Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KINERJA RANTAI PASOK IKAN BANDENG DENGAN

MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Disusun oleh:

Fernanda Aditya Putra Utama

205040107111012

Kelas A

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu komoditas ikan yang
banyak dibudidayakan di Indonesia. Ikan bandeng memiliki karakteristik berupa
toleran terhadap perubahan mutu lingkungan dan memiliki kandungan gizi yang
tinggi serta menjadi sumber protein yang lengkap bagi tubuh. Selain itu, teknologi
pembesaran dan pembenihannya yang sudah berkembang pesat di Indonesia dan
tidak memerlukan kriteria kelayakan yang tinggi untuk persyaratan hidupnya
membuat ikan bandeng banyak dibudidayakan di Indonesia. Di Indonesia sendiri
ikan bandeng dapat dibudidayakan di air payau, tawar, dan laut dengan kisaran
salinitas antara 8-105 ppt (Jakaria & Rini, 2017).

Sektor perikanan saat ini menjadi sektor yang sangat berkembang pesat di
Indonesia. Salah satu sektor perikanan yang berkontribusi besar dalam
pengembangan perikanan di Indonesia yaitu budidaya tambak seperti budidaya
ikan bandeng. Ikan bandeng memiliki segmentasi pasar menengah ke atas. Untuk
segmentasi pasar tersebut ikan bandeng diproduksi dalam bentuk beku dengan
konsumen berupa supermarket dan restoran. Selain itu, adanya perdagangan bebas
tingkat ASEAN yaitu Asean Economic Community (AEC) pada tahun 2015
semakin membuat pangsa pasar ikan bandeng semakin luas.

Kondisi di atas menuntut perlu adanya pengelolaan sistem rantai pasok. Hal
ini perlu dilakukan untuk memuaskan konsumen akhir, sehingga mampu menjaga
daya tahan serta meningkatkan daya saing produk ikan bandeng beku. Penerapan
manajemen rantai pasok terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi dan
efektifitas dalam proses pendistribusian produk perikanan dari petani tambak
hingga ke konsumen. Selain itu, penerapan manajemen rantai pasok juga dapat
menciptakan komoditas yang berkualitas, murah, dan pasokan yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen, baik pasar domestik maupun pasar ekspor.

Dalam mewujudkan hal tersebut, diperlukan dukungan dari semua pihak yang
terlibat dalam rantai pasok mulai dari pemasok yang mengolah bahan baku
menjadi produk jadi, perusahaan transportasi yang bertugas mengirimkan bahan
baku dari pemasok menuju pabrik, hingga jaringan-jaringan distribusi yang
menyalurkan produk ke tangan konsumen. Upaya yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan manajemen rantai pasok yaitu dengan mengevaluasi kinerja rantai
pasok sehingga dapat diketahui pada tahapan mana yang mengalami masalah.
Salah satu metode dalam mengevaluasi kinerja dari rantai pasok yaitu Data
Envelopment Analysis (DEA). Analisis dengan metode DEA bertujuan untuk
menemukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja rantai pasok ikan
bandeng.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana rantai pasok komoditas ikan bandeng di UD. TBS?
2. Apa saja kriteria penilaian kinerja rantai pasok ikan bandeng yang paling
dipertimbangkan di UD. TBS?
3. Bagaimana prioritas distributor ikan bandeng dengan kinerja terbaik
terhadap manajemen rantai pasokan dengan metode DEA pada UD.
TBS?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan rantai pasok komoditas ikan bandeng di di UD.
TBS
2. Untuk mengidentifikasi kriteria penilaian kinerja rantai pasok ikan
bandeng yang paling dipertimbangkan di UD. TBS
3. Untuk menganalisis prioritas distributor ikan bandeng dengan kinerja
terbaik terhadap manajemen rantai pasokan dengan metode DEA pada
UD. TBS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rantai Pasok
Rantai pasok adalah serangkaian proses bisnis dimana di dalamnya terlibat
beberapa pihak untuk peningkatan nilai tambah produk dan mendistribusikannya
kepada konsumen. Menurut Sumarsan (2013) rantai pasok adalah sekumpulan
aktivitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses produksi dan
distribusi barang mulai dari bahan baku sampai produk jadi sampai ke tangan
konsumen akhir. Supply chain merupakan rangkaian aktivitas dari berbagai
perusahaan berupa penyaluran pasokan barang dari tempat asal hingga ke tangan
konsumen. Rantai pasok mencakup semua pelaku yang terlibat baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam pemenuhan permintaan pelanggan. Dalam
rantai pasok, sangat diperlukan adanya aliran komunikasi yang lancar dan rasa
saling mempercayai antar bagian terutama pemasok, perusahaan, dan pelanggan
agar tercipta pengendalian rantai pasok yang efektif.

Gambar 1 Diagram supply chain (Sucahyowati, 2011)


Secara umum, model rantai pasok terdiri dari empat komponen. Keempat
komponen tadi yaitu supplier, produsen, gudang atau pusat distribusi, dan
konsumen akhir. Supplier memiliki peran dalam penyediaan bahan-bahan baku.
Produsen berperan dalam memproduksi bahan baku menjadi barang jadi. Gudang
atau pusat distribusi berperan dalam menampung barang dari produsen sebelum
disalurkan kepada konsumen. Dan yang terakhir konsumen akhir berperan dalam
menerima produk yang sudah jadi.
2.2 Manajemen Rantai Pasok
Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) adalah serangkaian
proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi dari berjalannya
rantai pasokan agar terpenuhinya kebutuhan konsumen dengan efisien. Kegiatan
dari manajemen rantai pasokan mencakup semua kegiatan mulai dari penyediaan
bahan baku, pengolahan bahan baku, dan distribusi barang jadi ke konsumen.
Supply chain management juga bisa diartikan sebagai integrasi aktivitas
pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan
produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Dalam supply chain management,
terdapat beberapa aktor utama yang merupakan kumpulan dari perusahaan-
perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama (Aftarina, 2018).
Di dalam manajemen rantai pasokan dikenal yang namanya arus manajemen
rantai pasokan. Secara umum arus manajemen rantai pasokan dapat dibedakan
menjadi tiga aliran utama yaitu aliran produk, aliran informasi, dan aliran
keuangan. Aliran produk mencakup semua aktivitas pergerakan barang dari
pemasok hingga ke pelanggan. Sedangkan aliran informasi berisi arus informasi
yang melibatkan transmisi pesanan dan memperbarui status pengiriman. Dan yang
terakhir aliran meliputi persyaratan kredit, jadwal pembayaran, dan konsinyasi
dan pengaturan hak kepemilikannya.

2.3 Data Envelopment Analysis (DEA)


Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan metode pengukuran untuk
mengevaluasi produktivitas dari suatu unit pengambilan keputusan yang memiliki
wewenang dalam penggunaan input untuk menghasilkan sejumlha output yang
ditargetkan. Hasil pengukuran dinyatakan dengan rasio antara output dan input
yang merupakan satuan pengukuran produktivitas yang bisa dinyatakan secara
parsial atau total yang dapat membantu menunjukkan faktor input apa yang paling
berpengaruh dalam menghasilkan output. Kelebihan dari metode DEA ini yaitu
dapat menganalisis banyak input dan output. Selain itu, analisis dengan metode ini
tidak membutuhkan hubungan fungsional antara variabel input dan variabel
output (Fatimah & Mahmudah, 2017).
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
UD. TBS adalah industri bisnis yang bergerak pada bidang pengolahan ikan
yang terletak di kota Manyar, Gresik, Jawa Timur. Industri tersebut mengolah
berbagai jenis ikan seperti bandeng, nila, bawal, patin, gurame, dan mujaer.
Produk akhir yang paling utama dari industri ini yaitu bandeng utuh, otak-otak,
nugget, dan bakso. Industri ini mampu memproduski ikan bandeng sebanyak 200
kg/hari atau setara dengan 920 ekor. Namun, sejauh ini perusahaan belum
melakukan pengukuran kinerja rantai pasok di seluruh jalur rantai pasok ke
distributor yang dimiliki oleh perusahaan.
Dari kondisi tersebut, penulis berinisiatif melakukan penelitian mengenai
penilaian kinerja rantai pasok di seluruh jalur rantai pasok yang ada di UD. TBS.
Penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis yang berbasis
program linier untuk mengukur efisiensi suatu unit organisasi atau disebut
Decision Making Unit (DMU). DMU yaitu sebuah kumpulan unit-unit pembuat
keputusan dalam mengelola sumber daya input sehingga menghasilkan output.
Penelitian dengan menggunakan metode DEA ini bertujuan untuk menganalisis
kinerja rantai pasok ikan bandeng di UD. TBS di masing masing jalur distribusi
dengan metode DEA dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja rantai pasok ikan bandeng. Faktor yang digunakan dalam menganalisis
kinerja rantai pasok yaitu responsiveness, realibility, dan flexibility. Hasil analisis
DEA akan memberikan referensi atau acuan bagi perusahaan dalam menentukan
distributor-distributor mereka yang tergabung dalam jalur rantai pasoknya apakah
termasuk ke dalam kategori efektif atau tidak efektif. Dari hasil tersebut, pihak
perusahaan dapat meningkatkan kinerja distributor mereka yang tidak efektif.
Peningkatan kinerja tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi rantai
pasok dari UD. TBS. Adapun gambaran umum dari kerangka penelitian tersebut
ditunjukan oleh gambar berikut:
Pemikiran Kerangka
Penelitian

Penentuan jenis dan Penentuan output dan


jumlah DMU input

Pembobotan setiap
variabel

Pengolahan data
dengan metode DEA

Analisis DMU
(efektif/tidak efektif)

Ya
Efektif Selesai

Tidak
Perbaikan input dan
output

Analisis sensitivitas

Gambar 2. Kerangka Analisis Metode DEA


BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yaitu pada UD. TBS yang terletak di kota Manyar, Gresik,
Jawa Timur. Pemilihan lokasi tersebut karena industri tersebut memiliki beberapa
distributor yang menjadi bagian dari rantai pasoknya dan perusahaan tersebut
belum pernah melakukan pengukuran kinerja rantai pasok di seluruh jalur rantai
pasok yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian akan dilakukan pada bulan
November pada tahun 2022.
4.2 Teknik Penentuan Responden
Responden dari penelitian ini yaitu distributor-distributor yang menjadi
bagian dari rantai pasok UD. TBS. Jumlah distributor yang menjadi responden
sebanyak 20 distributor yang tersebar di kota Gresik, Malang, Lamongan dan
Surabaya. Pemilihan 20 distributor tadi karena distributor-distributor tadi yang
menjadi tolak ukur dari sejauh mana rantai pasok UD. TBS berjalan efektif atau
tidak.
4.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survey dan wawancara pada
distributor-distributor dari UD. TBS. Selain itu, pengumpulan data juga melalui
pengisian form oleh distributor untuk mengetahui tingkat efisiensi kinerja rantai
pasok UD. TBS.
4.4 Teknik Analisis Data
Analisis data menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).
Semua variabel input dan output yang didapat melalui pengumpulan data akan
diolah dengan software DEAP 2.1. Dari hasil pengolahan data tersebut akan
didapatkan beberapa kriteria. Kriteria pertama yaitu efisiensi yang ditunjukkan
dengan skor 1 yang berarti efisien. Sedangkan apabila nilainya kurang dari 1 maka
termasuk dalam kategori inefisien.
Berikutnya terdapat perhitungan efisiensi relatif dengan menggunakan model
DEA CCR Primal. Perhitungan efisiensi dengan model DEA CCR Primal akan
menghasilkan beberapa kriteria sebagai berikut:
 Efisiensi relatif (ek) = 1, maka distributor (DMU) tersebut dinyatakan
efisien
 Efisiensi relatif (ek) < 1, maka distributor (DMU) tersebut dinyatakan
tidak efisien
DAFTAR PUSTAKA
BIBLIOGRAPHY Aftarina, M. 2018. Penilaian Kinerja Supplier Komoditas Strawberry
Menggunakan Metode Analytical Network Process (ANP) (Studi Kasus di Dive
Strawberry, Kota Batu, Jawa Timur). Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.

Fatimah, S., & Mahmudah, U. 2017. Data Envelopment Analysis (DEA):


Pengukuran Efisiensi Kinerja Sekolah Dasar. Cakrawala Pendidikan,
36(2), 233-243.

Habsari et al. 2020. Analisis Kinerja Rantai Pasok Ikan Bandeng dengan Metode
Data Envelopment Analysis (Studi Kasus UD. TBS). Prozima, 4(2), 17-
28.

Jakaria, R. B., & Rini, C. S. 2017. Analisis Supply Chain Manajemen Guna
Optimalisasi Distribusi Ikan Bandeng . Seminar Nasional Inovasi
Teknologi UN PGRI Kediri, 429-434.

Sucahyowati, H. 2011. Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management).


GEMA MARITIM, 13(1), 20-28.

Anda mungkin juga menyukai