TERM OF REFERENCE
SEKOLAH ASWAJA II
Tema
“Relevansi Aswaja dalam Arus Globalisasi”
PANITIA PELAKSANA SEKOLAH ASWAJA
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
(Commisariat Board of Indonesian Moslem Student Movement)
KOMISARIAT TIDAR
Jl. Duku 5E No.1, Kramat Selatan, Magelang Selatan, Kota Magelang
Tlp : 0877 2422 0110 (Arifin) Surel: pmiitidar@gmail.com
TERM OF REFERENCE
A. DASAR PEMIKIRAN
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah Organisasi ekstra kampus yang
berpijak pada ajaran Islam Ahlu Sunnah Wal Jama’ah (ASWAJA). Dalam kerangka
pemikiran di dalam tubuh PMII, bahwasanya ASWAJA tidak serta merta hanya menjadi
basis ideology organisasi, melainkan juga menjadi Manhaj Al-Fikr atau metode berfikir
dalam setiap melakukan gerakan. Sebagai Organisasi yang berbasis kepada ajaran Islam
Ahlu Sunnah Wal Jama’ah (ASWAJA) dalam melaksanakan agenda kaderisasinya,
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tentunya konsisten menanamkan Nilai-
nilai Ke-Aswajaan kepada setiap kader-kadernya.
Aswaja merupakan pondasi PMII dalam setiap menentukan arah gerak dan pemikiran.
Doktrin dan prinsip Aswaja harus tetap tertancapkan dalam setiap kader dan anggota.
Sebagai manhaj al-fikr di dalam tubuh PMII, tentunya Aswaja akan sangat menentukan
paradigma pemikiran dan gerakan. Hal inilah yang memberikan pandangan tentang
bagaimana aswaja memandang kondisi ekonomi-sosial-politik dan kebudayaan yang ada.
Dengan berpegang teguh kepada prinsip; tawasuth (moderat), tawazun (netral), tasamuh
(toleran) dan ta’adul (keseimbangan), dalam konteks beragama akan menciptakan
keseimbangan antara wahyu dan akal sehingga kita tidak terjabak dalam paham
skriptualisme dan rasionalisme. Selain dari itu, dalam konteks sosial kemasyarakatan kita
tidak terjebak dalam subjektivitas kebenaran. Artinya, bahwa kehidpan sosial
kemasyarakatan adalah suatu hal yang sangat kompleks yang harus dihadapi dengan
saling menghargai dan mentoleransi agar tercipta keseimbangan sosial.
Aswaja An-Nahdliyah sebagai pemikiran dan gerakan menghadapi berbagai tantangan
yag dimensinya global dan nasional yang keduanya menggerus sistem sosial dan ikut
terlibat dalam proses-proses pemaknaan simbol dan kepentingan dalam pertarungan
sosial dengan nahdliyin.
Oleh karena itu, pendalamanan nilai-nilai aswaja harus terus dilakukan, sebagai
bentuk ideologisasi untuk membendung dua arus besar yang sekarang ini sedang
menggempur tatanan sosial di Indonesia. Selain dari itu juga untuk meningkatkan jiwa
militansi kader PMII dalam mengawal kebhinekaan dan ideologi bangsa. Karena konsep
Aswaja tidak hanya berhenti didalam konteks keagamaan dan sosial kemasyarakatan,
tetapi juga menyentuh sendi-sendi kebangsaan dan kenegaraan yang terangkum dalam
“Hubbul Wathon Minal Iman”.
Ttd Ttd