HEMOFILIA
Disusun Oleh :
2019611041
MALANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
HEMOFILIA
A. DEFENISI
Hemofilia adalah kelainan koagulasi darah bawaan yang paling sering dan
serius, berhubungan dengan defisiensi faktor VII, IX atau XI. Biasanya hanya terdapat pada
pada anak laki-laki, terpaut kromosom X dan bersifat resesif.
Hemofilia adalah penyakit koagulasi darah congenital karena anak
kekurangan factor pembekuan VIII (hemofilia A) atau factor IX (Hemofilia B atau penyakit
chritmas).(Cacily L. Betz & Linda A. Sowden). Hemofilia merupakan penyakit
pembekuan darah kongenital yang disebabkan karena kekurangan faktor pembekuan
darah,yaitu faktor VIII dan faktor IX. Faktor VIII dan faktor IX adalah merupakan protein
plasma yang merupakan komponen yang diperlukan untuk pembekuan darah,faktor – faktor
tersebut diperlukan untuk pembentukan bekuan fibrin pada daerah trauma.(Hidayat,2006
)
B. Etiologi
C. Klasifikasi
D. Patofisiologi
Perdarahan karena gangguan pada pembekuan biasanya terjadi pada jaringan yang
letaknya dalam seperti otot, sendi, dan lainya yang dapat terjadi kerena gangguan pada tahap
pertama, kedua dan ketiga, disini hanya akan di bahas gangguan pada tahap pertama, dimana
tahap pertama tersebutlah yang merupakan gangguan mekanisme pembekuan yang terdapat
pada hemofili A dan B. Perdarahan mudah terjadi pada hemofilia, dikarenakan
adanya gangguan pembekuan, di awali ketika seseorang berusia ± 3 bulan atau saat – saat
akan mulai merangkak maka akan terjadi perdarahan awal akibat cedera ringan, dilanjutkan
dengan keluhan-keluhan berikutnya.
E. Pathway
DNA
X mutasi Y
kelumpuhan
F. Manifestasi Klinik
a. Perdarahan terjadi pada periode neonatal (karena factor VIII tidak
melewati plasenta)
b. Kelainan diketahui setelah tindakan sirkumsisi atau suntikan.
c. Pada usia anak-anak sering terjadi memar atau hematom.
d. Laserasi kecil (luka di lidah atau bibir)
e. Gejala khasnya : hematrosis (perdarahan sendi) yang nyeri dan menimbulkan
keterbatasan gerak.
f. Persendian yang bengkak, nyeri atau pembengkakan pada tungkai atau
lengan(terutama lutut atau siku) bila perdarahan terjadi.
g. Perdarahan hebat karena luka potong yang kecil.
h. Darah dalam urin (kadang-kadang).
G. Pemeriksaan Penunjang
c. Uji fungsi faal hati (kadang-kadang) digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit hati
(misalnya, serum glutamic-piruvic transaminase [SPGT], serum glutamic-oxaloacetic
transaminase [SGOT], fosfatase alkali, bilirubin). (Betz & Sowden, 2002).
H. Penatalaksanaan Medis
I. Komplikasi
I.
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku bangsa, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS,
diagnosa medis.
b. Identitas Penanggug jawab
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku bangsa, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan dan hubungan dengan klien.
2. Keluhan Utama
a. Aktivitas
Tanda : Kelemahan otot
Gejala : kelelahan, malaise, ketidakmampuan melakukan aktivitas.
b. Sirkulasi
Tanda : kulit, membran mukosa pucat, defisit saraf serebral/ tanda
perdarahan serebral
Gejala : Palpitasi
c. Eliminasi
Gejala : Hematuria
d. Integritas Ego
Tanda : Depresi, menarik diri, ansietas, marah.
Gejala : Perasaan tidak ada harapan dan tidak berdaya.
e. Nutrisi
Gejala : Anoreksia, penurunan berat badan.
f. Nyeri
Tanda :.Perilaku berhati-hati, gelisah, rewel.
Gejala : Nyeri tulang, sendi, nyeri tekan sentral, kram otot
g. Keamanan
Tanda : Hematom
Gejala : Riwayat trauma ringan.
h. Terjadi perdarahan spontan pada sendi dan otot yang berulang disertai dengan rasa
nyeri dan terjadi bengkak
i. Perdarahan sendi yang berulang menyebabkan menimbulakan Atropati
hemofilia dengan ruang sendi, krista tulang dan gerakan sendi yang terbatas.
j. Biasanya perdarahan juga dijumpai pada Gastrointestinal, hematuria yang
berlebihan, dan juga perdarahan otak. Terjadi Hematoma pada Extrimitas.
k. Keterbatasan dan nyeri sendi yang berkelanjutan pada perdarahan
4. Pemeriksaan Psikologi
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan .
Diagnosa Intervensi
1) Kaji penyebab perdarahan
DX-1 2) Kajiwarna kulit,hematom, sianosis
1) Awasi TTV
D. Implementasi
sumber yang dapat dijangkau seperti sumber daya perawat sendiri, pasien, keluarga, fasilitas
dan waktu yang telah tersedia rencana tindakan keperawatan yang ada pada kasus tidak jauh
berbeda dengan yang ada secara teoritis, namun dipengaruhi oleh berapa faktor seperti
keadaan pasien sarana dan prasarana rumah sakit akan mempengaruhi dalam penyusunan
perencenaan keperawatan.
E. Evaluasi
sebagai tahap terakhir dari pelaksanaan asuhan keperawatan. Penilaian dilakukan terus
pada pasien dalam hal ini akan menuraikan dari setiap diagnosa yang muncul pada pasien
DAFTAR PUSTAKA
Kapita selekta edisi 3 jilid 2, 2000. media aesculapius. fakultas kedokteran ui.jakarta.
H. winter griffith m. d. 1994. buku pintar kesehatan 769 gejala 520 penyakit 160 pengobatan,
arcan. Penyakit & penanggulangannya, pt. gramedia. jakarta.