Analisis Perbaikan Postur Dan Metode Kerja Untuk Mengurangi Kelelahan Muskuloskeletal Di PT. XYZ Surabaya PDF
Analisis Perbaikan Postur Dan Metode Kerja Untuk Mengurangi Kelelahan Muskuloskeletal Di PT. XYZ Surabaya PDF
2, Desember 2013
Abstrak – Postur adalah kunci penting dari berbagai kelelahan kerja, penghilangan masalah yang timbul
faktor risiko. Pekerjaan yang membutuhkan repetisi pada sistem kerangka otot dan rasa tanggung jawab
dari postur dalam range yang ekstrim dalam motion untuk menjadikan pekerjaan tersebut menjadi lebih
repetitif dapat menyebabkan ketidakseimbangan menarik (Nurmianto, 1996). Bila postur yang
dalam unit tendon otot antagonis, yang mengakibatkan
degradasi fungsi sendi. Postur kerja sendiri juga
dibentuk dari metode kerja yang ada kurang baik,
memiliki keterkaitan dengan metode kerja. Optimasi maka akan menyebabkan kelelahan muskuloskeletal
metode kerja tidak hanya sekedar memilih metode dan yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan
mencari waktu kerja yang tersingkat, akan tetapi musculoskeletal disorder (MSD).
paling tidak mengikutsertakan adanya pengurangan
terhadap kelelahan kerja, penghilangan masalah yang PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak
timbul pada sistem kerangka otot. Penelitian untuk dalam bidang packaging produk perawatan tubuh
mengurangi kelelahan muskuloskeletal pada karyawan dan kecantikan. Sistem packaging bergerak dengan
pada studi kasus di PT. Surabaya dengan metode MTO (Make To Order). Pada bagian
menganalisis postur dan metode kerja karyawan saat assembly line di PT. XYZ pekerjaan dilakukan
ini serta kelelahan muskuloskeletal yang ditimbulkan.
secara penuh oleh manusia atau padat karya
Pengumpulan data dilakukan dengan metode
kuesioner (Standard Nordic Questionnaire), observasi, sehingga karyawan pada bagian assembly line
wawancara, dan studi pustaka. Data diolah dengan berpotensi mengalami kelelahan muskuloskeletal.
menggunakan analisis reliabilitas, normalitas, Selain itu, pekerjaan dilakukan dengan posisi statis
penggunaan RULA Worksheet, analisis pengukuran di tempat duduk selama jam kerja yaitu delapan jam.
beban kerja menggunakan metode lifting index, dan Oleh sebab itu, peneliti ingin meneliti dan
metode perancangan produk dari proses menganalisis metode dan postur kerja yang dapat
pengembangan konsep hingga pembuatan prototype. menyebabkan kelelahan muskuloskeletal untuk
Penelitian dilakukan di PT. XYZ Surabaya dengan mengurangi risiko musculoskeletal disorder dan
objek penelitian karyawan bagian assembling. Dari
pada akhirnya berdampak pada terjaganya
hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar
karyawan mengalami kelelahan muskuloskeletal. produktivitas perusahaan.
Untuk menanggulanginya, peneliti merancang kursi
prototype ergonomis yang sesuai dengan antropometri Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui
tubuh karyawan dan beberapa perbaikan pada metode postur dan metode kerja saat ini, serta kelelahan
kerja dan layout stasiun kerja. muskuloskeletal pada bagian tubuh tertentu yang
disebabkan oleh kondisi kerja yang ada. Dengan
I. PENDAHULUAN mengetahui permasalahan yang ada, dilakukan
analisis untuk merancang perbaikan yang dapat
Postur adalah kunci penting dari berbagai faktor mengurangi kelelahan muskuloskeletal yang dialami
risiko. Pekerjaan yang membutuhkan repetisi dari karyawan.
postur dalam range yang ekstrim dalam motion
repetitif dapat menyebabkan ketidakseimbangan Penelitian dilakukan di PT. XYZ dengan ruang
dalam unit tendon otot antagonis, yang lingkup bagian assembly line atau assembling karena
mengakibatkan degradasi fungsi sendi (Bridger, sebagian pekerjaan dilakukan secara manual oleh
2003). Postur kerja juga memiliki keterkaitan karyawan sehingga berpotensi menimbulkan
dengan metode kerja. Optimasi metode kerja tidak kelelahan muskuloskeletal.
hanya sekedar memilih metode dan mencari waktu
kerja yang tersingkat, akan tetapi paling tidak
mengikutsertakan adanya pengurangan terhadap
98
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 2 No. 2, Desember 2013
Pendekatan dengan metode kualitatif dengan Tabel 1. Demografi Karyawan Responden SNQ
analisis Standard Nordic Questionnaire untuk No Kategori Golongan Jumlah Persentase
Jenis Laki-laki 0 0%
menemukan bagian tubuh yang sering mengalami 1
Kelamin Perempuan 32 100%
kelelahan muskuloskeletal, penilaian tingkat resiko < 20 tahun 1 3%
melalui postur tubuh menggunakan RULA 20-25 tahun 7 22%
worksheet, dan metode perancangan produk dari 2 Usia 25-30 tahun 7 22%
proses pengembangan konsep hingga pembuatan 30-35 tahun 2 6%
> 35 tahun 15 47%
prototype. Pendekatan dengan metode kuantitatif
< 40 kg 1 3%
menggunakan metode penentuan reach dimension Berat 40-50 kg 11 34%
untuk menentukan dimensi stasiun kerja dan 3
Badan 50-60 kg 13 41%
clearance dimension untuk menentukan dimensi > 60 kg 7 22%
fasilitas yang dirancang dan analisis beban kerja < 1 tahun 0 0%
menggunakan lifting index. 1-2 tahun 5 15%
Lama
4 2-3 tahun 4 13%
Bekerja
3-4 tahun 4 13%
III. HASIL DAN PEMBAHASAN > 5 tahun 19 59%
Sumber: Data Primer 2012
Metode pengumpulan data yang dilakukan
pertama kali adalah peninjauan data historis Dari hasil penyebaran kuesioner, maka diperoleh:
perusahaan untuk menemukan jenis produk yang
memiliki akumulasi jumlah produksi terbanyak 1. Untuk kelelahan yang dirasakan selama 12
selama enam bulan terakhir. Metode ini bertujuan bulan terakhir
untuk menentukan secara spesifik proses perakitan
Tabel 2. Indikasi Kelelahan Selama 12 Bulan Terakhir
produk yang akan dipantau lebih lanjut. Dari hasil Tingkat Sakit
peninjauan data historis, diperoleh bahwa proses N Bagian Jum Persen
Agak Sangat
o Tubuh lah tase Sakit
perakitan produk DK 499 ‘Lilac’ OPQ Silver Sakit Sakit
memiliki jumlah produksi terbanyak selama enam 1 Leher 25 78% 19 6 0
bulan terakhir dengan jumlah produksi 705,782 2 Bahu 25 78% 13 11 1
Kanan
produk dari bulan Juni hingga bulan November. 3 Bahu Kiri 24 75% 15 8 1
Proses perakitan produk DK 499 ‘Lilac’ akan 4 Siku 15 47% 15 0 0
ditinjau lebih lanjut karena produk tersebut memiliki Kanan
jumlah produksi terbanyak selama enam bulan 5 Siku Kiri 13 41% 13 0 0
terakhir, dengan kata lain mendominasi proses 6 Punggung 26 81% 12 13 1
7 Pinggang 22 69% 10 11 1
perakitan compact case. Dengan melakukan 8 Pergelang 18 56% 14 4 0
perbaikan pada proses tersebut, maka dampak an
perbaikan menjadi signifikan. Tangan
Kanan
Metode pengumpulan data kedua melalui 9 Pergelang 13 41% 11 2 0
an
wawancara dengan tujuan sebagai pre-survei Tangan
sebelum penyebaran kuesioner. Wawancara Kiri
dilakukan terhadap delapan orang karyawan dengan 10 Paha 13 41% 11 1 1
pengelompokkan empat orang karyawan yang sudah 11 Lutut 12 38% 9 2 1
lama bekerja dan empat orang karyawan yang baru 12 Pergelang 13 41% 7 5 1
an Kaki
mulai bekerja. Dari hasil wawancara diperoleh Sumber: Data Primer 2012
bahwa karyawan yang baru bekerja ±2-3 tahun tidak
mengalami kelelahan muskuloskeletal. Namun,
karyawan yang telah bekerja selama lebih dari lima
tahun mengeluh mengenai kelelahan
muskuloskeletal pada bagian leher, bahu, punggung,
99
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 2 No. 2, Desember 2013
2. Untuk kelelahan yang dirasakan selama tujuh 2. Bahu Kanan – Posisi peralatan kerja yang
hari terakhir cukup jauh dari jangkauan tangan
3. Bahu Kiri – Posisi peralatan kerja yang cukup
Tabel 3. Indikasi Kelelahan Selama 7 Hari Terakhir jauh dari jangkauan tangan
Tingkat Sakit
No
Bagian Jum Persen
Agak Sangat
4. Punggung – Kecenderungan membungkuk
Tubuh lah tase Sakit ketika bekerja dalam waktu cukup lama
Sakit Sakit
1 Leher 19 59% 14 4 1 5. Pinggang – Kecenderungan membungkuk
2 Bahu 23 72% 13 10 0 ketika bekerja dalam waktu cukup lama
Kanan
3 Bahu 20 63% 10 10 0
Kiri
2. Analisis RULA Worksheet
4 Siku 12 38% 10 2 0
Kanan Berikutnya adalah pengambilan gambar postur
5 Siku 12 38% 10 2 0 kerja karyawan untuk mengetahui tingkat resiko
Kiri pekerjaan melalui RULA worksheet. Pengambilan
6 Punggu 20 63% 14 5 1
ng
gambar dilakukan pada setiap stasiun kerja perakitan
7 Pingga 19 59% 11 7 1 DK 499 ‘Lilac’. Pada setiap prosesnya, dilakukan
ng pengambilan gambar lebih dari satu kali hingga
8 Pergela 13 41% 9 4 0 memperoleh gambar yang benar-benar
ngan menggambarkan kondisi kerja saat itu. Dari seluruh
Tangan
Kanan proses, khusus proses packaging dibagi menjadi
9 Pergela 11 34% 7 4 0 empat bagian dan tiga diantaranya dibahas pada
ngan analisis RULA worksheet. Berikut adalah hasil
Tangan perhitungan tingkat resiko melalui RULA worksheet
Kiri
10 Paha 10 31% 8 1 1
berdasarkan gambar postur kerja yang diperoleh:
11 Lutut 10 31% 6 3 1
12 Pergela 10 31% 6 3 1 Tabel 5. Rangkuman Analisis Perbaikan Berdasarkan RULA
ngan Worksheet
Kaki No Nama Proses Skor Skor Final Perbaikan
Sumber: Data Primer 2012 Tabel Tabel B Score
A
1 Opening 4 5 5 Perlu dalam
waktu
3. Untuk kelelahan hingga tidak bisa melakukan dekat
pekerjaan selama 12 bulan terakhir 2 Pemasangan 4 4 4 Mungkin
Kaca dan dapat
Tabel 4. Indikasi Kelelahan Hingga Tidak Dapat Melakukan Frame dilakukan
Pekerjaan Selama 12 Bulan Terakhir 3 Press Kaca 4 4 4 Mungkin
dapat
dilakukan
No Bagian Tubuh Jumlah Persentase 4 Pembersihan 3 4 4 Mungkin
Kaca dapat
dilakukan
1 Leher 5 16% 5 Blowing 4 3 3 Mungkin
2 Bahu Kanan 4 13% dapat
3 Bahu Kiri 4 13% dilakukan
4 Siku Kanan 4 13% 6 Packaging A 4 6 6 Perlu dalam
5 Siku Kiri 3 9% waktu
6 Punggung 7 22% dekat
7 Pinggang 2 6% 7 Packaging B 3 5 4 Mungkin
8 Pergelangan Tangan Kanan 3 9% dapat
9 Pergelangan Tangan Kiri 2 6% dilakukan
10 Paha 4 13% 8 Packaging C 2 4 4 Mungkin
11 Lutut 4 13% dapat
12 Pergelangan Kaki 3 9% dilakukan
Sumber: Data Primer 2012 Sumber: Data Primer 2012
Dari hasil pengolahan data tabel 2, 3, dan 4 Dari hasil tabel 5, diperoleh bahwa perlu
diperoleh bahwa kelelahan muskuloskeletal yang dilakukan perbaikan pada masing-masing proses.
paling sering muncul adalah pada bagian leher, Namun, perbaikan dilakukan dengan urutan prioritas
bahu, punggung, dan pinggang. skor terbesar hingga terkecil. Dimulai dari
packaging A, opening, pemasangan kaca dan frame,
Beberapa penyebab kelelahan tersebut antara press kaca, pembersihan kaca, packaging B,
lain: packaging C, dan terakhir blowing. Pada penelitian
ini, pada proses blowing tidak akan dibahas
1. Leher – Posisi duduk yang tidak sesuai dengan perbaikannya karena waktu penelitian yang singkat
ketinggian meja dan skor akhirnya cukup kecil, namun perbaikan
100
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 2 No. 2, Desember 2013
yang disarankan nantinya akan mencakup seluruh digunakan untuk menghitung tingkat resiko postur
proses pada bagian saran perbaikan. leher dan punggung (batang tubuh). Dengan
mengurangi skor tingkat resiko pada table RULA B,
3. Analisis Beban Kerja Menggunakan Lifting maka peneliti memperkirakan bahwa akan terjadi
Index penurunan signifikan pada final score RULA
worksheet.
Berikutnya, untuk membahas tingkat resiko pada
proses packaging bagian keempat (bagian Dari hasil wawancara dan studi literatur,
memasukkan compact case dalam kardus), maka diperoleh kategori kursi sebagai berikut
digunakan metode perhitungan beban kerja
menggunakan lifting index. Digunakan metode ini Tabel 6. Kategori Kursi, Keterangan, dan Prioritasnya
karena proses ini cukup dinamis dan dapat dilakukan No Kategori Keterangan Prioritas
Kursi memiliki
pada posisi apa pun namun proses ini memiliki 1 Stabilitas Kursi empat atau lima Primer
daerah asal dan tujuan (posisi awal dan akhir) yang kaki
sama. Lifting index dihitung dari posisi awal dan Kursi dirancang
posisi akhir penempatan tumpukan compact case. pada populasi
persentil besar
Dengan massa beban sebesar 13.5 kg, maka 2 Kekuatan Kursi
sehingga dapat
Primer
digunakan rumus RWL berikut: menahan beban
berat.
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM Ketinggian
Ketinggian dapat
LC = Load Constant (23 kg) 3 diatur tanpa harus Sekunder
Mudah Diatur
turun dari kursi
HM = Horizontal Multiplier Dapat menahan
VM = Vertical Multiplier Primer
Sandaran beban punggung
4
DM = Distance Multiplier Punggung Sesuai dengan
Sekunder
AM = Asymmetric Multiplier bentuk punggung
FM = Frequency Multiplier Tidak menghambat
5 Fungsional Sekunder
perubahan postur
CM = Coupling Multiplier Dilapisi material
6 Bahan Material Sekunder
lunak
Lebar kursi sesuai
Dari rumus tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut: 7 Dudukan Kursi dengan ukuran Primer
tubuh karyawan
1. Lifting index posisi awal = 1.26 dengan RWL Sumber: Nurmianto 2008 dan wawancara 2013
= 10.71 kg
2. Lifting index posisi akhir = 2.16 dengan RWL
Dari kategori tersebut, maka dirumuskan
= 6.25 kg
beberapa kategori kursi yang telah disederhanakan
Dari hasil tersebut, dinyatakan bahwa beban menjadi empat kategori, yaitu kenyamanan,
kerja saat ini melebihi kemampuan karyawan. fungsional, stabilitas, dan kekuatan kursi. Dengan
Supaya tidak terjadi kelelahan muskuloskeletal dekomposisi masalah sebagai berikut:
berlebihan akibat pekerjaan tersebut, maka perlu
dilakukan pengurangan massa beban yang harus Jenis Bahan Nyaman
diangkut karyawan. Disarankan perusahaan Kursi
mengurangi massa beban yang harus diangkut Pengatur
Kursi Fungsional
karyawan setidaknya sesuai dengan RWL posisi Ketinggian Kursi
awal, yaitu sebesar 10.71 kg sehingga kelelahan Ergonomis
muskuloskeletal pada karyawan dapat dikurangi. Lebar sandaran Stabil
dan dudukan
4. Pembuatan Kursi Ergonomis
Kekuatan dan
Jumlah Kaki Kursi Daya Tahan
Dari hasil yang diperoleh pada SNQ dan RULA
worksheet, maka disarankan perbaikan berupa
penggunaan kursi ergonomis pada karyawan.
Perbaikan ini disarankan berdasarkan hasil SNQ Gambar 1. Black Box Dekomposisi Masalah
dimana kelelahan yang paling sering terjadi pada Perancangan Kursi Ergonomis
karyawan adalah kelelahan pada leher, bahu, Sumber: Data Primer 2013
punggung, dan pinggang. Jadi, penggunaan kursi
Setelah itu, disusunlah beberapa konsep kursi
tersebut diharapkan mengurangi kelelahan
muskuloskeletal pada leher, punggung, dan yang akan dijabarkan melalui pohon klasifikasi
pinggang. Selain itu, dari hasil RULA worksheet konsep seperti pada gambar 2:
diperoleh bahwa hasil final score yang cukup tinggi
sangat dipengaruhi oleh skor RULA B yang
101
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 2 No. 2, Desember 2013
102
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 2 No. 2, Desember 2013
103
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 2 No. 2, Desember 2013
Pertama, akan dijelaskan mengenai hasil Hasil evaluasi yang diperoleh kemudian
implementasi dan evaluasi yang diukur dengan ditabulasikan untuk diperoleh rata-ratanya untuk
RULA worksheet. Implementasi dilakukan dengan dibandingkan dengan hasil SNQ sebelum perbaikan.
mengujikan kursi ergonomis pada semua Perbandingan rata-rata yang digunakan memang
Workstation dan saran perbaikan layout untuk proses tidak seimbang, namun dari perbandingan tersebut
packaging. Kemudian, diambil gambar postur kerja peneliti memperoleh hasil sementara dari pengujian
karyawan yang digunakan untuk menghitung final kursi prototype pada karyawan bagian assembling
score dari RULA worksheet. Tabel 8 menunjukkan
evaluasi menggunakan RULA worksheet dari hasil Berikut adalah tabulasi dari data SNQ yang
implementasi yang dijalankan: diperoleh. Tabel 10 adalah data hasil Standard
Nordic Questionnaire setelah pengujian kursi
Tabel 8. Rekapitulasi Final Score RULA Worksheet Sebelum dan
prototype dari kedua karyawan penguji:
Sesudah Perbaikan
Final Score
No Proses Keterangan Tabel 9. Indikasi Kelelahan Selama 7 Hari Terakhir Setelah
Awal Evaluasi
Penggunaan Kursi Prototype
1 Opening Terjadi penurunan
5 4 Tingkat Sakit
tingkat resiko
No Bagian Tubuh Agak Sangat
2 Pemasangan Terjadi penurunan Sakit
Kaca dan 4 3 final score, tingkat Sakit Sakit
Frame resiko tetap 1 Leher 0 0 0
3 Press Kaca Final score tetap, 2 Bahu Kanan 2 0 0
4 4 namun skor RULA A 3 Bahu Kiri 1 0 0
menurun 4 Siku Kanan 2 0 0
4 Pembersihan 5 Siku Kiri 2 0 0
4 4 Final score tetap
kaca 6 Punggung 1 0 0
5 Blowing Final score tetap, 7 Pinggang 1 0 0
skor RULA A 8 Pergelangan 0 0 0
4 4
menurun, skor RULA Tangan Kanan
B meningkat
9 Pergelangan 0 0 0
6 Packaging Terjadi penurunan
Tangan Kiri
A 6 5 final score, tingkat
resiko tetap 10 Paha 0 0 0
7 Packaging 11 Lutut 0 0 0
4 4 Final score tetap 12 Pergelangan 0 0 0
B
8 Packaging Terjadi penurunan Kaki
4 2 Sumber: Data Primer 2013
C tingkat resiko
Sumber: Data Primer 2013
Pada kuesioner SNQ evaluasi hanya digunakan
Dari tabel rekapitulasi RULA worksheet tersebut, pertanyaan mengenai kelelahan yang dirasakan
diperoleh bahwa beberapa proses mengalami selama tujuh hari terakhir karena pengujian hanya
104
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 2 No. 2, Desember 2013
dilakukan selama dua minggu per karyawan. Selain dan fleksibilitas dengan fokus utama pada
itu, bila dilakukan pengujian hingga per tahun maka tingkat kenyamanan kursi. Selain itu, perbaikan
penelitian ini akan memakan waktu lama. Namun, lainnya adalah penataan layout antar
dari kuesioner ini peneliti dapat mengetahui dampak workstation dan metode pengambilan compact
yang dirasakan dari penggunaan kursi prototype case pada conveyor.
setidaknya selama seminggu terakhir.
Penelitian yang dilakukan ini belum sempurna.
Hasil pada tabel 9 menunjukkan bahwa oleh sebab itu, peneliti menyarankan beberapa hal
penggunaan kursi prototype memberikan dampak untuk penelitian yang akan dilakukan berikutnya:
yang baik bagi karyawan. Terlihat meskipun
karyawan masih mengalami kelelahan pada 1. Karena kurangnya waktu implementasi dan
beberapa bagian tubuh, namun tingkat kelelahan sampel yang kurang banyak, dampak dari
tersebut tidak sebesar tabel 3. Pada tabel 9, perbaikan yang disarankan kurang dapat
kelelahan hanya sebatas tingkat agak sakit. Selain diketahui secara lebih mendalam. Diharapkan
itu, karyawan tidak mengalami kelelahan pada untuk implementasi kedepannya, implementasi
bagian paha, lutut, dan pergelangan kaki yang dilakukan dalam waktu yang lebih lama dan
menunjukkan bahwa kursi prototype tersebut mengikutsertakan lebih banyak sampel
nyaman digunakan bagi karyawan bagian sehingga dampak dari perbaikan dapat
assembling. diketahui secara lebih mendalam dan
menyeluruh.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 2. Untuk penelitian berikutnya, diharapkan
memberikan saran perbaikan baru terhadap
Dari hasil laporan yang telah dibahas, maka beberapa proses yang memiliki final score
peneliti mengambil kesimpulan: RULA worksheet yang tidak berubah setelah
implementasi. Sehingga tingkat resiko pada
1. Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa proses tersebut berkurang dan kelelahan
secara keseluruhan metode kerja yang muskuloskeletal yang dialami karyawan dapat
diterapkan saat ini berpotensi menimbulkan ditekan.
kelelahan muskuloskeletal. Hal tersebut
disebabkan oleh jam kerja karyawan yang
diketahui cukup lama sekitar 8 jam bahkan
lebih bila lembur dan posisi kerja karyawan
yang cenderung statis selama melakukan
pekerjaan tersebut. Berdasarkan hasil yang
diperoleh dari pengolahan data Standard
Nordic Questionnaire, diketahui bahwa
sebagian besar karyawan mengalami kelelahan
muskuloskeletal pada bagian tubuh leher, bahu
kanan, bahu kiri, punggung, dan pinggang.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari RULA
worksheet, diketahui bahwa postur kerja pada
seluruh subproses di bagian assembling
pembuatan DK 499 “Lilac” OPQ Silver masih
memerlukan investigasi dan perbaikan lanjut
terutama pada bagian opening dan packaging
yang memiliki final score dan tingkat resiko
yang cukup tinggi. Hal tersebut disebabkan
postur tubuh karyawan yang menyebabkan
kelelahan muskuloskeletal pada stasiun
kerjanya.
2. Untuk mengurangi kelelahan muskuloskeletal
pada bagian assembling terutama pada proses
DK 499 “Lilac” OPQ Silver, maka dilakukan
perbaikan yang dapat diaplikasikan pada
seluruh stasiun kerja. Perbaikan yang
disarankan berupa perancangan kursi prototype
ergonomis yang sesuai dengan antropometri
tubuh karyawan yang digunakan pada seluruh
karyawan bagian assembling. Kursi yang
dirancang dinilai dari berdasarkan kategori
antara lain stabilitas, kekuatan, kenyamanan,
105
Jurnal GEMA AKTUALITA, Vol. 2 No. 2, Desember 2013
Bridger, R.S. 1995. Introduction to Ergonomic. Mc Graw- Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi, studi gerak dan
Hill Inc. USA. waktu. Surabaya: Prima Printing
Bridger, R.S. 2003. Introduction to Ergonomics 2nd Edition. Workrite Ergonomic. Home page on-line. available from
Taylor & Francis Inc. New York http://www.workriteergo.com/ ; Internet; diakses 10
Desember 2012.
Canada’s National Centre for Occupational Health and
Safety Information. Home page on-line. available from
http:// http://www.ccohs.ca// ; Internet; diakses 10 Desember
2012.
106