Anda di halaman 1dari 17

EL ROYALE KARTIKA WIAJAYA BATU

Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah Pengantar Pariwisata dan Akomodasi

Dosen Pembimbing : Karina Rizka Mentari, S.ST.Par

Disusun Oleh :

AMARA WINDA FEBRIANTI

194140314111001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERHOTELAN

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

Sejarah perkembangan hotel di Indonesia belum banyak yang terungkap.


Indonesia telah dikenal didunia pariwisata sebelum Perang Dunia I, tapi jumlah
wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan. Seiring dengan perkembangan
kedatangan wisawatan asing ke Indonesia yang lebih memerlukan sarana akomodasi
pariwisata yang memadai, maka semasa penjajahan kolonial Belanda mulai
berkembanglah hotel-hotel di Indonesia. Hotel-hotel yang sudah ada pada masa itu
antara lain Hotel Sarkies dan Hotel Oranje di Surabaya, Palace Hotel di Malang,
Hotel Savoy Homann di Bandung, Hotel Salak di Bogor, Grand Hotel di Yogyakarta,
dan Slier Hotel di Solo.

Kebanyakan hotel-hotel diatas masih ada sampai sekarang, ada yang herritage
hotel, ada juga yang direnovasi menjadi lebih baik., dan ada juga yang di
redevelopment total sehingga tidak menyerupai bentuk aslinya. Seiring dengan
tumbuhnya pariwisata di Indonesia, sejarah hotel di Indonesia pun turut andil
menyukseskannya. Keberadaan hotel-hotel yang ada di Indonesia tentu saja sangat
dibutuhkan dalam industri pariwisata dan perhotelan.

Tak berbeda jauh dengan di Batu, wisata didaerah ini sekarang sangat
berkembang. Dengan kontur daerah yang berbukit, perkebunan apel dan Selecta,
sebuah wisata yang berhasil mengembangkan tulip sehingga suasananya mirip
dengan Belanda. Kota berhawa sejuk yang berjarak 90 km disebelah selatan Kota
Surabaya ini mulai tumbuh dan berkembang diberbagai fasilitas sarana dan prasarana
pendukung. Banyak hotel-hotel yang ramai dan berkembang di Kota Batu karena
banyaknya wisatawan yang datang di kota ini. Contoh hotel yang berkembang di
Kota Batu pada saat ini antara lain The Singhasari Resort, El Royale Kartika Wijaya,
Kusuma Agro Wisata, Klub Bunga, Orchid Hotel dan Purnama Hotel.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya El Royale Kartika Wijaya Batu

Pada akhir tahun 1800 Armenia bersaudara, Martyros Ter Martin Tigran
Arshaak dan Arviet Sarkies datang ke Asia Tenggara dari Taheran dan mereka
berbisnis perhotelan. Selanjutnya 2 dari anak Martyros Ter Martin yaitu Araton dan
Lucas Martin yang lahir di New Julfa Taheran jugan mengikuti jejak ayahnya pergi
ke Asia Tenggara meninggalkan tanah kelahirannya.

Pada tahun 1876 Lucas Martin Sarkies berhasil membeli bungalow di


Singapore dan kemudian dikembangkan menjadi sebuah hotel yang besar yaitu
RAFFLES HOTEL. Pada tahun 1886 Lucas Martin Sarkies menikah dengan
Charllote Hey Ligers, gadis belanda dan mempunyai seorang putra bernama Eugene
Sarkies dan seorang putri pada tanggal 26 Februari 1887 Lucas Martin bersama
keluarga pindah ke Hindia Belanda dan menetap di Malang Jawa Timur.

Pada tahun 1900 Lucas Martin memutuskan untuk pindah ke Surabaya dan
membuka hotel Orange ( sekarang menjadi Majapahit Hotel ) sebagai pengusaha
perhotelan yang sukses seperti ayahnya yaitu Martius Ter Martin, maka Lucas Martin
Sarkies menghabiskan masa hidupnya di rumah keluarganya Hotel Niagara Lawang
dan meninggal pada 10 Januari 1941. Seluruh bisnis keluarga Martin kemudian
dilanjutkan oleh anak laki-lakinya bernama Eugane Sarkies.

Bangunan El Royale Kartika Wijaya semula dibangun sebagai tempat


peristirahatan atau villa akhir pekan bagi pemiliknya yaitu Martyros Ter Martin
Sarkies dengan Merjan Johanes yang berkebangsaan Belanda. Pada akhir abad ke 19
dan awal abad ke 20 memang dikenal sebagai pemilik dari beberapa hotel di Asia
Tenggara antara lain RAFFLES HOTEL di Singapore, HOTEL STRAND di
Rangoon, HOTEL ORANGE di Surabaya, dan HOTEL NIAGARA di Lawang.

Hotel Kartika Wijaya dahulu dikenal dengan sebutan JAMBE DAWE yang
artinya Jambe adalah pohon pinang dang Dawe artinya melambai-lambai ditiup angin
karena dihalamannya ada pohon pinang yang daunnya selalu melambai-lambai bila
ditiup angin. Nuansa pohon jambe tersebut masih dipertahankan sampai sekarang.

Pada zaman dahulu El Royale Kartika Wijaya adalah villa peristirahatan milik
ayah Lucas Martin Sarkies yang telah dijual pada tahun 1931 pada keluarga Tjoen
Tjwah Gie pemilik perusahaan outobur P.O BOM ( Batoe Omsgieving Matskapil )
yang merupakan keluarga cina keturunan Belanda.

Kemudian, bangunan tersebut difungsikan sesuai dengan kondisi negara saat


itu. Sampai pada 18 November 1986 PT. KHARISMA INDAH, Malang mengubah
menjadi sebuah hotel berbintang dengan nama El Royale Kartika Wijaya dan
diresmikan oleh Gurbernur Jawa Timur yaitu Bapak Wahono.

Pada 10 Desember 1996 Lucas Martin anak laki-laki dari Eugene Martin
Sarkies mengunjungi hotel peninggalan kakeknya dahulu sambil berlinang air mata
Lucas Martin Sarkies menyatakan sangat terkesan bahwa villa peristirahatn dulu
( peninggalan kakeknya ) masih tegak berdiri hingga saat ini. El Royale Kartika
Wijaya tetap dipertahankan dan melestarikan bangunan kuno yang didirikan oleh
keluarga Sarkies beserta seluruh elemen estetika yang melekat pada bangunan tua
tersebut.

2.2 Visi dan Misi El Royale Kartika Wijaya Batu

Visi :

Menjadi jaringan hotel pilihan utama yang terbesar di Indonesia.

Misi :
- Melayani para tamu kami setiap saat dengan memberikan pelayanan yang
sopan dan ramah.
- Mengutamakan kepuasan dari para tamu.
- Memastikan para tamu menikmati pengalaman yang berkesan dengan
memberikan pelayanan prima.

2.3 Struktur Organisasi El Royale Kartika Wijaya Batu


2.4 Fasilitas dan Layanan di El Royale Kartika Wijaya Batu

El Royal Kartika Wijaya Batu memiliki fasilitas dan layanan sebagai berikut :
- Majapahit Restaurant

Open :
1. Breakfast 06.00 – 10.00
2. Lunch 11.00 – 13.00
3. Dinner 19.00 – 22.00

Capacity : 80 sets

Type of food : Indonesian, Chinese, Europe

Service : Alla Carte and Buffe

- Brawijaya Coffee Shop


Capacity : 50 sets
Type of food : Indonesian, Chinese, Europe
Service : Alla Carte

- Singhasari Meeting Room

- Kartika Hall
- Jajago Room

- Swimming Pool
- Children Playground

- Billyard Center
- Tennis Court

- Laundry Service
- Drug Store
- Karaoke
- Library and Hotspot Area

Jenis-jenis kamar yang dimiliki oleh El Royale Kartika Wijaya Batu antara
lain :

- Junior Suite
- Moderate Room

- Deluxe Room
- Suite Room

- Cottage
- Executive Cottage

- President Suite Room


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

El Royale Kartika Wijaya Batu dahulu dikenal dengan sebutan JAMBE


DAWE yang artinya Jambe adalah pohon pinang dang Dawe artinya melambai-
lambai ditiup angin karena dihalamannya ada pohon pinang yang daunnya selalu
melambai-lambai bila ditiup angin. Nuansa pohon jambe tersebut masih
dipertahankan sampai sekarang.

Pada zaman dahulu El Royale Kartika Wijaya Batu adalah villa peristirahatan
milik ayah Lucas Martin Sarkies yang telah dijual pada tahun 1931 pada keluarga
Tjoen Tjwah Gie pemilik perusahaan outobur P.O BOM ( Batoe Omsgieving
Matskapil ) yang merupakan keluarga Cina keturunan Belanda.

Kemudian, bangunan tersebut difungsikan sesuai dengan kondisi negara saat


itu. Sampai pada 18 November 1986 PT. KHARISMA INDAH, Malang mengubah
menjadi sebuah hotel berbintang dengan nama El Royale Kartika Wijaya Batu dan
diresmikan oleh Gurbernur Jawa Timur yaitu Bapak Wahono

El Royale Kartika Wijaya Batu memiliki 115 kamar, restaurant, coffee shop,
laundry service, meeting room, karaoke, hall, swimming pool, library, children
playground, tennis court, dan billyard center.

3.2 Saran

Tetap mempertahankan serta meningkatkan pelayanan terhadap tamu, tetap


menjaga hotel agar tetap bersih dan asri supaya tamu semakin betah menginap di
hotel ini, menjadi hotel yang berkembang dan dikenal oleh tamu dari dalam negeri
maupun luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai