Anda di halaman 1dari 11

Creative Corner

Berkarya tanpa batas dan menebar inspirasi.

Sabtu, 08 November 2014

PENILAIAN KEMBALI (REVALUASI) ASET TETAP

Ringkasan Materi Kuliah

PENILAIAN KEMBALI (REVALUASI) ASET TETAP

TUGAS MATA KULIAH : PERENCANAAN PAJAK

DOSEN : WAHYU WIDARJO, SE., M.Si.

DISUSUN OLEH

Haris Indriyatmoko

F0311057

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


SURAKARTA

2014

BAB 3

PENILAIAN KEMBALI (REVALUASI) ASET TETAP

Dalam kondisi inflasi, tentu saja perusahaan perlu mempertimbangkan dilakukannya revaluasi asset
tetap, karena nilai buku tidak mencerminkan harga pasar yang berlaku saat itu. Adapun ketentuan
dalam melakukan revaluasi adalah

Penilaian kembali aset tetap = Nilai wajar atau nilai pasar – nilai buku fiskal x 10%

Fungsi penilaian ulang (revaluasi) bagi perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan harga pokok akan menghasilkan nilai yang mendekati harga pokok yang wajar.

2. Meningkatkan struktur modal sendiri, artinya perbandingan antara pinjaman dengan modal sendiri
atau rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio /DER) menjadi membaik.

3. Pembayaran PPh atas selisih lebih penilaian kembali asset tetap sebesar 10% yang bersifat final
cukup menarik untuk dilakukan revaluasi.

A. REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Pada dasarnya, revaluasi asset tetap tidak diperkenankan dalam PSAK nomor 16 karena menganut
penilaian asset berdasarkan harga perolehan atau pertukaran, kecuali ditentukan berdasarkan
peraturan pemerintah, misalnya peraturan perpajakan.

Revaluasi atau penyajian kembali asset dan kewajiban menimbulkan kenaikan atau penurunan ekuitas.
Meskipun memenuhi definisi penghasilan dan beban, menurut konsep pemeliharaan modal tertentu,
kenaikan dan penurunan ini tidak dimasukan dalam laporan laba rugi.

B. REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 384/KMK.04/1998 dan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor
29/Pj.42/1998 menjelaskan bahwa:
1. Wajib Pajak yang dapat melakukan revaluasi adalah WP badan dalam negeri yang terletak atau
berada di Indonesia.

2. Telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sapai dengan masa pajak terkait sebelum masa pajak
dilakukannya revaluasi. Kewajiban pajak yang dimaksud:

a. Pajak Penghasilan (PPh)

b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

c. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

d. Bea perolehan ha katas tanah dan/atau bangunan.

Aset Tetap Yang Dapat Direvaluasi:

· Aset tetap berwujud (tanah, kelompok bangunan dan bukan bangunan).

· Wp yang melakukan penggabungan usaha, PPh 10% dapat dicicil selama 5tahun

· Aset tersebut berada di Indonesia

· PPh yang harus dilunasi paling sedikit 20% tiap tahunnya, kecuali pelunasan tahun terakhir

· Ravaluasi bias secara keseluruhan aset tetap atau sebagian

· Jika Wp melakukan revaluasi sebelum akhir tahun pajak maka kerugian fiscal diperhitungkan
sampai dilakukannya revaluasi

· Revaluasi dilakukan sesuai nilai pasar dan wajar saat dilakukan penilaian

· Penyusutan sesuai dengan PPh pasal 11

· Jika nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan perusahaan tidak sesuai dengan pemerintah maka
Dirjen Pajak akan menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajarnya

· Aset tetap yang dilakukan revaluasi tidak dapat dialihkan selama 5tahun

· Selisih nilai pasar atau wajar dengan nilai buku fiscal yang telah direvaluasi harus dikompensasi
dengan kerugian fiscal tahun berjalan dan sisa kerugian fiscal tahun-tahun sebelumnya

· Jika WP melakukan pengalihan aset sebelum 5 tahun, maka selisih penilaian tetap dikenakan PPh
10% ditambah dengan PPh final 15%

· Selisih lebi penilaian kembali dikenakan PPh final 10%

· Kecuali pengalihan aset tersebut kepada pemerintah ata dalam rangka peleburan, penggabungan
atau pemekaran usaha.
Persyaratan Administrasi Setelah Revaluasi Aset Tetap

WP memberitahukan hasil revaluasi aset tetap dengan mengisi formulir kepada Dirjen pajak cq. Kepala
KPP, dengan lampiran sebagai berikut:

1. Laporan penilaian dari perusahaan penilai professional yang diakui pemerintah.

2. Neraca penyesuaian yang telah diaudit sebelum dan sesudah revaluasi.

3. Penghitungan selisih adanya revaluasi dan perhitungan PPh terutang.

4. Surat setoran pajak.

Tarif Perlakuan Khusus

Bagi WP yang melakukan penggabungan usaha, PPh final dapat dicicil selama 5 tahun sejak dilakukannya
revaluasi, untuk pembayarannya tidak boleh kurang dari 20% kecuali pelunasan tahun akhir.

Jangka Waktu Pengambilan Keputusan Oleh Otoritas Pajak

Dirjen pajak cq. Ka. Wajib menerbitkan SK pengesahan/penolakan atas neraca penyesuaian yang
dilaporkan WP yang melakukan revaluasi, paling lama 1 bulan. Jika lebih dari 1 bulan belum ada SK yang
diterbitkan, maka dianggap dikabulkan.

Teknis Akuntansi Atas Selisih Lebih Akibat Revaluasi Aset Tetap

Selisih lebih akibat revaluasi dibukukan dengan nama “selisih penilaian kembali aset”.

Kebijakan Efisiensi

Sesuai dengan Regulasi fiscal dalam sirkuler No. SE-19/PJ.42/1999 tanggal 10 Mei 1999 menyatakan
bahwa jika neraca penyesuaian revaluasi telah dilakukan pemeriksaan umum oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) maka tidak perlu adanya pemeriksaan khusus. Namun jika belum ada pemeriksaan umum
perlu dilakukan.

C. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN REVALUASI

Revaluasi Parsial Atau Menyeluruh

· Objek revaluasi adalah aset berwujud (tanah, kelompok bangunan dan bukan bangunan ).

· Revaluasi parsial memiliki makna jika perusahaan hanya melakukan revaluasi hanya sebagian aset
tetap sesuai dengan pertimbangan perusahaan.

· Revaluasi menyeluruh berarti perusahaan melakukan revaluasi untuk seluruh aset tetap yang ada.

Pembayaran Pph 10% Yang Bersifat Final


Aset tetap yang direvaluasi disusutkan berdasarkan nilai revaluasi. Adanya biaya penyusutan akan
memberi dampak pengurangan penghasilan kena pajak. Jangka waktu penyusutan dilakukan sesuai
dengan kelompok aset, walaupun aset sudah digunakan lebih dari separuh umur.

Pembayaran Pajak Selama 5 Tahun

Perusahaan yang melakukan penggabungan usaha, PPh 10% dapat dibayar selama 5tahun. Namun
ketentuan ini tidak sesuai dengan pasal 4 huruf b. keputusan Menteri Keuangan No.422/KMK.04/1998
menegaskan bahwa WP yang melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran usaha harus melunasi
seluruh utang pajak dari tiap perusahaan yang bersangkutan.

D. PERENCANAAN PAJAK TERHADAP REVALUASI ASET TETAP

Perancanaan revaluasi yang akan dilakukan perusahaan ini terkait dengan:

1. Kondisi perusahaan apakah dalam keadaan laba atau rugi.

2. Jika laba, berapa besarnya dan apakah sudah mencapai lapisan kena pajak dengan tariff tertinggi

3. Jika rugi, kapan terjadi rugi, dan kapan batas akhir kompensasi kerugian tersebut.

4. Bagaimana dampak revaluasi terhadap beban pajak tahun berjalan dan tahun sebelumnya.

Haris at 05.41

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

Haris

Simpel, suka guyon, suka ngegym, main game, blogging, sosmed, menulis, dan yang pasti ingin menjadi
orang yang bermanfaat bagi orang lain. :)
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

ajadonline.blogspot.com

Learning To Know, Learning To Do, Learning To Be, and Learning To Live Together.

Rabu, 19 Oktober 2011

Resume Bab 3 Penilaian Kembali (Revaluasi) Aset Tetap

3.1 PENDAHULUAN

Penilaian kemabli aset tetap bagi perusahaan mempunyai fungsi:

a. Perhitungan harga pokok akan menghasilkan nilai yang mendekati harga pokok yang wajar.

b. Meningkatkan struktur modal sendiri, artinya perbandingan antara peminjaman (debt) dengan
modal sendiri / ekuitas atau rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio-DER) menjadi membaik.
Dengan membaiknya DER perusahaan dapat menarik dana, baik melalui peminjaman dari pihak ke tiga /
melalui emisi saham.

c. Pembayaran PPh atas selisih lebih penilaian kembali aset tetap 10% yang bersifat final apakah
cukup menarik bagi perusahaan untuk melakukan revaluasi.

3.2 Revaluasi aset tetap berdasarkan standar akuntansi keuangan


Dalam PSAK nomor 16 disebutkan bahwa penilaian kembali aset tetap pada umumnya tidak
diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menganut penilaian aset berdasarkan harga
perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan
ketentuan pemerintah.

Revaluasi atau penyajian kembali (restatement) aset dan kewajiban menimbulkan kenaikan
atau penurunan ekuitas. Meskipun memenuhi definisi penghasilan dan beban menurut pemeliharaan
modal tertentu, kenaikan dan penurunan ini tidak dimasukkan kedalam laporan laba rugi. Sebagai
alternatif pos ini dimasukkan ke dalam ekuitas sebagi penyesuaian pemeliharaan modal atau cadangan
revaluasi.

3.3 REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PAJAK

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 384/KMK.04/1998 Tanggal 14 Agustus 1998


dan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor 29/Pj.42/1998, menjelaskan bahwa:

a. Wajib pajak yang dapat melakukan revaluasi adalah wajib pajak badan dalam negeri adalah yang
terletak atau berada di Indonesia. Wajib pajak badan dalam negeri adalah skeumpulan orang dan/atau
modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha
yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara
atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi politik, atau organisasi yang sejenis,
lembag, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.

b. Telah memenuhi semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak berakhir sebelum masa
pajak dilakukannya penilaian kembali. Kewajiban pajak yang dimaksud terdiri atas:

1) Pajak Penghasilan (PPh)

2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

3) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

4) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

Aset yang dapat direvaluasi adalah:


a. Aset tetap berwujud dalam bentuk tanah, kelompok bangunan, dan kukan bangunan yang tidak
dimaksudkan untuk dialihkan atau dijual.

b. Aset tersebut berada atau terletak di Indonesia.

c. Penilaian kembali dapat dilakukan kepada seluruh aset (revaluasi total) atau terhadap sebagian
aset tetap (revaluasi parsial) yang dimiliki perusahaan.

d. Penilaian kembali aset tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aset tetap pada saat
penilaian dilakukan, yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui pemerintah.

e. Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang
diakui pemerintah ternyata kemudian tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, maka Dirjen Pajak
akan menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar yang bersangkutan.

f. Selisih antara nilai pasar atau nilai wajar dengan nilai buku fiskal aset tetap yang dinilai kembali
wajib dikompensasikan terlebih dahulu dengan kerugian fiskal tahun berjalan dan sisa kerugian fiskal
tahun-tahun sebelumnya yang masih dapat dikompensasikanl.

g. Selisih lebih karena penilaian kembali setelah dilakukan kompensasi kerugian dikenakan Pajak
Penghasilan yang bersifat final sebersar 10% (sepuluh persen).

h. Bagi Wajib Pajak yang melakukan penggabungan usaha, Pajak Pengahasilan yang terutang sebesar
10% (sepuluh persen) diatas, dapat dibayar dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun terhitung
sejak tahun dilakukannya penilaian kembali aset tetap perusahaan.

i. Pajak penghasilan yang harus dilunasi untuk setiap tahun paling sedikit sebesar 20% dari jumlah
pajak yang terutang, kecuali pelunasan untuk tahun terakhir.

j. Apabila Wajib Pajak melakukan penilaian kembali aset tetap sebelum akhir tahun pajak, maka
kerugian fiskal pada tahun buku yang bersangkutan, diperhitungkan sampai dengan dilakukannya
revaluasi aset tetap tersebut.

k. Nilai pasar atau wajar merupakan dasar penyusutan aset mulai tahun pajak dilakukannya penilaian
kembali aset tetap tersebut. Penyusutan dilakukan sesuai dengan Pasal 11 Undang Undang PPh.

l. Aset tetap yang telah dilakukan penilaian kembali dan telah dikenakan Pajak Penghasilan tidak
dapat dialihkan kepada pihak lain sebelum lewat jangka waktu 5 tahun setelah dilakukannya penilaian
kembali.

m. Apabila Wajib Pajak mengalihkan aset tetap tersebut sebelum jangka waktu 5 tahun, maka atas
selisih penilaian aset tetap tersebut tetap dikenakan Pajak Penghasilan yang terutang sebesar 10% dan
tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 15%.

n. Dikecualikan dari jangka waktu 5 tahun jika aset tetap tersebut dialihkan kepada pemerintah atau
dialihkan dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pemekaran.
3.3.1 Persyaratan Administrasi Setelah Revaluasi Aset Tetap

Setelah melakukan revaluasi aset tetap maka wajib pajak memberitahukan hasil penilaian
kembali dengan mengisi formulir yang telah disediakan kepada Dirjen Pajak cq. Kepala KPP tempat wajib
pajak terdaftar dengan melampirkan hal-hal sebagai beriklut:

a. Laporan penilaian dari perusahaan penilai/penilai profesional yang diakui pemerintah.

b. Neraca penyesuaian yang setelah diaudit oleh akuntan publik yang secara jelas terlihat nilai
sebelum dan sesudah dilakukannya revaluasi aset tetap.

c. Penghitungan selisih lebih akibat revaluasi aset tetap dan perhitungan besarnya PPh terutang.

d. Surat Setoran Pajak (SSP)

3.3.2 Tarif Perlakuan Khusus

Selisih lebih akibat revaluasi aset tetap setelah dikompensasikan dengan kerugian fiskal dan/
atau sisa kerugian fiskal pada tahun-tahun yang lalu (Pasal 6 ayat (2) UU PPh) dikenakan PPh final
sebesar 10% (sepuluh persen).

Bagi wajib pajak yang melakukan penggabungan usaha, PPh final dapat dibayarkan dalam
jangka waktu paling lama 5 tahun terhitung sejak tahun dilakukannya revaluasi aset tetap, sepanjang
PPh yang dibayarkan/dilunasi setiap tahunnya tidak boleh lebih dari 20% jumlah PPh terutang, kecuali
pelunasanuntuk tahun terakhir.

3.3.3 Jangka Waktu Pengambilan Keputusan oleh Otoritas Pajak

Dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan setelah tanggal pemberitahuan wajib pajak
diterima secara lengkap Dirjen Pajak cq. Ka. KPP wajib menerbitkan SK pengesahan/penolakan atas
neraca penyesuaian yang dilaporkan oleh Wajib Pajak yang melakukan revaluasi aset tetap. Apabila
dalam jangka waktu tersebut Dirjen Pajak cq. Ka. KPP tidak/belum memberikan pengesahan/penolakan,
maka neraca penyusuaian yang disampaikan oleh Wajib Pajak dianggap disetujui demi kepastiana
hukum.

3.4 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN REVALUASI

3.4.1 Revaluasi Parsial atau Menyeluruh


Objek revaluasi adalah aset berwujud dalam bentuk tanah, kelompok bangunan yang tidak
dimaksudkan untuk dialihkan atau dijual atau bukan barang dagangan.

Revaluasi parsial berarti perusahaan hanya melakukan revaluasi sebagian aset yang ada sesuai
pertimbangan perusahaan.

3.4.2 Pembayaran PphSebesar Sepuluh Persen yang Bersifat Final

Bagi perusahaan yang akan melakukan revaluasi perlu melakukan perhitungan apakah
membayar PPh sekarang sebesar 10% itu lebih menguntungkan dibanding dengan trif PPh badan
sebesar 30% (terif PPh tertinggi)

3.4.3 Pembayaran Pajak Selama 5 tahun

Keputusan Mentri Keuangan Nomer 422/KMK.04/1998 yang menegaskan bahwa Wajib Pajak
yang melakukan penggabungan, peleburan, atau pemekaran harus melunasi seluruh utang pajak dari
tiap perusahaan terkait.

3.5 PERENCANAAN PAJAK TERHADAP REVALUASI ASET TETAP

Untuk yang berkaitan dengan masalah pajak, pertimbangan yang harus diperhatikan adalah
kondisi perusahaan yang bersangkutan, seperti:

a. Kondisi perusahaan dalam keadaan laba atau rugi?

b. Jika laba, berapa labanya? Apakah sudah mencapai lapisan kena pajak dengan tarif tertinggi?

c. Jika Rugi, kapan rugi terjadi? Tahun berjalan atau tahun-tahun sebelumnya? Kapan batas akhir
kompensasi kerugian?

d. Bagaimana dampak revaluasi terhadap beban pajak tahun berjalan dan tahun-tahun yang akan
datang?

Ajad di 09.25

Berbagi

1 komentar:

Jarianto19 Juli 2013 12.29


Makasih penjelasan aset tetapnya.

Balas

Beranda

Lihat versi web

Profil

Foto saya

Ajad

If you ask me, who am i? I will answer I'm a student until the end of my life, I'm a fighter of a life, and I'm
a singer of a truth song. If you ask me, what am look like? I can not answer that, cause everybody have
their own answers, so identify my self according to your opinions. ^_^

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai