PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahwa setiap perkawinan bertujuan untuk membangun keluarga. Artinya perkawinan
hendaknya dijaga dengan baik seumur hidup. Karena perkawinan adalah ikatan lahir batin
antara seorang pria denga seorang wanita yang saling mencintai sebagai suami istri,
dengan bertujuan untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah
berdasarkan ketuhanan yang maha Esa.
Banyak orang terlalu cepat merasa idak puas dalam kehidupan perkawinan yang
mungkin baru saja dijalani beberapa saat. Seringkali mereka tidak sadar, bahwa mereka
sendirilah yang membuka peluag bagi ketidakpuasan tersebut sehingga akan
mengakibatkannya perselingkuhan dari salah satu pasangan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian perselingkuhan
2. Sebab-sebab perselingkuhan
3. Dampang dan akibat perselingkuhan
4. Perselingkuhan dalam ospek hukum perdata
C. Tujuan
Untuk memahami pengertian perselingkuhan serta mengetahui hak dan kewajiban
dalam perkawinan apabila salah satu dari pasangan melakukan perselingkuhan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Perselingkuhan
Saling ketertarikan
Saling ketergantungan
Saling memenuhi secara emosional dan seksual
Sedangkan dalam KUHP selingkuh juga bis termasuk dalam perbuatan zina, yang
diatur dalam Bab XIV, kejahtan terhadap kesusilaan, tepatnya pasal 284 ayat (1-5) KUHP.
Melihat dari KUHP, perselingkuhan atau perzinaan adalah orang yang melakukan perzinaan
dimana salah seorang pasangan suami/istri atau keduanya dalam status kawin. Artinya zina
dalam hukum positif dianggap sebagai suatu tindakan pidana karena is menodaai sucinya
perkawinan.
2. Sebab-sebab Perselingkuhan
A. Masalah Internal
2
B. Malah Eksternal
Dalam pandanagn kapitalis, hubungan pria dan wanita merupakan pandangan yang
bersifat seksual semata. Oleh karena itu, mereka sengaja menciptakan fakta-fakta yang
terindra dan fikiran-fikiran yang berhasrat seksual dihadapan laki-laki maupun
perempuan. Apabila dalam hubungan seksualnya kurang memuaskan slah seorang
pasangan, maka tidak heran jika salah satu dari mereka berselingkuh untuk mencsri
kepuasan birahi.
Setiap perbuatan akan membawa dampak atau akibat tertentu, demikian pula
perselingkuhan membawa sejumlah akibat tertentu baik bagi pasangan maupun anak-
anaknya. Secara umum dampak akibat perselingkuhan ada 2, antara lain :
3
Dengan demikian, melihat dalam pasal 27 KUH Perdata, bahwa selingkuh
merupakan perbuatan melawan hukum, artinya jika salah seorang melakukan perselingkuhan,
maka dia telah melanggar perjanjian perkawinan, maka pihak lain diperbolehkan untuk
mengajukan gugatan karena telah adanya hak dan kewajiban yang dilanggar. Dalam kasus
perselingkuhan, meskipun tidak melaksanakan perkawinan, akan tetapi dalam perjanjian
perkawinan adanya hak dan keajiban yang harus dipenuhi baik finansial maupun spiritual.
Dalam perdata hak dan kewajiabn perorangan yang diutamakan, sehingga antara
hak dan kewajian seseorang tidak diprbolehkan melanggar hak dan kewajiban orang lain.
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan jelas dalam menjelaskan tentang makalah di atasdengan sumber-sumber yang
lebih banyakyang tentunya dapat mempertanggung jawabkan.
Oleh karena itu, saran dan kritik diperlukan dalam makalah ini yang bersifat
membangun. Peulis ucapkan terima kasih.
5
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/Cahaya-keilmuan-
konseling.blogspot.com/2013/11/perselingkuhandalaqm-keretakan-rumah.html?m=1
www.gresnews.com/berita/tips/81871-hukum-perselingkuhan-di-indonesia
https://www.google.co.id/style.tribunews.com/amp/2018/02/20/marak-pelakor-awas-inilah-
jerat-hukum-bagi-suami-istri-dan-selingkuhannya?
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHP)
Irzan SH,MH,.2017, Azas-azas Hukum Perdata, Jakarta : Lembaga Penerbit Unas