Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum wr.

wb disni saya aprida najla akan mereview tentang materi audit


substantif kemarin yaitu kasus pemeriksaan kas.

Pada umumnya pemeriksaan kas dilakukan oleh auditor yang mana pihak auditor


melakukan pengujian fisik. Auditor biasa bekerja untuk mengaudit berbagai laporan yang
berkaitan dengan keuangan dari suatu lembaga, instansi, atau perusahaan. Pemeriksaan atas
kewajaran suatu laporan keuangan merupakan tanggung jawab seorang auditor, dan auditor
juga harus memeriksa apakah setiap laporan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi atau tidak.

Didalam pemeriksaan kas sendiri ada yang Namanya Account receivable merupakan jenis
transaksi yang merupakan pengertian penagihan kepada konsumen yang telah berhutang.
Pihak yang memberi utang kepada perusahaan ini bermacam-macam mulai dari perorangan,
perusahaan atau organisasi. Saat kita membuat perintah penjualan, account receivable tidak
akan tercatat. Account receivable baru akan tercatat jika customer telah memberi dengan
sistem cicil atau langsung membayar semuanya di muka.

selain account receivable, ada juga account payable atau yang juga biasa dikenal


dengan istilah hutang dagang. Account payable merupakan kewajiban perusahaan kepada
pihak lain yang harus segera dipenuhi dalam jangka waktu tertentu.  Kewajiban pembayaran
ini terjadi karena perusahaan membeli secara kredit dari pihak lain untuk kembali menjual
barang dagangan kepada konsumen. account payable tidak dicatat pada waktu pemesanan
dilakukan, tetapi hanya pada saat pemilikan atas barang-barang tersebut beralih kepada
pembeli alias sudah diterima oleh pihak pembeli.  Apabila terdapat potongan pembelian
secara tunai, maka account payable harus dilaporkan sebesar jumlah hutang dagang setelah
dikurangi potongan tunai. 

Selain itu dalam pemeriksaan kas ada yang Namanya Cash Opname cash opname ini
adalah kegiatan pemeriksaan fisik pada uang kas tunai antara saldo yang terdapat pada
Catatan Akuntansi dengan Uang Kas yang ada saat ini (cash on hand). Dimana kita ketahui
bahwa pencatatan banyak dilakukan dalam sebuah system, kelemahan dalam system dapat
menimbulkan celah untuk manipulasi atas data. Apalagi kalua pencatatan dilakukan secara
manual seperti halnya kas kecil. Untuk itu pemeriksaan juga harus memeriksa bukti transaksi
dan bukti pendukung sesuai prosedur yang ditetapkan. Jadi selain menghitung fisik uang
tunai , cheque yang tersimpan, juga memastikan bahwa bukti transaksi dan bukti pendukung
sudah sesuai dan benar.

Selain itu, dalam pemeriksaan kas perlu adanya rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank
perlu dilakukan semata untuk tujuan tertentu. Salah satunya adalah untuk memastikan adanya
persamaan pencatatan atau justru perbedaan di antara laba perusahaan dengan laporan bank.
Rekonsiliasi bank juga perlu digarap semata untuk merapikan catatan laporan perbankan
perusahaan untuk waktu tertentu. Perlu adanya rekonsiliasi bank sendiri agar

1. Untuk mengetahui Jumlah nominal selisih saldo antara perusahaan dan bank
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya selisih antara uang di bank dengan catatan di
perusahaan
3. Untuk mendeteksi kecurangan akuntansi
4. Bahan pemeriksa kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh pegawai keuangan
perusahaan
5. Sebagai pengawasan terhadap pengelolaan kas

Anda mungkin juga menyukai