Anda di halaman 1dari 6

BAB 5

DESAIN SISTEM

5.1. PENDAHULUAN

Setelah tahap analisis system selesai dilakukan, maka analis system telah
mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Analis akan
bertugas kembali untuk memikirkan bagaimana membentuk system tersebut.
Tahap ini disebut dengan tahap desain system. Tahap desain dapat dibagi
menjadi dua bagian:
Tahap desain system secara umum (general system design). Desain system
secara umum dapat disebut juga dengan desain konseptual (conceptual
design) atau desain logical (logical design) atau desiain secara makro (macro
design)
Tahap desain system secara terinci (detailed system design). Disebut juga
dengan sesain system secara fisik (physical system design) atau desain
internal (internal design)

5.2. ARTI DESAIN


Menurut Robert J. Verzello/John Reuter III, Desain system diartikan sebagai
berikut:

Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan system : pendefinisian dari


kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun
implementasi; menggambarkan bagaimana sesuatu system dibentuk.
Menurut John Burch dan Gary Grudnitski, desain system diartikan:

Penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari


beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan
berfungsi.

Menurut George M. Scott, desain system diartikan:


Desain system menentukan bagaimana suatu system akan menyelesaikan apa
yang mesti diselesaikan; tahap ini menyangkut mengkonfigurasi dari
komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu system
sehingga setelah instalasi dari system akan benar-benar memuaskan rancang
bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis.
Sehingga secara umum desain system dapat diartikan sebagai berikut:
1. Tahap setelah analisis system dari siklus pengembangan system
2. Pendefinisan dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi
4. Menggambarkan bagaimana suatu system dibentuk
5. Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa
atau pengaturan dari beberapa elemen yg terpisah ke dalam satu
kesatuan yg utuh dan berfungsi.
6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen
perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu system.
5.3. TUJUAN DESAIN SISTEM
Tahap ini mempunyai dua maksud atau tujuan utama yaitu:

1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai system


2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang
lengkap kepada pemrogram computer dan ahli-ahli teknik lainnya yg
terlibat. (desain system terinci)

Untuk mencapai tujuan ini, analis system harus dapat mencapai sasaran-
sasaran sebagai berikut:
1. Desain system harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah
digunakan. Data mudah ditangkap,metode-metode harus mudah
diterapkan dan informasi harus mudah dihasilkan serta mudah dipahami.
2. Desain system harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai
dengan yang telah didefinisikan pada tahap perencanaan system yang
dilanjutkan pada tahap analisis.
3. Desain system harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung
pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan
yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya
yang tidak dilakukan oleh computer.
4. Desain system harus dapat mempersiapakan rancang bangun yang terinci
untuk masing-masing komponen dari system informasi yang meliputi data
dan informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur,
orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern

5.4. PERSONEL YANG TERLIBAT

Pekerjaan desain system dilakukan oleh:

seorang analis system dan


personil teknik lainnya (seperti: Spesialis pengendalian, personil
penjamin kualitas, spesialis komunikasi data, dsb.
Apakah para pemakai akan terlibat pada tahap ini?

Jika tidak terlibat akbitanya: pemakai tidak puas dengan cara kerja
system.
Jika dilibatkan maka hasilnya:
cara kerja system ini mudah diterima oleh pengguna, sehingga
pelanggan akan puas dengan system secara keseluruhan.
Para pemakai dapat dapat mengkajiulang komponen-komponen
system informasi yang didesain.
Mengkaji tataletak laporan dan terminal di layar.
Menilai arus percakapan dari dialog di layar terminal
Menilai cara penangkapan data, pengolahan data dan distribusi
informasinya.
5.5. TEKANAN-TEKENAN DESAIN

Tekanan-tekanan design (design forces) adalah tekanan-tekenan yang harus


dipertimbangkan dalam mendesain suatu system informasi supaya dapat
mengena sasarannya. Perncang system ifnormasi juga harus memperhatikan
sejumlah design forces yang meperngaruhi kerjanya yaitu:

Integrasi
Sistem informasi harus didesain terpadu diantara unit-unitdi dalam
organisasi. Suatu system informasi yang berada pada tiap unit-unit organisasi
atau departemen-departemen harus dapat berkomunikasi satu dengan yang
lainnya.
Integrasi akan meningkatkan kebutuhan kordinasi dan sinkronisasidari operasi
di dalam organisasi. Integrasi perlu karena organisasi dipandang sebagai satu
kesatuan.
Sasaran dari system informasi adalah untuk menyediakan informasi
multilevel,cross-functional, tepat waktu, akurat dan relevan kepada semua
kompone organisasi. Oleh karena itu system informasi yang terpadu perlu di
rancang di organisasi.
Database dan teknologi merupakan blok bangunan system informasi kunci
untuk mencapai integrasi system. Idealnya, desain database mmampu
menyimpan semua data yang ada dalam suatu simpanan yang tunggal untuk
keperluan semua orang atau departemen yang mempunyai hak untuk
mengaksesnya. Dengan kemampuan teknologi sekarang ini semua elemen
data dapat disimpan dalam satu media penyimpan database dalam direct
acces storage device yang dapat diakses kembali lewat terminal baik di local
atau lokasi jarak jauh. Elemen-elemen tadi sudah masuk dalam satu database
yang terintegrasi.
Jalur Pemakai/system
Sistem infromasi berbasis computer semakin melibatkan interaksi langsung
antara manusia sebagai pemakai system dengan mesin. Elemen yang kritis
dari desain system ini adalah jalur pemakai (user interface). Jalur ini terdiri
dari layar terminal, keyboard, alat-alat lainya, bahas computer dan cara-cara
lain supaya user dapat bertukar input dan output dengan mesin. User
interface harus mampu didesain supaya user friendly. Hal ini dipelajari di
ergonomis: studi tentang kerja atau studi tentang bagaimana orang
menggunakan alat-alat untuk melaksanakan pekerjaanya dan bagaimana
secar fisik mereka berhubungan dengan lingkungannya.
Pedoman untuk hal ini adalah system harus fleksibel, konsisten dan harus
mudah dikontrol oleh user. Berikut yang harus didesain untuk memenuhi user
interface:
a. Query, dengan query pemakai system dapat mengakses data yang
diperlukan untuk mendapatkan informasi walaupun tidak tersedia
program aplikasinya.
b. Desain layar, desain layar harus jelas, tidak melompat-lompat dan
tidak berisi dengan informasi yang tidak relevan.
c. Umpan Balik, dalam system yang on line, aspek yang penting dalam
umpan balik adalah waktu respon yaitu waktu antara saat user
memasukkan data dengan respon yang diberikan oleh system. Jika
waktu respon ini lama maka pemakai akan jenuh dan kehilangan
konsentrasi. Jika lebih dari 10 detik suatu berita harus ditampilkan
secara periodic yang menunjukkan kepada user bahwa system sedang
bekerja, misal dengan meberkan dialog box.
d. Bantuan, pada saat user sedang mengoperasikan system, seringkali
mengalami kesulitan atau tidak mengatahui apa yang harus dikerjakan
berikutnya. Desain system yang baik harus harus mampu menyediakan
bantuan agar para pemakai mengetahuai apa yang harus dikerjakan.
Context sensitive help merupakan sarana yang sekrang banyak
digunakan untuk menyediakan sarana bantuan.
e. Pengendalian kesalahan, pengendalian kesalahan control error juga
merupakan aspek yang penting. Desain system harsu
mempertimbangkan pengendalian kesalahan sebagai berikut:
Pencegahan kesalahan, misal: nilai yang sah adalah dianatara
1-25
Pendeteksian kesalahan, missal kode salah
Pembetulan kesalahan, menyediakan fasilitas untuk
membetulkan kesalahan sebelum data diolah.
f. Desain workstation, yang perlu dipertimbangkan adalah ukuran, warna
dan posisi tampilan dilaya terminal, ukuran-ukuran dari mebel dan tata
letak keyboard. Desain workstation ini akan mempengaruhi kenyaman
dan kelelahan dari kerja user.
3. Tantangan-tantangan persaingan

Desain system yang baik harus mempertimbangkan lingkungan-lingkungan


persaingan yang ada. Lingkungan-lingkungan ini dapat berupa:

Manajemen dibahas di bab 1


Aneka ragam produk dan jasa, contoh atm
Produktifitas, missal menyediakan fasilitas jadwal, pengurangan kerja-
kerja teknis dan ketidakefisienan lainnya. Formulir tidak perlu diketik
ulang, akuntansi bias lebih efisien dsb.
4. Kualitas dan Kegunaan Infromasi

Tepat waktu
Tepat nilainya/akurat
relevan
5. Kebutuhan-kebutuhan Sistem
Kebutuhan-kebutuhan system yang harus diperhatikan dalam mendesain system
informasi adalah:

Keandalan
Ketersediaan
Keluwesan
Skedul Instalasi
Umur diharapkan dan potensi pertumbuhan
Kemudahan dipelihara
6. Kebutuhan-kebutuhan Pengolahan Data
Kebutuhan pengolahan data berhubungan dengan pekerjaan system secara
terinci dan dapat terdiri dari:

Volume, jumlah data yang harus diolah dalam satu periode waktu
tertentu
Hambatan waktu pengolahan, menunjukkan jumlah dari waktu yang
diijinkan atau yang dapat diterima saat data siap diproses samapai
informasi dihasilkan.
Permintaan perhitungan, merupakan perhitungan model-model
matematik yang harus diterapkan sehingga informasi dapat dihasilkan
dengan yang diinginkan user.
7. Faktor-faktor Organisasi

Sifat organisasi, organisasi atau lembaga keuangan berbeda dengan non


keuangan, manufaktur dsb. Hal ini harus diperhatikan.
Tipe organisasi,
o organisasi fungsional, manajer bertanggungjawab pada satu fungsi
o organisasi divisional, manajer bertanggungjawab pada divisi yang
berisi beberapa fungsi yg ada dalam satu divisi
o organisasi matrik, bertanggungjawab pada pfungsi dan suatu proyek
dan program kerja.
Ukuran organisasi, semakin besar semakin banyak informasi yang dibutuhkan
Struktur organisasi, dari struktur organisasi dapat ditentukan aliran
informasi
Gaya Manajemen
o Gaya otokaratik, cenderung sentralistik
o Gaya demokratik, lebih senang desentralistik
8. Faktor-faktor Manusia, system informasi didesain tidak untuk hanya satu atu
dua orang tapi semua orang yang akan menggunakan dalam suatu organisasi.
Perlu diingat tidak setiap orang diorganisasi mendukung system informasi.

9. Kebutuhan biaya- efektifitas, membeli system informasi bukan saja ujud


fisiknya yang dibeli tapi ilmu dan informasi yang terkadung didalamnya.
10. Kebutuhan-kebutuhan Kelayakan,

Kelayakan teknik
Kelayakan ekonomi
Kelayakan hukum
Kelayakan operasi
Kelayakan skedul

Anda mungkin juga menyukai