Oleh:
KELOMPOK F
Nur Wulan Maulida, S.Kep NIM 1930913320001
Jannatu Rahmah, S.Kep NIM 1930913320019
Herma Fathun Ainida, S.Kep NIM 1930913320005
Muhamad Bagus Umaro, S.Kep NIM 1930913310024
Shovi Nurfitriani, S.Kep NIM 1930913320028
LAPORAN AKHIR
STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS, SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) PADA MASYARAKAT DI DESA RUMPIANG
KECAMATAN BERUNTUNG BARU, DESA PAJUKUNGAN RT. 001 KECAMATAN
BARABAI, DESA CEMPAKA MULIA BARAT RT.15 KECAMATAN CEMPAGA,
KOMPLEK PUSKOPAD RT. 50 KECAMATAN LANDASAN ULIN, DAN DESA
BAAMANG TENGAH KECAMATAN BAAMANG
Oleh:
KELOMPOK F
Nur Wulan Maulida, S.Kep NIM 1930913320001
Jannatu Rahmah, S.Kep NIM 1930913320019
Herma Fathun Ainida, S.Kep NIM 1930913320005
Muhamad Bagus Umaro, S.Kep NIM 1930913310024
Shovi Nurfitriani, S.Kep NIM 1930913320028
Pembimbing Akademik
Oleh:
HERMA FATHUN AINIDA, S.Kep
NIM. 1930913320005
LAPORAN AKHIR
STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS, SATUAN ACARA
PENYULUHAN TENTANG CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEC.
BERUNTUNG BARU
DESA RUMPIANG
Oleh:
HERMA FATHUN AINIDA, S.Kep
NIM. 1930913320005
Pembimbing Akademik
A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest
yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakatyang tinggal di
suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yangsama, area atau lokasi
yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosialyang mempunyai interest yang
sama (Riyadi, 2007).
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka
dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan
masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan
antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta
masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsikehidupan
manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan
peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam
berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah
kesehatan. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus padapeningkatan
kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002).
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari
individu, kelompok sampai tingkat RT dan RW. Di Desa Rumpiang Kecamatan
Beruntung Baru Kabupaten Banjar, jumlah kepala keluarga yang terkaji sebanyak
220 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 771 jiwa yang terdiri dari 387 orang
laki-laki dan 382 orang perempuan, kondisi lingkungan di desa Rumpiang tidak
memiliki tempat pembuangan sampah sehingga sebagian warga menumpuknya di sekitar
rumah dan membakarnya sendiri di pekarangan rumah. Selain itu, sebagian dari
masyarakat desa masih menggunakan jamban di sungai untuk buang air
besar/kecil dan menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Kandang
ternak masih terdapat di depan, belakang, ataupun samping rumah mereka.
Berdasarkan hasil observasi terkait masalah Covid-19 yang terjadi
sekarang ini, masyarakat desa Rumpiang sebagian masyarakat sudah mulai
mematuhi peraturan pemerintah untuk tidak melaksanakan kegiatan yang bersifat
kelompok seperti acara yasinan mingguan, acara Isra Mi’raj di sekolah maupun di
masjid, serta kegiatan sekolah diliburkan. Masyarakat di desa ini mayoritas
pekerjaan bertani, jadi setiap hari mereka pergi ke sawah masing-masing untuk
bercocok tanam. Namun, masih ada terlihat warga yang berkelompok (kurang
lebih 4-5 orang buruh) saat bercocok tanam pada 1 lahan sawah. Selain itu, dari
hasil observasi pada pagi dan sore hari warga (bapak-bapak ±5 orang) terlihat
makan dan minum di warung wadai yang ada di desa. Menurut Dinas Kesehatan
Kabupaten Banjar, di Kecamatan Beruntung Baru memiliki 3 ODP.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati keadaan kesehatan
masyarakat serta mampu menanggulangi masalah kesehatan tersebut bersama
masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang terdapat di
masyarakat.
2. Tujuan khusus
Setelah melaksanakan praktik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu:
a. Berkomunikasi secara efektif dengan tokoh masyarakat dan semua lapisan
masyarakat
b. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data kesehatan masyarakat
c. Memotivasi masyarakat dalam upaya mengenali dan mengatasi masalah
kesehatan
d. Mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat guna
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi
e. Melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi
f. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut dari tiap
masalah keperawatan yang telah ditemukan.
C. Manfaat
1. Mahasiswa
a) Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat saat pendidikan kepada
masyarakat tentang kesehatan
b) Untuk menimba pengalaman belajar mengenali masalah kesehatan dan
menentukan langkah penyelesaiannya
2. Masyarakat
a) Masyarakat memahami permasalahan kesehatan yang ada
b) Masyarakat mampu menyelesaikan permasalahan yang ada
c) Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan
3. Institusi Pendidikan
a) Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan Program
Studi Ilmu Keperawatan khususnya di bidang Keperawatan Komunitas
b) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktik Keperawatan Komunitas selanjutnya
4. Profesi
a) Upaya menyiapkan tenaga perawat profesional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
b) Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya
c) Salah satu eksistensi dan pengembangan Profesi keperawatan
Komunitas
5. Puskesmas
Menjadi salah satu informasi mengenai status kesehatan Warga di wilayah
kerja Beruntung Baru, khususnya warga RT, 01,02,03, 04 Desa Rumpiang
Kecamatan Beruntung Baru serta sebagai upaya kerjasama dalam
membantu terlaksananya program Puskesmas terutama Program
Perawatan Kesehatan Masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Tujuan dari
pengkajian keperawatan komunitas ini adalah untuk mengidentifikasi
faktor-faktor (baik positif atau negatif) yang mempengaruhi kesehatan
warga masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan.
Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan
obyektif.
1) Data subyektif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah
yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas,
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data obyektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran.
Sumber data dapat diperoleh dari data primer dan data sekunder.
1) Data primer, adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal
ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu,
keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan
atau pengkajian.
2) Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang
dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan
pasien atau medical record.
a) Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh
informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga
dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi
masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Terdapat lima metode pengumpulan data komunitas:
1) Wawancara informan (informant interview), dilakukan
dengan secara langsung mengajukan kepada penduduk
komunitas. Sumber data berasal dari anggota
komunitas atau kelompok agregasi.
2) Pengamatan partisipan (participant observation),
dilakukan dengan mengamati apa yang sedang terjadi
pada lingkungan sosial tertentu kemudian secara
sistematis mencatat pengamatan ini.
3) Analisis sekunder dari data yang ada (secondary
analysis), sumber data yang digunakan adalah analisis
catatan, dokumen dan data lain yang telah
dikumpulkan. Data mungkin sudah ada dalam bentuk
data sensus, catatan historis, diary, catatan pengadilan,
ringkasan penting, studi komunitas sebelumnya
4) Melakukan survey, anggota komunitas atau kelompok
agregasi memberikan jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan spesifik baik tertulis maupun lisan yang
didasarkan pada sampel populasi.
5) Windshield survey, kunjungan mengitari komunitas
geopolitik dengan menggunakan pengamatan melalui
kaca mobil (automobile) sebagai cara mengumpulkan
informasi tentang lingkungan komunitas.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan
data meliputi:
1) Data inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Tanyakan siapa yang mengetahui sejarah daerah
tersebut.
Tanyakan kepada toma tentang bagaimana riwayat
berdirinya daerah tersebut, sudah berapa lama.
Tanyakan tentang wilayah-wilayah yang diyakini
oleh penduduk setempat memiliki nilai mistik.
Observasi kondisi bangunan yg ada di daerah
tersebut.
b. Values (nilai-nilai yang dianut masyarakat), beliefs
(keyakinan), agama
Tanyakan tentang nilai-nilai dan keyakinan yg
dianut masyarakat terkait pola kebiasaan.
Tanyakan tentang norma yg berlaku di masyarakat.
Identifikasi tentang pola budaya yg banyak
diyakini masyarakat terkait dgn kesehatan.
Apakah terdapat mesjid, gereja, dll (sarana ibadah)
?
Apakah keyakinan agamanya homogen ?
c. Data demografi
Komposisi penduduk; umur dan jenis kelamin
Tipe keluarga dan Satatus perkawinan
Ras/suku dan bahasa
Pekerjaan dan tingkat pendapatan
d. Vital statistic
Kelahiran
Kematian (berdasarkan umur dan penyebab
kematian, angka kematian kasar atau CDR)
Morbiditas
2) Data subsistem komunitas
a. Lingkungan fisik
Pemeriksaan fisik mrp.kan komponen kritis dlm
pengkajian pasien individual, begitu pula dlm
pengkajian komunitas.
Kelima indra kita diperlukan untuk pemeriksaan
fisik pasien, begitu pula dalam pemeriksaan tingkat
komunitas.
b. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
Fasilitas didalam komunitas
Fasilitas diluar komunitas
c. Ekonomi
Jenis pekerjaan
Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga,
dan lanjut usia
d. Keamanan dan transportasi
e. Politik dan pemerintahan
Pemerintah (Rt, Rw, Lurah, Camat, Dst)
Kelompok pelayanan masyarakat :
- PKK - Karang Taruna
- LKMD - Posyandu
- Panti Werdha - Dll
Politik (Peran serta Partai Politik dalam pelayanan
kesehatan, Kebijakan pemerintah dalam pelayanan
kesehatan)
f. Sistem komunikasi
Sarana umum komunikasi
Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam
komunitas
Cara penyebaran informasi
g. Pendidikan
Tingkat atau status pendidikan komunitas
Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non
formal)
h. Rekreasi
Dimana anak-anak bermain?
Bentuk / jenis rekreasi
b) Fasilitas tempat digunakan dalam membantu proses analisis
adalah:
1. Kategorisasi
Untuk menganalisis data pengkajian komunitas, sangat
membantu jika pertama-tama mengkategorikan data. Data
dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Kategori data
pengkajian komunitas meliputi:
a) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis
kelamin, dan kelompok etnik dan ras).
b) Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan
ukuran lahan tempat tinggal, ruang public, dan jalan).
c) Karakteristik social-ekonomi (kategori pekerjaan,
penghasilan, pendidikan yang dicapai, dan pola
penyewaan atau kepemilikan rumah).
d) Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik,
pusat pelayanan kesehtan mental, dan sebagainya).
2. Ringkasan
Berupa diagram dan grafik.
3. Pembandingan
Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa
data adalah mengidentifikasi kesenjangan, kejanggalan, dan
kehilangan data. Kesenjangan data tidak dapat dihindarkan
seperti kesalahan dalam pencatatan, tugas penting adalah
menganalisa secara kritis data dan menyadari potensi
terjadinya kesenjangan dan kehilangan data.
4. Penarikan kesimpulan
Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan
data yang telah dikumpulkan, langkah terakhir adalah
menarik simpulan logis dari bukti yang ada untuk mengarah
perumusan diagnosa keperawatan komunitas.
c) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun
demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak,
2005).
d) Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan
perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
6) Aspek politis
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki
kebutuhan menurut Abraham H. Mashlow yaitu:
1) Keadaan yan mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
b. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin
terjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Masalah actual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian. (American Nurses Of
Association (ANA). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah
kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem
(masalah) yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari kondisi
normal, etiologi (penyebab dari masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memberi arah intervensi keperawatan), sign atau symptom (tanda
dan gejala) (Mubarak, 2005).
Selain data primer, data skunder yang diperoleh melalui
laporan/dokumen yang sudah dibuat di desa/kelurahan puskesmas,
kecamatan, atau dinas kesehatan, musalnya laporan tahunan puskesmas,
monografi desa, profil kesehatan, dsb, juga perlu dikumpulkan dari
komunitas. Setelah dikumpulkan melalui pengkajian, data selanjutnya
dianalisis, sehingga perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan.
Diagnosis dirumuskan terkait garis pertahanan yang mengalami kondisi
terancam. Ancaman terhadap garis pertahanan fleksibel memunculkan
diagnosis potensial; terhadap garis normal memunculkan diagnosis resik;
dan terhadap garis pertahanan resisten memunculkan diagnosis
actual/gangguan. Analisis data dibuat dalam bentuk matriks.
Diagnosis keperawatan komunitas disusun berdasarkan jenis
diagnosis sebagai berikut.
1) Diagnosis sejahtera
Diagnosis sejahtera/ wellness digunakan bila komunitas mempunyai
potensi untuk ditingkatkan, belum ada data maladapti. Perumusan
diagnosis keperawatan komunitas potensial, hanya terdiri dari
komponen problem (p) saja, tanpa komponen etiologi (e).
Contoh diagnosis sejahtera/ wellness:
Potensial peningkatan tumbuh kembang pada balita dir t 05 rw 01
desa x kecamatan A, ditandai dengan cakupan imunisasi 95%
(95%), 80% berat badan balita di atas garis merah KMS, 80%
pendidikan ibu adalah SMA, cakupan posyandu 95%.
2) Diagnosis ancaman ( risiko)
Diagnosis risiko digunakan bila belum terdapat paparan masalah
kesehatan, tetapi sudah ditemukan beberapa data maladaptive yang
memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis
keperawatan komunitas risiko terdiri atas problem (p), etiologi (e) ,
dan symptom/ sign (s).
Contoh diagnose risiko:
Risiko terjadinya konflik psikologis pada warga RT 05, RW 01 desa
x kecamatan A yang berhubungan dengan koping masyarakat yang
tidak efektif ditandai dengan pernah terjadi perkelahian antar- RT,
kegiatan gotonbg royong , dan silaturahmi, rutin rw jarang
dilakukan, penyuluhan kesehatan terkait kesehatan jiwa belum
pernah dilakukan, masyarakat sering berkumpul dengan melakukan
kegiatan yang tidak positif seperti berjudi.
3) Diagnosis actual/ gangguan
Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul gangguan/
masalah kesehatandi komunitas, yang didukung oleh beberapa data
maladaptive. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas actual
terdiri atas problem (p), etiologi (e), dan symptom/sign (s)
Contoh diagnosis actual:
Gangguan/masalah kesehatan reproduksi pada agregat remaja yang
berhubungan dengan kurangnya kebiasaan hygiene Personal,
ditandai dengan 92% remaja mengatakan mengalami keputihan
patologis, upaya yang dilakukan remaja dalam mengatasi keputihan
80% didiamkan saja, 92% remaja mengatakan belum pernah
memperoleh informasi kesehatan reproduksi dari petugas kesehatan.
Tingginya kasus diare di wilayah RW 5 kelurahan X yang
berhubungan dengan tidak adekuatnya penggunaan fasilitas
layanan kesehatan untuk penanggulangan diare, keterbatasan, dan
kualitas sarana pelayanan diare.
c. Perencanaan keperawatan
Merupakan penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
sesuai diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien.
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan komunitas
mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak,
2005).
Desa Rumpiang terdiri dari 4 RT, yaitu RT. 01, 02, 03, dan 04. Pengkajian
dilakukan pada RT 01-04 selama 3 hari, pengkajian yang dilakukan meliputi
pengumpulan data dengan menggunakan teknik windshield survey dan observasi.
Berdasarkan hasil pengkajian di RT 01-04 didapatkan total kepala keluarga
seluruhnya sebanyak 220 kepala, dengan jumlah penduduk yaitu 771 orang
yang terdiri dari 387 orang laki-laki dan 382 orang perempuan.
A. Pengkajian
1. Data Inti
a. Riwayat Komunitas
Desa Rumpiang terletak di Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten
Banjar Provinsi kalimantan Selatan, dengan jumlah penduduk 771 Jiwa
terdiri dari 287 orang laki-laki dan 382 orang perempuan, dengan jumlah
Kepala Keluarga sebanyak 220 KK. Desa Rumpiang terdiri dari 4 RT dan
yaitu RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04, dimana sebagian besar
wilayahnya merupakan tanah persawahan.
Luas wilayah Kecamatan Beruntung Baru yaitu 61.42 km² dengan
kepadatan penduduk yaitu 224 jiwa/km². Kecamatan Beruntung Baru
memiliki 12 desa/kelurahan yaitu desa Babirik, Handil Purai, Haur
Kuning, Jambu Burung, Jambu Raya, Kampong Baru, Lawahan, Muara
Halayung, Pindahan Baru, Selat Makmur, Tambak Padi, dan Rumpiang.
Desa Rumpiang memiliki luas wilayah yaitu 4 km².
b. Batas Wilayah
Desa Rumpiang berada di wilayah Kecamatan Beruntung Baru. Data batas
wilayah didapatkan google Maps. Adapun batas-batas geografis desa
Rumpiang adalah:
a) Utara: berbatasan dengan desa Sungai Kupang Kecamatan Gambut
b) Selatan: berbatasan dengan desa Jambu Burung Kecamatan Beruntung
Baru
c) Barat: berbatsan dengan desa Pemurus Kecamatan Aluh-Aluh
d) Timur: berbatasan dengan desa Sungai Kupang Kecamatan Gambut
c. Data Demografi
Dari data sekunder di dapatkan jumlah penduduk di desa Rumpiang RT
01-04 pada Februari tahun 2020 dapat dilihat pada table berikut.
No SEBARAN PENDUDUK L P JUMLAH
1. RT 01 115 124 239
2. RT 02 79 71 150
3. RT 03 72 92 164
4. RT 04 123 95 218
JUMLAH 387 382 771
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Anak-Anak 232
(28%) Dewasa
Banjar
Banjar 738
(99%) Jawa
29 KPS
48
KS I
48
KS II
KS III
117
KS III Plus
Berdasarkan diagram di atas, jumlah penduduk terbanyak pada
pertengahan tahun 2013 yaitu dengan penghasilan keluarga sejahtera II
(KS II) sebanyak 117 orang (47%).
8) Distribusi Penduduk Berdasarkan Menabung keluarga
Distribusi penduduk berdasarkan menabung keluarga tidak
didapatkan pada data sekunder.
d. Vital Statistik
Data sekunder yang di dapatkan dari kecamatan Beruntung Baru dari
bulan Januari-Desember 2013 bahwa angka kelahiran di desa Rumpiang
yaitu 12 orang, dengan data perempuan sebanyak 3 orang dan laki-laki
sebanyak 9 orang. Adapun untuk kasus Covid-19 di kecamatan beruntung
baru memiliki 3 ODP, namun di desa Rumpiang tidak ada.
a) Kondisi Kesehatan Penduduk
Berdasarkan data sekunder yang di dapatkan dari Kecamatan
Beruntung Baru tidak ada data kesehatan penduduk di desa Rumpiang.
b) Data Penyakit
Dispepsia
780 1008
Dermatitis
960
288
Diabetes melitus
Berdasarkan diagram diatas, penyakit yang paling sering di alami oleh
masyarakat Kecamatan Beruntung Baru pada tahun 2013 yaitu ISPA
sebanyak 1480 kasus.
c) Data Kesehatan Pasangan Usia Subur
172 Ya
248 Tidak
44
Ya
128 Tidak
72 Kondom
91
Suntik
Inflan
Lainnya (MOW)
2
3
Hamil
16 Ingin anak
25
Sebab lain
(c)
Gambar. Tampak kandang ternak dan tambak ikan nila yang ada
depan/belakang/samping rumah warga di desa Rumpiang
5) Lahan kosong
Berdasarkan winshield survey dan observasi tidak ada lahan
kosong di desa Rumpiang. Sebagian besar lahan di desa di jadikan
sawah utnuk bercocok tanam padi.
6) Kondisi lingkungan sekitar
Berdasarkan hasil observasi windshield survey, di desatempat
pembuangan sampah umun yang disediakan pemerintah sehingga
beberapa warga membuang sampah sembarangan dibelakang rumah,
namun sebagian besar warga juga ada yang membakar sampah di
halaman sekitar rumah untuk mengurangi penumpukan sampah.
(a) (b)
(c)
Gambar (a) jamban yang terletak di sungai (b)WC milik pribadi (c) septi tank
(c) (c)
Gambar (a) air PAM (b) sungai (c) tempat penampungan air
b. Pendidikan komunitas
Hasil winshield survey dan data observasi di wilayah RT 01-04
terdapat 1 buah TK PAUD yaitu TK PAUD Abnaul Amin, 1 buah TK Al-
Qur’an yaitu TK Al-Qur’an Abnaul amin,1 buah MIN yaitu MIN 5
Banjar, buah MTs yaitu Mts. Abnaul Amin, dan 1 MA yaitu MA Abnaul
Amin.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
(a) (b)
(c) (d)
Gambar (a) Poskambling (b) transportasi sepeda (c) transportasi motor (d)
kondisi jalan di desa Rumpiang
d. Politik dan Pemerintahan
Desa rumpiang dipimpin oleh Kepala Desa (pembakal) dengan
cakupan wilayah 4 RT. Namun, saat ini untuk pembakal didesa rumpiang
belum ada karena masih dalam proses pencalonan pembakal (pemilihan
pembakal baru). Hasil wawancara dengan sekretaris desa terdapat kegiatan
organisasi kemasyarakatan seperti karang taruna dan PKK.
(a) (b)
Gambar (a) puskesmas Beruntung Baru (b) Rumah bidan praktik sekaligus
posyandu
f. Sistem Komunikasi
Berdasarkan hasil observasi, sistem komunikasi yang terdapat
dalam komunitas antara lain adalah radio, serta televisi sebagai media
informasi bagi masyarakat, selain itu banyak warga rata-rata sudah
mempunyai telepon seluler yang sudah tercakup layanan data dari
operator sehingga untuk akses komunikasi dan internet juga semakin
mudah dijangkau, akan tetapi operator internet yang dapat digunakan
hanya beberapa saja. Sistem komunikasi sederhana masyarakat di desa
Rumpiang adalah dengan melakukan pengumuman pada pengeras suara
masjid bila ada informasi penting yang ingin segera disampaikan
pada masyarakat, masyarakat di kumpulkan di masjid untuk dilakukan
musyawarah.
g. Ekonomi
Hasil windshield survey, perekonomian warga desa didapat dari
bertani, berjual sembako, tambak ikan nila, warung makan, dan menjual
buah-buahan dari pohon yang dimiliki warga setempat. Masih ada
beberapa warga yang bekerja keluar desa (guru) untuk rapat di sekolahnya
dan bertugas piket disekolah.
(a) (b)
(c)
Gambar (a) warung sembako (b) bertani (c) tambak ikan nila
h. Rekreasi
Hasil windshield survey dan observasi, di Rumpiang tidak memiliki
tempat rekreasi. Namun biasanya anak-anak main sepakbola dihalaman
sekolah dan sawah saat musim kemarau.
B. Analisa Data
Masalah Keperawatan Kesesuaian Prevalensi Tingkat Potensi Minat Waktu Yang Ketersedian Total
Dengan Resiko Keparahan Pengurangan Masyarakat Diharapkan Sumber Daya
CHN Resiko Risiko Program
Memberikan
Efek
Perilaku kesehatan cenderung 2 1 1 1 1 1 1 8
beresiko pada warga desa
Rumpiang
Perilaku kesehatan cenderung 2 2 2 2 2 1 2 13
beresiko pada anak sekolah
(perilaku cuci tangan) pada
anak sekolah di desa
Rumpiang
Perilaku kesehatan cenderung 2 2 2 2 1 1 1 11
beresiko pada orang dewasa
(pencegahan Covid-19:
isolasi diri dirumah) di desa
Rumpiang
Perilaku kesehatan cenderung 2 2 2 1 1 1 1 10
beresiko pada remaja
(dampak penggunaan zat
terlarang) di desa Rumpiang
Pembobotan:
0: Tidak Ada Kepentingan Komunitas Prioritas, 1: Prioritas Sedang, 2: Prioritas Tinggi
D. Diagnosis Prioritas
Diagnosis prioritas yaitu:
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada anak sekolah (perilaku cuci
tangan) pada anak sekolah di desa Rumpiang berhubungan dengan kurang
pemahaman pada anak sekolah tentang cara cuci tangan, kurang dukungan
keluarga pada anak sekolah.
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada orang dewasa (pencegahan
Covid-19: isolasi diri di rumah) di desa Rumpiang berhubungan dengan
kurang pemahaman tentang pencegahan Covid-19.
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada remaja (dampak penggunaan zat
terlarang) di desa Rumpiang Kurang pemahaman tentang dampak
penggunaan zat terlarang
4. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada warga desa Rumpiang Kurang
pemahaman warga desa Rumpiang dalam melakukan kebiasaan/perilaku
kesehatan (membuang sampah di belakang rumah, berkumpul pada 1 tempat
tertentu).
E. Rencana Asuhan keperawatan
P: Lanjutkan intervensi:
1) Menggunakan strategi
pemahaman keluarga (mulai
dengan informasi yang paling
penting dahulu, fokus pada
pesan-pesan inti dan ulangi,
hubungkan dengan pengalaman
individu) dengan mengevaluasi
sejauh mana pemahaman keluarga
tentang cara mencuci tangan yang
benar
2) Memotivasi anak sekolah
untuk mengajukan pertanyaan
masalah cuci tangan yang benar
kemudian meminta penjelasan
(misalnya mengapa penting bagi
anak sekolah untuk melakukan hal
ini?)
2. Perilaku Selasa, 7 April 1) Memberikan penyuluhan kepada S: Herma Fathun
kesehatan 2020 pada jam masyarakat tentang tanda gejala dan cara - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Ainida, S.Kep
cenderung 12.00 WITA - pencegahan Covid-19 melalui media sosial menyebutkan Covid-19 menjadi
berisiko selesai secara Instagram, WhatsApp dan facebook) pandemi. ……………...
pada warga online melalui 2) Melibatkan individu, keluarga dan
di desa sosial media kelompok untuk mendukung perubahan O:
Rumpiang (facebook dan perilaku kesehatan ke arah kondusif. - Peserta terlihat antusias dengan poster
b.d Instagram) dan video yang disebarkan melalui
Kurangnya dalam bentuk media sosial Instagram, WhatsApp
pemahaman poster. dan facebook.
warga - Berdasarkan poster yang disebarkan
desa Rabu, 8 April pada tanggal 7 April 2020 melalui
Rumpiang 2020 pada jam media sosial Instragram mendapat 77
dalam 10.00 WITA – like dan 3 komentar yang bersifat
melakukan selesai secara menyetujui postingan.
kebiasaan/p online melalui - Berdasarkan poster yang disebarkan
erilaku media sosial pada tanggal 7 April 2020 melalui
kesehatan (WhatsApp, media sosial Instragram tidak ada
(Membuang facebook, dan pertanyaan dari peserta.
sampah Instagram) - Berdasarkan poster yang disebarkan
sembaranga dalam bentuk pada tanggal 7 April 2020 melalui
n, sampah video. media sosial facebook mendapat 21
berserakan like dan 1 komentar yang bersifat
di belakang Kamis, 9 April menyetujui postingan.
rumah 2020 pada jam - Berdasarkan poster yang disebarkan
warga) 11.00 WITA – pada tanggal 7 April 2020 melalui
selesai secara media sosial facebook terdapat 1
online melalui pertanyaan.
sosial media - Berdasarkan video yang disebarkan
(WhatsApp, pada tanggal 8 April 2020 melalui
facebook, dan media sosial instagram terdapat 142
Instagram) tayangan dan tidak ada pertayaan dari
dalam bentuk peserta.
video. - Berdasarkan video yang disebarkan
pada tanggal 8 April 2020 melalui
media sosial facebook mendapat 5
like dan tidak ada pertayaan dari
peserta.
- Berdasarkan video yang disebarkan
pada tanggal 8 April 2020 melalui
media sosial whatsApp terdapat 51
view dan tidak ada pertayaan dari
peserta.
- Berdasarkan video yang disebarkan
pada tanggal 9 April 2020 melalui
media sosial instagram terdapat 137
tayangan dan tidak ada pertayaan dari
peserta.
- Berdasarkan video yang disebarkan
pada tanggal 9 April 2020 melalui
media sosial facebook mendapat 3
like, 38 view, dan tidak ada pertayaan
dari peserta.
- Berdasarkan video yang disebarkan
pada tanggal 9 April 2020 melalui
media sosial whatsApp terdapat 1
komentar yang bersifat menyetujui
postingan.
P: Lanjutkan intervensi
1) Memberikan penyuluhan kepada
masyarakat tentang tanda gejala
dan cara pencegahan Covid-19
melalui media sosial Instagram,
WhatsApp dan facebook).
DAFTAR PUSTAKA
Allender JA and Spradley BW. 2001. Community Health Nursing: Concepts and
Practice, 4th.ed, Philadelpia: Lippincott.
Anderson ET and McFarlane J. 2000. Community as Partner: Theory and Practice in
Nursing, 3rd.ed, Philadelpia: Lippincott.
Anderson, Elizabeth T, dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori
dan Praktik. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar. 2014. Kecamatan Beruntung Baru Dalam
Angka tahun 2014. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Banjar.
Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19) Revisi ke-3. Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2006. Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung
Seto.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1.
Jakarta: Sagung Seto.
Paula JC dan Janet WK. 2009. Proses Keperawatan Aplikasi Model Konseptual.
Edisi 4. Jakarta: EGC.
Stanhope M & Lancaster J. 2000. Community & public health nursing. 5th Ed. St.
Louis: Mosby.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19)
DI DESA RUMPIANG KECAMATAN BERUNTUNG BARU
Oleh:
HERMA FATHUN AINIDA, S.KEP
NIM.1930913320005
Oleh:
Herma Fathun Ainida, S.Kep
NIM.1930913320005
Pembimbing Akademik
G. Materi penyuluhan
Terlampir
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Kesiapan materi penyaji
b) Kesiapan media (leaflet)
2. Evaluasi Proses
a) Sasaran melihat dan menyukai postingan yang di unggah
b) Sasaran mengomentari postingan (minimal 20 orang).
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
c) Sasaran Sasaran melihat dan menyukai (minimal 200 orang)
postingan yang di unggah.
LAMPIRAN 1:
MATERI PENYULUHAN
Depkes RI. 2007. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di Berbagai
Tatanan. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Sekolah. Pusat Promosi
Kesehatan.
Oleh :
Herma Fathun Ainida
1930913320005
Oleh:
Herma Fathun Ainida
1930913320005
Pembimbing Akademik
C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Bahan : Media yang digunakan poster dan video
2. Evaluasi Proses
a. Hal – hal yang perlu diwaspadai:
Saat pemberian materi, pemilihan media yang kurang tepat dapat
mengurangi antusias sasaran terhadap materi yang diberikan. Selain
itu, persiapan alat penyuluhan juga harus dilakukan untuk mengurangi
kesalahpahaman informasi yang diterima.
b. Antisipasi untuk meminimalkan hambatan
Kesiapan media pendukung di cek sebelum dilaksanakan pendidikan
kesehatan agar dapat membuat sasaran antusias dan menghindari
kesalahpahaman tentang informasi yang disampaikan.
c. Proses pelaksanaan pendidikan kesehatan
Peserta menyukai, melihat, dan mengomentari tentang yang diberikan.
1. Poster tentang tanda gejala dan pencegahan Covid-19 serta cara
mencuci tangan dengan 6 langkah (Selasa, 7 April 2020)
a) Instagram
b) Facebook
2. Video tentang tanda dan gejala Covid-19 (Rabu, 8 April 2020)
a) Instagram
b) Facebook
c) WhatsApp
c) WhatsApp
c) WhatsApp
d. Kekurangan selama proses acara:
Pemberian materi pendidikan hanya melalui sosial media, sehingga
tidak dapat mengetahui bagaimana pemahaman sasaran mengenai
materi yang disebarkan.
3. Evaluasi Hasil
Sasaran berperan aktif dalam menonton dan menyukai materi yang
diberikan namun kurang aktif dalam bertanya terkait materi yang di
sampaikan.
LAPORAN AKHIR
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PADA MASYARAKAT RT.001 DESA PAJUKUNGAN
KECAMATAN BARABAI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AWANG BESAR
Oleh :
Jannatu Rahmah
NIM. 1930913320019
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PADA MASYARAKAT RT.001 DESA PAJUKUNGAN
KECAMATAN BARABAI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AWANG BESAR
Oleh:
Jannatu Rahmah
1930913320019
Pembimbing Akademik
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, berkat limpahan rahmat-Nya tim
penyusun mampu menyelesaikan laporan ini guna memenuhi tugas stase
Keperawatan Kesehatan Komunitas. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW beserta para sahabat, kerabat, dan pengikut Beliau.
Keperawatan merupakan suatu profesi yang telah memenuhi kriteria
sebagai sebuah disiplin ilmu yang dapat berdiri sendiri dan dapat melakukan
asuhan secara mandiri kepada klien baik sehat maupun sakit. Keperawatan
Kesehatan Komunitas merupakan salah satu cabang dari Ilmu Keperawatan yang
berorientasi pada tindakan promotif dan preventif, tanpa mengabaikan tindakan
kuratif. Oleh karenanya, kebanyakan implementasi yang dilakukan berupa
pendidikan kesehatan, screening, penemuan kasus, dan tindakan-tindakan
promotif maupun preventif lainnya.
Tim penulis berterima kasih karena kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, dosen
pembimbing akademik, dosen pembimbing lahan, serta kekompakan tim sehingga
kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi.
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang asuhan
keperawatan komunitas. Laporan ini disajikan berdasarkan hasil pengkajian
komunitas, analisis data dan perumusan masalah, penegakan diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, serta evaluasi kegiatan.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii
DAFTAR DIAGRAM...................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan................................................................................ 2
C. Manfaat Penulisan.............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas ............................................ 5
1. Definisi Keperawatan Komunitas ............................................... 5
2. Paradigma dan Falsafah Keperawatan Komunitas .................... 6
3. Prinsip dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas .................... 7
4. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas .......... .................... 8
5. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas.............................. 9
6. Strategi Pelaksanaan Keperawatan Komunitas........................... 11
7. Model Keperawatan Komunitas ................................................. 12
8. Peran Perawat Komunitas ........................................................... 13
9. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas ................................... 16
10. Konsep Masalah Keperawatan Kesehatan Komunitas................ 19
11. Model Konseptual Keperawatan Komunitas........................ ...... 22
12. Proses Keperawatan Komunitas ................................................. 25
iv
4 Prioritas Masalah ........................................................................ 29
5 Diagnosis Keperawatan .............................................................. 29
6 Perencanaan Keperawatan .......................................................... 30
7 Pelaksanaan................................................................................. 35
8 Evaluasi atau Penilaian ............................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Data Covid-19 Hulu Sungai Tengah pada 30 Maret 2020........ 40
Gambar 3.2 Data Covid-19 Kalimantan Selatan pada 31 Maret 2020 …...... 41
Gambar 3.3 Tempat Ibadah Desa Pajukungan ……………...………………45
Gambar 3.4 Rumah permanen dan Rumah tidak permanen ...………………46
Gambar 3.5 Tempat Ibadah Desa Pajukungan ……………...………………46
Gambar 3.6 Tumbuhan yang ada di Desa Padang Panjang ............................47
Gambar 3.7 Peternakan di Desa Pajukungan ………………………………… 47
Gambar 3.8 Lahan kosong milik pribadi ........................................................ 48
Gambar 3.9 Sampah yang tertumpuk di pinggir dan Tempat sampah ........... 49
Gambar 3.10 WC jongkok di dalam rumah warga dan jamban ……………. 49
Gambar 3.11 Tandon, mesin air dan PDAM untuk menyedot air ..................50
Gambar 3.12 SDN Desa Pajukungan, SMP dan TK Al-Qur’an .....................51
Gambar 3.13 Pos Penjagaan dan Kondisi Jalan Utama ................................. 51
Gambar 3.14 Kantor Kepala Desa, Struktur, Kelompok Keagamaan ........... 52
Gambar 3.15 Prakter Bidan dan Rumah Sakit Terdekat ........... ................... 54
Gambar 3.16 Usaha-usaha di Desa Pajukungan …………………………… 55
Gambar 3.17 Tempat Rekreasi di Hulu Sungai Tengah …………………… 56
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur .. .... .... ............... 40
vii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan
pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan
kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya kerjasama
program dan lintas sektor.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah
merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara
optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat
bersama petugas kesehatan. Prioritas pemberian pelayanan kesehatan adalah
dilaksanakan dengan pendekatan upaya promotif dan preventif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, hal ini sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat.
Lingkup praktik keperawatan komunitas berupa asuhan
keperawatan langsung dengan fokus pemenuhan dasar kebutuhan dasar
komunitas yang terkait kebiasaan/prilaku dan pola hidup tidak sehat sebagai
akibat ketidakmampuan masyarakat beradaptasi dengan lingkunagan
internal dan exsternal. Asuhan keperawatan komunitas menggunakan
pendekatan proses keperawatan komunitas, yang terdiri atas pengkajiaan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap individu, keluarga,
1
kelompok, atau komunitas. Keperawatan komunitas ditujukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan
melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai
masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari
(Efendi, 2009).
Upaya meningkatkan kemampuan perawatan pada individu,
keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai
salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai
potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus
dicapai, maka mahasiswa Profesi Ners angkatan XVI Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
melaksanakan Praktik Klinik Stase Keperawatan Komunitas di RT 001 Desa
Pajukungan Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengan, wilayah
kerja Puskesmas Awang Besar dengan menggunakan pendekatan individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan melakukan pengkajian berupa pengumpulan
data, kemudian menganalisa yang menjadi masalah atau resiko tinggi dan
sumber yang tersedia, untuk selanjutnya bekerjasama dengan komunitas dalam
merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan komunitas dengan
penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.
Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status
kesehatannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati keadaan kesehatan
masyarakat serta mampu menanggulangi masalah kesehatan tersebut
bersama masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi
yang terdapat di masyarakat.
2
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu:
a. Berkomunikasi secara efektif dengan tokoh masyarakat dan
semua lapisan masyarakat
b. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data kesehatan
masyarakat
c. Memotivasi masyarakat dalam upaya mengenali dan mengatasi
masalah kesehatan
d. Bersama masyarakat menyusun perencanaan kegiatan dalam
menanggulangi masalah kesehatan yeng terdapat pada
masyarakat
e. Mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang ada di
masyarakat guna mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi
f. Melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi
g. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut dari
tiap masalah keperawatan yang telah ditemukan.
C. Manfaat
1. Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat saat pendidikan kepada
masyarakat tentang kesehatan
b. Untuk menimba pengalaman belajar mengenali masalah
kesehatan dan menentukan langkah penyelesaiannya
2. Masyarakat
a. Masyarakat memahami permasalahan kesehatan yang ada
b. Masyarakat mampu menyelesaikan permasalahan yang ada
c. Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan
3
3. Institusi Pendidikan
a. Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan
Program Studi Ilmu Keperawatan khususnya di bidang
Keperawatan Komunitas
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan
model praktik Keperawatan Komunitas selanjutnya
4. Profesi
a. Upaya menyiapkan tenaga perawat profesional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya
c. Salah satu eksistensi dan pengembangan Profesi keperawatan
Komunitas
5. Puskesmas
Menjadi salah satu informasi mengenai status kesehatan Warga di
wilayah kerja Awang Besar, khususnya warga RT. 001 Desa Pajukungan
Kecamatan Barabai serta sebagai upaya kerjasama dalam membantu
terlaksananya program Puskesmas terutama Program Perawatan
Kesehatan Masyarakat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
atau masyarakat yang langkah-langkahnya dimulai dari pengkajian, analisis
data dan penentuan masalah, diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan
keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. Proses
keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok
khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan. Dalam perawatan
kesehatan komunitas keterlibatan kader kesehatan, tokoh-tokoh masyarakat
formal dan informal sangat diperlukan dalam setiap tahap pelayanan
keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat benar-benar
mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan
yang diberikan (Mubarak, 2005).
6
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada
paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987).
1. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/klien yang berada
pada lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki niali-nilai,
keyakinan dan minat yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama
lain untuk mencapai tujuan. Komunitas merupakan sumber dan
lingkungan bagi keluarga. Komunitas sebagai klien termasuk didalamnya
kelompok risiko tinggi, antara lain: daerah terpencil, daerah rawan, daerah
kumuh,
2. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien/komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang
dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
3. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh di sekitar klien bersifat
biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual,
4. Keperawatan
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai
bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu,
keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah
kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan
menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal.
7
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
c. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,
2005).
e. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang
ada (Mubarak, 2005).
8
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok
khusus dan msyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan
i. Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam
menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.
9
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya
kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l)
yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat
perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan
individu.
2. Tingkat Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan
maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi
dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa
aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus
pelayanan keperawatan yaitu :
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga
yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam
kelompoknya sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang
diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga tersebut.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga
dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga
yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota keluarga,
menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya
dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
10
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada
keluarga rawan yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya
ditolong oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis
menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis,
penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu
(mental atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8
gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil
resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan
balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan
usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien. Masyarakat
memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat,
norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat
mengikat semua warga.
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
11
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai
suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu
penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat
spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan
dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif
model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial
atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan
kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan
pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan
masyarakat (community development) (Elisabeth, 2007).
3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau
memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan
sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki
kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth,
2007). Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait
dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara
komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya
upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang
dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Elisabeth, 2007).
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
12
membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).Perawat komunitas perlu
memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar
muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat
tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).
13
3. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan
dicontoh oleh masyarakat (Helvie, 1997).
4. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat (Helvie, 1997).
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak, 2005). Tugas
yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus
dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
5. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya (Helvie,
1997).
6. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien (Mubarak, 2005). Tindakan kolaborasi atau kerjasama
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap
14
proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997).
7. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini
dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi
kesehatan (Helvie, 1997).
8. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak
terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-
pertemuan, observasi dan pengumpulan data (Helvie, 1997).
9. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien (Mubarak, 2005). Pelayanan dari semua anggota
tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional
(Mubarak, 2005).
10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya
atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa perubahan
adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan
kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternatif, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan
peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,
membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien
melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan.
Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
15
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti :
pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan
kesehatan (Mubarak, 2005)
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.
Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain
juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas (Helvie, 1997).
16
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Manajemen body mind
h. Pendidikan seks
i. Pendidikan kesehatan pemanfaatan tanamana obat keluarga (TOGA)
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Perawat melakukan tindakan pencegahan spesifik pada
anggota keluarga agar bebas dari penyakit atau cedera melalui kegiatan:
a. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
b. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
c. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas
maupun kunjungan rumah
d. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas
ataupun di rumah.
e. Pencegahan merokok
f. Olah raga dan program kebugaran fisik
g. screening dan follow up berbagai kasus seperti hipertensi; pencegahan
komplikasi penyakit diabetes melitus dan screening osteoporosis.
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin
dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
17
f. Pembimbingan terhadap keluarga (coaching) untuk mengatasi masalah
kesehatan akibat perilaku yang tidak sehat
g. Melakukan tindakan keperawatan dasara seperti: batuk efektif, inhalasi
sederhana, tehnik relaksasi, stimulasi kognitif, latihan rentang gerak
(ROM), perawatan luka, dll.
h. Terapi komplementer antara lain: pijat bayi, herbal terapi, meditasi,
dll.
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok
tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat
fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita
suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok
masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS) atau pekerja seks
komersial (PSK), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya
resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali
kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan
secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya
membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang
jelas dan dapat dimengerti.
18
J. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas
Untuk memahami masalah kesehatan yang sering ditemukan di
Indonesia perlu dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain masalah
perilaku kesehatan, lingkungan, genetik dan pelayanan kesehatan yang akan
menimbulkan berbagai masalah lanjutan seperti masalah kesehatan ibu dan
anak, masalah gizi dan penyakit-penyakit baik menular maupun tidak menular.
Masalah kesehatan tersebut dapat terjadi pada masyarakat secara umum atau
komunitas tertentu seperti kelompok rawan (bayi, balita dan ibu), kelompok
lanjut usia dan kelompok pekerja.
1. Masalah Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan bila mengacu pada penelitian Hendrik L. Blum di
Amerika Serikat memiliki urutan kedua faktor yang mempengaruhi status
kesehatan masyarakat setelah faktor lingkungan. Di Indonesia diduga
faktor perilaku justru menjadi faktor utama masalah kesehatn sebagai
akibat masih rendah pengetahuan kesehatan dan faktor
kemiskinan.Kondisi tersebut mungkin terkait tingkat pendidikan yang
mempengaruhi pengetahuan masyarakat untuk berperilaku
sehat.Terbentuknya perilaku diawali respon terhadap stimulus pada
domain kognitif berupa pengetahuan terhadap obyek tersebut, selanjutnya
menimbulkan respon batin (afektif) yaitu sikap terhadap obyek
tersebut.Respon tindakan (perilaku) dapat timbul setelah respon
pengetahuan dan sikap yang searah (sinkron) atau langsung tanpa didasari
kedua respon di atas.Jenis perilaku ini cenderung tidak bertahan lama
karena terbentuk tanda pemahaman manfaat berperilaku tertentu.Proses
terbentuknya sebuah perilaku yang diawali pengetahuan membutuhkan
sumber pengetahuan dan diperoleh dari pendidikan kesehatan. Pendidikan
kesehatan merupakan kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan
kepada sasaran sehingga pengetahuan sasaran terhadap sesuatu masalah
meningkat dengan harapan sasaran dapat berperilaku sehat.
Sikap setuju terhadap suatu perilaku sehat dapat terbentuk bila
pengetahuan yang mendasari perilaku diperkuat dengan bukti manfaat
karena perilaku seseorang dilandasi motif.Bila seseorang dapat
19
menemukan manfaat dari berperilaku sehat yang diharapkan oleh petugas
kesehatan maka terbentuklah sikap yang mendukung.Perilaku sendiri
menurut Lawrence Green dilatarbelakangi 3 faktor pokok yaitu 20actor
predisposisi (predisposing factors), 20actor pendukung (enabling factors)
dan 20actor penguat (reinforcing factors).Oleh sebab tersebut maka
perubahan perilaku melalui pendidikan kesehatan perlu melakukan
intervensi terhadap ketiga 20actor tersebut di atas sehingga masyarakat
memiliki perilaku yang sesuai nilai-nilai kesehatan (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat).
2. Masalah Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang optimum
sehingga berpengaruh positif terhadap terbentuknya derajat kesehatan
masyarakat yang optimum pula.Masalah kesehatan lingkungan meliputi
penyehatan lingkungan pemukiman, penyediaan air bersih, pengelolaan
limbah dan sampah serta pengelolaan tempat-tempat umum dan
pengolahan makanan.
3. Penyehatan lingkungan pemukiman
Lingkungan pemukiman secara khusus adalah rumah merupakan salah
satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia.Pertumbuhan penduduk
yang tidak diikuti pertambahan luas tanah cenderung menimbulkan
masalah kepadatan populasi dan lingkungan tempat tinggal yang
menyebabkan berbagai penyakit serta masalah kesehatan.Rumah sehat
sebagai prasyarat berperilaku sehat memiliki kriteria yang sulit dapat
dipenuhi akibat kepadatan populasi yang tidak diimbangi ketersediaan
lahan perumahan. Kriteria tersebut antara lain luas bangunan rumah
minimal 2,5 m2 per penghuni, fasilitas air bersih yang cukup, pembuangan
tinja, pembuangan sampah dan limbah, fasilitas dapur dan ruang
berkumpul keluarga serta gudang dan kandang ternak untuk rumah
pedesaan. Tidak terpenuhi syarat rumah sehat dapat menimbulkan masalah
kesehatan atau penyakit baik fisik, mental maupun sosial yang
mempengaruhi produktivitas keluarga dan pada akhirnya mengarah pada
kemiskinan dan masalah sosial.
20
4. Penyediaan air bersih
Kebutuhan air bersih terutama meliputi air minum, mandi, memasak dan
mencuci.Air minum yang dikonsumsi harus memenuhi syarat minimal
sebagai air yang dikonsumsi. Syarat air minum yang sehat antara lain
syarat fisik, syarat bakteriologis dan syarat kimia. Air minum sehat
memiliki karakteristik tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, suhu di
bawah suhu udara sekitar (syarat fisik), bebas dari bakteri patogen (syarat
bakteriologis) dan mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang
dipersyaratkan (syarat kimia). Di Indonesia sumber-sumber air minum
dapat dari air hujan, air sungai, air danau, mata air, air sumur dangkal dan
air sumur dalam. Sumber-sumber air tersebut memiliki karakteristik
masing-masing yang membutuhkan pengolahan sederhana sampai modern
agar layak diminum.Tidak terpenuhi kebutuhan air bersih dapat
menimbulkan masalah kesehatan atau penyakit seperti infeksi kulit, infeksi
usus, penyakit gigi dan mulut dan lain-lain.
5. Pengelolaan limbah dan sampah
Limbah merupakan hasil buangan baik manusia (kotoran), rumah tangga,
industri atau tempat-tempat umum lainnya.Sampah merupakan bahan atau
benda padat yang dibuang karena sudah tidak digunakan dalam kegiatan
manusia. Pengelolaan limbah dan sampah yang tidak tepat akan
menimbulkan polusi terhadap kesehatan lingkungan.Pengolahan kotoran
manusia membutuhkan tempat yang memenuhi syarat agar tidak
menimbulkan kontaminasi terhadap air dan tanah serta menimbulkan
polusi bau dan mengganggu estetika.Tempat pembuangan dan pengolahan
limbah kotoran manusia berupa jamban dan septic tank harus memenuhi
syarat kesehatan karena beberapa penyakit disebarkan melalui perantaraan
kotoran.Pengelolaan sampah meliputi sampah organik, anorganik serta
bahan berbahaya, memiliki 2 tahap pengelolaan yaitu pengumpulan dan
pengangkutan sampah serta pemusnahan dan pengolahan
sampah.Pengelolaan limbah ditujukan untuk menghindarkan pencemaran
air dan tanah sehingga pengolahan limbah harus menghasilkan limbah
21
yang tidah berbahaya.Syarat pengolahan limbah cair meliputi syarat fisik,
bakteriologis dan kimia.Pengolahan air limbah dilakukan secara sederhana
dan modern.Secara sederhana pengolahan air limbah dapat dilakukan
dengan pengenceran (dilusi), kolam oksidasi dan irigasi, sedangkan secara
modern menggunakan Sarana atau Instalasi Pengolahan Air Limbah
(SPAL/IPAL).
6. Pengelolaan tempat-tempat umum dan pengolahan makanan
Pengelolaan tempat-tempat umum meliputi tempat ibadah, sekolah, pasar
dan lain-lain sedangkan pengolahan makanan meliputi tempat pengolahan
makanan (pabrik atau industri makanan) dan tempat penjualan makanan
(toko, warung makan, kantin, restoran, cafe, dll).Kegiatan berupa
pemeriksaan syarat bangunan, ketersediaan air bersih serta pengolahan
limbah dan sampah.
7. Masalah Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang bermutu akan menghasilkan derajat kesehatan
optimal. Tercapainya pelayanan kesehatan yang sesuai standar
membutuhkan syarat ketersediaan sumber daya dan prosedur pelayanan.
Ketersediaan sumber daya yang akan menunjang perilaku sehat
masyarakat untuk memanfaat pelayanan kesehatan baik negeri atau swasta
membutuhkan prasyarat sumber daya manusia (petugas kesehatan yang
profesional), sumber daya sarana dan prasarana (bangunan dan sarana
pendukung) seta sumber daya dana (pembiayaan kesehatan).
22
baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran
pelayanan adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).
Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada metaparadigma
keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan
dan keperawatan. Asumsi Betty Neuman tentang empat konsep utama yang
terkait dengan keperawatan komunitas adalah:
1. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel
yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual
2. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau sistem klien
3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan.
Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.
23
Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang menunjang
keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis,
aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual.
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural
dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel,
normal dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu:
1. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social
2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan
baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain)
3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu
secara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan masyarakat
4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan
5. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada
menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam kesehatan,
seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia tetap berjuang
untuk kesehatan/keselamatan orang lain
7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi mempunyai
harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu dalam
penyembuhan sakit medisnya
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan
social
Model keperawatan komunitas disusun mengacu pada model atau teori
keperawatan dan teori yang terkait dengan kesehatan masyarakat, diantaranya ;
menurut Chang (1982) perawatan komunitas adalah menyeluruh, mampu
berfungsi sebagai tim dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat,
mampu berkomunikasi dan memotivasi masyarakat untuk memecahkan
masalah kesehatan pada masyarakat tersebut.
Sedangkan Ruth B Freeman (1981) mendefinisikan perawatan komunitas
adalah kesatuan yang unik dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat
yang ditujukan kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan
baik sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,
24
kelompok khusus atau masyarakat, pelayanan ini tercakup dalam spektrum
pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
Model teori Neuman didasari oleh teori sistem dimana terdiri dari
individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan terget
pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi
yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk
melakukan tiga tingkatan pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan
tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit
atau diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan
primer ini mencakup kegiatan mengidentifikasikan faktor resiko terjadinya
penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatn promosi kesehatan dan pendidikan
dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada
umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyrakat dan ditemukannya
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini,
intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan
atau keseriusan penyakit.
3. Pencegahan Tersier
Fokus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan
kesehatan setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi
sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses
penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi
yang optimal dari ketidakmampuannya.
25
baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta
aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk
dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta
memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat
meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan
dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya (Chayatin,
2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep
keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009).
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan
komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses
keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah
yang dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung
melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan
kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok
adalah (Mubarak, 2005):
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis,
sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
a. Pengumpulan Data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
26
1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas
yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya
kelompok atau komunitas.
2) Mengkaji subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
a) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
b) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
c) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman
atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat keamanan dan
keselamatan yang tidak terjamin
d) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah
cukup menunjang, sehingga memudahkan masyarakat
mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
e) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau
memantau gangguan yang terjadi
f) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi
dini dan merawat atau memantau gangguan yang terjadi
g) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
yang terkait dengan gangguan penyakit
h) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan
Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya
i) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,
apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat
b. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan
data objektif (Mubarak, 2005):
1) Data Subjektif
27
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan
dan pengukuran
c. Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record.
d. Cara Pengumpulan Data
1) Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
2) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
3) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh
individu
e. Pengelolaan Data
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
f. Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan.
28
g. Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga
dapat dirumuskan masalah kesehatan.
h. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
Abraham H Maslow:
1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang
mungkinterjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Masalah actual adalah
masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah
potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. (American
Nurses Of Association (ANA). Dengan demikian diagnosis keperawatan
adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan
masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan.
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem
(masalah) yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari kondisi
normal, etiologi (penyebabdari masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memberi arah intervensi keperawatan), sign atau symptom (tanda
dan gejala) (Mubarak, 2005).
29
dalam melakukan kebiasaan/perilaku kesehataan (membuang sampah
dan tinja kesungai, merokok, air tidak direbus, penggunaan NAPZA).
3) Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang penyakit
4) Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada lansia di RW II
Binuang Kelurahan Binuang Kampung Dalam Kecamatan Pauh
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan munculnya penyakit
degenerative.
5) Kesiapan Meningkatkan Managemen Kesehatan pada kelompok Ibu
dan Anak Dusun Precet Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau,
Kabupaten Malang berhubungan dengan keinginan untuk mengakses
pelayanan kesehatan hanya saat sakit, keinginan kontrol kesehatan
rutin masih rendah.
6) Risiko Kontaminasi dengan faktor resiko penggunaan kontaminan
lingkungan dirumah (misalnya merokok)
7) Kontaminasi berhubungan dengan Efek paru terhadap Pemajanan
Polusi (asap rokok)
3. Perencanaan keperawatan
Merupakan penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
sesuai diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien.
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan komunitas mencakup
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan
kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).
a. Kriteria perumusan tujuan:
1) Fokus pada masyarakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistik
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyarakat
30
b. Langkah rencana tindakan keperawatan:
1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2) Tetapkan teknik & prosedur yang akan digunakan
3) Melibatkan peran serta masyarakat dalam penyusunan perencanaan
kegiatan : MMD
1) Pertimbangkan fasilitas dan sumber daya masyarakat yang tersedia
2) Tindakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
3) Mengarah pada tujuan
4) Tindakan yang realistik
5) Disusun berurutan
c. Kriteria hasil, digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan bersifat
spesifik. Terdapat 2 macam :
1) kriteria verbal : kriteria hasil untuk sebuah kegiatan KIE
2) kriteia psikomotor : kriteria hasil untuk sebuah tindakan seperti
pembentukan kader, penggiatan posyandu dll
31
2. Perilaku kesehatan cenderung Community Compotence Enfironmental Mangament :
berisiko pada warga di wilayah
Setelah dilakukan tindakan Community
RW 05 Ds Anyer b.d keperawatan selama 7 x 24 1. Identifikasi risiko kesehatan
Kurangnya pemahaman warga masalah pasien teratasi, dengan dilingkungan
RW.05 dalam melakukan kriteria hasil: 2. Partisipasi TIM
kebiasaan/perilaku kesehatan 1. Mampu menyebarluaskan multidisiplin untuk
(membuang sampah dan tinja persoalan dikomunitas mengidentifikasi ancaman
kesungai, merokok, air tidak melalui media dan forum kesehatan dikomunitas
direbus, Penggunaan NAPZA) komunitas 3. Partisipasi di program
2. Mampu memanajemen komunitas
strategi untuk 4. Kolaborasi untuk program
menyeleseikan konflik aksi pengembangan
3. Berpartisipasi aktif dalam komunitas
aktivitas komunitas 5. Promosi : kebijakan
4. Mampu menggmbarkan pemerintah untuk
seluruh segmen komunitas mengurangi masalah
untuk menyelesaikan kesehatan
masalah 6. Mengadakan program
5. Mampu menentukan edukasi untuk kelompok
agenda individu dengan berisiko
kegiatan komunitas
6. Menyetujui aksi untuk
mengimplementasikan
tujuan penyeleseian
masalah di komunitas
3. Ketidakefektifan Manajemen Knowledge: Health Promotion Health Education
Kesehatan berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kebutuhan
dengan Kurang Pengetahuan keperawatan selama 1 x 60 pendidikan kesehatan
tentang Penyakit menit masalah teratasi dengan 2. Berikan pendidikan
kriteria hasil: kesehatan tentang jenis-jenis
1. Warga dapat mengetahui dan penyakit
mengerti tentang penyakit 3. Anjurkan kepada warga
untuk rutin ke pelayanan
kesehatan
4. Ketidak efektifan pemeliharaan Knowledge: Health Promotion Health Education
kesehatan pada lansia di RW II Setelah dilakukan tindakan 1. Penyuluhan tentang
binuang Kelurahan Binuang keperawatan selama 1 x 60 hipertensi dan rematik
Kampung Dalam Kecamatan menit masalah teratasi dengan
Pauh berhubungan dengan kriteria hasil: 2. Pengobatan dan
kurang pengetahuan dan 1. Meningkat nya pengetahuan Pemeriksaan kesehatan
munculnya penyakit masyarakat dan lansia gratis (Tekanan darah,
degenerative tentang penyakit hipertensi Kolesterol, Asam Urat)
dan rematik
3. Mengadakan senam lansia
2. Meningkatnya kemampuan
lansia dalam pemeliharaan 4. Menganjurkan kepada
kesehatan dan kebugaran lansia agar rutin pergi ke oli
32
fisik lansia untuk memeriksa
kesehatan
33
6. Risiko Kontaminasi dengan Risk Detection Health Education
Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan padaindividu,
faktor resiko penggunaan
keperawatan selama 1 x 60 kelompok, atau masyarakat
kontaminan lingkungan menit masalah pasien teratasi menyadari tingginya risiko
dengan kriteria hasil:
dirumah (misalnya merokok) merokok terhadap
1. Mengenali tanda dan gejala
kesehatan
yang mengindikasi risiko
2. Berikan informasi
2. Mendapatkan informasi
mengenai bahaya atau
terkait perubahan gaya
dampak merokok terhadap
hidup untuk kesehatan
kesehatan
34
8. Rujuk klien pada penyedi
perawatan kesehatan
lainnya, yang diperlukan
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,
perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim
kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa
dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005).
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah :
a. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)
(Mubarak, 2005).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2005).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya
rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2005).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
(Mubarak, 2005).
e. Memiliki keyakinan
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
35
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas
terdiri atas:
a) Pencegahan Primer
b) Pencegahan Sekunder
c) Pencegahan Tersier
36
Evaluasi Struktur : evaluasi terkait persiapan (contoh: rencana
penyuluhan telah dilakukan seminggu sebelum acara, undangan telah
disebar)
Evaluasi Proses : pelaksanaan (jumlah peserta yang hadir ... Orang, 15
% dari peserta aktif bertanya, penyuluhan dilaksanakan di tempat.....)
Evaluasi hasil : dari tujuan yang ditetapkan(contoh: warga dapat
memahami ISPA).
37
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Desa Pajukungan terdiri dari 7 RT, yaitu RT. 001, 002, 003, 004, 005, 006 dan 007.
Pengkajian dilakukan pada RT 001 selama 2 hari, pengkajian yang dilakukan
meliputi pengumpulan data didapatkan melalui data. Berdasarkan hasil
pengkajian di RT 001 didapatkan total kepala keluarga seluruhnya sebanyak 116
kepala keluarga yang terdata.
I. Pengkajian
A. Data Inti
1. Riwayat Komunitas
Jumlah Penduduk kecamatan Barabai pada tahun 2016 mencapai
58.408 jiwa. Populasi tersebut lebih banyak dari pada Populasi kecamatan
Barabai pada tahun 2015 yang hanya 57.582 jiwa. Hal tersebut berarti
populasi di kecamatan Barabai mengalami pertumbuhan sebesar 1,43
persen.
Jumlah penduduk laki-laki di kecamatan Barabai pada tahun 2017
lebih besar daripada jumlah penduduk perempuan. Jumlah Penduduk
Laki-laki di kecamatan. Jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan
Barabai Pada Tahun 2016 adalah 29.319 jiwa sedangkan
jumlah penduduk perempuannya mencapai 29.089 jiwa
Desa Pajukungan di Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai
Tengan Provinsi kalimantan Selatan, dengan jumlah penduduk 1.783 jiwa
pada tahun 2014, 1.812 pada tahun 2015 dan 1.835 pada tahun 2016 jiwa,
dengan jumlah laki-laki yaitu 901 dan jumlah perempuan 934. Desa
Pajukungan terdiri dari 7 RT dan yaitu RT 001, RT 002, RT 003, RT 004,
38
RT 005, RT 006 dan RT 007, dimana sebagian besar wilayahnya
merupakan tanah hutan, tanah persawahan, sedangkan tanah perumahan
dan tanaman lainnya hanya sebagian kecil saja.
Wilayah Desa Pajukungan sebagain merupakan dataran tinggi dan
juga dataran rendah dengan luas wilayah 4,00 km 2 dengan presentase
7,33%. Kepala Desa sekarang dijabat oleh Bapak Rusdiansyah sampai
dengan tahun 2021.
2. Batas Wilayah
Desa Pajukungan berada di wilayah Kecamatan Barabai. Data batas
wilayah didapatkan dari wawancara dan data sekunder dari kantor
kepala desa Pajukungan. Adapun batas-batas geografis desa Pajukungan
adalah:
1. Utara : Berbatasan dengan desa Matang Ginalon
2. Selatan : Berbatasan dengan desa Durian Gantang
3. Barat : Berbatasan dengan desa Banua Asam
4. Timur : Berbatasan dengan desa Bukat
3. Data Demografi
Dari data sekunder didapatkan jumlah penduduk di Desa Pajukungan pada tahun
2017 yaitu 1.835 jiwa dan pada RT 001 adalah terdiri dari 116 kepala keluarga.
a. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Diagram 3.1 Distribusi Jumlah Penduduk yang terdata berdasarkan Jenis
Kelamin
39
Berdasarkan diagram 3.1 diatas jumlah Penduduk yang terdata 1.835
jiwa dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 901 orang (49%)
dan perempuan sebanyak 934 orang (51%).
b. Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia
Berdasarkan Tabel 3.1 data Badan Pusat Statistik 2019 Jumlah
Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan
Barabai, 2018:
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Jumlah
0-4 2 716 2 588 5 304
5-9 3 039 2 862 5 901
10-14 3 041 2 768 5 809
15-19 2 674 2 265 4 939
20-24 2 032 1 838 3 870
25-29 1 941 1 945 3 886
30-34 2 093 2 199 4 292
35-39 2 384 2 405 4 789
40-44 2 371 2 434 4 805
45-49 2 315 2 291 4 606
50-54 1 802 1 843 3 645
55-59 1 370 1 421 2 791
60-64 1 053 1 105 2 158
65-69 716 766 1 482
70-74 364 532 896
Jumlah 30.202 29.839 60.041
40
Tabel 3.2 Persentase Penduduk Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai
Tengah Berumur 15 Tahun ke Atas menurut
Karakteristik dan Ijazah Tertinggi yang Dimiliki, 2019
Jenis Kelamin
Kelompok Pengeluaran
4. Vital Statistik
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
tahun 2018 angka kelahiran di wilayah kerja Puskesmas Awang Besar
sebanyak 157 orang dengan 82 orang laki-laki dan 72 orang perempuan
dan 3 orang yang meninggal
a) Kondisi Kesehatan Penduduk
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2019 Hulu Sungai
tengah angka kesakitan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah 14,54%.
41
Kasus Covid-19 di Hulu Sungai Tengah pada tanggal 30
Maret 2020 terdapat 104 orang dalam pemantauan (ODP), 0
positif, 45 orang sudah selesai pemantauan. 0 pasien dalam
pengawasan (PDP) dan 0 yang konfirmasi. Kecamatan
barabai sendiri terdapat 39 orang dalam pemantauan (ODP)
dan 17 selesai ODP, dan desa pajukungan sendiri terdapat 3
orang dalam pemantauan (ODP).
42
yasinan/handil, anak-anak tampak masih bermain di luar, tampak
warga masih berkumpul dan ngobrol di warung.
b) Data Penyakit
Berdasarkan data sekunder yang di dapatkan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada tahun 2018 10 penyakit
terbanyak di Wilayah Puskesmas Awang besar yaitu Hipertensi
sebanyak 143 orang, kemudian Demam Typoid 108 orang, ISPA 82
orang, Gatritis 72 orang, Diare 31 orang, Diabetes Mellitus 26 orang,
TBC 19 orang, Atritis 19 orang, Cefalgia 15 orang, Epilepsy 15 orang.
c) Data Kesehatan Pasangan Usia Subur
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Tengan
tahun 2018 presentase cakupan imunisasi TT pasangan usia subur di
wilayah kerja Puskesmas Awang besar yaitu jumlah WUS sebanyak
4.479 orang, dengan T1 21 orang (0,5%), T2 64 orang (1,4%), T3 59
orang (1,3%), T4 36 orang (0,3%), T5 2 orang (0,0%).
d) Kontrasepsi
Berdasarkan hasil wawancara melalui sosial media dengan bidan desa
mayoritas menggunakan KB suntik dan pil.
e) Data Kesehatan Ibu Hamil
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Hulu Sungai tengah tahun 2018
jumlah Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Awang besar yaitu 195
orang, dan untuk K1 sebanyak 175 orang (89,7%), dan K4 sebanyak
139 orang (71,3%). Jumlah persalianan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan yaitu 154 orang (82,4%), mendapatkan pelayanan ibu nifas
sebanyak 140 orang (74,9%) dan ibu nifas mendapatkan Vitamin A
sebanyak 154 orang (82,4%). Di desa Pajukungan terdapat 1 praktek
bidan.
f) Data Kesehatan Balita
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Hulu Sungai tengah tahun 2018
jumlah balita di wilayah kerja Puskesmas Awang besar yaitu 10.879
orang. Penemuan kasus pneumiona di wilayah kerja Puskesmas
43
Awang Besar sebanyak 60 orang dan penderita yang ditangi hanya 9
orang (28,33%).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Hulu Sungai Tengah tahun
2019 sebanyak 57,60% penduduk umur 0-59 bulan (balita)
mendapatkan imunisasi lengkap.
g) Data Kesehatan Anak Usia Sekolah
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2019 jumlah murid di
SD Desa Pajukungan yaitu sebanyak 36 siswa dan guru sebanyak 8
orang. Berdasarkan hasil wawancara kepada murid di SD Pajukungan,
mereka menyebutkan bahwa kurang memahami tentang cara mencuci
tangan yang baik.
h) Data Kesehatan Remaja
Berdasarkan hasil obsevasi, banyak remaja yang merokok,
menggunakan waktu luang nya untuk berpacaran dan main game
online serta beberapa remaja meminum obat terlarang.
i) Data Kesehatan Dewasa
Berdasarkan hasil obervasi, masih ada sebagian warga yang
melakukan aktivitas di luar rumah secara berkelompok yaitu
berkumpul di warung. Selain itu, ada beberapa orang yang masih
bekerja di luar seperti pekerja di Dinas Kesehatan untuk pergi ke
kantor, tampak pekerja di perusahaan juga masih melakukan aktivitas
diperusahaan.
j) Data Kesehatan Lanjut Usia
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Hulu Sungai tengah tahun 2018
jumlah lansia (60 tahun+) di wilayah kerja Puskesmas Awang besar
yaitu 356 orang dan lansia yang mendapat pelayanan kesehatan
sebanyak 181 orang (50,84%).
k) Data Kesehatan Jiwa
Berdasarkan data sekunder yang di dapatkan dari Kecamatan Barabai
Kabupaten Hulu Sungai Tengah tidak ada data kesehatan jiwa di desa
Pajukungan, hanya pada saat observasi tampak 1 orang dengan
gangguan jiwa di desa Pajukungan.
44
5. Nilai dan Kepercayaan
Mayoritas penduduk warga RT 001-007 di desa Pajukungan yaitu beragama
islam. Berdasarkan data sekunder dan observasi terdapat tempat peribadatan di
komunitas berupa masjid, langgar, dan musholla.
3. Lingkungan Fisik
1. Kondisi Geografis
Hasil oservasi dan data sekunder dari Badan Pusat Statistik
didapatkan bahwa luas wilayah desa Pajukungan 4,00 km2 dengan
iklim di wilayah komunitas tropis, dengan suhu rata-rata harian 300C.
Jenis tanah di desa Pajukungan sebagian besar adalah tanah hitam dan
abu-abu. Terdapat pencemaran air dari pembuangan limbah dan
sampah rumah tangga. Selain itu, juga terdapat pencemaran udara,
kebisingan, kerusakan. Tidak terjadi adanya longsor/erosi, berubahnya
fungsi hutan, dan terjadinya lahan kritis akibat pengolahan hutan.
2. Perumahan
Hasil observasi, sebagian besar rumah di komunitas sudah tertata rapi
dan sebagian lagi masih tidak teratur. Tampak rumah warga masih
banyak yang belum permanen, namun sudah ada beberapa rumah yang
sudah permanen dan semi permanen.
45
Gambar 3.4 Rumah permanen dan Rumah tidak permanen.
46
4. Tumbuhan dan binatang ternak
Berdasarkan observasi tampak banyak terdapat tanaman padi dan
kebun.
47
5. Lahan kosong
Berdasarkan observasi tampak ada beberapa lahan kosong milik
pribadi dengan kondisi mayoritas ditanami oleh tumbuh-tumbuhan.
48
Gambar 3.9 Sampah yang tertumpuk di pinggir jalan.dan tempat sampah
49
Gambar 3.11 Tandon, mesin dan PDAM untuk menyedot air.
4. Pendidikan Komunitas
Hasil observasi di wilayah RT 1-7 terdapat 1 buah SMP 7 dan 2 buah SD
yaitu SMPN 7 Pajukungan dan SDN1 dan SDN 2 Pajukungan serta
terdapat TK AL-Qur’an Al-Huda.
50
Gambar 3.12 SDN di Desa Pajukungan, SMP 7 dan TK AL-Qur’an
51
Gambar 3.13 Pos penjagaan di desa Pajukungan dan kondisi jalan utama
52
Gambar 3.14 Kantor kepala desa, kelompok keagamaan yasinan/ handil laki-laki,
burdah perempuan dan kelompok keagamaan yasinan/ handil perempuan dan
struktur organisasi
7. Pelayanan Kesehatan
Terdapat 1 buah praktek bidan desa di desa Pajukungan yang mana
biasanya ibu yang mau bersalin melahirkan di bidan praktek dan RS
terdekat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2019 penggunaan
jaminan kesehatan 45,75% merupakan hamper setangah pendudukan Hulu
Sungai Tengah menggunakan jaminan kesehatan untuk berobat jalan.
53
Gambar 3.15 Praktek Bidan di desa Pajukungan dan RS terdekat
8. Sistem Komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara, sistem komunikasi yang terdapat dalam
komunitas antara lain adalah radio, serta televisi sebagai media informasi
bagi masyarakat, selain itu banyak warga rata-rata sudah mempunyai
telepon seluler yang sudah tercakup layanan data dari operator
sehingga untuk akses komunikasi dan internet juga semakin mudah
dijangkau. Sistem komunikasi sederhana masyarakat di desa Pajukungan
adalah dengan melakukan pengumuman pada pengeras suara masjid bila
ada informasi penting yang ingin segera disampaikan pada masyaraka.
Selain itu jika ada informasi penting yang mendesak akan langsung
disampaikan ke rumah-rumah warga.
9. Ekonomi
Hasil observasi, perekonomian warga desa didapat dari bertani, tambak
lele, nila, warung makan, toko sembako, pembuatan batu bata dan bengkel.
54
Gambar 3.16 Usaha-usaha yang ada di Desa Pajukungan
10. Rekreasi
Hasil observasi disekitar pemukiman warga pada RT 001-007, tidak
terdapat tempat rekreasi, namun di Hulu Sungai Tengah terdapat beberapa
tempat rekreasi.
55
Gambar 3.17 Tempat rekreasi di Hulu Sungai Tengah
56
II. ANALISIS DATA
Tabel 3.3 Analisis data
57
2. Berdasarkan hasil wawancara: Berdasarkan hasil observasi: Kurang Perilaku kesehatan
1) Hasil wawancara melalui whatsapp kegiatan remaja di 1) Didapatkan jumlah remaja di RT 001 di pemahaman cenderung beresiko
luar jam sekolah adalah main gadget/HP/ game online desa Pajukungan usia >12 – 18 tahun pada kelompok remaja
2) Hasil wawancara melalui whatsapp perilaku remaja 2) Tampak remaja yang bermain kartu pada RT 001 Desa
yang kurang sehat adalah begadang/keluyuran dan malam hari di pos Pajukungan
pacaran
3) Hasil wawancara melalui whatsapp informasi
kesehatan yang dibutuhkan pada saat ini adalah
masalah kesehatan yang umum pada remaja bahaya
rokok
3. Berdasarkan hasil wawancara: Berdasarkan hasil observasi: Kurang pemahaman Perilaku kesehatan
1) Hasil wawancara melalui whatsapp anak-anak masih 1) Anak-anak tampak masih bermain di cenderung beresiko pada
belum mengetahui bagaimana cuci tangan yang baik luar kelompok anak sekolah
dan benar RT 001 Desa Pajukungan
2) Hasil wawancara melalui whatsapp orang tua belum
mengetahui bagaimana pencegahan Covid-19
4. Berdasarkan hasil wawancara: Berdasarkan hasil observasi: Kurang pemahaman Perilaku kesehatan
1) Hasil wawancara melalui whatsapp orang tua belum 1) Pekerja yang masih bekerja diluar cenderung beresiko pada
mengetahui lebih detail apa itu Covid-19 2) Pekerja perusahaan di desa kelompok dewasa RT 001
2) Hasil wawancara melalui whatsapp orang tua belum Pajukungan masih bekerja Desa Pajukungan
mengetahui bagaimana pencegahan Covid-19 3) Tampak warga masih berkumpul dan
3) Hasil wawancara melalui whatsapp masih ngobrol di warung.
dilaksanakan kegiatan keagamaan yasinan/handil
58
III. SKORING PRIORITAS MASALAH
Tabel 3.4 Skoring Prioritas Masalah
Masalah Keperawatan Kesesuaian Prevalensi Tingkat Potensi Minat Waktu Ketersedia Total
Dengan Resiko Keparahan Pengurangan Masyarakat Yang n Sumber
CHN Resiko Risiko Diharapkan Daya
Program
Memberika
Kontaminasi wilayah RT 001- n Efek
007 desa Pajukungan 2 2 2 2 2 2 2 14
berhubungan dengan
kontaminasi zat kimia dalam air,
dan praktik higiene rumah tangga
tidak adekuat.
Perilaku kesehatan cenderung 2 2 2 2 2 1 1 12
beresiko pada kelompok anak
sekolah RT 001 Desa
Pajukungan berhubungan dengan
kurang pemahaman
Perilaku kesehatan cenderung 2 2 2 2 2 1 1 12
beresiko pada kelompok dewasa
RT 001 Desa Pajukungan
berhubungan dengan kurang
pemahaman
59
Perilaku kesehatan cenderung 2 2 1 1 1 1 2 10
beresiko pada kelompok remaja
berhubungan dengan kurang
pemahaman pada kelompok
remaja RT 001 Desa Pajukungan
tentang Kesehatan Remaja
Pembobotan:
0: Tidak Ada Kepentingan Komunitas Prioritas
1: Prioritas Sedang
2: Prioritas Tinggi
60
IV. DIAGNOSIS PRIORITAS
1. Kontaminasi wilayah RT 001-007 desa Pajukungan berhubungan dengan kontaminasi zat kimia dalam air, dan praktik higiene
rumah tangga tidak adekuat.
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada kelompok anak sekolah RT 001 Desa Pajukungan berhubungan dengan kurang
pemahaman
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada kelompok dewasa RT 001 Desa Pajukungan berhubungan dengan kurang
pemahaman
4. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada kelompok remaja berhubungan dengan kurang pemahaman warga RT 001-007
Desa Pajukungan tentang Kesehatan Remaja.
61
V. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
62
higiene rumah tangga yang adekuat (Jumantik).
Skala 1 : Buruk
Skala 2 : Cukup Baik
Skala 3 : Baik
Skala 4 : Sangat Baik
Skala 5 : Sempurna
63
pertanyaan masalah Demam/batuk/pilek, cuci tangan
kemudian meminta penjelasan (misalnya tindakan
apa yang diberikan pada saat anak sekolah
dengan batuk dan pilek? Mengapa penting bagi anak
sekolah untuk melakukan hal ini?)
3. Perilaku kesehatan cenderung NOC: Kompetensi Komunitas NIC: Manajemen lingkungan : Komunitas
beresiko pada kelompok Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali 1) Identifikasi risiko kesehatan dilingkungan
dewasa RT 001 Desa pertemuan masalah sumber daya (pengetahuan) 2) Partisipasi TIM multidisiplin untuk
Pajukungan berhubungan dewasa teratasi dengan kriteria hasil: mengidentifikasi ancaman kesehatan dikomunitas
dengan kurang pemahaman 7. Mampu menyebarluaskan persoalan dikomunitas 3) Partisipasi di program komunitas
melalui media dan forum komunitas 4) Kolaborasi untuk program aksi pengembangan
8. Mampu memanajemen strategi untuk komunitas
menyeleseikan konflik 5) Promosi : kebijakan pemerintah untuk mengurangi
9. Berpartisipasi aktif dalam aktivitas komunitas masalah kesehatan
10. Mampu menggmbarkan seluruh segmen komunitas 6) Mengadakan program edukasi untuk kelompok
untuk menyelesaikan masalah berisiko
11. Mampu menentukan agenda individu dengan
kegiatan komunitas
12. Menyetujui aksi untuk mengimplementasikan
tujuan penyeleseian masalah di komunitas
4. Perilaku kesehatan cenderung NOC: Pengetahuan: Promosi Kesehatan NIC: Pendidikan Kesehatan
beresiko pada kelompok Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 1) Berikan pendidikan kesehatan tentang
remaja berhubungan dengan kali pertemuan sumber daya (pengetahuan) remaja penyakit yang umum terjadi pada remaja seperti,
kurang pemahaman pada teratasi dengan kriteria hasil: Kesehatan Reproduksi pada remaja, dan bahaya
kelompok remaja RT 001 Desa 1) Remaja RT 001 desa Pajukungan menunjukkan penggunaan NAPZA dan tembakau, serta tentang
Pajukungan tentang Kesehatan perilaku yang meningkatkan kesehatan dampak begadang/kelyuran.
Remaja Skala 1 : tidak mengetahui 2) Sediakan materi informasi kesehatan penyakit
64
Skala 2 : sedikit mengetahui yang umum pada remaja seperti Kesehatan
Skala 3 : cukup mengetahui Reproduksi pada Remaja, bahaya penggunaan
Skala 4 : banyak mengetahui NAPZA dan tembakau, serta tentang dampak
Skala 5 : mengetahui sepenuhnya begadang/kelyuran, dengan cara yang mudah
dipahami oleh remaja disampaikan dengan
Target: Skala 4 Banyak Mengetahui menggunakan media power point/LCD.
3) Gunakan strategi pemahaman remaja (mulai
2) Remaja RT 001 desa Pajukungan mengetahui efek dengan informasi yang paling penting dahulu,
kesehatan yang merugikan dari penggunaan fokus pada pesan- pesan inti dan ulangi,
tembakau dan NAPZA, begadang/keluyuran, serta hubungkan dengan pengalaman individu) dengan
tentang kesehatan reproduksi remaja mengevaluasi sejauh mana pemahaman remaja
Skala 1 : tidak mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja, bahaya
Skala 2 : sedikit mengetahui penggunaan NAPZA dan tembakau, serta tentang
Skala 3 : cukup mengetahui dampak begadang/kelyuran.
Skala 4 : banyak mengetahui 4) Motivasi remaja untuk mengajukan pertanyaan
Skala 5 : mengetahui sepenuhnya masalah kesehatan reproduksi remaja, bahaya
penggunaan NAPZA dan tembakau, serta tentang
Target: Skala 4 Banyak Mengetahui dampak begadang/kelyuran, serta meminta
penjelasan (misalnya tindakan apa yang
diberikan pada saat sakit pada reproduksi,
bagaimana cara mengindari dari bahaya napza?
Mengapa penting bagi remaja untuk mengetahui
kesehatan reproduksi, bahaya perilaku merokok
dan penggunaan napza? Apa saja dampak dari
begadang/keluyuran?)
65
VI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DESA PAJUKUNGAN RT.001
Tabel 3.6 Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas
No. Diagnosis Tanggal dan Implementasi Evaluasi Paraf
Tempat
1. Perilaku kesehatan Selasa, 7 April 1. Menetapkan dan membuat materi S: Jannatu Rahmah
cenderung beresiko pada 2020 (secara penyuluhan tentang peyakit Covid-19 1. Organisasi Kesehatan Dunia S.Kep
anak sekolah berhubungan online melalui (WHO) menyatakan saat ini
dengan kurang pemahaman whatsapp group 2. Mengkoordinasikan rencana kegiatan COVID-19 menjadi pandemi.
pada anak sekolah, kurang dan instagram) penyuluhan dengan pembimbing akademik 2. Pemerintah menyatakan untuk ……………….
dukungan keluarga pada dan anggota group seluruh warga di Indonesia
anak sekolah RT 001 tentang 3. Berkoordinasi dengan anggota group terkait melakukan physical distancing.
Covid-19 Rabu, 8 April penyuluhan kesehatan. 3. Saat ini, Kalimantan Selatan
2020 (secara khususnya Kota Banjarmasin
online melalui 4. Menyediakan materi informasi kesehatan merupakan wilayah terjangkit
whatsapp group tentang penyakit Covid-19, protocol isolasi (transmisi lokal) COVID-19.
dan instagram) mandiri di rumah, Ayo hindari Covid-19, Ayo 4. Sebagian besar siswa (i) di desa
hindari Covid-19 dengan cuci tangan yang Pajukungan mengatakan tidak
baik dan benar, Ayo hindari Covid-19 dengan mengetahui tentang COVID-19
Kamis, 9 April melakukan etika batuk dan bersin dengan cara dan cuci tangan yang baik dan
2020 (secara yang mudah dipahami oleh anak sekolah benar.
online melalui disampaikan dengan menggunakan metode
whatsapp group penyebaran melalui sosial media whatsapp O:
dan instagram) group dan instagram dengan video. 1. Berdasarkan penyebaran video
melalui whatsapp group
masyarakat desa antusias
Jum’at, 10 April dengan informasi yang
2020 (secara diberikan
online melalui 2. Penyebaran melalui whatsapp
whatsapp group group pada tanggal 7 april 2020
66
dan instagram) terdapat 4 pertanyaan yang
diajukan
3. Penyebaran melalui whatsapp
group pada tanggal 8 april 2020
terdapat 2 pertanyaan yang
diajukan
4. Penyebaran melalui whatsapp
group pada tanggal 9 april 2020
terdapat 1 pertanyaan yang
diajukan
5. Penyebaran melalui whatsapp
group pada tanggal 10 april
2020 tidak terdapat yang
diajukan
6. Penyebaran melalui instagram
pada tanggal 7 april 2020
terdapat 147 tayangan dan 59
likes, serta 2 pertanyaan
7. Penyebaran melalui instagram
pada tanggal 8 april 2020
terdapat 202 tayangan dan 56
likes, serta 1 pertanyaan
8. Penyebaran melalui instagram
pada tanggal 9 april 2020
terdapat 173 tayangan dan 60
likes dan tidak ada pertanyaan
9. Penyebaran melalui instagram
pada tanggal 10 april 2020
terdapat 169 tayangan dan 59
likes dan tidak ada pertanyaan
10. Di Indonesia, angka kejadian
67
COVID-19 semakin meningkat
setiap hari, yaitu dari tanggal 7
April 2020 sebanyak 2.738
orang yang positif, 2.313 dalam
perawatan, 204 orang sembuh,
dan 221 orang meninggal
menjadi 3.512 orang yang
positif, 2.924 dalam perawatan,
282 orang sembuh, dan 306
orang meninggal pada tanggal
10 April 2020.
11. Angka kejadian COVID-19 di
Kalimantan Selatan pada
tanggal 7 April 2020 sebanyak
1.167 orang dalam pemantauan
(ODP), 12 pasien dalam
pengawasan (PDP), dan 22
orang yang terkonfirmasi
dengan 19 dalam perawatan, 0
sembuh dan 3 orang PDP yang
meninggal
12. Angka kejadian COVID-19 di
Kalimantan Selatan pada
tanggal 8 April 2020 sebanyak
1.132 orang dalam pemantauan
(ODP), 14 pasien dalam
pengawasan (PDP), dan 20
orang yang terkonfirmasi
dengan 17 dalam perawatan, 2
sembuh dan 3 orang PDP yang
meninggal
68
13. Angka kejadian COVID-19 di
Kalimantan Selatan pada
tanggal 9 April 2020 sebanyak
1.176 orang dalam pemantauan
(ODP), 12 pasien dalam
pengawasan (PDP), dan 25
orang yang terkonfirmasi
dengan 19 dalam perawatan, 2
sembuh dan 4 orang PDP yang
meninggal
14. Angka kejadian COVID-19 di
Kalimantan Selatan pada
tanggal 10 April 2020 sebanyak
1.179 orang dalam pemantauan
(ODP), 10 pasien dalam
pengawasan (PDP), dan 29
orang yang terkonfirmasi
dengan 23 dalam perawatan, 2
sembuh dan 4 orang PDP yang
meninggal
15. Di Hulu Sungai Tengah pada
tanggal 7 April 2020 sebanyak
65 ODP, tidak ada PDP, dan
tidak ada positif COVID-19.
16. Di Hulu Sungai Tengah pada
tanggal 8 April 2020 sebanyak
65 ODP, tidak ada PDP, dan
tidak ada positif COVID-19.
17. Di Hulu Sungai Tengah pada
tanggal 9 dan 10 April 2020
sebanyak 47 ODP, tidak ada
69
PDP, dan tidak ada positif
COVID-19.
P: Lanjutkan Intervensi
- Berikan selalu informasi yang
aktual dan dapat mengajak
orang-orang untuk peduli
terhadap kesehatan terutama
untuk saat ini yaitu COVID-19
dan pentingnya melaksanakan
physical distancing.
2. Perilaku kesehatan Selasa, 7 April 1. Menetapkan dan membuat materi penyuluhan S: Jannatu Rahmah
cenderung beresiko pada 2020 (secara tentang peyakit Covid-19 1. Organisasi Kesehatan Dunia S.Kep
kelompok dewasa online melalui (WHO) menyatakan saat ini
berhubungan dengan kurang whatsapp group 2. Mengkoordinasikan rencana kegiatan COVID-19 menjadi pandemi.
pemahaman warga RT 001 dan instagram) penyuluhan dengan pembimbing akademik 2. Pemerintah menyatakan untuk ……………….
Desa Pajukungan tentang dan anggota group seluruh warga di Indonesia
Covid-19 3. Berkoordinasi dengan anggota group terkait melakukan physical distancing.
Rabu, 8 April penyuluhan kesehatan. 3. Saat ini, Kalimantan Selatan
2020 (secara khususnya Kota Banjarmasin
online melalui 4. Menyediakan materi informasi kesehatan merupakan wilayah terjangkit
whatsapp group tentang penyakit Covid-19, protocol isolasi (transmisi lokal) COVID-19.
dan instagram) mandiri di rumah, Ayo hindari Covid-19, Ayo 4. Sebagian besar masyarakat di
hindari Covid-19 dengan cuci tangan yang baik desa Pajukungan mengatakan
dan benar, Ayo hindari Covid-19 dengan tidak mengetahui tentang
Kamis, 9 April melakukan etika batuk dan bersin dengan cara COVID-19
2020 (secara yang mudah dipahami oleh anak sekolah 5. Salah satu masyarakat desa
online melalui disampaikan dengan menggunakan metode Pajukungan mengatakan masih
70
whatsapp group penyebaran melalui sosial media whatsapp melakukan kegiatan seperti
dan instagram) group dan instagram dengan video. biasa seperti bekerja
O:
Jum’at, 10 April 1. Berdasarkan penyebaran video
2020 (secara melalui whatsapp group
online melalui masyarakat desa antusias
whatsapp group dengan informasi yang
dan instagram) diberikan
2. Penyebaran melalui whatsapp
group pada tanggal 7 april 2020
terdapat 4 pertanyaan yang
diajukan
3. Penyebaran melalui whatsapp
group pada tanggal 8 april 2020
terdapat 2 pertanyaan yang
diajukan
4. Penyebaran melalui whatsapp
group pada tanggal 9 april 2020
terdapat 1 pertanyaan yang
diajukan
5. Penyebaran melalui whatsapp
group pada tanggal 10 april
2020 tidak terdapat yang
diajukan
6. Penyebaran melalui instagram
pada tanggal 7 april 2020
terdapat 147 tayangan dan 59
likes, serta 2 pertanyaan
7. Penyebaran melalui instagram
pada tanggal 8 april 2020
71
terdapat 202 tayangan dan 56
likes, serta 1 pertanyaan
8. Penyebaran melalui instagram
pada tanggal 9 april 2020
terdapat 173 tayangan dan 60
likes dan tidak ada pertanyaan
9. Penyebaran melalui instagram
pada tanggal 10 april 2020
terdapat 169 tayangan dan 59
likes dan tidak ada pertanyaan
10. Di Indonesia, angka kejadian
COVID-19 semakin meningkat
setiap hari, yaitu dari tanggal 7
April 2020 sebanyak 2.738
orang yang positif, 2.313 dalam
perawatan, 204 orang sembuh,
dan 221 orang meninggal
menjadi 3.512 orang yang
positif, 2.924 dalam perawatan,
282 orang sembuh, dan 306
orang meninggal pada tanggal
10 April 2020.
11. Angka kejadian COVID-19 di
Kalimantan Selatan pada
tanggal 7 April 2020 sebanyak
1.167 orang dalam pemantauan
(ODP), 12 pasien dalam
pengawasan (PDP), dan 22
orang yang terkonfirmasi
dengan 19 dalam perawatan, 0
sembuh dan 3 orang PDP yang
72
meninggal
12. Angka kejadian COVID-19 di
Kalimantan Selatan pada
tanggal 8 April 2020 sebanyak
1.132 orang dalam pemantauan
(ODP), 14 pasien dalam
pengawasan (PDP), dan 20
orang yang terkonfirmasi
dengan 17 dalam perawatan, 2
sembuh dan 3 orang PDP yang
meninggal
13. Angka kejadian COVID-19 di
Kalimantan Selatan pada
tanggal 9 April 2020 sebanyak
1.176 orang dalam pemantauan
(ODP), 12 pasien dalam
pengawasan (PDP), dan 25
orang yang terkonfirmasi
dengan 19 dalam perawatan, 2
sembuh dan 4 orang PDP yang
meninggal
14. Angka kejadian COVID-19 di
Kalimantan Selatan pada
tanggal 10 April 2020 sebanyak
1.179 orang dalam pemantauan
(ODP), 10 pasien dalam
pengawasan (PDP), dan 29
orang yang terkonfirmasi
dengan 23 dalam perawatan, 2
sembuh dan 4 orang PDP yang
meninggal
73
15. Di Hulu Sungai Tengah pada
tanggal 7 April 2020 sebanyak
65 ODP, tidak ada PDP, dan
tidak ada positif COVID-19.
16. Di Hulu Sungai Tengah pada
tanggal 8 April 2020 sebanyak
65 ODP, tidak ada PDP, dan
tidak ada positif COVID-19.
17. Di Hulu Sungai Tengah pada
tanggal 9 dan 10 April 2020
sebanyak 47 ODP, tidak ada
PDP, dan tidak ada positif
COVID-19.
18. Masyarakat desa Pajukungan
tampak belum menerapkan
physical distancing dengan
terlihat masih beraktivitas dan
bekerja
P: Lanjutkan Intervensi
- Berikan selalu informasi yang
aktual dan dapat mengajak
orang-orang untuk peduli
terhadap kesehatan terutama
untuk saat ini yaitu COVID-19
dan pentingnya melaksanakan
physical distancing.
74
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elizabeth T, dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan
Praktik, Edisi 3, Jakarta : EGC.
Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
75
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Oleh :
Jannatu Rahmah
1930913320019
76
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Jannatu Rahmah
1930913320019
Pembimbing Akademik
77
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19) PADA MASYARAKAT
WILAYAH RT.001 DESA PAJUKUNGAN KECAMATAN BARABAI
B. Sub Topik :
1. Cara menghindari virus corona
2. Definisi Isolasi mandiri
3. Protocol Isolasi mandiri
4. Bagaimana cara isolasi mandiri
5. Gejala Covid-19
6. Pencegahan Covid-19 dengan Cuci Tangan yang Baik dan Benar
7. Pencegahan Covid-19 dengan melakukan etika batuk dan bersin
C. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum:
Setelah diberikan penyuluhan masyarakat diharapkan dapat mengerti tentang
pencegahan covid-19 dengan isolasi mandiri dan pencegahan covid-19
Tujuan Instruksional khusus:
a. Menjelaskan pencegahan covid-19
b. Menjelaskan definisi isolasi mandiri
c. Menjelaskan protokol isolasi mandiri
d. Menjelaskan bagaimana cara isolasi mandiri
e. Menjelaskan gejala covid-19
f. Menjelaskan Pencegahan Covid-19 dengan Cuci Tangan yang Baik dan
Benar
g. Menjelaskan Pencegahan Covid-19 dengan melakukan etika batuk dan
bersin
D. Perencanaan Penyuluhan
1. Waktu
a. Hari : Selassa, rabu, kamis dan jum’at
78
b. Tanggal : 7 April - 10 April 202
E. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Waktu Kegiatan Peserta Media
Kegiatan Penyuluhan
Pendahuluan 3 menit 1. Memperkenalkan 1. Membaca isi chat Whatsapp
diri yang diberikan Chat
2. Memberikan 2. Membaca isi chat
penjelasan mengenai yang diberikan
topik penyuluhan 3. Menjawab
kepada masyarakat petanyaan yang
desa diajukan penyaji
3. Menanyakan kepada
masyarakat apakah
ada yang
mengetahui tentang
covid-19 dan isolasi
diri.
Penyajian 20 menit 1. Menjelaskan 1. Melihat, Video
pencegahan covid- mendengarkan dan
19 memahami isi video
2. Menjelaskan yang disampaikan
definisi isolasi 2. Melihat,
mandiri mendengarkan dan
3. Menjelaskan memahami isi video
protokol isolasi yang disampaikan
mandiri 3. Melihat,
4. Menjelaskan mendengarkan dan
bagaimana cara memahami isi video
isolasi mandiri yang disampaikan
5. Menjelaskan gejala 4. Melihat,
covid-19 mendengarkan dan
6. Menjelaskan memahami isi video
pencegahan covid- yang disampaikan
19 cuci tangan 5. Melihat,
79
yang baik dan mendengarkan dan
benar memahami isi video
7. Menjelaskan yang disampaikan
pencegahan covid- 6. Melihat,
19 dengan mendengarkan dan
melakukan etika memahami isi video
batuk dan bersin yang disampaikan
7. Melihat,
mendengarkan dan
memahami isi video
yang disampaikan
F. Materi Penyuluhan
Terlampir
G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Masyarakat antusias mengikuti penyuluhan, Jumlah masyarakat yang
mengikuti kegiatan penyulahan 100% dalam whatsapp group. Penyuluh
80
menyiapkan media yang digunakan dalam penyuluhan serta membuat
kontrak sesuai waktu.
2. Evaluasi proses
Kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai, masyarakat antusias terhadap materi yang disampaikan
masyarakat mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar dan penyaji menyampaikan materi dengan jelas dengan media video
sehingga peserta lebih mudah dalam memahami isi dari pendidikan
kesehatan yang diberikan
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan penyuluhan masyarakat dapat:
Memotivasi masyarakat untuk ikut serta dalam upaya pencegahan COVID-
19 dengan menerapkan isolasi mandiri atau sosial distancing.
81
Lampiran I
Materi Penyuluhan
A. Konsep COVID-19
1. Pengertian
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit
infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom
Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar
biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan
menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).
2. Gejala
Masa inkubasi COVID-19 diperkirakan antara 1-14 hari, dan perkiraan ini
dapat berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan kasus.Gejala umum
yang akan dialami oleh seseorang yang telah terinfeksi oleh coronavirus
yaitu berupa demam ≥380C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang
yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan
perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan
penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan
pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.
Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 juga dapat menyebabkan
gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam.
3. Penularan
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat
menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat
batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di
sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah
terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata,
82
hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi
COVID-19. Seseorang juga dapat terinfeksi COVID-19 ketika tanpa
sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita
penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang
yang sakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan
untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya.
4. Pencegahan
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus ini
adalah:
a) Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan
sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat.
b) Mencuci tangan dengan benar secara teratur menggunakan air dan
sabun atau hand-rub berbasis alkohol. Mencuci tangan sampai bersih
selain dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan kita,
tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan
murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan.
Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
c) Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau
lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).
d) Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.
e) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan
menyentuh banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita
menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang terkontaminasi,
maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.
f) Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung
ketika Anda sakit atau saat berada di tempat umum.
g) Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan
benar, lalu cucilah tangan Anda.
h) Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.
i) Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat,
terutama jika Anda merasa demam, batuk, dan sulit bernapas. Segera
hubungi petugas kesehatan terdekat, dan mintalah bantuan mereka.
83
Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya Anda pernah
melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit, atau pernah kontak
erat dengan orang yang memiliki gejala yang sama. Ikuti arahan dari
petugas kesehatan setempat.
j) Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi
dan akurat. Ikuti arahan dan informasi dari petugas kesehatan dan Dinas
Kesehatan setempat. Informasi dari sumber yang tepat dapat membantu
Anda melindungi dari Anda dari penularan dan penyebaran penyakit
ini.
84
C. Etika Batuk dan Bersin
85
D. Konsep Social Distancing
1. Pengertian
Social distancing adalah praktik kesehatan yang bertujuan
mencegah orang sakit melakukan kontak dalam jarak dengan orang
sehat untuk mengurangi peluang penularan. Social distancing dianggap
bisa mengurangi risiko penyebaran COVID-19 karena virus menular
dari manusia ke manusia melalui droplet (partikel air liur) ketika
penderita bersin atau batuk.
Social distancing adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh
pemerintah untuk melindungi warga negara dari penyebaran wabah
COVID-19 yang saat ini merupakan pandemi di Indonesia. Selain
meliburkan kegiatan belajar mengajar dan membuat aturan work from
home (WHF), pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan juga
mengeluarkan surat edaran Nomor HK.02.02/MENKES/202/2020
tentang Protokol Isolasi Diri Sendiri Dalam Penanganan Corona Virus
Disease (COVID-19), yaitu cara melindungi diri dan orang lain dari
penyebaran wabah COVID-19 dengan cara berdiam di rumah.
2. Bentuk
Social distancing dapat dilakukan oleh setiap individu maupun
dikoordinir langsung oleh pemerintah setempat. Bentuk social
distancing oleh individu adalah tidak mendatangi tempat keramaian
seperti pusat perbelanjaan, food court, event besar yang dihadiri banyak
orang, ruang publik, tempat pariwisata, dan lainnya.
Social distancing dapat dipraktekkan dengan menjaga jarak
minimal dua meter dengan orang lain. Dengan jarak tersebut, maka
dianjurkan tidak melakukan jabat tangan atau berpelukan saat bertemu
satu sama lain. Sementara, social distancing yang diatur langsung oleh
pemerintah seperti penangguhan event besar dan menutup ruang publik.
3. Efektifitas
Praktik social distancing ini berhasil berdasarkan studi pada
pandemi influenza Spanyol 1918. Kota-kota di Spanyol yang
mempraktekkan social distancing seperti melarang pertemuan di tempat
86
publik hingga menutup sekolah, berhasil menekan tingkat kematian
secara signifikan.
Untuk kasus virus corona sendiri, belum terdapat penelitian
ilmiah yang mempelajari pengaruh social distancing. Namun, jika
merujuk pada pengalaman pandemi influenza di Spanyol tersebut,
terdapat potensi besar bahwa praktik social distancing dapat menekan
penularan virus corona karena Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
telah mengkategorikan virus corona sebagai pandemi. WHO
mendefinisikan pandemi sebagai penyebaran penyakit baru ke seluruh
dunia.
87
DAFTAR PUSTAKA
88
LAPORAN EVALUASI KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Oleh :
Jannatu Rahmah
1930913320019
89
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Jannatu Rahmah
1930913320019
Pembimbing Akademik
90
LAPORAN EVALUASI KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19)
PADA MASYARAKAT WILAYAH RT.001 MELALUI SOSIAL MEDIA
(WHATSAPP GROUP DAN INSTAGRAM)
DESA PAJUKUNGAN KECAMATAN BARABAI
91
3) Ayo Hindari Coronavirus Disease (COVID-19) dengan Cuci Tangan yang
Baik dan Benar
1. Waktu
a. Hari Kamis:
b. Tanggal 9 April: 2020
c. Jam 17.00 –: selesai WITA
2. Tempat Whatsapp
: Group dan Instagram
3. Sasaran Masyarakat
: wilayah RT 001 Desa Pajukungan
4. Metode Penyebaran
: melalui sosial media Whatsapp dan
Instagram
5. Media Video :
C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Bahan : Media yang digunakan Video
2. Evaluasi Proses
a. Hal – hal yang perlu diwaspadai:
Saat pemberian materi dapat mengurangi antusias sasaran terhadap
materi yang diberikan. Selain itu persiapan alat penyuluhan juga harus
dilakukan untuk mengurangi kesalahpahaman informasi yang diterima.
92
b. Antisipasi untuk meminimalkan hambatan
1. Kesiapan media pendukung di cek sebelum dilaksanakan
pendidikan kesehatan agar dapat membuat sasaran antusias dan
menghindari kesalahpahaman tentang informasi yang disampaikan
c. Proses pelaksanaan pendidikan kesehatan
1. Peserta terlihat antusias mengikuti penyuluhan tentang
Coronavirus Disease (COVID-19)
93
2. Peserta memberikan pertanyaan kepada penyuluh yaitu :
- Protokol Isolasi Mandiri Di Rumah (Selasa, 7 April 2020)
94
Penyebaran media video melalui instagram
95
- Ayo Hindari Coronavirus Disease (COVID-19) (Rabu, 8 April
2020)
96
Penyebaran media video melalui instagram
97
Penyebaran media video melalui whatsapp group masyarakat Desa
Pajukungan RT.001 dan keluarga serta instagram
98
- Ayo Hindari Coronavirus Disease (COVID-19) dengan Etika Batuk dan
Bersin (Jum’at, 10 April 2020)
3. Evaluasi Hasil
a. Sasaran antusias mengikuti jalannya pemberian materi dan
berpartisipasi aktif pada diskusi terkait materi yang diberikan
99
LAPORAN AKHIR
STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS
Oleh:
Nur Wulan Maulida, S.Kep
NIM. 1930913320001
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR
STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan pada
hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa
Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar upaya kerjasama program dan lintas sektor.
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengamati keadaan di masyarakat termasuk warga,
kelompok anak sekolah dasar dan kelompok pekerja selama masa isolasi
serta mampu berpartisipasi dalam menanggulangi masalah COVID-19
bersama masyarakat dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengamati kondisi warga, kelompok anak sekolah dasar dan
kelompok pekerja selama pemerintah mengupayakan lock down dan
social distancing
4
C. Manfaat
1. Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat saat pendidikan kepada
masyarakat tentang kesehatan
b. Dapat berperan serta dalam upaya penanganan COVID-19 di
masyarakat
2. Masyarakat
a. Masyarakat memahami tentang COVID-19 dan cara pencegahan
penyebarannya
b. Masyarakat mampu ikut serta dalam upaya pencegahan penyebaran
COVID-19
3. Institusi Pendidikan
a. Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan Program
Studi Ilmu Keperawatan khususnya di bidang Keperawatan
Komunitas
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktik Keperawatan Komunitas selanjutnya
4. Profesi
a. Upaya menyiapkan tenaga perawat profesional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya
c. Salah satu eksistensi dan pengembangan Profesi keperawatan Komunitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
Sakit menurut Zaidin Ali, 1998 “Sakit adalah suatu keadaan yang
mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani),
psikologis (mental), sosial, dan spiritual yang mengakibatkan
gangguan fungsi tubuh produktifitas dan kemandirian individu baik
secara keseluruhan atau sebagian”. Kesakitan adalah perasaan tidak
nyaman pada seseorang akibat penyakit sehingga mendorongnya
untuk mencari bantuan. (Kozier, 2000).
d. Lingkungan
Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada
lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial,
budaya dan spiritual. Menurut Leavell (1965), ada tiga faktor yang
saling mempengaruhi kesehatan dalam lingkungan yaitu agen
(penyebab), hospes (manusia) dan lingkungan. Agen adalah suatu
faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit, seperti faktor biologi,
kimiawi, fisik, mekanik atau psikologis misalnya virus, bakteri, jamur
atau cacing., senyawa kimia bahkan stress. Hospes adalah makhluk
9
hidup yaitu manusia atau hewan yang dapat terinfeksi oleh agen,
sedangkan lingkungan adalah faktor eksternal yang mempengaruhi
kesehatan seperti lingkungan yang kumuh, lingkungan kerja yang
tidak nyaman, tingkat sosial ekonomi yang rendah, fasilitas pelayanan
kesehatan.
d. Sasaran masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai
risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan
pada
1) Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang
mempunyai :
a) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah
lain
b) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi
dibandingkan daerah lain
c) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain.
2) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare,
demam berdarah, dll).
3) Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau
akibat lainnya.
4) Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain
daerah terpencil, daerah perbatasan.
5) Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit
seperti daerah transmigrasi.
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-
anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita
penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu
bersalin dan nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita
stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh
perawat
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu,
keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh
masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta,
AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita
Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu,
upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima
21
d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk
interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya
dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri
untuk membentuk pengetahuan baru. Perawat komunitas perlu
memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar
muncul partisipasi aktif masyarakat (Elisabeth, 2007).
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Tujuan
dari pengkajian keperawatan komunitas ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor (baik positif atau negatif) yang
mempengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan
strategi promosi kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5
kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data,
perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas
masalah (Mubarak, 2005).
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
1) Data subyektif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah
yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas,
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data obyektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran.
24
Sumber data dapat diperoleh dari data primer dan data sekunder.
1) Data primer, adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal
ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu,
keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan
atau pengkajian.
2) Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang
dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan
pasien atau medical record.
a. Pengumpulan data
1) Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Tanyakan siapa yang mengetahui sejarah daerah tersebut.
Tanyakan kepada toma tentang bagaimana riwayat
berdirinya daerah tersebut, sudah berapa lama.
Tanyakan tentang wilayah-wilayah yang diyakini oleh
penduduk setempat memiliki nilai mistik.
Observasi kondisi bangunan yg ada di daerah tersebut.
b) Values (nilai-nilai yang dianut masyarakat), beliefs (keyakinan),
agama
Tanyakan tentang nilai-nilai dan keyakinan yg dianut
masyarakat terkait pola kebiasaan.
Tanyakan tentang norma yg berlaku di masyarakat.
Identifikasi tentang pola budaya yg banyak diyakini
masyarakat terkait dgn kesehatan.
Apakah terdapat mesjid, gereja, dll (sarana ibadah) ?
Apakah keyakinan agamanya homogen ?
c) Data demografi
Komposisi penduduk; umur dan jenis kelamin
Tipe keluarga dan Status perkawinan
Ras/suku dan bahasa
Pekerjaan dan tingkat pendapatan
d) Vital statistic
Kelahiran
26
g) Pendidikan
Tingkat atau status pendidikan komunitas
30
2. Analisis data
Fase-fase yang dapat digunakan dalam membantu proses analisis adalah:
1) Kategorisasi
Untuk menganalisis data pengkajian komunitas, sangat membantu jika
pertama-tama mengkategorikan data. Data dapat dikategorikan dalam
berbagai cara. Kategori data pengkajian komunitas meliputi:
a) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, dan
kelompok etnik dan ras).
b) Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan ukuran lahan
tempat tinggal, ruang public, dan jalan).
c) Karakteristik social-ekonomi (kategori pekerjaan, penghasilan,
pendidikan yang dicapai, dan pola penyewaan atau kepemilikan
rumah).
d) Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, pusat
pelayanan kesehtan mental, dan sebagainya).
31
2) Ringkasan
Berupa diagram dan grafik.
3) Pembandingan
Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa data adalah
mengidentifikasi kesenjangan, kejanggalan, dan kehilangan data.
Kesenjangan data tidak dapat dihindarkan seperti kesalahan dalam
pencatatan, tugas penting adalah menganalisa secara kritis data dan
menyadari potensi terjadinya kesenjangan dan kehilangan data.
4) Penarikan kesimpulan
Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan data yang
telah dikumpulkan, langkah terakhir adalah menarik simpulan logis
dari bukti yang ada untuk mengarah perumusan diagnosa keperawatan
komunitas.
4. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya dengan Muekes’s criteria, yaitu:
1) Masalah yang terjadi sesuai dengan tugas perawat komunitas.
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Keinginanan komunitas untuk menyelesaikan masalah.
6) Tersedianya sumberdaya masyarakat
32
5. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin
terjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Masalah actual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian. (American Nurses Of
Association (ANA). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah
kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
6. Perencanaan Keperawatan
Merupakan penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
sesuai diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Langkah-langkah dalam perencanaan
keperawatan komunitas mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai
pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).
1) Kriteria perumusan tujuan:
a) Fokus pada masyarakat
b) Jelas dan singkat
c) Dapat diukur dan diobservasi
d) Realistik
e) Ada target waktu
f) Melibatkan peran serta masyarakat
2) Langkah rencana tindakan keperawatan:
a) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b) Tetapkan teknik & prosedur yang akan digunakan
c) Melibatkan peran serta masyarakat dalam penyusunan perencanaan
kegiatan : MMD
d) Pertimbangkan fasilitas dan sumber daya masyarakat yang tersedia
e) Tindakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
f) Mengarah pada tujuan
g) Tindakan yang realistik
h) Disusun berurutan
3) Kriteria hasil, digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan bersifat
spesifik. Terdapat 2 macam :
- Kriteria verbal : kriteria hasil untuk sebuah kegiatan KIE
- Kriteia psikomotor : kriteria hasil untuk sebuah tindakan seperti
pembentukan kader, penggiatan posyandu dll
34
kegiatan komunitas
6. Menyetujui aksi untuk
mengimplementasikan
tujuan penyeleseian
masalah di komunitas
3. Kesiapan NOC: Pengetahuan: Perilaku NIC: Pendidikan Kesehatan
meningkatkan kesehatan
1. Tetapkan penyuluhan yang akan
manajemen
Setelah dilakukan tindakan diberikan ke komunitas tentang
kesehatan perilaku kesehatan terkini
keperawatan selama 1x 60
menit masalah komunitas 2. Identifikasi sumber sumber yang
teratasi dengan kriteria hasil: diperlukan untuk menjalankan
1. Masyarakat mengetahui program edukasi
tentang pelayanan yang 3. Presentasikan informasi dan
tersedia dikomunitas masalah yang akan di diskusikan
2. Masyarakat mengetahui 4. Demonstrasikan ketika
tentang penyakit yang mengajarkan kemampuan/skill ke
berisiko dikomunitas masyarakat
3. Masyarakat aktif 5. Melibatkan individu, keluarga
berkonsultasi dan dan kelompok untuk mendukung
memeriksakan diri perubahan perilaku kesehatan ke
kepelayanan kesehatan arah kondusif.
7. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan
anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas,
Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005).
37
e) Dampak
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang
terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat
anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung
upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan melalui proses
asuhan keperawatan komunitas.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Desa Cempaka Mulia Barat terdiri dari 20 RT, yaitu RT. 01 sampai dengan 20.
Pengkajian dilakukan pada RT 15, pengkajian yang dilakukan meliputi
pengumpulan data dengan menggunakan teknik windshield survey, observasi, dan
wawancara. Berdasarkan hasil pengkajian di RT 15 didapatkan total kepala
keluarga seluruhnya sebanyak 51 kepala keluarga.
I. Pengkajian
A. Data Inti
1. Riwayat Komunitas
Desa Cempaka Mulia Barat terletak di Kecamatan Kecamatan
Cempaga, Kab. Kotim, Prov. Kalimantan Tengah, dengan jumlah
penduduk 5447 Jiwa terdiri dari 2743 laki-laki dan 2704 perempuan,
dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1642 KK. Desa Cempaka
Mulia Barat terdiri dari 20 RT, yaitu RT. 01 sampai dengan 20, dimana
sebagian besar wilayahnya merupakan tanah hutan, tanah perkebunan
sedangkan tanah perumahan dan tanaman lainnya hanya sebagian kecil
saja.
Wilayah Desa Cempaka Mulia Barat merupakan dataran tinggi
dengan luas wilayah 24 KM2, dan suhu rata rata harian berkisar antara
20,1º C sampai dengan 27,1º C.
Desa Cempaka Mulia Barat pertama di sebut Dukuh Kalibang,
kemudian pada tahu 1840 terjadi dua kali pergantian nama kampung yang
pertama kampung Cempaka Putih terus berganti lagi menjadi kampung
Cempaka Mulia yang kepala kampung bernama Tengku Gembo, kemudian
pada tanggal 17 Agustus 1965 kampung Cempaka Mulia di bagi menjadi
dua kampung yaitu kampung yang di seberang timur di sebut kampung
Cempaka Mulia Timur di pimpin oleh bapak Midhan HA dan kampung
yang di sebelah barat di sebut kampung Cempaka Mulia Barat di pimpin
oleh bapak Hadrin Arsyad.
Tabel 1
Nama-nama Pejabat Pambakal Desa Cempaka Mulia Barat
Dahulu sampai Sekarang
NO. NAMA PERIODE KETERANGAN
1. Hadrin Arsyad 1965-1966 Periode Pertama
2. I. Misran Musa 1966-1998 Periode Pertama
3. Saipul Bahri 1999-2002 Periode Ke dua
4. Mispul Anwar 2005-2006 Periode Pertama
5. Supian Hadi 2006 – sekarang Periode Ke tiga
Sumber: Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat
2. Batas Wilayah
Desa Cempaka Mulia Barat berada di wilayah Kecamatan Cenpaga. Data
batas wilayah didapatkan dari data sekunder dari BPS Kecamatan
Cempaga. Adapun batas-batas geografis desa Cempaka Mulia barat adalah:
1. Utara : Berbatasan dengan desa Jemaras Kecamatan Cempaga
2. Selatan :Berbatasan dengan desa Sungai Paring Kecamatan
Cempaga
3. Barat : Berbatasan dengan desa Kandan Kecamatan kotabesi
4. Timur :Berbatasan dengan desa Cempaka Mulia Timur Kecamatan
Cempaga
Gambar batas wilayah desa Cempaka Mulia Barat
3. Data Demografi
Dari data sekunder didapatkan jumlah penduduk Desa Cempaka Mulia
Barat yaitu 5447 Jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.642
KK. . Desa Cempaka Mulia Barat terdiri dari 20 RT, yaitu RT. 01 sampai
dengan 20, di RT 15 Desa Cempaka Mulia Barat pada tahun 2020
sebanyak 51 KK.
a. Distribusi Penduduk Bedasarkan Jenis kelamin
2.704
2743
Laki-laki Perempuan
Berdasarkan tabel tersebut diketahui penduduk desa berdasarkan jenis
kelamin terdiri dari 2743 laki-laki dan 2704 perempuan
b. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
Data monografi desa cempaka mulia menunjukan distribusi jumlah
penduduk yang terdata berdasarkan Agama yaitu 5.439 orang
beragama islam dan 8 orang beragama Kristen.
c. Distribusi Penduduk Berdasarkan usia
Data monografi desa cempaka mulia barat menunjukan distribusi
jumlah penduduk yang terdata berdasarkan usia sebagai berikut:
No Usia Jumlah
1 0-01 tahun 80
2 1-6 tahun 555
3 6-12 tahun 506
4 12-25 tahun 1172
5 25-40 tahun 1169
6 40-56 tahun 1099
7 56-ke atas tahun 307
Total 4888
4. Vital Statistik
Data primer yang didapatkan dari Kepala Puskesmas desa Cempaga
didapatkan hasil pada bulan Januari-Desember tahun 2019, 10 penyakit
terbanyak di wilayah Puskesmas Cempaga dan data primer yang didapar
dari Dinkes Provinsi Kalimantan tengah terkait COVID-19
a. Kondisi Kesehatan Penduduk
Distribusi 10 Penyakit terbanyak diwilayah Puskesmas Cempaga.
1000
800
852
600
400
200 282 268
0 159 145 112 111 93 89 72
ispa Dispepsia
Hipertensi Mialgia
Demam TB Paru
Diare & Gastroenteritis akibat infeksi Karies gigi
DM tipe 2 Penyakit pada jaringan pulpa dan periapikal
b. Data COVID-19
Berdasarkan data dari Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah (2020)
terkait COVID-19 melaporkan saat ini 555 orang pada tahap Orang
Dalam Pemantauan (ODP), 41 orang Pasien Dalam Pemantauan (PDP)
dan 9 orang positif COVID-19 dan dinyatakan sembuh 1 orang serta 0
kasus meninggal. Kotawaringin Timur melaporkan 33 orang ODP, 0
kasus tahap PDP dan 0 kasus Positif COVID-19
c. Kontrasepsi
Berdasarkan data dari Dinkes Kotawaringin Timur tahun 2015
menyatakan di kecamatan Cempaga sebanyak 608 orang (68.09%)
sebagai akseptor baru dan 3547 orang (111.72%) akseptor aktif
d. Data kesehatan ibu hamil
Berdasarkan data dari Dinkes Kotawaringin Timur Jumlah Ibu Hamil,
Melakukan Kunjungan K1, Melakukan Kunjungan K4, Kurang Energi
Kronis (KEK), Dan Penerima Tablet Zat Besi (Fe) di Kabupaten
Kotawaringin Timur, 2011-2015.
Tahun 2015
Jumlah K1 K4 Penerima Kurang
Ibu Hamil Tablet Zat Energi
Besi (Fe) Kronis
(KEK)
2011 8551 8102 7338 7303 -
2012 8068 7813 6607 6336 -
2013 8121 7997 7532 7165 -
2014 7859 8346 6668 6413 -
2015 8166 7689 7087 680 -
B. Lingkungan Fisik
1. Kondisi Geografis
Hasil windshield survey dan data sekunder dari kelurahan
didapatkan bahwa luas wilayah desa Cempaka Mulia Barat merupakan
dataran tinggi dengan luas wilayah 21.000 Ha, dan suhu rata rata
harian berkisar antara 20,1º C sampai dengan 27,1º C. Jenis tanah di
desa Cempaka Mulia Barat sebagian besar adalah tanah merah dan
hitam. Tekstur tanahnya adalah pasiran dan debuan. Terdapat
pencemaran air dari pembuangan limbah dan sampah rumah tangga.
5. Lahan kosong
Berdasarkan observasi terdapat lahan kosong milik pribadi. Lahan
tersebut tampak ditumbuhi oleh pepohonan dan rumput liar.
Hasil observasi Jarak air dengan septik tank >10 m hanya beberapa
rumah saja dan sisanya <10 m. selama ini masyarakat menampung air
menggunakan gentong. Sebagian masyarakat menggunakan penutup
pada tampungan air dan sebagian dibiarkan terbuka dan tampak
terdapat jentik nyamuk pada tampungan air.
G. Sistem Komunikasi
Berdasarkan hasil observasi, sistem komunikasi yang terdapat dalam
komunitas antara lain adalah televisi sebagai media informasi bagi
masyarakat, selain itu banyak warga terutama pemuda-pemudi di RT 15
mengunakan handphone seluler sebagai akses internet dan akses
komunikasi. Selain itu, masyarakat Cempaka Mulia Barat juga
menggunakan komunikasi sederhana yaitu dengan pengumuman
menggunakan pengeras suara Masjid apabila terdapat informasi,
musyawarah atau pengumuman penting lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara, selama wabah COVID-19 terjadi Tokoh
Agama memberikan pemberitahuan lewat masjid bahwa sholat berjama’ah
dan sholat jum’at ditiadakan.
H. Ekonomi
Hasil observasi perekonomian warga desa didapat dari bertani, menyadap
karet, petani rotan, buruh perusahaan dan warung sembako.
I. Rekreasi
Hasil observasi disekitar pemukiman warga pada RT 15, terdapat
lapangan sepak bola dan voli. Warga juga memanfaatkan TV sebagai
hiburan ketika di rumah.
2. Berdasarkan wawancara sebagian warga menganggap Berdasarkan hasil observasi: Ketidakcukupan Difisien Kesehatan
COVID-19 tidak ada di desa mereka selama tidak 1) Masih banyak warga yang berkumpul Sumber Daya Komunitas pada
ada yang positif COVID-19. disalah satu rumah warga dan tidak (Pengetahuan) kelompok dewasa
menjaga jarak wilayah RT 15 desa
2) Warga mendapat informasi terkait Cempaka Mulia Barat.
COVID-19 melalui Televisi dan
Penyuluhan oleh Aparat desa.
3) Berdasarkan data dari Dinkes Provinsi
Kalimantan Tengah (2020) terkait
COVID-19 melaporkan saat ini 555
orang pada tahap Orang Dalam
Pemantauan (ODP), 41 orang Pasien
Dalam Pemantauan (PDP) dan 9 orang
positif COVID-19 dan dinyatakan
sembuh 1 orang serta 0 kasus
meninggal. Kotawaringin Timur
melaporkan 33 orang ODP, 0 kasus
tahap PDP dan 0 kasus Positif COVID-
19
3. Berdasarkan hasil wawancara Tampak anak sekolah yang bermain diluar Kurang Perilaku kesehatan
1) Berdasarkan wawancara, anak sekolah melakukan rumah dan bermain voli pemahaman cenderung beresiko
aktivitas diluar rumah karena bosan dan merasa (social distancing) pada
tidak perlu khawatir karena tidak ada yang positif kelompok anak sekolah
COVID-19 di wilayah mereka. RT 15 desa Cempaka
2) Berdasarkan wawancara, anak sekolah Mulia Barat.
menyatakan saat ini mereka diliburkan karena ada
wabah virus corona 2019. Aktivitas belajar
dilakukan secara mandiri di rumah. Anak
menyatakan guru telah memberikan tugas
sebelum mereka diliburkan.
3) Berdasarkan hasil wawancara dengan salah 1
orang tua anak warga RT 15 menyatakan anak
sudah diberitahu dan dilarang bermain karena
adanya wabah tetapi anak tetap bersikeras untuk
bermain.
4. Berdasarkan hasil kuesioner: Hasil observasi perekonomian warga desa Kurang Perilaku kesehatan
1) warga yang bekerja diperusahaan sawit didapat dari bertani, menyadap karet, pemahaman cenderung beresiko
mengatakan saat ini masih bekerja dan bertemu petani rotan, buruh perusahaan dan warung pada pekerja wilayah
orang lain ditempat kerja. Pekerja mengatakan sembako RT 15 desa Cempaka
perusahaan tidak memberikan libur. Mulia Barat.
2) Informasi kesehatan yang dibutuhkan anak usia
sekolah saat ini yaitu mencegah terjadinya
penularan COVID-19 ditempat kerja.
IV. SKORING PRIORITAS MASALAH
3.8 Skoring Prioritas Masalah
Masalah Keperawatan Kesesuaian Prevalensi Tingkat Potensi Minat Waktu Yang Ketersedian Total
Dengan Resiko Keparahan Pengurangan Masyarakat Diharapkan Sumber
CHN Resiko Risiko Program Daya
Memberikan
Efek
Kontaminasi wilayah RT 15 desa
Cempaka Mulia Barat berhubungan 2 2 2 2 2 2 2 14
dengan kontaminasi zat kimia dalam
air, dan praktik higiene rumah
tangga tidak adekuat.
Pembobotan:
0: Tidak Ada Kepentingan Komunitas Prioritas
1: Prioritas Sedang
2: Prioritas Tinggi
Oleh:
Nur Wulan Maulida, S.Kep
NIM. 1930913320001
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
D. Setting Tempat
A = Penyaji
A B B = Pembawa acara
D F C = Peserta
C D = Observer
E = Fasilitator
E E
F = Dokumentasi
E E E
E. Garis Besar Materi ( Terlampir)
1. Pengertian dari COVID-19
2. Penyebab dari COVID-19
3. Tanda dan gejala dari COVID-19
4. Pencegahan penyabaran dari COVID-19
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Kesiapan Peserta Penyuluhan
b) Kesiapan tempat pelaksanaan.
c) Kesiapan penyaji
d) Kesiapan materi penyaji
e) Kesiapan media (leaflet/poster)
2. Evaluasi Proses
a) Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan
b) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab (minimal 3 orang)
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b) Masyarakat dapat menjelaskan pengertian penyakit COVID-19,
penyebab COVID-19, tanda dan gejala COVID-19, pencegahan
COVID-19.
G. Lampiran
- Materi Lengkap
H. Referensi
Linton et al., 2020. ‘Incubation Period and Other Epidemiological
Characteristics of 2019 Novel Coronavirus Infections with Right
Truncation: A Statistical Analysis of Publicly Availabel Case Data’.
Journal of Clinical Medicine, doi:10.3390/jcm9020539.
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Infeksi Emerging-Cara mencuci tangan
yang benar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Diakses pada rabu, 03
april 2020 (https://covid19.kemkes.go.id/warta-infem/begini-cara-
mencuci-tangan-yang-benar/#)
Kementerian Kesehatan RI. 2020a. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease (COVID-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).
Kementerian Kesehatan RI. 2020b. Surat Edaran Nomor
HK.02.01/MENKES/202/2020 tentang Protokol Isolasi Diri Sendiri
dalam Penanganan Coronavirus Disease (COVID-19). Jakarta:
Menkes RI.
WHO, 2020. Coronvirus disease 2019. Diakses pada rabu, 03 april 2020
(https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1)
Lampiran
Konsep Teori Corona Virus 2019(COVID-19)
A. Pengertian COVID-19
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Coronavirus adalah
keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan
sampai berat (Kemenkes, 2020a).
Sebagian besar orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan mengalami
penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan
perawatan khusus. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah
medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit
pernapasan kronis, dan kanker lebih mungkin mengembangkan penyakit serius
(WHO, 2020)
B. Penyebab COVID-19
WHO (2020) mengumumkan "COVID-19" sebagai nama penyakit baru ini
pada 11 Februari 2020, mengikuti pedoman yang sebelumnya dikembangkan
dengan Animal Health (OIE) and the Food and Agriculture Organization of
the United Nations (FAO). Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang
diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit
jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus
penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah
zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan
bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan
MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan
COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui
D. Pencegahan
Saat ini, tidak ada vaksin atau perawatan khusus untuk COVID-19. Namun,
ada banyak uji klinis yang sedang berlangsung mengevaluasi perawatan
potensial. Cara terbaik untuk mencegah dan memperlambat penularan tentang
virus COVID-19, penyakit yang disebabkannya dan bagaimana
penyebarannya. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi dan
memperlambat penularan COVID-19, WHO (2020) menganjurkan untuk
melakukan hal berikut:
1) Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, atau bersihkan dengan
handrub atau handsanitizer.
Salah satu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang selalu digaungkan
sejak lama untuk menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi adalah
mencuci tangan. Perilaku ini seharusnya menjadi kebiasaan yang sangat
baik, karena selain untuk menjaga kesehatan dan kebersihan, agama juga
mengajarkannya. Tangan merupakan media yang sangat ampuh untuk
berpindahnya penyakit, karena tangan digunakan untuk memegang benda-
benda yang seringkali tidak kita ketahui dengan pasti kebersihannya. Salah
satu contoh adalah ketika kita memegang handle pintu atau pegangan
dalam kendaraan, kita tidak pernah tahu apakah ada agen penyakit
(virus/bakteri) yang menempel disana, bisa jadi sebelumnya dipegang oleh
orang yang batuk/bersin ditutup oleh tangannya. Kemudian tangan kita
yang sudah memegang handle pintu tersebut menutup mulut kita yang
menguap atau langsung memegang makanan. Jelas sudah terjadi proses
perpindahan agen penyakit disana. Jika saat itu daya tahan tubuh kita
lemah, dalam masa inkubasi kita pun akan mengalami gejala yang sama
(Kemenkes, 2019).
Sebagai kebiasaan yang baik, mencuci tangan perlu memenuhi cara yang
benar, agar kita yakin bahwa seluruh permukaan tangan sudah terbasuh
dan benar-benar bersih. Ada 6 langkah saat cuci tangan dengan sabun dan
air mengalir. Jika kita tidak menemukan air dan sabun, kita dapat
menggantinya dengan larutan berbahan dasar alkohol yang biasa disebut
hand-sanitizer. Urutannya sama dengan mencuci tangan menggunakan air
dan sabun, hanya dimulai dengan menuangkan larutan hand-sanitizer
secukupnya (Kemenkes, 2019).
2) Pertahankan jarak minimal 1 meter antara individu dan orang yang batuk
atau bersin.
Physical distancing yaitu menjaga jarak fisik. Dimana individu menjaga
jarak fisik satu dengan lainnya tanpa terpisah secara sosial. Saat berada
dikerumunan individu menjaga jarak 1-2 meter (Kemenkes 2020a).
E. Komplikasi COVID-19
Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian (Kemenkes 2020a).
HASIL PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN COVID-19
Berdasarkan hasil evaluasi poster yang diunggah di Intagram dari hari selasa-
Jum’at sebanyak 57 orang yang menyukai, 11 kali dibagikan, dan 2 orang yang
menyimpan poster.
Berdasarkan hasil evaluasi poster yang diunggah di WA dari hari selasa sebanyak
28 orang yang melihat wa story dan 1 orang yang bertanya digrup.
Dokumentasi kegiatan penyuluhan Rabu, 08 April 2020 dengan Video Social Distancing
Berdasarkan hasil evaluasi video yang diunggah di Intagram dari hari rabu-Jum’at
sebanyak 39 orang yang menyukai, 1 kali dibagikan, dan 131 orang yang
menonton video yang ditayangkan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang diunggah di WA dari hari jum’at digrup RT 15, 1
orang yang bertanya digrup.
LAPORAN AKHIR
Oleh :
Shovi Nurfitriani
NIM. 1930913320028
Oleh :
Shovi Nurfitriani
NIM. 1930913320028
Pembimbing Akademik
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia
karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit
dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Kesehatan merupakan investasi
untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam
upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang
sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya kerjasama program dan lintas sektor.
Kebijakan pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 difokuskan pada
penguatan upaya kesehatan dasar (Primary Health Care) yang berkualitas
terutama melalui peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang didukung dengan penguatan
sistem kesehatan dan peningkatan pembiayaan kesehatan. Prioritas pemberian
pelayanan kesehatan adalah dilaksanakan dengan pendekatan upaya promotif
dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, hal ini sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39
Tahun
2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan
hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari
tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal,
diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas
kesehatan.
Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang
lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah
dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat
atau komunitas sebagai bagian dari pelayanan kesehatan dan dalam seluruh
proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha
peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan
kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan
sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan
kelompok dalam masyarakat.
Upaya meningkatkan kemampuan perawatan pada individu; keluarga dan
kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan
konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya
menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keperawatan
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka
mahasiswa Profesi Ners angkatan XVI Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat melaksanakan Stase
Keperawatan Komunitas di RT.50 Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan
Landasan Ulin Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan, yang merupakan wilayah
kerja Puskesmas Guntung Manggis dengan menggunakan pendekatan
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan menggunakan 3
pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat.
Selama proses belajar di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi
populasi dengan melakukan pengkajian berupa pengumpulan data, kemudian
menganalisa yang menjadi masalah atau resiko tinggi dan sumber yang
tersedia, untuk selanjutnya bekerjasama dengan komunitas dalam
merancang,
melaksanakan dan mengevaluasi perubahan komunitas dengan penerapan
proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang
ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.
Pendekatan individu dan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa
mempunyai keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang
tersebar di RT.50 Kelurahan Guntung Manggis. Pendekatan secara kelompok
dilakukan pada kelompok khusus pekerja dan Kelompok Khusus anak usia
Sekolah. Pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan dapat
memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati keadaan kesehatan
masyarakat serta mampu menanggulangi masalah kesehatan tersebut bersama
masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang terdapat di
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu:
a. Berkomunikasi secara efektif dengan tokoh masyarakat dan semua
lapisan masyarakat
b. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data kesehatan masyarakat
c. Memotivasi masyarakat dalam upaya mengenali dan mengatasi
masalah kesehatan
d. Bersama masyarakat menyusun perencanaan kegiatan dalam
menanggulangi masalah kesehatan yeng terdapat pada masyarakat
e. Mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat
guna mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi
f. Melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi
g. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut dari tiap
masalah keperawatan yang telah ditemukan.
3
4
C. Manfaat
1. Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat saat pendidikan kepada
masyarakat tentang kesehatan
b. Untuk menimba pengalaman belajar mengenali masalah kesehatan
dan menentukan langkah penyelesaiannya
2. Masyarakat
a. Masyarakat memahami permasalahan kesehatan yang ada
b. Masyarakat mampu menyelesaikan permasalahan yang ada
c. Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan
3. Institusi Pendidikan
a. Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan Program
Studi Ilmu Keperawatan khususnya di bidang Keperawatan
Komunitas
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktik Keperawatan Komunitas selanjutnya
4. Profesi
a. Upaya menyiapkan tenaga perawat profesional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya
c. Salah satu eksistensi dan pengembangan Profesi keperawatan Komunitas
5. Puskesmas
Menjadi salah satu informasi mengenai status kesehatan Warga di wilayah
kerja Guntung Manggis, khususnya warga RT 50 kelurahan Guntung
Manggis Kecamatan Landasan Ulin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
Sakit menurut Zaidin Ali, 1998 “Sakit adalah suatu keadaan yang
mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani),
psikologis (mental), sosial, dan spiritual yang mengakibatkan
gangguan fungsi tubuh produktifitas dan kemandirian individu baik
secara keseluruhan atau sebagian”. Kesakitan adalah perasaan tidak
nyaman pada seseorang akibat penyakit sehingga mendorongnya
untuk mencari bantuan. (Kozier, 2000).
d. Lingkungan
Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada
lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial,
budaya dan spiritual. Menurut Leavell (1965), ada tiga faktor yang
saling mempengaruhi kesehatan dalam lingkungan yaitu agen
(penyebab), hospes (manusia) dan lingkungan. Agen adalah suatu
faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit, seperti faktor biologi,
kimiawi, fisik, mekanik atau psikologis misalnya virus, bakteri, jamur
atau cacing., senyawa kimia bahkan stress. Hospes adalah makhluk
hidup yaitu manusia atau hewan yang dapat terinfeksi oleh agen,
sedangkan lingkungan adalah faktor eksternal yang mempengaruhi
9
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko
tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular (TB Paru, Kusta,
Malaria, Demam Berdarah, Diare, ISPA/Pneumonia) dan penderita
penyakit degeneratif.
b. Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap
masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk
group), dengan prioritas :
1) Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai
kartu sehat.
2) Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan mempunyai masalah kesehatan terkait dengan
pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan reproduksi,
penyakit menular.
3) Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah
kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan
c. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun
tidak terikat dalam suatu institusi.
d. Sasaran masyarakat
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan
upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas.
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-
anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita
penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu
bersalin dan nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita
21
d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk
interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya
dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri
untuk membentuk pengetahuan baru. Perawat komunitas perlu
memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar
muncul partisipasi aktif masyarakat (Elisabeth, 2007).
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Tujuan
dari pengkajian keperawatan komunitas ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor (baik positif atau negatif) yang
24
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
1) Data subyektif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah
yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas,
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
Sumber data dapat diperoleh dari data primer dan data sekunder.
1) Data primer, adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal
ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu,
keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan
atau pengkajian.
2) Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang
dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan
pasien atau medical record.
a. Pengumpulan data
1) Data inti
g) Pendidikan
Tingkat atau status pendidikan komunitas
Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
h) Rekreasi
Dimana anak-anak bermain?
Bentuk / jenis rekreasi
Fasilitas tempat rekreasi
Kebiasaan rekreasi
Siapa pengunjung / pesertanya ?
31
b. Pengolahan data
2. Analisis data
Fase-fase yang dapat digunakan dalam membantu proses analisis adalah:
1) Kategorisasi
Untuk menganalisis data pengkajian komunitas, sangat membantu jika
pertama-tama mengkategorikan data. Data dapat dikategorikan dalam
berbagai cara. Kategori data pengkajian komunitas meliputi:
a) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, dan
kelompok etnik dan ras).
b) Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan ukuran lahan
tempat tinggal, ruang public, dan jalan).
c) Karakteristik social-ekonomi (kategori pekerjaan, penghasilan,
pendidikan yang dicapai, dan pola penyewaan atau kepemilikan
rumah).
d) Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik, pusat
pelayanan kesehtan mental, dan sebagainya).
2) Ringkasan
Berupa diagram dan grafik.
3) Pembandingan
Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa data adalah
mengidentifikasi kesenjangan, kejanggalan, dan kehilangan data.
Kesenjangan data tidak dapat dihindarkan seperti kesalahan dalam
32
4. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya dengan Muekes’s criteria, yaitu:
1) Masalah yang terjadi sesuai dengan tugas perawat komunitas.
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Keinginanan komunitas untuk menyelesaikan masalah.
6) Tersedianya sumberdaya masyarakat
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan
menurut Abraham H. Mashlow yaitu:
1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
33
5. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin
terjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Masalah actual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian. (American Nurses Of
Association (ANA). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah
kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
6. Perencanaan Keperawatan
5. Identifikasi alternative
pendekatan untuk mengatasi
kebutuhan atau masalah.
6. Evaluasi alternative pendekatan
terkait dengan rincian biaya,
kebutuhan sumber daya,
kelayakan dan kegiatan yang
dibutuhkan.
7. Pilih pendekatan yang paling
tepat.
8. Fasilitasi penerapan program
oleh komunitas.
9. Pantau kemauan pelaksanaan
program.
10. Modifikasi dan sempurnakan
program.
2. Perilaku NOC : Kompetensi Komunitas NIC : Manajemen lingkungan :
kesehatan Komunitas
Setelah dilakukan tindakan
cenderung
keperawatan selama 7 x 24 1. Identifikasi risiko kesehatan
berisiko
masalah pasien teratasi, dilingkungan
dengan kriteria hasil: 2. Partisipasi TIM multidisiplin
untuk mengidentifikasi ancaman
1. Mampu menyebarluaskan kesehatan dikomunitas
persoalan dikomunitas 3. Partisipasi di program komunitas
melalui media dan forum 4. Kolaborasi untuk program aksi
komunitas pengembangan komunitas
2. Mampu memanajemen 5. Promosi : kebijakan pemerintah
strategi untuk untuk mengurangi masalah
menyeleseikan konflik kesehatan
3. Berpartisipasi aktif dalam 6. Mengadakan program edukasi
aktivitas komunitas untuk kelompok berisiko
4. Mampu menggmbarkan
seluruh segmen
komunitas untuk
menyelesaikan masalah
5. Mampu menentukan
agenda individu dengan
kegiatan komunitas
6. Menyetujui aksi untuk
mengimplementasikan
tujuan penyeleseian
masalah di komunitas
3. Kesiapan NOC: Pengetahuan: Perilaku NIC: Pendidikan Kesehatan
meningkatkan kesehatan
1. Tetapkan penyuluhan yang akan
manajemen
Setelah dilakukan tindakan diberikan ke komunitas tentang
kesehatan perilaku kesehatan terkini
keperawatan selama 1x 60
menit masalah komunitas 2. Identifikasi sumber sumber yang
teratasi dengan kriteria hasil: diperlukan untuk menjalankan
1. Masyarakat mengetahui program edukasi
tentang pelayanan yang 3. Presentasikan informasi dan
tersedia dikomunitas masalah yang akan di diskusikan
2. Masyarakat mengetahui 4. Demonstrasikan ketika
tentang penyakit yang mengajarkan kemampuan/skill ke
36
8.
7. Pelaksanaan
dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)
(Mubarak, 2005).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2005).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya
rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2005).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta
kompeten (Mubarak, 2005).
e. Memiliki keyakinan
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan
(Anderson dan Mcfarlene, 1985), yaitu:
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi
dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup
pada kegiatan kesehatan secara umum dan perlindungan khusus
terhadap suatu penyakit. Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi,
imunisasi, stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder
39
Kelurahan Guntung Manggis terdiri dari 7 RW dan 51 RT. Pengkajian dilakukan pada
RT 50 selama 2 hari, pengkajian yang dilakukan meliputi pengumpulan data dengan
menggunakan media sosial (google, whatsaap) dan observasi secara langsung.
Berdasarkan hasil pengkajian di RT 50 didapatkan total kepala keluarga seluruhnya
sebanyak 102.
I. Pengkajian
A. Data Inti
1. Riwayat Komunitas
Wilayah kelurahan guntung manggis merupakan dataran tinggi
mempunyai luas wilayah sekitar 3.502,84 Ha. Jumlah penduduk 25.335
Jiwa yang terdiri dari 9.169 KK, 13.424 laki-laki dan 11.911 perempuan
dan suhu rata rata harian berkisar antara 27º C sampai dengan 30º C.
RT 50 Komplek Hero Puskopad terletak di Kelurahan Guntung
Manggis Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Provinsi kalimantan
Selatan, dengan jumlah penduduk 299 Jiwa terdiri dari 149 laki-laki dan
150 perempuan, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 102 KK. RT
50 Komplek Hero Puskopad hampir seluruh wilayahnya merupakan
perumahan warga sedangkan tanaman warga di sekitar hanya sebagian
kecil saja.
Adapun menurut sejarah, awal mulanya kelurahan Guntung
Manggis ini adalah kelurahan Guntung Payung yang terjadi pemakaran
41
daerah karena dengan bertambahnya penduduk dan sangat luasnya wilayah
pekerjaan maka oleh pemerintahan yang baru dibentuklah kelurahan
Guntung Manggis dan kebanyakan dari pada masyarakat kelurahan
Guntung Manggis adalah para pengusaha dan pekerja pemerintahan sebab
50% lebih dari masyarakat kelurahan Guntung Manggis ini adalah
masyarakt pendatang.
2. Batas Wilayah
Keluarahan Guntung Manggis berada di wilayah Kecamatan Landasan Ulin.
Data batas wilayah didapatkan dari data sekunder melalui media sosial
(google dan whatsapp). Adapun batas-batas geografis kelurahan Guntung
Manggis adalah:
1. Utara : Berbatasan dengan kelurahan Guntung Payung.
2. Selatan : Berbatasan dengan kelurahan Palm (Kec. Cempaka).
3. Barat : Berbatasan dengan kelurahan Landasan Ulin Timur.
4. Timur : Berbatasan dengan Loktabat Selatan (Kec. Banjarbaru).
Adapun batas-batas geografis wilayah RT 50 adalah:
1. Utara : Berbatasan dengan RT 43
2. Selatan : Brbatasan dengan RT 45
3. Barat : Berbatasan dengan RT 05
4. Timur : Berbatasan dengan RT 05
3. Data Demografi
Dari data didapatkan jumlah penduduk di RT 50 komplek Hero
Puskopad pada tahun 2020 dapat dilihat dalam tabel.
Tabel
Jumlah Penduduk RT 50 Komplek Hero
Puskopad
Tahun 2020
SEBARAN JUMLA
N JUMLA
PENDUD L P H
O. H
UK KK
1. RT 50 149 150 299 102
14 15
JUMLAH 299 102
9 0
Adapun hasil tabulasi disajikan sebagai berikut:
a. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Diagram 3.1 Distribusi Jumlah Penduduk yang terdata berdasarkan Jenis
Kelamin
Laki-laki
Perempuan
50.55% 49.45%
Distribusi Usia
>59 Tahun
6.00% 7.00%
19-59 Tahun
8.00%
13-18 Tahun
11.00%
6-12 Tahun
0-5 Tahun
68.00%
Berdasarkan diagram diatas jumlah penduduk terbanyak adalah pada
rentang usia 19-59 tahun (usia dewasa) yaitu sebanyak 202 orang
(67%) dan rentang usia paling sedikit yaitu pada usia 0-5 tahun yaitu
sebanyak 19 orang (6%).
c. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
Distribusi Jumlah Penduduk yang terdata berdasarkan Agama yaitu
mayoritas beragama islam.
d. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku
Berdasarkan hasil wawancara melalui whatsapp dengan ketua RT
jumlah penduduk di RT 50 komplek Hero Puskopad memiliki suku dan
budaya beraneka ragam.
e. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan hasil wawancara melalui whatsapp dengan ketua RT
jumlah penduduk terbanyak berdasarkan pekerjaan yaitu polri dan
TNI.
f. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil wawancara melalui whatsapp dengan ketua RT
jumlah penduduk terbanyak berdasarkan pendidikan terakhir yaitu
SMA.
g. Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Keluarga
Berdasarkan hasil wawancara melalui whatsapp dengan ketua RT
jumlah penduduk terbanyak yaitu dengan penghasilan 2-4 juta.
4. Vital Statistik
Pada desember tahun 2019 lalu, dunia di hebohkan dengan
teridentifikasinya virus baru bernama Novel Corona Virus yang saat ini
disebut dengan COVID-19. Virus berbahaya ini membuat banyak
masyarakat di dunia resah dan meningkatnya standar keamanan di
berbagai negara termasuk Indonesia. WHO China Country Office
melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota
Wuhan dan China mengidentifikasi Etiologi tersebut sebagai jenis baru
yaitu corona virus disease dan 30 Januari 2020 WHO menetapkan sebagai
Public Health Emergency of Internasional Concern (PHEIC) (Kemenkes
RI, 2020).
Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat pada tanggal 25
Maret 2020 ada 895 kasus yang terkonfirmasi, dalam perawatan 701 kasus
(88,734% dari terkonfirmasi, sembuh 31 orang (3,924% dari
terkonfirmasi) dan meninggal 58 kasus (7,342% terkonfirmasi) (Gugus
Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, 2020). Jumlah kasus Covid-
19 di Kalimantan Selatan pada data 25 maret 2020 terdapat 2
kasus yang terkonfirmasi, 1 positif, 1 negatif, 0 kasus sembuh,
dan 0 kasus meninggal. Pada tanggal 31 maret 2020 terjadi
peningkatan kasus yaitu terkonfirmasi menjadi 8, pasien dalam
pengawasan 8 dan orang dalam pemantauan 1.231. Banjarbaru
sendiri terdapat 172 orang dalam pemantauan dan 2 orang pasien
dalam pengawasan (Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19,
2020).
Hasil dari wawancara kepada ketua RT dan beberapa warga sekitar melalui
via whatsapp yaitu, sebagian warga sudah mengetahui bagaimana cara
penularan dan tanda gejala tentang kasus covid-19. Namun, juga masih
ada beberapa warga yang tidak terlalu memahami bagaimana cara
penularan virus ini dan cara pencegahan covid-19. Selain itu, pada saat di
singgung masalah cuci tangan mereka mengganggap itu hanya hal yang
biasa yang sudah sering dilakukan hanya ketika tangan kotor dan sebagian
belum terlalu tau bagaimana cara mencuci tangan dengan cara yang benar.
Hasil observasi secara langsung, warga sekitar juga masih ada yang
berkeliaran dilingkungan komplek pada sore hari, terlihat cukup banyak
anak-anak yang bermain bersama dan ada beberapa ibu-ibu dan bapa-bapa
yang berkumpul juga.
10.00%
YA
TIDAK
90.00%
20.00%
Tidak Nafsu makan,
mual muntah
Tidak Ada Keluhan
20.00% 60.00% Lain-lain
40.00%
Cara Menyusui
Perawatan BBL
60.00%
Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa informasi yang sudah
diketahui tentang kehamilan yaitu sebanyak 2 orang (40%)
mendapatkan informasi cara menyusui dan 3 orang (60%)
mendapatkan informasi perawatan BBL.
5) Informasi Kesehatan ibu hamil yang dibutuhkan saat ini
Diagram 4.4 Informasi kesehatan ibu hamil yang dibutuhkan saat
ini
Senam Hamil
40.00% Senam Setelah
Melahirkan
60.00%
B. Lingkungan Fisik
1. Kondisi Geografis
Hasil observasi dan data didapatkan bahwa luas wilayah RT 50
Komplek Hero Puskopad adalah 50.000 Ha dengan ikllim di wilayah
komunitas tropis, dengan suhu rata-rata harian 300C. Jenis tanah di RT
50 komplek Hero Puskopad adalah tanah coklat. Tekstur tanahnya
adalah pasiran dan debuan. Tingkat kemiringan tanah adalah 200. Di
RT 50 komplek Hero Puskopad tidak terdapat pencemaran air dari
pembuangan limbah dan sampah rumah tangga. Namun, terdapat
pencemaran udara dan sedikit kebisingan. Tidak terjadi adanya
longsor/erosi.
2. Perumahan
Hasil observasi, rumah di komunitas sudah tertata rapi. Seluruh rumah
di RT 50 komplek Hero Puskopad memiliki bangunan yang permanen.
Gambar 3.2 Bangunan rumah permanen di RT 50 komplek Hero Puskpad
5. Lahan kosong
Berdasarkan observasi tampak ada beberapa lahan kosong milik
pribadi dengan kondisi tanah lapang dengan dijadikan tempat parkir
mobil dan tempat bermain anak-anak komplek.
C. Pendidikan Komunitas
Hasil data observasi di wilayah kelurahan Guntung Manggis terdapat
sekolah TK/PAUD sebanyak 8 buah, sekolah TPA Al-Qur’an sebanyak 4
buah, pondok pesantren sebanyak 3 buah, SD 5 buah, MI 2 buah, SMP 2
buah, SMA 1 buah dan kampus/PTS 1 buah. Di wilayah RT 50 komplek
Hero Puskopad tidak ada terdapat tempat pendidikan.
F. Pelayanan Kesehatan
Masyarakat RT 50 komplek Hero Puskopad biasanya menggunakan
pelayanan kesehatan di puskesmas Guntung Manggis yang beralamat di Jl.
Guntung Paring Komplek Agis Residence dengan jarak ± 5.5 km dan RSD
Idaman Banjarbaru yang beralamat di Jl. Trikora No.115 dengan jarak ± 2
km.
(a) (b)
Gambar 3.8 (a) Puskesmas Guntung Manggis (b) RSD Idaman Banjarbaru
G. Sistem Komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara melalui whatsaap dengan ketua RT, sistem
komunikasi yang terdapat dalam komunitas antara lain adalah televisi
sebagai media informasi bagi masyarakat, selain itu sudah banyak warga
yang mempunyai telepon seluler yang sudah tercakup layanan data dari
operator sehingga untuk akses komunikasi dan internet juga semakin
mudah dijangkau. Sistem komunikasi sederhana masyarakat di RT 50
komplek Hero Puskopad adalah melakukan pengumuman pada pengeras
suara langgar bila ada informasi penting yang ingin segera
disampaikan pada masyarakat, masyarakat di kumpulkan di langgar
untuk dilakukan musyawarah. Selain itu jika ada informasi penting yang
mendesak akan langsung disampaikan ketua RT atau seseorang yang
ditugaskan oleh ketua RT untuk ke rumah-rumah warga atau melalui
whastaap group.
H. Ekonomi
Hasil observasi, perekonomian warga komplek didapat dari Guru, Dosen,
Polri, TNI, pekerja kantoran, warung makan, toko sembako, isi ulang
galon, menjual roti dan tambang.
Berdasarkan data yang didapat dari ketua RT rata-rata penghasilan warga
komplek berkisar antara 2-4 juta.
I. Rekreasi
Hasil observasi disekitar pemukiman warga pada RT 50 komplek Hero
Puskopad, terdapat satu tempat rekreasi khusus yaitu mereka
memanfaatkan lapangan di samping langgar sebagai tempat untuk bermain
volly atau badminton. Warga juga memanfaatkan TV sebagai hiburan
ketika di rumah.
Gambar 3.9 Para warga sedang bermain volly (foto diambil sebelum wabah
Covid-19)
II. ANALISIS DATA
Tabel Analisis data
No Data Subjektif Data Objektif Etiologi Masalah Kesehatan
1. Berdasarkan hasil wawancara melalui whatsapp: Berdasarkan hasil observasi: Praktik higiene Kontaminasi wilayah
1) Hasil observasi sebagian besar KK menggunakan 1) Masih ada warga yang membakar rumah tangga tidak RT 50 komplek Hero
sumber air masak dan minum dari sumur. sampah di sekitar rumah atau di tempat adekuat. Puskopad
sampah langsung yang sudah
disediakan .
2) jarak tempat pembuangan sampah dari
rumah warga < 5 meter.
3) Sebagian tempat ada sampah yang
berserakan di samping tempat sampah.
2. Berdasarkan hasil wawancara melalui whatsapp: Terdapat 5 orang ibu hamil dari 102 KK Mengungkapkan Kesiapan meningkatkan
1) Terdapat 5 orang ibu hamil di RT 50 komplek yang terdata di RT 50 Komplek Hero keinginan untuk manajemen Kesehatan
Hero Puskopad. Puskopad meningkatkan pada Ibu Hamil RT 50
2) Keluhan yang dirasakan dari 5 orang ibu hamil pilihan hidup komplek Hero
yaitu tidak nafsu makan, mual, muntah sebanyak sehari-hari untuk Puskopad
2 orang (60%), tidak ada keluhan 1 orang (20%), memenuhi
dan 1 orang mengeluhkan masalah yang lain kebutuhan
(20%)..
3) Ibu hamil yang sudah mendapatkan informasi
kesehatan mengenai cara menyusui sebanyak 2
orang (40%), dan 3 orang (60%) sudah
mendapatkan informasi tentang perawatan BBL.
4) Informasi kesehatan ibu hamil yang dibutuhkan
saat ini adalah senam hamil sebanyak 3 orang
(60%) dan senam setelah melahirkan 2 orang
(40%).
5) Semua ibu hamil berencana ingin melahirkan di
klinik bersalin.
3. 1) Berdasarkan hasil wawancara melalui whatsapp: Hasil observasi secara langsung, warga Kurang Perilaku kesehatan
pemahaman pada cenderung beresiko
ketua RT mengatakan anak usia sekolah di RT 50 sekitar juga masih ada yang berkeliaran
anak sekolah, pada anak sekolah
komplek Hero Puskopad belum pernah dilingkungan komplek pada sore hari, kurang dukungan (perilaku cuci tangan)
keluarga pada anak di RT 50 komplek Hero
disosialisasikan dan diajarkan bagaimana cara terlihat cukup banyak anak-anak yang
sekolah. Puskopad.
cuci tangan yang benar dan kapan saja harus bermain bersama dan ada beberapa ibu-ibu
melakukan cuci tangan. dan bapa-bapa yang berkumpul juga.
2) Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu
anak warga RT 50 bahwa setelah bermain mereka
jarang mencuci tangan jika mau minum dan
makan, karena kadang-kadang lupa.
4. Hasil observasi secara langsung, warga Kurang Perilaku kesehatan
pemahaman cenderung beresiko
sekitar juga masih ada yang berkeliaran
pada remaja di RT 50
dilingkungan komplek pada sore hari, komplek Hero
Puskopad.
terlihat cukup banyak anak-anak yang
bermain bersama dan ada beberapa ibu-ibu
dan bapa-bapa yang berkumpul juga.
5. Hasil observasi secara langsung, warga Kurang Perilaku kesehatan
pemahaman cenderung beresiko
sekitar juga masih ada yang berkeliaran
pada orang dewasa di
dilingkungan komplek pada sore hari, RT 50 komplek Hero
Puskopad
terlihat cukup banyak anak-anak yang
bermain bersama dan ada beberapa ibu-ibu
dan bapa-bapa yang berkumpul juga.
IV. SKORING PRIORITAS MASALAH
Skoring Prioritas Masalah
Masalah Keperawatan Kesesuaian Prevalensi Tingkat Potensi Minat Waktu Yang Ketersedian Total
Dengan Resiko Keparahan Pengurangan Masyarakat Diharapkan Sumber
CHN Resiko Risiko Program Daya
Memberikan
Efek
Kontaminasi wilayah RT 50
komplek Hero Puskopad 2 2 2 2 2 2 2 14
berhubungan dengan praktik
higiene rumah tangga tidak adekuat.
Pembobotan:
0: Tidak Ada Kepentingan Komunitas Prioritas
1: Prioritas Sedang
2: Prioritas Tinggi
Diagnosis Prioritas
1. Kontaminasi wilayah RT 50 komplek Hero Puskopad berhubungan dengan praktik higiene rumah tangga tidak adekuat
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko padaorang dewasa berhubungan dengan kurang pemahaman di RT 50 tentang kesehatan anak
sekolah.
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada remaja berhubungan dengan kurang pemahaman di RT 50 tentang kesehatan anak
sekolah.
4. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada anak sekolah (perilaku cuci tangan dan sarapan) berhubungan dengan kurang pemahaman
pada anak sekolah, kurang dukungan keluarga pada anak sekolah RT 50 tentang kesehatan anak sekolah.
5. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada ibu hamil berhubungan dengan mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan
pilihan hidup sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan warga RT 50 komplek Hero Puskopad tentang kesehatan pada ibu hamil.
III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.7 Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
1. Kontaminasi wilayah RT 50 NOC : Keefektifan Program Komunitas NIC : Pengembangan Program
komplek Hero Puskopad Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali Manajemen Sampah
berhubungan dengan praktik pertemuan dengan pihak terkait diharapkan efektifnya 1) Bantu masyarakat dalam mengidentifikasi
higiene rumah tangga tidak program komunitas untuk mencegah terjadinya kebutuhan atau masalah kesehatan yang signifikan
adekuat peningkatan kontaminasi berhubungan dengan 2) Prioritaskan kebutuhan kesehatan terhadap masalah
pembuangan sampah dan praktik higiene rumah tangga yang diidentifikasi, rencana jangka pendek
tidak adekuat dengan kriteria hasil: melakukan gotong royong dengan warga komplek
1) Adanya peningkatan status kesehatan masyarakat 3) Edukasi anggota kelompok dalam perencanaan
Skala 1 : Buruk mengenai proses perencanaan (penkes tentang
Skala 2 : Cukup Baik bahaya membuang sampah sembarangan).
Skala 3 : Baik 4) Memfasilitasi program pelatihan pengelolaan
Skala 4 : Sangat Baik sampah.
Skala 5 : Sempurna 5) Evaluasi program terkait relevansi, efisiensi, dan
2) Adanya dukungan dari wakil masyarakat efektifitasnya.
berpengaruh
Skala 1 : Buruk
Skala 2 : Cukup Baik
Skala 3 : Baik
Skala 4 : Sangat Baik
Skala 5 : Sempurna
3) Adanya rencana untuk mempertahankan program
peningkatan kontaminasi yang berhasil dengan
upaya tidak membuang sampah di sungai dan praktik
higiene rumah tangga yang adekuat
Skala 1 : Buruk
Skala 2 : Cukup Baik
Skala 3 : Baik
Skala 4 : Sangat Baik
Skala 5 : Sempurna
4. Perilaku kesehatan cenderung NOC: Pengetahuan :Promosi Kesehatan NIC: Pendidikan Kesehatan
beresiko pada anak sekolah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 1) Berikan pendidikan kesehatan tentang cara
(perilaku cuci tangan) kali pertemuan pengetahuan orangtua dan anak mengatasi penyakit umum pada anak usia sekolah
berhubungan dengan kurang meningkat tentang penyakit yang umum pada anak seperti panas/Batuk/Pilek.
pemahaman pada anak sekolah, sekolah seperti panas/Batuk/Pilek, cara cuci tangan 2) Berikan pendidikan kesehatan tentang cara cuci
kurang dukungan keluarga yang benar & gosok gigi yang baik dengan kriteria tangan yang benar dan gosok gigi yang baik.
pada anak sekolah RT 50 hasil: 3) Sediakan materi informasi kesehatan mengatasi
komplek Hero Puskopad penyakit umum pada anak usia sekolah seperti
tentang kesehatan anak sekolah 1) Warga dan anak sekolah di RT 50 komplek Hero mengatasi demam/batuk/pilek dan masalah cara
Puskopad mengetahui tentang penyakit um um cuci tangan yang benar dan gosok gigi yang baik,
y an g te rj a d i s ep er t i Demam/batuk/pilek, Cara serta pentingnya sarapan rutin sebelum berangkat
cuci tangan yang benar & Gosok Gigi yang baik, sekolah dengan cara yang mudah dipahami oleh
Skala 1 : tidak mengetahui anak sekolah disampaikan dengan menggunakan
media power point/LCD dan leaflet serta alat
Skala 2 : sedikit mengetahui peraga.
Skala 3 : cukup mengetahui 4) Gunakan strategi pemahaman keluarga (mulai
dengan informasi yang paling penting dahulu,
Skala 4 : banyak mengetahui focus pada pesan-pesan inti dan ulangi,
5) Hubungkan dengan pengalaman individu) dengan
Skala 5 : mengetahui sepenuhnya
mengevaluasi sejauh mana pemahaman keluarga
tentang Panas/batuk/pilek dan Cuci tangan dan
gosok gigi pada anak sekolah.
Target: Skala 4 Banyak Mengetahui 6) Motivasi anak sekolah untuk mengajukan
pertanyaan masalah Demam/batuk/pilek, cuci tangan
dan gosok gigi kemudian meminta penjelasan
(misalnya tindakan apa yang diberikan pada saat
anak sekolah dengan batuk dan pilek? Mengapa
penting bagi anak sekolah untuk melakukan hal ini?)
5. Kesiapan meningkatkan NOC: Pengetahuan: Promosi Kesehatan NIC: Pendidikan Kesehatan
manajemen kesehatan pada ibu Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 1) Berikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan
hamil berhubungan dengan kali pertemuan pengetahuan ibu hamil tentang ibu hamil yaitu senam hamil dan senam setelah
mengungkapkan keinginan kesehatan ibu hamil yaitu senam hamil dan senam melahirkan.
untuk meningkatkan pilihan setelah melahirkan meningkat dengan kriteria hasil: 2) Sediakan materi informasi kesehatan penyakit
hidup sehari-hari untuk 1) Ibu hamil RT 50 komplek Hero Puskopad yang umum pada ibu hamil seperti perawatan
memenuhi kebutuhan warga menunjukkan pengetahuan yang meningkat tentang kehamilan (ANC) dan senam hamil serta senam
RT 50 komplek Hero Puskpad kesehatan ibu hamil yaitu senam hamil dan senam nifas dengan cara yang mudah dipahami oleh
kesehatan pada ibu hamil setelah melahirkan warga disampaikan dengan menggunakan media
power point/LCD.
Skala 1 : tidak mengetahui 3) Gunakan strategi pemahaman keluarga
Skala 2 : sedikit mengetahui (mulai dengan informasi yang paling penting
dahulu, fokus pada pesan-pesan inti dan ulangi,
Skala 3 : cukup mengetahui hubungkan dengan pengalaman individu) dengan
Skala 4 : banyak mengetahui mengevaluasi sejauh mana pemahaman keluarga
dan ibu hamil tentang perawatan selama kehamilan
Skala 5 : mengetahui sepenuhnya 4) Dorong penggunaan langkah-langkah efektif untuk
memiliki koping terhadap gangguan kesadaran
kesehatan dengan mencari bantuan pada keluarga
Target: Skala 4 Banyak Mengetahui dalam mendapatkan informasi kesehatan.
5) Evaluasi pemahaman individu dengan
meminta individu untuk mengulangi kembali
dengan menggunakan kata-kata sendiri.
6) Simulasi tentang senam hamil, penkes tentang
nutrisi pada ibu hamil dan pendidikan kesehatan
tentang mengatasi mual muntah pada ibu hamil.
V. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tanggal, Implementasi Evaluasi (SOAP) TTD
Jam dan
Tempat
1. Perilaku kesehatan Selasa, 7 1. Menetapkan dan membuat S: 1. Shovi
cenderung beresiko April 2020 materi pendidikan kesehatan 1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Nurfitriani
pada orang dewasa (19.35 tentang covid-19 dengan menyatakan saat ini COVID-19 ................
berhubungan WITA) metode video menjadi pandemi
dengan kurang secara 2. Mengkorrdinasikan rencana 2. Pemerintah mengumumkan untuk
pemahaman di RT online penyuluhan dengan seluruh warga di Indonesia
50 tentang covid- melalui pembimbing akademik menerapkan physical distancing
19 whatsapp 3. Memberikan informasi tentang 3. Saat ini, Kalimantan Selatan
group gejala, cara penularan dan cara khususnya Kota Banjarmasin
pencegahan covid-19 merupakan wilayah terjangkit
Rabu, 8 4. Memberikan informasi tentang COVID-19
April 2020 cara cuci tangan yang baik dan O:
secara benar 1. Berdasarkan penyebaran video
online 5. Memberikan informasi tentang melalui whatsapp group masyarakat
melalui physical distancing RT 50 komplek Hero Puskopad
intagram 6. Memberikan kesempatan cukup antusias dengan informasi
kepada peserta untuk yang diberikan
Kamis, 9 mengajukan pertanyaan yang 2. Penyebaran melalui whatsapp group
April 2020 berkaitan denngan covid-19 pada tanggal 7 April 2020 terdapat 2
(16.50 7. Mengevaluasi perilaku orang pertanyaan yang diajukan
WITA) dewasa dan remaja terkait 3. Penyebaran melalui whatsapp group
secara covid-19 pada tanggal 9 April 2020 terdapat 3
online pertanyaan yang diajukan
melalui 4. Penyebaran melalui whatsapp group
whatsapp pada tanggal 10 April 2020 tidak
group dan terdapat pertanyaan yang diajukan
instagram 5. Penyebaran melalui instagram pada
tanggal 8 April 2020 terdapat 242
Jumat, 10 tayangan dan 153 likes
April 2020 6. Penyebaran melalui instagram pada
(10.50 tanggal 9 April 2020 terdapat 150
WITA) tayangan dan 122 likes
secara 7. Penyebaran melalui instagram pada
online tanggal 10 April 2020 terdapat 310
melalui tayangan dan 183 likes
whatsapp 8. Di Indonesia, angka kejadian
group dan COVID-19 semakin meningkat setiap
instagram hari, yaitu dari tanggal 7 April 2020
sebanyak 2.738 orang yang positif,
2.313 dalam perawatan, 204 orang
sembuh dan 221 orang meninggal
menjadi 3.512 orang yang positif,
2.924 dalam perawatan, 282 orang
sembuh, dan 306 orang meninggal
pada tanggal 10 April 2020.
9. Angka kejadian COVID-19 di
Kalimantan Selatan pada tanggal 7
April 2020 sebanyak 1.167 orang
dalam pemantauan (ODP), 12 pasien
dalam pengawasan (PDP), dan 22
orang yang terkonfirmasi dengan 19
dalam perawatan, 0 sembuh dan 3
orang PDP yang meninggal
10. Angka kejadian COVID-19 di
Kalimantan Selatan pada tanggal 8
April 2020 sebanyak 1.132 orang
dalam pemantauan (ODP), 14 pasien
dalam pengawasan (PDP), dan 20
orang yang terkonfirmasi dengan 17
dalam perawatan, 2 sembuh dan 3
orang PDP yang meninggal
11. Angka kejadian COVID-19 di
Kalimantan Selatan pada tanggal 9
April 2020 sebanyak 1.176 orang
dalam pemantauan (ODP), 12 pasien
dalam pengawasan (PDP), dan 25
orang yang terkonfirmasi dengan 19
dalam perawatan, 2 sembuh dan 4
orang PDP yang meninggal
12. Angka kejadian COVID-19 di
Kalimantan Selatan pada tanggal 10
April 2020 sebanyak 1.179 orang
dalam pemantauan (ODP), 10 pasien
dalam pengawasan (PDP), dan 29
orang yang terkonfirmasi dengan 23
dalam perawatan, 2 sembuh dan 4
orang PDP yang meninggal
13. Di Banjarbaru pada tanggal 7 April
2020 sebanyak 209 ODP, 1 PDP, dan
1 positif COVID -19
14. Di Banjarbaru pada tanggal 8 April
2020 sebanyak 216 ODP, 2 PDP, dan
1 positif COVID -19
15. Di Banjarbaru pada tanggal 9 April
2020 sebanyak 221 ODP, 2 PDP, dan
1 positif COVID -19
16. Di Banjarbaru pada tanggal 10 April
2020 sebanyak 222 ODP, 2 PDP, dan
1 positif COVID -19
P: Lanjutkan intervensi :
1. Berikan selalu informasi yang aktual
dan dapat mengajak orang-orang
untuk peduli terhadap kesehatan
terutama untuk saat ini yaitu
COVID-19 dan pentingnya
melaksanakan physical distancing.
DAFTAR PUSTAKA
TENTANG COVID-19
PADA WARGA SEBAGAI EDUKASI KESEHATAN DI RT 50 KOMPLEK HERO
PUSKOPAD WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG MANGGIS
Oleh :
Shovi Nurfitriani
NIM. 1930913320028
TENTANG COVID-19
PADA WARGA SEBAGAI EDUKASI KESEHATAN DI RT 50 KOMPLEK HERO
PUSKOPAD WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG MANGGIS
Oleh :
Shovi Nurfitriani
NIM. 1930913320028
Mengetahui,
B. Sub Topik :
1. Pengertian covid-19
2. Gejala covid-19
3. Penularan covid-19
4. Pencegahan covid-19
C. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum:
Setelah diberikan penyuluhan warga diharapkan dapat mengerti tentang cara pencegahan
covid-19
Tujuan Instruksional khusus:
a. Menyebutkan dan menjelaskan pengertian covid-19
b. Menyebutkan dan menjelaskan gejala covid-19
c. Menyebutkan dan menjelaskan penularan covid-19
d. Menyebutkan dan menjelaskan pencegahan covid-19
D. Perencanaan Penyuluhan
1. Waktu
a. Hari : Sabtu
b. Tanggal : 4 April 2020
c. Jam : 09.00 – 09.30 WITA
Tahap Kegiatan
Waktu Kegiatan Peserta Media
Kegiatan Penyuluhan
Pendahuluan 3 menit 1. Memperkenalkan 1. Melihat dan Handphone,
diri membaca video
2. Memberikan 2. Menjawab petanyaan
penjelasan mengenai yang diajukan
topik penyuluhan penyaji
kepada warga
3. Menanyakan kepada
warga apakah ada
yang mengetahui
tentang cara
pencegahan covid-
19
Penyajian 20 menit 1. Menjelaskan 1. Melihat dan membaca Handphone,
pengertian covid-19 yang ditampilkan video
2. Menjelaskan gejala penyaji
covid-19
3. Menjelaskan
penularan covid-19
4. Menjelaskan
pencegahan covid-
19
Penutup 7 menit 1. Melakukan evaluasi 1. Melihat dan membaca Handphone,
dengan cara: apakah yang ditampilkan video
ada yang dapat penyaji serta
menjawab menjawab pertanyaan
pertanyaan tentang
materi yang sudah
disampaikan.
2. Menyimpulkan
materi yang telah
disampaikan
3. Memberi
kesempatan peserta
untuk bertanya
kepada penyaji
4. Memberikan
reinforcment kepada
pesertayang sudah
berpartisipasi dalam
kegiatan penyuluhan
5. Mengakhiri kegiatan
dengan cara yang
baik (salam)
F. Materi Penyuluhan
Terlampir
G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan sasaran kegiatan dan peran serta tugas
mahasiswa sesuai perencanaan (SAP)
2. Evaluasi proses
a) Sebutkan cara pencegahan covid-19?
b) Sebutkan gejala dari covid-19?
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan penyuluhan warga dapat:
a) Menyebutkan cara pencegahan covid-19
b) Menyebutkan gejala dari covid-19
Lampiran I
Materi Penyuluhan
1. Pengertian
Coronavirus (COVID-19) adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah zoonosisi (ditularkan antara hewan
dan manusia). Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office
melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan dan
China mengidentifikasi Etiologi tersebut sebagai jenis baru yaitu corona virus disease
dan 30 Januari 2020 WHO menetapkan sebagai Public Health Emergency of
Internasional Concern (PHEIC) (Kemenkes RI, 2020).
2. Gejala
Masa inkubasi COVID-19 diperkirakan antara 1-14 hari, dan perkiraan ini dapat
berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan kasus.Gejala umum yang akan dialami
oleh seseorang yang telah terinfeksi oleh coronavirus yaitu berupa demam ≥380C,
batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul
gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah
merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan
dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.
Berdasarkan hasil riset di Wuhan tersebut, berikut perkembangan kemunculan gejala
sakit Covid-19 yang tampak dari hari ke hari ketika infeksi virus corona sudah terjadi,
sebagai berikut :
Hari 1-4 : Pasien mengalami demam. Beberapa di antara mereka juga mengalami
kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering. Sementara, sebagian kecil lainnya
mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.
Hari 5: Pasien bisa mengalami kesulitan bernapas, terutama jika mereka lansia
atau memiliki gangguan kesehatan sebelumnya.
Hari 7: Pada hari ke tujuh ini, gejala di atas muncul dan rata-rata pasien belum
dirawat di rumah sakit
Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15 persen) mengalami
sindrom gangguan pernapasan akut, atau ketika cairan menumpuk di paru-paru.
Kejadian ini sering berakibat fatal.
Hari 10: Jika pasien memiliki gejala yang memburuk, ini adalah waktu ketika
penyakit Covid-19 membuat pasien harus dirawat di ICU. Pasien-pasien yang
mengalami kondisi ini lebih mungkin memiliki sakit perut memburuk dan
kehilangan nafsu makan ketimbang mereka yang termasuk kasus ringan. Pada fase
ini, tingkat kematian ditemukan hanya sekitar 2 persen.
Hari 17: Rata-rata, pasian yang pulih bisa keluar dari rumah sakit setelah 14-18
hari perawatan.
Gejala covid-19 dapat mirip dengan pneumonia. Akan tetapi, ahli radiologi di
Universitas Thomas Jefferson Paras Lakhani mengatakan bahwa kondisi pasien yang
terjangkit Covid-19 dapat menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Ini lah yang
dapat membedakan pneumonia dengan virus Corona tersebut.
3. Penularan
Menurut World Health Organization (WHO), COVID-19 menular melalui orang yang
telah terinfeksi virus corona. Penyakit dapat menyebar melalui tetesan kecil dari
hidung atau mulut ketika seseorang yang terinfeksi virus ini bersin atau batuk
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar
melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin.
Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang
lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang
itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat
terinfeksi COVID-19. Seseorang juga dapat terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja
menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk
menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit. Sampai saat ini,
para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis
paparan, dan cara penularannya.
4. Pencegahan
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus ini adalah:
Oleh :
Oleh:
Shovi Nurfitriani, S.Kep
1930913320028
Pembimbing Akademik
3. Evaluasi Hasil
a. Sasaran cukup antusias mengikuti jalannya pemberian materi dan
cukup berpartisipasi aktif pada diskusi terkait materi yang diberikan
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KEC. BAAMANG
DESA BAAMANG TENGAH
Oleh:
MUHAMAD BAGUS UMARO, S.Kep
NIM. 1930913310024
Oleh:
MUHAMAD BAGUS UMARO, S.Kep
NIM. 1930913310024
Pembimbing Akademik
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah
upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar
upaya kerjasama program dan lintas sektor.
1
yang terdiri atas pengkajiaan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap
individu, keluarga, kelompok, atau komunitas. Keperawatan komunitas ditujukan
untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan
melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengenali dan mengamati keadaan kesehatan
masyarakat serta mampu menanggulangi masalah kesehatan tersebut bersama
2
masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang terdapat di
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu:
3
4. Profesi
a. Upaya menyiapkan tenaga perawat profesional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga
profesi mampu mengembangkannya
c. Salah satu eksistensi dan pengembangan Profesi keperawatan Komunitas
5. Puskesmas
Menjadi salah satu informasi mengenai status kesehatan Warga di wilayah
kerja Puskesmas Baamang Tengah 2, khususnya warga RT 31, Sampit,
Kecamatan Baamang Tengah serta sebagai upaya kerjasama dalam
membantu terlaksananya program Puskesmas terutama Program Perawatan
Kesehatan Masyarakat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
bahaya yang lebih besar yang ditujukan kepada individu, keluarga yang
mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan ( WHO, 1999).
2. Konsep Keperawatan Komunitas
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan
spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi,
2007).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan yang
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan
kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary
Health Care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup
sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung
jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).
Perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:
1) Kemanfaatan. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara
manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
2) Kerjasama. Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral
(Riyadi, 2007).
6
3) Secara langsung. Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji
dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4) Keadilan. Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. (Mubarak, 2005)
5) Otonomi. Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada. (Mubarak, 2005)
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam
praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat
dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
1) Individu sebagai klien. Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai
kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran
perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).
2) Keluarga sebagai klien. Keluarga merupakan sekelompok individu yang
berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain
baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam
lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat
pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,
2007).
3) Masyarakat sebagai klien.
Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tetentu yang bersifat terus-menerus dan terikat oleh suatu identitas
bersama (Riyadi, 2007).
7
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
perawatan kesehatan masyarakat adalah:
a. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Elisabeth, 2007).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu
keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat,pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan
konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
b. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya,
yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas
dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status
kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian
masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan
masyarakat. (Elisabeth, 2007)
c. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau
memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan
sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki
kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitasdan pihak-pihak terkait dengan
masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-
komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya
8
kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang
dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Elisabeth, 2007).
d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk
pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan
kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun
kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan
kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).
3. Paradigma Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau
cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan
terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan (La Ode Jumadi, 1999: 28).
Empat komponen paradigma keperawatan yaitu:
a. Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh,
dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta
unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat
perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap
dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu
menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000).
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga,
mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi,
interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40).
b. Keperawatan
9
Komponen yang kedua dalam paradigma keperawatan ini adalah
konsep keperawatan. Ada beberapa definisi keperawatan menurut tokoh-
tokoh dibawah ini:
a) Florence Nightingale 1895
Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi
paling baik untuk beraktivitas.
b) Faye Abdellah (Twenty one nursing problems,1960)
Keperawatan adalah bentuk pelayanan kepada individu dan keluarga,
serta masyarakat dengan ilmu dan seni yang meliputi sikap, pengetahuan
dan keterampilan yang dimilki seorang perawat untuk membantu manusia
baik dalam keadaan sehat atau sakit sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
c) Virginia Henderson (Fourteen Basic needs, 1960)
Keperawatan adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk menolong
klien yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan
dengan meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan
kemandirian pasien secara rasional, sehingga pasien dapat sembuh atau
meninggal dengan tenang.
c. Kesehatan
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
d. Lingkungan
Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada
lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan
spiritual. Faktor yang saling mempengaruhi kesehatan dalam lingkungan
yaitu agen (penyebab), hospes (manusia) dan lingkungan.
4. Falsafah Keperawatan Komunitas
Falsafah keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
terhadap kesehatan komunitas dan membrikan prioritas pada strategi pencegahan
10
penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah keperawatan dirumuskan sebagai
berikut:
a) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur
dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
b) Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi
terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada
umumnya.
c) Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
d) Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif.
e) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung
secara berkesinambungan.
f) Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan
yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan
dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat.
g) Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus-menerus.
h) Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya,
ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif
dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
5. Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dan sasaran keperawatan komunitas adalah untuk
mencegah dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui:
a) Pelayanan keperawatan langsung (direction care) terhadap individu,
keluarga, kelompok dalam konteks komunitas.
11
b) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan
mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang
mempengaruhi individu keluarga dan masyarakat.
c) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan kehidupan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
Menurur effendi (1998) kemampuan yang dimiliki adalah kemampuan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam hal-hal sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapai.
b) Menetapkan masalah kesehatan dan prioritas masalah.
c) Merumuskan sebagai alternative pemecahan masalah kesehatan atau
keperawatan.
d) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
e) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan secara
mandiri.
f) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri
g) Menanamkan prilaku hidup sehat melalui upaya pendidikan.
h) Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bagi ibu
dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia sejahtera.
i) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.
Tujuan akhir dalam melakuakan perawatan komunitas adalah
memandirikan masyarakat dalam memelihara kesehatan untuk hidup sehat,
sedangkan sasaran keperawatan adalah individu, keluarga dan kelompok beresiko
tinggi. Keluarga dan penduduk di daerah terisolasi dan daerah yang terjangkau
termasuk kelompok bayi, balita dan bumil serta masyarakat baik sehat maupun
sakit.
12
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien
melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan. (Mubarak, 2006)
7. Peran Perawat Komunitas
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya:
a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider). Memberikan asuhan
keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang ada,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan
dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor).
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara
terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi
tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang.
Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
13
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu: pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam
fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi
pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat
tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat
menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil
yang telah didapat (Mubarak, 2005).
c. Sebagai Panutan (Role Model). Perawat kesehatan masyarakat harus dapat
memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup
sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
d. Sebagai pembela (Client Advocate). Pembelaan dapat diberikan kepada
individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat
dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam
masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.
Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggungjawab membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai
pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak
petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager). Perawat kesehatan masyarakat
diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan
puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya.
14
f. Sebagai kolaborator. Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan
dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter,
ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu
mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau
kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain
pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner). Perencanaan
pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di
suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan
kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder). Melaksanakan
monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah
kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan
pengumpulan data.
i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services). Peran perawat
sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan
mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien.
Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima
pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader). Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan
pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan
peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,
15
membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien
melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen esensial dari perawatan.
Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti :
pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan
kesehatan (Mubarak, 2005).
k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher). Peran ini termasuk dalam proses pelayanan
asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan
masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian
masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat
komunitas.
8. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas
a. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan
segala sesuatunya dimana organism hidup beserta segala keadaan dan kondisi
yang secara langsung maupun tidak langsung disuga ikut mempengaruhi
tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organism tersebut (Efendi, 2009).
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimal sehingga mempengaruhi dampak
positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula (Efendi,
1998).
Mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah menggalakkan
Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan program nasional yang
bersifat lintas sektoral di bidang sanitasi. Program Nasional STBM
dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI padaAgustus 2008.
16
Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) adalah menurunkan kejadian diarea melalui intervensi terpadu
dengan menggunakan pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi
ketika suatu komunitas:
1) Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.
2) Mencuci tangan pakai sabun.
3) Mengelola air minum dan makanan yang aman.
4) Mengelola sampah dengan benar.
5) Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Menurut WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu
sebagai berikut:
1) Penyediaan air minum.
2) Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran.
3) Pembuangan sampah padat.
4) Pengendalian vector.
5) Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia.
6) Higiene makanan, termasuk hygiene susu.
7) Pengendalian pencemaran udara.
8) Pengendalian radiasi.
9) Kesehatan kerja.
10) Pengendalian kebisingan.
11) Perumahan dan pemukiman.
12) Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara.
13) Perencanaan daerah dan perkotaan.
14) Pencegahan kecelakaan.
15) Rekreasi umum dan pariwisata.
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi
(wabah), bencana alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
17
Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992,
terdapat delapan ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu:
1) Penyehatan air danudara.
2) Pengamanan limbah padat atau sampah.
3) Pengamanan limbah cair.
4) Pengamanan limbah gas.
5) Pengamanan radiasi.
6) Pengamanan kebisingan.
7) Pengamanan vector penyakit.
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca bencana.
b. Perilaku Masyarakat
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai
faktor yang saling berinteraksi (Wawan, 2010).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system
pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2
unsur pokok, yakni respondan stimulus atau perangsangan. Respon atau
reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun
bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau
rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem
pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan, 2010).
Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua
kategori (Wawan, 2010), yaitu:
1) Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar.
2) Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar.
Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa
manfaat bagi kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya
18
ada yang disengaja atau tidak disengaja berdampak merugikan kesehatan
(Wawan, 2010).
9. Proses Asuhan Keperawatan Komunitas
Proses keperawatan komunitas merupakan suatu metode atau proses yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau
masyarakat. Fungsi proses keperawatan komunitas, antara lain:
1) Memberikan pedoman yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui
asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya, sehingga mendapat pelayanan yang
cepat agar mempercepat proses penyembuhan.
5) Dalam penerapan proses keperawatan (nursing proces), terjadi proses alih
peran dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan
berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran dalam menyelesaikan
masalah kesehatannya. Proses alih peran tersebut digambarkan sebagai
lingkaran dinamis proses keperawatan
19
Gambar lingkaran dinamis proses keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis,
sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Tujuan dari pengkajian
keperawatan komunitas ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor
(baik positif atau negatif) yang mempengaruhi kesehatan warga masyarakat
agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan. Dalam tahap
pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan
obyektif.
20
1) Data subyektif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah
yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
2) Data obyektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,
pengamatan dan pengukuran.
Sumber data dapat diperoleh dari data primer dan data sekunder.
1) Data primer, adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal
ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu,
keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
2) Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat
dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record.
a) Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh
informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga
dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi
masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial
ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi
(Mubarak, 2005).
Terdapat lima metode pengumpulan data komunitas:
1) Wawancara informan (informant interview), dilakukan
dengan secara langsung mengajukan kepada penduduk
komunitas. Sumber data berasal dari anggota komunitas
atau kelompok agregasi.
2) Pengamatan partisipan (participant observation),
dilakukan dengan mengamati apa yang sedang terjadi
pada lingkungan sosial tertentu kemudian secara
sistematis mencatat pengamatan ini.
21
3) Analisis sekunder dari data yang ada (secondary
analysis), sumber data yang digunakan adalah analisis
catatan, dokumen dan data lain yang telah
dikumpulkan. Data mungkin sudah ada dalam bentuk
data sensus, catatan historis, diary, catatan pengadilan,
ringkasan penting, studi komunitas sebelumnya
4) Melakukan survey, anggota komunitas atau kelompok
agregasi memberikan jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan spesifik baik tertulis maupun lisan yang
didasarkan pada sampel populasi.
5) Windshield survey, kunjungan mengitari komunitas
geopolitik dengan menggunakan pengamatan melalui
kaca mobil (automobile) sebagai cara mengumpulkan
informasi tentang lingkungan komunitas.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan
data meliputi:
1) Data inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Tanyakan siapa yang mengetahui sejarah daerah
tersebut.
Tanyakan kepada toma tentang bagaimana riwayat
berdirinya daerah tersebut, sudah berapa lama.
Tanyakan tentang wilayah-wilayah yang diyakini
oleh penduduk setempat memiliki nilai mistik.
Observasi kondisi bangunan yg ada di daerah
tersebut.
b. Values (nilai-nilai yang dianut masyarakat), beliefs
(keyakinan), agama
Tanyakan tentang nilai-nilai dan keyakinan yg
dianut masyarakat terkait pola kebiasaan.
22
Tanyakan tentang norma yg berlaku di masyarakat.
Identifikasi tentang pola budaya yg banyak diyakini
masyarakat terkait dgn kesehatan.
Apakah terdapat mesjid, gereja, dll (sarana ibadah)
?
Apakah keyakinan agamanya homogen ?
c. Data demografi
Komposisi penduduk; umur dan jenis kelamin
Tipe keluarga dan Satatus perkawinan
Ras/suku dan bahasa
Pekerjaan dan tingkat pendapatan
d. Vital statistic
Kelahiran
Kematian (berdasarkan umur dan penyebab
kematian, angka kematian kasar atau CDR)
Morbiditas
2) Data subsistem komunitas
a. Lingkungan fisik
Pemeriksaan fisik mrp.kan komponen kritis dlm
pengkajian pasien individual, begitu pula dlm
pengkajian komunitas.
Kelima indra kita diperlukan untuk pemeriksaan
fisik pasien, begitu pula dalam pemeriksaan tingkat
komunitas.
b. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
Fasilitas didalam komunitas
Fasilitas diluar komunitas
c. Ekonomi
Jenis pekerjaan
Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
23
Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga,
dan lanjut usia
d. Keamanan dan transportasi
e. Politik dan pemerintahan
Pemerintah (Rt, Rw, Lurah, Camat, Dst)
Kelompok pelayanan masyarakat :
- PKK - Karang Taruna
- LKMD - Posyandu
- Panti Werdha - Dll
Politik (Peran serta Partai Politik dalam pelayanan
kesehatan, Kebijakan pemerintah dalam pelayanan
kesehatan)
f. Sistem komunikasi
Sarana umum komunikasi
Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam
komunitas
Cara penyebaran informasi
g. Pendidikan
Tingkat atau status pendidikan komunitas
Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non
formal)
h. Rekreasi
Dimana anak-anak bermain?
Bentuk / jenis rekreasi
b) Fasilitas tempat digunakan dalam membantu proses analisis
adalah:
1. Kategorisasi
Untuk menganalisis data pengkajian komunitas, sangat
membantu jika pertama-tama mengkategorikan data. Data
24
dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Kategori data
pengkajian komunitas meliputi:
a) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis
kelamin, dan kelompok etnik dan ras).
b) Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan ukuran
lahan tempat tinggal, ruang public, dan jalan).
c) Karakteristik social-ekonomi (kategori pekerjaan,
penghasilan, pendidikan yang dicapai, dan pola
penyewaan atau kepemilikan rumah).
d) Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, klinik,
pusat pelayanan kesehtan mental, dan sebagainya).
2. Ringkasan
Berupa diagram dan grafik.
3. Pembandingan
Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa data
adalah mengidentifikasi kesenjangan, kejanggalan, dan
kehilangan data. Kesenjangan data tidak dapat dihindarkan
seperti kesalahan dalam pencatatan, tugas penting adalah
menganalisa secara kritis data dan menyadari potensi
terjadinya kesenjangan dan kehilangan data.
4. Penarikan kesimpulan
Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan
data yang telah dikumpulkan, langkah terakhir adalah
menarik simpulan logis dari bukti yang ada untuk mengarah
perumusan diagnosa keperawatan komunitas.
c) Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun
demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi
25
sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak,
2005).
d) Prioritas masalah
Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan
perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
6) Aspek politis
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki
kebutuhan menurut Abraham H. Mashlow yaitu:
1) Keadaan yan mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
b. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin
terjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Masalah actual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian. (American Nurses Of Association
(ANA). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan
yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien
yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
26
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem
(masalah) yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari kondisi
normal, etiologi (penyebab dari masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memberi arah intervensi keperawatan), sign atau symptom (tanda dan
gejala) (Mubarak, 2005).
Selain data primer, data skunder yang diperoleh melalui
laporan/dokumen yang sudah dibuat di desa/kelurahan puskesmas,
kecamatan, atau dinas kesehatan, musalnya laporan tahunan puskesmas,
monografi desa, profil kesehatan, dsb, juga perlu dikumpulkan dari
komunitas. Setelah dikumpulkan melalui pengkajian, data selanjutnya
dianalisis, sehingga perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan.
Diagnosis dirumuskan terkait garis pertahanan yang mengalami kondisi
terancam. Ancaman terhadap garis pertahanan fleksibel memunculkan
diagnosis potensial; terhadap garis normal memunculkan diagnosis resik;
dan terhadap garis pertahanan resisten memunculkan diagnosis
actual/gangguan. Analisis data dibuat dalam bentuk matriks.
Diagnosis keperawatan komunitas disusun berdasarkan jenis
diagnosis sebagai berikut.
1) Diagnosis sejahtera
Diagnosis sejahtera/ wellness digunakan bila komunitas mempunyai
potensi untuk ditingkatkan, belum ada data maladapti. Perumusan
diagnosis keperawatan komunitas potensial, hanya terdiri dari
komponen problem (p) saja, tanpa komponen etiologi (e).
Contoh diagnosis sejahtera/ wellness:
Potensial peningkatan tumbuh kembang pada balita dir t 05 rw 01
desa x kecamatan A, ditandai dengan cakupan imunisasi 95% (95%),
80% berat badan balita di atas garis merah KMS, 80% pendidikan
ibu adalah SMA, cakupan posyandu 95%.
2) Diagnosis ancaman ( risiko)
27
Diagnosis risiko digunakan bila belum terdapat paparan masalah
kesehatan, tetapi sudah ditemukan beberapa data maladaptive yang
memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis
keperawatan komunitas risiko terdiri atas problem (p), etiologi (e) ,
dan symptom/ sign (s).
Contoh diagnose risiko:
Risiko terjadinya konflik psikologis pada warga RT 05, RW 01 desa x
kecamatan A yang berhubungan dengan koping masyarakat yang
tidak efektif ditandai dengan pernah terjadi perkelahian antar- RT,
kegiatan gotonbg royong , dan silaturahmi, rutin rw jarang
dilakukan, penyuluhan kesehatan terkait kesehatan jiwa belum
pernah dilakukan, masyarakat sering berkumpul dengan melakukan
kegiatan yang tidak positif seperti berjudi.
3) Diagnosis actual/ gangguan
Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul gangguan/ masalah
kesehatandi komunitas, yang didukung oleh beberapa data
maladaptive. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas actual
terdiri atas problem (p), etiologi (e), dan symptom/sign (s)
Contoh diagnosis actual:
Gangguan/masalah kesehatan reproduksi pada agregat remaja yang
berhubungan dengan kurangnya kebiasaan hygiene Personal,
ditandai dengan 92% remaja mengatakan mengalami keputihan
patologis, upaya yang dilakukan remaja dalam mengatasi keputihan
80% didiamkan saja, 92% remaja mengatakan belum pernah
memperoleh informasi kesehatan reproduksi dari petugas kesehatan.
Tingginya kasus diare di wilayah RW 5 kelurahan X yang
berhubungan dengan tidak adekuatnya penggunaan fasilitas layanan
kesehatan untuk penanggulangan diare, keterbatasan, dan kualitas
sarana pelayanan diare.
c. Perencanaan keperawatan
28
Merupakan penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
sesuai diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien.
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan komunitas
mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak,
2005).
29
kriteia psikomotor : kriteria hasil untuk sebuah tindakan seperti
pembentukan kader, penggiatan posyandu dll
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan,
perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim
kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa
dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005).
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi
pada keperawatan komunitas adalah :
1) Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)
(Mubarak, 2005).
2) Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2005).
3) Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya
rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2005).
4) Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta
kompeten (Mubarak, 2005).
5) Memiliki keyakinan
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
30
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).
e. Evaluasi atau Penilaian
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005).
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program
kesehatan dalam upaya mengukur kemajuan terhadap tujuan obyektif
program. Data evaluasi merupakan hal penting untuk memperbaiki database
dan diagnosis keperawatan komunitas yang dihasilkan dari analisis
pengkajian data komunitas.Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan
(input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output). Penilaian yang
dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun semula. Jenis evaluasi, antara lain:
1) Evaluasi Formatif: mencerminkan pengamatan perawat dan analisa
respon pasien segera setelah dilakukan intervensi, metode yg
digunakan dgn menggunakan “Catatan Perkembangan”
2) Evaluasi sumatif: rekapitulasi dari hasil intervensi keperawatan yang
telah diberikan berupa narasi, seperti resume pasien.
3) Evaluasi Struktur : evaluasi terkait persiapan (contoh: rencana
penyuluhan telah dilakukan seminggu sebelum acara, undangan telah
disebar)
4) Evaluasi Proses : pelaksanaan (jumlah peserta yang hadir ... Orang, 15
% dari peserta aktif bertanya, penyuluhan dilaksanakan di tempat.....)
31
5) Evaluasi hasil : dari tujuan yang ditetapkan (contoh: warga dapat
memahami ISPA).
Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian:
1) Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan
yang telah ditetapkan
2) Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan
3) Hasil penelitian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi
Komponen penting dalam fokus evaluasi adalah:
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan
pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses
3) Efisiensi biaya
4) Efektifitas kerja
5) Dampak : apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam jangka
waktu berapa lama?
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang
terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga,
menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan
kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah
keperawatan melalui proses asuhan keperawatan komunitas.
32
33
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Desa Baamang Tengah terdiri dari 62 RT. Pengkajian dilakukan pada RT 31 selama 1
hari, pengkajian yang dilakukan meliputi pengumpulan data dengan menggunakan
teknik windshield survey, observasi, dan wawancara. Berdasarkan hasil pengkajian di
RT 31 didapatkan total kepala keluarga seluruhnya sebanyak 115 kepala keluarga.
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik proportionate stratified
random sampling. Setelah data terkumpul dilakukan tabulasi dan analisis data.
Pengkajian
Data Inti
1. Riwayat Komunitas
Baamang Tengah terletak di Kecamatan Baamang Kabupaten
Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah, dengan jumlah penduduk
30.380 Jiwa terdiri dari 15.514 laki-laki dan 14.866 perempuan, dengan jumlah
Kepala Keluarga sebanyak 7.935 KK. Baamang Tengah terdiri dari 62 RT,
dimana sebagian kecil wilayahnya merupakan tanah hutan, tanah persawahan
dan tanah perkebunan sedangkan sebagian besar tanah perumahan dan
tanaman. Wilayah Baamang Tengah merupakan dataran tinggi dengan luas
wilayah 377 Km2, dan suhu rata rata harian berkisar antara 23º C sampai dengan
30º C.
34
Sumber: Kantor Kecamatan Baamang dan Data Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kotawaringin Timur
2. Batas Wilayah
Desa Baamang Tengah berada di wilayah Kecamatan Baamang. Data batas
wilayah didapatkan dari wawancara dan data sekunder dari Badan Pusat
Statistik Kotawaringin Timur. Adapun batas-batas geografis desa Baamang
Tengah adalah:
1. Utara : Berbatasan dengan desa Baamang Hulu Kecamatan Baamang
2. Selatan : Berbatasan dengan desa Baamang Hilir Kecamatan Baamang
3. Barat : Berbatasan dengan desa Baamang Barat Kecamatan Baamang
4. Timur : Berbatasan dengan desa Tanah Mas Kecamatan Baamang
3. Data Demografi
Dari data sekunder didapatkan jumlah penduduk di RT 31 Desa Baamang
Tengah pada tahun 2020 di dapatkan 115 KK.
35
Pada saat pengkajian tidak seluruh KK didata, data yang dapat dikumpulkan
adalah 115 KK dengan jumlah penduduk 457 orang. Hasil ini didapat setelah
menghitung pengambilan sampel dengan menggunakan wawacara.
4. Vital Statistik
Data sekunder yang didapatkan dari media kalteng Http://corona.kalteng.go.id,
Kabupaten Kotawaringin Timur didapatkan hasil pada 31 Maret 2020 angka
kasus Covid-19 sebanyak ODP 32 orang, PDP 1 Orang, dan yang Positif Covid-
19 tidak ada.
Jenis Penyakit terbanyak yang ada di puskesmas Kabupaten Kotawaringin
timur tahun 2014 adalah Infeksi pernafasan atas akut, tidak terspesifikasi
dengan jumlah 15254 atau 9,0%.
36
Gambar 3.Tempat ibadah di Baamang Tengah
6. Lingkungan Fisik
1. Kondisi Geografis
Hasil windshield survey dan data sekunder dari kelurahan didapatkan
bahwa luas wilayah desa Padang Panjang adalah 377 Km2 dengan iklim di
wilayah komunitas tropis, dengan suhu rata-rata harian 300C. Jenis tanah
di desa Baamang Tengah sebagian besar adalah tanah merah, kuning,
hitam, dan abu-abu. Tekstur tanahnya adalah lampungan, pasiran dan
debuan. Tingkat kemiringan tanah adalah 450. Terdapat pencemaran air
dari pembuangan limbah dan sampah rumah tangga. Selain itu, juga
terdapat pencemaran udara, kebisingan, kerusakan biota/plasma nuftah
hutan, musnahnya habitat binatang hutan, kemusnahan flora, fauna, dan
satwa langka. Tidak terjadi adanya longsor/erosi, berubahnya fungsi hutan,
dan terjadinya lahan kritis akibat pengolahan hutan.
2. Perumahan
Hasil windshield survey dan observasi, sebagian besar rumah di komunitas
sudah tertata rapi dan sebagian lagi masih tidak teratur. Tampak rumah
warga masih banyak yang belum permanen, namun sudah ada beberapa
rumah yang sudah permanen dan semi permanen.
(a) (b)
37
Dari observasi jenis bangunan sudah permanen semua. Kepemilikan rumah
sebagian besar milik sendiri, hanya sedikit warga yang menumpang.
Hampir seluruh rumah ditempati warga untuk tempat tinggal. Berdasarkan
observasi seluruh rumah memiliki jendela dan difungsikan. Pencahayaan
rumah sebagian besar sudah baik, penerangan rumah seluruhnya
menggunakan listrik. Penyejuk ruangan mayoritas menggunakan kipas
angin, dan hanya sebagian menggunakan AC.
38
Gambar 3.Tampak tumbuhan-tumbuhan yang ada di muka rumah di desa
Baamang Tengah
5. Lahan kosong
Berdasarkan winshield survey dan observasi tidak tampak ada lahan
kosong milik pemerintah maupun pribadi.
39
mengakibatkan sebagian warga membuang sampah ataupun membakarnya
di muka rumah.
40
7. Pendidikan Komunitas
Hasil Winshield survey dan data observasi di wilayah RT 31 terdapat 2
buah SMA yang bangunannya berada bersebelahan.
41
Jenis transportasi yang digunakan masyarakat sebagian besar adalah milik
pribadi. Transportasi yang dimiliki warga adalah roda dua seperti
sepeda motor, dan beberapa ada yang menggunakan mobil, menggunakan
sepeda untuk anak sekolah dan ada juga yang berjalan kaki. Serta ada
beberapa truk yang digunakan untuk mengangkut batu yang sudah
dipecahkan tapi saat observasi tidak ada yang melintas.
8. Pelayanan Kesehatan
Terdapat 1 buah puskesmas di desa Baamang Tengah yang mana jauhnya
kurang lebih 3 Km dari RT 31.
42
Gambar 3.11 Puskesmas yang terdapat di desa Baamang Tengah.
9. Sistem Komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara, sistem komunikasi yang terdapat dalam
komunitas antara lain adalah radio, serta televisi sebagai media informasi bagi
masyarakat, selain itu banyak warga rata-rata sudah mempunyai telepon seluler
yang sudah tercakup layanan data dari operator sehingga untuk akses
komunikasi dan internet juga semakin mudah dijangkau. Sistem komunikasi
sederhana masyarakat di desa Baamang Tengah adalah dengan melakukan
pengumuman pada pengeras suara masjid bila ada informasi penting yang
ingin segera disampaikan pada masyarakat, masyarakat di kumpulkan di
masjid untuk dilakukan musyawarah. Selain itu jika ada informasi penting
yang mendesak akan langsung disampaikan ketua RT ke rumah-rumah warga.
10. Ekonomi
Hasil windshield survey, perekonomian warga desa didapat dari minimarket,
warung makan, toko sembako, warung makan, dan menjual buah-buahan dari
pohon yang dimiliki warga setempat dan rata-rata warga RT 31 bekerja di
kantor.
43
11. Rekreasi
Hasil windshield dan observasi disekitar pemukiman warga pada RT 31,
tidak terdapat tempat rekreasi khusus misalnya seperti lapangan voly, bola,
basket, namun warga sering memanfaatkan seperti halaman rumah untuk
bermain bulu tangkis, jalanan untuk anak-anak bermain sepak bola ataupun
petak umpet, namun semenjak wabah corona warga sekitar sudah mengisolasi
diri dan hanya berdiam diri di rumah. Warga juga memanfaatkan TV sebagai
hiburan ketika di rumah.
44
I. ANALISIS DATA
Tabel 3.6 Analisis data
No Data Subjektif Data Objektif Etiologi Masalah Kesehatan
1. 1) Terdapat 115 KK di wilayah RT 31 desa Mengungkapkan Kesiapan meningkatkan
Baamang Tengah.. keinginan untuk manajemen kesehatan
2) Kabupaten Kotawaringin Timur melakukan pada kelompok pekerja
didapatkan hasil pada 31 Maret 2020 penanganan desa Baamang Tengah
angka kasus Covid-19 sebanyak ODP 32 terhadap faktor
orang, PDP 1 Orang, dan yang Positif risiko
Covid-19 tidak ada.
3) Masih terlihat beberapa warga bekerja
ke kantor dan ke pasarm untuk jualan.
45
II. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.7 Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
1. Kesiapan meningkatkan NOC: Pengetahuan: Promosi Kesehatan NIC: Pendidikan Kesehatan
manajemen kesehatan pada Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 1) Berikan pendidikan kesehatan tentang
warga berhubungan dengan kali pertemuan pekerja yang bekerja ke luar rumah penyakit Covid-19
mengungkapkan keinginan kriteria hasil: 2) Sediakan materi informasi kesehatan penyakit
untuk melakukan penanganan 1) Warga RT 31 desa Baamang Tengah yang bekerja ke Covid-19 cara yang mudah dipahami oleh warga
terhadap faktor risiko pada luar rumah mengetahui tentang cuci tangan yang disampaikan dengan menggunakan sosial media.
kelompok pekerja di RT 31 benar. 3) Motivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan
desa Baamang Tengah Skala 1 : tidak mengetahui masalah Covid-19 dan cuci tangan.
Skala 2 : sedikit mengetahui 4) Pendidikan kesehatan tentang cara cuci tangan yang
Skala 3 : cukup mengetahui baik dan benar
Skala 4 : banyak mengetahui
Skala 5 : mengetahui sepenuhnya
46
DAFTAR PUSTAKA
Allender JA and Spradley BW. 2001. Community Health Nursing: Concepts and
Practice, 4th.ed, Philadelpia: Lippincott.
Anderson ET and McFarlane J. 2000. Community as Partner: Theory and Practice in
Nursing, 3rd.ed, Philadelpia: Lippincott.
Anderson, Elizabeth T, dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori
dan Praktik. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar. 2014. Kecamatan Beruntung Baru Dalam
Angka tahun 2014. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar.
Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19) Revisi ke-3. Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2006. Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung
Seto.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1.
Jakarta: Sagung Seto.
Paula JC dan Janet WK. 2009. Proses Keperawatan Aplikasi Model Konseptual. Edisi
4. Jakarta: EGC.
Stanhope M & Lancaster J. 2000. Community & public health nursing. 5th Ed. St.
Louis: Mosby.
47
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Oleh :
Muhamad Bagus Umaro, S.Kep
NIM. 1930913310024
48
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Oleh :
Muhamad Bagus Umaro, S.Kep
NIM. 1930913320013
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
49
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CARA MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR PADA WARGA
BAAMANG TENGAH
B. Sub Topik :
1. Pengertian mencuci tangan.
2. Tujuan mencuci tangan.
3. Kriteria air bersih.
4. Alasan menggunakan air yang bersih dan mengalir.
5. Alasan menggunakan sabun.
6. Langkah mencuci tangan yang baik dan benar.
C. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum:
Setelah diberikan penyuluhan warga Baamang Tengah diharapkan dapat mengerti
tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar
Tujuan Instruksional khusus:
a. Menyebutkan dan menjelaskan pengertian mencuci tangan.
b. Menyebutkan dan menjelaskan pentingnya mencuci tangan yang baik dan
benar.
c. Menyebutkan dan menjelaskan kriteria air bersih.
d. Menyebutkan dan menjelaskan mengapa menggunakan air bersih dan
mengalir.
e. Menyebutkan dan menjelaskan mengapa menggunakan sabun.
f. Menyebutkan langkah mencuci tangan yang baik dan benar.
50
D. Perencanaan Penyuluhan
1. Waktu
a. Hari : Sabtu
b. Tanggal : 4 April 2020
c. Jam : 11.00 – 11.30 WITA
E. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Waktu Kegiatan Peserta Media
Kegiatan Penyuluhan
Pendahuluan 3 menit 1. Memperkenalkan 1. Mendengarkan dan Sosial media
diri. memperhatikan
2. Memberikan 2. Mendengarkan dan
penjelasan mengenai memperhatikan
topik penyuluhan
kepada warga.
Penyajian 5 menit 1. Menyebutkan dan 1. Mendengarkan dan Sosial media
menjelaskan memperhatikan dari
langkah mencuci penyaji.
tangan yang baik
dan benar.
a. Menyebutkan
langkah-langkah
mencuci tangan.
b. Mendemonstrasik
an langkah-
langkah mencuci
tangan.
Penutup 7 menit 1. Memberi 1. Mendengarkan, Sosial media
kesempatan peserta memperhatikan, dan
untuk bertanya menjawab
kepada penyaji pertanyaan
51
2. Memberikan 2. Mendengarkan dan
reinforcment kepada memperhatikan
peserta yang sudah 3. Mendengarkan dan
berpartisipasi dalam memperhatikan
kegiatan penyuluhan
3. Mengakhiri kegiatan
dengan cara yang
baik (salam)
F. Materi Penyuluhan
Terlampir
G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Warga antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir.penyuluh
membuat media pendidikan berdasar referensi. Penyuluh mempublish media
pendidikan kesehatan.
2. Evaluasi proses
a) Sebutkan alasan mengapa kita mencuci tangan menggunakan air bersih yang
mengalir?
b) Sebutkan langkah- langkah mencuci tangan yang benar!
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan penyuluhan warga dapat:
a) Menyebutkan alasan mencuci tangan harus menggunakan air bersih yang
mengalir
b) Mendemonstrasikan langkah-langkah mencuci tangan.
52
Lampiran I
Materi Penyuluhan
1. Pengertian mencuci tangan
Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis
melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa
dan air. Mencuci tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir untuk
menghindari penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan benar-benar
hilang.
53
Berikut ini adalah langkah mencuci tangan sesuai anjuran WHO 2005 yakni 7
lagkah yang di kembangkan menjadi 10 langkah.
a) Basuh tangan dengan air mengalir
b) Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan.
c) Gosok punggung tangan dan sela - sela jari tangan kiri dan tangan kanan, begitu pula
sebaliknya.
d) Gosok kedua telapak dan sela - sela jari tangan.
e) Jari- jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
f) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
g) Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri
dan sebaliknya
h) Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan lakukansebaliknya.
i) Bilas kedua tangan dengan air
j) Keringkan dengan lap tangan atau tissue
54
55
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di Berbagai Tatanan.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Sekolah. Pusat Promosi Kesehatan.
56
LAPORAN EVALUASI KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Oleh :
Muhamad Bagus Umaro
1930913310024
57
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Muhamad Bagus Umaro
1930913320019
Pembimbing Akademik
58
LAPORAN EVALUASI KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19)
PADA MASYARAKAT WILAYAH RT.031 MELALUI SOSIAL MEDIA
(WHATSAPP GROUP, FACEBOOK DAN INSTAGRAM)
DESA BAAMANG TENGAH KECAMATAN BAAMANG
59
3) Ayo Hindari Coronavirus Disease (COVID-19) dengan Cuci Tangan yang
Baik dan Benar
1. Waktu
a. Hari Kamis:
b. Tanggal 9 April: 2020
c. Jam 13.00 –: selesai WITA
2. Tempat Whatsapp
: Group, Facebok dan Instagram
3. Sasaran Masyarakat
: wilayah RT 031 Desa Baamang
Tengah
4. Metode Penyebaran
: melalui sosial media Whatsapp,
Facebook dan Instagram
5. Media Video :
C. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Bahan : Media yang digunakan Video, poster dan slide
2. Evaluasi Proses
a. Hal – hal yang perlu diwaspadai:
Saat pemberian materi dapat mengurangi antusias sasaran terhadap materi
yang diberikan. Selain itu persiapan alat penyuluhan juga harus dilakukan
untuk mengurangi kesalahpahaman informasi yang diterima.
b. Antisipasi untuk meminimalkan hambatan
1. Kesiapan media pendukung di cek sebelum dilaksanakan pendidikan
kesehatan agar dapat membuat sasaran antusias dan menghindari
kesalahpahaman tentang informasi yang disampaikan
60
c. Proses pelaksanaan pendidikan kesehatan
1. Peserta terlihat antusias mengikuti penyuluhan dan bertanya tentang
Coronavirus Disease (COVID-19)
61
2. Penyebaran media melalui berbagai macam sosial media
62
3. Warga aktif bertanya
Salah satu pertanyaan warga yang paing banyak di sosial media adalah
“mengapa saat mencuci tangan, kran air tidak dimatikan dulu?”
3. Evaluasi Hasil
a. Sasaran antusias mengikuti jalannya pemberian materi dan berpartisipasi
aktif pada diskusi terkait materi yang diberikan, namun ada beberapa yang
melenceng dari topik dan bercanda dalam grup.
63