Anda di halaman 1dari 3

Pernikahan Sedarah Di Luwu

Beberapa waktu yang lalu warga desa Lamunre Tengah, Kecamatan


Belopa Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan terjadi sebuah
peristiwa yang dimana dalam peristiwa tersebut pasangan adik-kakak
sudah mempunyai 2 anak. Hubungan adik-kakak itu pun sudah
berlangsung sejak lama karena pasangan tersebut hampir mempunyai
anak 3. Warga sekitar desa tersebut resah karena keduanya As (38) dan
Bl (30) merupakan sedarah. Warga pun segera melaporkan kepolisi atas
kejadian tersebut. Dari hasil interogasi kepolisian, pasangan adik-kakak
tersebut mengaku telah menjalin hubungan asmara tiga tahun yang lalu.
Kemudian, pasangan adik-kakak itupun mempunyai 2 anak yang masih
kecil, lalu Bl sedang mengandung anak ketiga dari hubungan badan
dengan kakak kandung laki-laki nya

Hasil pengakuan pasangan adik-kakak ini yang telah menjalin hubungan


sampai hampir mempunyai 3 orang anak karena, mereka tinggal serumah
dan mengaku atas dasar cinta dan nafsu. Dalam hal ini sebenarnya
pasangan adik-kakak tidak boleh melakukan suatu hubungan terlarang
karena melanggar hukum perkawinan dalam islam. Yang dimana hukum
perkawinan dalam islam mengatur bahwa saudara kandung atau saudara
sepersusuan tidak boleh melakukan suatu hubungan pernikahan, apalagi
pada kasus ini pasangan tersebut hampir mempunyai 3 orang anak.

Walaupun atas dasar nafsu dan cinta, adik-kakak tidak boleh melakukan
hubungan tersebut, sebab pada dasarnya tidak ada aturan yang
memperbolehkan hubungan pernikahan antara adik-kakak.

Hasil interogasi dari pihak kepolisian yaitu, Bl sedang berstatus janda


sementara As berstatus bujang. Dari hasil tersebut menurut pandangan
saya bahwa hubungan dari adik-kakak ini nekat melakukan perzinahan
karena disisi lain Bl sedang berstatus janda dan As berstatus duda dan
keduanya tinggal dalam satu rumah maka kemungkinan besar keduanya
tergoda melakukan perzinahan. Mereka tidak takut melakukan perzinahan
karena mereka telah merasa bahwa telah cinta antar satu sama lain dan
tinggal dalam satu rumah. Pihak kepolisian pun akan mendalami kasus
pernikahan sedarah ini. Kepala desa Lamunre menyampaikan kepada
pasangan adik-kakak tersebut tetapi keduanya sering menghindar ketika
akan di berikan pertanyaan kepada kepala desa.

Menurut perspektif saya bahwa pernikahan antara adik-kakak ini didasari


berdasarkan status keduanya. Yang dimana keduanya sama-sama tidak
mempunyai pasangan hidup, akan tetapi keduanya tinggal dalam
serumah, maka mau tidak mau nafsu keduanya sulit untuk dikendalikan
sehingga melakukan suatu hubungan terlarang sampai-sampai
mempunyai 2 orang anak. Nasib kedua anaknya pun tidak tahu bahwa
ayah dan ibunya itu adalah saudara sedarah. Kasus ini termasuk sebuah
kasus hukum perdata karena dalam peristiwa ini terjadi perkawinan
antara adik-kakak yang dimana dalam peristiwa perkawinan diatur dalam
hukum perdata. Akan tetapi dalam kasus ini perkawinan sedarah tidak
dibolehkan dalam hukum perdata sebab perikahan adik-kakak antara dua
orang yang berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah
ataupun ke atas, dan berhubungan darah dalam garis.

Pada kesimpulannya pernikahan adik-kakak atau sedarah yang terjadi


Luwu sampai mempunyai 2 orang anak disebabkan karena status
keduanya yang tidak mempunyai pasangan hidup dan tinggal dalam satu
rumah. Maka akibatnya terjadi perzinahan yang tidak bisa dihindarkan
antara keduanya. Pada kasus ini termasuk lama kasus hukum perdata
yang dimana hukum perdata mengatur masalah perkawinan. Maka adik-
kakak ini wajib bertanggung jawab atas apa yang mereka telah perbuat
baik secara hukum maupun agama. Agar kejadian tersebut tidak terjadi di
kemudian hari maka, baiknya saudara yang tinggal serumah adik atau
kakak laki-laki dan perempuan seharusnya mengerti batasan-batas
perilaku agar tidak terjadi perzinahan sampai-sampai mengakibatkan
peristiwa yang fatal.

Anda mungkin juga menyukai