Anda di halaman 1dari 5

Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja

Organisasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi Perburuhan


Internasional tahun 1962 adalah sebagai berikut :

1.     Klasifikasi menurut jenis kecelakaan

1. Terjatuh.

2. Tertimpa benda jatuh.

3. Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh.

4. Terjepit oleh benda.

5. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan.

6. Pengaruh suhu tinggi.

7. Terkena arus listrik.

8. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi.

9. Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan-kecelakaan yang data-datanya tidak


cukup atau kecelakaan-kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut.

 2.     Klasifikasi menurut penyebab


Mesin.

 Pembangkit tenaga, terkecuali motor-motor listrik.

 Mesin penyalur (Transmisi).

 Mesin-mesin untuk pengerjaan logam.

 Mesin-mesin pengolah kayu.

 Mesin-mesin pertanian.

 Mesin-mesin pertambangan.

 Mesin-mesin lain yang tidak termasuk klasifikasi tersebut.

Alat angkut dan alat angkat.

 Mesin angkat dan peralatannya.


 Alat angkutan diatas rel.

 Alat angkutan lain yang beroda, kecuali kereta api.

 Alat angkutan udara.

 Alat angkutan air.

 Alat-alat angkutan lain.

Peralatan lain.

  Bejana bertekanan.

  Dapur pembakar dan pemanas.

  Instalasi pendingin.

  Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi dikecualikan alat-alat listrik


(tangan).

  Alat-alat listrik (tangan).

  Alat-alat kerja dan perlengkapannya, kecuali alat-alat listrik.

  Tangga.

  Perancah (steger).
  Peralatan lain yang belum termasuk klasifikasi tersebut.

Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi.

 Bahan peledak.

 Debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak.

 Benda-benda melayang.

 Radiasi.

 Bahan-bahan dan zat lain yang belum termasuk golongan tersebut.

Lingkungan kerja.

 Diluar bangunan.
 Didalam bangunan.

 Dibawah tanah.

Penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan-golongan tersebut.

 Hewan.

 Penyebab lain.

Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan tersebut atau data tak memadai.

 3.     Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan


1. Patah tulang.

2. Dislokasi/keseleo.

3. Regang oto/urat.

4. Memar dan luar dalam yang lain.

5. Amputasi.

6. Luka-luka lain.

7. Luka dipermukaan.

8. Gegar dan remuk.

9. Luka bakar.

10. Keracunan-keracunan mendadak (akut).

11. Akibat cuaca dan lain-lain.

12. Mati lemas.

13. Pengaruh arus listrik.

14. Pengaruh radiasi.

15. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya.

16. Lain-lain.

 4.     Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka ditubuh


1. Kepala.
2. Leher.

3. Badan.

4. Anggota atas.

5. Anggota bawah.

6. Banyak tempat.

7. Kelainan umum.

Klasifikasi tersebut yang bersifat jamak adalah pencerminan kenyataan, bahwa


kecelakaan akibat kerja jarang sekali disebabkan oleh suatu, melainkan oleh berbagai
faktor. Penggolongan menurut jenis menunjukkan peristiwa yang langsung
mengakibatkan kecelakaan dan menyatakan bagaimana suatu benda atau zat sebagai
penyebab kecelakaan menyebabkan terjadinya kecelakaan, sehingga sering dipandang
sebagai kunci bagi penyelidikan sebab lebih lanjut. Klasifikasi menurut penyebab
dapat dipakai untuk mengolongkan penyebab menurut kelainan atau luka-luka akibat
kecelakaan atau menurut jenis kecelakaan terjadi yang diakibatkannya. Keduanya
membantu dalam usaha pencegahan kecelakaan, tetapi klasifikasi yang disebut
terakhir terutama sangat penting. Penggolongan menurut sifat dan letak luka atau
kelainan ditubuh berguna bagi penelaahan tentang kecelakaan lebih lanjut dan
terperinci.

Akibat Kecelakaan Kerja

Kecelakaan dapat menimbulkan 5 jenis kerugian, yaitu: Kerusakan, kekacauan


organisasi, keluhan dan kesedihan, kelalaian dan cacat, dan kematian. Heinrich
(1959) dalam ILO (1989:11) menyusun daftar kerugian terselubung akibat kecelakaan
sebagai berikut:

1. Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan yang luka,


2. Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan lain yang terhenti bekerja karena
rasa ingin tahu, rasa simpati, membantu menolong karyawan yang terluka,
3. Kerugian akibat hilangnya waktu bagi para mandor, penyelia atau para
pimpinan lainnya karena membantu karyawan yang terluka, menyelidiki
penyebab kecelakaan, mengatur agar proses produksi ditempat karyawan yang
terluka tetap dapat dilanjutkan oleh karyawan lainnya dengan memilih dan
melatih ataupun menerima karyawan baru.
4. Kerugian akibat penggunaan waktu dari petugas pemberi pertolongan pertama
dan staf departemen rumah sakit,
5. Kerugian akibat rusaknya mesin, perkakas, atau peralatan lainnya atau oleh
karena tercemarnya bahan-bahan baku,
6. Kerugian insidental akibat terganggunya produksi, kegagalan memenuhi
pesanan pada waktunya, kehilangan bonus, pembayaran denda ataupun
akibat-akibat lain yang serupa,
7. Kerugian akibat pelaksanaan sistem kesejahteraan dan maslahat bagi
karyawan,
8. Kerugian akibat keharusan untuk meneruskan pembayaran upah penuh bagi
karyawan yang dulu terluka setelah mereka kembali bekerja, walaupun
mereka (mungkin belum penuh sepenuhnya) hanya menghasilkan separuh dari
kemampuan normal
9. Kerugian akibat hilangnya kesempatan memperoleh laba dari produktivitas
karyawan yang luka dan akibat dari mesin yang menganggur.
10. Kerugian yang timbul akibat ketegangan ataupun menurunnya moral kerja
karena kecelakaan tersebut,
11. Kerugian biaya umum (overhead) per-karyawan yang luka.

Daftar pustaka

academy, H. (2014, juni 14). healthsafetyprotection.com. Retrieved from Klasifikasi


Kecelakaan Akibat Kerja: http://healthsafetyprotection.com/klasifikasi-kecelakaan-
akibat-kerja/

Dr.Osha. (2020). safetyshoe.com. Retrieved from Akibat Kecelakaan Kerja:


https://www.safetyshoe.com/tag/akibat-dari-kecelakaan-kerja/#:~:text=yang
%20mungkin%20terjadi.-,Akibat%20Kecelakaan%20Kerja,kelalaian%20dan%20cacat
%2C%20dan%20kematian.

Anda mungkin juga menyukai