Anda di halaman 1dari 18

Analisis Manajemen dan Kinerja Rantai Pasokan Agribisnis 109

ANALISIS MANAJEMEN DAN KINERJA RANTAI PASOKAN


AGRIBISNIS BUAH STROBERI DI KABUPATEN BANDUNG
Chairul Furqon
Program Studi Manajemen
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia
uqon2000@yahoo.com

Abstrak
Penguatan produksi buah lokal yang berkualitas merupakan keharusan, mengingat
belum terpenuhinya permintaan pasar dalam negeri yang masih didominasi oleh buah
impor Hal ini merupakan peluang untuk mengoptimalkan kawasan yang menjadi sentra
produksi buah unggulan, salah satunya Kabupaten Bandung dengan buah unggulannya
stroberi. Permasalahan dalam pengembangan agribisnis stroberi ini terkait dengan
kinerja rantai pasokan yang belum optimal. Penelitian bertujuan untuk memetakan
rantai pasokan, dan manajemen rantai pasokan agribisnis stroberi; mengidentifikasi
faktor-faktor pendorong dan penghambat dalam rantai pasokan agribisnis stroberi; serta
untuk menganalisis kinerja rantai pasokan agribisnis stroberi di Kabupaten Bandung.
Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan dukungan data-data
kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi literatur, dan
observasi. Pengolahan data menggunakan bantuan software POMWIN ver. 3.0. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rantai pasokan stroberi di Kabupaten Bandung termasuk
kategori multi saluran, manajemen rantai pasokannya meliputi pola tradisional dan
kemitraaan, faktor pendorong utama adalah potensi pengembangan agrowisata dan
permintaan yang tinggi, sementara faktor penghambat antara lain berkaitan dengan
kesulitan perolehan bibit berkualitas, dan kelembagaan rantai pasokan; kinerja rantai
pasokan termasuk kategori tidak efisien, dilihat dari besarnya margin, dan rantai pasok
yang panjang.
Kata Kunci: rantai pasokan, manajemen rantai pasokan, agribisnis stroberi

Abstract
The production reinforcing of local fruit which have a certain quality is a necessity,
considering domestic demand has not been fulfilled that dominated by imported
fruits. This is an opportunity for optimizing areas of fruit production centers, such
as Bandung Regency with its prime fruit, strawberry. Problems that occure in
developing strawberry agribusiness be related to less than optimal of supply chain
performance. This study aims; to mapping the strawberry agribusiness supply
chains and the supply chain management; to identify the driving and inhibiting
factors in the strawberry agribusiness supply chain; and to analyze the supply chain
performance of strawberry agribusiness in Bandung Regency. This study employs a
qualitative approach that is supplemented by quantitative data. Data are collected
through interviews, literature studies, and observation. The data processing employs
POMWIN ver. 3.0. The result shows; supply chain of strawberry in Bandung
Regency follows the pattern of multi-channel category; supply chain management
consist traditional pattern and partnership, driving factors are potential for the
development of strawberry as agro-tourism, and strawberry high demand,
110 IMAGE, Volume III Nomor 2, November 2014

meanwhile, the limiting factors are difficulty in obtaining high-quality seeds, and
institution of supply chain; the level of supply chain performance is inefficient,
indicated by the larger margin percentage, and the length of supply chain.
Keywords: supply chain, supply chain management, strawberry agribusiness

PENDAHULUAN Dalam persaingan saat ini, para


Kabupaten Bandung merupakan pelaku usaha dituntut untuk menyadari
salah satu kawasan sentra produksi bahwa persaingan yang terjadi
komoditas buah unggulan di Propinsi merupakan persaingan antar jaringan
Jawa Barat. Berdasarkan data dari Dinas rantai pasokan. Para pelaku usaha dalam
Pertanian Jawa Barat, salah satu suatu rantai pasokan harus mampu
komoditas buah yang menjadi unggulan menyampaikan produk yang sesuai
dari Kabupaten Bandung adalah stroberi. dengan keinginan konsumen dari segi
Demikian pula mengacu pada Badan kualitas, kuantitas, harga, waktu dan
Penanaman Modal dan Perizinan tempat yang tepat, mengingat bahwa
(BPMP) Kabupaten Bandung, bahwa pesaing dalam abribisnis ini juga
buah stroberi juga merupakan salah satu termasuk yang berasal dari luar negeri
dari beberapa komoditas pertanian yang yang dalam beberapa hal telah
memiliki peluang investasi yang cukup menerapkan manajemen dan teknologi
besar selain kentang, tomat, dan teh. pertanian yang lebih maju, antara lain
Namun demikian, perkembangan ditandai dengan masih dominannya buah
agribisnis stroberi bukanlah tanpa impor di pasar dalam negeri kita. Dengan
masalah Salah satu permasalahan dalam karakteristik produk pertanian tersebut
agribisnis buah seperti juga komoditas maka harus disusun suatu manajemen
hortikultura lainnya adalah terkait dengan rantai pasok yang tepat.
manajemen rantai pasokan (supply chain Sejalan dengan itu, hasil-hasil
management). Rantai pasokan berkaitan penelitian sebelumnya seperti yang telah
dengan aliran dan transformasi barang dilakukan oleh Tomy Perdana dan Clara
dan jasa mulai dari tahapan penyediaan Ardilla Catalia (2008) yang berkaitan
bahan baku hingga produk akhir sampai dengan rancang ulang manajemen rantai
di tangan konsumen. pasokan komoditas stroberi, juga
Manajemen rantai pasokan menunjukkan bahwa kinerja manajemen
komoditi pertanian berbeda dengan rantai pasokan (Supply Chain
manajemen rantai pasokan komoditi non- Management) komoditas stroberi segar di
pertanian, karena berkaitan dengan sifat Kabupaten Bandung (khususnya di
dari produk pertanian yang mudah rusak, Asosiasi Agribisnis dan Wisata,
kemudian proses penanaman, Kecamatan Rancabali) yang diukur
pertumbuhan dan pemanenan tergantung dengan indikator kartu berimbang
pada iklim dan musim, serta hasil panen (balanced scorecard) menghasilkan
memiliki bentuk dan ukuran yang penampilan kinerja rata-rata kurang baik.
bervariasi. Seluruh faktor tersebut harus Demikian pula penelitian yang telah
dipertimbangkan dalam desain dilakukan oleh Rofi Rofaida & Heny
manajemen rantai pasok komoditi Hendrayati (2010), tentang analisis rantai
pertanian guna mendapatkan sistem pemasaran stroberi di Kabupaten
rantai pasok yang komprehensif, efektif, Bandung, menunjukkan bahwa masih
efisien, responsif dan berkelanjutan. terdapat bottleneck dalam salah satu
tahapan rantai pasokan yaitu pada rantai
Analisis Manajemen dan Kinerja Rantai Pasokan Agribisnis 111

pemasaran dari petani stroberi ke dan jasa mulai dari tahapan penyediaan
pedagang perantara. bahan baku hingga produk akhir sampai
Hasil-hasil penelitian tersebut di tangan konsumen. Lebih jelasnya,
memberikan gambaran bahwa definisi rantai pasokan (supply chain)
pengembangan agribisnis stroberi masih adalah: “A supply chain encompasses all
memerlukan kajian untuk activities associated with the flow and
mengoptimalkan manajemen rantai transformation of goods and services
pasokan buah stroberi di Kabupaten from the raw material stage to the end
bandung, oleh karena itu, maka user (customer), as well as the associated
dipandang perlu untuk melakukan kajian information flows. The suuply chain also
lebih lanjut mengenai analisis integrated group of process to source,
manajemen dan kinerja rantai pasokan make, and deliver product.” (Russel and
agribisnis buah stroberi di Kabupaten Taylor, 2009: 406)
Bandung. Adapun tujuannya adalah Rantai pasokan merupakan segala
untuk: aktivitas yang terintegrasi termasuk
1. memperoleh gambaran/pemetaan didalamnya juga aliran informasi yang
rantai pasokan (supply chain) berkaitan dengan tiga aspek, yaitu: (1)
agribisnis stroberi di Kabupaten sumber; (2) proses produksi, dan (3)
Bandung proses penghantaran produk. Terdapat
2. memperoleh gambaran manajemen tiga komponen dalam rantai pasokan,
rantai pasokan (supply chain yaitu :
management) agribisnis stroberi di 1) Rantai pasokan hulu (upstream
Kabupaten Bandung supply chain), meliputi berbagai
3. mengidentifikasi dan menganalisis aktivitas perusahaan dengan para
faktor-faktor yang menjadi pendorong penyalur, antara lain berupa
dan faktor penghambat dalam rantai pengadaan bahan baku dan bahan
pasokan pada agribisnis stroberi di pendamping.
Kabupaten Bandung 2) Rantai pasokan internal (internal
4. menganalisis tingkat kinerja rantai supply chain), meliputi semua proses
pasokan (supply chain) agribisnis pemasukan barang ke gudang yang
stroberi di Kabupaten Bandung. digunakan sampai pada proses
produksi. Aktivitas utamanya antara
KAJIAN PUSTAKA lain produksi dan pengendalian
Sebagai landasan fundamental persediaan.
dalam kajian ini, beberapa teori yang 3) Rantai pasokan hilir (downstream
digunakan terutama yang berkaitan supply chain), meliputi semua
dengan rantai pasokan (supply chain), aktivitas yang melibatkan
dan manajemen rantai pasokan (supply pengiriman produk kepada
chain management), akan dipaparkan pelanggan. Fokus utama
sebagai berikut. kegiatannya adalah distribusi,
pergudangan, transportasi dan
Rantai Pasokan (Supply Chain) pelayanan.
Sebagaimana telah disampaikan Simulasi aliran barang dan
pada bagian pendahuluan sebelumnya, informasi dalam rantai pasokan dapat
secara umum rantai pasokan berkaitan digambarkan sebagai berikut:
dengan aliran dan transformasi barang
112 IMAGE, Volume III Nomor 2, November 2014

Information flow

Customer Retailer Wholesaler Distributor Factory

Material flow

Sumber: Russel and Taylor (2009)

Gambar 1. AliranBarang dan Informasi dalam Supply Chain

Manajemen Rantai Pasokan (Supply memaksimalkan nilai kepada pelanggan


Chain Management) pada tingkat biaya yang efisien.
Pengertian manajemen rantai Seiring dengan perubahan waktu,
pasokan menurut Russel and Taylor lahir beberapa konsep pengembangan
(2009: 411) adalah sebagai berikut: SCM, sebagai respon terhadap iklim
supply chain management requires persaingan yang semakin ketat. Berbagai
managing the flow of information cara yang lebih inovatif diharapkan dapat
through the supply chain in order to membantu perusahaan agar tetap
attain level of synchronization that will bertahan atau bahkan dapat memimpin
make it more responsive to customer pasar. Konsep-konsep tersebut antara
needs while lowering cost. Sementara lain:
Heizer and Render, (2014: 468)  Just In Time (JIT), konsep ini
menyatakan bahwa supply chain menekankan pada kemitraan yang erat
management describes the coordination antara perusahaan dengan
of all supply chain activities, starting pemasoknya, dan pemasok akan
with raw materials and ending with a memiliki wakil di perusahaan yang
satisfied customer. Thus, a supply chain disuplainya. Wakil tersebut berfungsi
includes suppliers, manufacturers and/or menggantikan peran bagian pembelian
service providers, and distributors, di perusahaan pembeli. Atas nama
wholesalers, and/or retailerswho perusahaan pembeli, wakil tersebut
deliverthe products and/or service to the akan membuat order pembelian ke
final customer. perusahaannya berdasarkan rencana
Berdasarkan definisi tersebut dapat produksi yang telah ditetapkan oleh
dikatakan bahwa manajemen rantai perusahaan pembeli. Praktek ini
pasokan (supply chain management, atau memungkinkan kedua belah pihak
disingkat SCM) berkaitan dengan untuk merundingkan rencana-rencana
manajemen/pengelolaan aliran bahan produksi maupun pembelian sehingga
baku dan jasa, proses produksi, dan menguntungkan kedua belah pihak.
proses penghantarannya sepanjang aliran Perusahaan pembeli akan lebih mudah
rantai pasok. Tujuan dari SCM adalah menegosiasikan jadwal pengiriman
mengintegrasikan aliran barang dan jasa karena wakil tadi sewaktu-waktu bisa
serta informasi sepanjang rantai ditemui di perusahaannya. Demikian
pasokan/supply chain untuk pula wakil tadi akan lebih banyak
memberikan masukan tentang
Analisis Manajemen dan Kinerja Rantai Pasokan Agribisnis 113

kemampuan perusahaannya untuk Pengukuran kinerja rantai pasokan tentu


memasok kebutuhan material atau berkaitan dengan banyak hal, seperti
bahan baku yang dibutuhkan bagaimana peramalan produknya,
perusahaan pembeli. pengelolaan persediaannya, dan
 Vendor Managed Inventory (VMI), sebagainya. Hal ini akan dipaparkan
adalah merupakan salah satu variasi secara lebih rinci pada bagian metode
dari JIT II. Konsep ini banyak penelitian/kajian berikut ini.
digunakan oleh para pemasok yang
mensuplai bisnis retail. Selama ini METODE PENELITIAN
pihak retail yang berkewajiban Subjek penelitian adalah agribisnis
membuat order pembelian untuk stroberi di Kabupaten Bandung
menjaga kelangsungan persediaan dari sedangkan objek penelitian adalah
setiap item yang terjual. Pada VMI Analisis Manajemen dan Kinerja Rantai
kebalikannya, justru pemasoklah yang Pasokan (Supply Chain Management)
berkewajiban untuk menentukan Agribisnis Buah Stroberi di Kabupaten
kapan dan berapa jumlah suatu item Bandung. Jenis penelitian yang dilakukan
harus dikirim ke retailnya, adalah penelitian kualitatif dengan
berdasarkan informasi tingkat dukungan data-data kuantitatif. Fokus
penjualan dan ketersediaan stock yang dan tujuan penelitian dalam penelitian
ada di retail tersebut. Pada VMI kualitatif merupakan acuan untuk memilih
pertukaran informasi yang lancar sumber data dan teknik pengumpulan data.
sangat diperlukan. Pemasok akan Pengumpulan data dilakukan melalui
mampu membuat keputusan yang wawancara, studi dokumentasi/literatur,
baik, apabila informasi tingkat dan observasi di Kabupaten Bandung,
kebutuhan maupun tingkat persediaan khususnya kawasan Ciwidey sebagai
yang dimiliki pihak retail bisa diakses sentra utama buah stroberi dan kawasan
dengan mudah. Lembang sebagai perbandingan. Jenis
Urgensi dari pemaparan teori atau data yang dikumpulkan mengacu pada
konsep-konsep ini adalah bahwa dalam pertanyaan penelitian atau tujuan
mengkaji manajemen rantai pasokan penelitian yang meliputi: pemetaan rantai
komoditi pertanian, memerlukan pasokan, dan manajemen rantai pasokan,
referensi untuk memetakan kondisi yang identifikasi faktor pendorong dan faktor
ada dengan kerangka ideal dari sudut penghambat dalam rantai pasokan,
pandang teoritis, membandingkannya dan analisis kinerja rantai pasokan. Lebih
memberikan rekomendasi untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1
perbaikan pengelolaan rantai pasokannya. berikut.

Tabel 1. Jenis data yang dikumpulkan berdasarkan Variabel/Pertanyaan Penelitian


Jenis data yang Sumber Data Teknik Pengumpulan Data
dikumpulkan sesuai dengan
Variabel/Pertanyaan
Penelitian
 Pelaku Usaha  Observasi lapangan
Pemetaan rantai pasokan  Hasil-hasil penelitian  Kuesioner dan wawancara
sebelumnya dengan pelaku usaha
 Dinas terkait  Studi literatur
114 IMAGE, Volume III Nomor 2, November 2014

 Pelaku Usaha  Observasi lapangan


Pemetaan manajemen rantai  Hasil-hasil penelitian  Kuesioner dan wawancara
pasokan sebelumnya  Studi literatur
 Dinas terkait

 Pelaku Usaha  Observasi lapangan


Identifikasi faktor pendorong  Hasil-hasil penelitian  Kuesioner dan wawancara
dan faktor penghambat dalam sebelumnya  Studi literatur
rantai pasokan  Dinas terkait

 Pelaku Usaha  Observasi lapangan


 Hasil-hasil penelitian  Kuesioner dan wawancara
Analisis kinerja rantai pasokan sebelumnya  Studi literatur
 Dinas terkait

Untuk kepentingan analisis kinerja rantai pasokan stroberi, metode yang


digunakan adalah dengan mengukur tingkat efisiensi rantai pasokan. Pengukurannya
memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pemasaran produk
dan persentase keuntungan dari masing-masing anggota rantai pasok. Efisiensi rantai
pasok dapat digambarkan dengan menghitung persentase margin pemasaran, margin
keuntungan, rasio biaya pemasaran mulai dari awal sampai dengan akhir anggota rantai
pasokan. Patokannya, bila margin pemasaran besar, dalam arti masing-masing anggota
rantai pasokan mengeluarkan biaya yang besar serta menarik keuntungan yang besar
pula, maka pada umumnya hal tersebut menggambarkan bahwa rantai pasokan termasuk
kategori panjang dengan anggota rantai pasoknya termasuk banyak pula. Semakin besar
persentase margin, maka kinerja rantai pasok semakin tidak efisien, sebagai akibatnya
konsumen akhir memperoleh produk dengan harga yang relatif mahal dibandingkan
dengan biaya produksinya. Pada umumnya sebaran margin akan semakin membesar
kearah akhir atau ujung rantai pasokan, yaitu di posisi pengecer, suatu hal yang logis
mengingat pada tingkat pengecer risiko yang ditanggung lebih besar. Rumus yang
digunakan dalam pengukuran ini adalah sebagai berikut:

HJK
MP   1 x 100%
HJP

MPKeseluruhan = MKtotal + RBPtotal

MPKeseluruhan = MPDistributor + MPPengecer

Keterangan:
MP = Margin Pemasaran
HJK = Harga Jual Konsumen (harga di akhir rantai pasokan)
HJP = Harga Jual Produsen (harga di awal rantai pasokan)
MK = Margin Keuntungan
RBP = Rasio Biaya Pemasaran
Sumber: Ibrahim, 2003
Analisis Manajemen dan Kinerja Rantai Pasokan Agribisnis 115

Penelitian ini juga melakukan dalam mengelola persediaan,


pengolahan data historis untuk perencanaan kapasitas, penjadwalan, dan
kepentingan peramalan permintaan dalam sebagainya. Pengolahan data yang
rantai pasokan. Peramalan (forecasting) diperoleh kemudian diolah dengan
penting untuk dilakukan anggota rantai bantuan software Production and
pasokan untuk membantu estimasi aliran Operations Management (POM) for
produk yang lebih terukur, karena akan windows version 3.0.
berkaitan dengan kegiatan fungsional Metode yang digunakan dalam
lainnya, seperti pemasaran, keuangan, melakukan peramalan permintaan
dan sebagainya, untuk kegiatan operasi stroberi, meliputi:
atau produksi, peramalan sangat berperan

- Rata-rata Bergerak (Moving Average)

- Rata-rata Bergerak Tertimbang (Weighted Moving Average)

- Penghalusan Eksponensial (Exponential Smoothing)

- Regresi Linier atau Kuadrat Terkecil (Linear Regression / Least Square)

Secara umum data diolah dan disajikan digunakan untuk pengolahan analisis
dalam bentuk distribusi frekuensi, deskriptif
tabulasi silang, disajikan berdasarkan Pada dasarnya penelitian yang
kesamaan karakteristik atau dilakukan berusaha menggabungkan
dibandingkan untuk memahami berbagai data baik yang bersifat
fenomena, atau diolah agar mudah kuantitatif maupun kualitatif, berkaitan
dengan perspektif emic dan etic, dan
116 IMAGE, Volume III Nomor 2, November 2014

pada akhirnya bertujuan untuk dipercaya. Lebih kongkretnya


memperoleh informasi yang dapat lebih digambarkan sebagai berikut.

Artifact Informants:
Collection: Pelaku usaha, Pengurus Asosiasi,
(dokumen: Data Penelitian Konsumen
Terdahulu, Data BPS, dsb emic perspective: wawancara

Field Observations:
ethic perspective: teori - kuesioner

Discovery
Mix Methods:
Data Complementary: to elaborate,
illustrate, clarify the results of
Topics one method with that of another
method
Category (emic, etic)

Pattern / concepts

Hasil analisis Manajemen dan Kinerja


Rantai Pasokan

Triangulation for logical pattern


(McMillan & Schumacher, 2001: 478)

HASIL ANALISIS DAN dapat dikemukakan beberapa hal berikut


PEMBAHASAN ini.
Target utama dari penelitian yang
dilakukan adalah hasil analisis Rantai Pasokan Stroberi di Kabupaten
manajemen dan kinerja rantai pasokan Bandung
untuk produk agribisnis di wilayah Pada awal perkembangan stroberi
kabupaten bandung. Dari hasil observasi di wilayah Ciwidey dan sekitarnya yaitu
di wilayah Kabupaten Bandung, Tahun 1999, tidak terdapat permasalahan
khususnya kawasan Ciwidey, dan yang berarti untuk pemasarannya. Hal
Lembang, serta dari hasil wawancara tersebut dikarenakan Ciwidey merupakan
dengan petani, pemasok, dan sebagainya, perlintasan beberapa daerah pariwisata
maupun studi dokumentasi yang antara sehingga banyak wisatawan yang
lain bersumberkan pada hasil penelitian membeli oleh-oleh olahan khas Ciwidey,
terdahulu yang dilakukan oleh Dr. Tomy serta buah stroberi segar itu sendiri.
Perdana, Dr Trisna Insan Noor, dkk., Makanan olahan stroberi dijual melalui
terkait dengan rencana pengembangan toko yang menjual oleh-oleh khas
kawasan stroberi di kabupaten Bandung, Ciwidey, sedangkan buah stroberi
segarnya dijual ke konsumen melalui
Analisis Manajemen dan Kinerja Rantai Pasokan Agribisnis 117

perantara, yaitu pedagang asongan. Bandar atau pedagang pengumpul di


Selain asongan, konsumen bisa sortasi dan grading untuk dijual ke pasar
mendapatkan stroberi segar dengan cara tradisional, supermarket, restoran, dan
memetik sendiri di kebun yang memang pedagang pengecer. Dari Bandar atau
menyediakan fasilitas itu sebagai sarana pedagang pengumpul juga ada yang
penjualan stroberi segarnya. Saat ini dijual ke industri olahan yang biasanya
sebagian besar petani stroberi di kawasan stroberi grade paling rendah. Bandar
Ciwidey menjual hasil panennya pada atau pedagang pengumpul yang ada di
Bandar atau pedagang pengumpul yang kawasan Ciwidey ada yang sebagai
ada di wilayah sentra produksi. Penjualan pengusaha perorangan dan ada juga yang
stroberi dari petani biasanya dengan merupakan gabungan dari beberapa
system abresan atau seluruh grade dijual kelompok tani yang menyalurkannya ke
dengan harga yang sama. Lalu oleh supermarket.
Industri
Petani Kecil Besar
(<1500 pohon)
Petani
Pedagang
Menengah
antar pulau
Input: (1500-5000
-Bibit pohon)
Pedagang Home Psr
-Pupuk Bandar
Pengumpul Industri Tradisional
-Media Polybag
-Pestisida Petani Besar
-Tenaga Kerja, dll (>5000 pohon)

Supplier Supermarket

Sumber: Dokumen Hasil Penelitian Dr. Tomy Perdana, Dr Trisna Insan Noor, dkk., tentang rencana pengembangan
kawasan stroberi di kabupaten Bandung, 2010.

Gambar 2 Rantai Pasokan Stroberi di kawasan Ciwidey Kabupaten Bandung

Para pelaku yang berada di sentra pengolahan lanjutan seperti sortasi dan
produksi adalah petani, bandar, grading atau pengolahan pasca panen.
kelompok tani, dan industri olahan. Hal tersebut dikarenakan stroberi yang
Sementara supplier sebagian besar di luar telah di sortasi dan grading harganya jauh
sentra produksi walaupun ada yang lebih tinggi dari pada harga abresan.
berada di sentra produksi, tetapi Sedangkan untuk Rantai Pasokan
jumlahnya sangat sedikit. Pasar akhir Stroberi di Kawasan Lembang, mayoritas
stroberi dari kawasan ini adalah daerah petani stroberi di kawasan ini menjual
Bandung, Jakarta dan sekitarnya, luar hasil panennya pada supplier dan
Jawa Barat, bahkan sampai ke luar jawa. pedagang eceran. Penjualan stroberi dari
Berdasarkan Gambar 2 dapat petani biasanya stroberi grade A, grade B
dilihat bahwa rantai pemasaran stroberi dan grade C, oleh supplier disortir untuk
di kawasan tersebut cukup panjang. Jika dijual ke supermarket, sedangkan untuk
petani hanya menjual stroberi dengan pedagang eceran stroberi yang
sistem abresan, maka tidak akan kualitasnya kurang bagus yang tidak
mendapatkan nilai tambah yang tinggi. masuk pada supplier.
Nilai tambah yang tinggi dapat dinikmati Supplier dan pedagang eceran
oleh pelaku yang melakukan proses yang ada dikawasan Lembang adalah
118 IMAGE, Volume III Nomor 2, November 2014

pengusaha perorangan yang bergerak Yan’s Fruit & Vegetables yang


dalam bidang rumah kemasan sayuran menyalurkannya ke supermarket.
dan buah-buahan. Salah satu supplier Berikut di sajikan rantai pasok stroberi di
yang berfungsi sebagai penampung kawasan Lembang Kabupaten Bandung
stroberi di kawasan Lembang adalah CV.

Pedagang
Input : Pengecer
- Bibit Petani Kecil
- Pupuk (<1500 Pohon)
- Media polybag Konsumen
Petani Menengah
- Pestisida (1500-3000
- Tenaga kerja, Pohon) Pasar/
dll Supplier Supermarket

Gambar 3 Rantai Pasokan Stroberi di Kawasan Lembang, Kabupaten Bandung

Para pelaku yang berada disentra yang tidak masuk order bisa mereka
produksi adalah petani, pedagang eceran langsung jual secara eceran, karena para
dan supplier. Selain supplier dan pedagang eceran tidak menjual stroberi
pedagang eceran ada juga pembeli eceran yang berkualitas super. Selain
yang sedang berkunjung ke kawasan banyak para pedagang eceran, banyak
lembang, serigkali mereka mengunjungi juga perkebunan stroberi yang di buka
kebun-kebun stroberi dan memetiknya khusus untuk para wisatawan yang
sendiri. Pasar akhir stroberi dari kawasan sedang berkujung ke lembang, jadi
lembang adalah daerah Jakarta dan tempat wisata ini sengja membuat kebun
sekitarnya. Seperti halnya rantai pasokan stroberi untuk tujuan tempat wisata,
di kawasan Ciwidey, rantai pasokan disana para wisatawan bisa memetik
stroberi di kawasan Lembang pun cukup stroberi yang sudah matang sendiri dan
panjang. Demikian pula, bila petani wisatawan juga bisa menikmati sajian
hanya menjual stroberi dengan sistem makanan yang berbahan dasar dari buah
abresan, maka tidak akan mendapatkan stroberi. Dengan adanya agrowisata
nilai tambah yang tinggi. Nilai tambah seperti itu memberikan nilai positif bagi
yang tinggi dapat dinikmati oleh pelaku daerah lembang sendiri karena daerah
yang melakukan proses pengolahan lembang dapat dengan mudah dikenal
lanjutan seperti sortasi dan grading atau oleh para wisatawan luar untuk terus
pengolahan pasca panen. Hal tersebut berkujung kedaerah lembang. Ketika
dikarenakan stroberi yang telah di sortasi mereka berkunjung ke daerah lembang
dan grading harganya jauh lebih tinggi mereka mempunya tujuan untuk
dari pada harga abresan. berwisata kekebun stroberi. Maka dari itu
Kawasan lembang sendiri para petani stroberi harus terus
mempunyai banyak tempat wisata meningkatkan kualitas stroberi yang
sehingga memudahkan para pedagang mereka tanam. Perencanaan
eceran untuk menjual stroberi di tempat- pengembangan budidaya bibit stroberi di
tempat wisata tersebut, selain itu daerah lembang di lakukan dengean
pedagang eceran juga sangat membantu proses pengembangan bibit oleh pihak
petani dan perusahaan karena barang petani secara mandiri, untuk buah
Analisis Manajemen dan Kinerja Rantai Pasokan Agribisnis 119

stroberi sendiri tidak ada pengembangan di jual oleh pedagang eceran di tempat-
budidaya secara kelompok tani, petani tempat wisata yang ada di daerah lembang.
berdiri sendiri dari mulai pengembangan
bibit, pembibitan, penanaman sampai Faktor Pendorong dan Penghambat
dengan proses panen. Setelah proses dalam Rantai Pasokan Stroberi
panen ini petani menyerahkannya kepada Dari hasil obervasi, wawancara,
pemasok. maupun studi dokumentasi, beberapa
Buah stroberi yang diproduksi faktor yang merupakan pendorong dalam
menggunakan bibit unggulan sehingga rantai pasokan stroberi di kawasan
buahnya berukuran besar dengan rasa Ciwidey dan Lembang, antara lain
yang manis dan bentuk yang beraneka berkaitan dengan:
ragam. Keunikan lainnya adalah  Potensi pengembangan stroberi
budidaya stroberi ini menggunakan dua sebagai agrowisata
sistem yakni hidroponik dalam green Potensi pengembangan stroberi
house dan secara organik di kebun sebagai agrowisata ditunjang dengan
terbuka sehingga menjadi keunggulan keberdaan lahan yang luas, misalnya
tersendiri bagi petani. Keunggulan- saja kawasan Rancabali ditanami
keunggulan yang dimiliki tersebut harus stroberi kurang lebih seluas 120 hektar
tetap dipertahankan untuk menjaga yang sebagian besar tersebar di Desa
kepercayaan konsumen, namun petani Alam Endah Kecamatan Rancabali.
hendaknya tetap melakukan evaluasi dan Demikian pula dengan semakin
pengembangan produk secara kontinyu populernya agrowisata stroberi petik
pada masa yang akan datang. Sehingga sendiri juga turut menjadi faktor
produk yang dihasilkan petani akan terus pendorong agribisnis stroberi. Buah
meningkat kualitas produknya. Untuk stroberi saat ini menjadi ikon
terus meningkat hasil produk tersebut unggulan bagi pariwisata Jawa barat
petani harus mau belajat terus mengenai khususnya di Bandung Selatan.
penanam stroberi karena untuk para (http://news.unpad.ac.id, 26-11-2013).
petani daerah Lembang masih belum  Pola tanam yang fleksibel
terlalu paham cara-cara membudidayakan Pola tanam buah stroberi yang
stroberi tidak seperti membudidayakan fleksibel berkaitan dengan
tanaman sayuran lainnya. karakteristik buah stroberi yang dapat
Pemasok seperti CV. Yan’s Fruit & ditanam kapan saja, tentu saja dengan
Vegetables mendapatkan buah stroberi dari kondisi geografis yang sesuai.
petani yang di sebut dengan mitra. Mitra- Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh
mitra petani ini menanam buah stroberi para petani stroberi dengan pola tanam
sendiri-sendiri atau secara mandiri. Mereka yang disebut selang sekar, artinya
menanam buah stroberi dengan bibit ketika pohon stroberi sudah dalam
unggulan sehingga buah yang dihasilkannya fase produktif hampir setiap selang
pun berkualitas bagus. Setelah proses panen, waktu tertentu, stroberi dapat dipanen.
para mitra ini menyerahkan buah hasil Keuntungannya tentu saja petani akan
panennya kepada pemasok lalu dilakukan secara kontinyu memperoleh
sortasi dan setelah untuk membedakan buah pendapatan. Bahkan stroberi ini
stroberi yang berukuran A, B , C dan BS. diistilahkan sebagai buah peretas
Untuk stroberi yang berukuran A, B dan C kemiskinan oleh salah seorang
dikirim kesupermarket Jakarta sedangkan anggota Asgita, Warsid Nasrudin,
untuk stroberi yang berkualitass BS dijual dalam kesempatan diskusi yang
kembali kepada Bandar BS untuk kemudian diselenggarakan oleh LPPM Unpad
120 IMAGE, Volume III Nomor 2, November 2014

(17/07/2013). Dipaparkannya bahwa Ciwidey dan Lembang, antara lain


stroberi ini ibaratnya pohon peretas berkaitan dengan:
kemiskinan. Ia mencontohkan bila  Biaya, pemasaran, dan kelembagaan
satu keluarga petani memiliki 1500 rantai pasok
media tanam dikali empat pohon, Dari hasil wawancara dengan petani
hasilnya dapat mencukupi untuk dan pemasok di Kawasan Ciwidey,
menyekolahkan anak hingga tingkat salah satu faktor yang menjadi
SMA. penghambat dalam memasarkan buah
 Permintaan stroberi yang tinggi stroberi adalah faktor biaya,
Faktor pendorong agribisnis stroberi pemasaran, dan kelembagaan rantai
lainnya adalah permintaan stroberi pasok. Faktor biaya tentu saja terkait
yang tinggi, khususnya permintaan dengan banyak faktor lainnya, namun
stroberi dalam negeri yang sampai saat biaya dimaksud terutama yang
ini masih belum dapat terpenuhi. Hal berkaitan dengan kepentingan untuk
tersebut dapat diindikasikan dari memasarkan buah stroberi ke
tingginya nilai impor stroberi, supermarket-supermarket besar,
berdasarkan data dari Direktorat mengingat beberapa supermarket
Jendral Hortikultura, untuk tahun tersebut menerapkan sistem kontra-
2012, nilai impor stroberi adalah bon, dimana pembayaran baru
sebesar US$ 1.217.892, sedangkan dilakukan dalam jangka waku 2
nilai ekspornya sebesar US$ 338.456. minggu sampai dengan satu bulan
Impor stroberi baik dalam keadaan kemudian setelah pengiriman, hal
segar ataupun dalam keadaan beku inilah yang akan membuat dana
volumenya cukup tinggi. Negara asal operasional tertahan cukup lama,
impor stroberi ke Indonesia mayoritas artinya petani dan pemasok dalam
meliputi berbagai negara yaitu China, skala kecil akan sangat kesulitan untuk
Australia, Perancis, Amerika Serikat, mengikuti sistem seperti itu, terkecuali
Kanada. ada wadah yang menaungi para petani
 Produk olahan stroberi ini yang bisa melakukan fungsi
Berkembang industri-industri yang koordinasi termasuk dalam
mengolah stroberi menjadi makanan mengakomodasi kepentingan petani
atau minuman terutama di kawasan dan pemasok yang memiliki
Ciwidey, saat ini menjadi salah satu keterbatasan dana. Sebetulnya
faktor pendorong lainnya. . Buah lembaga yang menaungi para petani
Stroberi merupakan komoditas yang stroberi sudah ada, berbentuk asosiasi
mudah rusak tetapi memiliki potensi yang secara dejure fungsinya
untuk dijadikan bahan baku olahan sebagaimana disebutkan sebelumnya,
makanan dan minuman. Stroberi grade namun dari kondisi terakhir dapat
rendah biasanya digunakan untuk dikatakan asosiasi tersebut tidak
bahan baku industri pengolahan berfungsi optimal, dalam arti hanya
seperti digunakan untuk pembuatan sebagian kecil saja yang memiliki
jam (selai), jus, sirup, dodol, sambal akses untuk pengembangan usaha
dan jenis makanan dan minuman yang difasilitasi asosiasi tersebut.
lainnya.  Bibit
Sementara itu, beberapa faktor Faktor lainnya yang merupakan
yang merupakan penghambat dalam penghambat dalam pengembangan
rantai pasokan stroberi di kawasan agribisnis stroberi adalah keberadaan
bibit yang berkualitas. Saat ini petani
Analisis Manajemen dan Kinerja Rantai Pasokan Agribisnis 121

di kawasan Paciran dan Lembang melakukan persiapan dan ketelitian


sangat kesulitan untuk mendapatkan yang lebih baik dibanding cara
bibit berkualitas. Hal tersebut pemanenan biasa yang tidak
dikarenakan di Indonesia belum mengharuskan kedua hal tersebut.
ditemukan produsen bibit stroberi Penanganan pasca panen yang baik
yang terbukti bagus. Penggunaan bibit masih kurang diperhatikan oleh para
impor untuk memulihkan kualitas petani. Hal tersebut dikarenakan
menemui kendala dalam pengadaan sebagian besar penjualan dilakukan
dan juga dari sisi biaya. Bibit stroberi dengan sistem abresan, sehingga
yang digunakan saat ini adalah hasil petani tidak terlalu memperhatikan
penurunan dari bibit-bibit sebelumnya, kualitas hasil. Dalam sistem abresan
sehingga produktivitasnya sudah petani menjual stroberi tanpa terlebih
sangat menurun. Selain itu daya tahan dahulu melakukan sortasi dan grading.
bibit yang ada saat ini sangat lemah Seluruh stroberi yang terdiri dari
terhadap serangan hama dan cuaca. berbagai kelas kualitas dijual oleh
Hal tersebut dapat dilihat dari petani dengan satu harga.
perbedaan produktivitas yang cukup  Perubahan iklim
mencolok antara musim hujan dan Akibat paling langsung dari perubahan
musim kemarau. Salah satu solusi iklim adalah penuruan hasil produksi.
untuk permasalahan bibit adalah Sebagaimana dikemukakan dalam
dengan menggunakan bibit impor, penelitian sebelumnya yang dilakukan
namun terlebih dahulu harus oleh Tommy Perdana, dkk (2010),
dilakukan uji coba, karena sampai saat bahwa faktor iklim merupakan faktor
ini belum ada bukti bahwa bibit impor eksogen yang tidak dapat dirubah oleh
hasilnya lebih baik dari bibit lokal, manusia. Walaupun tidak dapat
jika dibudidayakan di kawasan dirubah, akan tetapi masih dapat
Ciwidey dan Lembang. Oleh karena direkayasa untuk diantisipasi melalui
itu diperlukan laboratorium bibit teknologi. Faktor iklim yang menjadi
lapangan yang dikelola oleh penyebab penuruna produksi stroberi
pemerintah, dalam hal ini BPPT adalah tingginya curah hujan dalam
dengan bekerjasama dengan pihak ahli jangka waktu yang cukup panjang
atau perguruan tinggi serta dengan yang diiringi dengan rendahnya
melibatkan kelompok tani. intensitas sinar matahari. Kurangya
 Pengolahan pasca panen sinar matahari menyebabkan
Pengolahan pasca panen juga pematangan buah menjadi lambat
merupakan faktor yang dapat menjadi karena kurangnya energy dalam
hambatan dalam pengembangan proses fotosintesis. Dalam proses
usahatani stroberi di kawasan Ciwidey pematangan buah yang lambat,
dan Lembang, terutama unsur guyuran air hujan yang menimpa buah
manusia-nya yang menjadi kendala mengakibatkan buah cepat membusuk,
utama pada saat pelaksanaan sehingga sebagian besar buah akan
penanganan buah saat panen. lebih dulu busuk sebelum mencapai
Kurangnya pengalaman dalam kematangan. Untuk mengatasi
ketelitian pemetikan buah yang permasalahan tersebut, salah satu
mengharuskan hanya menyentuh teknologi yang dapat digunakan
pucuk buah dan penggunaan sarung adalah teknologi naungan.
tangan pada saat pemanenan, Penggunaan naungan diharapkan
membuat tenaga kerja harus dapat menahan tetasan air hujan
122 IMAGE, Volume III Nomor 2, November 2014

menimpa buah secara langsung, melalui pendampingan yang


sehingga dapat menjaga produktivitas berkelanjutan melalui kelompok-
stroberi agar tetap stabil walau di kelompok tani, sehingga lebih efektif
musim hujan. dan efisien.
 Kontinuitas pasokan stroberi
Kendala dalam memasarkan produk
stroberi untuk menembus pasar ritel Analisis Kinerja Rantai Pasok Stroberi
modern adalah kontinuitas pasokan Berdasarkan data hasil observasi,
stroberi dengan kualitas dan kuantitas penelitian ini berusaha menganalisis
yang stabil di setiap pengirimannya. kinerja rantai pasok dengan mengukur
Hal tersebut menjadi masalah yang tingkat efisiensi rantai pasokan.
serius karena volume ketersediaan Pengukurannya memperhitungkan biaya-
produk tidak dapat dijamin karena biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan
mayoritas petani di kawasan Paciran pemasaran dan persentase keuntungan
dan lembang masih mengelola mulai awal sampai dengan akhir rantai
kebunnya secara tradisional. Terlebih pasok, atau dengan kata lain dari mulai
mengingat bahwa karakteristik buah petani sampai dengan konsumen. Adapun
stroberi yang mudah rusak/busuk, dan margin yang dikaji berkaitan dengan
hasil panen yang bervariasi baik dari margin keuntungan, biaya pemasaran, dan
rasa maupun bentuknya. margin pemasaran. Data hasil observasi
 Penerapan SOP budidaya stroberi yang digunakan adalah yang diperoleh
Faktor penghambat lainnya adalah dari kawasan Rancabali, khususnya yang
tidak diterapkannya SOP budidaya berlokasi di Desa Alam Endah, data
stroberi oleh sebagian besar petani. tentang harga produk stroberi yang
Kondisi tersebut dikarenakan tidak digunakan adalah harga rata-rata stroberi
tersosialisasinya SOP yang telah per kilogramnya. Rekapitulasi
disusun oleh Dinas Pertanian kepada perhitungannya dapat dipaparkan sebagai
para petani. Oleh karena itu berikut ini.
diperlukan sosialisasi SOP denga

Margin Keuntungan Rasio Biaya Pemasaran Margin


(MK) (RBP) Pemasaran (MP)
Distributor 2500/10000 = 0,25 2500/10000 = 0,25 0,50
Pengecer 26250/10000 = 2,625 8750/10000 = 0,875 3,50
Total 2,875 1,125 4,00

Berdasarkan rekapitulasi hasil besar kepada pengecer, karena memang


perhitungan tersebut, dapat diketahui menanggung risiko yang lebih besar bila
bahwa Margin Pemasaran secara produk tidak laku, sementara bagi petani,
keseluruhan sebesar 400% termasuk marginnya memang kecil dibandingkan
sangat besar, berarti keuntungan dan dengan pengecer, namun begitu dilihat
biaya pemasaran yang diterima dan dari segi kuantitas termasuk cukup besar
dibayar oleh lembaga-lembaga karena secara akumulatif petani menjual
pemasaran relatif besar pula. stroberi ke rantai pemasaran berikutnya
Hal tersebut mengindikasikan yang cukup banyak. Keuntungan bagi
bahwa rantai pemasaran stroberi petani akan beragam bergantung pada
termasuk jenuh, dalam arti marginnya jaringan yang dikembangnya
terlalu besar, walaupun porsinya lebih sebagaimana telah dijelaskan
Analisis Manajemen dan Kinerja Rantai Pasokan Agribisnis 123

sebelumnya. Jaringan yang dimaksud akhir untuk proses pengambilan


dapat tergambar dari gambar yang telah keputusannya. Data hasil peramalan
dipaparkan sebelumnya. dimaksudkan sebagai bahan masukan
Dengan demikian dapat dikatakan dalam perencanaan berbagai fungsi
bahwa dilihat secara keseluruhan rantai produksi, pemasaran, keuangan, dan
pasokan produk stroberi yang berada di sebagainya, serta memerlukan
kawasan selatan Kabupaten Bandung ini pengawasan dalam kegiatan
termasuk sudah tidak efisien, mengingat operasionalnya.
terlalu besarnya margin diantara anggota Dari hasil observasi maupun studi
rantai pasokan sampai ke tangan dokumentasi dalam penelitian tentang
konsumen, walaupun bila dilihat dari manajemen rantai pasokan stroberi ini,
skema jaringan rantai pasok berikut, jalur peneliti antara lain memperoleh data-data
pemasaran produk stroberi termasuk tentang permintaan produk stroberi dari
kategori multi channel atau dengan kata salah satu pemasok. Data yang diperoleh
lain petani pun bisa langsung menjual kemudian diolah dengan bantuan
kepada konsumen akhir, mengingat software Production and Operations
bahwa stroberi ini merupakan bagian dari Management (POM) for windows
produk pariwisata di Kabupaten version 3.0.
Bandung. Sehingga perolehan margin Analisis data yang dilakukan
bagi rantai pasok akan relatif tergantung bertujuan antara lain untuk menentukan
saluran yang digunakannya dalam metode yang dianggap paling tepat dalam
memasarkan produk stroberi. meramalkan jumlah pasokan stroberi
untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Analisis Peramalan Permintaan dalam Analisis dilakukan terhadap data tentang
Rantai Pasokan permintaan pasar (super market),
Peramalan permintaan dalam bersumber dari salah satu pemasok
rantai pasokan bertujuan untuk produk stroberi (CV. Yan’s Fruit &
meminimalisir ketidakpastian jumlah Vegetables), yang berlokasi di wilayah
persediaan produk yang harus dipesan Lembang, Kabupaten Bandung.
anggota rantai pasokan dengan cara Perusahaan tersebut memasok berbagai
membuat estimasi yang baik. Peramalan produk hortikultura, dan salah satunya
memerlukan data historis dan adalah buah stroberi. Hasil
memproyeksikannya ke masa depan Peramalannya dapat dikemukakan
dengan bentuk model statistik dan sebagai berikut ini.
matematis, disesuaikan dengan penilaian

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Peramalan Permintaan Stroberi


Next Period Actual
No. Metode Peramalan MAD MSE MAPE forecast Demand
(Jan 2013) (Jan 2013)
1 Moving Average 5.26 43.68 6% 81.33 kg 101 kg
2 Weighted Moving
4.87 34.45 6% 80.33 kg 101 kg
Average
3 Exponential
5.37 52.84 6% 88.99 kg 101 kg
Smoothing (α = 0.2)
4 Exponential
4.43 29.65 5% 81.87 kg 101 kg
Smoothing (α = 0.5)
5 Linear Regression 3.58 18.00 4% 81.12 kg 101 kg
124 IMAGE, Volume III Nomor 2, November 2014

Berdasarkan tersebut, dapat dilihat bahwa tersebut, seperti misalnya yang disebut
bila mengacu pada ukuran terkecil untuk metode Jury of executive opinion atau
Mean Absolute Deviation (MAD) sebesar menggabungkan data-data kualitatif
3.58, dan Mean Square Error (MSE) dengan opini dari orang-orang yang
sebesar 18.00, serta Mean Absolute dianggap ahli/berpengalaman di
Percent Error (MAPE) sebesar 4%, bidangnya. Data hasil peramalan
maka metode yang paling akurat adalah dimaksudkan sebagai bahan masukan
Linear Regression, karena secara umum dalam perencanaan yang kemudian
kesalahan peramalannya diasumsikan disesuaikan dengan penilaian akhir untuk
paling kecil dibandingkan dengan metode proses pengambilan keputusannya.
permalan lainnya. Namun demikian bila Terlepas dari berbagai
membandingkan dengan data permintaan kekurangan dari berbagai metode
aktual stroberi untuk bulan Januari 2013 peramalan dalam rantai pasokan,
sebesar 101 kg (data hasil observasi), sebagaimana dinyatakan oleh Render &
maka metode Exponential Smoothing (α Heizer (2014: 172), antara lain bahwa
= 0.2) adalah yang paling mendekati tidak ada metode peramalan yang
hasil peramalannya. sempurna untuk semua kondisi,
Kenyataan tersebut menunjukkan mayoritas mengasumsikan dalam kondisi
bahwa walaupun suatu metode memiliki yang stabil, oleh karena itu akan lebih
angka kesalahan peramalan terkecil, baik bila membandingkan beberapa
belum tentu hasil peramalannya paling metode untuk pengambilan keputusan
mendekati kenyataan, karena ternyata sambil terus berusaha memantau
bila membandingkan data permintaan berbagai perubahan yang terjadi.
dari tahun ke tahun, permintaan stroberi
dipengaruhi juga oleh faktor musim atau PENUTUP
cuaca. Di Negara kita pada umumnya Berdasarkan hasil penelitian yang
mendekati akhir tahun adalah musim telah dilakukan dengan melakukan
penghujan, sehingga hasil produksi observasi, wawancara, studi
stroberi juga turut menurun. Oleh karena dokumentasi/literatur, dan pengolahan
itu bila akan menggunakan metode data, maka dapat diperoleh kesimpulan
kuantitatif dalam meramalkan sebagai berikut.
permintaan, maka sebaiknya
menggunakan pula pertimbangan- 1. Secara umum rantai pasokan stroberi
pertimbangan lainnya, seperti di Kabupaten bandung mengikuti
pengalaman-pengalaman sebelumnya, pola yang termasuk kategori multi
atau menggabungkan dengan metode saluran, pola-pola tersebut dapat
kualitatif dalam meramalkan permintaan digambarkan sebagai berikut:

Konsumen
akhir
Analisis Manajemen dan Kinerja Rantai Pasokan Agribisnis 125

2. Manajemen rantai pasokan stroberi di terbaik, pengolahan pasca panen,


Kabupaten Bandung, di satu sisi masih perubahan iklim, kontinuitas pasokan
termasuk kategori tradisional, dimana stroberi, dan penerapan sop budidaya
mayoritas petani (kecil, menengah) stroberi yang belum optimal.
langsung menjual kepada pedagang 4. Dari hasil analisis kinerja rantai
pengumpul tanpa melakukan sortasi pasokan dapat diketahui bahwa rantai
dan grading, atau yang dikenal dengan pasokan stroberi di Kabupaten
sistem abres. Proses sortasi dan Bandung termasuk kategori tidak
grading dilakukan oleh antara lain efisien, terlihat dari margin
pedagang pengumpul, supplier. keseluruhan yang sangat besar, dalam
Sementara itu di sisi lainnya, arti masing-masing anggota rantai
manajemen rantai pasokan stroberi pasokan mengeluarkan biaya yang
juga telah memiliki pola kemitraan besar serta menarik keuntungan yang
(partnership), dimana telah ada besar pula, maka pada umumnya hal
kontrak kerjasama, biasanya terjadi tersebut menggambarkan bahwa rantai
pada tingkat supplier (middle man) pasokan termasuk kategori panjang
dengan supermarket, restauran, hotel, dengan anggota rantai pasoknya
juga dengan pedagang besar di tujuan- termasuk banyak pula. Semakin besar
tujuan pasar. Di Kawasan Pasir persentase margin, maka kinerja rantai
jambu, Ciwidey, Rancabali (Paciran) pasok semakin tidak efisien, sebagai
sudah terdapat asosiasi yang menaungi akibatnya konsumen akhir
para petani untuk kepentingan memperoleh produk dengan harga
koordinasi, perolehan bibit, yang relatif mahal dibandingkan
pengelolaan persediaan, pemasaran, dengan biaya produksinya.
dan sebagainya. Namun demikian
dalam perkembangannya peran DAFTAR PUSTAKA
asosiasi tersebut dirasakan kurang Alim Setiawan, dkk, 2011, Studi
optimal terutama bagi petani kecil Peningkatan Kinerja Manajemen
yang memiliki keterbasan akses, Rantai Pasok Sayuran Dataran
dengan kata lain masalah Tinggi di Jawa Barat (Study of
kelembangaan dalam rantai pasoknya Performance Improvement for
belumlah optimal. Highland Vegetables Supply Chain
3. Terdapat beberapa faktor pendorong Management in West Java); Jurnal
dalam mengembangkan agribisnis AGRITECH, Vol. 31, No. 1,
stroberi di Kabupaten Bandung, antara FEBRUARI 2011
lain, potensi pengembangan stroberi Clara Ardilla Catalia & Tomy Perdana,
sebagai agrowisata, pola tanam yang 2008, Rancang Ulang Manajemen
fleksibel, permintaan stroberi yang Rantai Pasokan Komoditas Stroberi
tinggi, dan berkembangnya industri- (Studi Kasus pada Jaringan Rantai
industri pengolahan stroberi. Pasokan Stroberi di Asosiasi
Sementara itu faktor-faktor Agribisnis dan Wisata (Asgita),
penghambat dalam mengembangkan Kecamatan Rancabali, Kabupaten
agribisnis stroberi di Kabupaten Bandung). Prosiding Seminar
Bandung, terkait dengan persoalan- Nasional Sains dan Teknologi-II
persoalan; biaya, pemasaran, dan 2008 Universitas Lampung.
kelembagaan rantai pasok, kesulitan Heizer, Jay, dan Render, Barry, 2014,
memperoleh bibit yang berkualitas, Operations Management:
media tanam yang memiliki komposisi Sustainability and Supply Chain
126 IMAGE, Volume III Nomor 2, November 2014

Management, 11th Edition, Pearson Russel, Roberta.S dan Bernard W Taylor,


Education, Inc. 2009, Operations Management,
Ibrahim, H.M Yacob, Drs., MM., 2003, Fourth Edition, Pearson
Studi Kelayakan Bisnis, PT. Rineka Education International
Cipta, Jakarta.
McMillan, J. H., & Schumacher, S.,
2001, Research in education: A www.agroindonesia.co.id [diakses pada
conceptual introduction (5th ed.). bulan januari-februari 2013]
New York: Longman www.bisnis.com [diakses pada bulan
Morgan Swink,et al, 2011, McGraww- januari-februari 2013]
Hill , International Edition www.asgita.wordpress.com [diakses pada
Managing Operations:across the bulan januari-februari 2013]
supply chain www.ccl org/APAC [diakses pada bulan
Rofi Rofaida dan Heny Hendrayati, 2010, januari 2013]
Analisis Rantai Pemasaran Stroberi http://hortikultura.deptan.go.id [diakses
di Kabupaten Bandung, Hibah pada bulan juli-agustus 2013]
Kompetitif UPI.

Anda mungkin juga menyukai