Anda di halaman 1dari 47

P S A Dasar Teknis T.

Ahli SOP

USULAN TEKNIS
METODE PELAKSANAAN
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Usulan Teknis ini bertujuan untuk memberikan informasi & gambaran “Metode Kerja” yang akan
dilaksanakan pada “Proyek Pembangunan Instalasi Biogas Skala Rumah Tangga 4 m3” yang merupakan
Program Pemerintah Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta yang bersumber dari APBD PEMDA DIY Tahun
Anggaran 2020.
Usulan Teknis yang kami susun mudah-mudahan dapat memberikan kepercayaan Tim Pokja Pemilihan
Jasa Konstruksi Pembangunan Instalasi Biogas Skala Rumah Tangga 4 m3, sehingga nantinya kami dapat
dipercaya untuk melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Kami
selaku Tim Pelaksana bertanggungjawab atas seluruh materi yang berada didalam dokumen usulan
teknis ini.
Tim Penulis :
Tim Teknis Pembangunan Biogas

Ucapan terima kasih : Kami berterimakasih kepada Dinas PUP-ESDM DI.Yogyakarta yang secara financial
mendukung Program Pengembangan Energi Baru Terbaharukan khususnya di wilayah DI. Yogyakarta.

April 2020
CV. Pradipta Surya Aji:
Kontraktor Pelaksana
“Proyek Pembangunan Instalasi Biogas Skala Rumah Tangga 4 m3”
Babadan No.475 RT:17 Dukuh Pumbon Desa Banguntapan
Kec. Banguntapan Kab. Bantul DIY Kode Pos 55198, No.Telp.0274-513565
E-mail: psa@cvpsa.co.id
URL: www.cvpsa.co.id
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Daftar Isi
Daftar Singkatan

1. Pendahuluan
2. Sekilas Tentang Biogas
3. Lokasi Proyek
4. Personalia Tim Proyek
5. Tahap Pembangunan Digester Biogas
6. Standarisasi Alat & Bahan Dalam Pelaksanaan Proyek
7. Pelatihan O & P – Teknis Uji Biogas
8. Penutup
Referensi
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Daftar Singkatan
Anaerob Organisme yang dapat hidup secara baik Kubah Tetap
FixDome
tanpa
Gas oksigen
Methan
CH4 Adukan semen dan batu kerikil
Cor
CO2 Karbondioksida Bio-Slury Kotoran yg sudah tidak mengandung gas metan
Methana Gas tanpa warna & tanpa bau
LPG Gas minyak cair
Inlet Tempat untuk mencampur Limbah
Ozon Lapisan udara yang terdapat di atmosfer
Layout Rancangan untuk bangunan Portland Composite Cement
Pengaduk kotoran PCC
Mixer GHGs Greenhouse Gases – Gas Rumah Kaca
Outlet Saluran pengeluaran limbah dari digester Polyvinyl Chloride, Pipa distribusi limbah dan
PVC
Sarana atau alat pembangkit tenaga distribusi gas dari digester ke tempat penerima
Reaktor
Belerang
Turret Tempat pipa gas utama yang menyalurkan Sulfur
gas dari kubah digester ke rumah Demontrasi plot
Demplot
Gastap Pengatur distribusi aliran gas setelah dari
pipa utama Lubang saluran tengah (pembuangan limbah)
Saluran pembuangan dari hasil kondensasi
Watrdrain Overflow dibagian bak outlet
didalam pipa gas
Alat pengukur tekanan gas serta alat untuk Lubang saluran limbah dan tempat inspeksi kubah
Manomter
mengetahui ketersediaan gas didalam Manhole biogas
reaktor biogas
Curing Teknis perawatan beton
Tempat penampungan akhir limbah setelah
Slurypit melalui proses fermentasi dari dalam reaktor Cat Melapisi penampung gas agar kedap udara
Rata-rata waktu penyimpanan:50 hari
WRTH
PGU Pipa gas utama yang berada di atas kubah
digester H2S
EBT Energi Baru Terbaharukan Hidrogen Sulfida
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

1: Pendahuluan
P: Peran energi sangat penting dalam proses pembangunan ekonomi, terutama dalam
mendukung industrialisasi. Besarnya konsumsi energi perkapita merupakan salah satu tolak
ukur kesejahteraan dan taraf hidup bangsa. Potensi sumber energi primer di Indonesia
terutama di DI. Yogyakarta sangat berlimpah dan beraneka ragam tetapi belum dimanfaatkan
secara optimal sehingga pemanfaatan bahan bakar minyak mendominasi pada berbagai sektor.

CO2 CH4 N 2O HFCs PFCs SF6 NF3

Batas Kota
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Lanjutan:
L: Konsumsi energi cukup besar sehingga perlu adanya penghematan dan konservasi energi
untuk memenuhi kebutuhan energi sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Pengembangan instalasi listrik berdasarkan energi baru terbarukan dan perbaikan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi merupakan cara terbaik untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi energi baik gas untuk konsumsi bahan bakar maupun
pengembangan biogas berbasis listrik.

Identifikasi kemungkinan pengurangan GRK


BIOBRIKET

TUMBUHAN

BIOOIL

BIOMASS

HEWAN
BIOGAS
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Lanjutan
Penjelasan

 Tersedianya pupuk organik.


 Pengurangan belanja Bahan Bakar – Peningkatan taraf
hidup
 Ramah Lingkungan – Pengurangan lemasnya CO2 (4-5
ton/tahun untuk setiap 1 fasilitas biogas)
 Peningkatan kesehatan dan sanitasi yg bersih

L: Salah satu energi baru terbarukan adalah biogas. Energi biogas dapat diperoleh dari air
buangan rumah tangga, kotoran cair dari peternakan ayam, kotoran sapi, sampah organik dari
pasar, industri makanan dan sebagainya. Produksi biogas memungkinkan terwujudnya
pertanian berkelanjutan dengan sistem air limbah dan ramah lingkungan. Memproduksi
biogas dapat memberikan berbagai manfaat seperti mengurangi pengaruh gas rumah kaca,
mengurangi polusi bau, menghasilkan daya/panas dan memberikan hasil samping berupa
pupuk, campuran makanan ternak serta media tanam.
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

2. Sekilas Tentang Biogas:


B: Biogas; merupakan gas yang mudah terbakar (flamable) yang dihasilkan dari proses
fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob yang berasal dari limbah
kotoran hewan (sapi), yang dihasilkan melalui proses fermentasi anaerob dari bahan-bahan
organik dengan bantuan mikroba methanogenic.
Elemen Detail
Gas Methana Hampir tidak berbau dan tidak terlihat di siang hari cerah. Itu terbakar dengan api biru yang jelas
dan tanpa asap. Ini menghasilkan panas yang lebih dari minyak tanah, kayu, arang, dan setiap
bahan bakar tradisional lainnya
Ada tiga kelompok bakteri yang berperan dalam proses pembentukan biogas:
1. Kelompok bakteri fermentatif, yaitu : Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis
Kelompok Bakteri Enterobactericeae,
2. Kelompok bakteri asetogenik, yaitu Desulfovibrio,
3. Kelompok bakteri metana, yaitu Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria,
dan Methanococcus.
(a) Psicrophilic (suhu 4–20 C), biasanya untuk negara-negara subtropics atau beriklim dingin,
(b) Mesophilic (suhu 20–40 C),
Temperatur Bakteri (c) Thermophilic (suhu 40–60 C), hanya untuk men-digesti material, bukan untuk
menghasilkan biogas.
Dengan demikian, untuk negara tropis seperti Indonesia digunakan unheated digester
(digester tanpa pemanasan) pada kondisi temperatur tanah 20–30ºC.
Komponen Gas Di dalam Digester 54% – 70% Metana (CH4), 27%– 35% Karbondioksida (CO2), Nitrogen (N2), Hidrogen (H2),
0,1% Karbon Monoksida (CO), 0,1% Oksigen (O2) dan Hidrogen Sulfida (H2S)
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Lanjutan:
P: Prinsip Utama Biogas; Proses pembentukan biogas adalah pengumpulan kotoran ternak
(sapi) ke dalam tangki kedap udara yang disebut dengan tangki digester. Di dalam digester
kotoran-kotoran tersebut akan dicerna dan difermentasi oleh bakteri. Gas yang dihasilkan
akan tertampung pada bagian atas digester. Terjadinya penumpukan produksi gas akan
menimbulkan tekanan sehingga dari tekanan tersebut gas dapat disalurkan melalui pipa
yang dipergunakan untuk keperluan bahan bakar atau pembangkit listrik.
Elemen Detail
Kesetaraan biogas dengan sumber 1 m3 biogas setara dengan : elpiji 0,46 kg, minyak tanah 0,62 liter, minyak solar 0,52 liter,
energi lain bensin 0,80 liter, gas kota 1,50 m3, dan kayu bakar 3,50 kg.

Tahap Pembentukan Gas


P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

2.1. Aspek Teknis


B: Komponen digester biogas adalah komponen sistem pengolahan limbah yang terdiri dari
bagian-bagian bangunan yang saling terkait, sehingga aturan teknis merupakan acuan baku
yang perlu diperhatikan dalam setiap proses pembangunan biogas, sehingga kualitas dan
manfaat yang dihasilkan dapat terus berkelanjutan.

Penjelasan

 SNI 7826:2012 Tentang Unit Penghasil Biogas dengan Tangki Pencerna (Digester) Tipe Kubah Tetap dari Beton
 SNI 7927:2013 Tentang Peralatan Jaringan Unit Biogas

Gambar Biogas

Elemen
U
(a) Inlet (Tempat Pengolahan Limbah)
(b) Digester (Proses Fermentasi Limbah menjadi Gas)
(c) Katup Gas Utama (Katup Distribusi Gas)
(d) Outlet (Tempat Hasil Fermentasi Limbah)
(e) Slurry-Pit (Tempat Penampungan Akhir Limbah-Pupuk)
(f) Waterdrain (Alat untuk mengeluarkan hasil proses kondensasi)
(g) Kubah Penampungan Gas (Tempat Penampungan Gas)
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

2.2. Aspek Non Teknis


B: Aspek non teknis merupakan faktor yang juga mempengaruhi proses pelaksanaan
pembangunan digester biogas, jika faktor non teknis tidak diketahui sejak awal maka
dampaknya akan berpengaruh terhadap proses pembangunan dan pasca pembangunan.
Pembangunan biogas merupakan “Total Impact” baik teknis maupun non teknis.

Penjelasan

 Survey ulang kembali terhadap penerima manfaat program sehingga kesesuain aspek teknis maupun nonteknis dapat
terpenuhi.
 Sosialisasi awal perlu dilakukan dalam rangka memberikan informasi program dan penjelasan tentang manfaat program yang
akan diterima

Faktor Non Teknis Meliputi:

Jumlah Ternak Jenis Kandang Jarak Kandang


Ketertarikan & Kesediaan Serta Terdapat Lahan Memadai
Komitmen Penerima
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

3. Lokasi Proyek
L: Lokasi pelaksanaan pekerjaan berada di-tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Gunungkidul,
Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman dengan jumlah unit digester biogas yaitu 200 (dua
ratus) unit.
Pembangunan dilaksanakan dalam waktu 120 (seratus dua puluh) hari kalender.
Penjelasan

 Kabupaten Gunungkidul
terdiri dari:
1. Kec. Gedangsari Desa
Mertelu : 60 Unit
2. Kec. Karangmojo Desa
Karangmojo : 10 Unit
3. Kec. Panggang Desa
Girimulyo : 5 Unit
4. Kec. Panggang Desa
Girisekar : 5 Unit
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Lanjutan:
L: Peta Geografis Kab. Sleman secara umum dimana lokasi pelaksanaan pembangunan biogas
akan dilaksanakan.

Penjelasan

 Kabupaten Sleman terdiri


dari:
5. Kec. Minggir Desa
Sendangmulyo : 20 Unit Sleman merupakan daerah dengan
potensi ternak yang cukup besar,
sehingga pengembangan potensi ternak
baik disektor pangan maupun energi
merupakan modal besar untuk
menciptakan masyarakat yang sejahtera
dan tentunya mandiri energi. Salah satu
nya yaitu wilayah Kec. Minggir yang
merupakan sasaran pengembangan energi melalui pembangunan biogas kotoran ternak.

P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP


Lanjutan:
Penjelasan

 Kabupaten Bantul
terdiri dari:
1. Kec. Dlingo
Desa Dlingo:
50 Unit
2. Kec. Imogiri
Desa
Selopamioro:
10 Unit
3. Kec. Imogiri
Desa Sriharjo:
40 Unit

.
KABUPATEN BANTUL
L: Kabupaten Bantul terletak antara 07° 44′ 04″ – 08° 00′ 27″ Lintang Selatan dan 110° 12′ 34″ –
110° 31′ 08″ Bujur Timur.
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

4.Personalia Tim Proyek

T: Tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman dalam bidangnya masing-masing sangat
mempengaruhi keberhasilan dan kualitas pekerjaan.
Pada Pekerjaan Pembangunan Instalasi Biogas Skala Rumah Tangga 4 M3 Kebutuhan Tenaga yang
dibutuhkan mengacu pada Dokumen Pengadaan dan RKS (Rencana Kerja dan Syarat Teknis Pekerjaan).
Kebutuhan Personalia Proyek Yaitu:
Penjelasan
Jumlah Penugasan
Posisi Personil
1 Orang Menyusun Strategi Kerja
Site Manager

2 Orang Melaksanakan & Mengawasi


Supervisor Proses Pelaksanaan

15 Orang Melaksanakan Pek. Fisik


T.Ahli Pembuatan Biogas
Bangunan Biogas
1 Orang Fungsi Kontrol dan
K3
Pencegahan Kecelakan Kerja

P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

4.1. Daftar Personalia


Nama Personalia Kualifikasi Rincian Penugasan Pokok
Site Manager:
Sunaryadi, A.Md D-III Teknik Sipil
• Menyusun program kerja & metode kerja yang akan diterapkan di
lapangan
• Memimpin & Mengontrol pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek agar
sesuai dengan jadwal pelaksanaan, spesifikasi, mutu dan biaya sesuai
yang direncanakan

1. Suryadi Supervisor:
• Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada Tukang Ahli
2. Cahaya Penaka Bulan dalam menunjang pelaksanaan proyek. Instruksi-instruksi pekerjaan
secara umum dapat diberikan secara lisan dan yang bersifat khusus
dibukukan dalam buku instruksi.
Tukang Ahli Pembuatan Biogas:
• Melaksanakan pekerjaan fisik pembangunan digester biogas dan instalasi
biogas sesuai dengan standar teknis yang telah ditentukan serta
melaksanakan petunjuk dan arahan dari site manager dan supervisor.

Yholand Bintang Pratama


K3:
Memastikan fungsi kontrol dan tindakan terhadap kecelakaan dan
keselamatan personil kerja

Penjelasan

Personalia atau tim pelaksana proyek bertanggung jawab penuh terhadap proses pelaksanaan teknis lapangan
dan dikontrol oleh perusahaan secara langsung, terkait pola koordinasi dengan pihak pemberi kerja secara
teknis diserahkan kepada manajemen tim proyek dilapangan sedangkan kebijakan terkait hal-hal yang
menyangkut perusahaan dan hal-hal strategis lainnya maka diserahkan kepada pimpinan perusahaan.
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

4.2. Skema Koordinasi Tim


S: Pola koordinasi yang tepat menciptakan hubungan kerja yang efektif dan efesien dalam rangka
mempermudah proses pelaksanaan pekerjaan. Skema dibawah ini kami susun sebagai acuan
koordinasi teknis di lapangan.
TIM-1 SKEMA KOORDINASI TIM-2
Site Manager
Supervisor 1 Supervisor 2

T.Ahli Pem. Biogas


K3 T.Ahli Pem. Biogas

P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Lanjutan
S: Skema koordinasi mengacu pada kemudahan proses teknis dilapangan dengan mengutamakan
efektifitas dan efesiensi kerja mengingat cakupan ruang pembangunan biogas tersebar di-tiga
kabupaten.
Tahap 1: S. Manager Tahap 2: Supervisr Tahap 3: K3 Tahap 4: Tuk. Ahli

Supervisor :
an analisa data awalMelakukan
pendukungkoordinasi
mengenaidengan
pembangunan biogas
tukang ahli K3: Review strategi lapangan baik teknis maupun non teknis oleh site manager
Memberikan input kepada site manager mengenai masukan
Memberikan kondisi teknis lapangan
mengenai pola pencegahan dan penangan personil
Penjelasan aktivitas proyek, output dan indikator pemantauan Pelaksanaan dan
Monitoring
berkala.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga terkait dengan kondisi teknis dan non teknis, kami akan
melakukan beberapa tahapan penyelesaian sesuai dengan ketentuan didalam dokumen teknis, adapaun yang
sifatnya sosial akan kami lakukan tindakan persuasif dengan tetap melakukan koordinasi dengan pihak
pemberi kerja maupun pimpinan secara langsung.
Lanjutan:
Kebutuhan Data Lapangan (Need Assesment Of Project)
Tim Proyek
Bagian ini mencakup hal-hal teknis yang berkaitan dengan proses pembangunan digester biogas,
yaitu:Teknis
Data
1. Luas tanah yang akan dibangun biogas sesuai dengan dokumen teknis gambar
2. Kondisi geografis, kontur dan struktur tanah (pengamatan dilapangan)
3. Jarak reaktor biogas yang diusulkan: Dari dapur—Dari Kandang—Dari Sumber air terdekat
4. Akses menuju lokasi pembangunan
5. Sketsa/gambaran lokasi titik pembangunan biogas
Data Non Teknis
6. Nama & alamat lengkap penerima manfaat program
7. Jenis kandang (pribadi, kelompok, sewa, dllnya)
8. Jumlah hewan ternak
9. Berapa banyak kotoran ternak tersedia perhari?
10. Ketertarikan & kesediaan penerima manfaat untuk dibangunkan digester biogas (Berita acara
kesediaan untuk dibangunkan biogas)
11. Komitmen pengguna biogas untuk mengikuti tahapan program (sosialisasi awal, proses
pembangunan serta pelatihan operasional dan perawatan) termasuk pasca selesai program
pembangunan biogas
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

4.3. Tahapan yang akan dilakukan oleh Tim Proyek?


eh tim proyek yaitu survey data awal, verifikasi data, olah data serta tahapan sosialisasi, proses pembangunan s

Penjelasan
wal diperlukan untuk memberikan gambaran tentang kondisi lapangan sehingga diharapkan ada strategi aktual yang konkret dalam pelaksanaan peke
mutlak dilakukan terutama berkaitan dengan data user (penerima manfaat) karena akan mempengaruhi teknis dan strategi lapangan
upakan elemen penting dalam proses pelaksanaan nantinya karena dari data tersebut memberikan gambaran tentang proyeksi serta dampak yang a
asi-proses pembangunan sampai dengan pasca pembangunan merupakan tahap dimana fungsi kontrol, monitoring dibutuhkan

Komponen
Survey Awal
Verifikasi data
Olah Data untuk menentukan langkah-langkah yang
akan diambil atau diproyeksi akan dilaksanakan
dilapangan
Sosialisasi program
Tahap pembangunan, pasca pembangunan (pelatihan
operasional dan perawatan)

P S A
Lanjutan: Kerangka Kerja Teknis Lapangan?
K: Kerangka teknis lapangan diperlukan sebagai acuan bagi tim proyek agar proses pelaksanaan
berjalan dengan lancar disamping itu untuk memudahkan mekanisme monitoring dan
evaluasi proyek.

Gambaran singkat kerangka kerja teknis lapangan

Persiapan Rencana Kerja Teknis Pelaporan & Monitoring Tindak Lanjut

Persiapan rencana dan jadwal kerja


n olah data serta mengumpulkan data/informasi yang berkaitan, menyiapkan laporan atas setiap lokasi /titik
Persiapan anggaran untuk mobilisasi alat, bahan dan operasional tenaga kerja
Pendokumentasian
dan pengarsipan data dan informasi dalam rangka meningkatkan kinerja perusah
Sosialisasi program kepada penerima manfaat (membentuk tim pokja sekaligus membuat
Laporan jadwal teknis lapangan)
pelaksanaan
Serah terima pekerjaan
Seting lokasi/pengukuran Monitoring pasca pembangunan

Pelaksanaan pembangunan biogas Penyerahan laporan


0
Sosialisasi akhir & Pelatihan Operasional serta perawatan 500
P S A P SA
Dasar Teknis T. Ahli SOP

4.4. Jadwal Teknis Tim Proyek?


J: Jadwal teknis tim proyek dibuat berdasarkan kerangka kerja teknis lapangan yang akan
dilaksanakan untuk keseluruhan titik lokasi pembangunan sesuai dengan waktu yang diberikan
dalam dokumen pengadaan yaitu 120 (seratus dua puluh) hari kalender

Mg 3 – Mg 13

ode Pelaporan &


Periode Rencana Kerja Teknis Monitoring RTL
apan

Mg 1 – Mg 2 Mg 14 – Mg 15 Mg 16

Jumlah Minggu 16 (enam belas ) minggu

Tahapan Waktu mulai Waktu berakhir


Periode Persiapan Minggu -1 Minggu-2

Periode Rencana Kerja Teknis Minggu-3 Minggu-13

Periode Pelaporan & Monitoring Minggu-14 Minggu-15

Periode Tindak Lanjut Minggu-16 Minggu-16


P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Lanjutan: Indikator Keberhasilan Tim Proyek?


J: Indikator keberhasilan tim proyek merupakan parameter acuan dalam rangka mencapai tujuan
dari setiap pekerjaan dengan mempertimbangkan semua aspek baik kapasitas sdm, pola
koordinasi, sumber alat dan bahan, strategi, penganggaran dan aspek lain yang saling terkait.
Penjelasan
 Indikator keberhasilan utama yaitu terbangunnya digester biogas sejumlah 200 (dua ratus) unit disemua titik lokasi yang telah
tercantum dalam dokumen pengadaan sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
• Tepat mutu sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan
• Tepat waktu dari yang telah dirumuskan dalam strategi pelaksanaan proyek
• Efektifitas bahan dan sdm sesuai yang telah dirumuskan
 Indikator keberhasilan pendukung meliputi:
• Terjalin hubungan kerja yang baik antar tim proyek
• Terjalin komunikasi yang baik dengan pihak pemberi kerja
• Terjalin komunikasi yang baik antara tim proyek dengan para penerima manfaat program

Akses jalur yang dilalui oleh distribusi material


berdampak pada pembaharuan data user
Perubahan data nama penerima manfaat sehingga
yang berbeda disetiap lokasi
Kondisi geografis, kontur tanah dan struktur tanah
Tantangan yang dihadapi oleh tim proyek :
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Lanjutan: Dukungan Yang Dibutuhkan?


J: Dukungan dari semua pihak mutlak dibutuhkan dalam rangka mensukseskan pembangunan
digester biogas, baik pihak pemberi kerja maupun dari penerima manfaat program.

Penjelasan

Uraian Stakeholder

 Informasi
(a) Dukungan tidak
detail hanya meliputi
mengenai nama danaspek
alamatpersonil
lengkapnamun juga
penerima terkait dengan dukungan komponen bahan/material yang tidak
manfaat
program Dinas PUP-ESDM DIY
beredar dipasaran, yang merupakan tanggung jawab pelaksana proyek, termasuk didalamnya alat dan kebutuhan teknis
lainnya.
(b) Proses Keuangan/Termin
Dinas PUP-ESDM DIY

(c) Informasi mengenai gambaran lokasi/titik pembangunan Penerima Manfaat

(d) Informasi lainnya Stakeholder Terkait


P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

5. Tahap Pembangunan Digester Biogas

T: Pada bab ini kami selaku pelaksana akan memberikan gambaran teknis mengenai proses
pembangunan digester biogas yang akan kami terapkan dalam proses pelaksanan
pembangunannya, sesuai dengan ketentuan dan syarat –syarat teknis yang ada dalam
dokumen pengadaan barang dan jasa. Selain itu untuk memahami alur proses teknis kami
gambarkan melalui bagan alir/flowchart mengenai tahapan-tahapan pembangunan tersebut.

Peraturan Umum Teknis Yang Digunakan

 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971)


 Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan PBI ’71/SKSNI – T15 – 1991-03.
 Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
 Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
 Bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PUBI 1982, PBI 1971, SKSNI –
T15 – 1991 – 03, SNI 03-1729-2002, AV, PTC, AUWI, AVE dan PKKI-05-2002.
 Pedoman Teknis Pengembangan Usaha Pengelolaan Kompos dan Biogas (Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian-Kementerian
Pertanian, 2010)
 Gambar bestek yang dibuat konsultan perencana yang sudah disahkan oleh pemberi tugas.

26
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Lanjutan: Standar/Pedoman Khusus Pelaksanaan


S: Standar atau pedoman khusus yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan mengacu
pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan ketentuan-ketentuan lain yang terikat dengan
dokumen pengadaan serta dokumen kontrak.

Pedoman Standar Nasional Indonesia Daftar isi Pedoman pelaksanaan

 Standar Nasional Indonesia No. 7826-2012: Tentang Tata


Cara Konstruksi Pembuatan Reaktor Biogas Model Fixed
Dome (Kubah Tetap).
 Standar Nasional Indonesia No.7927-2013: Tentang
Peralatan Jaringan Unit Biogas.
I. RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT PEKERJAAN
II. BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN
III. BERITA ACARA PENUNJUKAN
IV. SURAT KEPUTUSAN PENGGUNA BARANG/JASA TENTANG
PENUNJUKAN KONTRAKTOR
V. SPPPBJ ( SURAT PENETAPAN PENUNJUKAN
PENYEDIA BARANG/JASA)
VI. SURAT PENAWARAN BESERTA LAMPIRAN-
LAMPIRANNYA
VII. JADWAL PELAKSANAAN
VIII. KONTRAK/SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN
27
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

5.1. Flow Chart/Bagan Alir Pembangunan Digester Biogas


F: Bagan alir pembangunan biogas ini kami susun sebagai gambaran singkat mengenai
tahapan pembangunan digester biogas.

 Penjelasan detail mengenai teknis pelaksanakan dapat dilihat pada bagian pembahasan dibawah ini, sehingga dapat
dengan mudah untuk memahami setiap bagian proses yang dlaksanakan.
Penjelasan
Bagan Alir Pembangunan Biogas
Pengecoran Pondasi

Pekerjaan Dinding Digester


Mulai
• Sosialisasi Awal Pembuatan Cetakan Kubah (Dome)
• Pengukuran Titik Lokasi Pembangunan
Pengecoran Kubah (dome) Pengecoran Plat Penutup Outlet

Pekerjaan Inlet Pekerjaan Turret Pekerjaan Bak Outlet

Pekerjaan Instalasi Gas PGU-Rumah


Pengadaan Alat & Bahan Penggalian Lubang Digester

Pekerjaan Slurry Pit Pek. Man, Lampu,Kompor Bongkar Cetakan Kubah


Pengecoran Lantai Kerja
Sosialisasi Akhir (Pelt. O & P) Finishing Kubah (dome)

Selesai
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP
Lanjutan: Langkah-langkah Teknis Pembangunan
J: Berikut langkah-langkah teknis pembangunan digester biogas sesuai dengan bagan alir diatas
dengan mengacu pada standar dan pedoman pembangunan biogas.

Elemen Details
Sosialisasi Kepada • Memberikan informasi kepada penerima manfaat tentang pelaksanaan program
Penerima Manfaat Biogas • Memberikan pemahaman tentang manfaat pembangunan digester biogas.

Pengadaan Alat & Bahan Pengadaan alat dan bahan dilakukan setelah sosialisasi dan pengukuran titik lokasi dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasi dan ketentuan teknis
Pengukuran Titik Lokasi • Ratakan tanah dan tentukan lokasi reaktor, outlet, serta inlet. Setelah itu, tarik garis lurus yang
(Lay-out-Tata Letak) menghubungkan inlet, reaktor dan outlet (biasanya disebut sebagai garis pertengahan).
• Tentukan tinggi lokasi. Sebaiknya ketinggian lokasi disesuaikan dengan ketinggian tanah. Bagian atas kubah
(bagian luar) harus tepat muncul di tingkatan ini.
• Masukkan patok kayu ke garis tengah tadi untuk menandai pusat lubang reaktor. Tarik jarak dari lubang reaktor
(diameter reaktor ditambah ketebalan dinding,lapisan plester dan ruang untuk kaki, diperkirakan sekitar 10
cm). Untuk dinding batu bata, seperti yang ditunjukkan dalam gambar dalam dimensi ‘Rp’, dan ditandai dengan
tali atau kawat. Bagi tukang, 10 cm ini akan digunakan sebagai ketebalan dinding karena dinding batu tidak
dapat dibangun dengan ketebalan kurang dari 10 cm

Gb.1 Layout Lokasi Gb.2 Pengukuran lokasi Gb. 3 Desain Layout Gb.4 Set Lantai dasar
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Lanjutan:
Elemen Details
Galian Lubang Digester • Setelah lay-out atau desain tampilan selesai dibuat penggalian lubang dapat segera dimulai
• Penggalian dilakukan per ukuran bangunan seperti telah ditetapkan di dalam desain.
• Selalu pastikan tanah sisa galian ditempatkan pada jarak setidaknya 2 m dari sisa lubang untuk memudahkan
pekerjaan konstruksi selanjutnya dan berhati-hati saat menggali sisi-sisi lubang karena tanah mudah runtuh
• Gali fondasi manhole (aliran outlet) sepanjang pondasi reaktor seperti ukuran yang tertera dalam desain.
• Tancapkan tiang-tiang secara horizontal di tanah dan atur hingga bersilangan satu sama lain serta membentuk
sudut 90 derajat. Pastikan tiang ditancapkan di tanah yang telah rata. Tiang vertikal akan memandu konstruksi
dinding reaktor selanjutnya.

Jika terdapat kondisi tanah sulit untuk digali, maka dapat dilakukan penggalian sesuai dengan batas kemampuan galian
dengan mempertimbangkan elevasi kandang dan digester biogas, kemudahan pada saat pengisian limbah, distribusi air dan
faktor-faktor penghambat lainnya

P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Gb.1 Galian Thp 1 Gb.2 Galian Thp 2 Gb.3 Galian Thp 3

Penjelasan
 Setelah penggalian selesai sesuai dengan desain dapat dilakukan pengecoran lantai kerja
 Tujuan dari pengecoran lantai kerja untuk memudahkan proses pekerjaan selanjutnya.
Lanjutan:

Elemen Details
Pengecoran Lantai Kerja & • Periksa kedataran dan kedalaman tanah dasar lubang, pastikan lantai tanah sudah rata dan bersih
Pengecoran Pondasi • Pasang tiang as pembantu
• Rendam/siram batu batu dan menata batu bata serta hamparkan pasir
• Siram/percikkan air di atas hamparan pasir
• Hamparkan kembali pasir untuk mengisi lubang yang belum terisi penuh
• Lantai kerja siap digunakan.

Gb.1 Seting batu bata lantai kerja Gb.2 Cor Pondasi lantai Gb.3 Seting ulang sebelum pek dinding

P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP


Lanjutan:
Elemen Details
Pekerjaan Dinding Digester • Sebelum pemasangan batu bata dilakukan maka bata tersebut harus ditata terlebih dahulu tanpa menggunakan
adukan (spesi atau mortar).Tujuannya adalah untuk memastikan apakah rencana pemasangan sudah tepat dan
untuk menentapkan letak dari pertebalan (kolom). Setelah itu baru dilakukan menggunakan adukan
(spesi/mortar)

[Type a quote from the document or


the summary of an interesting point.
You can position the text box
anywhere in the document. Use the
Gb.1 Seting batu bata dinding Drawing
Gb.2 Tools
Set ulang tab to changedinding
pemasangan the Gb.3 Pamasangan dinding digester
formatting of the pull quote text box.]

Pada saat pemasangan dinding batu bata mal/bidang ukur tetap dilakukan hingga mencapai ketinggian dinding batu bata, disamping itu untuk
memudahkan pada saat melakukan plesteran keliling dinding digester
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP
Lanjutan:
F: Finishing Lantai Pondasi, Digester & Manhole
Sebelum dilakukan pengecoran Kubah Digester isi celah/rongga dengan tanah antara dinding
digester dan manhole dengan dinding galian.

Gambar Proses Pelaksanaan


Penjelasan

 Padatkan secara perlahan-lahan dan tidak menekan Finishin


dinding bata yang masih belum kuat benar. g lantai
 Selalu lakukan pemeriksaan ketegakan, kedataran, pondasi
kelurusan dan kerataan dinding. ,
dinding
 Finishing lantai pondasi, digester & manhole dengan
dan
lapisan semen
manhol
 Setelah siap baru dilakukan pengecoran kubah e
(dome) digester
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP
Elemen: Pengecoran Kubah (Dome)
K: Pengecoran kubah dimulai dari atas manhole, dengan mengecor balok setebal 25 cm yang
berfungsi sebagai fondasi dinding. Pada saat pengecoran kubah (dome) dilakukan seting dan
pemasangan pipa gas utama agar menyatu dengan proses pengecoran, setelahnya baru
dilakukan pembuatan ‘TURRET’(penahan pipa gas utama)
Penjelasan
 Pengecoran harus dilakukan dengan cepat dan serapi mungkin tanpa berhenti. Setiap jeda waktu pekerjaan akan memberikan
efek buruk untuk kualitas pengecoran.
 Begisting untuk pengecoran kubah (dome) digester, kami menggunakan cetakan khusus berbahan plat besi dengan sistem
knockdown yang disesuaikan dengan ukuran dan dimensi spesifikasi teknis gambar sehingga proses pekerjaan lebih cepat dan
mudah tanpa mengurangi kualitas pekerjaan.
Begisting Plat Cor kubah (dome) Set Pipa PGU
31
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Lanjutan: Pengecoran Plat Penutup Outlet/Slab


Penjelasan
 Penutup outlet dibuat pada saat proses pengecoran kubah digester.
 Penutup outlet sangat penting untuk menghindari manusia, khususnya anak-anak, dan hewan jatuh ke dalamnya. Dan lagi,
lempeng akan menghambat air hujan memasuki reaktor dan membantu mencegah penguapan bio- slurry pada musim kering.
 Set pembesian dan begisting sesuai dengan ketentuan teknis pada gambar kemudian dilaksanakan proses pengecoran.
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP
Elemen Details
Pekerjaan Inlet

• Pipa inlet ditempatkan sejajar dengan posisi tiang pipa gas utama dan overflow outlet.
• Permukaan berbentuk lingkaran, tetapi pondasinya berbentuk persegi. Ketinggian dasar bangunan dapat
ditentukan dengan cara lantai tangki inlet ditempatkan lebih tinggi kira-kira 15 cm dari overflow outlet.
• Dinding melingkar inlet sekarang sudah dapat dibangun dengan memakai batu bata secara melingkar mengikuti
tanda yang telah dibuat. Pada saat ketinggian bundaran lubang telah mencapai 45 cm, batang pegikat mixer
harus dipaskan untuk mengencangkan mixer. Mixer harus benar-benar bersatu dengan bangunan itu, sehingga
mudah digunakan

Pekerjaan Turret

Tujuan turret dibangun adalah utuk melindungi kubah pipa gas utama. Sehari setelah kubah dilapisi semen,
menara kecil harus dibangun.Jika terlambat dapat menyebabkan kebocoran antara pipa gas utama dan kubah.
Pembangunan menara kecil harus dilakukan pada saat beton dipermukaan luar kubah kering. Ukuran menara
disesuaikan dengan ukuran batu dan batu bata.Menara dapat berbentuk persegi atau lingkaran. Ukuran persegi
adalah 36x36 cm, apabila lingkaran, diameternya harus 20 cm. Tinggi menara sekurang-kurangnya adalah 40 cm.

Pekerjaan Bak Outlet

• Untuk membangun outlet yang juga disebut dengan ruang pemisah, penggalian harus dilakukan di belakang
manhole. Ukuran tangki harus akurat karena akan menentukan kapasitas kegunaan penampung gas
• Bagian pembuangan di dinding outlet harus ditinggikan dari ketinggian tanah semula. Hal ini untuk mencegah
aliran dari sekitar air yang masuk ke dalam outlet, terutama di musim hujan

Lanjutan:
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Lanjutan: Pekerjaan Slurry-Pit


Pekerjaan pembangunan bak slurry-pit dilakukan bersamaan dengan pembangunan bak
outlet. Ketentuan teknis pembangunan menyesuaikan dengan desain gambar.

Kriteria Teknis Pembangunan Bak Slurry-PIT

I. Lubang kompos adalah bagian yang tidak terpisahkan


dari suatu reaktor biogas; tempat pengolahan
(digester) tidak sempurna tanpa memiliki lubang ini.
II. Kedalaman lubang kompos tidak boleh melebihi 1
meter dan jarak antara kedua lubang maksimal 50 cm.
Panjang dan lebar dibagian atas harus melebihi bagian
bawah dan 10 cm lumpur harus ditambahkan di semua
sisi untuk meninggikan tanah guna mencegah air hujan
masuk ke lubang kompos
III. Untuk menghasilkan pupuk yang potensial dan mudah
BAK OUTLET digunakan, lubang kompos harus diisi dengan sisa
limbah pertanian yang dicampur dengan bio-slurry dari
tempat pegolahan. Disarankan untuk membuat
peneduh diatas lubang kompos guna menghindari
sinar matahari langsung.
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Lanjutan:
J: Setelah pekerjaan slurry-pit kemudian dilanjutkan dengan “Pekerjaan Instalasi Pipa Gas
PGU-Rumah, Pekerjaan Instalasi Manometer, Kompor & Lampu”
Penjelasan
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP
 Sebelum memasang pipa, panjang pipa dari reaktor biogas hingga ke titik aplikasi (dapur) harus diukur. Rute diusahakan
sependek mungkin sehingga risiko kerusakan saluran pipa karena faktor luar dapat ditekan.
 Setelah panjang pipa ditentukan, penggalian parit tempat pipa dapat dimulai. Kemiringan parit tidak terlalu curam dan tepat,
sehingga peletakan pipa kedalamnya dapat dilakukan pada kemiringan tertentu.
 Pertama-tama katup pipa harus disesuaikan posisinya. Pastikan tidak ada perkakas selain saluran pipa antara pipa gas utama
yang terpasang di kubah dan katup gas utama. Hal ini untuk menghindari risiko kebocoran gas.
 Sebelum memasang saluran pipa, panjang pipa dan jumlah perkakas yang dibutuhkan harus ditentukan terlebih dahulu. Pipa
harus dipotong sesuai kebutuhan dengan menggunakan mata pisau khusus. Urutan pipa harus dibuat seterampil mungkin
apabila menggunakan pipa Gl. Untuk membuat urutan dalam pipa, penanda dan pewarna dapat digunakan. Minyak dapat
digunakan untuk pelumas sehingga memudahkan proses pemotongan dan membantu menyempurnakan urutan. Setelah
urutan selesai dibuat dan peralatan disiapkan, pipa dapat segera dipasang dan digabung. Pipa mutu termasuk PVC dapat
digunakan untuk menghemat biaya. Penggabungan dua pipa PVC harus benar-benar rekat dengan bantuan lem. Sementara
perlengkapan lain yang harus tersambung dengan saluran pipa harus direkatkan dengan dempul seng, selotip teflon, dan
cairan perekat getah karet dengan mutu terbaik untuk pipa PVC. Perekat jenis lain seperti minyak, cat kosong, sabun, tanah
lempung, dll, tidak boleh digunakan. Untuk mengurangi resiko kebocoran, penggunaan perlengkapan tambahan harus
seminimal mungkin. Ikatan dengan tali juga tidak boleh digunakan.
 Biogas yang dialirkan dari penampungnya telah bercampur dengan uap air. Air menguap ketika mengenai dinding pipa.
Apabila penguapan air ini tidak teralirkan dengan lancar, maka bisa dipastikan akan menyumbat pipa. Maka outlet untuk
mengalirkan air harus dipasang pada pipa. Posisi saluran air harus vertical di bawah titik paling rendah dari saluran pipa
sehingga air otomatis akan mengalir karena gaya tarik gravitasi ke outlet. Air harus dialirkan berkala, dan oleh sebab itu,
waterdrain harus dipasang dengan baik. Outlet harus dilindungi dengan baik dalam sebuah ruangan (panjang 30cm, lebar
30cm, dan kedalaman 50cm). Tutup ruangan ini harus dilapisi pada saat pelapisan lempeng untuk tangki outlet.
Lanjutan:

 Setelah pipa di tanah dipasang dengan benar dari kubah ke dapur, langkah selanjutnya adalah untuk menyesuaikan kompor
gas. Atur posisi keran terlebih dulu, baru gunakan pipa selang karet neoprene untuk menghubungkan keran dan kompor gas.
Tidak ada yang boleh digunakan selain pipa selang yang telah disetujui. Pipa selang karet yang dipergunakan harus bermutu
baik.
 Pasang meteran gas. Meteran pengukur tekanan dapat berbentuk huruf U (manometer) yang terbuat dari tabung plastik atau
kaca transparan dan diisi dengan air berwarna, atau tipe jam digital, atau analog tekanan. Untuk manometer, salah satu ujung
dari meteran ukur U dihubungkan ke saluran pipa gas dan ujung satunya lagi ditempelkan ke botol kosong ke udara. Apabila
tekanan gas dalam reaktor nol, permukaan air berwarna di dua cabang meteran gas akan berada di tengah. Pada saat biogas
memasuki meteran tekanan, level air berwarna di cabang yang tertutup bergerak turun, sedangkan air yang di cabang satunya
lagi bergerak naik. Perbedaan ketinggian dua air berwarna ini menunjukkan tekanan gas dalam ukuran cm kolom air. Meteran
tekanan juga merupakan katup keamanan untuk mencegah kebanjiran gas. Pada saat tekanan gas di reaktor melampaui nilai
yang telah tercatat, air di salah satu cabang meteran ukur tertekan masuk ke botol dan gas keluar. Pada saat tekanan gas di
reaktor normal kembali, air yang ada di botol akan kembali mengalir ke tempat semula. Meteran berbentuk jam digital mudah
dipasang dan dibaca. Meteran jenis ini dapat langsung dipasang di saluran pipa menggunakan persimpangan T. Meteran ukur
tekanan gas harus dipasang dekat dengan titik penggunaan gas.
 Sesegera mungkin setelah gas dihasilkan, penghubung dan katup (keran) harus dicek apakah ada kebocoran dengan
menggunakan cairan kental air yang dicampur dengan sabun. Apabila ada kebocoran, gelembung busa yang ada di
penghubung akan bergerak atau pecah. Jika hal ini terjadi, penghubung itu harus benar-benar direkatkan kembali.
P S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

Lanjutan: Bongkar Cetakan Kubah (Dome) & Finishing Lapisan


Kubah
D: Kepekatan gas dari penampung adalah hal terpenting untuk mengetahui keefektifan reaktor
biogas. Jika gas yang disimpan dalam penampungan lepas melalui pori-pori kecil, pengguna
tidak akan dapat menggunakan gas itu, oleh karena itu perlu dilakukan finishing kubah dengan
melapisi bagian dalam kubah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Penjelasan

 Seluruh permukaan kubah harus dibersihkan sebelum diplaster.


Setelah dibersihkan, lapisan plaster harus dipasang agar tempat
penampung gas mampu menahan gas dengan sempurna .
 Bahan lapisan kedap menyesuaikan dengan persyaratan teknis
yang ada.
 Proses pelaksanaan finishing harus dilakukan hati-hati agar lapisan
dapat merata dan tidak terjadi kebocoran.
 Diharapkan menggunakan alat penerangan ketika akan
melaksanakan pekerjaan tersebut sehingga hasilnya maksimal
 Pada saat proses finishing tidak diperkenankan ada orang lalu lalang
di atas kubah
S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

6. Standarisasi Alat & Bahan Dalam Pelaksanaan Proyek?


an dilakukan, selain didukung oleh manajemen tim yang baik serta penganggaran yang efesien, alat dan bahan yang bai

Standarisasi Peralatan Yg Digunakan Standarisasi Bahan (Acuan Spesifikasi Teknis Dokumen)


Kompor Khusus Biogas
Komponen Jumlah
Alat Lampu Khusus Biogas

(a) Peralatan Utama Manometer - U

 Gerobak Dorong Gastap Biogas


10 Unit
 Mobil Pickup 5 Unit Waterdrain Biogas

5 Unit Pipa Gas Utama (Pipa Galvanis)


 Mobil Truck

 Concrete Mixer Katup Gas Utama (Kuningan)


10 Unit
Selang Gas & Selang Lampu (SNI)
 Peralatan Pipa 10 Unit
(b) Peralatan Pendukung Meliputi: Menyesuaikan Pipa PVC Wavin
Kebutuhan
Lapangan Pasir,Split (Lokal)

 Cangkul, linggis, kunci pipa, cetok, lepan, Peralatan Pokok PC (Sekw.Gresik)


scrap, kuas, alat ukur, lot, waterpass, martil, Tukang
gergaji. Besi Type BJTP
S A Dasar Teknis T. Ahli SOP

7. Pelatihan O & P
Penjelasan

Tujuan Pelatihan : Memberikan informasi dan pemahaman mengenai tata cara penggunaan digester biogas yang tepat,
disamping perawatan dan pemanfaatan olahan limbah yang dapat dimanfaatkan oleh para
penerima program biogas.
Pelatihan dilaksanakan setelah proses pembangunan selesai dan akan kami lakukan secara
Waktu:
berkelompok disalah satu lokasi penerima program. (Jam pelatihan menyesuaikan)
Metode Pelatihan: “Diskusi/Partisipatif” yang diawali pengantar singkat dari tim teknis sebelumnya. Pelatihan tidak
hanya dilaksanakan didalam ruangan namun di laksanakan diluar ruangan (kondisional)

Materi Presentasi (tim), materi untuk peserta (hardcopy) terdiri dari materi penggunaan,
Media Pendukung:
perawatan serta pemanfaatan limbah, alat dan bahan praktek (tim & penerima biogas),
contoh alat Dllnya.
Administrasi: Daftar hadir, Berita Acara Pelatihan, Notulensi, Dokumentasi Pelatihan
Indikator Keberhasilan: 1. Masyarakat memahami penggunaan dan perawatan biogas
2. Masyarakat dapat membuat olahan pupuk,pestisida dan pakan ternak dari limbah biogas.
 Pelatihan Operasional dan Perawatan Digester Biogas

Foto Pelatihan O & P


S A Dasar Teknis T. Ahli SOP
Materi pelatihan dapat berkembang sesuai kondisi lapangan

7.1. Materi Pelatihan


Pengenalan

 Kerangka dasar pelatihan dan detail materi pelatihan kami buat secara detail agar dapat memberikan pemahaman
secara baik dan benar
Operasional
Biogas Perawatan

Materi Pelatihan

Detail materi teknis a. Pengisian bahan baku awal dan harian untuk tempat pengolahan.
Biogas

dalam rangka
Penyelesaian

pelatihan operasional b. Penggunaan katup gas.


dan perawatan
Pengolahan

c. Pemeriksaan kebocoran.
Biogas Maslah

meliputi:

d. Penggunaan saluran air waterdrain.

e. Pembersihan outlet.
Limbah
Teknis

f. Membaca meteran ukur tekanan gas dan menyesuaikan aliran gas seperti
Slurry
Uji Kedap

tertera pada meteran.


Peralatan

g. Pelumasan keran gas.


Gas

h. Pembersihan kompor gas

i. Pembersihan lampu gas.

j. Proses pemanfaatan limbah & pemeliharaan lubang kompos-slurrypit.

TPE yang ditunjuk oleh


S A Dasar Teknis T. Ahli Komite SOP

Lanjutan:
Pengujian Kedap Air
Apabila tempat reaktor tidak mampu menahan air, maka akan berisiko terjadi kebocoran. Reaktor biogas yang bocor juga
menyebabkan kerusakan mutu pupuk alaminya. Sama halnya, jika penampung gas tidak kedap, gas yang diproduksi akan
menguap ke udara yang menyebabkan kurangnya ketersediaan gas. Dengan kata lain, efesiensi dan efektifitas reaktor biogas
sangat tergantung pada daya tampung dan kekedapantangki penyimpanan gas, pipa dan peralatan pendukung lainnya, serta
kekedapan air dari reaktor.

Inventarisasi Digester Biogas Kategori Kritis Untuk Dilakukan Pengujian

Uraian Proses
Kedap Air • Isi reaktor dengan air hingga mencapai overflow bio-slurry pada tangki outlet. Biarkan begitu
selama 3-4 jam hingga dinding menyerap air.
• Tandai ketinggian air atau bio-slurry pada dinding outlet ketika ketinggian air stabil
• Biarkan selama 24 jam dan kembali cek tingginya air
• Amati perubahan ketinggian air setelah 24 jam. Ukur perbedaannya. Apabila tingkat susutnya
air lebih kecil dari 3 cm, maka reaktor dikatakan kedap air, dan apabila tingkat susutnya air
melebihi dari 4 cm dalam waktu 24 jam, maka reaktor tidak kedap air.
• Apabila penyusutan air berlangsung secara bertahap, tunggu sampai ketinggian permukaan
air menjadi statis. Air yang susut kemudian berhenti pada ketinggian tertentu menandakan
kebocoran terjadi diatas ketinggian tersebut. Jika ketinggian air terus susut hingga lantai,
maka kebocoran mungkin terjadi di dasar dinding atau di lantai.
• Lapisan tipis plaster (5 – 7 mm) (perbandingan 1:3) yang mampu menahan air harus
S A digunakanDasar
didinding reaktor untuk T. Ahli
Teknismencegah kebocoran. SOP

Pengujian Kedap Gas


Menggunakan 2-dua pola pengujian (pilih salah satu)
1. Pola 1- Digester Biogas
 Pastikan reaktor dan tangki outlet sudah kedap air.
 Dari tempat pengolahan yang telah diisi (untuk memeriksa kekedapan air), keluarkan air dari situ sampai ketinggiannya mencapai 15
cm di bawah overflow.
 Buka katup utama yang terletak di bagian paling atas kubah.
 Pompa udara melalui system pipa (disarankan untuk membuka sambungan kompor dan selang pipa karet) dengan menggunakan
pompa ukuran kecil sebesar tangan/kaki yang mirip dengan pompa ban sepeda hingga tingginya air mencapai tingginya overflow
buangan di outlet. Selain itu, tekanan dapat diamati pada meteran ukur tekanan yang terpasang pada saluran pipa gas.
 Tutup katup gas utama. Periksa bila ada kebocoran pada katup gas utama dan pastikan bahwa tidak ada kebocoran di dalamnya.
 Tandai tingginya air pada tangki outlet & tunggu selama lebih dari 4 jam.
 Setelah 4 jam ukur ketinggian air di outlet dan pada meteran ukur.
 Apabila tingkat susutnya air di tangki outlet kurang dari 2 cm, maka peampung gas kedap gas. Jika meteran tidak terjadi perbedaan
ketinggian lebih dari 2 cm, maka penampung tersebut kedap udara. Apabila tingkat susutya melebihi 2 cm, kubah harus diperbaiki.
Dapat juga dilakukan, pengecekan kekedapan udara dari penampung, dengan menggunakan tes asap. Untuk tes ini, asap yang
memproduksi zat-zat seperti sulfur, sebagian debu kering atau sekam padi, dapat ditempatkan dalam wadah yang mengapung di air
dalam reaktor guna menghasilkan asap. Atau, asap dapat diinjeksi dari saluran pipa ketempat pengolahan. Jika terindikasi bocor asap
akan keluar dengan mudah.

2. Pola 2- Sistem Pengaliran (Pipa Ukur)


 Pastikan tidak ada kebocoran dari katup gas utama
 Tutup katup gas utama, keran gas, penyaring air atau katub di saluran pipa (waterdrain)
 Pompa udara di system pengalir melalui selang karet yang tersambung ke kompor dan saluran pipa hingga tekanan yang terbaca di
meteran ukur naik menjadi 20 cm kolom air.
 Tunggu selama 2 jam.
 Setelah 2 jam, catat tekanan yang terbaca pada meteran ukur.
 Apabila tekanan berkurang lebih dari 2 cm kolom air, maka dapat dipastikan ada kebocoran pada sistem pengaliran.
 Untuk mencari tahu titik kebocoran, gunakan air sabun pada setiap persimpangan dan peralatan pendukung.
 Gelembung air sabun akan bergerak sangat cepat atau pecah bila ada kebocoran
 Juga dapat dilakukan dengan menginjeksi asap ke dalam saluran pipa guna memeriksa kebocoran di dalamnya.

Demikian dokumen usulan teknis ini kami buat sebagai upaya untuk menjadi bahan pertimbangan dalam proses pengadaan
barang/jasa untuk Pekerjaan “Proyek Pembangunan Instalasi Biogas Skala Rumah Tangga 4 m3”. Didukung dengan tenaga ahli,
sarana & prasarana dan tentunya pengalaman dalam proyek tersebut, kami yakin untuk memberikan hasil yang terbaik.
Semoga bermanfaat.

Penyusun:
Tim Teknis Biogas CV. Pradipta Surya Aji.

CV. Pradipta Surya Aji:


Kontraktor Pelaksana
“Proyek Pembangunan Instalasi Biogas Skala Rumah Tangga 4 m3”
Babadan No.475 RT:17 Dukuh Pumbon Desa Banguntapan Kec. Banguntapan
Kab. Bantul DIY Kode Pos 55198,
No.Telp.0274-513565
E-mail: psa@cvpsa.co.id
URL: www.cvpsa.co.id

Anda mungkin juga menyukai