Anda di halaman 1dari 16

STRUKTUR BENTANG LEBAR

ANNAS MA’RUF

STRUKTUR PLAT LIPAT (Folded Plate Structure)

1. Prinsip-prinsip umum

Struktur plat lipat sebagai salah satu alternatif struktur permukaan yang
merupakan pengembangan bentuk dari plat datar, dimana efisiensi struktur dari
bentuk plat datar dapat lebih dioptimalkan dengan membentuk rusuk-rusuk pada
plat tersebut dengan jalan memberi tekukan-tekukan dalam bentuk lipatan yang
teratur pada daerah-daerah tertentu dipermukaan plat.

Prinsip pengakuan dengan cara tekukan, sebenarnya secara sederhana


telah dapat kita jumpai di alam, seperti pada tumbuhan-tumbuhan yang berdaun
panjang, seperti pada daun berjenis palm dan jenis rumput-rumputan, dimana
terlihat jelas bahwa beban dari daun tersebut selain dipikul oleh tulang daun, juga
dibantu oleh kekuatan dari lembaran daun itu sendiri yang terjadi akibat adanya
tekukan-tekukan yang membujur

Contoh lain terlihat pada kertas yang dilipat–lipat atau seng gelombang
yang mempunyai kekuatan dan bentuk lebih kaku dibandingkan dengan bentuk
yang datar walaupun kedua bentuk tersebut terbuat dari bahan dan ukuran serta
mutu yang sama. Beban sendiri kertas terliat dapat dipikul oleh kekakuan dari
rusuk lipatan yang timbul akibat adanya lengan tuas yang yang memungkinkan
timbulnya momen perlawanan yang dihasilkan dari kerja sama antara tegangan
pada rusuk lipat dan rusuk tepi

Mengapa bentuk lipatan mempunyai kekakuan yang lebih besar bila


dibandingkan dengan bentuk datar dengan luas yang sama dan dari bahan yang
sama pula? Hal ini dapat dijelaskan karena momen inersia yang didapatkan dari
bentuk lipatan akan jauh lebih besar bila dibandingkan pada momen inersia yang
diperoleh dari bidang datar. Secara mekanika, bentuk lipatan mempunyai harga
momen inersia; I= 1 bh 3 ,
12 sedangkan pada bidang datar adalah I= 1
12 hb 3 .

Dengan terbentuknya lengan tuas, maka gaya-gaya akibat berat sendiri


dan gaya luar dapat ditahan oleh bentuk lipatan tersebut.

STRUKTUR PLAT LIPAT 1


STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

Dari uraian tersebut dapatlah kita mengambil suatu pengertian bahwa


struktur lipat merupakan suatu bentuk yang terjadi dari lipatan dari lempengan-
lempengan plat itu sendiri dimana kekakuan dan kekuatannya terletak pada
keseluruhan bentuk itu sendiri.

Dengan adanya kekakuan dan sifat-sifat diatas, dapatlah diterapkan


prinsip-prinsip tersebut sebagai salah satu cara penyelesaian sistem struktur,
dimana suatu komponen permukaan yang tadinya bersifat sebagai unsur penutup
saja selanjutnya sudah dapat dikembangkan menjadi suatu unit komponen
struktur yang monolit, dimana komponen tersebut mempunyai karakter yang
struktural.

Analogi dari bentuk-bentuk yang ada pada alam, maka konstruksi lipat
dapat dikembangkan baik dari segi geometri (bidang, kurva, prismatik) maupun
segi konstruksinya (solid, rangka, rusuk sejajar) yang dapat diterpakan pada
komponen bangunan seperti konstruksi dinding, atap, lantai, dengan berbagai
bentuk dan bahan.

2. Bentuk dasar struktur plat lipat

Tidak terlepas dari uraian gaya, dasar dari bentuk lipatan yang paling
sederhana adalah dengan mencari bentuk-bentuk yang sesuai dengan penyaluran
gayanya. Secara umum bentuk dasar dari plat lipat dapat dikelompokkan dalam
dua bagian yaitu :

1) Plat lipat rangka

Bentuk dasar dari plat lipat rangka, berasal dari bentuk-bentuk kurva
terbuka sederhana yang dibentuk dari garis-garis lurus yang mana pada
setiap elemen kurva membentuk sudut lipatan.

STRUKTUR PLAT LIPAT 2


STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

Gambar 2. Plat lipat rangka

2) Plat lipat bidang

Bentuk-bentuk yang dapat dijadikan dasar untuk pengembangan


konstruksi lipatan bidang adalah bentuk dasar piramida, prismatis, dan
semi prismatis.

Gambar 3. Plat lipat bidang membentuk bidang

STRUKTUR PLAT LIPAT 3


STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

Adapun plat lipat tersebut dapat dibentuk dari beberapa jenis material,
seperti :

• Dari bahan logam ( seng, aluminium, baja, dan lain-lain)

• Dari bahan sintetis (plastik, fiber glass, acrylic, dan lain-lain)

• Dari bentuk beton (beton bertulang, ferro cement) dan lain-lain.

3. Pengaruh Beban Terhadap Struktur Plat Lipat

Terjadinya peristiwa pengakuan struktur sistem lipatan, apat lebih jelas


dipahami engan meninjau dan menganalisa prinsip-prinsip kerja gaya terhadap
suatu lipatan yang dapat diterangkan dengan mekanika sederhana.

Sebelum meninjau penyaluran gaya pada konstruksi lipatan, terlebih


dahulu kita meninjau gaya pada bidang datar. Dalam bidang datar semua gaya
yang bekerja dapat diuraiakan menjadi gaya sejajar bidang dan gaya tegak lurus
bidang. Gaya sejajar bidang lebih mampu untuk dipikul bidang tersebut jika
dibandingkan dengan gaya yang datang dari arah tegak lurus bidang datar
(gambar 4).

Gambar 4. Arah gaya pada bidang

STRUKTUR PLAT LIPAT 4


STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

Bidang datar akan lebih mudah terguling jika dibandingkan dengan bentuk
lipatan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya titik kumpul penahan gaya sedang
setiap titik menjadi penahan gaya dan momen.

Gambar 5. Gaya yang bekerja pada bidang datar.

Jika gaya tersebut bekerja pada lipatan, maka akan terjadi sebagai berikut:

• Gaya dengan arah memanjang akan dipikul oleh bidang datar dari lipatan.

• Gaya dengan arah melintang, akan diuraikan menjadi dua gaya dimana
masing-masing besarnyalebih kecil dari gaya dari arah melintang tersebut.

Gambar 6. Arah gaya bekerja pada lipatan

Untuk gaya “P” yang bekerja pada tengah-tengah bidang, gaya diuraikan
menjadi gaya sejajar bidang dan gaya tegak lurus. Sedangkan gaya”P” yang
bekerja pada rusuk-rusuk lipatan akan diuraikan sejajar pada masing-
masingbidang datar yang bersisian seperti terlihat pada gambar dibawah ini
STRUKTUR PLAT LIPAT 5
STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

(gambar 7).Besarnya kemiringan bidang datar dari lipatan ini menentukan pula
besarnya uraian gaya yang bekerja.

Gambar 7. Uraian yang bekerja pada bidang

Dari uraian gaya “P” tersebut, ternyata bidang lipatan akan lebih kuat
memikul gaya-gaya, baik arah melintang maupun arah memanjang. Karena gaya
“P” diuraikan sejajar bidang dan hanya dipikul oleh bidang itu sendiri, maka beban
“P” yang harus dipikul oleh konstruksi menjadi kecil.

Untuk menjaga perubahan bentuk lipatan, maka perlu untuk


mempertahankan tebal “d” dan lebar “b” serta tinggi lipatan (h) dimana gaya “P”
yang bekerja pada rusuk “B” dan “C” serta gaya “H” yang bekerja pada rusuk “A”
mengakibatkan perubahan pada jarak “b” dan “h”.

Untuk menghindari terjadinya perubahan bentuk lipatan, rusuk-rusuk “A”,


“B”, dan “C” harus dibuat kaku dengan cara dipegang dan ditahan oleh tumpuan
sendi atau monolit sehingga tumpuan menjadi sesuatu yang rigit (gambar 8). Jadi
disini dapat diterangkan bahwa sebenarnya yang menahan gaya-gaya adalah tiap-
tiap bidang, sedangkan rusuk-rusuk berfungsi sebagai pemegang dan pengaku
bidang.

Gambar 8. Pengakuan pada rusuk lipatan.


STRUKTUR PLAT LIPAT 6
STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

Keadaan penampang plat yang praktis mempunyai sepasang sisi yang


pendek, maka lenturan terhadap sisi pendek tersebut merupakan titik lemah oleh
karena momen perlawanan serat tepi plat pada daerah ini tidak cukup mempunyai
lengan tuas yang dapat menahan lenturan.

Akan tetapi dengan adanya pengikatan secara monolit pada salah satu sisi
dari plat tersebut, kedudukan dari plat (sisi) akan saling bekerjasama dalam
meniadakan gaya yang dapat menyebabkan lentur pada sisi pendek tadi sehingga
arah dari gaya tersebut praktis hanya terarah pada sumbu penampang arah sisi
panjang. Ditempat-tempat tertentu yaitu setelah mencapai panjang sisi “L”, dibuat
bidang-bidang pengaku yang bisa menahan terjadinya lentur dan perubahan
bentuk (deformasi) rusuk, seperti terlihat pada gambar 8.

Gambar 9. Penampang plat

Plat lipat yang disanggah, setiap tekukannya akan menjadi sangat kaku
untuk dukungan melintang pada setiap lipatan, ini disebabkan karena pada daerah
tepi plat, gaya horisontal yang timbul akibat pembebanan pada permukaan plat
memaksa terjadinya perubahan posisi, dimana gaya horisontal ditahan oleh reaksi
horisontal dari tumpuan pada tekukan plat.

Momen lentur yang terjadi adalah diakibatkan oleh beban merata atau
akibat dari berat sendiri. Besarnya momenyang terjadi tergantung dari besarnya
sudut, dimana makin besar sudutnya akan makin besar pula momen yang terjadi,
dan sudut yang paling efektif adalah sudut 450.

STRUKTUR PLAT LIPAT 7


STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

Pada penampang plat, terlihat bahwa beban “P”


terurai menurut sumbu X dan Y, sehingga beban
“P” ditolerir oleh hasil kerja sama antara lentur
arah X dan arah Y. Karena sudut 450 sebagai
kemiringan sudut yang paling efektif dalam
keadaan ini, resultant gaya “P” pada arah X dan Y
besarnya sama.

Gambar 10.

Pada gambar dibawah (gambar 11) terlihat bahwa jika sudut a>450 maka
Ry>Rx, demikian pula sebaliknya. Plat datar yang merupakan elemen dari struktur
lipat, lebih mampu menerima beban pada arah X dibanding beban pada arah Y.
luasan ruang yang mampu dinaungi pada keadaan sudut a 450 lebih maksimal
dengan tetap mempertahankan kekuatan dari struktur lipat sendiri.

Gambar 11. Sudut efektif gaya adalah 450

Jadi berdasarkan uraian gaya tersebut diatas, dapatlah disimpulkan bahwa


konstruksi lipatan yang perlu diperhatikan adalah pencegahan terjadinya
deformasi dengan cara memastikan bahwa konstruksi sudah cukup kaku. Untuk
mencapai maksud tersebut, maka ada beberapa hal yang mempengaruhi
kemampuan struktur ini dalam menerima beban, yaitu :

• Sudut lipatan

• Tinggi lipatan

• Tebal bidang datar lipatan

STRUKTUR PLAT LIPAT 8


STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

• Bidang pengaku

• Kekakuan rusuk lipatan dan tumpuan.

4. Perilaku Plat Lipat Terhadap Pembebanan

Plat yang membentuk satu unit lipatan dan berdiri sendiri tidak akan
mempunyai kekakuan yang sama dan merata pada setiap arah, melainkan
kekakuan tersebut akan berbed-beda pada arah tertentu. Suatu plat lipat
mempunyai kekakuan lentur yang terbesar pada arah punggungnya. Seperti
terlihat pada gambar 11 dibawah ini dimana pada keadaan “A” akan lebih kaku
daripada keadaan “B”.

Gambar 12. Deformasi apabila pembebanan berlebih

Adanya perbedaan kekakuan dari suatu bentuk tekukan terhadap arah-


arah tertentu, terlihat seperti pada keadaan konstruksi pada gambar diatas yang
mana akan lebih mudah terlipat karena cekungan dari pada ke arah cembungnya.
Keadaan tersebut mengakibatkan plat lipat menjadi kurang efektif apabila bekerja
bekerja sendiri-sendiri, karena kekuatannya tidak merata terhadap setiap arah,
tetapi dengan cara menggabungkan unit-unit plat lipat, dapat bekerja saling
membantu untuk meniadakan kekurangan dari masing-masing unit karena reaksi
yang timbul pada suatu unit dapat segera dieliminir oleh aksi dari unti lainnya.

Dapat terlihat perubahan pada plat lipatyang disanggah dan diberi beban
sedikit demi sedikit, maka terlihat bahwa sebelum kekuatan maksimumdari lentur
terlampaui, maka terlebih dahulu terjadi perubahan pada sudut lipatan didaerah
yang mengalami momen (pada daerah pertengahan dari bentangan) yang
menimbulkan terjadinya pergeseran kedudukan dari rusuk-rusuk terhadap
kedudukan semula hingga akhirnya sudut lipatan tersebut mencapai 00 pada saat
STRUKTUR PLAT LIPAT 9
STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

itulah plat melendut dan terlipat kebawah yang dalam hal ini berarti kekuatan
batas dari bentuk plat tipis telah terlampaui.

Gambar 13. Pembebanan pada plat lipat

Jadi kesimpulan adalah plat lipat akan kehilangan efek strukturalnya


apabila terjadi suatu pembebanan yang mengakibatkan terjadinya perubahan
profil dari plat lipat tersebut misalnya perubahan dari tinggi lengan tuas atau
terbukanya sudut lipatan dan lain sebagainya, atau dengan kata lain bahwa plat
lipat akan mencapai batas kekuatan maksimumnya pada saat kedudukan dari
sudut lipatan/bentuknya mengalami perubahan akibat pembebanan.

Lengan tuas plat dapat mengecil apabila sudut-sudut dari rusuk-rusuk


terbuka, dan panjang lengan tuas dapat dipertahankan apabila sudut lipatannya
mempunyai kedudukan yang stabil dengan memperhatikan perilaku plat lipat
terhadap pembebanan maka untuk menstabilkan kedudukan dari sudut lipatan
dapatlah ditempuh dengan jalan membentuk berupa macam varian sistem
pengaku sudut.

Dengan mengandalkan hasil kerja sama dari keseluruhan bentuk,


pembebanan oleh gaya-gaya luar dipukul secara kompak. Oleh karena itu setiap
sistem steruktur permukaan senantiasa dibuat sedemikian rupa sehingga
mempunyai penyelesaian unik yang sebentuk atau homogen pada setiap tempat.
STRUKTUR PLAT LIPAT 10
STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

Sistem kerja dari suatu unit plat dapat diindentikkan dengan kisi dari balok
portal, dimana kekuatan strukturnya dan ketahanan bentuknya lebih diandalkan
pada kekakuaan sambungan. Adanya sistem jepitan pada sambungan,
menyebabkan timbulnya momen negatif pada daerah tersebut yang selanjutnya
menimbulkan pula momen distribusi pada arah lainnya.

STRUKTUR PLAT LIPAT 11


STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

PERMUKAAN BIDANG DENGAN LIPATAN YANG SALING BERLAWANAN.

Kedalaman yang sama dari lipatan profil dan ketinggian yang sama pula diatas
tanah.

STRUKTUR PLAT LIPAT 12


STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

PERMUKAAN BIDAF DENGAN LIPATAN YANG SALING BERLAWANAN

Kedalaman yang sama dari lipatan profil, dan ketinggian yang sama pula diatas
tanah.

STRUKTUR PLAT LIPAT 13


STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

SISTEM STRUKTUR LINEAR TERSUSUN OLEH PERMUKAAN BIDANG LIPATAN.

Rangka dua sendi : dari bubungan ke jurai lipatan

STRUKTUR PLAT LIPAT 14


STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

SISTEM STRUKTUR LINEAR TERSUSUN OLEH PERMUKAAN BIDANG LIPATAN

Rangka dua sendi A : dari bubungan ke jurai lipatan

STRUKTUR PLAT LIPAT 15


STRUKTUR BENTANG LEBAR
ANNAS MA’RUF

STRUKTUR PLAT LIPAT 16

Anda mungkin juga menyukai