Anda di halaman 1dari 42

BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN


MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian 5 M + 1 E Commented [W81]: Tanggal Pengkajian jangan lupa beri


paparan yg jelas
3.1.1 Man
3.1.1.1 Jumlah Tenaga
Kualifikasi tenaga keperawatan di Ruang Teratai Rumah Sakit Karsa
Husada Batu berjumlah 11 orang dengan rincian sebagai berikut:
a. Tenaga Keperawatan
Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Ruang Teratai Rumah Sakit
Karsa Husada Batu
No. Kualifikasi Jenis Jumlah Jumlah total Prosentase
1. S2 Keperawatan PNS 1 1 10%
HR 0
TNI 0
Magang 0
S1 Keperawatan PNS 0 2 20%
HR 2
TNI 0
Magang 0
2. DIII Keperawatan PNS 2 7 70%
HR 5
TNI 0
Magang 0
Jumlah 10 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian


perawat di Ruang Teratai yaitu 70% berpendidikan DIII Keperawatan, 20%
yang berpendidikan S1 dan 10% yang Berpendidikan S2. Hal tersebut
berarti tenaga perawat di Ruang Teratai cukup baik dengan seimbangnya
jumlah tenaga perawat berpendidikan DIII dan S1. Sedangkan untuk
rekrutmen pegawai dan kriteria masuk RSU Karsa Husada Batu tidak ada
spesifikasi khusus. Commented [W82]: Cukup intrepetasinya saja yg tertinggi dan
terendah tidak perlu memberikan stasmen.
b. Tenaga Non Keperawatan
Tabel 3.2 Tenaga Non Keperawatan Ruang Teratai Rumah Sakit Karsa
Husada Batu
No. Kualifikasi Jumlah Prosentase
1. Administrasi 1 50%
2. Ahli Gizi 1 50%
Total 2 100%

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa sebagian besar yaitu


tenaga non keperawatan 50% dengan kualifikasi Admisitrasi dan 50% Ahli Gizi.

3.1.1.2 Kualitas Tenaga


Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan kualifikasi
tenaga perawat di ruang Teratai sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang Teratai Rumah Sakit Karsa
Husada Batu
Jenis
Pelatihan yang
Nama Pendidikan Masa Kerja Ketenag
pernah diikuti
aan
Ns. Sujud Priyono, S2 BTLS, BCLS,
21 Tahun PNS
S.Kep.M.Kep Keperawatan ICU, CI, SKP
DII
Ns. Yuliana, Amd.Kep 13 Tahun PNS BCLS, BTLS
Keperawatan
DIII
Maulana A, Amd.Kep 3 Tahun PNS BCLS, BTLS
Keperawatan
S1
Ns. Zakiya, S.Kep 1,5 Tahun HR BCLS, BTLS
Keperawatan
S1
Ns. Yunita, S.Kep 1,4 Tahun HR BCLS, BTLS
Keperawatan
DIII
Gigih Gilang, Amd.Kep 3,2 Tahun HR BCLS, BTLS
Keperawatan
DIII
Rianatalia, Amd.Kep 3 Tahun HR BCLS, BTLS
Keperawatan
DIII
Effendi, Amd.Kep 1,5 Tahun HR BCLS, BTLS
Keperawatan
DIII
Irfan, Amd.Kep 1,5 Tahun HR BCLS, BTLS
Keperawatan
DIII
Risalatul, Amd. Kep 1,5 Tahun HR BCLS, BTLS
Keperawatan

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa sebanyak 100%


perawat yang bekerja di Ruang Teratai pernah mengikuti pelatihan atau
kegiatan untuk meningkatkan skill dan kemampuan dalam bidang medis.
3.1.1.3 Tingkat Ketergantungan Pasien
a. Skor Ketergantungan Pasien
Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan pasien di
Ruang Teratai Rumah Sakit Karsa Husada Batu pada tahap pengkajian yakni
tanggal 5-6 Oktober 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Teratai RSTingkat
II Dr Soepraoen pada tanggal 5 April 2016 Commented [W83]: Point apa yang membedakan tabel 3.4 dan
3.5
Nama Skor
Diagnosa Medis
Pasien Ketergantungan
Tn. T Pneumonia+Dispepsia syndrome P
Tn. S CHF P
Ny. R ALO P
Tn. G COPD+ Asma P
Tn. B CHF+Pneumonia P
Ny. A DHF+Anemia M
Ny. H CKD+CHF P
Ny. D Post Op. Laparatomy T
Ny. M CHF+Pneumonia+Selulitis P
Ny. F DHF+Typoid P
Ny. S CVA+DM+CHF P
Tn. B COPD+Pneumonia P
Tn. M CHF+DM P
Ny. H Anemia+MDS M
Ny. S DM+Dispepsia+Retensi Urine P
Ny. S IDDM+CVA P
Tn. T OMA+Anemia+Septic Condition T
Ny. M Gastritis M
Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 5 April
2016 terdapat 16 pasien, sebanyak 2 pasien yang dirawat memiliki tingkat
ketergantungan total, 13 pasien memiliki tingkat ketergantugan parsial dan 3
pasien memiliki tingkat ketergantungan minimal. Commented [W84]: Intrepetasiakn juga diagnosanya bukan
hanya tingkat ketergantungan ambil tertinggi dan terendah saja

Tabel 3.6 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Teratai RS Tingkat
II Dr Soepraoen pada tanggal 6 April 2016 Commented [W85]: Poin apa yang membedakan 3.4 dan 3.6 ini

Nama Skor
Diagnosa Medis
Pasien Ketergantungan
Tn. T Pneumonia+Dispepsia syndrome P
Tn. S CHF P
Ny. R ALO P
Tn. G COPD+ Asma P
Tn. B CHF+Pneumonia P
Ny. A DHF+Anemia M
Ny. H CKD+CHF P
Ny. D Post Op. Laparatomy T
Ny. M CHF+Pneumonia+Selulitis P
Ny. F DHF+Typoid P
Ny. S CVA+DM+CHF P
Tn. B COPD+Pneumonia P
Tn. M CHF+DM P
Ny. H Anemia+MDS M
Ny. S DM+Dispepsia+Retensi Urine P
Ny. S IDDM+CVA P
Tn. T OMA+Anemia+Septic Condition T
Ny. M Gastritis M
Ny. Y Afi+Dysp Syndrome P
Tn. P Chest Pain T
Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 5 April
2016 terdapat 16 pasien, sebanyak 3 pasien yang dirawat memiliki tingkat
ketergantungan total, 14 pasien memiliki tingkat ketergantugan parsial dan 3
pasien memiliki tingkat ketergantungan minimal.

b. Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan Metode Douglas


Tanggal 5 April 2016
1. Tingkat ketergantungan pasien
a. Minimal : 3 orang
b. Parsial : 13 orang
c. Total : 2 orang
2. Kebutuhan Perawat
 Jumlah kebutuhan per shift
Tingkat Dinas Pagi Dinas Sore Dinas Malam
ketergantungan
Minimal 3 x 0,17 = 0,51 3 x 0,14 = 0,42 3 x 0,07 = 0,21

Partial 13 x 0,27 = 3,51 13 x 0,15 = 1,95 13 x 0,07 = 0,91

Total 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,30 = 0,6 2 x 0,20 = 0,4

Jumlah 4,74 = 5 orang 2,97 = 3 orang 1,52 = 2 orang

 Jumlah Kebutuhan Perawat per Hari


5 + 3 + 2 = 10 Orang
 Jumlah Loss day
0,6 x jumlah kebutuhan per hari = 0,6 x 10 = 6 orang
 Jumlah Tugas Non keperawatan
25% x (jumlah perawat/hari + loss day) = 25% x (10+6) = 4 orang
 Jumlah Kebutuhan Perawat satu unit
Kebutuhan perawat/hari + loss day + tugas non kep = 10 + 6 + 4
= 20 orang
Tanggal 6 April 2016
1. Tingkat ketergantungan pasien
 Minimal : 3 orang
 Parsial : 14 orang
 Total : 3 orang
2. Kebutuhan Perawat
 Jumlah kebutuhan per shift
Tingkat Dinas Pagi Dinas Sore Dinas Malam
ketergantungan
3 x 0,17 =0,51 3 x 0,14 = 0,42 3 x 0,07 = 0,21

Partial 14 x 0,27 = 3,78 14 x 0,15 = 2,1 14 x 0,07 = 0,98

Total 3 x 0,36 = 1,08 3 x 0,30 = 0,9 3 x 0,20 = 0,6

Jumlah 5,37= 5 orang 3,42= 3 orang 1,79 = 2 orang

 Jumlah Kebutuhan Perawat per Hari


5+ 3 + 2 = 10 Orang
 Jumlah Loss day
0,6 x jumlah kebutuhan per hari = 0,6 x 10 = 6 orang
 Jumlah Tugas Non keperawatan
25% x (jumlah perawat/hari + loss day) = 25% x (10+6) = 4 orang
 Jumlah Kebutuhan Perawat satu unit
Kebutuhan perawat/hari + loss day + tugas non kep = 10 + 6 + 4
= 20 orang
Berdasarkan rumus Douglas didapatkan hasil perhitungan rata-rata jumlah
perawat perhari adalah 10 orang, sedangkan jumlah perawat jaga di ruang
teratai adalah 9 orang perawat per hari, yaitu 3 perawat dinas pagi, 2 perawat
dinas sore, 2 perawat dinas malam dan 2 perawat libur.
3.1.2 MATERIAL/MACHINE
a. Fasilitas untuk perawat
1) Nurse station
Nurse station utama berada di bagian selatan ruang rawat inap teratai,
perawat dapat mengakses pasien dengan cepat karena letaknya yang
dekat dan setiap bed pasien memiliki tombol pemanggil perawat. Untuk
dokumentasi di lengkapi dengan buku injeksi, buku observasi TTV, buku
operan jaga, buku radiologi, buku KLB, buku ekspedisi alat, buku copy
resep dinas, buku ekspedisi laborat, dan buku laporan bulanan.
2) Kamar mandi
Terdapat 1 kamar mandi untuk perawat. Kondisi kamar mandi cukup
bersih dan berlokasi di ruang perawat.
3) Tempat sholat
Tempat sholat berada di dalam ruang perawat
4) Ruang kepala ruangan
Ruang kepala ruangan terpisah dengan ruang perawat. Ruang ini
terletak di depan ruang perawat
b. Fasilitas Peralatan dan Bahan Kesehatan
Daftar inventaris Alat Keperawatan TH 2016 R. Teratai
Kapasitas : 22 bed
Bulan Oktober 2016
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah Standar
Baik Rusak
1. Almari obat 1 1 2
2. Ambubag dewasa 1 1 1
3 Bag Hot (WWZ) 3 2 1 3
4 Bag Ice (escrap) 2 2 3
5 Bag instrument besar 2 2 2
6 Bak instrument kecil - - 2
7 Bak instrumen sedang 2 2 2
8 Bengkok stenlis 3 3 5
9 Brankart 1 1 1
10 ECG serial 1 1 1
11 Gunting Verband 1 1 2
12 Kereta O2 (kecil) 1 1 1
13 Korentang 1 1 2
14 Kursi roda 2 1 1 1
15 Lampu Senter 1 1 1
16 Lampu tindakan 1 1 1
17 Manometer O2 4 3 1 6
18 Nebulizer 1 1 1
19 Pinset Anatomi 2 2 5
20 Pispot 8 6 2 5
21 Reflex hammer - - 1
22 Regestin 2 1 1 2
23 Tempat tidur multifungsi 16 16 2
24 Standart infus beroda 15 13 2 5
25 Sterilisator kering 1 1 1
26 Stetescope dewasa 4 4 5
27 Suction dewasa 1 1 1
28 Tensi meter dewasa 2 1 1 2
29 Thermometer rectal 1 1 1
30 Timbangan BB 1 1 1
31 Tongspatel stenlis 2 2 3
32 torniquet 2 2 3
33 Troli tindakan 2 2 2
34 Tromol besar 1 1 1
35 Urinal plastic 6 6 6
36 Waskom mandi seng 6 6 6
37 Waskom mandi stenlis 4 4 6
38 Panjatan kaki pasien 16 16 5
besi/foot
39 Lampu pembaca 1 1 1
foto/laminator
40 Pinset chirurgic 2 2 2
41 Tensi meter beroda 1 1 1
42 Troli dua lobang baskom 1 1 4
mandi
43 Rak pispot 5 5 1
44 Gunting bengkok 1 1 1
45 Thermometer digital 1 2 2
Jumlah 141 128 13 112
Rata – rata (141/129) x 100% = 100 %

Belum tersedianya di ruangan alat-alat yang menunjang KDM seperti :


sisir , alat pemotong kuku, pasta gigi, sikat gigi, dan sabun untuk
memandikan pasien

c. Daftar peralatan inventaris alat tenun


Daftar inventaris Alat Tenun TH 2016 Ruang Teratai
Kapasitas: 22 bed
Bulan Oktober 2016
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah Standar
Baik Rusak
1. Baju operasi 29 29 5
2. Baju operasi anak - - -
3 Bungkus kasur perlak 17 17 17
4 Korden jendela hijau 32 32 32
5 Korden lurus/korden 20 20 20
sekat)
6 Manset tensi dewasa 3 2 1 3
7 Perlak pink 16 16 48
8 Perlak putih 10 10 10
9 Sarung bantal hijau 25 25 25
10 Sarung bantal pink 64 64 48
11 Sarung WWZ 6 6 6
12 Selimut wol pink 32 30 2 20
13 Selimut lorek 16 16 16
14 Selimut wool hijau 8 - 8 20
15 Skort perawat 10 10 16
16 Sprei hijau - - -
17 Sprei pink 30 30 25
18 Tutup tabung oksigen 3 3 3
hijau
Jumlah 321 310 11 314
Rata – rata (310/314) X 100% = 99%

Alat-alat tenun saat ini disimpan di ICSS. Setiap kali ada alat tenun yang kotor
langsung dikirim ke ICSS dan ruangan akan mendapatkan alat-alat tenun
yang bersih sesuai dengan kebutuhan ruangan.

d. Daftar inventaris alat rumah tangga


Daftar inventaris Alat Rumah Tangga TH 2016 Ruang Teratai
Kapasitas: 22 bed
Bulan Oktober 2016
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah Standar
Baik Rusak
1. Baki melamin 2 2 0
2. Bantal dewasa 16 16 20
3 Ceret aluminium 1 1 1
4 Ceret plastic/teko 2 2 1
5 Gayung 8 8 5
6 Gelas pasien 16 16 32
7 Jam dinding 10 10 8
8 Kasur pasien dewasa 16 16 16
busa
9 Kereta makan 1 1 1
10 Kulkas 1 1 1
11 Kursi penunggu kotak 16 16 20
12 Kursi penunggu panjang 5 5 5
kayu
13 Kursi petugas jaga 10 10 7
14 Lap dapur 5 5 5
15 Loker petugas 1 1 1
16 Meja makan pasien 16 16 20
17 Papan tulis 2 2 2
18 Pengaman TT 16 16 16
19 Piring snack sango 16 16 16
20 Rak handuk 8 8 8
21 Rambu-rambu dilarang - - 6
merokok
22 Rambu-rambu jagalah - - 6
kebersihan
23 Rambu-rambu jagalah - - 6
kebersihan
24 Rantang besar 1 1 3
25 Saringan the 1 1 1
26 Sendok 16 16 32
27 Sisir - - 2
28 Tempat sampah tanggung 3 3 3
tertutup
29 Troli baju kotor 1 1 1
30 Tutup gelas 16 16 32
plastik/melamin
31 Almari linen 1 1 1
32 Almari pasien kayu 16 16 16
33 Kompor gas 1 1 1
34 Lukisan/gambar pola 1 1 1
35 Meja kepala ruangan 1 1 1
36 Meja perawat 2 2 1
37 Regulator gas 1 1 1
38 Stavolt 2 2 1
39 Tabung elpiji 1 1 1
40 Telepon flexi 1 1 1
41 Telepon permanen 1 1 1
42 Televisi 14 in 9 9 1
43 Tempat tidur pasien 16 16 16
44 Piring lauk sango 16 16 16
45 Tempat sampah medis 5 5 5
Jumlah 281 280 333
Rata – rata (281/280) X 100% = 100 %

3.1.3 METHODE Commented [W86]: Tambahkan item methode yang lainnya


(supervisa dan MAKP, Askep blom ada)
Metode yang digunakan Ruang Teratai untuk pemberian asuhan
keperawatan pada pasien adalah metode fungsional. Dalam pembagian
tugasnya dibagi dalam 3 shift yaitu pagi, siang dan malang. Metode yang
digunakan merujuk pada fungsi-fungsi manajemen keperawatan. Pelaksanaan
metode fungsional belum efektif dan belum berjalan dengan maksimal
(perawat belum terfokus untuk melayani pasien karena memberikan asuhan
keperawatan kondisional/saling membantu antar satu sama lain)
1. Tindakan Keperawatan di Ruang Teratai
a. Operan
Table 3.3.1 Tabel Checklist Operan Ruang Teratai pada 05 April 2016
Tanggal
No. Langkah-langkah 05/10 06/10
P S P S
Persiapan:
1. Buku laporan shift sebelumnya √ √ √ √
2. Membaca laporan shift sebelumnya. √ √ √ √
3. Shift yang akan mengoperkan, menyiapkan √ √ √ √
hal-hal yang akan di sampaikan.
4. Shift yang akan menerima membawa buku √ √ √ √
catatan operan / catatan harian
5. Kedua kelompok sudah siap. √ √ √ √
Prosedur Pelaksanaan:
1. Kepala ruang mengucapkan salam (selamat √ √ √ √
pagi/ assalamu’alaikum) dan menyampaikan
akan segera di lakukan operan.
2. Perkenalkan diri dan perawat yang akan - - - -
bertugas selanjutnya.
3. Kegiatan dimulai dengan √ √ √ √
menyebut/mengidentifikasi secara satu persatu
(berurutan tempat tidur / kamar) :
 Identifikasi Klien: nama,alamat, no register
4. Jelaskan kondisi / keadaan umum klien. √ √ √ √
5. Jelaskan tindakan keperawatan yang telah dan √ √ √ √
belum dilakukan
6. Jelaskan hasil tindakan masalah teratasi √ √ √ √
sebagian belum atau muncul masalah baru.
7. Jelaskan secara singkat dan jelas rencana √ √ √ √
kerja dan tindak lanjut asuhan (mandiri atau
kolaborasi)
8. Memberikan kesempatan anggota shift yang √ √ √ √
menerima operan untuk melakukan klarifikasi /
bertanya tentang hal-hal atau tindakan yang
kurang jelas.
9. Perawat yang menerima operan mencatat hal- √ √ √ √
hal penting pada buku catatan harian
10 Perawat yang mengoperkan menyerahkan √ √ √ √
semua berkas catatan perawatan kepada tim
yang akan menjalankan tugas berikutnya.
Penutup:
1. Kepala Ruang (yang memimpin) kembali ke - - - -
Nurse Station
2. Berdoa bersama yang di pimpin oleh kepala - - - -
ruang
3. Mengucap salam. - - - -
4. Mengucapkan selamat istirahat bagi shift - - - -
sebelumnya.
5. Mengucapkan selamat bekerja untuk shift - - - -
berikutnya
TOTAL 14 14 14 14
Presentase 70% 70% 70% 70%
Keterangan :
 : Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore

Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift lain
dengan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mampu
mengkomunikasikan secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan dan tim
kesehatan lain yang memerlukan data klien secara teratur. Operan dilakukan setiap
pergantian shift (100%) pada tanggal 5 – 6 Oktober 2016.
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan
kegiatan konsultasi. Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Post conference adalah diskusi
tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Pada
tanggal 5 – 6 Oktober 2016, pelaksanaan operan di ruang Teratai yaitu sebagai berikut
:
1) Pre dan post conference digabung dengan operan, sehingga tidak pernah
dilaksanakan pre dan post conference
2) Tim yang akan menerima operan shift membawa buku catatan
3) Belum maksimalnya perkenalan diri perawat penerima operan
4) Timbang terima sudah dilakukan dengan cukup baik (PP melaporkan identitas
pasien, keluhan utama, dan intervensi yang suduh dilakukan maupun rencana
intervensi selanjutnya) tetapi intervensi masih bersifat umum tidak berdasarkan
MK dan MK masih jarang disebutkan saat operan, banyak terfokus pada
tindakan medis
5) Belum dilakukan pembukaan seperti salam dan penutup yaitu salam dan
pembacaan doa sebelum aktivitas kerja di ruangan pada saat operan.

b. Orientasi Pasien Baru


Tabel 3.3.1 Tabel jumlah pasien baru pada shift pagi tanggal 5 – 6 Oktober
2016 di Ruang Teratai

Jumlah pasien baru

5 Oktober 2016 6 Oktober 2016

- orang 2 orang
Pada tanggal 5 – 6 Oktober 2016, jumlah pasien baru ada 2 orang.
Berdasarkan observasi semua pasien sudah diorientasikan terkait ruangan, cuci
tangan, hak pasien dan keluarga, dan peraturan rumah sakit.

c. Ronde Keperawatan
Saat melakukan wawancara kepada perawat, perawat mengatakan bahwa
ronde keperawatan dilakukan dalam raber (rawat bersama) untuk membahas
penyakit pasien yang dinilai serius dan butuh kolaborasi tenaga kesehatan lain.
Belum ada jadwal tertulis dalam melakukan ronde, sehingga sifatnya incidental. Commented [W87]: Pasien yang dilakukan ronde keperawatan
saat pelaksanaan incidental tersebut bagaimana
d. Pendidikan Kesehatan
Saat dilakukan wawancara dengan perawat, pendidikan kesehatan
biasanya diberikan langsung kepada pasien dan keluarga secara lisan dengan
memberi KIE terkait penyakit klien. Saat ini ada jadwal khusus dalam ruangan
untuk promosi kesehatan, yakni setiap hari rabu, kamis atau jumat. Selain itu
PKMRS yang dibentuk oleh tim RSU Karsa Husada Batu dan penunjukan perawat
penanggung jawab PKMRS ruangan telah berjalan dan telah terdokumentasi. Jika
ada mahasiswa praktikan, biasanya pendidikan kesehatan dilakukan bersama
mahasiswa praktikan.
e. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat oral maupun injeksi berada di apotik. Untuk pengambilan obat
dilakukan oleh perawat. PJ obat hanya bertanggung jawab untuk menjaga
keberadaan obat. Obat per oral dan injeksi sudah ditempatkan dalam satu tempat
yang sama, diberi identitas nama pasien dan nomor bed agar tidak tertukar antar
pasien. Untuk obat emergency (terbatas) seperti dopamin, norepinefrin, epinefrin,
sulfat atrofin disediakan di ruangan dalam troli emergency.

3.1.4 MONEY
a. Sistem Gaji dan Remunerisasi SDM
Sumber dana gaji pegawai golongan PNS di Ruang Teratai Rumah Sakit
Karsa Husada Batu berasal dari pemerintah, dan sumber dana gaji
pegawai Non-PNS (honorer) berasal dari rumah sakit itu sendiri beserta
insentif per bulan berasal dari instalasi watnap masing-masing.
b. Sumber Pendapatan Ruangan
Sumber pendapatan Ruang Teratai Rumah Sakit Karsa Husada Batu
berasal dari Pemerintah yang diatur oleh rumah sakit untuk dibagikan ke
setiap ruangan di rumah sakit sesuai kebutuhannya yang tersentralisasi
dari instalasi watnap.
c. Anggaran Pengadaan Alat dan Renovasi
Pengajuan anggaran pengadaan alat dan renovasi, Ruang Teratai tidak
mendapatkan anggaran berupa dana tunai melainkan langsung berupa
logistik dan alat dari Rumah Sakit. Untuk hal yang bersifat insidentil,
ruangan melalui Kepala Ruangan dapat mengajukan rencana barang-
barang yang dibutuhkan setiap bulan yang kemudian akan ditindaklanjuti
oleh pihak Rumah Sakit.
d. Tarif Rawat Inap
1. Daftar Tarif Rawat Inap

JASA
NO URAIAN KAMAR TOTAL
DOKTER PERAWAT GIZI

1 KELAS I 150.000 80.000 35.000 25.000 290.000

2 KELAS II 100.000 60.000 25.000 20.000 205.000

3 KELAS III 75.000 60.000 25.000 20.000 180.000

3.1.5 MARKET
1. Efisiensi Ruang Rawat Inap
Hasil pengkajian analisis selama tanggal 5 – 6 Oktober 2016 di
Ruang Teratai RSU Karsa Husada Batu.
a. BOR
Jumlah tempat tidur adalah 22 buah. Jumlah pasien rata-rata
selama pengkajian tanggal adalah 5 – 6 Oktober 2016 adalah 19 orang
dengan BOR rata rata selama 2 hari adalah adalah

Jumlah BOR
Tgl
(∑Px/∑Bed x 100%)
Bed Px
5 Oktober 2016 22 18 81,8%
6 Oktober 2016
22 20 90,9%

b. Jumlah klien per bulan


Sisa klien Total
No Bulan Klien baru
bulan lalu pasien
1. Juli 93 101 93
2 Agustus 117 128 117
3 September 89 99 89

c. Jumlah kasus terbanyak


No. Bulan Diagnosa Jumlah
1 Juli CHF 8
2 Agustus DHF 9
3 September DHF 15

Berdasarkan data dari bulan Juli 2016 - September 2016, kasus yang
terbanyak adalah kasus DHF.
d. Jumlah hari rawat inap
No. Rata – Rata Jumlah Hari Rawat
Bulan
Inap
1 Juli 4
2 Agustus 5
3 September 4

e. Jumlah Mortalitas selama tiga bulan terakhir


No Bulan ∑ PX Mortalitas
1 Juli 93 1
2 Agustus 117 1
3. September 99 1

2. Jenis pembayaran
a. Pasien ditinjau dari sistem pembiayaan
1) BPJS
Askes aktif, Askes Non Hankam (ANH), Askes Hankam (AH),
Asuransi Mandiri, Jamkesmas, pegawai pemerintah non negeri, pegawai
swasta, pegawai lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah.
a) Swasta
Pasien luar berhak (PLB)
b) Jamkesda
pengguna layanan kesehatan yang pembiayaannya ditanggung oleh
daerah asal masing-masing
Pengguna jasa pelayanan kesehatan di instalasi pelayanan kesehatan
dibedakan menjadi 3 yaitu pasien BPJS, Swasta (umum) dan Jamkesda.
Pasien BPJS adalah :
1. PNS yang masih dinas aktif dan dalam menjalankan MPP berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan.
2. Istri/suami sah PNS yang masuk dan terdaftar dalam buku
penghasilan/daftar gaji.
3. Anak sah dari PNS berusia 0 – 25 tahun, masih sekolah (untuk anak yang
berusia 21 – 25 tahun wajib menunjukkan surat keterangan dari sekolah),
belum pernah kawin serta masuk dan terdaftar dalam buku
penghasilan/daftar gaji.
4. Pensiunan PNS/ penerima pensiun janda PNS dan keluarganya dapat
mengunankan jasa pelayanan kesehatan Kesad dengan menggunakan
fasilitas Askes serta wajib memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan
oleh PT. Askes Indonesia.
Semua klasifikasi pasien tersebut berhak mendapat pelayanan kesehatan
pada instalasi Kesad dengan ketentuan kelas pelayanan kesehatan sebagai
berikut:
1. Pelayanan rawat jalan berlaku sama bagi seluruh strata kepangkatan
PNS beserta keluarganya.
2. Untuk pelayanan rawat inap di instalasi Kesad, Kelas perawatan diatur
berdasarkan strata kepangkatan, sebagai berikut:
a. PNS Gol. IV/c ke atas dan keluarganya dirawat di bangsal perawatan
VIP.
b. PNS Gol. IV/a-b dan keluarganya dirawat di bangsal perawatan Kelas I
c. PNS Gol. III dan keluarganya dirawat di bangsal perawatan Kelas II.
d. PNS Gol I-II dan keluarganya dirawat di bangsal Kelas III.
b. Asal daerah pasien
Pasien yang dirawat di Ruang Teratai mayoritas Kota Batu dan daerah
Jawa Timur, bukan lintas provinsi.

3.2 PENGKAJIAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN


3.2.1 Fungsi Perencanaan
3.2.1.1 Visi dan Misi Organisasi
A. Gambaran Umum Rumah Sakit
1. Sejarah Singkat Rumah sakit Husada Setya
Sejarah rumah sakit dimulai dengan keluarnya Surat Keputusan
YM.02.04.3.3.3228 yang mencantumkan keberadaan Rumah Sakit Umum
Karsa Husada Batu berada dalam struktur organisasi. Pada tanggal 4 Juli 2007,
penggunaan Rumah sakit diresmikan oleh Menteri kesehatan dan sejak itulah
melaksanakan kegiatan operasional sampai sekarang.

2. Visi, Misi, Motto, Falsafah dan Tujuan

A. visi rumah sakit umum karsa husada batu


visi rumah sakit umum karsa husada batu adalah “menjadi rumah sakit
dengan pelayanan prima, pilihan utama masyarakat”.
B. misi rumah sakit umum karsa husada batu
misi rumah sakit umum karsa husada batu, adalah :
 memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan akurat.
 mengutamakan kepuasan dan keselamatan pasien.
 memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat.
 meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan, sehingga
mampu melaksanakan pelayanan yang profesional.
 meningkatkan kualitas alat kedokteran yang dapat memberikan nilai
lebih tinggi bagi pelayanan kesehatan.
C. motto rumah sakit umum karsa husada batu
motto rumah sakit umum karsa husada batu adalah “merawat penuh
kasih, demi kesembuhan”.
D. falsafah, nilai, dan tujuan rumah sakit umum karsa husada batu
falsafah, nilai, dan tujuan rumah sakit umum karsa husada batu ,
adalah :
1. Alam semesta dan segala isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa, karenanya manusia sebagai bagian dari alam semesta dan
merupakan ciptaan Tuhan yang dilengkapi dengan akal budi dan
pikiran wajib memuliakan ciptaan-Nya dan terus berusaha
melestarikannya.
2. Iman dan amal merupakan suatu kesatuan dan Kemuliaan hidup
manusia ditentukan oleh derajat kesehatan rohani dan jasmaninya.
3. Rumah sakit yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan bertujuan
meningkatkan derajat kesehatan umat manusia seoptimal mungkin,
baik kesehatan jasmani maupun rohani, terutama bagi mereka yang
kurang atau tidak mampu sosial ekonominya, sebagai pengamalan
iman dan darma bakti kepada bangsa dan negara.

a. Keterkaitan Visi dan Misi Keperawatan dengan Rumah Sakit


Visi dan misi Ruang Teratai merupakan bagian dari visi misi rumah
sakit. Kepala ruangan sudah membuat rencana visi dan misi untuk ruangan
tetapi karena Ruang Teratai masih tergolong ruangan baru dan masih
membenahi beberapa hal yang lain, visi misi masih berupa draft sehingga
visi dan misi ruang Teratai masih mengikuti visi dan misi Rumah Sakit.
Kepala Ruangan memberikan saran agar segera dirumuskan rancangan
pembentukan visi ruangan dan perbaikan misi yang telah dibuat.
3.2.1.2 Perencanaan Strategis
a. Rencana strategis rumah sakit
Program RSU Karsa Husada yang dijalankan oleh Instalasi Rawat Inap
yaitu:
1) Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan dengan cara pemberian warna gelang yang
berbeda berdasarkan gender dan resiko. Pada pasien laki-laki
menggunakan gelang berwarna biru dan perempuan menggunakan
gelang berwarna merah muda. Untuk pasien dengan resiko jatuh, alergi,
DNR ditambahkan kancing pada gelang, berwarna kuning, merah, dan
ungu. Pemberian gelang ini sudah dilaksanakan selama 6 bulan
terakhir.
2) Pencegahan Infeksi Nosokomial (INOS)
Salah satu program untuk pencegahan INOS adalah cuci tangan ini
merupakan program yang dijalankan oleh Instalasi Rawat Inap saat ini.
Program ini penting dalam mengurangi resiko infeksi pada pasien, tetapi
dalam pelaksanaanya masih kurang maksimal, khususnya sebelum
melakukan tindakan dan cara mencuci tangan dengan 6 langkah. Dari 4
hari pengkajian didapatkan data sebanyak 80% perawat yang
melakukan cuci tangan 6 langkah dengan benar dan sebanyak 50%
perawat yang melakukan cuci tangan 5 momen dengan benar. Terkait
dengan INOS perlu diperhatikan juga terkait dengan kejadian phlebitis di
ruang teratai. Menurut pengamatan selama 4 hari kejadian ini cukup
banyak yakni 2 orang (15%), sudah ada pendokumentasian dan
pencegahan dari kejadian phlebitis.
3) Komunikasi Situation Background Assessment Recomendation (SBAR)
Program ini meliputi pemberian komunikasi efektif antar perawat dan
tenaga kesehatan lain. Penggunaan komunikasi SBAR ini sudah
diterapkan terutama saat melakukan komunikasi dengan dokter via
telepon
4) Pasien safety (pasien resiko jatuh, resiko dekubitus, alergi dan tepat
prosedur tindakan operasi)
Program ini sudah disosialisasikan dan dilakukan dengan pemberian
tanda khusus. Bagi pasien dengan resiko jatuh dengan menambahkan
tanda yang digantungkan. Teratai memiliki checklist untuk screening
pasien resiko tinggi ulkus dekubitus. Edukasi Perawat terhadap
pencegahan dari ulkus dekubitus jarang dilakukan. Lalu terkait dengan
10 Benar dalam pemberian obat,sudah dilakukan dengan baik, dari 18
rekam medik sudah semuanya (100%) terdapat paraf perawat pada
form daftar pemberian obat saat memberikan/menginjeksikan obat ke
pasien, namun sayangnya masih (100%) perawat belum meminta paraf
dari keluarga saat menginjeksikan/memberikan obat ke pasien serta
edukasi perawat kepada pasien saat memberikan obat masih kurang
maksimal yaitu terbukti dari hasil wawancara dengan pasien hanya
sebesar 70% pasien yang menyebutkan mendapatkan edukasi dari
perawat terkait pemberian obat. Selain itu masih belum ada penanda
puasa bagi pasien yang akan dilakukan operasi dan pasien yang akan
dilakukan tindakan khusus.
b. Rencana operasional
Program yang dilakukan pada ruang teratai adalah pemenuhan
kebutuhan dasar manusia berupa personal hygiene seperti mandi, perineal
hygiene dan oral hygiene yang merupakan tindakan mandiri perawat,
namun dalam praktiknya masih belum maksimal dilakukan. Salah satu
alasannya karena kondisi pasien yang dirawat di ruang teratai biasanya
dalam tingkat ketergantungan parsial dan minimal, sehingga perawat dapat
memberikan kewenangan kepada keluarga untuk melakukan tindakan
pemenuhan kebutuhan dasar oleh keluarga sendiri. Selain itu belum
tersedianya di ruangan alat-alat yang menunjang pelayanan personal
hygine seperti sisir, sabun, obat kumur (mouth wash), pasta gigi, dan sikat
gigi untuk masing-masing pasien juga menjadi salah satu kendala belum
maksimalnya pemenuhan KDM di ruangan ini.
Pada hasil pengkajian didapatkan tindakan personal hygiene
dilakukan keluarga setiap pagi. Secara keseluruhan tindakan personal
hygiene sesuai SOP,namun pada beberapa pasien dengan tingkat
ketergantungan total atau pasien yang tidak ditunggu oleh keluarga belum
mendapatkan pelayanan personal hygine seperti mandi dan oral hygine.
c. Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaan
Staf keperawatan terlibat dalam pemberian perawatan secara
langsung sesuai program yang telah direncanakan.
3.2.1 Fungsi Pengorganisasian
3.2.2.1 Struktur Organisasi Ruang Teratai RSU Karsa Husada Batu

Kepala Bidang Keperawatan


Ns. Sujud Priyono, S.Kep.,M.Kep

Administrasi
Eko Iswati

Kepala Ruangan
Yuliana, Amd.Kep

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Maulana, Amd.Kep Ns. Yunita, S.Kep Ns. Zakiya, S.Kep

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Gigih Gilang, Rianatalia, Amd.Kep Effendi, Amd.Kep
Amd.Kep
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
Irfan, Amd.Kep Risalatul, Amd.Kep

3.2.2.2 Uraian tugas


a. Kepala Ruangan
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
KEPALA RUANG
1. Melaksanakan fungsi perencanaan (p1)
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan V
b. Berperan serta menyusun falsafah, dan tujuan
pelayanan keperawatan di ruang rawat inap,
meliputi:
- memberikan pelayanan sesuai SAK/SOK V
dalam penanganan pasien
- mengatasi dan meminimalkan penderita V
pada kasus terminal
- membantu individu dan keluarga dalam V
mencegah kambuhnya penyakit
- mencegah terjadinya infeksi nosokomial V
pada pasien dan keluarga
- Mencegah komplikasi pembedahan dan V
meminimalkan terjadinya infeksi
- Memberikan lingkungan yang kondusif bagi V
pasien
- Mencegah terjadinya kekambuhan pada V
pasien
- Menciptakan lingkungan kerja dan belajar V
yang kondusif bagi personel maupun
mahasiswa praktek
c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga V
keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk diruang rawat, koordinasi
dengan kepala perawat instalasi/Ka instalasi

2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan


pelaksanaan (p2) meliputi:
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh V
kegiatan pelayanan diruang rawat, melalui kerja
sama dengan petugas lain yang bertugas
diruang rawatnya
b. Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga V
keperawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan
pelayanan dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit
c. Melaksanakan orientasi kepada tenaga V
keperawatan baru/tenaga lain yang akan kerja
di ruang rawat
d. Memberikan orientasi kepada siswa/ V
mahasiswa keperawatan yang menggunakan
ruang rawatnya sebagai lahan praktik
e. Membimbing tenaga keperawatan untuk V
melaksanakan pelayanan/Asuhan Keperawatan
sesuai standar
f. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu- V
waktu dengan staf keperawatan dan petugas
lain yang bertugas diruang rawatnya
g. Memberi kesempatan/ijin kepada staf V
keperawatan untuk mengikuti kegiatan
ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala
instalasi/ kepala seksi pelayanan keperawatan
h. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat- V
obatan sesuai kebutuhan berdasarkan
ketentuan/ kebijakan Rumah Sakit
i. Mengatur dan mengkoordinasikan V
pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaaan
siap pakai
j. Mengendalikan kualitas system pencatatan dan V
pelaporan Asuhan keperawatan dan kegiatan
lain secara tepat dan benar.
k. Memberi motivasi kepada petugas dalam V
memelihara kebersihan lingkuangan ruang
rawat
l. Meneliti pengisian formulir sensus harian V
diruang rawat
m. Menyimpan berkas catatan medis pasien dalam V
masa perawatan diruang rawatnya &
selanjutnya mengembalikan berkas tersebut ke
bagian Medical Record bila pasien keluar/
pulang dari ruang rawat tersebut
n. Membuat laporan harian mengenai pelaksaan V
Asuhan Keperawatan serta kegiatan lainnya di
ruang rawat, disampaikan kepada atasannya
o. Membimbing siswa/ mahasiswa keperawatan V
yang menggunakan ruang rawatnya sebagai
lahan praktek
p. Memberi penyuluhan kesehatan kesehatan V
kepada pasien/keluarga sesuai kebutuhan
dasar dalam batas wewenangnya
q. Melakukan serah terima pasien dan lain-lain V
pada saat pergantian dinas

3. Melaksanakan fungsi pengawasan,


pengendalian dan penilaian (p3) meliputi:
a. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan V
Asuhan Keperawatan yang telah dilakukan
b. Mengawasi dan menilai mahasiswa V
keperawatan untuk memperoleh pengalaman
belajar sesuai tujuan program bimbingan yang
telah ditentukan.
c. Melakukan penilaian kinerja tenaga V
keperawatan yang berada dibawah tanggung
jawabnya
d. Mengawasi, mengendalikan & menilai V
pendayagunaan tenaga keperawatan,
peralatan dan obat-obatan
e. Mengawasi dan menilai mutu Asuhan V
Keperawatan sesuai standart yang berlaku
secra mandiri atau koordinasi dengan tim
pengendalian mutu Asuhan Keperawatan

Total 32 0
Prosentase 100% 0%

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan kepala ruang dalam


menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 100 % sehingga perlu
dipertahankan lagi sesuai dengan uraian tugasnya.
b. Perawat Pelaksana
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
ANGGOTA TIM
a. Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung
berdasarkan proses keperawatan dengan:
1) Menyusun rencana perawatan sesuai dengan
V
masalah klien.
2) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan
V
rencana.
3) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah
V
diberikan.
4) Mencatat atau melaporkan semua tindakan
V
perawatan dan respon klien pada catatan
perawatan.
b. Melaksanakan program dengan penuh tanggung jawab:
V
1) Pemberian obat.
V
2) Pemeriksaan laboratorium.
V
3) Persiapan klien yang akan operasi.
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental,
dan spiritual klien:
V
1) Memelihara kebersihan klien dan lingkungan. V
2) Mengurangi penderitaan klien dengan rasa aman,
nyaman.
V
3) Pendekatan dan komunikasi terapeutik.
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk
V
menghadapi tindakan perawatan dan pengobatan atau
diagnosis.
e. Terataih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai
V
dengan kemampuannya.
f. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat
V
g. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanaan
ruang:
1) Menyiapkan data klien baru, pulang, atau
V
meninggal.
2) Sensus harian atau formulir. V
V
3) Rujukan dan penyuluhan PKMRS.
4) Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya
V V
meliputi: penjelasan tentang peraturan Rumah
Sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada
dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin
sehari-hari.
h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat diruangan menurut
fungsinya supaya siap pakai.
V
i. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan,
V
kenyamanan, dan keindahan ruangan.
j. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam atau hari
libur secara bergantian sesuai dengan jadwal dinas.
V
k. Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan
dengan penyakitnya.
V
l. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien
V
baik secara lisan maupun tulisan.
m. Membuat laporan harian klien.
V
n. Operan dengan dinas berikutnya.
V
o. Menerima bantuan bimbingan katim/ ka shift dan
V
melaksanakan pendelegasian dari kepala ruangan.
p. Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi, V
khususnya bila ada perubahan program V
pengobatan pasien V

Total 24 3
Prosentase 88% 12%
Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan perawat pelaksana dalam
menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 88% sehingga dapat
dikatakan fungsi tersebut dijalankan dengan baik. Sehingga peran fungsi perlu
dipertahankan dan ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian tugasnya.
Beberapa point yang perlu menjadi perhatian pada tugas perawat
pelaksana adalah pemberian pelayanan keperawatan secara langsung dan
mandiri. Dari hasil studi wawancara didapatkan, tindakan mandiri keperawatan
sangat terbatas akibat beban tugas yang cukup banyak seperti fokus pada
tindakan kolaborasi dan administrasi. Intervensi mandiri perawat seperti
pemenuhan kebutuhan dasar (KDM) terutama dalam hal personal hygine masih
belum bisa dilakukan secara maksimal, dimana masih memberdayakan
keluarga pasien sendiri untuk melakukan kegiatan seperti memandikan pasien,
menyuapi pasien ,oral hygine. Belum tersedianya di ruangan alat-alat yang
menunjang pemberian KDM juga menjadi salah satu alasan kurang
maksimalnya pemenuhan KDM oleh perawat. Diagnosa dan intervensi
keperawatan yang digunakan masih dalam lingkup pendokumentasian pada
level rutinitas akibat terlalu tingginya waktu dalam kegiatan menulis. Kemudian
tugas penyuluhan dan edukasi juga sebenarnya sudah dilakukan, namun masih
kurang maksimal karena bila tidak ada mahasiswa praktikan, perawat kesulitan
melaksanakan tugas tersebut karena minimnya waktu serta fasilitas penunjang
penyuluhan.

3.2.2.3 Kepatuhan SOP


a. Daftar SOP R. Teratai
Pedoman standar atau prosedur operasional yang digunakan untuk
pelayanan di Ruang teratai adalah tabel sebagai berikut:
NO STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SOP) TINDAKAN KEPERAWATAN
I. PEMERIKSAAN FISIK
1 SPO Pemeriksaan tingkat kesadaran
2. SPO Pemeriksaan tingkt kesadaran menggunakan GCS
3. SPO Pemeriksaan fisik ; head to toe
4. SPO Pemeriksaan syaraf cranial
5. SPO menimbang berat badan
6. SPO menghitung denyut nadi
7. SPO mengukur tekanan darah
8. SPO mengukur tinggi badan
9. SPO menghitung pernafasan
10. SPO mengukur suhu melalui oral
11. SPO mengukur suhu melalui axilla
12. SPO mengukur suhu melalui rectal
II. PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
13. SPO memberikan oksigen melalui nasal kanul
14. SPO memberikan oksigen melalui NRBM dan RBM
15. SPO meatih pasien bernafas dalam
16. SPO terataih batuk efektif
17. SPO pernafasan diafragma
18. SPO fisioterapi dada (perkusi dan vibrasi)
19. SPO resusitasi jantung paru ( bantuan hidup dasar dengan satu penolong)
20. SPO memberikan inhalasi
III. PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
21. SPO menghitung kebutuhan kalori BBR
22. SPO menyiapkan makanan dan minuman pasien
23. SPO menghidangkan makanan dan minuman pasien
24. SPO membantu pasien makan dan minum melalui mulut
25. SPO memasang sonde/ alat penduga lambung
26 SPO memberikan makan melalui pipa lambung (sonde)
27 SPO pelepasan pipa lambung
IV. PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
28. SPO memasang infuse
29. SPO perawatan infuse
30 SPO mengganti cairan infuse
31 SPO merawat dan melepas vena seksi
32 SPO melepas infuse
33 SPO memasang transfuse darah
34 SPO penatalaksanaan reaksi transfuse
35 SPO menghitung cairan dan tetesan infuse
36 SPO penilaian intake dan output cairan (balance cairan)
V. PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
37 SPO membantu buang air besar
38 SPO memasang kateter
39 SPO memasang kondom kateter
40 SPO melepas kateter
41 SPO perawatan kateter wanita
42 SPO perawatan kateter pria
43 SPO melakukan evakuasi fekal manual
44 SPO memberikan enema (gliserin spuit)
45 SPO menyiapkan / memberikan huknah rendah
46 SPO menyiapkan / memberikan huknah tinggi
VI. PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KENYAMANAN
47 SPO memakai kateter
48 SPO mempersiapkan larutan desinfektan
49 SPO menstresilkan sarung tangan
50 SPO penyeterilan alat karet
51 SPO penyeterilan alat logam
52 SPO memberikan kompres hangat
53 SPO memberikan kompres dingin
54 SPO memandikan pasien di tempat tidur
55 SPO menyisir rambut
56 SPO mencuci rambut
57 SPO membersihkan dan menggunting kuku
58 SPO membantu menggosok gigi
59 SPO membersihkan mulut
60 SPO merawat gigi palsu
61 SPO menyiapkan tempat tidur
62 SPO mengganti alat tenun/ linen dengan pasien diatasnya
63 SPO merapikan tempat tidur dengan pasien diatasnya
64 SPO mengganti alat tenun/ linen tanpa pasien diatasnya
65 SPO merapika tempat tidur tanpa psien diatasnya
VII. PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
66 SPO memberikan posisi semi fowler
67 SPO memberikan posisi fowler
68 SPO memberikan posisi SIM
69 SPO mengatur posisi trandelenburg
70 SPO mengatur posisi dorsal recumbent
71 SPO mengatur sikap tidur selang seling ( alih baring)
72 SPO membantu istirahat
73 SPO memberikan posisi postural drainase
VIII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
74 SPO pengambilan specimen darah vena
75 SPO pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan hematologi
76 SPO pengambilan specimen kultur darah vena
77 SPO pemeriksaan gula darah dengan metode cepat
78 SPO pengambilan specimen pemeriksaan analisa gas darah (BGA)
79 SPO menyiapkan feses untuk bahan pemriksaan
80 SPO persiapan pemeriksaan dengan USG
81 SPO persiapan pemeriksaan rontgen
IX. KEBUTUHAN OBAT-OBATAN
82 SPO pemberian obat melalui mulut
83 SPO pemberian obat sub lingual
84 SPO pemberian obat injeksi intra cutan
85 SPO pemberian obat injeksi sub cutan
86 SPO pemberian obat melalui intra vena langsung
87 SPO pemberian obat intra vena melalui wadah
88 SPO memberikan obat intra vena melalui selang
89 SPO memberikan obat injeksi intramuscular
90 SPO memberikan obat tetes mata
91 SPO memberikan obat salep mata
92 SPO memberikan obat tetes telinga
93 SPO memberikan obat tetes hidung
94 SPO memberikan obat salep kulit
95 SPO memberikan obat melalui anus/rectum
96 SPO memberikan obat melalui vaginal
X. SISTEM KARDIOVASKULAR
97 SPO resusitasi jantung paru
98 SPO pemeriksaan EKG
XI. SISTEM MUSKULOSKELETAL
99 SPO persiapan pasien pra bedah
100 SPO mencukur rambut
101 SPO merawat luka
102 SPO perawatan luka lecet
103 SPO perawatan luka bakar
104 SPO perawatan luka kotor
105 SPO mengangkit jahitan
106 SPO melepas pipa drainage
XII. SISTEM PENCERNAAN
107 SPO melakukan bilas lambung
108 SPO perawatan colostomy
109 SPO merendam duduk
XIII. SISTEM PERSYARAFAN
110 SPO persiapan pasien lumbal pungsi
111 SPO perawatan selang dada (WSD)
112 SPO perawatan trakeostomi
XIV. SISTEM INTEGUMEN
113 SPO menentukan derajat luka bakar
XV. SISTEM UROLOGI
114 SPO irigasi kandung kemih
115 SPO memberikan obat kemoterapi
b. Analisa Tindakan berdasar SOP
Prosedur injeksi
No. Prosedur Dilakukan Tidak
dilakukan
1. Kriteria persiapan
a. Spuit disposable sesuai kebutuhan √
b. Kapas alcohol √
c. Obat yang akan diberikan √
d. Penjelasan kepada pasien √
2. Kriteria pelaksanaan
a. Memperhatikan prinsip aseptic √
b. Membaca etiket obat √
c. Membaca dosis obat √
d. Memasukkan obat ke dalam spuit kemudian √
udara di dalam spuit dikeluarkan
e. Mengatur posisi pasien √
f. Menentukan daerah yang akan disuntik √
g. Mendesinfeksi kulit yang akan disuntik sesuai √
dengan suntikan
h. Memasukkan jarum dengan posisi 90 derajat √
i. Aspirasi untuk menentukan tidak mengenai √
pembuluh darah
j. Memasukkan obat dengan perlahan-lahan √
k. Memperhatikan reaksi pasien √
l. Mencabut jarum perlahan-lahan √
m. Menghapus kulit dengan apas alcohol √
n. Mencacat dalam formulir pemberian obat √
TOTAL 15
Keterangan:
Dalam melakukan tindakan prosedur injeksi, perawat sudah melakukannya
sesuai dengan protap yang ada. Hal ini terbukti dengan skor 100% yang
diperoleh perawat saat melakukan prosedur injeksi.

Prosedur Persiapan Pasien Radiologi


No. Prosedur Dilakukan Tidak
dilakukan
A. Kriteria Persiapan
1. Persiapan alat dan obat
a. Alas brankar dan selimut √
b. Obat-obatan sesuai dengan program √
c. Formulir permintaan √
2. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan tentang tindakan yang √
akan dilakukan
B. Kriteria Pelaksanaan
1. Sebelum pemeriksaan
a. USG: pasien puasa/minum banyak sesuai √
dengan program pemeriksaan
b. Arteriolografi: √
- Pasien puasa
- Menandatangani surat izin tindakan
- Daerah yang akan mengalami
pemeriksaan dicukur
c. Mengantar pasien ke ruang pemeriksaan √
2. Pada saat pemeriksaan
a. Mendampingi pasien √
b. Memperhatikan √
3. Setelah pemeriksaan
a. Mengantar pasien ke tempat semula √
b. Mengobservasi nadi, tensi, pernapasan √
c. Mencatat tindakan dari hasil observasi √
TOTAL 12
Keterangan:
Dalam melakukan tindakan prosedur persiapan radiologi , perawat sudah cukup
dalam melakukannya sesuai dengan protap yang ada. Hal ini terbukti dengan
skor 100% yang diperoleh perawat saat melakukan prosedur persiapan
radiologi.

Pengambilan darah vena


No. Prosedur Dilakukan Tidak
dilakukan
A. Persiapan alat
1. Botol kecil/tabung tempat specimen yang sudah diberi label √

2. Spuit steril berbagai ukuran √


3. Kapas alcohol di dalam tempatnya √
4. Tourniquet √
5. Label pemeriksaan √
B. Persiapan Pasien
1. Pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan √
2. Posisi diatur sesuai kebutuhan √
3. Membimbing pasien untuk berdoa √
C. Kriteria pelaksanaan
1. Pemeriksaan darah
a. Menentukan pembuluh darah yang akan ditusuk √
untuk persiapan pengambilan darah
b. Mendesinfeksi permukaan kulit pembuluh darah yang √
akan ditusuk dengan menggunakan kassa alcohol
c. Memasang tourniquet √
d. Mengambil darah pemeriksaan dengan cara √
menusukkan jarum pada pembuluh darah sesuai
kebutuhan
e. Memasukkan darah pada tempat yang sudah √
disediakan
f. Memasang label pada tempat darah dengan: √
- Mencantumkan nama
- Nomer rekam medic
- Tanggal dan jam pengambilan
g. Mengambil darah dan menyertakan formmulir √
pemeriksaan yang sudah diisi dan ditandangani oleh
dokter
TOTAL 14
Keterangan:
Dalam melakukan tindakan prosedur pengambilan sampel darah vena ,
perawat sudah melakukannya sesuai dengan protap yang ada. Hal ini terbukti
dengan skor 93.3% yang diperoleh perawat saat melakukan prosedur
pengambilan sampel darah vena.
Dari ketiga tindakan keperawatan yang dilakukan perawat ruangan,
hasil observasi menunjukkan angka 87%. Hal ini menunjukkan kategori bahwa
tindakan yang dilakukan oleh perawat ruangan sudah baik dan sesuai dengan
protap yang ada di ruangan.
4. Pendokumentasian proses keperawatan
Kode Berkas %
No Aspek Yang Dinilai Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A PENGKAJIAN
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman V V V V V V V V V V 10 100%
pengkajian
2 Data dikelompokkan (bio-psiko-sosio-spiritual) V V V V V V V V V V 10
3 Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang V V V V V V V V V V 10
4 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan V V V V V V V V V V 10
antara status kesehatan dengan norma dan
pola fungsi kehidupan
B Diagnosa keperawatan
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah V V V V V V V V V V 10 100%
yang telah dirumuskan
2 Diagnosa keperawatan mencerminkan PE/PES V V V V V V V V V V 10
3 Merumuskan diagnosa keperawatan V V V V V V V V V V 10
actual/potensial
C Rencana tindakan
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan V V V V V V V V V V 10 100%
2 Disusun menurut urutan prioritas V V V V V V V V V V 10
3 Rumusan tujuan mengandung komponen V V V V V V V V V V 10
pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi
pasien dan atau criteria
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan V V V V V V V V V V 10
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas
5 Rencana tindakan menggambarkan V V V V V V V V V V 10
keterlibatan pasien atau keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama V V V V V V V V V V 10
tim kesehatan lain
D
1 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana V V V V V V V V V V 10 100%
2 Perawat mengobservasi respon pasien V V V V V V V V V V 10
terhadap tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi V V V V V V V V V V 10
4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan V V V V V V V V V V 10
dicatat ringkas dan jelas
E Evaluasi
1 Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai V V V V V V V V V V 10 100%
dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan
2 Perawat mengevaluasi respon pasien, analisa V V V V V V V V V V 10
masalah keperawatan dan rencana tindak
lanjut.
F Catatan asuhan keperawatan
1 Menulis pada format yang baku V V V V V V V V V V 10 100%
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan V V V V V V V V V V 10
yang dilaksanakan
3 Setiap melakukan tindakan perawat V V V V V V V V V V 10
mancantumkan paraf/nama jelas dan tanggal
jam dilakukan tindakan
4 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai V V V V V V V V V V 10
dengan ketentuan yang berlaku.
TOTAL 100%

Berdasarkan hasil survey pada 10 rekam medik klien, didapatkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang Teratai
sudah baik dengan prosentase rata-rata 100%. Yaitu terdapat pengkajian pasien, catatan perkembangan pasien, evaluasi pasien
namun belum ditampilkan daftar prioritas diagnosa asuhan keperawatan.
5. Sistem penghitungan tenaga keperawatan
Sistem penghitungan tenaga kerja tidak dilakukan setiap hari oleh kepala
ruang.
6. Jadwal/shift dinas
Pembuatan jadwal shift/dinas dilakukan oleh kepala ruang dengan melibatkan
masukan dari perawat yang lain
7. Ketenagaan
a. Rencana kebutuhan Tenaga
Menggunakan metode penghitungan Gillies, dijelaskan lebih lanjut pada
kebutuhan perawat.
b. Penerimaan pegawai baru
Kepala ruangan menyerahkan sepenuhnya penerimaan pegawai baru baik
itu medis maupun non medis kepada instalasi WATNAP.
c. Sistem seleksi
Ruang Teratai memiliki persyaratan untuk pegawai (perawat) harus pernah
mengikuti magang di RSU Karsa Husada yang diselenggarakan oleh pihak
RS. Peraturan ini berlaku kepada perawat yang sudah bekerja di ruangan
dan untuk perawat yang masih magang.
d. Penempatan
Ruang Teratai masih belum bisa melakukan penempatan tenaga kerja
(perawat) sesuai dengan keahlian masing-masing di bidangnya. Karena
perawat Ruang Teratai memiliki keahlian yang hampir sama dan bersifat
umum dan menyeluruh, dalam arti perawat tidak menekuni hanya satu
bidang khusus untuk dikuasai. Misal, satu perawat mengerti dan mendalami
masalah sistem urologi mulai dari basic sampai tingkat yang advance.
e. Orientasi ruangan
Kepala ruangan dan perawat-perawat yang bertugas di Ruang Teratai selalu
mengorientasikan setiap karyawan baru yang telah dipilih oleh WATNAP.
Orientasi diantaranya pengenalan anggota tenaga kerja yang ada di
ruangan, orientasi ruangan, peralatan, peraturan-peraturan yang berlaku di
ruangan, dll.
f. Pengembangan staff: pendidikan dan pelatihan
Kepala ruangan selalu memberikan perizinan kepada siapapun perawat
yang ada di ruangan jika melanjutkan pendidikan. Meskipun ruangan tidak
membantu masalah finansial, ruangan tidak akan mempersulit kepada
perawat yang akan melanjutkan pendidikan. Sedangkan untuk
pengembangan staf berupa pelatihan, pendelegasian perawat sebagai
peserta ditentukan oleh instalasi WATNAP dan selanjutnya akan
disampaikan ke Kepala Ruangan melalui INSTALDIK.
g. Jenjang karier
Peningkatan jenjang karir di Ruang Teratai berdasarkan golongan bagi
perawat yang sudah PNS. Jenjang karir mengalami peningkatan setiap
masa kerja mencapai 4 tahun.

3. . Fungsi Pengarahan dan Pengawasan


1. Komunikasi
A. Arah komunikasi
Jenis komunikasi terkait instruksi dilakukan dari atasan ke bawahan, yaitu
dari kepala ruang kepada ketua tim kemudian disampaikan ke perawat
asosiate masing-masing tim. Sedangkan komunikasi terkait informasi dapat
dilakukan dari atasan ke bawahan dan bawahan ke atasan. Komunikasi ke
samping juga sering dilakukan, yakni dari katim ke katim. Komunikasi antar
atasan dan bawahan bersifat sangat terbuka.
B. Jadwal pertemuan/ rapat
Jadwal rapat rutin diadakan 3 bulan sekali. Namun terkadang
diselenggarakan kurang maksimal sebab diadakan dalam bentuk tidak
formal. Pertemuan/rapat juga sering diadakan secara insidental berupa
sosialisasi program yang hanya dihadiri perawat yang dinas saat itu atau
mundur sehingga tidak tentu 3 bulan sekali.
C. Faktor penghambat komunikasi
a. Belum maksimalnya pelaksanaan rapat sebab dilakukan dengan banyak
bergurau dan tidak serius
b. Jadwal masing-masing perawat yang sulit dicapai kesepakatannya

2. Motivasi
a. Cara memotivasi individu/ kelompok
Kepala ruang Teratai memotivasi perawat pelaksana dengan cara lisan saat
jam dinas sesuai shift masing-masing atau saat rapat pertemuan yang
dilaksanakan 3 bulan sekali.
b. Sistem Reward atau Punishment
Berdasarkan wawancara dari perawat, tidak ada sistem reward dan
punishment. Namun, Kepala ruang Teratai pernah memberikan reward atas
prestasi yang dilakukan oleh pegawai berupa sanjungan dan juga
punishment berupa peringatan atas pelanggaran yang dilakukan oleh
perawat secara sopan.

3. Supervisi
a. Mekanisme
Pelaksanaan pada Ruang Teratai sudah dilakukan 2 bulan sekali
dilakukan oleh pihak petugas watnap. Yang menentukan jadwal juga
watnap, ketika jadwal sudah turun, ruangan akan diberikan konfirmasi
sehingga pihak ruangan akan merencanakan jadwal shift untuk supervise.
Tidak ada mekanisme standar dalam pelaksanaan
b. Faktor penghambat
Tidak ada mekanisme standar dalam pelaksanaan. Dalam pelaksanaan
terdapat penghambat seperti keterbatasan waktu sehingga tidak dapat
dilaksanaan secara maksimal serta dalam pelaksanaannya tidak
terdokumentasi.
Beberapa contohnya adalah point supervisi yang perlu dioptimalisasi
adalah:
 Perencanaan: menyusun rencana kerja harian, mingguan, bulanan, dan
tahunan, serta membuat rentang kendali.
 Penilai: Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada
dibawah tanggungjawabnya dan mutu pelayanan.
 Pengambilan tindakan koreksi: meneliti pengisian formulir sensus harian
pasien di ruang rawat serta mengobservasi orientasi pasien baru dan
mengaudit dokumentasi asuhan keperawatan.
4. Pendelegasian
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab
apabila ada perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya ditentukan
oleh kepala ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan
tenaga keperawatan. Alur pendelegasian dilakukan dari atasan ke bawahan.
5. Mekanisme penyelesaian masalah: manajemen konflik
Konflik yang terjadi di Ruang Teratai diselesaikan bersifat accidental
dan secara kekeluargaan. Apabila ada kasus dan masalah diselesaikan secara
internal, namun jika masalah tidak dapat diselesaikan dapat berkonsultasi
dengan Ka. Instalasi Rawat Inap. Kepala Ruang menggunakan teknik
penyelesaian konflik secara kompromi atau negosiasi secara bersama-sama.

3.2.5 Fungsi Pengendalian


3.2.5.1 Penampilan kerja
Kinerja perawat dinilai secara langsung oleh karu tanpa pedoman
penilaian dan tidak terdokumentasikan.
3.2.5.2 Pengendalian mutu
a. Angka Kejadian Dekubitus

JumlahKejadianDekubitus
Formula = x100%
JumlahPasienBeresiko TerjadiDek ubitus
0
 x100%  0%
4
Tabel 3.9 Tabel angka kejadian dekubitus di Ruang Teratai tanggal 5 -
6 Oktober 2016
TANGGAL TOTAL
No Variabel
5 6
1. Jumlah Kejadian Dekubitus 0 0 0%
2. Jumlah Pasien Beresiko terjadi
0 0 0%
Dekubitus
Angka kejadian Dekubitus 0 0 0%

b. Angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)


Angka KTD dalam pemberian Obat
Formula =
Jumlah pasien yang terkena kejadian tidak diharapkan dalam pemberian obat
 x100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
0
 x100%  0%
30
Angka KNC dalam pemberian Obat
Formula =
Jumlahpasien yangterkenakejadiannyarisceder adalampemberianobat
 x100%
Jumlahpasienpadaharitersebut
0
 x100%  0%
30

TANGGAL TOTAL
Variabel
5 6
Salah Pasien 0 0 0
Salah nama dan tidak sesuai dengan identitas 0 0 0
Salah waktu 0 0 0
1.1 Terlambat pemberian obat 0 0 0
1.2 Pemberian obat yang terlalu cepat 0 0 0
1.3 Obat stop tetap dilanjutkan 0 0 0
3.1 Cara oral 0 0 0
3.2 Intra vena 0 0 0
3.3 Intra muskuler 0 0 0
3.4 Lain-lain 0 0 0
Salah dosis
4.1 Dosis kurang 0 0 0
4.2 Dosis berlebih 0 0 0
Salah obat 0 0 0
Salah dokumentasi 0 0 0
Jumlah Kesalahan 0 0 0
Jumlah pasien/hari 16 15 31
Total pasien 13 12 31
b. Angka Kejadian Pasien Jatuh
Formula

Jumlahpasienjatuh
= x100%
Jumlahpasienyangberesikojatuh
0
 x100%  0%
6
TANGGAL TOTAL
No Variabel
5 6
1. Jumlah Pasien Jatuh 0 0 0
2. Jumlah Pasien yang beresiko jatuh 1 1 6
3. Angka kejadian jatuh 0 0 0%
c. Kejadian infeksi karena jarum infus
TANGGAL TOTAL
No Variabel
5 6
1. Jumlah Kejadian flebitis 0 0 0
2. Jumlah Pasien Beresiko terjadi flebitis 16 15 31

Formula = Kejadian infeksi karena jarum Infus X 100%


Jumlah pasien beresiko terjadi plebitis Commented [W88]: E nya blom d masukan d pengkajian ya..?
3.2 Analisa SWOT

No Faktor internal Ranking Konst RxK Bobot Rat Skor


. anta ing
STRENGTH
1 Adanya sistem pengembangan staf 8 4 32 0,15 3 0,45
berupa pelatihan, dan seluruh
(100%) perawat telah mengikuti
pelatihan (BCLS) beberapa BTLS,
ICU, CI, SKP, Anastesi, luka bakar

2 Jenis ketenagaan : 7 4 28 0,12 3 0,36


a) S-2 Kep : 1 orang
b) S-1 Kep : 2 orang
c) D-3 Kep : 7 orang
3 Masa kerja perawat : 6 4 32 0,12 3 0,36
a) > 15 tahun sebanyak 1 orang
b) 5-15 tahun sebanyak 1 orang
c) < 5 tahun sebanyak 8 orang
4 Ruang Teratai mempunyai struktur 5 4 20 0,10 3 0,30
organisasi yang kurang jelas
dengan model fungsional ( 1 Karu,
8 PP). Ketenagaan keperawatan
sudah memenuhi syarat untuk
MAKP (S1 –Kep 2 orang)

5 Respon perawat terhadap 4 4 16 0,05 3 0,15


panggilan pasien dan keluarga
sudah bagus (<5 menit).

6 90% pasien merasa puas menjalani 10 4 40 0,14 4 0,56


pelayanan perawatan di Ruang
Teratai dalam hal tindakan,
kehandalan dalam melakukan
tindakan, ketanggapan serta
jaminan pendidikan perawat yang
professional

7 Rata-rata BOR cukup baik (82,81%) 9 4 36 0,15 3 0,45

8 Kegiatan kolaborasi dengan tim 3 4 12 0,15 2 0,3


medis ( pemberian obat-obatan) gizi
dan farmasi ( depo farmasi) berjalan
maksimal

9 Adanya lembar pendokumentasian 2 4 8 0,02 3 0,06


obat yang diterima di setiap status
pasien .

10 Sudah ditetapkan jadwal terkait 1 4 4 0,02 2 0,04


pemberian pendidikan kesehatan
(penyuluhan) untuk pasien dan
keluarga

Jumlah S 1 3,03

WEANKNESS

1 Beberapa tahapan dalam operan masih 4 4 16 0,1 2 0,2


belum dilakukan sesuai dengan prosedur
(pembacaan doa dan memberikan
reinforcement kepada perawat lain)

2. Kegiatan pre dan post conference masih 5 4 20 0,1 3 0,3


dijadikan satu dengan operan, kegiatan
ronde dan supervisi keperawatan belum
terjadwal pasti dan bersifat acidental

3 Buku laporan tiap tim belum digunakan 3 4 12 0,1 2 0,2


secara optimal terutama saat operan

1.
4 Intervensi mandiri perawat belum 8 4 32 0,2 4 0,8
dilakukan secara maksimal
khususnya terkait pemenuhan
kebutuhan dasar manusia (KDM)
seperti berhias, personal hygine, dan
oral hygine belum dilakukan secara
optimal

5 Pendokumentasian pemberian obat 7 4 28 0,1 4 0,4


(tanda tangan keluarga) 100%
belum dilaksanakan

6 Perawat belum maksimal menerapkan 5 6 4 24 0,2 4 0,8


moment cuci tangan dilakukan (50 %)
perawat dan 6 langkah cuci tangan
dilakukan sebanyak (80%) perawat

7 2. Tidak ada penanda puasa untuk pasien 1 4 4 0,1 3 0,3


yang akan dilakukan operasi dan akan
dilakukan pemeriksaan penunjang
khusus.
8 Ronde keperawatan dan supervisi adalah 2 4 8 0,1 3 0,3
kegiatan yang belum dilaksanakan secara
teratur di ruang pav teratai

Jumlah W 3,3

TOTAL S - W = - 0,27

OPPORTUNITY

1. Rumah sakit melayani pasien selain 0,1 2 0,2


militer seperti pasien umum dan
BPJS

2. Fasilitas rumah sakit yang cukup 0,1 3 0,3


lengkap untuk menangani pasien
sesuai dengan keluhan

3. Adanya program pelatihan bagi 0,1 3 0,3


semua perawat

4. Adanya peluang perawat untuk 0,2 4 0,8


meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM)

5. Adanya program akreditasi RS dari 0,1 3 0,3


pemerintah sehingga RS dapat
terus meningkatkan kualitas
pelayanan

6. Ruang Teratai menjadi salah satu 0,2 3 0,6


lahan praktik mahasiswa baik
mahasiswa S1 maupun D3 yang
melakukan praktik manajemen

7 Adanya kerjasama yang baik antara 0,1 4 0,4


mahasiswa S1-keperawatan
dengan perawat klinik

8 Adanya kesempatan dari kepala 0,1 3 0,3


ruangan untuk mengadakan ronde
keperawatan pada perawat dan
mahasiswa praktik

Jumlah O 3,2

THREAT

1. Persaingan antar-RS yang semakin 6 4 24 0,2 2 0,4


kuat

2. Penggunaan sistem BPJS yang 3 4 12 0,1 2 0,2


mengharuskan pasien menuju ke
puskesmas dan RS tipe C dahulu
atau dokter keluarga.

3. Makin tingginya kesadaran 5 4 20 0,2 4 0,8


masyarakat akan tanggung gugat
dan tanggung jawab perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan

4 Tingginya pendidikan pasien 4 4 16 0,2 4 0,8


terutama dikalangan pejabat
sangat memungkinkan tingginya
koreksi terhadap pelayanan asuhan
keperawatan

5 Tidak ada peraturan dari rumah 1 4 4 0,1 2 0,2


sakit untuk waktu jam berkunjung
yang ditentukan

6 Adanya tuntutan tinggi dari 2 4 8 0,2 3 0,6


masyarakat untuk pelayanan yang
lebih profesional

Jumlah T 3

TOTAL O-T = 0,2


Jadi sumbu (X , Y) dari penghitungan SWOT Ruang Teratai diatas adalah (- 027,
0,7) Commented [W89]: Semua pengkajian hasil di 5M (Efas, Ifas)
tiap item di masukan di diagram layang dari sana bisa dilihat
masalahnya...lalu beri keterangan.

-0,27, 0,2

Anda mungkin juga menyukai