Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
dioxsida) yang dapat diperoleh dari silika mineral, nabati, dan sintesis Kristal.
Silika mineral adalah senyawa yang banyak ditemui dalam bahan tambang/galian
yang berupa mineral seperti: pasir kuarsa, granit, dan fledsfar yang mengandung
Silika nabati dapat ditemui pada sekam padi dan tongkol jagung. Silika
nabati umumnya digunakan saat ini adalah silika sekam padi. Dalam
ekstraksi alkalis dan metode pengabuan. Silika yang diperoleh dari metode
ekstraksi alkalis adalah berupa larutan sol dimana silika pada fase larutan adalah
fase amorf atau mudah bereaksi. Sedangkan pada metode pengabuan, sekam padi
dibakar pada suhu diatas 200°C selama 1 jam untuk mendapatkan arang sekam
diperoleh dengan memanaskan pasir kuarsa pada suhu 870°C dan bila pemanasan
dilakukan pada suhu 1470°C dapat diperoleh silika dengan struktur kristobalit.
Silika juga dapat diperoleh dengan mereaksikan silikon dengan udara atau
oxygen pada suhu tinggi. Salah satu karakteristik silika adalah amorf
diperlihatkan.
Bentuk Padat
Kekuatan tekuk(Mpa) 70
14
Resistivitas ( m) >10
Tridimit, Kuarsa
(Surdia, 2000).
empat atom oksigen terikat pada posisi sudut tetrahedral di sekitar atom pusat
yaitu atom silika. Pada umumnya silika adalah dalam bentuk amorf tetrahidrat,
fasa quartz, crystobalite, dan trydimite. Bentuk struktur quartz, crystobalite, dan
trydimite yang merupakan jenis Kristal utama silika memiliki stabilitas dan
Berdasarkan perlakuan termal, pada suhu < 570°C terbentuk low quartz,
1470°C terbentuk high crystobalite, dan pada suhu 1723°C terbentuk silika cair.
Silika dapat ditemukan dialam dalam beberapa bentuk meliputi kuarsa dan opal,
silika memiliki 17 bentuk Kristal dan memiliki 3 bentuk utama Kristal yaitu:
kristobalit, tridimit, dan kuarsa. Keramik silika adalah keramik yang tahan
terhadap temperatur tinggi yang banyak digunakan dalam industri baja dan gelas
satu atom silika dikelilingi oleh 4 atom oksigen. Gaya-gaya yang mengikat
tetrahedral ini berasal dari berasal dari ikatan ionik dan kovalen sehingga ikatan
tetrahedral ini kuat. Pada silika murni tidak terdapat ion logam dan setiap atom
Lawrench, 1992).
pengendapan . Pasir kuarsa juga dikenal dengan dengan nama pasir putih yang
kuarsa dan feldsfar. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari Al2 O 3 ,
CaO, Fe 2 O 3 , TiO 2 , MgO dan K 2 O, berwarna putih bening atau warna lain
penambangan yang dimulai dari menambang pasir kuarsa sebagai bahan baku
pasir dengan kadar silika yang lebih besar bergantung dengan keadaan kuarsa
dari tempat penambangan. Pasir inilah yang kemudian dikenal dengan pasir silika
tambang/galian yang berupa mineral seperti pasir kuarsa, granit, dan fledsfar
b) Silika Nabati adalah silika yang berasal dari tumbuhan, seperti dari sekam
Silika nabati yang umum yang digunakan saat ini adalah silika sekam padi.
2008).
subtropis asia. Dari sekitar 1.000 jenis bambu dalam 80 negara, sekitar 200 jenis
dari permukaan laut dan pada umumnya ditemukan di tempat-tempat terbuka dan
daerahnya bebas dari genangan air. Pada tanaman bambu, daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Daun ini mempunyai
membulat, memiliki tepi daun yang rata, daging daun seperti perkamen,
pertulangan daun sejajar, permukaan atas dan bawah daun kasap, warna daun
bagian atas hijau tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda. Bangun
atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk memanjang dari
daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 : 1, ujung daun bambu
berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung daun sedikit demi sedikit.
Sedangkan untuk pangkal daun membulat karena pada pangkal daunnya tidak
terdapat sama sekali sudut pangkal daun, daun bambu memiliki tepi yang rata
tidak bergerigi dan bertoreh. Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun
cukup kaku. Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun hingga ke arah ujung.
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan daun
yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus. Warna daun pada bagian
kebanyakan ditemukan adalah warna hijau, namun ada beberapa jenis bambu
yang lain yang memiliki warna daun yang berbeda yaitu kuning.
(kelarutan dalam air panas) 5,3%-11,8% dan kadar ekstraktif ( kelarutan dalam
bambu sangat cocok dijadikan bahan kertas dan rayon, bahkan china sangat
mengandalkan bahan bambu sebagai bahan baku kertasnya. Selain itu, dengan
dikembangkan sebagai hasil bioenergi seperti Briket arang dan Bioetanol. Selama
ini, produksi bioetanol diarahkan pada bahan berpati dan bergula seperti gula
tebu, ubi kayu, dan jagung. Meskipun sebenarnya proses bioetanol sederhana
Selain itu, saat ini bambu juga telah mulai dimanfaatkan sebagai bahan
Akarnya yang kuat dapat dijadikan sebagai bahan kerajinan dan bahan pertanian.
Selain itu, tanaman bambu dapat dijadikan sebagai tanaman konservasi karena
satu atau lebih senyawa dari suatu campuran padatan dengan cara mengontakkan
dengan pelarut cair. Pelarut akan melarutkan sebagian bahan padatan sehingga
bahan terlarut yang diinginkan dapat diperoleh. Metode ini ini memiliki 3 variabel
penting, yaitu: temperatur, area kontak, dan jenis pelarut. Istilah leaching sering
juga disebut dengan sebutan ektraksi, demikian pula alatnya sering disebut
digunakan oleh industri logam untuk memisahkan mineral dari biji dan batuan
(ores). Pelarut asam akan membuat garam logam terlarut seperti leaching Cu
dengan medium H 2 SO 4 atau HNO 3 . Contoh operasi ini adalah pemisahan emas
Industri gula juga menggunakan prinsip leaching saat memisahkan dari bit
menggunakan prinsip operasi ini saat memisahkan minyak dari kedelai, kacang,
aseton atau eter. Industri farmasi juga menggunakan teknologi ini untuk
mengambil kandungan obat dari dedaunan, akar dan batang tumbuhan. Konsep
leaching tidak hanya berlaku dalam dunia industri, tapi juga terjadi pada
lingkungan sehari-hari seperti erosi unsur hara oleh air hujan atau ketika sedang
proses tunak atau pun tak tunak. Metode ini banyak digunakan untuk
pemisahan campuran padat-cair di mana jumlah jauh lebih besar dari pada
fasa cair.
begitu populer karena tingkat kemurnian hasilnya yang tinggi sehingga dapat
Abu merupakan zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.
Kandungan abu dan komposisinya bergantung pada macam bahan dan cara
kadar mineral dalam bahan tersebut. Ada dua macam garam mineral yang
dileaching dengan pelarut yang sesuai kemudian dioven selama 2 jam pada suhu
kembali dalam furnace pada suhu 800OC, 9000C dan 10000C selama 3 jam
dari masing-masing suhu dapat terlihat perbedaan silika yang didapat. Hasil dari
1. Pengendapan
2. Penyaringan
3. Pencucian endapan
Keempat langkah teknik gravimetri tersebut akan dibahas dibawah ini satu
persatu.
1. Pengendapan
Pemisahan unsur murni (analit) yang terdapat dalam sampel dapat terjadi
larutannya dalam bentuk senyawa yang tidak larut atau sukar larut, sehingga tidak
berlebihan kemudian disaring, dicuci, dikeringkan, pada suhu 1300C dan akhirnya
ditimbang sebagai AgCl. Sering kali penyusun yang dicari dalam bentuk senyawa
a. Endapan harus sedemikian tidak larut, sehingga tidak ada kehilangan yang
dipisahkan dari larutannya dengan penyaringan serta dicuci hingga bebas dari
c. Endapan harus dapat diubah menjadi senyawa murni dengan susunan kimia
yang terpisah dari larutan benar-benar murni, walaupun kenyataannya tidak selalu
dinding gelas piala agar tidak memercik serta pemberiannya agak berlebihan
ini akan memperbesar daya larut endapan. Setelah endapan menggumpal dan
larutan nampak jernih, teteskan lagi pereaksi hingga endapan tidak terbentuk lagi
(jenuh). Diberikan waktu agar endapan turun dan mengendap sempurna bahkan
jika perlu dipanaskan dengan uap (steam bath) atau penangas air (water bath).
Hal ini dimaksdukan agar endapan menggumpal sempurna hingga nantinya akan
bahan yang ada dalam larutan sebelum atau sesudah penambahan pereaksi
(precipitant) dan juga dari kondisi pengendapan. Untuk memahami hal ini
(Colloidal state) dari benda ditentukan oleh batas besarnya zarah, akibatnya sifat-
sifat khas tertentu akan jelas. Sifat koloid umumnya nampak pada bahan-bahan
yang ukuran zarahnya antara 0,1 mikron sampai 1 mikron. Kertas saring biasa
yang digunakan dalam analisis gravimetric dapat menahan zarah dengan garis
tengah 0,01 mm atau 10 mikron, hingga larutan koloid dalam hal ini berlaku
larutan sebenarnya.
1. larutan kental
Difus
Jika dua zarah koloid yang muatannya berlawanan dicampur akan saling
berlaku untuk keadaan larutan koloid jenis supensinoid dan berbeda dengan jenis
2. Penyaringan
mendapatkan endapan yang bebas (terpisah) dari larutan (cairan induk). Alat-alat
meninggalkan abu. Yang biasa digunakan sudah tersedia dalam bentuk potongan
abunya boleh lebih dari 0,0001 gram. Jika melampaui berat ini harus
diperhitungkan berat sisa pijarnya (ignition rest). Sebaiknya kadar abu kertas diuji
lebih dahulu dengan pemijaran dalan krus porselin. Kertas saring harus dapat
menahan zarah-zarah endapan tetapi dapat dilalui dengan mudah oleh cairan.
Kertas saring berdasarkan pada besarnya pori-pori kertas ada 3 macam, yaitu:
Kertas saring yang dikeraskan (hardened filter paper) ialah kertas saring yang
telah direndam dalam asam nitrat. Kertas jenis ini kadar abunya kecil dan tahan
terhadap asam atau alkali. Memilih besar kecilnya kertas harus disesuaikan
hubungannya dengan daya isap cairan dibawah kertas agar kecepatan penyaringan
bertambah.
saringan. Serat-serat asbes yang akan dipakai direndam dahulu dalam akuades
kemudian dilapiskan diatas lubang-lubang dasar krus sambil krus diisap dengan
krus ditaruh pada sumbat karet labu hisap yang dihubungkan dengan pompa
vakum. Tapisan yang keluar dari krus haruslah jernih, jika ada endapan yang lolos
berarti pelapisan dengan asbes kurang atau kurang merata. Jika terjadi hal ini
maka perlu dibuat pelapisan baru. Volume krus GOOCH kira-kira 25 ml yang
berdiameter 4 cm. krus GOOCH yang sudah jadi sebagai penyaring terlebih
dahulu harus diketahui berat konstannya setelah dipanasi pada suhu yang sama
Tebal lapisan serat asbes adalah antara 2-3 mm. setelah terbentuk
lapisan yang rata sesudah kering, dilihat ditentangkan sinar dan harus tidak
tembus sinar yang melewati lubang-lubang dasar krus. Sering pula diatas lapisan
asbes ditaruh lagi bulatan porselin berlubang-lubang seperti dasar krus dan di
Besarnya kira-kira sama dengan gelas kecil yang dipakai untuk minum
minuman keras. Dindingnya bening seperti gelas minum biasa hanya pada alas
atau dasarnya dibuat porous dengan remukan gelas kaca halus yang dilekatkan
atau merekat pada dinding (tidak dapat lepas). Gelas sinter lebih praktis karena
sedangkan gelas C porinya antara 100 sampai 100 – 200 mikron. Kebaikan dari
gelas sinter:
1. Semuanya terbuat dari gelas sehingga tahan terhadap zat kimia kecuali HF
konstan.
3. Mudah dibersihkan
mula ditaruh dalam pemanasan listrik pada suhu rendah kemudian suhunya
dinaikkan sampai suhu yang dikehendaki lalu suhunya diturunkan sampai 2000C
Untuk suhu yang lebih tinggi dari 50000C digunakan krus penyaring kwarsa dari
jena ( jena quartz filter crucible) yang bentuknya sama dengan krus gelas sinter
hanya saja jenis ini dibuat dari silika yang telah dilebur. Krus jenis ini disebut
juga vitreosil dan krus jenis ini tahan sampai pemanasan pada suhu 10000C atau
3 Pencucian Endapan
induknya yang selalu terbawa. Adanya cairan ini pada pemanasan akan
bersihnya suatu endapan, dapat dilakukan dengan menguji tapisan dari bahan
adalah :
3. Tidak membentuk senyawa yang sukar larut atau menguap dengan endapan
Untuk mencuci dapat menggunakan akuades jika yakin akuades ini tidak
pemijaran. Mana yang akan dilakukan tergantung sifat endapan serta alat
pemanasannya lebih rendah dari 2500C, sedang pemijaran dilakukan pada suhu
porselin untuk pemijaran endapan yang disaring dalam kertas saring bebas abu.
Cara membakarnya dengan memakai gas pembakar (Bunsen atau meker) atau
yang dipakai kertas harus diperhatikan adakah endapan yang berubah jika dibakar
bersama dengan kertas. Misalnya barium sulfat akan tereduksi oleh arang kertas
Mineral silika atau kuarsa merupakan salah satu komponen utama dalam
pembentukan badan keramik dan jumlahnya melimpah ruah dipermukaan kulit
bumi. Bentuk umum fasa Kristal silika antara lain adalah tridimit, quartz, dan
kristobalit. Struktur silika primer adalah tetrahedron SiO4, jadi setiap satu atom
silika dikelilingi oleh empat atom oksigen. Gaya-gaya yang mengikat atom
tetrahedral berasal dari ikatan ionik dan kovalen sehingga ikatan tetrahedral
sangat kuat. Fasa yang stabil mencapai tridimit pada suhu 14700C. Kristobalit
mempunyai jangkauan stabil, suhu lebur pada suhu 17300C yang kemudian
berubah menjadi cairan (liquid). Sifat-sifat fisik dari berbagai bentuk kuarsa
diantaranya adalah:
Struktur Kristal (terdiri dari berbagai ukuran atom yang berbeda atau minimal
terdiri dari 2 jenis unsur) merupakan salah satu yang paling kompleks dari semua
struktur bahan. Ikatan antara atom-atom ini umumnya ikatan kovalen (berbagi
elektron, sehingga ikatan ini kuat). Ikatan ini jauh lebih kuat dari pada ikatan
secara signifikan lebih tinggi keramik dari pada logam. Keramik dapat berikatan
pengaruh terhadap kekuatan dan sifat-sifat keramik: ukuran butir yang halus
ikatan kovalen, dan ikatan antara. Sebagai contoh, bagian ikatan ion dalam
sistem Mg-O, Al-O, Zn-O, dan Si-O dapat dikatakan masing-masing 70%, 60%,
60% dan 50%. Yang sangat menarik adalah bahwa pada ReO3, V 2 O 3 dan TiO,
listrik yang relatif dapat disamakan dengan logam biasa. Dalam Kristal yang
rumit, berbagai macam atom berperan dan ikatannya merupakan ikatan campuran
dalam banyak hal. Struktur Kristal demikian dapat dimengerti apabila mengingat
satuan kecil dari kation dikelilingi oleh beberapa anion. salah satu contoh adalah
silika yang merupakan bahan baku penting bagi keramik. Keramik silika
terhadap temperatur yang tinggi dan bahan kimia, cirri-ciri mekanik dan elektrik