Analisis SCM Dan Kinerja Agbstoroberi PDF
Analisis SCM Dan Kinerja Agbstoroberi PDF
Abstrak
Penguatan produksi buah lokal yang berkualitas merupakan keharusan, mengingat
belum terpenuhinya permintaan pasar dalam negeri yang masih didominasi oleh buah
impor Hal ini merupakan peluang untuk mengoptimalkan kawasan yang menjadi sentra
produksi buah unggulan, salah satunya Kabupaten Bandung dengan buah unggulannya
stroberi. Permasalahan dalam pengembangan agribisnis stroberi ini terkait dengan
kinerja rantai pasokan yang belum optimal. Penelitian bertujuan untuk memetakan
rantai pasokan, dan manajemen rantai pasokan agribisnis stroberi; mengidentifikasi
faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam rantai pasokan agribisnis stroberi; serta
untuk menganalisis kinerja rantai pasokan agribisnis stroberi di Kabupaten Bandung.
Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan dukungan data-data
kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi literatur, dan
observasi. Pengolahan data menggunakan bantuan software POMWIN ver. 3.0. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rantai pasokan stroberi di Kabupaten Bandung termasuk
kategori multi saluran, manajemen rantai pasokannya meliputi pola tradisional dan
kemitraaan, faktor pendorong utama adalah potensi pengembangan agrowisata dan
permintaan yang tinggi, sementara faktor penghambat antara lain berkaitan dengan
kesulitan perolehan bibit berkualitas, dan kelembagaan rantai pasokan; kinerja rantai
pasokan termasuk kategori tidak efisien, dilihat dari besarnya margin, dan rantai pasok
yang panjang.
Kata Kunci: rantai pasokan, manajemen rantai pasokan, agribisnis stroberi
Abstract
The production reinforcing of local fruit which have a certain quality is a necessity,
considering domestic demand has not been fulfilled that dominated by imported
fruits. This is an opportunity for optimizing areas of fruit production centers, such
as Bandung Regency with its prime fruit, strawberry. Problems that occure in
developing strawberry agribusiness be related to less than optimal of supply chain
performance. This study aims; to mapping the strawberry agribusiness supply
chains and the supply chain management; to identify the driving and inhibiting
factors in the strawberry agribusiness supply chain; and to analyze the supply chain
performance of strawberry agribusiness in Bandung Regency. This study employs a
qualitative approach that is supplemented by quantitative data. Data are collected
through interviews, literature studies, and observation. The data processing employs
POMWIN ver. 3.0. The result shows; supply chain of strawberry in Bandung
Regency follows the pattern of multi-channel category; supply chain management
consist traditional pattern and partnership, driving factors are potential for the
development of strawberry as agro-tourism, and strawberry high demand,
110 IMAGE, Volume III Nomor 2, November 2014
meanwhile, the limiting factors are difficulty in obtaining high-quality seeds, and
institution of supply chain; the level of supply chain performance is inefficient,
indicated by the larger margin percentage, and the length of supply chain.
Keywords: supply chain, supply chain management, strawberry agribusiness
pemasaran dari petani stroberi ke dan jasa mulai dari tahapan penyediaan
pedagang perantara. bahan baku hingga produk akhir sampai
Hasil-hasil penelitian tersebut di tangan konsumen. Lebih jelasnya,
memberikan gambaran bahwa definisi rantai pasokan (supply chain)
pengembangan agribisnis stroberi masih adalah: “A supply chain encompasses all
memerlukan kajian untuk activities associated with the flow and
mengoptimalkan manajemen rantai transformation of goods and services
pasokan buah stroberi di Kabupaten from the raw material stage to the end
bandung, oleh karena itu, maka user (customer), as well as the associated
dipandang perlu untuk melakukan kajian information flows. The suuply chain also
lebih lanjut mengenai analisis integrated group of process to source,
manajemen dan kinerja rantai pasokan make, and deliver product.” (Russel and
agribisnis buah stroberi di Kabupaten Taylor, 2009: 406)
Bandung. Adapun tujuannya adalah Rantai pasokan merupakan segala
untuk: aktivitas yang terintegrasi termasuk
1. memperoleh gambaran/pemetaan didalamnya juga aliran informasi yang
rantai pasokan (supply chain) berkaitan dengan tiga aspek, yaitu: (1)
agribisnis stroberi di Kabupaten sumber; (2) proses produksi, dan (3)
Bandung proses penghantaran produk. Terdapat
2. memperoleh gambaran manajemen tiga komponen dalam rantai pasokan,
rantai pasokan (supply chain yaitu :
management) agribisnis stroberi di 1) Rantai pasokan hulu (upstream
Kabupaten Bandung supply chain), meliputi berbagai
3. mengidentifikasi dan menganalisis aktivitas perusahaan dengan para
faktor-faktor yang menjadi pendorong penyalur, antara lain berupa
dan faktor penghambat dalam rantai pengadaan bahan baku dan bahan
pasokan pada agribisnis stroberi di pendamping.
Kabupaten Bandung 2) Rantai pasokan internal (internal
4. menganalisis tingkat kinerja rantai supply chain), meliputi semua proses
pasokan (supply chain) agribisnis pemasukan barang ke gudang yang
stroberi di Kabupaten Bandung. digunakan sampai pada proses
produksi. Aktivitas utamanya antara
KAJIAN PUSTAKA lain produksi dan pengendalian
Sebagai landasan fundamental persediaan.
dalam kajian ini, beberapa teori yang 3) Rantai pasokan hilir (downstream
digunakan terutama yang berkaitan supply chain), meliputi semua
dengan rantai pasokan (supply chain), aktivitas yang melibatkan
dan manajemen rantai pasokan (supply pengiriman produk kepada
chain management), akan dipaparkan pelanggan. Fokus utama
sebagai berikut. kegiatannya adalah distribusi,
pergudangan, transportasi dan
Rantai Pasokan (Supply Chain) pelayanan.
Sebagaimana telah disampaikan Simulasi aliran barang dan
pada bagian pendahuluan sebelumnya, informasi dalam rantai pasokan dapat
secara umum rantai pasokan berkaitan digambarkan sebagai berikut:
dengan aliran dan transformasi barang
112 IMAGE, Volume III Nomor 2, November 2014
Information flow
Material flow
HJK
MP 1 x 100%
HJP
Keterangan:
MP = Margin Pemasaran
HJK = Harga Jual Konsumen (harga di akhir rantai pasokan)
HJP = Harga Jual Produsen (harga di awal rantai pasokan)
MK = Margin Keuntungan
RBP = Rasio Biaya Pemasaran
Sumber: Ibrahim, 2003
Analisis Manajemen dan Kinerja Rantai Pasokan Agribisnis 115
Secara umum data diolah dan disajikan digunakan untuk pengolahan analisis
dalam bentuk distribusi frekuensi, deskriptif
tabulasi silang, disajikan berdasarkan Pada dasarnya penelitian yang
kesamaan karakteristik atau dilakukan berusaha menggabungkan
dibandingkan untuk memahami berbagai data baik yang bersifat
fenomena, atau diolah agar mudah kuantitatif maupun kualitatif, berkaitan
dengan perspektif emic dan etic, dan
116 IMAGE, Volume III Nomor 2, November 2014
Artifact Informants:
Collection: Pelaku usaha, Pengurus Asosiasi,
(dokumen: Data Penelitian Konsumen
Terdahulu, Data BPS, dsb emic perspective: wawancara
Field Observations:
ethic perspective: teori - kuesioner
Discovery
Mix Methods:
Data Complementary: to elaborate,
illustrate, clarify the results of
Topics one method with that of another
method
Category (emic, etic)
Pattern / concepts
Supplier Supermarket
Sumber: Dokumen Hasil Penelitian Dr. Tomy Perdana, Dr Trisna Insan Noor, dkk., tentang rencana pengembangan
kawasan stroberi di kabupaten Bandung, 2010.
Para pelaku yang berada di sentra pengolahan lanjutan seperti sortasi dan
produksi adalah petani, bandar, grading atau pengolahan pasca panen.
kelompok tani, dan industri olahan. Hal tersebut dikarenakan stroberi yang
Sementara supplier sebagian besar di luar telah di sortasi dan grading harganya jauh
sentra produksi walaupun ada yang lebih tinggi dari pada harga abresan.
berada di sentra produksi, tetapi Sedangkan untuk Rantai Pasokan
jumlahnya sangat sedikit. Pasar akhir Stroberi di Kawasan Lembang, mayoritas
stroberi dari kawasan ini adalah daerah petani stroberi di kawasan ini menjual
Bandung, Jakarta dan sekitarnya, luar hasil panennya pada supplier dan
Jawa Barat, bahkan sampai ke luar jawa. pedagang eceran. Penjualan stroberi dari
Berdasarkan Gambar 2 dapat petani biasanya stroberi grade A, grade B
dilihat bahwa rantai pemasaran stroberi dan grade C, oleh supplier disortir untuk
di kawasan tersebut cukup panjang. Jika dijual ke supermarket, sedangkan untuk
petani hanya menjual stroberi dengan pedagang eceran stroberi yang
sistem abresan, maka tidak akan kualitasnya kurang bagus yang tidak
mendapatkan nilai tambah yang tinggi. masuk pada supplier.
Nilai tambah yang tinggi dapat dinikmati Supplier dan pedagang eceran
oleh pelaku yang melakukan proses yang ada dikawasan Lembang adalah
118 IMAGE, Volume III Nomor 2, November 2014
Pedagang
Input : Pengecer
- Bibit Petani Kecil
- Pupuk (<1500 Pohon)
- Media polybag Konsumen
Petani Menengah
- Pestisida (1500-3000
- Tenaga kerja, Pohon) Pasar/
dll Supplier Supermarket
Para pelaku yang berada disentra yang tidak masuk order bisa mereka
produksi adalah petani, pedagang eceran langsung jual secara eceran, karena para
dan supplier. Selain supplier dan pedagang eceran tidak menjual stroberi
pedagang eceran ada juga pembeli eceran yang berkualitas super. Selain
yang sedang berkunjung ke kawasan banyak para pedagang eceran, banyak
lembang, serigkali mereka mengunjungi juga perkebunan stroberi yang di buka
kebun-kebun stroberi dan memetiknya khusus untuk para wisatawan yang
sendiri. Pasar akhir stroberi dari kawasan sedang berkujung ke lembang, jadi
lembang adalah daerah Jakarta dan tempat wisata ini sengja membuat kebun
sekitarnya. Seperti halnya rantai pasokan stroberi untuk tujuan tempat wisata,
di kawasan Ciwidey, rantai pasokan disana para wisatawan bisa memetik
stroberi di kawasan Lembang pun cukup stroberi yang sudah matang sendiri dan
panjang. Demikian pula, bila petani wisatawan juga bisa menikmati sajian
hanya menjual stroberi dengan sistem makanan yang berbahan dasar dari buah
abresan, maka tidak akan mendapatkan stroberi. Dengan adanya agrowisata
nilai tambah yang tinggi. Nilai tambah seperti itu memberikan nilai positif bagi
yang tinggi dapat dinikmati oleh pelaku daerah lembang sendiri karena daerah
yang melakukan proses pengolahan lembang dapat dengan mudah dikenal
lanjutan seperti sortasi dan grading atau oleh para wisatawan luar untuk terus
pengolahan pasca panen. Hal tersebut berkujung kedaerah lembang. Ketika
dikarenakan stroberi yang telah di sortasi mereka berkunjung ke daerah lembang
dan grading harganya jauh lebih tinggi mereka mempunya tujuan untuk
dari pada harga abresan. berwisata kekebun stroberi. Maka dari itu
Kawasan lembang sendiri para petani stroberi harus terus
mempunyai banyak tempat wisata meningkatkan kualitas stroberi yang
sehingga memudahkan para pedagang mereka tanam. Perencanaan
eceran untuk menjual stroberi di tempat- pengembangan budidaya bibit stroberi di
tempat wisata tersebut, selain itu daerah lembang di lakukan dengean
pedagang eceran juga sangat membantu proses pengembangan bibit oleh pihak
petani dan perusahaan karena barang petani secara mandiri, untuk buah
Analisis Manajemen dan Kinerja Rantai Pasokan Agribisnis 119
stroberi sendiri tidak ada pengembangan di jual oleh pedagang eceran di tempat-
budidaya secara kelompok tani, petani tempat wisata yang ada di daerah lembang.
berdiri sendiri dari mulai pengembangan
bibit, pembibitan, penanaman sampai Faktor Pendorong dan Penghambat
dengan proses panen. Setelah proses dalam Rantai Pasokan Stroberi
panen ini petani menyerahkannya kepada Dari hasil obervasi, wawancara,
pemasok. maupun studi dokumentasi, beberapa
Buah stroberi yang diproduksi faktor yang merupakan pendorong dalam
menggunakan bibit unggulan sehingga rantai pasokan stroberi di kawasan
buahnya berukuran besar dengan rasa Ciwidey dan Lembang, antara lain
yang manis dan bentuk yang beraneka berkaitan dengan:
ragam. Keunikan lainnya adalah Potensi pengembangan stroberi
budidaya stroberi ini menggunakan dua sebagai agrowisata
sistem yakni hidroponik dalam green Potensi pengembangan stroberi
house dan secara organik di kebun sebagai agrowisata ditunjang dengan
terbuka sehingga menjadi keunggulan keberdaan lahan yang luas, misalnya
tersendiri bagi petani. Keunggulan- saja kawasan Rancabali ditanami
keunggulan yang dimiliki tersebut harus stroberi kurang lebih seluas 120 hektar
tetap dipertahankan untuk menjaga yang sebagian besar tersebar di Desa
kepercayaan konsumen, namun petani Alam Endah Kecamatan Rancabali.
hendaknya tetap melakukan evaluasi dan Demikian pula dengan semakin
pengembangan produk secara kontinyu populernya agrowisata stroberi petik
pada masa yang akan datang. Sehingga sendiri juga turut menjadi faktor
produk yang dihasilkan petani akan terus pendorong agribisnis stroberi. Buah
meningkat kualitas produknya. Untuk stroberi saat ini menjadi ikon
terus meningkat hasil produk tersebut unggulan bagi pariwisata Jawa barat
petani harus mau belajat terus mengenai khususnya di Bandung Selatan.
penanam stroberi karena untuk para (http://news.unpad.ac.id, 26-11-2013).
petani daerah Lembang masih belum Pola tanam yang fleksibel
terlalu paham cara-cara membudidayakan Pola tanam buah stroberi yang
stroberi tidak seperti membudidayakan fleksibel berkaitan dengan
tanaman sayuran lainnya. karakteristik buah stroberi yang dapat
Pemasok seperti CV. Yan’s Fruit & ditanam kapan saja, tentu saja dengan
Vegetables mendapatkan buah stroberi dari kondisi geografis yang sesuai.
petani yang di sebut dengan mitra. Mitra- Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh
mitra petani ini menanam buah stroberi para petani stroberi dengan pola tanam
sendiri-sendiri atau secara mandiri. Mereka yang disebut selang sekar, artinya
menanam buah stroberi dengan bibit ketika pohon stroberi sudah dalam
unggulan sehingga buah yang dihasilkannya fase produktif hampir setiap selang
pun berkualitas bagus. Setelah proses panen, waktu tertentu, stroberi dapat dipanen.
para mitra ini menyerahkan buah hasil Keuntungannya tentu saja petani akan
panennya kepada pemasok lalu dilakukan secara kontinyu memperoleh
sortasi dan setelah untuk membedakan buah pendapatan. Bahkan stroberi ini
stroberi yang berukuran A, B , C dan BS. diistilahkan sebagai buah peretas
Untuk stroberi yang berukuran A, B dan C kemiskinan oleh salah seorang
dikirim kesupermarket Jakarta sedangkan anggota Asgita, Warsid Nasrudin,
untuk stroberi yang berkualitass BS dijual dalam kesempatan diskusi yang
kembali kepada Bandar BS untuk kemudian diselenggarakan oleh LPPM Unpad
120 IMAGE, Volume III Nomor 2, November 2014
Berdasarkan tersebut, dapat dilihat bahwa tersebut, seperti misalnya yang disebut
bila mengacu pada ukuran terkecil untuk metode Jury of executive opinion atau
Mean Absolute Deviation (MAD) sebesar menggabungkan data-data kualitatif
3.58, dan Mean Square Error (MSE) dengan opini dari orang-orang yang
sebesar 18.00, serta Mean Absolute dianggap ahli/berpengalaman di
Percent Error (MAPE) sebesar 4%, bidangnya. Data hasil peramalan
maka metode yang paling akurat adalah dimaksudkan sebagai bahan masukan
Linear Regression, karena secara umum dalam perencanaan yang kemudian
kesalahan peramalannya diasumsikan disesuaikan dengan penilaian akhir untuk
paling kecil dibandingkan dengan metode proses pengambilan keputusannya.
permalan lainnya. Namun demikian bila Terlepas dari berbagai
membandingkan dengan data permintaan kekurangan dari berbagai metode
aktual stroberi untuk bulan Januari 2013 peramalan dalam rantai pasokan,
sebesar 101 kg (data hasil observasi), sebagaimana dinyatakan oleh Render &
maka metode Exponential Smoothing (α Heizer (2014: 172), antara lain bahwa
= 0.2) adalah yang paling mendekati tidak ada metode peramalan yang
hasil peramalannya. sempurna untuk semua kondisi,
Kenyataan tersebut menunjukkan mayoritas mengasumsikan dalam kondisi
bahwa walaupun suatu metode memiliki yang stabil, oleh karena itu akan lebih
angka kesalahan peramalan terkecil, baik bila membandingkan beberapa
belum tentu hasil peramalannya paling metode untuk pengambilan keputusan
mendekati kenyataan, karena ternyata sambil terus berusaha memantau
bila membandingkan data permintaan berbagai perubahan yang terjadi.
dari tahun ke tahun, permintaan stroberi
dipengaruhi juga oleh faktor musim atau PENUTUP
cuaca. Di Negara kita pada umumnya Berdasarkan hasil penelitian yang
mendekati akhir tahun adalah musim telah dilakukan dengan melakukan
penghujan, sehingga hasil produksi observasi, wawancara, studi
stroberi juga turut menurun. Oleh karena dokumentasi/literatur, dan pengolahan
itu bila akan menggunakan metode data, maka dapat diperoleh kesimpulan
kuantitatif dalam meramalkan sebagai berikut.
permintaan, maka sebaiknya
menggunakan pula pertimbangan- 1. Secara umum rantai pasokan stroberi
pertimbangan lainnya, seperti di Kabupaten bandung mengikuti
pengalaman-pengalaman sebelumnya, pola yang termasuk kategori multi
atau menggabungkan dengan metode saluran, pola-pola tersebut dapat
kualitatif dalam meramalkan permintaan digambarkan sebagai berikut:
Konsumen
akhir
Analisis Manajemen dan Kinerja Rantai Pasokan Agribisnis 125