Anda di halaman 1dari 7

N:ama : Nabila Bulqis S.

Kelas : XII. IPS 1

LATIHAN 2 TEKS EDITORIAL


Jawaban langsung pada lembaran soal ini!

Baca dan amatilah wacana berikut ini untuk menjawab soal nomor 1 - 9!

Komersialisasi Pendidikan

Keluhan datang bertubi-tubi dari orangtua murid. Mereka mengeluh dengan


besarnya biaya sekolah negeri dan swasta yang sama ganasnya dalam melakukan
pungutan.
Istilah komersialisasi pendidikan akhir-akhir ini menjadi perhatian. Berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya, keluhan komersialisasii pendidikan pada tahun ini
lebih masif. Unjuk rasa masyarakat mengatasnamakan keluhan orang tua murid.
Pemerintah telah menegaskan bahwasannya pungutan boleh dilakukan asal
terkendali dan tidak bersifat “komersial”.
Penegasan seperti itu dianggap bukan merupakan pelangaran, namun
pembenaran. Sekolah negeri dan perguruan tinggi negeri tak kalah mahal dengan
milik swasta. Contohnya, uang penerimaan siswa baru di SMA negeri di Jakarta
Timur Rp 7.375.000, sementara itu di SMA swasta di Jakarta Pusat Rp 11.718.000.
Resahnya orang tua mengingatkan para pengambil keputusan. Kendati
Indonesia sudah puluhan tahun merdeka, belum pernah masalah pendidikan di
tangani secara serius. Belum selesai tentang ujian, muncul persoalan kurikulum,
kemerosotan moral dan mutu pendidikan, dan lain sebagainya.
Memang ada langkah untuk maju setapak setelah era reformasi bila dibanding
dengan era sebelumnya. Dulu sebatas pentingnya pendidikan (pengembangan SDM),
kini ada berbagai penambahan alokasi anggaran untuk pendidikan.
Untuk itu, tak perlu tercengang kaget saat Jepang mengalokasikan anggaran
untuk pendidikan hingga seratus kali lipat dibanding Indonesia. Sebaliknya, harus
kaget saat Banglades, yang notabenenya negara kecil mengalokasikan anggaran
untuk pendidikan 2,9 persen dari anggaran nasional mereka. Sementara itu,
Indonesia raya di era yang bersamaan hanya 1,4 persen.
Pendidikan merupakan sebuah tugas untuk masyarakat dan pemerintah. Saat
praksis pendidikan tak lagi bisa dominan sebagai kegiatan sosial akan tetapi sebagai
kegiatan bisnis, hukum dagang “ada rupa ada harga” jadi berlaku. Penyelenggara
pendidikan serupa dengan lembaga bisnis. Tapi memang dari sanalah lembaga
pendidikan swasta berkembang.
Saat pemerintah melakukan praktik yang sama, muncul sebuah pertanyaan,
negeri dan swasta kok sama? Lembaga sekolah negeri sepertinya ikut “ganas” atau
“MANGAS” dalam melakukan berbagai macam pungutan disekolah.
Anggaran cukup bukanlah segalanya. Akan tetapi ketersediaan anggaran baru
memenuhi salah satu dari sekian banyak persyaratan praksis pendidikan. Tetapi,
tentang ketersediaan anggaran dapat mencerminkan keseriusan perhatian,
keberanian di dalam memberikan prioritas, dan sesuatu yang tak terselesaikan yang
hanya menjadi wacana yang berkepanjangan.

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!


1. Topik wacana di atas adalah....
a. keluhan para orang tua murid terhadap komersialisasi pendidikan
b. besarnya biaya sekolah negeri dan swasta
c. kemerosostan moral dan mutu pendidikan
d. keresahan orang tua terhadap masa depan anak-anaknya
e. ketersediaan anggaran baru untuk praksis pendidikan

2.Kalimat utama paragraf 3 adalah....


a. Sekolah negeri dan perguruan tinggi negeri tak kalah mahal dengan milik
swasta.
b. Sekolah negeri dan swasta sama saja.
c. Penegasan seperti itu dianggap bukan merupakan pelangaran, namun
pembenaran.
d. Uang penerimaan siswa baru di SMA negeri di Jakarta Timur Rp 7.375.000.
e. Uang penerimaan siswa baru di SMA negeri dan swasta jauh berbeda.

3. Isu yang diangkat pada wacana di atas adalah....


a. munculnya keluhan bertubi-tubi dari para orang tua murid terkait pungutan tak
terkendali dari pihak sekolah
b. adanya persamaan perlakuan terhadap sekolah negeri dan sekolah swasta
c. kesewenang-wenangan sekolah dalam memberikan pungutan
d. komersialisai pendidikan yang makin meresahkan siswa
e. mencuatnya paradigma buruk masyarakat terhadap istilah “Komersialisasi
Pendidikan”

4. Di bawah ini yang merupakan kalimat fakta ditunjukkan oleh....


a. Penegasan seperti itu dianggap bukan merupakan pelangaran, namun
pembenaran.
b. Kendati Indonesia sudah puluhan tahun merdeka, belum pernah masalah
pendidikan di tangani secara serius.
c. Sekolah negeri dan perguruan tinggi negeri tak kalah mahal dengan milik
swasta.
d. Memang ada langkah untuk maju setapak setelah era reformasi bila dibanding
dengan era sebelumnya.
e. Uang penerimaan siswa baru di SMA negeri di Jakarta Timur Rp 7.375.000,
sementara itu di SMA swasta di Jakarta Pusat Rp 11.718.000.

5. Yang merupakan kalimat opini ditunjukkan oleh....


a. Uang penerimaan siswa baru di SMA negeri di Jakarta Timur Rp 7.375.000,
sementara itu di SMA swasta di Jakarta Pusat Rp 11.718.000.
b. Banglades, yang notabenenya negara kecil mengalokasikan anggaran untuk
pendidikan 2,9 persen dari anggaran nasional mereka.
c. Memang ada langkah untuk maju setapak setelah era reformasi bila dibanding
dengan era sebelumnya.
d. Pemerintah telah menegaskan bahwasannya pungutan boleh dilakukan asal
terkendali dan tidak bersifat “komersial”.
e. Uang penerimaan siswa baru di SMA swasta di Jakarta Pusat Rp 11.718.000.

Jawaban 1. A
2. C
3. A
4. E
5. C

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan ringkas dan jelas!

6. Tentukanlah kalimat topik tiap-tiap paragraf wacana di atas!

Paragraf Kalimat Topik

Paragraf 1 Keluhan datang bertubi-tubi dari orangtua murid.

Paragraf 2 Pemerintah telah menegaskan bahwasannya


pungutan boleh dilakukan asal terkendali dan tidak
bersifat “komersial”.

Paragraf 3 Sekolah negeri dan perguruan tinggi negeri tak


kalah mahal dengan milik swasta.

Paragraf 4 Resahnya orang tua mengingatkan para


pengambil keputusan.

Paragraf 5 Memang ada langkah untuk maju setapak


setelah era reformasi bila dibanding dengan era
sebelumnya.
Paragraf 6 Untuk itu, tak perlu tercengang kaget saat
Jepang mengalokasikan anggaran untuk
pendidikan hingga seratus kali lipat dibanding

Paragraf 7 Indonesia.
Pendidikan merupakan sebuah tugas untuk
masyarakat
dan pemerintah.

Paragraf 8 Lembaga sekolah negeri sepertinya ikut “ganas”


atau “MANGAS” dalam melakukan berbagai macam
pungutan disekolah.

Paragraf 9 Anggaran cukup bukanlah segalanya.

7. Identifikasilah struktur wacana di atas!

No. Struktur Uraian

1 Isu ......................
Keluhan datang bertubi-tubi dari
orangtua murid. Mereka mengeluh dengan
besarnya biaya sekolah negeri dan swasta
yang sama ganasnya dalam melakukan
pungutan.
Istilah komersialisasi pendidikan akhir-
akhir ini menjadi perhatian. Berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya, keluhan
komersialisasii pendidikan pada tahun ini
lebih masif. Unjuk rasa masyarakat
mengatasnamakan keluhan orang tua
murid. Pemerintah telah menegaskan
bahwasannya pungutan boleh dilakukan
asal terkendali dan tidak bersifat
“komersial”.
...................................................

..........................................................................

..........................................................................

..........................................................................

2 Argumen Mendukung dan Argumen Mendukung


..........................................................................
Menentang
Penegasan seperti itu dianggap bukan
merupakan pelangaran, namun
pembenaran. Sekolah negeri dan
perguruan tinggi negeri tak kalah mahal
dengan milik swasta. Contohnya, uang
penerimaan siswa baru di SMA negeri di
Jakarta Timur Rp 7.375.000, sementara itu
di SMA swasta di Jakarta Pusat Rp
11.718.000.
Resahnya orang tua mengingatkan
para pengambil keputusan. Kendati
Indonesia sudah puluhan tahun merdeka,
belum pernah masalah pendidikan di
tangani secara serius. Belum selesai
tentang ujian, muncul persoalan kurikulum,
kemerosotan moral dan mutu pendidikan,
dan lain sebagainya.
Memang ada langkah untuk maju
setapak setelah era reformasi bila
dibanding dengan era sebelumnya. Dulu
sebatas pentingnya pendidikan
(pengembangan SDM), kini ada berbagai
penambahan alokasi anggaran untuk
pendidikan.
.........................................................................

..........................................................................

..........................................................................

..........................................................................

Argumen Menentang

Untuk itu, tak perlu tercengang kaget


saat Jepang mengalokasikan anggaran
untuk pendidikan hingga seratus kali lipat
dibanding Indonesia. Sebaliknya, harus
kaget saat Banglades, yang notabenenya
negara kecil mengalokasikan anggaran
untuk pendidikan 2,9 persen dari anggaran
nasional mereka. Sementara itu, Indonesia
raya di era yang bersamaan hanya 1,4
persen.
Pendidikan merupakan sebuah tugas
untuk masyarakat dan pemerintah. Saat
praksis pendidikan tak lagi bisa dominan
sebagai kegiatan sosial akan tetapi
sebagai kegiatan bisnis, hukum dagang
“ada rupa ada harga” jadi berlaku.
Penyelenggara pendidikan serupa dengan
lembaga bisnis. Tapi memang dari sanalah
lembaga pendidikan swasta berkembang.
Saat pemerintah melakukan praktik
yang sama, muncul sebuah pertanyaan,
negeri dan swasta kok sama? Lembaga
sekolah negeri sepertinya ikut “ganas” atau
“MANGAS” dalam melakukan berbagai
macam pungutan disekolah.
.............................................................

..........................................................................

..........................................................................

..........................................................................

3 Kesimpulan/Rekomendasi .....................Anggaran cukup bukanlah


segalanya. Akan tetapi ketersediaan
anggaran baru memenuhi salah satu dari
sekian banyak persyaratan praksis
pendidikan. Tetapi, tentang ketersediaan
anggaran dapat mencerminkan keseriusan
perhatian, keberanian di dalam
memberikan prioritas, dan sesuatu yang
tak terselesaikan yang hanya menjadi
wacana yang berkepanjangan.

.....................................................

..........................................................................

..........................................................................

..........................................................................

8. Identifikasilah kalimat fakta dan opini pada wacana di atas!

No. Kalimat Fakta Kalimat Opini

1 Uang penerimaan siswa baru di Mereka mengeluh dengan besarnya


SMA negeri di Jakarta Timur Rp biaya sekolah negeri dan swasta
7.375.000, sementara itu di yang sama ganasnya dalam
SMA swasta di Jakarta Pusat melakukan pungutan.
Rp 11.718.000.

2 Negara kecil Berbeda dengan tahun-tahun


mengalokasikan anggaran sebelumnya, keluhan
untuk pendidikan 2,9 persen komersialisasii pendidikan pada
dari anggaran nasional tahun ini lebih masif.
mereka.
3 Indonesia raya di era yang Sekolah negeri dan perguruan tinggi
bersamaan hanya 1,4 persen. negeri tak kalah mahal dengan
milik swasta.

4 Belum selesai tentang ujian, muncul


persoalan kurikulum, kemerosotan
moral dan mutu pendidikan, dan
lain sebagainya.

5 Dulu sebatas pentingnya


pendidikan (pengembangan SDM),
kini ada berbagai penambahan
alokasi anggaran untuk pendidikan.

9. Identifikasilah ciri kebahasaan wacana di atas!

No. Ciri Kebahasaan Kutipan kalimat Teks “Komersialisasi Pendidikan”

1. Kalimat retoris Negeri dan swasta kok sama?

2. Kata-kata populer Anggaran cukup bukanlah segalanya.

3. Kata ganti Tapi memang dari sanalah lembaga pendidikan


swasta berkembang.
penunjuk

4. Konjungsi Saat pemerintah melakukan praktik yang


kausalitas sama, muncul sebuah pertanyaan, negeri dan
swasta kok sama?

5. Dst.

Anda mungkin juga menyukai