Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

“REVIEW MENDALAM MENGENAI DESIGN THINKING”

Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah :

Manajemen Inovasi (UNIV6010)

Diampu oleh Bapak Drs. N. Bambang Revamtoro, S.T., M.T

Oleh :

ARDA MAHERDANA

190523648129

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2020
DESIGN THINKING

1. Pengertian Design Thiking


Design Thinking adalah salah satu metode baru dalam melakukan proses
desain. Design Thinking merupakan metode penyelesaian masalah yang berfokus
pada pengguna atau user. Design Thinking sendiri dipopulerkan oleh David
Kelley dan Tim Brown pendiri IDEO – sebuah konsultan desain  yang berlatar
belakang desain produk berbasis inovasi. Tujuan diciptakannya design thinking
oleh David Kelley dan Tim Brown tersebut adalah untuk menyelesaikan masalah
dengan berfokus pada kebutuhan pengguna atau user. Dari konsep yang
dihadirkan oleh David Kelley dan Tim Brown inilah, design thinking dikenal dan
berkembang pesat. Perkembangan design thinking sendiri terlihat dari munculnya
versi praktis yakni design sprint yang dipopulerkan oleh Jake Knapp.
Design thinking merupakan metodologi desain yang memberikan pendekatan
berbasis solusi untuk memecahkan masalah. Design thinking ini sangat berguna
dalam mengatasi masalah kompleks dengan memahami kebutuhan manusia yang
terlibat, dengan membingkai ulang masalah, dengan cara yang berpusat pada
manusia, dengan menciptakan banyak ide dalam sesi brainstorming, dan dengan
mengadopsi pendekatan langsung dalam pembuatan ide prototipe dan pengujian.
Design thinking memiliki beberapa elemen penting yaitu :
a. People centered : dalam metode ini, perlu ditekankan bahwa setiap tindakan
yang dilakukan berpusat pad apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh user.
b. Highly creative : dalam menggunakan metode ini, dapat digunakan
kreativitas sebebasnya, tidak perlu aturan yang terlalu kaku dan baku.
c. Hands on : proses desain memerlukan percobaan langsung oleh tim desain,
bukan hanya pembuatan teori atau sebuah gambaran di kertas.
d. Iterative : proses desain merupakan sebuah proses dengan tahapan-tahapan
yang dilakukan berulang-ulang untuk melakukan improvisasi dan
menghasilkan sebuah produk atau aplikasi yang baik.

Ada banyak versi design thinking yang beredar seperti versi IDEO,
Stanford, maupun IBM, namun kesemuanya memiliki kesamaan: berempati
dengan kebutuhan manusia/pengguna, merumuskan masalah, dan berulang kali
mengembangkan solusinya.

a. Versi IDEO:

b. Versi Stanford (dipakai oleh The Interaction Design Foundation — IDF)

c. Versi IBM

2. Proses Design Thinking


Adapun lima metode dalam proses design thinking berdasarkan Stanford,
antara lain:
a. Emphatize
Tahap pertama ialah untuk mendaptkan pemahaman empatik dari masalah yang
ingin dipecahkan. Pada tahap ini dilakukan pendekatan terhadap customer kita.
Apa sebenarnya yang diinginkan oleh mereka. Hal ini dapat dilakukan terjun
langsung ke lapangan bertemu dengan mereka melakukan wawancara dan dapat
juga bertindak seolah menjadi mereka. Agar permasalahan customer yang
benar-benar ingin diselesaikan dapat berjalan dengan lancar.
b. Define
Informasi yang telah dikumpulkan selama tahap Empathize, dianalisis dan
disintensis untuk menentukan masalah inti yang akan diidentifikasi.
Tahap define ini akan sangat membantu untuk menyelesaikan
masalah customer karena telah dilakukan penetapan masalah.
c. Ideate
Tahap ini merupakan tahap untuk menghasilkan ide. Semua ide-ide akan
ditampung guna penyelesain masalah yang telah ditetapkan pada tahap define.
Penting untuk mendapatkan ide sebanyak mungkin atau solusi masalah di awal
fase ide. Untuk tahap akhir ialah penyelidikan dan pengujian ide-ide tadi untuk
menemukan cara terbaik untuk memecahkan masalah atau menyediakan elemen
yang diperlukan untuk menghindari masalah-masalah yang nantinya terjadi.
d. Prototype
Pada tahap ini akan dihasilkan sejumlah versi produk yang murah dan
diperkecil, atau fitur khusus yang ditemukan dalam produk, sehingga dapat
menyelidiki solusi masalah yang dihasilkan pada tahap
sebelumnya. Prototype ini dapat diuji dalam tim sendiri, atau ke beberapa orang
lain. Ketika ada masukan maka dilakukan pebaikan lagi pada prototype ini,
sehingga dihasilkan prototype yang benar-benar bagus.
e. Test
Dilakukannya pengujian dan evaluasi terhadap produk kepada masyarakat dan
hasilnya akan dilakukan perubahan dan penyempurnaan untuk menyingkirkan
solusi masalah dan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang produk
dan penggunanya.
Nah, pada kelima tahap ini jika ada kegagalan disalah satu tahap dapat
kembali ke tahap yang memungkinkan itu dapat diperbaiki. Contoh pada
tahap Ideate tidak menghasilkan penyelesaian masalah,  maka dapat kembali lagi
ke tahap Emphatize.

Jika sebelumnya proses design thinking versi Stanford ada lima tahapan,
berbeda halnya dengan proses design thinking versi IBM. Proses design thinking
versi IBM terdapat tiga tahapan, antara lain:
a. Observe
Observasi yang membenamkan diri dalam dunia nyata dalam rangka untuk
mengenal pengguna, kebutuhan mengungkap, memahami konteks, dan
mendengarkan umpan balik.
b. Reflect
Merenungkan bersama-sama dan mencari ke dalam untuk mengenal satu sama
lain, menyelaraskan niat, mengungkap wawasan baru, dan mulai merencana
yang akan dilakukan.
c. Make
Membuat memberikan bentuk konkret untuk ide-ide untuk mengeksplorasi
kemungkinan, mengkomunikasikan ide-ide, konsep prototipe, dan drive hasil
dunia nyata.

3. Contoh Design Thinking


Pada bagian ini saya mengambil contoh dalam bidang Bangunan yaitu
desain untuk sebuah rumah. Dalam bidang ini digunakan design thinking versi
Stanford. Berikut sekilas penjabaran dari setiap tahap:
a. Tahap Emphatize
Nama Klien : Carrol Wong
Permintaan Klien : Klien menginginkan perombakan pada Roof Garden di
rumahnya yang sudah tidak terawat lagi. Dengan keadaan bangku-bangku dan
pot-pot yang sudah tidak tertata rapi dan kusam sehingga terlihat gersang. Oleh
karena itu klien menginginkan perubahan di Roof Garden-nya agar terlihat
lebih indah.

b. Tahap Define
Tim Project bekerja sama dengan seorang arsitek landscape ternama yaitu ibu
Anggia Murni. Sebelum memutuskan untuk membuat konsep ibu Anggia
Murni melihat keadaan dari Roof Garden yang telah ada dengan melihat akses
titik air.
c. Tahap Idiate
Tema Konsep : Green dengan sistem 3R ( Reuse, Recycle, Reduse ) yang dapat
merangsang 5 panca indra
Sub Konsep :
- Pemanfaatan ruang Roof Garden dengan Very Light dengan membuat
gazebo.
- Terdapat Laund (area rumput), dengan menggunakan rumput sintetis.
- Hampir semua properti di cat menggukan cat FiberKote sehingga berkesan
seperti kayu.
d. Tahap Prototype

e. Tahap Test
Kesimpulan dari kelima tahapn
a. Empatize : Perombakan pada Roof Garden yang tidak terawat, tidak tertata
rapi dan gersang
b. Define : Melihat keadaan dari Roof Garden yang telah ada dengan melihat
akses titik air.
c. Ideate : Green dengan sistem 3R ( Reuse, Recycle, Reduse ) yang dapat
merangsang 5 panca indra.
d. Prototype : Berupa manual sketsa yaitu denah penataan
e. Test : Hasil jadi sebelum dan sesudah penataan

4. Daftar Rujukan
Nurmoslim, Aprilla. 2018. Design Thinking : The Loop by IBM. (Online),
(https://sis.binus.ac.id/2018/03/13/design-thinking-the-loop-by-ibm/), diakses
22 Maret 2020

PPT Design Thinking oleh Bapak Bambang Revantoro

Anda mungkin juga menyukai