Anda di halaman 1dari 48

BAB III

HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA PERMASALAHAN


MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian 5 M + 1 E Tanggal 15 November 2016


3.1.1 Man
1. Ketenagaan
 Struktur Organisasi
Ruang Anyelir RSI Gondanglegi dipimpin oleh Kepala Ruangan dan dibantu oleh
Katim, Penanggung Jawab Shift dan Perawat Pelaksana. Adapun struktur
organisasinya adalah :

KEPALA RUANGAN

Erni Nurul Imamah, S.Kep

KATIM PERAWAT JAGA

1. Istiqomah, S. Kep
2. Nidya Rosalina, S. Kep

PJ : Nur Rizky A., Amd. Kep PJ : Nur Vita F., Amd. Kep PJ : Siti Aizah., S. Kep PJ : Siti Nur Z.., Amd. Kep

PP : Dina Rini P., Amd. Kep PP : Dianita., Amd. Kep PP : Deki., Amd. Kep PP : Saiful Anwar, S. Kep., Ners

Bagan 3.1. Struktur Organisasi Ruang Anyelir

8
 Kualifikasi tenaga keperawatan di Ruang Anyelir Rumah Sakit Islam
Gondanglegi berjumlah 11 orang dengan rincian sebagai berikut:
a. Tenaga Keperawatan
Tabel 3.1 Kualifikasi Tenaga Keperawatan Ruang Anyelir Rumah Sakit
Islam Gondanglegi
No. Kualifikasi Jenis Jumlah Jumlah Prosentase
total
1. S2 Keperawatan Magang 0 0 0%
Pegawai 0
Tetap
Pegawai 0
Kontrak
S1 Keperawatan Magang 0
Pegawai 4
4 36%
Tetap
Pegawai 1
1 9%
Kontrak
2. DIII Magang 0
Pegawai 5
Keperawatan 5 46%
Tetap
Pegawai 1
1 9%
Kontrak
Jumlah 11 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat di interpretasikan bahwa tingkat pendidikan


perawat di Ruang Anyelir hampir sebagian besar berpendidikan DIII Keperawatan
yaitu 55% dan 45% yang berpendidikan S1.
b. Tenaga Non Keperawatan
Tabel 3.2 Tenaga Non Keperawatan Ruang Anyelir Rumah Sakit Islam
Gondanglegi
No. Kualifikasi Jumlah Prosentase
1. Petugas Kebersihan 0 0%
2. Petugas Gizi 0 0%
Total 0 0%
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa tanaga non
keperawatan di ruang anyelir tidak ada, karena semua di laksanakan secara
bergantian.

9
2. Kualitas Tenaga
Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan kualifikasi tenaga
perawat di ruang Anyelir sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang Anyelir Rumah Sakit Islam
Gondanglegi
Pelatihan
Masa Jenis
Nama Pendidikan Ketenagaan
yang pernah
Kerja
diikuti
BTLS,
BCLS, ICU,
S1 16 Tahun Pegawai
Erni Nurul Imamah, S.Kep CI, SKP,
Keperawatan 6 bulan Tetap
Manajemen
Bangsal
S1 13 Tahun Pegawai
Istiqomah, S. Kep BCLS, BTLS
Keperawatan 1 Bulan Tetap
S1 4 Tahun Pegawai
Nidya R, S. Kep BCLS, BTLS
Keperawatan 10 Bulan Tetap
S1 11 Tahun 8 Pegawai
Siti Aisyah, S. Kep BCLS, BTLS
Keperawatan bulan Tetap
DIII 7 Tahun Pegawai
Nur Rizky A., Amd. Kep PPGD
Keperawatan 3 Bulan Tetap
DIII 4 Tahun Pegawai
Dina Rini P, Amd. Kep PPGD
Keperawatan 10 Bulan Tetap
DIII 4 Tahun Pegawai
Nur Vita, Amd. Kep PPGD
Keperawatan 10 Bulan Tetap
DIII 4 Tahun Pegawai
Dianita, Amd. Kep PPGD
Keperawatan 7 Bulan Tetap
DIII Pegawai
Deki, Amd. Kep 2 Tahun PPGD
Keperawatan Kontrak
DIII Pegawai
Siti Nur A., Amd. Kep 10 Tahun PPGD
Keperawatan Tetap
S1 Pegawai
Ns.Saiful Anwar, S.Kep 2 Tahun PPGD
Keperawatan Kontrak

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa sebanyak 100% perawat


yang bekerja di Ruang Anyelir pernah mengikuti pelatihan atau kegiatan untuk
meningkatkan skill dan kemampuan dalam bidang medis.

3. Tingkat Ketergantungan Pasien


a. Skor Ketergantungan Pasien

10
Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan pasien di Ruang
Anyelir Rumah Sakit Islam Gondanglegi pada tahap pengkajian yakni tanggal 15-16
November 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Anyelir RSI
Gondanglegi pada tanggal 15 November 2016.
Nama Skor
Diagnosa Medis
Pasien Ketergantungan
Tn. N DHF P
Tn. S Colic Abdomen + DHF P
Tn. S IMA P
Ny. M Gastritis + Hematemesis Melena P
Tn. T Colystitis P
Tn.M.T CKD + Anemia T
Tn.W Colelitiasis P
Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 15 November
2016 terdapat 7 pasien, dengan diagnosa medis yang tertinggi yaitu DHF sebanyak 2
pasien, sedangkan tingkat ketergantungan pasien tertinggi yaitu parsial sebanyak 6
pasien.

Tabel 3.5 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Anyelir RSI
Gondanglegi pada tanggal 16 November 2016.
Nama Skor
Diagnosa Medis
Pasien Ketergantungan
Tn. N DHF P
Tn. S Colic Abdomen + DHF P
Tn. S IMA P
Ny. M Gastritis + Hematemesis Melena P
Tn. T Colystitis P
Tn.M.T CKD + Anemia T
Tn.W Colelitiasis + Hydronefrotis P
Keterangan: M : Minimal Care ; P : Parsial care ; T : Total care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 16 November
2016 terdapat 7 pasien, dengan diagnosa medis yang tertinggi yaitu DHF sebanyak 2
pasien, sedangkan tingkat ketergantungan pasien tertinggi yaitu parsial sebanyak 6
pasien.

b. Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan Metode Douglas

11
Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Gillies (1996) dihitung
berdasarkan tingkat ketergantungan setiap shift pasien dan hasil keseluruhan ditambah
sepertiga (1/3) untuk perawat yang libur atau cuti. Kebutuhan tenaga perawat
berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan untuk setiap shift jaga.
1. Tingkat ketergantungan pasien
a. Minimal : 0 orang
b. Parsial : 6 orang
c. Total : 1 orang
2. Kebutuhan tenaga Keperawatan Satu Unit
AxBxC =F=H
(C – D) x E G
Keterangan:
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien/hari
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
3. Jumlah Tenaga yang bertugas setiap hari
Rata-rata jam perawatan/hari x rata-rata jumlah jam perawatan/hari
Jumlah jam kerja efektif/hari
4. Asumsi jumlah cuti hamil 5% (usia subur) dari tenaga yang dibutuhkan maka
jumlah jam kerja yang hilang karena cuti hamil=
5% x jumlah hari cuti hamil x jumlah jam kerja/hari
Tambahan tenaga:
5% x jumlah tenaga x jumlah jam kerja cuti hamil
Jumlah jam kerja efektif/tahun
Tanggal 15 November 2016 dan 16 November 2016
 Rata-rata jam perawatan pasien/ hari = 5 jam/hari
 Rata-rata = 7 pasien/ hari (0 orang dengan ketergantungan minimal, 6 orang dengan
ketergantungan partial dan 1 orang dengan ketergantungan total)

12
 Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu (6 hari/minggu) jadi jumlah jam
kerja perhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam/hari
 Jumlah hari libur : 73 hari (52 + 8 (cuti) + 13 (libur nasional)
 Jumlah jam keperawatan langsung
- Ketergantungan minimal = 0 orang x 1 jam = 0 jam
- Ketergantungan partial = 6 orang x 3 jam = 18 jam
- Ketergantungan total = 1 orang x 6 jam = 6 jam
Jumlah jam = 24 jam
 Jumlah jam keperawatan tidak langsung
7 orang pasien x 1 jam = 7 jam
 Pendidikan kesehatan = 7 orang pasien x 0,25 = 1,75 jam
Sehingga jumlah total jam keperawatan/pasien/hari:
24 jam + 7 jam + 1,75 jam = 32.75 = 4.67  5 jam/pasien/hari
7 orang 7
Jumlah tenaga yang dibutuhkan:
4,6 x 7 x 365 = 11.753 = 5.75 orang  6 orang
(365 – 73) x 7 2.044
Untuk cadangan 20% menjadi 13 x 20% = 2,6 orang = 2 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan :
6+ 2 = 8 orang/hari
 Jumlah kebutuhan per shift
- Pagi = 47% x 8 = 3.76 orang = 4 Orang
- Sore = 36% x 8 = 2.88 orang = 3 Orang
- Malam = 17% x 8 = 1.36 orang = 2 Orang

3.1.2 MATERIAL/MACHINE
a. Fasilitas untuk perawat
1) Nurse station
Nurse station utama berada di bagian depan ruang rawat inap Anyelir, perawat
dapat mengakses pasien dengan cepat karena letaknya yang dekat dan setiap bed
pasien memiliki tombol pemanggil perawat. Untuk dokumentasi di lengkapi
dengan buku operan jaga, buku radiologi, buku KLB, buku ekspedisi alat, buku

13
ekspedisi laborat, buku Kasir, buku rekam medic, buku resep, buku foto rontgen
dan USG, buku surat keterangan, surat control pasien. Untuk pemberian obat
oral, injeksi serta tindakan langsung ke pasien punya blanko sendiri dalam map
merah untuk masing-masing pasien, karena setiap tindakan pasien langsung
minta tanda tangan dari keluarga pasien.
2) Kamar mandi
Terdapat 1 kamar mandi untuk perawat. Kondisi kamar mandi cukup bersih dan
berlokasi di sebelah ruang perawat.
3) Tempat sholat
Tempat sholat berada di dalam ruang perawat
4) Ruang kepala ruangan
Ruang kepala ruangan terpisah dengan ruang perawat. Ruang ini terletak di depan
ruang perawat

b. Fasilitas Peralatan dan Bahan Kesehatan


Daftar inventaris Alat Keperawatan TH 2016 R. Anyelir
Kapasitas : 20 bed
Bulan November 2016
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah Standar
Baik Rusak
1. Almari obat Emergency 1 1 - 2
2. Almari Obat Pasien Per 20 20 - 20
Bed
3. Rak Cairan Infus 1 1 - 1
2. Ambubag dewasa 1 1 - 1
3 Bag Hot (WWZ) 3
4 Bag Ice (escrap) 3
5 Bag instrument besar 2
6 Bak instrument kecil - - 2
7 Bak instrumen sedang 2 2 2
8 Bengkok stenlis 1 1 5
9 Brankart - - - 1
10 ECG serial - - - 1
11 Gunting Verband 1 1 - 2
12 Kereta O2 (kecil) 1 1 - 1
13 Korentang 1 - - 2
14 Kursi roda 2 2 - 1
15 Lampu Senter 1 1 - 1
16 Lampu tindakan - - - 1
17 Manometer O2 1 1 - 6

14
18 Nebulizer 1 - - 1
19 Pinset Anatomi 2 2 - 5
20 Pispot 3 3 - 5
21 Reflex hammer - - - 1
22 Regestin - - - 2
23 Tempat tidur 20 20 - 2
multifungsi
24 Standart infus beroda 20 20 - 5
25 Sterilisator kering 1 1 - 1
26 Stetescope dewasa 2 2 - 2
27 Stetoscope Anak 1 1 - 1
27 Suction dewasa 1 1 - 1
28 Tensi meter dewasa 2 2 - 2
29 Thermometer rectal - - - 1
30 Timbangan BB 1 1 - 1
31 Tongspatel stenlis - - - 3
32 torniquet 1 1 - 3
33 Troli tindakan 2 2 - 2
34 Tromol besar 1 1 - 1
35 Urinal plastic 6 6 - 6
36 Ember Mandi 6
38 Panjatan kaki pasien 20 20 - 5
besi/foot
39 Lampu pembaca 1 1 - 1
foto/laminator
40 Pinset chirurgic 2 2 - 2
41 Troli dua lobang - - - 4
baskom mandi
42 Rak pispot 1 1 - 1
43 Gunting bengkok 1 1 - 1
44 Thermometer digital 1 1 - 2
45 Tensi Meter digital 1 1 - 1
Jumlah 141 128 0 112
Rata – rata (141/129) x 100% = 100 %

Belum tersedianya di ruangan alat-alat yang menunjang KDM seperti :


sisir, alat pemotong kuku, pasta gigi, sikat gigi, dan sabun untuk memandikan
pasien.

c. Daftar peralatan inventaris alat tenun


Daftar inventaris Alat Tenun TH 2016 Ruang Anyelir
Kapasitas: 20 bed

15
Bulan November 2016
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah Standar
Baik Rusak
1. Baju operasi 3 5
2. Baju operasi anak - - -
3. Bungkus kasur perlak 20 17
4. Korden jendela kuning 10 32
5. Korden lurus/korden 10 20
sekat)
6. Manset tensi dewasa 3 3 3
7. Perlak 20 16 16
8. Sarung bantal 20 20 20
9. Selimut wool biru 20 20 16
10 Skort perawat 4 4 4
11. Sprei 20 20 20
12. Tutup tabung oksigen - - 3
hijau
13. Bantal 23 23 23 23
14. Baju pasien 4 4 4 4
15. Stik Laken 20 20 - 16
Jumlah 321 310 11 314
Rata – rata (310/314) X 100% = 99%

Alat-alat tenun saat ini disimpan di rak/almari penyimpanan yang bertempat


diruangan. Setiap kali ada alat tenun yang kotor langsung ditaruh di tempat bak
kotor yang besok saat pagi di ambil oleh petugas ke ICSS dan ruangan akan
mendapatkan alat-alat tenun yang bersih sesuai dengan kebutuhan ruangan.
d. Daftar inventaris alat rumah tangga
Daftar inventaris Alat Rumah Tangga TH 2016 Ruang Anyelir
Kapasitas: 20 bed
Bulan November 2016
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah Standar
Baik Rusak
1. Baki melamin 2
2. Bantal dewasa 14 14 20
3 Ceret aluminium 1 1 1
4 Ceret plastic/teko 1
5 Gayung 11 11 5
6 Gelas pasien 20 20 32
7 Jam dinding 11 11 8
8 Kasur pasien dewasa 16
busa
9 Kereta makan 1
10 Kulkas 1 1 1

16
11 Kursi penunggu kotak 20 20 20
12 Kursi penunggu 5
panjang kayu
13 Kursi petugas jaga 10 10 7
14 Lemari Piring 1 1 1
15 Loker petugas 1 1 1
16 Meja makan pasien 20 20 20
17 Papan tulis 2
18 Pengaman TT 16
19 Piring snack sango 16
20 Rak handuk 8
21 Rambu-rambu dilarang - - 6
merokok
22 Rambu-rambu jagalah - - 6
kebersihan
23 Rambu-rambu jagalah - - 6
kebersihan
24 Rantang besar 3
25 Saringan the 1
26 Sendok 20 20 32
27 Sisir - - 2
28 Tempat sampah 3
tanggung tertutup
29 Tempat baju kotor 1 1 1
30 Tutup gelas 20 20 32
plastik/melamin
31 Almari linen 1 1 1
32 Almari pasien besi 20 20 16
33 Kompor gas 1
34 Lukisan/gambar pola 1
35 Meja kepala ruangan 1 1 1
36 Meja perawat 1 1 1
37 Regulator gas 1
38 Stavolt 1
39 Tabung elpiji 1
40 Telepon flexi 1
41 Telepon permanen 1 1 1
42 Televisi 14 in 11 11 1
43 Tempat tidur pasien 20 20 16
44 Piring lauk sango 20 20 16
45 Tempat sampah medis 12 12 5
Jumlah 281 280 333
Rata – rata (281/280) X 100% = 100 %

3.1.3 METHODE
A. Model MAKP

17
Metode yang digunakan Ruang Anyelir untuk pemberian asuhan keperawatan
pada pasien adalah metode fungsional. Dalam pembagian tugasnya dibagi dalam 3
shift yaitu pagi, siang dan malang. Metode yang digunakan merujuk pada fungsi-
fungsi manajemen keperawatan. Pelaksanaan metode fungsional belum efektif dan
belum berjalan dengan maksimal (perawat belum terfokus untuk melayani pasien
karena memberikan asuhan keperawatan kondisional/saling membantu antar satu sama
lain).
B. Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan
yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana, 2004).
Kron & Gray (1987) mengartikan supervisi sebagai kegiatan yang
merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong,
memperbaiki, mempercayai dan mengevaluasi secara berkesinambungan anggota
secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki anggota.
Supervisi dalam konteks keperawatan sebagai suatu proses kegiatan pemberian
dukungan sumber-sumber (resources) yang dibutuhkan perawat dalam rangka
menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Mc Farland,
Leonard & Morris, 1984).
Dalam penerapan MAKP diruang kegiatan supervisi sudah dapat dilakukan
oleh kepala ruangan, antara lain supervisi kegiatan operan, pre-post conference,
pemberian askep dan dokumentasi asuhan keperawatan, tetapi kegiatan masih belum
terjadual dan dilakukan secara spontan jika kepala ruang tidak sibuk.
Kendala dalam pelaksanaan supervisi yang ditemukan adalah belum terbiasa
dengan perencanaan pengarahan dan merasa canggung untuk melakukan supervisi,
serta tenggelam dengan kegiatan rutin, ilmu pengetahuan masih kurang, kepala
ruangan dan katim tidak dapat memberikan masukan dan perbaikan kepada perawat
yang disupervisi. Hal ini akan berdampak terhadap kualitas pemberian asuhan
keperawatan yang tidak optimal.
Rencana tindak lanjut pelaksanaan supervisi yang harus dilakukan adalah :
direncanakan siapa, kapan waktunya, kegiatan apa yang akan disupervisi, bagaimana
supervisi dilaksanakan dan penentuan standar serta alat supervisi. Agar supervisi dapat

18
dilakukan dengan lebih baik, kepala ruangan perlu melatih dan membudayakan
kegiatan supervisi secara terus menerus dan mengembangkan ilmu yang dimiliki.
Pihak manajer keperawatan turut terlibat dalam pelaksanaan supervisi diruangan-
ruangan, merencanakan pengembangan SDM baik secara formal maupun informal,
dan juga memberikan pengayaan fungsi manajerial bagi kepala ruangan terutama yang
berkaitan dengan supervisi.
C. Discharge Planning
Di ruang Anyelir Discharge Planning sudah dilakukan dan terdapat format yang
memuat resume pasien pulang yang berisi sama dengan format Discharge Planning
yang sesuai, adanya kemauan perawat untuk memberikan penkes kepada pasien dan
keluarga mulai pasien datang hingga pulang, kegiatan Discharge Planning yang telah
dilakukan antara lain: penjelasan tentang kontrol, obat, aktivitas, makanan yang boleh
dan tidak untuk dikonsumsi dan perawatan setelah di rumah, tetapi leaflet hanya ada di
instalasi gizi, belum ada leaflet yang membahas tentang penyakit dan perawatan di
rumah. Discharge Planning dilakukan pada saat pasien pulang dan terdokumentasi
dalam status pasien atau arsip Discharge Planning yang tersimpan di dalam status
pasien. Namun dengan adanya mahasiswa S1 yang praktek menejemen keperawatan,
dapat membantu kerjasama yang baik antara mahasiswa dan perawat sehingga
memudahkan pemberian penkes kepada klien dan keluarga yang sekarang ini sebagian
besar keluarga dan klien berpendidikan dan sadar akan kesehatan dan pula adanya
tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan masyarakat yang optimal, serta
adanya persaingan rumah sakit swasta yang ketat.
D. Asuhan Keperawatan
Model dokumentasi keperawatan yang digunakan diruang anyelir yaitu
mengimplentasikan cara pendokumentasian dengan model nic noc. Format
pendokumentasian sudah ada serta sebagian besar perawat diruangan mengerti cara
pengisiannya. Perawat diruangan seluruhnya beranggapan bahwa dokumentasi yang
telah dibuat dapat membantu dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Setelah
melakukan tindakan keperawatan seluruh perawat diruangan langsung melakukan
pendokumentasian. Sebagian besar perawat diruangan mengatakan bahwa
pendokumentasian tidak menyita banyak waktu dalam melakukan asuhan
keperawatan.

19
1. Tindakan Keperawatan di Ruang Anyelir
a. Operan
Table 3.3.1 Tabel Checklist Operan Ruang Anyelir pada 15 November 2016
Tanggal
No. Langkah-langkah 15/11 16/11
P S P S
Persiapan:
1. Buku laporan shift sebelumnya √ √ √ √
2. Membaca laporan shift sebelumnya. √ √ √ √
3. Shift yang akan mengoperkan, √ √ √ √
menyiapkan hal-hal yang akan di
sampaikan.
4. Shift yang akan menerima membawa √ √ √ √
buku catatan operan / catatan harian
5. Kedua kelompok sudah siap. √ √ √ √
Prosedur Pelaksanaan:
1. Kepala ruang mengucapkan salam √ √ √ √
(selamat pagi/assalamu’alaikum), Doa
dan menyampaikan akan segera di
lakukan operan.
2. Perkenalkan diri dan perawat yang √ √ √ √
akan bertugas selanjutnya.
3. Kegiatan dimulai dengan √ √ √ √
menyebut/mengidentifikasi secara satu
persatu (berurutan tempat tidur /
kamar) :
 Identifikasi Klien: nama,alamat, no
register
4. Jelaskan kondisi / keadaan umum √ √ √ √
klien.
5. Jelaskan tindakan keperawatan yang √ √ √ √
telah dan belum dilakukan
6. Jelaskan hasil tindakan masalah √ √ √ √
teratasi sebagian belum atau muncul
masalah baru.
7. Jelaskan secara singkat dan jelas √ √ √ √
rencana kerja dan tindak lanjut asuhan
(mandiri atau kolaborasi)
8. Memberikan kesempatan anggota shift √ √ √ √
yang menerima operan untuk
melakukan klarifikasi / bertanya
tentang hal-hal atau tindakan yang
kurang jelas.
9. Perawat yang menerima operan √ √ √ √
mencatat hal-hal penting pada buku
catatan harian

20
10 Perawat yang mengoperkan √ √ √ √
menyerahkan semua berkas catatan
perawatan kepada tim yang akan
menjalankan tugas berikutnya.
Penutup:
1. Kepala Ruang (yang memimpin) √ √ √ √
kembali ke Nurse Station
2. Berdoa bersama yang di pimpin oleh √ √ √ √
kepala ruang
3. Mengucap salam. √ √ √ √

4. Mengucapkan selamat istirahat bagi √ √ √ √


shift sebelumnya.
5. Mengucapkan selamat bekerja untuk √ √ √ √
shift berikutnya
TOTAL 20 20 20 20

Presentase 100% 100% 100% 100%


Keterangan :
 : Dilakukan
: Tidak Dilakukan
P : Operan Malam ke Pagi
S : Operan Pagi ke Sore

Operan merupakan suatu timbang terima tugas dari shift satu ke shift lain
dengan waktu, isi dan strategi yang telah ditentukan. Operan mampu
mengkomunikasikan secara tertulis dan lisan pada staf keperawatan dan tim kesehatan
lain yang memerlukan data klien secara teratur. Operan dilakukan setiap pergantian shift
(100%) pada tanggal 15-16 November 2016.
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan
konsultasi. Pre-conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien. Post-conference adalah diskusi tentang aspek klinik
sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Pada tanggal 15-16 November
2016, pelaksanaan operan di ruang Anyelir yaitu sebagai berikut :
1) Pre dan post conference digabung dengan operan
2) Tim yang akan menerima operan shift membawa kertas catatan
3) Setelah operan di nurse station perawat dinas sebelumnya memperkenalan diri
perawat penerima operan kepada pasien untuk jaga selanjutnya
4) Timbang terima sudah dilakukan dengan cukup baik (PP melaporkan identitas
pasien, keluhan utama, dan intervensi yang sudah dilakukan maupun rencana

21
intervensi selanjutnya) tetapi intervensi masih bersifat umum tidak berdasarkan MK
dan MK masih jarang disebutkan saat operan, banyak terfokus pada tindakan medis

b. Orientasi Pasien Baru


Tabel 3.3.1 Tabel jumlah pasien baru pada shift pagi tanggal 15-16 November
2016 di Ruang Anyelir
Jumlah pasien baru
15 November 2016 16 November 2016
7 orang 7 orang
Pada tanggal 15-16 November 2016 jumlah pasien baru ada 7 orang.
Berdasarkan observasi semua pasien sudah diorientasikan terkait ruangan, cuci tangan,
hak pasien dan keluarga, dan peraturan rumah sakit.
Alur Pasien Masuk Ruang Dahlia
PASIEN

TPP UMUM TPP BPJS


UGD
POLIKLINIK

PEMERIKSAAN PENUNJANG

MRS di Ruang Anyelir

Anamnesa

Pemeriksaan

MENINGGAL SEMBUH DIRUJUK

Bagan 3.4 Alur Pasien Masuk Ruang Anyelir PULANG

c. Ronde Keperawatan

22
Saat melakukan wawancara kepada perawat, perawat mengatakan bahwa ronde
keperawatan dilakukan dalam raber (rawat bersama) untuk membahas penyakit pasien
yang dinilai serius dan butuh kolaborasi tenaga kesehatan lain. Belum ada jadwal
tertulis dalam melakukan ronde, sehingga sifatnya incidental.
Pelaksanaan ronde keperawatan:
a). Persiapan
1.  Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2.  Pemberian inform concent kepada klien/ keluarga.
b). Pelaksaan
1) Menjelaskan tentang pasien oleh perawat pelaksana dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan & rencana tindakan yg akan atau telah
dilaksanakan & memilih prioritas yg perlu didiskusikan.
2) Mendiskusikan antar perawat tentang kasus tersebut.
3) Memberikan justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan
tentang masalah pasien serta tindakan yang akan dilakukan.
4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
c). Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada pasien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan.

d. Pendidikan Kesehatan
Saat dilakukan wawancara dengan perawat, pendidikan kesehatan biasanya
diberikan langsung kepada pasien dan keluarga secara lisan dengan memberi KIE
terkait penyakit klien. Saat ini ada jadwal khusus dalam ruangan untuk promosi
kesehatan, yakni setiap hari rabu, kamis atau jumat. Selain itu PKMRS yang dibentuk
oleh tim RSI Gondanglegi Malang dan penunjukan perawat penanggung jawab
PKMRS ruangan telah berjalan dan telah terdokumentasi. Jika ada mahasiswa
praktikan, biasanya pendidikan kesehatan dilakukan bersama mahasiswa praktikan.

e. Sentralisasi Obat

23
Sentralisasi obat oral maupun injeksi berada di apotik. Untuk pengantaran obat
dilakukan oleh tim Asisten Apoteker (AA) pada shift jaga karena Ruang Anyelir
merupakan ruangan yang termasuk UDD (Unit Dose Dispenting). PJ obat hanya
bertanggung jawab untuk menjaga keberadaan obat. Obat per oral dan injeksi sudah
ditempatkan dalam satu tempat yang sama, diberi bed agar tidak tertukar antar
pasien. Untuk obat emergency (terbatas) seperti dopamin, norepinefrin, epinefrin,
sulfat atrofin disediakan di ruangan dalam kotak emergency.
Alur Pengadaan Obat

Dokter visite

Tambahan obat di UDD oleh pihak farmasi

Resep obat dicatat perawat dalam lembar pencatatan dan diserahkan ke Apotek

Obat di antarkan oleh pihak instalasi farmasi

Obat di taruh di loker obat pasien/bed diruang perawat

Bagan 3.5 Alur Pengadaan Obat

3.1.4 MONEY
a. Sistem Gaji dan Remunerisasi SDM
Sumber dana gaji pegawai di Ruang Anyelir Rumah Sakit Islam Gondanglegi
berasal dari rumah sakit itu sendiri beserta insentif per bulan berasal dari instalasi
rawat inap masing-masing karena semua pegawai non-PNS serta remond setiap
bulannya.
b. Sumber Pendapatan Ruangan
Sumber pendapatan Ruang Anyelir Rumah Sakit Islam Gondanglegi berasal dari
Yayasan yang diatur oleh rumah sakit untuk dibagikan ke setiap karyawan di rumah
sakit sesuai kebutuhannya yang tersentralisasi dari instalasi watnap.

c. Anggaran Pengadaan Alat dan Renovasi

24
Pengajuan anggaran pengadaan alat dan renovasi, Ruang Anyelir tidak
mendapatkan anggaran berupa dana tunai melainkan langsung berupa logistik dan
alat dari Rumah Sakit. Untuk hal yang bersifat insidentil, ruangan melalui Kepala
Ruangan dapat mengajukan rencana barang-barang yang dibutuhkan setiap bulan
yang kemudian akan ditindaklanjuti oleh pihak Rumah Sakit.

d. Tarif Rawat Inap


1. Daftar Tarif Rawat Inap
JASA
NO URAIAN KAMAR TOTAL
DOKTER PERAWAT GIZI
Rp. 10.000/ Rp. 450.000,
1 KELAS I Rp. 300.000,- Rp. 100.000,- Sesuai tindakan
porsi -

3.1.5 MARKET
1. Efisiensi Ruang Rawat Inap
Hasil pengkajian analisis selama tanggal 15-16 November 2016 di Ruang
Anyelir RSI Gondanglegi.
a. BOR
Jumlah tempat tidur adalah 20 buah. Jumlah pasien rata-rata selama
pengkajian tanggal adalah 15-16 November 2016 adalah 19 orang dengan BOR rata
rata selama 2 hari adalah adalah

Jumlah BOR
Tgl
(∑Px/∑Bed x 100%)
Bed Px
15 November 2016 20 7 90,9%
16 November 2016 20 7 90,9%

b. Jumlah klien per bulan


Sisa klien Total
No Bulan Klien baru
bulan lalu pasien
1. Agustus - 45 45
2 September 6 58 64
3 Oktober 6 73 79

c. Jumlah kasus terbanyak

25
No. Bulan Diagnosa Jumlah
1 Agustus GE 5
2 September Pneumonia 4
3 Oktober Hipertensi 9
Berdasarkan data dari bulan Agustus 2016-Oktober 2016, kasus yang
terbanyak adalah kasus hipertensi.

d. Jumlah hari rawat inap


No.
Bulan Rata-Rata Jumlah Hari Rawat Inap
1 Agustus 3
2 September 3
3 Oktober 4

e. Jumlah Mortalitas selama tiga bulan terakhir


No Bulan ∑ PX Mortalitas
1 Agustus 45

2 September 58

3. Oktober 73

2. Jenis pembayaran
a. Pasien ditinjau dari sistem pembiayaan
1) BPJS
Askes aktif, Askes Non Hankam (ANH), Askes Hankam (AH), Asuransi
Mandiri, Jamkesmas, pegawai pemerintah non negeri, pegawai swasta, pegawai lain
yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah.
a) Swasta
Pasien luar berhak (PLB)
b) Jamkesda
Pengguna layanan kesehatan yang pembiayaannya ditanggung oleh daerah
asal masing-masing, tetapi tidak digunakan di ruang Anyelir.
Pengguna jasa pelayanan kesehatan di instalasi pelayanan kesehatan
dibedakan menjadi 3 yaitu pasien BPJS, Swasta (umum) dan Jamkesda. Pasien
BPJS adalah :
1. PNS yang masih dinas aktif dan dalam menjalankan MPP berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan.

26
2. Istri/suami sah PNS yang masuk dan terdaftar dalam buku penghasilan/daftar
gaji.
3. Anak sah dari PNS berusia 0-25 tahun, masih sekolah (untuk anak yang berusia
21-25 tahun wajib menunjukkan surat keterangan dari sekolah), belum pernah
kawin serta masuk dan terdaftar dalam buku penghasilan/daftar gaji.
4. Pensiunan PNS/penerima pensiun janda PNS dan keluarganya dapat
mengunankan jasa pelayanan kesehatan Kesad dengan menggunakan fasilitas
Askes serta wajib memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh PT. Askes
Indonesia.
Semua klasifikasi pasien tersebut berhak mendapat pelayanan kesehatan pada
instalasi Kesad dengan ketentuan kelas pelayanan kesehatan sebagai berikut:
1. Pelayanan rawat jalan berlaku sama bagi seluruh strata kepangkatan PNS beserta
keluarganya.
2. Untuk pelayanan rawat inap di instalasi Kesad, Kelas perawatan diatur berdasarkan
strata kepangkatan, sebagai berikut:
a. PNS Gol. IV/c ke atas dan keluarganya dirawat di bangsal perawatan VIP.
b. PNS Gol. IV/a-b dan keluarganya dirawat di bangsal perawatan Kelas I
c. PNS Gol. III dan keluarganya dirawat di bangsal perawatan Kelas II.
d. PNS Gol I-II dan keluarganya dirawat di bangsal Kelas III.
b. Asal daerah pasien
Pasien yang dirawat di Ruang Anyelir mayoritas dari daerah Jawa Timur,
bukan lintas provinsi dan suku madura mendominasi.

3.2 PENGKAJIAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN


3.2.1 Fungsi Perencanaan
1) Visi dan Misi Organisasi
A. Gambaran Umum Rumah Sakit
1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Islam Gondanglegi
Rumah Sakit Islam Gondanglegi adalah Rumah Sakit Swasta yang didirikan
pada tahun 1986 sebagai suatu usaha sosial di bidang pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk melayani masyarakat umum. Rumah sakit ini terletak di bagian
selatan Kabupaten Malang , tepatnya di jalan Hayam Wuruk no.66 Gondanglegi
Malang, berawal dari sebuah Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) ”Dewi

27
Masyitoh”, kemudian tumbuh secara bertahap menjadi sebuah rumah sakit. Rumah
Sakit Islam Gondanglegi merupakan rumah sakit tipe ”D”, memiliki kapasitas 88
tempat tidur dengan luas tanah 4.181 M 2 dan bangunan fisik seluas 2.580,32 M 2.
Dan pada 1 Desember 2011 telah terakreditasi penuh tingkat dasar dengan sertifikat
dari Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

2. Visi, Misi, Motto, Falsafah dan Tujuan

A. Visi : Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama di wilayah malang selatan yang
bernuansa Islami.

B. Misi :

1. Melengkapi serta meningkatkan fasilitas pelayanan

2. Meningkatkan kualitas SDM

3. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan karyawan.

C. Motto

Ikhlas dan profesional dalam pelayanan.

3.2.2 Perencanaan Strategis


a. Rencana strategis rumah sakit
Program RSI Gopndanglegi yang dijalankan oleh Instalasi Rawat Inap yaitu:
1) Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan dengan cara pemberian warna gelang yang berbeda
berdasarkan gender dan resiko. Pada pasien laki-laki menggunakan gelang
berwarna biru dan perempuan menggunakan gelang berwarna merah muda. Untuk
pasien dengan resiko jatuh, alergi, DNR ditambahkan kancing pada gelang,
berwarna kuning, merah, dan ungu. Pemberian gelang ini sudah dilaksanakan
selama 1 tahun terakhir.

2) Pencegahan Infeksi Nosokomial (INOS)

28
Salah satu program untuk pencegahan INOS adalah cuci tangan ini merupakan
program yang dijalankan oleh Instalasi Rawat Inap saat ini. Program ini penting
dalam mengurangi resiko infeksi pada pasien, tetapi dalam pelaksanaanya masih
kurang maksimal, khususnya sebelum melakukan tindakan dan cara mencuci
tangan dengan 6 langkah. Dari 4 hari pengkajian didapatkan data sebanyak 80%
perawat yang melakukan cuci tangan 6 langkah dengan benar dan sebanyak 50%
perawat yang melakukan cuci tangan 5 momen dengan benar. Terkait dengan INOS
perlu diperhatikan juga terkait dengan kejadian phlebitis di ruang anyelir. Menurut
pengamatan selama 4 hari kejadian ini cukup banyak yakni 2 orang (15%), sudah
ada pendokumentasian dan pencegahan dari kejadian phlebitis.
3) Komunikasi Situation Background Assessment Recomendation (SBAR) Program
ini meliputi pemberian komunikasi efektif antar perawat dan tenaga kesehatan lain.
Penggunaan komunikasi SBAR ini sudah diterapkan terutama saat melakukan
komunikasi dengan dokter via telepon
4) Pasien safety (pasien resiko jatuh, resiko dekubitus, alergi dan tepat prosedur
tindakan operasi)
Program ini sudah disosialisasikan dan dilakukan dengan pemberian tanda khusus.
Bagi pasien dengan resiko jatuh dengan menambahkan tanda yang digantungkan.
Anyelir memiliki checklist untuk screening pasien resiko tinggi ulkus dekubitus.
Edukasi Perawat terhadap pencegahan dari ulkus dekubitus jarang dilakukan. Lalu
terkait dengan 10 Benar dalam pemberian obat, sudah dilakukan dengan baik, dari
18 rekam medik sudah semuanya (100%) terdapat paraf perawat pada form daftar
pemberian obat saat memberikan/menginjeksikan obat ke pasien, namun sayangnya
masih (100%) perawat belum meminta paraf dari keluarga saat
menginjeksikan/memberikan obat ke pasien serta edukasi perawat kepada pasien
saat memberikan obat masih kurang maksimal yaitu terbukti dari hasil wawancara
dengan pasien hanya sebesar 70% pasien yang menyebutkan mendapatkan edukasi
dari perawat terkait pemberian obat. Selain itu masih belum ada penanda puasa bagi
pasien.

b. Rencana operasional

29
Program yang dilakukan pada ruang anyelir adalah pemenuhan kebutuhan
dasar manusia berupa personal hygiene seperti mandi, perineal hygiene dan oral
hygiene yang merupakan tindakan mandiri perawat, namun dalam praktiknya masih
belum maksimal dilakukan. Salah satu alasannya karena kondisi pasien yang dirawat
di ruang anyelir biasanya dalam tingkat ketergantungan parsial dan minimal,
sehingga perawat dapat memberikan kewenangan kepada keluarga untuk melakukan
tindakan pemenuhan kebutuhan dasar oleh keluarga sendiri. Selain itu belum
tersedianya di ruangan alat-alat yang menunjang pelayanan personal hygine seperti
sisir, sabun, obat kumur (mouth wash), pasta gigi, dan sikat gigi untuk masing-
masing pasien juga menjadi salah satu kendala belum maksimalnya pemenuhan
KDM di ruangan ini.
Pada hasil pengkajian didapatkan tindakan personal hygiene dilakukan
keluarga setiap pagi. Secara keseluruhan tindakan personal hygiene sesuai SOP,
namun pada beberapa pasien dengan tingkat ketergantungan total atau pasien yang
tidak ditunggu oleh keluarga belum mendapatkan pelayanan personal hygine seperti
mandi dan oral hygine.

c. Keterlibatan staf keperawatan dalam perencanaan


Staf keperawatan terlibat dalam pemberian perawatan secara langsung sesuai
program yang telah direncanakan.

3.2.3 Fungsi Pengorganisasian

30
1. Struktur Organisasi Ruang Anyelir RSI Gondanglegi

Kepala Bidang Keperawatan


Wiji Astuti, S. Kep

Rawat Jalan Rawat Inap Gawat Darurat


drg. Dyah Novi Wiji Astuti, S.Kep dr. Rani Karunia F.

Kepala Ruangan Anyelir


Erni Nurul I, S.Kep

Ka. Tim Ka. Tim


Istiqomah, S.Kep Nidya R, S.Kep

PJ PJ PJ PJ
Nur Vita F, Amd.Kep Siti Aisyah, Amd.Kep Siti Nur Z, Amd.Kep Rizky Nur A., Amd.Kep

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Dianita, Amd.Kep Deki, Amd.Kep Saiful A, S.Kep.Ns Dina Rini, Amd. Kep

2. Uraian tugas
a. Kepala Ruangan
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
KEPALA RUANG
1. Melaksanakan fungsi perencanaan (p1)
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan V
b. Berperan serta menyusun falsafah, dan tujuan
pelayanan keperawatan di ruang rawat inap,
meliputi:
- Memberikan pelayanan sesuai SAK/SOK dalam V
penanganan pasien
- Mengatasi dan meminimalkan penderita pada V
kasus terminal

31
- Membantu individu dan keluarga dalam V
mencegah kambuhnya penyakit
- Mencegah terjadinya infeksi nosokomial pada V
pasien dan keluarga
- Mencegah komplikasi pembedahan dan V
meminimalkan terjadinya infeksi
- Memberikan lingkungan yang kondusif bagi V
pasien
- Mencegah terjadinya kekambuhan pada pasien V
- Menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang
kondusif bagi personel maupun mahasiswa V
praktek
c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan
dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk diruang V
rawat, koordinasi dengan kepala perawat
instalasi/Ka instalasi

2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan


pelaksanaan (p2) meliputi:
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan diruang rawat, melalui kerja sama V
dengan petugas lain yang bertugas diruang
rawatnya
b. Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan V
dan tenaga lain sesuai kebutuhan pelayanan dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
c. Melaksanakan orientasi kepada tenaga V
keperawatan baru/tenaga lain yang akan kerja di
ruang rawat
d. Memberikan orientasi kepada siswa/ mahasiswa V
keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya
sebagai lahan praktik
e. Membimbing tenaga keperawatan untuk V
melaksanakan pelayanan/Asuhan Keperawatan
sesuai standar
f. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu V
dengan staf keperawatan dan petugas lain yang
bertugas diruang rawatnya
g. Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan V
untuk mengikuti kegiatan ilmiah/penataran dengan
koordinasi kepala instalasi/ kepala seksi pelayanan
keperawatan
h. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat- V
obatan sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan/
kebijakan Rumah Sakit
i. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan V
alat agar selalu dalam keadaaan siap pakai
j. Mengendalikan kualitas system pencatatan dan

32
pelaporan Asuhan keperawatan dan kegiatan lain V
secara tepat dan benar.
k. Memberi motivasi kepada petugas dalam V
memelihara kebersihan lingkuangan ruang rawat
l. Meneliti pengisian formulir sensus harian diruang V
rawat
m. Menyimpan berkas catatan medis pasien dalam
masa perawatan diruang rawatnya & selanjutnya V
mengembalikan berkas tersebut ke bagian Medical
Record bila pasien keluar/ pulang dari ruang rawat
tersebut
n. Membuat laporan harian mengenai pelaksaan
Asuhan Keperawatan serta kegiatan lainnya di V
ruang rawat, disampaikan kepada atasannya
o. Membimbing siswa/ mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan V
praktek
p. Memberi penyuluhan kesehatan kesehatan kepada
pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar dalam V
batas wewenangnya
q. Melakukan serah terima pasien dan lain-lain pada
saat pergantian dinas V

3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian


dan penilaian (p3) meliputi:
a. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan Asuhan V
Keperawatan yang telah dilakukan
b. Mengawasi dan menilai mahasiswa keperawatan V
untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai
tujuan program bimbingan yang telah ditentukan.
c. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan
yang berada dibawah tanggung jawabnya V
d. Mengawasi, mengendalikan dan menilai V
pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan
obat-obatan
e. Mengawasi dan menilai mutu Asuhan V
Keperawatan sesuai standart yang berlaku secra
mandiri atau koordinasi dengan tim pengendalian
mutu Asuhan Keperawatan.
Total 32 0
Prosentase 100% 0%

Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan kepala ruang dalam menjalankan


fungsi manajemen keperawatan dilakukan 100 % sehingga perlu dipertahankan lagi
sesuai dengan uraian tugasnya.
b. Perawat Pelaksana

33
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
ANGGOTA TIM
a. Memberikan pelayanan keperawatan secara
langsung berdasarkan proses keperawatan dengan:
1) Menyusun rencana perawatan sesuai dengan V
masalah klien.
2) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai V
dengan rencana.
3) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah V
diberikan.
4) Mencatat atau melaporkan semua tindakan
perawatan dan respon klien pada catatan V
perawatan.
b. Melaksanakan program dengan penuh tanggung
jawab:
1) Pemberian obat. V
2) Pemeriksaan laboratorium. V
3) Persiapan klien yang akan operasi. V
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik,
mental, dan spiritual klien:
1) Memelihara kebersihan klien dan lingkungan. V
2) Mengurangi penderitaan klien dengan rasa
aman, nyaman. V
3) Pendekatan dan komunikasi terapeutik. V
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk
menghadapi tindakan perawatan dan pengobatan V
atau diagnosis.
e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai V
dengan kemampuannya.
f. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat V
g. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanaan
ruang:
1) Menyiapkan data klien baru, pulang, atau V
meninggal.
2) Sensus harian atau formulir. V
3) Rujukan dan penyuluhan PKMRS. V
4) Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya
meliputi: penjelasan tentang peraturan Rumah V
Sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada
dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin
sehari-hari.
h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat diruangan V
menurut fungsinya supaya siap pakai.
i. Menciptakan dan memelihara kebersihan, V
keamanan, kenyamanan, dan keindahan ruangan.
j. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/malam atau V
hari libur secara bergantian sesuai dengan jadwal

34
dinas.
k. Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan V
dengan penyakitnya.
l. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien V
baik secara lisan maupun tulisan.
m. Membuat laporan harian klien. V
n. Operan dengan dinas berikutnya. V
o. Menerima bantuan bimbingan katim/ ka shift dan V
melaksanakan pendelegasian dari kepala ruangan.
p. Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi,
khususnya bila ada perubahan program pengobatan V
pasien
Total 25 2
Prosentase 93 % 7%
Berdasarkan tabel diatas di interpretasikan perawat pelaksana dalam
menjalankan fungsi manajemen keperawatan dilakukan 93% sehingga dapat dikatakan
fungsi tersebut dijalankan dengan baik. Sehingga peran fungsi perlu dipertahankan dan
ditingkatkan lagi sesuai dengan uraian tugasnya.
Beberapa point yang perlu menjadi perhatian pada tugas perawat pelaksana
adalah pemberian pelayanan keperawatan secara langsung dan mandiri. Dari hasil
studi wawancara didapatkan, tindakan mandiri keperawatan sangat terbatas akibat
beban tugas yang cukup banyak seperti fokus pada tindakan kolaborasi dan
administrasi. Intervensi mandiri perawat seperti pemenuhan kebutuhan dasar (KDM)
terutama dalam hal personal hygine masih belum bisa dilakukan secara maksimal,
dimana masih memberdayakan keluarga pasien sendiri untuk melakukan kegiatan
seperti memandikan pasien, menyuapi pasien ,oral hygine. Belum tersedianya di
ruangan alat-alat yang menunjang pemberian KDM juga menjadi salah satu alasan
kurang maksimalnya pemenuhan KDM oleh perawat. Diagnosa dan intervensi
keperawatan yang digunakan masih dalam lingkup pendokumentasian pada level
rutinitas akibat terlalu tingginya waktu dalam kegiatan menulis. Kemudian tugas
penyuluhan dan edukasi juga sebenarnya sudah dilakukan, namun masih kurang
maksimal karena bila tidak ada mahasiswa praktikan, perawat kesulitan melaksanakan
tugas tersebut karena minimnya waktu serta fasilitas penunjang penyuluhan.

b. Kepatuhan SOP

35
a) Daftar SOP R. Anyelir
Pedoman standar atau prosedur operasional yang digunakan untuk pelayanan
di Ruang Anyelir adalah tabel sebagai berikut:
NO STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SOP) TINDAKAN
KEPERAWATAN
I. PEMERIKSAAN FISIK
1 SPO Pemeriksaan tingkat kesadaran
2. SPO Pemeriksaan tingkt kesadaran menggunakan GCS
3. SPO Pemeriksaan fisik ; head to toe
4. SPO Pemeriksaan syaraf cranial
5. SPO menimbang berat badan
6. SPO menghitung denyut nadi
7. SPO mengukur tekanan darah
8. SPO mengukur tinggi badan
9. SPO menghitung pernafasan
10. SPO mengukur suhu melalui oral
11. SPO mengukur suhu melalui axilla
12. SPO mengukur suhu melalui rectal
II. PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
13. SPO memberikan oksigen melalui nasal kanul
14. SPO memberikan oksigen melalui NRBM dan RBM
15. SPO meatih pasien bernafas dalam
16. SPO terataih batuk efektif
17. SPO pernafasan diafragma
18. SPO fisioterapi dada (perkusi dan vibrasi)
19. SPO resusitasi jantung paru ( bantuan hidup dasar dengan satu penolong)
20. SPO memberikan inhalasi
III. PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
21. SPO menghitung kebutuhan kalori BBR
22. SPO menyiapkan makanan dan minuman pasien
23. SPO menghidangkan makanan dan minuman pasien
24. SPO membantu pasien makan dan minum melalui mulut
25. SPO memasang sonde/ alat penduga lambung
26 SPO memberikan makan melalui pipa lambung (sonde)
27 SPO pelepasan pipa lambung
IV. PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
28. SPO memasang infuse
29. SPO perawatan infuse
30 SPO mengganti cairan infuse
31 SPO merawat dan melepas vena seksi
32 SPO melepas infuse
33 SPO memasang transfuse darah
34 SPO penatalaksanaan reaksi transfuse
35 SPO menghitung cairan dan tetesan infuse
36 SPO penilaian intake dan output cairan (balance cairan)

36
V. PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
37 SPO membantu buang air besar
38 SPO memasang kateter
39 SPO memasang kondom kateter
40 SPO melepas kateter
41 SPO perawatan kateter wanita
42 SPO perawatan kateter pria
43 SPO melakukan evakuasi fekal manual
44 SPO memberikan enema (gliserin spuit)
45 SPO menyiapkan / memberikan huknah rendah
46 SPO menyiapkan / memberikan huknah tinggi
VI. PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN
KENYAMANAN
47 SPO memakai kateter
48 SPO mempersiapkan larutan desinfektan
49 SPO menstresilkan sarung tangan
50 SPO penyeterilan alat karet
51 SPO penyeterilan alat logam
52 SPO memberikan kompres hangat
53 SPO memberikan kompres dingin
54 SPO memandikan pasien di tempat tidur
55 SPO menyisir rambut
56 SPO mencuci rambut
57 SPO membersihkan dan menggunting kuku
58 SPO membantu menggosok gigi
59 SPO membersihkan mulut
60 SPO merawat gigi palsu
61 SPO menyiapkan tempat tidur
62 SPO mengganti alat tenun/ linen dengan pasien diatasnya
63 SPO merapikan tempat tidur dengan pasien diatasnya
64 SPO mengganti alat tenun/ linen tanpa pasien diatasnya
65 SPO merapika tempat tidur tanpa psien diatasnya
VII. PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
66 SPO memberikan posisi semi fowler
67 SPO memberikan posisi fowler
68 SPO memberikan posisi SIM
69 SPO mengatur posisi trandelenburg
70 SPO mengatur posisi dorsal recumbent
71 SPO mengatur sikap tidur selang seling ( alih baring)
72 SPO membantu istirahat
73 SPO memberikan posisi postural drainase
VIII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
74 SPO pengambilan specimen darah vena
75 SPO pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan hematologi
76 SPO pengambilan specimen kultur darah vena
77 SPO pemeriksaan gula darah dengan metode cepat

37
78 SPO pengambilan specimen pemeriksaan analisa gas darah (BGA)
79 SPO menyiapkan feses untuk bahan pemriksaan
80 SPO persiapan pemeriksaan dengan USG
81 SPO persiapan pemeriksaan rontgen
IX. KEBUTUHAN OBAT-OBATAN
82 SPO pemberian obat melalui mulut
83 SPO pemberian obat sub lingual
84 SPO pemberian obat injeksi intra cutan
85 SPO pemberian obat injeksi sub cutan
86 SPO pemberian obat melalui intra vena langsung
87 SPO pemberian obat intra vena melalui wadah
88 SPO memberikan obat intra vena melalui selang
89 SPO memberikan obat injeksi intramuscular
90 SPO memberikan obat tetes mata
91 SPO memberikan obat salep mata
92 SPO memberikan obat tetes telinga
93 SPO memberikan obat tetes hidung
94 SPO memberikan obat salep kulit
95 SPO memberikan obat melalui anus/rectum
96 SPO memberikan obat melalui vaginal
X. SISTEM KARDIOVASKULAR
97 SPO resusitasi jantung paru
98 SPO pemeriksaan EKG
XI. SISTEM MUSKULOSKELETAL
99 SPO persiapan pasien pra bedah
100 SPO mencukur rambut
101 SPO merawat luka
102 SPO perawatan luka lecet
103 SPO perawatan luka bakar
104 SPO perawatan luka kotor
105 SPO mengangkit jahitan
106 SPO melepas pipa drainage
XII. SISTEM PENCERNAAN
107 SPO melakukan bilas lambung
108 SPO perawatan colostomy
109 SPO merendam duduk
XIII. SISTEM PERSYARAFAN
110 SPO persiapan pasien lumbal pungsi
111 SPO perawatan selang dada (WSD)
112 SPO perawatan trakeostomi
XIV. SISTEM INTEGUMEN
113 SPO menentukan derajat luka bakar
XV. SISTEM UROLOGI
114 SPO irigasi kandung kemih
115 SPO memberikan obat kemoterapi

38
b. Analisa Tindakan berdasar SOP
Prosedur injeksi
No. Prosedur Dilakukan Tidak
dilakukan
1. Kriteria persiapan
a. Spuit disposable sesuai kebutuhan √
b. Kapas alcohol/Alkohol Swab √
c. Obat yang akan diberikan √
d. Penjelasan kepada pasien √
2. Kriteria pelaksanaan
a. Memperhatikan prinsip aseptic √
b. Membaca etiket obat √
c. Membaca dosis obat √
d. Memasukkan obat ke dalam spuit kemudian √
udara di dalam spuit dikeluarkan
e. Mengatur posisi pasien √
f. Menentukan daerah yang akan disuntik √
g. Mendesinfeksi kulit yang akan disuntik √
sesuai dengan suntikan
h. Memasukkan jarum dengan posisi 90 derajat √
i. Aspirasi untuk menentukan tidak mengenai √
pembuluh darah
j. Memasukkan obat dengan perlahan-lahan √
k. Memperhatikan reaksi pasien √
l. Mencabut jarum perlahan-lahan √
m. Menghapus kulit dengan apas alcohol √
n. Mencacat dalam formulir pemberian obat √
TOTAL 15
Keterangan:
Dalam melakukan tindakan prosedur injeksi, perawat sudah melakukannya sesuai
dengan protap yang ada. Hal ini terbukti dengan skor 100% yang diperoleh perawat
saat melakukan prosedur injeksi.

Prosedur Persiapan Pasien Radiologi


No. Prosedur Dilakukan Tidak
dilakukan
A. Kriteria Persiapan
1. Persiapan alat dan obat
a. Alas brankat dan selimut √
b. Obat-obatan sesuai dengan program √
c. Formulir permintaan √
2. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan tentang tindakan √

39
yang akan dilakukan
B. Kriteria Pelaksanaan
1. Sebelum pemeriksaan
a. USG: pasien puasa/minum banyak sesuai √
dengan program pemeriksaan
b. Mengantar pasien ke ruang pemeriksaan √
2. Pada saat pemeriksaan
a. Mendampingi pasien √
b. Memperhatikan √
3. Setelah pemeriksaan
a. Mengantar pasien ke tempat semula √
b. Mengobservasi nadi, tensi, pernapasan √
c. Mencatat tindakan dari hasil observasi √
TOTAL 11
Keterangan:
Dalam melakukan tindakan prosedur persiapan radiologi , perawat sudah cukup
dalam melakukannya sesuai dengan protap yang ada. Hal ini terbukti dengan skor
100% yang diperoleh perawat saat melakukan prosedur persiapan radiologi.

Pengambilan darah vena


No Prosedur Dilakukan Tidak
. dilakukan
A. Persiapan alat
1. Botol kecil/tabung tempat specimen yang sudah √
diberi label
2. Spuit steril berbagai ukuran √
3. Kapas alcohol di dalam tempatnya √
4. Tourniquet √
5. Label pemeriksaan √
B. Persiapan Pasien
1. Pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan √
dilakukan
2. Posisi diatur sesuai kebutuhan √
3. Membimbing pasien untuk berdoa √
C. Kriteria pelaksanaan
1. Pemeriksaan darah
a. Menentukan pembuluh darah yang akan ditusuk √
untuk persiapan pengambilan darah
b. Mendesinfeksi permukaan kulit pembuluh darah √
yang akan ditusuk dengan menggunakan kassa
alcohol
c. Memasang tourniquet √
d. Mengambil darah pemeriksaan dengan cara √
menusukkan jarum pada pembuluh darah sesuai

40
kebutuhan
e. Memasukkan darah pada tempat yang sudah √
disediakan
f. Memasang label pada tempat darah dengan: √
- Mencantumkan nama
- Nomer rekam medic
- Tanggal dan jam pengambilan
g. Mengambil darah dan menyertakan formmulir √
pemeriksaan yang sudah diisi dan ditandangani
oleh dokter
TOTAL 14

Keterangan:
Dalam melakukan tindakan prosedur pengambilan sampel darah vena , perawat
sudah melakukannya sesuai dengan protap yang ada. Hal ini terbukti dengan skor
100 % yang diperoleh perawat saat melakukan prosedur pengambilan sampel darah
vena.
Dari ketiga tindakan keperawatan yang dilakukan perawat ruangan, hasil
observasi menunjukkan angka 100%. Hal ini menunjukkan kategori bahwa tindakan
yang dilakukan oleh perawat ruangan sudah baik dan sesuai dengan protap yang ada
di ruangan.

41
4. Pendokumentasian proses keperawatan
Kode Berkas %
No Aspek Yang Dinilai Rata-rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A PENGKAJIAN
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman V V V V V V V V V V 10 100%
pengkajian
2 Data dikelompokkan (bio-psiko-sosio-spiritual) V V V V V V V V V V 10
3 Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang V V V V V V V V V V 10
4 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan V V V V V V V V V V 10
antara status kesehatan dengan norma dan pola
fungsi kehidupan
B Diagnosa keperawatan
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah V V V V V V V V V V 10 100%
yang telah dirumuskan
2 Diagnosa keperawatan mencerminkan PE/PES V V V V V V V V V V 10
3 Merumuskan diagnosa keperawatan V V V V V V V V V V 10
actual/potensial
C Rencana tindakan
1 Berdasarkan diagnosa keperawatan V V V V V V V V V V 10 100%
2 Disusun menurut urutan prioritas V V V V V V V V V V 10
3 Rumusan tujuan mengandung komponen V V V V V V V V V V 10
pasien/subjek perubahan, perilaku, kondisi
pasien dan atau criteria
4 Rencana tindakan mengacu pada tujuan V V V V V V V V V V 10
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas
5 Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan V V V V V V V V V V 10
pasien atau keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan kerjasama V V V V V V V V V V 10
tim kesehatan lain
D
1 Tindakan dilaksanakan sesuai rencana V V V V V V V V V V 10 100%
2 Perawat mengobservasi respon pasien terhadap V V V V V V V V V V 10
tindakan keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi V V V V V V V V V V 10
4 Semua tindakan yang telah dilaksanakan V V V V V V V V V V 10
dicatat ringkas dan jelas
E Evaluasi
1 Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai V V V V V V V V V V 10 100%
dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan
2 Perawat mengevaluasi respon pasien, analisa V V V V V V V V V V 10
masalah keperawatan dan rencana tindak
lanjut.
F Catatan asuhan keperawatan
1 Menulis pada format yang baku V V V V V V V V V V 10 100%
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan V V V V V V V V V V 10
yang dilaksanakan
3 Setiap melakukan tindakan perawat V V V V V V V V V V 10
mancantumkan paraf/nama jelas dan tanggal
jam dilakukan tindakan
4 Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai V V V V V V V V V V 10
dengan ketentuan yang berlaku.
TOTAL 100%

Berdasarkan hasil survey pada 10 rekam medik klien, didapatkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang Anyelir
sudah baik dengan prosentase rata-rata 100%. Yaitu terdapat pengkajian pasien, catatan perkembangan pasien, evaluasi pasien namun
belum ditampilkan daftar prioritas diagnosa asuhan keperawatan.

43
5. Sistem penghitungan tenaga keperawatan
Sistem penghitungan tenaga kerja tidak dilakukan setiap hari oleh kepala ruang.
6. Jadwal/shift dinas
Pembuatan jadwal shift/dinas dilakukan oleh kepala ruang dengan berpedoman
sesuai dengan penentuan jadwal dari RS sesuai dengan kebijakan SDM.
7. Ketenagaan
a. Rencana kebutuhan Tenaga
Menggunakan metode penghitungan Gillies, dijelaskan lebih lanjut pada kebutuhan
perawat.
b. Penerimaan pegawai baru
Kepala ruangan menyerahkan sepenuhnya penerimaan pegawai baru baik itu medis
maupun non medis kepada Tim Komite Keperawatan.
c. Sistem seleksi
Ruang Anyelir memiliki persyaratan untuk pegawai (perawat) harus mengikuti test
yang dilakukan oleh di oleh pihak RS atau Tim Komite Keperawatan. Peraturan ini
berlaku kepada semua perawat maupun tenaga medis lainnya.
d. Penempatan
Ruang Anyelir masih belum bisa melakukan penempatan tenaga kerja (perawat)
sesuai dengan keahlian masing-masing di bidangnya. Karena perawat Ruang
Anyelir memiliki keahlian yang hampir sama dan bersifat umum dan menyeluruh,
dalam arti perawat tidak menekuni hanya satu bidang khusus untuk dikuasai. Misal,
satu perawat mengerti dan mendalami masalah sistem urologi mulai dari basic
sampai tingkat yang advance.
e. Orientasi ruangan
Kepala ruangan dan perawat-perawat yang bertugas di Ruang Anyelir selalu
mengorientasikan setiap karyawan baru yang telah dipilih oleh Tim Komite
Keperawatan. Orientasi diantaranya pengenalan anggota tenaga kerja yang ada di
ruangan, orientasi ruangan, peralatan, peraturan-peraturan yang berlaku di ruangan
dan lain-lain.
f. Pengembangan staff : pendidikan dan pelatihan
Kepala ruangan selalu memberikan perizinan kepada siapapun perawat yang ada di
ruangan jika melanjutkan pendidikan. Meskipun ruangan tidak membantu masalah
finansial, ruangan tidak akan mempersulit kepada perawat yang akan melanjutkan
pendidikan. Sedangkan untuk pengembangan staf berupa pelatihan, pendelegasian
perawat sebagai peserta ditentukan oleh diklat dan selanjutnya akan disampaikan ke
Kepala Ruangan melalui Tim Diklat.
g. Jenjang karier
Peningkatan jenjang karir di Ruang Anyelir berdasarkan golongan bagi perawat
yang sudah pegawai tetap. Jenjang karir mengalami peningkatan setiap masa kerja
mencapai diatas 2 tahun dan mendapatkan nilai raport yang tidak mengalami
masalah.

3. Fungsi Pengarahan dan Pengawasan


1. Komunikasi
A. Arah komunikasi
Jenis komunikasi terkait instruksi dilakukan dari atasan ke bawahan, yaitu dari
kepala ruang kepada ketua tim kemudian disampaikan ke perawat asosiate
masing-masing tim. Sedangkan komunikasi terkait informasi dapat dilakukan dari
atasan ke bawahan dan bawahan ke atasan. Komunikasi ke samping juga sering
dilakukan, yakni dari katim ke katim. Komunikasi antar atasan dan bawahan
bersifat sangat terbuka.
B. Jadwal pertemuan/ rapat
Jadwal rapat rutin diadakan 1 bulan sekali. Namun terkadang diselenggarakan
kurang maksimal sebab diadakan dalam bentuk tidak formal. Pertemuan/rapat
juga sering diadakan secara insidental berupa sosialisasi program yang dihadiri
oleh seluruh perawat ruangan.
C. Faktor penghambat komunikasi
a. Belum maksimalnya pelaksanaan rapat sebab dilakukan dengan banyak bergurau
dan tidak serius
2. Motivasi
a. Cara memotivasi individu/ kelompok
Kepala ruang Anyelir memotivasi perawat pelaksana dengan cara lisan saat jam
dinas sesuai shift masing-masing atau saat rapat pertemuan yang dilaksanakan 1
bulan sekali.

46
b. Sistem Reward atau Punishment
Berdasarkan wawancara dari perawat, tidak ada sistem reward dan punishment.
Namun, Kepala ruang Anyelir pernah memberikan reward atas prestasi yang
dilakukan oleh pegawai berupa sanjungan dan juga punishment berupa peringatan
atas pelanggaran yang dilakukan oleh perawat secara sopan.
3. Supervisi
a. Mekanisme
Pelaksanaan pada Ruang Anyelir sudah dilakukan 2 bulan sekali dilakukan oleh
pihak petugas watnap. Yang menentukan jadwal juga watnap, ketika jadwal sudah
turun, ruangan akan diberikan konfirmasi sehingga pihak ruangan akan
merencanakan jadwal shift untuk supervise. Tidak ada mekanisme standar dalam
pelaksanaan
b. Faktor penghambat
Tidak ada mekanisme standar dalam pelaksanaan. Dalam pelaksanaan terdapat
penghambat seperti keterbatasan waktu sehingga tidak dapat dilaksanaan secara
maksimal serta dalam pelaksanaannya tidak terdokumentasi.
Beberapa contohnya adalah point supervisi yang perlu dioptimalisasi adalah:
 Perencanaan: menyusun rencana kerja harian, mingguan, bulanan, dan tahunan,
serta membuat rentang kendali.
 Penilai: Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah
tanggungjawabnya dan mutu pelayanan.
 Pengambilan tindakan koreksi: meneliti pengisian formulir sensus harian pasien
di ruang rawat serta mengobservasi orientasi pasien baru dan mengaudit
dokumentasi asuhan keperawatan.
4. Pendelegasian
Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab apabila ada
perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya ditentukan oleh kepala ruangan
dengan mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan tenaga keperawatan. Alur
pendelegasian dilakukan dari atasan ke bawahan.
5. Mekanisme penyelesaian masalah: manajemen konflik
Konflik yang terjadi di Ruang Anyelir diselesaikan bersifat accidental dan
secara kekeluargaan. Apabila ada kasus dan masalah diselesaikan secara internal,

47
namun jika masalah tidak dapat diselesaikan dapat berkonsultasi dengan Ka.
Instalasi Rawat Inap. Kepala Ruang menggunakan teknik penyelesaian konflik
secara kompromi atau negosiasi secara bersama-sama.

3.2.5 Fungsi Pengendalian


1. Penampilan kerja
Kinerja perawat dinilai secara langsung oleh karu tanpa pedoman penilaian
dan tidak terdokumentasikan.
2. Pengendalian mutu
a. Angka Kejadian Dekubitus

JumlahKeja dianDekubitus
x100%
Formula = JumlahPasienBeresiko TerjadiDek ubitus
0
 x100%  0%
4

Tabel 3.9 Tabel angka kejadian dekubitus di Ruang Anyelir tanggal 15


-16 November 2016
N TANGGAL
Variabel TOTAL
o 15 16
1. Jumlah Kejadian Dekubitus 0 0 0%
2. Jumlah Pasien Beresiko terjadi
0 0 0%
Dekubitus
Angka kejadian Dekubitus 0 0 0%

b. Angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)


Angka KTD dalam pemberian Obat
Formula =
Jumlah pasien yang terkena kejadian tidak diharapkan dalam pemberian obat
 x100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
0
 x100%  0%
30
Angka KNC dalam pemberian Obat

Formula =
Jumlahpasien yangterkenakejadiannyariscederadalampemberianobat
 x100%
Jumlahpasienpadaharitersebut
0
 x100%  0%
30
Variabel TANGGAL TOTAL

48
15 16
Salah Pasien 0 0 0
Salah nama dan tidak sesuai dengan identitas 0 0 0
Salah waktu 0 0 0
1.1 Terlambat pemberian obat 0 0 0
1.2 Pemberian obat yang terlalu cepat 0 0 0
1.3 Obat stop tetap dilanjutkan 0 0 0
3.1 Cara oral 0 0 0
3.2 Intra vena 0 0 0
3.3 Intra muskuler 0 0 0
3.4 Lain-lain 0 0 0
Salah dosis
4.1 Dosis kurang 0 0 0
4.2 Dosis berlebih 0 0 0
Salah obat 0 0 0
Salah dokumentasi 0 0 0
Jumlah Kesalahan 0 0 0
Jumlah pasien/hari 7 7 7
Total pasien 7 7 7

c. Angka Kejadian Pasien Jatuh


Formula
Jumlahpasienjatuh
= Jumlahpasienyangberesikojatuh x100%

0
 x100%  0%
6

TANGGAL
No Variabel TOTAL
15 16
1. Jumlah Pasien Jatuh 0 0 0
2. Jumlah Pasien yang beresiko jatuh 1 1 1
Angka kejadian jatuh 0 0 0%
b. Kejadian infeksi karena jarum infus
TANGGAL
No Variabel TOTAL
15 16
1. Jumlah Kejadian flebitis 0 0 0
2. Jumlah Pasien Beresiko terjadi flebitis 7 7 14

Formula = Kejadian infeksi karena jarum Infus X 100%


Jumlah pasien beresiko terjadi plebitis

3.2 Analisa SWOT


No Analisis SWOT BOBO RATI BOBOT X

49
T NG RATING
1. Sumber Daya Manusia M1 (Man)
a. Internal faktor (IFAS)
a.1 STRENGTH
1. Adanya pelatihan dan sebanyak 100% 0,3 4 1,2
perawat telah mengikuti pelatihan
(misalnya BTLS, BCLS) S-W = 1-
2. Jenis ketenagaan: 0,3 4 1,2 0,6 = 0,4
 S2 keperawatan: 0 orang
 S1 keperawatan: 5 orang
 D3 keperawatan: 6 orang
 TU: - orang
3. Adanya kemauan perawat untuk berubah 0,2 3 0,6
4. Adanya kepuasan pasien terhadap
kinerja perawat 0,2 3 0,6
TOTAL
1
a.2 WEAKNESS
1. Jumlah perawat diruangan kurang dari
standart 0,6 4 2,4
TOTAL
0,6
b. External factor (EFAS)
b.1 OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 yang sedang
prektek manajemen keperewatan 0,5 2 1
2. Adanya kerja sama yang baik antar
mahasiswa PSIK dengan perwat klinik 0,5 2 1
TOTAL
1
b.2 THREATENED
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat
untuk pelayan yang lebih profesional. 0,3 3 0,9
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat O – T= 1-
akan hukum 0,4 3 1,2 0,9= 0,1
3. Makin tingginya kesadran masyarakat
akan pentingnya kesehatan. 0,2 3 0,6
TOTAL
0,9

50
2. Sarana dan Prasarana (M2)
a. Internal faktor (IFAS)
a.1 STRENGTH
1. Peralatan medis sesuai standart 0,4 4 1,6
ruangan S-W = 1-
2. Adanya Nurse station 0,4 4 1,6 0,7 = 0,3
3. Adanya ruang konsultasi dokter 0,2 4 0,8
TOTAL 1
a.2 WEAKNESS
1. Kurangnya tensimeter, nebulIzer dan 0,6 4 2,4
mesin ECG
2. Bedsite monitor tidak dapat bekerja 0,1 2 0,2
dengan baik
TOTAL 0,7
b. External factor (EFAS)
b.1 Opportunity
1. Adanya 0,6 4 1,2
pengadaan sarana dan prasarana yang
baik dari bagian pengadaan barang
TOTAL 0,6
b.2 Treathened
1. J 0,4 3 1,2 O – T=
umlah tensimeter tidak sesuai dengan 0,6-1=
jumlah pasien 0,1 2 0,2 -0,4
2. A
da permintaan tinggi dari masyarakat
untuk melengkapi sarana dan prasarana 0,1 3 0,3
3. J
umlah psipot hanya 1 buah per kelas 0,3 4 1,2
ruangan 0,1 2 0,2
4. M 1
esin ECG masih pinjam di ruang lain
5. T
idak memiliki nebulIzer
TOTAL

51
3 M3 – METODE (MAKP)
a. Internal factor (IFAS)
a.1 STRENGTH
1. Rumah sakit memiliki Visi dan misi 0,2 4 0,8
sebagai acuan pelaksanaan kegiatan S-W=
pelayanan sudah terupdate 1,15-1=
2. Supervisi sudah dilaksanakan karu 0,1 4 0,4 0,15
3. Mempunyai standar asuhan 0,1 4 0,4
keperawatan
4. SOP Keperawatan sudah tersedia 0,3 4 1,2
5. Banyaknya kasus-kasus interna yang 0,01 3 0,3
memerlukan perhatian khusus
6. Sistem sentralisasi obat yang sudah 0,2 4 1,2
berjalan sesuai standart
7. Timbang terima yang dilaksanakan 0,02 2 0,4
sesuai standart
8. Timbang terima dipimpin oleh kepala 0,02 2 0,4
ruangan setiap pagi
9. Adanya buku paelaporan khusus 0,1 3 0,3
tentang timbang terima, sentralisasi
obat dan supervisi
10. Dokumen discharge planning ( resume 0,1 3 0,3
keperawatan,surat kontrol, dan KIE
pada pasien dan keperawatan) sudah
tersedia dan sudah dilaksanakan sesuai
standart
TOTAL 1,15

b. 2 WEAKNESS
1. Pelaksanaan MAKP masih fungsional 0,02 4 0,8
2. Pendokumentasian proses keperawatan 0,02 3 0,6
belum optimal
3. Ronde keperawatan belum sesuai 0,02 4 0,8
dengan standart karena belum ada SPO
4. Respon pasien kurang terpantau dalam
evaluasi 0,02 3 0,6
5. Tempat sentralisasi obat yang terpisah
dari nurse station 0,02 3 0,6
6. Penulisan timbang terima belum
terdokumentasi dengan baik 0,4 4 1,6
7. Tidak terdapat ruang discharge
planning 0,5 4 2
TOTAL
c. External Factor 1
(EFAS)
b.1 OPPORTUNITY
1. Adanya pelatihan/seminar tentang 0,3 2 0,6
manajemen keperawatan

52
2. Adanya jadual supervisi keperawatan 0,4 4 1,2
oleh pengawas perawatan setiap bulan
3. Ada kerja sama antara institusi
pendidikan keperawatan dengan rumah 0,3 4 1,2
sakit
TOTAL
1
b.2 THREATENED
1. Adanya rumah sakit lain yang
memiliki asuhan keperawatan 0,8 3 2,4
2. Belum dilaksanakannya metode
asuhan keperawatan yang menjadi 0,7 3 2,1
standart pilihan rumah sakit O-T= 1-
TOTAL 1,5= -0,5
1,5

Analisis SWOT BOBO RATI BOBOT X


No
T NG RATING
4 Machine (M4)
c. Internal faktor (IFAS)
a.1 STRENGTH
1. Kepemimpinan kepala ruangan yang 0,5 4 2
demokratis dan care terhadap anggota S-W= 1-
perawat di ruangan 0,3= 0,7
2. Kepemimpinan kepala ruang yang 0,5 4 2
situasional memotivasi kinerja perawat
sehingga mampu bekerja secara
maksimal.
TOTAL 1
a.2 WEAKNESS
1. Tidak adanya penghargaan terhadap 0,3 2 0,6
kinerja perawat
TOTAL 0,3
d. External factor (EFAS)
b.1 Opportunity
1. Adanya peluang untuk melanjutkan 0,7 2 1,4
tingkat pendidikan yang lebih tinggi
dengan mendapatkan ijin belajar/ tugas
belajar.
TOTAL 0,7
b.2 Treathened O-T=0,7-
1. kadang-kadang terjadi keterlambatan 0,05 3 0,15 0,07
pembagian intensif =0,63
2. Pemberian jaminan kesehatan karyawan 0,02 1 0,02
kadang terlambat dan membutuhkan
waktu yang lama.
TOTAL 0,07

53
5 Keuangan (M5)
c. Internal faktor (IFAS)
a.1 STRENGTH
1. Kebutuhan untuk operasional layanan 0,2 3 0,6
langsung dapat dari rumah sakit bukan S-W=
berupa uang tapi berupa pengadaan 1,1-0,3=
barang 0,8
2. Adanya alokasi dana untuk 0,6 3 1,8
pengembangan layanan rumah sakit
setiap tahun
3. Adanya pembahasan kebutuhan setiap 0,3 2 0,6
ruangan setiap semester
TOTAL 1,1

a.2 WEAKNESS
1. Setiap perencanaan anggaran tidak ada 0,3 3 0,9
jaminan selalu tepat waktu
TOTAL 0,3

d. External factor (EFAS)


b.1 OPPORTUNITY
1. Terdapat banyak lembaga asuransi yang 0,6 4 2,4
bekerjasama dengan rumah sakit
2. Ada pembiayaan dari APD/APBN 0,7 4 2,8
kepada Rumah sakit setiap tahun
TOTAL 1,4

b.2 THREATENED
1. Belum terhitung pasti kebutuhan alat-alat 0,3 3 0,9 O-T=
kebutuhan sarana harian. Seperti : hand 1,4-0,3=
towel, handwash, dll 1,1
TOTAL 0,3

54
B. Diagram Layang

1,6

1,4

1,2

1
M5(1,0;1,0)
O,8
M4 (0,7;0,63)
0,6

0,4

0,2
M1 (0,1;0,4)

-1,0 -O,8 -0,6 -0,2 0,2 0,4 0,6 O,8 1 1,2 1,4 1,6
-1,6 -1,4 -1,2 -0,4

-0,2

-0,4
M2 (-0,4;0,3)

-0,6
M3 (-0,5; 0,15)
-O,8

-1,0

-1,2

-1,4

-1,6

Keterangan:

a) Sumber Daya Manusia (M1)


b) Sarana dan Prasarana (M2)
c) Metode (M3)
d) Machine (M4)
e) Keuangan (M5)

55
3.4 Identifikasi masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT
maka kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Timbang terima sudah dilakukan tetapi belum optimal, materi belum terfokus pada
masalah keperawatan
2. Ronde keperawatan perlu diagendakan secara berkala
3. Supervisi sudah berjalan tetapi belum terdokumentasi dengan optimal

3.4.1 Prioritas Masalah


Masalah Skor Analisis Swot Prioritas
IFAS EFAS
a) Ronde Keperawatan 0,3 1,0 1
b) Supervisi 1,0 1,0 2
c) Timbang Terima 1,1 0,3 3

56

Anda mungkin juga menyukai