Anda di halaman 1dari 5

Mengenal pialang saham, profesi dengan penghasilan berlimpah

Bursa Efek Indonesia. ©2015 Merdeka.com/imam buhori

KHAS | 15 September 2016 08:33

Reporter : Marselinus Gual

Merdeka.com - Tak banyak profesi bisa mendatangkan pemasukan berlimpah dalam waktu singkat.
Salah satu profesi yang masuk kategori tak banyak itu adalah pialang saham.

"Saya mendapat ratusan juta dalam sebulan. Cukuplah untuk hidup," kata seorang pialang saham yang
ingin dipanggil Andre, saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu. Pria 46 tahun itu
bernaung di sebuah perusahaan sekuritas atau perantara perdagangan saham ternama di Indonesia.

Berdasarkan omongan Andre, boleh dibilang, pialang saham pada umumnya hidup berkecukupan.
Bagaimana tidak. Selain gaji yang diterima dari perusahaan sekuritas yang menaunginya, seorang pialang
saham bisa mendapatkan komisi dari setiap hasil transaksi saham nasabahnya.

Besaran komisinya variatif. Itu tergantung dari kemampuan dan pengalaman sang pialang. Sekadar
ilustrasi, pialang dengan pengalaman kerja lima hingga tujuh tahun biasanya bisa meraup komisi
puluhan juta rupiah per bulan.

Penghasilan berlimpah umumnya membawa perubahan dalam gaya hidup seseorang. Tak terkecuali
pialang saham.
Tak sedikit pialang yang berpakaian necis, mengendarai mobil mewah, dan tinggal di rumah megah.
Kemudian, kegemarannya bermain golf dan makan di resoran mahal.

"Ada broker yang begitu tapi tergantung masing-masing pribadi yah," jelas Andre.

Menjadi pialang sukses tak semudah membalikkan telapak tangan. Awalnya, seorang pialang harus
melewati proses ketat untuk mengantongi lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selain itu, dia harus pintar membaca peluang investasi di pasar keuangan untuk ditawarkan ke
nasabahnya.

"Penguasaan produk saham, obligasi dan reksa dana, misalnya. Menandakan bahwa pasar modal bukan
hanya bicara saham saja. Karena jika demikian, pengertiannya terlalu sempit," cerita Andre.

Saidu Solihin, pialang senior, menyebut profesi broker saham mulai ramai di Indonesia pada pada
pertengahan 2003. Kala itu pangsa pasar investor ritel dikuasai para broker di bawah bendera PT
Sarijaya Permana Securities.

Namun, belasan tahun berlalu, jumlah pialang saham masih sangat minim, hanya sekitar 0,11 persen
dari total penduduk Indonesia. Jika digabung dengan investor, porsinya hanya 0,68 persen dari total
populasi Indonesia.

"Jumlah itu baru mau mendekati satu persen ya. Tapi belum dikatakan banyak. Masih sangat sedikit,"
kata mantan ketua umum Ikatan Pialang Efek Indonesia saat berbincang dengan merdeka.com,
beberapa waktu lalu.

Untuk memasyarakatkan profesi broker saham, Saidu pernah membuat film bertajuk 'Sang Pialang'. Film
besutan Asad Amar dan dirilis tiga tahun itu bercerita tentang kehidupan mewah para pialang saham
yang sukses menaklukkan dunia pasar modal.
"Tantangannya sih film ini tidak banyak yang nonton tapi tujuan kami adalah mau agar masyarakat kenal
apa itu pasar modal."

Film itu juga menampilkan fakta yang terjadi di dunia pasar modal. Bahwa tak semua pialang saham itu
baik.

Pialang yang baik, kata Saidu, tidak mengejar keuntungan semata. Lebih penting dari itu, dia harus
memberikan informasi secara berkala yang tidak menyesatkan investor.

Sebaliknya, pialang saham yang buruk kerap melabrak aturan guna meraup komisi sebanyak mungkin.
Dia memaksa nasabah untuk melakukan transaksi.

"Cara mengenal broker yang baik adalah dari track record-nya atau cek di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)."

OJK adalah otoritas yang mengeluarkan lisensi untuk pialang saham. Untuk mendapatkan lisensi itu,
seseorang harus lulus ujian Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE). Kemudian, bergabung ke dalam satu
perusahaan sekuritas.

"Bagus tidaknya broker terletak pada rekomendasi atau informasi yang diberikan. Jika sering tepat,
maka tidak jarang nasabah mempercayakan pengelolaan dana padanya," kata ayah lima anak itu.

"Belajar terus menerus. Jangan karena sudah senior lalu berhenti membaca atau riset. Bisa kalah tuh
dengan yang muda-muda." (mdk/yud)

TOPIK TERKAIT

Bursa Saham

BEI

Ekonomi Indonesia
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

REKOMENDASI

UANG

Per September, saham syariah kuasai 54 persen pasar modal Indonesia

UANG

Akibat Galaxy Note 7, Samsung berpotensi kehilangan Rp 188 T

Backstage POPA #26 bersama Jirayut & Indra Bekti | Pop Academy 2020

UANG

Saham Apple naik 2 persen, Samsung malah anjlok 7 persen

UANG

Bos IMF terseret kasus penjualan saham Adidas

UANG

Galaxy Note 7 ditarik, saham Samsung 'kebakaran'


UANG

Pendapatan Tiphone melonjak usai akuisisi Simpatindo

PERISTIWA

70 Event Pariwisata di Palembang Batal Digelar Akibat Pandemi Covid-19

PERISTIWA

Terlilit Masalah Ekonomi, Seorang Pria Nekat Gantung Diri di Pohon

PERISTIWA

Buron 1,7 Tahun, DPO Tahanan yang Kabur dari Polres Palembang Diringkus

PERISTIWA

Wanita Pelajar Ditemukan Tewas di Hotel Semarang, Diduga Dibunuh Teman Kencannya

PERISTIWA

Satgas Covid-19 Selesaikan Skrining Kasus Klaster Keluarga di Yogyakarta

SEHAT

Tak Bakal Kedaluwarsa, Ini 8 Makanan yang Aman untuk Terus Disimpan

BERITA TERBARU

BERITA HARI INI

BERITA TRENDI

Anda mungkin juga menyukai