Anda di halaman 1dari 11

Satuan Acara Penyuluhan tentang Penyakit Mioma Uteri

A. Latar Belakang
Mioma uteri, sering disebut dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri
merupakan neoplasma jinak yang terdiri dari otot polos uterus, yang diselingi untaian
jaringan ikat, dan dikelilingi kapsul yang tipis. Tumor ini berasal dari setiap bagian
duktus Muller, tetapi paling sering terjadi pada miometrium. Tumor ini ditemukan
pada 20-25% wanita dalam masa reproduksi.
Etiologi tumor ini belum diketahui secara jelas, namun kemungkinan
berhubungan dengan faktor hormon estrogen, sehingga lebih sering mengenai wanita
usia reproduksi. Mioma tidak terdeteksi sebelum pubertas dan berespon terhadap
hormon, umumnya tumbuh hanya selama usia reproduksi. Walaupun tumor ini dapat
tumbuh terisolasi, tapi pada umumnya mereka terdapat secara multipel, dengan
berbagai variasi ukuran serta dapat mencapai berat lebih dari 45 kg.
Permasalahan yang muncul pada mioma uteri adalah bahwa angka insiden
mioma cukup tinggi namun jarang diketahui, mengenai lebih dari 20% wanita usia
reproduktif. Sebagian besar mioma berukuran kecil sehingga tidak menimbulkan gejala
dan diketahui secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan pelvis rutin atau pencitraan
pelvis. Saat mioma membesar, ia bisa menimbulkan efek berupa rasa penekanan pada
pelvis atau nyeri atau distorsi dinding uterus atau kavitas endometrium yang bisa
menyebabkan perdarahan abmormal. Pada saat itu mioma bisa menimbulkan masalah
lain seperti prolaps melalui serviks atau menimbulkan pemikiran mengenai adanya
massa pada ovarium. Mioma bisa juga menimbulkan permasalahan pada kehamilan
dan pada beberapa pasien dapat menimbulkan infertilitas.
Frekuensi mioma uteri kurang lebih 10% dari jumlah seluruh penyakit pada alat-
alat genital wanita. Walaupun demikian, angka kejadian tumor ini sukar ditentukan
secara tepat, oleh karena itu tidak semua penderita dengan mioma uteri memiliki
keluhan. Tumor ini tumbuh dengan lambat dan mungkin baru dideteksi secara klinis
pada usia di atas 40 tahun. Insiden mioma uteri ini puncaknya terjadi pada usia sekitar
45 tahun, di mana terjadi 8 kasus per 1000 wanita setiap tahunnya. Berdasarkan otopsi,
Novack menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma dan pada
wanita berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Di Indonesia mioma uteri ditemukan
2,39 – 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Sedangkan di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya, mioma uteri merupakan 5 penyakit besar yang ditemukan di poli
kandungan sepanjang. Beberapa upaya pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan
pembedahan, radioterapi dan observasi (pada mioma yang masih kecil) dengan kontrol
setiap 3-6 bulan.
Sehingga sangat penting untuk memerikan informasi secara dini dan tepat agar
dapat segera dilakukan penanganan yang terbaik. Maka dari itu penyuluhan tentang
mioma uteri sangat perlu dilakukan pada wanita-wanita dalam usia produktif.

B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para peserta penyuluhan
mampu memahami tentang penyakit mioma uteri.
2. Tujuan Intruksinal Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan para peserta penyuluhan
dapat:
a. Menjelaskan pengertian mioma uteri secara tepat
b. Menyebutkan penyebab dan faktor predisposis mioma uteri dengan tepat
c. Menyebutkan pengklasifikasian mioma uteri secara benar
d. Menyebutkan tanda dan gejala mioma uteri dengan benar
e. Menyebutkan pencegahan dan penanganan mioma uteri dengan benar

C. Materi
1. Pengertian mioma uteri
2. Penyebab dan faktor predisposis mioma uteri

3. Pengklasifikasian mioma uteri

4. Tanda dan gejala dari mioma uteri


5. Penanganan mioma uteri

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Alat, Media dan Sumber


1. Alat
a. Meja
b. Kursi
c. Microphone
d. Sound system
e. LCD
f. Layar
g. Laptop

2. Media
a. Power Point
b. Leaflet

3. Sumber
Anonim, satuan acara penyuluhan mioma uteri, (dalam : http://pendidikans1-
keperawatan.blogspot.com/2013/03/maklah-mioma-uteri.html, diakses pada
Kamis, 17 April 2014 pukul 17.00 WITA)
Anonim, satuan acara penyuluhan mioma uteri,
(dalam :http://tesaseptia.blogspot.com/2013/03/asuhan-kebidanan-
nifas.html, diakses pada Kamis, 17 April 2014 pukul 17.10 WITA)
Anonim, satuan acara penyuluhan mioma uteri,
(dalam :http://dokumenperawat.blogspot.com/2012/09/askep-mioma-
uteri.html, diakses pada Kamis, 17 April 2014 pukul 17.20 WITA)

F. Sasaran
Sasaran yang diberikan penyuluhan ini adalah 50 orang wanita usia 25-55 tahun
di Banjar Badung, Desa Melinggih Kaja, Kecamatan Payangan, Gianyar.

G. Waktu
1. Hari : Minggu
2. Tanggal : 27 April 2014
3. Jam : 10.00 WITA – selesai

H. Tempat
Penyuluhan dilakukan di balai banjar Banjar Badung, Desa Melinggih Kaja,
Kecamatan Payangan, Gianyar.

Setting Tempat

Slide Penyuluh

Audien Audien
ien Audien
Aud Audien

I. Alokasi Waktu / Setting Kegiatan


KEGIATAN KEGIATAN
NO TAHAP WAKTU
PENYULUHAN AUDIENCE
1. Pembukaan 2 menit Salam pembuka, perkenalan Audience memberi
diri, menjelaskan latar salam kepada
belakang dan tujuan penyuluh
penyuluhan,kontrak waktu
serta apersepsi kepada
audience
2. Pemberian 15 menit Menggali pengetahuan sasaran Audience menyimak
Materi serta memberikan tambahan dengan baik apa
pengetahuan mengenai: yang disampaikan
1. Pengertian mioma uteri oleh penyuluh
2. Penyebab mioma uteri
3. Tanda dan gejala dari
mioma uteri

4. Penanganan mioma uteri


3. Evaluasi 10 menit Tanya jawab Audience mau
bertanya dan
berpartisipasi aktif
4. Penutup 3 menit Menyimpulkan hasil Audience
penyuluhan mengungkapkan
kesan dan pesan

J. Rencana Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan media dan alat:
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan disiapkan satu
minggu sebalumnya, serta semua lengkap dan bisa digunakan saat ceramah dan
Tanya jawab.
1) Media yang diperlukan anatara lain :
a) Leaflet
b) Power Point
2) Alat-alat yang diperlukan antara lain
a) Kursi
b) LCD
c) Layar
d) Microphone
e) Laptop
f) Sound system

b. Persiapan materi
Materi yang disampaikan disiapkan satu minggu sebalumnya, serta dalam
bentuk makalah, dan dapat ditulis dalam bentuk slide dan leaflet untuk
mempermudah penyampaian materi.
c. Undangan atau peserta penyuluhan
Undangan disebar satu minggu sbelum penyuluhan dilakukan kepada wanita
usia 25-55 tahun di Banjar Badung, Desa Melinggih Kaja, Kecamatan Payang,
Gianyar.

2. Proses Penyuluhan
a. Kehadiran 80% mengingat pentingnya mengetahui pengertian mioma uteri
b. 50% peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan.
c. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi atara penyuluh dan
peserta
d. Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan
e. 20% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan.
3. Hasil Peyuluhan
a. Jangka Pendek
1) 60% dapat menjelaskan pengertian mioma uteri dengan benar
2) 50% dapat menjelaskan penyebab terjadinya mioma uteri dengan benar
3) 50% dapat menjelaskan tanda dan gejala dari penderita mioma uteri dengan
benar
4) 50% dapat menjelaskan penanganan mioma uteri dengan benar .
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai penyakit mioma uteri,
LAMPIRAN 1
MATERI

A. Pengertian Mioma Uteri


Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot rahim.
Dikenal juga dengan istilah mioma, myom, tumor otot rahim, fibromioma, leiomioma,
ataupun fibroid. Jumlah penderita mioma uteri ini sulit diketahui secara akurat karena
banyak yang tidak menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak memeriksakan
dirinya ke dokter.

B. Penyebab Mioma Uteri


Penyebab mioma uteri belum diketahui. Namun beberapa ahli menyebutkan
beberapa faktor predisposisi kejadian mioma uteri, yaitu sebagai berikut:
1. Umur: mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar
10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan
gejala klinis antara usia 35-45 tahun.
2. Paritas: lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil,
tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas menyebabkan mioma uteri
atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua
keadaan ini saling mempengaruhi.
3. Faktor ras dan genetik: pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam,
angka kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini
tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.
4. Fungsi ovarium: diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan
pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang
setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause.
5. Kebiasaan Merokok
C. Klasifikasi
Mioma uteri dapat diklassifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan lokasi:
a. Cervical
b. Isthmica
c. Corporal

2. Berdasarkan lapisan:
a. Mioma uteri subserosa
b. Mioma uteri submukosa
c. Mioma uteri intramural

D. Tanda dan Gejala Mioma Uteri


Sebagian penyakit ini ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan
panggul rutin. Gejala yang timbul tergantung pada lokasi dan besarnya tumor, yang
paling sering ditemukan antara lain:
1. Perdarahan abnormal
a. Hipermenorea atau perdarahan banyak saat menstruasi, karena meluasnya
permukaan endometrium dalam proses menstruasi
b. Gangguan kontraksi otot rahim
c. Perdarahan berkepanjangan. Akibat pendarahan penderita dapat mengeluh
anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi
infeksi.

2. Penekanan rahim
Penekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat menimbulkan rasa,
yaitu:
a. Terasa berat di abdomen bagian bawah
b. Sukar miksi atau defekasi
c. Terasa nyeri karena tertekannya urat saraf
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling
mempengaruhi :
a. Kehamilan dapat mengalami keguguran
b. Persalinan prematuritas
c. Gangguan saat persalinan
d. Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas

E. Penanganan dan Pencegahan Mioma Uteri


Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan ukuran
tumor, yaitu:
1. Penanganan konservatif.
Bila mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala.
2. Penanganan operatif, bila :
1) Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.
2) Pertumbuhan tumor cepat.
3) Mioma subserosa bertangkai dan torsi.
4) Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.
5) Hipermenorea pada mioma submukosa.
6) Penekanan pada organ sekitarnya.

Pada pencegahan mioma uteri dapat dilakukan dengan beberapa cara


diantarnya:
1. Pencegahan Primordial
Pencegahan ini dilakukan pada perempuan yang belum menarche atau sebelum
terdapat resiko mioma uteri. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan
mengonsumsi makanan yang tinggi serat seperti sayuran dan buah.
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan awal pencegahan sebelum seseorang menderita
mioma. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan dengan penyuluhan mengenai
faktor-faktor resiko mioma terutama pada kelompok yang beresiko yaitu wanita
pada masa reproduktif. Selain itu tindakan pengawasan pemberian hormon estrogen
dan progesteron dengan memilih pil KB kombinasi (mengandung estrogen dan
progesteron), pil kombinasi mengandung estrogen lebih rendah dibanding pil
sekuensil, oleh karena pertumbuhan mioma uteri berhubungan dengan kadar
estrogen.
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk orang yang telah terkena mioma uteri,
tindakan ini bertujuan untuk menghindari terjadinya komplikasi. Pencegahan yang
dilakukan adalah dengan melakukan diagnosa dini dan pengobatan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai