DI SUSUN OLEH :
ROBI’ATUL ADAWIYAH
2019611034
MALANG
2020
2
LAPORAN PENDAHULUAN
SECTIO CAESARIA ( SC )
A. DEFINISI
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992).
B. ETIOLOGI
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang
perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal (
Dystasia ).
a. Pada Ibu :
- disproporsi kepala panggul
- Disfungsi uterus
- Distosia jaringan lunak
- Plasenta previa
- His lemah / melemah
b. Pada Anak :
- Janin besar
- Gawat janin
- Letak lintang
- Hydrocephalus
C. KLASIFIKASI
1. Abdomen ( Sectio Caesarea Abdominalis )
a) Sectio Caesarea Transperitonealis
Sectio Caesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang pada corpus uteri.
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada corpus uteri kira – kira 10 cm.
Kelebihan:
- Mengeluarkan janin lebih cepat
- Tidak menyebabkan komplikasi tertariknya vesica urinaria
- Sayatan bisa diperpanjang proximal atau distal.
Kekurangan :
- Mudah terjadi penyebaran infeksi intra abdominal karena tidak ada
retroperitonealisasi yang baik.
- Sering terjadi rupture uteri pada persalinan berikutnya.
b) Sectio Caesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen
bawah rahim. Dilakukan dengan membuat sayatan melintang ( konkaf ) pada segmen
bawah rahim, kira – kira 10 cm.
Kelebihan:
- Penutupan luka lebih mudah.
- Penutupan luka dengan retroperitonealisasi yang baik.
3
- Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan penyebaran isi
uterus ke rongga peritoneum.
- Perdarahan kurang.
- Kemungkinan terjadi rupture uteri spontan kurang / lebih kecil dari pada cara
klasik.
Kekurangan:
- Luka dapat melebar ke kiri , ke kanan dan ke bawah sehingga dapat menyebabkan
arteri Uterina putus sehingga terjadi pendarahan hebat.
- Keluhan pada vesica urinaria post operatif tinggi.
c) Sectio Caesarea Extraperitonealis yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dengan
demikian tidak membuka cavum abdomen.
D. INDIKASI
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-halyang
perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal (
Dystasia )
- Fetal distress
- His lemah / melemah
- Janin dalam posisi sungsang atau melintang
- Bayi besar ( BBL≥4,2 kg )
- Plasenta previa
- Kalainan letak
- Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan panggul)
- Rupture uteri mengancam
- Hydrocephalus
- Primi muda atau tua
- Partus dengan komplikasi
- Panggul sempit
E. KOMPLIKASI
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini antara lain :
1. Infeksi puerperal ( Nifas )
-Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
-Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit
kembung
-Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
2. Perdarahan
-Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
4
1. Pengkajian
a. Sirkulasi
Perhatikan riwayat masalah jantung, udema pulmonal, penyakit vaskuler perifer
atau stasis vaskuler (peningkatan resiko pembentukan thrombus).
b. Integritas ego
Perasaan cemas, takut, marah, apatis, serta adanya factor-faktor stress multiple
seperti financial, hubungan, gaya hidup. Dengan tanda-tanda tidak dapat beristirahat,
peningkatan ketegangan, stimulasi simpatis.
c. Makanan/cairan
Malnutrisi, membrane mukosa yang kering pembatasan puasa pra operasi
insufisiensi Pancreas/ DM, predisposisi untuk hipoglikemia/ ketoasidosis.
d. Pernafasan
Adanya infeksi, kondisi yang kronik/batuk, merokok.
e. Keamanan
- Adanya alergi atau sensitive terhadap obat, makanan, plester dan larutan.
- Adanya defisiensi imun
- Munculnya kanker/adanya terapi kanker
- Riwayat keluarga, tentang hipertermia malignan/reaksi anestesi
- Riwayat penyakit hepatic
- Riwayat tranfusi darah
- Tanda munculnya proses infeksi.
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
Perubahan Perfusi Jaringan b.d perdarahan
6
- Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40
x/mnt )
- Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak
cekung.
Intervensi:
1) Kaji kondisi status hemodinamika.
R/ Pengeluaran cairan akibat operasi yang berlebih merupakan faktor utama masalah
2) Ukur pengeluaran harian
R/ Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah
cairan yang hilang selama masa post operasi dan harian
3) Berikan sejumlah cairan pengganti harian
7
Intervensi :
1) Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau dari luka operasi.
R/Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna
yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi.
2) Terangkan pada klien pentingnya perawatan luka selama masa post operasi.
R/ Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan luka.
3) Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart.
R/ Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart.
4) Lakukan perawatan luka
R/ Inkubasi kuman pada area luka dapat menyebabkan infeksi.
5) Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi
R/ Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan
peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi.
9
DAFTAR PUSTAKA
KASUS 4
b. Keluhanutama
Pengkajian dilakukan tanggal 04 Agustus 2019 pada jam 12.00 WIB,
dengan hasil ibu mengatakan baru saja menjalani operasi SC hari pertama dengan
keluhan pusing, nyeri pada luka oprasi, badan lemas dan khawatir dengan keadaan
bayinya karena belum melihat kondisi bayinya.
c. Riwayat penyakit yanglalu
TBC : ibu mengatakan tidak pernah mengalami TBCsebelumnya.
Hipertensi : ibu mengatakan tidak pernah mengalami hipertensi sebelum kehamilan
anak yang kedua ini dan pada kehamilan anak yang kedua ibu mengalami
hipertensi pada usia kehamilan 3 bulan dan ibu sering merasa pusing sehingga
terkadang ibu mengkonsumsi paracetamol yang diberikan olehbidan.
DM : ibu mengatakan tidak pernah mengalami diabetes militussebelumnya.
HIV/AIDS : ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit HIV/AIDS
Jantung : ibu mengatakn tidak pernah mengalami penyakit jantungsebelumnya.
d. Riwayat kesehatansekarang
Keadaan umum ibu nampak lemah karena dalam pengaruh obat bius, tekanan darah
110/70 mmHg, terpasang infuse RL + oxitosin 10 IU dengan 20tts/menit, terpasang
kateter, kontraksi uterus baik, terdapat luka Oprasi SC, pengeluaran lochea rubra
kurang lebih lebih 20 cc, dan bedrest ditempat tidur.
e. Riwayat penyakitkeluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyaktit keturunan,
menular, menahun dan tidak ada riwayat kembar.
f. Riwayatperkawinan
11
Ibu mengatakan menikah 1 kali, dengan suami sekarang sudah 23 tahun, umur ibu
pada saat menikah 20 tahun, suami 24 tahun, tidak ada masalah yang mebuat ibu
dan suami tertekan selam pernikahan.
g. Riwayatobstetric
1) Riwayatmenstruasi
Ibu mengatakan menarche pada usia 15 tahun, siklus 28 hari teratur, lama 6 – 7
hari, pada hari ke 1 – 2 banyaknya 3 kali ganti pembalut perhari,dan pada hari 3
– 6 hanya 1 – 2 kali ganti pembalut perhari,warna merah,baukhas,terdapat
keputihan pada saat sebelum dan setelah menstruasi, ibu tidak merasakan nyeri
pada saat menstruasi.
2) Riwayat kehamilan dan persalinan yanglalu
h. Riwayat kontrasepsi
12
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi karena presepsi ibu dan
suami tentang kb diharamkan dalam islam. Selama ini ibu menggunakan sistem
kalender untuk menunda kehamilannya. Pada persalinan ibu yang ke empat ibu
melakukan sterilisasi atau tubektomi atas saran dokter dikarenakan jumlah anak ibu
yang sudah berjumlah empat dan ibu sudah memasuki umur resiko tinggi untuk
hamil dan bersalin kembali.
i. Pola kebutuhan sehari –hari
1. Pola nutrisi
Sebelum melahirkan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pasien makan 3 kali
perhari, nafsu makan baik, porsi makan satu piring sedang (lauk,sayur dan nasi),
minum kurang lebih 7 – 8 gelas sedang 1 gelas habis per hari (air putih danteh).
- Sesudah melahirkan Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, pasien belum
diperboleh kan
- mengomsumsi makanan dan hanya diperbolehkan minum sedikit-demi sedikit
untuk menghindari mual, dikarenakan organ pencernaan ibu belum kembali
seperti semula pasca operasi, hanya diperbolehkan minum sedikit-demi sedikit
untuk menghindari mual, dikarenakan organ pencernaan ibu belum kembali
seperti semula pasca operasi.
2. Pola eliminasi
- Miksi
Sebelum melahirkan kebiasaan BAK kurang lebih 5-6 kali perhari, lancar, tidak
ada keluhan warna jernih. Setelah melahirkan hari pertama terpasang dower
kateter dengan volume760cc/4jam.
- Defekasi
Sebelum melahirkan kebiasaan BAB kurang lebih 2 hari sekali, konsistensi
lembek, ibu tidak terdapat keluhan pada kehamilanya. Setelah melahirkan belum
BAB dan tdak ada keluhan.
3. Pola kebersihan diri
- Sebelummelahirkan
Mandi 2 kali sehari pagi dan sore dengan menggunkan sabun, keramas 3 kali
seminggu dengan shampoo, kebiasaan sikat gigi 2 kali pada pagi dan sore,
kebiasaan memotong kuku setiap kali ibu merasa kukunya panjang.
- Sesudah melahirkan
Setelah melahirkan ibu belum pernah mandi hanya ganti pakaian saja.
4. Pola aktifitas,istirahat/tidur
- Sebelummelahirkan
Pasien tidur kurang lebih 7-8 jam perhari, pada malam hari pada pukul 21.00 –
05.00 WIB dan pada siang hari pada pukul 13.00 – 14.00 WIB dan tidak ada
keluhan.
- Sesudahmelahirkan
Pasien belum istirahat pasca operasi sectio caesaria.
13
c. Pemeriksaanlaboratorium.
1) Cek darah lengkap tanggal 04 Agustus 2019jam: 09:25:07WIB
Data Perkembangan I
Kunjungan pertama bangsal sakinah
Tanggal 04 Agustus 2019, pukul 19.00 WIB
S: Data subjektif: Ibu mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, pusing, dan lemas. Ibu
dapat menggerakan kaki kekiri dan ke kanan tetapi belum bisa miring
ke kanan dan kekiri. Ibu dapat beristirahat selama kurang lebih 3 jam
dan ibu sudah mememenuhi kebutuhan nutrisinya dengan makan
makanan yang ringan dan mengonsumsi minuman sedikit demi sedikit
untuk mencega mual ibu . Ibu melakukan sholat dengan posisi
berbaring. ibu senang karena sudah melihat bayinya dalam keadaan
sehat dan ibu juga senang karena suami dan anaknya menemaninya.
O: Objektif
a. Pemerikasaanumum
Kesadaran composmentis, dengan status gizi ibu dapat mengonsumsi makanan dan
minuman sedikit demi sedikit, dari hasil pengukuran tanda vital didapatkan tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 88 x/menit, RR 21 x/menit, suhu 36OC.
b. Pemeriksaanfisik
- Kepala dan rambut : Bentuk kepala mesocephal, rambut bersih, tidak rontok.
- Wajah (mata) :Konjungtiva merah muda, sclera putih, sekitar mata tidak ada odema,
hidung : Tidak ada polip, tidak ada secret, gigi ada caries, tidak ada sariawan.
- Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar getah bening, dan
peningkatan JVP (Jugularis vena pressure).
- Dada : Bentuk dada simetris, pada payudara tidak ada benjolan yang abnormal,
bentuk mebesar, konsistensi mamae melunak, areola hiperpigmentasi, puting menonjol,
ASI sudah keluar, ada nyeri tekan pada epigastrium.
- Abdomen : Ada luka oprasi SC, kontraksi uterusbaik.
- Genetalia : Tidak ada odema pada kedua labia mayora, lochea : rubra, berbau khas,
perdarahan kurang lebih 20cc.
- Tungkai : Tidak ada odema pada kaki dan tidak ada varices.
c. Pemeriksaanlain
- Infuse : terpasang RL dengan 20 tetes / menit dengan cairan masuk 130 cc dengan
drip cetorolac 1 ampul dengan dosis 1gram.
- DC/ kateter : terpasang dengan urin tampung 260cc.
- Wajah : mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, sekitar mata tidak ada odema,
hidung : tidak ada polip, tidak ada secret, gigi ada caries, tidak ada sariawan.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar getah bening, dan
peningkatan JVP (Jugularis vena pressure).
- Dada : Bentuk dada simetris, pada payudara tidak ada benjolan yang abnormal,
bentuk mebesar, konsistensi mamae melunak, areola hiperpigmentasi, puting
menonjol, ASI sudah keluar, ada nyeri tekan pada epigastrium.
- Abdomen : Ada luka oprasi SC, kontraksi uterus baik.
- Genetalia : Tidak ada odema pada kedua labia mayora, lochea : rubra, berbau khas,
perdarahan kurang lebih 20cc.
- Tungkai : Tidak ada odema pada kaki dan tidak ada varices.
- Pemeriksaanlain
Infuse : terpasang RL dengan 20 tetes / menit dengan cairan masuk 300cc.
DC/kateter : terpasang dengan urin tampung 560cc.
- Wajah mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, sekitar mata tidak ada odema,
hidung : tidak ada polip, tidak ada secret, gigi ada caries, tidak ada sariawan.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar getah bening, dan
peningkatan JVP (Jugularis vena pressure).
- Dada : Bentuk dada simetris, pada payudara tidak ada benjolan yang abnormal, bentuk
mebesar, konsistensi mamae melunak, areola hiperpigmentasi, puting
menonjol, ASI sudah keluar, ada nyeri tekan pada epigastrium.
- Abdomen : Ada luka oprasi SC, kontraksi uterus baik.
- Genetalia : Tidak ada odema pada kedua labia mayora, lochea : rubra, berbau khas,
perdarahan kurang lebih 20cc.
- Tungkai : Tidak ada odema pada kaki dan tidak ada varices.
- Pemeriksaanlain
- Infuse : terpasang RL dengan 20 tetes / menit dengan cairan masuk 300cc.
- DC/kateter : terpasang dengan urin tampung 560cc.
A: Analisa tanggal/jam: 05 Agustus 2019/11.00 WIB
Ny. M P4A0A4B umur 43 tahun dengan 1 hari post partum sectio caesaria dengan
tubektomi.
P: Penatalaksanaan
a. Melakukan observasi keadaanumum.
Evaluasi : sudah dilakukan observasi keadaan umum ibu yang bertujuan untuk
memantau perkembangan kesehatan ibu terutama hemodinamiknya yaitu ibu masih
Nampak lemah, dan nyeri pada perut setelah operasi SC, tekanan darah 110/60 mmhg,
nadi 80 x/menit, RR : 21 x/menit dan suhu :36,60C
b. Melakukan observasi pengeluaranlochea
Evaluasi : sudah dilakukan observasi pengeluaran lochea yang bertujuan untuk
mengetahui proses kembalinya alat – alat reproduksi yaitu lochea rubra, berbau amis
(khas), perdarahan kurang lebih 20cc.
c. Melakukan observasi nyeri tekananuterus.
Evaluasi : observasi sudah dilakukan yang bertujuan untuk melihat nyeri tekan dan
hasilnya ibu merasa nyeri pada perutnya terutama pada luka post oprasi SC.
19
Data Perkembangan IV
Kunjungan pertama bangsal sakinah Tanggal 07 Agustus 2019, pukul 09.53 WIB
S: Data subjektif
Ibu mengatakan sudah dapat berjalan . Ibu dapat beristirahat dengan baik dan ibu sudah
mememenuhi kebutuhan nutrisinya dengan memakan makanan yaitu nasi, lauk, sayur dan
buah secara teratur serta mminum obat per oral dengan teratur. Ibu sudah dapat melakukan
kegiatan berwudhu ke kamar mandi. Ibu mulai merawat bayinya secara mandiri seperti
mengganti popok dan membedong bayi. Ibu berharap hari ini dapat pulang kerumah karena
ibu sudah merasa kondisinyabaik.
O: Objektif
a. Pemerikasaanumum
Kesadaran composmentis, dengan status gizi ibu dapat mengonsumsi makanan dan
21
minuman secara teratur dengan porsi sedang, dari hasil pengukuran tanda vital
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 88x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,2 OC.
b. Pemeriksaanfisik
- Kepala dan rambut : Bentuk kepala mesocephal, rambut bersih dan wangi, tidak rontok.
- Wajah mata : konjungtiva merah muda, sclera putih, sekitar mata tidak ada odema,
hidung : tidak ada polip, tidak ada secret, gigi ada caries, tidak ada sariawan.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar getah bening, dan peningkatan
JVP (Jugularis vena pressure).
- Dada : Bentuk dada simetris, pada payudara tidak ada benjolan yang abnormal, bentuk
mebesar, konsistensi mamae melunak, areola hiperpigmentasi, puting menonjol,
ASI sudah keluar, ada nyeri tekan pada epigastrium.
- Abdomen : Ada luka oprasi SC, kontraksi uterus baik.
- Genetalia : Tidak ada odema pada kedua labia mayora, lochea : rubra, berbau khas,
perdarahan kurang lebih 15cc.
- Tungkai : Tidak ada odema pada kaki dan tidak ada varices
Evaluasi : observasi sudah dilakukan yang bertujuan untuk melihat nyeri tekan dan
hasilnya ibu merasa sedikit nyeri pada perutnya terutama pada luka
post oprasi SC.
d. Kolaborasi dengan tim dokter dalam memberikan terapi Evalusi : terapi sudah
diberikan obat peroral yaitu ferotam 2x 1/ hari setiap pukul 06.00, 18.00
WIB, Terasil 3x1/hari setiap pukul 06.00, 14.00, 22.00 WIB, AF 1x1 setiap
pukul 06.00 WIB.
22
e. Memberikan konselingnutrisi
Evaluasi : konseling telah dilakukan yaitu ibu diarapkan makan secara teratur 3
kali/hari serta mengonsumsi buah dan minum ± 7-8 gelas/hari untuk memenuhi asupan
gizi ibu dan bayi.
f. Memberikan konseling polaistirahat
Koneling : konseling telah dilakukan yaitu ibu diharapkan dapat istirahat dengan
cukup dan untuk tidak terlalu banyak mengerjakan pekerjaanrumah.
g. Memberikan konselingmobilisasi
Evaluasi : konseling sudah dilakkan yaitu ibu diharapkan untuk aktif dalam aktifitas
yang dilakukan dirumah dan tidak terlaluletih.
h. Memberikan konselingtubektomi
Evaluasi konseling sudah dilakukan yaitu jika terjadi koplikasi seperti infeksi luka
demam paca operasi ( 37,8C) luka pada kandung kemih, hematoma, emboli gas
yang diakibatkan oleh laparoskopi, rasa sakit padaoperasi pembedahan, terjadi
perdarahan pada tepi kulit ibu diminta segera kepetugas kesehatan.
23
A. ANALISA DATA
3 DS : SC Resiko infeksi
-Klien mengatakan pusing
-terkadang panas pada area Pembedahan pada bagian
luka post SC depan perut
DO :
- Ku lemah
-dan demam Luka post operasi SC
- Terdapat luka insisi pada
daerah abdomen 12 cm Resiko infeksi
- pada luka post SC
tampak merah, bengkak
S: 37,8ºC RR: 24x/I TD:
120/80 mmHg R: 89 x/i
HB =12,9 gr %
HT = 41%
Leukosit = 15,8/mm3
Trombosit= 214
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 24
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi
2. Ansietas berhubungan dengan kondisi bayi
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan adanya luka post operasi SC
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan / criteria Intervensi Rasionalisasi
1 Dx 1 Tujuan : Klien dapat 1. Kaji intensitas, -Pengkajian yang
beradaptasi dengan karakteristik, dan spesifik membantu
nyeri yang dialami derajat nyeri memilih intervensi
Kriteria Hasil : yang tepat
-Mengungkapkan 2. Pertahankan tirah -Meminimalkan
nyeri dan tegang di baring selama stimulasi atau
perutnya berkurang masa akut. meningkatkan
-Dapat melakukan relaksasi
tindakan untuk 3. -Terangkan nyeri
mengurangi nyeri yang diderita klien -Meningkatkan
-Kooperatif dengan dan penyebabnya. koping klien dalam
tindakan yang melakukan
dilakukan 4. -Ajarkan teknik guidance mengatasi
-TTV dalam batas distraksi nyeri
normal ; Suhu : 36- 5. -Kolaborasi - Pengurangan
37 0 C, TD : 120/80 pemberian persepsi nyeri
mmHg, RR :18- analgetika - Mengurangi onset
20x/menit, Nadi : 80- terjadinya nyeri
100 x/menit dapat dilakukan
dengan pemberian
analgetika oral
maupun sistemik
dalam spectrum
luas/spesifik
2 Dx 2 Tujuan: 1. Orientasikan klien 1. menjelaskan
Klien dapat bertemu pada lingkungan,
staf dan prosedur.
dengan bayinya.
2. Berikan informasi
Kriteria Hasil : tentang perubahan
Pasien bisa psikologis dan fisiologis pada persalinan.
mengatasi cemasnya 3. Kaji tingkat dan
penyebab ansietas.
4. Pantau tekanan
darah dan nadi
sesuai indikasi.
5. Berikan lingkungan
yang tenang dan
nyaman untuk
pasien
25
3 DX3 Tujuan: Tidak terjadi -Kaji kondisi kepada pasien
infeksi selama keluaran/dischart yang
perawatan keluar ; jumlah,
perdarahan dan luka warna, dan bau dari
operasi.\ luka operasi.
Kriteria Hasil :
• Tidak ada
tanda – tanda infeksi,
seperti : merah, -Terangkan pada klien
panas, bengkak, pentingnya perawatan
fungsio laesa luka selama masa post
operasi.
-Lakukan pemeriksaan
biakan pada dischart.
-Lakukan perawatan
luka
.
-Terangkan pada klien
cara mengidentifikasi
tanda inveksiobat
-kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian therapy
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 26
Hari / Diagnos
No Implementasi Evaluasi
Tanggal a
1. DX 1 1. Mengkaji intensitas, S:
karakteristik, dan derajat Pasien mengatakan nyeri
nyeri hilang timbul pada area
2. Mempertahankan tirah luka SC
baring selama masa akut. O:
3. Menerangkan nyeri yang - Skala nyeri 3-5 nyeri
diderita klien dan sedang,
penyebabnya. - Post op hari ke-2
4. Mengajarkan teknik - ekspresi wajah meringis
distraksi -Terdapat luka insisi
5. Kolaborasi pemberian operasi pada daerah
analgetika abdomen
- KU lemas
A: Dx : 1 Masalah belum
Teratasi.
P: Intervensi
-pantau TTV lanjut 1 /jam
-pantau kontraksi uterus.
-pantau kandung kemih.
S O A P I E
nyeri diarea Pasien Nyeri 1. Anjurkan untuk 1. Anjurkan untuk teknik S: pasien merasa senang
kelaminan. Sejak 2 tampak teknik relaksasi relaksasi napas dalam karena sudah melahirkan bayi
hari merasa menahan napas dalam 2. Berikan kompres es pada dengan selamat dan plasenta
kenceng-kenceng sakit, raut 2. Berikan perineum setelah melahirkan. lengkap
muka 3. Ganti pakaian dan liner basah O: Ibu tampak Lelah. Plasenta
meringis. kompres es pada
4. Berikan selimut penghangat lahir spontan, lengkap 1 buah,
perineum setelah
berat
melahirkan. 5. Kolaborasi perbaikan Td: 120/70
3. Ganti pakaian dan episiotomy
liner basah N: 88x/mnt
4. Berikan selimut S: 37
penghangat Rr: 20
4. Kolaborasi
perbaikan
episiotomy
RESUME KEPERAWATAN
KODE II
Nama klien : Ny. W TanggaL 20 mei 2019 Dx. Medis : Ruptur derajat IV
S O A P I E
S. Pasien mengatakan Pasien tampak meringiis Ansietas a. Orientasikan klien 1. menjelaskan kepada S. Pasien mengatakan
takut dengan kondisinya menahan sakit. Pasien pada lingkungan, staf pasien tentang masih khawatir dengan
saat ini. tampak cemas dan khawatir dan prosedur. prosedur pelaksanaan kondisinya
b. Berikan informasi proses persalina
tentang perubahan 2. menjelaskan O.
psikologis dan
fisiologis Td: 100?60
pada persalinan. N: 88
c. Kaji tingkat dan
penyebab ansietas. R: 22
d. Pantau tekanan darah S: 36,8
dan nadi sesuai
indikasi.
a. Berikan lingkungan perubahan psikologi Pasien tampak
yang tenang dan
nyaman untuk pasien. dan fisiologi pada lebih tenang
persalinan A. Masalah
3. melakukan Teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1-3
RESUME KEPERAWATAN
KODE III
Nama klien : Ny. E Tanggal: 29 April 2019 :Dx. Medis : G1P0A0 Episiotomy
S O A P I E
Ibu mengatakan k/u cukup Nyeri 1.Anjurkan untuk teknik 1.Anjurkan untuk teknik S: Ibu mengatakan nyeri
nyeri hebat saat dengan Pasien Persalinan relaksasi napas dalam relaksasi napas dalam hebat saat darah keluar
darah keluar tampak meringis 2.Berikan kompres es pada 2/Berikan kompres es
kesakitan perineum setelah melahirkan. O: Ibu tampak Lelah.
pada perineum setelah
melahirkan. P: epsiotomy
Q: seperti ditusuk-tusuk
TTV: 3.Ganti pakaian dan R: perut dan rahim
3. G.anti pakaian dan liner S: 7
liner basah
basah. T: Saat mengedan
TD : 120/70
MMHg 4. Berikan selimut penghangat A: masalah belum
teratasi
HR : 78 x/i 5.Kolaborasi perbaikan 4.Berikan selimut
RR:18 x/i P: Lamjutkan intervensi
Episiotomy penghangat
T: 36,7 ‘C 5. Kolaborasi perbaikan
episiotomy
P: epsiotomy
Q: seperti ditusuk-
tusuk
R: perut dan rahim
S: 7
T: Saat mengedan