i
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Penasehat
Prof. Dr. H. Husain Syam, M.Tp. (Rektor UNM)
Penanggung Jawab:
Dr. Abdullah Sinring (Dekan FIP UNM)
Dr. Ansar, M.Si (Ketua Jurusan AP FIP UNM)
Pengarah
Prof. Dr. H. Ismail Tolla, M.Pd
Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd
Panitia Pelaksana:
Dr. Wahira, M.Pd
Andi Wahed, S,Pd., M.Pd.
Dr. Ratmawati, M.Pd
Editor:
Dr. Wahira, M.Pd. & Dr. Ratwamati, M.Pd
Reviewer:
Dr. Ed. Faridah, ST. M. Sc
Prof. Dr. Syamsu A Kamaruddin M.Si
Dr. Ansar, M.Si
Dr. Andi Cudai Nur, M.Si
Dr. A. Nurrochmah, M.Pd
ISBN: 978-602-52158-0-3
ii
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Tentang SNAMPe
iii
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
iv
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Tema:
“Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Menuju Era Disrupsi Teknologi”
Sub Tema
1. Manajemen Pendidikan
2. Kepemimpinan dan Manajemen Sekolah
3. Supervisi Pendidikan
4. Evaluasi Pendidikan
5. Pembelajaran Pendidikan Dasar
6. Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
7. Teknologi Pembelajaran
8. Pendidikan Luar Sekolah & Pendidikan Luar Biasa
9. Bimbingan Konseling
v
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
PANITIA
(Seminar Nasional Manajemen Pendidikan dan Administrasi Pendidikan).
1. Penasehat
: Prof. Dr. H. Husain Syam, M.Tp. (Rektor UNM)
2. Penanggung Jawab:
: Dr. Abdullah Sinring (Dekan FIP UNM)
: Dr. Ansar, M.Si (Ketua Jurusan)
3. Pengarah : Prof. Dr. H. Ismail Tolla, M.Pd
: Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd
4. Reviewer/Editors
1. Prof. Dr. Syamsu A Kamaruddin M.Si
2. Dr. Ansar, M.Pd
3. Dr. Wahira, M.Pd.
4. Dr. Ed. Faridah, S.T, M.Sc
5. Dr. Ratwamati, M.Pd
6. Dr. Andi Cudai Nur, M.Si
7. Dr. Andi Nurrochmah, M.Pd
5. Panitia Pelaksana
a. Ketua : Dr. Wahira, M.Pd
b. Sekretaris : Andi Wahed, S.Pd., M.Pd.
c. Bendahara : Dr. Ratmawati T, M.Pd.
d. Seksi Sekretaris : 1. Syamsurijal Basri, S.Pd., M.Pd.
2. Jamaluddin, S.Pd.
3.Evy Segarawati Ampry,S.Pd., M.Pd.
4. Hasmanto, S.Pd.
5. Muh. Ihsan
6. Budiamin Ramadhan
e. Seksi Acara : 1. Dr. Ed. Faridah, St, M.Sc (Ketua)
2. Irmawati Djabbar, S.Pd., M.Pd.
3. Andi Ratu AyuAshari
4. Nurul Annisa
f. Seksi Humas : 1. Drs. M. Bachtiar, M.Si. (Ketua)
2. Drs. Andi Mappicanra, M.Pd.
3. Dr. Andi Cudai Nur, M.Si.
4. Sumarlin Mus, S.Pd., M.Pd.
g. Seksi Konsumsi : 1. Dra. Sitti Habibah, M.Si.
2. Dr. Andi Nurochmah, M.Pd.
3. Dra. Nirmala, S.Pd., M.Pd.
4. Muh. Resta T
h. Seksi Perlengkapan/ Transport: 1. Muh. Ardiansyah, S.IP., M.Pd.
2. Haeril
3. Achmad Qhuzairy Qarasyi
vi
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
DAFTAR ISI
vii
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
PENGEMBANGAN MODEL KINERJA BERDASARKAN FAKTOR PENENTU KINERJA GURU SMP NEGERI DI
KECAMATAN MEDAN KOTA
SUKARMAN PURBA............................................................................................................................127-135
DINAMIKA MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI KANTOR
STATISTIK KAB. JENEPONTO
MAKSUD HAKIM ...............................................................................................................................136-152
HUBUNGAN PENGAWASAN PIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BUKITTINGGI
ANISAHA, IRSYADA DAN WENI YOEVIB ....................................................................................................153-161
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH
SWASTA KOTA GORONTALO: (ANTARA HARAPAN DAN REALITA)
HERSON ANWAR & LIAN G. OTAYA ......................................................................................................162-174
FORMULASI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI MELALUI PENYALURAN KREDIT PENDIDIKAN BAGI
MAHASISWA INDONESIA
ARWILDAYANTOA ..............................................................................................................................175-184
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENUNJANG KINERJA GURU
ALFIAN ERWINSYAH ...........................................................................................................................185-192
MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI KOTA
SAMARINDA
LAILI KOMARIYAH, IYA’ SETYASIHA, WAHYUDIB........................................................................................193-198
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA
POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
NURLAILI & ODILIA FEBRINA ...............................................................................................................199-204
MEDIA PEMBELAJARAN MANIPULATIF DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
AGUSTAN SYAMSUDDIN .....................................................................................................................205-211
KOMITMEN GURU DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
AYU MELYA EFRIZA, ERMITA DAN ANISAH .............................................................................................212-218
PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
NURUL ANGGRAENI...........................................................................................................................219-226
PROFIL GURU SMP PILIHAN KEDUA DI KOTA YOGYAKARTA
CEPI SAFRUDDIN ABDUL JABAR & WIWIK WIJAYANTI ..............................................................................227-232
ANALISIS IKLIM SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 BUKITTINGGI
NURHIZRAH GISTITUATI DAN HADIYANTO ..............................................................................................233-241
STUDI PEMBINAAN KOKURIKULER SISWA DI SMK NEGERI 1 WATANSOPPENG
AKIDAWATI HA & ANDI WAHEDB..........................................................................................................242-248
KEBIJAKAN KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP NEGERI 01
BENGKULU UTARA
ISKANDAR. LBA SUDARWAN DANIMB MANAP SOMANTRIB .........................................................................249-253
PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR
MUHAMMAD AMRAN, ERMA SURYANI SAHABUDDIN, MUSLIMIN ..............................................................254-261
PENGARUH SMS DAN BAHASA GAUL TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MAHASISWA
PGSD UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TARMAN A. ARIF ..............................................................................................................................262-282
PENGEMBANGAN PERILAKU KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI
RUSMAYADI .....................................................................................................................................283-291
viii
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
ix
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
PLENARY
SPEAKERS
....
0
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Imron Arifin
Abstract: Improved quality in the era of globalization and industrial revolution 4.0 is an inevitable
necessity. Globalization is transforming the world into increasingly connected and inter-
state boundaries beyond the communication and information systems characterized by
a change in the digital environment. Industrial Revolution 4.0 is a time of digital science
change and the development of new disciplines based on data, technology, and humanity
that demands enhanced human resources with high competitiveness. Humanitarian
literacy requires humanistic values in education that prioritize the achievement of
educational objectives of humanize human beings by helping learners to recognize
themselves as human cognitive ability. In religious education can build religious
fraternity/Islamic, nationality, and humanity. All educational processes are lived as
lifelong learning.
1
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
humanisme, sosialisme, religiusme, dan tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
perdamaian dunia. manusia).
Nilai-Nilai Humanistic dalam Pandangan lain tentang nilai-nilai
Pendidikan humanistik dalam pendidikan dikemukakan
Pendidikan merupakan salah satu Patterson (1987) yang memperkenalkan tujuh
kebutuhan pokok yang diberikan pada peserta tokoh pendidikan humanistic. Pertama, Arthur
didik, mereka dipersiapkan menjadi sosok W. Combs, yang menyatakan bahwa belajar
yang mandiri yang mampu mengembangkan akan bermakna yang berarti jika memiliki arti
dirinya secara optimal, manusia seutuhnya bagi peserta didik. Dosen atau guru tidak
dimana raga dan jiwanya tetap boleh memaksakan teori yang tidak disukai
mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. atau tidak relevan dengan kehidupan mereka.
Peserta didik tidak hanya berpusar pada Para pendidik harus memahami perilaku
transfer of knowledge tetapi juga peserta didik dengan memahami persepsi
diorientasikan pada pengembangan karakter, mereka, sehingga perubahan akan terjadi jika
ditumbuhkan kemampuan dalam dosen atau guru mampu merubah keyakinan
menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi, atau pandangan peserta didik.
semangat belajar, meningkatkan kreativitas Kedua, Bloom dan Krathwohl,
dalam dirinya, dan memilki motivasi yang menyatakan bahwa menunjukkan perlunya
tinggi untuk mengembangkan diri (Mulyasa, penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotor
2012). dalam setiap proses pembelajaran. Dimana
Pendidikan humanistic pada intinya terdapat enam ranah kognitif yang meliputi:
memiliki tujuan bagaimana dengan pengetahuan, ingatan; pemahaman
pendidikan tersebut dapat “memanusiakan (menangkap makna hal yang dipelajari);
manusia”, sehingga pendidikan dianggap penerapan; analisis (kemampuan merinci
sukses manakala peserta didik dapat suatu kesatuan kedalam bagian-bagian);
memahami lingkungannya dan dirinya sintesis (membentuk pola baru); evaluasi
sendiri, dengan kata lain adanya pencapaian (kemampuan membentuk sebuah pendapat).
aktualisasi diri (Putrayasa, 2013). Ranah afektif dengan lima perilaku yang
mencakup: penerimaan, partisipasi, penilaian
Pada dasarnya nilai-nilai humanistik dan penentuan sikap, organisasi, dan
(humanisme dalam Islam) diperkenalkan Nabi pembentukan pola hidup. Ranah psikomotor,
Muhammad Saw sejak 15 abad yang lampau, yang meliputi: persepsi, kesiapan, gerakan
melalui pelajaran dan contoh akhlak al- terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan
karimah (wa Muhammadin bi khulukil adhim, kompleks, dan penyesuaian pola gerakan,
al-uswah al-hasanah), sebaik manusia serta kreativitas.
memiliki akhlak agung dan memiliki manfaat
bagi kehidupan (khoirun an-nas anfa’uhum li Ketiga, Kolb, yang membagi tahapan
an-nas, sebaik-baik manusia yakni memiliki belajar dalam empat tahap, di antaranya:
manfaat bagi manusia lain). Oleh karena itu, pengalaman konkret; pengalaman aktif dan
agama Islam terbagi menjadi tiga bagian yaitu reflektif; konseptualisasi; dan ekperimen
aqidah, ibadah wa syari’ah, wa akhlak al- aktif.
karimah (theologi, ritual dan syariat, dan Keempat, Honey dan Mumford, yang
akhlak yang mulia). Nilai kemanusiaan dalam menggolongkan peserta didik dalam empat
Islam dijunjung tinggi sehingga dalam kitab tipe, di antaranya: tipe aktivis, tipe reflector,
al-Qur’an surat Ali Imron ayat 112, dhuribat tipe teoris, dan tipe pragmatis.
‘alaihimud dillatu aina maa tsuqifuu illa
bihab-lin min Allah wa hab-lin min an-naas Kelima, Habermas, yang melihat
(mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka pembelajaran dari sebuah interaksi
berada, kecuali jika mereka (memegang) pada lingkungan dan manusia. Belajar teknis,
3
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
terhadap pengalaman dan penyatuannya ke semangat, kesadaran, nilai estetika, dan moral
dalam diri sendiri mengenai proses perubahan (Lawlor dalam Ornstein & Levine, 2008).
itu (Thobroni, dkk, 2011).
Pentingnya pendidik memperhatikan
Karakteristik pokok pembelajaran landasan humanistic dalam pendidikan adalah
dengan mengedepankan humanistik antara menjadikan peserta didik sebagai manusia
lain: (1) pendidik hendaknya jangan membuat yang berarti yang memiliki kekuatan yang
jarak terlalu tajam dengan peserta didik yang wajar sesuai dengan keunikan dalam dirinya,
selalu siap menjadi sumber atau konsultan sehingga tidak harus belajar tentang hal-hal
yang berbicara, (2) tahap akhir dari proses yang tidak ada artinya. Peserta didik akan
belajar mengajar menurut pandangan ini mempelajari hal yang bermakna bagi dirinya,
adalah self actualization seoptimal mungkin mengorganisasi bahan pengajaran yang baru
dari setiap peserta didik, (3) belajar teknis yang bermakna bagi dirinya, dan belajar
(technical learning) adalah belajar bagaimana bermakna dalam masyarakat modern yang
dapat berinteraksi dengan lingkungan mengedepankan proses, sehingga tidak ada
alamnya secara benar, (4) belajar praktis pemaksaan dalam pendidikan. Pendidikan
(practical learning) adalah bagaimana humanistic harus mengedepankan “freedom
seorang dapat berinteraksi dengan lingkungan to learn”, hasrat untuk belajar (keinginan tahu
sosialnya, (5) belajar emansipatoris yang muncul dari diri mahasiswa), belajar
(emancipation learning) adalah belajar bermakna, belajar tanpa mengenal hukuman,
menekankan upaya agar seseorang mencapai belajar dengan motivasi dari diri sendiri,
suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi belajar dan perubahan. Dengan kata lain,
akan terjadinya perubahan atau transformasi belajar untuk mempersiapkan peserta didik
budaya dalam lingkungan sosialnya (Riyanto, atau mahasiswa mampu menghadapi segala
2009). kondisi dan situasi yang terus berubah
(Sukardjo & Komarudin, 2010; Scott, 2010).
Landasan humanistic dalam Pendidikan
Landasan pendidikan dapat dimaknai Landasan humanistic dalam
sebagai tumpuan, dasar dalam bertitik tolak pembelajaran sangat cocok dalam materi yang
atau dasar pijakan, yang bersifat konseptual bersifat pembentukan kepribadian, hati
yang identik dengan asumsi, dimana nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap
pendidikan di lihat dari dua sudut pandang, fenomena sosial. Keberhasilan pembelajaran
yaitu praktek pendidikan dan studi pendidikan yang mengedepankan humanistic akan
(Robandi, 2005). Praktek pendidikan tampak pada sikap peserta didik yang merasa
mengedepankan kegiatan dalam membantu senang, bersemangat, berinisiatif dalam
tercapainya tujuan pendidikan dengan belajar, terjadi perubahan pola pikir siswa ke
bimbingan, pengajaran dan atau latihan. arah yang lebih baik, dan berperilaku dan
Sedangkan studi pendidikan lebih ditekankan bersikap atas kemauan sendiri, sehingga
pada kegiatan seseorang dalam memahami tanggungjawab terhadap apa yang dilakukan
pendidikan. tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau
melanggar aturan, norma, disiplin dan penuh
Pentingnya penerapan landasan
etika dalam bertingkah laku (Putrayasa,
humanistic dalam pendidikan, diharapkan
2013). Menurut Lei (2007) pembelajaran yang
mampu memberikan kontribusi positif dalam
mengedepankan nilai humanistic sangat
membantu peserta didik mengembangkan
memperhatikan emosi dan perasaan yang
dirinya, dengan pendekatan membantu
dialami peserta didik pada saat menerima
individu peserta didik mengenal diri mereka
pelajaran.
sendiri sebagai manusia yang unik dan
membantu secara nyata dalam mewujudkan Disisi lain manajemen pendidikan tinggi
potensi yang ada dalam diri peserta didik baik yang baik dan humanis, maka akan
memberikan hal yang positif dalam
5
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
membangun dan mengembangkan karakter lingkungan menjadi lebih tinggi seperti global
peserta didik, dibarengi dengan kolaborasi warning dan deforestation (penebangan
yang nyata dalam mengimplementasikan hutan); dan (4) meningkatkan efisiensi kerja
karakter positif di lingkungan peserta didik akibat penyerapan teknologi dari manual ke
baik dosen, pimpinan perguruan tinggi, staf teknologi komputer.
lembaga, orang tua dan lingkungan sekitar,
Dampak negatif globalisasi antara lain:
maka akan memberikan keberhasilan yang
(1) dapat melemahkan kedaulatan nasional;
besar dalam membentuk karakter pada peserta
(2) negara berkembang yang kurang daya
didik (Santrock, 2010; Mulyasa, 2012;
saing, dapat tergerus dan terkolonisasi oleh
Sudaryanti, 2012)
kekuatan superpower; (3) dapat
Peningkatan Mutu di Era Globalisasi mengakibatkan hilangnya identitas budaya
dan Revolusi Industri 4 nasional; dan (4) dapat menimbulkan
Di lingkungan pendidikan tinggi di eksploitasi terhadap negara kurang
Indonesia memerlukan kebijakan pendidikan berkembang.
tinggi yang berbeda dalam menghadapi Disamping tantangan globalisasi,
globalisasi pendidikan. Tiga elemen utama tantangan revolusi industri 4 juga harus
yang mengharuskan pendidikan tinggi di terprediksi oleh pemerintah Indonesia.
Indonesia harus merubah pandangan dalam Menurut Parray (dalam ILO, 2017) akan
mengembangkan dunia pendidikan. Pertama, terjadi perubahan global dalam tenaga kerja,
globalisasi pendidikan menghadapi Indonesia harus memperbaiki kualitas tenaga
perubahan lingkungan dengan kerjanya dengan teknologi digital dan
berkembangnya Cyber Tech, Internet of berinovasi. Era technology disruption
Things (IoT), Competition, Cloud Computing, memerlukan penguasaan kombinasi teknologi
dan New Technology. Kedua, kualitas, seperti fisika, digital, dan biologi (Schwab,
habitat, dan perubahan yang pesat sehingga 2017 dalam Kemenristekdikti, 2018).
membutuhkan strategi dalam menghadapi
business model, technology model, dan Berkembangnya keterampilan dan
sejenisnya. Ketiga, kelembagaan dan struktur disiplin ilmu baru yang harus dikuasai
yang berubah cepat sehingga menuntut generasi muda Indonesia, seperti Internet of
creativity, innovation, multi discipline, Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), New
entrepreneurship dan sejenisnya. Material, Big Data, Robotics, Augmented
Reality, Cloud Computing, Additive
Globalisasi secara esensi merupakan Manufacturing, 3-D Printing,
keterbukaan dunia yang mulai terhubung Nanotechnology, Biotechnology, Genetic
tanpa mampu dibatasi wilayah dan negara. Editing, e-Learning dan sejenisnya. Adopsi
Hal ini diakibatkan dari meningkatnya teknologi baru ke dalam revolusi industri 4
perdagangan secara masif, terjadinya juga ditandai dengan kemampuan SDM untuk
pertukaran budaya, dan terbukanya melakukan berbagai terobosan inovasi,
penggunaan sains dan teknologi secara global. meningkatkan kemampuan menggunakan
Menurut analisis Kemenristekdikti informasi dari internet dengan optimum,
(2018) globalisasi memiliki dampak positif memperluas akses dan meningkatkan proteksi
dan negatif. Dampak positif globalisasi antara yang dikenal Cyber Security.
lain: (1) mendorong perusahaan multinasional
investasi ke negara-negara berkembang yang Menghadapi berbagai tantangan ini,
akan mendorong dan menyediakan lapangan Kemenristekdikti memiliki sasaran strategis
kerja serta keahlian baru bagi penduduk pada pendidikan tinggi, dengan melakukan
negara-negara berkembang; (2) pertukaran perubahan program dan model layanan yang
ide, informasi, pengalaman dan gaya hidup; lebih banyak menyediakan atau menggunakan
(3) membuat kesadaran terhadap kualitas teknologi digital atau on-line. Pertama,
sasaran strategis diarahkan untuk
6
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
meningkatkan iptek dan inovasi. Kedua, pembaharuan tiga literasi baru (new
sasaran strategis diarahkan untuk literation) yakni data literation, technology
meningkatkan relevansi, kualitas, dan literation, dan human literation (Ahmad,
kuantitas pendidikan tinggi. Ketiga, 2018). Literasi data merupakan kemampuan
terlaksana reformasi birokrasi yang simpel untuk membaca, analisa, dan penggunaan
dan berdayaguna. informasi dari Big Data dalam dunia digital.
Literasi teknologi merupakan kemampuan
Harapan untuk menghasilkan output
untuk memahami sistem mekanika dan
SDM pendidikan tinggi yang high quality,
teknologi dalam dunia kerja seperti Coding,
thinking critically and systemic, effective
Artifical Intelligence, Engineering Principles,
communication by lateral and higher level,
dan lain-lain. Literasi manusia dalam bidang
entrepreneurship dibutuhkan 5 elemen utama
kemanusiaan, komunikasi, dan rancangan
yaitu general education, new literation (data,
yang perlu dikuasai oleh semua lulusan yakni
technology, and human literation), program
harus mampu berinteraksi dengan baik, tidak
and co-extra curriculer, cognitive ability, dan
kaku dan radikal, dapat melakukan
lifelong learning. Pencapaian output SDM
pendekatan kemanusiaan dengan
Pembangunan Indonesia di era revolusi
melaksanakan komunikasi yang baik dan
industri 4.0 bertujuan untuk mencapai
berbobot selain harus menguasai disain kreatif
relevansi pendidikan dan pekerjaan yang
dan inovatif. Pada bagian yang terakhir ini
perlu disesuaikan dengan perkembangan era
pendidikan humanistik memiliki relevansi dan
dan IPTEK dengan tetap memberikan
signifikansi tinggi dalam perannya. Pada
perhatian kepada aspek humanities (Ahmad,
pendidikan tinggi yang berbasis agama dapat
2018). Agar manusia bisa berfungsi dengan
pula ditambahkan peran religio-spiritual yang
baik di lingkungan manusia yakni aspek
toleran dan membangun literasi persaudaraan
humanities, communication and design maka
dalam ukhuwah Islamiyah (persaudaraan
dibutuhkan tiga hal, yaitu: (1) keterampilan
keislaman/keagamaan), ukhuwah wathoniyah
kepemimpinan (leadership) dan bekerja
(persaudaraan kebangsaan), dan ukhuwah
dalam tim (team work); (2) kelincahan dan
insyaniyah (persaudaraan kemanusiaan)
kematangan budaya (cultural agility) yakni
mahasiswa dengan berbagai latar belakang Berdasarkan uraian di atas, maka secara
mampu bekerja dalam lingkungan yang konseptual pendidikan humanistik pada
berbeda (dalam/luar negeri); (3) pendidikan tinggi dalam konteks globalisasi
entrepreneurship, termasuk social dan revolusi industri 4 dapat didiagramkan
entrepreneurship yang harus menjadi pada gambar 2.
kapasitas dasar yang dimiliki oleh semua
mahasiswa. Bagaimana mengajarkannya?
Menurut Aoun, (2017 dalam Ahmad, 2018)
bisa ditempuh melalui tiga cara: (1) studi
tematik berbagai disiplin, hubungkan dengan
dunia nyata, project based-learning; (2)
melalui General Education, Co-Extra
Curriculer; dan (3) magang/kerja praktek /co-
op program (al.higher order skills,
leadership, team work).
Terkait dengan pendidikan humanistik,
solusi bagi pendidikan tinggi di Indonesia
dalam menghasilkan output SDM dimaksud
dalam menghadapi revolusi industri 4 salah
satunya menambah literasi lama (membaca,
menulis, dan matematika) dengan melakukan
7
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
berhasil manakala peserta didik (mahasiswa) Education Review, 4(3), 60-67. Doi:
telah memahami lingkungan dan dirinya 10.2307/1170741.
sendiri sebagai kemampuan kognitif Mulyasa, E. 2012. Manajemen PAUD.
(cognitive ability). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Landasan humanistic dalam pembelajaran Ornstein, A.C & Levine, D. U. 2008.
sangat cocok dalam materi yang bersifat Foundation of Education Ed. 10th.
pembentukan kepribadian, hati nurani, Boston: Houghton Mifflin Company.
perubahan sikap, dan analisis terhadap Patterson, C.H. 1987. What Has happened to
fenomena sosial. Terkait dengan revolusi Humanistic Education? Michigan
industri 4 terdapat pada literasi kemanusiaan Journal of Counseling and
(human literation). Sedang pada pendidikan Development, Vo. XVIII, No.1,
keagamaan dapat terbangunnya persaudaraan Summer 1987, pp. 8-10.
keagamaan/keislaman, kebangsaan, dan
Putrayasa, I. B. 2013.Buku Ajar Landasan
kemanusiaan. Semua proses pendidikan
Pembelajaran. Bali: Undiksha Press.
dihayati sebagai belajar sepanjang hayat
(lifelong learning). Riyanto, Y, (2010), Paradigma Baru
Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Prenada Media Grouponin.
REFERENSI
Robandi, B. 2005. Handout: Mata Kuliah
Ahmad, I. 2018. Proses Pembelajaran Digital landasan Pendidikan (Program Akta
dalam Era Revolusi industri 4.0. Mengajar IV). Bandung: Universitas
Makalah Ditjen Belmawa Pendidikan Indonesia.
Kemenristekdikti RI disampaikan
Santrock, J.W. 2010. Psikologi Pendidikan.
dalam Rakernas Kemenristekdikti di
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
USU Medan, 17 Januari 2018.
Scott, L. Z. 2010. Know Thyself: The
ASEAN. 2008. ASEAN Selayang Pandang
Importance of Humanism in Education.
Edisi ke-18. Jakarta.
International Education, Vo. 40 Issue
Bates, R. & Townsend, T. 2007. Handbook of (1). University of Tennessee.
Teacher Education. Netherland:
Sudaryanti. 2012. Pentingnya Pendidikan
Springer.
karakter bagi Anak Usia Dini. Jurnal
Idris, Ilyas. 2013. Pembelajaran PKn pada Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1.
Tingkat SD/MI. Jurnal Al ‘Ulum,
Sukardjo, M. & Komarudin, U. 2010.
Vol. 2, Hal. 26-33.
Landasan Pendidikan: Konsep dan
Khatib, M., Sarem, S.N., & Hamidi, H. 2013. Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.
Humanistic Education: Concern,
Susetyo, Y.F. 2004. Efektivitas Pelatihan
Implications, and Aplications.
Berpikir Positif untuk Mengembangkan
Journal of Language Teaching and
Perilaku Mengajar yang Humanis pada
Research, Vol. 4, No.1, January, DOI:
Guru sekolah dasar di Yogyakarta.
10.4304jltr.4.1.45-51.
Laporan penelitian. Tidak diterbitkan.
Kemenristekdikti. 2018. Indonesia siap Jaringan penelitian pemerintah daerah
menyambut globalisasi pendidikan Kota Yogyakarta.
dan revolusi industri ke-4. Jakarta:
Thobroni, M. dkk, 2011. Belajar dan
SiaranPersKemenristekdikti.
pembelajaran. Jogjakarta: Arruzz Media
Komalasari et al. 2014. Teori dan Teknik
Veugelers, W. 2011. Education and
Konseling. Jakarta: PT Indeks.
Humanism: Linking Autonomy and
Lei, Q. 2007. EFL Teachers’ Factors and Humanity. Switzerland: Sense
Students’ Affect. US-China Publishers.
9
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Muhammad Hasan
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Makassar, Jl. A. P. Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan 90222
Abstrak: Keunggulan suatu bangsa tak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada
keunggulan sumber daya manusia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam
pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Namun, modal manusia tersebut masih mengalami beberapa kendala khususnya yang terkait
dengan pemerataan dan kualitas pendidikan. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan kajian
tentang aspek pembangunan dan pendidikan dalam perspektif ekonomi, khususnya dilihat
dari aspek ideologi-ideologi pendidikan. Berdasarkan fenomen tersebut education for all
perlu dikedepankan, suatu model pendidikan yang menekankan akan pentingnya pendidikan
bagi semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, orang kaya maupun orang miskin,
sehingga dalam penerapan pendidikan itu tidak ada diskriminasi.
10
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
yaitu mengupayakan agar setiap warga negara dari penjelasan tersebut, dapat diketahui
dapat memenuhi haknya, yaitu layanan bahwa pendidikan tidak lagi dipahami
pendidikan. Hal ini juga sebagai upaya sebagai suatu proses mentransfer ilmu yang
memenuhi amanah Undang-undang Nomor hanya dapat dilakukan di sekolah. Guru tidak
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan lagi dipandang sebagai satu-satunya sumber
Nasional, Pasal 5 Ayat 5, yaitu setiap warga pengetahuan. Guru berperan sebagai
negara berhak mendapatkan kesempatan pembelajar dan juga praktisi. Guru juga harus
meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. mampu membimbing anak untuk mampu
Pemikiran Ki Hajar Dewantara yang mengemban tanggung jawab sosial maupun
terkait dengan pendidikan untuk semua pribadi. Praktek-praktek pendidikan tidak
tertuang di dalam asas Taman Siswa. Adapun harus dilakukan di sekolah, melainkan juga
asas-asas Taman siswa adalah menjadi hak diperankan oleh masyarakat melalui alternatif
seseorang untuk mengatur dirinya sendiri pendidikan lain maupun pendidikan-
dengan mengingat tertibnya persatuan, pendidikan yang dilakukan di luar sekolah.
pengajaran harus membimbing anak menjadi Tujuan pendidikan menurut postmodernisme
manusia yang merdeka, pendidikan harus adalah mengembangkan identitas siswa yang
didasarkan atas kebudayaan bangsa sendiri memungkinkan mereka untuk
tanpa mengesampingkan kebudayaan bangsa- memperjuangkan hak asasi dan melawan
bangsa lain, pendidikan harus merata untuk ketidakadilan.
seluruh rakyat, Taman siswa harus hidup dan Dalam konteks lainnya, aliran Marxisme
berkembang dengan kekuatan sendiri, dan juga memiliki pandangan tersendiri, terkait
pendidik harus berhamba pada anak atas dengan konsep pendidikan untuk semua.
dasar sikap tanpa pamrih. Aliran Marxisme dalam filsafat pendidikan
Jika dikaitkan dengan salah satu asas berpendapat bahwa baik kaum buruh maupun
Taman Siswa, yaitu pendidikan harus merata kaum pemilik modal, kedua-duanya berhak
bagi seluruh rakyat, konsep pendidikan untuk mendapatkan pendidikan yang layak guna
semua yang dikembangkan aliran post membantu mereka manusia meningkatkan
modernisme perlu mendapatkan perhatian, kesejahteraan hidupnya. Marxisme
khususnya untuk mengatasi persoalan menghendaki perubahan dari kapitalisme
pemerataan pendidikan. Pada mulanya, menjadi sosialisme dimana setiap orang
gerakan postmodernisme muncul sebagai mendapatkan hak yang sama, tidak ada
kritik atas kegagalan kehidupan modernitas marjinalitas. Marxisme menolah strata sosial
dalam menciptakan situasi sosial yang lebih yang ada dalam masayarakat. Hal tersebut
baik, kondusif dan berkeadilan sosial (Ritzer, berimplikasi pada pengertian bahwa setiap
2003). Hal ini dikarenakan filasafat lapisan masyarakat hendaknya mendapatkan
posmodernisme memiliki anggapan bahwa pendidikan dan pengajaran yang layak dan
modernisme membuat manusia kehilangan setara. Sehingga tujuan dari pendidikan untuk
individualitas, kemandirian, dan konsep diri. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
Post-modernisme merupakan paham manusia dapat tercapai (Ismail dan Basir,
yang menolak modernisme, karena 2012).
modernisme menganggap adanya kebenaran Seorang pendidik menurut aliran
yang universal bagi semua manusia. marxisme adalah mereka yang berpendidikan
Sedangkan aliran postmodernisme dan mengajarkan pendidikan kepada peserta
menganggap bahwa tidak ada kebenaran yang didik agar taraf hidup manusia meningkat,
universal bagi semua manusia. Berdasarkan marxisme mengkritik pendidik yang
14
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
mempertahankan status quo mereka dalam pemerintah yang rendah, dan orang
melakukan pengajaran kepada peserta didik. tua siswa harus menanggung biaya
Sedangkan peserta didik menurut marxisme yang besar. Dalam kondisi seperti ini,
lapisan masyarakat yang paling
adalah mereka yang berasal dari kaum buruh
miskin akan mengalami kesulitan.
maupun dari kaum pemilik modal yang Mengingat permasalahan ini, maka
mendapat materi dan pendidikan yang setara rekomendasi yang ditawarkan
dan juga adil. Dalam pandangan Marx, sistem pemerintah hendaknya membuat
pendidikan itu keliru jika hanya melakukan peraturan tentang perpanjangan masa
pengajaran dan pendidikan hanya untuk pakai buku pelajaran dan
memenuhi kepentingan orang-orag borjuis meningkatkan penyediaan buku
pelajaran oleh pemerintah yang
sedangkan dari kaum proleter tidak
gratis;
mendapatkan pendidikan sebagaimaa
3. Perbaikan infrastruktur pendidikan
seharusnya. Dalam pendidikan yang adalah kebutuhan mendesak, mulai
menganut filsafat pendidikan marxisme, dari gedung sekolah, jembatan, jalan
tujuan pendidikan adalah membangun beserta fasilitas lainnya.
karakter karakter manusia yang unggul, suatu 4. Mendesak lembaga donor dan
kondisi mental yang dibutuhkan untuk perusahaan multinasional untuk turut
membangun suatu masyarakat yang adil, berperan dalam mewujudkan
program Education for All. Untuk
sejahtera dan berpihak pada kaum yang
perusahaan multinasional misalnya
tertindas. Tujuan pendidikan yang lain melalui Corporate Social
menurut Marxisme adalah masyarakat harus Responsibility (CSR).
beralih dari kapitalisme ke sosialisme,
membentuk sebuah kesadaran sosialis dan KESIMPULAN
masyarakat sosialis serta berupaya ini
Education for All adalah suatu model
meningkat dengan memberikan pendidikan
pendidikan tanpa membedakan strata sosial,
untuk mengembangkan kesadaran sosialis
etnis, budaya, agama dan lainnya. Model
pada manusia.
pendidikan ini berbasis egaliterian, karena
Berdasarkan perspektif teoritis tersebut,
dalam implementasinya tidak didasarkan
maka rekomendasi yang layak dikedapankan
pada stratifikasi sosial, semuanya diberi
untuk mengatasi permasalahan pembangunan
kesempatan yang sama untuk mendapatkan
pendidikan di daerah terpencil adalah
pendidikan. Konsep Education for All berarti
1. Pemerintah semestinya lebih
suatu model pendidikan yang menekankan
meningkatkan prioritas
pembangunan bidang pendidikan akan pentingnya pendidikan bagi semua
mengingat permasalahan pendidikan orang, baik laki-laki maupun perempuan,
di Indonesia masih relatif besar orang kaya maupun orang miskin, sehingga
dengan belum tercapainya target dalam penerapan pendidikan itu tidak ada
pendidikan dasar untuk semua. diskriminasi. Adanya Education for All
Strategi yang paling tepat untuk diharapkan bisa membantu masyarakat yang
mengatasi masalah ini adalah
kurang beruntung agar bisa mengenyam
meningkatkan alokasi APBN dan
APBD untuk bidang pendidikan; pendidikan.
2. Pemerintah juga nampaknya Pendidikan seharusnya menjadi skala
melibatkan masyarakat dalam prioritas bagi agenda pembangunan
pembiayaan Wajib Belajar 9 Tahun. pemerintah daerah. Melalui percepatan
Akibatnya pendidikan dasar di pembangunan pendidikan yang menyentuh
Indonesia mahal karena subsidi
15
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
segala aspek dan dinamika pendidikan Bloom, D. E., Canning, D., & Sevilla, J.
diharapkan akan mampu mengangkat kualitas (2004). The Effects of Health on
pendidikan di daerah. Pembangunan Economic Growth: A Production
Function Approach. World
pendidikan di daerah harus bersifat adil,
Development, 1-13.
partisipatif dan terintegrasi, sehingga
kesenjangan mutu yang ada saat ini dapat Dewantara, Ki Hajar. (1977). Ki Hajar
Dewantara: Bagian I. Pendidikan.
diatasi dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan
Berbagai kebijakan dan program kerja yang Taman Siswa.
telah dan sedang diluncurkan pemerintah Engelbrecht, H. (2003). Human Capital and
daerah maupun pemerintah pusat, semuanya Economic Growth: Cross-Section
itu tujuannya hanya pada upaya pencapaian Evidence for OECD Countries.
tingkat kualitas pendidikan. Walaupun di satu Economic Record, 79, 40-51.
sisi, untuk mengatasi ketertinggalan mutu Fingleton, B. (2004). Some Alternative Geo-
pendidikan suatu daerah menjadi tanggung Economics for Europe's Regions.
jawab pemerintah daerah itu sendiri, namun Journal of Economic Geography, 4,
pemerintah pusat lebih berperan untuk 389-420.
melakukan fasilitasi dan koordinasi. Ismail, Indriaty; Basir, Mohd. Zuhaili Kamal.
(2012). Karl Marx dan Konsep
REFERENSI Perjuangan Kelas Sosial. International
Aghion, P., & Howitt, P. (1998). Endogenous Journal of Islamic Thought Vol. 1:
Growth Theory. Cambridge, MA: The June, 2012.
MIT Press. Jorgenson, D. W.; Gollop, F. M.; Fraumeni,
A’ing, Aylin. (2015). Studi tentang B. M. (1987). Productivity and U.S.
Pembangunan Bidang Pendidikan di Economic Growth. Cambridge:
Daerah Perbatasan Kecamatan Kayan Harvard University Press.
Hulu Kabupaten Malinau. eJournal Jorgenson, D. W., Mun, S. H., & Kevin, J. S.
Pemerintahan Integratif, 2015, 3 (4): (2003). Growth of US Industries and
545-559 ISSN: 2337-8670. Investments in Information
Barro, R. J. (1991). Economic Growth in a Technology and Higher Education.
Cross Section of Countries. Quarterly Economic Systems Research, 15, 279-
Journal of Economics, 106(425), 407- 325.
43. Krueger, A. B., & Lindahl, M. (2001).
Barro, R., & Sala-i-Martin, X. (1995). Education and Growth: Why and for
Economic Growth. New York: Whom? Journal of Economic
McGraw-Hill. Literature, 39, 1101-1136.
Barro, R. J. (2001). Human Capital and Mankiw, N.G., Romer, D., & Weil, D.N.
Growth. American Economic Review, (1992). A Contribution to The
91, 12-17. Empirics of Economic Growth.
Bassanini, A., & Scarpetta, S. (2002). Does Quarterly Journal of Economics, 107,
Human Capital Matter for Growth in 407-437.
OECD Countries? A Pooled Mean- Mincer, Jacob. (1958). Investment in Human
Group Approach. Economics Letters, Capital and Personal Income
74, 399-405. Distribution. Journal of Political
Becker, Gary S. (1962). Investment in human Economy, 66(4), 281-302.
capital: A theoretical analysis. Journal Musibau, B. A., & Rasak, A. A. (2005). Long
of Political Economy, 70 Run Relationship between Education
(Supplement), 9-49.
and Economic Growth in Nigeria:
Evidence from Johansen’s
16
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
17
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
18
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
& Quinn, 2006). Wallach (Wallach, 1983) kerja yang kuat, pekerja keras, dan siap
menjelaskan bahwa dalam organisasi ini menjadi pesaing yang siap menghadapi
terdapat garis yang jelas tentang tanggung tantangan (Cameron & Quinn, 2006).
jawab dan kewenangan individu. Pekerjaan
Budaya pembaharuan
biasanya diorganisir secara sistematis,
terstruktur, dan teratur. Organisasi berbudaya Organisasi sekolah yang digolongkan
birokratis atau hirarkhis merupakan organisasi menerapkan model budaya inovatif
yang benar-benar sudah terbentuk dengan baik (innovative culture) pada hakikatnya memiliki
(well-established), solid, matang, berorientasi kesamaan dengan jenis-jenis organisasi yang
pada kekuasaan, menerapkan prinsip kehati- menganut paham market oriented. Salah
hatian, dan stabil. seorang peneliti yang memperkenalkan tipe
budaya demikian seperti Wallach (1983)
Budaya kekeluargaan
melalui Organizational Culture Index yang
Organisasi klan oleh Cameron & Quinn dikembangkannya menggambarkan suasana
(2006) dilukiskan seperti sebuah keluarga atau dinamika kerja dalam unit-unit organisasi
(Klan (clan). Jenis ini lebih menekankan sebagai lingkungan kerja yang dinamis dan
kepada teamwork, keterlibatan anggota, menarik perhatian bagi kebanyakan pekerja.
pemberdayaan, kohesivitas, partisipasi, dan Sekaligus dinilai sebagai tempat yang tepat
komitmen korporasi kepada para bawahan, bagi para pegawai atau anggota yang
dan tim kerja. Kondisi demikian menyukai pembaharuan, tuntutan kerja
dipertahankan bersama melalui sikap loyalitas dengan kreativitas tinggi, keberanian
para anggota dan tradisi. Di dalam konteks ini, mengambil risiko, dan dengan semanngat
para pemimpin lebih banyak memerankan kewirausahaan yang luar biasa
figur sebagai mentor dan orang tua. Tanggung (entrepreneurial and ambitious people).
jawab mereka adalah memberdayakan, dan Dengan demikian, sekaligus dapat berfungsi
memberikan kemudahan para anggota untuk sebagai tempat bekerja bagi orang-orang yang
berpartisipasi, berkomitmen, dan bersikap ingin memiliki kebebasan untuk menyalurkan
loyal. bakat dan minat masing-masing.
Kepemimpinan diterapkan dengan banyak
Adhokrasi (adhocracy)
dorongan-dorongan atau motivasi dan secara
Budaya adhokrasi menggambarkan konstan dan berkelanjutan. Umumnya
sebuah organisasi yang dinamis, kreatif, dan menjadi temapt para pekerja yang memiliki
memiliki semangat entrepreneurial. semangat atau moral kerja yang sangat tinggi
Organisasi demikian diperlukan untuk dalam meraih keberhasilan untuk organisasi
menghadapi suasana lingkungan yang serba atau perusahaan tempat mereka bekerja.
tidak pasti dan tidak stabil. Nilai-nilai umum
Budaya suportif
yang dimiliki organisasi meliputi fleksibilitas,
penyesuaian, pengambilan risiko, Kultur suportif didiskripsikan hampir
eksperimentasi, dan inisiatif. Di samping itu, sama dengan sebagian ciri-ciri budaya klan
para pemimpin organisasi bertipe demikian sebagai sebuah keluarga dalam rumah tangga.
memiliki visi yang jelas. Kepemimpinan yang Sebagian besar orang yang pernah
cocok dalam situasi demikian adalah yang mengalamai bekerja dalam suasana
lebih menekankan kepada prinsip-prinsip lingkungan kerja suportif akan menilai bahwa
empowerment atau participation (Yukl, 2002). mereka sebagai anggota diperlakukan oleh
para manajer mereka dengan penuh
Budaya pasar
kehangatan dan kelembutan atau bersikap
Budaya pasar mewarnai organisasi yang sangat bersahabat. Wallach (1983, p. 33)
berorientasi kepada persaingan dan tujuan disebut “fuzzy”. Rasa keterbukaan, saling
yang ingin dicapai. Fokus pada produktivitas, percaya satu sama lain, keamanan yang
keuntungan, alokasi pasar, penetrasi dan dirasakan dalam bekerja, adil, dan penuh
perebutan pasar. Pemimpin dalam situasi harmoni. Proses berorganisasi lebih
market culture diharapkan memiliki semangat ditekankan kepada perilaku manajemen yang
21
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
conern kepada interaksi bersifat sosial, kapasitas para anggota dalam meraih
kemanusiaan, kolaboratif, dan keuntungan kepuasan kerja secara intrinsik memiliki
timbal balik (Wallach, 1983). hubungan positif yang sangat kuat dengan
efektivitas kepemimpinan organisasi dalam
Pengaruh budaya organisasi terhadap
menghadapi perubahan-perubahan (Dhillon,
efektivitas kepemimpinan
Syed, & Pedron, 2016). Bagaimana pola
Wallach berpendapat tidak ada istilah hubungan kedua variabel ini dapat
baik atau buruk tipe budaya organisasi diikhtisarkan dalam Gambar 1.
apapun (1983, p. 32). Budaya organisasi
dikatakan efektif jika memperkuat Kajian teori dan hasil-hasil riset yang dibahas
manajemen dan usaha-usaha individu dalam oleh Champoux (2003) menunjukkan adanya
merealisasikan visi, misi, dan pencapaian hubungan antara karakteristik budaya
tujuan kerjasama (Burhanuddin, 2013; organisasi tertentu dengan kinerja organisasi.
Wallach, 1983). Efektivitas tipe yang Beberapa bukti empirik mengenai tipe-tipe
dikembangkan tergantung kesesuaiannya budaya organisasi tertentu yang
dengan kebutuhan individu dan organisasi menggungguli keberhasilan jenis budaya
sekolah (Sergiovanni, 1987). Hasil-hasil organisasi lainnya dalam peningkatan kinerja
penelitian Yukl (2002) dan Sashkin (1984) organisasi dapat digariskan sebagai berikut:
menunjukkan bahwa budaya organisasi
1. Organisasi yang memiliki budaya kuat
sebagai bagian aspek-aspek kontingensi
lebih menekankan kepuasan pelanggan,
menentukan bagaimana pemimpin
karyawan, mitra kerja dan mengharghargai
berperilaku, proses mempengaruhi, sikap
peranan kepemimpinan pada semua level.
dan perilaku anggota. Oleh sebab itu hasil-
2. Organisasi-organisasi yang memiliki
hasil penelitian lain yang relevan
budaya partisipatif dalam proses
menunjukkan adanya hubungan yang erat
pengambilan keputusan.
antara budaya organisasi dan efektivitas
3. Terorganisasi dengan baik, memiliki
kepemimpinan (Kwantes & Boglarsky,
tujuan dan prosedur kerja yang jelas.
2007; Yukl, 2002) terutama dalam
4. Budaya organisasi yang telah melekat kuat
mengelola perubahan organisasi yang
keada segenap anggota.
dihadapi pimpinan (Ismail & Baki, 2017). Di
5. Organisasi yang mempromosikan nilai
samping itu, berpengaruh terhadap kepuasan
tanggung jawab sosial.
intrinsik, dan pada gilirannya mampu
6. Lebih menekankan akurasi dalam bekerja,
meningkatkan efektivitas kepemimpinan
prediktabilitas, dan keberanian
organisasi. Penelitian Kwantes dan
pengambilan risiko.
Boglarsky (2007) tentang budaya organisasi
7. Organisasi yang menghargai nilai-nilai
dan efekvititas kepemimpinan di beberapa
kebersamaan dan kemampuan beradaptasi
negara secara kuat menunjukkan adanya
dengan tuntutan situasional.
hubungan yang erat antara budaya organisasi
dan tingkat efektivitas kepemimpinan.
Terutama aspek–aspek budaya organisasi
yang mengarah kepada peningkatan
22
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Gambar 2. Cybernetic model deteksi budaya hasil akademik dan non-akademik sekolah
organisasi dan kepemimpinan Sekolah menggunakan lima dimensi dalam
Produk penelitian ini diharapkan dapat pengukuran efektivitas ekepemimpinan: (1)
memberikan pedoman: bagaimana seorang perumusan visi dan tujuan-tujuan organisasi
pemimpin dalam hal ini kepala sekolah sekolah; (2) pengelolaan sumber daya
misalnya menghadapi kenyataan bahwa pembelajaran secara strategic; (3)
kepemimpinan yang dilaksanakan ternyata merencanakan, mengkoordinir, menilai
tidak efektif. Program ini akan memberikan kinerja pembelajaran dan kurikulum; (4)
sinyal perlu tidaknya mereka melakukan peningkatan profesi guru/staf melalui promosi
perubahan-perubahan atau modifikasi dan partisipasi dalam rangka peningkatan
pendekatan kepemimpinan dan penyesuaian kapasitas belajar para guru; dan (5) menjamin
tipe budaya organisasi sesuai tuntutan situasi tersedianya lingkungan organisasi sekolah
sehingga efektivitas kepemimpinan dapat yang suportif.
tercapai. Kepemimpinan sekolah dikatakan
Adapun pengukuran kinerja berhasil atau efektif manakala kepala sekolah
kepemimpinan sekolah, indikator-indikator tersebut dapat melaksanakan fungsi
dikembangkan terkait fungsi kepala sekolah
23
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
kepemimpinannya, antara lain dalam kelima kemampuan dan komitmen dalam program
dimensi di atas. Indikator-indikator pembinaan staf khususnya para guru. Di dalam
pengukuran efektivitas kepemimpinan dapat dimensi ini yang ditekankan adalah partisipasi
dikembangkan berdasarkan dimensi-dimensi kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi,
tersebut. Misalnya dapat dideskripsikan bukan hanya sekedar pendukung atau sponsor
sebagai berikut: kegiatan-kegiatan. Kepala sekoklah harus
Dimensi 1: perumusan visi dan tujuan- mampu menunjukkan kemampuan dan
tujuan organisasi sekolah komitmen yang tinggi dalam memberikan
Dalam dimensi pertama kepala sekolah semangat belajar para guru dan seluruh staf
diharapkan memiliki kemampuan mendorong sekolah. Di samping itu mereka harus siap
seluruh anggota untuk mempelajari dan menjadi contoh sebagai pebelajar yang baik
memahami aspek-aspek filosofi dan nilai-nilai (good learner).
pendidikan. Kepala sekolah mengkoordinir Dimensi 5: Menjamin tersedianya
para guru, orang tua, wakil masyarakat dalam lingkungan organisasi sekolah yang
proses perumusan visi, misi, dan tujuan. suportif.
Mengkomunikasikan hasil rumusan Kepala sekolah dinilai efektif apabila
komponen tujuan sekolah kepada staf sekolah, memenuhi kriteria kemampuan dalam
orang tua, anggota masyarakat, dan para menyediakan dan memelihara kondisi
stakeholder lainnya. Di samping itu, kepala kingkungan organisasi yang suportif. Sekolah-
seolah perlu aktif memberikan bimbingan dan sekolah yang dikelola di dalam suasana
pengarahan kepada semua anggota tentang lingkungan yang suportif terbukti mampu
bagaimana usaha-usaha pencapaian tujuan- menumbuhkan suasana kondusif bagi aktivitas
tujuan yang telah disepakati bersama. pihak guru maupun siswa di sekolah.
Dimensi 2: Pengelolaan sumber daya Sehingga hal ini mampu menumbuhkan
pembelajaran secara strategik semangat staf sekolah dalam bekerja, dan
Efektivitas kepemimpinan kepala meningkatkan kegairahan para siswa dalam
sekolah dapat diukur berdasarkan kemampuan pembelajaran. Sehingga dapat mendukung
dalam pengelolaan, pengembangan, dan peningkatan prestasi belajar siswa dan
pengamanan sumber daya pembelajaran profesionalitas guru dalam pelaksanaan
(learning resouces) agar dapat dipergunakan pembelajaran.
sepenuhnya untuk mendukung peningkatan Keterkaitan masing-masing komponen
hasil belajar siswa. budaaya organisasi dan kepemimpinan dapat
Dimensi 3: Merencanakan, mengkoordinir, dijelaskan sebagaimana Nampak pada
Gambar 3.
menilai kinerja pembelajaran dan
kurikulum
Dalam dimensi ini kemampuan kepala
sekolah diukur berdasarkan keterlibatan
mereka dalam proses manajemen akademik
khususnya yang berhubungan dengan
penyusunan rencana kurikulum sekolah,
metode mengajar, dan pelaksanaan rencana
pengajaran oleh para guru, dan
penyelenggaraan penilaian prestasi belajar
siswa.
Dimensi 4: Peningkatan profesi guru/staf
melalui promosi dan partisipasi dalam
rangka
peningkatan kapasitas belajar para guru
Untuk mendukung usaha-usaha
peningkatan kompetensi akademik para guru,
maka kepala sekolah diharapkan memiliki
24
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Gambar 3 Konstruk budaya organisasi dan yang lebih terperinci. Di dalam situasi
kinerja kepemimpinan sekolah demikian, kepemimpinan yang efektif adalah
PEMBAHASAN yang menggunakan pendekatan partisipasi
Argumen-argumen di atas sejalan dengan individual (individual participation) karena
hasil-hasil penelitian sebagaimana dilaporkan pendekatan ini dapat memberikan kesempatan
oleh Sashkin (1984), yang telah otonomi penuh perseorangan anggota dalam
mengidentifikasi tiga set faktor-faktor mengambil keputusan tentang penyelesaian
kontingensi yang terbukti mempengaruhi akhir pekerjaan yang dibebankan kepada
keberhasilan manajemen khususnya masing-masing anggota. Sebaliknya, untuk
kepemimpinan meliputi organisasional, pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan
lingkungan, dan psikologis. Faktor ketergantungan antar unit atau interacting
organisasional mencakup sejauhmana pola work team (Sashkin, 1984), maka group
organisasi didesain sedemikian rupa sehingga participation atau teamwork dinilai lebih
menentukan bagaimana para anggota cocok.
berinterkasi dalam proses kerjasama mencapai Seganap organisasi akan menunjukkan
tujuan. Termasuk di dalam faktor ini adalah variasi budaya, mengandung keunikan
budaya organiasi (organizational culture) masing-masing dan terbukti memiliki
yang dapat mewarnai perilaku individu dalam hubungan erat dengan efektivitas
pelaksanaan tugas-tugas organisasional kepemimpinan (Dhillon et al., 2016; Kwantes
(Burhanuddin, 2013). Ketika penyelesaian & Boglarsky, 2007). Untuk menjadi
pekerjaan-pekerjaan tertentu menuntut pemimpin yang efektif, maka mereka perlu
kreativitas dan autonomi individual yang memiliki wawasan yang memamadai
sangat tinggi, di mana produk akhir pekerjaan mengenai budaya yang dihadapi. Bartol et al.
dapat dituntaskan oleh seorang pekerja, maka (2002) melaporkan bahwa para manajer yang
organisasi mungkin perlu dirancang berbentuk telah melakukan perubahan-perubahan atau
birokrasi atau sistem hirarkhi kelembagaan penyesuaian budaya organisasi mampu meraih
25
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
26
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
28
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Nirmala
e-mail: nirmalabakri@gmail.com
Abstrak: Perubahan kurikulum pada akhirnya menempatkan guru sebagai komponen sekaligus
figur sentral dalam pembelajaran akan menentukan keberhasilan implementasi
Kurikulum 2013. Hal tersebut juga tidak terlepas dari peran kepemimpinan kepala
sekolah sebagai penggerak dan pembuat keputusan pada tingkat satuan pendidikan.
Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang
secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Pelaksanaan
perubahan kurikulum menjadi Kurikulum 2013 membutuhkan perhatian kepala sekolah
secara bersungguh-sungguh karena mereka peran kepala sekolah menjadi salah satu
faktor utama keberhasilan tersebut. Keberhasilan dalam penerapkan kurikulum 2013
akan sangat ditentukan dengan keberhasilan kepala sekolah mengembangkan budaya
yang direalisasikan dalam kebiasaan berpikir, bertindak dan berkarya. Untuk itu
diharapkan peran kepala sekolah tidak hanya sekedar sebagai role model namun sangat
diperlukan tindakan yang lebih nyata dalam mendorong sekolah sebagai organisasi
pembelajar. Oleh karena itu kepemimpinan pembelajaran penting diterapkan di sekolah
karena kemampuannya dalam membangun komunitas belajar warganya dan bahkan
mampu menjadikan sekolahnya sebagai sekolah belajar (learning school).
29
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
30
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
31
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
32
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Std.Proses
Elemen
Std. ISI SKL
Perubahan
Perbaikan Pelaksanaan
Std. Penilaian
Kontrol
33
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
kerja, ulet (pantang menyerah) dan Gambar 2. Hasil Ujian Kompetensi Awal Tahun
naluri kewirausahaan. 2012
9) Sebagai climator, ia harus mampu Pada saat kepala sekolah hadapi
menciptakan iklim sekolah yang tantangan menerapkan kurikulum 2013
kondusif. kesiapannya perlu ditingkatkan terutama
dalam mencermati kebutuhan sekolah untuk
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala berubah sehingga lebih terbuka terhdap usah
Sekolah dalam Implementasi Kurikulum peningkatan pengetahuan dan keterampilan
2013 guru dalam mengelola pembelajaran yang
Tugas utama kepala sekolah adalah lebih adaptif terhadap pembaharuan.
mewujudkan keunggulan sekolah yang Pemahaman kepala sekolah terhadap berbagai
dipimpinnya. Keunggulan utama sekolah elemen perubahan sangat bermanfaat dalam
adalah mewujudkan mutu lulusan yang menentukan prioritas kegiatan pada tiap
memenuhi bahkan melebihi standar. standar yang perlu kepala sekolah laksanakan.
Keunggulan itu perlu didukung dengan Dalam menunaikan tugasnya kepala sekolah
keunggulan kompetensi guru yang menjalankan fungsi perencanaan,
membangikitkan keunggulan siswa belajar. pelaksanaan, mengontrol kegiatan, dan
Pelaksanaan perubahan kurikulum melakukan perbaikan berkelanjutan sebagai
sebelumnya menjadi Kurikulum 2013 realisasi pengelolaan perubahan Kurikulum
membutuhkan perhatian kepala sekolah secara (Kemdikbud, 20013:6).
bersungguh-sungguh karena mereka peran Implementasi kurikulum 2013 adalah
kepala sekolah menjadi salah satu faktor wujud nyata adanya perubahan dalam
utama keberhasilan. Fokus utama perubahan penyelenggaraan pendidikan di satuan
kurikulum meliputi empat standar, yaitu pendidikan. Guru sebagai pelaksana
standar kompetensi lulusan, isi, proses, dan kurikulum tentu tidak terlepas dari arahan,
penilaian. Dalam perubahan keempat standar, bimbingan serta dorongan dari kepala sekolah
kepala sekolah bertugas untuk merencanakan, dalam agar dapat adaptif terhadap perubahan
melaksanakan, mengontrol, dan melakuan kurikulum. Sikap adaptif yang harus
perbaikan seperti yang dapat dilihat pada ditunjukkan oleh guru pada dasarnya
diagaram di halaman berikut: dilandasasi oleh keprofesionalan guru dalam
34
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
sebagai tenaga pendidik. Namun, fakta yang nilai terendah diperoleh guru SD (36,9).
terjadi di lapangan kompetensi guru yang Kondisi tersebut dideskripsikan dalam grafik
seyogyanya menjadi faktor pendukung berikut.
implementasi kurikulum baru justru menjadi Gambar 3. Hasil Ujian Kompetensi Guru
salah satu faktor penghambat. Berdasarkan Tahun 2012
data hasil uji kompetensi awal (UKA) guru Berdasarkan nilai hasil uji kompetensi
sebelum mendapatkan sertifikat profesional guru (UKG) secara online yang dilakukan
guru, maka diperoleh gambaran bahwa nilai terhadap guru setelah memperoleh sertifikat
rata-rata nasional adalah 42,25 untuk skala profesional, maka diperoleh nilai rata-rata
nilai 0-100. Artinya, nilai rata-rata nasional nasional sebesar 45,82 untuk skala nilai 0-100.
tingkat kompetensi guru masih cukup jauh Artinya, nilai rata-rata nasional masih
dibawah angka 50, atau angka separuhnya dari dibawah angka 50, atau kurang dari separuh
nilai ideal. Nilai tertinggi adalah 97,0 dan nilai angka ideal. Nilai tertinggi adalah 96,25 dan
terendah adalah 1,0. Jumlah guru terbanyak, nilai terendah adalah 0,0. Jumlah guru
sekitar 80-90 ribu orang terdapat pada interval terbanyak, sekitar 60-70 ribu orang terdapat
nilai 35-40. Jika dilihat dari daerah sebaran pada interval nilai 42-43. Jika dilihat dari
berdasarkan wilayah provinsi di Indonesia, daerah sebaran berdasarkan wilayah provinsi
maka dari jumlah 33 provinsi hanya terdapat 8 di Indonesia, maka dari jumlah 33 provinsi
(delapan) provinsi saja yang nilainya berada di hanya terdapat 7 (tujuh) provinsi saja yang
atas rata-rata nasional. Kedelapan provinsi itu nilainya berada di atas rata-rata nasional.
adalah DIY (50,1), DKI (49,2), Bali (48,8), Ketujuh provinsi itu adalah DIY (53,60),
Jatim (47,1), Jateng (45,2), Jabar (44,0), Kepri Jateng (50,41), Babel (48,25), DKI (47,93),
(43,8), dan Sumbar (42,7). Sedangkan 25 Jatim (47,89), Sumbar (47,21), dan Jabar
provinsi lainnya memiliki nilai di bawah (46,81). Adapun 26 provinsi lainnya,
42,25, di mana tiga nilai terendah dimiliki oleh
provinsi Maluku (34,5), Maluku Utara (34,8) memperoleh di bawah rata-rata nasional,
dan Kalimantan Barat (35,4). Apabila dilihat 45,82, di mana tiga nilai terendah dipegang
dari jenjang sekolah, maka nilai tertinggi rata- oleh provinsi Maluku Utara (38,02), Aceh
rata nasional diperoleh guru TK (58,9), (38,88), dan Maluku (40,00). Apabila dilihat
kemudian diikuti guru SMA (51,3), guru SMK dari jenjang sekolah, maka nilai tertinggi rata-
(50,0), guru SLB (49,1), guru SMP (46,1), dan rata nasional diperoleh guru SMP (51,23),
35
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Collaborative
Paradigma Kategori Guru Non directive
+
Negotiation
TINGGI
A
+
KUADRAN III KUADRAN IV
B
PENGAMAT S PROFESIONAL
T
ANALITIK R
A
A (+) K (-) K
A (+) K (+)
S
RENDAH - I KOMITMEN
+ TINGGI
KUADRAN I KUADRAN II
DROP OUT KERJANYA TIDAK
BERFOKUS Collaborative
+
Directive A (-) K (-)
A (-) K (+)
direction
RENDAH
-
kemudian diikuti guru SMK (49,75), guru kemungkinan memiliki guru dengan proto
SMA (47,7), guru TK (45,84), dan nilai type dengan kompetensi yang rendah.
terendah diperoleh guru SD (42,05). Dari hasil Sebagaimana diketahui bahwa kategori guru
UKA dan UKG di atas, nilai rata-rata nasional dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat
terendah selalu dimiliki oleh guru SD, yakni abstraksi dan komitmen sebagai berikut.
36,9 (UKA) dan 42,05 (UKG). Saat ini, Gambar 4. Paradigma Kategori Guru (Sumber:
jumlah guru SD merupakan bagian terbesar Glikcman dalam Tim Pakar
dari jumlah guru nasional, yakni sekitar 1,6 Manajemen Pendidikan, 2004:56)
juta (55 %) dari jumlah guru secara Gambar tersebut mendeskripsikan dua
keseluruhan di Indonesia. Untuk itu perlu hal pokok yang menjadi dasar pengkategorian
adanya tindakan yang lain sebagai langkah guru, yaitu tingkat abstraksi yang
lanjutan sebagai upaya meningkatkan mutu menggambarkan kemampuan guru dan tingkat
pendidikan Indonesia. komitmen guru. Guru dikategorikan drop out
Komitmen pemerintah dalam pada Kuadaran I, apabila tingkat abstraksi dan
meningkatkan kinerja dan profesionalisme komitmen guru rendah. Guru dikategorikan
guru melalui kegiatan sertifikasi guru belum kerjanya tidak berfokus apabila guru memiliki
secara signifikan berkontribusi bagi tingkat abstraksi yang rendah, tetapi tingkat
peningkatan kualitas pendidikan pada komitmen yang dimiliki guru tinggi. Guru
umumnya dan peningkatan profesionalisme dikategorikan sebagai pengamat analitik kritis
guru pada khususnya. Hal ini disebabkan oleh apabila, tingkat abstraksi yang dimiliki guru
lemahnya dampak follow up terhadap tinggi, namun komitmen guru rendah.
kegiatan-kegiatan tersebut. Wujud Kategori guru pada Kuadran IV yaitu
kepemimpinan kepala sekolah untuk profesional, karena tingkat abstraksi guru
menampilkan kinerja terbaik dengan berbagai maupun komitmennya tinggi.
kompleksitas tuntutan tugasnya, akan Aktualisasi kepemimpinan pembelajaran
berpengaruh pada terwujudnya sebuah kepala sekolah dalam implementasinya secara
sekolah sebagai lembaga pendidikan yang integratif akan berinterkorelasi dengan
berkualitas. Aktualisasi kepemimpinan kepala pendekatan yang digunakan kepala sekolah
sekolah untuk menampilkan kinerja terbaik dalam melakukan supervisi. Pendekatan yang
dengan berbagai kompleksitas tuntutan dimaksud adalah pendekatan direktif, non
tugasnya, akan berpengaruh pada terwujudnya direktif dan kolaboratif. Secara singkat, empat
sebuah sekolah sebagai lembaga pendidikan pendekatan tersebut diuraikan sebagai berikut:
yang berkualitas. Permasalahan ini menjadi Pendekatan direktif merupakan pendekatan
tantangan tersendiri bagi kepala sekolah yang yang menekankan kepala sekolah lebih
36
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
37
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
38
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
40
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
E-mail: mursalim.unmul@yahoo.com
Abstrak Keterampilan manajerial kepala sekolah sangat penting terhadap perkembangan mutu
atau kualitas sekolah. Hal ini disebabkan karena dengan memiliki kemampuan
managerial kepala sekolah akan mampu mengelola sekolah dengan baik dan professional
sehingga seorang kepala sekolah akan mengetahui bagaimana mengelola sebuah sekolah
secara sistematis sehingga segala perencanaan dan kebijakan sekolah yang dibuat dapat
berjalan dengan baik. Itulah sebabnya peneliti mencoba meneliti penelitian yang
berjudul, “Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dalam Peningkatan Disiplin Kerja
Guru Di SMA 5 Samarinda”. Tujuan penelitian adalah untuk memberikan informasi
kepada masyarakat pembaca mengenai keterampilan managerial kepala sekolah dalam
meningkatkan disiplin guru di SMA Negeri 5 Samarinda. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah
metode yang digunakan untuk membedah suatu fenomena di lapangan. Selanjutnya,
aspek-aspek materi yang akan dipaparkan pada makalah hasil penelitian ini adalah
seperti berikut: (1) pendahuluan, (2) pembahasan dan uraian materi meliputi;
perencanaan keterampilan managerial kepala sekolah, pelaksanaan keterampilan
managerial kepala sekolah, kendala pelaksanaan keterampilan managerial kepala
sekolah, dan (3) kesimpulan.
41
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
42
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
43
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
44
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Jenis penelitian ini adalah deskriptif digunakan sebagai informasi awal atau
kualitatif. Penelitian diskriptif kualitatif preliminary study yang menjadi bagian dari
merupakan bagian dari penelitian kualitatif. penelitian ini meskipun data tersebut tidak
Deskriptif kualitatif merupakan metode yang ditampilkan secara rinci dalam laporan
digunakan untuk membedah suatu fenomena penelitian ini.
dilapangan. Penelitian deskriptif kualitatif
Penelitian ini diselenggarakan di sebuah
adalah metode yang menggambarkan dan
lembaga pendidikan sekolah manengah atas
menjabarkan temuan dilapangan. Penelitian
(SMA) di Samarinda, yaitu SMAN 5
dengan metode ini tidak mencari atau
Samarinda.Penelitian ini dilaksanakan pada
menjelaskan hubungan dan tidak menguji
bulan Juni, Juli, dan Agustus semester genap
hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian
tahun ajaran 2016-2017 dan semester ganjil
deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan
tahun ajaran 2017-2018. Penelitian ini
informasi secara aktual, terperinci,
melibatkan beberapa pihak yang melakukan
mengidentifikasikan masalah, membuat
seluruh aktivitas yang telah dan sedang
perbandingan atau evaluasi, menentukan apa
dilakukan oleh pihak terkait seperti kepala
yang dilakukan orang lain dalam menghadapi
sekolah, wakil kepala sekolah dan para guru di
masalah yang sama, dan belajar dari
sekolah tersebut. Beberapa pihak di atas yang
pengalaman mereka untuk menetapkan
dipilih dalam penelitian ini sangat signifikan
rencana dan keputusan pada waktu yang akan
untuk mendapatkan data karena mereka punya
datang (Juwita, 2013:1).
kaitan yang sangat erat terhadap implementasi
Dalam penelitian deskriptif kualitatif, keterampilan manajerial kepala sekolah dalam
yang menjadi instrumen atau alat penelitian peningkatan disiplin kerja guru di sekolah.
adalah peneliti itu sendiri (human instrumen)
3. Data dan Sumber Data
dan berfungsi menetapkan fokus penelitian,
Data yang digunakan dalam penelitian ini
memilih informan sebagai sumber data,
sesuai dengan fokus penelitian yaitu pola atau
melakukan pengumpulan data, menilai
bentuk keterampilan manajerial dalam
kualitas data, analisis data menafsirkan data
perencanaan, pelaksanaan dan kendala dalam
dan membuat kesimpulan atas temuannya.
meningkatkan disiplin kerja guru. Model
Penelitian kualitatif lebih mementingkan segi
bentuk data penelitian ini bersifat kualitatif
proses dari pada hasil. Hal ini disebabkan oleh
dalam bentuk kata-kata yang ditafsirkan atau
hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti
diinterpretasikan oleh peneliti sebagai temuan
akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam
penelitian ini. Data kualitatif adalah data yang
proses (Sugiyono, 2015: 305).
biasanya berbentuk kata-kata bukan angka-
2. Latar Penelitian (Tempat dan Waktu) angka (Miles & Huberman, 1996:1)4. Data
Penelitian ini dilaksanakan di sebuah penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
lembaga pendidikan SMAN 5 Samarinda. data primer dan sekunder. Data primer
Sebagai pertimbangan bahwa peneliti merupakan data utama dalam penelitian ini
memiliki hubungan baik dengan pimpinan dan yang berupa pernyataan secara lisan atau
guru di sekolah tersebut. Hal ini memberikan verbal sebagai bentuk perspektif yang
kemudahan atau akses yang mudah bagi dikemukakan oleh subjek penelitian ini
peneliti untuk melaksanakan investigasi awal mengenai kasus yang diteliti. Data yang
mengenai fenomena atau kasus tentang berbentuk tulisan diperoleh melalui dokumen-
penerapan pola keterampilan manajerial dokumen yang relevan. Sedangkan data lisan
kepemimpinan kepala sekolah dalam diperoleh melalui wawancara mendalam
penyelenggaraan dan pengelolaan yang terjadi dengan informan yang dianggap memiliki
di sekolah tersebut. Data yang terkumpul pengetahuan atau informasi yang memadai
melalui investigasi awal tersebut dapat tentang permasalahan yang diteliti. Data ini
45
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
diperoleh dari situasi alami yang terjadi di meliputi: 1) Tahap reduksi data; 2) Tahap
lingkungan sekolah, guru atau informan display/sajian data; dan 3) Tahap verifikasi
lainnya. Sedangkan data sekunder merupakan data penelitian/penarikan kesimpulan yang
data tambahan untuk mendukung data primer dilakukan dalam bentuk interaktif dengan
tersebut. Data sekunder dalam penelitian ini proses pengumpulan data sebagai siklus.
berupa bentuk dokumen seperti dokumentasi,
foto dan berkas-berkas tertulis yang dihasilkan
HASIL PENELITIAN DAN
dari kegiatan observasi atau pengamatan dan PEMBAHASAN
tindakan dokumentasi. 1. Perencanaan dalam Keterampilan
Manajerial Kepala Sekolah SMA
4. Instrument Penelitian Negeri 5 Samarinda
Dalam penelitian ini, peneliti Dalam hal perencanaan, kepala sekolah
menggunakan diri sendiri yang merupakan selalu mengacu pada Visi dan Misi juga
intrument yang efektif, pedoman interview program tahunan yang telah disepakati
untuk memperoleh data primer, dan observasi bersama di dalam forum-forum pertemuan.
untuk memperoleh data skunder. Peneliti menjumpai banyak kegiatan-kegiatan
5. Teknik Analisis Data yang berjalan sesuai dengan hal tersebut,
Penelitian ini menggunakan deskriptif kepala sekolah dalam hal ini sangat-sangat
kualitatif dimana setelah data terkumpul dan fokus dalam mencapai tujuan sekolah. Melalui
diklasifikasikan maka dianalisis dengan acuan tersebut diharapkan dapat
melihat suatu fenomena dilapangan. Dalam meningkatkan disiplin kerja guru.
penelitian deskriptif kualitatif, yang menjadi Berdasarkan hasil wawancara,
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti perencanaan keterampilan manejerial kepala
itu sendiri (human instrumen) dan berfungsi sekolah dalam peningkatan disiplin kerja guru
menetapkan fokus penelitian, memilih yang ada di sekolah menurut waka kurikulum
informan sebagai sumber data, melakukan harus didukung dengan sistem kedisiplinan
pengumpulan data, menilai kualitas data, yang memadai yang bisa diterapkan sehari-
analisis data menafsirkan data dan membuat hari dan ditaati bersama. Hal ini di dukung
kesimpulan atas temuannya. Penelitian pula oleh pernyataan dari guru yang menjadi
kualitatif lebih mementingkan segi proses dari objek sistem tersebut dimana hal ini wajib
pada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan dipatuhi oleh para guru dan juga wajib
bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh menjujung tinggi kode etik guru dimana pun
lebih jelas apabila diamati dalam proses guru berada. Kode etik itu sendiri juga sesuai
(Sugiyono, 2015:305) Teknik analisis data dengan visi dan misi sekolah dalam
yang digunakan dalam penelitian ini mengacu meningkatkan kedisiplinan guru.
kepada pendapat Milles & Huberman (1996).
Agar dapat menafsirkan dan menginterpretasi Hasil temuan penelitian ini juga sejalan
data secara baik dibutuhkan ketekunan, dengan penyampaian Tata Usaha dimana
ketelitian, kesabaran, dan kreativitas yang disebutkan bahwa kepala sekolah sangat-
tinggi dari peneliti sehingga mampu sangat menjunjung tinggi kedisiplinan, hal ini
memberikan makna pada setiap fenomena dibuktikan dengan seringnya kepala sekolah
atau data yang ada. Analisis data yang berkeliling untuk melakukan pengawasan
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan terhadap semua kegiatan di sekolah. Hal ini
model analisis interaktif (Milles dan membuktikan ada nilai-nilai supervisi yang
Huberman, 1996). Teknik ini digunakan diterapkan kepala sekolah dalam menjalankan
karena untuk tujuan meneliti proses dan manajemen sekolah.
makna. Teknik ini merupakan yang paling
tepat dan relevan4.Dalam analisis data ini
46
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
47
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
sekolah yang dibuat dapat berjalan dengan 2005, Tentang Guru dan Dosen.
baik. Jakarta: Depdiknas.
Dengan demikian, kepala sekolah sangat Gusti. 2012. Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi
menentukan keberhasilan penyelenggaraan Kerja, dan Persepsi Guru. Tentang
suatu sekolah dalam hal mengkoordinasikan, Kepemimpinan Kepala Sekolah di
menggerakkan, dan menyelaraskan semua SMKN Purworejo Pasca Sertifikasi.
sumber daya pendidikan. Kepemimpinan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: UNY.
kepala sekolah adalah faktor pendorong untuk Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen.
mewujudkan visi, misi, dan tujuan dari Yogyakarta: BPFE.
sekolah yang dipimpinnya. Untuk itu, kepala Ivancevich, John. (2001). Human Resource
sekolah dituntut memiliki keterampilan Management: Foundation of
manajerial dan kemahiran dalam menjalankan Personal. Richard D
fungsi-fungsi manajerial. Kepala sekolah
Juwita, Rukmi. 2013. Pengaruh Implementasi
dituntut memiliki kemampuan manajemen
Standar Akuntansi Pemerintahan dan
yang tangguh dan kuat agar mampu
Sistem Informasi Akuntansi terhadap
meningkatkan mutu sekolah sesuai dengan
Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal.
visi, misi, dan sarana sekolah yang telah
Bandung: Politeknik Pos Indonesia.
ditetapkan.
Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1996.
REFERENSI Qualitative Data Analysis. Baverly
Agustina, Iyus M. 2009. Pengembangan Hill: Sage Publication Inc.
Keterampilan manajerial Kepala Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah
Sekolah Melalui Pendidikan dan Profesional dalam Kontek
Pelatihan Bagi Kepala SMA Wilayah Menyukseskan MBS dan KBK.
Kepengawasan I Kota Bandung, Bandung: Remaja Rosdakarya.
dalam Prof. Dr. H.E. Mulyasa, M.Pd.
(2010), Penelitian Tindakan Sekolah Nitisemito, Alex S. 1996. Manajemen
Meningkatkan Produktifitas Sekolah. Personalia (Manajeme Sumber Daya
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Manusia) Edisi ketiga. Jakarta: PT.
Ghalia Indonesia.
Basri, Hasan. 2014.Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Bandung: CV. Pustaka Setia. Pidarta, Made. 2007. Wawasan Pendidikan.
Surabaya: Unesa University Press.
Cohen, S and Syme, S.I. 2005. Social Support
and Health, (London: Academic Press Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan
Inc. Profesionalisme Guru dan Tenaga
Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Creswell, John W. 2012. Research Design
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Sugiyono 2014. Metode Penelitian
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Management. Bandung: Alfabeta.
Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan: Sulistiyani, Ambar Teguh. (2009).
Dalam Upaya Meningkatkan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Profesionalisme Tenaga Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kependidikan. Bandung: Pustaka Tilaar, H.A. (2000). Paradigma Baru
Setia. Pendidikan Nasional Jakarta: Rineka
Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Cipta.
Manajemen Sekolah: Dari Unit
Birokrasi ke Lembaga Akademik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun
48
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
a
FKIP Universitas Mulawarman dan Budi Rahardjo, Jl. Muara Pahu Kampua Gunung Kelua Samarinda
b
SD Muara Badak.
Abstrak: Tujuan penelitian ini mendeskripsikan (1) Gaya kepemimpinan kepala sekolah
perempuan di SDN 002 Muara Badak dan di SDN 025 Muara Badak Kecamatan Muara
Badak dalam hal pengambilan keputusan, (2) Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dan
(3) untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung
kepemimpinan kepala sekolah perempuan di SDN 002 Muara Badak dan di SDN 025
Muara Badak Kecamatan Muara Badak. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sebagai subjek penelitian adalah
kepala sekolah SDN 002 Muara Badak dan Kepala Sekolah SDN 025 Muara Badak
Kecamatan Muara Badak. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Hasil penelitian yaitu: (1) Gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala
sekolah SDN 002 Muara Badak dan SDN 025 Muara Badak Kecamatan Muara Badak
dalam pengambilan keputusan adalah menggunakan gaya kepemimpinan demokratif
yakni kepala sekolah lebih mengutamakan hubungan interpersonal, terbuka, menerima
ide, saran dan masukan, serta memiliki sikap bersahabat yang baik dengan rekan kerja.
(2) Dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen gaya kepemimpinan kepala sekolah
SDN 002 Muara Badak dan SDN 025 Muara Badak Kecamatan Muara Badak
menerapkan gaya kepemimpinan demokratif partisipatif hal ini dibuktikan dalam setiap
pelaksanaan program sekolah, kepala sekolah lebih mengutamakan kerjasama tim,
terbuka terhadap masukan dan saran dari para guru, dan selalu mendengarkan pendapat
dari semua guru di dalam rapat sekolah, (3) Faktor penghambat kepala sekolah SDN 002
Kecamatan Muara Badak dan SDN 025 Muara Badak Kecamatan Muara Badak adalah
kondisi geografis sekolah, dana operasional sekolah, sarana dan prasarana sekolah yang
belum sesuai Standar Nasional Pendidikan. Faktor pendukungnya adalah tenaga
pendidik yang telah berkualifikasi S1, Lembaga pendidikan bersertifikat ISO, mendapat
tunjangan khusus untuk guru sekolah terpencil, adanya dukungan keluarga, guru serta
kepercayaan masyarakat.
49
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
5
Usman Husaini. 2011 Manajemen Teori Praktek dan Riset
Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Hlm 350-352.
50
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
6 7
Eti Nurhayati, Psikologi Perempuan dalam Berbagai http://bansm.or.id/sekolah/sudah_akreditasi/1data
Persfektif. (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Pertama, 2012),
Hlm. 199-200
51
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
52
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
faktor internal yang membuat segala sesuatu mengakui keahlian bawahan. Hal ini sesuai
menyulitkan dirinya sendiri. Keputusasaan, dengan pendapat Kartono8 yang menyatakan
kecurigaan terhadap diskriminasi gender, bahwa kepemimpinan demokratis menghargai
emosi labil, dan tidak dapat mengendalikan potensi setiap individu, mau mendengar
perkataan menjadi beberapa penyebab utama nasihat, dan sugesti bawahan, juga bersedia
kegagalan kepemimpinan perempuan. Hal ini mengakui keahlian spesialis dengan
menarik untuk dikaji dinamika perempuan bidangnya masing-masing, mampu
dalam dunia kerja. Dalam hal jumlah, menurut memanfaatkan kapasitas setiap anggota
data situs independen.id tertanggal 05 Juni seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi
2017, tenaga kerja perempuan selalu yang tepat. Kepemimpinan demokratis juga
mengalami peningkatan setiap tahun. Tercatat sering disebut kepemimpinan group
persentase jumlah pekerja perempuan developer.
mencapai 50% lebih dibandingkan jumlah Pemimpin demokratis biasanya
pekerja laki-laki. memandang peranannya selaku koordinator
Sementara kedudukan perempuan dalam dari berbagai unsur dan komponen organisasi
organisasi selama ini bersifat mengerucut. sehingga bergerak sebagai suatu totalitas,
Kebanyakan prermpuan hanya menduduki karena gaya kepemimpinan demokratis adalah
posisi entry level dalam organisasi. Semakin gaya kepemimpinan yang paling ideal dan
tinggi posisi dalam organisasi, semakin sedikit paling didambakan. Memang harus diakui
pula prermpuan yang menjabatnya. Sangat pemimpin yang demokratis tidak selalu
sedikit perempuan yang beruntung bisa merupakan pemimpin yang efektif dalam
mendapatkan kesempatan untuk mendaki ke kehidupan organisasi sosial karena adakalanya
posisi puncak organisasi dan menjadi sukses. dalam hal bertindak dan mengambil keputusan
Disebabkan karena alasan keluarga dan bisa saja terjadi keterlambatan sebagai
fleksibilitas waktu, padahal, perempuan yang konsekuensi keterlibatan para bawahan dalam
memegang posisi pemimpin di sebuah proses pengambilan keputusan tersebut.
perusahaan mampu memberikan kontribusi Sekalipun demikian, pemimpin yang
yang signifikan dalam meningkatkan kinerja demokratis tetap dipandang sebagai pemimpin
perusahaan. terbaik karena kelemahannya mengalahkan
Tidak ada satu konsep yang menyatakan kekurangannya.9
bahwa kepemimpinan perempuan lebih baik Kepemimpinan demokratis biasanya
dari kepemimpinan laki-laki, atau sebaliknya. berlangsung secara mantap, dengan adanya
Karena teori kepemimpinan adalah proses gejala-gejala sebagai berikut: 1). organisasi
mempengaruhi tidak hanya dari pemimpin dan segenap bagiannya berjalan lancar,
kepada pengikut atau satu arah melainkan sekalipun pemimpin tersebut tidak ada di
timbal balik atau dua arah. Pengikut yang baik kantor. 2). otoritas sepenuhnya didelegasikan
juga dapat saja memunculkan kepemimpinan ke bawah, dan masing-masing orang
dengan mengikuti kepemimpinan yang ada menyadari tugas dan kewajibannya sehingga
dan pada derajat tertentu memberikan umpan mereka merasa senang dan aman menyandang
balik kepada pemimpin. Pengaruh adalah tugas dan kewajibannya. 3). diutamakan
proses pemimpin mengkomunikasikan tujuan-tujuan kesejahteraan pada umumnya,
gagasan, memperoleh penerimaan atas dan kelancaran kerjasama dari setiap warga
gagasan, dan memotivasi pengikut untuk kelompok. Dan 4). pemimpin demokratis
mendukung serta melaksanakan gagasan sebagai katalisator untuk mempercepat
tersebut lewat perubahan. dinamisme dan kerjasama demi pencapain
Model kepemimpinan demokratis
menghargai potensi setiap individu, mau
mendengar nasehat, mensugesti bawahan dan
8 9
Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan. (PT. Rajagrafindo Siagian P, Sondang. Fungsi-fungsi Manajerial. (Jakarta:
Persada, 2006), hlm.86. Bumi Aksara, 2000), hlm.54.
53
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
tujuan organisasi dengan cara yang paling Riyanti Hutapea, Karen Agustiawan, dan
cocok dengan jiwa kelompok dan situasinya.10 banyak lagi wanita sukses Indonesia.
Perempuan memiliki kemampuan yang Dr. Herbert Greenberg11 menemukan
sama untuk berada di posisi puncak dalam lima ciri yang banyak dimiliki oleh wanita
karier faktanya, dalam berbagai organisasi pemimpin: (1) Kemampuan untuk membujuk,
saat ini, saat gaya kepemimpinan yang keras wanita pemimpin umumnya lebih persuasif
dan kaku tidak lagi sesuai untuk karyawan, bila dibandingkan dengan pria, la cenderung
gaya kepemimpinan perempuan yang lebih berambisi dibandingkan pria
komprehensif serta nilai-nilai positif lainnya keberhasilannya dalam membujuk orang lain
membuat mereka lebih cocok untuk untuk berkata “ya” akan meningkatkan
menduduki posisi puncak. egonya dan memberinya kepuasan. Meskipun
Perempuan dapat menjadi pemimpin demikian, saat memaksakan kehendaknya, sisi
sebagaimana halnya dengan kaum laki-laki sosial, feminin, dan sifat empatinya tidak akan
karena didalam agama islam sendiri hilang, (2) Membuktikan kritikan yang salah,
perempuan dipandang sama kedudukannya mereka “belum bermuka tebal”, wanita
dengan kaum laki-laki, Islam memberi hak- pemimpin memiliki tingkat kekuatan ego yang
hak kepada kaum perempuan seperti yang lebih rendah dibandingkan pria, artinya
telah diberikan kepada kaum laki-laki dan mereka masih bisa merasakan rasa sakit akibat
memberikan kewajiban yang sama kepada penolakan dan kritik. Namun, tingkat
keduanya dan tidak ada perbedaan. Dalam keberanian, empati, keluwesan, dan
surat Al-Ahzab ayat 33:35 ditegaskan bahwa keramahan yang tinggi membuat mereka cepat
perempuan dan laki-laki memiliki hak yang pulih, belajar dari kesalahan, dan bergerak
sama untuk memperoleh penghargaan/balasan maju dengan sikap positif “akan saya
yang layak atas kerja-kerja yang dilakukan, buktikan”, (3). Semangat kerja tim, wanita
sehingga dengan adanya ayat tersebut perlu pemimpin yang hebat cenderung menerapkan
kiranya meluruskan pemahaman dan asumsi gaya kepemimpinan secara komprehensif saat
yang selama ini misoginis (kebencian) dan harus menyelesaikan masalah dan membuat
bias dalam mencitrakan perempuan dengan keputusan. Mereka juga lebih fleksibel, penuh
pemahaman yang benar terhadap existensi pertimbangan, dan membantu stafnya.
kemanusian perempuan dan laki-laki. Bagaimanapun, wanita masih harus banyak
Dewasa ini, makin banyak perempuan belajar dari priadalam hal ketelitian saat
yang bekerja di bidang pekerjaan laki-laki. memecahkan masalah dan membuat
Mereka tidak saja bisa bertahan, namun juga keputusan, (4) Sang pemimpin, wanita
sukses menjadi pemimpin. Kaum wanita pun pemimpin yang hebat umumnya memiliki
bisa menunjukkan dirinya sebagai makhluk karisma yang kuat, begitu juga pria. Mereka
yang luar biasa kuat dan berani, dan tidak persuasif, percaya diri, serta berkemauan kuat
kalah dari kaum pria. Secara esensial dalam untuk menyelesaikan tugas dan energik, (5)
manajemen dan kepemimpinan pun pada Berani mengambil risiko, tidak lagi berada di
dasarnya tidak akan jauh berbeda dengan wilayah yang aman, wanita pemimpin pada
kaum pria. Beberapa tokoh perempuan yang dasarnya berani melanggar aturan dan
berhasil menjadi pemimpin, Margareth mengambil risiko, sama seperti pria sekaligus
Tatcher di Inggris yang dijuluki sebagai “Si memberi perhatian yang sama pada detail.
Wanita Besi”, Indira Gandhi di India, Cory Mereka berspekulasi di luar batas-batas
Aquino di Philipina, Megawati di Indonesia perusahaan, dan tidak sepenuhnya menerima
dan Sri Mulyani, Miranda Goeltom, Mari Elka aturan struktural yang ada, seperti peraturan
Pangestu, Linda Amalia Sari, Felia Salim, Eva dan kebijakan perusahaan.
10
Kartono., op.cit., “Strategic Leadership: A Necessity for Prosperity and
11
Jumiati Sasmita dan Said As’ad Raihan, Kepemimpinan Pria Sustainability” Fakultas Bisnis dan Pascasarjana Unika Widya
dan Wanita, Proceeding of the 6th Ncfb And Doctoral Mandala Surabaya. Hlm.6.
ColloquiumTowards a New Indonesia Business Architecture
54
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Penelitian ini juga mendukung Seperti keputusan, dan kepala sekolah bersedia
yang dikemukakan oleh Gibson menunjukkan membagi persoalan, menerima kritik dan
bahwa sebagian besar perempuan memiliki saran dari para guru, terbuka terhadap kritik
dimensi perilaku yang cenderung memikirkan yang disampaikan oleh para guru terutama
kesejahteraan bawahan dan lebih menekankan kritik atau saran yang sifatnya membangun
interaksi dan memfasilitasi bawahan, demi kebaikan sekolah, dan sebaliknya
sedangkan kaum laki-laki lebih cenderung persoalan dari para guru dan pegawai akan
memiliki dimensi yang mana didalam dimensi didengarkan.
perilaku ini bersifat tegas, berorientasi pada Proses pengambilan keputusan pada
tujuan dan cenderung bersifat menguasai. umumnya kepala sekolah perempuan
Berdasarkan karakteristik yang dapat melibatkan semua warga sekolah dan mau
digolongkan menjadi maskulin dan feminin mendengarkan masukan-masukan dan ide dari
maka variabel gaya kepemimpinan yang para guru atau bawahan, dalam pemberian
relevan untuk dipergunakan adalah gaya arahan atau pengaruh kepada guru dan
kepemimpinan otokratis untuk laki-laki dan pegawai kepala sekolah SD Negeri 002 dan
demokratis untuk perempuan.12 SD Negeri 025 Muara Badak melakukannya,
3.1 Gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan cara formal maupun informal, baik
perempuan dalam pengambilan secara kelompok maupun individu, kepada
keputusan di SD. Negeri 002 dan di SD guru dan pegawai yang kurang sependapat
Negeri 025 Kecamatan Muara Badak. atau kurang setuju dengan keputusan atau
Pengambilan keputusan adalah kebijakan yang ada disekolah, ada pendekatan
kewenangan mutlak kepala sekolah, akan secara kekeluargaan dan persuasif yang
tetapi kepala sekolah boleh melibatkan atau dilakukan kepala sekolah perempuan,
memberikan kewenangan kepada para guru sehingga diharapkan kepada para guru dan
atau bawahan untuk pengambilan keputusan bawahan dapat mendukung kebijakan yang
yang bersifat untuk pengembangan sekolah. telah diputuskan oleh kepala sekolah.
Permasalahan permasalahan yang berat dapat Kepala sekolah dalam pengambilan
diputuskan bersama dengan para guru dan keputusan adalah menggunakan gaya
bawahan berdasarkan kesepakatan bersama demokratif yakni mengutamakan musyawarah
namun untuk permasalahan yang dianggap untuk mufakat sesuai dengan teori bahwa
kepala sekolah dapat memutuskannya sendiri, seorang pemimpin harus mengambil beberapa
akan diputuskan sendiri oleh kepala sekolah faktor penting dalam pengambilan keputusan
karena kepala sekolah mempunyai berdasarkan keputusan yang disepakati, dan
kewenangan dalam pengambilan keputusan. melibatkan semua warga sekolah.
Pengambilan keputusan kepala sekolah Seorang pemimpin dalam pengambilan
SD Negeri 002 dan SD Negeri 025 Muara keputusan berdasarkan kesepakatan seluruh
Badak dengan menggunakan gaya demokratif warga sekolah dan itu akan sangat membantu
sebagaimana yang disampaikan oleh Likert bagi perkembangan dan kemajuan sekolah,
dalam Usman yakni sasaran tugas dan selanjutnya apa yang menjadi tujuan sekolah
keputusan yang berhubungan dengan akan dapat tercapai dengan efektif dan efesien
pekerjaan dibuat oleh kelompok.13Apabila serta menghasilkan output yang berkualitas
pimpinan mengambil suatu keputusan, maka sesuai dengan yang diharap bersama. Di dalam
keputusan tersebut diambil setelah proses pengambilan keputusan adakalanya,
memperhatikan pendapat kelompok. Kepala tidak berdasarkan kesepakatan bersama,
Sekolah SD Negeri 002 dan SD Negeri 025 meskipun jarang terjadi, sehingga membuat
Muara Badak mengikutsertakan guru dan hasil keputusan menjadi tidak maksimal. Jika
pegawai dalam proses pengambilan guru dan pegawai tidak puas dengan hasil
12 13
Herachwat, Nuri dan Dwiatmaja, Basuki, Bhaskaroga. 2012. Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset
Majalah Ekonomi. tahun XXII, No. 2 Agustus 2012. Fakultas Pendidikan.Edisi 4, (Jakarta, Bumi Aksara, 2014). Hlm. 352.
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.
55
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
keputusan yang diambil oleh kepala sekolah menggunakan gaya kepemimpinan demokratif
akan berdampak pada menurunnya kualitas, partisipatif. Hal ini dapat dilihat dari ibu
kinerja guru dan pegawai, sehingga mereka kepala sekolah selalu memberikan
kurang bersemangat dalam melaksanakan kesempatan kepada semua warga sekolah
tugas dan tanggung jawabnya. untuk berpartisipasi di dalam sebuah kegiatan
3.2 Gaya kepemimpinan kepala sekolah dan bertanggungjawab terhadap sebuah
perempuan dalam melaksanakan jabatan yang diberikan kepada bawahan.
fungsi-fungsi manajemen di SD. Negeri Gaya kepemimpinan demokratif yang
002 dan di SD Negeri 025 Kecamatan dilakukan oleh ibu kepala sekolah dapat
Muara Badak. dilihat juga dari adanya pembagian tugas guru
3.2.1 Fungsi perencanaan dengan melibatkan para guru dan pegawai
Kepala sekolah perempuan di SD dalam kegiatan tersebut.
Negeri 002 dan 025 Muara Badak memiliki Demikian halnya dengan ibu kepala
pola yang sama dalam menjalankan fungsi sekolah SD Negeri 025 Muara Badak bahwa
manajemen di sekolah. fungsi perencanaan semua tanggung jawab dan wewenang dari
yang dilakukan mereka dengan melakukan setiap jabatan sudah sesuai dengan latar
rapat dewan guru sebelum kebijakan atau belakang pendidikan guru dan pegawai
program tersebut dilaksanakan. Dalam proses walaupun juga masih ada yang belum sesuai
perencanaan Ibu kepala sekolah SD Negeri karena terbatasnya guru yang mau mengajar di
002 dan SD Negeri 025 cenderung daerah tersebut sehingga ada satu orang guru
menggunakan gaya kepemimpinan demokratif yang mengajar tidak sesuai dengan
yakni melibatkan semua guru yang ada. Hal bidangnnya dan kualifikasi pendidikannya,
ini dapat dilihat dari indikasi kepala sekolah namun guru tersebut memiliki kemampuan
yang bersedia berbagi permasalahan dan mengajar pada jenis bidang studi tersebut
selalu melibatkan para guru dan bawahan sehingga diberi tanggung jawab untuk
berpartisifasi dalam setiap penyusunan mengajar pada bidang studi tersebut.
program-program kerja sekolah. Menentukan Berdasarkan hasil wawancara dapat
setiap program yang akan dijalankan sehingga disimpulkan bahwa proses pengorganisasian
tujuan yang telah direncanakan dapati yang dilakukan oleh Kepala Sekolah SD
tercapai, atau keputusan tidak sepihak tetapi Negeri 002 dan SD Negeri 025 Muara Badak
dimusyawarakan secara bersama dengan adalah selalu melibatkan guru dan pegawai,
mendengarkan pendapat, ide-ide, masukan dalam memberikan tugas, menjalin
serta saran dari para guru dan bawahan komunikasi dua arah sehingga informasi
didalam rapat-rapat yang dilaksanakan kepada guru dan pegawai menjadi jelas dan
bersama dengan semua guru. ibu kepala sekolah selalu mengutamakan
Kepala sekolah di dalam perencanaan kerjasama dalam hal pengorganisasian.
juga memberi kepercayaan kepada para guru
dalam melaksanakan setiap program yang 3.2.3 Fungsi pergerakan atau
sudah disusun, dan bila ada program yang pelaksanaan
dianggap tidak mendukung program Ibu kepala sekolah SD Negeri 002 dan
perkembangan sekolah atau karena SD Negeri 025 Muara Badak di dalam proses
keterbatasan dana akan dibahas dan menggerakkan para bawahan cenderung
dikomunikasikan bersama sebelum diambil menggunakan gaya kepemimpinan demokratif
keputusan untuk membatalkan perogram partisipatif, hal ini dapat dilihat dari kepala
tersebut. sekolah dalam memberikan perhatian kepada
para bawahan kegiatan yang dapat memotivasi
3.2.2 Fungsi pengorganisasian para bawahan untuk dapat melakukan
Di dalam menyusun struktur pekerjaan dengan baik, dapat dilihat dari
organisasi sekolah di SD Negeri 002 Muara pemberian penghargaan atau reward terhadap
Badak, ibu kepala sekolah lebih cenderung guru atau bawahan yang berprestasi, yakni
56
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
puji-pujian, ucapan terima kasih, dan ikut serta mengenai pekerjaan mereka. Demikian halnya
mendampingi setiap ada kegiatan-kegiatan dengan kepala sekolah SD Negeri 025 Muara
yang dilaksanakan di luar sekolah. Selain itu Badak untuk kegiatan monitorng dan supervisi
proses perorganisasian yang dilakukan oleh terhadap guru atau bawahan tidak dilakukan
ibu kepala sekolah adalah memberikan secara ketat, ibu kepala sekolah selalu
kesempatan kepada semua guru untuk memberi kesempatan kepada guru para
berpartisipasi dalam sebuah kegiatan. Sesuai bawahan untuk mempersiapkan diri didalam
dengan teori bahwa penyusunan dan menyiapkan seluruh perangkat pembelajaran
perencanaan suatu program harus selalu di kelas, ibu kepala sekolah memberi
memberikan kesempatan kepada bawahan kepercayaan kepada para bawahan mengenai
untuk dapat berpartisipasi dan berkembang tugas mereka ada kerja sama yang baik antara
serta bertanggungjawab serhadap tugas yang guru dan kepala sekolah. Dengan demikian
diberikan kepadanya. Ibu kepala sekolah di dari hasil wawancara tersebut dapat
dalam memberikan pengarahan, bimbingan disimpulkan bahwa pengawasan yang
dan pembinaan terhadap bawahan berpola dilakukan oleh ibu kepala sekolah SD Negeri
hubungan kerjasama yang baik untuk 002 dan SD Negeri 025 Muara Badak adalah
meningkatkan motivasi kerja bagi para guru bersifat demokratif yakni ada pengarahan,
dan bawahan. Mereka dapat meningkatkan kerjasama, kekeluargaan serta tanggung jawab
kinerjanya dan dapat mencapai tujuan dipikul bersama, hal itu dapat dilihat dari
organisasi yang sesuai dengan visi dan misi proses kepengawasan kepala sekolah dalam
yang sudah ditetapkan bersama. memberikan kepercayaan kepada guru dan
Pola yang diterapkan oleh kepala sekolah bawahan mengenai pekerjaan mereka
SD Negeri 0002 dan SD Negeri 025 Muara kemudian juga pengawasan tidak dilakukan
Badak dalam menggerakkan para bawahan secara rutin dan terus menerus, sehingga
adalah pola yang mementingkan kerjasama secara teori tidak terlalu bertentangan dengan
yang baik dan benar. Bahkan pemberian prinsif-prinsif kepengawasan yakni,
penghargaan dan motivasi kerja bagi bawahan “pengawasan sebaiknya dilakukan secara
untuk selalu berprestasi agar mereka selalu berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan
bersemangat dalam bekerja untuk mencapai menurut minat dan kesempatan yang dimiliki
tujuan sekolah. oleh pengawas atau kepala sekolah.. dst”.14
3.2.4 Fungsi Pengawasan Sehingga apabila pengawasan tersebut
Kepala sekolah berdasarkan hasil dilakukan secara terus menerus maka
wawancara dan pengamatan penulis, perilaku perkembangan kinerja atau hasil pekerjaan
kepemimpinan kepala SD Negeri 002 Muara guru dan bawahan dapat diketahui oleh setiap
Badak dalam menerapkan fungsi pengawasan kepala sekolah.
dirasakan baik oleh para guru. Selain 3.3 Faktor-faktor yang menjadi
pengawasan yang terjadwal juga dilakukan penghambat dan pendukung
secara mendadak, kepala sekolah memiliki kepemimpinan kepala sekolah
program supervisi kelas, meskipun jarang perempuan di SD Negeri 002 dan di SD
dilakukan secara mendadak. Dalam proses Negeri 025 Kec. Muara Badak.
pengawasan kepala sekolah menggunakan Adapun yang menjadi faktor penghambat
gaya kepemimpinan demokratif yakni kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri
memberikan kesempatan dan kebebasan 002 Muara Badak adalah Dana, menurut
kepada para guru untuk berkreasi sendiri dan kepala sekolah secara umum dana merupakan
memutuskan sendiri demi terlaksananya tugas salah satu faktor penghambat dalam
tersebut. pengawasan kepala sekolah tidak merealisasikan setiap program yang telah
bersifat rutin hal ini karena kepala sekolah dibuat dan direncanakan berdasarkan
memberikan kepercayaan kepada guru keputusan bersama, sebagai contoh ketika
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, (Rineka
Cipta.Jakarta. 2006). Hlm. 20.
57
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
kepala sekolah ingin memberikan insentif bagi sekolah sudah bersertifikat ISO, Guru yang
guru yang berprestasi dalam membimbing mengajar juga sudah sesuai dengan
anak untuk mengikuti setiap perlombaan, kompetensi yang dimilikinya, tingkat
namun tidak bisa memberikan insentif kepada pendidikan, pengalaman dalam organisasi,
guru. Untuk merealisasikan dalam pemberian hubungan yang harmonis, kekeluargaan, ada
insentif kepada guru yang berprestasi di SD dukungan dari berbagai fihak yakni pengawas,
Negeri 002 Muara Badak belum bisa komite sekolah, masyarakat dan yang
maksimal dilakukan, hal ini menurut kepala terpenting karena adanya dukungan dari
sekolah dikarenakan terbatasnya dana atau keluarga dirumah.
anggaran sekolah. Menurut Syafaruddin Sementara menurut kepala sekolah SD
sebagai berikut: “Kebijakan yang dapat dibuat Negeri 025 Muara Badak yang menjadi faktor
oleh kepala sekolah melalui kerjasama dengan penghambat dalam kepemimpinan kepala
komite sekolah adalah peningkatan dalam sekolah yang pertama adalah faktor dana,
memberikan reward dan insentif kepada para keberadaan sekolah yang berada di wilayah
personel sekolah”.15 Sehingga perlu adanya terpencil, dengan jumlah siswa yang tidak
kerjasama dengan para stakeholder atau mencapai 50 siswa, berdampak pada besarnya
komite sekolah khususnya dalam mencari jumlah bantuan dana/subsidi sekolah yang
sumber-sumber pemasukan alternatif dalam diterima dari pemerintah daerah (Boskab)
mengatasi permasalahan dalam pembiayaan maupun pusat (Bosnas). dengan terbatasnya
tersebut. jumlah dana yang ada menurut kepala sekolah
Keberadaan guru perempuan di SD maka setiap program-program sekolah yang
Negeri 002 Muara Badak relatif banyak akan dilaksanakan harus betul-betul
sehingga dapat menjadi faktor penghambat diperhatikan dan disesuaikan dengan tingkat
kelancaran pelaksanaan program di sekolah kebutuhan dan keperluan sekolah sementara
menurut kepala sekolah SD Negeri 002 Muara untuk program yang kurang mendukung bagi
Badak dengan banyaknya guru perempuan perkembangan sekolah akan langsung
akan dapat mempengaruhi kepemimpinannya dibatalkan, Selain itu sarana dan prasarana
dalam menentukan kebijakan disekolah, hal sekolah juga masih sangat terbatas dan belum
itu bisa dirasakan ketika mengkomunikasikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
program-program sekolah yang berkaitan yang ditetapkan oleh pemerintah, sesuai data
dengan hal-hal kerja fisik. Menurut yang ada saat ini, SD Negeri 025 belum
pengamatan penulis keberadaan guru di SD memiliki ruang belajar dan meubeler yang
Negeri 002 Muara Badak berdasarkan jenis cukup, belum memiliki bangunan kantor, dan
kelamin didominasi oleh guru perempuan pagar sekolah. dan hambatan lainnya adalah
sehingga hal tersebut dapat menjadi faktor kondisi geografis sekolah yang terletak di desa
penghambat kemajuan sekolah disebabkan terpencil, akses ke sekolah yang sulit, jalan
karena adanya batasan-batasan yang dimiliki banyak yang rusak, dan diperparah dengan
oleh guru perempuan, namun dari sisi kondisi dan keadaan kepala sekolah yang
positifnya guru perempuan lebih komunikatif, belum mampu mengendarai kendaraan
mudah menerima, lembut, perasa dan yang sendiri, sehingga diperlukan peran serta suami
lebih penting guru perempuan memiliki sifat sebagai pengawal pribadi sekaligus petugas
dominan parenting yang menonjol didalam antar jemput yang harus selalu standby setiap
memberikan pendidikan kepada anak. saat. Untuk kegiatan diluar misalnya rapat
Adapun faktor pendukung kepala sekolah pertemuan yang tidak bisa diwakilkan akan
SD Negeri 002 Muara Badak dalam menjadi suatu hambatan terberat dan sulit bagi
melaksanakan program sekolah yang seorang kepala sekolah perempuan didalam
berkaitan dengan pemberian keputusan dan melaksanakan tugasnya dan
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen adalah
15
Syafarudin. Efektivitas Kebijakan Pendidikan. (Rineka
Cipta.Jakarta. 2008). Hlm.141.
58
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
59
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
bersama mendapat dukungan dari semua fihak Rivai Veithzal Zainal, dkk. 2017.
baik dari para guru, keluarga maupun Kepemimpinan dan Perilaku
masyarakat sekitar. Kesimpulan harus Organisasi, Edisi Ke empat. Cetakan
menyatakan secara ringkas proposisi ke 12, Jakarta: PT. Raja Grafindo
terpenting dari makalah sebagai Persada.
pandangan penulis tentang implikasi Sasmita Jumiati, As’ad Raihan Said.
praktis dari hasilnya. Kepemimpinan Pria dan Wanita.
Fakultas Bisnis dan Fascasarjana
REFERENSI Unika Widya Mandala Surabaya.
Diakses pada tanggal 12 Oktober
Arikunto Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar 2016
Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian
Robbin S.P. 2010. Perilaku Organisasi Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,
Konsep-konsep Aplikasi. New Jersey, Bandung: CV. Alfabeta.
Pearson Educations. Inc.
Syafarudin. 2008. Efektivitas Kebijakan
Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif, Pendidikan, Jakarta. Rineka Cipta.
Jakarta, Prenada Mulia Group.
Umar Nasaruddin. 2010. Argumen Kesetaraan
Fahmi I. 2013. Manajemen Kepemimpinan, Jender persfektif Al-Quran, Jakarta:
Teori & Aplikasi. Bandung: Alfabeta. Dian Rakyat.
Basri Hasan. 2014. Kepemimpinan Kepala Usman Husaini. 2014. Manajemen Teori,
Sekolah, Bandung: CV. Pustaka Setia. Praktek dan Riset Pendidikan, Edisi 3,
Basri Hasan, Tatang. 2015. Kepemimpinan Jakarta, Bumi Aksara.
Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Usman Husaini. 2014. Manajemen Teori,
Setia. Praktek dan Riset Pendidikan.Edisi 4,
Herachwat, Nuri dan Dwiatmaja, Basuki, Jakarta, Bumi Aksara.
Bhaskaroga. 2012. Majalah Ekonomi. Fakih Mansoer. 2008. Analisis Gender dan
tahun XXII, No. 2 Agustus 2012. Transformasi Sosial. Yokyakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pustaka Pelajar
Universitas Airlangga. Diakses pada
tanggal 12 Oktober 2017
John Suprihanto dkk. 2003. Perilaku
Organisasional, Yogyakarta: STIK
YKPN.
Muhaimin, Suti’ah dan Sugeng. 2010.
Manajemen Pendidikan, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Moleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2013. Cetakan Ketiga, Manajemen
Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Jakarta, Bumi Aksara.
Mulyasa. 2009. Menjadi Kepala Sekolah
Profesional, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Purwanto. Ngalim. 2014. Administrasi dan
Supervisi Pendidikan, Cetakan Kedua
puluh dua, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
60
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Idawati
Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) Gambaran kedisiplinan guru SD Negeri
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa (2) Gambaran kepemimpinan kepala sekolah
laki-laki pada SD Negeri Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa (3) Gambaran gaya
kepemimpinan Kepala Sekolah Wanita pada SD Negeri Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa (4) Perbedaan gaya kepemimpinan Kepala sekolah laki-laki dan
wanita hubungannya dengan kedisiplinan guru pada SD Negeri Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan teknik
komparatif. Populasi adalah guru SD Negeri se-Kecamatan Somba opu Kabupaten
Gowa sebanyak 499 orang. Sampel diambil dengan cara proporsional berstrata dan acak
atau proportional stratified random sampling dari populasi guru sebanyak 45 guru dari
kepala sekolah laki-laki dan 87 guru dari kepala sekolah wanita. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru
adalah kuesioner tertutup yang berbentuk skala dan selanjutnya dianalisis secara
deskriptif dan statistic dengan menggunakan analisis Uji-t. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Kedisiplinan guru menunjukkan kategori baik. (2) Gaya
kepmimpinan kepala sekolah laki-laki menunjukkan lebih otoriter, lebih demokratis,
lebih laissez faire dan lebih kharismatik dibandingkan kepala sekolah wanita. (3) Gaya
kepempinan kepala sekolah wanita lebih cenderung menggunakan gaya transformatif
dalam memimpin. (4) Ada perbedaan gaya kepemimpinan kepala sekolah laki-laki dan
wanita. Laki-laki lebih sedikit bergaya otoriter, lebih demokratis, lebih laissez faire
(bebas) dan lebih kharismatik dibandingkan kepala sekolah wanita yang lebih
transformatif. (5) Tidak ada perbedaan kedisiplinan antara guru yang dipimpin oleh
kepala sekolah laki-laki maupun wanita pada SD Negeri Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa. Keduanya Menunjukkan kategori baik.
61
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
62
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
dengan baik, mematuhi semua peraturan Susilo (1998) menyatakan bahwa hal-
perusahaan dan norma-norma sosial yang hal penting dalam pembinaan disiplin yang
berlaku. perlu diperhatikan oleh seorang pimpinan
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan adalah:
bahwa perilaku disiplin mengacu pada pola 1. Arahkan setiap bawahan untuk senantiasa
tingkah laku dengan ciri; (1) adanya ketaatan mmenjaga ketertiban sebagai kebiasaan
(obedience) pada peraturan, (2) adanya dalam kehidupana sehari-hari.
perilaku yang dikendalikan, (3) adanya hasrat 2. Ketahui keadaan organisasi yang
yang kuat untuk melaksanakan norma, etika dippimpin, keadaan anggota perilaku dan
dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat. sifat-sifatnya, atau bahkan kondisi rumah
Ciri-diri pola tingkah laku pribadi disiplin tangganya.
membutuhkan komitmen dan kesiapan untuk 3. Perintah dan petunjuk yang diberikan
mengorbankan perasaan, waktu, kenikmatan kepada bawahan cukup tegas, jelas dan
dan lain-lain. Kedisiplinan bukanlah tujuan dapat dimengerti dengan baik.
melainkan sub-komponen dari guru untuk 4. Sederhanakan mekanisme atau prosedur
mencapai tujuan satu satuan pendidikan. kerja dalam organisasi sehingga jelas
Disiplin merupakan salah satu upaya dan dalam pencapaian tujuan.
perbuatan untuk meningkatkan kualitas kerja, 5. Upayaka agar bawahan senantiasa
karena dengan disiplin segala kegiatan dapat memiliki kesibukan sehingga
teratur dan terarah sehingga tujuan kinerja kesempatan untuk melakukan hal-hal
yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. yang melanggar disiplin dapat dihindari.
(Rusyan (1998) menyatakan bahwa salah satu Berdasarkan uraian di atas dapat
upaya untuk meningkatkan proses disimpulakan bahwa disiplin dalam dalam
pembelajaran, disiplin diri guru perlu suatu organisasi sangat penting karena dapat
dilaksanakan, karena dengan disiplin: berpengaruh terhadap kinerja dan
1. Semua kegiatan yang dilaksanakan guru produktivitas kerja. Sehingga dengan
menjadi terarah, tertib, dan teratur. demikian peran kepala sekolah sebagai
2. Kreativitas guru terpusat ke satu arah dan pemimpin di sekolah sangat penting
tujuan yang tepat. menggunakan pendekatan atau gaya
3. Guru akan bekerja dinamis dan inovatif kepemimpinan dalam mempengaruhi guru
sehingga akan menghasilkan sesuatu meningkatkan kediplinannya.
yang berguna. Dalam perspektif inilah penulis ingin
4. Guru akan lebih peka terhadap pengaruh melihat pendekatan dan gaya kepemimpinan
hal-hal yang negatif. yang digunakan oleh kepala sekolah kaitannya
5. Semua kegiaan dapat dilaksanakan dengan kedisiplinan guru.
dengan efisien dan efektif. Karakteristik penampilan sebuah
6. Semua kegiataan dapat berlangsung organisasi ditentukan oleh karakter manusia
dalam suasana yang menyenangkan dan yang dalam organisasi itu sendiri, ada dua
meransang aktivitas. karakteristik yaitu perilaku (behavior) dan
7. Kegiatan akan lebih mudah diarahkan gaya (style) (Makmur, 2007:111). Menurut
pada tujuan yang hendak dicapai. Rivai (2007:64) bahwa “gaya adalah sikap,
Kedisiplinan dapat dikembangkan secara gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-
formal melalui latihan pengembangan gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan
disiplin. Menanamkan kedisiplinan dapat pula untuk berbuat baik”. Gaya kepemimpinan
dikembangkan melalui sikap kepemimpinan (leadership style) adalah cara pemimpin untuk
yang ditunjukkan oleh atasan. Keteladanan mempengaruhi para bawahannya
kepala sekolah dapat membangkitkan disiplin (Reksohadiprodjo dan Handoko dalam Ilmiah,
yang kuat bagi guru, pegawai dan siswa di 2005: 17). Menurut Nawawi (2006:115) gaya
sekolah. kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang
63
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
64
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
65
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
66
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada Carol (dalam Benfari, 1995:54)
responden yang menunjukkan berada pada mengemukakan bahwa “wanita cenderung
tingkat kedidiplinan dengan kategori sangat lebih kolaboratif dan beorientasi ke tim.
rendah. Wanita pada umumnya mempunyai kebutuhan
Gaya kepemimpinan kepala sekolah lebih besar akan prestasi, dominasi dan
terdiri atas (1) gaya otokratis, (2) gaya eksibisi”. Lebih lanjut Carol mengatakan
demokratis, (3) gaya Laissez Faire atau gaya bahwa secara garis besar perbedaan kebutuhan
bebas, (4) gaya kharismatik, dan (5) gaya tidaklah signifikan. Lima kebutuhan puncak
transformatif. Kinerja guru meliputi; (1) yakni prestasi, dominasi, eksebisi,
perencanaan program pembelajaran, (2) heteroseksualitas dan perubahan identik bagi
merencanakan pembelajaran, (3) laki-laki dan wanita. Demikian juga dengan
melaksanakan proses pembelajaran, dan (4) empat dari lima kebutuhan terendah juga
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. sama-sama dimiliki keduanya, yakni
3.1. Perbedaan Gaya Kepemimpinan kerendahan diri, pengasuhan, keteraturan, dan
Kepala Sekolah Laki-Laki dan ketahanan. Wanita sedikit lebih rendah dalam
Wanita kebutuhan akan rasa hormat dan sedikit lebih
Hasil analisis deskriptif mengindikasikan tinggi dalam kebutuhan akan afiliasi
bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah ketimbang pria.
mendekati seperti apa yang yang dinyatakan Wanita memiliki sifat-sifat alamiah dasar
oleh guru. Secara umum menunjukkan bahwa yang dapat dimanfaatkan oleh wanita untuk
gaya kepemimpinan kepala sekolah laki-laki melaksanakan kepemimpinan dalam kondisi
dibandingkan dengan gaya kepemimpinan yang sesuai. Menurut As-Suwaidah dan
kepala sekolah wanita menunjukkan kepala Basyarahil, (2005) ada 8 (delepan) sifat dasar
sekolah laki-laki lebih otoriter, lebih wanita untuk melaksanakan kepemimpinan
demokratis, lebih laissez faire, dan lebih yaitu; “(1) partisipatif, (2) kelembutan, (3)
kharismatik. Kecenderungan gaya kreatif, (4) memahami kebutuhan-kebutuhan
transformatif lebih kepada kepemimpinan wanita, (5) pelimpahan dan pemberian
kepala sekolah wanita (29,36%). Artinya wewenang, (6) berpandangan jauh ke depan,
bahwa guru secara umum memberikan (7) komunikatif, dan (8) hubungan-
apresiasi yang lebih besar terhadap gaya hubungan”.
kepemimpinan transformatif yang terapkan Frankel (2006) mengemukakan 6 (enam)
oleh kepala sekolah wanita. nilai yang menjadi model kepemimpinan
Liner, dkk (Masri, 2001) wanita yang menurutnya adalah model
“mengemukakan beberapa hasil penelitian kepemimpinan yang diperlukan pada saat ini.
menunjukkan bahwa bilamana wanita diserahi Ke-enam nilai itu adalah (1) penetapan arah,
tugas sebagai pemimpin, mereka akan sama (2) mempengaruhi orang lain, (3)
efektifnya dengan pemimpin pria”. Dengan pembentukan tim, (4) pengambilan resiko, (5)
demikian dapat disimpulkan bahwa baik kemampuan memotivasi, dan (6) kecerdasan
pemimpin wanita maupun laki-laki, memiliki emosi. Kemampuan-kemampuan tersebut
gaya pribadi masing-masing. Gaya merupakan kapasitas alamiah seorang wanita
kepemimpinan wanita dapat otokratis, untuk menjadi seorang pemimpin. Tetapi fakta
demokratis, Laissez Faire (gaya bebas), menunjukkan bahwa kepemimpinan wanita
kharismatik, dan transformatif. Secara umum, masih sangat sedikit proporsi keterlibatan
meskipun berbeda dengan gaya seorang wanita dalam berbagai bidang.
kepemimpinan laki-laki, tetapi seorang Menurut Darahim (2003), sekurang-kurang
pimpinan wanita yang baik memiliki tata cara ada 5 (lima) faktor yang menyebabkan kondisi
yang mirip dengan gaya kepemimpinan laki- tersebut terjadi karena:
laki. 1. Pengaruh tata nilai sosial budaya yang
masih menganut paham patriarki, yaitu
67
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Frankel, Lois.P. 2006. Wanita Terlahir Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional.
Sebagai Pemimpin. Jakarta: Gramedia Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pustaka Utama. Online -------------. 2008. Standar Kompetensi dan
(http://www.portalhr.com/resensibuku/5i Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
d13.html). Diakses 3 Februari 2009. Rosdakarya.
Gorton R, A. 1976. School Administration: Nawawi, Hadari. 2006. Kepemimpinan
Challenge ang Oportunity for Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta:
Leadership. Dubugue: W.mC Brown Gadjah Mada University Press.
Company Publisher. ---------------------- 2008. Gender dan Strategi
Goleman, Daniel., Boyatziz, Richard. dan pengarus-utamaannya di Indonesia.
Mckee, Annie. 2005. Kepemimpinan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Berdasarkan Kecerdasan Emosi. Jakarta: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Gramedia Pustaka Utama. Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Prestasi Kepala Sekolah.
Kerja. Jakarta: Haji Masagung. Pamudji, 1995. Kepemimpinan Pemerintahan
Ilmiah, Taty. 2005. Perbedaan Kepemimpinan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Kepala Sekolah Laki-laki dan Wanita Purwanto, M. Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip
Hubungannya dengan Kedisiplinan Guru dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
pada SD Negeri di Kecamatan Kolaka. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tesis tidak diterbitkan. Makassar: PPs Robbins, Stephen P. 1996. Organizational
UNM. Behavior; Conceps Controveersies
Kumpulan Modul Pelatihan Pratugas Aplications. New Jersey: Practice Hall,
Fasilitator PNPM-P2KP. 2007. Analisa inc.
Gender dan Ketidakadilan. Disarikan Rusyan, A Tabrani. 1998. Upaya Meingkatkan
dari buku Analisis Gender dan Budaya Kerja Guru Sekolah Dasar.
Transformasi sosial, Mansour Fakih. Jakarta: Kandaga Cipta Karya.
Makassar: KMW VII Sulsel-Sulbar. Rahyuni, 2007. Pengaruh Kepemimpinan
Kumpulan Modul Pelatihan Pratugas Kepala Sekolah Wanita Terhadap
Fasilitator PNPM-P2KP. 2007. Filsafat Kinerja Guru pada SMP dan MTs di
Pendidikan Freire. Disarikan dari buku Kabupaten Takalar. Tesis tidak
Pendidikan Popular, Membangun dipublikasikan. Makassar: PPs UNM.
Kesadaran Kritis, Mansour Fakih, Roem Rivai, Veithzal. 2007. Kepemimpinan dan
Topatimasang, dan Toto Raharjo. Perilaku Organisasi. Edisi Kedua.
Makassar: KMW VII Sulsel-Sulbar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Mardin, 2000. Tipologi Kepemimpinan Salim, Peter. 1991. The Contemporary
Kepala Sekolah dan Dampaknya English-Indonesian Dictionary. Jakarta:
Terhadap Motivasi Kerja Guru pada Mandar Maju
SMU Negeri Kota Makassar. Tesis tidak Susilo, 1998. Manajemen Sumber Dadya
dipublikasin. Makassar: PPs UNM. Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Masri, Abd. Rasyid, 2001. Sikap Masyarakat Sugiono, 2001. Metode Penelitian
Terhadap Kepemimpinan Wanita dalam Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Birokrasi Pemerintahan di Kota Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2005.
Makassar. Tesis tidak dipublikasikan. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia.
Makassar: PPs UNM. Jakarta: Bumi Aksara.
Mangkunegara, A.P. 2002. Manajemen Sugiono, 2006. Metode Penelitian Bisnis.
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Alfabeta.
Bandung: Rosdakarya. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan
Makmur. 2007. Filsafat Administrasi. Jakarta: Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara. Media Grafika.
70
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
71
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Administrasi Pendidikan FIP UNM, Jl. Tidung Raya,Kampus Tidung UNM, Makassar
Abstrak: Masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah persepsi guru terhadap profil
Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri I Tellusiatinge Kabupaten Watampone”?
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kepala sekolah Menegah
Atas Negeri I Tellusiatinge Kabupaten Watampone. Penelitian ini berlokasi pada SMA
Negeri I Tellusiatinge, jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan jumlah
populasi 42 orang guru. Selajutnya instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah angket kemudian data tersebut dianalisis dengan teknik analisis deskriptif yaitu
persentase. Dengan demikiandari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profil
kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri I Tellusiatinge termasuk kategori tinggi,
yaitu kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinan telah memenuhi aspek-aspek
kharismatik, kejujuran, keadilan dan kebijaksanaan dengan demikian dari hasil
penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru dengan mempertahankan
profil kepemimpinan kepala SMAN I Tellusiatinge.
Abstract: The problem in these research namelyHow the teacher perception toward profiel of
headmaster Senior High School State I Tellusiatinge Watampone Regency: Although the
research aims namely for the empirically illustration about the profile of leadearship by
headmaster Senior High School State I Tellusiatinge watampone Regency. This research
located on Senior High School State I Tellusiatinge Watampone Regency with total
population 42 teachers. Further of the instrument which used in gathered of data namely
questioner which thus data to be analyzed namely percentage. With thus from the result
of research showed that the profile of leadershiep by headmaster Senior Hugh School
State I Tellusiatinge include of high category namely headmaster in applied of leadership
have sufficient of charismatic, honesty, justice and polite aspects. With thus from the
result of research to be hope can to increased the performance by teacher with depend
on the profile of leadership by headmaster Senior High School State I Tellusiatinge.
72
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
73
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
pentingnya adalah sistem yang dibangun oleh guru terhadap profil kepemimpinan kepala
pemerintah dalam merekrutmen kepala SMA Negeri I Tellusiatinge Kabupaten
sekolah agar mengacu pada prinsip yang baku Watampone?
dan dengan pertimbangan profesionalisme. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Terkait dengan hal tersebut, peneliti persepsi guru terhadap profil kepemimpinan
mencoba untuk mengangkat sebuah masalah kepala sekolah SMA Negeri I Tellusiatinge di
pada sekolah di Kecamatan Tellusiatinge kecamatan Tellusiatinge Kabupaten
Kabupaten Watampone, dimana dalam Watampone dan mengidentifikasi profil
perkembangannya terindikasi mengalami kepemimpinan kepala sekolah yang ideal.
hambatan dalam mewujudkan terciptanya Hasil penelitian ini diharapkan dapat
kualitas sekolah yang diharapkan. Adanya dijadikan sebagai informasi balikan bagi
indikasi bahwa kemunduran ini diakibatkan Diknas Kabupaten Watampone khususnya
oleh faktor sistem pengelolaan dan untuk melakukan pembinaan dalam upaya
manajemen yang diperankan oleh kepala peningkatan kinerja kepala sekolah.
sekolah.
Peranan pemimpin yang dominan tampak METODE PENELITIAN
lebih jelas apabila dikaitkan dengan keharusan a. Pendekatan dan Jenis Penelitian
untuk berinteraksi dengan lingkungan yang Pendekatan penelitian yang digunakan
selalu berubah. Karena perubahan itulah maka dalam penelitian ini adalah pendekatan yang
pemimpin diharapkan mempunyai kelebihan bersifat deskriptif. Yaitu suatu jenis penelitian
dibandingkan denga para bawahan untuk yang akan menggambarkan masalah yang
menjawab tantangan dan memanfaatkan diteliti dalam bentuk pemaparan atau
peluang yang timbul. Dan pimpinanlah mendeskripsikan. Sedangkan jenis penelitian
dianggap mampu melihat aplikasi ini adalah termasuk jenis penelitian deskriptif
perkembangan itu bagi kehidupan organisasi. kuantitatif
Salusu (1996: 190) mengungkapkan bahwa b. Peubah Penelitian
pelakuknya pemimpin yaitu orang yang Peubah dalam penelitian ini hanya satu
berfungsi memimpin atau orang yang adalah Persepsi guru terhadap propil
membimbing, atau menuntun seseorang dalam kepemimpinan kepala Sekolah Negeri I
menciptakan perubahan yang paling efektif Tellusiatinge Kabupaten Watampone.
dalam kinerja kelompoknya. c. Definisi Operasional Peubah
Sesungguhnya pemimpin berasal dari Berkaitan dengan judul penelitian ini,
kata asing “Leader” dan ata kepemimpinan maka untuk mendapatkan persepsi terhadap
dari “leadership” atau kepemimpinan yang maksud dan arah penelitian ini, maka perlu
berasal dari kata pimpin yang artinya bimbing diberikan batasan istilah sebagai berikut:
atau tuntun. Dari asumsi tersebut di atas dapat dengan penelitian ini, adalah sebagai berikut:
dipahami bahwa pemimpin pada hakekatnya
adalah seorang yang mempunyai kemampuan 1) Persepsi Guru adalah tanggapan tentang
untuk mempengaruhi perilaku seseorang propel kepemimpinan Kepala Sekolah
didalam bekerja. Negeri I Tellusiatinge Kabupaten
Stoner dalam Fatah (1996:76) “semakin Watampone
banyak jumlah kekuasaan yang tersedia bagi 2) Profil Kepemimpinan adalah cara kepala
pemimpin, akan semakin besar potensi sekolah dalam mempengaruhi perilaku
kepemimpinan yang efektif. Selajutnya Thoha guru dalam proses pencapaian tujuan
(2004:45) menyatakan bahwa kepemimpinan adapun profil kepemimpinan kepala
merupakan kemampuan seseorang untuk sekolah dilaht dari aspek kharismatik,
mempengaruhi perilaku orang lain dan seni kejujuran, keadilan dan kebijaksanaan.
mempengaruhi perilaku manusia bagi d. Populasi dan Sampel Penelitian
perseorangan dalam pelaksanaan kerja.” Populasi dalam penelitian ini adalah
Adapun yang menjadi masalah dalam seluruh seluruh guru yang terlibat di dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah persepsi pengelolaan pendidikan pada Sekolah
74
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
75
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
76
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Berikut ini dijelaskan hasil olah data hasil Berdasarkan tabel rata-rata hasil analisis
penelitian dalam aspek Kebijaksanaan: data secara umum di atas dapat dikemukakan
a) Hasil analisis item 15 menunjukkan bahwa bahwa sebesar 93.51 persen pelaksanaan
96.43 kepala sekolah dalam pengambilan kepemimpinan kepala Sekolah Menengah
kebijaksanaan kepala sekolah tidak Atas Negeri I Kabupaten Watampone
memaksakan kehendak sendiri termasuk dikonsultasikan dengan pedoman koversi
kategori tinggi. seperti dikemukakan pada metode penelitian,
b) Hasil analisis item 16 menunjukkan bahwa maka skor tersebut termasuk dalam kategori
76.79 persen yang menyatakan bahwa tinggi.
kepala sekolah senantiasa
mempertimbangkan dan menampung PEMBAHASAN PENELITIAN
pendapat usulan orang lain dalam segala Dalam penelitian ini dibahas sampai
hal termasuk kategori tinggi seberapa besar pelaksanaan kepemimpinan
c) Hasil analisis item 17 menunjukkan bahwa kepala sekolah SMA Negeri I Tellusiatinge
89.88 kepala sekolah dalam kepemimpinan Kabupaten Watampone. Dalam pelaksanaan
kepala sekolah senatiasa memperhatikan kepemimpinan terdapat beberapa aspek yang
pembinaan kesejahteraan dan karier perlu dimiliki, antara lain kharismatik,
terhadap bawahan termasuk kategori kejujuran, keadilan, dan kebijaksanna
tinggi. pemimpin.
d) Hasil analisis item 18 menunjukkan bahwa Aberdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
96.43 persen yang menyatakan bahwa bahwa;
kepala sekolah dalam kepemimpinannya 1. Profil kepemimpinan kepala sekolah SMA
kurang tanggap terhadap permasalahan Negeri I Tellusiatinge Kabupaten
sekolah yang muncul termasuk kategori Watampone berdasarkan kharismatik.
tinggi Sepert yang dikemukakan bahawa aspek
e) Hasil analisis item 19 menunjukkan 95.83 khsrismatik merupakan suatu aspek yang
persen bahwa kepala sekolah dalam meseti dimiliki oleh seorang pemimpin,
mengahadapi masalah kepemimpinannya karena pemimpin yang kharismatik
kepala sekolah biasanya mengumpulkan menunjukkan bahwa pemimpin itu
guru untuk membicarakan solusinya mempunyai wibawa dalam memimpin
termasuk kategori tinggi. anggotanya kedalam kegiiatan yang
f) Hasil analisis item 20 menunjukkan 91.07 terorganisasi.
persen yang menyatakan bahwa kepala 2. Profil kepemimpinan kepala sekolah SMA
sekolah tidak pernah otoriter ketika dalam Negeri I Tellusiatinge kabupaten
mengeluarkan suatu kebijakan termasuk Watampone berdasarkan aspek
kategori tinggi kejujuran.
Setelah dilakukan analsis untuk setiap item Pemimpin yang ideal adalah pimpinan
pada aspek tertentu, maka untuk menarik yang jujur dan bertanggungjawab dalam
kesimpulan secara umum mengenai gambaran melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
profil Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA seorang pemimpin perlu dibarengi dengan
Negeri I Tellusiatingen Kabupaten jiwa yang jujur, Kejujuran yang tertanam
Watampone sebagai rangkuman dari setiap dalam diri seorang pemimpin akan membawa
aspek selengkapnya dapat dilihat pada tabel arah organisasi atau lembaga yang dipimpin
berikut ini. kearah yang diharapkan, apabila jiwa yang
Tabel. 4.5 Rangkuman Analisis Data jujur tidak ada dalam diri seorang pemimpin,
No Aspek n N Persentase maka peluang organisasi mencapai tujuan
1 157 168 93.45 yang efektif sangat sulit dicapai.
2 161.33 168 96.03 3. Profil kepemimpinan kepala sekolah SMA
3 157 168 93.50 Negeri I Tellusiatinge Kabupaten
4 153 168 91.07
berdasarkan aspek keadilan.
Rata-rata 157.08 168 93.51
Sumber; Rangkuman hasil angket item 1-20
77
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
78
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
REFERENSI
Abeng, Tenri. 1986 Mengukur Produktivitas
Manusia Indonesia. Jakarta: Prisma
Ali, M. 1985. Penelitian Pendidikan,
Prosedur dan Strategi. Bandung:
Penerbit Aksara
Burhanuddin. 1994. Analisis Administrasi
Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Akasara
79
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
e-mail: irsyad1122@gmail.com
Abstract The purpose of this study is to determine the performance of employees, supervision and
leadership relations supervisory leadership with employee performance in the Regional
Personnel Agency of West Sumatra Province. Population in this research is employees
of Regional Personnel Board of West Sumatera Province which amounted 52 people.
The sample of this study was taken using krejcie table with Proportional Stratified
Random Sampling technique and obtained 51 samples. The instrument of this study is
Likert Scale Questionnaire with five choices that have been tested for its validity and
reliability. Data were analyzed by using product moment correlation formula. Based on
the results of research that has been done can be concluded that supervision of the
leadership on the category is high enough that is 72% and employee performance in
good enough category that is equal to 79%. The results show that the correlation
coefficient between leadership supervision with significant employee performance is rxy
= 0.529 > rtable = 0.361 at 99% confidence level. On the correlation significance there
is also a significant relationship between supervisory leadership with employee
performance is tcount = 4.361 > ttable 2.704 at 99% confidence level. Thus the hypothesis
tested is acceptable. The hypothesis reads a significant relationship between supervisory
leadership and employee performance.
80
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
pada kemajuan suatu instansi. Kinerja bukan kegiatan, serta meningkatkan tindakan
hanya sebagai hasil kerja, tetapi juga perbaikan.
bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja Pengawasan adalah suatu proses
adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil dimana pimpinan organisasi melihat apakah
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan yang telah dilakukan sesuai dengan harapan.
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang Jika tidak, perbaikan diadakan untuk
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan penyesuaian. Rue & Byars mengemukakan
kesungguhan serta waktu (Wibowo, 2012)”. pengawasan adalah suatu kegiatan untuk
Indikator kinerja pegawai pada penelitian ini membandingkan yang nyata telah dilakukan
yaitu kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja, dengan standar yang telah ditentukan atau
efesiensi dalam melaksanakan tugas, dan tujuan dan kemudian dengan segera
ketepatan waktu. mengambil tindakan untuk mengoreksinya
Berdasarkan uraian pendapat diatas, setiap penyimpangan dari standar yang ada
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa (Liputo, 1988). Indikator pengawasan
kinerja pegawai adalah suatu kemampuan dan pimpinan pada penelitian ini yaitu penetapan
tanggung jawab seorang pegawai dalam standar, pengukuran, penilaian, dan tindak
melakukan pekerjaan terhadap hasil yang lanjut/perbaikan.
dicapai sesuai dengan pekerjaannya dalam Pada dasarnya tujuan utama
satuan waktu tertentu untuk mencapai tujuan pengawasan adalah untuk menjamin agar hasil
secara efektif dan efisien. Dengan demikian yang dicapai itu sedapat mungkin mendekati
jika hasil yang dicapai pegawai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk segala
yang diharapkan maka kinerja dapat dinilai kegiatan yang dijalankan. Disamping itu
sebagai sesuatu yang memuaskan, baik, atau pengawasan juga mempunyai tujuan untuk
sangat baik. Sebaliknya jika hasil kerja yang mendorong agar pelaksanaan tugas pokok
dicapai pegawai mengecewakan atau kurang, organisasi dapat berjalan lancar, berdaya guna,
maka kinerjanya dapat dinilai kurang apapun berhasil guna dan tepat guna.
alasannya. Pengawasan secara umum bertujuan
Jadi, kinerja pegawai sangat penting untuk mengendalikan kegiatan agar sesuai
bagi kelansungan organisasi baik dalam dengan rencana yang telah ditetapkan,
mengembangkan kualitas kerja, pembinaan sehingga hasil pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya, dengan demikian bagaimana cara diperoleh secara efisien dan efektif sesuai
kerja yang ditampilkan pegawai dan juga hasil dengan rencana yang telah ditentukan dalam
kerja pegawai akan mendukung keberhasilan program kegiatan. Berdasarkan uraian diatas,
organisasi serta membawa organisasi maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan
mencapai tujuan. pimpinan sangat penting dan dibutuhkan
2. Pengawasan Pimpinan dalam suatu organisasi. Dimana pengawasan
Berdasarkan analisis data dan berperan dalam pencapaian tujuan organisasi
pengujian hipotesis menunjukkan pengawasan serta menjadi salah satu factor yang
pimpinan berada pada kategori cukup dengan meningkatkan kinerja pegawai.
persentase 72%. Hal ini mengungkapkan Jadi pimpinan suatu instansi dapat
bahwa pengawasan pimpinan yang berada melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan
pada kategori baik, akan menjadi sangat baik atau pekerjaan yang diberikan kepada pegawai
jika penerapannya lebih dioptimalkan lagi. dan membandingkan dengan rencana semula.
Untuk mencapai interpretasi baik maupun Apabila pekerjaan yang dilakukan oleh
sangat baik pengawasan perlu untuk pegawai tidak sesuai dengan rencana atau
ditingkatkan lagi. Berbagai upaya yang dapat terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya,
dilakukan untuk meningkatkan pengawasan maka pimpinan sebagai atasan dapat mencari
yaitu dengan meningkatkan standar penyebabnya. Jika hal ini tidak dapat
pengawasan, meningkatkan pengukuran dilaksanakan oleh pimpinan maka
pelaksanaan kegiatan, meningkatkan evaluasi pelaksanaan pengawasan tidak akan mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
85
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
87
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
a
Mahasiswa Jurusan Magister Manajemen Pendidikan Universitas Mulawarman Samarinda
b
Dosen Jurusan Magister Manajemen Pendidikan Universitas Mulawarman Samarinda
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh (1)kompetensi manajerial
terhadap kinerja pegawai, (2) motivasi kerja pegawai terhadap kinerja pegawai, (3)
kompetensimanajerial dan motivasi kerja pegawai secara bersama-sama terhadap kinerja
pegawai di Instansi Dinas Pendidikan Kab. Kutai Timur.Penelitian ini merupakan
penelitian ex-post facto dengan pendekatan kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini
adalah 45 pegawai di Dinas Pendidikan Kab. Kutai Timur. Uji validitas pada penelitian
ini menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson,sedangkan uji reliabilitas
menggunakan Apha Cronbach. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket.
Pengujian prasyarat analisis meliputi uji linieritas dan uji multikolinieritas. Teknik
analisis data yang digunakan adalah regresi sederhana dan regresi berganda. Hasil
penelitian ini adalah: (1) ada pengaruh positif antara kompetensimanajerial dengan
kinerja pegawai sebesar 12,2% terhadap kinerja pegawai hal tersebut dilihat dari hasil
uji rhitung = 0,349 ˃ rtabel = 0,249 dan dari hasil uji thitung = 2,445 ˃ ttabel = 2,018; (2) ada
pengaruh positif antara motivasi kerja pegawai terhadap kinerja pegawai sebesar 19,3%
. Hal tersebut didapat dari hasil uji rhitung = 0,439 ˃ rtabel = 0,249 dan dari hasil uji thitung =
3,207 ˃ ttabel = 2,018 (3) ada pengaruh positif antara kompetensimanajerial dan motivasi
kerja pegawai secara bersama- sama dengan kinerja pegawai sebesar 19,4% dan sebesar
80,6% berasal dari variabel atau faktor lain yang tidak ada di dalam penelitian ini. Hal
tersebut didapat dari hasil analisis (ry12)2 sebesar 0,194.
88
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
89
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, pengertian ini, bisa disimpulkan bahwa kinerja
maka penulis tertarik ini untuk melakukan dapat diartikan sama dengan prestasi kerja.
penelitian pengaruh kompetensi manajerial Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah
dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Nomor: 10 Tahun 1979 tentang Penilaian
pada Dinas Pendidikan Kab. Kutai Timur. Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil,
Diharapkan dengan penelitian ini diperoleh mengartikan prestasi kerja sebagai: “Hasil
konsep mengenai pengaruh kompetensi kerja yang didapat oleh Pegawai Negeri Sipil
manajerial dan motivasi kerja terhadap kinerja dalam melaksanakan tugas yang dibebankan
pegawai pada Dinas Pendidikan Kab. Kutai kepadanya”.
Timur. Berdasarkan rumusan mengenai
pengertian kinerja tersebut di atas terdapat
KAJIAN TEORITIK DAN persamaan pengertian. Pertama, prestasi kerja
PENGAJUAN HIPOTESIS merupakan hasil kerja. Kedua, hasil kerja
dilihat baik segi kualitas maupun dari segi
A. Kajian Pustaka kualitas. Ketiga hasil pelaksanaan tugas sesuai
1. Pengertian Kinerja yang diberikan kepada karyawan yang
Kinerja merupakan suatu kegiatan yang bersangkutan. Dari berbagai pendapat di atas,
dilakukan umtuk melaksanakan, dapat disimpulkan bahwa indikator untuk
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab mengukur kinerja atau prestasi kerja adalah
sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah hasil kerja karyawan baik dilihat dari segi
ditetapkan. Dilihat dari arti kata kinerja kualitas dan kuantitas sesuai dengan beban
berasal dari kata performance. tugasnya dan ketepatan waktu dalam
Dari pengertian di atas kinerja diartikan penyelesaian tugas, sedangkan menurut
sebagai prestasi, menunjuk-kan suatu kegiatan Soedjadi (1994: 55) kinerja atau prestasi kerja
atau perbuatan dan melaksanakan tugas yang berhubungan dengan berbagai faktor.
telah dibebankan. Pengertian kinerja sering Semakin tinggi motivasi (M) dan semakin
didentikkan dengan prestasi kerja. Prestasi tinggi kemampuan ability (A), maka Prestasi
kerja merupakan hasil kerja seseorang dalam Kerja (P) akan semakin tinggi pula.
periode tertentu merupakan prestasi kerja, bila 2. Kompetensi Manajerial
dibandingkan dengan target/sasaran, standar, Manajerial berasal dari kata manager
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu yang berati pimpinan. Menurut Fattah
dan telah disepakati bersama ataupun (1999:13) menjelas-kan bahwa praktek
kemungkinan-kemungkinan lain dalam suatu manajerial adalah kegiatan yang di lakukan
rencana tertentu (Suprihanto, 1996: 7). oleh manajer. Selanjutnya Siagian (1996:63)
Banyak faktor yang mempengaruhi mutu mengemukakan bahwa “Manajerial skill
kinerja seseorang antara lain: “(1) partisipasi adalah keahlian menggerakan orang lain untuk
SDM, (2) pengembangan karier, (3) bekerja dengan baik.”
komunikasi, kesehatan, dan keselamatan Kemampuan manajerial sangat berkaitan
kerja, (4) penyelesaian konflik, (5) insentif erat dengan manajemen kepemimpinan yang
yang baik, dan (6) kebanggaan” (Cascio dalam efektif, karena sebenarnya manajemen pada
Nawawi, 2000: 244). Aspek-aspek lain yang hakekatnya adalah masalah interaksi antara
dapat digunakan untuk menilai kinerja atau manusia baik secara vertikal maupun
prestasi kerja di antaranya: (1) kemampuan horizontal oleh karena itu kepemimpinan
kerja, (2) kerajinan, (3) disiplin, (4) hubungan dapat dikatakan sebagai perilaku memo-tivasi
kerja, (5) prakarsa, (6) kepemimpinan atau orang lain untuk bekerja kearah pencapaian
hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan level tujuan tertentu. Kepemimpinan yang baik
pekerjaan yang dijabatnya. seharusnya dimiliki dan diterapkan oleh
Pengertian “kinerja” didalam arti kamus semua jenjang organisasi agar bawahanya
umum Bahasa Indonesia (1999: 504) adalah dapat bekerja dengan baik dan memiliki
sesuatu yang dicapai, prestasi yang
diperhatikan dan kemampuan kerja. Dari
90
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
91
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
92
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
93
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
95
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan Hasan Basri. 2014. Kepemimpinan Kepala
antara kompetensi manajerial dan Sekolah. Bandung. Pusaka Setia,
motivasi kerja pegawaisecara bersama- Hasibuan, S.P. Melayu. 2001. Manajemen
sama terhadap kinerja pegawai Dinas Dasar, Pengertian, dan Makalah
Pendidikan Kab. Kutai Timur.Hal ini Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
ditunjukkan oleh nilai koefisien
H. M. Rais. 2014. Pengaruh Kemampuan
determinasi atau (ry12)2 yang diperoleh
Manajerial dan Kerjasama Kepala
adalah sebesar0,194 dimana artinya
Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMP
19,4% dari variansi atau tinggi rendahnya
Negeri 1 Bontang. Samarinda: PPs
kinerja pegawai ditentukan oleh
Universitas Mulawarman.
kompetensi manajerial dan motivasi kerja
pegawai, sisanya 80,6% ditentukan oleh Husaini Usman. 2014. Manajemen: Teori,
variabel lain diluar variabel kompetensi Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta:
manajerial dan motivasi kerja pegawai. Bumi Aksara.
Indra Bastian. 2001. Akuntansi Sektor Publik,
Edisi Pertama. Yogyakarta: Badan
REFERENSI Penerbit Fakultas Ekonomi UGM.
Agus Sabardi. 2008. Manajemen Pengantar.
Irham Fahmi. 2014. Manajemen
Yogyakarta: STIM YKPN.
Kepemimpinan. Bandung: Alfabeta.
Amstrong, M. 2003. Seni Manajemen Sumber
Irham Fahmi. 2016. Manajemen Sumber Daya
Daya Manusia. Jakarta: PT Alex
Manusia. Bandung: Alfabeta.
Media Komputindo.
Isbandi Rukminto Adi. 1994. Psikologi,
Anoraga, Pandji. 2003. Psikologi
Pekerjaan Sosial, dan Ilmu
Kepemimpinan. Jakarta: Rineka
Kesejahteraan Sosial: Dasar-Dasar
Cipta.
Pemikiran. Jakarta: Grafindo.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
J. P. G. Sianipar. 2003. Teknik-teknik Analisis
Penelitian Suatu Praktek. Jakarta:
Manajemen. Jakarta: Lembaga
Rineka Cipta.
Administrasi Negara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi
Kae E. Chung & Leon C. Meggison. 1981.
Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Organizational Behavior: Developing
Bryan Johannes Tampi. 2014. Pengaruh Gaya Managerial Skills, Harper & Row.
Kepemimpinan Dan Motivasi New York: Publishers.
Terrhadap Kinerja Karyawan Pada
Maria Rini Kustrianingsih. 2016. Pengaruh
PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
Motivasi Kerja, Kepemimpinan Dan
(Regional Sales Manado). Manado:
Iklim Organisasi Terhadap Kinerja
Universitas Sam Ratulangi.
Karyawan Pada Dinas Kebudayaan
Donni Juni Priansa. 2014. Kinerja dan Dan Pariwisata Kota Semarang.
Profesionalisme Guru. Bandung: Semarang: Fakultas Ekonomika dan
Alfabeta, Bisnis Universitas Pandanaran.
Edy Sutrisno. 2016. Manajemen Sumber Daya http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/
Manusia. Jakarta: Prenadamedia MS/article/view/417
Group. Michael Amstrong. 2004. Performance
Fattah. 1999. Landasan Manajemen Management. Nyutran: Tugu
Pendidikan Remaja. Bandung: Rosda Publisher.
Karya. Richard L. Daft. 2003. Manajemen, Edisi
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126535T%2 Kelima. Jakarta: Erlangga.
026324%20Pengaruh%20motivasi
96
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
97
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Abstrak: Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya memiliki peran
yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Agar
kepemimpinannya berjalan efektif, maka perlu upaya penguatan kompetensi bagi kepala
sekolah untuk mendukung pelaksanaan tugasnya. Oleh karena itu, diperlukan penyiapan
calon kepala sekolah yang memadai melalui berbagai pendidikan dan pelatihan agar setelah
menjabat dapat melakukan peran dan tugasnya dengan baik.
98
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
100
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
sekolah, misalnya dengan membaca buku- sehingga tercipta banyak pembaharuan atau
buku referensi kepemimpinan kepala sekolah, inovasi sebagai bagian integral dari
mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah. peningkatan kualitas pendidikan.
Kompetensi kedua adalah kompetensi Kompetensi kelima adalah kompetensi
sosial. Kompetensi ini mencakup kemampuan supervisi. Kompetensi ini menekankan bahwa
kepala sekolah dalam melakukan kerja sama seorang kepala sekolah dapat membina guru-
dengan orang lain dalam rangka kepentingan guru agar menjadi guru yang profesional.
sekolah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial Pengetahuan kepala sekolah terhadap
kemasyarakatan, dan memiliki kepekaan program supervisi akan menentukan
sosial terhadap orang atau kelompok lain. penumbuhan sikap profesionalisme guru.
Agar kompetensi ini berkembang dalam diri Program supervisi meliputi: merencanakan,
seorang kepala sekolah, maka ia harus selalu melaksanakan, dan menindaklanjuti program
bergaul dengan orang lain baik dengan semua supervisi akademik. Pemahaman kepala
warga sekolah maupun dengan pihak-pihak sekolah terhadap tugas supervisi dapat
yang ada hubungannya dengan kepentingan dilakukan dengan bekerja sama dengan
sekolah. Dalam melakukan kerja sama perlu pengawas sekolah. Pengawas sekolah
juga diperhartikan mengenai kemampuan bertanggung jawab terhadap kualitas
dalam berkomunikasi dengan orang lain. pembelajaran pada masing-masing sekolah
Kerja sama tidak akan berjalan secara efektif yang menjadi binaannya.
kalau tidak ada jalinan komunikasi yang baik.
Kompetensi ketiga adalah kompetensi 3 Kepemimpinan Kepala Sekolah
manajerial. Kompetensi ini menuntut kepala dalam Meningkatkan Kualitas
sekolah dapat melakukan aktivitas-aktivitas Sekolah
manajerial yang meliputi penyusunan
perencanaan sekolah, pengembangan Kepala sekolah sebagai pemimpin di
organisasi sekolah, pendayagunaan seluruh sekolahnya memiliki andil yang besar dalam
sumber daya sekolah, penciptaan budaya dan meningkatkan kualitas sekolahnya. Berbagai
iklim sekolah, pengembangan kurikulum dan hasil penelitian menunjukkan bahwa peran
pembelajaran. Kemampuan kepala sekolah kepala sekolah merupakan salah satu faktor
dalam mengelola semua aktivitas manajerial utama dalam keberhasilan sekolah untuk
tersebut dapat mendukung tugasnya. mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan Kepala sekolah yang efektif merupakan
cara mengikuti berbagai pelatihan dan kepala sekolah yang memiliki kemampuan
melalui pertemuan Kelompok Kerja Kepala dalam menggerakkan semua warga sekolah
Sekolah (KKKS). (guru, staf, siswa) dan anggota masyarakat
Kompetensi keempat adalah kompetensi untuk menyukseskan program-program
kewirausahaan. Kompetensi ini menuntut sekolah.
seorang kepala sekolah dapat menciptakan Menurut Sallis (2008) bahwa kualitas
inovasi, bekerja keras, pantang menyerah dan ditentukan oleh seberapa besar produk atau
selalu mencari solusi dalam menyelesaikan layanan yang diberikan memenuhi spesifikasi
persoalan-persoalan yang dihadapi. yang ada. Produk atau layanan yang diberikan
Kemampuan kepala sekolah dalam oleh sebuah lembaga akan berkualitas apabila
menghadapi persoalan sehar-sehari di sekolah telah memenuhi standard yang ditetapkan.
dapat dilakukan dengan adanya kerja sama Hal ini juga berlaku bagi sekolah dimana
tim yang kompak dengan membentuk divisi- kualitas sekolah tidak hanya ditentukan oleh
divisi yang langsung berhubungan dengan perolehan nilai lulusan, namun juga
persoalan sekolah, misalnya divisi ditentukan oleh proses belajar mengajar,
pengembangan kurikulum, hubungan sekolah layanan kepada konsumen atau stakeholder,
dan masyarakat. Setiap divisi juga diminta pengelolaan sumber-sumber daya yang lain.
untuk membuat program dan aktivitas yang Widdah, Suryana, dan Musyaddad
dapat merangsang kreativitas warga sekolah (2012) menyatakan ada beberapa indikator
dalam mempertimbangkan peningkatan
102
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
produk atau layanan yang berkualitas, yaitu produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga upaya
(1) konteks (contex), merupakan tersebut akan tercapai apabila kepala sekolah
pertimbangan pada konteks peningkatan dapat menjalankan peran dan tugasnya
mutu pendidikan, (2) masukan (input), dengan baik.
berkenaan dengan visi, misi, tujuan, sasaran, Apabila semua program dan aktivitas
sumber daya, siswa, kurikulum, (3) proses telah selesai dilakukan, maka kepala sekolah
(process), meliputi proses dalam pembuatan perlu mengadakan evaluasi. Evaluasi
keputusan, pengelolaan kelembagaan secara bertujuan untuk mengetahui sejauhmana
menyeluruh, proses pengelolaan program dan program yang telah dilakukan tersebut sesuai
aktivitas, proses pembelajaran, dan proses dan konsisten dengan perencanaan yang telah
penilaian dan evaluasi, (4) keluaran (output), ditetapkan.
mencakup prestasi akademik dan non Setelah upaya-upaya tersebut dilakukan,
akademik siswa, dan (5) dampak (outcome), kepala sekolah perlu melakukan langkah
merupakan manfaat secara jangka panjang berikutnya dengan melakukan evaluasi.
dari program peningkatan kualitas Evaluasi diperlukan untuk mengetahui
pendidikan, misalnya pendidikan lanjut, sejauhmana upaya yang telah
pengembangan karier, dan kesempatan untuk diimplementasikan tersebut konsisten dengan
berkembang. Indikator-indikator tersebut perencanaan yang telah ditetapkan. Menurut
seyogyanya menjadi perhatian seorang kepala Mulyasa (2013) kegiatan evaluasi diperlukan
sekolah meningkatkan kualitas dalam rangka mengetahui tingkat capaian
pendidikannya di sekolah. tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan
Dalam rangka pencapaian kualitas dilakukan secara berkala. Hasil kegiatan
pendidikan terdapat beberapa hambatan yang evaluasi menjadi pertimbangan penting bagi
dihapi oleh sekolah. Sebagaimana yang seorang kepala sekolah untuk melakukan
dikemukakan oleh Widdah, Suryana, dan perbaikan program pada masa yang akan
Musyaddad (2012). Terdapat lima faktor datang.
yang dapat menghambat keberhasilan
program peningkatan kualitas pendidikan di
KESIMPULAN
sekolah, yaitu: rendahnya dukungan atau Kepala sekolah sebagai seorang
pemimpin memiliki peran dan tanggung
partisipasi dari masyarakat kepada sekolah,
jawab yang besar dalam mengawal perubahan
lemahnya kepemimpinan yang ada di
agar sekolah dapat mengikuti perkembangan
sekolah, rendahnya tingkat profesionalisme
guru dan tenaga kependidikan sekolah, teknologi dan dapat bersaing dengan sekolah-
penggunaan sarana-prasarana sekolah yang sekolah yang lain. Kepala sekolah yang
efektif dalam menjalankan fungsi dan
kurang optimal dalam pengelolaan proses
perannya. Fungsi utama kepala sekolah
belajar mengajar, dan komite sekolah yang
meliputi: pengambilan keputusan, instruktif,
kurang berdaya.
konsultatif, partisipatif, dan delegatif,
Menurut Zulkarnain (2013) bahwa ada
tiga usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sedangkan perannya antara lain: leader,
sekolah dalam mengatasi hambatan dalam manager, supervisor, dan innovator.
Agar kepemimpinannya berhasil, maka
rangka meningkatkan kualitas sekolah. Upaya
kompetensi kepala sekolah perlu diperkuat
tersebut meliputi: (1) membantu para guru
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
untuk memahami, memilih, merumuskan
tujuan pendidikan, (2) menggerakkan dan sekolahnya. Kompetensi kepala sekolah yang
melibatkan semua warga sekolah (guru, staf, diperkuat meliputi: kompetensi kepribadian,
sosial, manajerial, kewirausahaan, dan
siswa), dan masyarakat agar menyukseskan
supervisi. Jabaran kelima kompetensi kepala
program pendidikan di sekolah, dan (3)
sekolah tersebut dapat memberikan gambaran
menciptakan sekolah sebagai suatu
kepada kepala sekolah untuk menjalankan
lingkungan kerja yang harmonis dan nyaman
sehingga warga sekolah dapat bekerja dan tugasnya sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya. Apabila kepala sekolah dapat
belajar dengan penuh ketenangan dan
menjalankan tugasnya sesuai dengan
103
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
REFERENSI
Barlian, I. (2013). Manajemen Berbasis
Sekolah (Menuju Sekolah Berprestasi).
Jakarta: Erlangga.
Kartono, K. (2008). Pemimpin dan
Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Press.
Mulyasa, E. (2013). Manajemen
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta:
Bumi Aksara.
Nawawi, H. (2008). Kepemimpinan
Mengefektifkan Organisasi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Nurkholis. (2005). Manajemen Berbasis
Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2007 Tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2010 Tentang Penugasan Guru sebagai
Kepala Sekolah.
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Sagala, S. (2011). Manajemen Strategik
dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Sallis, E. (2008). Manajemen Mutu Terpadu
Pendidikan. Alih bahasa Ahmad Ali
Riyadi & Fahrurrozi. Yogyakarta:
IRCiSod.
Wahyudi. (2012). Kepemimpinan Kepala
Sekolah (Dalam Organisasi
Pembelajaran). Bandung: Alfabeta.
Widdah, M, E. Suryana, A. Musyaddad, K.
2012. Kepemimpinan Berbasis Nilai
dan Pengembangan Mutu Madrasah.
Bandung: Alfabeta.
Zulkarnain, W. 2013. Dinamika Kelompok
(Latihan Kepemimpinan Pendidikan).
Jakarta: Bumi Aksara.
104
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Abstrak: Kepala sekolah memiliki peranan yang sangat penting terhadap kualitas sekolah. Hal ini
dikarenakan kepala sekolah adalah pemimpin bagi seluruh anggota sekolah sehingga dapat
disimpulkan kualitas kepala sekolah akan mempengaruhi kualitas setiap anggota sekolah.
Dengan demikian, kepala sekolah harus memiliki kualitas yang baik serta menjalankan
setiap fungsi kepala sekolah sesuai dengan pertauran yang berlaku. Perlu adanya kinerja
kepala sekolah untuk mengukur kompetensi kepala sekolah dalam memimpin sekolah.
Untuk dapat mengetahui kinerja kepala sekolah, maka, dapat dilakukan review terhadap
beberapa jurnal. Jurnal yang di review adalah jurnal yang memiliki kredibilitas yang baik
dilihat dari struktur jurnal dan juga metode pengambilan data. Setelah dikumpulkan,
kemudian, jurnal tersebut direview untuk dipilih sesuai dengan tema. Setelah jurnal
terkumpul, dilakukan review untuk ditarik kesimpulan mengenai kinerja kepala sekolah.
Hasil dari review jurnal adalah kepala sekolah belum melakukan fungsi supervisi dengan
baik. Fungsi supervisi dan manajerial memiliki efek positif terhadap kinerja guru. Dari hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah harus melaksanakan fungsi sebagai
kepala sekolah dengan baik untuk membentuk sekolah yang berkualitas.
105
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
106
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
107
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
program yang ada di sekolah. Selain itu, kepala pengawasan. Perencanaan artinya seorang
sekolah juga bertanggung jawab terhadap kepala sekolah membuat rencana bai jangka
kelancaran pelaksanaan pembelajaran di pendek, menengah maupu jangka panjang
sekolah. Pernyataan senada diungkapkan oleh terhadap program di sekolah.
Suryadi et al (2016) yang mengungkapkan Pengorganisasian artinya kepala sekolah
bahwa kepala sekolah bertanggung jawab melakukan pengaturan terhadap organisasi.
penuh terhadap kelancaran pelaksanaan Artinya, kepala sekolah dapat menunjuk
pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh anggota organisasi untuk membantu
karena itu, kepala sekolah harus melakukan melaksanakan tugas. Keudian, kepala sekolah
identifikasi terhadap kendala yang dialami melakukan pengarahan terhadap peran dan
oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran tugas masing-masing anggota sekolah.
di sekolah. Djafri (2017: 3) menambahkan Pengawasan artinya kepala sekolah melakukan
bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas pengawasan terhadap setiap kegiatan maupun
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, program yang sedang berjalan di sekolah
administrasi sekolah, pembinaan tenaga sehingga dapat diketahui keberhasilan dari
kependidikan lainnya dan pendayagunaan program tersebut Keempat adalah
serta pemeliharaan sarana dan prasarana. administrator. Kepala sekolah mengelola
Dengan demikian, tugas kepala sekolah tidak ketatausahaan sekolah untuk mendukung
hanya mengenai administrasi sekolah tetapi ketercapaian tujuan. Artinya, kepala sekolah
juga sampai dengan pembinaan tenaga mendukung seluruh administrasi yang harus
pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di dilakukan di sekolah dalam rangka mencapai
sekolah. tujuan. Kelima adalah sebagai supervisor.
Terdapat beberapa fungsi dari kepala Supervisi adalah kegiatan yang harus rutin
sekolah. Jelantik (2015: 5) menyebutkan dilakukan oleh kepala sekolah dalam
beberapa fungsi atau peran dari kepala melakukan pengawasan terhadap seluruh
sekolah. Pertama adalah sebagai educator. kegiatan yang ada di sekolah. Contohnya saja
Fungsi kepala sekolah ini adalah sebagai kepala sekolah wajib untuk mengamati proses
seorang pendidik sama seperti seorang guru. pembelajaran dan melakukan penilaian
Sebagai seorang educator kepala sekolah terhadap proses pembelajaran. Dalam fungsi
berfungsi sebagai perencana, pelaksana, sebagai supervisor, kepala sekolah harus
penilai hasil pembelajaran, membimbing dan merencanakan supervisei melaksanakan
melatih sekaligus melakukan penelitian. supervisi, dan melakukan tindak lanjut dari
Kedua adalah fungsi personal. Berbeda hasil supervisi. Oleh karena itu, dalam
dengan fungsi sebagai educator, dalam melakukan fungsi sebagai supervisor seorang
fungsinya sebagai personal, kepala sekolah kepala sekolah harus membuat laporan tertulis
memiliki fungsi untuk memainkan peran mengenai perencanaan dan penilaian
terhadap diri sendiri. Sebagai seorang kepala supervisi. Dengan demikian, tindak lanjut
sekolah harus menyadari fungsinya dalam yang harus dilakukan berdasarkan pada
memiliki integritas kepribadian dan akhlak penilaian yang jelas. Keenam adalah fungsi
mulia, mengembangkan budaya social. Dalam fungsi social, seorang kepala
keteladananan, memiliki keinginan kuat untuk sekolah melakukan kerjsama dengan pihak
mengembangkan diri, memiliki kerterbukaan lain yang dapat menunjang keberhasilan
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi, program sekolah, berpartisipasi dalam
serta mampu mengendalikan diri dalam kegiatan masyarakat, dan juga memiliki
menjalankan tugas. Mengendalikan diri kepekaan social. Ketujuh adalah fungsi leader.
artinya tidak mudah terbawa emosi ketika Leader artinya seorang kepala sekolah
menemui kesulitan dalam melaksanakan tugas memimpin sekolah dalam rangka
sebagai kepala sekolah. Ketiga adalah pendayagunaan secara optimal. Fungsi
manager. Sebagai seorang manager, kepala kedelapan adalah entrepreneur. Kepala
sekolah melakukan perencanaan, sekolah juga harus memiliki jiwa
pengorganisasian, pengarahan, dan kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan artinya
108
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
seorang kepala sekolah harus kreatif, bekerja Suryadi, Harun dan Usman (2016). Penelitian
keras, dan juga ulet. Dengan memiliki jiwa ini berjudul kinerja kepala sekolah sebagai
kewirausahaan, maka, kepala sekolah dapat supervisor dalam meningkatkan
memiliki rencana lain ketika satu rencana profesionalisme guru MTsN di Kabupaten
gagal. Selain itu, ketika kepala sekolah Aceh Barat Daya. Tujuan penelitian ini untuk
memiliki kreatifitas, maka, sekolah akan mengetahui: 1) kemampuan kepala sekolah
memiliki program yang berbeda dengan dalam merencanakan supervisi; 2) strategi
sekolah lain sehingga dapat menjadi sekolah kepala sekolah melaksanakan supervisi; 3)
yang unggul. Fungsi terakhir adalah sebagai kebijakan kepala sekolah dalam
climator. Sebagai seorang kepala sekolah, menindaklanjuti hasil supervisi; dan 4) faktor-
maka, kepala sekolah wajib untuk faktor pendukung dan penghambat supervisi.
menciptakan iklim sekolah yang kondusif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Seorang kepala sekolah harus memiliki adalah metode deskriptif dengan pendekatan
inisiatif untuk menciptakan iklim yang kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan
kondusif baik bagi siswa maupun guru dan melalui observasi, wawancara dan
juga staf yang ada di sekolah. dokumentasi. Hasil penelitian menyebutkan
Dari beberapa tanggung jawab dan tugas bahwa perencanaan supervisi akademik belum
dari kepala sekolah, dapat disimpulkan bahwa berjalan dengan lancar. Hal ini dikarenakan
kepala sekolah bertanggung jawab terhadap oleh ada beberapa kepala sekolah yang tidak
keberlangsungan kegiatan yang ada di sekolah, melaksanakan supervisi di sekolah. Hasil
baik kegiatan pembelajaran maupun di luar selanjutnya adalah Strategi pelaksanaan
kegiatan pembelajaran. Kepala sekolah tidak supervisi akademik yang dilakukan oleh
hanya bertanggung jawab terhadap kepala sekolah MTs Kabupaten Aceh Barat
administrasi sekolah saja tetapi juga daya dalam rangka meningkatkan
bertanggung jawab terhadap pembinaan profesionalisme guru dibuktikan dengan mulai
seluruh anggota di sekolah. Oleh karena itu, dari pembuatan perencanaan jadwal supervisi,
seorang kepala sekolah harus memiliki melaksanakan supervisi dengan cara
tanggung jawab yang luar biasa dalam mengunjungi kelas, menilai hasil kinerja guru
menjalankan amanah. dengan memakai instrumen pembelajaran
yang telah dipersiapkan. Akan tetapi,
METODE pelaksanaan supervisi akademik yang
Hasil dari makalah ini didasarkan pada dilakukan oleh kepala sekolah tidak banyak
beberapa jurnal yang sudah direview. Cara memberikan manfaat untuk perbaikan
pertama adalah dengan mengumpulkan jurnal pembelajaran dan meningkatkan
mengenai kinerja kepala sekolah. Jurnal harus profesionalisme guru. Dengan demikian, dapat
memiliki kredibilitas yang baik dilihat dari disimpulkan bahwa kegiatan supervisi belum
struktur jurnal dan juga metode pengambilan berjalan optimal. Seharusnya seorang kepala
data. Setelah dikumpulkan, kemudian, jurnal sekolah melakukan supervisi, membuat
tersebut direview untuk dipilih sesuai dengan laporan mengenai supervisi, dan
tema. Setelah jurnal terkumpul, dilakukan melaksanakan tindak lanjut dari hasil
review untuk ditarik kesimpulan mengenai supervisi.
kinerja kepala sekolah. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh
Egwu (2015) yang berjudul Principals’
HASIL DAN PEMBAHASAN performance I supervision of classroom
Kinerja kepala sekolah sebagai supervisor instruction in Ebonyi state secondary schools.
merupakan suatu usaha untuk 360 orang guru menjadi sampel dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh penelitian ini. 360 orang guru mengisi angket
guru melalui pembinaan dengan harapan dapat dengan 12 pernyataan pada bulan Spetember
meningkatkan kualitas proses pembelajaran di 2008 sampai dengan Januari 2009. Deskriptif
sekolah. Penelitian mengenai kinerja kepala kuantitatif digunakan dalam analisis data
sekolah sebagai supervisor ini dilakukan oleh penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah
109
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
pentingnya supervisi dilakukan oleh kepala didapatkan bahwa fungsi supervisi dan
sekolah karena ini sangat efektif. Dari manajerial akan meningkatkan kinerja guru
penelitian disebutkan bahwa jika supervisi baik dalam proses pembelajaran maupun di
berjalan dengan baik, maka, guru akan luar pembelajaran.
melaksanakan proses pembelajaran lebih baik
lagi. Supervisi dikatakan menjadi salah satu REFERENSI
hal penting untuk dilakukan oleh seorang Ali, M. (2009). Pendidikan untuk pembangunan
kepala sekolah. nasional. Jakarta: Grasindo.
Kompetensi manajerial kepala sekolah Djafri, N. (2017). Manajemen kepemimpinan
kepala sekolah. Yogyakarta: Deepublish.
memiliki pengaruh yang baik terhadap kinerja
Egwu, S. O. (2015). Principals' performance in
guru. Hal ini dibuktikan oleh Sugeng (2012) supervision of classroom instruction in
dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Ebonyi state secondary schools. Journal
kompetensi manajerial kepala sekolah dan of education and practice, 99-105.
budaya sekolah terhadap kinerja guru SMP Jelantik, A. K. (2015). Menjadi kepala sekolah
Negeri di Kabupaten Kudus. Tujuan penelitian yang profesional panduan menuju PKKS.
ini adalah menemukan: 1) mengetahui Yogyakarta: Deepublish.
Munirah. (2015). Sistem pendidikan di Indonesia:
besarnya pengaruh kompetensi manajerial antara keinginan dan realita. AULADUNA,
kepala sekolah terhadap Kinerja guru SMP 233-245.
Negeri di Kabupaten Kudus, (2) mengetahui Muspawi, M. (2014). Pengembangan model
besarnya pengaruh budaya organisasi sekolah kepemimpinan kepala sekolah yang
terhadap kinerja guru SMP Negeri di berorientasi pada kinerja sekolah efektif.
Kabupaten Kudus, (3) Besarnya pengaruh Jurnal penelitian Universitas Jambi seri
kompetensi manajerial kepala sekolah dan humaniora, 19-22.
Musyaddad, K. (2013). Problematika pendidikan di
budaya organisasi sekolah terhadap kinerja Indonesia. Edu-Bio, 51-57.
guru SMP Negeri di Kabupaten Kudus. Purwanto. (2012). Kinerja kepala sekolah dalam
Metode penelitian menggunakan pendekatan peningkatan mutu proses pembelajaran
kuantitatif dengan desain. Sampel penelitian dengan menggunakan MPMBS. Program
sebanyak 258 guru, pengambilan sampel Pascasarjana Universitas
menggunakan proposional random sampling. Muhammadiyah Surakarta, 1-19.
Rosdina, Murniati, & Yusrizal. (2015). Perilaku
Teknik pengumpulan data menggunakan
kepemimpinan kepala sekolah dalam
kuesioner yang dikembangkan berdasarkan peningkatan kinerja guru pada SD negeri
variabel kompetensi manajerial kepala 2 Lambheu Kabupaten Aceh Besar. Jurnal
sekolah, budaya sekolah, dan kinerja guru. administrasi pendidikan, 69-78.
Analisis data menggunakan uji regresi dengan Sodiah, & Nurhikmah, E. (2017). Etika kerja
bantuan SPSS. Hasil dari penelitian kepala sekolah dalam meningkatkan
menunjukkan bahwa kompetensi manajerial kinerja guru. Jurnal studi manajemen
pendidikan: 163-187.
kepala sekolah memiliki hubungan positif dan Sugeng. (2012). Pengaruh kompetensi manajerial
signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini berarti kepala sekolah dan budaya sekolah
bahwa kinerja guru akan baik jika kepala terhadap kinerja guru SMP negeri di
sekolah memiliki kinerja yang baik pula. Kabupaten Kudus. Educational
Dari hasil review beberapa jurnal di atas, management, 63-70.
maka, evaluasi kinerja kepala sekolah penting Suryadi, A., Harun, C. Z., & Usman, N. (2016).
untuk dilakukan mengingat pentingnya fungsi Kinerja kepala sekolah sebagai supervisor
dalam meningkatkan profesionalisme
kepala sekolah untuk terciptanya kualitas guru MTsN di Kabupaten Aceh Barat
sekolah lebih baik. Daya. Jurnal administrasi pendidikan, 22-
39.
KESIMPULAN
Dari hasil review di atas, dapat
disimpulkan bahwa pentingnya fungsi kepala
sekolah untuk menciptakan kualitas sekolah
yang baik. Dari jurnal yang sudah direview
110
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
a
Mahasiswa Administrasi Pendidikan - Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang
b
Dosen Administrasi Pendidikan - Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang
Abstract The purpose of this research was to get information about perception of teachers about
promotion services at Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota. The classification
of this research was descriptive research. its populations were all of PNS SMPN
teachers in Payakumbuh’s District of Lima Puluh Kota’s Regency, as many as 111
peoples and its samples was 55 peoples. The instrument of this research use questinares
with likert scale to prove its validity and reability. The result of this research showed
that average score (mean) of perception of teachers about promotion services at Dinas
Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota was 3,79. Based on the result of research, can
be concluded promotion services at Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota
already served.
111
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
112
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
113
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
intimidasi dari petugas yaitu 4,22. Kemudian sekitar 500 lebih. Sementara itu jumlah
skor rata-rata yang paling rendah adalah petugas pelayanan publik kenaikan pangkat
Ruang tempat mengurus kenaikan pangkat Guru PNS yang jumlahnya 15 orang tentu
dilengkapi dengan fasilitas yang memudahkan tidak sebanding dengan jumlah Guru PNS
dan memberikan rasa nyaman selama yang dilayani dalam mengurus kenaikan
pelayanan (seperti: Ruang Tunggu, WC, dan pangkat setiap 4 triwulan dalam setahun. Hal
kantin) yaitu 3,85. ini menyebabkan terjadinya antrian pada loket
Pada aspek tingkat profesional petugas pelayanan oleh Guru PNS, belum lagi dari
diperoleh skor rata-rata adalah 4,10 berada kebiasaan antri yang belum tumbuh dengan
pada kategori baik. Skor rata-rata yang paling baik dan suka memotong antrian supaya dapat
tinggi terlihat pada petugas memakai seragam pelayanan lebih dahulu. Sistem antrian yang
dinas lengkap dalam memberikan pelayanan tidak terkoordinasi dengan baik oleh petugas
yaitu 4,69. Kemudian skor rata-rata yang yang menyebabkan antrian menjadi lebih
paling rendah adalah petugas terbuka terhadap padat, tidak terkendali, dan penuh sesak yang
kritik dan saran yang diberikan berkaitan tidak jarang menimbulkan pertengkaran.
dengan pelayanan, baik itu kritik yang positif Upaya yang dapat dilakukan oleh petugas agar
maupun kritik yang negatif yaitu 3,82. antrian Guru PNS dalam mendapatkan
Secara keseluruhan persepsi guru PNS pelayanan dapat berjalan dengan lancar, yaitu:
SMP Negeri Se-Kecamatan Payakumbuh perlunya ketegasan dan kebaranian dari
Kabupaten Lima Puluh Kota terhadap petugas untuk mengatur secara konsisten
pelayanan publik kenaikan pangkat guru PNS antrian Guru PNS, dan Menambah petugas
di Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh dan loket pemberi pelayanan agar
Kota dikategorikan baik dengan skor rata-rata penumpukan antrian tidak terjadi.
adalah 3,79. Menerapkan cara antrian model lurus dan
4.2. Pembahasan kerucut agar antrian dapat diminimalisir
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan dengan baik oleh petugas. Berdasarkan hasil
pelayanan publik kenaikan pangkat guru PNS penelitian menunjukkan Persepsi Guru PNS
di Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh SMP Negeri Se-Kecamatan Payakumbuh
Kota pada aspek kesederhanaan prosedur Kabupaten Lima Puluh Kota terhadap
pelayanan sudah memberikan gambaran yang Pelayanan Publik Kenaikan Pangkat Guru
baik dengan skor rata-rata sebesar 4,24. Pada PNS di Dinas Pendidikan Kabupaten Lima
aspek kesederhanaan prosedur pelayanan Puluh Kota pada aspek keterbukaan informasi
memiliki skor rata-rata yang paling tinggi pelayanan berada pada kategori baik dengan
adalah pengajuan kenaikan pangkat dengan skor rata-rata 3,62. Pelayanan publik kenaikan
memenuhi syarat obyektif, yaitu disiplin kerja, pangkat Guru PNS pada aspek keterbukaan
kesetiaan, pengabdian, pengalaman, informasi pelayanan memiliki skor rata-rata
kerjasama, dan dapat dipercaya dengan skor yang paling tinggi adalah tersedianya papan
sebesar 4,84. Kemudian skor rata-rata yang informasi pelayanan yaitu 4,42. Kemudian
paling rendah adalah rasio jumlah loket skor rata-rata yang paling rendah adalah
pelayanan dengan jumlah guru PNS yang tersedianya web, wi-fi, dan akses internet
dilayani dengan skor sebesar 3,69. Rendahnya untuk mengakses informasi mengenai
skor tersebut disebabkan oleh banyaknya pelayanan publik kenaikan pangkat dengan
Guru PNS yang mengeluh dengan jumlah skor rata-rata dengan skor sebesar 3,05.
loket pelayanan yang tidak sebanding dengan Rendahnya skor tersebut disebabkan oleh
banyaknya Guru PNS SMP Negeri Se- beberapa hal, salah satunya halaman web
Kecamatan Payakumbuh yang berjumlah 111 informasi yang jarang diperbaharui dan akses
Orang. Jumlah itu belum termasuk dengan internet melalui wi-fi di Dinas Pendidikan
Guru PNS SD, SMA Se-Kecamatan Kabupaten Lima Puluh Kota yang koneksi
Payakumbuh, dan Guru PNS dari daerah lain jaringannya tidak stabil. Upaya yang dapat
di Kabupaten Lima Puluh Kota selain dilakukan agar akses informasi ini dapat
Kecamatan Payakumbuh yang jumlahnya diterima oleh Guru PNS tanpa ada hambatan
114
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
115
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
pangkat. Jika dilihat secara mendalam, kantin mempunyai pendapat dengan tidak mendapat
termasuk faktor pendukung pelayanan yang gangguan, dan untuk mencari, menerima dan
memiliki fungsi sebagai menimbulkan rasa menyampaikan keterangan dan pendapat
kenyamanan bagi orang orang yang dengan cara apapun juga dan tidak
berkepentingan sehingga dapat mengurangi memandang batas. Upaya yang harus
sifat emosional mereka (Moenir,2015:119). dilakukan agar petugas mampu menerima
Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi kritik dan saran yang diberikan oleh Guru PNS
masalah mutu produk pelayanan pada dengan baik.
pelayanan publik kenaikan pangkat Guru PNS
di Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh
Kota adalah dengan menyediakan kantin yang
KESIMPULAN
dibutuhkan oleh guru PNS dalam melakukan Berdasarkan hasil penelitian, dapat
pelayanan agar Guru PNS merasa nyaman disimpukan:
a. Persepsi Guru tentang kesederhanaan
selama melakukan pelayanan publik kenaikan
prosedur pelayanan kenaikan pangkat di
pangkat dan setidaknya di ruang tunggu
Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh
disediakan minuman air putih.
Berdasarkan hasil penelitian Kota berada pada kategori baik dengan
menunjukkan Persepsi Guru PNS SMP Negeri skor rata-rata sebesar 4,24.
b. Persepsi Guru tentang keterbukaan
Se-Kecamatan Payakumbuh Kabupaten Lima
informasi pelayanan kenaikan pangkat di
Puluh kota terhadap Pelayanan Publik
Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh
Kenaikan Pangkat Guru PNS di Dinas
Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota pada Kota berada pada kategori baik dengan
aspek tingkat profesional petugas berada pada skor rata-rata sebesar 3,62.
c. Persepsi Guru tentang kepastian
kategori baik dengan skor rata-rata sebesar
pelaksanaan pelayanan kenaikan pangkat
4,10. Pelayanan publik kenaikan pangkat
di Dinas Pendidikan Kabupaten Lima
Guru PNS pada aspek tingkat profesional
Puluh Kota berada pada kategori cukup
petugas memiliki perolehan skor rata-rata
yang paling tinggi adalah memakai seragam dengan skor rata-rata sebesar 2,89.
dinas lengkap dalam memberikan pelayanan d. Persepsi Guru tentang mutu produk
pelayanan kenaikan pangkat di Dinas
dengan skor sebesar 4,69. Kemudian skor rata-
Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota
rata yang paling rendah adalah terbuka dalam
berada pada kategori baik dengan skor rata-
menerima kritik dan saran dengan skor sebesar
3,82. Rendahnya skor tersebut terjadi karena rata sebesar 4,08.
kesibukan pekerjaan lain yang padat dan e. Persepsi Guru tentang tingkat profesional
petugas pelayanan kenaikan pangkat di
masalah pribadi yang terbawa sampai saat
Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh
memberikan pelayanan yang menyebabkan
Kota berada pada kategori baik dengan
kritik dan saran dari Guru PNS ini kurang
skor rata-rata sebesar 4,10.
mendapat perhatian dari petugas.
Dalam hal ini dari petugas perlu
mendengarkan kritik dan saran dari Guru PNS REFERENSI
yang berguna bagi pelayanan publik kenaikan Arenawati. 2014. Administrasi Pemerintahan
pangkat di Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Daerah: Sejarah, Konsep dan
Puluh Kota karena hal ini merupakan hak dari Pelaksanaan di Indonesia. Jakarta:Graha
Guru PNS dalam menyampaikan Ilmu.
pendapatnya. Sesuai dengan rumusan hak e-journal.uajy.ac.id/1770/2/1HK08219.pdf
asasi yang dirumuskan Perserikatan Bangsa (diakses pada tanggal 7 September‘16)
Bangsa (PBB) tanggal 10 Desember 1948 https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=
pasal 19 (Universal Declaration of Human &esrc=s&source=web&cd=22&cad
Rights) bahwa setiap orang berhak atas =rja&uact=8&ved=0ahUKEwjO0Ktuv-
kebebasan mempunyai dan mengeluarkan XOAhVFro8KHfWODM84FBAWCCI
pendapat; dalam hak ini termasuk kebebasan wAQ&url=http%3A%2F%2Feprints
116
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
uny.ac.id%2F8586%2F3%2FBAB%252
02%2520-
%252005402244038.pdf&usg=AFQjCN
Geop44_oBoJX8k5WeqSW1zfUbb-
PQ&sig2=1FkfZC6xnCINsBGfwo06zg
(diakses pada tanggal 29 Agustus 2016)
http://digilib.unila.ac.id/19732/4/BAB%20II.
pdf (diakses pada tanggal 29 Agustus
2016)
Moenir, H.A.S. 2015. Manajemen Pelayanan
Umum di Indonesia. Jakarta:Bumi
Aksara
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara No. 81 Tahun 1993 entang
Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara No. 63 tahun 2003 tentang
Pedoman Pelayanan Publik Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 th 2008
tentang Keterbukaan
Informasi Publik Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Tindak Pidana
korupsi
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
99 Tahun 2000 Tentang kenaikan
Pangkat Pegawai Negeri Sipil
117
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
e-mail: rugaiyah@unj.ac.id
Abstract: This study aims to described about teachers job satisfaction. Job satisfaction of teachers is
an expression of feelings and attitudes pleased employees to the influence of external and
internal about everything at work during carrying out the task, include (1) feelings of joy
towards work, (2) proud of work, (3) passion in working, (4) staying in work. This research
was conducted in Makassar District of West Jakarta. The population is 284 teachers of
public primary schools. Determination of sample using Slovin formula obtained 166
respondents. Data analysis technique is descriptive qualitative. The results of this study
illustrates that the job satisfaction of teacher with an indicator of feeling happy to work
obtained 26%, Indicators of the quality of proud of towards their job obtained 20%,
Indicators spirit in working obtained 26%, Indicators stay in work obtained 28%. The
implication of this research result is that teacher's job satisfaction can be used as the basis
for the institution to provide teacher guidance in order to work more optimally in carrying
out school learning activities.
118
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
119
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Kekecewaan juga diungkapkan oleh kondisi lingkungan kerja yang baik. Guru
Gubernur DKI Jakarta yang mengatakan yang merasa puas dalam bekerja akan
bahwa guru bekerja tiga jam sehari dengan mengutamakan pekerjaannya dibandingkan
gaji yang besar dirasakan belum meingkatkan dengan balas jasa yang diterima.
kualitas pendidikan di DKI.18 Hal tersebut Teori motivasi dan kinerja menjelaskan
mengarah kepada beberapa indikasi yang bahwa keinginan mendapat penghargaan akan
menunjukkan masih rendahnya kepuasan mempengaruhi kepuasan kerja. Guru sebagai
kerja guru. Gejala yang terlihat pada makhluk sosial juga memerlukan suatu
rendahnya kegairahan dalam melaksanakan pengakuan dan feed back baik dalam bentuk
tugas, tingkat kerajinan yang rendah yang perbuatan atau imbalan. Hasil tersebut didapat
ditandai dengan banyak guru yang tidak dari berbagai faktor nilai positif yang
melaksanakan persiapan mengajar, datang diberikan guru dalam bekerja.
terlambat, memulai jam pelajaran tidak tepat Setiap kondisi tempat kerja juga
waktu, mengakhiri jam pelajaran lebih awal mempengaruhi tingkat kepuasan kerja guru.
terutama pada jam pelajaran terakhir serta Seperti dikemukakan Brett dan Drasgow
tindakan lain yang tidak sesuai kebijakan. bahwa karakteristik interistik kerja adalah
Gejala-gejala tersebut akan berdampak negatif media yang mempengaruhi kepuasan kerja.
jika dibiarkan, karena akan dapat menurunkan Karakteristik intrinsik kerja mencakup
produktifitas kerja yang pada akhirnya akan keterampilan, tugas kerja, otonomi, dan
menurunkan kualitas pendidikan. umpan balik. Keseluruhan faktor tersebut
Aksi puncak ketidakpuasan guru adalah bergantung dari sikap menanggapi berbagai
dengan mendeklarasikan FSGI (Federasi kondisi yang dihadapi.
Serikat Guru Indonesia) pada tahun 2011 lalu Guru yang puas dengan apa yang
sebagai pengganti PGRI (Persatuan Guru diperolehnya dari sekolah akan memberikan
Republik Indonesia) yang dirasakan belum lebih dari apa yang diharapkan dan akan terus
menaungi aspirasi dikarenakan sebagian besar berusaha memperbaiki kinerjanya. Dengan
pengurus PGRI bukan berprofesi sebagai guru tercapainya kepuasan kerja guru, kinerja juga
sehingga dinilai kurang mengerti kebutuhan akan meningkat, kepuasan kerja guru
guru.19 Selain gaji, faktor yang mempengaruhi memiliki hubungan yang berbanding lurus
kepuasan kerja yaitu tingkat emosional dan dengan kualitas pelayanan jasa eksternal.
dukungan sosial. Secara langsung ataupun Kualitas layanan jasa ekternal tercermin dalam
tidak, faktor psikologis dapat memberikan pelayanan terbaik yang diberikan guru dalam
pengaruh dalam perilaku fisik yang bekerja terutama saat mengajar. Kepuasan
ditampilkan guru saat bekerja. kerja yang dimaksud diindikasikan dengan
Kepuasan kerja merupakan sikap positif muncul perasaan senang dan bangga guru
yang menyenangkan dan mencintai terhadap pekerjaan serta semangat dan
pekerjaannya. Kepuasan kerja dapat dinikmati bertahan dalam pekerjaannya. Mengingat
jika terciptanya kualitas pelayanan. Dalam begitu pentingnya peningkatan kepuasan kerja
menjalankan tugasnya, guru yang berkualitas guru dalam mencapai tujuan pendidikan, maka
dalam mengajar akan menimbulkan penelitian ini mengkaji tentang kepuasan kerja
kepercayaan bagi murid dan rasa nyaman guru yang ditinjau dari empat indikator
dalam lingkungan kerja sehingga kepuasan kepuasan kerja yaitu: (1) senang terhadap
kerja akan tercipta. Kepuasan dalam pekerjaan pekerjaan, (2) bangga terhadap pekerjaan, (3)
adalah kepusasan kerja yang dinikmati dalam semangat dalam bekerja, (4) bertahan dalam
pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil pekerjaan.
kerja, penempatan, perlakuan, serta adanya
18
http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/03/ahok-sentil-dki- tak-puas-dengan-pgri-para- guru- deklarasikan-
guru-daerah-lain-kok- tersinggung-623802.html fsgi?nd991103605
19
http://m.detik.com/news/read/2011/01/23/191713/1552684/10/
120
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
20
Fred Luthans, Organizational Behavior: An Avidence-Based
Approach (New York: McGraw-Hill, 2011), h. 141.
122
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Pada butir kelima, 35% guru merasa inovatif mampu meningkatkan aktivitas hasil
cukup puas untuk bekerjasama dengan guru belajar peserta didik.21
lain dalam mengoptimalkan kinerja mengajar, Indikator senang terhadap pekerjaan,
sedangkan 27% guru merasa sangat senang. yang memiliki kepuasan sangat puas atau
Dari presentase ini, tentu guru harus terus sangat tinggi terdapat pada indikator satu yang
meningkatkan kerjasama dengan guru lain menyatakan bahwa guru merasa senang saat
karena setiap guru punya pengalaman yang mengajar di kelas, hal ini mengindikasikan
berbeda. Guru yang kaya akan pengalaman bahwa guru sangat mencintai pekerjaannya
diharapkan akan berbagi dengan rekan guru untuk mengajar dikelas. Data di visualisasikan
yang masih baru dalam mengajar atau kepada sebagai berikut:
guru yang masih kagok dalam
mengaplikasikan metode ajar. Diagram Indikator 1
Pada butir keenam, 37% guru merasa 100
tidak bosan saat menasehati peserta didik yang Skor 5
80
kurang paham dalam pelajaran. Hal itu tentu Skor 4
harus ditingkatkan karena guru seyogyanya 60
menampakkan terjadinya perubahan dalam 40 Skor 3
diri peserta didik, dari tidak paham menjadi 20 Skor 2
paham, dari yang tidak mengerti menjadi 0
mengerti, dan tidak terarah menjadi terarah. Skor 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pada butir ketujuh, hanya 18% guru
merasa sangat senang membeli bahan ajar
yang diperlukan oleh peserta didik, sementara 2.2. Bangga terhadap pekerjaan
30% guru merasa cukup senang. Ini tentu Kepuasan kerja adalah sikap emosional
berkaitan dengan dukungan organisasi yang menyenangkan dan mencintai atau
sekolah. Sekolah dengan proses pembelajaran mempunyai rasa bangga terhadap
yang memiliki standar mutu yang tinggi pekerjaannya. Luthans berpendapat bahwa,
apabila didukung oleh fasilitas yang memadai kepuasan kerja sebagai “a pleasurable or
dan siap pakai setiap saat. Sehingga dapat positive emotional state resulting from the
mengoptimalkan kinerja guru di dalam kelas. appraisal of one’s job or job experience. Job
Pada butir kedelapan, 44% guru satisfaction is a result of employees perception
menginput data dengan teliti. Evaluasi harus of how well their job provide those thing that
dilakukan dengan tepat, teliti dan objektif are viewed as important.”22 Pendapat Luthans
terhadap hasil belajar sehingga dapat menjadi dapat dimaknai suatu keadaan emosi yang
alat untuk mengecek kemampuan peserta menyenangkan atau positif dan hasil penilaian
didik dalam belajarnya. seseorang terhadap pekerjaannya sendiri atau
Pada butir kesembilan, 28% guru pengalaman kerjanya. Kepuasan kerja dapat
melakukan inovasi dalam mengajar tanpa juga dibatasi sebagai persepsi bahwa
perintah kepala sekolah. Para guru diharapkan pekerjaan yang dihadapi seseorang akan
dapat lebih mendorong inovasi metode mampu membuatnya memenuhi nilai-nilai
pembelajaran dalam kegiatan belajar pekerjaan yang penting.
mengajar. Semua dilakukan agar proses Pada butir sepuluh ada 39% guru
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan merasa cukup puas terhadap perhatian yang
efektif karena dapat memancing siswa untuk diberikan peserta didik saat sedang mengajar.
lebih aktif. Hal ini sejalan dengan penelitian Pada butir sebelas, terdapat 49% guru merasa
yang dilakukan oleh I Nyoman Adi Susrawan, bangga saat berhasil membuat peserta didik
dimana penerapan metode pembelajaran memahami pelajaran yang diberikan. Pada
21
I Nyoman Susrawan A., “Penerapan Metode Pembelajaran Kelas X SMA N 1 Kubu Karangasem,” Jurnal Bakti Saraswati,
Inovatif (Talking Stick dan EKSTRIM) untuk Meningkatkan Vol. 04 No. 01, 2015
22
Aktivitas dan Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Siswa Fred Luthans, Organizational Behavior: An Avidence-Based
Approach (New York: McGraw-Hill, 2011), h. 141.
123
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
124
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
60 Skor 4 60 Skor 4
40 Skor 3 40 Skor 3
20 Skor 2 20 Skor 2
0 Skor 1 0 Skor 1
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
125
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
126
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Sukarman Purba
Email: arman_prb@yahoo.com
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penentu kinerja, yaitu
kepemimpinan kepala sekolah, modal intelektual, dan motivasi berprestasi guru Negeri
SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota. Poulasi penelitian seluruh guru SMP Negeri di
Kecamatan Medan Kota sebanyak 324 orang. Jumlah sampel ditentukan dengan rumus
Slovin sebanyak 180 orang dengan mengggunakan proporsional random sampling.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan angket dengan lima pilihan. Teknik analisis
data dilakukan dalam dua tahap yakni secara deskriptif dan inferensial, setelah dilakukan
uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas data dan uji linieritas regresi. Untuk menguji
hipotesis digunakan analisis jalur (path analysis) dan untuk menguji kecocokan model
teoretik digunakan uji goodness of fit dengan menggunakan Chi Kuadrat. Berdasarkan
hasil penelitian melalui pengujian hipotesis ternyata kepemimpinan kepala sekolah
berpengaruh langsung positif terhadap motivasi berprestasi, modal intelektual
berpengaruh langsung positif terhadap motivasi berprestasi, kepemimpinan kepala
sekolah berpengaruh langsung positif terhadap kinerja, modal intelektual berpengaruh
langsung positif terhadap kinerja, dan motivasi berprestasi berpengaruh langsung positif
terhadap kinerja. Semua hipotesis yang diajukan teruji kebenarannya sehingga
ditemukan suatu fixed model atau model teoretik yang menggambarkan struktur
hubungan kausal antara variabel kepemimpinan kepala sekolah, modal intelektual,
motivasi berprestasi, dan kinerja guru SMP Negeri Di Kecamatan Medan Kota.
Berdasarkan temuan penelitian kinerja guru dapat ditingkatkan bila kepemimpinan
kepala sekolah, modal intelektual, dan motivasi berprestasi ditingkatkan. Besar pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah, modal intelektual, dan motivasi berprestasi terhadap
kinerja guru sebesar 35,11 persen, sedangkan sisanya ditentukan faktor lain.
Kata Kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Modal Intelektual, Motivasi Berprestasi, Kinerja
127
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
128
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
demikian, kepala sekolah diharapkan dapat proses dan budaya ditambah modal rasional
mempengaruhi dan menggerakkan orang lain dan modal manusia. Modal intelektual
untuk bekerja mencapai visi misi sekolah merupakan potensi di masa depan yang
tanpa paksaan. Sebagai penggerak para guru, merupakan kombinasi dari modal manusia
kepala sekolah harus mampu berperan sebagai (kecerdasan, keahlian, pengetahuan) dan
pemimpin yang menggerakkan para guru agar potensi dari orang-orang dalam organisasi
kinerjanya meningkat. Untuk itu, kepala (Edvinsson, 2000:12). Sedangkan, Brooking
sekolah harus dapat menentukan dan and Motta (1996:16) menyatakan modal
menerapkan kepemimpinan yang tepat sesuai intelektual merupakan aset yang tidak terlihat
dengan situasi dan kondisi agar dapat yang merupakan gabungan dari faktor
meningkatkan motivasi berprestasi manusia, proses dan pelanggan yang
bawahannya. Hasil penelitian Lumban Gaol memberikan keunggulan kompetitif.
(2012:107) bahwa persepsi guru tentang Berdasarkan dari pendapat tersebut dapat
kepemimpinan kepala sekolah secara dinayatakan bahwa modal intelektual
langsung berpengaruh signifikan terhadap merupakan aset yang tidak terlihat dari suatu
tinggi rendahnya motivasi kerja guru dengan organisasi yang dapat digunakan untuk
besar sumbangan sebesar 73,96%. Manullang menciptakan nilai bagi organisasi melalui
(2006:96-97) mengatakan kepemimpinan modal manusia. Berdasarkan konsep di atas,
yang efektif membuat organisasi efektif, dan modal intelektual berfokus pada dimensi
sebaliknya kepemimpinan yang kurang efektif modal manusia. Kompetensi dan komitmen
membuat organisasi gagal mewujudkan visi, pada konsep modal intelektual dari Ulrich
misi, dan tujuan, yang mana tanpa pimpinan, masuk dalam modal manusia karena
sebuah organisasi akan merupakan kerumunan kompetensi dan komitmen ada melekat pada
manusia dan peralatan. Dengan demikian, pekerja atau karyawan itu sendiri, dengan
kepemimpinan kepala sekolah adalah persepsi indikator persepsi terhadap fungsi
guru terhadap kemampuan kepala sekolah manajemen, menyenangi pekerjaan, bangga
menanamkan keyakinan, memberdayakan terhadap organisasi, kepedulian terhadap
siswa, guru, pegawai, teknisi laboratorium/ suasana kerja, bertanggungjawab terhadap
workshop dengan penuh perhatian dan pekerjaan, kesiapan dalam bekerja, berperan
pengarahan untuk mencapai visi dan misi yang aktif dalam organisasi, dan kepedulian
didefinisikan dengan indikator-indikator, terhadap orang lain.
yaitu melaksanakan visi dan misi, 4. Motivasi Berprestasi
pemberdayaan bawahan, pembimbingan dan Motivasi yaitu dorongan atau keinginan
pengarahan, pengelolaan administrasi, individu untuk melakukan kegiatan tertentu
perbaikan dan pengembangan lembaga. dalam mencapai tujuan. Usman (2008:250),
3. Modal Intelektual menyatakan motivasi ialah keinginan untuk
Menurut Ulrich (1998:16) bahwa modal berbuat sesuatu. Motivasi merupakan
intelektual merupakan produk dari interaksi keinginan yang terdapat pada seseorang
antara kompetensi dengan komitmen. individu yang merangsangnya untuk tindakan-
Sedangkan, Stewart (1997:x) menyatakan tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau
Intellectual capital is intellectual material- alasan seseorang dalam berperilaku.
knowledge, information, intellectual property, Wahyusumidjo (1994:172) menyatakan
experience that can be put to use to create keberhasilan seorang pemimpin
wealth. Fitz-enz (2002:10) menyatakan: menggerakkan orang lain untuk mencapai
Intellectual capital is the intangible asset that tujuan organisasi selain kewibawaannya juga
stays behind when the employee leave, human terletak pada kemampuannya memotivasi
capital is the intellectual assets that goes home orang lain. Pemberian motivasi oleh kepala
every nighat with the employees. Modal sekolah kepada guru, atau motivasi yang
intelektual merupakan aset yang tidak nyata timbul dari diri guru sendiri untuk berprestasi
yang terdiri dari modal organisasi, intelektual akan mampu mencapai kepuasan kerjanya,
properti dan hubungan yang kompleks dari sehingga tercapai kinerja organisasi dan
130
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
132
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Tabel 3 Rangkuman Hasil Uji Linieritas dan Uji positif terhadap Morivasi Berprestasi,
Keberartian Kepemimpinan Kepala sekolah berpengaruh
Variabel Uji Linieritas Uji Keberartian Regresi langsung positif terhadap Kinerja guru, Modal
No Eksogen Fh Sig. Status Fh Sig. Status
terhadap
Intelektual berpengaruh langsung positif
Variabel terhadap Kinerja Guru, Motivasi Berprestasi
Endogen
1 X1 dengan X2 0,982 0,349 Linier 9,909 0,002 Signifikan berpengaruh langsung positif terhadap Kinerja
2 X1 dengan X3 1,108 0,315 Linier 31,381 0,000 Signifikan Guru.
3 X1 dengan X4 1,376 0,078 Linier 34,247 0,000 Signifikan
4 X2 dengan X3 1,299 0,122 Linier 27,592 0,000 Signifikan
Selanjutnya, berdasarkan harga- harga
5 X2 dengan X4 1,350 0,091 Linier 57,112 0,000 Signifikan koefisien korelasi dan koefisien jalur yang
6 X3 dengan X4 1,341 0,109 Linier 33,993 0,000 Signifikan
diperoleh dari hasil perhitungan, dapat
Dari tabel tersebut ditunjukkan bahwa untuk digambarkan diagram jalur (Path Diagram)
uji linieritas semua nilai signifikansi Fh > 0,05 yang merupakan fixed model atau model
dan untuk uji keberartian regresi semua nilai teoretik yang menggambarkan hubungan
signifikansi Fh < 0,05 berarti bentuk hubungan kausalistik antar variabel penelitian yang
variabel eksogenus dengan variabel menentukan kinerja guru SMP seperti pada
endogenus adalah linier sehingga asumsi gambar 1 berikut.
linieritas telah terpenuhi.
e1=0,768
X1
3. Pengujian Hipotesis ϵ2=0,648
ρ31=0,320 ρ41=0,251
Pengujian persyaratan analisis telah
r12= ρ21=0,230
dipenuhi, selanjutnya pengujian hipotesis ρ43=0,166
X3 X4
dilaksanakan untuk menjawab permasalahan ρ32= 0,293
penelitian yang telah dirumuskan. Komputasi
ρ42=0,374
statistik koefisien korelasi dan koefisien jalur
berikut pengujiannya keberartiannya X2
diringkas pada tabel 4 berikut.
Gambar 1. Hubungan Kausal Empiris X1, X2,
Tabel 4 Rangkuman Hasil Perhitungan Koefisien X3, terhadap X4.
Korelasi, Koefisien Jalur dan
Keberartiannya 4. Pengaruh Langsung dan Tidak
No Koefisien Koefisien thitung signifi Keterang
Hipot Korelasi* Jalur kansi an Langsung
esis
1 3,418 0,002 Jalur
Pada tabel berikut ditunjukkan hasil
𝑟12 = 0,230 ρ21 = 0,230
Berarti rangkuman pengaruh langsung dan pengaruh
2 𝑟13 = 0,387 ρ31 = 0,320 4,274 0,000 Jalur tidak langsung antara Kepemimpinan Kepala
Berarti
3 4,325 0,000 Jalur Sekolah (X1) dan Modal Intelektual (X2)
𝑟23 = 0,366 ρ32 = 0,293
Berarti terhadap Motivasi Berprestasi (X3)
4 𝑟14 = 0,402 ρ41 = 0,251 3,801 0,000 Jalur Tabel 5 Rangkuman Pengaruh Langsung maupun
Berarti Tidak Langsung Kepemimpinan Kepala
5 𝑟24 = 0,493 ρ42 = 0,374 5,710 0,000 Jalur
Berarti Sekolah (X1) dan Modal Intelektual (X2)
6 𝑟34 = 0,400 ρ43 = 0,166 2,398 0,018 Jalur terhadap Motivasi Berprestasi (X3)
Berarti
*Semua koefisien korelasi signifikan {thitung lebih Pengaruh Total
Pengaruh
besar dari ttabel (5%) = 1,658} Tidak langsung dari
Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika Variabel hasil perkalian
signifikansi nilai thitung < 0,05 atau terima Ha Langsung koefisien jalur
terhadap langsung dengan
jika nilai thitung > 0,05 Pada tabel 4 seluruh X3 koefisien korelasi
koefisien jalur memiliki nilai signifikansi nilai variabel
thitung < 0,05, sehingga semua jalur berarti dan eksogenus
X1 X2
semua hipotesis yang diajukan diterima, yaitu X1 0,102 - 0,022 0,124
Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh X2 0,086 0,022 - 0,108
langsung positif terhadap Motivasi berprestai Jumlah Pengaruh yang melalui jalur 0,232
Jumlah Pengaruh yang tidak melalui jalur 0,768
guru, Modal Intelektual berpengaruh langsung
133
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
134
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Maksud Hakim
e-mail: maksudhakim@yahoo.com
Abstrak Penelitian ini dilakanakan di Kab. Jeneponto propinsi Sulawesi selatan dengan tujuan
Untuk menganalisis bentuk motivasi kerja yang diterapkan dalam peningkatkan
produktivitas kerja pegawai Kantor Statistik Kab. Jeneponto dan Untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif dengan alasan bahwa penelitian ini bersifat spesifik untuk
mendeskripsikan secara jelas makna atau fenomena yang terjadi. Penelitian ini juga
menggunakan pendekatan paradigma naturalistik (kualitatif) untuk menganalisis dan
mengonstruksikan Dinamika Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja
Pegawai Kantor Statistik Kab. Jeneponto. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis
data secara deskriptif kualitatif hasil pengolahan data tersebut, penulis akan menafsirkan
tanggapan responden berdasarkan tabel frekuensi ke dalam angka presentase yaitu
melihat bobot setiap penilaian responden dan selanjutnya diberikan komentar terhadap
setiap tabel yang ada. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Pemberian motivasi kerja
kepada pegawai melalui tingkat kesejahteraan, promosi jabatan dan kelengkapan sarana
dan prasarana kantor menunjukkan indikasi yang signifikan dalam meningkatkan
produktivitas kerja pegawai dan Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas
adalah seringnya terlambat penerimaan gaji, jaminan kesehatan tidak sepenuhnya
ditanggung pemerintah dan belum sepenuhnya memakai sistem komputerisasi yang
dapat menunjang efektivitas kerja pegawai Kantor Statistik Kab. Jeneponto.
136
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
137
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
pegawai dalam melaksanakan tugas dan terlebih dahulu harus ditetapkan suatu
tanggung jawabnya. program pengembangan. Sebab salah satu
Oleh karena itu, setiap pimpinan yang tujuan utama penyelenggaraan pendidikan
ingin mengembangkan kualitas bawahannya dan latihan (pengembangan) Pegawai pada
secara optimal harus mampu menerapkan setiap organisasi adalah peningkatan motivasi
sistem balas jasa dan peningkatan karir, kerja Pegawai atau pegawai.
sehingga dapat memotivasi bawahannya dan Hasibuan (1994), berpendapat bahwa
pada akhirnya dapat pula meningkatkan program pendidikan dan latihan hendaknya
prestasi kerja yang berdaya guna dan berhasil disusun secara cermat dan didasarkan kepada
guna. metode-metode ilmiah serta berpedoman pada
KAJIAN TEORI keterampilan yang dibuthkan organisasi saat
1. Pengertian Motivasi Kerja ini maupun yang akan datang. Pelaksanaan
pelatihan ini harus bertujuan untuk
Dilihat dari Etimology Motivasi berarti
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
semangat (moril) kegairahan. Jadi motivasi
konseptual dan amoral Pegawai supaya
kerja adalah semangat atau kegairahan kerja motivasi dalam bekerja baik dan mencapai
Pegawai. Dengan demikian maka setiap hasil yang maksimal.
perusahaan atau instansi akan selalu berusaha
Sebagai usaha mencapai hasil yang
agar produktivitas lebih tinggi lagi, perlu
maksimal tersebut, maka dalam persiapan
perusahaan atau instansi tersebut
pelaksanaan pelatihan perlu dilalui suatu
menimbulkan semangat dan kegarahan kerja proses atau langkah-langkah seperti: (1)
dari para Pegawai atau pegawai. Penentuan sasaran, (2) Kurikulum, (3) Sarana,
Menurut Moekijat (1983) dalam bukunya
(4) Peserta, (5) Pelatihan, (6) Pelaksanaan
Managemen Kepegawaian Semangat adalah
(Hasibun, 1994).
sikap perorangan atau sikap kelompok orang-
Sementara Siagian (1992) mengatakan
orang terhadap pekerjaan dan terhadap
berbagai manfaat pelatihan dan
lingkungan pekerjaan pegawai-pegawai dan pengembangan motivasi kerja dapat dipetik
semangat yang tinggi memberikan sikap yang semaksimal mungkin, berbagai langkah perlu
positif, seperti kesetiaan, kegembiraan, kerja
ditempuh, yaitu: (1) Penentuan kebutuhan, (2)
sama, kebanggaan dalam tugas dan ketaatan
Penentuan sasaran, (3) Penetapan isi program,
kepada kewajiban. Produktivitas dan efisiensi
(4) Identifikasi prinsip-prinsip
yang tinggi cenderung merupakan akibat dari pengembangan, (5) Pelaksanaan program, (6)
pada sikap-sikap dan tindakan-tindakan yang Identifikasi manfaat, (7) Penilaian pelaksaan
demikian.
program.
Denyer (1991) bahwa kata semangat
Dengan demikian dari kedua pendapat
(moral) itu mula-mula dipergunakan dalam
diatas memberikan gambaran bahwa pelatihan
kalangan militer untuk menujukkan keadaan
dalam suatu organisasi dimaksudkan sebagai
moral dari pada pasukan, akan tetapi sekarang upaya peningkatan kualitas sumber daya
mempunyai arti yang lebih luas yakni “The manusia menuju tatanan motivasi kerja yang
collective attitude of workers toward one
terstruktur secara umum, sedangkan tujuan
another, towards their employer, the
secara khusus adalah meningkatkan
management or their work” (sikap bersama
kemampuan Pegawai secara individual dan
dari para pekerja terhadap satu sama lain, organisasi sesuai dengan tujuan pekerjaan,
terhadap majikan mereka, managemen atau peningkatan ini baik dilihat dari segi
pekerjaan mereka).
meningkatnya pengetahuan atau keterampilan
2. Peningkatan Motivasi Kerja Melalui
maupun sikap dan motifasi kerja.
Pelatihan
3. Promosi Dalam Hubungannya
Pelatihan atau pengembangan Pegawai
Dengan Semangat Kerja
adalah fungsi operasional kedua dari Begitu besarnya promosi Pegawai ini,
manajemen personalia. Agar pembangunan
maka sebaliknya bagi seorang pimpinan atau
ini dapat terlakasana dengan baik, maka
138
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
manajer harus menetapkan promosi serta bertentangan, karena selama ini belum ada
mengimpormasikannya kepada para Pegawai. kesepakatan umum tentang
Program promosi ini harus memberikan maksud/pengertian dari pada produktivitas
informasi tentang asas-asas, dasar-dasar, jenis serta kriterianya dalam mengukur
dan syarat-syarat Pegawai yang dapat produktivitas.
dipromosikan dalam perusahaan Menurut Sinungan (1997:8) bahwa
bersangkutan. Karena dengan demikian akan pengertian dari pada produktivitas secara
menjadi motifasi dan meningkatkan motivasi umum adalah diartikan sebagai hubungan
kerja bagi Pegawai untuk serius bekerja dalam antara hasil nyata maupun fisik dengan
peningkatan prestasi dan produktifitas kerja. mamsud yang sebenarnya.
Nawawi (1990) menekankan bahwa ada Berdasarkan pengertian tersebut dapat
dua alasan yang memungkinkan timbulnya dijelaskan bahwa produktivitas merupakan
dorongan kerja yang positif: perbandingan antara hasil yang telah dicapai
1. Promosi jabatan berarti juga kenaikan dengan keseluruhan sumber daya yang
penambahan gaji, penambahan penhasilan dipergunakan persatuan waktu.
itu merupakan intensif material yang Peningkatan produktivitas
dapat mendorong personel bekerja secara pegawai/karyawan suatu instansi karena
sungguh-sungguh, dalam rangkah dengan meningkatnya produktivitas akan
mempertahankan dan meningkatkan menciptakan keuntungan dalam suatu
prestasi atau peningkatan motivasi instansi. Oleh karena itu peningkatan
kerjanya. produktivitas sangat dipengaruhi oleh tingkat
2. Promosi memberikan perubahan status pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja,
sosial, yang akan diiringi dengan perasaan mental dan kemampuan fisik dari pada
bangga atas prestasi yang dicapai dengan pegawai/karyawan tersebut.
kata lain promosi berhungan erat dengan Semakin tinggi tinggi tingkat pendidikan
prestasi yang berfungsi sebagai intensif seseorang, maka akan semakin tinggi pula
non-material. produktivitas kerja suatu pegawai. Sarana
Dari definisi diatas dapatlah ditarik pendukung dalam usaha peningkatan
kesimpulan bahwa promosi dilakukan tidak produktivitas perlu juga diperhatikan. Oleh
saja untuk mengisi suatu jabatan yang kosong, karena itu sarana pendukung tersebut
tetapi haris dapat dimanfaatkan juga untuk dikelompokkan ke dalam dua golongan, aitu
meningkatkan motivasi kerja yang bermuara sebagai berikut:
pada peningkatan produktifita kerja. Dengan 1. Menyangkut lingkungan kerja, termasuk
kata lain promosi harus dilakukan sebagai teknologi dan cara kerja, suasana ruang
pelaksana system karier dan system prestasi, kerja.
dengan memberi peluang yang seluas-luasnya 2. Menyangkut kesejahteraan pegawai yang
bagi setiap personil untuk bersaing secara tercermin dalam sistem intensif gaji dan
jujur dan sportif, disamping haris mampu keniakan pangkat/golongan serta jaminan
mewujudkan kerjasama dalam bekerja. kelangsungan kerja.
Karena seseorang yang akan dipromosikan Dengan demikian perbaikan-perbaikan di
pada dasarnya mempunyai prestasi kerja yang bidang lingkungan kerja dapat menumbuhkan
baik disamping pertinbangan-pertinbangan kegairahan, semangat dan kecepatan dalam
lainnya, orang-orang mau bekerja keras bekerja. Demikian pula menyangkut
apabila mereka mengetahui bahwa dengan kesejahteraan pegawai beserta kenaikan
bekerja keras akan memperoleh promosi pangkat/golongan dapat menumbuhkan
dengan demikian semangat kerja akan motivasi kerja dan meningkatkan kemampuan
semakin tinggi. fisik para pegawai.
1. Pengertian Produktivitas Olehnya itu dalam menciptakan suatu
Berbicara tentang masalah produktivitas, produktivitas kerja suatu pegawai, maka
maka akan muncul suatu pandangan yang kemampuan manajemen menggunakan
139
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
140
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
141
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
dewasa baik secara tehnikal maupun efektivitas dan efektivitas kerja, maka untuk
intelektual, saling menhargai dan adanya mewujudkan efektivitas kerja di kalangan
kesempatan bagi bawahan untuk berfikir pegawai adalah suatu kegiatan yang tidak
dan bertindak secara inipatif. mudah sebab berbagai faktor yang dapat
c. Terjadinya proses pengambilan mempengaruhinya, seperti yang dikemukakan
keputusan yang lebih cepat dan tepat oleh Wetik (1989: 71) tentang keadaan yang
karena melipbatkan para pegawai yang menimbulkan keinginan seseorang untuk
bertanggung jawab menyelenggarakan memajukan pekerjaannya adalah:
kegiatan-kegiatan oeperasional dan tidak a. Kondisi kerja buruklah sebab utama
sekedar diperintah oleh manajer. kesukaran bekerja
d. Meningkatkan semangat kerja seluruh b. Jika pekerja merasa bahwa ia oleh
tenaga kerja dalam organisasi dengan manajemen hanya dianggap sebagai alat
komitmen komitmen organisasional produksi saja dan tidak memperhatikan
yang tinggi. perasaanya sebagai manusia
e. Mendorong sikap keterbukaan c. Jika pekerja tidak mengetahui apa yang
manajemen melalui penerapan gaya sedang dikerjakannya atau untuk apa ia
manajerial yang partisipatif. melakukan pekerjaan itu.
f. Memperlancar jalannya komunikasi Berdasarkan pendekatan ilmu perilaku
yang efektif yang pada gilirannya organisasi dalam membicarakan efektivitas
memeperlancar proses perumusan pembicaraan dipusatkan pada evaluasi hasil
kebijakan organisasi dan pemimpin atau manajer secara perseorangan.
operasionalisasinya. Hasil terebut signifikan, tetapi aspek yang
g. Penyelesaian konflik secara fungsional paling penting dari efektivitas adalah
yang dampaknya adalah tumbuh hubungannya dengan organisasi secara
suburnya rasa persatuan dan suasana keseluruhan. Di sini perhatian tidak hanya
kekeluargaan di kalangan anggota dipusatkan pada hasil dari upaya
organisasi. kepemimpinan tertentu tetapi pada efektivitas
Selanjutnya menurut Games Untuk unit organisasi selama periode waktu tertentu.
meningkatkan sumber daya manusia maka Di lain pihak Martoyo (1992:54)
diperlukan adanya pelatihan bagi pegawai mengemukakan bahwa perbaikan efektivitas
yang ditujukan pada upaya untuk lebih dan efisiensi kerja pegawai atau karyawan
mengaktifkan kerja para anggota organisasi dapat dicapai engan menigkatkan: 1)
yang kurang aktif sebelumnya, mengurangi pengetahuan, 2) keterampilan, dan 3) sikap
dampak-dampak negatif yang dikarenakan karyawan terhadap tugas-tuganya.
kurangnya pendidikan, pengalaman yang Berangkat dari pandangan para ahli
terbatas, atau kurangnya kepercayaan diri dari tersebut dapat dikatakan bahwa efektivitas
anggota atau kelompok anggota tertentu. kerja dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh
Pengembangan sumber daya manusia jangka faktor dari dalam diri individu pegawai seperti
panjang adalah aspek yang semakin penting pengetahuan, keterampilan, sikap dn
dalam organisasi. kepribadian pegawai terhadp tugas-tugasnya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor
dapat disimpulkan bahwa dapat mengurangi organisasi itu sendiri termasuk lingkungan
keuntungan organisasi untuk menarik kerja. Untuk lbih memperjelas pemahaman
Pegawai baru. Dengan pengembangan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
Pegawai secara internal ini, maka lowongan efektivitas kerja tersebut dapat diuraikan
pekerjaan dapat diisi secara internal pula. sebagai berikut:
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi a. Kemampuan Para Karyawan
Efektivitas Kemampuan (ability) adalah
Sebagaimana telah diuraikan di atas kesanggupan pegawai untuk melaksanakan
mengenai pengertian dan definisi konsep pekerjaannya. Kemampuan ini dapat
142
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
143
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
144
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
ketentuan yang berlaku dan memenuhi demikian maka teknik yang digunakan
standar yang telah ditetapkan kepadanya dalam penelitian ini adalah sampel jenuh.
dikenakan sangsi disipliner. b. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
Keberhasilan penerapan kedisiplinan dilakukan dengan cara: pemilihan sampel
terletak pada disiplin pribadi anggota dengan untuk populasi total atau keseluruhan
kata lain disiplin yang lahir dari hati nurani pegawai berdasarkan sampel jenuh
seorang pegawai dan tidak merasa dipaksakan dimana keseluruhan jumlah pegawai
untuk mentaati segala aturan yang ada dalam sebanyak 20 orang dipilih menjadi
organisasi. Untuk menanamkan kesadaran anggota sampel.
berdisiplin ini, Matutina (1992:102) 3. Jenis dan Sumber Data
mengemukakan pendapatnya bahwa untuk a. Data Primer adalah data yang diperoleh
menumbuhkan kesadaran berdisiplin terutama dari responden melalui teknik kuesioner
disiplin pegawai maka disiplin tersebut: dan wawancara berdasarkan daftar
a. Merupakan hasil rumusan/ kesepakatan pertanyaan yang telah diajukan oleh
bersama di antara pegawai dan responden yang berhubungan dengan
pimpinan/manajer. masalah motivasi dan Prestasi Kerja
b. Peraturan tersebut jelas, tegas dan Pegawai di Kantor Statistik Kab.
dimengerti oleh pegawai. Jeneponto.
c. Penerapan sanksi yang sama terhadap b. Data Sekunder adalah data yang
pelanggaran yang sama. diperoleh peneliti dari dokumen dan
d. Penelitian dan pemeriksaan yang bijak laporan yang berkaitan dengan motivasi
secara seksama terhadap latar belakang dan Prestasi Kerja Pegawai di Kantor
dan sebab akibat dari suatu peristiwa, bila Statistik Kab. Jeneponto.
terjadi pelanggaran terhadap pertaturan- 4. Teknik Pengumpulan Data
peraturan yang berlaku. a. Observasi yaitu peneliti melakukan
e. Memberitahukan batasan-batasan yang pengamatan secara langsung terhadap
dapat dilakukan dengan tugas-tugasnya objek penelitian. Hasil pengamatan
sebagai pegawai, baik di luar maupun di tersebut dicatat sebagai data penelitian.
dalam jam kerja. b. Kuesioner yaitu pengumpulan data
f. Tindakan disiplin yang jelas dan adil yang digunakan dengan cara membuat
tanpa terkecuali bila ternyata dengan sejumlah daftar pertanyaan tertulis
jelas terjadi pelanggaran. yang selanjutnya diedarkan kepada
responden guna memperoleh data
METODOLOGI PENELITIAN mengenai motivasi kerja pegawai dan
1. Definisi Operasional Variabel
faktor-faktor pendukung peningkatan
a. Motivasi kerja adalah semangat atau
motivasi kerja pegawai.
kegairahan kerja Pegawai. Dengan
5. Analisis Data
demikian maka setiap perusahaan atau Untuk menganalisis data yang telah
instansi akan selalu berusaha agar dikumpulkan oleh peneliti maka digunakan
produktivitas lebih tinggi.
teknik analisis data secara deskriptif kualitatif
b. Produktivitas kerja pegawai diartikan
hasil pengolahan data tersebut penulis, akan
sebagai hasil usaha atau prestasi kerja
menafsirkan tanggapan responden
yang dilakukan oleh seluruh pegawai berdasarkan tabel frekuensi ke dalam angka
kantor Badan Pusat Statistik Kab. presentase yaitu melihat bobot setiap
Jeneponto
penilaian responden dan selanjutnya diberikan
2. Populasi dan Sampel
komentar terhadap setiap tabel yang ada.
a. Populasi adalah seluruh pegawai yang
ada di Kantor Statistik Kab. Jeneponto
pada periode 2016-2017. Jumlah
pegawai sebanyak 20 orang dengan
alasan jumlah populasi kecil dengan
145
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
146
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Berikut ini penulis mengemukakan itu dalam pemberian balas jasa harus
perincian tugas Sub Bagian Kepagawaian memperhatikan latar belakang pegawai yang
Kantor Badan Pusat Statistik Kab. Jeneponto. terlibat di dalam instansi yang bersangkutan.
Perincian Tugas Sub Bagian Berbicara mengenai motivasi dalam bentuk
Kepegawaian: kesejahteraan pegawai, maka merupakan
1) Menyusun rencana dan program kerja persoalan yang kompleks, karena beraneka
Sub Bagian Kepegawaian; ragamnya keinginan dan kebutuhan pegawai.
2) Membagi tugas kepada bawahan Hal ini juga mewarnai pemberian motivasi
sesuai dengan bidangnya; dalam bentuk kesejahteraan pada Badan Pusat
3) Memberi petunjuk kepada bawahan; Statistik Kab. Jeneponto.
4) menilai prestasi kerja kepada Badan Pusat Statistik Kab. Jeneponto
bawahan; telah berupaya dengan segala daya dan dana
5) Melaksanakan tugas tehnis dibidang untuk memberikan motivasi dalam bentuk
kepegawaian; kesejahteraan yang layak dengan harapan agar
6) Memberi saran pertimbangan untuk produktivitas kerja pegawai dapat meningkat.
kelancaran pelaksanaan tugas; Keputusan ini relative sifatnya, sebab apabila
7) Menyusun laporan pelaksana tugas sudah terpenuhi kebutuhan tertentu maka
Sub Bagian Kepegawaian; kebutuhan lainnya segera muncul. Sedang
8) Melaksanakan tugas kedianasan dilain pihak alat pemuas kebutuhan sifatnya
lainnya yang diberikan oleh atasan. langka. Salah satu kebutuhan adalah upah/gaji
Selanjutnya untuk melihat jenis dalam bentuk uang yang diperoleh pegawai
pendidikan dan latihan yang telah diikuti oleh atas partisipasi yang diberikannya kepada
pegawai pada Badan Pusat Statistik di Kab. instansinya.
Jeneponto dapat dilihat melalui tabel berikut. Dalam kaitannya dengan masalah yang
Tabel 3. Jumlah Pegawai Kantor Badan Pusat Statistik dibahas, penulis mencoba menguraikan
Kab. Jeneponto Menurut Diklat sistem pemberian motivasi dalam bentuk
Penjenjangan yang Telah Diikuti
No. Diklat Penjenjangan Jumlah kesejahteraan pegawai. Berdasarkan hasil
1. SPALA - penelitian penulis pada Badan Pusat Statistik
2. SPAMA 1 Kab. Jeneponto, maka sistem pemberian
3. ADUM 4 motivasi dalam bentuk kesejahteraan, yang
5. DIKLATPIM 2 telah dilakukan adalah berupa gaji pokok,
Jumlah 7
insentif, pemberian tunjangan dan perumahan
Sumber Data: bagian Kepegawaian, Januari 2017.
Data di atas menunjukkan bahwa jumlah dinas.
pegawai yang pernah mengikuti pendidikan a. Gaji Pokok
dan latihan perjenjangan belum cukup Pada Badan Pusat Statistik Kab.
banyak, yaitu jumlah pegawai yang ada pada Jeneponto dalam memberikan gaji pokok
kantor Badan Pusat Statistik yang terdiri dari kepada pegawai sama dengan gaji pokok
Spama hanya 1 orang, Adum 4 orang dan pegawai instansi pemerintahan lainnya yaitu
Diklatpim 2 orang. berdasarkan pangkat dan golongannya.
3. Sistem Pemberian Motivasi Melalui Pegawai pada Badan Pusat Statistik Kab.
Tingkat Kesejahteraan Jeneponto ini diartikan sebagai pekerja, yaitu
Manusia merupakan asset dalam suatu orang-orang yang atas kemauannya sendiri
instansi kepegawaian. Karena itu ia harus dengan persetujuan bersama pihak instansi
diperlakukan sebatas kelayakan dan apa yang bersangkutan untuk bekerja mencurahkan
di inginkannya. Seseorang memasuki suatu tenaga beserta pikirannya pada instansi yang
organisasi karena ia didorong oleh adanya bersangkutan dengan harapan mendapatkan
motivasi kerja dan adanya kebutuhan balas jasa yang berupa gaji, tunjangan-
mendesak yang harus dipenuhi. tunjangan serta konpensasi lainnya sesuai
Fenomena yang seperti ini harus dengan peraturan.
diperhatikan oleh seorang pimpinan. Karena
147
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
148
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Hari raya Natal bagi yang beragama kekurangan yang diterima misalnya tunjangan
Kristen. kesehatan melalui Askes pada dasarnya jika
c. Tunjangan Sosial, yaitu tunjangan yang pegawai mengalami jatuh sakit, pelayanan
diberikan kepada pegawai atau anggota kesehatan yang diperoleh hanya sebatas
keluarga yang mengalami musibah atau pelayanan semi artinya hanya sebagian saja
kecelakaan. yang ditanggung oleh pemerintah sementara
d. Bonus, yaitu yang diberikan kepada para sebagiannya dibebankan kepada pegawai
karyawan setiap akhir tahun kelender. yang bersangkutan.
e. Tunjangan kesehatan, yaitu tunjangan 4. Promosi Dalam Hubungannya Dengan
yang diberikan kepada pegawai yang Motivasi Kerja
mengalami gangguan kesehatan Begitu besarnya promosi karyawan ini,
sehingga pegawai tersebut harus berobat maka sebaliknya bagi seorang pimpinan harus
di rumah sakit/poliklinik yang telah menetapkan promosi serta
ditentukan. menginformasikannya kepada para pegawai.
f. Tunjangan lain-lain yaitu berupa ongkos Program promosi ini harus memberikan
transportasi, biaya lanjut studi dan lain- informasi tentang asas-asas, dasar-dasar, jenis
lain. dan syarat-syarat pegawai yang dapat
Untuk melihat dan memperjelas keadaan dipromosikan dalam instansi bersangkutan.
tersebut di atas mengenai masalah motivasi Karena dengan demikian akan menjadi
melalui pemberian tunjangan dapat diuraikan motivasi dan meningkatkan etos kerja bagi
melalui tanggapan responden melalui tabel pegawai untuk serius bekerja dalam
berikut. peningkatan prestasi dan produktivitas kerja.
Tabel 6. Tanggapan Responden Tentang Ada dua alasan yang memungkinkan
Pemberian Motivasi Melalui Pemberian timbulnya dorongan kerja yang positif:
Tunjangan a. Promosi jabatan berarti juga kenaikan
No Klasifikasi Frekuensi Persentase penambahan gaji, penambahan
1. Sangat Sesuai 10 50 penghasilan itu merupakan intensif
2. Sesuai 3 15 material yang dapat mendorong personel
3. Tidak Sesuai 7 35 bekerja secara sungguh-sungguh, dalam
Jumlah 20 100
rangkah mempertahankan dan
Sumber: Hasil analisis data primer, Pebruari
meningkatkan prestasi atau peningkatan
2017.
etos kerjanya.
Berdasarkan Data dalam Tabel 6 tentang
b. Promosi memberikan perubahan status
pemberian motivasi melalui pemberian
sosial, yang akan diiringi dengan perasaan
tunjangan terhadap motivasi kerja pegawai
bangga atas prestasi yang dicapai dengan
menunjukkan adanya indikasi yang cukup
kata lain promosi berhungan erat dengan
sesuai dalam arti terdapat kesesuaian antara
prestasi yang berfungsi sebagai intensif
pencapaian kerja dengan tunjangan yang
non-material.
diperoleh.
Dengan demikian promosi dilakukan
Hasil penilaian responden dalam tabel 6
tidak saja untuk mengisi suatu jabatan yang
memberikan gambaran bahwa kesesuaian
kosong, tetapi harus dapat dimanfaatkan juga
pencapaian kerja dengan tunjangan yang
untuk meningkatkan etos kerja yang bermuara
diterima sudah sesuai, hal ini terlihat dari
pada peningkatan produktivitas kerja. Dengan
penilaian responden yang menunjukkan
kata lain promosi harus dilakukan sebagai
separuh atau 50 % yang menyatakan sangat
pelaksana sistem karier dan sistem prestasi,
sesuai bahwa tunjangan yang diperoleh dapat
dengan memberi peluang yang seluas-luasnya
memotivasi diri dalam bekerja. Namun
bagi setiap personil untuk bersaing secara
demikian penilaian responden terhadap
jujur dan sportif, disamping harus mampu
indikator ini juga menunjukkan adanya sekitar
mewujudkan kerjasama dalam bekerja.
35 % responden menyatakan tidak sesuai
Karena seseorang yang akan dipromosikan
dengan tunjangan tersebut karena masih ada
149
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
pada dasarnya mempunyai prestasi kerja yang Pusat Statistik Kab. Jeneponto atas tingkat
baik disamping pertimbangan-pertinbangan kesejahteraan yang diterima, promosi jabatan.
lainnya, orang-orang mau bekerja keras Kedua faktor tersebut dibahas dalam
apabila mereka mengetahui bahwa dengan penulisan Karya ini karena berhubungan
bekerja keras akan memperoleh promosi langsung dengan peningkatan motivasi kerja
dengan demikian moivasi dalam bekerja akan di Badan Pusat Statistik pada khususnya dan
semakin tinggi. Kab. Jeneponto pada umumnya.
Berdasarkan uraian di atas terhadap Produktivitas kerja yang maksimal bisa
bentuk motivasi melalui promosi jabatan yang dicapai apabila ditunjang oleh:
diberikan kepada setiap pegawai yang a. Sarana dan Prasarana
berprestasi akan memberikan nilai tersendiri Sarana dan prasarana dalam bekerja
bagi setiap pegawai yang telah dipromosikan, sangatlah menunjang. Sarana yang dimaksud
untuk memperjelas hal tersebut, maka penulis adalah alat bantu dengan segala
dapat menguraikan tanggapan responden atas kelengkapannya baik sarana komunikasi
bentuk motivasi melalui promosi jabatan maupun sarana kemudahan lainnya.
sebagai berikut. Sebagaimana terlihat dalam instansi Kantor
Tabel 7. Tanggapan Responden Tentang Badan Pusat Statistik Kab. Jeneponto masih
Pemberian Motivasi Melalui Promosi Jabatan ada beberapa sarana kerja yang kurang
No Klasifikasi Frekuensi Persentase memadai, seperti untuk proses pelayanan
1. Sangat Sesuai 12 60 dalam era teknologi canggih sekarang ini
2. Sesuai 5 25 dibutuhkan suatu sistem informasi
3. Tidak Sesuai 3 15 kepegawaian yang terkomputerisasi secara
Jumlah 20 100 online antara satu unit kerja dengan unit kerja
Sumber: Hasil analisis data primer, Pebruari yang lainnya. Namun dalam hal ini peralatan
2017.
tersebut belum tersedia kecuali penggunaan
Data Tabel 7 tentang pemberian
computer secara singleuser yang dipakai
motivasi melalui promosi jabatan
untuk menginput data kepegawaian, begitu
menunjukkan indikasi yang sangat sesuai
pula halnya dengan pelayanan gaji,
dalam arti terdapat kesesuaian antara
pengusulan kenaikan pangkat regular
pencapaian kerja dengan promosi yang
pegawai, semestinya usul kenaikan pangkat
diberikan.
ini dilakukan secara otomatis tanpa
Hasil penilaian responden dalam tabel
melibatkan lagi pegawai yang bersangkutan,
tersebut memberikan gambaran bahwa
hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
kesesuaian pencapaian kerja dengan promosi
semua data atau informasi kepegawaian
yang diberikan sudah sesuai, hal ini terlihat
dianggap sudah ada dalam unit kerja ini.
dari penilaian responden yang menunjukkan
Dari segi fasilitas dalam layanan juga
60 % yang menyatakan sangat sesuai bahwa
masih dianggap kurang seperti penataan
promosi jabatan yang diberikan dapat
ruangan yang masih kurang kondusif untuk
memotivasi diri dalam bekerja. Namun
kenyamanan dalam dalam bekerja, dimana
demikian penilaian responden terhadap
ruangan cukup sempit sehingga ruangan
indikator ini juga menunjukkan adanya sekitar
terasa sesak selain dari tata cahaya ruangan
15 % responden menyatakan tidak sesuai
yang kurang baik, dan kurang tersedianya
dengan tunjangan tersebut karena promosi
sarana penyejuk udara. Keadaan tersebut mau
yang diberikan tersebut kebanyakan masih
tidak mau secara psikologis membebani
sebatas wacana adapun realisasi atas promosi
pegawai yang bekerja.
tersebut menggunakan waktu yang cukup
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lama.
tabel berikut mengenai sarana dan prasarana
5. Analisa Produktivitas Kerja Pegawai
serta perbandingan sebelum dan sesudah
Produktivitas kerja pegawai diartikan
pelatihan. Dari tabel 8, menampakkan suatu
sebagai hasil usaha atau prestasi kerja yang
hasil yang positif dimana volume jam kerja
dilakukan oleh seluruh pegawai pada Badan
150
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
151
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
152
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
a
Dosen Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Jln Prof. Hamka, Padang
b
Mahasiswa Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Jln Prof. Hamka, Padang
email: anisahpisang78@gmail.com
Abstract This study aims get information about the relationship between monitoring of leader
with the Employe’s Performance in Department of Finance and Asset Management
Areas of the city Bukittinggi, the monitoring of leader views of: 1) the standard setting,
2) the measurement, 3) evaluation and 4) follow-up, while the Employee’s Performance
can be seen from: 1) responsible, 2) employment initiative, 3) discipline and 4)
suitability target or targets job. Population of this study is all employees are civil servants
who are in Department of Finance and Asset Management Areas of the city Bukittinggi
the number of 92 people. The number of samples is 36 people were taken using
Chohran’s Formula of population by using proportional stratified random sampling
technique. Data collection tool was a questionnaire. Based on the result of reseaerch that
has been done can be cocluded that the monitoring of leader at the high category in the
amount of 67,9% and the employe’s performance at the not good category that is equal
to 60%. The results showed that thein monitoring the relationship with the Employe’s
Performance in Department of Finance and Asset Management Areas of the city
Bukittinggi with a correlation coefficient 2,96.
153
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
dan akan melaksanakan rencana kerja tersebut dasar dibelakang pengembangan kinerja.
dengan baik. Dengan memahami dan menerima tanggung
Kemudian Pasolong (2010:222) faktor- jawab atas apa yang mereka kerjakan dan
faktor yang mempengaruhi kinerja adalah tidak kerjakan untuk mencapai tujuan mereka,
kemampuan, kemauan, energi, teknologi, pekerja belajar tentang apa yang perlu mereka
kepemimpinan, kompensasi, kejelasan tujuan perbaiki.
dan keamanan. Lebih lanjut lagi, Uno dan Pegawai yang bekerja dengan rasa
Lamatenggo (2012), menyatakan bahwa pada tanggung jawab dapat melaksanakan tugas
kinerja terdapat standar ukuran tertentu untuk yang diberikan kepadanya sehingga tujuan
mengetahui keberhasilan dan prestasi organisasi dapat dicapai dengan baik dan
seseorang atau kelompok orang. Standar sesuai dengan yang diharapkan. Pegawai yang
ukuran tersebut dapat berbentuk jumlah hasil mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi
pekerjaan atau kuantitas dan kualitas atau akan bekerja dengan sungguh-sungguh dan
mutu pekerjaannya. Artinya, seseorang atau berupaya menyelesaikan pekerja dengan
kelompok orang dapat dikategorikan memiliki sebaik-baiknya, sehingga apapun kendala
kinerja baik apabila kinerjanya sesuai atau yang dihadapi akan diusahakan mencari jalan
lebih tinggi dari standar yang telah ditentukan. keluar agar tugas yang menjadi tanggung
Sebaliknya, kinerja seseorang atau kelompok jawabnya dapat terselesaikan dengan baik.
orang dapat dikategorikan buruk jika lebih Dengan adanya tanggung jawab yang tinggi
rendah dari standar yang telah ditetapkan. dari setiap pegawai dapat meningkatkan
Berdasarkan uraian diatas, maka yang kinerja mereka.
menjadi indikator kinerja dalam penelitian ini Dari uraian di atas dapat disimpulkan
adalah tanggung jawab, inisiatif kerja, bahwa pegawai yang bertanggung jawab
disiplin, dan kesesuaian target atau sasaran terhadap tugasnya, merupakan pegawai yang
kerja. mempunyai sikap dan kesadaran yang baik
1) Tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
Tanggung jawab berarti kesanggupan petunjuk serta aturan yang ada.
pegawai dalam menyelesaikan tugas yang 2) Inisiatif Kerja
diberikan kepadanya sesuai dengan ketentuan Seseorang yang memiliki kinerja yang
dan aturan yang berlaku. Namun apabila tinggi apabila ia memiliki inisiatif yang tinggi
mendapat kegagalan atau kendala dalam dalam melaksanakan tugasnya.
melaksanakan tugas tersebut, ia harus berani Santrohadiwiryo (2002:235) mengemukakan
menanggung resiko dan sanksi yang bahwa inisiatif adalah kemampuan seorang
ditimbulkan dari kegagalan itu. Indikasi yang pegawai untuk mengambil keputusan,
menunjukkan tinggi rendahnya kinerja langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu
pegawai dalam melaksanakan tugas, dapat tindakan yang diperlukan dalam
dilihat dari seberapa sebab tanggung jawab melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu
pegawai terhadap tugas-tugas yang diberikan. perintah dan bimbingan dari pimpinan.
Menurut Siswanto tanggung jawab Menurut Wollfock (2008:23) inisiatif
adalah kesanggupan seseorang tenaga kerja adalah kemampuan individu dalam
dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan menghasilkan sesuatu yang baru atau suatu
yang diserahkan kepadanya dengan sebaik- pemecahan masalah. Selanjutnya menurut
baiknya dan tepat waktu serta berani memikul Suryana (2006:2) mengungkapkan bahwa
resiko atas keputusan yang diambil dan inisiatif adalah kemampuan mengembangkan
tindakan yang dilakukannya. Selanjutnya ide dan cara baru dalam memecahkan masalah
Hasibuan (2010:70) tanggung jawab adalah dan menemukan ide serta menemukan
keharusan untuk melakukan semua kewajiban peluang.
atau tugas-tugas yang dibebankan kepadanya Ciri-ciri orang yang inisiatif menurut
sebagai akibat dari wewenang yang diterima Sund (2003:147) adalah: a) hasrat
atau dimilikinya. Kemudian menurut Wibowo keingintahuan yang besar, b) bersikap terbuka
(2013:18) tanggung jawab merupakan prinsip dalam pengalaman baru, c) keinginan untuk
155
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
menemukan dan meneliti, d) cenderung Namun dalam hal ini penulis menyimpulkan
menyukai tugas yang berat dan sulit, e) sub indikator yang akan penulis gunakan pada
cenderung mencari jawaban yang luas dan indikator disiplin ini adalah ketaatan,
memuaskan, f) dan memiliki dedikasi kesadaran dan ketekunan.
bergairah secara aktif dalam melaksanakan 4) Kesesuaian target atau sasaran pekerjaan
tugas. Penggunaan waktu dalam pekerjaan
Berdasarkan beberapa pendapat di atas merupakan indikator untuk kinerja seorang
dapat disimpulkan bahwa inisiatif adalah pegawai. Jadi seorang pegawai berkinerja
kemampuan seseorang untuk mengambil dengan baik, ia akan mampu menyelesaikan
keputusan, mengembangkan ide dan setiap pekerjaan yang ditugaskan sesuai
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan waktu yang telah dialokasikan.
tanpa menunggu perintah dari pimpinan. Waktu yang telah digunakan oleh
3) Disiplin pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya
Disiplin bermakna pada taatnya sangat menentukan keberhasilan seorang
seseorang terhadap aturan yang telah dibuat. pegawai dalam melaksanakan tugas pada
Anoraga (2009:46) mengemukakan bahwa khususnya dan menentukan keberhasilan
disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk lembaga dalam mencapai tujuan pada
selalu mentaati tata tertib. Ada dua faktor umumnya. Menurut Timpe (2002:70)
yang begitu penting dalam hal ini yaitu faktor ketepatan waktu adalah proses pemanfaatan
waktu dan kegiatan atau perbuatan. Seseorang waktu dengan efisien dan juga mengendalikan
yang memiliki disiplin yang tinggi penggunaannya. Ketepatan waktu
diindikasikan dengan masuk kerja tepat pada menunjukkan bagaimana seorang pegawai
waktunya, pulang pada waktunya, selalu taat menggunakan waktudalam melakukan
pada tata tertib, belum akan efisien tugasnya pekerjaan sehingga tujuan yang telah
jika tidak memiliki keahlian pada bidang dirumuskan itu tercapai.
tugasnya. Ada seorang pegawai mampu
Zuriah (2011:83) mengemukakan bahwa menggunakan waktu untuk menyelesaikan
seseorang dapat dikatakan disiplin apabila pekerjaannya dengan baik. Bila penggunaan
melakukan pekerjaan dengan tertib dan teratur waktu itu tepat, maka sangat menghemat
sesuai dengan waktu dan tempatnya serta tenaga dalam melakukan berbagai aktifitas.
dikerjakan dengan penuh kesadaran, Namun sebaliknya bila waktu tersebut tidak
ketekunan, dan tanpa paksaan dari siapapun. dapat dipergunakan dengan baik, maka sudah
Tidak jauh berbeda dengan Zubaedi (2011:75) jelas akan mendatangkan kerugian bagi
yang mengemukakan bahwa disiplin lembaga itu sendiri.
merupakan tindakan yang menunjukkan Dari uraian di atas jelas bahwa untuk
perilaku tertib dan patuh pada berbagai mengetahui seperti apa kinerja pegawai pada
ketentuan dan peraturan. suatu instansi seyogyanya memperhatikan
Makawimbang (2012:209) aspek-aspek sebagaimana yang dikemukakan
mengemukakan bahwa disiplin diartikan di atas.
sebagai sikap menghargai, patuh, taat Pengawasan Pimpinan
terhadap peraturan dan tata tertib yang berlaku Pengawasan adalah segenap kegiatan
di tempat kerja yang dilakukan secara rela untuk meyakinkan dan menjamin bahwa tugas
dengan penuh tanggung jawab dan siap untuk atau pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan
menerima sangsi jika melanggar tugas dan rencana yang telah ditetapkan. Kebijaksanaan
wewenang. yang telah digariskan dan perintah (aturan)
Dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah yang diberikan (Siagian, 2003:112).
sikap dan perilaku yang ditunjukkan Sementara tujuan pengawasan menurut
seseorang dalam bentuk ketepatan waktu Soekarno (2002:36) adalah: untuk mengetahui
dalam melaksanakan tugas, ketaatan pada tata apakah sesuatu berjalan sesuai dengan
tertib, memiliki kesadaran dan ketekunan rencana yang digariskan, mengetahui apakah
yang tinggi, dan menghargai pekerjaannya. sesuatu dilaksanakan sesuai dengan instruksi
156
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
serta asas yang ditentukan, mengetahui Standar ditetapkan secara akurat sebelum
kesulitan-kesulitan dan kelemahan- pegawai melaksanakan pekerjaan dan
kelemahan dalam bekerja, mengetahui apakah pegawai harus mengetahui alat penilaian
sesuatu berjalan efisien atau tidak, dan (standar) yang digunakan untuk menilai hasil
mencari jalan keluar jika ternyata dijumpai pekerjaan mereka. Maka standar dapat
kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan, dikembangkan atas suatu dasar bersama.
atau kegagalan ke arah perbaikan. Dengan kata lain pimpinan dan bawahan
Sedangkan menurut Terry (1993:116) bekerja sama dalam penetapan standar.
proses pengawasan terbagi atas 4 tahapan, Pengukuran pelaksanaan kegiatan
yaitu: 1) Menentukan standar atau dasar bagi Setelah menentukan standar dilakukan
pengawasan. 2) Mengukur pelaksanaan. 3) maka langkah kedua yang dilakukan adalah
Membandingkan pelaksanaan dengan standar pengukuran pelaksanaan kegiatan.
dan temukanlah perbedaan jika ada. 4) Pengukuran pelaksanaan kegiatan dilakukan
Memperbaiki penyimpangan dengan cara- untuk mengetahui hasil yang telah ditetapkan
cara tindakan yang tepat. dapat dicapai. Handoko (2000:123)
Selanjutnya menurut Handoko mengemukakan bahwa “mengukur adalah
(2000:363) mengemukakan prosedur untuk tindakan untuk mengetahui atau memastikan
penetapan sistem pengawasan terdiri atas lima pekerjaan atau hasil yang telah ditargetkan
langkah: 1) Penentuan standar pelaksanaan. 2) dapat dilaksanakan dan dicapai”.
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan. Tahap kedua dalam pengawasan adalah
3) Pengukuran pelaksanaan kegiatan. 4) mengukur prestasi kerja. Mengukur prestasi
Pembandingan pelaksanaan dengan berarti menilai pekerjaan yang dikerjakan
standardan analisa penyimpangan. 5) oleh individu atau kelompok dalam
Pengambilan tindakan koreksi bila organisasi. Pengukuran adalah proses yang
diperlukan. berulang-ulang dan berlangsung secara terus
Berdasarkan pendapat diatas dapat menerus. Pengukuran prestasi kerja dapat
disimpulkan yang menjadi indicator dilakukan tergantung pada jenis pekerjaan
pengawasan adalah 1) penetapan standar, 2) yng diukur. Untuk mengukur prestasi kerja
pengukuran,3) evaluasi dan 4) tindak lanjut. pada pekerjaan bidang produksi berbeda
dengan bidang administrasi. Dengan
Penetapan standar menentukan jumlah unit yang harus
Langkah pertama yang dilakukan dalam dihasilkan setiaap individu atau kelompok
proses pengawasan adalah menentukan dalam organisasi. Demikian juga apabila
standar kegiatan. Standar ini memberikan sebagai standar ditetapkan adalah waktu
padapegawai target dan spesifik yang pengerjaan, dan jumlah kehadiran mudah
mengharuskan mereka berusaha untuk diterapkan, akan tetapi pekerjaan administrasi
mencapai. Menurut Handoko (2000:363) lebih sulit ditetapkan. Penetapan standar
mengemukakan bahwa standar adalah suatu pekerjaan pada bidang administrasi lebih
satuan pengukuran yang digunakan sebagai mudah apabila dimensi dari pekerjaannya
patokan untuk menilai hasil”. Berarti standar diketahui dengan jelas.
dapat dikatakan alat ukur dan masukan yang Menurut Handoko (2000:364) ada
dapat digunakan sehingga dapat terlaksananya berbagai cara untuk melakukan pengukuran
pengawasan yang baik dalam organisasi. pelaksanaan, yaitu: 1) pengamatan
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan (observasi), 2) laporan-laporan baik lisan
dalam penentu standar, yaitu: (1) rencana atau maupun tulisan, 3) metode-metode otomatis,
hasil yang diinginkan oleh organisasi dengan 4) inspeksi, pengujian (test).
memperhatikan kualitas pekerjaan, target Evaluasi
waktu pekerjaan dan manfaat pekerjaan, (2) Evaluasi adalah membandingkan hasil
ketentuan undang-undang yang menyangkut yang dicapai dengan standar atau alat ukur
objek yang diawasi, (3) dan guna dan hasil yang sudah ditentukan. Dapat pula dikatakan
guna penyelenggaraan pekerjaan itu. bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan untuk
157
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
menilai kegiatan yang telah dilaksanakan baik pada kemampuan pegawainya sikap
untuk meningkatkan kualitas kegiatan. pegawai, mental pegawai maupun
Menurut Liputo (1992:129) evaluasi perlengkapan yang digunakan. Tindakan
merupakan “proses untuk menentukan nilai perbaikan atau tindak lanjut pada dasarnya
atau keberhasilan dalam usaha pencapaian dimaksudkan agar apa yang dilaksanakan
tujuan yang telah ditetapkan, menentukan pegawai dapat mencapai standar yang telah
derajat keberhasilan dan membuat ditetapkan.
rekomendasi untuk kegiatan berikutnya”. Selanjutnya Silalahi (1992:177)
Sedangkan menurut Siagian (2003:122) mengemukakan bahwa kegiatan pengawasan
dalam pengawasan dilakukan evaluasi yang hanya mempunyai arti kecil kecuali diambil
sangat berguna untuk: tindakan koreksi. Jadi pengambilan tindakan
a) Menemukan fakta bagaimana proses koreksi dapat dilakukan dalam berbagai
pengawasan itu dijalankan. bentuk, yaitu: standar mungkin dirubah
b) Untuk apa sistem pengawasan itu (barangkali terlalu tinggi atau mungkin terlalu
dilaksanakan. rendah, pelaksanaan diperbaiki, atau
c) Melihat apakah pengawasan itu membina keduanya dilakukan bersamaan).
gaya kreasi orang atau untuk menakut-
nakuti.
METODE
d) Melihat apakah pengawasan itu menjadi Penelitian ini dilakukan di Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
faktor perangsang peningkatan
Bukittinggi. Populasi dalam penelitian ini
produktifitas dan menghalangi
berjumlah 92 orang dan sampel berjumlah 36
peningkatan produktifitas.
Jadi kegiatan evaluasi dalam pengawasan orang. Teknik sampling yang digunakan
dilakukan pimpinan adalah untuk adalah proportional stratefied random
sampling. Instrumen penelitian yang
mengadakan penilaian terhadap kegiatan yang
digunakan adalah angket model skala Likert
telah dilaksanakan dengan cara mengadakan
dengan lima alternatif jawaban dan angket
perbandingan antara kegiatan yang telah
option yang bersifat menghimpun. Sebelum
ditetapkan sebelumnya apakah terdapat
penyimpangan, kesalahan-kesalahan selama angket disebarkan kepada responden yang
melaksanakan kegiatan atau mungkin terjadi menjadi sampel dalam penelitian ini
dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk
peningkatan dalam bekerja.
mengetahui validitas dan reliabilitas
Tindak lanjut
instrumen. Setelah diperoleh valid dan
Tindak lanjut pada dasarnya
dimaksudkan agar apa yang dilaksanakan reliabelnya instrumen barulah angket
pegawai dapat mencapai standar yang telah disebarkan kepada responden kemudian data
dikumpulkan dan diolah dengan menentukan
ditetapkan. Artinya tindak lanjut merupakan
mean, median, modus, dan standar deviasi
tindakan perbaikan yang dilakukan untuk
dari masing-masing variabel. Setelah itu
mengatasi masalah-masalah, memperbaiki
dilakukan uji korelasi dengan menggunakan
kekurangan yang ada baik itu kemampuan
pegawai, sikap pegawai, mental pegawai rumus korelasi Product Moment. Setelah
diketahui adanya hubungan maka dilakukan
maupun perlengkapan yang digunakan.
uji normalitas dan uji keberartian hubungan
Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan
antara kedua variabel.
mengarahkan atau merekomendasikan
perbaikan, menyarankan agar ditekan adanya HASIL PENELITIAN
pemborosan, mengoptimalkan pekerjaan Kinerja Pegawai
untuk mencapai sasaran rencana. Pengumpulan data variabel Kinerja
Suryadi (2002:177) mengemukakan Pegawai (variabel Y) didapat dari penyebaran
bahwa kegiatan hanya mempunyai arti kecil angket kepada 36 orang responden dengan 42
kecuali diambil tindakan koreksi. Tindakan- item. Skor Kinerja Pegawai yang diperoleh
tindakan perbaikan atau tindak lanjut berfokus menyebar dari skor terendah 101 sampai skor
untuk memperbaiki kekurangan yang ada, tertinggi 188, sedangkan kategori skor
158
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
minimal 0 dan skor maksimal 210. Dari hasil Kinerja 142, 210 68,05% Cukup
pengolahan data secara umum, maka Kinerja Pegawai 9
Pegawai diperoleh skor mean (rata-rata)
142,9, median (nilai tengah) 126,46 modus Pengujian Hipotesis
(nilai yang sering muncul) 93,58, dan standar Untuk melihat koefisien korelasi variabel
deviasi (persimpangan baku) 38,04. X dan variabel Y digunakan rumus korelasi
Berdasarkan pengolahan data angket Product Moment. Uji korelasi antara variabel
variabel Kinerja pegawai (Y) dengan cara pengawasan pimpinan (X) dengan variabel
membandingkan skor rata-rata (mean) dengan kinerja pegawai (Y) didapatkan rho hitung0,447
skor maksimal dikali 100%, maka nilai mean sebesar dari rho table 0,396 (95%). Jadi dapat
142,9, dibagi dengan skor maksimal 210, disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
maka diperoleh angka 0,6805 × 100% = pengawasan pimpinan dengan kinerja
68,05.%. Hal ini berarti variabel Kinerja pegawai pada taraf kepercayaan 95%. Untuk
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset melihat keberartian hubungan maka dilakukan
Daerah Kota Bukittinggi berada pada kategori uji t dengan perolehan data t hitung = 2,915> t
“cukup” yaitu sebesar 68,05% dari skor ideal. tabel = 2,060 pada taraf kepercayaan 95 %.
Pengawasan Pimpinan Dengan demikian hipotesis yang diuji dapat
Pengumpulan data variabel diterima pada taraf kepercayaan 95%.
pengawasan pimpinan (variabel X) di dapat Tabel 2. Analisis Korelasi dan Pengujian
dari penyebaran angket kepada 36 orang Keberartian Korelasi Variabel X dan
responden dengan 31 item. Variabel Variabel Y dengan Tabel Uji t
r hitung t hitung Taraf kepercayaan 95 %
Pengawasan Pimpinan yang diperoleh r table t tabel
menyebar dari skor terendah 72 sampai skor
0,447 2,915 0,396 2,060
tertinggi 127, sedangkan kategori skor
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel
minimal 0 dan skor maksimal 155. Dari hasil
4 artinya hipotesis yang berbunyi terdapat
pengolahan data secara umum, maka
hubungan yang signifikan antara pengawasan
Pengawasan Pimpinan diperoleh skor mean
pimpinan dengan kinerja pegawai dapat
(rata–rata) 102,6, median (nilai tengah) 89,8,
diterima.
modus (nilai yang sering muncul) 64,2 dan
Hipotesis penelitian diuji dengan teknik
standar deviasi (persimpangan baku) 32,9.
korelasi. Untuk menggunakan teknik ini ada
Berdasarkan pengolahan data angket
persyaratan, yaitu melakukan uji normalitas.
variabel pengawasan pimpinan (X) dengan
Pengujian normalitas dilakukan dengan teknik
cara membandingkan skor rata–rata (mean)
chi kuadrat terhadap pengawasan pimpinan
dengan skor maksimal dikali 100%, maka
dan kinerja pegawai.
nilai mean 102,6, dibagi dengan skor Tabel 3.Rangkuman hasil Uji Normalitas Variabel
maksimal 155, maka diperoleh angka 0,6619 X2 tabel
x 100% = 66,19%. Hal ini berarti variabel X2 hitung Keterangan
Variabel ɑ = 0,01
pengawasan pimpinan Dinas Pengelolaan Pengawasan -296,17 0,05
Normal
Keuangan dan Aset Daerah Kota Bukittinggi Pimpinan
berada pada kategori “cukup” yaitu sebesar Kinerja -59,79 0,05
Normal
Pegawai
66,19% dari skor ideal.
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa χ2hitung
Untuk memperoleh gambaran yang jelas
variabel X dan Variabel Y kecil dari χ2tabel
tentang distribusi skor variabel pengawasan
pada ɑ = 0,01. Maka distribusi skor variabel X
(X) dan kinerja (Y) dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.Tafsiran Mean Variabel Penelitian
dan variabel Y adalah normal. Maka dapat
Variabel Mea Sko Capaia Penafsira disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
yang n r n% n berarti antara pengawasan pimpinan dengan
Diteliti Max Skor kinerja pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan
Ideal dan Aset Daerah Kota Bukittinggi
Pengawasa 102, 155 66,19% Cukup
n Pimpinan 6
159
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
kinerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia,
salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat
pegawai adalah pengawasan pimpinan. Hasil Pasolong, Harbani, 2010. Teori Administrasi
penelitian ini memperkuat pendapat ahli yaitu Publik. Bandung; Alfabeta
menurut Mathis dan Jackson (2006:303),
Siagian, Sondang, 2003. Teori dan Praktek
menyatakan bahwa pengawasan merupakan
Pengambilan Keputusan.Jakarta; Haji
sebagai proses pemantauan kinerja karyawan
Mas Agung
berdasarkan standar untuk mengukur kinerja,
memastikan kualitas atas penilaian kinerja Siagian, Sondang, 2013. Manajemen Sumber
dan pengambilan informasi yang dapat Daya Manusia. Jakarta; Bumi Aksara
dijadikan umpan balik pencapaian hasil yang Sulistiyani, Ambar Teguh. 2003. Manajemen
dikomunikasikan ke para karyawan. dan Sumber Daya Manusia : Konsep
Berdasarkan pada uraian di atas dapat Teori dan Pengembangan Dalam
disimpulkan bahwa pengawasan mempunyai Konteks Organisasi Publik.
kaitan yang erat dengan kinerja pegawai. Yogyakarta: Graha Ilmu
Semakin optimal pengawasan yang ada maka Suryadi, K. dan M.Ali Ramdhani.1998.
semakin tinggi pula tingkat kinerja pegawai. Sistem Pendukung Keputusan.
KESIMPULAN Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Dari hasil penelitian dan pembahasan Terry, George, R 1993, Prinsip-prinsip
yang telah dikemukakan pada bab Manajemen, terj. J. Smith, Jakarta:
sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai Bumi Aksara
berikut: Kinerja pegawai di Kantor Dinas Uno, Hamzah.B, dan Nina Lamatenggo. 2012.
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Teori Kinerja Dan Pengukurannya.
Bukittinggi berada pada kategori cukup Jakarta: PT. Bumi Aksara.
karena telah mencapai skor 0,6805 atau http://digilib.unila.ac.id/kinerja/BAB II.pdf
68,05%. Pengawasan di Kantor Dinas (diunduh tgl 21 Agustus 2016)
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Bukittinggi berada pada kategori cukup
karena telah mencapai skor 0,6619 atau
66,19%. Terdapat hubungan yang signifikan
antara Pengawasan Pimpinan dengan Kinerja
pegawai di Kantor Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Bukittinggi.
Besarnya koefisien korelasi yang diperoleh r
= 0,447 pada taraf kepercayaan 95% dan t =
2,915 pada taraf kepercayaan 95%.
REFERENSI
Hasibuan, Malayu S.P, 2010. Manajemen
Dasar Pengertian dan Masalah.
Bandung; Bumi Aksara
Kartono, Kartini. 2002. Pemimpin dan
Kepemimpinan. Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada
Mangkunegara, Anwar Prabu (2000).
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. 2006.
Human Resource Management
161
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Correspondensi: herson.anwar@gmail.com
162
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
163
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
sebagai otorisator dan dilimpahi fungsi madrasah di masa depan. Mengingat inti dari
ordonator untuk memerintahkan pembayaran. pengelolaan keuangan adalah pencapaian
Namun, tidak dibenarkan melaksanakan efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, di
fungsi bendaharawan karena berkewajiban samping mengupayakan ketersediaan dana
melakukan pengawasan ke dalam. Sedangkan yang memadai untuk kebutuhan pembangunan
bendaharawan, di samping mempunyai maupun kegiatan rutin operasional di
fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi madrasah, juga perlu diperhatikan faktor
fungsi ordonator untuk menguji hak atas akuntabilitas dan transparansi setia
pembayaran (Rahmat, 2013:98). penggunaan keuangan, baik yang bersumber
Pendidikan membutuhkan pembiayaan pemerintah, masyarakat, maupun sumber-
yang tidak kecil. Biaya pendidikan adalah total sumber lainnya. Upaya madrasah
biaya yang dikeluarkan baik oleh individu meningkatkan kinerjanya dalam pengelolaan
peserta didik, keluaraga yang menyekolahkan keuangan dan pembiayaan pendidikan di
anak, warga masyarakat perorangan, madrasah harus lebih diprioritaskan pada
kelompok masyarakat maupun yang nilai-nilai kemanfaatannya. Hal ini sejalan
dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran dengan pendapat Mulyono (2010:181) bahwa
pendidikan (Suhardan & Riduwan, 2012:22). administrasi keuangan sekolah termasuk
Pendapat ini mengindikasikan, keuangan dan madrasah adalah seluruh proses kegiatan yang
pembiayaan pendidikan di madrasah direncanakan dan dilaksanakan atau
membutuhkan perhatian pemerintah lewat diusahakan secara sengaja dan sungguh-
berbagai kebijakannya. Hal ini sangat penting sungguh, serta pembinaan secara kontinu
diperhatikan, karena masalah pembiayaan terhadap biaya operasionalnya sehingga
adalah menjadi sarana vital bagi mati kegiatan pendidikan lebih efektif dan efisien
hidupnya suatu organisasi sekolah termasuk serta membantu pencapaian tujuan
madrasah (Burhanuddin, 2014:59). pendidikan.
Kenyataan menunjukkan bahwa
ketertinggalan madrasah swasta adalah
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan
sebagai akibat terbatasnya dana, ditambahnya
kualitatif dengan jenis penelitian
dengan lemahnya pola dan pengelolaan sistem fenomenologis merupakan penelitian yang
pembinaan, dengan kebijakan pengelolaan berupaya memahami persepsi informan
yang masih tradisional. Selain dari itu tata tentang suatu situasi tertentu. Penelitian ini
layanan yang tidak kondusif, dimana dilakukan di Madrasah Aliyah Swasta (MAS)
pengelolaan yang tidak transparan dan kurang Kota Gorontalo (MAS Nurul Yaqiin, MAS
akuntabel, termasuk intensitas kerjasama Al-Huda, MAS Al-Yusra, MAS Al-Khairaat,
antara komponen terkait yaitu antara pengurus dan MAS Muhammadiyah Gorontalo). Data
yayasan dengan madrasah, dan orang tua dikumpulkan melalui observasi, wawancara,
peserta didik, terkesan kurang memberi dan dokumentasi. Informan penelitian ini,
kontribusi bagi pengembangan madrasah adalah semua kepala madrasah Aliyah yang
swasta. ada di Madrasah Aliyah Swasta Kota
Berdasarkan permasalahan yang Gorontalo yang berjumlah 5 orang yaitu
terdeskripsi di atas, ada beberapa alasan yang kepala MAS Nurul Yaqiin (KM-MAS01),
mendorong penulis untuk melakukan kepala MAS Al-Huda (KM-MAS02), kepala
penelitian ini diantaranya kemajuan Madrasah MAS Al-Yusra (KM-MAS03), kepala MAS
Aliyah Swasta di Kota Gorontalo Al-Khairaat (KM-MAS04), dan kepala MAS
membutuhkan pengelolaan keuangan dan MAS Muhammadiyah (KM-MAS05).
pembiayaan pendidikan yang memadai sesuai Karakteristik informan kesemuanya berjenis
kelamin laki-laki dan memiliki masa kerja >
dengan kebutuhan dan karakteristik madrasah.
10 tahun. Teknik analisis data dilakukan
Pengelolaan keuangan dan pembiayaan melalui beberapa tahapan, yaitu:
merupakan faktor penting dan strategis dalam pengumpulan data, reduksi data, penyajian
kerangka peningkatan kualitas dan kemajuan data, verifikasi data dan penarikan
164
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
166
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
167
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
168
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
yang ada di Kota Gorontalo tidak boleh keuangan seperti ini dinilai sangat baik, karena
memungut biaya dari peserta didik, bahkan kelima madrasah berusaha menjaga
setiap pertemuan dengan orangtua/wali kepercayaan pihak-pihak terkait, seperti guru,
peserta didik selalu disampaikan bahwa komite, yayasan dan lainnya dalam hal
madrasah kami tanpa pungutan. Untuk pengelolaan keuangan ketika mereka
penggunaannya pun kita tertuang dalam mempertanggungjawabkan seluruh
laporan pertanggungjawaban, jadi kita pengeluaran keuangan madrasah dengan bukti
taat melaksanakan dan melaporkannya. yang sah.
Penanggung jawab keuangan adalah 5. Mengevaluasi anggaran
kepala madrasah, kalau pelaksanaan itu Langkah terakhir yang dilakukan oleh
adalah bendahara. Dalam laporan setiap sekolah/madrasah untuk menilai
pertanggungjawaban dilaporkan sesuai anggaran sesuai atau tidak dengan
dengan penggunaan anggaran dengan perencanaan awal adalah dengan
melampirkan bukti-bukti penggunaan mengevaluasi anggaran. Madrasah sebagai
anggaran”(KM-MAS04). suatu organisasi yang bergerak dalam bidang
“Dalam pertanggungjawaban keuangan pendidikan, hendaknya selalu melakukan
berdasarkan anggaran yang ada, besaran evaluasi program terutama anggaran, untuk
dan kegiatan sudah dituangkan dalam menilai efektivitas dan kesesuaian antara
DPA, selain itu juga terdapat di RKAS rencana dengan pelaksanaan. Berikut ini hasil
yang disusun pada awal tahun. Kemudian wawancara yang telah dilakukan penulis
RKAS disahkan menjadi APBS oleh dengan kelima kepala Madrasah Aliyah
yayasan. Sumber pendapatan dari iuran Swasta yang ada di Kota Gorontalo untuk
SPP tidak ada, semuanya menggunakan mendapatkan gambaran mengenai evaluasi
sumber dari BOS. Sehingga dalam anggaran yang dilakukan di masing-masing
pertanggungjawaban keuangan dan madrasah dengan hasil temuan sebagai
pembiayaan dilakukan secara transparan, berikut.
karena setiap penggunaan keuangan “Biasanya kami melakukan evaluasi dalam
dilaporkan kepada seluruh warga satu tahun bisa dua kali. Yang pertama
madrasah dan pihak terkait”(KM- setiap akhir semester dan akhir tahun
MAS05). ajaran. Evaluasi ini mengikut sertakan
Berdasarkan hasil wawancara dengan dewan guru, komite dan ketua
kelima kepala madrasah di atas, dapat yayasan”(KM-MAS01).
disimpulkan bahwa pertanggungjawaban “Evaluasi biasanya kami lakukan setiap
keuangan diberikan dan dilaporkan kepada akhir semester. Kurang lebih 6 bulan
ketua yayasan dan komite madrasah. sekali kami melakukan rapat dengan pihak
Sedangkan, apabila terdapat kegiatan madrasah untuk menilai program yang
madrasah yang sumber keuangannya tidak berjalan dan merencanakan program
sepenuhnya berasal dari madrasah melainkan lainnya. Disetiap rapat, komite diminta
dibantu dengan dana lain yang sumbernya dari memberikan masukan dan kritikan demi
masyarakat umum atau di luar lingkungan kemajuan madrasah”(KM-MAS02).
madrasah, maka laporan keuangan diberikan “Evaluasi anggaran bahwa madrasah
kepada mereka sebagai pihak yang diajak kami selalu mengevaluasi anggaran setiap
bekerja sama dengan madrasah, seperti tokoh tahunnya yang dilakukan setiap enam
masyarakat dan pemerintah setempat. Selain bulan sekali. Kegiatan ini dilakukan
itu, setiap penggunaan keuangan untuk sebagai alat efisiensi yaitu dengan adanya
pembiayaan madrasah, dipertangungjwabkan kegiatan evaluasi dapat diketahuinya
disertai dengan bukti yang sah agar dapat realisasi sebuah kegiatan yang dibiayai,
dipercaya oleh pihak yang menerima laporan kemudian dapat dibandingkan dengan
pertanggungjawaban tersebut. Sehingga perencanaan, sehingga dapat dianalisis
menurut penulis, pertanggungjawaban ada tidaknyapemborosan atau bahkan
169
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
170
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
kurang matang. Menurut kepala Madrasah dalam kegiatan belajar mengajar. Cairnya
Aliyah al-Khairaat bahwa: dana SG (Sekolah Gratis) yang lambat dan
“Faktor kebijakan pemerintah yang memakan waktu yang cukup lama (3-5
berubah-ubah, berganti pimpinan bulanan) dapat mengakibatkan
berdampak pula pada perubahan terganggunya kegiatan madrasah, seperti
kebijakan, adanya perencanaan yang terhambatnya kegiatan ekstrakurikuler,
kurang matang, dalam merealisasikan gaji tenaga honorer, pembiayaan
dana/keuangan masih terdapat adminstrasi madrasah” (KM-MAS04).
pengeluaran yang tidak sesuai dengan “Pendidikan gratis menjadikan madrasah
perencanaan awal yang ada pada RKAS. kurang mendapat dukungan dana dari
Di samping itu, kurangnya dukungan dari orang tua, akibatnya tidak tersedia dana
orang tua. Orangtua peserta didik yang cukup untuk pengadaan dan
terkadang kurang mendukung sepenuhnya pemeliharaan sarana dan prasarana.
baik materi maupun sumbangsih Selain itu kegiatan yang bersifat untuk
pemikiran. Hal ini dapat terjadi karena pengembangan mutu madrasah kurang
sebagaian besar pendidikan orangtua maksimal. Pendidikan gratis juga
peserta didik rata-rata buruhdan memiliki menjadikan peran komite madrasah
kondisi perekonomian menengah ke selakuwakil orang tua siswa kurang
bawah” (KM-MAS01). maksimal karena orang tua siswa tidak ikut
“Keterlambatan siswa dalam pembayaran mendanai madrasah” (KM-MAS05).
SPP dan tidak lancar turunnya dana Terkait dengan sumber dana yang dimiliki
bantuan dari pemerintah yaitu dana BOS. Madrasah Aliyah Swasta di Kota Gorontalo,
Sebagian siswa terkadang terlambat berdasarkan temuan hasil penelitian yang
dalam pembayaran SPP, sehingga lebih menjadi faktor penghambat dalam
banyak pembiayaan madrasah yang pengelolaan bidang pembiayaan dan keuangan
mengandalkan subsidi dari pemerintah. adalah Madrasah Aliyah Swasta di Kota
Sementara subsidi dari pemerintah yang Gorontalo selama ini hanya mengandalkan
berupa dana BOS yang turunnya tidak uang SPP yang dipungut dari peserta didik
lancar akan mengurangi keefektifan setiap bulannya sebagai sumber dananya.
pembiayaan”(KM-MAS02). Namun adanya kebijakan program pendidikan
“Proses pencairan dana yang tidak mudah gratis yang dicanangkan pemerintah Kota
membuat madrasah kesulitan dalam Gorontalo pada tahun 2014, membuat setiap
memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan madrasah menghapus sumber pembiayaan
sesegera mungkin untuk digunakan tersebut. Namun dari kelima madrasah yang
membiayai operasional madrasah. Selain ada, masih terdapat dua madrasah yang tetap
itu, belum adanya kewenangan memberlakukan pungutan iuran SPP kepada
sepenuhnya yang diberikan bendahara setiap peserta didik yaitu Madrasah Aliyah al-
madrasah dalam menegelola dana Khairaat dan Madrasah Aliyah al-Huda.
pendidikan menyebabkan madrasah perlu Sementara ketiga madrasah lainnya yaitu
menunggu dana cair atas persetujuan dari Madrasah Aliyah Muhammadiyah dan
Yayasan kemudian baru digunakan oleh Madrasah Aliyah al-Yusra dan Madrasah
pihak madrasah. Lamanya proses Aliyah Nurul Yaqin sumber dana utama hanya
pencairan dana ini adalah selama kurang mengandalkan pada dana BOS. Jumlah dana
lebih 1 bulan” (KM-MAS03). BOS ini dikeluarkan tergantung banyaknya
Faktor penghambat lainnya dipengaruhi peserta didik. Jika peserta didiknya jumlahnya
oleh adanya program pendidikan gratis. banyak, maka dana yang akan diterima
Menurut salah seorang kepala madrasah madrasah jugajumlahnya besar, begitupun
bahwa: sebaliknya jika peserta didik jumlahnya
“Program pendidikan gratis. Program ini sedikit, maka dana BOS yang diterima juga
tidaklah memberikan solusi yang tepat jumlahnya sedikit. Oleh karena itu, dapat
171
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
dikatakan bahwa salah satu faktor yang prioritas dan kemampuan mereka ketika
menghambat Madrasah Aliyah Swasta di Kota perencanaan anggaran disusun. Oleh karena
Gorontalo dalam pengelolaan bidang itu salah satu faktor yang menghambat
keuangan dan pembiayaan dipengaruhi oleh Madrasah Aliyah Swastadi Kota Gorontalo
faktor kebijakan pemerintah. dalam pengelolaan bidang keuangan dan
Berdasarkan temuan hasil penelurusan pembiayaan dipengaruhi oleh faktor
dokumen yang diperoleh dari kelima kepala perencanaan keuangan yang kurang matang.
madrasah yang ada pada Madrasah Aliyah Berdasarkan temuan hasil penelitian terkait
Swasta di Kota Gorontalo adalah dalam faktor penghambat pengelolaan bidang
merealisasikan dana/keuangan masih terdapat pembiayaan dan keuangan di Madarasah
pengeluaran yang tidak sesuai dengan Aliyah Swasta Kota Gorontalo diperoleh
perencanaan awal yang ada pada RKAS. gambaran dipengaruhi oleh faktor (a)
Terkadang madrasah mengeluarkan dana perencanaan keuangan yang kurang matang;
untuk hal-hal yang tidak direncanakan (b) kebijakan pemerintah dan yayasan; (c)
sebelumnya. Hal ini menurut penulis, proses atau alur pencairan dana yang tidak
mengisyaratkan bahwa terdapat perencanaan mudah; (d)adanya program pendidikan gratis;
keuangan yang belum matang. Akibatnya (e) kurangnya dukungan dari orang tua
kelima madrasah tersebut harus menyediakan Berdasarkan temuan penelitian yang
dana tambahan dan ketika dana tambahan didapat dari hasil wawancara kelima kepala
tersebut tidak mencukupi, madrasah ini akan Madrasah Aliyah Swasta di Kota Gorontalo
menilai mana pengeluaran yang dianggap bahwa salah satu faktor penghambat madrasah
lebih penting, sehingga terdapat suatu dalam pengelolaan bidang keuangan dan
pengeluaran atau kegiatan yang akan pembiayaan, karena sumber dana utama
dikorbankan guna menutupi dan menambah tergantung dari kebijakan pemerintah, dimana
pengeluaran yang tidak direncanakan tersebut. madrasah tidak memiliki kemandirian dalam
Pengeluaran yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan keuangan dan pembiayaan,
juga akan mengakibatkan para guru dan staf tergantung pada kebijakan pemerintah.
akan merasa kesulitan dalam menjalankan Temuan penelitian ini sejalan dengan
program mereka, baik ketika mereka pendapat yang dikemukakan Fattah (2007:23)
menjalankan program sekolah ataupun ketika bahwa dalam pembiayaan pendidikan ada
menjalankan program pembelajaran. Karena semacam tarik ulur antara peningkatan
bagaimanapun keperluan para guru dan staf kualitas dengan pemerataan pendidikan.
juga harus disediakan oleh pihak sekolah. Dalam hal ini pemerintah akan sangat
Permasalahan seperti ini menurut penulis, memerlukan pemikiran yang mendalam untuk
bisa diakibatkan karena kurangnya sumber menemukan jalan keluar yang akan ditempuh
dana yang dimiliki oleh kelima Madrasah sebagai wujud usaha peningkatan mutu
Aliyah Swasta yang ada di Kota Gorontalo. pendidikan melalui sokongan dana, karena
Dengan demikian prinsip efektifitas dan peningkatan mutu pendidikan harus melalui
efisien belum dipenuhi dalam pengelolaan peningkatan proses pembelajaran di dalam
bidang keuangan dan pembiayaan di kelas, dan proses pembelajaran di kelas akan
Madrasah Aliyah Swasta Kota Gorontalo, bermutu, jika ada pembiayan tinggi yang
sebagaimana yang telah diamanatkan dalam terorganisir.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 48 Lebih ironis lagi sebagian besar guru pada
menyatakan bahwa pengelolaan dana kelima madrasah tersebut masih berstatus
pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, guru honorer dan honornya rata-rata sebesar
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas Rp. 7.000/jam. Hal ini dapat menyebabkan
publik. Hal ini juga menunjukkan bahwa guru atau staf yang bekerja di Madrasah
kelima Madrasah Aliyah Swasta di Kota Aliyah Swasta Kota Gorontalo akan mencari
Gorontalo belum dapat menentukan secara pekerjaan tambahan untuk membiayai
pasti kebutuhan mereka sesuai dengan skala kehidupan dirinya dan keluarganya. Dan
172
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
ketika itu terjadi, guru dan staf tersebut akan Selanjutnya pemerintah juga konsisten
terbagi waktu, tenaga dan pekerjaannya memenuhi kewajibannya melaksanakan Pasal
ditempat lain, sehingga ada kemungkinan 31 Ayat (4) UUD, yaitu mengganggarkan
mereka akan mangkir atau tidak hadir untuk biaya pendidikan minimal 20 % dari total
melaksanakan tugas dan kewajibannya di anggaran negara/daerah, sehingga kendala-
sekolah, apalagi ketika pekerjaan di tempat kendala yang selalu menghambat kemajuan
lain tersebut lebih menjanjikan dari segi gaji dunia pendidikan, terutama madrasah aliyah
atau kesejahteraan, sebagaimana yang telah bisa teratasi. Untuk meningkatkan
diungkapkan oleh Made Pidarta bahwa kesejahteraan guru dari faktor rendahnya
kesejahteraan ini tidak boleh dilalaikan oleh penggajian yang diberikan, alangkah lebih
para manajer pendidikan, mereka tidak pada baiknya, apabila pihak madrasah bekerja sama
tempatnya hanya menekankan kepada tugas dengan yayasan untuk membuat sebuah badan
pekerjaan saja, kesejahteraan personalia juga usaha yang hasil pendapatannya dijadikan
perlu diperhatikan. Adakalanya kehidupan sebagai tambahan sumber dana untuk
keluarga tenaga-tenaga kependidikan keperluan operasional mereka termasuk
membuat mereka merasa gelisah. Bila hal ini menjamin kesejahteraan para guru dan
terjadi sudah tentu dapat mempengaruhi cara stafnya. Agar madrasah memiliki sumber dana
kerja mereka. Lebih-lebih para pegawai yang mandiri dan memiliki kemandirian dalam
masih junior dengan gaji kecil. Pendapatan pengelolaan keuangan dan pembiayaan, tidak
personalia adalah merupakan faktor penting. tergantung pada kebijakan pendidikan,
Ia merupakan salah satu faktor penentu menurut penulis setiap madrasah perlu
produktivitas dikalangan para guru. Ini berarti membuat perencanaan sumber keuangan dari
bila pendapatan mereka kecil maka eksternal madrasah. Diantaranya pembuatan
produktivitas pendidikan di madrasah juga proposal kerjasama dengan maksud
akan kecil, sebaliknya bila pendapatan mereka memperkuat jalinan penyandang dana,
besar maka produkvitas itu pun akan besar mengadakan pertemuan dengan alumni dalam
pula. Oleh karena itu, faktor gaji atau rangka menggalang dana, dan sebagainya. Hal
pendapatan ini juga yang menjadi indikator terpenting dalam merealisasikan anggaran
guru mengajar di tempat lain, berdasarkan data adalah bagaimana agar dana dapat
yang ada terdapat guru mengajar pada dua dimanfaatkan secara efektif dan efisien,
tempat lainnya. Sebagian besar guru membagi dialokasikan dengan tepat sesuai dengan skala
waktu dan tempat kerjanya sehingga mereka prioritas dan dapat mendukung semua
sering mangkir atau tidak disiplin dalam penyelenggaraan proses pendidikan yang ada
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. di masing-masing madrasah.
Selain itu dalam merealisasikan anggaran, Upaya di atas, sejalan dengan pendapat
penghambat dalam pembiayaan pendidikan dikemukakan yang Siagian (2009:133) bahwa
pada kelima madrasah yaitu adanya alur atau untuk memajukan sekolah swasta karena
proses pencairan dana yang cukup lama minimnya anggaran yang dimiliki, pemerintah
dengan waktu kurang lebih 1 bulan, sehingga perlu memberikan bantuan dalam bentuk (a)
menghambat madrasah untuk memenuhi penempatan guru negeri yang dipekerjakan,
kebutuhan atau kegiatan yang bersifat (b) bantuan khusus untuk pembangunan
insidental. gedung dan peralatan serta (c) uang rutin
Dengan demikian menurut penulis dalam untuk kebutuhan rutin, bantuan ini mungkin
upaya pengelolaan bidang keuangan dan berbentuk sumbangan, bantuan atau subsidi.
pembiayaan adalah perlu adanya perhatian Sumbangan dapat diberikan secara insidental
pemerintah terhadap anggaran pendidikan guna menutup sebagian kecil kebutuhan rutin,
yang diberikan secara adil dan proporsional. sedangkan bantuan dapat diberikan
Di samping itu Kementerian Agama, juga berdasarkan jumlah peserta didik, serta subsidi
perlu mengalokasikan dana pendidikan lebih diberikan untuk menutup semua pengeluaran
besar, agar bisa sejajar dengan sekolah umum. rutin sekolah.
173
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
174
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Arwildayanto
e-mail: arwildayanto@ung.ac.id
Abstrak: Kebijakan kredit pendidikan (student loan) merupakan upaya strategis pemerintah dalam
memberikan akses mendapatkan layanan pendidikan tinggi. Student loan membutuhkan
dukungan banyak pihak, terutama pihak perbankan dan stakeholders pendidikan. Student
loan merupakan program pemberian kredit (pendanaan) bagi mahasiswa dalam
menyelesaikan pendidikan setelah itu diwajibkan mengembalikan dana yang sudah diterima
setelah bekerja. Agar program student loan ini berjalan sukses, tentu dibutuhkan formulasi
yang tepat, diantaranya kredit yang diberikan dengan bunga ringan jika perlu nol persen,
anggaran yang disalurkan sebaiknya bersumber dari APBN dan APBD sehingga tidak terjadi
kemacetan dalam pengembalian kredit. Formulasi lainnya yang perlu diperhatikan adalah
program literasi keuangan bagi mahasiswa, sosialisasi tentang student loan secara
menyeluruh dan holistik. Dengan demikian program student loan bisa berjalan sesuai
harapan pemerintah.
175
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
176
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
pendidikan tinggi yang terjadi tiap tahunnya Pendanaan pemerintah tambahan tidak
mencapai 5%. Tren kenaikan unit cost jenjang tersedia untuk memungkinkan universitas
pendidikan tinggi bisa lihat dari kecendrungan mempertahankan tingkat pendaftaran dan
data 3 tahun terakhir, mulai tahun 2015=Rp. kualitas dalam menghadapi meningkatnya
7,9 jt, 2016= Rp. 8,4 jt, 2017= Rp.8,4 jt. Tren biaya unit kerja. Kedua, pemotongan seluruh
kenaikan unit cost pendidikan tinggi ini belanja pemerintah secara keseluruhan,
tentunya memerlukan solusi, agar termasuk pendidikan tinggi, akan menekan
permasalahan rendahnya akses masyarakat sektor universitas publik untuk mencari
yang kurang mampu untuk mendapatkan pendanaan alternatif. Ketiga, banyak negara
layanan pendidikan tinggi bisa diselesaikan telah mengadopsi kebijakan yang mendukung
dengan memberikan student Loan pendidikan dasar, lebih tinggi, yang mengarah
(Www.Katadata.Co.Id). pada realokasi pendanaan dari universitas ke
Adrian Ziderman (2002) menginventaris sektor lain dari sistem pendidikan yang
beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam menunjukkan tingkat pengembalian sosial
kebijakan student loan, tergantung yang lebih tinggi.
karekteristik, unit kerja, lembaga, atau Dalam semua kasus ini, ketidakpastian
personil yang membantunya, sebagaimana anggaran telah mengakibatkan universitas
diuraikan dalam tabel 1 dibawah ini publik beralih ke pemulihan biaya yang lebih
besar, dalam upaya untuk memanfaatkan
sumber pendanaan alternatif. Dorongan utama
dari kebijakan ini harus dilihat dalam
pendahuluan, atau peningkatan, pembayaran
siswa untuk layanan yang diterima. Ini bisa
berupa biaya kuliah yang lebih tinggi dan lebih
realistis atau peningkatan pembayaran untuk
penginapan dan makanan bersubsidi.1
Pengambilan biaya mahasiswa, baik untuk
biaya sekolah atau biaya hidup, mungkin
secara politik dan sosial tidak dapat diterima;
kepentingan pribadi dari semua lapisan
masyarakat akan secara aktif menentang
pengenaan pengeluaran siswa swasta, yang
mungkin mewakili kelipatan dari tingkat gaji
saat ini. Jalan lain ke sistem perbankan untuk
pinjaman untuk mengurangi beban
pembayaran ini mungkin tidak tersedia; bank-
bank sangat enggan meminjamkan untuk
program pendidikan - kasus kegagalan pasar
yang jelas. Oleh karena itu ada peran untuk
skema pinjaman mahasiswa yang didukung
Sumber: Adrian Ziderman (2002) pemerintah, ditawarkan dengan harga
komersial, untuk mengisi kesenjangan ini. Ini
Dari tabel 1 di atas, tujuan utama student berarti bahwa siswa dapat membiayai
loan adalah budgetary objectives (income pendidikan dan biaya hidup mereka melalui
generation) maksudnya perguruan tinggi resor
negeri di seluruh dunia, dan khususnya di Student loan juga bertujuan untuk
negara berkembang, kurangnya pembiayaan. mengatasi rendahnya akses masyarakat
Disebabkan anggaran pemerintah yang mendapatkan layanan pendidikan tinggi,
dibatasi dapat menyebabkan kurangnya Kemenristek Dikti menyediakan anggaran
pendanaan umum untuk universitas publik. Ini beasiswa Bidikmisi tahun 2018 sebesar 4,9 T.
mungkin timbul karena sejumlah alasan; 1).
177
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Angka sebesar itu belum mencukupi kebijakan student loan untuk meningkatkan
kebutuhan biaya pendidikan tinggi di kontribusi pembiayaan perbankan pada
Indonesia. Sehingga dipandang dilakukan peningkatkan mutu pendidikan tinggi di
kerjasama untuk menggulirkan kebijakan Indonesia (Univ. Terbuka, 11 April 2018).
student loan didukung Bank BTN, perbankan Untuk mewujudkan itu, diperlukan formulasi
milik Negara lainnya, diharapkan masalah kebijakan student loan yang direkomentasi
kekurangan biaya pendidikan tinggi di Didi Achjari (2018) menyatakan ada 3
Indonesia bisa diatasi dan akses layanan formula yang perlu disiapkan, antara lain
pendidikan dapat dinikmati banyak penduduk penyediaan dana, penyaluran dan
Indonesia (https://www. ristekdikti.go.id, 10 pengembalian kredit.
April 2018).
Kebijakan student loan selaras dengan B Formulasi Kebijakan Student Loan
rekomendasi penelitian Arwildayanto, Nina 1. Penyediaan Dana dengan bunga rendah
dan Warni (2017). Dimana PRODIRA atau bersumber dari Pemerintah Pusat dan
pendidikan gratis yang dilaksanakan Daerah
Pemerintah Provinsi Gorontalo memiliki Kebijakan student loan mesti
kontribusi dalam meningkatkan akses memperhatikan ketersedian sumber
masyarakat mendapatkan layanan pendidikan pendanaan, dengan mempertimbangkan
menengah, sebaliknya menurunkan partisipasi dua hal yakni bunga rendah dan berasal dari
masyarakat dalam pembiayaan pendidikan, dana pemerintah pusat maupun daerah.
yang dipahami sebagai tanggungjawab Pertimbangan ini memperhatikan 5 tujuan
pemerintah pusat dan daerah. Akibatnya student loan yang diinventaris oleh Adrian
sekolah sulit menggerakkan potensi Ziderman (2002). Untuk bunga yang
pembiayaan dari masyarakat dan orang tua sekecil-kecilnya atau/dan serendah-
siswa guna menggenjot kualitas pendidikan rendahnya, penyediaan dana student loan
yang diharapkan dari stakeholder pendidikan. itu sejalan dengan pendapat yang
PRODIRA atau Program pendidikan gratis dikemukakan Ketua Dewan Komisioner
masih berorientasi pada pemerataan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh
pendidikan, untuk peningkatan mutu tentunya Santoso, agar bunga student loan harus
sekolah perlu pembiayaan tambahan yang bisa sangat rendah/murah dan mudah. Hal ini
didapatkan dari masyarakat dan orang tua selaras dengan tujuan student loan itu
siswa. Dengan demikian kebijakan student adalah membuka akses yang seluas-
loan bisa meningkatkan peluang dan luasnya bagi warga guna mendapatkan
kesempatan masyarakat mendapatkan layanan layanan pendidikan tinggi yang
pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi memungkinan lulusan tersebut menjadi
tanpa mengurangi dan menurunkan partidipasi warga masyarakat yang memiliki
masyarakat dan orang tua. Sekaligus keterampilan mumpuni bersaing ke
pemerintah bisa menggeser orientasi depannya.
pemerataan pendidikan ke peningkatan mutu Rasionalisasi rendahnya bunga
pendidikan. Ketentuan student loan mesti student loan adalah hasil pertimbangan dari
tidak mengurangi tanggung jawab pemerintah dinamika ekonomi Negara yang sudah
mengalokasi-kan dana 20% dari Anggaran lama menerapkan kebijakan student loan,
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan misalnya Amerika Serikat kebijakan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah student loan menggunakan suku bunga 3,4-
(APBD) sesuai amanat Undang-undang Dasar 14% dan potensi gagal bayar mencapai
1945 dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 40%. Dengan demikian orientasi student
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional loan mesti diluruskan tujuannya untuk
Disamping pemerataan pendidikan memberikan akses yang sebesar-besar bagi
kebijakan student loan juga sejalan dengan kaum yang kurang mampu mendapatkan
harapan Menristek Dikti M. Nasir agar tujuan akses pendidikan tinggi, bukan
mendistribusikan uang yang terparkir di
178
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
yang wajib dilunasi setelah lulus dan/atau tinggi dalam pemberian rekomendasi tiap
memperoleh pekerjaan. Beban akan makin mahasiswa pengusul kredit pendidikan.
berat bagi BTN kalau harus menyediakan Kita memahami keterbatasan
pinjaman tanpa bunga dengan jangka anggaran yang dimiliki pemerintah,
waktu yang cukup lama. Disinilah peran sebaiknya kebijakan kredit pendidikan
anggaran dari pemerintah agar Perbankan yang akan diterapkan pemerintahaan
terhindar dari upaya mencari profit, sebaiknya pendistribusian lebih
sekaligus menghindari terjadinya NPL. mengoptimalkan lembaga yang sudah
memiliki tugas dan fungsi untuk
2. Penyaluran Student Loan pendistribusian dana pendidikan, misalnya
Secara umum penyaluran kredit Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan
pendidikan bisa dikelompokkan dalam dua (LPDP). Karena proses kredit pendidikan
jenis. Pertama, kredit yang diperuntukkan harus diurusi dengan baik guna
kepada orangtua untuk membiayai menghindari kredit pendidikan yang macet
pendidikan anaknya. Saat ini perbankan atau gagal.
sudah menyediakan kredit sejenis ini. LPDP sudah biasa melakukan
Kredit itu tentu dikenai bunga dan biasanya pendistribusian dana pendidikan ke siswa
bank mensyaratkan adanya jaminan, dan mahasiswa yang bakalan menjadi
misalnya sertifikat rumah, kendaraan atau nasabah. Dengan demikian pemerintah
surat berharga lainnya. Pembayaran kredit perlu melembagakan manajemen student
dilakukan orang tua siswa dan mahasiswa. loan untuk mengurusi pekerjaan yang
Kredit itu bisa digunakan orang tua sangat luas, mulai seleksi administratif,
membiayai anak mereka yang kuliah di luar penilaian berkas, penetapan penerima,
negeri. Sedangkan yang kedua, kredit yang penandatangan kontrak, pendistribusian,
diperuntukkan bagi kalangan mahasiswa. penagihan dan pengawasan dan fungsi
Nantinya mahasiswa sendiri yang harus manajemen lainnya Sehingga dengan tugas
mengembalikan kredit setelah lulus dan pokok demikian kebijakan student loan
bekerja. Jenis kedua itu telah diterapkan, bisa berjalan dengan baik. Selama ini
antara lain, di AS dan Australia. Inggris LPDP sudah professional mengurusi
Raya. penyelenggaraan program bantuan
Penyaluran kredit pendidikan bisa (beasiswa) bagi mahasiswa
dilakukan dengan melibatkan perbankan magister/doktoral untuk putra-putri terbaik
maupun lembaga negara. Seperti dalam di Indonesia, pendanaan riset
kerjasama Kemristek Dikti dengan BTN komersial/implementatif untuk mendorong
tentu dilihat sebagai pelibatan perbankan inovasi, serta rehabilitasi fasilitas
melalui skema channeling dengan bank pendidikan yang rusak karena bencana
berperan sebagai penyalur kredit alam. Penugasan LPDP mendistribusikan
mahasiswa yang bersumber dari dana yang kredit pendidikan bisa meningkatkan
dimilikinya. Jika memperhatikan aspek efisiensi kelembagaan, pemerintah
penyediaan dana dengan bunga yang sekaligus kebijakan student loan. LPDP
rendah, sebaiknya kredit pendidikan itu sebagai official pemerintah bisa menagih
bersumber dari anggaran pemerintah. komitmen perbankan untuk menyediakan
Pertanyaannya apakah Negara memiliki kredit bagi mahasiswa yang kurang mampu
anggaran yang cukup untuk itu. Jika belum (lpdp.kemenkeu.go.id)
memiliki anggaran yang memadai tentu Hal ini bisa dijadikan pertimbangan
dukungan BTN sangat diperlukan dengan adalah keberhasilan Negara Tanzania
bunga yang rendah sebagai bakti dalam menyediakan kredit pendidikan
perbankan dan merupakan bagian dari didukung kehadiran dewan peminjanan,
program Coorporate Social Responsibility sebagaimana dijelaskan Nyahende, V. R.
(CSR) disertai dengan pelibatan perguruan (2013), antara lain student loans in
180
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
mahasiswa. Supaya mind set terbangun loan ini berakhir dengan bagus. Kita setuju
dengan baik tentang konsep kredit yang kebijakan student loans memiliki pengaruh
mesti dikembalikan bukan seperti beasiswa besar bagi masyarakat dapat mengakses
yang tidak perlu mengembalikan dana yang pendidikan tinggi dengan mudah, termasuk
diterimanya. Selama ini mahasiswa mereka yang kurang mampu. Tetapi juga
memiliki pemahaman dan konstruksi alam memiliki potensi, banyaknya mahasiswa
pikiran bahwa pemerintah menyediakan yang mengakses pendidikan tinggi tidak
dana untuk pendidikan yang tidak memiliki semua bisa menyelesaikan bahkan rata-rata
kewajiban untuk dikembalikan. gugur di tengah masa pendidikan alias drop
Untuk itu literasi keuangan penting out (DO) mencapai 20% dari keseluruhan
diberikan agar mereka mampu mengelola peminjam biaya pendidikan. Jika mereka
kredit yang diterima nya untuk hal-hal yang DO tentu akan menjadi beban bagi pihak
benar-benar ada kaitannya dengan perbankan, apalagi dalam jumlah yang
pendidikan yang ditempuhnya. besar tentu akan menimbulkan kemacetan
Menghindari hal yang konsumptif. dalam pengembalian kredit mahasiswa.
Faktanyanya memang mahasiswa Kegagalan mahasiswa dalam mengelola
Indonesia selama ini belum banyak student loan seriingkali diawali dari
diberikan literasi keuangan (financial ketidakmampuan mengalokasikan dana
literacy) sejak dini, bahkan sampai ke sesuai rencana pengeluaran yang berkaitan
perguruan tinggi mereka jarang memiliki dengan proses pendidikan dan rencana
skill, value dan kecerdasan untuk pengembalian kredit tersebut. Apalagi jika
mengelola sumber keuangan secara benar diterapkan BTN bunga yang tinggi
profesional. sebanyak 6%, tentu ancaman hukuman
Seringkali mahasiswa memahami bagi kreditur yang tidak bisa
student loan itu adalah kredit yang mengembalikan akan sampai dipidanakan
diberikan kepadannya nantinya tidak ke meja hijau. Tentu ini semakin
dikembalikan. Pemikiran yang salah memperkuat naluri peminjan untuk
memahami kredit itu menjadi bantuan, menghilang, berpindah tempat dan mencari
menurut Krishna, A., Rofaida, R., & Sari, pekerjaan agar bisa membayar hutangnya,
M. (2010 seringkali mahasiswa Tentu semua ini akan mengganggu
mengunakan kredit itu secara brutal untuk kegiatan belajarnya, yang pada akhirnya
hal yang konsumtif, tidak proporsional mengalami DO.
antara kemampuan dan pendapatan yang Dalam memberikan literasi
menyebabkan tagihan membengkak, keuangan kepada mahasiswa ada beberapa
akibatnya dari sistem bunga berbunga. yang penting untuk dipahaminya, antara
Akibatnya tagihan NPL yang membengkak lain; a) the characteristics of student as
dan kemampuan membayar rendah. they begin college (e.g., family income,
Akhirnya kredit macet yang tercermin juga race/ ethnicity); b) student’ college
dari Rasio NPL (Non-Performing Loan) experiences (e.g., type of institution, field of
tidak bisa terhindarkan. Untuk study, educational outcomes); c) student’
mengantisipasi itu, mahasiswa dituntut financial aid and the amount of debt they
memiliki kecerdasan dan kepekaan yang incur; and d) student’ employment and
tinggi agar kebijakan pemerintah tidak income after college as well as their overall
berujung buntung. Merubah mind set debt/including loans and other forms of
mahasiswa (student) dan memberikan consumer debt (Gross, Cekic, Hossler, &
literasi keuangan tentunya memerlukan Hillman, 2009).
waktu, kolaborasi melibatkan pengelola
perguruan tinggi dan orang tua mahasiswa.
Belajar. Jika tidak diawali dengan literasi
keuangan, sulit kiranya kebijakan student
182
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
183
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
alfian_erwinsyah@iaingorontalo.ac.id
Abstrak: Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penerapan
pembelajaran berbasis teknologi informasi dalam menunjang kinerja guru dan apa saja
kendala dan strategi penerapan pembelajaran berbasis teknologi informasi dalam
menunjang kinerja guru Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
menggunaan pendekatan naturalistik teknik pengumpulan data yang digunakan melalui
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangan, teknik analisis data
dilakukan melalui tiga tahap, yakni: reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran
berbasis teknologi informasi dalam menunjang kinerja guru di SMA Negeri 1 Limboto
sudah termasuk baik dengan didukungganya fasilitas teknologi informasi yang
memadai. Sebagai guru untuk melaksanakan tugas secara profesional teknologi
informasi merupakan penunjang penting dalam proses pembelajaran dimana dengan
teknologi informasi proses penyampaian materi lebih mudah dan bervariasi dalam
menyampaikan materi yang akan diajarkan. Adapun kendala dan upaya masih ada
beberapa guru dan peserta didiknya yang belum menguasai teknologi informasi, tetapi
kendalah tersebut dapat diatasi dengan upaya pelatihan guru dalam menggunaan
teknologi informasi yang dilakukan guru yang sudah tahu menggunaan teknologi
informasi pada guru yang belum menguasai teknologi informasi. Kesimpulan penerapan
pembelajaran berbasis teknologi informasi dalam menunjang kinerja guru di SMA
Negeri 1 limboto sudah termasuk baik dengan didukungnya fasilitas teknologi informasi
yang memadai. Sebagai guru untuk melaksanakan tugas secara profesional teknologi
informasi merupakan penunjang penting dalam proses pembelajaran dimana dengan
teknologi informasi proses penyampaian materi lebih mudah dan bervariasi dalam
menyanpaikan materi yang akan diajarkan.
185
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
186
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
tertentu kepada para pembacanya oleh karena manusia yang mampuh mengoperasikannya
itu, sangat besar ketergantunga manusia (Ety Rochaety, 2011:21).
terhadap informasi, maka kualitas informasi Salah satu fasilitas yang ditawarkan oleh
harus ditingkatkan. Ada beberapa faktor teknologi informasi dalam memajukan
penentu kualitas informasi adalah keakuratan, pendidikan khususnya para pengajar adalah
ketepatan waktu, relevansi, dan kemudahan pembentukan jaringan informasi pendidikan
memperolehnya. Namun pada kenyataannya untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas
sampai pada saat ini masih banyak organisasi dalam KBM. Fenomena yang muncul
belum menyadari pentingnya keberadaan dan belakangan ini tidak terlepas dari kemajuan
pengelolaan terhadap informasi yang yang menawarkan berbagai jenis pelayanan
dimilikinya tersebut untuk memenuhi yang berbasis elektronik. Dari uraian diatas,
keberadaan faktor tersebut, maka tidak cukup dapat diketahui bahwa betapa pentingnya
jika pengelola hanya mengandalkan teknologi informasi dalam menunjang
kemampuan fisik ditamba dengan peralatan pendidikan terutama para pengajar yaitu guru
bantu sekedarnya, melainkan dibutuhkan alat secara efektif dan efisien, guru perlu memiki
bantu yang berkecepatan tinggi dan akurat pengetahuan kepemimpinan, perencanaan,
dalam memproses data-data. Keputusan yang dan pandangan yang luas tentang sekolah dan
tepat salah satunya ditentukan oleh input pendidikan.
informasi yang tepat. Salah satu ukuran Teknologi informasi saat ini telah
kinerja yang baik, adalah keefektivan kerja menjadi perbincangan yang sangat menarik,
para pengawai. Efektivan kerja pengawai mengingat teknlogi informasi ini merupakan
menggambarkan adanya kelancara dan salah satu unsur penting yang dapat
ketepatan dalam bekerja dengan data dukung mendorong keunggulan bersaing sebuah
data kelembagaan secara valid. organisasi atau lembaga pendidikan sekolah.
Dalam hal ini penulis akan menjelaskan Teknologi informasi mempunyai sebutan lain
pembelajaran berbasis teknologi informasi yaitu teknologi komputer yang dikhususkan
dalam pendidikan khususnya guru. untuk mengelola data menjadi informasi yang
Mendefinisikan teknologi pendidikan secara bermanfaat bagi sebuah organisasi
umum karena setiap lembaga pendidikan pendidikan. ini terus mengalami
mempunyai kebutuhan informasi yang unik, perkembangan baik dari bentuk, ukuran,
yang tidak hanya terbatas pada jenis maupun kecepatan dan kemampuan untuk menguasai
karakteristik informasi, namun lebih jauh multimedia dan jaringan computer (Ety
relevansi informasi yang dhasilkan kecepatan Rochaety, 2011:73).
aliran informasi dari suatu bagian ke bagian Sehubungan dengan ini, penelitian
lainnya dalam sebuah lembaga pendidikan, dilaksanakan`di SMA Negeri 1 Limboto
kualitas keakuratan informasi, target, nilai sebagai lembaga pendidikan juga mempunyai
ekonomi informasi pendidikan diperoleh, teknologi informasi dalam rangka menyikapi
batasan biaya yang harus dikeluarkan dalam segala perubahan dan perkembangan yang
pengolaan informasi jasa pendidikan, dan terjadi dilingkungannya, khususnya bidang
struktur lembaga pendidikan sebagai pendidikan dalam perannya meningkatkan
pengguna informasi. Untuk menjamin agar kualitas kinerja guru.
informasi dapat mengalir dengan baik, dalam SMA Negeri 1 Limboto sebagai lembaga
sebuah lembaga pendidikan perlu pendidikan tingkat menengah atas telah
dikembangkan sebuah sistem informasi memiliki laboratorium serta peralatan
pendidikan yang melibatkan komponen komputer yang cukup memadai. Akan tetapi
internal dan eksternal lembaga pendidikan pemakaian komputer masih terbatas dalam
untuk menjamin alur informasi yang efektif pelatihan-pelatihan maupun proses
dan berkualitas, yaitu tersedianya teknologi pembelajaran yang menggunakan peralatan
informasi yang didukung oleh sumber daya komputer masih sagat kurang maksimal.
Misalnya dalam penggunaan CPP (computer
187
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
188
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Adapun tujuan penelitian ini adalah lainnya berupa jaringan internet dan komputer
untuk mengetahui penerapan pembelajaran karena dengan perkembangan ilmu
berbasis teknologi informasi dalam pengetahuan dan teknologi khususnya
menunjang kinerja guru di SMA Negeri 1 teknologi informasi memberikan pengaruh
Limboto, untuk mengetahui mengetahui yang sangat besar terhadap efektivitas dan
kendala dan strategi penerapan pembelajaran efesiensi perkembangan sekolah sekarang dan
berbasis teknologi informasi dalam yang akan datang tetapi peralatan komputer
menunjang kinerja guru di SMA Negeri 1 disini sudah cukup bagus tapi belum
Limboto. maksimal karena masih kekurangan peralatan
teknologi informasi berupa komputer dan
METODE LCD untuk persiapan pembelajaran dan untuk
Tulisan ini merupakan hasil riset/ teks tahun ini ataupun tahun yang akan
penelitian yang menggunakan teknik datang.
penelitian kualitatif deskriptif dengan Perkembangan teknologi informasi
pendekatan naturalistik dengan Sumber data memang sangat membantu terutama
primer yakni kepala sekolah, pengelola pemanfatannya untuk guru dalam proses
laboratorium, guru, dan siswa, sedang data pembelajaran dan untuk penerapan
sekunder dari berbagai dokumen, tulisan dan pembelajaran berbasis teknologi informasi
arsip-arsip, studi kepustakaan yang berkaitan dalam menunjang kinerja guru yang ada di
dengan objek penelitian. Pengumpulan data SMA Negeri 1 limboto.
menguunakan teknik observasi, wawancara Untuk mengetahui pemanfaatan
secara mendalam serta beberapa dokumentasi. teknologi informasi dalam proses
Teknik Analisis Data dimulai dari reduksi pembelajaran peneliti melakukan wawancara
data, menyajikan data dan penarikan pada lima guru matapelajaran Dari hasil
kesimpulan maupun verifikasi. penuturan responden diatas terlihat jelas
penggunaan media teknologi informasi seperti
HASIL DAN PEMBAHASAN laptop sebagai media penghubung antara guru
Media pembelajaran berbasis teknologi dan peserta didik dalam menyampaikan
informasi saat ini mulai dipilih sebagai bagian materi karena media adalah cara untuk
dari cara mempermudah proses belajar menyalurkan informasi guru kepada peserta
mengajar, penggunaan media berbasis didik. Dengan adanya teknologi informasi
teknologi informasi tidaklah dapat dikatakan dapat membantu guru dalam proses
mudah hal tersebut karena penggunaannya pembelajaran dengan adanya internet dengan
tidaklah secara sembarangan melainkan lebih mudah guru mengembangkan materi
dengan teknis dan pengetahuan tentang itu, yang akan dibelajarkan, sehingganya itu
sehingganya teknologi informasi diharapkan internet adalah media untuk mencari
dapat membantu kinerja guru dalam proses informasi. Pada saat pembelajaran dapat
pembelajaran. Untuk mengetahui penerapan memepermudah guru dalam menyampaikan
pembelajaran berbasis teknologi informasi materi yang diajarkan tetapi dengan kendala
dalam menunjang kinerja guru yang ada di yang dihadapi dilapangan yaitu ketiadaan
SMA Negeri 1 limboto. aliran listrik maka proses pembelajaranpun
Berdasarkan data dan hasil wawancara terhambat tetapi jika terdapat kendalah
dapat diketahui bahwa perlengkapan tersebut guru melakukan alternativ lain
teknologi informasi yang ada di SMA Negeri dengan menunakan LKS sebagai bahan
1 Limboto sudah baik terbukti dengan adanya pengganti pembelajaran. Salah satu
perlengkapan teknologi informasi yang penunjang penting untuk meningkatkat
menunjang proses pembelajaran selain itu kinerja guru terutama dalam mencari referensi
dengan pelaksanaan UNBK di SMA Negeri 1 di internet, dengan internet dapat
Limboto pada tahun lalu dan merupakan salah mempermuda guru dalam menembankan
satu sekolah yang ada di Kabupaten Gorontalo materi yang akan di ajarkan. Komputer
dengan didukung dengan fasilitas mendukung
189
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
190
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
191
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
REFERENSI
Agus, Mulyon. (2012). Pengenalan Teknologi
Informasi. Yogyakarta: Diva Press,
Azhar, Arsyad. (2010). Media Pengajaran.
Jakarta: Grafindo Persada.
Damin, Sudarwan. (2011). Profesionalisasi
Dan Etika Profesi Guru. Bandung:
Alphabet.
David, J. Hunger, Dkk. (2011). Manajemen
Strategi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ety Rochaety. (2011). System Informasi
Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Fathul, Wahid. (2013). Teknologi Informasi
Dan Pendidikan. Yogyakarta: Ardana
Media.
Hadari, Nawawi. (2010) Administrasi
Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2014).
Prestasi Kinerja Pegawai. Yogyakarta,
Bumi Putra.
Ma’mur, Jamal. (2010). Teknologi Informasi
Dan Komunikasi. Yogyakarta: Diva
Press.
Miarso, Yusufhadi. (2013). Meyemai Benih
Teknologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Priansa, Donni Juni. (2014). Kinerja dan
Profesional Guru. Bandung: Alfabeta.
Renaldy, Bisma. (2013). Masa Depan dan
Teknologi. Yogyakarta: Diva Press.
Richardus. (2010). Pemanfaatan Teknologi
Informasi Untuk Institusi Pendidikan,
Surabaya: Arkola.
Saud, Udin Syarfuddin. (2012).
Pengembangan Profesi Guru.
Bandung: Alfabeta.
Uno, Hamzah B. (2010). Teknologi
Komunikasi Dan Informasi
Pendidikan. Gorontalo: UNG-Press.
192
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Abstrak Supervisi pembelajaran mutlak harus dilakukan untuk menjaga kualitas dan mutu
pendidikan. Terutama karena tingkat kinerja dan profesional guru di Kota Samarinda
belum maksimal yang diduga berdampak pada mutu lulusan. Oleh karena itu perlu
dilakukan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan di kota
Samarinda melalui supervisi pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk
melakukan monitoring dan mengevaluasi supervisi pembelajaran pada SMA Negeri di
Kota Samarinda. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan model disrepancy,
merupakan model evaluasi yang menekankan pada suatu pandangan adanya kesenjangan
dalam pelaksanaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1) teknik
observasi, 2) teknik wawancara. Untuk teknik analisa data yaitu 1) pengumpulan data,
2) reduksi data, 3) penyajian data, 4) penarikan kesimpulan/verifikasi. Berdasarkan hasil
penelitian, masih terdapat SMA Negeri di Kota Samarinda yang belum melaksanakan
supervisi pembelajaran. SMA Negeri 2 melaksanakan supervisi pembelajaran tetapi
tidak pada semua guru, SMA Negeri 3 tidak melaksanakan supervisi pembelajaran,
SMA Negeri 8 melaksanakan supervisi pembelajaran tetapi hanya pada perangkat
pembelajaran. SMA Negeri 13 melaksanakan supervisi pembelajaran, baik perangkat
pembelajaran maupun pelaksanaan pembelajaran.
193
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\
194
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\
195
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\
No Komponen Penilaian Deskripsi karena supervisi pembelajaran memiliki
Ada Tidak beberapa fungsi yaitu:
Ada
4. Guru mengelolaan
1. Controlling
kelas Supervisi pembelajaran berfungsi
5. Guru melakukan sebagai controling, yaitu kepala sekolah
penilaian autentik mengkontrol kegiatan pembelajaran yang
6. Guru memanfaatkan dilakukan oleh guru. Kegiatan pembelajaran
sumber belajar
tersebut mulai dari menyusun perencanaan
7. Guru menggunakan
bahasa yang benar
pembalajaran, pelaksanaan pembelajaran,
C. Kegiatan Penutup hingga penilaian pembelajaran. Kepala
1. Guru melakukan sekolah dalam melaksanakan supervisi
refleksi pembelajaran memeriksa kelengkapan
2. Guru memberikan pembelajaran yang dibuat oleh guru, anatara
arahan untuk
lain silabus, RPP, buku/bahan ajar, media
pembelajaran
berikutnya
pembelajaran, LKS, dan penilaian.
196
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\
197
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\
198
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran MASTER terhadap hasil belajar Kimia pada pokok bahasan Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolitsiswa kelas X di SMA Negeri 8 Samarinda. Model
pembelajaran MASTERmerupakan suatu langkah dalam Cara Belajar Cepat (CBC)
diterapkan untuk membuat suasana pembelajaran terasa menyenangkan dan jauh dari
kesan kaku. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas X dan
sampelnya adalah siswa kelas X-3 dan kelas X-4 yang masing–masing berjumlah 38
siswa setiap kelas. Langkah-langkah Model pembelajaran MASTER meliputi:
Motivating your mind, Acquiring the information, searching out the meaning, Triggering
the memory, exhibiting what you know, Reflecting how you’ve learne. Uji signifikansi
pengaruh Model pembelajaran MASTER terhadap hasil belajar menggunakan uji t. Data
hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata siswa kelas X-3 (pembelajaran MASTER) adalah
73,10. Sedangkan nilai rata-rata siswa kelas X-4 (pembelajaran langsung) adalah 68,18.
Data dianalisis menggunakan uji t menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan
model pembelajaran MASTER terhadap hasil belajar Kimia pada pokok bahasan Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolitsiswa kelas X Di SMA Negeri 8 Samarinda.
Kata kunci: Model Pembelajaran MASTER, Hasil belajar, Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.
199
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
200
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
201
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
202
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
KESIMPULAN
203
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
204
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Agustan Syamsuddin
Abstrak: Penelitian ini mengkaji pengaruh media pembelajaran manipulatif terhadap hasil belajar
matematika murid kelas IV SD Negeri Katangka 1, Makassar. Jenis penelitian ini adalah
penelitian pra eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh media manipulatif
terhadap hasil belajar matematika murid kelas IV SD Negeri Katangka 1, Makassar. Sampel
dalam penelitian ini adalah murid kelas IV murid kelas IV SD Negeri Katangka 1, Makassar,
sebanyak 18 orang yang terdiri dari 8 murid laki-laki dan 10 murid perempuan. Pengambilan
data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar matematika berupa pre-test dan post-
test, serta angket pengaruh penggunaan media manipulatif untuk mengetahui respon murid
terhadap pembelajaran. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut. (1) Hasil belajar murid
sebelum diberikan perlakuan yaitu dari 18 murid terdapat 6 (33,33 %) yang tuntas dan 12
(66,66 %) yang tidak tuntas. Skor rata-rata pre-test yaitu 46,11 berada pada kategori sangat
rendah. Adapun setelah diberikan perlakuan dari 18 murid terdapat 10 (55,55 %) yang tuntas
dan 8 (44,44 %) yang tidak tuntas. Skor rata-rata post-test 77,77 berada pada kategori tinggi.
(2) Respon murid terhadap media manipulatif dalam kategori tinggi dengan persentase 80%,
artinya murid memberikan respon positif terhadap penggunaan media manipulatif selama
pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa media
manipulatif berpengaruh terhadap hasil belajar matematika murid kelas IV SD Negeri
Katangka 1, Makassar.
205
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
206
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
207
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
f
P= x100% (Arikunto, 2006:306)
2.4 Instrumen Penelitian N
Instrument yang digunakan dalam Keterangan:
penelitian ini terdiri atas dua yaitu: (a) P : Persentase
instrumen tes hasil belajar murid dengan f : Frekuensi yang dicari persentase
menggunakan Pre Test dan Post Test; (b) N : Jumlah subyek (sampel)
angket pengaruh penggunaan media Guna memperoleh gambaran umum
manipulatif terhadap pelajaran matematika.
2.5 Teknik Pengumpulan Data
Pretest Perlakuan Postest
Pengumpulan data dilakukan dengan
01 X 02
mengunakan instrumen-instrumen yang sudah
disebutkan di atas yaitu tes hasil belajar siswa tentang hasil belajar matematika di SD Negeri
dan respon siswa/pengisian angket siswa. Tes Katangka 1 Makassar maka dilakukan
hasil belajar digunakan untuk mengetahui perhitungan rata-rata skor peubah dengan
sejauh mana kemampuan murid memahami rumus:
konten materi yang telah diajarkan melalui tes
hasil belajar matematika siswa. Sementara,
Me =
Xi
pengisian angket digunakan untuk mengetahui N
gambaran pengaruh penggunaan media Di mana:
manipulatif terhadap pembelajaran Me : Mean (rata-rata)
matematika. Xi : Nilai X ke i sampai ke n
2.6 Teknik Analisis Data N : Banyaknya murid
Untuk menganalisis data yang diperoleh
dari hasil penelitian akan digunakan analisis Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan
statistik deskriptif dan inferensial. Data yang tingkat kemampuan murid dalam penguasaan
terkumpul berupa nilai pretest dan nilai materi pembelajaran matematika sesuai
posttest kemudian membandingkan kedua dengan prosedur yang dicanangkan oleh
nilai tersebut dengan mengajukkan pertanyaan Depdikbud (2003) yaitu:
apakah ada perbedaan antara nilai pretest
dengan nilai posttest yang diperoleh murid. Tabel 1 Tingkat Penguasaan Materi
Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan Tingkat Kategori
terhadap rerataan dari kedua nilai tersebut dan Penguasaan (%) Hasil Belajar
untuk keperluan itu digunakan teknik analisis 0 – 54 Rendah
dengan uji-t (t-test). Dengan demikian 55 – 64 Sedang
langkah-langkah analisis data eksperimen 65 – 84 Tinggi
dengan model pre-eksperimen dengan One 85 – 100 Sangat tinggi
Group Pretest Posttest Design adalah sebagai
berikut.
2.6.1 Analisis Data Statistik Deskriptif 2.6.2 Analisis Data Statistik Inferensial
Analisis statistik deskriptif dimaksudkan Penggunaan analisis data dengan
untuk menggambarkan hasil belajar menggunakan statistik inferensial pada
matematika pada murid kelas IV SD Negeri penelitian ini digunakan teknik statistik t (uji
Katangka 1 Makassar sebelum (pretest) dan t). Dengan tahapan sebagai berikut:
sesudah (posttest) perlakuan berupa 𝑀𝑑
penggunaan media pembelajaran manipulatif, t= ∑ 2
𝑋 𝑑
√
𝑁(𝑁−1)
dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi dan persentase dengan rumus Keterangan:
persentase, yaitu: Md = mean dari perbedaan pretest dan
posttest X1 = hasil belajar sebelum
perlakuan (pretest)
208
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
X2 = Hasil belajar setelah perlakuan 2. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima,
(posttest) berarti penggunaan media pembelajaran
d = Deviasi masing-masing subjek manipulatif tidak berpengaruh terhadap
2
∑ 𝑋 𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi terhadap hasil belajar matematika kelas
N = subjek pada sampel IV SD Negeri Katangka 1 Makassar.
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis 3. Mencari t Tabel dengan menggunakan
adalah sebagai berikut: tabel distribusi t dengan taraf signifikan
a) Mencari harga “Md” dengan rumus: α-0,05 dan db = N–1.
4. Membuat kesimpulan bahwa media
∑𝑑 pembelajaran manipulatif berpengaruh
Md =
𝑁 terhadap hasil belajar matematika siswa
Keterangan:
kelas IV SD Negeri Katangka 1
Md = mean dari perbedaan pretest dan
Makassar.
posttest = jumlah dari gain (posttest –
pretest)
N = subjek pada sampel. HASIL DAN PEMBAHASAN
b) Mencari harga “ ∑ 𝑋 2 𝑑 ” dengan Berdasarkan hasil penelitian yang
menggunakan rumus: dilakukan di SD Negeri Katangka 1 Makassar
(∑ 𝑑 )2 pada tanggal 18 Juli- 26 September 2016,
∑ 𝑋2𝑑 = ∑ 𝑑 − diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui
𝑁
Keterangan: instrumen tes hasil belajar murid berupa nilai
∑ 𝑋 2 𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi hasil belajar dari kelas IV SD Negeri Katangka
= jumlah dari gain (posttest – pretest) 1 Makassar yang dideskripsikan secara
N = subjek pada sampel. kuantitatif pada tabel perbandingan skor hasil
belajar pre-test dan post-test
c) Mentukan harga t Hitung dengan
menggunakan rumus: Tabel 2. Perbandingan Deskripsi Hasil
𝑀𝑑
t= Belajar Pre-Test dan Post-Test
2 ∑𝑋 𝑑
√
𝑁(𝑁−1)
Keterangan: Aspek Kajian Pre-Test Post-Test
Md = mean dari perbedaan pretest dan Rata-rata
46,11 77,77
posttest hasil belajar
X1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest) 55,55%
X2 = hasil belajar setelah perlakuan 50% berada
berada
(posttest) Tingkat pada
pada
D = Deviasi masing-masing subjek penguasaan kategori
kategori
∑ 𝑋 2 𝑑 = Jumlah kuadrat deviasi materi sangat
sangat
N = subjek pada sampel rendah
tinggi
Ketuntasan
d) Menentukan aturan pengambilan 33,33% 55,55%
hasil belajar
keputusan atau kriteria yang signifikan
Kaidah pengujian signifikan:
Dari Tabel 2 di atas dapat dideskripsikan
1. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak
bahwa skor rata-rata hasil belajar murid
dan H1 diterima, berarti penggunaan
setelah dilakukan pretest adalah 46,11 dari
media pembelajaran manipulatif
skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100.
berpengaruh terhadap hasil belajar
Sementara skor rata-rata hasil belajar murid
matematika murid kelas IV SD Negeri
setelah dilakukan postest adalah 77,77 dari
Katangka 1 Makassar.
skor ideal yaitu 100. Lebih lanjut, tingkat
penguasaan materi ajar oleh murid setelah
209
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
pretest dilakukan berada pada kategori sangat Selanjutnya, sesuai dengan hipotesis
rendah, dimana 50% murid atau terdapat 9 penelitian ini bahwa “penggunaan media
murid yang skor tesnya berada pada kategori pembelajaran manipulatif memiliki pengaruh
sangat rendah. terhadap hasil belajar matematika murid kelas
Dengan demikian, ada kecenderungan IV SD Negeri Katangka 1 Makassar”. Maka
penguasaan materi murid sangat tidak teknik yang digunakan untuk menguji
menguasai terhadap materi yang diajarkan. hipotesis tersebut adalah teknik statistik
Hal berbeda yang terjadi pada tingkat inferensial dengan menggunakan uji-t.
penguasaan materi murid setelah dilakukan Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis
posttest, dimana sekitar 10 murid atau 55,55% adalah sebagai berikut:
murid dari kelas tersebut memperoleh skor a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan
atau nilai yang berada pada kategori sangat rumus:
tinggi. Hal demikian memberikan gambaran ∑𝑑 570
Md = = = 31,66
bahwa ada kecenderungan penguasaan materi 𝑁 18
210
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
211
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Jln Prof. Hamka, Padang
e-mail: ermitarustam1114@gmail.com
Abstract The purpose of this research is to describe about The Teacher Commitment
in The Management of learning at Public High School 8 Padang. This is a
quantitative research. The population is 71 teachers and research sample is
59 teachers that taken by stratified propotional random sampling. The
instrument of this research was a questionnaire with Semantic scale models
that had tested for validity and reliability. Data analyzed using the average
(mean) formula. The resultsof this research show Teacher Commitment in
the Management of learning at Public High school 8 Padang stay in hight
category with an average score 5,55 become 79,28%.
212
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
213
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
kepedulian dan 3) loyalitas. Untuk lebih kondisi biasa, selalu bangga menceritakan
jelasnya akan diuraikan di bawah ini. kondisi sekolah kepada orang lain, bersedia
menerima berbagai tugas serta merasa patuh
Tanggung Jawab Guru
pada peraturan dan nilai-nilai yang ditetapkan
Menurut Wirawan (2009:168)
sekolah. Guru yang loyal dapat dilihat dari
mengatakan “tanggung jawab merupakan
tingkah lakunya yang selalu melaksanakan
kesediaan untuk melibatkan diri sepenuhnya
tugas, menghormati atasan, dan sesama teman
dalam melaksanakan pekerjaan dan
serta mematuhi peraturan sekolah.
menanggung konsekuensinya akibat
Pengelolaan Pembelajaran
kesalahan/kelalaian/kecerobohan pribadi
Dalam melaksanakan pembelajaran ada
dalam melaksanakannya”. Selanjutnya
beberapa hal yang harus dilakukan oleh
menurut Purwanto (2009:73) mengemukakan
seorang guru agar pembelajaran dapat dikelola
“tanggung jawab adalah kesanggupan untuk
dengan baik. Menurut Badawi dalam
menjalankan suatu tugas kewajiban yang
Suryosubroto (2009:17) dalam mengajar guru
dipikul kepadanya dengan sebaik-baiknya”.
dikatakan berkualitas apabila seorang guru
Tanggung jawab merupakan indikasi yang
dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam
penting dalam menentukan berhasil atau
usaha mengajarnya Selanjutnya dikutip dari
tidaknya pekerjaan yang dilakukan. Tanggung
Suryosubroto (2009:19) Nana Sudjana
jawab timbul karena adanya wewenang yang
mengatakan “untuk melaksanakan tugas
didelegasian oleh atasan kepada bawahan dan
mengajar seorang guru harus memiliki tiga
bawahan wajib mempertanggungjawabkan
kemampuan yaitu : 1) perencanaan
pekerjaan tersebut.
pengajaran, 2) pelaksanaan pengajaran, dan 3)
Jadi dapat disimpulkan bahwa guru yang
penilaian pencapaian tujuan pengajaran”.
memiliki komitmen tinggi akan melaksanakan
Sejalan dengan itu Rohani (2010:143)
tugas sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung
Mengatakan bahwa “mengelola pembelajaran
jawab demi terlaksananya tugas yang telah
merupakan semua kegiatan yang secara
ditetapkan.
langsung dimaksudkan untuk mencapai
Kepedulian Guru
tujuan-tujuan khusus dalam pembelajaran
Menurut Sadirman (2010:24)
yaitu menentukan entry behavior peserta
menyatakan bahwa guru yang memiliki
didik, menyusun rencana pelajaran, memberi
komitmen tinggi cenderung dalam
informasi, bertanya dan menilai”.
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
Perencanaan Pembelajaran
dengan sikap: 1) merasa terpanggil atau peduli
Perencanaan memegang peranan penting
terhadap tugas, 2) mencintai profesinya serta
dalam pembelajaran karena menjadi landasan
menyayangi anak didik dengan tulus, 3)
sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang
memiliki tanggung jawab secara penuh dan
ingin dicapai. Menurut Sanjaya (2012:28)
standar dalam menjalankan tugas.
menyatakan perencanaan pembelajaran adalah
Kepedulian guru mencakup semua proses
“proses pengambilan keputusan hasil berfikir
dalam melaksanakan pembelajaran, baik
secara rasional tentang sasaran dan tujuan
dalam kegiatan pendahuluan/ membuka
pembejaran tertentu” slanjutnya dalam
pelajaran, kegiatan inti, kegiatan penutup
peraturan Menteri Pendidikan Nasional
pembelajaran dan mengevaluasi hasil
(Permendiknas) nomor 41 Tahun 2007 tentang
pembelajaran.
Standar Proses menyatakan bahwa bahan yang
Loyalitas Guru
harus dipersiapkan guru sebelum mengajar
Menurut Sastrohardiwiryo (2002:235)
adalah penyusunan silabus dan perencanaan
mengatakan bahwa “loyalitas adalah tekad
pembelajaran. Selain silabus, bahan yang
atau kesanggupan menaati, melaksanakan, dan
harus dipersiapkan guru sebelum mengajar
mengamalkan sesuatu yang ingin ditaati
adalah membuat Rencana Pelaksanaan
dengan penuh kesadaran dan tangung jawab”.
Pembelajaran (RPP). Menurut Mulyasa RPP
Guru yang memiliki loyalitas tinggi bersedia
adalah rencana yang menggambarkan
meluangkan waktunya untuk bekerja melebihi
214
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mendengarkan guru berceramah dan peserta
mencapai satu atau lebih kompetensi dasar didik pun menjadi kurang aktif dalam
yang ditetapkan dalam standar isi dan pembelajaran; masih ada guru belum
dijabarkan dalam silabus. Berdasarkan melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan
penjelasan diatas maka dapat disimpulkan baik. Hal ini terlihat dari guru yang
bahwa kegiatan yang harus dilakukan guru memberikan tugas atau PR namun jarang
dalam perencanaan pembelajaran adalah adanya fedback pada peserta didik; masih ada
membuat silabus pembelajaran dan rencana guru jarang melaksanakan remedial dan
pelaksanaan pembelajaran. pengayaan terhadap peserta didik. Hal ini akan
Pelaksanaan Pembelajaran berdampak terhadap siswa yang belum
Pelaksanaan pembelajaran dapat diartikan menguasai materi dengan baik dan akan
sebagai kegiatan yang harus dilakukan antara mengalami ketinggalan; masih ada guru
guru dengan murid untuk mencapai tujuan kurang peduli terhadap peserta didiknya dalam
pembelajaran. Menurut Winarno dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari
Suryosubroto (2009:30) “Pelaksanaan adanya guru yang lebih terfokus pada peserta
pembelajaran adalah interaksi guru dengan didik yang pintar dibanding peserta didik yang
murid dalam rangka menyampaikan bahan kurang mampu dalam pembelajaran; masih
pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai ada guru kurang menunjukan rasa loyalitas
tujuan pembelajaran”. Menurut Permendiknas dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini
Tahun 2007 tentang standar proses, kegiatan terlihat dari guru yang mengabaikan tugas
guru dalam pelaksanaan pembelajaran mengajarnya dan lebih mementingkan urusan
meliputi kegiatan membuka atau pendahuluan, pribadi; masih ada guru kurang loyalitas
kegiatan inti dan kegiatan penutup. dalam melaksanakan pembelajaran yang
Evaluasi Pembelajaran berkaitan dengan waktu memulai dan
Evaluasi merupakan kegiatan penting mengakhiri pelajaran.
untuk menilai tingkat pencapaian atau tingkat Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
keberhasilan suatu pembelajaran. Menurut memperoleh data dan informasi tentang 1)
Mulyasa (2009:208) mengevaluasi hasil tanggung jawab guru dalam pengelolaan
belajar merupakan suatu kegiatan untuk pembelajaran di SMAN 8 Padang, 2)
mengukur perubahan perilaku yang telah Kepedulian guru dalam pengelolaan
terjadi. Evaluasi hasil pembelajaran perlu pembelajaran di SMAN 8 Padang, 3) Loyalitas
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana guru dalam pengelolaan pembelajaran di
pemahaman siswa tentang pembelajaran yang SMAN 8 Padang.
telah dilaksanakan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan METODE
penulis melihat komitmen guru masih rendah Penelitian ini termasuk penelitian
dalam pengelolaan pembelajaran, hal ini dapat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini satu
dilihat dari fenomena- fenomena sebagai variable yaitu komitmen guru dalam
berikut yaitu: masih ada guru dalam pengelolaan pembelajaran. Komitmen guru
melaksanakan pembelajaran hanya sebagai adalah perjanjian seseorang dengan dirinya
kewajiban saja, tanpa memperhatikan metode yang ditandai dengan sikap yang selalu ingin
pembelajaran yang telah disusun dalam menjalankan tugas dengan baik dan maksimal
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disertai dengan realisasi sikap dalam
yang merupakan pedoman yang perlu diikuti; kehidupan sehari-hari termasuk dalam hal
masih ada guru jarang menggunakan metode melaksanakan tugas pembelajaran. Populasi
dan media pembelajaran yang bervariasi. Hal dalam penelitian ini seluruh guru SMAN 8
ini terlihat dari guru yang lebih sering Padang yang berjumlah 71 orang. Sampel
menggunakan metode ceramah dibandingkan penelitian 59 orang yang ditentukan
metode pembelajaran yang lain, sehingga berdasarkan tabel krecjie dengan
peserta didik hanya sebagai audien yang menggunakan teknik stratified proposional
215
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
random sampling. Alat pengumpulan data rata- rata tertinggi 6,07 dengan tingkat capaian
yang digunakan adalah angket model skala tertinggi 86,68% yang berada pada pernyataan
Semantic Defferencial dengan 7 (tujuh) bahwa guru melaksanakan remedial bagi
alternatif jawaban. Angket diujicobakan untuk siswa yang belum tuntas dalam belajar
melihat validitas dan reliabelitas. Validitas berdasarkan jadwal yang telah ditentukan.
angket ditentukan dengan rumus tata jenjang Sedangkan skor rata-rata terendah berada pada
Spearman Rho, hasilnya valid dimana rho pernyataan bahwa guru merumuskan
hitung 0,725 > rho tabel 0,648. Reliabilitas penyusunan silabus dengan sesama guru
ditentukan dengan rumus Alpha dengan bidang studi dengan skor rata-rata 5.56 dengan
hasilnya reliable dimana r11 hitung 0,969 > r11 tingkat capaian 79,42%. Secara keseluruhan
tabel 0,632. Data diolah dengan menggunakan loyalitas guru dalam pengelolaan
rumus rata-rata (mean). pembelajaran di SMAN 8 Padang berada pada
kategori tinggi dengan skor rata- rata 5,77
HASIL PENELITIAN dengan tingkat capaian 82,42%.
Hasil pengolahan data penelitian tentang Untuk lebih jelasnya rekapitulasi data
tanggung jawab guru dalam pengelolaan hasil penelitian mengenai komitmen guru
pembelajaran di SMAN 8 Padang dapat dilihat dalam pengelolaan pembelajaran disajikan
bahwa skor rata- rata teringgi 5,81 dengan dalam tabel 1di bawah ini.
tingkat capaian tertinggi 83,05% yang terdapat Tabel 1 Rekapitulasi data hasil penelitian
pada pernyataan guru menyampaikan tujuan komitmen guru dalam pengelolaan
pembelajaran yang harus dicapai pada materi pembelajaran
yang akan dibahas. Sedangkan skor rata-rata No. Aspek Rata- rata Ketercapaian Kategori
terendah berada pada pernyataan bahwa guru 1 Tanggung Jawab 5,40 77,11 Tinggi
mengembangkan rencana pembelajaran Guru
2 Kepedulian 5,49 78,42 Tinggi
berdasarkan silabus dengan cara menganalisis
3 Loyalitas Guru 5,77 82,42 Tinggi
kompetensi yang harus dikuasai siswa sebaik
mungkin yaitu 4,69 dengan tingkat capaian Rata- rata 5,55 79,28 Tinggi
67,07% . Secara keseluruhan tanggung jawab Secara keseluruhan maka dapat dikatakan
guru dalam pengelolaan pembelajaran di bahwa komitmen guru dalam pengelolaan
SMAN 8 Padang berada pada kategori tinggi pembelajaran di SMAN 8 Padang diperoleh
dengan skor rata-rata 5,4 dengan tingkat skor rata-rata 5,55 dengan tingkat capaian
capaian 77,14%. 79,28% termasuk pada kategori tinggi
Selanjutnya kepedulian guru dalam
pengelolaan pembelajaran di SMAN 8 Padang PEMBAHASAN
dimana skor rata- rata teringgi yaitu 5,93 Berdasarkan hasil penelitian Komitmen
dengan tingkat capaian tertinggi 84,75 yang Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran di
berada pada pernyataan guru memberikan SMAN 8 Padang yang meliputi tanggung
motivasi belajar kepada siswa yang belum jawab guru dalam pengelolaan pembelajaran,
tuntas dalam pembelajaran. Sedangkan skor kepedulian guru dalam pengelolaan
rata-rata terendah berada pada pernyataan pembelajaran, loyalitas guru dalam
bahwa guru mengoreksi kembali rencana pengelolaan pembelajaran. Pada aspek
pelaksanaan pembelajaran sebelum diterapkan loyalitas guru dalam pengelolaan
dengan yaitu 4,73 dengan tingkat capaian pembelajaran memperoleh skor rata- rata
67,55%. Secara keseluruhan kepedulian guru teringgi 5,77 dengan tingkat capaian tertinggi
dalam pengelolaan pembelajaran di SMAN 8 yaitu 82,42%. Sedangkan tingkat capaian
Padang berada pada kategori tinggi dengan terendah terdapat pada aspek tanggung jawab
skor rata- rata 5,49 dengan tingkat capaian dengan skor rata- rata 5,4 dengan tingkat
78,42%. capaian 77,14%.
Loyalitas guru dalam pengelolan
pembelajaran di SMAN 8 memperoleh skor
216
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Tanggung Jawab Guru dalam Pengelolaan tertinggi yaitu 5,93 dengan tingkat capaian
Pembelajaran 84,75%. Ini berarti guru memiliki kepedulian
Tanggung jawab guru dalam pengelolaan yang tinggi dalam pengelolaan pembelajaran.
pembelajaran secara keseluruhan berada pada Yang dimulai dari perencanaan pembelajaran,
kategori tinggi. Ini berarti guru di SMAN 8 pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan
Padang sudah mempunyai komitmen yang evaluasi pembelajaran. Sedangkan
tinggi dalam pengelolaan pembelajaran. Kepedulian Guru dalam Pengelolaan
Sedangkan tanggung jawab guru dalam Pembelajaran skor rata- rata terendah yaitu
pengelolaan pembelajaran dengan skor rata- 4,73 dengan tingkat capaian 67,55 yang
rata terendah yaitu 4,69 dengan tingkat terdapat pada bagian perencanaan
capaian terendah 67,07% terdapat pada bagian pembelajaran dengan pernyataan guru
perencanaan pembelajaran dengan pernyataan mengoreksi kembali Rencana Pelaksanaan
bahwa guru mengembangkan rencana Pembelajaran sebelum diterapkan, hal ini
pembelajaran berdasarkan silabus dengan cara menunjukan bahwa pada pernyataan ini
menganalisis kompetensi yang harus dikuasai kepedulian guru dalam pengelolaan
siswa sebaik mungkin. Hal ini disebabkan pembelajaran berada pada kategori cukup. Hal
guru pada umumnya hanya melihat kepada ini disebabkan karena guru melaksanakan
silabus yang telah ada sebelumnya. Sehingga tugas hanya sebagai kewajiban/tugas pokok
tidak memperhatikan apakah silabus yang yang harus dipenuhi tanpa peduli terhadap
akan diajarkan sudah susuai atau belum perencanaan yang dibuat tersebut sudah
dengan kompetensi yang harus dikuasai sempurna untuk diajarkan kepada siswa atau
peserta didik. Solusi terhadap permasalahan belum. Solusi terhadap permasalahan ini
ini adalah hendaknya guru lebih bertanggung adalah setelah guru selesai menyusun Rencana
jawab untuk membuat sendiri silabus yang Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan diajarkan kepada siswa sehingga guru dikembangkan berdasarkan silabus guru
akan memahami apa saja yang harus hendaknya membaca dan mengoreksi kembali
dikembangkan dalam penyusunan silabus dan RPP yang telah dibuat tersebut, sehingga
kompetensi apa saja yang harus dicapai oleh apabila ada yang kurang tepat bisa diperbaiki
siswa sebelum diajarkan pada siswa. berdasarkan silabus yang telah ada.
Menurut Sanjaya (2012:54) “Silabus Selanjutnya Sanjaya (2012:59)
adalah rencana pembelajaran pada suatu mengatakan bahwa “RPP adalah program
dan/atau kelompok mata pelajaran/tema perencanaan yang disusun sebagai pedoman
tertentu yang mencakup standar kompetensi, pelaksanaan pembelajaran untuk setiap
kompetensi dasar, materi pokok/ kegiatan proses pembelajaran yang
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan dikembangkan berdasarkan silabus”. Maka
indikator pencapaian kompetensi untuk dengan itu guru harus lebih memiliki
penilaian”. Berdasarkan penjelasan diatas kepedulian terhadap tugas yang dimilikinya,
maka sangat jelas bahwa dalam pengelolaan tidak berfikir bahwa tugas yang dibuat hanya
pembelajaran guru harus memperhatikan sebagai pemenuhan tugas yang diberikan.
proses pengelolaan pembelajaran tersebut dari Menurut Sahertian (1994:44) bahwa “salah
awal sampai akhir yaitu mulai dari satu perilaku guru yang mempunyai komitmen
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tinggi adalah punya kepedulian terhadap tugas
pembelajaran sampai dengan evaluasi yang dilakukannya”.
pembelajaran. Loyalitas Guru dalam Pengelolaan
Kepedulian Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran
Pembelajaran di SMAN 8 Padang Loyalitas guru dalam pengelolaan
Kepedulian guru dalam pengelolaan pembelajaran secara keseluruhan berada pada
pembelajaran secara keseluruhan berada pada kategori tinggi yaitu dengan skor rata rata 5,77
kategori tinggi yaitu dengan skor rata rata 5,49 dengan tingkat capaian 82,42. Loyalitas Guru
dengan tingkat capaian 78,42. Skor rata- rata dalam pengelolan pembelajaran di SMAN 8
217
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Padang mempeoleh skor rata- rata tertinggi pengelolaan pembelajaran yang dilihat dari
yaitu 6,07 dengan tingkat capaian 86,68%. aspek loyalitas memperoleh skor- rata-rata
Hasil penelitian ini berarti guru sudah 5,77 dan tingkat capaian 82,42% termasuk
memiliki komitmen yang tinggi dilihat dari pada kategori tinggi.
loyalitasnya dalam pengelolaan pembelajaran Secara umum Komitmen guru dalam
yang dimulai dari perencanaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran di SMAN 8 Padang
pelaksanaan, sampai dengan evaluasi berada pada kategori tinggi dengan skor rata-
pembelajaran. Sedangkan skor rata-rata rata 5,55 dan tingkat capaian 79,28%.
terendah dari loyalitas guru dalam pengelolaan
pembelajaran adalah 5,56 dengan tingkat
REFERENSI
capaian 79,42% pada bagian perencanaan Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
pembelajaran dengan pernyataan bahwa guru Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka.
merumuskan penyusunan silabus dengan
Djamarah, Syaiful. 2010. Guru dan Anak
sesama guru bidang studi. Hal ini disebabkaan
Didik. Jakarta: Rineka Cipta
karena kurangnya rasa memiliki dari dalam
diri guru terhadap tugas yang diberikan Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan
kepadanya, guru mempercayakan bahwa guru- Penelitian Tindakan Kelas itu Mudah.
Jakarta: Bumi aksara
guru sesama bidang studi dapat menyelesaikan
Mulyasa. 2009. Kurikulum yang
tugas tersebut dan nantinya akan dibagikan
Disempurnakan. Bandung: Remaja
pada guru bidang studi yang sama sehingga
guru tersebut berfikiran bahwa tidak perlu Rosdakarya
hadir dalam penyusunan silabus yang akan Permendiknas nomor 41 Tahun 2007. Standar
Proses
dilaksanakan. Hal inilah yang menunjukan
Purwanto, Ngalim. 2009. Administrasi dan
bahwa kurangnya loyalitas guru dalam
Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
pengelolaan pembelajaran pada proses
Rosdakarya
perencanaan pembelajaran. Adapun solusi
terhadap permasalahan ini adalah hendaknya Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan
sesama guru dapat saling mengingatkan untuk Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Sadirman. 2010. Interaksi dan Motivasi
dapat berpartisipasi dalam merumuskan
Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
penyusunan silabus.
Sahertian, Piet. 1994. Profil Pendidik
Sastrohardiwiryo (2002:235) mengatakan
bahwa “loyalitas adalah tekad atau Profesional. Yogyakarta: Andi Offset
kesanggupan menaati, melaksanakan, dan Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan dan
Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada
mengamalkan sesuatu yang ingin ditaati
Media Group
dengan penuh kesadaran dan tangung jawab.
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2002. Manajemen
Maka guru yang memiliki komitmen tinggi
Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Bumi
dalam pengelolaan pembelajaran adalah guru
yang loyal terhadap setiap tugas dan Aksara
kewajiban yang telah diberikan. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
KESIMPULAN Wibowo. 2014. Manajemen Kinerja. Jakarta:
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan Rajawali Pers
bahwa komitmen guru dalam pengelolaan Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja.
pembelajaran di SMAN 8 Padang dilihat dari Jakarta:PT Raja Grapindo Pers
aspek tanggung jawab memperoleh skor rata- Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber
rata 5,40 dan tingkat capaian 77,14% termasuk Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat
pada kategori tinggi, komitmen guru dalam
pengelolaan pembelajaran yang dilihat dari
aspek kepedulian memperoleh skor- rata- rata
5,49 dan tingkat capaian 78,42% termasuk
pada kategori tinggi dan komitmen guru dalam
218
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Nurul Anggraeni
219
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\
220
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\
221
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\
222
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\
223
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\
KKG satu dabin untuk memberi gambaran tepat siswa - siswa di SD mampu memahami
secara umum. Perencanaan penggunaan maksud dari pemanfaatan media tersebut.
media pembelajaran berupa IT sudah Penggunaan media pembelajaran sangat
dilaksanakan untuk mengikuti arus berpengaruh pada antusias siswa dalam
globalisasi agar tidak ketinggalan. mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif
Temuan diatas sejalan dengan dalam pembelajaran bisa meningkat
penelitian Tim de Jong (2008) yang keaktifannya. Hal ini dikarenakan
menyatakan bahwa perencanaan untuk penggunaan mediapembelajaran yang tepat
membuat dan menyediakan objek belajar dengan materi ajar dapat menumbuhkan rasa
sehingga dapat digunakan menjadi media ingin tahu siswa dalam pembelajaran
pembelajaran dianggap sangat penting. Tim meningkat. Siswa dalam proses ini menjadi
de jong mengunakan media mobile learning subjek belajar dan tidak lagi sekedar objek
dalam pembelajaran karena telah mengikuti pembelajaran. Penggunaan jenis media
perubahan teknologi. Persiapan penggunaan pembealajaran yang relevan dengan materi
media yang sesuai dengan tujuan ajar juga dapat meningktkan kualitas
pembelajaran seperti mobile learning juga pembelajaran (Chang, Kim: 2014).
mempermudah penyampaian materi Penelitian ini juga sejalan dengan
pembelajaran kepada siswa. Perencanaan penelitian yang dilakuka oleh Steer (2012).
media pembelajaran merupakan bagian dari Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa
pengembangan kompetensi professional pemanfaatan sosial media yang tepat bisa
guru. meningkatkan minat siswa untuk
Perencanaan media juga sangat penting pembelajaran. Pemanfaatan media sosial
karena menyangkut proses pembelajaran dan untuk mengiri materi dan tugas belajar siswa
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. bisa meningkatkan motivasi belajar.
Pemilihan jenis media yang relevan dengan Sehingga pembelajaran bisa lebih berkesn
materi pembelajaran akan menarik minat dan menarik bagi siswa. Dengan media
siswa untuk belajar. Siswa juga tidak cepat sosial sebagai media pembelajaran,
jenuh dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran bisa dilakukan apanpun dan
proses pembelajaran bisa bermakna. Hasil dimanapun dengan dukungan jaringan
evaluasi dari proses pembelajaran siswa bisa internet.
tercapai dengan optimal. 3. Pemeliharaan media pembelajaran di
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Sekolah Dasar
Nikolaos (2015) yang menjelaskan bahwa Pemeliharaan media pembelajaran di SD
perencanaan yang baik akan membawa pada dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan
roses yang baik pula. Penggunaan media siswa. Media pembelajaran berupa materi
konvensional yang telah diubah menjadi seperti KIT IPA, alat peraga IPS disimpan di
game playing pada mata pelajaran tertentu lemari khusus. Media komputer dan
terbukti mengubah proses pembelajaran peralatan non akademis seperti drumband
menjadi lebih efektif dan efisien. Perubahan dan rebana di simpan di ruang tersendiri.
hasil evaluasi juga langsung terlihat dari Media pembelajaran berupa situasi sosial
perbaikan proses pembelajaran yang yang berkaitan dengan dinamika masyarakat
terencana dengan tepat. dipelihara dengan membuat artikel dan karya
2. Pemanfaatan media pembelajaran di ilmiah. Pemeliharaan media pembelajaran
Sekolah Dasar yang berupa plastik dijauhkan dari api.
Pemanfaatan media di SD secara umum Media yang mudah patah dan rusak seperti
sudah baik sesuai prosedur penggunaannya. kayu dihindarkan dari kesalahan
Media pembelajaran sudah digunakan guru- penggunaan.
guru sesuai dengan kegunaan atau Media pembelajaran di SD dalam
fungsinya. Dengan penggunaan media yang pemeliharaanya dilakukan secara rutin dan
224
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\
kondisional. Jika ada kerusakan dibetulkan media pembelajaran dan materi pelajaran
sendiri oleh guru dan bantuan tenaga ahli kepada guru lain untuk problem solving. Pada
jika rusak berat. Dana pemeliharaannya pun persiapan media pembelajaran buku paket,
sudah dianggarkan dari dana BOS dan guru mempersiapkan dukungan buku
bantuan wali murid. referensi lain dan hasil musyawarah
Penelitian yang sejalan juga dikemukakan kelompok kerja guru. Selain itu, guru
oleh Warschaer (2011). Dalam penelitiannya ditawarkan untuk menuangkan rencana
membahas bagaimana pemeliharan media media pembelajaran dalam RPP. Perencanaan
digital untuk pembelajaran. Pemeliharaan media juga harus melihat alokasi dana yang
media digital dengan benar bisa ada di sekolah. Jika pendanaan tidak bisa
memberikan manfaat yang cukup lama. Di mencukupi semua rencana pengadaan media
SD pemeliharaan ini juga dilakukan dengan pembelajaran maka kepala sekolah dan guru
tepat khususnya media digital. Media diskusi membuat skala prioritas dalam
elektronik disimpa di tempat yang tidk pengadaan media pembelajaran. Pemanfaatan
lembab agar tidak mudah rusak. File yang media pembelajaran, guru dapat menunjukan
ada di media digital sepeti laptop juga bahwa media pembelajaran mampu
disimpan di flash dish dn CD agar bisa memberikan semangat baru dan menggugah
dimanfaatkan di lain kesempatan dengan rasa ingin tahu siswa. Tujuannya untuk
materi ajar yang relevan. menemukan sendiri kejadian yang dialami
dalam kehidupan baik di rumah, sekolah atau
KESIMPULAN masyarakat. Media pembelajaran mampu
Pendidikan adalah usaha sadar dan membuat siswa menjadi lebih paham dengan
sistematis yang dilakukan oleh orang-orang apa yang diajarkan. Dengan media
yang diserahi tanggung jawab untuk pembelajaran siswa bisa melihat, melakukan
mempengaruhi peserta didik agar mempunyai dan merasakan pelajaran sebagaimana media
sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita yang digunakan dalam pembelajaran. Media
pendidikan. Pendidikan adalah bantuan yang dapat menjadi penjelas dalam pembelajaran
diberikan dengan sengaja kepada peserta yang bersifat abstrak. Pemeliharaan media
didik dalam pertumbuhan jasmani maupun pembelajaran, guru mampu menjaga media.
rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa.
Pendidikan adalah proses bantuan dan REFERENSI
pertolongan yang diberikan oleh pendidik
Arsyad, Azhar. 2014. Media
kepada peserta didik atas pertumbuhan
Pembelajaran.Jakarta: PT. Raja
jasmani dan perkembangan rohaninya secara
Grafindo Persada
oprimal. Aspek-aspek yang mendukung
pendidikan tersebut adalah Siswa itu sendiri, Chang, Kim (2014). “College Students
Guru, Sarana dan Prasarana, Orang tua dan Perception Toward Instructional
Masyarakat sekitar lingkungan sekolah Media for Enhancing Their Learning
tersebut. Improven”. International Information
Perencanaan media pembelajaran Institute Tokyo; pg. 3105
dilakukan dengan cara guru menginventarisir Creswell.John W. (2014) Penelitian Kualitatif
jenis-jenis media pembelajaran. Misalnya & Desain Riset “Memilih Di Antara
penggunaan jenis media cetak seperti koran Lima Pendekatan”. (Edisi ke-3).
dan majalah untuk mata pelajaran Bahasa Yogyakarta: PustakaPelajar.
Indonesia. Kemudian guru merelevansikan Kautromanus, Nikolaos. 2015. “Enhancing
media pembelajaran dengan materi Media Literacy and Learning
pelajaran. Contohnya penggunaan globe Through Game Playing and
untuk mengajarkan kenampakan dunia dalam Evaluation Methods”. University of
pelajaran IPS. Guru mengkonfirmasikan
225
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
\
Athens.2015
Mulyasa, E. 2003.Manajemen Berbasis
Sekolah Konsep, Strategi, dan
Implementasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Steer, Dan. 2012. “Improve Formal Learning
with Social Media”. ProQuest
Research Library.pg.31
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Pedidikan “Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R & D”. (Cetakan ke-
18). Bandung: CV. Alfabeta.
Sutama. (2011). Metode Penelitian
Pendidikan “Kuantitatif, Kualitatif,
PTK, R & D”. (Cetakan Ke-3).
Kartasura: Fairus Media.
Tim de Jong, Marcus Sp. echt and Rob
Koper,2008.” Contextualised Media
for Learning”. Educational
Technology Expertise Centre, Open
University of the Netherlands.
226
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil guru Sekolah Menengah Pertama yang
merupakan pilihan kedua siswa setelah memilih sekolah favorit mereka di Kota Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi yang datanya didapat melalui studi lapangan,
telaah dokumen, dan wawancara. Data dianalisis dengan dengan teknik matematika dan
standar yang digunakan adalah standar tenaga pendidik yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Penelitian ini menemukan bahwa mutu pendidik ternyata bukan menjadi faktor
penting dalam pertimbangan calon siswa/orang tua memilih sekolah yang diinginkan.
Bahkan kebanyak dari mereka tidak tahu dengan profil tenaga pendidik/kependidikan
sekolah yang akan mereka tuju.
227
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
228
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
terdahulu, terdiri atas sekolah berikut. Untuk Adapun dilihat dari status kepegawaiannya,
jenjang SMP ada SMPN 3, SMPN 13, SMPN dijelaskan dalam tabel 2 di bawah ini.
14, dan SMPN 15. Tabel 2 Status Kepegawaian Guru SMPN 3
Kondisi guru dianggap berperan penting Yogyakarta
Status di Pendidikan
dalam pengembangan prestasi belajar siswa No.
Status
keberadaa
Jml
di sekolah, walaupun yang paling Kepeg Guru D-3 S1 S2
di sekolah
menentukan adalah siswa itu sendiri. Di sisi 1. PNS Tetap 30 1 11 18
Kemdikb
lain ada juga yang mendasarkan hasil ud
penelitiannya bahwa kualitas guru merupakan Nambah 3 3
salah satu pertimbangan masyarakat dalam 2 PNS Tetap 2 2
Kemenag
memilih sekolah. 3 Tenaga Tetap 1 1
3.1. SMPN 3 Yogyakarta Bantuan
Sekolah ini terletak di jalan Pajeksan 4 Guru Bantuan 2 2
Agama
nomor 18, berada di sekitar daerah bisnis dan
Dari tabel di atas diketahui bahwa masih ada
pariwisata Malioboro. Sekolah ini berdiri di
guru yang masih belum memenuhi standar
atas lahan seluas 5.575 m2 yang pada awal
pendidik (belum S1).
pendiriannya ditujukan untuk tempat
3.2. SMPN 13 Yogyakarta
pendidikan keluarga/kerabat Kerator
SMPN 13 berlokasi di bagian selatan
Yogyakarta. Dan dari wawancara juga
Kota Yogyakarta, tepatnya di Minggiran,
ditemukan bahwa sekolah tersebut berstatus
Kelurahan Suryodiningratan, Kecamatan
cagar budaya.
Mantri Jeron. Sekolah ini merupakan salah
SMPN 3 ini mempunyai 18 rombingan
satu sekolah penyelenggara program KKO
belajar, masing-masing 6 buah rombel
(Kelas Khusus Olahraga) mulai dari tahun
(rombongan belajar). Mengingat jumlah
2008/2009. Ia merupakan sekolah pilihan
rombel dengan jumlah guru tidak seimbang
kedua, dimana kebanyakan siswa tidak
bila diukur dengan parameter beban kerja
memilih sekolah tersebut sebagai pilihan
guru standar. Ada 4 orang guru bahasa
pertama.
Indonesia yang beban kerjanya tidak
SMPN 13 memiliki 12 rombel yang
memenuhi yang seharusnya dalam
diampu oleh 23 orang guru. Berdasarkan
perminggu. Oleh karenanya, ada 2 orang guru
pembagian tugas mengajar, latar belakang
yang terpaksa menambah jam kerjanya di
pendidikan, dan sertifikasi profesi para guru
sekolah lain.
Tabel 1 Pembagian Jam Mengajar Guru Bahasa di SMPN 13 semuanya sudah bersertifikasi.
Indonesia SMPN 3 Yogyakarta TA Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.
2015/2016 Tabel 3 Keadaan Guru Tetap di SMPN 13
Jam Mengajar Yogyakarta Tahun 2015
Kualifikasi
Gur
Pendidika
Pangka
SMP
SK
Jm Gol. Jenjang Pend
u t L No. Juml
n N3
lain
l Ruang Dipl/SM S1 S2
A S2 IV/b 26 0 26 1. IVa 1 15 - 16
B S1 IV/a 26 0 26 2. IIId 1 - - 1
C S1 IV/a 12 12 24
D S1 III/a 14 12 26 3. IIIc - - - -
Jumlah 78 24 102 4. IIIb 1 2 - 3
Guru tetap SMP Negeri 3 Yogyakarta, 5. IIIa 3 20 - 23
baik yang berstatus PNS Kemdikbud ataupun Dilihat dari kualifikasi pendidikan, ada 3
Kemenag (guru agama) ada 30 orang, orang (13%) guru yang belum memenuhi
termasuk guru yang menambah jam kerjanya persyaratan kualifikasi pendidikan S1. Selain
di sekolah tersebut. Ada juga guru honorer itu, dilihat dari masa kerja, banyak guru yang
sebanyak satu orang dan dua orang guru akan masuk usia pensiun segera.
bantuan dari sekolah lain yang diperbantukan
di SMPN 3 Yogyakarta, jadi jumlah total
sebanyak 33 orang.
229
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
230
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Untuk orang tua siswa SD, guru menjadi sekolah yang memiliki guru akan segera
faktor yang dipertimbangkan orang tua dalam pensiun dengan waktu yang berbarengan.
memilih sekolah untuk anak-anaknya.
Walaupun cara mengajar guru tidak menjadi
REFERENSI
pertimbangan orang tua dalam menentukan Ahmed, H. Sheikh, S.A. (2014) Determinants
sekolah untuk anaknya. Hal ini senada dengan of School Choice: Evidence from Rural
terjadi di sekolah-sekolah konteks Amerika. Punjab, Pakistan. The Lahore Journal of
Para orang tua memilihkan sekolah untuk Economics 19 : 1 (Summer 2014): pp. 1
anaknya sama dengan memilihkan rumah –30
kedua untuk anak-anaknya. Mereka akan Amirin, T.M. Jabar, C.S.A., dan Surya, P.
memilih konteks yang cocok untuk anak-anak (2014) Dampak Penerimaan Siswa Baru
mereka belajar (Ewing, 2015). Hal yang Berbasis Nilai Ujian Nasional terhadap
menarik terjadi di Pakistan (Ahmed dan Pembodohan Struktural Siswa
Sheikh, 2014). Mereka menemukan bahwa di Berprestasi Rendah. Yogyakarta: FIP
jenjang pendidikan SMP dan Sekolah dan UNY.
menengah, orang tua memilih mencari Ewing, Eve L (2015) Choosing Homes,
sekolah swasta untuk anak-anak mereka Choosing Schools. Harvard Educational
karena mereka percaya guru menjadi faktor Review; Summer 2015; 85, 2; ProQuest
penentu kualitas pendidikan yang akan pp. 279
diterima anak-anak mereka. Para orang tua Jabar, Cepi S.A. (2011) Pencapaian
memiliki asumsi bahwa kualitas Keunggulan pada SMA negeri dan
pembelajaran yang baik dihasilkan oleh guru- swasta berkategori unggul di Kota
guru yang profesional. Namun hal tersebut Bandung. Jurnal Penelitian Pendidikan.
tidak terjadi pada jenjang pendidikan dasar. Vol 12 No. 2, Oktober 2011 pp. 86-93
Tapi pada pengujian hipotesis, mereka Jabar, Cepi S.A (2016) Climate
menemukan bahwa sumbangan kualitas guru Establishment in An Ex-Indonesian
tidak mempengaruhi keputusan guru dalam International Standardized School.
menentukan sekolah untuk anak-anaknya. Advances in Economics, Business and
Management Research, volume 14.pp.
KESIMPULAN 391-394.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Jabar,Cepi S.A. (2017) Institutional
profil guru di beberapa SMP Negeri yang Strategies To Make Excellent Schools.
merupakan pilihan kedua di Kota Yogyakarta Advances in Social Science, Education
dapat disimpulkan sebagai berikut. and Humanities Research (ASSEHR),
Hampir semua sekolah-sekolah yang volume 66 pp.279-283.
berkategori pilihan kedua memiliki guru yang Kubiatko, Milan; Torkar, Gregor;
berkualifikasi S1, walaupun ada beberapa Rovnanova, Lenka. (2017) The Teacher
yang masih berada di bawah standar as One of the Factors Influencing
kualifikasi pendidikan dengan jumlah yang Students' Perception of Biology as a
tidak banyak, dan mereka dalam beberapa School Subject. CEPS Journal: Center
waktu yang akan datang akan pensiun bahkan for Educational Policy Studies Journal;
ketika penelitian ini dilaporkan, sudah Ljubljana, Vol. 7, Iss. 2, (2017): 127-
pensiun. 140.
Sebagian besar sudah memiliki sertifikat OECD (2013) PISA 2012 Results: What
pendidik. Oleh karena itu, secara kuantitatif Makes Schools Successful? Resources,
sekolah ini tidak memiliki permasalahan Policies and Practices (Vol. IV) Pisa,
terkait dengan sumberdayanya. Mereka OECD Pub.
dikatakan layak. Namun demikian, dalam http.://dx.doi.org/10.17878/9789264201
beberapa waktu yang akan datang, mereka 156-en.
akan mendapatkan masalah, dimana ada
231
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
232
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Jln Prof. Hamka, Padang
Abstrak: This study is to describe teachers’ perception about the actual and prefered school climate
at the Vocational Senior High School 2 (SMK 2) in Bukittinggi with indicators supported,
afiliation, trust, staff freedom, work pressure, and physical comfort. This study used
quantitave descriptive method. The population were all teachers at the SMK 2 Bukittinggi
numbered 95 person, and the sample were 50 teachers which has been taken by using simple
random sampling technique. The instrument of this research was questionnaire using
differential semantic scale model that had been tested for its validity and reliability.
Collected data were analyzed by finding out the level of achievement. The results shown that
teachers have percieved significanty different between the actual school climate with the
prefered one. The level of achievement for the actual school climate is 64.51%; while the
level of achievement for the prefered school climate is 89.24%. It means that according to
teachers, the actual school climate is not really yet condusive as it is expected. Therefore, it
is suggested that the school climate at the SMK 2 need to be improved.
233
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
234
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
iklim sekolah, yaitu kepemimpinan kepala mendapatkan perhatian yang serius oleh
sekolah, profesionalitas guru, dorongan akan kepala sekolah dan guru.
prestasi siswa, dan kepekaan terhadap Namun demikian, dari hasil pengamatan
masyarakat. The National School Climate sementara di SMKN2 Bukittinggi terindikasi
Center (2013) menawarkan 11 demensi iklim bahwa iklim sekolah di sana belum dirasakan
sekolah, yaitu aturan-aturan dan norma- kondusif oleh sebagian guru. Hal ini dapat
norma, keamanan fisik, keamanan psikis, dilihat dari beberapa fenomena, di antaranya
keamanan sosial emosional, dukungan, masih ada beberapa orang guru yang kurang
belajar sosial dan kewarganegaraan, mendapatkan dukungan dari pimpinan
menghargai perbedaan, dukungan untuk sekolah dalam melaksanakan kegiatan
orang dewasa, dukungan sosial bagi peserta ekstrakurikuler, padahal guru tersebut ingin
didik, keterlibatan, lingkungan fisik, dan mengembangkan minat dan bakat siswa;
kepemimpinan. Tidak begitu berbeda dengan hubungan sesama guru juga terlihat kurang
NSCC, Superintendents Association (2010), harmonis dan kurang adanya rasa saling
juga menggunakan banyak demensi dalam percaya sehingga membuat guru sulit untuk
mengukur iklim sekolah, yaitu: kepercayaan bekerjasama. Selain fenomena tersebut
dan kolegialitas, budaya sekolah, efektivitas terdengar juga keluhan guru bahwa mereka
kepemimpinan, keterlibatan semua merasa kurang bebas untuk berkreasi dan
pemangku kepentingan, perubahan mengemukakan ide-ide atau pendapat;
organisasi, innovasi, harapan yang tinggi keluhan guru tentang tingginya tekanan dari
kepada semua warga sekolah, pengakuan pimpinan untuk menyelesaikan masalah-
adanya perbedaan, serta rasa aman dan masalah administrasi sehingga kadang para
keteraturan lingkungan. guru terpaksa agak mengabaikan masalah
Dari pembahasan tentang demensi iklim pembelajaran; serta kurangnya kebebasan
organisasi atau iklim sekolah di atas dapat yang dirasakan oleh guru dalam
dilihat bahwa para ahli mempunyai melaksanakan tugas dan juga dalam
penekanan yang berbeda dalam mengukur mengemukakan pendapatnya; serta keluhan
iklim organisasi/sekolah sehingga demensi- guru tentang kurang memadai dan kurang
demensi yang digunakan oleh mereka juga nyamannya sarana dan prasarana yang ada di
berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.
serta tujuan yang ingin dicapai. Hal ini Kondisi seperti di atas tidak bisa
menunjukkan bahwa study tentang iklim dibiarkan karena akan mengganggu kinerja
mempunyai cakupan yang sangat luas. guru dan juga hasil belajar peserta didik. Oleh
Berdasarkan pada pembahasan di atas karena itu, penelitian ini dirancang untuk
dapat disimpulkan bahwa iklim sekolah mengukur iklim sekolah di SMKN2
adalah variabel yang sangat penting bagi Bukittinggi menurut guru, sehingga bisa
keberhasilan individu (guru, staf didapatkan gambaran iklim sekolah yang
administratif, dan peserta didik) di dalam senyatanya (actual school climate) serta iklim
mencapai tujuan sekolah. Melalui iklim sekolah yang diharapkan (prefered school
sekolah yang kondusif, para warga sekolah climate) di SMKN2 Bukittinggi. Berdasarkan
(guru, staf administratif, dan peserta didik) gambaran tersebut, rencana aksi untuk
akan merasa nyaman, bebas dari berbagai memperbaiki iklim sekolah dapat dilakukan.
tekanan dalam melaksanakan tugas dan Adapun dimensi iklim sekolah yang diukur
fungsinya masing-masing; mereka juga akan dalam penelitian ini meliputi dukungan,
menyenangi dan mencintai sekolahnya; yang afiliasi, kepercayaan, kebebasan staf, tekanan
kesemuanya ini pada akhirnya akan membuat kerja dan kenyamanan lingkungan.
warga sekolah bekerja dan belajar dengan Pertanyaan yang dicoba dijawab melalui
baik sehingga tujuan sekolah yang telah penelitian ini adalah seberapa kondusifnya
ditetapkan dapat dicapai secara maksimal. iklim sekolah di SMKN2 Bukittinggi, dilihat
Oleh karena itu iklim sekolah perlu dari demensi dukungan, afiliasi, kepercayaan,
235
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
236
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Jika dianalisis lebih jauh per indikator saling peduli, dan saling menghargai di antara
atau per demensi iklim sekolah, maka dapat guru atau dengan kata lain kurangnya afiliasi.
dilihat bahwa ada satu demensi iklim sekolah Afiliasi yang tinggi ini sangat penting bagi
yang mendapatkan skor rata-rata paling efektivitas organisasi. Sebagaimana yang
rendah, yaitu tekanan terhadap pekerjaan, dikemukakan oleh O’Malley, et.al., (2015)
dengan skor rata-rata 3,92 dan TCR 56%. Ini bahwa hubungan yang baik yang terjalin antar
berarti bahwa tekanan pekerjaan di SMK 2 individu di dalam organisasi merupakan dasar
Bukittinggi dirasakan tinggi oleh para guru. bagi terciptanya kehidupan sekolah yang
Selain itu ada dua demensi yang dirasakan berkualitas. Dengan afiliasi yang tinggi ini
sudah cukup tinggi atau cukup baik, yaitu guru akan merasa bahwa mereka “ada” dan
afiliasi dan kebebasan. Namun demikian, dibutuhkan oleh sejawat; jika mereka
afiliasi dan kebebasan dalam melaksanakan mengalami masalah mereka yakin teman
pekerjaan ini kurang mendapatkan dukungan sejawat akan memberikan bantuan; adanya
dari kepala sekolah, dan juga kurang rasa saling peduli dan saling menghargai.
mendapatkan kepercayaan dari para guru, Rasa afiliasi yang tinggi ini menjadi sentral
serta kurangnya kondisi lingkungan fisik bagi terbentuknya kerja sama yang harmonis
sekolah yang nyaman dan menyenangkan. di antara sesama guru, baik di sekolah
maupun di luar sekolah (Smith & Maika,
3.2 Pembahasan
2008). Oleh karena itu, agar iklim sekolah ini
Hasil penelitian menunjukan bahwa
kondusif, kepala sekolah harus memberikan
iklim sekolah yang dirasakan guru saat ini
perhatian yang tinggi terhadap rasa
masih belum kondusif atau belum
keterikatan di antara guru dan juga guru
sebagaimana yang diharapkan oleh para guru.
dengan kepala sekolah dan warga sekolah
Dukungan kepala sekolah terhadap hal-hal
lainnya.
yang diperlukan guru dalam melaksanakan
Demensi berikutnya yang menjadikan
tugas dirasakan masih sangat kurang.
iklim sekolah di SMKN2 Bukittinggi kurang
Dukungan dalam bentuk perhatian, arahan,
kondusif adalah belum adanya rasa saling
bimbingan, dan penghargaan dari kepala
percaya dan keterbukaan yang tinggi di antara
sekolah kepada guru, serta pemenuhan
kepala sekolah dengan guru, dan guru dengan
sarana, prasarana, dan fasilitas yang
guru. Kepercayaan adalah faktor penting bagi
diperlukan guru dalam pelaksanaan tugasnya
keberhasilan suatu organisasi, termasuk
sangat penting. Sebagaimana yang
sekolah. Sebagaimana yang dikemukakan
dikemukakan oleh Rivai dan Mulyadi (2012)
oleh Stephen M. R Covey dalam bukunya The
bahwa guru akan merasa nyaman dan
Speed of Trust, bahwa kepercayaan akan
bersemangat dalam melaksanakan tugas-
membuat suatu organisasi semakin bernilai
tugasnya jika senantiasa mendapat dukungan
tinggi. Sejalan dengan Covey, Bennis dalam
dari kepala sekolah dan juga dari teman
Hitch (2012, hal. 2) mengatakan “Trust is the
sejawat. Jadi, kurang kondusifnya iklim
lubrication that makes it possible for
sekolah di SMK 2 Bukittinggi dapat
organization to work” (kepercayaan adalah
dikatakan keran guru merasa kurang
suatu pelumas yang bisa membuat organisasi
mendapatkan dukungan dari kepala sekolah.
bekerja dengan baik). Zogby (2008) dalam
Dari hasil penelitian ini juga ditemukan
bukunya juga menyatakan bahwa
bahwa guru SMK 2 Bukittinggi sangat
kepercayaan dan kejujuran merupakan hal
membutuhkan atau mengharapkan adanya
yang sangat esensial di dunia kerja. Demikian
dukungan yang sangat tinggi dari kepala
juga dengan O’Toole, J., & Bennis, W. (2009,
sekolah.
June) menyatakan bahwa kepercayaan sangat
Variabel atau demensi kedua yang
penting bagi kemajuan organisasi. Hasil
menjadikan iklim sekolah di SMKN2
penelitian yang dilakukan oleh Lyman (2012)
Bukittinggi dirasakan kurang kondusif oleh
menemukan bahwa organisasi yang memiliki
guru adalah karena kurangnya rasa
budaya percaya yang tinggi menyebabkan
keterikatan, rasa persatuan, saling memiliki,
237
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
para karyawan melihat karyawan yang lain, memadai untuk mengeluarkan pendapat atau
terutama para pimpinan sebagai orang-orang ide-ide tanpa ragu dan tanpa tekanan. Agar
yang credible, yaitu orang-orang yang kebebasan staf dapat tercapai maka perlu
memperlihatkan kesesuaian antara apa yang adanya upaya dari kepala sekolah. Upaya
dikatakan dengan apa yang dilakukan; yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah
mereka merasa dihargai (respect), sehingga adalah dengan memberikan kesempatan
membuat para karyawan merasa tidak ragu- kepada guru untuk mengemukakan pendapat
ragu untuk melakukan pembaruan dalam untuk kemajuan sekolah. Sehingga guru yang
bekerja dan mengemukakan kritik dan memiliki ide atau masukan untuk kemajuan
pendapatnya di dalam pembuatan keputusan; sekolah mau menyampaikan kepada kepala
dan juga merasa diperlakukan dengan adil sekolah karena kepala sekolah mau
(treated fairly). Selanjutnya, hasil penelitian mendengarkan dan menanggapi setiap
Hoy, W.K. & Tschannen-Moran, M. (2003) masukan yang diberikan.
di sekolah juga menemukan bahwa Demensi kelima dalam penelitian iklim
kepercayaan guru-guru terhadap kepala sekolah ini adalah tekanan kerja yang
sekolah, peserta didik, dan orang tua sangat dirasakan guru. Guru-guru di SMKN2
berpengaruh terhadap kinerjanya. Bukittinggi merasakan bahwa mereka
Berdasarkan hasil penelitian dan memiliki tekanan kerja yang tinggi. Tekanan
argumentasi di atas, maka kepala sekolah kerja ini memang penting dan diperlukan bagi
wajib membangun rasa saling percaya yang organisasi dalam mencapai tujuan. Tanpa
tinggi di antara warga sekolahnya, termasuk tekanan kerja, guru-guru mungkin akan
rasa saling percaya antara guru dengan kepala kurang bergairah dalam melaksanakan
sekolah agar iklim sekolah menjadi kondusif. tugasnya. Namun demikian, tekanan kerja
Rasa percaya yang tinggi ini sangat yang ada jangan sampai melampaui batas
diharapkan oleh guru. kemampuan guru. Tekanan kerja yang
Variabel penting lainnya yang diberikan kepada guru harus diikuti oleh
menentukan iklim sekolah adalah kebebasan dukungan dari kepala sekolah. Tekanan kerja
guru dalam berekspresi, berkreasi, dan tanpa dukungan akan membuat guru frustrasi.
bereksperimen. Kebebasan staf merupakan Demikian sebaliknya, dukungan tanpa
kelonggaran pimpinan memberikan tekanan kerja akan membuat guru manja dan
kesempatan kepada guru untuk memilih seenaknya. Oleh karena itu penting sekali
melakukan atau tidak melakukan sesuatu bagi kepala sekolah untuk memberikan
yang diinginkan, selama masih dalam koridor dukungan kepada guru sekaligus memberikan
aturan dan tidak mengganggu atau mengusik tekanan agar guru melaksanakan dan
kebebasam guru lainnya (Hadiyanto, 2016). menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
Dengan kebebasan yang diberikan kepada kepadanya. Dukunagn dan tekanan ini harus
guru, yaitu kebebasan yang seimbang agar efektivitas sekolah tercapai.
bertanggungjawab, akan membuat guru Demensi terakhir dari pengukuran iklim
merasa tidak ragu-ragu untuk berbuat, sekolah di SMKN2 Bukittinggi adalah
berpendapat, berkreasi, bereksperimen, dan kenyamanan lingkungan fisik. Hasil
tidak takut salah.. Melalui kebebasan tersebut penelitian menunjukan bahwa guru belum
akan tercipta ide-ide baru atau metode- merasakan adanya kenyamanan lingkungan
metode baru bagi kemajuan pembelajaran di fisik di SMKN2 Bukittinggi. Kenyamanan
sekolah, yang pada akhirnya bisa lingkungan merupakan salah satu unsur
menciptakan efektivitas sekolah. Hasil penting bagi terciptanya iklim sekolah yang
penelitian ini menunjukan bahwa guru belum kondusif. Oleh karena itu kenyamanan
merasa mendapatkan kebebasan yang lingkungan fisik ini perlu mendapatkan
memadai, dan mereka sangat berharap untuk perhatian yang serius dari kepala sekolah.
mendapatkan kebebasan tersebut. Mereka Dengan lingkungan sekolah yang aman dan
berharap bisa mendapatkan kesempatan yang nyaman akan membangkitkan semangat
238
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
239
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Educational Research Assosiation, New Piscatelli, J., & Lee, C. (2011). State policies
Orleans. on school climate and bullying prevention
Herman, Djailani AR. dan Sakdiah Ibrahim. efforts: Challenges and opportunities for
(2014). Pengaruh iklim organisasi dan deepening state policy support for safe
kepuasan kerja terhadap kinerja guru. and civil schools. New York, NY:
Jurnal Administrasi Pendidikan Program National School Climate Center.
Pascasarjana Unsyiah. Vol 2. No. 2. Retrieved Maret 29, 2018, from http://
November 2014. www.schoolclimate.org/climate/documen
Hitch, C. 2012. How to built trust in an ts/policy_brief.pdf
organization. California: UNC Kenan- Raza, Syed A. (2010). Impact of
Flagler Business School. Organizational Climate on Performance of
Hopson, L. M., & Lee, E. (2011). Mitigating College Teachers in Punjab. Journal of
the effect of family poverty on academic College Teaching & Learning, v7 n10
and behavioral outcomes: The role of p47-51 Oct 2010.
school climate in middle and high school. Rheza, A.S. & Musrifa, A. ( 2016). Pengaruh
Children and Youth Services Review, 33 persepsi siswa tentang iklim sekolah dan
(11), 2221–2229. kemandirian belajar terhadap hasil belajar
Hoy, W.K. & Miskel, C.G. (2013). siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas
Educational administration: Theory, XI IPS SMAN1 Pariangan. Journal of
research, and practice (9th. ed.). New Economic and Economic Education Vol.4
York: McGraw Hill. International Edition. No.2 (227-232)
Hoy, W.K. & Tschannen-Moran, M. (2003). Sari, Dewi Permana. (2016). Hubungan Iklim
The Conceptualization and measurement Sekolah dengan Semangat Kerja Guru
of faculty trust in schools. Journal of SMK Swasta Se-Kota Padang Panjang.
School Leadership, 9, hal. 184-208. Jurnal Administrasi Pendidikan. 1 (28).
Lyman, A. (2012). The trustworthy leader: Hlm. 1-8.
Leveraging the power of trust to transform Schulz, John. (2013). The Impact of Role
your organization. Jossey-Bass. San Conflict, Role Ambiguity and
Francisco: CA. Organizational Climate on the Job
Maisyaroh. (2016). Membangun Budaya dan Satisfaction of Academic Staff in
Iklim Sekolah di Era Global.Diperoleh Research-Intensive Universities in the
dari: http://ap.fip.um.ac.id/wp- UK. Higher Education Research and
content/uploads/2016/03/45- Development, v32 n3 p464-478 2013.
Maisyaroh.pdf. Septiani, I. (2013). Pengaruh iklim sekolah
Moos, R.H. (1979). Evaluating educational dan motivasi belajar terhadap hasil
environments. Washington: Jossey-Bass belajar siswa pada mata pelajaran
Publisher. ekonomi : Survey Pada Siswa Kelas XI
National School Climate Center. (2013). Jurusan IPS SMA Pasundan se-Kota
Retrieved November 26, 2013 from Bandung. S2 thesis, Universitas
http://www.schoolclimate.org/. Pendidikan Indonesia.
O’Malley, M., Voight, A., Renshaw, T. L., & Smith, P.A. & Maika, S.A. (2008). Change
Eklund, K. (2015). School climate, family orientation: The effect of organizational
structure, and academic achievement: A climate on principal, teacher, and
study of moderation effects. School community relationships. Journal of
Psychology Quarterly, 30 (1), 142-157. School Public Relations, 29(4), 477-498.
O’Toole, J., & Bennis, W. (2009, June). Spicer, F.V. (2016). School culture, school
What’s needed next: A culture of candor. climate, and role of the principal.
Harvard Business Review, 87(6), 54-61. Disertation of Educationa Policy Studies,
Retrieved September 12, 2009, from Georgia State University.
Business Source Premier database.
240
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
241
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pembinaan kokurikuler siswa di SMK Negeri 1
Watansoppeng. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan
dokumentasi, dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa Pembinaan Kokurikelr di SMK Negeri 1 Watansoppeng yaitu berupa
bentuk kegiatan yang terdiri dari penambahan praktek-praktek kerja pada semua jurusan
yang berlangsung pada pagi maupun sore hari. Pelaksanaannya ditunjang sarana prasarana
seperti lab komputer, mini salon, moving class, dan masagena hotel. Adapun strategi lain
yang digunakan ilah dengan menitipkan siswa di industri-industri mitra sekolah.
242
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
243
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
244
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
melaksanakan tugas tambahan yang melekat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
dengan beban kerja guru (Setiawan, 2017). Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). (BSNP,
Berdasarkan Peraturan Pemerintah di 2017).
atas diketahui bahwa yang terlibat dalam Menurut Hamiyah dan Jauhar
pelaksanaan kegiatan kokurikuler adalah Mohammad (2015:123-124) mendefinisikan
guru. sarana dan prasarana pendidikan sbagai
4. Waktu Pelaksanaan berikut:
Permendikbud Nomor 23 tahun 2017 Sarana pendidikan adalah semua
tentang hari sekolah pasal 2 tentang Hari perangkat peralatan, bahan dan perabot
Sekolah dilaksanakan 8 (delapan) jam dalam yang secara langsung digunakan dalam
1 (satu) hari atau 40 (empat puluh) jam selama proses pendidikan di sekolah sarana
5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu, berarti alat langsung untuk mencapai
Ketentuan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari tujuan pendidikan, misalnya: ruang,
atau 40 (empat puluh) jam selama 5 (lima) buku, perpustakaan, laboratorium dan
hari dalam 1 (satu) minggu sebagaimana sebagainya sedangkan prasarana
dimaksud pada ayat (1), termasuk waktu pendidikan adalah semua perangkat
istirahat selama 0,5 (nol koma lima) jam kelengkapan dasar yang secara tidak
dalam 1 (satu) hari atau 2,5 (dua koma lima) langsung menunjang proses pendidikan
jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) di sekolah. Misalnya: lokasi atau tempat,
minggu, Dalam hal diperlukan penambahan bangunan sekolah, lapangan olahraga,
waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ruang dan sebagainya.
ayat (2), Sekolah dapat menambah waktu
Berdasarkan Permendiknas dan
istirahat melebihi dari 0,5 (nol koma lima)
pendapat di atas diketahui bahwa sarana dan
jam dalam 1 (satu) hari atau 2,5 (dua koma
prasarana pendidikan yang dapat digunakan
lima) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu)
dalam kegiatan kokurikuler adalah semua
minggu, Penambahan waktu istirahat
fasilitas yang digunakan dalam menunjang
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
pembelajaran.
termasuk dalam perhitungan jam
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan 6. Strategi Pembelajaran
pasal 5 ayat 1 hari sekolah digunakan bagi Wina Sanjaya mengemukakan strategi
siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran merupakan rencana tindakan
intrakurikuler, kokurikuler, dan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
ekstrakurikuler. Ayat 3 Kegiatan kokurikuler metode dan pemanfaatan berbagai sumber
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) daya dalam pembelajaran untuk mencapai
merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk tujuan tertentu (Lihin, 2017).
penguatan atau pendalaman kompetensi dasar Muslih mendefinisikan strategi
atau indikator pada mata pelajaran/bidang pembelajaran merupakan cara pandang dan
sesuai dengan kurikulum, dan ayat 4 Kegiatan pola pikir guru dalam mengajar (Lihin, 2017).
kokurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat Selanjutnya Wena, strategi berarti cara
(3) meliputi kegiatan pengayaan mata dan seni menggunakan sumber daya untuk
pelajaran, kegiatan ilmiah, pembimbingan mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran
seni dan budaya, dan/atau bentuk kegiatan berarti upaya membelajarkan peserta didik.
lain untuk penguatan karakter Siswa Dengan demikian, strategi pembelajaran
(DisdikBanjarmasin, 2017). berarti cara dan seni untuk menggunakan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah di semua sumber belajar dalam upaya
atas diketahui bahwa waktu pelaksanaan membelajarkan peserta didik (Lihin, 2017).
kegiatan kokurikuler dilakukan setelah waktu Berdasarkan beberapa pendapat di atas
kegiatan intrakurikuler. diketahui bahwa strategi pembelajaran adalah
5. Sarana dan Prasarana upaya yang dilakukan dengan
Permendiknas Nomor 40 tahun 2008 menmanfaatkan sumber daya yang ada untuk
tentang standar sarana prasarana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
245
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
246
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
dan penilaian tugas dilakukan secara dimaksud pada ayat (2), Sekolah dapat
seksama. Kegiatan kokurikuler merupakan menambah waktu istirahat melebihi dari 0,5
kegiatan yang dilaksanakan untuk penguatan (nol koma lima) jam dalam 1 (satu) hari atau
atau pendalaman kompetensi dasar atau 2,5 (dua koma lima) jam selama 5 (lima) hari
indikator pada mata pelajaran/bidang sesuai dalam 1 (satu) minggu, Penambahan waktu
dengan kurikulum. Kegiatan kokurikuler bisa istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
berupa kegiatan pengayaan mata pelajaran, tidak termasuk dalam perhitungan jam
kegiatan ilmiah, pembimbingan seni dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan
budaya, dan/atau bentuk kegiatan lain untuk pasal 5 ayat 1 hari sekolah digunakan bagi
penguatan karakter siswa. Hal yang sama peserta didik untuk melaksanakan kegiatan
dilakukan SMK Negeri 1 Watansoppeng intrakurikuler, kokurikuler, dan
terkait bentuk pelaksanaan program ekstrakurikuler. Ayat 3 Kegiatan kokurikuler
pembinaan kokurikuler adalah adanya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
praktek-praktek tambahan untuk semua merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk
jurusan, pemantapan seperti pembahasan penguatan atau pendalaman kompetensi dasar
soal-soal menjelang ujian baik penaikan kelas atau indikator pada mata pelajaran/bidang
maupun ujian nasional dan UNBK serta sesuai dengan kurikulum, dan ayat 4 Kegiatan
pembinaan khusus untuk siswa yang akan kokurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat
mengikuti lomba dan siswa yang tertinggal di (3) meliputi kegiatan pengayaan mata
banding temannya yang lain. pelajaran, kegiatan ilmiah, pembimbingan
Pada aspek yang terlibat dalam seni dan budaya, dan/atau bentuk kegiatan
pelaksanaan kegiatan, Berdasarkan PP lain untuk penguatan karakter Peserta Didik.
Nomor 19 Tahun 2017 dinyatakan bahwa Pelaksanaan kegiatan pembinaan kokurikuler
beban kerja guru paling sedikit 24 jam tatap di SMK Negeri 1 Watansoppeng dilakukan
muka dan paling banyak 40 jam tatap muka, pada pagi maupun sore hari terintegrasi
selanjutnya yang termasuk beban kerja guru dengan mata pelajaran dan untuk pembinaan
adalah merencanakan pembelajaran dan khusus bagi siswa yang akan mengikuti
pembimbingan, melaksanakan pembelajaran lomba di luangkan waktu baik pagi, siang
dan pembimbingan, menilai hasil maupun sore hari serta siswa yang tertinggal
pembelajaran dan pembimbingan, nilainya di berikan pembinaan di jam
membimbing dan melatih peserta didik, dan istirahat.
melaksanakan tugas tambahan yang melekat Pada aspek sarana dan prasarana,
dengan beban kerja guru. Hal ini juga berlaku Permendiknas Nomor 40 tahun 2008 tentang
dalam pembinaan kokurikuler di SMK Negeri standar sarana prasarana untuk Sekolah
1 Watansoppeng yang terlibat didalamnya Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah
adalah guru-guru mata pelajaran dan panitia Aliyah Kejuruan (MAK). Sarana pendidikan
pelaksana kegiatan. adalah semua perangkat peralatan, bahan dan
Pada aspek waktu kegiatan, perabot yang secara langsung digunakan
Permendikbud Nomor 23 tahun 2017 tentang dalam proses pendidikan di sekolah sarana
hari sekolah pasal 2 tentang Hari Sekolah berarti alat langsung untuk mencapai tujuan
dilaksanakan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) pendidikan, misalnya: ruang, buku,
hari atau 40 (empat puluh) jam selama 5 perpustakaan, laboratorium dan sebagainya
(lima) hari dalam 1 (satu) minggu, Ketentuan sedangkan prasarana pendidikan adalah
8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari atau 40 semua perangkat kelengkapan dasar yang
(empat puluh) jam selama 5 (lima) hari dalam secara tidak langsung menunjang proses
1 (satu) minggu sebagaimana dimaksud pada pendidikan di sekolah. Misalnya: lokasi atau
ayat (1), termasuk waktu istirahat selama 0,5 tempat, bangunan sekolah, lapangan
(nol koma lima) jam dalam 1 (satu) hari atau olahraga, ruang dan sebagainya. Seperti
2,5 (dua koma lima) jam selama 5 (lima) hari halnya di SMK Negeri 1 Watansoppeng
dalam 1 (satu) minggu, Dalam hal diperlukan dalam menunjang kegiatan kokurikuler
penambahan waktu istirahat sebagaimana sarana prasarana seperti ruang kelas, meja,
247
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
248
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
a
SMP Negeri 01Bengkulu Utara
b
Prodi Magister Administrasi Pendidikan PPs FKIP Universitas Bengkulu
e-mail: Iskandarlb01@gmail.com
Abstrak Penelitian tentang kebijakan kepala sekolah dalam implementasi pendidikan karakter di
SMP Negeri 01 Bengkulu Utara bertujuan untuk mendeskripsikan kebijakan kepala
sekolah tentang pendidikan karakter, program implementasi pendidikan karakter pada
mata pelajaran, faktor pendukung dan penghambat pendidikan karakter dan dampak
yang terjadi pada siswa SMP. Peneliti menggunakan metodologi penelitian deskriptif
kualitatif, dengan cara peneliti hadir dan mengamati langsung objek penelitian, serta
mengadakan wawancara langsung pada para guru dan kepala sekolah. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 01 Bengkulu Utara memiliki banyak karakter
baik yang menonjol seperti religius, jujur, kreatif, bertanggung jawab, peduli lingkungan
dan sosial, komunikatif dan santun. Hal ini menunjukkan bukti bahwa pemahaman
kepala sekolah dan guru terhadap program pendidikan karakter yang dalam
kebijakannya secara umum nampak pada visi, misi, tujuan dan program sekolah yang
bernafaskan pendidikan karakter. Di samping itu, guru selalu berusaha menjadi teladan
dan motivator yang baik. Adapun faktor yang mendukung pelaksanaan program
pendidikan karakter adalah adanya kerja sama yang baik, lingkungan yang kondusif,
sarana dan prasarana yang memadai, dan adanya perhatian dan komunikasi yang baik
antara pihak sekolah dengan orang tua/wali siswa. Faktor penghambat dalam
pelaksanaan pendidikan karakter adalah adanya siswa yang kurang termotivasi oleh
keluarga atau lingkungan rumah/keluarga yang kurang mendukung program sekolah.
Abstract The research on the principal’s policy in implementing character education in Public
yunior high school number 1 north of Bengkulu is aimed to describe the principal’s
policy on the character education. Character educational implementation program in
the school lessons, supporting and obstacle factors of character education and the
effects that happen to the students of public yunior high school. The researcher uses the
reseach methodology of descriptive qualitative, where the researcher comes and
observes directly the research object, do some interviews directly the teachers, students,
and the principal. The result of research can be concluded that the students of public
yunior high school number 1 north of Bengkulu have good characters such as religious,
honest, creative, responsible, aware of environment, communicative and polite. This
proves that there is comprehension of the principal and teachers towards the character
education program in general that is visible in vision, mission and school program which
apply the character education. In addition, the teachers always be good examples and
motivators. The supporting factors of implementing the program is a good collaboration,
condusive environment, adequate facilities, and good communication between the
school institution and the students’ parents. The obstacle factor is there are some
students who have low motivation and low support from their parents, or their family
environments give low support to the school program.
249
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
250
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Sedangkan faktor penghambat juga ada dua mendukung pelaksanaan program pendidikan
yaitu: (1) Faktor Internal yang meliputi; karakter; (9) melakukan monitoring dan
Pemahaman guru yang belum merata tentang evaluasi pelaksanaan pendi-dikan karakter;
pendidikan karakter. Sarana prasaran yang (10) memberikan keteladan kepada warga
belum mencukupi (2) Faktor eksternal yang sekolah. Kedua: Dewan guru SMPN 01
meliputi; latar belakang keluarga siswa yang Bengkulu Utara memahami dan
belum memahami pentingnya pendidikan mengimplementasikan pendi-dikan karakter
dalam keluarga. Kemajuan teknologi yang dengan mengintegrasikan pendidikan karakter
tidak diiringi oleh kematangan mental siswa ke dalam mata pelajaran melalui: (1)
SMP. Belum dibentuknya tim pengawal penyusunan silabus dan RPP yang
budaya sekolah dan karakter. mengintegrasikan pendidikan karakter; (2)
Hasil wawancara dan observasi ada pelaksanaan pembelajaran di kelas telah
beberapa dampak positif yang terlihat pada menunjukkan adanya penanaman dan pembia-
siswa setelah dilaksanakannya pendidikan saan nilai-nilai karakter. Ketiga, Faktor
karakter ini, yaitu; Siswa lebih santun dalam pendukung implementasi pendidikan karakter
bertutur kata terutama pada orang yang lebih di SMPN 01 Bengkulu Utara ada dua yaitu:
tua. Kondisi sekolah yang kondusif. Siswa faktor internal berupa (1) kepala sekolah
yang telah mampu menunjukkan keberhasilan melaksanakan perannya; (2) guru juga sudah
membiasakan diri berkarakter akan meningkat menjalankan perannya dengan menginte-
prestasi belajarnya. Menurunnya tingkat grasikan nilai karakter dalam proses
pelanggaran yang dilakukan siswa. Muncul pembelajaran, serta pembiasaan karakter di
pribadi-pribadi religius di sekolah. Mening- kelas; (3) keteladanan guru bagi siswa; (4)
katnya prestasi olah raga karena sportivitas komunikasi dan kerjasama yang baik antara
yang tinggi. Organisasi siswa memiliki calon- guru dan orang tua/wali; (5) sarana dan
calon pemimpin yang cakap. prasarana yang cukup memadai; (6)
lingkungan sekolah yang kondusif. Sedangkan
KESIMPULAN faktor pendukung eksternal adalah: (1)
Berdasarkan hasil penelitian dan pemba- kerjasama yang baik antara komite dengan
hasan dapat disimpulkan pertama: Kebijakan pihak sekolah; (2) kolaborasi antara sekolah
kepala sekolah tentang pendidikan karakter di dengan instansi lain. Adapun faktor
SMPN 01 Bengkulu Utara: (1) menetapkan penghambat implementasi pendidikan
visi dan misi sekolah yang fokus pada karakter di SMPN 01 Bengkulu Utara juga ada
pendidikan karakter; (2) memfasilitasi guru- 2 yaitu: Faktor internal meliputi: (1)
guru mata pelajaran untuk memahami pemahaman guru yang belum merata tentang
pendidikan; (3) mensosialisasikan pendidikan pendidikan karakter; (2) sarana prasaran yang
karakter kepada seluruh siswa; (4) membuat belum mencukupi atau masih kurang.
komitmen bersama antara kepala sekolah dan Sedangkan faktor eksternal meliputi: (1) latar
komponen sekolah lain untuk melaksanakan belakang keluarga siswa yang belum
pendidikan karakter; (5) menyusun program memahami pentingnya pendidikan dalam
intrakurikuler, kokurikuler dan keluarga; (2) kemajuan teknologi yang tidak
ekstrakurikuler yang dirancang untuk diiringi oleh kematangan mental siswa.
menanamkan nilai-nilai karakter kepada Keempat: Dampak dari pendidikan karakter
siswa; (6) menyusun RKS dan RKAS yang di SMPN 01 Bengkulu Utara membuat siswa
mengakomodir program pendi-dikan karakte; terbiasa; membaca do`a sebelum dan sesudah
(7) mewujudkan budaya sekolah seperti; belajar, sholat dzuhur berjamaah di sekolah,
budaya 3 S (senyum, sapa dan salam), budaya mengajukan pertanyaan secara santun,
membuang sampah pada tempatnya, budaya mengucapkan salam ketika bertemu guru,
menghormati orang yang lebih tua; (8) bermusyawarah, datang tepat waktu, berbaris
berkolaborasi dengan masyarakat, komite dengan rapi (ketika hendak melakukan
sekolah dan instansi-instansi lain untuk upacara pada hari Senin atau senam pagi pada
hari Jum’at), berpakaian dengan rapi, menjaga
252
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
REFERENSI
Danim, “Menjadi Komunitas Pembelajar”
(Kepemimpinan transformasional dalam
Komunitas Organisasi Pembelajar). 2003
:77.
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan
Terjemahannya. Surabaya: CV. Karya
Utama, 2005.
Frye, Mike at all. (Ed.) (2002). Character
Education: Informational Handbook and
Guide for Support and Implementation of
the Student Citizent Act of 2001. North
Carolina: Public Schools of North
Carolina, 2002.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Konsep dan
Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter Tingkat Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah Pertama. 2017
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Modul Pelatihan
Penguatan Pendidikan Karakter Bagi
Komite Sekolah. 2017
Kementrian Pendidikan Nasional, Badan
Penelitian dan Pengembangan, Pusat
Kurikulum, Pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa Pedoman
Sekolah. 2011.
Kesuma, Dharma. Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Miles, Matthew & Huberman. Analisis Data
Kualitatif. Penerjemah: Roehendi Rohidi.
Jakarta: UI Press, 1992.
Pendidikan Karakter: dalam Perspektif Teori
dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press,
2011.
253
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
e-mail: neysaamran@gmail.com
Abstrak Pendidikan di indonesia saat ini belum berjalan secara maksimal oleh karena itu
pendidikan karakter sangat diharapkan akan menjadi sebuah model yang akan
dibangkitkan kembali dalam pengembangan system pendidikan di Indonesia. Proses
Pembentukan karakter yang berkualitas perlu dibina sejak usia dini dan sudah harus
dimaksimalkan pada usia sekolah dasar. Potensi karakter yang baik sebenarnya telah
dimiliki tiap manusia sebelum dilahirkan, tetapi potensi tersebut harus terus-menerus
dibina melalui sosialisasi dan melalui proses pendidikan di sekolah. Usia sekolah dasar
merupakan masa dimana anak mampu meniru tingkah lalu konkrit setiap yang mereka
lihat sehingga ini sangat bermanfaat bagi pembentukan karakter setiap individu. Tujuan
pendidikan karakter di sekolah dasar untuk mengembangkan potensi kalbu dan hati
nurani peserta didik agar memiliki jiwa dan kepekaan social terhadap diri, keluarga dan
lingkungannya. Fungsi pendidikan karakter yaitu menumbuhkembangkan kemampuan
dasar peserta didik agar berpikir cerdas, berperilaku yang berakhlak, bermoral, dan
berbuat sesuatu yang baik, yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Sehingga peran pendidikan karakter di sekolah dasar memiliki posisi yang sangat urugen
dalam rangka peningkatan kemampuan peserta didik di dilihat dari kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik dan mampu memberikan nuansa tersendiri terhadap setiap
satuan pendidikan dalam berinteraksi dengan sesama siswa, guru, dan msyarakat.
254
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
255
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
256
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
lebih diberdayakan yang kemudian didukung akhlak mulia peserta didik secara utuh,
oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di terpadu, seimbang, dan sesuai dengan standar
sekolah yang memperkuat proses kompetensi lulusan. Melalui pendidikan
pembentukan tersebut. karakter diharapkan peserta didik mampu
a. Prinsip Pendidikan Karakter di secara mandiri meningkatkan dan
Sekolah Dasar menggunakan pengetahuannya dalam
Character Education Quality Standards mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan
merekomendaikan sebelas prinsip untuk akhlak mulia sehingga terwujud dalam
mewujudkan pendidikan karakter yang perilaku sehari-hari.
efektif, sebagai berikut: Tujuan pendidikan karakter menurut
1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika Puskur (2010) yaitu sebagai berikut:
sebagai basis karakter. 1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/
2) Mengidentifikasikan karakter secara afektif peserta didik sebagai manusia dan
komprehensif supaya mencakup warga negara yang memiliki nilai-nilai
pemikiran, perasaan dan perilaku. budaya dan karakter bangsa.
3) Mengguanakan pendekatan yang tajam, 2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku
proaktif dan efektif untuk membangun peserta didik yang terpuji dan sejalan
karakter. dengan nilai-nilai universal dan tradisi
4) Menciptakan komunitas sekolah yang budaya bangsa yang religious.
memiliki kepedulian. 3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan
5) Memberi kesempatan kepada siswa tanggung jawab peserta didik sebagai
untuk menunjukkan perilaku yang baik. generasi penerus bangsa.
6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum 4) Mengembangkan kemampuan peserta
yang bermakna dan menantang yang didik menjadi manusia yang mandiri,
menghargai semua siswa, membangun kreatif dan berwawasan kebangsaan.
karakter mereka dan membantu mereka 5) Mengembangkan lingkungan kehidupan
untuk sukses. sekolah sebagai lingkungan belajar yang
7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri aman, jujur, penuh kreativitas dan
para siswa. persahabatan, serta rasa kebangsaan yang
8) Memfungsikan seluruh staf sekolah tinggi dan penuh kekuatan.
sebagai komunitas moral yang berbagi Tujuan pendidikan karakter secara
tanggung jawab untuk pendidikan umum adalah untuk membangun dan
karakter yang setia kepada nilai dasar mengembangkan karakter peserta didik pada
yang sama. setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan
9) Adanya pembagian kepimpinan moral agar dapat menghayati dan mengamalkan
dan dukungan luas dalam membangun nilai-nilai luhur menurut ajaran agama dan
inisiatif pendidikan karakter. nilai-nilai luhur dari setiap butir sila
10) Memfungsikan keluarga dan anggota pancasila. Selain itu juga untuk meningkatkan
masyarakat sebagai mitra dalam usaha mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan
membangun karakter. Mengevaluasi yang mengarah pada pencapaian pendidikan
karakter sekolah, fungsi staf sekolah karakter dan akhlak mulia peserta didik
sebagai guru-guru karakter, dan secara utuh, terpadu dan seimbang.
manifestasi karakter positif dalam c. Fungsi Pendidikan Karakter di Sekolah
kehidupan siswa. Dasar
b. Tujuan Pendidikan Karakter di Pendidikan karakter adalah pendidikan
Sekolah Dasar budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan
Pendidikan karakter bertujuan untuk aspek pengetahuan (kognitif), sikap dan
meningkatkan mutu penyelenggaraan dan perasaan (afektif), dan tindakan (aksi). Tanpa
hasil pendidikan di sekolah yang mengarah ketiga aspek ini maka pendidikan karakter
pada pencapaian pembentukan karakter dan tidak akan efektif. Dengan pendidikan
257
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
karakter yang diterapkan secara sistematis 1) Optimalisasi peran guru dalam proses
dan berkelanjutan maka seorang anak akan pembelajaran.
menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi 2) Integrasi materi pendidikan karakter ke
ini adalah bekal dalam mempersiapkan anak dalam mata pelajaran.
menyongsong masa depan karena seseorang 3) Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan
akan lebih mudah dan berhasil menghadapi diri yang berwawasan pengembangan budi
segala macam tantangan hidup termasuk pekerti dan akhlak mulia.
tantangan untuk berhasil secara akademis. 4) Penciptaan lingkungan sekolah yang
Fungsi dari pendidikan karakter dan kondusif untuk tumbuh dan
budaya bangsa menurut Puskur (2010) adalah berkembangnya karakter peserta didik.
sebagai berikut: 5) Menjalin kerjasama dengan orang tua
1) Pengembangan yaitu pengembangan peserta didik dan masyarakat dalam
potensi peserta didik untuk menjadi pengembangan pendidikan karakter.
pribadi yang berperilaku baik. 6) Menjadi figur teladan bagi peserta didik.
2) Perbaikan yaitu memperkuat kiprah
Berdasarkan uraian di atas meberikan
pendidikan nasional untuk bertanggung
gambaran bahwa peranan guru dalam
jawab dalam pengembangan potensi
pengembangan pendidikan karakter di
peserta didik yang lebih bermartabat.
sekolah berkedudukan sebagai katalisator
3) Penyaring yaitu untuk menyaring
atau teladan, inspirator, motivator,
budaya bangsa sendiri dan budaya
dinamisator, dan evaluator. Dalam berperan
bangsa lain yang tidak sesuai dengan
sebagai katalisator, maka keteladanan
nilai budaya dan karakter budaya yang
seorang guru merupakan faktor mutlak dalam
bermartabat.
pengembangan pendidikan karakter peserta
Fungsi pendidikan karakter yaitu didik yang efektif, karena kedudukannya
menumbuhkembangkan kemampuan dasar sebagai figur atau idola yang ditiru oleh
peserta didik agar berpikir cerdas, berperilaku peserta didik. Peran sebagai inspirator berarti
yang berakhlak, bermoral, dan berbuat seorang guru harus mampu membangkitkan
sesuatu yang baik, yang bermanfaat bagi diri semangat peserta didik untuk maju
sendiri, keluarga dan masyarakat. Peran Guru mengembangkan potensinya. Peran sebagai
dalam Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar motivator, mengandung makna bahwa setiap
Dalam pengembangan karakter peserta didik guru harus mampu membangkitkan
di sekolah, guru memiliki posisi yang semangat, etos kerja, dan potensi yang luar
strategis sebagai pelaku utama. Guru biasa pada diri peserta didik. Peran sebagai
merupakan sosok yang bisa ditiru atau dinamisator, bermakna setiap guru memiliki
menjadi idola bagi peserta didik. Guru bisa kemampuan untuk mendorong peserta didik
menjadi sumber inpirasi dan motivasi peserta ke arah pencapaian tujuan dengan penuh
didiknya. Sikap dan prilaku seorang guru kearifan, kesabaran, cekatan, cerdas dan
sangat membekas dalam diri siswa. Sehingga menjunjung tinggi spiritualitas. Sedangkan
ucapan, karakter dan kepribadian guru peran guru sebagai evaluator, berarti setiap
menjadi cermin siswa. Dengan demikian guru guru dituntut untuk mampu dan selalu
memiliki tanggung jawab besar dalam mengevaluasi sikap atau prilaku diri, dan
menghasilkan generasi yang berkarakter, metode pembelajaran yang dipakai dalam
berbudaya, dan bermoral. pengembangan pendidikan karakter peserta
Ada beberapa strategi yang dapat didik, sehingga dapat diketahui tingkat
memberikan peluang dan kesempatan bagi efektivitas, efisiensi, dan produktivitas
guru untuk memainkan peranannya secara programnya.
optimal dalam hal pengembangan pendidikan d. Dampak Pendidikan Karakter di
karakter peserta didik di sekolah, sebagai Sekolah Dasar
berikut: Pendidikan karakter adalah pendidikan
budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan
258
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
aspek pengetahuan (cognitive), perasaan kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat
(feeling), dan tindakan (action). Menurut mengontrol emosinya. Anak-anak yang
Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia
maka pendidikan karakter tidak akan efektif, prasekolah, dan kalau tidak ditangani akan
dan pelaksanaannya pun harus dilakukan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para
secara sistematis dan berkelanjutan. Dengan remaja yang berkarakter akan terhindar dari
pendidikan karakter, seorang anak akan masalah-masalah umum yang dihadapi oleh
menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba,
adalah bekal terpenting dalam miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.
mempersiapkan anak menyongsong masa Seiring sosialisasi tentang relevansi
depan, karena dengannya seseorang akan pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu
dapat berhasil dalam menghadapi segala dekat tiap sekolah bisa segera
macam tantangan, termasuk tantangan untuk menerapkannya, agar nantinya lahir generasi
berhasil secara akademis. bangsa yang selain cerdas juga berkarakter
Beberapa penelitian bermunculan dari sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama.
beberapa penemuan penting mengenai hal ini 2.2. Peningkatan Mutu Pendidikan
diterbitkan oleh sebuah buletin, Character Karakter pada Jenjang Pendidikan Dasar.
Educator, yang diterbitkan oleh Character Pelaksanaan pendidikan di Indonesia,
Education Partnership. Dalam buletin serta implementasi pembelajaran dan
tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr. penilaian di sekolah, tujuan pendidikan
Marvin Berkowitz dari University of sebenarnya dapat dicapai dengan baik.
Missouri-St. Louis, menunjukan peningkatan Sebagai upaya untuk meningkatkan
motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi kesesuaian dan mutu pendidikan karakter,
akademik pada sekolah-sekolah yang Kementerian Pendidikan Nasional
menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas mengembangkan grand design pendidikan
yang secara komprehensif terlibat dalam karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan karakter menunjukkan adanya satuan pendidikan. Grand design menjadi
penurunan drastis pada perilaku negatif siswa rujukan konseptual dan operasional
yang dapat menghambat keberhasilan pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian
akademik. Sebuah buku yang berjudul pada setiap jalur dan jenjang
Emotional Intelligence and School Success pendidikan. Pengembangan dan
(Joseph Zins, et.al, 2001) mengkompilasikan implementasi pendidikan karakter perlu
berbagai hasil penelitian tentang pengaruh dilakukan dengan mengacu pada grand
positif kecerdasan emosi anak terhadap design tersebut. Konfigurasi karakter dalam
keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa konteks totalitas proses psikologis dan sosial-
ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kultural tersebut dikelompokan menjadi:
kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor a. Olah hati (spiritual and emotional
resiko yang disebutkan ternyata bukan development)
terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada b. Olah pikir (intellectual development)
karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan c. Olah raga dan kinestetik (physical and
bekerja sama, kemampuan bergaul, kinestetic development)
kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan d. Olah rasa dan karsa (affective and
kemampuan berkomunikasi. creativity development)
Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel Sebagai mana termuat dalam UU No 20
Goleman tentang keberhasilan seseorang di Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
masyarakat, ternyata 80 persen dipengaruhi Nasional pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan
oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen bahwa jalur pendidikan terdiri atas
ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak- pendidikan formal, nonformal, dan informal
anak yang mempunyai masalah dalam yang dapat saling melengkapi dan
kecerdasan emosinya, akan mengalami memperkaya. Pendidikan informal adalah
259
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. sejumlah nilai moral, dan norma, seperti jujur,
Selama ini, pendidikan informal terutama berani bertindak, dapat dipercaya, hormat
dalam lingkungan keluarga belum pada orang lain, disiplin, mandiri, kerja keras,
memberikan kontribusi berarti dalam dan kreatif.
mendukung pencapaian kompetensi dan Pendidikan karakter di nilai sangat
pembentukan karakter peserta didik. penting untuk di mulai pada anak usia dini
Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang karena pendidikan karakter adalah proses
relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang pendidikan yang ditujukan untuk
tua dalam mendidik anak di lingkungan mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku
keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan yang memancarkan akhlak mulia atau budi
sekitar, dan pengaruh media elektronik pekerti luhur. Sejatinya pendidikan karakter
ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap ini memang sangat penting dimulai sejak dini.
perkembangan dan pencapaian hasil belajar Sebab falsafah menanam sekarang menuai
peserta didik. Salah satu alternatif untuk hari esok adalah sebuah proses yang harus
mengatasi permasalahan tersebut adalah dilakukan dalam rangka membentuk karakter
melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu anak bangsa. Pada usia kanak-kanak atau
memadukan dan mengoptimalkan kegiatan yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai
pendidikan informal lingkungan keluarga usia emas (golden age) terbukti sangat
dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam menentukan kemampuan anak dalam
hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah mengembangkan potensinya. Dari sini, sudah
perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari
hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam dalam keluarga, yang merupakan lingkungan
pembentukan karakter peserta didik. pertama bagi pertum¬buhan karakter anak.
Pendidikan formal adalah jalur Setelah keluarga, di dunia pendidikan
pendidikan melalui bangku sekolah. Sebagai karakter ini sudah harus menjadi ajaran wajib
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan sejak sekolah dasar.
karakter diantaranya: pendidikan karakter Anak-anak adalah generasi yang akan
harus mengandung nilai-nilai moral, menentukan nasib bangsa di kemudian hari.
pendidikan karakter juga harus melibatkan Karakter anak-anak yang terbentuk sejak
aspek moral knowing, moral feeling, dan sekarang akan sangat menentukan karakter
moral action, penerapan kurikulum bangsa di kemudian hari. Karakter anak-anak
pendidikan karakterpun harus terlaksana, akan terbentuk dengan baik, jika dalam proses
menerapkan konsep DAP (Developmentally tumbuh kembang mereka mendapatkan
Appropriate Practices), menggunakan sistem cukup ruang untuk mengekspresikan diri
pembelajaran terpadu yang berbasis karakter, secara leluasa.
pendidikan karakter harus sesuai dengan Pendidikan karakter bertujuan untuk
tahapan perkembangan moral anak, selain itu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
juga perlunya kerjasama dengan orang tua hasil pendidikan di sekolah yang mengarah
murid (co-parenting). pada pencapaian pembentukan karakter dan
1.3. Urgensi Pendidikan Karakter akhlak mulia peserta didik secara utuh,
Pendidikan karakter saat ini sangat terpadu, dan seimbang, sesuai standar
diperlukan dikarenakan saat ini bangsa kompetensi lulusan. Melalui pendidikan
Indonesia sedang mengalami krisis karakter karakter diharapkan peserta didik mampu
dalam diri anak bangsa. Karakter dalam hal secara mandiri meningkatkan dan
ini adalah watak, tabiat, akhlak, atau menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
kepribadian seseorang yang terbentuk dari menginternalisasi serta mempersonalisasi
hasil internalisasi berbagai kebajikan yang nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga
diyakini dan digunakan sebagai landasan terwujud dalam perilaku sehari-hari. Selain
untuk cara pandang, bepikir, bersikap, dan itu pendidikan karakter mengarah pada
bertindak. Kebajikan tersebut berupa pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-
260
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
REFERENSI
Lepiyanto, A. 2011. Membangun
Karakter Siswa dalam Pembelajaran
Biologi. Jurnal Bioedukasi,2(1): 73-
80.
Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan
Karakter. Jakarta: Indonesia Heritage
Fondation.
Tirtarahardja, Umar. dkk. 2008. Pengantar
Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Afrizon R, Ratnawulan, Fausi A, 2012.
Peningkatan Perilaku Berkarakter
Dan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Kelas Ix Mtsn Model Padang
Pada Mata Pelajaran Ipa-Fisika
261
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan Hotel
Remcy, Makasar, April 21 2018
Tarman A. Arif
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendekripsikan struktur teks dan kalimat dalam
SMS mahasiswa, variasi bahasa dalam SMS mahasiswa, dan faktor-faktor yang
memengaruhi pemakaian bahasa dalam SMS mahasiswa PGSD UnismuhMakassar.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif yang terdiri
atas;: (1) desain penelitian, (2) batasan istilah, (3) data dan sumber data, (4)teknik
pengumpulan data, (5) teknik analisis data, dan (6) pengecekan keabsahan data. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. membaca serta
mengidentifikasi variasi bahasa pada SMS mahasiswa. b. mencatat penggunaan variasi
bahasa yang diperoleh dari handphone mahasiswa. Teknik analisis data dalam
penelitian ini yaitu: 1) Mengidentifikasi variasi bahasa pada SMS mahasiswa Unismuh
Makassar 2) Mengklasifikasi jenis variasi bahasa pada SMS mahasiswa. 3)
Mendeskripsikan setiap jenis variasi bahasa yang digunakan mahasiswa Unismuh
Makassar yang disertai uraian–uraian atau penjelasan. Bahasa SMS dan bahasa Gaul
mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia yang berkenaan dengan struktur teks pada
kata dan kalimat, variasi bahasa yang berlebihan (kelogisan), dan keuniversalan;
terdapat tiga style khas bahasa SMS yang menjadi fokus kajian paper ini yaitu (1) style
grammatika, (2) style leksikon, dan (3) style grafologinya; terdapat dua style khas
bahasa SMS yang berhubungan dengan gramatika, antara lain: (1) Style Elipsis (S-E),
dan Style Penggunaan Konjungsi Unik (SPKU); ditemukan dua style khas bahasa SMS
yang berhubungan dengan leksikon, yaitu: (1) Style Language Mixing (S-Lamix) dan
(2) Style Bahasa Gaul (SBG); Bahasa SMS dan bahasa Gaul tidak dapat dikaji
berdasarkan kebakuan bahasa.
262
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
berbahasa yang paling umum pada manusia kalimat, dan tata wacana, yang dapat
adalah berbicara dan menyimak. Kahadiran menampakkan bunyi sebagai satuan
bunyi bahasa lebih dulu daripada kehadiran ketatabahasaan. Dalam organisasi tata
tulisan. Sehubungan dengan itu, Bloomfied bahasa, peringkat yang paling tinggi adalah
(dalam Wardihan, 2002:8) menyatakan wacana, kalimat, kemudian diikuti oleh
bahwa bahasa pada hakikatnya adalah lisan klausa, frasa atau kelompok kata (group),
(oral). kata morfem. Setiap tataran yang lebih tinggi
Ada kecenderungan orang menganggap terbentuk dari satu atau lebih satuan pada
bunyi dan tulisan sebagai unsur pembeda tataran di bawahnya. Kata, misalnya dapat
bahasa, sehingga dipahami adanya bahasa tersusun dari satu morfem, seperti aku yang
lisan dan bahasa tulisan. Akan tetapi, kalau berasal dari satu morfem (aku) atau mengaku
perbedaan seperti itu diberlakukan, haruslah yang berasal dari dua morfem, yaitu (meN-)
dipahami pula bahwa bahasa lisan itu bersifat dan (aku).
primer dan bahasa tulisan itu sekunder. Orang Uraian di atas memberikan alasan
dapat berbahasa tanpa mengenal tulisannya yang kuat bahwa bahasa di samping bersifat
(Kridalaksana, 1982:30). sitematis, juga bersifat sistemis. Satu hal yang
menarik adalah kenyataan bahwa semua
2. Sistematis, Sistemis dan Kompleks
subsistem dalam bahasa itu beroperasi
Bahasa memiliki sifat sistematis, yang
serempak dalam perwujudan bahasa sebagai
berarti bahwa dalam bahasa itu terdapat
sistem.
aturan atau kaidah. Beroperasinya bahasa
Bahasa itu komplit. Di dalamnya ada
selalu terkait pada aturan-aturan atau kaidah-
semua alat yang diperlukan untuk
kaidah bahasa yang berlaku. Karena itu, juga
mengomunikasikan seluruh pengalaman dan
dapat dikatakan bahwa bahasa lisan itu
gagasan kepada orang lain. Meskipun dalam
teratur.
bahasa Kawi tidak dijumpai kata radio, di
Sistem yang berlaku pada bahasa,
dalamnya ada elemen yang memungkinkan
bukanlah sistem yang sederhana. Di dalam
pemakai bahasa itu untuk melukiskan makna
sistem itu terdapat subsistem. Berdasarkan
radio sebagai "sebuah kotak yang bisa
tatarannya, subsistem itu mencakup (1)
berbicara, menangis, menyanyi, dan
subsistem bunyi, (2) subsistem gramatika, (3)
memainkan wayan semalam suntuk".
subsistem leksikon. Hal itu yang disebut
dengan istilah sistemis. Hal itu sejalan 3. Arbitrer dan simbol
pernyataan Boey (dalam Wardihan, 2002:9). Ciri arbitrer ini tampak pada hubungan
Dikatakannya bahwa setiap bahasa memiliki antara lambang dengan yang dilambangkan
struktur ganda (dual structure) yang berarti dalam pengertian bahwa tidak ada hubungan
bahwa dalam bahasa manusia terdapat dua langsung antara lambang dan yang
tataran dalam struktur korelasian yang dilambangi. Dalam bahasa Indonesia, kata
sistematis. Dengan kata lain, setiap bahasa pencuri melambangi "orang yang beroperasi
terdiri atas dua subsistem. Subsistem yang mengambil milik orang tanpa minta izin dan
pertama adalah satuan-satuan yang bermakna. tanpa setahu pemiliknya". Tidak dapat dinalar
Subsistem yang kedua subsistem bunyi yang mengapa lambang yang digunakan adalah
tidak mengandung makna, tatapi bunyi-bunyi kata pencuri, dan bukan kata perampok,
itu membentuk satuan-satuan yang bermakna. pengambil, pembajak. Pelambang seperti itu
Boey (dalam Wardihan, 2002:9) mengatakan dalam bahasa Inggris disebut thief. Mengapa
bahwa bahasa adalah ujaran (speech) dalam pelambangnya demikian? Tidak dapat
pengertian bahwa bahasa merupakan sistem dijawab karena tidak ada hubungan logis
bunyi yang berhubungan dengan sistem antara lambang dan yang dilambangi itu.
makna. Dalam objek atau pengalaman yang mana
Para linguist, seperti Halliday (1985:36) pun tidak didapati sifat-sifat yang berpautan
membedakan satuan-satuan fonologi. Dalam yang menuntut kita untuk melekatkan
bahasa Indonesia dengan unsur tata bahasa lambang-lambang verbal pada objek dan
dapat dibentuk tata bunyi, tata kata, tata pengalaman itu. Kita menggunakan kata
264
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
burung untuk menunjukkan binatang yakni arbitrer, tetapi tidak dapat dijelaskan
vertebrata yang bersayap dan bertelur. Orang mengapa begitu?
Inggris menggunakan kata bird, orang Arab:
4. Konvensional
teorun, orang Bugis: manuk-manuk, orang
Seperti telah disinggung pada butir 3 di
Belanda: voget.
atas bahwa sifat arbitrer itu berlaku secara
Lambang-lambang bahasa itu
sosial, tidak secara individual. Sifat itu
menggambarkan objek-objek yang konkret,
merupakan hasil kesepakatan masyarakat.
berbagai kegiatan, pengalaman, dan gagasan.
Karena itulah, bahasa dapat disebut bersifat
Kata-kata itu hanyalah merupakan lambang-
konvensional sebagai sifat hasil kesepakatan.
lambang benda nyata. Sifat-sifat simbolis
Hal yang perlu dipahami adalah kenyataan
yang dimiliki bahasa itu memungkinkan kita
bahwa kesepakatan itu bukanlah formal yang
mengabsraksikan ide-ide dan pengalaman,
dinyatakan melalui musyawarah, sidang,
berbicara tentang Grand Canyon, Kutub
rapat, atau kongres, atau rapat raksasa untuk
Utara, Arafat, bahkan tentang surga dan
menentukan lambang tertentu.
neraka, meskipun belum pernah
Walaupun forum formal tidak ada, setiap
mengalaminya secara langsung.
pemakai bahasa tunduk kepada kesepakatan
Pelambangan seperti di atas tidaklah
atau konvensi itu. Disadari atau tidak,
bersifat individual. Tidak ada peluang bagi
pemakai bahasa sudah melakukan hal itu.
setiap individu untuk menciptakan satuan
Pelambangan yang menyimpang
bahasa sekehendaknya. Sifat arbitrer itu
menyebabkan bahasa yang digunakan
hanya berlaku dalam masyarakat bahasa
seseorang menjadi tidak komunikatif.
dalam bentuk kesepakatan atau konvensi.
Jadi, masyarakat haruslah secara sewenang- 5. Unik dan Universal
wenang menentukan lambang-lambang Setiap bahasa memiliki ciri khasnya
dalam bahasa dan menentukan wujud yang sendiri yang tidak terdapat pada bahasa lain.
dilambangi oleh lambang-lambang itu. Dengan kata lain, setiap bahasa memiliki ciri-
Lambang-lambang yang dapat ciri yang diskrit, yang memberikan identitas
dihubungkan dengan alam atau peristiwa diri sebagai bahasa yang berbeda dari yang
alam sering digunakan orang untuk lain. Kata ulang dwisana, misalnya
membantah sifat arbitrernya bahasa itu. Kata- merupakan ciri khas yang tardapat dalam
kata ironis seperti cicak, tokek, cicit, dan bahasa Madura, seperti kata ion, nak-kanak,
kokok dalam bahasa Indonesia, atau kata-kata reng-oreng, dan lain-lain. Keunikan itu akan
seperti keplak, gebuk, dan cemeng dalam tampak pada semua subsistem. Jumlah dan
bahasa Jawa merupakan kata-kata yang jenis vokal dalam bahasa lain. Dalam bahasa
berhubungan dengan alam atau peristiwa Inggris, misalnya terdapat bunyi /e/ pada kata
alam. Akan tetapi, hal itu tidak dapat dipakai think dan tank yang tidak terdapat dalam
sebagai pegangan untuk menyatukan bahwa bahasa Indonesia.
lambang dan dilambangi itu memilki Di samping memiliki ciri yang unik,
hubungan logis. Di samping jumlahnya bahasa atau setiap bahasa memilki ciri-ciri
sangat terbatas (Kridalaksana, 2001:31), yang berlaku pada semua bahasa. Misalnya,
peristiwa alam yang sama tidak selalu pada setiap bahasa terdapat, unsur-unsur
menghasilkan lambang yang sama. Dalam bunyi yang terpilah menjadi dua yakni, vokal
peristiwa alam, bunyi letusan tembakan, lahir dan konsonan. Bunyi-bunyi pada setiap
kata tam dalam bahasa Belanda dan Inggris. bahasa akan dipengaruhi oleh lingkungan
Dalam bahasa Indonesia bukan kata tam yang distribusinya. Bunyi-bunyi bahasa itu bersifat
muncul, melainkan kata dor. Dalam peristiwa simetris, setiap bahasa memilki satuan
bunyi kucing lahir kata meauw dalam bahasa gramatika, seperti morfem, kata, frasa,
Inggris, dan kata meong dalam bahasa Bugis. klausa, dan kalimat. Dari segi jenis kalimat,
Mengapa dalam peristiwa alam yang sama setiap bahasa memilki jenis kalimat berita,
lahir kata-kata yang berbeda atau lambang- kalimat tanya, dan kalimat perintah.
lambang yang tidak sama? Jawabannya jelas, Ciri-ciri universal bahasa telah
mendapatkan perhatian khusus dalam
265
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
linguistik. Linguistik yang mengadakan bangsa dan karena itulah semua wujud
kajian ciri-ciri bahasa yang bersifat universal penjajahan harus dihapuskan".
itu disebut linguistik universal. b. Ragam resmi, ragam ini digunakan
dalam situasi resmi, situasi kedinasan
6. Beragam
suatu lembaga. Misalnya, ragam
Perwujudan bahasa tidaklah monolitik,
bahasa yang digunakan oleh presiden
satu wujud yang menunjukkan keseragaman.
dalam rapat atau sidang DPR/MPR.
Dengan kata lain, bahasa itu beragam. Ragam
c. Ragam usaha, ragam ini digunakan
bahasa bermacam-macan, tergantung pada
pada konteks usaha, seperti pada
dasar klasifikasinya. Berdasarkan masyarakat
pembicaraan di sekolah, di perusahaan,
pemakainya, terdapat ragam yang disebut
melakukan transaksi, dan lain-lain.
sosiolek. Berdasarkan klasifikasi itu terdapat
d. Ragam santai, ragam bahasa yang
ragam bahwa masyarakat terdidik, ragam
digunakan dalam situasi santai
bahasa petani, dan lain-lain. Istilah sosiolek
antarperson yang sudah akrab, seperti
itu sebenarnya kurang begitu populer, dan
ragam bahasa yang digunakan sewaktu
Samsuri (1981: 17) menyebut ragam bahasa
berekreasi, berolah raga, dan lain-lain.
yang demikian itu sebagai dialek. Jadi,
e. Ragam akrab, ragam bahasa yang
menurut Samsuri terdapat dua kategori dialek
digunakan dalam situasi yang sangat
berdasarkan wilayah daerah pemakainya dan
akrab (intim), seperti ragam bahasa
dialek berdasarkan kelompok masyarakat
yang dipergunakan dalam lingkungan
pemakainya. Pada umumnya, istilah
keluarga atau antar person yang tingkat
dikenakan pada ragam bahasa didasarkan
hubungannya sudah seperti keluarga.
wilayah pemakainya.
Ragam bahasa ini tidak diwujudkan
Bahasa juga beragam karena tingkat
dalam bentuk yang lengkap dengan
formalitas pemakaiannya. Menurut Joss,
artikulasi yang jelas. Kalimat-
(dalam Nababan, 1979: 11) bahwa ragam
kalimatnya cukup pendek.
bahasa didasarkan tingkat formalitas
Perbedaan di antara ragam-ragam tersebut
pemakaiannya dapat digolongkan menjadi
tampak pada berbagai tataran bahasa.
lima macam, yaitu: (1) ragam beku (frozen),
Perbedaan itu tampak pada pilihan kata,
(2) ragam resmi (formal), (3) ragam usaha
bentuk kata, bentuk kalimat, prosodi, dan
(consultative), (4) ragam santai (casual), dan
bahkan pada wujud kinesis penuturnya. Gaya
(5) ragam akrab (intimate), dengan penjelasan
santai, misalnya merupakan gaya yang
masing-masing sebagai berikut.
digunakan oleh penutur ketika dia
a. Ragam beku, ragam yang paling resmi
menggunakan ragam santai.
yang dijumpai dalam situasi yang
Kelas sosial sering juga dijadikan dasar
khidmat dan upacara yang sangat
untuk mengklasifikasikan ragam bahasa. Di
resmi. Sesuai dengan namanya, ragam
Nerwich misalnya, ditemukan lima ragam
beku itu tidak boleh diubah. Ragam
bahasa berdasarkan kelas sosialnya, yakni:
beku itu dapat dilihat pada dokumen
(1) ragam bahasa kelas atas, (2) ragam bahasa
bersejarah, seperti dalam pembukaan
kelas menengah atas, (3) ragam bahasa kelas
Undang-undang Dasar 1945. Kalimat
menengah, (4) ragam bahasa kelas menengah
pertama dalam pembukaan Undang-
bawah, dan (5) ragam bahasa kelas bawah
undang tersebut, misalnya yang
(Kridalaksana dalam Koentjono, 1982:3).
diredaksikan dengan: "Bahwa
Sudah jelas bahwa, setiap bahasa pasti
sesungguhnya kemerdekaaan itu ialah
beragam. Persoalannya adalah mengapa
hak segala bangsa, dan oleh sebab itu
demikian? Kridalaksana (dalam Koentjono,
maka penjajahan di atas dunia harus
1982:3) juga menyatakan bahwa keragaman
dihapuskan karena tidak sesuai dengan
bahasa disebabkan oleh kenyataan bahwa
perikemanusiaan dan perikeadilan".
bahasa itu dipakai oleh kelompok manusia.
Tidak dapat diganti dengan
Karena kelompok manusia banyak (ada laki-
"Kemerdekaan itu adalah hak semua
laki dan perempuan, ada tua dan muda, ada
266
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
267
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
268
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
jumlahnya relatif, yang berada pada suatu jargon, argot, dan ken (Chaer, dan Agustina,
tenipat, wilayah, atau area tertentu. 2004:66).
Umpamanya, bahasa Bugis dialek Palakka, Adapun penjelasan tentang variasi bahasa
Wajo, Rappang, dan sebagainya. tersebut adalah sebagai berikut:
(1) akrolek adalah variasi sosial yang
c. Variasi bahasa kronolek atau dialek
dianggap lebih tinggi atau lebih
temporal
bergengsi dari variasi sosial lainya
Bahasa kronolek atau dialek temporal
misalnya: Bokap (panggilan untuk
adalah variasi bahasa yang digunakan oleh
Ayah);
sekelompok sosial pada masa tertentu.
(2) basilek adalah variasi sosial yang
Umpamanya, variasi bahasa Indonesia pada
dianggap kurang bergengsi atau
masa tahun tiga puluhan, variasi bahasa pada
bahkan dipandang rendah;
tahun lima puluhan, dan variasi bahasa pada
(3) vulgal adalah variasi sosial yang ciri-
masa kini.
cirinya tampak pada pemakai
d. Variasi bahasa sosiolek bahasa yang kurang terpelajar atau
Variasi bahasa sosiolek adalah variasi dari kalangan yang tidak
bahasa yang berkenaan dengan status, berpendidikan, misalnya: resek;
golongan, dan kelas sosial para penuturnya. (4) slang adalah variasi sosial yang
Variasi bahasa ini menyangkut semua bersifat khusus dan rahasia;
masalah pribadi para penuturnya, seperti usia, (5) kolokial adalah variasi sosial yang
pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat digunakan dalam percakapan
kebangsawanan, keadaan sosial ekonomi, dan sehari-hari yang cenderung
sebagainya. menyingkat kata karena bukan
1) Variasi bahasa berdasarkan usia merupakan
masyarakatnya. bahasa tulis. Misalnya dok (dokter),
Perbedaan variasi bahasa yang digunakan prof (profesor), let (letnan), dl!;
oleh raja (keturunan raja) dengan masyarakat (6) jargon adalah variasi sosial yang
biasa dalam bidang kosakata, seperti kata digunakan secara terbatas oleh
mati digunakan untuk masyarakat biasa, kelompok sosial tertentu. Misalnya,
sedar.gkan para raja menggunakan kata para tukang batu dan bangunan
mangkat. dengan istilah disiku, ditimbang, dll;
(7) argot adalah variasi sosial yang
2) Variasi bahasa berdasarkan tingkat digunakan secara terbatas oleh
ekonomi para penutur profesi tertentu dan bersifat rahasia.
Variasi bahasa berdasarkan tingkat Misalnya, bahasa para pencuri dan
ekonomi para penutur adalah variasi bahasa tukang copet daun dalam arti uang;
yang memunyai kemiripan dengan variasi (8) broken adalah variasi sosial yang
bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan bernada memelas, dibuat merengek-
hanya saja tingkat ekonomi bukan mutlak rengek penuh dengan kepura-puraan.
sebagai warisan sebagaimana halnya dengan Misalnya, variasi bahasa para
tingkat kebangsawanan. Misalnya, seseorang pengemis
yang memunyai tingkat ekonomi yang tinggi
akan memunyai variasi bahasa yang berbeda 2. Variasi bahasa dari segi pemakaian
dengan orang yang memunyai tingkat Nababan (dalam Chaer dan Agustina,
ekonomi lemah. 2004:68) mengatakan
bahwa variasi bahasa berkenaan dengan
3) Variasi bahasa berdasarkan tingkat pemakaian atau fungsinya disebut fungsiolek
golongan atau register adalah vatiasi bahasa yang
Variasi bahasa berdasarkan tingkat menyangkut bahasa itu digunakan untuk
golongan, status dan kelas sosial para keperluan atau bidang apa. Misalnya bidang
penuturnya dikenal adanya variasi bahasa jurnalistik, militer, pertanian, perdagangan,
akrolek, basilek, vulgal, slang, kolokial, pendidikan, dan sebagainya.
269
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Variasi bahasa dari segi pemakaian ini Gaya atau ragam akrab adalah variasi
yang paling tampak cirinya adalah dalam hal bahasa yang biasa digunakan oleh para
kosakata. Setiap bidang kegiatan biasanya penutur yang hubungannya sudah akrab antar
memunyai kosakata khusus yang tidak anggota keluarga atau antar teman yang sudah
digunakan dalam bidang lain. Misalnya, karib.
bahasa dalam karya sastra biasanya menekan
4. Variasi bahasa dari segi sarana
penggunaan kata dari segi estetis sehirigga
Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi
dipilih dan digunakanlah kosakata yang tepat.
sarana atau jalur yang digunakan. Misalnya,
Ragam bahasa jurnalistik juga memunyai
telepon, telegraf, radio yang menunjukkan
ciri tertentu, yakni bersifat sederhana,
adanya perbedaan dari variasi bahasa yang
komunikatif, dan ringkas. Sederhana karena
digunakan, salah satunya adalah ragam atau
harus dipahami dengan mudah komunikatif
variasi bahasa lisan dan bahasa tulis yang
karena jurnalis harus menyampaikan berita
pada kenyataannya menunjukan struktur yang
secara tepat serta ringkas karena
tidak sama.
keterbatasasan ruang (dalam media cetak),
dan keterbatasan waktu (dalam media E. Peranan Media
elektronik). Intinya ragam bahasa yang Media massa (cetak atau elektronik) setiap
dimaksud di atas, adalah ragam bahasa yang hari mengunjungi masyarakat dengan
menunjukkan perbedaan ditinjau dari segi menggunakan sarana bahasa Indonesia. Oleh
siapa yang menggunakan bahasa tersebut. karena itu, media massa memiliki fungsi yang
amat strategis dalam upaya pengembangan
3. Variasi bahasa dari segi keformalan
atau pembinaan bahasa Indonesia. Bahkan,
Variasi bahasa berdasarkan tingkat
serin terjadi media massa dijadikan acuan
keformalannya, Chaer dan Agustina
dalam penggunaan bahasa Indonesia.
(2004:700) membagi variasi bahasa atas lima
Mengingat fungsi yang begitu strategis,
macam gaya, yaitu:
pembinaan dan pengembangan bahasa
a. Gaya atau ragam beku (frozen); Indonesia perlu memanfaatkan media massa,
Gaya atau ragam beku adalah variasi baik cetak maupun elektronik.
bahasa yang paling formal, yang digunakan Dalam hubungan dengan pengembangan
pada situasi-situasi hikmat, misalnya dalam bahasa Indonesia, media massa dapat
upacara kenegaraan, khotbah dimasjid, dan mengambil peran dalam penggalian dan
sebagainya. penyebarluasan kosakata dari khazanah
budaya daerah. Penggalian budaya daerah ke
b. Gaya atau ragam resmi (formal);
dalam bahasa Indonesia itu akan memperkaya
Gaya atau ragam resmi adalah variasi
kosakata bahasa Indonesia yang sekaligus
bahasa yang biasa digunakan pada pidato
mengimbangi laju pertumbuhan kosakata
kenegaraan, rapat dinas, dan sebagainya.
bahasa Indonesia dari penyerapan kosakata
c. Gaya atau ragam usaha (konsultatif); bahasa asing.
Gaya atau ragam usaha atau ragam Selama pengungkapan budaya daerah
konsullatif adalah variasi bahasa yang lazim tersebut belum terdapat dalam kosakata
dalam pembicaraan biasa di sekolah, atau bahasa Indonesia, pengambilan kosakata
pembicaraan yang berorientasi pada hasil atau bahasa daerah tersebut akan memperkaya
produksi. kosa kata bahasa Indonesia. Misalnya, kata
d. Gaya atau ragam santai (casual); kaharingan, gambut, dan mandau adalah
Variasi bahasa ragam santai adalah ragam contoh pengangkatan kosakata bahasa daerah
bahasa yang digunakan dalam situasi yang yang memperkaya bahasa Indonesia. Dengan
tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan kata lain, media massa memiliki peran yang
keluarga atau teman karib pada waktu amat penting dalam pengayaan kosakata
istirahat dan sebagainya. bahasa Indonesia sekaligus
penyebarluasannya ke masyarakat Indonesia
e. Gaya atau ragam akrab (intimate); di luar wilayah bahasa daerah yang
270
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
271
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
F. Pengecekan Keabsahan Data Indonesia yaitu bahasa yang lazim dibuat dan
Pengecekan keabsahan bermaksud digunakan manusia dalam berkomunikasi
menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur yang selain melalui SMS.
sangat relevan dengan persoalan yang sedang
2. Aspek Gramatikal
dicari dan kemudian merincinya. Triangulasi
adalah teknik yang diperlukan untuk a. Style Elipsis (S-E)
pemeriksaan data yang memanfaatkan sesua- Bentuk wacana pada aspek gramatikal
tu yang lain di luar data ini untuk keperluan berupa elipsis (pelesapan) menjadi ciri khas
pengecekan sebagai pembanding terhadap dari teks SMS. Bila merujuk pada penulisan
data yang didapatkan. Penelitian ini surat, pelesapan kata, frasa atau bahkan
mengunakan uji triangulasi sumber teman klausa dalam SMS sangat mungkin terjadi. Di
sejawat yaitu mengetahui kebenaran data bawah ini adalah teks SMS percakapan
yang diperoleh dengan memilih teman yang mahasiswa PGSD Universitas
berkompeten dengan penelitian ini. Muhammadiyah Makassar yang di dalamnya
Pengecekan melalui teman sejawat dapat terdapat pelesapan beberapa satuan
dilakukan dengan cara mengekspos hasil lingualnya. Kata atau frasa dalam kurung
sementara atau hasil akhir yang diperoleh adalah satuan lingual yang dilesapkan. Style
dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan konvensional percakapan mahasiswa melalui
sejawat. surat yang ada pada kolom sebelah kanan.
Style SMS Style Surat
HASIL PENELITIAN Konvensional
A. Penyajian Data 1a. Assalmualaikum. 1b. Assalamu’alaikum
Pada bagian ini dipaparkan data tentang Bapak saya mohon izin wr. wb. Dengan hormat,
pengaruh SMS dan bahasa Gaul Mahasiswa hari ini (saya) tidak saya mohon izin untuk
PGSD Universitas Muhammadiyah
dapat mengikuti mk hari ini saya tidak dapat
Makassar. Pengaruh pembentukan kata
Bapak, berhubung mengikuti matakuliah
terjadi karena mahasiswa menerjemahkan
sedang dluar kota. atas Bapak, karena sedang
bahasa SMS yang relatif singkat dan
pengertianx berada di luar kota. Atas
dianggapnya representatif yang ada
padanannya dalam bahasa Indonesia. (dihaturkan) trima pengertiannya
kasih dihaturkan terima kasih
1. Style Bahasa SMS
Aspek gaya bahasa yang ditemukan dalam 2a. Selamat pg.. Salam 2b. Selamat pagi. Salam
bahasa SMS ini, baik dalam bentuk style sejhtra utk bpk..sya sejahtera untuk bapak.
pesan, pemilihan kata, grammatikal, isi dari
mhswa bpk kLas C, Saya mahsiswa bapak
teks SMS, maupun cara penyampaian pesan
mhn maap (saya) tidak kelas C, mohon maaf
yang ada di dalam SMS tersebut. Style aspek-
dpt ikut kulyah bpk hari saya tidak dapat
aspek SMS inilah yang menyebabkan pada
ini. Krn ksehatan sy mengikuti kuliah Bapak
penelitian ini dilakukan, aspek-aspek yang
dibahas, dibatasi pada beberapa aspek trganggu. (Jamaluddin) hari ini karena kesehatan
Struktur, gaya bahasa dan pengaruhnya saya terganggu.
terhadap penggunaan bahasa Indonesia saja (Asfari, 2009)
antara lain: (1) aspek gramatikal, (2) aspek Pada data 1a, terdapat satuan lingual
leksikal, (3) dan aspek grafologisnya saja. ”saya” dan “saya haturkan” yang mengalami
Aspek-aspek gaya bahasa SMS yang pelesapan. Demikian juga pada data 2a,
berhubungan dengan isi pesan, serta cara terdapat satuan lingual saya mengalami
penyampaian pesan, ada baiknya dibahas fenomena pelesapan. Tujuan utama
pada penelitian yang lain. Penyampaian pelesapan satuan lingual ini adalah untuk
ketiga aspek gaya bahasa di atas dilakukan penghematan karakter. Sebagai
dengan cara menampilkan style bahasa SMS konsekuensinya, SMS yang didalamnya
dan style bahasa konvensional, serta terdapat pelesapan menjadi kuran formal.
pengaruhnya terhadap penggunaan bahasa
274
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
b. Style Penggunaan Konjungsi Unik Great, keep Fight cepat. Tapi kamu hebat.
(SPKU) there Tetap berjuang yang di
Konjungsi yang sering muncul dan sana.
menjadi ciri khas atau style dari teks SMS (Taufik, 2009:269-272)
dapat dilihat di bawah ini: Pada data di atas, dapat dilihat munculnya
Style SMS Style Konvensional beberapa kosa kata atau kalimat asing seperti
3a. Hay ka’ g peRnah 3b. Hey Kak, kenapa ”home” dan ”why” pada data 4a, pronomina
NongoL dKmpUs? N. nggak pernah ke kampus? ”u” pada data 5a, serta kalimat ”its 2 fast. But
dah luPa yach mha dan udah lupa ya sama u’ re Great, keep Fight there” pada data 6a.
Kt2…. kita-kita Penggunaan kosakata atau kosakata asing
(Hikmah, 2009:263-267) salah satu gaya bahasa tersendiri dan banyak
Pada contoh di atas dapat dilihat keunikan ditemukan dalam penulisan SMS.
konjungsi pesan SMS yang hanya b. Style Bahasa Gaul (SBG)
menggunakan huruf ”n” yang berfungsi Bahasa gaul adalah bahasa yang
menggantikan kata ”dan” untuk digunakan dalam komunikasi sehari-hari,
menghubungkan dua informasi. Keunikan berbentuk tidak formal, dan merupakan
yang lain adalah, huruf n ini sendiri tidak bahasa imitasi bahasa para artis di layar kaca,
dimaksudkan untuk menggantikan kata dan, atau bahasa pemuda metropolis Jakarta.
tapi dimaksudkan untuk menggantikan kata Adapun contoh penggunaannya seperti
and (dibaca en) dalam bahasa Inggris yang terlihat di bawah ini:
bermakna sama. Fenomena konjungsi Style SMS Style Konvensional
bilingual ini banyak dijumpai dalam
7a. Wah, gw g’ suka 7b. Wah, aku tidak suka
penulisan SMS
pada tu anak, lebai pada itu anak, sangat
3. Aspek Leksikal banget se.. berlebihan
a. Style Language Mixing (Campur
Bahasa) (S-Lamix) 8a. Gada hjn ga ada 8b. Tidak ada hujan tidak
Language mixing atau yang sering oujek.. bechek..eh ada ojek.. becek..eh
disebut campur bahasa atau campur kode shinta tb2 ga dkamps Shinta tiba-tiba tidak di
adalah proses penggunaan dua bahasa yang lg, its 2 fast. But u’ re kampus lagi, Ini sangat
berbeda atau lebih dalam sebuah SMS. Great, keep Fight there cepat. Tapi kamu hebat.
Language mixing dalam SMS dapat terjadi
Tetap berjuang yang di
dengan alasan. Alasan yang paling umum
sana.
digunakan adalah faktor trend. Fenomena ini
dapat dilihat pada data di bawah ini. (Asfari, 2010, dan Taufik (2009:269-272)
Style SMS Style Konvensional Beberapa bahasa gaul yang digunakan
4a. Ge d Home pu^^ 4b. Lagi di rumah dalam SMS di atas seperti pronomina ”guwa”
Why? sepupu. Kenapa? yang menggantikan kata ”aku” (data
7a), penggunaan kata ”nggak” yang
5a. u knp g dtng, u dah 5b. Kamu kenapa gak menggantikan kata ”tidak (7a), serta ”lebai”
tau kn qt meeting datang, kamu dah tau sebagai pengganti berlebihan (7a). Ketiga
malam ini?, tp gpp bukan, bahwa kita rapat kata gaul tersebut jamak digunakan dalam
mungkin u lg sibuk… malam ini, tapi tidak apa penulisan SMS. Pada data 8a, terdapat
apa mungkin kamu lagi kalimat gaul “Gada hjn ga ada oujek..
sibuk… bechek..” Kalimat ini adalah kalimat dari
kebanyakan artis ibu kota dan kemudian
dipopulerkan dan pada akhirnya sering
6a. G’ ada hjn ga ada 6b. Tidak ada hujan tidak
digunakan oleh anak muda agar ingin disebut
oujek.. bechek..eh ada ojek.. becek..eh
trendi dan tidak ketinggalan z aman.
shinta tb2 ga dkantor Shinta tiba-tiba tidak di
lg, its 2 fast. But u’ re kantor lagi, Ini sangat
275
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
276
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
277
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
278
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
(data 16a), ternyata dapat dipadukan dengan Begitu pula pendapat Kridalaksana (1982:
S-Clip. Demikian juga pada S-Persima (29a) 157) yang mendefiniskan Stilistika sebagai:
dapat dipadukan dengan style SHAB, (1) ilmu yang menyelidiki bahasa yang
demikian seterusnya. digunakan dalam karya sastra, dan (2)
Kedinamisan bahasa SMS ini, utamanya penerapan linguistik pada penelitian gaya
dalam hal grafologisnya, terjadi karena tidak bahasa.
adanya konvensi yang secara ketat mengatur Dari beberapa definisi yang diberikan
cara penulisan SMS. Selain itu, faktor-faktor oleh kelima pakar di atas, terdapat beberapa
seperti kreatifitas, trend, dan style individu kesamaan dalam mendefinisikan Stilistika
penulis SMS juga berperan besar yaitu: (1) objek kajian Stilistika adalah
mempengaruhi bentuk-bentuk penulisan wacana sastra, dan (2) pisau analisisnya
SMS. adalah linguistik. Dua kesamaan yang telah
disebutkan seakan-akan menjadi pembatas
PEMBAHASAN objek kajian Stilistika bahwa Stilistika hanya
II.1. Bahasa mengkaji wacana sastra saja.
Untuk menjawab pertanyaan di atas, Lantas, bagaimanakah dengan wacana lain
terlebih dahulu harus memahami tentang semisal jargon politik dalam spanduk-
definisi dari gaya bahasa (stilistika) menurut spanduk kampanye, atau wacana iklan di
pendapat beberapa pakar. Dengan memahami Surat kabar yang isinya sebagian besar bukan
definisi ilmu ini, kita akan dapat memiliki merupakan wacana sastra? Tidak dapatkah
bekal dalam menentukan apakah bahasa SMS wacana tersebut diteliti dengan menggunakan
dapat dikaji yang berkenaan dengan struktur pendekatan Stilistika? Jika mengacu pada
bahasa dan pengaruhnya terhadap definisi-definisi di atas, secara bulat kita
penggunaan bahasa Indonesia? dapat menyimpulkan bahwa wacana jargon
Stilistika ialah bagian dari linguistik yang politik yang ada di spanduk kampanye,
memusatkan perhatiannya pada variasi maupun wacana iklan yang ada di surat kabar
penggunaan bahasa, terutama bahasa dalam karena bukan merupakan wacana sastra, tidak
kesusastraan (Junus, 1989: xvii). Widdowson dapat dianalisis dengan menggunakan
(1975: 3) menyatakan bahwa yang dimaksud pendekatan Stilistika, sehingga tertutup pula
dengan Stilistika adalah kajian wacana sastra kemungkinan wacana-wacana lain yang
dengan menggunakan pendekatan linguistik. serupa, seperti wacana SMS yang akan
Selain mendefinisikan Stilistika, Widdowson dianalisis pada penelitian ini, untuk dapat
menambahkan fungsi Stilistika sebagai dianalisis dengan menggunakan pendekatan
mediator antara ilmu Linguistik dan ilmu gaya bahasa.
Sastra (1975:117) Oleh karena wacana jargon politik,
Sehubungan dengan Widdowson, Ratna wacana iklan di surat kabar, dan wacana SMS
(2009:3), menyatakan bahwa Stilistika adalah dianalisis dengan menggunakan pendekatan
ilmu tentang gaya bahasa (style). Lebih jauh gaya bahasa yang disebabkan adanya
lagi Ratna memaparkan lima hal yang kebekuan definisi ilmu Stilistika terkesan
mungkin dapat mencakup keseluruhan definsi janggal, mengingat definisi Style sebagai core
Stilistika antara lain: (1) ilmu tentang gaya (inti) kata dari gaya bahasa memiliki cakupan
bahasa (2) ilmu interdisipliner antara yang demikian luas tak terbatas. Gaya atau
linguistik dengan sastra (3) ilmu penerapan style dalam Cambridge Advanced Learnear’s
kaidah-kaidah linguistik dalam penelitian dictionary secara harfiah dimaknai sebagai ”a
gaya bahasa (4) ilmu yang menyelidiki way of doing something, especially one which
pemakaian bahasa dalam karya sastra (3) ilmu is typical of person, group of people, place or
yang menyelidiki pemakaian bahasa dalam period” (cara untuk melakukan sesuatu,
karya sastra, dengan mempertimbangkan khususnya yang menjadi ciri khas seseorang,
aspek-aspek keindahannya sekaligus latar sekelompok masyarakat, tempat maupun
belakang sosialnya. periode tertentu). Lebih jauh lagi Satoto,
(1989:36) mendefinisikan style sebagi cara
280
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
yang khas yang dipergunakan oleh seseorang Mixing (S-Lamix) dan (2) Style
untuk mengutarakan atau mengungkapkan Bahasa Gaul (SBG);
diri atau gaya pribadi. 5. Bahasa SMS dan bahasa Gaul tidak
Keluasan definisi gaya atau style ini dapat dikaji berdasarkan kebakuan
menyebabkan gaya atau style dapat bahasa.
ditemukan di hampir seluruh kehidupan
manusia, seperti adanya style musik, style
REFERENSI
berpakaian, style tari, style berpidato maupun Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi
style sastra. Apabila keseluruh style tersebut Sastra. Bandung: Sinar Baru.
kemudian dibakukan sehingga akhirnya
menjadi cabang ilmu yang berdiri sendiri, Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
maka kita akan dapat menjumpai beragam Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
ilmu baru seperti Stilistika Musik, Stilistika Jakarta: Rineka Cipta
Tari, Stilistika Busana, Stilistika Sastra dan Chaer, Abdul. & Leonie Agustina. 2004.
lain sebagainya.
Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Dengan dasar inilah sehingga disimpulkan
bahwa di dalam bahasa SMS sangat banyak Jakarta: PT Rineka Cipta.
yang tidak sesuai dengan struktur bahasa, Halliday, M.AK. 1985. Language, Context,
terjadi kesalahan ejaan, dan tanda baca. Hal and Text:of Language in Social
ini terjadi karena bahasa dipergunakan oleh Semiotic Perspective. Melbourne:
seseorang untuk mengutarakan atau
Deakin University.
mengungkapkan diri atau gaya pribadi.
Keraf. Gorys. 1991. Diksi dan Variasi
KESIMPULAN Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Bahasa SMS merupakan style yang memiliki
keunikan tersendiri dan menggambarkan Koentjono, Djoko. (Ed.). 1982. Dasar-dasar
kepribadian pengirimnya. Di dalam penelitian Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas
ini ditemukan beberapa hal yang menarik, Sastra Universitas Indinesia.
antara lain yaitu: Kridalaksana, Harimurti. 1982. Fungsi
1. Bahasa SMS dan bahasa Gaul
Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende,
mempengaruhi penggunaan bahasa
Indonesia yang berkenaan dengan Flores: Nusa Indah.
struktur teks pada kata dan kalimat, Kridalaksana, Harimurti, 2001. Kamus
variasi bahasa yang berlebihan Linguistik. Jakarta: Gramedia.
(kelogisan), dan keuniversalan;
2. terdapat tiga style khas bahasa SMS Lim Kiat Boey. 1982. Pengantar Linguistik.
yang menjadi fokus kajian paper ini Jakarta: Rebia Indah Prakarsa.
yaitu (1) style yang berhubungan Nababan, P.W.J. 1979. Sosiolinguistik Suatu
dengan grammatika, (2) style yang Pengantar. Jakarta: Gramedia.
berhubungan engan leksikon, dan (3) Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
style yang berhubungan dengan 2007. Pedoman Umum Ejaan Bahasa
grafologinya;
Indonesia yang Disempurnakan.
3. terdapat dua style khas bahasa SMS
yang berhubungan dengan gramatika, Yogyakarta: Tera.
antara lain: (1) Style Elipsis (S-E), Samsuri. 1981 Analisis Bahasa. Surabaya :
dan Style Penggunaan Konjungsi Erlangga.
Unik (SPKU);
Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa
4. ditemukan dua style khas bahasa
SMS yang berhubungan dengan Indonesia. Jakarta: PT Sastra
leksikon, yaitu: (1) Style Language Husada.
281
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
282
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan Hotel
Remcy, Makasar, April 21 2018
Rusmayadi
e-mail rusmayadi@unm.ac.id
Abstrak Keterampilan sosial merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki sejak dini
agar individu tersebut mampu menghadapi problema hidup dalam kaitannya sebagai
makhluk sosial yang selalu terus-menerus berinteraksi. Keterampilan sosial merupakan
pengetahuan tentang perilaku manusia dan proses antarpribadi, kemampuan memahami
perasaan, sikap, motivasi orang lain tentang apa yang dikatakan dan dilakukannya, dan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif serta kemampuan
membangun hubungan yang efektif dan kooperatif. Anak yang memiliki keterampilan
sosial akan lebih efektif karena ia mampu memilih dan melakukan perilaku yang tepat
sesuai dengan tuntutan lingkungan. Seorang anak dikatakan memiliki keterampilan
sosial yang tinggi apabila ia dapat berkomunikasi dengan baik sesuai aturan (tatacara)
dengan sesamanya di dalam sebuah kelompok.
Abstract Social skills is one of the capabilities that must be owned early on so that individuals
are able to face the problem of life in relation to social beings who always constantly
interact. Social skills are knowledge of human behavior and interpersonal processes,
the ability to understand the feelings, attitudes, motivations of others about what it says
and does, and the ability to communicate clearly and effectively and the ability to build
effective and cooperative relationships. Children who have social skills will be more
effective because he is able to choose and perform appropriate behavior in accordance
with the demands of the environment. A child is said to have high social skills if he can
communicate well in accordance with the rules (rules) with his fellow in a group.
283
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
284
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
kunci dari keterampilan sosial yang baik dari Shaffer mendefenisikan keterampilan
seorang individu. sosial pada anak adalah pikiran, tindakan,
Comb and Slaby dalam Van Hassel dan pengaturan kegiatan emosional yang
mengungkapkan keterampilan sosial pada memungkinkan anak-anak untuk mencapai
anak sebagai kemampuan untuk berinteraksi tujuan pribadi atau sosial dengan tetap
dengan orang lain dalam konteks sosial menjaga keharmonisan dengan mitra sosial
tertentu dengan cara-cara tertentu yang mereka.30 Kemampuan seorang anak dalam
secara sosial dapat diterima atau dihargai dan mencapai tujuan pribadi dan sosial mereka
pada saat yang sama secara pribadi saling dianggap sebagai indikator keterampilan
menguntungkan, atau bermanfaat terutama sosial anak yang baik, seorang anak yang
untuk orang lain.27 Combs dan Slaby juga mampu menjaga keharmonisan hubungan
menunjukkan kebutuhan untuk menilai dengan teman sebaya mereka juga dianggap
keterampilan sosial dari berbagai perspektif, sebagai poin utama dari keterampilan sosial
termasuk dari individu itu sendiri, rekan- anak.
rekan, guru, dan orang tua. Sheridan dan Walker dalam Sheridan
Gresham and Reschly menjelaskan bahwa keterampilan sosial
mengkonseptualisasikan keterampilan sosial biasanya mengacu pada diskrit, tujuannya
sebagai perilaku dalam situasi tertentu, yang adalah mengarahkan perilaku yang
berfungsi untuk mengamankan dan memungkinkan individu untuk berinteraksi
mempertahankan penguatan atau secara efektif dengan orang lain dalam
menurunkan kemungkinan hukuman akibat lingkungannya.31 Sheridan dan Walker
prilaku sosial seseorang.28 Keterampilan mengidentifikasi dua hal yang penting bagi
sosial dikaitkan dengan penerimaan teman sosial keterampilan sosial anak. Pertama,
sebaya, jika individu dapat diterima dan seorang anak harus belajar berbagai
populer diantara teman sebaya dapat keterampilan sosial yang akan diperlukan
dikatakan memiliki keterampilan sosial yang dalam berbagai situasi, dengan kata lain
baik atau dengan kata lain keterampilan seorang anak harus menguasai perilaku
sosial merupakan perilaku yang dipelajari sosial yang akan diperlukan dan berguna saat
dan diterima secara sosial, yang berinteraksi dengan orang lain. Kedua,
memungkinkan seseorang untuk berinteraksi seorang anak harus belajar berhubungan
dengan orang lain dengan cara menimbulkan dengan cara yang dapat diterima oleh orang
tanggapan positif dan membantu lain dalam berbagai situasi sosial.
menghindari respon negatif. Curtis mendefinisikan keterampilan
Menurut Gordon and Browne sosial pada anak adalah berbagai jenis
keterampilan sosial merupakan strategi anak- strategi yang digunakan anak ketika mereka
anak belajar yang memungkinkan mereka mencoba untuk memulai dan
untuk berperilaku tepat di lingkungan mempertahankan setiap interaksi sosial.32
mereka.29 Keterampilan sosial membantu Keterampilan sosial pada anak dipandang
anak-anak belajar untuk memulai atau sebagai kemampuan anak dalam memulai
mengelola interaksi sosial dengan orang lain dan mempertahankan setiap interaksi sosial
serta berinteraksi dengan aturan yang yang mereka lalui dengan teman-teman
berlaku. mereka. Kemampuan untuk
27
Vincent B. Van Hassel, et.all, social skill assessment and Education, Eight Edition, (Belmont, Wadsworth, 2008),
training for children: an evaluative review, (University of h.482.
30
Pittsburgh, Beha. Rrs. & Therapy. Vol. Il, 1978), h. 415. David R. Shaffer, op.cit., h. 458.
31
28
Frank M. Gresham and Daniel J. Reschly, Dimensions of Sheridan, et.all, A Contextual Approach to the Assessment
Social Competence: Method Factors in the Assessment of of Social Skills: Identifying Meaningful Behaviors for
Adaptive Behavior, Social Skills, and Peer Acceptance Social Competence, (Wiley Periodicals, Inc, Journal
(USA, Pergamon Journals, Journal of School Psychology. Psychology in the Schools, 2005), h. 173.
32
Vol 25. 1987), h. 368. Audrey Curtis, A curriculum for the pre-school child
29
Ann Miles Gordon and Kathryn Williams Browne, Learning to learn, Second edition, (London, Routledge,
1997), h.43.
Beginnings and Beyond, Foundations in Early Childhood
285
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
286
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
37
Canney, C., Byrne, A, Evaluating circle time as a support school-based research. (British Journal of Special
to social skills development – reflections on journey in Education, 2006), hh. 19-24.
287
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
38
Jurevičienė, et al., Concept and Structural Components of 40
Oden, S., & Asher, S. (1977). Coaching children in social
Social Skill, (Ugdymas, kūno kultūra, sportas nr. 3 (86), skills for friendship making (Child Development, 48,
2012), h. 46. 1977), h. 497.
39 41
Paul Cooper and Yonca Tiknaz, Nurture Groups in Linda K. Elksnin and Nick Elksnin, loc.cit.,
42
School and at Home Connecting with Children with Ruth Wilson, Nature and Young Children, encouraging
Social, Emotional and Behavioural Difficulties, (London, creative play and learning in natural environments (USA,
Jessica Kingsley Publishers, 2007), h. 32. Routledge, 2008), h. 50.
288
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
289
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
guru dalam memberikan instruksi atau Dengan demikian penilaian pada anak
metode yang tepat digunakan pada usia dini, khususnya keterampilan sosial
anak. harus mendapat perhatian yang serius bagi
Dengan penilaian, seorang guru guru dalam memberikan penilaian. Hal yang
mendapatkan pemahaman yang lebih terpenting yang harus diperhatikan adalah
baik tentang bagaimana anak ketika tujuan dan data apa yang akan diberikan
mengalami kemajuan. Dengan penilaian karena berdampak pada metode
demikian, guru dapat memajukan yang digunakan.
pengetahuan mereka mengenai gaya
belajar dan strategi yang digunakan
oleh anak-anak. Selain itu, penilaian
kolektif prestasi akademik anak-anak
REFERENSI
dapat digunakan untuk mengukur Ann Miles Gordon and Kathryn Williams
efektivitas sebuah penarapan program. Browne, Beginnings and Beyond,
(2) Untuk mengidentifikasi anak usia dini Foundations in Early Childhood
yang berada pada risiko kegagalan Education, Eight Edition, (Belmont,
akademik atau berpotensi untuk Wadsworth, 2008), h.482.
mendapatkan pelayanan pendidikan
khusus. Ashley, et al, loc.it.
Tujuan penilaian keterampilan sosial Audrey Curtis, A curriculum for the pre-
antara lain untuk mengidentifikasi dan school child Learning to learn, Second
mengklasifikasikan kuat dan edition, (London, Routledge, 1997),
lemahnya keterampilan sosial, untuk h.43.
mengidentifikasi sasaran dari perilaku Canney, C., Byrne, A, Evaluating circle time
untuk dilakukan intervensi, untuk as a support to social skills
menyediakan data tentang pengaruh
development – reflections on journey
lingkungan terhadap pengembangan
keterampilan sosial dan untuk in school-based research. (British
menyediakan data dalam rangka Journal of Special Education, 2006),
intervensi dan kemajuan hh. 19-24.
pemantauan.45 Chris Segrin and Michelle Givertz, loc.cit
Secara umum, dalam prosedur penilaian
untuk anak, ada beberapa metode yang dapat David R. Shaffer, op.cit., h. 458.
digunakan, teknik tersebut bisa digunakan Elliott, S. et al., New directions in social
baik secara tunggal atau dikombinasikan. skills assessment and intervention for
Khususnya keterampilan sosial ada berbagai elementary and middle school students
metode yang digunakan, antara lain skala (Lawrence Erlbaum Associates,
rating, observasi, dan ceklis. Exceptionality, 9, 2001), h.20.
Khususnya keterampilan sosial ada Frank M. Gresham and Daniel J. Reschly,
berbagai metode yang sering digunakan. Dimensions of Social Competence:
Penilaian menggunakan skala merupakan
Method Factors in the Assessment of
salah satu langkah yang paling sering
digunakan oleh peneliti. Kebanyakan skala Adaptive Behavior, Social Skills, and
penilaian keterampilan sosial yang dirancang Peer Acceptance (USA, Pergamon
untuk mengumpulkan data tentang frekuensi Journals, Journal of School
terjadinya keterampilan sosial tertentu. Psychology. Vol 25. 1987), h. 368.
Tergantung pada ukuran, peringkat dapat
Jurevičienė, et al., Concept and Structural
dikumpulkan dari orang tua atau pengganti
orang tua, guru, dan bila perlu anak-anak itu Components of Social Skill,
sendiri.
45
Steven W Lee, op.cit., h. 511.
290
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
291
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan Hotel
Remcy, Makasar, April 21 2018
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara guru merancang pembelajaran metode
kaaryawisata, untuk mengetahui kemampuan berbahasa eskpresif (berbicara) anak
dengan penerapan metode karyawisata dan untuk mengetahui faktor pendukung dan
penghambat dalam penerapannya. Penelitian ini dilaksanakan di TK Darul Falah Ponpes
Samarinda pada anak usia 5-6 tahun di kelas B2 yang berjumlah 13 anak didik. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian kualitatif bersifat deskriptif dengan pendekatan studi
kasus. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa
(1) cara guru merancang pembelajaran menggunakan metode karyawisata adalah
membuat program pembelajaran karyawisata, menetapkan waktu dan tujuan, permintaan
ijin, merencanakan pelaksanaan karyawisata, memberikan informasi pada orangtua dan
anak didik, persiapan guru dikelas, menyiapkan alat dan bahan, pendanaan, menentukan
kelompok pembimbing, menetapkan peraturan, membaca doa, dan mengarahkan peserta
didik tentang tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan karyawisata ; (2) kemampuan
berbahasa ekspresif (berbicara) anak di kelas B2 dengan indikator yaitu bertanya,
menjawab petanyaan, dan menceritakan kembali, mencapai hasil berkembang sesuai
harapan (BSH) ; (3) faktor pendukung adalah antusias dan keaktifan anak didik,
kerjasama yang baik antara yayasan, pendidik, orangtua, dan pemilik tempat
karyawisata, kegiatan recalling setiap kegiatan karyawisata, dan keaktifan guru dalam
memberikan arahan. Sedangkan faktor penghambat adalah cuaca yang bisa berubah
kapan saja, biaya yang tinggi, tidak semua tempat karyawisata memiliki pemandu
karyawsiata, keterbatasan waktu ditempat karyawisata, dan kurang ada keteladanan guru
dalam menggunakan bahasa yang baik ketika memberikan pengarahan.
292
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
293
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Alfin : Naahhhh aku tau,. Bisa. Listrik itu bahannya, dan manfaatnya. Setelah selesai
setrum! menjelaskan kemudian narator memberikan
Guru : Strum itu untuk apa saja? pertanyaan, bagi yang bisa menjawab akan
Alfin : Wastafel, eehhhmmmm (Alfin diberi hadiah dari narrator. Berikut
berusaha mengingat). percakapan antara narrator dengan anak didik
Bapaknya firki ada? kelas B2 yang bernama syafira:
Ibu Firki : Ada didalam. Narator : Sebutkan salah satu bahan dari
Guru : Kalau mati lampu? pembuat magh kids?
Alfin : Pakai lilin. Kalau rumah alfin itu Ayo siapa!
kalau mati lampu pakai janset. Guru : Ayo angkat tangan!
Kemampuan bertanya pada anak juga Syafira :(beberapa anak mengangkat tangan,
muncul ketika diperjalanan akan menuju dan Safira adalah anak didik yang
tempat karyawisata, seperti ketika terpilih untuk menjawab ke depan.
diperjalanan akan berkaryawisata ke Abihira Narator : Siapa namanya?
Herba Center yang jaraknya tidak jauh dari Syafira : Safira.
sekolah sehingga ditempuh dengan berjalan Narator : Sebutkan salah satu bahan pembuat
kaki, anak didik yang bernama robby melihat magh kids?
ke atas langit dan tiba-tiba betanya pada guru Syafira : Mangga.
tentang awan yang mengikuti robby, berikut Narator : Diulang lagi apa?
percapakan robby anak didik kelas B2 dan Syafira : Mangga.
guru. Guru : Temunya.
Narator : Apa?
Guru : (mengajak anak didik untuk
Syafira : Temu mangga.
bernyanyi)
Narator : Yaa jadi ada beda ya temu mangga
Robby : Bunda kenapa awannya jalan
dengan mangga, bukan mangga yang
mengikuti kita?
buah mangga ya. Ya nanti adek-adek
Guru : Awan? (guru terlihat terkejut dengan
liat ya bentuk tanaman temu mangga.
pertanyaan robby)
Kegiatan karyawisata ke Kampung
Robby : Itu na bunda di atas? (robby
Dongeng kemampuan menjawab pertanyaan
menunjukan awan yang ada di atas
pada anak didik kelas B2 terlihat kembali
langit)
ketika narrator menceritakan dongeng tentang
Anak Didik : Mana robby awannya ? (teman-
nenek dan cucunya si dodo dengan media
teman yang lain ikut bertanya)
boneka tangan, narrator kemudian
Robby : Itu nahh liat!
menanyakan pada anak didik tentang cerita
Anak Didik : Iya bun, awannya jalan lihat itu
dongeng tersebut, berikut percakapan anak
Guru : Subahanallah, sungguh besar kuasa
didik kelas B2 Aris dengan narrator:
allah. Awannya ikut berjalan bersama
kita, karena ingin melindungi kita dari Narator :(dengan suara khas mendongeng)
panas matahari. Mari ucapkan coba tanya sama teman-teman mu,
terimakasih pada awannya. kalo dodo disuruh ke warung dodo
Robby : Horreeee (Robby berteriak dengan pulang bawa apa?
senang) Terimakasih awan. Guru : Bawa apa kalo pulang hayo!
Anak Didik : Terimakasih awan dada…. (anak Narator : Kalau kata nenek, kalo dodo
didik mengucapkan terimakasih dan disuruh pergi ke warung pulang
melambaikan tangan mereka). dodo bawa apa?
b.) Kemampuan menjawab pertanyaan Aris : Bawa bombon sama jajan
Kegiatan karyawisata yang dilaksanakan hahahahahaha
di Abihira Herba Center, pemilik abihira Guru : Waahhh aris ketahuan sering
sakaligus yang menjadi narator dalam seperti itu yaa!
pelaksanaan karyawisata memberikan Aris : Iya, saya suka saya suka.
penjelasan pada anak didik tentang jenis Narator : Iya benar sekali, dodo juga bawa
produk olahan herbal untuk anak-anak, bahan- bombon setiap nenek suruh beli ke
295
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
296
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Andini BSH BSH BSH BSH BSH BSH 1.) Cuaca dan lokasi sekolah dengan tempat
Heni MB MB - MB BSH -
Afina MB BSH - MB BSH BSH yang akan dijadikan tempat tujuan
Keterangan: Nilai 1= BB, Nilai 2 = MB, Nilai 3 = karyawisata.
BSH, Nilai 4= BSB. 2.) Persiapan fisik tenaga pendidik dalam
pelaksanaan karyawisata.
3. Faktor pendukung dan penghambat 3.) Biaya yang harus disiapkan dalam
penerapan metode karyawisata terhadap kegiatan karyawisata atau pendanaan.
kemampuan berbahasa ekspresif (berbicara) Hasil observasi peneliti juga
anak usia 5-6 tahun di TK Darul Falah menemukan faktor pendukung dan
Ponpes Samarinda. penghambat kemampuan berbahasa ekspresif
Peneliti menyimpulkan bahwa (berbicara) anak usia 5-6 tahun di TK Darul
penerapan metode karyawisata terhadap Falah Ponpes Samarinda dengan penerapan
kemampuan berbahasa ekspresif (berbicara) metode karyawisata adalah
anak usia 5-6 tahun di TK Darul Falah Ponpes a.) Faktor pendukung kemampuan berbahasa
Samarinda sudah terlaksana dengan baik, ekspresif (berbicara) anak dengan
namun menurut peneliti masih bisa penerapan metode karyawisata
dimaksimalkan lagi dan ditingkatkan untuk 1.) Antusias anak sangat tinggi pada setiap
menjadi semakin lebih baik lagi. Peneliti hal baru yang mereka temukan.
menemukan faktor pendukung dan 2.) Keaktifan pendidik dalam mengarahkan
penghambat dalam penerapan metode anak didik selama kegiatan karyawisata.
karyawisata terhadap kemampuan berbahasa 3.) Kegiatan recalling pada setiap
ekspresif (berbicara) anak usia 5-6 tahun di pelaksanaan karyawisata.
TK Darul Falah Ponpes Samarinda, akan Faktor penghambat kemampuan
tetapi kepala sekolah dan guru tetap selalu berbahasa ekspresif (berbicara) anak usia 5-6
bersemangat dan berinovasi agar kegiatan Tahun di TK Darul Falah Ponpes Samarinda
karyawisata bisa tercapai sesuai dengan tujuan dengan penerapan metode karyawisata
yang diharapakan. 1.) Pemandu karyawisata.
a.) Faktor pendukung penerapan metode 2.) Waktu yang sangat singkat dalam
karyawisata pelaksanaan karyawisata.
1.) Dengan pelaksanaan program 3.) Sikap keteladanan guru dalam
pembelajaran karyawisata mampu menggunakan bahasa pada anak.
menjadikan sekolah TK Darul Falah
Ponpes menjadi lebih maju dan PEMBAHASAN
berkembang. Penulis dapat menyimpulkan merancang
2.) Kerjasama antara kepala sekolah, guru, pembelajaran menggunakan karyawisata
dan orangtua anak didik menjadikan untuk bisa tercapai sesuai harapan yang perlu
kegiatan karyawisata bisa terlakasana, dipersiapkan guru adalah menyiapkan bahan
mulai dari kesiapan pelaksanaan, dan alat yang diperlukan selama karyawisata,
penyediaan alat dan bahan, dan mengkordinasikan pendanaan antara yayasan,
pendanaan. sekolah, dan orangtua peserta didik,
3.) Pelaksanaan pembelajaran karyawisata menginformasikan kepada peserta didik
memberikan pengalaman yang berkesan tentang program kegiatan kunjungan
pada anak untuk menumbuhkan minat dan karyawisata, dan menjelaskan kepada peserta
bakat pada diri anak. Informasi yang bisa didik tentang tujuan yang ingin dicapai dalam
diperoleh anak dengan sebenar-benarnya kegiatan karyawisata yang akan dilaksanakan.
secara langsung membantu anak untuk Pelaksanaan kegiatan karyawisata dilakukan
mendapatkan jawaban atas pertanyaan sesuai dengan rancangan yang telah disepakati
yang ada pada diri anak. sebelumnya, guru menyiapkan segala
b.) Faktor penghambat penerapan metode keperluan alat dan bahan yang digunakan
karyawisata selama karyawisata yaitu menyiapkan alat
transportasi, menyiapkan souvenir atau
kenang-kenangan yang akan diberikan kepada
297
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
pemilik tempat karyawisata, menyiapkan ibu firki “Bapaknya firkinya kerja apa? “ayah
konsumsi untuk anak peserta didik, obat- firki bekerja ditempat listrik. Alfin kembali
obatan yang dibutuhkan, alat pengeras suara, bertanya “Bapaknya firki ada?” ada didalam.
dan keperluan lainnya yang dirasa perlu, Berbahasa ekspresif (berbicara) pada
menentukan kelompok pembimbing, kemampuan menjawab pertanyaan salah
menginformasikan aturan-aturan tata tertib satunya muncul pada kegiatan karyawisata ke
yang boleh dan tidak boleh dilakukan peserta Abihira Herba Center, pertanyaan dari
didik selama kegiatan karyawisata, berdoa narrator “sebutkan salah satu bahan membuat
sebelum berangkat menuju tempat magh kids?” syafira kelas B2 menjawab
karyawisata, naik ke alat transporatsi dengan mangga karena jawaban belum tepat guru dan
pembimbing yang telah ditentukan, bernyanyi narrator akhirnya memberi arahan pada
selama diperjalanan menuju tempat syafira jawabanya yaitu salah satu bahan
karyawisata, dan menginforamsikan kepada pembuat magh kids adalah temu mangga.
peserta didik secara berulang kali tentang Berbahasa ekspresif (berbicara) pada
tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan kemampuan menceritakan kembali salah
karyawisata. Sesuai dengan pendapat menurut satunya muncul pada kegiatan karyawisata di
Moeslichatoen (2004:88) pelaksanaan Islamic centre, anak didik bernama alika
karyawisata sesuai dengan rancangan menceritakan tentang buku yang dilihatnya
karyawisata adalah: “putri yang menikah sama maling, maling
a. Menyiapkan semua peralatan dan bahan pertamanya itu dia tidak pulang, kemudian
sesuai dengan rancangan. malingnya pulang kepenjara lagi, dan putrinya
b. Kegiatan menentukan kelompok- pulang masak dirumah setelah itu lupa”.
kelompok anak serta pembimbingnya. Masitoh dalam Siti Aisyah (2006:1.3)
c. Sebelum berangkat menuju sasaran menegaskan bahwa pembelajaran yang paling
karyawisata didahului dengan membaca efektif untuk anak usia TK adalah suatu
doa bersama sesuai dengan keyakinan kegiatan yang konkret dengan pendekatan
masing-masing. yang berorientasi bermain. Peraturan Menteri
d. Dalam perjalanan anak diajak bernyanyi Nomor 137 Tahun 2014 pasal 10 ayat 5
dengan lagu-lagu sesuia dengan tema menjelaskan tentang indikator pencapaian
karyawisata. perkembangan Bahasa Ekspresif, mencakup
e. Mengarahkan perhatian anak pada sasaran kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan,
yang harus diamati yang merupakan bagian berkomunikasi secara lisan, menceritakan
yang terkandung dalam tujuan dan tema kembali yang diketahui, belajar bahasa
yang sudah ditetapkan. pragmatic, mengekspresikan perasaan, ide,
Kemampuan berbahasa ekspresif dan keinginan dalam bentuk coretan.
(berbicara) anak muncul bukan hanya ketika Menurut hasil pengamatan peneliti,
diperjalanan menuju tempat karyawista atau berikut faktor pendukung penerapan metode
pada saat ditempat karyawisata saja, akan karyawisata terhadap kemampuan berbahasa
tetapi ketika setelah kegiatan karyawisata ekspresif (berbicara) anak usia 5-6 tahun di
yaitu pada saat anak bertemu dengan TK Darul Falah Ponpes Samarinda yaitu:
keluarganya dan ketika pembelajaran dikelas a. Kerjasama yang terjalin sangat baik antara
setelah dilaksanakannya karyawisata. yayasan dan sekolah.
Berbahasa ekspresif (berbicara) dalam b. Sikap komunikatif yang dilakukan guru
kemampuan bertanya salah satunya muncul dalam mengarahkan anak didik pada
pada kegiatan karyawisata dirumah teman, tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan
setelah guru menjelaskan tentang nama karyawisata, menjadikan kemampuan
anggota keluarga dan jumlah anggota keluarga berbahasa ekspresif anak berkembang.
firki kemudian guru memberikan kesempatan c. Partisipasi orangtua terkait pendanaan
pada anak didik untuk bertanya. Anak didik sangat membantu program kegiatan
kelas B2 yang bernama alfin mengangkat karyawisata.
tangannya dan mengajukan pertanyaan pada
298
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
299
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Fabianus R. Muda
e-mail: fabiocoentraounm2012@gmail.com
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah: untuk menanamkan karakter terhadap anak usia dini. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitataf, yaitu menganalisis nilai-nilai pendidikan
dalam cerita fabel, dan kemudian akan diajarkan pada anak usia dini. Data yang
digunakan adalah beberapa cerita cerita fabel dengan judul rusa dan kura-kura, semut
dan lalat, burung merak dan ulat bulu. Ruang lingkup penelitian yang diambil adalah
bagian-bagian dari cerita yang berisi nilai pendidikan. Hasilnya ditemukan beberapa
nilai pendidikan yang bisa diajarkan pada anak usia dini untuk pembentukan karakter
diantaranya adalah saling menghargai, jangan sombong, jangan angkuh, karena kerugian
dan penyesalan datang dikemudian hari.
Kata kunci: nilai pendidikan, cerita fabel, pembentukkan karakter, anak usia dini.
Abstract The purpose of this study is: to inculcate the character of early childhood. This type of
research is a qualitative research, that is analyzing the values of education in fable
stories, and then will be taught in early childhood. The data used are some fable
stories with titles of deer and turtles, ants and flies, peacocks and caterpillars. The
scope of research taken is the parts of the story that contains the value of education.
The results found some educational values that can be taught in early childhood for the
formation of characters such as mutual respect, do not be arrogant, not arrogant,
because the loss and regret come in the future.
301
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Iya pun meminta agar si kura-kura menendang katanya. Setelah kenyang, si lalat bergegas
betisnya terlebih dahulu. “tendanglah sekeras- ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia
kerasnya, semampu yang engkau bisa masuk, tetapi ternyata pintu kaca itu telah
lakukan!”. Si kura-kura tidak bersedia untuk terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca
melakukannya. Katanya, jika aku menendang pintu memandangi kawan-kawannya yang
betismu engkau akan jatuh dan tidak bisa balas melambai-lambaikan tangannya seolah
menendangku. Si rusa kian marah mendengar meminta agar dia bergabung kembali dengan
ucapan si kura-kura. Iya pun bersiap-siap mereka.
untuk menendang. Iya berancang-ancang. Si lalat pun terbang di sekitar kaca,
Ketika dirasanya tepat, iyapun menendang sesekali melompat dan menerjang kaca itu,
dengan kaki depannya sekuat-kuatnya. Ketika dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba
si rusa mengayunkan kakinya, si kura-kura keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap
segera memasukkan kaki-kakinya kedalam mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari
tempurungnya. Tengangan rusa hanya kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan
mengenai tempat kosong. Si rusa sangat marah terus berulang-ulang. Hari semakin petang, si
mendapati tendangannya tidak mengena, ia lalat itu tampak kelelahan dan kelaparan.
lantas mengijak tempurung si kura-kura Keesokan paginya, terlihat lalat itu terkulai
dengan kuat. Akibatnya tubuh si kura-kura lemas terkapar di lantai. Tidak jauh dari
terbenam ke dalam tanah. Si rusa menyangka tempat itu, tampak serombongan semut merah
kura-kura telah mati, dan ia pun berjalan beriringan keluar dari sarangnya
meninggalkannya. untuk mencari makan. Ketika menjumpai lalat
Si kura-kura berusaha keras keluar dari yang tak berdaya itu, serentak mereka
tanah. Setelah seminggu berusaha, si kura- mengerumuni dan beramai-ramai menggigit
kura akhirnya berhasil keluar dari tanah. Ia tubuh lalat itu hingga mati.
lalu mencari si rusa. Ditemukannya si rusa Kawanan semut itupun beramai-ramai
setelah beberapa hari mencari. “bersiaplah mengangkut bangkai lalat yang malang itu
rusa, kini giliranku untuk menendang si rusa menuju sarang mereka. Dalam perjalanan,
hanya memandang remeh kemampuan si kura- seekor semut kecil bertanya kepada rekannya
kura. “kerahkan segenap kemampuanmu yang lebih tua, “Ada apa dengan lalat ini?
untuk menendang betisku. Ayo, jangan ragu- Mengapa dia mati?” “Oh.., itu sering terjadi,
ragu!”. Si kura-kura bersiaga dan mengambil ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini.
ancang-ancang ditempat tinggi ia lalu Sebenarnya dia telah berusaha, dia sungguh-
menggelindingkan tubuhnya. Ketika hampir sungguh telah berjuang keras berusaha keluar
tiba tubuh si rusa, ia pun menaikkan tubuhnya dari pintu kaca itu. Namun, ketika tak juga
hingga melayang. Si kura-kura mengincar menemukan jalan keluar, dia frustasi dan
hidung si rusa. Begitu kerasnya tempurung si kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan
kura-kura mengena hingga hidung si rusa menjadi menu makan malam kita.”
putus. Seketika itu si rusa yang sombong Semut kecil itu manggut-manggut, tetapi
itupun mati. masih penasaran dan bertanya lagi, “Aku
Data II masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah
Kisah Semut dan Lalat berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?”
Beberapa ekor lalat tampak terbang di Masih sambil berjalan dan memanggul
atas sebuah tong sampah di depan sebuah bangkai lalat, semut tua itu menjawab, “Lalat
rumah. Saat itu anak pemilik rumah keluar dan ini tak kenal menyerah dan telah mencoba
tidak menutup kembali pintu rumah. berulang kali, tetapi dia melakukannya dengan
Kemudian, seekor lalat bergegas terbang cara yang sama.”
memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju Semut tua itu memerintahkan rekan-
meja makan yang penuh dengan makanan rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan
lezat. “Saya bosan dengan sampah-sampah perkataannya, tetapi kali ini dengan mimik dan
itu, ini saatnya menikmati makanan segar,” nada lebih serius, “Ingatlah semut muda, jika
303
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
kamu melakukan sesuatu dengan cara yang berdaya Ulat Bulu pun membantu Burung
sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, Merak untuk dibebaskan dan mereka pun
maka nasib kamu akan seperti lalat ini.” Para menyerang si pemburu, akibat serangan
pemenang tidak melakukan hal-hal yang tersebut, si pemburu lari tunggang langgang
berbeda, mereka hanya melakukannya dengan tidak kuat terhadap gatal-gatal yang
cara yang berbeda. diterimanya dan Burung Merak pun bebas.
Semenjak kejadian itu Burung Merak pun
Data III telah berubah, tidak pernah lagi
Kisah Burung Merak dan Kupu-Kupu menyombongkan diri memamerkan
Dahulu, di dalam hutan yang masih asli keindahan bulunya ke semua binatang, dia
terdapatlah perkampungan binatang yang hanya memamerkan keindahan bulunya
terdiri dari segala jenis binatang yang ada kepada makhluk sejenisnya saja dan pasangan
dihutan, Monyet, Kambing, Cicak, Kadal, ketika pada saat musim kawin.
Singa, Burung Merak, Ulat Bulu dan lain-lain. Selang beberapa hari kemudian, setelah
Seperti biasanya, setiap pagi Burung Merak mengalami proses metamorfosis dari ulat
selalu berkaca dan memuji dirinya seteleh bulu, kepompong, dan akhirnya Ulat bulu pun
selesai mandi “Siapa yang paling tampan di berubah menjadi seekor Kupu-Kupu yang
hutan ini? Siapa yang paling mempesona di cantik. Tetapi sekarang akibat ulah manusia
hutan ini?” sambil bertanya dalam hati yang telah merusak alam, menyebabkan warna
“Akulah yang paling tampan dan paling kupu-kupu berubah menjadi gelap. Jangan
mempesona” Jawabnya dengan bangga. pernah sombong, walaupun kamu secara fisik
selesai berdandan jalan-jalanlah Burung dilahirkan secara sempurna, karena
Merak keliling kampung dan setiap bertemu kesombongan dapat menyebabkan kerugian
dengan binatang dia selalu memamerkan terhadap diri sendiri (Burung Merak) Jangan
keindahan bulunya dari binatang yang satu ke menilai sesuatu dari fisiknya, karena fisik
binatang lainya. yang kurang belum tentu memiliki
Dan akhirnya bertemulah Burung Merak kekurangan bahkan bisa jadi menjadi sesuatu
dengan segerombolan Ulat Bulu kemudian yang indah (Ulat Bulu, kupukupu). Jangan
dengan congkaknya dia berkata. “Hei, Ulat gampang percaya dan terbuka terhadap orang
Bulu jelek! cepat-cepat kamu pergi jauh dari yang baru kamu lihat, walaupun orang tersebut
hadapanku, kamu itu merusak menakjubkan (Burung Merak terhadap
pemandanganku” ejek Burung Merak kepada manusia).
Ulat Bulu, sambil berjalan “ngulet” dibiarkan Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam
saja Burung Merak menghinanya dan ini cerita fabel
terjadi setiap kali bila Burung Merak bertemu Data I
dengan Ulat Bulu. Seperti biasanya setiap pagi Si kura-kura berusaha keras keluar dari
Burung Merak yang selalu memamerkan tanah. Setelah seminggu berusaha, si kura-
bulunya kepada semua binatang yang dia kura akhirnya berhasil keluar dari tanah. Ia
temui, dan suatu ketika agak takjub Burung lalu mencari si rusa. Ditemukannya si rusa
Merak melihat makhluk aneh yang baru dia setelah beberapa hari mencari. “bersiaplah
lihat berada di dalam hutan. Dan dia pun tanpa rusa, kini giliranku untuk menendang si rusa
sungkan-sungkan memamerkan bulunya, hanya memandang remeh kemampuan si kura-
Makhluk yang dianggap aneh oleh Burung kura. “kerahkan segenap kemampuan mu
Merak tersebut adalah seorang Manusia yang untuk menendang betisku. Ayo, jangan ragu-
sedang berburu. Melihat keindahaan bulu ragu!”. Si kura-kura bersiaga dan mengambil
Burung Merak, si pemburu takjub dan ancang-ancang ditempat tinggi ia lalu
ditangkaplah si Burung Merak. menggelindingkan tubuhnya. Ketika hampir
Tak jauh dari tempat kejadian, tiba tubuh si rusa, ia pun menaikkan tubuhnya
segerombolan Ulat Bulu melihat kejadian ini. hingga melayang. Si kura-kura mengincar
Melihat kondisi burung merak yang tidak hidung si rusa. Begitu kerasnya tempurung si
304
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
kura-kura mengena hingga hidungsi rusa gampang percaya dan terbuka terhadap orang
putus. Seketika itu si rusa yang sombongitu yang baru kamu lihat, walaupun orang tersebut
pun mati. menakjubkan (Burung Merak terhadap
manusia).
Nilai-nilai pendidikan yang terdapat
pada data I di atas adalah: jangan Nilai-nilai pendidikan yang
mudah putus asa ketka menghadapi terdapat pada data III di atas adalah:
masalah, saling menghargai, jangan Jangan pernah sombong, walaupun
sombong, jangan angkuh, karena kamu secara fisik dilahirkan secara
kerugian dan penyesalan datang sempurna, karena kesombongan dapat
dikemudian
Data II hari. menyebabkan kerugian terhadap diri
Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya sendiri (Burung Merak) Jangan menilai
berhenti sejenak seraya melanjutkan sesuatu dari fisiknya, karena fisik yang
perkataannya, tetapi kali ini dengan mimik dan kurang
SIMPULAN belum
DAN SARAN tentu memiliki
nada lebih serius, “Ingatlah semut muda, jika kekurangan bahkan bisa jadi menjadi
kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sesuatu yang indah (Ulat Bulu,
sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, kupukupu). Jangan gampang percaya
maka nasib kamu akan seperti lalat ini.” Para dan terbuka terhadap orang yang baru
pemenang tidak melakukan hal-hal yang kamu lihat, walaupun orang tersebut
berbeda, mereka hanya melakukannya dengan menakjubkan (Burung Merak terhadap
cara yang berbeda. manusia).
Nilai-nilai pendidikan yang terdapat
pada data II di atas adalah: selalu KESIMPULAN
bersyukur dengan apa yang kita Hasil penelitian disimpulkan bahwa
miliki, karena setiap keinginan tak dalam cerita fabel, terdapat begitu banyak
seindah dengan harapan dan pesan moral dan nilai yang bisa dimanfaatkan
kenyataan. jika gagal dalam suatu untuk mendidik anak pada usia dini. Selain itu
hal, cobalah keluar dari masalah itu apabila penanaman nilai pendidikan yang
ditanamkan oleh orangtua pada anak dengan
dengan cara berbeda karena Para
Data III baik, tentu akan memberikan sumbangsi yang
pemenang tidak melakukan hal- besar pada kehidupan anak dalam mengatasi
hal yang berbeda, mereka hanya masalah.
melakukannya dengan cara yang Saran yang dapat diajukan, yakni.
berbeda.
REFERENSI
Selang beberapa hari kemudian, setelah Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya
mengalami proses metamorfosis dari ulat Sastra. Bandung: Sinar Baru
bulu, kepompong, dan akhirnya Ulat bulu pun http://kabar
berubah menjadi seekor Kupu-Kupu yang pendidikan.blogspot.com/2011/04/pe
cantik. Tetapi sekarang akibat ulah manusia nilaian-dalam-pembelajaran-
yang telah merusak alam, menyebabkan warna bahasa.html
kupu-kupu berubah menjadi gelap. Jangan
pernah sombong, walaupun kamu secara fisik Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan,
dilahirkan secara sempurna, karena 2014, Buku Siswa Bahasa Indonesia.
kesombongan dapat menyebabkan kerugian Jakarta: 2014
terhadap diri sendiri (Burung Merak) Jangan Sugono Dendi, dkk. 2012. Kamus Besar
menilai sesuatu dari fisiknya, karena fisik Bahasa Indonesia (KBBI) edisi
yang kurang belum tentu memiliki keempat. Gramedia, Jakarta.
kekurangan bahkan bisa jadi menjadi sesuatu Sugiyono, 2015. Metode Penelitian
yang indah (Ulat Bulu, kupu-kupu). Jangan Pendidikan. Bandung: Allfabeta.
305
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Hasbi
Email: Hasbi_aa@yahoo.com
Abstrak Cerita rakyat yang tersebar di berbagai pelosok-pelosok nusantara merupakan salahsatu
kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Cerita rakyat juga merupakan
kegiatan mengekspresikan nilai-nilai budaya yang ada dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kearifan lokal suatu masyarakat etnik dalam menyelesaikan
persoalan kehidupan individu atau komunal masyarakat etnik tersebut misalnya, dapat
dijadikan sumber pembelajaran nilai-nilai pendidikan karakter. Hal ini disebabkan karya
sastra mengandung nilai-nilai kearifan karena karya sastra selalu mempersoalkan
persoalan manusia dan kemanusiaan. Tujuan penelitian ini adalah: untuk menanamkan
karakter terhadap anak usia dini. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitataf, yaitu menganalisis nilai-nilai karakter dalam cerita anak, dan kemudian akan
diajarkan pada anak usia dini. Data yang digunakan adalah sebuah cerita anak dengan
judul Ratu Aji Bidara Putih. Hasilnya ditemukan beberapa nilai karakter yang bisa
diajarkan pada anak usia dini diantaranya adalah kesopanan, saling menghargai, jujur,
terbuka, dan berpikir positif, sabar, ulet, dan bekerja keras.
Kata kunci: Cerita “Ratu Aji Bidara Putih”, Pembentukan Karakter, Anak Usia Dini
Abstract Folklore scattered in various corners of the archipelago is one of the cultural richness
owned by the Indonesian nation. Folklore is also an activity of expressing cultural values
that exist within a particular group of people. Local wisdom of an ethnic society in
solving individual life or communal problems of ethnic society for example, can be a
source of learning values of character education. This is because the literary works
contain the values of wisdom because the literary works always question the human and
humanitarian issues. The purpose of this study is: to inculcate the character of early
childhood. This type of research is descriptive qualitative research, that is analyzing the
character values in children's stories, and then will be taught in early childhood. The
data used is a child story with the title of Queen Aji Bidara Putih in a collection of fairy
tales of the archipelago. The results found some values of characters that can be taught
in early childhood such as politeness, mutual respect, honest, open, and positive
thinking, patient, tenacious, and work hard.
Keywords: Story "Ratu Aji Bidara Putih", Character Formation, Early Childhood
306
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
307
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
berbagai penjenisan. Jika sebuah novel ditulis tersebut, maka penulis memilih sebuah cerita
dan diterbitkan khusus untuk pembaca rakyat yang berjudul “Ratu Aji Bidari Putih”.
dewasa, akan muncul istilah fiksi atau novel
untuk pembaca dewasa. Jika pembaca TINJAUAN TEORI
sasarannya kelompok remaja, karya sastra 1. Pengertian Sastra Anak
yang dihasilkan disebut sastra remaja. Oleh Pramuki (2000) mengungkapkan
sebab itu, karya sastra yang dikhususkan untuk bahwa sastra anak-anak adalah karya sastra
kanak-kanak, dikenal sebagai sebagai sastra (prosa, puisi, drama) yang isinya mengenai
anak. Berdasarkan kenyataan ini, dapat anak-anak; sesuai kehidupan, kesenangan,
dipahami bahwa terdapat fenomena di dalam sifat-sifat, dan perkembangan anak-anak.
dunia penulisan kreatif bahwa ada saatnya di Sedang manurut Solchan dkk (1994:225)
mana penulis kreatif (sastrawan, penyair, membagi pengertian sastra anak-anak atas dua
dramawan) telah menetapkan terlebih dahulu bagian, yakni sebagai berikut. “Pertama sastra
secara khusus siapa pembaca yang dituju dari anak-anak adalah sastra yang ditulis oleh
karya yang akan diciptakannya. Hal ini pengarang yang usianya remaja atau dewasa
sekaligus memperlihatkan bahwa ada kalanya yangisi dan bahasanyamencerminkan corak
teks sastra memang diciptakan secara kehidupan dan kepribadian anak. Kedua,
“sengaja” dengan sasaran pembaca yang jelas. sastra anak adalah sastra yang ditulis oleh
Di dalam pengertian umum, kata pengarang yang usianyamasih tergolong anak-
“anak” dalam hal ini mungkin lebih tepat anak yang isi dan bahasanya mencerminkan
disebut dengan istilah “kanak-kanak” dapat corak kehidupan dan kepribadian anak.
ditujukan kepada manusia yang berusia 6 Sastra anak menurut lukens (2003:9)
sampai 12 tahun. Jika ditinjau dari jenjang menawarkan dua hal utama, yaitu kesenangan
pendidikannya, anak dengan usia demikian dan pemahaman. Sedangkan menurut Hunt
adalah kanak-kanak usia sekolah pada jenjang (1995:61), sastra anak adalah sastra yang
pendidikan sekolah dasar. Sastra anak, secara menyangkut baik kehidupan manusia,
dikotomi dapat dikatakan sebagai karya sastra binatang, tumbuhan, maupun kehidupan yang
yang “layak” dibaca, didengar, atau lain. Jadi sastra anak merupakan karya yang
dikonsumsi oleh kanak-kanak. Perkataan dari segi bahasa memiliki nilai estetis dan dari
“layak” memberikan gambaran ada segi isi mengandung nilai-nilai yang
persyaratan khusus tentang boleh tidaknya, memperkaya pengalaman rohani bagi anak-
baik tidaknya, atau sesuai tidaknya teks sastra anak yang ditulis oleh pengarang yang sudah
tersebut dibaca atau diperuntukkan bagi dewasa, remaja, atau anak-anak itu sendiri.
kanak-kanak. Kata “layak” juga Berdasarkan keragaman tersebut,
mengisyaratkan bahwa isi sastra anak pakar sastra anak kemudian mengelompokkan
merupakan bagian penting. Isi sastra anak bacaan sastra anak tersebut sebagai berikut:
adalah cerita atau pesan yang dianggap sesuai a. Bacaan Anak Usia Dini
dengan tingkat emosional dan intelektualitas Bacaan ini ditulis khusus bagi anak-anak
anak. usia bawah lima tahun. Bacaan ini akan
Di samping isi, hal yang berhubungan dipergunakan oleh orang tua,
dengan teknik atau gaya penyampaian juga pembimbing, atau guru untuk dibacakan
memegang peranan penting. Teknik atau gaya kepada anak-anak yang memerlukannya.
penyampaian dapat dianalogikan sebagai Jenis bacaan ini terbagi atas (i) buku
kemasan. Kemasan yang baik akan huruf/ABC, (ii) buku berhitung, (iii)
menjadikan isi yang mungkin biasa-biasa saja buku tentang onsep, (iv) buku tentang
menjadi menarik dan disenangi. Sehubungan kata, (v) bacaan untuk pemula, dan (vi)
dengan isi dan teknik penyampaian sastra buku bacaan bergambar.
anak, didalam prosesnya juga memerlukan b. Kisah-kisah Tradisional
bimbingan dan pengarahan anggota dewasa Bacaan jenis ini adalah bacaan sastra
suatu masyarakat. Sehubungan dengan hal anak dari cerita masyarakat lama yang
308
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
terus terpelihara sebagai tradisi yang lima fokus kebenaran dan nilai-nilai karakter
sifatnya anonim dan turun-temurun. dan kecerdasan, yaitu:
Bahan bacaan sastra anak jenis ini a. Keimanan dan ketakwaan, dengan
sesungguhnya masuk dalam kategori indikator prilaku: percaya pada Tuhan
cerita folklor yang berisi tentang YME; mengerjakan perintah dan
kebijaksanaan, kasih sayang, atau impian meninggalkan larangan Tuhan; amanah;
sebuah kelompok atau komunitas bersyukur; dan ikhlas;
(kolektif) yang menjadi milik bersama. b. Kejujuran, dengan indikator perilaku:
Masuk dalam jenis ini adalah (i) berkata apa adanya; berbuat atas dasar
pepatah/peribahasa, (ii) cerita binatang, kebenaran; bertanggung jawab;
(iii) cerita rakyat, (iv) mitos, (v) legenda, memenuhi kewajiban danmenerima hak;
(vi) dongeng. lapang dada; memegang janji;
c. Sajak c. Kecerdasan, dengan indikator perilaku:
Sajak di dalam penjenisan ini adalah hal aktif/dinamis; terarah/berpikir logis/
yang berkaitan dengan syair nyanyian, analitis/objektif; maupun mencari solusi;
ungkapan, slogan, bahkan teriakan anak- berpikir positif/maju/terbuka; konsisten;
anak ketika bermain bersama d. Ketangguhan, dengan indikator perilaku:
antarsesaman. teliti/sportif; sabar; disiplin; ulet/tidak
d. Cerita Fantasi mudah putus asa; bekerja keras; orientasi
Termasuk di dalam penjenisan ini adalah kualitas/mutu; berani menanggung
cerita-cerita yang menghadirkan tokoh resiko; menjaga keselamatan dan
khayali, seperti adanya tokoh dewa, peri, kesehatan diri;
naga, garuda, atau hal-hal lain yang dapat e. Kepedulian, dengan indikator perilaku:
saja bersifat supranatural dan penuh patuh pada aturan/norma; sopan/santun;
fantasi. Hal-hal supranatural yang demokratis; toleransi; suka membantu;
biasanya terdapat di dalam jenis cerita ini damai/anti kekerasan; pemaaf; menjaga
adalah adanya kemala hikmat, sapu ajaib, kerahasiaan. Seluruh persoalan yang
cincin atau cermin yang memiliki dipaparkan oleh narator dan persoalan
kekuatan gaib. yang dihadapi tokoh cerita pada cerita
e. Cerita Realistik anak yang telah ditetapkan sebagai
Cerita jenis ini antara lain cerita tentang sumber data atau objek pembahasan
tokoh yang memang pernah ada dan ditelusuri dan ditempatkan posisinya
hidup sebagai tokoh panutan atau pada lima fokus nilai-nilai pendidikan
pahlawan. Di samping itu, hal yang karakter sebagaimana yang dikemukakan
termasuk jenis ini adalah kisah-kisah oleh Prayitno dan Afriva Khaidir di atas.
inspiratif tentang seseorang yang Di pihak lain, amanat teks cerita anak
berhubungan dengan sekolah, rumah, dapat diketahui melalui penelusura
olah raga, dan petualangan. Di dalam telaahan bagaimana dan apa pesan-pesan
jenis ini termasuk pula bahan bacaan kebajikan yang dapat dijadikan teladan
biografi atau autobiografi. dan panutan bagi pembaca sastra anak.
Berdasarkan uraian di atas bahwa
2. Nilai-nilai Pendidikan Karakter untuk mengatasi kemerosotan budaya dan
Penelusuran persoalan tema cerita karakter bangsa, maka pendidikan dianggap
anak pada penelaahan ini difokuskan kepada sebagai alternative yang bersifat preventif
persoalan yang berkaitan dengan nilai-nilai diharapkan dapat mengembangkan budaya
pendidikan karakter. Menurut Prayitno dan dan karakter generasi muda bangsa kita dalam
Afriva Khaidir, rumusan tentang nilai-nilai itu berbagai aspek kehidupan. Olehnya itu,
mengikuti secara dinamis pembangunan penulis memilih cerita anak yang berjudul
budaya masyarakat. Secara umum, Prayitno “Ratu Aji Bidari Putih” untuk dianalisis
dan Afriva Khaidir menjelaskan bahwa ada tentang nilai-nilai pendidikan karakter apa
309
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
saja yang terdapat dalam cerita tersebut. masih ingin terus memajukan
Sehingga nilai-nilai pendidikan karakter negeri ini,” ujarnya.
tersebut dapat ditanamkan pada anak sejak
dini. Kutipan di atas mengindikasikan sikap
amanah dan ikhlas tokoh cerita atas hidup
METODE yang harus dijalaninya.
Untuk menganalisis nilai-nilai 2. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
pendidikan karakter dalam cerita “Ratu Aji Kepedulian
Bidari Putih” penulis menggunakan jenis Nilai-nilai pendidikan karakter
penelitian deskriptif kualitatif, dengan metode kepedulian dapat ditelusuri melalui
kepustakaan. yang mana dilakukan deskriptif indikator sikap dan perilaku patuh pada
mengenai nilai-nilai pendidikan karakter aturan atau norma, sopan dan santun,
dalam cerita. demokratis, toleransi, suka membantu,
damai anti kekerasan, pemaaf, dan
PEMBAHASAN menjaga kerahasiaan. Di dalam cerita
Sebagaimana yang telah dijelaskan Ratu Aji Bidara Putih, indikator sopan
sebelumnya bahwa tujuan penulisan ini adalah dan santun dapat ditemukan melalui
untuk menganalisis nilai-nilai pendidikan tindakan tokoh cerita. Seperti pada
karakter yang terkandung dalam cerita kutipan berikut.
rakyat..Berdasarkan analisis cerita “Ratu Aji
Bidara Putih” tersebut ditelusuri persoalan Semua itu mereka persembahkan
pesan-pesan kebajikan kehidupan tokoh cerita sebagai hadiah bagi Ratu Aji
(amanat) melalui sikap dan perilaku tokoh- Bidara Putih dari junjungan
tokoh cerita dengan menghubungkannya
dengan masalah nilai-nilai pendidikan mereka. Sambil berbuat demikian
karakter, yaitu nilai-nilai pendidikan karakter mereka menyampaikan pinangan
keimanan dan ketakwaan, kepedulian, Sang Pangeran terhadap diri Ratu
kecerdasan, kejujuran, serta nilai-nilai Aji Bidara Putih. Kali ini Sang
pendidikan ketangguhan. Adapun hasil Ratu tidak langsung menolak. Ia
analisis data nilai-nilai pendidikan yang mengatakan bahwa ia masih akan
terkandung dalam cerita tersebut berikut ini:
memikirkan pinangan Sang
1. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Keimanan dan Ketakwaan Pangeran.
Nilai-nilai pendidikan karakter Kutipan di atas mengindikasikan sikap
keimanan dan ketakwaan dapat ditelusuri sopan dan santun melalui tuturan yang
melalui indikator sikap dan prilaku diperlihatkan oleh Ratu Aji Bidara Putih
percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, terhadap Sang Pangeran.
mengerjakan perintah dan meninggalkan 3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
larangan Tuhan, amanah, bersyukur, dan Kecerdasan
ikhlas. Di dalam cerita Ratu Aji Bidara Nilai-nilai pendidikan karakter
Putih, indikator amanah serta perasaan kecerdasan dapat ditelusuri melalui
ikhlas menerima ketentuan Tuhan dapat indikator sikap dan perilaku
ditemukan melalui tuturan tokoh cerita. aktif/dinamis, terarah, berpikir logis,
Seperti pada kutipan berikut. analitis objektif, mampu Di dalam cerita
Ratu Aji Bidara Putih, indikator sopan
Namun sang Ratu selalu menolak. dan santun, dapat mencari solusi, berpikir
“Belum saatnya aku memikirkan maju, positif, terbuka da konsisten.
pernikahan. Diriku dan Seperti pada kutipan berikut.
perhatianku masih dibutuhkan “Paman,” ujarnya, “para utusan
oleh rakyat yang kucintai. Aku tadi terasa amat menyanjung-
nyanjung junjungannya. Bahwa
310
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
pangeran itu tampan, kaya dan ulet, tidak mudah putus asa, bekerja
perkasa. Aku jadi ingin tahu, keras, berani menanggung resiko, dan
apakaah itu semua benar atau menjaga keselamatan diri. Seperti pada
cuma bual belaka. Untuk itu aku kutipan berikut.
membutuhkan bantuannmu.”
“Baik, Tuanku. Perintah Anda
“Apa yang mesti saya lakukan,
Tuanku?” tanya si punggawa. akan saya laksanakan sebaik-
baiknya.” Ketika selimut malam
“Nanti malam usahakanlah kau
turun ke bumi, si punggawa pun
menyelinap secara diam-diam ke
atas kapal asing itu. Selidikilah berangkat melaksanakan perintah
keadaan pangeran itu. Kemudian junjungannya. Dengan
laporkan hasilnya kepadaku.” keahliannya ia menyeberangi
Kutipan di atas mengindikasikan sikap sungai tanpa suara. Lalu ia
tokoh cerita dalam berpikir logis, terbuka, melompat naik ke atas geladak
dan berpikir positif serta mencari solusi kapal yang sunyi. Dengan gerak-
melalui tuturan maupun tindakan tokoh gerik waspada ia menghindari
cerita. para penjaga. Dengan hati-hati ia
4. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter mencari bilik sang pangeran.
Kejujuran
Sampai akhirnya ia berhasil
Nilai-nilai pendidikan karakter
kejujuran dapat ditelusuri melalui menemukannya.
indikator sikap dan perilaku berkata apa Ratu Aji Bidara Putih merasa
adanya, berbuat atas dasar kebenaran, dan sedih dan panik. Namun kemudian
bertanggung jawab. Seperti pada kutipan
ia berusaha menenangkan
berikut.
pikirannya. Ia mengheningkan
“Saya tidak mengada-ada, cipta. setelah itu ia mengunyah
Tuanku! Suaranya ketika makan
sirih. Kemudian kunyahan sepah
tadi meyakinkan saya, ” kata si
punggawa. “Pangeran itu pasti sirih digenggamnya erat-erat.
bukan manusia seperti kita. Pasti Lalu berkata, “Jika benar aku
dia siluman! Entah siluman babi keturunan raja-raja yang sakti,
hutan, anjing atau kucing. terjadilah sesuatu yang dapat
Pokoknya siluman! Hanya pada mengusir musuh yang sedang
waktu siang ia berubah ujud mengancam negeriku!”
menjadi manusia! Percayalah
Tuanku. Saya tidak mengada- Kedua kutipan di atas mengindikasikan
ada.” sikap tokoh cerita yang teliti, sabar, ulet,
tidak mudah putus asa, bekerja keras,
Kutipan di atas mengindikasikan sikap
berani menanggung resiko, dan menjaga
tokoh cerita berkata apa adanya, berbuat
atas dasar kebenaran, dan bertanggung keselamatan diri, baik melalui tuturan
jawab atas tugas yang diembannya, baik maupun tindakan.
melalui tuturan maupun tindakan tokoh
cerita.
KESIMPULAN
5. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter a. Sastra anak merupakan sastra yang sangat
Ketangguhan penting bagi seorang anak. Karena sastra
Nilai-nilai pendidikan karakter anak dapat memberikan pemahaman dan
kesenangan bagi seorang anak, terlebih
ketangguhan dapat ditelusuri melalui
indikator sikap dan perilaku teliti, sabar,
311
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
REFERENSI
Aksa, Yati Haswidi, 1990. “Rubah dan Kelinci
Suatu Gambaran Tatanan dunia: Studi
Banding Beberapa Fabel Karya La
Fontaine dan Satjadibara.” Disertasi.
Jakarta: Fakultas Sastra Universitas
Indonesia.
Cholifah. 2003. “Anafora dan Katafora pada
Wacana Dongeng Anak serta
Implikasinya bagi Pembelajaran Bahasa
dan sastra Indonesia.” Jakarta: FBS
Universitas Negeri Jakarta.
Hasanuddin WS (Ed.) 2012. Telaah Sastra
Anak. Padang: Kabarita Press
Hasanuddin WS (Ed.) 2015. Sastra Anak:
Kajian Tema, Amanat, Dan Teknik
Penyampaian Cerita Anak Terbitan Surat
Kabar. Bandung: Angkasa Bandung
Junus, Umar. 1993. Dongeng tentang Cerita.
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka.
Keraf, Gorys. 1987. Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: Gremedia.
Muhardi dan Hasanuddin WS. 2006. Model
Pendidikan Karakter Cerdas. Padang:
UNP Press.
Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra:
Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka
Jaya
Wildan, dkk. 2001. Dongeng Anak-anak
dalam Bahasa Aceh: Anlisis Struktur.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
312
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Abstrak The writing presented is the result of a study of local wisdom in folklore and its role in
shaping the character of the students. This research uses descriptive qualitative with the use
of library method. Technique of collecting data using technique of record and
documentation. Local potentials owned by Indonesia are very adequate, especially in the
cultural aspect. One aspect of culture that certainly has the values of wisdom is folklore.
Oral traditions, especially folklore, are not only beneficial to the support community, but
also can benefit the general public in Indonesia. The content of the values of education in it
can contribute to the formation of the character of the students, so it is necessary for the
important role for the community, educators, and government in teaching students from an
early age. Based on the findings, that in the folklore entitled "studying.
313
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
314
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
kebudayaan tidak hanya tentang tarian dan Kearifan lokal merupakan produk budaya
tradisi semata, namun nilai karakter luhur masa lalu yang patut secara terus-menerus
yang diwariskan secara turun temurun hingga dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai
dapat berkontribusi bagi pembentukan lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya
karakter bangsa kita. Peraturan tersebut dianggap sangat universal. Lebih tegas lagi
menekankan pada perlindungan, dinyatakan oleh Suharso (dalam Rahayu:
pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan. 2017) bahwa kearifan lokal merupakan
Tuntutan tersebut menjadi sebuah harapan pengetahuan yang mewujud dalam perilaku
besar bagi pemeritah dan seluruh rakyat sebagai hasil dari adaptasi terhadap
Indonesia dalam mempersiapkan generasi lingkungan yang mempunyai implikasi positif
penerus dalam menghadapi tantangan arus terhadap kelestarian lingkungan.
globalisasi yang semakin kompleks. Pemajuan
kebudayaan nasional Indonesia dilaksanakan
METODE
Penelitian ini menggunakan jenis
berlandaskan Pancasila, Undang-Undang
penelitian kualitatif deskriptif mengenai nilai-
tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika. nilai kearifan lokal dalam cerita rakyat yang
Nilai merupakan sebuah unsur penting berjudul “Menuntut Ilmu (mattuntuq
paddissengeng), Wasiat Si Curang dan Si
dalam kebudayaan. Nilai membimbing
Jujur), Kesabaran (sabbaraq)” yang terdapat
manusia untuk menentukan apakah sesuatu itu
dalam buku Pau-Pau rikadong (Suatu Tradisi
boleh atau tidak boleh dilakukan. Dengan kata
lain, nilai merupakan sesuatu yang abstrak Lisan Sulawesi Selatan).” Desain penelitian
tentang tujuan budaya yang akan kita bangun ini digunakan untuk mengungkap nilai yang
berhubungan dengan sifat dasar manusia yaitu
bersama melalui bahasa, simbol, dan pesan-
nilai kebaikan dan kejahatan, nilai kualitas
pesan verbal maupun nonverbal (Liliweri,
manusia yaitu nilai yang menjadikan manusia
2003: 50). Hal yang senada juga dinyatakan
bermutu atau tidak, dan nilai yang
oleh Koentjaraningrat (1984: 8-25), bahwa
nilai budaya adalah lapisan abstrak dan luas berhubungan dengan relasi individu dengan
ruang lingkupnya. Tingkat ini adalah ide-ide kelompok dalam etos kerjasama.
Data dalam penelitian ini adalah cerita
yang mengonsepsikan hal-hal yang paling
rakyat yang termuat dalam kumpulan cerita
bernilai dalam kehidupan masyarakat. Suatu
atau pau-pau ri kadong: Suatu Tradisi Lisan
sistem nilai budaya terdiri atas konsepsi-
konsepsi yang hidup dalam pikiran sebagian Sulawesi Selatan. Data dalam penelitian ini
besar warga masyarakat mengenai hal-hal disajikan dalam bentuk teks yang bersifat
naratif. Teknik verifikasi data dan penarikan
yang amat berharga dalam hidup sebagai
kesimpulan. Setelah data disajikan selanjutnya
konsepsi-konsepsi, nilai-nilai budaya bukan
peneliti melakukan peninjauan ulang terhadap
hanya sekedar informasi kognitif. Nilai-nilai
data sebelumnya. Hasil dari tinjauan data akan
budaya mengandung gagasan-gagasan
emosional yang mendalam. Karena itu nilai dilakukan penarikan kesimpulan berupa
budaya menjadi dasar dari kehidupan manusia deskripsi ataupun gambaran objek yang
dibahas yang sebelumnya bersifat kurang jelas
atau menjadi pedoman tentang apa yang harus
menjadi sesuatu yang jelas.
orang lakukan.
Selain itu, Nilai kearifan lokal merupakan
suatu wujud kearifan-kearifan yang ada dalam
suatu kelompok masyarakat yang dijadikan
sebagai pedoman hidup dalam menjalani
aktivitas keseharian yang lebih baik. Sejalan
dengan hal itu, Wuri (2010) menyatakan
bahwa kearifan lokal terbentuk sebagai
keunggulan budaya masyarakat setempat
maupun kondisi geografis dalam arti luas.
315
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Nilai kearifan lokal dalam kutipan suatu nilai kepatuhan yang dimiliki
tersebut, memberikan gambaran bahwa oleh seorang anak. Kepatuhan
ketika dalam bekerja sehari-hari seorang anak dalam menjalankan
namun tidak mmbuahkan hasil yang perintah dari orang tuanya akan
maksimal maka tidak ada salahnya kita membuahkan kebahagiaan dan
berpindah ke tempat lain dengan ikhlah kesuksesan dalam kehidupannnya
dan penuh harapan bahwa semoga di kelak.
sanalah rezeki kami dapat diberkahi. d. Nilai Solidaritas
(10) “baiklah, saya akan menjualnya dan
(7) “sesudah anak muda itu menerima uang dengarkan baik-baik kata-kata yang
dari ayahnya, berangkatlah ia menuju akan saya jual ini. “ajaq mumatinro ri
pasar untuk mencari dan membeli kata- toddang salō deq e ulunna” (jangan
kata. (4* anak muda itu berangkat ke engkau tidur di bawah sungai yang tidak
pasar yang berbeda-beda untuk mecari ada hulunya.”
dan membeli ilmu).” (11) “lalu orang tua itu menyebutkan kaa-
kata yang dimaksud: ajaq muanre
Nilai kearifan lokal dalam kutipan narekko deq mumalupuuu artinya jangan
cerita tersebut bahwa apabila kita engkau makan sebelum lapar”
diberikan tanggungjawab oleh orang (12) “dituturkanlah kata-kata yang dijual
tua kita, maka itu harus dilaksanakan orang tua itu. Ajaq mumatinro narekko
dengan sebaik-baiknya. deq mucakkarudduu artinya jangan
Melaksanakan printah orang tua kita engkau tidur sebelum engkau
dengan baik merupakan suatu mengantuk.
kepatuhan dan kejujuran kepada diri (13) “dengarkanlah baik-baik kata orang tua
sendiri, orang tua, dan Sang Maha itu ajaq muetteq narekko tania iko
Pencipta. ritanai: artinya jangan engkau menyahut
c. Nilai Kepatuhan & Kejujuran apabila bukan engkau yang ditanyai”
(8) “aku akan membelikan semuanya “jawab
anak muda itu” (4 kali ia membelanjakan Nilai kearifan lokal dalam kutipan
semuanya).” tersebut memberikan gambaran
bahwa apabila engkau memiliki ilmu
Nilai kearifan lokal pada kutipan yang banyak maka amalkanlah ilmu
tersebut memberikan gamabaran itu kepada orang lain. Sesorang yang
kepada masyarakat (pembaca) untuk peduli terhadap sesamanya tentu akan
mengutamakan kejujuran dalam mengajarkan apa yang menurutnya
bertindak. Apa yang dikatakan oleh baik dan dapat bermanfaat bagi
orang tuanya maka itu pulalah yang Ia dirinya dan orang lain.
lakukan. Kepatuhan sejalan dengan (14) “adapun seorang anak gadisnya itu yang
kejujuran yang mewujud dalam ditinggalkan dikawinkan dengan anak
bertindak menjadi salah satu cara muda itu dengan raja sebagai imbalan
untuk meraih kesuksesan. kebaikannnya dan kesetiaannya kepada
(9) “anak muda itu menjawab hanya kata- baginda raja.”
kata yang disuruh ayahku untuk dibeli.”
Nilai kearifan lokal dalam kutipan
Nilai kearifan lokal dalam kutipan tersebut, memberikan gambaran
cerita tersebut, bahwa apabila engkau bahwa balaslah kebaikan seseorang
diberikan tanggungjawab khususnya kepadamu dengan kebaikan pula.
oleh orang tua maka laksanakan Janganlah berburuk sangka sebelum
sesuai dengan apa yang mendapatkan bukti yang akurat.
diperintahkan. Menjalankan sesuai Selain itu, janganlah berusaha
apa yang diperintahkan merupakan mencelakakan orang lain karena
317
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
(20) “setelah menyerahkan uang saku itu Koentjaraningrat. 1999. Manusia dan
kepada sang kakek, anak itu kemudian Kebudayaan Indonesia; Djembatan:
berangkat lagi untuk mencari jawaban Jakarta
itu.” Liliweri, Alo, 2002. Makna Budaya dalam
Nilai kearifan lokal dalam kutipan Komunikasi Antar Budaya,
cerita tersebut bahwa bersungguh- Yogyakarta: LkiS.
sungguh dan bekerja keras dalam
Maltasari, Nur. 2013. Nilai-Nilai Pendidikan
mencari apa yang dicita-citakan tentu
Karakter dalam Cerita Rakyat
akan berhasil.
Malang. Universitas Jember.
(21) “kesabaran adalah tempat berpijak
akal.” Parmini, Ni Putu. 2015. Eksistensi Cerita
Nilai kearifan lokal dalam cerita Rakyat dalam Pendidikan Karakter
tersebut bahwa melalui kesabaranlah Siswa SD di Ubud. Jurnal of Bali
orang dapat menemukan Studies).
kebijaksanaan dalam kehidupannnya. Salam, Rahayu. 2017. Kearifan Lokal
Bersabar merupakan salah satu kunci Masyarakat Adat dalam Pengelolaan
dalam meraih kesuksesan abadi dalam Hutan di Pulau Wangi-Wangi. Jurnal
hidup. Walasuji Volume 8, nomor 1. Balai
Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi
KESIMPULAN Selatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Singsombong. 2015. Kearifan Lokal dalam
diuraikan pada pembahasan, bahwa cerita Pengetahuan Kedaerahan. Journal of
rakyat merupakan salah satu wujud kekayaan Educational Social Studies.
lokal yang dimiliki oleh suatu kelompok Yasil, Suradi. 1995/1996. Nilai-Nilai Budaya
masyarakat yang mengandung nilai-nilai yang terdapat dalam Cerita Rakyat
kearifan. Nilai-nilai kearifan lokal tersebut Bugis. Laporan Penelitian Sejarah dan
adalah nilai kejujuran, nilai kepatuhan, nilai Nilai Tradisional Sulawesi Selatan.
kerjasama, nilai musyawarah, nilai keteguhan, Ujung Pandang.
nilai solidaritas, dan nilai kerja keras (etos
kerja). Nilai kearifan lokal tersebut dapat
menjadi bahan dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di sekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Geertz Clifford, 1981. Abangan, Santri,
Priyayi Dalam Masyarakat Jawa.
Jakarta: Pustaka Jaya
Jurnal of Bali Studies. 2015. Eksistensi Cerita
Rakyat dalam Pendidikan Karakter
Siswa SD di Ubud.
Koentjaraningrat. 1967. Beberapa Pokok
Antropologi Sosial. Penerbit: Dian
Rakyat.
Koentjaraningrat. 1985. Metode-metode
Penelitian Masyarakat. Jakarta
Gramedia
Koentjaraningrat. 1993. Metode-metode
Penelitian Masyarakat. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
319
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
E-mail: Rusdianamuzakkar@gmail.com/Arisalical012@gmail.com
Abstrak Salah satu aspek penting dalam pembelajaran sekolah dasar adalah kemampuan anak dalam
membaca. Orang tua adalah orang yang pertama bertanggung jawab atas keberhasilan anak
mereka. Para orang tua merupakan motivator dan pendidik yang secara keseluruhan
bertanggung jawab terhadap anak mereka. Namun dalam era globalisasi ini, banyaknya
sekolah unggul, sehingga orang tua kurang memerhatikan peranan mereka, orang tua
meminta pihak luar lain membantu mendidik anak-anak mereka. Pihak lainnya adalah guru
di sekolah. Namun demikian, setelah anak-anak dititipkan disekolah, orang tua tetap untuk
bertanggung jawab untuk keberhasilan pendidikan anak-anak mereka. Kemampuan
membaca permulaan anak, tidak langsung dimilikinya, namun harus diajarkan, baik itu di
lingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah. Induk peran dan tanggung jawab
antara lain dapat diwujudkan dengan membimbing kelangsungan anak belajar di rumah
sesuai dengan program yang telah dipelajari oleh anak-anak di sekolah dasar dan guru di
sekolah dapat menjalankan kegiatan pembelajaran dengan antusias yang tinggi berkat orang
tua siswa.
key words: Peranan Orang Tua, Membaca Permulaan, Siswa Sekolah Dasar.
320
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
hal unik yang terjadi di lapangan sewaktu orang tuanya cenderung lebih lancar membaca
proses pengambilan data. dibandingkan siswa yang hanya diajarkan oleh
salah satu orang tua saja. Sebagaimana yang
PEMBAHASAN dinyatakan oleh Gunarsa (2010:76) bahwa:
Peranan orang tua mendidik anaknya “Kewajiban bapak kepada anak-anak tidak
merupakan suatu kenyataan yang dihadapi dapat dipindahkan kepada ibu. Kalau ibu
sekarang ini bahwa juataan kaum bapak tidak melakukan kewajibannya sendiri, ia pun
mau tahu soal internal rumah tangga, demikian mempunyai cukup tanggung jawab untuk
juga pendidikan anaknya. Tidak bisa bergaul dipikul. Hanya bekerja sama antara bapak dan
akrab dengan anak-anaknya, terutama sekali ibu sehingga dapat melaksanakan pekerjaan
dengan anak laki-laki. Bapak merupakan salah dengan baik dan memuaskan”.
satu orang tua yang berperan secara aktif Cara yang baik untuk mendidik anak
dalam mendidik anaknya. Banyak kaum bapak supaya menghormati orang tua dalam rumah
yang beranggapan bahwa urusan rumah tangga adalah dengan memberikan tauladan
tangga itu hanya tugas yang mudah dapat /contoh kepadanya, bagaimana seorang suami
dikerjakan setiap orang. Entah siapa yang mengasihi serta menghormati isterinya.
mengerjakannya. Hal ini membuat kaum ibu Dengan melihat dan mendengar secara
patah hati, tidak bersemangat lagi dan sangat langsung, bagaimana orang tua menyatakan
kurang memerhatikan peranan mereka dalam kasih sayang mereka serta menghormati satu
mengajari anaknya. sama lain, akan memberi pengaruh yang
Berdasarkan hasil penelitian terrhadap mendalam dan berarti kepada pikiran dan hati
orang tua siswa peneliti menyimpulkan bahwa anak.
orang tua, terutama seorang bapak Menurut Emanuel Ritcher “Globalisasi
menyerahkan tugas mendidik anak mereka adalah jaringan kerja global secara beriringan
kepada ibu mereka, para bapak hanya sibuk memadukan masyarakat yang sebelumnya
bekerja sehingga peranan orang tua tidak terpencar-pencar dan terpencil ke dalam saling
maksimal mengajari anak mereka, terutama bergantung dan persatuan dunia. Peranan
mengajari anak membaca permulaan yang orang tua dalam pendidikan anak sangatlah
membutuhkan waktu yang lama, hal ini karena kurang hal ini dikarenakan pada era
anak yang masih duduk di bangku sekolah globalisasi ini banyak orang tua yang
dasar perlu perhatian ekstra untuk mengajar beranggapan sekolah yang bertaraf
dalam hal membaca, sehingga apabilah sudah internasional adalah sekolah unggulan, orang
di sekolah, guru tidak terkendala lagi terhadap tua memercayakan anaknya untuk
anak yang tidak tahu membaca, karena semua mendapatkan pendidikan di sekolah tersebut,
mata pelajaran harus memerlukan keahlian demikian juga pada sekolah dasar, orang tua
membaca, terutama tahap awal dalam beranggapan bahwa apabila anak mereka
pembelajaran. dititipkan di sekolah tersebut, maka orang tua
Ikut sertanya seorang bapak merawat dan tidak perlu lagi berperan dalam pendidikan
mendidik anak-anaknya, bukan hanya anak mereka. Hal ini menyebabkan peranan
persoalan segi keadilan yang harus dipikul orang tua tidak diperluhkan lagi. Membaca
bersama dengan sang ibu khususnya bila sang merupakan aspek yang penting dalam
isteri juga mengharapkan suaminya harus pendidikan yang didapatkan di tingkat sekolah
menganggap bahwa semua pekerjaan itu TK dan sekolah dasar, namun pada di tungkat
penting, bermanfaat, dan merupakan TK banyaknya permainan dalam proses
tantangan baginya, serta sama nilainya dengan pembelajaran, sehingga membaca permulaan
pekerjaan di kantor atau bisnis apa pun akan lebih terpusat pada sekolah dasar,
bentuknya. Peranan orang tua yang utuh, yaitu khusunya di kelas 1. Pada era globalisasi ini
bapak dan ibu memaksimalkan kemampuan orang para orang tua tidak memedulikan peran
membaca permulaan siswa pada kelas 1. mereka terhadap pendidikan anaknya karena
Siswa yang mendapatkan perhatian dari kedua mereka menganggap di lingkungan sekolah
322
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
323
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
“Pada waktu anak diajar jujur, maka pada saat 3. Meningkatkan Kreatifitas, Prestasi
itulah juga seorang ibu mengajar hukum- Belajar serta Meningkatkan Kesadaran
hukum kepada mereka. Sebab hukum-hukum Anak Membaca
itu memberi petunjuk supaya kamu jangan Kemampuan kreatifitas seorang anak
mencuri. Kamu jangan mengatakan kesaksian sudah tertanam dalam dirinya sebelum ia
dusta akan sesamamu, kamu jangan begini terkena pengaruh oleh lingkungan dan
rumah sesamamu”. sebelum menghadapi guru yang menuntut
Jika seorang Ibu sudah mendidik anak- kepatuhan secara wajar di sekolah. Dengan
anaknya bagaimana menghormati, menurut, merangsang anak untuk melihat, meneliti dan
mengendalikan diri dan mempunyai tabiat mencoba sesuatu maka orang tua sudah
jujur, berarti seorang ibu sudah berusaha merangsang kreatifitas anak. Dalam
mempersiapkan anak-anaknya yang tangguh upaya meningkatkan prestasi belajar anak,
dan berkepribadian yang tulus dan ikhlas. faktor lingkungan juga menunjang, tidak kalah
Menggunakan bahasa yang sederhana dan pentingnya dengan faktor rangsangang dan
tepat sangat berguna dalam menolong anak dorongan orang tua. Itulah sebabnya orang tua
untuk belajar, seperti yang dinyatakan oleh perlu memerhatikan seksama faktor
Sirait (2008:10) “bahasa yang digunakan lingkungan juga menunjang, tidak kalah
orang tua waktu berbicara dengan anak- pentingnya dengan rangsangan dan dorongan
anaknya sangat memengaruhi perkembangan orang tua. Itulah sebabnya orang tua perlu
akal dan kecerdasan anak”. Menurut memerhatikan seksama sebagai berikut:
Sarumpait (2011:16) “salah satu cara untuk a. Tempat Belajar
mendorong keinginan untuk belajar adalah Tempat belajar yang dimaksud adalah
dengan mengajak anak-anak untuk banyak dengan adanya ketenangan, tempat
berpergian ke kebun binatang, museum dan tersendirinya, warna dinding yang tidak
tempat lain yang menarik perhatian serta mencolok atau silau, bersih, cukup penerapan
melihat sesuatu yang mengandung pelajaran lampu dan ventilasi udara serta ruangan yang
bersejarah. cukup memadai dan luas. Orang tua yang
Jika orang tua mau mengerti dan menyediakan tempat belajar yang nyaman
memuaskan kebutuhan anak untuk belajar, akan membuat anak merasa senang ketika
mengadakan uji coba, meyelidiki bersama- belajar. Membaca permulaan anak pada kelas
sama menyaksikan dan menyentuh atau 1 sekolah dasar ini sangat penting hal ini
dengan cara lain, maka anak-anak tidak akan karena pada masa ini, anak-anak cenderung
rewel karena kebutuhan batinnya sudah banyak melakukan permainan mereka dengan
terpenuhi dan ia mempunyai kesempatan teman sebaya mereka, sehingga apabila orang
untuk menyalurkan rasa ingin tahunya yang tua mereka menyuruh anak mereka belajar
besar itu. Siswa yang duduk di bangku kelas 1 membaca akan membuat anak bosan dan
cenderung melakukan hal-hal yang baru, memilih untuk bermain, inilah peranan orang
karena rasa keingintahuan mereka mulai tua untuk menyediakan tempat belajar yang
berkembang. Siswa yang diajarkan dengan baik sehingga anak akan lebih meluangkan
bahasa yang lemah lembut akan lebih senang waktunya untuk belajar membaca.
dan antusias mendapatkan pelajaran dari b. Ada Pembagian Waktu
orang tua mereka, hal ini karena perasaan anak Belajar haruslah teratur sesuai dengan
yang duduk dibangku sekolah dasar pada waktu-waktu yang telah diatur sendiri. Karena
umumnya sensitif inilah pentingnya bahasa itu perlu membagi waktu se-efesien mungkin
yang digunakan dalam mendidik anak harus dan janganlah belajar seenaknya saja tanpa
cermat dan sopan. Anak yang dididik dengan terencana agar efektif dan tidak membuang-
bahasa yang kasar akan membentuk karakter buang waktu. Orang tua yang mengatur waktu
anak yang keras dan brutal pula karena pada untuk anak dalam kehidupan sehari-hari akan
fase kanak-kanak ini, masa pembentukan memprogram anak mereka, sehingga akan ada
krakter anak akan terbentuk.
324
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
pembagian waktu untuk anaknya untuk belajar beruntung karena kesanggupannya untuk
dan bermain. membaca. Program membaca di kelas I, II dan
c. Suasana Tenang III menekankan perkembangan dasar dalam
Suasana tenang waktu belajar sudah pasti proses membaca yang lebih lengkap. Para
memberi motivasi yang baik, karena dalam siswa yang belajar keahlian membaca akan
proses belajar yang demikian akan mengembangkan dan mengartikan kata-kata
menentukan dan memengaruhi prestasi belajar baru tanpa orang lain.
anak. Suasana tenang yang dimaksud disini Orang tua memerhatikan pergaulan
erat kaitannya dengan tempat belajar dan anaknya akan menumbuhkan perhatian timbal
hubungan orang tua dengan anak yang sedang balik dari anak mereka hal ini karena adanya
belajar. Oleh sebab itu, para orang tua perhatian yang positif dari orang tua anak.
berkewajiban menciptakan suasana belajar Peranan orang tua dalam mengingatkan
yang tenang dan baik. Mengajari anak untuk anaknya, jika dalam berteman harus saling
membaca haruslah dengan suasana yang menghargai dan tidak saling mengejek, orang
tenang agar perhatian anak fokus terhadap apa tua pun mengajari anak mereka tentang
yang akan diajarkan oleh orang tua mereka. sesuatu hal yang baik yang harus dilakukan
d. Alat-alat Pelajaran Dipersiapkan dan sesuatu hal yang buruk yang harus dijauhi.
Sebelum Belajar Contohnya jangan mengikuti teman yang
Para orang tua perlu memerhatikan dan melakukan kejahilan dan merugikan orang
mempersiapkan alat yang diperlukan sebelum lain serta mengikuti teman mereka untuk
belajar. Sebab belajar tidak akan berhasil dan belajar. Orang tua lebih meyuruh anak mereka
tidak baik hasilnya tanpa alat-alat yang untuk bergaul dengan teman yang baik dan
secukupnya. Peranan orang tua dalam mengajak teman anak mereka untuk bermain
mempersiapkan alat untuk belajar membaca bersama di sekitar lingkungan tempat tinggal
permulaan adalah gambar huruf alphabet yang agar anak dapat diawasi dengan baik. Orang
menarik dan penggaris atau benda yang tua pun berperan dalam membantu anak
berukuran panjang untuk menunjukkan huruf, mereka bermain dengan cara membuat
sebagaimana yang dilakukan guru di sekolah. permainan kata yaitu meggabungkan huruf-
e. Pergaulan Anak huruf atau menyusun huruf menjadi sebuah
Tidak dapat disangkal lagi bahwa kata dan menyuruh anak mereka mengeja dan
pergaulan sangat berpengaruh terhadap belajar membacanya sehingga anak dapat bermain
anak. Oleh sebab itu, harus dijaga agar jangan sambil belajar bukan belajar sambil bermain
sampai pergaulan anak itu mengganggu dengan teman mereka.
belajarnya. Karena hal itu sangat erat f. Peran Orang tua terhadap Hakikat
kaitannya dengan motivasi seseorang dalam Membaca Permulaan
meningkatkan prestasi belajar. Kesadaran Harras (2010:101) menyimpulkan bahwa:
membaca adalah suatu kebiasaan yang sangat “Membaca menduduki posisi serta peran yang
berguna dalam kehidupan manusia. Anak- sangat penting dalam konteks kehidupan umat
anak kurang minat dan tidak punya kesadaran manusia, terlebih pada era informasi dan
untuk membaca akan mengalami kerugian komunikasi seperti ini. Membaca juga
besar, karena tanpa membaca mereka akan merupakan jembatan bagi siapa saja dan di
seperti “seekor katak di bawah tempurung”, mana saja yang berkeinginan meraih
sehingga dunia mereka terasa sempit. Keadaan kemajuan dan kesuksesan, baik di lingkungan
anak yang siap membaca dipengaruhi oleh dunia persekolahan maupun di dunia
beberapa faktor, ialah perkembangan pekerjaan”.
pribadinya, emosi, termasuk keadaan Mengacu dari uraian di atas, para pakar
mentalnya, demikian pula pengalaman sepakat bahwa kemahiran membaca
sebelumnya. Jadi keadaan membaca anak- merupakan persyaratan mutlak bagi setiap
anak berbeda-beda sesuai kesanggupan anak. insan yang ingin memeroleh kemajuan.
Dengan kata lain, banyak anak-anak Membaca bukanlah proses yang pasif
325
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
melainkan aktif, artinya seorang pembaca berperan aktif dalam membantu anak mereka
harus aktif berusaha menangkap isi bacaan dalam belajar membaca, akan menyulitkan
yang dibacanya tidak boleh hanya guru pada saat pelajaran dimulai, hal karena
menerimanya saja. Pentingnya peranan orang kurangnya motivasi anak untuk belajar, karena
tua untuk mengajarkan anak mereka membaca pada masa kanak-kanak lebih banyak bermain,
dengan melakukan pengenalan huruf dari usia disinilah peranan orang tua itu penting. Di
dini. sekolah tidak jarang siswa yang sudah naik
Menurut Tampubolon (2010:70), kelas 2 dan 3 yang masih mengeja dan tidak
“membaca merupakan salah satu dari empat lancar dalam membaca karena kurangnya
komponen keterampilan berbahasa, yakni motivasi dalam belajar, hal ini salah satunya
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. disebabkan oleh lingkungan anak yang kurang
Peranan orang tua dalam hal membaca akan perhatian dari orang tua. Peranan orang tua
berlanjut, salah satunya adalah menulis. Orang disini adalah mengajari anak mereka sedini
tua yang mengajari anak mereka untuk mungkin dalam mengenalkan lambang huruf
membaca permulaan ini harus sangat kreatif alphabet yang berjumlah 26 dan bunyi atau
dan semaksimal mungkin, hal ini karena otak cara pengucapannya.
anak secara keseluruhan menerima segala Orang tua yang hanya mengajarkan anak
sesuatu yang diajarkan dengan mudah. mereka cara penyebutan huruf tanpa lambang
g. Pelajaran Membaca pada Tahap huruf tersebut akan kesulitan membaca, hal ini
Permulan karena anak hanya menghafal dan tidak
Belajar membaca ialah belajar mengetahui bentuk dari huruf yang diketahui.
mengasosiasikan lambang tulis dengan Peranan orang tua disini mengajarkan anak
makna. Orang tua bukan hanya mengajari mereka mengenai huruf dan lambang huruf
anak mereka membaca, namun juga harus serta cara pengucapaanya kemudian
mengajari anak mereka cara pemaknaan merangkainya huruf menjadi satu suku kata
terhadap tulisan yang dibaca, agar kata yang atau lebih. Di sekolah dasar siswa yang
ditulis dapat diartikan oleh anak. Sebelum memiliki kemampuan membaca permulaan
mengajari anak membaca, orang tua terlebih yang baik adalah siswa yang mampu membaca
dahulu harus mengajari anak huruf, agar anak dengan lancar dan memahami hasil bacaan
dapat membedakan semua huruf. Di sekolah dari buku paket yang ada di sekolah sesuai
anak diajarkan membaca oleh guru mereka mata pelajaran yang diajarkan, karena semua
khususnya pada sekolah dasar kelas 1. mata pelajaran diajarkan menuntut siswa
Sebelumnya anak diajarkan pengenalan huruf untuk dapat membaca, sehingga memudahkan
di sekolah TK, namun akan lebih dilanjutkan guru dalam mendidik siswa khususnya kelas
di sekolah dasar di kelas 1 untuk membaca awal sekolah dasar.
permulaan, pentingnya peranan orang tua di
rumah akan memengaruhi tingkat kelancaran KESIMPULAN
anak dalam membaca. Keluarga yang secara umum diakui sebagai
Anak yang cenderung aktif membaca di salah satu tripusat pendidikan, memiliki
bangku sekolah dasar kelas 1 mampu peranan penting terhadap proses membaca
membaca kata tanpa mengeja huruf, hal ini permulaan anak, hal tersebut dikarenakan
karena orang tua berperan aktif membantu waktu yang dimiliki anak bersama orang tua
anak mereka dalam membaca. Orang tua yang sangat banyak apalagi pada saat usia pra-
mengajari anak mereka membaca dan sekolah. Namun dengan adanya hal tersebut
mengajari anak mereka pemaknaan kata yang menuntut orang tua pintar dalam
dibaca akan membantu guru pada saat di menggunakan metode mengajarkan konsep
sekolah, hal ini karena semua mata pelajaran membaca permulaan. Terdapat dua metode
harus membutuhkan keahlian membaca, yang yang paling banyak digunakan adalah metode
tahap permulaan dapat dipelajari lebih lanjut eja dan suku kata. Selain metode, orangtua pun
disekolah dasar. Orang tua yang tidak dituntut kreatif dalam menggunakan media
326
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
REFERENSI
Arifin. 2010. Psikologi Perkembangan Anak.
Bandung: Tarsito.
Gunarsa, Singgih. 2010. Psikologi Anak
Bermasalah. Jakarta: Bina Aksara.
Harras. 2010. Pembinaan Minat Baca.
Jakarta: Gramedia.
Henry Guntur Tarigan, dkk. 1990. Membaca
dalam Kehidupan. Bandung: Penerbit
Angkasa.
Sarumpait. 2011. Bimbingn Konseling dan
Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara.
Sirait. 2008. Perkembangan Anak. Jakarta:
Gramedia
Tampubbolon. 2010. Kemampuan Membaca
Teknik Membaca Efektif dan Efesien.
Bandung: Angkasa.
http://informasiana.com/pengertian-
globalisasi-menurut-para-ahli/
diunduh 06 maret 2018
327
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Rukaya
Abstrak Permasalahan pokok yang diangkat dalam penelitian ini adalah pengaruh layanan
bimbingan dan konseling terhadap perkembangan moral siswa di SMA Negeri 1 Tanete
Rilau. Populasi pada penelitian ini sebanyak 592 siswa, sedangkan sampel adalah 59
siswa/responden yang diperoleh dengan teknik penarikan proportional random
sampling, adapun teknik pengumpulan data digunakan teknik angket, dokumentasi, dan
wawancara. Teknik analisis data menggunakan rumus regresi sederhana. Hasil
penelitian membuktikan dengan regresi sederhana dan pengujian hipotesis bahwa Ftabel
= 4,03 dan diketahui Fhitung = 5,96, jadi Fhitung> dari Ftabel, maka Ho ditolak artinya
terdapat pengaruhyang signifikan antara pengaruh layanan bimbingan dan konseling
terhadap perkembangan moral siswa di SMA Negeri 1 Tanete Rilau. Berdasarkan hasil
penelitian maka dapat diketahui bahwa ada pengaruh layanan bimbingan dan konseling
terhadap perkembangan moral siswa di SMA negeri 1 Tanete Rilau.
Kata kunci: layanan bimbingan dan konseling, perkembangan moral siswa, SMA
328
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
329
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
kualifikasi guru, dosen, pamong, dan tutor sama halnya dengan menjadi Supermen yang
sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 ayat 6 begitu kuat bekerja tanpa mengharapkan
undang-undang No. 20/2003 tentang sistem imbalah dan jaza.
pendidikan nasional. Dalam undang-undang Saat ini, fokus pembinaan siswa melalui
tersebut menunjukkan adanya pengakuan proses bimbingan sudah diperhatikan oleh
eksplisit kesejajaran antara setiapa kualifikasi pemerintah dengan melihat kecenderungan
tenaga pendidik. Menunjukkan arti bahwa bahwa apabila seorang guru mengajar
setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, kemudian juga terfokus melayani siswa
memiliki keunikan konteks tugas, ekspektasi menyelesaikan masalahnya dianggap sangat
kinerja, dan setting layanan terhadap berat, sehingga dibentuklah seorang guru
perkembangan moral siswa. yang khusus menangani permasalahan siswa
Dalam undang-undang tentang sistem dan guru tersebut disebut guru bimbingan dan
pendidikan Nasional Nomor 20, tahun 2003, konseling (BK).
pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional Berangkat dari hal dasar tersebut di atas
berfungsi untuk mengembangkan dan kita mencoba memperhatikan keadaan
membentuk serta peradaban bangsa yang pendidikan di Kab. Barru. Kegiatan
bermartabat dalam rangka mencerdaskan pendidikan di Kab. Barru sudah cukup
kehidupan bangsa. Hal ini bertujuan untuk berkembang, terutama kesiapan pemerintah
mengembangkannya potensi peserta didik daerahnya menanggapi kebutuhan siswa
agar menjadi manusia yang beriman dan memperoleh bimbingan secara terpadu yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, diperolehnya bukan dari kegiatan
berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, pembelajaran melainkan bimbingan tersebut
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara diperoleh dari proses bimbingan dari seorang
yang demokratis serta bertanggung jawab. guru yang khusus menangani masalah-
Adanya kebutuhan orang untuk dapat masalah yang dihadapi siswa. Oleh karena itu
memahami perilaku dengan baik dan benar peneliti mencoba melakukan penelitian
merupakan petunjuk bahwa perkembangan mengenai pengaruh layanan bimbingan dan
moral diperlukan. Seperti di ketahui, konseling terhadap perkembangan moral
masyarakat selalu berkembang dan siswa. Objek penelitian ini difokuskan pada
mengalami perubahan, termasuk perubahan SMA Negeri 1 Tanete Rilau, karena menurut
nilai dan moralitas serta pandangan terhadap informasi di sekolah ini masih ada siswa yang
perkembangan. kurang memahami perkembangan moral yang
Serta peradaban bangsa yang baik di dalam sekolah ataupun di luar sekolah.
bermartabat mengartikan bahwa ada sebuah
Layanan Bimbingan dan Konseling
harapan ke depan pemuda-pemudi Indonesia
Perkembangan Moral
selain pintar juga mempunyai akhlak dan
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
akidah yang baik, dan untuk mencapai itu
Definisi yang diungkapkan oleh Miller
maka dengan pendidikan di dalamnya
(Wardati dan Jauhar Mohammad, 2011: 19)
terdapat bimbingan dan pembinaan yang
bahwa “Bimbingan adalah proses bantuan
mengajari siswa bersikap sebagaimana
terhadap individu untuk mencapai
sebaiknya manusia bersikap.
pemahaman diri dan pengarahan diri yang
Demi mewujudkan harapan pendidikan
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri
tersebut, maka seorang guru betul-betul
secara maksimum kepada sekolah, keluarga,
dituntut untuk siap bekerja multi, yakni selain
serta masyarakat”. John Lock dalam teori
mengajar juga sebagai pembimbing dan
Tabularsanya yang bersifat empiris
pembina. Kegiatan bimbingan di sekolah,
menyatakan bahwa “Anak lahir seperti kertas
seorang guru harus lebih memperhatikan
putih yang belum mendapat coretan
kondisi siswa. Kondisi siswa tentunya
sedikitpun.” Pendapat tersebut memberikan
berbeda-beda sesuai dengan karakteristik
penafsiran bahwa seorang anak akan mudah
setiap individu sehingga tidak salah kalau
terpengaruh dari apa yang diperolehnya dari
banyak pernyataan bahwa menjadi seorang
lingkungan ia beradaptasi, tergantung
330
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
331
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
penyelesaian yang lebih dalam lagi dan 1. Layanan Orientasi; layanan yang
berkesinambungan dengan bentuk konseling. memungkinan peserta didik memahami
Tolbert yang dikutip oleh Prayitno lingkungan baru, terutama lingkungan
(2013:101) mengatakan bahwa “Konseling sekolah dan obyek-obyek yang
adalah hubungan pribadi yang dilakukan dipelajari, untuk mempermudah dan
secara tatap muka antara dua orang dalam memperlancar berperannya peserta didik
mana konselor melalui hubungan itu dengan di lingkungan yang baru itu, sekurang-
kemampuan-kemampuan khusus yang di kurangnya diberikan dua kali dalam satu
milikinya, menyediakan situasi belajar. tahun yaitu pada setiap awal semester.
Dalam hal ini konseli dibantu untuk Tujuan layanan orientasi adalah agar
memahami diri sendiri, keadannya sekarang, peserta didik dapat beradaptasi dan
dan kemungkinan keadaannya masa depan menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan baru secara tepat dan memadai, yang
potensi yang dimilikinya, demi untuk berfungsi untuk pencegahan dan
kesejahteraan pribadi maupun masyarakat”. pemahaman.
Selanjutnya Winkel (Ismaya Bambang, 2. LayananInformasi; layanan yang
2015:6) mendefenisikan Konseling sebagai memungkinan peserta didik menerima
berikut: “Konseling adalah serangkaian dan memahami berbagai informasi
kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam (seperti: informasi belajar, pergaulan,
usaha membantu konseli secara tatap muka karier, pendidikan lanjutan). Tujuan
dengan tujuan agar klien dapat mengambil layanan informasi adalah membantu
tanggung jawab sendiri terhadap berbagai peserta didik agar dapat mengambil
persoalan atau masalah khusus”. keputusan secara tepat tentang sesuatu,
Selanjutnya Jones (Prayitno, 2013:100) dalam bidang pribadi, sosial, belajar
Mengemukakan bahwa “Konseling itu maupun karier berdasarkan informasi
merupakan kegiatan di mana semua fakta yang diperolehnya yang memadai.
dikumpulkan dan semua pengalaman siswa Layanan informasi pun berfungsi untuk
difokuskan pada masalah tertentu untuk pencegahan dan pemahaman.
diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, di 3. Layanan Konten; layanan yang
mana ia diberi bantuan pribadi dan langsung memungkinan peserta didik
dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak mengembangkan sikap dan kebiasaan
memecahkan masalah untuk klien. Konseling belajar yang baik dalam penguasaan
harus ditujukan pada perkembangan yang kompetensi yang cocok dengan
progresif dari individu untuk memecahkan kecepatan dan kemampuan dirinya serta
masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan. berbagai aspek tujuan dan kegiatan
Berdasarkan hal tersebut mengenai belajar lainnya, dengan tujuan agar
defenisi Konseling, maka dapat disimpulkan peserta didik dapat mengembangkan
bahwa Konseling adalah Proses atau upaya sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
yang diberikan oleh Konselor kepada individu Layanan pembelajaran berfungsi untuk
(konseli) supaya dia memperoleh konsep pengembangan.
dalam memahami dirinya untuk dimanfaatkan 4. Layanan Penempatan dan Penyaluran;
dan diperbaiki yang erat hubungannya dengan layanan yang memungkinan peserta
masalah yang dihadapi, baik saat sekarang didik memperoleh penempatan dan
maupun yang akan datang. penyaluran di dalam kelas, kelompok
belajar, jurusan/program studi, program
B. Jenis Layanan Bimbingan dan
latihan, magang, kegiatan kotekstra
Konseling
kurikuler, dengan tujuan agar peserta
Dalam rangka pencapaian tujuan
didik dapat mengembangkan segenap
bimbingan dan konseling di sekolah, terdapat
bakat, minat dan segenap potensi lainnya.
beberapa jenis layanan yang diberikan
Layanan Penempatan dan Penyaluran
kepada siswa, sebagaimana yang disebutkan
berfungsi untuk pengembangan.
oleh Prayitno (2013) sebagai berikut:
332
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
333
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
yang lebih tepat dan tuntas atas memiliki pola berpikir yang sehat,
permasalahan yang dialami klien dengan rasional dan memiliki perasaan yang
memindahkan penanganan kasus ke tepat sehingga dapat mengantarkan
pihak lain yang lebih kompeten, seperti mereka kepada tindakan atau kehendak
kepada guru mata pelajaran atau yang produktif dan normatif.
konselor, dokter serta ahli lainnya, d. Fungsi Pengembangan dan
dengan tujuan agar peserta didik dapat Pemeliharaan; Fungsi bimbingan dan
memperoleh penanganan yang lebih konseling yang menghasilkan
tepat dan tuntas atas permasalahan yang terpeliharanya dan berkembangkannya
dihadapinya melalui pihak yang lebih berbagai potensi dan kondisi positif
kompeten. peserta didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan
C. Fungsi, Tujuan dan Asas-asas
berkelanjutan.
Bimbingan dan Konseling
Fungsi-fungsi yang disebutkan di atas
1. Fungsi Bimbingan dan Konseling
terlaksana melalui berbagai jenis layanan
Menurut Wardati, (2011:21) ditinjau dari
bimbingan dan pendukung lainnya untuk
segi sifatnya, layanan Bimbingan dan
mencapai hasil sebagaimana terkandung pada
Konseling mempunyai fungsi:
masing-masing fungsi bimbingan dan
a. Fungsi Pemahaman; Fungsi pemahaman
konseling.
yaitu fungsi bimbngan dan konseling
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling
membantu konseli (siswa/anak) agar
Ahmad Juntika Nurichsan (2005:15)
memiliki pemahaman terhadap dirinya
menyatakan tujuan dari bimbingan dan
(potensinya) dan lingkungannya
konseling terbagi atas 2 yaitu:
(pendidikan, pekerjaan, dan norma
a. Tujuan Umum; Tujuan Umum dari
agama). Berdasarkan pemahaman ini,
layanan bimbingan dan konseling adalah
konseli diharapkan mampu
sesuai dengan tujuan pendidikan,
mengembangkan potensi dirinya secara
sebagaimana dinyatakan dalam Undang-
optimal, dan menyesuaikan dirinya
Undang Sistem Pendidikan Nasional
dengan lingkungan secara dinamis dan
(UUSPN) No. 20/2003 (Badan Standar
konstruktif.
Nasional (BNSP), 2006:7), yaitu
b. Fungsi Pencegahan (Preventif); Fungsi
terwujudnya manusia Indonesia
pencegahan (Preventif) yang dimaksud
seutuhnya yang cerdas, yang beriman,
yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
konselor untuk mengantisipasi berbagai
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
masalah yang mungkin terjadi dan
pengetahuan dan keterampilan,
berupaya untuk mencegahnya, supaya
kesehatan jasmani dan rohani,
tidak dialami oleh konseli. Melalu fungsi
kepribadian yang mantap dan madiri,
ini, konselor memberikan bimbingan
serta rasa tangggung jawab
kepada konseli tentang cara
kemasyarakatan dan kebangsaan. Sesuai
menghindarkan diri dari perbuatan atau
dengan pengertian bimbingan dan
kegiatan yang membahayakan dirinya.
konseling sebagai suatu upaya
Adapun teknik yang digunakan adalah
membentuk perkembangan kepribadian
pelayanan orientasi, informasi, dan
siswa secara optimal, maka secara umum
bimbingan kelompok.
layanan bimbingan dan dan konseling
c. Fungsi perbaikan; Setelah adanya fungsi
haruslah dikaitkan dengan
perbaikan yaitu fungsi bimbingan dan
pengembangan sumber daya manusia.
konseling untuk membantu konseli
Dalam rangka menjawab tantangan
sehingga dapat memperbaiki kekeliruan
kehidupan masa depan, yaitu adanya
dalam berpikir, berperasaan dan
relevansi program Pendidikan dengan
bertindak (berkehendak). Konselor
tuntutan dunia kerja atau adanya
melakukan intervensi (memberikan
pendidikan dengan tutuntan dunia kerja
perlakuan) terhadap konseli suapaya
334
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
atau adanya “link and match” (kaitan dan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing
padanan), maka secara umum layanan atau diperuntuhkan baginya.
bimbingan dan konseling secara umum d. Asas ahli tangan, yaitu asas bimbingan
layanan bimbingan dan konseling adalah dan konseling yang menghendaki agar
membantu siswa mengenai bakat, minat pihak-pihak yang tidak mampu
dan kemampuannya, serta memilih, dan menyelenggarakan layanan bimbingan
menyesuaikan diri dengan kesempatan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
pendidikan untuk merencanakan karier suatu permasalahan peserta didik (klien)
yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. mengalih tangankan permasalahan itu
b. Tujuan Khusus; Secara khusus layanan kepada pihak yang lebih ahli. Guru
bimbingandan koseling bertujuan untuk pembimbing dapat menerima alih tangan
membantu siswa agar dapat mencapai kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau
tujuan-tujuan perkembangan meliputi ahli lain dan demikian pula guru
aspek pribadi sosial, belajar, dan karier. pembimbing dapat mengalih tangankan
Bimbingan pribadi sosial dimaksudkan kasus kepada guru pembimbing dapat
untuk mencapai tujuan dan tugas mengalih tangankan kasus kepada guru
perkembangan pendidikan. Bimbingan mata pelajaran/praktik dan ahli-ahli lain.
karier dimaksudkan untuk mewujudkan
pribadi pekerja yang produktif. D. Perkembangan Moral Siswa
Sebelum penulis membahas tentang
3. Asas-asas Bimbingan dan Konseling perkembangan moral siswa di sekolah,
Wardati (2011:33) menyatakan asas-asas terlebih dahulu di bahas secara singkat
dari bimbingan dan konseling sebagai berikut: mengenai perkembangan merupakan
a. Asas kerahasian yaitu asas bimbingan “berbagai peristiwa, situasi atau kondisi di
dan konseling yang menuntut luar organisme yang diduga mempengaruhi
dirahasiakannya sejumlah data dan atau dipengaruhi oleh perkembangan
keterangan peserta didik (klien) yang individu”. Lingkungan ini terdiri atas: (a)
menjadi sasaran layanan yaitu data atau Fisik, yaitu meliputi segala sesuatu dari
keterangannya yang tidak boleh dan tidak molekul yang ada di sekitar janin sebelum
layak diketahui orang lain. Dalam hal ini lahir sampai kepada rancangan arsitektur
guru pembimbing berkewajiban penuh suatu rumah, dan (b) Sosial, yaitu meliputi
memiliki dan menjaga semua data dan seluruh manusia yang secara potensial
keterangan itu sehingga kerahasiannya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
benar-benar terjamin. perkembangan individu.
b. Asas keterbukaan yaitu, asas bimbingan Menurut Undang-undang NO. 20/2003
dan konseling yang menghendaki agar tentang sistem pendidikan nasional dalam
peserta didik (klien) yang menjadi pasal 3, bahwa. “Pendidikan nasional
sasaran layanan/kegiatan bersikap berfungsi mengembangkan rangka
terbuka dan tidak berpura-pura, baik di mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
dalam keterangan tentang dirinya sendiri untuk berkembangnya potensi peserta didik
maupun berbagai informasi dan materi agar menjadi manusia beriman dan bertakwa
dari luar yang berguna bagi kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
pengembangan dirinya. Dalam hal ini mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
guru pembimbing berkewajiban dan menjadi warga negara yang demokratis
mengembangkan keterbukaan peserta serta bertanggung jawab”.
didik (klien). Dari segi estimologi menurut Yusuf
c. Asas kesukarelaan yaitu asas bimbingan Syamsu (2014:132) berpendapat: “perkataan
dan konseling yang menghendaki adanya moral berasal dari bahasa latin yaitu “mos”
kesukarelaan dan kerelaan peserta didik (moris), yang berarti adat istiadat, kebiasaan,
(klien) mengikuti/menjalani peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan.
layanan/kegiatan yang di peruntukkan
335
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
336
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
337
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
338
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
339
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
n
2. Menghitung rumus a dengan rumus
C. Menghitung jumlah kuadrat residu a=
Y − b X =
(jk res) dengan rumus: .N .
1450 − (0,4)1169 = 982,4 =
a= a=
JK res = Y 2 − JK Re g (b / a ) − JK Re g ( a ) 59 59
16,65
D. Menghitung rata-rata jumlah
kuadrat regresi a (rjk reg (a)) dengan rumus: 3. Menghitung persamaan regresi
sederhana
RJK reg ( a ) = JK Re g ( a ) Berdasarkan nilai konstant-nya
E. Menghitung rata-rata jumlah adalah 16,65 dan nilai kemahiran
kuadrat regresi b/a (rjk reg (a)) dengan berprosesnya adalah 0,4. Dari
rumus: keterangan tersebut kita dapat
memperoleh persamaan regresi
RJK reg (b / a ) = JK Re g (b / a ) sederhana sebagai berikut:
F. Menghitung rata-rata jumlah yˆ = a + bx = 16,65 + 0,4. X
kuadrat residu (rjk res) dengan rumus:
4. Menentukan Rumusan Hipotesis Ho
JK Re s
RJK res = Dan Ha
n−2
G. Mengitung f, dengan rumus: Ha = ada pengaruh layanan
bimbingan dan konseling terhadap
RJK Re g (b / a ) perkembangan moral siswa di sma
F=
RJK Re s negeri 1 tanete rilau.
Ho = tidak ada pengaruh layanan
6. Menentukan nilai kritis (α) atau nilai
bimbingan dan konseling terhadap
tabel f pada derajat bebas dbreg b/a = 1 dan
perkembangan moral siswa di sma
dbres = n – 2.
negeri 1 tanete rilau.
7. Membandingkan nilai uji f dengan nilai
5. Menentukan uji statistika yang
tabel f, dengan kriteria uji, apabila nilai
sesuai. Uji statistika yang digunakan
hitung flebih besar atau sama dengan (≥)
adalah uji f. Untuk menentukan nilai
nilai tabel f, maka h0 ditolak.
uji f dapat mengikuti langkah-
Berdasarkan jumlah pada setiap variabel langkah berikut:
maka dapat diketahui: a. Menghitung jumlah kuadrat regresi
A) Jumlah n = 59 (jk reg (a)) dengan rumus:
B) Jumlah ∑x = 1169
C) Jumlah ∑y =1450 ( Y ) 2
JK reg ( a ) = =
D) Jumlah ∑x = 23401 2 n
2102500
E) Jumlah ∑y2 = 35296 JK reg ( a ) = =35635,59
59
f) Jumlah ∑xy = 28828
B. Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi
B|A (Jk Reg B|A), Dengan Rumus:
340
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
JK reg (b / a ) = b. XY −
X .Y Ho = Adalah Hipotesis Nihil, Pengujian
Statistik Hanya Menguji Hipotesis Nihil
n
(Ho)
= Karena hipotesis nihil merupakan pernyataan
1169 .1450 tentang parameter yang bertentangan dengan
JK reg (b / a ) = 0,4. 28828 − keyakinan peneliti, apabila dari pengujian
59 diperoleh keputusan yang mendukung atau
JK reg (b / a ) = 0,4.(28828 − 28729,6 ) setuju dengan ho maka dapat dikatakan ho
=39,36 diterima.
C. Menghitung jumlah kuadrat residu (jk Pada penelitian ini yang menjadi hipotesis
statistik adalah:
res) dengan rumus:
Ha = Adalah Hipotesis Alternatif Ternyata fhitung lebih besar dari ftabel, atau
5,96> 4,03, maka dapat disimpulkan bahwa ho
di tolak artinya terdapat hubungan yang
341
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
343
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Sitti Habibah
Email: sitti.habiba@unm.ac.id
344
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
345
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
346
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
347
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
348
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
349
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
informasi dan sumber belajar yang dibutuhkan pertumbuhan. Sedangkan faktor eksternal
siswa. meliputi keluarga, status ekonomi, pengajar,
Berdasarkan hasil analisis data di atas, metode pengajaran dan sarana belajar.
maka motivasi siswa dalam pemafaatan Dapat disimpulkan bahwa rendahnya
layanan perpustakaan berikut dijelaskan keinginan sendiri dari siswa untuk
rincian pembahasan hasil penelitian terhadap memanfaatkan perpustakaan karena
jawaban yang telah diberikan oleh siswa kurangnya motivasi kepada siswa, baik itu
terhadap kuesioner yang disebarkan. motivasi dari dalam maupun dari luar.
1. Keinginan Sendiri Sehingga sangat dibutuhkan peran dari pihak
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah untuk memberikan motivasi kepada
siswa yang berkunjung keperpustakaan siswa untuk meningkatkan kunjungan
sekolah di SMP Negeri 1 Takalar dengan keperpustakaan.
motivasi keinginan sendiri masih termasuk 2. Tuntutan Banyaknya Tugas Pelajaran dari
kedalam kategori rendah dengan persentase Guru di Sekolah
skor rata-rata 49,2% dari total sampel 79 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden. bentuk motivasi yang diberikan pihak sekolah
Hal ini berarti bahwa siswa belum dalam rangka memanfaatkan perpustakaan
termotivasi untuk mengunjungi perpustakaan sekolah dengan pemberian tugas dari guru
sekolah, masih kurangnya motivasi dalam diri kelas yaitu masih termasuk dalam kategori
siswa itu sendiri untuk memanfaatkan rendah dengan skor rata-rata 53,8 %.
perpustakaan sebagai sumber belajar. Data hasil penelitian (jawaban dari
Data hasil penelitian memperlihatkan kuesioner yang dibagikan) memperlihatkan
jawaban poin pernyataan mengenai keinginan pada item pernyataan nomor sepuluh masih
sendiri tepatnya pada item pernyataan nomor lebih banyak siswa yang tidak suka
2, 3, 6 dan 7 lebih banyak siswa yang mengerjakan tugas kelompok di perpustakaan
memberikan jawaban “Tidak”. Hal ini yaitu sebanyak 48 orang dari 79 responden. Ini
memperjelas bahwa siswa jarang sekali menandakan bahwa kurangnya buku pelajaran
mengunjungi perpustakaan sekolah baik ada yang bisa dijadikan referensi untuk
waktu luang maupun ada tidaknya tugas dari menyelesaikan tugas dari guru, serta suasana
guru kelas, ataupun ada tidaknya ajakan dari ruangan perpustakaan yang kurang nyaman
teman. Siswa lebih banyak yang tidak suka sehingga bisa menjadi penyebab rendahnya
meminjam buku diperpustakaan dikarenakan minat siswa mengunjungi perpustakaan
koleksi buku bacaan di perpustakaan masih Hal ini dapat dikatakan bahwa masih
kurang, kurangnya buku pelajaran yang rendahnya minat siswa menyelesaikan tugas
dianggap penting untuk meningkatkan yang diberikan dari guru di perpustakaan
wawasan keilmuan siswa. sekolah. Hal ini bisa menjadi kritik bagi guru
Kemudian pada item pernyataan nomor dan pengelola perpustakaan karena alangkah
tujuh masih lebih dominan siswa yang tidak lebih baiknya guru memberikan motivasi
memanfaatkan perpustakaan sebagai fasilitas kepada siswa baik berupa himbauan maupun
yang ada di sekolah yaitu sebanyak 42 orang pemberian tugas kepada siswa yang dapat
dari 79 responden. Ini menunjukkan masih dikerjakan diperpustakaan, hal ini tentunya
rendahnya keinginan sendiri dari siswa untuk akan lebih menambah minat atau motivasi
mengembangkan diri melalui pemanfaatan siswa yaitu membiasakan siswa untuk terbiasa
buku-buku pelajran yang tersedia di dengan suasana belajar dan mengerjakan
pepustakaan. berbagai tugas diperpustakaan sekolah.
Menurut Slameto (1991: 60) faktor yang Manfaat lainnya dengan adanya peran guru
mempengaruhi proses belajar berada pada untuk memotivasi siswa adalah menjadikan
setiap individu, meliputi keadaan fisik dan pembelajaran lebih beragam dan menarik.
psikis atau mental yang dikategorikan dalam Dengan belajar diperpustakaan tentunya
faktor internal dan eksternal. Faktor internal suasana belajar juga lebih bervariasi.
yang mempengaruhi proses belajar meliputi 3. Banyaknya Buku Serta Fasilitas Yang
motivasi, bakat dan kematangan dalam Tersedia Di Perpustakaan
350
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Intensitas pemanfaatan ruang baca oleh siswa
ketersediaan buku dan fasilitas di baik sebagai tempat membaca dalam kategori
perpustakaan sekolah di SMP Negeri 1 tidak pernah.
Takalar termasuk dalam kategori rendah Dalam hal ini pihak sekolah sangat
dengan skor rata-rata 39,9%. Hal ini berarti diharapkan agar terus berbenah dengan segala
buku pelajaran yang tersedia di perpustakaan fasilitas dan terus melengkapi buku-buku baik
sekolah masih sangat kurang. itu buku pelajaran, buku-buku ilmu
Dapat dilihat pada item pernyataan nomor pengetahuan yang dianggap penting untuk
empat belas, lebih banyak siswa yang meningkatkan wawasan keilmuan siswa lebih
menyatakan tidak atau belum lengkapnya banyak dikoleksi sehingga tidak ketinggalan
buku perpustakaan yaitu sebanyak 62 orang informasi tentang berbagai bidang keilmuan
dari 79 responden. Begitu juga pada item yang berkembang di zaman modern ini.
nomor lima belas, lebih banyak siswa yang 4. Tingkat Kenyamanan Berada Di
menyatakan tidak atau belum lengkapnya Perpustakaan
fasilitas perpustakaan sebanyak 67 orang dari Dari hasil penelitian yang dilakukan di
79 responden. Hal ini bisa menjadi tolak ukur SMP Negeri 1 Takalar dapat diketahui bahwa
bagi pihak-pihak yang terkait dalam tingkat kenyamanan perpustakaan sekolah dan
memajukan perpustakaan sekolah untuk menjadi salah satu alasan siswa mau berada di
memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan dan lingkungan perpustakaan termasuk dalam
juga menyelesaikan tugas-tugas yang kategori rendah dengan skor rata-rata 53,5%.
diberikan guru. Dari hasil peryataan yang diajukan, pada
Kesadaran akan pentingnya perpustakaan item nomor enam belas lebih banyak yang
ini merupakan salah satu faktor untuk menyatakan tidak yaitu sebanyak 41 orang
memotivasi siswa agar memaksimalkan dari 79 responden, item nomor tujuh belas
manfaat perpustakaan dengan baik dan lebih yang menyatakan tidak sebanyak 49 orang
dari itu untuk menjaga atau memelihara dari 79 responden, item nomor Sembilan belas
fasilitas dan memelihara suasana di yang menyatakan tidak sebanyak 44 orang
perpustakaan tersebut. dari 79 responden. Hal ini yang menjadi alasan
Berkenaan dengan buku pelajaran yang kurangnya keinginan dari beberapa orang
terdapat di perpustakaan, dari hasil obeservasi siswa untuk memanfaakan ruangan
juga memperlihatkan bahwa masih kurangnya perpustakaan sebagai tempat belajar,
buku-buku yang tersedia di perpustakaan, membaca, atau mengerjakan tugas karena
masih terdapatnya koleksi buku lama yang suasana ruangan yang kurang mendukung.
terpajang, dan tidak adanya katalog buku yang Hasil observasi yang peneliti lakukan juga
dapat mempermudah siswa untuk menemukan memperlihatkan suasana ruangan yang kurang
referensi buku yang di cari. Masih kurangnya pencahayaan dan sepi membuat siswa tidak
buku-buku yang kurang memadai dalam betah berlama-lama berada di dalam
memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan dan perpustakaan. Sebagian siswa yang menjawab
juga dalam menyelesaikan tugas-tugas yang suasana sejuk menjadi alasan mereka mau
diberikan guru. tetap berada di perpustakaan. Jawaban ini
Berkaitan dengan pemanfaatan tentunya harus disikapi dengan arif. Perasaan
perpustakaan penelitian yang dilakukan oleh yang damai, sejuk dan tenang bisa
Tri Hastuti (2012) melakukan penelitian ditingkatkan kepada rasa senang dan tenang
tentang “Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan dalam belajar. Siswa yang menjawab berada di
Sekolah Oleh Siswa SMP 4 Sentolo”, dengan perpustakaan nyaman dan tenang dalam
subyek penelitian semua siswa SMP 4 belajar sangat mempengaruhi aktivitas belajar
Sentolo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka. Diharapkan hal ini membawa dampak
intensitas siswa dalam memanfaatkan jenis- yang luas agar siswa giat belajar di mana saja
jenis koleksi perpustakaan sekolah termasuk dan kapan saja.
kategori jarang, intensitas pemanfaatan Adapun siswa yang menjadikan
koleksi siswa baik sebagai sumber informasi, perpustakaan sebagai tempat beristirahat harus
inspirasi, rekreasi termasuk kategori jarang. selalu diberikan motivasi agar siswa secara
351
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
perlahan tergerak untuk menggunakan rendah. Ini berarti fasilitas perpustakaan yang
suasana yang sepsi dan kondusif disediakan di sekolah belum memadai, mulai
diperpustakaan untuk belajar dan menggali dari segi koleksi buku yang masih sedikit,
ilmu pengetahuan sebagai bekal di masa sampai pada tingkat pelayanan dari pengelola
depan. perpustakaan. Oleh sebab itu, guru seringkali
5. Pelayanan dari Penjaga/Pengelola mengalami kesulitan dalam memberikan tugas
Perpustakaan kepada setiap siswa. Begitupun dengan setiap
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siswa seringkali mengalami kesulitan dalam
siswa SMP Negeri 1 Takalar, dari 79 menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
responden menunjukkan bahwa faktor dengan tugas-tugas dari guru karena layanan
pelayanan dari penjaga atau pengelola perpustakan baik dari segi fasilitas maupun
perpustakaan di sekolah termasuk dalam ketersediaan buku bacaan yang belum
kategori sedang dengan skor rata-rata 73,4%. memadai.
Data hasil jawaban kuesioner khususnya
pada item nomor dua puluh diketahui lebih REFERENSI
banyak siswa yang menyatakan tidak adanya Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
keramahan dari penjaga/pengelola Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
perpustakaan yaitu 51 orang dari 79 Jakarta: Rineka Cipta.
responden. Hal ini mengisyaratkan bahwa
Hamzah. 2011. Perencanaan Pembelajaran.
perpustakaan sekolah tidak terlepas dari
Jakarta: Bumi Aksara
pelayanan pihak sekolah yang dalam hal ini
dimaksudkan pada penjaga/pengelola Hastuti, Tri. 2012. Intensitas Pemanfaatan
perpustakaan. Perpustakaan Sekolah Oleh Siswa
Dari hasil observasi juga memperlihatkan SMP 4 Sentolo. Skripsi. Yogyakarta:
bahwa kurangnya minat siswa untuk betah FT Universitas Negeri Yogyakarta
berada diperpustakaan karena pengelola Mardiyanto. 2003. “Peran Perpustakaan dalam
perpustakaan yang terlalu banyak aturan, Membangun Budaya Baca”. Dalam
kurang komunikatif terhadap siswa yang media informasi; Forum Komunikasi
berkunjung ke perpustakaan, dan banyaknya Perpustakaan, Volume XIII, Nomor
aturan dalam lingkup perpustakaan. Hal ini 14.
menunjukkan bahwa diperlukan adanya
pelayanan yang baik akan memudahkan siswa Riduwan. 2006. Psikologi Belajar Mengajar.
dan mampu memfasilitasi keinginan dan Bandung: Sinar Baru
kegemaran siswa untuk membaca di Sardiman. 2007. Media Pembelajaran.
perpustakaan. Jakarta: Rajawali Pers
Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa motivasi siswa datang dari Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi
diri sendiri yang didukung oleh suasana yang Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
mendukung, buku-buku dan fasilitas Grafindo Persada.
pendukung yang dianggap masih kurang Slameto. 1991. Belajar dari Faktor-faktor
memadai. Hal ini hendaknya terus dilakukan yang Mempengaruhinya. Jakarta:
perbaikan, dibenahi dan dilakukan upaya- Rineka Cipta
upaya menuju perbaikan guna mendukung
tercapainya tujuan pendidikan. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
KESIMPULAN Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Berdasarkan hasil analisis data seperti Alfabeta
pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian
bahwa Pemanfaatan Perpustakaan dalam Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi dan
Kabupaten Takalar, termasuk dalam kategori Prngukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
352
Seminar Nasional Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pendidikan
Hotel Remcy, Makasar, April 21 2018
353