakan warga sekolahnya, dan selanjutnya
sekolah sangat berpengaruh terhadap kinerja, bisa memberikan perhatian yang serius dan
komitmen, dan kepuasan kerja guru (lihat senantiasa berusaha untuk dapat menciptakan
antara lain: Hadipassa, 2013; Herman dkk., iklim sekolah yang positif atau kondusif.
2014; Raza, 2010; Escobedo, 2016; Schulz, Berdasarkan argumentasi ini, maka
2013; Ghavifekr & Pillai, 2016); dan juga pengukuran tentang iklim sekolah sangat
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar diperlukan. Meskipun iklim sekolah ini tidak
peserta didik, baik kognitif, psikomotorik, bisa dilihat, tetapi iklim sekolah ini bisa
maupun afektifnya (lihat Bradshaw et.al., diukur melalui persepsi individu yang ada di
2010; Bulach,et.al., 2011; Hopson & Lee, sekolah.
2011; Kallestad, 2010; NAESP, 2007; Voight Dalam mengukur iklim organisasi atau
& Hanson, 2017; Piscatelli & Lee, 2011; iklim sekolah, para peneliti menggunakan
Dewi, 2015; Septiani, 2013; Syahrul & demensi yang berbeda-beda. Dimensi
Musrifa, 2016; Wang & Degol, 2016). pengukuran iklim organisasi dikemukakan
Dari kajian literatur ditemukan banyak pertama oleh Halpin & Croft (1962), di mana
definisi tentang iklim sekolah dengan mereka mengukur iklim dengan
penekanan yang berbeda-beda (lihat menggunakan 8 demensi, yaitu: hindrance
Gistituati, 2017; Hoy & Miskel, 2013; NSCC, (menghalang-halangi), intimacy (akrab),
2014; O”Malley, et.al., 2015; Spicer, 2016). disangagement (tidak berkomitmen), esprit
Dari berbagai pengertian tentang iklim (menghargai), production emphasis
sekolah yang dikemukakan oleh para ahli (menekankan pada produksi), aloofness
tersebut dapat disimpulkan bahwa iklim (acuh tak acuk), consideration (perhatian),
sekolah adalah: (1) suatu situasi atau suasana dan trust (percaya). Alat ukur yang mereka
internal organisasi sekolah yang hanya bisa kembangkan dikenal dengan Organizational
dirasakan dan dipersepsi oleh orang-orang Climate Description Questionnaire (OCDQ).
yang ada di dalam organisasi sekolah Organizational Climate Description
tersebut; (2) suasana ini tercipta karena Questionnaire ini kemudian direvisi oleh
adanya hubungan atau interaksi antar Hayes (1973) dari 8 demensi menjadi 6
individu (kepala sekolah dengan guru, kepala demensi, di mana tiga demensi berhubungan
sekolah dengan pegawai, guru dengan dengan tingkah laku kepala sekolah, yaitu
pegawai, guru dengan guru, dan guru dengan dukungan, pengarahan, dan larangan; dan tiga
peserta didik; (3) iklim ini menjadi ciri khas demensi lagi berhubungan dengan tingkah
atau karakteristik atau kepribadian dari suatu laku guru, yaitu kesejawatan, keakraban, dan
organisasi sekolah yang membedakannya ketidakterlibatan.
dengan sekolah lainnya, dan yang Pada penelitian selanjutnya, dimensi
mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang- iklim organisasi/iklim sekolah umumnya
orang yang ada didalam organisasi sekolah dikembangkan atas dasar dimensi umum
tersebut; (4) iklim sekolah memiliki yang dikemukakan oleh Moos (1979), yaitu:
konstruksi yang multi demensi, yang dimensi hubungan (relationships), dimensi
mencakup dimensi interpersonal, pertumbuhan atau perkembangan pribadi
organisasional, dan instruksional; dan (5) (personnal growth), dan dimensi perubahan
seperti apa suasana yang dirasakan itu sangat dan perbaikan sistem (system maintenance
ditentukan oleh pimpinan atau kepala and change). Kemudian Alter 1989
sekolah. menambahkan satu demensi lagi dari demensi
Sebagaimana telah dikemukakan di atas Moss, yaitu demensi lingkungan fisik. Hoy
bahwa iklim sekolah ini merupakan aspek et.al (2010) menggunakan 4 (empat) dimensi

234
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

iklim sekolah, yaitu kepemimpinan kepala mendapatkan perhatian yang serius oleh
sekolah, profesionalitas guru, dorongan akan kepala sekolah dan guru.
prestasi siswa, dan kepekaan terhadap Namun demikian, dari hasil pengamatan
masyarakat. The National School Climate sementara di SMKN2 Bukittinggi terindikasi
Center (2013) menawarkan 11 demensi iklim bahwa iklim sekolah di sana belum dirasakan
sekolah, yaitu aturan-aturan dan norma- kondusif oleh sebagian guru. Hal ini dapat
norma, keamanan fisik, keamanan psikis, dilihat dari beberapa fenomena, di antaranya
keamanan sosial emosional, dukungan, masih ada beberapa orang guru yang kurang
belajar sosial dan kewarganegaraan, mendapatkan dukungan dari pimpinan
menghargai perbedaan, dukungan untuk sekolah dalam melaksanakan kegiatan
orang dewasa, dukungan sosial bagi peserta ekstrakurikuler, padahal guru tersebut ingin
didik, keterlibatan, lingkungan fisik, dan mengembangkan minat dan bakat siswa;
kepemimpinan. Tidak begitu berbeda dengan hubungan sesama guru juga terlihat kurang
NSCC, Superintendents Association (2010), harmonis dan kurang adanya rasa saling
juga menggunakan banyak demensi dalam percaya sehingga membuat guru sulit untuk
mengukur iklim sekolah, yaitu: kepercayaan bekerjasama. Selain fenomena tersebut
dan kolegialitas, budaya sekolah, efektivitas terdengar juga keluhan guru bahwa mereka
kepemimpinan, keterlibatan semua merasa kurang bebas untuk berkreasi dan
pemangku kepentingan, perubahan mengemukakan ide-ide atau pendapat;
organisasi, innovasi, harapan yang tinggi keluhan guru tentang tingginya tekanan dari
kepada semua warga sekolah, pengakuan pimpinan untuk menyelesaikan masalah-
adanya perbedaan, serta rasa aman dan masalah administrasi sehingga kadang para
keteraturan lingkungan. guru terpaksa agak mengabaikan masalah
Dari pembahasan tentang demensi iklim pembelajaran; serta kurangnya kebebasan
organisasi atau iklim sekolah di atas dapat yang dirasakan oleh guru dalam
dilihat bahwa para ahli mempunyai melaksanakan tugas dan juga dalam
penekanan yang berbeda dalam mengukur mengemukakan pendapatnya; serta keluhan
iklim organisasi/sekolah sehingga demensi- guru tentang kurang memadai dan kurang
demensi yang digunakan oleh mereka juga nyamannya sarana dan prasarana yang ada di
berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.
serta tujuan yang ingin dicapai. Hal ini Kondisi seperti di atas tidak bisa
menunjukkan bahwa study tentang iklim dibiarkan karena akan mengganggu kinerja
mempunyai cakupan yang sangat luas. guru dan juga hasil belajar peserta didik. Oleh
Berdasarkan pada pembahasan di atas karena itu, penelitian ini dirancang untuk
dapat disimpulkan bahwa iklim sekolah mengukur iklim sekolah di SMKN2
adalah variabel yang sangat penting bagi Bukittinggi menurut guru, sehingga bisa
keberhasilan individu (guru, staf didapatkan gambaran iklim sekolah yang
administratif, dan peserta didik) di dalam senyatanya (actual school climate) serta iklim
mencapai tujuan sekolah. Melalui iklim sekolah yang diharapkan (prefered school
sekolah yang kondusif, para warga sekolah climate) di SMKN2 Bukittinggi. Berdasarkan
(guru, staf administratif, dan peserta didik) gambaran tersebut, rencana aksi untuk
akan merasa nyaman, bebas dari berbagai memperbaiki iklim sekolah dapat dilakukan.
tekanan dalam melaksanakan tugas dan Adapun dimensi iklim sekolah yang diukur
fungsinya masing-masing; mereka juga akan dalam penelitian ini meliputi dukungan,
menyenangi dan mencintai sekolahnya; yang afiliasi, kepercayaan, kebebasan staf, tekanan
kesemuanya ini pada akhirnya akan membuat kerja dan kenyamanan lingkungan.
warga sekolah bekerja dan belajar dengan Pertanyaan yang dicoba dijawab melalui
baik sehingga tujuan sekolah yang telah penelitian ini adalah seberapa kondusifnya
ditetapkan dapat dicapai secara maksimal. iklim sekolah di SMKN2 Bukittinggi, dilihat
Oleh karena itu iklim sekolah perlu dari demensi dukungan, afiliasi, kepercayaan,

235
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kebebasan staf, tekanan kerja dan


kenyamanan lingkungan?
HASIL PENELITIAN DAN
METODE PEMBAHASAN
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif 3.1 Hasil Penelitian
kuantitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk Pertanyaan yang dijawab melalui
mengungkap seberapa kondusifnya iklim penelitian ini adalah seberapa kondusifnya
sekolah di SMKN2 Bukittingi. Populasi iklim sekolah di SMK 2 Bukittinggi, yang
dalam penelitian ini adalah semua guru yang diukur menurut persepsi guru. Indikator yang
mengajar di SMKN2 Bukittinggi yang digunakan adalah dukungan, afiliasi,
berjumlah 96 orang, dengan jumlah sampel kepercayaan, kebebasan staf, tekanan kerja,
sebanyak 50 orang (52% dari populasi). dan kenyamanan lingkungan. Hasil
Besarnya sampel ini ditentukan dengan pengolahan data penelitian ini dapat dilihat
menggunakan rumus Slavin; dan sampelnya pada Tabel 1.
ditentukan dengan menggunakan teknik
simple random sampling. Tabel 1: Skor Rata-rata dan TCR Iklim
No Demensi/Indikator Actual Climate Prefered Climate
M TCR (%) Keterangan Mean TCR (%) Keterangan
1 Dukungan 4,29 61,24 R 6,42 91,67 ST
2 Afiliasi 4,86 69,36 C 6,62 94,50 ST
3 Kepercayaan 4,47 63,82 R 6,50 92,83 ST
4 Kebebasan 5,10 72,86 C 6,55 93,57 ST
5 Tekanan kerja 3,92 56,00 T* 5,10 72,86 C*
6 Kenyamanan lingk. fisik 4,46 63,76 R 6,30 90,00 ST
Rata-rata 4,70 64,51 R 6,06 89,24 T

Jenis data yang terkumpul dalam Sekolah di SMK 2 Bukittinggi.


penelitian ini adalah data kontinyu. Data Tabel 1 di atas memperlihatkan bahwa skor
dikumpulkan dengan menggunakan angket rata-rata actual climate (iklim yang dirasakan
skala diferensial semantic dengan rentangan saat ini adalah 4,70 dengan TCR 64,51%.
1-7, yang telah diuji validitas dan Dengan menggunakan kriteria yang telah
reliabelitasnya terlebih dahulu. Angket ini ditetapkan, skor rata-rata dan TCR tersebut
disusun berdasarkan indikator dari iklim berada pada kategori rendah. Ini berarti
sekolah, yang mencakup dukungan, afiliasi, bahwa menurut guru iklim sekolah di
kepercayaan, kebebasan staf, tekanan kerja, SMKN2 Bukittinggi kurang kondusif.
dan kenyamanan lingkungan. Angket juga Dengan kata lain, guru SMKN2 Bukittinggi
disusun dengan berpedoman pada belum merasakan adanya dukungan yang
penyusunan butir angket yang baik. Data memadai dari kepala sekolah; masih
yang terkumpul dianalisis dengan mencari kurangnya rasa saling memiliki dan saling
skor rata-rata (mean) dan tingkat capaian rata- percaya di antara sejawat; belum memadainya
rata (TCR). kebebasan guru di dalam melaksanakan tugas
Untuk memaknai atau atau untuk bereksperimen dalam
menginterpretasikan hasil penelitian melaksanakan pembelajaran; tekanan
digunakan kriteria sebagai berikut: pekerjaan yang tinggi; serta belum
90%-100% = ST (Sangat Kondusif nyamannya lingkungan fisik sekolah. Iklim
80%-89% = T (Kondusif) sekolah yang nyata ini jika dibandingkan
66%-79% = CT (Cukup Kondusif) dengan iklim sekolah yang diharapkan, maka
55%-65% = R (Kurang Kondusif) iklim sekolah yang dirasakan saat ini masih
≤54% = SR (Tidak Kondusif) jauh dengan iklim sekolah yang diharapkan
Khusus untuk tekanan pekerjaan, semakin oleh para guru. Guru SMKN2 Bukittinggi
tinggi tingkat TCR-nya maka semakin rendah berharap bahwa sekolahnya bisa memiliki
tekanan pekerjaan yang dirasakan guru. iklim sekolah yang sangat kondusif.

236
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Jika dianalisis lebih jauh per indikator saling peduli, dan saling menghargai di antara
atau per demensi iklim sekolah, maka dapat guru atau dengan kata lain kurangnya afiliasi.
dilihat bahwa ada satu demensi iklim sekolah Afiliasi yang tinggi ini sangat penting bagi
yang mendapatkan skor rata-rata paling efektivitas organisasi. Sebagaimana yang
rendah, yaitu tekanan terhadap pekerjaan, dikemukakan oleh O’Malley, et.al., (2015)
dengan skor rata-rata 3,92 dan TCR 56%. Ini bahwa hubungan yang baik yang terjalin antar
berarti bahwa tekanan pekerjaan di SMK 2 individu di dalam organisasi merupakan dasar
Bukittinggi dirasakan tinggi oleh para guru. bagi terciptanya kehidupan sekolah yang
Selain itu ada dua demensi yang dirasakan berkualitas. Dengan afiliasi yang tinggi ini
sudah cukup tinggi atau cukup baik, yaitu guru akan merasa bahwa mereka “ada” dan
afiliasi dan kebebasan. Namun demikian, dibutuhkan oleh sejawat; jika mereka
afiliasi dan kebebasan dalam melaksanakan mengalami masalah mereka yakin teman
pekerjaan ini kurang mendapatkan dukungan sejawat akan memberikan bantuan; adanya
dari kepala sekolah, dan juga kurang rasa saling peduli dan saling menghargai.
mendapatkan kepercayaan dari para guru, Rasa afiliasi yang tinggi ini menjadi sentral
serta kurangnya kondisi lingkungan fisik bagi terbentuknya kerja sama yang harmonis
sekolah yang nyaman dan menyenangkan. di antara sesama guru, baik di sekolah
maupun di luar sekolah (Smith & Maika,
3.2 Pembahasan
2008). Oleh karena itu, agar iklim sekolah ini
Hasil penelitian menunjukan bahwa
kondusif, kepala sekolah harus memberikan
iklim sekolah yang dirasakan guru saat ini
perhatian yang tinggi terhadap rasa
masih belum kondusif atau belum
keterikatan di antara guru dan juga guru
sebagaimana yang diharapkan oleh para guru.
dengan kepala sekolah dan warga sekolah
Dukungan kepala sekolah terhadap hal-hal
lainnya.
yang diperlukan guru dalam melaksanakan
Demensi berikutnya yang menjadikan
tugas dirasakan masih sangat kurang.
iklim sekolah di SMKN2 Bukittinggi kurang
Dukungan dalam bentuk perhatian, arahan,
kondusif adalah belum adanya rasa saling
bimbingan, dan penghargaan dari kepala
percaya dan keterbukaan yang tinggi di antara
sekolah kepada guru, serta pemenuhan
kepala sekolah dengan guru, dan guru dengan
sarana, prasarana, dan fasilitas yang
guru. Kepercayaan adalah faktor penting bagi
diperlukan guru dalam pelaksanaan tugasnya
keberhasilan suatu organisasi, termasuk
sangat penting. Sebagaimana yang
sekolah. Sebagaimana yang dikemukakan
dikemukakan oleh Rivai dan Mulyadi (2012)
oleh Stephen M. R Covey dalam bukunya The
bahwa guru akan merasa nyaman dan
Speed of Trust, bahwa kepercayaan akan
bersemangat dalam melaksanakan tugas-
membuat suatu organisasi semakin bernilai
tugasnya jika senantiasa mendapat dukungan
tinggi. Sejalan dengan Covey, Bennis dalam
dari kepala sekolah dan juga dari teman
Hitch (2012, hal. 2) mengatakan “Trust is the
sejawat. Jadi, kurang kondusifnya iklim
lubrication that makes it possible for
sekolah di SMK 2 Bukittinggi dapat
organization to work” (kepercayaan adalah
dikatakan keran guru merasa kurang
suatu pelumas yang bisa membuat organisasi
mendapatkan dukungan dari kepala sekolah.
bekerja dengan baik). Zogby (2008) dalam
Dari hasil penelitian ini juga ditemukan
bukunya juga menyatakan bahwa
bahwa guru SMK 2 Bukittinggi sangat
kepercayaan dan kejujuran merupakan hal
membutuhkan atau mengharapkan adanya
yang sangat esensial di dunia kerja. Demikian
dukungan yang sangat tinggi dari kepala
juga dengan O’Toole, J., & Bennis, W. (2009,
sekolah.
June) menyatakan bahwa kepercayaan sangat
Variabel atau demensi kedua yang
penting bagi kemajuan organisasi. Hasil
menjadikan iklim sekolah di SMKN2
penelitian yang dilakukan oleh Lyman (2012)
Bukittinggi dirasakan kurang kondusif oleh
menemukan bahwa organisasi yang memiliki
guru adalah karena kurangnya rasa
budaya percaya yang tinggi menyebabkan
keterikatan, rasa persatuan, saling memiliki,

237
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

para karyawan melihat karyawan yang lain, memadai untuk mengeluarkan pendapat atau
terutama para pimpinan sebagai orang-orang ide-ide tanpa ragu dan tanpa tekanan. Agar
yang credible, yaitu orang-orang yang kebebasan staf dapat tercapai maka perlu
memperlihatkan kesesuaian antara apa yang adanya upaya dari kepala sekolah. Upaya
dikatakan dengan apa yang dilakukan; yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah
mereka merasa dihargai (respect), sehingga adalah dengan memberikan kesempatan
membuat para karyawan merasa tidak ragu- kepada guru untuk mengemukakan pendapat
ragu untuk melakukan pembaruan dalam untuk kemajuan sekolah. Sehingga guru yang
bekerja dan mengemukakan kritik dan memiliki ide atau masukan untuk kemajuan
pendapatnya di dalam pembuatan keputusan; sekolah mau menyampaikan kepada kepala
dan juga merasa diperlakukan dengan adil sekolah karena kepala sekolah mau
(treated fairly). Selanjutnya, hasil penelitian mendengarkan dan menanggapi setiap
Hoy, W.K. & Tschannen-Moran, M. (2003) masukan yang diberikan.
di sekolah juga menemukan bahwa Demensi kelima dalam penelitian iklim
kepercayaan guru-guru terhadap kepala sekolah ini adalah tekanan kerja yang
sekolah, peserta didik, dan orang tua sangat dirasakan guru. Guru-guru di SMKN2
berpengaruh terhadap kinerjanya. Bukittinggi merasakan bahwa mereka
Berdasarkan hasil penelitian dan memiliki tekanan kerja yang tinggi. Tekanan
argumentasi di atas, maka kepala sekolah kerja ini memang penting dan diperlukan bagi
wajib membangun rasa saling percaya yang organisasi dalam mencapai tujuan. Tanpa
tinggi di antara warga sekolahnya, termasuk tekanan kerja, guru-guru mungkin akan
rasa saling percaya antara guru dengan kepala kurang bergairah dalam melaksanakan
sekolah agar iklim sekolah menjadi kondusif. tugasnya. Namun demikian, tekanan kerja
Rasa percaya yang tinggi ini sangat yang ada jangan sampai melampaui batas
diharapkan oleh guru. kemampuan guru. Tekanan kerja yang
Variabel penting lainnya yang diberikan kepada guru harus diikuti oleh
menentukan iklim sekolah adalah kebebasan dukungan dari kepala sekolah. Tekanan kerja
guru dalam berekspresi, berkreasi, dan tanpa dukungan akan membuat guru frustrasi.
bereksperimen. Kebebasan staf merupakan Demikian sebaliknya, dukungan tanpa
kelonggaran pimpinan memberikan tekanan kerja akan membuat guru manja dan
kesempatan kepada guru untuk memilih seenaknya. Oleh karena itu penting sekali
melakukan atau tidak melakukan sesuatu bagi kepala sekolah untuk memberikan
yang diinginkan, selama masih dalam koridor dukungan kepada guru sekaligus memberikan
aturan dan tidak mengganggu atau mengusik tekanan agar guru melaksanakan dan
kebebasam guru lainnya (Hadiyanto, 2016). menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
Dengan kebebasan yang diberikan kepada kepadanya. Dukunagn dan tekanan ini harus
guru, yaitu kebebasan yang seimbang agar efektivitas sekolah tercapai.
bertanggungjawab, akan membuat guru Demensi terakhir dari pengukuran iklim
merasa tidak ragu-ragu untuk berbuat, sekolah di SMKN2 Bukittinggi adalah
berpendapat, berkreasi, bereksperimen, dan kenyamanan lingkungan fisik. Hasil
tidak takut salah.. Melalui kebebasan tersebut penelitian menunjukan bahwa guru belum
akan tercipta ide-ide baru atau metode- merasakan adanya kenyamanan lingkungan
metode baru bagi kemajuan pembelajaran di fisik di SMKN2 Bukittinggi. Kenyamanan
sekolah, yang pada akhirnya bisa lingkungan merupakan salah satu unsur
menciptakan efektivitas sekolah. Hasil penting bagi terciptanya iklim sekolah yang
penelitian ini menunjukan bahwa guru belum kondusif. Oleh karena itu kenyamanan
merasa mendapatkan kebebasan yang lingkungan fisik ini perlu mendapatkan
memadai, dan mereka sangat berharap untuk perhatian yang serius dari kepala sekolah.
mendapatkan kebebasan tersebut. Mereka Dengan lingkungan sekolah yang aman dan
berharap bisa mendapatkan kesempatan yang nyaman akan membangkitkan semangat

238
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

bekerja guru (Maisyaroh, 2016). Hasil REFERENSI


penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016) Bradshaw, C. P., Mitchell, M. M., & Leaf, P.
menemukan bahwa terdapat hubungan yang J. (2010). Examining the effects of school-
signifikan antara kenyamanan lingkungan wide positive behavior interventions and
kerja dengan semangat kerja guru. Ini berarti supports on student outcomes: Results
kenyamanan lingkungan perlu ditingkatkan from a randomized controlled
agar guru menjadi lebih bersemangat dalam effectiveness trial elementary schools.
melaksanakan tugasnya. Hasil penelitian ini Journal of Positive Behavior
menunjukan bahwa guru sangat berharap Interventions, 12 (3),133–
lingkungan fisik tempat kerjanya perlu untuk 148.http://eric.ed.gov/?id=EJ889024.
ditingkatkan. Dewi, Ai Leni R. (2015). Pengaruh iklim
sekolah, efikasi diri, dan motivasi belajar
KESIMPULAN
terhadap hasil belajar siswa Voight, A.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
& Hanson, T. (2017). How are middle
iklim sekolah yang nyata saat ini (actual
school climate and academic
school climate) di SMKN2 Bukittinggi
performance related across school and
dirasakan guru masih kurang kondusif. Hal
over time?. U. S. Department of
dapat dilihat dari skor rata-rata yang hanya
Education: Institute of Education
4,70 dan TCR 64,51%. Actual school climate
Sciences, National Center for Education
ini masih jauh berbeda dengan iklim sekolah
Evaluation.
yang diharapkan guru (prefered school
Escobedo, P.V. (2016). A Study of Principal
climate), yang skor rata-ratanya adalah 6,06
Influence and Organizational Climate in
dengan TCR 89,24%. Ini berarti bahwa iklim
Elementary Schools. ProQuest LLC,
sekolah yang nyata yang dirasakan guru saat
Ed.D. Dissertation, University of Texas at
ini belum sesuai dengan apa yang
San Antonio
diharapkannya.
Ghavifekr, S. & Pillai, N.S. (2016). The
Dari 6 (enam) demensi iklim sekolah
Relationship between School's
yang diukur, yaitu dukungan, afiliasi,
Organizational Climate and Teacher's Job
kebebasan, kepercayaan, tekanan, dan
Satisfaction: Malaysian Experience. Asia
kenyamanan lingkungan fisik; belum ada satu
Pacific Education Review, v17 n1 p87-106
dimensipun yang sudah dirasakan kondusif
Mar 2016.
oleh guru. Hampir semua demensi iklim yang
Gistituati, N. (2017). Administrasi
diukur tersebut dirasakan guru kurang
pendidikan: Landasan teori dan
kondusif, kecuali afiliasi dan kebebasan yang
perkembangannya, Edisi ke 2. Padang:
sudah dirasakan cukup kondusif.
Sukabina Press
Mengingat pentingnya peran iklim
Hadipassa, E. (2013). Pengaruh iklim
sekolah terhadap keberhasilan sekolah, yaitu
organisasi sekolah dan motivasi kerja
keberhasilan guru dan peserta didik dalam
terhadap kinerja guru SDN di Kota
mencapai tujuan yang telah ditetapkan; iklim
Sukabumi. S2 thesis, Universitas
sekolah di SMKN2 Bukitting ini perlu segera
Pendidikan Indonesia.
ditingkatkan ke arah yang lebih kondusif
Hadiyanto. (2016). Teori dan Pengembangan
sebagaimana yang diharapkan oleh guru.
Iklim Kelas & Iklim Sekolah. Jakarta:
Keenam demensi iklim sekolah yang diukur
Kencana.
tersebut perlu segera mendapatkan perhatian
Halpin, A.W. & Croft, D.B. (1962). The
yang serius untuk ditingkatkan ke arah yang
organizational climate of schools.
lebih kondusif, terutama sekali demensi yang
U.S.O.E Research Project.
berhubungan dengan dukungan pimpinan,
Hayes, A.E. (1973). A Reappraisal of the
kepercayaan, tekanan kerja, dan kenyamanan
Halpin – Croft model of the organizational
lingkungan fisik sekolah.
climate. Annual Meeting of the American

239
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Educational Research Assosiation, New Piscatelli, J., & Lee, C. (2011). State policies
Orleans. on school climate and bullying prevention
Herman, Djailani AR. dan Sakdiah Ibrahim. efforts: Challenges and opportunities for
(2014). Pengaruh iklim organisasi dan deepening state policy support for safe
kepuasan kerja terhadap kinerja guru. and civil schools. New York, NY:
Jurnal Administrasi Pendidikan Program National School Climate Center.
Pascasarjana Unsyiah. Vol 2. No. 2. Retrieved Maret 29, 2018, from http://
November 2014. www.schoolclimate.org/climate/documen
Hitch, C. 2012. How to built trust in an ts/policy_brief.pdf
organization. California: UNC Kenan- Raza, Syed A. (2010). Impact of
Flagler Business School. Organizational Climate on Performance of
Hopson, L. M., & Lee, E. (2011). Mitigating College Teachers in Punjab. Journal of
the effect of family poverty on academic College Teaching & Learning, v7 n10
and behavioral outcomes: The role of p47-51 Oct 2010.
school climate in middle and high school. Rheza, A.S. & Musrifa, A. ( 2016). Pengaruh
Children and Youth Services Review, 33 persepsi siswa tentang iklim sekolah dan
(11), 2221–2229. kemandirian belajar terhadap hasil belajar
Hoy, W.K. & Miskel, C.G. (2013). siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas
Educational administration: Theory, XI IPS SMAN1 Pariangan. Journal of
research, and practice (9th. ed.). New Economic and Economic Education Vol.4
York: McGraw Hill. International Edition. No.2 (227-232)
Hoy, W.K. & Tschannen-Moran, M. (2003). Sari, Dewi Permana. (2016). Hubungan Iklim
The Conceptualization and measurement Sekolah dengan Semangat Kerja Guru
of faculty trust in schools. Journal of SMK Swasta Se-Kota Padang Panjang.
School Leadership, 9, hal. 184-208. Jurnal Administrasi Pendidikan. 1 (28).
Lyman, A. (2012). The trustworthy leader: Hlm. 1-8.
Leveraging the power of trust to transform Schulz, John. (2013). The Impact of Role
your organization. Jossey-Bass. San Conflict, Role Ambiguity and
Francisco: CA. Organizational Climate on the Job
Maisyaroh. (2016). Membangun Budaya dan Satisfaction of Academic Staff in
Iklim Sekolah di Era Global.Diperoleh Research-Intensive Universities in the
dari: http://ap.fip.um.ac.id/wp- UK. Higher Education Research and
content/uploads/2016/03/45- Development, v32 n3 p464-478 2013.
Maisyaroh.pdf. Septiani, I. (2013). Pengaruh iklim sekolah
Moos, R.H. (1979). Evaluating educational dan motivasi belajar terhadap hasil
environments. Washington: Jossey-Bass belajar siswa pada mata pelajaran
Publisher. ekonomi : Survey Pada Siswa Kelas XI
National School Climate Center. (2013). Jurusan IPS SMA Pasundan se-Kota
Retrieved November 26, 2013 from Bandung. S2 thesis, Universitas
http://www.schoolclimate.org/. Pendidikan Indonesia.
O’Malley, M., Voight, A., Renshaw, T. L., & Smith, P.A. & Maika, S.A. (2008). Change
Eklund, K. (2015). School climate, family orientation: The effect of organizational
structure, and academic achievement: A climate on principal, teacher, and
study of moderation effects. School community relationships. Journal of
Psychology Quarterly, 30 (1), 142-157. School Public Relations, 29(4), 477-498.
O’Toole, J., & Bennis, W. (2009, June). Spicer, F.V. (2016). School culture, school
What’s needed next: A culture of candor. climate, and role of the principal.
Harvard Business Review, 87(6), 54-61. Disertation of Educationa Policy Studies,
Retrieved September 12, 2009, from Georgia State University.
Business Source Premier database.

240
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Wang, Ming-Te & Degol, Jessica L. (2016).


School Climate: A Review of the
Construct, Measurement, and Impact on
Student Outcomes. Educational
Psychology Review, v28 n2 p315-352 Jun
2016.
Zogby, J. (2008). The Way We’ll Be: The
Zogby Report on the Transformation of the
American Dream. New York: Random
House.

241
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

STUDI PEMBINAAN KOKURIKULER SISWA


DI SMK NEGERI 1 WATANSOPPENG

Akidawati Ha & Andi Wahedb

aMahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNM, Jl Tamalate 1 Tidung, Makassar


bDosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNM, Jl Tamalate 1 Tidung, Makassar.

alamat e-mail: akidahidha@gmail.com & andi.wahed@unm.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pembinaan kokurikuler siswa di SMK Negeri 1
Watansoppeng. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan
dokumentasi, dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa Pembinaan Kokurikelr di SMK Negeri 1 Watansoppeng yaitu berupa
bentuk kegiatan yang terdiri dari penambahan praktek-praktek kerja pada semua jurusan
yang berlangsung pada pagi maupun sore hari. Pelaksanaannya ditunjang sarana prasarana
seperti lab komputer, mini salon, moving class, dan masagena hotel. Adapun strategi lain
yang digunakan ilah dengan menitipkan siswa di industri-industri mitra sekolah.

Kata kunci: pembinaan kokurikuler, siswa SMK

242
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN intelektual siswanya dalam rangka


Pendidikan mempunyai tugas mencerdaskan kehidupan bangsa (Berita-
menyiapkan sumberdaya manusia untuk sulsel, 2017).
pembangunan. Derap langkah pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan
selalu diupayakan seirama dengan tuntutan Negeri 1 Watansoppeng sebagai salah satu
zaman. Perkembangan zaman selalu sekolah negeri yang berada di bawah naungan
memunculkan persoalan-persoalan baru yang Dinas Pendidikan Provinsi, telah
tidak pernah terpikirkan sebelumnya. mengusahakan menjawab tantangan tersebut.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh
(Mendikbud) Muhadjir Effendy Kepala Sekolah SMK Negeri 1
menyampaikan, Penguatan Pendidikan Watansoppeng bahwa sekolahnya terus
Karakter (PKK) merupakan poros utama berbenah diri meningkatkan kualitas layanan
perbaikan pendidikan nasional yang berkaitan bidang pendidikan untuk memenuhi harapan
erat dengan berbagai program prioritas dan tuntutan masyarakat serta dunia usaha-
pemerintah. Ia mengatakan, “lima nilai utama dunia industri yang selalu berkembang
karakter yang menjadi prioritas pada PKK berubah setiap saat.
yaitu religius, nasionalis, mandiri, integritas Hardiyanto (Fufindo, 2013:444-461)
dan gotong royong. Kemendikbud di bidang mendefinisikan pembinaan kesiswaan
pendidikan dan kebudayaan”. sebagai berikut:
Lanjutnya "Program Penguatan Pendidikan Pembinaan kesiswaan merupakan upaya
Karakter diharapkan menjadi ruh dari sekolah (menengah) melalui kegiatan-
pendidikan nasional. Nilai utama karakter kegiatan siswa di luar jam pelajaran di
PPK tidak hanya menyasar para siswa, tetapi kelas untuk mengusahakan agar siswa
juga pada pendidik, dan orang tua sebagai dapat tumbuh dan berkembang sebagai
pendidik utama dan pertama," ujar manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan
Mendikbud di kantor Kemendikbud pendidikan dan ideologi negara.
(Mendikbud, 2017). Suhardi (Fufindo, 2013:445-461)
Sejalan dengan paparan di atas, mendefinisikan pembinaan kesiswaan
penyelenggaraan pendidikan diharapkan sebagai berikut:
mampu memberikan kontribusi positif Pembinaan kesiswaan adalah kegiatan
sehingga manusia menjadi cerdas, memiliki pendidikan diluar jam pelajaran dan
skill, sikap hidup yang baik, dan dapat bergaul pelayanan konseling untuk membantu
di masyarakat. Pendidikan akan mendukung siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi,
pembentukan kualitas manusia apabila bakat dan minat mereka melalui kegiatan
didukung adanya manajemen sekolah/ yang secara khusus diselenggarakan oleh
madrasah yang berkualitas. Manajemen pendidik dan atau tenaga kependidikan
sekolah/madrasah yaitu ilmu, proses, dan seni yang berkemampuan dan berkewenangan
mengatur dan menyelenggarakan kegiatan di sekolah.
sekolah /madrasah termasuk didalamnya Berdasarkan beberapa pendapat di atas
manajemen kesiswaan khususnya pembinaan dapat disimpulkan bahwa pembinaan
kesiswaan. kesiswaan merupakan kegiatan yang
Di Sulawesi Selatan khusunya di dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka
Kabupaten Soppeng, Bupati Soppeng (KR) dalam rangka memperluas pengetahuan,
mewajibkan kepala sekolah berperan aktif keterampilan bakat dan minat siswa.
dalam proses pendidikan yang bertujuan Menurut Wahdjosumidjo (Fufindo,
untuk meningkatkan mutu pendidikan serta 2013:445-461) tujuan pembinaan kesiswaan
menjalin proses belajar mengajar secara aktif sebagai berikut:
dan profesional. Kata dia saat menghadiri 1) Mengusahakan agar siswa tumbuh
pertemuan Kelompok Kerja Kepala Sekolah dan berkembang sesuai dengan
(K3KS), kepala sekolah sedapat mungkin tujuan pendidikan nasional.
membantu para guru mengembangkan

243
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

2) Meningkatkan peran serta inisiatif 1. Pengertian kokurikuler


para siswa untuk menjaga dan Kegiatan kokurikuler bertujuan
membina sekolah sebagai “menunjang pelaksanaan program
Wiyatamandala, sehingga terhindar intrakurikuler agar siswa dapat lebih
dari usaha dan pengaruh yang menghayati bahan atau materi yang telah
bertentangan dengan kebudayaan dipelajarinya serta melatih siswa untuk
nasional. melaksanakan tugas secara bertanggung
3) Menumbuhkan daya tangkap pada jawab” (Rivilla, 2014:455).
diri siswa terhadap pengaruh negatif Berdasarkan pendapat di atas diketahui
yang datang dari luar maupun dari bahwa kegiatan kokurikuler merupakan
dalam lingkungan sekolah. kegiatan yang menunjang pelaksanaan
4) Meningkatkan apresiasi dan kegiatan intrakurikuler.
penghayatan seni. 2. Bentuk pelaksanaan kegiatan
5) Menumbuhkan sikap berbangsa dan kokurikuler.
bernegara Rivilla (2014:455) mengemukakan
6) Meneruskan dan mengembangkan lingkup kegiatan kokurikuler sebagai berikut:
jiwa semangat nilai-nilai UUD 1945. (a) Pemberian tugas yang diberikan
7) Meningkatkan kesegaran jasmani dan kepada siswa untuk dikerjakan di luar
rohani. jam pelajaran (tatap muka) secara
Adapun tujuan kegiatan pembinaan teratur dan hasilnya ikut menentukan
kesiswaan adalah sesuai dengan yang dalam pemberian nilai tugas bagi
tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun siswa melaksanakan tugas untuk
2008 (smadppekalongan, 2011), yaitu: setiap mata pelajaran.
1) Mengembangkan potensi siswa secara (b) Tugas tersebut diperkirakan dapat
optimal dan terpadu yang meliputi bakat, diselesaikan dalam waktu setengah
minat dan kreativitas; dari jam tatap muka suatu pokok
2) Memantapkan kepribadian siswa untuk bahasan.
mewujudkan ketahanan sekolah sebagai (c) Siswa mengerjakan tugas yang
lingkungan pendidikan sehingga diberikan guru.
terhindar dari usaha dan pengaruh (d) Pengumpulan, pemeriksaan,
negative dan bertentangan dengan tujuan pembahasan, dan penilaian tugas
pendidikan; dilakukan secara seksama.
3) mengaktualisasikan potensi siswa dalam
Berdasarkan pendapat di atas diketahui
pencapaian prestasi unggulan sesuai
bahwa kokurikuler adalah kegiatan yang
bakat dan minat;
dimaksudkan untuk memperdalam materi
4) menyiapkan siswa agar menjadi warga
pelajaran yang telah di pelajari dalam
masyarakat yang berakhlak mulia,
kegiatan intrakurikuler dan dapat dilakukan
demokratis, menghormati hak-hak asasi
secara individual dan kelompok dengan
manusia dalam rangka mewujudkan
tujuan untuk menunjang kegiatan
masyarakat yang berakhlak mulia,
intrakurikuler.
demokratis, menghormati hak-hak asasi
3. Pelaksana Kegiatan
manusia dalam rangka mewujudkan
Berdasarkan PP Nomor 19 Tahun 2017
masyarakat madani.
dinyatakan bahwa beban kerja guru paling
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
sedikit 24 jam tatap muka dan paling banyak
maka disimpulkan bahwa tujuan pembinaan
40 jam tatap muka, selanjutnya yang
kesiswaan adalah untuk mengembangkan
termasuk beban kerja guru adalah
potensi siswa, memantapkan kepribadian,
merencanakan pembelajaran dan
menumbuhkan sikap berbangsa dan
pembimbingan, melaksanakan pembelajaran
bernegara, serta meningkatkan kesehatan
dan pembimbingan, menilai hasil
jasmani dan rohani.
pembelajaran dan pembimbingan,
membimbing dan melatih siswa, dan

244
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

melaksanakan tugas tambahan yang melekat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
dengan beban kerja guru (Setiawan, 2017). Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). (BSNP,
Berdasarkan Peraturan Pemerintah di 2017).
atas diketahui bahwa yang terlibat dalam Menurut Hamiyah dan Jauhar
pelaksanaan kegiatan kokurikuler adalah Mohammad (2015:123-124) mendefinisikan
guru. sarana dan prasarana pendidikan sbagai
4. Waktu Pelaksanaan berikut:
Permendikbud Nomor 23 tahun 2017 Sarana pendidikan adalah semua
tentang hari sekolah pasal 2 tentang Hari perangkat peralatan, bahan dan perabot
Sekolah dilaksanakan 8 (delapan) jam dalam yang secara langsung digunakan dalam
1 (satu) hari atau 40 (empat puluh) jam selama proses pendidikan di sekolah sarana
5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu, berarti alat langsung untuk mencapai
Ketentuan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari tujuan pendidikan, misalnya: ruang,
atau 40 (empat puluh) jam selama 5 (lima) buku, perpustakaan, laboratorium dan
hari dalam 1 (satu) minggu sebagaimana sebagainya sedangkan prasarana
dimaksud pada ayat (1), termasuk waktu pendidikan adalah semua perangkat
istirahat selama 0,5 (nol koma lima) jam kelengkapan dasar yang secara tidak
dalam 1 (satu) hari atau 2,5 (dua koma lima) langsung menunjang proses pendidikan
jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) di sekolah. Misalnya: lokasi atau tempat,
minggu, Dalam hal diperlukan penambahan bangunan sekolah, lapangan olahraga,
waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ruang dan sebagainya.
ayat (2), Sekolah dapat menambah waktu
Berdasarkan Permendiknas dan
istirahat melebihi dari 0,5 (nol koma lima)
pendapat di atas diketahui bahwa sarana dan
jam dalam 1 (satu) hari atau 2,5 (dua koma
prasarana pendidikan yang dapat digunakan
lima) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu)
dalam kegiatan kokurikuler adalah semua
minggu, Penambahan waktu istirahat
fasilitas yang digunakan dalam menunjang
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
pembelajaran.
termasuk dalam perhitungan jam
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan 6. Strategi Pembelajaran
pasal 5 ayat 1 hari sekolah digunakan bagi Wina Sanjaya mengemukakan strategi
siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran merupakan rencana tindakan
intrakurikuler, kokurikuler, dan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
ekstrakurikuler. Ayat 3 Kegiatan kokurikuler metode dan pemanfaatan berbagai sumber
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) daya dalam pembelajaran untuk mencapai
merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk tujuan tertentu (Lihin, 2017).
penguatan atau pendalaman kompetensi dasar Muslih mendefinisikan strategi
atau indikator pada mata pelajaran/bidang pembelajaran merupakan cara pandang dan
sesuai dengan kurikulum, dan ayat 4 Kegiatan pola pikir guru dalam mengajar (Lihin, 2017).
kokurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat Selanjutnya Wena, strategi berarti cara
(3) meliputi kegiatan pengayaan mata dan seni menggunakan sumber daya untuk
pelajaran, kegiatan ilmiah, pembimbingan mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran
seni dan budaya, dan/atau bentuk kegiatan berarti upaya membelajarkan peserta didik.
lain untuk penguatan karakter Siswa Dengan demikian, strategi pembelajaran
(DisdikBanjarmasin, 2017). berarti cara dan seni untuk menggunakan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah di semua sumber belajar dalam upaya
atas diketahui bahwa waktu pelaksanaan membelajarkan peserta didik (Lihin, 2017).
kegiatan kokurikuler dilakukan setelah waktu Berdasarkan beberapa pendapat di atas
kegiatan intrakurikuler. diketahui bahwa strategi pembelajaran adalah
5. Sarana dan Prasarana upaya yang dilakukan dengan
Permendiknas Nomor 40 tahun 2008 menmanfaatkan sumber daya yang ada untuk
tentang standar sarana prasarana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

245
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

METODE pembinaan khusus dilakukan di pagi, sisang


Pendekatan yang digunakan dalam maupun sore hari dengan meluangkan waktu
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif untuk membimbingnya dan siswa yang
yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tertinggal waktu pembinaannya dilakukan
mendalam mengenai pembinaan kokurikuler pada jam istirahat.
siswa. Adapun jenisnya adalah deskriptif. Adapun sarana prasarana yang
Lokasi yang menjadi tempat penelitian digunakan untuk menunjang kegiatan
ini adalah SMK Negeri 1 Watansoppeng yang pembinaan kokurikuler adalah bangunan
terletak di jalan Merdeka No. 118, sekolah seperti pada jurusan tata busana
Watansoppeng Sulawesi selatan. Lokasi ini difasilitasi dengan ruang praktek dimana
sangat strategis karena terletak di jalan poros dilengkapi dengan alat-alat praktek siswa
dan mudah ditemukan serta berada di tengah- seperti mesin jahit, lengkap dengan benang
tengah pemukiman masyarakat. Mengapa alat ukur, ruang kelas, lab komputer, moving
peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan class, masagena hotel, mini salon dengan
belum ada yang meneliti terkait manajemen peralatan seperti komputer, perlengkapan
kesiswaan di SMK Negeri 1 Watansoppeng. salon dan perlengkapan hotel seperti kasur,
Adapun subyek dalam penelitian ini bantal, seprei, lemari meja dan kursi., ada
adalah: (1) Kepala Sekolah, (2) Wakil juga fasilitas luar yang digunakan untuk mata
Kepala Sekolah bidang Kurikulum, (3) pelajaran tertentu bekerjasama dengan tempat
Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, (4) siswa melakukan praktek di lapangan.
Guru Mata Pelajaran Strategi khusus yang digunakan dalam
Untuk memperoleh data yang benar dan pembinaan kokurikuler adalah kegiatan yang
akurat dalam penelitian ini, peneliti sebagai menunjang kegiatan intrakurikuler seperti
instrument utama maka penulis kegiatan praktek lapangan dengan menitip
menggunakan beberapa metode atau teknik siswa di industri-industri mitra sekolah dan
pengumpulan data seperti wawancara, untuk persiapan UNBK, SMK Negeri 1
observasi dan dokumentasi Watansoppeng menggunakan strategi dengan
membimbing siswa dalam melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN simulasi UNBK dengan menggunakan
Diketahui bahwa kegiatan pembinaan aplikasi yang mirip dengan aplikasi yang
kesiswaan di bidang kokurikuler di SMK digunakan pada UNBK kemudian diberikan
Negeri 1 watansoppeng dilakukan dengan pemantapan seperti pembahasan soal-soal
praktek-praktek tambahan untuk semua serta memberikan praktek tambahan bagi
jurusan, pemantapan seperti pembahasan jurusan tertentu. Untuk tugas praktek guru
soal-soal menjelang ujian baik penaikan kelas memberi contoh terlebih dahulu kemudian
maupun ujian nasional dan UNBK serta siswa mempraktekkannya ataupun guru
pembinaan khusus untuk siswa yang akan memberi kebebasan kepada siswa untuk
mengikuti lomba dan siswa yang tertinggal di berkreasi sendiri.
banding temannya yang lain. Pada aspek bentuk program pembinaan
Diketahui pula bahwa yang terlibat kokurikuler, Menurut Rivilla (2014) bentuk
dalam pelaksanaan program pembinaan pelaksanaan kegiatan kokurikuler yaitu
kokurikuler adalah guru-guru mata pelajaran pemberian tugas yang diberikan kepada siswa
untuk praktek tambahan di sekolah dan juga untuk dikerjakan di luar jam pelajaran (tatap
tim atau kepanitiaan untuk kegiatan UNBK muka) secara teratur dan hasilnya ikut
dan Praktek Kerja Lapangan. menentukan dalam pemberian nilai tugas bagi
Selanjutnya kegiatan pembinaan siswa melaksanakan tugas untuk setiap mata
kokurikuler di SMK Negeri 1 watansoppeng pelajaran, tugas tersebut diperkirakan dapat
dilakukan pada pagi maupun sore hari diselesaikan dalam waktu setengah dari jam
terintegrasi dengan mata pelajaran serta tatap muka suatu pokok bahasan, siswa
dilakukan ketika siswa di kelas XII untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru,
memenuhi syarat lulus dengan mengikuti pengumpulan, pemeriksaan, pembahasan,
Praktek Kerja Lapangan dan untuk

246
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

dan penilaian tugas dilakukan secara dimaksud pada ayat (2), Sekolah dapat
seksama. Kegiatan kokurikuler merupakan menambah waktu istirahat melebihi dari 0,5
kegiatan yang dilaksanakan untuk penguatan (nol koma lima) jam dalam 1 (satu) hari atau
atau pendalaman kompetensi dasar atau 2,5 (dua koma lima) jam selama 5 (lima) hari
indikator pada mata pelajaran/bidang sesuai dalam 1 (satu) minggu, Penambahan waktu
dengan kurikulum. Kegiatan kokurikuler bisa istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
berupa kegiatan pengayaan mata pelajaran, tidak termasuk dalam perhitungan jam
kegiatan ilmiah, pembimbingan seni dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan
budaya, dan/atau bentuk kegiatan lain untuk pasal 5 ayat 1 hari sekolah digunakan bagi
penguatan karakter siswa. Hal yang sama peserta didik untuk melaksanakan kegiatan
dilakukan SMK Negeri 1 Watansoppeng intrakurikuler, kokurikuler, dan
terkait bentuk pelaksanaan program ekstrakurikuler. Ayat 3 Kegiatan kokurikuler
pembinaan kokurikuler adalah adanya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
praktek-praktek tambahan untuk semua merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk
jurusan, pemantapan seperti pembahasan penguatan atau pendalaman kompetensi dasar
soal-soal menjelang ujian baik penaikan kelas atau indikator pada mata pelajaran/bidang
maupun ujian nasional dan UNBK serta sesuai dengan kurikulum, dan ayat 4 Kegiatan
pembinaan khusus untuk siswa yang akan kokurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat
mengikuti lomba dan siswa yang tertinggal di (3) meliputi kegiatan pengayaan mata
banding temannya yang lain. pelajaran, kegiatan ilmiah, pembimbingan
Pada aspek yang terlibat dalam seni dan budaya, dan/atau bentuk kegiatan
pelaksanaan kegiatan, Berdasarkan PP lain untuk penguatan karakter Peserta Didik.
Nomor 19 Tahun 2017 dinyatakan bahwa Pelaksanaan kegiatan pembinaan kokurikuler
beban kerja guru paling sedikit 24 jam tatap di SMK Negeri 1 Watansoppeng dilakukan
muka dan paling banyak 40 jam tatap muka, pada pagi maupun sore hari terintegrasi
selanjutnya yang termasuk beban kerja guru dengan mata pelajaran dan untuk pembinaan
adalah merencanakan pembelajaran dan khusus bagi siswa yang akan mengikuti
pembimbingan, melaksanakan pembelajaran lomba di luangkan waktu baik pagi, siang
dan pembimbingan, menilai hasil maupun sore hari serta siswa yang tertinggal
pembelajaran dan pembimbingan, nilainya di berikan pembinaan di jam
membimbing dan melatih peserta didik, dan istirahat.
melaksanakan tugas tambahan yang melekat Pada aspek sarana dan prasarana,
dengan beban kerja guru. Hal ini juga berlaku Permendiknas Nomor 40 tahun 2008 tentang
dalam pembinaan kokurikuler di SMK Negeri standar sarana prasarana untuk Sekolah
1 Watansoppeng yang terlibat didalamnya Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah
adalah guru-guru mata pelajaran dan panitia Aliyah Kejuruan (MAK). Sarana pendidikan
pelaksana kegiatan. adalah semua perangkat peralatan, bahan dan
Pada aspek waktu kegiatan, perabot yang secara langsung digunakan
Permendikbud Nomor 23 tahun 2017 tentang dalam proses pendidikan di sekolah sarana
hari sekolah pasal 2 tentang Hari Sekolah berarti alat langsung untuk mencapai tujuan
dilaksanakan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) pendidikan, misalnya: ruang, buku,
hari atau 40 (empat puluh) jam selama 5 perpustakaan, laboratorium dan sebagainya
(lima) hari dalam 1 (satu) minggu, Ketentuan sedangkan prasarana pendidikan adalah
8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari atau 40 semua perangkat kelengkapan dasar yang
(empat puluh) jam selama 5 (lima) hari dalam secara tidak langsung menunjang proses
1 (satu) minggu sebagaimana dimaksud pada pendidikan di sekolah. Misalnya: lokasi atau
ayat (1), termasuk waktu istirahat selama 0,5 tempat, bangunan sekolah, lapangan
(nol koma lima) jam dalam 1 (satu) hari atau olahraga, ruang dan sebagainya. Seperti
2,5 (dua koma lima) jam selama 5 (lima) hari halnya di SMK Negeri 1 Watansoppeng
dalam 1 (satu) minggu, Dalam hal diperlukan dalam menunjang kegiatan kokurikuler
penambahan waktu istirahat sebagaimana sarana prasarana seperti ruang kelas, meja,

247
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kursi, lab komputer, moving class, mini hotel, Sekolah, (Online),


mini salon dan bangunan sekolah lainnya http://disdik.banjarmasinkota.go.id/i
serta fasilitas luar yang bekerjasama dengan ndex.php/2017/06/13/permendikbud-
tempat dunia usaha dan dunia industri yang no-23-tahun-2017-tentang-hari-
memfasilitasi pelaksanaan kegiatan sekolah/, (diakses 24 desember
pembinaan kokurikuler di SMK Negeri 1 2017).
Watansoppeng. Fufindo, O.G. 2013. Pembinaan Kesiswaan di
KESIMPULAN Sekolah Menengah Pertama Negeri
Aspek pembinaan Kokurikuler siswa di SMK Kecamatan Sungayang Kabupaten
Negeri 1 Watansoppeng, dapat disimpulkan Tanah Datar. (online), Vol. 1 No 1,
bahwa pada aspek kokurikuler pembinaan http://ejournal.unp.ac.id/index.php/b
dilakukan dengan melalui kegiatan ahana/article/view/2724. (diakses 19
penambahan praktek-praktek baik di dalam oktober 2017).
maupun di luar sekolah (Praktek Kerja Hamiyah, Nur dan Jauhar Mohammad . 2015.
Lapangan) semua jurusan, pemantapan Pengantar Manajemen Pendidikan di
menjelang UAS/UN dan UNBK, pembinaan Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka
khusus bagi siswa yang nilainya tertinggal Jakarta.
serta siswa yang akan mengikuti lomba dibina Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
oleh guru mata pelajaran dan panitia 2013. Kurikulum 2013 SMK. Jakarta:
pelaksana yang berlangsung pada pagi Kementrian Pendidikan dan
maupun sore hari yang difasilitasi dengan Kebudayaan.
ruang praktek pada semua jurusan seperti lab Lihin. 2017. Pengertian Strategi
komputer, moving class, masagena hotel, dan Pembelajaran, (Online),
mini salon, metode atau pendekatan/strategi http://www.referensimakalah.com/20
khususnya dengan menitipkan siswa di 13/01/pengertian-strategi-
industri-industri mitra sekolah, khusus untuk pembelajaran.html, (diakses 24
UNBK dilakukan simulasi menggunakan desember 2017).
aplikasi yang mirip dengan yang digunakan
pada UNBK. Mendikbud. 2017. Pendidikan Karakter
adalah Poros Perbaikan
REFERENSI PendidikaNasional. (Online),
Asnri. 2017. Model Pembelajaran Kurikulum https://www.kemdikbud.go.id/main/
2013, (Online), blog/2017/01/mendikbud-
https://asnri.com/model- pendidikan-karakter-adalah-poros-
pembelajaran-kurikulum-2013- perbaikan-pendidikan-
materi-diklat-k13/, (diakses 24 nasional, (diakses 27 Agustus 2017).
desember 2017). Rivilla, S. R. 2014. Pelaksanaan Kokurikuler
BeritaSulsel. 2017. Bupati Soppeng Wajibkan Mental Aritmatika Sempoa di SDN
Kepala Sekolah Aktif Mendidik, Landasan Ulin Barat 1 Banjarbaru.
(Online), https://berita- (Online), Vol. IV No.2,
sulsel.com/2017/01/bupati-soppeng- http://ejournal.unp.ac.id/index.php/b
wajibkan-kepala-sekolah-aktif- ahana/article/view/2724. (diakses 19
mendidik/, (diakses 27 Agustus oktober 2017).
2017). Setiawan, Y. 2017. Peraturan Pemerintah
BSNP. 2017. Standar Sarana dan Prasarana, Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Guru,
(Online), http://bsnp- (Online),
indonesia.org/standar-sarana-dan- https://psmk.kemdikbud.go.id/konte
prasarana/, (diakses 24 desember n/2487/peraturan-pemerintah-no19-
2017). tahun-2017, (diakses 24 desember
DisdikBanjarmasin. 2017. Permendikbud 2017).
Nomor 23 Tahun 2017 Tentang Hari

248
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

KEBIJAKAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI


PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP NEGERI 01 BENGKULU UTARA

Iskandar. LBa Sudarwan Danimb Manap Somantrib

a
SMP Negeri 01Bengkulu Utara
b
Prodi Magister Administrasi Pendidikan PPs FKIP Universitas Bengkulu

e-mail: Iskandarlb01@gmail.com

Abstrak Penelitian tentang kebijakan kepala sekolah dalam implementasi pendidikan karakter di
SMP Negeri 01 Bengkulu Utara bertujuan untuk mendeskripsikan kebijakan kepala
sekolah tentang pendidikan karakter, program implementasi pendidikan karakter pada
mata pelajaran, faktor pendukung dan penghambat pendidikan karakter dan dampak
yang terjadi pada siswa SMP. Peneliti menggunakan metodologi penelitian deskriptif
kualitatif, dengan cara peneliti hadir dan mengamati langsung objek penelitian, serta
mengadakan wawancara langsung pada para guru dan kepala sekolah. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 01 Bengkulu Utara memiliki banyak karakter
baik yang menonjol seperti religius, jujur, kreatif, bertanggung jawab, peduli lingkungan
dan sosial, komunikatif dan santun. Hal ini menunjukkan bukti bahwa pemahaman
kepala sekolah dan guru terhadap program pendidikan karakter yang dalam
kebijakannya secara umum nampak pada visi, misi, tujuan dan program sekolah yang
bernafaskan pendidikan karakter. Di samping itu, guru selalu berusaha menjadi teladan
dan motivator yang baik. Adapun faktor yang mendukung pelaksanaan program
pendidikan karakter adalah adanya kerja sama yang baik, lingkungan yang kondusif,
sarana dan prasarana yang memadai, dan adanya perhatian dan komunikasi yang baik
antara pihak sekolah dengan orang tua/wali siswa. Faktor penghambat dalam
pelaksanaan pendidikan karakter adalah adanya siswa yang kurang termotivasi oleh
keluarga atau lingkungan rumah/keluarga yang kurang mendukung program sekolah.

kata kunci kebijakan dan pendidikan karakter.

Abstract The research on the principal’s policy in implementing character education in Public
yunior high school number 1 north of Bengkulu is aimed to describe the principal’s
policy on the character education. Character educational implementation program in
the school lessons, supporting and obstacle factors of character education and the
effects that happen to the students of public yunior high school. The researcher uses the
reseach methodology of descriptive qualitative, where the researcher comes and
observes directly the research object, do some interviews directly the teachers, students,
and the principal. The result of research can be concluded that the students of public
yunior high school number 1 north of Bengkulu have good characters such as religious,
honest, creative, responsible, aware of environment, communicative and polite. This
proves that there is comprehension of the principal and teachers towards the character
education program in general that is visible in vision, mission and school program which
apply the character education. In addition, the teachers always be good examples and
motivators. The supporting factors of implementing the program is a good collaboration,
condusive environment, adequate facilities, and good communication between the
school institution and the students’ parents. The obstacle factor is there are some
students who have low motivation and low support from their parents, or their family
environments give low support to the school program.

Keywords: The principal policies and implementation of character education.

249
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN plementasikan dalam setiap mata pelajaran,


Pendidikan karakter bukan hal baru apakah faktor pendukung dan penghambat
dalam tradisi pendidikan di Indonesia. Bebe- keberhasilan pendidikan karakter yang
rapa pengajar Indonesia modern yang kita dilaksa-nakan, apakah dampak dari
kenal seperti Soekarno telah mencoba mene- pendidikan karakter bagi siswa di SMPN 01
rapkan semangat pendidikan karakter sebagai Bengkulu Utara.
pembentuk kepribadian dan identitas bangsa Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam
yang bertujuan menjadikan bangsa Indonesia penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan
menjadi bangsa yang berkarakter (Kesuma, bagaimana kebijakan kepala sekolah tentang
2012). Nilai-nilai utama yang ingin ditanam- pendidikan karakter di SMPN 01 Bengkulu
kan dan dikembangkan dalam kehidupan di Utara, untuk mendeskripsikan bagaimana
sekolah dan di masyarakat adalah religius, pendidikan karakter diimplementasikan dalam
nasionalis, mandiri, gotong royong, dan setiap mata pelajaran, untuk mendeskripsikan
integritas. Pendidikan karakter perlu diperkuat apakah faktor pendukung dan penghambat
menjadi gerakan nasional pendidikan karakter keberhasilan pendidikan karakter yang
bangsa melalui program nasional penguatan dilaksa-nakan, untuk mendeskripsikan apakah
pendidikan karakter. Kepala sekolah sebagai dampak dari pendidikan karakter bagi siswa di
pimpinan dari suatu satuan pendidikan dengan SMP Negeri 01 Bengkulu Utara.
kebijakannya harus mampu mengakomodir, Penelitian ini diharapkan dapat memberi
merancang, melaksanakan, memonitor dan manfaat antara lain sebagai berikut: sebagai
mengevaluasi pelaksanaan pendidikan bahan kajian mengenai kebijakan kepala
karakter dibantu oleh seluruh komponen sekolah dalam implementasi pendidikan
sekolah ( guru, staf tata usaha, komite sekolah, karakter di sekolah. Hasil penelitian ini
dan instansi terkait lainnya). diharapkan memberikan nilai tambah yang
SMP Negeri 01 Bengkulu Utara sebagai selanjutnya dapat dikaitkan dengan penelitian-
salah satu sekolah favorit di Kabupaten penelitian ilmiah lainnya. Hasil dari penelitian
Bengkulu Utara, penulis mengamati ada ini diharapkan menjadi informasi bagi guru
beberapa hal yang menarik untuk dikaji dari tentang pendidikan karakter di sekolah,
sejolah ini, yaitu; pertama: nilai-nilai sikap terkhusus bagi pemerintah daerah dalam hal
dan sopan santun yang ditunjukkan oleh warga ini terkait, hasil penelitian ini dapat dijadikan
sekolah sangat berbeda dari sekolah lain. bahan masukan dalam perumusan kebijakan.
Kedua: banyak orang tua/wali murid yang
mendaftarkan anaknya setiap tahun di sekolah METODE
ini, terkadang pihak sekolah kesulitan untuk Penelitian ini menggunakan pendekatan
menampung siswa yang jumlah pendaftarnya deskriptif kualitatif. Kualitatif yaitu untuk
sangat banyak, sedangkan jumlah yang mendeskripsikan kebijakan kepala sekolah
diterima terbatas, apakah pendidikan karakter dalam implementasi pendidikan karakter di
disekolah ini yang menarik minat orang tua SMP Negeri 01 Bengkulu Utara Kabupaten
siswa. Ketiga: hampir semua guru sudah Bengkulu Utara. Penelitian ini mengambil
bersertifikasi, apakah mereka menerapkan informan kunci kepala sekolah. Selanjutnya
pendidikan karakter dalam kegiatan belajar data yang diperoleh dari informan kunci
mengajarnya. Dari ketiga latar belakang diatas ditriangulasi dengan data dari informan
peneliti tertarik mengadakan penelitian tambahan yaitu wakil kepala urusan
tentang “kebijakan kepala sekolah dalam kesiswaan, pembinaan OSIS, guru bimbingan
implementasi pendidikan karakter di SMPN konseling (BK), dewan guru terdiri dari guru
01 Bengkulu Utara. agama, guru pendidikan pancasila dan
Permasalahan penelitian ini adalah: kewarganegaraan (PPKn), Ilmu Pengetahuan
Bagai-mana kebijakan kepala sekolah tentang Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
pendidikan karakter di SMPN 01 Bengkulu Prakarya dan perwakilan siswa yang berada di
Utara, bagaimana pendidikan karakter diim- SMP Negeri 01 Bengkulu Utara sebanyak 5

250
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

orang yang diambil secara random/acak. kokurikuler dan ekstrakurikuler yang


Sedangkan teknik pengumpulan data menggu- dirancang untuk mena-namkan nilai-nilai
nakan teknik wawancara, menurut Sugiyono karakter kepada siswa. Menyusun RKS dan
(2006:194) bahwa wawancara digunakan RKAS yang mengako-modir program
sebagai teknik pengumpulan data apabila pendidikan karakter sebagai pedoman
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan anggaran kegiatan. Mewujudkan budaya
untuk menemukan permasalahan yang harus sekolah yang mendukung pelaksanaan
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin program pendidikan karakter. Berkolaborasi
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih dengan masyarakat, komite sekolah dan
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ instansi-instansi lain untuk mendukung
kecil. Teknik Observasi, Sarwono (2006: 224) pelaksanaan program pendidikan karakter.
menjelaskan bahwa observasi meliputi Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan
melakukan pencatatan secara sistematika pendidikan karakter. Memberikan keteladan
kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang kepada warga sekolah.
dilihat dan hal-hal yang perlu dilakukan dalam Hasil analisis terhadap RPP yang disusun
mendukung penelitian yang sedang dilakukan. guru-guru, dan hasil wawancara, ditemukan
Teknik dokumentasi, Irawan (Rumidi, 2002: bahwa; Program pendidikan karakter yang
100-101) mengungkapkan bahwa studi doku- terintegrasi dalam silabus dan RPP yang
mentasi merupakan teknik pengumpulan data disusun oleh guru. Pelaksanaan Pembelajaran
yang ditujukan kepada subjek penelitian. dikelas telah menunjukkan adanya penanaman
Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat dan pembiasaan nilai-nilai karakter. Materi
pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen pelajaran disesuaikan dengan kondisi
rapat, catatan kasus, rekaman kaset, rekaman kehidupan sehari-hari. Nilai–nilai karakter
video, foto dan lain sebagainya. Untuk analisis diintegrasikan ke dalam materi pelajaran.
data peneliti menggunakan teknik analisis data Gerakan literasi dilaksanakan dengan
model interaktif yang dikembangkan Miles memberikan waktu 15 menit setiap harinya
and Huberman (1984:23). Analisis data dalam untuk membaca buku.
model ini terdiri dari empat komponen yang Faktor pendukung pelaksanaan pendidikan
saling berinteraksi, yaitu pengumpulan data, karakter ada dua yaitu: (1) faktor Internal yang
reduksi data, penyajian data dan penarikan meliputi; Kepala sekolah melaksanakan
kesimpulan dan verifikasi. peran-nya motivasi komponen sekolah yang
lain dengan mengadakan kegiatan
HASIL DAN PEMBAHASAN pengembangan keterampilan guru, evaluasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kegiatan belajar siswa dalam rapat rutin, serta
usaha mengimplementasikan pendidikan menjadikan diri sebagai model karakter bagi
karakter. Kepala sekolah melalui seluruh komponen sekolah yang lain. Guru
kebijakannya menerapkan prinsip–prinsip juga sudah menjalankan perannya dengan
implementasi pendidikan karakter. Kebijakan memasukkan nilai karakter dalam silabus dan
yang diambil dan dilaksanakan oleh kepala Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sekolah adalah: menetapkan visi dan misi serta proses pembelajaran, serta pembiasaan
sekolah yang berfokus pada pendidikan karakter di kelas. Keteladanan guru yang
karakter. Memfasilitasi guru–guru mata sangat baik. Sarana dan prasarana yang cukup
pelajaran untuk memahami pendidikan memadai untuk kegiatan pembelajaran
karakter melalui pelatihan. Mensosialisasikan intrakurikuler dan kokurikuler serta kegiatan
pendidikan karakter kepada seluruh siswa. ekstrakurikuler meskipun perlu
Membuat komitmen bersama antara kepala dimaksimalkan lagi. Lingkungan sekolah
sekolah dan komponen sekolah lainnya untuk yang kondusif (2) Faktor eksternal, yaitu;
melaksa-nakan pendidikan karakter. Dibantu kerjasama antara komite sekolah, orang tua
oleh kepala sekolah dan dewan guru dan pihak sekolah untuk mendukung
menyusun program intrakurikuler, pelaksanaan pendidikan karakter. Kolaborasi
antara sekolah dengan instansi lain.
251
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Sedangkan faktor penghambat juga ada dua mendukung pelaksanaan program pendidikan
yaitu: (1) Faktor Internal yang meliputi; karakter; (9) melakukan monitoring dan
Pemahaman guru yang belum merata tentang evaluasi pelaksanaan pendi-dikan karakter;
pendidikan karakter. Sarana prasaran yang (10) memberikan keteladan kepada warga
belum mencukupi (2) Faktor eksternal yang sekolah. Kedua: Dewan guru SMPN 01
meliputi; latar belakang keluarga siswa yang Bengkulu Utara memahami dan
belum memahami pentingnya pendidikan mengimplementasikan pendi-dikan karakter
dalam keluarga. Kemajuan teknologi yang dengan mengintegrasikan pendidikan karakter
tidak diiringi oleh kematangan mental siswa ke dalam mata pelajaran melalui: (1)
SMP. Belum dibentuknya tim pengawal penyusunan silabus dan RPP yang
budaya sekolah dan karakter. mengintegrasikan pendidikan karakter; (2)
Hasil wawancara dan observasi ada pelaksanaan pembelajaran di kelas telah
beberapa dampak positif yang terlihat pada menunjukkan adanya penanaman dan pembia-
siswa setelah dilaksanakannya pendidikan saan nilai-nilai karakter. Ketiga, Faktor
karakter ini, yaitu; Siswa lebih santun dalam pendukung implementasi pendidikan karakter
bertutur kata terutama pada orang yang lebih di SMPN 01 Bengkulu Utara ada dua yaitu:
tua. Kondisi sekolah yang kondusif. Siswa faktor internal berupa (1) kepala sekolah
yang telah mampu menunjukkan keberhasilan melaksanakan perannya; (2) guru juga sudah
membiasakan diri berkarakter akan meningkat menjalankan perannya dengan menginte-
prestasi belajarnya. Menurunnya tingkat grasikan nilai karakter dalam proses
pelanggaran yang dilakukan siswa. Muncul pembelajaran, serta pembiasaan karakter di
pribadi-pribadi religius di sekolah. Mening- kelas; (3) keteladanan guru bagi siswa; (4)
katnya prestasi olah raga karena sportivitas komunikasi dan kerjasama yang baik antara
yang tinggi. Organisasi siswa memiliki calon- guru dan orang tua/wali; (5) sarana dan
calon pemimpin yang cakap. prasarana yang cukup memadai; (6)
lingkungan sekolah yang kondusif. Sedangkan
KESIMPULAN faktor pendukung eksternal adalah: (1)
Berdasarkan hasil penelitian dan pemba- kerjasama yang baik antara komite dengan
hasan dapat disimpulkan pertama: Kebijakan pihak sekolah; (2) kolaborasi antara sekolah
kepala sekolah tentang pendidikan karakter di dengan instansi lain. Adapun faktor
SMPN 01 Bengkulu Utara: (1) menetapkan penghambat implementasi pendidikan
visi dan misi sekolah yang fokus pada karakter di SMPN 01 Bengkulu Utara juga ada
pendidikan karakter; (2) memfasilitasi guru- 2 yaitu: Faktor internal meliputi: (1)
guru mata pelajaran untuk memahami pemahaman guru yang belum merata tentang
pendidikan; (3) mensosialisasikan pendidikan pendidikan karakter; (2) sarana prasaran yang
karakter kepada seluruh siswa; (4) membuat belum mencukupi atau masih kurang.
komitmen bersama antara kepala sekolah dan Sedangkan faktor eksternal meliputi: (1) latar
komponen sekolah lain untuk melaksanakan belakang keluarga siswa yang belum
pendidikan karakter; (5) menyusun program memahami pentingnya pendidikan dalam
intrakurikuler, kokurikuler dan keluarga; (2) kemajuan teknologi yang tidak
ekstrakurikuler yang dirancang untuk diiringi oleh kematangan mental siswa.
menanamkan nilai-nilai karakter kepada Keempat: Dampak dari pendidikan karakter
siswa; (6) menyusun RKS dan RKAS yang di SMPN 01 Bengkulu Utara membuat siswa
mengakomodir program pendi-dikan karakte; terbiasa; membaca do`a sebelum dan sesudah
(7) mewujudkan budaya sekolah seperti; belajar, sholat dzuhur berjamaah di sekolah,
budaya 3 S (senyum, sapa dan salam), budaya mengajukan pertanyaan secara santun,
membuang sampah pada tempatnya, budaya mengucapkan salam ketika bertemu guru,
menghormati orang yang lebih tua; (8) bermusyawarah, datang tepat waktu, berbaris
berkolaborasi dengan masyarakat, komite dengan rapi (ketika hendak melakukan
sekolah dan instansi-instansi lain untuk upacara pada hari Senin atau senam pagi pada
hari Jum’at), berpakaian dengan rapi, menjaga
252
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kebersihan lingkungan sekolah dengan


membuang sampah pada tempatnya, menjaga
tanaman-tanaman di halaman sekolah, peduli
kapada teman-temannya.

REFERENSI
Danim, “Menjadi Komunitas Pembelajar”
(Kepemimpinan transformasional dalam
Komunitas Organisasi Pembelajar). 2003
:77.
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan
Terjemahannya. Surabaya: CV. Karya
Utama, 2005.
Frye, Mike at all. (Ed.) (2002). Character
Education: Informational Handbook and
Guide for Support and Implementation of
the Student Citizent Act of 2001. North
Carolina: Public Schools of North
Carolina, 2002.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Konsep dan
Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter Tingkat Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah Pertama. 2017
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Modul Pelatihan
Penguatan Pendidikan Karakter Bagi
Komite Sekolah. 2017
Kementrian Pendidikan Nasional, Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pusat
Kurikulum, Pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa Pedoman
Sekolah. 2011.
Kesuma, Dharma. Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Miles, Matthew & Huberman. Analisis Data
Kualitatif. Penerjemah: Roehendi Rohidi.
Jakarta: UI Press, 1992.
Pendidikan Karakter: dalam Perspektif Teori
dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press,
2011.

253
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR

Muhammad Amran, Erma Suryani Sahabuddin, Muslimin

Universitas Negeri Makassar, Jl. Tamalate I, Makassar.

e-mail: neysaamran@gmail.com

Abstrak Pendidikan di indonesia saat ini belum berjalan secara maksimal oleh karena itu
pendidikan karakter sangat diharapkan akan menjadi sebuah model yang akan
dibangkitkan kembali dalam pengembangan system pendidikan di Indonesia. Proses
Pembentukan karakter yang berkualitas perlu dibina sejak usia dini dan sudah harus
dimaksimalkan pada usia sekolah dasar. Potensi karakter yang baik sebenarnya telah
dimiliki tiap manusia sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus terus-menerus
dibina melalui sosialisasi dan melalui proses pendidikan di sekolah. Usia sekolah dasar
merupakan masa dimana anak mampu meniru tingkah lalu konkrit setiap yang mereka
lihat sehingga ini sangat bermanfaat bagi pembentukan karakter setiap individu. Tujuan
pendidikan karakter di sekolah dasar untuk mengembangkan potensi kalbu dan hati
nurani peserta didik agar memiliki jiwa dan kepekaan social terhadap diri, keluarga dan
lingkungannya. Fungsi pendidikan karakter yaitu menumbuhkembangkan kemampuan
dasar peserta didik agar berpikir cerdas, berperilaku yang berakhlak, bermoral, dan
berbuat sesuatu yang baik, yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Sehingga peran pendidikan karakter di sekolah dasar memiliki posisi yang sangat urugen
dalam rangka peningkatan kemampuan peserta didik di dilihat dari kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik dan mampu memberikan nuansa tersendiri terhadap setiap
satuan pendidikan dalam berinteraksi dengan sesama siswa, guru, dan msyarakat.

kata kunci: peran, pendidikan karakter, sekolah dasar

254
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN pendidikan khsususnya dalam dunia sekoah


Proses pelaksanaan pendidikan di dasar diakibatkan oleh masih lemahnya peran
Indonesia saat ini, belum berjalan secara guru dalam memberikan teladan terhadap
maksimal sehingga hasil yang diharapkan peserta didik. Dalam rangka pendidikan
juga belum tercapai. Hal ini dapat kita lihat karakter di sekolah dasar maka harus
pada proses pendidikan di sekolah yang diterapkan secara baik oleh setiap stakeholder
mengedepankan penguasaan pengetahuan sekolah khsususnya guru. Karena dengan
dari pada proses. Indonesia juga sedang terbentuknya karakter yang baik akan
menghadapi masalah berat yang harus dilalui, menghadirkan generasi yang berkualitas
yaitu terjadinya krisis multidimensi yang dalam rangka pemmbanguna banga dan
berkepanjangan. Masalah ini terjadi dapat Negara. Oleh karena itu penanaman moral
kita lihat pada menurunnya kualitas moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin
bangsa indicator tersebut dapat kita lihat kepada anak-anak adalah kunci utama untuk
dengan hadirnya budaya praktek KKN yang memajukan suatu bangsa.
semakin meningkat, konflik antar suku, Pendidikan karakter pada anak usia
meningkatnya kriminalitas, menurunnya etos sekolah dasar harus dilakukan secara
kerja, anak yang sudah tak menghargai orang kontinyu dan terukur oleh para pelaku
tua. Budaya-budaya yang tidak bagus tersebut pendidikan di sekolah dasar. Karena
membuat bangsa ini sulit untuk keluar dari pendidikan karakter memliki peran yang
belenggu keterpurukan. sangat utama dalam rangka terwujudnya
Pembentukan karakter merupakan salah tujuan pendidikan yang telah dirancang oleh
satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU setiap satuan pendidikan. Sebagai barometer
Nomor 20 tahun 2003 tentang system perubahan karkater dalam diri setiap anak
menyatakan bahwa di antara tujuan usia sekolah dasar dapat kita lihat atau amati
pendidikan nasional adalah mengembangkan dalam setiap gerak dan tingkah laku anak.
potensi peserta didik untuk memiliki Sehingga apabila pendidikan karakter
kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. dilaksanakan secara baik pada jenjang
Amanah UUD Nomor 20 Ttahun 2003 pendidikan dasar maka akan menghasilkan
tentang system pendidikan nasional generasi yang berahlak mulia dan manusia
dimaksudkan agar pendidikan tidak hanya yang paripurna.
membentuk insan Indonesia yang cerdas,
namun juga berkepribadian atau berkarakter, PEMBAHASAN
sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa 2.1 Pengertian Pendidikan Karakter
yang tumbuh berkembang dengan karakter Pendidikan karakter merupakan
yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta gabungan dari dua kata, yaitu pendidikan dan
agama. karakter. Ki Hadjar Dewantara dalam
Proses Pembentukan karakter yang Kongres Taman Siswa (1930) mengatakan
berkualitas perlu dibina sejak usia dini dan bahwa pendidikan umumnya berarti daya
sudah harus dimaksimalkan pada usia sekolah upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
dasar. Potensi karakter yang baik sebenarnya pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran
telah dimiliki tiap manusia sebelum (intelek), dan tubuh anak. Sedangkan pada
dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus terus- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
menerus dibina melalui sosialisasi dan tentang Sistem Pendidikan Nasional
melalui proses pendidikan di sekolah. Usia disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha
sekolah dasar merupakan masa dimana anak sadar dan terencana untuk mewujudkan
mampu meniru tingkah lalu konkrit setiap suasana belajar dan proses pembelajaran agar
yang mereka lihat sehingga ini sangat peserta didik secara aktif mengembangkan
bermanfaat bagi pembentukan karakter setiap potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
individu. Banyak pakar mengatakan bahwa spiritual-keagamaan, pengendalian diri,
kegagalan penanaman karakter dalam proses kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

255
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

keterampilan yang diperlukan dirinya, penilaian, penanganan atau pengelolaan mata


masyarakat, bangsa, dan negara. Sedangkan pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan
istilah karakter secara harfiah berasal dari aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler,
bahasa latin yaitu “charakter”, yang berarti: pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan,
watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi dan etos kerja seluruh warga
pekerti, kepribadian atau akhlak. Karakter sekolah/lingkungan. Di samping itu,
adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu
kebaikan, mau berbuat baik, nyata perilaku warga sekolah yang dalam
berkehidupan baik, dan berdampak baik menyelenggarakan pendidikan harus
terhadap lingkungan) yang terpateri dalam berkarakter.
diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Berdasarkan beberapa paparan di atas,
Karakter secara koheren memancar dari hasil maka dapat disimpulkan bahwa merupakan
olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa suatu system pendidikan yang dilakukan
dan karsa seseorang atau sekelompok orang. secara sadar dalam rangka mengembangkan
Karakter merupakan ciri khas seseorang atau dan menerapkan nilai-nilai, perilaku dan
sekelompok orang yang mengandung nilai, sikap dalam diri setiap individu peserta didik
kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran khsususnya dalam diri anak usia sekolah
dalam menghadapi dasar.
Suyanto(2009) mendefinisikan 1.2. Pendidikan Karakter di Sekolah
karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku Dasar
yang menjadi ciri khas tiap individu untuk Untuk merealisasikan pendidikan
hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup karakter di sekolah khsususnya di sekolah
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. dasar ada bergbagaihal yang dapat dilakukan.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku Ciri dari penerapan karakter di sekolah dapat
manusia yang berhubungan dengan Tuhan diwujudkan dengan diperkuatnya konsep
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, karakter dalam muatan kurikulum. Selain itu
lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud pihak satuan pendidikan juga harus
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan melaksanakan aturan atau tata tertib sekolah
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, secara baik dan di mulai dari pipminan
hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. sekolah dan guru sehingga dengan sendirinya
Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan anak-anak atau siswa juga akan mengikuti
terencana dalam menanamkan nilai-nilai apa yang diperlihatkan oleh gurunya.
sehingga terinternalisasi dalam diri peserta Pendidikan karakter juga merupakan
didik yang mendorong dan mewujud dalam upaya yang harus melibatkan semua
perilaku dan sikap yang baik. Lickona T kepentingan dalam pendidikan, baik pihak
(2009) menyatakan bahwa pendidikan keluarga, sekolah, lingkungan sekolah, dan
karakter adalah suatu usaha yang disengaja juga masyarakat luas. Oleh karena itu,
untuk membantu seseorang sehingga ia dapat langkah awal yang perlu dilakukan adalah
memahami, memperhatikan, dan melakukan membangun kembali kemitraan dan jejaring
nilai-nilai etika yang inti. pendidikan serta semua stakeholder dalam
Pendidikan karakter adalah suatu sistem satuan pendidikan disekolah dasar. Apabila
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga hal ini terjadi maka akan tercipta komunikasi
sekolah yang meliputi komponen antar lingkungan sekolah yaitu guru,
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan keluarga, dan masyarakat. Pembentukan dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai pendidikan karakter tidak akan berhasil
tersebut. Dalam pendidikan karakter di selama antara lingkungan pendidikan tidak
sekolah, semua komponen (pemangku ada kesinambungan dan keharmonisan.
pendidikan) harus dilibatkan, termasuk Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga
komponen-komponen pendidikan itu sendiri, sebagai lingkungan pembentukan dan
yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan pendidikan karakter pertama dan utama harus

256
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

lebih diberdayakan yang kemudian didukung akhlak mulia peserta didik secara utuh,
oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di terpadu, seimbang, dan sesuai dengan standar
sekolah yang memperkuat proses kompetensi lulusan. Melalui pendidikan
pembentukan tersebut. karakter diharapkan peserta didik mampu
a. Prinsip Pendidikan Karakter di secara mandiri meningkatkan dan
Sekolah Dasar menggunakan pengetahuannya dalam
Character Education Quality Standards mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan
merekomendaikan sebelas prinsip untuk akhlak mulia sehingga terwujud dalam
mewujudkan pendidikan karakter yang perilaku sehari-hari.
efektif, sebagai berikut: Tujuan pendidikan karakter menurut
1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika Puskur (2010) yaitu sebagai berikut:
sebagai basis karakter. 1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/
2) Mengidentifikasikan karakter secara afektif peserta didik sebagai manusia dan
komprehensif supaya mencakup warga negara yang memiliki nilai-nilai
pemikiran, perasaan dan perilaku. budaya dan karakter bangsa.
3) Mengguanakan pendekatan yang tajam, 2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku
proaktif dan efektif untuk membangun peserta didik yang terpuji dan sejalan
karakter. dengan nilai-nilai universal dan tradisi
4) Menciptakan komunitas sekolah yang budaya bangsa yang religious.
memiliki kepedulian. 3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan
5) Memberi kesempatan kepada siswa tanggung jawab peserta didik sebagai
untuk menunjukkan perilaku yang baik. generasi penerus bangsa.
6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum 4) Mengembangkan kemampuan peserta
yang bermakna dan menantang yang didik menjadi manusia yang mandiri,
menghargai semua siswa, membangun kreatif dan berwawasan kebangsaan.
karakter mereka dan membantu mereka 5) Mengembangkan lingkungan kehidupan
untuk sukses. sekolah sebagai lingkungan belajar yang
7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri aman, jujur, penuh kreativitas dan
para siswa. persahabatan, serta rasa kebangsaan yang
8) Memfungsikan seluruh staf sekolah tinggi dan penuh kekuatan.
sebagai komunitas moral yang berbagi Tujuan pendidikan karakter secara
tanggung jawab untuk pendidikan umum adalah untuk membangun dan
karakter yang setia kepada nilai dasar mengembangkan karakter peserta didik pada
yang sama. setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan
9) Adanya pembagian kepimpinan moral agar dapat menghayati dan mengamalkan
dan dukungan luas dalam membangun nilai-nilai luhur menurut ajaran agama dan
inisiatif pendidikan karakter. nilai-nilai luhur dari setiap butir sila
10) Memfungsikan keluarga dan anggota pancasila. Selain itu juga untuk meningkatkan
masyarakat sebagai mitra dalam usaha mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan
membangun karakter. Mengevaluasi yang mengarah pada pencapaian pendidikan
karakter sekolah, fungsi staf sekolah karakter dan akhlak mulia peserta didik
sebagai guru-guru karakter, dan secara utuh, terpadu dan seimbang.
manifestasi karakter positif dalam c. Fungsi Pendidikan Karakter di Sekolah
kehidupan siswa. Dasar
b. Tujuan Pendidikan Karakter di Pendidikan karakter adalah pendidikan
Sekolah Dasar budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan
Pendidikan karakter bertujuan untuk aspek pengetahuan (kognitif), sikap dan
meningkatkan mutu penyelenggaraan dan perasaan (afektif), dan tindakan (aksi). Tanpa
hasil pendidikan di sekolah yang mengarah ketiga aspek ini maka pendidikan karakter
pada pencapaian pembentukan karakter dan tidak akan efektif. Dengan pendidikan

257
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

karakter yang diterapkan secara sistematis 1) Optimalisasi peran guru dalam proses
dan berkelanjutan maka seorang anak akan pembelajaran.
menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi 2) Integrasi materi pendidikan karakter ke
ini adalah bekal dalam mempersiapkan anak dalam mata pelajaran.
menyongsong masa depan karena seseorang 3) Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan
akan lebih mudah dan berhasil menghadapi diri yang berwawasan pengembangan budi
segala macam tantangan hidup termasuk pekerti dan akhlak mulia.
tantangan untuk berhasil secara akademis. 4) Penciptaan lingkungan sekolah yang
Fungsi dari pendidikan karakter dan kondusif untuk tumbuh dan
budaya bangsa menurut Puskur (2010) adalah berkembangnya karakter peserta didik.
sebagai berikut: 5) Menjalin kerjasama dengan orang tua
1) Pengembangan yaitu pengembangan peserta didik dan masyarakat dalam
potensi peserta didik untuk menjadi pengembangan pendidikan karakter.
pribadi yang berperilaku baik. 6) Menjadi figur teladan bagi peserta didik.
2) Perbaikan yaitu memperkuat kiprah
Berdasarkan uraian di atas meberikan
pendidikan nasional untuk bertanggung
gambaran bahwa peranan guru dalam
jawab dalam pengembangan potensi
pengembangan pendidikan karakter di
peserta didik yang lebih bermartabat.
sekolah berkedudukan sebagai katalisator
3) Penyaring yaitu untuk menyaring
atau teladan, inspirator, motivator,
budaya bangsa sendiri dan budaya
dinamisator, dan evaluator. Dalam berperan
bangsa lain yang tidak sesuai dengan
sebagai katalisator, maka keteladanan
nilai budaya dan karakter budaya yang
seorang guru merupakan faktor mutlak dalam
bermartabat.
pengembangan pendidikan karakter peserta
Fungsi pendidikan karakter yaitu didik yang efektif, karena kedudukannya
menumbuhkembangkan kemampuan dasar sebagai figur atau idola yang ditiru oleh
peserta didik agar berpikir cerdas, berperilaku peserta didik. Peran sebagai inspirator berarti
yang berakhlak, bermoral, dan berbuat seorang guru harus mampu membangkitkan
sesuatu yang baik, yang bermanfaat bagi diri semangat peserta didik untuk maju
sendiri, keluarga dan masyarakat. Peran Guru mengembangkan potensinya. Peran sebagai
dalam Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar motivator, mengandung makna bahwa setiap
Dalam pengembangan karakter peserta didik guru harus mampu membangkitkan
di sekolah, guru memiliki posisi yang semangat, etos kerja, dan potensi yang luar
strategis sebagai pelaku utama. Guru biasa pada diri peserta didik. Peran sebagai
merupakan sosok yang bisa ditiru atau dinamisator, bermakna setiap guru memiliki
menjadi idola bagi peserta didik. Guru bisa kemampuan untuk mendorong peserta didik
menjadi sumber inpirasi dan motivasi peserta ke arah pencapaian tujuan dengan penuh
didiknya. Sikap dan prilaku seorang guru kearifan, kesabaran, cekatan, cerdas dan
sangat membekas dalam diri siswa. Sehingga menjunjung tinggi spiritualitas. Sedangkan
ucapan, karakter dan kepribadian guru peran guru sebagai evaluator, berarti setiap
menjadi cermin siswa. Dengan demikian guru guru dituntut untuk mampu dan selalu
memiliki tanggung jawab besar dalam mengevaluasi sikap atau prilaku diri, dan
menghasilkan generasi yang berkarakter, metode pembelajaran yang dipakai dalam
berbudaya, dan bermoral. pengembangan pendidikan karakter peserta
Ada beberapa strategi yang dapat didik, sehingga dapat diketahui tingkat
memberikan peluang dan kesempatan bagi efektivitas, efisiensi, dan produktivitas
guru untuk memainkan peranannya secara programnya.
optimal dalam hal pengembangan pendidikan d. Dampak Pendidikan Karakter di
karakter peserta didik di sekolah, sebagai Sekolah Dasar
berikut: Pendidikan karakter adalah pendidikan
budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan

258
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

aspek pengetahuan (cognitive), perasaan kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat
(feeling), dan tindakan (action). Menurut mengontrol emosinya. Anak-anak yang
Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia
maka pendidikan karakter tidak akan efektif, prasekolah, dan kalau tidak ditangani akan
dan pelaksanaannya pun harus dilakukan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para
secara sistematis dan berkelanjutan. Dengan remaja yang berkarakter akan terhindar dari
pendidikan karakter, seorang anak akan masalah-masalah umum yang dihadapi oleh
menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba,
adalah bekal terpenting dalam miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.
mempersiapkan anak menyongsong masa Seiring sosialisasi tentang relevansi
depan, karena dengannya seseorang akan pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu
dapat berhasil dalam menghadapi segala dekat tiap sekolah bisa segera
macam tantangan, termasuk tantangan untuk menerapkannya, agar nantinya lahir generasi
berhasil secara akademis. bangsa yang selain cerdas juga berkarakter
Beberapa penelitian bermunculan dari sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama.
beberapa penemuan penting mengenai hal ini 2.2. Peningkatan Mutu Pendidikan
diterbitkan oleh sebuah buletin, Character Karakter pada Jenjang Pendidikan Dasar.
Educator, yang diterbitkan oleh Character Pelaksanaan pendidikan di Indonesia,
Education Partnership. Dalam buletin serta implementasi pembelajaran dan
tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr. penilaian di sekolah, tujuan pendidikan
Marvin Berkowitz dari University of sebenarnya dapat dicapai dengan baik.
Missouri-St. Louis, menunjukan peningkatan Sebagai upaya untuk meningkatkan
motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi kesesuaian dan mutu pendidikan karakter,
akademik pada sekolah-sekolah yang Kementerian Pendidikan Nasional
menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas mengembangkan grand design pendidikan
yang secara komprehensif terlibat dalam karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan karakter menunjukkan adanya satuan pendidikan. Grand design menjadi
penurunan drastis pada perilaku negatif siswa rujukan konseptual dan operasional
yang dapat menghambat keberhasilan pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian
akademik. Sebuah buku yang berjudul pada setiap jalur dan jenjang
Emotional Intelligence and School Success pendidikan. Pengembangan dan
(Joseph Zins, et.al, 2001) mengkompilasikan implementasi pendidikan karakter perlu
berbagai hasil penelitian tentang pengaruh dilakukan dengan mengacu pada grand
positif kecerdasan emosi anak terhadap design tersebut. Konfigurasi karakter dalam
keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa konteks totalitas proses psikologis dan sosial-
ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kultural tersebut dikelompokan menjadi:
kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor a. Olah hati (spiritual and emotional
resiko yang disebutkan ternyata bukan development)
terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada b. Olah pikir (intellectual development)
karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan c. Olah raga dan kinestetik (physical and
bekerja sama, kemampuan bergaul, kinestetic development)
kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan d. Olah rasa dan karsa (affective and
kemampuan berkomunikasi. creativity development)
Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Sebagai mana termuat dalam UU No 20
Goleman tentang keberhasilan seseorang di Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi Nasional pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan
oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen bahwa jalur pendidikan terdiri atas
ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak- pendidikan formal, nonformal, dan informal
anak yang mempunyai masalah dalam yang dapat saling melengkapi dan
kecerdasan emosinya, akan mengalami memperkaya. Pendidikan informal adalah

259
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. sejumlah nilai moral, dan norma, seperti jujur,
Selama ini, pendidikan informal terutama berani bertindak, dapat dipercaya, hormat
dalam lingkungan keluarga belum pada orang lain, disiplin, mandiri, kerja keras,
memberikan kontribusi berarti dalam dan kreatif.
mendukung pencapaian kompetensi dan Pendidikan karakter di nilai sangat
pembentukan karakter peserta didik. penting untuk di mulai pada anak usia dini
Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang karena pendidikan karakter adalah proses
relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang pendidikan yang ditujukan untuk
tua dalam mendidik anak di lingkungan mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku
keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan yang memancarkan akhlak mulia atau budi
sekitar, dan pengaruh media elektronik pekerti luhur. Sejatinya pendidikan karakter
ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap ini memang sangat penting dimulai sejak dini.
perkembangan dan pencapaian hasil belajar Sebab falsafah menanam sekarang menuai
peserta didik. Salah satu alternatif untuk hari esok adalah sebuah proses yang harus
mengatasi permasalahan tersebut adalah dilakukan dalam rangka membentuk karakter
melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu anak bangsa. Pada usia kanak-kanak atau
memadukan dan mengoptimalkan kegiatan yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai
pendidikan informal lingkungan keluarga usia emas (golden age) terbukti sangat
dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam menentukan kemampuan anak dalam
hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah mengembangkan potensinya. Dari sini, sudah
perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari
hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam dalam keluarga, yang merupakan lingkungan
pembentukan karakter peserta didik. pertama bagi pertum¬buhan karakter anak.
Pendidikan formal adalah jalur Setelah keluarga, di dunia pendidikan
pendidikan melalui bangku sekolah. Sebagai karakter ini sudah harus menjadi ajaran wajib
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan sejak sekolah dasar.
karakter diantaranya: pendidikan karakter Anak-anak adalah generasi yang akan
harus mengandung nilai-nilai moral, menentukan nasib bangsa di kemudian hari.
pendidikan karakter juga harus melibatkan Karakter anak-anak yang terbentuk sejak
aspek moral knowing, moral feeling, dan sekarang akan sangat menentukan karakter
moral action, penerapan kurikulum bangsa di kemudian hari. Karakter anak-anak
pendidikan karakterpun harus terlaksana, akan terbentuk dengan baik, jika dalam proses
menerapkan konsep DAP (Developmentally tumbuh kembang mereka mendapatkan
Appropriate Practices), menggunakan sistem cukup ruang untuk mengekspresikan diri
pembelajaran terpadu yang berbasis karakter, secara leluasa.
pendidikan karakter harus sesuai dengan Pendidikan karakter bertujuan untuk
tahapan perkembangan moral anak, selain itu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
juga perlunya kerjasama dengan orang tua hasil pendidikan di sekolah yang mengarah
murid (co-parenting). pada pencapaian pembentukan karakter dan
1.3. Urgensi Pendidikan Karakter akhlak mulia peserta didik secara utuh,
Pendidikan karakter saat ini sangat terpadu, dan seimbang, sesuai standar
diperlukan dikarenakan saat ini bangsa kompetensi lulusan. Melalui pendidikan
Indonesia sedang mengalami krisis karakter karakter diharapkan peserta didik mampu
dalam diri anak bangsa. Karakter dalam hal secara mandiri meningkatkan dan
ini adalah watak, tabiat, akhlak, atau menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
kepribadian seseorang yang terbentuk dari menginternalisasi serta mempersonalisasi
hasil internalisasi berbagai kebajikan yang nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga
diyakini dan digunakan sebagai landasan terwujud dalam perilaku sehari-hari. Selain
untuk cara pandang, bepikir, bersikap, dan itu pendidikan karakter mengarah pada
bertindak. Kebajikan tersebut berupa pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-

260
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

nilai yang melandasi perilaku, tradisi, Menggunakan Model Problem Based


kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol Instruction. http://ejournal.unp.ac.id.
yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, (Vol. 1, No. 1)
dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya
Puskur. 2010. Pengembangan Pendidikan
sekolah merupakan ciri khas, karakter atau
Budaya dan Karakter Bangsa.
watak, dan citra sekolah tersebut di mata
Jakarta: Puskur Balitbang
masyarakat luas.
Kementerian Pendidikan Nasional
KESIMPULAN https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/201
Pendidikan karakter diartikan sebagai 7/05/peringatan-hardiknas-2017-
suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter percepat-pendidikan-yang-merata-
kepada warga sekolah yang meliputi dan-berkualitas Diakses pada tanggal
komponen pengetahuan, kesadaran atau 20 april 2018
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, Jakarta: PT. Armas Duta Jaya.
maupun kebangsaan sehingga menjadi
generasi penerus yang berkarakter. Zuchdi, D. et al. 2010. Pengembangan Model
Pendidikan karakter di sekolah dasar Pembelajaran Karakter Terintegrasi
memegan peranan sangat penting dalam Pembelajaran Bidang
keberadaannya karena dapat meningkatkan Studi. Jurnal Cakrawala
mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan Pendidikan, 29 (1): 1-12.
di sekolah yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.
Bila pendidikan karakter disekolah dasar
telah mencapai keberhasilan, maka akan
terwujud generasi penerus bangsa yang
berkarakter dan tidak diragukan lagi masa
depan bangsa Indonesia ini akan mengalami
perubahan menuju kejayaan.

REFERENSI
Lepiyanto, A. 2011. Membangun
Karakter Siswa dalam Pembelajaran
Biologi. Jurnal Bioedukasi,2(1): 73-
80.
Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan
Karakter. Jakarta: Indonesia Heritage
Fondation.
Tirtarahardja, Umar. dkk. 2008. Pengantar
Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Afrizon R, Ratnawulan, Fausi A, 2012.
Peningkatan Perilaku Berkarakter
Dan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Kelas Ix Mtsn Model Padang
Pada Mata Pelajaran Ipa-Fisika
261
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan Hotel
Remcy, Makasar, April 21 2018

PENGARUH SMS DAN BAHASA GAUL TERHADAP


PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MAHASISWA
PGSD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Tarman A. Arif

Universitas Muhammadiyah Makassar

alamat e-mail: penulis. tarman@unismuh.ac.id

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendekripsikan struktur teks dan kalimat dalam
SMS mahasiswa, variasi bahasa dalam SMS mahasiswa, dan faktor-faktor yang
memengaruhi pemakaian bahasa dalam SMS mahasiswa PGSD UnismuhMakassar.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yang terdiri
atas;: (1) desain penelitian, (2) batasan istilah, (3) data dan sumber data, (4)teknik
pengumpulan data, (5) teknik analisis data, dan (6) pengecekan keabsahan data. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. membaca serta
mengidentifikasi variasi bahasa pada SMS mahasiswa. b. mencatat penggunaan variasi
bahasa yang diperoleh dari handphone mahasiswa. Teknik analisis data dalam
penelitian ini yaitu: 1) Mengidentifikasi variasi bahasa pada SMS mahasiswa Unismuh
Makassar 2) Mengklasifikasi jenis variasi bahasa pada SMS mahasiswa. 3)
Mendeskripsikan setiap jenis variasi bahasa yang digunakan mahasiswa Unismuh
Makassar yang disertai uraian–uraian atau penjelasan. Bahasa SMS dan bahasa Gaul
mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia yang berkenaan dengan struktur teks pada
kata dan kalimat, variasi bahasa yang berlebihan (kelogisan), dan keuniversalan;
terdapat tiga style khas bahasa SMS yang menjadi fokus kajian paper ini yaitu (1) style
grammatika, (2) style leksikon, dan (3) style grafologinya; terdapat dua style khas
bahasa SMS yang berhubungan dengan gramatika, antara lain: (1) Style Elipsis (S-E),
dan Style Penggunaan Konjungsi Unik (SPKU); ditemukan dua style khas bahasa SMS
yang berhubungan dengan leksikon, yaitu: (1) Style Language Mixing (S-Lamix) dan
(2) Style Bahasa Gaul (SBG); Bahasa SMS dan bahasa Gaul tidak dapat dikaji
berdasarkan kebakuan bahasa.

kata kunci; struktur bahasa, bahasa sms, bahasa gaul

262
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN bahasa adalah bunyi suara berupa lambang


Proses komunikasi melalui bahasa pesan atau tanda yang dikeluarkan oleh manusia
singkat (sms) sering terhambat akibat untuk menyampaikan informasi.
kesalahan penerima pesan dalam mereka-reka Bahasa adalah alat komunikasi antar
ekspresi penulis. Dengan komunikasi secara anggota masyarakat, berupa lambang bunyi
langsung saja, orang bisa salah mengartikan ujaran, yang dihasilkan oleh alat ucap
ekspresi lawan bicara, apalagi komunikasi manusia (Keraf, 1991:1). Menurut pendapat
lewat pesan singkat sms. Kalau tidak berhati- tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa
hati memang bisa berpotensi menimbulkan merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat
kesalahpahaman, akibat dari salah memaknai ucap manusia yang merupakan alat
bahasa sms. Komunikasi lewat sms dapat komunikasi antar anggota masyarakat berupa
berjalan baik jika penulis dan penerima pesan bentuk dan makna.
dalam suasana hati yang baik. Jika salah satu Chaer dan Agustina (2004:1) berpendapat
dalam suasana yang kurang baik, kadang- bahwa bahasa adalah alat komunikasi dan alat
kadang pesan yang ingin disampaikan jadi interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia.
salah sasaran akibat dari salah mengartikan Menurut pendapat di atas maka dapat
bahasa sms atau isi pesan. Jadi, perasaan atau disimpulkan bahwa bahasa merupakan suatu
suasana hati sangat berpengaruh dalam sistem yang berupa lambang dan bunyi
menafsirkan bahasa sms. bersifat arbitrer sebagai alat komunikasi.
Adapun masalah yang diangkat dalam Berdasarkan beberapa pendapat di atas
artikel ini adalah bagaimanakah struktur pada dasarnya menyatakan bahwa bahasa
kata dan kalimat dalam bahasa SMS, adalah alat komunikasi yang hanya dimiliki
bagaimana pula variasi bahasa yang makhluk hidup yang disebut manusia.
digunakan dalam bahasa SMS. Begitu pula Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
faktor- faktor yang mempengaruhi pemakaian makhluk hidup yang lain tidak memiliki
bahasa dalam bahasa SMS. bahasa sebagai alat komunikasi.

KAJIAN PUSTAKA B. Karakteristik Bahasa


Tinjauan pustaka yang diuraikan pada Uraian tentang hakikat bahasa,
penelitian ini merupakan landasan teori yang sebenarnya sudah memberikan gambaran
dijadikan acuan untuk mendukung dan tentang karakteristik bahasa. Dalam uraian
memperjelas penelitian, baik dalam hal berikut ditegaskan secara eksplisit tentang
pengumpulan data, pengelolaan data, karakteristik bahasa itu.
maupun penarikan kesimpulan. Sehubungan Para ahli bahasa pada umumnya
dengan masalah yang telah diteliti, kerangka memberikan hakikat bahasa dengan
teori yang dianggap relevan dengan menyajikan karakteristiknya, di samping
penelitian ini adalah (1) pengertian bahasa, dengan menyajikan definisinya. Hal itu dapat
(2) karakteristik bahasa, (3) fungsi bahasa, dipahami karena definisi tidak dapat
(4) variasi bahasa, (5) peranan media, (6) memberikan varian yang konkret sehingga
pesan komunikasi pada media, (7) hakikat hakikatnya juga tidak tampak secara jelas.
bahasa bahasa pesan singkat (SMS) (8) Pemahaman suatu entitas menjadi sempurna
kerangka pikir. Hal-hal tersebut disajikan melalui karakteristik entitas itu.
sebagai berikut. Bebepa karakteristik yang dapat diamati
dalam sebuah bahasa yaitu: (1) oral, (2)
A. Pengertian Bahasa sistematis, (3) arbitrer, (4) konvensional, (5)
Bahasa adalah alat komunikasi unik dan universal, (6) beragam, (7)
antaranggota masyarakat yang berupa bunyi berkembang, (8) produktif, (9) fenomena
suara atau tanda/isyarat atau lambang yang sosial, dan (10) bersifat insani (Wardihan,
dikeluarkan oleh manusia untuk 2002:8).
menyampaikan isi hatinya kepada manusia 1. Oral
lain (Soekono, 1984:1). Menurut pendapat Bahasa adalah bunyi oral. Hal itu wajar
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengingat kenyataan bahwa pengalaman
263
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

berbahasa yang paling umum pada manusia kalimat, dan tata wacana, yang dapat
adalah berbicara dan menyimak. Kahadiran menampakkan bunyi sebagai satuan
bunyi bahasa lebih dulu daripada kehadiran ketatabahasaan. Dalam organisasi tata
tulisan. Sehubungan dengan itu, Bloomfied bahasa, peringkat yang paling tinggi adalah
(dalam Wardihan, 2002:8) menyatakan wacana, kalimat, kemudian diikuti oleh
bahwa bahasa pada hakikatnya adalah lisan klausa, frasa atau kelompok kata (group),
(oral). kata morfem. Setiap tataran yang lebih tinggi
Ada kecenderungan orang menganggap terbentuk dari satu atau lebih satuan pada
bunyi dan tulisan sebagai unsur pembeda tataran di bawahnya. Kata, misalnya dapat
bahasa, sehingga dipahami adanya bahasa tersusun dari satu morfem, seperti aku yang
lisan dan bahasa tulisan. Akan tetapi, kalau berasal dari satu morfem (aku) atau mengaku
perbedaan seperti itu diberlakukan, haruslah yang berasal dari dua morfem, yaitu (meN-)
dipahami pula bahwa bahasa lisan itu bersifat dan (aku).
primer dan bahasa tulisan itu sekunder. Orang Uraian di atas memberikan alasan
dapat berbahasa tanpa mengenal tulisannya yang kuat bahwa bahasa di samping bersifat
(Kridalaksana, 1982:30). sitematis, juga bersifat sistemis. Satu hal yang
menarik adalah kenyataan bahwa semua
2. Sistematis, Sistemis dan Kompleks
subsistem dalam bahasa itu beroperasi
Bahasa memiliki sifat sistematis, yang
serempak dalam perwujudan bahasa sebagai
berarti bahwa dalam bahasa itu terdapat
sistem.
aturan atau kaidah. Beroperasinya bahasa
Bahasa itu komplit. Di dalamnya ada
selalu terkait pada aturan-aturan atau kaidah-
semua alat yang diperlukan untuk
kaidah bahasa yang berlaku. Karena itu, juga
mengomunikasikan seluruh pengalaman dan
dapat dikatakan bahwa bahasa lisan itu
gagasan kepada orang lain. Meskipun dalam
teratur.
bahasa Kawi tidak dijumpai kata radio, di
Sistem yang berlaku pada bahasa,
dalamnya ada elemen yang memungkinkan
bukanlah sistem yang sederhana. Di dalam
pemakai bahasa itu untuk melukiskan makna
sistem itu terdapat subsistem. Berdasarkan
radio sebagai "sebuah kotak yang bisa
tatarannya, subsistem itu mencakup (1)
berbicara, menangis, menyanyi, dan
subsistem bunyi, (2) subsistem gramatika, (3)
memainkan wayan semalam suntuk".
subsistem leksikon. Hal itu yang disebut
dengan istilah sistemis. Hal itu sejalan 3. Arbitrer dan simbol
pernyataan Boey (dalam Wardihan, 2002:9). Ciri arbitrer ini tampak pada hubungan
Dikatakannya bahwa setiap bahasa memiliki antara lambang dengan yang dilambangkan
struktur ganda (dual structure) yang berarti dalam pengertian bahwa tidak ada hubungan
bahwa dalam bahasa manusia terdapat dua langsung antara lambang dan yang
tataran dalam struktur korelasian yang dilambangi. Dalam bahasa Indonesia, kata
sistematis. Dengan kata lain, setiap bahasa pencuri melambangi "orang yang beroperasi
terdiri atas dua subsistem. Subsistem yang mengambil milik orang tanpa minta izin dan
pertama adalah satuan-satuan yang bermakna. tanpa setahu pemiliknya". Tidak dapat dinalar
Subsistem yang kedua subsistem bunyi yang mengapa lambang yang digunakan adalah
tidak mengandung makna, tatapi bunyi-bunyi kata pencuri, dan bukan kata perampok,
itu membentuk satuan-satuan yang bermakna. pengambil, pembajak. Pelambang seperti itu
Boey (dalam Wardihan, 2002:9) mengatakan dalam bahasa Inggris disebut thief. Mengapa
bahwa bahasa adalah ujaran (speech) dalam pelambangnya demikian? Tidak dapat
pengertian bahwa bahasa merupakan sistem dijawab karena tidak ada hubungan logis
bunyi yang berhubungan dengan sistem antara lambang dan yang dilambangi itu.
makna. Dalam objek atau pengalaman yang mana
Para linguist, seperti Halliday (1985:36) pun tidak didapati sifat-sifat yang berpautan
membedakan satuan-satuan fonologi. Dalam yang menuntut kita untuk melekatkan
bahasa Indonesia dengan unsur tata bahasa lambang-lambang verbal pada objek dan
dapat dibentuk tata bunyi, tata kata, tata pengalaman itu. Kita menggunakan kata

264
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

burung untuk menunjukkan binatang yakni arbitrer, tetapi tidak dapat dijelaskan
vertebrata yang bersayap dan bertelur. Orang mengapa begitu?
Inggris menggunakan kata bird, orang Arab:
4. Konvensional
teorun, orang Bugis: manuk-manuk, orang
Seperti telah disinggung pada butir 3 di
Belanda: voget.
atas bahwa sifat arbitrer itu berlaku secara
Lambang-lambang bahasa itu
sosial, tidak secara individual. Sifat itu
menggambarkan objek-objek yang konkret,
merupakan hasil kesepakatan masyarakat.
berbagai kegiatan, pengalaman, dan gagasan.
Karena itulah, bahasa dapat disebut bersifat
Kata-kata itu hanyalah merupakan lambang-
konvensional sebagai sifat hasil kesepakatan.
lambang benda nyata. Sifat-sifat simbolis
Hal yang perlu dipahami adalah kenyataan
yang dimiliki bahasa itu memungkinkan kita
bahwa kesepakatan itu bukanlah formal yang
mengabsraksikan ide-ide dan pengalaman,
dinyatakan melalui musyawarah, sidang,
berbicara tentang Grand Canyon, Kutub
rapat, atau kongres, atau rapat raksasa untuk
Utara, Arafat, bahkan tentang surga dan
menentukan lambang tertentu.
neraka, meskipun belum pernah
Walaupun forum formal tidak ada, setiap
mengalaminya secara langsung.
pemakai bahasa tunduk kepada kesepakatan
Pelambangan seperti di atas tidaklah
atau konvensi itu. Disadari atau tidak,
bersifat individual. Tidak ada peluang bagi
pemakai bahasa sudah melakukan hal itu.
setiap individu untuk menciptakan satuan
Pelambangan yang menyimpang
bahasa sekehendaknya. Sifat arbitrer itu
menyebabkan bahasa yang digunakan
hanya berlaku dalam masyarakat bahasa
seseorang menjadi tidak komunikatif.
dalam bentuk kesepakatan atau konvensi.
Jadi, masyarakat haruslah secara sewenang- 5. Unik dan Universal
wenang menentukan lambang-lambang Setiap bahasa memiliki ciri khasnya
dalam bahasa dan menentukan wujud yang sendiri yang tidak terdapat pada bahasa lain.
dilambangi oleh lambang-lambang itu. Dengan kata lain, setiap bahasa memiliki ciri-
Lambang-lambang yang dapat ciri yang diskrit, yang memberikan identitas
dihubungkan dengan alam atau peristiwa diri sebagai bahasa yang berbeda dari yang
alam sering digunakan orang untuk lain. Kata ulang dwisana, misalnya
membantah sifat arbitrernya bahasa itu. Kata- merupakan ciri khas yang tardapat dalam
kata ironis seperti cicak, tokek, cicit, dan bahasa Madura, seperti kata ion, nak-kanak,
kokok dalam bahasa Indonesia, atau kata-kata reng-oreng, dan lain-lain. Keunikan itu akan
seperti keplak, gebuk, dan cemeng dalam tampak pada semua subsistem. Jumlah dan
bahasa Jawa merupakan kata-kata yang jenis vokal dalam bahasa lain. Dalam bahasa
berhubungan dengan alam atau peristiwa Inggris, misalnya terdapat bunyi /e/ pada kata
alam. Akan tetapi, hal itu tidak dapat dipakai think dan tank yang tidak terdapat dalam
sebagai pegangan untuk menyatukan bahwa bahasa Indonesia.
lambang dan dilambangi itu memilki Di samping memiliki ciri yang unik,
hubungan logis. Di samping jumlahnya bahasa atau setiap bahasa memilki ciri-ciri
sangat terbatas (Kridalaksana, 2001:31), yang berlaku pada semua bahasa. Misalnya,
peristiwa alam yang sama tidak selalu pada setiap bahasa terdapat, unsur-unsur
menghasilkan lambang yang sama. Dalam bunyi yang terpilah menjadi dua yakni, vokal
peristiwa alam, bunyi letusan tembakan, lahir dan konsonan. Bunyi-bunyi pada setiap
kata tam dalam bahasa Belanda dan Inggris. bahasa akan dipengaruhi oleh lingkungan
Dalam bahasa Indonesia bukan kata tam yang distribusinya. Bunyi-bunyi bahasa itu bersifat
muncul, melainkan kata dor. Dalam peristiwa simetris, setiap bahasa memilki satuan
bunyi kucing lahir kata meauw dalam bahasa gramatika, seperti morfem, kata, frasa,
Inggris, dan kata meong dalam bahasa Bugis. klausa, dan kalimat. Dari segi jenis kalimat,
Mengapa dalam peristiwa alam yang sama setiap bahasa memilki jenis kalimat berita,
lahir kata-kata yang berbeda atau lambang- kalimat tanya, dan kalimat perintah.
lambang yang tidak sama? Jawabannya jelas, Ciri-ciri universal bahasa telah
mendapatkan perhatian khusus dalam
265
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

linguistik. Linguistik yang mengadakan bangsa dan karena itulah semua wujud
kajian ciri-ciri bahasa yang bersifat universal penjajahan harus dihapuskan".
itu disebut linguistik universal. b. Ragam resmi, ragam ini digunakan
dalam situasi resmi, situasi kedinasan
6. Beragam
suatu lembaga. Misalnya, ragam
Perwujudan bahasa tidaklah monolitik,
bahasa yang digunakan oleh presiden
satu wujud yang menunjukkan keseragaman.
dalam rapat atau sidang DPR/MPR.
Dengan kata lain, bahasa itu beragam. Ragam
c. Ragam usaha, ragam ini digunakan
bahasa bermacam-macan, tergantung pada
pada konteks usaha, seperti pada
dasar klasifikasinya. Berdasarkan masyarakat
pembicaraan di sekolah, di perusahaan,
pemakainya, terdapat ragam yang disebut
melakukan transaksi, dan lain-lain.
sosiolek. Berdasarkan klasifikasi itu terdapat
d. Ragam santai, ragam bahasa yang
ragam bahwa masyarakat terdidik, ragam
digunakan dalam situasi santai
bahasa petani, dan lain-lain. Istilah sosiolek
antarperson yang sudah akrab, seperti
itu sebenarnya kurang begitu populer, dan
ragam bahasa yang digunakan sewaktu
Samsuri (1981: 17) menyebut ragam bahasa
berekreasi, berolah raga, dan lain-lain.
yang demikian itu sebagai dialek. Jadi,
e. Ragam akrab, ragam bahasa yang
menurut Samsuri terdapat dua kategori dialek
digunakan dalam situasi yang sangat
berdasarkan wilayah daerah pemakainya dan
akrab (intim), seperti ragam bahasa
dialek berdasarkan kelompok masyarakat
yang dipergunakan dalam lingkungan
pemakainya. Pada umumnya, istilah
keluarga atau antar person yang tingkat
dikenakan pada ragam bahasa didasarkan
hubungannya sudah seperti keluarga.
wilayah pemakainya.
Ragam bahasa ini tidak diwujudkan
Bahasa juga beragam karena tingkat
dalam bentuk yang lengkap dengan
formalitas pemakaiannya. Menurut Joss,
artikulasi yang jelas. Kalimat-
(dalam Nababan, 1979: 11) bahwa ragam
kalimatnya cukup pendek.
bahasa didasarkan tingkat formalitas
Perbedaan di antara ragam-ragam tersebut
pemakaiannya dapat digolongkan menjadi
tampak pada berbagai tataran bahasa.
lima macam, yaitu: (1) ragam beku (frozen),
Perbedaan itu tampak pada pilihan kata,
(2) ragam resmi (formal), (3) ragam usaha
bentuk kata, bentuk kalimat, prosodi, dan
(consultative), (4) ragam santai (casual), dan
bahkan pada wujud kinesis penuturnya. Gaya
(5) ragam akrab (intimate), dengan penjelasan
santai, misalnya merupakan gaya yang
masing-masing sebagai berikut.
digunakan oleh penutur ketika dia
a. Ragam beku, ragam yang paling resmi
menggunakan ragam santai.
yang dijumpai dalam situasi yang
Kelas sosial sering juga dijadikan dasar
khidmat dan upacara yang sangat
untuk mengklasifikasikan ragam bahasa. Di
resmi. Sesuai dengan namanya, ragam
Nerwich misalnya, ditemukan lima ragam
beku itu tidak boleh diubah. Ragam
bahasa berdasarkan kelas sosialnya, yakni:
beku itu dapat dilihat pada dokumen
(1) ragam bahasa kelas atas, (2) ragam bahasa
bersejarah, seperti dalam pembukaan
kelas menengah atas, (3) ragam bahasa kelas
Undang-undang Dasar 1945. Kalimat
menengah, (4) ragam bahasa kelas menengah
pertama dalam pembukaan Undang-
bawah, dan (5) ragam bahasa kelas bawah
undang tersebut, misalnya yang
(Kridalaksana dalam Koentjono, 1982:3).
diredaksikan dengan: "Bahwa
Sudah jelas bahwa, setiap bahasa pasti
sesungguhnya kemerdekaaan itu ialah
beragam. Persoalannya adalah mengapa
hak segala bangsa, dan oleh sebab itu
demikian? Kridalaksana (dalam Koentjono,
maka penjajahan di atas dunia harus
1982:3) juga menyatakan bahwa keragaman
dihapuskan karena tidak sesuai dengan
bahasa disebabkan oleh kenyataan bahwa
perikemanusiaan dan perikeadilan".
bahasa itu dipakai oleh kelompok manusia.
Tidak dapat diganti dengan
Karena kelompok manusia banyak (ada laki-
"Kemerdekaan itu adalah hak semua
laki dan perempuan, ada tua dan muda, ada

266
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

berkelas sosial tinggi, menengah, dan Kridalaksana (dalam Koentjono (ed.),


rendah), bahasa itu memilki variasi. 1982:5) mengartikan produktivitas itu dari
perbandingan unsur dan daya pemakaiannya.
6. Berkembang
Dari unsur-unsur yang terbatas, bahasa dapat
Karakter itu berlaku pada bahasa yang
dipakai secara tidak terbatas oleh
masih hidup, seperti bahasa Indonesia, bahasa
pemakainya. Bahasa Indonesia memilki 30
Banjar, bahasa Inggris, bahasa Prancis,
fonem, tetapi kata-kata yang diciptakan
bahasa Bugis, dan lain-lain. Bahasa Indonesia
dengan 30 fonem itu tak terhingga. Dengan
lama (Melayu) tidak dikenal bunyi /f/
fonem-fonem itu pula masih sangat mungkin
sehingga terbentuklah kata paham, bukan
diciptakan kata-kata baru.
faham, kata Pebruari, bukan Februari, dan
kata aktip bukan aktif. Dalam bahasa Jawa 8. Merupakan Fenomena Sosial
lama tidak terdapat bunyi /z/ dan karena itu Bahasa itu merupakan fenomena sosial.
setiap bunyi /z/ yang bersal dari bahasa lain, Kita tidak dapat memisahkan bahasa dari
seperti zakat yang bersal dari bahasa Arab kebudayaan, sebab hubungan antara bahasa
akan menjadi jakat. Bahasa Jawa baru sudah dan kebudayaan sangat erat. Bahasa itu sudah
mengenal unyi /z/ itu sehingga sekarang menyatu benar dengan orang yang
sudah ada kata-kata zakat, mukjizat, dan lain- menggunakannya dan memilikinya. Karena
lain. bahasa itu berkembang sesuai dengan
Perkembangan yang sangat mencolok kebutuhan dan karakteristik masyarakat
terdapat pada unsur leksikon. Kata-kata pemakainya. Bahasa itu merupakan bagian
seperti seadan, tampak, kiat, pajang, dan dari sistem nilai kebiasaan dan keyakinan
senarai merupakan kata-kata yang yang kompleks membentuk suatu
menunjukkan perkembangan leksikon dalam kebudayaan.
bahasa Indonesia. Walaupun di antara kata- Semua kebudayaan memunyai konvensi.
kata itu dulu pernah ada pada bahasa Cara berperilaku, berpakaian, duduk, makan,
Indonesia atau bahasa Melayu. Kata-kata berbicara, meminang, dan sebagainya
yang tidak baru pun dirunut berdasarkan mengikuti konvensi. Ada tata cara yang
historisnya sebagai kata-kata yang disepakati dan dibekukan. Karena bahasa pun
menunjukkan perkembangan suatu bahasa. merupakan salah satu bentuk perilaku, maka
Dalam bahasa Indonesia, misalnya dapat mudahlah dipahami bahwa bahasa pun
diyakini bahwa kata-kata analisis, metode, merupakan konvensi. Bahasa digunakan
konvensi, operasi, distribusi, konkret, dan sesuai dengan standar yang disepakati dan
lain-lain merupakan kata-kata yang berasal diikuti bersama oleh masyarakat tertentu.
dari bahasa asing (bahasa Inggris atau bahasa
9. Bersifat Insani
Belanda asing jika penutur itu tidak mengerti
Hanya manusialah yang memunyai
bahasa Inggris atau bahasa Latin.
kemampuan berbahasa. Memang ada
7. Produktif dan Kreatif berbagai spesis, seperti ikan dolpin, yang
Sebenarnya, karakter ini berangkat dari dikenal memilki sistem komunikasi yang
pemakaiannya. Pemakai bahasa, dengan pola- sangat canggih. Namun, ketidakberdayaan
pola dan lambang-lambang yang terbatas terletak pada ketidakmampuannya
dapat mengkreasi hal-hal baru (new wold) menggunakan lambang bahasa untuk
melalui bahasa. Dengan konstribusi posesif menyatakan pikirannya. Bahasa merupakan
dalam satu frasa, misalnya penutur bahasa suatu aspek perilaku yang bisa dipelajari
Indonesia dapat menciptakan frasa-frasa hanya oleh manusia. Bahasa
berikut dan dapat melanjutkannya secara menumbuhkembangkan kemampuan
terbatas. manusia untuk berkomunikasi dan
a) buku saya, menempatkan peradabannya jauh di atas
b) rumah teman, berbagai bentuk kehidupan makhluk yang
c) teman Anda, lebih rendah.
d) teman anak saya.

267
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

C. Fungsi Bahasa mendapatkan kendala untuk menangkap sari


Tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa pustakaan yang diperlukannya.
memainkan peranan yang sangat penting Fungsi bahasa seperti alat komunikasi
dalam kehidupan manusia. Seorang yang dapat diperinci lebih lanjut dan dapat pula
tidak menguasai bahasa yang digunakan dikajakan balrwa bahasa memiliki fungsi
masyarakat tempat dia berada dan akan (Keraf, 1991:3). Adapun fungsi bahasa
merasa kesulitan berkomunikasi dan sebagai berikut:
menginteraksikan diri dalam kehidupan 1) Fungsi Informasi yaitu untuk
masyarakat tersebut. Orang yang dalam posisi menyampaikan informasi timbal-
demikian itu sebenarnya belum merupakan balik antaranggota masyarakat.
anggota masyarakat di tempat dia berada. Dia 2) Fungsi Ekspresi diri yaitu untuk
hanya berada di tengah-tengah masyarakat itu menyalurkan perasaan, sikap, dan
secara fisik, tetapi secara sosial dia belum tekanan-tekanan dalam diri pembicara
berada dalam masyarakat tersebut. seperti tampak dari kata ketukan atau
Komunikasi efektif tidak akan terjadi jika tanda seru.
pihak yang berkomunikasi tidak akan 3) Fungsi Adaptasi dan Integrasi yaitu
memiliki bahasa yang sama, yang berlaku untuk menyesuaikan dan
pada masyarakat itu. Oleh karena itu, jika dua membaurkan diri dengan anggota
partisipan ingin berkomunikasi tidak masyarakat sekitar.
memiliki bahasa yang sama, penerjemahan
D. Variasi Bahasa
merupakan jalan keluarnya. Sering ditemukan
Variasi atau ragam bahasa merupakan
berkomunikasi antarpartisipan yang harus
bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik.
menggunakan penerjemah. Hal itu
Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi
menunjukkan bahwa tanpa penerjemah
bukan hanya penuturnya yang tidak
komunikasi menjadi efektif, walaupun
homogen, melainkan juga karena kegiatan
hadirnya penerjemah itu bisa jadi karena
interaksi sosial yang mereka lakukan sangat
tuntutan politis. Kepala negara ketika
beragam.
berembug dengan pimpinan bangsa lain
Chaer dan Agustina (2004:62)
selalu menggunakan penerjemah karena
mengatakan bahwa variasi bahasa itu
pertimbangan politis, termasuk pertimbangan
pertama-tama kita bedakan berdasarkan
keharusan dan kewajiban seorang pimpinan
penutur dan penggunanya. Berdasarkan
bangsa menggunakan bahasa negara dan
penutur berarti, siapa yang mengunakan
bahasa resminya.
bahasa itu, di mana tempat tinggalnya,
Kita sering temukan orang yang tidak
bagaimana kedudukan sosialnya dalam
berhasil menyelesaikan urusannya karena
masyarakat, apa jenis kelaminnya, dan kapan
tidak menguasai bahasa yang dipersyaratkan
bahasa itu digunakan. Berdasarkan
untuk menyelesaikan urusan tersebut.
penggunanya berarti, bahasa itu digunakan
Seorang mahasiswa yang menguasai bahasa
untuk apa, dalam bidang apa, apa jalur dan
Inggris, dapat menangkap informasi penting
alatnya, dan bagaimana situasi
yang dituliskan dalam bahasa Inggris. Jika
keformalannya. Adapun penjelasan variasi
kita harus menyelesaikan makalah dan
bahasa tersebut adalah sebagai berikut:
penyelesaian makalah itu mengharuskan dia
1. Variasi bahasa dari segi penutur
membaca buku-buku acuan yang berbahasa
a. Variasi bahasa idiolek
Inggris, dia tidak akan mengalami kesulitan
Variasi bahasa idiolek adalah variasi
mengambil seri informasi pustaka berbahasa
bahasa yang bersifat perorangan. Menurut
Inggris itu. Hal itu berarti, dia sudah memiliki
konsep idiolek, setiap orang memunyai
kemudahan satu langkah dalam
variasi bahasa atau idioleknya masing-
menyelesaikan makalahnya. Jika kondisi
masing.
yang ada adalah sebaliknya, yakni dia tidak
b. Variasi bahasa dialek
menguasai bahasa tempat informasi pustaka
Variasi bahasa dialek adalah variasi
yang akan diambil, berarti dia sudah
bahasa dari sekelompok penutur yang

268
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

jumlahnya relatif, yang berada pada suatu jargon, argot, dan ken (Chaer, dan Agustina,
tenipat, wilayah, atau area tertentu. 2004:66).
Umpamanya, bahasa Bugis dialek Palakka, Adapun penjelasan tentang variasi bahasa
Wajo, Rappang, dan sebagainya. tersebut adalah sebagai berikut:
(1) akrolek adalah variasi sosial yang
c. Variasi bahasa kronolek atau dialek
dianggap lebih tinggi atau lebih
temporal
bergengsi dari variasi sosial lainya
Bahasa kronolek atau dialek temporal
misalnya: Bokap (panggilan untuk
adalah variasi bahasa yang digunakan oleh
Ayah);
sekelompok sosial pada masa tertentu.
(2) basilek adalah variasi sosial yang
Umpamanya, variasi bahasa Indonesia pada
dianggap kurang bergengsi atau
masa tahun tiga puluhan, variasi bahasa pada
bahkan dipandang rendah;
tahun lima puluhan, dan variasi bahasa pada
(3) vulgal adalah variasi sosial yang ciri-
masa kini.
cirinya tampak pada pemakai
d. Variasi bahasa sosiolek bahasa yang kurang terpelajar atau
Variasi bahasa sosiolek adalah variasi dari kalangan yang tidak
bahasa yang berkenaan dengan status, berpendidikan, misalnya: resek;
golongan, dan kelas sosial para penuturnya. (4) slang adalah variasi sosial yang
Variasi bahasa ini menyangkut semua bersifat khusus dan rahasia;
masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, (5) kolokial adalah variasi sosial yang
pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat digunakan dalam percakapan
kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan sehari-hari yang cenderung
sebagainya. menyingkat kata karena bukan
1) Variasi bahasa berdasarkan usia merupakan
masyarakatnya. bahasa tulis. Misalnya dok (dokter),
Perbedaan variasi bahasa yang digunakan prof (profesor), let (letnan), dl!;
oleh raja (keturunan raja) dengan masyarakat (6) jargon adalah variasi sosial yang
biasa dalam bidang kosakata, seperti kata digunakan secara terbatas oleh
mati digunakan untuk masyarakat biasa, kelompok sosial tertentu. Misalnya,
sedar.gkan para raja menggunakan kata para tukang batu dan bangunan
mangkat. dengan istilah disiku, ditimbang, dll;
(7) argot adalah variasi sosial yang
2) Variasi bahasa berdasarkan tingkat digunakan secara terbatas oleh
ekonomi para penutur profesi tertentu dan bersifat rahasia.
Variasi bahasa berdasarkan tingkat Misalnya, bahasa para pencuri dan
ekonomi para penutur adalah variasi bahasa tukang copet daun dalam arti uang;
yang memunyai kemiripan dengan variasi (8) broken adalah variasi sosial yang
bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan bernada memelas, dibuat merengek-
hanya saja tingkat ekonomi bukan mutlak rengek penuh dengan kepura-puraan.
sebagai warisan sebagaimana halnya dengan Misalnya, variasi bahasa para
tingkat kebangsawanan. Misalnya, seseorang pengemis
yang memunyai tingkat ekonomi yang tinggi
akan memunyai variasi bahasa yang berbeda 2. Variasi bahasa dari segi pemakaian
dengan orang yang memunyai tingkat Nababan (dalam Chaer dan Agustina,
ekonomi lemah. 2004:68) mengatakan
bahwa variasi bahasa berkenaan dengan
3) Variasi bahasa berdasarkan tingkat pemakaian atau fungsinya disebut fungsiolek
golongan atau register adalah vatiasi bahasa yang
Variasi bahasa berdasarkan tingkat menyangkut bahasa itu digunakan untuk
golongan, status dan kelas sosial para keperluan atau bidang apa. Misalnya bidang
penuturnya dikenal adanya variasi bahasa jurnalistik, militer, pertanian, perdagangan,
akrolek, basilek, vulgal, slang, kolokial, pendidikan, dan sebagainya.

269
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Variasi bahasa dari segi pemakaian ini Gaya atau ragam akrab adalah variasi
yang paling tampak cirinya adalah dalam hal bahasa yang biasa digunakan oleh para
kosakata. Setiap bidang kegiatan biasanya penutur yang hubungannya sudah akrab antar
memunyai kosakata khusus yang tidak anggota keluarga atau antar teman yang sudah
digunakan dalam bidang lain. Misalnya, karib.
bahasa dalam karya sastra biasanya menekan
4. Variasi bahasa dari segi sarana
penggunaan kata dari segi estetis sehirigga
Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi
dipilih dan digunakanlah kosakata yang tepat.
sarana atau jalur yang digunakan. Misalnya,
Ragam bahasa jurnalistik juga memunyai
telepon, telegraf, radio yang menunjukkan
ciri tertentu, yakni bersifat sederhana,
adanya perbedaan dari variasi bahasa yang
komunikatif, dan ringkas. Sederhana karena
digunakan, salah satunya adalah ragam atau
harus dipahami dengan mudah komunikatif
variasi bahasa lisan dan bahasa tulis yang
karena jurnalis harus menyampaikan berita
pada kenyataannya menunjukan struktur yang
secara tepat serta ringkas karena
tidak sama.
keterbatasasan ruang (dalam media cetak),
dan keterbatasan waktu (dalam media E. Peranan Media
elektronik). Intinya ragam bahasa yang Media massa (cetak atau elektronik) setiap
dimaksud di atas, adalah ragam bahasa yang hari mengunjungi masyarakat dengan
menunjukkan perbedaan ditinjau dari segi menggunakan sarana bahasa Indonesia. Oleh
siapa yang menggunakan bahasa tersebut. karena itu, media massa memiliki fungsi yang
amat strategis dalam upaya pengembangan
3. Variasi bahasa dari segi keformalan
atau pembinaan bahasa Indonesia. Bahkan,
Variasi bahasa berdasarkan tingkat
serin terjadi media massa dijadikan acuan
keformalannya, Chaer dan Agustina
dalam penggunaan bahasa Indonesia.
(2004:700) membagi variasi bahasa atas lima
Mengingat fungsi yang begitu strategis,
macam gaya, yaitu:
pembinaan dan pengembangan bahasa
a. Gaya atau ragam beku (frozen); Indonesia perlu memanfaatkan media massa,
Gaya atau ragam beku adalah variasi baik cetak maupun elektronik.
bahasa yang paling formal, yang digunakan Dalam hubungan dengan pengembangan
pada situasi-situasi hikmat, misalnya dalam bahasa Indonesia, media massa dapat
upacara kenegaraan, khotbah dimasjid, dan mengambil peran dalam penggalian dan
sebagainya. penyebarluasan kosakata dari khazanah
budaya daerah. Penggalian budaya daerah ke
b. Gaya atau ragam resmi (formal);
dalam bahasa Indonesia itu akan memperkaya
Gaya atau ragam resmi adalah variasi
kosakata bahasa Indonesia yang sekaligus
bahasa yang biasa digunakan pada pidato
mengimbangi laju pertumbuhan kosakata
kenegaraan, rapat dinas, dan sebagainya.
bahasa Indonesia dari penyerapan kosakata
c. Gaya atau ragam usaha (konsultatif); bahasa asing.
Gaya atau ragam usaha atau ragam Selama pengungkapan budaya daerah
konsullatif adalah variasi bahasa yang lazim tersebut belum terdapat dalam kosakata
dalam pembicaraan biasa di sekolah, atau bahasa Indonesia, pengambilan kosakata
pembicaraan yang berorientasi pada hasil atau bahasa daerah tersebut akan memperkaya
produksi. kosa kata bahasa Indonesia. Misalnya, kata
d. Gaya atau ragam santai (casual); kaharingan, gambut, dan mandau adalah
Variasi bahasa ragam santai adalah ragam contoh pengangkatan kosakata bahasa daerah
bahasa yang digunakan dalam situasi yang yang memperkaya bahasa Indonesia. Dengan
tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan kata lain, media massa memiliki peran yang
keluarga atau teman karib pada waktu amat penting dalam pengayaan kosakata
istirahat dan sebagainya. bahasa Indonesia sekaligus
penyebarluasannya ke masyarakat Indonesia
e. Gaya atau ragam akrab (intimate); di luar wilayah bahasa daerah yang

270
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

bersangkutan, bahkan ke penutur di luar F. Pesan Komunikasi pada Media


Indonesia. Tan (1981:135) menyatakan bahwa pesan
Media massa menyampaikan berita, dalam komunikasi massa memunyai tiga
informasi, opini, artikel, dan sebagainya ke karakreristik, yaitu (1) Struktur pesan
masyarakat pembaca atau pemirsanya dengan (message structure), (2) gaya pesan (message
menggunakan bahasa Indonesia sebagai style), (3) gaya tarik pesan (message appeal).
sarananya. Secara tidak langsung media Struktur pesan terdiri atas: (a) penarikan
massa merupakan media pendidikan bagi kesimpulan (conclusion drawing), (b) urutan
warga masyarakat dalam berbahasa argumentasi (ordering of argument), dan (c)
Indonesia. Kata anda yang digunakan untuk urutan pesan dalam satu dan dua sisi (one and
memperkaya kata ganti orang kedua two sides messages).
diperkenalkan tahun 1952. Tanpa peran De Vito (dalam Tan 1981:137)
wartawan memuat kata itu dalam media mendefinisikan gaya pesan sebagai pilihan
massa, tidak akan populer kata itu di dan susunan perangkat linguistik yang
lingkungan penutur bahasa Indonesia. terbuka untuk pemilihan. Variabel stilistik
Dilingkungan pendidikan persekolahan memasukkan semua variasi yang
media massa memiliki peran yang strategis memungkinkan dalam sebuah pesan yang
pula dalam pengungkapan berita hangat, opini tidak dibatasi oleh aturan tata bahasa
masyarakat, informasi, dan artikel yang akan (grammar) atau norma lainnya. Berkaitan
memperkaya wawasan peserta didik secara dengan gaya dalam periklanan antara lain
tidak langsung memiliki wawasan bahasa perlu diperhatikan variasi linguistik yang
media massa yang memiliki kekhasan tepat, menarik dan mudah diingat.
tersendiri. Hal itu akan ikut membentuk
G. Hakikat Bahasa bahasa pesan singkat
kepribadian peserta didik dalam berpikir,
(SMS)
berekspresi, dan berkomunikasi secara efektif
Dewasa ini perkembangan teknol ogi
dan efisien yang akan menuntuk mereka
komunikasi memang sudah semakin maju
bertindak jujur, sopan, dan sportif.
pesat dan semakin memanjakan para
Pengungkapan dengan jawaban atas
konsumen pengguna telepon seluler (ponsel).
pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana,
Komunikasi antarindividu sudah semakin
mengapa, dan bagaimana merupakan contoh
praktis, mudah, murah, dan tidak lagi
kongkret pengetahuan yang diperoleh dari
mengenal batas ruang dan waktu. Sekarang,
wartawan.
cukup dengan mengetik pesan singkat lewat
Dari gambaran di atas tampak bahwa
ponsel, komunikasi bisa langsung terjalin
media massa memiliki peran yang strategis
dengan cepat dan mudah. Pesan singkat atau
dalam pemgembangan kosakata bahasa
SMS (short message service) inilah yang
Indonesia melalui penggalian kosakata dari
menjadi layanan primadona bagi para
budaya daerah. Dalam pembinaan, media
pengguna ponsel dan merupakan salah satu
massa menjadi guru bagi masyarakat
media komunikasi yang paling populer saat
pembacanya, baik di lingkungan
ini. Penggunaan sms sekarang ini tidak hanya
persekolahan karena pengembanmgan bahan
berperan sebagai komunikasi pribadi, tetapi
ajar kini mengambil media massa sebagai
juga digunakan sebagai sarana bisnis, seperti
salah satu sumber belajar, maupun
acara kuis, misalnya dan komunikasi yang
masyarakat luas. Media massa memainkan
sifatnya sosial, seperti pengumpulan dana
peran dalam pencerdasan kehidupan bangsa
oleh suatu lembaga amal, serta bisa juga
Indonesia. Mengingat peran yang strategis
sebagai media berita atau informasi on line.
itu, media massa diharapkan menggunakan
Layanan pesan singkat atau SMS adalah
bahasa yang baik dan benar dengan kekhasan
pesan pendek dalam bentuk teks. Penulisan
laras bahasa media massa, yang tentu saja
pesan harus singkat atau tidak bertele-tele,
tidak disamakan dengan penggunaan bahasa
padat, dan tepat sasaran. Layanan SMS
dala penulisan karya ilmiah ataupun dalam
memang dibatasi dengan jumlah karakter
karya sastra.
(huruf dan tanda baca), itulah sebabnya dalam

271
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

penulisan pesan sms perlu singkat. Karena Bagan Kerangka Pikir


keterbatasan ruang tulis itulah yang kemudian Gambar. Kerangka pikir
Bahasa Pesan Singkat
melahirkan sebuah bahasa baru di kalangan
masyarakat kita, yaitu bahasa yang
dinamakan sebagai bahasa SMS. Bahasa
SMS ini lahir dari penyingkatan suatu kata. Penggunaan Bahasa
Selain bertujuan untuk mempercepat dalam
penulisan atau pengetikan pesan,
penyingkatan kata yang dilakukan oleh si Variasi Bahasa
penulis pesan, dimaksudkan juga untuk bisa
menuliskan pesan yang panjang, tetapi
menggunakan kata yang disingkat-singkat,
supaya pesan tersebut bisa dilakukan dalam Segi Segi Segi Segi
sekali kirim SMS, karena ini berpengaruh juga
Penutur Pemakaian Keformala Saran
dengan uang yang akan dikeluarkan. Dengan
maksud itulah, maka muncullah penggunaan n a
singkatan kata yang kadang-kadang tidak
lazim atau tidak umum, sehingga orang yang
tidak terbiasa dengan singkatan kata mungkin Analisis
akan kesulitan membaca dan memahami
tentang yang ditulis.
Ternyata komunikasi lewat SMS memang
memerlukan suatu etika dan cara-cara yang Temuan
bijak, sehingga tujuan awal dari ber-SMS,
yaitu menulis pesan yang singkat, padat tetapi
jelas dan tepat sasaran, bisa benar-benar METODE
tercapai. Dengan demikian, manfaat dari SMS Metode penelitian ialah strategi yang
sebagai layanan yang praktis, mudah, cepat dianut dalam pengumpulan dan analisis data
dan murah bisa dirasakan. yang diperlukan, guna menjawab persoalan
yang dihadapi. Metode merupakan faktor
H. Kerangka Pikir yang sangat penting dalam pencapain tujuan
Guna mengarahkan penulis menemukan penelitian.
data dalam penelitian ini, maka ada beberapa Bagian ini memuat uraian tentang
hal yang menjadi landasan berpikir, yakni komponen metodologi penelitian yaitu: (1)
bahwa bahasa SMS termasuk dalam bahasa desain penelitian, (2) batasan istilah, (3) data
ragam tulis yang terdapat dalam media dan sumber data, (4) teknik pengumpulan
elektronik dengan menggunakan telpon data, (5) teknik analisis data, dan (6)
genggam atau handphone sebagai pengecekan keabsahan data. Hal-hal tersebut
pasilitasnya. Penggunaan variasi bahasa disajikan sebagai berikut ini.
bahasa pesan singkat (SMS) meliputi
perbandingan, pertentangan, pertautan, A. Desain Penelitian
perulangan. Berdasarkan hal tersebut untuk Desain yang digunakan dalam penelitian
mengetahui penggunaannya, penelitian ini ini adalah desain penelitian deskriptif
difokuskan penggunaannya pada mahasiswa kualitatif. Penulis mendeskripsikan data
Universitas Muhammadiyah Makassar. secara rinci dengan keadaan yang sebenarnya.
Adapun bagan kerangka pikir, digambarkan Untuk mencapai hal tersebut, penulis
sebagai berikut: merancang penelitian ini dengan mengamati
sebagaimana adanya.
B. Batasan Istilah
Agar mendapatkan gambaran yang lugas
tentang data yang diamati dalam penelitian
ini, maka perlu diberikan definisi istilah yang
272
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

diamati. Hal itu dimaksudkan untuk Pengambilan sampel itu berdasarkan


memudahkan dalam menganalisis data serta angkatan mahasiswa yang dikelompokkan
menginterprestasikannya secara akurat dan mulai dari angkatan 2009 sampai pada
terfokus. Definisi istilah yang dimaksud angkatan 2011. Pengkategorian tersebut
sebagai berikut. berdasarkan asumsi bahwa, mahasiswa dari
setiap angkatan memiliki perbedaan variasi
1. Variasi bahasa
bahasa yang dikarenakan perkembangan
Variasi bahasa yang dimaksud dalam
globalisasi dari masa-ke masa. Karena itu,
penelitian ini adalah pemanfaatan kekayaan
sampel yang diambil dari setiap angkatan
bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk
berjumlah 22 orang yang terdiri dari 11 orang
memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan
laki-laki dan 11 orang perempuan.
ciri bahasa sekelompok penulis SMS dan cara
Berdasarkan prosedur pengambilan
khas dalam menyampaikan pikiran dan
sampel demikian, jelas bahwa penelitian ini
perasaan secara tertulis.
menggunakan teknik “sampel berkelompok
2. Bahasa Pesan Singkat (SMS) (Cluster Sampling)”.
Bahasa pesan singkat (SMS) adalah
D. Teknik Pengumpulan Data
layanan inovasi handphone yang mudah
Teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mengirim pesan ke semua pemakai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
handphone.
1. Pembacaan yaitu penulis membaca serta
C. Data dan sumber data mengidentifikasi semua hal yang
1. Data Penelitian berhubungan dengan penggunaan variasi
Penentuan data mutlak dilakukan dalam bahasa pada bahasa pesan singkat (SMS)
suatu penelitian. Karena data memberikan mahasiswa PGSD Universitas
batasan terhadap objek yang akan diteliti. Muhammadiyah Makassar.
Data dalam penelitian ini berupa hasil 2. Pencatatan yaitu penulis mencatat semua
pengamatan penggunaan variasi bahasa pada hal yang berhubungan penggunaan
bahasa pesan singkat (SMS) antara variasi bahasa yang diperoleh dari
mahasiswa Universitas Muhammadiyah handphone mahasiswa PGSD Universitas
Makassaryang berjumlah 640 orang. Muhammadiyah Makassar.
2. Sumber Data Penelitian E. Teknik Analisis Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah Data yang terkumpul dalam penelitian
mahasiswa Universitas Muhammadiyah bahasa pesan singkat SMS yang terdapat
Makassar dalam menggunakan variasi dalam mendia elektronik (handphone) yang
bahasa pada bahasa pesan singkat (SMS). telah ditransper serta dikumpulkan ke dalam
Dalam penentuan besarnya sampel yang bentuk korpus data, selanjutnya dianalisis.
dijadikan sumber data dalam penelitian ini, Adapun langkah-langkah dalam menganalisis
berdasar pada pendapat yang dikemukakan data penelitian ini yaitu:
oleh Arikunto (1998:120) bahwa apabila 1. Mengidentifikasi bagian-bagian penting
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil yang menunjukkan penggunaan variasi
semua sehingga penelitiannya adalah bahasa pada bahasa pesan singkat (SMS)
penelitian populasi. Selanjutnya. Jika jumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah
subjeknya besar dapat diambil antara 10 - Makassar
15%, atau 20 - 25% atau lebih. 2. Mengklasifikasi jenis variasi bahasa pada
Mengingat populasi pada penelitian ini bahasa pesan singkat (SMS) mahasiswa
lebih dari 100 orang, maka peneliti Universitas Muhammadiyah Makassar.
mengambil sampel kurang lebih 10 % dari 3. Mendeskripsikan setiap jenis variasi
900 yaitu 88 orang. Sumber data yang bahasa yang digunakan mahasiswa
dimaksud diambil secara random dari Universitas Muhammadiyah Makassar
populasi. 900 orang tersebut merupakan yang disertai uraian–uraian atau
jumlah mahasiswa yang aktif berdasarkan penjelasan
registrasi yang didapatkan dari akademik.
273
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

F. Pengecekan Keabsahan Data Indonesia yaitu bahasa yang lazim dibuat dan
Pengecekan keabsahan bermaksud digunakan manusia dalam berkomunikasi
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur yang selain melalui SMS.
sangat relevan dengan persoalan yang sedang
2. Aspek Gramatikal
dicari dan kemudian merincinya. Triangulasi
adalah teknik yang diperlukan untuk a. Style Elipsis (S-E)
pemeriksaan data yang memanfaatkan sesua- Bentuk wacana pada aspek gramatikal
tu yang lain di luar data ini untuk keperluan berupa elipsis (pelesapan) menjadi ciri khas
pengecekan sebagai pembanding terhadap dari teks SMS. Bila merujuk pada penulisan
data yang didapatkan. Penelitian ini surat, pelesapan kata, frasa atau bahkan
mengunakan uji triangulasi sumber teman klausa dalam SMS sangat mungkin terjadi. Di
sejawat yaitu mengetahui kebenaran data bawah ini adalah teks SMS percakapan
yang diperoleh dengan memilih teman yang mahasiswa PGSD Universitas
berkompeten dengan penelitian ini. Muhammadiyah Makassar yang di dalamnya
Pengecekan melalui teman sejawat dapat terdapat pelesapan beberapa satuan
dilakukan dengan cara mengekspos hasil lingualnya. Kata atau frasa dalam kurung
sementara atau hasil akhir yang diperoleh adalah satuan lingual yang dilesapkan. Style
dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan konvensional percakapan mahasiswa melalui
sejawat. surat yang ada pada kolom sebelah kanan.
Style SMS Style Surat
HASIL PENELITIAN Konvensional
A. Penyajian Data 1a. Assalmualaikum. 1b. Assalamu’alaikum
Pada bagian ini dipaparkan data tentang Bapak saya mohon izin wr. wb. Dengan hormat,
pengaruh SMS dan bahasa Gaul Mahasiswa hari ini (saya) tidak saya mohon izin untuk
PGSD Universitas Muhammadiyah
dapat mengikuti mk hari ini saya tidak dapat
Makassar. Pengaruh pembentukan kata
Bapak, berhubung mengikuti matakuliah
terjadi karena mahasiswa menerjemahkan
sedang dluar kota. atas Bapak, karena sedang
bahasa SMS yang relatif singkat dan
pengertianx berada di luar kota. Atas
dianggapnya representatif yang ada
padanannya dalam bahasa Indonesia. (dihaturkan) trima pengertiannya
kasih dihaturkan terima kasih
1. Style Bahasa SMS
Aspek gaya bahasa yang ditemukan dalam 2a. Selamat pg.. Salam 2b. Selamat pagi. Salam
bahasa SMS ini, baik dalam bentuk style sejhtra utk bpk..sya sejahtera untuk bapak.
pesan, pemilihan kata, grammatikal, isi dari
mhswa bpk kLas C, Saya mahsiswa bapak
teks SMS, maupun cara penyampaian pesan
mhn maap (saya) tidak kelas C, mohon maaf
yang ada di dalam SMS tersebut. Style aspek-
dpt ikut kulyah bpk hari saya tidak dapat
aspek SMS inilah yang menyebabkan pada
ini. Krn ksehatan sy mengikuti kuliah Bapak
penelitian ini dilakukan, aspek-aspek yang
dibahas, dibatasi pada beberapa aspek trganggu. (Jamaluddin) hari ini karena kesehatan
Struktur, gaya bahasa dan pengaruhnya saya terganggu.
terhadap penggunaan bahasa Indonesia saja (Asfari, 2009)
antara lain: (1) aspek gramatikal, (2) aspek Pada data 1a, terdapat satuan lingual
leksikal, (3) dan aspek grafologisnya saja. ”saya” dan “saya haturkan” yang mengalami
Aspek-aspek gaya bahasa SMS yang pelesapan. Demikian juga pada data 2a,
berhubungan dengan isi pesan, serta cara terdapat satuan lingual saya mengalami
penyampaian pesan, ada baiknya dibahas fenomena pelesapan. Tujuan utama
pada penelitian yang lain. Penyampaian pelesapan satuan lingual ini adalah untuk
ketiga aspek gaya bahasa di atas dilakukan penghematan karakter. Sebagai
dengan cara menampilkan style bahasa SMS konsekuensinya, SMS yang didalamnya
dan style bahasa konvensional, serta terdapat pelesapan menjadi kuran formal.
pengaruhnya terhadap penggunaan bahasa

274
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

b. Style Penggunaan Konjungsi Unik Great, keep Fight cepat. Tapi kamu hebat.
(SPKU) there Tetap berjuang yang di
Konjungsi yang sering muncul dan sana.
menjadi ciri khas atau style dari teks SMS (Taufik, 2009:269-272)
dapat dilihat di bawah ini: Pada data di atas, dapat dilihat munculnya
Style SMS Style Konvensional beberapa kosa kata atau kalimat asing seperti
3a. Hay ka’ g peRnah 3b. Hey Kak, kenapa ”home” dan ”why” pada data 4a, pronomina
NongoL dKmpUs? N. nggak pernah ke kampus? ”u” pada data 5a, serta kalimat ”its 2 fast. But
dah luPa yach mha dan udah lupa ya sama u’ re Great, keep Fight there” pada data 6a.
Kt2…. kita-kita Penggunaan kosakata atau kosakata asing
(Hikmah, 2009:263-267) salah satu gaya bahasa tersendiri dan banyak
Pada contoh di atas dapat dilihat keunikan ditemukan dalam penulisan SMS.
konjungsi pesan SMS yang hanya b. Style Bahasa Gaul (SBG)
menggunakan huruf ”n” yang berfungsi Bahasa gaul adalah bahasa yang
menggantikan kata ”dan” untuk digunakan dalam komunikasi sehari-hari,
menghubungkan dua informasi. Keunikan berbentuk tidak formal, dan merupakan
yang lain adalah, huruf n ini sendiri tidak bahasa imitasi bahasa para artis di layar kaca,
dimaksudkan untuk menggantikan kata dan, atau bahasa pemuda metropolis Jakarta.
tapi dimaksudkan untuk menggantikan kata Adapun contoh penggunaannya seperti
and (dibaca en) dalam bahasa Inggris yang terlihat di bawah ini:
bermakna sama. Fenomena konjungsi Style SMS Style Konvensional
bilingual ini banyak dijumpai dalam
7a. Wah, gw g’ suka 7b. Wah, aku tidak suka
penulisan SMS
pada tu anak, lebai pada itu anak, sangat
3. Aspek Leksikal banget se.. berlebihan
a. Style Language Mixing (Campur
Bahasa) (S-Lamix) 8a. Gada hjn ga ada 8b. Tidak ada hujan tidak
Language mixing atau yang sering oujek.. bechek..eh ada ojek.. becek..eh
disebut campur bahasa atau campur kode shinta tb2 ga dkamps Shinta tiba-tiba tidak di
adalah proses penggunaan dua bahasa yang lg, its 2 fast. But u’ re kampus lagi, Ini sangat
berbeda atau lebih dalam sebuah SMS. Great, keep Fight there cepat. Tapi kamu hebat.
Language mixing dalam SMS dapat terjadi
Tetap berjuang yang di
dengan alasan. Alasan yang paling umum
sana.
digunakan adalah faktor trend. Fenomena ini
dapat dilihat pada data di bawah ini. (Asfari, 2010, dan Taufik (2009:269-272)
Style SMS Style Konvensional Beberapa bahasa gaul yang digunakan
4a. Ge d Home pu^^ 4b. Lagi di rumah dalam SMS di atas seperti pronomina ”guwa”
Why? sepupu. Kenapa? yang menggantikan kata ”aku” (data
7a), penggunaan kata ”nggak” yang
5a. u knp g dtng, u dah 5b. Kamu kenapa gak menggantikan kata ”tidak (7a), serta ”lebai”
tau kn qt meeting datang, kamu dah tau sebagai pengganti berlebihan (7a). Ketiga
malam ini?, tp gpp bukan, bahwa kita rapat kata gaul tersebut jamak digunakan dalam
mungkin u lg sibuk… malam ini, tapi tidak apa penulisan SMS. Pada data 8a, terdapat
apa mungkin kamu lagi kalimat gaul “Gada hjn ga ada oujek..
sibuk… bechek..” Kalimat ini adalah kalimat dari
kebanyakan artis ibu kota dan kemudian
dipopulerkan dan pada akhirnya sering
6a. G’ ada hjn ga ada 6b. Tidak ada hujan tidak
digunakan oleh anak muda agar ingin disebut
oujek.. bechek..eh ada ojek.. becek..eh
trendi dan tidak ketinggalan z aman.
shinta tb2 ga dkantor Shinta tiba-tiba tidak di
lg, its 2 fast. But u’ re kantor lagi, Ini sangat

275
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

4. Aspek Grafologis b. Style Satu Huruf Satu Kata (SHSK)


Konstruksi pesan SMS secara grafologis Style satu huruf satu kata adalah style
menunjukkan style yang beragam. Pesan- yang mana penulis SMS melibatkan proses
pesan yang disampaikan dalam SMS pemotongan kata sehingga menyisakan satu
dibangun dengan cara mengeksploitasi huruf tunggal. Huruf tunggal yang disisakan
berbagai unsur. Dengan teknik tertentu, adalah huruf yang dianggap mampu
unsur-unsur tersebut dilibatkan sehingga merepresentasikan seluruh suara dari kata
menghasilkan banyak sekali style penulisan yang mengalami proses clipping seperti
SMS. Adapun style penulisan SMS tersebut contoh:
dapat dilihat di bawah ini: Style SMS Style Konvensional
a. Style Clipping (S-Clip) 11a. Mam, g d mana? 11b. Mam, lagi di mana?

Clipping adalah fenomena sebuah kata 12a. ..besok J steng 1


yang terdiri dari dua suku kata atau lebih yang kmpl d depan perpus 12b. ..besok saja steng 1
dipotong menjadi lebih pendek (Yule, 1987: y.. kmpl di depan perpus
54). Dalam linguistik, cliping adalah salah Taufik (2009:269-272)
satu bagian dari proses pembentukan kata
baru, sedangkan dalam konteks SMS, Pada data 11a, di atas kita dapat melihat
clipping digunakan tidak untuk membentuk bahwa kata ”nggak” diclip hingga
kata-kata baru, tapi untuk menghemat menyisakan satu huruf yaitu ”g,” demikian
karakter dan tentu saja pulsa. juga kata ”di” mengalami proses clipping
Style SMS Style Konvensional sehingga menyisakan huruf ”d.” Demikian
juga pada data 11b, kata ”saja” diclip menjadi
9a. Assalamualaikum.. 9b. Assalamualaikum.
”j,” dan ”di,” diclip menjadi ”d.”
Pak maaf untk hr ini Pak maaf untuk hari ini
saya tdk msuk kuliah, saya tidak masuk c. Style Sound Addition (Penambahan
karn kshatn sya kuliah, karena Bunyi) (S-SA/S-PB)
terganggu, untuk surat kesehatan saya S-SA adalah fenomena ditambahkannya
keterangan dokternya terganggu, untuk surat suara pada akhir kata dengan tujuan untuk
menyusul, trimakasih keterangan dokternya “mempercantik” SMS atau untuk
menyusul, terimakasih menunjukkan gaya tertentu. Beberapa contoh
penambahan suara ini ada pada SMS di
10a. Asslmlkm, maaf 10b.Assalamualaikum, bawah ini
pak saya tdk bsa ikut maaf pak saya tidak bisa Style SMS Style Konvensional
kuliah bpk dkrenakan ikut kuliah bapak 13a. Boz, mamah ama 13b. Boz, mama sama
saya kurang enak bdn. dikarenakan saya papahmu mau datang papamu mau datang
Trimakasi kurang enak badan. gak k acara resepsi mbak gak ke acara resepsi
Terimakasih Ida? mbak Ida?
(Asfari, 2009)
14a. Hmmm….kalok 14b. Hmmm….kalo
Dari data di atas kita dapat melihat
sampek anak itu jalan sampai anak itu jalan
beberapa kata mengalami proses clipping
kemall sendiri, berarti kemall sendiri, berarti
seperti pada data 9a, “untuk” (tdk) “tidak”
dianya dah putus ama dianya dah putus ama
(tdk), “masuk” (msk), “karena” (karn),
“kesehatan” (kshatn), “terimakasih” pacarnya… pacarnya…
(trimakasih, trimakasi), serta pada data 10a, (Asfari, 2009)
assalamualaikum (asslmkm), “dikarenakan”
d. Style Kombinasi Kecil Besar (KKB)
(dkrenakan), dan “badan” (bdn). Bandingkan
dengan data 9b dan 10b yang merupakan Terkadang, SMS yang ditulis
style konvensional serta tidak menyertakan mengkombinasikan huruf kecil dan besar,
proses clipping di dalamnya. seperti contoh:

276
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Style SMS Style Konvensional f. Style Substitusi Suku Kata/Kata dengan


15a. Mam…smpe Jam 15b. Mam…sampai jam Angka karena Samaan Suara (SKASS)
bRaPa Tes mbAk berapa tes mbak Style SKASS melibatkan fenomena
pensubstitusian sukukata atau kata dengan
Mam.. Mam..
angka karena memiliki kesamaan suara.
Seperti contoh:
Style SMS Style Konvensional
16a. Oc dH Dg CeNang 16b. Oke deh dengan
hT Ka… senang hati 19a. Kalo geto, aku se7 19b. Kalo gitu, aku
aja dengan usulan xan. setuju aja dengan usulan
kalian.
20a. Halah..paling-
Taufik (2009:269-272)
paling diax gak s4 20b. Halah..paling-
Kombinasi huruf kecil dan besar di atas ngerjain paling dianya gak
tidak memiliki pola-pola tertentu, artinya sempat
kapan sebuah huruf ditulis kapital dan kapan Tugasnya..Emang kap4n
sebuah huruf ditulis dengan huruf kecil, tidak ke sala3? ngerjain
dapat diprediksi dengan jelas. Kombinasi ini tugasnya..Emang kapan
bersifat mana suka dan tiap orang memiliki ke
gaya tersendiri dalam melakukannya. salatiga?
e. Style Substitusi Huruf dengan Angka
karena Kesamaan Bentuk (SHAB) (Hikmah, 2009:263-267)
Kata-kata yang disusun untuk menulis Pada data 19a, terdapat kata ”se7” yang
sebuah pesan banyak yang disusun dengan merujuk pada kata ”setuju.” Silabe ke-2 dan
menggunakan huruf dan angka. Angka yang ke-3 pada kata ”setuju” yaitu ”tuju”
ditulis dimaksudkan untuk menggantikan disubstitusikan oleh angka ”7” karena
huruf dengan syarat; huruf yang digantikan memiliki kemiripan suara. Pada data 20a, kata
memiliki bentuk yang hampir sama dengan ”sempat” disubstitusikan oleh huruf ”s” dan
angka yang menyubstitusikan huruf tersebut. ”4” karena huruf ”4” memiliki kesamaan
Tujuan penulisan model SMS ini untuk suara dengan ”empat” pada kata ”sempat.”.
keindahan dan juga menunjukkan gaya. Demikian pada sala3, silabe ke-3 dan ke-4
Seperti contoh: yaitu ”tiga” digantikan oleh angka yang
Style SMS Style Konvensional memiliki kemiripan bunyi yaitu ”3”
17a. D4h b4ca 17b. Dah baca solo pos
g. Style Coinage (S-C)
s0l0post b3lum? belum?
Coinage di sini adalah ”penemuan”
18a. Eh, ditung9u 18b. Eh, ditunggu anak- sebuah simbol yang dianggap mewakili
anak-anak n9umpul anak ngumpul lho sebuah kata. Dikatakan menemukan, karena
lho.. sebelumnya simbol-simbol yang dimaksud
tidak merujuk sama sekali pada kata yang
direpresentasikan. Simbol-simbol tersebut
(Ashari, 2009, Hikmah, 2009:263-267) dipilih secara manasuka. Namun, meskipun
Jika pada style KKB tidak ditemukan pola- manasuka, kita masih dapat melihat adanya
pola tertentu, maka style SHAB dapat diamati relasi logis antara simbol dan kata yang
pola-polanya yaitu dengan menggunakan dirujukknya, salah satunya adalah simbol
patokan kesamaan bentuk dari huruf yang tersebut dianggap mewakili salah ”karakter
akan digantikan dengan angka. atau sifat” dari kata atau ekspresi yang
direpresentasikan seperti suara mapun
bentuk.

277
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Style SMS Style Konvensional Style SMS Style Konvensional


21a. Q dah balik ke koz, 21b. Aku sudah balik ke 25a. SL?m Wat 25b. Salam buat
tp km lom ada..ntr lw kos, tapi kamu belum TmeNq AL1en cpTn temanku Alien cepetan
dah mpe rmh cmz q ada..ntr kalau dah sampe cmbH y, wAt sembuh ya, buat
yach rumah sms aku ya
tmEn2q dKIP UNZ temen2ku diKI NS
22b. Kalo ke rumahku CayO L VE U cayo love you all..buat
22a. Kalo ke rumahq jgn
lupa bw bukux ya
jgn lupa bw bukunya ya aLL…W?t yG pgn yang pengen kenal sms
naL ZmZ or Call Z or call saja
23b. salam aja buat
23a. lam aj wt tmn2 kUl
teman-teman
q dUNS Met Lbran, n 26a. ti2p cl M j bwt 26b. titip salam aja
kuliahku di UNS
Kpn kGM lg tM?n2q buat teman-temanku
Selamat Lebaran, dan
ShPING..Wat cwok q
kapan ke GM lagi
Cpt cmBH
Shoping..Buat cowokku 27a. Dh g’ da wkt 27b. Dah gak ada
cepat sembuh bwt ma n lh0w.. waktu buat main lho

24a. Seneng melihatmu 28a. …HRz nUrUt 28b. …harus nurut


24b. Seneng melihatmu
kembali cria.. kembl cria (Aku Kt2 gUrU…! TRz kata-kata guru. Terus
tersenyum) wAt hErVia maKiN buat Hervia makin
(Asfari, 2009, Taufik, 2009:269-272, dan GoKiL j..! ThanKs y gokil aja. Thanks ya
Hikmah, 2009:263-267) coL0 Poz DaH d solo pos sudah dimuat.
mUaT..!
Simbol-smbol yang dicoinage oleh penulis
SMS di atas adalah ”Q” yang (Hikmah, 2009:263-267)
merepresentasikan kata ”aku atau ”ku”, ”x” Seperti terlihat pada data di atas, terdapat
yang merepresentasikan akhiran ”–nya,” penyimpangan fungsi tanda baca seperti ”?”
angka ”2” yang menunjukkan bahwa huruf yang digunakan untuk merepresentasikan
yang digunakan diulang hingga dua kali, ”n” huruf “a,” tanda baca ” ’ ” yang
sebagai konjungsi yang berarti ”dan,” dan merepresentasikan suara glottal (atau huruf
simbol ”:)” yang menunjukkan ekspresi k), “!” yang merepresentasikan tanda berhenti
nonverbal yaitu ekspresi ”tersenyum” atau pada akhir kalimat. Penyimpangan ini
”ceria” memang sengaja dilakukan karena faktor
h. Style Permainan Tanda Baca (S- gaya.
Pertaba)
i. Style Permainan Simbol Matematika (S-
Beberapa tanda baca diguakan untuk Persima)
menyusun sebuah kata dengan cara
mengkombinasikan tanda baca tersebut Pesan SMS dapat disusun dengan
dengan unsur-unsur semiotik lingual lainnya. menggunakan kombinasi huruf dan simbol
Tanda-tanda baca tersebut digunakan tidak Matematika. Seperti contoh di bawah ini:
untuk mematuhi kaidah-kaidah kebenaran Style SMS Style Konvensional
secara gramatikal, tapi tanda baca tersebut 29a. cUapa 29b. Siapa saja yang tahu
digunakan semata-mata karena gaya saja aJah..Yg tEu teman – teman
yang tentu saja sifatnya manasuka Djatmika tMen2
(2009:263-267). Adapun Style SMS yang alumni SMPN 4 Makassar
AluMnie SMP
menggunakan Permainan Tanda Baca ini diharap, hubungi aku ya.
N4 KRA dr
dapat dilihat di bawah ini: Terimakasih Makassarpost
mAKassr dHe
Tambah Sukses Aja.
hub Aq y0w,.
THANKS

278
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

s%P0st tMbAH dari suara kuat menjadi suaran yang lemah.


30b. Buat makssarpos tambah
cUksez Azja Seperti contoh:
top aja. I love u
Style SMS Style Konvensional
30a. bwt
all..da..da.. 34a. ..dah mlem 34b. ..sudah malem
c%p0zt,+t0p
adja,,i LupH u ne..udahan ya..jgn nih..udahan ya..jangan
ALL..tha..tha smsan aza.. smsan aja..
(Hikmah, 2009:263-267).
Tanda ” % ” digunakan untuk
merepresentasikan huruf ”mKz” pada kata Pada data di atas, huruf ”j” yang bersuara
”Makassar.” Hal ini dapat terjadi karena tanda lebih kuat digantikan oleh huruf ”z” yang
” % ” memang memiliki kemiripan secara bersuara lebih lemah.
bentuk dengan huruf ”mKz” pada kata
l. Style Sound Insertion (SSI)
”Makassar”. Tanda ” + ” merepresentasikan
Adalah proses penambahan bunyi di
kata ”tambah.” Dengan dipilihnya tanda ” + ”
tengah sebuah kata baik itu bunyi-bunyi vokal
SMS jadi terlihat lebih ringkas dan irit.
maupun bunyi-bunyi konsonan.
Pemilihan simbol-simbol matematika di atas
Style SMS Style Konvensional
jelas merepresentasikan kreatifitas dari
penulis SMS. 35a. Gad a hjn ga ada 35b. Gad a hjn ga ada
oujek.. bechek..eh ojek.. becek..eh shinta
j. Style Fortrisi (S-Fort) shinta tb2 ga dkantor tb2 ga dkantor lg, its 2
Fortrisi adalah penggunaan style menulis lg, its 2 fast. But u’ re fast. But u’ re Great, keep
dengan cara merubah suara dari suara lemah Great, keep Fight here Fight here
menjadi suaran yang kuat. Seperti contoh:
36b. Jangan sampe lupa
Style SMS Style Konvensional 36a. Jgn ampe lupa
ntar sore yah….c u
31a. setlh skulh ntar qt 31b. setelah sekolah ntar ntar sore yach….c u
ke GM y..trz mkn di kita ke GM ya..trus
(Taufik, 2009:269-272)
kFc..jgn lp zmz kaDr makan di KFC..jangan
lupa SMS Kadir Pada data 35a, terdapat penyisipan huruf
32a. maap br ”u” diantara huruf ”o” dan ”j,” pada kata
blz..pulzaku habiz 32b. maaf baru ”oujek,” demikian juga pada “bechek,”
bales..pulsaku habis terdapat penyisipan huruf ”h” diantara huruf
33a. Pren, dah ktemu ”c” dan ”e.” Pada data 36a, huruf “c”
sepedamu..? yg sabar 33b. Friend, sudah disisipkan di antara huruf ”a” dan ”h”
yach.. ketemu sepedamu…?, 4. Style Bahasa SMS: Sebuah Catatan
yang sabar ya.. Kecil
Setelah kita melihat paparan beberapa
style bahasa SMS yaitu yang berhubungan
(Asfari, 2009) dengan gramatikal, liksikalnya, serta
grafologinya, secara jelas kita menjumpai
Pada data di atas, huruf ”s” yang bersuara
bahwa style yang kita temukan berdasarkan
lebih lemah digantikan oleh huruf ”z” yang
pembagian tersebut ternyata tidak kaku
bersuara lebih kuat, demikian juga pada data
(rigid), dan banyak di antara style-style
di atas, huruf ”f” digantikan oleh huruf ”p”
tersebut yang munculnya tidak sendirian. Ini
yang bersuara lebih kuat.
menunjukkan bahwa sangat jarang penulis
k. Style Lenisi (S-L) SMS tetap terpaku untuk menggunakan satu
style saja. Ia dapat mengkombinasikan satu
Lenisi adalah kebalikan dari Fotrisi yaitu
style dengan style yang lain tergantung
style menulis dengan cara mengubah suara
seleranya. Seperti contoh pada SBG (data 8a)
dapat dikombinasikan dengan S-Lamix, KKB
279
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

(data 16a), ternyata dapat dipadukan dengan Begitu pula pendapat Kridalaksana (1982:
S-Clip. Demikian juga pada S-Persima (29a) 157) yang mendefiniskan Stilistika sebagai:
dapat dipadukan dengan style SHAB, (1) ilmu yang menyelidiki bahasa yang
demikian seterusnya. digunakan dalam karya sastra, dan (2)
Kedinamisan bahasa SMS ini, utamanya penerapan linguistik pada penelitian gaya
dalam hal grafologisnya, terjadi karena tidak bahasa.
adanya konvensi yang secara ketat mengatur Dari beberapa definisi yang diberikan
cara penulisan SMS. Selain itu, faktor-faktor oleh kelima pakar di atas, terdapat beberapa
seperti kreatifitas, trend, dan style individu kesamaan dalam mendefinisikan Stilistika
penulis SMS juga berperan besar yaitu: (1) objek kajian Stilistika adalah
mempengaruhi bentuk-bentuk penulisan wacana sastra, dan (2) pisau analisisnya
SMS. adalah linguistik. Dua kesamaan yang telah
disebutkan seakan-akan menjadi pembatas
PEMBAHASAN objek kajian Stilistika bahwa Stilistika hanya
II.1. Bahasa mengkaji wacana sastra saja.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, Lantas, bagaimanakah dengan wacana lain
terlebih dahulu harus memahami tentang semisal jargon politik dalam spanduk-
definisi dari gaya bahasa (stilistika) menurut spanduk kampanye, atau wacana iklan di
pendapat beberapa pakar. Dengan memahami Surat kabar yang isinya sebagian besar bukan
definisi ilmu ini, kita akan dapat memiliki merupakan wacana sastra? Tidak dapatkah
bekal dalam menentukan apakah bahasa SMS wacana tersebut diteliti dengan menggunakan
dapat dikaji yang berkenaan dengan struktur pendekatan Stilistika? Jika mengacu pada
bahasa dan pengaruhnya terhadap definisi-definisi di atas, secara bulat kita
penggunaan bahasa Indonesia? dapat menyimpulkan bahwa wacana jargon
Stilistika ialah bagian dari linguistik yang politik yang ada di spanduk kampanye,
memusatkan perhatiannya pada variasi maupun wacana iklan yang ada di surat kabar
penggunaan bahasa, terutama bahasa dalam karena bukan merupakan wacana sastra, tidak
kesusastraan (Junus, 1989: xvii). Widdowson dapat dianalisis dengan menggunakan
(1975: 3) menyatakan bahwa yang dimaksud pendekatan Stilistika, sehingga tertutup pula
dengan Stilistika adalah kajian wacana sastra kemungkinan wacana-wacana lain yang
dengan menggunakan pendekatan linguistik. serupa, seperti wacana SMS yang akan
Selain mendefinisikan Stilistika, Widdowson dianalisis pada penelitian ini, untuk dapat
menambahkan fungsi Stilistika sebagai dianalisis dengan menggunakan pendekatan
mediator antara ilmu Linguistik dan ilmu gaya bahasa.
Sastra (1975:117) Oleh karena wacana jargon politik,
Sehubungan dengan Widdowson, Ratna wacana iklan di surat kabar, dan wacana SMS
(2009:3), menyatakan bahwa Stilistika adalah dianalisis dengan menggunakan pendekatan
ilmu tentang gaya bahasa (style). Lebih jauh gaya bahasa yang disebabkan adanya
lagi Ratna memaparkan lima hal yang kebekuan definisi ilmu Stilistika terkesan
mungkin dapat mencakup keseluruhan definsi janggal, mengingat definisi Style sebagai core
Stilistika antara lain: (1) ilmu tentang gaya (inti) kata dari gaya bahasa memiliki cakupan
bahasa (2) ilmu interdisipliner antara yang demikian luas tak terbatas. Gaya atau
linguistik dengan sastra (3) ilmu penerapan style dalam Cambridge Advanced Learnear’s
kaidah-kaidah linguistik dalam penelitian dictionary secara harfiah dimaknai sebagai ”a
gaya bahasa (4) ilmu yang menyelidiki way of doing something, especially one which
pemakaian bahasa dalam karya sastra (3) ilmu is typical of person, group of people, place or
yang menyelidiki pemakaian bahasa dalam period” (cara untuk melakukan sesuatu,
karya sastra, dengan mempertimbangkan khususnya yang menjadi ciri khas seseorang,
aspek-aspek keindahannya sekaligus latar sekelompok masyarakat, tempat maupun
belakang sosialnya. periode tertentu). Lebih jauh lagi Satoto,
(1989:36) mendefinisikan style sebagi cara

280
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

yang khas yang dipergunakan oleh seseorang Mixing (S-Lamix) dan (2) Style
untuk mengutarakan atau mengungkapkan Bahasa Gaul (SBG);
diri atau gaya pribadi. 5. Bahasa SMS dan bahasa Gaul tidak
Keluasan definisi gaya atau style ini dapat dikaji berdasarkan kebakuan
menyebabkan gaya atau style dapat bahasa.
ditemukan di hampir seluruh kehidupan
manusia, seperti adanya style musik, style
REFERENSI
berpakaian, style tari, style berpidato maupun Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi
style sastra. Apabila keseluruh style tersebut Sastra. Bandung: Sinar Baru.
kemudian dibakukan sehingga akhirnya
menjadi cabang ilmu yang berdiri sendiri, Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
maka kita akan dapat menjumpai beragam Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
ilmu baru seperti Stilistika Musik, Stilistika Jakarta: Rineka Cipta
Tari, Stilistika Busana, Stilistika Sastra dan Chaer, Abdul. & Leonie Agustina. 2004.
lain sebagainya.
Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Dengan dasar inilah sehingga disimpulkan
bahwa di dalam bahasa SMS sangat banyak Jakarta: PT Rineka Cipta.
yang tidak sesuai dengan struktur bahasa, Halliday, M.AK. 1985. Language, Context,
terjadi kesalahan ejaan, dan tanda baca. Hal and Text:of Language in Social
ini terjadi karena bahasa dipergunakan oleh Semiotic Perspective. Melbourne:
seseorang untuk mengutarakan atau
Deakin University.
mengungkapkan diri atau gaya pribadi.
Keraf. Gorys. 1991. Diksi dan Variasi
KESIMPULAN Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Bahasa SMS merupakan style yang memiliki
keunikan tersendiri dan menggambarkan Koentjono, Djoko. (Ed.). 1982. Dasar-dasar
kepribadian pengirimnya. Di dalam penelitian Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas
ini ditemukan beberapa hal yang menarik, Sastra Universitas Indinesia.
antara lain yaitu: Kridalaksana, Harimurti. 1982. Fungsi
1. Bahasa SMS dan bahasa Gaul
Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende,
mempengaruhi penggunaan bahasa
Indonesia yang berkenaan dengan Flores: Nusa Indah.
struktur teks pada kata dan kalimat, Kridalaksana, Harimurti, 2001. Kamus
variasi bahasa yang berlebihan Linguistik. Jakarta: Gramedia.
(kelogisan), dan keuniversalan;
2. terdapat tiga style khas bahasa SMS Lim Kiat Boey. 1982. Pengantar Linguistik.
yang menjadi fokus kajian paper ini Jakarta: Rebia Indah Prakarsa.
yaitu (1) style yang berhubungan Nababan, P.W.J. 1979. Sosiolinguistik Suatu
dengan grammatika, (2) style yang Pengantar. Jakarta: Gramedia.
berhubungan engan leksikon, dan (3) Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
style yang berhubungan dengan 2007. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
grafologinya;
Indonesia yang Disempurnakan.
3. terdapat dua style khas bahasa SMS
yang berhubungan dengan gramatika, Yogyakarta: Tera.
antara lain: (1) Style Elipsis (S-E), Samsuri. 1981 Analisis Bahasa. Surabaya :
dan Style Penggunaan Konjungsi Erlangga.
Unik (SPKU);
Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa
4. ditemukan dua style khas bahasa
SMS yang berhubungan dengan Indonesia. Jakarta: PT Sastra
leksikon, yaitu: (1) Style Language Husada.

281
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Soekono, Wirjosoedarmo.1984. Sejarah


Ejaan Bahasa Indonesia. Surabaya:
Sinar Wijaya.
Tan, Alexis S. 1981. Mass Communication
and Research. Grid Publishing. Inc.
Columbus. Ohio.
Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengantar
Variasi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Wardihan. 2002. Pengantar Linguistik.
Modul Bahan Ajar. Makassar:
JBSID.

282
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan Hotel
Remcy, Makasar, April 21 2018

PENGEMBANGAN PERILAKU KETERAMPILAN SOSIAL


ANAK USIA DINI

Rusmayadi

Program studi PGPAUD FIP UNM

e-mail rusmayadi@unm.ac.id

Abstrak Keterampilan sosial merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki sejak dini
agar individu tersebut mampu menghadapi problema hidup dalam kaitannya sebagai
makhluk sosial yang selalu terus-menerus berinteraksi. Keterampilan sosial merupakan
pengetahuan tentang perilaku manusia dan proses antarpribadi, kemampuan memahami
perasaan, sikap, motivasi orang lain tentang apa yang dikatakan dan dilakukannya, dan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif serta kemampuan
membangun hubungan yang efektif dan kooperatif. Anak yang memiliki keterampilan
sosial akan lebih efektif karena ia mampu memilih dan melakukan perilaku yang tepat
sesuai dengan tuntutan lingkungan. Seorang anak dikatakan memiliki keterampilan
sosial yang tinggi apabila ia dapat berkomunikasi dengan baik sesuai aturan (tatacara)
dengan sesamanya di dalam sebuah kelompok.

Kata kunci: keterampilan sosial, pendidikan anak usia dini.

Abstract Social skills is one of the capabilities that must be owned early on so that individuals
are able to face the problem of life in relation to social beings who always constantly
interact. Social skills are knowledge of human behavior and interpersonal processes,
the ability to understand the feelings, attitudes, motivations of others about what it says
and does, and the ability to communicate clearly and effectively and the ability to build
effective and cooperative relationships. Children who have social skills will be more
effective because he is able to choose and perform appropriate behavior in accordance
with the demands of the environment. A child is said to have high social skills if he can
communicate well in accordance with the rules (rules) with his fellow in a group.

Keywords: social skills, early childhood education.

283
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN anak secara signifikan dipengaruhi oleh


Sejak kecil anak telah belajar cara lingkungan yang membesarkan anak,
berperilaku sosial sesuai dengan harapan meskipiun dibesarkan oleh praktek konflik
orang-orang di sekitamya, yaitu dengan ibu, perkawinan orang tua yang mempengaruhi
ayah, dan saudaranya. Apa yang telah kompetensi sosial mereka.
dipelajari anak dan lingkungan keluarganya Keller dan Carlson mendefinisikan
turut mempengaruhi pembentukan perilaku keterampilan sosial pada anak adalah
sosialnya dilingkungan yang lebih luas. penggunaan penguatan sosial yang umum
Ketika anak berhubungan dengan orang lain, dalam hubungan kelompok sebaya.
terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat Penguatan tersebut meliputi: imitasi
bermakna dalam kehidupannya yang dapat (meniru), tersenyum, tertawa, memberi,
membantu pembentukan kepribadiannya. kasih sayang, dan verbalisasi.24 Anak yang
Perilaku sosial merupakan aktivitas yang memiliki keterampilan sosial yang baik
berhubungan dengan orang lain, baik dengan tentunya mampu mengekspresikan apa yang
teman sebaya, guru, orang tua, maupun mereka rasakan secara baik dan tentunya
saudara. pada tempatnya. Sehingga teman-teman
Studi tentang pengaruh yang kuat dari sebaya mereka mampu menerimanya secara
kelompok teman sebaya pada masa kanak- penuh. Kemampuan berekspresi yang baik
kanak akhir sebagian berasal dari keinginan merupakan indikator ketarampilan sosial
anak untuk dapat diterima oleh kelompok yang baik pada anak.
dan sebagian lagi dari kenyataan bahwa anak Liberman et.al dalam Chris Segrin and
menggunakan waktu lebih banyak dengan Michelle Givertz menyatakan bahwa
teman sebaya. Ketika anak-anak memasuki keterampilan sosial adalah kemampuan
sekolah, guru mulai memasukkan pengaruh untuk mengungkapkan perasaan atau
terhadap sosialisasi mereka, meskipun berkomunikasi tentang kepentingan dan
pengaruh teman sebaya biasanya lebih kuat keinginan kepada orang lain.25 Menurut
dibandingkan dengan pengaruh guru atau Liberman et.al keterampilan sosial
orang tua. Sejumlah faktor ikut merupakan kemampuan dalam
mempengaruhi perbedaan ini dan hal ini berkomunikasi dan berinteraksi, kemampuan
sebagian besar juga dapat diramalkan. berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik
Terlepas dari pola yang dapat diramalkan ini, bukti dari keterampilan sosial yang baik pula.
pengaruh kelompok sosial berbeda-beda. Menurut Bornstein et.al, keterampilan
Rikuya Hosokawa and Toshiki Katsura sosial sebagai kemampuan untuk
dalam penelitiannya menunjukkan bahwa mengekspresikan perasaan baik positif dan
konflik perkawinan destruktif dan negatif dalam konteks interpersonal tanpa
konstruktif secara langsung dan tidak harus berakibat hilangnya penguatan di
langsung mempengaruhi perkembangan lingkungan sosial.26 Kemampuan untuk
keterampilan sosial anak melalui mediasi mengekspresikan dan mengkomunikasikan
praktek pengasuhan23. Olehnya itu perasaan positif dan negatif yang dirasakan
pengembangan keterampilan sosial adalah merupakan indikator utama dari
penting untuk memperoleh kompetensi keterampilan sosial yang didefiniskan oleh
sosial mereka, sehingga penyesuaian di Bornstein, sesorang yang mampu
sekolah sangat penting dilakukan. mengkomunikasikan apa yang dia rasakan
Pengembangan keterampilan sosial anak- kepada orang lain tanpa menimumbulkan
dampak negatif pada dirinya merupakan
23
Rikuya Hosokawa* and Toshiki Katsura. Marital (University of Western Ontario. Child Development, Vol.
relationship, parenting practices, and social skills 45, No. 4, 1974), hh. 913.
25
development in preschool children. (2017) 11;2. Chris Segrin and Michelle Givertz, loc.cit
24 26
Martha Freese Keller and Peter M. Carlson, The Use of Mitchell R. Bornstein, et.all, Social-Skills Training for
Symbolic Modeling to Promote Social Skills in Preschool Unassertive Children: A Multiple-Baseline Analysis,
Children with Low Levels of Social Responsiveness (University Of Pittsburgh, Journal Of Applied Behavior
Analysis, 1977), h.184.

284
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kunci dari keterampilan sosial yang baik dari Shaffer mendefenisikan keterampilan
seorang individu. sosial pada anak adalah pikiran, tindakan,
Comb and Slaby dalam Van Hassel dan pengaturan kegiatan emosional yang
mengungkapkan keterampilan sosial pada memungkinkan anak-anak untuk mencapai
anak sebagai kemampuan untuk berinteraksi tujuan pribadi atau sosial dengan tetap
dengan orang lain dalam konteks sosial menjaga keharmonisan dengan mitra sosial
tertentu dengan cara-cara tertentu yang mereka.30 Kemampuan seorang anak dalam
secara sosial dapat diterima atau dihargai dan mencapai tujuan pribadi dan sosial mereka
pada saat yang sama secara pribadi saling dianggap sebagai indikator keterampilan
menguntungkan, atau bermanfaat terutama sosial anak yang baik, seorang anak yang
untuk orang lain.27 Combs dan Slaby juga mampu menjaga keharmonisan hubungan
menunjukkan kebutuhan untuk menilai dengan teman sebaya mereka juga dianggap
keterampilan sosial dari berbagai perspektif, sebagai poin utama dari keterampilan sosial
termasuk dari individu itu sendiri, rekan- anak.
rekan, guru, dan orang tua. Sheridan dan Walker dalam Sheridan
Gresham and Reschly menjelaskan bahwa keterampilan sosial
mengkonseptualisasikan keterampilan sosial biasanya mengacu pada diskrit, tujuannya
sebagai perilaku dalam situasi tertentu, yang adalah mengarahkan perilaku yang
berfungsi untuk mengamankan dan memungkinkan individu untuk berinteraksi
mempertahankan penguatan atau secara efektif dengan orang lain dalam
menurunkan kemungkinan hukuman akibat lingkungannya.31 Sheridan dan Walker
prilaku sosial seseorang.28 Keterampilan mengidentifikasi dua hal yang penting bagi
sosial dikaitkan dengan penerimaan teman sosial keterampilan sosial anak. Pertama,
sebaya, jika individu dapat diterima dan seorang anak harus belajar berbagai
populer diantara teman sebaya dapat keterampilan sosial yang akan diperlukan
dikatakan memiliki keterampilan sosial yang dalam berbagai situasi, dengan kata lain
baik atau dengan kata lain keterampilan seorang anak harus menguasai perilaku
sosial merupakan perilaku yang dipelajari sosial yang akan diperlukan dan berguna saat
dan diterima secara sosial, yang berinteraksi dengan orang lain. Kedua,
memungkinkan seseorang untuk berinteraksi seorang anak harus belajar berhubungan
dengan orang lain dengan cara menimbulkan dengan cara yang dapat diterima oleh orang
tanggapan positif dan membantu lain dalam berbagai situasi sosial.
menghindari respon negatif. Curtis mendefinisikan keterampilan
Menurut Gordon and Browne sosial pada anak adalah berbagai jenis
keterampilan sosial merupakan strategi anak- strategi yang digunakan anak ketika mereka
anak belajar yang memungkinkan mereka mencoba untuk memulai dan
untuk berperilaku tepat di lingkungan mempertahankan setiap interaksi sosial.32
mereka.29 Keterampilan sosial membantu Keterampilan sosial pada anak dipandang
anak-anak belajar untuk memulai atau sebagai kemampuan anak dalam memulai
mengelola interaksi sosial dengan orang lain dan mempertahankan setiap interaksi sosial
serta berinteraksi dengan aturan yang yang mereka lalui dengan teman-teman
berlaku. mereka. Kemampuan untuk

27
Vincent B. Van Hassel, et.all, social skill assessment and Education, Eight Edition, (Belmont, Wadsworth, 2008),
training for children: an evaluative review, (University of h.482.
30
Pittsburgh, Beha. Rrs. & Therapy. Vol. Il, 1978), h. 415. David R. Shaffer, op.cit., h. 458.
31
28
Frank M. Gresham and Daniel J. Reschly, Dimensions of Sheridan, et.all, A Contextual Approach to the Assessment
Social Competence: Method Factors in the Assessment of of Social Skills: Identifying Meaningful Behaviors for
Adaptive Behavior, Social Skills, and Peer Acceptance Social Competence, (Wiley Periodicals, Inc, Journal
(USA, Pergamon Journals, Journal of School Psychology. Psychology in the Schools, 2005), h. 173.
32
Vol 25. 1987), h. 368. Audrey Curtis, A curriculum for the pre-school child
29
Ann Miles Gordon and Kathryn Williams Browne, Learning to learn, Second edition, (London, Routledge,
1997), h.43.
Beginnings and Beyond, Foundations in Early Childhood

285
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

mempertahankan hubungan sosial dengan hubungan dan komunikasi, meminta


orang lain merupakan indikator dari bantuan, membantu, dan memberikan pujian
keterampilan sosial. adalah merupakan bagian dari keterampilan
Fabes dalam Ashley memberikan ciri- sosial.34 Menurut Elliot et.al keterampilan
ciri dari kemampuan sosial pada anak, ciri sosial membagi dalam beberapa dimensi
tersebut meliputi (a) kemampuan untuk utama yaitu: kemampuan mengungkapkan
berinteraksi secara efektif dan apa yang dirasakan, kemampuan berbagi
mengembangkannya menjadi hubungan dengan apa yang dimililki, dan punya
yang positif, (b) kemampuan untuk memulai kepekaan sosial terhadap sesama.
dan menjaga hubungan dengan mitra sosial, Ada lima domain utama keterampilan
terutama dengan teman sebaya, (c) sosial, antara lain: (1) Cooperation
koordinasi dan komunikasi dari tindakan (Kerjasama), (2) Assertion (Sikap tegas), (3)
berdasarkan perasaan orang lain, (d) Self Control (Kontrol diri) (4) Peer
keterlibatan dalam level yang lebih besar relationships (Hubungan dengan teman
ketika bermain kooperatif dan berpura-pura, sebaya), (5) Social Skill Academic
(e) lebih nyaman ketika menghadapi (Keterampilan sosial akademik).35
pengalaman sosial seperti berkomunikasi Riggio membagi keterampilan sosial
dua arah dan dan berkomunikasi dalam dalam 6 komponen keterampilan, tiga
konteks kelompok, dan (f) kemampuan untuk pertama keterampilan berhubungan dengan
mengontrol dan menyesuaikan emosi dan kemampuan untuk berkomunikasi secara
tindakan mereka selama interaksi sosial.33 emosional, melibatkan keterampilan dalam
Keterampilan sosial merupakan komunikasi nonverbal.,36 antara lain:
keterampilan yang dapat dipelajari oleh (1) Emotional Expressivity (EE)
seseorang sejak usia dini mengenai pola Emotional Expressivity adalah
berhubungan dengan orang lain melalui cara- kemampuan untuk mengekspresikan
cara yang diterima oleh lingkungan dan dapat emosi – kemampuan untuk secara
saling menguntungkan, tidak hanya
akurat mengirim perasaan seseorang
menguntungkan dirinya tapi juga
menguntungkan buat orang lain. Dengan dan pesan emosional kepada orang
keterampilan sosial seseorang mampu lain. Individu yang mempunyai (EE)
menyesuaikan diri dengan lingkungan, tinggi, dapat membangkitkan
mampu bekerjasama dan mengatasi masalah emosional atau menginspirasi orang
serta menghargai diri sendiri dan orang lain. lain karena kemampuan mereka.
Komponen-komponen keterampilan (2) Emotional Sensitivity (ES)
sosial Emotional Sensitivity (ES) adalah
Keterampilan sosial merupakan kemampuan untuk membaca dan
pengetahuan tentang perilaku manusia dan menginterpretasikan emosi dan
proses antarpribadi, kemampuan memahami perasaan orang lain. Sebuah kunci
perasaan, sikap, motivasi orang lain tentang untuk membangun kepercayaan dan
apa yang dikatakan dan dilakukannya, dan hubungan emosional dengan orang
kemampuan untuk berkomunikasi dengan lain.
jelas dan efektif serta kemampuan (3) Emotional Control (EC)
membangun hubungan yang efektif dan Emotional Control (EC) adalah
kooperatif. kemampuan untuk mengatur emosi
Elliot et.al, mengemukakan bahwa dan mengendalikan ekspresi. Individu
perilaku seperti mengungkapkan diri, yang memiliki EC tinggi,
kemampuan untuk berbagi, menjalin
33 35
Ashley, et al, loc.it. Steven W Lee, Encyclopedia-of School Psychology,
34
Elliott, S. et al., New directions in social skills assessment (Sage Publications, Inc, 2005), h. 511.
36
and intervention for elementary and middle school Ronald E. Riggio, Assessment of Basic Social Skills, Journal
students (Lawrence Erlbaum Associates, Exceptionality, of Personality and Social Psychology, Vol.51, No. 3,
9, 2001), h.20. (California State University, Fullerton, 1986), h. 651.

286
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kemungkinan menjadi aktor untuk kesadaran pribadi dan yang


emosional yang baik, mampu lainnya, mereka mewujud sebagai
menggunakan isyarat emosional yang kemampuan untuk mengenali dan
saling bertentangan untuk menutupi mengakui perasaan orang lain, empati,
keadaan emosional yang dirasakannya memahami bahasa tubuh dan meniru,
(misalnya, wajah ceria untuk menutupi kemampuan untuk menentukan
kesedihan) apakah orang lain dapat dipercaya;
Tiga berikutnya adalah keterampilan 4. Keterampialn Kognitif, merupakan
berkomunikasi secara verbal. Ini merupakan keterampilan yang diperlukan dalam
kunci dari keterampilan sosial dan situasi yang lebih kompleks dari
merupakan kemampuan untuk membaca dan interaksi sosial (persepsi sosial,
memahami situasi dan dinamika sosial. pengamatan diri, pemahaman norma-
1. Social Control (SC) norma sosial, dan pilihan perilaku
Social Control (SC) merupakan yang teapat dalam situasi yang
keterampilan bermain peran sosial, berbeda).37
berkembang dari waktu ke waktu, Kemudian Rubin and Martin dalam
yang memungkinkan seorang Jurevičienė membedakan keterampilan
pemimpin untuk memainkan peran sosial dalam beberapa bidang, antara lain:
tersebut, dan untuk tampil tenang dan (1) Keterampilan komunikasi:
terkendali dalam situasi sosial. Kemampuan dalam mengungkapkan
2. Social Expressiveness (SE) diri, relaksasi kemampuan sosial
Social Expressiveness (SE) termasuk (menghadapi reaksi negatif dari orang
mengartikulasikan verbal, melibatkan lain, manajemen diri);
orang lain dalam interaksi sosial, dan (2) Kemampuan dalam ketegasan:
mengelola penampilan. kemampuan untuk melindungi hak-
3. Social Sensitivity (SS) hak sendiri tanpa menyangkal hak
Social Sensitivity (SS) adalah orang lain;
keterampilan dalam membaca dan (3) Kemampuan ekspresif: Kemampuan
menafsirkan situasi sosial dan seluk- untuk mengungkapkan pikirandan
beluk komunikasi verbal. Ini perasaan secara verbal dan nonverbal;
melibatkan pengetahuan tentang (4) Kemampuan emosional: Empati –
aturan-aturan sosial, unsur etika sosial, kemampuan memahami emosi orang
dan kemampuan untuk memonitor diri lain, erawat orang lain; kedekatan,
dalam situasi sosial. keterbukaan yang ditunjukkan dalam
Selanjutnya Rustin and Kuhr dalam percakapan dan kemampuan untuk
C. Canney and A. Byrne mengklasifikasikan berbicara (menemukan topik umum,
keterampilan sosial, antara lain: memahami satu sama lain);
(5) Dukungan - orientasi untuk membantu
1. Keterampilan Dasar, Keterampilan
yang lain dalam memecahkan
Dasar ini terdiri dari kontak mata,
masalah, empati.
menjaga kepribadian, gerakan meniru;
(6) Keterampilan dalam penyesuaian:
2. Keterampilan Interaksi, Keterampilan
kemampuan yang membantu untuk
Interaksi terdiri dari kemampuan
mencapai tujuan sendiri dan
untuk memecahkan konflik,
memenuhi kebutuhan sendiri;
menunggu giliran seseorang, memulai
(7) Manajemen diri - memahami suatu
dan menutup percakapan, berinteraksi
hubungan linguistik dan menguasai
dengan pihak berwenang;
3. Keterampilan Emosional,
Keterampilan Emosional diperlukan

37
Canney, C., Byrne, A, Evaluating circle time as a support school-based research. (British Journal of Special
to social skills development – reflections on journey in Education, 2006), hh. 19-24.

287
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

etika komunikasi, misalnya, beralih ke menemukan tempat yang layak di


teman bicara.38 lingkungan mereka.42
Coper dan Tiknaz menyatakan Johnson dan Johnson mengemukakan 6
komponen dalam keterampilan sosial anak, hasil penting dari memiliki keterampilan
yakni (1) Kerjasama; (2) Berbagi; (3) sosial, yaitu:
Mengekspresikan perasaan; (4) Inisiasi; (5) 1. Perkembangan Kepribadian dan
Perilaku tepat di dalam kelas; (6) Mengatasi Identitas
perubahan yang tidak terduga.39 Oden dan Kebanyakan orang memperoleh
Asher mengidentifikasi empat komponen identitas masyarakat dibentuk dari
keterampilan sosial, antara lain: (1) hubungannya dengan orang lain.
Partisipasi; (2) Komunikasi; (3) Kerjasama; Sebagai hasil dari berinteraksi dengan
dan (4) Dukungan.40 orang lain, individu mempunyai
Berdasarkan beberapa pendapat di atas pemahaman yang lebih baik tentang
tentang komponen keterampilan sosial maka diri sendiri. Individu yang rendah
dapat diketahui faktor-faktor yang dalam keterampilan interpersonalnya
memberikan pengaruh yang besar pada dapat mengubah hubungan dengan
kemampuan keterampilan sosial anak orang lain dan cenderung untuk
sehingga perkembangan perilaku sosial bisa mengembangkan pandangan yang
berkembangan dengan baik. tidak akurat dan tidak tepat tentang
Pentingnya keterampilan sosial bagi anak dirinya.
Kebutuhan untuk berinteraksi sosial 2. Mengembangkan Kemampuan Kerja,
merangsang manusia untuk berhubungan Produktivitas, dan Kesuksesan Karir.
dengan orang lain, dan dengan interaksi Keterampilan sosial juga cenderung
mengajarkan kita keyakinan, nilai dan mengembangkan kemampuan kerja,
perilaku yang dapat diterima orang di sekitar produktivitas, dan kesuksesan karir,
kita, karena sejak lahir kita sudah yang merupakan keterampilan umum
berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja
sosial memungkinkan anak-anak untuk nyata. Keterampilan yang paling
mengalami konsekuensi positif selama penting, karena dapat digunakan untuk
interaksi social. Dengan keterampilan sosial mendapatkan bayaran kerja yang lebih
seorang anak akan mengalami konsekuensi tinggi, mengajak orang lain untuk
positif selama melakukan interaksi sosial.41 bekerja sama, memimpin orang lain
Bagi anak keterampilan sosial merupakan dan mengatasi situasi yang kompleks,
cara anak dalam melakukan interaksi dengan dan menolong mengatasi
orang lain, baik dalam hal tingkah laku permasalahan orang lain yang
maupun dalam hal berkomunikasi dengan berhubungan dengan dunia kerja.
guru, orang tua atau teman sebaya mereka. 3. Meningkatkan Kualitas Hidup
Membangun dan menikmati hubungan Meningkatkan kualitas hidup adalah
dengan orang lain adalah tujuan keseluruhan hasil positif lainnya dari keterampilan
dari pengembangan keterampilan sosial, social karena setiap individu
untuk mencapai tujuan tersebut, anak-anak
membutuhkan hubungan yang baik,
harus belajar untuk berkomunikasi secara
efektif, mengatur perilaku mereka dalam dekat, dengan individu lainnya.
norma-norma yang berlaku masyarakat, dan 4. Meningkatkan Kesehatan Fisik

38
Jurevičienė, et al., Concept and Structural Components of 40
Oden, S., & Asher, S. (1977). Coaching children in social
Social Skill, (Ugdymas, kūno kultūra, sportas nr. 3 (86), skills for friendship making (Child Development, 48,
2012), h. 46. 1977), h. 497.
39 41
Paul Cooper and Yonca Tiknaz, Nurture Groups in Linda K. Elksnin and Nick Elksnin, loc.cit.,
42
School and at Home Connecting with Children with Ruth Wilson, Nature and Young Children, encouraging
Social, Emotional and Behavioural Difficulties, (London, creative play and learning in natural environments (USA,
Jessica Kingsley Publishers, 2007), h. 32. Routledge, 2008), h. 50.

288
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Hubungan yang baik dan saling mereka untuk mengembangkan keterampilan


mendukung akan mempengaruhi sosial.
kesehatan fisik. Penelitian Rubin et al., menjelaskan bahwa
pengembangan keterampilan sosial dan
menunjukkan hubungan yang
komunikasi dalam interaksi kelompok sosial
berkualitas tinggi berhubungan di masa kecil akan membangun landasan
dengan hidup yang panjang dan dapat keberhasilan anak dalam menyesuaikan
pulih dengan cepat dari sakit. diri.44 Dengan keterampilan sosial yang baik,
5. Meningkatkan Kesehatan Psikologis anak akan mampu untuk menyesuaikan diri
Kesehatan psikologis yang kuat dengan lingkungannya, mengingat suatu saat
dipengaruhi oleh hubungan positif dan anak akan beranjak dewasa dan berbaur
dengan lingkungan yang lebih kompleks
dukungan dari orang lain.
yang tentunya mempunyai pengaruh yang
Ketidakmampuan mengembangkan sangat kuat.
dan mempertahankan hubungan yang Untuk itu peran orang tua, guru, dan
positif dengan orang lain dapat lingkungan sangat diperlukan dalam
mengarah pada kecemasan, depresi, mengembangkan keterampilan sosial anak
frustasi, dan kesepian. Telah dengan cara menjadi contoh yang baik buat
dibuktikan bahwa kemampuan anak serta memberikan kesempatan pada
anak untuk menjalin hubungan dengan teman
membangun hubungan yang positif
yang merupakan media bagi anak untuk
dengan orang lain dapat mengurangi mencoba dan mengembangkan keterampilan
distress psikologis, yang menciptakan sosial mereka.
kebebasan, identitas diri, dan harga Penilaian keterampilan sosial
diri. Penilaian keterampilan sosial
6. Kemampuan Mengatasi Stress merupakan proses mengumpulkan informasi
Hubungan yang saling mendukung tentang perilaku yang berkaitan dengan
keterampilan sosial. Selain penilaian
telah menunjukkan berkurangnya
individu, informasi yang diperoleh dari orang
jumlah penderita stress dan lain yang signifikan juga dapat memberikan
mengurangi kecemasan. Hubungan informasi yang berguna dalam penilaian
yang baik dapat membantu individu keterampilan sosial. Teknik yang berbeda,
dalam mengatasi stress dengan termasuk penilaian dalam tingkah laku,
memberikan perhatian, informasi, dan observasi, dan laporan lain yang signifikan
umpan balik.43 digunakan untuk menilai keterampilan
sosial.
Keterampilan sosial juga membuat anak
Menurut Boehm dalam Gullo, terdapat
mudah diterima oleh anak lain karena
beberapa tujuan untuk penilaian pada anak
mampu berperilaku sesuai harapan
usia dini, antara lain:
lingkungannya secara tepat. Begitu pula
(1) Untuk memperoleh pemahaman
anak-anak yang diberi kesempatan bermain
tentang perkembangan seorang anak
dan berinteraksi dengan teman-teman
secara keseluruhan. Ini akan sangat
sebayanya, mereka akan menjalin
membantu bagi guru dalam rangka
pertemanan dan persahabatan yang akan
untuk mengidentifikasi area-area pada
membuat mereka peka terhadap perasaan
anak yang perlu dibimbing atau
anak-anak yang lain dan hal memungkinkan
dibantu. Selain itu dapat membantu

43 emotional, and personality development, Edited By: N.


INTIME, Chap 5. Teaching Students Cooperative Skills;
http://www.intime.uni.edu/coop_learning/ch5/default.ht Eisenberg, W. Damon, & R. M. Lerner (New York:
m (Diakses pada 15 Maret 2013) Wiley, 2006), h. 651.
44
Rubin et al., Peer interactions, relationships, and groups.
In Handbook of child psychology: Vol. 3, Social,

289
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

guru dalam memberikan instruksi atau Dengan demikian penilaian pada anak
metode yang tepat digunakan pada usia dini, khususnya keterampilan sosial
anak. harus mendapat perhatian yang serius bagi
Dengan penilaian, seorang guru guru dalam memberikan penilaian. Hal yang
mendapatkan pemahaman yang lebih terpenting yang harus diperhatikan adalah
baik tentang bagaimana anak ketika tujuan dan data apa yang akan diberikan
mengalami kemajuan. Dengan penilaian karena berdampak pada metode
demikian, guru dapat memajukan yang digunakan.
pengetahuan mereka mengenai gaya
belajar dan strategi yang digunakan
oleh anak-anak. Selain itu, penilaian
kolektif prestasi akademik anak-anak
REFERENSI
dapat digunakan untuk mengukur Ann Miles Gordon and Kathryn Williams
efektivitas sebuah penarapan program. Browne, Beginnings and Beyond,
(2) Untuk mengidentifikasi anak usia dini Foundations in Early Childhood
yang berada pada risiko kegagalan Education, Eight Edition, (Belmont,
akademik atau berpotensi untuk Wadsworth, 2008), h.482.
mendapatkan pelayanan pendidikan
khusus. Ashley, et al, loc.it.
Tujuan penilaian keterampilan sosial Audrey Curtis, A curriculum for the pre-
antara lain untuk mengidentifikasi dan school child Learning to learn, Second
mengklasifikasikan kuat dan edition, (London, Routledge, 1997),
lemahnya keterampilan sosial, untuk h.43.
mengidentifikasi sasaran dari perilaku Canney, C., Byrne, A, Evaluating circle time
untuk dilakukan intervensi, untuk as a support to social skills
menyediakan data tentang pengaruh
development – reflections on journey
lingkungan terhadap pengembangan
keterampilan sosial dan untuk in school-based research. (British
menyediakan data dalam rangka Journal of Special Education, 2006),
intervensi dan kemajuan hh. 19-24.
pemantauan.45 Chris Segrin and Michelle Givertz, loc.cit
Secara umum, dalam prosedur penilaian
untuk anak, ada beberapa metode yang dapat David R. Shaffer, op.cit., h. 458.
digunakan, teknik tersebut bisa digunakan Elliott, S. et al., New directions in social
baik secara tunggal atau dikombinasikan. skills assessment and intervention for
Khususnya keterampilan sosial ada berbagai elementary and middle school students
metode yang digunakan, antara lain skala (Lawrence Erlbaum Associates,
rating, observasi, dan ceklis. Exceptionality, 9, 2001), h.20.
Khususnya keterampilan sosial ada Frank M. Gresham and Daniel J. Reschly,
berbagai metode yang sering digunakan. Dimensions of Social Competence:
Penilaian menggunakan skala merupakan
Method Factors in the Assessment of
salah satu langkah yang paling sering
digunakan oleh peneliti. Kebanyakan skala Adaptive Behavior, Social Skills, and
penilaian keterampilan sosial yang dirancang Peer Acceptance (USA, Pergamon
untuk mengumpulkan data tentang frekuensi Journals, Journal of School
terjadinya keterampilan sosial tertentu. Psychology. Vol 25. 1987), h. 368.
Tergantung pada ukuran, peringkat dapat
Jurevičienė, et al., Concept and Structural
dikumpulkan dari orang tua atau pengganti
orang tua, guru, dan bila perlu anak-anak itu Components of Social Skill,
sendiri.

45
Steven W Lee, op.cit., h. 511.
290
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

(Ugdymas, kūno kultūra, sportas nr. 3 for Social Competence, (Wiley


(86), 2012), h. 46. Periodicals, Inc, Journal Psychology
Linda K. Elksnin and Nick Elksnin, loc.cit., in the Schools, 2005), h. 173.
Martha Freese Keller and Peter M. Carlson, Steven W Lee, Encyclopedia-of School
The Use of Symbolic Modeling to Psychology, (Sage Publications, Inc,
2005), h. 511.
Promote Social Skills in Preschool
Steven W Lee, op.cit., h. 511.
Children with Low Levels of Social
Responsiveness (University of Vincent B. Van Hassel, et.all, social skill
Western Ontario. Child Development, assessment and training for children:
Vol. 45, No. 4, 1974), hh. 913. an evaluative review, (University of
Pittsburgh, Beha. Rrs. & Therapy.
Mitchell R. Bornstein, et.all, Social-Skills
Vol. Il, 1978), h. 415.
Training for Unassertive Children: A
Multiple-Baseline Analysis,
(University of Pittsburgh, Journal Of
Applied Behavior Analysis, 1977),
h.184.
Oden, S., & Asher, S. (1977). Coaching
children in social skills for friendship
making (Child Development, 48,
1977), h. 497.
Paul Cooper and Yonca Tiknaz, Nurture
Groups in School and at Home
Connecting with Children with Social,
Emotional and Behavioural
Difficulties, (London, Jessica
Kingsley Publishers, 2007), h. 32.
Rikuya Hosokawa* and Toshiki Katsura.
Marital relationship, parenting
practices, and social skills
development in preschool children.
(2017) 11;2.
Ronald E. Riggio, Assessment of Basic Social
Skills, Journal of Personality and
Social Psychology, Vol.51, No. 3,
(California State University,
Fullerton, 1986), h. 651.
Ruth Wilson, Nature and Young Children,
encouraging creative play and
learning in natural environments
(USA, Routledge, 2008), h. 50.
Sheridan, et.all, A Contextual Approach to
the Assessment of Social Skills:
Identifying Meaningful Behaviors

291
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan Hotel
Remcy, Makasar, April 21 2018

PENERAPAN METODE KARYAWISATA TERHADAP


KEMAMPUAN BERBAHASA EKSPRESIF (BERBICARA) ANAK
USIA 5-6 TAHUN DI TK DARUL FALAH PONPES SAMARINDA
TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018

Hasbi Sjamsir, Farny Sutriany Jafar, Fitriyani Arifin

Prodi PGPAUD FKIP Universitas Mulawarman Samarinda

sjamsirhasbi@yahoo.com farny.sutriany@yahoo.co.id fitriarifin2@gmail.com

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara guru merancang pembelajaran metode
kaaryawisata, untuk mengetahui kemampuan berbahasa eskpresif (berbicara) anak
dengan penerapan metode karyawisata dan untuk mengetahui faktor pendukung dan
penghambat dalam penerapannya. Penelitian ini dilaksanakan di TK Darul Falah Ponpes
Samarinda pada anak usia 5-6 tahun di kelas B2 yang berjumlah 13 anak didik. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian kualitatif bersifat deskriptif dengan pendekatan studi
kasus. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa
(1) cara guru merancang pembelajaran menggunakan metode karyawisata adalah
membuat program pembelajaran karyawisata, menetapkan waktu dan tujuan, permintaan
ijin, merencanakan pelaksanaan karyawisata, memberikan informasi pada orangtua dan
anak didik, persiapan guru dikelas, menyiapkan alat dan bahan, pendanaan, menentukan
kelompok pembimbing, menetapkan peraturan, membaca doa, dan mengarahkan peserta
didik tentang tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan karyawisata ; (2) kemampuan
berbahasa ekspresif (berbicara) anak di kelas B2 dengan indikator yaitu bertanya,
menjawab petanyaan, dan menceritakan kembali, mencapai hasil berkembang sesuai
harapan (BSH) ; (3) faktor pendukung adalah antusias dan keaktifan anak didik,
kerjasama yang baik antara yayasan, pendidik, orangtua, dan pemilik tempat
karyawisata, kegiatan recalling setiap kegiatan karyawisata, dan keaktifan guru dalam
memberikan arahan. Sedangkan faktor penghambat adalah cuaca yang bisa berubah
kapan saja, biaya yang tinggi, tidak semua tempat karyawisata memiliki pemandu
karyawsiata, keterbatasan waktu ditempat karyawisata, dan kurang ada keteladanan guru
dalam menggunakan bahasa yang baik ketika memberikan pengarahan.

Kata kunci: karyawisata, berbahasa ekspresif (berbicara) anak usia dini

292
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN kemampaun berbahasa ekspresif (berbicara)


Mengoptimalkan kemampuan berbahasa yaitu kemampuan bertanya, menjawab
ekspresif (berbicara) pada anak usia 5-6 tahun pertanyaan, dan menceritakan kembali,
dengan penerapan metode karyawisata, karena tentang penerapan metode karyawisata
kegiatan belajar melalui bermain secara terhadap kemampuan berbahasa ekspresif
langsung dan nyata sangat di sukai oleh semua (berbicara) anak usia 5-6 tahun yang telah
anak yaitu melalui metode karyawisata, diterapkan di TK Darul Falah Ponpes
dengan berwisata belajar secara langsung akan Samarinda Tahun Ajaran 2017/2018.
membantu anak untuk terbiasa saling bertatap Berdasarkan latar belakang masalah tersebut
muka kepada hal-hal baru yang berada diluar maka masalah dalam penelitian ini dapat
kelas, anak bisa melihat secara langsung, anak dirumuskan sebagai berikut:
bisa merasakan secara langsung dengan obyek (1) Bagaimana cara guru merancang
nyata, sehingga pemikiran anak akan pembelajaran metode karyawisata terhadap
berkembang luas dan tidak terbatas. Saat ini kemampuan berbahasa ekspresif (berbicara)
ada banyak lembaga taman kanak-kanak yang pada anak usia 5-6 tahun di TK Darul Falah
telah menerapkan metode karyawisata dan Ponpes Samarinda?
masih ada yang belum menerapkannya. (2) Bagaimana kemampuan berbahasa
TK Darul Falah Ponpes Samarinda ekspresif (bebicara) anak usia 5-6 tahun di TK
merupakan lembaga yang peneliti pilih untuk Darul Falah Ponpes Samarinda dengan
melakukan penelitian. TK Darul Falah Ponpes penerapan metode karyawisata?
telah berdiri sejak lama yaitu sejak tahun 1984 (3) Bagaimana faktor pendukung dan
dan telah menerapkan metode karyawisata penghambat penerapan metode karyawisata
sejak tahun 2014. TK Darul Falah Ponpes terhadap kemampuan berbahasa ekspresif
Samarinda melaksanakan kegiatan (berbicara) anak usia 5-6 tahun di TK Darul
karyawisata pada setiap akhir tema atau Falah Ponpes Samarinda?
puncak tema yang ada, dan dikondisikan Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka
kembali pada situasi saat itu, tempat yang di Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut:
jadikan karyawisata juga setiap tahun berbeda (1) Untuk mengetahui cara guru merancang
agar anak peserta didik tidak merasa bosan pembelajaran metode karyawisata terhadap
dengan satu tempat tersebut. Kemampuan kemampuan berbahasa ekspresif (berbicara)
berbahasa ekspresif (Berbicara) para peserta anak usia 5-6 tahun di TK Darul Falah Ponpes
didik TK Darul Falah Ponpes Samarinda saat Samarinda.
ini rata-rata sudah berkembang. Anak mampu (2) Untuk mengetahui kemampuan berbahasa
menjawab pertanyaan dan menceritakan ekspresif (berbicara) anak usia 5-6 tahun di
kembali tentang kegiatan yang telah TK Darul Falah Ponpes Samarinda dengan
dilakukannya meskipun dengan jawaban yang penerapan pembelajaran metode karyawisata.
sangat singkat, seperti ketika ditanya anak (3) Untuk mengetahui tentang faktor
menjawab melakukan kegiatan belajar pendukung dan penghambat dalam
bernyanyi, bermain alat musik dan mewarnai pelaksanaan penerapan metode karyawisata di
gambar tanpa menjelaskan kegiatan mewarnai TK Darul Falah Ponpes Samarinda.
gambar seperti apa yang dilakukan, dan lagu
apa yang dinyanyikannya. METODE PENELITIAN
Peraturan Menteri Nomor 137 Tahun Jenis Penelitian
2014 pasal 10 ayat 5 menjelaskan tentang Jenis penelitian yang digunakan dalam
indikator pencapaian perkembangan bahasa penelitian ini adalah penelitian kualitatif
ekspresif, mencakup kemampuan bertanya, dengan cara deskripsi pengumpulan data
menjawab pertanyaan, berkomunikasi secara utama menggunakan pengamatan,
lisan, menceritakan kembali yang diketahui, wawancara, atau penelaahan dokumen,
belajar bahasa pragmatic, mengekspresikan menggunakan analisis data secara induktif.
perasaan, ide, dan keinginan dalam bentuk
coretan. Peneliti memfokuskan pada

293
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Waktu dan Tempat Penelitian merancang pembelajaran metode karyawisata


Penelitian dilaksanakan di TK Darul yaitu adalah membuat program pembelajaran
Falah Ponpes Samarinda, alamat di JL. karyawisata, menetapkan tujuan karyawisata
Sukorejo RT. 39 No. 25 Kelurahan Lempake sesuai dengan tema, membuat surat ijin
Kecamatan Samarinda Utara. kunjungan dan mengantar surat ijin kunjungan
pada tempat tujuan karyawisata yang telah
Target/Subjek Penelitian
ditetapkan, menetapkan waktu pelaksanaan
Subjek penelitian adalah kepala
karyawisata, menginformasikan tentang
sekolah, guru kelas B2 dan anak kelas B2
kegiatan karyawisata kepada orang tua anak
berjumlah 13 anak didik.
didik serta seluruh peserta didik, dan rapat
Prosedur bersama untuk menyiapkan bahan dan alat apa
Peneliti melakukan wawancara dengan saja yang perlu dipersiapkan dalam proses
kepala sekolah dan guru kelas B2 untuk kegiatan karyawisata. Sebelum berangkat
memperoleh data mengenai penerapan metode menuju tempat karyawisata guru menyiapkan
karyawisata terhadap kemampuan berbahasa semua alat dan bahan yang diperlukan untuk
ekspresif anak usia 5-6 tahun di TK Darul kegiatan karyawisata yang telah dirancang
Falah Ponpes Samarinda, peneliti juga sebelumnya, guru menginformsikan tentang
menggunakan teknik observasi dan peraturan selama kegiatan karyawisata,
dokumentasi terhadap aktivitas guru dan anak membagi kelompok anak dengan
selama kegiatan karyawisata. pembimbingnya, membaca doa sebelum
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan berangkat menuju tempat karyawisata dan
Data guru selalu menginformasikan pada anak
Dalam penelitian ini peneliti sebagai didik secara berulang tentang tujuan dari
instrumen, membuat kesimpulan atas kegiatan karyawisata, guru selalu berusaha
semuanya, dengan menggunakan panduan agar kegiatan karyawisata dapat terlaksana
wawancara, observasi, dan dokumentasi. sesuai dengan harapan.
Teknik pengumpulan data dalam 2. Kemampuan berbahasa ekspresif
penelitian kualitatif lebih banyak pada (berbicara) anak usia 5-6 tahun di TK Darul
observasi berperanserta, wawancara Falah Ponpes dengan penerapan metode
mendalam, dan dokumentasi. karyawisata.
Teknik Analisis Data a.) Kemampuan bertanya
Aktivitas dalam analisis data, yaitu data Kegiatan karyawisata kerumah teman,
collection Kegiatan pengumpulan data kemampuan bertanya pada anak muncul
diperoleh dari berbagai sumber seperti ketika guru selesai menjelaskan dan
panduan observasi, panduan wawancara dan mengenalkan nama orangtua firki serta
dokumentasi. Data reduction Dalam anggota keluarga firki, salah satu anak didik
mereduksi data peneliti memfokuskan pada yang bernama alfin kelas B2 bertanya pada ibu
guru kelas B2 dan anak-anak kelas B2 usia 5- firki, berikut adalah percakapan antara alfin
6 tahun. Data display Dalam penelitian dan ibu firki :
kualitatif penyajian data dilakukan dalam Guru :(ketika guru melihat Alfin
bentuk teks yang bersifat naratif. Conclusion mengangkat tangannya) Alfin mau
drawing/verification Temuan dapat berupa bertanya?
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang Alfin : Iyaa.
sebelumnya masih remang-remang atau gelap Guru : Ingin betanya pada siapa
sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Alfin : Ibu Firki.
Guru : Silahkan maju kesini, alfin mau
betanya apa?
HASIL PENELITIAN
Ibu Firki : Ayo tanya apa?
1. Cara guru merancang pembelajaran metode Alfin : Bapak firkinya kerja apa? Ibu Firki
karyawisata terhadap kemampuan berbahasa : Ayah firki kerja listrik.
ekspresif (berbicara) anak usia 5-6 tahun di Guru : Nah alfin tau listrik itu apa?
TK Darul Falah Ponpes Samarinda. Dalam
294
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Alfin : Naahhhh aku tau,. Bisa. Listrik itu bahannya, dan manfaatnya. Setelah selesai
setrum! menjelaskan kemudian narator memberikan
Guru : Strum itu untuk apa saja? pertanyaan, bagi yang bisa menjawab akan
Alfin : Wastafel, eehhhmmmm (Alfin diberi hadiah dari narrator. Berikut
berusaha mengingat). percakapan antara narrator dengan anak didik
Bapaknya firki ada? kelas B2 yang bernama syafira:
Ibu Firki : Ada didalam. Narator : Sebutkan salah satu bahan dari
Guru : Kalau mati lampu? pembuat magh kids?
Alfin : Pakai lilin. Kalau rumah alfin itu Ayo siapa!
kalau mati lampu pakai janset. Guru : Ayo angkat tangan!
Kemampuan bertanya pada anak juga Syafira :(beberapa anak mengangkat tangan,
muncul ketika diperjalanan akan menuju dan Safira adalah anak didik yang
tempat karyawisata, seperti ketika terpilih untuk menjawab ke depan.
diperjalanan akan berkaryawisata ke Abihira Narator : Siapa namanya?
Herba Center yang jaraknya tidak jauh dari Syafira : Safira.
sekolah sehingga ditempuh dengan berjalan Narator : Sebutkan salah satu bahan pembuat
kaki, anak didik yang bernama robby melihat magh kids?
ke atas langit dan tiba-tiba betanya pada guru Syafira : Mangga.
tentang awan yang mengikuti robby, berikut Narator : Diulang lagi apa?
percapakan robby anak didik kelas B2 dan Syafira : Mangga.
guru. Guru : Temunya.
Narator : Apa?
Guru : (mengajak anak didik untuk
Syafira : Temu mangga.
bernyanyi)
Narator : Yaa jadi ada beda ya temu mangga
Robby : Bunda kenapa awannya jalan
dengan mangga, bukan mangga yang
mengikuti kita?
buah mangga ya. Ya nanti adek-adek
Guru : Awan? (guru terlihat terkejut dengan
liat ya bentuk tanaman temu mangga.
pertanyaan robby)
Kegiatan karyawisata ke Kampung
Robby : Itu na bunda di atas? (robby
Dongeng kemampuan menjawab pertanyaan
menunjukan awan yang ada di atas
pada anak didik kelas B2 terlihat kembali
langit)
ketika narrator menceritakan dongeng tentang
Anak Didik : Mana robby awannya ? (teman-
nenek dan cucunya si dodo dengan media
teman yang lain ikut bertanya)
boneka tangan, narrator kemudian
Robby : Itu nahh liat!
menanyakan pada anak didik tentang cerita
Anak Didik : Iya bun, awannya jalan lihat itu
dongeng tersebut, berikut percakapan anak
Guru : Subahanallah, sungguh besar kuasa
didik kelas B2 Aris dengan narrator:
allah. Awannya ikut berjalan bersama
kita, karena ingin melindungi kita dari Narator :(dengan suara khas mendongeng)
panas matahari. Mari ucapkan coba tanya sama teman-teman mu,
terimakasih pada awannya. kalo dodo disuruh ke warung dodo
Robby : Horreeee (Robby berteriak dengan pulang bawa apa?
senang) Terimakasih awan. Guru : Bawa apa kalo pulang hayo!
Anak Didik : Terimakasih awan dada…. (anak Narator : Kalau kata nenek, kalo dodo
didik mengucapkan terimakasih dan disuruh pergi ke warung pulang
melambaikan tangan mereka). dodo bawa apa?
b.) Kemampuan menjawab pertanyaan Aris : Bawa bombon sama jajan
Kegiatan karyawisata yang dilaksanakan hahahahahaha
di Abihira Herba Center, pemilik abihira Guru : Waahhh aris ketahuan sering
sakaligus yang menjadi narator dalam seperti itu yaa!
pelaksanaan karyawisata memberikan Aris : Iya, saya suka saya suka.
penjelasan pada anak didik tentang jenis Narator : Iya benar sekali, dodo juga bawa
produk olahan herbal untuk anak-anak, bahan- bombon setiap nenek suruh beli ke

295
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

warung (dengan bahasa khas Guru : Iya. (Guru menjawab dengan


mendongeng). tersenyum).
Aris : Enak enak nyam nyam. Yuki : Pada jaman dahulu ayah ku kerja di
Guru : Kalo diminta tolong untuk beli apa Balikpapan, ayahku menelfon ibuku
belikan dulu apa yang disuruh baru ayahku masuk hutan-hutan dan
sisanya aris boleh belanjakan beli nyasar, mobil ayahku masuk jurang.
bombon. Kudoakan semoga selamat, terus
c.) Kemampuan menceritakan kembali ditarik mobil tronton.
Kegiatan karyawisata ke Islamic centre Guru : Didoakan tidak bapaknya?
telah selesai, semua guru dan anak didik Yuki : Iya.
kembali ke kendaraan untuk pulang. Ketika Guru : Mendoakannya bagaimana?
diperjalanan pulang salah satu anak didik yang Yuki : Ya Allah semoga bapak selamat
bernama andini kelas B2 mengungkapkan dijalan.
keinginannya untuk bercerita. Berikut Guru : Aminnnn. Bunda sedih mendengar
percakapan Andini dan guru: ceritanya yuki, bunda terharu, yuki
Andini :(ketika berada diatas transportasi anak hebat anak sholeh. Kenapa?
diperjalanan pulang dari karyawisata) Karena yuki selalu mendoakan
Aku punya cerita bun. Bunda! orangtuanya. Siapa yang bisa doa
Guru :(guru melihat anak didik dengan kedua orangtua?
tersenyum) iya boleh. Anak didik: Saya! (seluruh anak didik
Andini : Tadi aku baca buku. Aku baca buku menjawab bersama dan mengucapkan
tapi aku tidak tau ceritanya. doa kedua orangtua bersama-sama)
Guru : Andini lupa? jadi mau cerita apa? Kemampuan berbahasa ekspresif
Andini : Tapi aku masih ingat. Kai-kainya (berbicara) pada anak kelompok B2 TK Darul
menikah sama orang cantik dia ratu, Falah Ponpes Samarinda seperti yang telah
terus itu ratunya gak kenal sama dijelaskan diatas dan penilaian dari guru kelas
suaminya sendiri karena sudah pisah B2 bahwa kemampuan berbahasa ekspresif
lama. Pisah lima hari. (berbicara) pada anak kelas B2 TK Darul
Guru : Jadi ratunya menikahnya dengan Falah Ponpes Samarinda sudah mencapai hasil
siapa? perkembangan BSH yaitu berkembang sesuai
Andini : Suaminya ada dua. Tadi baca buku harapan, dengan indikator perkembangan
burung juga dia itu di sarangnya yaitu kemampuan bertanya, menjawab
menangis, dia jagain suaminya, pertanyaan, dan menceritakan kembali tentang
suaminya lagi sakit tertembak. apa yang telah dilakukannya, hasil penialaian
Guru : Siapa yang menembak? kemampuan berbahasa ekspresif (berbicara)
Andini : Orang yang nembak, terus mau anak kelas B2 yang menunjukan telah
nembak lagi. mencapai hasil BSH dapat dilihat dari tabel
Guru : Seru yaa buku yang dibaca andini. dibawah ini.
Dihari lain setelah melaksanakan Tabel 4.3 Hasil Observasi Kemampuan Berbahasa
karyawisata kerumah teman, keesokan Ekspresif (Berbicara)
Kemampuan Berbahasa Ekspresif (berbicara) Anak B 2 TK Darul
harinya diruang kelas guru membahas kembali Falah Ponpes
tentang kegiatan karyawisaa ke Rumah Teman Nama Observasi Kemampuan Bertannya, Menjawab
Anak Pertanyaan, Menceritakan Kembali
yang telah dilaksanakan dengan tema Didik Ming Ming Ming Ming Ming Ming
keluargaku yaitu cara menyanyangi ayah dan gu ke gu ke gu ke gu ke gu ke gu ke
1 2 3 4 5 6
ibu. Pada saat guru sedang menjelaskan salah Yuki MB BSH - BSH BSH BSH
satu anak didik kelas B2 yang bernama yuki Erik MB MB MB MB BSH BSH
Robby BSH BSH BSH - BSH BSH
berkata bunda aku ingin bercerita. Berikut Keiysa MB BSH BSH BSH BSH BSH
percakapan yuki dengan guru dalam Aris BSH MB MB - BSH BSH
Alfin MB BSH BSH BSH BSH BSH
menceritakan kembali pengalaman tentang Maulana BSH BSH MB BSH BSH BSH
ayah yukni: Syafiera MB MB MB MB BSH BSH
Anjani BSH MB BSH BSH BSH BSH
Yuki : Bun, aku mau bercerita. Kania - MB BSH BSH BSH BSH

296
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Andini BSH BSH BSH BSH BSH BSH 1.) Cuaca dan lokasi sekolah dengan tempat
Heni MB MB - MB BSH -
Afina MB BSH - MB BSH BSH yang akan dijadikan tempat tujuan
Keterangan: Nilai 1= BB, Nilai 2 = MB, Nilai 3 = karyawisata.
BSH, Nilai 4= BSB. 2.) Persiapan fisik tenaga pendidik dalam
pelaksanaan karyawisata.
3. Faktor pendukung dan penghambat 3.) Biaya yang harus disiapkan dalam
penerapan metode karyawisata terhadap kegiatan karyawisata atau pendanaan.
kemampuan berbahasa ekspresif (berbicara) Hasil observasi peneliti juga
anak usia 5-6 tahun di TK Darul Falah menemukan faktor pendukung dan
Ponpes Samarinda. penghambat kemampuan berbahasa ekspresif
Peneliti menyimpulkan bahwa (berbicara) anak usia 5-6 tahun di TK Darul
penerapan metode karyawisata terhadap Falah Ponpes Samarinda dengan penerapan
kemampuan berbahasa ekspresif (berbicara) metode karyawisata adalah
anak usia 5-6 tahun di TK Darul Falah Ponpes a.) Faktor pendukung kemampuan berbahasa
Samarinda sudah terlaksana dengan baik, ekspresif (berbicara) anak dengan
namun menurut peneliti masih bisa penerapan metode karyawisata
dimaksimalkan lagi dan ditingkatkan untuk 1.) Antusias anak sangat tinggi pada setiap
menjadi semakin lebih baik lagi. Peneliti hal baru yang mereka temukan.
menemukan faktor pendukung dan 2.) Keaktifan pendidik dalam mengarahkan
penghambat dalam penerapan metode anak didik selama kegiatan karyawisata.
karyawisata terhadap kemampuan berbahasa 3.) Kegiatan recalling pada setiap
ekspresif (berbicara) anak usia 5-6 tahun di pelaksanaan karyawisata.
TK Darul Falah Ponpes Samarinda, akan Faktor penghambat kemampuan
tetapi kepala sekolah dan guru tetap selalu berbahasa ekspresif (berbicara) anak usia 5-6
bersemangat dan berinovasi agar kegiatan Tahun di TK Darul Falah Ponpes Samarinda
karyawisata bisa tercapai sesuai dengan tujuan dengan penerapan metode karyawisata
yang diharapakan. 1.) Pemandu karyawisata.
a.) Faktor pendukung penerapan metode 2.) Waktu yang sangat singkat dalam
karyawisata pelaksanaan karyawisata.
1.) Dengan pelaksanaan program 3.) Sikap keteladanan guru dalam
pembelajaran karyawisata mampu menggunakan bahasa pada anak.
menjadikan sekolah TK Darul Falah
Ponpes menjadi lebih maju dan PEMBAHASAN
berkembang. Penulis dapat menyimpulkan merancang
2.) Kerjasama antara kepala sekolah, guru, pembelajaran menggunakan karyawisata
dan orangtua anak didik menjadikan untuk bisa tercapai sesuai harapan yang perlu
kegiatan karyawisata bisa terlakasana, dipersiapkan guru adalah menyiapkan bahan
mulai dari kesiapan pelaksanaan, dan alat yang diperlukan selama karyawisata,
penyediaan alat dan bahan, dan mengkordinasikan pendanaan antara yayasan,
pendanaan. sekolah, dan orangtua peserta didik,
3.) Pelaksanaan pembelajaran karyawisata menginformasikan kepada peserta didik
memberikan pengalaman yang berkesan tentang program kegiatan kunjungan
pada anak untuk menumbuhkan minat dan karyawisata, dan menjelaskan kepada peserta
bakat pada diri anak. Informasi yang bisa didik tentang tujuan yang ingin dicapai dalam
diperoleh anak dengan sebenar-benarnya kegiatan karyawisata yang akan dilaksanakan.
secara langsung membantu anak untuk Pelaksanaan kegiatan karyawisata dilakukan
mendapatkan jawaban atas pertanyaan sesuai dengan rancangan yang telah disepakati
yang ada pada diri anak. sebelumnya, guru menyiapkan segala
b.) Faktor penghambat penerapan metode keperluan alat dan bahan yang digunakan
karyawisata selama karyawisata yaitu menyiapkan alat
transportasi, menyiapkan souvenir atau
kenang-kenangan yang akan diberikan kepada

297
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

pemilik tempat karyawisata, menyiapkan ibu firki “Bapaknya firkinya kerja apa? “ayah
konsumsi untuk anak peserta didik, obat- firki bekerja ditempat listrik. Alfin kembali
obatan yang dibutuhkan, alat pengeras suara, bertanya “Bapaknya firki ada?” ada didalam.
dan keperluan lainnya yang dirasa perlu, Berbahasa ekspresif (berbicara) pada
menentukan kelompok pembimbing, kemampuan menjawab pertanyaan salah
menginformasikan aturan-aturan tata tertib satunya muncul pada kegiatan karyawisata ke
yang boleh dan tidak boleh dilakukan peserta Abihira Herba Center, pertanyaan dari
didik selama kegiatan karyawisata, berdoa narrator “sebutkan salah satu bahan membuat
sebelum berangkat menuju tempat magh kids?” syafira kelas B2 menjawab
karyawisata, naik ke alat transporatsi dengan mangga karena jawaban belum tepat guru dan
pembimbing yang telah ditentukan, bernyanyi narrator akhirnya memberi arahan pada
selama diperjalanan menuju tempat syafira jawabanya yaitu salah satu bahan
karyawisata, dan menginforamsikan kepada pembuat magh kids adalah temu mangga.
peserta didik secara berulang kali tentang Berbahasa ekspresif (berbicara) pada
tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan kemampuan menceritakan kembali salah
karyawisata. Sesuai dengan pendapat menurut satunya muncul pada kegiatan karyawisata di
Moeslichatoen (2004:88) pelaksanaan Islamic centre, anak didik bernama alika
karyawisata sesuai dengan rancangan menceritakan tentang buku yang dilihatnya
karyawisata adalah: “putri yang menikah sama maling, maling
a. Menyiapkan semua peralatan dan bahan pertamanya itu dia tidak pulang, kemudian
sesuai dengan rancangan. malingnya pulang kepenjara lagi, dan putrinya
b. Kegiatan menentukan kelompok- pulang masak dirumah setelah itu lupa”.
kelompok anak serta pembimbingnya. Masitoh dalam Siti Aisyah (2006:1.3)
c. Sebelum berangkat menuju sasaran menegaskan bahwa pembelajaran yang paling
karyawisata didahului dengan membaca efektif untuk anak usia TK adalah suatu
doa bersama sesuai dengan keyakinan kegiatan yang konkret dengan pendekatan
masing-masing. yang berorientasi bermain. Peraturan Menteri
d. Dalam perjalanan anak diajak bernyanyi Nomor 137 Tahun 2014 pasal 10 ayat 5
dengan lagu-lagu sesuia dengan tema menjelaskan tentang indikator pencapaian
karyawisata. perkembangan Bahasa Ekspresif, mencakup
e. Mengarahkan perhatian anak pada sasaran kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan,
yang harus diamati yang merupakan bagian berkomunikasi secara lisan, menceritakan
yang terkandung dalam tujuan dan tema kembali yang diketahui, belajar bahasa
yang sudah ditetapkan. pragmatic, mengekspresikan perasaan, ide,
Kemampuan berbahasa ekspresif dan keinginan dalam bentuk coretan.
(berbicara) anak muncul bukan hanya ketika Menurut hasil pengamatan peneliti,
diperjalanan menuju tempat karyawista atau berikut faktor pendukung penerapan metode
pada saat ditempat karyawisata saja, akan karyawisata terhadap kemampuan berbahasa
tetapi ketika setelah kegiatan karyawisata ekspresif (berbicara) anak usia 5-6 tahun di
yaitu pada saat anak bertemu dengan TK Darul Falah Ponpes Samarinda yaitu:
keluarganya dan ketika pembelajaran dikelas a. Kerjasama yang terjalin sangat baik antara
setelah dilaksanakannya karyawisata. yayasan dan sekolah.
Berbahasa ekspresif (berbicara) dalam b. Sikap komunikatif yang dilakukan guru
kemampuan bertanya salah satunya muncul dalam mengarahkan anak didik pada
pada kegiatan karyawisata dirumah teman, tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan
setelah guru menjelaskan tentang nama karyawisata, menjadikan kemampuan
anggota keluarga dan jumlah anggota keluarga berbahasa ekspresif anak berkembang.
firki kemudian guru memberikan kesempatan c. Partisipasi orangtua terkait pendanaan
pada anak didik untuk bertanya. Anak didik sangat membantu program kegiatan
kelas B2 yang bernama alfin mengangkat karyawisata.
tangannya dan mengajukan pertanyaan pada

298
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

d. Anak memperoleh informasi dengan f. Sikap keteladanan guru dalam penggunaan


sebenar-benarnya secara langsung, bahasa yang disampaikan pada anak,
mendapatkan jawaban dari pertanyaan kehati-hatian dalam penggunaan bahasa
pada dirinya. Antusias dan rasa ingin tahu sangat diperlukan.
anak yang tinggi, menjadikan aspek Roestiyah (2008:86-88) menyebutkan
perkembangan bahasa pada anak bisa tentang kelebihan dan kekerungan dari metode
berkembang dengan baik, keaktifan anak karyawisata adalah: Kelebihan dari metode
didik dalam melihat segala sesuatu yang karyawisata yaitu 1.) siswa dapat
ditemuinya menumbuhkan sikap rasa berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang
ingin tahu pada anak semakin meningkat. dilakukan oleh para petugas pada obyek
e. Setiap pelaksanaan karyawisata dilakukan karyawisata. Siswa dapat melihat berbagai
kegiatan recalling, kegiatan tersebut kegiatan para petugas secara individu maupun
sangat membantu anak didik dalam secara kelompok dan dihayati secara
mengekspresikan ide dan pikirannya, langsung, yang akan memperdalam dan
membantu anak untuk mengingat kembali memperluas pengalaman mereka. 2.) Dalam
apa yang belum tertuangakan dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab,
pikiran anak menjadikan bahasa ekspresif menemukan sumber informasi yang pertama
(berbicara) pada anak bisa lebih untuk memecahkan segala persoalan yang
berkembang. dihadapi. 3.) Dengan obyek yang ditinjau itu
Hildebrand dalam Moeslichatoen siswa dapat memperoleh bermacam
(2004:71) Karyawisata bagi anak TK dapat pengetahuan dan pengalaman yang
digunakan merangsang minat mereka terhadap terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan
sesuatu, memperluas informasi yang telah terpadu.
diperoleh di kelas, memberikan pengalaman Kekurangan dari metode karyawisata,
mengenal kenyataan yang ada, dan dapat karyawisata biasanya dilakukan diluar
menambah wawasan. sekolah. Sehingga mungkin jarak tempat itu
Faktor penghambat penerapan sangat jauh dari sekolah, maka perlu
pembelajaran metode karyawisata terhadap menggunakan transportasi, hal itu pasti
kemampuan berbahasa anak usia 5-6 tahun di memerlukan biaya yang sangat besar. Juga
TK Darul Falah Ponpes Samarinda adalah: pasti menggunakan waktu yang lebih panjang
a. Cuaca yang tidak menentu sewaktu-waktu dari pada jam sekolah, maka jangan sampai
bisa terkendala banjir, faktor cuaca mengganggu kelancaran rencana pelajaran
berpengaruh besar dalam pelaksanaan yang lain. Biaya yang tinggi kadang-kadang
karyawisata di TK Darul Falah Ponpes tidak terjangkau oleh siswa maka perlu
Samarinda. bantuan dari sekolah.
b. Pendidik harus perlu benar-benar
mempersiapkan fisik tenaga dengan baik KESIMPULAN
agar program pembelajaran metode Kesimpulan hasil penelitian ini yaitu
karayawisata bisa tercapai sesuai harapan. pertama bagaimana cara guru merancang
c. Pendanaan sangat berpengaruh karena pembelajaran menggunakan metode
karyawisata tidak akan terlaksana dengan karyawisata terhadap kemampuan berbahasa
baik jika tidak ada dana. ekspresif (berbicara) pada anak, adalah
d. Pemandu karyawisata dirasa sangat membuat program pmbelajaran karyawisata,
membantu guru untuk mengarahkan apa menetapkan tujuan karyawsiata, permintaan
saja yang dirasa perlu untuk diketahui oleh izin, menetapkan waktu pelaksanaan
anak, yang juga belum diketahui oleh guru. karyawista, menyiapkan pendanaan,
e. Keterbatasan waktu anak didik untuk menyiapkan alat dan bahan seperti
mencoba semua hal yang ada ditempat transportasi, souvenir, konsumsi, pengeras
karyawisata, sehingga rasa ingin tahu pada suara, tali panjang, obat-obatan, serta
anak masih banyak yang belum perisiapan lainnya, guru menginformasikan
terpecahkan. peraturan karyawsiata, membagi anak didik

299
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

dengan pembimbingnya, membaca doa, Nomor 146 Tahun 2014, Kurikulum


bernyanyi ketika diperjalanan dan 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
menginformasikan pada anak didik tentang Peraturan Menteri Pendidikan Dan
tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan Kebudayaan Republik Indonesia,
karyawsisata, ke dua hasil penilaian Nomor 137 Tahun 2014, Standar
menunjukan kemampuan berbahasa ekspresif Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
(berbicara) anak kelas B2 sudah mencapai Riadi, Rika Mastiha Aisti.2016.Skripsi
hasil perkembangannya adalah BSH yaitu Peningkatan Kemampuan Bahasa
berkembang sesuai harapan dengan bahasa Anak Usia Dini Melalui Metode
ekspresif (berbicara) pada anak yang muncul Bermain Peran Di Kelompok B
pada saat ditempat karyawisata, merespon PAUD. Nusa Indah Tenggarong.
secara baik segala pertanyaan yang diberikan, Samarinda: Universitas
bercerita tentang apa saja yang telah dilakukan Mulawarman.
selama kegiatan karyawisata. Ke tiga faktor Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
pendukung penerapan metode karyawisata Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
terhadap kemampuan berbahasa ekspresif Kualitatif, dan R&D. Bandung:
(berbicara) anak usia 5-6 tahun di TK Darul Alfabeta.
Falah Ponpes Samarinda, mutu pendidikan Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak
sekolah semakin meningkat, antusias dan Usia Dini Pengantar Dalam
keaktifan anak didik, memberikan Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana
pengalaman yang menarik bagi anak, Prenada Group.
membantu anak menemukan minat pada Suyadi dan Maulidya Ulfah. 2013. Konsep
dirinya, kegiatan recalling pada setiap Dasar PAUD. Bandung: Remaja
pelaksanaan karyawisata, dan kerjasama yang Rosdakarya.
baik antara yayasan, sekolah, guru dan Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia
orangtua peserta didik. Faktor penghambat Dini. Bandung: Remaja Rosdakarya.
diantaranya faktor cuaca, lokasi karyawsiata,
tenaga pendidik, pendanaan, pemandu
karyawisata yang tidak semua tempat
karyawisata memberikan pemandu
karyawisata, waktu yang terbatas pada
pelaksanaan karyawisata, dan sikap
keteladanan yang dimiliki oleh pendidik
dalam mengarahkan anak peserta didiknya.
REFERENSI
Aisyah, Siti. 2006. Pembelajaran
Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka.
Masitoh. 2009. Strategi Pembelajaran
TK. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran
Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Rineka Cipta.
N.K, Roestiyah. 2008. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Palenewen, Evie. 2015.Balajar Sains
Melalui Bermain. Mulawarman
University Press. Samarinda
Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia,
300
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

NILAI PENDIDIKAN DALAM CERITA FABEL DAN


PERANANNYA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER
ANAK USIA DINI

Fabianus R. Muda

Pendidikan Bahasa Indonesia PPs Universitas Negeri Makassar

e-mail: fabiocoentraounm2012@gmail.com

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah: untuk menanamkan karakter terhadap anak usia dini. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitataf, yaitu menganalisis nilai-nilai pendidikan
dalam cerita fabel, dan kemudian akan diajarkan pada anak usia dini. Data yang
digunakan adalah beberapa cerita cerita fabel dengan judul rusa dan kura-kura, semut
dan lalat, burung merak dan ulat bulu. Ruang lingkup penelitian yang diambil adalah
bagian-bagian dari cerita yang berisi nilai pendidikan. Hasilnya ditemukan beberapa
nilai pendidikan yang bisa diajarkan pada anak usia dini untuk pembentukan karakter
diantaranya adalah saling menghargai, jangan sombong, jangan angkuh, karena kerugian
dan penyesalan datang dikemudian hari.

Kata kunci: nilai pendidikan, cerita fabel, pembentukkan karakter, anak usia dini.

Abstract The purpose of this study is: to inculcate the character of early childhood. This type of
research is a qualitative research, that is analyzing the values of education in fable
stories, and then will be taught in early childhood. The data used are some fable
stories with titles of deer and turtles, ants and flies, peacocks and caterpillars. The
scope of research taken is the parts of the story that contains the value of education.
The results found some educational values that can be taught in early childhood for the
formation of characters such as mutual respect, do not be arrogant, not arrogant,
because the loss and regret come in the future.

Keywords: educational value, fable story, character formation, early childhood.

301
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN pemecahan permasalahan yang dialami dan


Sastra sangat penting untuk diajarkan dirasakan oleh tokoh. Dan keempat, koda;
khususnya untuk anak usia dini, karena sastra bagian terakhir dari teks cerita yang berisikan
mempunyai relevansi dengan kehidupan- pesan-pesan atau amanat yang terdapat di
kehidupan nyata, serta mampu menjaga dalam cerita fabel itu sendiri. Tujuan peneliti
keharmonisan /mengharmonikan sesuatu. melakukan analisis pesan moral dalam cerita
Salah satu bentuk sastra adalah cerita fabel. fabel agar bisa mengajarkan ke anak usia dini.
Cerita fabel adalah cerita mengenai kehidupan Karena anak pada usia dini, masih seperti
binatang yang layaknya seperti manusia. kertas putih yang belum dicoret-coret.
Cerita fabel, disebut juga dengan cerita moral, METODE
karena pesan yang terdapat di dalam cerita Jenis penelitian yang digunakan adalah
sangat erat kaitannya dengan kehidupan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang
manusia. menghasilkan data deskriptif tentang pesan
Adapun tokoh yang berperan di dalam moral yang terdapat dalam cerita fabel. Data
cerita fabel biasanya adalah binatang. Akan yang digunakan pada penelitian ini adalah
tetapi bukan hanya mengisahkan kehidupan buku teks siswa kelas VII Bahasa Indonesia
binatang, tetapi juga mengisahkan kehidupan Kurikulum 2013. Ruang lingkup penelitian
manusia dengan seluruh karakter yang yang diambil adalah bagian dari buku yang
dimilikinya. Jadi peran binatang yang terdapat berisi cerita fabel kemudian dianalisis bagian-
di dalam cerita fabel mempunyai karakter bagian yang mengandung nilai pendidikkan
layaknya manusia, antara lain seperti: baik dan yang nantinya akan diajarkan pada anak usia
jahat, jujur dan pembohong, sopan dan tidak dini. Penilitian ini difokuskan pada bagian
sopan, licik, dan culas, sombong, angkuh, koda atau pesan moral yang merupakan bagian
keras kepala, suka menipu, egois, pendiam, dari struktur cerita fabel. Koda adalah bagian
periang, dan lain sebagainya. akhir dari cerita fabel yang beridsi pesan moral
Oleh karena itu, cerita fabel menjadi untuk kehidupan. (KBBI:711).
primadona utama bagi salah satu sarana
dengan potensi yang tinggi di dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
menanamkan nilai-nilai moral/pendidikan Data I
dalam kehidupan sejak dini guna Rusa dan kura-kura
pembentukan karakter anak. Dengan adanya Pada zaman dahulu, hiduplah seekor rusa
beragam karakter tersebut, maka setiap yang sombong lagi pemarah. Sering ia
penonton, pendenngar maupun pembaca cerita meremehkan kemampuan hewan lain. Pada
fabel dapat menilai dan mempelajari pelajaran suatu hari, si rusa berjalan-jalan di pinggir
moral yang terkandung di dalam cerita danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang
tersebut. Selain pesan moral, cerita fabel juga terlihat hanya mondar-mandir saja. “kura-
memiliki struktur atau susunan teks, antara kura, apa yang sedang engkau lakukan di
lain: orientasi, komplikasi, resolusi, koda. sini?”, “Aku sedang mencari sumber
Berikut akan dijelaskan struktur teks tersebut; penghidupan” jawab si kura-kura. Si rusa tiba-
Pertama, orientasi; adalah bagian tiba marah mendengar jawaban di kura-kura.
permulaan pada sebuah cerita fabel yang “jangan berlagak engkau, hei kura-kura!
berisikan dengan pengenalan cerita tersebut Engkau hanya mondar-mandir saja namun
yang di antaranya seperti pengenalan tokoh, berlagak tengah mencari sumber
pengenalan latar tempat, dan waktu, penghidupan!”. Si kura-kura berusaha
pengenalan background atau tema dan lain menjelaskan, namun si rusa tetap marah.
sebagainya. Kedua, komplikasi; adalah Bahkan si rusa, mengancam akan menginjak
klimaks pada sebuah cerita yang berisikan tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel
mengenai puncak masalah yang dialami dan akhirnya menantang untuk mengadu kekuatan
dirasakan oleh tokoh. Ketiga, resolusi; adalah betis kaki.
bagian dari teks yang berisikan dengan Si rusa sangat marah mendengar
tantangan si kura-kura untuk mengadu betis.
302
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Iya pun meminta agar si kura-kura menendang katanya. Setelah kenyang, si lalat bergegas
betisnya terlebih dahulu. “tendanglah sekeras- ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia
kerasnya, semampu yang engkau bisa masuk, tetapi ternyata pintu kaca itu telah
lakukan!”. Si kura-kura tidak bersedia untuk terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca
melakukannya. Katanya, jika aku menendang pintu memandangi kawan-kawannya yang
betismu engkau akan jatuh dan tidak bisa balas melambai-lambaikan tangannya seolah
menendangku. Si rusa kian marah mendengar meminta agar dia bergabung kembali dengan
ucapan si kura-kura. Iya pun bersiap-siap mereka.
untuk menendang. Iya berancang-ancang. Si lalat pun terbang di sekitar kaca,
Ketika dirasanya tepat, iyapun menendang sesekali melompat dan menerjang kaca itu,
dengan kaki depannya sekuat-kuatnya. Ketika dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba
si rusa mengayunkan kakinya, si kura-kura keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap
segera memasukkan kaki-kakinya kedalam mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari
tempurungnya. Tengangan rusa hanya kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan
mengenai tempat kosong. Si rusa sangat marah terus berulang-ulang. Hari semakin petang, si
mendapati tendangannya tidak mengena, ia lalat itu tampak kelelahan dan kelaparan.
lantas mengijak tempurung si kura-kura Keesokan paginya, terlihat lalat itu terkulai
dengan kuat. Akibatnya tubuh si kura-kura lemas terkapar di lantai. Tidak jauh dari
terbenam ke dalam tanah. Si rusa menyangka tempat itu, tampak serombongan semut merah
kura-kura telah mati, dan ia pun berjalan beriringan keluar dari sarangnya
meninggalkannya. untuk mencari makan. Ketika menjumpai lalat
Si kura-kura berusaha keras keluar dari yang tak berdaya itu, serentak mereka
tanah. Setelah seminggu berusaha, si kura- mengerumuni dan beramai-ramai menggigit
kura akhirnya berhasil keluar dari tanah. Ia tubuh lalat itu hingga mati.
lalu mencari si rusa. Ditemukannya si rusa Kawanan semut itupun beramai-ramai
setelah beberapa hari mencari. “bersiaplah mengangkut bangkai lalat yang malang itu
rusa, kini giliranku untuk menendang si rusa menuju sarang mereka. Dalam perjalanan,
hanya memandang remeh kemampuan si kura- seekor semut kecil bertanya kepada rekannya
kura. “kerahkan segenap kemampuanmu yang lebih tua, “Ada apa dengan lalat ini?
untuk menendang betisku. Ayo, jangan ragu- Mengapa dia mati?” “Oh.., itu sering terjadi,
ragu!”. Si kura-kura bersiaga dan mengambil ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini.
ancang-ancang ditempat tinggi ia lalu Sebenarnya dia telah berusaha, dia sungguh-
menggelindingkan tubuhnya. Ketika hampir sungguh telah berjuang keras berusaha keluar
tiba tubuh si rusa, ia pun menaikkan tubuhnya dari pintu kaca itu. Namun, ketika tak juga
hingga melayang. Si kura-kura mengincar menemukan jalan keluar, dia frustasi dan
hidung si rusa. Begitu kerasnya tempurung si kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan
kura-kura mengena hingga hidung si rusa menjadi menu makan malam kita.”
putus. Seketika itu si rusa yang sombong Semut kecil itu manggut-manggut, tetapi
itupun mati. masih penasaran dan bertanya lagi, “Aku
Data II masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah
Kisah Semut dan Lalat berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?”
Beberapa ekor lalat tampak terbang di Masih sambil berjalan dan memanggul
atas sebuah tong sampah di depan sebuah bangkai lalat, semut tua itu menjawab, “Lalat
rumah. Saat itu anak pemilik rumah keluar dan ini tak kenal menyerah dan telah mencoba
tidak menutup kembali pintu rumah. berulang kali, tetapi dia melakukannya dengan
Kemudian, seekor lalat bergegas terbang cara yang sama.”
memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju Semut tua itu memerintahkan rekan-
meja makan yang penuh dengan makanan rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan
lezat. “Saya bosan dengan sampah-sampah perkataannya, tetapi kali ini dengan mimik dan
itu, ini saatnya menikmati makanan segar,” nada lebih serius, “Ingatlah semut muda, jika

303
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kamu melakukan sesuatu dengan cara yang berdaya Ulat Bulu pun membantu Burung
sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, Merak untuk dibebaskan dan mereka pun
maka nasib kamu akan seperti lalat ini.” Para menyerang si pemburu, akibat serangan
pemenang tidak melakukan hal-hal yang tersebut, si pemburu lari tunggang langgang
berbeda, mereka hanya melakukannya dengan tidak kuat terhadap gatal-gatal yang
cara yang berbeda. diterimanya dan Burung Merak pun bebas.
Semenjak kejadian itu Burung Merak pun
Data III telah berubah, tidak pernah lagi
Kisah Burung Merak dan Kupu-Kupu menyombongkan diri memamerkan
Dahulu, di dalam hutan yang masih asli keindahan bulunya ke semua binatang, dia
terdapatlah perkampungan binatang yang hanya memamerkan keindahan bulunya
terdiri dari segala jenis binatang yang ada kepada makhluk sejenisnya saja dan pasangan
dihutan, Monyet, Kambing, Cicak, Kadal, ketika pada saat musim kawin.
Singa, Burung Merak, Ulat Bulu dan lain-lain. Selang beberapa hari kemudian, setelah
Seperti biasanya, setiap pagi Burung Merak mengalami proses metamorfosis dari ulat
selalu berkaca dan memuji dirinya seteleh bulu, kepompong, dan akhirnya Ulat bulu pun
selesai mandi “Siapa yang paling tampan di berubah menjadi seekor Kupu-Kupu yang
hutan ini? Siapa yang paling mempesona di cantik. Tetapi sekarang akibat ulah manusia
hutan ini?” sambil bertanya dalam hati yang telah merusak alam, menyebabkan warna
“Akulah yang paling tampan dan paling kupu-kupu berubah menjadi gelap. Jangan
mempesona” Jawabnya dengan bangga. pernah sombong, walaupun kamu secara fisik
selesai berdandan jalan-jalanlah Burung dilahirkan secara sempurna, karena
Merak keliling kampung dan setiap bertemu kesombongan dapat menyebabkan kerugian
dengan binatang dia selalu memamerkan terhadap diri sendiri (Burung Merak) Jangan
keindahan bulunya dari binatang yang satu ke menilai sesuatu dari fisiknya, karena fisik
binatang lainya. yang kurang belum tentu memiliki
Dan akhirnya bertemulah Burung Merak kekurangan bahkan bisa jadi menjadi sesuatu
dengan segerombolan Ulat Bulu kemudian yang indah (Ulat Bulu, kupukupu). Jangan
dengan congkaknya dia berkata. “Hei, Ulat gampang percaya dan terbuka terhadap orang
Bulu jelek! cepat-cepat kamu pergi jauh dari yang baru kamu lihat, walaupun orang tersebut
hadapanku, kamu itu merusak menakjubkan (Burung Merak terhadap
pemandanganku” ejek Burung Merak kepada manusia).
Ulat Bulu, sambil berjalan “ngulet” dibiarkan Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam
saja Burung Merak menghinanya dan ini cerita fabel
terjadi setiap kali bila Burung Merak bertemu Data I
dengan Ulat Bulu. Seperti biasanya setiap pagi Si kura-kura berusaha keras keluar dari
Burung Merak yang selalu memamerkan tanah. Setelah seminggu berusaha, si kura-
bulunya kepada semua binatang yang dia kura akhirnya berhasil keluar dari tanah. Ia
temui, dan suatu ketika agak takjub Burung lalu mencari si rusa. Ditemukannya si rusa
Merak melihat makhluk aneh yang baru dia setelah beberapa hari mencari. “bersiaplah
lihat berada di dalam hutan. Dan dia pun tanpa rusa, kini giliranku untuk menendang si rusa
sungkan-sungkan memamerkan bulunya, hanya memandang remeh kemampuan si kura-
Makhluk yang dianggap aneh oleh Burung kura. “kerahkan segenap kemampuan mu
Merak tersebut adalah seorang Manusia yang untuk menendang betisku. Ayo, jangan ragu-
sedang berburu. Melihat keindahaan bulu ragu!”. Si kura-kura bersiaga dan mengambil
Burung Merak, si pemburu takjub dan ancang-ancang ditempat tinggi ia lalu
ditangkaplah si Burung Merak. menggelindingkan tubuhnya. Ketika hampir
Tak jauh dari tempat kejadian, tiba tubuh si rusa, ia pun menaikkan tubuhnya
segerombolan Ulat Bulu melihat kejadian ini. hingga melayang. Si kura-kura mengincar
Melihat kondisi burung merak yang tidak hidung si rusa. Begitu kerasnya tempurung si

304
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kura-kura mengena hingga hidungsi rusa gampang percaya dan terbuka terhadap orang
putus. Seketika itu si rusa yang sombongitu yang baru kamu lihat, walaupun orang tersebut
pun mati. menakjubkan (Burung Merak terhadap
manusia).
Nilai-nilai pendidikan yang terdapat
pada data I di atas adalah: jangan Nilai-nilai pendidikan yang
mudah putus asa ketka menghadapi terdapat pada data III di atas adalah:
masalah, saling menghargai, jangan Jangan pernah sombong, walaupun
sombong, jangan angkuh, karena kamu secara fisik dilahirkan secara
kerugian dan penyesalan datang sempurna, karena kesombongan dapat
dikemudian
Data II hari. menyebabkan kerugian terhadap diri
Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya sendiri (Burung Merak) Jangan menilai
berhenti sejenak seraya melanjutkan sesuatu dari fisiknya, karena fisik yang
perkataannya, tetapi kali ini dengan mimik dan kurang
SIMPULAN belum
DAN SARAN tentu memiliki
nada lebih serius, “Ingatlah semut muda, jika kekurangan bahkan bisa jadi menjadi
kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sesuatu yang indah (Ulat Bulu,
sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, kupukupu). Jangan gampang percaya
maka nasib kamu akan seperti lalat ini.” Para dan terbuka terhadap orang yang baru
pemenang tidak melakukan hal-hal yang kamu lihat, walaupun orang tersebut
berbeda, mereka hanya melakukannya dengan menakjubkan (Burung Merak terhadap
cara yang berbeda. manusia).
Nilai-nilai pendidikan yang terdapat
pada data II di atas adalah: selalu KESIMPULAN
bersyukur dengan apa yang kita Hasil penelitian disimpulkan bahwa
miliki, karena setiap keinginan tak dalam cerita fabel, terdapat begitu banyak
seindah dengan harapan dan pesan moral dan nilai yang bisa dimanfaatkan
kenyataan. jika gagal dalam suatu untuk mendidik anak pada usia dini. Selain itu
hal, cobalah keluar dari masalah itu apabila penanaman nilai pendidikan yang
ditanamkan oleh orangtua pada anak dengan
dengan cara berbeda karena Para
Data III baik, tentu akan memberikan sumbangsi yang
pemenang tidak melakukan hal- besar pada kehidupan anak dalam mengatasi
hal yang berbeda, mereka hanya masalah.
melakukannya dengan cara yang Saran yang dapat diajukan, yakni.
berbeda.
REFERENSI
Selang beberapa hari kemudian, setelah Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya
mengalami proses metamorfosis dari ulat Sastra. Bandung: Sinar Baru
bulu, kepompong, dan akhirnya Ulat bulu pun http://kabar
berubah menjadi seekor Kupu-Kupu yang pendidikan.blogspot.com/2011/04/pe
cantik. Tetapi sekarang akibat ulah manusia nilaian-dalam-pembelajaran-
yang telah merusak alam, menyebabkan warna bahasa.html
kupu-kupu berubah menjadi gelap. Jangan
pernah sombong, walaupun kamu secara fisik Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan,
dilahirkan secara sempurna, karena 2014, Buku Siswa Bahasa Indonesia.
kesombongan dapat menyebabkan kerugian Jakarta: 2014
terhadap diri sendiri (Burung Merak) Jangan Sugono Dendi, dkk. 2012. Kamus Besar
menilai sesuatu dari fisiknya, karena fisik Bahasa Indonesia (KBBI) edisi
yang kurang belum tentu memiliki keempat. Gramedia, Jakarta.
kekurangan bahkan bisa jadi menjadi sesuatu Sugiyono, 2015. Metode Penelitian
yang indah (Ulat Bulu, kupu-kupu). Jangan Pendidikan. Bandung: Allfabeta.

305
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

KAJIAN CERITA “RATU AJI BIDARA PUTIH”


DALAM PEMBENTUKAN NILAI-NILAI KARAKTER
ANAK SEJAK DINI

Hasbi

S2 Pendidikan Bahasa Indonesia PPs Universitas Negeri Makassar

Email: Hasbi_aa@yahoo.com

Abstrak Cerita rakyat yang tersebar di berbagai pelosok-pelosok nusantara merupakan salahsatu
kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Cerita rakyat juga merupakan
kegiatan mengekspresikan nilai-nilai budaya yang ada dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kearifan lokal suatu masyarakat etnik dalam menyelesaikan
persoalan kehidupan individu atau komunal masyarakat etnik tersebut misalnya, dapat
dijadikan sumber pembelajaran nilai-nilai pendidikan karakter. Hal ini disebabkan karya
sastra mengandung nilai-nilai kearifan karena karya sastra selalu mempersoalkan
persoalan manusia dan kemanusiaan. Tujuan penelitian ini adalah: untuk menanamkan
karakter terhadap anak usia dini. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitataf, yaitu menganalisis nilai-nilai karakter dalam cerita anak, dan kemudian akan
diajarkan pada anak usia dini. Data yang digunakan adalah sebuah cerita anak dengan
judul Ratu Aji Bidara Putih. Hasilnya ditemukan beberapa nilai karakter yang bisa
diajarkan pada anak usia dini diantaranya adalah kesopanan, saling menghargai, jujur,
terbuka, dan berpikir positif, sabar, ulet, dan bekerja keras.

Kata kunci: Cerita “Ratu Aji Bidara Putih”, Pembentukan Karakter, Anak Usia Dini

Abstract Folklore scattered in various corners of the archipelago is one of the cultural richness
owned by the Indonesian nation. Folklore is also an activity of expressing cultural values
that exist within a particular group of people. Local wisdom of an ethnic society in
solving individual life or communal problems of ethnic society for example, can be a
source of learning values of character education. This is because the literary works
contain the values of wisdom because the literary works always question the human and
humanitarian issues. The purpose of this study is: to inculcate the character of early
childhood. This type of research is descriptive qualitative research, that is analyzing the
character values in children's stories, and then will be taught in early childhood. The
data used is a child story with the title of Queen Aji Bidara Putih in a collection of fairy
tales of the archipelago. The results found some values of characters that can be taught
in early childhood such as politeness, mutual respect, honest, open, and positive
thinking, patient, tenacious, and work hard.

Keywords: Story "Ratu Aji Bidara Putih", Character Formation, Early Childhood

306
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN dan kebencian, penggunaan Bahasa yang


Manusia adalah makhluk Tuhan yang memburuk, penurunan etos kerja, menurunnya
paling sempurna diantara makhluk-makhluk rasa tanggung jawab individu dan warga
yang lainnya. Manusia sebagai makhluk negara, meningginya perilaku merusak diri,
individu dan makhluk sosial. Individu serta semakin kaburnya pedoman moral.
diartikan sebagai pribadi. Setiap manusia yang Prilaku-prilaku tersebut dilakukan karena
dilahirkan telah mempunyai potensi untuk tidak tertanamnya nilai-nilai pendidikan
menjadi berbeda dari yang lainnya, atau karakter sejak dini.
menjadi dirinya sendiri. Sedangkan jika dilihat Pendidikan karakter merupakan isu
dari sudut pandang bahwa manusia sebagai yang paling banyak dibicarakan akhir-akhir
makhluk sosial ketika manusia memiliki ini. Fenomena tentang ketidakjujuran di dalam
kemungkinan atau keinginan untuk bergaul berbagai hal kehidupan bermasyarakat dan
dengan lingkungannya, baik dengan bernegara mencetuskan diskusi tentang
lingkungan sosial maupun lingkungan alam. perlunya pendidikan karakter bangsa bagi
Artinya, setiap orang dapat saling peserta didik. Kondisi masyarakat yang
berkomunikasi yang pada hakikatnya semacam ini jika terus dibiarkan akan menjadi
didalamnya terkandung unsur saling memberi permasalahan besar bagi bangsa dan negara.
dan menerima. Upaya utuk mencari solusi bermuara kepada
Manusia sebagai makhluk sosial tidak pemikiran bahwa pendidikan karakter (budi
bisa terlepas dari manusia lainnya dan pekerti) merupakan salah satu jalan utama
lingkungan sosialnya. Dari lingkungan penanggulangannya.
sosialnya inilah manusia mendapatkan Dengan demikian sekolah diharapkan
pengaruh, timbal-balik, kebiasaan, tata cara dapat menjadi tempat dini bagi penanaman
dan yang terpenting adalah menyadari dirinya karakter-karakter yang baik bagi anak-anak.
dan lingkungannya. Budaya yang dianggap Sejak kecil, anak-anak harus dapat memahami
sebagai faktor dominan yang mempengaruhi benar karakter-karakter yang baik agar ketika
kepribadian. Budaya tidak bisa dipisahkan dewasa karakter-karakter yang baik itu sudah
dari seluruh pola aktivitas masyarakat dan ada di dalam diri mereka. Demikian pula,
dapat dijadikan sebagai sarana pembangunan pentingnya pendidikan karakter di sekolah-
karakter bangsa. Budaya memiliki nilai-nilai sekolah disebabkan karena karakter
yang senantiasa diwariskan, ditafsirkan dan merupakan masalah pokok dalam
dilaksanakan seiring dengan proses perubahan pembangunan sebuah bangsa sehingga bangsa
sosial kemasyarakatan. Eksistensi budaya dan itu menjadi bangsa yang teguh dan karakter
keragaman nilai-nilai luhur kebudayaan yang perlu dibentuk dan dibangun bukan otomatis
dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan datang dengan sendirinya (Sulistyowati,
sarana dalam membangun karakter sebagai 2012).
warga negara. Namun eksistensi budaya dan Nilai-nilai pendidikan karakter dapat
nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa bersumber dari berbagai hal. Kearifan lokal
Indonesia sampai saat ini belum optimal suatu masyarakat etnik di dalam
dalam upaya membangun karakter warga menyelesaikan persoalan kehidupan individu
negara. atau komunal masyarakat etnik tersebut
Sehubungan dengan hal tersebut misalnya, dapat dijadikan sumber
menurut Lickona (1992:32) terdapat 10 tanda pembelajaran nilai-nilai pendidikan karakter.
dari perilaku manusia yang menunjukan arah Hal ini disebabkan karya sastra mengandung
kehancuran suatu bangsa yaitu: meningkatnya nilai-nilai kearifan karena karya sastra selalu
kekerasan dikalangan remaja, ketidakjujuran mempersoalkan persoalan manusia dan
yang membudaya, semakin tingginya rasa kemanusiaan. Satu diantara jenis karya sastra
tidak hormat kepada orang tua, guru dan figur itu adalah sastra anak.
pemimpin, pengaruh peer group terhadap Berdasarkan kriteria siapa
tindakan kekerasan, meningkatnya kecurigaan pembacanya, isi sastra dapat dipilah dalam

307
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

berbagai penjenisan. Jika sebuah novel ditulis tersebut, maka penulis memilih sebuah cerita
dan diterbitkan khusus untuk pembaca rakyat yang berjudul “Ratu Aji Bidari Putih”.
dewasa, akan muncul istilah fiksi atau novel
untuk pembaca dewasa. Jika pembaca TINJAUAN TEORI
sasarannya kelompok remaja, karya sastra 1. Pengertian Sastra Anak
yang dihasilkan disebut sastra remaja. Oleh Pramuki (2000) mengungkapkan
sebab itu, karya sastra yang dikhususkan untuk bahwa sastra anak-anak adalah karya sastra
kanak-kanak, dikenal sebagai sebagai sastra (prosa, puisi, drama) yang isinya mengenai
anak. Berdasarkan kenyataan ini, dapat anak-anak; sesuai kehidupan, kesenangan,
dipahami bahwa terdapat fenomena di dalam sifat-sifat, dan perkembangan anak-anak.
dunia penulisan kreatif bahwa ada saatnya di Sedang manurut Solchan dkk (1994:225)
mana penulis kreatif (sastrawan, penyair, membagi pengertian sastra anak-anak atas dua
dramawan) telah menetapkan terlebih dahulu bagian, yakni sebagai berikut. “Pertama sastra
secara khusus siapa pembaca yang dituju dari anak-anak adalah sastra yang ditulis oleh
karya yang akan diciptakannya. Hal ini pengarang yang usianya remaja atau dewasa
sekaligus memperlihatkan bahwa ada kalanya yangisi dan bahasanyamencerminkan corak
teks sastra memang diciptakan secara kehidupan dan kepribadian anak. Kedua,
“sengaja” dengan sasaran pembaca yang jelas. sastra anak adalah sastra yang ditulis oleh
Di dalam pengertian umum, kata pengarang yang usianyamasih tergolong anak-
“anak” dalam hal ini mungkin lebih tepat anak yang isi dan bahasanya mencerminkan
disebut dengan istilah “kanak-kanak” dapat corak kehidupan dan kepribadian anak.
ditujukan kepada manusia yang berusia 6 Sastra anak menurut lukens (2003:9)
sampai 12 tahun. Jika ditinjau dari jenjang menawarkan dua hal utama, yaitu kesenangan
pendidikannya, anak dengan usia demikian dan pemahaman. Sedangkan menurut Hunt
adalah kanak-kanak usia sekolah pada jenjang (1995:61), sastra anak adalah sastra yang
pendidikan sekolah dasar. Sastra anak, secara menyangkut baik kehidupan manusia,
dikotomi dapat dikatakan sebagai karya sastra binatang, tumbuhan, maupun kehidupan yang
yang “layak” dibaca, didengar, atau lain. Jadi sastra anak merupakan karya yang
dikonsumsi oleh kanak-kanak. Perkataan dari segi bahasa memiliki nilai estetis dan dari
“layak” memberikan gambaran ada segi isi mengandung nilai-nilai yang
persyaratan khusus tentang boleh tidaknya, memperkaya pengalaman rohani bagi anak-
baik tidaknya, atau sesuai tidaknya teks sastra anak yang ditulis oleh pengarang yang sudah
tersebut dibaca atau diperuntukkan bagi dewasa, remaja, atau anak-anak itu sendiri.
kanak-kanak. Kata “layak” juga Berdasarkan keragaman tersebut,
mengisyaratkan bahwa isi sastra anak pakar sastra anak kemudian mengelompokkan
merupakan bagian penting. Isi sastra anak bacaan sastra anak tersebut sebagai berikut:
adalah cerita atau pesan yang dianggap sesuai a. Bacaan Anak Usia Dini
dengan tingkat emosional dan intelektualitas Bacaan ini ditulis khusus bagi anak-anak
anak. usia bawah lima tahun. Bacaan ini akan
Di samping isi, hal yang berhubungan dipergunakan oleh orang tua,
dengan teknik atau gaya penyampaian juga pembimbing, atau guru untuk dibacakan
memegang peranan penting. Teknik atau gaya kepada anak-anak yang memerlukannya.
penyampaian dapat dianalogikan sebagai Jenis bacaan ini terbagi atas (i) buku
kemasan. Kemasan yang baik akan huruf/ABC, (ii) buku berhitung, (iii)
menjadikan isi yang mungkin biasa-biasa saja buku tentang onsep, (iv) buku tentang
menjadi menarik dan disenangi. Sehubungan kata, (v) bacaan untuk pemula, dan (vi)
dengan isi dan teknik penyampaian sastra buku bacaan bergambar.
anak, didalam prosesnya juga memerlukan b. Kisah-kisah Tradisional
bimbingan dan pengarahan anggota dewasa Bacaan jenis ini adalah bacaan sastra
suatu masyarakat. Sehubungan dengan hal anak dari cerita masyarakat lama yang

308
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

terus terpelihara sebagai tradisi yang lima fokus kebenaran dan nilai-nilai karakter
sifatnya anonim dan turun-temurun. dan kecerdasan, yaitu:
Bahan bacaan sastra anak jenis ini a. Keimanan dan ketakwaan, dengan
sesungguhnya masuk dalam kategori indikator prilaku: percaya pada Tuhan
cerita folklor yang berisi tentang YME; mengerjakan perintah dan
kebijaksanaan, kasih sayang, atau impian meninggalkan larangan Tuhan; amanah;
sebuah kelompok atau komunitas bersyukur; dan ikhlas;
(kolektif) yang menjadi milik bersama. b. Kejujuran, dengan indikator perilaku:
Masuk dalam jenis ini adalah (i) berkata apa adanya; berbuat atas dasar
pepatah/peribahasa, (ii) cerita binatang, kebenaran; bertanggung jawab;
(iii) cerita rakyat, (iv) mitos, (v) legenda, memenuhi kewajiban danmenerima hak;
(vi) dongeng. lapang dada; memegang janji;
c. Sajak c. Kecerdasan, dengan indikator perilaku:
Sajak di dalam penjenisan ini adalah hal aktif/dinamis; terarah/berpikir logis/
yang berkaitan dengan syair nyanyian, analitis/objektif; maupun mencari solusi;
ungkapan, slogan, bahkan teriakan anak- berpikir positif/maju/terbuka; konsisten;
anak ketika bermain bersama d. Ketangguhan, dengan indikator perilaku:
antarsesaman. teliti/sportif; sabar; disiplin; ulet/tidak
d. Cerita Fantasi mudah putus asa; bekerja keras; orientasi
Termasuk di dalam penjenisan ini adalah kualitas/mutu; berani menanggung
cerita-cerita yang menghadirkan tokoh resiko; menjaga keselamatan dan
khayali, seperti adanya tokoh dewa, peri, kesehatan diri;
naga, garuda, atau hal-hal lain yang dapat e. Kepedulian, dengan indikator perilaku:
saja bersifat supranatural dan penuh patuh pada aturan/norma; sopan/santun;
fantasi. Hal-hal supranatural yang demokratis; toleransi; suka membantu;
biasanya terdapat di dalam jenis cerita ini damai/anti kekerasan; pemaaf; menjaga
adalah adanya kemala hikmat, sapu ajaib, kerahasiaan. Seluruh persoalan yang
cincin atau cermin yang memiliki dipaparkan oleh narator dan persoalan
kekuatan gaib. yang dihadapi tokoh cerita pada cerita
e. Cerita Realistik anak yang telah ditetapkan sebagai
Cerita jenis ini antara lain cerita tentang sumber data atau objek pembahasan
tokoh yang memang pernah ada dan ditelusuri dan ditempatkan posisinya
hidup sebagai tokoh panutan atau pada lima fokus nilai-nilai pendidikan
pahlawan. Di samping itu, hal yang karakter sebagaimana yang dikemukakan
termasuk jenis ini adalah kisah-kisah oleh Prayitno dan Afriva Khaidir di atas.
inspiratif tentang seseorang yang Di pihak lain, amanat teks cerita anak
berhubungan dengan sekolah, rumah, dapat diketahui melalui penelusura
olah raga, dan petualangan. Di dalam telaahan bagaimana dan apa pesan-pesan
jenis ini termasuk pula bahan bacaan kebajikan yang dapat dijadikan teladan
biografi atau autobiografi. dan panutan bagi pembaca sastra anak.
Berdasarkan uraian di atas bahwa
2. Nilai-nilai Pendidikan Karakter untuk mengatasi kemerosotan budaya dan
Penelusuran persoalan tema cerita karakter bangsa, maka pendidikan dianggap
anak pada penelaahan ini difokuskan kepada sebagai alternative yang bersifat preventif
persoalan yang berkaitan dengan nilai-nilai diharapkan dapat mengembangkan budaya
pendidikan karakter. Menurut Prayitno dan dan karakter generasi muda bangsa kita dalam
Afriva Khaidir, rumusan tentang nilai-nilai itu berbagai aspek kehidupan. Olehnya itu,
mengikuti secara dinamis pembangunan penulis memilih cerita anak yang berjudul
budaya masyarakat. Secara umum, Prayitno “Ratu Aji Bidari Putih” untuk dianalisis
dan Afriva Khaidir menjelaskan bahwa ada tentang nilai-nilai pendidikan karakter apa

309
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

saja yang terdapat dalam cerita tersebut. masih ingin terus memajukan
Sehingga nilai-nilai pendidikan karakter negeri ini,” ujarnya.
tersebut dapat ditanamkan pada anak sejak
dini. Kutipan di atas mengindikasikan sikap
amanah dan ikhlas tokoh cerita atas hidup
METODE yang harus dijalaninya.
Untuk menganalisis nilai-nilai 2. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
pendidikan karakter dalam cerita “Ratu Aji Kepedulian
Bidari Putih” penulis menggunakan jenis Nilai-nilai pendidikan karakter
penelitian deskriptif kualitatif, dengan metode kepedulian dapat ditelusuri melalui
kepustakaan. yang mana dilakukan deskriptif indikator sikap dan perilaku patuh pada
mengenai nilai-nilai pendidikan karakter aturan atau norma, sopan dan santun,
dalam cerita. demokratis, toleransi, suka membantu,
damai anti kekerasan, pemaaf, dan
PEMBAHASAN menjaga kerahasiaan. Di dalam cerita
Sebagaimana yang telah dijelaskan Ratu Aji Bidara Putih, indikator sopan
sebelumnya bahwa tujuan penulisan ini adalah dan santun dapat ditemukan melalui
untuk menganalisis nilai-nilai pendidikan tindakan tokoh cerita. Seperti pada
karakter yang terkandung dalam cerita kutipan berikut.
rakyat..Berdasarkan analisis cerita “Ratu Aji
Bidara Putih” tersebut ditelusuri persoalan Semua itu mereka persembahkan
pesan-pesan kebajikan kehidupan tokoh cerita sebagai hadiah bagi Ratu Aji
(amanat) melalui sikap dan perilaku tokoh- Bidara Putih dari junjungan
tokoh cerita dengan menghubungkannya
dengan masalah nilai-nilai pendidikan mereka. Sambil berbuat demikian
karakter, yaitu nilai-nilai pendidikan karakter mereka menyampaikan pinangan
keimanan dan ketakwaan, kepedulian, Sang Pangeran terhadap diri Ratu
kecerdasan, kejujuran, serta nilai-nilai Aji Bidara Putih. Kali ini Sang
pendidikan ketangguhan. Adapun hasil Ratu tidak langsung menolak. Ia
analisis data nilai-nilai pendidikan yang mengatakan bahwa ia masih akan
terkandung dalam cerita tersebut berikut ini:
memikirkan pinangan Sang
1. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Keimanan dan Ketakwaan Pangeran.
Nilai-nilai pendidikan karakter Kutipan di atas mengindikasikan sikap
keimanan dan ketakwaan dapat ditelusuri sopan dan santun melalui tuturan yang
melalui indikator sikap dan prilaku diperlihatkan oleh Ratu Aji Bidara Putih
percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, terhadap Sang Pangeran.
mengerjakan perintah dan meninggalkan 3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
larangan Tuhan, amanah, bersyukur, dan Kecerdasan
ikhlas. Di dalam cerita Ratu Aji Bidara Nilai-nilai pendidikan karakter
Putih, indikator amanah serta perasaan kecerdasan dapat ditelusuri melalui
ikhlas menerima ketentuan Tuhan dapat indikator sikap dan perilaku
ditemukan melalui tuturan tokoh cerita. aktif/dinamis, terarah, berpikir logis,
Seperti pada kutipan berikut. analitis objektif, mampu Di dalam cerita
Ratu Aji Bidara Putih, indikator sopan
Namun sang Ratu selalu menolak. dan santun, dapat mencari solusi, berpikir
“Belum saatnya aku memikirkan maju, positif, terbuka da konsisten.
pernikahan. Diriku dan Seperti pada kutipan berikut.
perhatianku masih dibutuhkan “Paman,” ujarnya, “para utusan
oleh rakyat yang kucintai. Aku tadi terasa amat menyanjung-
nyanjung junjungannya. Bahwa
310
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

pangeran itu tampan, kaya dan ulet, tidak mudah putus asa, bekerja
perkasa. Aku jadi ingin tahu, keras, berani menanggung resiko, dan
apakaah itu semua benar atau menjaga keselamatan diri. Seperti pada
cuma bual belaka. Untuk itu aku kutipan berikut.
membutuhkan bantuannmu.”
“Baik, Tuanku. Perintah Anda
“Apa yang mesti saya lakukan,
Tuanku?” tanya si punggawa. akan saya laksanakan sebaik-
baiknya.” Ketika selimut malam
“Nanti malam usahakanlah kau
turun ke bumi, si punggawa pun
menyelinap secara diam-diam ke
atas kapal asing itu. Selidikilah berangkat melaksanakan perintah
keadaan pangeran itu. Kemudian junjungannya. Dengan
laporkan hasilnya kepadaku.” keahliannya ia menyeberangi
Kutipan di atas mengindikasikan sikap sungai tanpa suara. Lalu ia
tokoh cerita dalam berpikir logis, terbuka, melompat naik ke atas geladak
dan berpikir positif serta mencari solusi kapal yang sunyi. Dengan gerak-
melalui tuturan maupun tindakan tokoh gerik waspada ia menghindari
cerita. para penjaga. Dengan hati-hati ia
4. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter mencari bilik sang pangeran.
Kejujuran
Sampai akhirnya ia berhasil
Nilai-nilai pendidikan karakter
kejujuran dapat ditelusuri melalui menemukannya.
indikator sikap dan perilaku berkata apa Ratu Aji Bidara Putih merasa
adanya, berbuat atas dasar kebenaran, dan sedih dan panik. Namun kemudian
bertanggung jawab. Seperti pada kutipan
ia berusaha menenangkan
berikut.
pikirannya. Ia mengheningkan
“Saya tidak mengada-ada, cipta. setelah itu ia mengunyah
Tuanku! Suaranya ketika makan
sirih. Kemudian kunyahan sepah
tadi meyakinkan saya, ” kata si
punggawa. “Pangeran itu pasti sirih digenggamnya erat-erat.
bukan manusia seperti kita. Pasti Lalu berkata, “Jika benar aku
dia siluman! Entah siluman babi keturunan raja-raja yang sakti,
hutan, anjing atau kucing. terjadilah sesuatu yang dapat
Pokoknya siluman! Hanya pada mengusir musuh yang sedang
waktu siang ia berubah ujud mengancam negeriku!”
menjadi manusia! Percayalah
Tuanku. Saya tidak mengada- Kedua kutipan di atas mengindikasikan
ada.” sikap tokoh cerita yang teliti, sabar, ulet,
tidak mudah putus asa, bekerja keras,
Kutipan di atas mengindikasikan sikap
berani menanggung resiko, dan menjaga
tokoh cerita berkata apa adanya, berbuat
atas dasar kebenaran, dan bertanggung keselamatan diri, baik melalui tuturan
jawab atas tugas yang diembannya, baik maupun tindakan.
melalui tuturan maupun tindakan tokoh
cerita.
KESIMPULAN
5. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter a. Sastra anak merupakan sastra yang sangat
Ketangguhan penting bagi seorang anak. Karena sastra
Nilai-nilai pendidikan karakter anak dapat memberikan pemahaman dan
kesenangan bagi seorang anak, terlebih
ketangguhan dapat ditelusuri melalui
indikator sikap dan perilaku teliti, sabar,
311
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

dalam pembentukan karakter anak itu


sendiri.
b. Adapun nilai-nilai pendidikan karakter
yang terdapat dalam teks cerita Ratu Aji
Bidara Putih sebagai berikut:
1. Keimanan dan ketakwaan
2. Kejujuran
3. Kecerdasan
4. Ketangguhan
5. kepedulian
c. Pembelajaran menulis sastra anak
meliputi kegiatan menulis puisi, prosa,
dan drama anak-anak. Pembelajaran
menulis sastra anak perlu dikembangkan
karena sangat bermanfaat bagi para
siswa.

REFERENSI
Aksa, Yati Haswidi, 1990. “Rubah dan Kelinci
Suatu Gambaran Tatanan dunia: Studi
Banding Beberapa Fabel Karya La
Fontaine dan Satjadibara.” Disertasi.
Jakarta: Fakultas Sastra Universitas
Indonesia.
Cholifah. 2003. “Anafora dan Katafora pada
Wacana Dongeng Anak serta
Implikasinya bagi Pembelajaran Bahasa
dan sastra Indonesia.” Jakarta: FBS
Universitas Negeri Jakarta.
Hasanuddin WS (Ed.) 2012. Telaah Sastra
Anak. Padang: Kabarita Press
Hasanuddin WS (Ed.) 2015. Sastra Anak:
Kajian Tema, Amanat, Dan Teknik
Penyampaian Cerita Anak Terbitan Surat
Kabar. Bandung: Angkasa Bandung
Junus, Umar. 1993. Dongeng tentang Cerita.
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka.
Keraf, Gorys. 1987. Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: Gremedia.
Muhardi dan Hasanuddin WS. 2006. Model
Pendidikan Karakter Cerdas. Padang:
UNP Press.
Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra:
Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka
Jaya
Wildan, dkk. 2001. Dongeng Anak-anak
dalam Bahasa Aceh: Anlisis Struktur.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
312
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM CERITA RAKYAT


DAN PERANANNYA DALAM MEMBENTUK
KARAKTER ANAK DIDIK

Dewi Hardiyanti, Arisal, Marhani

Prodi Ilmu Pendidikan Bahasa PPs Universias Negeri Makassar

Email: Dewi.hardiyanti89@yahoo.com Arisalical012@gmail.com

Abstrak The writing presented is the result of a study of local wisdom in folklore and its role in
shaping the character of the students. This research uses descriptive qualitative with the use
of library method. Technique of collecting data using technique of record and
documentation. Local potentials owned by Indonesia are very adequate, especially in the
cultural aspect. One aspect of culture that certainly has the values of wisdom is folklore.
Oral traditions, especially folklore, are not only beneficial to the support community, but
also can benefit the general public in Indonesia. The content of the values of education in it
can contribute to the formation of the character of the students, so it is necessary for the
important role for the community, educators, and government in teaching students from an
early age. Based on the findings, that in the folklore entitled "studying.

Keyword: Local Wisdom, Folk Story, Shaping Character, Students.

313
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN faktor kebiasaan masyarakat itu sendiri. Cerita


Indonesia merupakan bangsa yang rakyat itu pula tidak terlepas dari kandungan
majemuk, hal itu dibuktikan dengan nilai-nilai arif yang menjadi dasar terciptanya
keragaman-keragaman yang dimilikinya dan suatu cerita. Sehingga, proses penciptaan lirik
tersebar dari berbagai pelosok-pelosok suatu cerita rakyat merupakan kegiatan
nusantara. Terdapat berbagai suku-suku, etnis, ekspresif atau mengekspresikan nilai-nilai
agama, kepercayaan, dan adat istiadatnya yang ada dirinya maupun suatu kelompok
yang merupakan kekayaan yang memadai dari masyarakat tertentu.
potensi lokal dan sumber daya manusianya. Sejalan dengan hal tersebut, Ni Putu (2015)
Bentuk-bentuk kebudayaan yang ada memiliki say that “Balinese folktales should be
corak dan ciri khas tersendiri. Bentuk-bentuk preserved and developed in order to improve
kebudayaan itu meliputi kesenian-kesenian the emotional intelligence of the nation,
rakyat, upacara keadatan, sistem pengetahuan especially elementary school children as the
tradisional, bahasa, permainan rakyat, future generation the study on the use of
makanan dan minuman tradisional, senjata folktales shows that Balinese folktales
tradisional, arsitektur, dan cerita rakyat. Cerita contributed to character education in
rakyat merupakan suatu kekayaan lokal yang elementary school children.” Dikatakan
dimiliki oleh Indonesia. Hampir seluruh bahwa, cerita rakyat seharusnya dilestariakan
wilayah yang tersebar di pelosok nusantara dan dikembangkan dalam mencerdaskan
memiliki cerita rakyat yang tentu berangkat emosional anak usia dini. Ditegaskan pula,
dari sejarah dan faktor-faktor kebiasaan dalam bahwa cerita-cerita rakyat khususnya di Bali
masyarakatnya. memiliki peranan yang sangat besar dalam
Sejalan dengan hal tersebut di atas, menbentuk karakter anak didik sebagai
(Malitasari, 2013) menyatakan bahwa cerita generasi penerus masa depan.
rakyat merupakan salah satu aspek Di Sulawesi Selatan khususnya, terdapat
kebudayaan yang berbentuk lisan yang berbagai macam cerita rakyat yang masih
diceritakan secara turun temurun dari generasi dilisankan maupun dalam bentuk tertulis dan
ke generasi. Cerita rakyat merupakan bagian keberadaanya hanya sebagai kenangan belaka
kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki serta mengisi kekosongan alur peradaban.
oleh suatu daerah atau komunitas tertentu. Cerita-cerita rakyat yang ada dan masih
Selain itu James dalam Suradi (1996:8) bertahan pada umunya hanya dikenal oleh
menyatakan bahwa cerita rkayat berfungsi orang tertentu. Minat baca generasi sekarang
sebagai alat pendidikan, pelipur lara, dan seakan berpaling ke model kebudayaan yang
kritik sosial. baru dan terkesan moderen sehingga produk
Berdasarkan hal tersebut, cerita rakyat budaya lokal yang sarat akan nilai kearifan
yang tumbuh dan berkembang dalam suatu perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Bahkan,
masyarakat pada umumnya dilisankan dan sebagaian besar tenaga pendidik di lingkup
diwariskan secara turun temurun. Hampir formal maupun non-formal tidak lagi
setiap wilayah atau komunitas masyarakat mengenal dan memahami potensi kekayaan
memiliki cerita rakyat yang berbeda-beda dan lokalnya. Sehingga dalam proses
nilai kearifan yang berbeda-beda pula. pembelajaran, produk lokal khususnya cerita
Namun, pesatnya perkembangan teknologi rakyat seharusnya mendapat perhatian khusus
cerita rakyat yang biasanya dilisankan oleh oleh para pendidik dan pemangku
tokoh-tokoh tertentu, kini sudah dapat kepentingan.
didengar, dibaca, dan dipahami melalui Di satu sisi, pemerintah melalui undang-
berbagai media baik media cetak maupun non undang nomor 5 tahun 2017 tentang
cetak. “Pemajuan Kebudayaan” Di satu sisi,
Cerita rakyat yang tumbuh dan pemerintah dalam Undang-Undang nomor 5
berkembang dalam suatu wilayah pada tahun 2017 mengeluarkan sebuah tuntutan
umumnya mencerminkan identitas dan faktor- tentang “Pemajuan Kebudayaan” bahwa

314
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kebudayaan tidak hanya tentang tarian dan Kearifan lokal merupakan produk budaya
tradisi semata, namun nilai karakter luhur masa lalu yang patut secara terus-menerus
yang diwariskan secara turun temurun hingga dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai
dapat berkontribusi bagi pembentukan lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya
karakter bangsa kita. Peraturan tersebut dianggap sangat universal. Lebih tegas lagi
menekankan pada perlindungan, dinyatakan oleh Suharso (dalam Rahayu:
pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan. 2017) bahwa kearifan lokal merupakan
Tuntutan tersebut menjadi sebuah harapan pengetahuan yang mewujud dalam perilaku
besar bagi pemeritah dan seluruh rakyat sebagai hasil dari adaptasi terhadap
Indonesia dalam mempersiapkan generasi lingkungan yang mempunyai implikasi positif
penerus dalam menghadapi tantangan arus terhadap kelestarian lingkungan.
globalisasi yang semakin kompleks. Pemajuan
kebudayaan nasional Indonesia dilaksanakan
METODE
Penelitian ini menggunakan jenis
berlandaskan Pancasila, Undang-Undang
penelitian kualitatif deskriptif mengenai nilai-
tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika. nilai kearifan lokal dalam cerita rakyat yang
Nilai merupakan sebuah unsur penting berjudul “Menuntut Ilmu (mattuntuq
paddissengeng), Wasiat Si Curang dan Si
dalam kebudayaan. Nilai membimbing
Jujur), Kesabaran (sabbaraq)” yang terdapat
manusia untuk menentukan apakah sesuatu itu
dalam buku Pau-Pau rikadong (Suatu Tradisi
boleh atau tidak boleh dilakukan. Dengan kata
lain, nilai merupakan sesuatu yang abstrak Lisan Sulawesi Selatan).” Desain penelitian
tentang tujuan budaya yang akan kita bangun ini digunakan untuk mengungkap nilai yang
berhubungan dengan sifat dasar manusia yaitu
bersama melalui bahasa, simbol, dan pesan-
nilai kebaikan dan kejahatan, nilai kualitas
pesan verbal maupun nonverbal (Liliweri,
manusia yaitu nilai yang menjadikan manusia
2003: 50). Hal yang senada juga dinyatakan
bermutu atau tidak, dan nilai yang
oleh Koentjaraningrat (1984: 8-25), bahwa
nilai budaya adalah lapisan abstrak dan luas berhubungan dengan relasi individu dengan
ruang lingkupnya. Tingkat ini adalah ide-ide kelompok dalam etos kerjasama.
Data dalam penelitian ini adalah cerita
yang mengonsepsikan hal-hal yang paling
rakyat yang termuat dalam kumpulan cerita
bernilai dalam kehidupan masyarakat. Suatu
atau pau-pau ri kadong: Suatu Tradisi Lisan
sistem nilai budaya terdiri atas konsepsi-
konsepsi yang hidup dalam pikiran sebagian Sulawesi Selatan. Data dalam penelitian ini
besar warga masyarakat mengenai hal-hal disajikan dalam bentuk teks yang bersifat
naratif. Teknik verifikasi data dan penarikan
yang amat berharga dalam hidup sebagai
kesimpulan. Setelah data disajikan selanjutnya
konsepsi-konsepsi, nilai-nilai budaya bukan
peneliti melakukan peninjauan ulang terhadap
hanya sekedar informasi kognitif. Nilai-nilai
data sebelumnya. Hasil dari tinjauan data akan
budaya mengandung gagasan-gagasan
emosional yang mendalam. Karena itu nilai dilakukan penarikan kesimpulan berupa
budaya menjadi dasar dari kehidupan manusia deskripsi ataupun gambaran objek yang
dibahas yang sebelumnya bersifat kurang jelas
atau menjadi pedoman tentang apa yang harus
menjadi sesuatu yang jelas.
orang lakukan.
Selain itu, Nilai kearifan lokal merupakan
suatu wujud kearifan-kearifan yang ada dalam
suatu kelompok masyarakat yang dijadikan
sebagai pedoman hidup dalam menjalani
aktivitas keseharian yang lebih baik. Sejalan
dengan hal itu, Wuri (2010) menyatakan
bahwa kearifan lokal terbentuk sebagai
keunggulan budaya masyarakat setempat
maupun kondisi geografis dalam arti luas.

315
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PEMBAHASAN meninggalkan pekerjaannya merupakan


salah satu cara untuk tetap sabar dan
Tabel Hasil Analisis Data
Cerita Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Kete- Nilai Soli- Nilai
menjalani kehidupan keluarga yang
Kejuj Kepa- kerja- Musya- guhan daritas Kerja tenteram.
uran tuhan sama warah Keras (4) “berkatalah raja “bersabarlah engkau
A Pgf 3 Pgf 6 k 2 Pgf 6
k 2, k 3,
biar kupanggil dulu sullewatang. Setelah
Pgf 9 Pgf 9 Sullewatan hadir (wakil raja di daerah
K 1, k2 tertentu) hadir, diberitahukanlah
B Prgf Prgf Prgf Prgf 5 Prgf 11 k Prgf 4 k 2 Prgf 12
4 k 1 K 17 k2 3, prgf 48 dan 3b, k 2, kepadanya. Hai Sullewatang, anak muda
1, 3, k1, k 3 & 4, prgf 10 k yang ada tinggal padaku tentu engkau
prgf Prgf prgf 4, prgf 16 mengenalnya dengan baik.”
9 k 4 K 32 k k 2, prgf
1, 1, 1 & 21 k 3 &
prgf prgf 2, 4, Nilai kearifan lokal dalam kutipan
14 k 17
1, K 5,
cerita tersebut bahwa seorang
C Prgf Prgf Prgf 5 k 5 Prgf 9 k 1 Prgf 11 pemimpin hedaknya selalu
20 k 5 k 5 & 6, prgf &2 k1 bermusyawarah dengan
6 &6 20 k 4,
pendampingnya untuk medapatkan
suatu keputusan yang tepat dan tidak
Keterangan: menimbulkan keragu-raguan. Segala
sesuatu yang diputuskan atas
a) Si Curang dan Si Jujur musyawarah mufakat menjadi salah
b) Menuntut Ilmu satu identitas suatu kelompok
Singkatan: masyarakat dalam memanuasiakan
a) Pgf : Paragraf manusia.
b) K : Kalimat Kesabaran
Deskripsi Hasil Analisis Data b. Nilai Kerja Keras
a. Nilai Musyawarah: (5) “pada suatu hari si Lempu mencoba lagi
(1) “beberapa hari kemudian si Lempu dan untuk melaut untuk menankap ikan, kini
istrinya bermufakat menentukan hari baik ia pergi ke tempat lain yang lebih
sebagai hari permulaan turun ke laut” dalam.”
Kearifan lokal ini memberikan gambaran
kepada masyarakat umum bahwa segala Nilai kearifan dalam kutipan tersebut
sesuatu yang akan dilakukan harus pula bahwa Si Lempu memiliki sifat pekerja
didasarkan atas keputusan bersama antara keras sebagai seorang tulang punggung
suami dan istri. Hal tersebut diharapkan keluarga. Karena di tempatnya
bahwa apabila nantinya terjadi hambatan- menangkap ikan tidak terlalu
hambatan selama dalam proses maka tidak membuahkan hasil yang maksimal,
ada yang bisa untuk disalahkan. maka Ia tetap tidak patah semangat
(2) “sesampai di rumah, si Lempu untuk mecari ikan di tempat lain
bermusyawarah dengan istrinya untuk dengan harapan yang besar disertai
meninggalkan pekerjaannya karena dengan ketekunan. Kerja keras disertai
selama ini tidak dapat menutupi dengan doa akan membuahkan hasil
kehidupan hidup mereka.” yang memadai.
(3) Nilai kearifan lokal ini memberikan (6) “hari ini, perahu dan peralatan lainnya
gambaran bahwa setelah Si Lempu dan akan kuserahkan ke Si Ceko dan kita
istrinya mengalami hambatan dalam masuk hutan membuka lahan untuk
mencari rezeki sebagai penangkap ikan, bercocok tanam, siapa tahu rezeki ada di
maka dilakukannya-lah musyawarah sana.”
untuk pergi mencari pekerjaan yang lebih
baik agar dapat memenuhi kebutuhannya
sehari-hari. Musyawarah untuk
316
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Nilai kearifan lokal dalam kutipan suatu nilai kepatuhan yang dimiliki
tersebut, memberikan gambaran bahwa oleh seorang anak. Kepatuhan
ketika dalam bekerja sehari-hari seorang anak dalam menjalankan
namun tidak mmbuahkan hasil yang perintah dari orang tuanya akan
maksimal maka tidak ada salahnya kita membuahkan kebahagiaan dan
berpindah ke tempat lain dengan ikhlah kesuksesan dalam kehidupannnya
dan penuh harapan bahwa semoga di kelak.
sanalah rezeki kami dapat diberkahi. d. Nilai Solidaritas
(10) “baiklah, saya akan menjualnya dan
(7) “sesudah anak muda itu menerima uang dengarkan baik-baik kata-kata yang
dari ayahnya, berangkatlah ia menuju akan saya jual ini. “ajaq mumatinro ri
pasar untuk mencari dan membeli kata- toddang salō deq e ulunna” (jangan
kata. (4* anak muda itu berangkat ke engkau tidur di bawah sungai yang tidak
pasar yang berbeda-beda untuk mecari ada hulunya.”
dan membeli ilmu).” (11) “lalu orang tua itu menyebutkan kaa-
kata yang dimaksud: ajaq muanre
Nilai kearifan lokal dalam kutipan narekko deq mumalupuuu artinya jangan
cerita tersebut bahwa apabila kita engkau makan sebelum lapar”
diberikan tanggungjawab oleh orang (12) “dituturkanlah kata-kata yang dijual
tua kita, maka itu harus dilaksanakan orang tua itu. Ajaq mumatinro narekko
dengan sebaik-baiknya. deq mucakkarudduu artinya jangan
Melaksanakan printah orang tua kita engkau tidur sebelum engkau
dengan baik merupakan suatu mengantuk.
kepatuhan dan kejujuran kepada diri (13) “dengarkanlah baik-baik kata orang tua
sendiri, orang tua, dan Sang Maha itu ajaq muetteq narekko tania iko
Pencipta. ritanai: artinya jangan engkau menyahut
c. Nilai Kepatuhan & Kejujuran apabila bukan engkau yang ditanyai”
(8) “aku akan membelikan semuanya “jawab
anak muda itu” (4 kali ia membelanjakan Nilai kearifan lokal dalam kutipan
semuanya).” tersebut memberikan gambaran
bahwa apabila engkau memiliki ilmu
Nilai kearifan lokal pada kutipan yang banyak maka amalkanlah ilmu
tersebut memberikan gamabaran itu kepada orang lain. Sesorang yang
kepada masyarakat (pembaca) untuk peduli terhadap sesamanya tentu akan
mengutamakan kejujuran dalam mengajarkan apa yang menurutnya
bertindak. Apa yang dikatakan oleh baik dan dapat bermanfaat bagi
orang tuanya maka itu pulalah yang Ia dirinya dan orang lain.
lakukan. Kepatuhan sejalan dengan (14) “adapun seorang anak gadisnya itu yang
kejujuran yang mewujud dalam ditinggalkan dikawinkan dengan anak
bertindak menjadi salah satu cara muda itu dengan raja sebagai imbalan
untuk meraih kesuksesan. kebaikannnya dan kesetiaannya kepada
(9) “anak muda itu menjawab hanya kata- baginda raja.”
kata yang disuruh ayahku untuk dibeli.”
Nilai kearifan lokal dalam kutipan
Nilai kearifan lokal dalam kutipan tersebut, memberikan gambaran
cerita tersebut, bahwa apabila engkau bahwa balaslah kebaikan seseorang
diberikan tanggungjawab khususnya kepadamu dengan kebaikan pula.
oleh orang tua maka laksanakan Janganlah berburuk sangka sebelum
sesuai dengan apa yang mendapatkan bukti yang akurat.
diperintahkan. Menjalankan sesuai Selain itu, janganlah berusaha
apa yang diperintahkan merupakan mencelakakan orang lain karena
317
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

engkau pula-lah yang akan menerima dilakukan secara bersama-sama


batunya. Dalam sebuah wasiat Bugis dengan kerjasama yang baik pula
bahwa enngeranngi duae allupai dua maka tentu akan membuahkan hasil
yang artinya ingatlah kebaikan yang maksimal.
seseorang kepadamu dan lupakanlah f. Nilai Keteguhan
kebaikanmu kepada orang lain, (18) “lebih daripada itu akan kusampaikan.
ingatlah kesalahan yang pernah “anak muda itu tetap menolak, tetapi
dilakuakn kepada orang lain dan pada akhirnya surat itu dirampasnya
balaslah kejahatan orang lain dari tangan anak muda itu, serta
terhadapmu dengan kebaikan. dibawanya pergi untuk diserahkan
(15) “Setelah ia menerima uang dari kepada saudara kandung raja.”
ayahnya, berangkatlah ia menuju pasar
lain dan lebih ramai dari pada pasar Nilai kearifan lokal yang terkandung
pertama untuk membeli kata-kata.” dalam kutipan cerita tersebut bahwa
keteguhan seorang anak dalam
Gambaran nilai kearifan lokal dalam mempertanggungjawabkan pesan raja
kutipan cerita tersebut bahwa, seorang patutlah untuk dicontoh. Nilai
anak yang tidak pernah lelah keteguhan dapat menjadi dasar utama
mematuhi perintah orang tuanya dalam menanamkan nilai karakter
untuk membeli kata-kata. Selain itu, kepada anak. Keteguhan seorang
kerja keras seorang anak dalam dapat memperkukuh prinsip-prinsip
membeli kata-kata di tempat yang dalam menjalani aktivitas
lebih jauh tidak pernah putus asa. kesehariannya.
Sehingga, setiap usaha yang diikuti (19) “akhirnya ia berjanji dalam hatinya
oleh kekuatan doa tentu akan menuai akan pergi mencari jawaban atas
keberhasilan kelak. pertanyaan ratu bijak. Ia berjanji di
e. Nilai Kerjasama dalam hatinya tidak akan pulang sebelum
(16) “berkata si ayah kepada istrinya, belum menemukan jawabannya.”
ada kata-kata yang didapatkan anak kita, Nilai kearifan lokal dalam kutipan
tetapi kalau uangnya sudah habis tidak cerita tersebut bahwa segala sesutu
mengapa, sebab tentu bertambah banyak yang akan dikerjakan terlebih dahulu
lagi sahabatnya” 4 kali pula sang suami dilakukan dengan niat yang baik dan
dan istri berkata seperti itu.” kuatkan dalam diri bahwa Saya pasti
bisa. Dengan adanya suatu dasar
Gambaran nilai kearifan lokal dalam pegangan yang menjadi kekuatan
kutipan cerita tersebut, bahwa seorang dalam diri manusia maka akan selalu
Bapak dan Ibu tidak pernah putus asa berada pada perasaan yang tenang dan
dalam memberikan semangat kepada pada akhirnya apa yang dicita-citakan
anaknya untuk tetap mencari kata- dapat tercapai.
kata (ilmu). Kata-kata (ilmu) (19) ajjaq mukakkakanngi kateqna tau
diharapkannya dapat menjadi lainnge, narekko tania kateqmu:
bekalnya untuk menghadapi global artinya janganlah engkau menggaruk
masa depan. gatal orang lain, kecuali gatalmu
sendiri
(17) “setelah tiba di padang pemburuan Nilai kearifan lokal dalam kutipan
bersama-samalah mereka berburu. Pada cerita tersebut bahwa janganlah
hari itu beratus-ratus rusa yang engkau mencampuri urusan orang lain
ditangkap. kalau bukan urusanmu. Janganlah
bertindak secara berlebih-lebihan di
Nilai kearifan lokal dalam kutipan luar dari porsimu.
tersebut, bahwa suatu pekerjaan yang
318
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

(20) “setelah menyerahkan uang saku itu Koentjaraningrat. 1999. Manusia dan
kepada sang kakek, anak itu kemudian Kebudayaan Indonesia; Djembatan:
berangkat lagi untuk mencari jawaban Jakarta
itu.” Liliweri, Alo, 2002. Makna Budaya dalam
Nilai kearifan lokal dalam kutipan Komunikasi Antar Budaya,
cerita tersebut bahwa bersungguh- Yogyakarta: LkiS.
sungguh dan bekerja keras dalam
Maltasari, Nur. 2013. Nilai-Nilai Pendidikan
mencari apa yang dicita-citakan tentu
Karakter dalam Cerita Rakyat
akan berhasil.
Malang. Universitas Jember.
(21) “kesabaran adalah tempat berpijak
akal.” Parmini, Ni Putu. 2015. Eksistensi Cerita
Nilai kearifan lokal dalam cerita Rakyat dalam Pendidikan Karakter
tersebut bahwa melalui kesabaranlah Siswa SD di Ubud. Jurnal of Bali
orang dapat menemukan Studies).
kebijaksanaan dalam kehidupannnya. Salam, Rahayu. 2017. Kearifan Lokal
Bersabar merupakan salah satu kunci Masyarakat Adat dalam Pengelolaan
dalam meraih kesuksesan abadi dalam Hutan di Pulau Wangi-Wangi. Jurnal
hidup. Walasuji Volume 8, nomor 1. Balai
Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi
KESIMPULAN Selatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Singsombong. 2015. Kearifan Lokal dalam
diuraikan pada pembahasan, bahwa cerita Pengetahuan Kedaerahan. Journal of
rakyat merupakan salah satu wujud kekayaan Educational Social Studies.
lokal yang dimiliki oleh suatu kelompok Yasil, Suradi. 1995/1996. Nilai-Nilai Budaya
masyarakat yang mengandung nilai-nilai yang terdapat dalam Cerita Rakyat
kearifan. Nilai-nilai kearifan lokal tersebut Bugis. Laporan Penelitian Sejarah dan
adalah nilai kejujuran, nilai kepatuhan, nilai Nilai Tradisional Sulawesi Selatan.
kerjasama, nilai musyawarah, nilai keteguhan, Ujung Pandang.
nilai solidaritas, dan nilai kerja keras (etos
kerja). Nilai kearifan lokal tersebut dapat
menjadi bahan dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di sekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKA
Geertz Clifford, 1981. Abangan, Santri,
Priyayi Dalam Masyarakat Jawa.
Jakarta: Pustaka Jaya
Jurnal of Bali Studies. 2015. Eksistensi Cerita
Rakyat dalam Pendidikan Karakter
Siswa SD di Ubud.
Koentjaraningrat. 1967. Beberapa Pokok
Antropologi Sosial. Penerbit: Dian
Rakyat.
Koentjaraningrat. 1985. Metode-metode
Penelitian Masyarakat. Jakarta
Gramedia
Koentjaraningrat. 1993. Metode-metode
Penelitian Masyarakat. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

319
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PERANAN ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA


PERMULAAN SISWA TINGKAT SEKOLAH DASAR

Rusdiana & Arisal

Ilmu Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

E-mail: Rusdianamuzakkar@gmail.com/Arisalical012@gmail.com

Abstrak Salah satu aspek penting dalam pembelajaran sekolah dasar adalah kemampuan anak dalam
membaca. Orang tua adalah orang yang pertama bertanggung jawab atas keberhasilan anak
mereka. Para orang tua merupakan motivator dan pendidik yang secara keseluruhan
bertanggung jawab terhadap anak mereka. Namun dalam era globalisasi ini, banyaknya
sekolah unggul, sehingga orang tua kurang memerhatikan peranan mereka, orang tua
meminta pihak luar lain membantu mendidik anak-anak mereka. Pihak lainnya adalah guru
di sekolah. Namun demikian, setelah anak-anak dititipkan disekolah, orang tua tetap untuk
bertanggung jawab untuk keberhasilan pendidikan anak-anak mereka. Kemampuan
membaca permulaan anak, tidak langsung dimilikinya, namun harus diajarkan, baik itu di
lingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah. Induk peran dan tanggung jawab
antara lain dapat diwujudkan dengan membimbing kelangsungan anak belajar di rumah
sesuai dengan program yang telah dipelajari oleh anak-anak di sekolah dasar dan guru di
sekolah dapat menjalankan kegiatan pembelajaran dengan antusias yang tinggi berkat orang
tua siswa.

key words: Peranan Orang Tua, Membaca Permulaan, Siswa Sekolah Dasar.

320
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN apabila anak mengerti membaca berarti


mereka mempunyai dasar mengembangkan
Peranan orang tua dalam rumah tangga ilmu. Membaca adalah suatu seni atau ilmu
sangatlah penting, karena dalam rumah untuk mengerti dan menafsirkan kata-kata
tangga-lah seorang anak mula-mula yang dicetak atau yang telah ditulis. Membaca
memperoleh bimbingan dan pendidikan dari merupakan alat utama di banding pendidikan
orang tuanya. Tugas orang tua sebagai guru dan membaca adalah salah satu keahlian yang
atau pendidik utama dan pertama bagi anak- sangat penting dalam kehidupan manusia
anaknya dalam menumbuhkan dan sehari-hari, melalui bahan bacaan untuk
mengembangkan kekuatan mental, fisik dan memeroleh ide, buah pikiran dan pendapat
rohani mereka. Bagi orang tua yang sadar akan yang diperlukan. Jadi, bahan bacaan itu
pentingnya pendidikan anak, rumah tangga berperan untuk memperluas pengalaman.
akan memandang anak ini sebagai mahluk Dari uraian diatas dapat disimpulkan
berakal yang sedang tumbuh, bergairah dan bahwa seorang orang tua di rumah lebih
ingin menyelidiki segala sesuatu yang ada di berperan kepada perkembangan anak-anaknya
sekitarnya. meletakkan dasar kepada anak untuk
Kenyataannya menunjukkan bahwa orang mengajar, mengulangi pelajaran yang telah
tua yang lupa dan belum tahu melaksanakan didapatkan di sekolah seperti membaca,
tugas mendidik yang mulia ini. Pada era memperkenalkan huruf disertai lambang huruf
globalisasi ini, maraknya sekolah bertaraf dan fonem-fonem kepada anak. Mengacu dari
Internasional yang menjadi patokan orang tua uraian di atas, penulis menemukan pentingnya
yang menganggap di sekolah tersebut, peranan orang tua terhadap membaca
anaknya mendapatkan pendidikan yang permulaan anaknya, yang dimaksud adalah
maksimal. Kebanyakan orang tua siswa yang duduk di sekolah dasar.
beranggapan jika anak sudah diserahkan
kepada guru disekolah, maka selesailah tugas METODE
mereka dalam mendidik anak. Tugas mereka Atas dasar pemikiran di atas, sangat perlu
hanyalah mencari uang untuk membiayai untuk mengungkap peranan orang tua dalam
sekolah anak-anak mereka. Lingkungan membaca permulaan anaknya di bangku
keluarga adalah sebuah sekolah. Dalam sekolah dasar, gambaran mengenai peranan
pergaulan bersama anak-anaknya teristimewa- orang tua siswa secara utuh dan menyeluruh
lah ketika mereka masih kecil. Maka, orang oleh karena itu penggunaan pendekatan
tua haruslah menjadi seorang pendidik dan kualitatif deskriptif merupakan pendekatan
teman mereka yang baik pula. Sebagaimana yang dapat mengakomodasikan tujuan
Gunarsa (2010:24) menyatakan bahwa peneliti. Pengumpulan data menggunakan
“Tuhan telah memerintahkan keluarga teknik wawancara, observasi, dan catatan
menjadi tempat pendidikan yang paling lapangan. Wawancara dilakukan kepada orang
ampuh dan penting bagi semuanya”. tua siswa kelas 1 sekolah dasar berkaitan
Di dalam rumah tangga pendidikan anak dengan peranan orang tua menjadi pendidik
harus-lah dimulai. Di sini orang tua sebagai dalam hal mengajari membaca permulaan
guru-gurunya, maka itu harus belajar segala anaknya. Selain itu, melalui proses wawancara
pelajaran tentang penghormatan, penurutan, akan diungkap sejauh mana peranan orang tua
pengendalian diri, dan kejujuran. Inilah mata dalam mengajari anaknya membaca dan hasil
pelajaran dasar yang perlu diajarkan orang tua dari pengajaran tersebut akan mempermudah
dalam rumah tangga. Bahkan anak yang masih seorang anak dalam lingkungan sekolah,
di dalam kandungan pun sudah memperoleh khususnya sekolah dasar kelas 1.
kebiasaan-kebiasaan belajar dari ibu yang Observasi dan catatan lapangan juga
mengandungnya. dilakukan peneliti guna melihat secara
Di samping pelajaran-pelajaran tersebut, langsung sejauh mana keberhasilan orang tua
pelajaran membaca tidak kalah pentingnya dalam mendidik anaknya dalam hal membaca.
untuk diajarkan, karena bagaimana pun Catatan lapangan dibuat sehubung dengan hal-
321
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

hal unik yang terjadi di lapangan sewaktu orang tuanya cenderung lebih lancar membaca
proses pengambilan data. dibandingkan siswa yang hanya diajarkan oleh
salah satu orang tua saja. Sebagaimana yang
PEMBAHASAN dinyatakan oleh Gunarsa (2010:76) bahwa:
Peranan orang tua mendidik anaknya “Kewajiban bapak kepada anak-anak tidak
merupakan suatu kenyataan yang dihadapi dapat dipindahkan kepada ibu. Kalau ibu
sekarang ini bahwa juataan kaum bapak tidak melakukan kewajibannya sendiri, ia pun
mau tahu soal internal rumah tangga, demikian mempunyai cukup tanggung jawab untuk
juga pendidikan anaknya. Tidak bisa bergaul dipikul. Hanya bekerja sama antara bapak dan
akrab dengan anak-anaknya, terutama sekali ibu sehingga dapat melaksanakan pekerjaan
dengan anak laki-laki. Bapak merupakan salah dengan baik dan memuaskan”.
satu orang tua yang berperan secara aktif Cara yang baik untuk mendidik anak
dalam mendidik anaknya. Banyak kaum bapak supaya menghormati orang tua dalam rumah
yang beranggapan bahwa urusan rumah tangga adalah dengan memberikan tauladan
tangga itu hanya tugas yang mudah dapat /contoh kepadanya, bagaimana seorang suami
dikerjakan setiap orang. Entah siapa yang mengasihi serta menghormati isterinya.
mengerjakannya. Hal ini membuat kaum ibu Dengan melihat dan mendengar secara
patah hati, tidak bersemangat lagi dan sangat langsung, bagaimana orang tua menyatakan
kurang memerhatikan peranan mereka dalam kasih sayang mereka serta menghormati satu
mengajari anaknya. sama lain, akan memberi pengaruh yang
Berdasarkan hasil penelitian terrhadap mendalam dan berarti kepada pikiran dan hati
orang tua siswa peneliti menyimpulkan bahwa anak.
orang tua, terutama seorang bapak Menurut Emanuel Ritcher “Globalisasi
menyerahkan tugas mendidik anak mereka adalah jaringan kerja global secara beriringan
kepada ibu mereka, para bapak hanya sibuk memadukan masyarakat yang sebelumnya
bekerja sehingga peranan orang tua tidak terpencar-pencar dan terpencil ke dalam saling
maksimal mengajari anak mereka, terutama bergantung dan persatuan dunia. Peranan
mengajari anak membaca permulaan yang orang tua dalam pendidikan anak sangatlah
membutuhkan waktu yang lama, hal ini karena kurang hal ini dikarenakan pada era
anak yang masih duduk di bangku sekolah globalisasi ini banyak orang tua yang
dasar perlu perhatian ekstra untuk mengajar beranggapan sekolah yang bertaraf
dalam hal membaca, sehingga apabilah sudah internasional adalah sekolah unggulan, orang
di sekolah, guru tidak terkendala lagi terhadap tua memercayakan anaknya untuk
anak yang tidak tahu membaca, karena semua mendapatkan pendidikan di sekolah tersebut,
mata pelajaran harus memerlukan keahlian demikian juga pada sekolah dasar, orang tua
membaca, terutama tahap awal dalam beranggapan bahwa apabila anak mereka
pembelajaran. dititipkan di sekolah tersebut, maka orang tua
Ikut sertanya seorang bapak merawat dan tidak perlu lagi berperan dalam pendidikan
mendidik anak-anaknya, bukan hanya anak mereka. Hal ini menyebabkan peranan
persoalan segi keadilan yang harus dipikul orang tua tidak diperluhkan lagi. Membaca
bersama dengan sang ibu khususnya bila sang merupakan aspek yang penting dalam
isteri juga mengharapkan suaminya harus pendidikan yang didapatkan di tingkat sekolah
menganggap bahwa semua pekerjaan itu TK dan sekolah dasar, namun pada di tungkat
penting, bermanfaat, dan merupakan TK banyaknya permainan dalam proses
tantangan baginya, serta sama nilainya dengan pembelajaran, sehingga membaca permulaan
pekerjaan di kantor atau bisnis apa pun akan lebih terpusat pada sekolah dasar,
bentuknya. Peranan orang tua yang utuh, yaitu khusunya di kelas 1. Pada era globalisasi ini
bapak dan ibu memaksimalkan kemampuan orang para orang tua tidak memedulikan peran
membaca permulaan siswa pada kelas 1. mereka terhadap pendidikan anaknya karena
Siswa yang mendapatkan perhatian dari kedua mereka menganggap di lingkungan sekolah

322
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

bertaraf internasional sudah maksimal dibanding anak yang kurang mendapatkan


mengajari anak mereka sehingga tidak perhatian dari kedua orang tuanya.
berpartisipasi dalam pendidikan anak. Namun 2. Orang Tua Berperan dalam
pada masa membaca permulaan pada siswa Membangkitkan Minat Baca
kelas 1 Sekolah Dasar, pada dasarnya anak Permulaan pada Anak
sangatlah memerlukan perhatian orang tuanya Berbagai metode dan media tersebut akan
dalam hal mendidik dengan rasa kasih sayang bertambah baik jika ditanamkan kebiasaan
sehingga menjadi motivasi anak untuk belajar. mencintai buku sejak dini. Membangun
Hal ini karena pendidikan bukan hanya kebiasaan pada anak tentunya tidak semudah
didapatkan di lingkungan sekolah, tetapi di membalikkan telapak tangan. Semua butuh
lingkungan keluarga dan di lingkungan proses yang menuntut kesabaran para orang
masyarakat. tua. Banyak cara yang dapat ditempuh guna
1. Orang Tua sebagai Tripusat menumbuhkan serta membangkitkan minat
Pendidikan baca pada anak. Salah satu contohnya adalah
Manusia sangat dipengaruhi oleh keluarga harus mempunyai anggapan bahwa
lingkungan pendidikannya, baik itu untuk mengajak seorang anak agar terbiasa
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. membaca dan mencintai buku, maka orang tua
Ketiga lingkungan ini sering disebut sebagai bisa membiasakan anaknya berinteraksi
tripusat pendidikan. Orang tua merupakan dengan buku. Sebagai contoh dengan
tempat primer yang terdiri dari bapak dan ibu. membacakan cerita-cerita dongeng yang berisi
Pendidikan di dalam keluarga dimotivasi oleh petuah-petuah kebaikan. Peranan orang tua
kedua orang tua yang akan di ajarkan dalam dalam meningkatkan minat baca permulaan
keluarga merupakan bagian dari jalur anak disini, adalah orang tua yang mampu
pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan menumbuhkan minat baca anak mereka
dalam keluarga yang memberikan keyakinan dengan menstimulus anak dengan cara,
agama, nilai budaya, nilai moral, dan nilai apabila seorang anak mampu membaca
keterampilan. Dalam fungsinya sebagai dengan baik, maka ada imbalan. Imbalan
tripusat pendidikan, keluarga harus memiliki tersebut berupa hadiah atau keinginan anak
konsep materi membaca untuk anaknya yang mereka inginkan dan dikabulkan oleh
sebagai pembaca pemula. Para orang tua yang orang tua mereka. Metode yang sering
secara utuh mendidik anak mereka memiliki digunakan orang tua siswa dalam megajari
tingkat pengetahuan yang relatif tersusun anak mereka membaca permulaan dengan cara
secara sistematis. memberikan perangkat berupa gambar yang
Selain itu orangtua dituntut untuk menarik seperti huruf alphabet yang berwarna
memantau perkembangan membaca anak, warni yang sangat menarik, membelikan anak
jangan sampai si anak letih dalam belajar. buku-buku bergambar yang dapat diwarnai,
Pada usia dini anak lebih banyak bermain hal tersebut dilakukan orang tua siswa agar
dibanding belajarnya. Oleh karena itu, orang anak tidak jenuh dalam belajar membaca.
tua harus pandai dalam memberi materi Dengan hal tersebut, orang tua bisa
membaca agar anak tidak merasa terkekan. menjadikan buku sebagai media atau
Siswa yang dipantau orang tua mereka perantara artinya buku dapat menjadi latar
sangatlah berbeda dari segi pemahaman dalam belakang bagi anak untuk melakukan sesuatu.
menerima materi ajar di sekolah dan Sesuatu di sini adalah hal-hal yang berisi
pemahaman mereka lebih terfokus karena pesan kebaikan. Selain itu, dengan seringnya
materi yang di ajarkan di sekolah akan berinteraksi dengan buku, orang tua dan anak
kembali diajarkan oleh orang tua, sehingga pun mampu menciptakan suasana yang akrab,
anak yang kurang memahami materi yang sehingga mampu memengaruhi
diajarkan di sekolah dapat mereka pahami, hal perkembangan dan katakter sesorang anak
karena berkat peranan orang tua yang lebih menjadi lebih baik. Sejalan dengan hal
berpartisipasi dengan pendidikan anaknya tersebut Arifin (2010:3) menyatakan bahwa:

323
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

“Pada waktu anak diajar jujur, maka pada saat 3. Meningkatkan Kreatifitas, Prestasi
itulah juga seorang ibu mengajar hukum- Belajar serta Meningkatkan Kesadaran
hukum kepada mereka. Sebab hukum-hukum Anak Membaca
itu memberi petunjuk supaya kamu jangan Kemampuan kreatifitas seorang anak
mencuri. Kamu jangan mengatakan kesaksian sudah tertanam dalam dirinya sebelum ia
dusta akan sesamamu, kamu jangan begini terkena pengaruh oleh lingkungan dan
rumah sesamamu”. sebelum menghadapi guru yang menuntut
Jika seorang Ibu sudah mendidik anak- kepatuhan secara wajar di sekolah. Dengan
anaknya bagaimana menghormati, menurut, merangsang anak untuk melihat, meneliti dan
mengendalikan diri dan mempunyai tabiat mencoba sesuatu maka orang tua sudah
jujur, berarti seorang ibu sudah berusaha merangsang kreatifitas anak. Dalam
mempersiapkan anak-anaknya yang tangguh upaya meningkatkan prestasi belajar anak,
dan berkepribadian yang tulus dan ikhlas. faktor lingkungan juga menunjang, tidak kalah
Menggunakan bahasa yang sederhana dan pentingnya dengan faktor rangsangang dan
tepat sangat berguna dalam menolong anak dorongan orang tua. Itulah sebabnya orang tua
untuk belajar, seperti yang dinyatakan oleh perlu memerhatikan seksama faktor
Sirait (2008:10) “bahasa yang digunakan lingkungan juga menunjang, tidak kalah
orang tua waktu berbicara dengan anak- pentingnya dengan rangsangan dan dorongan
anaknya sangat memengaruhi perkembangan orang tua. Itulah sebabnya orang tua perlu
akal dan kecerdasan anak”. Menurut memerhatikan seksama sebagai berikut:
Sarumpait (2011:16) “salah satu cara untuk a. Tempat Belajar
mendorong keinginan untuk belajar adalah Tempat belajar yang dimaksud adalah
dengan mengajak anak-anak untuk banyak dengan adanya ketenangan, tempat
berpergian ke kebun binatang, museum dan tersendirinya, warna dinding yang tidak
tempat lain yang menarik perhatian serta mencolok atau silau, bersih, cukup penerapan
melihat sesuatu yang mengandung pelajaran lampu dan ventilasi udara serta ruangan yang
bersejarah. cukup memadai dan luas. Orang tua yang
Jika orang tua mau mengerti dan menyediakan tempat belajar yang nyaman
memuaskan kebutuhan anak untuk belajar, akan membuat anak merasa senang ketika
mengadakan uji coba, meyelidiki bersama- belajar. Membaca permulaan anak pada kelas
sama menyaksikan dan menyentuh atau 1 sekolah dasar ini sangat penting hal ini
dengan cara lain, maka anak-anak tidak akan karena pada masa ini, anak-anak cenderung
rewel karena kebutuhan batinnya sudah banyak melakukan permainan mereka dengan
terpenuhi dan ia mempunyai kesempatan teman sebaya mereka, sehingga apabila orang
untuk menyalurkan rasa ingin tahunya yang tua mereka menyuruh anak mereka belajar
besar itu. Siswa yang duduk di bangku kelas 1 membaca akan membuat anak bosan dan
cenderung melakukan hal-hal yang baru, memilih untuk bermain, inilah peranan orang
karena rasa keingintahuan mereka mulai tua untuk menyediakan tempat belajar yang
berkembang. Siswa yang diajarkan dengan baik sehingga anak akan lebih meluangkan
bahasa yang lemah lembut akan lebih senang waktunya untuk belajar membaca.
dan antusias mendapatkan pelajaran dari b. Ada Pembagian Waktu
orang tua mereka, hal ini karena perasaan anak Belajar haruslah teratur sesuai dengan
yang duduk dibangku sekolah dasar pada waktu-waktu yang telah diatur sendiri. Karena
umumnya sensitif inilah pentingnya bahasa itu perlu membagi waktu se-efesien mungkin
yang digunakan dalam mendidik anak harus dan janganlah belajar seenaknya saja tanpa
cermat dan sopan. Anak yang dididik dengan terencana agar efektif dan tidak membuang-
bahasa yang kasar akan membentuk karakter buang waktu. Orang tua yang mengatur waktu
anak yang keras dan brutal pula karena pada untuk anak dalam kehidupan sehari-hari akan
fase kanak-kanak ini, masa pembentukan memprogram anak mereka, sehingga akan ada
krakter anak akan terbentuk.

324
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

pembagian waktu untuk anaknya untuk belajar beruntung karena kesanggupannya untuk
dan bermain. membaca. Program membaca di kelas I, II dan
c. Suasana Tenang III menekankan perkembangan dasar dalam
Suasana tenang waktu belajar sudah pasti proses membaca yang lebih lengkap. Para
memberi motivasi yang baik, karena dalam siswa yang belajar keahlian membaca akan
proses belajar yang demikian akan mengembangkan dan mengartikan kata-kata
menentukan dan memengaruhi prestasi belajar baru tanpa orang lain.
anak. Suasana tenang yang dimaksud disini Orang tua memerhatikan pergaulan
erat kaitannya dengan tempat belajar dan anaknya akan menumbuhkan perhatian timbal
hubungan orang tua dengan anak yang sedang balik dari anak mereka hal ini karena adanya
belajar. Oleh sebab itu, para orang tua perhatian yang positif dari orang tua anak.
berkewajiban menciptakan suasana belajar Peranan orang tua dalam mengingatkan
yang tenang dan baik. Mengajari anak untuk anaknya, jika dalam berteman harus saling
membaca haruslah dengan suasana yang menghargai dan tidak saling mengejek, orang
tenang agar perhatian anak fokus terhadap apa tua pun mengajari anak mereka tentang
yang akan diajarkan oleh orang tua mereka. sesuatu hal yang baik yang harus dilakukan
d. Alat-alat Pelajaran Dipersiapkan dan sesuatu hal yang buruk yang harus dijauhi.
Sebelum Belajar Contohnya jangan mengikuti teman yang
Para orang tua perlu memerhatikan dan melakukan kejahilan dan merugikan orang
mempersiapkan alat yang diperlukan sebelum lain serta mengikuti teman mereka untuk
belajar. Sebab belajar tidak akan berhasil dan belajar. Orang tua lebih meyuruh anak mereka
tidak baik hasilnya tanpa alat-alat yang untuk bergaul dengan teman yang baik dan
secukupnya. Peranan orang tua dalam mengajak teman anak mereka untuk bermain
mempersiapkan alat untuk belajar membaca bersama di sekitar lingkungan tempat tinggal
permulaan adalah gambar huruf alphabet yang agar anak dapat diawasi dengan baik. Orang
menarik dan penggaris atau benda yang tua pun berperan dalam membantu anak
berukuran panjang untuk menunjukkan huruf, mereka bermain dengan cara membuat
sebagaimana yang dilakukan guru di sekolah. permainan kata yaitu meggabungkan huruf-
e. Pergaulan Anak huruf atau menyusun huruf menjadi sebuah
Tidak dapat disangkal lagi bahwa kata dan menyuruh anak mereka mengeja dan
pergaulan sangat berpengaruh terhadap belajar membacanya sehingga anak dapat bermain
anak. Oleh sebab itu, harus dijaga agar jangan sambil belajar bukan belajar sambil bermain
sampai pergaulan anak itu mengganggu dengan teman mereka.
belajarnya. Karena hal itu sangat erat f. Peran Orang tua terhadap Hakikat
kaitannya dengan motivasi seseorang dalam Membaca Permulaan
meningkatkan prestasi belajar. Kesadaran Harras (2010:101) menyimpulkan bahwa:
membaca adalah suatu kebiasaan yang sangat “Membaca menduduki posisi serta peran yang
berguna dalam kehidupan manusia. Anak- sangat penting dalam konteks kehidupan umat
anak kurang minat dan tidak punya kesadaran manusia, terlebih pada era informasi dan
untuk membaca akan mengalami kerugian komunikasi seperti ini. Membaca juga
besar, karena tanpa membaca mereka akan merupakan jembatan bagi siapa saja dan di
seperti “seekor katak di bawah tempurung”, mana saja yang berkeinginan meraih
sehingga dunia mereka terasa sempit. Keadaan kemajuan dan kesuksesan, baik di lingkungan
anak yang siap membaca dipengaruhi oleh dunia persekolahan maupun di dunia
beberapa faktor, ialah perkembangan pekerjaan”.
pribadinya, emosi, termasuk keadaan Mengacu dari uraian di atas, para pakar
mentalnya, demikian pula pengalaman sepakat bahwa kemahiran membaca
sebelumnya. Jadi keadaan membaca anak- merupakan persyaratan mutlak bagi setiap
anak berbeda-beda sesuai kesanggupan anak. insan yang ingin memeroleh kemajuan.
Dengan kata lain, banyak anak-anak Membaca bukanlah proses yang pasif

325
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

melainkan aktif, artinya seorang pembaca berperan aktif dalam membantu anak mereka
harus aktif berusaha menangkap isi bacaan dalam belajar membaca, akan menyulitkan
yang dibacanya tidak boleh hanya guru pada saat pelajaran dimulai, hal karena
menerimanya saja. Pentingnya peranan orang kurangnya motivasi anak untuk belajar, karena
tua untuk mengajarkan anak mereka membaca pada masa kanak-kanak lebih banyak bermain,
dengan melakukan pengenalan huruf dari usia disinilah peranan orang tua itu penting. Di
dini. sekolah tidak jarang siswa yang sudah naik
Menurut Tampubolon (2010:70), kelas 2 dan 3 yang masih mengeja dan tidak
“membaca merupakan salah satu dari empat lancar dalam membaca karena kurangnya
komponen keterampilan berbahasa, yakni motivasi dalam belajar, hal ini salah satunya
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. disebabkan oleh lingkungan anak yang kurang
Peranan orang tua dalam hal membaca akan perhatian dari orang tua. Peranan orang tua
berlanjut, salah satunya adalah menulis. Orang disini adalah mengajari anak mereka sedini
tua yang mengajari anak mereka untuk mungkin dalam mengenalkan lambang huruf
membaca permulaan ini harus sangat kreatif alphabet yang berjumlah 26 dan bunyi atau
dan semaksimal mungkin, hal ini karena otak cara pengucapannya.
anak secara keseluruhan menerima segala Orang tua yang hanya mengajarkan anak
sesuatu yang diajarkan dengan mudah. mereka cara penyebutan huruf tanpa lambang
g. Pelajaran Membaca pada Tahap huruf tersebut akan kesulitan membaca, hal ini
Permulan karena anak hanya menghafal dan tidak
Belajar membaca ialah belajar mengetahui bentuk dari huruf yang diketahui.
mengasosiasikan lambang tulis dengan Peranan orang tua disini mengajarkan anak
makna. Orang tua bukan hanya mengajari mereka mengenai huruf dan lambang huruf
anak mereka membaca, namun juga harus serta cara pengucapaanya kemudian
mengajari anak mereka cara pemaknaan merangkainya huruf menjadi satu suku kata
terhadap tulisan yang dibaca, agar kata yang atau lebih. Di sekolah dasar siswa yang
ditulis dapat diartikan oleh anak. Sebelum memiliki kemampuan membaca permulaan
mengajari anak membaca, orang tua terlebih yang baik adalah siswa yang mampu membaca
dahulu harus mengajari anak huruf, agar anak dengan lancar dan memahami hasil bacaan
dapat membedakan semua huruf. Di sekolah dari buku paket yang ada di sekolah sesuai
anak diajarkan membaca oleh guru mereka mata pelajaran yang diajarkan, karena semua
khususnya pada sekolah dasar kelas 1. mata pelajaran diajarkan menuntut siswa
Sebelumnya anak diajarkan pengenalan huruf untuk dapat membaca, sehingga memudahkan
di sekolah TK, namun akan lebih dilanjutkan guru dalam mendidik siswa khususnya kelas
di sekolah dasar di kelas 1 untuk membaca awal sekolah dasar.
permulaan, pentingnya peranan orang tua di
rumah akan memengaruhi tingkat kelancaran KESIMPULAN
anak dalam membaca. Keluarga yang secara umum diakui sebagai
Anak yang cenderung aktif membaca di salah satu tripusat pendidikan, memiliki
bangku sekolah dasar kelas 1 mampu peranan penting terhadap proses membaca
membaca kata tanpa mengeja huruf, hal ini permulaan anak, hal tersebut dikarenakan
karena orang tua berperan aktif membantu waktu yang dimiliki anak bersama orang tua
anak mereka dalam membaca. Orang tua yang sangat banyak apalagi pada saat usia pra-
mengajari anak mereka membaca dan sekolah. Namun dengan adanya hal tersebut
mengajari anak mereka pemaknaan kata yang menuntut orang tua pintar dalam
dibaca akan membantu guru pada saat di menggunakan metode mengajarkan konsep
sekolah, hal ini karena semua mata pelajaran membaca permulaan. Terdapat dua metode
harus membutuhkan keahlian membaca, yang yang paling banyak digunakan adalah metode
tahap permulaan dapat dipelajari lebih lanjut eja dan suku kata. Selain metode, orangtua pun
disekolah dasar. Orang tua yang tidak dituntut kreatif dalam menggunakan media

326
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

yang membantu mengajarkan konsep


membaca permulaan pada anak. Seperti
penggunaan alat peraga pengenalan lambang
huruf, penyebutan huruf, dan cara pengejaan
huruf yang benar dan tepat. Berbagai metode
dan media tersebut akan bertambah baik jika
ditanamkan kebiasaan mencintai buku
semenjak dini.

REFERENSI
Arifin. 2010. Psikologi Perkembangan Anak.
Bandung: Tarsito.
Gunarsa, Singgih. 2010. Psikologi Anak
Bermasalah. Jakarta: Bina Aksara.
Harras. 2010. Pembinaan Minat Baca.
Jakarta: Gramedia.
Henry Guntur Tarigan, dkk. 1990. Membaca
dalam Kehidupan. Bandung: Penerbit
Angkasa.
Sarumpait. 2011. Bimbingn Konseling dan
Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara.
Sirait. 2008. Perkembangan Anak. Jakarta:
Gramedia
Tampubbolon. 2010. Kemampuan Membaca
Teknik Membaca Efektif dan Efesien.
Bandung: Angkasa.
http://informasiana.com/pengertian-
globalisasi-menurut-para-ahli/
diunduh 06 maret 2018

327
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL SISWA DI SMA
NEGERI I TANETE RILAU

Rukaya

Prodi Bimbingan Konseling PPs Universitas Negeri Makassar (UNM)

Alamat e-mail cahayarukaya94@gmail.com

Abstrak Permasalahan pokok yang diangkat dalam penelitian ini adalah pengaruh layanan
bimbingan dan konseling terhadap perkembangan moral siswa di SMA Negeri 1 Tanete
Rilau. Populasi pada penelitian ini sebanyak 592 siswa, sedangkan sampel adalah 59
siswa/responden yang diperoleh dengan teknik penarikan proportional random
sampling, adapun teknik pengumpulan data digunakan teknik angket, dokumentasi, dan
wawancara. Teknik analisis data menggunakan rumus regresi sederhana. Hasil
penelitian membuktikan dengan regresi sederhana dan pengujian hipotesis bahwa Ftabel
= 4,03 dan diketahui Fhitung = 5,96, jadi Fhitung> dari Ftabel, maka Ho ditolak artinya
terdapat pengaruhyang signifikan antara pengaruh layanan bimbingan dan konseling
terhadap perkembangan moral siswa di SMA Negeri 1 Tanete Rilau. Berdasarkan hasil
penelitian maka dapat diketahui bahwa ada pengaruh layanan bimbingan dan konseling
terhadap perkembangan moral siswa di SMA negeri 1 Tanete Rilau.

Kata kunci: layanan bimbingan dan konseling, perkembangan moral siswa, SMA

328
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN karena itu, peningkatan kualitas sumber daya


Pendidikan merupakan ruh bagi manusia merupakan prasyarat mutlak untuk
kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, mencapai tujuan pembangunan.
maju mundurnya suatu bangsa dilihat dari Salah satu wahana untuk meningkatkan
faktor lembaga pendidikan itu sendiri. kualitas sumber daya manusia (SDM) tersebut
Bagaimana pendidikan harus mampu adalah pendidikan sehingga kualitas
membentuk karakter suatu bangsa yang pendidikan harus senantiasa ditingkatkan
cerdas yang memiliki moral serta etika yang kualtas pendidikan harus senantiasa
baik, di samping membentuk sebuah ditingkatkan.Sebagai faktor penentuh
peradaban yang modern yang mempunyai keberhasilan pembangunan manusia
intelektual yang punya daya saing dengan seutuhnya, pada tempatnyalah sumber daya
bangsa-bangsa modern lainnya. manusia (SDM) ditingkatkan secara
Lembaga pendidikan dianggap sebagai sistematis dan terarah berdasarkan
motivator atau pergerak di dalam kepentingan yang mengacu pada kemajuan
mewujudkan karakter sebuah bangsa, yang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan
harus bisa memecahkan berbagai berlandaskan keimanan dan ketakwaan
permasalahan yang ada. Sekolah harus (Imtak).
mampu memanajemen persoalan-persoalan di Perkembangan pendidikan formal di
dalam lembaga pendidikan itu sendiri maupun negara kita dipengaruhi oleh banyak hal,
masalah yang dihadapi oleh siswa-siswinya, diantaranya perubahan kurikulum dan
maka sekolah harus benar-benar membentuk perubahan peraturan dan perundang-
sebuah manajemen bimbingan dan konseling undangan. Perubahan-perubahan itu
di sekolah yang di dalamnya terdiri dari terdampak pula pada layanan bimbingan dan
planing (perancanaan), oganising konseling dalam jalur pendidikan formal.
(pengoranganisasian) comanding (pemberian Berbagai peraturan sistem perundang-
perintah), coordinating (pengkoordinasian), undangan yang berlaku saat ini (di antaranya,
controling (pengawasan). undang-undang sistem pendidikan nasional
Persoalan kehidupan masyarakat yang No. 20/2003, Permendiknas No 23/2006)
kompleks serta diakibatkan oleh sistem telah dikaji sedemikian rupa dalam rangka
perekonomian yang tidak kuat serta fondasi menjawab perkembangan pendidikan dan
mental spritual yang rapuh, telah melakukan penataan konselor sebagai profesi
mengantarkan masyarakat bangsa pada krisis dan layanan bimbingan dan konseling dalam
moral yang berkepanjangan. Krisis yang jalur pendidikan formal. Dari hasil kajian
terjadi dalam berbagai bidang kehidupan tersebut semakin mengukuhkan bahwa
sebenarnya bersumber dari rendahnya sejatinya layanan bimbingan dan konseling
kualitas, kemampuan, serta pola hidup dilakukan oleh tenaga ahli yang disebut
masyarakat yang konsumtif, dan belum sebagai konselor.
mampu menghadapi persoalan yang ia hadapi. Sementara itu dalam Permendiknas No.
Secara jujur dapat di katakan bahwa 22/2006 tentang standar isi pendidikan
bangsa ini belum mampu mandiri dan terlalu ditemukan adanya komponen pengembangan
banyak mengandalkan intervensi pihak asing diri dan itu dikaitkan dengan konseling. Itu
sehingga masuknya pengaruh luar yang bisa ditafsirkan bahwa konselor harus
mengakibatkan bangsa kita satu sisi belum menyampaikan materi pengembangan diri
bisa memfilter mana yang harus diambil dan melalui layanan bimbingan konseling serta
mana yang seharusnya tidak diambil (dalam dipertanggung jawabkan melalui penilaian
konteks budaya sosial yang tidak baik). pada tiap akhir penyampaian kegiatan,
Semakin banyak budaya asing yang sehingga berdampak menyamakan materi
kurang baik masuk, maka semakin banyak pembelajaran sebagai konteks layanan.
masalah yang timbul, sehingga masyarakat Secara yuridis, keberadaaan konselor
kita perlu dibimbing dan di arahkan di dalam dalam sistem pendidikan nasional sebagai
menerima masukan budaya asing. Oleh salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan

329
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kualifikasi guru, dosen, pamong, dan tutor sama halnya dengan menjadi Supermen yang
sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 ayat 6 begitu kuat bekerja tanpa mengharapkan
undang-undang No. 20/2003 tentang sistem imbalah dan jaza.
pendidikan nasional. Dalam undang-undang Saat ini, fokus pembinaan siswa melalui
tersebut menunjukkan adanya pengakuan proses bimbingan sudah diperhatikan oleh
eksplisit kesejajaran antara setiapa kualifikasi pemerintah dengan melihat kecenderungan
tenaga pendidik. Menunjukkan arti bahwa bahwa apabila seorang guru mengajar
setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, kemudian juga terfokus melayani siswa
memiliki keunikan konteks tugas, ekspektasi menyelesaikan masalahnya dianggap sangat
kinerja, dan setting layanan terhadap berat, sehingga dibentuklah seorang guru
perkembangan moral siswa. yang khusus menangani permasalahan siswa
Dalam undang-undang tentang sistem dan guru tersebut disebut guru bimbingan dan
pendidikan Nasional Nomor 20, tahun 2003, konseling (BK).
pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional Berangkat dari hal dasar tersebut di atas
berfungsi untuk mengembangkan dan kita mencoba memperhatikan keadaan
membentuk serta peradaban bangsa yang pendidikan di Kab. Barru. Kegiatan
bermartabat dalam rangka mencerdaskan pendidikan di Kab. Barru sudah cukup
kehidupan bangsa. Hal ini bertujuan untuk berkembang, terutama kesiapan pemerintah
mengembangkannya potensi peserta didik daerahnya menanggapi kebutuhan siswa
agar menjadi manusia yang beriman dan memperoleh bimbingan secara terpadu yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, diperolehnya bukan dari kegiatan
berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, pembelajaran melainkan bimbingan tersebut
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara diperoleh dari proses bimbingan dari seorang
yang demokratis serta bertanggung jawab. guru yang khusus menangani masalah-
Adanya kebutuhan orang untuk dapat masalah yang dihadapi siswa. Oleh karena itu
memahami perilaku dengan baik dan benar peneliti mencoba melakukan penelitian
merupakan petunjuk bahwa perkembangan mengenai pengaruh layanan bimbingan dan
moral diperlukan. Seperti di ketahui, konseling terhadap perkembangan moral
masyarakat selalu berkembang dan siswa. Objek penelitian ini difokuskan pada
mengalami perubahan, termasuk perubahan SMA Negeri 1 Tanete Rilau, karena menurut
nilai dan moralitas serta pandangan terhadap informasi di sekolah ini masih ada siswa yang
perkembangan. kurang memahami perkembangan moral yang
Serta peradaban bangsa yang baik di dalam sekolah ataupun di luar sekolah.
bermartabat mengartikan bahwa ada sebuah
Layanan Bimbingan dan Konseling
harapan ke depan pemuda-pemudi Indonesia
Perkembangan Moral
selain pintar juga mempunyai akhlak dan
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
akidah yang baik, dan untuk mencapai itu
Definisi yang diungkapkan oleh Miller
maka dengan pendidikan di dalamnya
(Wardati dan Jauhar Mohammad, 2011: 19)
terdapat bimbingan dan pembinaan yang
bahwa “Bimbingan adalah proses bantuan
mengajari siswa bersikap sebagaimana
terhadap individu untuk mencapai
sebaiknya manusia bersikap.
pemahaman diri dan pengarahan diri yang
Demi mewujudkan harapan pendidikan
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri
tersebut, maka seorang guru betul-betul
secara maksimum kepada sekolah, keluarga,
dituntut untuk siap bekerja multi, yakni selain
serta masyarakat”. John Lock dalam teori
mengajar juga sebagai pembimbing dan
Tabularsanya yang bersifat empiris
pembina. Kegiatan bimbingan di sekolah,
menyatakan bahwa “Anak lahir seperti kertas
seorang guru harus lebih memperhatikan
putih yang belum mendapat coretan
kondisi siswa. Kondisi siswa tentunya
sedikitpun.” Pendapat tersebut memberikan
berbeda-beda sesuai dengan karakteristik
penafsiran bahwa seorang anak akan mudah
setiap individu sehingga tidak salah kalau
terpengaruh dari apa yang diperolehnya dari
banyak pernyataan bahwa menjadi seorang
lingkungan ia beradaptasi, tergantung

330
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

bagaimana bentuk pengaruh yang individu yang dilakukan secara


diperolehnya. Apakah pengaruh itu baik, atau berkesinambungan, supaya individu tersebut
tidak baik. dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup
Membentuk seorang anak agar dapat mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar
bersifat dan bertingkah laku yang berkategori sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga
mulia, maka anak tersebut harus di ajari untuk serta masyarakat. Dengan demikia di dapat
bersikap baik pula sesuai dengan bagaimana mengecap kebahagiaan hidpnya serta dapat
kita membimbing dan membentuk anak memberikan sumbangan yang berarti”.
tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Hal senada juga diungkapkan oleh Bimo
Indonesia (Rony Gunawan K, 2001:98), kata Walgito (Raflis Kosasi dan Soetjipto,
bimbingan berasal dari kata dasar bimbingan 2004:62) bahwa:” Bimbingan adalah bantuan
yang artinya pimpin atau tuntun. Sementara atau pertolongan yang diberikan kepada
kata bimbingan adalah bantuan yang individu atau sekumpulan individu-individu
diberikan kepada seseorang dimana yang dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-
prosesnya bersifat memimpin dan menuntun kesulitan di dalam kehidupannya, agar
kearah yang lebih baik individu atau sekumpulan individu-individu
Bimbingan di tafsirkan olehWardati dan itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
Jauhar Mohammad (2011: 19-20), bahwa: Pengertian bimibingan juga diutarakan
“Bimbingan atau bantuan diberikan agar oleh Prayitno (2013:4) bahwa: “Bimbingan
individu dapat mengembangkan dirinya merupakan bantuan yang diberikan kepada
semaksimal mungkin. Bimbingan diberikan seseorang (individu) atau sekelompok orang
agar individu dapat lebih mengenal dirinya agar mereka itu dapat berkembang menjadi
sendiri (kekuatan dan kelemahannya), pribadi-pribadi yang mandiri”. Kemandirian
menerima keadaan dirinya dan dapat ini mencakup lima fungsi pokok yang
mengarahkan dirinya sesuai dengan hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri
kemampuannya”. yaitu: a). Mengenal diri sendiri dan
Defenisi tersebut memberikan lingkunannya, b). Menerima diri sendiri dan
pandangan bantuan yang diberikan kepada linkungan secara positif dan dinamis, c).
individu berupa kesiapannya menghadapi Mengambil keputusan, d). Mengarahkan diri,
kehidupan sosial dan memperbaiki atau dan e). Mewujudkan diri.
meningkatkan taraf hidup dari suatu pekerjaan Berdasarkan pendapat di atas, dapat
yang digelutinya. Dalam Peraturan disimpulkan bahwa bimbingan merupakan
Pemerintah No. 28/1990 tentang pendidikan suatu bantuan yang diberikan kepada
Dasar, Pasal 25 ayat 1, (Depdiknas, seseorang oleh orang lain dengan tujuan untuk
2003:5)disebutkan bahwa:“Bimbingan memenuhi kebutuhannya demi kelangsungan
merupakan bantuan yang diberikan kepada hidupnya yang lebih baik sesuai dengan apa
siswa dalam rangka upaya menemukan yang dicita-citakannya.
pribadi, mengenal lingkungan dan Berdasar hal tersebut maka diketahuilah
merencanakan masa depan” Peraturan bahwa bimbingan di sekolah itu menjadi tugas
tersebut sudah jelas memberikan pandangan utama guru selain mengajar, namun perlu
bahwa dengan adanya bimbingan yang diketahui pula bahwa guru mempunyai
diterapkan di sekolah maka diharapkan keterbatasan dalam membimbing karena
bimbingan tersebut dapat memperbaiki pola terkait dengan waktu yang tersedia, karena
hidup siswa yang lebih baik yaitu dengan cara guru harus mengajar dengan program yang
membawa siswa menemukan pribadi masing- sudah terencana.Kemudian juga bimbingan
masing dan mengenal lingkungannya. ini hanya bersifat umum, yaitu guru hanya
Selanjutnya Rochman Natawijaya menjelaskan hal-hal yang positf terkait
(Raflis Kosasi dan Soetjipto, 2004:62) dengan permasalahan yang ada, dan untuk
mengemukakan tentang pengertian permasalahan siswa yang lebih spesifik
bimbingan sebagai berikut: “Bimbingan penyelesaiannya tidak cukup dengan
adalah proses pemberian bantuan kepada bimbingan secara umum, maka perluh

331
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

penyelesaian yang lebih dalam lagi dan 1. Layanan Orientasi; layanan yang
berkesinambungan dengan bentuk konseling. memungkinan peserta didik memahami
Tolbert yang dikutip oleh Prayitno lingkungan baru, terutama lingkungan
(2013:101) mengatakan bahwa “Konseling sekolah dan obyek-obyek yang
adalah hubungan pribadi yang dilakukan dipelajari, untuk mempermudah dan
secara tatap muka antara dua orang dalam memperlancar berperannya peserta didik
mana konselor melalui hubungan itu dengan di lingkungan yang baru itu, sekurang-
kemampuan-kemampuan khusus yang di kurangnya diberikan dua kali dalam satu
milikinya, menyediakan situasi belajar. tahun yaitu pada setiap awal semester.
Dalam hal ini konseli dibantu untuk Tujuan layanan orientasi adalah agar
memahami diri sendiri, keadannya sekarang, peserta didik dapat beradaptasi dan
dan kemungkinan keadaannya masa depan menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan baru secara tepat dan memadai, yang
potensi yang dimilikinya, demi untuk berfungsi untuk pencegahan dan
kesejahteraan pribadi maupun masyarakat”. pemahaman.
Selanjutnya Winkel (Ismaya Bambang, 2. LayananInformasi; layanan yang
2015:6) mendefenisikan Konseling sebagai memungkinan peserta didik menerima
berikut: “Konseling adalah serangkaian dan memahami berbagai informasi
kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam (seperti: informasi belajar, pergaulan,
usaha membantu konseli secara tatap muka karier, pendidikan lanjutan). Tujuan
dengan tujuan agar klien dapat mengambil layanan informasi adalah membantu
tanggung jawab sendiri terhadap berbagai peserta didik agar dapat mengambil
persoalan atau masalah khusus”. keputusan secara tepat tentang sesuatu,
Selanjutnya Jones (Prayitno, 2013:100) dalam bidang pribadi, sosial, belajar
Mengemukakan bahwa “Konseling itu maupun karier berdasarkan informasi
merupakan kegiatan di mana semua fakta yang diperolehnya yang memadai.
dikumpulkan dan semua pengalaman siswa Layanan informasi pun berfungsi untuk
difokuskan pada masalah tertentu untuk pencegahan dan pemahaman.
diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, di 3. Layanan Konten; layanan yang
mana ia diberi bantuan pribadi dan langsung memungkinan peserta didik
dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak mengembangkan sikap dan kebiasaan
memecahkan masalah untuk klien. Konseling belajar yang baik dalam penguasaan
harus ditujukan pada perkembangan yang kompetensi yang cocok dengan
progresif dari individu untuk memecahkan kecepatan dan kemampuan dirinya serta
masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan. berbagai aspek tujuan dan kegiatan
Berdasarkan hal tersebut mengenai belajar lainnya, dengan tujuan agar
defenisi Konseling, maka dapat disimpulkan peserta didik dapat mengembangkan
bahwa Konseling adalah Proses atau upaya sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
yang diberikan oleh Konselor kepada individu Layanan pembelajaran berfungsi untuk
(konseli) supaya dia memperoleh konsep pengembangan.
dalam memahami dirinya untuk dimanfaatkan 4. Layanan Penempatan dan Penyaluran;
dan diperbaiki yang erat hubungannya dengan layanan yang memungkinan peserta
masalah yang dihadapi, baik saat sekarang didik memperoleh penempatan dan
maupun yang akan datang. penyaluran di dalam kelas, kelompok
belajar, jurusan/program studi, program
B. Jenis Layanan Bimbingan dan
latihan, magang, kegiatan kotekstra
Konseling
kurikuler, dengan tujuan agar peserta
Dalam rangka pencapaian tujuan
didik dapat mengembangkan segenap
bimbingan dan konseling di sekolah, terdapat
bakat, minat dan segenap potensi lainnya.
beberapa jenis layanan yang diberikan
Layanan Penempatan dan Penyaluran
kepada siswa, sebagaimana yang disebutkan
berfungsi untuk pengembangan.
oleh Prayitno (2013) sebagai berikut:

332
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

5. Layanan Konseling Perorangan; layanan 9. Mediasi; yaitu layanan yang membantu


yang memungkinan peserta didik peserta didik menyelesaikan
mendapatkan layanan langsung tatap permasalahan dan memperbaiki
muka (secara perorangan) untuk hubungan antarmereka.
mengentaskan permasalahan yang Untuk menunjang kelancaran pemberian
dihadapinya dan perkembangan dirinya. layanan-layanan seperti yang telah
Tujuan layanan konseling perorangan dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan
adalah agar peserta didik dapat berbagai kegiatan pendukung, mencakup:
mengentaskan masalah yang 1. Aplikasi Instrumentasi Data; merupakan
dihadapinya. Layanan Konseling kegiatan untuk mengumpulkan data dan
Perorangan berfungsi untuk pengentasan keterangan tentang peserta didik, tentang
dan advokasi. lingkungan peserta didik dan lingkungan
6. Layanan Bimbingan Kelompok; layanan lainnya, yang dapat dilakukan dengan
yang memungkinan sejumlah peserta menggunakan berbagai instrumen, baik
didik secara bersama-sama melalui tes maupun non tes, dengan tujuanuntuk
dinamika kelompok memperoleh bahan memahami peserta didik dengan segala
dan membahas pokok bahasan (topik) karakteristiknya dan memahami
tertentu untuk menunjang pemahaman karakteristik lingkungan.
dan pengembangan kemampuan sosial, 2. Himpunan Data; merupakan kegiatan
serta untuk pengambilan keputusan atau untuk menghimpun seluruh data dan
tindakan tertentu melalui dinamika keterangan yang relevan dengan
kelompok, dengan tujuan agar peserta keperluan pengembangan peserta didik.
didik dapat memperoleh bahan dan Himpunan data diselenggarakan secara
membahas pokok bahasan (topik) berkelanjutan, sistematik, komprehensif,
tertentu untuk menunjang pemahaman terpadu dan sifatnya tertutup.
dan pengembangan kemampuan sosial, 3. Konferensi Kasus; merupakan kegiatan
serta untuk pengambilan keputusan atau untuk membahas permasalahan peserta
tindakan tertentu melalui dinamika didik dalam suatu pertemuan yang
kelompok. Layanan Bimbingan dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
Kelompok berfungsi untuk pemahaman memberikan keterangan, kemudahan dan
dan Pengembangan komitmen bagi terentaskannya
7. Layanan Konseling Kelompok; layanan permasalahan klien. Pertemuan
yang memungkinan peserta didik konferensi kasus bersifat terbatas dan
(masing-masing anggota kelompok) tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah
memperoleh kesempatan untuk untuk memperoleh keterangan dan
pembahasan dan pengentasan membangun komitmen dari pihak yang
permasalahan pribadi melalui dinamika terkait dan memiliki pengaruh kuat
kelompok, dengan tujuan agar peserta terhadap klien dalam rangka pengentasan
didik dapat memperoleh kesempatan permasalahan klien.
untuk pembahasan dan pengentasan 4. Kunjungan Rumah; merupakan kegiatan
permasalahan pribadi melalui dinamika untuk memperoleh data, keterangan,
kelompok. Layanan Konseling kemudahan, dan komitmen bagi
Kelompok berfungsi untuk pengentasan terentaskannya permasalahan peserta
dan advokasi. didik melalui kunjungan rumah klien.
8. Konsultasi; yaitu layanan yang Kerja sama dengan orang tua sangat
membantu peserta didik dan atau pihak diperlukan, dengan tujuan untuk
lain dalam memperoleh wawasan, memperoleh keterangan dan membangun
pemahaman, dan cara-cara yang perlu komitmen dari pihak orang tua/keluarga
dilaksanakan dalam menangani kondisi untuk mengentaskan permasalahan klien.
dan atau masalah peserta didik. 5. Alih Tangan Kasus; merupakan kegiatan
untuk untuk memperoleh penanganan

333
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

yang lebih tepat dan tuntas atas memiliki pola berpikir yang sehat,
permasalahan yang dialami klien dengan rasional dan memiliki perasaan yang
memindahkan penanganan kasus ke tepat sehingga dapat mengantarkan
pihak lain yang lebih kompeten, seperti mereka kepada tindakan atau kehendak
kepada guru mata pelajaran atau yang produktif dan normatif.
konselor, dokter serta ahli lainnya, d. Fungsi Pengembangan dan
dengan tujuan agar peserta didik dapat Pemeliharaan; Fungsi bimbingan dan
memperoleh penanganan yang lebih konseling yang menghasilkan
tepat dan tuntas atas permasalahan yang terpeliharanya dan berkembangkannya
dihadapinya melalui pihak yang lebih berbagai potensi dan kondisi positif
kompeten. peserta didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan
C. Fungsi, Tujuan dan Asas-asas
berkelanjutan.
Bimbingan dan Konseling
Fungsi-fungsi yang disebutkan di atas
1. Fungsi Bimbingan dan Konseling
terlaksana melalui berbagai jenis layanan
Menurut Wardati, (2011:21) ditinjau dari
bimbingan dan pendukung lainnya untuk
segi sifatnya, layanan Bimbingan dan
mencapai hasil sebagaimana terkandung pada
Konseling mempunyai fungsi:
masing-masing fungsi bimbingan dan
a. Fungsi Pemahaman; Fungsi pemahaman
konseling.
yaitu fungsi bimbngan dan konseling
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling
membantu konseli (siswa/anak) agar
Ahmad Juntika Nurichsan (2005:15)
memiliki pemahaman terhadap dirinya
menyatakan tujuan dari bimbingan dan
(potensinya) dan lingkungannya
konseling terbagi atas 2 yaitu:
(pendidikan, pekerjaan, dan norma
a. Tujuan Umum; Tujuan Umum dari
agama). Berdasarkan pemahaman ini,
layanan bimbingan dan konseling adalah
konseli diharapkan mampu
sesuai dengan tujuan pendidikan,
mengembangkan potensi dirinya secara
sebagaimana dinyatakan dalam Undang-
optimal, dan menyesuaikan dirinya
Undang Sistem Pendidikan Nasional
dengan lingkungan secara dinamis dan
(UUSPN) No. 20/2003 (Badan Standar
konstruktif.
Nasional (BNSP), 2006:7), yaitu
b. Fungsi Pencegahan (Preventif); Fungsi
terwujudnya manusia Indonesia
pencegahan (Preventif) yang dimaksud
seutuhnya yang cerdas, yang beriman,
yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
konselor untuk mengantisipasi berbagai
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
masalah yang mungkin terjadi dan
pengetahuan dan keterampilan,
berupaya untuk mencegahnya, supaya
kesehatan jasmani dan rohani,
tidak dialami oleh konseli. Melalu fungsi
kepribadian yang mantap dan madiri,
ini, konselor memberikan bimbingan
serta rasa tangggung jawab
kepada konseli tentang cara
kemasyarakatan dan kebangsaan. Sesuai
menghindarkan diri dari perbuatan atau
dengan pengertian bimbingan dan
kegiatan yang membahayakan dirinya.
konseling sebagai suatu upaya
Adapun teknik yang digunakan adalah
membentuk perkembangan kepribadian
pelayanan orientasi, informasi, dan
siswa secara optimal, maka secara umum
bimbingan kelompok.
layanan bimbingan dan dan konseling
c. Fungsi perbaikan; Setelah adanya fungsi
haruslah dikaitkan dengan
perbaikan yaitu fungsi bimbingan dan
pengembangan sumber daya manusia.
konseling untuk membantu konseli
Dalam rangka menjawab tantangan
sehingga dapat memperbaiki kekeliruan
kehidupan masa depan, yaitu adanya
dalam berpikir, berperasaan dan
relevansi program Pendidikan dengan
bertindak (berkehendak). Konselor
tuntutan dunia kerja atau adanya
melakukan intervensi (memberikan
pendidikan dengan tutuntan dunia kerja
perlakuan) terhadap konseli suapaya

334
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

atau adanya “link and match” (kaitan dan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing
padanan), maka secara umum layanan atau diperuntuhkan baginya.
bimbingan dan konseling secara umum d. Asas ahli tangan, yaitu asas bimbingan
layanan bimbingan dan konseling adalah dan konseling yang menghendaki agar
membantu siswa mengenai bakat, minat pihak-pihak yang tidak mampu
dan kemampuannya, serta memilih, dan menyelenggarakan layanan bimbingan
menyesuaikan diri dengan kesempatan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
pendidikan untuk merencanakan karier suatu permasalahan peserta didik (klien)
yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. mengalih tangankan permasalahan itu
b. Tujuan Khusus; Secara khusus layanan kepada pihak yang lebih ahli. Guru
bimbingandan koseling bertujuan untuk pembimbing dapat menerima alih tangan
membantu siswa agar dapat mencapai kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau
tujuan-tujuan perkembangan meliputi ahli lain dan demikian pula guru
aspek pribadi sosial, belajar, dan karier. pembimbing dapat mengalih tangankan
Bimbingan pribadi sosial dimaksudkan kasus kepada guru pembimbing dapat
untuk mencapai tujuan dan tugas mengalih tangankan kasus kepada guru
perkembangan pendidikan. Bimbingan mata pelajaran/praktik dan ahli-ahli lain.
karier dimaksudkan untuk mewujudkan
pribadi pekerja yang produktif. D. Perkembangan Moral Siswa
Sebelum penulis membahas tentang
3. Asas-asas Bimbingan dan Konseling perkembangan moral siswa di sekolah,
Wardati (2011:33) menyatakan asas-asas terlebih dahulu di bahas secara singkat
dari bimbingan dan konseling sebagai berikut: mengenai perkembangan merupakan
a. Asas kerahasian yaitu asas bimbingan “berbagai peristiwa, situasi atau kondisi di
dan konseling yang menuntut luar organisme yang diduga mempengaruhi
dirahasiakannya sejumlah data dan atau dipengaruhi oleh perkembangan
keterangan peserta didik (klien) yang individu”. Lingkungan ini terdiri atas: (a)
menjadi sasaran layanan yaitu data atau Fisik, yaitu meliputi segala sesuatu dari
keterangannya yang tidak boleh dan tidak molekul yang ada di sekitar janin sebelum
layak diketahui orang lain. Dalam hal ini lahir sampai kepada rancangan arsitektur
guru pembimbing berkewajiban penuh suatu rumah, dan (b) Sosial, yaitu meliputi
memiliki dan menjaga semua data dan seluruh manusia yang secara potensial
keterangan itu sehingga kerahasiannya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
benar-benar terjamin. perkembangan individu.
b. Asas keterbukaan yaitu, asas bimbingan Menurut Undang-undang NO. 20/2003
dan konseling yang menghendaki agar tentang sistem pendidikan nasional dalam
peserta didik (klien) yang menjadi pasal 3, bahwa. “Pendidikan nasional
sasaran layanan/kegiatan bersikap berfungsi mengembangkan rangka
terbuka dan tidak berpura-pura, baik di mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
dalam keterangan tentang dirinya sendiri untuk berkembangnya potensi peserta didik
maupun berbagai informasi dan materi agar menjadi manusia beriman dan bertakwa
dari luar yang berguna bagi kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
pengembangan dirinya. Dalam hal ini mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
guru pembimbing berkewajiban dan menjadi warga negara yang demokratis
mengembangkan keterbukaan peserta serta bertanggung jawab”.
didik (klien). Dari segi estimologi menurut Yusuf
c. Asas kesukarelaan yaitu asas bimbingan Syamsu (2014:132) berpendapat: “perkataan
dan konseling yang menghendaki adanya moral berasal dari bahasa latin yaitu “mos”
kesukarelaan dan kerelaan peserta didik (moris), yang berarti adat istiadat, kebiasaan,
(klien) mengikuti/menjalani peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan.
layanan/kegiatan yang di peruntukkan

335
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah tahap moralitas heteronomus


2008. (Hidayat Otib Satibi. 2013:1.3) Moral (heteronomus morality) yang terjadi pada
memiliki makna akhlak atau tingkah laku anakberusia 4 sampai 7 tahun. Pada tahap
yang susila, sedangkan moralitas dimaknai perkembangan moral ini, anak menggap
dengan kesusilaan. Etika diartikan dengan tata keadilan dan aturan sebagai sifat-sifat dunia
susila atau suatu cabang filsafat yang (lingkungan) yang tidak berubah dan lepas
membahas atau menyelidiki nilai-nilai dalam dari kendali manusia”.
tindakan atau perilaku (akhlak) manusia. Selanjutnya Lickona (Hidayat Otib
Ketiga istilah tersebut memberikan gambaran Satibi, 2013:1.10) menyatakan bahwa untuk
bahwa yang menjadi pembahasan adalah mendidik moral anak sampai pada tataran
masalah aturan berperilaku manusia dalam moral action, diperlukan tiga proses
kehidupannya. Masing-masing istilah saling pembinaan yang berkelanjutan, yaitu (1)
menguatkan dan melengkapi serta dapat mulai dari proses moral knowing, (2) mora
dipergunakan sesuai konteks dan kebutuhan. feeling, hingga (3) moral actio.ketiganya
Segala hal yang berhubungan dengan harus dikembangkan secara terpadu dan
etika dan buruk merupakan moral baik yang seimbang dengan demikian, diharapkan
diatur oleh agama maupun norma-norma potensi peserta didik dapat berkembang
budaya, sehingga manusia harus memiliki secara optimal, baik pada aspek kecerdasan
moral semejak dia kecil sampai dewasa, bila intelektual, kemampuan membedakan yang
manusia tidak memiliki moral, maka baik dan buruk, benar dan salah, maupun
pengembangan dan peningkatan kehidupan menentukan mana yang bermanfaat.
yang beradab akan musnah dari muka bumi ini Moral adalah penentuan baik buruk
karena tidak adanya pembatasan terhadap terhadap perbuatan dan kelakuan, istilah
tingkah laku manusianya yang hidup moral biasanya dipergunakan untuk
dipermukaan bumi, bila manusia tidak menentukan batas-batas suatu perbuatan,
bermoral, maka mereka akang saling kelakuan, sifat, dan dinyatakan benar, salah,
membunuh seperti hewan, dan tdk memiliki baik, buruk, layak, patut atau tidak patut.
rasa hormat terhadap orang lain. Moral dalam istilah dipahami juga sebagai: (a)
Sedangkan menurut Hidayat Otib Satibi Prinsip yang berkenaan dengan benar dan
(2013:1.4) mengemukakan bahwa salah. (b) Ajaran atau gambaran tentang
“Perkembangan moral anak dapat dilihat dari tingkah laku yang baik.
berbagai tinjauan teoritis dan menurut Berdasar pada paparan di atas, cukup
berbagai disiplin ilmu yang terkait di jelas bahwa moral harus dimiliki oleh setiap
dalamnya. Dapat disebut juga dengan pola manusia karena bila mereka tidak memiliki
perkembangan moral anak. Yanag memiliki moral, maka manusia tersebut tidak pantas
ruang lingkup, seperti kejiwaan manusia disebut sebagai manusia. Oleh karena itulah
dalam mengernalisasi nilai moral kepada anak didik harus dibekali dengan ajaran-
dirinya sendiri, memersonalisasi dan ajaran yang baik dari sumbernya yaitu syariat
mengenternalisasi nilai moral kepada dirinya agama hukum negara, agar anak kita nantinya
sendiri, memersonalisasi dan memiliki akhlak yang mulia dan bermanfaat
mengembangkannya dalam pembentukan bagi nusa dan bangsa serta agamanya, ini
kepribadian yang mempunyai prinsip, serta merupakan keinginan dari semua orang tua
mematuhi, melaksanakan/menentukan yang memiliki anak.
pilihan, menyikapi/menilai, atau melakukan
E. Pencegahan dan Penanganan
tindakan nillai moral.
Perkembangan Moral Siswa melalui
Kemudian secara khusus Piaget (Hidayat
Penerapan Bimbingan dan Konseling
Otib Satibi, 2013:1.5) mengemukakan tentang
di Sekolah
Perkembangan Moral anak yaitu “Anak
Berdasar uraian tersebut, mengenai
berpikir tentang moralitas dalam dua tahap.
bimbingan dan konseling terhadap
Hal ini tergatung pada tingkat
perkembangan moral siswa terdapat suatu
perkembangannya. Cara/tahap yang pertama
hubungan yang sangat erat terutama dalam

336
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

mengantisipasinya. Bimbingan dan konseling Perkembangan moral siswa, tentunya


adalah bantuan yang diberikan oleh seorang tidak muncul begitu saja,perkembangan moral
Konselor kepada seseorang (klien) dalam ini muncul karena ada faktor-faktor yang
memperbaiki proses hidup yang dijalaninya. menyebabkan seorang siswa mengalami
Sedangkan perkembangan moral siswa adalah pendidikan dan perkembangan. Berikut
merupakan suatu kebutuhan dan pengetahuan beberapa penyebab timbulnya perkembangan
yang dilakukan oleh seorang anak yang moral siswa.
berusia dini. 1. Faktor Keluarga; Telah diketahui
Untuk itu pada kesempatan ini bersama bahwa keluarga merupakan
perkembangan moral siswa dikalangan orang terdekat dari anak. Sikap, perilaku,
peserta didik perlu di perhatikan hal-hal dan pendidikan dasar anak dibentuk oleh
berikut: orang tua sebagai manajer kehidupan
1. Guru Bimbingan dan Konseling anak. Anak akan cenderung melakukan
sebaiknya mengetahui data pribadi siswa kegiatan atau perilaku buruk apabila di
mulai dari lingkungan hidupnya, orang dalam keluarganya sering terjadi
tuanya dan masalah ekonominya. permasalahan yang sangat besar, dimana
2. Guru bimbingan dan konseling lebih sang anak tidak lagi bisa menerima
banyak berinteraksi dengan siswa terkait kejadian tersebut dan memutuskan untuk
dengan dampak negatif yang ditimbulkan melakukan tindakan di luar koridor
oleh perilaku buruk, baik dalam bentuk sebagai pelampiasan permasalahan yang
bimbingan maupun secara umum dipikirkannya.
maupun dalam bentuk bimbingan secara 2. Faktor Lingkungan; Terbayang dari
tatap muka (face to face) suatu istilah bahwa orang yang bergaul
3. Guru bimbingan dan konseling dengan orang jahat, maka orang tersebut
sebaiknya melakukan identifikasi akan berperilaku jahat pula. Orangyang
masalah siswa kemudian mencatat dan dengan ustadz, maka lama kelamaan
satu persatu dihadapkan kemudian orang tersebut akan menjadi ustadz. Dari
memberikan solusi yang terhadap istilah tersebut, maka lingkungan
permasalahan yang dihadapi. menjadi faktor utama dalam
4. Guru bimbingan dan konseling harus terjadinyaperkembangan moral siswa.
banyak-banyak melakukan kegiatan Apabila seorang anak hidup
kunjungan rumah sehingga dapat dilingkungan dimana terdapat anak yang
diperoleh informasi tentang keseharian sering melakukan tindakan yang
siswa setelah atau sebelum ke sekolah. melanggar tata tertib, kemudian anak
5. Guru bimbingan dan konseling perlu tersebut ikut bergaul di dalamnya, maka
banyak memberikan contoh konkrit secara otomatis anak tersebut akan
mengenai kerugian yang diperoleh terpengaruh untuk melakukan kegiatan
apabila berperilaku nakal, baik dari atau berperilaku tidak baik.
media elektronik ataupun dari media 3. Factor Ekonomi; Anak yang lahir dalam
cetak. keluarga yang kondisi ekonomi susah,
6. Apabila disekolah terlanjur didapati anak maka anak tersebut akan mengalami
yang berperilaku buruk dalam hal ini yang namanya hidup serba kekurangan.
berkategori fatal, guru bimbingan dan Dengan hidup yang serba kekurangan ini,
konseling perlu mengambil tindakan menuntut anak tersebut untuk melakukan
yang tepat dan cepat, seperti melakukan hal-hal yang bisa memperbaiki keadaan
kerja sama dengan guru-guru bidang ekonominya. Dan untuk memperbaiki
studi, Kepala Sekolah, Staf Sekolah atau keadaan ekonomi diperlukan modal baik
perlu dilakukan kerjasama dengan pihak itu modal usaha, kreatifitas dan
yang berwajib untuk memberikan efek sebagainya. Dan inilah yang tidak
jera kepada siswa yang demikian itu. dimiliki anak yang berekonomi susah.
Oleh karena itu untuk memenuhi

337
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

kebutuhannya seorang anak akan g. Sering menampilkan sesuatu yang


melakukan apa saja, tidak pandang kurang baik, atau melakukan
apakah yang dikerjakan itu halal atau kenakalan di sekolah
haram. Namum yang ada dalam
pikirannya adalah bagaimana cara METODE
memperoleh uang untuk memnuhi A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
ekonominya Pendekatan yang digunakan dalam
4. Hasil peneltian (di Amerika Serikat) penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
menunjukkan bahwa satu dari lima yang bersandar pada pengumpulan dan
oranganak dan remaja memiliki masalah analisis data kuantitatif, dengan menggunakan
kesehatan mental, dan satu dari sepuluh angket serta melaksanakan pengujian teori
(sebanyak enam juta) anak memiliki dengan uji statistik. Penelitian ini merupakan
gangguan emosional yang serius. penelitian deskriptif kuantitatif yaitu
menggambarkan hasil penelitian dalam
Ada dua indikator dalam masalah bentuk angka.
kesehatan mental pada perkembangan anak, B. Variabel Penelitian
yaitu gangguan perasaan dan perilaku. Penelitian ini terdiri dari dua variabel
1. Gangguan perasaan; Gangguan perasaan yaitusatu variabel bebas yang diberi simbol X
sebagai indikator masalah kesehatan danvariabel terikat yang diberi simbol Y.
mental pada anak dan remaja meliputi Variabel bebas (Variabel Independen) adalah
beberapa hal berikut: yang mempengaruhi atau sebab perubahan
a. Perasaan sedih tak berdaya timbulnya variabel terikat, sedangkan
(helplessness). Variabel terikat (Variabel dependen) adalah
b. Sering marah-marah atau bereaksi yang dipengaruhi akibat dari adanya variabel
yang berlebihan terhadap sesuatu. bebas. Adapun yang menjadi variabel bebas
c. Perasaan tak berharga. (X) dalam penelitian ini yaitu layanan
d. Perasaan takut, cemas, atau khawatir bimbingan dan konseling sedangkan yang
yang berlebihan. menjadi variabel terikat (Y) dalam penelitian
e. Kurang bias konsentrasi. ini yaitu perkembangan moral siswa.
f. Merasa bahwa kehidupan ini sangat C. Desain Penelitian
berat. Penelitian ini merupakan penelitian
g. Perasaan pesimis menghadapi masa yang mengacu kepadapengaruh layanan
depan. bimbingan dan konseling terhadap
2. Gangguan perilaku; gangguan perilaku perkembangan moral siswa di SMA Negeri 1
sebagai indicator masalah kesehatan Tanete Rilau.
mental pada anak dan remaja meliputi
berapa hal berikut: X Y
a. Mengkomsumsi alkohol atau obat-
obat terlarang Gambar 2. Desain Penelitian
b. Suka mengganggu hak-hak orang Keterangan:
lain. X :Layanan bimbingan dan konseling
c. Melakukan sesuatu perbuatan yang Y : Perkembangan moral siswa
dapat mengancam kehidupan yang D. Definisi Operasional
bersangkutan. Untuk memberikan batasan mengenai
d. Melakukan diet secara terus menerus persepsi terhadap pembahasan dalam proposal
atau obsesi untuk memiliki tubuh ini dikemukakan definisi oprasional sebagai
yang langsing. berikut:
e. Menghindari persahabatan, atau 1. Layanan bimbingan dan konseling
senang hidup menyendiri. adalah membantu peserta didik
f. Sering melamun (day dreaming). seoptimal mungkin atau mewujudkan
nilai-nilai yang terkandung dalam

338
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

tugas-tugas perkembangan yang harus HASIL PENELITIAN DAN


dikuasainya sebaik mungkin. PEMBAHASAN
2. Perkembangan moral siswa adalah A. Hasil Penelitian
pendidikan dimulai dari lingkungan Pada hasil penelitian ini dikemukakan
terdekat dengan manusia dan dapat data-data penelitian yang telah didapatkan
dimulai sejak usia dini sampai manusia berdasarkan edaran angket pada 59 sampel
itu mampu bersikap dan menentukan dari total 592 populasi di SMA Negeri I
perilakunya sesuai dengan tingkat Tanete Rilau. Berdasarkan data yang
kedewasaan masing-masing. dikumpukan peneliti, pemeriksaan
E. Populasi dan sampel Penelitian keberartian regresi dilakukan melalui
Populasi dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis nol, bahwa koefisien
seluruh siswa SMA Negeri 1 Tanete Rilau. regresi sama dengan nol (tidak berarti)
Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak melawan hipotesis tandingan bahwa koefisien
592 siswa yang tersebar pada kelas X, XI, dan arah regresi tidak sama dengan nol.
XII, Dengan memperhatikan jumlah populasi Pengujian koefisien regresi dilakukan
yang banyak dan keterbatasan waktu dengan memperhatikan langkah-langkah
penelitian, maka penelitian mengambil pengujian hipotesis berikut (Riduwan 2010:
sampel sebanyak 10% dari jumlah populasi. 148):
Dengan demikian 592 x 10% = 59 Siswa yang
1. Menghitung rumus b dengan rumus
N .( X Y ) −  X  Y
diperoleh dengan teknik penarikan
proportional random sampling. b=
.N . X 2 − ( X )
2
F. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam Kegiatan penelitian ini,
2. Menghitung rumus a dengan rumus
instrument pengumpulan data yang digunakan
sebagai field research adalah Angket; yaitu a=
 Y − b X = Y − bX
suatu instrument pengumpulan data dengan .N .
cara menyampaikan sejumlah pertanyaan 3. Menghitung persamaan regresi
tertulis kepada responden yang sehubungan sederhana
dengan variabel yang diteliti. yˆ = a + bx
Dengan Y adalah variabel dependent,
G. Tekhnik Analisa Data dalam hal ini adalah penguasaan kompetensi,
Dalam penelitian ini analisis data dan X adalah variabel independent.
menggunakan rumus regresi sederhana. Sedangkan a dan b adalah nilai konstanta yang
Adapun rumus regresi sederhana adalah dicari.
sebagai berikut: (Riduwan 2010:148)
Ŷ = a + bX 4. Menentukan rumusan hipotesis ho dan h1.
Keterangan: Ho: = 0:Tidak ada pengaruh variabel X
Ŷ =Subjek variabel terikat yang terhadap variabel Y.
diproyeksikan
X = Variabel bebas H1: ≠ 0:Ada pengaruh variabel X
a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0 terhadap variabel Y.
b= Nilai arah pertama penentu ramalan 5. Menentukan uji statistika yang sesuai.
prediksi yang menunjukan nilai Uji statistika yang digunakan adalah uji
peningkatan (+) atau penurunan (-) f. Untuk menentukan nilai uji f dapat
variable Y mengikuti langkah-langkah berikut
(Riduwan, 2010: 148) (riduwan, 2010:149):
A. Menghitung jumlah kuadrat regresi
(jk reg (a)) dengan rumus:

339
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

( Y ) 2 1. Menghitung rumus b dengan rumus


JK reg ( a ) = N .( X Y ) −  X  Y
n b= =
.N . X − ( X )
2 2
B. Menghitung jumlah kuadrat regresi
b|a (jk reg b|a), dengan rumus: 59.(28828 ) − 1169 .1450 = 5802
b= b=

JK reg (b / a ) = b.  XY −
 X .Y  = 0,4
.59.23401 − 1366561 14098

 n 
  2. Menghitung rumus a dengan rumus
C. Menghitung jumlah kuadrat residu a=
 Y − b X =
(jk res) dengan rumus: .N .
1450 − (0,4)1169 = 982,4 =
a= a=
JK res =  Y 2 − JK Re g (b / a ) − JK Re g ( a ) 59 59
16,65
D. Menghitung rata-rata jumlah
kuadrat regresi a (rjk reg (a)) dengan rumus: 3. Menghitung persamaan regresi
sederhana
RJK reg ( a ) = JK Re g ( a ) Berdasarkan nilai konstant-nya
E. Menghitung rata-rata jumlah adalah 16,65 dan nilai kemahiran
kuadrat regresi b/a (rjk reg (a)) dengan berprosesnya adalah 0,4. Dari
rumus: keterangan tersebut kita dapat
memperoleh persamaan regresi
RJK reg (b / a ) = JK Re g (b / a ) sederhana sebagai berikut:
F. Menghitung rata-rata jumlah yˆ = a + bx = 16,65 + 0,4. X
kuadrat residu (rjk res) dengan rumus:
4. Menentukan Rumusan Hipotesis Ho
JK Re s
RJK res = Dan Ha
n−2
G. Mengitung f, dengan rumus: Ha = ada pengaruh layanan
bimbingan dan konseling terhadap
RJK Re g (b / a ) perkembangan moral siswa di sma
F=
RJK Re s negeri 1 tanete rilau.
Ho = tidak ada pengaruh layanan
6. Menentukan nilai kritis (α) atau nilai
bimbingan dan konseling terhadap
tabel f pada derajat bebas dbreg b/a = 1 dan
perkembangan moral siswa di sma
dbres = n – 2.
negeri 1 tanete rilau.
7. Membandingkan nilai uji f dengan nilai
5. Menentukan uji statistika yang
tabel f, dengan kriteria uji, apabila nilai
sesuai. Uji statistika yang digunakan
hitung flebih besar atau sama dengan (≥)
adalah uji f. Untuk menentukan nilai
nilai tabel f, maka h0 ditolak.
uji f dapat mengikuti langkah-
Berdasarkan jumlah pada setiap variabel langkah berikut:
maka dapat diketahui: a. Menghitung jumlah kuadrat regresi
A) Jumlah n = 59 (jk reg (a)) dengan rumus:
B) Jumlah ∑x = 1169
C) Jumlah ∑y =1450 ( Y ) 2

JK reg ( a ) = =
D) Jumlah ∑x = 23401 2 n
2102500
E) Jumlah ∑y2 = 35296 JK reg ( a ) = =35635,59
59
f) Jumlah ∑xy = 28828
B. Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi
B|A (Jk Reg B|A), Dengan Rumus:
340
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018


JK reg (b / a ) = b.  XY −
 X .Y  Ho = Adalah Hipotesis Nihil, Pengujian
Statistik Hanya Menguji Hipotesis Nihil
 n 
  (Ho)
= Karena hipotesis nihil merupakan pernyataan
 1169 .1450  tentang parameter yang bertentangan dengan
JK reg (b / a ) = 0,4. 28828 −  keyakinan peneliti, apabila dari pengujian
 59  diperoleh keputusan yang mendukung atau
JK reg (b / a ) = 0,4.(28828 − 28729,6 ) setuju dengan ho maka dapat dikatakan ho
=39,36 diterima.

C. Menghitung jumlah kuadrat residu (jk Pada penelitian ini yang menjadi hipotesis
statistik adalah:
res) dengan rumus:

JK res =  Y 2 − JK Re g (b / a ) − JK Re g ( a ) layanan bimbingan dan konseling terhadap


Ha = terdapat pengaruh yang signifikan antara

= 35296- 39,36 – 35635,59 = 378,95 perkembangan moral siswa di sma negeri 1


tanete rilau.
D. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat
regresi a (rjk reg (a)) dengan rumus: Ho = tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara layanan bimbingan dan konseling
RJK reg ( a ) = JK Re g ( a ) =35635,59 terhadap perkembangan moral siswa di sma
E. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat negeri 1 tanete rilau.
regresi b/a (rjk reg (a)) dengan rumus: Jika fhitung ≥ ftabel, maka tolak ho artinya
signifikan dan
RJK reg (b / a ) = JK Re g (b / a ) = 39,36
Jika fhitung ≤ ftabel, maka terima ho artinya tidak
F. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat signifikan
residu (rjk res) dengan rumus:
Dengan taraf signifikansi (α) = 0,05
JK Re s
RJK res = = Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel f
n−2 pada derajat bebas dbreg b/a = 1 dan dbres = n –
378,95
RJK res = = 6.6 2.
59 − 2 Mencari nilai ftabel menggunakan tabel f
g. Mengitung fhitung, dengan rumus: dengan rumus:
Ftabel = f((1-α) (db reg [b/a]), (db res))
RJK Re g (b / a ) 39,36 = f((1-00,5)(1.59-2))
Fhitung = = =
RJK Re s 6,6 = f((0,95) (1.57)) ketentuan angka 1 =
5,96 pembilang dan angka 57 adalah penyebut
(lihat lampiran nilai ftabel)
B. Pembuktian Hipotesis
Ftabel = 4,03 dan diketahui fhitung = 5,96
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
“ada pengaruh bimbingan dan konseling Kaidah pengujian hipotesis adalah:
terhadap perkembangan moral siswa di sma Jika fhitung ≥ ftabel, maka tolak ho artinya
negeri 1 tanete rilau.” Untuk menguji signifikan dan
hipotesis ini, maka hipotesis deskriptif ini
akan diubah menjadi hipotesis statistik Jika fhitung ≤ ftabel, maka terima ho artinya tidak
dengan ketentuan sebagai berikut: signifikan

Ha = Adalah Hipotesis Alternatif Ternyata fhitung lebih besar dari ftabel, atau
5,96> 4,03, maka dapat disimpulkan bahwa ho
di tolak artinya terdapat hubungan yang

341
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

signifikan antara pengaruh layananbimbingan di sekolah, salah satunya adalah membuat


dan konseling terhadap perkembangan siswa lebih baik dalam perkembangan
moralsiswa di sma negeri 1 tanete rilau. moralnya agar dapat mencapai cita-cita. Akan
tetapi penelitian ini mendapatkan kesimpulan
bahwa di SMA Negeri 1 Tanete Rilau.dapat
C. Pembahasan Hasil Penelitian
dikatakan bahwa tidak ada pengaruh
Peran guru bimbingan dan konseling signifikan antara bimbingan dan konseling
tampaknya tidaklah mudah, salah satu peran terhadap perkembangan moral siswa di SMA
yang penting seorang guru bimbingan di Negeri 1 Tanete Rilau.
sekolah adalah peranan bimbingan dan
KESIMPULAN
konseling dalam menyiapkan siswa baik
secara mental dan spiritual untuk Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
perkembangan moral. Perkembangan moral disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
bagi siswa adalah kebutuhan yang harus signifikan layanan bimbingan dan konseling
dilalui. Akan tetapi, proses perkembangan terhadap perkembangan moral siswa di sma
moral bagi sebagian siswa hanya menjadi negeri 1 barru. Hal ini dibuktikan dengan uji
kebutuhan sesaat di hidupnya. Dengan signifikansi dan hipotesis yang diketahui fhitung
demikian, siswa tidak dapat mengolah lebih besar dari ftabel, atau 5,96> 4,03 maka
perkembangan moralnya secara maksimal. dapat disimpulkan bahwa ho di tolak artinya
Disinilah dibutuhkan perkembangan terdapat pengaruh yang signifikan antara
moral siswa. Perkembangan moral kedua variabel.
dibutuhkan untuk membentuk perilaku yang
baik.
REFERENSI
Perilaku yang baik hanya dapat Ahmad Juntika Nurihsan, 2005. Strategi
Layanan Bimbingan dan Konseling,
ditunjukkan dengan kesungguhan dalam
Rafika Aditama, Bandung.
perkembangan moral. Guru Bimbingan dan
Konseling memiliki waktu yang banyak untuk Ali, M. F. (2006). Filsafat Administrasi.
membentuk perkembangan moral siswa. Jakarta: Rajawali Pers.
Dengan demikian, siswa dapat menjadikan Departemen Pendidikan Nasional, 2003.
perkembangan moral sebagai kebutuhan Pedoman Bimbingan dan Konseling,
bukan menggugurkan kewajiban saja saat di Depdiknas, Jakarta.
sekolah. Elvino Ardianto, 2011. Metode Penelitian,
Mencermati perkembangan dalam dunia Simbiosa Rekatam Media, Bandung.
pembelajaran hari ini, maka masih banyak
Hidayat Otib Satibi, 2013.Metode
kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi oleh
Pengembangan Moral dan Nilai-nilai
guru dan siswa, guru harus memiliki waktu
Agam, Universitas Terbuka,
yang lebih luang dan intensif dalam
Tangerang Selatan.
melakukan bimbingan, sementara siswa
dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dengan Ismaya Bambang, 2015.Bimbingan dan
memanfaatkan fasilitas yang ada untuk belajar Konseling, PT Refika Aditma,
dan berkreasi. Tuntutan ini adalah tuntutan Bandung.
perkembangan zaman yang semakin hari Moradi M., Etemad S. Gh., Moheb A. (2010).
semakin memicu percepatan atau akselerasi Synthesis of Magnetic Polyvinyl
dalam segala bidang termasuk pendidikan. Alcohol Nanoparticles for Fast
Akan tetapi persoalan tersebut tidak semudah Adsorption of Pb(II) Ions from Water
membalik telapak tangan, banyak kendala “Proc. of Int. Conf. Nanotech.
yangharus dihadapi guru mata pelajaran, dan Fundam. Appl.,” Ottawa, Canada,
guru bimbingan untuk mencapai tujuan Aug. 4–6, pp. 587-1–587-7.
pendidikan. Prayitno, 2013. Dasar-Dasar Bimbingan dan
Penelitian ini membuktikan bahwa peran Konseling, PT Rineka Cipta, Jakarta.
guru bimbingan tidak mudah karena memiliki
kompleksitas masalah yang harus diselesaikan
342
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Pace, W., & Faules, D. F. (2001). Komunikasi


Organisasi. Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan. Cetakan ke 3.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Rony Gunawan. K, 2001. Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia, Terbit Terang,
Surabaya.
Riduwan, 2010. Belajar Mudah Penelitian,
Alfabeta, Bandung.
Raflis Kosasi, Soetjipto, 2004. Profesi
Keguruan, Rineka Cipta, Jakarta.
Suharsimi Arikunto, 2012. Prosedur Peneliti,
Rineka Cipta, Jakarta.
Sujarweni V. Wiratna, 2014.Metodologi
Penelitian, Pustaka Barupress,
Yogyakarta.
Sugiyono, 2011.Metode Penelitian
Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Sujana M.G., Anand S. (2011). Fluoride
removal studies from contaminated
ground water by using bauxite.
Desalination, 267, 222-227.
Vallero D. (2007). “Fundamentals of Air
Pollution 4th edition” Elsevier.
Yusuf Syamsu, 2014. Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Wardati, Jauhar Mohammad, 2011.
Impelementasi Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Prestasi
Pustakaraya, Jakarta.

343
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN


MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 TAKALAR
KECAMATAN PATTALLASSANG KABUPATEN TAKALAR

Sitti Habibah

Dosen Administrasi Pendidikan FIP UNM Makassar

Email: sitti.habiba@unm.ac.id

Abstrak: Penelitian ini mengkaji tentang pemanfaatan perpustakaan dalam meningkatkan


motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Takalar. Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah pemanfaatan perpustakaan dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa di SMP Negeri 1 Kabupaten Takalar? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pemanfaatan perpustakaan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di
SMP Negeri 1 Kabupaten Takalar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Selanjutnya yang
menjadi populasi dalam penelitian ini seluruh siswa di SMP Negeri 1 Takalar dengan
pengambilan sampel sebanyak 79 siswa. Pengumpulan data melalui teknik angket dan
dokumentasi, Kemudian dianalisis secara persentase. Adapun kesimpulan yang
diperoleh dari hasil penelitian adalah pemanfaatan perpustakaan dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Takalar masih tergolong ke dalam kategori
rendah.

Kata kunci: pemanfaatan perpustakaan, motivasi belajar siswa

344
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

PENDAHULUAN Mardiyanto (2003:24) menyatakan peran


Sekolah sebagai lembaga pendidikan perpustakaan dalam hubungan dengan
yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar kegiatan belajar mengajar pada lingkungan
dituntut untuk menghasilkan sumber daya sekolah sangat diperlukan. Perpustakaan
manusia yang berkualitas. Untuk mencapai sekolah adalah pusat pengetahuan (learning
keberhasilan di sekolah, perlu didukung oleh center). Selain sebagai learning center,
seluruh komponen sekolah yang meliputi perpustakaan juga berperan sebagai agent of
kepala sekolah, guru, siswa, kurikulum, change artinya perpustakaan tersebut sebagai
metode pengajaran serta berbagai fasilitas agen perubahan bagi para siswa yaitu dapat
penunjang kegiatan belajar mengajar, yang melatih siswa untuk menjadi siswa yang lebih
kedudukannya saling mempengaruhi dan aktif, kreatif, maupun berpikir kritis. Tujuan
mendukung sebagai upaya pencapaian tujuan perpustakaan sekolah adalah membantu
pendidikan. meningkatkan pengetahuan, ketrampilan serta
Perkembangan ilmu saat ini sangat cepat, nilai dan sikap hidup siswa dan guru dalam
sehingga mempengaruhi tuntutan masyarakat rangka meningkatkan mutu pendidikan secara
terhadap dunia pendidikan baik secara kualitas keseluruhan. Sedangkan peranan
maupun kuantitas sehingga lembaga perpustakaan sekolah adalah sebagai salah
pendidikan harus mampu mengikuti satu sarana pendidikan yang bersifat teknis
perkembangan sesuai dengan perkembangan edukatif yang bersama-sama dengan unsur
pendidikan. Pemanfaatan layanan pendidikan lainnya ikut menentukan
perpustakaan jangka panjang akan diketahui berlangsungnya proses pendidikan. Fungsi
perbedaan antara siswa yang tidak khusus perpustakaan sekolah adalah sebagai
memanfaatkan perpustakaan dengan siswa salah satu sumber belajar.
yang memanfaatkan perpustakaan. Pusat sumber belajar merupakan suatu
Perpustakaan merupakan sarana yang vital tempat pengolahan dan pengembangan
dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu sumber-sumber belajar dengan tujuan
perpustakaan dipandang sebagai jantung membantu atau memberikan fasilitas belajar
pendidikan. manusia. Sumber belajar disini dapat
Pemustaka hanya terbatas kepada diklasifikasikan sebagai pesan (ilmu yang
komponen sekolah antara lain siswa, guru dan dipelajari), orang (guru, dosen), bahan (buku
karyawan sekolah. Kegiatan proses belajar tulis, transparasi), alat (radio, tv), teknik
mengajar siswa tidak lagi dipandang sebagai (metode caramah, diskusi), lingkungan
objek belajar tetapi siswa dipandang sebagai (perpustakaan, ruang kelas, laboraturium)
sumber belajar. Siswa juga dituntut untuk yang digunakan siswa dalam belajar baik yang
dapat menemukan pemecahan dari berbagai digunakan secara terpisah maupun secara
persoalan yang berkaitan dengan proses kombinasi sehingga mempermudah siswa
belajar, membaca, meneliti, dan berbagai dalam mencapai tujuan belajarnya.
kegiatan lain yang bersifat positif dan Merealisasikan eksistensi perpustakaan
produktif, sehingga diperlukan perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari kegiatan
sekolah, laboratorium, alat-alat peraga yang belajar mengajar tidaklah mudah, hal itu
memadahi agar proses belajar dapat tercipta ditentukan oleh sistem pengajaran yang
secara harmonis dan dinamis. menuntut pemanfaatan perpustakaan sekolah
Konsep pendidikan sekarang tidak lagi dalam setiap kegiatan belajar mengajarnya.
menempatkan guru sebagai salah satu sumber Perpustakan sekolah akan bermanfaat bila
pengetahuan, tetapi siswa dapat datang prestasi siswa tinggi, siswa mampu mencari,
keperpustakaan untuk mencari informasi yang nemukan, menyaring, tanggung jawab, dan
dibutuhkan. Perpustakaan sekolah akan selalu berkeinginan mengikuti perkembangan
menjawab segala permasalahan pada siswa ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu
yang berkaitan dengan tugas-tugas dari guru, kriteria diatas, diperlukan upaya pemanfaatan
sehingga perpustakaan merupakan sarana layanan perpustakaan sekolah dalam kegiatan
yang diharapkan oleh seluruh siswa, guru, dan belajar mengajar.
karyawan sekolah.

345
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Peranan perpustakaan sekolah dalam SMP Negeri 1 Kecamatan Pattallassang


meningkatkan prestasi belajar adalah adanya Kabupaten Takalar.
petugas yang profesional, petugas Berdasarkan uraian yang telah
perpustakaan yang ada selain mempu dikemukakan pada latar belakang di atas,
melayani siswa dalam menggunakan maka yang menjadi rumusan rmasalah dalam
perpustakaan juga mampu mengasuh siswa penelitian ini, yaitu: Bagimanakah
bagaimana membaca yang baik dan benar, pemanfaatan perpustakaan dalam
dengan kata lain mereka juga tergolong meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP
pendidik dan pengajar selain manager dan Negeri 1 Kabupaten Takalar?
leader perpustakaan. Pengertian Motivasi Belajar
Perpustakaan yang ada di setiap sekolah Hamzah (2011) menyatakan bahwa
diposisikan sebagai pelengkap saja, setiap “motivasi belajar lebih mengutamakan
pergantian kurikulum para guru mendapat respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa
penataan manajemen sekolah. Tetapi nasib untuk mencapai aktivitas akademis yang
perpustakaan jarang dipikirkan. Perpustakaan bermakna dan bermanfaat serta mencoba
hanya menjadi gudang buku, bukan wadah untuk mendapatkan keuntungan dari
mendapatkan ilmu. Perpustakaan sering kali aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki
tanpa pengunjung, siswa maupun guru. motivasi belajar akan memperhatikan
Perpustakaan hanya terbuka pada jam istirahat pelajaran yang disampaikan, membaca
materi sehingga bisa memahaminya, dan
saja. Guru-guru tidak secara rutin menyuruh
menggunakan strategi-strategi belajar
siswa-siswi dalam jam kelas keperpustakaan
tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa
untuk tugas atau mencari informasi. juga memiliki keterlibatan yang intens
Lingkungan sekolah kurang aktif membangun dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin
gairah berpustaka. Sering kali pengelolah tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan
perpustakaan adalah guru yang jarang ada di yang berkaitan untuk memahami suatu
perpustakaan. Penataan ruang buku dan topik, dan menyelesaikan tugas yang
perpustakaan tidak menarik. Koleksi diberikan”.
perpustakaan yang jarang diperbaharui.
Koleksi perpustakaan merupakan modal Menurut Riduwan (2006:200) yang mengutip
utama dari penyelenggaraan sebuah pendapat Sardiman, mengatakan bahwa
perpustakaan. Sering kali koleksi disebut “motivasi belajar adalah keseluruhan daya
sebagai tulang punggungnya informasi sebab penggerak di dalam diri siswa yang
berhasil atau tidaknya penyelenggaraan menimbulkan kegiatan belajar, yang
perpustakaan banyak ditentukan oleh kualitas menjamin kelangsungan dari kegiatan
informasi yang tersedia di perpustakaan dan belajar dan memberi arah pada kegiatan
juga sesuai kebutuhan para pengguna. belajar, sehingga tujuan yang
Kenyataan sekarang ini siswa kurang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
mengoptimalisasikan pemanfaatan tercapai”.
perpustakaan di sekolah sebagai pusat sumber Dari uraian di atas, pengertian motivasi
belajar. Pengelolaan perpustakaan yang baik belajar adalah suatu kekuatan atau dorongan
dan dilengkapi dengan sarana yang memadai dalam diri individu membuat individu tersebut
diharapkan dapat menunjang pencapaian bergerak, bertindak untuk memenuhi
tujuan (hasil belajar) yang pada gilirannya kebutuhan dan mencapai tujuannya yaitu
mendapatkan mutu sekolah yang baik. Untuk proses seorang individu melakukan perubahan
itu, setiap sekolah memerlukan perpustakaan perilaku berdasar pengalaman dengan
sebagai sumber belajar agar pendidik dan serangkaian kegiatan misalnya dengan
peserta didik memiliki gairah berpustaka. membaca, mengamati, mendengarkan, meniru
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dan lain sebagainya.
penulis mengangkat judul penelitian yaitu
Pemanfaatan Perpustakaan Dalam Ciri-ciri Motivasi Belajar
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Motivasi belajar, pada umumnya
memiliki beberapa indikator atau unsur yang

346
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

mempunyai peranan besar dalam keberhasilan berulang-ulang begitu saja,


seseorang dalam belajar. sehingga kurang kreatif)
Indikator motivasi belajar menurut Uno 6). Dapat mempertahankan
(2009: 23) dapat diklasifikasikan sebagai pendapatnya (kalau sudah
berikut: yakin akan sesuatu)
1). adanya hasrat dan 7). Tidak mudah melepaskan
keinginan berhasil hal yang diyakini itu
2). adanya dorongan dan 8). Senang mencari dan
kebutuhan dalam belajar memecahkan masalah soal-
3). adanya harapan dan cita- soal.
cita masa depan
4). adanya penghargaan Motivasi dipandang sebagai dorongan mental
dalam belajar yang menggerakkan dan mengarahkan
5). adanya kegiatan yang perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
menarik dalam belajar Ada tiga komponen utama dalam motivasi
6). adanya lingkungan belajar yaitu (a) kebutuhan, (b) dorongan, (c) tujuan.
yang kondusif sehingga Penjelasan mengenai ciri-ciri motivasi
memungkinkan seseorang belajar yang dikemukakan beberapa pendapat,
siswa dapat belajar dengan maka dapat diambil kesimpulan tentang
baik. indikator atau ciri-ciri motivasi belajar yaitu
tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi
Sedangkan Sardiman (2011: 83) kesulitan, senang bekerja mandiri, percaya
menyatakan motivasi yang ada pada diri pada hal yang diyakini, senang mencari dan
setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai memecahkan soal-soal, adanya hasrat dan
berikut: keinginan berhasil, adanya dorongan dan
1). Tekun menghadapi tugas kebutuhan dalam belajar, adanya kegiatan
(dapat bekerja terus- yang menarik dalam belajar (variasi dalam
menerus dalam waktu lama, aktivitas belajar) dan lingkungan belajar yang
tidak berhenti sebelum kondusif.
selesai)
2). Ulet menghadapi kesulitan METODE PENELITIAN
(tidak lekas putus asa). Jenis penelitian ini adalah penelitian
Tidak memerlukan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan
dorongan dari luar untuk untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
berprestasi sebaik mungkin suatu variabel atau lebih (independen) tanpa
(tidak cepat puas dengan membuat perbandingan, atau menghubungkan
prestasi yang telah dengan variabel lain.
dicapainya) Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23
3). Menunjukkan minat Februari s/d 23 Maret 2015 berlokasi di
terhadap macam-macam SMP Negeri 1 Takalar Kecamatan
masalah “untuk orang Pattallassang Kabupaten Takalar.
dewasa” (misalnya masalah
pembangunan agama, Adapun defenisi operasional dalam
politik, ekonomi, keadilan, penelitian adalah sebagai berikut:
pemberantasan korupsi, dan 1. Pemanfaatan perpustakaan, yaitu
sebagainya) kegiatan belajar mandiri, membaca,
4). Lebih senang bekerja mencatat atau meringkas dan
mandiri meminjam buku untuk mendapatkan
5). Cepat bosan pada tugas- informasi dari koleksi perpustakaan
tugas yang rutin (hal-hal 2. Keinginan sendiri, yaitu dorongan
yang bersifat mekanis, atau kehendak yang berasal dari
dalam diri siswa

347
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

3. Tuntutan banyaknya tugas, yaitu Tidak =0


banyaknya tugas pelajaran yang 2. Dokumentasi
diberikan oleh guru di sekolah Dokumentasi, digunakan untuk
4. Banyaknya buku dan fasilitas di memperoleh data dari tempat penelitian yang
perpustakaan, yaitu keadaan buku- berkaitan dengan variabel penelitian berupa
buku yang menjadi referensi untuk data foto penelitian dan lokasi penelitian.
digunakan siswa untuk belajar di Selain itu teknik ini digunakan untuk
perpustakaan sekolah memperoleh data dan informasi yang
5. Tingkat kenyamanan, yaitu perasaan dibutuhkan melalui sumber-sumber tertulis
nyaman dan tenang ketika berada di yang ada.
lingkungan perpustakaan Setelah data terkumpul maka selanjutnya
6. Pelayanan dari penjaga perpustakaan, akan dilakukan pengolahan data. Pengolahan
yaitu sikap petugas atau penjaga data tersebut harus disesuaikan dengan data
perpustakaan terhadap siswa yang yang terkumpul. Tahapan-tahapan dalam
berada dilingkungan perpustkaan melaksanakan kegiatan penelitian ini diawali
dengan menganalisis data yang digunakan
Populasi dalam penelitian ini adalah dalam kegiatan penelitian, serta diikuti dengan
seluruh siswa SMP Negeri 1 Takalar dengan pengujian terhadap hipotesis penelitian.
jumlah 794 siswa. Pemilihan sample yang Analisis data merupakan penyederhanaan
digunakan pad penelitian ini adalah dengan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca,
menggunakan teknik simple random sampling dipahami dan diinterprestasikan. Data yang
(sampling acak sederhana), di mana akan dianalisis merupakan data hasil
pengambilan sampel dilakukan secara acak penelitian lapangan, serta diikuti dengan
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam pengujian terhadap hipotesis penelitian,
populasi. Dari jumlah populasi yang ada kemudian peneliti melakukan analisis untuk
sebanyak 794 siswa, maka peneliti mengambil menarik kesimpulan.
sampel 10% dari jumlah tersebut yaitu 79 Langkah-langkah yang dilakukan adalah
siswa. sebagai berikut :
Untuk mengumpulkan data dalam 1. Analisis Deskriptif
penelitian yang diperlukan instrument Termasuk dalam analisis deskriptif
penelitian berupa: angket, dokumentasi, dan adalah penyajian data melalui tabel, grafik,
wawancara perhitungan rata-rata, median, modus,
1. Kuesioner/Angket standar deviasi, distribusi, frekuensi, dan
Metode ini digunakan untuk mengetahui persentase.
Motivasi Siswa Dalam Pemanfaatan Teknik analisis data yang digunakan
Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar di SMP dalam penelitian ini diolah dengan
Negeri 1 Takalar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan software komputer program
menggunakan angket yang akan dibagikan SPSS 17.0 (Statical Program For Social
pada responden yaitu siswa secara acak Science) untuk menghitung presentase dari
Teknik pengolahan data yang digunakan setiap item pertanyaan angket dalam bentuk
adalah persentase, yaitu persentase dari penyajian angket.
jawaban skala guttman dengan cara Termasuk dalam analisis deskriptif
mengumpulkan outline siswa dan pegawai adalah penyajian data melalui tabel, grafik,
perpustakaan selanjutnya dianalisis oleh perhitungan rata-rata, median, modus,
peneliti. Sugiyono (2012: 139) standar deviasi, distribusi, frekuensi, dan
mengemukakan bahwa “skala Guttman akan persentase.
didapat jawaban yang tegas yaitu “ya-tidak”; Untuk menggambarkan Motivasi Siswa
“ada-tidak ada”, ”benar-salah”; “pernah-tidak Dalam Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai
pernah”; ”positive-negative” dan lain-lain”. Sumber Belajar di SMP Negeri 1 Takalar,
Maka dalam penelitian ini skala Guttman maka digunakan rumus analisis persentase
yang digunakan adalah: (%). Adapun rumus persentase (%) tersebut
Ya = 1 sebagai berikut:

348
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Fasilitas yang dimiliki oleh perpustakaan


n
P = x 100% sekolah di SMP Negeri 1 Takalar yaitu sebagai
N
Keterangan rumus: berikut :
P = persentase a. Kursi Baca : 29 Buah
n = Nilai yang diperoleh b. Komputer : 3 Buah
N = Jumlah seluruh nilai c. Papan pengumuman : 1 buah
d. Meja baca : 5 buah
Untuk menarik kesimpulan secara e. Buku : 3501 buah
kuantitatif dikemukakan pedoman yang f. Rak Buku : 10 buah
dkemukakan oleh Arikunto (1999: 210) yaitu: g. Lemari : 4 buah
1) 76%- 100% adalah kategori tinggi h. Lemari katalog : 1 buah
2) 56%- 75% adalah kategori sedang Karakteristik Responden
3) Kurang dari 55% adalah kategori rendah. a. Data Responden di SMP Negeri 1 Takalar
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden
berdasarkan Kelas di SMP Negeri 1
HASIL PENELITIAN Takalar Tahun 2015
Gambaran Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada SMP No. Kelas n %
Negeri 1 Takalar, yang beralamat di Jalan 1. VII.A 28 35,4
Tikolla Daeng Leo, Kecamatan Pattalassang
2. VIII.B 26 33,0
Kabupaten Takalar. Lokasi ini dikelilingi oleh
pemukiman warga, pertokoan, berdekatan 3. IX.B 25 31,6
dengan sekolah menengah umum dan sekolah Total 79 100,0
kejuruan, serta dekat dari lokasi pasar
tradisional. Sumber: Data Primer
Visi dari SMP Negeri 1 Takalar yaitu Tabel 2 menunjukkan bahwa responden
mewujudkan siswa yang berkualitas dan tertinggi berada pada kelas VII.A
mandiri. Misi nya yaitu menghasilkan tamatan sebanyak 28 orang (35,4%) dari total
yang ber-IMTAQ dan ber-IPTEK sehingga sampel 79 responden, sedangkan
mampu menghadapi era globalisasi. responden terendah pada kelas IX.B
Tenaga pengajar pada tahun ajaran sebanyak 25 orang (31,6%) dari total
2014/2015 berjumlah 51 orang guru terdiri sampel 79 responden.
dari 47 dengan status PNS dan 4 orang a. Jenis Kelamin
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden
honorer. Tenaga administrasi terdiri dari 5 Berdasarkan Jenis Kelamin di SMP
orang (2 orang berstatus honorer) dan tenaga Negeri 1 Takalar Tahun 2015
perpustakaan 2 orang.
Adapun keadaan siswa berjumlah 794 Jenis Kelamin n %
orang siswa yang terdiri dari 364 laki-laki dan
Lakik-laki 13 16,5
430 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut: Perempuan 66 83,5
Total 79 100,0
Tabel 1 Data Keadaan Siswa Berdasarkan Kelas di
SMP Negeri 1 Takalar Tahun 2015 Sumber: Data Primer
No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian
L P besar responden berjenis kelamin perempuan
sebanyak 66 orang (83,5%) dari total sampel
1. VII (1-9) 121 151 272
79 responden.
2. VIII (1-9) 135 155 290
3. IX (1-9) 108 124 232 PEMBAHASAN
Total 364 430 794 Pemanfaatan perpustakaan sekolah
Sumber : Data Primer, 2015 merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
menggunakan suatu sarana yang disediakan
sekolah dengan harapan memperoleh

349
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

informasi dan sumber belajar yang dibutuhkan pertumbuhan. Sedangkan faktor eksternal
siswa. meliputi keluarga, status ekonomi, pengajar,
Berdasarkan hasil analisis data di atas, metode pengajaran dan sarana belajar.
maka motivasi siswa dalam pemafaatan Dapat disimpulkan bahwa rendahnya
layanan perpustakaan berikut dijelaskan keinginan sendiri dari siswa untuk
rincian pembahasan hasil penelitian terhadap memanfaatkan perpustakaan karena
jawaban yang telah diberikan oleh siswa kurangnya motivasi kepada siswa, baik itu
terhadap kuesioner yang disebarkan. motivasi dari dalam maupun dari luar.
1. Keinginan Sendiri Sehingga sangat dibutuhkan peran dari pihak
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah untuk memberikan motivasi kepada
siswa yang berkunjung keperpustakaan siswa untuk meningkatkan kunjungan
sekolah di SMP Negeri 1 Takalar dengan keperpustakaan.
motivasi keinginan sendiri masih termasuk 2. Tuntutan Banyaknya Tugas Pelajaran dari
kedalam kategori rendah dengan persentase Guru di Sekolah
skor rata-rata 49,2% dari total sampel 79 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden. bentuk motivasi yang diberikan pihak sekolah
Hal ini berarti bahwa siswa belum dalam rangka memanfaatkan perpustakaan
termotivasi untuk mengunjungi perpustakaan sekolah dengan pemberian tugas dari guru
sekolah, masih kurangnya motivasi dalam diri kelas yaitu masih termasuk dalam kategori
siswa itu sendiri untuk memanfaatkan rendah dengan skor rata-rata 53,8 %.
perpustakaan sebagai sumber belajar. Data hasil penelitian (jawaban dari
Data hasil penelitian memperlihatkan kuesioner yang dibagikan) memperlihatkan
jawaban poin pernyataan mengenai keinginan pada item pernyataan nomor sepuluh masih
sendiri tepatnya pada item pernyataan nomor lebih banyak siswa yang tidak suka
2, 3, 6 dan 7 lebih banyak siswa yang mengerjakan tugas kelompok di perpustakaan
memberikan jawaban “Tidak”. Hal ini yaitu sebanyak 48 orang dari 79 responden. Ini
memperjelas bahwa siswa jarang sekali menandakan bahwa kurangnya buku pelajaran
mengunjungi perpustakaan sekolah baik ada yang bisa dijadikan referensi untuk
waktu luang maupun ada tidaknya tugas dari menyelesaikan tugas dari guru, serta suasana
guru kelas, ataupun ada tidaknya ajakan dari ruangan perpustakaan yang kurang nyaman
teman. Siswa lebih banyak yang tidak suka sehingga bisa menjadi penyebab rendahnya
meminjam buku diperpustakaan dikarenakan minat siswa mengunjungi perpustakaan
koleksi buku bacaan di perpustakaan masih Hal ini dapat dikatakan bahwa masih
kurang, kurangnya buku pelajaran yang rendahnya minat siswa menyelesaikan tugas
dianggap penting untuk meningkatkan yang diberikan dari guru di perpustakaan
wawasan keilmuan siswa. sekolah. Hal ini bisa menjadi kritik bagi guru
Kemudian pada item pernyataan nomor dan pengelola perpustakaan karena alangkah
tujuh masih lebih dominan siswa yang tidak lebih baiknya guru memberikan motivasi
memanfaatkan perpustakaan sebagai fasilitas kepada siswa baik berupa himbauan maupun
yang ada di sekolah yaitu sebanyak 42 orang pemberian tugas kepada siswa yang dapat
dari 79 responden. Ini menunjukkan masih dikerjakan diperpustakaan, hal ini tentunya
rendahnya keinginan sendiri dari siswa untuk akan lebih menambah minat atau motivasi
mengembangkan diri melalui pemanfaatan siswa yaitu membiasakan siswa untuk terbiasa
buku-buku pelajran yang tersedia di dengan suasana belajar dan mengerjakan
pepustakaan. berbagai tugas diperpustakaan sekolah.
Menurut Slameto (1991: 60) faktor yang Manfaat lainnya dengan adanya peran guru
mempengaruhi proses belajar berada pada untuk memotivasi siswa adalah menjadikan
setiap individu, meliputi keadaan fisik dan pembelajaran lebih beragam dan menarik.
psikis atau mental yang dikategorikan dalam Dengan belajar diperpustakaan tentunya
faktor internal dan eksternal. Faktor internal suasana belajar juga lebih bervariasi.
yang mempengaruhi proses belajar meliputi 3. Banyaknya Buku Serta Fasilitas Yang
motivasi, bakat dan kematangan dalam Tersedia Di Perpustakaan

350
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Intensitas pemanfaatan ruang baca oleh siswa
ketersediaan buku dan fasilitas di baik sebagai tempat membaca dalam kategori
perpustakaan sekolah di SMP Negeri 1 tidak pernah.
Takalar termasuk dalam kategori rendah Dalam hal ini pihak sekolah sangat
dengan skor rata-rata 39,9%. Hal ini berarti diharapkan agar terus berbenah dengan segala
buku pelajaran yang tersedia di perpustakaan fasilitas dan terus melengkapi buku-buku baik
sekolah masih sangat kurang. itu buku pelajaran, buku-buku ilmu
Dapat dilihat pada item pernyataan nomor pengetahuan yang dianggap penting untuk
empat belas, lebih banyak siswa yang meningkatkan wawasan keilmuan siswa lebih
menyatakan tidak atau belum lengkapnya banyak dikoleksi sehingga tidak ketinggalan
buku perpustakaan yaitu sebanyak 62 orang informasi tentang berbagai bidang keilmuan
dari 79 responden. Begitu juga pada item yang berkembang di zaman modern ini.
nomor lima belas, lebih banyak siswa yang 4. Tingkat Kenyamanan Berada Di
menyatakan tidak atau belum lengkapnya Perpustakaan
fasilitas perpustakaan sebanyak 67 orang dari Dari hasil penelitian yang dilakukan di
79 responden. Hal ini bisa menjadi tolak ukur SMP Negeri 1 Takalar dapat diketahui bahwa
bagi pihak-pihak yang terkait dalam tingkat kenyamanan perpustakaan sekolah dan
memajukan perpustakaan sekolah untuk menjadi salah satu alasan siswa mau berada di
memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan dan lingkungan perpustakaan termasuk dalam
juga menyelesaikan tugas-tugas yang kategori rendah dengan skor rata-rata 53,5%.
diberikan guru. Dari hasil peryataan yang diajukan, pada
Kesadaran akan pentingnya perpustakaan item nomor enam belas lebih banyak yang
ini merupakan salah satu faktor untuk menyatakan tidak yaitu sebanyak 41 orang
memotivasi siswa agar memaksimalkan dari 79 responden, item nomor tujuh belas
manfaat perpustakaan dengan baik dan lebih yang menyatakan tidak sebanyak 49 orang
dari itu untuk menjaga atau memelihara dari 79 responden, item nomor Sembilan belas
fasilitas dan memelihara suasana di yang menyatakan tidak sebanyak 44 orang
perpustakaan tersebut. dari 79 responden. Hal ini yang menjadi alasan
Berkenaan dengan buku pelajaran yang kurangnya keinginan dari beberapa orang
terdapat di perpustakaan, dari hasil obeservasi siswa untuk memanfaakan ruangan
juga memperlihatkan bahwa masih kurangnya perpustakaan sebagai tempat belajar,
buku-buku yang tersedia di perpustakaan, membaca, atau mengerjakan tugas karena
masih terdapatnya koleksi buku lama yang suasana ruangan yang kurang mendukung.
terpajang, dan tidak adanya katalog buku yang Hasil observasi yang peneliti lakukan juga
dapat mempermudah siswa untuk menemukan memperlihatkan suasana ruangan yang kurang
referensi buku yang di cari. Masih kurangnya pencahayaan dan sepi membuat siswa tidak
buku-buku yang kurang memadai dalam betah berlama-lama berada di dalam
memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan dan perpustakaan. Sebagian siswa yang menjawab
juga dalam menyelesaikan tugas-tugas yang suasana sejuk menjadi alasan mereka mau
diberikan guru. tetap berada di perpustakaan. Jawaban ini
Berkaitan dengan pemanfaatan tentunya harus disikapi dengan arif. Perasaan
perpustakaan penelitian yang dilakukan oleh yang damai, sejuk dan tenang bisa
Tri Hastuti (2012) melakukan penelitian ditingkatkan kepada rasa senang dan tenang
tentang “Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan dalam belajar. Siswa yang menjawab berada di
Sekolah Oleh Siswa SMP 4 Sentolo”, dengan perpustakaan nyaman dan tenang dalam
subyek penelitian semua siswa SMP 4 belajar sangat mempengaruhi aktivitas belajar
Sentolo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka. Diharapkan hal ini membawa dampak
intensitas siswa dalam memanfaatkan jenis- yang luas agar siswa giat belajar di mana saja
jenis koleksi perpustakaan sekolah termasuk dan kapan saja.
kategori jarang, intensitas pemanfaatan Adapun siswa yang menjadikan
koleksi siswa baik sebagai sumber informasi, perpustakaan sebagai tempat beristirahat harus
inspirasi, rekreasi termasuk kategori jarang. selalu diberikan motivasi agar siswa secara

351
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

perlahan tergerak untuk menggunakan rendah. Ini berarti fasilitas perpustakaan yang
suasana yang sepsi dan kondusif disediakan di sekolah belum memadai, mulai
diperpustakaan untuk belajar dan menggali dari segi koleksi buku yang masih sedikit,
ilmu pengetahuan sebagai bekal di masa sampai pada tingkat pelayanan dari pengelola
depan. perpustakaan. Oleh sebab itu, guru seringkali
5. Pelayanan dari Penjaga/Pengelola mengalami kesulitan dalam memberikan tugas
Perpustakaan kepada setiap siswa. Begitupun dengan setiap
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa seringkali mengalami kesulitan dalam
siswa SMP Negeri 1 Takalar, dari 79 menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
responden menunjukkan bahwa faktor dengan tugas-tugas dari guru karena layanan
pelayanan dari penjaga atau pengelola perpustakan baik dari segi fasilitas maupun
perpustakaan di sekolah termasuk dalam ketersediaan buku bacaan yang belum
kategori sedang dengan skor rata-rata 73,4%. memadai.
Data hasil jawaban kuesioner khususnya
pada item nomor dua puluh diketahui lebih REFERENSI
banyak siswa yang menyatakan tidak adanya Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
keramahan dari penjaga/pengelola Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
perpustakaan yaitu 51 orang dari 79 Jakarta: Rineka Cipta.
responden. Hal ini mengisyaratkan bahwa
Hamzah. 2011. Perencanaan Pembelajaran.
perpustakaan sekolah tidak terlepas dari
Jakarta: Bumi Aksara
pelayanan pihak sekolah yang dalam hal ini
dimaksudkan pada penjaga/pengelola Hastuti, Tri. 2012. Intensitas Pemanfaatan
perpustakaan. Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa
Dari hasil observasi juga memperlihatkan SMP 4 Sentolo. Skripsi. Yogyakarta:
bahwa kurangnya minat siswa untuk betah FT Universitas Negeri Yogyakarta
berada diperpustakaan karena pengelola Mardiyanto. 2003. “Peran Perpustakaan dalam
perpustakaan yang terlalu banyak aturan, Membangun Budaya Baca”. Dalam
kurang komunikatif terhadap siswa yang media informasi; Forum Komunikasi
berkunjung ke perpustakaan, dan banyaknya Perpustakaan, Volume XIII, Nomor
aturan dalam lingkup perpustakaan. Hal ini 14.
menunjukkan bahwa diperlukan adanya
pelayanan yang baik akan memudahkan siswa Riduwan. 2006. Psikologi Belajar Mengajar.
dan mampu memfasilitasi keinginan dan Bandung: Sinar Baru
kegemaran siswa untuk membaca di Sardiman. 2007. Media Pembelajaran.
perpustakaan. Jakarta: Rajawali Pers
Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa motivasi siswa datang dari Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi
diri sendiri yang didukung oleh suasana yang Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
mendukung, buku-buku dan fasilitas Grafindo Persada.
pendukung yang dianggap masih kurang Slameto. 1991. Belajar dari Faktor-faktor
memadai. Hal ini hendaknya terus dilakukan yang Mempengaruhinya. Jakarta:
perbaikan, dibenahi dan dilakukan upaya- Rineka Cipta
upaya menuju perbaikan guna mendukung
tercapainya tujuan pendidikan. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
KESIMPULAN Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Berdasarkan hasil analisis data seperti Alfabeta
pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian
bahwa Pemanfaatan Perpustakaan dalam Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi dan
Kabupaten Takalar, termasuk dalam kategori Prngukurannya. Jakarta: Bumi Aksara

352
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018

353

Anda mungkin juga menyukai