Minggu : IV
Judul Laporan Kasus : Asuhan keperawatan pada Ny. B post operasi section caesare (SC)
Penulis Laporan Kasus dan asal institusi : Isti Asmara (Institut Medika Drg. Suherman)
DO :
Pasien tampak lemah
Pasien tampak lemas
KU lemah
Kesadaran composmentis
GCS 15
Tampak ada luka jahitan pada perut bagian bawaj
Luka jahitan sesar melintang panjang 15 cm
TTV
TD : 120/90 mmHg
N : 90x/m
RR : 20x/m
S : 36.6oc
Pasien tampak tiduran saja
Tidak bergerak sama sekali
Aktivitas dibantu dengan keluarganya
Luka operasi bagus, tidak ada pus, tidak bengkak, tidak bau
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Tidak ada perdarahan
Pasien tampak bingung
Pasien sering bertanya tentang cara perawatan luka
Masalah Keperawatan :
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (luka post op)
2. Hambatan mobilitas fisik b.d kelemahan (√)
3. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentangperawatan pasca melahirkan
caesare
Rencana Tindakan yang akan di lakukan :
1. Kaji TTV
R : mengetahui keadaan pasien setiap harinya
2. Kaji respon pasien terhadap aktivitas
R : mengetahui keluhan kelemahan
3. Anjurkan pasien untuk beristirahat
R : dengan istirahat dapat mempercepat proses pemulihan
4. Ajarkan pasien tahapan latihan mobilisasi post SC
R : membantu prosos mobilisasi dan proses penyembuhan luka lebih cepat
5. Bantu dalam pemenuhan atifitas sehari-hari sesuai kebutuhan
R : dapat memberikan rasa tenang dan aman pada pasien
6. Tingkatkan aktifitas secara bertahap
R : meningkatkan proses penyembuhan dan kemampuan koping emosional
7. Motivasi keluarga untuk membantu aktifitas pasien
R : mempercepat proses penyembuhan
Tindakan yang di lakukan oleh perawat :
1. mengkaji TTV
Hasil :
TD : 120/90 mmHg
N : 89x/m
RR : 19x/m
S : 36.6oc
2. mengkaji respon pasien terhadap aktivitas
Hasil : pasien tampak masih lemas dan lemah
3. menganjurkan pasien untuk beristirahat
Hasil : pasien tampak masih tiduran saja dengan posisi terlentang dan kaki lurus
4. mengajarkan pasien tahapan latihan mobilisasi post SC
Hasil : pasien sudah mulai bergerak sedikit demi sedikit
5. membantu dalam pemenuhan atifitas sehari-hari sesuai kebutuhan
Hasil : aktifitas mulai terpenuhi
6. meningkatkan aktifitas secara bertahap
Hasil : sudah mulai mika miki walau dibantu
7. memotivasi keluarga untuk membantu aktifitas pasien
Hasil : pasien sangat membantu pasien dalam proses aktifitas pasien
Evaluasi Keperawatan :
S:
Pasien mengatakan masih nyeri
Pasien mengatakan masih linu saat melakukan aktifitas atau gerak
Pasien mengatakn sudah mulai bisa bergerak sedikit sedikit
Pasien mengatakan pusing sudah hilang
Pasien mengatakan sudah merasa lebih baik
O:
Pasien tampak melakukan mika miki
Pasien tampak sudah bisa melakukan aktifitas walau masih dibantu
Pasien sudah mulai bergerak
KU sedang
Tampak lebih tenang
Tampak lebih nyaman
GCS 15
Kesadaran composmentis
TD : 120/90 mmHg
N : 85x/m
RR : 19x/m
S : 36.6oc
Pasien tampak sudah mulai duduk
Pasien sudah bisa menggendong anaknya dan menyusui
A : masalah teratasi
P : intervensi dilanjutkan dengan diagnose yang lain
Kesimpulan Laporan Kasus : dari kasus di atas dapat disimpulkan pasien datang dengan
keluhan mulas-mulas, dan perut kencang, pada saat di igd pasien di bawa ke ruang VK pada
saat di ruang vk dilakukan pemeriksaan djj, dan vt tetepai pada saat di ruang vk pasien tidak
ada perubahan untuk melahirkan akhirnya pasien disarannya untuk operasi sesar setelah
dilakukan operasi sesar pasien melahirkan seorang anak perempuan dengan keadaan normal,
pasien mengatakan ini anak pertama dari pernikahannya, dan setelah dilakukan pengkajian di
dapatkan data nyeri dan sulit untuk beraktivitas pasien juga mengatakan tidak mengetahui
bagaimana cara perawatan lukanya. Setelah sudah dilakukan intervensi pasien sudah mulai
bisa bergerak dan melakukan aktivitasnya secara bertahap dan pasien serta keluarga juga
sudah dijelaskan bagaimana cara perawatan luka pasca operasi dan cara menghilangkan nyeri,
pasien dan keluarga sudah memahami semuanya.
Saran untuk proses keperawatan : saran untuk proses keperawatan yaitu lebih detail lagi dalam
menganalisan atau menganamnesa pasien-pasien baru, karena pada saat sedang melakukan
pengkajian kita tidak mengetahui pasien mempunyai penyakit apa saja, mungkin penyakit
yang bisa menularkan kesemua orang dan lebih ditingkatkan kembali protocol kesehatan
dalam memberikan tindakan ataupun saat berinteraksi dengan pasien. Serta di tingkatkan
kembali dalam pembuatan dan penulisan askepnya lebih jelas dan komunikasinya lebih
terapeutik kembali.