Anda di halaman 1dari 10

Lempung

Oleh :
Doddy Setia Graha
Alamat :
Jl. Tb Suwandi Ciracas
Mahar Regency E No. 6, Ciracas, Serang, BANTEN, 42116
HP 0817799567

SARI
Lempung atau clay merupakan material yang terdiri dari mineral
kaya alumina, silika dan air. Clay bukan mineral tunggal, tetapi sejumlah
mineral. Mineral lempung merupakan silikat yang berlapis; struktur kristal
mineral-mineral tersebut tersusun dari lapisan tetrahedron SiO 4. Di
tengah tetrahedron SiO4 yang bergelang-6 biasanya terdapat ion hidroksil
(OH).
Mineral lempung berukuran sangat kecil (kurang dari 2 mikron) dan
merupakan partikel yang aktif asecara elektrokimiawi dan hanya dapat
dilihat secara mikroskop elektron. Mineral yang membentuk lempung
begitu halus sehingga sampai penemuan X-ray analisis difraksi, mineral
ini tidak secara khusus dikenal. Pembesaran sangat tinggi dapat melihat
mineral lempung dapat berbentuk seperti serpih, serat dan bahkan
tabung hampa. Lempung dapat juga mengandung bahan lain seperti
oksida besi (karat), silika dan fragmen batuan. Kotoran ini dapat
mengubah karakteristik dari lempung.
Mineral lempung meliputi kaolin, haloisit
(hauoysite), illit, vermikulit, bentonit dan masih banyak lagi.
Sumber utama dari mineral lempung adalah pelapukan kimiawi dari
batuan yang mengandung : felspar ortoklas, felspar plagioklas dan mika
(muskovit), dapat disebut sebagai silikat aluminium komples. Mineral
lempung dapat terbentuk dari hampir setiap jenis batuan selama terdapat
cukup banyak alkali dan tanah alkali untuk dapat membuat terjadinya
reaksi kimia (dekomposisi).
Lempung digunakan terutama pembuatan tembikar, ubin lantai,
keramik. membuat sanitary ware, menyerap cairan, bahan bangunan
seperti batu bata, semen, dan agregat ringan. Lempung digunakan
sebagai lumpur di dalam pengeboran juga digunakan dalam industri
lainnya seperti "pelletizing" bijih besi selain itu digunakan pula untuk
membuat berbagai jenis barang tahan terhadap panas
ekstrim (refraktori).

1. Asal Mula jadi


Lempung atau clay merupakan material yang terdiri dari mineral
kaya alumina, silika dan air. Clay bukan mineral tunggal, tetapi sejumlah
mineral. Ketika sebagian besar lempung basah, mereka menjadi "plastik"
yang berarti mereka dapat dibentuk dan dibentuk menjadi bentuk. Ketika
mereka "dipecat" (terkena suhu yang sangat tinggi), air didorong keluar
menjadi sekeras batu. Akibatnya, hampir semua peradaban telah
menggunakan beberapa bentuk dari lempung untuk segala sesuatu dari
batu bata dengan tembikar untuk tablet untuk transaksi bisnis rekaman.
Mineral yang membentuk lempung begitu halus sehingga sampai
penemuan X-ray analisis difraksi, mineral ini tidak secara khusus dikenal.
Pembesaran sangat tinggi dapat melihat mineral lempung dapat
berbentuk seperti serpih, serat dan bahkan tabung hampa. Lempung
dapat juga mengandung bahan lain seperti oksida besi (karat), silika dan
fragmen batuan. Kotoran ini dapat mengubah karakteristik dari lempung.
Misalnya, oksida besi warna lempung merah. Kehadiran silika
meningkatkan plastisitas lempung (yakni, membuatnya lebih mudah
untuk cetakan dan bentuk ke bentuk).
Lempung dikategorikan ke dalam enam kategori dalam industri.
Kategori ini ball clay, bentonit, lempung umum, api lempung, bumi
penuh, dan kaolin.

2. Latar Belakang
Mineral lempung merupakan silikat yang berlapis; struktur kristal
mineral-mineral tersebut tersusun dari lapisan tetrahedron SiO 4. Di
tengah tetrahedron SiO4 yang bergelang-6 biasanya terdapat ion hidroksil
(OH).
Mineral-mineral lempung, terutama terdiri dari silikat aluminium
dan/atau besi dan magnesium. Beberapa diantaranya juga mengandung
alkali atau tanah alkalin sebagai komponen dasarnya. Mineral-mineral ini
terutama terdiri dari kristalin di mana atom-atom yang membentuknya
tersusun dalam suatu pola geometrik tertentu (Gambar 1.). Sebagian
besar mineral lempung mempunyai struktur berlapis. Beberapa
diantaranya mempunyai bentuk silinder memanjang atau struktur yang
berserat. Cluster adalah tumpukan satuan yang berlapis tipis atau
kumpulan satuan silinder atau serat. Massa tanah biasanya mengandung
campuran beberapa mineral, lempung yang diberi nama sesuai dengan
mineral lempung yang Iterbanyak dengan berbagai jumlah mineral bukan
lempung lainnya.
Gambar 1. Unit dasar mineral lempung
a. Sebuah unit oktahedron tunggal, dalam gibsit Al dikelilingi oleh 6
oksigen
b. Struktur unit-unit oktahedron
c. Struktur tetrahedron silika
d. Struktur tetrahedron silika tersusun dalam sebuah jaringan heksagonal

Kaolin adalah mineral lempung paling tidak aktif yang pernah


diamati. Kaolin dapat dihasilkan oleh pelapukan beberapa mineral
lempung yang lebih aktif atau dapat juga terbentuk langsung dari produk
sampingan pelapukan batuan.
“Keluarga” kaolin adalah haloisit (hauoysite). Mineral ini berbeda
dari kaolin, karena tertumpuk secara lebih acak sehingga satu molekul air
dapat masuk diantara satuan-satuan. Mineral ini juga berbeda dari kaolin
disebabkan lembaran-lembaran elemennya tergulung menjadi suatu
silinder. Dehidrasi akibat panas sebesar 60 sampai 70° C, dan bahkan
pengeringan udara, sering dapat mengubah haloisit ini secara permanen,
sehingga menjadi 2H20 atau sama sekali meniadakan molekul air dan
berubah menjadi kaolin. Sifat-sifat teknis dari haloisit sangat berbeda
dengan kaolin, karena pengeringan udara dapat mempengaruhi reaksi-
reaksi kimia yang secara tidak langsung dapat di ukur dengan batas
Atterberg. Dalam analisis diperlukan ketelitian untuk mendapatkan contoh
yang realitis antara batas Atterberg dan analisis hidrometer.
Mineral lempung illit diturunkan dari muskovit (mika) dan biotit dan
kadang-kadang disebut lempung mika. Mineral lempung illit, terdiri atas
lapisan gibsit oktahedral yang terletak diantara dua lapisan silika
tetrahedra. Hal ini menghasilkan mineral 1 : 2, dengan tambahan
perbedaan dimana beberapa posisi silika akan terisi oleh atom-atom
aluminium dan ion-ion potasium ikut berada di antara lapisan-lapisan
untuk mengatasi kekurangan muatan. Rekatan seperti ini mengakibatkan
kondisi yang kurang stabil jika dibandingkan dengan kaolin, karena itu
aktivitas illit adalah lebih besar.
Vermikulit merupakan mineral lempung dalam keluarga illit yang
bersifat sama, kecuali molekul air lapisan-ganda di antara lapisan-
lapisannya diselangi dengan ion-ion kalsium atau magnesium, dengan
substitusi oleh brusit sebagai pengganti gibsit di dalam lapisan
oktahedralnya.
Lempung illit dan vermikulit serta serpih lempung banyak dipakai
untuk membuat agregat berbobot ringan (kadang-kadang disebut “serpih
mengembang”). Vermikulit terutama sangat mengembang apabila
mengalami pemanasan yang tinggi, karena lapisan-lapisan airnya dengan
cepat berubah menjadi uap sehingga mengakibatkan terjadinya
pengembangan yang besar.
Sifatnya liat dan sering kali agak gembur. Disusun terutama dari
mineral kaolinit (Al2O3, 2SO3, 2H2O). Kaolin berasal dari felspar dan terjadi
dari proses perapukan pada permukaan bumi atau hasil larutan
hidrotermal. Proses ini disebut dengan kaolinisasi, reaksi kimianya
sebagai berikut :
2KAlSi3 O8 + 2H2O + CO2 A12O3.2SiO2 + 4SiO2 +
K2CO3
(Felspar) (Kaolin)
Di dunia ini banyak terdapat bentuk mineral lempung yang masing-
masing berbeda dalam susunan, struktur dan perilakunya. Semua mineral
lempung tersebut memiliki butiran yang sangat halus (biasanya lebih kecil
dari 2u m), itulah sebabnya mengapa tanah dengan butiran yang sangat
halus < 2u dinamakan “lempung”. Pada umumnya lempung terdiri dari
sebagian besar dari mineral lempung, akan tetapi mineral lain, misalnya
kuarsa juga terdapat dengan butiran yang sangat halus. Karena mineral
lempung memiliki butiran yang sangat halus, maka mineral ini
mempunyai permukaan yang cukup besar per satuan massa.
Mineral lempung berukuran sangat kecil (kurang dari 2 m m) dan
merupakan partikel yang aktif asecara elektrokimiawi dan hanya dapat
dilihat secara mikroskop elektron. Walaupun berukuran kecil, mineral
lempung telah dipelajari dengan cukup mendalam karena kepentingan
ekonomisnya terutama dalam keramik, pengecoran logam, pemakaiannya
dilapangan minyak dan dalam mekanika tanah. Mineral lempung
menunjukkan karakteristik daya tarik-menarik dengan air menghasilkan
plastisitas yang tidak ditunjukkan oleh material lain walaupun mungkin
material itu berukuran lempung. atau lebih kecil. Sebagai contoh, kuarsa
tanah yang halus tidak menunjukkan plastisitas apabila dibasahi. Perlu
dicatat bahwa setiap deposit “lempung” berbutir-halus mengandung
sekaligus mineral lempung dan berbagai ukuran partikel dari material-
material lainya yang dianggap sebagai “pengisi” (filler).
Pertukaran ion merupakan hal yang relatif sederhana dalam
struktur lempung. Dengan demikian pertukaran ion tersebut adalah aktif-
kimiawi. Ini misalnya akan merupakan sebuah persoalan dalam air yang
terkena pencemaran (banyak sekali ion di dalam larutan). Dalam keadaan
tertentu, dapat terjadi pertumbuhan mineral lempung yang berlangsung
dengan cepat (pembentukan lumpur dalam reservoar penjernih air,
penyumbatan pipa-pipa drainase).

3. Sumber
Sumber utama dari mineral lempung adalah pelapukan kimiawi dari
batuan yang mengandung : felspar ortoklas, felspar plagioklas dan mika
(muskovit), dapat disebut sebagai silikat aluminium komples. Mineral
lempung dapat terbentuk dari hampir setiap jenis batuan selama terdapat
cukup banyak alkali dan tanah alkali untuk dapat membuat terjadinya
reaksi kimia (dekomposisi). Pelapukan batuan menghasilkan sejumlah
besar mineral lempung dengan sifat-daya gabung (affinity) yang sama
terhadap air, tetapi dalam jumlah sangat berbeda.

4. Kegunaan
Lempung kualitas yang baik digunakan terutama di tembikar, tetapi
juga ditambahkan ke lempung lain untuk meningkatkan plastisitas
mereka. Lempung bola tidak biasa seperti varietas lempung lainnya.
Sepertiga dari lempung bola digunakan setiap tahun digunakan untuk
membuat ubin lantai dan dinding. Hal ini juga digunakan untuk membuat
sanitary ware, keramik dan penggunaan lainnya.
Bentonit terbentuk dari abu vulkanik perubahan. Bentonite
digunakan dalam kandang hewan peliharaan untuk menyerap cairan. Hal
ini digunakan sebagai lumpur di dalam pengeboran juga digunakan dalam
industri lainnya seperti "pelletizing" bijih besi.
Lempung yang umum digunakan untuk membuat bahan bangunan
seperti batu bata, semen, dan agregat ringan.
Lempung api semua lempung (tidak termasuk lempung bentonit
dan bola) yang digunakan untuk membuat berbagai jenis barang tahan
terhadap panas ekstrim. Produk-produk ini disebut produk refraktori.
Hampir semua (81%) dari lempung api yang digunakan untuk membuat
produk tahan api.
Fuller bumi terdiri dari mineral palygorskite (pada satu waktu
mineral ini disebut "atapulgit"). Bumi Fuller digunakan terutama sebagai
bahan penyerap (74%), tetapi juga untuk pestisida dan produk pestisida
yang terkait (6%).
Kaolinit merupakan lempung kaolin terdiri dari mineral. Ini
merupakan unsur penting dalam produksi kertas berkualitas tinggi dan
beberapa porselen tahan api.

5. Penyebaran
Lempung yang umum di seluruh dunia. Beberapa daerah, seperti
yang diharapkan, menghasilkan jumlah besar jenis tertentu dari lempung.
Produsen lempung dunia adalah Amerika Serikat, Meksiko, Brasil, Inggris,
Kanada, dan negara-negara lain macam. Amerika Serikat ekspor hampir
setengah dari seluruh dunia produksi.
Penyebaran lokasi lempung di Indonesia meliputi daerah yang
sangat luas seperti di Provinsi Bangka Belitung, Riau dan masih banyak
lagi (Tabel 1.). Berbagai jenis lempung dihasilkan dari beberapa daerah
tersebut.
Tabel 1. Lempung
Provinsi Lokasi
Bangka Belitung Belinyu, Koba, Toboali, Jebus, Sungailiat,
Muntok, Kelapa, Merawang, Pangkalan Baru,
Pangkal Balam, Rangkui, Bukit Intan, Koba,
Payung, Sungai Selan, Lepar Pongok, Taman
Sari, Dendang, Gantung, Kelapa Kampit,
Manggar, Membalong, Tanjung Pandan
Riau Bangun Jaya, Tali Kumain, Daludalu,
Kepenuhan Hulu, Rokan Timur, Tibawan,
Sukadamai, Bantaian, Tanjungpadang,
Tanjungmedan, Desa Siarangarang
Lampung Wirabangun, Mekartitama, Sidang Gunung
Tiga, Batu Ampar, Panaragan Kampung,
Buyut, Desa Sukamarga, Way Maya, Dusun
Sukajadi, Desa Lintik, Desa Lemong, Dusun
Serarukuh, Desa Luas, Kp Tanjungbaru, Desa
Bahu/Baru, S. Giham, Dusun Dangduanan
Bambu Kuning, Pekon Sedayu, Kecamatan
Semaka; Desa Banyuwangi, Desa Panjirejo
Sumut Ilinaa, Lahewa, Hilibasi, Teterosihiram,
Lelegohi, Lelehua, Simalungun
Sumsel Batuampar, Kijang ulu, Talang Pangeran,
Teluk Gelam, Bunut, Sepucuk, Gading Rejo,
Sidomulyo, Muara Burnai, Tugu Agung
DI Aceh Bakongan, Trumon, Desa Solok, Desa
Sumber Mukti, Desa Mukti Jaya, Desa
Singkohor, Desa Singgersing, Desa
Namabuaya, Desa Danau Bungara, Desa
Amaiting Jaya, Desa Lugu, Desa Dihit
Banten Luhur Jaya, Cipay, Ciruas, Pabuaran
Papua Desa Yeruboy, Desa Sosmay, Desa
Saukobiye
Kalimantan Barat Belimbing, Nanga Pinoh, Nanga Ella Hilir,
Nanga Sayan, Desa Jelimpo, Desa Tubang,
Desa Tebedak, Desa Ambarang, Desa
Engkadu, Pedataran Desa Muara Behe, Desa
Sidas, Desa Anik, Desa Darit, Desa Keranji
Panjang, Desa Sungai Mawang, Desa Meliau
Hilir, Desa Subah, Batu Besi, Sei Jotang,
Kedakas Binjai, Desa Tanjung, Desa Tanap,
Desa Mobuy, Tunggul Boyok, Desa Sape,
Desa Manawai, Desa Balaikarang Satu, Desa
Lubuk Sabuk
Kalimantan Tengah Seruyan, Kotawaringin Timur,
Nusa Tenggara Jereweh, Taliwang
Barat
Nusa Tenggara Desa Padiratana, Mbulur Pangadu
Timur
Papua Sarmi, Foumes, Erewen
Papua Barat Kampung Jagiro, Kampung Wasiri, Kampung
Kalikodok, Kampung Banjar Ausoi
Maluku Utara Falabisahaya, Modapuhi, Lala, Batu Buoy,
Wailo Wabloi, Sinavati, Waleman, Botit,
Waeno Waelo, Wahanga, Lai Uwin, Kilo Dua,
Kotania Pantai, Taman Jaya, Alang Asaude,
Kawa, Musihuwei, Sanahu
Maluku Ds. Yaputih, Tehoru
Sulawesi Barat Lamaru, Bonde, Segeri, Baurung, Lembang,
Taludu, Seleto, Bambu, Salubatu, Taludu,
Seleto, Bambu, Salubatu
Sulawesi Selatan Karampuang, Bonto Sinala Pasir Putih,
Tanaeja, Kampala, Biringere, Lamatti
Riattang, Manciri, Lebbae, Salewangeng,
Leppangeng, Sampulili, Langi Bulusirua,
Abumpungeng Rawamangun, Desa Terpedo
Jaya, Desa Pongkeru, Desa Puncak Indah,
Desa Wonorejo,
Sumber : Dari berbagai sumber

6. Daftar Acuan
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan.
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara.

Keputusan Presiden
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja
Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 24 Tahun 2009 tentang Panduan
Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Buku, Majalah, Peta


Bahar, N., Latif, N.A., 2002, Kusdarto, Arifin D., Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral
Non Logam Di Kabupaten Gorontalo Dan Boalemo Provinsi Gorontalo. Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Bates, R.L., 1969, Geology of the Industrial Rocks and Minerals, Dover Pub. Inc.
Battay, M.H., 1972, Mineralogy For Student, Longman Group Ltd.
Departemen Pertambangan, 1969, Bahan Galian Indonesia.
Eneste, Pamusuk, 2009, Buku Pintar Penyuting Naskah, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Graha, D.S., 1987, Batuan dan Mineral, PT. Nova, Bandung.
……......, 1994, Bahan Galian Indonesia, Unpub.
.........., 2011, Kisi Kisi Pertambangan, Unpub.
Halim, S., Harahap, I.A., Sukmawan, 2005, Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral Non
Logam Kabupaten Sumbawa Barat Dan Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Halim, A.S., Muksin, I., Bakkara, J., 2006, Inventarisasi Dan Penyelidikan Mineral Non
Logam Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung.
Hurlburt, C.S., 1971, Dana’s Manual of Mineralogy, Eignteenth Ed., John Wiley and
Sons.
Kaelani M.S., Sutisna T., Muksin I., Kusumah T., Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral
Non Logam di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan Dan
Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Direktorat Inventarisasi Sumber
Daya Mineral, Bandung.
Madjadipoera, T., 1990, Bahan Galian Industri Indonesia, Direktorat Sumberdaya
Mineral.
Priyono, S., Labaik, G., Abdullah, S., Kusumah, T.T., Susilo, H., Jajah, 2005,
Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral Non Logam Daerah Kabupaten Sinjai
Dan Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya
Mineral, Bandung.
Priyono, S., Bahar, N., Labaik, G., Mudjahar, Arifin, D., Susilo H., 2006,
Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral Non Logam Di Daerah Kabupaten Buru
Dan Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku Utara. Pusat Sumber
Daya Geologi, Bandung.
Priyono, S., Latif, N.A., Tandjung, S.A.W., Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral Non
Logam Di Kabupaten Pangkajene Kepulauan Dan Kabupaten Barru, Provinsi
Sulawesi Selatan. Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Raja, M., 2006, Inventarisasi Dan Evaluasi Bahan Galian Non Logam Daerah
Kabupaten Nias Dan Nias Selatan. Provinsi Sumatera Utara. Pusat Sumber Daya
Geologi, Bandung.
………., 2006, Inventarisasi dan Penyelidikan Bahan Galian Non Logam di Kabupaten
Raja Ampat, Provinsi Irian Jaya Barat. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Rusmana, E., K. Suwitodirdjo, Suharsono, 1991, Geologi Lembar Serang, Jawa, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Santosa, S., 1991, Geologi Lembar Anyer, Jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi.
Sanusi, B., 1984, Mengenal Hasil Tambang Indonesia, PT Bina Aksara, Jakarta.
Suhala, S., M. Arifin (Ed.), 1997, Bahan Galian Industri, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral.
Sukmawardany, R., Adrian, Z., Bahar, N., 2004, Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral
Non Logam Di Daerah Kabupaten Majene Dan Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.
Supardan, K.M., Sutandi, A., 2006, Inventarisasi Dan Evaluasi Bahan Galian Non
Logam Di Kabupaten Musi Rawas Dan Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera
Selatan. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Supardan K.M., Sukmawan, Sutandi A., 2006, Inventarisasi Dan Evaluasi Bahan
Galian Non Logam Di Kabupaten Lampung Tengah Dan Lampung Timur, Provinsi
Lampung. Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Yusuf A.F., Aswan I., Halim S., Inventarisasi Dan Penyelidikan Bahan Galian Non
Logam Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah Direktorat Inventarisasi
Sumber Daya Mineral, Bandung.
Zulfikar, Zainith, A., Sulaeman, A.S., 2005, Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral Non
Logam Kabupaten Rokan Hulu Dan Rokan Hilir, Provinsi Riau. Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung.

Internet
http://bantenminning.wordpress.com
http://bapesdalh.papua.go.id/content.php?id=39
http://Bkpmd.kalselprov.go.id
http://borneotribune.com/pdf/edisi-khusus/11-potensi-kabupaten-pontianak.pdf
http://civilhighway.files.wordpress.com/2011107/2-bab-i-batu-alam.pdf
http://elevenmillion.blogspot.comhttp://tambang.net
http://esdm-blora.blogspot.com/2011102/potensibahan-galian-
pertambangan.html
Http://Esdm.jabarprov.go.id
http://kotaluwuk.wordpress.com/catagory/potensi/
http://Potensidaerah.ugm.ac.id/dataprov
http://potensidaerah.ugm.ac.id
http://regionalinvestment.com/newsipid/commondityarea.php?ic=2474&ia=12
http://psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium/konservasi/47/konservasi-
gorontalo,gorontalo.pdf
http://psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium/konservasi/155/konservasi-
tilamuta,gorontalo.pdf
http://www.antaranews.com/berita/1250204129/kandungan-mineral-no-logam-papua-
barat-juta-an-ton
http://www.aspindo-imsa.or.id/berita/Potensi dan Peluang
http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/6148/
http://www.distamben.kalbarprov.go.id/downlot.php.file...pdf
http://www.facebook.com/topic.php?uid=18883685757&topic=13924
http://www.itb.ac.id/news/2140.xheml
http://www.kaimanakab.go.id/wp-content/upload/2010/09/sumber-daya-mineral-
energi-dan-bahan-galian-kab-kaimana,pdf
hhttp://www.kalselprov.go.id/potensi-daerah/pertambangan
http://www.kepriprov.go.id
http://www.nttprov.go.id/bkpmd/web/index.php?hal=pottambang
http://www.mii.org
http://www.pkrt.ugm.ac.id/files/djgsm5.ppt
http://www.tekmira.esdm.go.id
www.bappenas.go.id/blog/?p=303
www.mediaindonesia.com/webtorial/klk/?ar_id=NzAxMw==
www.pikiran-rakyat.com/node/74458

Anda mungkin juga menyukai