Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Pedoman Mutu merupakan pedoman yang memberikan informasi yang


tentang sistem manajemen mutu. Pedoman Mutu ini disusun untuk menjelaskan
sistem Manajemen Mutu yang mencakup Kebijakan dan Sasaran Mutu, komitmen
dan Manajemen , Indikator mutu Puskesmas serta uraian singkat proses-proses
yang dijalankan.
A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
a. Gambaran Umum
Puskesmas Rahayu adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya
kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal diwilayah kerjanya.
Puskesmas Rahayu merupakan puskesmas tanpa perawatan
yang termasuk kategori puskesmas perkotaan yang terletak di Desa
Mekar Rahayu dengan wilayah kerja meliputi 3 desa dengan luas 705
.735 ha terletak di 06° 57' 10.5" LU dan 107°33'51.5" LS dengan
ketinggian 638 meter diatas permukaan laut dengan batas batas
sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kota Bandung
Sebelah Selatan : Desa Pamentasan
Sebelah Timur : Desa Margaasih
Sebelah Barat : Desa katapang
Puskesmas Rahayu mempunyai 3 Desa binaan di wilayah kerja
nya yaitu desa Mekar rahayu, Desa Rahayu dan Desa Cigondewah
Hilir.
Luas wilayah keseluruhan 7,05 Ha. Lokasi puskemas Rahayu dapat
dijangkau baik menggunakan kendaraan roda dua, roda empat .

1
Gambar 1.1
Peta Posisi Wilayah Kerja Puskesmas Rahayu
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung

Gambaran posisi wilayah kerja


Puskesmas Rahayu

Tabel 1.1
Situasi Geografis
Data Geografis Puskesmas Rahayu Tahun 2017

Luas Waktu
Jarak Ke
No Desa Wilayah Tempuh ke
Puskesmas
(Ha) Puskesmas

1 Rahayu 1,424,260 2,5 km 8 menit

2 Mekar Rahayu 8,600,468 2,0 km 6 menit

3 Cigondewah Hilir 623,250 6.3 km 17 menit

10,647,97
JUMLAH
8

2
Tabel 1.2
Data Kependudukan Puskesmas Rahayu Tahun 2017

No Kepadatan Jml
Desa/ Jml Jml KK Jml Jiwa
Penduduk / Kepala
Kelurahan Penduduk Miskin Miskin
Km2 Keluarga
Cigondewah
1 13.850 45 3.083 1.952 5.108
Hilir
2. Rahayu 20.060 71 5.081 2.243 5.781
3. Mekar Rahayu 31.972 269 8.156 2.368 6.008
Jumlah 65.882 16.320 6.563 16.897

2. KETENAGAAN
Tabel 1.3
Tenaga Kesehatan Dan Non Kesehatan Puskesmas Rahayu

No Jenis Tenaga Kesehatan Jml Standar Kekurangan

I Medis
1 Dokter Umum 3 4 1
2 Dokter Gigi 1
II Keperawatan
1 S1 Keperawatan 1
2 Perawat 3 4 1
3 Perawat Gigi 1
4 Bidan 6 7 1
III Kefarmasian
1 Apoteker 1 1
2 Asisten Apoteker 1 2 1
IV Gizi
1 Nutrisionis 1 1
1 Rekam medis 1 2 1
1 Analis Lab 1 1
V Sanitasi
1 Sanitarian 1 2 1

3
VI Kesmas
1 Sarjana Kesehatan masy 1 1
VII SI Epidemiologi 1 1
VII Tenaga Non Kesehatan
1 SD 1
2 SMP 2
3 SMA 2
6 S1 2
Jumlah 27
Jumlah Tenaga Kesehatan 20

Jumlah Tenaga Non Kesehatan 7

Sumber: Data Kepegawaian Puskesmas Rahayu Tahun 2018

Sesuai permenkes 75 tahun 2014 dan Anjab, Abk puskesmas


Rahayu tenaga puskesmas yang masih kurang adalah bidan, tenaga
promosi kesehatan, tenaga Epidemiologi, sanitarian, asisten apoteker,
apoteker
Keadaan pegawai pada bulan januari tahun 2018 adalah 27
orang, terdiri dari gambaran status kepegawaian yang ada di
Puskesmas Rahayu terdiri atas : PNS sebanyak 17 orang, BLUD
sebanyak 8 orang, PTT sebanyak 1 orang dan Sukarelawan (sukwan)
sebanyak 1 orang.

Daftar sarana dan prasarana di Puskesmas Rahayu.


Tabel 1.4
Sarana Pelayanan Kesehatan (Jejaring Puskesmas)
Kondisi Sarana
No Jenis Sarana Jumlah Rusak Rusak
Baik
Berat Ringan
1. Pustu
2. Polindes

4
3. Balai 2
Penngobatan
Pembantu

Tabel 1.5
Sarana Pelayanan kesehatan Swasta Puskesmas Rahayu
No Jenis Sarana Jumlah Keterangan
1 Rumah Sakit - -
2. Balai Pengobatan/Klinik 4
3. Rumah Bersalin - -
4. Apotek 5 -
5. Praktek Dokter 24
6. Bidan Praktek Swasta 15

Bangunan Puskesmas Rahayu merupakan bangunan permanen,


yang dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan klinis, konseling
maupun promosi kesehatan, kegiatan manajemen dan administrasi
perkantoran.
Untuk menunjang kegiatan Puskesmas Rahayu di lengkapi
kendaraan roda 2 sebanyak 5 buah, kendaraan Puskesmas Keliling
sebanyak 1 buah yang digunakan untuk kegiatan Posbindu, serta
kegiatan luar gedung lainnya .Sarana penunjang manajemen
administrasi dan sistem informatika Puskesmas memiliki buah 7 Laptop
dan 7 Personal computer dengan sistem jaringan WiFi . Software
sistem informasi puskesmas (SIMPUS) yang tersedia saat ini ada 2 :
yaitu P-Care khusus kegiatan kepersertaan BPJS dan e-Puskesmas
yang meliputi sistem online data pelayanan dalam gedung ,saat ini
sistem informatika yang digunakan adalah pengembangan dari kedua
sistem tersebut, yaitu bridging antara P-care dan simpus.

5
B. Visi
Mewujudkan Puskesmas Rahayu Sebagai Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Yang Bermutu untuk mencapai masyarakat sehat mandiri tahun
2022

C. Misi
1. Memberikan Pelayanan Kesehatan Dasar Yang berkualitas sesuai standar
pelayanan
2. Meningkatkan pemberdayaan Keluarga Dan Masyarakat agar
masyarakat Hidup Sehat Secara Mandiri.
3. Meningkatkan upaya pencegahan penyakit menular dan tidak menular

Berkaitan dengan misi puskesmas, maka dilakukan langkah- langkah


strategi untuk mencapainya, antara lain :
1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar
2. Memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar Pelayanan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dan lintas sektor dalam pelaksanaan
program Puskesmas.
4. Meningkatkan program promosi kesehatan,untuk meningkatkan
pengendalian dan pencegahan penyakit menular dan tidak menular:

D. Struktur Organisasi Puskesmas Rahayu


Sesuai Sk Kepala Dinas ada di Lampiran

E. Motto
Motto dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Rahayu adalah Melayani dengan “Hati ”.

F. Tata nilai
H handal ( Pelayanan diberikan oleh tenaga yang sesuai kompetensi)
A aman ( Pelayanan diberikan sesuai Standar pelayanan)
T Tepat (Tepat identifikasi, Tepat sasaran)
I Informatif ( tersedia media informasi)

6
1. Kebijakan Mutu
Kepala Puskesmas dan seluruh karyawan Puskesmas Rahayu
berkomitmen untuk memperbaiki mutu dan Kinerja dan memperbaiki
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena itu kepala
Puskesmas dan Tim Mutu menetapkan suatu Kebijakan Mutu Pelayanan
Puskesmas yang diketahui ,dimengerti dan dilaksanakan oleh seluruh
karyawan Puskesmas.
Kebijakan Mutu karyawan puskesmas Rahayu adalah :
a. Kepala Puskesmas , penanggung jawab UKP , penanggung jawab UKM
dan seluruh karyawan Puskesmas Rahayu wajib berpartisipasi dalam
program mutu/kinerja Puskesmas dan keselamatan pasien mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
b. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program
mutu dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran
puskesmas.
c. Tata nilai dalam menyediakan pelayanan baik UKP maupun UKM
disepakati bersama dan menjadi acuan dalam pemberian pelayanan
kepada masyarakat
d. Tata nilai tersebut adalah: HATI ( Handal, Aman, Tepat , Informatif)
e. Kebijakan mutu dan tata nilai puskesmas dalam memberikan pelayanan
disusun secara bersama dan dituangkan dalam pedoman mutu dan
kinerja
f. Pedoman mutu dan perencanaan mutu/kinerja disusun berdasarkan
visi, misi, dan tujuan Puskesmas
g. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Rahayu
dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Penanggung
jawab Manajemen Mutu.
h. Perencanaan mutu/kinerja meliputi perencanaan mutu/kinerja
manajemen, perencanaan mutu/kinerja UKM, dan perencanaan mutu
pelayanan klinis
i. Perencanaan mutu/kinerja manajemen meliputi paling tidak;
a) Penilaian kinerja manajemen
b) Pelaksanaan audit internal
c) Pelaksanaan pertemuan tinjauan manajemen

7
d) Kaji banding kinerja dengan puskesmas lain
e) Penilaian perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga
j. Kepala Puskesmas wajib membentuk tim audit internal untuk memonitor
kinerja pelayanan Puskesmas
k. Tim audit internal wajib menyusun rencana audit tahunan, unit kerja
yang diaudit secara periodik dilakukan audit ulang untuk memonitor
tindak lanjut terhadap audit sebelumnya
l. Pertemuan tinjauan manajemen dilakukan paling tidak dua kali dalam
setahun, yaitu pada bulan Juli dan bulan Desember.
m. Perencanaan mutu/kinerja UKM meliputi Penilaian kinerja UKM dan
tindak lanjutnya
n. Perencanaan mutu/kinerja pelayanan klinis dan keselamatan pasien
berisi
a) Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil
monitoring dan evaluasi indikator, maupun keluhan
pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan, risiko
tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.
b) Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c) Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan
keselamatan pasien yang terkoordinasi dari semua unit kerja dan
unit pelayanan.
d) Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan
pemilihan indikator, pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis
dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
e) Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan
indikator klinis,
f) Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui
standarisasi, perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
g) Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik
pelayanan klinis maupun penyelenggaraan UKM.

8
h) Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian
sentinel, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan
keadaan potensial cedera.
i) Program dan Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis
dan keselamatan pasien, termasuk di dalamnya program
peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan mutu
pelayanan obat.
j) Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
k) Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan, tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang
dilakukan.
l) Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan
pasien.
o. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di
bawah ini:
a) Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan
perencanaan Puskesmas,
b) Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, masyarakat, dan staf,
c) Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik
klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai
panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan,
d) Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e) Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f) Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
Puskesmas,
g) Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h) Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i) Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan
sistem pelayanan.
p. Seluruh kegiatan mutu/kinerja puskesmas dan keselamatan pasien
harus didokumentasikan.
q. Hasil-hasil peningkatan mutu dan keselamatan pasien harus
disosialisasikan kepada pihak-pihak terkait yang membutuhkan

9
r. Wakil Manajemen Mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien kepada Kepala Puskesmas tiap bulan.
s. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf,
serta mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial
bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat perhatian dalam
peningkatan mutu/kinerja pelayanan klinis dan keselamatan pasien
adalah:
a) Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
b) Pelayanan Farmasi
c) Pelayanan Laboratorium

3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)


Sistem Manajemen Mutu diuraikan dengan menjelaskan proses
penyelenggaraan pelayanan yang dijalankan oleh Puskesmas Rahayu.
Penyelenggaraan upaya kesehatan terdiri dari upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan , upaya kesehatan
masyarakat pengembangan dan dalam upaya kesehatan pelayanan
penunjang.
Upaya pelayanan di Puskesmas Rahayu sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial:
1) Pelayanan Promosi Kesehatan
2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3) Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
4) Pelayanan Gizi
5) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
b. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Pengembangan :
1) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2) Kesehatan Indera
3) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
4) Kesehatan Jiwa
5) Kesehatan Usia Lanjut
Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
c. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Klinis atau Perseorangan (UKP) :

10
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Perseorangan ini terbagi dalam
:
1. Jenis Layanan di dalam gedung Puskesmas
a) Pelayanan pemeriksaan Umum
b) Pelayanan lansia
c) Pelayanan Gigi
d) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Keluarga Berencana
e) Pelayanan Tb Paru
f) Pelayanan Kesehatan anak:
g) Konsultasi Gizi
h) Ruang Tindakan
i) Klinik Sanitasi
2. Pelayanan Penunjang
a) Pelayanan Laboratorium
b) Pelayanan Farmasi
3. Diluar gedung Puskesmas:
Jaringan Pelayanan Puskesmas
a. Dua Balai Pengobatan Pembantu: Melayani masyarakat yang
tinggal jauh dari Puskesmas dan membutuhkan pelayanan
kesehatan
b. Puskesmas Keliling

G. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Pedoman Mutu Puskesmas disusun berdasarkan standar
akreditasi puskesmas yang meliputi: persyaratan umum sistem manajemen
mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, proses
pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat,Upaya Kesehatan Pengembangan dan Upaya Kesehatan
Perseorangan, dan Penunjang . Dalam penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan dan dalam
penyelenggaraannya harus memperhatikan keselamatan sasaran dan pasien
dengan menerapkan manajemen risiko.

11
H. Tujuan
Tujuan Pedoman Mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas Rahayu
dalam membangun sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan .

I. Landasan Hukum dan Acuan


Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun Pedoman mutu ini
adalah :
1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 tentang Obat
Psikotropika
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
4. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 , tentang
tenaga kesehatan
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Kesehatan;
7. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam
Medis
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2269 tahun 2011 Tentang Pedoman
Pembinaan PHBS
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 01 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 tahun 2013 tentang Pengendalian
Tuberkolosis Resisten Obat
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV/AIDS

12
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 Tahun 2013 tentang Praktek
Tenaga Gizi
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 tahun 2013 tentang roadmap
pengendalian rokok
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 tahun 2013 tentang
penyelenggaraan Imunisasi
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 tahun 2013 tentang Pedoman
pelaksanaan dan pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2013 tentang angka
kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2014 Tentang sanksi
Penghambat ASI Ekslusif
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Upaya
Perbaikan Gizi
22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak
23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Gizi Seimbang
25. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 tahun 2014 tentang
penyelenggaraan surveilans kesehatan
26. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan konseling dan tes HIV
27. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
28. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 tahun 2014 tentang
Penanggulangan Penyakit Menular
29. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
KesehatanMasa Sebelum Hamil,Persalinan Kontrasepsi seta Pelayanan
Kesehatan Seksual

13
30. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi;
31. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2015 tentang standar
produk suplementasi gizi
32. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 56 Tahun 2015
tentang tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
33. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2015 Tentang Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia di Pusat Kesehatan Masyarakat
34. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 071 tahun 2015 Tentang
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
35. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 074 tahun 2015 tentang Upaya
Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
36. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 84 tahun 2015 tentang
Pengembangan Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kesehatan
37. Peraturan Menteri Kesehatan no 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal
38. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 29 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Mata di Fasyankes
39. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
40. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas
41. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 05 Tahun 2017 tentang Rencana Aksi
Nasional Penanggulangan PTM 2015-2019
42. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
43. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 015 Tahun 2017 Tentang
Penanggulangan Cacingan
44. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 052 Tahun 2017 tentang Eliminasi
Penularan HIV,Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak
45. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja,Perkantoran dan Industri

14
46. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 373 Tahun 2007
tentang Standar Profesi Sanitarian
47. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 585 tahun 2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
48. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
49. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/62/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi

J. Istilah dan Definisi


1. Dokumen adalah segala benda yang berbentuk barang, gambar, ataupun
tulisan sebagai bukti dan dapat memberikan keterangan yang penting dan
absah.
2. Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
(kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya.
3. Efisiensi adalah sebagai kemampuan suatu unit pelayanan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan dengan tujuan organisasi
yang harus dicapai.
4. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa ,dapat dikatakan
juga mutu adalah expertise atau keahlian dan keterikatan (commitment )
yang selalu dicurahkan pada pekerjaan.
5. Mutu pelayanan Puskesmas adalah derajat kesempurnaan pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas secara
wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan
sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan Puskesmas masyarakat dan
konsumen.
6. Kebijakan Mutu adalah maksud dan arahan menyeluruh dari suatu
organisasi tentang mutu yang dinyatakan secara resmi oleh manajemen
puncak. Point dalam kebijakan ini haruslah mencakup komitmen untuk

15
mengikutsertakan persyaratan dan meningkatkan keefektifan secara terus
menerus dari suatu sistem manajemen mutu dan harus konsisten dengan
kebijakan organisasi secara keseluruhan.
7. Kepuasan Pelanggan adalah perasaan senang seseorang yang muncul
setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap pelayanan
yang telah diterima.
8. Pasien adalah seorang individu yang mencari atau menerima pelayanan
atau perawatan medis.
9. Pedoman atau Pedoman Mutu adalah kumpulan ketentuan dasar yang
memberi arah langkah – langkah yang harus dilakukan dan merupakan
dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan.
10. Pelanggan adalah orang atau pasien yang datang ke Puskesmas dengan
maksud dan tujuan serta harapan tertentu untuk mendapatkan pelayanan
yang mereka inginkan dengan baik dan menyenangkan.
11. Perencanaan Mutu adalah Suatu proses kegiatan secara urut yang harus
dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
secara berhasil guna dan berdaya guna.
12. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Antara
sarana dan prasarana tidak terlalu jauh berbeda, karena keduanya saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk membedakannya, sarana lebih
ditujukan kepada benda-benda yang bergerak, sedangkan prasarana lebih
ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak.
13. Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan
dapat ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika
ditempuh, setiap tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang
diinginkan.
14. Rekaman adalah Keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang
identitas, anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala
pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan
pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan
pelayanan gawat darurat.

16
15. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan pencapaian proses pelayanan yang bermutu.
16. Sasaran Mutu adalah target dari masing masing layanan atau program yang
ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
17. Tindakan Korektif adalah tindakan perbaikan penting yang dilakukan untuk
menjamin sistem manajemen mutu bebas dari permasalahan dalam segi
pelayanan medis maupun program dengan cara mengidentifikasi masalah,
menganalisis akar masalah, mencari bentuk perbaikan dan pencegahannya,
dan melaporkannya kepada pihak manajemen.
18. Tindakan Preventif adalah sebuah tindakan pencegahan penting yang
dilakukan untuk menjamin sistem manajemen mutu bebas dari
permasalahan dalam segi pelayanan medis maupun program dengan cara
mengidentifikasi masalah, menganalisis akar masalah, mencari bentuk
perbaikan dan pencegahannya, dan melaporkannya kepada pihak
manajemen.

17

Anda mungkin juga menyukai