Anda di halaman 1dari 3

1.

World Geodetic System disingkat WGS adalah sebuah standar yang digunakan


dalam pemetaan, geodesi, dan navigasi terdiri dari bingkai koordinat standar Bumi, Datum geodetik,
(referensi permukaan standar bulat (acuan atau referensi elipsoid) untuk data ketinggian mentah, dan
permukaan ekuipotensial gravitasi (geoid) dipakai sebagai pendefinisian tingkat nominal laut. Datum
yang digunakan untuk penentuan posisi GPS disebut WGS84 (World Geodetic System 1984). Ini terdiri
dari tiga dimensi sistem koordinat Cartesian dan ellipsoid terkait, sehingga posisi WGS84 dapat
digambarkan sebagai salah koordinat XYZ Cartesian atau lintang, bujur dan koordinat elipsoid tinggi.
Asal usul datum adalah Geocentre (pusat massa Bumi) dan dirancang untuk posisi mana saja di Bumi.

2. KKH ( Kerangka Kontrol Horizontal ) dan KKV ( Kerangka Kontrol Vertikal )


KKH adalah : Kerangka Kontrol Horisontal (KKH) merupakan kerangka dasar pemetaan yang

memperlihatkan posisi horisontal (X,Y) antara satu titik relatif terhadap titik yang lain di permukaan
bumi pada bidang datar.
KKV adalah :merupakan teknik dan cara pengukuran kumpulan titik - titik yang telah diketahui atau
ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu.

3. a. Watrerpass / Automatic level


dipakai untuk mengukur perbedaan ketinggian dari satu titik acuan ke acuan berikutnya.
b. Theodolite
dipakai untuk pengukuran sudut Horizontal dan Vertical
c. Totalstation
digunakan dalam pemetaan dan konstruksi bangunan. Total Station merupakan alat pengukur
jarak dan sudut (sudut horisontal dan sudutvertikal) secara otomatis.
d. Baak Ukur ( Rambu Ukur )
berfunsi sebagai obyek pesawat untuk mendapatkan data data bacaan benang
e. Jalon (Range Pole)
berfunsi sebagai alat bantu memegang baak ukur.

4.  Backsight station adalah titik pengukuran yang berada dibelakang alat.


5.
.
6. Pada cara mengikat kebelakan, ,Alat ukur didirikan pada titik yang akan ditentukan posisinya
P(xP,yP). Alat ukur digunakn untuk mengamati titik-titik tetap yang sudah diketahui koordinatnya,
sehingga titik ikat yang diperlukan minimal tiga buah titik tetap A (Xa , Ya), B (Xb , Yb), C (Xc , Yc)
● dari titik P diukur sudut APB (y) dan jarak Dap
● dari titk P diukur sudut BPC (θ) dan jarak Dap

7. Resection adalah metode untuk menentukan kedudukan/posisi di peta dengan menggunakan dua


atau lebih tanda medan yang dikenali dan diketahui posisinya di peta.
Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan
yang sudah diketahui posisinya di peta.
8. Centring adalah untuk mensejajarkan nivo pada alat pengukuran sehingga alat bisa
digunakan sesuai dengan standar.
Levelling adalah proses pengukuran untuk mengetahui beda tinggi dari satu titik ke
titik yang lain

 Sketsa centring
 Sketsa Levelling

9. A. Kesalahan alami
Biasanya, suatu pengukuran dilakukan di lingkungan yang tidak dapat dikontrol. Efek suhu, tekanan
atmosfer, angin, gravitasi bumi pada alat ukur akan menimbulkan kesalahan-kesalahan pada hasil
pengukuran.

B. Kesalahan alat
Pengukuran, baik yang dilakukan dengan alat ukur yang sederhana maupun alat ukur yang canggih,
tetap saja memungkinkan terjadinya kesalahan, misalnya karena ketidaksampumaan pembuatan alat
ukumya di pabrik atau kesalahan kalibrasi.
C. Kesalahan manusia
Karena manusia secara langsung terlibat dalam pengukuran, dan cukup banyak unsur subjektif dalam
diri manusia, maka kesalahan yang diakibatkan oleh manusia sangat mungkin terjadi dalam
pengukuran. Sistem otomatisasi dan digitalisasi telah mengurangi sumber kesalahan yang berasal dari
manusia ini. Contoh kesalahan yang ditimbulkan oleh manusia adalah kesalahan paralaks.
D. Kesalahan hitung
Kesalahan hitung meliputi cukup banyak hal, misalnya tentang jumlah angka penting yang berbeda-
beda dari beberapa hasil pengukuran, kesalahan pembulatan hasil pengukuran, dan penggunaan
faktor konversi satuan.
E. Kesalahan Sistematik Kesalahan sistematik
dalam pengukuran adalah kesalahan-kesalahan yang secara umum berkaitan dengan kesalahan
pengaturan alat, kalibrasi alat ukur, atau pengaruh lingkungan tempat di mana pengukuran dilakukan.
Contoh kesalahan sistematik adalah ketika meteran plastik yang digunakan tukang bangunan untuk
mengukur jarak antara dua titik memanjang karena panas, diameter ban mobil bukan diameter
sebenamya yang akan menghasilkan bacaan jarak tempuh pada odometer mobil, dan lain sebagainya.
Karena kesalahan sistematik bisa dilacak sumbemya, maka kesalahan sistematik bias dikoreksi atau
dikurangi.
F. KesalahanRandom(acak) Kesalahan random
tidak dapat dihindari. Kesalahan random dinyatakan dal tanda plus atau minus. Besar kesalahan
random tidak diketahui, tetapi dapat diperkirakan. Kesalahan random disebabkan oleh
ketidaksempumaan manusia dan alat, seperti halnya ketidakpastian dalam menentukan pengaruh
lingkungan terhadap pengukuran.
10. Kesalahan indeks veryikal terjadi garis teropong tidak betu-lbetu lmendatar, hal ini disebabkan
belum diaturnya nivo alhidade vertikal atau kesalahan garis bidik pada alat yang tidak
mempunyai nivo alhidade veryikal.Cara mengetahuinya dengan menjumlah teropong luar biasa
dan biasa, jika hasilnya tidak sama dengan 360 derajat maka terdapat kesalahan indeks vertikal.

11. Kesalahan kolimasi adalah kesalahan yang disebabkan oleh garis bidik yang
tidak tegak lurus sumbuII. Kesalahan
ini bisa diketahui dengan selisih antara bacaan biasa dan luar biasa yang tidak samadengan 180°

12. Akurasi : Menunjukkan kedekataan hasil pengukuran dengan nilai sesungguhnya


Presisi : Menunjukkan seberapa dekat perbedaan nilai pada saat dilakukan
pengulangan pengukuran.
Sketsa sbagi berikut

15. Untuk menggambarkan peta tersebut perlu dibuat terlebih dahulu suatu kerangka yang Pengantar
mempunyai posisi lokal atau posisi tetap yang akan melingkupi wilayah yang akan dipetakan
untuk menentukan posisi horizontal relative titik-titik dalam suatu system “KOORDINAT”

Anda mungkin juga menyukai