Anda di halaman 1dari 20

STRATEGI PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA

PROSES PRODUKSI DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP


AGROINDUSTRI MANGGA (Mangifera indica) DI KABUPATEN
PROBOLINGGO

Deny Utomo

Abstrak
Supply chain management merupakan manajemen rantai pasokan atau
manajemen organisasi yang saling berkaitan dan saling berintegrasi satu sama lain
baik dengan konsumen maupun pemasok dalam suatu proses untuk menghasilkan
nilai produk dan jasa bagi konsumen. Metode penelitian ini menggunakan empat
metode, antara lain ; 1) Structural Equation Model (SEM) untuk menguji ketepatan
model hipotetik secara empirik yang telah dikembangkan melalui justifikasi teoritis
dan hubungan antar variabel yang dibangun dalam model, 2) model kelembagaan
Agroindustri mangga Arumanis di Kabupaten Probolinggo dengan metode
Interpretative Structural Model (ISM) yang dikembangkan melalui justifikasi
teoritis dan keterlibatan beberapa lembaga baik pemerintah maupun swasta, 3)
model analisis harga jual optimal mangga Arumanis Grade A, B, C di petani,
pemasok dan eksportir dimasing-masing kecamatan (Besuk, Krejengan, Pajarakan)
dengan metode Goal Programming (GP), dan 4) model transportasi dengan
mencari total biaya minimum transportasi mangga Arumanis Grade A, B, C
dimasing-masing kecamatan (Besuk, Krejengan, Pajarakan) dengan Method
Vogel’s Approximation (VAM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) faktor keberhasilan supply chain
management berpengaruh signifikan paling besar terhadap proses produksi dan
saluran distribusi mangga Arumanis, 2) proses produksi berpengaruh signifikan
terhadap saluran distribusi dan agroindustri mangga Arumanis segar, 3) Saluran
distribusi berpengaruh signifikan terhadap agroindustri mangga Arumanis segar, 4)
Agroindustri mangga Arumanis segar berpengaruh signifikan terhadap agroindustri
mangga Arumanis olahan, 5) Elemen kunci kelembagaan adalah Disperindag, 6)
Harga jual maksimal mangga Arumanis Grade A di petani Rp. 15.376,-/kg,
pemasok Rp. 28.269,-/kg, dan eksportir Rp. 39.201,-/kg. Sedangkan harga jual
maksimal mangga Arumanis Grade B di petani Rp. 5.916,-/kg, pemasok Rp.
11.716,-/kg, dan eksportir Rp. 32.083,-/kg. Harga jual maksimal mangga Arumanis
Grade C di petani Rp. 2.386,-/kg dan pemasok Rp..447,-/kg. 7) Total
biaya minimum transportasi mangga Arumanis Grade A sebesar Rp.
896.489,-/ton, Grade B sebesar Rp. 710.625,-/ton, dan Grade C sebesar Rp.
509.000,-/ton.
PENDAHULUAN mangga Indonesia untuk bekerja
keras, menyediakan produk melimpah
Latar Belakang dengan mutu tinggi dan diproduksi
Produksi tanaman mangga di dengan biaya efisien, salah satunya
Kabupaten Probolinggo pada tahun dengan menggunakan strategi
2008 mengalami penurunan yaitu pendekatan Supply Chain
99.621 ton, sedangkan tahun 2007 Management (SCM). Pendekatan
sebesar 101.585 ton. Luas areal panen Supply Chain Management (SCM)
mangga juga mengalami penurunan atau Pengelolaan Rantai Pasokan
pada tahun 2008 sebesar 987.164 dilakukan agar peningkatan daya saing
pohon, yang sebelumnya pada tahun itu tidak semata dilakukan melalui
2007 sebesar 1.224.134 pohon perbaikan produktivitas dan kualitas
(Disperta, 2009). Hal ini disebabkan produk, tetapi juga melalui
karena rendahnya penguasaan pengemasan, pemberian merk,
teknologi oleh petani baik dari aspek efisiensi, transportasi, informasi,
pembibitan seperti produksi penguatan kelembagaan dan
bibit/benih buah-buahan lokal dari penciptaan inovasi secara kontinyu
segi kualitas relatif rendah dan segi dan sistematik (Deptan, 2009).
kuantitas relatif terbatas, yang SCM merupakan siklus
disebabkan oleh proses produksi lengkap produksi, mulai dari kegiatan
banyak dilakukan oleh penangkar pengelolaan di setiap mata rantai
benih yang tidak profesional, cara aktifitas produksi sampai siap untuk
panen (waktu panen dan cara panen) digunakan oleh pemakai. Pendekatan
dan penanganan pasca panen yang SCM pada produk hortikultura
tidak memperhatikan SOP dari dinas didasarkan pada; (a) Proses budidaya
pertanian, kurangnya persediaan, untuk menghasilkan produk
pendistribusian, keterbatasan modal (hortikultura), (b) Mentransformasikan
(pengajuan kredit yang sulit yang bahan mentah (penanganan panen dan
menyertakan jaminan dan besarnya pasca panen), dan (c) Pengiriman
bunga kredit) dan penanganan pasca produk ke konsumen melalui sistem
panen. Sementara untuk ekspor ke distribusi. Untuk menjamin
Singapura juga menemui hambatan, keberhasilan penerapan Supply Chain
karena saat ini mangga asal Management (SCM) atau Manajemen
Probolinggo harus bersaing ketat Pengelolaan Rantai Pasokan perlu
dengan mangga dari Thailand memahami faktor-faktor pendukung
(Deptan, 2009). keberhasilan antara lain : kebijakan,
Supriatna (2005) menyatakan sumber daya manusia, prasarana,
bahwa upaya meningkatkan daya sarana, teknologi, kelembagaan,
saing pemasaran, baik di pasar dalam modal/ pembiayaan, sistem informasi,
negeri maupun pasar internasional, sosial budaya dan lingkungan lain
tidak ada jalan lain bagi petani (Saptana dkk., 2006).
Poerwanto (2009) mampu bersaing dengan bahan baku
menyatakan di dalam SCM produk impor. Disamping model agroindustri
hortikultura khususnya kriteria mutu dan manajemen bahan baku,
buah mangga memegang peranan kelembagaan yang ada juga harus
yang sangat penting, karena faktor mendapatkan dukungan pemerintah
tersebut akan sangat berpengaruh daerah, dimana agroindustri tersebut
terhadap persediaan dan kuantitas ditempatkan (Setyabudi dkk., 2007).
pendistribusian. Setyabudi dkk., Di Cina, pemerintah
(2007) menyatakan kehilangan dan mempunyai peranan yang sangat
kerusakan pascapanen buah-buahan, penting dalam angroidustrialisasi,
dari tingkat pedagang pengumpul khususnya merencanakan dan
hingga pedagang pengecer, menerapkan supply-chain mitra untuk
diperkirakan mencapai 30%. Hal ini mengkoordinir fungsi persediaan dari
mengisyaratkan potensi dan peluang produksi dan distribusi sesuai dengan
investasi yang menjanjikan di bidang kondisi pasar (Wei and Yangrong,
usaha penanganan pascapanen, 2004). Sedangkan di Thailand ada 2
penyelamatan hasil panen, dan industri kegiatan yang dilakukan untuk
pengolahannya. mengembangkan agroindustri SCM
Keberadaan SCM dalam melalui, 1) pendirikan pusat
pengembangan Agroindustri sangatlah pananganan pasca panen didaerah
diperlukan, karena memegang peranan provinsi Ratchaburi dengan
yang sangat penting terhadap menampung semua produk mangga
penentuan harga jual yang diterima segar di tempat ini, untuk di kontrol
konsumen. Mutu dan biaya kualitas dan keamanan produknya
transportasi merupakan hal yang sebelum di jual di pasar domestik
paling mendasar dalam menentukan maupun eksport, 2) pendirian pusat
harga jual (Batt, 2004). Model pengemasan di Bangkok Air Port,
agroindustri SCM mangga, meliputi semua produk yang telah lulus uji di
penguasaan teknologi pengolahan pusat penanganan pasca panen dengan
sejak proses penanganan, sebelum kualitas eksport di lakukan proses
hingga sesudah pengolahan. grading, sortasi, pencucian dan
Penanganan sebelum pengolahan pengemasan di pusat pengemasan ini
menyangkut sortasi, pencucian, sebelum di eksport. Hal ini dilakukan
pengupasan, dan lain-lain. Sedangkan, untuk menjaga kualitas dan
penanganan sesudah pengolahan meminimalkan biaya distribusi untuk
menyangkut penyimpanan, mendapatkan harga jual yang
pengemasan, dan distribusi pada maksimal (FAO,2007).
standar mutu tertentu. Selanjutnya Berdasarkan uraian dan
adalah manajemen bahan baku permasalahan di atas perlu dilakukan
menyangkut penyediaan bahan baku penelitian yang mendalam tentang
yang kontinyu, harga stabil, dan model strategi pendekatan supply
chain management pada proses Kabupaten Probolinggo, khususnya
produksi dan saluran distribusi mangga jenis Arumanis.
terhadap agroindustri mangga di

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

e11 e12 e13 e14 e15 e16


1 1 1 1 1 1

Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
1 1
e1 X1 Z1 a1

1
1 1 Z2 a2
X2 s1 s3
e2
1 1
1 1 1 Z3 a3
e3 X3 ß2
FKSCM AgroIndOlahan 1
1 Z4 a4
e4 X4 1 1
Z5 a5
1 ß7
e5 X5 ß3

ß1 SalDistribusi ß8
1
1 ß6 1
e6 X6 Z6 a6
s2 1
ß4 1
1 Z7 a7
e7 X7
ProsesProd AgrIndSegar
1
1 Z8 a8
e8 X8 1 ß5 1
1 1
1 Z9 a9
e9 X9 s5 s4

1
e10 X10

Gambar 1. Model Hipotesis Analisis SEM Strategi Pendekatan SCM pada


Proses Produksi dan Saluran Distribusi Terhadap Agroindustri
Mangga Arumanis di Kabupaten Probolinggo

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di


Kabupaten Probolinggo. Waktu
Tempat dan waktu Penelitian
penelitian antara bulan Februari 2010 Langkah 3. Konversi Path Diagram
sampai dengan bulan Januari 2011 ke dalam Model Struktural
Langkah 4. Memilih Matrik Input
Metode Pengambilan Sampel Langkah 5. Menilai Masalah
Menurut Ferdinand (2002), teridentifikasi
bahwa dengan menggunakan Langkah 6. Evaluasi Goodness of Fit
Structural Equation Modeling (SEM) Langkah 7. Interpretasi dan
dipakai sampel dengan jumlah Modifikasi Model
minimal 100 dan selanjutnya
menggunakan perbandingan 5 Analisis Kelembagaan
observasi untuk setiap estimated Pada bagian ini, elemen
parameter, sehingga dalam penelitian struktur kelembagaan dibatasi hanya :
ini diperoleh 5 x 25 = 125 sampel. 1) Dinas pertanian, 2) Kelompok tani,
3) Dinas Perindustrian dan
Metode Pengambilan Data perdagangan, 4) Koperasi, 5)
Dalam penelitian ini data Perbankan, 6) Perguruan Tinggi.
yang akan digunakan adalah data yang Analisis struktural terhadap
dapat menggambarkan kausalitas yang kelembagaan pendukung dalam
dapat dihipotesakan antar konstruk agroindustri mangga Arumanis
yang ada, sehingga memungkinkan menggunakan metode ISM. Metode
untuk menjelaskan sebuah kausalitas, ISM terdiri dari dua tahapan dengan
termasuk didalamnya kausalitas dua kegiatan utama yaitu penyusunan
berjenjang yang mungkin ada, hirarki dan klasifikasi sub elemen.
terutama data primer. Selain data Klasifikasi sub-elemen
primer dilengkapi dengan data mengacu pada hasil olahan dari RM
sekunder misalnya karakteristik, yang telah memenuhi aturan
produksi, produktivitas dan data Transitivity. Hasil olahan tersebut
lainnya tentang mangga Arumanis di didapatkan nilai Driver-Power (DP)
kabupaten Probolinggo. dan nilai Dependence (D) untuk
menentukan klasifikasi sub elemen
Analisis SEM yang digolongkan dalam empat sector
Analisis ini menggunakan (Santoso dan Marimin, 2001), yaitu :
bantuan program AMOS 16 for - Sektor 1 : Weak driver-weak
Windows. Analisis ini untuk dependent variables (Aotonomous).
menjawab hipotesa-hipotesa penelitian Peubah disektor ini
yang diajukan, dengan langkah- tidak berkaitan
langkah sebagai berikut ; dengan system dan
Langkah 1. Pengembangan Model mungkin
Berbasis Konsep dan Teori mempunyai
Langkah 2. Mengkonstruksi Path hubungan kecil,
Diagram meskipun
hubungan tersebut sumberdaya yang terbatas antara
bias kuat aktivitas yang bersaing untuk
memaksimumkan nilai fungsi tujuan
- Sektor 2 : Weak driver- (Darmawan, 2004). Model umum
strongly dependent variables untuk permasalahan GP diekspresikan
(Dependent). sebagai berikut.
Peubah pada Memaksimumkan (maximize)
sector ini adalah Z = ∑j= 1 C j X j
n
peubah yang tidak
bebas. dengan kendala (subject to):
- Sektor 3 : Strong driver- >
∑j= 1 a j X j = b i ; i=1,2,..., m
n
strongly dependent variables <
(Linkage).
dan X j ≥0
Peubah pada
sektor ini harus
dikaji secara hati- dimana: z adalah fungsi tujuan
hati sebab (objective function) atau fungsi yang
hubungan antar harus dimaksimumkan; x j adalah
peubah dalah tidak aktivitas-aktivitas (activities) atau
stabil. setiap variabel keputusan (decision
tindakan pada variables) c j adalah kontribusi
peubah tersebut aktivitas ke-j pada nilai fungsi tujuan;
akan memberikan a ij adalah tingkat penggunaan (atau
dampak terhadap kontribusinya terhadap) kendala atau
lainnya dan umpan persyaratan ke-b i oleh suatu unit
balik pengaruhnya aktivitas ke-j; b i adalah tingkat
bisa memperbesar sumberdaya atau persyaratan.
dampak. Persamaan kendala dan kondisi
- Sektor 4 : Strong driver-weak nonnegatif yang harus dipenuhi dalam
dependent variables (Independet). optimisasi. Lebih spesifik,
Peubah pada pada diilustrasikan sebagai berikut.
sektor ini Memaksimumkan: z= c 1 x 1 + ...
merupakan bagian +c j x j + ... +c n x n
sisa dari system dengan kendala:
dan disebut peubah a 11 x 1 + ... +
bebas. >
a 1j x j + ... +a 1n x n = b 1
<
Model Harga
a i1 x 1 + ... +
Programasi Goal Programming
>
(GP) adalah teknik matematis yang a ij x j + ... + a in x n = b i
digunakan untuk mengalokasikan <
a m1 x 1 + ... yang dikirim. Model matematis
> masalah transportasi adalah sebagai
+a mj x j + ... +a mn x n = b m berikut:
<

m
dan Meminimalkan C t =
i =1
x j ≥0

n
C ij X ij
j=1

dengan kendala ∑jn= 1 X ij =


dimana: z adalah fungsi tujuan;
x j adalah alternatif aktivitas dalam S i (supply, i=1,2,..., m)


m
produksi, konsumsi, pemasaran dan X ij = D j (demand,
i =1
keuangan; bi adalah kendala:
persyaratan (>), pembatas j=1,2,..., n)
(restriction)(<), persamaan (=); a ij Kondisi keseimbangan
adalah penambahan untuk (<0) atau dicapai jika supply = demand.
pengurangan dari (>0) b i oleh suatu Metode untuk mencari solusi
unit x j ; c j adalah penambahan untuk layak dasar awal (initial solution),
(>0) atau pengurangan dari (<0) z oleh Vogel’s Approximation Method
suatu unit x j ; Baris m yang pertama di (VAM). Metode ini digunakan, karena
bawah fungsi tujuan (z) dan kolom n selalu memberikan solusi awal yang
yang pertama menunjukkan matriks lebih baik dibandingkan dengan
LP konvensional. metode lainnya. Setelah solusi awal
diperoleh, kemudian dilakukan
Model Transportasi perbaikan untuk mencari solusi
Masalah transportasi optimal dengan Stepping-Stone.
(transportation problem) berhubungan HASIL PENELITIAN DAN
dengan distribusi produk tunggal dari PEMBAHASAN
beberapa sumber, dengan penawaran
(supply) terbatas, menuju beberapa Hasil Analisis Data
tujuan, dengan permintaan (demand) Hasil Analisis Structural Equation
tertentu, pada biaya transpor Modelling (SEM)
minimum. Karena hanya ada satu Hasil analisis uji Goodness-
macam barang, maka permintaan of-Fit Overall Model SEM tahap awal
suatu tempat tujuan dapat dipenuhi disajikan pada Tabel 1, sedangkan
dari satu atau lebih sumber hasil analisis hasil uji Goodnes-of-Fit
(Darmawan, 2004). Asumsi dasar Overall Model SEM tahap akhir
model transportasi adalah biaya tersebut disajikan pada Tabel 2.
transpor pada suatu rute tertentu
proporsional terhadap jumlah unit

Tabel 1. Nilai Goodness-of-Fit dan Nilai Kritis SEM Tahap Awal


Kriteria Nilai Kritis Hasil Uji Model Keterangan
χ2 – Chi Square Kecil & 560,649 (p=0,000) Belum Memenuhi Syarat
Chi Square/DF nonsignifikan 2,1 Belum Memenuhi Syarat
RMSEA ≤ 2,00 0,097 Belum Memenuhi Syarat
GFI ≤ 0,08 0,720 Belum Memenuhi Syarat
AGFI ≥ 0,90 0,659 Belum Memenuhi Syarat
TLI ≥ 0,90 0,812 Belum Memenuhi Syarat
≥ 0,90

Tabel 2. Nilai Goodness-of-Fit dan Nilai Kritis SEM Tahap Akhir


Kriteria Nilai Kritis Hasil Uji Model Keterangan
χ2 – Chi Square Kecil & nonsignifikan 318,348 (p=0,000) Model Marginal
Chi Square/DF ≤ 2,00 1,553 Model Baik
RMSEA ≤ 0,08 0,069 Model Baik
GFI ≥ 0,90 0,838 Model Marginal
AGFI ≥ 0,90 0,774 Model Marginal
TLI ≥ 0,90 0,905 Model Baik

Pembahasan Hasil Konsep SCM meliputi 6


Pengaruh Faktor Keberhasilan prinsip seperti yang dikembangkan
Supply Chain Management oleh AFFA (Australian,Department of
Terhadap Proses Produksi Forestry and Fisheries) antara lain
Koefisisen pengaruh Faktor fokus pada konsumen dan pelanggan,
Keberhasilan Supply Chain rantai selalu menciptakan dan berbagi
Management (FKSCM) Terhadap nilai antar aktor, membuat produk
Proses Produksi (ProsesProd) adalah betul-betul memenuhi spesifikasi
sebesar 0,809, serta memiliki tingkat pelanggan, logistik dan distribusi yang
signifikansi dengan p-value sebesar efektif, sebuah strategi informasi dan
0,000 (jauh dibawah 0,05). Hal komunikasi yang melibatkan setiap
tersebut berarti proses produksi sangat aktor, hubungan yang efektif yang
dipengaruhi oleh faktor keberhasilan makin merekatkan dan berbagi
supply chain management. Koefisien kepemilikan (Woods, 2003).
struktural faktor keberhasilan supply
chain management pada proses Pengaruh Faktor Keberhasilan
produksi adalah sebesar 0,809, ini Supply Chain Management
dapat diartikan bahwa setiap 0,809 Terhadap Saluran
unit kenaikan keberhasilan supply distribusi
chain management akan koefisisen pengaruh Faktor
meningkatkan tingkat proses produksi Keberhasilan Supply Chain
sebesar 1 unit. Management (FKSCM) Terhadap
Saluran distribusi (SalDistribusi)
adalah sebesar 0,673, serta memiliki termasuk didalamnya sarana
tingkat signifikansi dengan p-value penyimpanan yang baik untuk
sebesar 0,000 (jauh dibawah 0,05). pengiriman pasar domestik dan
Hal tersebut berarti saluran distribusi mengekspor melalui udara dan laut.
sangat dipengaruhi oleh faktor Kondisi iklim di Thailand sangata
keberhasilan supply chain sesuai untuk menghasilkan buah-
management. Koefisien struktural buahan tropis yang berkualitas seperti
faktor keberhasilan supply chain mangga, durian, manggis, nanas dan
management pada saluran distribusi rambutan
adalah sebesar 0,673, ini dapat
diartikan bahwa setiap 0,673 unit Pengaruh Faktor Keberhasilan
kenaikan keberhasilan supply chain Supply Chain Management
management akan meningkatkan Terhadap Agroindustri Olahan
tingkat saluran distribusi sebesar 1 Koefisisen pengaruh Faktor
unit. Keberhasilan Supply Chain
Pendekatan SCM didasarkan Management (FKSCM) Terhadap
pada; (a) Proses budidaya untuk Agroindustri olahan (AgrIndOlahan)
menghasilkan produk (hortikultura), adalah sebesar 0,095, serta memiliki
(b) Mentransformasikan bahan mentah tingkat signifikansi dengan p-value
(penanganan panen dan pasca panen), sebesar 0,524 (di atas 0,05). Hal
dan (c) Pengiriman produk ke tersebut berarti agroindustri olahan
konsumen melalui sistem distribusi. tidak dipengaruhi oleh faktor
Untuk menjamin keberhasilan keberhasilan supply chain
penerapan Supply Chain Management management. Koefisien struktural
(SCM) atau Manajemen Pengelolaan faktor keberhasilan supply chain
Rantai Pasokan perlu memahami management pada agroindustri olahan
faktor-faktor pendukung keberhasilan adalah sebesar 0,095, ini dapat
antara lain : kebijakan, sumber daya diartikan bahwa setiap 0,095 unit
manusia, prasarana, sarana, teknologi, kenaikan keberhasilan supply chain
kelembagaan, modal/ pembiayaan, management akan meningkatkan
sistem informasi, sosial budaya dan tingkat agroindustri olahan sebesar 1
lingkungan lain (Saptana dkk., 2006). unit. Meskipun koefisien strukturalnya
Chomchalow et al. (2008) kecil, apabila ditingkatkan, maka akan
telah melakukan kajian tentang meningkat pula agroindustri olahan
kekuatan industri buah-buahan di mangga Arumanis.
Thailand. Kekuatan tersebut adalah Sistem informasi dalam
mayoritas (90%) merupakan pemilik supply chain sangat diperlukan, karena
lahan dan petani yang professional, perusahaan dapat membangun
sehingga mereka mampu menangani kerjasama melalui penciptaan jaringan
bisnis secara efektif. Adanya pusat kerja (network) yang terkoordinasi
transportasi untuk tujuan pasar dunia, dalam penyediaan barang maupun jasa
bagi konsumen secara efisien dari para petani sampai ke pedagang
(D'Amours et al., 1999). Salah satu besar.
hal terpenting dalam manajemen Pengangkutan atau
rantai pasokan adalah saling berbagi transportasi buah sebenarnya sudah
informasi, oleh karena itu dalam aliran dimulai dari kebun menuju pengumpul
material, aliran kas, dan aliran atau bangsal pengemasan (packing
informasi merupakan keseluruhan house) di sentra produksi. Kondisi
elemen dalam rantai pasokan yang pengangkutan sangat tergantung dari
pertu diintegrasikan (Chen et al., fasilitas lokal yang tersedia atau yang
2004). dimiliki petani/pekebun. Yang
dimaksud dengan bangsal pengemasan
Pengaruh Proses Produksi juga bervariasi mulai dari halaman
Terhadap Saluran Distribusi rumah, bangunan milik pedagang
Koefisisen pengaruh proses pengumpul sampai bangsal
produksi (ProsesProd) Terhadap pengemasan lengkap dengan segala
Saluran distribusi (SalDistribusi) perlengkapannya . Beragam cara
adalah sebesar 0,583, serta memiliki pengangkutan buah dari kebun, antara
tingkat signifikansi dengan p-value lain: diangkut dengan dipikul
sebesar 0,000 (jauh dibawah 0,05). langsung oleh petani, gerobak dorong,
Hal tersebut berarti saluran distribusi diangkut dengan sepeda/sepeda motor,
sangat dipengaruhi oleh faktor proses mobil bak terbuka dan lainnya. Untuk
produksi. Koefisien struktural faktor daerah di luar Jawa banyak
proses produksi pada saluran distribusi menggunakan berbagai jenis angkutan
adalah sebesar 0,583, ini dapat sungai. Setelah pengemasan di tempat
diartikan bahwa setiap 0,583 unit pengumpul atau bangsal pengemasan,
kenaikan proses produksi akan berbagai jenis alat transportasi yang
meningkatkan tingkat saluran lebih besar dapat digunakan untuk
distribusi sebesar 1 unit. pengiriman (Hui et al., 2003).
Buurma dan Saranark (2006)
menyatakan bahwa perencanaan Pengaruh Proses Produksi
pengembangan supply chain di Terhadap Agroindustri Segar
Thailand bertujuan memenuhi pasar Koefisisen pengaruh proses
ekspor buah segar dengan produksi (ProsesProd) Terhadap
memfokuskan pada dua kegiatan Agroindustri segar (AgrIndSegar)
yaitu, pendirian pusat pengemasan dan adalah sebesar 0,121, serta memiliki
distribusi di Bandara yang bertujuan tingkat signifikansi dengan p-value
untuk mengendalikan kualitas dan sebesar 0,038 (dibawah 0,05). Hal
keamanan pangan. Selain itu juga tersebut berarti agroindustri segar
didirikannya pusat penanganan pasca sangat dipengaruhi oleh proses
panen di setiap propinsi yang produksi. Koefisien struktural faktor
bertujuan untuk menangani pembelian proses produksi pada agroindustri
segar adalah sebesar 0,121, ini dapat pula agroindustri olahan mangga
diartikan bahwa setiap 0,121 unit Arumanis
kenaikan proses produksi akan Setyabudi et al. (2007),
meningkatkan tingkat agroindustri potensi agroindustri berdampak
segar sebesar 1 unit. terhadap penentuan kebijakan, baik
Saluran pemasaran buah pemasaran, ekonomi, distribusi, dan
mangga segar secara umum harus investasi, berguna bagi industry
didukung oleh lima komponen yang bidang pengolahan, dan industri
saling berinteraksi, yaitu (1) Pusat lainnya serta berdampak pada
Informasi mangga dan kebun bibit, (2) lapangan kerja, baik di tingkat
kemitraan sistem produksi antara pedesaan, nasional, dan menyangkut
kebun mangga rakyat dan kebun daerah lainnya.
mangga monokultur, (3) kelembagaan
transfer informasi teknologi inovatif, Pengaruh Saluran Distribusi
(4) penanganan pascapanen, dan (5) Terhadap Agroindustri
Sistem pemasaran dan informasi pasar Segar
buah mangga, termasuk pasar ekspor Koefisisen pengaruh Saluran
Soemarno dkk. (2009). distribusi (SalDistribusi) terhadap
Agroindustri segar (AgrIndSegar)
Pengaruh Saluran Distribusi adalah sebesar 0,413, serta
Terhadap Agroindustri memiliki tingkat signifikansi dengan
Olahan p-value sebesar 0,000 (di bawah 0,05).
Koefisisen pengaruh Saluran Hal tersebut berarti agroindustri segar
distribusi (SalDistribusi) terhadap dipengaruhi oleh saluran distribusi.
Agroindustri olahan (AgrIndOlahan) Koefisien struktural saluran distribusi
adalah sebesar 0,145, serta memiliki pada agroindustri segar adalah sebesar
tingkat signifikansi dengan p-value 0,413, ini dapat diartikan bahwa setiap
sebesar 0,187 (di atas 0,05). Hal 0,413 unit.
tersebut berarti agroindustri olahan Pemilihan moda transportasi
tidak dipengaruhi oleh saluran untuk pengiriman buah didasari oleh
distribusi. Koefisien struktural saluran beberapa faktor, antara lain: tempat
distribusi pada agroindustri olahan tujuan, nilai ekonomi buah, tingkat
adalah sebesar 0,145, ini dapat kepekaan/kemudahan produk menjadi
diartikan bahwa setiap 0,145 unit rusak, kuantitas, kondisi transportasi
kenaikan saluran distribusi akan yang dipersyaratkan, kondisi iklim
meningkatkan tingkat agroindustri tempat asal dan tempat tujuan, waktu
olahan sebesar 1 unit. Meskipun tempuh yang diinginkan sampai
koefisien strukturalnya kecil, apabila tujuan, tarif/biaya
ditingkatkan, maka akan meningkat
Pengaruh Agroindustri Segar
Terhadap Agroindustri Olahan
Koefisisen pengaruh dalam kelembagaan agroindustri
Agroindustri segar (AgrIndSegar) mangga Arumanis segar dan olahan,
terhadap Agroindustri olahan yaitu : 1) Lembaga Perguruan Tinggi,
(AgrIndOlahan) adalah sebesar 0,498, 2) Dinas Pertanian, 3) Perbankan, 4)
serta memiliki tingkat signifikansi Pengusaha Agoindustri Mangga
dengan p-value sebesar 0,003 (di Arumanis Skala Kecil dan Menengah,
bawah 0,05). Hal tersebut berarti 5) Kluster, 6) Kadin, 7) Pedagang
agroindustri olahan dipengaruhi oleh Perantara (Agen), 8) Disperindag, dan
agroindustri segar. Koefisien 9) Koperasi.
struktural agroindustri segar pada Hasil analisis kelembagaan
agroindustri olahan adalah sebesar secara struktural dengan teknik ISM
0,498, ini dapat diartikan bahwa setiap disajikan pada Gambar 2, bahwa
0,498 unit kenaikan agroindustri segar elemen kunci kelembagaan adalah
akan meningkatkan tingkat Disperindag (8). Hal ini menunjukkan
agroindustri olahan sebesar 1 unit. bahwa, keberhasilan pengembangan
agroindustri mangga Arumanis segar
Faktor Dominan yang Berpengaruh dan olahan di Kabupaten Probolinggo
Terhadap Agroindustri sangat ditentukan oleh kemampuan
Mangga Arumanis dan kinerja Dinas perindustrian dan
Hasil penelitian di atas perdagangan (Disperindag) dalam
menunjukkan faktor-faktor yang menetapkan kebijakan yang dimiliki.
berpengaruh secara dominan terhadap Sedangkan pihak Lembaga
pengembangan agroindustri mangga Perguruan Tinggi (1), Dinas Pertanian
Arumanis segar dan olahan di (2), Perbankan (3), Pengusaha
Kabupaten Probolinggo adalah ; 1) Agroindustri Mangga Arumanis Skala
indikator kelembagaan dari variabel Kecil dan Menengah (4), Pedagang
faktor keberhasilan SCM, 2) indikator Perantara (Agen) (7), dan Koperasi (9)
harga dari variabel proses produksi termasuk dalam sektor III. Elemen-
dan 3) indikator transportasi dari elemen pada sektor III ini merupakan
variabel saluran distribusi. peubah yang harus dikaji secara hati-
hati, sebab hubungan antar peubah
Analisis Kelembagaan tidak stabil dan dapat memberikan
Analisis struktur untuk dampak berhasil tidaknya suatu
mengembangkan agroindustri mangga pengembangan agroindustri mangga
Arumanis segar dan olahan di Arumanis segar dan olahan di
Kabupaten Probolinggo sebagai Kabupaten Probolinggo. Hal ini
produk yang optimal perlu didukung berarti aparat birokrasi di daerah harus
oleh kelembagaan yang memadai. mampu menciptakan iklim yang
Dalam penelitian ini, elemen struktur kondusif yang mendorong
kelembagaan dibatasi pada beberapa berkembangnya agroindustri, antara
pelaku yang dianggap cukup berperan lain melalui kebijakan yang memihak
kepada Pengusaha Agroindustri
Mangga Arumanis Skala Kecil dan
Menengah. Lembaga Kluster dan
Kadin terletak pada sektor II adalah
peubah tidak bebas.

Gambar 2. Matriks Driver-Power dan Dependence Kelembagaan

Gumbira dan Haritz (2001) Thailand mempunyai


menyatakan keberadaan kelembagaan keunggulan pengembangan agribisnis
pendukung pengembangan agribisnis hortikultura yang lebih baik dari
nasional sangat penting untuk negara lain, hal ini disebabkan adanya
menciptakan agroindustri Indonesia 1) Kerjasama yang terpadu antara
yang tangguh dan kompetitif. pengusaha, masyarakat dan
Lembaga-lembaga pendukung tersebut pemerintah sangat langgeng dan
sangat menentukan dalam upaya berkesimbangungan, di mana ide-ide
menjamin terciptanya integrasi dan motivasi pengusaha berkembang
agribisnis dalam mewujudkan tujuan dengan mendapat dukungan dari
pengembangan agribisnis. Beberapa pemerintah untuk merealisasikannya,
lembaga pendukung pengembangan dan 2) Koordinasi antara instansi
agribisnis Indonesia adalah (1) pemerintah dengan asoiasi-asosiasi
pemerintah, (2) lembaga pembiayaan, sangat baik, terutama dengan board of
(3) lembaga pemasaran dan distribusi, trade (BOT), Federation of Thai-
(4) koperasi, (5) lembaga pendidikan industry Assoiation (FTA), dan
formal dan informal, (6) lembaga Thailand Banking Assosiation (TBA)
penyuluhan pertanian lapangan, dan (Antara, 2004).
(7) lembaga penjamin dan
penanggungan risiko.
Analisis Harga
Ringkasan Goal (G) harga jual eksportir di masing-masing kecamatan
optimal mangga Arumanis A, B, C disajikan pada Tabel 3.
yang diperoleh petani, pemasok serta

Tabel 3. Harga Jual Optimal Mangga Arumanis Grade A, B, dan C

Maksimal
Grade Variabel
Harga Jual (Rp/Kg)
Petani 15.376
A Pemasok 28.269
Eksportir 39.201
Petani 5.916
B Pemasok 11.716
Eksportir 32.083
Petani 2.386
C
Pemasok 5.447

Tabel 3 menyajikan maksimal masing-masing Grade (Buurma dan


harga jual optimal mangga Arumanis Saranark, 2006).
Grade A berkisar antara Rp. 15.376
sampai Rp. 39,201, Grade B Rp. Analisis Transportasi
5.916, sampai Rp. 11.716, dan Grade Analisis transportasi sangat
C Rp. 2.386 sampai 5.447,-. diperlukan dalam mengembangkan
Harga jual buah-buahan agroindustri di Kabupaten
dalam konteks supply chain Probolinggo, karena transportasi
management sangatlah penting, digunakan untuk mengatur distribusi
menyadari bahwa kualitas ditentukan dari sumber-sumber yang
oleh semua pihak dalam supply chain, menyediakan produk yang sama, ke
termasuk supplier tentunya (Cousin tempat-tempat yang membutuhkan
dan Speakman, 2003). Sedangkan secara optimal. Ringkasan model
pengendalian mutu untuk buah segar matematis dan minimum total biaya
kualitas ekspor harus sesuai dengan transportasi mangga Arumanis di
Standard Operasional Prosedure Kabupaten Probolinggo Grade A, B,
(SOPs) yang ditetapkan oleh C disajikan pada Tabel 4.
Departemen pertanian, karena sangat
berpengaruh terhadap harga jual
Tabel 4. Ringkasan Model Matematis dan Minimum Total Biaya Transportasi
Mangga Arumanis Grade A, B, C

Minimum Tot
Uraian Model Minimum Total Biaya Transportasi
Transpor
z = 25X PA + 60X PB + 60X PC + 40X PD + 47X PE
Grade A + 4X PH + 4X PI + 43X QE + 57X QG + 60X RF Rp. 361.285.00
+ 3X RG
z = 10X PA + 30X PB + 30X PC + 20X PD + 30X PE
Grade B + 15X QE + 40X QF + 15X QG + 40X RG Rp. 153.495.00
+ 0,5X RH + 0,5X RI
z = 5X PA + 30X PB + 30X PC + 20X PD + 15X PE
Grade C Rp. 89.075,000
+ 35X QE + 20X QF + 20X RG

Implikasi Kebijakan tanaman, dan 4) laboratoriun


Implikasi kebijakan model pelayanan uji standar dan
strategi pendekatan keberhasilan mutu mangga Arumanis.
supply chain management pada proses Perbaikan sarana dan
produksi dan saluran distribusi prasarana bertujuan untuk
terhadap agroindustri mangga meningkatkan kualitas
Arumanis di kabupaten Probolinggo, (berat, tingkat ketuaan,
yaitu : kekerasan, keseragaman
A. Implikasi kebijakan model ukuran dan jumlah mangga
strategi pendekatan supply chain busuk maksimum) mangga
management pada proses Arumanis sesuai dengan
produksi terhadap agroindustri kebutuhan pasar lokal
mangga Arumanis di Kabupaten maupun ekspor
Probolinggo, meliputi ; 3. Perbaikan dan peningkatan
1. Pembinaan sumberdaya teknologi pada mangga
manusia, khususnya petani Arumanis, meliputi ; 1)
mangga Arumanis melalui teknologi pembibitan, 2)
penyuluhan dan pelatihan teknologi budidaya, 3)
tentang SOP mangga teknologi panen dan 4)
Arumanis, yang bertujuan teknologi pasca panen.
untuk meningkatkan Perbaikan dan peningkatan
kuantitas dan kualitas teknologi bertujuan untuk
mangga Arumanis sesuai meningkatkan kuantitas dan
dengan kebutuhan pasar kualitas (berat, tingkat
lokal maupun ekspor. ketuaan, kekerasan,
2. Perbaikan sarana dan keseragaman ukuran dan
prasarana mangga jumlah mangga busuk
Arumanis, meliputi ; 1) maksimum) mangga
sarana jalan usaha tani, 2) Arumanis sesuai dengan
sarana jalan produksi, 3) kebutuhan pasar lokal
klinik konsultasi kesehatan maupun ekspor, baik yang di
jual dalam bentuk segar olahan, 2) memberikan
maupun olahan. sistem informasi harga jual
4. Memaksimalkan optimal mangga Arumanis
pemanfaatan sistem secara cepat dengan
informasi pemasaran perolehan data yang bersifat
mangga Arumanis, meliputi up to date, dan 3) perbaikan
; 1) harga, 2) tujuan pasar, 3) dan peningkatan teknologi
daya serap pasar, dan 4) pembibitan, budidaya, panen
jumlah permintaan pasar. dan pasca panen.
Sistem informasi ini
bertujuan untuk B. Implikasi kebijakan model
mendapatkan informasi strategi supply chain
pasar mangga Arumanis management pada saluran
secara cepat dengan distribusi terhadap agroindustri
perolehan data yang bersifat mangga Arumanis di Kabupaten
up to date, sehingga Probolinggo, meliputi ;
penentuan harga jual 1. Memaksimalkan pemanfaatan
mangga Arumanis dapat sistem informasi pemasaran
dioptimalkan. mangga Arumanis, bertujuan
5. Peningkatan peran serta untuk mempercepat proses
kelembagaan, meliputi ; 1) layanan saluran distribusi
pemerintah (Disperindag), 2) pada pengambilan resiko
lembaga pembiayaan yang meliputi, 1) pemrosesan
(perbankan), 3) lembaga pesanan, 2) banyaknya
pemasaran dan distribusi persediaan, dan 3)
(Pengusaha Agoindustri pengiriman barang pesanan
Mangga Arumanis Skala 2. Perbaikan sarana dan
Kecil dan Menengah, Kadin, prasarana penyimpanan
dan Pedagang perantara), 4) mangga Arumanis, meliputi ;
koperasi, 5) lembaga 1) meliputi gudang sementara
pendidikan formal dan dari produsen, 2) cold
informal, 6) lembaga storage, 3) gudang mangga
penyuluhan pertanian Arumanis.
lapangan (Dinas Pertanian), 3. Peningkatan dan perbaikan
dan 7) lembaga riset sarana transportasi untuk
(Perguruan Tinggi). pengembangan agrondustri
Peningkatan keikutsertan mangga Arumanis, dapat
kelembagaan bertujuan, 1) dilakukan dengan cara ;
memperbaiki kuantitas dan meminimalkan total biaya
kualitas mangga Arumanis transportasi dan waktu transit
baik untuk segar maupun (transit time), meningkatkan
keterandalan (reliability) dan 3. Model harga jual optimal mangga
kemampuan (capability) Arumanis Grade A, B, C di tiga
moda transportasi mangga Kecamatan (Besuk, Krejengan dan
Arumanis Pajarakan) Kabupaten
4. Perbaikan dan peningkatan Probolinggo.
jaminan pelayanan sesudah 4. Model transportasi dengan mencari
pembelian mangga Arumanis total biaya minimum transportasi
dengan cara ; 1) penanganan mangga Arumanis Grade A, B, C
yang cepat dan tepat, 2) di tiga Kecamatan (Besuk,
kemudahan penggantian Krejengan dan Pajarakan)
mangga Arumanis, apabila Kabupaten Probolinggo.
tidak sesuai dengan standar
yang telah ditentukan oleh
pembeli, dan 3) kecepatan KESIMPULAN DAN SARAN
penanganan dalam layanan
pemrosesan, apabila tidak Kesimpulan
sesuai dengan standar yang Berdasarkan hasil penelitian,
telah ditentukan oleh pembeli analisis data dan pembahasan pada
5. Adanya dukungan lembaga bab-bab sebelumnya, maka diperoleh
pembayaran dan pendanaan kesimpulan sebagai berikut.
yang bersifat sederhana, 1. Faktor keberhasilan supply chain
mudah, cepat, dan murah management (pembinaan SDM,
pada pengembangan sarana prasarana, teknologi,
agroindustri mangga kelembagaan dan sistem
Arumanis. informasi) pada proses produksi
dan saluran distribusi berpengaruh
Temuan Penelitian positif dan signifikan terhadap
Temuan dari penelitian ini agroindustri mangga Arumanis di
menghasilkan empat model, yaitu ; Kabupaten Probolinggo.
1. Model strategi pendekatan supply 2. Faktor dominan yang paling
chain management pada proses berpengaruh terhadap agroindustri
produksi dan saluran distribusi mangga Arumanis di Kabupaten
terhadap agroindustri mangga Probolinggo adalah variabel faktor
Arumanis di Kabupaten keberhasilan supply chain
Probolinggo management dengan indikator
2. Model kelembagaan agroindustri paling dominan kelembagaan,
mangga Arumanis di tiga proses produksi dengan indikator
Kecamatan (Besuk, Krejengan dan paling dominan harga dan saluran
Pajarakan) Kabupaten distribusi dengan indikator paling
Probolinggo. dominan trasportasi.
3. Implikasi kebijakan model strategi proses
supply chain management pada
4. produksi dan saluran distribusi b) Implikasi kebijakan model
terhadap agroindustri mangga strategi supply chain
Arumanis di Kabupaten management pada saluran
Probolinggo, ada dua ; distribusi terhadap
a) Implikasi kebijakan model agroindustri mangga
strategi supply chain Arumanis di Kabupaten
management pada proses Probolinggo, lebih
produksi terhadap difokuskan pada perbaikan
agroindustri mangga dan peningkatan layanan
Arumanis di Kabupaten pengambilan resiko,
Probolinggo, lebih penyimpanan, pemilihan
difokuskan pada perbaikan pengangkutan/ transportasi,
dan peningkatan kuantitas, pelayanan sesudah
kualitas, penanganan panen, pembelian, pendanaan dan
penanganan pasca panen, dan pembayaran mangga
harga jual mangga Arumanis Arumanis

Saran melibatkan variabel lain,


1. Peneliti lanjut disarankan untuk memodifikasi indikator pada
melakukan penelitian dengan variabel suply chain management
menerapkan model strategi dengan rnenambahkan indikator
pendekatan keberhasilan supply modal dan jenis moda transportasi
chain management pada proses untuk meminimalkan biaya
produksi dan saluran distribusi transportasi dan meningkatan
terhadap agroindustri mangga profit/keuntungan. Peneliti laniut
Arumanis di Kabupaten disarankan untuk melakukan
Probolinggo dari hasil penelilian penelitian lebih mendalam pada
ini, dan membandingkan dengan agroindustri mangga Arumamis
model-model strategi pendekatan olahan dan segar dengan
keberhasilan supply chain responden yang lebih luas dan
management yang lain untuk pada responden agroindustri untuk
dilihat kinerianya. produk yang lain.
2. Peneliti lanjut disarankan untuk
mempertimbangkan perlunya
DAFTAR PUSTAKA

Antara, M. 2004. Antara Pengembangan Usaha Hortikultura Petani Kecil. Fakultas


Pertanian Universitas Udayana, Denpasar-Bali.
Batt, P. J. 2004. Incorporating Measures of Satisfaction, Trust and Power-
dependence into an Analysis of Agribusiness Supply Chains.
Proceedings. Austarlian Centre fo International Agricultural research.
Canberra
Chen, I. J., Paulraj, A. dan Lado, A. A. 2004. Strategic Purchasing, Supply
Management and Firm Performance. Journal Operations Management
22, pp. 505 - 523.
Chomchalow, N and P. N. Songkhla. 2008. Thai Mango Export: A Slow-but-
Sustainable Development. Australian Journal Technology 12(1), pp. 1-
8
Darmawan, D.P. 2004. QM/QS Analisis Kuantitatif untuk Manajemen. Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Udayana.
D'Amours, S., Montreuil, B., Lefrancois., 1999 . Networked Manufacturing: The
Impact of Information Sharing. International Journal of Production
Economics 58, pp. 63-79
Deptan, 2009. Kualitas Mangga Probolinggo Jeblok.
http://www.probolinggokab.go.id/site/index.php. diakses tanggal 7 Juli
2010
Disperta, 2009. Pertanian Tanaman Pangan. Dinas Pertanian Kabupaten
Probolinggo.
FAO, 2007. Agroindustrial Supply Chain Management : Concepts and
Applications. Food and Agriculture Organization of The United
Nations.
Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen.
Semarang: BP Undip.
Gumbira, E dan A. Haritz. 2001. Manajemen Agribisnis. PT. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Hui C.K.P., C. Vigneault, D.I. Leblanc, J.R. Dell, and S.A. Sotocinal. 2003.
Transportation and Handling of Fresh Fruits and Vegetables di dalam
Chakraverty A., A.S. Mujumdar, G.S.V. Ragavan and H.S.
Ramaswamy (Ed) Handbook of Postharvest Technology: Cereals,
Fruits, Vegetables, Tea, and Spices. Marcel Dekker, Inc. New York.
Hult, G.T.M., D.J.K. Ketchen and M. Arrelti, 2007. Strategic supply chain
management: Improving performance through a culture of
competitiveness and knowledge development. Journal of Strategy
Management 28, pp. 1035-1052.

Anda mungkin juga menyukai