Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Supervise merupakan observasi secara personal pada fungsi atau aktivitas,


menyediakan kepemimpinan dalam proses asuhan keperawatan , atau aktivitas sementara
untuk mempertahankan akuntabilitas, dan mengevaluasi asuhan keperawatan secara tepat
( Huber,2006). Supervise adalah kegiatan keterampilan yang disadari dan di sengaja
bahwa penggunaan intervensi di perlukan sehingga tujuan, kualitas refleksi dan
pembelajaran terjadi (Davys & Beddoe, 2010). Supervise memberikan landasan
pengembangan individu dan tanggung jawab dalam melakukan praktik klinis (Falender &
shafranske, 2004).
Edward et al. (2005) menyatakan supervise klinis menjadi prasyarat penting
dalam melakukan asuhan keperawatan yang bermutu. Supervise klinis meningkatkan
kepercayaan dan hubungan dengan supervisor, dan kemampuan mendikusikan masalah
sensitive yang terjadi ditempat kerja. Cross, moore, dan ockerby (2010) menyatakan
supervise klinis dapat di implementasikan dalam lingkungan yang sibuk dengan sumber
daya minimal. Sementara lingkungan supervise tidak ideal karna jumlah yang hadir di
supervise berbeda setiap minggu. Model supervise klinis yang sering di gunakan pada
profesi keperawatan adalah model proctor meliputi normative, formatif, dan restorative.
(winstanley,2000,2001)
Pelaksanaan supervise membutuhkan seseorang supervisor. Kadushin dan
Harknerss (2002) menyatakan supervisor secara efektif dapat melaksanakan tanggung
jawabnya jika tersedia sumber daya yang cukup untuk melakukan pekerjaan tersebut. Hal
ini berarti supervisor harus memiliki tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan
memiliki sebagai keterampilan tertentu banyak supervisor mengemukakan masalah dalam
memberikan pelayanan dengan tenaga kerja yang tersedia dan kurangnya pengetahuan
serta keterampilan yang membatasi produktivitas unit (Kadushin & Harkness, 2002).
Supervisor memerlukan pendidikan dan pelatihan manajemen. Pelatihan diberikan
oleh organisasi pengembangan sumber daya manusia atau departemen pengembangan
staf keperawatan (Swansburg,2001). Program pelatihan dan pengembangan supervisor
menetapkan keahlian yang dibutuhkan. Beberapa keterampilan dikembangkan dari waktu
kewaktu untuk menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan secara aktif mempengaruhi
pengembangan keterampilan mereka( Ellay dan Murray 2009) supervisor membantu
mengembangkan iklim organisasi yang tenang, bersahabat, solidaritas, dan
menindentifikasi iklim organisasi yang baik ( swansburg, 2001).
Pelaksana supervise yang bertanggung jawab dalam melakukan supervise
pelayanan keperawatan pada klien diruang rawat adalah kepala ruangan. Kepala ruangan
merupakan ujung tombak tertentu tercapai atau tidak nya tujuan pelayanan kesehatan
dirumah sakit (Nursalam, 2012). Kepala ruangan bertanggung jawab merencanakan,
mengorganisir, memotivasi dan mengendalian kerja perawat serta tenaga penunjang
kesehatan lainnya ( La Monika, 1998)
Perawat klinis menginginkan iklim yang dapat memberikan kepuasan kerja.
Perawat klinis mencapai kepuasan kerja bila mereka terasa tertantang dan pencampaian
diketahui serta dihargai manajer dan pasien. Selain itu, perawat klinis menginginkan
dengan kondisi kerja yang baik, gajih tinggi, dan kesempatan untuk mengmbangkan
professional melalui konseling dan pengembangan karier, sehingga mereka mampu untuk
menetapkan dan mengarahkan masa depan professional. ( swansburg.2001). iklim
dimanapun mempunyai dampak utama terhadap efektifitas supervise dan proses
pembelajaran di tempat kerja. Kecendrungan resiko pada iklim dan toleransi yang rendah
karna kegagalan pemberian pelayanan, supervise dapat dilakukan untuk menilai
pekerjaan social dan menanggapi resiko tersebut ( Davyys & Beddoe, 2010).
Garcia, Castillo dan Barbara (2014) mengemukakan bahwa perawat yang
memiliki tugas khusus dan memberikan pelayanan dirumah sakit umum, factor organisasi
lebih menonjol dalam persepsi iklim. Sebaliknya perawat diharapkan lebih fleksibel dan
beradaptasi terhadap kebutuhan organisasi dirumah sakit swasta, dan factor personal
individu tampaknya lebih penting.
Supervise yang dilakukan oleh kepala ruangan di tunjukan kepada semua perawat
pelaksana untuk melakukan asuhan keperawatan sesuai rencana dan standar yang telah
ditetapkan. Adanya pelatihan supervise yang dilakukan oleh kepala ruangan di RSUD
UNDATA palu di harapkan terjadi perubahan iklim ornanisasi menjadi lebih positif
dalam perspektif perawat pelaksana.
Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang terpenting dalam manajemen serta
keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemehaman ini juga ada dalam manajemen
keperawatan. Untuk mengelalah keperawatan dibutuhkan kemampuan manajemen
keperawatan professional. Oleh karna itu sebagai seorang manajer keperawatan atau
sebagai perawat professional diharapkan mempunyai kemampuan dalam supervisi dan
evaluasi.
Supervise merupakan bagian dari fungsi directing pengarah ( dalam fungsi
manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah
deprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervise secara lansung
memungkinkan menejer keperawatan menemukan berbagai hambatan atau permasalahan
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan diruaangan dengan mencoba memandang secara
menyeluruh factor-factor yang mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan
untuk mencari jalan pemecahan.
Sukar seseorang manajer untuk mempertahankan mutu asuhan keperawatan tampa
melakukan supervise, karena masalah-masalah yang terjadi di unit keperawatan tidak
seluruhnya diketahui oleh menejer keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh
staf keperawatan yang mungkin sangat terbatas tampa melakukan supervise keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai