Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahwa setiap perkawinan bertujuan untuk membangun keluarga. Artinya perkawinan
hendaknya dijaga dengan baik seumur hidup. Karena perkawinan adalah ikatan lahir batin
antara seorang pria denga seorang wanita yang saling mencintai sebagai suami istri,
dengan bertujuan untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah
berdasarkan ketuhanan yang maha Esa.

Namun dalam menjalani kehidupan perkawinan, jarang terjadi dalam kenyataan


suami istri yang hidup bersama tanpa ada kesulitan dan perselisihan yang daang dengan
tiba-tiba. Seperti masalah kekerasan dalam rumah tangga, masalah ekonomi,
perselingkuhan, dan lain sebagainya.

Banyak orang terlalu cepat merasa idak puas dalam kehidupan perkawinan yang
mungkin baru saja dijalani beberapa saat. Seringkali mereka tidak sadar, bahwa mereka
sendirilah yang membuka peluag bagi ketidakpuasan tersebut sehingga akan
mengakibatkannya perselingkuhan dari salah satu pasangan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian perselingkuhan
2. Sebab-sebab perselingkuhan
3. Dampang dan akibat perselingkuhan
4. Perselingkuhan dalam ospek hukum perdata

C. Tujuan
Untuk memahami pengertian perselingkuhan serta mengetahui hak dan kewajiban
dalam perkawinan apabila salah satu dari pasangan melakukan perselingkuhan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Perselingkuhan

Perselingkuhan adalah hubungan pribadi diluar nikah, yang melibatkan sekurangnya


satu orang yang berstatus menikah, dan didasari tiga unsure yaitu:

 Saling ketertarikan
 Saling ketergantungan
 Saling memenuhi secara emosional dan seksual

Perselingkuhan tidak selalu berarti hubungan yang melibatkan kontak seksual.


Tetapi kalau ada ketertarikan, saling ketergantungan dam saling memenuhi diluar pernikahan,
hubungan semacam itu sudah bias dikatakan perselingkuhan. Dari segi bahasa, “selingkuh”
adalah dari kata Bahsa Jawa, sedangkan arti selingkuh menurut kamus yaitu curang, tidak
jujur, tidak berterus terang dan korup.

Didalam masyarakat kita, perselingkuhan diartikan dengan kecurangan dalam


hubungan cinta antara pasangan, dan biasanya perselingkuhan itu diikuti dengan perbuatan
mendekati zina bahkan perzinaan itu sendiri dengan selingkuhannya.

Sedangkan dalam KUHP selingkuh juga bis termasuk dalam perbuatan zina, yang
diatur dalam Bab XIV, kejahtan terhadap kesusilaan, tepatnya pasal 284 ayat (1-5) KUHP.
Melihat dari KUHP, perselingkuhan atau perzinaan adalah orang yang melakukan perzinaan
dimana salah seorang pasangan suami/istri atau keduanya dalam status kawin. Artinya zina
dalam hukum positif dianggap sebagai suatu tindakan pidana karena is menodaai sucinya
perkawinan.

2. Sebab-sebab Perselingkuhan

Ada beberapa alasan peneyebab kenapa seseorang bias melalukan perselingkuhan,


diantaranya:

A. Masalah Internal

Emosional (keterpecahan emosi) yang banyak dialami oleh pasangan suami/istri


baik yang baru maupun yang lama menikah. Yang membuat hubungan cinta dan kasih
yang akhirnya padam. Dengan pudarnya cinta dan kasih sayangnya, semakin longgarlah
ikatan dan komunikasi diantara pasangan yang dapat mendorong salah satunya untuk
mencari seseorang yang dapat memenuhi kebutuhannya dengan baik kebutuhan
emosionalnya. Dan jika masing-masing tidak memiliki pemahaman tentang bagaimana
seharusnya menjalani kehidupan berumah tangga maka sebuah keluarga yang dibangun
dengan lama akan terpecah dengan mudah.

2
B. Malah Eksternal

Dalam pandanagn kapitalis, hubungan pria dan wanita merupakan pandangan yang
bersifat seksual semata. Oleh karena itu, mereka sengaja menciptakan fakta-fakta yang
terindra dan fikiran-fikiran yang berhasrat seksual dihadapan laki-laki maupun
perempuan. Apabila dalam hubungan seksualnya kurang memuaskan slah seorang
pasangan, maka tidak heran jika salah satu dari mereka berselingkuh untuk mencsri
kepuasan birahi.

3. Dampak Akibat Perselingkuhan

Setiap perbuatan akan membawa dampak atau akibat tertentu, demikian pula
perselingkuhan membawa sejumlah akibat tertentu baik bagi pasangan maupun anak-
anaknya. Secara umum dampak akibat perselingkuhan ada 2, antara lain :

 Gugahan kesadaran moral yang telah terbentuk didlam dirinya


 Imbas fisik, sosial maupun psikologis yang dialaminya didalam kehidupannya

Peristiwa perselingkuhan merupakan bentuk hubungan yang penuh kerahasiaan.


Dmana anak-anak yang masih umumnya tidak terlalu mampu menangkap gejala
perselingkuhan yang dilakukan oleh orang tuanya. Anak-anak mungkin dianggap belum
mengerti masalah ini, namun biasanya mereka menyadari akan adanya kejanggalan hubungan
di antara kedua orang tuanya dengan orang lain. Rasa kesal, marah, kecewa pasti dialami oleh
ibu maupun anaknya. Dan hal ini juga berdampak anak mengalami depresi, nakal dan lain-
lain. Jarangnya komunikasipun dilakukan anak yang mengetahui perbuatan orang tuanya
tersebut. Dan dampak lainnya yaitu akan menimbulkan ketegangan yang mengganggu
perkembangan dan kejiwaan sang anak.

4. Perselingkuhan Dalam Ospek Perdata

Dalam KUH Perdata, pasal 26yang berbunyi “undang-undang memandang soal


perkawinan hanya dalam hubungan-hubungan perdata”. Artinya, perkawinan dalam KUH
Perdata dilihat dari kepentingan-kepentingan, hak berserta kewajiban perorangan. Dalam
perdata perkawinan adalah sebuah perjanjian hidup bersama antara seorang laki-laki dan
perempuan. Sehingga dalam perkawinan akan adanya asas atau aturan yang mengatur kedua
belah pihak, yaitu aturan yang mengatur perjanjian hidup bersama agar antara hak dan
kewajiban perorangan dapat terpenuhi secara maksimal.

Seorang laki-laki hanya diperbolehkan menikahi seorang perempuan, begitupula


sebaliknya, seorang perempuan hanya diperbolehkan menikahi seorang laki-laki, maka
berlaku asas monogamy. Asas ini diatur dalam pasal 27 KUH Perdata, yang berbunyi “pada
waktu yang sama, seorang laki-laki hanya boleh terikat perkawinan dengan satu orang
perempuan saja; dan seorang perempuan hanya dengan satu orang laki-laki”.

3
Dengan demikian, melihat dalam pasal 27 KUH Perdata, bahwa selingkuh
merupakan perbuatan melawan hukum, artinya jika salah seorang melakukan perselingkuhan,
maka dia telah melanggar perjanjian perkawinan, maka pihak lain diperbolehkan untuk
mengajukan gugatan karena telah adanya hak dan kewajiban yang dilanggar. Dalam kasus
perselingkuhan, meskipun tidak melaksanakan perkawinan, akan tetapi dalam perjanjian
perkawinan adanya hak dan keajiban yang harus dipenuhi baik finansial maupun spiritual.

Dalam perdata hak dan kewajiabn perorangan yang diutamakan, sehingga antara
hak dan kewajian seseorang tidak diprbolehkan melanggar hak dan kewajiban orang lain.

Maka dapat disimpulkan, apabila salah seorangan pasangan melakukan


perselingkuhan, itu berarti dia telah melanggar perjanjian perkawinan, melanggar hak dan
kewajibannya sebagai seorang suami/istri, oleh karena itu, pihak yang merasa diselingkuhi
diperbolehkan melakukan gugatan penceraian, dan selingkuhannya pun bisa dituntut dalam
hukum pidana, berdasarkan pasal 284 KUHP. Namun demikian, dalam waktu 3 bulan sejak
pengaduan dilakukan, suami/istri yang mengadukan harus mengajukan surat gugatan
perceraian, karena jika tidak, maka pengadilan negri tidak kan memproses pemeriksaan
karena dianggap suami-istri itu telah berbaikan dan penghukuman dianggap akan memper
buruk hubungan suami-istri.

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Perselingkuhan merupakan suatu tindakan melawan hukum, karena perselingkuhan


merupakan perbuatan melanggar perjanjian perkawinan. Perselingkuhan yang dilakukan
baik oleh suami mauapun oleh istri itu akan berakibat buruk dalam kehidupan
berkeluarga. Perselingkuhan mengakibatkan keharmonisan dalam keluarga yang selalu
dijiga akan hilang, mengakibatkan dampak psikologis bagi anak, dan mendapatkan sanksi
hukum.

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan jelas dalam menjelaskan tentang makalah di atasdengan sumber-sumber yang
lebih banyakyang tentunya dapat mempertanggung jawabkan.

Oleh karena itu, saran dan kritik diperlukan dalam makalah ini yang bersifat
membangun. Peulis ucapkan terima kasih.

5
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/Cahaya-keilmuan-
konseling.blogspot.com/2013/11/perselingkuhandalaqm-keretakan-rumah.html?m=1
www.gresnews.com/berita/tips/81871-hukum-perselingkuhan-di-indonesia
https://www.google.co.id/style.tribunews.com/amp/2018/02/20/marak-pelakor-awas-inilah-
jerat-hukum-bagi-suami-istri-dan-selingkuhannya?
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHP)
Irzan SH,MH,.2017, Azas-azas Hukum Perdata, Jakarta : Lembaga Penerbit Unas

Anda mungkin juga menyukai