Anda di halaman 1dari 8

JURNAL BANGUNAN, VOL. 22, NO.

2, OKTOBER 2017: 67-74

KESESUAIAN TINGKAT BERPIKIR SOAL UJIAN DENGAN


TUJUAN PEMBELAJARAN PADA KEAHLIAN TEKNIK GAM-
BAR BANGUNAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Niswah Qurrota A’yun


Sutrisno

Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah mengetahui (1) proporsi tingkat berpikir pada soal
ujian, (2) proporsi tingkat berpikir pada tujuan pembelajaran, dan (3) kesesuaian tingkat
berpikir soal ujian dengan tujuan pembelajaran pada Keahlian Teknik Gambar Bangu-
nan Sekolah Menengah Kejuruan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan chi-
square. Hasil penelitian menunjukkan (1) proporsi soal ujian tingkat berpikir mengingat
(C1): 37%, memahami (C2): 33%, aplikasi (C3): 30%; (2) proporsi tujuan pembelaja-
ran tingkat berpikir C1: 1%, C2: 57%, C3: 42%; dan (3) terjadi ketidaksesuaian proporsi
tingkat berpikir C1 dan C2 pada soal ujian dengan tujuan pembelajaran secara signifikan.
Kata-kata kunci: tingkat berpikir, soal ujian, tujuan pembelajaran.

Abstract: The level of thinking in the exam should be in line with the learning objectives for
Building Technical Skills in Vocational High School. This study is aimed to learn about the
ability of the thinking level in the exam and in the learning objectives, and the appropriate-
ness of the level of thinking about the exam in learning of the Building Skills Technique in
the Vocational High School. The method used in data collecting was documentation. The
results were analyzed using descriptive percentage analysis and chi-square. The results
showed that ability of student in the thinking-level during the exam (C1): 37%, under-
standing (C2): 33%, application (C3): 30%; (2) the ability to understand of the learning
goals in thinking level were C1: 1%, C2: 57%, C3: 42%; and (3) inappropriate of the
proportion of C1 and C2 thinking levels in the exam to the significance of the learning.

Keywords: level of thinking, exam question, learning objective

E valuasi dalam dunia pendidikan ber-


fungsi sebagai media pengukur keter-
capaian tujuan pembelajaran. Merancang
Instrumen evaluasi yang disusun oleh guru
belum tentu dapat mengukur semua aspek
tujuan pembelajaran (Giani dkk, 2012:201).
tujuan pembelajaran diperlukan ketelitian Masih banyak ditemukan guru kurang mam-
karena tujuan sebagai tolak ukur dalam pu menjabarkan SK/KD ke dalam sejum-
melaksanakan proses dan evaluasi. Pembua- lah indikator dan menjabarkan indikator ke
tan soal dibutuhkan ketelitian salah satunya dalam sejumlah tujuan pembelajaran (Ham-
adalah memperhatikan kesesuaian tingkat ka dan Bara, 2012:125). Hal ini menyebab-
kemampuan berpikir yang sudah dibuat den- kan terjadinya ketidaksesuaian soal ujian
gan tujuan pembelajaran. Menurut Loran dkk yang disusun dengan tujuan pembelajaran.
(2014: 15) jika asesmen tidak sesuai dengan Gunawan dan Palupi (2008: 16) me-
tujuan pembelajaran, maka hasil asesmen- nyatakan tingkatan Taksonomi Bloom di-
nya tidak mencerminkan pencapaian tujuan gunakan sebagai dasar untuk penyusunan
pembelajaran. Karenanya sebelum asesmen tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes,
dibuat perlu ditinjau kembali tujuan yang dan kurikulum. Menurut Widodo (2006:
yang akan dicapai dalam pembelajaran. 1) guru dan praktisi pendidikan merumus-
Niswah Qurrota A’yun adalah alumni S1 Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil, email: Niswah_qur-
rotaayun@yahoo.co.id; Sutrisno adalah Dosen Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang;
Alamat: Jln Semarang No 5.
67
68 JURNAL BANGUNAN, VOL. 22, NO.2, OKTOBER 2017: 67-74

kan tujuan pembelajaran dan menentukan gukur ketercapian tujuan pembelajaran.


jenjang soal pada tingkat berpikir. Hal ini Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008
dikarenakan untuk mempermudah penye- tentang Standar Proses disebutkan bahwa
suaian antara soal dan tujuan. Menurut salah satu komponen dalam penyusunan
Taksonomi Bloom (Mardapi, 1999) segala Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
upaya yang menyangkut aktivitas otak ter- yaitu adanya pembelajaran yang di dalam-
masuk dalam berpikir kognitif. Pada ber- nya menggambarkan proses dan hasil be-
pikir kognitif terdapat tingkatan yang men- lajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
garahkan peserta didik untuk berfikir mulai peserta didik sesuai dengan kompetensi
dari tingkatan rendah hingga tinggi (C1-C6). dasar. Hal ini menggambarkan bahwa tu-
Menurut Gunawan dan Palupi (2008: juan harus sesuai dengan kompetensi dasar
16) revisi dilakukan terhadap Taksonomi yang sudah dibuat dengan kesepakatan ber-
Bloom, yakni perubahan dari kata benda sama. Untuk mencapai kompetensi dasar
menjadi kata kerja. Perubahan ini dibuat maka dalam merumuskan tujuan harus ses-
agar sesuai dengan tujuan-tujuan pendidi- uai dengan kompetensi dasar. Hal ini tidak
kan. Tujuan-tujuan pendidikan mengindi- lepas dalam pembuatan soal harus sesuai
kasikan bahwa siswa akan dapat melakukan dengan tujuan yang dirumuskan karena ha-
sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata sil soal ujian untuk mengukur ketercapa-
benda). Taksonomi Bloom ranah kognitif ian tujuan. Apabila soal dapat mencapai
yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl tujuan pembelajaran maka secara otoma-
(2001: 66) yakni mengingat (remember- tis kompetensi dasar dapat tercapai pula.
ing) (C1), memahami (understanding) (C2), Menurut Loran dkk (2014: 15) jika ases-
menerapkan (applying) (C3), menganalisis men tidak sesuai dengan tujuan pembelaja-
(analyzing) (C4), mengevaluasi (evaluating) ran, maka hasil asesmennya tidak mencer-
(C5), dan menciptakan (creating) (C6). Den- minkan pencapaian tujuan pembelajaran.
gan demikian dapat dinyatakan bahwa ranah Dengan kata lain bahwa soal harus sesuai
kognitif yang digunakan saat ini adalah kata dengan tujuan. Oleh karena itu guru harus
kerja dan urutan tingkat berpikir yang pal- memperhatikan tujuan dalam membuat soal,
ing rendah hingga tertinggi. Kognitif meru- agar soal dapat mengukur ketercapaian tu-
pakan salah satu ranah yang digunakan un- juan pembelajaran. Soal yang berkualitas
tuk menyusun tujuan pembelajaran. Oleh merupakan soal yang benar-benar mampu
karena itu ranah kognitif dibuat menjadi mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
kata kerja, sehingga menggambarkan tu- Apabila dalam merencanakan tu-
juan pembelajaran dengan menunjukkan juan menggunakan ranah kognitif dengan
apa yang akan dilakukan oleh peserta didik. tingkatan-tingkatan tertentu maka soal ha-
Menurut Astuti dkk (2012: 40) ases- rus sesuai dengan tingkatan yang digunak-
men dilakukan sebagai upaya untuk men- an dalam tujuan. Menurut Hamzah (2008)
gukur tingkat ketercapaian indikator pem- tujuan pembelajaran adalah tercapainya
belajaran dan mengumpulkan informasi perubahan perilaku atau kompetensi pada
perkembangan belajar siswa pada berb- siswa setelah mengikuti kegiatan pembe-
agai aspek dan dalam membuat soal perlu lajaran. Pada tujuan diperlukan penerapan
memperhatikan tujuan yang dirancang. tingkat ranah kognitif juga agar mudah un-
Membuat soal sesuai dengan tipe kemam- tuk pembuatan alat ukur pencapaian tujuan
puan yang digunakan dalam merumuskan pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah
tujuan pembelajaran, agar soal dapat men- mengetahui (1) proporsi tingkat ranah kog-
Niswah, dkk Kesesuaian Tingkat Berpikir Soal Ujian 69

nitif pada soal ujian, (2) proporsi tingkat Tabel 1. Proporsi Soal Ujian
ranah kognitif pada tujuan pembelajaran, Tingkat Ranah Hasil Persentase
(3) kesesuaian tingkat ranah kognitif pada Mengingat (C1) 138 37%
soal ujian dengan tujuan pembelajaran. Memahami (C2) 123 33%
METODE Mengaplikasi (C3) 111 30%
Penelitian ini menggunakan rancan- Jumlah 372 100%
gan penelitian deskriptif dan komparatif.
Penelitian deskriptif melibatkan pengum- Hasil persentase Tabel 1 terlihat bahwa
pulan data untuk menguji hipotesis atau dari 372 soal terdapat 138 butir (37%) soal
menjawab pertanyaan yang berkaitan ka- tingkat berpikir mengingat (C1), 123 bu-
sus tertentu suatu objek penelitian, sedang tir (33%) soal tingkat berpikir memahami
kompatatif untuk membandingkan sesuai (C2), 111 butir (30%) soal tingkat berpikir
hipotesis. Cara pengumpulan data den- mengaplikasi (C3) dan 0% tingkat berpikir
gan wawancara, pengamatan, studi do- menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
kumen dan lain-lain (Gay, 1987: 220). mencipta (C6). Dengan demikian dapat
Populasi dalam penelitian ini adalah soal disimpulkan bahwa rentangan tingkat ra-
nah kognitif pada soal ujian berkisaran an-
ujian dan tujuan setiap mata pelajaran pada
tara ranah kognitif mengingat (C1) sampai
siswa program keahlian teknik gambar ban-
dengan ranah kognitif mengaplikasi (C3),
gunan SMK di Kabupaten Kediri. Sampel dengan urutan persentase yang tertinggi
dalam penelitian ini adalah soal ujian dan tingkat berpikir mengingat (C1) dan ter-
tujuan pembelajaran siswa keahlian teknik endah tingkat berpikir mengaplikasi (C3).
gambar bangunan mata pelajaran produktif Proporsi tingkat ranah kognitif pada tujuan
kelas X, XI, dan XII semester ganjil tahun pembelajaran ini dapat dilihat Tabel 2.
ajaran 2015/2016 di SMK di Kabupaten
Kediri. Mata pelajaran yang diambil sam- Tabel 2. Proporsi Tujuan Pembelajaran
pel ada 14, yaitu konstruksi Bangunan, Me- Tingkat berpikir Hasil Persentase
kanika Teknik, Dasar-dasar Gambar Bangu- Mengingat (C1) 2 1%
nan, Ukur Tanah, Teknik Konstruksi Kusen, Memahami (C2) 128 57%
Teknik Konstruksi Atap, Teknik Konstruksi Mengaplikasi (C3) 95 42%
Tangga, Kompetensi Kejuruan, Interior dan Jumlah 225 100%
Eksterior Bangunan I, Interior dan Eksterior
Bangunan II, Perangkat Lunak I, Perang- Hasil persentase Tabel 2 terlihat bahwa
kat Lunak II, Gambar Konstruksi Bangu- dari 225 tujuan, terdapat 2 butir (1%) tu-
nan I, dan Gambar Konstruksi Bangunan II. juan tingkat berpikir mengingat (C1), 128
Instrumen dalam penelitian ini adalah butir (57%) tujuan tingkat berpikir mema-
lembar ceklist data soal ujian dan tu- hami (C2), 95 butir (42%) tujuan tingkat
juan pembelajaran. Pengumpulan data berpikir mengaplikasi (C3), dan 0% tingkat
berpikir menganalisis (C4), mengevalu-
penelitian ini menggunakan dokumen-
asi (C5), dan mencipta (C6). Dapat diketa-
tasi. Analisis data menggunakan anali-
hui bahwa rentangan tingkat ranah kognitif
sis deskriptif persentase dan chi-square.
pada tujuan pembelajaran berkisaran antara
ranah kognitif mengingat (C1) sampai den-
HASIL gan ranah kognitif mengaplikasi (C3), den-
Proporsi tingkat ranah kognitif pada soal gan urutan persentase yang tertinggi tingkat
ujian yang dibuat oleh guru Keahlian Teknik ranah kognitif memahami (C2) dan teren-
Gambar Bangunan SMK dapat dilihat Tabel 1. dah tingkat ranah kognitif mengingat (C1).
70 JURNAL BANGUNAN, VOL. 22, NO.2, OKTOBER 2017: 67-74

Apabila dibandingkan tingkat berpikir Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil anali-


pada soal ujian terhadap tujuan pembelaja- sis Chi-Square pada kolom tingkat berpikir
ran, maka dapat dilihat pada Tabel 3. Persen- mengingat (C1) didapatkan harga Chi-
tase C1 dari tujuan pembelajaran 1%, sedang Square = 34,105 dan harga signifikansi 0,00
pada soal mencapai 37%. Hal ini berarti < 0,05. Hal ini berarti persentase tingkat
tingkat berpikir C1 pada soal terlalu ban- berpikir mengingat (C1) pada soal ujian
berbeda secara signifikan dengan tujuan
yak. Persentase C2 dari tujuan pembelajaran pembelajaran. Persentase tingkat berpikir
57%, sedang pada soal hanya 33%. Hal ini mengingat (C1) untuk tujuan pembelajaran
berarti tingkat berpikir C2 pada soal terlalu cenderung lebih kecil daripada soal ujian
sedikit. Persentase C3 dari tujuan pembela- yang dibuat oleh guru. Hal ini menunjuk-
jaran 42%, sedang pada soal hanya 30%. Hal kan bahwa persentase soal yang dibuat guru
ini berarti tingkat C2 pada soal terlalu sedikit. pada tingkat berpikir mengingat (C1) adalah

Tabel 3. Perbandingan Tingkat Berpikir Tujuan Pembelajaran dan


Soal Ujian
C1 C2 C3 Jumlah
Tujuan Pembelajaran 1% 57% 42% 100%
Soal ujian 37% 33% 30% 100%
Selisih 36% 24% 12%
Uji selanjutnya adalah mengetahui kes- terlalu besar bila dibanding dengan tujuan
esuaian tujuan pembelajaran dengan soal pembelajaran yang tercantum dalam silabus.
Hasil analisis Chi-Square kolom tingkat
pada masing-masing tingkat berpikir. Dalam berpikir memahami (C2) didapatkan harga
hal ini dibandingkan masing-masing tingkat Chi-Square = 6,400 dan harga signifikan-
berpikir C1, C2, dan C3 terhadap tujuan pem- si 0,011< 0,05. Hal ini berarti persentase
tingkat berpikir memahami (C2) pada soal
belajaran dan soal ujian yang dibuat guru. ujian berbeda secara signifikan dengan tujuan
Hasil uji Chi-Square X2 terlihat pada Tabel 4. pembelajaran. Persentase tingkat berpikir

Tabel 4. Hasil Chi-Square Perbedaan Tujuan dengan Soal Ujian yang Disusun
Mengingat (C1) Memahami (C2) Mengaplikasi (C3)
Tujuan Pembelajaran (%) 1 57 42
Soal Ujian (%) 37 33 30
Chi-Square (X2) 34,105 6,400 2,000
Df 1 1 1
Asymp. Sig 0,00 0,011 0,157
Niswah, dkk Kesesuaian Tingkat Berpikir Soal Ujian 71

memahami (C2) untuk tujuan pembelajaran Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik
cenderung lebih besar daripada soal ujian kesimpulan bahwa rentangan tingkat ranah
yang dibuat oleh guru. Hal ini menunjuk- kognitif pada soal ujian sama dengan rent-
kan bahwa persentase soal yang dibuat guru angan tingkat ranah kognitif pada tujuan
pada tingkat berpikir memahami (C2) adalah pembelajaran yaitu C1- C3. Tetapi proporsi
kurang besar bila dibanding dengan tujuan persentase setiap tingkat berpikir pada soal
pembelajaran yang tercantum dalam silabus. dan tujuan sebagian berbeda, sehingga ter-
Hasil analisis Chi-Square kolom tingkat ber- jadi ketidak-sesuaian proporsi. Tingkat
pikir mengaplikasi (C3) didapatkan harga berpikir soal ujian cenderung lebih rendah
Chi-Square = 2,000 dan harga signifikansi dibanding dengan tingkat berpikir pada
0,157 > 0,05. Hal ini berarti pada tingkat tujuan pembelajaran. Dengan demikian
berpikir mengaplikasi (C3) persentase soal akan terjadi sebagian soal ujian tidak men-
ujian yang dibuat guru tidak berbeda den- gukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
gan tujuan pembelajaran. Hal ini menun- Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam
jukkan bahwa persentase soal ujian yang penelitian ini yaitu proporsi tingkat ranah
dibuat guru telah sesuai dengan tujuan pem- kognitif pada tujuan pembelajaran didapat
belajaran yang tercantum dalam silabus. 1% (C1), 57% (C2), 42% (C3), 0% (C4),
Berdasarkan analisis chi-square dapat 0% (C5), dan 0% (C6). Maka dapat diketa-
dinyatakan bahwa soal ujian yang dibuat hui bahwa rentangan tingkat ranah kognitif
guru memiliki proporsi terlalu banyak pada tujuan pembelajaran berkisaran antara
pada tingkat berpikir mengingat (C1), se- berpikir mengingat (C1) sampai dengan
baliknya terlalu sedikit pada tingkat ber- berpikir mengaplikasi (C3), dengan urutan
pikir memahami (C2) dibanding dengan persentase yang tertinggi tingkat berpikir
tujuan pembelajaran yang tercantum dalam memahami (C2) dan terendah tingkat ber-
silabus, sedangkan soal ujian pada tingkat pikir mengingat (C1). Hal ini menunjukkan
berpikir aplikasi (C3) telah memiliki pro- bahwa rentangan pada tujuan sama dengan
porsi yang sesuai dengan tujuan pembe- rentangan pada soal, akan tetapi proporsi
lajaran yang tercantum dalam silabus. antar keduanya berbeda. Rentangan dapat
ditunjukkan dengan tingkat berpikir tujuan
PEMBAHASAN yang sama dengan tingkat berpikir soal yaitu
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam C1- C3. Tetapi persentase setiap berpikir
penelitian ini yaitu proporsi tingkat ranah pada tujuan dan soal jauh berbeda, sehingga
kognitif pada soal ujian didapat 37% (C1), membuat ketidaksesuaian terjadi. Tingkat
33% (C2), 30% (C3), 0% (C4), 0% (C5), berpikir tujuan yang cenderung lebih tinggi
dan 0% (C6). Rentangan tingkat ranah kog- dari pada tingkat berpikir soal ujian. Den-
nitif pada soal ujian berkisaran antara ber- gan demikian memungkinkan ada sebagian
pikir mengingat (C1) sampai dengan ber- tujuan pembelajaran yang tidak dapat dica-
pikir mengaplikasi (C3), dengan urutan pai melalui soal ujian yang dibuat oleh guru.
persentase yang tertinggi pada tingkat ber- Menurut Astuti dkk (2012: 40) asesmen
pikir mengingat (C1) dan terendah tingkat dilakukan sebagai upaya untuk mengukur
berpikir mengaplikasi (C3). Hasil pene- tingkat ketercapaian indikator pembelajaran
litian ini tidak jauh berbeda dengan hasil dan mengumpulkan informasi perkemban-
penelitian yang dilakukan oleh Giani dkk gan belajar siswa pada berbagai aspek. Hal
(2014) bahwa persentase soal untuk mas- ini menggambarkan bahwa dalam membuat
ing-masing tingkat ranah kognitif adalah soal harus memperhatikan tujuan yang sudah
C1 (3,23%), C2 (30,97%), C3 (61,93%), dirancang sebelumnya. Karena tujuan soal
C4 (3,87%), C5 (0%), dan C6 (0%). yaitu untuk mengukur ketercapain tujuan
72 JURNAL BANGUNAN, VOL. 22, NO.2, OKTOBER 2017: 67-74

pembelajaran. Apabila tingkat berpikir pada sesuai, ada 40% termasuk dalam kategori
soal lebih rendah dengan tujuan pembelajaran kurang sesuai, dan ada 33% termasuk dalam
maka hasil ujian dimungkinkan tidak dapat kategori tidak sesuai. Dengan demikian
mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. dapat dinyatakan bahwa tingkat kesesuaian
Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 antara instrumen dengan tujuan kognitif
tentang Standar Proses disebutkan bahwa pada umumnya dikategorikan kurang atau
salah satu komponen dalam penyusunan tidak sesuai. Hal ini dimungkinkan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) membuat soal kurang mengacu tujuan yang
yaitu adanya pembelajaran yang di dalam- dirumuskan. Faktor terjadi ketidaksesuaian
nya menggambarkan proses dan hasil be- soal ujian dengan tujuan pembelajaran
lajar yang diharapkan dapat dicapai oleh karena kekurangmampuan guru menjabar-
peserta didik sesuai dengan kompetensi kan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Hal ini menggambarkan bahwa tu- dasar (SK/KD) ke dalam sejumlah indika-
juan harus sesuai dengan kompetensi dasar tor dan menjabarkan indikator ke dalam
yang sudah dibuat dengan kesepakatan ber- sejumlah tujuan pembelajaran dan soal.
sama. Untuk mencapai kompetensi dasar Seperti yang dikemukakan oleh Nasu-
maka dalam merumuskan tujuan harus ses- tion (2005) tujuan dan evaluasi merupakan
uai dengan kompetensi dasar. Hal ini tidak kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Itu
lepas dalam pembuatan soal harus sesuai sebabnya tiap tujuan, harus disertai in-
dengan tujuan yang dirumuskan karena ha- strumen evaluasinya. Hal ini menunjuk-
sil soal ujian untuk mengukur ketercapa- kan bahwa tujuan dan soal saling me-
ian tujuan. Apabila soal dapat mencapai lengkapi. Apabila salah satu tidak ada,
tujuan pembelajaran maka secara otoma- maka tidak sempurna kegunaannya. Be-
tis kompetensi dasar dapat tercapai pula. gitupun dasar dari soal dan tujuan harus
Sebagaimana pernyataan Loran dkk sama sehingga bisa saling kesinambungan.
(2014: 15) jika asesmen tidak sesuai dengan Berdasarkan uraian di atas dapat din-
tujuan pembelajaran, hasil asesmennya tidak yatakan bahwa secara umum tingkat ra-
mencerminkan pencapaian tujuan pembela- nah kognitif pada soal ujian kurang sesuai
jaran. Oleh karena itu guru harus memperha- dengan tujuan pembelajaran. Soal ujian
tikan tujuan dalam membuat soal, agar soal tingkat berpikir mengingat (C1) cenderung
dapat mengukur ketercapaian tujuan pem- terlalu banyak dibanding dengan tujuan
belajaran. Dalam hal ini perlu berhati-hati pembelajaran. Soal ujian tingkat berpikir
dalam membuat soal untuk mendapatkan memahami (C2) cenderung kurang banyak
soal yang berkualitas. Soal yang berkualitas dibanding dengan tujuan pembelajaran. Soal
merupakan soal yang benar-benar mampu ujian tingkat berpikir mengaplikasi (C3)
mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. telah sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini terdapat soal ujian tingkat ber- SIMPULAN DAN SARAN
pikir mengingat (C1) tidak sesuai dengan tu- Berdasarkan hasil dari pembahasan di
juan pembelajaran, begitu pula soal tingkat atas dapat disimpulkan bahwa (1) proporsi
berpikir memahami (C2) tidak sesuai dengan tingkat berpikir pada soal ujian siswa pro-
tujuan pembelajaran, dan hanya soal tingkat gram keahlian Teknik Gambar Bangunan
berpikir mengaplikasi (C3) yang sesuai den- SMK berupa 37% soal tingkat berpikir
gan tujuan pembelajaran. Hasil penelitian mengingat (C1), 33% soal tingkat berpikir
ini tidak jauh berbeda dengan hasil peneli- memahami (C2), dan 30% soal tingkat ber-
tian yang dilakukan oleh Lodang dan Bara pikir mengaplikasi (C3; (2) proporsi tingkat
(2012) berdasarkan hasil analisis soal level berpikir pada tujuan pembelajaran program
kognitif, ada 27% termasuk dalam kategori keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK
Niswah, dkk Kesesuaian Tingkat Berpikir Soal Ujian 73

berupa 1% tingkat berpikir mengingat (C1), Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan


57% tingkat berpikir memahami (C2), dan Penilaian. Jurnal Ilmu Pendidikan (On
42% tingkat berpikir mengaplikasi (C3); dan line), 25 (1): 16-40, (https://akhmadsu
(3) terjadi ketidaksesuaian proporsi tingkat drajat.files.wordpress. com), diakses Ok
berpikir C1 dan C2 pada soal ujian den- tober 2008.
gan tujuan pembelajaran secara signifikan. Hamzah B. Uno. 2008. Perencanaan Pembe
Berdasarkan kesimpulan, disarankan lajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
sebagai berikut: (1) Guru perlu melaku- Krathwohl, D. R. 2002. A Revision of
kan koordinasi bersama dalam penyusunan Bloom’s Taxonomy: An Overview. Theo
soal untuk menyesuaikan tingkat berpikir ry Into Practice, (online), 41 (4):2013-
soal dengan tujuan pembelajaran pada si- 2018, (http://www.unco.edu), diakses 06
labus dan RPP; (2) Sekolah perlu menga- Oktober 2015.
dakan pelatihan kepada pengajar, berkaitan Lodang, H. & Bara, S. 2012. Analisis Ke
dengan kesesuaian tingkat ranah kognitif sesuaian Antara Instrumen Evaluasi For
pada soal dengan tujuan pembelajaran; (3) matif dengan Tujuan Kognitif Pembelaja
Para peneliti perlu melakukan penelitian ran Biologi Di SMA Watansoppeng. Ju
yang sama terhadap kesesuaian tingkat ra- rnal Bionature, (Online), 13 (2): 120-126,
nah kognitif pada soal ujian dengan tujuan (http://digilib.unm.ac.id), diakses Okto
pembelajaran, karena masih banyak faktor- ber 2012.
faktor lain yang mempengaruhi kesesuaian Loran, W. Anderson dan David, R. Krath
soal ujian dengan tujuan pembelajaran. wohl. 2014. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen
DAFTAR RUJUKAN (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom).
Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
A Taxonomy for Learning, Teaching, and Mardapi, Djemari. 1999. Pengukuran, Pe
Assesing: A Revision of Bloom’s Taxon nilaian dan Evaluasi. Makalah disampai
omy of Educatioanl Objectives. New kan pada Penataran evaluasi pembe
York: Addison Wesley Longman, Inc. lajaran matematika SLTP untuk guru inti
Astuti, P. W., Prasetyo, A. P. B., dan Rahayu, matematika di MGMP SLTP tanggal 8-23
E. S. 2012. Pengembangan Instrumen Nopember 1999 di PPPG Matematika
Asesmen Autentik Berbasisi Literasi Yogyakarta.
Sains pada Materi Sistem Ekskresi. Lem Nasution. 2005. Teknologi Pendidikan. Ja
baran Ilmu Pendidikan, (Online), 41 (1): karta: Bumi Aksara
39-43, (http://journal.unnes.ac.id/nju/in Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 ten
dex.php /LIK), Diakses April 2012. tang Standar Proses. (Online), (http://
Gay, L. R. 1987. Educational Research bsnp-indonesia. Org/id/wp-content/up
Competencies for Analysis and Applica loads/proses/Permen_52_Th-2008. pdf),
tion (3rded.). New York: Merril Publish diakses 18 September 2008.
ing Company. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuan
Giani, Zulkardi. & Hiltrimartin, C. 2012. titatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Al
Analisis Tingkat Kognitif Soal-soal Buku fabeta.
Teks Matematika Kelas VII Berdasar Sofiana, Siskha. 2010. Analisis Butir Soal
kan Taksonomi Bloom, (Online), Ejour Ulangan Kenaikan Kelas Mata Pelajaran
nal Unsri, 16, (1): 1-20, (http://ejournal. Kimia Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta
unsri.ac.id), diakses 5 Februari 2013 Tahun Ajaran 2009/2010I, (Online),
Gunawan, Imam & Palupi, Anggarini. Ret (http://eprints.ins.ac.id/id/eprint/3476),
no. 2008. Taksonomi Bloom – Revisi diakses 13 Juli 2013.
Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Universitas Negeri Malang. 2010. Buku
74 JURNAL BANGUNAN, VOL. 22, NO.2, OKTOBER 2017: 67-74

Pedoman Pendidikan Universitas Negeri net/userdar/766-1-taksonomi-bloom-ret


Malang. Malang: Universitas Negeri nookmima, 10 Juni 2013).
Malang. Widodo, Ari. 2006. Taksonomi Bloom dan
Utari, Retno. 2013. Taksonomi Bloom Pengembangan Butir Soal. Buletin Pus
Apa dan Bagaimana Menggunakan pendik. (Online), 3(2): 18-29. (http://
nya?, (Online), (http://www.slideshare. www.unco.edu, diakses Juni 2006).

Anda mungkin juga menyukai