NIM : 01904007
Kelas : Pajak A
Rekonsiliasi laporan bank adalah sebuah rangkaian catatan informasi yang menjelaskan
tentang perbedaan-perbedaan kas. Seperti perbedaan antara catatan bank dengan catatan kas
nasabah. Apabila perbedaan muncul dari transaksi nasabah yang belum dicatat oleh bank, catatan
bank nasabah yang benar.
secara sederhana dapat diartikan sebagai proses penyesuaian informasi catatan kas menurut
perusahaan dan menurut bank.
Untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan bank yang belum tercatat
oleh perusahaan.
Untuk memeriksa apakah penggunaan dana sudah melewati batas yang ditentukan atau
tidak.
Sebagai internal control atas pengelolaan dana kas apakah sudah optimal atau belum.
Sebagai pendeteksi kecurangan akuntansi sejak dini.
Memvalidasi informasi klien atas pembayaran produk yang dipesan maupun piutang
usaha.
Memeriksa kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh pegawai perusahaan seperti dalam
menjumlah, menambah, membagi atau dalam menjurnal transaksi.
Memeriksa selisih kurs apabila terjadi transaksi valuta asing.
Melakukan Perbandingan Antara Saldo Kas di Buku Besar Perusahaan dan Rekening
Koran dari Bank
Rekening tersebut berisi berbagai transaksi perusahaan seperti cek, setoran, biaya
layanan, dan barang-barang perusahaan lainnya, serta saldo kas perusahaan yang
tersimpan di bank. Rekening koran ini dapat digunakan untuk membandingkan catatan
yang ada di dalamnya dengan catatan yang dibuat di buku besar oleh perusahaan. Dalam
proses perbandingan ini, sangat tidak mungkin saldo akhir perusahaan dan saldo akhir
bank akan sama. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti kesalahan pencatatan baik
yang dilakukan oleh bank ataupun perusahaan.
Catat Transaksi yang Dilakukan oleh Bank
Transaksi tercantum yang dilakukan oleh bank adalah transaksi yang bersifat
otomatis dan mudah dilacak dengan berpatokan pada rekening koran tersebut. Transaksi
ini biasanya berupa biaya layanan bank dan pendapatan bunga dari rekening di bank.
Tahap ini dilakukan apabila terdapat selisih nominal antara saldo di buku besar
perusahaan dan rekening bank. Pada tahap ini dilakukan penelusuran dan pengecekan
ulang terhadap penyebab masalahnya.
Piutang usaha adalah suatu jumlah pembelian kredit dari pelanggan atau seluruh uang
yang di-klaim perusahaan terhadap entitas lain, termasuk orang, perusahaan, dan organisasi lain.
Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan
akan tertagih dalam waktu 30-60 hari. Secara umum, jenis piutang ini merupakan piutang
terbesar yang dimiliki perusahaan.
Wesel tagih merupakan wesel yang dapat ditagihkan kepada perusahaan lain yang
memiliki utang kepada perusahaan kita. Dengan kata lain, wesel tagih ini adalah dokumen
piutang yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan lain yang belum bisa membayar pada saat
penyerahan barang terjadi atau pernyataan jumlah utang pelanggan dalam bentuk tertulis yang
formal.
Nilai dari barang-barang yang masih ada/masih dimiliki oleh perusahaan, yang masih
tersedia atau belum terjual dan masih belum terpakai sama sekali atau Persediaan ( inventory)
adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu.
Untuk menghindari kesalahan dalam penghitungan fisik perlu diperhatikan aspek aspek
pengendalian internal berikut ini:
a. Penghitungan harus dilakukan oleh pegawai yang tidak bertanggung jawab menyimpan
persediaan
b. Harus ada kejelasan jumlah item persediaan dalam setiap setiap kemasan
c. Harus dilakukan penghitungan ulang oleh pihak independen (pemeriksa independen)
d. Setiap persediaan harus diberi label atau penomoran atau pengkodean sehingga memudahkan
penghitungan
e. Harus ditunjuk seorang supervisor untuk menetapkan hasil akhir penghitungan fisik persediaan.
Untuk barang barang yang keberadaan dalam perjalanan, perlu penetapan hak kepemilikan
barang tersebut. Kepemilikan barang ini sangat tergantung pada perjanjian jual beli yang telah
disepakati antara penjual dengan pembeli. Ada 2 macam perjanjian
yaitu:
Dalam perjanjian ini hak kepemilikan barang berpindah dari penjual ke pembeli pada saat
barang keluar dari gudang penjual atau telah sampai pada perusahaan jasa pengiriman
barang.
Jadi barang yang berada dalam perjalanan merupakan milik pembeli sehingga pembeli harus
memasukkan barang tersebut dalam penghitungan fisik persediaan. Sedangkan bagi penjual
barang dalam perjalanan tersebut tidak dimasukkan sebagai bagian dari persediaan mereka.
FOB Destination
Dalam perjanjian ini hak kepemilikan barang berpindah dari penjual ke pembeli pada saat barang
sampai di gudang pembeli.
Jadi barang dalam perjalanan merupakan milik penjual, sehingga penjual harus memasukkan
barang tersebut dalam penghitungan fisik persediaan. Sebaliknya bagi pembeli barang dalam
perjalanan tersebut tidak boleh diakui sebagai persediaan mereka.
Perusahaan perdagangan seringkali menjual barang yang bukan dibelinya sendiri dari
pemasoknya tetapi merupakan titipan dari pihak lain. Pihak yang menitipkan barang ini (pemilik
barang) disebut con-signor sedangkan pihak yang menerima titipan barang (pihak yang
menjualkan) disebut dengan consignee.
Bagi consignor barang konsinyasi ini jika masih belum terjual maka harus dimasukkan sebagai
persediaan mereka.
Metode Average
Pada metode rata-rata harga rata-rata barang perunit atau harga pokok penjualan
dihitung dengan membagi jumlah total harga per unit setiap transaksi pembelian dengan
jumlah unit saat pembelian termasuk di dalamnya persediaan awal. Untuk menghitung
nilai persediaan dilakukan dengan mengalikan harga rata-rata per unit dengan jumlah
sisa barang.