Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Warren truss pertama kali dipatenkan oleh James Warren dan Willoughby
Theobald Monzani pada tahun 1848, yaitu sebagai struktur rangka batang pada
jembatan dan umumnya menggunakan material baja berat atau baja hot-rolled.
Seiring dengan perkembangan teknologi bahan konstruksi yang telah mengalami
kemajuan sangat pesat. Berbagai jenis peralatan dan material baru hadir dengan
tujuan membuat pelaksanaan konstruksi semakin mudah. Salah satunya adalah
baja canai dingin (cold form steel).
Menurut Mutuwalli (2007), baja canai dingin atau cold form steel
merupakan komponen yang ringan, tipis, dan mudah dalam pengerjaannya
dibandingkan dengan baja hot-rolled. Menurut Rachmawati (2014), baja canai
dingin (cold form steel) banyak digunakan pada konstruksi bangunan sebagai
material pengganti kayu dan secara intensif digunakan pada bangunan bertingkat
rendah low rise building.
Penelitian terkait warren truss dengan material baja canai dingin pernah
dilakukan oleh Mizan pada tahun 2013 yaitu membandingkan daya dukung
warren truss with vertical sebagai elemen struktur balok dengan material baja
ringan dan baja berat. Dari hasil pengujian didapatkan nilai beban ultimate
warren truss with vertical baja berat sebesar 1,25 ton sedangkan baja ringan
sebesar 0,20 ton dan niliai tegangan leleh (fy) baja berat sebesar 243,02 MPa dan
baja ringan sebesar 53,57 MPa.
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Saputra (2013) dengan
membandingkan daya dukung warren truss sebagai struktur rangka balok dengan
profil baja berat dan baja ringan. Dalam penelitian tersebut didapatkan nilai beban
ultimate warren truss baja berat sebesar 1,32 ton sedangkan warren truss baja
ringan sebesar 0,15 ton dan nilai tegangan leleh (fy) baja berat sebesar 243,02 MPa
dan baja ringan sebesar 139,55 MPa. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan
bahwa baja canai dingin memiliki nilai kekuatan dalam menahan beban yang jauh
lebih rendah dibanding dengan baja berat.
2

Wiguna & Walujodjati (2015), juga melakukan penelitian terkait kekuatan


baja canai dingin (cold form steel) sebagai alternatif untuk elemen struktur balok
pada rumah sederhana yang merespon gempa. Dalam penelitiannya elemen balok
yang menggunakan material baja canai dingin profil LC 12730 tipe toe to toe
dengan ketebalan 3 mm dapat menahan geser dan lentur sesuai persyaratan desain.
Nilai Mn = 5,641 x 106 Nmm lebih besar dari Mu = 939.200 Nmm, sehingga
tekuk lokal dan tekuk lateral masih mampu ditahan oleh penampang.
Penelitian terkait profil baja canai dingin dilakukan oleh Fitrah & Herman
(2019) dengan variasi profil penampang yaitu profil Double Channel (D.C) Back
to Back, Double Channel (D.C) Box to Box, dan Single Channel. Dari hasil
penelitiannya didapatkan profil penampang D.C Box to Box paling kuat dibanding
D.C Back to Back dan Single Channel dengan nilai beban ultimate berturut
sebesar 30,50 MPa; 28,35 MPa; dan 18,69 MPa.
Namun menurut Dewobroto (2011), baja canai dingin masih memiliki
resiko keruntuhan yang lebih kompleks, sehingga resiko kegagalan akan lebih
tinggi jika digunakan konfigurasi struktur yang tidak bisa digunakan sebelumnya.
Tjong, dkk. (2019) dalam makalah seminarnya juga mengatakan bahwa untuk
mendapatkan konfigurasi rangka batang baja yang optimum, salah satu caranya
dapat dilakukan dengan melakukan variasi terhadap bentuk rangka batang yang
menyangkut posisi (koordinat) dari joint.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait penggunaan
baja canai dingin sebagai elemen struktur khususnya balok. Penelitian ini berjudul
“Analisis Rangka Balok Tipe Warren with Vertical Menggunakan Cold Form
Steel Untuk Gedung Bertingkat Sederhana”. Profil yang digunakan adalah Double
Channel Box to Box C75.75 dengan variasi jarak antar joint pada rangka balok.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut terkait tegangan
dan lendutan baja canai dingin yang digunakan sebagai elemen struktur balok
khususnya pada gedung bertingkat sederhana.
3

1.2 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui nilai tegangan maksimum rangka balok baja canai
dingin tipe warren with vertical dengan variasi jarak antar joint
menggunakan software finite element method (FEM).
2. Untuk mengetahui nilai lendutan maksimum rangka balok baja canai
dingin tipe warren with vertical dengan variasi jarak antar joint
menggunakan software finite element method (FEM).

1.3 Batasan Masalah


Dalam penelitian ini diberikan beberapa batasan masalah sebagai berikut:
1. Rangka balok menggunakan material baja canai dingin (cold form steel)
tipe warren with vertical.
2. Mutu baja canai dingin G550.
3. Profil baja canai dingin yang digunakan adalah profil Double Channel Box
to Box C75.75 dengan ukuran 75x35x0,75.
4. Rangka Balok diasumsikan tersambung sendi-sendi.
5. Tumpuan menggunakan sendi dan rol.
6. Beban yang bekerja adalah beban gravitasi, yaitu beban vertikal berupa
beban hidup dan beban mati.
7. Bentang balok 2,7 m.
8. Tinggi balok 0,3 m.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi mahasiswa jurusan teknik sipil
Menambah wawasan tentang kekuatan rangka balok tipe warren with
vertical dengan material baja canai dingin secara analisis.
2. Bagi instansi terkait
Sebagai rujukan dalam mempertimbangkan perencanaan pembangunan
elemen struktur balok pada gedung bertingkat sederhana.
3. Bagi peneliti
4

Sebagai rujukan dalam menyelesaikan penelitian pada tugas akhir, skripsi,


disertasi, atau tesis.

1.5 Definisi Istilah


1. Rangka balok baja canai dingin (cold formed steel) tipe warren with
vertical adalah struktur rangka balok dengan material baja canai dingin
yang berfungsi untuk memikul beban gravitasi dan beban lateral pada
balok, kemudian didistribusikan ke kolom hingga pondasi.
2. Baja canai dingin (cold formed steel) merupakan jenis baja yang
dihasilkan dari proses roll forming pada kondisi dingin dan memiliki
ketebalan tipis berkisar antara 0,2 – 3 mm.
3. Gedung bertingkat sederhana adalah gedung bertingkat dua.

Anda mungkin juga menyukai