Anda di halaman 1dari 6

SEDIMENTASI

Bangunan sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan partikel-


partikel flokulen yang terbentuk dari proses koagulasi dan flokulasi, yakni
pada bangunan pengaduk cepat dan pengaduk lambat.
Partikel flokulen adalah partikel yang selama proses pengendapan
mengalami perubahan bentuk, ukuran, dan densitas. Perubahan ini terjadi
karena partikel flokulen yang berasal dari proses koagulasi dan flokulasi
bereaksi dengan bahan kimia atau koagulan sehingga saling berdekatan dan
membentuk partikel-partikel yang lebih besar dari keadaan awalnya.
Pada bak sedimentasi, pengendapan partikel flokulen berlangsung
secara gravitasi. Untuk menghindari pecahnya flok saat pengendapan, maka
aliran air harus laminer (Nre < 2000). Aliran air yang masuk pada inlet
diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pengendapan. Biasanya
dipasang difuser wall atau pervorated baffle untuk meratakan aliran air ke
bak sedimentasi dengan kecepatan rendah.
Pada setiap bangunan sedimentasi terdapat empat zona :
1. Zona inlet
2. Zona Settling
3. Zona Sludge
4. Zona Outlet
Adapun zona-zona tersebut dapat digambarkan seperti di bawah ini :
Inlet Zone Surface Area (As) Outlet Zone
Vo hs

Vo

Vs

Settling Zone

L
Gambar X.X Zona Pada Bak Sedimentasi
(Sumber : Al Layla, Water Supplay Engineering Design)

Data perencanaan bangunan prasedimentasi sebagai berikut:


- Direncanakan ada 4 buah unit Sedimentasi
- Bangunan konvensional yang pengendapannya secara gravitasi dan
memanfaatkan panjang bak
- Menggunakan Plate Settler Untuk meningkatkan efisiensi pengendapan
- Q total = 0.3 m³/dt
- Qmasing-masing prasedimentasi = 0.075 m³/dt
- Efisiensi Removal = 95%
- Rasio P : L = 4 : 1
- Waktu detensi (Td) = 2 jam

Inlet Zone
Inlet zone berfungsi untuk mengalirkan air baku ke bangunan prasedimentasi. Inlet
zone ini harus didesain sedemikian rupa agar proses pengaliran ke bak prasedimentasi
dapat berjalan dengan baik. Pada perencanaaan ini digunakan saluran pembawa yang
berfungsi untuk membawa air dari bangunan pengolahan flokulasi ke bangunan
sedimentasi. Selain itu, digunakan pula saluran pembagi yang berfungsi untuk
membagi air baku ke tiap – tiap bak sedimentasi. Gambar di bawah ini merupakan
desain dari inlet zone bangunan Sedimentasi.

GAMBARRRRRRR

Saluran Pembawa
Direncanakan sama dengan saluran outlet bak flokulasi
Panjang (P) = 2 m
Lebar (L) = 0.7 m
Kedalaman (H) = 0.38 m
Free board = 0.3m

Saluran Pembagi
Q = 0.15 m³/dt
Vasumsi = 0.3 m/dt
Panjang saluran = 5.4 m
H saluran = 0.5 m
Koef. Gesek (n) = 0.015
Freebord = 0.15 m
Perhitungan:
Dimensi saluran pembagi:
A = 𝑄/𝑣
= 0.15 𝑚3/𝑑𝑡 / 0.3 𝑚/𝑑𝑡
= 0.5 m²
A=LxH
L = A/𝐻
= 0.5 m²/0.5 𝑚
=1m
Jadi, dimensi saluran pembagi:
H = 0.5 m + 0.15 m (fb) = 0.65 m
P = 5,4 m
L=1m
Perhitungan Headloss:
Mayor Headloss
2/3 1/2 1/2
1 b×h hf 1
[ ][ ] = [ 0,5 h ]2 /3 hf
[ ]
V = 0 ,015 b+2 h L 0 , 015 L
1/2
1
[ 1×0 ,65 ] 2/3 hf [ ]
0,3 m/dt = 0 ,015 5. 4 → hf = 2,5.10-3 m
 Head Kecepatan (hv) :
2 2
V 0,3
= =4,59.10−3 m
hv = 2 g 2×9,81
−3
hf 2,5 . 10 m
= =2. 5 .10−3 m
 Slope = L 1m
 Headloss total = hf + hv
= 2,5.10-3 m + 2,5.10-3 m = 5.10-3 m

Saluran Inlet
Direncanakan:
Ada 4 bak Sedimentasi
Q = 0.3 m³/dt
Q masing-masing = 0.075 m³/dt
Vasumsi = 0.3 m/dt
Panjang saluran = 2 m
H saluran = 0.5 m (H saluran direncanakan sama dengan saluran pembagi)
Koef. Gesek (n) = 0.015
Freebord = 0.15 m
Saluran berbentuk segi empat
Perhitungan:
Dimensi saluran
Q
A= V
0,075
=0,25m2
= 0,3
0,25
=0 ,125 m
A=LxH → L= 2
Jadi, dimensi saluran inlet:
H = 0.5 m + 0.15 m (fb) = 0.65 m
P=2m
L = 0.125 m
Perhitungan Headloss:
Mayor Headloss
2/3 1/2
1 L×h hf
V =
[ ][ ]
0 ,015 L+2h P
2/3 1/2
1 0 , 125×2 hf
0,3 m/dt =
[ ][ ]
0 ,015 0 .125+2 x2 2 → hf = 0,2.10-3 m

Head Kecepatan (hv) :


2 2
V 0,3
= =4,59.10−3 m
hv = 2 g 2×9,81

−3
hf 0,2 . 10 m
= =1,6 .10−3 m
Slope = L 0 .125 m

Headloss total = hf + hv
= 1,6.10-3 m + 4,59.10-3 m = 6,19.10-3 m

Anda mungkin juga menyukai