Warren truss pertama kali dipatenkan oleh James Warren dan Willoughby Theobald Monzani pada tahun 1848, yaitu sebagai struktur rangka batang pada jembatan dan umumnya menggunakan material baja berat atau baja hot-rolled. Seiring dengan perkembangan teknologi bahan konstruksi yang telah mengalami kemajuan sangat pesat. Berbagai jenis peralatan dan material baru hadir dengan tujuan membuat pelaksanaan konstruksi semakin mudah. Salah satunya adalah baja canai dingin (cold form steel). Menurut Mutuwalli (2007), baja canai dingin atau cold form steel merupakan komponen yang ringan, tipis, dan mudah dalam pengerjaannya dibandingkan dengan baja hot-rolled. Menurut Rachmawati (2014), baja canai dingin (cold form steel) banyak digunakan pada konstruksi bangunan sebagai material pengganti kayu dan secara intensif digunakan pada bangunan bertingkat rendah low rise building. Penelitian terkait warren truss dengan material baja canai dingin pernah dilakukan oleh Mizan pada tahun 2013 yaitu membandingkan daya dukung warren truss with vertical sebagai elemen struktur balok dengan material baja ringan dan baja berat. Dari hasil pengujian didapatkan nilai beban ultimate warren truss with vertical baja berat sebesar 1,25 ton sedangkan baja ringan sebesar 0,20 ton dan niliai tegangan leleh (fy) baja berat sebesar 243,02 MPa dan baja ringan sebesar 53,57 MPa. Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Saputra (2013) dengan membandingkan daya dukung warren truss sebagai struktur rangka balok dengan profil baja berat dan baja ringan. Dalam penelitian tersebut didapatkan nilai beban ultimate warren truss baja berat sebesar 1,32 ton sedangkan warren truss baja ringan sebesar 0,15 ton dan nilai tegangan leleh (fy) baja berat sebesar 243,02 MPa dan baja ringan sebesar 139,55 MPa. Dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa baja canai dingin memiliki nilai kekuatan dalam menahan beban yang jauh lebih rendah dibanding dengan baja berat. 2
Wiguna & Walujodjati (2015), juga melakukan penelitian terkait kekuatan
baja canai dingin (cold form steel) sebagai alternatif untuk elemen struktur balok pada rumah sederhana yang merespon gempa. Dalam penelitiannya elemen balok yang menggunakan material baja canai dingin profil LC 12730 tipe toe to toe dengan ketebalan 3 mm dapat menahan geser dan lentur sesuai persyaratan desain. Nilai Mn = 5,641 x 106 Nmm lebih besar dari Mu = 939.200 Nmm, sehingga tekuk lokal dan tekuk lateral masih mampu ditahan oleh penampang. Penelitian terkait profil baja canai dingin dilakukan oleh Fitrah & Herman (2019) dengan variasi profil penampang yaitu profil Double Channel (D.C) Back to Back, Double Channel (D.C) Box to Box, dan Single Channel. Dari hasil penelitiannya didapatkan profil penampang D.C Box to Box paling kuat dibanding D.C Back to Back dan Single Channel dengan nilai beban ultimate berturut sebesar 30,50 MPa; 28,35 MPa; dan 18,69 MPa. Namun menurut Dewobroto (2011), baja canai dingin masih memiliki resiko keruntuhan yang lebih kompleks, sehingga resiko kegagalan akan lebih tinggi jika digunakan konfigurasi struktur yang tidak bisa digunakan sebelumnya. Tjong, dkk. (2019) dalam makalah seminarnya juga mengatakan bahwa untuk mendapatkan konfigurasi rangka batang baja yang optimum, salah satu caranya dapat dilakukan dengan melakukan variasi terhadap bentuk rangka batang yang menyangkut posisi (koordinat) dari joint. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait penggunaan baja canai dingin sebagai elemen struktur khususnya balok. Penelitian ini berjudul “Analisis Rangka Balok Tipe Warren with Vertical Menggunakan Cold Form Steel Untuk Gedung Bertingkat Sederhana”. Profil yang digunakan adalah Double Channel Box to Box C75.75 dengan variasi jarak antar joint pada rangka balok. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut terkait tegangan dan lendutan baja canai dingin yang digunakan sebagai elemen struktur balok khususnya pada gedung bertingkat sederhana. 3
1.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui nilai tegangan maksimum rangka balok baja canai dingin tipe warren with vertical dengan variasi jarak antar joint menggunakan software finite element method (FEM). 2. Untuk mengetahui nilai lendutan maksimum rangka balok baja canai dingin tipe warren with vertical dengan variasi jarak antar joint menggunakan software finite element method (FEM).
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini diberikan beberapa batasan masalah sebagai berikut: 1. Rangka balok menggunakan material baja canai dingin (cold form steel) tipe warren with vertical. 2. Mutu baja canai dingin G550. 3. Profil baja canai dingin yang digunakan adalah profil Double Channel Box to Box C75.75 dengan ukuran 75x35x0,75. 4. Rangka Balok diasumsikan tersambung sendi-sendi. 5. Tumpuan menggunakan sendi dan rol. 6. Beban yang bekerja adalah beban gravitasi, yaitu beban vertikal berupa beban hidup dan beban mati. 7. Bentang balok 2,7 m. 8. Tinggi balok 0,3 m.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi mahasiswa jurusan teknik sipil Menambah wawasan tentang kekuatan rangka balok tipe warren with vertical dengan material baja canai dingin secara analisis. 2. Bagi instansi terkait Sebagai rujukan dalam mempertimbangkan perencanaan pembangunan elemen struktur balok pada gedung bertingkat sederhana. 3. Bagi peneliti 4
Sebagai rujukan dalam menyelesaikan penelitian pada tugas akhir, skripsi,
disertasi, atau tesis.
1.5 Definisi Istilah
1. Rangka balok baja canai dingin (cold formed steel) tipe warren with vertical adalah struktur rangka balok dengan material baja canai dingin yang berfungsi untuk memikul beban gravitasi dan beban lateral pada balok, kemudian didistribusikan ke kolom hingga pondasi. 2. Baja canai dingin (cold formed steel) merupakan jenis baja yang dihasilkan dari proses roll forming pada kondisi dingin dan memiliki ketebalan tipis berkisar antara 0,2 – 3 mm. 3. Gedung bertingkat sederhana adalah gedung bertingkat dua.