Anda di halaman 1dari 14

4.

4 Struktur Folded Plate (Pelat Lipat)

4.4.1 Pengertian Struktur Folded Plate

Menurut S. Aroni (1964) struktur folded plate didefinisikan sebagai rakitan pelat yang cenderung
ke arah yang berbeda dan bergabung di sepanjang tepi memanjangnya. Sedangkan menurut
civilengineeringx.com, struktur folded plate terdiri dari serangkaian elemen planar tipis, atau pelat
datar, yang terhubung satu sama lain di sepanjang tepinya. Biasanya digunakan pada bentang
panjang, terutama untuk atap. Secara longitudinal, pelat dapat kontinu di atas penyangga. Secara
melintang, di setiap rongga dapat terdapat beberapa pelat di setiap (Gambar 4). Bagian tepi atau
lipatan dapat mentransmisikan momen dan geser atau hanya geser.

Gambar 4.4.1.1. Struktur Pelat Lipat

(Sumber: http://www.civilengineeringx.com)

4.4.2 Sejarah Struktur Folded Plate

Desain dan konstruksi lipat terjadi pada awal abad kedua puluh, dan terkait dengan
pergembangan beton bertulang. Gagasan dasar untuk menciptakan jenis konstruksi ini adalah
usaha untuk mencapai ketinggian yang lebih konstruktif, kekakuan yang lebih besar dan
mengurangi bobot bersih elemen struktural. Kekuatan dan kekakuan konstruksi lipatan dicapai
terutama dengan desain struktur yang tepat, dan dengan luasan yang lebih kecil, dengan
ketebalan dan dimensi elemen yang membentuknya. Solusi ini dapat diwujudkan karena
pergembangan sistem struktural dan penggunaan beton bertulang.

Pada Tahun 1923 Insinyur Eudene Freyssinet mengerjakan atap dengan struktur lipat pertama
untuk hanggar pesawat di Bandara Orly di Paris. Konstruksi lipat ini terbuat dari elemen
prefabrikasi, dengan struktur pra-tekanan, yang merupakan upaya rekayasa luar biasa pada
waktu itu.
Gambar 4.4.2.1. Struktur lipat hanggar pesawat di Bandara Orly di Paris

(Sumber: http://arquiscopio.com)

4.4.3. Konsep Struktur Folded Plate

Efek melipat pada struktur folded plate dapat divisualisasikan dengan selembar kertas. Sebuah
kertas pipih terdeformasi bahkan oleh beratnya sendiri. Melipat kertas tersebut menambah
kekuatan dan kekakuan; namun di bawah beban yang berat, lipatan itu dapat melengkung atau
tertekuk (buckling). Dengan mengunci lipatan di kedua ujungnya dapat meningkatkan stabilitas
terhadap tekuk.

Gambar 4.4.3.1. Kertas terdeformasi oleh beratnya sendiri

(Sumber: Schierle, G. G.,1990-2006)


Gambar 4.4.3.2. Melipat kertas menambah kekuatan dan kekakuan

(Sumber: Schierle, G. G.,1990-2006)

Gambar 4.4.3.3. Kertas tertekuk dibawah beban berat

(Sumber: Schierle, G. G.,1990-2006)

Gambar 4.4.3.4. Ujung terkunci membantu menahan tekukan

(Sumber: Schierle, G. G.,1990-2006)


4.4.4 Jenis-jenis Struktur Folded Plate

Menurut Sutrisno (1984) jenis struktur plat lipat dibagi menjadi 3 jenis dikembangkan dari bentuk
dasar. Pertama adalah bentuk prismatis yaitu bentuk yang terdiri dari bidang-bidang datar yang
bersudut siku siku dan bidang-bidang yang melintang tegak lurus pada kedua sisi ujung bidang
datar bersudut siku-siku tersebut. Bentuk piramidal yaitu bentuk yang terdiri dari bidang-bidang
dasar berbentuk segitiga. Bentuk semiprismatis yaitu bentuk gabungan dari bentuk-bentuk diatas.

a) Struktur Lipatan b) Struktur Lipatan c) Struktur Lipatan


Prismatis Piramidal Semiprismatis

Gambar 4.4.4.1. Jenis Struktur Lipat Berdasarkan Bentuk Dasar (Sumber: Sutrisno, 1984)

Menurut Benjamin (1984) jenis struktur lipat berdasarkan konstruksinya dibagi menjadi, antara
lain:

1) Plat lipat dua segmen. Komponen dasar dari struktur plat lipat terdiri dari: plat miring, plat tepi
yang digunakan untuk menguatkan plat yang lebar, pengaku untuk membawa beban ke
penyangga dan menyatukan plat, serta kolom untuk menyangga struktur.

Gambar 4.4.4.2. Plat lipat dua segmen

(Sumber: Benjamin, B.S, 1984)


2) Plat lipat tiga segmen. Pengaku terakhirnya berupa rangka yang lebih kaku daripada balok
penopang bagian dalam. Kekuatan dari reaksi plat di atas rangka kaku tersebut akan cukup
besar dan di kolom luar tidak akan diseimbangkan oleh daya tolak dari plat yang berdekatan.
Ukuran rangka dapat dikurangi dengan menggunakan tali baja antara ujung kolom.

Gambar 4.4.4.3. Plat lipat tiga segmen

(Sumber: Benjamin, B.S, 1984)

3) Plat lipat kubah. Plat yang memiliki bentuk kubah.

Gambar 4.4.4.4. Plat lipat kubah

(Sumber: Benjamin, B.S, 1984)

4) Pelat lipat busur. Pelat lipat busur merupakan pelat lipat dengan bentuk melengkung seperti
busur.
Gambar 4.4.4.5. Folded plate arch

(Sumber: Benjamin, B.S, 1984)

5) Bentuk Z. Masing-masing unit di atas mempunyai satu plat miring yang lebar dan dua plat
tepi yang diatur dengan jarak antar unit dengan jendela. Bentuk ini disebut R shell dan sama
dengan louver yang digunakan untuk ventilasi jendela.

Gambar 4.4.4.6. Bentuk Z

(Sumber: http://www.ketchum.org)

6) Dinding yang menerus dengan plat. Pada struktur ini, dinding merupakan konstruksi beton
yang miring. Dinding didesain menerus dengan plat atap. Kolom tidak dibutuhkan di
pertemuan tiap-tiap panel dinding karena dinding ditahan di ujung atas.
Gambar 4.4.4.7. Dinding yang menerus dengan plat

(Sumber: http://www.ketchum.org)

7) Kanopi. Bentuk ini digunakan untuk kanopi kecil di main entrance bangunan. Struktur ini
mempunyai empat segmen. Pengaku struktur diletakkan tersembunyi di permukaan atas
sehingga tidak terlihat dan plat (shell) akan muncul untuk menutup kolom vertikal.

Gambar 4.4.4.8. Kanopi

(Sumber: http://www.ketchum.org)

8) Plat lipat meruncing ke ujung (tapered folded plate). Struktur ini dibentuk oleh elemen-elemen
runcing. Berat plat di tengah bentang merupakan dimensi kritis untuk kekuatan tekukan.

Gambar 4.4.4.9. Plat lipat meruncing ke ujung

(Sumber: http://www.ketchum.org)

9) Plat lipat penyangga tepi (edge support folded plate). Plat tepi dapat dikurangi dan struktur
atap dapat dibuat terlihat sangat tipis jika plat tepi ditopang oleh rangkaian kolom. Struktur ini
cocok digunakan untuk bangunan dengan estetika tinggi dengan desain atap yang tipis.
Gambar 4.4.4.10. Plat lipat penyangga tepi

(Sumber: http://www.ketchum.org)

10) Plat lipat kuda-kuda (folded plate truss). Terdapat ikatan horisontal melintang di sisi lebar, di
tepi bangunan. Hal ini memungkinkan folded plate digunakan pada bentang lebar dengan
pertimbangan struktural yang matang.

Gambar 4.4.4.11. Plat lipat kuda-kuda

(Sumber: http://www.ketchum.org)

11) Rangka kaku folded plate. Sebuah lengkung dengan segmen lurus biasanya disebut rangka
kaku. Struktur ini tidak efisien untuk bentuk kurva lengkung karena momen tekuk lebih besar.

Gambar 4.4.4.12. Rangka kaku folded plate

(Sumber: http://www.ketchum.org)
4.4.5 Sistem Pembebanan dan Gaya Struktur Folded Plate

Pada awalnya dalam proses distribusi beban, kekuatan eksternal dipindahkan ke tepi yang lebih
pendek dari suatu elemen lipat. Kemudian, reaksi sebagai gaya aksial dibagi antara elemen-
elemen yang berdekatan sebelum akhirnya gaya dipindahkan ke bantalan.

Gambar 4.4.5.1. Distribusi beban dalam struktur folded plate

(Sumber: http://civilengineeringconcepts.in)

4.4.6 Sistem Stabilitasi Struktur Folded Plate

Tekuk (bending) pada pelat yang terlipat menyebabkan tekanan atas dan tegangan bawah.
Folded plate juga cenderung menjadi rata di bawah beban gravitasi, yang dapat dicegah dengan
dinding atau bingkai pada penyangga akhir. Kecenderungan panel tepi melengkung atau tertekuk
(buckling) dapat ditangkal oleh balok tepi.

Gambar 4.4.6.1. Tekuk (bending) divisualisasikan sebagai gaya tekanan dan tegangan
eksternal
(Sumber: Schierle, G. G.,1990-2006)

Gambar 4.4.6.2. Folded plate di bawah beban gravitasi

(Sumber: Schierle, G. G.,1990-2006)

Gambar 4.4.6.3. Folded plate dengan dinding (A) dan bingkai (B) untuk menahan folded plate
menjadi rata

(Sumber: Schierle, G. G.,1990-2006)

Gambar 4.4.6.4. Panel-panel tepi yang melengkung atau tertekuk (bukling)

(Sumber: Schierle, G. G.,1990-2006)


Gambar 4.4.6.5. Panel-panel tepi distabilkan dengan balok tepi (C)

(Sumber: Schierle, G. G.,1990-2006)

4.4.7 Material Struktur Folded Plate

Berdasarkan pada material, struktur lipat dapat dibagi menjadi konstruksi: beton bertulang, kayu,
logam, bahan kaca dan plastik (polikarbonat, resin sintetis yang diperkuat dengan serat kaca,
resin poliester, dll.). Kapasitas, bentuk dan aplikasi struktur lipat tergantung pada bahan
pembuatnya.

a. Beton bertulang
Beton adalah material yang paling umum diterapkan untuk lipatan. Sebagian besar
struktur lipat terbuat dari material ini. Pemasangan struktur folded plate beton bertulang
yang terbuat dari pelat-pelat komposit memungkinkan untuk membentuk berbagai bentuk
lipatan.

Gambar 4.4.7.1. Beton bertulang yang terbuat dari pelat-pelat komposit

(Sumber: http://publications.lib.chalmers.se)

b. Logam
Struktur folded plate logam dapat berasal dari lembaran trapesium atau rangka batang.
Konstruksi folded plate terbuat dari logam, baja atau aluminium, terdiri dari sabuk dan
batang diagonal pengisi. Konstruksi struktur folded plate tersebut tidak memerlukan
bekisting. Deformasi dan stabilitas dalam desain struktur rangka logam sangat penting.
Ketinggian pelat trapesium mempengaruhi ukuran rentang yang juga dapat menangani
kapasitas muatannya.

Gambar 4.4.7.2. Rangka logam struktur folded plate Glasgow Riverside Museum of Transport

(Sumber: http://opendata.pw)

c. Kayu
Struktur lipat yang terbuat dari kayu mudah dipindahkan, diatur dengan tangan, dan dirakit.
Jenis lipatan prefabrikasi berdasarkan struktur pendukung utama segmen lipatan dapat
dibagi menjadi: panel dan rangka.

Gambar 4.4.7.3. Folded plate terbuat dari panel-panel kayu

(Sumber: https://inspiration.detail.de)

d. Kaca
Kaca sebagai bahan bangunan telah diterapkan secara intensif sebagai elemen struktural.
Dengan menggunakan kaca saja atau dikombinasikan dengan material lain, konstruksi
dinding, atap dan lantai dapat dibuat. Pelat kaca independen terdeformasi di bawah gaya
tekan, dan oleh karena itu, untuk mencegah deformasi pelat kaca, pelat kaca disatukan
dengan elemen lain.

Gambar 4.4.7.4. Atap kaca lipat aula renang kota bersejarah di Zurich

(Sumber: https://www.luechingermeyer.ch)

e. Plastik
Produk yang terbuat dari resin poliester telah banyak digunakan pada separuh kedua
abad kedua puluh. Bahan ini juga telah diaplikasikan dalam produksi folded plate. Ada
contoh dalam penerapan dimana konstruksi terlipat telah diperoleh dari elemen pelat datar
individu atau dalam kombinasi elemen spasial dari lipatan berbentuk "V" atau "Λ" dengan
elemen pelat datar. Tipe struktur terlipat ini terbuat dari resin poliester yang telah
ditemukan aplikasinya dalam pembangunan fasilitas-fasilitas garden center.
REFERENSI

Benjamin, B. S. (1984). Structures for Architects. New York: Van Nostrand Reinhold.

S. Aroni B.C.E., A.M.I.E.Aust. (1964) Folded Plate Roofs. Architectural Science Review, 7:4,
146-150. doi:10.1080/00038628.1964.9697086

Šekularac, N., Šekularac, J. I., & Tovarović, J. Č. (2012). Folded Structures in Modern
Architecture. Architecture and Civil Engineering, 10, 1-16. doi:10.2298/FUACE1201001S

Schierle, G. G. (1990-2006). Structures in Architecture. Los Angeles: University of Southern


California.

Sutrisno, R. (1984). Bentuk struktur bangunan dalam arsitektur modern. Jakarta: Gramedia.

http://www.ketchum.org, diakses 3 Juni 2019.

http://www.civilengineeringx.com, diakses 6 Juni 2019.

Anda mungkin juga menyukai