Anda di halaman 1dari 17

KONTRAK

PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL


antara
CV. Maju jaya
dengan
…………………………………………………
_________________________________________________________________
Nomor : …………………….
Tanggal : …………………….
Pada hari ini ………, tanggal ……………kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ………………………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………………………
Telepon : ………………………………………………………………………………
Jabatan : ………………………………………………………………………………
Dalam hal ini bertindak atas nama CV. Maju jaya dan selanjutnya disebut sebagai Pihak
Pertama.
dan
Nama : ………………………………………………………………………………
Alamat : ………………………………………………………………………………
Telepon : ………………………………………………………………………………
Jabatan : ………………………………………………………………………………
Dalam hal ini bertindak atas nama Pemilik atau Kuasa Pemilik dan selanjutnya disebut
sebagai Pihak Kedua.
Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan ikatan Kontrak Pelaksanaan
Pekerjaan Pembangunan Rumah Tinggal yang dimiliki oleh Pihak Kedua yang terletak di
……………………………………………………………………………………
Pihak Pertama bersedia untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan, yang
pembiayaannya ditanggung oleh Pihak Kedua, dengan ketentuan yang disebutkan dalam
pasal pasal sebagai berikut :
Pasal 1
Tujuan Kontrak
Tujuan kontrak ini adalah bahwa Pihak Pertama melaksanakan dan, menyelesaikan
pekerjaan Pembangunan Rumah Tinggal yang berlokasi tersebut diatas.
Pasal 2
Bentuk Pekerjaan
Bentuk pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Pihak Pertama adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Perencanaan ( gambar kerja, spesifikasi material dan bahan, serta time
schedule proyek ).
Terlampir Timeschedule Perencanaan no. bp/071009/2007, tertanggal 09 oktober 2007
2. Pekerjaan Bangunan ( pelaksanaan konstruksi bangunan, sesuai dengan spesifikasi
material dan bahan yang akan dilampirkan oleh pihak pertama pada saat Pekerjaan
Perencanaan selesai, dan telah disetujui oleh pihak kedua )

Pasal 3
Sistem Pekerjaan
Sistem pekerjaan yang disepakati oleh kedua belah pihak adalah sebagai berikut :
1. Pihak kedua menggunakan system penunjukan langsung dengan memberikan anggaran
biaya ( budget ).
Pihak Kedua memberikan anggaran biaya kepada Pihak Pertama sebesar Rp.
2.100.000.000 ( Dua Milyar Seratus Juta Rupiah ).
2. Anggaran Biaya sebesar Rp. 2.100.000.000 ( Dua Milyar Seratus Juta Rupiah ) termasuk
rincian :
a. Pekerjaan Perencanaan
b. Pekerjaan Bangunan
Dan tidak termasuk :
a. Pajak – pajak yang di timbulkan atas pelaksanaan pembangunan termasuk : Pajak
kontraktor, pajak pribadi, pajak membangun sendiri dan lain-lain.
b. IMB ( Ijin mendirikan bangunan ) mulai dari tingkat klian banjar, lurah / kepala desa,
camat dan pihak ciptakarya badung.
3. Pihak pertama berhak menentukan luasan ruang bangunan, spesifikasi bahan dan
material bangunan, dan bentuk bangunan yang akan disesuaikan dengan anggaran biaya
( budget ) yang di berikan oleh pihak kedua.
Pasal 4
Biaya
Adapun biaya pembangunan rumah tinggal tersebut adalah Rp. 2.100.000.000 ( Dua Milyar
Seratus Juta Rupiah ).
Pasal 5
Sistem Pembayaran
Pembayaran atas pekerjaan pembangunan tersebut diatas dilakukan dalam beberapa
tahap yaitu :
Tanda Jadi :Tanda jadi sebesar Rp. 10.000.000 ( sepuluh juta rupiah ) yang harus
dibayarkan pada saat pekerjaan perencanaan ( Pasal 2 ayat 1 ) mulai dikerjakan, yaitu
pada tanggal ……………………
Downpayment :Pembayaran 30 % x Rp 2.100.000.000 = Rp. 630.000.000(enam ratus tiga
puluh juta rupiah) yang harus dibayarkan pada saat pekerjaan bangunan ( Pasal 2 ayat 2 )
mulai dikerjakan, yaitu pada tanggal ………..
Tahap I :Pembayaran 25 % x Rp 2.100.000.000 = Rp. 525.000.000 (lima ratus dua puluh
lima juta rupiah) setelah pekerjaan dinding dimulai, yang harus dibayarkan pada tanggal
………..
Tahap II :Pembayaran 20 % x Rp 2.100.000.000 = Rp. 420.000.000 (empat ratus dua puluh
juta rupiah) setelah pekerjaan atap dimulai, yang harus dibayarkan pada tanggal ………..
Tahap III :Pembayaran 20 % x Rp 2.100.000.000 = Rp. 420.000.000 (empat ratus dua
puluh juta rupiah) setelah pekerjaan lantai dimulai, yang harus dibayarkan pada tanggal
………..
Pelunasan :Pembayaran 5% x Rp 2.100.000.000 = Rp. 105.000.000 dikurangi tanda jadi
Rp. 10.000.000 menjadi Rp. 95.000.000 (sembilan puluh lima juta rupiah) setelah pekerjaan
selesai.
yang harus dibayarkan pada tanggal ………..
Pembayaran tersebut harus dilakukan melalui transfer ke rekening :
Penerima : CV Maju jaya
Bank : ………………………………………………………………………………
No rekening : ………………………………………………………………………………

Pasal 6
Jangka Waktu Pengerjaan
Jangka waktu pengerjaan adalah ……………… bulan, terhitung setelah kontrak ini
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan pembayaran tahap pertama diterima oleh Pihak
Pertama pada tanggal ……………………………………………………….
Apabila terjadi keterlambatan pengerjaan pembangunan dari waktu yang telah ditentukan,
maka Pihak Pertama wajib membayar denda kepada Pihak Kedua sebesar Rp. 10.000/hari.
( Sepuluh ribu rupiah perhari ).
Pasal 7
Perubahan
Apabila pada waktu pengerjaan pelaksanaan konstruksi terdapat perubahan perubahan
terhadap luasan, posisi dan bentuk serta penambahan material bangunan, diluar dari
perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah Pihak, maka Pihak Kedua wajib
membayar setiap perubahan pembongkaran dan pemasangan kembali yakni sebesar Rp.
100.000/M2. ( seratus ribu rupiah permeter persegi )
Pasal 8
Masa Pemeliharaan
1. Masa pemeliharaan berlaku selama 3 bulan, setelah selesai
pekerjaan/serah terima hasil pekerjaan yang diikuti dengan penandatanganan berita acara
penyerahan bangunan.
1. Apabila dalam masa pemeliharaan tersebut terdapat kerusakan yang disebabkan
bukan dari pekerjaan Pihak Pertama, maka Pihak Kedua tidak berhak menuntut Pihak
Pertama untuk mengerjakannya.
Namun, Pihak Pertama dapat memperbaiki kerusakan tersebut sesuai dengan formulir
perubahan dengan biaya yang ditanggung oleh Pihak Kedua sebesar Rp. 100.000/M2
( termasuk biaya upah tukang & material ).
Pasal 9
Lain – Lain
Pihak Pertama dan Pihak Kedua akan bersama- sama mematuhi dengan baik dan
bertanggung jawab terhadap seluruh kesepakatan kerja yang telah disetujui.
Demikian Kontrak Kerja ini telah di setujui dan di tanda tangani untuk dilaksanakan dengan
sebagai mana mestinya tanpa adanya campur tangan dari pihak lain.
Pihak Pertama Pihak Kedua
( …………………. ) (…………………… )
CV. Maju jaya

KONTRAK
PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL

Pada hari ini hari kamis tanggal 21 bulan juni tahun 2012, kami yang bertanda tangan
dibawah ini masing-masing :

1. Nama : Mujiono
Alamat : Jl. Contoh Surat Resmi No. 99, Cibinong Bogor
Jabatan : Supervisor
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemilik Proyek (Owner), selanjutnya disebut
sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : Sulamun
Alamat : Jl. Contoh Surat Perjanjian No. 214, Cibinong Bogor
Jabatan : Direktur
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT Sukasenang Jaya, untuk selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak telah sepakat untuk melaksanakan perjanjian pemborongan pekerjaan
pembangunan rumah, dengan ketentuan sebagai berikut :
PASAL- 1
TUGAS PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA, PIHAK KEDUA menerima
dengan baik tugas pekerjaan tersebut, serta mengikat diri sebagai Pemborong pada Proyek
Pembangunan Rumah
PASAL – 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan tersebut dalam pasal 1, surat Perjanjian ini harus dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA atas dasar referensi sebagaimana tersebut dalam lampiran yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian ini yang terdiri dari :
1. Gambar Prarencana termasuk gambar-gambar detail (sesuai tercantum di RAB).
2. Spesifikasi bahan yang dipakai (sesuai tercantum di RAB).
3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA
PASAL – 3
DIREKSI
1.Pembinaan terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam Surat Perjanjian ini
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA.
2.Segala komunikasi permintaan dan perintah atas nama PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA harus disampaikan secara tertulis.
PASAL – 4
BAHAN-BAHAN DAN PERALATAN KERJA
1. Bahan-bahan, peralatan kerja dan segala sesuatunya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut disediakan oleh PIHAK KEDUA.
2. PIHAK PERTAMA berhak menolak bahan-bahan dan peralatan kerja yang disediakan
oleh PIHAK KEDUA, jika kualitasnya tidak memenuhi persyaratan.
PASAL – 5
TENAGA KERJA DAN UPAH
1. Agar pekerjaan pemborongan dapat berjalan seperti yang direncanakan, PIHAK KEDUA
wajib untuk menyediakan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup dan mempunyai keahlian
serta keterampilan yang baik.
2. Semua upah tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan tersebut
ditanggung oleh sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
PASAL – 6
PELAKSANA PIHAK KEDUA
PIHAK KEDUA menunjuk seorang tenaga ahli sebagai Pimpinan Pelaksana pekerjaan
pemborongan yang mempunyai wewenang penuh/kuasa penuh, untuk mewakili PIHAK
KEDUA.
PASAL – 7
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN
PIHAK KEDUA harus menyelesaikan pekerjaan seperti terlampir dalam uraian pekerjaan
selama 60 (enam puluh) hari kerja, dan tidak dapat dirubah oleh PIHAK KEDUA, kecuali
karena keadaan Force majeure, seperti yang dijelaskan dalam pasal 11 dalam surat
perjanjian ini dan atau karena pekerjaan tambah / kurang sesuai dalam pasal 14 surat
perjanjian ini, yang dinyatakan secara tertulis dalam berita acara.
PASAL – 8
MASA PEMELIHARAAN
1. Masa pemeliharaan ditetapkan selama 60 (enam puluh) hari kalender setelah pekerjaan
selesai. Untuk semua Pekerjaan tersebut terhitung mulai tanggal pekerjaan selesai 100 %
(serah terima pekerjaan) dan dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik
yang dibuktikan dalam berita acara.
2. Untuk pekerjaan karena kerusakan yang terjadi dalam pemeliharaan dan bukan
disebabkan Force Majeure, maka semua biaya yang dikeluarkan ditanggung oleh PIHAK
KEDUA.
PASAL – 9
HARGA PEKERJAAN PEMBORONGAN DAN CARA PEMBAYARAN
1. Harga borongan untuk pelaksanaan pekerjaan borongan ini adalah sebesar Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), harga tersebut tidak termasuk PPN 10 %.
2. Cara pembayaran yang disepakati kedua belah PIHAK adalah berdasarkan prestasi
pekerjaan, dibagi dalam 4 (empat) termin, dan PIHAK KEDUA diberikan uang muka Rp.
100.000.000 (seratus juta rupiah) sebesar 20% (dua puluh persen) dari harga borongan
pekerjaan yaitu sebesar Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), yang dibayarkan lunas
pada saat penandatanganan kontrak, dan akan diperhitungkan dengan pembayaran termin
(sesuai kontrak), sehingga setiap termin akan dipotong sebesar 20% dari nilai 20% uang
muka, atau sebesar Rp. Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), dengan perincian sebagai
berikut :
Pembayaran retensi sebesar Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah), akan dilunasi setelah
berakhirnya masa pemeliharaan yang dinyatakan dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
terakhir, dengan dibukakan Bilyet Giro yang jatuh tempo 60 (enam puluh) hari kalender,
setelah Berita Acara Serah Terima Kunci ditanda tangani.
Pekerjaan tambah atau kurang akan diperhitungkan sesuai hasil ofname dengan dikalikan
harga satuan pekerjaan seperti tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).
3. Prestasi pekerjaan dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Pekerjaan yang sudah terpasang di-ofname 100 %.
(2) Pekerjaan yang materialnya sudah ada dilapangan di-ofname 50 %
(3) Pekerjaan yang materialnya sudah dibeli akan tetapi belum ada dilapangan maupun
terpasang di-ofname 30 %.
(4) Setiap Pembayaran termin atau angsuran akan dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah kuitansi tagihan diajukan oleh
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA atau wakilnya.
PASAL – 10
KENAIKAN HARGA
1. Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama pelaksanaan pekerjaan
pemborongan ini, ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA, kecuali disebabkan oleh
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang moneter yang secara langsung maupun tidak
langsung mengakibatkan naiknya harga bahan secara tidak wajar.
2. Dalam hal terjadinya kenaikan harga seperti yang tersebut pada ayat 1 pasal ini, maka
dari sisa pekerjaan yang belum dikerjakan akan diperhitungkan kemudian secara
musyawarah mufakat antara kedua belah pihak.
PASAL – 11
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. PIHAK KEDUA dibebaskan dari tanggung jawab atas kerugian atau keterlambatan
pekerjaan yang telah ditetapkan, apabila terjadi keadaan memaksa (force majeure).
2. Keadaan memaksa (force majeure) yang dimaksud ayat 1 pasal ini adalah :
Bencana alam seperti : Gempa Bumi, Angin Topan, Tanah Longsor, Banjir, Kerusuhan,
Teror, Perang yang dapat mengakibatkan kerusakan dan terlambatnya pelaksanaan
Pekerjaan.
Adanya pemogokan buruh yang bukan disebabkan oleh kesalahan pemborong.
3. Bila terjadi force majeure PIHAK KEDUA harus secepatnya memberitahukan secara
tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 7 x 24 jam setelah kejadian .
4. Dalam hal ada pemberitahuan force majeure, maka selambat-lambatnya dalam waktu 7 x
24 jam PIHAK PERTAMA harus memberikan jawabannya.
5.Apabila PIHAK PERTAMA selama waktu yang ditentukan dalam pasal 6 ayat 4 diatas
belum memberikan jawaban berarti force majeure dapat diterima.
PASAL – 12
DENDA SANKSI-SANKSI DAN PEMUTUSAN KONTRAK
1. Kecuali karena keadaan force majeure seperti tersebut dalam pasal 11 ayat 1 dan 2,
pekerjaan tidak dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya, maka PIHAK KEDUA
dikenakan denda.
2. Denda yang diakibatkan keterlambatan seperti tersebut dalam ayat 1 pasal ini, adalah
sebesar 1‰ (satu per seribu) untuk setiap hari keterlambatan dengan denda maksimal 5 %
(lima perseratus) dari nilai kontrak.
3. Dalam hal PIHAK PERTAMA terlambat membayarkan angsuran kepada PIHAK KEDUA,
seperti yang diatur dalam pasal 9, maka PIHAK PERTAMA dikenakan denda.
4. Denda yang diakibatkan keterlambatan seperti tersebut dalam ayat 3 pasal ini, adalah
sama seperti yang tersebut pada ayat 2 pasal ini.
5. Apabila PIHAK KEDUA memutuskan kontrak ini secara sepihak, tanpa adanya alasan-
alasan yang diterima oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA dikenakan denda 5 %
(lima perseratus) dari harga kontrak. Dan akibat pemutusan ini, PIHAK PERTAMA
mempunyai wewenang untuk melanjutkan dengan menunjuk kontraktor lain.
6. Dalam hal PIHAK PERTAMA memutuskan kontrak ini secara sepihak, tanpa alasan-
alasan yang dapat diterima oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA dikenakan denda
5 % (lima perseratus) dari harga kontrak dan akibat dari pemutusan ini, PIHAK KEDUA
tidak diwajibkan untuk melanjutkan sisa pekerjaan.
PASAL – 13
RESIKO
Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah, rusak, tidak memenuhi spesifikasi teknik atau
tidak rapih dengan cara apapun sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, kecuali
keadaan force majeure, maka pihak kedua bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
kerugian yang timbul, kecuali PIHAK PERTAMA telah lalai menerima hasil pekerjaan dari
PIHAK KEDUA tersebut.
PASAL – 14
PEKERJAAN TAMBAH, KURANG DAN BERITA ACARA SERAH TERIMA
1. Pekerjaan tambah atau kurang hanya boleh dikerjakan atas perintah secara tertulis dari
PIHAK PERTAMA, yang harganya didasarkan atas penawaran dari PIHAK KEDUA, yang
dilampirkan dalam surat perjanjian.
2. Jika harga pekerjaan tambah belum tercantum dalam harga penawaran, maka PIHAK
KEDUA mengajukan harga pekerjaan tambah tersebut yang telah disetujui PIHAK
PERTAMA dan pembayaran akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA pada saat termin
pembayaran berikutnya.
3. Yang dimaksud dengan pekerjaan tambah / kurang, dalam ayat 1 pasal ini, adalah
segala perubahan pekerjaan diluar harga penawaran yang dilampirkan dalam Surat
Perjanjian.
4. Jika PIHAK PERTAMA berkehendak untuk mengganti salah satu atau beberapa material
dari setiap pekerjaan, maka dikenakan charge jasa pemborong yang telah diajukan oleh
PIHAK KEDUA yaitu sebesar 10% (sepuluh persen).
5. Biaya pekerjaan tambah akan dituangkan dalam ADDENDUM kontrak sebelum
pekerjaan selesai. Biaya pekerjaan kurang akan dituangkan dalam ADDENDUM kontrak
dan diperhitungkan pada akhir pekerjaan.
6. Dengan adanya pekerjaan tambah kurang yang mempengaruhi kegiatan kerja dari
PIHAK KEDUA, maka waktu pelaksanaan dengan sendirinya akan bertambah dengan
sendirinya meskipun PIHAK KEDUA tidak mengajukan permintaan penambahan waktu
pelaksanaan.
7. Atas dasar permintaan tertulis dari PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA mengadakan
penelitian apakah pekerjaan telah selesai dan apakah telah sesuai dengan syarat-syarat
dan ketentuan dalam Surat Perjanjian ini.
8. Penyerahan pekerjaan yang telah selesai dinyatakan dalam suatu Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan yang dibuat oleh PIHAK KEDUA dan disahkan oleh PIHAK PERTAMA.
PASAL – 15
PENGAMANAN TEMPAT KERJA DAN TENAGA KERJA
1. PIHAK KEDUA wajib bertanggung jawab atas keamanan tempat dan tenaga kerja
selama pekerjaan berlangsung.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas penyediaan sarana untuk menjaga keselamatan
tenaga kerjanya, guna menghindari bahaya yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan
pekerjaan.
3. Jika terjadi kecelakaan pada saat melaksanakan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA
diwajibkan memberikan pertolongan kepada korban dan segala biaya yang dikeluarkan
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA
PASAL – 16
PERSELISIHAN
1. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan ini terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat
antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah dan
mufakat antara kedua belah pihak.
2. Perselisihan dibidang teknik akan diselesaikan melalui suatu Panitia Arbitrase, yang akan
terdiri dari seorang anggota yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA, seorang yang ditunjuk
oleh PIHAK KEDUA dan seorang yang Netral sebagai ketua merangkap anggota yang
disetujui oleh kedua belah pihak.
3. Seandainya masih belum juga tercapai penyelesaian lewat Panitia Arbitrase tersebut,
maka akan dilanjutkan melalui prosedur Hukum yang berlaku.
4. Semua biaya penyelesaian perselisihan, menjadi tanggung jawab kedua belah pihak.
PASAL – 17
DOMISILI
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk memilih domisili pada Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan.
PASAL – 18
PENUTUP
1. Hal-hal lain yang belum ditetapkan dalam Surat Perjanjian ini, akan ditentukan kemudian
atas persetujuan kedua belah pihak.
2. Demikian Surat Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) masing-masing bermaterai cukup
yang mempunyai kekuatan hukum yang sama yang dipegang oleh masing-masing pihak
dan berlaku sejak ditanda tangani Surat Perjanjian ini.
3. Kedua belah pihak beritikad baik untuk melaksanakan Surat Perjanjian Pemborongan
Pekerjaan ini sesuai dengan isinya.
Cara Membuat Surat Perjanjian Kontrak Kerja Kontraktor
SPK berfungsi untuk untuk mengikat kedua belah pihak yang telah bersepakat untuk
melakukan perjanjian yang saling menguntungkan dengan sesuai rincian-rincian dan detail
tanggung jawab dari masing-masing pihak. Surat Perjanjain Kerja (SPK) antara pemilik
rumah dan pemborong atau kontraktor merupakan kesepakatan bersama yang termasuk
dalam undang-undang perdata dan dapat diperkirakan dalam pengadilan apabila terjadi
pelanggaran. Hukum perjanjian ini berlaku secara sah ketika kedua belah pihak
mentandatangani SPK bermatarai dan rangkap dua, satu untuk pihak pertama dan satu
untuk pihak kedua
Syarat Sebelum Membuat SPK
Sebelum membuat SPK, kedua belah pihak perlu mempersiapkan segala hal yang
diperlukan antara lain:
PIHAK PERTAMA (Pemilik Rumah)

• Menyiapkan surat-surat kelengkapan (IMB, ijin pelaksananan proyek dari RT


setempat, dll).
• Memahami prosedur pembangunan rumah yang sudah diberitahukan kontraktor.
• Menyiapkan gambar kerja lengkap dari arsitek.
• Penyediaan dana berdasarkan perhitungan RAB yang sudah dipertimbangkan dan
disetujui.
• Menyetujui alokasi waktu yang sudah ditetapkan kontraktor.
• Bersedia terikat secara hukum lewat undang-undang perdata dan asas perjanjian
yang berlaku di Negara Indonesia.

PIHAK KEDUA (Kontraktor)

• Memberi penjelasan sedetil-detailnya pada pemilik rumah mengenai prosedur


pembangunan rumah.
• Memahami dan menyetujui gambar kerja yang dibuat arsitek berdasarkan arahan
pemilik rumah.
• Menyiapkan jadwal pelaksanaan yang jelas dan sudah disetujui oleh pemilik rumah.
• Menyiapkan draft SPK yang sudah dipertimbangkan dengan pemilik rumah.
• Bersedia terikat secara hukum lewat undang-undang perdata dan asas perjanjian
yang berlaku di Negara Indonesia.

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL

Pada hari ini, Kamis tanggal enam September tahun dua ribu sembilan, yang bertanda
tangan di bawah ini:

Nama : Eko Arifin


Pekerjaan : Swasta
: Jl. Dukuh Kupang Jaya VII-A / 17 Surabaya
Alamat

bertindak sebagai pemilik rumah yang dalam hal ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA

Nama : Yudi Darmanto


Pekerjaan : Kontraktor
: Jl. Sumatra III No. 7D Surabaya
Alamat

bertindak sebagai kontraktor yang dalam hal ini disebut sebagai PIHAK KEDUA

Dengan ini kedua belah pihak menyatakan untuk saling mengikat diri mengadakan
perjanjian kerja untuk pembangunan rumah untuk selanjutnya diatur dengan syarat dan
ketentuan sebagai berikut.

Pasal 1
Macam dan Tempat Pekerjaan

PIHAK PERTAMA memberikan tugas pada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan


pembangunan rumah yang berlokasi di Jl. Panglima Polim 1-A No. 3 Surabaya dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar terlampir yang telah disetujui
oleh kedua belah pihak.

Pasal 2
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan seperti yang tersebut dalam pasal 1 akan dimulai pada hari senin, 14 September
2009 dan harus diselesaikan dalam waktu maksimal 180 (seratus delapan puluh) hari kerja.

Pasal 3
Pelaksanaan Pekerjaan

1. PIHAK KEDUA harus mulai melaksanakan pekerjaan sesuai tanggal yang


ditetapkan bersama dan tidak dibenarkan melakukan penyimpangan atau pelanggaran
terhadap ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan bersama.
2. PIHAK KEDUA harus bekerja berdasarkan data-data yanglengkap dan tidak
diperkenankan memutuskan sendiri perkara-perkara yang ada di
luar gambar kerja (bestek) dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
3. PIHAK PERTAMA harus memberikan detail spesifikasi material bangunan yang
dianggap perlu apabila belum tertera di gambar kerja maupun RAB.

Pasal 4
Biaya Pelaksanaan

Biaya pelaksanaan pekerjaan untuk proyak rumah tinggal tersebut adalah sebesar Rp.
562.500.000,- (Lima Ratus Enam Puluh Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah), untuk 1 (satu)
unit bangunan. Harga borongan tersebut sudah mencakup bahan material, upah pekerja,
keuntungan kontraktor dan tidak termasuk Pajak-pajak serta biaya perijinan.

Pasal 5
Prosedur Penagihan dan Pembayaran

Prosedur pembayaran PIHAK PERTAMA pada PIHAK KEDUA sesuai dalam pasal 4 akan
dilakukan secara bertahap sesuai 6 (enam) termin yang disepakati bersama sebagai
berikut.
a. Termin I (satu)
Dibayarkan sebagai uang muka saat penandatanganan kontrak ini yaitu sebesar 20% dari
nilai pelaksanaan (pasal 4)
20% x Rp. 562.500.000,- = Rp. 112.500.000,-

b. Termin II (dua)
Dibayarkan setelah seluruh pekerjaan pondasi selesai dan sudah memulai pekerjaan
pasangan dinding batu bata dan urugan lantai, sebesar 20%.
20% x Rp. 562.500.000,- = Rp. 112.500.000,-

c. Termin III (tiga)


Dibayarkan setelah pemasangan dinding batu bata dan plesteran dinding selesai lalu atap
sedang dikerjakan, sebesar 20%.
20% x Rp. 562.500.000,- = Rp. 112.500.000,-

d. Termin IV (empat)
Dibayarkan setelah pekerjaan atap selesai dan mulai mengerjakan pekerjaan pemasangan
plafon, dan acian dinding mulai dikerjan, sebesar 20%.
20% x Rp. 562.500.000,- = Rp. 112.500.000,-

e. Termin V (lima)
Dibayarkan setelah pekerjaan pemasangan lantai dan pengecatan sedang dilakukan,
sebesar 15%.
15% x Rp. 562.500.000,- = Rp. 84.375.000,-

f. Termin VI (enam)
Dibayarkan pada saat seluruh pekerjaan selesai 100%, setelah habis masa pemeliharaan
selama 3 (tiga) bulan sesuai dengan pasal 6,
sebesar 5% dari nilai pekerjaan.
5% x Rp. 562.500.000,- = Rp. 28.125.000,-

Pasal 6
Masa Pemeliharaan

1. Masa pemeliharaan untuk setiap pekerjaan ditentukan selama 3 (tiga) bulan, sejak
berita acara serah terima pekerjaan ditandatangani
2. Pada saat berakhirnya masa pemeliharaan tersebut, kedua belah pihak akan
menandatangani berita acara serah terima yang kedua dan dianggap sebagai serah terima
pekerjaan yang terakhir.
3. Serah terima pekerjaan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

Pasal 7
Pekerjaan Tambah Kurang

1. Jika di kemudian hari dalam proses pelaksanaan konstruksi terdapat pekerjaan


tambah dan pekerjaan kurang akibat perubahan spesifikasi material bangunan atau gambar
kerja, maka hal tersebut akan diatur dalam addendum tersendiri.
2. Setiap pekerjaan tambah atau kurang harus melalui dan dari PIHAK PERTAMA
3. Pekerjaan tambah atau kurang yang melalui PIHAK KEDUA akibat masalah teknis,
harus diberitahukan pada PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK PERTAMA berhak tidak menyetujui, membongkar dan tidak mengganti biaya
apabila terdapat pekerjaan tambah yang dilakukan PIHAK KEDUA tanpa sepengetahuan
PIHAK PERTAMA.

Pasal 8
Pengawas Lapangan

1. Sebagai pengawas pekerjaan akan dilakukan langsung oleh PIHAK PERTAMA atau
orang yang ditunjuk dan diberi kuasa oleh PIHAK KEDUA dan diberitahukan secara tertulis
kepada PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK PERTAMA berhak sewaktu-waktu mendatangi, mengawasi, memeriksa
pekerjaan ataupun menanyakan kepada setiap pekerja lapangan (tukang atau mandor)
yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
3. PIHAK KEDUA harus bersedia jika diminta mendampingi oleh PIHAK PERTAMA
dalam pengawasan pekerjaan di lokasi proyek.

Pasal 9
Sub Kontraktor

Keseluruhan pekerjaan merupakan tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya, oleh


karena itu tidak diperkenankan memberikan pekerjaan tersebut kepada PIHAK KETIGA
atau orang lain di luar Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini.
Pasal 10
Force Mejeur

1. Yang dimaksud keadaan Force Majeur adalah berbagai keadaan yang mengganggu
kelancaran pelaksanaan proyek seperti:
a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, angin topan, banjir, kebakaran, dll)
yang bisa menyebabkan terganggunya jalannya proses konstruksi.
b. Kebijaksanaan pemerintah di bidang moneter (devaluasi) atau kenaikan harga BBM
yang mengakibatkan proyek tersebut terganggu secara teknis maupun anggaran biaya.
c. Peperangan atau huru-hara yang mengakibatkan proyek tidak bisa dilanjutkan.
2. PIHAK KEDUA harus memberitahukan pada PIHAK PERTAMA tentang gangguan
yang dimaksud beserta kendala dan akibat yang ditimbulkan paling lambat 2 x 24 jam
terhitung sejak peristiwa tersebut terjadi, jika tidak maka akan dianggap tidak terjadi force
majeur.
3. Jika terjadi force majeur, PIHAK KEDUA harus memberikan itikad baik mengenai
kelanjutan proyek.
4. Dalam keadaan yang disebutkan dalam pasal 1, maka kedua belah pihak bisa
bermusyawarah untuk kesepakatan dalam memutuskan keberlanjutan proyek.

Pasal 11
Sanksi – Sanksi

1. Apabila PIHAK KEDUA tidak sanggup memenuhi kesepakatan yang tercantum pada
pasal 2 yaitu waktu pelaksanaan melebihi waktu yang disepakati bersama (180 hari), maka
PIHAK PERTAMA berhak mengklaim 1% dari nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatan.
2. Keterlambatan pelaksanaan proyek dapat ditolerir apabila terjadi force majeur
sesuai pasal 10 ayat 1.
3. Apabila kualitas pekerjaan yang dilaksanakan PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan
spesifikasi gambar kerja dan RAB, maka PIHAK PERTAMA berhak menunda pembayaran
termin sampai kesepakatan lebih lanjut atau berhak memutuskan secara sepihak Surat
Perjanjian Kontrak Kerja ini.
4. Apabila PIHAK PERTAMA lalai atau terlambat membayar termin kepada PIHAK
KEDUA atas pekerjaan yang sesuai prosedur yang benar, maka PIHAK KEDUA berhak
secara sepihak menghentikan jalannya proyek dengan sepengetahuan PIHAK PERTAMA
(secara tertulis) sampai batas waktu yang ditentukan.
5. Sehubungan dengan ketentuan pada ayat 3 di atas, maka PIHAK PERTAMA
mempunyai hak secara penuh untuk mencari dan menggunakan kontraktor lain untuk
menggantikan pekerjaan PIHAK KEDUA dengan memberitahukannya terlebih dahulu.

Pasal 12
Kewajiban Pihak Kedua
1. PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
yang telah tercantum pada gambar kerja dan RAB yang sudah disepakati bersama.
2. PIHAK KEDUA bisa mendatangkan/ menambah tenaga kerja tanpa sepengetahuan
PIHAK PERTAMA jika jadwal pelaksanaan sudah cenderung terlambat dari jadwal yang
sudah disepakati bersama.

Pasal 13
Perselisihan

Jika dalam menjalankan Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini terdapat perselisihan atau
perbedaan pendapat, maka kedua belah pihak akan menempuh jalan musyawarah mufakat.
Apabila tidak tercapai, maka dapat dilimpahkan ke instansi yang berwenang.

Pasal 14
Penutup

1. Jika terdapat hal-hal penting yang belum diatur dalam Surat Perjanjian Kontrak Kerja
ini, maka kedua belah pihak secara mufakat akan menetapkan kemudian hari.
2. Demikian Surat Perjanjian Kontrak Kerja ini dibuat dengan rangkap 2 (dua)
bermaterai dan ditandatangani untuk masing-masing pihak dan merupakan surat perjanjian
yang mengikat dan sah di mata hukum.
Surabaya, 6 September 2009

PIHAKPERTAMAPIHAKKEDUAEkoArifinPemilikRumahYudiDarmantoKontraktor
SURAT PERINTAH KERJA
No. 01/LBV-Dir.spk/XII/2010Yang bertanda tangan di bawah ini :1.Nama: SUGANDA
ASP.SE2.Jabatan: Direktur CV. LABUVA3.Alamat: Desa Budur, Kecamatan Ciwaringin, Kab.
CirebonDalam hal ini bertindak untuk dan atas nama CV.LABUVA Yang berkedudukan di
DesaBudur. Dengan ini memberikan perintah kerja Kepada :1.Nama: KASIM
TASBA2.Pekerjaan: Wiraswasta3.Alamat: Jl. Bougenvile, No. 11/22 Perum Desa Bulak, Kec.
Jatibarang,Kab. Indramayu.1.Untuk melaksanakan pekerjaan Screaping ( Pembersihan
lahan ) dan Cut and Fildilokasi Pembangunan Kandang Ayam Milik PT. Bibit Indonesia di
desa Mekar jayaKecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka Jawa Barat diatas lahan seluas
35.000 m2dengan perhitungan total Volume kubikasi 18.000 M
3
dengan harga kontrak Rp.323.000.000,- ( tiga ratus dua puluh tiga juta rupiah.)2.Sesuai
perhitungan nilai dalam anggaran Biaya pelaksanaanScreaping Rp. 1.000 x 35.000 M
²
=

Rp. 35.000.000,-Cut and Fil Rp. 16.000,- x 18.000 M


3
= Rp. 288.000.000,-
Jumlah Total Nominal
=
Rp. 323.000.000,-
Harga tersebut tidak termasuk PPn dan PPh ( Ppn dan PPh ditanggung pihak pemberi
pekerjaan)3.Sistem Pembayaran : Pembayaran dilakukan dengan Dp ( down Payment )
sebesar 20% dari nilai kontrak Sebesar 20 % x Rp. 323.000.000,- = Rp. 64.600.000,- 3 hari
setelahalat masuk lokasi pekerjaan dan dibantu kasbon dari pihak pemberi pekerjaan
sebelumDP keluar selanjutnya dibayarkan dengan prosentasi sesuai bobot pekerjaan.Termin
II 20% x 323.000.000,- = Rp. 64.600.000,-Termin III 20% x 323.000.000,- = Rp. 64.600.000,-
Termin IV 20% x 323.000.000,- = Rp. 64.600.000,-Termin V 20% x 323.000.000,- = Rp.
64.600.000,-4.Waktu pelaksanaan Pekerjaan 30 hari kalender sejak dibuatnya SPK ini
kecualiterjadi force mayor maka akan diperhitungkan dengan hari force mayor
tersebut.5.Hal-hal teknis pekerjaan akan dikonsultasikan dengan pihak Pemberi
pekerjaan,Maindkontraktor dan konsultan owner.Demikian Surat Perintah Kerja ( SPK ) ini
dibuat agar dapat dilaksanakan dengan penuh rasatanggung jawab.Dibuat di : CirebonPada
Tanggal: 13 Desember 2010CV. LABUVA
KASIM TASBA SUGANDA ASP, SE
Yang diberi pekerjaan Yang memberi pekerjaan
SURAT PERINTAH KERJA
No. 01/LBV-Dir.spk/XII/2010

Yang bertanda tangan di bawah ini :


1. Nama : SUGANDA ASP.SE
2. Jabatan : Direktur CV. LABUVA
3. Alamat : Desa Budur, Kecamatan Ciwaringin, Kab. Cirebon
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama CV.LABUVA Yang berkedudukan di Desa
Budur. Dengan ini memberikan perintah kerja Kepada :
1. Nama : KASIM TASBA
2. Pekerjaan : Wiraswasta
3. Alamat : Jl. Bougenvile, No. 11/22 Perum Desa Bulak, Kec. Jatibarang,
Kab. Indramayu.

1. Untuk melaksanakan pekerjaan Screaping ( Pembersihan lahan ) dan Cut and Fil dilokasi
Pembangunan Kandang Ayam Milik PT. Bibit Indonesia di desa Mekar jaya Kecamatan
Kertajati Kabupaten Majalengka Jawa Barat diatas lahan seluas 35.000 m2 dengan
perhitungan total Volume kubikasi 18.000 M3 dengan harga kontrak Rp. 323.000.000,- ( tiga
ratus dua puluh tiga juta rupiah.)

2. Sesuai perhitungan nilai dalam anggaran Biaya pelaksanaan Screaping Rp. 1.000 x
35.000 M² = Rp. 35.000.000,- Cut and Fil Rp. 16.000,- x 18.000 M3 = Rp. 288.000.000,-
Jumlah Total Nominal = Rp. 323.000.000,-
Harga tersebut tidak termasuk PPn dan PPh ( Ppn dan PPh ditanggung pihak pemberi
pekerjaan)

3. Sistem Pembayaran : Pembayaran dilakukan dengan Dp ( down Payment ) sebesar 20


% dari nilai kontrak Sebesar 20 % x Rp. 323.000.000,- = Rp. 64.600.000,- 3 hari setelah
alat masuk lokasi pekerjaan dan dibantu kasbon dari pihak pemberi pekerjaan sebelum
DP keluar selanjutnya dibayarkan dengan prosentasi sesuai bobot pekerjaan.
Termin II 20% x 323.000.000,- = Rp. 64.600.000,-
Termin III 20% x 323.000.000,- = Rp. 64.600.000,-
Termin IV 20% x 323.000.000,- = Rp. 64.600.000,-
Termin V 20% x 323.000.000,- = Rp. 64.600.000,-

4. Waktu pelaksanaan Pekerjaan 30 hari kalender sejak dibuatnya SPK ini kecuali terjadi
force mayor maka akan diperhitungkan dengan hari force mayor tersebut.

6. Hal-hal teknis pekerjaan akan dikonsultasikan dengan pihak Pemberi pekerjaan,


Maindkontraktor dan konsultan owner.
7.
Demikian Surat Perintah Kerja ( SPK ) ini dibuat agar dapat dilaksanakan dengan penuh
rasa tanggung jawab.

Dibuat di : Cirebon
Pada Tanggal : 13 Desember 2010
CV. LABUVA
KASIM TASBA SUGANDA ASP, SE
Yang diberi pekerjaan Yang memberi pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai