DEMENSIA
STASE KEPERAWATAN JIWA
OLEH :
KELOMPOK V
ARMAN ( N.19.007 )
PARANITA ( N.19.039 )
DESI RATNASARI ( N.19.009 )
PRECEPTOR
…………………………………………….
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat-Nya
dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan tugas denagan judul
(DEMENSIA)
Dalam penulisan tugasini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan pembuatan
tugasini dandapat memanfaatkan sebagaimana mestinya.
Semoga segala bantuannya dibalas oleh Allah SWT dengan sesuatu yang lebih baik. Penulis
menyadari akan berbagai keterbatasan dan kelemahan yang ada pada penulis, sehingga tidak
menutup kemungkinan terhadap kekurangan, kelemahan bahkan mungkin kesalahan dalam
penulisan tugasini. Semoga tugas ini dapat memenuhi fungsinya dengan baik. Sekian dan terima
kasih atas kami ucapannya.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
SAMPUL Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................
C. Tujuan
1. TujuanUmum...................................................................
2. TujuanKhusus..................................................................
A. Pengkajian...........................................................................
B. Patowflow............................................................................
C. Diagnosa keperawatan.........................................................
D. Intervensi keperawatan........................................................
E. Evaluasi keperawatan..........................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan
mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien
atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau komunikasi (Stuart,
2007).
Dalam UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal (4) disebutkan setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat Kesehatan yang optimal. Definisi
sehat menurut Kesehatan dunia Wordl Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan
sejahtera yang meliputi fisik, mental dan social yang tidak hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan.
yang dipelajari pada masa lampau. Apabila manusia berhasil beradaptasi dengan masa
lampau, berarti ia telah mempelajari aktivitas mekanisme penanganan yang adekuat untuk
beradaptasi terhadap kesulitan yang lebih kompleks di masa mendatang dan bias
menyebabkan terjadinya keadaan yang mempunyai pengaruh buruk terhadap kesehatan jiwa
Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah Kesehatan utama diberbagai Negara
maju, modern dan industry. Hasil riset WHO diperikarikan pada setiap saat, 450 juta orang
diseluruh dunia terkena dampak permasalahn jiwa, saraf maupun perilaku dan jumlahnya
terus meningkat. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa satu dari lima orang dewasa pernah
mengalami gangguan jiwa dari jenis biasa sampai yang serius (Rizki, 2012).
Di Rumah Sakit Indonesia ,Sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan
jiwa yaitu halusinasi dengar, 20% mengalami halusinasi penghlihatan dan 10% mengalami
Salah satu masalah dalam keperawatan jiwa adalah Demensi. Demensia merupakan
jenis penyakit tidak menular, tetapi mempunyai dampak yang membahayakan bagi fungsi
kognitif lansia. Demensia adalah keadaan ketika seseorang mengalami penurunan daya ingat
dan daya pikir lain yang secara nyata mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari (Nugroho,
2014). Kriteria demensia yaitu kehilangan kemampuan intelektual, termasuk daya ingat yang
cukup berat, sehingga dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan (Santoso&Ismail,
2013).
sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Demensia bukanlah suatu penyakit yang spesifik.
Demensia merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan kumpulan gejala yang
bisa disebabkan oleh berbagai kelainan yang mempengaruhi otak. Seorang penderita
demensia memiliki fungsi intelektual yang terganggu dan menyebabkan gangguan dalam
aktivitas sehari-hari baik dari pola aktivitas, pola nutrisi, pola tidur maupun hubungan
kepribadian dan masalah tingkah laku seperti mudah marah dan berhalusinasi. Seseorang
didiagnosa demensia bila dua atau lebih fungsi otak,seperti ingatan dan keterampilan
berbahasa menurun secara signifikan tanpa disertai penurunan kesadaran (Turana, 2015).
penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognitif dan fungsional,
sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Demensia
sendiri dapat memunculkan gejala-gejala neuropsikiatrik sehingga dapat menyebabkan
penderita kesulitan untuk mengatur pola tidur, sehingga penderita mengalami gangguan pola
tidurnya. Lebih dari 80% penduduk usia lanjut menderita penyakit fisik yang mengganggu fungsi
mandirinya. Sejumlah 30% klien yang menderita sakit fisik tersebut menderita kondisi komorbid
psikiatrik, terutama depresi dan anxietas maupun demensia. Sebagian besar usia lanjut yang
menderita penyakit fisik dan gangguan mental tersebut menderita gangguan tidur.
Terdapat 46,8 juta orang dinyatakan terkena demensia di dunia (World Alzheimekanr
Report, 2015). Sedangkan di Asia terdapat 22,9 juta penderita demensia dan di Indonesia pada
tahun 2015 lansia yang menderita demensia diperkirakan sebesar 1,2 juta jiwa, dan masuk dalam
sepuluh Negara dengan demensia tertinggi di dunia dan di Asia Tenggara 2015 dan usia diatas
60 tahun merupakan usia yang rentan terkena demensia Menurut Alzheimer’s Disease
International (2015). Data yang didapatkan dari dinas kesehatan didapatkan bahwa penderita
demensia di Malang sebesar 2800 lansia terkena demensia (Dinkes provinsi jawa timur, 2014).
Data lansia yang berada di Griya Asih Lawang pada tahun 2017 sebanyak 22 lansia dan terdapat
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi Demensia?
2. Apakah penyebab dan gejala Demensia?
3. Apakah patofisiologi Demensia?
4. Apakah pemeriksaan penunjang pada Demensia?
5. Apakah penatalaksanaan klien dengan Demensia?
6. Apa sajakah komplikasi dari Demensia?
7. Apakah asuhan keperawatan pasien dengan Demensia?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan Demensia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami definisi Demensia.
b. Menyebutkan dan memahami penyebab dan gejala Demensia.
c. Mengetahui dan memahami patofisiologis Demensia.
d. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada Demensia.
e. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan Demensia.
f. Mengetahui dan memahami komplikasi dari Demensia.
g. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan Demensia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terjadi plak
senilis Kelainen neuro transmiter Penurunan sel neuron kolinergik yang
berproyeksi ke hipokampus dan
amigdala
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Umum
1) Terapi elektrokonvulsif
2) Monitor tanda vital dan jantung
3) Support nutris dan cairan
4) Diet cair atau lunak
5) Fisioterapi, occupational terapi
b. Pengobatan
1) Antipsikotik seperti Haloperidol
2) Sedative-hypnotiv :Chloral hydrate
3) Agen Antiansietas : Lorazepam, diazepam (valium)
4) Antidepresan
5) Laksatif (Tarwoto, 2013)
c. Terapi Farmakologi
1) Anti-oksidan, vitamin E yang terdapat dalam sayuran, kuning telur,
margarine, kacang-kacangan, minyak sayur, bisa menurunkan resiko
demensia Alzheimer. Vitamin C dapat mengurangi radikal bebas (misalnya
sayuran, stroberi, melon, tomat, dan brokoli).
2) Obat anti-inflamasi
7. Komplikasi
Menurut Kushariyadi (2010), berikut adalah komplikasi demensia.
a. Peningkatan resiko infeksi di seluruh bagian tubuh
b. Ulkus diabetikus
c. Infeksi saluran kencing
d. Pneumonia
e. Kejang
f. Kontraktur Sendi
g. Kehilangan kemampuan untuk merawat diri
h. Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan dan kesulitan menggunakan
peralatan
BAB III
ANALISA KASUS CASE STUDY
KASUS
Anda adalah perawat yang melakukan triase di departemen gawat darurat. Sore ini,
seorang wanita membawa ayahnya, K.B., yang berusia 72 tahun. Anak perempuan itu
melaporkan bahwa, selama setahun terakhir, ia memperhatikan ayahnya semakin memiliki
masalah dengan kapasitas mentalnya. Perubahan ini telah berkembang secara bertahap tetapi
tampaknya semakin buruk. Kadang-kadang dia waspada, dan di waktu lain dia tampak
bingung, tertekan, dan menangis. Dia melupakan hal-hal dan melakukan hal-hal yang tidak
biasa, seperti menempatkan susu di lemari dan gula di lemari es. Pagi ini, dia pikir itu malam
hari dan bertanya-tanya apa yang dilakukan putrinya di rumahnya. Dia tidak bisa
menuangkan kopinya sendiri, dan sepertinya dia semakin gelisah. K.B. melaporkan bahwa
dia mengalami masalah memori selama setahun terakhir dan, kadang-kadang, kesulitan
mengingat nama anggota keluarga dan teman. Tetangganya menemukannya di jalan 2 hari
yang lalu, dan K.B. tidak tahu di mana dia. Ulasan riwayat medis masa lalunya penting untuk
hiperkolesterolemia dan arteri koroner penyakit. Dia mengalami infark miokard 5 tahun yang
lalu. Tanda-tanda vital K.B hari ini semuanya dalam batas normal.
1. Apa saja perubahan kognitif yang terlihat pada sejumlah pasien lanjut usia?
Jawab :
a) Proses penuaan akibat kinerja otak.
b) Faktor usia.
2. Anda tahu bahwa perubahan terkait usia fisiologis pada lansia dapat memengaruhi fungsi
kognitif. Sebutkan dan bahas satu.
Jawab :
Perubahan kognitif pada lansia dapat diketahui dari beberapa fungsinya yaitu :
1. Memori atau daya ingat, yaitu menurunnya daya ingat yang merupakan salah satu
fungsi kognitif. Ingatan jangka panjang tidak terlalu mengalami perubahan, namun
untuk ingatan jangka pendek mengalami penurunan.
2. IQ, salah satu fungsi intelektual yang dapat mengalami penurunan dalam hal
mengingat, menyelesaikan masalah, kecepatan respon juga tidak fokus.
3. Kemampuan belajar juga bisa menurun, karena menurunnya beberapa fungsi organ
tubuh. Hal ini mengapabanyak dianjurkan lansia banyak berlatih dan terapi dalam
meningkatkan kemampuan belajar walau butuh waktu.
4. Kemampuan pemahaman juga pada lansia bisa menurun, hal ini yang menjadi salah
satu perubahan kognitif pada lansia yang mulai menurun. Seperti fokus dan daya ingat
yang mulai mengendur.
5. Sulit memecahkan masalah, dalam hal memecahkan masala, lansia juga agak sukar
untuk melakukan hal tersebut. Hal ini dikarenakan sistem fungsi organ yang menurun
sesuai dengan usia.
6. Pengambilan keputusan juga begitu lambat, karena secara kognitif peranan yang mulai
menurun dan berkurang.
7. Perubahan motivasi dalam diri, yang baik itu motivasi yang kognitif dan efektif dalam
memperoleh suatu yang cukup besar. Namun motivasi tersebut seringnya kurang
memperoleh dukungan karena kondisi fisik dan juga psikologis.
3. Untuk setiap perilaku yang tercantum, tentukan apakah itu terkait dengan delirium (DL)
atau demensia (DM).
a. Bertahap dan serangan berbahaya
b. Halusinasi atau delusi
c. Tiba-tiba, timbulnya gejala akut
d. Gangguan fungsional bersifat progresif.
e. Ketidakmampuan untuk melakukan ADL
f. Interaksi yang tidak koheren dengan orang lain
g. Pasien dapat menunjukkan perilaku berkeliaran.
h. Gangguan perilaku sering memburuk di malam hari.
Jawab :
Demensia ( DM )
a. Bertahap dan serangan berbahaya
Perubahan pada kapasitas mental semakin berkembang dan memburuk.
b. Halusinasi atau delusi
Delusi, sebab pagi hari dia pikir itu malam hari dan bertanya-tanya apa yang dilakukan
putrinya dirumahnya.
c. Tiba-tiba, timbulnya gejala akut
seperti menempatkan susu di lemari dan gula di lemari es.
d. Gangguan fungsional bersifat progresif.
Kadang-kadang dia waspada, dan di waktu lain dia tampak bingung, tertekan, dan
menangis.
e. Ketidakmampuan untuk melakukan ADL
Pertemuan Ke-1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
1) Putri klien mengatakan bahwa klien tampak bingung, tertekan, dan menangis.
2) Putri klien mengatakan bahwa klien melupakan hal-hal dan melakukan hal-hal
yang tidak biasa, seperti menempatkan susu di lemari dan gula di lemari es.
3) Putri klien mengatakan bahwa klien menganggap pagi hari menjadi malam hari.
teman.
2. DiagnosaKeperawatan Jiwa
3. Tindakan Keperawatan
Sp 1 Klien ;
Membina Hubungan saling percaya, mengidentifikasi perubahan dan perkembangan
1. Fase Orientasi :
“Assalamu’alaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Arman, Saya perawat
yang sekarang lagi bertugas di ruang perawatan ini, jadi selama bertugas, saya akan
merawat Bapak” Boleh saya tahu nama Bapak siapa? Dan senangnya di panggil
apa ?
apakah ada perasaan gelisah, cemas dan yang membuat bapak bingung ?
c). Kontrak
Topik
membuat bapak gelisah, cemas dan apa yang membuat bapak tampak bingung ,”
Waktu
Atau jika tidak keberatan waktunya bias bapak saja yang sesuaikan selama
pendengar yang baik dan jikalau memungkinkan saya akan member solusi dari
Tempat
Bagaimana kalau kita berdiskusi diruangan ini saja Bapak K.B ?Apakah Bapak
setuju?
2. Fase Kerja
Selamat Pagi Bapak K.B, bagaimana perasaan Bapak ?Apakah Bapak K.B masih
merasa cemas dan gelisah? Apakah bapak K.B masih bingung? Maukah bapak K.B
memberi tahukan ke saya apa yang membuat bapak K.B merasa cemas dan gelisah ?
maukah bapak memberitahukan ke saya apa yang membuat bapak bingung? Bapak K.B
bisa bercerita apa saja, yang membuat bapak meras cemas,gelisah dan membuat bapak
bingung saya akan senantiasa mendengarkan, apabila bapak K.B membutuhkan sesuatu
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Coba bapak jelaskan apa yang membuat bapak merasa cemas,gelisah dan yang
b. Tindak Lanjut
“Apakah besok Bapak K.B Bersedia untuk berbincang-bincang lagi dengan saya ?”
“ Bapak K.B ingin kita berdiskusi dimana ? Bagaimana kalau diruangan ini lagi ?”
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
3. Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi :
“Assalamu’alaikum, selamat pagi pak, masih ingat dengan saya”. “Bagus Bapak yah
saya Arman, sesuai dengan janji saya kemarin, hari ini kita ketemu lagi”
“ bagaimana perasaan bapak hari ini, nampaknya bapak terlihat sangat segar pagi ini.”
“Seperti yang saya katakan kemarin bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini
“ Apakah bapak masih cemas dan gelisah ? coba katakan apa yang membuat bapak
2. Fase Kerja
Sekarang kita bahas apa yang membuat bapak masih merasa cemas dan gelisah,
apabila bapak masih merasa cemas dan gelisah bapak bisa melakukan ibadah atau bersikir ,
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan Bapak K.B setelah berbincang-bincang dengan saya?”
b. Tindak Lanjut
“Apakah besok Bapak K.B Bersedia untuk berbincang-bincang lagi dengan saya ?”
“Bapak K.B ingin kita berdiskusi dimana ? Bagaimana kalau diruangan ini lagi ?”
A. KESIMPULAN
Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang
fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Demensia bukanlah suatu penyakit
kumpulan gejala yang bisa disebabkan oleh berbagai kelainan yang mempengaruhi
otak. Seorang penderita demensia memiliki fungsi intelektual yang terganggu dan
menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari baik dari pola aktivitas, pola
nutrisi, pola tidur maupun hubungan dengan orang sekitarnya. Penderita demensia
bahkan bisa mengalami perubahan kepribadian dan masalah tingkah laku seperti
mudah marah dan berhalusinasi. Seseorang didiagnosa demensia bila dua atau lebih
fungsi otak,seperti ingatan dan keterampilan berbahasa menurun secara signifikan tanpa