Dosen Pembimbing :
Di susun oleh :
Ninda Assyfa
Kelas : 2B
2019-2020
A. Definisi
Pengumpulan sempel urin adalah suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai
sampel untuk pemeriksaan laboratorium.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui adanya kelainan urine secara langsung.
Urine akan diambil sebagai spesimen atau sampel laboratorium apabila
diperlukan. Beberapa kasus yang memerlukan sampel urine adalah diabetes,
proteinuria, dan adanya gangguan ginjal.
2. Untuk membantu penegakan dini diagnosa awal.
Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti
urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urine berasal
dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine berubah sepanjang proses
reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke
dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam
kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang
akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urine dapat diketahui
melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urine dapat menjadi sumber nitrogen
yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan
kompos.
Botol penampung urine harus bersih dan kering. Adanya air dan kotoran dalam wadah
berarti adanya kuman-kuman yang kelak berkembang biak dalam urine dan mengubah
susunannya. Wadah urine yang terbaik adalah yang berupa gelas dengan mulut lebar yang
dapat disumbat rapat dan sebaiknya urine dikeluarkan langsung ke wadah 12 tersebut. Jika
hendak memindahkan urine dari wadah ke wadah lain, kocoklah terlebih dahulu, supaya
endapan ikut terpisah. Berikan keterangan yang lengkap tentang identitas sampel pada wadah
spesimen (Gandasoebrata, 2013).
Wadah untuk menampung spesimen urine sebaiknya terbuat dari bahan plastik, tidak
mudah pecah, bermulut lebar, dapat menampung 10-15 ml urine dan dapat ditutup dengan
rapat. Selain itu juga harus bersih, kering, tidak mengandung bahan yang dapat mengubah
komposisi zat-zat yang terdapat dalam urine.
Pengumpulan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam keadaan
yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen, penderita harus diberi
penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar.
Spesimen urine yang ideal adalah urine pancaran tengah (midstream), di mana aliran
pertama urine dibuang dan aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah
disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine habis.
Aliran pertama urine berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra
agar tidak mencemari spesimen urine. Sebelum dan sesudah pengumpulan urine, pasien harus
mencuci tangan dengan sabun sampai bersih dan mengeringkannya dengan handuk, kain
yang bersih atau tissue. Pasien juga perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih.
Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih sebelum menampung
spesimen. Pasien yang tidak bisa berkemih sendiri perlu dibantu orang lain (mis. keluarga
atau perawat). Orang-orang tersebut harus diberitahu dulu mengenai cara pengumpulan
sampel urin, mereka harus mencuci tangannya sebelum dan sesudah pengumpulan sampel,
menampung urine midstream dengan baik.
Untuk pasien anak-anak mungkin perlu dipengaruhi/dimaotivasi untuk mengeluarkan
urine. Pada pasien bayi dipasang kantung penampung urine pada genitalia. Pada kondisi
tertentu, urine kateter juga dapat digunakan. Dalam keadaan khusus, misalnya pasien dalam
keadaan koma atau pasien gelisah, diperlukan kateterisasi kandung kemih melalui uretra.
Prosedur ini menyebabkan 1-2% risiko infeksi dan menimbulkan trauma uretra dan
kandung kemih. Untuk menampung urine dari kateter, lakukan desinfeksi pada bagian selang
kateter dengan menggunakan alkohol 70%. Aspirasi urine dengan menggunakan spuit
sebanyak 10-12 ml. Masukkan urine ke dalam wadah dan tutup rapat. Segera kirim sampel
urine ke laboratorium. Untuk mendapatkan informasi mengenai kadar analit dalam urine
biasanya diperlukan sampel urine 24 jam.
E. Link Youtube
Youtube : https://youtu.be/1ac_thJAC9M
Sumber
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Colby,
1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
wilmar musram, 2000, Praktikum Urine, Penuntun Praktikum Biokimia, Widya Medika,
Jakarta. Gandasubrata, R. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat. 2004