Deny Utomo
Abstrak
Supply chain management merupakan manajemen rantai pasokan atau
manajemen organisasi yang saling berkaitan dan saling berintegrasi satu sama lain
baik dengan konsumen maupun pemasok dalam suatu proses untuk menghasilkan
nilai produk dan jasa bagi konsumen. Metode penelitian ini menggunakan empat
metode, antara lain ; 1) Structural Equation Model (SEM) untuk menguji ketepatan
model hipotetik secara empirik yang telah dikembangkan melalui justifikasi teoritis
dan hubungan antar variabel yang dibangun dalam model, 2) model kelembagaan
Agroindustri mangga Arumanis di Kabupaten Probolinggo dengan metode
Interpretative Structural Model (ISM) yang dikembangkan melalui justifikasi
teoritis dan keterlibatan beberapa lembaga baik pemerintah maupun swasta, 3)
model analisis harga jual optimal mangga Arumanis Grade A, B, C di petani,
pemasok dan eksportir dimasing-masing kecamatan (Besuk, Krejengan, Pajarakan)
dengan metode Goal Programming (GP), dan 4) model transportasi dengan
mencari total biaya minimum transportasi mangga Arumanis Grade A, B, C
dimasing-masing kecamatan (Besuk, Krejengan, Pajarakan) dengan Method
Vogel’s Approximation (VAM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) faktor keberhasilan supply chain
management berpengaruh signifikan paling besar terhadap proses produksi dan
saluran distribusi mangga Arumanis, 2) proses produksi berpengaruh signifikan
terhadap saluran distribusi dan agroindustri mangga Arumanis segar, 3) Saluran
distribusi berpengaruh signifikan terhadap agroindustri mangga Arumanis segar, 4)
Agroindustri mangga Arumanis segar berpengaruh signifikan terhadap agroindustri
mangga Arumanis olahan, 5) Elemen kunci kelembagaan adalah Disperindag, 6)
Harga jual maksimal mangga Arumanis Grade A di petani Rp. 15.376,-/kg,
pemasok Rp. 28.269,-/kg, dan eksportir Rp. 39.201,-/kg. Sedangkan harga jual
maksimal mangga Arumanis Grade B di petani Rp. 5.916,-/kg, pemasok Rp.
11.716,-/kg, dan eksportir Rp. 32.083,-/kg. Harga jual maksimal mangga Arumanis
Grade C di petani Rp. 2.386,-/kg dan pemasok Rp..447,-/kg. 7) Total
biaya minimum transportasi mangga Arumanis Grade A sebesar Rp.
896.489,-/ton, Grade B sebesar Rp. 710.625,-/ton, dan Grade C sebesar Rp.
509.000,-/ton.
PENDAHULUAN mangga Indonesia untuk bekerja
keras, menyediakan produk melimpah
Latar Belakang dengan mutu tinggi dan diproduksi
Produksi tanaman mangga di dengan biaya efisien, salah satunya
Kabupaten Probolinggo pada tahun dengan menggunakan strategi
2008 mengalami penurunan yaitu pendekatan Supply Chain
99.621 ton, sedangkan tahun 2007 Management (SCM). Pendekatan
sebesar 101.585 ton. Luas areal panen Supply Chain Management (SCM)
mangga juga mengalami penurunan atau Pengelolaan Rantai Pasokan
pada tahun 2008 sebesar 987.164 dilakukan agar peningkatan daya saing
pohon, yang sebelumnya pada tahun itu tidak semata dilakukan melalui
2007 sebesar 1.224.134 pohon perbaikan produktivitas dan kualitas
(Disperta, 2009). Hal ini disebabkan produk, tetapi juga melalui
karena rendahnya penguasaan pengemasan, pemberian merk,
teknologi oleh petani baik dari aspek efisiensi, transportasi, informasi,
pembibitan seperti produksi penguatan kelembagaan dan
bibit/benih buah-buahan lokal dari penciptaan inovasi secara kontinyu
segi kualitas relatif rendah dan segi dan sistematik (Deptan, 2009).
kuantitas relatif terbatas, yang SCM merupakan siklus
disebabkan oleh proses produksi lengkap produksi, mulai dari kegiatan
banyak dilakukan oleh penangkar pengelolaan di setiap mata rantai
benih yang tidak profesional, cara aktifitas produksi sampai siap untuk
panen (waktu panen dan cara panen) digunakan oleh pemakai. Pendekatan
dan penanganan pasca panen yang SCM pada produk hortikultura
tidak memperhatikan SOP dari dinas didasarkan pada; (a) Proses budidaya
pertanian, kurangnya persediaan, untuk menghasilkan produk
pendistribusian, keterbatasan modal (hortikultura), (b) Mentransformasikan
(pengajuan kredit yang sulit yang bahan mentah (penanganan panen dan
menyertakan jaminan dan besarnya pasca panen), dan (c) Pengiriman
bunga kredit) dan penanganan pasca produk ke konsumen melalui sistem
panen. Sementara untuk ekspor ke distribusi. Untuk menjamin
Singapura juga menemui hambatan, keberhasilan penerapan Supply Chain
karena saat ini mangga asal Management (SCM) atau Manajemen
Probolinggo harus bersaing ketat Pengelolaan Rantai Pasokan perlu
dengan mangga dari Thailand memahami faktor-faktor pendukung
(Deptan, 2009). keberhasilan antara lain : kebijakan,
Supriatna (2005) menyatakan sumber daya manusia, prasarana,
bahwa upaya meningkatkan daya sarana, teknologi, kelembagaan,
saing pemasaran, baik di pasar dalam modal/ pembiayaan, sistem informasi,
negeri maupun pasar internasional, sosial budaya dan lingkungan lain
tidak ada jalan lain bagi petani (Saptana dkk., 2006).
Poerwanto (2009) mampu bersaing dengan bahan baku
menyatakan di dalam SCM produk impor. Disamping model agroindustri
hortikultura khususnya kriteria mutu dan manajemen bahan baku,
buah mangga memegang peranan kelembagaan yang ada juga harus
yang sangat penting, karena faktor mendapatkan dukungan pemerintah
tersebut akan sangat berpengaruh daerah, dimana agroindustri tersebut
terhadap persediaan dan kuantitas ditempatkan (Setyabudi dkk., 2007).
pendistribusian. Setyabudi dkk., Di Cina, pemerintah
(2007) menyatakan kehilangan dan mempunyai peranan yang sangat
kerusakan pascapanen buah-buahan, penting dalam angroidustrialisasi,
dari tingkat pedagang pengumpul khususnya merencanakan dan
hingga pedagang pengecer, menerapkan supply-chain mitra untuk
diperkirakan mencapai 30%. Hal ini mengkoordinir fungsi persediaan dari
mengisyaratkan potensi dan peluang produksi dan distribusi sesuai dengan
investasi yang menjanjikan di bidang kondisi pasar (Wei and Yangrong,
usaha penanganan pascapanen, 2004). Sedangkan di Thailand ada 2
penyelamatan hasil panen, dan industri kegiatan yang dilakukan untuk
pengolahannya. mengembangkan agroindustri SCM
Keberadaan SCM dalam melalui, 1) pendirikan pusat
pengembangan Agroindustri sangatlah pananganan pasca panen didaerah
diperlukan, karena memegang peranan provinsi Ratchaburi dengan
yang sangat penting terhadap menampung semua produk mangga
penentuan harga jual yang diterima segar di tempat ini, untuk di kontrol
konsumen. Mutu dan biaya kualitas dan keamanan produknya
transportasi merupakan hal yang sebelum di jual di pasar domestik
paling mendasar dalam menentukan maupun eksport, 2) pendirian pusat
harga jual (Batt, 2004). Model pengemasan di Bangkok Air Port,
agroindustri SCM mangga, meliputi semua produk yang telah lulus uji di
penguasaan teknologi pengolahan pusat penanganan pasca panen dengan
sejak proses penanganan, sebelum kualitas eksport di lakukan proses
hingga sesudah pengolahan. grading, sortasi, pencucian dan
Penanganan sebelum pengolahan pengemasan di pusat pengemasan ini
menyangkut sortasi, pencucian, sebelum di eksport. Hal ini dilakukan
pengupasan, dan lain-lain. Sedangkan, untuk menjaga kualitas dan
penanganan sesudah pengolahan meminimalkan biaya distribusi untuk
menyangkut penyimpanan, mendapatkan harga jual yang
pengemasan, dan distribusi pada maksimal (FAO,2007).
standar mutu tertentu. Selanjutnya Berdasarkan uraian dan
adalah manajemen bahan baku permasalahan di atas perlu dilakukan
menyangkut penyediaan bahan baku penelitian yang mendalam tentang
yang kontinyu, harga stabil, dan model strategi pendekatan supply
chain management pada proses Kabupaten Probolinggo, khususnya
produksi dan saluran distribusi mangga jenis Arumanis.
terhadap agroindustri mangga di
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
1 1
e1 X1 Z1 a1
1
1 1 Z2 a2
X2 s1 s3
e2
1 1
1 1 1 Z3 a3
e3 X3 ß2
FKSCM AgroIndOlahan 1
1 Z4 a4
e4 X4 1 1
Z5 a5
1 ß7
e5 X5 ß3
ß1 SalDistribusi ß8
1
1 ß6 1
e6 X6 Z6 a6
s2 1
ß4 1
1 Z7 a7
e7 X7
ProsesProd AgrIndSegar
1
1 Z8 a8
e8 X8 1 ß5 1
1 1
1 Z9 a9
e9 X9 s5 s4
1
e10 X10
∑
m
produksi, konsumsi, pemasaran dan X ij = D j (demand,
i =1
keuangan; bi adalah kendala:
persyaratan (>), pembatas j=1,2,..., n)
(restriction)(<), persamaan (=); a ij Kondisi keseimbangan
adalah penambahan untuk (<0) atau dicapai jika supply = demand.
pengurangan dari (>0) b i oleh suatu Metode untuk mencari solusi
unit x j ; c j adalah penambahan untuk layak dasar awal (initial solution),
(>0) atau pengurangan dari (<0) z oleh Vogel’s Approximation Method
suatu unit x j ; Baris m yang pertama di (VAM). Metode ini digunakan, karena
bawah fungsi tujuan (z) dan kolom n selalu memberikan solusi awal yang
yang pertama menunjukkan matriks lebih baik dibandingkan dengan
LP konvensional. metode lainnya. Setelah solusi awal
diperoleh, kemudian dilakukan
Model Transportasi perbaikan untuk mencari solusi
Masalah transportasi optimal dengan Stepping-Stone.
(transportation problem) berhubungan HASIL PENELITIAN DAN
dengan distribusi produk tunggal dari PEMBAHASAN
beberapa sumber, dengan penawaran
(supply) terbatas, menuju beberapa Hasil Analisis Data
tujuan, dengan permintaan (demand) Hasil Analisis Structural Equation
tertentu, pada biaya transpor Modelling (SEM)
minimum. Karena hanya ada satu Hasil analisis uji Goodness-
macam barang, maka permintaan of-Fit Overall Model SEM tahap awal
suatu tempat tujuan dapat dipenuhi disajikan pada Tabel 1, sedangkan
dari satu atau lebih sumber hasil analisis hasil uji Goodnes-of-Fit
(Darmawan, 2004). Asumsi dasar Overall Model SEM tahap akhir
model transportasi adalah biaya tersebut disajikan pada Tabel 2.
transpor pada suatu rute tertentu
proporsional terhadap jumlah unit
Maksimal
Grade Variabel
Harga Jual (Rp/Kg)
Petani 15.376
A Pemasok 28.269
Eksportir 39.201
Petani 5.916
B Pemasok 11.716
Eksportir 32.083
Petani 2.386
C
Pemasok 5.447
Minimum Tot
Uraian Model Minimum Total Biaya Transportasi
Transpor
z = 25X PA + 60X PB + 60X PC + 40X PD + 47X PE
Grade A + 4X PH + 4X PI + 43X QE + 57X QG + 60X RF Rp. 361.285.00
+ 3X RG
z = 10X PA + 30X PB + 30X PC + 20X PD + 30X PE
Grade B + 15X QE + 40X QF + 15X QG + 40X RG Rp. 153.495.00
+ 0,5X RH + 0,5X RI
z = 5X PA + 30X PB + 30X PC + 20X PD + 15X PE
Grade C Rp. 89.075,000
+ 35X QE + 20X QF + 20X RG