Anda di halaman 1dari 31

1

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


MATERNITAS
( PADA NY.M DENGAN POST SECTIO CAESARIA )

DI SUSUN OLEH :
ROBI’ATUL ADAWIYAH
2019611034

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2020
2

LAPORAN PENDAHULUAN
SECTIO CAESARIA ( SC )

A. DEFINISI
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992).

B. ETIOLOGI
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang
perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal (
Dystasia ).
a. Pada Ibu :
- disproporsi kepala panggul
- Disfungsi uterus
- Distosia jaringan lunak
- Plasenta previa
- His lemah / melemah
b. Pada Anak :
- Janin besar
- Gawat janin
- Letak lintang
- Hydrocephalus

C. KLASIFIKASI
1. Abdomen ( Sectio Caesarea Abdominalis )
a) Sectio Caesarea Transperitonealis
Sectio Caesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang pada corpus uteri.
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada corpus uteri kira – kira 10 cm.
Kelebihan:
- Mengeluarkan janin lebih cepat
- Tidak menyebabkan komplikasi tertariknya vesica urinaria
- Sayatan bisa diperpanjang proximal atau distal.
Kekurangan :
- Mudah terjadi penyebaran infeksi intra abdominal karena tidak ada
retroperitonealisasi yang baik.
- Sering terjadi rupture uteri pada persalinan berikutnya.
b) Sectio Caesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen
bawah rahim. Dilakukan dengan membuat sayatan melintang ( konkaf ) pada segmen
bawah rahim, kira – kira 10 cm.
Kelebihan:
- Penutupan luka lebih mudah.
- Penutupan luka dengan retroperitonealisasi yang baik.
3

- Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi
uterus ke rongga peritoneum.
- Perdarahan kurang.
- Kemungkinan terjadi rupture uteri spontan kurang / lebih kecil dari pada cara
klasik.
Kekurangan:
- Luka dapat melebar ke kiri , ke kanan dan ke bawah sehingga dapat menyebabkan
arteri Uterina putus sehingga terjadi pendarahan hebat.
- Keluhan pada vesica urinaria post operatif tinggi.
c) Sectio Caesarea Extraperitonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan
demikian tidak membuka cavum abdomen.

2. Vagina ( Sectio Caesarea Vaginalis )


Menurut arah sayatan rahim, section caesarea dapat dilakukan sebagai berikut:
- Sayatan memanjang ( longitudinal )
- Sayatan melintang ( transversal )
- Sayatan huruf T ( T incision )

D. INDIKASI
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-halyang
perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal (
Dystasia )
- Fetal distress
- His lemah / melemah
- Janin dalam posisi sungsang atau melintang
- Bayi besar ( BBL≥4,2 kg )
- Plasenta previa
- Kalainan letak
- Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul)
- Rupture uteri mengancam
- Hydrocephalus
- Primi muda atau tua
- Partus dengan komplikasi
- Panggul sempit
E. KOMPLIKASI
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain :
1. Infeksi puerperal ( Nifas )
-Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
-Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit
kembung
-Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
2. Perdarahan
-Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
4

-Perdarahan pada plasenta bed


3. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila peritonealisasi
terlalu tinggi
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
- Pemantauan EKG
- Elektrolit
- Hemoglobin/Hematokrit
- Golongan darah
- Urinalisis
- Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
- Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi.
- Ultrasound sesuai pesanan
G. PATHWAY
5

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Sirkulasi
Perhatikan riwayat masalah jantung, udema pulmonal, penyakit vaskuler perifer
atau stasis vaskuler (peningkatan resiko pembentukan thrombus).
b. Integritas ego
Perasaan cemas, takut, marah, apatis, serta adanya factor-faktor stress multiple
seperti financial, hubungan, gaya hidup. Dengan tanda-tanda tidak dapat beristirahat,
peningkatan ketegangan, stimulasi simpatis.
c. Makanan/cairan
Malnutrisi, membrane mukosa yang kering pembatasan puasa pra operasi
insufisiensi Pancreas/ DM, predisposisi untuk hipoglikemia/ ketoasidosis.
d. Pernafasan
Adanya infeksi, kondisi yang kronik/batuk, merokok.
e. Keamanan
- Adanya alergi atau sensitive terhadap obat, makanan, plester dan larutan.
- Adanya defisiensi imun
- Munculnya kanker/adanya terapi kanker
- Riwayat keluarga, tentang hipertermia malignan/reaksi anestesi
- Riwayat penyakit hepatic
- Riwayat tranfusi darah
- Tanda munculnya proses infeksi.
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
 Perubahan Perfusi Jaringan b.d perdarahan
6

 Devisit Volume Cairan b.d perdarahan


 Gangguan rasa nyaman: Nyeri b.d luka post operasi
 Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
 Gangguan Integritas Kulit b.d tindakan pembedahan.
 Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, luka post operasi
3. Rencana Asuhan Keperawatan
a) DX 1 : Perubahan Perfusi Jaringan b.d perdarahan
Tujuan : diharapkan suplai/ kebutuhan darah ke jaringan terpenuhi
Kriteria Hasil :
• Conjunctiva tidak anemis
• Acral hangat
• Hb normal
• Muka tidak pucat
• Tidak lemas
• TTV dalam batas normal ; Suhu : 36-37 0 C, TD : 120/80 mmHg, RR :18-20x/menit,
Nadi : 80-100 x/menit
Intervensi :
1) Jelaskan penyebab terjadi perdarahan
R/ Pasien paham tentang kondisi yang dialami
2) Monitor tanda-tanda vital
R/ Tensi, nadi yang rendah, RR dan suhu tubuh yang tinggi menunjukkan gangguan
sirkulasi darah
3) Kaji tingkat perdarahan setiap 15 – 30 menit
R/ Mengantisipasi terjadinya syok
4) Kolaborasi pemberian cairan infus isotonik
R/ Cairan infus isotonik dapat mengganti volume darah yang hilang akiba perdarahan.
5) Kolaborasi pemberian tranfusi darah bila Hb rendah
R/ Tranfusi darah mengganti komponen darah yang hilang akibat perdarahan.
b) DX 2 : Devisit Volume Cairan b.d perdarahan
Tujuan:Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik
jumlah maupun kualitas.
Kriteria Hasil :

- Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40
x/mnt )
- Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak
cekung.
Intervensi:
1) Kaji kondisi status hemodinamika.
R/ Pengeluaran cairan akibat operasi yang berlebih merupakan faktor utama masalah
2) Ukur pengeluaran harian
R/ Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah
cairan yang hilang selama masa post operasi dan harian
3) Berikan sejumlah cairan pengganti harian
7

R/Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan masif


4) Evaluasi status hemodinamika
R/ Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik.
5) Pantau intake dan output
R/ dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak adekuat untuk
membersihkan sisa metabolisme.
c) DX 3 : Gangguan rasa nyaman: Nyeri b.d luka post operasi
Tujuan : Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami
Kriteria Hasil :
- Mengungkapkan nyeri dan tegang di perutnya berkurang
- Skala nyeri 0-1 ( dari 0 – 10 )
- Dapat melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri
- Kooperatif dengan tindakan yang dilakukan
- TTV dalam batas normal ; Suhu : 36-37 0 C, TD : 120/80 mmHg, RR :18-
20x/menit, Nadi : 80-100 x/menit
Intervensi :
1) Pertahankan tirah baring selama masa akut
R/ Meminimalkan stimulasi atau meningkatkan relaksasi
2) Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya.
R/ Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri
3) Ajarkan teknik distraksi
R/ Pengurangan persepsi nyeri
4) Kolaborasi pemberian analgetika
R/ Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika
oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik
5) Kaji intensitas, karakteristik, dan derajat nyeri
R/ Pengkajian yang spesifik membantu memilih intervensi yang tepat
d) DX 4 : Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
Tujuan : Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
Kriteria Hasil : klien mampu melakukan aktivitasnya secara mandiri
Intervensi :
1) Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
R/ Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu
diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk
2) Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi luka dan kondisi tubuh umum
R/ Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi,
tetapi dapat mempengaruhi kondisi luka post operasi dan berkurangnya energi
3) Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
R/ Mengistiratkan klilen secara optimal.
4) Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan /kondisi klien
R/ Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat
diperlukan
5) Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas
R/ Menilai kondisi umum klien.
8

e) DX 5 : Gangguan Integritas Kulit b.d tindakan pembedahan


Tujuan : Memperbaiki integritas kulit dan proteksi jaringan
Kriteria Hasil : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
Intervensi :
1) Berikan perhatian dan perawatan pada kulit
R/ Jaringan kulit yang mengalami kerusakan dapat mengganggu suplai nutrien dan
sangat rentan terhadap tekanan serta trauma.
2) Lakukan latihan gerak secara pasif
R/ Meningkatkan mobilisasi
3) Lindungi kulit yang sehat dari kemungkinan maserasi
R/ maserasi pada kulit yang sehat dapat menyebabkan pecahnya kulit
4) Jaga kelembaban kulit
R/ untuk tetap menjaga kulit yang sehat agar tetap lembab

f) DX 6 : Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, luka post operasi


Tujuan: Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan dan luka operasi.\
Kriteria Hasil : Tidak ada tanda – tanda infeksi, seperti : merah, panas, bengkak, fungsio
laesa.

Intervensi :
1) Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau dari luka operasi.
R/Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna
yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi.
2) Terangkan pada klien pentingnya perawatan luka selama masa post operasi.
R/ Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan luka.
3) Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart.
R/ Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart.
4) Lakukan perawatan luka
R/ Inkubasi kuman pada area luka dapat menyebabkan infeksi.
5) Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi
R/ Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan
peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi.
9

DAFTAR PUSTAKA

ddin, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan


Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD Bandung, Obstetri Fisiologi, Penerbit Elemen,
Bandung.
Bobak Jensen, Zalar, 2002, Maternity and Gynecologycal Care, St. Lois, Baltimore,
Toronto, The C. V. Mosby Co
Farrer H, 2001, Perawatan Maternitas, Edisi 2, EGC, Jakarta
Iowa Outcome Project, 2000, Nursing Outcome Classification (NOC), Mosby-Year Book
Iowa Intervention Project, 1996, Nursing Intervention Classification (NOC), Mosby-Year
Book
Manuaba, Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan
keluarga berencana, EGC, Jakarta
Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta
10

KASUS 4

1. Data Subjektif tanggal 04 Agustus 2019 jam 12.00WIB

a. Identitas Ibu Identitas Suami


Nama : Ny. M Tn. E

Umur : 43 Tahun 47 Tahun

Agama : Islam Islam

Pendidikan : SMA SMA

Suku : Jawa jawa

Kebangsaan : Indonesia Indonesia

Pekerjaan : Wiraswasta Wiraswasta

Alamatistri :Gamping, Sleman.


Alamatsuami :Gamping, Sleman

b. Keluhanutama
Pengkajian dilakukan tanggal 04 Agustus 2019 pada jam 12.00 WIB,
dengan hasil ibu mengatakan baru saja menjalani operasi SC hari pertama dengan
keluhan pusing, nyeri pada luka oprasi, badan lemas dan khawatir dengan keadaan
bayinya karena belum melihat kondisi bayinya.
c. Riwayat penyakit yanglalu
TBC : ibu mengatakan tidak pernah mengalami TBCsebelumnya.
Hipertensi : ibu mengatakan tidak pernah mengalami hipertensi sebelum kehamilan
anak yang kedua ini dan pada kehamilan anak yang kedua ibu mengalami
hipertensi pada usia kehamilan 3 bulan dan ibu sering merasa pusing sehingga
terkadang ibu mengkonsumsi paracetamol yang diberikan olehbidan.
DM : ibu mengatakan tidak pernah mengalami diabetes militussebelumnya.
HIV/AIDS : ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit HIV/AIDS
Jantung : ibu mengatakn tidak pernah mengalami penyakit jantungsebelumnya.
d. Riwayat kesehatansekarang
Keadaan umum ibu nampak lemah karena dalam pengaruh obat bius, tekanan darah
110/70 mmHg, terpasang infuse RL + oxitosin 10 IU dengan 20tts/menit, terpasang
kateter, kontraksi uterus baik, terdapat luka Oprasi SC, pengeluaran lochea rubra
kurang lebih lebih 20 cc, dan bedrest ditempat tidur.
e. Riwayat penyakitkeluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyaktit keturunan,
menular, menahun dan tidak ada riwayat kembar.
f. Riwayatperkawinan
11

Ibu mengatakan menikah 1 kali, dengan suami sekarang sudah 23 tahun, umur ibu
pada saat menikah 20 tahun, suami 24 tahun, tidak ada masalah yang mebuat ibu
dan suami tertekan selam pernikahan.
g. Riwayatobstetric
1) Riwayatmenstruasi
Ibu mengatakan menarche pada usia 15 tahun, siklus 28 hari teratur, lama 6 – 7
hari, pada hari ke 1 – 2 banyaknya 3 kali ganti pembalut perhari,dan pada hari 3
– 6 hanya 1 – 2 kali ganti pembalut perhari,warna merah,baukhas,terdapat
keputihan pada saat sebelum dan setelah menstruasi, ibu tidak merasakan nyeri
pada saat menstruasi.
2) Riwayat kehamilan dan persalinan yanglalu

A UK Jenis Penolong Nifas Keadaan anak


n
Hidu meninggal
a Persalin
p
k an
k spt Tin OP Umur Jen.k Umu Jen.k
e el r el
Dk (thn)
1 Ater Spt - - Dokter Norm 20 th P - -
m al

2 Ater Spt - ``- Bidan Norm 18 th P - -


m al

3 Ater - - SC Dokter Norm 2 th L - -


m al

4 aterm - - SC Dokter Saat 1 jam P - -


ini

3) Riwayat kehamilan dan persalinansekarang


Ibu ANC 12x didokter dan bidan, selama hamil ibu dalam kondisi normal,
selama hamil ibu mengkonsumsi suplemen untuk bu hamil yaitu tablet Fe, dan
Vit.C, ibu bersalin dengan cara oprasi SC dengan indikasi persalinan
sebelumnya dengan sectio caesaria dengan jarak yang terlalu dekat. Persalinan
sekarang lahir pada tanggal 04 Agustus 2019 pada pukul 11.00 WIB dengan
apgar score 8/9,jenis
Kelamin perempuan, BB 3300 gram, PB 50 cm, LK/LD/LILA = 32/34/12
cm, anus +, cacat-.

h. Riwayat kontrasepsi
12

Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi karena presepsi ibu dan
suami tentang kb diharamkan dalam islam. Selama ini ibu menggunakan sistem
kalender untuk menunda kehamilannya. Pada persalinan ibu yang ke empat ibu
melakukan sterilisasi atau tubektomi atas saran dokter dikarenakan jumlah anak ibu
yang sudah berjumlah empat dan ibu sudah memasuki umur resiko tinggi untuk
hamil dan bersalin kembali.
i. Pola kebutuhan sehari –hari
1. Pola nutrisi
Sebelum melahirkan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pasien makan 3 kali
perhari, nafsu makan baik, porsi makan satu piring sedang (lauk,sayur dan nasi),
minum kurang lebih 7 – 8 gelas sedang 1 gelas habis per hari (air putih danteh).
- Sesudah melahirkan Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, pasien belum
diperboleh kan
- mengomsumsi makanan dan hanya diperbolehkan minum sedikit-demi sedikit
untuk menghindari mual, dikarenakan organ pencernaan ibu belum kembali
seperti semula pasca operasi, hanya diperbolehkan minum sedikit-demi sedikit
untuk menghindari mual, dikarenakan organ pencernaan ibu belum kembali
seperti semula pasca operasi.

2. Pola eliminasi
- Miksi
Sebelum melahirkan kebiasaan BAK kurang lebih 5-6 kali perhari, lancar, tidak
ada keluhan warna jernih. Setelah melahirkan hari pertama terpasang dower
kateter dengan volume760cc/4jam.
- Defekasi
Sebelum melahirkan kebiasaan BAB kurang lebih 2 hari sekali, konsistensi
lembek, ibu tidak terdapat keluhan pada kehamilanya. Setelah melahirkan belum
BAB dan tdak ada keluhan.
3. Pola kebersihan diri
- Sebelummelahirkan
Mandi 2 kali sehari pagi dan sore dengan menggunkan sabun, keramas 3 kali
seminggu dengan shampoo, kebiasaan sikat gigi 2 kali pada pagi dan sore,
kebiasaan memotong kuku setiap kali ibu merasa kukunya panjang.
- Sesudah melahirkan
Setelah melahirkan ibu belum pernah mandi hanya ganti pakaian saja.
4. Pola aktifitas,istirahat/tidur
- Sebelummelahirkan
Pasien tidur kurang lebih 7-8 jam perhari, pada malam hari pada pukul 21.00 –
05.00 WIB dan pada siang hari pada pukul 13.00 – 14.00 WIB dan tidak ada
keluhan.
- Sesudahmelahirkan
Pasien belum istirahat pasca operasi sectio caesaria.
13

j. Data psikologi, sosial dan spiritual


1. Ibu merasa cemas dengan keadaan bayinya karena ibu belum melihat bayinya
pasca operasi sectiocaesaria..
2. Pasien dalam kehidupan sehari – harinya berkomunikasi dengan bahasa jawa
karena pasien tinggal di desa, hubungan pasien dengan anggota keluarga baik,
hal ini dapat dilihat dari pasien selalu ada yang menunggu. Hubungan keluarga
dengan tetangga baik, hubungan dengan tenaga kesehatan (bidan) baik. Ibu
kooperatif dan mau bekerjasama selama dirawat.
3. Ibu terlihat manja dengan selalu meminta anggota keluarga untuk
mendampinginya serta ibu sedang merasa ingin menceritakan semua yang di
alaminya kepada setiap keluarga dan tetangga yang menjenguk. Ibu dan
keluarga memeluk agama islam dan taat dalam menjalankan kewajibannya
seperti sholat, pengajian dan kegiatan keagaamlainnya.
2. Data Objektif tanggal 04 Agustus 2019 jam 12.00WIB
a. Pemerikasaanumum
Kesadaran composmentis, dengan status gizi baik, BB waktu masuk 64 kg, TB
159 cm, dari hasil pengukuran tanda vital didapatkan tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 84 x/menit, RR 21 x/menit, suhu 36OC.
b. Pemeriksaanfisik
 Kepala dan rambut: Bentuk kepala mesocephal, rambut bersih, tidak rontok.
 Wajah :
mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, sekitar mata tidak ada odema,
hidung : tidak ada polip, tidak ada secret, gigi ada caries, tidak ada sariawan.
 Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar getah bening, dan peningkatan
JVP (Jugularis vena pressure).
 Dada
Bentuk dada simetris, pada payudara tidak ada benjolan yang abnormal, bentuk
membesar, konsistensi mamae melunak, areola hiperpigmentasi, puting menonjol,
ASI sudah keluar, ada nyeri tekan pada epigastrium.
 Abdomen
Ada luka oprasi SC, bentuk sayatan secara horizontal, kontraksi uterus baik.
 Genetalia
Tidak ada odema pada kedua labia mayora, lochea : rubra, berbau khas, perdarahan
kurang lebih 20cc.
 Tungkai
Tidak ada odema pada kaki dan tidak ada varices.
14

c. Pemeriksaanlaboratorium.
1) Cek darah lengkap tanggal 04 Agustus 2019jam: 09:25:07WIB

2) Cek protein urine tanggal 04 Agustus 2019 jam 09 : 25 : 07 WIB

3. Analisa tanggal 04 Agustus 2019 jam 12.00WIB


Ny.M umur 43 tahun P4A0 AH4 dengan nifas 1 jam post SC atas indikasi riwayat
persalinan dengan sectio caesaria dengan tubektomi.
15

4. Penatalaksanaan tanggal 04 Agustus 2019 jam 12.00WIB


a. Melakukan observasi keadaan umum.
Evaluasi : sudah dilakukan observasi keadaan umum ibu yang bertujuan untuk
memantau perkembangan kesehatan ibu terutama hemodinamiknya yaitu ibu masih
Nampak lemah, dan ibu merasa kaki serta tungkai masih belum bisa digerakan
setelah operasi SC, tekanan darah 110/70 mmhg, nadi 84 x/menit, RR : 21 x/menit
dan suhu :360C
b. Melakukan observasi pengeluaranlochea
Evaluasi : sudah dilakukan observasi pengeluaran lochea yang bertujuan untuk
mengetahui proses kembalinya alat – alat reproduksi yaitu lochea rubra, berbau amis
(khas), perdarahan kurang lebih 20cc. Perbersihan lochea atau vulva hygienis ibu
post sc dilakukan pada sore hari saat ibu dimandikan oleh petugas/ bidan. Kegiatan
memandikan pasien/mengelap pasien post sc yang tidak dapat bangun dan
membersihkan diri sendiri akan dilakukan oleh petugas kesehatan/keluarga yang
menunggu pada pagi dan sore hari.
c. Melakukan observasi nyeri tekananuterus.
Evaluasi : observasi sudah dilakukan yang bertujuan untuk melihat kontraksi uterus
pasien karena pada 1 jam pertama past pastum, kontraksi uterus kuat dan teratur dan
hasilnya ibu merasa nyeri pada perutnya terutama pada luka post oprasi SC.
d. Menganjurkan keluarga untuk selalu meberikan dukungan kepadaibu.
Evaluasi : keluarga mengerti dan selalu memberikan dukungan kepada ibu dengan
selalu menemani ibu dan membantu kebutuhan yang diperlukan oleh ibu.
e. Menganjurkan ibu untukistirahat.
Evaluasi : ibu sudah dianjurkan untuk beristirahat dan ibu bersedia.
f. Kolaborasi dengan tim dokter dalam memberikan terapi
Evalusi: terapi sudah diberikan yaitu injeksi dexamethasone 1x 1 mg pada pukul
09.30 dan ceftriaxsone 2 x 1g pada pukul , 14.00, 22.00WIB.
g. Observasi intake dan output
Evaluasi : sudah dilakukan observasi intake dan output yaitu jumlah urine kurang
lebih 760cc, tetesan infuse 20 x/menit cairan yang masuk 200cc.
h. Memberikan konseling mengenai pengaruh tubektomi Evaluasi : konseling sudah
diberikan yaitu tubektomi tidak mempengaruhi proses menyusui, tidak tergantung
pada faktor senggama, tidak ada efek samping dalam jangka panjang, tidak ada
perubahn dalam fungsi seksual(tidak ada efek pada produksi hormone ovarium),
berkurangnya risiko kanker ovarium, ibu akan nyeri bahu selama 12 – 24 jam setelah
laparoskopi relative dialami karena gas CO2 atau udara dibawah diafragma, sekunder
terhadap pneumoperitoneum, periode mentruasi akan berlanjut seperti biasa, dan
tubektomi tidak memberikan perindungan atas IMS, termasuk virusAIDS.
i. Memberikan konseling dan melatihmobilisasi
Evaluasi : konseling sudah diberikan yaitu pada hari pertama ibu sudah harus belajar
untuk miring kanan dan miring kiri dan jika sudah bisa ibu harus melanjutkan
mobilisasi dengan duduk dan selanjutnya belajar untuk berjalan.
16

Data Perkembangan I
Kunjungan pertama bangsal sakinah
Tanggal 04 Agustus 2019, pukul 19.00 WIB
S: Data subjektif: Ibu mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, pusing, dan lemas. Ibu
dapat menggerakan kaki kekiri dan ke kanan tetapi belum bisa miring
ke kanan dan kekiri. Ibu dapat beristirahat selama kurang lebih 3 jam
dan ibu sudah mememenuhi kebutuhan nutrisinya dengan makan
makanan yang ringan dan mengonsumsi minuman sedikit demi sedikit
untuk mencega mual ibu . Ibu melakukan sholat dengan posisi
berbaring. ibu senang karena sudah melihat bayinya dalam keadaan
sehat dan ibu juga senang karena suami dan anaknya menemaninya.

O: Objektif
a. Pemerikasaanumum
Kesadaran composmentis, dengan status gizi ibu dapat mengonsumsi makanan dan
minuman sedikit demi sedikit, dari hasil pengukuran tanda vital didapatkan tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 88 x/menit, RR 21 x/menit, suhu 36OC.
b. Pemeriksaanfisik
- Kepala dan rambut : Bentuk kepala mesocephal, rambut bersih, tidak rontok.
- Wajah (mata) :Konjungtiva merah muda, sclera putih, sekitar mata tidak ada odema,
hidung : Tidak ada polip, tidak ada secret, gigi ada caries, tidak ada sariawan.
- Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar getah bening, dan
peningkatan JVP (Jugularis vena pressure).
- Dada : Bentuk dada simetris, pada payudara tidak ada benjolan yang abnormal,
bentuk mebesar, konsistensi mamae melunak, areola hiperpigmentasi, puting menonjol,
ASI sudah keluar, ada nyeri tekan pada epigastrium.
- Abdomen : Ada luka oprasi SC, kontraksi uterusbaik.
- Genetalia : Tidak ada odema pada kedua labia mayora, lochea : rubra, berbau khas,
perdarahan kurang lebih 20cc.
- Tungkai : Tidak ada odema pada kaki dan tidak ada varices.
c. Pemeriksaanlain
- Infuse : terpasang RL dengan 20 tetes / menit dengan cairan masuk 130 cc dengan
drip cetorolac 1 ampul dengan dosis 1gram.
- DC/ kateter : terpasang dengan urin tampung 260cc.

A: Analisa tanggal/jam: 04 Agustus 2019/19.00WIB


Ny. M P4A0A4B umur 43 tahun dengan 7 jam post partum sectio caesaria dengan
tubektomi.
P: Penatalaksanaan
a. Melakukan observasi keadaanumum.
Evaluasi : sudah dilakukan observasi keadaan umum ibu yang bertujuan untuk
memantau perkembangan kesehatan ibu terutama hemodinamiknya yaitu ibu
masih Nampak lemah, dan nyeri pada perut setelah operasi SC, tekanan darah
17

110/70 mmhg, nadi 88 x/menit, RR : 21 x/menit dan suhu :36 0C.

b. Melakukan observasi pengeluaranlochea


Evaluasi : sudah dilakukan observasi pengeluaran lochea yang bertujuan untuk
mengetahui proses kembalinya alat – alat reproduksi yaitu lochea rubra, berbau
amis (khas), perdarahan kurang lebih 20cc.
c. Melakukan observasi nyeri tekananuterus.
Evaluasi : observasi sudah dilakukan yang bertujuan untuk melihat kontraksi
uterus pasien karena pada 7 jam pertama past pastum ,kontraksi uterus kuat dan
teratur dan hasilnya ibu merasa nyeri pada perutnya terutama pada luka post
oprasi SC.
d. Menganjurkan keluarga untuk selalu meberikan dukungan kepadaibu.
Evaluasi : keluarga mengerti dan selalu memberikan dukungan kepada ibu dengan
selalu menemani ibu dan membantu kebutuhan yang diperlukan oleh ibu.
e. Menganjurkan ibu untukistirahat.
Evaluasi : ibu sudah dapat beristirahat ± 3 jam.
f. Kolaborasi dengan tim dokter dalam memberikan terapi
Evalusi : terapi sudah diberikan yaitu injeksi dexamethasone 1x 1 mg pada pukul
09.30 dan ceftriaxsone 2 x 1g pada pukul , 14.00, 22.00WIB.
g. Observasi intake dan output
Evaluasi : sudah dilakukan observasi intake dan output yaitu jumlah urine kurang
lebih 260cc, tetesan infuse 20 x/menit cairan yang masuk 130cc.
h. Memberikan konseling dan melatihmobilisasi
Evaluasi : konseling sudah diberikan yaitu pada hari pertama ibu sudah harus
belajar untuk miring kanan dan miring kiri dan jika sudah bisa ibu harus
melanjutkan mobilisasi dengan duduk.
Data Perkembangan II
Kunjungan pertama bangsal sakinah
Tanggal 05 Agustus 2019, pukul 11.00 WIB
S: Data subjektif
Ibu mengatakan nyeri pada luka bekas operasi. Ibu dapat miring kanan dan miring kiri.
Ibu dapat beristirahat dengan baik dan ibu sudah mememenuhi kebutuhan nutrisinya
dengan memakan makanan yaitu nasi, lauk sayur dan buah dengan porsi sedang. Ibu
sudah dapat melakukan ibadah sholat dengan nyaman karena nyeri yang dirasakan ibu
sudah sedikit berkurang. Ibu senang karena sudah dapat menyususi bayinya dan ibu juga
senang karena banyak yang menjenguk dan mendoakan bayinya.
O:Objektif
a. Pemerikasaanumum :
Kesadaran composmentis, dengan status gizi ibu dapat mengonsumsi makanan dan
minuman secara teratur dengan porsi sedang, dari hasil pengukuran tanda vital
didapatkan tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 80x/menit, RR 21 x/menit, suhu 36,6
O
C.
b. Pemeriksaanfisik
- Kepala dan rambut : Bentuk kepala mesocephal, rambut bersih, tidak rontok.
18

- Wajah : mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, sekitar mata tidak ada odema,
hidung : tidak ada polip, tidak ada secret, gigi ada caries, tidak ada sariawan.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar getah bening, dan
peningkatan JVP (Jugularis vena pressure).
- Dada : Bentuk dada simetris, pada payudara tidak ada benjolan yang abnormal,
bentuk mebesar, konsistensi mamae melunak, areola hiperpigmentasi, puting
menonjol, ASI sudah keluar, ada nyeri tekan pada epigastrium.
- Abdomen : Ada luka oprasi SC, kontraksi uterus baik.
- Genetalia : Tidak ada odema pada kedua labia mayora, lochea : rubra, berbau khas,
perdarahan kurang lebih 20cc.
- Tungkai : Tidak ada odema pada kaki dan tidak ada varices.
- Pemeriksaanlain
 Infuse : terpasang RL dengan 20 tetes / menit dengan cairan masuk 300cc.
 DC/kateter : terpasang dengan urin tampung 560cc.
- Wajah mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, sekitar mata tidak ada odema,
hidung : tidak ada polip, tidak ada secret, gigi ada caries, tidak ada sariawan.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar getah bening, dan
peningkatan JVP (Jugularis vena pressure).
- Dada : Bentuk dada simetris, pada payudara tidak ada benjolan yang abnormal, bentuk
mebesar, konsistensi mamae melunak, areola hiperpigmentasi, puting
menonjol, ASI sudah keluar, ada nyeri tekan pada epigastrium.
- Abdomen : Ada luka oprasi SC, kontraksi uterus baik.
- Genetalia : Tidak ada odema pada kedua labia mayora, lochea : rubra, berbau khas,
perdarahan kurang lebih 20cc.
- Tungkai : Tidak ada odema pada kaki dan tidak ada varices.
- Pemeriksaanlain
- Infuse : terpasang RL dengan 20 tetes / menit dengan cairan masuk 300cc.
- DC/kateter : terpasang dengan urin tampung 560cc.
A: Analisa tanggal/jam: 05 Agustus 2019/11.00 WIB
Ny. M P4A0A4B umur 43 tahun dengan 1 hari post partum sectio caesaria dengan
tubektomi.
P: Penatalaksanaan
a. Melakukan observasi keadaanumum.
Evaluasi : sudah dilakukan observasi keadaan umum ibu yang bertujuan untuk
memantau perkembangan kesehatan ibu terutama hemodinamiknya yaitu ibu masih
Nampak lemah, dan nyeri pada perut setelah operasi SC, tekanan darah 110/60 mmhg,
nadi 80 x/menit, RR : 21 x/menit dan suhu :36,60C
b. Melakukan observasi pengeluaranlochea
Evaluasi : sudah dilakukan observasi pengeluaran lochea yang bertujuan untuk
mengetahui proses kembalinya alat – alat reproduksi yaitu lochea rubra, berbau amis
(khas), perdarahan kurang lebih 20cc.
c. Melakukan observasi nyeri tekananuterus.
Evaluasi : observasi sudah dilakukan yang bertujuan untuk melihat nyeri tekan dan
hasilnya ibu merasa nyeri pada perutnya terutama pada luka post oprasi SC.
19

d. Menganjurkan ibu untukistirahat.


Evaluasi : ibu sudah dapat beristirahat dengan cukup..
e. Kolaborasi dengan tim dokter dalam memberikan terapi
Evalusi : terapi sudah diberikan yaitu injeksi dexamethasone 1x 1 mg pada pukul
10.00 dan ceftriaxsone 2 x 1g pada pukul 10.00WIB.
f. Observasi intake dan output
Evaluasi : sudah dilakukan observasi intake dan output yaitu jumlah urine kurang
lebih 560cc, tetesan infuse 20 x/menit cairan yang masuk 300cc.
g. Memberikan konseling dan melatihmobilisasi
Evaluasi : konseling sudah diberikan yaitu pada hari pertama ibu sudah harus duduk
dan bangun dari tempat tidur dan jika sudah bisa ibu harus melanjutkan mobilisasi
dengan berjalan.
Data Perkembangan III
Kunjungan pertama bangsal sakinah
Tanggal 06 Agustus 2019, pukul 08.40 WIB
S: Data subjektif
Ibu mengatakan sedikit nyeri pada luka bekas operasi. Ibu sudah dapat duduk dari tempat
tidur. Ibu dapat beristirahat dengan baik dan ibu sudah mememenuhi kebutuhan nutrisinya
dengan memakan makanan yaitu nasi, lauk sayur dan buah secara teratur 3 kali/hari. Ibu
senang karena bayinya dapat menyusu dengan baik dan tidak rewel sehingga ibu bisa
beristirahat lebih lama. Ibu selalu mendoakan bayinya selalu dalam keadaan sehat serta
berkembang dan tumbuh dengannormal.
O: Objektif
a. Pemerikasaan umum
Kesadaran composmentis, dengan status gizi ibu dapat mengonsumsi makanan dan
minuman secara teratur dengan porsi sedang, dari hasil pengukuran tanda vital
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 8x/menit, RR 21 x/menit, suhu36 OC.
b. Pemeriksaanfisik
- Kepala dan rambut : Bentuk kepala mesocephal, rambut koter dan berbau, tidak rontok.
- Wajah mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, sekitar mata tidak ada odema,
hidung : tidak ada polip, tidak ada secret, gigi ada caries, tidak ada sariawan.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar getah bening, dan peningkatan
JVP (Jugularis vena pressure).
- Dada : Bentuk dada simetris, pada payudara tidak ada benjolan yang abnormal, bentuk
mebesar, konsistensi mamae melunak, areola hiperpigmentasi, puting menonjol,
ASI sudah keluar, ada nyeri tekan pada epigastrium.
- Abdomen : Ada luka oprasi SC, kontraksi uterusbaik.
- Genetalia :Tidak ada odema pada kedua labia mayora, lochea : rubra, berbau khas,
perdarahan kurang lebih 20cc.
- Tungkai : Tidak ada odema pada kaki dan tidak ada varices.
c. Pemeriksaanlain
- Infuse : terpasang RL dengan 20 tetes / menit dengan cairan masuk 280cc.
- DC/kateter : terpasang dengan urin tampung 100cc.
20

A: Analisa tanggal/jam: 06 Agustus 2019/08.40 WIB


Ny. M P4A0A4B umur 43 tahun dengan 2 hari post partum sectio caesaria dengantubektomi.
P: Penatalaksanaan
a. Melakukan observasi keadaanumum.
Evaluasi : sudah dilakukan observasi keadaan umum ibu yang bertujuan untuk
memantau perkembangan kesehatan ibu terutama hemodinamiknya yaitu ibu masih
Nampak lemah, dan nyeri pada perut setelah operasi SC, tekanan darah 110/70 mmhg,
nadi 8 x/menit, RR : 21 x/menit dan suhu :360C
b. Melakukan observasi pengeluaranlochea
Evaluasi : sudah dilakukan observasi pengeluaran lochea yang bertujuan untuk
mengetahui proses kembalinya alat – alat reproduksi yaitu lochea rubra, berbau
amis (khas), perdarahan kurang lebih 20cc.
c. Melakukan observasi nyeri tekananuterus.
Evaluasi : observasi sudah dilakukan yang bertujuan untuk melihat nyeri tekan
dan hasilnya ibu merasa sedikit nyeri pada perutnya terutama pada luka post
oprasi SC.
d. Kolaborasi dengan tim dokter dalam memberikan terapi Evalusi : terapi sudah
diberikan yaitu dexamethasone 1x 1 mg pada pukul 06.00 dan ceftriaxsone 2 x 1g
pada pukul 06.00 WIB serta obat peroral yaitu ferotam 2x 1/ hari setiap pukul
06.00,18.00WIB,Terasil3x1/harisetiappukul06.00,14.00,22.00 WIB, AF 1x1
setiap pukul 06.00 WIB.
e. Observasi intake dan output
Evaluasi : sudah dilakukan observasi intake dan output yaitu jumlah urine kurang
lebih 280cc, tetesan infuse 20 x/menit cairan yang masuk 100 cc serta obat
peroral yaitu ferotam 2x 1/ hari setiap pukul 06.00, 18.00 WIB, Terasil 3x1/hari
setiap pukul 06.00, 14.00, 22.00 WIB, AF 1x1 setiap pukul 06.00 WIB
f. Memberikan konseling dan pelatihanmobilisasi
Evaluasi : konseling sudah diberikan yaitu pada hari kedua, ibu sudah berjalan
agat ibu dapat beristirahat dan merawat sendiri bayinya.

Data Perkembangan IV
Kunjungan pertama bangsal sakinah Tanggal 07 Agustus 2019, pukul 09.53 WIB
S: Data subjektif
Ibu mengatakan sudah dapat berjalan . Ibu dapat beristirahat dengan baik dan ibu sudah
mememenuhi kebutuhan nutrisinya dengan memakan makanan yaitu nasi, lauk, sayur dan
buah secara teratur serta mminum obat per oral dengan teratur. Ibu sudah dapat melakukan
kegiatan berwudhu ke kamar mandi. Ibu mulai merawat bayinya secara mandiri seperti
mengganti popok dan membedong bayi. Ibu berharap hari ini dapat pulang kerumah karena
ibu sudah merasa kondisinyabaik.
O: Objektif
a. Pemerikasaanumum
Kesadaran composmentis, dengan status gizi ibu dapat mengonsumsi makanan dan
21

minuman secara teratur dengan porsi sedang, dari hasil pengukuran tanda vital
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 88x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,2 OC.
b. Pemeriksaanfisik
- Kepala dan rambut : Bentuk kepala mesocephal, rambut bersih dan wangi, tidak rontok.
- Wajah mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, sekitar mata tidak ada odema,
hidung : tidak ada polip, tidak ada secret, gigi ada caries, tidak ada sariawan.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar getah bening, dan peningkatan
JVP (Jugularis vena pressure).
- Dada : Bentuk dada simetris, pada payudara tidak ada benjolan yang abnormal, bentuk
mebesar, konsistensi mamae melunak, areola hiperpigmentasi, puting menonjol,
ASI sudah keluar, ada nyeri tekan pada epigastrium.
- Abdomen : Ada luka oprasi SC, kontraksi uterus baik.
- Genetalia : Tidak ada odema pada kedua labia mayora, lochea : rubra, berbau khas,
perdarahan kurang lebih 15cc.
- Tungkai : Tidak ada odema pada kaki dan tidak ada varices

A: Analisa tanggal/jam: 07 Agustus 2019/09.53 WIB


Ny. M P4A0A4B umur 43 tahun dengan 3 hari post partum sectio caesaria.
P: Penatalaksanaan
a. Melakukan observasi keadaanumum.
Evaluasi : sudah dilakukan observasi keadaan umum ibu yang bertujuan untuk
memantau perkembangan kesehatan ibu terutama hemodinamiknya yaitu
ibu sudah sedikit nyaman dengan kondisinya, dan nyeri pada perut setelah
operasi SC sudah sedikit berkurang, tekanan darah 110/70 mmhg, nadi
88x/menit, RR : 20 x/menit dan suhu :36,20C. Perban pada bekas luka
insisi ibu diganti dengan yang baru.
b. Melakukan observasi pengeluaranlochea
Evaluasi : sudah dilakukan observasi pengeluaran lochea yang bertujuan untuk
mengetahui proses kembalinya alat – alat reproduksi yaitu lochea
sanguelenta, berbau amis (khas), perdarahan kurang lebih 15cc.
c. Melakukan observasi nyeri tekananuterus.

Evaluasi : observasi sudah dilakukan yang bertujuan untuk melihat nyeri tekan dan
hasilnya ibu merasa sedikit nyeri pada perutnya terutama pada luka
post oprasi SC.

d. Kolaborasi dengan tim dokter dalam memberikan terapi Evalusi : terapi sudah
diberikan obat peroral yaitu ferotam 2x 1/ hari setiap pukul 06.00, 18.00
WIB, Terasil 3x1/hari setiap pukul 06.00, 14.00, 22.00 WIB, AF 1x1 setiap
pukul 06.00 WIB.
22

e. Memberikan konselingnutrisi
Evaluasi : konseling telah dilakukan yaitu ibu diarapkan makan secara teratur 3
kali/hari serta mengonsumsi buah dan minum ± 7-8 gelas/hari untuk memenuhi asupan
gizi ibu dan bayi.
f. Memberikan konseling polaistirahat
Koneling : konseling telah dilakukan yaitu ibu diharapkan dapat istirahat dengan
cukup dan untuk tidak terlalu banyak mengerjakan pekerjaanrumah.
g. Memberikan konselingmobilisasi
Evaluasi : konseling sudah dilakkan yaitu ibu diharapkan untuk aktif dalam aktifitas
yang dilakukan dirumah dan tidak terlaluletih.
h. Memberikan konselingtubektomi
Evaluasi konseling sudah dilakukan yaitu jika terjadi koplikasi seperti infeksi luka
demam paca operasi ( 37,8C) luka pada kandung kemih, hematoma, emboli gas
yang diakibatkan oleh laparoskopi, rasa sakit padaoperasi pembedahan, terjadi
perdarahan pada tepi kulit ibu diminta segera kepetugas kesehatan.
23
A. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


DS: SC Nyeri
Pasien mengatakan nyeri
pada luka SC Insisi pada bagian depan
DO: dinding perut
- Skala nyeri 4-5 nyeri
sedang,
Terputuenya kontuinitas
- Post op hari ke-1
jaringan
- ekspresi wajah meringis
-Terdapat luka insisi
Nyeri
operasi pada daerah
abdomen
- KU lemas
2 DS : Klien mengatakan SC Ansietas
cemas dan khawatir
dengan bayinya karna Ibu dan bayi pisah ruangan
belum bertemu sama dan belum boleh dizinkan
sekali.
DO :
Klien Nampak pucat dan
tidak banyak bicara.
Mukosa bibir pucat

3 DS : SC Resiko infeksi
-Klien mengatakan pusing
-terkadang panas pada area Pembedahan pada bagian
luka post SC depan perut
DO :
- Ku lemah
-dan demam Luka post operasi SC
- Terdapat luka insisi pada
daerah abdomen 12 cm Resiko infeksi
- pada luka post SC
tampak merah, bengkak
S: 37,8ºC RR: 24x/I TD:
120/80 mmHg R: 89 x/i
HB =12,9 gr %
HT = 41%
Leukosit = 15,8/mm3
Trombosit= 214
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 24
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
2. Ansietas berhubungan dengan kondisi bayi
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan adanya luka post operasi SC

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan / criteria Intervensi Rasionalisasi
1 Dx 1 Tujuan : Klien dapat 1. Kaji intensitas, -Pengkajian yang
beradaptasi dengan karakteristik, dan spesifik membantu
nyeri yang dialami derajat nyeri memilih intervensi
Kriteria Hasil : yang tepat
-Mengungkapkan 2. Pertahankan tirah -Meminimalkan
nyeri dan tegang di baring selama stimulasi atau
perutnya berkurang masa akut. meningkatkan
-Dapat melakukan relaksasi
tindakan untuk 3. -Terangkan nyeri
mengurangi nyeri yang diderita klien -Meningkatkan
-Kooperatif dengan dan penyebabnya. koping klien dalam
tindakan yang melakukan
dilakukan 4. -Ajarkan teknik guidance mengatasi
-TTV dalam batas distraksi nyeri
normal ; Suhu : 36- 5. -Kolaborasi - Pengurangan
37 0 C, TD : 120/80 pemberian persepsi nyeri
mmHg, RR :18- analgetika - Mengurangi onset
20x/menit, Nadi : 80- terjadinya nyeri
100 x/menit dapat dilakukan
dengan pemberian
analgetika oral
maupun sistemik
dalam spectrum
luas/spesifik
2 Dx 2 Tujuan: 1. Orientasikan klien 1. menjelaskan
Klien dapat bertemu pada lingkungan,
staf dan prosedur.
dengan bayinya.
2. Berikan informasi
Kriteria Hasil : tentang perubahan
Pasien bisa psikologis dan fisiologis pada persalinan.
mengatasi cemasnya 3. Kaji tingkat dan
penyebab ansietas.
4. Pantau tekanan
darah dan nadi
sesuai indikasi.
5. Berikan lingkungan
yang tenang dan
nyaman untuk
pasien
25
3 DX3 Tujuan: Tidak terjadi -Kaji kondisi kepada pasien
infeksi selama keluaran/dischart yang
perawatan keluar ; jumlah,
perdarahan dan luka warna, dan bau dari
operasi.\ luka operasi.
Kriteria Hasil :
• Tidak ada
tanda – tanda infeksi,
seperti : merah, -Terangkan pada klien
panas, bengkak, pentingnya perawatan
fungsio laesa luka selama masa post
operasi.
-Lakukan pemeriksaan
biakan pada dischart.
-Lakukan perawatan
luka
.
-Terangkan pada klien
cara mengidentifikasi
tanda inveksiobat

-kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian therapy
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 26

Hari / Diagnos
No Implementasi Evaluasi
Tanggal a
1. DX 1 1. Mengkaji intensitas, S:
karakteristik, dan derajat Pasien mengatakan nyeri
nyeri hilang timbul pada area
2. Mempertahankan tirah luka SC
baring selama masa akut. O:
3. Menerangkan nyeri yang - Skala nyeri 3-5 nyeri
diderita klien dan sedang,
penyebabnya. - Post op hari ke-2
4. Mengajarkan teknik - ekspresi wajah meringis
distraksi -Terdapat luka insisi
5. Kolaborasi pemberian operasi pada daerah
analgetika abdomen
- KU lemas
A: Dx : 1 Masalah belum
Teratasi.
P: Intervensi
-pantau TTV lanjut 1 /jam
-pantau kontraksi uterus.
-pantau kandung kemih.

2. DX 2 1. Memberikan orientasi S : Klien mengatakan


kepada klien terhadap
cemas dan khawatir
lingkungan, staf dan
prosedur. berkurang karna sudah
2. Memberikan informasi bertemu dengan bayinya.
tentang perubahan O:
psikologis dan fisiologis
Klien Nampak rilexs
pada persalinan.
3. Mengkaji tingkat dan A: Dx : 1 Teratasi.
penyebab ansietas. P: Intervensi
4. Memantau tekanan darah -pantau TTV lanjut 1 /jam
dan nadi sesuai indikasi. -pantau kontraksi uterus.
5. Memberikan lingkungan -pantau kandung kemih.
yang tenang dan nyaman
untuk pasien
DX 3
1. Kaji kondisi
S:
keluaran/dischart yang
-Klien mengatakan sudah
keluar ; jumlah, warna,
dan bau dari luka pusing
operasi. -dan tidak panas pada area
2. Terangkan pada klien luka post SC
pentingnya perawatan O:
luka selama masa post - Ku lemah 27
operasi. -dan demam
3. Lakukan pemeriksaan - Terdapat luka insisi pada
biakan pada dischart. daerah abdomen 12 cm
4. Lakukan perawatan
- pada luka post SC
luka
tampak merah, bengkak
5. Terangkan pada klien
cara mengidentifikasi S: 37,8ºC RR: 24x/I TD:
tanda inveksiobat 120/80 mmHg R: 89 x/i
HB =12,9 gr %
HT = 41%
Leukosit = 15,8/mm3
Trombosit= 214
A: Dx :3 Masalah Teratasi.
P: Hentikan Intervensi
RESUME KEPERAWATAN
KODE I

Nama klien : Ny. R TanggaL 4 Februari 2019 Dx. Medis : G1 P0 A0 H0

S O A P I E

nyeri diarea Pasien Nyeri 1. Anjurkan untuk 1. Anjurkan untuk teknik S: pasien merasa senang
kelaminan. Sejak 2 tampak teknik relaksasi relaksasi napas dalam karena sudah melahirkan bayi
hari merasa menahan napas dalam 2. Berikan kompres es pada dengan selamat dan plasenta
kenceng-kenceng sakit, raut 2. Berikan perineum setelah melahirkan. lengkap
muka 3. Ganti pakaian dan liner basah O: Ibu tampak Lelah. Plasenta
meringis. kompres es pada
4. Berikan selimut penghangat lahir spontan, lengkap 1 buah,
perineum setelah
berat
melahirkan. 5. Kolaborasi perbaikan Td: 120/70
3. Ganti pakaian dan episiotomy
liner basah N: 88x/mnt
4. Berikan selimut S: 37
penghangat Rr: 20
4. Kolaborasi
perbaikan
episiotomy
RESUME KEPERAWATAN
KODE II

Nama klien : Ny. W TanggaL 20 mei 2019 Dx. Medis : Ruptur derajat IV
S O A P I E

S. Pasien mengatakan Pasien tampak meringiis Ansietas a. Orientasikan klien 1. menjelaskan kepada S. Pasien mengatakan
takut dengan kondisinya menahan sakit. Pasien pada lingkungan, staf pasien tentang masih khawatir dengan
saat ini. tampak cemas dan khawatir dan prosedur. prosedur pelaksanaan kondisinya
b. Berikan informasi proses persalina
tentang perubahan 2. menjelaskan O.
psikologis dan
fisiologis Td: 100?60
pada persalinan. N: 88
c. Kaji tingkat dan
penyebab ansietas. R: 22
d. Pantau tekanan darah S: 36,8
dan nadi sesuai
indikasi.
a. Berikan lingkungan perubahan psikologi Pasien tampak
yang tenang dan
nyaman untuk pasien. dan fisiologi pada lebih tenang

persalinan A. Masalah
3. melakukan Teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1-3
RESUME KEPERAWATAN
KODE III

Nama klien : Ny. E Tanggal: 29 April 2019 :Dx. Medis : G1P0A0 Episiotomy

S O A P I E

Ibu mengatakan k/u cukup Nyeri 1.Anjurkan untuk teknik 1.Anjurkan untuk teknik S: Ibu mengatakan nyeri
nyeri hebat saat dengan Pasien Persalinan relaksasi napas dalam relaksasi napas dalam hebat saat darah keluar
darah keluar tampak meringis 2.Berikan kompres es pada 2/Berikan kompres es
kesakitan perineum setelah melahirkan. O: Ibu tampak Lelah.
pada perineum setelah
melahirkan. P: epsiotomy
Q: seperti ditusuk-tusuk
TTV: 3.Ganti pakaian dan R: perut dan rahim
3. G.anti pakaian dan liner S: 7
liner basah
basah. T: Saat mengedan
TD : 120/70
MMHg 4. Berikan selimut penghangat A: masalah belum
teratasi
HR : 78 x/i 5.Kolaborasi perbaikan 4.Berikan selimut
RR:18 x/i P: Lamjutkan intervensi
Episiotomy penghangat
T: 36,7 ‘C 5. Kolaborasi perbaikan
episiotomy
P: epsiotomy
Q: seperti ditusuk-
tusuk
R: perut dan rahim
S: 7
T: Saat mengedan

Anda mungkin juga menyukai