0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
101 tayangan2 halaman
Cekungan Wonosari adalah cekungan antar pegunungan di Pegunungan Selatan yang terbentuk dari batuan gamping. Cekungan ini memisahkan kawasan karst Gunungsewu dengan pegunungan berbatuan vulkano-klastik Baturagung. Batuan karbonat Formasi Wonosari mendominasi bagian selatan Pegunungan Selatan dan membentuk topografi kars Gunung Sewu. Gunung Sewu dibatasi oleh Cekungan Wonosari dan Cekungan Baturetno.
Cekungan Wonosari adalah cekungan antar pegunungan di Pegunungan Selatan yang terbentuk dari batuan gamping. Cekungan ini memisahkan kawasan karst Gunungsewu dengan pegunungan berbatuan vulkano-klastik Baturagung. Batuan karbonat Formasi Wonosari mendominasi bagian selatan Pegunungan Selatan dan membentuk topografi kars Gunung Sewu. Gunung Sewu dibatasi oleh Cekungan Wonosari dan Cekungan Baturetno.
Cekungan Wonosari adalah cekungan antar pegunungan di Pegunungan Selatan yang terbentuk dari batuan gamping. Cekungan ini memisahkan kawasan karst Gunungsewu dengan pegunungan berbatuan vulkano-klastik Baturagung. Batuan karbonat Formasi Wonosari mendominasi bagian selatan Pegunungan Selatan dan membentuk topografi kars Gunung Sewu. Gunung Sewu dibatasi oleh Cekungan Wonosari dan Cekungan Baturetno.
Cekungan antar pegunungan di Pegunungan Selatan ada dua, yaitu
Cekungan Wonosari (Wonosari Basin) di barat, dan Cekungan Baturetno (Baturetno Basin) di timur. (Regency, 2015)Kawasan karst Gunungsewu di hasilkan oleh pengangkatan yang dimulai pada Pleiosen Akhir. Bagian utara kawasan karst Gunungsewu dibatasi oleh cekungan (basin) Wonosari dan Baturetno yang tersusun atas material gamping, namun memiliki tingkat karstifikasi yang tidak intensif. Kedua cekungan ini memisahkan kawasan Karst Gunungsewu dengan pegunungan berbatuan sedimen vulkano-klastik yang lebih dikenal dengan Pegunungan Baturagung.
Batuan-batuan karbonat Formasi Wonosari yang berumur Mio-Pliosen
mendominasi bagian selatan Pegunungan Selatan, membentuk topografi kars yang dikenal dengan nama Gunung Sewu.(Husein dan Mada, 2015) Secara umum, perbukitan kars Gunung Sewu melampar dengan arah TTg- BBL. Bagian selatan Gunung Sewu merupakan pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudera India oleh gawir-gawir erosi. Bagian utara Gunung Sewu memiliki batas yang bervariasi dengan fisiografi di sekitarnya. Gunung Sewu dibatasi oleh kelurusan semi- sirkuler dengan arah umum TTg-BBL dengan Cekungan Wonosari dan Cekungan Baturetno. Selain itu, perbukitan kars tersebut menumpang secara tidak selaras terhadap batuan beku dan volkaniklastik Oligo-Miosen yang telah tererosi pada ujung baratdaya Lajur Baturagung, pada ujung selatan Masif Panggung, dan pada bagian timur Cekungan Baturetno. Bidang ketidakselarasan tersebut sering disebut sebagai bidang peneplain Pegunungan Selatan level pertama . Penumpangan batugamping Gunung Sewu tersebut menghasilkan suatu transisi morfologi yang bersifat gradual dari perbukitan volkanik struktural di sebelah utara menjadi perbukitan kars di sebelah selatan. Puncak-puncak perbukitan kerucut kars yang relatif horisontal sering disebut sebagai bidang peneplain Pegunungan Selatan level kedua. Daftar pustaka
Husein, S. dan Mada, U. G. (2015) “Tinjauan Geomorfologi Pegunungan Selatan
DIY / Jawa Tengah : telaah peran faktor endogenik dan eksogenik dalam proses pembentukan pegunungan Tinjauan Geomorfologi Pegunungan Selatan DIY / Jawa Tengah : telaah peran faktor endogenik dan eksogenik dalam pro,” 2(October). doi: 10.13140/RG.2.1.2784.0727.
Regency, G. K. (2015) “Kaidah Hoek-Brown Failure Criterion - Roclab di Daerah
Gunung Sudo Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta Roclab at Gunung Sudo Area , Gunung Kidul Regency , Yogyakarta ),” Jurnal Promine, 3(1).